2 minute read

JENDELA

Next Article
BINA ROHAN

BINA ROHAN

Ada Apa dengan Dies? Tanpa terasa, setelah detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, dan bulan demi bulan berganti, sampailah kita di bulan Mei 2008. Sesungguhnya, apalah kelebihan bulan Mei dibanding bulan-bulan yang lain, seperti Januari, Maret, Agustus, atau Desember? Sama saja! Paling-paling yangberdeda hanyalah jumlah hari di masing-masing bulan itu.

Tetapi, pemikiran seperti itu tidak berlaku untuk 'umat' Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Seluruh anggota keluarga besar dari Perguruan Tinggi besar UNY memandang bulan Mei sebagai bulan spesial. Apa pasalnya? Karena UNY (sebelumnya IKIP Yogyakarta) diklaim lahir pada bulan Mei. tepatnya tanggal

Advertisement

21 Mei, 44 tahun lalu.

Tampak di sana dan di si tu, dari ujung ke ujung kampus, dari pojok ke pojok kampus UNY, berbagai persiapan dilakukan, pun secara habishabisan, dalam wujud lombalomba, dalam wujud kegiatan ilmiah, pergelaran/pameran seni, atau upacara resmi.

Semuanya saja, apa saja, yang dilakukan untuk menyongsong atau un tuk memeriahkan hadimya momentum Dies Natalis UNY yang ke-44 ini sah-sah saja dan baik-baik saja. Hanya sebaiknya, semua pihak, seluruh komponen sivitas akademika. pun sampai para alumninya, mesti sadar sesadar-sadarnya, dengan melakukan sesuatu yang dapat mendatangkan 'nilai tambah' bagi eksistensi lembaga besar UNY ini.

Dengan kata lain, siapa pun yang melakukan apa pun, yang terkait dengan agenda Dies Na talis UNY ini, mesti tidak terjebak dan menjebakkan diri pada aktivitas yang hanya bersifat seremonial belaka, tanpa jiwa, dan tanpa roh di dalamnya.

Apa pun yang dilakukan mesti bukan dengan judul "Yang Penting Ada daripada Tidak Ada Samasekali", atau "Biasanya Ini Ada, maka Kali Ini pun Harus Ada!" atau apalah namanya, sebangsanya itu, sesuatu yang lebih bemuansa rutin. Kita tahu bahwa sebuah rutinitas biasanya berjalan tanpa makna!

Dengan demikian, tema sentral mesti dirumuskan sebaik mungkin, seprospektif mungkin, semembumi mungkin, seorientasi ke depan mungkin, dan sesignifikan mungkin. Bahwa UNY tetap konsen sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan {LPTK).

Bahwa UNY adalah Perguruan Tinggi be sar di kawasan Yogyakarta yang tak mau dibilang ecekecek. Bahwa UNY sedang berjuang menggelar ISO-nisasi. Bahwa UNY adalah lembaga pendidikan tinggi yang di samping tetap tegar dan bangga mengibarkan bendera Merah Putih, juga tengah berjuang mengerahkan segenap jiwa raga untuk dinyatakan berhak mengibarkan bendera World Class University. Untuk semua itu, segenap komponen UNY mesti melihat ke depan tanpa lupa melihat ke belakang. Melihat ke depan mesti dilakukan agar tidak 'ketinggalan kereta', agai mampu memperjuangkan mencapai visimisi UNY, agar mampu 'berteriak' di Jagad glo bal, agar mampu berkompetisi secara sehat de ngan berbagai perguruan tinggi lain.

Melihat ke belakang bukan dalam arti membanggakan atau meratapi masa lalu. Tetapi, untuk introspeksi (dan retrospeksi), sehingga yang muncul adalah kesadaran di mana kita sekarang berposisi. Dan, yang terpenting, agar ki ta selalu ingat pada sangkan paraning dumadi. Selamat Berhari Jadi ke-44 UNY-ku, Almamater-

ku, Cintaku!!!

This article is from: