Guide Your Travel Time Desember 2013 - Januari 2014
Menanti Pergantian Tahun Di Tanah Makkah
Monolog Inggit; Kesetiaan Ibu, Isteri, Dan Sahabat Bagi Soekarno
Menjemput Senja Di Pantai Greweng
Editor’s Note
Guide Your Travel Time
Desember 2013 - Januari 2014
Cover Lokasi : Makkah Royal Clock Tower
Menjemput Senja Di Pantai Greweng
Monolog Inggit; Kesetiaan Ibu, Isteri, Dan Sahabat Bagi Soekarno
Photo : Lily S.
Wendy Stiawan (Yogyakarta Correspondent)
Menanti Pergantian tahun Di Tanah Makkah
Tidak terasa beberapa minggu lagi kita akan meninggalkan tahun 2013, dan siap menyambut tahun baru 2014. Tentunya pembaca setia Tourism Watch Magazine (TWM) sudah menyiapkan agenda akan merayakan pesta akhir tahun. 6 Kota yang paling banyak dijadikan tempat merayakan malam tahun baru diantaranya, Bali, Lombok, Jakarta, Medan, Bandung, dan Makassar. Kota tersebut dipilih karena tidak hanya kesiapan akomodasi dan transportasi saja, juga menawarkan keindahan alam serta ragam kuliner yang lezat dan sedap di lidah. Tapi kali ini pilihan TWM mengajak pembaca yang muslim untuk merayakan tahun baru di tanah Arab, tepatnya di Mekkah. Selain beribadah mendekatkan diri pada sang pencipta, Allah, pastinya tidak lepas dari yang namanya jalan-jalan atau berwisata. Banyak tempat wisata rohani yang dapat dijumpai di Mekkah, seperti Gua Hira – Jabal Nur, Jam Raksasa, Gua Tsur – Jabal Tsur, Gunung Uhud, maupun Jabal Rahmah. Selain mengulas Destination ke tanah Mekkah, TWM juga menulis beberapa catatan perjalanan seperti keindahan Pantai Greweng yang masih “perawan”, Kirab Pernikahan Putri Sultan Yogyakarta, Laguna Gayau serta rubrik-rubrik lain yang patut dibaca tuntas. Selamat membaca & tetaplah berwisata
PT. AURORA SEJAHTERA
Dilarang keras meng-kopi atau mengambil data isi tulisan dan foto-foto dari Tourism Watch Magazine, tanpa izin dari pihak penerbit.
Redaksi Tourism Watch Magazine menerima naskah jalan-jalan disertai foto-foto, atau memberikan saran dan ingin mendapatkan majalah secara rutin, silahkan email: tourismwatch.magazine@gmail.com
Hal. 2
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
ReaderLetters Bagaimana Cara Mendapatkan Rutin Majalah Tourism Watch Saya membaca majalah Tourism Watch di salah satu hotel di Jakarta Pusat, dengan judul cover Menabuh Asa Bertemu Dengan Dolphin. Saya tertarik dengan isi majalah, bagaimana cara untuk mendapatkan secara rutin majalah Tourism Watch?. Jeffry Tampi – Manado >> Terima kasih telah menyukai rubrik Tourism Watch, kami akan mengirimkan majalah ke alamat yang bapak cantumkan.
Dear Tourism Watch, Dalam setiap kunjungan kerja, saya tidak pernah alpa untuk menyempatkan jalan-jalan ke obyek wisata. Ketika membaca rubrk Country Chocolate in Bohol, saya langsung me-list Januari tahun depan akan ke pulau di negara Philipina itu. Agus Sulistyo – Jakarta >> Senang sekali ulasan rubrik kami bisa menjadi referensi saudara. Selamat berjalan-jalan dan menjelajah keindahaan wisata tanah air yang tidak kalah menarik.
Dear redaksi majalah Tourism Watch, Saat saya membaca majalah wisata ini, khususnya edisi Oktober-November, saya tergelitik dan tertarik dengan salah satu atikel tulisan yang membahas perihal minimnya pohon-pohon di Kota Jakarta. Sepertinya redaksi paham suara masyarakat Jakarta yang ‘haus’ akan ruang hijau. Salut untuk redaksi Tourism Watch. Fenty Wiroatmadja – Jakarta >> Terima kasih sudah menyukai isi dari Tourism Watch Magazine (TWM), ulasan tersebut sengaja kami tulis terkait dalam rangka hari pohon yang jatuh pada, 21 November lalu.
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 3
Contents
Perempuan Penggerak Wisata
16-18
Mereka tumbuh menjadi ‘perkasa’ entah oleh himpitan ekonomi maupun sosial budaya. Apa pun profesinya, mereka lakoni dengan legowo. Selama tidak menjadi aib keluarga, ia tetap berjuang. Pada rubrik Camera Lens kali ini, kami memotret beberapa sosok ibu sekaligus perempuan hebat bagi di Indonesia.
Monolog Inggit; Kesetiaan Ibu, Isteri, Dan Sahabat Bagi Soekarno Happy Salma tampil begitu sempurna memerankan sosok Inggit Ganarsih sebagai ibu, kekasih sekaligus sahabat, bagi Soekarno—yang saat itu diprediksi bakal menjadi seorang pemimpin besar di negeri Indonesia. Inggit selain memerankan seorang ibu sekaligus isteri aktivis, Ia pun harus berkorban harta benda, waktu, dan jiwa demi perjuangan suaminya. Semua dilakoni secara ikhlas dan tanpa pamrih.
19-23
Menjemput Senja Di Pantai Greweng
27-33
Kontur jalan menuju Pantai Greweng berupa tanah dan batu karang. Di kanan-kiri banyak batuan karang yang bentuknya artistik. Pantai Greweng di apit dua bukit yang tidak begitu besar. Di tengahnya terdapat batu karang. Ketiganya tampak indah karena ketika matahari tenggelam, terlihat seakan-akan bersembunyi di balik bukit tersebut. Pantai ini juga terdiri dari pasir putih yang bersih.
Laguna Gayau, “Kolam Renang” Alam Di Balik Bukit Teluk Kiluan Perjalanan dramatis dan menguras energi sudah kami lewati. Begitu tiba di Laguna Gayau, terkagum akan pemandangan yang ada didepan mata. Sungguh memesona!!..Sebuah kolam raksasa dan berukuran panjang dengan air yang jernih begitu menggoda untuk terjun kedekapannya.
Hal. 4
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
34-38
Contents
Sentilan Lakon "Wuku Sunsang" Akan Kondisi Sosial Saat Ini
24-26
Para pemimpin dan konstituen pemerintahan, berani melanggar sumpah mereka kepada masyarakat. Sehingga yang terjadi banyak pejabat yang korup dan tergoda oleh perempuan cantik di luar sana. Banyak pejabat tertangkap oleh KPK oleh perkara, yaitu korupsi dan wanita. Ki Slamet Gendono menggambarkan fenomena tersebut melalui para penari latarnya.
Kirab Royal Wedding Keraton Yogyakarta Hari Rabu, 23 Oktober 2013, sepanjang jalan mulai dari pintu masuk Keraton Yogyakarta sampai Kepatihan dihiasi dengan janur yang dirangkai indah. Janur-janur tersebut untuk menyambut pernikahan Putri Sultan Hamengkubuwono X. Meskipun tidak dapat hadir dalam Royal Wedding, sebagian masyarakat Yogya tidak mau ketinggalan. Sebagai bentuk apresiasi atas terlaksananya pernikahan Putri Sultan, diadadakan pertunjukan kesenian secara gratis. Pesta rakyat ini mengambil lokasi di pelataran Monumen Serangan Umum 1 Maret.
40-44
Bisnis Batik Sasirangan Keluar “Kandang�
48-49
Dalam perkembangan selanjutnya, keberadaan bisnis Batik Sasirangan ini pun cukup menggembirakan. Sebab, para perajin di Kampung Sasirangan ini sudah menjual produknya ke berbagai daerah di Indonesia. Bahkan hingga ke mancanegara, seperti Eropa, Asia dan Australia.
Merayakan Tahun Baru Di Tanah Makkah Kota kelahiran Nabi Muhammad, Makkah, tidak pernah sepi akan kehadiran umat muslim yang datang dari seluruh penjuru dunia. Tidak hanya di bulan puasa ramadhan dan haji saja, hampir setiap hari, bulan, dan tahun kota ini selalu dipenuhi umat muslim. Umroh sembari menghabiskan malam pergantian tahun di Makkah, adalah kenikmatan dan kebahagiaan yang tidak bisa terkatakan. Selain beribadah, juga mendapat bonus yakni melihat langsung saksi sejarah Islam.
59-65
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 5
Advertorial
Brand Baru PHR, Ara Hotel Gading Serpong Tampil Chic And Style
Tanggal, 1 November 2013, tidak saja merupakan hari bersejarah dan momen bahagia bagi manajemen dan karyawan Parador Hotels & Resorts (PHR). Tepat di hari Jumat tersebut ,selain menggelar dan merayakan pesta ulang tahun Atria Hotel & Conference Gading Serpong (AHCGS) yang genap berusia 3 tahun, juga diresmikan brand baru dari grup PHR. Berlabel bintang 3, Ara Hotel Gading Serpong hadir dengan konsep dengan desain Chic & Trendy. Bangunan hotel menjulang tinggi tersebut berada dalam satu komplek yang terintegrasi dengan Paramount Skyline. Berlokasi dipusat distrik Gading Serpong - Tangerang Selatan, menjadikan Ara Hotel Gading Serpong pilihan tepat untuk menginap, mengadakan rapat, seminar, serta menggelar pesta pernikahan. Kesan ramah, trendi, dan nyaman dapat dirasakan ketika memasuki lobi hotel. Begitupun saat berada di dalam kamar, Anda akan langsung merasakan suasana yang nyaman dan trendi. Dekorasi kamar yang simpel dan paduan warna krem dan putih memberi atmosfir hangat dan bersih. Ara Hotel Gading Serpong memiliki 136 kamar dengan luas 23 sqm serta dilengkapi balcon. Dan setiap kamar disediakan TV flat dengan berbagai pilihan saluran, safety deposit box, meja untuk menulis, sofa, minibar, telepon, fasilitas pembuat kopi dan teh, sandal, AC, pengering rambut, shower dan perlengkapan kamar mandi penuh. Hotel ini sangat memahami kebutuhan kerja para tamu, khususnya dalam perkembangan teknologi dan internet. Ini dibuktikan disediakannya koneksi Wi-Fi gratis dengan kecepatan hingga 7 Mbps yang dapat diakses dalam kamar dan area umum. Untuk Anda yang hobi menyantap kuliner bisa mencicipi dan menikmati aneka ragam makanan dan minuman di Yugo. RestoranYugo terinspirasi dari gaya hidup perkotaan yang dinamis, hal tersebut bisa dilihat dari kuliner yang disajikan dalam twist berwarna-warni. Hotel tersebut juga difasilitasi sarana rekreasi berupa kolam renang lagoon, water park, area olahraga, dan spa. Dengan lokasi yang strategis dekat pusat perbelanjaan, lapangan golf, dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Ara Hotel Gading Serpong akan menjadi incaran para tamu untuk mengadakan bisnis atau tempat berlibur bersama keluarga.
Hal. 6
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Calendar Event
Perayaan Sekaten 1 Desember 2012 – 24 Januari 2014 Alun – Alun Utara, Yogyakarta Sekaten rutin digelar saban tahun bersamaan dengan datangnya peringatan kelahiran Nabi Muhammad. Nama sekaten berasal dari kata “syahadatain” yang berarti dua kalimat syahadat. Sekaten yang selalu dipusatkan di alun-alun Yogyakarta. Sekaten Jogja/Yogyakarta adalah tradisi kuno yang awal mulanya dikonsepkan oleh Sunan Kalijaga. Dari pengenalan Islam menuju syiar Islam yang dikemas dalam pasar malam berbalut tradisi kerajaan Jawa.
Wayang Hiphop 8 Desember 2013, 15:00 WIB Grand Indonesia – West Mall Lt. 8, Jakarta Wayang Hiphop adalah, sebuah pertunjukan seni dengan iringan musik hip hop yang dimainkan oleh seorang DJ. Perpaduan wayang dan musik hip hop dengan lirik-lirik Jawa ini mengacu pada pola garap campuran antara seni tradisi dan kekinian. Dalam pementasannya wayang mencipta dan menggunakan lagu-lagu hip hop dipadu dengan pola-pola pewayangan. Dengan bahasa campuran Indonesia – Jawa sederhana yang dikemas secara jenaka. Menjadikan wayang hip hop dapat dinikmati oleh semua kalangan tanpa harus kehilangan unsure-unsur tradisi.
Bregg Festival (Festival Sarapan) 8 Desember 2013 Anjungan pantai Losari Pemerintah kota Makassar didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menggelar kegiatan Bregg Festival pada 8 Desember 2013 di anjungan Pantai Losari. Bregg Festival merupakan acara Sarapan yang akan diisi oleh khasanah kuliner khas negeri Angin Mammiri.
Hari Nusantara 13 Desember 2013 Sulawesi Tengah Hari Nusantara 2013 kembali digelar dengan puncak acara yang akan diselenggarakan di Palu, lawesi Tengah, pada 13 Desember 2013, dengan tema “Setinggi Langit Sedalam Samudera, Potensi Pariwisata dan Kreativitas Nusantara yang Tak Terhingga”. Ada banyak kegiatan diantaranya adalah atraksi wisata, gelar seni budaya, tarian, serta musik dengan tema bahari.
Hal. 8
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Makassar Semi Marathon 8 Desember 2013 Start & Finish Anjungan Pantai Losari Pemerintah kota Makassar didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menggelar event Sport Tourism dengan tajuk Makassar Semi Marathon, yang akan berlangsung pada 8 Deseber 2013, dengan lokasi start dan finish di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. Lomba lari ini akan memperebutkan hadiah total Rp. 424 juta, dengan kategori lomba, 21 KM, 10 KM dan 5 KM.
Bang Ucuy 14 Desember 2013, 15:00 WIB Grand Indonesia – West Mall Lt. 8, Jakarta Sebuah karya terkini, dengan seni Betawi sebagai pijakan yang membingkai dan mewarnai alur untuk mengungkapkan keadaan yang hidup ditemui sehari-hari dalam masyarakat. Untuk hal ini, koreografer mengangkat tema tentang “transgender” yang menetapkan seseoarang yang identitasnya tidak sesuai dengan pengertian konvensional tentang gender laki-laki atau perempuan, melainkan menggabungkan diantara keduanya.
Calendar Event
Indonesia Japan Expo 19 – 22 Desember 2013 Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Indonesia Japan Expo adalah event dalam rangka memperingati hubungan diplomasi antara Indonesia dan Jepang yang genap menginjak usia ke-55 tahun. Annual event ini akan diselenggarakan pada 19 – 22 Desember di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta dan diselenggarakan oleh Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang (PPIJ), dengan agenda pagelaran seni dan budaya, Turnamen Sumo, pameran dll.
Iwel Sastea 21 – 22 Desember 2013, 15:00 WIB Grand Indonesia – West Mall Lt. 8, Jakarta
Pekan Nan Tumpah 24 – 27 Desember 2013 Gedung Utama Taman Budaya Sumbar, Sumatera Barat
Iwel Sastra, dikenal sebagai pelopor Stand Up Comedy Indonesia. Mendeklarasikan diri sebagai Stand Up Comedian tahun 1998. Pada tanggal, 21 – 22 Desember 2013 bersama sejumlah stand up comedian lainnya mendapatkan kesempatan untuk tampil di Galeri Indonesia Kaya untuk mementaskan kepiawaiannya dalam menyambut hari Ibu, dengan mengangkat tema kekayaan ibu pertiwi.
Komunitas seni Nan Tumpah, merupakan kelompok terproduktif berkesenian di Padang, Sumatra Barat. Pekan Nan Tumpah 2013 akan digelar di Taman Budaya Sumatra Barat tanggal 24 – 27 Desember 2013. Adapun yang akan unjuk karya pada acara tersebut adalah, Fiza Dance Company, Teater Wadjah Lubuk Alung, Parewa Dance Company, dan Teater Alam Bengkulu.
Festival Pinggir Kali Serayu 23 Januari - 27 Januari 2014 Banjarnegara, Jawa Tengah Event ini mengangkat eksotika Sungai Serayu yang berlokasi di Kabupaten Banjarnegara. Bertempat di The Pikas Resort. Festival Pinggir Kali Serayu menampilkan berbagai keunikan seni budaya lokal yang disajikan dalam format kontemporer atau masa kini. Kegiatan ini dikemas dalam satu rangkaian yang terdiri dari : Parade Musik Etnik, Sedekah Sungai Serayu, Jelajah Kehidupan Tradisional, dll.
1
Festival Lampion 31 Deaember 2013 Candi Arjuna, Dieng, Jawa Tengah Festival Lampion kembali akan digelar pada tanggal 31 Desember 2013 di Candi Arjuna, Dieng, Jawa Tengah. Dalam festival ini, akan diterbangkan ratusan lampion di atas Candi Arjuna. Lampion tersebut diterbangkan sebagai simbol doa dan harapan agar kehidupan bisa menjadi lebih baik di masa datang.
Festival Arak Tabuik 10 Muharam atau Minggu Pertama Bulan Januari 2014 Nagari Pasa—Pariaman, Sumateran Barat Ritual Tabuik Piaman itu merupakan tradisi rutin masyarakat setempat untuk menyambut Hari Asyura, 10 Muharam 1434 Hijriah. Tradisi Tabuik Piaman itu telah dilakukan nenek moyang mereka secara turun-temurun. Warga percaya, ritual ini mampu menghindarkan mereka dari bencana sekaligus menghadirkan kesejahteraan dalam kehidupannya. Lokasi utama Pesta Tabuik biasanya berada di obyek wisata Pantai Gondoriah, sekitar 65 kilometer arah utara Kota Padang.
Festival Manulude Minggu Pertama di Bulan Januari 2014 Sangihe Talaud, Sulawesi Utara Manulude adalah tradisi Masyarakat Sangihe-Talaud dalam menutup perayaan tahun baru. Masyarakat mempersiapkan kue khusus dan beraneka ragam makanan bagi tamu yang hadir. Music dan tari tradisional digelar sepanjang malam.
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 9
NewsEvent Anantara Seminyak Bali Resort & Spa; Joins The International Coastal Cleanup In September 2013, Anantara Seminyak Bali Resort & Spa together with Bali Hotels Association proudly instigated the International Coastal Cleanup campaign by clearing debris along Seminyak Beach. BHA members were encouraged to participate and be part of the solution to help protect this popular coastal strip. Ocean Conservancy’s International Coastal Cleanup has developed over the past 25 years to become the world’s largest volunteer effort for ocean health. Anantara Seminyak Bali Resort & Spa together with Bali Hotels Association, other surrounding resorts, Rotary Club Seminyak, media representatives and a numbers of local schools gathered at 7AM to clean the beach for one hour. The "Green Army" covered a distance of 4,37 kilometres picking up all kinds of rubbish along the way. Plastic bags, containers, cutlery, cans, cigarettes and household waste as well as abandoned shoes and fishing debris were just some of the 7,565 items collected. The total trash haul ended up weighing in at over 142,6 kilograms. As a Green Globe Certified hotel, Anantara Seminyak Bali Resort & Spa is committed to environmental, social and cultural preservation. Christiane Wasfy, General Manager, commented, “I am personally delighted by Anantara’s green team efforts for the International Coastal Cleanup project. They successfully transformed the image of Seminyak’s coastline, enabling beach lovers to enjoy the pleasure of pristine sands, and more importantly prevented a huge amount of rubbish from polluting the Indian Ocean. Looking to the future, we hope that locals and tourists alike will take note of our achievements and be even more considerate about the items they purchase and how they dispose of their garbage, and even spread the word! Ocean Conservancy wishes to “Start a Sea of Change”, and we wholeheartedly uphold this philosophy, not only for our world’s oceans, but for all environmental concerns.” AXA Mandiri Gandeng Tokone Luncurkan MSP Online Inovasi Asuransi Digital Terbaru PT AXA Mandiri Financial Services (“AXA Mandiri”), bekerjasama dengan Tokone (Website E-Commerce dari Bank Mandiri) meluncurkan Mandiri Secure Plan (MSP) Online melalui Tokone.com. Produk AXA Mandiri yang dijual melalui jalur distribusi digital ini menjadi solusi bagi masyarakat dengan mobilitas tinggi, namun ingin mendapatkan perlindungan yang tepat dengan cara yang nyaman dan fleksibel. Peluncuran produk MSP Online AXA Mandiri awal Desember 2013 ini dihadiri oleh jajaran manajemen Bank Mandiri dan AXA Mandiri di Jakarta. “Kini masyarakat mulai nyaman untuk melakukan transaksi keuangan mereka melalui internet dimana mereka tidak perlu mengunjungi kantor cabang bank namun cukup dengan sentuhan jari atau mouse click,” demikian dikatakan Presiden Direktur AXA Mandiri, Jon Sandham dihadapan sejumlah media hari ini. Melalui kerja sama AXA Mandiri dengan online shopping, nasabah kini terfasilitasi secara mudah untuk mendapatkan perlindungan yang mereka butuhkan. Nasabah hanya perlu mengakses website Tokone, www.tokone.com, untuk mendapatkan perlindungan Asuransi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam kesempatan yang sama, Director of Marketing & Alternate Distribution AXA Mandiri, Handayani mengatakan bahwa perubahan gaya hidup konsumen menjadi inspirasi bagi peluncuran Mandiri Secure Plan melalui Tokone.com. “Dengan perkembangan digital, nasabah menjadi semakin mobile dan menjalankan gaya hidup yang mengutamakan kenyamanan dan fleksibilitas, karenanya dunia Asuransi harus berinovasi dalam produk dan jalur distribusi sehingga dapat menjangkau nasabah yang dekat dengan dunia digital,” tegas Handayani.
PT Vivan Teletama Luncurkan Powerbank Varian Baru Dalam era digital yang serba berkebutuhan gadget, nampaknya kehadiran powerbank sebagai alat penyimpan daya energi sangat dibutuhkan. Sekarang setiap individu pun seolah enggan dianggap tidak up to date atas keberadaannya dan atau tidak mau ketinggalan informasi tentang kondisi sosial yang sedang terjadi detik itu juga. Untuk mengantisipasi kenyataan sosial tersebut, PT Vivan Teletama merilis beberapa produk varian terbaru, mulai dari tipe V-06, IP-F09, IP-S16, IP-S17 dan IP-S20. Masing-masing produk memiliki keunggulan. Kehadiran produk tersebut diharapkan mampu menjawab kebutuhan para pemegang gadget ketika sedang tidak terkoneksi dengan arus listrik secara langsung. Watson Xu, selaku Chief Executive Officer PT Vivan Teletama dalam jumpa pers pada tanggal 17 Oktober lalu di Novotel Gajah Mada, Jakarta mengatakan, dengan dirilisnya produk terbaru Vivan yang terbaru ini, akan menjadi brand yang dapat dipercaya oleh masyarakat Indonesia, seperti brand-brand yang telah diluncurkannya. Pada kesempatan tersebut, Watson Xu kembali menegaskan, bahwa powerbank Vivan unggul dalam segala lini. Selama 4 tahun powerbank Vivan menggunakan Samsung 18650 Cell yang terbukti menjadi yang terbaik di seluruh dunia. Tak hanya itu, powerbank Vivan menggunakan bahan ramah lingkungan, standar yang dilakukannya pun cukup ketat.
Hal. 10
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
NewsEvent
Ulang Tahun Ke-3, Atria Hotel Gading Serpong Gelar Pesta Mewah Dan Raih Banyak Prestasi Diresmikan pada tahun 2010, Atria Hotel & Conference Gading Serpong (AHCGS) genap berusia 3 tahun pada, 1 November 2013. AHCGS mengundang 400 tamu undangan, mulai dari stakeholders dari Paramount Land, corporate, travel agent serta media. Acara yang bertempat di area parkir AHCGS disulap menjadi mewah dengan dekorasi yang elegan. Eat, Share, Love Charity Dinner 2013 Ada banyak pilhan lembaga ataupun organisasi untuk menyalurkan bantuan kepada sesama yang membutuhkan. Dari berbagai macam cara yang biasa dilakukan, tujuannya hanya satu yaitu membantu sesama yang kekurangan. Para generasi muda dari AKPAR NHI jurusan Hotel Management 5B bekerjasama dengan favehotel Braga Bandung mengadakan charity dinner. Acara dengan tema ‘Eat, Share, Love’ diadakan di favehotel Braga Bandung, Jl. Braga no 99 – 101 pada hari Jumat, 13 Desember 2013 pukul 18.00 – 21.00. Eat, Share, Love Charity merupakan malam penggalangan dana bertujuan untuk membantu dan membagi kasih untuk anakanak Panti Asuhan Kesusteran ALMA untuk mendapatkan pendidikan yang layak sehingga kelak dapat membantu mereka untuk mandiri ke depannya. Dengan harga Rp 200.000,- per orang, para peserta berhak menikmati makan malam dengan menu istimewa dan setiap tamu yang hadir akan mendapatkan voucher diskon 50% menginap di favehotel Braga Bandung. Selain makan malam, panitia juga akan menyuguhkan film documenter, live music akustik dan juga lelang kue hasil kreasi mahasiswa/i AKPAR NHI Bandung. Hasil dari malam charity akan disumbangkan ke Panti Asuhan ALMA yang berlokasi di Taman Kopo Indah II Blok III C-1 no 28 – 29 Bandung. Uluran tangan pembaca sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. Untuk pemesanan tiket, hubungi Maya Yunia Sugiarti, 081214226810 atau Michel Atihuta 081802223436 atau email nhicharity2013@gmail.com / bragapr@favehotels.com untuk informasi lebih lanjut.
Tamu undangan dihibur MC Choky Sitohang serta berbagai acara menarik, seperti penampilan Bong Tjandra sang motivator bisnis, Angklung Mang Udjo, band akustik yang menemani menyantap hidangan santap malam. Pada ulang tahun ini, AHCGS memberikan apresiasi kepada para 7 klien yang terbagi dalam “Most Productive Company 2013, Most Productive Travel Agent 2013 dan Best Contribution 2013”. Plakat penghargaan khusus dari AHCGS diserahkan Ricky Theodores selaku Vice President Parador Hotels & Resorts (PHR), manajamen hotel AHCGS. Dalam sambutannya Ricky Theodores memaparkan, “AHCGS merupakan satu hotel yang menandai keberhasilan sebagai hotel bisnis di wilayah Gading Serpong. Hotel pertama dan satu–satunya yang dibangun pada 2010, serta menjadi market leader dan Leading Conference Hotel di area Gading Serpong dan sekitarnya. Suatu hal yang sangat membanggakan yang diraih oleh AHCGS. “ “Pencapaian lainnya adalah AHCGS telah menyelenggarakan 76 pernikahan dari tahun 2011 – 2012. Begitu banyak prestasi dan memori yang diukir oleh AHCGS. Semoga di tahun ke depannya dan tepat diusia ke-3, AHCGS tetap menjadi market leader di bidangnya serta tidak hanya mampu memuaskan para klien dengan pelayanan dan inovasi, namun juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar dengan kegiatan CSR. ” lanjut Ricky Edi Sindoro selaku CEO bersama Elizabeth Sindoro selaku Presiden Komisaris Paramount Land memukul gendang Jepang sebagai tanda bahwa AHGS resmi di soft-launching serta ditandai dengan penerbangan 9 balon udara terbesar di Gading Serpong yang berlokasi pada samping tenda.
Ekspansi Bisnis Parador Hotels & Resots (PHR) Di 2013 Sukses dengan peluncuran dan berjalannya 4 hotel yang beroperasi sejak 12 Desember 2012, saat ini Parador Hotels & Resorts (PHR) memperluas bisnis dengan menambah dua properti di Malang - Jawa Timur dan Tangerang - Banten, yakni Atria Hotel & Conference Malang sebagai hotel bintang empat dan Ara Hotel Gading Serpong sebagai bintang tiganya. Perluasan bisnis ini menjadikan PHR sebagai salah satu grup hotel di Indonesia dengan total enam properti dan total 896 kamar yang telah beroperasi. Atria Hotel & Conference Malang yang beroperasi sejak, 1 Oktober 2013, dengan fasilitas lengkap dan dapat mengakomodir kebutuhan untuk menghabiskan waktu luang maupun untuk para pelancong bisnis. Sebagai properti kelima di bawah naungan manajemen perhotelan PHR dengan konsep pelayanan ‘Warmth & Comfort’, Atria Hotel & Conference Malang dengan cepat menjadi ‘The Most Anticipated Conference Hotel in Malang’. Fase minggu pertama sejak beroperasi, okupansi kamar dan ruang pertemuan berhasil mencapai 90%. Hotel ini memiliki ballroom dengan luas 1.000 meter persegi dan dapat mengakomodir hingga 1.500 orang. Selain itu juga sudah dilengkapi dengan 6 ruang serba guna. Terdapat 175 jenis kamar yang terbagi dalam tiga kategori: deluxe, executive, dan suite. Fasilitas lain yakni koneksi Wi-Fi berkecepatan tinggi di seluruh area, restoran Canting, Coban Lounge & Bar, Tavern & Grill, pusat kebugaran, perawatan spa tradisional, dan kolam renang dengan pemandangan menghadap Gunung Arjuna.
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 11
NewsEvent Vasanti Seminyak Resort Managed by TOPOTELS New Modern Resort in Seminyak Vasanti Seminyak Resort Managed by TOPOTELS has celebrated its glamorous Grand Opening on Friday, 18th October 2013. Celebrated over looking the beautiful view of Petitenget Beach at The Resort’s Rooftop Sunset Lounge, the event was attended by TOPOTELS Co-founder and Managing Director Mr. Ren Tobing, Miss Indonesia 2013 Vania Larisa, the owner of the luxurious resort Mr. Danie Sugianto, and the resort’s General Manager Mr. Goya Mahmud, the event was a huge milestone for the hotel, which was highlighted with stone inscription by Mr. Ruhut Poltak Sitompul. The star-studded event was hosted by some of the country’s socialites and celebrities such as Tora Soediro, Mieke Amalia, Nadia Mulya, Sarah Judith, Nadine Chandrawinata, Moreno Soeprapto and Jay Subyakto to name a few. “We are all thrilled to open our beautiful resort to our guests who wish to enjoy the beautiful Bali in our Indonesian contemporary style rooms for a true innovative modern life,” says General Manager Goya Mahmoud. The resort offers guest a luxurious relaxing experience in the heart of Seminyak – Bali. All the 121 spaciously lavish guests rooms are equipped with 42’ LCD television, en-suite bathrooms, iPod Dock & sound systems, with decorative wall featuring traditional batik panels, free high speed Wi-Fi internet and private balcony. The resort provides the ultimate relaxation within the area. The design reflects a true Indonesian culture and incorporates the sophistication andelegance of the modern lifestyle.
Mengangkat Event Berwawasan Kearifan Lokal Dalam diskusi Pembekalan Orientasi dan Outbond Peningkatan Pemahaman Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bagi Jurnalis dengan tema “Prespektif Ekonomi Kreatif sebagai Penggerak Inovasi anak Bangsa” pada tanggal 18 Oktober 2013 di Museum Nasional, Jakarta. Pemerintah, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sedang membahas suatu aturan, agar berbagai event dan festival di daerah mengutamakan kearifan budaya lokal. Ukus Kuwsara selaku Sekertaris Jenderal Kemenparekraf didampingi Noviendi Makalam selaku Pusat Komunikasi Publik Kemenparekraf menegaskan, pihaknya sedang menyusun aturan main bagi daerah yang akan membuat suatu event maupun festival dengan kesan asal-asalan atau seperti asal jadi. Perlu diakui, banyak diberbagai daerah yang membuat event terkesan copy paste atau meniru suatu kegiatan yang telah sukses. Bedanya, mereka hanya menambahkan ciri tertentu yang menjadi produk daerahnya. Namun tidak banyak daerah yang mampu mengkonsep suatu acara yang memiliki karakter daerah seperti halnya Jember Fashion Carnaval, atau Tour de Singkarak. “Banyak kegiatan daerah memang terkesan copy paste. Tapi dengan keragaman seni dan budaya yang dimiliki daerah sebenarnya sudah cukup bagus untuk menunjukan kekayaan Indonesia. Pada sisi lain, memang diperlukan juga kreativitas agar memiliki identitas daerah itu sendiri,” ungkap Ukus Kuswara.
9th International Ecotourism Business Forum Linking Ecotourism and Wildlife Conservation Kampanye perubahan iklim ikut berkontribusi dalam merubah paradigma berwisata setiap orang. Ketertarikan wisatawan pada produk wisata turut berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan serta yang memungkinkan interaksi dan kontribusi langsung terhadap perekonomian masyarakat sekitar daya tarik semakin tinggi. Melalui Direktorat MICE dan Minat Khusus, Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerjasama dengan Indonesia Ecotourism Network (Indecon) menggelar International Ecotourism Business Forum (IEBF) yang ke-9, tanggal 26–29 September 2103, di Swiss-belHotel Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Esthy Reko Astuti, Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf mengatakan, komitmen Kemenparekraf dalam pengembangan ekowisata sangat kuat dan jelas. Sebab, ekowisata adalah salah satu wisata minat khusus yang berpotensi pasar sangat besar. “Taman Nasional Tanjung Putting adalah salah satu destinasi minat khusus yang sangat menarik. Dan, telah menjadi desinasi menarik bagi wisatawan asing setiap bulannya,” ungkap Esthy. Sementara itu, Rizky Handayani, Direktur MICE dan Minat Khusus mengatakan, untuk IEBF tahun ini sedikitnya diikuti oleh 14 buyer, diantaranya adalah, Belanda, Australia, Perancis, Korea Selatan, Thailand, Kamboja, Singapura, serta biro perjalanan cruise yang berbasis di Bali. Sedangkan untuk seller ekowisata diikuti oleh, Sulawesi, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Lombok, Flores dan Riau. Lokot Ahmad Enda, Direktur Perancangan Destinasi dan Investasi menjelaskan, oleh karena pariwisata tidak dapat berjalan sendiri, untuk itu forum bisnis ini pun melibatkan empat lembaga yang saling bersinergi, yakni Direktorat MICE dan Minat Khusus, Perancangan Destinasi dan Investasi, Indecon, serta Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat. “Dengan adanya forum bisnis ini, diharapkan jumlah kunjungan wisata semakin meningkat dan destinasi Tanjung Putting semakin dikenal di dunia internasional.
Hal. 12
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
CameraLens 1
"The Mask of United Colours" 2
J
am baru saja menunjukan pukul 8:00 WIB. Namun, lapangan yang berada di kantor bupati Lampung Selatan sudah dipadati pengunjung berbagai daerah dari Lampung. Padahal, puncak penyelenggaraan Festival Krakatau baru digelar pukul 10:00 WIB. Umbul-umbul dan peserta kirab karnaval terlihat santai, menunggu ‘ritual’ urutan sambutan Festival Krakatau XXIII selesai dibacakan oleh pejabat setempat. Entah mengapa, setelah beberapa tahun penyelenggaraan Festival Krakatau selalu diselenggarakan di Bandar Lampung sebagai Ibu Kota Provinsi Lampung, namun pada penyelenggaraan Festival Krakatau XXIII diselenggarakan di Kota Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Semoga ini menjadi pertanda sekaligus
regulasi yang baik bagi pemerintah Provinsi Lampung, dalam menempatkan suatu daerah untuk menjadi tuan rumah
(1) Peserta karnaval menggunakan topi khas Lampung (2) Topeng Ireng Khas Lampung menjadi pembeda pada Festival Krakatau ke XIII
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 13
CameraLens Tampilan Peserta Karnaval Festival Krakatau XXIII, konsep sama dengan Jember Fashion Carnaval
penyelenggaraan Festival Krakatau. Sebab, bagaimanapun juga, jika penyelenggaraan Festival Krakatau diselenggarakan di tempat yang berbeda itu artinya kesempatan emas bagi daerah tersebut untuk memperkenalkan potensi wisata, seni dan budaya daerahnya. Begitupun halnya dengan penyelenggaraan Festival Krakatau yang digelar di Kota Kalianda, Lampung Selatan. Antusiasme tampak begitu membuncah dari penduduk setempat. Bahkan, sebagian masyarakat dari ujung pesisir Kota Kalianda dan Kecamatan paling jauh pun rela datang untuk melihat hajatan seni dan budaya terbesar di Provinsi Lampung itu. Klimaks dari penyelenggaraan Festival Krakatau yang diselenggarakan pun semakin sempurna dengan hadirnya utusan dari beberapa daerah kabupaten dan kota yang ditandai dengan mengirimkan para delegasi dalam bentuk karnaval seni. Memang terkesan sedikit berbeda dengan penyelenggaraan Festival Krakatau tahun ini, dibandingkan dengan sebelumnya. Selama perhelatan karnaval seni dan budaya Festival Krakatau sedikitpun tiada cela. Seluruh peserta pawai karnaval menjalankan tugas sesuai urutan dan arahan yang telah ditentukan. Bahkan, setiap peserta karnaval mendapat applause yang luar biasa dari para pengunjung. Ihwal tema Festival Krakatau XXIII "The Mask of United Colours" telah cukup terwakili pada kirab karnaval tersebut. Harusnya Lebih Kreatif Mengusung Konsep Tak ubahnya pawai karnaval maupun festival seni dan budaya daerah lain, Provinsi Lampung pun belum berhasil menemukan sesuatu konsep maupun kemasan yang berbeda dari beberapa daerah lain. Tema dan konsep "The Mask of United Colours" tak ubahnya perhelatan karnaval lain seperti Jember Fashion Canaval, Solo Batik Carnival, atau Banyuwangi Batik Ethno Carnaval. Seluruh aksen, serta konsep tak jauh berbeda dengan event-event asal Pulau Jawa tersebut. Yang membedakan hanya corak batik dan ikon dari Provinsi Lampung. Padahal, provinsi ini memiliki karakteristik yang unik dan bisa menjadi pembeda dengan daerah lain. Topeng Ireng misalnya. Meski bukan satu-satunya daerah yang memiliki seni Topeng Ireng, akan tetapi akan menjadi sesuatu yang khas dan
Hal. 14
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
CameraLens 1
berkarakter untuk mengusung konsep "The Mask of United Colours" pada kegiatan besar tersebut. Toh menurut catatan sejarah, belum diketahui kapan pertama kali seni Topeng Ireng ditampilkan. Apalagi dipentaskan secara kolosal dalam suatu acara besar. Seperti hal dalam pawai karnaval tersebut. Beberapa peserta Topeng Ireng yang berasal dari daerah lain terkesan kalah mentereng dengan peserta karnaval yang mengadopsi konsep Jember Fashion Carnaval, Solo Batik Carnival dan Banyuwangi Ethno Carnival, yang hanya dipertegas dengan corak batik, serta sulam usus yang merupakan ikon dari Provinsi Lampung. Ternyata, keberagaman seni dan budaya yang memiliki kearifan lokal nampaknya belum berhasil ditemukan pemerintah Provinsi Lampung untuk menjadi sebuah ikon pendukung dari perhelatan Festival Krakatau. Konsep karnaval pada Festival Krakatau XIII masih terbawa arus nama besar Jember Fashion Carnaval yang berasal dari Jember dan telah menjadi agenda fashion terbesar di dunia itu.
2
(1) Peserta fashion carnaval menampilkan Sulaman Usus & batik khas Provinsi Lampung (2) Gajah dari Way Kambas memainkan Hulahop pada Festival Krakatau XIII
(Teks& foto. Fatoer Doang)
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 15
CameraLens
1
Perempuan Penggerak Wisata Hal. 16
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
CameraLens Kiprah seorang ibu, sejak dulu kala, ternyata mampu memberikan warna terhadap perkembangan pariwisata tanah air. Mereka tumbuh menjadi ‘perkasa’ entah oleh himpitan ekonomi maupun sosial budaya. Apa pun profesinya, mereka lakoni dengan legowo. Selama tidak menjadi aib keluarga, ia tetap berjuang. Cerita klasik seorang ibu dalam kaitan pariwisata sebenarnya sudah ada dari jaman Indonesia masih menjadi negara kerajaan. Sebut saja, kisah Nyimas Gandasari—wanita cantik asal Cirebon yang piawai dalam hal menari. Sosok Nyimas Gandasari muncul pada masa Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga, sebagai alat diplomasi dalam bentuk seni budaya untuk melawan Pangeran Welang dari Karawang. Singkat cerita, oleh karena paras ayu dan gemulainya Nyi Mas Gandasari sebagai seorang penari, akhirnya Pangeran Welang pun jatuh hati kepada Nyi Mas Gandasari bahkan Pangeran Welang pun rela menyerahkan pedang saktinya sebagai tanda bentuk pengakuan pengaruh sang sunan di tanah Cirebon. Dalam konteks kekinian, seorang perempuan mewarnai dunia pariwisata dalam hal ekonomi kreatif dan pengabdiannya dalam bentuk lain seperti melestarikan sesuatu benda atau wilayah untuk dijadikan sebagai aset wisata yang berkelanjutan. Maka yang terjadi adalah, meski telah berusia paruh baya hingga lanjut usia pun mereka tetap berkarya. Bahkan tidak sedikit pula, dari Ibu–ibu ada yang berprofesi sebagai penjaja produk kreatif yang berasal dari daerah yang mereka cintai. Asal produk dan wujud karya dari daerahnya tetap lestari serta menjadi souvenir bagi wisatawan itu sudah cukup bagi mereka. Pada rubrik Camera Lens kali ini, kami memotret beberapa sosok ibu sekaligus perempuan hebat bagi di Indonesia. Sebut saja, Prof. Biroete. Perempuan yang masih terlihat garis kecantikannya di usianya yang sudah tidak muda lagi, Ia memperjuangkan Kawasan Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, sebagai wilayah konservasi Orang Utan menjadi destinasi wisata berkelanjutan di daerahnya. Perempuan Asing yang telah berwarga negara Indonesia itu telah 34 tahun, berani berjuang melawan para pembalak liar, serta sabar mengedukasi Orang Utan sekaligus warga setempat untuk tetap melestarikan keberadaan kawasan Tanjung Puting dari perilaku rakus pengusaha yang hanya memanfaatkan ekonomi sesaat.
2
(1) Ibu ini menari lincah & ceria menghibur pengunjung Festival Rakyat Mataraman di Pacitan, Jawa Timur (2) Prof. Biroete mendidikasikan untuk Orang Utan di Kawasan Wisata Tanjung Puting
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 17
CameraLens
1
2 3
Iklas dan Legowo Demi Daerah Begitu halnya dengan ibu–ibu tua yang ada di kawasan desa wisata kampung Sade, dan Tanjung Aan, Lombok Nusa Tenggara Barat. Dua perempuan yang telah dikaruniani cucu ini, tetap setia memproduksi kain tenun kemudian menjajakannya ke para wisatawan sejak ia masih berusia remaja. Harga selembar kain tenun, bila dihitung secara ekonomi, jelas sangat murah, bila dibandingkan dengan proses pembuatan yang membutuhkan waktu sedikitnya tujuh hari untuk menjadi produk yang ditawarkan ke para wisatawan. Mereka pun masih rela, harganya untuk ditawar. Yang terpenting bagi mereka adalah, produknya sampai ke daerah bahkan negara lain. Kenyataan ini pun sama dengan seorang ibu pembatik di Rumah Batik Saji, Pacitan. Ibu yang telah dikarunia cucu ini pun setia dengan profesinya sebagai pembatik di kampung tercintanya. Dari mulai pagi hingga menjelang petang, ibu ini selalu bergulat dengan canting, lilin, dan malam, demi menghasilkan produk yang bisa menjadi kebanggaan daerahnya. Usia pun, tak menyurutkan seorang perempuan ditengah kesibukannya mengurus anak, istri bahkan mungkin cucunya untuk terus berkarya. Dalam sebuah pagelaran seni dan budaya dengan konsep festival kita pun kerap menjumpai seorang ibu-ibu masih mampu menari dengan lemah gemulai. Meski tulang rusuk mereka sudah tidak lentur lagi. Pada pagelaran Festival Rakyat Mataraman di Pacitan dan Tari Penyambutan Adat di Buton, Sulawesi Tenggara, seorang nenek masih mampu memberikan kesan usia bukan segalanya, asal wisatawan senang datang ke daerahnya. Mereka melakoni dengan ikhlas, walau terkadang paras kulit keriputnya ditutupi oleh topeng atau selendang yang ia gunakan. (1) Menari menyambut tamu agung yang datang ke Kampungnya di Buton, Sulawesi Tenggara (2) Mencurahkan tenaga & ide untuk membatik (3) Usia lanjut, tidak menjadi halangan untuk menjajakan kain tenun, kawasan Pantai Tanjung Aan, Lombok
Hal. 18
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
(Teks & foto. Fatoer Doang)
Monolog Inggit; Kesetiaan Ibu, Isteri, Dan Sahabat Bagi Soekarno
TourismArt
1
M
engenakan gaun kebaya, dengan atasan batik berwarna hitam dengan motif bunga warna orange, hijau, dan putih, serta kebaya batik berwarna coklat muda berikut motif kuno, parak rusak, Happy Salma tampil memukau 150 penonton selama 135 menit dalam pementasan Monolog berjudul Inggit di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, awal November lalu. Happy Salma tampil begitu sempurna memerankan sosok Inggit Ganarsih sebagai ibu, kekasih sekaligus sahabat, bagi
Hal. 20
Soekarno—yang saat itu diprediksi bakal menjadi seorang pemimpin besar di negeri Indonesia. Backsound berirama sunda lalu mengalun begitu merdu. Panggung auditorium berukuran 13 X 13 meter telah berisi tempat tidur dengan kasur berwarna sprai merah dipadu kelambu putih, sepasang meja kursi, serta meja buku, dengan setingan tahun 1930-an. Dibalik temaram lampu auditorium itu, muncul sosok perempuan yang lantas memperkenalkan diri sebagai Inggit. Perjalanan awal cinta penuh ‘luka’ pun dimulai. Sembari duduk, Inggit mengisahkan perkenalan dengan sosok seorang pria bernama Kusno. Lalu, Inggit memanggilnya dengan sebutan ‘Engkus’. Kusno saat itu datang bersama istrinya, Oetari Cokro Aminoto, Putri dari H.O.S. Cokro Aminoto. Sejak awal perkenalan, ternyata pesona Inggit mampu memikat hati Presiden Pertama Indonesia. Padahal Kusno (Soekarno muda), mengetahui status Inggit
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
telah bersuamikan H. Sanusi, pemilik kos yang akan ia tempati bersama Oetari. Kusno dan Oetari oleh H.O.S, Cokro Aminoto memang sengaja dititipkan di H. Sanusi bersama Inggit di Bandung untuk menuntaskan pendidikan Insinyur-nya. Selama di Bandung menuntut ilmu tersebut, timbul prahara ‘Asmara segi tiga’ antara Oetari dan Inggit. Oleh karena bertemu dan berkomunikasi setiap hari, Kusno pun semakin jatuh hati. Usia dan status Inggit pun tidak menjadi halangan dan masalah bagi Kusno. Hingga pada akhirnya, Kusno pun mengutarakan pada Inggit mengenai niatnya untuk menceraikan isterinya, Oetari. Dan, menyerahkan secara baik-baik ke Surabaya kepada orang tuanya. Alasannya pun sangat klasik, sudah tidak ada kecocokan lagi. Usai memulangkan Utari, Kusno pun ‘bergerilya’ merebut pesona Inggit, dari H. Sanusi—yang saat itu oleh Inggit diakui Sanusi terlalu sibuk dengan dunianya
TourismArt sendiri. Disadari atau tidak oleh Inggit, ternyata cara Kusno ‘bergerilya’ mampu meluluhkan hatinya. “Inggit, Saya akan bilang ke H. Sanusi, akan memperisteri kamu,” demikian kata Kusno ke Inggit pada suatu malam. Kisah Romantis Penuh Luka Di ranjang itu, Happy Salma mampu melukiskan betapa ‘galau’ hati Inggit, sekaligus dihinggapi perasaan berdosa, telah seranjang bersama Kusno yang bukan suaminya. Inggit pun kuatir akan ada pertikaian antara Sanusi dan Kusno. Namun, betapa piawainya Kusno, mampu ‘mengkudeta hati’ secara damai. Hingga akhirnya, Inggit resmi bercerai dan menjadi isterinya. Pernikahan Inggit dan Kusno dilakukan pada 24 Maret 1923 di Jalan Javaveem, Bandung, saat itu, Soekarno masih berumur 20 tahun, dan Inggit 33 tahun. Inggit sadar, dengan menikahi Kusno sama halnya menjadi orang tuanya, yang harus membiayai kuliah dan perjuangannya sebagai seorang aktivis. Dan, Inggit pun menerima konsekuensi tersebut. Toh nyatanya, Inggit pun dalam hati merasa kagum dengan pesona Kusno dalam hal ketampanan, dan keterampilan dalam negosiasi dan berorasi saat di mimbar podium. Perjalanan kasih Inggit dan Kusno pun berjalan sangat memperihatinkan. Inggit selain memerankan seorang ibu sekaligus isteri aktivis, Ia pun harus berkorban harta benda, waktu, dan jiwa demi perjuangan suaminya. Semua dilakoni secara ikhlas dan tanpa pamrih. Dan, Inggit pun mahfum menjadi seorang istri dari aktivis vokal sangat berbahaya bagi jiwanya. Setelah, Kusno menulis kritik dan pemikirannya pada suatu artikel di media masa, Ia pun ditangkap oleh pemerintah Hindia Belanda. Hingga akhirnya Kusno pun dibui di Banceuy, Bandung. Meski demikian, Inggit masih menjadi sosok seorang ibu, isteri, sekaligus sahabat yang setia. Inggit, tetap membesuk, memotivasi, serta menyuplai buku-buku bacaan Kusno, serta meneruskan pergerakan Kusno dibalik jeruji besi. Dengan riset yang telah dilakukan melalui berbagai informasi, napak tilas, hingga membaca buku inspiratif ‘Kuantar ke Gerbang’, karya Ramadhan KH, membuat Happy Salma mampu memerankan seorang Ibu Negara tanpa gelar pahlawan ini secara apik, runut, santun serta tanpa menghakimi salah satu tokohnya. Itu sebabnya, Happy Salma tampil begitu hebat dalam memerankan Inggit yang sedang bersedih ketika suaminya
dipenjara serta diasingkan ke berbagai tempat dengan linangan air mata, dan raut muka yang begitu menyedihkan secara sempurna. Seperti saat membesuk Kusno dipenjara Banceuy yang kemudian dipindahkan ke Sukamiskin, Inggit rela berkorban menempuh jarak 10 kilometer dengan berjalan kaki. “Aku lebih memilih berjalan kaki, untuk menghemat biaya, demi perjuangan Kusno. Serta mengurangi makan, agar buku-buku ini sampai ke Kusno” kata Inggit saat itu. Dapat dibayangkan, bagaimana peran seorang Inggit yang menjadi ibu, isteri sekaligus sahabat bagi Soekarno demi memerdekakan negeri ini dari penjajahan Belanda. Sosok Inggit dalam kondisi dan situasi yang kritis semakin penting dan tak tergantikan. Sosok seorang ibu, yang rela berkorban demi cita-cita anaknya. Pengorbanan Inggit pun tak hanya berhenti di Banceuy dan Sukamiskin. Ketika situasi politik pemerintahan Hindia Belanda sedang bergejolak, Kusno pun dibebaskan dari bui. Setelah itu, Soekarno muda ini pun membentuk partai politik sebagai kendaraan untuk kembali berjuang. Pembentukan Partai Politik dengan nama Marhaen, ternyata membawa Kusno kembali masuk bui, serta diasingkan ke beberapa pulau di luar Jawa.
2
3
Setia Mendampingi Soekarno Dinginnya terali besi, ternyata mampu melemahkan semangat juang sang singa podium—sapaan sayang lain dari Inggit ke Kusno. Bahkan, Kusno pun hampir menyerah pada Belanda dan memilih mati saja, serta menutup kisah perjuangannya. Dalam keterpurukan hati Kusno tersebut, Inggit pun kembali memotivasi singa podium. Dalam motivasinya, Inggit menegaskan ke Kusno, “Tegakkan dirimu. Ingat cita-citamu. Kau tidak boleh dikalahkan oleh sebuah penjara.” Lantas, Inggit pun menyelinapkan buku–buku bacaan dan informasi dari luar untuk Kusno setiap dating ke bui, dengan cara menyembunyikan di balik kebayanya. Bung Karno muda pun bangkit kembali. Dari pengorbanan itu, lahirlah sebuah tulisan Indonesia Menggugat yang dijadikan pledoi atas penahanan dirinya. Sebagai seorang istri, Inggit merasa bangga menjadi bagian terdekat dalam kehidupan pribadi seorang tokoh dan negarawan besar negeri ini. Dan, selama 20 tahun Inggit menjadi seorang istri yang mampu menunjukan peran besar dalam hal membiayai hidup, merawat membangun semangat, ngemong, menenangkan, sekaligus tempat berteduh bagi Soekarno
(1) Happy Salma tampil hebat & menghayati peran Inggit (2) Sosok Inggit yang sederhana (3) Inggit akhirnya luluh akan pesona Kusno
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 21
TourismArt
Inggit, isteri, ibu, sekaligus sahabat bagi Soekarno
saat itu. Pengorbanan, perjuangan seorang Inggit mencapai klimaks ketika Bung Karno dibuang ke Pulau Ende, Flores. Inggit terpaksa menjual rumah dan harta lainnya agar tetap bisa bersanding dengan Kusno. Pengorbanan Inggit kian menyayat, ketika mendengar kabar, ibu kandung Inggit meninggal dunia. Namun, Inggit tetap memilih mendampingi Soekarno. Di Ende, Kusno dan Inggit mengangkat anak asuh bernama Kartika. Kemudian, Kusno, Inggit dan Kartika dipindahkan ke Bengkulu. Di Bengkulu, Soekarno dikenalkan seorang perempuan muda bernama Omi, dan Fatimah alias Fatmawati yang kemudian dijadikan anak angkat. Namun hal ini justru menjadi awal perseteruan kisah asmara Kusno dengan Inggit. Setelah diasingkan ke Bengkulu, Soekarno dipindahkan ke Padang, hingga Jepang datang menjajah menggantikan Belanda. Meski pemerintahan telah berganti, namun Soekarno tetap menjadi daftar pencarian orang oleh pemerintahan Jepang. Setelah bertemu dan bernegosiasi, akhirnya Soerkarno, Inggit, dan anak angkatnya termasuk Fatimah
Hal. 22
pun kembali ke Bandung. Selama di Bandung, Inggit yang telah lama menemani hidup dan perjuangan Kusno, mulai ‘mencium’ aroma tak sedap antara Fatimah dan Suaminya. Meski demikian, Inggit menampik hal tersebut. Hingga pada akhirnya, setelah kembali mengantarkan Omi sekolah di Jogjakarta, Inggit mencium hawa busuk tersebut kian menyeruak ke kamar paling pribadi. Inggit pun menanyakan pertanda ‘busuk’ tersebut ke Kusno. “Inggit, saya ingin memiliki keturunan dari darah dagingku sendiri,” ujar Kusno. Mendengar perihal tersebut, Inggit pun sedih, dan hancur. Selama 20 tahun berumah tangga dengan Soekarno, Inggit memang belum dikaruniai keturunan. Dan, Inggit menyadari itu. Untuk itu, Kusno meminta ijin memperistri Fatimah. Dan, enggan berpisah dengan Inggit. Namun secara tegas Inggit menolak untuk dimadu. Hingga pada akhirnya, Inggit pun mengabulkan keinginan Soekarno dan memilih bercerai dengan Singa Podium tersebut di tahun 1943, dua tahun sebelum Indonesia merdeka. “Aku tidak mau diperbudak perasaan sakitku. Belajar mencintai adalah meneri-
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
ma rasa sakit itu. Aku mengambil hakku untuk berkata tidak, walau, demi kata tersebut, aku harus pulang ke Bandung membawa seluruh harga diriku. Tapi sampai kapanpun aku tetap mencintai Kusno.” Demikian Happy Salma sebagai Inggit menutup monolognya. Meski secara keseluruhan monolog Inggit menyajikan suatu ironi. Namun pada akhirnya simpati memang layak didapat Inggit Garnasih, dalam memegang teguh suatu prisnsip, atas nama kesetiaan, dedikasi, cinta, pengabdian tanpa yang pamrih. Meski hingga sekarang Inggit belum diganjar sebutan Pahlawan bagi negara yang dibangunnya bersama Soekarno. (Teks & foto. Fatoer Doang)
1
2
(1) PSkuel saat Inggit Ganarsih menceritakan kisahnya (2) Inggit, memotivasi serta menyuplai buku-buku bacaan Kusno, serta meneruskan pergerakan Kusno dibalik jeruji besi (3) Inggit dihinggapi rasa gelisah ketika Kusno menyatakan rasa suka (4) Inggit menolak untuk dimadu (5) Ranjang merah peraduan Inggit dengan Kusno (6) Inggit mencium 'aroma asmara' suaminya dengan Fatimah, kian menyeruak ke ranjang merahnyai
3
4
5
6
TourismArt
Sentilan Lakon "Wuku Sunsang" Akan Kondisi Sosial Saat Ini Hal. 24
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
TourismArt
S
ebulan yang lalu, atau tepatnya pada tanggal 13 – 16 November 2013, para seniman dan budayawan menggelar pertunjukan dengan tajuk Indonesia Performing Art Market (IPAM). Mereka mementaskan berbagai karya dihadapan buyers asing dari berbagai negara. Diselenggarakannya IPAM dengan harapan, karya seniman dan budayawan mampu berkiprah di pasar seni mainstream luar negeri. Dalam tiga hari penyelenggaraan, IPAM menggelar hajatannya dibeberapa tempat kesenian di Jakarta, yakni Payon di Kemang, Red White di Kemang, Taman Ismail Marzuki di Cikini, dan Komunitas Salihara di Pasar Minggu. Berbagai komunitas seperti teater, musik, kesenian, dan kebudayaan dari berbagai daerah tampil memesona. Salah satu karya seniman yang mendapat apresiasi tersebut adalah, Komunitas Wayang Suket dengan dalang Ki. Slamet Gendono. Seniman wayang asal
Pesan moral disampaikan lewat Wayang Suket
Tegal, Jawa Tengah ini mementaskan seni wayang yang dikolaborasi dengan tarian dengan judul “Wuku Sungsang”. Dengan, lakon utama Abimanyu—putra Arjuna dan Siti Sundari—putri Kresna. Wuku Sungsang yang berarti Waktu Terbalik, menceritakan perjalanan asmara Abimanyu dengan Siti Sundari yang berakhir dengan kematian Kalabendana Paman Gatotkaca di tangannya sendiri. Sebenarnya kisah ini sangat klasik dan pelik. Namun, Ki Slamet Gendono, mampu menampilkan pertunjukan tersebut dalam dua latar yang berbeda. Latar cerita memang terjadi di Negara Amerta. Namun, Ki Slamet Gendono mampu memberikan bumbu perjalanan asmara mereka daalam konteks terkini, melalui dialog dan tampilan para penari latar mereka. Sebuah roman picisan, dimana seorang laki-laki mengumbar janji kata setia dan kejujuran. Akan tetapi, janji setia dan kejujuran itu terbeli dengan segepok uang dan wanita cantik lain. Ki Slamet Gendono, mengawali kisah Wuku Sungsang dengan menegaskan, bahwa orang Jawa Kuno, masih mempercayai keberadaan Wuku atau Waktu atau Hari. Padahal semua waktu itu baik. Wuku
dapat menjadi apes atau sial, ketika seseorang memiliki sifat yang jelek seperti ingkar janji, tendensius, dan penuh kecurigaan. Maka sebaik apapun Hari akan menjadi malapetaka bagi orang tersebut. Disuatu tempat nan indah, Abimanyu mengucap sumpah setia pada Siti Sundari, bahwa dirinya takkan menikah lagi dengan wanita selain dirinya. Namun janji tersebut ternyata hanya janji belaka. Selama Siti Sundari dititipkan di istana Gatot Kaca, sudah berhari-hari suaminya tidak pulang. Siti Sundari pun merasa khawatir dengan keadaan suaminya saat itu. Dalam masa penantian itu, akhirnya Siti Sundari pun memutuskan untuk ke luar istana dan mencari Abimanyu ke beberapa kerabatnya. Termasuk, Gatot Kaca adik sepupu Abimanyu. Gatot Kaca yang sengaja menyimpan rapat-rapat perihal keberadaan Abimanyu pun berbohong kepada Siti Sundari. “Sudah beberapa hari ini saya tidak ketemu dengan Abimanyu,” ujar Gatot Kaca kepada Siti Sundari.
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 25
TourismArt Ketika Jujur Menjadi Barang Mahal Mendengar percakapan itu, Siti Sundari pun tak lantas pupus asanya. Ia tetap mencari suaminya ke karib dan keluarganya yang lain. Hingga akhirnya, ia bertemu dengan Kalabendana. Oleh karena, Kalabendana terkenal jujur dan tulus hatinya, maka Ia pun menjawab keberadaan Abimanyu. Termasuk, perihal pernikahannya dengan Utari putri kerajaan Wirata. Mendengar perihal tersebut, Siti Sundari pun jatuh terkapar, pingsan. Siti Sundari merasa tidak percaya. Apalagi, jika mengingat ucapan janji setia Abimanyu saat itu, jika melanggar sumpah bersedia menerima bala atau bencana bagi dirinya. Pada sisi lain, Gatotkaca, merasa kecewa dengan kejujuran yang diutarakan oleh Kalabendana. Saking, kecewa Gatotkaca pun murka, dan menghajar sang paman hingga mengakibatkan kematian sang paman tercinta. Sebelum meninggal, mata Kalabendana berair, kemudian ia berkata, “Kelak dalam perang Bharatayuda kamu pun akan terbunuh oleh pamanmu sendiri�. Gatotkaca menyesal, dan merasa berdosa. Epik dari cerita yang dibawakan oleh Ki Slamet Gendono bersama Komunitas Wayang Suket ini mampu memberikan gambaran, bahwasannya kondisi social masyarakat saat ini pun tidak jauh berbeda dengan kisah wayang yang sebenanrnya di sadur dari cerita “Kakawin Bharatayudha� yang ditulis pada tahun 1157, pada masa Kerajaan Kadiri tersebut. Saat ini, kata Ki Slamet Gendono, para pemimpin dan konstituen pemerintahan, berani melanggar sumpah mereka kepada masyarakat. Sehingga yang terjadi banyak pejabat yang korup dan tergoda oleh perempuan cantik di luar sana. Banyak pejabat tertangkap oleh KPK oleh dua perkara, yaitu korupsi dan wanita. Pada sisi lain pun Ki Slamet Gendono, mengajak para penonton untuk realistis menyikapi situasi sosial saat ini. Serta menjaga anak putrinya, agar jangan cepat terpancing dengan janji setia dan kejujuran yang sifatnya abstrak. Yang belum tentu semua manusia melakoni hidup secara jujur dan setia pada pasangannya. Itu sebabnya, Ki Slamet Gendono menggambarkan fenomena tersebut melalui para penari latarnya, yang berusaha melucuti pakaiannya satu per satu. Kemudian, sosok pria sebagai orang tua penari tersebut, berusaha mengenakan kembali busana anak putrinya hingga emosinya memuncak dan murka pada sang anak. Karena selalu melepas kembali pakaiannya.
Hal. 26
1
2
Artinya, banyak anak perempuan saat ini berani berpenampilan minim di ruang publik. Padahal itu adalah aurat yang harus dijaga oleh setiap perempuan. Namun, nampaknya nasehat orang tua kepada putrinya dianggap angin lalu. Daripada malu menanggung aib, maka orang tua lebih memilih kehilangan anak. Pada akhir kisah pementasan, pemain latar lainnya yang telah mengunyah gambir dan suruh, lantas berputar dan membuang ludahnya ke kain berwarna putih. Pesan moral yang didapat adalah, dalam menjalani hidup, tidak ada satu pun manusia yang bersih seperti kain putih. Pasti ada noda di dalamnya. Hidup adalah pilihan, dan waktu tidak ada yang buruk. Tinggal bagaimana manusia memaknai hidup tersebut. (Teks & foto. Fatoer Doang)
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
(1) Seni wayang dikolaborasi dengan tarian (2) Amarah sang bapak saat anak gadisnya melucuti satu-satu pakaiannya
TourismBeach
Menjemput Senja Di Pantai Greweng
L
aut biru serta deburan ombak lazim kita jumpai ketika di pantai. Namun berada pantai dikala sunset mempunyai sensasi yang berbeda. Panorama laut sepanjang siang berwarna biru akan berubah menjadi kuning kemerah-merahan. Proses ini berjalan pelan berbarengan dengan matahari menuju peraduan. Pemandangan bak
lukisan para Dewa dapat kita nikmati di Pantai Greweng. Gunungkidul, Kabupaten di ujung timur Daerah Istimewa Yogyakarta, menyimpan kakayaan alam luar biasa. Terutama destinasi wisata pantai. Ciri khasnya berupa batuan karang. Begitu pula dengan Pantai Greweng, kilauan karang memantulkan cahaya matahari menghiasi pemandangan pantai. Hal ini semakin memikat hati para wisatawaan yang bertandang ke sana. Pantai Greweng terletak di Kelurahan Jepitu, Kecamatan Girisubo. Masyarakat di sana bilang, nama Greweng merupakan cara untuk menggambarkan kondisi pantai yang terdiri dari batu karang. Batu-batu tersebut tersusun rapi secara alami.
Sebagian warga juga menyebut dengan nama batuan kera. Meski teksturnya tidak beraturan namun justeru terlihat artistik dan unik. Apalagi di sana juga terdapat pasir putih yang terhampar di sepanjang pantai. Pantai Tanpa Papan Nama Tidak puas hanya mendengar cerita keindahannya, saya penasaran ingin mengunjungi pantai Greweng. Sabtu, 12 Oktober 2013, saya bersama teman menyempatkan diri berkunjung. Kami berangkat dari kota Yogya pukul satu siang. Setelah melewati bukit (lazim disebut Bukit Bintang) kami sampai di Kota Wonosari. Terdapat gapura bertuliskan nama kota. Ketika malam,
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 27
TourismBeach
Greweng dianugerahi pasir putih halus
gapura tersebut memancarkan warna biru karena dihiasi dengan lampu. Setelah gapura kami sampai di bundaran. Entah mengapa disebut bundaran. Nama tersebut mungkin untuk memudahkan penyebutan saja. Berupa tugu sebagai pemisah jalan bercabang. Sehabis bundaran, untuk menuju lokasi pantai kita dapat memilih berbelok ke kanan atau mengambil jalur lurus melewati Kota Wonosari. Untuk menghindari kemacetan, para wisatawan biasanya lebih memilih untuk berbelok ke kanan. Kali ini temanku mengajak melewati kota. Kami bertemu pertigaan lampu merah. Tinggal membelokkan kendaraan ke kanan beberapa menit kemudian kami bertemu dengan pertigaan lagi dengan papan nama bertuliskan beberapa pantai. Lagi-lagi kita juga bisa memilih jalur di sini. Berjalan lurus atau berbelok ke kiri. Temanku mengambil lurus yang membawa kami sampai pada gapura masuk Pantai Baron. Gapura sekaligus tempat retribusi tiket ini bukan hanya untuk Pantai Baron saja. Ada
Hal. 30
banyak pantai setelah masuk gapura. Kita tinggal memilih mana yang menarik untuk kita jadikan destinasi. Setelah membayar karcis masuk, kami menanyakan kepada petugas loket. Maklum, belum pernah ke Greweng. Petugas tiket mengatakan masih jauh sekitar 15 km, kira-kira satu jam lagi, “ terang seorang penjaga. Terus terang kami agak kaget. Ketika itu jarum jam menunjukkan pukul 15.30 WIB. Dan kami harus sudah sampai di lokasi sebelum matahari terbenam. Kalau sudah gelap tidak dapat memotret. Petugas penjaga memberikan semangat kepada kami untuk mencoba mengejar waktu. Tanpa pikir panjang kendaraan kami pacu dengan harapan sampai di lokasi sebelum jam lima sore. “Sudah terlanjur. Kalau kembali kan percuma juga, “ kata bapak tersebut. Dalam perjalanan, kami menemukan banyak sekali papan nama menuju pantai. Posisinya di kanan jalan. Misalnya, Pantai Krakal, Sundak, Indrayanti dan masih banyak lagi. Bahkan ada beberapa pantai
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
yang dapat disaksikan selama berada di atas kendaraan. Menarik memang, melaju sambil menikmati pemandangan pantai. Kira-kira mencapai 5 km, temanku mulai ragu. Jangan-jangan sudah lewat karena papan nama pantai yang tadinya banyak ditemukan kini tidak ada lagi. Kami berhenti untuk bertanya kepada seorang warga yang kebetulan di pinggir jalan. Eh, ternyata masih jauh, kurang sepuluh kilometer lagi. “ Masih jauh. Cari saja papan nama Pantai Wediombo, “ kata seorang pemuda. Kami memacu kendaraan lagi. Akhirnya sampai di pertigaan. Dan benar, di sini terdapat papan nama bertuliskan Pantai Wediombo. Tak disangka, ada retribusi lagi yang meminta tiket masuk. Herannya, sampai di lokasi ini kami tidak juga menemukan papan nama yang bertuliskan Pantai Greweng. Menurut keterangan penjaga loket, jalan ini memeng menuju ke Greweng. Namun kendaran tidak bisa masuk lokasi pantai. Perjalanan harus ditempuh dengan berjalan kaki.
TourismBeach
Sensasi Menyusuri Jalan Setapak Tidak sulit untuk menemukan lokasi Pantai Greweng. Jaraknya sekitar 1 kilometer. Meski begitu, dibutuhkan sedikit perjuangan untuk mancapainya. Pantai Greweng berada di sepanjang deretan pantai-pantai selatan Gunungkidul. Atau berdekatan dengan Pantai Wediombo serta pantai-pantai yang lain. Lokasinya berada di balik bukit terjal serta jalan setapak, tidak memungkinkan kendaraan bermotor masuk sampai di bibir pantai. Untuk menuju ke pantai kita harus memarkir kendaraan. Ada beberapa alternatif lokasi parkir yang tersedia di sana khususnya kendaraan roda dua atau sepeda motor. Sedangkan mobil atau bus lokasi parkir berada di Wediombo. Letaknya tidak jauh, hanya beberapa meter saja. Bagi yang ingin lebih dekat dengan jalan menuju Pantai Greweng kita dapat memanfaatkan parkiran sebelum terminal Wediombo. Tempat parkir di terminal mempunyai keuntungan buka sampai
malam bahkan pagi. “ Kami akan menunggu sampai besok pagi kalau ada yang menginap , “ terang seorang ibu penjaga parkiran. Cukup membayar Rp.2000 saja kendaraan kita akan dijaga dan dijamin keamanannya. Setelah kendaraan diparkir kita harus berjalan kaki menuju pantai. Ada yang menarik dalam perjalanan menuju lokasi, yakni sensasi jalan menanjak dan menurun. Barangkali kondisi ini yang menyebabkan Greweng belum banyak dikunjungi. Tenaga ekstra perlu dipersiapkan dalam perjalanan. Sangat menguras tenaga dan melelahkan. Kami sampai di lokasi parkir sekitar pukul 16.00 WIB. Menurut keterangan warga, perjalanan memakan waktu sekitar setengah jam. Kalau musim kemarau jalanan agak mudah dilalui karena tanahnya kering. Tetapi ketika musim hujan kita akan berjibaku dengan tanah yang licin akibat basah. Setelah menitipkan kendaraan pada petugas parkir kami mulai menyusuri jalan menuju Greweng. Baru beberapa meter melangkah, di depan disuguhkan tanjakan curam. Kondisi jalan masih beraspal. Keringat mulai bercucuran. Benar-benar awal yang menantang. Kami terus berjalan, di sini juga tidak terdapat plang penunjuk jalan menuju Greweng. Di depan ada pertigaan. Terdapat sebuah papan nama namun bukan Pantai Greweng. Kami mencoba bersepekulasi untuk terus menyusuri dengan ragu-ragu karena tidak punya gambaran apalagi peta jalan. Setelah manaiki tanjakan kami menuju jalan yang tidak beraspal. Di kanan jalan terdapat tumpukan batu kapur berwarna putih kecokelatan. Mungkin ini batuan yang dikumpulkan warga. Dari atas tumpukan batu tersebut dapat disaksikan hamparan biru air laut pantai, indah dan eksotik. Setelah berjalan sekitar dua ratus meter ada seorang warga yang melintas. Ingat pesan penjaga loket, kami mencoba menanyakan arah menuju lokasi pantai. Warga tersebut memberi keterangan bahwa Greweng masih agak jauh. “ Itu di balik bukit mas, “ sambil menunjuk ke arah yang dimaksud. Mendengar itu saya dan seorang teman sempat berpandangan mata. Agak pesimis apakah bisa sampai dilokasi sebelum matahari terbenam. Jaraknya masih jauh padahal cahaya jingga matahari menjadi tujuan pemotretan kami. Tetapi teman saya meyakinkan untuk terus saja toh sudah terlanjur memarkir kendaraan. Jalan ini sebenarnya merupakan jalan yang digunakan warga sekitar untuk pergi ke ladang. Kontur jalan berupa tanah dan batu karang. Kami bisa membayangkan betapa sulitnya ketika musim hujan tiba.
Pastinya licin serta terjal. Saya masih beruntung karena memakai sepatu. Sedangkan teman saya hanya mengenakan sandal cukup menyulitkan dalam perjalanan. Oleh karena itu bagi wisatawan yang ingin menuju Greweng kami sarankan untuk mengenakan sepatu guna melindungi kaki dari batu-batu kerikil tajam. Kekhawatiran ini tidak berlaku bagi penduduk sekitar. Mereka tanpa alas kaki berjalan seperti tidak memperdulikan tajamnya kerikil. “ Kalau mereka ya wajar, orang kakinya sudah satu senti tebalnya, “ kelakar temanku. Melintasi Ladang dan Semak-semak Lebat Dalam perjalan ini kami melewati ladang penduduk dengan berbagai macam tanaman. Tempat ini masih pantas disebut hutan. Karena masih banyak semak-semak lebat. Tanaman penduduk juga ada, antara lain, kacang tanah, ketela pohon, jagung, tebu dan yang lain. Ada yang menyita perhatian kami, di sini banyak terdapat gubuk-gubuk milik para petani. Gubuk tersebut dijadikan tempat istirahat para penduduk sekitar ketika lelah berladang. Penduduk di sini tampak kreatif, selain bercocok tanam mereka juga memelihara ternak. Jangan heran kalau selama melewati ladang menjumpai binatang ternak seperti sapi atau kambing. Penduduk sekitar juga ramah. Selama diperjalanan entah berapa kali kami bertanya mengenai arah menuju Greweng. Dengan ramah mereka selalu menunjukkan arah. Bahkan kami juga sering di sapa mau kemana. Mau menginap di pantai apa tidak. Rupanya banyak juga wisatawan yang tidak hanya menikmati pantai untuk beberapa saat saja. Bahkan sampai menginap di sana. Di kanan-kiri banyak batuan karang yang bentuknya artistik. Setelah sampai di tanjakan bukit terakhir, di kejauhan terlihat air laut biru. Ada seorang warga yang sedang bercocok tanam. Saya bertanya,
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 31
TourismBeach
apakah yang terlihat di depan pantai Greweng. Warga tadi mengiyakan. Agak lega perasaan ini. Sudah dekat rupanya. Saya mengambil kamera untuk mengabadikan momen ini. Kami berjalan menuruni bukit curam. Harus hati-hati kalau tidak ingin terpeleset. Temanku mengabil ponsel dari saku celana. “Tidak ada sinyal, “ kata dia. Di tempat ini telepon selular tidak berfungsi. Pada sisi kiri terlihat mata air. Ada beberapa warga yang memanfaatkan untuk mandi dan mencuci. Akhirnya menjumpai rimbunan tanaman pandan. Deburan ombak mulai terdengar. Hmmmm...sudah sampai rupanya. Mentari Senja Serta Deburan Ombak Waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB. Syukurlah masih bisa mengejar waktu. Beruntung dapat menyaksikan sunset di sini. Keringat yang bercucuran serta tenaga yang terkuras terasa hilang begitu sampai di bibir Pantai Greweng.� Kita tidak sia-sia. Ternyata ada hasilnya, “seloroh temanku. Suara deburan ombak bak
Hal. 32
tsunami serta warna pantai kekuning-kuningan menyambut kami. Indah sekali, seakan tidak mampu berkata lagi. Kamera langsung di mainkan jangan sampai momen spesial ini terlewatkan. Bak negeri para Dewa, kalimat ini tidak berlebihan untuk menggambarkan keindahan Pantai Greweng di sore hari. Ketika tiba air laut nampak surut. Tetapi ombaknya tetap terlihat. Bagaimana kalau waktu air pasang, saat surut saja sebesar ini. Terdapat sungai kecil di sana. Sungai ini dangkal serta airnya jernih. Tempat ini juga biasa dimanfaatkan untuk berkemah para wisatawan. Lokasi ini sepi, tidak ada siapapun ketika kami tiba. Ada bekas jejek kaki di pasir, baru ada yang mengunjungi rupanya. Sebagai gambaran, Pantai Greweng di apit dua bukit yang tidak begitu besar. Di tengahnya terdapat batu karang. Ketiganya tampak indah karena ketika matahari tenggelam, terlihat seakan-akan bersembunyi di balik bukit tersebut. Pantai ini juga terdiri dari pasir putih yang bersih. Pantas saja kalau banyak wisatawan yang memanfaatkan sebagai
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
tempat berkemah. Kondisinya masih tampak alami dan bersih tidak terlihat sampah berserakan. Berada di sisi kanan terdapat dua batu yang berjajar. Di sela-sela keduanya biasa dimanfaatkan untuk memasang tempat tidur gantung. Di balik bukit sebelah kanan atau sebelah barat pantai terdapat gua. Gua ini pada masa lalu sering dijadikan sebagai tempat untuk bertapa. Dan di sebelah kiri pantai atau timur Pantai Greweng, letaknya juga di balik bukit. Terdapat pulau yang dinamakan Pulau Kalong. Ada juga yang menyebut dengan istilah Pulau Gelatik. Konon, jaman dahulu kala pulau tersebut banyak terdapat binatang kalong atau kelelawar serta burung gelatik. Namun sekarang sudah punah keberadaannya.
TourismBeach
Dari informasi yang kami peroleh, di balik bukit timur pantai ini terdapat Pantai Sinden. Tempat tersebut kerap dijadikan lokasi memancing. Biasanya mereka juga menginap di pinggir pantai. Hari mulai gelap, ombak laut juga semakin besar. Air mulai pasang . Kalau berada di sini sampai malam tanpa membawa alat penerangan akan kesulitan ketika pulang nanti. Sebab di sini sama sekali tidak ada lampu penerangan. Hanya mengandalkan cahaya bulan yang redup. Karena bukan bulan purnama. Apalagi lampu senter tertinggal di kendaraan. Oleh karenanya kami buru-buru pergi meninggalkan pantai. Meski agak gelap namun kami masih beruntung, ada bulan yang menerangi. Bukan bulan purnama memang, tetapi cahaya rembulan sedikit memberikan penarang jalan. Selama kami berjalan pemandangan terlihat remang-remang. Kami terus berjalan sambil berusaha mengingat jalan setapak yang kami lalui ketika berangkat. Untung saja ada tiga orang warga sekitar yang juga berjalan pulang dari ladang. Mereka dua orang bapak serta seorang perempuan yang menggendong kayu bakar. Kami dibantu menemukan jalan pulang dengan mengikuti mereka. Akhirnya kamu sampai juga dilokasi parkir. Pantai Greweng memang menarik sekaligus menantang bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke sana. (Teks & foto. Wendy S)
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 33
Laguna Gayau
“Kolam Renang” Alam Di Balik Bukit Teluk Kiluan
JelajahTanahAir
1
B 1
agi para backpacker atau wisatawan sejati, jika bertandang ke destinasi Teluk Kiluan, singgahlah ke Laguna Gayau. Mungkin, bagi kebanyak penikmat wisata pantai, nama Laguna Gayau kurang terkenal. Kalah kesohor dengan nama besar Teluk Kiluan. Laguna Gayau memang menjadi second trip ketika berkunjung ke Teluk Kiluan. Posisi destinasi Laguna Gayau ini, berada persis di sebelah timur bukit Teluk Kiluan, di Desa atau Pekon Kiluan Negeri, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Meski menjadi tujuan trip wisata ke-dua di Teluk Kiluan, namun menurut saya destinasi ini tak kalah menarik. Bahkan, justru lebih menantang dan eksotik. Saya sendiri lebih senang menyebut destinasi ini
Hal. 36
sebagai Blue Lagoon. Sebuah “kolam 2 renang� raksasa berwarna biru, yang terbentuk oleh kontur alam bebatuan dan air di laut tersebut. Untuk menuju lokasi tersebut, hanya sekedar saran, minta tour guide setempat untuk memandu perjalanan Anda ketika akan berkunjung ke Laguna Gayau. Sebab, perjalanan ke obyek wisata tersebut, setiap wisatawan harus melalui perkebunan kopi, coklat dan pisang milik penduduk setempat. Itu sebabnya, jika tanpa pemandu lokal, pasti akan kesulitan menemukan lokasinya. Seperti pagi itu misalnya, usai menikmati secangkir kopi di guest house milik Sulaiman—Sekertaris Desa (Sekdes) Kiluan Negeri, saya ditawarkan untuk melihat destinasi tersebut. Semula, saya enggan mendengar penuturan sang Sekdes. Akan tetapi, kenapa tidak. Toh saya sudah sampai di Teluk Kiluan. Tempatnya pun tidak terlalu jauh. Hanya di balik bukit. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk mencoba menyambangi Laguna Gayau 3 memiliki keunikan karena terbentuk yang oleh alam. Sebelum berangkat, Sekdes
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
2
(1) Laut Laguna Gayau tak kalah indah dari Teluk Kilauan (2) Perjalanan terjal & melewati batu besar untuk sampai Laguna Gayau
JelajahTanahAir
'Kolam renang' alami Laguna Gayau
tersebut menegur rekan saya, agar menggunakan sepatu tracking atau sandal gunung. Sebab, kata dia, kita akan melewati perkampungan penduduk dengan track basah dan bebatuan yang terjal serta licin. Rekan saya pun merasa tertantang dan mengganti sepatunya dengan sandal gunung yang teah kami bawa. Tak panjang lebar, usai menuntaskan secangkir kopi, kami pun melaju roda besi untuk singgah terlebih dahulu di perkampungan penduduk setempat. Sebenarnya, dari guest house yang kami tempati pun bisa menuju daerah tersebut dengan jalan kaki. Sebab, jaraknya tidak terlalu jauh untuk sampai di perkampungan Laguna Gayau. Setelah sepeda motor kami titipkan ke salah seorang rekan penduduk Sekdes, kami pun memulai perjalanan. Kami harus menempuh perjalanan dengan melintasi belukar pohon kopi, cokelat yang siap dipanen. Tak hanya itu, kadang kami pun merasa tergoda melihat buah pisang sudah mulai terlihat kekuningan yang masak dipohon. Bagi yang sudah lama tidak berolahraga, perjalanan untuk menembus daratan Laguna Gayau, terasa menyiksa dan emosi. Perjalanan begitu licin dan menanjak. Rasa haus pun begitu menyeruak kekerongkon-
gan. Air liur pun terasa berhenti. Beruntung, di dalam tas ada sebotol air mineral yang menjadi pelepas dahaga sekaligus penambah energi saat itu. Berenang Di Kolam Alami Laguna Gayau Setelah, kurang lebih satu jam perjalanan menembus belukar perkebunan penduduk, akhirnya kami dan tour guide pun tiba di bibir pantai kawasan Teluk Kiluan yang dibalik bukit tersebut. Kami pun istirahat sejenak. Kemudian menyapu pemandangan yang indah, hamparan pasir putih, laut yang bening, dan hijaunya pohon yang ada di bibir pantai. Kami lantas bertanya ke tour guide, dimana lokasi Laguna Gayau tersebut. Sebab, sejauh mata memandang bibir pantai tak menemukan tanda tersebut. Sang tour guide pun menjawab, kami harus menaklukan satu track lagi, yaitu jalan bebatuan terjal serta melintasi batu karang dan dinding bukit untuk sampai kesana. Sesuatu perjalanan yang lumayan menantang, meski kami didera kelelahan. Usai menghirup udara segar pantai Teluk Kiluan, kami kemudian melanjutkan perjalanan ke Laguna Gayau. Ternyata benar, bongkahan batu besar berwarna
kelam dan deburan air laut menyapa kami selama setengah jam perjalanan ke tempat tersebut. Jika pernah menonton film Amazona, mungkin sama persis untuk menggambarkan hal tersebut. Sebab, selain menaklukan bongkahan batu karang besar nan angkuh tersebut, kami pun harus melalui jembatan dan tangan berpegangan pada beberapa bilah bambu yang menempel di dinding bukit. Perjalanan nan dramatis dan menguras energi berakhir sudah. Kami menatap bangga sekaligus kagum pemandangan yang ada didepan mata. Sungguh memesona!!..Sebuah kolam raksasa dan berukuran panjang dengan air yang jernih begitu menggoda untuk terjun kedekapannya. Tanpa pikir panjang, saya pun menanggalkan, sepatu, tas, dan kamera yang ada di bebatuan besar di sebelah dinding bukit. Sejurus kemudian, saya menikmati “danau kecil� dari bebatuan yang begitu sejuk, bersama dengan rekan-rekan yang lain. Sekali, dua kali, hingga lima kali, saya menarik dan menghempaskan badan saya di Laguna Gayau. Badan pun kembali bugar. Perjalanan yang melelahkan terbayar sudah akan kesegaran dan panorama yang ditawarkan Laguna Gayau.
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 37
JelajahTanahAir
1
Setelah puas berenang di kolam renang yang natural tersebut. Kami menikmati fenomena deburan ombak yang berasal dari lubang batu karang yang sangat dalam. Letaknya hanya lima meter dari Laguna Gayau. Semakin kencang gelombang laut di Teluk Kiluan, semakin kencang pula air membuncah dan menyembur dari lubang batu karang yang dalam tersebut. Lubang batu karang tersebut, ukuran panjangnya tidak kurang dari lima meter. Percikan air laut dari dalam lubang yang mengenai muka dan badan saya, terasa mengobati rasa lelah dan penat. Sangat menyenangkan. Itu sebabnya, banyak wisatawan yang memanfaatkan percikan air tersebut untuk diabadikan sebagai background foto mereka. Dalam tiga kali jepretan kamera, foto dengan guyuran air tersebut menjadi menarik dan sensasi saat diunggah di jejaring social. (Teks & foto. Fatoer Doang)
(1) Pesona Laguna Gayau memukau mata (2) Dikelilingi batu karang
Hal. 38
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
2
TourismCultural
Kirab Royal Wedding Hal. 40
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
TourismCultural
Keraton Yogyakarta TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 41
TourismCultural
1
Tidak seperti hari-hari biasa, sepanjang jalan mulai dari pintu masuk Keraton Yogyakarta sampai Kepatihan (sekarang digunakan sebagai kantor gubernur) dihiasi dengan janur yang dirangkai indah. Jumlahnya sekitar 100 buah, dipasang di pinggir jalan. Janur-janur dengan tinggi antara 1,5 meter sampai 2,5 meter tersebut untuk menyambut pernikahan Putri Sultan Hamengkubuwono X. Royal Wedding atau pernikahan Putri Raja Keraton Yogyakarta, dalam istilah Jawa dinamakan dengan Pawiwahan Ageng. Pernikahan antara Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu dengan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro. Puncaknya diadakan kirab pengantin sepanjang jalan dari Keraton sampai Kepatihan. Rabu, 23 Oktober 2013, pagi hari sekitar pukul 06.30 WIB di titik nol kilometer, depan kantor pos besar Yogyakarta dipenuhi banyak sekali para pengunjung. Panggung-panggung berukuran sekitar 3x2 meter dengan ketinggian kira-kira 1,5 meter berdiri di pinggir jalan. Panggung tersebut nantinya digunakan para awak media untuk mengabadikan momen penting, khususnya bagi warga Yogya. Dalam perjalanan menuju lokasi, saya melirik para pengendara motor yang mengenakan kaos berwarna putih lengan panjang, bertuliskan, “ Dhaup Ageng GKR Hayu-KPH Notonegoro“. Mereka adalah para relawan yang akan turut serta mengamankan jalannya kirab putri sang sultan. Beberapa ruas jalan menuju pusat kota ditutup dan sebagian dialihkan. Seperti Jalan Malioboro serta depan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Mulai pukul 07.00 WIB titik nol kilometer steril dari kendaraan. Hanya ada beberapa kendaraan melintas, yang mempunyai kepentingan dengan acara Keraton.
Hal. 42
Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB, perempatan kantor pos besar semakin ramai. Tidak mau ketinggalan, saya mencari lokasi yang strategis untuk memotret. Panggung berpenutup kain hitam tampak sudah dipenuhi para fotografer. Beberapa kru televisi juga ada di sana. Akhirnya saya menemukan lokasi di dekat pintu gerbang benteng. Tempatnya cukup tinggi lumayan buat mencari posisi yang bagus.
Kyai Permili yang dinaiki oleh para penari. Selanjutnya disusul oleh para penari laki-laki yang menunggang kuda berjumlah 12 orang. Dan pengiring pengantin paling belakang yakni Bregada Patang Puluh. Jumlahnya ada 60 orang Prajurit Keraton. Iring-iringan kereta pengantin ini berangkat dari sebelah barat alun-alun. Atau tepatnya mulai dari Keben melalui Jalan Rotowijayan, Masjid Gede Kauman, melintas di depan Museum Sonobudoyo menuju perempatan Kantor Pos Besar. Dilanjutkan dengan menuju Jalan Malioboro dan berakhir di Kepatihan. Jalur yang digunakan urutan kirab kedua berbeda dengan iring-iringan Kereta pengantin. Mereka berangkat dari Pagelaran Keraton. Barisan pertama diwali oleh Bregada Wirabraja dan Bregada Daeng. Jumlahnya ada 120 orang prajurit.
Iring-iringan Kereta Kirab Dari kejauhan mulai terlihat barisan prajurit keraton atau bregada. Mereka mengenakan pakaian abu-abu yang bergaris putih. Dilengkapi dengan topi khas 2 keraton. Barisan pertama ini dinamakan dengan Bregada Prawiratama yang berjumlah 60 orang. Paling depan membunyikan gendang dan seruling. Diikuti para prajurit yang membawa tombak serta bendera Keraton. Di belakang barisan menyusul kereta bernama Kanjeng Kyai Notopuro yang dinaiki oleh kerabat Keraton. Perlu diketahui bahwa kereta di Keraton Yogyakarta dinamakan dengan istilah Kanjeng Kyai atau Kyai. Selanjutnya disusul dengan kereta Kanjeng Kyai Jongwiyat. Saat kereta ini melintas, para penonton histeris, mereka menyambut penganting yang duduk di atas kereta. Dengan senyum ramah kedua mempelai yaitu GKR Hayu dan KPH Notonegoro melambaikan tangan kepada para pengunjung. Kereta Kyai Jongwiyat ditarik oleh 4 ekor kuda berwarna putih dengan seorang kusir. Serta dibelakang kedua mempelai ada yang memegang payung Pengantin Kerajaan. Di belakangnya disusul Kereta Kyai Ambarrukmo yang 3 oleh para pendamping pengantin. dinaiki Kemudian Kereta Kyai Rotobiru, Kereta
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
3
4
TourismCultural Bredaga Wirabraja menjadi perhatian penonton. Karena pakaian yang dikenakan cukup unik, berwarna merah menyala kombinasi putih. Mereka mengenakan topi berbentuk runcing sambil membawa tombak panjang. Saat itu saya sempat membayangkan betapa gagahnya para prajurit kerajaan ini ketika perang di masa lalu. Di belakang para Bregada ini ada iring-iringan Kereta yang dinaiki Sri Sultan Hamengkubuwono X beserta istri, GKR Hemas. Keretanya dinamakan Kanjeng Kyai Wimana Putra. Kemudian Kereta Kyai Landower Wisman, Kereta Kyai Landower Surabaya, Kereta Kyai Landower Ijem, semuanya dinaiki oleh putri dan menantu Keraton. Di belakang disusul dengan Kereta yang dinaiki oleh Pakualam IX, bernama Kyai Mandra Juwala. Kemudian Kereta Kyai Puspoko Manik dan kereta
2
terakhir bernama Kyai Kus Gading. Barisan paling belakang Bregada Ketanggung berjumlah 60 orang prajurit serta Bregada Mantri Jero berjumlah 60 prajurit. Pesta Rakyat dan Angkringan Gratis Meskipun tidak dapat hadir dalam Royal Wedding, sebagian masyarakat Yogya tidak mau ketinggalan. Sebagai bentuk apresiasi atas terlaksananya pernikahan Putri Sultan, mereka mengadakan pertunjukan kesenian secara gratis. Pesta rakyat ini mengambil lokasi di pelataran Monumen Serangan Umum 1 Maret. Pertunjukan gratis tersebut berlangsung cukup lama, mulai pukul 15.00 WIB sampai larut malam, sekitar pukul 24.00 WIB. Ada banyak hiburan yang dapat dinikmati oleh masyarakat dalam acara tersebut, mulai dari Tari Badui persembahan seniman dari Kabupaten Kulonprogo, kesenian Gejog Lesung dan Reog dari Gunungkidul, Ayo Menari SOS Desa Taruna, Tari Klasik Girlan Nusantara, tari Sekar Catur Wonosari. Para seniman musik juga ikut pentas di sana, yakni, Keroncong HAMKRI Kota Yogyakarta, Karawitan Rotowijayan, Musik Jalanan Girlan, Gamelan Bambu Thek-thek Yogyakarta dan masih banyak lagi yang ditampilkan. Pesta rekyat tersebut dilaksanakan sehari sebelum kirab dilangsungkan, Selasa, 22 Oktober 2013. Warga nampak antusias menyaksikan pertunjukan kesenian gratis tersebut. Bahkan saya
sempat melihat ada beberapa turis asing yang turut hadir di sana. Sedangkan di Jalan Malioboro, ketika kirab pengantin Keraton dilaksanakan, para pedagang kaki lima Malioboro menyajikan suguhan makanan Angkringan gratis. Suguhan makanan ala angkringan tersebut dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan mereka kepada keluarga Sultan yang mengadakan hajatan. Makanan berupa nasi bungkus, gorengan, sate ayam, sate telur puyuh maupun minuman teh hangat di tata di pinggir jalan. Para pengunjung kirab dapat mengambil sesuka hati tanpa harus membayar. Ada 75 buah gerobak angkringan yang disediakan di sana, juga tersedia 5000 nasi bungkus serta 5000 kue atau jajanan pasar. Semuanya dikoordinir oleh komunitas Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro Yogyakarta. Sampai akhirnya pesta rakyat ini berakhir bersamaan dengan berakhirnya Royal Wedding Keraton Yogyakarta. (Teks & foto. Wendy S)
(1) Bregada mantri jero (2) Prajurit Bragada Wirabraja (3) Senyum & lambaian tangan Gusti Kanjeng Ratu Bendara & Kanjeng Pangeran Harya Yodanegara (3) Putri Sultan (GKR Pambayun) turut dalam iring-iringan kirab
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 43
1
2 (1)Masyarakat antusias melihat kirab pernikahan putri sultan (2) Suguhan pesta rakyat (3) Iringan penari beksa bedaya pengantin
3
TourismCultural
Mengenal Lebih Dekat Nuwo Adat Lampung Pekon Ampai
A
sal kata Nuwo memiliki arti Rumah. Sebelum, Anda sampai ke destinasi Teluk Kiluan, kira-kira dua jam perjalanan dari Kota Bandar Lampung, atau tepatnya, di Desa Pekon Ampai, Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Anda akan menemukan sebuah perkampungan penduduk asli Lampung, berikut rumah adat mereka yang masih orisinil. Tidak kurang dari 1 KM perjalanan, di kanan dan kiri di desa Pekon Ampai, rumah adat tersebut masih terjaga kelestariannya. Kesan rapuh, usang dan tak terawat sama
sekali tidak ada. Justru, rumah adat tersebut berdiri mentereng, gagah, dan sangat bersih. Bahkan, sebagaian dari Nuwo tersebut ada sebuah mobil cukup mewah parkir di garasi. Dani Nuh, selaku Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (Lampung) mengatakan, menurut orang tuanya dulu, Nuwo Adat Lampung ada sejak tahun 1955. Bahkan mungkin sebelum tahun tersebut. Sebab, sejak kakeknya lahir nuwo ini sudah ada. “Jika menilik, dari sejarah jalan yang ada di desanya, mestinya sudah ada sejak jaman Belanda,� ungkap Dani sembari menunjukan sebuah jalan utama di Pekon Ampai. Dalam sebuah literature, rumah adat pribumi ini bernama Sessat. Ciri fisik bangunan Nuwo Adat Lampung berbentuk panggung bertiang, bahan bangunannya
seluruhnya menggunakan kayu. Pada sisi bangunan tertentu memiliki ornamen yang sangat khas. Secara garis besar, Nuwo Adat Lampung seperti demikian. Baik itu Lampung Saibatin maupun Pepadun. Begitu halnya dengan Nuwo Adat Lampung yang ada di Pekon Ampai. Dani kembali mengisahkan, puluhan rumah yang ada di kampungnya itu dapat dipastikan terdiri dari tiga bagian, yaitu Gahang, Tundan, Kebeik dan Dapokh. Gahang diartikan sebagai Pendopo. Luas dan panjangnya Gahang yang ada di Pekon Ampai hampir seluruhnya sama dengan luas dan panjang yang ada di Tundan. Dan, Gahang yang ada di Pekon Ampai mayoritas memiliki karakteristik sendiri, yaitu berupa ukiran khas Lampung. Bagi penduduk setempat, Gahang menjadi salah satu tempat untuk menikmati rehat
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 45
TourismCultural yang sempurna. Tundan yang dalam bahasa Lampung dapat diartikan sebagai ruang tamu. Dalam Tundan, ada dua tempat untuk menerima tamu. Letaknya sejajar dan tanpa sekat. Tundan pada bagian sisi kanan—biasanya digunakan untuk menerima tamu sang pemilik rumah. Sedangkan tundan pada sisi kiri untuk menerima tamu sang anak pemilik rumah. Kebeik adalah Kamar tidur. Tempat rehat yang satu ini, terbagi dua. Bagian pertama untuk orang tua dan bagian kedua untuk sang anak yang telah beranjak dewasa. Hal ini dilakukan, agar sang anak kelak bisa mandiri. Kemudian adalah Dapokh atau dapur, selain untuk memasak dan sumur, juga ada tempat untuk meletakan hasil panen ladang. Posisinya, persis dibawah langit-langit rumah, dan telah didesain sedemikian rupa. Satu hal lagi yang menjadi karakteristik Nuwo Adat Lampung yaitu, pada bagian bawah rumah, terdapat ruang lapang yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan barang, seperti kayu bakar, kelapa, padi dan hasil bumi lainnya. “Jadi, saat akan mau menjemur hasil ladang pun kita sangat dekat dengan pelataran,” tambah Dani. Tetap Eksis Nuwo Di Era Modern Jaman dan tahun boleh saja berubah. beragam desain seperti modern, minimalis hingga old style menjamur, namun penduduk Pekon Ampai menjaga eksistensi keberadaan rumah adat mereka secara turun temurun. Azhari, Kepala Desa Pekon Ampai menegaskan, rumah yang mereka diami tidak mungkin tergantikan dengan hal yang baru. Sebab, menurut mereka Nuwo Adat Lampung yang telah ada sejak moyang mereka telah memberikan kenyamanan dan fungsi yang sangat luar biasa. Meski sekarang, mereka mengaku mengalami kesulitan untuk mempertahankannya. Azhari menegaskan, bahan baku utama kayu yang mereka gunakan pun tidak asal sembarang kayu hutan. Pertama, kayu yang digunakan memiliki kekuatan berpuluh-puluh tahun. Dan, untuk saat ini, kayu jenis tersebut sangat langka. “Rumah kami itu menggunakan, jenis kayu yang bernama Kulut, Hata, dan Bayur. Dan, ini sulit kita temukan. Sebagai pengganti biasanya menggunakan jenis kayu yang kualitasnya tidak jauh dari jenis kayu tersebut,” ungkap Azhari. Pak Kades pun kembali menggambarkan, bahan baku utama untuk membangun sebuah Nuwo Sessat ini membutuhkan sedikitnya 15 kubik kayu. Dan, dikerjakan
Hal. 46
secara gotong royong oleh penduduk sekampung Pekon Ampai. Serta tidak menggunakan gambar desain seperti bangunan modern saat ini. Semua dikerjakan secara manual, sesuai arahan tukang atau calon pemilik rumah. Suasana kebersamaan di Pekon Ampai memang masih terjaga. Ini dibuktikan dengan dimilikinya empat lumbung padi yang ada di desa tersebut. Sama halnya dengan Nuwo Adat Lampung, lumbung padi tersebut pun bermaterialkan seratus persen dari kayu. Lumbung sewadaya dari penduduk ini biasanya digunakan untuk menyimpan hasil panen seperti padi. Sebagaian dari penduduk Pekon Ampai mengaku, merasa enggan untuk membangun rumah dalam bentuk permanen maupun yang lebih modern. Meski secara ekonomi mereka mampu untuk membangun rumah modern, baginya inilah rumah terbaik yang pernah ada sejak moyang
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
mereka ada. Nyaman, besar dan multi fungsi. Memang dari kacamata bangunan, rumah adat panggung, mempunyai banyak fungsi dan manfaatnya. Pertama, bangunan rumah panggung ini mampu meminimalisir kerugian dari korban jiwa dan harta benda ketika gempa bumi melanda. Kedua, rumah panggung dikonstruksi untuk menghindari bahaya binatang buas. Sebenarnya, keberadaan desa Pekon Ampai di Kabupaten Tanggamus ini memiliki potensi sebagai salah satu destinasi desa wisata orisinil di Provinsi Lampung. Memang tujuan wisata seperti Desa Wisata kalah ‘seksi’ dengan wisata pantai. Namun tidak sedikit dari wisatawan asing maupun lokal yang tertarik untuk berkunjung ke desa seperti ini. Sebab, para wisatawan dapat belajar sejarah budaya dari kampung tersebut. (Teks & foto. Fatoer Doang)
Guide Your Travel Time
TourismBusiness
Bisnis Batik Sasirangan Keluar “Kandang”
S
aat batik tidak lagi menjadi produk dominan bagi masyarakat Jawa, sejak itu pula ‘kue’ bisnisnya menyeruak ke seantero nusantara. Salah satu adalah Batik Sasirangan. Batik khas Urang Banjar yang telah ada sejak abad XII, saat Lambung Mangkurat menjadi patih Negara Dipa. Mulanya, Sasirangan dikenal sebagai kain untuk “batatamba” atau sarana penyembuhan orang sakit suku Banjar. Itu sebabnya, kain Sasirangan ini berbeda-beda bentuknya. Namun, kini kain Sasirangan telah beralih fungsi sebagai fashion yang bisa
Hal. 48
digunakan oleh siapa pun. Serta memiliki potensi bisnis yang tak lekang oleh jaman. Di kampung sentra batik Sasirangan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan misalnya, sebagaian besar masyarakat menggantungkan hidup dari membatik. Bahkan, sudah menjadi bisnis turunan di kampung tersebut. Keluarga Rahmi, adalah salah satu produsen batik Sasirangan yang melanjutkan tongkat bisnis kedua orang tuanya di kampung tersebut. Dulu, perajin batik di kampung Sasirangan tumbuh bak jamur di musim penghujan. Namun, seiring perkembangan jaman, bisnisnya pun sempat mengalami pasang surut. Bahkan, sempat ada yang gulung tikar. Penyebabnya pun sangat klasik, yaitu permodalan. Selain itu, kesan kuno pun
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
menjadi factor lain, kenapa batik Sasirangan tidak bisa berkembang. Pada sisi lain pun, para pengusaha batik Sasirangan mengaku kian sulit dan mahalnya untuk mendapatkan bahan baku pewarnaan. Bahkan, ada salah satu bahan pewarna kimia yang harus dibelinya dengan menggunakan kurs dolar AS. Akan tetapi, dalam beberapa tahun belakangan ini, geliat bisnis batik Sasirangan sudah mulai terasa. Hal ini dapat terjadi, seiring dengan adanya kebijakan pemerintah pusat dan daerah agar setiap hari Jum’at menggunakan batik, baik dari anak sekolah hingga pegawai kantoran. Produsen batik asal Sasirangan, bagai ketiban rejeki. Angka produksi mereka pun meningkat. Tingkat penjualannya naik antara 30
TourismBusiness
Proses Menjemur Batik Sasirangan
hingga 40 persen setiap tahunnya. Rahmi, mengatakan, batik Sasirangan ini memiliki perbedaan dengan batik lain di tanah air. Paling tidak, hal ini dapat dilihat dari motif batiknya, cara proses pembuatan hingga pewarnaan pada batik tersebut. Kalau dari sisi motif sangat membedakan dengan batik manapun di negeri ini. Sebab menggunakan teknik jelujur. Bukan dengan canting, atau malam kemudian dilukis diatas kanvas. “Jelujur yang telah dibuat sejak awal, kemudian diikat pada kain, setelah itu jelujur tersebut ditarik. Hasil ikatan kain jelujur yang kemudian ditarik ini akan menghasilkan motif. Uniknya lagi, oleh karena prosesnya manual, maka tidak semua motif batik Sasirangan ini sama dan presisi disetiap motifnya,” ujar Rahmi Kiat Bertahan Dalam Bisnis Batik Sasirangan Rahmi menambahkan, penjualan harga batik Sasirangan dalam perkembangannya
menunjukan tren positif. Meski sempat diakui pasang surut. Namun semenjak masyarakat aware bahwa batik bukan lagi menjadi produk masa lalu, yang hanya dikenakan oleh kalangan dan usia tertentu, ternyata turut berpengaruh pada tingkat penjualan. Rahmi pun tidak menafikan, kehadiran para wisatawan asing dan lokal yang bertandang ke Kota Banjarmasin turut memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Sasirangan. “Kebanyakan wisatawan membeli kain batik Sasirangan, sebagai souvenir. Mereka pun terlihat begitu antusias melihat proses pembuatan batik,” terang Rahmi. Dalam perkembangan selanjutnya, keberadaan bisnis Batik Sasirangan ini pun cukup menggembirakan. Sebab, para perajin di Kampung Sasirangan ini sudah menjual produknya ke berbagai daerah di Indonesia. Bahkan hingga ke mancanegara, seperti Eropa, Asia dan Australia. Harga batik Sasirangan sendiri pun terbilang cukup terjangkau, antara Rp.
60.000 – 200.000 per dua meternya. Harga ini sangat dipengaruhi oleh jenis bahan pakaian, proses pembuatan, dan pewarnaannya. Dalam satu bulan, batik Rahmi, mampu memproduksi 1.500 batik. Meski demikian, Rahmi dan para pembatik dari Kampung Sasirangan tetap berharap adanya suatu regulasi penetapan harga bahan baku pewarna kimia yang jelas. Mereka lebih merasa senang, jika harga tersebut tidak berdasarkan kurs dolar AS. Sebab dapat berdampak pada pengurangan kapasitas produksi, serta daya beli masyarakat. (Teks & foto. Fatoer Doang)
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 49
Sport
Mempopulerkan Indonesia Melalui Marathon
K
egiatan olahraga untuk mempromosikan Indonesia sebagai destinasi yang Wonderful terus dikumandangkan. Instansi pemerintah, mulai dari kementerian, provinsi hingga level dinas pun bahu membahu membumikan Indonesia di mata dunia internasional melalui olahraga. Itu sebabnya, dua kementerian, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Pemuda dan Olahraga membuat konsep Mandiri Jakarta Marathon 2013, yang diikuti sedikitnya 10.000 pelari dari dalam dan luar negeri. Tak hanya lintas Asia, peserta Jakarta Marathon ini pun diikuti lintas benua. Sejak pembukaan pendaftaraan Jakarta Marathon secara resmi di Sport & Running Expo Paris Marathon, Perancis pada 4 April 2013, telah mendapatkan grade A dengan tingkat elevasi rute 0 m/km dari International Association of Athletics Federations (IAAF) banyak pelari dari mencanegara antusias mendaftar.
Hal. 50
Tercatat, beberapa Negara seperti Inggris, Kenya, Ethiopia, Jepang, Australia dan Perancis ambil bagian dalam JakMar 2013 yang telah diselenggarakan pada tanggal 17 Oktober. Para pelari maraton dunia juga tertarik dengan total hadiah Jakarta Marathon 2013 sebesar US$ 218.000 atau setara Rp 2,5 miliar. Para peserta setelah melakukan start bersama, selanjutnya mengambil rute sesuai kategori lomba yang mereka ikuti. Tercatat dari 10 ribu peserta yang ikut kategori full marathon sebanyak 1.096 peserta. Half marathon 1.600 peserta, 10 K dan 5 K masing-masing 3.396 dan 3.654 peserta, dan maratoonz (chlidren sprint) sebanyak 250 peserta. Menyusuri Sudut-sudut Wisata Jakarta Mari Elka Pangestu selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengaku, penyelenggaraan Jakarta Marathon 2013 bertujuan mencitrakan Jakarta sebagai destinasi sport tourism dunia serta
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Bendera Malaysia bekibar di Jakarta Marathon 2013
Sport
mengangkat citra Jakarta menjadi kota berkelas dunia. Mari pun berharap Jakarta Marathon bisa seperti New York Marathon, Paris Marathon, Berlin Marathon yang sudah dikenal dunia. 1 Sementara itu, Sapta Nirwandar, selaku inisiator sekaligus Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan salah satu target dari Jakarta Marathon 2013 adalah mendatangkan banyak wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia khususnya ke Jakarta yang akan lebih dikenal di mancanegara. Sapta kembali menambahkan, bahwa potensi dari sport tourism cukup efektif untuk turut mendongkrak kunjungan wisman di mana sampai dengan bulan Agusutus 2013 terjadi peningkatan sebesar 8,28% atau sebesar 5.643.271 wisman dari tahun lalu pada periode yang sama. Rute Jakarta Marathon 2013 ini pun telah dirancang untuk dibawa berwisata menikmati keindahan kota Jakarta dengan menyusuri sudut-sudut keanggunan situs peninggalan sejarah, dan deretan kemegahan bangunan Jakarta masa kini. Jakarta sebagai destinasi pariwisata memiliki berbagai jenis daya tarik wisata berupa wisata alam maupun buatan yang merupakan potensi daerah sehingga
2
apabila dikelola secara maksimal dan berkelanjutan menjadi salah satu penggerak perekonomian daerah. (Teks & foto. Fatoer Doang)
(1) Tak kuasa menahan ngantuk & lelah, salah satu pemenang Jakarta Marathon pun tertidur di belakang panggung (2)Tetap semangat meski kelelahan
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 51
Rest&v Relax
Dapatkan Promo Liburan Menarik Di Holiday Inn Bandung Holiday Inn Bandung tak henti-hentinya member kejutan untuk Anda. November ini, berbagai fasilitas di Holiday Inn Bandung kompak memberikan promo-promo menarik yang sayang untuk anda lewatkan. Food and Beverage outlets di Holiday Inn Bandung yaitu Kebun Bambu Restaurant, Braga Bar and Lounge, dan Plum Lounge mempunyai kejutan berbeda untuk Anda. Kebun Bambu Restaurant dan Braga Bar mengeluarkan menu terbaru yaitu Surf and Turf menu. Kedua menu ini merupakan masakan Amerika yang mengkombinasikan daging dan seafood. Executive Chef Holiday Inn Bandung, Feisal Rachman berinovasi dengan mengkombinasikan rib dan salmon yang dipanggang dengan bumbu khusus dan dipadukan dengan rujak style sauce yang sangat pas untuk lidah Anda. Sungguh hidangan unik, nikmat, dan tak terlupakan. Lain lagi dengan Plum Lounge, outlet F&B yang mempunyai spesialisasi di bakery dan pastry ini mempunyai promo harga
Hal. 52
spesial untuk produk cheesecake khusus bulan ini yaitu Rp. 21.000,-/slice (nett). Dibuat dengan bahan-bahan segar dan berkualitas sehingga langsung lumer di mulut, homemade cheesecake Holiday Inn Bandung harus Anda cicipi. Saatnya untuk memanjakan tubuh anda. Promo diskon 50% untuk seluruh perawatan di Tea Tree Spa, Holiday Inn Bandung. Promo ini berlaku pada happy hours mulai pukul 09.00 - 14.00 PM, hari Senin- Jumat (tidak berlaku pada libur nasional). Para terapis bersertifikasi akan membuat Anda rileks dan melupakan semua penat. Anda dapat mengajak sahabat, keluarga, atau pasangan anda dan menikmati treatment kami di couple room yang didesain khusus. Holiday Inn Bandung terletak di Jalan Ir. H. Juanda 33, Bandung 40116, dekat dengan bandara udara, stasiun kereta api, destinasi wisata di Bandung dan pusat perbelanjaan. Untuk reservasi, silahkan hubungi (62) 22 4211333 atau kunjungi www.ihg.com/holidayinn/bandungidn.
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Rest & Relax
Jaringan Hotel Pertama Di Indonesia Dengan Fasilitas
Smart Check-In 1
Famehotel Gading Serpong Tivolli Distric Lot #3 Jl. Boulevard Gading Serpong Paramount Serpong, Banten Telp: (+62-21) 2930.3333
Famehotel Gading Serpong yang diresmikan pada, 12 Desember 2012, dan merupakan pilot project atau brand hotel bintang dua pertama yang dikelola oleh Parador Hotels & Resorts. Bertempat di jantung kawasan Central Business District (CBD) Gading Serpong, Famehotel menjadi pilihan smart bagi para business traveller. Dilengkapi dengan desain interior dan ruangan berwarna ungu dan putih menambah kesan sexy dalam hotel ini. Sehingga layaklah Famehotel dikenal sebagai smart and sexy hotel. Perkembangan teknologi menjadi konsentrasi tersendiri bagi Famehotel Gading Serpong, terbukti dengan hadirnya Smart Check-In Booth. Pertama dan satu-satunya di Indonesia, Smart Check-In Booth menjadi layanan terbaru yang ditawarkan oleh Famehotel. Kini proses check-in menjadi mudah, sederhana, dan cepat. Berkat kecanggihan teknologi pula, dalam waktu kurang dari lima menit para tamu bisa memilih dan mendapatkan kamar pilihan tanpa harus antre. Terobosan ini menjadi salah satu bukti smart yang ditawarkan oleh Famehotel untuk 2 para tamunya. Mesin pintar menyerupai mesin ATM ini, memiliki fitur spesial dalam dunia perhotelan. Terdiri dari dua bahasa, Indonesia dan Inggris, para tamu dapat melakukan walk-in reservation tanpa bantuan orang lain dan juga tanpa harus mengantri di front office. Hal ini sangat membantu dikarenakan pengunjung tidak perlu mengisi data secara manual dan data tamu langsung terhubung pada sistem komputer. Ada dua pilihan ketika pengunjung menggunakan fasilitas smart check-in ini. Pilihan pertama jika pengunjung telah memiliki reservasi, dan pilihan kedua apabila pengunjung belum memiliki reservasi. Bagi Anda yang telah memiliki reservasi, cukup memasukkan kode booking hotel yang telah dimiliki dan kemudian langsung mengikuti langkah selanjutnya yang dipandu dari booth smart check-in. Namun bagi yang belum memiliki reservasi, Anda dapat melakukan proses reservasi langsung dari mesin pintar ini. Dengan adanya fasilitas terbaru ini, Famehotel Gading Serpong ingin memberikan pelayanan yang maksimal sebagai kepedulian kami terhadap para tamu dengan menjadi “The First Smart Hotel in Tangerang�. Selamat mencoba Smart Check-In Booth dan menginap di Famehotel Gading Serpong.
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 53
Gadget
Akhirnya Instagram Mendarat Di Windows Aplikasi Instagram kini dapat dinikmati pemilik smartphone dan Personal Computer (PC) berplatform Windows. Untuk di smartphone berplatform Windows Phone, untuk sementara baru dapat dinikmati di gadget tablet windows RT, Lumia 2520 dan Nokia Lumia 1420. Sedangkan, untuk PC kedatangan aplikasi filterin dan sharing foto paling popular ini di baru dapat dinikmati Windows XP, Vista, 7. Bagi Windows Phone, kehadiran aplikasi Instagram tentu menjadi hal yang besar. Sebagaimana diketahui, para pengguna Windows Phone kalah cepat bereaksi dengan brand berplatform Android dan iOS. Tampilan aplikasi yang telah diakuisisi oleh Facebook tahun lalu ini sangat unik dibandingkan dengan Android dan iOS. Pada tombol tab Home, Explore, Notification, dan Me berada di sisi kanan atas. Sedangkan tombol capture tetap berada di sisi bawah. Hal ini, tampak berbeda dengan Instagram di Android dan iOS yang seluruh tombol tab-nya berada di sisi bagian bawah. Tak hanya itu, Instagram pun telah merambah ke Personal Computer (PC), dengan nama Instagrille. Menawarkan cara unik untuk mengakses Instagram pada desktop PC Anda. Ketika Anda men-download aplikasi ini Anda dapat melakukan sinkronisasi dengan akun Instagram Anda untuk mendapatkan pengalaman penuh melalui Windows. Kehadiran Instagram di Windows Phone dan Instagrille di PC, merupakan jawaban dari berbagai keluhan pengguna yang menyayangkan sedikitnya aplikasi yang tersedia di sistem operasi Windows.
Hal. 54
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
iPad Air Si Tablet Full-size Produk gadget papan atas, Apple menghadirkan iPad generasi terbaru dengan nama iPad Air. iPad generasi kelima ini, lebih ringan daripada generasi pendahulunya. Beratnya hanya 0,45 kilogram. Mematahkan rekor pendahulunya (iPad 4) yang memiliki berat 0,63 kilogram. Rekor baru iPad Air ini pun berlanjut. iPad Air tampak lebih tipis 20 persen dari iPad 4. Perubahan lain ada pada chip. iPad Air mengadopsi chip dari iPhone 5S, yakni A 7. Apple mengklaim, kemampuan chip terbaru ini jauh lebih cepat 72 kali lipat, dari pada iPad keluaran pertama. Untuk prosesor, iPad Air membenamkan A7 di hardwarenya. Kemudian, iPad Air teranyar ini memiliki resolusi tinggi sekitar 2.048 x 1.536 piksel. Apple pun berani menyebut iPad Air sebagai tablet "full-size" teringan di dunia. Di samping ketebalan dan bobot yang berkurang, iPad Air turut mengalami perubahan dari segi tampilan fisik. Fitur lain dari iPad Air mencakup kamera iSught 5 megapiksel, kamera facetime 1080p, dan dual mic. Daya tahan baterainya pun disebut bisa mencapai 10 jam. Harga iPad Air dipatok mulai 499 dollar AS untuk versi 16 GB Wi-Fi only dan 629 dollar AS untuk versi 16 GB Wi-Fi + LTE. Ada dua pilihan warna yang ditawarkan pada iPad Air, yaitu warna abu-abu-hitam dan silver-putih.
Gadget
Oppo N1 Hadirkan Kamera Aperture f 2.0
Notebook Android Pertama Lenovo, A10 Sistem operasi (OS) Android yang telah sukses di ranah smartphone dan tablet, kini merambah ke Notebook. Dapat dibayangkan, kini para traveller semakin dipermudah dengan perangkat gadget canggih. Jadi, sambil berwisata Anda pun tetap terhubung dengan dunia maya. Dan, upaya untuk terkoneksi dengan jejaring sosial pun tetap terjaga, meskipun berada di pantai dan belantara hutan yang hijau. Adalah notebook Lenovo A10—perangkat komputer jinjing besutan China berbasiskan OS Android. Tak tanggung-tanggung, Lenovo A10 tampak begitu tipis dan ringan ini langsung membenamkan Android Jelly Bean 4.2 dalam sebagai sistem operasionalnya. Lenovo A10 memiliki bobot kurang dari 1 kilogram dan ketebalan hanya 17 milimeter. Perlu diketahui pula oleh para traveller yang doyan ekssis di jejaring social, notebook Lenovo A10 ini pun bisa digunakan sebagai sebuah tablet. Hanya dengan melipat layar 300 derajat yang oleh Lenovo sebagai stand mode sudah beralih fungsi sebagai tablet. Untuk ukuran layar Lenovo A10, sebesar 10.1 inci. Dengan resolusi HD 1366 x 768 piksel. Layar ini didukung dengan tekonologi layar sentuh dengan nama multitouch 10 titik. Kemudian, dalamnya terdapat prosesor quad core Rockchip RK3188 Cortex A9 dengan kecepatan 1.6GHz, serta RAM 2GB dengan 32GB internal storage, integrated 0.3M VGA webcam, 2 USB 2.0 ports dan sebuah port HDMI. Daya tahan baterai Lenovo ini cukup diacungi jempol. Sebab, mampu bertahan hingga 9 jam untuk video playback. Artinya, notebook Lenovo A10 ini sangat cocok bagi para traveller yang gemar bermain dan atau bekerja sembari menikmati panorama alam Indonesia yang indah. Untuk mendapatkan perangkat gadget yang satu ini berkisar antara 250 USD atau di bawah 3,5 Juta Rupiah.
Perangkat kemampuan kamera pada suatu gadget—utamanya smartphone, menjadi salah satu alasan terpenting seorang user untuk digunakan Sekedar contoh, saat ini, banyak smart travelers memiliki smartphone dengan dengan teknologi tertinggi. Baik secara kapasitas piksel, hingga kemampauan kamera yang unik. Itu sebabnya, banyak vendor smartphone berlomba-lomba menghadirkan teknologi terkini pada kameranya. Salah satu vendor tersebut adalah brand Oppo. Meski sebagai new comer untuk smartphone di Indonesia, namun Oppo hadir dengan inovasi terbaru dan canggih. Hal ini dapat dibuktikan pada produk N1 dengan OS Android Jelly Bean 4.2. Produk yang dirilis pada bulan lalu ini memiliki fitur kamera yang cukup ‘menggiurkan’ bagi wisatawan yang begitu mengagungkan ke indahan alam. Pasalnya, kamera pada Oppo N1 ini dibekali dengan aperture atau bukaan diafragma yang sangat besar, yaitu f 2.0. selain itu, kamera dari Oppo N1 ini memiliki resolusi maksimal hingga 13 mega Piksel. Serta dilengkapi pula dengan dua LED flash yang bisa diatur tingkat kecerahannya. Menariknya lagi, smartphone dari negeri tirai bambu ini, kameranya bisa diputar hingga 206 derajat, dan mempunyai kemampuan merekam video HD 1080p@30fps. Guna menjaga ketahanan kualitas engsel dari kamera, Oppo N1 telah melewati 100 ribu rotating test. Dalam sehari tes dilakukan sebanyak 40 rotasi selama 7 tahun. Kecanggihan lain, kamera ponsel ini juga dilapisi kaca khusus untuk mengatasi distorsi, menambahkan AR coating untuk meningkatkan transmisi cahaya lensa dari 90 ke 98 persen. Artinya, meski Anda memotret dalam keadaan low light atau cahaya minim, hasilnya akan tetap maksimal. Apalagi, pada Oppo N1 dibekali dengan fasilitas ISO rendah dengan exposure panjang sampai 8 detik.
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 55
Tourism Culinary Berburu Kuliner di Kota Banjarmasin Tak ubahnya dengan beberapa kota besar lain di Indonesia, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan pun mempunyai khasanah kuliner yang melegenda. Dan, para pecinta kuliner pasti mahfum dengan beberapa kuliner seperti Lontong Orari dan Ketupat Kandangan. Pada edisi ini, Majalah Tourism Watch, mencoba menawarkan kuliner seputar lontong dan ketupat. Untuk menemukan beberapa menu terbaik dan unik di Kota Banjarmasin, Majalah Tourism Watch akan mencoba memberikan dua referensi kedai makan yang nyaman dan bercitarasa tinggi. Sehingga menjadi referensi istimewa ketika bersantap pagi, siang dan malam. Tentunya dengan menu Lontong dan Ketupat.
Ketupat Kandangan, Warisan Leluhur Suku Banjar Lontong Orari, Terasa Gurih dan Pedas Nama menu yang satu ini adalah Lontong Orari. Dinamakan Orari, oleh karena dahulu menjadi tempat nongkrong para briker—Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI). Secara tampilan menu, sebenarnya tidak ada kaitannya dengan Orari. Cuma yang membedakan lontong Orari dengan lainnya adalah berbentuk, segitiga.
Menu Ketupat Kandangan adalah kuliner khas suku Banjar yang ada di Kota Banjarmasin. Baik di kampung asalnya—Kabupaten Kandangan atau di Kota Banjarmasin, merupakan sarapan pagi bagi setiap penduduk sebelum menjalankan aktifitas ke kantor maupun ke ladang. Meski demikian, menu ketupat kandangan ini sangat popular di Kota Banjarmasin. Salah satunya adalah di kedai makan Warung Rahayu.
Isi dari lontong Orari pun sangat berbeda dengan yang ada di Pulau Jawa. Lontong Orari berisikan, kuah santan yang kental, daging ayam, telur bulat, dan ikan haruan atau familiar dengan sebutan ikan gabus. Tidak ada sayur-sayuran seperti nangka, dan atau buah labu, papaya, yang kerap di jumpai pada lontong sayur di Pulau Jawa.
Kedai makan ini, berada di Jalan Pramuka, Kota Banjarmasin. Tepatnya, disamping kantor dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan. Kedai makan ini telah ada sejak 16 tahun silam. Dan, pemiliknya adalah orang suku Banjar. Sehingga kualitas rasanya pun dijamin warisan dari leluhur.
Selain bentuk lontongnya yang unik, kuahnya santan yang kental cenderung berwarna kuning kecoklatan. Tampilan warna kecoklatan ini dipengaruhi oleh bumbu yang bernama habang yang melekat pada ikan haruan, daging ayam dan telur bulat. Jika ketiga lauk ini bertemu dengan kuah santan, rasa pedas dan gurih langsung berasa di lidah.
Secara tampilan, isi dari Ketupat Kandangan ini tidak jauh berbeda dengan Lontong Orari. Cuma, yang membedakannya adalah ketupat dan lontongnya. Jika lontong orari dibungkus dengan daun pisang dan berbentuk segitiga, sedangkan ketupat kandangan dibungkus dengan janur dan bentuknya pesegi empat.
Untuk menikmati kuliner Lontong Orari ini, bisa ditemukan di Jalan Simpang Sei Mesa, Kota Banjarmasin. Secara lokasi memang agak sulit untuk menemukan. Akan tetapi nama besar Lontong Orari, menjadi mudah ditemukan oleh wisatawan maupun ‘penggila’ kuliner nusantara ketika bertandang ke kota ini. Sebab, setiap orang yang ditanya akan menjawab secara detail lokasi yang dimaksud.
Dalam satu porsi ketupat Kandangan terdapat kuah santan, ikan haruan, telur dan irisan daging ayam. Hanya saja, kuah ketupat kandangan ini tidak terlalu kental seperti halnya lontong orari. Meski demikian, kualitas rasanya tidak jauh berbeda. Yang unik dari Ketupat Kandangan adalah, cara menyantapnya yang menggunakan tangan. Bukan memakai sendok dan garpu.
Untuk menyantap kuliner khas Kota Banjarmasin ini pun tidak terlalu mahal, hanya merogeh kocek Rp.25.000. Apalagi, melihat porsi dan kualitas rasa yang di dapat. Harga tersebut, sudah termasuk dengan segelas es Jeruk, untuk mengurangi kadar lemak dari kudapan tersebut. Hanya sekedar saran, datanglah lebih awal ke kedai makan Lontong Orari saat akan menjelang makan siang.
Bagi yang belum terbiasa, menyantap kudapan berkuah dengan menggunakan tangan dan di remas, adalah hal yang aneh. Namun tidak halnya menurut adat suku Banjar. Kudapan bersantan ini, akan semakin nikmat lagi, bila dipadu dengan sambal binjai. Harga satu porsi Ketupat Kandangan di kedai ini hanya Rp. 15.000, sudah termasuk segelas teh manis panas.
Hal. 56
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Tourism Culinary Menyantap Kuliner di Kawasan Jalan Sabang Bagi penikmat kuliner, pasti sudah tidak asing lagi dengan kawasan Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Ketika hari menjemput malam, sepanjang jalan sabang, langsung berubah menjadi beragam kedai dan tenda makanan dengan pilihan menu andalan, ciri khas, hingga cita rasa yang unik. Untuk menemukan beberapa menu terbaik dan unik, Majalah Tourism Watch akan mencoba memberikan dua referensi kedai makan yang nyaman dan bercitarasa tinggi. Tentunya dengan menu dan bahan utama yang berbeda.
Raja Bebek Bakar 21, Rasa Bebek Sebenarnya Sangatlah tidak mudah untuk menemukan menu dengan bahan dasar bebek. Apalagi tolak ukurnya adalah citarasa dan unik. Sebab, menu yang satu ini, harus mendapatkan perlakuan khusus dalam hal racikan bumbu, serta membutuhkan teknik membakar atau menggoreng. Salah satu menu bebek yang memiliki kualitas rasa dan unik di kawasan jalan Sabang adalah, Raja Bebek Bakar 21. Ada tiga menu bebek yang cukup dibilang murah yaitu, Bebek Bakar Madu, Goreng Ijo, dan Bakar Khas. Masing-masing menu tersebut dibanderol Rp. 25.000 belum termasuk minuman. Diantara ketiga menu tersebut, menu Bebek Bakar Madu begitu menggoda dan terkesan unik. Hanya dalam beberapa menit, menu langsung tersaji. Dan benar adanya, menu Bebek Bakar Madu ini, secara tampilan saja sudah membangkitkan ‘gairah’ perut. Daging bebek bakar madu terlihat cokelat gelap dengan wijen di atasnya. Disajikan dengan sambel merah yang menggoda mata. Yang menarik dari kedai ini, daging bebeknya sama sekali tidak berbau amis. Justru, aroma rempah dari jahe cukup dominan. Namanya juga Bebek Bakar Madu, tentu bebek ini memang tidak bisa jauh-jauh dari rasa manis. Namun uniknya, bukan manis terasa dilidah, tapi rasa legit. Karena menggunakan gula Jawa sebagai pengganti gula pasir. Selain itu, pada bagian luar—kulit bebek bakarnya rasanya sangat gurih. Bumbunya pun mampu meresap sampai ke daging dan sangat empuk. Sehingga ketika dimakan tanpa nasi alias dicocol tidak mengurangi kenikmatan menyantap kuliner ini.
Gurih dan Nikmat Nasi Gandul Khas Pati Kota Jakarta memang ‘gudangnya’ kuliner daerah. Jadi tak perlu mudik, jika hanya ingin mencicipi kuliner yang berasal dari suatu daerah. Salah satunya adalah Nasi Gandul. Kudapan berkuah santan ini, muasalnya dari Kota Pati, Jawa Tengah. Bila merasa klangenan, singgahlah ke kedai makan Nasi Gandul Khas Pati di Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Soal kualitas rasa, jangan diragukan. Sama persis dengan yang ada di Kota Pati. Ciri khas dari Nasi Gandul adalah kuahnya yang gurih dan sedikit ada sentuhan rasa manis. Kemudian garnis seperti tempe goreng kering, membuat selera makan kian kalap. Untuk menikmati kudapan ini di kedai Nasi Gandul Khas Pati yang buka mulai, jam 11:00 – 23:00, ini terbilang cukup murah. Hanya dengan membayar Rp. 16.000, Anda sudah dapat merasakan detail dari bumbu yang berasal dari rempah-rempah yang telah diracik dan dipadu dengan kaldu sapi sehingga pas di lidah. Dalam satu porsi Nasi Gandul Khas Pati di jalan Sabang, terdapat seporsi nasi, kuah santan yang gurih, daging yang telah dikukus, telor, tempe goreng kering. Jika dirasa lauknya masih kurang, masih ada sate usus, ati, yang dijual secara terpisah.
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 57
Menanti Pergantian Tahun Di Tanah Makkah
Labbaik Allahumma labbaik, Labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wanni'mata laka wal mulka, laa syarikalak‌..Bait doa itulah yang sering diucap dan terdengar saat kita melaksanakan ibadah umroh dan haji.
Hal. 59
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Destination
Bertemu rombongan Unta
U
ntuk merayakan tahun baru, bagi masyarakat muslim tanah air bisa menjadikan Kota Madinah dan Makkah sebagai tempat menantikan detik-detik pergantian tahun 2013 ke 2014. Lebih tepatnya adalah menjalankan ibadah umroh. Tourism Watch Magazine mengulas perjalanan seru dan bahagia bisa mengunjungi dua kota paling suci tersebut, yakni Madinah dan Makkah. Namun Kota Makkah saja yang saya tulis. Trip Kota Madinah sudah pernah diulas pada beberapa edisi lalu. Bertandang ke tanah kelahiran Nabi Muhammad, Makkah, adalah impian saya dan umat muslim diseluruh penjuru dunia.
Hal. 60
Untuk datang ke tanah suci Makkah dan Madinah, sepertinya saya harus menabung pundi-pundi uang selama beberapa tahun. Namun ternyata, doa saya terkabul untuk dapat mengunjungi dua kota di tanah Arab tersebut. Bulan Juni tahun lalu (2012) orangtua mengajak saya beserta kedua kakak untuk melakukan ibadah umroh sekaligus berwisata melihat sejarah Islam di tanah Arab. Saat itu perasaan saya bercampur aduk, mulai dari senang, antusias, penasaran, tidak sabar, semangat, dan lainnya. Sebelum berangkat menjalankan ibadah umroh, terlebih dahulu pihak travel agen memberi buku panduan dan infomasi bacaan doa serta hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan selama di menjalankan ibadah umroh. Pukul 05.00 WIB, rombongan keluarga saya sudah di Bandara International Soekarno Hatta. Dari Jakarta rombongan berangkat menuju Bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz, Madinah. Perjalanan pesawat menempuh waktu 9 jam, membuat saya dari tidur bangun tidur
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
bangun sampai berjalan di koridor dalam pesawat. Pastinya tidak lupa mengqashar shalat. Rute pertama ibadah umroh adalah Kota Madinah. Di Madinah al-Munawwarah – kota yang bercahaya, disini kami tinggal selama 4 hari. Dalam perjalanan bus singgah di Masjid Bir Ali. Di tempat ini rombongan melaksanakan sholat sunah ikhram dan berniat melaksanakan umrah. Masjid Bir Ali menjadi tempat miqat bagi umat muslim yang berangkat dari Madinah menuju Makkah. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Kota Makkah menggunakan bus dengan lama waktu 6 jam atau sekitar 490 km. Selama perjalanan menuju Makkah, rombongan tak henti melantunkan baitbait doa “Labbaik Allahumma labbaik “. Begitu terasa syahdu, tenang, dan damai. Sesekali saya menyibak tirai jendela bus untuk melihat pemandangan. Yang tampak hanyalah hamparan gurun pasir dan perbukitan. Akan tetapi, saya sempat menjumpai rombongan unta yang sedang melintas.
Destination
Masjidil Haram Makkah
Bergetar Melihat Kemegahan Ka’bah Detik-detik bus akan memasuki Kota Makkah, mendadak jantung saya berdebar-debar, hati bergetar, dan tak terasa buliran tetes air mata pun jatuh. Rasa haru, bahagia, bangga dan suka cita melanda saya. Akhirnya impian pun terwujud, yakni dapat mengijakkan kaki ke kota yang dihormati dan aman ini. Tiba di Kota Makkah waktu menunjukkan pukul 11. Malam. Suasana di kota ini terasa lebih hingar bingar dan padat dibandingkan dengan Madinah. Setelah chek-in di hotel dan menyantap makanan, saya berserta keluarga bergegas menuju Masjid Al-Haram untuk berkumpul dengan rombongan melaksanakan ibadah umroh. Ketika saya tiba di Masjid Al-Haram, terlihat sedang dilakukan perluasan bangunan. Ketika akan memasuki Masjid Al-Haram, dianjurkan melangkah dengan kaki kanan. Akhirnya saya bisa berhadapan dan berjumpa langsung dengan Ka’bah, tanpa sekat layar kaca televisi. Seluruh badan saya seketika lemas dan wajah dihujani air mata. Bangunan
Beribadah tujuan utama dari umroh dan haji
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 61
Destination
Ribuan sampai jutaan umat muslim memadati Ka'bah
berbentuk persegi empat itu ditutupi kain penutup. Kiswah atau kain penutup Ka’bah mengenakan sutra murni yang dicelup warna hitam dan pada bagian atas tertulis ayat-ayat Al-quran yang mengenakan benang dari emas murni. Begitu megah, kokoh, kuat, cantik, indah, elok, dan banyak lagi kalimat pujian yang patut disandang Ka’bah. Saya dibuat terpesona dan terkagum-kagum akan kebesaran-Nya. Masjid Al-Haram adalah masjid di Kota Makkah, yang merupakan tujuan utama dalam ibadah umroh dan haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah, yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah shalat. Menjelang subuh, rangkaian Ibadah umroh selesai kami laksanakan. Ditandai dengan Tahallul, yakni rangkaian terakhir dalam ibadah haji dan umroh. Tahallul yang berarti “diperbolehkan” adalah dibebaskan seorang jamaah haji dan umroh dalam larangan atau pantangan selama berihram. Pembebasan tersebut ditandai mencukur rambut habis rambut ataupun hanya memotong paling sedikit 3 helai. Tata cara mencukur rambut yang paling dianjurkan bagi pria adalah dengan halq atau memotong habis (gundul). Sedangkan kaum hawa cukup memotong
Hal. 62
sedikit helai rambut. Usai umroh, banyak yang menghabiskan waktu beribadah di Masjid Al-Haram. Seperti membaca Al-Quran, shalat, zikir, atau hanya melihat umat muslim seluruh dunia tawaf mengelilingi Ka’bah. Aktifitas lain yang bisa dilakukan adalah menyambangi satu-satu pertokoan alias berbelanja. Jamaah Indonesia terkenal royal memborong oleh-oleh..hehehe. Bahkan beberapa toko yang saya jumpai menerima mata uang rupiah, jadi kalau kehabisan real tidak perlu repot-repot menukar ke money changer. Bagi yang ingin kembali melaksanakan ibadah umroh pun bisa. Tentu terlebih dahulu harus kembali miqat. Mesjid Ji-ronnah atau mesjid Hudaibiyah merupakan tempat miqat yang paling afdol bagi penduduk Makkah. Mengunjungi Saksi-saksi Sejarah Islam Hari ketiga, keempat, dan kelima di Makkah, rombongan diajak mengunjungi tempat-tempat bersejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan syuhada. Gua Hira berada di lereng Jabal (Gunung) Nur. Di gua inilah Malaikat Jibril pada, 17 Rajab, turun membawa wahyu
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
pertama kepada Nabi Muhammad SAW yang berada di dalamnya. Jabal Nur merupakan salah satu dari deretan gunung berbatu yang mengelilingi Kota Makkah. Untuk melihat dari dekat gua yang menjadi saksi ini harus mendaki bukit berupa batu-batu tajam dan licin, yang membutuhkan waktu sekitar satu hingga 1,5 jam. Obyek sejarah lain yang saya kunjungi yakni, Jabal Rahmah. Sebuah bukit rahmat yang lokasinya berada di Arafah bagian timur Kota Makkah, Arab Saudi. Di puncak bukit terdapat monumen tugu putih yang dibangun untuk mengenang peristiwa bersejarah pertemuan Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah diturunkan terpisah selama 100 tahun. Untuk mencapai tugu kasih sayang tersebut, saya harus melewati ratusan anak tangga. Begitu turun di dasar, para pedagang akan menawari menaiki atau sekadar berfoto dengan unta. Untuk menambah daya tarik, dudukan kursi unta dihiasi bunga kain berwarna-warni. Kemudian berkunjung ke Jabal Tsur, sebuah bukit tempat Rasulullah Nabi dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran kaum Quraisy saat Hijrah dari Makkah ke Madinah. Selama tiga hari berdiam di dalam gua adalah Asma binti Abu Bakar yang mengantar makanan mereka. Kondisi medan bukit yang terjal tidak memungkin-
Destination
1
2
3
(1) Tangga menuju Gua Hira (2) Masjid Al-Haram terluas & terbesar di dunia (3) Menunggangi & foto bersama Unta daya taik di Jama Rahmah
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 63
Destination
1
kan bisa mencapai gua. Salah satu wisata yang menyedot perhatian para jamaah umroh dan haji yaitu, jam super besar yang berada di puncak gedung pencakar langit. Jam dengan ketinggian 600 meter tersebut, mengalahkan yang dimiliki Burj Khalifa di 1 Dubai, Cevahir Mall Istanbul, dan Big Ben yang ada di London. Diameter ini mengalahkan jam Cevahir Mall di Istanbul yang hanya 36 meter. Besar menara jam bermuka empat ini juga mengalahkan jam serupa yang saat ini dipegang menara Big Ben di London. Keunikan dari Jam Makkah adalah setiap datang waktu shalat, 21 ribu lampu hijau dan putih akan berpendar-pendar, menandakan dan mengingatkan kaum muslimin untuk shalat. Lampu ini bisa dilihat dari jarak 18 mil atau 28,8 kilometer. Yang membuat saya kagum dan kangen adalah ribuan jamaah mensesaki Masjid Al-Haram dan Nabawi untuk beribadah. Bahkan masjid sudah ramai jauh sebelum masuk waktu shalat. Para pedagang akan langsung menghentikan semua aktifitasnya beberapa saat sebelum shalat. Yaaa, saya berjanji dan betekad akan kembali datang ke Madinah dan Makkah, kota bermandikan cahaya dan suci yang menawarkan kedamaian, kenyamanan,
Hal. 64
2
kehangatan, keindahan, serta menambah kecintaan terhadap sang pencipta, Allah SWT. (Teks & foto. Lily. S)
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
3
(1) Pemandangan senja di gurun pasir (2) Monumen tugu Jabal Rahmah, saksi pertemuan Nabi Adam & Siti Hawa setelah dipisah 100 tahun (3) Burung-burung merpati ikut meramaikan Kota Makkah
Destination
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 65
Entertainment
MOVIE THE NIGHTINGALE (LE PROMENEUR D'OISEAU – ENGLISH SUBTITLE) Film ini mengambil lokasi syuting di Peking China dan dibintangi oleh para pemain lokal. Cerita bermula ketika Wei (6 tahun) seorang anak tunggal dititipkan pada kakeknya aat orang tuanya harus pergi selama seminggu karena ada pekerjaan. Sang kakek memutuskan untuk mengajak Wei meninggalkan Peking, kota tempat tinggalnya, dan berkunjung ke kota kelahirannya. Selama perjalanan, Wei menemukan kehidupan lain dari kehidupannya yang serba mewah dan modern. Awalnya Wei tidak ingin pergi, namun akhirnya mulai tertarik sedikit demi sedikit dan menemukan dunia dan nilai-nilai kehidupan lain yang berbeda. Ia pun menjadi tambah dekat dengan kakek yang sebelumnya tidak begitu ia kenal dan menemukan sejarah keluarganya. Film ini banyak mengajarkan nilai-nilai moral tentang pentingnya keluarga bagi kita. Jenis Pemain Produser Sutradara
: Film: Drama : Li Bao, Li Xiaoran ,Hao Qin ,Yang Xin, Li Bao, Li Xiaoran ,Hao Qin , Yang Xin : Philippe Muyl : Philippe Muyl
99 CAHAYA DI LANGIT EROPA Film ini menceritakan pengalaman nyata sepasang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Eropa. Bagaimana mereka beradaptasi, bertemu dengan berbagai sahabat hingga akhirnya menuntun mereka kepada rahasia besar Islam di benua Eropa. Tinggal di Eropa selama 3 tahun adalah arena menjelajah Eropa dan segala isinya. Hingga akhirnya menemukan banyak hal lain yang jauh lebih menarik dari sekedar Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma, atau gondola gondola di Venezia. Pencarian telah mengantarkan pada daftar tempat-tempat ziarah baru di Eropa. Dan tak menyangka Eropa sesungguhnya juga menyimpan sejuta misteri tentang Islam. Saat memandang matahari tenggelam di Katedral Mezquita Cordoba, Istana Al Hambra Granada, atau Hagia Sophia Istanbul, aku bersimpuh. Matahari tenggelam yang aku lihat adalah jelas matahari yang sama, yang juga dilihat oleh orang-orang di benua ini 1000 tahun lalu. Matahari itu menjadi saksi bisu bahwa Islam pernah menjamah Eropa, menyuburkannya dengan menyebar benih-benih ilmu pengetahuan, dan menyianginya dengan kasih sayang dan toleransi antar umat beragama. Film ini mengambil lokasi di 4 negara: Vienna (Austria), Paris (Perancis), Cordoba (Spanyol) dan Istanbul (Turki). Gambar-gambar yang ditampilkan dalam film ini amatlah indah. Jenis Film Pemain Produser Sutradara
: Drama : Abimana Aryasatya, Acha Septriasa, Raline Shah, Nino Frenandez, Alex Abbad, Marissa Nasution, Dewi Sandra, pemain cilik Gecchae. : Yoen K, Ody Mulya Hidayat : Guntur Soeharjanto
AMERICAN HUSTLE Sebuah film fiksi menarik dari salah satu skandal yang paling menakjubkan untuk rock Amerika. Amerika Hustle menceritakan kisah brilian Irving Rosenfeld (Christian Bale) penipu ulung. Bersama rekan sekaligus kekasihnya Sydney Prosser (Amy Adams) keduanya dipaksa bekerja untuk agen FBI liar Richie DiMaso (Bradley Cooper). untuk mengetahui sisi gelap kota New Jersey yang penuh mafia dan berbahaya. Seperti film-film David O. Russell sebelumnya, American Hustle menentang genre, yang mengait pada emosi mentah, dan hidup dan mati taruhannya.
Jenis Pemain Produser Sutradara
Hal. 66
: Film: Drama : Christian Bale, Jennifer Lawrence, Bradley Cooper, Jeremy Renner, Amy Adams, Louis C.K., Alessandro Nivola, Elisabeth Rohm, Jack Huston : Megan Ellison, Charles Roven, Richard Suckle : David O. Russell
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Entertainment
BOOKS Keliling Amerika Ala Au Pair
Bagi Ariane, 2 tahun menjadi au pair di Amerika Serikat adalah hal paling priceless yang pernah ia alami dalam hidupnya. Selama 2 tahun itu ia melancong hingga ke 15 negara bagian di Amerika Serikat, traveling ke tempat-tempat unik serta mencicipi kuliner maknyus yang tidak ditemui di Indonesia, tinggal bersama host family dengan budaya yang sama sekali berbeda, berkenalan dengan banyak orang dari berbagai etnis, dan hal-hal seru lainnya. Au pair yang populer di negara-negara maju ini merupakan program pertukaran budaya dengan menjadi nanny dari anak host parents. Tapi eits... tunggu dulu, jangan keburu men-judge. Au pair bukanlah nanny biasa. Si au pair diperlakukan secara setara; sehingga tak heran para au pair di Amerika, termasuk Ariane, juga dapat merasakan pendidikan berkualitas di Negeri Paman Sam itu. Dapat pengalaman seru mengasuh anak, tinggal di Amerika, bertemu banyak orang dari segala penjuru dunia, uang saku yang menggiurkan, merasakan pendidikan terakreditasi di universitas terkemuka di Amerika, dan traveling keliling Amerika rasanya cukup menjadi alasan bagi Ariane untuk tidak menyesal mengikuti program au pair ini. Kabar gembiranya, bagi kamu yang ingin tahu bagaimana program au pair itu, kamu tidak perlu galau karena di buku ini Ariane dengan senang hati akan membagikan pengalamannya selama menjadi au pair di Amerika Serikat plus pedoman serta tips-tips yahud dan cihuy buat kamu yang tertarik mengikuti jejaknya. Harga Pengarang
: Rp. Rp 408.000 : Ariane O. Putri
Lafaz Cinta: Serpih-serpih Cinta Makkah-Groningen Ketika doanya di Raudhah Al Syarifah tak terkabulkan, hati Seyla hancur berkeping-keping. Zen yang diharapkan menjadi suaminya kelak, lebih memilih Lila dengan alasan yang sulit dimengerti Seyla. Demi menata kembali hatinya, Seyla memutuskan hijrah ke kota Groningen. Di kota yang jauh lebih modern inilah, Seyla menemukan bermacam cinta dalam berbagai rupa. Hingga Seyla terseret arus pesona seorang pangeran bermata teduh bernama Karl van Veldhuisen. Namun kenyataan pahit kembali menghadang cinta Seyla, Karl telah bertunangan dengan Constance Martina du Barry. Beranikah Seyla merebut hati Karl seperti halnya Lila yang merampas Zen darinya? Akankah Seyla menghujat Sang Khalik yang memupuskan harapan cintanya setelah ia sengaja berdoa di tempat suci itu? Benarkah ujian cinta terberat adalah keimanan kita? Kisah cinta Seyla digulirkan secara menarik oleh Sinta Yudisia. Pembaca tidak hanya diajak mencicipi keagungan cinta, tapi juga merasakan kesucian kota Makkah serta keindahan kota Groningen. Harga Pengarang Penerbit
: Rp. 31.875 : Sinta Yudisia : Mizan Pustaka
JJM: Jalan-jalan Ala Muslimah Sebagian muslimah mungkin ragu untuk jalan-jalan ke luar negeri karena kerap mendengar pemberitaan tentang diskriminasi yang dilakukan negara tertentu. Seribu satu kekhawatiran sudah keburu membayang: takut dicurigai, dicap teroris atau ekstremis. Berisi kumpulan catatan perjalanan dan how-to di berbagai negara dan kota, Penulis yang awalnya merasakan kekhawatiran dan ketakutan yang sama ternyata justru menemukan keasyikan tersendiri menjelajah dunia sebagai muslimah. Menyaksikan sekularisme di Turki, mendapat bantuan dari orang Jepang di Asakusa, dan bertemu sesama muslim di London hanya beberapa contoh kecilnya. Hijab juga mempermudah Penulis mencari makanan halal, menemukan masjid, dan mendapatkan teman baru. Selain itu, simak juga catatan serunya berumrah. Sungguh, hijab bukanlah penghalang untuk menjelajah dunia-Nya yang luas dan menakjubkan! Harga Pengarang Penerbit
: Rp. 50.000,: Dwinda Nafisah : Gramedia
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 67
Galery
Immortelle Divine Eyes Gel mata krim ini segar membantu garis-garis halus halus dan mengencangkan area mata yang rapuh dengan memanfaatkan sifat anti-penuaan yang unik dari bunga immortelle abadi dan booster botani baru 7 yang diturunkan dari tanaman bahan aktif. Produk ini bisa Anda dapatkan di outlet store L'OCCITANE seharga Rp. 940.000.
Immortelle Flower to Fight Wrinkles Immortelle merupakan bunga yang berusia panjang dan memiliki banyak keistimewaan. Bunga berwarna kuning-keemasan yang tumbuh di sepanjang pantai Mediterania ternyata memiliki khasiat kecantikan. Organik Immortelle kaya bahan aktif dengan kosmetik hasil anti-penuaan yang unik. Bunga Immortelle dipercaya dapat bekerja untuk memperbaiki elastisitas kulit yang mulai menurun akibat penuaan dan lingkungan. Serum berharga adalah konsentrat dari Immortelle dengan potensi maksimal untuk memperbaiki keriput dan menjaga kekencangan kulit Anda. Produk wajah ini bisa dibeli di seluruh toko L'OCCITANE, harganya Rp. 920.000.
White Musk Smoky EDT Produk eau de perfume dari The Body Shop ini akan menemani keseharian Anda dengan wanginya yang menyegarkan sekaligus menenangkan. Merupakan sebuah wewangian yang misterius dan berani. Eau de perfume yang menggoda ini memiliki campuran dari cruelty-free musk dengan note dari black smoky rose dan tobacco flower. Wangi floral-musk yang menggoda dan mengandung aroma cruelty-free musk Eau de perfume yang tahan lama. Untuk ukuran 60ML bisa Anda dapatkan dengan harga Rp. 329.000.
Hal. 68
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Maca Root Shave Cream Bagi kaum adam yang rutin mencukur atau merapikan kumis dan jenggot dapat mencoba produk keluaran dari The Body Shop, Maca Root Shave Cream. Sebuah krim yang membantu menciptakan busa yang lebih baik. Dengan hasil bersih, kulit tetap lembut, dan halus. Krim ini aman dan cocok untuk semua jenis kulit. Krim bestselling ini dijual dengan harga Rp. 129.000.
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Hal. 69
Potrait
The Haus der Kulturen der Welt The Haus der Kulturen der Welt is a place for international contemporary arts and a forum for current developments and discourse. Located in the capital city of Berlin, it presents artistic productions from around the world, with a special focus on non-European cultures and societies. Visual arts, music, literature, performing arts, film, academic discussions and digital media are all linked in an interdisciplinary programme that is unique in Europe. In a time when local and national issues are inextricably tied to international developments, the Haus enables the voices of the world to be heard in their great diversity and gives them a productive place in the inner-societal dialogue. In cooperation with artists and experts, it offers visitors opportunities to grapple with the conflicts, challenges and questions of our time.
Hal. 70
TOURSIM WATCH MAGAZINE . Desember 2013 - Januari 2014
Guide Your Travel Time