free // desember 2014 // #19
all about new issue dive destination:
alor
profil unyilers:
i putu wardana
Speak Out
CONTENT 6 // SPEAK OUT
Editorial Notes Banyak hal baru yang ditemui seseorang dalam hidup, hari yang baru, suasana yang baru, baju baru, teman baru, dan bahkan usia yang baru. Suatu hal yang baru selalu mengesankan dan menarik perhatian bagi siapa pun yang mengalami kebaruan tersebut. Hal ini karena sesuatu yang baru tentu berbeda dengan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Memberikan kesan berbeda dari yang pernah dirasakan sebelumnya. Sama seperti Negeri ini di usianya yang baru pada bulan Agustus lalu, dan hampir bersamaan dengan itu pun Unit Selam UGM mengalami peristiwa kebaruan yang sama. Di bulan Agustus lalu Unit Selam UGM mendapatkan usia barunya yaitu 27 tahun, tepatnya pada 08 Agustus 2014. Sebuah usia baru yang mengisyaratkan kedewasaan dan kematangan. Begitu pula dengan Scuba Holic kali ini, angka terbitan Scuba Holic pun mengalami kebaruan. Karena di edisi Scuba Holic kali ini, telah mencapai angka 19. Mengisyaratkan bahwa majalah ini telah cukup lama hadir sebagai media komunikasi dan pembelajaran anggota Unit Selam UGM. Harapannya bahwa dengan semakin bertambahnya terbitan majalah ini, kualitasnya semakin baik dan semakin bermanfaat di kancah selam mahasiswa Indonesia. Salam bahari!
Scuba Holic diterbitkan oleh Unit Selam UGM, sebagai media informasi dan komunikasi mengenai dunia penyelaman. Majalah ini memiliki versi online yang dapat diunduh di website resmi Unit Selam UGM.
Penanggungjawab Rully Syahrul Zuhri Pimpinan Umum Kamalia Rizqi Awalina Pimpinan Perusahaan Deno Novandri Pemasaran dan Iklan Ivonne Marhendrawan Distribusi Firmansyah Karim, Aji Nugroho Produksi Andrinalia Buya Layout Muh Fatkhan Arifudin Cover Annisa Filania Pimpinan Redaksi Ikarahma Dewi Redaktur Tulisan Cahyo Purwanto Redaktur Foto Muhammad Zul Qisthi Reporter Aidilfi Tio Aldiansyah Alamat Redaksi: Sekretariat Unit Selam UGM, Gelanggang Mahasiswa UGM Jalan Pancasila nomor 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Website : www.selamugm.org Twitter & Instagram : @selamugm Facebook : Unitselam UGM
ULTAH UNYIL KE-27
environment // 8
selamatkan keindahan bangka di minahasa
10 // Dive destination lestari alamnya, ramah orangnya
MARINE BITES // 14 Pacific barreleye
16 // aqua sounds bersia[ untuk hidup yang baru
diver's health // 19 makanan sehat teman penyelam
20 // dive jpeg 25//unyil review "berjalan lebih jauh"
who's bubbling // 22 fazrul muhammad
dive notes // 26
surga itu bernama menjangan
28 // profil unyilers i putu wardana
32 // dive event
lomba atlet finswimming bangka open 2014
gear up // 31 basic dive gear bag
vakansi // 34
gangguan jiwa identitas disosiatif
sPEAK OUT
Ulang Tahun
Unit Selam UGM ke - 27,
ini dia harapan mereka: Bluestriped pipefish (firly): Semoga Unit Selam UGM kedepannya terus berkontribusi untuk kemajuan potensi laut Indonesia dalam segala bidang Dugong dugon (anti) : Hore selamay ulang tahun buat unyil yang ke-27 :D. Semoga makin maju dan berjaya di lautan maupun di daratan. Jaga laut dan semua isinya apalagi mamalia laut :3 hihihi Bonded Toadfish (misbah): Semoga tetap selalu kompak. Goyangkan dunia dengan Penyelam Indonesia Bonefish (ida): Semoga di tahun-tahun yang akan datang masih bisa melihat
marine biodiversity di Indonesia bahkan dunia. Makin banyak peneliti laut Indonesia dan makin berkurangnya Biopiracy di Indonesia Lined Dottyback (aidil): Semakin berumur aja ini unyil, di usia yang semakin mantap ini jadikan lautan sebagai rumah yang nyaman dan tenang. Lindungi ekosistem yang ada dan jangasin kontak langsung dengan semua biota. Hidup konservasi :D Amoria undulate (alfin): Dirgahayu Unyil :D Semoga semakin jaya, semakin kompak kedepannya, dan selamatkan Indonesia Spotbase Burnfish(ika) : stay young and keep shine unyil Clown Trigger Fish (agus): Selamat ulang tahun Unyil, semoga Unyil semakin berkontribusi untuk Indonesia Caretta caretta (nisa): Lestarikan penyu Indonesia! Alabaster Nudibranch: Tolong temukan Alabaster Nudibranch, dia hilang entah kemana. Jaga laut kita nyil! Dragon Moray Eel (aji): Jangan lupa buddy breating ,hahaha. Selamat ulang tahun Cigar Wrasse (bagas): Jalesveva !jayamahe
6
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
7
environment
environment
Selamatkan Keindah an Bangka di Minahasa
Teks: Ikarahma Dewi Foto: Spesial
P
ulau Bangka merupakan pulau kecil diujung utara Sulawesi dan masuk dalam wilayah Kabupaten Minahasa Utara. Kini pulau ini sedang mengalami masalah lingkungan akibat pertambangan yang mengancam pulau cantik seluas kurang dari 5000 hektar ini. Pulau Bangka didiami oleh sekitar tujuh ratus kepala keluarga atau dua ribu lebih jiwa yang tersebar di empat desa: Kahuku, Lihunu, Libas dan Ehe. Desa terakhir, Ehe adalah desa pemekaran dari Kahuku. Pemekaran ini juga terjadi karena campur tangan politik perusahaan yang ingin memecah warga Kahuku yang mayoritas menolak tambang. Dan Ehe adalah salah satu keberhasilannya mempengaruhi sebagian kecil warga Desa Kahuku untuk menerima tambang yang kini menjadi
8
basis perusahaan. Menurut Opa Wiiliam (tokoh masyarakat desa Kahuku) kedamaian yang terusik dua tahun terakhir sebenarnya berawal pada tahun 2008 ketika Bupati Minahasa Utara mengeluarkan izin kuasa pertambangan seluas 1.300 hektar kepada PT MMP. Lalu diikuti izin eksplorasi pada tahuntahun berikutnya yang menambah luas izin pertambangan menjadi 2.000 hektar. Ini berarti hampir setengah dari luas Pulau Bangka. Dari 4,700 hektar luas pulau, sekitar 2.000 hektar telah dialokasikan untuk kawasan pertambangan, dan dampaknya 750 kepala keluarga terancam dipindah ke kawasan hutan bakau.Baik perusahaan maupun pemerintah tidak pernah mengadakan sosialisasi sebelum izin-izin itu diterbitkan. Sehingga yang
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
muncul adalah ketidakpercayaan masyarakat atas janji-janji investasi tambang. “Yang ada hanya dusta. Coba tunjukkan dimana ada tambang yang tidak merusak,” kata Opa menantang. Pulau Bangka akhir-akhir ini menjadi satu tujuan para penyelam. Kekayaan hayati laut menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia pariwisata. Menurut seorang peneliti dari laboratorium Mata Karang, dari 500 genus terumbu karang yang tercatat di dunia, 80 persen di antaranya terdapat di pulau ini. Sejumlah mamalia seperti Dugong (Dugong dugong) yang status konservasinya kini rentan sering menampakkan diri di sejumlah titik penyelaman. Begitu juga dengan beberapa jenis hiu dan penyu. Keindahan Pulau Bangka bukan saja terdapat di lautan, tetapi juga di daratan. Hutannya dihuni sejumlah hewan seperti rusa, kuskus, dan tarsius satwa endemis Sulawesi yang status konservasinya rentan punah. Pulau ini juga menjadi tempat penting migrasi sejumlah burung liar. Tentu saja keindahan serta kekayaan laut dan darat inilah yang menjadi alasan bagi warga Pulau Bangka terutama Desa Kahuku untuk mempertahankannya dari operasi buruk pertambangan. Jangankan memikirkan tailing atau limbah pertambangan ketika nanti telah beroperasi, bahkan dam-
paknya kini sudah nyata karena ketentraman masyarakat terenggut oleh perpecahan kubu pro dan kontra akibat rayuan perusahaan. Kekhawatiran Om William sama seperti yang dirasakan Kaka “Slank” yang juga turut aktif berkampanye menolak pertambangan PT MMP di Pulau Bangka ini. Ia menulisnya dalam petisi yang digagasnya bersama sejumlah LSM seperti Greenpeace, Change.org, WALHI (Friends of the Earth Indonesia), AMMALTA (Aliansi Masyarakat Menolak Limbah Tambang), LMND (Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Sulut) & Tunas Hijau. “Peraturannya aja uda jelas ga memperbolehkan! Pulau yang di bawah 5000 hektar ga boleh ditambang. Pengadilan tinggi Makassar udah perintahkan supaya ijinnya dicabut! Tapi masih aja berjalan,” tulis Kaka. Jangan biarkan pulau yang termasuk bagian dari segitiga terumbu karang dunia ini rusak dan sejarah kelam pertambangan di Pulau Bangka Sumatra berulang di Pulau Bangka Sulawesi. Mari kita dukung petisi save Pulau Bangka! Karena menyelamatkannya kini belumlah terlambat. Sumber: (http://indonesiana.tempo.co/read/6322/2013/12/31/ozpaleo/ selamatkan-keindahan-bangka-di-minahasa)
Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
9
DivE destination
DivE destination orang menyambut kami begitu hangat.
Lestari Alamnya, Ramah Orangnya Teks: Indriani Sugiharto Foto: Doc. Pribadi dan Deno Novandri
S
ecara geografis kabupaten Alor terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur sekaligus sebagai salah satu daerah yang berbatasan dengan negara tetangga Timor Leste, oleh karena itu Alor dikategorikan sebagai daerah 3T (Terdepan, Tepencil, Tertinggal). Saya pergi ke Alor setahun lalu, yaitu pada tahun 2013 saat sedang melaksanakan program KKN PPM UGM. Bila dilihat sekilas, begitu menginjakkan kaki di Alor, khususnya di Ibukota kabupaten Alor yaitu Kalabahi, stigma mengenai daerah terpencil ataupun tertinggal seakan sudah tidak berlaku lagi. Namun ses-
10
aat setelah saya berpindah ke salah satu desa di kecamatan yang bahkan tergolong maju di Alor, yaitu desa Alor Besar, kecamatan Alor Barat Laut, saya langsung merasakan banyak perbedaan dengan kondisi di Kota Kalabahi. Mulai dari bangunan kepemerintahan, jalur transportasi dan penerangan desa. Yang paling menarik dari KKN selama limapuluh hari yang saya jalani itu, kami para mahasiswa mendapatkan rumah pondokan dan orangtua angkat masing-masing. Berbagai ritual adat dilakukan untuk menyambut dan mengangkat kami sebagai anak dari masing-masing keluarga yang telah ditentukan. Perasaan haru dan lega bercampur ketika mereka orang-
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
Perjalanan ke Alor saya tempuh dari Surabaya menuju Kupang terlebih dahulu menggunakan pesawat, kemudian dilanjutkan dengan perjalanan laut selama 18 jam menggunakan kapal ferry menuju Alor. Bila beruntung, segerombolan luma-lumba yang mengikuti buih kapal akan menemani perjalanan panjang selama di kapal. Menginjakan kaki untuk pertama kalinya di Pulau Alor, saya langsung dibuat kagum oleh pemandangan lautnya. Alor dikenal sebagai salah satu tempat yang paling dituju oleh para penyelam dari seluruh dunia. Pada waktu itu, hanya ada dua dive centre di Alor. Sebagai seorang penyelam, saya berencana menyelam disela waktu KKN saya. Untuk melakukan itu, saya dan Annisa, seorang teman yang juga penyelam diberi informasi oleh pihak dari pemerinntah Alor untuk berkunjung ke dinas perikanan dan dinas kebudayaan kabupaten Alor untuk mengetahui apakah terdapat program kerja atau kegiatan penyelaman sehingga kami bisa bergabung. Namun setelah mengunjungi dinas tersebut, kondisi peralatan selam yang dimiliki pemerintah Alor cukup memprihatinkan tergeletak dan tidak dilakukan perawatan cukup lama. Kami akhirnya menuju La Petite Kepa, salah satu dive centre yang dekat dengan desa tempat kami tinggal. Pulau Alor dikelilingi oleh pulau-pulau kecil yang beberapa diantaranya bisa dijangkau dengan perahu kayu. La Petite Kepa terdapat di salah satu pulau kecil yang terdekat dengan pulau Alor, yaitu pulau Kepa. Saya cukup membayar lima ribu rupiah dari pelabuhan Alor Kecil menuju Kepa menggunakan sampan. Walau jarak antara pelabuhan desa Alor Kecil ke Kepa cukup dekat, namun perjalanan ke Kepa harus menggunakan sampan karena arus yang begitu deras. Perjalanan singkat selama lima menit di sampan seringkali disuguhi pemandangan menarik oleh gerombolan lumba-lumba yang melompat ke permukaan.
Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
11
DivE destination
Selain terdapat dive centre, pulau Kepa dihuni sekitar sepuluh kepala keluarga. Suasana yang cukup tenang serta dikelilingi hutan dan pantai yang cantik membuat para wisatawan gemar untuk datang berkali-kali ke Kepa. Salah satu penyelam perempuan asal Perancis yang kebetulan satu grup penyelaman dengan saya, mengatakan bahwa setiap tahun dia menyisihkan uang untuk bisa kembali ke Kepa dan tinggal selama beberapa minggu untuk menyelam. Penyelaman saya kali ini dilakukan sebanyak dua kali di dua site yang berbeda. Hanya saya dan Annisa yang merupakan wisatawan lokal saat penyelaman itu. Kami berdua yang pada saat itu masih A1 akhirnya dipisah dari grup yang rata-rata jenjang penyelamannya lebih tinggi. Sewaktu briefing kami diberitahu bahwa hampir semua dive site di Alor berarus kencang. Oleh karena itu, sebenarnya Alor tidak disa-
12
DivE destination rankan untuk penyelam pemula. Terlihat bagaimana Cedric (dive master kami) berkali-kali mengamati dari atas kapal site tempat kami akan menyelam, lalu berpindah menuju site yang lebih tenang karena arus yang cukup kencang. Pada akhirnya Cedric menemukan site yang sekiranya arusnya tidak cukup kencang, lalu kami memulai penyelaman pertama. Baru beberapa menit setelah descending, saya merasakan arus yang begitu kencang. Saya yang seharusnya ber-buddy dengan Annisa tidak lagi bisa berkomunikasi dengan jelas karena saling terbawa arus. Akhirnya dive master kami mengisyaratkan untuk naik ke permukaan. Akhirnya kami membatalkan penyelaman di site tersebut. Cedric kembali mencari site untuk melakukan penyelaman kedua. Kali ini dia mengamati dengan cukup hati-hati dan teliti memilih site yang arusnya tidak terlalu kencang. Beberapa lama setelah berkeliling dengan kapal, kami akhirnya melakukan penyelaman kedua di dekat pulau Pura. Pada site ini arusnya cukup bersahabat sehingga saya bisa menikmati keindahan bawah air Alor yang sangat mengagumkan. Walau site tersebut bukan salah satu yang dianggap terbaik diantara puluhan site lain di Alor. Namun, terumbu karang dan makhluk-makhluk bawah airnya cukup memukau. Dalam penyelaman yang berlangsung sekitar 60 menit,
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
saya cukup beruntung bisa bertemu beberapa Stone fish, Giant Moray Eel, Octopus serta hard coral dan soft coral yang sehat. Satu kali penyelaman menggunakan jasa La Petite Kepa dihargai sekitar empat ratus ribu rupiah, sudah mencakup peralatan, kapal, dive master dan makan sebelum dan sesudah penyelaman. Waktu itu saya dan Annisa beruntung karena kami hanya membayar dua ratus limapuluh ribu rupiah untuk sekali penyelaman. Kami mendapat potongan harga yang cukup besar karena, salah satu orang tua angkat kami di Alor kenal baik dengan Cedric. Saya mempunyai beberapa stigma sebelum berangkat ke Alor. Namun limapuluh hari tinggal di Alor membuat stigma yang ada sebelum saya datang ke Pulau ini berubah. Mulai dari kesan menyeramkan orangorang timur dari penampilannya maupun kesan sebagai masyarakat daerah tertinggal, tidak selamanya benar. Masyarakat selalu menyapa dan memperlakukan kami dengan hangat. Bila berbicara mengenai keindahan alam dan bawah air Alor yang banyak di-
gemborkan oleh para wisatawan lokal maupun asing telah saya buktikan sendiri. Sungguh mengagumkan dan membuat saya ingin terus kembali ke sana. Where to stay and contact dive: La Petite Kepa Lila, Anouk, CÊdric & Anne LECHAT. Pulau Kepa, Ds.Alor Kecil, Kec. ABAL, 85851 Kab.Alor, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Mobile phone (sms only) : +62 81 339 102 403 e-mail : la_petite_kepa@hotmail.com website : http://www.la-petite-kepa.com/ How to get there : Terbang dengan maskapai apapun menuju Kupang Bandara Eltari, Kupang - Bandara Alor ->30 menit dengan pesawat, atau Bandara Eltari, Kupang - Pelabuhan Kalabahi, Alor -> 18 jam menggunakan Ferry Pelabuhan Kalabahi - Desa Alor Kecil -> 15 menit menggunakan oto (sejenis angkutan umum) Pelabuhan Desa Alor Kecil – Pulau Kepa -> 5 menit menggunakan sampan
Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
13
marine bites
Pacific
Barreleye Teks: Ivonne AG Marhendrawan Foto: Spesial
P
ernahkah kalian melihat ikan dengan kepala yang lapisannya tembus pandang? Ikan semacam itu benarbenar ada. Ikan tersebut diketahui memiliki nama Pacific Barreleye atau dengan nama latin Macropinna microstoma. Ikan inilah memiliki lapisan kepala tembus p a n dang. Ikan ini pertama kali ditemukan o l e h scientist Chapm a n p a d a t h a u n 1939, tetapi spesimennya belum diketahui hingga tahun 2004.
14
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
marine bites
Ikan ini seringkali bisa ditemukan di lepas pantai California dan Pasifik Utara. Ikan ini termasuk jenis ikan laut dalam yang hidup di kedalaman sekitar 400 – 2.500 meter. Ikan ini diberi nama Pacific Barreley dikarenakan matanya yang berbentuk barrel dan kerap ditemui di lautan Pasifik. Seringkali, orang mengira dua organ penciuman yang terletak di atas mulut mereka adalah mata mereka, padahal mata ikan ini sebenarnya berada di dalam kepala mereka yang transparan dimana mata mereka yang ultra sensitive ini dilapisi oleh cairan hijau untuk melihat mangsa mereka meskipun hanya dengan siluet samar dari mangsa mereka.
Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
15
Aqua Sound
Aqua Sound
Bersiap untuk
Hidup yang Baru Teks: Kamalia Rizqi Awalina Foto: Spesial
B
anyak hal baru terjadi dalam hidup setiap harinya. Namun saat diri tidak siap menghadapi kehidupan baru tersebut, banyak kecemasan yang akan muncul. Kecemasan yang begitu besar dapat mengancam kesehatan jiwa dan raga. Sebelum kecemasan membunuh hidup kita secara perlahan, sebagai pemeran utama dalam hidup tentu kita perlu bersiap untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Untuk memperoleh hidup baru yang lebih baik tentu harus mampu menjalankan
16
hidup pada hari ini secara maksimal. Salah satunya dengan melakukan hal-hal baik yang ada di depan mata dan menyeimbangkannya dengan beragam kesibukan agar kecemasan dapat menyingkir dari kehidupan. “Kepentingan utama kita bukanlah untuk melihat apa yang terletak samar-samar di kejauhan, tetapi untuk mengerjakan apa yang jelas berada di tangan,� kata Thomas Carlyle yang telah dibaca oleh seorang dokter dari Inggris bernama Sir William Osler sebelum menemukan
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
kesuksesannya. Dokter ini mampu mengorganisir John Hopkins School of Medicine yang terkenal di dunia dengan menghilangkan kecemasan atas pikirannya tentang masa depan. Hal ini karena kecemasan tentang masa depan justru akan menghambat kinerja maksimal kita pada hari ini. Padahal kinerja pada hari ini lah yang justru menentukan hari baru kedepannya. Sehingga untuk menghadapi hidup baru yang baik kita perlu menghilangkan kecemasan akibat masa lalu maupun kecemasan masa depan, dan melakukan yang terbaik dengan apa pun yang sudah berada di depan mata kita. Meski saat ini kita tahu bahwa untuk mendapatkan hari baru yang baik di masa depan perlu menghilangkan kecemasan dan hidup maksimal pada hari ini, namun tahukah Anda apa formula istimewa untuk mengatasi kecemasan? Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menganalisis penyebab kecemasan yang terjadi serta membayangkan
akibat terburuk apabila hal yang dicemaskan benar-benar terjadi. Setelah tergambar akibat terburuknya, kita dapat menyiapkan diri sehingga mampu menerima apabila hal tersebut memang harus terjadi. Rasa ikhlas akan membuat kita merasa tenang dan dapat memaksimalkan waktu serta tenaga untuk memperbaiki atau mencegah hal paling buruk seperti yang dicemaskan. Yap, menepis rasa cemas dari diri sangat perlu dilakukan untuk menyambut hari baru yang lebih indah. Apalagi bahaya kecemasan menghantui sebagian besar manusia yang hidup di muka bumi ini. Bahkan grafik kematian akibat bunuh diri yang disebabkan kecemasan kian hari semakin tinggi dan melebihi angka kematian akibat kanker. Selain bunuh diri, jika hidup selalu diliputi dengan kecemasan, hati akan merasa resah dan gelisah, nafsu makan berkurang, pikiran kacau, dan itu membuat tubuh tidak sehat. Oleh karena itu bebaskanlah diri kita dari rasa cemas
Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
17
Aqua Sound yang diam-diam dapat membunuh secara perlahan. Namun bagaimana menganalisa dan memecahkan persoalanpersoalan yang mencemaskan? Terdapat beberapa tips, diantaranya dengan menjawab jujur pertanyaan kepada diri sendiri tentang apa yang dicemaskan? Apa yang harus dilakukan? Dan apa yang harus dikerjakan? Serta mulai kapan akan mulai dilakukan? Selain itu ada cara lain yang paling mudah untuk mengusir kecemasan, yaitu dengan kesibukan. Hal ini bisa terjadi karena otak manusia tidak bisa memikirkan lebih dari satu hal dengan bersamaan. Kesibukan sendiri juga bermacammacam. Seseorang perlu mengelola waktunya dengan baik agar hidupnya hari ini penuh dengan
Diver's helath kesibukan yang positif namun tetap seimbang, serta mampu menghindari kecemasan. Selain pekerjaan, kesibukan menjalankan hobi yang disenangi seperti berenang atau menyelam di laut yang indah juga mampu menyeimbangkan hidup dari penatnya kesibukan pekerjaan. Sehingga penting untuk menghindarkan diri dari kecemasan agar lebih siap menghadapi hari baru yang lebih baik, salah satunya dengan menyeimbangkan kesibukan melalui hobi seperti menyelam dan lain sebagainya. Sumber: Carneige, Dale. 2009. 7 Jurus Menghilangkan Cemas & Memulai Hidup Baru. Surabaya: Usaha Nasional, Surabaya.
Makanan Sehat Teman Penyelam Teks: Ida Asyari Utomo Foto: Spesial
S
elain fin, snorkel, dan alat selam ternyata ada lagi hal penting yang dibutuhkan dalam suatu penyelaman, yaitu makanan dan minuman yang tidak boleh terlewatkan. Makanan dan minuman memegang peranan penting dalam menyuplai energi, mempertahankan suhu tubuh, dan mencegah dehidrasi. Lalu apa saja makan dan minuman sehat yang cocok untuk teman kita menyelam? Makanan yang baik sebelum menyelam adalah makanan yang mengandung karbohidrat dan dicerna secara lambat sehingga mampu menyuplai energi ke tubuh lebih lama. Misalnya nasi, sereal, roti gandum, ubi manis, atau bahkan telur yang mampu mempertahankan panas tubuh selama penyelaman. Dianjurkan juga untuk meminum banyak cairan seperti air putih, teh dan jus untuk mencegah dehidrasi. Hindari makanan yang berlemak, bergula tinggi dan berminyak serta
18| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
minuman asam. Hindari juga makan berlebih, makan secukupnya saja. Jahe, keju, roti kering dan kraker dapat membantu menyerap asam lambung dan mengurangi rasa mabuk laut. Makanan ringan yang mampu memulihkan energi setelah menyelam diantaranya adalah buahbuahan, biskuit, dan yogurt. Salah satu buah yang baik sebagai camilan saat istirahat adalah pisang yang dapat mencegah kram saat menyelam karena mengandung kalium positif. Selain itu, hindari minum berkafein seperti kopi sebelum menyelam karena kafein dapat menyebabkan dehidrasi. Hindari juga minuman beralkohol agar pikiran tetap jernih selama menyelam. Menikmati menyelam dapat dimulai dengan makan makanan yang baik.
Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
19
Dive JPEG
Dive JPEG
Unnamed by Dhirga Harisa Olympus E-PL1 F 10 | 1/160 14 mm | ISO-400
Blue Star by Aldian Giovanno Canon G12 F 2,8 | 1/500 ISO 80
20
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
Poisonous Beautiful by Annisa Filania Sony Nex-5N F 6,3 | 1/160 35mm | ISO 200
Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
21
who's bubbling
who's bubbling
Fazlur Muhammad (Acu) Cameramen Dunia Binatang Trans 7 Teks: Kamalia Rizqi Awalina Foto: doc. pribadi
H
alo Mas Acu, boleh dong Mas diceritakan tentang awal karir menjadi seorang cameramen Dunia Binatang Trans 7? Awal saya melamar kerja di Trans 7 yang saat itu bernama TV 7 memang ingin menjadi seorang cameramen. Namun saat diterima, saya justru ditugaskan menjadi seorang assistant production. Pekerjaan saya lebih banyak berada di kantor selayaknya seorang sekretaris program, membantu proses editing, dan bukan di lapangan. Sempat berpindah-pindah program hingga tahun 2009 saya mulai masuk program Dunia Binatang Trans 7. Tahun 2009 akhir barulah saya mulai menjadi seorang cameramen di program Du-
22
nia Binatang hingga sekarang seperti keinginan saya dulu. Apasih yang membuat Mas Acu tertarik dan ingin menjadi seorang cameramen? Dulu saya suka dengan penampilan seorang presenter acara TKP dan Redaksi Siang di TV 7, Syari Wulandari. Selain itu, pada dasarnya saya memang menyukai dunia kamera dan jurnalistik. Sehingga saya mendaftarkan diri menjadi cameramen di TV 7 dan kebetulan ditugaskan pada program Dunia Binatang Trans 7. Belajar kamera dari mana, Mas? Dan sejak kapan mulai tertarik untuk mempelajari kamera (fotografi dan videografi)? Saya mulai belajar foto sejak Seko-
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
lah Dasar. Kebetulan Om saya seorang fotografer, dan Om saya itulah yang menghadiahi saya sebuah kamera analog Fujika dengan 36 rol film untuk pertama kalinya. Awal diberi kamera tersebut saya masih merasa biasa saja dengan kamera dan belum menyukai dunia fotografi. Hal ini karena saya banyak mengalami kegagalan diawalnya, foto yang saya ambil tidak terlalu bagus. Barulah setelah saya berhasil mengambil foto dengan bagus, saya mulai suka dengan fotografi dan videografi. Sebagai seorang cameramen Dunia Binatang tentunya harus bisa mengambil gambar baik di darat maupun di laut. Nah, sejak kapan sih Mas Acu menjadi seorang penyelam? Sebelum atau sesudah menjadi cameramen? Nenek moyang kita itu kan seorang pelaut, jadi sebenarnya saya juga punya darah lautnya juga. Selain itu pada dasaranya saya menyukai kegiatan outdoor, sehingga setelah bekerja dan punya penghasilan sendiri saya mulai belajar menyelam. Saya belajar menyelam setelah bekerja di Trans 7, namun saat itu belum menjadi cameramen Dunia Binatang. Menjadi cameramen sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan tentu sudah menyenangkan. Nah tapi, apakah
Mas Acu masih punya target atau hal baru yang diingin dicapai kedepannya? Menurut saya, menjadi seorang cameramen itu tidak boleh merasa puas. Karena jika kita sudah merasa puas hasil karyanya hanya sampai situsitu saja. Kalau untuk target kedepan, saya ingin bisa punya program sendiri dan masuk ke dunia jurnalistik internasional yang skalanya global. Kalau cita-cita, apakah Mas Acu punya cita-cita lain yang belum tercapai? Ya, punya. Waktu kecil dulu saya ingin bekerja di lembaga sosial seperti WWF karena menyukai usaha-usaha konservasi. Namun hingga kini belum tercapai karena jurusan sekolah tidak sesuai. Jadi sekarang konstribusi yang bisa saya berikan untuk usaha konservasi adalah dengan memberikan liputan tentang Dunia Binatang dan memberikan informasi untuk pelestarian alam kepada anak-anak di Indonesia. Kalau boleh tahu nih mas, hobi Mas Acu sendiri sebenarnya apa sih? Tentu saya hobi foto dan menyelam, tapi saya punya hobi lain diluar itu. Hobi saya yang lain adalah mengoleksi sepatu Nike. Kalau ditanya
Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
23
who's bubbling suka larinya atau suka mereknya, jujur saya menyukai mereknya. Nah karena suka mereknya, saya jadi suka lari dan sering ikut eventevent marathon. Sebagai seorang cameramen Dunia Binatang yang menyukai usahausaha konservasi, apa pesan Mas Acu untuk penyelam-penyelam mahasiswa di Indonesia? Pesan saya singkat tapi penting, don’t take anything but pictures and don’t leave anything behind but bubbles. Selama liputan di lapangan, apakah ada momen liputan yang paling berkesan? Kapan dan dimana tuh Mas? Liputan paling berkesan adalah saat saya bisa bertemu 9 mola-mola sekaligus. Kenapa berkesan? Karena untuk bertemu dengan mola-mola tersebut, saya harus menunggu selama tiga tahun pada bulan September di tempat yang sama, yaitu Nusa Penida. Selalu berhubungan dengan dunia binatang saat liputan, Nah biasanya kalau menemukan spesies yang belum pernah dikenali sebelumnya, apa yang dilakukan Mas Acu? Meski basic pendidikan saya tidak berhubungan dengan dunia binatang, namun saya punya buku-buku kamus tentang hewan. Contohnya
24
unyil review
Review Musik :
“Berjalan Lebih Jauh” Musiknya Para Penyelam Berjalan lebih jauh, Menyelam lebih dalam, Jelajah semua warna, Bersama, bersama. jika saat menyelam saya mengambil gambar ikan yang tidak dikenali, saya biasanya membuka buku kamus ikan. Sudah 5 tahun menjadi cameramen Dunia Binatang, hewan apa sih Mas yang paling disukai Mas Acu untuk diliput? Paling suka meliput Nudi Branch karena memiliki warna yang cerah dan juga mudah diliput karena pergerakannya lambat. Kalo spot diving favorit Mas Acu yang seperti apa dan dimana? Dimana saja saya suka. Tapi spot diving paling menarik bagi saya adalah tempat yang dangkal tapi banyak objek makro, jadi tidak deco dan irit tabung. menurut saya itu menantang.
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
Pernahkah mendengar lagu dengan lirik tersebut? Yap, lagu dengan judul “Berjalan Lebih Jauh” ini merupakan karya band pop folk, Banda Neira. Sebait liriknya seolah menggambarkan jiwa petualang seorang penyelam yang selalu ingin berjalan lebih jauh dan menyelam lebih dalam. Mendengar kata Banda Neira, hal yang pertama kali diingat tentu sebuah pulau di Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah. Pulau ini begitu indah, bahkan Syahrir menyebutnya sebagai surga firdaus dalam catatannya saat diasingkan di Banda Neira. Keindahan bawah lautnya apalagi, merupakan salah satu surga penyelaman di Indonesia.
Sebagai lagu pembuka pada albumnya, lagu ini memang tepat didengarkan kala mengawali hari. Dengan harmonisasi gitar dan vokalnya, Ananda Badudu dan Rara Sekar mengajak kita untuk terus bersemangat setiap hari, tentunya untuk terus berjalan lebih jauh dan menyelam lebih dalam. Karena hidup memang teramat berharga, dan kita menjalaninya, pasti. U n s u r yang kuat dari lagu ini adalah suasananya. Semua yang ada pada lagu ini sesuai sekali dengan penyelam. Nama bandnya yang merupakan salah satu surga penyelaman di Indonesia. Lirik dan nadanya yang terus memberikan semangat pada penyelam. Maka tepat sekali jika lagu ini dikatakan sebagai musiknya para penyelam.
Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
25
Surga itu Bernama Menjangan
DivE Notes
26
DivE Notes
S
obatku, setiap kamu mendengar kata “Bali” disebut, bisa jadi yang terlintas di benakmu adalah gemerlapan diskotik di Legian, pantai Kuta yang sesak dengan bule-bule tak cukup kaya, jajaran restoran eksotik di Jimbaran, atau Ubud yang kosmopolit. Rasanya kamu tak akan percaya bahwa ternyata Bali tak hanya Kuta, Ubud, Seminyak, dan tempat-tempat lain yang sudah tentu kamu tahu namanya. Ada surga lain yang mesti kamu datangi dan rasakan kenikmatannya. Bahkan Walter Spies sendiri mungkin luput menceritakan surga ini dalamfoto-fotonya di masa lampau. Surga itu, namanya Pulau Menjangan. Sudah pernah mendengar nama itu sebelumnya? Bukan, bukan menjangan yang dulu kita pelajari bersama ketika SD saat pelajaran mengenal fauna nusantara. Menjangan yang ini tak bertanduk, tak juga berkulit coklat. Menjangan yang ini juga tak berkaki jenjang dan tak bisa berlari dengan cepat. Namun, tanpa tanduk, kulit coklat, dan kaki-kaki yang jenjang, Menjangan yang satu
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
Teks: Moses Ompusunggu Foto: Spesial
ini tetap istimewa, dan hanya ada di bagian barat dari Pulau Bali. Sobatku, sulit memang menyandingkan suasana Pulau Menjangan dengan, katakanlah, gang sempit Poppies Lane di daerah Legian yang tempo hari pernah kita datangi. Kalau di Poppies, yang kamu temukan adalah bule-bule tak cukup kaya sambil memegang sebotol Heineken di setiap jengkal kakimu melangkah. Juga orang-orang iseng di malam hari yang suka berkata “mushroom, sir!”, atau “mushroomnya, bli!”. Di Menjangan, tak akan kamu temui Heineken yang menyegarkan itu (kecuali kamu sendiri yang membawanya di dalam ransel), apalagi orangorang iseng dan “mushroom, sir!”-nya yang belakangan kamu terima tawarannya itu (“aku dan pisau adalah saudara kembar!!”, “tangkap aku, Sophia Loren! Tusuki aku, wahai Brigitte Bardot!”; tentu tak akan kamu ingat, bukan?). Hanya ada pesisir yang
sendu dan laut yang jumawa di Menjangan. Namun, orang-orang pencari kesepian seperti kamu (yang begitu kagum dengan Fortress of Solitudenya Superman), rasanya akan lebih memilih Menjangan ketimbang Poppies yang sesak. Di Menjangan, akan kamu rasakan bagaimana sekelompok parrotfish menyapamu, ketika kamu mencidukkan tubuh ke bawah laut di bibir pantai. Itu baru di dekat pantai. Ketika kamu selami lautnya lebih dalam, disitulah letak surga Menjangan yang sebenarnya. Mungkin berkah dewa-dewi yang menyeruak dari Pura Segara Giri Dharma Kencana, pura yang terletak di Menjangan, begitu banyak terhempas ke dalam lautnya. Sobatku, ketika second stage terlepas dari bibirmu untuk kali pertama, saat tubuhmu menyembul ke permukaan laut, barulah saat itu kamu akan tahu jika aku sama sekali tidak berbohong tentang surga Menjangan. Sedetik setelah masker kamu cidukkan dari kepalamu, mungkin saat itulah kamu sadar bahwa kamu baru saja terbangun dari mimpi. Kali ini bukan mimpi tentang Hitler berbadan vacuum cleaner menyedotmu ketika sarapan (yang dulu pernah kamu ceritakan dengan air muka memelas), atau mimpi indahmu tentang petualangan malammu bersama Tamara Bleszynski dan Jihan Fahira (yang kamu tuturkan dulu saat kita pertama kali bertemu di kampus). Mimpi yang ini adalah tentang surga bawah laut Pulau Menjangan, surga terdekat yang bisa kamu hampiri tanpa perlu menjadi ruh setelah lelayumu. Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
27
profil unyilers
profil unyilers
I Putu Wardana,
Salah Seorang Pendiri
Unit Selam UGM Teks: Irwan Hermawan Foto: Doc. Pribadi
I
Putu Ardana atau yang biasa kita panggil mas Kaweng atau Bli Kaweng adalah salah satu dari empat orang yang mendirikan Unit Selam UGM. Saat itu olahraga selam masih tergolong olahraga yang mewah. Tak terbayang dalam benak Bli Kaweng kala itu bahwa UKM bidang olahraga selam dapat didirikan di UGM melalui dirinya dan teman-temannya. Sampai pada suatu kesempatan, Rektor UGM yang saat itu, Pak Koesnadi Hardjasumantri, menawari beliau untuk mengikuti pendidikan selam POSSI pusat di Jakarta. “Tanpa berpikir sejenak pun, jawaban saya adalah ‘ya’’’. Bahkan beliaupun tidak memberitahu orangtuanya. Dikirimlah beliau bersama tiga orang lainnya yaitu Hasto Atmoko, Hamid Haryono, dan M Hafid. Setelah pulang dari pendidikan, prioritas beliau adalah mendirikan Unit Selam UGM dan pada waktu yang bersamaan direkrutlah teman-teman beliau untuk dilatih, yang selanjutnya disebut diklat angkatan 0 (nol). Maka pada 8 Agustus 1987 Unit Selam UGM resmi didirikan. Pak Hasto diangkat menjadi
28
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
ketua yg pertama dan Bli Kaweng lebih mengurusi pengembangan dan diklat. Hal yang paling berkesan dalam benak Bli Kaweng pada awal berdirinya Unit Selam UGM salah satunya adalah tingginya minat para calon anggota yang ingin bargabung. Bahkan beliau sampai kesulitan dalam melakukan seleksi akibat tingginya animo mahasiswa saat itu. Hal lain yang tak kalah menarik adalah betapa ‘miskinnya’ Unit Selam UGM. “Berkegiatan kemanapun untuk LPT, semua peralatannya adalah hasil pinjaman (termasuk fin dan masker) dan pendanaannya hasil ngemis di sana sini. Pokoknya sangat heroik dan tidak tahu malu....haha”, tegas beliau. Selama berkegiatan di Unit Selam UGM, Bli Kaweng pernah mendampingi teman-teman anggota Unit Selam UGM menyelam di Karimunjawa, Bawean, Baluran, Menjangan, Tulamben, Padangbai, Kepulauan Seribu, dan Lombok. Seingat beliau, ”semua punya kesan sendiri-sendiri, dan kalau menyelamnya mungkin yg paling berkesan adalah Menjangan karena keistimewaan site-nya. Tapi sekali lagi semuanya amat berkesan baik dari sisi penyelamannya maupun sisi lainnya termasuk interaksi dengan komunitas setempat.”
Sampai tahun 1994, Bli Kaweng masih tinggal di Jogja. Selama itu pun beliau tetap aktif di Unit Selam UGM sebagai pemberi materi. “Saya masih ingat, beberapa saat sebelum meninggalkan Jogja, saya masih diminta untuk membuatkan soal untuk tes kelulusan diklat.” Setelah itu Bli Kaweng meninggalkan Jogja untuk kembali ke tanah kelahirannya di desa Munduk, Bali. Kesibukan beliau di sana adalah bertani dan membantu orangtua mengurus kebutuhan sehari-hari. Hal itu membuat beliau sama sekali tidak aktif dalam dunia selam. Namun komunikasi dengan Unit Selam UGM masih tetap terjaga, terutama orang-orang yang pernah beliau latih. Sekarang ini Bli Kaweng mengabdi sebagai kepala adat atau yang biasa disebut bendesa di desa Munduk. Beliau juga sibuk mengurusi sebuah resto di desa tersebut yaitu “Don Biyu” atau yang dalam bahasa bali berarti daun pisang. 1. Saya ikut selam adalah suatu "kecelakaan keberuntungan" karena sama sekali tidak saya rencanakan walaupun mungkin saya sangat menginginkannya. Waktu itu (1987), selam masih sesuatu yg sangat wah dan mewah. Memimpikannya pun saya masih belum berani.
Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
29
gear Up
profil unyilers Ketika pak Koesnadi (rektor UGM saat itu) menawari kami untuk dikirim belajar menyelam, tanpa berpikir sejenak pun, jawaban saya adalah "ya". Kami yg dikirim utk belajar selam di Jakarta adalah saya sendiri (dari unsur sekber olah raga. Saya pemain basker waktu itu), Hasto Atmoko (dari unsur sekber olah raga juga. Hasto pengurus sekber waktu itu), Hamid Haryono (dari unsur mapa) dan M Hafid (dari unsur Menwa). Reaksi orang tua saya saat itu ya tidak ada, karena saya tidak memberitahu mereka....hehe. 2. Setelah pulang dari pendidikan yg langsung di handle oleh POSSI pusat, maka prioritas kami adalah mendirikan Unit Selam UGM. Sambil mempersiapkan berdirinya unit, kamipun sudah mulai merekrut teman2 untuk dilatih, dan para peserta pelatihan ini kita sebut diklat angkatan ke 0 (nol). Dan 8 Agustus 1987 Unit Selam UGM resmi didirikan. Hasto jadi ketuanya yg pertama. Saya lebih ke ngurusin pengembangan dan diklat. 3. Awal berdirinya unit tentu saja kita menitik beratkan pada diklat dan penguatan fondasi filosofisnya. Dan kita sepakati bahwa penyelam yg dihasilkan oleh unit adalah penyelam yg sekaligus juga adalah pecinta alam (lingkungan). Yg cukup berkesan pada masa2 awal itu adalah tingginya minat teman2 utk ikut unit baru ini sehingga kita sampai kesulitan utk proses seleksinya. Hal lain yg berkesan adalah bahwa kita sangat miskin waktu itu. Berkegiatan kemanapun utk LPT, semua peralatannya adalah hasil pinjaman (termasuk
30
fin dan masker) dan pendanaannya hasil ngemis di sana sini. Pokoknya sangat heeoik dan tidak tahu malu.... haha. 4. Saya saat di unit membawa anak2 menyelam di : Karimun, Bawean, Baluran, Menjangan, Tulamben, Padangbai, kep Seribu dan Lombok (itu yg saya ingat). Semua punya kesan sendiri2. Kalau menyelamnya mungkin yg paling berkesan adalah Menjangan karena keistimewaan sitenya. Tapi sekali lagi semuanya amat berkesan baik dari sisi penyelamannya maupun sisi lainnya termasuk interaksi dengan komunitas setempat. 5. Selama masih tinggal di Jogja (sampai 1994), saya tetap aktif di unit sebagai pemberi materi. Saya masih ingat, beberapa saat sebelum meninggalkan Jogja saya masih diminta utk membuatkan soal utk tes kelulusan diklat. Setelah meninggalkan Jogja, saya boleh dikatakan tidak aktif sama sekali di dunia selam. Tetapi kontak dengan anak2 unit tetap terjaga, utamanya anak yg pernah saya latih. 6. Setelah meninggalkan Jogja, saya pulang kampung ngurusin orang tua dan bertani. Sekarang kebetulan juga saya mengabdi sebagai kepala adat (bendesa) di desa saya, Munduk.
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
Basic Dive Gear Bag Teks Foto
: Dwi Agus Nurswantara : Annisa Filania
F
ins, masker, dan snorkel merupakan senjata utama saat melakukan perjalanan wisata ke pantai. Fins, masker dan snorkel adalah alat yang sebenarnya rapuh dan sulit dikemas untuk bepergian. Bahkan beberapa orang memaksakan membawa alat didalam tas ransel biasa yang sebenarnya tidak baik. Pengemasan secara paksa ini menyebabkan alat mudah rusak. Karena itu dijaman yang berkembang ini mulai banyak digunakan tas khusus yang digunakan untuk mengemas alat-alat tersebut secara baik dan mudah dibawa. Berbeda dengan tas bisa bentuk tas ini disesuaikan dengan bentuk fins jadi fins tidak tertekuk ataupun tertekan. Menggunakan tas semacam ini lebih baik daripada ditenteng. Menggunakan tas dapat menghindarkan alat dari sinar matahari langsung dan benturan atau goresan yang mungkin terjadi saat perjalanan. Penggunaan tas juga membuat barang bawaan lebih rapi dan simpel. Tas alat snorkeling biasanya memiliki tinggi Âą 1 meter sesuai panjang fins peselam SCUBA, dan besarnya muat untuk sepasang fins. Tas memiliki fentilasi udara dari jaring agar saat alat berada dalam tas alat tidak lembab. Beberapa produsen menambahkan kantong tambahan yang biasanya digunakan untuk
meletakan barang bawaan. Tas terbuat kain yang dikombinasikan dengan jaring sebagai fentilasi atau seluruhnya dari jaring. Penggunaan tas berbahan kain lebih dianjurkan daripada tas berbahan jaring karena kekuatanya dan keawetanya yang lebih baik. Tas seperti ini sangat cocok digunakan untuk traveler yang melakukan perjalanan wisata sendiri atau tidak berkelompok. Tas tersebut diproduksi oleh merek-merek pembuat peralatan SCUBA yang kebanyakan dari luar Indonesia. Karena berasal dari luar negeri harga tas alat snorkeling bisa dibilang cukup mahal. Meskipun ada beberapa tas yang buatan Indonesia akan tetapi harganya tidak jauh berbeda. Harga tas bautan luar berkisar di Rp. 400.000 sedangkan untuk tas buatan dalam negeri berkisar pada Rp. 300.000. Padahal meski lebih murah kualitas produk dalam negeri tidak kalah saing. Unyil Dive Wear contohnya, belakangan ini Unyil Dive Wear memasarkan tas alat snorkeling dengan harga yang cukup terjangkau dengan kualitas yang bisa dibilang baik. Unyil Dive Wear membuat tas yang memang ditujukan untuk tempat fins, masker dan snorkel dengan kantong tambahan dibagian depan tas tersebut. Unyil Dive Wear menawarkan tas dengan variasi warna yang berbeda-beda untuk menarik minat pembelinya. Tas Unyil Dive Wear dipasarkan dengan harga yang sekitar Rp. 180.000. untuk pembaca yang ingin mencari info mengenai tas Unyil Dive Wear ini dapat menghubungi Hadi di nomor +6285691357231.
Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
31
DivE event
DivE event
LOMBA ATLET FINSWIMMING
BANGKA OPEN 2014 Teks : Vega Felicia Foto : Vega Felicia
U
nit Selam UGM merupakan salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang didirikan guna menampung minat dan bakat mahasiswa di bidang penyelaman. Unit Selam UGM memiliki 4 jenis divisi kegiatan yakni divisi fotografi bawah air, konservasi, SAR, dan atlet. Pada tanggal 18 - 20 April kemarin, Unit Selam UGM berkesempatan untuk mengikuti lomba atlet finswimming Bangka Open 2014 yang berlokasi di Pantai Parai, Sungailiat, Bangka. Lomba ini diadakan dalam rangka Kejuaraan Finswimming Tingkat Nasional. Event tersebut merupakan kompetisi tahunan yang melibatkan para penyelam se-Indonesia, pengurus POSSI dari berbagai provinsi, dan juga perenang handal tingkat provinsi.
32
Teknis dari lomba ini yaitu menggunakan peralatan berupa bifins, snorkel, dan goggle atau masker. Terdapat empat kategori yang dilombakan, yaitu finswiming laut 3000 M junior putra, finswiming laut 3000 M junior putri, finswiming laut 5000 M junior putra, dan finswiming laut 5000 M junior putri. Pada lomba finswimming Bangka Open 2014 diikuti oleh 8 pengprov POSSI diantaranya POSSI D.I. Yogyakarta, POSSI DKI Jakarta, POSSI Jawa Barat, POSSI Jawa Timur, POSSI Sumatera Selatan, POSSI Sulawesi Utara, POSSI Papua Barat dan terutama POSSI Bangka Belitung. Unit Selam UGM mengirimkan 2 atlet berbakatnya yakni Triswanto dan Deno Noviandri dengan seorang manajer. Keduanya
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
berlomba di kategori finswmming laut 5000 M junior putra. Kegiatan ini selain meningkatkan kemampuan fisik dan pengalaman atlet dalam hal finswimming juga bertujuan untuk menambah relasi antara Unit Selam UGM dengan POSSI seluruh Indonesia dan juga perenang-perenang terbaik se-Indonesia. Meskipun tidak meraih juara dalam perlombaan tersebut, kedua atlet merasa sangat bangga bisa memiliki kesempatan untuk mengikuti lomba finswimming tingkat nasional tersebut. Selain itu, dapat berkunjung ke Pulau Bangka dan menikmati keindahan alamnya juga merupakan kebahagiaan tersendiri yang didapat dari mengikuti lomba ini.
satuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia). Tak lupa, Unit Selam UGM berusaha untuk terus meningkatkan kemampuan dan kualitas sumber daya atletnya supaya dapat terus berprestasi dalam dunia kompetisi olahraga selam lainnya.
Diharapkan kedepannya semakin banyak kegiatan seperti ini diadakan di Indonesia, dan Unit Selam UGM juga dapat terus berpartisipasi secara aktif dalam ruang lingkup POSSI (PerScubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |
33
vakansi
Gangguan Jiwa Identitas Disosiatif
Teks: Arma Setyawan
P
ernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang memiliki kepribadian ganda? Jika pernah, bisa jadi orang yang Anda temui tersebut merupakan penderita gangguan jiwa identitas disosiatif. Gangguan jiwa identitas disosiatif atau kepribadian ganda adalah sebuah gangguan jiwa yang merupakan akibat samping dari trauma ekstrim pada masa kanak kanak dan remaja. Pada masa tersebut, individu mengalami trauma yang ekstrim dan berulang yang membentuk dua atau lebih kepribadian berbeda. Masingmasing kepribadian yang berbeda tersebut memiliki perbedaan pada pola berpikir, emosi, cara melihat lingkungan, dan melihat dirinya sendiri. Yang lebih mengerikan, dua atau lebih kepribadian tersebut dapat mengambil alih perilaku individu tersebut secara penuh. Terdapat beberapa gejala penyakit ini, diantaranya muncul dua kepribadian atau lebih. Kepribadian tersebut dapat mengendalikan perilaku individu secara penuh. Ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting melebihi kelupaan normal. Dan gangguan bukan karena gangguan medis
34
atau akibat zat tertentu. Selama gangguan muncul, penderita biasanya merasa tidak berada dalam tubuh mereka. Ia merasa seolah sedang mengamati tubuhnya dalam sebuah film. Penderita juga mengalami distorsi waktu dan amnesia. Penderita kerap merasa sakit kepala dan ingin bunuh diri karena mendengar banyak suara di kepalanya. Ini mirip dengan gejala pada gangguan Skizofrenia. Perlu dilakukan terapi hipnotis untuk membawa penderita ke kondisi ambang. Terapis akan membangun hubungan baik dengan semua kepribadian yang ada. Setelah itu, terapis akan meminta kepribadian asli untuk terbuka dengan kepribadian lainnya. Biasanya, kepribadian asli tidak menyadari adanya kepribadian lainnya, namun kepribadian lainnya menyadari adanya kepribadian asli. Terapis akan berupaya untuk mengembalikan penderita ke situasi traumatis yang direpres oleh penderita. Setelah itu terapis akan berusaha untuk mensugesti pada penderita bahwa bahaya yang dialaminya di masa lalu kini sudah tidak ada. Pada dasarnya, gangguan ini tidak akan terjadi bila kita mampu mengikhlaskan pengalaman pengalaman buruk yang pernah dialamai. Ketidakmampuan untuk menerima dan justru merepres peristiwa traumatis justru akan memicu lahirnya depresi yang merambah ke gangguan lain yang lebih mengerikan seperti skizofrenia, kepribadian ganda, dan masih banyak lagi yang lainnya.
| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014
Unit Selam UGM Sayap Utara Gelanggang Mahasiswa UGM Jalan Pancasila no. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281 www.selamugm.org