Volume 9, No. 02 September 2007
P
E
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAI
'Wri'.' ♦<»
Mi
■*A
VV\
T-
> .
!>• l*t
!»•
ii.
K.it
vTx-^:
'ood Ball Game
I693'I46;
Jendela
1
Mimpi Buruk Bangsa Indonesia
Berlta Utama
2 3
Perllndungan Bahasa Daerah Berdasarkan UUD 1945 SertifikasI Guru: Apa, Bagaimana, Untuk Apa?
4
Bahasa, identitas, dan Kearifan Lokal dalam Perspektif Pendldikan
Opini 31
Tolak RUU PMA
32
Kualitas Pendldikan Kita Jalan di Tempat
Resensi Buku
33
Sebenarnya Kehidupan
Bunga Rampai 35
Berprestasi di Tengah Era Kompetisi
Cerpen 36
Sang Juara
Bina Rohani 38 Puasa Ramadhan = 6 L + 1 H
Puisl/Geguritan/Tembang Pojok Gelitik
R E D A K §1 ■ Penerbit
Humas Universitas Negeri Yogyakarta ■ Izin
SK Rektor Nomor 321 Tahun 1999
Desain Grafis
Witono Nugroho, 3.1.P.
Fotografi Ngadina
.ISSN 1693-1467
■ Penanggung Jawab Rektor
• Pengarah Pemoantu Rektor I Pembantu Rektor II Pembantu Rektor III
■ Penasehat
Kepala Biro AUK Kepala BiroAAKPSI Kepala KKHP
• Pemimpin Umum H. Thohar Fuaedi, M.Pd.
■ Pemimpin Redaksl Sumaryadi, M.Pd.
■ Pemimpin Perusahaan Hj. Sri Sudjarwanti, S.I.P. « Sekretaris Redaksi
Ahmad Natsir Eka Putra, S.H. ■ Redaksi
Kusmarwanti, M.Pd. Hermanto, M.Pd.
Ermawan Susanto, S.Pd.
Reporter Ratna Ekawati, S.I.P. (FIP) Isti Kistianingsih, S.Pd.(FISE) Deddy Herdito, S.E.(FMIPA) Haryono(FBS) Hadimin, S.Pd.(FIK) Hj. Rani Eryani, S.i.P.(FT) Prayoga, S.i.P.(LPM) Drs. Wedho Chrisnarno(BAUK)
Agus Purwatma W.. S.Pd.(BAAKPSI) Syamsu Rahmadi, S.E.(Kemahasiswaan) ■ Iklan/Pemasaran
Dra. Hj. Yuswati Zuifi Hendri, M.Sn. Fashiiaturahmah
Haryani, A.Md. ■ Sirkulasi Drs. H. Trisiia
Suwanto Sri WIdodo Sudarman
I Alamat Redaksi :JL Coiombo Kamfms Karai^Hii T<B|piFalc5:(S274)542f8S. E-inaSdhiMias@un)^acJ4 WabBftt
juwy.acJd
F =4
r
I
W
A
I
A
UKivEutiu Nioni YaayuuQA
Septem ber 2007
Tragedi G 30 S PKl,
Mimpi Buruk Bangsa Indonesia Pasca gerakan reformasi dan tumbangnya kekuasaan Orde Baru pada 1998,'kita dihadapkan pada situasi yang amat khas dan mustahil kita temui pada masamasa sebelumnya, yakni munculnya semangat keterbukaan, kebebasan menyampaikan pendapat, dan
Malari, konfiik di Ambon, Pose, bom di Bali, kasus Semanggi, Trisakti, dan kasus-kasus kekerasan lain di negeri ini meslinya tidak akan terjadi jika kita mau belajar dari pengalaman sejarah.
melakukan akses informas! secara lebih leluasa,termasuk
sebenamya yang bisa didapatkan dari kejadian-kejadian semacam itu, kecuali banyak rakyat tidak berdosa yang menjadi korban. Sampai hari ini pun, barangkaii sebagian besar masyarakat tidak pernah mengerti, mengapa sebuah bangsa besar seperti bangsa Indonesia mampu berbuat keji terhadap bangsanya sendiri. Membangun kesadaran akan sebuah etika berbangsa serta solidaritas nasional bukanlah pekerjaan mudah, melainkan membutuhkan waktu iama. Fanatisme terhadap golongan atas dasar ras,suku, agama, partai, semangat kedaerahan, dan komunitas apa pun itu, harusnya dipandang sebagai upaya meneguhkan ciri khas keberagaman kita, bukan untuk meruntuhkan bangunan
dalam hal menyikapi perstiwa-peristlwa politik masa sllam. Kita semua tentu sependapat bahwa G-30-S/PKI adalah sebuah peritiwa politik paling fenomena! sepanjang sejarah Indonesia setelah perang kemerdekaan. Orang boleh mengeluarkan pendapat tentang kontroversi peristiwa 6-30-S/PKl, puluhan hipotesis para penelili dan akademisi meramaikan wacana seputar tragedi yang
menghebohkan dunia itu. Tetapi, satu hal yang tidak terbantahkan, bahwa peristiwa tersebut merupakan sejarah paling hitamyangpemah dilewati Republikini. Hermawan Sulistyo dalam bukunya "Palu Arit di Ladang Tebu"(2000) menyebutkan laporan resmi tim dari Angkatan Darat (AD) pada awal Desember 1965, korban terbunuh mencapai 500-600 ribu jiwa. Yang lebih mencengangkan lagi adalah pengakuan Sarwo Edhi
Wibowo,mantan Komandan RPI^D(sekarang Kopassus), salah seorang tokoh militer yang turut berperan dalam operasi pengejaran orang-orang yang dianggap terlibat dalam 'kudeta'1965,tercatat lebih dari 1 juta orang PKl dan
simpatisannya terbunuh atau sengaja dibunuh. Jumlah itu belum termasuk yang ditahan di berbagai penjara di daerah-daerah (sekitarkita, 2005). Mereka mati tidak hanya di tangan aparat militer dalam aksi pembersihan,tetapijuga oleh masyarakat sipil sebagai aksi balas dendam terhadap kekejian orang-orang PKi di masa lalu. September 2007 Ini kita kembaii diingatkan oleh tragedi berdarah tersebut. Tragedi yang disebabkan oleh kepentingan poiitik dan kekuasaan yang menyumbat akal sehat manusia. Jika hari ini kita masih menyaksikan orang
berebut kepentingan serta memaksakan kehendak kepada orang lain, dan jika ketidakadilan dan arogansi kekuasaan terus saja dibiarkan, sebenamya kita telah menanamkan kebencian yang akan melahirkan kekerasan baru. Kasus
Kita tidak pernah tahu keuntungan apa
nasionalismeyang sudah ada. Atas nama demokrasi dan keterbukaan yang
tanpa dilandasi oleh moralitas dan etika, hanya akan melahirkan anarkhisme. Bangsa ini tengah menghadapi persoalan-persoalan rumlt. Data BPS menunjukkan angka pengangguran terbuka pada 2007 diperkirakan mencapai 12,7 juta jiwa,jumlah penduduk miskin mencapai 45,7 juta jiwa, tingkat kriminalitas juga semakin tingggi yang dari segi kualitas modusnya semakin canggih. Belum lagi masalahmasalah sosiai-ekonomi lainnya sebagai dampak dari ketidaksiapan kita menghadapi perubahan mendadak pasca reformasi.
Kompleksnya persoaian yang dihadapi negeri ini sudah pasti tidak akan bisa diselesaikanjika bangsa ini tidak segera sadar akan adanya kepentingan yang lebih besar lagi daripada sekedar menuruti ambisi-ambisi sesaat. Kepentingan yang lebih besar tersebut adalah menyelamatkan bangsa ini dari kemerosotan yang lebih dalam lagi.
Tragedi G-30-S/PKi adalah mimpi buruk yang hendaknya menjadi pengalaman berharga, betapa usaha apa pun jika hanya dilandasi oleh kepentingan satu atau dua golongan tertentu tidak akan menciptakan harmoni, tetapi justru kehancuran yang akan terjadi.(Red-w)
•v;?,
_ V.r
DiRAmiCA
September 2007
Berita Utama Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.:
Perlindungan Bahasa Daerah Berdasarkan UUD1945
■hp-t;
■
i '■'
•..•• s:^". '
-
• ••
—
mnnwiii
•
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.Hmer^cm^f/ra^^ materi
Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, 8 September 2007 lalu menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk "Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah dalam Kerangka Budaya" di Auditorium kampus setempat. Tampil sebagai pembicara kunci adalah Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Berlkut apa yangdisampaikannya. >
Sebagai bangsa yang majemuk, bangsa Indonesia memiiiki keragaman budaya. Berbagal macam kebudayaan tumbuh dan berkembang berdasarkan keragaman kondisi geografis, kepercayaan, dan faktor-faktor lain yang ikut menentukan pembentukan sistem budaya. Bangsa Indonesia juga menerima pengaruh dari agama-agama besardunia dan kebudayaan-kebudayaan besar. Setiap agama dan kebudayaan memiiiki sumbangan sendiri. yang berbeda-beda dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Hal itu sergakin memperkaya budaya bangsa Indonesia yang dl dalamnya tercakup kekayaan akan keragaman cara berpikir, adat dan sistem hukumadat. serta bahasa,
Di atas keragaman itu bangsa Indonesia berdiri. Identitas kebangsaan kita adalah keragaman itu sendiri. Hal
itu jelas dapat dilihat dari salah satu dasar negara kita, "Persatuan Indonesia". Dasar tersebut memiiiki arti, ke-
Indonesia-an tidak menghilangkan keragaman budaya yang ada, justru menghormati dan memeliharanya sebagai akar dari kebudayaan nasional.
Dari sisi bahasa. bangsa Indonesia memiiiki lebih
dari 700 bahasa daerah (selanjutnya ditulis BD) (angka pasti jumlah BD berbeda-beda; 700,745, atau 731. BD yang sudah diteliti baru 1/3-nya). Masing-masing BD paling tidak mewakili satu sistem budaya. Saal ini 30% dari BD tersebut telah hilang. • Hal itu dapat dijadikan indikasi telah hilangnya 30% kebudayaan daerah yang Ikut membentuk kebudayaan nasional. BD yang terancam punah atau sudah punah tersebut
tersebar di seluruh wilayah Indonesia, di antaranya 50 di Kalimantan, 2 di Sumatera (dari 13 yang ada). 36 di Sulawesi
(dari 110), 33 di Maluku (dari 80), 8 di wilayah NTB dan NTT (dari 50), serta 56 bahasa di Papua dan Halmahera (dari 271). Walaupun kesadaran atas realitas keragaman bangsa telah ada. bahkan semenjak belum lahimya Indonesia, yang dapat dilihat dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika, namun temyata itu belum mampu dilaksanakan dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari semakin terpinggirkannya BD, hingga ada yang mengalami kepunahan. Masih belum banyak komponen bangsa yang memiiiki kepedulian terhadap bahasa dan budaya daerah, bahkan terdapat kebijakan tertentu yang telah meminggirkan bahasa dan budaya daerah. BD dalam UUD1945
UUD 1945 sebagai konstitusi Indonesia merupakan
kesepakatan atau persetujuan bersama (general agreement)
dari seluruh rakyat Indonesia yang memiiiki keragaman untuk hidup bersama sebagai satu bangsa dalam satu negara.
Keragaman tersebut tercermin dalam UUD 1945 yang mengakui keragaman dalam satu ikatan kebangsaan. Terkait dengan BD, UUD 1945, sebelum perubahan. telah mengakui, BD tidak hanya sebagai bagian dari kebudayaan daerah. bahkan diakui sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia. Hal itu disebutkan secara jelas dalam Penjelasan Ps. 36 UUD 1945 sebelum perubahan. Dalam penjelasan tersebut juga dinyatakan, BD-BD yang dipelihara dengan baik oleh rakyatnya akan dihonnati dan dipelihara juga oleh negara.
Pentingnya menjaga keragaman atau pluralitas
bangsa Indonesia kembali mengemuka pada saat gelombang demokratisasi menguat di era reformasi. Muncul kesadaran, berbagai ketlmpangan dan konflik sosial yang terjadi, salah satu faktomya adalah kebijakan penyeragaman. Kebijakan itu
mengakibatkan adanya masyarakat yang tercerabut dari akar
budayanya dan mengalami keterasingan. Kebijakan pembangunan yang tidak memperhatikan kepentingan dan aspirasi lokal pun telah meminggirkan budaya dan masyarakat lokal. Praktek ketimpangan dan kondisi keterasingan ikut memicu maraknya konflik sosial.
Menyadari itu, arah pembangunan dan
penyelenggaraan negara kembali dilakukan dengan memperhatikan eksistensi keragaman budaya bangsa Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari hasil Perubahan UUD 1945.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditegaskan dalam PsI. 36A yang menyalakan "Lambang Negara iaiah Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika."
Jaminan penghormalan terhadap keragaman budaya juga diatur dalam PsI. 281 Ayat (3) UUD 1945 pasca perubahan yang menyatakan "Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban, BD merupakan salah satu identitas budaya masyarakat tradisional. harus dihormati
oleh segenap komponen bangsa. Bersambung ke ha! ...25
DSn^miCA
September 2007
Berita Utama Dr. H. Rochmat Wahab, M.A.:
Sertifikasi Guru: Apa, Bagaimana, Untuk Apa? tindakan yang dilunjukkan; (6) penekanan organisasional lebih pada Iayanan yang diberikan daripada pemerolehan ekonomik;(7) memiliki organisasi profesional yang mandiri; dan(8)adanya kode etik.
Adapun profesionalisme bermakna: suatu
pekerjaan yang memerlukan pelalihan dan pendidikan tinggi dalam waktu lama, program yang berorientasi pada
spesifikasi tertentu, suatu pekerjaan yang memiliki misi sosial, dikendalikan oleh kode etik profesi. Dikaitkan dengan
profesionalitas, mengajar bisa berlangsung secara Semi professional, Emerging professional,atau Full professional. Untuk Dasar Hukum Sertifikasi Guru itu sendiri,
meliputi: a) Undang-undang Rl No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; b) Undang-undang Rl No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; c) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan; d) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik; e) Fatwa/Pendapat Hukum Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. I.UM.01.02-253; dan f) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 18 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi bagi Guru Datam Jabatan.
Wacana tentang guru semakin menarik, setelah UU No 14 Tahun 2005, baik berkenaan dengan
kesejehteraan maupun tuntutan profesionalnya. Seorang guru yang profesional seharusnya memenuhi standar kuatifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik.
Dalam rangka mewujudkan profesional guru, tidak hanya melibatkan guru sendiri atau pengelola karir guru (birokrasi pendidikan), melalnkan yang panting juga adalah lembaga pendidikan tenaga kependidikan, baik untuk guru
Ditegaskan, guru adalah pendidik profesional. Maka, untuk mewujudkan guru menjadi pendidik profesional, ada persyaratan yang mesti dimiliki, yakni (1) kualifikasi akademik minimal S-1/D-4 yang relevan dan (2) menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Untuk Kualifikasi Akademik minimal S-1/D-4 yang relevan, dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan relevansi mengacu pada jejang pendidikan dan mata petajaran yang dibina. Misalnya, guru SD dipersyaratkan lulusan S-1/D-4 Jurusan/Program Studi PGSD/Psikologi/Pendidikan lainnya, sedangkan guru Matematika SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK dipersyaratkan
prajabatan maupun dalam jabatan.
lulusan S-1/D-4 Jurusan/Program Studi Matematika atau
Dalam rangka mewujudkan program sertifikasi guru tetah ditentukan LPTK Induk dan mira. UNY sebagal
Pendidikan Matematika.
Rochmat Wahab, M,A„ mengawali pemaparannya di
Menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogjk, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Hal itu dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang
depan wartawan berbagai media massa, cetak maupun
lulus sertifikasi guru.
elektronik, untuk DIY dan sekitamya yang dikemas dalam Media Forum UNY baru-baru ini di Tempo Doeloe Resto. Berikut apa yang disampaikannya.
Mengenai sertifikasi guru itu sendiri dijelaskan, sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru, Sertifikasi bagi guru prajabatan dilakukan melaiui pendidikan profesi di LPTK yang terakreditasi dan ditetapkan Pemerintah, diakhiri dengan uji kompetensi. Sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri
LPTK Induk memiliki peran dan tanggung jawab yang melekat, baik secara akademik. moral, maupun sosial. Demikian Pembantu Rektor I UNY, Dr. H.
Karakteristik profesionalisme (Martin: 2004), meliputi: (1) memberlkan suatu iayanan sosial yang unik, tertentu, dan esensial; (2) penekanannya pada teknikteknik secara intelektual dalam menunjukkan layanannya:
(3) membutuhkan waktu yang lama untuk memperoleh keahliannya; (4) rentangan otonominya luas sebagai praktisi, baik secara individual maupun kotektif;(5)diterima oleh para praktisi akan tanggung jawab personalnya secara meluas berkenaan dengan penilaian yang dibuat dan
Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007, yakni dilakukan dalam bentukportofolio.
Penilaian Portofolio,sebagaimana dimaksud pada Bersambung ke hal... 26
DlnAmlcA
September 2007
HSerita Utama Prof. Dr. Suminto A. Sayuti;
Bahasa, Identitas, dan Kearifan Lokal dalain Perspektif Pendidikao Salah satu kecenderungan yang tampak jelas dari dinamika kehidupan manusia dewasa ini iaiah
perubahan-perubahan yang disebabkan upaya-upaya manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologl yang berlangsung kian cepat, Perubahan-perubahan tersebut terasa besar sekali pengaruhnya bagi berbagai aspek
Pencapaian pemahaman
yang b a i k terhadapnya akan terlaksana
kehidupan, termasuk di dalamnya pengaruhnya yang tak terhindarkan pada kehidupan bahasa dalam berbagai seginya. Pada sis! lain, persemukaan kita dengan budaya
jika diposisikan
astng melalui media cetak dan elektronik, sebagai akibat
"pelancongan." Terminologi ini
yang tak terhindarkan dari proses tersebut, telah member!
warna dan corak tersendiri pada sendi-sendi kehidupan budaya kita yang tengah berada dalam proses transformasi, Akibatnya, kita pun dihadapkan pada berbagai keniscayaan; penetrasi nilai-nilai baru yang avant
garde yang acapkali bertentangan dengan nilai lama yang konvensional; kecenderungan pragmatik, materiallstik, dan hedonik yang menjadi dominan di tengah masyarakat yang makin konsumeristik yang ujung-ujungnya sampal pada pemiskinan spiritual; dan sederet panjang fenomena lainnya. Oleh karena itu, yang penting bagi kita kini iaIah berpikir strategis tentang kebudayaan, yakni menempatkan kembali kebudayaan sebagai kerja perencanaan manusia berikut tindakan nyatanya demi kesejahteraan bersama, Persoalannya, bagaimanakah
bahasa daerah menjadi komponen yang layak dipertimbangkan dalam rangka strategi kebudayaan itu. Jika ya, seberapa jauh dan imperatif yang bagaimanakah yang mestinya ditunaikan bersama, Demiklan Dekan FBS UNY, Prof. Dr. Suminto A.
Sayuti, mengawali paparannya pada Seminar Nasional "Pembelajaran Bahasa dan saslra Daerah dalam
Kerangka Budaya" yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FBS UNY,8 September 2007, di Auditorium UNY
Fenomena budaya, apa pun bentuknya, termasuk bahasa, lanjut Suminto, posisinya bersifat tidak slabil. Ketidakslabilannya,dengan demikian, menuntut kita
untuk tidak memperhitungkannya sebagai sesuatu yang bersifat tetap. la selalu dalam posisi berubah dan berubah terus. Apalagi jika hai itu diletakkan dalam perspektif budaya masa kini, ketika tersedia ruang yang begitu iuas bagi siapa pun untuk melakukan apa yang disebut konstruksi identitas. Kini, peristiwa pertukaran benda dan/atau simbol menjadi amat mudah. Demikian juga halnya, dengan perpindahan dari lempat yang satu ke tempat lainnya. Belum lagi dengan pencanggihan teknologi komunikasi yang membuat fertilisasi silang antarbudaya juga semakin mudah. Konsekuensinya. sifat translokal
d
a
l
a
m
terminologi
mencakup
budaya dan
WV
manusia yang
-
selalu dalam
pengembaraan dari satu terminal
ke terminal iainnya. Akibatnya, ruang-ruang budaya juga merupakan "medan" tempat para pelancong menjadi pengembara pulang balik. Tidak mustahil bahwa bahasa pun menjadi sebuah"rumah bersama".
Mengapa gagasan tentang ketidakstabilan kebudayaan dan identitas dalam wacana budaya kekinian
harus diperhitungkan tatkala kita memperbincangkan bahasa berikut aspek yang terkait dengannya, karena situasi itu membawa kita pada pemahaman bahwa kebudayaan dan identitas, seperti dinyatakan para ahli di bidangnya,selalu merupakan pertemuan dan percampuran dari berbagai kebudayaan dan identitas yang berbeda-beda melalui proses hibridasi. yang berakibat kabur dan labilnya batas-batas kebudayaan yang mapan karena dikaburkan
dan dilabilkan oleh proses hibridasi itu. Inilah tantangan sekaligus peluang yang tertwntang dan mengepung kita. Ketika etnisitas dipahami sebagai sebuah konsep kultural yang berpusat pada pembagian norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan. simbol, dan praktek-praktek kultural. bahasa sesungguhnya menjadi sarana yang utama. Etnisitas teraktualisasikan juga dalam "cara kita berbicara"tentang identitas kelompok. Semenlara, di dalam etnisitas itu sendiri juga selalu terandaikan adanya relasi, yakni relasi dengan identifikasi diri dan sangkan-paran sosial. Dalam konteks inilah menyiasati kembali bahasa daerah akan menemukan signifikansi dan relevansinya. Harkat suatu masyarakat ditentukan oleh
budayanya sendiri. Budaya akan tumbuh dan berkembang bila didukung oleh masyarakatnya. Masyarakatlah "ahli waris" dan sekaligus pelaku menuju lercipta dan tercapainya situasi yang disebut"sadar budaya",kesadaran atau pemahaman di kalangan masyarakat,sebagai individu
menjadi sifat kebudayaan dan identitas.
Siluasi kehidupan kita kini mengisyaratkan, terminologi tempat sebagai sandaran bagi pemahaman terhadap kebudayaan dan identitas tidaklah cukup.
Bersambung ke haf... 29
r
I
«
*
t
A
DinAiiii<ik UNtvEunu NiauiYDaYUAjn
September 2007
u
-
B Erita
Hasil Temuan
Harus Bisa Dinikmati Pihak Lain
i
Foto: witono, 2007
Dr. Rochmat Wahab, MA. Membuka Pelatihan Penulisan Jumal Intemasional di Lemlit UNY Universitas adalah centre of exellence. Jadi,
paling tidak kita bisa berpihak mengklaim sebagal bagian dari komunitas akademlkyang memiliki level tertentu di atas rata-rata. Keunggulan kita jangan dinikmati sendiri, tetapi benar-benar bisa dinikmati oleh pihak lain, terutama pihakpihak yang terkait dengan hasil temuan kita. Oieh karena itu, kita diharapkan dapat memanfaatkan keunggulan kita
sampai pada sasaranyang pas dimana pun mereka berada, karena kita memang sempat mempublikasikan hasil riset kita yang bisa dijangkau/diakses oleh mereka.
tanggung jawab profesionai, kita ingin mengembangkan eksistensi kita sebagai bagian dari komunitas profesionai. Sebaiknya apa yang sudah dihasilkan itu terus dipublikasikan supaya bisa memperkuat poslsi. Karena, apa pun yang bisa dihasilkan, kalau hanya diketahui sendiri, tampaknya rekognisi dari pihak lain tidak akan pemah muncul. Kalau itu disampaikan, secara terbuka lewat media
masa,jurnai, atau iewat seminar-seminar,ada rekognisi dari pihak lain,terutama yang terkait. "Semakin hari eksistensi kita semakin keiihatan
Hal tersebut dikemukakan PR i UNY, Dr. H.
bahwa kita ahli dalam bidang itu. Dengan demikian,hadirnya
Rochmat Wahab, M.A.,saat membuka Peiatihan Penulisan Jurnai intemasional yang diseienggarakan Lembaga Penelitian (Lemiit) UNY, di ruang sidang Lemiit UNY barubaru ini yang diikuti oleh para dosen UNY. Lebih ianjut Rochmat mengatakan, kita punya tanggung jawab social responsibility, tidak hanya meneliti saja, tetapi juga menyebarkan hasil penelitian kepada masyarakat yang lebih luas. Tanggung jav/ab sosial yang tidak bisa dipisahkan dari universitas adalah apa yang teiah dihasilkan, semua Itu harus bisa diabdikan bagi komunitas yang membutuhkannya, terutama komunitas yang terkait dengan disiplin yang dikembangkan di universitas. Kita punya tanggung jawab institusional dan tanggung jawab profesionai. Jadi, dengan adanya sense of responsibility, terutama untuk tanggung jawab institutional, kita ikut
jurnai merupakan media yang bisa memperkokoh keberadaan kita sebagai individu maupun bagian dari komunitas UNY atau masyarakat iimiah. Kita menyadari sepenuhnya bahwa kampus bukan menara gading, tetapi menara air, bukan hanya untuk kebanggaan saja,tetapijuga bagaimana keberadaannya bisa memancarkan air ke
membesarkan universitas. Di samping itu, dengan
sekelllingnya,"tegas Rochmat. Tripilar pendidikan tinggi, yaitu education, research, community service memang tidak bisa dipisahkan dari bagian universitas. Seiring dengan go international
tampaknya juga sudah bisa diusahakan lewat itu menglringi gerak langkah mahasiswa yang sudah melakukan praktek mengajar dengan bilingual. Demikian Rochmat mengakhiii paparannya.(wit)
r
I
W
A
I
A
Dln^niiCd UNnruttAB NioiRmnuAnA Septem t)er
2007
Berita
Kopertis Wil. V Yoyakarta Wlengajak Perpustakaan UNY:
Kerjasama Pelatihan! Untuk meningkatkan kualitas tenaga pengelola perpustakaan dalam mengolah pustakar sejak buku datang sampai dengan siap disajikan, dengan menggunakan pedoman sesuai aturan yang berlaku di perpustakaan,dan terlatihnya tenaga pengelola perpustakaan dalam melayani pengguna berbasls teknologi Informasi, serta tenaga perpustakaan mampu mengelola informasi
berbasls Tl, maka Kopertis wllayah V Yogyakarta bekerjasama dengan perpustakaan UNY menyelenggarakan Pelatihan Tenaga Perpustakaan Perguruan TInggi Kopertis Wllayah V Yogyakarta Tahun 2007.
Pelatihan dimaksud diselenggarakan di
Perpustakaan UNY (31/84/9), diikuti 138 orang tenaga pengelola perpustakaan PIS di lingkungan Kopertis Wilayah V.Selain pendalaman materi tentang kepustakaan dan praktek meng-en/;y data di komputer, juga dilaksanakan stud! banding ke perpustakaan universitas dl Surakarta.
Dalam sambutan pembukaan, Rektor UNY,Prof.
H. Sugeng Mardiyono, Ph.D., mengatakan. untuk meningkatkan kualitas perpustakaan, menyangkut pimpinan, pengelola, pustakawan, dll. kita harus mengusahakan 5M, yaitu: Megah, mengusahakan perpustakaan menjadi megah, secara fisik luas, kokoh, nyaman, secara referensi lengkap. Mampu, kita harus
berusaha untuk mampu mengelola internal perpustakaan, mampu memberikan layanan pada pihak luar yang datang ke perpustakaan. Mau, mau menunjukkan skill setelah diberi pelatihan. Keija dengan sistematis untuk Maju, maju
untuk meningkatkan Mutu.
Koordinator Kopertis Wllayah V, Prof. Dr. Ir. Budi
Santosa Wignyasukarta, mengatakan, pelatihan inl dimaksudkan untuk meningkatkan perfomance Perguruan TinggI Swasta (PTS) di Kopertis Wilayah V Yogyakarta. Dewasa ini kompetisi di PTS semakin ketat, selalu dihubungkan dengan suatu level dari universitas. MIsalnya, keluarnya 50 PT yang menjanjikan di Indonesia. DI Yogyakarta ada 3 yang masuk dalam 5 PT yang menjanjikan itu. "Kami harapkan semakin banyak PTS di Yogya yang masuk dalam perlngkat-peringkat PT yang baik. Makin banyak pula PT kita yang mendapatkan hibah kompetisi. Dari 31 PT yang mendapatkan hIbah kompetisi institusi tahun 2008,ada 6 PTS dari Yogya.Kita di kalangan nasional semakin meningkat. Kalau tidak diikuti oleh unsur
penunjang, yaitu perpustakaan, maka sulit bagi kita untuk meraih perlngkat yang lebih tinggi lagi." Ke depan adalah tekad menuju universitas tingkat
dunia. Untuk mencapai itu, dengan kemajuan teknologi harus ada perubahan, perpustakaan yang dulunya di beberapa PTS maslh menjadi pelengkap penderita, nantinya bisa menjadi tulang punggung informasi di PT itu.
Berapa jumlah buku yang dibuat oleh dosen, penelitian ilmiah/jurnal yang dibuat oleh dosen, pengabdian pada masyarakat, karya-karya paten lainnya, sehingga akan dllihat oleh semua orang dari luar negeri. Sistem informasi
elektronik yang sekarang berkembang, bisa dllihat dengan baik oleh semua orang. Pada kesempatan itu, Kepala Perpustakaan UNY,
Sri Hartati, S.H., mengatakan, aplikasi komputer di perpustakaan mengubah layanan dari manual menjadi layanan berbasls teknologi informasi. Kemajuan teknologi yang begitu pesat harus dilmbangi dengan kualitas tenaga perpustakaan. Perpustakaan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan kehldupan akademik sebagai unsur penunjang ikut berperan serta dalam pelaksanaan tugas mencapai visi dan misi perguruan tinggi.
Hasil yang diharapkan dari pelatihan itu adalah peningkatan kemampuan SDM dalam pengelolaan perpustakaan PTS di lingkungan Kopertis Wilayah V Yogyakarta, layanan perpustakaan PTS menjadi lebih baik, peningkatan fungsi perpustakaan PTS, peningkatan kualitas SDM yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, yang dapat dimanfaatkan institusi sesuai keahlian, sehingga mampu melakukan promosi agar Foto:
Peserta pelatihan praktek memasukkan data
witono 2007 akademlka. P®'"P^stakaan lebih banyak dikunjungi sivitas (wit)
r
I
«
*
1
A
DtnAniiCA uinvDunu NcaERi ydsueaka
September 2007
TETiTa Dhisi Humas Int. UNY Mengadakan
Pelatihan Jurnalistik Lanjut mendukung pemberitaan. Ada
gambar-gambar yang bagus tetapi kurang mampu berbicara, ada pula gambar-gambar yang sesungguhnya akan mampu berbicara tetapi kurang bagus. Peserta pelatihan yang terdiri atas Redaksi dan Reporter Pewara Dinamika UNY, para
petugas kehumasan, dan para Pranata Humas di lingkungan UNY itu selama sehari dipertemukan
m «aj3
I :ssSSSK
dengan tiga narasumber, masingmasing Drs. Sumaryadi, M.Pd. dari FBS UNY yang menyajikan mater! "Jurnalistik; Dimensi Kebahasaan",
Drs. H. Risman Marah, M.Sn. dari FSMR IS! Yogyakarta yang
menyajikan materi"Foto Jurnalistik: r
Dimensi Kualitatif, dan Jayadi K. Kastari dari SKH Kedauiatan Foto: natsir, 2007 Rakyat yang menyajikan materi
Jayadi Kastari menunjukkan contoh gambar foto kepada peserta pelatihan Pelatihan Jurnalistik Lanjut kali ini
diselenggarakan berangkat dari masih adanya keiemahan mendasarbagi para Redakturdan reporter Majalah Pewara Dinamika Universitas Negeri Yogyakarta, khususnya
perihai pengetahuan, wawasan, kemampuan, dan keterampiian mengelola jurnalistik,terkait dengan kegiatankegiatan editing, pembuatan/penulisan/penyusunan berita atau tulisan atau artikel. Demikian pula, dilatarbelakangi oleh masih adanya keiemahan mendasar pada petugas kehumasan dan Pranata Humas di lingkungan UNY dalam melaksanakan kegiatan perjumaiistika di UNY. Demikian ditegaskan oleh Kepala Humas int. UNY, Drs. Sumaryadi, M.Pd., yang juga Ketua Penyelenggara Pelatihan, ketika ditanya oleh Reporter
"Foto Jurnalistik; Dimensi Kontekstual".
Daiam paparannya, Sumaryadi yang tampil pada sesi pertama (dipandu Lena Satiita, M.Si.) menglngatkan bahwa jurnaiisme adalah literature in a hurry, sehingga butuh kecepatan, di samping bentuknya singkat dan padat. Pola yang digunakan daiam menyusun berita adalah piramida terballk, yakni aiinea 1 sebagai lead (blasanya mengikuti rumus 5W+1H dan aiinea berikutnya sebagai tubuh berita yang berisi pengembangan secara iebih rinci. Di samping itu, disampalkan puia resep agar tulisan berita mampu memenuhi tujuan dan beberapa karakteristik bahasajumalistik. Sesi kedua, Drs. H. Risman Marah, M.Sn.
Pewara Dinamika UNY, A. Natsir EP, di seia-sela kegiatan
(dipandu Dra. Hj. Yuswati) menyampaikan materi tentang dasar-dasar fotografi, yang meiiputi anatomi kamera dan
pelatihan yang berlangsung di Ruang Sidang Utama
bahasa kamera. Dalam anatomi kamera dipaparkan
Gedung Rektorat kampus setempat.
mengenai iensa, kecepatan, diafragma, asa, dan flash. Sedangkan dalam bahasa fotografi dipaparkan tentang cahaya,gerak,ruang tajam,dan komposisi. Sesi ketiga, Jayadi K. Kastari(dipandu Widyastuti Purbani, M.A.) membahas angle dan komposisi dalam foto jurnalistik. Foto-foto untuk kepentingan media cetak harus memenuhi beberapa kriteria, yakni aktual, faktuai, human interest, khusus/unik,dan menarik. Kecuali itu, beberapa hal yang harus diperhatikan agar diperoleh foto yang artistik, yakni angle/sudut pengambilan, komposisi, dan arah gerak.
Pada upacara pembukaan pelatihan, Kepaia KKHP UNY, Sugirin, Ph.D., menegaskan bahwa KKHP menyambut balk dan memberikan apresiasi yang tinggi atas diselenggarakannya pelatihan tersebut. Di samping karena waktunya bersamaan dengan pelaksanaan puasa Ramadhan, yang harapannya kegiatan itu iebih bermakna ibadah,juga teramat bermanfaat untuk Iebih meningkatkan citra iembaga di mata khalayak. Mengingat, dari aspek kebahasaan, banyak pemberitaan yang kurang didukung dengan bahasa yang baik dan benar,juga sering dijumpai adanya pemberitaan yang benar ning kurang pener(benar tetapi kurang pas). Di samping itu, sering pula kita dapati pemuatan gambar atau foto kegiatan yang kurang
(Natsir)
DiRdmiCA UNivnsrnB neouiyetokuiu
Septem ber 2007
BErita
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta danPerpustakaanllNY:
Pelatihan Perpustakaan Sekolah Berbasis TI pelayanan yang lebih profesional terhadap anak didik atau pengguna perpustakaan.
DA«rANG .'
nESEplT^blKliAtPERRUSTAKaXn aBERB^SIS^SMR/SMAV $MK^
Pelatihan dllkuti oleh para pengeiola perpustakaan SMP, SMK, dan SMA dl lingkungan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Upacara pembukaan
l?FllfnTA\YQGYAI<ATrrAiTHM0O73
dilaksanakan di Lantai 1 (Ruang e-iibrary) Gedung Perpustakaan UNY. Dalam sambutannya PLT Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Drs. Syamsury, M.M., mengatakan, Dinas Kota, dalam hal in! Bapak Walikota, memberikan perhatian khusus kepada Perpustakaan Dinas
Kota. Hal itu dapat dllihat dengan diplndahkannya Perpustakaan Dinas Kota ke belakang Gramedia di pusat kota, dekat dengan keramaian, yang letaknya sangat Foto: witono, 2007
Pembukaan pelatihan di perpustakaan UNY
Perpustakaan sekolah memiliki peluang besar untuk mendukung penyelenggaraan program kurlkulum yang diseiengga.akan di sekolah. Perpustakaan sekolah akan berfungsi dengan balk apabila koleksinya dikelola dan diolah dengan balk dan benar. Hadimya teknologi InformasI yang berkembang pesat saat Inl, membawa konsekuensi bag! perpustakaan untuk memberikan layanan prima terhadap para penggunanya. Berkaitan dengan hal Itu, perpustakaan Dinas Pendidikan Kota
bekerjasama dengan Perpustakaan Unlversltas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan bertajuk "Pemblnaan Pengeioiaan Perpustakaan Sekolah
Berbasis Teknologi InformasI"selama 4 hari(13-16/8). Ketua penyelenggara pelatihan, Dra. Sri SudaryatI, yang juga Kepala Perpustakaan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, melaporkan, tujuan dilaksanakannya pelatihan in! iaiah: meningkatkan perpustakaan sekolah agar pengelolaannya berbasis TI, meningkatkan fungsi perpustakaan sebagal sumber informasi, rekreasi, dan pendidikan, serta meningkatkan
strategls. Penataan fislk dan adminlstrasi sedang dibenahl, dalam waktu dekat keberadaan Perpustakaan Dinas Kota Yogyakarta akan 6\-launching. DI negara yang sudah maju, lanjut Syamsury, perpustakaan dibuat sedemikian rupa, sehingga menarik minat pengunjung untuk datang ke perpustakaan. Seperti di
SIngapura, Malaysia, Korea perpustakaan sudah menjadi kebutuhan masyarakat, sehingga perpustakaan menjadi sarapan kedua. Mereka berduyun-duyun datang ke perpustakaan.
Pada kesempatan itu, Kepala Perpustakaan UNY, Sri Hartati, S.H., mengatakan, pelatihan serupa juga telah dilaksanakan tahun kemarin. Pelatihan Ini telah berjalan selama 2 tahun berturut-turul. UNY mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan Kota yang telah memberikan kepercayaan kepada Perpustakaan UNY untuk melatlh pengeiola perpustakaan sekolah dl lingkungan Dinas Pendidikan Kota. Diharapkan kerjasama inl dapat berjalan terus menglngat bahwa perpustakaan sekolah sekarang sudah mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Kalau perpustakaan sudah dllengkapi dengan • fasilitas komputer, petugas perpustakaan periu ditingkatkan kualitasnya dengan pelatihan.(Sh)
FIK Membangun Mushola di Kampus Kuningan Sebagal baglan keberlangsungan ibadah bagi umat Islam, FIK UNY menyelesaikan pembangunan mushola di kampus FIK Kuningan. Mushola dengan luas 5 X 8 m tersebut diharapkan dapat dioptimalkan pemakaiannya setelah sebelumnya mushola berada di lantai dua sayap selatan gedung kuliah Kampus Kuningan. Keberadaan mushola itu diharapkan dapat memudahkan mahaslswa,dosen, pegawai adminlstrasi untuk beribadah.
menglngat kampus FIK Kuningan selalu penuh dengan aktlvitas belajar-mengajar.
Mushola itu, dengan demiklan, menambah jumlah mushola yang ada dan sangat dibutuhkan dl kampus FIK, dl samping mushola yang ada di sekltar hall bulutangkis dan di dalam gedung tenis indoor 6an Iain-Iain. Dengan fasilitas itu
diharapkan akan memudahkan pengguna fasilitas olahraga dalam melaksanakan ibadah.(Erm)
r
I
«
A
1
A
Din^niiCA utuvtBami NcocRiYDaYwuni
Septem ber 2007
Be pit a
Woodball Meriahkan Haornas di UNY Tiba-tiba saja halaman Rektorat UNY
bergemuruh oleh sorak dan tepuk tangan ribuan dosen, pegawai,dan mahasiswa UNY yang sedang memeriahkan HAORNAS ke-24 tahun 2007. Saat itu Rektor, para
pembantu Rektor, para Dekan, Direktur Pascasarjana, dan pejabat lain berhasi! memukul masuk bola ke dalam kclong kayu yang disebut Gate. Peristiwa itu berlangsung bersamaan dengan upacara HAORNAS tahun 2007,Jumat (7/9)di haiaman Rektorat UNY. Haornas 2007 yang dibuka Rektor UNY dengan
pemukulan bola ke dalam Gate(koiong tempat bola masuk) itu dlgelar dengan tema "Kita Bangun Olahraga Meialul implementasi Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional Secara Konsisten". Untuk memeriahkan agenda
itu, dlgelar berbagai kegiatan, di antaranya senam bersama, pembaglan doorprize, pengenalan oiahraga Woodball, yang dimeriahkan pula oleh penampilan
penyanyi-penyanyi darl UNY. SepertI diketahul, pada Haornas UNY 2006 diperkenalkan olahraga Voli Lesehan
(voll duduk), pada Haornas UNY 2007 ini dirkenalkan Woodball.
Menurut Hari Yulianto, panitia Haornas 2007,
olah raga Woodball ini memang masih tergoiong baru di Indonesia. Duiu oiah raga ini dipopulerkan di Korea sekitar tahun 1990-an dan masuk ke Indonesia sekitar tahun 2000-
an yang lebih dikenal dengan sebutan oiahraga bola kayu.
Fofo; natsir, 2007 Rektor UNY memukul bola tanda dimulalnya
peringatan Haornas
Pada kesempatan itu puia Rektor menyerahkan penghargaan kepada mahasiswa berprestasi dalam bidang pencaksiiat.
Seperti diketahui, pada Invitasi Olah Raga Mahasiswa Nasional yang berlangsung di Universitas Negeri Padang. Tim UNY berhasi! menyabet juara umum dengan meraih 4emas dan 1 perunggu.Ke-4 emas tersebut disumbangkan oleh Prabawa (keias B putra); Hari Wibowo
(keias C putra); Nowo TrI Purnomo (keias E putra); Erna
Daiam sambutannya Rektor- UNY, Prof. H. Sugeng Mardiyono, Ph.D., mengatakan, dengan
Suryanti (keias B putri). Sedangkan medali perunggu disumbangkan oleh Bambang Mujiono (keias D putra).
memperingati Haornas diharapkan kita ingat betapa pentlngnya kesehatan dan kebugaran, baik jasmaniah maupun rohaniah."Semoga kebersamaan seperti ini terus dirintis, diperkokoh untuk menambah, menumbuhkan potensi untuk peningkatan, pengembangan kuaiitas UNY."
Kepada para jawara itu diberikan piagam dan uang pembinaan: Juara i/emas, masing-masing mendapatkan uang pembinaan Rp 1.000.000,00(satu juta rupiah), Juara iii/perunggu mendapatkan Rp 500.000,00, dan ofisiai Rp
Ofisiai tim adaiah Awan Hariono, S.Pd., dosen FIK UNY.
500.000,00.(W/f)
UNY Juara 111 Fahmil MTQ Nasional Kafiiah Universitas Negeri Yogyakarta berhasil merebut Juara III untuk kategori Lomba Cerdas-Cermat A! Quran (Fahmil)dan Juara Harapan i untuk kategori Lomba Hafaian Ai Quran (hifdzll) juz i pada Musabaqoh Tllawatil Quran (MTQ) Mahasiswa Tingkat Nasional X beberapa NIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
waktu laiu di Universitas Sriwijaya Paiembang.
Penyeienggaran MTQ kail ini diikuti 107 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-lndonesia. Tim Fahmil terdiri atas Maiikhah, Muh. Baihaqi,
dan Rusdiansyah, ketiganya mahasiswa FMiPA UNY. Sementara itu, kategori Hifdzll menampiikan Maiikhah dari FMiPA UNY. Demikian disampaikan Syukri Fathudin, Foto:sukri, 2007
Mahasiswa dan dosen pembimbing darl UNY
M.Pd. yang didampingi Ajat Sudrajat, M.Ag., keduanya ofisiai kafilah UNY.('St/kn)
r
I
W
A
I
A
Din^miCA UMvniiiu NTSQUTDanxAim
September 2007
Berita
FT UNY Menerima Sertifikat ISO 9001:2000 m
W
RektorUNY, Prof. Sugeng Mardiyono, Ph.D,diapit Dekan FT dan Direktur PT Sucofindo
Foto: witono, 2007
menunjukkan sertifikat ISO 9001:2000
Fakultas Teknik (FT) UNY selalu berusaha meningkatan kualitas pelayanannya dengan Sistem Manajemen Mutu, sehinga memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000. Sertifikat Intematmal Standard Organization (ISO) itu diserahkan oleh Direktur Keuangan dan Administrasi PT Sucofindo, Sudarsana Soenarja, dl FT, Selasa(11/9). Dalam sambutannya, Dekan FT, Prof. Dr. H. Sugiyono, mengatakan, FT UNY memperslapkan itu selama satu tahun untuk dapat menerapkan sistem manajemen mutu berstandar ISO."Kami mempersiapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO untuk pelayanan tingkat fakultas dan 6 Jurusan Kependidikan Teknik (S-1) dan 7 Prodi Nonkependidikan (D-3)." Setiap jurusan dan program studi di FT diminta untuk berkompetisi dalam menylapkan dan menerapkan SMM ISO, namun setelah diaudit oleh PT Sukofindo, ternyata hanya 2 Jurusan (S-1)dan 2 Program Studi(D-3) yang telah mampu menerapkan SMM ISO, yaitu Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (S-1) dan Pendidikan Teknik Elektro (S-1)serta Program Studi Teknik Mesin (D-3) dan Teknik Elektro (D-3). DIharapkan Jurusan dan Prodi yang lainsegeramenyusul.
Sugiyono menambahkan, setelah memperoleh sertifikat ISO, FT UNY harus bekerja keras lagi untuk mempertahankan kondisi yang ada, bahkan berusaha
untuk menlngkatkannya. Sistem Manajemen ISO sebenarnya tidak sulit dilakukan, yang suilt adalah 10
bagaimana membangun komitmen bersama, tertib administrasi untuk melakukan apa yang akan dikeijakan harus ditulis, apa yang dltuils harus dikerjakan, apa yang dikerjakan harus dievaluasi, hasll evaluasi harus dilaporkan secara tertulls, dan menuliskan kembali tindakan barn yang akan dilakukan.
Dengan menerapkan SMM ISO, arah setiap keglatan FT menjadi jelas, pelaksanaan dan hasil terkendall dan terukur berdasarkan standar ISO. Secara ekstemal
dengan menerapkan SMM ISO,lulusan akan mudah bekerja di Luar Negeri,dan kerjasama dengan lembaga dl luar negeri akan lebih mudah,tambah Sugiyono. Sementara itu, Direktur Keuangan dan Administrasi PT Sucofindo, Sudarsana Soenarja, mengatakan, konsep peningkatan dan perbalkan secara terus-menerus merupakan konsep manajemen yang menjadi salah satu landasan persyaratan standar ISO 9001:2C00, sehingga dengan telah diterapkannya SMM ISO 9001:2000 dapat dipastikan UNY telah memiliki mekanisme
untuk melakukan peningkatan dan perbalkan secara terusmenerus dalam llngkup jasa yang diberikannya sesuai sertlfikasi.
Setelah menerima sertifikat ISO, UNY terus mengembangkan sistem mutu dengan memadukan kebutuhan institusi, permintaan pasar, perkembangan teknologi, dan peraturanyang terkalt dengan jasa pelayanan yang disediakan.(W/f)
f
I
•
A
1
A
DinAiniCA UNIVEUmi NIOUIYaSfAKVm
September 2007
Penilaian Portofolio Guru di UNY
w -«s»-
Foto: witono, 2007
Para asesor sedang meneliti poriofoHo sertifikasi guru-guru wilayah DIY dan Jateng Para asesor yang telah berhasil lolos dari seleksi rekruitmen asesor (22/8), melaksanakan tugasnya menilai Portofolio (PF) guru untuk wilayah DIY dan Jawa Tengah.
PF tahap ini menjumpai sedikit persoaian, secara
Penilaian dilaksanakan di ruang P3Ai UNY(8-11/9).
terdapat 45 orang(4%) dan 529 orang(49%)yang tidak
Pada upacara pembukaan, PR i UNY, Dr. H. Rochmat Wahab, M.A., mengatakan, para asesor dalam melaksanakan tugas mesti bekerja dengan sebaik-baiknya, sehlngga terhlndar dari hal-hal yang tidak diinginkan,karena tugas yang dilaksanakan sangat berkaitan dengan "nasib"
dimanfaatkan oleh daerah. Hal itu mengindikaslkan
para guru dan keberiangsungan proses pendidikan. Jika hasii pekerjaan itu on the track dan berterima secara posilif oieh para guru, tentu tidak ada masalah. Namun, jika pekerjaan itu "dipertanyakan objektivitasnya" dan para guru belum slap menerima secara positif hasii penilaian portofolio, ha! itu bisa berdampak kurang positif bagi keberiangsungan proses pendidikan di lapangan. Pengumpuian Portofolio Guru tahap i telah berlangsung 3 - 6 September 2007. Namun, cukup disayangkan, yang semuia diharapkan dokumen yang dikirimkan itu dari quota 2006 dan 2007, Daerah hanya mengumpuikan sebagian besardari kuola 2006 saja, hanya 6 kabupaten/kota saja yang mengirimkan kuota 2007 dan ada 3 kabupaten/kota di antaranya yang memanfaatkan kuota daerah lain. Dengan demikian, yang semuia dirancang dapat terkumpui sebanyak 2250 PF, akhirnya hanya terkumpui 1710 PF.Hal itu berdampak pada pelibatan asesor bergeser. Waiaupun perubahan jumlah dokumen terjadi, namun tetap dalam pengendalian, sehingga diharapkan tidak akan terjadi ada satu kabupaten/kota yang
Ditambahkan oleh Rochmat, proses penilaian kuantitatif di antara kuota tahun 2006 ternyata masih
bahwa koordinasi Pemerintah dan Pemerintah Daerah,
Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota belum optimal, sehingga harapan yang tinggi untuk dapat dilaksanakan penilaian PF masih menjumpai kendala, yakni kesiapan daerah yang kurang. Harapannya,secara kualitatif tidak dijumpai masalah, sehingga tidak menyulitkan proses penilaian. Dengan segala keterbatasan yang ada pada daerah dan kuota guru pada setiap jenjang dan jenis pendidikan serta mata pelajaran, kiranya semua itu berkonsekuensi logis terhadap distribusi PF yang tidak merata. Oleh karena itu, pada tahap ini beban yang diberikan kepada para asesor menjadi berbeda-beda, ada yang hanya 1/2 hari (guru Sejarah, Penjaskes, Kejuruan), 1 hari (guru Kesenian dan PLB), 2 hari (guru TK, PPKN, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Sejarah, dan Ekonomi),2,5 hari (guru Fislka dan Biologi), 3 hari (guru Geografi dan PLB), dan 4 hari (guru SD). Dengan perbedaan itu diharapkan dukungan dan partisipasi optimal dari para asesor, sehingga dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kelancaran karir para guru khususnya dan peningkatan kualitas pendidikan umumnya.(wit)
melebihi kuota 2006 dan 2007. Hal itu untuk menghindari
adanya masalah di kemudian hari, ujar Rochmat. 11
r
t
W
A
I
A
DinamiCA UMVaumi NC9SU tdsyuaira
Septem ber 2007
BTnTa
Krisis Kebangsaan Merupakan Tanggung Jawab Elit Proses persemukaan, perslnggungan, dan "persetubuhan" budaya yang tengah dan akan terus terjadi benar-benar akan menjadi sesuatu yang membahayakan apabiia kita tidak memberikan peluang atau kemungkinan perubahan di dalam sistem dan mekanisme kebudayaan dalam konteks kebangsaan. "Oleh karena itu, yang penting bagi kita adaiah berplkir dan bertindak strategis, bagaimana merancang dan melaksanakan berbagai upaya, yang muara akhirnya terietak pada terciptanya kekenyaian identitas bangsa dalam menghadapi dan memasuki berbagai proses tersebut, sehingga yang kini pudar akan dapatdicahayakan kembaii."
/
...
.
Foto: udin, 2007
Prof. Dr. SumintoA. Sayuti
Penetrasi nilai-nilai baru melalui beragam piranti modem sebagal akibat proses global, yang acapkali bertentangan dengan nilai yang sudah lama terinternaiisasi dan diyakini, kecenderungan materialistik dan hedonik yang mengedepan di tengah masyarakat yang makin konsumeristik (yang ujung-ujungnya sampai pada pemiskinan spiritual), dan sederet panjang fenomena lainnya, merupakan contoh keniscayaan yang terbentang di hadapan kita, termasuk nilai-nilal kebangsaan kita yang terasa makin pudar, bahkan boleh dikatakan dalam proses"mulai dllupakan". Demikian hal itu disampaikan oleh Prof. Dr. H. Sumlnto A. Sayuti, budayawan, Dekan FBS UNY, dan
guru besar UNY pada Seminar "Menggugat Lunturnya Nilai-nilai Kebangsaan Indonesia", Sabtu (8/9), yang diselenggarakan dalam rangka Dies Fakultas limu Sosiai
dan Ekonomi Universltas Negeri Yogyakarta (FiSE UNY) ke-42 di Ruang Kl Hajar Dewantara kampus setempat. Semlnaryang dihadiri 200 peserta dari berbagai kalangan juga menghadirkan pembicara lain. Dr. Imamudin Yuliadi dari FE UMY dan M. Nursam S.S., DIrektur Ombak Press, dibuka oleh Dekan FiSE UNY,H.Sardiman, M.Pd. Suminto mengatakan, derasnya arus global
bersamaan dengan membanjirnya informasi, teknologi yang semakin canggih, menyebabkan komunikasi masyarakat berubah dengan cepat. Pergeseran terus-
menerus Itu mengakibatkan pecah dan bercabangnya pandangan dunia dan disiokasi. Semua bisa
diperhilungkan sebagal tantangan, sekaiigus ancaman bagi nilai-nilai keindonesiaan sebagal identitas bangsa. 12
Sistem dan mekanisme budaya iokai, dan translokal, lanjut Suminto, harus tetap dikembangkan bersama. Dalam konteks butir-butlr di atas, pendidlkan dapat diposisikan secara strategis, yakni pendidlkan sebagai proses pembudayaan, bukannya "pembuayaan". Pendekatan multikuiturai yang menghindarkan sifat satu arah, kognitif dan ekskluslf,juga menghindari superioritas, primordialisme dan ekskiusivisme nilai tertentu, merupakan saiah satujalan yang bisa ditempuh.Pemahaman nilai-nilai bersama dan upaya kolaboratif mengatasi masaiah bersama diupayakan, potensi nilai yang bersifat transdicahayakan. Harapannya, konfiik etnis, separatisms, dan disintegrasi bangsa dapat dicegah. Sementara itu, M. Nursam mengatakan, setelah hampir 79 tahun kebangsaan Indonesia dan 62 tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, berbagai proses yang berlangsung seiama ini tidak sejalan dengan upaya pengokohan kebangsaan kita, maiah sebaliknya. Perilaku pejabat yang berpesta-pora, KKN yang merajaleia, kerusakan hutan dan iingkungan yang semakin menjadi, kemiskinan yang bertambah, antrian pengangguran, pendidlkan yang carut-marut, merupakan sebaglan persoaian konkret kebangsaan Indonesia."Kita mengaiami krisis kebangsaan dan yang paling bertanggung jawab atas krisis tersebut adaiah eiit, balk di birokrasi kekuasaan di
semua tingkatan, pengusaha,termasuk eiit kampus." Dalam kondisi krisis kebangsaan yang semakin akut ini, pilihan amat terbatas. Bagi penguasa, jalankan roda kehldupan kebangsaan sesuai dengan konstitusi. Hentikan semua tindakan diskrimlnatif. Bagi elit, beriiah keteiadanan kepada rakyat. Dalam konteks pendidlkan, kembalikan roh lembaga pendidikan sebagai medium pencerdasan bangsa, bukan tempat mencari keuntungan, simpul Nursam.(Lensa)
P (
«
A
1
A
DSnMliCA UNIVIRtTna NCaERIYOroXARH
Septem ber
n
2007
Berita
Pelayanan Prima, Cermln Kepribadian Prlma Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) FISE
r:
UNY, yang terdiri atas Sugi Rahayu, M.Si., Lena Satlita, M.Si., dan Winami, M.Si. mengadakan penyuluhan di Desa Jatisarono Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo, diikuti Kepala Desa, Pamong Desa, Dukuh, PKK, BPD, dan warga setempat, Rabu(12/9), di Balal Desa Jatisarono. Sugi Rahayu dalam pengantarnya mengatakan, dimensi kualitas aparatur negara/Pemerintah yang profesional
seringkali ditekankan pada peningkatan kapabilitas, memiliki morai/etika, dan perilaku atau tindak-tanduk yang balk. Sebagai pelaksana pembangunan dan pemerintahan, aparatur
\
Pemerintah harus berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Mengutamakan kepuasan masyarakat harus menjadi komitmen dan obsesi seluruh aparatur Pemerintah. Oleh karena itu, warisan sikap "pejabat merupakan raja" perlu diubah ke arah "pelayanan kepada masyarakat". Lena Satlita mewaklll tim penyuluh mengatakan,
pelayanan'prima yang harusnya menjadi sikap aparat Pemerintaha/pamong desa akan sullt dilaksanakan kalau mereka hanya sekedar menjalankan kewajiban/tugas. Keinglnan melayani harus datang dari dalam dlri, darl hati, kesadaran, bahwa sebagai pamong desa harus mengayomi masyarakat dan memberikan yang terbaik bag!masyarakat.
Sejalan dengan berbagai perubahan yang terjadi saat ini, pamong desa juga harus mau berubah, mau meningkatkan dlri supaya tetap mendapat dukungan darl masyarakat. Kunci pengembangan pribadi terletak pada kemauan yang keras untuk terus berupaya meminimalkan berbagai kelemahan dan mengoptimalkan berbagai keleblhan yang ada pada diri masingmasing. Dengan selalu berpiklr dan bersikap positif, bersyukur, mau belajar dari berbagai hai, berkomunikasi dengan balk, maka pengembangan diri akan lebih optimal. "Pribadi prima akan lercermin dari ekspresi,sinar mata,sikap,dan perilakunya ketika
Foto: udin, 2007
Lena Satlita, M.SL, memberikan materi Pelatihan melayani,"tegas Lena.
Selain keprlbadlannya yang dikembangkan, Lena
berpesan penampilan juga harus diperhatikan. Pamong desa selain dalam sikap harus ramah, siap membantu, tulus melayani, juga harus berpenampilan rapi, bersih, dari atas kepala sampai ujung kakidanjugamemahamietika/etiketmelayani masyarakat. Kepaia Desa Jatisarono, Muji Kumiawan Nugroho. S.E., dalam sambutan pembukaan mengatakan, berkat pelatihan yang diberikan tahun lalu, sudah ada perubahan dan peningkatan kinerja pamong desa.Oleh karena itu, untuk penyuluhan kedua ini, peserta diperbanyakagar perubahan dan peningkatan tidakhanya pada pamong desa, tetapl meluas pada warga Desa Jatisarono. Muji berharap, semua peserta dapat menularkan apa yang diberikan oleh TIM PPM
kepada warga lainnya, sehingga
peningkatan SDM bisa lebih dipercepat.(lensa)
UNY Menerima Mahasiswa Gorontalo, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah UNY menerima 60 mahasiswa S-1 Basic Science
berasrama asal Propinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan
Tengah, Benin (3/9) di ruang Sidang Utama Rektorat. Para mahasiswa yang diterima untuk studi pada Prodi Biologi dan Prodi Kimia tersebut telah iulus seleksl yang diselenggarakan di
Kabupaten masing-masing, Rabu (15/8). Jumlah pendaftar 198 orang.
Sementara itu, UNY juga menerima 46 orang
mahasiswa PGSD S-1 Berasrama yang berasal dari Propinsi
Gorontalo dengan jumlah pendaftar 244 orang. Mereka telah dinyatakan lulus dari seleksi yang diadakan oleh masing-masing kabupaten (23/8). Selanjutnya mereka langsung mengikuti perkuliahan dan kegiatan lain yang dlatur oleh fakultas. Pada kesempatan itu PR I UNY, Dr. H. Rochmat Wahab,M.A., mengatakan,dalam rangka meningkatkan kualitas pendidlkan, ada koordlnasi Diijen yang satu dengan yang lain, Departemen yang satu dengan yang lain. Adapun sumber
utamanya adalah dari Kementerian Negara Daerah Tertinggai. Daerah tertinggai,salah satu definisinya, adaiah pendidlkan masih rendah. Berbagai temuan menyebutkan, salah satu faktomya adaiah kualitas guru. Oleh karena itu, Informasi guru di daerah
tertinggai sampai dl Jakarta, akhimya teridentifikasi kekurangan guru, mulai SD, BMP,terutama untuk bidang basic science. Yang mendanai para mahasiswa dari awal sampai selesai adaiah Dikti, mulai dari transportasi, pondokan, uang bulanan, uang buku, sampai dengan BPP semuanya gratis. Rochmat menambahkan.tujuan paling akhirpemberian
beasiswa adaiah meningkatkan kualitas pendidikan di daerah, bagaimana membangun kualitas pendidikan di daerah tertinggai lewat mahasiswa yang dikirim untuk belajar itu."Diharapkan, para mahasiswa jangan sampai dalam kesendirian. Bergabunglah dengan Unit Kegiatan Mahasiswa(UKM)yang ada di UNY.Di sana Anda bisa bertemu mahasiswa lain, sehingga bisa belajar. Tidak
hanya akademik saja, tetapl juga socio skill, leadhership skill, penyaluranbakatdanminat.(Wit) -13
■
'1
A
I
A
DindmiCA UNiviurtu NDiraTDinuAiin
Septem ber
2007
TJ
Berita
Diktat Guru IPA SD di FMIPA UNY Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Yogyakarta (FMIPA UNY) dipercaya oleh Pemkab Sieman untuk menyelenggarakan diklat mata pelajaran IPA bagi guru SD se-Kabupaten Sieman. Diklat berlangsung di FMIPA UNY,Selasa - Jumat
(11-14/9), dlikuti 30 guru dari 17 kecamatan di Kabupaten Sieman. Diklat diadakan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membelajarkan IPA kepada siswa dan untuk mengklarifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA. Dalam sambutannya, Kabid Diklat Kabag Kepegawaian Kabupaten Sieman, Dra. Sri Hartati, mengungkapkan, diklat ini diselenggarakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas guru SD di Kabupaten Sieman. Selain itu, diklat mata pelajaran IPA untuk SD Ini
bukan semata-mata untuk meningkatkan sikap llmlah bagi siswa, namun juga melatih siswa agar peka terhadap lingkungannya, seperti menyayangi makhluk hidup dan alam sekitar. IPAsebagai salah satu mata pelajaran yang dipakai dalam ujian akhir mempunyai tingkat kesulltan yang tinggi dan merupakan momok bagi siswa. Peserta diharapkan dapat mengembangkan hasil diklat ke kelompok kerja guru, juga di lingkungan sekolah sekitamya.
Pembantu Dekan I FMIPA UNY, Dr. Ariswan, dalam sambutan pembukaan mengatakan, diklat selama empat harl ini memllih tempat yang tepat karena FMIPA
adalah lembaga yang berkualitas dan telah lama dipercaya menjadi tempat pelatihan guru, terutama untuk wllayah Jateng dan DIY (Jawa Barat dipercayakan kepada FMIPA UPl Bandung dan Jawa Tlmur kepada FMIPA UM Malang). Hal utama yang juga penting dalam diklat ini adalah kedekatan antara sekolah dan FMIPA, sehingga akan mempermudah transfer ilmu dari para pakar pendidikan IPA di FMIPAdengan guru SD.
Ariswan mengharapkan, para guru bersifat aktif dan mencarl ilmu yang sebanyak-banyaknya dari pelatihan tersebut. IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan saja, IPA mengandung empat hal: konten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi. Ketika siswa belajar IPA, mereka perlu mengalami keempat hal tersebut. Dalam pembelajaran sains, siswa tidak hanya belajar produk saja, tetap!juga harus belajar proses, sikap, dan teknologi. Dengan demikian, siswa dapat benar-benar memahami IPA secara utuh. Untuk merealisasikan hal
tersebut, guru dituntut untuk meningkatkan kompetensi dalam mengajarkan IPA.(Dedy)
Gedung Baru FMIPA UNY Diresmikan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. H. Sugeng Mardiyono, Ph.D., baru-baru ini meresmikan penggunaan gedung kuliah FMIPA UNY. Dalam
sambutannya Rektor berharap, gedung baru ini tidak
sekedar untuk perkuliahan, namun juga dapat dipergunakan sebaik-baiknya demi kepentingan bersama. Pada kesempatan itu pula, Dekan FMIPA
UNY, H. Sukirman, M.Pd., mengatakan, gedung yang dibangun menggunakan dana IKOMAini diharapkan bisa menjadi monumen yang akan terus dikenang oleh warga FMIPAUNY.
Upacara peresmian gedung tersebut juga dihadiri oleh para Pembantu Rektor UNY, para Dekan Fakultas di lingkungan UNY,serta tamu undangan lalnnya. Gedung kuliah tiga lantai yang terletak di kompiek Fakultas MlPA yang dibangun selama 8 buian
seiring dengan semakin meningkatnya jumlah mahasiswa FMIPA dari tahun ke tahun, terlebih lagi dengan dibukanya program studi baru, Pendidikan Sains untuk memenuhi
permintaanguru IPAsetingkatSMP.(Dedy)
peresmian GEDUNG KULIAH UMCM
^UL ^MATEMATIKA DAN ILMU PF' 'ETAHUAN i
^a^<JNIVERSITAS NE&f/tfOGY,, ^RTA
dengan luas bangunan fisik 3173 m^ Ini terdiri atas ruang kuliah, ruang adminsitrasi, dan mushola(di lantai 1), ruang pertemuan dengan kapasitas 300 orang (di lantai 2), dan ruang-ruang yang sepenuhnya dipergunakan untuk ruang kuliah adadi lantai.3.
Dibangunnya gedung kuliah baru tersebut
14
Foto: natsir, 2007
Rektor(berpeci) meresmikan gedung FMIPA UNY
f
K
W
A
I
A
DiRAiniCA UWVEUITU NietRJ YDOOXUn
September 2007
■CT
Berita
Dekan FIPIINY dan Bupati Bantul Menandatangani MoU support para guru yang sedang belajar di FIP UNY akan dilakukan monitoring setiap awal semester, oleh UNY dan Pemda Bantul, untuk mengetahui perkembangan mereka. Setelah lulus PGSD tentu dambaannya adalah sertlfikasi. Selama masa kuliah mereka akan dipandu cara
mengumpulkan portofolio, sehingga setelah lulus mereka mendapatkan ijasah dan pengetahuan tentang pengumpulan portofolio. Setelah lulus, mereka dapat mendaftarkan diri, sesuai proseduryang ada. Sementara itu, Bupati Bantul, Drs. H. Idham Samawi, dalam sambutannya mengungkapakan, rencana ZJ>.
Foto: ratna, 2007
Dekan FIP UNY, Farozin, M.Pd, dan Bupati Bantul, Drs. H. Idham Samawi selepas menandatangani MoU
Universitas Negeri Yogyakarta bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul di bidang Pendldikan dalam rangka peningkatan kemampuan tenaga kependidikan guru SD di Kabupaten Bantul dari D-2 PGSD Guru Kelas ke S-1 PGSD Guru Kelas, tertuang pada MoU
nomor 39/Pe:i/Bt/2007 dan nomor 1486/H.34.11 bertempal di ruang kerja Bupati Bantul (5/9). Dalam sambutannya Dekan FIP UNY, HM Farozin, M.Pd., mengatakan, ha! terpuji meningkatkan kualitas guru dari Diploma ke 8-1. Untuk membedakan dengan yang lain, 80 orang guru dari Bantul yang melanjutkan ke S-1 PGSD guru Kelas FIP UNY disebut S-1 PGSD Program Kelanjutan Studi (PKS).Tetapi, kelakdalam ijasali tidak tertulls PKS. "Kami akan melakukan seoptimal mungkin kemampuan kami dengan alokasi perkuliahan di kampus UPP 2 Jalan Bantul. Kami akan melakukan perkuliahan pada slang harl setelah jam 14.00, sehingga pada pagi hari para guru dapat bekerja seperti biasanya." Lebih lanjut, Farozin mengatakan, sebagai
awal menyekolahkan 100 orang guru SD di Kabupaten Bantul. Temyata, yang memenuhi persyaratan administrasi 92 orang. Dari jumlah tersebut yang lolos ujian tertulls yang diselenggarakan FIP UNY 80 orang. "Mencerdaskan kehldupan bangsa tidak terbatas pada guru negeri saja, namun juga guru swasta, sehingga telah saya pikirkan langkah untuk merealisasikan kegiatan tersebut." Atas nama Bupati dan rakyat Bantul, idham
berterlma kasih kepada UNY atas bantuannya ikut mencerdaskan guru-guru Bantul. Dengan cerdasnya guru Bantul, anak-anak didik dan rakyat Bantul akan menjadi cerdas, tegas Idham. Menyinggung soal pendidikan, Idham mengakui kondisi guru-guru Bantul setelah melanjutkan studi (S-2), di antaranya tatacara berbicaranya lebih balk. Selain itu, disampaikan rasa bangganya akan prestasi pendidikan slswa SLTAdi Kabupaten bantul yang pada 2006 dan 2007 lulus dengan NEM tertinggi. Itu untuk pertama kali sejak Indonesia merdeka. Tentunya kerjasama ini ke depan banyak bermanfaat untuk kedua pihak. Bantul Projotamansari sejahtera agamis, kata Idham mengakhiri sambutan.
Rombongan diterima oleh bupati Bantul dan jajarannya, sementara dari FIP UNY diwakili oleh Dekan FIP UNY, H.M. Farozin, M.Pd., PDI FIP,Tatang M.Amirin, M.Si.,
PD II, Edi Purwanto, M.Pd., PD III, Waluyo Adi, M.Pd., Kaprodi S-1 PGSD, Arif Rohman, M.Si., dan Humas FIP, Ratna Ekawati.S.I.P. (ratna ewj
Matrikulasi Mahasiswa Biologi dari Kalimantan Barat Fakultas MlPA Universitas Negeri Yogyakarta menerima 25 orang mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi sebagai realisasi kerjasama antara Universitas Negeri Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Kabupaten Landak adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Barat yang terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Pontianakpada1999.
Para mahasiswa wajib mengikuti matrikulasi selama satu bulan yang berakhir pada akhir Agustus lalu. Matrikulasi diisi dengan materi pelajaran yang akan ditempuh oleh mahasiswa selama belajar di FMIPAUNY. Selain itu, disampaikan pula materi tentang cara belajar oleh Dekan FMIPAUNY, H. Sukirman, M.Pd., motivasi belajar oleh Pembantu Dekan I, Dr. Ariswari, materi tentang kemahasiswaan dan organisasi mahasiswa yang disampaikan oleh Pembantu Dekan III, Suyoso, M.Si. Mahasiswa dari Landak juga wajib mengikuti ospekyang diadakan oleh universitas dan fakultas. (Dedy) -15
Din^niiCA UNnrtutiu NiacnnanuRn
September 2007
U
Berita sport Equipment Berbahan Fiberglass,
Mahasiswa FIK Meraih Juara IILKIM Nasional Dengan ide
pembuatan perlengkapan olahraga {sport equipment} berbahan dasar fiberglass, dua mahasiswa Fakultas
jenis perlengkapan olahraga dan tidak terbatas pada jenis perlengkapan olahraga tertentu saja. Kerajinan sport equipment merupakan kerajinan pembuatan perlengkapan olahraga yang dibuat melalul keterampilan tangan {handmade),sehingga hasll produksinya
ilmu Keolahragaan (FIK)
memillkl kualltas yang lebih balk, kuat, dan memlllkl kehalusan
UNY berhasll meraih Juara
teksturdibandingkan dengan hasll produksl mesin.
II tingkat nasional pada
Adapun perlengkapan olahraga tIdak hanya terbatas pada peralatan yang digunakan dalam kegiatan olahraga, namun juga termasuk perlengkapan penunjang
Lomba Karya llmiah
Mahasiswa (LKIM) tentang Industrl Olahraga yang diselenggarakan Deputi Kewlrausahaan
Kementerlan Negara
Pemuda dan Olahraga (Kemenegpora) Republik Indonesia. Lomba tersebul dilaksanakan daiam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional(Haornas)(9/9). Dua mahasiswa yang memperoleh predikat tersebut adalah Amrl Muttaqlin (Jurusan Pendldlkan Kepeiatlhan) dan Khamid Fajar (Jurusan Pendldlkan Kesehatan & RekreasI), setelah berhasil menyislhkan lebih darl30pesertase-lndonesia.
Menurut Arnri, fiberglass merupakan salah satu
bahan dasar yang biasa digunakan dalam pembuatan kerajinan yang dikembangkan oleh Industri-industri kerajinan di Yogyakarta. Bahan Inl memlllkl keunggulan dalam fleksibilitas dan kompleksltas produksl perlengkapan olahraga, artinya bahan fiberglass dapat membuat banyak
terselenggaranya olahraga tersebut, terutama untuk Iven
olahraga, misalnya: plala, com, asesoris, patung, dan laln-laln. Beberapa peralatan olahraga tersebut dapat dibuat dari hasil produksl kerajinan. Yogyakarta sebagal pusat kerajinan tangan (handycraft) mampu menghasllkan kerajinan Sport Equitment dan berbagal bahan dasar.
Bahan fiberglass terdiri atas campuran berbagai bahan di antaranya: resin, katalist, med,cobalt, te/k(dalam dan luar) serta bahan khusus lalnnya. Sedangkan bahan pendukung yang dibutuhkan adalah tanah liat, was, bubuk gip, cat, dll.
Pembanlu Dekan III FIK UNY, Agus Sumhendartln, M.Pd., mengaku bangga dengan prestasi yang dlraih mahasiswa FIK tersebut menglngat maslh jarang prestasi yang diukir mahasiswa FIK di tingkat nasional di bidang penalaran. Harapannya, muncul prestasi baru lagi yang diukir mahasiswa FIKUNY.^Emjj
Acaiajita; Malam Keakraban MABA FIK UNY Sebagal bagian dari dllaksanakannya OrlentasI Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) bagi mahasiswa baru, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNY mengadakan Maiam Keakraban(Makrab)"Acaiajita" dl Waduk Sermo Kulon Progo, Sabtu-Minggu (12/9). Kegiatan mentradisi di FIK tersebut beriangsung meriah dan lancar. Makrab khusus dan
familier inl disebut Acaiajita, nama khusus yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan dilaksanakan. Kegiatan rulin Inl dilaksanakan dalam rangka menyambut mahasiswa baru FIK.
Usia Acaiajita setua lembaga FIK UNY. Peserta Acaiajita kail Inl berjumlah sekltar 660 orang mahasiswa baru angkatan 2007/2008, yang berasal dari Prodi dl FIK UNY, yaknl S-1 PJKR, S-1 PKO,S-1IKORA, dan D-2PGSDPenjas.
Seusai dllepas Dekan FIK UNY, Sumaryanto, M.Kes., peserta berangkal dari kampus Kuningan menuju kampus Wates dl Kulon Progo. Dari sana peserta melakukan long march sejauh 10 km, dari FIK Kampus Wates sampal Waduk Sermo. Di setiap jalan yang dilewati terdapat pos-pos panltia yang digunakan untuk pengecekan peserta. Di lokasi perkemahan depan Waduk Sermo peserta maslh harus
menglkuti beberapa agenda yang sudah dislapkan oleh panltia.
16
Menurut Ketua Panltia, Stanio, Makrab Acaiajita dimaksudkan untuk membekali mahasiswa baru dengan perslapan fisik dan mental sebelum benar-benar menjadi mahasiswa FIK. Selain Itu, juga dimaksudkan sebagal sarana silaturahim antara dosen dan mahasiswa baru maupun anlarsesama mahasiswa baru. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari itu diharapkan dapat membantu mahasiswa
untuk seialu mandlrl ketlka menjalani proses perkullahan. Puncak acara Makarab beriangsung Sabtu malam dengan penyalaan apl unggun oleh Pembantu Dekan III FIK, Agus Sumhendartln. Kegiatan berupa Tajuk Malam,semacam "ujl nyair dengan berjalan satu per satu dengan rute yang telah dislapkan, untuk membina keberanian mahasiswa baru dalam
suasana gelap dan hanya dibekali 5 batang korek api. Pada masing-masing tempat disediakan pos untuk mengontrol peijalanan peserta.
Untuk agenda Minggu (2/9) dikemas acara outbond, dl antaranya: railing, merayap basah, aksi-reaksl, dan
penyeberangan sungal. Semua kegiatan wajib dlikuti peserta putra maupun putri.(Erm).
P (
«
A
t
*
DSn^iCA UNiYiRtnu NiaiRiYQirruujnA
Septem ber 2007
Berita
Ratusan Guru Banyumas Studi Lanjut di UNY Rektor UNY, Prof. H. Sugeng Mardiyono, Ph.D.,
dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Drs. H. Haris Nurtiyono, M.Si., menandatangani MoU sebagai payung kerjasama antarkedua instansi di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Rabu (19/9), disaksikan oleh para pejabatdari kedua institusi. Penandatangan MoU sebagai payung kerjasama
in! merupakan kristalisasi kontak Informal yang selama in! telah dibangun melalui para alumni. Sebagai tindak lanjut dari kerjasama tersebut, dilaksanakan penandatangan MoU antara Pemkab Banyumas dengan UNY tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Program S-1 (PKS) PGSD Penjaskes di Fakuitas ilmu Keolahragaan. Pada kerjasama itu Pemkab Banyumas mengirimkan 169 guru untuk beiajar di UNY dalam rangka meningkatkan kualifikasi PNS Guru SO, BMP, SMA, dan SMK menjadi tenaga pengajar yang profesionai dan untuk mengikuti pendidikan meiaiui program transfer atau kelanjutan untuk S-1, Dekan Fakuitas Ilmu Keolahragaan UNY,
Sumaryanto, M.Kes., dalam sambutannya mengatakan, Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas mengirimkan 169 mahasiswa guru-guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani dan yang sudah memiiiki ijazah dari D-2 dan setara serta ijazah dari SGO. "Kami komitmen, karena ini salah satu media untuk meningkatkan kualitas pendidikan
olahraga. Oleh karena itu, kami minta arahannya dalam suasana bersahaja dan penuh kekeluargaan,semoga insya
keinginan untuk bisa segera meraih S-1 karena langka Perguruan Tinggi (PT) yang memiiiki Fakuitas iimu Keolahragaan, kecuali mungkin ada beberapa Perguruan Tinggi yang kurang diketahui status dan kredibiiitasnya. Di sisi lain diharapkan para guru dari Kabupaten Banyumas tersebut untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan
sebaik-baiknya karena hal itu di samping kesempatan pertama, juga langka, meskipun dari APBD Propinsi ada 2.288 guru yang mendapatkan bantuan biaya pendidikan sebesar 2juta/tahun. Tetapi, sangat berbeda dengan MoU ini, karena biaya iangsung oleh APBD Kabupaten bersifat paket. "Kami serahkan 169 guru untuk mengikuti peningkatan kualifikasi pendidikan bagi guru S-1 PGSD Penjaskes di FiK UNY, untuk dikelola dan diolah dengan sebaik-baiknya. Kami berharap dengan semangatnya para gum dapatmenyelesaikan studinyatepatwaktu. Dalam sambutannya, Rektor UNY, Prof. H. Sugeng Mardiyono, Ph.D., menegaskan, serah terima itu dilakukan dengan rasa senang. Mahasiswa 169 orang yang akan studi di UNY PGSD Pejaskes diterima. Gum hams menjadi figur teiadan, tidak hanya ngomong-nya saja, melainkan ada konsistensi antara ucapan, perilaku, dan hatinya. Seorang mahasiswa hams bisa menjaga normaiitas emosinya, harus bisa menjaga emosinya tidak iabll.
Hadir daiam acara tersebut para Pejabat UNY dan Asisten Administrasi Pemerintah Kabupaten Banyumas, H. Muh.Santosa,S.H., M.Hum.beserta staf.(Natsir)
Allah rekan-rekan mahasiswa dapat menyelesikan tugas
mulianya dengan tepatwaktu." Atas nama keiuarga besar FIK UNY,Sumaryanto
menyampaikan terima kasih kepada Rektor dan jajarannya yang telah memfasilitasi kegiatan ini. Pada saatnya mohon Rektor berkenan menerima secara resmi rekan-rekan
mahasiswa dari PNS Guru Penjas Pemerintah Kabupaten Banyumas.
Kepaia Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Drs. H. Haris Nurtiyono, M.Si., mengatakan, ingin melakukan kerjasama dengan UNY bagi peningkatan kualifikasi guru Penjaskes Kabupaten Banyumas, karena hal itu merupakan bagian dari implementasi UU Guru No.14 Tahun 2005. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh guru untuk bisa mengikuti sertifkasi agar menjadi tenaga profesionai, yang pada gilirannya juga berhak mendapatkan tunjangan profesi, adalah mereka harus berpendidikanS-1 atau D4. Di Kabupaten Banyumas masih ada tujuh ribu guru yang belum berijazah S-1. Oleh karena itu, secara bertahap Pemkab Banyumas ingin mengantarkan mereka untuk bisa meraih persyaratan minimum itu. Untuk kesempatan yang pertama ini, mereka mendahulukan guruguru Penjaskes dan Pendidikan Agama islam. Di Kabupaten Banyumas terjadi kecenderungan
i rve
fi.H
HUUJ>':Lr
Foto: natsir, 2007
Penandatanganan MoU antara UNY dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas,
17
r
I
*
A (
A
DiflAIiliCd UNivERBiTAB NiDniYDimrAira
September 2007
-Or
Berita
UNY Menerima 2 Unit Engine dari PT Timor UNY kemball mendapat bantuan dua unit engine stand seharga 50 juta rupiah untuk tipe Engine B5 DOHC 151 I (yang dipasang pada mob!! Timor Sephia 1500 cc) dari PT Timor Putra Nasionai di ruang sidang utama Rektorat UNY. Mesin dimaksud sangat bermanfaat untuk praktek di bengkei, karena dapat dibongkar, dipasang, disetel, dirawat, diperbaiki, dimodifikasi, dianalisis mencari
trouble shooting. Selain penyeratian mesin, pada
kesempatan itu juga dllaksanakan penyerahan matiasiswa praktek industri, mahasiswa keias industri, dan penandatanganan MoU antara UNYdan PTTimor.
Dalam sambutannya Rektor UNY, Prof. H.
Sugeng Mardiyono, Ph.D., mengatakan, mahasiswa yang pulang dari praktek di PTTimor Putra,ada peningkatan dari berbagai segi, di antaranya etos keija, kedisiplian, sikap moralitas, dan integritas kepribadian. Diharapkan setiap UNY mengirim mahasiswa praktik, kesiapan jauh lebih bagus. Mereka yang sudah praktek harus menyampaikan apa sebenarnya tuntutan kerja di Toyota Motor. Lubanglubang yang ada pada periode jangan sampai(erulang lagi pada angkatan mendatang.
Perlu di-scedu/e-kan bersama, misainya UNY menengok mahasiswanya yang sedang praktek sambil mengadakan dialog untuk mslakukan evaiuasi. UNY juga mengucapkan terima kaslh kepada PT Timor yang telah berpartisipasi pada peningkatan kualitas pendidikan, khususnya otomotif. Kadiv Sumberdaya dan Pemasaran PT Timor Putra Nasionai, Drs. H. Edi Prasetya, mengatakan, kerjasama UNY dengan PT Timor membawa manfaat bagi
masing-masing pihak. 0! plhak UNY, sebagai lembaga pendidikan, para mahasiswa S-1 dan D-3 bisa mempelajari kondisi industri otomotif yang ada dengan praktek ketja secara bersama-sama dengan karyawan perusahaan. Sehingga, bisa meningkatkan keterampiian teknik industri sesual dengan bidang yang didaiami yang nantinya bisa menjadiSDM yang tangguh, punya etos kerja yang baik,dan siap terjun ke masyarakat untuk bekerja. "Manfaat bagi perusahaan, mahasiswa yang praktek industri di pabrik PT Timor Putra Nasionai bisa membantu proses penyiapan dan perbaikan produk, perawatan mesin-mesin yang ada di pabrik,"tambahnya.
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif(PTO) selaku koordinator D-3 Teknik Otomotif UNY-Timor, Budi Tri Siswanto, M.Pd., dalam laporannya mengatakan, peiaksanaan kegiatan praktek industri (PI) mahasiswa S-1 (PTO) ini merupakan arigkatan ke-5, beijumlah 30 orang. Para mahasiswa mendapatkan pengalaman industri yang sangat bermanfaat di industri otomotif, terutama pada instalasi presshop,castingshop,machining shop,perakitan, predeliverycheck, marketing, dan pelayanan pumajuai yang tidakdiajarkan di kampus. Sementara, D-3 Teknik Otomotif UNY-Timor, atau
yang lebih dikenai dengan D-3 Keias Industri, merupakan angkatan ke-4, berjumiah 29 mahasiswa. Mereka selain mendapatkan pengalaman industri, juga menempuh lima mata kuiiah lain yang sepenuhnya diampu para praktisi yang sangat kompeten, dengan silabus teori dan praktek dirancang oleh kedua belah pihak.(Wit)
<=3p
m
BtMT
Foto: natsir, 2007
Rektor bersama Dekan FT dan Kadiv Sumberdaya dan Pemasaran PT Timor Putra Nasionai 18
r
I
■
A
t
A
DinAmi<A UMVEKinU NtatfUYDffTWUnA
September 2007
o
Berita
Semnas Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah dalam Kerangka Budaya kaiangan perguruan tinggi, pengeioia pengajaran bahasa, sastra, dan budaya daerah, peminat permasalahan pembelajaran bahasa, sastra, dan budaya daerah, umum,
guru,dan mahasiswa yang memenuhi auditorium UNY. Tampii sebagai pembicara utama daiam seminar tersebut, masing-masing. Prof. Dr. Jimly Asshidiqie, S.H.
(Ketua Mahkamah Konstitusi) yang berbicara tentang 'Perlindungan Bahasa Daerah dalam konteks Konstitusi RF; KGPAA Pakualam IX (Wagub DIY) tentang 'Kebijakan Pembelajaran Bahasa dan sastra Jawa dalam Kerangka Budaya Jawa sebagai Muatan Lokai Wajib'; Kadinas
i
Pendidikan Propinsi DIY tentang 'Kebijakan Pembelajaran Bahasa dan sastra Jawa dalam Kerangka Budaya Jawa sebagai Muatan Lokai Wajib'; H. Sutrisna Wibawa, M.Pd. Foto: natsir, 2007
Rektor UNYmemukuf kenong tanda dimulainya
(PR 11 UNY) tentang 'Impiementasi Pembelajaran Bahasa daerah sebagai Muatan Lokai'; Prof. Dr. H.Suminto A.Sayuti
Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas
(Dekan FBS UNY)tentang 'Bahasa, Identitas, dan Kearifan Lokai dalam Perspektif Pendidikan'; Drs. H. Idham Samawi (Bupati BantuI) tentang 'Kebijakan Kabupaten BantuI
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
terhadap Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah'; dan Prof.
Semnas
menyelenggarakan Seminar Nasional "Pembelajaran
Dr. Setya Yuwana Sudikan (Dekan FS UNESA Surabaya)
Bahasa dan Sastra Daerah dalam Kerangka Budaya" di
tentang 'Kebijakan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Jawa daiam Kerangka Budaya sebagai Muatan Lokai Wajib'. Di samping itu, tampii beberapa pembicara lain, yakni Imam Sutarjo (FSSR UNS Surakarta) tentang 'Peningkatan Pembelajaran Apresiasi Sastra Kapujanggan dalam Rangka Membentuk Kepribadian Anak Bangsa yang Berkuaiitas Unggul dan Berbudaya'; Putut Setiyadi
Auditorium kampus setempat(8/9). Seminar dibuka secara resmi oleh Rektor UNY, Prof. H. Sugeng Mardiyono, Ph.D.,
dengan sebelumnya memberikan sambutan pengarahannya. Rektor UNY mengatakan, melaiui pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah bisa tumbuh cinta dan bangga
kepada Bahasa dan Sastra Daerah. DI lingkungan DIY dan Jateng siapa pun yang bisa menggunakan bahasa daerah (dan sastra daerah)dalam ha! in! Jawa, mungkin dianggap sebagai manusia iangka. Hanya (tinggal) orang-orang tertentu yang senang berbicara menggunakan bahasa dan sastra Jawa yang bagus."Padahal itu sesuatu yang sangat adiiuhung."
Sugeng menambahkan, sekarang ini sepertinya apresiasi tidak ada, seni berbahasa dan seni bersastra tampaknya ada erosi yang peiiu ditangguiangi. Bahasa lisan, bahasa tuiis, bahasa perilaku atau tindakan perlu dikembangkan. Metode pembelajaran baru, berbagai ide dan gagasan diharapkan bisa muncul daiam seminar itu. Figur keteladan para pendidik periu ditunjukkan, daiam wujud kompetensi-kompetensi pendidik sebagaimana
(Universitas Widya Dharma Klaten) tentang 'Pembelajaran Bahasa dan Sastra Jawa dalam Kerangka Budaya sebagai Bagian dari Upaya Pelestarian Kebudayaan dan Bahasa
Jawa'; Dingding Haerudin (UPl Bandung) tentang 'Impiementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Sunda';
Muhammad Rohmadi (FKiP UNS Surakarta) tentang 'Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah dalam Perspektif Budaya untuk Meiestarikan Eksistensi Budaya Daerah di Era Teknoiogi dan Informasi'; Farida Nugraheni (FKIP Universitas Bangun Nusantara Sukoharjo) tentang 'Reaktualisasi Pembelajaran Bahasa Jawa daiam Konteks
Multikultural'; Sudartomo Macaryus (UST Yogyakarta)
diatur daiam UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005.
tentang 'Aneka Problem Pembelajaran Bahasa Daerah'; Suwarna (FBS UNY) tentang 'Sistem Penilaian Pembelajaran Bahasa Jawa Berdasarkan KTSP'; Sofwan
Dengan kompetensi dlmaksud, proses pembelajaran
(SMP N 1 Yogyakarta) tentang 'Impiementasi KTSP dalam
bahasa dan sastra daerah diharapkan akan lebih
Pendekatan CTL daiam Pembelajaran Bahasa Jawa sebagai Upaya Peningkatan Hasil BelajarSiswa SMP/MTs';
berkuaiitas.
Seminar Nasional yang bertujuan menggaii dan mengkaji nilai-nilai bahasa, sastra, dan budaya Jawa,
dan Mulyana(FBS UNY)tentang'Manajemen Pembelajaran
menyosialisasikan KTSP Pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah, dan menjalin hubungan kerjasama yang iebih erat
Manajer Budaya'.(Natsir)
Bahasa Jawa di Sekolah; Peran Kepala Sekolah sebagai
antara Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FBS UNY dan
berbagai instansi terkait berhasil menyedot peserta dari •19
r
i
*
A
t
A
DiHAiniCA inivEunAi NEODonTaunA
September 2007
tJ
Berita Drs. Sutrisna Wibawa, M. Pd.:
Implementasi Pembelajaran Bahasa Daerah sebagai Muatan Lokal diajarkan di SD dan SLTP. Di tingkat menengah, bahasa Jawa menjadi mata peiajaran di SPG dan SMA Jurusan Bahasa. Di perguruan tinggi, bahasa Jawa berdiri sendiri sebagai program
studi dan mata kuiiah mandiri pada jurusan terkait, ianjut Sutrisna.
diajarkan sampai SMA. Di Jawa Barat bahasa Sunda
Kurikuium Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang merupakan implementasi dari Kurikuium Berbasis Kompetensi (KBK), memberikan secercah harapan karena kurikuium itu memberi peluang Pembelajaran Bahasa Daerah (PBD) menjadi salah satu muatan iokai. Pada struktur kurikuium semua jenjang dan jenis pendidikan (SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA,dan SMK)terdapat muatan iokai(muiok). Penentuan PBD sebagai muiok bergantung pada kebijakan Pemda dan sekoiah itu sendlrl. Untuk DIY dan Jateng, muiok diisi mata peiajaran bahasa Jawa. Untuk Jawa Barat, muatan iokai diisi mata peiajaran bahasa Sunda. Seteiah bahasa daerah diajarkan dari SD sampai dengan SM, tantangan ke depan adaiah implementasi PBD sebagai mata peiajaran yang bermakna dan menarik. KR (edisi Senin, 18/7/2005) memuat berita, muiai 2005-2006 di DIY bahasa Jawa akan dijadikan muiok di SMA dan SMK. Ada pemyataan menarik dari Kepala Dinas P dan P Kota Yogyakarta, melaiui PBJ akan mengangkat niiai adiiuhungyang ada dalam tata kehidupan Jawa (toleransi, kasih sayang, gotong royong, andhap asor, kemanusiaan, niiai hormat, tahu berterima kasih, dan lainnya). Lewat bahasa Jawa diharapkan dapat diangkat kembaii niiai-nilai kearifan iokai yang dimiiiki bangsa ini, khususnya di DIY terkait dengan bahasa Jawa. Untuk itu, PBJ harus dikemas dengan balk supaya tidak membosankan/menjemukan. Daiam UU No. 22 Tahun 1999 (Otonomi Daerah), yang dijabarkan ke PP No. 25 Tahun 2000, dinyatakan bahwa pengembangan bahasa dan budaya daerah yang merupakan bagian dari bidang pendidikan dan kebudayaan menjadi kewenanganPemprop. Dalam Poiitik Bahasa Nasionai dinyatakan, bahasabahasa seperti Baii, Batak, Bugis, Jawa, Madura, Makassar, dan Sunda,yang terdapat diwiiayah Ri,berkedudukan sebagai bahasa daerah. Bahasa-bahasa itu berfungsi sebagai: (1) lambang kebanggaan daerah, (2) iambang identitas daerah, dan (3) alat perhubungan di daiam keiuarga dan masyarakat
diajarkan sampai SMA.
daerah.
Demikian Drs. H. Sutrisna Wibawa, M.Pd., yang juga Pembantu Rektor li UNY, mengawaii penyampaian prasarannya pada Seminar Nasionai "Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah daiam Kerangka Budaya" yang PBS UNY(8/9)di Auditorium kampus setempat. Pengajaran bahasa Jawa(PBJ)teiah beriangsung sejak prakemerdekaan sampai sekarang. Sebelum kemerdekaan, bahasa Jawa dijadikan bahasa pengantar pendidikan dan mata peiajaran. Seteiah Kemerdekaan
PBD diarahkan pada 3 fungsi pokok, yaitu (1) alat komunikasi, (2) edukatif, dan (3) kuiturai. Sebagai alat komunikasi, PBD diarahkan agar siswa dapat menggunakan bahasa daerah secara baik dan benar untuk keperiuan alat perhubungan dalam keiuarga dan masyarakat.Secara edukatif PBD diarahkan agar siswa dapat memperoieh nilai-niiai budaya daerah untuk keperiuan pembentukan kepribadian dan identitas bangsa. Secara kuiturai PBD diarahkan agar dapat digali dan ditanamkan kembaii nilai-niiai budaya daerah sebagai upaya untuk membangun identitas dan menanamkan
(17/8/1945), bahasa pengantar pendidikan adaiah bahasa
filterdaiam menyeleksi pengaruh budaya iuar.
Indonesia. Bahasa Jawa dijadikan bahasa pengantar di keias
Daiam Kongres Bahasa Jawa IV di Semarang, aku Sutrisna, ia menyampaikan,PBJ hendaknya beriangsung tidak
—^
•'i-
-i. '1
Survai tahun 1999 menunjukkan, bahasa daerah diajarkan di 15' propinsi (Aceh, Sumatra Utara, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Hmur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kailmantan Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Bali). Propinsi lain pun menyusul(Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jakarta, Irian Jaya, dan Nusa Tenggara Timur). Bahasa daerah yang diajarkan adaiah bahasa Aceh, Gayo, Batak Mandaiiing, Batak Toba, Batak Simaiungun, Batak Karo, Batak Meiayu, Rejang, Lampung, Sunda, CIrebon, Madura, Dayak Simpang, Dayak Kanayatan, Banjar, Kulai, Tombuiu.Tonsawang, Mongondow,Bugis, Makasar, Mandar, Toraja,Tolaki, Muna,Wolio,dan Bail. Bahasa-bahasa Itu diajarkan di semua SD dan SLTP. Untuk SLTA, bahasa Jawa baru diajarkan di sekoiah guru dan SMU Jumsan Bahasa. Untuk Bail, bahasa Baii
diselenggarakan cieh Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah
permulaan SD. Sebagai mata peiajaran, bahasa Jawa
20
r
I
W
A
I
A
DiRdniiCA UNiviuini NiotRinroKum
Septem t)er 2007
Berita
sekedar meaning getting, tetapi proses meaning making, sehingga terjadi InternalisasI nilai-nilai dalam diri siswa. Dengan pola itu, siswa tidak dijejali dengan seperangkat kaidah untuk dimengerti secara kognitif, tetapi diarahkan untuk pengembangan aspek afektif. Pola pembelajaran dengan KBK dldasarkan atas
pendekatan kontekstual {CTL : contextual teaching and teaming). Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan yang dimiliklnya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, yang meiibatkan 7 komponen utama pembelajaran afektif, yaknl:
secara langsung dengan cara mencelupkan din ke dalamnya
secara utuh.Siswa diajak menggunakan bahasa daerah secara iangsung untuk menulis/mengarang, berbicara, membaca,dan menyimak.
Agar lebih menarik dan tidak membpsankan/ menjemukan, guru dapat memanfaatkan sarana teknologi yang ada, misalnya VCD atau video yang berisi berbagai program bahasa, sastra, dan budaya daerah (wayang. upacara tradisional, lagu-lagu daerah/tembang/campursari/karawitan), pemanfaatan program komputer,internet, dan seterusnya. Kegiatan ekstrakurikuler untuk mendukung kegiatan kurikuler perlu digalakkan, demikian Sutnsna mengakhiri
presentasinya, misalnya majalah dinding yang memuat karya
pemodelan, dan penilaian sebenarnya. Dengan konsep itu t^asii pembelajaran diharapkan leblti bermakna bagi siswa.
siswa, sanggar sastra, karawitan, dan berbagai lomba bahasa, sastra, dan kesenian daerah. Kegiatan menggunakan bahasa daerah dalam waktu-waktu khusus juga perlu diadakan,
Proses pembelajaran beriangsung alamlah daiam bentuk
misalnya kegiatan 'sehari berbahasa Jawa'. Kebijakan pemda
siswa bekeija dan mengalami, bukan transfer pengetahuan
yang menerapkan kegiatan hari berbahasa Jawa juga perlu didukung dan diperluas.(Mar)
konstruktlvisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar,
darl guru kepada siswa. Daiam mengajarkan mulok sebaiknya digunakan
pendekatan "penyatukaitan diri dengan yang dipeiajari" {immerson, mencelupkan diri ke dalamnya). Siswa dibawa
Workshop di LPM:
PPM Berkualitas Ditunjang Dana Memadai Kabid/Sekbid di LPM dan dosen UNY perwakiianfakultas. Lebih lanjut Rochmat mengakui, kuaiitas maupun frekuensinya masih rendah, tetapi terus berusaha meningkatkannya, di antaranya dengan porsi dana yang memadai. PPM yang berkualitas, menurutnya, bukan yang
'gratisan', tetapi dengan ditunjang dana yang memadai hasilnya akan berkualitas. PPM kita juga harus dapat
Foto: witono, 2007
PR I memberikan presentasi di LPM
Menjadi dosen di UNY tidak bisa 'disam/)/7sambilan'. Dalam rangka profesional responsibility, dosen masuk dengan S-1 harus meningkatkan diri ke S-2 dan
S-3. Demikian juga dalam rangka social responsibility, hasil Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) dan penelitian dosen, tidak dinikmati diri sendiri, tetapi harus dapat bermanfaatbagi masyarakat. Demikian dikatakan Pembantu Rektor I UNY, Dr. H.
RochmatWahab, M.A., pada kegiatan Workshop Penyusunan Pedoman Penjaminan Mutu PPM di LPM UNY (29/8). Pada workshop itu Rochmat menyampaikan materi topik "Kebijakan PPM di PerguruamUnggi", diikuti 30 orang peserta,terdiri atas
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Oleh karena itu, menjalin kemitraan di luar menjadi sangat penting. Sistem Informasi Manajemen di LPM ditata dengan baik. Hai itu akan menjadi tantangan ke depan agar dikenal masyarakat. Pada kesempatan itu PR I juga menawarkan dana PPM. Daiam meningkatkan kuaiitas dan kuantitas PPM hasil riset, apabila mengalami kendala dana terbatas bisa diambilkan dana PR I, di bagian pengembangan akademlk. Workshop tersebut diharapkan memberikan masukan bagi penjaminan mutu meiaiui PPM. Sementara itu, Ketua LPM UNY, Prof. Dr. H. Burhan
Nurgiyantoro, dalam laporan sebelumnya mengatakan, dosen UNY tidak rendah semangat PPM-nya. Akan tetapi, dana dan sponsomya kurang. Ke depan, LPM UNY mengusuikan kepada UNY untuk menambah dana untuk PPM.Dua pemateri lain. Prof. Dr. H. Haryadi, dengan topik "Pengembangan Dokumen Penjaminan Mutu PPM" dan H. Pardjono, Ph.D. dengan topik"Ruang LIngkup Penjaminan Mutu PPM".(Pra) -21
r
I
w
A
I
*
DiHAIiliCA UNivEiumi NtaniYDsoKunA
Septem t)er
2007
■n
Berita
UNY Mewisuda 944 Lulusan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kembali mewisuda 944 orang lulusan S-3, S-2, S-1, dan S-0 pada periode 11-12 September 2007 ini. Jika ditinjau dari segl unit kerja penghasilnya: Program Pascasarjana (PPs) 38 orang, Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 99 orang, Fakultas Teknik (FT) 256 orang, Fakultas llmu Pendldikan (FIP) 50 orang, Fakultas Bahasa dan Sen! (FBS) 161 orang, Fakultas llmu Sosial dan
Ekonomi (FISE) 244 orang, dan Fakultas llmu Keolahragaan (FIK) 96 orang.
Di antara wisudawan tersebut, terdapat 56 orang lulus dengan predikat cumlaude, yang terdiri atas PPs 3 orang, FMIPA 13 orang, FT 14 orang, FIP 4 orang, FBS 4 orang, FISE 15 orang, dan FIK 3 orang. Dalam sambutannya, Rektor UNY, Prof. H. Sugeng Mardiyono, Ph.D., mengatakan, para wisudawan telah berhasil melewati suatu tahapan spiralprocess: Plan, Do, Check, dan Action (PDCA). Untuk itu, perlu terijs dipupuk dan ditindaklanjuti dengan selalu meningkatkan intelektual commitment, emosional commitment, dan spiritual commitment. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, tidak cukup hanya dengan mengandalkan komponen ilmu pengetahuan (knowledgejdan keterampilan (skill), tetapi juga sikap (attitude) dan integritas kepribadian. Kenyataan menunjukkan, pada umumnya keberhasilan menjadi fokus dan tujuan utama dalam setiap
usaha. Sungguhpun demikian, perlu dlingat, proses untuk mendapatkan dan tindak lanjut untuk pengembangan dan pemanfaatannya pentingjuga untuk diperhatikan. Untuk Ini, semangat SAPTAGUNA dan learning community dapat digunakan sebagai amunisi dan penggerak setiap langkah yang menuju keberhasilan berikut tindak lanjut untuk pengembangan dan pemanfaatannya. "Dalam rangka peningkatan kualitas pendidik (guru), UNY telah dipilih sebagai Perguruan Tinggi Induk penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian daerah Jawa Tengah. Untuk itu, UNY dengan 3 perguruan tinggi mitra lainnya telah siap dengan berbagai perangkat yang dipertukan untuk melaksanakan amanah tersebut," tambahnya. Sementara Itu, Senin (10/9) di ruang sidang utama Rektorat UNY, telah diserahkan penghargaan kepada para mahasiswa cumlaude. Untuk memberikan
feedback tentang pelaksanaan pendldikan kepada UNY, tiga orang mahasiswa memaparkan makalahnya di depan para pejabat UNY. Mereka adalah Benedecta Indah
Nugraheni (Prodi Teknologi Pembelajaran PPS UNY), dengan judul 'Membentuk Lulusan UNY yang Lebih Berkualitas', Muhammad Bintoro, Jurdik Teknik Mesin FT
UNY, dengan judul: 'UNY, Sekarang dan yangAkan Datang', serta Ana Rismiyatun, mahasiswa dari kampus Wates. (wit)
S-1 Manajemen, Akreditasi A Berdasarkan SK Badan Akreditasi Naslonal
dilaksanakan pada 25-26April 2007 oleh Kuta Ginting, M.Sc.
Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Naslonal No:
dari Universitas Indonesia dan Dr. Hatane Semuel dari
016/BAN-PT/Ak-X/S1/Vlli/2007 tanggal 3 Agustus 2007 menetapkan Program Studi S-1 Manajemen Universitas
Universitas Kristen Petra Surabaya. Pada saat itu kedua visitor memeriksa seluruh dokumen dan lampiran borang yang telah disusun selama setahun penuh. Selain itu,
Negeri Yogyakarta terakreditasi A. ini adalah nilai akreditasi
pertama yang berhasil didapatkan Prodi S-1 Manajemen sejakdldirikanpada1999. Dikisahkan, setelah beberapa tahun, prodi harus mengajukan akreditasi pada Badan Akreditasi Nasional (BAN). Proses mendapatkan akreditasi ini tidaklah mudah. Berawal dari tahun lalu ketika tim penyusun borang ditetapkan oleh Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd., Ketua Jurusan saat itu. Namun, di tengah jalan terjadi suksesi kepemimpinan. Meialui pemilihan di kalangan dosen, Winarno, M.Si. ditetapkan sebagai Ketua Jumsan baru. Tim borang bergerak cepat meski seluruh infrastruktur dan sumber daya belum mapan. Pada Februari 2007 dokumen borang akreditasi telah siap dikirimkan ke BAN. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan diri untuk visitasi. Visitasi akreditasi
22-
mereka juga keliling kampus FISE UNY untuk membuktikan fasllitas dan kegiatan mahasiswa seperti yang tertulis dalam borang. Kedua visitor juga menyempatkan diri berbincang dengan mahasiswa dan dosen Prodi Manajemen di Ruang Ki Hadjar Dewantara. Sepanjang at/d/ens/mereka bertanya tentang kualitas belajar-mengajar, fasllitas, dan kegiatan ilmiahdi kampus.
Menurut Winamo, pencapaian akreditasi ini
merupakan prestasi yang membanggakan. Hal itu dapat diraih berkat kerja keras tim penyusun borang akreditasi, karyawan, dan mahasiswa yang berperan aktif. "Pencapaian ini diharapkan menjadi motivasi bagi seluruh sivitas akademika agar mampu bekerja dan belajar lebih giat lagi." (Dyna)
btndm;<A UNmRlIUS NEaUl YSaUURU
September 2007
Berita
Nuklir Masih Dianggap Menakutkan Nuklir, bag] sebagian masyarakat, konotasinya masih menakutkan, yaknl bom nuklir. Nuklir belum dilihat dari kemanfaatannya, tetapi sebagai pembunuh, sehingga masih perlu sosialisasi ke masyarakat. Diharapkan para humas dan tenaga perpustakaan bisa ikut menyosialisasikan kepada para mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum karena
Perpustakaan UNY sudah bisa diakses oieh masyarakat umum. Juga, antarperguruan tinggi antar-PTN-PTS di Jogja. Sehingga, jurnal-jurnal yang ada di situs INIS bisa diakses dengan cepat.
Hal tersebut disampalkan Pembantu Rektcr II UNY, H. Sutrisna Wibawa, M.Pd., saat membuka Sosialisasi
Pengelolaan SIstem Informasi llmiah dan Diseminasi Iptek Nuklir kepada lembaga-lembaga pendidikan di Perpustakaan
UNY, Rabu (5/9). Kegiatan ini merupakan kerjasama UNY
(PPIN-BATAN)(INIS Liaison Officer Indonesia), Dra. Ruiiyanti Pardewi, M.M., mengatakan, BATAN sudah banyak
menghasilkan hasil-hasil penelitian yang sudah dimanfaatkan masyarakat. "Kami ingin menyebarluaskan hasil-hasil litbang.
Diharapkan dari lembaga pendidikan bisa mengetahui iebih banyak dan menjalin kerjasama dengan BATAN, misalnya dengan melakukan kegiatan penelitian." Pembicara pada kegiatan sosialisasi tersebut, Ir. Hadi Susilo, M.M., Kepala Bidang Dokumentasi dan Informasi llmiahA/Vakil Nationai INIS Center dengan tema 'Pengelolaan Informasi llmiah, Pengetahuan Nuklir, dan Pengenalan INIS', dan IG. Ketut Pribadi, S.Kom., Kepala Subbidang informasi dan
Pengetahuan Nuklir, tengan tema'Demo Penelusuran Informasi dalam Basis Data INIS dan Fasilitas Perpustakaan Digital BATAN.(Wit)
dengan Pusat Pengembangan Informatika -Nukiir, Badan Tenaga Nukiir Nasional (BATAN) Yogyakarta., Sosialisasi tersebut diikuti oieh humas dan tenaga perpustakaan beberapa perguruantinggidi Yogyakarta. Pada kesempatan itu BATAN juga menyampaikan bantuan buku CD ROM yang berisi informasi dan karya tulis llmiah untuk disimpan di perpustakaan dalam rangka menambah bahan pustaka yang dapat digunakan untuk
FPW-SATAH
-r
menunjang kegiatan pendidikan dan litbang untuk di-/nsfa// di perpustakaan supaya dapatdiakses masyarakat. UNY sudah mempunyai jurnai elektronik, sehingga
tidak saja membantu peran BATAN dalam sosialisasi, UNY juga bisa memanfaatkan penelitian-penelitian di BATAN. Kalangan perguruan tinggi bisa memanfaatkan penelitianpenelitian teknologi nuklir dari sis! ilmiah dan pemanfaatannya bagi masyarakat.
Kepala Pusat Pengembangan Informatika Nuklir
Foto: witono, 2007
PR II UNY, Sutrisna Wibawa, tA.Pd, membuka sosialisasi Nuklir dl UNY
Wisata Kampus Jurdik Kimia FMIPA Jurusan Pendidikan Kimia yang dibuka pada 22 Oktober 1956 dalam bentuk lembaga kursus B1 Yogyakarta
telah berkembang pesat setelah menjadi Jurusan Pendidikan Kimia pada FMIPA UNY yang mempunyai 2 program studi, yakni Program Studi Kimia dan Program Studi Pendidikan Kimia.Tujuan dibukanya kedua prodi tersebut, agar mahasiswa dapat mempunyai pengetahuan tentang keahlian kimia yang
spesifik, sehingga mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif serta mampu menguasai bahan ajar yang berupa pengetahuan kimia secara luas dan mendalam, sebagai bekal calon guru Bidang Studi Kimia. Hal tersebut diungkapkan Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Dr. Suyanta, dalam kegiatan
wisata kampus melalui sosialisasi penelitian dan pendidikan Kimia bagi guru SMAdi DIY, berlangsung di ruang sidang FMIPA UNY, Sabtu (1/9). Wisata kampus dilakukan untuk Iebih mengenalkan Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY kepada guru-guru SMA, terutama berkaltan dengan beberapa hasll
penelitian yang dapat diaplikasikan iangsung kepada masyarakat, sep.erti penelitian tentang mlinjo, ubi jalar, dan buah mundu,sekaligus memperkenalkan laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia untuk dapat dipergunakan siswa SMAdalam berbagai kegiatan yang bersifat ilmiah. Daiam kegiatan yang dihadiri beberapa guru dari SMA negeri maupun swasta, selain diberikan penjelasan, peserta juga diajak berkeliling laboratorium, dipandu oieh koordinator lab, Susila Kristianingrum, M.Si. Beberapa
peralatan mutakhir,seperti spectrofotometer,atomic absorbtion spectrofotometer, electrophoresis, dan sebagainya telah disiapkan untuk mengantisipasi perkembangan llmu kimia yang semakin cepat. Ditunjukkan pula beberapa hasil penelitian, seperti ubi jalar sebagai obat kanker, obat malaria dari buah mundu. serta tanaman meranti sebagai obat liver. Dalam
kunjungan laboratorium itu juga diadakan diskusi tentang ilmu kimia, seperti kimia organik, kimia anorganik, kimia analitik, biokimia, dan workshop pendidikan kimia.(Dedy)
-23
y
I
W
A
I
A
DinAmi<A UNIVERBtrAI NEBOtI YOJOXUn
September 2007
Berita
Bupati Punvorejo Menyerahkan Rembali
Mahasiswa KKN-PPL UNY Bupati Purworejo, Kelik Sumrahadi, M.M.,
menyerahkan kembali mahasiswa KKN-PPL UNY yang telah habis masa KKN-PPL-nya di Kabupaten Purworejo, Selasa (11/9) di Gedung PPK Kantor Bupati Purworejo. Penyerahan kembali 109 orang mahasiswa KKN-PPL UNY yang ber-KKN-PPL sejak akhir Juni hingga September 2007 dan ditempatkan di 17 SMA/SMK, negeri maupun swasta tersebut diterima oleh Ketua LPM UNY,Prof. Dr. H. Burhan Nurgiyantoro.
Bupati Kelik menyatakan, selama 80 hari, mahasiswa KKN-PPL UNY,selain sudah menyatu, menjadi satu keluarga dengan warga'Purworejo, juga banyak manfaatnya untuk Kabupaten Purworejo, terutama di bidang pendidikan. Oleh karena itu, untuk tahun depan
r
Foto: prayoga, 2007
Purworejo slap menerima mahasiswa KKN-PPL UNY
karena Purworejo saat in! sedang menoari formula yang
Bupati Purworejo dan Ketua LPM UNY berjabat
tepat di bidang pendidikan.
tangan dengan para mahasiswa
Bupati mendoakan agar mahasiswa UNY
nantinya menjadi orang yang patrab (Jawa) atau profesional sesuai bidangnya. Melalui Prof. Burhan Bupati
menitipkan salam dan pesan kepada Rektor UNY, dengan catatan Purworejo selalu terbuka menerima UNY, tidak hanya daiam konteks KKN-PPL saja, yang penting untuk kemajuan bidang pendidikan.
Sementara itu, dalam sambutan sebelumnya Prof. Burhan mengatakan, mahasiswa UNY yang ber-KKNPPL di Purworejo juga banyak putra daerah. Dengan demikian,dengan adanya KKN-PPL di Purworejo ini kuaiitas mahasiswa juga ditentukan oieh sekoiah-sekolah yang digunakan untuk KKN-PPL.(Pra)
Penarikan KKN Wajar di Purbalingga dan Magelang Sebanyak 30 orang mahasiswa UNY yang meiaksanakan KKN Wajar Dikdas 9 Tahun di Kabupaten Purbaiingga JawaTengah ditarik kembali ke Kampus UNY, Sabtu (1/9). Sementara, 30 orang mahasiswa UNY yang
seminar tersebut Tim dari UNY, Prof. Dr. H. Burhan
meiaksanakan KKN Wajar Dikdas di Kabupaten Mageiang
Nurgiyantoro, H. Pardjono, Ph.D., dan DPL KKN untuk
ditarik kembali ke Kampus UNY,Senin (3/9). Mereka telah
Magelang. Untuk hasil KKN Wajar Dikdas di Magelang
meiaksanakan KKN di iokasi selama 2 bulan penuh (30/6 31/8). Di Purbaiingga mereka ditempatkan di Kecamatan Mrebet, Pengadegan, dan Rembang, masing-masing 10
orang. Sedangkan di Magelang mereka ditempatkan di Kecamatan Pakis, Dukun, dan Candimulyo, masingmasing 10 orang.
Kantor Bupati Magelang, Kota Mungkid (3/9). Hadir dalam
mahasiswa membuat video dokumentasi kondisi SMP dan
siswa di Iokasi masing-masing; Dukun, Pakis, dan Candimulyo. Mahasiswa KKN di Magelang juga berhasii
menciptakan metode membaca cepat bagi anak-anak, "BARAN" = metode BAca koRAN dan "KAREN" = metode
Sebelum penarikan KKN di Purbaiingga
KARtu keREN (kartu huruf). Mahasiswa UNY di Mageiang
dllaksanakan seminar yang mempresentasikan hasil
juga teiah membuat proposal usulan pendirian SD-SMP SatuAtap di Desa Pogalan Kecamatan Pakis.
investigasi lapangan oleh mahasiswa KKN (1/9) di Kantor Bupati Purbaiingga. Hadir pada kesempatan presentasi tersebut Bupati, Ketua Bappeda, dan Wakii DPRD Purbaiingga. Dari UNY hadIr Ketua LPM UNY,Prof. Dr. H.
Burhan Nurgiyantoro,Sekretaris LPM,H.Pardjono, Ph.D., Ketua Tim KKN UNY. Fauzi, M.Si.. dan DPL KKN untuk
Purbaiingga. 24
Sementara itu, penarikan KKN Wajar di Magelang ditandai dengan seminar hasil KKN oieh mahasiswa di
Untuk KKN PBA mahasiswa UNY di Wonosari
Gunungkidul pada semester khusus tahun 2007 telah
berhasii meiuluskan 800 orang wajib belajar, melebihi target yang ditentukan,yaitu 500 orang wajib beiajar.(Pra)
r
I
V
A
K
A
DiRAmiCA UKIVUUITU NtOEB Yosmcura
Septem ber 2007
TJ
Berita Perlindungan...sam6mgan hal2 Keragaman dari sisi penyelenggaraan pemerintahan dan hukum juga mendapatkan perlindungan dalam UUD 1945. PsI. 18B ayat (1) UUD 1945 menyatakan, negara mengakul dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifal istimewa. Sedangkan ayat (2)-nya menyatakan, negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diafur dalam undang-undang. Ketentuan untuk menghormati dan memelihara BD
sebagal bagian dari budaya nasional yang semula ada dalam Penjelasan UUD 1945 diangkat menjadi psI. tersendiri. Hal Itu sesuai dengan salah satu kesepakatan arah perubahan UUD 1945, yaitu memindahkan hal-hal normatif yang ada dalam Penjelasan UUD 1945 kedalam psi-psl. Ketentuan yang mengatur kedudukan BD ditempatkan dalam satu psI. dengan ketentuan yang mengatur
kebudayaan nasional. Dalam proses pembahasan perubahan UUD 1945,semua pihak sepakat pentingnya mengangkat ha! Itu menjadi ketentuan dalam psi-psi dalam UUD 1945. BD
merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup, dlhormati,dan dipelihara cleh negara. Pada awalnya, dalam proses pembahasan
perubahan UUD 1945, ketentuan tentang BD masuk dalam kelompok atribut negara (Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan). Hal Itu terkait dengan ketentuan mengenal BD semua (penjelasan dari PsI. 36 yang mengatur Bahasa Negara). Karena adanya kesepahaman BD merupakan bagian dari kebudayaan, penempatannya dijadikan satu kesatuan dengan ketentuan tentang kebudayaan nasional. Ketentuan mengenal BD kemudlan menjadi salah satu ayat dari PsI. 32 UUD 1945. PsI. 32 ayat(1) menyatakan, negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia dl tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat
Upaya Menghormati dan Memellihara BD Salah satu masalah yang menimbulkan keterpinggiran, bahkan punahnya BD, adalah adanya pandangan negatifterhadap pengguna BD.BD dianggap kuna, bahasa orang yang miskin dan tidak berpendldikan, sehingga menghalangi proses kemajuan. Dalam dunia pendidikan, dan kecenderungan orang yang merasa terdidlk, mereka merasa tidak nyaman menggunakan BD. Harus diakui bahwa BD juga memlliki keterbatasan, terutama dalam hal kosakata yang mewakili konsep-konsep pemiklran yang senantiasa bertambah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu mengakibatkan BD kadang sullt digunakan untuk menjelaskan fenomena masyarakat keklnian. Dl sisi lain, BD mewakili nilai-
nilai dan kearifan budaya yang saat ini juga banyak dilihat kembali untuk mengatasi berbagai permasalahan modemitas.
BD dapat terus dikembangkan dan dipelihara dengan cara saling mengisi dengan perkembangan budaya nasional dan global. Keterbatasan kosakata dan konsep dalam BD harus diperkaya dengan menciptakan kosakata baru yang sesuai atau menyerap kosakata dan konsep dari BD lain, bahasa Indonesia, maupun bahasa asing. Seballknya, konsepkonsep yang terkandung dalam BD dapat diangkat menjadi alternatif bagi peradaban modem. Pandangan negatif terhadap BD harus dihllangkan. Kenyataan BD mewakili sisi tradlsional justai menempatkannya sebagai sistem llnguistik yang otentik untuk mengetahui tata nilai dan kearifan masyarakat. Penghormatan dan pemeliharaan BD melaluijenjang pendidikan,tidakhanyauntuk melestarikan dan mencegahnya dari kepunahan, tetapi sekaligus mengembangkannya melalui interaksl dengan
bahasa-bahasa lain yang mewakili sistem budaya dan peradaban yang berbeda-beda.
budayanya. Ketentuan tersebut menegaskan kembali perlindungan terhadap keragaman budaya dengan
Penggunaan BD juga bermanfaat untuk menggerakkan masyarakat. Berbagai konsep akan leblh mudah dipahami oleh masyarakat jika disampaikan dalam bahasa sehari-hari. Pesan yang akan disampaikan akan lebih mudah dan cepat dlterlma dan menjadi kesadaran kolektif. Untuk melaksanakan ketentuan PsI.32Ayat(2) UUD
memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memelihara, bahkan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Ketentuan tentang BD secara khusus dituangkan
dalam berbagai BD, di antaranya bahasa Jawa Krama Madya, bahasa Jawa Ngoko, bahasa Batak, bahasa Sunda, bahasa
dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
dalam PsI. 32 ayat(2)"Negara menghormati dan memelihara BD sebagai kekayaan budaya nasional". Di dalam ketentuan itu terdapat dua substansi, pertama, penegasan kembali
1945, Mahkamah Konstltusi telah menerbitkan UUD 1945
Bali, dan bahasa Bima. Juga diterbitkan UUD 1945 dalam beberapa huruf, dl antaranya dalam hurufArab Pegon dan huruf Braille.
bahwa BD adalah kekayaan dari kebudayaan nasional.Kedua, pemyataan bahwa negara menghormati dan memelihara BD. Ketentuan itu memberikan kewajiban kepada negara dan segenap komponen bangsa untuk melakukan upaya-upaya
Upaya itu dilakukan dengan harapan, konsepkonsep kebangsaan dan kenegaraan dalam UUD 1945 menjadi dekat dan mudah dipahami oleh masyarakat, sehingga UUD 1945 benar-benar menjadi konstltusi yang hidup di lingkungan
penghormatan dan pemellharaan terhadap BD. Hal Itu dapat dilakukan dengan kebljakan yang tidak memingglrkan dan
masyarakat. Upaya itu juga diarahkan untuk mengangkat BD agar tetap lestari, bahkan berkembang dengan konsep-konsep
dapat menlmbulkan punahnya BD. Selain itu, juga dilakukan upaya-upaya pelestarlan BD,serta mendorong pengayaan BD
sesuai dengan perkembangan masyarakat.(Mar)
dengan membuka ruang untuk berinteraksi dengan bahasa nasional dan internasional.
25
DindliliCA UMVninU HC9EU YDTCUCAira
Septem t)er
2007
Berita Seri\fikas\...sambungan hal 3
ayat (2) Kepmen No.18 Tahun 2007, merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokutnen yang mendeskrjpsikan:(a) kualifikasi akademik;(b) pendidikan dan pelatihan;(c) pengalaman mengajar;(d) perencanaan dan peiaksanaan pembelajaran;(e) penilaian dari atasan dan pengawas; (f) prestasi akademik; (g) karya pengembangan profesi; (h) kelkutsertaan dalam forum llmlah; (i) pengalaman organlsasi di bidang kependldlkan dan sosial; dan (j) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Adapun sasaran sertifikasi guru tahun 2007 sebanyak 200.450 orang dengan rincian: 20.000 kuota tahun 2006yang terdlri atas 16.000 guru SD dan 4.000 guru SMP; 170.450 kuota tahun 2007 yang terdlri atas 132.376 PNS dan 38.074 Non-PNS (swasta), balk guru TK, SD, SLB,SMP,SMA,maupunSMK; 10.000 kuota tahun 2007(realokasi). Untuk penetapan peserta, dijelaskan bahwa
peserta yang terdaftar tahun 2006 dan lulus sebelum bulan
Oktober 2007 mendapat tunjangan profesi mulai Oktober 2007.
Sertifikasi dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel; berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalul peningkatan mutu dan
kesejahteraan guru;dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan; dilaksanakan secara terencana dan sistematis, jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh Pemerintah.
Adapun prosedur sertifikasi guru sebagal berikut.
Portofolio dinilal oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru yang dikoordinaslkan Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Unsur KSG terdiri atas LPTK, Ditjen DIKTI, dan Ditjen PMPTK.Secara umum mekanisme peiaksanaan sertifikasi Quru dalam labatan disalikan oada oambar berikut. SERTIFKAT
PENDinK
tahun 2006 sebanyak 20.000 orang dengan kriteria; prestasi akademik, beban mengajar, dan masa kerja.
POAIOPOUO
LvLA
(Tahun 2007 sebanyak 170.450 orang dengan kriteria:
pengalaman mengajar(masa kerja), usia, golongan (bagi DtKtJlT PROFESI GURU
I pns), beban mengajar,tugas tambahan,dan prestasi kerja. Tahun 2007 sebanyak 10.000 (realokasi) orang dengan
MiDMAl
'kriteria: prestasi akademik (guru berprestasi) dan masa kerja. Ditanya tentang tujuan dan manfaat sertifikasi
guru, Rochmat menjelaskan, sertifikasi guru bertujuan:(a)
re-tXDByyj
menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas
sebagal agen pembelajaran; (b) meningkatkan profesionallsme guru;(c) meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan; dan(d) mempercepatterwujudnya tujuan pendidikan nasional. Sedangkan kemanfaatannya: (1)
berkualitas dan tidak profesional; dan (3) meningkatkan kesejahteraanguru. Plhak-plhak yang terllbat dengan sertifikasi guru
Gambar itu dapat dijelaskan sebagal berikut. (1) Guru dalam jabatan peserta sertifikasi menyusun dokumen poilofolio dengan mengacu Pedoman Penyusunan Portofollo Guru. (2) Dokumen Portofolio yang telah disusun diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk diteruskan kepada Rayon LPTK Penyelengara
adalah DIrektorat Ketenagaan Ditjen DIktl, Direktorat
sertifikasi untuk dinilal oleh asesor dari Rayon LPTK
mellndungi profesi guru dari praktik yang tidak kompeten yang dapat merusak citra profesi guru; (2) melindungi
masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
Pembinaan Profesi Pendidlk Ditjen PMPTK, Konsorsium
Sertifikasi Guru (KSG), LPTK (Induk dan Mitra), DInas Pendidikan Propinsl-, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Tentang peiaksanaan, prinsip, dan prosedur sertifikasi guru dijelaskan sebagal berikut. Menurut Permendiknas No 18Tahun 2007,syarat utama yang harus ada: guru memiiiki kualifikasi akademik S-1/D-4, dilaksanakan dengan uji kompetensi melalul penilaian portofolio, yang tidak lulus portofollo melengkapi portofolio atau menglkuti diktat profesi guru, diberi kesempatan mengulang untuk materi diktat yang belum lulus, bagI
26
Gambar Prosedur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan
tersebut.
(3) Rayon LPTK Penyelengara Sertifikasi terdiri atas LPTK Indukdan sejumlah LPTK Mitra. (4)Apablla hasll penilaian portofollo peserta sertifikasi dapat mencapai angka minimal kelulusan, mereka dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat pendidlk. (5) Apablla hasll penilaian portofollo peserta sertifikasi belum mencapai angka minimal kelulusan, berdasarkan hasil penilaian (skor) portofollo. Rayon LPTK merekomendasikan alternatif sebagal berikut. (a) Melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidlk untuk melengkapi kekurangan
r
C
W
A
I
A
DlnAmiCA IMVESimB NEOBU YDSOKUn
Septem ber
2007
Berita portofolio. (b) MengikutI Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (Diklat Profesi Guru atau DPG) yang diakhiri dengan ujian. Materi DPG mencakup empat kompetensi guru, (c) Lama pelaksanaan DPG diatur oleh LPTK peneyelenggara dengan memperhatikan skor hasil penilaian portofolio.(d)Apabila peserta lulus ujian DPG, peserta akan memperoleh Sertifikat Pendidlk.(e)Bila tidak lulus, peserta diberi kesempatan ujian ulang dua kali, dengan tenggang waktu sekurangkurangnya dua minggu. Apabila beium lulus juga,
peserta diserahkan kembali ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Untuk menjamin standarisasi prosedur dan mutu lulusan, rambu-rambu mekanisme, materi, dan sistem ujian DPG dikembangkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru
(KSG). DPG dilaksanakan sesuai dengan rambu-rambu yang ditetapkan oleh KSG. Langkah-langkah kegiatan guru sebagai calon peserta sertifikasi guru dapat digambarkan dalam diagram berikut. QlA
{Cgi'
Purbalingga, Kab. Banjarnegara, Kab. Temanggung, Kab. Purworejo, Kab. Magelang,Kab. Kutoarjo,Kota Mageiang. Kuota guru yang disertifikasi tahun 2006 sebanyak 1.181 orang, sedangkan tahun 2007 sebanyak 10.618 orang. Kuota tahun 2006 dan 2007 direncanakan akan
deselesaikan pada 2007 dengan prioritas kuota 2006 dapat diselesaikan pada September 2007. Untuk sementara ini, telah dilakukan seleksi asesor sebanyak 165 orang untuk angkatan pertama, yang akan dilanjutkan pada seleksi kedua untuk melengkapi kebutuhan asesor sebanyak 262 orang, terdiri atas dosen UNY, UAD, USD, dan UST, serta P3G.
Untuk penetapan peserta bukan tanpa kendala. Kendala itu iebih disebabkan: sosiaiisasi yang beium efektif, pemahaman Dinas Kabupaten/Kota yang bervariasi, data teriambat masuk, target kuota tidak bisa dipenuhi terutama untuk guru swasta, kabupaten pemekaran beium masuk dalam kuota, ketidakadiian antara guru PNS dan Non-PNS, dan Dinas tidak transparan. Hal-hal yang harus diantisipasi meliputi: pengaduan tentang ketidakaslian dokumen portofolio, pemahaman guru dalam menyusun portofolio, penentuan bidang studi yang akan disertifikasi, penetapan peserta oleh Dinas Kabupaten/Kota beium seiesai, dan informasi tentang sertifikasi bagi guru agama.
Uar)«UN; (i)r.
Berbicara tentang Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
(PLPG), Rochmat menjelaskan, PLPG dilaksanakan oteh LPTK. Kurikulum PLPG mengacu rambu-rambu yang ditetapkan oleh KSG, mencakup empat kompetensi guru, yaitu:(1) pedagogik,(2)profesionai,(3)kepribadian, dan(4) sosial. PLPG diakhiri dengan uji kompetensi guru, yang dilakukan o[eh LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru, yang
1*1 rodiiji At AT Susuri PtnUe^. SfCrltAl
meliputi uji tuiis dan uji kinerja (praktek mengajar). PLPG dilaksanakan oleh LPTK. Jabaran rinci materi PLPG RKUrPROF£S^GURU
ParWo
Cr.'tAS
Garrbar 3.1
Diagram Alur KeoStan Girru -alam Sertiflkas
Diagram Alur Kegiatan Guru dalam Sertifikasi. Penyelenggara program sertifikasi guru di Rayon 11 (Yogyakarta) sendiri ditetapkan dengan SK Ditjen Dikti
yang terakhir, bahwa Universitas Negeri Yogyakarta(UNY) ditunjuk sebagai LPTK Induk yang disertai dengan LPTK Mitra, yaitu Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Sanata Dharma,dan Universitas Saganawiyata Tamansiswa. Target sertifikasi guru di Rayon 11 mencakup: Kab. Bantu[, Kab. Kulonprogo, Kab. Gunung Kidui, Kab.Sleman,
Kota Yogyakarta, Kab. Ciiacap, Kab. Kebumen, Kab.
ditentukan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi. Menjawab pertanyaan tentang peran dan tanggung jawab LPTK Induk, Rochmat menjelaskan, LPTK induk adalah penyelenggara dan koordinator penyelenggara sertifikasi guru, pengendali mutu program sertifikasi guru, model penyeienggaraan program sertifikasi dan pendidikan profesi, pemberi advokasi penyeienggaraan program
sertifikasi dan pendidikan profesi, dan pengembang program sertifikasi dan pendidikan profesi. Adapun tanggung jawab LPTK induk adalah: menyiapkan rancangan penyeienggaraan sertifikasi guru dan program profesi; mengkoordinasikan kriteria asesor portofolio; mengkoordinasikan rekrutmen asesor; mengkoordinasikan penilaian portofolio; mengeiuarkan sertifikat pendidik; memediasi penyeienggaraan sertifikasi guru dengan birokrasi pusat, Konsorsium Profesi Guru, Dinas Pendidikan Propinsi, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; meiakukan kendali penyeienggaraan sertifikasi guru; dan melakukan kendali mutu terhadap pemegang sertifikat
pendidik(guru). Keberlakuan sertifikat pendidik (guru) sebagai berikut. (1) Sertifikat pendidik sebaiknya tidak bersifat permanen. (2) ■27
UNivEunu NistnnBtuwin
Septem ber
2007
Berita
Pemegang sertifikat pendidik hams dievaluasi secara
periodik sesuai dengan tingkatannya. (3) Pemegang sertifikat pendidik dapat dicabut bila melanggar kode etik profesi gum dan persyaratan administratlf bagi PNS dan peraturan yayasan bagi gum sekolah swasta. Hambatan dan tantangan daiam penyeienggaraan sertifikasi gum:(1)integritas gum dalam proses sertifikasi guru; (2) integritas LPTK dan asesor; (3) integritas dan kcmitmen kerja birokrasl pendidikan; (4) tuntutan profesional yang tems berkembang; (5) asosiasi profesi gum yang masih jauh dari kinerja ideal sebagai suatu
organisasi profesi; (6) kode etik organisasi gum yang
hampir tidak pernah ditegakkan, sehingga wibawa profesi gum belum tampak ideai; dan(7)etos kerja gum masih jauh dari membanggakan.
Akhimya, untuk aitematif solusinya, Rochmat mengajukan beberapa butir berikut. (1) Perlunya ditingkatkan kejujuran gum,asesor, dan pimpinan LPTK.(2) Perlunya manajemen LPTK yang iebih profesional. (3) Asosiasi profesi perlu meningkatkan kinerjanya untuk mendukung profesionaiisme guru. (4) Perlunya keteriibatan masyarakat untuk memberikan feedbackbag\ peningkatan kuaiitas kerja gum. (5) Perlunya diberikan sanksl bag! LPTK dan asesor yang menyimpang dari rambu-rambu yang ada.(Mar)
KPID YDgya
Mengunjungi LPM UNY KPI Pusat ada di Jakarta.
KPID Yogyakarta yang mempunyai 7 orang anggota dan dipimpin seorang ketua tersebut berdiri sejak 2004 dengan periode masa tugas 3 tahun dan masa tugas sekarang adalah periode 2007-2010.
Lingkup tugas KPID adalah mengelola bidang penyiaran radio dan televisi. Tugasnya sebagai regulator bidang penyiaran dan perijinan melalul KPID, memantau isi
siaran, mengatur isi tayangan, jam tayang, frekuensi, ijin, dsb. Seperti halnya di negara-negara maju, di Indonesia juga, frekuensi dikelola oleh lembaga negara independen. Foto: prayoga, 2007 Kunjungan KPID ke LPM UNY
Frekuensi jika tidak dikelola dengan balk bisa memsak
segalanya,demikian papar Rahmat. Sementara Itu, iswandi dalam paparannya
Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UNY mendapat kunjungan rombongan dari Komisi Penylaran Indonesia Daerah (KPID) Yogyakarta, Rabu (12/9). Rombongan terdiri atas Rahmat Arifin, M.Si., (ketua), Iswandi Saputra (anggota), dan beberapa staf sekretariat. Di LPM UNY mereka diterima Ketua LPM, Prof. Dr. H.
Burhan Nurgiyantoro, Sekretaris, H. Pardjono, Ph.D., dan Korbid/SekbidLPM.
Rahmat Arifin dalam penjelasannya memaparkan, maksud kunjungan ke LPM UNY in! dalam rangka memperkenalkan diri KPID di llngkungan Kampus
dan masyarakat serta menjajaki kemungkinan kerjasama KPID dengan UNY, khususnya LPM UNY, dalam program KKN. Dijelaskan, KPID di Indonesia ada di 22 Propinsi dan
28
bermaksud merintis kerjasama LPM UNY dengan KPID. la menawarkan 6 poin yang kemungkinan dapat
dikerjasamakan. (1) Program KKN Tematik khusus tentang penyiaran. KPID akan mengisi informasi tentang tayangan sehat kepada masyarakat melalui mahaslswa KKN. Dalam
pembekalan KKN, KPID mengisi materi-materi tentang penyiaran dan sebagainya. (2) Adanya penelitian bersama antara UNY dan KPID menyangkut tayangan media
elektronlka. (3) Monitoring bersama terhadap tayangan media elektronlka. (4) Melakukan kampanye bersama kepada masyarakat tentang tayangan yang sehat di media
elektronlka. (5) Melakukan advokasi bersama terhadap korban tayangan media elektronlka. (6) Penyeienggaraan seminar, talkshow, training, workshop,dan sebagainya.(Pra)
?
e
W
A
ft
A
DiRAmiCA UNIYERtnU NESERIYIIirttUim
BBrita
Septem ber 2007
BshdSd...sambungan hal 4 yang berada di tengah tata pergaulan, posisinya tidak pernah bersifat singular, tetapl plural. Suatu masyarakat tidak akan mampu menjaga ekslstensinya bila tidak bergaul dengan
masyarakat lain,juga tidak akan mampu bila tidak menghayati budayanya sendiri. Persoalan hakiki ini pun menjadi sesuatu yang panting dan tak terhindarkan bagi budaya-budaya lokal. Oleh karena itu, masalah tersebut tidak cukup hanya diwacanakan, tetapi harus diaktualisaslkan dengan cara apa pun yang dipandangbaik. Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Suminto
ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan. Pertama, situasi kehidupan kita kini yang semakin mengglobal. Bersamaan dengannya, diandaikan pula akan terbentuk nllai-nilai budaya baru yang bersifat mondial, trans-nasional, atau pranata nilai budaya yang berada di jaiur utama (mainstream). Niiai-nllai budaya tersebut dijadikan acuan dan tolok ukur yang dapat diterapkan di mana-mana.Kedua, pemlklran yang bertolak dari kekhawatiran munculnya dampak budaya yang disebabkan oleh globalisasi, terutama tata ekonoml dan tata Informasi. Pemlklran kedua ini mewaspadai berbagai akibat yang mungkin timbul dan tidak menguntungkan sektor-sektor kehidupan yang tidak berada di jaiur utama. Mereka yang tetap menghayati nilai-nilai budaya lokalnya akan menjadi kaum marginal yang kurang dimuncuikan dalam konstelasi informasi dunia dan seringkaii kurang diuntungkan secara material.
Upaya untuk mendudukkan identitas lokal, yang ditandai oleh kebudayaannya, sudah seharusnya menjadi isu utama. Apabiia dikaitkan dengan budaya lokal tertentu, Jawa misalnya, berikut kearifan-keanfan lokal yang terkandung di dalamnya, sesungguhnya budaya lokal sekarang ini ibarat berada di "simpang empat," yang penuh dengan berbagai tantangandanpilihan.
Dalam konstelasi global, kearifan lokal dapat diperhitungkan sebagai realitas nilai budaya alternatif karena kita memang memiliki dan berada dalam dua macam sistem budaya, yang keduanya harus dipelihara dan dikembangkan, yakni sistem budaya nasional dan sistem budaya etnik lokal. Nilai budaya nasional beriaku secara umum untuk seluruh bangsa dan sekaligus berada di luar ikatan budaya etnik lokai yang mana pun. Nilai-nilai kearifan lokal tertentu akan menjadi bercitra Indonesia karena dipadu dengan nilai-nilai lain yang sesungguhnya diderivasikan daii nilai-nilai budaya lama yang terdapat dalam berbagai nilai budaya etnik lokal. Hal-hal yang
terdapat dalam budaya etnik lokal pada dasarnya dapat dipandang sebagai landasan bagi pembentukan identitas
nasional. Budaya semacam itulah yang membuat budaya masyarakat dan bangsa memiliki akar.
Budaya etnik iokal sering berfungsi sebagai sumber atau acuan bagi penciptaan-penciptaan baru, misalnya dalam
bahasa, seni, tata masyarakat, teknologi, dan setiagainya, yang kemudian ditampilkan dalam perlkehldupan lintas budaya. Dengan demildan, upaya mencipta dan mencipta
ulang identitas lokal yang merdeka, merupakan proses tegursapa kulturalyang perlu dibangun secara berkeslnambungan. Keinglnan untuk membangun kembaii identitas
lokal, pada haklkatnya dapat dipertimbangkan sebagai salah satu sarana yang penting untuk menyeleksi, bukannya melawan, pengaruh budaya "yang lain, liyan". Gerakan nativisme bisa saja dipandang naif, tetapi la merupakan suatu
reaksi logis apabiia dlletakkan dalam perspektif budaya yang berubah sangat cepat. Menggali dan menanamkan kembaii kearifan lokal dapat pula dikatakan sebagai gerakan kembaii pada basis nilai budaya lokalnya sendiri sebagai baglan dari upaya membangun identitas. Fungsinya sebagai semacam filter dalam menyeleksi berbagai budaya liyan. "Nilai-nilai
kearifan iokal itu meniscayakan fungsi yang strategis bagi pembentukan karakter dan identitas. Nilai kearifan lokal yang berupa seluruh budaya daerah atau etnis yang sudah lama hidup dan berkembang hendaknya tetap menjadi unsur budaya yang dipelihara dan diupayakan untuk dlintegrasikan menjadi budaya baru secara keseluruhan. Daiam hubungan ini, kasus bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang dijunjung tinggi dapat kita refleksikan kembaii. Bahasa yang hingga kini disebut bahasa nasional sebagai salah satu wujud budaya nasional, karena perkembangannya, sebenarnya berasal dari sesuatu yang lokal, yakni bahasa Melayu yang digunakan oleh saudarasaudara kita di Riau dan sekitarnya. Sebagai bahasa nasional, ia telah diterima oleh etnik-etnik lain dan memperoleh pengayaan dari bahasa-bahasa lokal yang lain. Bahasa Jawa, misalnya, yang juga kaya dengan ekspresi suasana emosi dan sering penuh dengan perasaan, meniscayakan kebermaknaan tertentu dalam memperkaya bahasa nasional.
Apa yang disebut sebagai kearifan lokal, meniscayakan adanya muatan budaya masa lalu. Ini dapat juga berfungsi untuk membangun kerinduan pada kehidupan nenek moyang yang menjadi tonggak kehidupan masa sekarang. Dengan cara demiklan, kesadaran budaya dan sejarah dapat ditumbuhkan. Anggapan bahwa yang relevan dengan kehidupan hanyalah "masa kini dan di sini"juga dapat dihindari. Kearifan lokal dapat dijadikan jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa sekarang, generasi nenek moyang dengan generasi sekarang, demi menyiapkan masa depan dan generasi mendatang.
Di samping mempunyai arti penting bagi identitas daerah yang memilikinya, pengembangan kearifan lokal memiliki arti penting pula bagi berkembangnya budaya bangsa. Koreografi, musik, dan sastra yang menempatkan nilai-nilai lokal sebagai sumber inspirasi kreatif, misalnya, akan mendorong rasa kebanggaan masyarakat terhadap budayanya,dan sekaligus bangga terhadap daerahnya karena telah berperan serta dalam menyumbang pengembangan budaya secara luas. Karya-karya seni budaya yang digall dari sumber-sumber lokal, jlka ditampilkan daiam wajah atau wacana nasional niscaya memiliki sumbangan yang tidak sedikit bagi terciptanya identitas baru. Akhimya, Suminto menyimpulkan, ketika budaya lokal berada dl "simpang empat" yang penuh tantangan, kita semua diharapkan mampu memilah dan memilih, jalan mana yang tepat dan harus dilalui, dan mana yang harus dihindari.
Pendidikan sebagai proses "pembudayaan", dan bukannya "pembuayaan", adalah jalan pertama dan utama. Terkait dengan pembelajaran bahasa dan susastra Jawa, penyusunan "paradlgma" pembelajaran (yang fieksibilitasnya tinggi) sebagai acuan pelaksanaan merupakan agenda yang mendesak.(Mar)
29
r
[
W
A
1
A
DiRAiniCA UNIVUBtUI NESUI YOnUMn
September 2007
erita
Hambatan Berwirausaha
bagi Lulusan PT Sedikitnya ada tiga hambatan dalam menumbuhkan minat berwirausaha bag! lulusan
perguruan tinggl(PT).(1) Mindset bahwa menjadi sarjana adalah untuk mencari kerja, bukan menciptakan lapangan
didorong menjadi wirausahawan baru, karena tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, namun yang terpenting adalah menumbuhkan slkap kreatif dan betinovasi di masyarakat dan Pemerlntah. Kewirausahaan bukaniah
kerja. (2) TIdak adanya kesungguhan darl pemerlntah,
bakat dari iahir atau milik etnis tertentu, meiainkan construct
balk pusat maupun daerah, dalam menciptakan wirausahawan lulusan PT. Hal Itu terlihat dan tidak adanya dorongan bagi sarjana agar berwirausaha, kurang dukungan permcdalan, networking dunia usaha. (3) inkubator bisnis yang belum dijalankan secara mendalam pada PT.
yang dapat dipelajari meialui proses pembelajaran,
Demiklan hal itu disampaikan Direktur PT Harpa Group, Wawan Harmawan, S.E., dl depan peserta Pelatihan Strategi Menembus Peiuang Kerja yang diseiehggarakan cleh FISE UNY (4-5/9). Menurut Ketua Panitia, Lena Satlita, M.Si., pelatihan diberikan bagi mahasiswa yang akan diwisuda, hari pertama untuk mahasiswa dari jurusan-jurusan kependidikan dan hari kedua untuk mahasiswa jurusan-jurusan nonkependidikan yang ada di FiSE UNY.Seiain diberikan wawasan tentang dunia kerja, berwirausaha,juga praktik wawancara kerja, pembuatan surat iamaran, dan pengenaian psikotes. Pembicara hari pertama, Ketua STMIKAMIKOM, M. Suyanto, Ph.D, Dinas DIY, Drs. H. Rachmadi, Praktisi SDM, Dra. Magdalena Sukartonc. Sedangkan hari kedua, Dwi Susiamanto dari Bank Indonesia, Lena Satlita, M.Si., Wawan Harmawan, S.E.,
dan psikoiog, Heri Santoso.
pelatihan,simuiasi,dan magang secara intens. Karateristik yang dimiiiki seorang wirausahawan harus memenuhi syarat-syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan, seperti: Inovatif, kreatif, adaptif, dinamlk, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil resiko, integritas, kode etik, dan dayajuang. Sedangkan Lena Satlita di depan peserta yang berasai dari nonkependidikan mengatakan, kaiau ingin menjadi pemenang di tengah persaingan kerja yang semakin kompetitif, tidak cukup dengan ijazah sarjana dan
punya IP tinggl, tetapi harus punya banyak Niiai Plus balk yang berkaitan dengan kepribadiannya, penampilannya, komunikasi, keterampilan lainnya. Pencari kerja juga harus punya kemampuan "memasarkan dirl", sejak darl pembuatan surat iamaran dan resume/CV sampai saat diwawancara.
Dwi dari Bank Indonesia menjelaskan, proses penerimaan pegawai dimulai dari pengumuman iowongan,3
tahapan seieksi, masa pendidikan/pengenalan tugas sampai pengangkatan penempatan pegawai. Seiama ini 61 bekerjasama dengan pihak penyedia jasa untuk meiakukan
seieksi dan hanya wawancara akhir dilakukan oieh Bl.
Wawan meianjutkan, seharusnya lulusan PT
(lensa)
m
m
Foto: udin, 2007
Wawan Harmawan, S.E saat memberikan pelatihan di FISE UNY
30.
r
t
■
A
t
A
Din^miCA UKTOUtlU HUCRJ YDStWUCn
■opini
September 2007
Kembalikan Nasionalisme:
Tolak RUU PMA oleh Selly Rahmawati A. BentukAwal Nasionalisme
pengaruh positif globalisasi terhadap nasionalisme di
Dahulu bangsa Indonesia pernah mengalami masamasa kejayaan pada zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, bersembcyan Bhineka Tunggal Ika yang diwujudkan dalam persatuan dan kesatuan Nusantara. Tetapi, semua itu hancur bersamaan dengan hadirnya penjajahan pada abad ke-16, yaitu datangnya Belanda. Gerakan-gerakan perlawanan terhadap penjajah merupakan bagian dari sejarah naslonal yang telah diakul sebagai accepted history, khususnya di Indonesia. Perlawanan-perlawanan tersebut tentu dapat dipandang sebagai bentuk awal nasionalisme atau gerakan nasionalisme awal, yang oleh Soedjatmoko {dikutip oleh
Indonesia, menurut I Wibowo dalam artikelnya "Apakah Indonesia Kekecualian", di sana tertulis bahwa globalisasi telah membawa nasionalisme diam-diam, telah merayap keluar dari persembunylannya, menuju sebuah perbelokan
Siswanto Masruri) disebut nasionalisme politik.
tajam, seperti yang diramalkan oleh Thomas Friedman dalam bukunya "The Lexus and Olive Tree" yang menyatakan bahwa
lexus' telah mengalahkan 'Olive Tree'. Sekarang, setelah dipaksa menelan kepahitan demi kepahitan, orang di seluruh dunia sadar bahwa globalisasi kapital dapat mengagalkan kepentingan nasional hingga membangkitkan rasa nasionalisme mereka.
Contoh nyata dari semua yang telah diungkapkan di atas adalah saat perusahaan minyak terbesar di China
Gelombang nasionalisme telah menjerat semua allran politik yang muncul dari berbagai sumber tradisi kebudayaan. Semua telah memperjuangkan kemerdekaan yang digerakkan oleh keinginan untuk merdeka dan penentuan nasib sendiri. DI tengah-tengah berbagai masalah yang dihadapi, nasionalisme harus tetap mempertahankan kekuatan pemersatunya untuk mencegah terjadinya perpecahan dan disintegrasi.
(CNOOC) pada Agustus 2005 gagal membeli perusahaan
B. Masa Depan Nasionalisme di Era Global Nasionalisme adalah sikap nasional untuk mempertahankan kemerdekaan dan harga diri bangsa, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme sangat berguna untuk membina rasa persatuan antara penduduk negara yang heterogen karena perbedaan suku, agama, ras, dan golongan, serta berfungsi untuk membina rasa identitas dan kebersamaan dalam negara.
berpendapat seperti itu.
Dewasa Ini nasionalisme di Indonesia seakan-akan
mulai menghilang ditelan derasnya arus globaiisasi. Globalisasi telah menimbulkan dampak yang sangat berarti dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Dorongan globalisasi terjadi, baikdari kekuatan militerdan kekuasaan administratif maupun kekuasaan ideologi dan kebudayaan halus.
minyak di Amerika (UNOCAL). Hal itu terjadi karena adanya
ketakutan bahwa pasokan minyak Amerika akan dikuasai perusahaan asing. Selain itu, Amerika juga menolak perusahaan yang bermarkas di Dubai untuk membeli pelabuhan-pelabuhan di Amerika, dikarenakan ketakutan
pada keamanan mereka yang akan terancam. Jadi, Intinya adalah seberapa besar pun prinsip perdagangan bebas yang
dianut, tetap saja negara pelopor perdagangan bebas C. Nasionalisme Vs RUU PMA(Penanaman Modal Asing) Berbeda dengan Amerika Serikat, Indonesia seakan
menjadi sebuah pengecualian. Kebijakan negara dalam membuat produk perundang-undangan penanaman modal baru untuk meingkatkan investasi bagi pertumbuhan ekonomi justru membuat kita bertanya ke mana nasionalisme
Pemerintah. Penggantian UU Penanaman Modal Asing (PMA) Nomor 1/1967 dan UU Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Nomor 6/1968 dengan RUU Penanaman Modal Asing yang sangat lekat dengan agenda globalisasi, yaitu liberallsasi untuk penanaman modal secara legal. Blla dilihat melalui sejarah penanaman modal di Indonesia (Freeport, Block cepu. Block Natuna, Exson Mobile,
Dalam kehidupan sekarang, nasionalisme seakanakan diadu dengan kebudayaan popular seperti pragmatisms, materialisme, hedonisms, individuaiisme,
dll), maka UU PMA tidak banyak memberikan keuntungan terhadap negara. Apalagi, bila RUU PMA ini disahkan, suatu
dan konsumensme yang telah menjadi gaya hidup sebagian generasi muda. Banyak opini dan artikel yang
seluruh isi bumi Indonesia. RUU tersebut juga dinilai sangat bertentangan dengan Pasal 33 Ayat 1 yang menyatakan bahwa seluruh cabang-cabang produksl yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
menggambarkan masa depan negara kita yang akan kehilangan nasionalisme karena ditelan arus globalisme. Namun, dalam pemikiran Soedjatmoko (dikutip oleh Siswanto Masruri) yang tertulis dalam buku Humar)itarianisme telah dinyatakan bahwa dalam nasionalisme terletak landasan modemisasi. Maksudnya, bila dikaji secara kultural, nasionalisme telah meletakkan suatu titik orientasi tertentu yang turut menyingkirkan kekhawatiran yang mengirlngi peralihan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern, dari penjajahan ke kemerdekaan, dalam suatu dunia yang baru dan berubah. Kita tidak perlu khawatir jika nasionalisme itu ditelan modemisasi hingga kehilangan kepribadlan nasional yang dimiliki, karena nasionalisme pembangunan atau nasionalisme modern itu memperkuat dan mempertahankan kepribadian bangsa dan bukan menepikan kepribadian nasional. Untuk membenarkan pendapat saya tentang
saat nanti kita mungkin tidak memiliki hak atas tanah, air, dan
negara. Maka, saya dapat menyimpulkan bahwa kita memang negara aneh yang melegalkan sebuah globalisasi kapital walaupun itu mengagalkan kepentingan nasional. D. Tolak RUU PMA
Sekarang rasa nasionalisme harus muncul untuk
membela negara. Walaupun bukan membela dari penjajah seperti zaman dulu, tetapi kita harus berjuang melawan perusahaan-perusahaan multinasional yang menggotong keuntungan mereka ke home country mereka untuk
menaklukkan negara lain yang lengah dan mudah dibodohi. Menolak pengesahan atas RUU PMAsama dengan menolak pengesahan atas globalisasi kapitallsme! Selly Rahmawati, Mahasiswa PKn dan Hukum, staff Pers Mahaiswa BEM FISE UNY, Kabid Kajian dan Wacana, HIMA PKn dan Hukum UNY
W
A
i
A
DiRAiniCA UHivEuma NiflinTCireuun
Septem ber 2007
Opini
Kualitas Pendidikan Kita Jalan di Tempat oleh Ales Nurdiyansyah Pendahuluan
Pertanyaan tentang 'Hari Pendidikan Nasiona! diperingati tanggal berapa' ini tampaknya merupakan pertanyaan umum dan hampir sebagian besar masyarakat Indonesia bisa menjawabnya. Setiap 2 Mel! Lalu pertanyaan berikutnya tentang 'bagaimana dengan kualitas pendidikan di Indonesia'ini tampaknya hanya bisa dijawab ketika kita meiihat dan merasakan bagaimana pendidikan di Indonesia saat in! berjalan. Membaca dan Benang Kusut Mungkin memang benar ucapan Tantowl Yahya,
"orahg yang tidak pemah membaca sangat dekat dengan kebodohan.kebodohansangatdekat dengan kemiskinan".
Hal itu dapat kita rasakan ketika anak-anak mulai meninggaikan motivasi mereka untuk membaca karena disibukkan dengan bermain game. Asisten Anggota DPR Rl No A-268, Karyadi, S.Pd., pernah berkata pada sebuah seminar pendidikan di Yogyakarta bahwa pendidikan di Indonesia ibarat benang kusut, yang artinya banyak menimbulkan masalah yang sulit untuk diselesaikan, mulai dari mahalnya biaya pendidikan sampal dengan persoalan kurikulum.
bahasa Inggris, baik dalam penyelesaian tugas-tugas kuliah maupun perolehan informasi-informasi pendidikan. Kemudian lahirlah pertanyaan apakah mahasiswa tersebut mampu membuat tugas dan memahami informasi pendidikan di lingkup intemasional itu. Jawabanya, jelas sekali tidak akan mampu. Hal itu teriihat manakala
mahasiswa menjadi seorang plagiator/penjiplak tugas temannya atau orang lain serta minta bantuan teman dari Fakultas/Jurusan bahasa Inggris untuk men-translate dan mengeijakan tugas itu: mudah,cepat,dan praktis. Solusi dan aksi yang dapat dilakukan terhadap
permasalahan tersebut adalah proses seleksi pengumpulan tugas oleh pengampu mata kuliah dan tidak hanya ditumpuk di atas meja kerja, diterapkannya mata kuliah bahasa Inggris pada setiap semester. Ada peribahasa yang sangat populer dalam kehidupan perkuliahan mahasiswa saat ini, yakni "tempat duduk menentukan prestasi". Maksudnya, dengan tempat
duduk yang strategis bisa dihalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Misalnya, dengan berlaku curang pada saat ujian semester, 'copy paste' pekeijaan teman,dan seterusnya. TidakSemua
KBKdanKTSP
Dari tahun ke tahun kurikulum terus berubah,
sekarang baru akan diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tetapi, sebelum kita berbicara mengenai KTSP, coba kita ingat sekilas apa yang
dihasilkan dari kurikulum sebelumnya (KBK) untuk pendidikan di Indonesia.Selama KBK berlangsung banyak kasus yang merebak menyangkut perihal pendidikan,
mulai dari blaya pendidikan yang bertamtiah mahal, sampal dengan kasus terakhir tentang kericutian pelaksanaan Ujian Naslonai.
Apakah hal itu menggambarkan kualitas pendidikan di Indonesia? Memang tidak semuapelajaratau mahasiswa melakukan hal itu. Masih banyak mahasiswa yang berlaku jujur walaupun sebenarnya mungkin dalam
jumlah yang reiatif sedikit. Sedangkan yang se'lebihnya adalah mahasiswa konsumen dan maunya serba praktis. Adakah solusi untuk menyelesaikan fenomena
pendidikan di negara ini? Jawabnya, banyak sekali! Sehingga, terlalu banyaknya solusi yang ditawarkan menimbulkan tidak adanya perubahan sama sekali. Pada saat sekoiah masih berusaha menerapkan KBK kepada
para siswa, bersamaan dengan itu Pemerintah telah Ya dan Tidak
Mungkinkah Pemerintah menjadikan pendidikan sebagai produk permasalahan. Jawabnya bisa "ya" dan
menawarkan KTSP. Bagaimana produk KBK? Jawabnya, tidak jelas!
bisa juga "tidak". Ketika jawaban itu "ya", dapat kita ramal bahwa pendidikan di negara kita akan semakin tertlnggal.
Penutup
Hal Itu bisa ditimbulkan manakala Pemerintah hanya membahas permasalahan pendidikan tanpa melakukan terobosan untuk memfokuskan solusinya. Sebaliknya,
memfokuskan arah pendidikan di Indonesia melalui mutu pendidikan ini tidak lagi pada standar naslonai, tetapi
ketika jawaban itu "tidak", mungkin pendidikan di negara
Semogal
Mungkin Pemerintah memberikan solusi dengan
menerapkan mutu pendidikan berstandar intemasional.
kepuiauan ini bisa bersaing di dunia internasionai. Suatu gebrakan dan aksi sangat dibutuhkan
pada saat ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagai contoh, di salah satu Perguruan Tlnggi (PT) di
Yogyakarta untuk mata kuliah bahasa Inggris hanya diberikan seiama satu semester. Padahal,setiap semester mahasiswa yang kuliah di PT itu selalu bergelut dengan
32-
Ales Nurdiyansyah,mahasiswa Ikora/FIKAJNY.
DinAmi<A iMVERirtu NiDmmmuun
Septem 3er
2007
l^esensi-Buku^
Sebenarnya Kehidupan oleh EndangArtiati Suhesti
Bank Kaum Miskin
Muhammad Yunus
Judul Buku
:Bank Kaum Miskin
Judul BukuAsli
:Verunmondesanspauvrete'
Penulis
:Muhammad Yunus
Tebal
:xix-269hlm
Penerbit
: Mafjin Kiri, Serpong-Tangerang
Celakan
:Kedua,Juni2007
"Anda boleh bersekolah setinggi-tingginya, tapi kalauAnda
tidak berkarya Anda akan hilang dari masyarakaf dan dari sejarah."(PramoedyaAnanta Toer). 'Fantastik!', satu kata yang pantas untuk buku yang sarat dengan fiisafat kehidupan ini. Buku itu tidak hanya berbicara pada tataran teori-teori yang sering hanya omong kosong belaka, tetapi lebih pada kenyataan, pada realita yang nyata-nyata ada di hadapan kita. Juga bukan sekedar bercerita tentang kemiskinan, buku itu
menghunjam lebih dalam. Kita diajak oleh Muhammad Yunus, penulis buku itu, untuk Ikut bermain peran dalam sosial, budaya, agama, politik, ekonomi, gender, bahkan berperan bagalmana mempertahankan diri.
Buku Itu telah mengajak kita bertualang pada seluaih ranah kehidupan. Kita akan bersanding dengan Muhammad Yunus untuk bergegas tergugah, melawan,
dan memperjuangkan apa yang menjadi tujuan kita tanpa
akan dikembalikan, lebih baik mencari nasabah yang memlnjam uang denganjumlah yang besar. Muhammad Yunus, seorang Profesor sekallgus Dekan Fakultas Ekonomi Chlttagong University, merasa tertampar dengan realita di Bangladesh. Kenyataan yang ada bertentangan dengan tcorl-teori ekonomi yang seiama inldiajarkannya. Lihatsaja sebuah realita di buku itu.
Adalah Sufiya Begum (20), seorang perajln bambu. la memlnjam bahan baku bambu dari paikar. Setelah selesai,dijualnya kembali bangku bambu itu kepada paikar dan ia hanya mendapatkan 2 sen sehari (him. 46). Kenyataan itu mengejutkan Muhammad Yunus. Di ruang kuliah, ia berteori mengenai jumlah miliaran dolar, tetapi di depan matanya sendiri, ia menyaksikan masalah hidup-mati yang ditentukan oleh sejumlah recehan (him. 46). Jelas bahwa perkuliahan di kampus tidak mencerminkan kenyataan hidup yang dialami Sufiya. Muhammad Yunus
patah arang sedikit pun. Buku itu penuh inspirasi.
pun marah, kepada diri sendiri, kepada fakultas ekonomi,
Renungkan saja, semangat Muhammad Yunus yang terus
kepada ribuan profesor pintar yang tidak pemah mencoba membahas dan mengatasi masalah seperti yang sedang
berkobar untuk memerangi kemiskinan, menggiring kemiskinan ke dalam museum, la memperjuangkan kaum miskin untuk meraih kehidupan yang lebih layak, walaupun konsep yang dibawanya terasa asing pada awalnya. Masyarakat miskin yang tak percaya pada pinjaman uang di bank, pun para bankir yang memandang sebelah mata terhadap kaum miskin. Bagi mereka, para bankir meminjamkan kredit mikro pada kaum miskin tak menjamin
dialami Sufiya Begum, perajln bambu dari Jobra.
'Abaikan cara klasik belajar dari buku, tetapi terjun
langsungl' Itulah sepenggai pesan yang ingin disampaikan Muhammad Yunus kepada kita, sebagai pembaca buku itu.
la belajar lagi dengan menganggap kaum miskin sebagai gurunya.Tenyata,kuliah dengan embei-embel gelartidaklah cukup, yang lebih nyata adalah bagalmana tindakan kita .33
P
I
V
A
I
A
UNrVERttOB NnOD YBnUAm
Septem 3er
2007
Hesensi Buku
untuk mengatasi pelbagai masalah yang ada di hadapan kita. Buku itu membuat kita 'meiek'bahwa gelar bukanlah mahkota yang patut diagung-agungkan, melainkan kesadaran diri dan kesadaran sosial kita. Justm ujian sebenarnya ada pada masyarakat desa, apakah kita (baca: orang-orang intektuai) dapat bekerjasama dengan kaum miskin dan mempengamhi kehidupan mereka secara positif. Tidak semua orang bisa menanggaikan gelar dan terjun kembali ke masyarakat paling miskin, merangkul mereka, dan membantu menarik mereka untuk berdirl pada kehidupan yang lebih balk.
bekeija keras untuk membebaskan diri dan keiuarganya dari kemlsklnan dibanding laki-laki(him.70-71). Budaya yang ada masih memberlakukan purdah yang melarang perempuan dewasa terlihat dl depan umum, melarang perempuan meninggalkan rumah, atau terlihat oleh laki-lakl kecuall laki-iaki dari keluarga dekatnya. Ini membuat Muhammad Yunus memutar otak untuk dapat berkomunikasi dengan para perempuan kaum miskin yang
Di him. 80 dapat kita lihat bahwa Nugahan mampu melakukannya.la telah mengantongi gelar Master, namun tak segan untuk berbaur dengan kaum papa.
mendapatkan kepercayaan. Mereka telah banyak masalah dari kemlsklnan dan korban kekerasan rumah tangga yang
Pekerjaan yang dilakukannya adalah berjalan kaki sepanjang hari dl tengah siraman hujan atau terik matahari
pemah menggunakan uang," kata seorang perempuan
mengunjungi kaum miskin dl pedesaan yang paiing miskin, berhubungan dengan pengemis dan perempuan meiarat. Tidak mudah meraih kepercayaan kaum papa, butuh kerja keras dan semangat yang tinggi untuk bisa melunakkan sikap warga desa. Masih banyak'Nurjahan-nurjahan' yang lain yang memiliki kesadaran sosial tinggi. Buku inl menggambarkan bahwa Muhammad Yunus mampu mendldik orang-orang agar tidak hanya memandang dari atas iaksana burung, tetapl memandang dengan mata cacing (him. 247), karena dengan begitu kita akan dapat mellhatsecaralebihriii.
Muhammad Yunus tidak berjuang sendirl dalam memerdekakan potensi kaum miskin untuk menciptakan
kehidupan yang iebih balk bagi dirinya sendiri. la dibantu oleh para stafnya dengan menerapkan sistem 'menganggap dIri mereka guru'. Mereka adaiah guru dalam pengertian bahwa mereka membantu para peminjam untuk menggali sepenuhnya potensi diri mereka, untuk menemukan kekuatan mereka, untuk Iebih meningkatkan kapabiiitas diri meiampaul yang sudah-sudah. Hai itu cukup efektif karena setiap orang bisa menghargai dirinya
sendiri dan hubungan yang terjalin lebih informal bahkan formal. Seseorang bisa mengakui kesalahan pribadi tanpa takut mendapatkan sanksi resmi(him.102).
Apa yang diiakukan Muhammad Yunus terlihat radlkal di tengah-tengah budaya yang masih kcnservatif. la Ingin memberikan pinjaman uang kepada kaum miskin perempuan untuk modal memperoleh pendapatan. Hal itu dilakukannya karena di Bangladesh kelaparan dan
kemlsklnan merupakan masalah perempuan dibanding lakMaki. Jlka ada anggota keluarga yang harus mengalami kelaparan, hukum tak tertulis mengatakan ibulah yang pertama-tama akan mengalami. Perempuan miskin dl Bangladesh juga memiliki kedudukan sosial yang paiing rawan. Seorang suami bisa menylngkirkan istrinya kapan pun ia mau. Dia bisa menceraikan Istrinya hanya dengan tiga kail mengatakan "Kuceralkan kaul" Dan, jlka suamI
34-
melakukannya, sang Isteii akan dianggap sebagai alb dan tak dikehendaki oleh keiuarganya sendiri. Namun demikian, kaum perempuan miskin iebih cepat menyesualkan diri dan
menjadi target sasarannya. Bukan hai yang mudah untuk
diiakukan suami mereka."Jangan-jangan saya. Kami tidak yang lebih tua. "Kami semua sudah cukup bermasalah dengan pembayaran mahar dan kamitidak ingin bertengkar lagi dengan suami. Profesor, kami tidak ingin mendapat masalahlagi."{h\m.7'\ -76).
Perjuangan Muhammhad Yunus tidak sia-sia, dimulal dari proyek percobaannya,ia mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat kaum miskin. Taksampai di
situ saja, ia pun berusaha memperluas proyek percobaannya. Perjalanannya penuh liku, sebab ia harus berhadapan dengan orang-orang yang tidak percaya pada konsep pemikirannya. Jajaran orang-orang penting
diiaiuinya dengan sarat debat dan diskusi panjang. Dengan berani ditantangnya orang-orang yang tidak mempercayainya. Akhimya, ia dapat tersenyum bangga atasperolehan kemenangannya. Grameen Bank telah berdirl, bank untuk kaum
miskin yang dapat memperbaiki kehidupan mereka. Bahkan, konsep yang diperjuangkannya-dapat diterima dl
negara-negara lain (Malaysia, Fiiiplna,Ameiika Serikat,dan sebagainya), sehingga Grameen Bank semakin tersebar luas. Selain meiebarkan sayap, Grameen Bank merambah pada peningkatan telekomunikasi, pemberian kredit rumah, dan pemberian beaslswa. Grameen memberl keyakinan tak tergoyahkan mengenai kreativitas manusia, bahwa manusia tidaklah terlahir untuk menderita sengsara akibat kelaparan dan kemlsklnan.
Endang Artiati Suhesti, S.Pd., alumnus Bimbingan dan Konseling PIP UNY, mantan aktivis pers mahasiswa EKSPRESI UNY, sedang bergiat di Buletin ALUMNI IKA UNY.
f
K
V
A
a
A
DtUAmKA UHlVEUtlU NtOERI YDOYWUm
September 2007
Bunga Rampai
Berprestasi di Tengah Era Kompetisi oleh Sudaryanto Selamat saya ucapkan kepada para mahasiswa baru. Anda semua kini akan menapaki
fase pendidikan tinggi (PT), setelah meninggalkan fase pendidikan menengah (SMA dan yang sederajat) beberapa waktu laiu. Seteiah berhasil iulus ujian,
4-
Resimen Mahasiswa(Menwa)dalam memperingati hari nasional tertenlu. Yang pasti, kesemuanya amat berpotensi membantu Anda selain
mendapatkan tambahan iimu dan wawasan,juga uang saku(income)dalam jumiah tertenlu. Dengan begitu,Anda akan menjadi sosok mahasiswa yang tak cuma sibuk mencatat materi yang disampaikan dosen di kelas. Leblh dari
itu, Anda dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya, yang sesuai dengan iatar beiakang akademik maupun yang tidak.
Terkait dengan itu, Anda pun sudah mulai dibiasakan berpikir
Anda pun dapat kuliah di PT yang
kreatif dan inovatif. Lagi pula, di era kompetisi saat ini industn dan
diidam-idamkan atau diminati
perusahaan besar tingkat nasional leblh membutuhkan lulusan PT yang berkualitas. Namun, pada sebagian besar lulusan PT kita ternyata memiliki kekurangan, yakni tak memiliki kecakapan hidup. Maka, umumnya mereka
sejak di bangku SMAdulu. Secara langsung Anda resmi menyandang predikat
bermental sebagai orang suruhan dan kurang berminat berusaha sendiri
'mahasiswa'.
atau wiraswasta(entrepreneur).
.Predikat i tu
Kekurangan lainnya iaiah para lulusan PT tidak terbiasa mengaktuaiisasikan diri dengan mempelajari pendekatan/metode yang
dikukuhkan setelah Anda melaiui seabrek kegiatan, mulai dari tahap registrasi ulang hingga kewajiban mengikuti Orientasi Studi
paling baru. Dalam lingkup pendidikan, misainya, para mahasiswa
dan Pengenalan Kampus (Ospek) di tingkat fakullas dan
diarahkan untuk mengenal pembelajaran berbasis penelitian tindakan kelas
universitas. Setelah Itu, ritual pembelajaran di kelas akan Anda jalani kembali. Hanya saja, kali ini berbeda dengan pembelajaran di sekolah. Kini, Anda dituntut untuk belajar secara mandiri, mulal dari mencari literatur di perpustakaan hingga mengerjakan paper.
(classroom action research). Jika tidak, setelah mereka lulus dan jadi guru,
Di samping itu, Anda pun akan ditawari serangkaian
kegiatan yang digelar oleh Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Mulai dari Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa(DPM), hingga Unit Kegiatan Mahasiswa(UKM), baik
keiak pembelajaran yang mereka kelola cenderung satu arah dan membosankansiswa.
Untuk ituiah, keterlibatan Anda dalam mengikuti Ormawa dapat membiasakan diri untuk menjadi orang yang kreatif. Ini sejaian dengan lima prinsip dasar pendidikan UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization). Bahwa, pertama, Anda sebagai mahasiswa
harus sering belajar berpikir (learning to thinking). Pada fase ini kita dilatih
di tingkat fakultas maupun universitas. Kesemua lembaga
untuk leblh mengedepankan raslonaiitas, keberanlan bersikap kritis, serta
lersebutmemiiiki minatdanbldanggarapanyang bersifatspesifik. Juga, memiliki peluang untuk membantu Anda menapaki tangga
mandiri.
prestasi.
aspek-aspek keterampilan dalam keseharian. termasuk kemampuan
Daiam konteks UNY, misainya, sekurangnya ada empat bidang yang dinaungi Pembantu Rektor 111, Bidang Kemahasiswaan.Periama, bidang penaiaran, Bidang Ini memberi
pribadi/individu dalam memecahkan masalah. Ketiga, harus belajar menjadi diri sendiri (learning to yourself). Keempat, belajar untuk belajar hidup (teaming to team life), yang mensyaratkan bahwa setiap orang perlu mengembangkan sikap kreatif dan dayapikirimajinatif. Terakhir,kelima, belajar hidup bersama (learning to life together),
kesempatan bagi Anda untuk bisa menulis, meneliti, dan
menghasilkan karya ilmiah. Pelbagal tawaran penelitian akan Anda jumpai, seperti LKTM, PImnas, LITM, LKIM, Bogasari Nugraha, PKM, dan seabrek lomba karya tulis ilmiah dan esai lainnya. Kedua, bidang olahraga. Bidang ini memberi
kesempatan kepada Anda untuk bisa mengembangkan olahraga
Kedua, harus belajar hIdup (learning to life), yang memuat
pendidikan harus memberikan ruang bag! pembentukan kesadaran bahwa
kita ini hidup dalam dunia global bersama dengan dunia lain, dengan Iatar beiakang etnik dan budaya yang berbeda. Terkait dengan itu, saya setuju dengan pendapat Sultan Hamengku Buwono X (2006) bahwa pendidikan niiai, seperti tanggungjawab dan toleransi, perlu diperhatikan.
yang diminati. Diharapkan,olahraga yang awalnya baru dianggap
Selanjutnya, pendidikan niiai bisa diaplikasikan dalam praksis
hobi kemudian menjadi ladang prestasi. Di antaranya,sepak bola,
pendidikan sejak dini, yaitu mulai dari pendidikan dasar (SD dan yang
hoki, renang, tenis.panjat tebing, dan catur. Bukan tidak mungkin
sederajat). Jika demiklan halnya, tingkat pendidikan di atasnya, yaitu pendidikan menengah(SMA dan yang sederajat)dan pendidikan tinggi(PT) dapat menindaklanjutinya. Nah, dari sinilah strategi pendidikan dapat
prestasi akan dapat Anda raih berkat ketekunan dan kecintaan
Anda terhadap saiah satu dari olahraga tersebut. Ketiga, bidang seni-budaya. Bidang ini juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan minat Anda di beragamjenis seni. Misainya,sen! tari, seni rupa,seni suara,seni musik, seni sastra, seni teater, dan sebagalnya. Meskipun tidak bercita-cita menjadi seorang pelawak sekelas Basuki atau Yati
Pesek,namun Anda bisa berkiprah seperti mereka.Teriebih, minat
generasi muda saat ini terhadap seni-budaya (Jawa) mengalami penurunan.
Keempat, bidang kesejahteraan/khusus. Bidang Ini pun memberikan kesempatan bagi Anda yang memiliki minat khusus, seperti kedisiplinan dan kebangsaan. Setiap tahun
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga menggelar acara Pelayaran Kebangsaan, yang sudah dilaksanakan pada 2001. Selain itu, ada pula acara yang diperuntukkan bagi anggota
disusun dan dikembangkan, mulal dari kurikulum hingga sarana dan prasarana pendukung pembelajaran. Kelak, efek yang kita harapkan dari strategi pendidikan tersebut
iaIah perubahan mental bangsa Ini. Dulu kita dikenal bangsa yang santai, kini berubah menjadi bangsa yang bergerak dinamik, aktif, kreatif, dan produktif. Sebagai mahasiswa, Anda harus bisa mengaplikasikan hal itu
pada diri sendiri dan orang lain. Keiak. setelah Anda menjadi seorang yang aktif, kreatif, dan produktif, maka orang lain pun akan demiklan. Be yourself! Selamat berjuang.Adikku!
Sudaryanto, S.Pd., alumnus PBSI FBS Universitas Negeri Vogya/rarta; Peraih Medali Perak dalam Poster PKM Bidang Penelitian PIMNAS ke-XIX di Universitas MuhammadiyahMalang(2006), Telp.:081578031823.
r
e
w
A
B
A
UNNtftStTAa NtSDll YDffOKUtn
September 2007
Cerpen
Sang Juara Oleh dedy Herdito -rr;
tim m m
Aku pusing mencari akal bagaimana hams mengutarakan. Nggak kuat aku kalau hams merasakan hai yang seperti ini berlama-lama. Semalaman aku begadang memikirkan cara untuk mengatakan itu. Aku tak menyangka akan terjadi begin! sebeium ciptaan Tuhan yang manis itu menggoncang jiwa. Beberapa
luas.
waktu lalu tullsan 'No Time for Love'se\a\u tertulis tebal di
cuek.
buku catatanku. Sekarang?
Aku kaget. Kok tahu ya? Sementara yang punya nama menoleh curiga.
Witono, Sang Juara, SI Gunung Es, Si Keren,
"Maias,Sir,"jawabku. "Hmm... aneh. Kayaknya kok, alasanmu nggak
masuk akal. Coba kucari alasan lain yang lebih realistis," Natsir menjawab sambil pura-pura berpikir. "Nah, past! kau janjian sama Ratna," goda Natsir
Sang Ketua OSIS SMA UNYIL bertekuk lutut karena
"Adaapa?"tegurRatna.
seorang gadis. Wuah, apa kata teman-teman nanti bila mengetahuinya. Aku tak berani membayangkan.
"Nggak papa kok. Natsir itu Iho. Lagi ngawur," sambarku.
Kukenakan seragam SMA-ku dan kupacu Mercedes Benz-kukesekolah.
Sampai di sekolah dengan maias aku berjalan
ramai ngerumpi, beberapa sudah berganti baju olahraga. Harl ini jam pertama memang mata peiajaran olahraga. Kuletakkan tasku di meja. Natsir, teman sebangkuku
Aku berjalan ke taman di tepi halaman sekolah. Kulihat beberapa anak sedang berolahraga. Siswa putra bermain boia dan siswa putri bermain kasti. Terlihat Ngadino, Hadimin, dan Maryadi sedang berebut boia. Sementara Lena dan Yuswati asyik dengan kastinya
heran.
sambil teriak-teriak heboh. Aku duduk. Kuambil sebatang
menuju kelas 11 IPA 4. Kulihat teman-temanku sudah
"Wit, kamu kenapa? Nggak olahraga? Ayo
mmput dan kugigiti ujungnya. Sejurus kemudian Ratna
berangkat." Natsir menyapa karena melihatku tak segera
datang.
membuka tas untuk mengganti kaos olahraga. Kami
"Boleh aku duduk di sini, Wit?" tanyanya. Yang ditanya belum juga bilang setuju atau tidak, dia sudah
biasa berolahraga di halaman belakang sekolah yang
36
"Lho, kok aku yang disalahkan. Tap! benar kan? Okelah,aku duluan," Natsirberangkat dengan Haryono.
r
I
■
*
DnumicA UNMUnU HtaSB VDflMMB
September 2007 HANI
Puasa Ramadhan = 6 L + 1 H Oleh Sumaryadi 1/
Ta n p a terasa kita sudah memasuki bulan
September 2007. Tanpa terasa pula kita sudah memasuki - di
dalamnya -- bulan Ramadhan 1428 H.
Bulan Ramadhan
merupakan bulan suci bagi umat Islam di belahan dunia mana
pun dan kapan pun, tidak terkecuali di Indonesia kita yang tercinta. Kenapa demikian? Karena, di dalam bulan Ramadhan umat Islam
wajib menunaikan puasa Ramadhan,sebuah ibadah yang teramat istimewa. Kenapa begitu? Sebab, untuk melaksanakan peribadatan yang satu ini, bukan saja fisik kita, jasmani kita, lahlriah kita yang merasakan berat, namun psikis kita, rohanl kita, batiniah kita pun sesungguhnya menanggung 'penderitaan'. Berkait dengan semua itu, minimal,6L -*■ fHpastI menerpa seseorang yang sedang berpuasa; Leiah, Letih, Lemah, Lesu, Lunglai, Lapar, dan Haus. Sejak matahari masih di peraduannya ditandal dengan peringatan imsyak sampai dengan matahari kembali bersembunyi dl ufuk barat ditandal dengan bergemanya adzan Magrib umat Islam harus mau dan mampu menahan makan, minum, dan segala sesuatu yang dapat membatalkannya, termasuk berbagai kebutuhan biologis yang teramat manusiawi.
21
Puasa Ramadhan adalah suatu kewajiban bagi setiap pribadi muslim apa pun pangkat dan jabatannya, apa pun predikat dan kedudukannya, apa pun derajat dan posisinya, di lapisan bawah atau atas mana pun kiprah hidupnya semuanya harus mengerjakan 'ujian' itu, ujian untuk 'mata kuliah' Iman dan Taqwa. Jika seseorang lulus dari ujian itu, artinya ia sudah usai mengerjakan ujian itu dengan ikhlas dan benar, maka ia akan menerima 'sertifikat' Muttaqin. 'Panduan' untuk itu sudah jelas, firman Mah dalam S. Al-Baqarah, ayat 183; 'Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agarkamu bertaqwa." Omg yang bertaqwa kita pahami sebagai orang yang selalu memenuhi kewajiban yang diperintahkan oleh Allah swt, meski resiko dan tangung jawab berat yang harus dipikul-dipanggulnya. Permasalahan yang kemudian banyak bermunculan, berangkat dan berpulang pada varlabilitas
38
para pelakunya itu sendiri. Sangat boleh jadi, penyimpangan atau kesalahan dalam menanggapi atau mengerjakan puasa Ramadhan berangkat dari pemahaman atau penafsiran yang keliru, karena anggapan atau penggunaan logika yang kurang pas. Demikian pula, seseorang tidak atau belum mengerjakan puasa karena pengaruh dari orang lain atau pihak lain. Untuk itu, marilah kita melakukan introspeksi, melihat ke dalam diri kita sendiri. dengan mempertanyakan apakah kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan ini atas kesadaran kita sendiri, atas panggilan hati nurani kita sendiri, dan bukan karena malu dengan si Dai, karena takut dengan bokap dan nyokap, karena takut kepada atasan, karena rasa tidak enak dengan mertua lantaran takut dinyanyikan lagunya Betharia Sonata Tulangkan Saja!" Jika fenomena itu hanya terjadi sekali (-sekali) saja, atau hanya pada awalnya, tentu itu masih bisa ditoleransi. Namun, jika fenomena seperti itu berlangsung dan berlangsung terus, pun dari waktu ke waktu hanya selalu 'copy paste', maka ia akan bertemu dengan hadls yang menegaskan: "Banyak diantara orang berpuasa, tidak memperoleh apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan haus."
Demikian pula, alangkah ruginya kita, jika apa yang kita lakukan seusai kita menjalankan ibadah puasa masih tetap sama saja dengan sebelum kita melaksanakan ibadah itu. Yang sebelum Ramadhan suka berdusta, seusai Ramadhan masih juga gemar berdusta. Yang sebelum Ramadhan kerjanya ngerumpi ke sana-ke mari, seusai Ramadhan ngerumpi-nya makin nggak ketuiungan. Yang sebelum Ramadhan suka menjilat atasan, seusai Ramadhan masih juga melancarkan upaya-upayaABS atau AIS. Yang sebelum Ramadhan hobi korupsi, seusai Ramadhan korupsinya malah makin menjadi-jadi. Yang sebelum Ramadhan suka membuat kekacauan, seusai
Ramadhan justru semakin bersemang^^alam membuat kekisruhan. Demikian, dan seterusnya, oak dalam skala kecil maupun besar, dalam skala sempit maupun luas,
dalam skala sederhana maupun kompleks, dalam skala lokal, nasional, regional, maupun intemasional. Amboil Padahal kita sudah selalu diingatkan oleh kalimat bijak: "Hah ini harus lebih baik danpada kemann, esok hah harus lebih baik danpada hah /n/.'" Artinya, siapa pun yang hari ini (dan esok hari) masih sama saja dengan kemarin, kita termasuk orang yang merugi. Kemudian, jika esok hari (dan hari ini) kita lebih jelek daripada hari ini (dan kemarin), kita tergolong orang yang celakal 3/
Apa pun yang terjadi, kita harus berupaya 'habishabisan' untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan landasan iman serta hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah swt. Sebuah hadis dengan tegas
Dinamfa
■ Si|j(finilK'r 2007
^ina|^
□ HANI
menyatakan: "Setiap amal anak-turun Adam bedipat pahalanya, satu kebaikan berlipat sepuluh sampai tujuh ratus kaliAllah Ta'ala berfirman kecualipuasa. Sebab, puasa hanyalah untuk-Ku dan Aku (Allah) sendirilah yang membalasnya." Sudah banyak kaum cerdik-pandal, alim-ulama, intelektual. tokoh-tokoh agama mencoba membedah 'rimba raya' puasa Ramadhan dari segi hikmah-hikmahnya, baik
puasa Ramadhan harus dapat ki^ proyeksikan untuk
hikmah secara lahiriah maupun hikmah secara batinlah,
begitu bermakna bagi umat pada umumnya dan umat Islam khususnya? Kenapa orang-orang Islam begitu bahagia ketika masih berkesempatan melakukan 'tegur-sapa' dengan bulan Ramadhan? Jawabnya, di samping terkait dengan keberadaan ibadah puasa itu sendiri, bulan Ramadhan juga terkait dengan keberadaan Kitab Suci A! Quran: ^Bulan Ramadhan, yang pada bulan itu Al Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu, serta pembeda (antara yang haq dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian menyaksikan bulan tersebut, maka hendaklah ia memuasainya." Insya Allah, Tuhan swt berkenan menganugemhi kita keberhasilan datam berpuasa ini, sehingga kita menjadi orang yang bertaqwa, selalu berhati-hati dalam mengarungi bahtera hidup ini, dapat mengambil manfaat petunjuk-
baik hikmah untuk kita sebagai makhluk individu maupun kita sebagai makhluk sosial, pun dari berbagai sudut pandang dan pendekatan menurut disiplin masing-masing, pun dari garis yang ditarik ke atas maupun menyamping. Secara umum semuanya sampai pada satu kestmpulan yang sama, tidak ada kata lain bag! kita kecuali melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan sebaikbaiknya, sesuai dengan 'aturan main' yang sudah digariskan. Secara berseloroh, terhadap saudara-saudara kita yang masih ragu dengan itu, kita bolehlah dengan lantang meyakinkan, selama ini, sepanjang pengalaman hidup manusia, belum pemah ada orang yang sakit atau bahkan mati karena berpuasa Ramadhan. Akhimya, tidak ada pllihan lain kecuali kita melaksanakan puasa Ramadhan, dengan melaksanakan sunnah Rasulullah saw. Kita seleksi mana yang harus diamalkan dan mana saja yang harus dltinggalkan. Yang juga perlu dicermati adalah perilaku kita pasca Ramadhan ini ada peningkatan atau tidak. Peningkatan itu tentu saja terkait dengan iman kita, ibadah kita, dan kebaikan akhlak kita.
Satu hal lagi yang juga tidak boleh dilupakan, segala macam hikmah yang bisa kita petik dari ibadah
kemaslahatan umat manusia ke depan, untuk memandang kehidupan ini ke depan, sehingga perikehidupan antarmanusia di muka bumi ini dapat berdampingan dengan sebaik-baiknya, antarmanusianya, manusia dengan
lingkungannya, manusia dengan alamnya, dan manusia dengan Tuhannya.
Oemikian halnya, kenapa bulan Ramadhan terasa
petunjuk Al Quran, dan ujung-ujungnya kita berhasll menggapai kebahagiaan abadi di dunia dan di akhirat. Ya Allah, semoga! Drs. Sumaryadi, M.Pd., Pemred Pewara Dinamika UNY, Pemred Jumal Seni dan Pendidikan Seni FBS UNY
Redaktur Majalah llmiah Popular "WUNY" LPM UNY seseorang yang sedang belajar menjadi umat Muhammad yang baik.
m
M
bR
A
i
i oa
T
r
1
W
A
I
A
DindliliCA UNiviRjnu NuiRirsroxun
September 2007
Puisi/Geguritan/Tembang
Sajak/Puisi Ema R.
masih adakah sebutan pejuang, layak diberikan untuk orang-orang kita sekarang in!
perjuangan mesti dilakukan dengan sepiing pamrih rame ing gawe rawe-rawe rantas malang-malang tuntas
manakala mereka
sudahtidak tahu lagi apa itu makna kemerdekaan masih adakah sebutan pejuang mestj disandangkan untuk orang-orang kita sekarang ini manakala mereka
sudah tidak mengerti lagi apa itu makna perjuangan. masih adakah sebutan pejuang harus dianugerahkan untuk orang-orang kita sekarang ini manakala mereka
sudah tidak paham lagi apa itu makna pembangunan sejapah telah mencatat kemerdekaan tidak datang dengan sendirinya kemerdekaan tidak serta-rrierta turun dari lahgit kemerdekaan perlu perjuangan kemerdekaan perlu pengabdian kemerdekaan perlu pengorbanan kemerdekaan perlu kesetiaan
dan sejarah sekarang ini menangis sedih ketika saksikan ulah anak-anak bangsa
yang telah keliru menterjemahkan kemerdekaan yang telah salah dalam menglsl kemerdekaan dibenak mereka kemerdekaan adalah kebebasan
kebebasan untuk apa saja pun tanpa tanggungjawab mereka hancurkan bhineka tunggal ika mereka putuskan mata rantai persatuan dan kesatuan
mereka porandakan sendi-sendi kehidupan mereka pecahkan cermin masa laiu Hingga tak mampu melihat masa depan wahai anak-anak bangsa wahai pemimpin-pemimpin rakyat wahai tokoh-tokoh masyarakat marl selamatkan republik tercinta ini! marl selamatkan generasi penerus bangsa ini! marl buka lembaran-lembaran sejarah baru untuk kita tullskan dengan tinta emas : masa depan Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia kita!
pun sejarah juga mencatat perjuangan mesti tak kenal lelah
perjuangan mesti perlu kesungguhan • kerahkan segenapjiwa dan raga dasari ikhlas lahir dan batin
40.
yogyakarta, agustus2607
Ik::
Suami-lstri Wsir Henausir : Masuk bulan Ramadhan, apa komentarmu, Di? UMARMADI : Selamat melaksanakan ibadah puasa untuk yang melaksanakannya, selamat tidak berpuasa untuk yang tidak melaksanakannya. UMARMOYO : Kok gitu? UMARMADI : Ya! Karena, orang yang tidak berpuasa harus menghormati orang yang berpuasa, sebaliknya , orang yang berpuasa juga wajib menghormati orang yang tidak berpuasa! UMARMOYO : Maksudmu, kedua plhak harus saling menghormati? UMARMDI : lya dongl Kaiau itu terjadi, betapa nyamannya hidup ini, Ingat, Yo, bangsa Indonesia ini kan multi. Jadi, harus sating menjaga perasaan dan selalu Tenggang rasa.
UMRMOYO
UMARMOYO : Maksudmu?
: Kita nggak usah bersikap terialu ekstrimlah. UMARMOYO : Lha itu, berita di teve itu, warung makan buka siang hari dikejar-kejar orang, misalnya. UA^ARMADI : Lha ya itu. Kaiau tukang warung itu harus tutup satu buian penuh, keiuarga mereka harus makan dari mana, sementara ya hanya itu mingkin sumber penghidupan mereka, terus mereka disuruh hidup dari mana? Dan, mereka menjual makanan toh untuk yang tidak berpuasa. Di samping, mungkin juga Iho mereka buka warung makan, sementara mereka juga sambii berpuasa! UMARMOYO : lya ya. UMARMADI : Apa yang ngejar-ngejar dan maksa-maksa supaya warung mereka tutup lantas memberi ganti rugi, sehingga mereka sekeluarga bisa tetap hidup?
UMARMADI
UMARMOYO : lya ya. UMARMADI
UMARMOYO UMARMADI
UMARMOYO
: Lagian, Yo, umat islam yang memang imannya bagus dan kuat, apa sertamerta terpengaruh puasanya gara-gara melihat ada warung makan buka, atau gara-gara melihat ada orang merokok? Enggak lah yau! : lya ya. : Para suami yang sedang melaksanakan ibadah puasa apa juga harus pakai 'mengusir' istrinya jauh-jauh pada siang hari karena takut puasanya terpengaruh? Dan, begitu pula sebaliknya? : ?(ema r)
V
f ^
9 y
7
Ketua Dharina Wanita Pusat di dampingi Ketua TPA Dharma Yoga Santi Universitas Negeri Yogyakaila memotong Tumpeng HUT TPA Ke 16 di Aula TPA Dharma Yoga Santi
Del(an FBS liHY, Prof. H. Suminlo A. Sayuli meniiampiitgi Kepala Dinas Pepdidikan Kota Syaitisuri, M.Pd. Membuka Pekan Kreativitas Seni Budaya Pelajar|PKS6P|20117, di Stage leiokusumo FBS iWy,3September 2007 Fulo. .\atsir
Para Pejabat UNY di Studio TVRI Yogyakarta
IMA ALLAH BERILAH
pada acara Coffee Break, 1 September 2007. Foto. Natsir