4 minute read

Dijual Cuma Laku Rp2 Juta

 Penyakit LSD Serang Puluhan Sapi

PURWOREJO, TRIBUN - Sejumlah sapi di Desa Karangmulyo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

Advertisement

Peternak setempat pun dibuat panik, hingga sebagian di antaranya menjual sapi peliharaan dengan harga rendah.

Salah satu warga Desa Karangmulyo bernama Lastru (49) adalah salah satu peternak yang sempat dibuat kaget dengan serangan penyakit

LSD yang menimpa sapi miliknya. Ia megaku jika awalnya sapi miliknya tidak mau tidur hanya berdiri terus.

“Jadi jalannya juga sulit. Setelah saya cek, ternyata kakinya bengkak terus muncul benjol-benjol di kulit.

Pas itu masih mau makan dan minum, tapi lama-lama semakin sedikit,” cerita Lastru ditemui di kediamannya, Jumat (20/1).

Karena khawatir, ia sempat memanggil dokter hewan untuk memeriksa sapinya. Apalagi kala itu, sapi milik Lastru sedang bunting sekitar lima bulan. Setelah diperiksa, rupanya sapi tersebut positif terkena penyakit LSD.

Kemudian pada Senin (16/1) sore, sapi tersebut mendapat suntikan dari dokter hewan. Akan tetapi keesokan harinya, sapi milik Lastu sudah tidak bisa bangun karena bengkak di kaki semakin membesar.

Lantaran panik dan takut merugi, ia terpaksa menjual sapinya dengan harga murah. “Sebenarnya masih bisa sembuh kalau dirawat dengan benar, tapi terpaksa saya jual saja daripada repot. Laku Rp2 juta padahal kalau bunting biasanya bisa terjual Rp17 juta,” jelasnya.

Berbeda dengan pilihan Lastru yang menjual sapi dengan harga murah, Rakidi (50), lebih memilih merawat sapinya hingga sembuh. Pa- dahal tiga sapi yang ia miliki juga baru saja terserang gejala penyakit LSD.

“Tidak dijual, mau saya rawat sampai sembuh saja. Soalnya tidak terlalu parah. Lagipula, kemarin sudah divaksin sama dinas dan sapinya masih kuat. Nafsu makan masih stabil, paling yang parah cuma luka dan bengkak di kaki saja,” ucapnya. Kepala Dusun 1, Yatno mengatakan, hampir 50 persen dari sekitar 80 ekor sapi di Desa Karangmulyo terjangkit LSD. “Warga yang sudah lapor ada sekitar 32 sapi terinfeksi LSD. Tetapi jumlah tersebut masih bisa bertambah,” ungkapnya. Beberapa upaya telah dilaksanakan oleh dinas terkait, semisal penyuntikan vitamin maupun antibiotik ke sapi yang sudah terinfeksi maupun yang belum. Pihaknya juga sudah menghimbau warga untuk meningkatkan kebersihan kandang. Terima laporan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Purworejo, Hadi Sadsila, mengatakan, setidaknya ada 24 laporan kasus terkait penyakit LSD yang telah diterima. Temuan penyakit LSD di Kabupaten Purworejo sendiri terjadi belum lama ini.

“Kasus pertama di Kabupaten Purworejo terjadi di Desa Krendetan, Kecamatan Bagelen, ada sekitar 12 sapi terjangkit LSD. Kemudian diikuti Kecamatan Banyuurip dan Kemiri dengan totalnya ada 24 kasus,” jelas Hadi, Jumat (20/1).

Saat mendapat laporan, pihaknya langsung menerjunkan petugas ke lapangan untuk melakukan penanganan. Mereka bergerak memberikan obat dengan menyuntikkan vitamin dan antibiotik kepada sapi-sapi yang terinfeksi serta memberikan pakan bernutrisi juga

JANGAN PANIK berkualitas.

 Sejumlah sapi di Kabupaten Purworejo terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

 Peternak setempat pun dibuat panik, hingga menjual sapi peliharaan dengan harga rendah.

 Pihak Dinkes telah melakukan penanganan berupa penyuntikan vitamin dan juga antibiotik.

 Peternak diminta memperkuat daya tahan sapi dan menjaga kualitas asupan makanan sapi.

“Hasilnya kondisi sapi membaik, meskipun di Kecamatan Kemiri ada satu pedet (anak sapi) meninggal. Kemudian muncul lagi kasus di Desa Karangmulyo, Kecamatan Purwodadi dan di Kecamatan Ngombol. Tetapi, sampai saat ini jumlah datanya belum masuk,” imbuhnya.

Ia mengaku sudah melaporkan temuan penyakit LSD kepada Bupati Purworejo, Gubernur Jawa Tengah, dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Kini pihaknya sedang menunggu kiriman vaksin LSD dari Provinsi Jawa Tengah.

Hadi mengungkapkan bahwa kasus temuan penyakit LSD itu harus ditangani secara terpadu antar seluruh elemen. Mulai dari petani atau peternak, pemerintah, dinas pertanian dan ketahanan angan, dinas kesehatan, dinas lingkungan hidup, hingga Polri dan TNI.

“Karena kalau tidak ditangani secara terpadu kami tidak mampu. Kami berharap, penyakit LSD tidak seperti PMK, semoga bisa dikendalikan,” katanya. (drm)

Pemkab Bakal Bangun Laboratorium BSL-2

PEMKAB Klaten melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) berencana membangun satu unit laboratorium biosafety level 2 (BSL-2) dan satu Puskesmas pada tahun ini. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Cahyono Widodo.

Dijelaskan Cahyono, laboratorium yang akan dibangun Pemkab Klaten tersebut bisa digunakan untuk uji klinis, diagnostik, pembelajaran dan pekerjaan laboratorium lainnya yang berkaitan dengan mikroorganisme.

Menurutnya, anggaran senilai Rp3,8 miliar dari dana alokasi khusus (DAK) telah disiapkan. “Nanti dari DAK, nilainya sekitar Rp3,8 miliar. Jadi kami bangun baru, nanti BSL-2 ini bisa untuk uji kimia klinik seperti Covid, TB dan lainnya,” ucapnya.

Adapun satu Puskesmas yang akan dibangun ulang yakni Puskesmas Trucuk 1. Puskesmas itu, kata dia berada di lahan yang cukup sempit sehingga belum memadai untuk pelayanan kesehatan bagi warga sekitar. “Kami bangun ulang, pindah lokasinya. Tahun ini dibangun,” ucapnya. Bupati Klaten, Sri Mulyani mengatakan, pembangunan laboratorium dan Puskesmas menjadi prioritas dalam memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal bagi warga. “Segi kesehatan jadi prioritas kami agar tempat pelayanan layak serta memadai,” imbuhnya. (mur)

Pakai Daster, Pemuda Nekat Curi BH

SEORANG pemuda di Semarang, Jawa Tengah, ditangkap warga usai kedapatan mencuri pakaian dalam di sebuah indekos khusus perempuan di Kampung Krapyak, Kamis (19/1) dini hari. Pemuda berinisial RA itu memakai baju daster saat beraksi agar mengelabui penghuni indekos.

“Iya pakai daster biar terlihat mengelabui lah yang di kos itu,” kata Kapolsek Semarang Barat Kompol Dicky Hermansyah, Jumat (20/1). Menurut Dicky, pelaku saat itu masuk ke kamar kos dengan cara membuka jendela lalu buka pintu kamar milik korban berinisial AS. “Masuk ke dalam kamar kos dengan membuka pintu kamar dari jendela kamar, setelah masuk ke dalam kamar kemudian mengambil dua buah BH yang ada di kamar mandi, milik korban inisial AS,” tambah Dic- ky. Menurut Dicky, pelaku mengaku sudah mencuri pakaian dalam delapan kali. Tak hanya indekos, pelaku juga menyasar rumah warga.

Di hadapan polisi, pelaku RA mengaku mencuri pakaian dalam itu untuk digunakan berfantasi seksual. “Jadi motifnya untuk berfantasi untuk bermasturbasi,” terangnya.

Saat ini pelaku yang juga berprofesi sebagai ojek ini telah diamankan di Polsek Semarang Barat. “(Pelaku) masih di Polsek, kami baru dapat info itu, agak telat ya, jadi tadi pagi lah baru kami amankan,” pungkasnya.

Polisi juga telah mengamankan barang bukti berupa dua BH warna biru dan cokelat, 1 daster warna cokelat, kerudung warna hitam dan tas pinggang biru dongker. (Tribunnews)

This article is from: