Scuba Holic #23

Page 1

FREE // NOV 2018 // #23

SPECIAL EDITION :

3 Dekade

a b u c S c i l o H

Dive Destination NUSA PENIDA MENJANGAN PADANG BAI NUSA LEMBONGAN


EDITORIAL NOTES Teks : Elizabeth Astari

Pada peringatan hari lahir ke-tiga puluh tahun, unit selam UGM mengadakan “Bali Dive Site Expedition�. Kegiatan ini merupakan kegiatan penyelaman di 30 titik, yang berjalan sepanjang tahun. Puncaknya berupa pameran foto yang telah diambil selama ekspedisi dengan pemaparannya. Scuba Holic edisi kali ini akan lebih menampilkan seuntai kisah perjalanan ekspedisi dari beberapa teman. Mulai dari hari-hari penyelaman hingga dibalik penyelaman itu sendiri. Beberapa rekomendasi dive site, tempat hingga range harga pun diharapkan bisa memberikan informasi buddies jika ingin menyelam di Bali. Semoga bermanfaat, salam bahari!

2

Speak Out

Apa Itu Nusantara Bawah Air? Scuba Holic diterbitkan oleh Unit

Selam UGM, sebagai media informasi dan

komunikasi mengenai dunia penyelaman. Majalah ini memiliki versi online yang dapat diunduh di website resmi Unit Selam UGM TIM PENYUSUN Penanggung Jawab : Herdi Wira Aditya Pimpinan Umum : Elisabeth Astari

Benarifo

Nusantara Bawah Air itu beragam seperti persebaran gunung api di Indonesia tiap-tiap divespot memiliki karakter tersendiri dan berbeda-beda, persamaannya Cuma indah.

Verda Kusuma

Saya Jatuh hati sama Nusantara Bawah Air! baru kali ini saya menikmati keagungan bawah laut Indonesia, bukti nyata kehidupan bawah air yang sangat cantik menjadi tanggung jawab kita semua.

Pimpinan Redaksi : Nur Rakhma Novika Editor : Muhammad Haris Fakhrurrazi Layouting : Satrio Tunggul Satoto Jagad Penulis : Farkhan Gibral Verda Kusuma Nurulita Rahmasari Herdi Wira Aditiya Monica Bataona Indinna Shofia Astuty Alamat Redaksi: Sekretariat Unit Selam UGM, Gelanggang Mahasiswa UGM, Jalan Pancasila nomor 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Website : www.selamugm.org Twitter : @selamugm Facebook : Unitselam UGM

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

Isnawan Tita

Ekspedisi Nusantara Bawah Air telah memberikan pengalaman baru buat saya. Nggak heran kenapa bulebule sukanya main ke lautan Indonesia karena kecantikan bawah air yang disimpannya.

Menurut gue yg masih newbie di dunia penyelaman Nusantara Bawah Air itu keren banget guys full colour, dijaga ya lautnya supaya tetep keren!

Inndina

Nurulita

Nusantara Bawah Air itu sesuatu yang seharusnya kita jaga karena disitulah tempat kekayaan Indonesia berada

Nusantara Bawah Air itu adalah salah satu obyek yang bisa memperkenalkan kepada khalayak umum bahwa keindahan bawah laut yang ada di Indonesia itu wajib banget kita lindungi dan kita rawat!

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

3


CONTENT

Aqua Sound

6

Dive Destination

8

Ekspedisi Nusantara Bawah Air, Menilik Kembali Keindahan Bawah Laut dan Pelaku Pariwisata Selam.

27Environment

Hola! Mola! : Let's See Mola Mola!

Nusa Penida : Mungkin Laut Kita Lebih Pasang Daripada Laut Nenek Moyang Kita Dahulu.

12 28Dive Event

Whos Bubbling

Prawita Tasya Karisa

Dive Destination

Unit Nyilem UGM dalam Balutan Nuansa Tiga Dekade

16 30Dive Destination

Menjangan #1 : Menjangan Memang Patut Dijelajahi Menjangan #2 : Dibalik Pulau Menjangan

Padang Bai : Dibawah Sibuknya Pelabuhan Padang Bai

Tips & Trick Agar Kamera UW Tidak Mengembun

Nusa Lembogan : Hola Mola! I'm The Lucky Beginner!

36 Dive Destination Gear Up26

4

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

5


Aqua Sound

Aqua Sound

Ekspedisi Nusantara Bawah Air, Menilik Kembali Keindahan Bawah Laut dan Pelaku Pariwisata Selam Teks : Nur Rakhma Novika Nusantara

Sebagai negara dengan kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki sekitar 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan terumbu karang sekitar 50.875 km2. Dilansir dari presidenri. go.id, terumbu karang Indonesia menyumbang sebanyak 21% kekayaan terumbu karang dunia dan 75% jenis karang di dunia dapat ditemui di Indonesia. Faktor ini menjadikan Indonesia memiliki potensi pariwisata bahari yang sangat besar. Namun, apakah potensi ini telah dikelola dan dijaga oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia dengan baik?

6

Menginjak usia ke-30 tahun, Unit Selam UGM berinisiatif untuk melakukan ekspedisi 30 titik penyelaman di Pulau Bali, Indonesia. Ekspedisi yang diberi nama ‘Ekspedisi Nusantara Bawah Air’ ini merupakan upaya anggota Unit Selam UGM untuk mendokumentasikan kondisi alam bawah air beserta para pelaku wisata bahari di Indonesia. Pulau Bali mengawali destinasi pertama ekspedisi ini. Pulau ini dipilih sebab Bali telah dikenal sebagai kiblat pariwisata Indonesia saat ini. Ekspedisi Nusantara Bawah Air sendiri terinspirasi dari semangat Mahapatih Gadjah Mada dalam Sumpah Amukti Palapa-nya. Berangkat dari rasa ironi ketika Indonesia dengan

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

keindahaan bawah air yang sangat terkenal di dunia, hanya dinikmati oleh wisatawan mancanegara dan masyarakat Indonesia kelas menengah atas saja. Sedangkan para pemuda yang merupakan aset penerus bangsa hanya bisa melihat melalui media tanpa mengenal secara dekat dan langsung keindahan yang ada di tanah airnya. Di sisi lain, olahraga menyelam juga masih dipandang sebagai olahraga eksklusif yang memerlukan biaya besar di Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan peminat olahraga menyelam di Indonesia masih terbilang kecil. Padahal berdasarkan Dive Magazine, majalah diving terkemuka di dunia, Indonesia dinobatkan sebagai destinasi diving terbaik 2017. Dilansir dari laman divemagazine.co.uk, voting yang dilakukan selama enam bulan dengan 19 nominasi yang telah diseleksi menunjukan hasil bahwa Indonesia mendapatkan suara terbanyak mengalahkan beberapa negara yang juga dikenal sebagai destinasi wisata bahari dunia, seperti Filipina, Maladewa, Australia dan Bahama. Ekspedisi ini mengambil tema “Baruna Bali Dwipa”, yang dalam bahasa Sansekerta berarti

“Penjaga Laut Pulau Bali”. Tema ini bermaksud bahwa di balik masifnya aktivitas pariwisata selam di Pulau Bali, terdapat para pelaku penjaga budaya dan lingkungan laut, yang tetap menjadikan pulau ini sebagai percontohan pembangunan pariwisata nasional. Dimulai dari bulan April dan berakhir pada pertengahan bulan November, 30 titik penyelaman dilakukan pada kawasan Taman Nasional Bali Barat, Pemuteran, Nusa Lembongan, Nusa Penida, dan Padang Bay. Tim ekspedisi yang diberangkatkan dalam lima kloter, rupanya menyaksikan fenomena yang beragam pada masing-masing lokasi di Pulau Bali. Seperti kondisi Pulau Lembongan yang sektor pariwisatanya telah didominasi oleh warga negara asing, atau upaya konservasi terumbu karang di Pemuteran yang mampu memberikan pemasukan pariwisata, semua direkam oleh tim ekspedisi dalam bentuk tulisan, foto, maupun video. Rekam jejak ekspedisi ini akan dipaparkan secara lengkap pada halamanhalaman berikutnya dalam Scuba Holic edisi 23 ini. Sedangkan video perjalanan tim dapat diakses melalui Youtube channel Unit Selam UGM. Selamat mengikuti kisah perjalanan kami merekam kondisi pariwisata bawah laut Pulau Dewata!

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

7


SPEAK OUT Dive Destination “Nenek moyangku sorang pelaut Gemar mengarung luas samudra Menerjang ombak tiada takut Menempuh badai sudah biasa…” Kurang lebih seperti itulah sepenggal syair lagu yang mengingatkan akan masa kecilku yang dihabiskan di perkotaan. Lagu ini membuatku membayangkan bagaimana nenek moyang kita sewaktu muda yang digambarkan sebagai sekelompok pemuda gagah, pemberani, tak gentar oleh bahaya di laut, apalagi menghadapi teriknya sinar matahari yang dapat menghitamkan kulit mereka, mungkin sunblock mereka lebih canggih dari produk pabrikan saat ini. “Doktrin” tersebut yang akhirnya membuatku sewaktu kecil bertanyatanya, “Seluas apa sih laut Indonesia itu? Apa iya lebih luas dari lapangan bola yang sering dipakai Kapten Tsubasa yang bahkan dalam 1 episode pun garis tengahnya belum terlihat?” *lebay*, tanyaku dengan polosnya yang hanya pernah melihat pantai Ancol dan paling banter masuk ke Sea World dengan kesan yang paling membanggakannya adalah mendapatkan tatto stempel tanda masuk di lengan layaknya Popaye Si Pelaut. Sebenarnya, latar belakangku menulis artikel ini termotivasi dari travelling-ku bersama Unit Selam UGM menyelam di beberapa daerah di Indonesia, dan terakhir berkesempatan menyelam di Nusa Lembongan, Bali. Di sini kami membenarkan isu tentang pariwisata di Indonesia, khususnya

Mungkin Laut Kita Lebih Pasang Daripada Laut Nenek Moyang Kita Dahulu

Nusa ____Penida

SPEAK OUT

Teks : Farkhan Gibral Foto : Tim Ekspedisi 1 disektor pariwisata selam masih dikuasai oleh sektor asing. Kok bisa? Ya memang sangat mencengangkan kami ketika kami berusaha mengorek informasi lebih mendalam melalui wawancara dan observasi. Dan ternyata fakta yang kami temukan dilapangan dari segi keterlibatan warga asing di sektor pariwisata tidaklah hanya sampai pada pemodal dan manajernya, bahkan sampai peranan sebagai operator dan pemandupun masih didominasi oleh warga negara asing. Pertanyaan

di pikiranku saat itu adalah, “Lalu dari mana keuntungan daerah ini dalam memanfaatkan potensi pariwisata daerahnya sendiri? Lalu sejauh apa masyarakat lokal terlibat ketika posisi pekerjaan sekelas operator dan pemandu saja masih mengandalkan tenaga asing?”. Pertanyaan yang ada didalam pikiran kami ini membuat kami bertanya langsung kepada kepada sumber informasi yang menurut kami masih relevan untuk ditanyai, mengingat

peran kami saat itu hanyalah sebatas wisatawan saja. Menurut informasi yang kami dapatkan secara terpisah dari tiga orang narasumber yang masih bekerja di Pariwisata Selam di Nusa Lembongan, mengatakan meskipun pemanfaatan peluang kerja pariwisata di Nusa Lembongan sampai saat ini masih didominasi oleh tenaga dari asing, tetapi sesungguhnya sebagian besar

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

9


Dive Destination dari mereka berada dalam status illegal untuk bekerja atau dalam kata lain baik memang belum memiliki izin kerja atau visa yang digunakan masih visa liburan, sehingga seringkali sesama tenaga kerja pariwisata yang dari Indonesia melindungi para pekerja asing tersebut ketika adanya razia, semata-mata atas dasar nama pertemanan. Selain dari itu juga dibenarkan bahwa dari dalam sudut pandang mereka sendiri ketenagakerjaan WNI dalam mengisi peluang kerja di Nusa Lembongan untuk sekelas manajer, dan dive professional lainnya seperti dive instructor atau dive master masih sangat sedikit sekali. Tampaknya terlihat ada kejanggalan dari fenomena ini dan melahirkan pertanyaan lain dibenak saya. Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah “kenapa?�, kenapa warga lokal tidak mengambil kesempatan emas tersebut mengingat merekalah kelompok utama yang seharusnya mendapatkan hak istimewa untuk diberdayakan sebagai tenaga kerja didaerah mereka sendiri?. Kamipun menyaksikan langsung kebenaran akan rumor yang beredar tentang kebocoran manfaat multiplier effect dari Pariwisata Indonesia, khususnya di Nusa Lembongan. Perputaran uang yang bernilai besar hanyalah berputar di kantong orangorang asing, sementara untuk masyarakat sendiri hanya mendapatkan sebagian kecil manfaat ekonomi dari idealnya. Dari percakapan kami dengan orang kantor salah satu Dive Resort disana, diceritakan bahwa seringkali beliau mendengar bahwa sebenarnya investor asingpun

10

menginginkan posisi penting dalam perusahaannya diisi oleh masyarakat lokal karena keunggulannya yang dapat melindungi dan menyelesaikan masalah ketika sewaktu-waktu ada masalah. Tetapi permasalahannya adalah sulitnya mendapatkan warga lokal yang mau dan memiliki kompetensi yang layak untuk posisi-posisi tersebut, alhasil mau tidak mau demi keberlangsungan perusahaan, sampai saat ini mereka masih memanfaatkan ketersediaan tenaga kerja dari luar negeri yang lebih tersedia. Itu juga salah satu faktor mengapa para narasumber kami, dan juga tenaga kerja WNI lainnya yang skala jumlahnya masih berbanding kecil tersebut, bisa mendapatkan kesempatan kerja di Nusa Lembongan.

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

Wahyu 2 Homestay Rp.150k / hari Rp. 250k/ hari (AC)

Diving Resort : Big Fish Diving Resort 500k/ Dive/ Orang

Tulisan ini tidaklah bermaksud mengantarkanku sebagai aktivis yang memaksakan WNA illegal tersebut harus di“tertibkan�. Justru sebaliknya, Aku menyadari bahwa mereka tetaplah memiliki peran penting terhadap keberlangsungan kegiatan pariwisata di Indonesia. Seharusnya hal ini menjadi alarm tersendiri yang mengingatkan kita kembali akan keberkahan bangsa ini yang dikaruniai kekayaan begitu melimpah dan beragam hingga sampai sektor pariwisata bahari sekalipun. Semoga kesadaran ini tidak terlalu terlambat datangnya kepada masyarakat Indonesia secara luas sebelum ekosistem bawah laut kita sudah tidak lagi seimbang akibat dari

perlombaan kepunahan yang disebabkan illegal fishing, pembuangan limbah, dan aktivitas pariwisata yang tak bertanggung jawab yang masih terjadi saat ini dan entah sampai kapan akan berhenti.

kami masih relevan untuk ditanyai, mengingat peran kami saat itu hanyalah sebatas wisatawan saja. Kereta : Jogja-Banyuwangi (Kereta) 100k / pax Banyuwangi-Sanur (Sewa Mobil) 500k/pax Sanur-Lembongan (Kapal) 80k /pax

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

11


Whos Bubbling

Whos Bubbling

Prawita Tasya Karisa Teks : Elizabeth Astari

1. Sudah berapa lama mbak Karisa berkecimpung di kegiatan olahraga selam? Saya mulai tahun 2002 di Unit Selam UGM. sejak saat itu sampai sekarang masih menyelam, tapi tidak bisa dibilang "aktif", karena On-Off. Menyelam saat diperlukan atau ada kegiatan saja. Saya beberapa kali pindah bidang pekerjaan dan seringnya malah "jauh" dari kegiatan selam. Baru mulai 2014 mulai sering agak sering menyelam setelah fokus profesi kembali ke konservasi terumbu karang. 2. Apa yang menjadi alasan mbak Karisa masih aktif dalam kegiatan selam hingga saat ini? Ya faktor utamanya karena profesi sebagai Koordinator Nasional di Biorock Indonesia yang mayoritas kegiatannya juga di laut. Dari mulai survey, persiapan, pengerjaan, perawatan, dan perbaikan juga sebagian besar dilakukan di laut. Meskipun sudah ada tim ahli di bidang ini, tapi saya juga perlu sesekali ikut cek ke lapangan. Selain itu saya juga seorang ibu dengan 2 anak yang sering saya bawa ke lapangan saat menyelam. Karena sering melihat ibunya menyelam,

12

kadang anak-anak saya mengira pekerjaan saya menyelam. Paling tidak itu upaya saya mengenalkan laut dan selam ke anak-anak. Anak saya yang 6 tahun, dulu fobia dengan air, bahkan takut masuk ke kolam renang yang paling dangkal. Sekarang sudah berani diajak snorkeling ke tengah laut dan mulai mengenal apa yang dikerjakan Ibunya. Kebanyakan orang di Indonesia agak susah diajak cinta laut atau terumbu karang. Kenapa? Karena ke laut atau lihat terumbu karang secara langsung saja belum pernah, bagaimana mau cinta dan peduli dengan terumbu karang?

Mungkin lebih pas kita sebut optimal saja ya, sehingga pengembangan wisata selam akan menjadi bisnis yang berkelanjutan. Saat ini bisnis wisata selam lumayan menjadi primadona dengan prioritas industri dari pemerintah dan target devisa wisman di tahun 2018-2019. Namun sayangnya pengembangan wisata ini belum sepenuhnya berkelanjutan (sustainable). Selama ini pengembangan pariwisata, konservasi, perikanan, dan perhubungan cenderung tumpang tindih dan malah tidak berpihak pada terumbu karang dan masyarakat lokal. Namun, sekarang ini mulai banyak diskusi untuk pengembangan kerjasama agar berbagai pemangku kepentingan bekerja sama agar tercipta bisnis yang berkelanjutan. Ya, semoga saja terwujud.

4. Menurut informasi yang kami dapat, mbak Karisa saat ini aktif dalam kegiatan konservasi bawah laut yang ada di daerah Pemuteran,Bali. Bagaimana tata cara mbak melakukan kegiatan konservasi tersebut? Apakah mbak melakukannya sendiri atau bergerak bersama organisasi/ kelompok? Konservasi di Pemuteran, Bali sudah ada sejak dulu, mulai akhir tahun 1990an. Masyarakat sudah sangat mendukung konservasi karena sadar bahwa pariwisata yang berkelanjutan akan lebih menghidupi secara jangka panjang dari pada melakukan ilegal fishing/ilegal mining. Saat ini saya membantu di tahap regenerasi pelaku konservasi, dan juga mengkoordinasi Desa Pemuteran untuk siap sebagai tuan rumah pusat rehabilitasi terumbu karang berbasis masyarakat

3. Menurut mbak Karisa sudah maksimalkah pemanfaatan potensi wisata selam di Indonesia?

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

13


Whos Bubbling di tingkat Internasional.

untuk kegiatan Ekspedisi seperti ini? Ekspedisi ini sangat bagus dilakukan 5. Apakah sudah banyak oleh adik-adik unit selam UGM yang penggiat kegiatan konservasi di masih aktif berkegiatan di kampus. Akan Bali seperti mbak Karisa?, dan banyak sekali ilmu dan pengalaman apakah masyarakat Bali mengikuti yang didapat dari kegiatan-kegiatan kegiatan konservasi yang ada lapangan semacam ini. Akan lebih sebagai wujud keikutsertaan bagus lagi untuk pelaksanaan tahun menjaga Pulau Dewata? depan, perencanaannya lebih matang, Di daerah Bali ada banyak sekali misalnya bekerjasama dengan alumni penggiat konservasi baik di level atau fakultas-fakultas di UGM agar lapangan berupa kelompok kegiatan penyelaman tersebut lebih masyarakat, maupun di tingkat banyak manfaatnya. Misalnya dalam manajemen dan kebijakan yang satu lokasi bisa mendokumentasikan bermitra dengan pemangku terumbu karang, monitoring kesehatan, kepentingan misalnya pemerintah. mengambil sampel untuk penelitian, Masyarakat Bali ini spesial, karena dan juga berdiskusi dengan pemangku sudah ada konsep "Tri Hita Karana" kepentingan setempat mengenai yang mengingatkan untuk terus permasalahan yang bisa dibantu. menjaga alam, dan juga "Nyegara Selain itu, bisa juga mengajak kerjasama Gunung" yang berarti bahwa laut dan WNA secara resmi misalnya ke kampus gunung sebenarnya nyambung dan luar negeri, atau tidak resmi dengan dikelola bersama-sama. Saya juga posting di www.workaway.info sehingga banyak belajar dari senior kita, mas I jaringannya akan lebih banyak. Jangan Made Iwan Dewantama, yang lebih lupa, output nya pun juga harus jelas, dulu terjun di bidang konservasi. misalnya publish buku atau educational Blog/Vlog. Artinya, kemampuan teman6. Pada tahun 2017 ini Unit Selam teman dalam membuat karya juga harus UGM merayakan Hari jadinya dipersiapkan dengan baik. yang ke 30 Tahun dengan cara mengadakan Ekspedisi Nusantara 7. Sebagai penggiat kegiatan Bawah Air yang bertajuk " Baruna konservasi bawah laut, adakah tips Bali Dwipa. Bagaimana tanggapan dari mbak Karisa bagi penyelam mbak Karisa tentang Ekspedisi pemula yang ingin berfokus pada yang dilakukan oleh Unit Selam kegiatan ini? UGM ini? apa harapan kedepannya

14

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

Whos Bubbling Isi liburanmu dengan magang/ menjadi sukarelawan, walaupun tidak disyaratkan oleh kampus. Dari sini lah teman - teman bisa tahu langsung keadaan di lapangan, tidak hanya melalui buku atau internet saja. Keahlian, Pengalaman, Jaringan, dan rekomendasi adalah amunisi wajib dan akan membuat temanteman lebih unggul dari yang hanya berbekal ijazah dan IPK. 8. Apa harapan mbak Karisa untuk wisata selam di Indonesia kedepannya? Melihat semua potensi yang ada dan daya tarik yang dimiliki Indonesia. Saya sangat optimis wisata selam dapat tumbuh menjadi bisnis yang lebih berkelanjutan dan bermanfaat bagi banyak pihak. Negara kita (dan kampus kita) sudah overload dengan kata-kata potensi. Nah potensi itu kalau tumbuh dan bermanfaat menjadi aset kita. Tapi kalau didiamkan saja malah menjadi liabilitas bagi kita. Jadi, pilihannya ada di kita dan terutama teman-teman semua. Mau mengubah potensi menjadi aset, atau liabilitas? Yuk berusaha sama-sama!

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

15


Menj___angan

Eksotis di Darat, Eksotis Di Laut


Dive Destination

MENJANGAN MEMANG PATUT Teks : Verda Kusuma DIJELAJAHI Foto : Tim Ekspedisi 2 Bali Barat, terkhusus Menjangan, menjadi tujuan ekspedisi tim kami. Kami memulai langkah perjalanan pada tanggal 6 Juli 2017. Tawa, canda, riang, ngantuk, menghiasi perjalanan kami kurang lebih selama 20 jam. Bahkan kami tidak lupa membawa jajanan untuk ngemil-ngemil di dalam mobil jika lapar melanda mendadak. Kami berhenti di salah satu rumah teman kami di Sukoharjo untuk istirahat dan makan siang. Lalu untuk makan malam, kami memilih Madiun sebagai tempat pemberhentian kami. Kota yang memiliki kuliner khas rawon ini sungguh dapat menyajikannya dengan sangat nikmat. Langit berserabut oranye menjadi latar belakang matahari yang ingin muncul di pagi hari. Lautan yang biru menjadi saksi bisu penyeberangan kami dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk. Bali langsung menyambut kami dengan pura dan sesaji. Ya, Bali memang indah. Kami memilih ‘Bali Gecko Homestay’ sebagai akomodasi selama di Bali. Satu kamar dapat ditempati untuk 2 orang dengan fasilitas satu king size bed, kamar mandi dalam, AC atau kipas angin, breakfast, lampu, dan meja. Kami membeli makan di warung-warung terdekat. Hal ini kami lakukan demi menghemat pengeluaran kami selama di Bali.

18

Bali Gecko Homestay: Rp.175k - Rp.225k / hari (high season)

eyecatching untuk kami. Pura yang dihuni banyak monyet ini terletak di balik tebing dan persis di depan laut. Monyet-monyet ini jinak dan ramah terhadap pengunjung. Lautan dan pemandangan matahari terbenam menemani penjelajahan kami terhadap pura ini. Apakah Anda bisa membayangkan bagaimana cantiknya pura ini saat sunset? Terlebih banyaknya umat Hindu yang sembahyang di pura tersebut, memperlengkap keelokan suasana. Mulailah kami menjelajah keindahan dunia bawah laut Menjangan. Dalam ekspedisi kali ini, kami akan

menyelam di enam dive spots, diantaranya Biorock dan Garden by The Gods di Pemuteran serta empat dive spots lainnya di Menjangan, yaitu Pos 1, Anchor Wreck, Garden Eel, dan Pos 2. Titik penyelaman di Pemuteran tidak membutuhkan kapal sehingga kami melakukan entries pantai. Kami harus berjalan kaki terlebih dahulu ke arah laut sampai air laut menyentuh pinggang, barulah kami mengenakan fins. Pemuteran adalah zona konservasi sehingga kami menjumpai banyak benda yang sengaja diturunkan ke laut agar menjadi habitat terumbu

Warung Nasi Campur : Rp.20 K

Spot Unik : Anchor Wreck berupa Kapal Karam

Terdapat satu pura yang sangat

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

19


Dive Destination

karang. Contohnya adalah kawat besi berbentuk dewa yang sedang bertapa. Banyak pagar-pagar besi yang ada di dalam laut, ditumbuhi terumbu karang yang indah walaupun masih kecil. Berbeda di Pemuteran, berbeda pula di Menjangan. Bila di Menjangan, kami harus menyeberang laut menggunakan kapal dari Pelabuhan Lalang. Mayoritas dive spot yang kami jelajahi berupa wall atau tembok dan terumbu karang sea-fan. Saat di dive spot Anchor Wreck, sebenarnya terdapat kapal karam yang tentu

20

saja ciamik dipandang, namun sayang kapal karam tersebut berada di kedalaman sekitar 40 meter. Kami berenam memegang sertifikat menyelam A1 sehingga kami belum pantas dan mumpuni untuk menyelam hingga kedalaman 40 meter. Dari keenam spot yang kami selami, Pos 2 memiliki keelokan bawah laut yang paling indah. Sebanding dengan keindahannya, Pos 2 cukup menegangkan juga. Arus bawah laut di Pos 2 cukup kuat sehingga tanpa sadar kami dapat terbawa oleh arus jika berdiam. Dunia bawah laut Menjangan sangat

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

Sewa Boat : Rp.500 K /hari (Pelabuhan LalangMenjangan)

indah, namun keindahan tersebut cukup terganggu dengan banyaknya sampah di salah satu dive spot bernama Pos 1. Saya tidak tahu apa yang merasuki pikiran-pikiran orang sehingga mereka terdorong untuk membuang sampah sembarangan. Keindahan terumbu karang begitu terganggu dengan adanya sampah-sampah yang begitu banyak. Hal ini membuat kumpulan terumbu karang di spot tersebut menjadi seperti kumpulan sampah. Mulai dari sampah plastik hingga sepatu, kami jumpai saat kami menyelam di Pos 1. Kami berenam beserta guide kami memunguti sampah-sampah tersebut semampu kami, khususnya sampah plastik. Biru dan jernihnya lautan ternoda oleh banyaknya sampah plastik yang berserakan di dalam lautan itu. Setelah 3 hari menyelam, ganjil rasanya bila kami tak mengunjungi Kantor Taman Nasional Bali Barat. Banyak kawan dan alumni yang pada akhirnya mendedikasikan hidup mereka untuk bekerja di Taman Nasional Bali Barat. Maka dari itu pada hari terakhir, kami bersilahturahmi ke Taman Nasional Bali Barat. Pada waktu perjalanan pulang, kami menyempatkan untuk lewat Surabaya hingga akhirnya kami sampai di unit kesayangan kami – Unit Selam UGM – pada tanggal 12 Juli 2017 pukul 05.00 WIB tanpa kekurangan suatu apa pun. Ada sedikit saran bila ingin mengunjungi Bali, terkhusus daerah Pemuteran dan Menjangan, pastikan makanan yang kalian beli, halal hukumnya. Cukup sulit membedakan daging halal (ayam, sapi, kambing, dll) dan haram (babi) di warung-warung makan di Bali karena tidak semua warung makan yang bertuliskan ‘halal’ menyajikan makanan yang benar-benar halal.

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

21


Dive Destination Teks : Nurulita Rahmasari Foto : Tim Ekspedisi 4

DIBALIK PULAU MENJANGAN

Hamparan hutan disamping kanan kiri jalan mengiringi perjalanan kami dari Taman Nasional Bali Barat (TNBB) menuju ke Pelabuhan Lalang. Sesampainya di sana kami disambut oleh bapakbapak yang menyewakan kapal dan beberapa orang yang sedang mengangkat tabung-tabung untuk diangkut ke kapal. Di kejauhan terlihat hamparan daratan, sebuah pulau, yang menjadi tujuan kami pada ekspedisi nusantara bawah air kali ini yaitu Pulau Menjangan. Kapal berwarna biru dengan bendera merah putih yang berkibar di atasnya mengantar kami menuju titik-titik penyelaman yang berada di sekitar Pulau Menjangan. Pulau Menjangan terkenal dengan wall diving yaitu menyelam yang mengikuti jalur tebing bawah laut, karena kontur bawah laut Pulau Menjangan hampir semua berupa tebing. Sempat ada satu pertanyaan yang muncul saat melihat laut di sekitar Pulau Menjangan dari kapal: Mengapa laut di pulau ini berbeda warnanya? Perbedaan warna ini sangat jelas terlihat oleh mata karena berwarna biru tua dan wana hijau cerah. Teryata adanya tebing bawah laut itulah yang membuat perbedaan warna di sekitar Pulau Menjangan. Selama di Pulau Menjangan ini kami menyelam di lima titik yaitu bat cave, temple point, mangrove point, cave point dan coral garden. Bagi kami keindahan bawah laut Pulau Menjangan masih sangat baik, banyak ikan berwarna-warni berenang di sekitar karang yang ada di pulau ini serta karang-karang di sini juga masih baik kondisinya. Karena kondisi air laut yang bersih, kami sempat lupa akan batas kedalaman

22

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

Kereta: Jogja - Banyuwangi Rp. 96k / pax

Kapal Penyebrangan Ketapang-Gilimanuk Rp. 8k / pax

maksimal yang telah ditentukan oleh instruktur kami. Di beberapa titik, kondisi perairannya memang sedikit berarus sehingga saat kami mengambil gambar karang, ikan ataupun gambar kami sendiri saat safety stop kami harus menjaga posisi agar tidak terbawa arus terlalu jauh. Sebelum melanjutkan penyelaman selanjutnya, diperlukan adanya surface interval. Kami memanfaatkan waktu itu untuk mengelilingi Pulau Menjangan. Pulau Menjangan adalah pulau yang terletak di barat laut Pulau Dewata yang secara administratif termasuk

di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Hawa yang cukup panas membuat suasana disekitar pulau menjadi kering dan gersang, tetapi angin laut tetap memberikan efek kesejukan tersendiri di pulau ini. Kapal berjalan mengikuti undak-undakan yang mengarah ke atas. Selama perjalanan kami melewati beberapa pura dimana pura ini menjadi tempat ibadah bagi para umat Hindu terutama saat acara Tirta Yatra yaitu kegiatan mengunjungi pura yang berada di luar daerah dengan tujuan sembahyang. Terdapat tujuh pura yang tersebar di Pulau Menjangan

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

23


Dive Destination

Dive Destination yaitu Pura Taman, Pesraman Agung Brahma Ireng, Pagoda Agung Dewi Kwan Im, Pendopo Ida Bhatara Dalem Gajah Mada, Pura Sang Hyang Siwa Pasupati, Pelinggih Ida Bhatara Lingsir Watu Renggong dan Pelinggih Sang Hyang Ganesha. Masih teringat dengan jelas saat berada di salah satu titik penyelaman yaitu Temple Point, Pura Pelinggih Sang Hyang Ganesha adalah pura yang dapat kami lihat dari kapal kami dengan ciri khas patung ganesha di sekitar pura. Karena waktu semakin sore kami harus kembali ke kapal

Fee Penginapan sekitar Pantai : Rp. 150k - Rp. 300k / pax

Rumah Makan Jawa :

Bis kecil arah Singaraja Gilimanuk Labuan Lalang Rp. 5k- Rp. 10k

Rp.10k-Rp.20k

Spot Dive Unik : "Bat cave"

Spot diving yang memberikan senasi Wall Diving yang Luar biasa. Berbagai macam Moray Eel dapat kita temukan pada spot dive ini.

24

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

sehingga kami tidak dapat melihat purapura yang lainnya. Hari berikutnya kami kembali ke Pulau Menjangan. Sesuai dengan namanya kami disambut oleh beberapa menjangan (rusa/kijang) di sekitar pulau. Sayangnya, saat kami mencoba mendekat untuk mengambil gambar, mereka lari menjauh karena memang mereka adalah rusa liar yang hidup di habitat aslinya yaitu pulau ini. Menurut sumber, populasi rusa yang semakin menurun menjadikan pulau ini sebagai salah satu taman nasional yaitu Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Upaya yang dilakukan ini berguna untuk menjaga kelestarian rusa dan keanekaragaman hayati yang ada di pulau ini. Setelah makan siang di baliho yang ada di Pulau Menjangan, kami menyempatkan untuk berkeliling lagi di sekitar pantai di pulau ini. Air laut yang jernih dan pasir putih pulau ini menyapu kaki-kaki kami saat berjalan menyusuri garis pantai. Tidak ada desa ataupun masyarakat desa di pulau ini selain beberapa wisatawan dan penjaga dari TNBB karena pulau ini adalah kawasan konservasi sehingga tidak dihuni oleh manusia. Suasana damai ditambah suara deburan ombak kecil membawa rasa tenang dipikiran. Berfoto-foto di sekitar pantai membuat kami lupa waktu, sehingga kami harus bergegas kembali ke kapal untuk melanjutkan ke titik penyelaman selanjutnya. Terimakasih Pulau Menjangan!

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

25


Gear Up

Tips & Trick Agar Kamera UW Tidak Mengembun Teks : Herdi Wira Aditya Foto : Spesial

Kamera adalah hal yang cukup penting untuk penyelam, karena sebagai penyelam tentu kita ingin kegiatan penyelaman kita diabadikan dalam bentuk foto ataupun video. Pada zaman sekarang ini sudah banyak sekali kamera-kamera yang tahan air, kamera yang tidak tahan air pun sekarang banyak yang sudah ada aksesoris pelengkap untuk menyelam yang dinamakan dengan housing. Namun, karena kita berkegiatan yang berhubungan dengan air, maka ada kalanya kamera yang kita pakai lensanya akan mengembun. Tapi jangan khawatir, ada solusi untuk mencegah 26

kamera yang kita pakai tersebut mengembun. Tips yang pertama adalah dengan memasukkan anti-fogging filter pada housing kamera yang kita pakai. Benda kecil yang sangat praktis tersebut sangat disarankan dipakai untuk mencegah pengembunan. Kedua, jika sudah selesai dipakai, keluarkan kamera dari housingnya dan simpan di tempat yang terbuka, tunggu beberapa saat maka embun akan hilang dengan sendirinya. Dan tips yang terakhir adalah lepas filter lensa atau tutup lensa yang dapat menyebabkan pengembunan. Semoga tips-tips di atas dapat membantu teman-teman semua ya, salam bahari!

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

27


Dive Event

Dive Event

Unit Nyilem UGM dalam Balutan Nuansa Tiga Dekade Teks : Monica Bataona Foto : DDD Panitia 3 Dekade

Minggu pagi itu, Banyumili Resto, Yogyakarta diramaikan oleh sekumpulan orang dengan beragam usia. Beberapa di antaranya memakai baju dengan lambang persegi panjang warna merah dan garis putih diagonal di tengahnya. Tepat tanggal 3 September 2017 hari itu, seluruh anggota Unit Selam UGM dari Pra Diklat hingga Diklat XXVII, berkumpul untuk merayakan berdirinya organisasi ini selama tiga dekade lamanya.

28

Sebagai organisasi dewasa yang mampu mempertahankan eksistensinya di dunia peyelaman, Unit Selam UGM telah mengalami banyak perkembangan, baik dari segi prasarana, logistik, sumber daya maupun pencapaian dalam berbagai kegiatan. Namun, seperti pohon besar mampu berdiri tegak karena akar yang kuat, keberhasilan Unyil tidak lepas dari hasil perjuangan para pendiri dan pendahulunya. Melalui acara syukuran ini, seluruh anggota diajak untuk tidak melupakan sejarah

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

berdirinya Unit Selam UGM. Acara ini juga menjadi salah satu wadah penting dalam menjalin silahturahmi antar anggota. Meski acara syukuran berlangsung pada tanggal 3 September, sesungguhnya ulang tahun Unit Selam UGM jatuh pada tanggal 8 Agustus. Uniknya, tanggal ini bersamaan dengan hari ulang tahun salah satu pendiri Unyil, yaitu Putu Ardana atau yang lebih akrab disapa dengan Bli Kaweng.

UGM telah mengajarkan kami arti kehidupan dengan terus mengenali zona batas kemampuan. Namun di sisi lain, menyelam mengajarkan kami arti kekeluargaan sesunggunya, yaitu kebersamaan. Keluarga adalah teman yang selalu ada dalam suka dan duka, tidak meninggalkan satu sama lain.

Rangkaian acara syukuran dibuka dengan sambutan pendiri Unit Selam UGM yang diwakilkan oleh Putu Ardana dan Hasto Atmoko. Selanjutnya, diikuti sambutan perwakilan alumni oleh Iwan Dewantama dan Olegario Suarez, serta Alifa sebagai ketua Unit Selam UGM yang sekaligus memaparkan Ekspedisi Nusantara Bawa Air. Acara inti diisi dengan sharing dan tukar pendapat antar alumni dan anggota aktif. Puncaknya, dilakukan pemotongan kue ulang tahun dan ditutup dengan santap siang bersama. Seluruh rangkaian acara berjalan lancar penuh sukaria. Dalam kesederhanaan momentum ini, terselip sebuah kata mutiara “Because diving, we understand the meaning of life and family". Kalimat sederhana yang menjadi bingkai indah di sudut ruang photobooth. Meskipun kalimat ini sekedar menjadi latar belakang setiap foto, namun sarat akan makna. Menyelam di Unit Selam

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

29


Dibawah Sibuknya Pada____ng Bai Pelabuhan Padang bai Menguak Keindahan di bawah Pelabuhan padang bai

Teks : Indina Shofia Astuty Foto : Tim Ekspedisi 3


PADANG BAI Dive Destination Pulau Bali tersohor akan keelokan alam dan budayanya hingga mancanegara. Satu bagian kecil Pulau Bali yang kami datangi kali ini adalah Padang Bai. Terletak di sisi timur Pulau Bali, Padang Bai umumnya lebih dikenal sebagai pelabuhan oleh turis bahkan masyarakat Bali dari wilayah lain. Mungkin itu salah satu alasan wisata pantai dan laut di Padang Bay jarang menjadi destinasi utama, melainkan hanya sebagai tempat singgah sementara. Perjalanan kami menuju Padang Bai dilalui dengan beberapa kali berpindah kendaraan alias “ngeteng”. Sayangnya, kendaraan umum di Bali cukup sulit dicari dengan harga yang mudah sekali berubah. “Kendaraan umum sekarang ‘makin jarang dan mahal. Soalnya orang Bali dan wisatawan lebih memilih mobil pribadi”, ujarnya sembari mengendalikan angkot dengan lincah. Penyelaman di Padang Bai kali ini ditemani oleh Bli Suwena dan Bli Kadek sebagai dive master kami. Setelah hampir dua puluh menit perjalanan dari pantai sampailah kami di spot pertama yakni Bias Tugel. Bias berarti pasir dan tugel berarti patah, karena adanya karang yang memisahkan pantai. Penyelaman di Bias Tugel merupakan pengalaman yang menarik bagi kami. Kami sempat mengalami thermocline dari suhu air yang semula 25 derajat Celcius berubah drastis menjadi 19 derajat Celcius. Berlanjut menuju arah timur laut, terdapat spot penyelaman kedua yakni Tanjung Jepun. Adanya pohon Jepun (Kamboja) dan Pura Jepun menjadi alasan utama mengapa spot penyelaman ini dinamakan Tanjung Jepun. Spot ini sangat ramai dikunjungi wisatawan karena gelombang lebih tenang dan mudah

32

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

PADANG BAI

Fee Penginapan sekitar Pantai : Tri Putra Rp. 150k - Rp. 300k / pax

Spot Dive Unik : Bias Tugel : Arus Termocline Jepun : Mini Shipwreck, Great Visibility. Turtleneck-Blue Lagoon : Wall Slope Gili Mimpang : Drift Dive Tepekong : Horizontal Underwater Cave

dijangkau. Hal menarik dari spot kedua ini adalah terdapat mini shipwreck yang telah menjadi hunian ikan-ikan karang di kedalaman sekitar dua belas meter. Tanjung Jepun sudah kami jelajahi, namun rasa penasaran kami akan keindahan Padang Bai masih belum cukup. Tak jauh dari Tanjung Jepun, terdapat spot penyelaman ketiga kami yang lokasinya berada pada lengkungan pulau dan di dekat laguna bernama Turtleneck-blue lagoon. Berbeda dengan dua penyelaman sebelumnya, spot kali ini memiliki slope yang terjal hingga membentuk wall. Gelombang

permukaan tidak terlalu besar, tetapi arus cukup mampu membawa kami menjelajahi wall seperti drift dive. Kami menemukan gurita bersembunyi dan sempat memotret moray eel saat itu. Tiga titik penyelaman telah kami selesaikan pada hari kedua di Padang Bay. Bercengkerama, berbagi pengalaman, dan berbagi pemikiran setelah melakukan penyelaman hari itu merupakan saat-saat yang menyenangkan. Hari kedua penyelaman dimulai, cuaca pagi itu cukup cerah di pantai. Lokasi dua titik penyelaman hari ini terletak lebih jauh dari lokasi kemarin namun kabarnya lebih menarik dan patut dikunjungi. Dua titik penyelaman ini

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

33


DIVE DiveDESTINATION Destination

berdekatan, yakni Gili Mimpang dan Tepekong. “Kemarin ada yang ketemu Mola mola dan beberapa hiu di spot ini�, ujar salah satu dive master kami, Bli Suwena. Slope di spot Gili Mimpang tidak curam, namun arus mampu membawa kami berpindah tempat tanpa perlu mengayuhkan fins. Karang enscrusting dan banyak sponge kami jumpai di sini. Kami bertemu dengan dua hiu white tip berukuran sedang yang bersembunyi di balik karang di

34

Dive Destination

tengah penyelaman. Pengalaman yang menegangkan sekaligus menyenangkan dapat bertemu hiu untuk pertama kali! Gelombang semakin terasa tinggi siang itu menyambut penyelaman terakhir kami di Tepekong. Tepekong tidak jauh dari Gili Mimpang, hanya berjarak 10 menit berputar dengan kapal. Hal seru di spot ini adalah ketika kami diajak oleh para dive master memasuki goa dengan pintu masuk yang pas dengan ukuran tubuh kami dan cukup curam. Sensasi yang luar biasa menarik dan lagi-lagi

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

pengalaman pertama bagi kami! Kelima titik telah kami selami, artinya kami harus kembali ke Jogja. Perjalanan pulang menjadi penuh cerita dan pengalaman yang terasa menarik diceritakan pada kawan-kawan. Secangkir kopi Blue Tamblingan dan kesejukan udara Munduk pertanda akhir perjalanan kami di kloter Ekspedisi Nusantara Bawah Air ini. Syukur kami diberi kesempatan melihat keindahan ciptaan Tuhan tanpa harus merusak dan mengganggunya. Rasa bangga dan bahagia menyelimuti seluruh perjalanan kami.

Angkot Pemuteran Rp. 30k / pax Angkot Merah Pemuteran Rp. 20k / pax Bus Selerit Denpasar Rp. 50k / pax Rumah Makan Nasi Campur : Rp.10k

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

35


Nusa Le____mbongan

HOLA MOLA! I’M THE LUCKY BEGINNER!

Teks : Haris Aji Foto : Tim Ekspedisi 5

Kali ini angin petualangan membawa saya ke tenggara pulau Dewata, tepatnya di daerah Trinusa (Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, Nusa Penida). Dalam perjalanan di kereta sekitar 14 jam, yang saya pikirkan hanya satu, yaitu sebuah gambar ikan aneh pada sebuah brosur wisata Nusa Penida yang saya dapatkan dari sebuah pameran outdoor beberapa bulan lalu. Ikan itu bernama Sunfish atau yang biasa disebut Mola mola. Saya ragu apakah dapat bertemu dengan si ikan aneh itu setelah membaca

36

musim kedatangannya, yaitu sekitar bulan Juli-Oktober. Sedangkan saat itu saya berangkat pada awal bulan November. Pupus sudah. Penampakan brosur dengan Mola mola Penyelaman pertama kami akan mengunjungi Manta Point dan Crystal Bay. Dari awal pelayaran saya hanya melamun dan berharap apakah saya bisa bertemu Mola mola di Crystal Bay hari ini. Saya sempat khawatir saat mendengar cerita dari teman saya, Amy, yang sudah tinggal di Nusa Lembongan selama 1,5 tahun tetapi belum pernah

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

bertemu dengan si ikan aneh ini. Setelah di-briefing, kami langsung mencari si primadona bawah laut. Sudah setengah jam kami berputar-putar tapi belum membuahkan hasil. Saya hampir putus asa, sampai selang beberapa menit guide membunyikan loncenganya dan memberi tanda menggunakan tangan. “Ada hiu!”, Mas Bobby, dive guide kami memberi kode dengan tangannya. Segera saya mengayuh fins dengan cepat dan untuk pertama kalinya saya melihat Bamboo Shark waktu itu. Rupanya tak hanya bertemu “raja lautan”, saya pun disambut oleh sang primadona hari itu! Ya, seekor pari manta lewat dengan anggunnya di depan saya. Sungguh beruntungnya kala itu! Penyelaman di Manta Point ditutup dengan atraksi dua pari manta menari-nari dengan indah. Sang primadona! Setelah berpamitan dengan pari manta, kami safety stop di atas kapal sambil meminum segelas teh hangat. “Mas, nanti di Crystal Bay ketemu MolaMola nggak ya?”, tanya saya dengan penuh harap. “Hmmmm… kayanya kecil kemungkinan. Kamu tadi ngerasa kan, airnya nggak terlalu dingin? Tapi ya, kita berharap aja. Nggak ada yang tau ini alam, hehe”, jawab Mas Bobby dengan muka mencoba menghibur. Kapten Jonny memacu kapal kami dengan cekatan menuju tempat di mana brosur-brosur mempromosikan si ikan aneh, ya Crystal Bay. Sesampainya

Dive Destination Yogyakarta-Banyuwangi (Kereta) Rp. 94k/pax

Banyuwangi-Sanur, Bali (Travel) Rp.450k-Rp.600k / pax Sanur,Bali-Pulau Lembongan Bis Rp. 150k / pax

Fee Penginapan: Homestay Rp. 200k - Rp. 500k / pax

Fee Konsumsi: Rp.10k- Rp. 30k

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

37


Dive Destination di Crystal Bay langit mulai kelam dan menurunkan air seakan memberikan tanda bahwa tidak ada Mola mola hari ini. Kala itu kami tidak sendirian, banyak boat penyelam lainnya. “Woah, MOLA! MOLA!”, teriak salah satu turis dari kapal sebelah. Kami langsung menoleh untuk melihat benar atau tidak, dan nyatanya tidak ada apa. Ah, memang belum saatnya saya bertemu dengan ikan aneh itu. Sorenya, saya duduk di pinggir pantai menunggu sunset. Matahari turun dan memberikan warna jingga berbalut merah yang menakjubkan. Keindahan ini menutupi

Dive Destination

Spot Dive Unik : Crystal Bay : 1. Mola mola (Seasonal) 2. Manta Ray 3. Bamboo Shark 4. Great Barracuda 5. Mantis Shrimp 6. Ghost Pipe Fish

sedikit rasa kecewa saya hari ini. sangat indah dengan gunung, laut, Asiknya seorang bocah yang tak pantai, hutan semuanya tanpa batasan. menghiraukan indahnya sang mentari Hanya saja untuk menikmatinya kita Hari terakhir ditutup dengan harus bersyukur dan keluar dari zona sekali penyelaman sebelum kami fana yang dibuat oleh manusia sendiri. kembali ke Yogyakarta. Saya dan Isnawan Terima kasih Bali. Terima kasih Indonesia. mendapat giliran menyelam di titik Pura :) Mas Gading. Menurut informasi yang saya dapat saat briefing, di sini tidak ada hal yang special, di samping kemungkinan bisa bertemu eel, angle fish, dan turtle. Kami memulai penyelaman berkelompok dengan Amy. Saat masuk ke kedalaman 10 meter, air terasa sangat dingin karena thermocline langsung menyerang kami. Tiba-tiba terdengar bunyi lonceng. Mas Bobby memberikan kode, “MOLA MOLA!” sambil menunjuk ke kedalaman. Wah! 3 ekor Mola mola berenang di depan kami dengan cepatnya. Beruntungnya diriku ini! Mola mola “You’re the lucky beginner!! Haha”, kata Tim, pemilik Big Fish Diving, sepulang kami menyelam. “Hahaha” saya tertawa dengan lepas. “Hey, I’m just kidding yaa! Come back again, and catch the Mola Mola again with me” “Hahaha, no!! That’s true I’m a lucky beginner!!”, saya tertawa dengan bangga sambil berpamitan dengan Tim. Sore itu kapal boat cepat Sugriwa Express mengantar saya dan tim pulang menuju Sanur. Saya hanya tersenyum melihat indahnya sunset kala itu dari balik kaca boat. Sore itu juga saya berpikir bahwa sejatinya Indonesia

38

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

Scuba Holic Special Edition | 3DEKADE

39


cover


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.