6 minute read
Tujuh Santriwati Mengaku Turut Dicabuli
Korban Pencabulan oleh Oknum Guru Mengaji di Gamping Bertambah
SLEMAN, TRIBUN - Seorang guru mengaji di Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, K (50), jadi tersangka kasus dugaan pelecehan seksual kepada sejumlah santriwatinya. Semula dilaporkan ada empat anak yang menjadi korban, namun belakangan jumlahnya bertambah menjadi 11 anak. Hal itu diungkapkan pendamping hukum korban, Dr H PK Iwan Setyawan MH. Menurutnya, beberapa korban lain itu juga merupakan santriwati di bawah asuhan pelaku. “Tambahan tujuh korban lainnya itu santriwati dari tersangka. Ibaratnya, dia (pelaku) itu membuat pondok (mengaji) itu, buat kedok saja,” kata Iwan yang juga Ketua Peradi Rumah Bersama Advokat (RBA) Sleman tersebut kepada Tribun Jogja, Jumat (28/4).
Advertisement
Iwan bercerita, terungkapnya keberadaan tujuh korban lainnya bermula ketika berita tentang kasus tersebut viral. Kementerian Sosial lalu turun tangan untuk melakukan pendampingan dan pemulihan kondisi terhadap empat korban yang usianya masih di bawah umur. Ketika melakukan pendampingan itu, ternyata banyak anak yang akhirnya mau bercerita. Dari pendataan, terdapat tujuh anak yang juga diduga turut menjadi korban pencabulan.
Namun begitu, lanjut Iwan, ketujuh anak statusnya masih sebatas pengakuan dan belum dilakukan tahap pemberkasan untuk berita acara pemeriksaan (BAP) di kepolisian. “Kementerian Sosial sudah berkoodinasi dengan penyidik. Yang tujuh (korban) ini sudah janjian mau didampingi Kemensos ke penyidik (polisi) untuk membuat laporan,” kata dia.
Diwawancarai secara terpisah, KBO Reskrim Kepolisian Resor Kota (Polresta) Sleman, Ipda Safiudin, mengatakan, pihaknya sudah mendengar ada tambahan korban lainnya, namun hingga kini baru sebatas informasi, karena belum ada BAP. Menurut dia, jumlah korban yang sudah menjalani BAP kepolisian sebanyak empat anak yang seluruhnya masih berusia di bawah umur.
“Keempatnya ini dicabuli, dan disetubuhi satu (anak). Yang tiga, dicium, dipangku, dan diraba alat vitalnya,” ujar dia.
Satreskrim Polresta Sleman kini telah menetapkan K sebagai tersangka dalam kasus tersebut dan telah menahannya. Meski hingga kini tersangka belum mengakui perbuatannya, pihak kepolisian berpegang pada alat bukti yang ada, sehingga ia tetap ditahan. Penahanan dilakukan terhitung
TERLALU BANYAK mulai 20 April 2023.
Seorang guru mengaji di Gamping, Sleman, jadi tersangka kasus dugaan pelecehan seksual kepada sejumlah santriwatinya.
Semula dilaporkan ada empat anak yang menjadi korban, namun belakangan jumlahnya bertambah menjadi 11 anak.
Satu di antara korban telah disetubuhi oleh pelaku di rumahnya.
“Jadi, untuk tersangka sudah kami lakukan penahanan. Itu terhitung mulai Kamis malam, tanggal 20 April hingga sekarang,” ujar Safiudin.
Diancam
Diketahui, dugaan kasus pencabulan terhadap para santriwati ini terungkap pada Januari 2023 lalu, ketika salah satu korban enggan mengaji lagi di tempat tersangka. Saat pihak keluarga menanyakan alasannya, korban justru menangis kemudian menceritakan semua peristiwa yang dialaminya. Pihak keluarga yang anaknya menjadi korban pencabulan itu lalu melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Gamping pada 12 Januari 2023. (rif)
Pameran Lukisan Bumi Sriwedari, Keprihatinan Herjaka HS atas Kerusakan Bumi
YOGYA, TRIBUN - Seniman Herjaka HS bakal menggelar pameran lukisan bertajuk
Bumi Sriwedari pada 2-9 Mei mendatang di Bentara Budaya Yogyakarta. Ia akan menceritakan kegelisahan dan keprihatinannya akan kerusakan bumi dalam karyanya di pameran itu.
“Sriwedari kan ada di cerita pewayangan juga. Ada taman namanya Sriwedari, tapi tidak semua taman namanya Sriwedari. Kalau dikupas maknanya, sri itu artinya cahaya, sinar yang indah. Sementara wedari itu yang diwedarkan, diwujudkan. Taman Sriwedari artinya taman yang bersinar indah, memesona.
Ada keprihatinan dibalik itu. Bumi yang seharusnya indah, kini dirusak, mengalami kerusakan. Artinya kan sudah tidak Sriwedari lagi,” katanya dalam podcast budaya, Jumat (28/4).
Dalam lukisannya, ia lebih banyak mengangkat kerusakan bumi. Seperti tokoh Sukrasana yang akhirnya mati, ia menyebut, untuk menjaga bumi tidak bisa hanya berjuang sendiri. Perlu kerja sama yang solid, dan hal itu dimulai dari diri sendiri.
Ia menceritakan ada karyanya yang berjudul Togog PHP. Togog merupkan abdi setia, sayangnya raja yang diikuti berkelakuan tidak baik dan sulit dinasihati. Dalam lukisan tersebut, ia melukiskan seorang kaya raya menaiki pedati yang berisi kelapa sawit. “Kenapa kemudian Togog PHP, karena akhirnya tidak ada minyak meski di kebun kelapa sawit. Seperti kondisi Maret 2022 lalu ada kelangkaan minyak,”ujarnya. Berbeda cerita dengan lukisan berjudul Berkah Kyai Petruk yang bercerita tentang kesuburan setelah Gunung Merapi mengeluarkan lahar. Semua lukisannya memang mengambil tokoh pewayangan. Menurut dia, tokoh pewayangan memiliki nilai filosofi yang relevan hingga kini, meski sudah ada ratusan tahun lalu. Kurator Pameran Bumi Sriwedari, Karen Hardini mengungkapkan Herjaka HS merupakan sosok seniman sejati baginya. Sebab, Herjaka telah hampir empat dekade konsisten melukis wayang. Tidak hanya melukis, Herjaka juga membaca serat dan melantun kidung macapat. Karen menyebut Herjaka juga berlaku seperti arsiparis. Sebab karya-karyanya terarsip dengan baik, bahkan memiliki nomor punggung. Kekaguman itu kemudian ia tuangkan dalam tesisnya yang berjudul Religiusitas dan Ekologi Sosial Budaya Dalam Karya-karya Seni Lukis Wayang Herjaka HS. (maw/ord) gainya. Kalau masyarakat kan tidak punya. Itu analisis sementara kita seperti itu, karena daya beli masyarakat turun. Ya, berwisata mungkin yang deket-deket dan tidak mempunyai cost yang tinggi,” sambungnya. Kendati demikian, PHRI DIY enggan menyalahkan pihak manapun terkait hal ini. Ia mengajak semua sektor untuk mengevaluasi ke depan agar sektor perekonomian dapat kembali bergerak secara maksimal.
Disampaikan Deddy, ada multiplier effect yang besar jika kondisi ini tak ditangani dengan baik. Tak hanya kepada hotel dan restoran saja tetapi bisa kepada UMKM, transportasi tradisional hingga sumber daya manusia di dalamnya. “Sementara seperti kesimpulan kita, kita masih mengandalkan pemerintah yang punya uang untuk bisa memicu perekonomian, karena mereka yang masih punya uang dan masyarakat masih prihatin,” pungkasnya. (hda)
Diduga Terseret Ombak, Kakak Beradik
Tewas di Pantai Parangrucuk Gunungkidul
GUNUNGKIDUL, TRIBUN - Toni
Hidayat (29) dan Aris Setiatmoko (20) dilaporkan hilang di Tebing Pantai Parangrucuk, Saptosari, Gunungkidul, Kamis (27/4). Kakak beradik itu kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Jumat (28/4).
Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Surisdiyanto mengatakan hilangnya dua orang ini berawal dari laporan warga. Operasi pencarian pun langsung dilakukan sejak Kamis malam. Sebanyak 60 personel diterjunkan, meliputi anggota SAR, kepolisian, dan warga.
Pada Jumat sekitar pukul 06.45 WIB, Aris Setiatmoko ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Menurut Suris, jasadnya ditemukan tak jauh dari lokasi dilaporkan hilang. “Jasadnya ditemukan mengapung di sekitar lokasi,” ungkapnya. Jasad Aris dievakuasi menggunakan jetski dan kapal nelayan. Suris mengatakan jasadnya langsung dibawa ke RSUD Wonosari untuk pe- meriksaan lebih lanjut. Adapun Toni ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar pukul 15.30 WIB, jasadnya mengapung sekitar 300 meter dari lokasi kejadian. Setelah dievakuasi menggunakan kapal nelayan, jasad korban langsung dibawa ke RSUD Wonosari. Kejadian ini pertama kali dilaporkan hilang oleh warga setempat, seusai mendapati sepeda motor beserta sejumlah barang di lokasi kejadian. Kapolsek Saptosari, AKP Kusnan Priyono mengatakan barang-barang korban yang ditemukan meliputi dua sweater, dua helm, tiga ponsel, dan dua dompet. “Identitas para korban diketahui dari dompet tersebut,” jelas Kusnan. Kedua korban diduga sudah berada di lokasi sejak siang hari, untuk bermain di pantai. Hal itu diperkuat dengan keterangan dari pihak keluarga, lantaran korban sempat pamit. Selain itu, di dalam salah satu ponsel terdapat rekaman video saat mereka bermain air di pantai.
“Ada dua rekaman, salah satu- nya rekaman saat keduanya terseret arus ombak,” ungkapnya.
Di hari yang sama, Jumat kemarin, personel SAR mengevakuasi jasad wisatawan asal Subang, Jawa Barat, FA (14), yang hilang setelah terseret ombak di Pantai Parangtritis pada Rabu (28/4). Jasadnya bisa ditemukan setelah personel SAR melakukan penyisiran darat.
“Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry.
Tim SAR melakukan patroli sisir pantai, dari Pantai Cemoro Sewu ke arah Pantai Widuri. Sesampainya di Pantai Widuri, personel SAR melihat mayat yang mengapung di air, lalu menepikannya. Pihak keluarga turut hadir saat proses identifikasi oleh tim Inafis dan tim medis dari Rumah Sakit Bhayangkara.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah III Parangtritis Arief Nugraha, mengatakan tubuh korban ditemukan cukup jauh dari titik korban hilang terseret ombak. (alx/nto)
Warga Kulon Progo Keluhkan Aliran
Air PDAM Tersendat Saat Lebaran
KULON PROGO, TRIBUNOmbudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY menindaklanjuti keluhan masyarakat di Kulon Progo atas tersendatnya aliran air yang disuplai oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Binangun belakangan ini. ORI juga melakukan inspeksi ke empat wilayah terdampak.
“Kemarin kita mendapatkan laporan dari masyarakat terkait matinya aliran air PDAM di sejumlah daerah sebelum Lebaran atau 19 April 2023 sampai saat ini. Sehingga, hari ini kami mendatangi masyarakat (yang terdampak) untuk melihat kondisi secara langsung,” kata Muhson Andika Jaya, Kepala Keasistenan Pemeriksaan Laporan ORI DIY saat dihubungi, Jumat (28/4).
Disebutkan Muhson, ada empat pedukuhan di Kapanewon Pengasih yang terdampak persoalan ini, meliputi Kalipetir Lor, Kalipetir Kidul, Kalisoka, dan Cumethuk. Selain mendatangi warga terdampak, ORI DIY juga mendatangi kantor Perumda Air Minum Tirta Binangun. Terpisah, Direktur Perumda Air Minum Tirta Binangun, Jumantoro memohon maaf dan mengakui beberapa wilayah di Kulon Progo mengalami gangguan aliran air minum. “Sebetulnya tidak semua pelanggan yang komplain. Yang pa- ling terganggu aliran airnya di wilayah Kalipetir atas, Jrangking atas, dan Kaligintung atas,” ucapnya. Disampaikan, tersendatnya aliran air disebabkan karena konsumsi pelanggan pada saat H-1 hingga H+3 Lebaran sangat tinggi. Ia mengeklaim bahwa suplai air yang bersumber dari Waduk Sermo tidak ada hambatan. Ia menyebut kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi bagi pihaknya. (scp)
Suhu Panas Sempat Sentuh 33 Derajat Celsius
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi DI Yogyakarta, mencatat pengamatan suhu maksimum dalam beberapa hari terakhir berkisar antara 32-33 derajat celsius. Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi DI Yogyakarta, Etik Setyaningrum, mengatakan bahwa suhu tersebut masih dalam batas normal. “Sampai dengan akhir April 2023, sebagian wilayah DIY masih dalam masa-masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau dan diprakira- kan umumnya wilayah DIY memasuki musim kemarau pada dasarian I Mei 2023,” jelasnya, Jumat (28/4). Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer terkini, Monsun Australia mulai mendominasi wilayah Indonesia selatan ekuator. Anomali suhu muka laut perairan Indonesia ( sea surface temperature/SST ) didominasi kondisi normal, kondisi enso netral. Fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada pada kondisi netral. Dengan mulai mendominasinya Monsun Australia, lanjutnya, umumnya bersi- fat kering dan kelembapan udara berkurang, cuaca cenderung cerah, dan kurangnya tutupan awan, menyebabkan intensitas matahari optimal diterima permukaan, sehingga suhu cukup panas. “Suhu panas yang yang terjadi merupakan fenomena wajar di bulan April dan Mei karena secara normal pada bulan-bulan ini terjadi peningkatan suhu maksimum harian yang dipengaruhi oleh gerak semu matahari, sebuah siklus yang biasa dan terjadi tiap tahun,” tutup Etik. (nei)