P
Oktober 2006
i
E
W
A
A
UNfVERBn-AB NEQER]YDBYAKARTA
Resensi Buku
KSEASI DAN INOVASl DAKIKUMPUIAN CERPEN EPISODE DAUN'DAUN GUGUR
Oleh: Heru Farhani *)
Judul
:Episode Daun-daun Gugur (Kumpulan Cerpen Terbaik Jurnal Kreatlva)
Cetakan Penerbit
; l,Maret2006 : LPPM Kreatlva FBS UNY
Tebal
:120HaIaman
Sungguh sebuah hal yang luarbiasa ketika Lembaga Penerbitan Pers Mahaslswa (LPPM) Kreatlva Fakultas
Bahasa dan Sen!(FBS) Unlversitas Negerl Yogyakarta (UNY), yang notabene sebuah organisasi jurnallstik di tingkat fakultas, mampu menerbitkan sebuah kumpulan cerpen yang kemudian diberi judul Episode Daun-daun Gugur. Kenapa luar biasa? Pertama, dillhat darl usia berdlrinya, LPPM Kreatlva barulah berumur sekitar satu
tahun. Dalam umur yang begitu muda, LPPM Kreatlva sudah mampu untuk terus eksis. Bukan hanya mengurusi majalah, kini mereka telah
R
membldik book edition.
Kedua, pengelola penerbitan buku Ini
bukanlah orang-orang yang profeslonal, dalam artian mereka yang memang fokus terhadap permasalahan penerbitan. Mereka (Redaksl) hanyalah mahaslswa yang mencari kerja samplngan, bukan untuk digajl dan mendapatkan uang sebagalbiaya pemenuhan kebutuhan hidup. Namun, sekedar sebagal sebuah media penyaluran bakat mereka. Ketiga, ini yang terpenting, dalam penerbitan perdananya ini, buku diterbltkan dalam format yang cukup luks, serta dl dalamnya terdapat cerpen-cerpen sastrawan terkena! semacam
Raudal
Tanjung Banua, Asma Nadia, Saut Situmorang,dan yang lain.
Menlkmati kumpulan cerpen Episode Daun-daun Gugur tentu memberikan ruang apresiasi yang besar bagi pembaca dan penikmat sastra. Bahkan,Ahmad Toharl dalam pengantarnya dalam kumpulan cerpen Episode Daundaun Gugur tersebut secara gamblang mengutarakan bahwa sekarang dominasi
para sastrawan wartawan pun mulal
mendapat pesaing baru darl kalangan mahaslswa atau kampus pada umumnya. Gejala Ini bisa dianggap sebagai suatu hal yang menggemblrakan, karena ruh dan
sumber kreatlvitas masyarakat memang seharusnya lahir dari sana. Dengan sarana perpustakaan dan pengajaran serta iklim
yang mendukung sudah sepantasnya kampus melahirkan 'sastrawan-sastrawan' tangguh di masa depan.
Walaupun iahir dari kampus yang merupakan sebuah komunitas intelektual, namun cerpen-cerpen yang ada dl dalam
Episode Daun-daun Gugurmampu bertahan untuk tidak terseret pada tema yang lokalis minimalis,sekedar berkeclmpung pada tema sekitar perkuliahan, Idealisms mahaslswa, atau pun romantika remaja. Cerpen-cerpen yang ada ternyata mampu untuk tetap memandang dan mengangkat segala permasalahan realitas yang ada dl dalam kehidupan bermasyarakat. Berbagai macam tema diangkat dalam kumpulan cerpen tersebut. Secara umum sebelas cerpen itu konvensional. Ada yang roamantis, realls, surealis, maupun
dramatis. Raudal Tanjung Banua dengan gaya kepenulisannya yang khas mengangkat masalah mitos yang selalu menghantui masyarakat. Ndika Mahrendra, yang menyumbang dua cerpen dalam
kumpulan kali Ini, tampil dengan tema yang acapkaii mengambang dan membiarkan pembaca menerka Imajinasi yang coba ia tawarkan. Asma Nadia masih hadir dalam
persoalan kesetlaan dan selalu menyiratkan nilal-nllal perjuangan terhadap emanslpasi