Tourism Watch Magazine Sept-Okt 2012

Page 1

Edisi September - Oktober 2012

Warna Warni

Bencana Gempa Tak Harus Memakan Korban Jiwa




Editor’s Notes

Publisher Sayudin. Hsb Arief. Arm Lokasi: Sidoarjo, Jawa Timur

Editor in Cief Dwi Lapen

Photographer Marcell. L

Contributor Nurdiansyah

Marketing Manajer Lily Suhairy

Marketing Hani. M

Graphic Design Efri Sinaga

Finance Foto: Marcell. L

Dewi Rahmawati

S

aat bertambah usia, tidak perlu ditakuti. Bertambah satu angka didepan menyiratkan suatu kedewasaan, kematangan, dan perubahan menuju lebih baik lagi. Begitupun dengan Tourism Watch Magazine (TWM), yang pada bulan September ini, tepat ditanggal 8, genap memasuki usia dua tahun. Terbilang masih muda, namun TWM telah memberi warna, kontribusi, dan infomasi perihal dunia pariwisata baik di kota-kota Indonesia maupun mancanegara kepada pembaca. Di usia kedua ini, TWM terus “mempersolek� untuk semakin menarik dan terus menggali informasi tempat-tempat wisata yang dapat menjadi panduan pembaca setia. Ketika menjelang dan setelah lebaran hari pertama, masyarakat di tanah air mempunyai ritual menarik, yakni mudik. Selain ajang kumpul keluarga yang mungkin hanya dapat bertemu satu tahun sekali, mudik juga merupakan pengenalan budaya dan obyek wisata di kampung. Dengan mudik pula, jalanan Jakarta sempat lenggang selama satu pekan setelah ditinggal warganya. Beberapa tulisan festival, informasi seputar wisata, gadget, kuliner serta rubrik-rubrik lain, diulas di edisi September-Oktober 2012 ini. Tidak lupa kami segenap tim Tourism Watch Magazine mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah. Selamat membaca....

Distribution Bambang, Rahmat

E-mail Editorial tourismwatch.magazine@gmail.com

E-mail Marketing tourismwatch.magazine@yahoo.co.id

Follow

@tourismwmagz

: (021) 3598 4488

Alamat

Jl. Pusdiklat Depnaker No. 9 Makasar - Jakrta Timur

Published by PT. Aourira Sejahtera


Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

3


Contents 28

Warna Warni Jember Fashion Carnaval 2012 Berawal ide cemerlang Dynand Fariz, pemilik rumah mode yang membuat acara Pekan Mode di tahun 2002, acara yang tadinya hanya catwalk beralas aspal di kampung serta alun-alun Kabupaten Jember, kini sudah menginternasional.

17

12

42

Pantai Kukup, Hidden Beauty of Wonosari

Wisata Lumpur Penuh Prihatin

Kahyangan Para DewaDewi Di Pulau Jawa

Karang-karang besar di sekitar Pantai Kukup, sangat menarik untuk ditelusuri. Sebagian besar dari karang yang ada, memiliki cerug layaknya sebuah gua raksasa. Sedangkan gundukangundukan karang lainnya, tampak bagai pulau.

Jangan membayangkan tempat eksotis dan indah saat datang ke tempat ini, sebuah pemandangan nilai keprihatinan justru yang tampak.

Menit ke menit berlalu, sedikit demi sedikit sang surya memunculkan dirinya. Langit kian berubah. Warna emas mulai menghiasi cakrawala.

4

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012


Contents 59

56

10

58

22

Daya Tarik ‘Lubang Mbah Suro’ Suasana dalam ‘Lubang Mbah Suro’ tambang yang lembab dan basah oleh air yang mengalir enambah suasana magis. (10)

Wisata Ziarah Kota Suci Madinah Umat muslim yang datang ke Kota Suci Madinah selain bertujuan ibadah, juga wisata ziarah. (22)

Budget Hotel Kian Diminati Saat ini, pelaku bisnis kelas ekonomi menengah ke bawah, sudah tak asing lagi dengan yang namanya budget hotel. Sebuah kebutuhan akomodasi untuk tamu binis ketika berada di kota besar dengan harga yang “ramah”. (56)

Festival Peh Cun: Journey of the Chinese Heritage in Batavia Bagi masyarakat Tionghoa dan peranakan di Nusantara, bulan Juni lalu merupakan momen yang sakral, pula penuh dengan kemeriahan. Tepatnya pada bulan ke-5 pada tanggal 5, dirayakan sebuah ritual penting yang akrab disebut sebagai Festival Peh Cun. (59)

Manggis, “Queen Of Fruit” Terkenal kaya akan kandungan antioksidan tertinggi dan ternyata kulit buah manggis mengandung Xanthone, dan tidak ditemui pada buah-buahan lainnya kecuali pada buah manis ini. (58)

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

5


NewsEvent

Reader Letters Festival Teluk Jailolo Pada edisi Juni-Juli Tourism Watch Magazine, saya membaca tulisan “Kemeriahan Perayaan Dari Tanah Jailolo� hal 19-24, sangat senang dengan cerita tersebut. Selama ini saya sudah mendengar mengenai acara festival teluk Jailolo, namun belum kesampaian untuk datang melihat langsung acara itu. Semoga tahun depan saya bisa ikut memotret dan merasakan ramai festival Jailolo. Terima kasih Frans Tumiwa, Banjarmasin

Terima kasih atas komentar dan senang bisa memberi kepuasan kepada Bapak Frans Tumiwa serta pembaca setia lainnya.

Referensi Tempat Yang Dikunjungi Waktu saya membaca destinasi Shenzhen, bertepatan pertengahan Agustus ini akan berangkat kesana. Setidaknya saya mendapat referensi tempat yang dikunjungi. Namun saya agak terganggu dengan penempatan foto yang dibuat miring. Gunawan Liem – Bandung

Mohon maaf jika layout foto miring sehingga mengganggu kenyamanan membaca. Terima kasih atas komentarnya.

6

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

Tomohon International Flower Festival Kembali Digelar

P

ada Rabu malam, 18 Juli 2012, bertempat di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, dilaunching Tomohon International Flower Festival (TIFF) ke-3. Mengangkat tema Wonderful Tomohon, yang akan berlangsung di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Dalam sambutannya Wamen Parekraf Sapta Nirwandar mengatakan, mendukung sepenuhnya penyelenggaraan TIFF 2012. Menurutnya Festival ini selain mempromosikan pariwisata Kota Tomohon yang memiliki daya tari bunga sebagai ikon, juga memberikan dampak peningkatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan pariwisata maupun ekonomi kreatif, terutama dari kreativitas bunga yang banyak dikembangkan masyarakat setempat. Pada kesempatan yang sama Wali Kota Tomohon Jimmi F. Eman mengatakan TIFF 2012 ini akan meliputi empat kegiatan Internasional, seperti Tournament of Flower pada 8 Agustus, Kontes Ratu Bunga 7 - 10 Agustus, Pameran Wisata, Perdagangan, Investasi, dan Florikultura serta Festival Seni Budaya Nusantara. Acara ini juga diikuti kota dan kabupaten se Indonesia serta perwakilan dari Negara-negara sahabat, asosiasi pemerintah seluruh Indonesia (APEKSI), BUMN, BUMD, serta perusahaan swasta dalam pameran.


Nuansa Art Kontemporer ‘Artotel Surabaya’ Yang Populer

Bali Hyatt Kite Festival 2012

B

B

egitu memasuki lobby Artotel Surabaya di Jalan Dr. Soetomo nomor 79 - 81, Surabaya, suasana seni nuansa ‘art kontemporer’ sangatlah terasa. Mulai dari ornamen dinding berwarna-warni lalu patung jenaka dominan oranye menyapa hangat tamu yang datang. Pada publik area dan kamar kesan kontemporer semakin terasa, lukisan karya seniman lokal dengan ukuran besar tergantung dengan rapih seakan berada dalam sebuah galeri lukisan. Pada satu sisi dinding dari semua kamar dihias langsung oleh lukisan dengan berbagai tema yang menarik tepat diatas tempat tidur, atau yang biasa disebut dengan “art bedding collection”. Eduard R Pangkerego sang General Manager Artotel menjelaskan ada 106 kamar yang disediakan, terdiri dari 3 tipe yang disebutnya studio. Yaitu Studio 20, Studio 25 dan Studio 30. Masing-masing kamar memiliki lukisan kontemporer di dinding atas tempat tidurnya. Ada 4 seniman yang terlibat dalam pembuatan desain lukisan. Mereka adalah Arkiv Vilimansa dari Bandung, Faisal Habibie dari Jakarta, Hendra “Hehe” Harsono dari Yogyakarta dan

Darbotz dari Jakarta. Kedepannya akan ada pula Artotel Thamrin Jakarta, yang rencananya akan dibuka pada July 2013, dengan dominan warna ungu. Hotel ini dapat menjadi pilihan bagi yang membutuhkan sarana akomodasi beserta fasilitas berkualitas dan merasakan pengalaman nuansa ‘Art Kontemporer’ yang berbeda namun populer dengan harga yang terjangkau.

ali Hyatt celebrated the 17th Annual Kite Festival on 20 July 2012. The festivities commenced at 10.00 am, with a parade from Telaga Naga Restaurant to the Beachfront. The parade was accompanied by the unique sounds of the Baleganjur (Balinese Orchestra). Eight wonderful and colourful creations of Balinese kites, especially made by groups from each department of the hotel flew high in the skies. Below are the names of the departments and each of their kite creations: 1. Human Resources, Guest Activities, SPA and Security Department Kite theme: Save the turtle, 2. Kitchen and Steward Department - Kite theme: Culture of preserving the lobster, 3. Accounting and Materials Department Kite theme: Dewi Saraswati, 4. Housekeeping and Laundry Department - Kite theme: Dewi Subadra, 5. Engineering Department - Kite theme: Naga Basuki, 6. Gardener - Kite theme: The legend of Koi fish, 7. Food & Beverage Service Departments - Kite theme: Birds, 8. Front Office and Sales Department - Kite theme: Garbage Bin. Each group was given a chance to present a five minute performance, followed by the kite flying. The performances reflected the theme of their kite. Each group was given a score for their effort, creativity, kite design, concept, team work and ingenuity, as well as its ability to fly. The team awarded the highest score was the Engineering group whose theme was Naga Basuk.

Grand Artos Aerowisata Hotel & Convention Hadir Di Magelang

B

ertambah lagi hotel di Kota Magelang, Jawa Tengah. Pada Rabu (15/08/2012) dilakukan soft opening Grand Artos Aerowisata Hotel & Convention. Hotel bintang 4 terbesar ini dimiliki oleh PT. Mekar Armada Jaya, merupakan industri mobil & karoseri terbesar di Jawa Tengah, yang pengelolaan diserahkan kepada Aerowisata Hotels & Resorts. Hotel berkonsep minimalis dengan teknologi mutakhir dan ECO Friendly ini menyediakan fasilitas 191 kamar yang luas, coffee shop, lounge executive, pusat bisnis, Wi-Fi, kolam

renang, 10 ruang pertemuan dan sebuah Grand Ballroom dengan daya tampung lebih dari 2000 orang. Grand Artos Aerowisata Hotel & Convention berada dilokasi strategis yakni Jalan Mayjen Bambang Sugeng, dapat diakses dari kantor dan pusat bisnis. Keunggulan lain hotel ini yaitu terhubung langsung dengan Armada Town Square Shopping Mall. Jadi bagi Anda yang sedang liburan ke Magelang, hotel ini dapat menjadi referensi untuk menginap sambil memandang Gunung Tidar dan Merapi dari kolam renang.

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

7


NewsEvent

Aston Culinary Festive Ke-2 Di Bali

U

ntuk tahun kedua, Aston Food & Beverage Regional Bali dibawah Aston Internasional menyelenggarakan “Aston Culinary Festive”. Acara ini diadakan pada tanggal 14 Juli 2012 di Mezzanine Bistro dan The Lighthouse Rooftop Aston Kuta Hotel & Residence. Kegiatan ini bertujuan untuk menyaring bakat para koki dalam menyajikan menu menarik, para bartender dalam meracik minuman baru dan para barista dalam menggabungkan kopi dan seni. Peserta dipilih dari 12 (dua belas) hotel dan vila di Bali yang berada di bawah manajemen Aston Internasional. Pemenang kompetisi ini, selain mendapatkan hadiah trofi, medali, uang tunai dan voucher dari para sponsor, juga berkesempatan menampilkan kreasi mereka sebagai menu khas di semua properti Aston Internasional di Bali. Perwakilan Aston International turut hadir dan berpartisipasi sebagai juri di acara tersebut bersama juga tim dari Illy Coffee yang mendukung penuh kompetisi barista. Peserta dinilai dari metode menciptakan sajian yang mengundang selera. Bahan-bahan diberikan di dalam kotak tertutup untuk menguji kreatifitas para peserta dalam menyajikan menu istimewa dengan waktu terbatas. Untuk kompetisi Barista, panitia mengadopsi tata cara dan aturan dari World Barista Championship dengan sedikit penyederhanaan. Sementara itu, kompetisi bartender dibagi dalam dua bagian, peracikan cocktail dan mocktail. I Putu Eka Mahendra dan I Komang Tusan Ariateja dari Aston Denpasar keluar sebagai pemenang dan mendapat gelar Best Chef. Satu-satunya peserta wanita dalam kompetisi Bartender, Ni Nengah Puspayanti dari Kamuela Villas Sanur, meraih gelar Best Bartender. Tuan rumah, Aston Kuta Hotel & Residence, turut merebut gelar Best Barista dengan Rangga Triwahyudianto sebagai pemenang.

8

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

POP! Hotel Sangaji Tugu Hadir Di Yogyakarta

B

ertambah satu lagi hotel yang dikelola Tauzia Hotel Management, yakni POP! Hotel Sangaji Tugu, Yogyakarta. Acara green opening telah dilakukan pada Kamis (14/06/2012) yang dihadiri Kepala Staf AU Marsekal TNI Imam Sufaat, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Paku Alam IX, Komisaris PT KEGA Property Marsekal Muda Purn Harry R Gamdani, Presiden Direktur PT Tauzia Hotel Management Marc Steinmeyer. Tauzia Hotel Management dipercaya oleh TNI selaku pemilik untuk mengelola hotel ini. POP! Hotel Sangaji Tugu, Yogyakarta, memiliki fasilitas 151 kamar, fasilitas iPad check-in, Wi-Fi gratis baik dikamar maupun lobi, area untuk ‘morning bite’, serta 2 ruang rapat berkapasitas sampai 60 orang.

Budget hotel ini mengusung konsep ramah lingkungan, hal ini dibuktikan dengan salah satu cara yakni penanaman pohon pada saat acara pembukaan POP! Hotel Sangaji Tugu, Yogyakarta. Saat ini telah ada 3 POP! Hotels yang sudah beropeasi, yaitu di Teuku Umar – Denpasar, Citylink – Bandung, dan Sangaji Tugu – Yogkakarta.

Aston Opens Favehotel in Pluit Junction, Jakarta

J

akarta, August 16th, 2012, Aston International opened its 11 trendy select service favehotel, the favehotel Pluit Junction, Jakarta. The new “fave” occupies a prime spot inside the popular Pluit Junction Mall in North Jakarta. With 72 fun, fresh and friendly rooms, the new favehotel Pluit Junction aims to become the areas favorite economy class hotels. Guest rooms are equipped with large LCD televisions, top of the line beds and quality cotton bed linens and duvets, free and truly high speed Wi-Fi and feature the fave’s trademark design giving them an energetic edge. Aston Internationals Vice President of Sales & Marketing, Norbert Vas, said; “favehotels are in the very best locations and can

often be found in destinations that are somewhat hip and usually not associated with budget hotels. This new position in the heart of Pluit inside a popular mall is a perfect match for fave and will compliment the already existing fave in Wahid Hasyim. Soon we will also open faves in other strategic Jakarta hot spots such as Pasar Baru, Mangga Dua, Kemang and Gatot Subroto.”


Tourism 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Tema Waktu Tempat

: Sabang International Regatta 2012 : 12 – 24 September 2012 : Sabang, Nangro Aceh Darusalam

Tema Waktu Tempat

: Sail Morotai 2012 : 14 September 2012 : Pulau Morotai, Maluku

Tema Waktu Tempat

: Solo Keroncong Festival : 14 – 15 September 2012 : Kota Solo, Jawa Tengah

Tema Waktu Tempat

: Festival Teluk Palu : 16 – 18 September 2012 : Palu, Sulawesi Tengah

Calender of Event September - Oktober 2012

09/10

Festival Budaya Asmat Tema Waktu Tempat

: Festival Jepen : 17 – 18 September 2012 : Bearau, Kalimantan Timur

Tema Waktu Tempat

: Solo Jazz Festival : 22 September 2012 : Taman Sriwedari, Kota Solo, Jawa Tengah

Tema Waktu Tempat

: Festival Bahari Raja Ampat : 22 – 24 September 2012 : Raja Ampat, Papua

Tema Waktu Tempat

: Legian Beach Festival, Bali : 23 – 26 September 2012 : Legian Beach, Bali

Tema Waktu Tempat

: Festival Teluk Ambon, Maluku : 27 – 29 September 2012 : Ambon, Maluku

Tema Waktu Tempat

: Festival Krakatau : 6 – 13 Oktober 2012 : Lampung

Tema Waktu Tempat

: Tourism Indonesia Mart & Expo (TIME) 2012 : 9 – 12 Oktober 2012 : Graha Wangsa, Jalan Yos Sudarso 272, Kota Bandar Lampung

12 13 14 15 16 17

Tema Waktu Tempat

: Solo International Tea Festival : 13 – 14 Oktober 2012 : Solo

Tema Waktu Tempat

: Festival Danau Batur : 18 – 21 Oktober 2012 : Bangli, Bali

Tema Waktu Tempat

: Borneo Extravaganza V : 19 – 21 Oktober 2012 : Mal Taman Anggrek, Jakarta

Tema Waktu Tempat

: Festival Budaya Asmat : 20 – 25 Oktober 2012 : Papua

Tema Waktu Tempat

: Festival Budaya Raja Ampat : 21 – 23 Oktober 2012 : Raja Ampat, Papua Barat

Tema Waktu Tempat

: Indocomtech : 31 Oktober – 04 November 2012 : Jakarta Convention Center (JCC)

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

9


CameraLens

Daya Tarik ‘Lubang Mbah Suro’

M

Mendengar kata ‘Lubang Mbah Suro’ tentu terpikir apa yang menarik dengan tempat ini, ternyata adalah lorong bawah tanah yang dahulu digali sebagai tempat menambang batubara dalam kedalaman beberapa puluh meter dibawah tanah. Saat ini pemerintah daerah Sumatera Barat khususnya Sawahlunto membuka lubang tambang ini untuk dijadikan lokasi wisata tambang. Untuk melihat batubara yang sejak tahun 1898 masih terlihat masih utuh, tidak rusak meskipun lubang itu pernah direndam air cukup lama. Sebelum memasuki ‘Lubang Mbah Suro’ harus memakai sepatu boot dan helm, untuk kenyamanan dan keamanan. Serta dilarang membawa pemantik api atau merokok dalam lubang karena bisa menimbulkan ledakan. Kemudian melewati patung seorang meneer Belanda yang mengawasi dua orang pekerja tambang rakyat Indonesia yang disimbolkan sebagai Mbah Suro sedang mendorong kereta berisi batubara. Memang ketika memasuki ‘Lubang Mbah Suro’ auranya memang sedikit beda. Lubang yang ditutup oleh Belanda pada tahun 1932, yang kemudian ditemukan kembali pada tahun 2007 oleh bagian purbakala RI. Menuruni anak tangga yang terbuat besi rel kereta api peninggalan Belanda dalam pencaha–yaan yang minim semakin memberi kesan menegangkan. Panjang lubang Suro mencapai 1,5 km. Namun baru 186 meter yang dipugar, dibersihkan, dan diberi blower udara untuk menambah oksigen. Selain itu di dalam lubang juga dilengkapi kamera pengintai yang bisa dipantau petugas di Gedung Museum ‘Lubang Mbah Suro’. Suasana dalam ‘Lubang Mbah Suro’ tambang yang lembab dan basah oleh air yang mengalir menambah suasana magis. Bunyi gemericik air yang jatuh satu persatu semakin menebalkan nuansa misteri asal mula sejarah orang

10

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

rantai. Yang dipaksa kerja oleh Belanda untuk menambang batubara yang luar biasa kerasnya pada dinding-dinding lubang. Makin ke dalam terlihat panjang ‘Lubang Mbah Suro’ serta merasakan suasana mistis, karna disinilah asal mu– asal masyarakat Sawahlunto. Ketika para pekerja memugar lubang ini, begitu ba–

nyak cerita dari sisi lain bagaimana me– reka mendengar suara-suara memanggil hingga menemukan beberapa tulang belulang bagian tubuh manusia. Yang kini telah dikuburkan secara Islam di pekuburan orang rantai. Dibalik itu, tempat ini menjadi daya tarik wisata menarik untuk mengenal lebih dekat ‘Lubang Mbah Suro’. (Teks & foto, Marcell. L)

Atas : Lubang Mbah Suro ; Bawah : Rantai yang dahulu melilit kaki pekerja tambang


Atas : Lorong bawah tanah ; Bawah : Patung seorang meneer Belanda dan pekerja tambang yang disimbolkan sebagai Mbah Suro

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

11


TourismSidoarjo

‘Wisata Lumpur’ Penuh Prihatin

12

Tourism Watch Watch Magazine Magazine II September September -- Oktober Oktober 2012 2012 Tourism


S

iang hari diakhir pekan yang terik dalam perjalanan ke Jember lalu melewati jalan raya Porong, tanggul Lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo, Jawa Timur, ada ketertarikan campur heran begitu melihat banyaknya bus-bus pariwisata yang parkir berjejer dibawah tanggul. Saya pun bertanya ke pengemudi yang mengantar, ya itulah ‘Wisata Lumpur’. Masih banyak yang penasaran dan ingin melihatnya dari dekat

tidak terbatas hanya lewat layar televisi. Sayang sekembalinya dari Jember dan bukan pada hari libur, ramainya para penikmat ‘Wisata Lumpur’ ini tak dapat terekam jelas dalam kamera. Hanya hamparan luas lumpur yang hampir mengeras dengan pusat semburan yang kadang masih mengeluarkan asap putih nan tinggi. Memasuki kawasan ‘Wisata Lumpur’ bersiap-siaplah merogoh kocek Rp 2.000 per orang sebagai tiket kepada sejum-

lah penjaga yang merupakan penduduk setempat. Saya pun kemudian menaiki tangga dan langsung disambut bau belarang yang begitu menyengat karena musim kemarau. Bau belerang itu seakan merasuk hingga ke paru-paru. Namun bila diguyur hujan, aroma tersebut tidak terlalu menyengat tajam. Ketika sampai diatas tanggul ‘Wisata Lumpur’ pemandangan yg berbeda bisa didapatkan, karena biasanya objek wisata

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

13


TourismSidoarjo

Hamparan lumpur yang mulai mengeras.

14

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012


selalu identik dengan tempat yang eksotis atau yang dianggap mempunyai nilai sejarah, namun itu tidak berlaku disini. Jangan membayangkan hal tersebut, ditempat ini berbeda, tepatnya mengandung nilai keprihatinan atas banyak desa para korban lumpur ini.

Namun semangat berjuang para korban yang rumah atau pun tanah terkena semburan sang lumpur, tak pernah hilang. Mereka bergiliran menjadi puluhan warga tukang ojek yang tergabung dalam paguyuban untuk mengantarkan para penikmat ‘Wisata Lumpur’ melihat dari

depan pusat semburan dengan mematok ongkos Rp 20.000. Mungkin itu jumlah yang sangat kecil namun dapat menyambung hidup sambil menunggu kejelasan dari ganti rugi pemerintah untuk hak yang mereka nantikan. (Teks & foto, Macell. L)

ď ° Papan himbauan bagi pengunjung wisata lumpur Sidoarjo.

ď ľ Aroma belerang terasa menyengat

Semburan lumpur yang mengeluarkan asap

ď ą

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

15


TourismPantaiKukup

Panorama cantik Pantai Kukup dari atas bukit

16

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012


Pantai Kukup, Hidden Beauty of Wonosari

K

etika mengunjungi kerabat di Yogyakarta, seorang di antara mereka menanyakan apakah saya mau mengunjungi pantai berpasir putih di sekitar sini. Dalam benak saya, keindahan Parangtritis justru terletak pada pasirnya yang berwarna kelabu. Lagipula, saya enggan dan sedikit bosan mengunjungi pantai yang penuh dengan turis. Tentu ternyata, saya salah menangkap, sebab yang dimaksud bukanlah Pantai Prangtritis, melainkan sebuah pantai lain yang berjarak sekitar 1,5 jam dari kota Yogyakarta menuju sebuah kawasan perbukitan gamping, Wonosari. Terus terang saja, dalam perjalanan menjauhi kota Jogja menuju Wonosari, saya masih tidak percaya bahwa saya akan menemukan sebuah pantai. Sepanjang jalan, yang saya temui tak lain adalah bukit-bukit terjal berbatu. Sesekali terlihat gua-gua kecil berada tepat di samping jalan raya yang tak begitu lebar. Perjalanan pun terus saya lalui dengan tanjakan maupun turunan yang harus dilewati dengan hati-hati. Sepasang mata saya seolah enggan berkedip menatap keluar jendela mobil. Betapa tertegunnya saya menyaksikan hamparan pepohonan hijau yang lebat dapat tumbuh subur di antara kerasnya bebatuan. Panorama kian cantik ketika saya melihat ke atas bukit, cuaca yang cerah menciptakan langit biru dan awan putih yang menjadi latar sempurna bagi bukit berwarna hijau ini. Sebagian besar penduduk lokal di Wonosari bekerja sebagai petani. Perbukitan subur ini ternyata telah memberikan kehidupan bagi mereka. Beberapa kali terlihat perempuan berusia lanjut berjalan tanpa alas kaki di tepian jalan. Di belakang punggungnya, seikat besar kayu bakar sedang ditopang. Ada pula kakek yang masih bugar mengayuh sepeda jangkung ataupun berjalan memikul pacul. Ketika pemukiman kian padat oleh rumah-rumah penduduk, saya menduga sebentar lagi mungkin akan sampai di pantai yang dibicarakan oleh kerabat saya tadi. Sebuah gapura yang tampak biasa saja menyambut. Bertuliskan Pantai Kukup. Biaya yang dikenakan per orangnya hanya sebesar Rp 4.000. Dan saya benar-benar menginjakkan kaki di atas pasir putih. Sesaat saya begitu takjub, tak menyangka perbukitan terjal berbatu ini menyimpan harta karun yang begitu indah. Suasana pantai tidak begitu ramai. Sepoi angin pun segera melintasi wajah saya. Suara semilir ombak membuat kian penasaran untuk lantas berlari kecil menghampiri bibir pantai.

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

17


TourismPantaiKukup

Seluas mata memandang, tak lain berupa hamparan pasir putih dan pantai berair jernih dengan langit biru yang sempurna. Saya pun berbalik membelakangi pantai, dan menyaksikan panorama pemandangan perbukitan batu yang dipenuhi rindangnya hijau. Beberapa pengunjung tampak sekedar duduk-duduk di atas pasir putih sambil berfoto. Sebuah rombongan keluarga

18

September Oktober2012 2012 Tourism - September Tourism Watch Watch Magazine Magazine II Agustus September -- Oktober 2012

juga sedang asyik bersama anak-anak bermain air dan membangun benteng pasir. Pengunjung tak diizinkan berenang ke tengah laut maupun berselancar dikarenakan pantai yang berkarang dan berombak deras. Pantai Kukup ini memang bisa dibilang masih asli. Tak banyak fasilitas yang ditawarkan oleh pengelola, begitu juga tak banyak hal yang bisa dilakukan,

selain duduk tenang atau berjalan-jalan di sekitar pantai. Namun, ketenangan dan pemandangan menakjubkan yang ditawarkan, justru makin terasa ketika hanya deru ombak dan angin yang bisa ditangkap telinga. Karang-karang besar yang berada di sekitar pantai, ternyata sangat menarik untuk ditelusuri. Sebagian besar dari karang yang ada, memiliki cerug layaknya


Mengintip keelokan laut Kukup

sebuah gua raksasa. Sedangkan gundukan-gundukan karang lainnya, tampak bagai pulau. Beberapa gundukan karang tersebut memiliki anak tangga yang bisa dinaiki dengan aman. Di puncaknya, kita dapat duduk-duduk pada bangunan kecil menyerupai bale-bale. Dari sana, pemandangan sepanjang pantai dapat terlihat. Beruntung sekali saya datang tepat pada siang hari yang cerah. Birunya langit me-

mantulkan cahaya yang memukau pada pantulan birunya laut. Berlama-lama berada di bawah terik mentari Pantai Kukup, membuat keringat di pori-pori bercucuran juga. Saya pun menjauh dari kejaran ombak yang memecah karang, lalu mampir di warung sederhana dan memesan sebutir kelapa muda yang dinikmati langsung dari buahnya.

Di seputar pantai, berjajar rapih tenda-tenda serta rumah-rumah kecil yang menjajakan sovenir kerajinan karang, berupa kalung, gelang, dan hiasan dekorasi. Selain itu, juga banyak makanan khas yang dibuat warga lokal, seperti rempeyek udang, rempeyek rumput laut, kepiting goreng, ikan bakar, kerang rebus, dan lainnya, yang semuanya bersumber dari kekayaan alam Pantai Kukup. Bagi

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

19


TourismPantaiKukup

Atas : Pasir putih dan laut yang jernih Kiri : Deburan ombak menampar bukit Bawah: Biru langit memantulkan cahaya memukau pada pantulan laut

pengunjung yang ingin menginap, terdapat sejumlah guest house dengan kondisi yang bagus. Harga sewa kamar per malamnya, berkisar Rp 50.000100.000-an. Bagi saya, Pantai Kukup betul-betul merupakan sebuah destinasi yang cantik. Kombinasi antara bukit berbatu dengan pantai biru berpasir putih, telah menciptakan pemandan-

20

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

gan yang menakjubkan. Benarbenar sebuah pantai elok yang tersembunyi dari keramaian kota Jogja. Berjalinan dengan Pantai Kukup, terdapat pula Pantai Baron, Sepanjang, Drini, Krakal, dan lainnya yang menawarkan keindahan yang tak kalah cantik. Hmmmm ... jalan pintas melihat keindahan surga bumi!. (Teks & foto, Nurdiyansah)


Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

21


Keindahan Masjid Nabawi

22

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012


DestinationMadinah

Madinah Kota Indah Dan Bermandikan Cahaya

B

agi umat muslim, kota ini sangat terkenal dan bahkan sudah banyak yang mengunjungi tempat ini. Madinah merupakan kota suci kedua kaum muslim setelah Makkah. Di kota suci inilah Nabi Muhammad SAW wafat dan dimakamkan. Madinah yang dikelilingi oleh pegunungan dan beriklim gurun ini selain tempat berkumpul muslim seluruh penjuru dunia, juga dikenal sebagai kota perkebunan kurma. Kota ini tidak pernah sepi akan pengunjung, baik pada saat umroh maupun haji. Ribuan dan bahkan jutaan orang berbondong-bondong datang untuk dua tujuan, ibadah religi sekaligus ziarah. Perjalanan ke Kota Madinah Al Munawwarah menempuh waktu 9 jam perjalanan udara. Memang cukup melelahkan, tapi setelah tiba di Bandar Udara Madinah Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) rasa itu hilang seketika. Beberapa jamaah ada yang bersujud syukur setiba di bandara. Ketika tiba suhu

udara sedang terik, 44 °C, langit biru dan panas matahari seakan menyambut gembira kedatangan tamu-tamu Allah. Kesan asri dan tenang menyelimuti kalbu. Di kota ini, kita bisa melihat jejeran pohon kurma yang menghiasi pinggir jalan, dengan penataan kota yang baik dikarenakan kondisi tanah yang tidak sekeras di Kota Mekah. Madinah Sudut Kota Madinah kota yang banyak memiliki kharisma dan keutamaan, yakni kota yang diberkahi dan dilarang melakukan perburuan atau membunuh hewan. Juga larangan untuk mencabut, memotong pohon dan bunga yang kita temui. Madinah adalah kota tujuan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah. Kemegahan dan Keutamaan Masjid Nabawi Ketika azan berkumandang, pedagang pun serta merta menutup toko dengan

seulas kain, pengendara mobil lantas memarkirkan kendaraan dipinggir jalan, orang-orang pun berbondong-bondong berjalan kaki menuju Masjid Nabawi. Banyak keutamaan dengan melakukan ibadah secara khusuk ditempat ini, yaitu akan memperoleh berlipat ganda pahala. Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW setelah Masjid Quba. Masjid yang awalnya memiliki ukuran sekitar 50 Ă— 50 meter, 3 pintu dan bangunan sederhana

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

23


DestinationMadinah

Masjid Nabawi

ini terus mengalami perubahan dan pelebaran. Di area dalam masjid, terdapat makam Nabi beserta dua sahabat yakni Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Khattab, juga mimbar. Diantara makam dan mimbar disebut Raudlah, yaitu taman surga. Bagi wanita pintu nomor 25 adalah tempat menuju Raudlah dan tidak setiap jam tempat itu dibuka. Waktu buka untuk beribadah di Raudlah yaitu pukul 08.00-10.00, 13.00-15.00, serta 22.10-01.00. Keanggunan dan keindahan Masjid Nabawi terlihat dari desain interior dan aksesori yang menempel pada bangunan. Tanpa menghilangkan nilai religius dan populis. Dengan jumlah menara 10 buah, 95 pintu masuk yang masing-masing bernama

sahabat maupun keluarga Nabi. Tinggi pintu mencapai 6 meter yang dilapisi perunggu bercorak kuning keemasan berpadu warna putih. Pada bagian tengah pintu terukir tulisan Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam. Di setiap pintu dijaga laskar wanita yang menggunakan pakaian muslim dan bercadar. Lobi luar masjid terdapat tiang lampu sekaligus payung yang akan otomatis terbuka ketika menjelang siang, sehingga menghalau terpaan langsung sinar matahari. Juga disediakan tempat-tempat untuk air minum yang dingin. Sedangkan ruang dalam masjid menggunakan penyejuk udara air conditioner dan tersedia wadah-wadah air zam-zam yang dapat diminum para jamaah.

Pintu Masjid Nabawi berdesain

24

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012


Interior dalam Nabawi Pedagang depan Masjid Nabawi

Payung otomatis di lobi luar Masjid Nabawi

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

25


DestinationMadinah Wisata Ziarah Madinah Ketika hijrah ke Madinah, bangunan pertama yang dibangun oleh Baginda Nabi adalah Masjid Quba. Masjid yang dibangun atas dasar ketakwaan Nabi, berdiri tahun 1 Hijriyah atau Senin 8 Rabiul Awwal (23 September) 622 Masehi, berada sebelah tenggara Kota Madinah. Masjid tertua ini awalnya memiliki luas tanah 1.200 dan sekarang mengalami perluasan mencapai 5.035 meter persegi. Quba dibangun diatas lahan kebun kurma milik sahabat Nabi. Dari sinilah tonggak pertama syiar Islam di Madinah. Dan disunnahkan bagi setiap yang mengunjungi Masjid Quba untuk

Jabal Uhud

26

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

ibadah shalat dua rakaat. Quba terdiri dari 19 pintu, dimana tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk jamaah laki-laki sedangkan satu pintu sebagai pintu masuk perempuan. Diseberang ruang utama mesjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar. Perjalanan selanjutnya adalah mengunjungi Jabal Uhud. Jabal uhud adalah sebuah gunung terbesar di Madinah, dengan tinggi sekitar 1.077 meter. Letaknya kurang lebih 5 km dari pusat kota Madinah, berada di pinggir jalan lama

Madinah-Makkah. Jabal Uhud adalah sekelompok gunung yang ada di kota Madinah dan tidak bersambungan dengan gununggunung yang lain dimana pada umumnya gunung-gunung di Madinah ini adalah sambung menyambung karena itulah disebut Jabal Uhud yang artinya gunung menyendiri. Di lembah bukit ini pernah terjadi perang dahsyat dan dalam pertempuran tersebut kaum muslimin yang gugur sampai 70 orang syuhada, antara lain Hamzah bin Abdul Munthalib paman Nabi Muhammad SAW. Sebelum melihat langsung percetakan Al-Quran, rombongan mengun-


Kiri : Quba, masjid tertua yang dibangun atas takwa Kanan : Belanja coklat dan kurma di kebunnya

jungi kebun kurma. Tidak hanya kebun, tapi juga ada toko yang menjual aneka ragam jenis oleh-oleh, seperti coklat, kurma, dan lain-lain. Di toko ini diijinkan untuk mencicipi satu persatu jenis cemilan yang ada. Memang harga yang ditawarkan sedikit lebih mahal dari toko diluar. Di belakang toko terdapat taman dengan beberapa kursi untuk duduk santai sambil menikmati sajian minuman yang disajikan gratis. Ketika sampai di tempat percetakan Al-Quran, perempuan tidak diperkenankan untuk masuk ke

dalam, hanya bisa melihat contoh-contoh yang dipajang dibagian depan gedung. Antrean untuk masuk ke dalam percetakan cukup panjang dan istimewanya setiap pengunjung laki-laki diberikan Al-Quran gratis, serta bebas mau pilih ukuran sedang atau besar. Yang luar biasa adalah walau udara menyengat terik, tapi tidak akan membakar kulit wajah. Siapapun yang pernah datang ke kota suci ini pasti timbul rasa rindu ingin kembali datang menikmati kesyahduan dan kekhusukan beribadah. (Teks & foto. Lily)

Makam para syuhada perang Uhud

Percetakan Al-Quran

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

27


TourismJemberFashion

Warna Warni

Jember Fashion Carnaval 2012 Berawal ide cemerlang Dynand Fariz, pemilik rumah mode yang membuat acara Pekan Mode di tahun 2002, acara yang tadinya hanya catwalk beralas aspal di kampung serta alun-alun Kabupaten Jember, kini sudah menginternasional.

M

emasuki Kabupaten Jember, Jawa Timur, untuk pertama kalinya sangatlah menyenangkan, apalagi bertepatan sebuah perhelatan karnaval yang akan diselenggarakan pada esok hari Minggu, 8 Juli 2012. Penginapan mulai dari kelas melati sampai hotel bintang dua sudah terisi penuh, yang sudah dipesan dari beberapa minggu sebelumnya. Pengunjung yang datang tidak hanya dari Jember dan Jawa Timur saja, juga dari kota-kota lain di Indonesia dan bahkan luar negeri pun datang untuk melihat antusias secara langsung Jember Fashion Carnaval 2012. Acara berskala internasional ini sudah memasuki usia ke-11, dengan mengangkat tema Extremagination. Minggu pagi suasana alun-alun Kabupaten Jember, pelan-pelan mulai di-

28

Tourism Watch Watch Magazine Magazine II September September -- Oktober Oktober 2012 2012 Tourism

padati ribuan dan bahkan bisa mencapai jutaan penonton yang ingin menyaksikan dari dekat Jember Fashion Carnaval 2012. Para penonton secara teratur dan rapih berdiri mulai dari Jalan Sudarman depan kantor Pemerintah Kabupaten hingga Gelanggang Olahraga Kaliwates bagian Barat Kota Jember, untuk melihat kreatifitas anak negeri dalam hal busana yang mampu membuat decak kagum para ibu-ibu, mahasiswa, pegawai negeri, anak sekolah, pegawai BUMN serta swasta, wisatawan nusantara, mancanegara, 960 media, 2800 undangan, dan fotografer yang hadir sebagai saksi kemeriahan iringan karnaval busana warna-warni ini. Dengan tema “Extremagination� pada untuk tahun ini Jember Fashion Carnaval 2012 mengambil inspirasi dari International Culture dan Global fenomena. Yang menampilkan sepuluh


Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

29


TourismJemberFashion

bagian, antara lain, Rome Empire, Madurese, Oceanarium, Persians, Orchidaceae, Savana, Mushroom, Dragon, Trinidad & Tobago, Planet Heredity yang kemas dengan sangat unik, fantastis, dan spektakuler. Uniknya, pertama kali pada Jember Fashion Carnaval 2012 ini melibatkan langsung artis tanah air untuk turut serta meramaikannya. Dengan mengundang Anang dan Ashanti untuk tampil memeriahkan acara ini, dan memang yang membanggakan karena Anang adalah putra daerah dari Jember yang ingin mempersembahkan suatu hiburan bagi warga kampung halamannya. Yang lebih membanggakan lagi adalah Jember Fashion Carnaval 2012 masuk dalam urutan ke- 4 kegiatan karnaval terbesar di dunia setelah, Mardi Grass New Orleans USA, Rio De Jeneiro & Fastnatch koln Jerman. Suatu kebanggaan yang tidak hanya dirasakan masyarakat Jember saja, juga oleh seluruh bangsa Indonesia. Semua penampilan kostum busana ini digelar dalam bentuk karnaval dengan jalur sepanjang 3,6 km, yang bisa dikatakan juga sebagai catwalk terpanjang di dunia.

Atas : Busana bertabur warna Kanan : Ketika ide-ide liar diwujudkan dalam kostum yang luar biasa Bawah : Ashanty tuut tampil dalam kemeriahan JFC 2012

30

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012


Etnik Trinidad & Tobago dengan detail bulu, seperti kepakan burung menjadikan busana ini eksklusif, unik dan fantastik

Dua gadis kecil turut berlenggak lenggok meragakan busana

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

31


TourismJemberFashion

32

Tourism Watch Watch Magazine Magazine II September September -- Oktober Oktober 2012 2012 Tourism


Senyum merekah dua wanita berbalut baju indah

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

33


TourismJemberFashion

Kisah Dibalik Kesuksesan Jember Fashion Carnaval

D

ia mengajarkan demokratisasi dengan caranya sendiri melalui JFC. Serta memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bisa berkreasi dan tampil dalam JFC. Dia tak memandang kasta sosial. Dia adalah Dynand Fariz sang tokoh mode dibalik layar kisah perjalanan JFC. Semua kemeriahan ini tak lepas dari ide cemerlang Dynand Fariz, selaku pemilik rumah mode yang membuat acara Pekan Mode, yang mewajibkan setiap karyawannya untuk mengenakan kostum busana sesuai yang sedang menjadi tren

Peserta defile Savana dalam JFC XI

34

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

dunia. Tidak hanya mengenakan busana yang lagi ngetren, para peserta juga berlenggak-lenggok memperagakan hasil karyanya dengan berkeliling kampung dan alau-alun kota Jember. Dan dari sini, timbullah sebuah ide untuk menampilkan menjadi sebuah karnaval yang terealisasi pertama kali pada 1 Januari 2001, bertepatan hari jadi Kabupaten Jember. Jember Fashion Carnaval 2012 sudah semakin terbukti menjadi acara tahunan yang mampu menjaring ribuan wisatawan dalam dan luar negri sekaligus menjadi role model megahnya multiplier effect

pariwisata bagi perekonomian daerah. Yang sangat didukung komitmen para stakesholders dari Kabupaten Jember baik pemerintah, swasta, komunitas dan individu dari tahun ke tahun menunjukkan eksistensi kegiatan JFC ditingkat nasional maupun internasional. Tercetuslah untuk rencana untuk tahun mendatang (2013) akan digelar selama 3 hari berturut-turut. Dan bukan tidak mungkin, bila rencana itu terjadi, setelah Bali yang sudah lebih dulu menjadi ikon kota wisata Indonesia, Jember pasti akan menyusul menjadi ikon kota karnaval Indonesia. (Teks & foto, Marcell. L)


Bergaya Roman Empire, dikemas secara spektakuler dan fantastik

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

35


InforialBPBD Provinsi Maluku Utara

Bencana Gempa Tak Harus Memakan Korban Jiwa Gladi Nasional Penanggulangan Bencana Gempa dan Tsunami di Morotai, mengajarkan masyarakat dan instansi terkait bahu membahu menangani bencana. Bencana alam tidak harus ditakuti!

I

ndonesia dikenal sebagai negara kepulauan, dengan 33 provinsi yang tersebar dari Sabang sampai dengan Merauke. Kekayaan yang melimpah ini lebih banyak pada bahari. Dan tidak bisa dipungkiri Indonesia rentan terhadap bencana alam, baik itu banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami. Ini dikarenakan letak posisi Indonesia yang berada diapit tiga lempeng besar yakni, lempeng Pasifik, Indo-Australia, dan Eurasia.

“Naolo, naolo, naolo.....� Mendadak sebuah teriakan keras itu mengagetkan warga di pesisir pantai Morotai, Maluku Utara, yang sedang menjalankan aktifitas di pagi hari. Naolo oleh masyarakat Morotai berarti air yang naik. Sontak warga pun berhamburan keluar rumah dan bergegas mencari tempat berlindung. Meski hanya mengenakan baju seadanya, mereka mencari daratan yang lebih aman. “Alhamdulillah!� ucap Anisa dengan nafas memburu.

Menyanyikan Mars Tangguh saat pembukaan acara.

36

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012


Warga menjalankan aktifitas sebelum terjadi gempa & tsunami

Warga panik menyelamatkan diri ketika diteriaki naolo, naolo, naolo.

Warga yang tidak sempat menyelamatkan diri

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

37


InforialBPBD Provinsi Maluku Utara

Proses penyelamatan korban reruntuhan

Polri sigap membantu korban gempa & tsunami

Korban gempa & tsunami mendapat pertolongan PMI

Evakuasi korban hanyut dilaut oleh tim SAR

Anisa, perempuan paruh baya itu, mengucap syukur bahwa diri dan keluarganya bisa terhindar dari bencana tsunami. Bahkan, sebagian besar harta miliknya pun bisa diselamatkan. Itu semua bisa terjadi karena semua pihak yang terkait dengan penanganan bencana berjalan secara terpadu. “Meski harus tetap bergegas, warga tidak terlalu panik saat menyelamatkan diri. Kami tahu dan paham serta taat menjalankan aturan, saat menghadapi bencana,’ tambah pengungsi yang lain. Hiruk pikuk warga menghindari gempa dan tsunami itu adalah bagian dari simulasi

38

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

yang bertajuk ‘Gladi Nasional Penanggulangan Bencana Gempa dan Tsunami’, 3-5 September lalu di Kabupaten Pulau Morotai. Adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara yang bertindak selaku penyelenggara kegiatan yang bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Gladi Nasional Penanggulan Bencana Gempa dan Tsunami, merupakan kegiatan pendukung dari Sail Morotai, 15 September 2012, di Pulau Morotai, Maluku Utara. Dipilih lokasi itu lantaran wilayah tersebut punya sejarah mengalami gempa. Secara

geografis, tanah Morotai yang berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik, juga memiliki potensi besar terkena tsunami. Dalam peta wilayah bencana Indonesia, Morotai dan umumnya Maluku Utara, adalah wilayah rawan bencana gempa dan tsunami. Maluku Utara yang resmi dimekarkan pada 12 Oktober 1999 tersebut mempunyai 10 pulau dan 5 gunung berapi. Total luas wilayahnya mencapai 140.255,32 km² ini, sebagian besar merupakan wilayah perairan laut, yakni seluas 106.977,32 km² (76,27%). Sedangkan sisanya merupakan daratan (33.278 km²).


Tenda pengungsi korban gempa & tsunami

Masih segar dalam ingatan warga adalah kejadian di 29 November 2006. Kala itu gempa berkekuatan 6,6 SR mengguncang Kecamatan Loloda Utara (Kabupaten Halmahera utara) dan Kecamatan Morotai (Kabupaten Pulau Morotai) merusakkan beberapa bangunan seperti rumah, sekolah, puskesmas, dan rumah ibadah. Musibah kembali terjadi pada 29 Januari 2009. Gempa dengan kekuatan 5,4 SR namun tidak menngakibatkan bencana. Dengan latar belakang seperti itulah BPBD Maluku Utara menggelar kegiatan yang bertujuan untuk menyebarkan informasi dan pemahaman akan penanggulangan bencana gempa dan tsunami bagi masyarakat setempat. “Di Kabupaten Pulau Morotai banyak masyarakat yang berdiam di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil, sehingga melalui gladi nasional mereka diharapkan dapat memahami apa yang harus dilakukan jika

di daerahnya terjadi gempa bumi dan tsunami,” kata Arief Armaiyn, Kepala BPBD Provinsi Maluku Utara. Tidak hanya masyarakat yang dilatih agar peka dan paham akan aspek kebencanaan, tapi juga mereka yang ada di instansi pemerintah. Mereka dibekali dan dilatih untuk disiplin dalam rantai komando menghadapi situasi kedaruratan di Kabupaten Morotai. Beberapa materi yang diajarkan mencakupi; Manajemen Penanggulangan Bencana, Evakuasi Mandiri bagi Masyarakat, SAR & Evakuasi, Layanan Kesehatan Darurat, Shelter, Logistik Kedaruratan, Perbaikan Darurat, Sosialisasi Desa Tangguh Bencana, Pembentukan Forum Masyarakat Siaga Bencana (Formasi ‘B’). serta Workshop Penanggulangan Bencana. Gladi nasional resmi dibuka Kepala BPBD Provinsi Maluku Utara, Drs. H. Arief Amaiyn Msi. Hadir dalam kesempatan

itu Asisten 3, Asril Ahmad yang mewakili Gubernur Maluku Utara, Wakil Bupati Kabupaten Pulau Morotai, Direktur Kesiapsiagaan BNPB Ir. Medi Herlianto, Direktur Bantuan Darurat BNPB, Ir.Tri Budiarto,M. Si, Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB, Drs Muhtarudin MSi, Kepala-kepala BPBD Kabupaten Kota se Provinsi Maluku Utara, Danlanud dan Danlanal Morotai, Danrem Maluku Utara serta tamu undangan lain. Gladi nasional yang mengusung tema “Dengan Geladi Penanggulangan bencana Kita Tingkatkan Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Bencana di Kabupaten Pulau Morotai”. Kegiatan itu melibatkan sekitar 500 orang pelaku dari berbagai unsur terkait, seperti dari Pemerintah baik itu Pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah serta SKPD terkait. Yang juga tidak kalah penting adalah keterlibatan elemen masyarakat Juanga serta Pandanga seb-

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

39


InforialBPBD Provinsi Maluku Utara Persiapan Gladi Nasional Penanggulangan Bencana Gempa dan Tsunami

agai contoh desa tangguh bencana, pelajar SMA, TNI, Polri, PMI, Tagana, Basarnas, PLN, Dinas Sosial, dan Kesehatan Dalam praktek gladi bencana tersebut, para pelaku menggelar kemampuan manajemen penanggulangan bencana, seperti kemampuan penyelamatan dan evakuasi korban, kemampuan layanan kesehatan darurat, pembuatan shelter dan logistik kedaruratan, tata cara perbaikan darurat, aktifasi posko darurat, dan evakuasi mandiri di masyarakat. Hasil gladi bencana tersebut tergambar dalam penyempurnaan protap, rencana kontinjensi, dan mekanisme kerja, koordinasi, dan keterpaduan pola operasi. Sebagai penggerak utama kegiatan, BPBD Provinsi Maluku Utara berharap gladi bencana akan meningkatkan kemampuan aparat pemerintah dan masyarakat dalam bidang: Manajemen Penanggulangan Bencana, Evakuasi Mandiri bagi Masyarakat, SAR & Evakuasi, Layanan Kesehatan Darurat, Shelter, Logistik Kedaruratan, Perbaikan Darurat, Sosialisasi Desa Tangguh Bencana, Pembentukan Forum Masyarakat Siaga Bencana (Formasi ‘B’), serta Seminar Penanggulangan Bencana. Yang bertujuan membangun kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Bencana alam, sebagai peristiwa alam, bukanlah kejadian yang bisa dihentikan

40

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

Melibatkan warga Juanga & Pandanga sebagai desa tangguh bencana

oleh manusia. Namun, manusia bisa menyiasati atau setidaknya bisa mengurangi resiko/kerugian atas kejadian alam tersebut. Indonesia yang memiliki wilayah rawan bencana, sepatutnya mewaspadainya sejak awal. Untuk itu Indonesia tidak hanya perlu persiapan dalam melakukan evakuasi, rehabilitasi dan rekonstruksi terhadap korban bencana alam, tetapi juga yang

tidak kalah penting adalah upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada saat sebelum terjadinya bencana, usaha ini dapat memperkecil korban jiwa dan harta kekayaan. Dan kegiatan yang dilakukan BPBD Provinsi Maluku Utara ini adalah sebuah langkah maju untuk menghadapi dan mempersiapkan kemungkinan terjadinya bencana gempa dan tsunami!.


InforialBPBD Provinsi Maluku Utara Wawancara Kepala BPBD Provinsi Maluku Utara, Drs. H. Arief Armaiyn, Msi Ada berapa gunung api aktif di Maluku Utara? Mana yg paling berbahaya? Ada 5 Gunung Api yang statusnya masih aktif dengan tipe A, yaitu Gunung Api Gamalama, Gamkonora, Ibu, Dukono, dan Kie Besi. Adapun lokasi persebarannya meliputi Pulau Halmahera, Kecamatan Ibu dan Kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara (3 gunung api), Kota Ternate (1 gunung api), serta Pulau Makian Kabupaten Halmahera Selatan (1 gunung api). Untuk kategori gunung yang berbahaya Kie Besi di Makian, pernah terjadi letusan besar di tahun 1646 dan 1890. Kendala apa yang dialami BPBD saat terjadi bencana gempa bumi? Selaku badan baru, tentu dalam pelaksanaan tugas masih mengalami berbagai kendala salah satunya dalam koordinasi lintas sektor/instansi yang memiliki keterkaitan tugas dalam hal penanggulangan bencana. Kendala pertama, keterbatasan akses dalam hal informasi, sehingga kadang-kadang dalam hal evakuasi pengungsi atau dampak yang ditimbulkan gempa bumi baru diketahui belakangan. Yang kedua, sumber daya manusia baik dalam kualitas maupun kuantitas berkaitan dengan traffic management, sehingga terkadang terjadi miskomunikasi antar pelaku (dinas terkait). Ketiga, dalam hal teknologi, belum terpasang sistem peringatan dini yang berbasis IT. Nah, yang dilakukan saat ini contoh dengan menempatkan sirene di setiap masjid Kota Ternate, sehingga ketika terjadi bencana gempa bumi atau banjir yang bertepatan dengan peringatan BMKG, petugas membunyikan sirene atau memberikan pengumuman status level gunung ke masyarakat. Khusus untuk tsunami, di Morotai sudah terpasang rambu berupa simbol bergambar ombak bergulung dan manusia berlari ke tempat tinggi. Dan kendala keempat adalah alat transportasi yang belum memadai, khususnya evakuasi laut maupun udara. Kalaupun evakuasi udara dan laut, BPBD berkoordinasi dengan instansi terkait dalam hal ini TNI/Polri yang memiliki helikopter, kapal motor atau perahu karet. Sejauh ini peralatan dan perlengkapan apa saja yang sudah dimiliki BPBD Maluku Utara? Sampai saat ini BPBD Provinsi Maluku Utara sudah menerima fasilitas bantuan dari BNPB berupa mobil rescue komando 2 unit, 1 mobil water treatment system, 1 truk serbaguna, 1 ambulan, 1 mobil dapur lapangan, 2 motor trail, serta bantuan logistik seperti tenda, matras, dan lain sebagainya. Disamping itu, beberapa kabupaten/kota juga telah menerima bantuan

kendaraan roda empat dan dua. Bagaimana pemahaman dan persiapan masyarakat Maluku Utara manakala terjadi bencana? Sejauh ini tingkat kesadaran masyarakat dalam hal bencana masih rendah. Ini dikarenakan masyarakat dapat menjadi subyek dan obyek dari bencana itu sendiri. Subyek dalam arti masyarakat melakukan aktifitas sosial ekonomi yang berpotensi menggiring mereka untuk menciptakan potensi ancaman. Seperti untuk membangun rumah mereka mengambil pasir di pantai atau menggeruk bukit, penebangan hutan secara liar dimana mereka tidak menyadari dampak yang diakibatkan. Sedangkan obyek dalam hal ini, mereka yang melakukan aktifitas tersebut telah menciptakan ancaman yang pada akhirnya masyarakat itu sendiri terkena atau terdampak bencana. Berapa besar potensi ancaman bencana di Maluku Utara? Jika melihat potensi, memang didalam Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) yang kita susun di tahun 2011, ada 12 jenis ancaman baik alam maupun non alam di Maluku Utara. Seperti letusan gunung api, gempa bumi dan tsunami, banjir bandang, abrasi, serta angin puting beliung. Dan hampir semuanya memiliki potensi ancaman yang tinggi. Ambil contoh, Kota Ternate pulau kecil, dimana masyarakat makin padat, terjadi penggundulan hutan akibat pembangunan fisik kota sehingga apabila terjadi erupsi debu yang jatuh dan diiringi hujan deras maka terjadi banjir bandang, seperti di bantaran kali kawasan Tubo. Memang juga ada kesalahan dari masyarakat yakni unsur ketelodoran maupun dari sisi kebijakan, dan ini menjadi bahan evaluasi tata ruang. Contoh lagi, didalam ketentuan tata ruang kota masyarakat dilarang untuk membangun rumah di bantaran

kali, tapi mereka malah membangun. Oleh karena itu sasaran BPBD Maluku Utara dalam traffic management harus mengarah pada dua sasaran, yakni menjauhkan masyarakat dari bencana dan menjauhkan bencana dari masyarakat. Artinya, jika kita melihat potensi ancaman itu akan membahayakan masyarakat, harusnya dari awal melakukan kebijakan apakah harus direlokasi, namun persoalan muncul apakah masyarakat yang sudah tinggal berpuluhpuluh tahun itu bersedia direlokasi?. Nah, untuk merelokasi kawasan tersebut, kami mengalami kesulitan dan membutuhkan persuasi-persuasi serta proses yang panjang. Berapa anggaran yang disiapkan untuk mengantisipasi bencana & ketika terjadi bencana? Sejak badan ini berdiri tahun 2009, telah mengalami kenaikan anggaran rata-rata 20% untuk setiap tahun. Di tahun 2012 ini, untuk anggaran belanja langsung maupun tidak langsung adalah sekitar 10 milyar. Sampai saat ini aktifitas sosialisasi apa yang telah dilakukan BPBD Pemrov Maluku Utara? Yang telah kami lakukan berupa sosialisasi penyadaran dan pemahaman kepada masyarakat tentang ancaman bencana, dengan melibatkan seluruh elemen/instansi terkait. Selain itu mengadakan pelatihan dan gladi dalam bentuk sederhana maupun skala nasional. Seperti Gladi Nasional Penanggulangan Bencana Gempa dan Tsunami yang dilakukan di Morotai pada, 3-5 September lalu. Juga mengadakan kegiatan gladi tentang ancaman gunung api Dukono yang diadakan di Halmahera Utara, dengan melibatkan seluruh instansi terkait setingkat kabupaten setempat. Kabupaten/kota juga harus proaktif dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai potensi dan ancaman bencana. Apa tujuan dan kegiatan apa saja yang dilakukan saat gladi nasional, 3-5 September 2012, di Morotai ? Yang pasti tujuan pertama untuk mendukung kegiatan Sail Morotai dan memberi pemahaman kepada masyarakat serta mereka dilibatkan secara langsung didalam gladi ini. Sehingga lebih tahu dan sadar bagaimana cara-cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana secara mandiri sebelum ada pertolongan dari luar. Bahkan sebelumnya telah dilakukan sosialisasi dengan mengambil dua desa sebagai percontohan, yakni Juanga dan Pandanga yang berada di pesisir pantai. Kegiatannya berupa pencarian korban hanyut/tenggelam di laut (SAR laut), pertolongan pertama pada korban oleh dinas kesehatan dan PMI, evakuasi pengungsi melibatkan BPBD dan instansi terkait, kegiatan pendirian posko, serta yang terkait kebencanaan.

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

41


TourismDieng

Kahyangan Para Dewa-Dewi Di Pulau Jawa Kabut menyelimuti kami. Udara dingin pun mulai terasa bagai menusuk tulang ketika saya bersama beberapa kawan dari Jakarta akhirnya sampai di dataran tinggi Dieng menjelang petang.

42

Tourism Watch Watch Magazine Magazine II September September -- Oktober Oktober 2012 2012 Tourism


Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

43


TourismDieng

P

erjalanan darat kami tempuh sekitar 3,5 jam dari Kota Jogja. Menyusuri pemandangan berbagai kota kecil, perjalanan menuju Dieng begitu menarik di mana kami dapat menikmati pemandangan desa, hamparan sawah, dan beragam perkebunan. Malam itu sengaja kami tidur lebih awal. Selain menghindari dingin, juga untuk menyiapkan rencana esok sebelum subuh kami sudah harus bersiap menyaksikan matahari terbit. Jangan harap menemukan hotel berbintang. Di sini, pariwisata dikembangkan dengan basis masyarakat lokal (community-based), sehingga untuk akomodasi penginapan, kami menggunakan jasa & fasilitas kamar yang dikelola oleh penduduk setempat (homestay). Rata-rata harga untuk satu kamar dengan tempat tidur berukuran besar adalah Rp 150 ribu, lengkap dengan sarapan dan fasilitas air panas untuk mandi.

The Golden Sunrise Sekitar jam 4 subuh, suara klakson motor terdengar di tempat kami menginap. Tanda ojek yang kemarin kami sewa telah datang untuk mengantar menuju sebuah bukit tempat untuk menikmati the golden sunrise yang begitu terkenal di Dieng. Perjalanan kami tempuh sekitar 15 menit dengan motor. Meski telah memakai jaket

The Golden Sunrise

44

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

tebal, kaus kaki, sarung tangan, syal, dan topi kupluk, namun udara dingin yang mendekati titik beku nol derajat, membuat kami menggigil. Ojek mengantar kami hingga ke kaki bukit. Selanjutnya, harus berjalan kaki mendaki puncak Bukit Sikunir. Rute untuk menuju puncak tidak begitu terjal dan telah ditandai oleh jalan setapak yang berbatu. Dengan berbekal senter sebagai penerang jalan, pendakian kami tempuh sekitar 30 menit bersama para turis lainnya dari berbagai daerah dan negara. Sesampainya di puncak, kami berbaur bersama kerumunan turis yang lebih dulu sampai. Turis lainnya pun terus berdatangan. Menit ke menit berlalu, sedikit demi sedikit sang surya memunculkan dirinya. Langit kian berubah. Warna emas mulai menghiasi cakrawala. Seiring dengan menguningnya langit, di sebelah kanan kami, gunung-gunung memperlihatkan kemegahannya. Dari kejauhan, tampak jelas berjajar Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi. Ah, seperti berada di sebuah singgasana nirwana. Kini, kami tahu mengapa the golden sunrise di sini begitu tersohor. Ekspresi riang dan bahagia tak hanya terukir di wajah kami, tetapi seluruh turis yang turut bersama ikut merasa bahagia, juga kagum akan keindahan yang ada di hadapan mata.

Kami kembali turun setelah puas menikmati matahari terbit di puncak Bukit Sikunir. Perjalanan menuruni bukit ternyata begitu indah. Bukit-bukit lain tampak bagai mengambang di atas hamparan hijau hutan dan perkebunan. Pemandangan lain yang tak kalah menakjubkannya adalah sebuah telaga di bawah bukit yang memancarkan gradasi langit yang telah berwarna biru. Ojek adalah satu-satunya transportasi untuk berpindah menuju berbagai atraksi wisata di Dieng. Kami pun kembali menaiki ojek yang telah mengantar kami dan menunggu di area parkir. Harga sewa setengah harinya sekitar Rp 60 ribu. Tujuan kami selanjutnya adalah Kawah Sikidang. Kawah Sikidang adalah satu dari sekian banyak kawah aktif di Dieng. Sebagai kawasan vulkanik dengan ketinggian sekitar 2 ribu meter di atas permukaan laut, Dieng merupakan sisa dari letusan dahsyat sebuah gunung raksasa purba. Kawah Sikidang tak hanya menjadi area pembelajaran bagi geotourism, tetapi juga menawarkan pemandangan unik yang menyajikan warna kontras kawah yang masih mengepulkan asap dan langit biru di atasnya. Selain kawah, Dieng memiliki banyak telaga. Salah satu yang terkenal karena keindahannya adalah Telaga Warna. Dinamakan Telaga Warna karena tak seperti telaga lainnya yang hanya berwar-


TourismDieng

na bening-jernih dan memantulkan gradasi langit, telaga ini memiliki warna hijau, kadang berubah menjadi merah, putih, dan perpaduannya. Karena agak mendung, maka Telaga Warna siang itu memiliki warna hijau pucat. Telaga Warna tak hanya menjadi lokasi wisata alam, melainkan pula wisata spiritual. Masih di sekitar Telaga Warna, terdapat berbagai goa dan lokasi berdoa (semedi) yang telah digunakan sejak berabad-abad silam pada masa kerajaan kuno.

Atas : Telaga Warna Bawah : Kawah Sikidang

Kahyangan Para Dewa-Dewi Nama “Dieng” berasal dari dua suku kata, yaitu “di” bermakna tempat dan “hyang” berarti “Dewa-Dewi.” Sebutan tersebut tidaklah berlebihan. Dieng tak hanya terkenal karena keindahan dan fenomena alam yang mengagumkan, tetapi merupakan kawasan sakral dan magis serta sejarah peradaban Hindu pertama di Jawa. Berbagai candi bernama tokoh-tokoh pewayangan kami kunjungi selama berada di Dieng Pertama, kami singgah di Candi Bima yang berlokasi tak jauh dari Kawah Sikidang. Candi ini merupakan yang terbesar dengan 5 tingkat di bagian atap dan memiliki kesamaan desain arsitektur dengan candi-candi di India. Kemegahan Candi Bima tampak dari hiasan berupa relief serupa patung dada yang tertempel pada tingkatan atap candi. Setelah Candi Bima, kami sampai di Candi Gatotkaca yang berbentuk bujur sangkar dan tanpa atap puncak. Di samping candi inilah terdapat pelataran di mana kami bisa menikmati pemandangan pedesaan dan perkebunan yang dikelilingi jajaran bukit. Tak jauh dari candi, adalah Museum Dieng. Berbagai kisah mulai dari proses terbentuknya kawasan Dieng, sejarah peradaban tua, profil candi, hingga

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

45


TourismDieng

Atas : Kompleks Candi Arjuna Bawah : Telaga

panduan wisata dapat kita temukan di sini. Turun dari area Candi Bima dan museum, kami menuju Kompleks Percandian Arjuna yang menjadi titik tengah Pulau Jawa (500 km ke Selat Sunda dan 500 km ke Selat Bali). Dahulu, para petapa dan pelajar dari berbagai pelosok Jawa dan luar Jawa mempelajari agama Hindu di sini. Kini, kawasan ini ramai dikunjungi turis. Selain makna spiritual dan sejarah yang tinggi, candi-candi di Kompleks Percandian Arjuna memiliki nilai seni tertua di Nusantara. Jika di puncak bukit tadi kami telah menikmati the golden sunrise, maka di pelataran Arjuna, terdapat juga

46

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

the silver sunrise di mana momen detikdetik kemunculan matahari, memunculkan fenomena warna langit yang keperakan. Sampai sekarang, Kompleks Percandian Arjuna masih menjadi pusat aktivitas bagi perayaan dan upacara penting umat Hindu, juga lokasi berlangsungnya Festival Kebudayaan Dieng dengan ritual potong rambut anak-anak berambut gimbal di Dieng yang konon adalah keturunan leluhur pertama yang mendiami Dieng. Berbaris di Kompleks Arjuna adalah Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Sembadra, dan Candi Pun-

tadewa yang pula dilingkari oleh gugusan pegunungan dan perbukitan. Berdekatan dengan Candi Arjuna, yaitu Kompleks Candi Setyaki. Menanjak sekitar 1-2 km dari Candi Arjuna, kami menemukan candi terakhir yang berdiri dengan begitu anggunnya di atas bukit: Candi Dwarawati. Setelah mengunjungi berbagai lokasi wisata yang penuh dengan keindahan alam, sarat akan sejarah, dan makna spiritual yang sangat dalam, kami menyadari bahwa tidaklah berlebihan untuk menyebut Dieng sebagai sebuah nirwana di Nusantara. Imajinasi kami pun terbang menuju Dieng berabad-abad lampau ketika dahulu para orang-orang suci berjalan berhari-hari dan bahkan berbulan-bulan untuk bisa berdoa di tanah sakral ini. Membayangkan kembali gumpalan awan emas di atas ketinggian, serta udara dingin dan kicau burung-burung, sungguh rasanya tengah berada di kahyangan bersama para Dewa dan Dewi yang sedang asyik bermain bermusik dan bernyanyi tentang keindahan alam di bumi Indonesia. (Foto dan teks oleh Nurdiyansah)


TourismTourdeSingkarak

Tour de Singkarak 2012 Semakin Semarak

M

eski usai sudah ‘Tour de Singkarak 2012,’ masih teringat dengan jelas semaraknya sebuah ajang balap sepeda yang berkelas internasional dalam ramuan sebuah kegiatan pariwisata berbasis alam dan budaya di bumi yang nan elok, Sumatera Barat pada tanggal 4 - 10 Juni 2012 yang lalu. ‘Tour de Singkarak 2012’ yang sudah memasuki tahun keempat ini, terlihat peningkatan. Mulai dari sistem lomba hingga kualitas perlombaan yang semakin tertata dengan rapih disetiap etape. Bahkan, mulai tahun ini UCI (Union Cyclist Internasional) atau asosiasi sepeda balap internasional menaikan kelas Tour de Singkarak menjadi tercatat di kalender

resmi dunia dengan great 2,2. Masih sangat jauh memang untuk menjadi sepangkat Tour de France yang sudah digelar hingga ke 100 kalinya. Bertambahnya jumlah peserta menjadi 250 atlet dari 18 negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Brunei, Selandia Baru, Perancis, Vietnam, Malaysia, Jepang, Iran, Singapura, Australia, Uzbekistan, Ukraina, Kirgiztan, Rusia, Taipe dan tentunya Indonesia yang tergabung dalam 18 tim pembalap internasional, membuat peningkatan dalam jumlah total hadiah menjadi sebesar Rp 1 miliar yang diperebutkan lewat kekompakan dalam tim. Dengan melombakan 7 etape yang berjarak total 854 km mencakup 14

Peserta melintasi rumah Gadang tertua Batusangkar

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

47


TourismTourdeSingkarak

Atas : Suguhan pemandangan Kelok 44 Bawah : Tari Piring menyemarakan Tour de Singkarak

Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, ajang balap ini dimulai dari Etape 1 Sawahlunto, yang dibuka langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, langsung disambut meriah oleh masyarakat Kota Sawahlunto yang untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam kegiatan internasional ini. Dan kemudian disusul Etape 2 Muara Sijunjung – Lembah Harau, Etape 3 Payakumbuh – Istana Basa Pagaruyung, Etape 4 Sicincin Anai Golf - Bukittinggi, Etape 5 Padang Panjang - Singkarak, Etape 6 Pariaman – Painan hingga Etape 7 Padang Circuit Race. Dalam keterangannya Menteri

48

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu menegaskan, data dari kementerian, tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada triwulan pertama tahun 2012 mencapai 2,5 juta lebih. Dibanding periode tahun 2011, angka itu menunjukkan peningkatan hingga 8,9 persen. Peningkatan wisatawan mancanegara dapat pula diraih bila para peserta balap sepeda membawa cerita ke negaranya masing-masing tentang jalur menantang dengan bentang alam dari lekuk batu granit ‘Lembah Harau’ yang terjal berwarna-warni subur permai, megahnya ‘Istana Pagaruyung’ Batusangkar, gunung

yang menjulang berbaris-baris, sawah terhampar luas, serta Danau Singkarak, Danau maninjau dan Danau Sikembar yang membentang memantulkan kilauan mentari mengagumkan di Sumatera Barat yang selama ini masih tersembunyi belum dikenalkan kepada dunia. Bagi masyarakat Sumatera Barat sendiri, kegiatan tahunan ini dapat memacu pembangunan infrastruktur daerah dan membuka akses wilayah untuk pasar dan investasi. Secara bertahap kegiatan ini akan melahirkan dampak multiplier efek ekonomi, diantaranya bagi perhotelan, transportasi, kuliner, kerajinan, dan tujuan wisata. Setelah mengalungkan medali emas kepada tim kebanggaan asal Indonesia, Putra Perjuangan Bandung menjadi Juara Klasifikasi Waktu, ajang internasional ini resmi ditutup. Dan mensisakan harapan untuk semakin meningkatkan citra pariwisata Indonesia dimata dunia. (Teks & foto, Marcell. L)


Entertaiment

Books

Berani Menertawakan

Diri Sendiri Sering kali kita dengan mudah menertawakan kesalahan orang lain, padahal dirinya sendiri juga pantas untuk ditertawakan. Tertawa adalah obat terbaik. Dengan tertawa kita melepas penat atau stres. Buku “Berani Menertawakan Diri Sendiri” merupakan kisahkisah dan motivasi yang akan memandu bahkan menyindir kita untuk bercermin diri, sehingga kita mampu melihat diri lebih jelas. Melalui buku ini, kritik dan kagum”, yang biasanya berasal dari pihak lain, dapat dilakukan sendiri secara peka dan tajam. Dengan membaca kisahkisah dalam buku ini, kita akan menemukan sindiransindiran yang dikemas secara apik oleh Sulaiman Budiman. Tujuannya supaya kita menyadari kekurangan dan kelemahan diri sendiri dan bisa menjadi orang yang rendah hati, dan bukan rendah diri.

Penulis : Sulaiman Budiman Penerbit : Bhuana Ilmu Populer Harga : Rp. 50.150

The Heart Of 7 Movies Awareness Kesuksesan dan kebahagiaan hakiki adalah dambaan setiap manusia. Namun, tak semua orang bisa meraihnya. Lalu, siapakah yang sejatinya bisa menggapainya? Mereka yang memiliki awareness— kesadaran. Merekalah manusia di atas rata-rata. Mereka yang telah melewati proses dari baik menjadi mulia. Buku ini mengambil petunjuk-petunjuk tak hanya dari Al-Quran dan hadis, tapi juga dari berbagai tokoh dunia yang telah membuktikan dirinya sebagai manusia di atas rata-rata. Dilengkapi dengan berbagai tes, Anda juga dibimbing untuk lebih mengenal dan mengetahui kondisi diri saat ini. Anda juga dapat belajar dan mengambil hikmah dari kisah-kisah inspiratif yang ada di dalamnya. Maka, bersiap-siaplah. Segera tentukan impian Anda karena buku ini akan membuka pola pikir Anda. Anda akan percaya, kesuksesan dan kebahagiaan bagaikan tamu yang sudah lama menunggu di depan pintu. Buku ini mengajak kita untuk membuka tangga kesadaran dengan 7 langkah efektif secara terukur.

The Bourne Legacy Dihadapkan dengan dampak peristiwa The Bourne Ultimatum, CIA memutuskan untuk menutup ‘Operation Outcome,’ dan menggantinya dengan ‘Operasi Treadstone.’ Aaron Cross (Jeremy Renner), seorang agen dari Operation Outcome dan Stephanie Snyder (Rachel Weisz), seorang dokter yang membantu menciptakan agen Outcome, harus menemukan cara melarikan diri sebelum agen CIA Byer (Edward Norton) membunuh mereka.

LOL Seorang gadis remaja, Lola (Miley Cyrus) yang diputuskan oleh kekasihnya Chad (George Finn), memutuskan mendekati sahabat-sahabat mantannya. Pada saat yang sama, ibu Lola yang berusia 40 tahun (Demi Moore) berjuang untuk melanjutkan hidupnya setelah perceraiannya.

Jenis Film : Action

Jenis Film : Drama

Produser Produksi Sutradara Pemain

Produser Produksi Sutradara Pemain

: Jeffrey Weiner, Ben Smith, Frank Marshall, Pat Crowley : Universal Pictures : Tony Gilroy : Rachel Weisz, Oscar Isaac, Joan Allen, Albert Finney dan Edward Norton

: Michael Sham– berg : LIONSGATE : Lisa Azuelos : Miley Cyrus, George Finn, Demi Moore

Penulis : Nanang Qosim Yusuf Penerbit : Noura Books Harga : Rp. 75650

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

49


TourismCulinary

Ketika berbuka puasa telah tiba, tapi Anda sedang berada dijalan mengendarai kendaraan, jangan kuatir tak bisa berbuka puasa dengan yang segar. Sop Buah, adalah menu buka puasa yang sangat mudah ditemukan. Sebab, kuliner yang satu ini, memang paling gampang ditemukan dipinggiran jalan raya sekalipun. Jangan dibayangkan, jika Sop buah itu seperti Sop iga sapi atau jamur maupun yang lainnya. Namanya memang Sop buah, tetapi makanan ini tidak ada hubungannya dengan sayur sop. Sop Buah merupakan makanan sejenis es buah dimana di dalamnya berisi potongan-potongan buah seperti strawberry, jambu biji merah, melon, buah naga, apel, mangga, alpukat, kiwi, sirsak dan anggur. Buah-buahan ini ditata didalam mangkuk dan disiram dengan susu kental manis, sirup, gula serta serutan es batu yang banyak. Untuk menemukan minu-

50

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

Sop Buah Penawar Dahaga Saat Berbuka man yang segar ini pun sangat gampang. Hampir di setiap jalan raya, dan jalan protokol perkotaan di Jakarta, Sop Buah ini pasti ada. Seperti halnya Sop Buah F & A di Jalan Raya Basuki Rahmat. Saat menjelang buka puasa, Sop Buah yang menggunakan Gerobak ini, menjadi pilihan para pengendara sepeda motor ketika melintas di jalur tersebut, termasuk pengendara yang sedang melintas di Jalan Banjir Kanal Timur. Sebenarnya, sepanjang Jalan raya Basuki Rahmat, Jakarta Timur hingga Pondok Kopi, sedikitnya ada lima penjual Sop Buah. Rasanya pun hampir sama, manis dan segar. Namun, Sop Buah F & A ini, memang benar-benar Sop Buah yang berasal dari Cirebon. Buah-buahan yang digunakan Sop F & A masih segar.

Makanan apa saja, akan terasa nikmat, jika waktu berbuka puasa tiba. Begitupun dengan menu yang satu ini, Bubur kacang ijo (Burjo) buatan orang Madura. Bagi pecinta kuliner Burjo, pasti sepakat akan menemukan rasa yang berbeda, bila dibandingkan dengan Burjo ala Kuningan, Cirebon. Tak hanya rasa, secara tampilan, kudapan ini pun berbeda. Padahal, secara bahan baku yang digunakan itu sama. Ini uniknya Burjo Madura. Boleh dibilang, Burjo Madura menjadi kuliner khas Kota Madura. Meski dijual di berbagai daerah, rasanya tak berubah dari kota asalnya. Ciri khas kudapan ini adalah penggunaan santan yang cukup banyak, dibandingkan jenis bubur kacang hijau lainnya. Alhasil, rasa santan terasa gurih.selain itu tetap nikmat saat disantap menggunakan es serut maupun dalam kondisi hangat. Di Jakarta, memang sedikit agak susah menemukan kuliner khas Madura ini. Tidak seperti Burjo yang lainnya. Namun, sangat mudah untuk membedakan Burjo Madura dengan Burjo lainnya. Setiap kedai Burjo Madura mayoritas dijajakan dipinggiran jalan, dekat dengan pusat keramaian, seperti mal. Cobalah bertandang ke Mal

Burjo Madura Rasa Yang Unik Saat Berbuka

Pondok Gede, di putaran arah menuju Jati Asih, terdapat kedai Burjo yang bertuliskan Bubur Kacang Ijo Madura. Menjelang berbuka, kedai yang satu ini, selalu dipadati dengan para konsumen. Warung Burjo buka setiap hari jam 16.00 – 23.00 WIB. Ciri khas kuliner ini adalah pada tempat jualannya berupa gerobak dorong, kemudian terdapat dua buah panci besar berisi kacang hijau dan ketan hitam yang selalu hangat. Untuk rasa, ketan hitam Burjo Madura jauh lebih empuk dan kenyal. Kemudian, kacang ijo dan santanya pun terasa sangat gurih. Ketiga, bahan ini semakin komplit, ketika bertemu dengan roti tawar dalam sebuah mangkok. Tak hanya menggoyang lidah, Burjo Madura ini pun bisa membuat Anda, memesan kembali untuk dibawa pulang, usai berbuka puasa.


Kurma Madu Pembuka Puasa Buah khas Timur Tengah teman berbuka puasa ini ternyata memiliki jenis, rasa, dan tekstur berbeda-beda tergantung dari negara asal. Pada bulan ramadhan di kawasan pasar Tanah Abang banyak juga

Bubur Kampium Benhil

penjual kurma musiman, beragam jenis kurma dari berbagai negara seperti Arab, Turki, Mesir, Maroko hingga Amerika. Namun yang dicari menurut Bowo pemilik Toko Tiara di selasar Tanah Abang Blok A, yang melayani grosir atau eceran oleholeh haji ini adalah Kurma Madu. Dengan bentuknya lebih besar dari kurma lainnya serta karena teksturnya lembut. Tidak salah jika kurma jenis ini

paling diminati. Harga jual satu kilogram kurma madu mencapai Rp 50 ribu dan harga ini dapat terus melonjak hingga mendekati hari raya Lebaran. Selain itu Kurma Madu bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh dan sangat meningkatkan daya tahan tubuh selama berpuasa. Dan yang terpenting Kurma Madu dapat dimakan oleh siapa saja, mulai dari anak – anak sampai dengan orang tua.

Selama bulan puasa kawasan Benhill ramai dikunjungi dengan adanya ‘Tenda Takjil Pasar Benhil’. Akan ada banyak pilihan takjil serta panganan, salah satunya yang dicari para penggunjung adalah ‘Bubur Kampium’. Panganan khas Sumatra Barat ini dinamain kampiun karena berasal dari kata Champion. Boleh dibilang kuliner pelepas dahaga ini hampir mirip dengan kolak namun berbeda pada kekentalan kuah yang tidak seencer kolak. Dan bila kita aduk kuliner nikmat ini dapat dilihat berisikan campuran srikaya, pisang, candil ketan, candil ubi, bubur sum-sum, dan ketan. Aneka bahan itu kemudian dijadikan satu dan diberi kuah santan

yang dicampur gula merah. Menurut Uni Iyet, yang telah berjualan bubur kampium sejak 1980 didalam pasar Benhil juga. ’Bubur Kampium’ buatannya dijual seharga Rp.20.000 per porsi bila dengan tambahan duren dan Rp.10.000 per porsi bila polos saja. Setiap harinya selama mengikuti ‘Tenda Takjil Pasar Benhil’ ini selalu mendapatkan pendapatan yang naik tiga kali lipat dibandingkan penjualan di hari-hari biasa. Bila penasaran ‘Tenda takjil Pasar Benhil’ dibuka dari jam 11.00 WIB hingga jam 18.00 WIB selama bulan Ramadhan tenda akan buka dan tutup saat malam takbiran.

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

51


TourismGadget

Nexus 7 Tablet Khusus Keluaran Google Google kembali menggebrak dengan meluncurkan produk tablet Nexus 7 inci dengan memakai sistem operasi yang tak tanggung-tanggung yaitu, Android Jelly Bean 4.1, yang merupkan OS Android paling terbaru dengan menjanjikan performa lebih halus dan cepat. Ditambah dengan spesifikasi yang muktahir seperti, memori RAM yang 1 GB dan dilengkapi kapasitas penyimpanan 8 atau 16 GB. Tampilan juga didukung layar HD resolusi 1280Ă—800 HD display (216 ppi) dengan Back-lit IPS display dan Corning Glass yang tahan gores. Lalu prosesornya pun sudah menggunakan NVIDIA Tegra 3 yang

sudah merupakan prosesor Quad Core bahkan tablet ini juga sudah dilengkapi NFC. Batere Tablet ini pun cukup memadai dengan 4325 mAh yang bisa mengakomodasi 9 jam penggunaan. Tablet ini pun sudah dilengkapi oleh konektivitas Bluetooth dan micro USB. Dan yang membuat tablet ini semakin menarik yaitu, disertakan pula aplikasi seperti Shazam yang berfungsi untuk mengidentifikasi lagu, yang kemudian dapat mengantarkan pengguna untuk membeli lagu

Layar Lebar Terbaru Dari Nintendo 3DS XL Penggemar game dari Nitendo harus bersiap dengan kedatangan Nintendo 3DS XL, dikabarkan akan memakai layar lebih lebar namun hemat baterai. Layar Nintendo 3DS XL tampil lebih besar dari sebelumnya sehingga memudahkan untuk melihat game yang dimainkan. Kedua layarnya dikatakan memperoleh perbaikan seperti mode 3D yang lebih ramah mata, dan bahkan tampilan 2D terlihat lebih baik daripada di 3DS. Layar atasnya bertambah jadi 4,88 inci dan layar bawahnya menjadi 4,18 inchi.

52

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

Namun untuk paket penjualannya tidak menyertakan AC adapter sehingga harus membelinya secara terpisah. Rencananya konsol game ini akan dijual dengan harga US$ 199.99 dalam pilihan tiga warna yang menarik, yakni hitam, hitam – biru, dan hitam – merah. Nintendo 3DS XL ini sendiri rencananya akan dirilis pada tanggal 28 Juli 2012 mendatang untuk wilayah Eropa dan Jepang. Dan tanggal 19 Agustus 2012 di wilayah Amerika Utara. Tapi untuk pasar Indonesia sepertinya masih harus menunggu lebih lama lagi.

tersebut di Google Play. Dan baru di Amerika sendiri tablet Nexus 7 ini bisa dipesan kemudian akan masuk pasaran resminya baru bulan Juli 2012.

Polytron W2400 Ponsel Android Dual SIM

Polytron kembali meramaikan pasar ponsel android lokal dengan meluncurkan W2400 (Wizard Series). Ponsel android ini hadir dengan dukungan prosesor Qualcomm MSM7227-A dengan clockspeed 1GHz. Sedangkan untuk sistem operasinya, sudah memakai Android 2.3.6 Gingerbread. Kapasitas ponsel ini dibekali dengan 512MB RAM plus 512MB ROM, dan didukung dengan slot memori microSD yang mendukung kapasitas hingga 16GB. Tampilan layar pada Polytron W2400 memakai IPS seluas 4.0 inci yang terlihat cukup luas untuk bermain game dan menonton video favorit. Sementara fasilitas kamera di Polytron

W2400 cukup lengkap dengan kamera depan yang beresolusi VGA untuk kebutuhan video call/video chat, dan kamera belakang dengan resolusi 5.0 megapiksel plus fitur autofokus. Dan untuk fasilitas hiburan, ponsel android ini juga dilengkapi dengan audio player, video player dan radio FM sebagai pelengkap. Sedangkan disisi konektivitas, Polytron W2400 dilengkapi dengan Wi-Fi, Bluetooth serta kabel data USB . Dan fasilitas terutama yang membuat Polytron W2400 dilirik para android mania adalah fasilitas dual SIM nya serta karena dijual dengan harga cukup terjangkau.


Speaker Kecil Suara Besar Dari Portable Logitech Mini Boombox Walau bentuknya sangat kecil dengan desain yang sederhana, Portable Logitech Mini Boombox tampil sebagai gadget penghasil suara besar dengan berkemampuan bluetooth yang langsung dapat terhubung dengan berbagai perangkat ponsel pintar. Cukup dengan melakukan pairing singkat saat pertama kali yang akan langsung menguhubungkannya dengan perangkat ponsel pintar untuk mendeteksi playlist lagu-lagu yang ingin didengarkan. Dari sisi desain Portable Logitech Mini Boombox yang hadir dengan 3 pilihan warna yaitu hitam, putih dan merah, terbilang sangat sederhana namun elegan karena tidak terdapat banyak akses yang menyulitkan penggunanya. Pada sisi atas terdapat panel sentuh untuk kontrol on/off dan perpindahkan lagu, kontrol volume suara, serta tombol pairing bluetooth dan menjawab panggilan telepon. Juga pada sisi samping

berbahan karet dan sisi depan berbentuk jaring berbahan besi hitam dengan sebuah logo Logitech yang akan menampilkan beberapa warna untuk berinteraksi. Sementara port usb untuk charger, dan sebuah port AUX tersusun rapih dibagian belakang. Kemampuan baterai Portable Logitech Mini Boombox juga luar biasa karena dapat bertahan selama 10 jam untuk portabilitas penuh yang memberikan keluaran suara besar yang mengesankan kepada penggunanya.

Sony Alpha NEX-F3 Dengan LCD 360 Derajat Sony meluncurkan kamera varian terbaru untuk entry level yang akan masuk kedalam jajaran NEX-series. Sony Alpha NEX-F3 kamera mungil ini untuk melengkapi koleksi dua kamera NEX entry level lainnya yang telah lebih dulu hadir, NEX-C3 dan NEX-5N. Kamera ini bermodalkan resolusi 16 megapiksel Exmor APS HD sensor gambar CMOS, dengan dimensi dan jumlah piksel yang sama seperti di NEX-5N dan SLT-A57. Selain itu kamera ini juga menawarkan sensitivitas ISO yang lebih tinggi dari 200 sampai 16.000, ada juga peningkatan pada burst depth, dan penambahan berbagai fungsi seperti pada SLT-A57, termasuk Clear-Image Zoom dan Auto Portrait Framing, kedua berasal dari teknologi Pixel Super Resolution. Ditambah juga flash built-in popup mirip dengan NEX-7 untuk mendukung fasilitas Full HD foto atau video capture. Keunikan yang

menjadi andalan Sony Alpha NEX-F3 ini terletak pada mekanisme perputaran LCD terbaru yang memungkinkan penggunanya untuk melihat dari depan kamera hingga dapat mendukung acara bernarsis ria.

TV 3D Tanpa Kacamata Toshiba Regza 55RZ1 Toshiba kembali menghadirkan produk teranyarnya Regza 55RZ1 untuk dipasarkan di Indonesia. Produk televisi plasma tiga dimensi pertama ini siap dilepas ke pasaran pada bulan Juli tahun ini. Televisi Regza 55RZ1 ini sendiri hadir, tak lepas dari kejelian Toshiba melirik makin tingginya permintaan konsumen terhadap kualitas TV 3D yang semakin canggih dan nyaman untuk ditonton. Melalui Regza 55RZ1 ini, Toshiba mencoba menawarkan pengalaman menonton yang jauh lebih nyata kepada konsumen. Dengan fitur-fitur unggulan, Regza 55RZ1 di anta足ranya, panel full HD yang digunakan menghasilkan kualitas gambar empat kali lebih tajam. Juga, mampu melakukan konversi gambar dari 2D ke 3D secara real time untuk menghasilkan inovasi gambar 3D yang tajam dan dinamis. Keistimewaan kualitas gambar televisi high end ini juga ditunjang ukuran layar 55 inci dengan desain ramping yang akan memberikan sensasi menonton yang luar biasa. Dukungan kualitas audio sebesar 20W Audio Output dan 10W Woofer untuk sistem suara juga menjadikan Regza 55RZ1 sebagai salah satu televisi 3D dengan kualitas suara terbaik. Selain itu, memiliki kemampuan untuk memutar kembali 28 jenis format video melalui USB dan eksternal hard disk, memungkinkan penonton memutar film apa足pun tanpa bergantung pada DVD Player atau Blue Ray Player. Dan yang muktahir ada fitur face tracking yang akan mendeteksi mata pengguna. Sehingga televisi ini akan nyaman ditonton meski pengguna ada di samping kiri atau kanan televisi bahkan sambil tiduran pun masih bisa menikmati tayangan 3D.

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

53


CameraLens

Taman Bermain Anak Pesisir Pantai

s

aat ditanya akan berlibur kemana tentu jawaban paling banyak adalah laut. Deburan ombak yang memecah pantai serta karang, terpaan semilir angin, matahari terbit dan tenggelam sebuah hidangan yang nikmat dari suasana pantai. Laut sudah tidak lagi asing khususnya bagi anak-anak yang tinggal dipesisir laut.

Berjalan menyusuri bibir pantai

54

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

Mereka telah menyatu bersahabat dengan laut. Ditempat inilah mereka menghabiskan waktu saat sore hari dan ketika musim libur. Beragam kegiatan sering mereka lakukan. Mulai dari menyusuri pantai, bermain pasir, melompat dari atas dermaga, memanjat pohon kelapa, mencari ikan, berenang, mengukir nama dipasir, mencari serpihan karang, hingga bermain bola di pinggir pantai.

Kulit mereka yang kecoklatan semakin tampak gelap tanpa takut “terbakar� matahari. Beberapa kali terdengar pekikan canda tawa anak-anak pantai. Melihat dan memotret kegembiraan anak-anak pantai ini bermain sangat menyenangkan. Wajah-wajah polos itu seakan tidak peduli atas demo, kemacetan, dan korupsi yang terjadi dipusat kota. Mereka tetap asyik bermain dengan laut.


Memanjat pohon kelapa dan menikmati dipinggir pantai

Bermain pasir salah satu aktifitas anak pantai.

Usai sekolah menyempatkan bermain di bibir pantai

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

55


TourismBusiness

Budget Hotel Kian Diminati

S

aat ini, pelaku bisnis kelas ekonomi menengah ke bawah, sudah tak asing lagi dengan yang namanya budget hotel. Sebuah kebutuhan akomodasi untuk tamu binis ketika berada di kota besar dengan harga yang “ramah�. Dan, ternyata, berdasarkan laporan pengamat Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, banyak investor properti dan operator hotel melirik bisnis budget hotel. Jika dilihat dari sisi bisnisnya, budget hotel ini bisa jadi menggiurkan karena Return on Investment (ROI)-nya cepat,

56

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

yaitu sekitar enam hingga delapan tahun dengan keuntungan mencapai 40-50 %. Investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan budget hotel juga mencapai separuh dari harga investasi hotel bintang tiga. Jika hotel bintang tiga untuk sekali investasi dibutuhkan dana minimal sebesar Rp. 100 miliar maka untuk budget hotel ini dibutuhkan dana antara Rp. 30 – 50 miliar. Banyak investor dan pengembang properti sudah bermain di bisnis budget hotel, sebut saja Grup Metropolitan Land (MetLand) yang terus mengembangkan

budget hotel dengan brand @HOM, Intiland dengan brand Whiz, dan lain sebagainya. Kemudian dari sisi operator hotel, ada TAUZIA Hotel Management - dengan brand Pop! Hotel, dan Grup Santika dengan Amaris. Bahkan, ada perpaduan antara pengembang properti dan operator management hotel mengembangkan merek bisnis sendiri. Mr. Marc Steinmeyer, President Director & Founder TAUZIA Hotel Management, mengatakan, pasar dan permintaan dari budget hotel di Asia dan Indonesia pada khususnya sudah ada sejak dahulu


namun tidak pernah dikelola dengan fokus. Dengan semakin berkembangnya Indonesia dimana adanya arus informasi dari berbagai sumber, pengaruh gaya hidup maka para konsumen hotel mengharapkan kualitas pelayanan yang jauh lebih baik, walaupun hanya dengan membayar Rp 200,000 300,000/malam. Jadi pertumbuhan dari segmen budget ini adalah hasil dari pertumbuhan ekonomi semenjak krisis yang terjadi di tahun 1997 dan semakin bertumbuh kelas menengah di Indonesia. Ini semua yang mendasari dan melatar belakangi TAUZIA Hotel Management untuk meluncurkan POP! Hotels pada tanggal 21 Juni 2010 yang lalu. Saat ini POP! Hotels sudah mengoperasikan 3 hotel di Bali, Bandung dan Yogyakarta. Diakhir tahun 2014 nanti POP! Hotels akan mengoperasikan 32 hotel. Potensi pasar budget yang besar di Indonesia telah banyak diminati namun yang perlu diingat adalah selama 10 tahun terakhir ini para customer telah berevolusi, dimana mereka semakin memiliki standar yang tinggi dalam segi kebersihan, estetika, kenyamanan dan juga keamanan selain tentunya semakin ‘brand conscious’ atau sadar akan merek. Selain itu, POP! Hotels bisa dibangun dalam jangka waktu hanya 8 – 10 bulan. POP! Hotels bertujuan untuk menyediakan suatu konsep hotel dengan biaya terjangkau namun para smart traveler yang mencari hotel baik untuk dirinya sendiri, bisnis, keluarga atau temanteman bisa menemukan sebuah hotel dengan kamar yang nyaman, king size bed, 100% cotton linen, tersedia safety box dan desain kamar yang futuristik. Sedangkan teknologi yang ditawarkan disediakan Free Wi-Fi, 60 channel TV, keamanan memakai CCTV dan bahkan disediakan vending machine/mesin penjual makanan ringan. (Teks. Fatoer

Kamar POP! Hotels

Investasi, Konsep dan Ciri Khas Budget Hotel Sementara itu, Guido Andrianto, General Manager Corp, Sales & Maketing Santika Indonesia Hotels dan Resorts mengatakan, brand Amaris lahir karena melihat pangsa pasar sekaligus peluang bisnisnya yang sangat besar. Sebab saat itu, tidak semua pebisnis traveler mampu untuk menginap di hotel bintang lima dan empat. Ditingkat strata sosial perusahaan, budget hotel ini, biasanya diperuntukan bagi pelaku bisnis di level middle – low. Bagi pelaku bisnis yang smart, yang mereka butuhkan adalah sebuah kamar menginap yang simple, bersih, nyaman dan aman. Kemudian, saat itu, hotel di level bintang satu dan dua, belum banyak ter-manage dan terstandarisasi dengan baik. Secara investasi, masing-masing pengembang maupun operator dan manajemen hotel memiliki nilai yang berbeda-beda. Sebab, masing-masing brand memiliki standarisasi dan kebijakan bisnis yang berbeda. Untuk TAUZIA Hotel Management membanderol nilai investasi sebesar 25,000 US$/ kamar, diluar harga tanah. Sedang-

kan Amaris Hotel mematok investasi antara 25,000 – 30,000 US$/kamar. “Harga tersebut, tergantung dengan lokasinya. Kalau di luar Jawa, maka nilai investasinya pasti akan lebih mahal. Sebab, terkait transportasi barang,”Ujar Guido. Baik Pop! Hotels dan Amaris, masingmasing mengusung konsep dan ciri khas tersendiri. Pop! Hotels misalnya, mengusung konsep sebuah gaya hidup untuk ‘smart and eco-friendly travelers’, mereka yang menyukai kenyamanan, efisiensi dan sadar akan lingkungan. POP! Hotels membawa suatu inovasi baru yakni metode konstruksi yang membuatnya masuk didalam kategori ‘Green Building’ dimana kontruksi dari POP! Hotels mampu meminimalkan penggunaan energi. Sementara itu, Hotel Amaris mengusung konsep, semula sebagai budget hotel dengan fasilitas dibawah bintang tiga. Kemudian dalam perkembangannya mengusung konsep smart hotel—dalam artian, berpatokan pada tiga konsep, pertama smart investment, smart management, dan smart statistik.

Doang, Foto. Dok TWM & Fatoer)

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

57


Healty

Manggis, “Queen Of Fruit”

B

uah yang bernama Garcinia Mangostana L dan berasal dari tanah daratan Asia Tenggara terkenal kaya akan kandungan antioksidan tertinggi diantara buah lainnya. Tanaman yang memiliki tinggi mencapai 7 sampai 25 meter, buahnya berwarna putih dan dibungkus kulit merah keungguan. Manggis ternyata telah dipergunakan sebagai obat tradisional pada zaman Dinasti Ming. Ternyata kulit buah manggis mengandung Xanthone, dan tidak ditemui pada buah-buahan lainnya kecuali pada buah manis ini. Xanthone adalah molekul besar yang terdiri dari banyak molekul kecil yang bersifat antioksidan. Nah, antioksidan sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, sebagai penetralisir radikal yang masuk dan diproduksi oleh tubuh kita. Selain itu juga dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit jantung, kanker, kebutaan, menurunkan kadar kolesterol, serta membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Karena itu tidak lah heran jika manggis mendapat julukan “Queen of Fruit” yakni Si Ratu Buah. Manfaatnya tidak hanya terletak pada buah saja, juga terdapat di kulit dan bahkan biji buah manggis. Untuk itu, apabila selesai makan manggis jangan langsung buru-buru membuang kulitnya. Dan oleh para pengrajin kain, kulit manggis biasa dipergunakan sebagai salah satu bahan pewarna, ungu.

Manggis juga untuk kecantikan

Apa saja manfaat dari si Queen of Fruit ini: 1. Dapat membantu penurunan berat badan dan menyeimbangkan kadar kortisol, hormon yang dapat menstimulasi penumpukan lemak di beberapa bagian tubuh. 2. Membantu mempercepat penyembuhan berbagai luka. Xanthone juga membantu mengeluarkan racun dari dalam hati yang menyebabkan penyakit kulit bersisik kemerah-merahan (psoriasis). 3. Obat diabetes. Karena mengandung zat yang menormalkan tekanan darah, memulihkan energi dan mengurangi kelebihan gula darah. 4. Anti kanker. Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, selain itu ekstrak kulit manggis juga bersifat apoptosis penghancur sel kanker. 5. Memperlambat proses penuaan pada tubuh. 6. Meningkatkan stamina dan tenaga. 7. Menyehatkan mata, kulit dan rambut. 8. Menurunkan Kolesterol jahat dalam tubuh. Kolesterol “jahat” atau LDL (low

9.

10.

11. 12. 13. 14. 15.

density lippoprotein) berlebihan akan menempel di dinding dan menyempitkan pembuluh darah. Mencegah penyakit batu ginjal. Disarankan untuk mengkonsumsi 3 ons atau lebih tiap harinya, dan akan membuat kita lebih sering kencing, sehingga mencegah munculnya batu ginjal. Untuk menjaga pencernaan, yakni mengatasi asam lambung ke dalam kerongkongan. Kandungan antioksidan manggis membantu melindungi dan memperbaiki kerusakan kerongkongan, serta menurunkan kandungan asam pada lambung. Meringankan peradangan usus besar atau usus kecil dan sindrom iritasi usus besar yang menyebabkan gangguan fungsi pencernaan. Meredakan radang sendi dan melindungi lambung. Mengurangi tekanan darah tinggi. Sebagal pelawan radikal bebas. Membuang racun pada badan. Menjaga kesehatan jantung dan membantu menurunkan kolesterol.

(Informasi berbagai sumber kesehatan)

Manggis, Queen of Fruit

58

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012


Cultural TourismPerayaanPehCun

J

ourney of the Chinese Heritage in Batavi

a Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

59


Cultural TourismPerayaanPehCun

B

agi masyarakat Tionghoa dan peranakan di Nusantara, bulan Juni lalu merupakan momen yang sakral, pula penuh dengan kemeriahan. Tepatnya pada bulan ke-5 pada tanggal 5, dirayakan sebuah ritual penting yang akrab disebut sebagai Festival Peh Cun. Dalam dialek Hokkian, “Peh Cun� berasal dari kata “pachuan� yang artinya mendayung perahu. Kita kemudian mengenalnya sebagai Festival Perahu Naga atau Festival Bacang. Keterkaitan Peh Cun itu sendiri dengan perahu naga dan makanan bacang, bukanlah tanpa sebab. Legenda bermula dari Menteri Negara Chu bernama Qu Yuan (339277 SM) yang begitu dihormati dan disegani oleh rakyat. Namun, ketidaksukaan keluarga kerajaan, berdampak pada pengusiran dirinya meninggalkan negara. Tak ingin pergi meninggalkan rakyat yang begitu dicintainya, ia lantas melompat ke dalam sungai pada tanggal 5 bulan 5. Mengetahui hal ini, Suku Yue di Cina bagian selatan pun bergegas

Wihara Tanda Bhakti

60

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

mendayung perahu tradisional (berbentuk perahu naga) mencari jenazah Sang Menteri sambil membuang nasi yang dibungkus daun (bacang) bagi naga penghuni sungai sebagai permohonan agar naga tak memakan tubuh Menteri Yuan. Jenzah tak pernah ditemukan. Ritual pun terus dilakukan setiap tahun sejak masa Dinasti Han. Mereka percaya bahwa Sang Menteri akan terus hidup menjaga mereka. Tradisi inilah yang dibawa oleh masyarakat dari Tiongkok bagian selatan ketika mereka datang ke Sriwijaya (dengan pusat pemerintahan di sekitar Sungai Musi, kini Palembang) dan juga wilayah lain di Nusantara. Ramai-ramai lomba perahu naga dan perayaan makan bacang diselenggarakan di berbagai tempat.

Akulturasi Tionghoa-Nusantara di Jakarta Kali ini, saya berpartisipasi dalam kemeriahan Peh Cun di Jakarta, tepatnya di kawasan Pecinan, Kota Tua sebagai salah satu china-town tertua yang bersinggungan langsung dengan pusat kota

Batavia pada masa kolonialisme. Kedatangan dan pemukiman etnis Tionghoa di Jakarta memiliki cerita historis yang cukup panjang dan sangat penting terkait proses perkembangan Kota Jakarta. Keberadaan orangorang asal Tiongkok ini bahkan telah lebih dulu ada jauh sebelum kehadiran bangsa Eropa, khususnya Belanda. Pada masa kolonialisme, peran warga etnis Tionghoa semakin strategis di Batavia, terutama bagi perdagangan. Berabad-abad berbaur bersama masyarakat lokal, kemudian menciptakan sebuah akulturasi yang indah dan unik, baik di antara masyarakat lokal maupun peranakan. Berbagai periode sejarah telah dilampaui. Menyisakan tidak hanya serangkaian kisah, melainkan juga berbagai artefak sejarah-budaya yang saat ini masih bisa kita nikmati. Tur singkat ini diikuti oleh sekitar 30 orang di mana kami akan mengunjungi berbagai klenteng (wihara) dan situs lain yang berumur ratusan tahun yang menjadi bukti sekaligus representasi dari corak kebudayaan Tiongkok di Ibukota.


Wihara Toasebio

Dari Museum Bank Mandiri, kami memulai perjalanan menuju perhentian pertama, yaitu Rumah Perkumpulan Pengusaha Tembakau yang memadukan arsitektur oriental dan art-deco. Rumah bercat hijau ini masih asli dan sempat beberapa kali menjadi lokasi shooting film-film laga Hong Kong. Sebut saja beberapa nama aktor Cina yang kini telah masuk industri perfilman Hollywood. Tak jauh dari sana, kami menghampiri Rumah Tusuk Sate yang berada tepat di persimpangan jalan. Uniknya, rumah dengan desain khas Tiongkok ini menyimpan kearifan kuno. Pada atap depannya, terdapat sebuah guci yang dipercaya mampu menangkal kesialan/keburukan (bad luck) pada rumah dengan letak “tusuk sate.” Segala kesialan tidak akan masuk ke dalam rumah, namun diserap ke dalam guci. Kami juga mampir di Rumah Keluarga Souw, seorang ningrat dengan jabatan “Kapiten” (1619) yang bertugas mengawasi tempat perjudian, pembuatan uang, hingga perdagangan candu di Batavia. Keramaian lalu-lalang kendaraan dan jejeran ruko, kami temui saat memasuki Jl. Toko Tiga. Di sinilah dahulu pusat perdagangan kota yang dikelola oleh warga Tionghoa

dan peranakan, berada. Sayangnya, kini sebagian besar rumah-rumah kuno harus hilang satu per satu akibat pembangunan infrastruktur kota serta modernitas. Seolah berjuang dengan waktu. Berbagai warisan sejarah-budaya pecinan ini (chinese heritage) kini terhimpit oleh toko-toko baru, pusat perbelanjaan, dan kemacetan kota. Memasuki Jl. Kemenangan III, kami menyinggahi Wihara Tanda Bhakti yang dibangun tahun 1650. Pada hari itu, wihara diramaikan oleh umat yang hendak berdoa di Hari Peh Cun. Warna merah tampak kental mendominasi. Tempat ibadah yang terletak di pinggir kali kecil ini, didedikasikan kepada Dewa Pengampun, dan telah mengalami beberapa kali renovasi dengan mempertahankan bentuk aslinya. Wihara kedua yang kami jumpai, terletak di jalan yang berada di belakang Wihara Tanda Bhakti, yaitu Toasebio yang kini dikelola oleh Yayasan Vihara Dharma Jaya. Didirikan sekitar abad ke-18, wihara ini merupakan peninggalan Dinasti Ming di Indonesia. Nama “Toasebio” berasal dari kata “toase” yang berarti konsul dan “bio” bermakna sebagai tempat ibadah. Wihara yang dibangun oleh Khau Chiang Kun ini

menjadi saksi bisu permberontakan warga etnis Tionghoa kepada pemerintahan kolonial di Batavia atas tekanan yang diberikan oleh pejabat HindiaBelanda terhadap mereka. Bertepatan dengan pembantaian (massacre) warga Tionghoa tahun 1740, wihara ini ikut dibakar Belanda. Sekarang, Wihara Toasebio tidak hanya menjadi lokasi spiritual, tapi pula pusat kegiatan seni dan budaya masyarakat peranakan di pecinan. Masih di jalan yang sama, kami menemui Gereja Santa Maria de Fatima yang bangunannya sendiri telah ada sejak abad ke-17. Dahulu merupakan kediaman Kapiten yang kemudian dibeli oleh seorang pastur tahun 1950 untuk mengajarkan agama Katolik kepada orang-orang Hoakiau di sekitarnya. Tak seperti gereja pada umumnya, Gereja Santa Maria de Fatima masih mempertahankan corak aslinya, sehingga tampak lebih mirip wihara/ rumah (tanpa ornamen) ketimbang gereja. Pemilihan nama diambil karena terkait pada penampakan Bunda Maria seperti yang tergambar pada replika Gua Maria. Hingga sekarang, gereja tua ini masih mempertahankan arsitektur khas Fukien/Tiongkok Selatan, dan menjadi pusat aktivitas masyarakat peranakan umat Katolik. Wihara terakhir yang kami kunjungi adalah yang berusia

lebih dari 400 tahun serta menjadi salah satu yang terbesar dan tertua di Indonesia. Keindahan Wihara Dharma Bhakti begitu mencolok dengan berbagai ornamen naga pada atapnya, tak lupa sepasang patung liong menyambut kami di pintu masuk. Harta berharga yang tersimpan pada wihara ini adalah patung dewa-dewi (dan leluhur) serta bendabenda lain pada altar persembahan yang diperkirakan sebagai relik pertama yang dibawa oleh kaum Tionghoa ketika pertama kali melakukan migrasi ke Pulau Jawa, khususnya Sunda Kelapa. Saat ini, Wihara Dharma Bhakti masih menjadi titik pusat peringatan acara Waisak bagi masyarakat peranakan di Jakarta.

Kemunculan Kembali Sang “Naga” yang Tertidur Keluar dari kawasan pecinan menuju Jl. Gajah Mada, kami sampai di perhentian terakhir, Candra Naya. Pada hari itu, untuk pertama kalinya bangunan bersejarah tersebut dibuka untuk publik bertepatan dengan diselenggarakannya Perayaan Peh Cun/Festival Bacang yang diadakan oleh pemilik tanah dan pengelola (kini kawasan apartemen) bersama masyarakat/komunitas sekitar. Candra Naya yang didirikan abad ke-19 (sekitar tahun 1807 dan 1867) merupakan sebuah

Gereja St. Maria de fatima

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

61


Cultural TourismPerayaanPehCun

Gedung Candra Naya

mahakarya. Kompleks bangunan tempat tinggal dan kantor ini didirikan oleh tuan tanah keluarga Khouw Tian Sek untuk menyambut kelahiran anaknya Khouw Tjeng Tjoan (1808), yang setelahnya mewarisi rumah tersebut kepada Khouw Kim An (putra Khouw Tjeng Tjoan), seorang Tionghoa yang menjadi pengusaha dan bankir. Tahun 1905, ia diberi pangkat “Letnan” oleh Belanda, tiga tahun kemudian menjadi “Kapiten,” dan pada 1910 menjabat sebagai “Mayor” (pangkat tertinggi). Tidak hanya memiliki desain arsitektur yang luar biasa megah dan indah, Candra Naya juga sarat akan makna sejarah. Setelah perang, sekitar tahun 1946, Candra Naya memainkan peran sosial terpenting sebagai tempat berkumpul, berpolitik, melayani orang sakit, mendidik, perkumpulan olahraga, dan banyak lagi. Di sinilah cikal-bakal berdirinya Rumah Sakit Sumber Waras dan Univ. Traumanagara.

62

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

Menyandang status sebagai “Bangunan Cagar Budaya,” Candra Naya sempat memasuki periode kritis yang membuatnya terlantar dan diabaikan. Pada Perayaan Peh Cun ini, Candra Naya telah resmi dipugar dan dibuka untuk publik, sekaligus menandai rampungnya pembangunan apartemen (sebagai pengelola) yang menghimpit Candra Naya. Tentu saja, sambutan positif banyak diberikan kepada masyarakat yang menanti kebangkitan Sang Naga yang lama tertidur ini. Perayaan Peh Cun yang dipusatkan di Candra Naya mengambil tema “Festival Bacang” yang diselenggarakan selama 2 hari. Selain membuka Candra Naya dan pameran foto sejarah tradisi Peh Cun, acara juga dimeriahkan dengan food bazaar, aneka lomba, bedah buku, fashion show, demo masak, dan tentu saja, lomba makan bacang. Selain dapat menelusuri pesona Candra Naya dengan

Hiasa naga pada Festival Peh Cun

berbagai ornamen yang menimbulkan kekaguman, hiasan perahu naga dan hidangan bacang seolah tak sekedar menjadi ritual atau tradisi. Perayaan Peh Cun di Jakarta kali ini yang berpusat di kompleks bangunan Candra Naya, menjadi simbol terhadap harapan yang besar terhadap keberlangsungan warisan sejarah-budaya Tionghoa dan peranakan di Indonesia, khususnya Jakarta. Seperti halnya kecintaan Suku Yue terhadap Sang Menteri, Peh Cun tahun ini menjadi bentuk kecintaan masyarakat terhadap warisan

leluhur. Layaknya mitos Peh Cun itu sendiri, sebuah bentuk kekaguman dan kecintaan, mungkin saja berdampak pada kesejahteraan dan perlindungan. Yang kemudian dipercaya sebagai energi positif disebarkan Menteri Qu Yuan dalam melindungi rakyatnya sebagai timbal-balik cinta-kasih yang tulus. Kita semua berharap, warisan sejarah-budaya yang di pecinan, masih bisa terus dinikmati bersamaan dengan dilangsungkannya Perayaan Peh Cun setiap tahun. (Teks & foto, Nurdiyansah)


DestinationMadinah

Doves adorn the city’s Madinah

Madinah City Beautiful Full of Light

F

or Muslims, the city is very famous and even many who visit this place. Madinah is the second holy city of the Muslims after Makkah. In the holy city is Prophet Muhammad died and was buried. Madinah is surrounded by mountains and desert climates, besides a gathering place for Muslims all over

the world, also known as the city of palm plantations. The city will never empty of visitors, both during Umrah or Hajj. Thousands and even millions of people flocked there for two purposes, as well as a pilgrimage of religious worship. Journey to the City of Madinah Al Munawwarah take time 9 hours of air travel. It’s quite tiring, but after arriving in Madinah airport Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) taste is gone instantly.

Some there are who prostrate thanksgiving pilgrims arrival at the airport. When it arrived the temperature is hot, 44 ° C, blue skies and hot sun seemed to welcome the arrival of the guests of God. Impression of beautiful and tranquil surrounds your heart. In this town, we could see the rows of palm trees that adorn the side of the road, with a good arrangement because the city is not as hard soil conditions in the city of Makkah.

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

63


DestinationMadinah Madinah city that has a lot of charisma and virtue, the blessed city and prohibited hunting or killing animals. Also to repeal the ban, cut trees and flowers that we have encountered. Madinah is the city where the Prophet Muhammad migrated from Makkah. The grandeur and virtue Masjid Nabawi When the call to prayer rang out, merchants were immediately closed the store with a hint of fabric, then motorists park their vehicles on the sidewalk, people were flocking walk to Masjid Nabawi. Many of virtue by the solemn worship in this place, which will earn double reward. Nabawi is the second mosque built by the Prophet Muhammad after the Masjid Quba. The mosque, which initially has a size of about 50 × 50 feet, 3 doors and a simple building is constantly undergoing changes and widening. In the area of the mosque, there is the tomb of the Prophet The splendor of the Prophet’s Mosque

64

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

and his two companions Abu Bakr Al-Siddiq and Umar ibn Khattab, also the pulpit. Among the grave and pulpit Raudlah called the garden of paradise. For women the door of number 25 is the place towards Raudlah and not every time it opened. Time Raudlah open for worship in the 8:00 to 10:00 pm, 13:00 to 15:00, and 22:10 to 1:00 a.m.. The elegance and beauty of the Prophet’s Mosque is visible from interior design and accessories that are attached to the building. Without eliminating the religious values and populist. With the number of tower 10 pieces, 95 entrances each named friends and family of the Prophet. Reach 6 feet tall doors are coated bronze golden yellow patterned white blends. At the center of the door en-

Shopping at the market aback front Nabawi Mosque

graved inscription Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam. At every door guarded army Muslim women who wear clothes and veiled. The lobby outside the mosque there are lights and umbrella pole that will automatically open when the late morning, so block the exposure to direct sunlight.


Also provided places for cold drinking water. While living in the mosque using air conditioners and air conditioning available containers zam-zam water to drink pilgrims.

Madinah airport Amir Muhammad bin Abdul Aziz

Glow of light blue sky in Nabawi Mosque

Madinah Pilgrimage Tour When migrated to Madinah, the first building built by the Prophet is Masjid Quba sire. The mosque was built on the basis of piety prophet, stand in one Hijri or Monday 8 Rabiul Awwal (23 September) 622 BC, located southeast city of Madinah. The oldest mosque was originally a land area of 1200 has expanded and now reaches 5035 square meters. Quba palm groves constructed on land owned by the Prophet’s companions. From this first milestone symbols of Islam in Madinah. And mandatory for any who visit Quba Mosque for prayers two rak’ahs. Quba consists of 19 doors, where three main door and this leaves a huge door into the entry of worshipers to the mosque. Two doors intended for male pilgrims while one door as the entrance of women. Opposite the main mosque, there is room to be a place of teaching and learning. The next trip was to visit Jabal Uhud. Jabal Uhud is the largest mountain in Madinah, with a height of about 1077 meters. It is located approximately 5 km from the center of Madinah, located in the old roadside Madina-Makkah. Jabal Uhud is a mountain group in the city of Madinah and not continuous with the other mountains where mountains generally in Madinah are connecting connect because that is called Jabal Uhud, which means mountain solitude. In the valley of this hill and the devastating war ever happened in the battle of the Muslims who killed up to 70 people martyrs, among others Hamzah bin Abdul Munthalib uncle of the Prophet Muhammad SAW. Before looking at the direct printing of the AlQur’an, the delegation visited the palm groves. Not only the garden, but there is also a shop selling variety kinds of souvenirs, such as chocolate, dates, and others. In this store are allowed to taste each one kind of snack that exist. Indeed, the price offered is a bit more expensive than outside the store. On the back of the store there is a garden with a few chairs to sit back and enjoy serving drinks served free. When he reached the spot printing of AlQuran, women are not allowed to go inside, can only see the examples on display at the front of the building. The line to get into a long and special printing any male visitors are given a free Koran, as well as free would choose medium or large. What is remarkable is that although air stinging hot, but it will not burn the skin. Anyone who has ever come to this holy town definitely arises a sense of longing to come back to worship.

Quba Mosque, the oldest and built upon piety

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

65


DestinationMadinah

The view from the top of the mountain of Uhud

Quran printing

The funeral of the martyrs in Jabal Uhud

66

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012


TourismStyle

Potong Rambut

Khusus Pria

G

Bergaransi

aransi tidak hanya berlaku pada produk elektronik saja yang kita beli. Ternyata juga berlaku untuk gaya model potongan rambut. Bagi Anda, pria yang sedang jalan-jalan atau dinas di Kota Yogyakarta, dan kebetulan ingin memangkas rambut datang saja ke Azzam. Azzam yang berada di Jalan A.M Sangaji, Yogyakarta, menawarkan garansi potong dan perbaikan gaya rambut kepada pelanggan, yang berlaku selama dua hari sejak pencukuran. Biaya potong rambut ditempat ini tidak mahal, cukup membayar Rp. 6.000 saja. Tempat potong rambut ini memiliki 2 cabang lain di daerah Godean dan Monumen Jogyakarta Kembali dan kesemuanya berada di Kota Yogyakarta. Dalam satu hari, 3 karyawan Azzam di Jalan A.M Sangaji ini biasa menanggani pelanggan sampai 60 orang dan dibutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk mencukur rambut per kepala. “Kami mencukur dengan konsentrasi dan telaten, agar hasilnya memuaskan� kata Agus sang penata rambut. Kelebihan lain yang dimiliki tempat potong rambut ini tidak hanya menjamin kerapihan potongan rambut, tapi juga perihal kebersihan dan kesehatan. Setiap pelanggan yang dicukur rambutnya selalu menggunakan silet baru dan steril, serta dipijat relaksasi. Jadi bagi Anda yang ingin ganti model rambut dan peduli akan kesehatan tidak ada salahnya datang ke Azzam. Tempat potong rambut ini buka setiap hari mulai jam 09.00 sampai 21.00 WIB. (Teks & foto, Lily. S)

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

67


Gallery

Rumah adat Sasadu

Folosofi Sasadu

S

etiap daerah di Indonesia mempunyai keunikan dan karakteristik rumah adat. Salah satu adalah Sasadu. Rumah adat Sasadu berada di Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara. Pada setiap desa kita dapat menjumpai sasadu. Rumah tradisional ini biasa digunakan untuk upacara adat, tempat perayaan pesta panen raya padi, pertemuan yang dianggap penting, serta untuk bermusyawarah dalam masyarakat. Arsitektur bangunan berkonsep terbuka, tidak terdapat pintu yang mengartikan selain warga, masyarakat pendatang pun boleh masuk ke sasadu tanpa membedakan golongan dan ke-

68

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

las ekonominya. Atap menggunakan daun sagu yang telah dianyam dengan rapih, sisi kanan, kiri, bagian belakang dan depan atap sengaja dibuat rendah yang menyiratkan kerendahan hati. Untuk mengaitkan antar satu pilar tidak menggunakan paku maupun skrup, akan tetapi oleh tali, sebagai simbol hubungan komunikasi antar warga tidak akan putus. Lantai yang tidak beralas keramik dimaknai bahwa manusia akan kembali ke tanah, dan bangku terbuat dari bambu panjang. Rumah tradisional yang mengajarkan tentang filosofi kehidupan dan arti kesederhanaan. (Teks & foto. Lily. S)


Distribution

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

69


Potrait

Menyusuri Kawasan Malioboro Dengan Becak

S

aat berjalan kaki menyusuri koridor Jalan Malioboro, Yogyakarta, tampak berjejer becak yang siap mengantar wisatawan berkeliling kota gudeg. Becak yang berasal dari kata Be Chia, kereta kuda, merupakan transportasi roda 3 yang sederhana, ramah lingkungan karena tidak meninggalkan jejak polusi udara, serta tidak bising.

70

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

Walaupun bukan kendaraan jenis mesin, namum si abang becak yang beroperasi di kawasan wisata belanja ini, diwajibkan memiliki surat izin operasional kendaraan tidak bermotor (SIOKTB). Nah bagi sedang yang berwisata ke Kota Yogyakarta, cobalah naik becak berkeliling Malioboro sambil merekam pemandangan yang kita temui. (Teks & foto. Lily. S)


Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012

71


72

Tourism Watch Magazine I September - Oktober 2012


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.