3 minute read

Dengar Suara Mengerang dari Dalam Rumah

 Polisi Terus Selidiki Kasus Pembunuhan di Bantargebang

BEKASI, TRIBUN - Eko Setiyo Irianto (60) sempat mendengar suara orang yang mengerang kesakitan dari dalam rumah kontrakan. Dia lalu memanggil istrinya untuk memastikan dari mana asal sumber suara tersebut

Advertisement

“Saya keluar dan mengajak Amung (tetangga lainnya, red) untuk mengetuk rumah kontrakan dan tidak ada jawaban tapi suara mengerang itu masih ada,” ungkap Eko kepada Tribun Network, Jumat (20/1).

Eko mengaku tidak lantas mendobrak masuk sampai akhirnya terdengar suara tangisan anak balita. “Kedua kalinya saya ketuk lagi, Amung mendorong pintu yang ternyata tidak dikunci di situlah saya baru tahu ada dua orang terkapar dengan mulut berbusa,” ucapnya.

Dia kemudian mengabari seluruh tetangganya untuk menjadi saksi bahwa ada orang meninggal di rumah kontrakan. Eko bersama masyarakat sekitar tidak langsung masuk karena takut akan merusak tempat kejadian perkara (TKP).

“Tetapi setelah berdiskusi akhirnya ada satu orang yang berani dan ternyata ada lima orang di dalam rumah yang tiga di antaranya meninggal,” ucap Eko.

Dia mengungkapkan tidak ada rasa curiga rumah kontrakan persis di sebelah rumahnya akan dijadikan tempat pembunuhan. Dia menjadi tetangga satu tembok dengan rumah kontrakan pembunuhan berantai di RT02/RW03 Kelurahan Ciketing berkomunikasi singkat setelah Dede menghuni rumah kontrakan.

Udik, Bantargebang, Kota Bekasi. Pensiunan pekerja swasta itu mengatakan tidak mengetahui pasti kapan kejadian pembunuhan terjadi di rumah kontrakan.Eko menuturkan pada Kamis (12/1) dirinya baru pulang dari Bandung dan sempat mendengar suara orang mengerang kesakitan. Namun suara tersebut samar-samar ditambah kondisi fisiknya yang sedang lelah habis mengemudi perjalanan jauh .”Waktu malam jam 12 itu saya mendengar suara tidak begitu jelas,” tutur Eko. Misterius Sosok Wowon Erawan alias Aki adalah orang yang kali pertama datang untuk mengontrak rumah yang dijadikan tempat eksekusi pembunuhan. Hal itu diyakini Eko karena orang yang menghuni rumah dan sering muncul hanya bernama Dede Solehudin.

Kedua kalinya saya ketuk lagi, Amung mendorong pintu yang ternyata tidak dikunci di situlah saya baru tahu ada dua orang terkapar dengan mulut berbusa.

“Aki hanya datang satu kali untuk melakukan negosiasi awal setelah itu Aki tidak pernah kelihatan lagi batang hidungnya,” ucap Eko. Secara pribadi Eko juga tidak mengenal Dede Solehudin yang telah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan. Namun, Eko pernah juga

“Belakang saya baru tahu si pengontrak (Aki, red) ini nggak pernah nempatin dan disodorkan sebagai jaminan KK dan KTP itulah atas nama Dede Solehudin,” imbuhnya. Polisi memastikan sekeluarga keracunan di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat merupakan korban pembunuhan dengan cara diracun dengan pestisida. Ketiga pelaku pembunuhan diketahui adalah Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehuddin. Wowon dan Duloh merupakan partner in crime, mereka menghabisi nyawa orang yang dianggap mengetahui praktik supranatural dengan janji membuat menjadi kaya. Korban meninggal dunia istri sirih Wowon bernama Ai Maimunah (40), dua korban tewas lainnya yakni Ridwan Abdul Muiz (20) serta M Riswandi (16). Ketiganya punya pertalian sedarah sebagai ibu dan dua anak kandung. Sementara itu satu korban lainnya yang masih dirawat, yakni NAS (5) dan Dede Solehudin yakni pela- ku yang ikut keracunan. Wowon dan Duloh juga membunuh lima orang di Cianjur, Jawa Barat yang kemudian dimasukan ke dalam lubang serta satu korban lainnya yang dibuang ke laut di Garut.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, pihaknya menemukan lubang di rumah kontrakan Bantargebang pada saat tim melakukan penyelidikan.

Polisi menduga galian lubang itu disiapkan para tersangka untuk mengubur calon korban lainnya yang telah diincar. “Yang menyedihkan lagi di salah satu rumah tersangka sudah disiapkan lubang baru yang sama persis dengan TKP (tempat kejadian perkara) di Bekasi,” kata Hengki.

Hingga kini, pihaknya belum mengetahui siapa calon korban yang memang sudah diincar oleh pelaku berdasarkan temuan lubang yang didapatkannya itu. Sejauh ini disebutnya, polisi masih terus mencari tahu maksud dan tujuan dibuatnya lubang tersebut termasuk indikasi adanya calon korban baru.

“Siapa korban selanjutnya, ini yang masih kami selidiki,” jelasnya.

Jika merunut dari korban yang telah dihabisi nyawanya oleh para tersangka, mereka sebagian besar berasal dari family tree atau ikatan keluarga dari para tersangka. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Perempuan Tersubur di Dunia Miliki 44 Anak

KAMPALA - Mariam Nabatanzi namanya. Masih berusia 42 tahun, tapi sudah punya 44 anak. Kisahnya mungkin luar biasa. Dia sering dijuluki wanita paling subur di dunia. Tapi, seperti wanita Uganda lainnya, hal yang luar biasa ini diiringi dengan kisah muram.

Dilansir dari Oddity Central, dari 44 anak yang dilahirkannya, 38 di antaranya masih hidup hingga saat ini. Semua anaknya dilahirkan dengan penuh perjuangan, hadapi kekejaman.

Di usia 12 tahun, Mariam harus menikah de- ngan pria yang umurnya lebih tua 28 tahun. Dia terpaksa menikah untuk menghindari ibu tirinya yang berusaha membunuhnya. Namun, si suami kerap menyiksanya jika mengucapkan hal kasar. Hingga pada 1994 saat berusia 13 tahun, dia melahirkan anak kembar pertamanya.

Dua tahun kemudian, dia melahirkan kembar tiga dan dua tahun berikutnya, kembar empat.

Ayahnya sendiri mempunyai 45 anak, meski itu pun dari banyak rahim dari perempuan berbeda. Selain dirinya, terdapat anak kembar hingga kem- bar lima.

Di kehamilan keenamnya, Nabatanzi telah melahirkan 18 orang anak. Lalu, hingga 36 tahun, Mariam telah melahirkan 42 bayi lagi, yang harus dia besarkan sendiri setelah suaminya meninggalkan keluarganya.

Dilansir dari Mirror, Mariam diberi tahu bahwa dia menderita kondisi genetik langka, yang berarti dia terus melahirkan berulang kali, meskipun dia memohon bantuan dokter ketika dia baru berusia 23 tahun. (kpc)

This article is from: