Scuba Holic #24 | SCUTEL #1

Page 1

JANUARI 2021/SC 001

SCUTEL SPECIAL EDITION SCUBA HOLIC X TELUSUR

DESTINASI

Tulamben dan Gua Kalisuci

Adaptasi Selam dan Mapagama Pandemi membuat banyak solusi muncul dari segala frustasi

PLUS Pojok foto Unit Selam UGM & Mapagama


Editorial Notes Mendaki Gunung, Menuruni Lembah, Menyelami Lautan Teks : Shafira Apriliani Melewati masa pandemi selama hampir satu tahun di tahun 2020 bukanlah sesuatu yang mudah untuk sampai di titik ini. Segala keterbatasan waktu, tempat, aktivitas yang berkaitan dengan program kerja Unit Selam UGM dan Mapagama sehingga membentuk upayaupaya dari penulis, kreator, editor, kontributor, dan pihak-pihak lain yang berkolaborasi untuk menghadirkan sebuah karya sebagai jejak dari hasil ekspedisi di tahun 2020. Meski tak banyak kegiatan menyelam, inovasi selalu dilakukan untuk setiap hal baru sebagai bentuk perkembangan Unit Selam UGM bersama Mapagama agar selalu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat utamanya di bidang bidang ekspedisi alam.

Scutel diterbitkan oleh Unit Selam UGM bersama Mapagama UGM, sebagai media informasi dan komunikasi mengenai dunia penyelaman dan kepencinta-alaman. Majalah ini memiliki versi online yang dapat diunduh di website resmi Unit Selam UGM TIM PENYUSUN UNIT SELAM UGM Penanggung Jawab : Muhammad Vibra Hawaari Pimpinan Umum : Putra Leo Susanto Pasaribu Pimpinan Redaksi : Shafira Apriliani Iswanto Editor : Ibra Ariefal Ihsan, Shafira Apriliani Iswanto Layouting : Alvin Talentino, M Risang D, Anggy Sabrita, Najla Hadid, Ezra Akri Dana Pimpinan Produksi : Dinda Viola, Antonius Dharma, Wisnu Murtibay TIM PENYUSUN MAPAGAMA

SCUTEL (Scuba Holic x Telusur) edisi kali ini akan lebih memaparkan kolaborasi dari dua Unit Kegiatan Mahasiswa yaitu Unit Selam UGM dan Mapagama dalam berkegiatan semasa pandemi, mulai dari eksplor pada tahun 2020, dive spot terakhir yang di eksplore pada tahun 2020, ekspedisi dari beberapa teman yang bermodal tekad dan keberanian, kegiatan sosial selama pandemi, hingga cara merawat peralatan selam yang terbaru. Selain itu, hal-hal unik seputar dunia darat dan bawah air serta selingan rubrik ringan seputar kehidupan akan mewarnai Special Edition Scuba Holic x Telusur ini dengan tersirat harapan agar kondisi dunia cepat pulih dan dapat beraktifitas secara normal kembali. Semoga bermanfaat, salam Eksplorasi!

Penanggung Jawab : Iqbal Setya Nugraha Pimpinan Redaksi : Hafidz Wibowo Editor : Atsil Tsabita Ismaningdyah Layouting : Atsil Tsabita Ismaningdyah, Rima Nur Russelina, Fauzi Alamat Redaksi: Sekretariat Unit Selam UGM & Mapagama UGM, Jl. Podocarpus II Blok D-11 Bulaksumur, Sagan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281 Website selam.ukm.ugm.ac.id / mapagama.ukm.ugm.ac.id Twitter : @selamugm / @MapagamaUGM Instagram

Yoloo! Yoloo! Yoloo!

@selamugm / @MapagamaUGM Facebook Unitselam UGM / Mapagama UGM

2

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama


SPEAK OUT

Menyelam Setelah Pandemi? "Setelah pandemi pinginnya sih nyelam di Wakatobi bareng temen-temen unyilku ngelanjutin ekspedisi "Caribbean van Cellebes" yang ditunda karena corona ini". Erents Sihombing Ketua Umum Unit Selam UGM Periode 2021/2022

"Kalo Pandemic berakhir, aku pengen banget diving di Nusa Tenggara Timur. Cuma pernah snorkeling di sana dan benerbener bagus, jadi mau banget cobain diving di sana." Luisa Gita Anggota Diklat 30 Unit Selam UGM

Kegiatan Outdoor Setelah Pandemi?

Pandemi cepat selesai , biar bisa kumpul kumpul lagi, camping sama senior mapa, main ke sekre OPA lain, keliling indonesia dan masih banyak hal lain yang ingin di capai. Toto Karsius K. Angkatan Bara Cempaka

Pandemi cepatlah selesai, biar bisa ngerasain vibes kegiatan yang ribet, banyak latian, dan hectic. Kangen banget bisa kegiatan outdoor lagi, bisa naik gunung, caving, arung jeram, manjat, sama terbang lagi. Semoga cepet kembali seperti semua, Mapagama! A. Intan Octamelia Ketua Umum Mapagama UGM Periode 2021/2022

"Pandemi gini ga sabar rasanya pengen nyelem, bukan karena gabisa diving sih hahaha kan sudah ada protokolnya, tapi lagi ngumpulin duit sambil nunggu semuanya lebih kondusif. Jujur aku masih penasaran sama keindahan Biak dan alam bawah lautnya, doakan semoga ditahun ini bisa terlaksana ya!" Yus'ab Alwan Anggota Diklat 29 Unit Selam UGM

Ketika pandemi sudah usai, pinginnya yaitu berkegiatan lapangan terserah dimanapun. Sudah lama ilmu tak diasah, jangan sampai menjadi tumpul. Karena bagi angkatan baru, perputaran ilmu adalah hal yang sangat penting sehingga nantinya dapat diturunkan keangkatan selanjutnya. Bayu Nurrohman Angkatan Konco Padang

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

3


DAFTAR ISI 06

18

Memutihnya Ekosistem ‘Hutan Tropis’ di Lautan Bahaya dibalik Bencana Langganan di Indonesia

TAJUK UTAMA

21

Adaptasi: Mengabdi Bersama Mapagama

KESEHATAN

Gua Kalisuci

25

Divers First Aid Kit

GEAR UP

CERITA PERJALANAN The Motorcycle Diaries “Head to Sasak Land”

Masalah Kesehatan yang Rentan Terjadi Saat Naik Gunung

13

DESTINASI Dari Tulamben, untuk Sebuah Cerita

Adaptasi Selam

10

ENVIRONMENT

Gua Toto dan Sungai Bawah Tanah di Dalamnya

30

DIVERSITAS

Hati-hati Ada Virus Ini Bukan Cacing Besar Alaska, Tapi....

Ulasan: Tenda Merapi Mountain Halfmoon 3

16

POJOK FOTO Dive Jpg Ruang Cahaya

4

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

31

KARSA Filosofi Teras Bekal Selama Pandemi Cerpen: Sesal


Pandemi Bukan Alasan untuk Berhenti. I


TAJUK UTAMA

Adaptasi Selam DI MASA PANDEMI

Online Talkshow yang dinarasumberi oleh Abi Carnadie (Founder dan Co-Owner Bubbles Dive Center serta PADI Industry Consultant) dan Ricky Soerapoetra (Ketua umum PUWSI) yang dihadirkan oleh Unit Selam UGM membahas tentang adaptasi selam di masa pandemi. Di masa pandemi ini, pasti gerakgerik kita dalam beraktivitas menjadi terbatas. Sungguh sebuah wabah yang sangat mengubah tatanan hidup manusia di muka bumi. Tak hanya kegiatan sehari-hari, kegiatan lain yang terdampak dengan pembatasan adalah aktivitas di air. Ya, banyak wahana air seperti kolam renang, pantai, dan tempat-tempat lain yang dilakukan di dalam air mengalami pembatasan. Begitu juga dengan kegiatan menyelam. Dengan kekayaan bawah laut yang dimiliki Indonesia, tidak adanya kegiatan menyelam mengakibatkan kerugian yang sangat besar lho buddies. Karena Indonesia sendiri merupakan destinasi pilihan untuk melakukan kegiatan selam, bahkan dunia telah menaruh mata tersendiri pada wisata selam yang dimiliki Indonesia. Faktor tersebut menimbulkan kesempatan baru bagi berbagai kalangan masyarakat, seperti bagi UMKM yang mampu menambah nilai lebih dalam sektor ekonomi, bagi kalangan peneliti yang terbantu dengan adanya kegiatan penelitian bawah laut. Kegiatan selam telah menumbuhkan industri baru dengan konsep berbasis masyarakat.

6

Dalam aspek bisnisnya, memiliki 4 pilar yang mendasari nilai-nilai keunggulan tersebut yaitu: education, equipment, experience, dan environment. "Lalu kegiatan apa yang dapat dilakukan para penyelam untuk mengatasi pembatasan kegiatan bawah air? Kapan wisata selam dibuka lagi dan apa saja aturan yang berlaku?" Lebih baik di rumah saja! Dalam kegiatan Online Talkshow yang dinarasumberi oleh Mas Abi Carnadie (Founder dan Co-Owner Bubbles Dive Center serta PADI Industry Consultant) dan Mas Ricky Soerapoetra (Ketua umum PUWSI) yang dihadirkan oleh Unit Selam UGM banyak memberi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas. Selama berlakunya pembatasan kegiatan pada masa pandemi ini, masyarakat diminta untuk tidak melakukan kegiatan bepergian jauh atau travelling. Imbasnya pada sektor pariwisata, baik wisata selam, tempat wisata alam, dan lainnya menjadi sektor yang mengalami kerugian paling banyak. Kerugian yang dialami oleh sektor pariwisata hampir menyentuh angka 100 M dan memaksa para pengelola wisata melakukan survival mode, menurut penuturan Mas Ricky. .

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

Tagar #divetomorrow juga diserukan bagi para pegiat selam di seluruh Indonesia sebagai upaya mengurangi volume wabah yang meningkat tinggi hingga situasi kondusif. Namun sifat optimis harus tetap dipegang teguh dan percaya bahwa para pegiat selam akan dapat melakukan kegiatan menyelam dalam waktu secepatnya. Setelah keadaan kondusif, kegiatan selam baiknya diawali dengan dive site lokal. Selain itu, penerapan protokol kesehatan akan diberlakukan dengan melibatkan seluruh unsur yang terlibat, mulai dari agen perjalanan, pelabuhan dan bandara, kuliner, penginapan, dan dive operator yang tentunya akan menjadi tantangan baru bagi pengelola dan pegiat wisata selam. Dengan diterapkannya aturan baru tersebut diharapkan mampu mengurangi kekhawatiran resiko penularan virus Covid-19 bagi para penyelam.

"Semua lini yang terlibat dalam rantai wisata harus dipastikan untuk saling bersinergi, koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah mengenai perizinan sangat penting untuk menghidupkan pariwisata, apabila tidak terjalin dengan baik maka industri selam akan kembali jatuh." Ricky Soerapoetra Ketua Umum Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI)

Dalam segmen lain, Mas Abi mengatakan bahwa industri selam akan tetap ada walaupun dengan tatanan yang sedikit berbeda dan tidak sama seperti sebelum masa pandemi ini.


"Saat ini kita sedang dihadapkan dengan situasi yang sebelumnya tak terbayangkan, sehingga harus menerapkan prosedur baru yang disebut “new normal� yang telah diterapkan oleh negara lain. Sebagai contohnya adalah negara China, telah menerapkan “new normal� sehingga kegiatan menyelam tidak dilarang." Abi Carnadie Founder dan Co-Owner Bubbles Dive Center & PADI Industry Consultant

"Covid-19 dapat menular kepada siapapun, termasuk kepada para penyelam."

Meski membutuhkan waktu yang lebih lama dan prosedur yang lebih panjang, namun kegiatan yang dilakukan oleh dive operator ini menjadi peran penting agar industri selam tetap berjalan. Sterilisasi juga wajib dilakukan oleh dive shop secara rutin pada barang yang disentuh oleh para pengunjung.

Untuk melakukan penyelaman, kita harus melakukan pemeriksaan kesehatan dengan dibuktikan surat keterangan sehat juga dengan disertai keterangan bahwa yang bersangkutan tidak terjangkit virus Covid-19. Tak hanya itu, setelah melakukan pemeriksaan kesehatan dan karantina mandiri maka aktivitas menyelam baru boleh dilakukan. Selain melakukan pemeriksaan pada diri, pemeriksaan pada peralatan menyelam pun juga mengalami prosedur baru. Bukan hanya dengan air atau air sabun saja, pembersihan juga dilakukan dengan melakukan desinfektan. Anjuran untuk menggunakan peralatan sendiri bagi para penyelam agar para penyelam meminimalisir peralatan yang telah disentuh oleh orang lain sehingga mengurangi resiko penularan Covid19. Apabila penyelam menggunakan peralatan dari dive operator harus memastikan bahwa peralatan tersebut telah steril.

Selama pandemi, memang tidak memungkiri jika kita tetap dapat menyelam. Pastikan perlengkapan menyelam aman dan steril, tetap patuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah yaa! Sehingga kegiatan menyelam dapat dilakukan secara aman tanpa terbayang-bayang oleh gangguan kesehatan. Putus rantai penularan Covid-19 dimulai dari diri kita sendiri. Stop penularan, menyelam tetap jalan!

Dokumentasi: Unit Selam UGM

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

7


TAJUK UTAMA

Adaptasi: Mengabdi Bersama Mapagama Pandemi Covid-19 yang mulai memasuki Indonesia awal tahun 2020 membawa pengaruh yang signifikan terhadap pola kehidupan masyarakat. Namun, hal ini tidak menjadi alasan bagi Tim Pengabdian Mapagama untuk tetap melaksanakan kegiatan.

Pada tanggal 27 September–1 November 2020, Mapagama telah melaksanakan kegiatan pengabdian pada salah satu Sekolah Non-formal di Desa Paraksari, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta yang bernama Sekolah Kreatif Si Doel. Kegiatan yang dilakukan di akhir pekan selama enam minggu ini bertajuk Pengabdian Sekolah Kreatif Si Doel dengan tema "Peningkatan Kapasitas Anak dan Remaja Melalui Edukasi Budaya dan Lingkungan Khas Yogyakarta di Sekolah Kreatif Si Doel". Adapun tema yang diusung berbeda di setiap minggunya. Minggu pertama mencakup perkenalan, minggu kedua bertema lingkungan, minggu ketiga yaitu budaya, minggu keempat sopan santun, minggu kelima keluarga, dan minggu keenam bertema mitigasi bencana.

8

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

Sekolah Kreatif Si Doel menjadi sasaran kegiatan pengabdian kali ini karena semakin hari, tingkat kemauan dan minat anak-anak untuk belajar di sekolah tersebut berkurang. Hal tersebut dapat terlihat dari tingkat partisipasi anak-anak yang semakin sedikit pada setiap kegiatannya. Maka dari itu, diharapkan kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh Mapagama bersama pemuda desa ini dapat membantu anak-anak Desa Paraksari untuk kembali bermain dan belajar di sana, tentunya dengan metode dan cara pembelajaran yang lebih optimal; baik dengan penyediaan sarana dan prasarana, penyediaan jasa, maupun penyelenggaraan suatu kegiatan yang dapat menggugah minat belajar dan menambah wawasan pengetahuan bagi anak-anak di sana. Awalnya, tim berencana mengadakan pengabdian daring secara penuh mengingat kondisi pandemi yang tengah berlangsung.


Namun, berdasarkan hasil survey tim ke Sekolah Kreatif Si Doel, ternyata pengabdian daring dirasa kurang cocok untuk target masyarakat sekitar. Setelah beberapa pertimbangan, akhirnya tim memutuskan untuk melaksanakan pengabdian ini secara luring. Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian di Sekolah Kreatif Si Doel, tim tetap memperhatikan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Hal ini diwujudkan dengan mewajibkan setiap peserta (mahasiswa, pemuda, maupun anak-anak) untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum masuk ke dalam ruangan. Selain itu, seluruh partisipan wajib mengenakan masker, melalui pengecekan suhu tubuh, dan memastikan tidak ada partisipan dengan suhu ≼37,5°C yang masuk ke dalam ruangan. Seluruh partisipan juga senantiasa diingatkan untuk menjaga jarak satu sama lain dan menghindari adanya kontak secara fisik.

10 EXPLORE / MARCH 2019

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

9


HEALTH

DIVER FIRST AID KIT Perlengkapan Wajib Penyelamanmu Teks : Anggun Yurna Foto : Google.com

jauh berbeda dari multipurpose after-sun gel, sting relief wipes

P3K merupakan peralatan esensial dalam kegiatan penyelaman guna mengantisipasi terjadinya cedera maupun kecelakaan. Selain plester, perban, gunting, salep, alkohol, obat antiseptik, obat-obatan, serta perlengkapan standar lainnya, terdapat beberapa produk tambahan yang sebaiknya ada dalam kotak P3K penyelaman kita. Diantaranya adalah:

1. MULTIPURPOSE AFTER-SUN GEL

Penyelam pasti gak jauh-jauh dari kulit terbakar, karena terlalu lama dibawah terik matahari. After-sun gel ini berfungsi untuk mencegah terjadinya inflamasi atau peradangan kulit akibat terbakar oleh sinar matahari. Terdapat berbagai jenis produk after-sun gel, baik obat maupun kosmetik. Beberapa diantaranya memiliki multifungsi sebagai pereda nyeri maupun luka bakar, termasuk luka lecet, gores, dan sayatan.

2. STING RELIEF Dalam melakukan penyelaman, kita perlu mewaspadai biota laut tertentu, seperti ubur-ubur atau lionfish yang dapat menyengat. Tak

10

berfungsi untuk meredakan rasa sakit dan luka gores yang disebabkan oleh sengatan. Selain itu, sting relief juga dapat mengatasi gatal dan luka bakar minor. Tidak hanya berbentuk wipes atau pad, sting relief juga dapat ditemukan dalam bentuk krim dan gel.

3. VINEGAR ATAU CUKA Kulit tersengat ubur-ubur? Nah, ini obat paling mudah didapatkan dan wajib dibawa saat melakukan olahraga air di pantai. Selain menyengat, berbagai organisme laut juga berkemungkinan untuk memiliki racun. Racun dari sengatan ubur-ubur dan lionfish dapat ditangani terlebih dahulu dengan membasuh luka menggunakan cuka yang dicampur dengan air panas. Cuka dapat digantikan dengan irisan

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

lemon atau baking soda.

4. WATER REPELLENT EAR SPRAY Pernahkah telinga kemasukan air? Nah, produk Water repellent ear spray atau spray telinga anti air merupakan salah satu inovasi skin care, untuk membersihkan dan mengkondisikan telinga sebelum melakukan olahraga air. Produk ini dapat menahan terjebaknya air di dalam telinga, sehingga membantu penyelam dengan gangguan maupun infeksi telinga. Produk ini digunakan sebelum melakukan aktivitas air, disaat telinga masih dalam keadaan kering.

Benda-benda diatas merupakan beberapa produk yang dapat digunakan dalam pertolongan pertama pada kecelakaan, khususnya pada penyelaman. Tetap periksakan diri ke dokter bila terjadi gejala dan reaksi lebih lanjut, seperti pusing, mual, demam, alergi, dan kesulitan bernafas. Perlengkapan kesehatan aman, penyelaman jadi have fun!


HEALTH

Masalah Kesehatan yang Rentan Terjadi Saat Naik Gunung Saat akan mendaki gunung, Anda memerlukan persiapan yang matang. Ini penting guna menghindari beberapa masalah kesehatan yang kerap menyerang para pendaki.Masalah Kesehatan yang Rentan Terjadi Saat Naik GunungBagi orang-orang yang senang beraktivitas di alam bebas, mendaki gunung pastinya merupakan hal yang menyenangkan, apalagi bila dilakukan bersama dengan teman-teman.Selain menyenangkan dan menyehatkan, Anda juga akan dimanjakan dengan pemandangan alam sepanjang perjalanan. Hal ini tentu dapat menjadi bonus tambahan yang sangat berkesan, bukan? Walaupun naik gunung bisa dikategorikan sebagai rekreasi, bukan berarti kegiatan ini tidak memiliki risiko. Bagi sebagian orang yang tidak biasa naik gunung, mendaki gunung akan sangat melelahkan sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.Maka dari itu, Anda perlu mengetahui macam-macam penyakit yang rentan dialami saat mendaki gunung. Dengan demikian, Anda pun dapat lebih mempersiapkan segala sesuatu dengan lebih matang. 1. Nyeri Perut Sakit perut bisa disebabkan oleh berbagai hal. Mulai dari asam lambung, infeksi, sampai batu ginjal. Beberapa di antaranya merupakan masalah yang ringan. Jika asam lambung menjadi penyebab utamanya, maka hal ini dapat diatasi dengan penggunaan antasid. Namun, berbeda halnya apabila penyebab nyeri perut merupakan masalah serius. Contohnya jika nyeri perut terjadi di bagian kanan bawah disertai demam. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera. Bila mengalami kondisi tersebut, sebaiknya Anda segera kembali dan menunda kegiatan naik gunung. Pastikan Anda segera kembali dan carilah rumah sakit terdekat.

2. Hipotermia Hipotermia menjadi penyakit saat naik gunung yang kemungkinan dapat terjadi. Kondisi ini dipicu oleh cuaca yang terlalu dingin. Ketika mendaki gunung, Anda berisiko mengalaminya karena terus-menerus terpapar oleh cuaca yang dingin dan tidak bisa diprediksi. 3. Keseleo Salah satu penyakit yang sering terjadi saat naik gunung adalah keseleo. Tidak dapat dimungkiri bahwa mendaki gunung memiliki risiko menyebabkan luka dan cedera sehingga Anda harus lebih waspada.Terkadang permukaan tanah yang dilalui tidak rata dan cukup licin. Apabila kaki Anda tidak melekat dengan baik ke permukaan tanah saat mendaki, ada risiko terjadi cedera. Cedera ditandai dengan kaki yang bengkak dan nyeri saat digerakkan.

-nyakit saat naik gunung yangmenyerang kulit kaki tidak terjadi, akan lebih baik jika Anda membawa kaus kaki cadangan saat naik gunung. Selain itu, usahakan untuk menjaga kaki Anda tetap kering. 5. Reaksi Alergi Reaksi alergi bisa saja terjadi karena seseorang sudah memiliki riwayat alergi sebelumnya, misalnya alergi dingin. Selain itu, reaksi alergi juga bisa dicetuskan oleh gigitan serangga atau akibat kontak dengan tumbuhtumbuhan tanaman beracun.Oleh karena itu, Anda harus lebih mewaspadai kemungkinan kondisikondisi di atas terjadi. Akan lebih baik jika Anda menggunakan celana dan pakaian panjang saat mendaki gunung.

4. Kulit Melepuh Saat naik gunung, kulit dapat melepuh akibat gesekan kulit kaki dengan kaus kaki atau sepatu dalam jangka waktu lama. Sepatu bisa saja terlalu besar atau terlalu kecil, ditambah lagi dengan kondisi kaki yang berkeringat. Agar pe-

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

11


6. Diare Penyakit saat naik gunung yang juga sering terjadi adalah diare. Kondisi ini bisa disertai dengan mual dan muntah. Penyebabnya bisa beragam, tetapi umumnya terjadi akibat kurang terjaganya kebersihan. Kondisi ini tentu dapat dicegah. Selain memastikan Anda rajin mencuci tangan, kebersihan alat makan juga perlu diperhatikan. Agar kebersihan terjaga, cucilah tangan dan alat makan menggunakan sabun dan air panas.

8. Patah atau Dislokasi Tulang Patah tulang biasanya menimpa bagian tungkai, pergelangan kaki, atau pergelangan tangan. Gejalanya mirip dengan keseleo, tetapi nyeri terasa lebih hebat. Sementara itu, dislokasi biasanya terjadi pada bahu. Penyebabnya sama seperti keseleo. Kedua penyakit ini berisiko terjadi saat naik gunung. Oleh karena itu, pastikan Anda selalu berhati-hati ketika berjalan atau menapakkan kaki pada permukaan tanah agar tidak terjatuh dan cedera.

9. Penyakit Serupa Influenza Penyakit yang dapat terjadi saat naik gunung selanjutnya menyerupai influenza. Gejala dari penyakit ini meliputi infeksi saluran pernapasan, seperti batuk, bersin, demam, sinusitis, atau nyeri tenggorokan. Bagian tubuh seperti mata, hidung, dan mulut bisa menjadi pintu masuk bagi virus dan bakteri. Apabila bagian-bagian tubuh tersebut disentuh dengan tangan kotor, maka kuman dapat masuk dan menyebabkan infeksi. Oleh karena itu, kebersihan tangan harus tetap terjaga. Usahakan tidak memegang hidung, mata, atau mulut sembarangan. Anda juga perlu minum secukupnya agar tidak dehidrasi. Selain itu, perlu diingat untuk menutup mulut Anda ketika bersin atau batuk agar tidak menularkan ke orang sekitar. 7. Infeksi Saluran Kemih Infeksi saluran kemih sering kali dialami oleh perempuan. Penyakit yang sering terjadi saat naik gunung ini dapat menyebabkan penderita merasakan nyeri saat berkemih. Ini menjadi tanda yang umumnya muncul. Penyakit infeksi saluran kemih berhubungan dengan kebersihan setelah melakukan buang air kecil. Oleh karena itu, sebaiknya Anda selalu menyediakan tisu basah dan pakaian dalam cadangan. Selain itu, selalu pastikan celana dalam tetap kering dan tidak lembap.

Sudah tahu, kan, apa saja macam-macam penyakit saat mendaki gunung? Berbagai masalah kesehatan di atas dapat dicegah dengan persiapan yang matang. Selain itu, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan selama pendakian gunung, ya! Sumber: https://www.klikdokter.com/infosehat/read/3645653/masalah-kesehatan-yangrentan-terjadi-saat-naik-gunung

12

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama


GEAR UP

Hati-hati Ada Virus Pastikan Alatmu bebas dari infeksi ya buddies!! Seorang penyelam dapat mencegah dan mengurangi penyebaran virus dalam masa pandemi dengan memperhatikan higienitas peralatan. Tak perlu khawatir, saat ini hampir semua penyedia jasa penyelaman sudah melaksanakan protokol kesehatan, bagi yang terbiasa menggunakan alat rental. Bagaimana dengan penyelam yang menggunakan alat personal? Apabila alat digunakan secara rutin, maka perlu dilakukan disinfeksi peralatan. Bagaimana melakukan disinfeksi alat selam secara mandiri? Kemenparekraf bersama praktisi selam Indonesia dan Divers Alert Network (DAN) merilis buku panduan CHSE wisata Selam. Dalam panduan tersebut terdapat rekomendasi bagaimana melakukan disinfeksi alat selam. Disinfeksi alat selam dapat menggunakan bahan berupa Sodium Hypochlorite, alkohol/etanol, daksuin chloroxylenol. Sodium hypochlorite merupakan bahan aktif yang ditemukan dalam pemutih pakaian rumah tangga, sedangkan chloroxylenol dapat ditemukan dalam kandungan cairan antiseptik. Kedua bahan tersebut dicampur dengan air dengan rasio 25ml per liter air. Direndam selama 1-2 menit, kemudian dibilas dengan aliran air tawar dan dikeringkan di udara terbuka tanpa menggunakan alat pengering. Larutan disinfeksi harus baru dan tidak dipakai berulang setiap kali disinfeksi. Teks oleh : Bram Foto oleh : Unit Selam UGM

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

13


GEAR UP

Ulasan: Tenda Merapi Mountain Halfmoon 3 Penulis : Adam

Kegiatan petualangan seperti di gunung dan hutan tidak lepas dari mahasiswa pencinta alam khususnya Mapagama UGM. Dalam kegiatan tersebut, terdapat 1 komponen logistik yang sudah pasti akan digunakan, yakni tenda dome. Tenda jenis ini dipilih karena lebih kompatibel dan mudah dibawa serta didirikan, sudah pasti sangat cocok untuk dibawa ke gunung dan hutan. Dalam perkembangannya, tenda dome yang semakin banyak digemari dan diminati untuk digunakan sebagai shelter sementara ini sudah banyak digunakan pula dalam kegiatan seperti camping. Yang saat ini cukup ramai diminati adalah kegiatan beach camp. Berbicara tentang tenda, Mapagama baru saja melakukan pengadaan alat, salah satunya tenda sebagai sarana penunjang aktivitas anggotanya dalam berkegiatan. Tenda yang dipilih adalah merk Merapi Mountain yang terkenal sebagai brand tenda premium berkualitas tinggi. Jenis yang dibeli adalah tipe Halfmoon 3. Dengan kapasitas 3 orang, akan tetapi masih cukup luas walaupun dipakai hingga 4 orang. Halfmoon 3 memiliki desain yang terlihat cukup kokoh dan cocok dengan iklim pegunungan di Indonesia yang rata-rata adalah hutan hujan tropis. Konstruksi tenda ini dibuat untuk bisa bertahan menghadapi curah hujan yang relatif tinggi dengan kondisi berangin. Terlihat dari jenis frame-nya yang cukup kuat dan layer bagian luar yang menutupi keseluruhan konstruksi tenda bagian dalam, bahkan masih cukup aman dan tertutup untuk bisa meletakkan barang di bagian teras tenda. Tenda yang kokoh ini masih dilengkapi beberapa fitur lain seperti footprint atau alas tenda yang juga berfungsi sebagai standing tent. Bagian ini berfungsi untuk mempermudah dalam mendirikan tenda di medan yang memiliki permukaan keras dan lunak sekaligus. Detail kecil namun penting juga tetap diperhatikan oleh brand Merapi Mountain ini. Contoh detail kecil tersebut adalah lapisan bagian dalam yang breathable untuk menjaga sirkulasi udara dalam tenda tetap baik. Kemudian lapisan bagian luar juga dilengkapi dengan seam taped tahan air di setiap jahitan sambungannya.

14

Hal ini menyempurnakan fitur waterproof dari bahan polyester yang digunakan sebagai bahan lapisan luarnya. Kemudian yang tidak kalah penting adalah jarak antara lapisan dalam dan lapisan luar yang cukup jauh sehingga tidak menempel. Jika detail yang ini terlewat saja, jangankan rembes air hujan, sirkulasi udara di dalam tenda pun menjadi tidak maksimal. Terkait fitur breathable ini, Halfmoon 3 sudah dilengkapi dengan jendela sirkulasi udara di bagian atas tenda. Kemudian ada pula detail berguna lainnya seperti lapisan luar tenda yang melindungi sampai bagian bawah tenda. Pintu tenda yang terdapat di kedua sisi juga mempermudah akses keluar masuk tenda ini. Pintu tersebut bertipe vestibule yang bisa dilipat secara bervariasi dari mulai seperempat maupun setengahnya bahkan keseluruhan. Tenda ini juga bisa digunakan bagian luarnya saja tanpa perlu memasang lapisan bagian dalamnya sehingga bisa dijadikan shelter sementara. Bagi tenda yang didesain untuk kapasitas 3 orang, tenda ini sudah cukup besar dan nyaman, bahkan masih memungkinkan jika diisi oleh 4 orang di dalamnya. Lalu untuk barang-barang bawaan, jika di bagian dalan dirasa cukup banyak, di bagian depan dan belakang tenda yang juga sebagai akses keluar masuk dan bisa digunakan sebagai teras juga dapat digunakan untuk meletakkan barang dan juga memasak, tentunya dengan kondisi pintu tenda terbuka untuk keamaanan.

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama


Berikut spesifikasi tenda Merapi Mountain Halfmoon 3: Spesifikasi Material: Bahan Flysheet: 190T polyester PU2000mm seam taped. Bahan Inner tent: 190T polyester breathable. Bahan Inner door: 190T PA Coated. Bahan lantai tenda: 190T polyester PU3000mm seam taped. Frame tenda: D9.5mm aluminium 7001 T6 Bahan pasak tenda: D6mm, 17.5mm aluminium pegs. Bahan Guyline (tali pengencang): D3mm reflective menyala dalam gelap Foot print: 190T Nylon 3000mm PU coated and seam taped. Weight 0.25 kg.

Dan berikut detail dimensi tendanya: Lebar tenda dari depan : 225 cm Panjang teras depan dan belakang : 85 cm Lebar dan panjang lantai tenda : 195 cm x 225 cm Tinggi tenda : 137 cm Panjang tenda keseluruhan dari ujung teras yang satu ke ujung teras satunya lagi : 365 cm Kapasitas: Comfort untuk 3 (tiga) orang, empat orang dengan postur tubuh asia bisa masuk namun barangbarang harus disimpan di teras (vestibule) Ukuran packingan: Panjang 52 cm, diameter 16 cm Berat bersih 3,5 kg

Sumber foto: merapimountain.com

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

15


POJOK FOTO

Dive.Jpg Foto oleh : Fayra Yoya Sultan (TG5 Olympus)

16

1. Sebuah interaksi sosial bawah air antar manusia dan biota laut 2. Seekor penyu berkeliaran di laut lepas mencari kelompoknya 3. Salah satu spesies yang bisa ditemukan di laut lepas, bintang laut 4. Kumpulan terumbu karang yang terlihat di peraian Selayar, Sulawesi Selatan

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama


RUANG CAHAYA

Ornamen dan fitur Gua di Pacitan, Oleh Tim Gladimadya Caving Journey To The East

"Foto Kediatan Selama Pandemi, Tim Penyemprotan Disinfektan(kiri) oleh Sholeh , Adek yang Malu-malu Di SK Si Doel (kanan) oleh Tim Pengabdian Daring

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

17


ENVIRONMENT

Memutihnya Ekosistem ‘Hutan Tropis’ di Lautan

Indonesia merupakan dalam kawasan segitiga terumbu karang dunia dan dijuluki sebagai surga dunia yang nyata. Dari segi keanekaragaman hayati yang ada pantas apabila ekosistem terumbu karang disebut sebagai “hutan tropisnya lautan�. Mega-biodiversitas yang ada di ekosistem terumbu karang tidak perlu ditanyakan lagi. Letak geografis Indonesia yang dilewati oleh garis khatulistiwa menyebabkan persebaran dari sumber daya hayati sangat besar dan beragam. Indonesia sendiri memiliki terumbu karang dengan berbagai macam keanekaragaman hayati, tercatat ada lebih kurang 590 spesies karang yang tersebar di seluruh perairan Indonesia. Terumbu karang mendukung kehidupan yang ada di perairan sebagai tempat mencari makan, tempat berkembang biak, dan tempat berlindung bagi satwa yang ada di perairan. Dalam wisata penyelaman keindahan terumbu karang sangatlah diidam-idamkan mulai dari warnawarni yang ditampakkan, bentuk yang beraneka ragam, serta keunikan lain yang dimilikinya. Namun dalam perjalannya, perlahan lingkungan terdegradasi akibat kegiatan manusia termasuk pula ekosistem terumbu karang. Ancaman ini tak bisa dianggap ringan. Ekosistem yang awalnya berwarna-warni lama kelamaan akan berubah menjadi putih (coral bleaching) lalu akan hancur dan tertutup alga bak kota mati. Penyebabnya antara lain adalah meningkatnya suhu dunia karena efek rumah kaca, penggunaan alat tangkap

18

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

ikan yang destruktif (bom dan racun), serta menurunnya pH air laut yang mana hal ini dipercepat pula akibat pembangunan dan pembuangan limbah yang tidak memperhatikan prinsip ekologi. Coral bleaching merupakan kejadian yang memilukan dalam kehidupan di laut. Terumbu karang yang telah tumbuh ribuan tahun dengan lambat dan perlahan lalu menciptakan banyak keindahan dan manfaat secara cepat memutih akibat naiknya suhu dunia yang mana semakin bertambah tahun kerusakan terumbu karang kian membesar dan meningkat. Sebagai penyelam yang menikmati keindahan terumbu karang sudah selayaknya menjaga kondisi ekosistem terumbu karang. Hal itu dapat dimulai dengan tindakan-tindakan seperti tidak membuang sampah sembarangan, menggunakan produk yang ramah lingkungan, menanam pohon, menggunakan energi yang ramah lingkungan serta mengurangi penggunaan bahan bakar penghasil gas karbon. Tak hanya itu, komitmen dan kerjasama juga penting dalam membantu menjaga kondisi ekosistem terumbu karang ini. Yuk buddies, mari kita jaga lingkungan selalu karena semua makhluk hidup berhak hidup dengan nyaman. Woyooo!

Teks oleh : Ibra Foto oleh : coralreefimagebank.org


ENVIRONMENT

Bahaya dibalik Bencana Langganan di Indonesia Penulis : Aul Banjir sepertinya sudah menjadi fenomena yang umum di Indonesia. Bebrapa titik di Indonesia bahkan sudah menjadi langganan banjir tiap tahunnya. Hal ini memang sulit untuk dihindari mengingat faktor penyebab terjadinya banjir juga dari berbagai hal, contohnya seperti penampung air seperti sungai, tanah, atau bendungan/waduk tidak lagi mampu menampung air yang datang karena naiknya volume air yang biasanya disebabkan oleh fenomena alam seperti hujan lebat dalam durasi waktu yang panjang.

Sebagai akibatnya, dapat terjadi ketidakseimbangan atau perbedaan debit air yang datang dari curahan hujan dan tidak tersalurkan sehingga air meluap dan terjadilah banjir. Terlepas dari masalah banjir yang memang salah satu fenomena alam yang tidak bisa dicegah, banjir juga bisa terjadi karena budaya menjaga lingkungan belum melekat dalam masyarakat karena masih banyak diantara kita yang kurang peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar.

Dengan terjadinya bencana banjir tentunya akan menimbulkan banyak dampak yang merugikan dari berbagai bidang. Pada bidang kesehatan contohnya, banjir memiliki resiko yang mengancam nyawa manusia dimulai dari penyakit hingga kematian. Dampak banjir terhadap lingkungan kesehatan manusia memang cukup bervariasi, dengan adanya banjir kelembaban udara akan semakin tinggi dan ini akan berdampak pada Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), selain itu masalah hygiene sanitasi terutama keterbatasan air ini akan berdampak pada penyakit saluran pada pencernaan seperti diare, tifus, dll. Tidak hanya itu genangan air yang timbul akibat banjir terkontaminasi dengan bakteri dan kuman akan menyebabkan munculnya masalah seperti leptospirosis, demam berdarah, infeksi kulit atau peradangan kulit. Kerugian bidang material juga pasti tidak akan terlepas tentunya, kerusakan daerah tempat tinggal, termasuk lahan, ternak, dan fasilitas lain yang termasuk di dalamnya. Semuanya terendam bahkan ada yang hanyut terbawa oleh arus banjir.

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

19


Hal ini tentunya sudah menjadi masalah serius yang harus ditangani, Langkah yang dapat diambil contohnya adalah edukasi terhadap perilaku bersih dan sehat harus terus dilakukan agar menjadi budaya. Budaya yang tercermin dalam karakter dapat dibentuk melalui edukasi atau pendidikan, dalam berbagai jalur, mulai dari pendidikan di keluarga, di sekolah, di tempat kerja, dan dalam interaksi bermasyarakat. Sejak di rumah anak-anak sudah dididik untuk menjaga kebersihan, peduli terhadap lingkungan, menjaga tata krama, dan disiplin, juga di sekolah semestinya dididik dengan prinsip yang sama, demikian pula di tengah masyarakat, segala bentuk aturan diberlakukan tanpa pandang bulu, sehingga semua kebiasaan tersebut menjadi budaya yang melekat.. Kepedulian terhadap lingkungan, bisa diimplementasikan dengan budaya memilah dan membuang sampah pada tempatnya, tidak menebang pohon sembarangan, mengurangi limbah plastik, tidak menciptakan polusi udara, penghijauan lahan-lahan tandus dan lain sebagainya. Edukasi tentang budaya peduli lingkungan sebagai solusi pencegahan banjir bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Dalam upaya edukasi ini diperlukan sinergi antarinstansi, baik pendidikan, pemerintah maupun masyarakat dengan menyusun berbagai program yang membudayakan kebersihan dan kelestarian lingkungan, juga pengolahan sampah yang baik.

Daftar Pustaka: Setyowati, Agnes. 2020. “Banjir, Jika Sudah Terjadi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?� https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/03/12501011/banjir-jika-sudah-terjadi-apa-yang-bisa-kita-lakukan?page=all. Diakses pada 21 Januari 2021 Lifebuoy. Jadi Langganan, Begini Dampak Banjir bagi Kehidupan Lingkungan Kita. Diakses pada 21 Januari 2021, dari https://www.lifebuoy.co.id/semua-artikel/berita-kesehatan/jadi-langganan-begini-dampak-banjir-bagi-kehidupan-lingkungan-kita.html Safetysign. [Infografis] Bahaya Penyakit Dibalik Banjir Dan Cara Mengatasinya. Diakses 21 Januari 2021, dari https://www.safetysign.co.id/news/259/Infografis-Bahaya-Penyakit-Dibalik-Banjir-dan-Cara-Mengatasinya

20

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama


DESTINASI

Dari Tulamben, untuk Sebuah Cerita

ZuBlu Diving

Bingung mencari spot diving bagus dimana? Ini bisa jadi solusinya buddies Namun lamanya perjalanan tersebut akan terobati dengan keindahan alam disana. Tulamben berada di kaki Gunung Agung, sehingga suasana alam desa masih terasa sejuk dan alami.

2.TRANSPORTASI Transportasi umum jarang ditemui untuk menuju ke tulamben, namun tak perlu khawatir karena perjalanan ke tulamben dapat ditempuh dengan moda transportasi darat. Jika tak memiliki kendaraan, dapat dengan menyewa motor dengan harga yang lebih ekonomis per harinya, dibanding menggunakan taksi atau menyewa mobil. Namun jika anda memiliki jiwa petualang yang cukup dapat diandalkan, dapat juga menggunakan metode “hitch� untuk sampai ke Tulamben.

Tulamben merupakan sebuah desa wisata yang terletak di Kabupaten Karangasem, sisi timur dari Pulau Bali yang menghadap langsung dengan selat lombok. Berada di pesisir, Tulamben memiliki pantai yang tidak berpasir seperti beberapa pantai di Pulau Bali lainnya. Pantai disana tersusun dari batuan sungai yang tidak tajam dan bahkan halus. Sehingga para wisatawan tetap mampu menikmati pantai di Tulamben dengan aman. Pantainya pun tidak terlalu panas, masih banyak pohon-pohon rindang yang berdiri sepanjang pantainya sehingga menambah kesejukan bagi wisatawan saat bersantai di pantai. Air lautnya yang tenang, jernih dengan gradasi warna hijau kebiruan, pesona alam bawah lautnya memukau dan tersohor, visibilitas yang cukup tinggi, sehingga menjadi salah satu objek wisata bahari yang paling top untuk tujuan rekreasi diving dan snorkeling, melengkapi aktivitas berlibur di Tulamben. Tak heran jika Tulamben merupakan salah satu spot pilihan untuk melakukan diving di Bali daripada tempat lainnya karena menyuguhkan pemandangan bawah laut cukup menarik.

1. LOKASI Wisatawan dapat menempuh jarak sejauh kurang lebih 90 kilometer dari kota Denpasar dengan estimasi waktu 2-3 jam perjalanan darat.

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

21


3. PENGINAPAN Selain transportasi, pastikan saat ke Tulamben sudah memesan penginapan agar tak jauh dan dapat merecovery energi setelah menyelam. Penginapan di sekitar tulamben dibandrol dengan harga yang relative terjangkau karena beberapa penginapan sudah menyajikan pemandangan pantai tepat di depan kamar yang dimiliki. Kisaran harga penginapan di sekitar Tulamben, cukup merogoh kocek sekitar 200 ribu rupiah untuk harga ekonomis dan jika menginginkan penginapan yang high-end terdapat penginapan dengan harga diatas 1 juta rupiah untuk fasilitas yang lebih lengkap dan memenuhi keinginan wisatawan. Namun, dengan harga tengah sekitar 500 ribu rupiah anda sudah dapat menikmati kamar dengan fasilitas AC, Wi-Fi, Kolam renang, beach-front, coffe and tea, serta berbagai layanan dan fasilitas yang berbeda di setiap penginapan di Tulamben.

4. KULINER Tentu saja lapar akan melanda saat kita sudah cukup lelah untuk menyelam di Tulamben. Namun ada makanan yang tak boleh terlewatkan saat sedang berlibur ke Tulamben. Makanan khas yang banyak ditemui utamanya di Bali adalah Nasi Jinggo, makanan ini dapat ditemukan di sekitar tulamben dengan harga yang terjangkau sekitar 15 ribu. Uniknya, makanan ini dibungkus dengan daun pisang yang menambah cita rasa sedap dari Nasi Jinggo. Makanan ini terdiri dari nasi putih, tahu-tempe yang dipotong kecil-kecil, potongan ikan laut yang gurih, sayur urap dan sambal khas bali yang cukup pedas. Semua pernak-pernik makanan dibungkus menjadi satu dengan nasi dengan daun pisang. Penyajian satu bungkus cukup banyak dan dipastikan sudah membuat kenyang.

siang dan apabila beruntung, para penyelam dapat menjumpai ikan mola-mola, hiu martil, bumphead parrot fish, dan bahkan hiu paus di perairan Tulamben. Perairan Tulamben sendiri tergolong sebagai perairan dangkal dengan kedalaman 5 hingga 30 meter, sehingga cocok bagi penyelam pemula. Keindahan alam bawah laut yang cukup menakjubkan, alam bawah laut tulamben juga cocok untuk melakukan Photography macro underwater. Karena wisata utama di Tulamben adalah snorkeling dan scuba diving, beberapa fasilitas penyewaan alat untuk melakukan kegiatan tersebut telah tersedia dan lengkap. Paket menyelam pun telah tersedia, mulai dari pemula, advanced, hingga profesional. Saat ini wisata selam di Tulamben telah dikenal secara luas bagi para penyelam di penjuru dunia. Adanya dukungan masyarakat sekitar yang mengelola alam Tulamben dengan baik sehingga memancing perhatian wisatawan. Semoga alam Tulamben tetap lestari dan tetap mendunia.

5. UNDERWATER Kehidupan biota laut di Tulamben tidak bisa diragukan lagi keindahannya. Adanya bangkai kapal USAT Liberty dari tahun 1942 akibat ditorpedo oleh tentara Jepang menambah tingkat eksotik pemandangan bawah lautnya. Kehadiran bangkai kapal USAT Liberty menjadikan rumah bagi ekologi bawah laut terumbu karang dan koral dimana mengundang kehadiran hewan – hewan bawah air seperti ikan-ikan yang unik dan indah. Kehadiran terumbu karang dan koral dipercaya memperkuat material fisik sehingga lebih tahan korosi air laut. Para penyelam mampu menjumpai kapal tersebut pada kedalaman 5 meter yang terhitung cukup dangkal. Susunan terumbu karang, plankton, rumput laut, dan ragam biota lautnya sangat menakjubkan. Waktu terbaik untuk melakukan kegiatan menyelam adalah pagi hari dan tidak disarankan lebih dari jam 11

22

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

Teks oleh : Shafira Apriliani Foto oleh : Unit Selam UGM, ZuBlu Diving, Indo Pasific Images, Otomotif, Parama, Tirto, Booking, Kompas


DESTINATIOI

Gua Kalisuci oleh : Atsil Geowisata merupakan salah satu jenis pariwisata yang sangat erat kaitannya dengan situs geologi. Situs tersebut merupakan salah satu jenis kawasan konservasi yang seharusnya lebih kita perhatikan. Dalam hal ini, pariwisata memainkan peran utama dalam membantu ide pelestarian alam. Tak hanya alasan ekologis, kita pun dapat memanfaatkannya dalam sektor ekonomi dan rekreasi. Salah satunya adalah Gua Kalisuci, yang terletak di kawasan Geopark Gunung Sewu, di Desa Pacarejo di Kecamatan Semanu, Gunung Kidul. Situs ini terdiri dari sistem gua sepanjang 497,3 meter dengan sungai bawah tanah.Gua Kalisuci memiliki sejarah yang cukup panjang sebelum memungkinkan untuk menjadi destinasi wisata alam seperti sekarang Memang, ia telah lama ditetapkan sebagai tujuan wisata dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1997. Kala itu, pengelola mengadakan sebuah tangga agar para wisatawan dapat mengakses sungai bawah tanah. Sayangnya, tidak ada tindakan lebih lanjut yang dilakukan, sehingga ia kemudian dimanfaatkan oleh warga yang membutuhkan air bersih. banjir. Pada September 2005, ide untuk menghidupkan kembali pariwisata di Kalisuci diprakarsai oleh Cahyo Alkantana, Kepala Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI). Daya tarik utama yang ditawarkan adalah pemandangan kawasan karst Kalisuci. Namun, sejak Agustus 2009 para wisatawan akhirnya bisa melakukan cave tubing di dalam gua.

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

23


Kegiatan tersebut mencakup penggunaan pelampung besar sehingga memungkinkan pengunjung untuk menemukan stalaktit dan berbagai ornamen maupun ekosistem di dalam gua. Teknik yang digunakan sesuai dengan teknik di Selandia Baru dan Meksiko. Setelah HIKESPI menjalani pendidikan lanjut, cave tubing menjadi mungkin, khususnya bagi masyarakat awam yang tidak memiliki latar belakang caving. Saat ini, pengelola Kalisuci terdiri dari warga lokal dengan pengawasan dan pendampingan beberapa anggota HIKESPI. Menurut data Dinas Pariwisata Nasional tahun 2018, jumlah pengunjung pada tahun 2017 mencapai sekitar 21.067 wisatawan mancanegara dan sedikitnya 3.225.929 wisatawan lokal. Waktu eksplorasi untuk setiap rombongan wisatawan yang beranggotakan maksimal dua puluh orang dibatasi maksimal 1 jam. Pengelola tidak ragu untuk melarang wisatawan yang datang jika jumlahnya sudah mencapai 100 orang per hari. Aturan ketat ini dibuat dengan mengingat gagasan pelestarian alam, sehingga kerusakan ekosistem dapat diminimalisir meskipun situs ini tetap dimanfaatkan secara ekonomi. Selain itu, cuaca selalu menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan jika hendak berencana mengunjunginya. Gua Kalisuci memiliki waktu kunjungan terbaik pada bulan Juli hingga November setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan sangat bergantungnya situs ini pada kondisi alam, untuk menghindari hujan dan terutama

Sumber foto: indonesiakaya.com wisatajawa.wordpress.com

24

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama


CERITA PERJALANAN

The Motorcycle Diaries “Head to Sasak Land” Bermula dari rasa kesal karna tidak dapat melaksanakan KKN-PPM UGM periode 2 secara luring di Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada pertengahan tahun 2020 lalu karena pelaksanaan KKN-PPM UGM dialihkan menjadi daring, Saya mengajak salah satu teman untuk menemani saya menuju tanah sasak menggunakan sepeda motor. Kami berangkat pukul 08.30 WIB tanggal 10 September 2020, dengan menggunakan kendaraan roda dua. Perjalanan dari rumah sewa di Sleman, Yogyakarta menuju Kota Mataram kami tempuh selama 38 jam. Berbekal surat hasil rapid test antibodi, kami diizinkan untuk menyebrang ke Pulau Dewata dan Pulau Lombok. Perjalanan yang kami lakukan mencakup wilayah Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah dan tak terkecuali Gili Trawangan. Kami sampai di Gili Trawangan pada tanggal 12 September 2020 setelah menyebrang menggunakan kapal dari Pelabuhan Bangsal, Pemenang. Setibanya di Gili Trawangan, kami baru yakin bahwa cerita orang terkait masyarakat lokal di Gili Trawangan adalah londo, ternyata benar. Senja pertama di Gili Trawangan kami habiskan di sisi barat pulau sambil menyaksikan semburat merah yang perlahan menghilang dibalik gagahnya Gunung Agung. Keesokan harinya, kami mengitari Gili Trawangan untuk mencari Dive Center yang sekiranya dikelola oleh masyarakat lokal. Dua jam mengelilingi pulau dengan sepeda kayuh dan singgah di setiap Dive Center, akhirnya baru kami temukan Dive Center yang dikelola oleh masyarakat lokal. Penyelaman kami lakukan keesokan harinya di Bounty Wreck dan Shallow Turbo.

Walau dive center yang kami temui merupakan milik masyarakat lokal, dive master yang menemani kami tetaplah warga negara asing. Saat hendak menaiki kapal, awak kapal yang merupakan masyarakat lokal terlihat asing melihat wajah pribumi yang hendak menyelam. “Sangat sedikit kah orang Indonesia yang menikmati dunia bawah laut negerinya sendiri?“ gumam ku.

Penyelaman pertama, Bounty Wreck Gili Meno. Baru saja descending, saya sudah melihat dua ekor penyu berenang perlahan naik ke permukaan. Mengitari dermaga terbengkalai yang tenggelam, saya banyak menemui schooling ikan kecil berenang, sweetlips, lionfish, banner fish, dan tentu saja penyu. Penyelaman di Gili merupakan penyelaman dengan penyu terbanyak yang saya temui selama melakukan penyelaman selama ini.

Teks oleh : Vibra Foto oleh : Vibra Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

25


CERITA PERJALANAN Penyelaman kedua, Shallow Turbo Gili Trawangan. Penyelaman ini menjadi penyelaman saya yang tak terlupakan karena untuk pertama kalinya, saya menjumpai hiu secara langsung. Kontur dasar Shallow Turbo berpasir, dengan arusyang cukup kuat serta perairan yang jernih. Menjumpai pufferfish, nudibranch, trevallies, triggerfish, white tip dog fish, trumpet fish, penyu, hingga unicorn fish menjadikan penyelaman kala itu sebagai penyelaman dengan biota paling beragam selama saya menyelam. Tak terasa sudah empat hari kami berada di Gili Trawangan. Banyak hal yang saya rasakan saat berada di tempat ini. Mulai dari perasaan miris ketika melihat banyak usaha wisata dikelola oleh orang asing dan masih sedikitnya orang Indonesia yang dapat menikmati indahnya dunia bawah laut negerinya sendiri. Saya juga bersyukur ketika tahu bahwa warga negara asing yang menjadi mayoritas di pulau ini sering melakukan kegiatan konservasi bahari. Walau bukan negeri sendiri, bukan berarti tidak dapat melakukan hal untuk menjaga kelestarian bumi. Sore hari tanggal 15 September 2020 kami menyeberang dengan kapal kembali ke Pelabuhan Bangsal, Pemenang. Banyaknya pelajaran, teman dan relasi baru saat berada di Gili Trawangan menjadi pengalaman yang tak terlupakan, namun perjalanan harus dilanjutkan. Setibanya di Pelabuhan Bangsal kami kembali menarik tuas gas sepeda motor menuju Sajang untuk singgah di atap tanah sasak.

Teks oleh : Vibra Foto oleh : Vibra

26

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama


CERITA PERJALANAN

Gua Toto dan Sungai Bawah Tanah di Dalamnya PENULIS : ILHAM Beberapa minggu belakangan, kami terus bergelut dengan gua vertikal dan minggu ini kami akhirnya akan mencoba kembali gua horizontal. Gua kali ini letaknya masih di Kecamatan Semanu, seperti tiga gua yang kami eksplorasi sebelumnya. Travelmate-ku kali ini adalah Lyan, Nora, Rima dan Dirham. Sekitar dua jam kami melakukan perjalanan dari kompleks perumahan dosen D11 Universitas Gadjah Mada menuju Goa Toto di Gunung Kidul. Nora, Rima, Lyan dan aku berangkat lebih dulu, sementara Dirham akan menyusul—mungkin karena kurang tidur semalam. Jam menunjukkan pukul 08:30, kami sampai di Gua Toto, letaknya pun tidak jauh berbeda dengan gua-gua lainnya di Semanu yakni berada di tengah ladang. Karena tidak membawa SRT-set, saya agak kesusahan untuk menyimpulkan logistik apa yang seharusnya di bawa dan alhasil saya cuman membawa beberapa logistik seperti helm, handy talkie (HT), perlengkapan kesehatan, dan dry bag. Tak terlintas dalam benakku untuk membawa flysheet dan matras karena tidak terlalu banyak logistik yang dibawa dan oleh karenanya kami mengganti dengan membuat bivak untuk melindungi barang bawaan kami. Tiga puluh menit berselang, Dirham datang dan membawa perlengkapan dokumentasi. Lapangan kali ini adalah tryout kami yang ke-empat dengan materi fotografi gua. Kami yang merupakan angkatan baru dari divisi caving tidak ada yang mengetahui fotografi sebelumnya sehingga lapangan kali ini tampak abstrak dalam imajinasi kami.. Tanpa basa-basi lagi, Dirham menyerahkan kamera dan alat dokumentasi lainnya ke saya dan kami mengenakan helm untuk bersiap melakukan eksplorasi. Dari depan gua terlihat dua lorong, lorong yang kanan tampaknya adalah hasil longsoran dan kami menuju lorong yang satunya.

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

27


28

Dari mulut gua terdengar aliran air yang cukup

Bagi seorang caver, menyentuh ornamen adalah

deras, dan kami tidak mengetahui bahwa Gua

sebuah kesalahan dan walaupun kami bukan atau

Toto juga merupakan sungai bawah tanah.

belum termasuk caver, tetapi nilai itu harus kami

Langkah pertama sudah kami tatihkan bersama

tanamkan sebagai bagian dari pencinta alam—gua juga

dengan

aroma

kan termasuk alam. Ketika pendidikan kepecinta-

petualangan. Berjalan menurun sekitar sepuluh

alaman atau di Mapagama sendiri disebut Gladimula,

meter dan di hadapan kami terlihat sungai

kami sudah belajar beberapa teknik bersusur gua “Jika

dangkal dengan airnya yang jernih. Aku berhenti

kalian tidak bisa berdiri maka menunduklah, jika tidak

sejenak melihat ke atas untuk melihat ornamen

bisa menunduk maka berjongkoklah, jika tidak bisa lagi

gua tetapi sinar dari lampu headlamp-ku rupanya

maka tengkuraplah, jangan menyerah sebelum benar-

bukanlah hal yang diinginkan oleh kalong gua

benar tidak bisa dilewati lagi dan ingat jangan

ini, aku langsung mengarahkan kepala ke bawah

menyentuh ornamen.� Begitulah kira-kira yang saya

karena tidak ingin mengganggu tidur siang

tangkap

penghuni gua. Sejauh sinar headlamp, aku

Jlambrong ketika Gladimula dulu, eksplorasi ini

memandang, hanya ada satu lorong dengan

membuatku bernostalgia dan aku putuskan untuk

aliran sungai sebagai alasnya. Kami berjalan

menyoret wajahku dengan lumpur seperti kala itu.

menyusuri sungai, sesekali harus menyebur ke

Serentak teman-teman tertawa dan menanyakan

dalam air, jika tak ada batu untuk berpijak dan

kenapa aku berbuat demikian. Singkat kata aku

kadang pula merunduk karena menyesuaikan

katakan “mengenang Gladimula� dan kami semua larut

celah yang ada.

dalam tawa.

bau

guano

mengiringi

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

ketika

melakukan

eksplorasi

di

Gua


Kami terdiam sejemang dan bimbang ketika harus memutuskan untuk lanjut atau tidak dan kami mengobservasi sejenak hingga pada kesimpulan bahwa titik nol sudah diputuskan. Di depan kami bukan lagi seperti aliran sebelumnya, sungainya sangat dalam dan bahkan aliran airnya nyaris menyentuh atap gua-nya, Kamera dan peralatan langsung aku keluarkan dari dry bag dan sekaligus aku sebagai orang pertama yang mencoba untuk memotret. Setelah aku disusul Nora, Lyan, dan Rima. Tak banyak yang bisa aku ceritakan karena kami hanya berujung menjadi model atau sebagai pemegang flash. Serong dikit menjadi kata yang sering disebut ketika HT digunakan dan mode auto adalah mode andalan kami karena tidak mengetahui mode manual, hehe. Sekitar tiga jam kami melakukan fotografi dan rasanya sudah ada sedikit gambaran tentang fotografi dari yang sebelumnya nihil dan abstrak. Untuk percobaan pertama melakukan fotografi gua,, hasilnya lumayan walaupun tidak sebagus yang semestinya tetapi untuk saya yang tidak punya dasar fotografi, saya sedikit terkesan. Kami melangkah kembali menyusuri aliran dan celah yang kami lalui sebelumnya, ketika sampai di mulut gua, saya terkesima melihat cahaya setelah tiga jam dilahap kegelapan. Berjemur dibawah matahari, evaluasi, dan membersihkan diri— begitulah

sejam

yang

kami

habiskan

ketika

eksplorasi.

Dilanjutkan ke rumah Pak Tambiyo untuk sekedar mampir dan mempererat

silaturahmi

sebelum

akhirnya

pulang

ke

sekretariat. Perjalanan kali ini menghadirkan kesan nostalgia yang kembali mengingatkan bahwa kenangan adalah sesuatu yang sangat berharga, memori memang tak segamblang dokumentasi tetapi ia juga selalu bisa hadirkan rindu untuk kembali. Singkat cerita, cerita ini cukup sampai di sini dan nanti petualangan berikutnya. [ilhamjourneys]

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

29


BIOTA LAUT

Ini Bukan Cacing Besar Alaska, Tapi.... Oleh: Antonius Dharma

Taukah Kalian? Sekelompok peneliti menemukan hewan laut terpanjang di dunia yang berbentuk seperti UFO “The Giant Sea Whorl”, itulah nama makhluk bergelatin yang terbilang mirip dengan ubur-ubur.

Crustacea

Kemampuan bercahaya Siphonophore

Makhluk ini ditemukan oleh tim peneliti dari institusi Western Australia Museum, the Schmidt Ocean Institute, dan the Scripps Institution of Oceanography di sepanjang kawasan laut dalam Australia Barat © NOAA Photo Library menggunakan teknologi Remotely Operated Vehicle (ROV) “SuBastian”. Penemuan “hewan laut terpanjang” ini ditemukan saat ekspedisi Ningaloo Copepod Canyons pada bulan April Rekor ini mengalahkan hewan 2020 kemarin. The Giant Sea terpanjang di air sebelumnya yang Whorl, atau makhluk yang ditemukan yaitu Siphonophore praya dinamakan Apolemia dubia yang berasal dari spesies yang siphonophore ini memiliki sama, ditemukan di Amerika Serikat © Schmidt Ocean Institute penampilan yang sangat pada tahun 2002 dengan perkiraan unik lho! panjang yang hampir sama dengan Hasil foto yang diambil oleh para peneliti Apolemia siphonophore ini yaitu antara menggunakan “SuBastian”, terlihat Apolemia 100-160 feet (30-50 m). siphonophore memiliki bentuk seperti benang yang sangaaaat panjang dan membentuk pola spiral Apolemia siphonophore ini masuk dalam kelas Hydrozoa dan seperti yang kalian lihat di gambar ini! Mirip dengan filum Cnidaria. Genus Apolemia ini merupakan karnivora UFO kan? predator yang biasanya memakan ikan dan krustasea kecil, Karena memiliki struktur tubuh yang unik dan sangat serta berbagai copepoda. Karena sulit untuk mendapatkan panjang ini, peneliti sampai kesulitan dalam makanan di laut dalam, mayoritas spesies ini diam dan menentukan panjangnya, sehingga diestimasikan menunggu makanan datang yang akan ditangkap oleh tentakel panjang dari Apolemia siphonophore ini yaitu panjangnya. Mayoritas dari Siphonophores juga memiliki sepanjang 154 feet atau 47 meter, bisa dibayangkan kemampuan bercahaya (bioluminescent), yang dapat digunakan makhluk ini lebih panjang dari tinggi gedung Grha sebagai mekanisme pertahanan untuk menakutkan predator, Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada namun bisa juga digunakan untuk menarik mangsanya. Unik dengan tinggi 39 meter! sekali bukan?

30

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama


KARSA

Filosofi Teras Bekal Selama Pandemi Pada masa pandemi Covid-19, banyak aktivitas yang membutuhkan interaksi sosial secara fisik terhambat atau diganti dengan aktivitas minim interaksi fisik. Bagi mereka yang terdampak, bisa saja mereka merasa gelisah atau stress dengan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian, seperti mahasiswa dengan skripsi atau tugas akhir-nya. Namun bagi mereka yang dapat mengontrol emosi dan kekhawatiran yang mereka miliki, setiap waktu yang dilewati selama masa pandemi akan menjadi tidak terasa lama bahkan mereka dapat mengolah waktu menjadi hal yang bermanfaat bagi diri sendiri. Kondisi penuh ketidakpastian ini perlu dihadapi dengan mengolah kegelisahan dan kekhawatiran yang terdapat dalam buku berjudul Filosofi Teras. Berbeda dengan buku lain yang membahas seputar filsafat, Filosofi Teras membahas filsafat dengan bahasa ringan dan disertai pengaplikasian filsafat pada kehidupan sehari-hari khususnya Filsafat Stoa. Sehingga, buku ini cocok bagi orang awam yang tidak familiar dengan filsafat sekalipun. Buku Filosofi Teras menjadi salah satu buku kategori pengembangan diri (self- improvement) yang unik. Buku ini menjadi unik karena memberi pandangan baru bagi mereka yang belum mengenal filsafat secara umum maupun Filsafat Stoa secara khusus. Dalam buku ini, salah satu kutipan favorit ialah “Ada hal-hal di bawah kendali kita, ada hal-hal yang tidak di bawah kendali kita�. Kutipan ini membahas mengenai suatu kejadian dapat terjadi karena faktor penyebabnya bukan dari diri kita tapi dari kekuatan lain di luar diri kita. Seperti misalnya kita terkena Covid-19 bisa saja terjadi bukan karena kita tidak berperilaku sehat namun memang hal tersebut terjadi begitu saja. Sehingga kita tidak perlu berpikiran terlalu jauh

dan merasa gelisah akan hal tersebut. Namun, filsafat ini bukan berarti mengajarkan kita untuk tidak peduli dengan gaya hidup kita, tapi lebih mengajak kita untuk memahami keadaan dan bukan membebankan pada diri kita sendiri. Filosofi Teras cocok menjadi bekal agar tidak insecure dengan keadaan yang penuh dengan ketidakpastian. Nilai-nilai yang terdapat dalam buku ini dapat dengan mudah dipahami dan diharapkan mudah untuk dilaksanakan oleh pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini cocok untuk semua kalangan agar tidak mudah menghakimi diri sendiri namun tetap dapat memahami setiap kejadian yang terjadi.

Teks oleh : Leo

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

31


KARSA

Tumbuh di keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah bukan hal mudah, belum lagi dengan beban hidup yang semakin bertambah. Pertengkaran antara Ayah dan Ibu telah menjadi tontonan biasa bagiku sejak kelas 2 SMA. Puncaknya terjadi saat lulus SMA: mereka memutuskan untuk berpisah. Aku memilih untuk kuliah di luar kota sambil bekerja daripada tinggal dengan salah satu dari mereka. Bagiku, bersama atau tidak sama sekali. Hari ini adalah hari wisuda. Aku melakukan perjalanan, meskipun tanpa tujuan jelas. Hanya ingin melihat kehidupan; bukan dari pandangan orang lain, televisi, ataupun buku. Aku ingin melihat semuanya dengan pandanganku sendiri. Telah seminggu aku di sini demi bekerja untuk mengisi kembali tabungan yang terkuras dalam perjalanan. Bekerja serabutan memang cukup melelahkan, tak hanya secara fisik, tetapi juga mental untuk menghadapi segala ketidakpastian hari esok. Acara berita di televisi kecil yang disediakan warteg mengabarkan bahwa telah terjadi tsunami di daerah Jati. Ratusan bangunan porak-poranda dan belum terhitung banyaknya korban yang belum ditemukan. Posko relawan didirikan dimana-mana untuk membantu proses pemulihan. Setelah memikirkannya semalaman, aku putuskan mendaftar menjadi salah satu relawan. Seminggu berlalu, panggilan konfirmasi datang padaku. Kini, aku dapat melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri. Bangunan porakporanda, posko, dan segala kedukaan yang tidak terlihat dari televisi. Setiap sore, aku membantu menjadi guru bagi anak-anak yang kehilangan sekolahnya. Diam-diam, kuharap peran guru dadakan ini sedikit menghilangkan rasa sedih mereka. Para anak kehilangan orang tuanya, para orang tua kehilangan anaknya, sanak saudara yang entah di mana, dan harta benda yang tak lagi tersisa. Terlintas dalam benakku, berbagai kenangan; mulai dari masa kecil yang menyenangkan hingga perceraian orang tuaku.

32

Tetapi, bukan berarti hanya duka yang terjalin di sini. Ada juga tawa dan ikatan baru yang terbentuk. Mungkin benar kata orang, bahwa nasib dan tujuan yang sama itu mempertemukan orang-orang dalam perjalanan. Aku bertemu banyak orang dengan latar belakang berbeda.Salah satu yang menarik perhatianku adalah Andini, seorang penduduk asli Jakarta. Ia mau meninggalkan zona nyamannya untuk menjadi relawan di sini. Saat sore, aku melihat Andini sedang menikmati suasana pesisir. “Tak disangka, pemandangan yang indah ini beberapa hari sebelumnya menjadi penyebab bencana,” kataku sambil duduk di sebelahnya. “Menurutku tidak begitu,” jawab Andini. “Apa yang kita lihat belum tentu sesuai kenyataanya. Penampilan itu menipu. Tidak semua yang terlihat dari luar itu mencerminkan apa yang ada di dalamnya.” Aku terdiam mendengar penjelasannya. “Omong-omong, kenapa kamu terpikir menjadi relawan?” Andini bertanya. “Entahlah, mungkin karena bosan. Melakukan perjalanan tanpa tujuan yang tidak terlalu jelas. Jadi, kuputuskan untuk ikut ini.” Dari kejauhan, kami melihat anak-anak bermain bola dengan ceria. “Anak kecil itu hebat, ya,” ucap Andini. “Memangnya kenapa?” “Mereka selalu bisa menemukan hal-hal yang menyenangkan, bahkan dalam bencana sekalipun.” “Mungkin karena mereka belum mengerti arti kehilangan.” “Atau mungkin, kita sebagai orang dewasa terlalu fokus pada kehilangan, kekecewaan, dan kegagalan. Aku percaya bahwa semua hal itu seimbang.” Andini lalu beranjak pergi sementara aku masih termenung melihat laut.

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama


Mungkin aku memang salah karena terlalu fokus pada perpisahan kedua orang tuaku, hingga melupakan semua cinta yang mereka berikan selama ini. Esok paginya aku bertemu dengan Danu, salah satu korban selamat. Ia bercerita bahwa saat tsunami terjadi, ia sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah ketika seseorang berteriak, “Tsunami!” Ia pun langsung berlari. Namun, gelombang tsunami lebih cepat dan menerjang badannya. Tiba-tiba, semua menjadi gelap dan dingin. Terlintas bayangan ayah, ibu, dan kedua adiknya sedang berjalan pergi menjauh darinya. “Yang sabar Nak, kamu pasti kuat,” kata ayahnya. Lalu, semua menjadi gelap kembali. Danu terbangun dalam posko. Setelah dua hari penantian, seluruh anggota keluarganya ditemukan dalam kondisi terbujur kaku. Ia berteriak dan menangis kencang sebelum jatuh pingsan. Saat bangun, ia sedang ditemani Andini. “Bersedihlah sekarang sepuasnya,” kata Andini lembut, “tapi, lanjutkan hidupmu setelahnya. Jangan kecewakan mereka di sana.” Semenjak itu, Danu memutuskan untuk terus mengejar impiannya demi membanggakan keluarganya.

Kejadian itu mengingatkanku pada orang tuaku dan saat-saat menyenangkan bersama mereka. Perceraian mereka membuatku lupa bahwa di lubuk terdalam hatiku, aku tetap menyayangi mereka dan begitu juga sebaliknya. Hari ini adalah hari terakhir penugasanku menjadi relawan. Setiap relawan memang diberikan minimal waktu dua minggu. Setelah itu, mereka boleh memilih untuk melanjutkannya atau memilih pulang. Aku memilih yang pertama supaya dapat pergi menemui ibu dan ayah. Setelah pamit pada orang-orang di posko, aku pergi menemui Andini.

“"Aku pamit, Andini. Ada sesuatu yang harus aku bereskan.” “Pergilah. Aku mungkin akan masih di sini selama seminggu lagi.” “Bolehkah aku meminta kontakmu?” “Apakah kamu percaya akan kekuatan doa dan takdir?” “Ya. Sekarang aku percaya.” “Kalau begitu, akan aku berikan saat kita berjumpa untuk yang kedua kalinya nanti.” “Baiklah. Aku pulang, ya. Jaga dirimu dan sehat selalu.” “Kamu juga,” jawab Andini singkat. Aku memang baru mengenal Andini beberapa minggu ini, tapi aku bisa menebak dari sikap dan ucapannya selama ini. Ada duka dan masalah yang ia simpan sendiri dalam dirinya. “Andini, kamu tahu?” ujarku sebelum meninggalkannya. “Dari sini, aku belajar ada bahwa banyak hal yang bisa diambil dari kita. Entah itu harta, keluarga… Tetapi, ada sesuatu yang akan tetap selalu ada dalam diri kita, yaitu keberanian. Jika kamu kehilangan segalanya, ingat kamu masih memiliki hal itu. Sampai jumpa lagi, Andini.” “Sampai jumpa lagi, Ara,” jawab Andini.

penulis: arya ilustrasi: lafiif

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama

33


Di depan pintu rumah ibu, aku terdiam. Sudah setahun lebih aku tak menemui maupun menghubungi kedua orang tuaku. Sebenarnya, mereka telah mencoba menghubungiku beberapa kali, tetapi selalu kutolak. Aku hanya mengingat tentang perceraian mereka dan semua konflik dalam rumah dulu.Saat akan mengetuk pintu, rasa bersalah mengerogotiku. Aku mengurungkan niatku, lalu pergi ke warung terdekat. Tiba-tiba, datanglah seorang ibu-ibu yang membeli sekilo beras dan setengah kilogram telur. “Ibu?” tanyaku tercekat. “Ara?” Kami saling bertatapan dengan air mata berlinang, sebelum akhirnya berpelukan. “Ibu, aku menyesal menghindari Ibu selama ini,” kataku. “Ibu telah melahirkan dan membesarkanku, serta berkorban segalanya hanya untukku. Aku sayang Ibu dan bangga menjadi anak Ibu.” Ibu hanya bisa menangis tanpa berkatakata.Akhirnya, aku pulang ke rumah Ibu. Ternyata, selama ini Ibu hidup dari menjahit. Aku merasa bersalah karena membiarkannya untuk bekerja, bahkan menghindarinya. Setelah bermalam di rumah Ibu, aku sampaikan jika aku juga akan ke rumah Ayah untuk menemuinya. Ia langsung menangis. “Ibu kenapa?” Ia menyeka air matanya. “Mari ibu antarkan.”

Setelah turun dari angkutan umum, aku terheran, ini bukan rumah Ayah dan Nenek. Aku berjalan mengikuti Ibu ke sebuah tempat pemakaman. Jantungku berdegap kencang. Aku tak mau memikirkan kemungkinan tersebut. Kami pun sampai di sebuah makam bertuliskan nama ayahku. Sekonyong-konyong, aku menangis sambil memeluk pusara itu. Kenapa aku tak pernah mau menemuinya? “Sabar, Nak,” ucap Ibu sambil memelukku. “Kamu ingat, Ayah pernah bilang kalau Tuhan itu bekerja dengan caranya sendiri. Tugas kita hanya menerima dan menghadapi apa yang datang dalam hidup kita, sambil berdoa dan berupaya agar hari esok lebih baik.” Setelah sampai di rumah, Ibu bercerita bahwa Ayah sedang bekerja sebagai kuli bangunan di daerah Jati ketika ia menjadi korban tsunami. Ibu juga bilang bahwa mereka saling menabung untuk sedikit membantu biaya kuliahku. Meskipun aku bersikap egois, Ayah dan Ibu masih saja memikirkan bagaimana kehidupanku. Cinta mereka yang sangat besar malah kubalas dengan kemarahan. Seketika, aku teringat pernah membaca nama yang sama dengan Ayah di papan informasi bencana. Sesal dan sesal kini memenuhi hatiku. Maafkan aku, Ayah. Semoga kau tenang di sana.Setelah semua yang terjadi, aku putuskan untuk tinggal bersama Ibu. Aku tak ingin kehabisan waktu untuk berbakti kepadanya.

penulis: arya ilustrasi: lafiif

34

Special Edition Unit Selam UGM x Mapagama


s n e d a o r b l e v Tra . d m i m the a l o Z e l i Ém


X


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.