9 minute read

Kota Bandung

Next Article
Bayah

Bayah

Warga Antusias Ikut Vaksinasi Covid-19 di Gerbong Rail Clinic

DOK. HUMAS PT KAI DAOP 6 YOGYAKARTA TERIMA SUNTIKAN - Seorang warga menerima suntikan vaksin booster Covid-19 di dalam gerbong rail clinic di Stasiun Delanggu, Klaten, Senin (21/11). KLATEN, TRIBUN - Ratusan warga Kabupaten Klaten mengikuti vaksinasi Covid-19 dan penyuluhan kesehatan di dalam gerbong rail clinic di Stasiun Delanggu, Klaten, Senin (21/11). Kegiatan itu terlaksana berkat kerja sama PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Pemkab Klaten, dan Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih.

Advertisement

Sebagaimana diketahui, rail clinic merupakan kereta kesehatan yang diperuntukkan oleh PT KAI untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang ada di sepanjang jalur kereta.Executive Vice President KAI Daop 6 Yogyakarta, Iwan Eka Putra mengatakan bahwa sejak akhir Agustus 2022, pemerintah pusat telah menerapkan aturan baru bagi calon penumpang kereta api dan pesawat.

“Aturannya berupa calon penumpang tidak wajib menunjukkan hasil negatif tes RT-PCR atau antigen saat hendak melakukan perjalanan dengan moda transportasi kereta api dan pesawat udara,” ujarnya di Stasiun Delanggu.

Sebagai gantinya, kata dia, penumpang wajib telah mendapatkan vaksinasi booster sebagai syarat menggunakan transportasi kereta api dan pesawat.

Hal tersebut sesuai dengan aturan dari Kemenhub melalui SE 84 tahun 2022 yang mensyaratkan penumpang kereta api dengan usia di atas 18 tahun harus sudah booster dan penumpang usia enam sampai 17 tahun harus sudah vaksin dosis 2.

Oleh karena itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta bersama Pemkab Klaten serta Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih menyelenggarakan vaksinasi Covid-19 di dalam rail clinic.

Selain itu juga ada penyuluhan kesehatan dan pembagian sembako serta bazar usaha mikro kecil menengah (UMKM). “KAI mengapresiasi kolaborasi dan kesediaan Pemkab Klaten melalui Dinas Kesehatan yang gencar melakukan vaksinasi Covid-19,” ujarnya.

Kata Iwan, kegiatan serupa pernah dilaksanakan di Stasiun Tugu Yogyakarta akhir Agustus 2022 dan di Stasiun Sentolo Kulon Progo pada awal September 2022.

Dalam kegiatan ini, juga dilaksanakan penyuluhan kesehatan gigi oleh Tim Kesehatan KAI Daop 6 Yogyakarta serta pemberian sosialisasi keselamatan dan pengenalan profil KAI bagi siswa SDN Gatak 1 Delanggu di dalam rail library.

Adapun tujuannya untuk mengedukasi anak usia dini agar memahami keselamatan di perlintasan sebidang, keselamatan di jalur KA, keselamatan perjalanan KA, serta memperkenalkan job profil di PT KAI. “Sebagai bentuk kepedulian diberikan juga paket sembako untuk 500 peserta bakti sosial layanan,” ucapnya.

Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya mengapresiasi kepada PT KAI Daop 6 Yogyakarta dan YPP yang telah melaksanakan kegiatan tersebut di Stasiun Delanggu Klaten. “Harapan saya, ini berkelanjutan dan bisa menggerakkan ekonomi UMKM dan sebagai bentuk kepedulian PT KAI bagi warga Klaten,” imbuhnya. (mur)

Sempat Mengaku Anak Polisi

„ Pelaku Perampasan Senpi Milik Petugas Lalu Lintas Ditangkap

MAGELANG, TRIBUN - Jajaran Polresta Magelang berhasil membekuk pelaku perampasan senjata api (senpi) milik anggota satuan lalu lintas yang sedang bertugas di area Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang pada Jumat (18/11) lalu.

Pelaku diketahui merupakan warga Kampung Bumijo Kulon, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta yang berinisial JP alias Hafit (30). Dirinya saat ini masih berstatus mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta.

Plt Kasatreskrim Polresta Magelang, AKP Setyo Hermawan menjelaskan, kejadian bermula saat pelaku bersama rekannya yakni sopir mengendarai mobil sedan warna merah melaju dari arah Polpar menuju Pasar Borobudur lewat jalan Jendral Sudirman sekitar pukul 08.30 WIB.

“Karena di situ ada larangan kendaraan dilarang masuk, petugas lalu lintas Pos Borobudur yang sedang bertugas, memberi perintah untuk tidak masuk dan diarahkan ke jalan lain. Akan tetapi, mobil pelaku malah tancap gas masuk menyerobot ke jalan itu,” ujarnya, Senin (21/11).

Ia melanjutkan, pelaku melaju dengan gaya mengemudi yang membahayakan orang lain dan beberapa kali hampir menabrak. Karena tindakan pelaku sudah membahayakan orang lain, petugas lalu lintas bersama rekannya mencoba mengejar pelaku.

“Sampai di TKP, laju kendaran pelaku terhenti karena ada truk yang parkir di pinggir jalan. Dengan berhentinya kendaraan itu, petugas pun langsung menanyakan ke pengemudi dengan maksud menanyakan kelengkapan surat,” ujarnya.

Lanjut dia, pelaku yang duduk di samping pengemudi tiba-tiba keluar kendaraan dan langsung memutar lewat belakang ke arah belakang petugas lalu lintas. Lalu, pelaku langsung merebut senjata milik Aipda Sagung Priyono dari arah sebelah kanan.

Setelah merebut senjata, pelaku berlari ke arah depan kendaraan di sisi kiri trotar. “Setelah sadar senjata direbut, petugas meminta untuk dikembalikan Sempat ada dialog pelaku menyebutkan dirinya anak polisi. Lalu, pelaku mengarahkan senjata ke depan ke muka umum,” terangnya.

Menurut keterangan Aipda Sagung Priyono, dirinya sempat berupaya mengambil kembali senjata dinasnya. Dalam perebutan senjata itu dirinya turut dibantu seorang anggota TNI yang kebetulan sedang berada di lokasi.

“Jadi saya berupaya mengambil kembali oleh anggota TNI itu ikut membatu juga. Dan berhasil diamankan kembali senjatanya. Pada saat itu pelaku marahmarah. Sempat mengacungkan senjata dan menodongkan ke kanan kiri. Ada satu kali letusan,” tuturnya.

Saksi lain yang ikut membantu mengamankan senjata dari pelaku yakni Letda Arm Muh Amin Intel Korem 072/Yogyakarta. Dia mengatakan, saat kejadian berlangsung dirinya sedang berada di sebuah warung untuk meminum kopi.

“Lalu, ada keributan dan cek-cok antara rekan polisi dan pelaku tadi. Saya menghampiri dari sebelah selatan, itu kedengaran urusan pistol. Langsung kami spontan melihat pistol itu ada dibawa pelaku dan sedang mengacung-acungkan senjata,” katanya.

“Kami dari arah belakang langsung memegang tangan pelaku dan langsung saya balikkan ke samping dengan posisi telungkup. Lalu, saya pegang senjata dan langsung saya serahkan ke petugas polisi,” ujarnya.

Panik

Sementara itu pelaku berinisial JP mengaku melakukan aksi tersebut karena dalam keadaan panik. “Saya panik karena sebelumnya tidak pernah berurusan dengan namanya polisi, bahkan belum pernah ketilang,” ujarnya.

Terkait pernyataannya sebagai anak seorang polisi, ternyata hanya alibi pelaku. “Tidak (bukan anak polisi, tapi ada anggota keluarga (yang polisi) tapi sudah meninggal. Saya bilang seperti itu karena khilaf,” tuturnya.

Plt Kapolresta Magelang, Mochammad Sajarod Zakun mengatakan, kejadian seperti ini pertama kali terjadi di Polres Magelang. “Hasil pengecekan baik pelaku maupun pengemudi negatif dari alkohol maupun narkoba,” ujarnya.

Atas kejadian ini, barang bukti yang berhasil diamankan oleh petugas kepolisian yakni satu pucuk senjata dinas jenis revolver, SIM, satu kopel lalu lintas berwarna putih, dan pengaman milik petugas lalu lintas

Serta, satu unit mobil bernomor polisi AB-1582 YT warna merah muda dan jaket lengan panjang warna coklat terbuat dari kain milik pelaku. Dan, celana traning warna hitam terdapat lis warna merah, hitam, kuning, putih dan biru juga milik pelaku.

Atas kejadian ini, pelaku terancam hukuman tindak pidana pencurian dengan kekerasan dan atau Pencurian Biasa Junto Kejahatan Terhadap Kekuasaan Umum atau Melawan Petugas yang sedang melaksanakan Tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 365 KUHP dan atau Pasal 362 KUHP JO 212 KUHP dengan hukuman maskimal sembilan tahun penjara. (ndg)

TERANCAM PENJARA

z Polresta Magelang berhasil membekuk pelaku perampasan senpi milik anggota satuan lalu lintas. z Peristiwa tersebut terjadi area Kecamatan

Borobudur, Kabupaten

Magelang, Jumat (18/11) lalu. z Pelaku berinisial JP melakukan aksi tersebut karena panik ketika berurusan dengan polisi. z Atas perbuatannya, pelaku terancam hukuman penjara maksimal selama sembilan tahun.

TRIBUN JOGJA/NANDA SAGITA GINTING PELAKU PERAMPASAN - Pelaku perampasan senjata api ketika dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolresta Magelang, Senin (21/11).

601 Budaya Spiritual dan 196 Dolanan Rakyat Berhasil Diidentifikasi

MAGELANG, TRIBUN - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berhasil mengidentifikasi sebanyak 601 budaya spiritual dan 196 dolanan rakyat di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Proses identifikasi ini merupakan hasil pengembangan dan pemanfaatan dari 20 desa di kawasan cagar budaya tersebut.

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi mengatakan, pendampingan dalam penemuan budaya spiritual dan dolanan rakyat berlangsung selama dua tahun.

“Ini yang sudah kami temukan dan kenali, dituangkan dalam tiga buku. Harapan bisa dilanjutkan untuk pengembangan dan pemanfaatannya bagi wilayah di tiap desa di kawasan Borobudur,” ujarnya di Balkodes Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Senin (21/11).

Menurutnya, identifikasi edukasi budaya spiritual bisa dijadikan travel pattern (pola pariwisata) di kawasan Candi Borobudur. Sehingga, dapat didorong menjadi bagian destinasi pariwisata budaya spiritual untuk ke depannya.

“Ke depannya, pariwisata tidak hanya terkonsentrasi di candi, namun di 20 desa di kawasan Borobudur sebagai pariwisata penyangga. Sehingga, dampak ekonomi bisa merata melalui kuliner tradisional dan budaya spiritual,” ujarnya.

Fasilitator Eksotika Desa Borobudur, Panji Kusumah mengatakan, bentuk identifikasi yang dituangkan dalam buku tersebut berupa foto dan cerita. “Bentuknya berupa ritus, pangan spiritual, kesenian rakyat, ritus daur hidup, ritus daur bulan, hajatan. Misalnya, ritus daur hidup mulai dari kehamilan, kelahiran, pernikahan, kematian, dan pascakematian,” ujarnya.

Ia menambahkan, proses identifikasi didapatkan dari menggali literatur-literatur tertulis hingga jawaban dari para sesepuh di desa Borobudur. Sehingga, dalam prosesnya tidak hanya didata lalu ditulis namun tetap dilakukan prakteknya.

“Awalnya kami hanya berhasil mengindetifikasi sekitar 70 dolanan rakyat. Terus digali hingga mencapai 196. Jadi, masyarakat penggerak budaya ini mengajak para sesepuh bahkan anak-anak untuk langsung mempraktekkan, membuat, dan memaknai permainan dolanan rakyat ini,” ungkapnya.

Dia pun menyambut positif adanya hasil identifikasi ini untuk menjadi wadah edukasi wisata di kawasan Borobudur. Nantinya, akan dijadikan paket wisata dengan membuat narasi-narasi yang lebih menarik untuk penguatan daya tarik wisata.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Kabupaten Magelang, Achmad Slamet Husein mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik adanya identifikasi yang dapat dijadikan travel pattern.

“Ini akan menjadi tambahan kekayaan bagi kita untuk mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan Borobudur. Di mana, dari sisi aksesibilitas, amunitas, dan atraksi ini akan memperkaya. Terlebih, akan diwujudkan saat pola perjalanan wisata,” urainya. (ndg)

Jaga Kerukunan, Pemkot Luncurkan Program Rumah Moderasi Beragama

KOTA MAGELANG, TRIBUN

- Pemerintah Kota Magelang melalui Badan Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) meluncurkan program Rumah Belajar Moderasi Beragama (Rela Bersiaga) di TKL Ecopark Kota Magelang, Senin (21/11).

Program ini menjadi wadah untuk memperkuat dan memperkokoh kerukunan antarumat beragama di Kota Magelang. Hadir saat acara, Pejabat Forkopimda Kota Magelang, Kepala Kemenag Kota Magelang, Kepala OPD, Pengurus FKUB dan tim Pelaksana Rela Bersiaga.

Kepala Kesbangpol Kota Magelang, Agus Satiyo Haryadi memperkenalkan Rela Bersiaga kepada publik sebagai fasilitas untuk memperkuat peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam memperkokoh kerukunan umat beragama di Kota Magelang.

Selain itu juga sebagai media strategis menyebarluaskan nilai-nilai moderasi beragama dan memperkuat nilai-nilai pemahaman wawasan kebangsaan yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Pembinaan antarsuku dan umat beragama, ras dan golongan, FKUB punya strategi menjaga, mendeteksi, dan mencari solusi berkaitan dengan kerukunan hidup antarumat beragama. Salah satunya, melalui penyebarluasan dan internalisasi nilainilai moderasi beragama,” terang Agus.

Pemkot Magelang selalu memperkuat FKUB untuk konsisten dan menumbuhkan semangat dalam memelihara serta merawat kerukunan beragama yang diwujudkan dalam tugasnya lewat dialog dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Selain itu, menampung aspirasi ormas dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi serta melakukan sosialisasi peraturan atau kebijakan di bidang keagamaan yang berakitan dengan kerukunan umat dan pemberdayaan masyarakat.

“Moderasi agama adalah sikap dan perilaku yang selalu mengambil posisi di tengah-tengah, sikap seimbang di antara pengamalan agama sendiri dan penghormatan kepada praktik agama orang lain yang berbeda keyakinan. Moderasi agama adalah kunci toleransi beragama,” jelasnya.

Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz Kota Magelang mengapresiasi peluncuran Rela Bersiaga ini untuk menjaga toleransi dan mencegah radikalisme di Kota Magelang. “Saya apresiasi dengan peluncuran Rela Bersiaga,” katanya.

“Kota Magelang nomor enam Kota Toleransi di Indonesia, berkat Progamis. Melalui program itu Pemkot Magelang benarbenar fokus agar masyarakat paham dengan agama masingmasing. Orang yang semakin baik agamanya, dia akan semakin toleran,” lanjutnya.

Ketua FKUB Kota Magelang Ismudiyono menuturkan, kerukunan harus dipupuk sejak dini dengan bingkai NKRI yang berlandaskan Pancasila. Moderasi beragama dimulai dari anakanak yang hadir saat ini. Mereka akan jadi corong fatwa-fatwa para orang tua yang sudah rukun.

“Forum ini menjadi pemeliha-

DOK. HUMAS PEMKOT MAGELANG PERESMIAN - Peresmian Rumah Belajar Moderasi Beragama (Rela Bersiaga) di TKL Ecopark Kota Magelang, Senin (21/11).

This article is from: