dari pembaca Kirimkan kritik/komentar/tanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY.
Perlu Lomba Berjalan di Trotoar UNY Surat pembaca Pewara Dinamika edisi maret dan april tahun 2010 saling sahut menyahut. Secara substansi kedua surat pembaca ter sebut tidak berbeda; masih menyinggung persoalan trotoar. Surat pembaca edisi April sifatnya menguatkan mendapat surat pembaca sebelumnya. Sebagai mahasiswa yang sering jalan di kawasan FISE-FBS Timur-Kopma, kawasan yang dipasang trotoar, saya agak risau. Dalam kerisauan tersebut, ter besik tanya, kenapa hingga saat ini animo mahasiswa untuk melewati trotoar tersebut belum maksimal. Padahal, fasilitas ter sebut telah nyaman dan aman buat pejalan kaki. Hingga akhirnya, saya pernah mengajak salah satu kawan saya untuk ngobrol jauh soal ini, bahkan kami menyepakati untuk melakukan penelitian sederhana mengenai faktor-faktor sosiologisnya. Saya berasumsi bahwa pembangunan trotoar tersebut adalah untuk memfa silitasi kebutuhan mahasiswa, akan te tapi melihat kecenderungan sosiologis pejalan kaki tersebut, kiranya asumsi saya keliru. Kemudian, saya kembali berasumsi bahwa pembangunan trotoar dilakukan hanya untuk mempercantik kampus yang kabarnya telah siap me nuju WCU, tanpa melakukan penelitian akan kebutuhan mahasiswa maupun sivitas akademika UNY lainnya. Jika asumsi saya benar, saya menghimbau agar seluruh komponen maha siswa, terutama BEM maupun Unit Kegiatan Mahasiswa mau bersama-sama mencari tahu penyebab hal di atas.
Pewara Dinam i ka m ei 2 0 1 0
Bagi UKM penelitian, secara khusus, saya berharap untuk menjadi organ yang paling depan dalam melakukan penelitian sederhana tentang hal itu. Jika semua ormawa UNY telah mendapat jawaban atas persoalam tersebut, saya berharap agar mereka secara bersamasama segera mendesak pihak kampus, dalam hal ini rektorat, untuk merealisasikan hasil penelitian tersebut. Memang untuk mewujudkan hal ini, saya rasa tidak cukup hanya dengan penelitian, akan tetapi harus didukung oleh kebijakan rektorat dan sosialisasi yang intensif, bahkan perlu diadakan lomba berjalan di trotoar. Lomba ini memang aneh, akan tetapi lomba ini
dapat digunakan sebagai media untuk menarik perhatian sekaligus minat ma hasiswa ataupun sivitas akademika UNY untuk senang berjalan di trotoar. Jika berjalan di trotoar akhirnya menjadi prilaku hidup sivitas akademika, maka usaha mewujudkan kampus yang lebih rapi, nyaman, bukanlah hal yang sukar. Nah, jika ini dapat terwujud dengan baik, saya berharap suatu ketika agar “mimpi” lomba berjalan di trotoar ditiadakan. Karena, sudah tentu berjalan ditrotoar telah menjadi bagian hidup sivitas akademika UNY. Dan pada akhir nya, perdebatan surat pembaca dua edi si sebelumnya menjadi tuntas. ISlahuddin, mahasiswa Ft UNY