Simple “Apa Adanya, Fakta Berbicara” Edisi Januari 2014 SALAM REDAKSI
Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji tak pernah lelah kami haturkan untuk Sang penguasa Jagat Raya ini, Allah Azza wa Jalla. Syukur tak terhingga atas rlimpahan Rahmat dan RahimNya, atas semua yang telah di berikan kepada kita hingga hirupan nafas detik ini. Semoga syukur yang tak seberapa di banding nikmatNya ini terus dan terus menjadi sebab bertambahnya nikmat oleh kita. La insyakartum La izidannakum. Shalawat dan salam untuk Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan para pejuang dakwah dan penegak Dien di dunia ini dimana pun berada. Tak lupa kami ucapkan Jazakumullah Khoir untuk semua pihak yang telah membantu selesainya Buletin ini. Selamat datang ,kepada seluruh calon pemimpin masa depan intelektual muda yang memegang peranan penting dalam perubahan dan perkembangan bangsa ini. Edisi pertama dari buletin ini kami persembahkan untuk para pemimpin masa depan yang akan meneruskan tongkat estafet perjuangan. Buletin ini kami berisikan berbagai rubrik di antaranya: Maulid Nabi Sebagai Seorang Mukmin,
S e n i M e t a d a b b u r i Al’quran, Karena Pemuda Tidak Lagi Remaja, Mementum Maulid Nabi dan masih banyak lagi yang bisa di simak dalam edisi kali ini. Akhir kata selamat membaca semoga dapat bermanfaat dari buletin kammi. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Laput Refleksi Maulid Nabi Sebagai Seorang Mukmin ...... 1 Opini Seni Metadabburi Al’quran ................................. 2 Kajian Karena Pemuda Tidak Lagi Remaja ........................... 3 Kalikatur KAMMI Mementum Maulid Nabi Muhammad S.A.W ........ 4
Refleksi Maulid Nabi Sebagai Seorang Mukmin M u h a m m a d S AW, l a h i r d a r i pasangan suami isteri Abdullah-Aminah (Aminah binti Wahab bin Abdukmanaf bin Zurah bib Kilab bin Murah, yang konon masih satu leluhur dengan suaminya) ketika Aminah hamil 3 bulan, suaminya meninggal. Anak yang lahir tanggal 12, Bulan rabiul Awa Tahun Gajah (umumnya para ahli berpendapat bahwa tahun yang dimaksud adalah 570 Masehi) tersebut, diberi nama Muhammad, artinya “ … orang yang Terpuji, bagi Tuhan di langit dan bagi makhlukNya di bumi.” Karena tak ada air susu, Aminah tak menyusui anaknya, Muhammad disusui o l e h H a l i m a t u s s a' d iya h ( s e o ra n g perempuan Beduin, kebiasaan yang lazim pada masa itu) selama dua tahun. Ada kisah ajaib yang berhubungan dengan Muhammad kecil, yaitu, Pada usia sekitar 4 tahun Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mengalami pembelahan dada, jantung dikeluarkan segumpulan darah yang merupakan bagian syaitan, mencuci jantung dan dikembalikan lagi. Setelah itu, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dikembalikan ke ibundanya. Pada usia 6 tahun, Muhammad yang yatim, harus menjadi yatim piatu karena kematian ibunya ia kemudian dalam asuhan sang kakek, Abd'l-Muttalib. Akan tetapi, tak lama kemudian, sang kakek pun meninggal, dan Muhammad dalam a s u h a n Ab u Ta l i b , s a l a h s e o ra n g pamannya. Masa remaja sampai dewasa, Muhammad bekerja sebagai gembala kambing milik pamannya dan orang lain. S i k o n i t u m e n j a d i k a n i a t a k berkesempatan untuk belajar membaca dan menulis bahkan mempunyai hubungan sosial yang normal dengan teman-teman sebaya pada masanya. Itulah sekelumit kisah masa kecil, seorang anak yatim, dan kemudian utuh menjadi yatim piatu bertumbuh pada masa remaja dengan aneka kebebasan
.
serta kemerdekaan karena keras hidup di padang gembalaan, namun terbatas secara sosial. Semuanya itu, bisa menjadi suatu kenikmatan bagi Muhammad bisa juga sebagai suatu pengalaman, dan kenangan pahit dan manis. Muhammad yang muda belia, harus berada dalam lingkup sosial keras di masanya, dengan membawa sejuta kenangan, ingatan, dan kesedihan, serta ketidakmampuan diri karena terlahir sebagai yatim dan bertumbuh sebagai yatim piatu. Mungkin saja, orang-orang yang semasa dan sezaman dengannya, atau pun satu generasi di atasnya, tak pernah membayangkan bahwa Muhammad kecil, gembala kambing, yang yatim piatu tersebut, akan menjadi terpuji dan dipuji, bahkan terkenal seperti pada masa kini. Dan ketika, kita pada masa kini, kemarin, hari ini dan besok, (mau) merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, adakah ingat pada kisanya sebagi yatim-piatu!? kisah perjalanan hidup dan kehidupan seorang yatim piatu (yang biasanya lekat dengan pahit, getir, kesedihan, dan sekaligus tak beruntung serta damaibersahabat dengan kekurangan), yang kemudian menjadi besar dan ternama di mana-mana. S e m u a n y a i t u , s e m a k i n m e m p e r ku a t p e n d a p a t ku b a hwa , mengingat dan memperingati Maulid Nabi, maka sebetulnya merupakan ingat dan berbuat untuk mereka yang yatim piatu karena siapa yang tahu, sekecil apa pun rasa peduli (kita itu), bisa menjadi ukiran indah pada diri si yatim piatu, ketika ia jadi dan menjadi jadi dan menjadi sang lain, setelah tahun-tahun perjuangan berlalu.
Sunandar | 2013 | UMM
Pengurus Komisariat
KAMMI UMM RAYA 2013-2014
Edisi: 01/01/2014
11
Seni Mentadabburi Al-Qur'an Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memerintahkan umat Islam untuk merenungkan dan mempelajari makna ayat-ayat Al-Qur'an, serta mengulang-ulang pengkajian terhadapnya. Allah Ta'ala ber irman: “Maka apakah mereka tidak mentadabburi AlQur'an? Sekiranya Al-Qur'an itu berasal dari selain Allah, niscaya mereka akan mendapati di dalam Al-Qur'an itu pertentangan yang banyak.” (QS. An-Nisa' [4]: 82) Dalam ayat yang kedua, Allah Ta'ala menjelaskan penyebab yang menghalangi seorang muslim dari mentadabburi Al-Qur'an, yaitu keberadaan “gembokgembok” yang banyak, yang membuat hati terkunci mati. Akibatnya hati seseorang akan “mati”, lalai, jauh dari Allah Ta'ala. Cahaya kebenaran Al-Qur'an tidak sanggup masuk ke dalam hati tersebut, dan petunjuknya tidak mampu membimbing hati tersebut. Allah Ta'ala mengajak hamba-hamba-Nya untuk memecahkan g e m b o k - g e m b o k p e n g h a l a n g t e r s e b u t , menyingkirkannya dan membuka pintu hati untuk masuknya cahaya Al-Qur'an. Jika cahaya Al-Qur'an telah memasuki hati, niscaya hati akan terang benderang, cemerlang dan hidup di bawah bimbingan wahyu Allah Ta'ala.Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang sangat mengagumkan dan penuh mukjizat. Al-Qur'an sungguh sangat mengagumkan, penunjukan makna-makna ayatnya sangat kaya, perbendaharaan dan kekayaannya sangat berharga, arahan-arahan dan bimbinganbimbingannya sangat hidup, tujuan-tujuannya sangat kuat, tugas dan misinya sangat realistis, peranan dan pengaruhnya dalam kehidupan sangat efektif. Al-Qur'an adalah kitab suci yang penuh mukjizat. Gaya bahasa dan kandungan petunjuknya adalah mukjizat. Al-Qur'an bak sumber mata air yang terus mengalirkan karunianya tanpa pernah berhenti. Kaum muslimin dalam setiap masa perjalanan sejarahnya mengkajinya, maka mereka mendapatkan lebih dari apa yang mereka kehendaki. Mereka membaca dan mentadabburinya. Mereka mengkaji nash-nash ayatnya dan hidup bersamanya, mereka menafsirkan ayatayatnya dan menjelaskan syariat-syariatnya. Mereka memperbincangkan petunjuknya, mengeluarkan perbendaharaan “kekayaannya” dan memetik “buahbuahan”nya. Para ulama, ahli tafsir dan orang yang mentadabburi al-Qur'an dalam setiap generasi akan mendapatkan semua hal tersebut. Mereka mencatat dan mendokumentasikannya dalam setiap masa. Setiap masa dan generasi, Al-Qur'an senantiasa mencurahkan limpahan petunjuk dan bimbingannya, kebijaksanaan dan perbendaharaan ilmunya. Walaupun jumlah orang yang mempelajarinya terus bertambah, luapan ilmu dan petunjuk Al-Qur'an tak pernah berkurang. Justru semakin bertambah dan bertambah, sebab Al-Qur'an adalah lautan petunjuk yang tidak pernah kering. Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu telah menggambarkan Al-Qur'an dengan bahasa yang sangat tepat nan indah. Beliau mengatakan:
“Kitab Allah. Kitab Allah, di dalamnya ada berita tentang umat-umat sebelum kalian, kabar tentang umat-umat setelah kalian dan keputusan hukum tentang perselisihan di antara kalian. Dia adalah pemberi kata putus yang serius dan tidak main-main. Siapapun orang yang kuat (sombong) menjauhinya, niscaya Allah akan mematahkannya. Siapapun yang mencari petunjuk pada selainnya, niscaya Allah akan menyesatkan dirinya” Ia adalah tali Allah yang kuat, peringatan yang penuh hikmah, dan jalan yang lurus. Ia tidak akan bisa diselewengkan oleh hawa nafsu, tidak bisa dicampur adukkan dengan karangan (ucapan) manusia dan para ulama tidak akan pernah puas mempelajarinya. Ia tidak pernah lapuk walau sering dibaca berulangulang, keajaiban-keajaibannya tak akan pernah terputus, dan bangsa jin saat mendengar pembacaan Al-Qur'an tidak tahan untuk segera berkomentar, “Sungguh kami telah mendengarkan sebuah bacaan yang mengagumkan.” (QS. Al-Jinn [72]: 1) Sungguh benar… para ulama tidak akan pernah puas mempelajarinya dan keajaiban-keajaiban AlQur'an tidak akan pernah putus. Para ulama Islam dari setiap generasi dan masa, telah mempelajari dan mentadabburi Al-Qur'an. Jumlah para ulama tersebut sangat banyak, wawasan dan sudut pandang mereka dalam mempelajari Al-Qur'an juga beragam. Setiap kali mereka mengkaji Al-Qur'an, mereka selalu menemukan ilmu dan hikmah baru dari Al-Qur'an. Mereka telah membukukan hasil-hasil kajian mereka tersebut. Namun ulama-ulama generasi berikutnya dan masa berikutnya juga membukukan hasil-hasil baru dari kajian mereka terhadap Al-Qur'an. Demikianlah, semakin Al-Qur'an dipelajari, maka semakin banyak, beragam dan luas pula ilmu yang berhasil digali dari Al-Qur'an. Dalam zaman kehidupan kita saat ini, kita sangat perlu untuk mengeratkan interaksi kita dengan Al-Qur'an dan tentu juga dengan as-sunnah. Kita perlu banyakbanyak membaca Al-Qur'an dan mentadabburinya, menafsirkan dan memahaminya, bergerak dengan bimbingan dan petunjuknya, mengeluarkan mutiaramutiara ilmu dan hikmahnya, memerangi musuhmusuh Islam dengan arahannya, memperbaiki diri sendiri dan umat kita dengan petunjuknya, dan menegakkan seluruh tatanan serta pedoman hidup kita dalam segala bidang kehidupan kita di atas landasan, aturan dan arahan Al-Qur'an.
M. Taufan Pramono | 2012 | UMM
Pengurus Komisariat
KAMMI UMM RAYA 2013-2014
Edisi: 01/01/2014
2
Karena Pemuda Tidak Lagi Remaja “Sesungguhnya Tuhanmu kagum kepada seorang pemuda yang tidak memiliki sifat shabwah (kejahilan dan kekanak-kanakan)� (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah 1225; Arbain R u i y a h N o . 8 ) . D a r i p a k a r S o s i o l o g i mende inisikan masa muda adalah periode transisi antara masa remaja dan masa dewasa yang merupakan masa perpanjangan kondisi ekonomi dan pribadi yang sementara. Lebih jauh lagi para pakar berpendapat bahwa kaum muda berbeda dengan remaja karena adanya perjuangan antara membangun pribadi yang mandiri dan menjadi terlibat secara sosial, berlawanan dengan perjuangan remaja untuk mende inisikan dirinya. Jadi remaja dan pemuda itu beda. Itu sebabnya seorang psikolog University of Texas at Dallas, dalam bukunya Life-Span Development membedakan antara remaja dan pemuda. Remaja merupakan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Dan pemuda merupakan masa dewasa awal. Jika kita lihat dari pendapat para pakar di atas maka dapat disimpulkan, P e m u d a : a d a n y a p e r j u a n g a n a n t a r a membangun pribadi yang mandiri dan menjadi terlibat secara sosial. Remaja: usaha untuk m e n d e i n i s i k a n d i r i nya . I t u s e b a b nya kebanyakan pembahasan tentang remaja lebih banyak membahas tentang konsep diri, identitas, dll. Dari pendapat Kenniston itu juga kita dapat melihat bahwa yang namanya pemuda adalah orang yang melakukan perjuangan untuk membangun pribadi yang mandiri dan menjadi terlibat secara sosial. Pertama: membangun pribadi yang mandiri. Mandiri dalam hal apa? Sedikitnya ada dua kemandirian yang perlu mulai kita usahakan di saat memasuki masa muda: kemandirian dalam membuat keputusan dan kemandirian ekonomi. Ketika mulai memasuki masa dewasa, sudah saatnya kita mulai bisa membuat keputusan sendiri terhadap masalahmasalah yang kita hadapi. Ini menuntut kita untuk ber ikir lebih dewasa. Biarpun demikian, selama masih berada dalam asuhan orang tua, kita harus tetap bermusyawarah dengan mereka. Selain itu juga, sebagai seorang pemuda, ia harus mulai berusaha untuk mandiri dalam hal ekonomi. Kedua: menjadi terlibat secara sosial. K e t i k a m e m a s u k i m a s a m u d a , s u d a h seharusnya seorang pemuda itu mulai terlibat secara sosial. Ini bukan masalah pergaulannya yang semakin luas. Tidak! Tapi ini lebih pada
kesadaran dalam dirinya bahwa ia adalah bagian dari lingkungan sosialnya. Di kampung yang sering sekali ada yaitu bekerja bersama-sama untuk tetangga yang minta bantuan dan itu tidak dibayar. Misalnya ketika menaikkan genteng untuk rumahnya. Karena membutuhkan tenaga banyak maka minta bantuan ke para tetangga. Atau contoh lain ketika kerja bakti membangun masjid, mushalla, dan sekolah. Siapakah yang akan dilibatkan dalam kerja-kerja sosial itu? Umumnya adalah bapak-bapak. Dan sebagian kecil pemuda. Remaja? Hampir tidak ada. Karena memang mereka belum waktunya untuk ikut itu. Inilah sedikit penjelasan mengenai terlibat secara sosial. Dalam Delapan Mata Air Kecemerlangannya, Anis Matta menjelaskan bahwa untuk merekonstruksi ulang manusia Muslim dapat melalui tiga tangga kehidupan: A iliasi, partisipasi, dan kontribusi. A iliasi adalah tangga a w a l d i m a n a s e o r a n g b e r g a b u n g d a n memperbarui kembali komitmennya kepada Islam; menjadikan Islam sebagai basis identitas yang membentuk paradigma, mentalitas dan karakternya. Partisipasi adalah tangga kedua di m a n a s e o r a n g M u s l i m t e l a h m e n c a p a i kesempurnaan pribadinya, dari mana kemudian ia melebur ke masyarakat , menyatu dan b e r s i n e r g i d e n g a n m e r e k a , g u n a mendistribusikan keshalihannya. Tangga terakhir adalah kontribusi, di mana seorang Muslim yang telah terintegrasi dengan komunitas dan lingkungannya berusaha meningkatkan e isiensi dan efektivitas hidupnya. Bahwa setiap orang yang berpartisipasi itu benar-benar dapat m e n c a p a i t i n gka t p a l i n g o p t i m a l d a l a m memberikan kontribusi kepada Islam. Kalau boleh mengkiaskan, maka bagi saya masa remaja adalah masa untuk melakukan a iliasi, dan ketika mulai memasuki masa muda — selain bera iliasi — adalah saatnya untuk berpartisipasi untuk kemudian berkontribusi. Akhirnya, pemuda bukanlah orang yang sibuk dengan dirinya sendiri. Sebab, yang demikian itu adalah apa yang dilakukan oleh para remaja. Pemuda adalah mereka yang mulai berpartisipasi untuk kemudian berkontribusi. Ia adalah orang yang b e r u s a h a m e m b a n g u n ke m a n d i r i a n d a n keunggulan dirinya. Dengan apa yang dimilikinya itulah ia kemudian berperan aktif dalam lingkungan sosialnya, dan berkontribusi terhadap umat. Maka ia pun menjadi sosok yang dirindu umat. Muda Tri S | 2013 | UMM
Pengurus Komisariat
KAMMI UMM RAYA 2013-2014
Edisi: 01/01/2014
3 34
JA ED NU IS AR I I
Momentum Maulid Nabi Muhammad S.A.W
Moch. Istiqlalul F.N. | 2012 | UMM
Pengurus Komisariat
KAMMI UMM RAYA 2013-2014
Edisi: 01/01/2014
4