![](https://assets.isu.pub/document-structure/221201172629-533af13325c768b26c014d94bc51110a/v1/901c9af3ba21960aea32e7ef26de4f17.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
8 minute read
Lembang
Masih Temukan Tiga Spesies Langka
Mahasiswa UNY Kaji dan Lestarikan Keragaman Burung di Kampus
Advertisement
YOGYA, TRIBUN - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang tergabung dalam Kelompok Pengamat Burung (KPB) Bionic, melakukan pengamatan keanekaragaman burung di kampus. Kegiatan yang dilakukan adalah pengamatan burung, riset ornitologi, kampanye pelestarian burung, dan pendidikan lingkungan melalui kegiatan pengamatan burung di alam.
KPB sendiri merupakan kelompok studi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari segala sesuatu tentang burung.
Ketua KPB Bionic, David Suharjanto, menjelaskan, KPB adalah kelompok yang berada di bawah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dengan status sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas MIPA (UKM FMIPA). Terbentuknya kelompok ini berasal dari keinginan beberapa orang mahasiswa biologi yang mempunyai ketertarikan pada satwa burung untuk mendirikan sebuah kelompok yang bisa mewadahi hobi mereka.
“Nah, salah satu kegiatannya adalah pendataan burung kampus (PBK). Kegiatan PBK ini meliputi analisa jenis burung, jumlah serta persebaran burung yang dilakukan di beberapa titik yang mencakup semua wilayah kampus UNY Karangmalang,” ujarnya, Senin (21/11).
Dia berharap, kegiatan ini bisa membantu pendataan burungburung yang berada di wilayah Kampus UNY Karangmalang.
Salah satu anggota Bionic, Desti Rohmawati mengatakan untuk pendataan burung kampus tahun ini diperoleh sebanyak 33 spesies burung di kampus UNY. Setelah diukur dengan indeks keanekaragaman Shannon Wienner, maka diperoleh data keanekaragaman burung di kampus UNY sebesar 2,65.
“Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman burung di kampus UNY tergolong sedang,” katanya.
Menurutnya saat ini terdapat beberapa spesies burung yang sulit di jumpai di kampus UNY, yaitu burung Kepodang Kuduk Hitam (Oriolus chinensis), Gelatik Jawa (Padda oryzivora), Elangalap Cina (Accipiter soloensis), dan Serak Jawa (Tyto alba).
Kepodang adalah burung berkicau yang mempunyai bulu yang indah dan juga terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih termasuk dalam membuat sarang.
Gelatik Jawa adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang lebih kurang 15 cm, dari suku Estrildidae. Burung Gelatik Jawa memiliki kepala hitam, pipi putih dan paruh merah yang berukuran besar.
Elang-alap Cina merupakan jenis burung pemakan kodok, belalang, kadal, burung kecil yang memiliki habitat di hutan dataran rendah, hutan pegunungan, pesisir. tersebar sampai ketinggian 900 m dpl. Sedangkan, Serak Jawa atau burung hantu lumbung atau burung hantu gudang merupakan spesies burung berukuran besar, mudah dikenali sebagai burung hantu putih.
Aghnan Pramudihasan, anggota Bionic mengungkapkan Kepodang Kuduk Hitam dulu lumayan mudah dijumpai di Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas MIPA, Rektorat, dan Fakultas Teknik tapi sekarang sudah sangat jarang, kemungkinan tertangkap pemburu karena termasuk burung kicau untuk lomba.
“Burung Gelatik Jawa dulu mudah dijumpai di laboratorium Fakultas MIPA, GOR, laboratorium terpadu Fakultas Ekonomi, namun sekarang hanya bisa dijumpai di seputaran Fakultas Ilmu Pendidikan” katanya.
Elang-Alap Cina termasuk burung migran yang seringnya bertengger di pepohonan yang rimbun di mana dulu banyak di kebun laboratorium biologi, sekarang sudah tidak pernah ditemukan lagi.
Di regional Yogyakarta, KPB Bionic tergabung dalam sebuah jaringan yang bernama Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) bersama organisasi-organisasi pemerhati burung lainnya.
(Ardike Indah)
TRIBUN JOGJA/ISTIMEWA MENGAMATI - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang tergabung dalam Kelompok Pengamat Burung (KPB) Bionic, melakukan pengamatan keanekaragaman burung di kampus.
Kekerasan Coreng Citra Kota Pelajar
Polisi Tahan 6 Orang Terduga Pelaku Penganiayaan di Jalan Sosrowijayan
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221201172629-533af13325c768b26c014d94bc51110a/v1/f10ef841d9d6efef7cb9c2f8787ee2a7.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN KERAP DILANGGAR - Rambu-rambu larangan kendaraan untuk berhenti di sepanjang kawasan Malioboro yang seringkali dilanggar para pengunjung atau wisatawan, Senin (21/11). Mayoritas warganet mengeluhkan, hal itu, berdampak pada kemacetan panjang di pusat ekonomi dan wisata Kota Yogyakarta tersebut.
DPRD DIY Desak Jaminan Pendidikan ABK
DEMI pemenuhan hak-hak anak berkebutuhan khusus, Pemkot Yogyakarta membuka rekrutmen untuk Guru Pendamping Khusus (GPK) yang bakal ditempatkan di SMP Negeri. Langkah itu diharapkan dapat menghindari praktik penolakan dari pihak sekolah terhadap siswa berkebutuhan khusus.
Ketua Komisi D DPRD DIY, Koeswanto, menjelaskan, sekolah sejatinya tidak boleh menolak ABK sehungga kualitas pelayaban dan komptensi guru harus selalu ditingkatkan. Hal itu sudah diamanatkan dalam Perda DIY No. 4 Tahun 2012 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas.
Perda yang sempat direvisi dan digodog cukup lama itu secara tegas menyebutkan agar mengikutsertakan ABK dalam program wajib belajar 12 tahun di sekolah yang terdekat tempat tinggalnya. Juga ada aturan menyediakan guru pendamping khusus di setiap sekolah.
“Ini merupakan tanggung jawab pemerintah. Sekolah harus wajib menerima siswa-siswi inklusi. Kalau guru khusus menangani itu bisa minta ke dinas pendidikan kabupaten/ kota,” jelasnya.
Dia menegaskan, sekolah sudah seharusnya mengutamakan jaminan pendidikan bagi para ABK.
Dia juga mendorong agar bantuan khusus atau beasiswa bagi ABK untuk keperluan seharihari segera bisa direalisasikan. Dia juga menilai pembentukan unit layanan disabilitas di setiap wilayah menjadi kebutuhan agar pelayanan menjadi merata. (tro) YOGYA, TRIBUN - Jajaran kepolisian Polresta Yogyakarta menangkap enam orang yang terlibat dalam penganiayaan di Jalan Sosrowijayan, Kemantren Gedongtengen, Kota Yogyakrta.
Pihak kepolisian menyebut enam terduga pelaku itu kini masih menjalani proses penyelidikan.
“Info awal untuk sementara pelaku yang sudah diamankan sejumlah enam orang,” kata Kasi Humas Polresta Yogyakarta, Timbul Sasana Raharja, Senin (21/11).
Timbul masih belum bersedia menjelaskan secara rinci identitas keenam orang yang diamankan Senin siang. “Karena enam orang masih terduga pelaku, masing-masing masih didalami keterlibatannya,” terang dia.
Diberitakan sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan aksi penganiayaan beredar melalui pesan WhatsApp. Diketahui seorang pria tampak melakukan kekerasan terhadap satu pria berbaju putih.
Tampak dalam rekaman video amatir itu pelaku penganiayaan terlihat melakukan penusukan pada bagian punggung korbannya. “Benar telah terjadi peristiwa penganiayaan yang mengakibatkan korban luka-luka, yang terjadi di Karaoke Morena di dalam Kompleks Pasar Kembang,” kata Kasi Humas Polresta Yogyakarta, AKP Timbul Sasana Raharja, melalui keterangan resminya, Senin (21/11).
Penganiayaan itu terjadi pada Senin pagi sekitar pukul 05.00 WIB tepatnya di depan SD Netral, tak jauh dari kawasan Malioboro yakni di Jalan Sosrowijayan, Gedongtengen, Kota Yogyakarta.
Timbul menjelaskan, korban berinisial DIS (33) seorang karyawan swasta asal Kelurahan Gondangmanis, Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. “Awal mulanya korban dengan para pelaku tidak saling mengenal dan antara korban dengan pelaku setelah karaoke dalam keadaan mabuk lalu keluar dari room karaoke, kemudian sengolan dan terjadi cekcok mulut dan selanjutnya terjadi penganiayaan,” ungkapnya.
Timbul menjelaskan, sampai dengan saat ini korban masih belum tersadarkan diri dan masih dalam perawatan di RS Ludiro Husodo. Dia menegaskan, pelaku menggunakan senjata tajam untuk menganiaya korbannya.
“Iya, penganiayaan menggunakan sajam. Untuk sajamnya masih dalam lidik,” jelasnya.
Jadi momok
Jogja Police Watch (JPW) menyoroti aksi kekerasan di wilayah tersebut. Kabid Humas JPW Baharuddin Kamba mengatakan, Yogyakarta sebagai kawasan wisata yang kaya dengan nilai kebudayaan sekaligus kota pelajar turut tercoreng atas adanya penganiayaan menggunakan senjata tajam.
Terlebih lagi lokasi kejadian berada di jantung Kota Yogyakarta yang tak terlalu jauh dari kawasan Malioboro. “Aksi-aksi kekerasan di DIY terus saja terjadi dan masih jadi momok di Kota Pelajar Yogyakarta,” kata Kamba.
JPW mencatat, pada akhir Mei 2022 di Jalan Tentara Pelajar Kota Yogyakarta turut terjadi. Korban berinisial ZWP seorang pelajar berumur 15 tahun meninggal dunia akibat aksi kekerasan jalanan.
Pada bulan yang sama Satreskrim Polres Bantul juga mengamankan sejumlah remaja karena diduga terlibat kasus kekerasan jalanan di Jalan Parangtritis, Srihardono, Pundong, Bantul, DIY. Dua korban yakni EGS dan OJP mengalami luka-luka.
Kemudian Juni 2022 jajaran Satreskrim Polresta Sleman mengaman sepuluh orang pelaku kekerasan jalanan yang terjadi di jalan Dukuh Pisangan, Tridadi, Sleman. Para pelaku membacok empat korban dengan celurit hingga melukai korban.
“Lalu awal Agustus 2022, jajaran Reskrim Polresta Yogyakarta tiga pemuda karena terlibat kasus kekerasan jalanan di tiga tempat yakni jalan Sultan Agung, jalan Kenari dan jalan Rejowinangun Kota Yogyakarta,” ungkapnya.
Kamba menambahkan, pada September 2022 dua orang anak di bawah umur diamankan Polsek Ngaglik Sleman karena diduga hendak melakukan kekerasan jalanan. Namun kedua bocah tersebut dikembalikan kepada orang tua.
Adanya video kekerasan di Kota Yogyakarta itu juga dinilai dapat berdampak pada kekhawatiran bagi wisawatan. “Karena lokasinya dekat Malioboro yang merupakan tempat berkumpul orang,” pungkasnya.
(aka/hda)
Tim Pengadaan Temukan Tujuh Bidang Lahan Tak Bertuan
YOGYA, TRIBUN - Tim persiapan pengadaan tanah untuk pembangunan Tol Yogya-Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo menemukan tujuh bidang tanah yang tidak diketahui pemiliknya. Tim pun akan melakukan penelusuran dengan pihak kalurahan untuk mencari identitas pemilik lahan dibuktikan dengan bukti kepemilikan yang sah.
“Itulah tugas tim persiapan untuk pengusutan kembali sebagai bahan pelaksanaan konsultasi publik yang akan kita laksanakan pertengahan Desember,” jelas Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY, Krido Suprayitno Senin (21/11).
Krido enggan membeberkan lokasi detail tanah yang belum diketahui pemiliknya tersebut. Sebab keberadaannya rawan menimbulkan konfl ik sosial. Bisa saja ada pihak yang mengaku-ngaku sebagai pemilik lahan tersebut agar mendapat dana ganti rugi. Karenanya, proses penelusuran perlu dilakukan secara hati-hati.
Namun dia memastikan, lahan tersebut berada di di sepanjang trase tol Yogya-YIA dari Sleman hingga Kulon Progo. “Jangan dilihat luas tidaknya itu kerawanan konfl ik sosial, ini ada yang ngakungaku ini yang harus kami buktikan. Kami tidak matur ya itu ada beberapa belum ditemukan pemiliknya sehingga ini yang harus kami sisir,” jelasnya.
Hingga saat ini tahap sosialisasi trase Tol Yogya-YIA masih berlangsung dan ditargetkan selesai hingga akhir November. Kemudian pada awal Desember 2022 bakal dilanjutkan tahap sosialisasi untuk warga terdampak di Kabupaten Sleman dan Bantul.
Dengan demikian tahapan selanjutnya yakni konsultasi publik dapat dilakukan mulai Desember 2022. Harapannya proses percepatan dapat terus dilakukan terlebih pemerintah pusat juga menargetkan agar proyek pembangunan tol tersebut selesai sebelum 2024 mendatang.
“Nanti di konsultasi publik ditentukan adanya pernyataan persetujuan dari warga terdampak. Kalau kemarin Alhamdulilah ketika mengadakan sosialisasi di kalurahan itu warga terdampak sangat antusias untuk memproses percepatan pemberkasan,” bebernya. (tro)
INSIDEN SUBUH
Polresta Yogyakarta menangkap enam orang yang terlibat dalam penganiayaan di Jalan
Sosrowijayan, Kemantren
Gedongtengen, Kota
Yogyakrta. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap enam terduga pelaku. Pelaku menggunakan senjata tajam. JPW sebut aksi kekerasan di jalanan ini bisa coreng destinasi wisata.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221201172629-533af13325c768b26c014d94bc51110a/v1/9d07f36eb26f76e85662a0bacc1f4718.jpeg?width=720&quality=85%2C50)