![](https://assets.isu.pub/document-structure/230228071318-f422223ed8a6ac86ce86c172867a2792/v1/5f102d21eb667f256b39a34e140222fb.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
1 minute read
Enam Pasangan Tak Resmi Digaruk Satpol PP
KLATEN, TRIBUN - Enam pasangan tak resmi digaruk petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dari sejumlah penginapan kelas melati di wilayah Kabupaten Klaten, Senin (27/2).
TRIBUN JOGJA/ALMURFI SYOFYAN
Advertisement
CEK KAMAR - Personel Satpol PP dan Damkar Klaten saat mengecek kamar salah satu penginapan di Jalan Yogya-Solo, Kecamatan Prambanan saat melakukan razia, Senin (27/2).
Enam pasangan tak resmi itu, kedapatan sedang berdua-duaan di sejumlah kamar penginapan di wilayah Kecamatan Prambanan siang bolong. Pantauan di lapangan, Satpol PP melakukan razia di sejumlah penginapan kelas melati mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Lokasi pertama yang didatangi adalah penginapan yang ada di Ja- lan Yogya-Solo di wilayah Prambanan dan kemudian berlanjut ke sejumlah penginapan lainnya. Tujuannya sama, yakni razia pasangan tak resmi.
Sub Koordinator Bidang Penindakan, Satpol PP dan Damkar Klaten, Sulamto mengatakan, dari razia yang dilakukan didapati enam pasangan tak resmi yang sedang berada di dalam sejumlah kamar penginapan. “Kegiatan hari ini menyasar wilayah perbatasan di Kecamatan Prambanan dengan Prambanan Sleman. Hasilnya, ada enam pasangan tak resmi yang diamankan,” ujarnya ditemui di sela-sela kegiatan itu.
Menurut Sulamto, sanksi yang diberikan bagi enam pasangan tak resmi itu yakni pembinaan berupa wajib lapor sebanyak 20 kali ke kantor Satpol PP dan Damkar Klaten. Adapun enam pasangan tak resmi yang terjaring razia ini berasal dari Klaten dan Sleman. “Sesuai identitasnya, ada warga
Sleman dan Klaten. Satu pasangan ada yang bawa balita nginap ke hotel tapi bukan pasangan resmi,” imbuhnya sembari menyebut pasangan itu juga tak bisa menunjukkan surat nikah dan identitas lainnya.
Jelang Ramadan, akan terus digencarkan razia secara menyeluruh. Bukan hanya di wilayah perbatasan
Klaten-Sleman, tapi semua daerah di Klaten. “Dasar kegiatan ini, Perda nomor 27 tahun 2002 tentang larangan pelacuran dan Perda nomor 12 tahun 2013 tentang K3,” tukasnya. Seorang pasangan tak resmi berinisial I (28) mengaku hendak pergi jalan-jalan bersama pasangannya. Namun karena anak dari pasangannya mengantuk, ia berinisiatif membawa nginap ke hotel untuk istirahat. “Mau jalan-jalan tapi anak ngantuk dan dibawa ke penginapan untuk istirahat,” ucapnya, pada wartawan di kantor Satpol PP Klaten. (mur)