Pewara Dinamika April 2011

Page 1

VOLUME 12 • NOMOR 40 APRIL 2011

ISSN 1693-1467

P E W A R A

Dinamika UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENELITI UNY, SUDAH TERDAFTAR DAN JELANG SERTIFIKAT HAKI Inilah sosok yang pantas kita apresiasi. Melalui karya monumental yang sedang menunggu sertifikat HaKI, UNY mendulang nama.


EGALITARIANISME KARTINI

Kartini adalah salah satu tokoh perempuan yang berpikiran maju di zamannya. Ia ingin membebaskan kaumnya dari kebodohan dan pembodohan. Dialah salah satu alasan utama, bahwa perempuan juga memiliki hak-hak yang sama dalam kehidupan. Salah satu perempuan yang dikepung berlapis-lapis oleh tembok kekuasaan dan tradisi, namun potensi, harapan yang dicita-citakan melewati semua kungkungan yang menghalanginya. “Membangun negara tanpa mengikutsertakan wanita adalah seperti ingin terbang tanpa sayap”, demikian ucapan Rahmah El Yunusiah dari Padangpanjang, yang terilhami dari gagasan Kartini. Dan semoga kita tidak terjebak hanya sebatas dalam perayaan seremonial dalam memperingati kelahirannya. Selamat Hari Kartini 2011 IKLAN LAYANAN INI DIPERSEMBAHKAN OLEH PEWARA DINAMIKA • TEKS: SISMONO LA ODE • FOTO: REPRO./ISTIMEWA


pena redaksi

P E WA R A

Dinamika UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENERBIT HUMAS Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENANGGUNG JAWAB Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (Rektor UNY) PENGARAH Prof. Dr. Hj. Nurfina Aznam, SU., Apt. (Pembantu Rektor I) H. Sutrisna Wibawa, M.Pd. (Pembantu Rektor II) Prof. Dr. H. Herminarto Sofyan (Pembantu Rektor III) PENASEHAT Hj. Sujariyah, M.Pd. (Kepala Biro AUK) Dra. Hj. Budi Hestri Hutami (Kepala Biro AAKPSI) PEMIMPIN UMUM Lena Satlita, M.Si. PEMIMPIN PERUSAHAAN Prawoto, SE. PEMIMPIN REDAKSI Dr. Nurhadi, M.Hum. SEKRETARIS REDAKSI Dian Dwi Anisa REDAKTUR PELAKSANA Sismono La Ode, S.S. REDAKTUR Lina Nur Hidayati, M.M. Rizka, SH. Drs. Wedho Chrisnarto Tusti Handayani, A.Md. Witono Nugroho, S.I.P. Dhian Hapsari.SS. Ariska Prasetyanawati Hayati Nupus DESAIN DAN TATA LETAK Kalam Jauhari FOTOGRAFI Heri Purwanto, SIP. REPORTER Ratna Ekawati, M.A. (FIK) Nur Lailly Tri W., A.Md. (FISE) Dedy Herdito, M.M. (FMIPA) Virga Renitasari, S.S. (FBS) Noor Fitrihana, M.Eng. (FT) Norma Chussnah, S., S.Pd. (FIP) Prayoga, S.I.P. (LPM/Lemlit) Pramushinta Putri Dewanti, S.S. (PPs) SIRKULASI Kusno, S.Pd. Suwanto Sumedi Sudarman Sri Widodo Maryono ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Online: www.uny.ac.id

ISTIMEWA

Ibu kita Kartini putri sejati Putri Indonesia Harum namanya Wahai ibu kita Kartini putri yang mulia Sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia (Ibu Kita Kartini ciptaan WR. Supratman) SAAT sekolah dasar dulu, lagu diatas­selalu nyaring dinyanyikan ketika mulai­ memasuki bulan April tanggal 21. Upa­­cara bendera di sekolah diadakan untuk­mengenang Kartini, perempuan yang le­wat pemikirannya dikultuskan­ menjadi pahlawan emansipasi kaum perem­puan. Lewat jalan yang telah ia buka di­­a­­wal, maka perempuan generasi selan­jutnya pun makin massif mem­ per­­juangkan semua ihwal kesetaraan per­em­puan dan laki-laki. Di kampus kebang­gaan kita, UNY, bahkan­me­ne­ lur­kan­perempuan-perempuan yang tak kalah tangguh dan jenius dengan putri sejati Indonesia, Kartini. Siapa saja me­reka? Ada Prof. Dr. Nurfina Aznam. Apt SU., Pembantu Rektor I, yang telah­ mengantongi hak paten atas karyanya, “Ekstrak dan Bahan Aktif Antimutage­

nik dari Tumbuhan Hopea mengaran (Di­p­te­­rocarpaceae)” Ya, dalam laporan utama Pewara Dinamika edisi kali ini, kami menyuguhkan­ para intelektual dari UNY yang telah men­dapatkan Hak Kekayaan Intelektu­ al (HaKI) atas karyanya. Selain PR I ada juga Sri Handayani yang mematenkan karya “ Dibenzalaston Asimetris sebagai Antioksidan dan Penyerap Sinar UV serta Metode Sintesisnya”. Namun, bu­ kan hanya itu, ada pula Dr. Ariswan de­ ngan karya “Pengaruh Atom Sulfu pada­ Parameter Kristal Material Sel Surya CD (SE1-X, SX) hasil preparasi dengan Tek­ nik Bridgeman. Sedangkan, untuk rubrik berita telah­ kami abadikan moment-moment­dari semua penjuru kampus. Dan rubrik­se­ lain berita serupa opini, cerita pendek, resensi media, dan bina rohani ki­an menarik karena tema yang diusung­kian beragam. Namun lagi-lagi­kami harus minta maaf atas keterlam­batan kami dalam menerbitkan­maja­lah­ini. Karena daftar kesibukan yang menggunung. Dan akhirnya, inilah Pe­wa­ra Dinamika yang kami suguhkan­pada pembaca. Yang kami bu­at demi mengobati kerinduan pembaca­pada majalah ini. Tabik! 

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Kirimkan tulisan An­da me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas UNY.

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

1


daftar isi VOLUME 12 • NOMOR 40 APRIL 2011

L A PO RA N U TA M A

Peneliti UNY, Sudah Terdaftar dan Jelang Sertifikat HKI Inilah sosok yang pantas kita apresiasi. Melalui karya yang mereka ukir, UNY mendulang nama. DOKUMEN HUMAS

HALAMAN 6

22

40 OPINI

BERITA

BEDAK TABUR JAGUNG HILANGKAN BEKAS LUKA jangkiti manusia apabila daya tahan tubuhnya menurun.Sebagian besar manusia pernah mengidap penyakit cacar ini. Dan kebanyakan dari manusia yang pernah mengalaminya...

DOKUMEN PRIBADI

Virus penyakit cacar ada di dalam setiap tubuh manusia. Virus ini dapat menjadi penyakit yang men-

Berita Lainnya • Bersepeda Demi Ilmu • Training Jurnalistik Hima ADP FISE UNY • Jerman Von Java: Semarak HUT BDS • Mutu Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling

Dampak Menjamurnya Teknologi Handphone terhadap Pelajar Di zaman yang serba modern, teruta­ ma era 2011 ini, berbagai proses ke­ gi­atan manusia dalam kehidupan keseharian sudah... 45 BINA ROHANI 5 BUNGA RAMPAI 46 CERPEN 4 DARI PEMBACA 1 DARI REDAKSI 3 JENDELA 48 POJOK GELITIK 48 PUISI•GEGURITAN•TEMBANG 44 RESENSI MEDIA PERANCANG SAMPUL: KALAM JAUHARI

2

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1


jendela

SEMAKIN DI DEPAN VS SATU HATI SAYA termasuk salah satu penonton TV yang menyukai acara balapan, baik GP-F1 maupun MotoGP yang disiarkan secara langsung. Bukan masalah balapan saja tetapi hampir setiap aspeknya bisa dinikmati. Sebelum mereka balapan, ada sejumlah umbrella girls yang mendampinginya dengan baju dan body yang seksi. Informasi yang mereka sajikan di layar TV mencapai ukuran sepersekian detik adalah sebuah catatan keakurasian yang luar biasa. Belum lagi jika mereka memasuki pits stop, kerja masing-masing tim sangat luar biasa: sigap, cepat, dan akurat yang seringkali menentukan kemenangan sang pembalap. Belum ada cabang olahraga yang menyajikan data selengkap dan seakurat balapan GP-F1 ataupun MotoGP. Jika cuaca berubah tiba-tiba, keputusan mengganti jenis ban pada tikungan yang tepat bisa menentukan kemenangan sang pembalap. Tim yang sigap bisa melampaui beberapa detik dan mengambil alih garis finis. Balapan semacam ini ukurannya bukan pada selisih menit tetapi sudah pada sepersekian detik. Sebuah kecepatan, keakurasian, juga keselamatan. Sirkuit dibangun dengan memperhatikan tingkat keamanan dan keselamatan yang tinggi. Terkait dengan hal itu, kita jadi teringat bagaimana pelayanan kita terhadap dunia akademik yang rutin kita hadapi. Seringkali kita ingin melaju secepat pembalap F1 atau MotoGP tetapi motor, team-work kru, fasilitas pits stop, panitia penyelenggara, maupun cuacanya belumlah mendukung. Tapi, bukankah rata-rata kita bukan “pembalap” yang baik di bidangnya? Beberapa waktu yang lalu saya menonton MotoGP. Tapi maaf, lupa di sirkuit mana balapan itu dilangsungkan. Pemenangnya Jorge Lorenzo dari Spanyol. Ada yang berbeda pada balapan kali ini. Bukan pada perpindahan Valentino Rossi dan sejumlah pembalap lain ke klub baru tetapi lebih pada sejumlah tulisan yang menempel di

motor yang dikendarai para jawara dunia itu. Di sejumlah motor terdapat tulisan berbahasa Indonesia. Yang pertama “semakin di depan”. Tulisan ini tahun lalu telah muncul dalam balapan ini. Sebuah iklan dari perusahaan sepeda motor, sang sponsor. Akan tetapi, tahun ini bertambah lagi satu idiom di body motor yang berbunyi “satu hati” di sisi kiri motor dan sinonimnya dalam bahasa Inggris, “one heart” di sisi kanan. Sebagian dari masyarakat Indonesia akan bertanya-tanya mengapa muncul kata-kata bahasa Indonesia pada balapan MotoGP kali ini? Apakah ada perusahaan Indonesia yang menjadi sponsor seperti perusahaan minyak Malaysia dalam acara tersebut? Apakah ada pembalap asal Indonesia yang turut dalam balapan itu? Tidak ada perusahaan sponsor ataupun pembalap asal Indonesia. Juga tidak ada perusahaan pabrikan motor asal Indonesia yang ikut pada ajang balapan bergengsi dunia itu. Stasiun TV Indonesia yang menayangkan acara itu pun tidak terlibat langsung; mereka hanya sebatas relay dengan membayar program acaranya dari stasiun TV manca negara. Lalu mengapa ada tulisan berbahasa Indonesia, “semakin di depan” dan “satu hati” di motor-motor dengan CC besar itu? Para perusahaan sponsor yang berkompetisi dalam ajang itu tahu kalau Indonesia adalah pangsa pasar yang sangat besar dan sangat potensial. Mereka tahu orang-orang Indonesialah yang berpotensi membeli motor-motor bikinan mereka. Kata-kata berbahasa Indonesia itu adalah sebuah afinitas. Kata-kata itu mirip mantra yang mampu membujuk calon pembeli yang tengah menonton TV. Mungkin sambil makan kacang, bukan popcorn. Bukan begitu?

Dr. NURHADI, M.Hum. Pemimpin Redaksi

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

3


dari pembaca Kirimkan kritik/komentar/tanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY.

Pendapat Para Peserta “Bersama UNY” TALKSHOW bersama UNY pada 6 April 2011 di Jogja TV dengan tema “Pascasarjana UNY” sangat penting dan bermanfaat bagi ma­ha­ siswa S2 dan S3 serta orang-orang yang be­ rencana belajar di pascasarjana UNY. Acara tersebut sangat penting karena kita dapat mengetahui informasi penting mengenai segala sesuatu di pascasarjana UNY, contohnya kualifikasi dosen/pengajar, animo calon mahasiswa tiga tahun terakhir, fasilitas pendukung seperti apa yang diberikan kepada mahasiswa, beasiswa apa sa­ ja yang ditawarkan oleh PPs UNY, dimana saja lulusan PPs UNY be­kerja, asal mahasiswa PPs UNY, dan lain-lain. Acara tersebut dihadiri oleh Direktur­ PPs UNY, Asisten Direktur I dan II, do­sen-­ dosen, alumni dan mahasiswa inter­ nasional. Setiap peserta dan penonton dapat bertanya secara langsung kepada­

narasumber. Interaksi tidak hanya satu arah, narasumber juga bertanya kepada mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut. Sehingga mahasiswa S2 dan S3 dapat membagikan pengalaman me­

reka. Oleh karena itu, program bagus dan bermanfaat seperti ini harus terus dilaksanakan. PHOUTSAVA VONGPHACHAN Mahasiswa asing UNY

Pelayanan Telkomsel International Call Rate Sangat Mahal SEBAGAI seorang asing berhidup di Indonesia jarak jauh dengan keluarga. Salah satu kebutuhan saya adalah berbicara di telepon dengan dengan orang tua saya. Saya ingin berbicara dengan keluarga agak lama. Biasanya Rp. 50.000 atau Rp. 100.000 tidak cukup untuk berbicara lama di telepon. Jika Anda membeli Rp. 50.000 pulsa waktunya kira-kira 6 menit dan Rp. 100.000 hanya 11/12 menit. Pelayanan ini mahal, tolong mem4

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

beri banyak waktu sesuai dengan harga pulsa atau memberi ‘special rate’ untuk telepon keluar negeri.

Pelayanan ini mahal, tolong memberi banyak waktu sesuai harga pulsa atau memberi ‘special rate’.

Jika telkomsel masih meneruskan pelayanan mahal international call rate, pembeli akan berhenti menggunakan pelayanan telkomsel. YOLANDA LULVAK Mahasiswa Asing UNY

REDAKSI:

Mohon maaf, kami sengaja tidak mengedit tulisan ini, dengan maksud mempertahankan otentisitas tulisan mahasiswa asing. Mohon untuk dimaklumi. Terima kasih.


tips tips

Siapa Bilang Sehat Itu Mahal? Ol e h NI R M A L A SEHAT bisa dibuat murah kok, asalkan kita bisa mengatur pola hidup dengan baik dan teratur insyaallah sehat akan terus ada dalam diri kita. Air Putih. Kita wajib mengkonsumsi air putih minimal 2-2,5 liter per-hari. Mulai dari pagi saat bangun tidur untuk membantu mengaktifkan organ-organ internal, 30 menit sebelum makan un­ tuk membantu proses pencernaan dan fungsi ginjal, sebelum mandi untuk me­ nurunkan tekanan darah, sebelum tidur untuk menghindari stoke dan penyakit jantung. Segeralah minum air putih jika anda merasa haus. Makanan Sehat. Makanlah makanan yang Hygienis. Makanan yang sehat adalah makanan dengan gizi yang se­im­ bang, tidak mengandung bahan ki­mia yang berbahaya bagi tubuh dan mem­ punyai fungsi sebagai zat pem­ba­ngun, zat pengatur, dan zat tenaga. Memasak makanan sendiri lebih baik ketimbang memilih makanan instan yang tidak jelas asal-usul pembuatannya. Sayur dan Buah. Sayur dan buah adalah sumber vitamin yang me­ ngan­­dung gizi lengkap bagi tubuh. Tao­ ge­merupakan sumber vitamin E yang baik untuk kesuburan dan kulit. To­mat, Wortel, Apel, Jambu, Pepaya ka­ya akan vitamin A yang baik untuk ma­ta. Sayur­

1

2

3

an hijau kaya akan karoten atau pro­ vi­ta­min A, makin tua warna hi­jau­nya maka kandungan karoten di dalamnya juga akan makin banyak seperti­da­un singkong, pepaya, dan kangkung.­Kan­ dung­an beta karoten dapat membantu memperlambat proses penuaan dini dan mencegah resiko penyakit kanker. Sayur bayam memberikan banyak vitamin dan mineral, kalsium, kalium, zat be­si, vitamin A dan C. Baik untuk asma, bronkitis, anemia, kelelahan, pencerna­ an, dan osteoporosis. Olah Raga Teratur. Olah raga dan tidurlah yang cukup. Dari berolah raga banyak manfaat yang dapat kita peroleh: meningkatkan kemampuan otak; mengencangkan tubuh dan menunda­ penuaan dini; meningkatkan kekebal­ an tubuh terhadap penyakit kronis; me­ ngu­­rangi kerentanan terhadap cidera; tidur akan lebih nyenyak; menjaga­berat badan; pergilah untuk cek up ke­se­ hat­an ke dokter secara berkala agar me­­nge­ta­hui kondisi kesehatan kita­ mi­ni­­mal 1-2 kali setahun untuk usia di atas 30 tahun. Jaga Berat Badan. Kelebihan berat­ badan yang berkelanjutan akan me­ ngakibatkan obesitas. Dampak obesitas perlu ditanggapi dengan serius karena dapat meningkatkan resiko berbagai pe­

4

5

nyakit seperti stroke, serangan jantung,­ gagal jantung, kanker, hipertensi, batu kembang kemih, dan banyak penyakit kronis yang lainnya. Hang Out. Pikiran yang jenuh sangat tidak menyehatkan, hanya mem­bu­ at lesu dan tidak bersemangat. Apa sa­ lahnya ajak sahabat, pacar,­kelu­ar­ga un­ tuk jalan-jalan. Tidak perlu keluar­uang untuk belanja. Mengunjungi peman­da­ ngan alam yang segar dan berfoto-foto sudah membuat pikiran kita­fresh. Say No To Drugs! Dampak narkoba ter­hadap jasmani akan mengakibat­ kan gangguan-gangguan dihampir selu­ ruh organ intim, seperti gangguan otak, tulang, paru-paru, sistem syaraf, dan masih banyak lagi. Selain itu pengguna juga akan mendapat dampak sosial yaitu dikucilkan masyarakat, kesempat­ an belajar dan bekerja hilang, sampai dengan harus mendekam di balik jeruji besi. Sebenarnya kesehatan itu timbul dari diri kita sendiri, dengan kesadar­ an bagaimana kita menyikapi larangan dan anjuran kesehatan. Nikmatilah hi­ dup ini!(dikutip dari berbagai sumber).

6 7

NIRMALA Staf Humas UNY

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

5


laporan utama

PENELITI UNY, SUDAH TERDAFTAR DAN JELANG SERTIFIKAT HAKI Inilah sosok yang pantas kita apresiasi. Melalui karya monumental yang mereka ukir, UNY akhirnya mendulang nama. Oleh SI SM O N O L A O D E

U

NY tidak akan berhenti pada tataran slogan dan poster untuk­men­ jel­ma sebagai salah satu kam­pus word class university.­UNY akan selalu mendukung apa pun riset-riset dari akademisinya yang memiliki­keunggulan. Bahkan, UNY juga tidak hanya sebatas mendukung, juga memfasilitasi agar penelitian-penelitian tersebut memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). Salah satu peneliti UNY yang sudah ma­suk dalam daftar HaKI dan memiliki nomor pendaftaran, adalah tim dari Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU., Apt., dan Ret­­no Aryaningrum, M.Si. Hasil risetnya­ yang sudah terdaftar dalam HaKI adalah­ penelitian yang berjudul “Ekstrak dan Bahan Aktif Antimutagenik­dari Tum­ buh­an­ Hopea Mengarawan (Dipterocarpaceae).” Penelitian tersebut berangkat dari ke­­­ prihatinan pada penyakit kanker­dan HIV yang sudah menjadi penyakit­kro­nik­dan susah dalam pengobatannya.­Penawar da­ri penyakit dari penelitian tersebut adalah tumbuhan Hopea Mengarawan. Salah satu tumbuhan yang di­ang­gap tidak me­ ngan­dung toksit (racun).

Dalam risetnya, Hopea Mengarawan terbukti mempunyai aktivitas untuk men­cegah dan mengobati kanker dan HIV dan tanpa efek samping apapun. Ini berlainan dengan obat-obat antikanker yang menyebabkan mutagenesis atau mutasi gen. Namun, Hopea Mengarawan tidak menyebabkan mutagenisis, justru­ sebagai antimutagenik. Hasil peneliti­ an­ini sudah dilirik oleh sebuah per­ usahaan farmasi untuk diproduksi massal dan penelitian tersebut akan terus dikembangkan. Sedangkan peneliti lainnya adalah Sri Handayani, M.Si., dalam penelitiannya yang berjudul, “Dibenzalaseton Asimetris sebagai Antioksidan dan Penye­ rap Sinar UV Serta Metode Sintetisnya”. Penelitian tersebut juga sudah terdaf­ tar untuk mendapatkan HaKI. Penelitiannya berfokus pada dampa­k radikal bebas, salah satu unsur yang me­ningkatkan pemanasan global yang ber­dampak pada kulit manusia yang terkena sinar UV. Dari sengatan sinar matahari tersebut akan membuat kulit­ mudah gosong dan teriritasi,­timbul­ flek-flek hitam, selanjutnya terjadi­pe­

nu­aan­dini dan lambat laun bisa­memancing sel kanker. Radikal bebas juga berasal dari makanan, seperti makanan yang tercemar pestisida, dan polusi udara. Dalam penelitiannya, Sri Handayani mengupaya­ kan pencegahan kanker dan penuaan dini yang mencapai SPF hingga 1500 dalam bentuk senyawa murni, sehingga jika akan dibuat menjadi produk kosmetik harus diturunkan untuk mengurangi iritasi. Menurutnya, penelitiannya memanfaatkan bahan kimia yang mudah didapat. Pilihan pada senyawa dibenzalaseton yang memiliki aroma serupa vitamin C yang memiliki fungsi sebagai antioksidan. Peneliti lainnya juga adalah Dr Aris­ wan, dengan penelitian, “Pengaruh Atom Sulfur pada Parameter Kristal Ma­te­ri­ al Sel Surya Cd (Se1-x,Sx) Hasil­Pre­pa­ra­si dengan Teknik Bridgman”.­Hasil pene­ litian tersebut masih menung­gu hasil pengajuan sertifikat HaKI dari Kementerian Hukum dan HAM. Penelitian ini adalah upaya menjawab tantangan glo­ bal akan masalah energi yang tidak terpaku pada energi fosil.


Tren sumber energi listrik yang ba­ nyak digunakan saat ini adalah dengan­ menggunakan teknologi fotovoltik. Tek­ nologi yang mengubah energi surya langsung menjadi energi listrik. Namun, 70% sel surya di dunia mengguna­ kan sel surya masih berbahan silikon. Silikon digunakan sejak tahun 1970-an yang memiliki tingkat efisiensi 11-15%. Dalam penelitiannya, Ariswan jeli­ melihat jenis bahan yang lebih efisien dalam sel surya. Penelitiannya me­ ngem­ bangkan sel surya nonsilikon yang terbukti bisa mencapai efisiensi le­bih tinggi. Bahan nonsilikon yang digu­nakan adalah bahan Cd (Se,S) yang merupakan senyawa Cadmiun (Cd), Selenium (Se), dan Sulfur (S) masing-ma­ sing dengan tingkat kemurnian 99,99%. Bahan semikonduktor yang bila digunakan dalam sel surya dapat menaikkan serapan tenaga hingga 86%. Penelitian ini bertujuan menentukan variasi parameter kisi bahan semikonduktor sel surya Cd (Se1-x,Sx). Prinsip dasar pembentukannya menggunakan metode Brid­gman.

Itulah sekelumit para tokoh peneliti dan hasil penelitian mereka yang akan kami sajikan dalam edisi ini. Kami juga memuat peneliti lain dengan penelitian yang potensial seperti Suyitno Hadi Putro, MT, yang membuat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Malinau, daerah pedalaman Kaliman­tan­ Timur yang berbatasan dengan Ma­lay­ sia. Hasil penelitian lainnya telah­memi­ kat kampus lain untuk dibeli oleh seo­ rang Profesor dari Kyoto University, yakni Hiroshi Takebayashi, terus dari kampus Universitas Negeri Malang, kini menjadi Universitas Malang dan Universitas Diponegoro Semarang. Sekali lagi itu adalah bukti UNY juga menelurkan para peneliti yang berkua­ litas. Dan hasil penelitiannya sudah di­ daftarkan untuk mendapatkan sertifikat­ HaKI. Satu hal yang ingin kami beritahukan pada para pembaca. Para peneliti di atas tidak hanya menyigi dan bertiwikrama dalam laboratorium. Mereka juga memiliki kegiatan lain yang tidak kalah riuh dan menyibukkan. Sebut saja seperti Prof. Dr. Nurfina

Aznam, SU., Apt., yang saat ini juga menjabat PR I UNY dan masih mengajar di FMIPA, demikian halnya dengan Retno Aryaningrum, M.Si dan Sri Handayani, M.Si. Begitu pun dengan Dr. Ariswan, ia tidak hanya mengajar, ia juga menjabat sebagai Dekan FMIPA. Sedangkan Suyitno Hadi Putro, MT., selain peneliti, dosen di FT juga menjabat kepala Sentra HaKI UNY. Bahkan, tak tanggungtanggung dalam memadu madankan antara meneliti dan mengajar ia harus terbang bolak balik Kalimantan Timur– Yogyakarta. Seyogianya usaha yang telah mereka hasilkan akan makin membuat sivitas akademika yang lain makin termotivasi dan segera bergegas. Hanya ini yang bisa kami haturkan pada pembaca sekalian. Dengan jelang penerimaan sertifikat HaKI untuk para peneliti UNY, semoga dalam edisi ini, makin membuat kita yakin dan optimis, bahwa UNY menuju Go International bukan hanya semata mengikuti tren, tidak juga sebatas bahasa slogan dan poster. Selamat membaca. 


laporan utama

HaKI: Antara Perlindungan dan Penghormatan Dewasa ini plagiat semakin marak. Mereka dengan mudah mencuri hasil karya orang lain dan memanfaatkannya secara ekonomi. Berangkat dari itulah tercipta perlindungan yang dikenal dengan Hak atas Kekayaan Intelektual. Perlindungan atas kekayaan intelektual ini juga sudah ada di UNY. Oleh D H I AN H APS A RI

S

8

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

FOTO-FOTO:DOKUMEN HUMAS

aat ini UNY telah memiliki Sentra HaKI­ yang berada di bawah struktur Lemba­ ga Penelitian (Lemlit). Embrio Sentra­Ha­ KI ini telah ada sejak 2006. Pada awal­ nya Sentra HaKI terbentuk atas dasar inisia­tif seorang dosen Fakultas Teknik, Suyitno­Hadi Pu­tro, MT., yang merasa banyak dosen di UNY yang belum mendaftarkan HaKI hasil penelitiannya yang potensial dan memiliki daya jual. “Kalau invensi itu terbarukan dan layak jual, se­baiknya didaftarkan HaKI untuk melindungi­ hak penemu atas temuannya,” jelas Suyitno. “Sebelum ada Sentra HaKI di UNY, paling de­ kat ada badan khusus yang mengurus HaKI itu ada di UGM. Saya merasa UNY juga memiliki pe­­neliti yang berpotensial. Sebaiknya UNY juga memiliki badan yang memiliki wewenang khusus yang membantu mengurus HaKI.”Inisiatif itu dilontarkannya lewat rapat di Lemlit, kemudian dinaikkan ke rapat bersama rektor. Prof. Dr. Sugeng Mardiyono, rektor UNY waktu itu, memberikan dukungan berdirinya badan yang berhak mengurus HaKI, kemudian berdirilah badan bernama Sentra HaKI. “Sebenarnya kalau mau mengurus HaKI sendiri tanpa lewat badan ini juga bisa, tapi de­ ngan adanya Sentra HaKI ini dapat membantu atau mempermudah sekaligus mendorong para peneliti di UNY untuk meng-HaKI-kan inven­ sinya,” terang Suyitno, Ketua Sentra HaKI. Selain membantu menguruskan HaKI, badan ini sekaligus mendokumentasikan siapapun sivitas­ akademika UNY yang telah mendaftar HaKI. “Sebelum ada Sentra HaKI beberapa peneliti UNY sudah ada yang mendaftarkan HaKI,” kata Mashoedah, MT., Sekretaris Sentra HaKI. Do­sen-

dosen yang dimaksud Mashoedah itu antara lain Dr. Hari Sutrisno yang mendaftarkan patennya atas Polymere photosensible a base de TiO2 pada tahun 2002 dan seorang mahasiswa bernama Arip Roehmanto, alumni Fakultas Teknik, atas invensi Canting Batik Tulis dengan Suhu Tertentu yang didaftarkan patennya pada 2002. Adanya Sentra HaKI ini juga berperan memantau seberapa banyak invensi yang ada di UNY untuk mengetahui perkembangan UNY.


laporan utama Berdasarkan data yang ada, hingga saat ini tercatat sebanyak sebelas dosen invensi yang telah mendaftarkan hak patennya dan satu invensi yang mendapat granted Indonesia. Di an­tara sebelas dosen yang mendaftarkan hak patennya, hanya ada satu dosen yang mendaftarkan hak patennya di luar negeri. Dialah Dr. Hari Sutrisno, dosen FMIPA, Jurusan Pendidik­ an Kimia. ”Pendaftaran HaKI memang disesuaikan de­ ngan masyarakat yang membutuhkannya. Ka­ lau invensi itu lebih potensial memiliki daya ju­ al di luar negeri sebaiknya dipatenkan di negara yang sesuai. Kalau didaftarkan di Indonesia­dan tidak memiliki daya jual di dalam negeri saying­ sekali. Mungkin di negara lain invensi itu lebih­ banyak digunaka,” ungkap Mashoedah. Misal­ nya saja produk parfum invensi orang Amerika, tapi di Perancis lebih banyak diminati orang sebaiknya dipatenkan saja di Perancis. “Orangorang di Perancis lebih banyak menggunakan parfum itu dibandingkan orang Amerika. Selain itu Perancis juga dikenal negara yang peka trend mode, jadi banyak orang di Perancis yang menyukai keterbaruan.” Bisa saja inventor parfum itu mematenkan invensi di Amerika, tapi kalau ada orang lain yang membuat karya serupa dan dipatenkan di Perancis tentu orang yang mematenkan invensinya di Perancis itu lebih memiliki daya jual atas invensinya. Tidak heran inventor kedua ini yang mendapatkan pemasukan ekonomi lebih banyak karena ia paham pasar mana yang le­ bih potensial untuk invensinya. “Kalau invensi milik inventor yang memiliki daya jual di luar negeri itu dipatenkan di Indonesia, sedangkan di Indonesia sendiri invensi­ nya itu tidak dapat digunakan ya percuma saja. Lebih baik dipatenkan di negara yang memang memiliki daya beli tinggi terhadap invensi itu,” papar Mashoedah lebih lanjut. Selain membantu menguruskan HaKI dan mendokumentasikan HaKI di UNY, Sentra HaKI­ juga berupaya memberikan dorongan agar peneliti di UNY berusaha membuat invensi dan men­daftar HaKI. Setiap waktu tertentu Sentra HaKI memberikan pengenalan tentang HaKI. “Khususnya untuk pegawai negeri baru, seperti yang sudah dilakukan saat pelatihan CPNS Do­ sen Muda tahun 2007, kami memberikan materi Pengenalan HaKI untuk memacu dosen membuat penelitian yang berpotensial untuk di-HaKI-kan.”

Perkembangan pendaftaran HaKI di UNY re­ la­tif bagus. “Tahun ini, kami mentargetkan­lima invensi yang akan didaftarkan hak patennya,­tapi yang terdaftar akan mengajukan hak paten­­ nya melampaui target. Sekarang justru­ada enam calon invensi yang akan diajukan­hak pa­ tennya,” terang Suyitno. Invensi yang didaftar­ kan­hak patennya ini hasil karya­Mashoedah, MT., Suyitno Hadi Putro, MT., dan Masduki, MT. Perhatian Khusus Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) selayaknya­men­da­ pat perhatian khusus. Bagaimana tidak, akre­ di­ta­si universitas menyertakan HaKI­ sebagai­ syarat peningkatannya. “Kalau suatu universitas­ ingin mengajukan akreditasi,­lembaga­terkait akreditasi itu akan mempertimbangkan­banyak­ hal, termasuk seberapa banyak civitas akademikanya memiliki hak paten atau setidaknya­se­ dang dalam proses memeroleh hak paten. Pe­ mer­olehan hak paten ini mendapatkan point yang besar dalam penilaian akreditasi,” ujar Mashoedah. Lebih dari itu tersiar kabar pula apabila dalam kurun waktu tertentu suatu perguruan tinggi tidak dapat menghasilkan pa­ ten, perguruan tinggi itu akan dimergerkan de­ ngan­perguruan tinggi lain. “Kurang lebih itu yang diungkapkan Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA.,” Mashoedah menambahkan. Kendati mengalami peningkatan jumlah pendaftar HaKI dari tahun sebelumnya (tahun 2010 terdaftar 3 invensi yang didaftarkan­paten­nya), ada saja dosen yang belum tertarik­mendaftarkan hasil karyanya pada HaKI, padahal­dosen yang memiliki hak paten mendapatkan sekitar

Gambar kiri atas: buku kumpulan perundangan HaKI. Gambar kanan bawah: gedung Lemlit UNY, didalamnya terdapat sekretariat Sentra HaKI UNY.

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

9


laporan utama

Poster besar yang dipajang di depan pintu masuk utama UNY. Media ini digunakan untuk mengapresiasi sivitas akademika UNY yang berprestasi.

10

30-40 point (paten nasional) yang dapat diguna­ kan sebagai bahan kenaikan pangkat. Banyak faktor mempengaruhi sedikitnya do­ sen mendaftar HaKI, antara lain masih adanya­ keraguan dan kurangnya pengetahuan tentang­ paten dan proses mendapatkannya. “Bia­sa­nya­ yang potensial mendaftarkan hak paten­itu ha­ sil­penelitian dari Fakultas Teknik dan Fakul­ tas­­MIPA karena paten selalu dikaitkan dengan teknologi, fakultas lain bisa saja mendaftarkan patennya asalkan berkaitan dengan penemuan di bidang teknologi. Kalau pun di luar itu bisa didaftarkan hak ciptanya atau yang lainnya.” Saat ini kecenderungan penelitian lebih mengarah ke bidang pengajaran atau model pengajaran dan kebijakan. “Belum banyak yang meng­ arah ke HaKI,” tegasnya. Cara lain dapat ditempuh agar lebih efektif,­ namun memang memerlukan waktu yang lebih­ lama dibandingkan penelitian biasa. Penelitian yang mengarah ke teknologi tepat guna akan lebih efektif pendaftaran hak patennya bila dalam proposal penelitian langsung mentargetkan pemerolehan hak paten. “Tapi kalau tidak men­targetkan pemerolehan HaKI, sedangkan

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

hasil penelitiannya itu mengarah ke teknologi tepat guna karya, peneliti dapat juga mendaftarkan hak patennya sesudah selesai semua­ nya.” Cara terakhir ini tentu memerlukan dana­ yang lebih banyak karena tidak termasuk dalam dana penelitian. Dana pendaftaran HaKI dianggap sebagai “keberatan” tersendiri dari peneliti. Menurut Mashoedah, dana yang dikeluargakn itu relatif kecil dibandingkan dengan apa yang akan peneliti dapatkan dari hak patennya. “Teknologi yang telah memiliki hak paten dapat bernilai ekonomi untuk peneliti dibandingkan dengan­ hasil teknologi yang tidak didaftarkan hak pa­ ten­nya. Kalau saya sendiri tidak terlalu mem­be­ ratkan dana pendaftaran dan proses pemeroleh­ an hak paten dibandingkan dengan apa yang akan diperoleh nanti.” Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Paten Alasan Mashoedah memiliki dasar yang ku­ at. Ia berpegangan pada hak-hak ekslusif pemegang paten untuk melaksanakan paten yang dimilikinya dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya. Ia bahkan dapat memberi-


laporan utama kan lisensi kepada orang lain berdasarkan surat perjanjian lisensi, menggugat ganti rugi melalui pengadilan negeri setempat, kepada siapa­ pun, yang dengan sengaja dan tanpa hak mela­ kukan perbuatan, dan berhak menuntut orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak Pemegang Paten dengan melakukan salah satu tindakan. Berdampingan dengan hak, pemegang hak paten juga memiliki kewajiban. “Hak Paten itu juga harus dipelihara dengan membayar sejumlah uang untuk perawatannya,” papar Mashoedah sambil memegang segepok surat patennya yang telah granted. Pemegang paten­wajib membayar biaya pemeliharaan (biaya tahun­ an). Kewajiban lainnya, tambah Mashoedah, pemegang hak paten hanya diperbolehkan melaksanakan patennya di Indonesia, kecuali secara ekonomi hanya layak dimanfaatkan di wilayah regional dan ada pengajuan permohonan tertulis dari pemegang paten dengan disertai alasan dan bukti-bukti yang diberikan instansi yang berwenang, kemudian disetujui Ditjen HaKI. “Hak paten yang tidak dirawat dan tidak dibayarkan biaya tahunannya selama­tiga­tahun­ berturut-turut akan dicabut.” Contohnya­pene­ mu­an obat-obatan yang hak patennya­tidak terawat, obat-obatan itu jadi milik masyarakat dan dapat diproduksi tanpa seijin pemilik hak patennya yang dulu. “Lihat saja obat generik itu. Obat-obatan yang tidak dipelihara­hak paten­­nya ya jadi obat generik. Harganya lebih­ murah.”­ Sejauh yang ia ketahui, selama ini belum ada pengajuan hak paten yang bermasalah di UNY. “Selama ini belum ada yang bermasalah. Pendaftar hak paten masih dalam proses granted.” Ia kemudian memberi penjelasan lebih lanjut bagaimana membaca nomor pendaftar hak paten. “Kalau invensi itu masih berkode P00 itu berarti masih dalam proses mendapatkan hak pa­ ten. Setelah lima tahun baru bisa mendapatkan granted. Kodenya bertambah menjadi ID P00, selanjutnya nomor urut granted.” Kode ID itu berarti kode Indonesia, beda de­ ngan kode Perancis atau negara-negara lain­ nya. Lembaga pemberi hak paten memang ada di manapun seluruh dunia. “USPTO itu milik Amerika, EPO dikeluarkan Eropa, dan JPO dari Jepang.” Seperti yang dimiliki tertera dalam daftar usulan HaKI Internasional atas nama Dr. Hari Sutrisno, Dosen Kimia FMIPA. Paten sendiri masih dibedakan menjadi dua:

paten dan paten sederhana. “Paten Sederhana berkode S, berbeda dengan paten yang memiliki kode P. Perlindunganya juga berbeda. Lebih­ lama perlindungan paten.” Paten Sederhana me­mi­liki masa perlindungan selama 10 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan paten, sedangkan paten masa perlindungannya 20 tahun. Invensi yang dapat dimasukkan dalam pa­ ten sederhana hanya alat saja, prosesnya harus didaftarkan paten. Produk jadi dapat didaftarkan keduanya. Melihat betapa hak paten itu harus dipelihara dengan membayarkan biaya tahunannya,­ tentu peneliti akan berpikir bagaimana bila paten yang dimilikinya tidak laku diproduksi dan dimanfaatkan di manapun? “Inventor sudah selayaknya pandai-pandai memasarkan produk atau temuannya karena invensi yang ia dapatkan itu sudah diperkirakan memiliki daya guna.” Namun tentu saja tidak semua orang memiliki keterampilan “menjual”. Terlebih lagi, ba­ nyak pekerjaan yang harus diselesaikan tentunya. Menanggapi hal ini, Mashoedah menjawab, “Setiap invensi dimasukkan dalam buku Invensi Karya Perguruan Tinggi. Buku ini dapat menjadi media atau jembatan mengetahui temuantemuan baru.” Pun, Dikti memiliki agenda yang dapat mempertemukan inventor dengan pihak industri. Mediasi yang diadakan setiap tahunnya ini tidak lain kesempatan emas bagi para inventor memasarkan hasil temuannya. Tidak ada alasan lagi untuk tidak mendaftarkan HaKI atas hasil karya. “Di dunia informasi seperti ini tidak ada yang tidak mungkin. Tunggu apa lagi?” kata Mashoedah memberi semangat. 

Sejumlah mahasiswa sedang melakukan penelitian.

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

11


laporan utama MASHOEDAH, MT

Apa itu Hak Paten Terkadang orang salah mengartikan antara Paten dan HaKI. Akibatnya tidak banyak yang mengetahui keberhargaan penemuan itu secara ekonomi dan perlindungannya kekayaan intelektual dari para pembajak. Oleh D H I AN H APS A RI

B

ila hasil penemuan itu diibaratkan rumah, penemu adalah sang pemilik rumah. Tentu pemilik rumah berkuasa penuh atas rumahnya. Tidak boleh ada orang lain yang masuk sembarangan, tidur, atau memakai rumah itu tanpa seijin pemilik ru­mah. Demikian yang diungkapkan Mashoedah,­MT, Sekretaris Sentra HaKI UNY, meng­analogikan hasil penemuan dengan rumah.­ Perlindungan terhadap produk sudah banyak­ dilakukan, terutama yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena berdaya jual dan dapat dimanfaatkan banyak orang. “Misalnya saja tutup bo­tol Coca Cola,” kata Mashoedah, “Botol itu me­mi­li­ki nilai loyalti yang tinggi bisa mencapai­ 1-2 Milyar karena sudah dilindungi.­Tidak bisa­ sembarang orang memproduksi botol­Coca Cola­ itu dan meniru yang sama persis dengan botol­ Coca Cola.” Hasil karya yang memungkinkan dapat di­

FOTO-FOTO: DOKUMEN PRIBADI

ti­ru orang lain itu penting untuk dilindungi­secara hukum. “Misalnya saja hasil penemuan karet untuk bolpoint seperti ini,” katanya sambil menunjukkan bolpoint miliknya, “orang tidak akan mudah meniru karet yang sama seperti ini karena setiap detailnya sudah dilindungi. Bukan­ hanya bahan pembuatannya dan fungsinya saja, ukurannya, dotnya, apapun yang berkaitan dengan karet itu sudah dilindungi.” Perlindungan atas “rumah” dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. “Tergantung pene­muan itu berupa apa. “Pengajuan perlin­ dung­an­atas hasil karya seseorang itu dibagi­ menjadi beberapa kategori. Namun banyak orang yang salah kaprah. Belum bisa membedakan antara Haki dan Paten.” Kesalahan ini bisa jadi mengakibatkan masyarakat atau peneliti ku­rang menghargai penemuannya, meskipun mungkin nilai ekonomis. “Kalau ada orang yang menghasilkan sesuatu yang sama dengannya ia kurang kuat mempertahankan apa yang sudah­ menjadi miliknya.” Beda Hak Paten dan HaKI Masyarakat tidak kalah pentingnya dengan peneliti untuk mengetahui apa itu HaKI. HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) atau HKI (Hak Kekayaan Intelectual) berasal dari istilah ‘’Intel­

12

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1


laporan utama lectual Property Right’’ (IPR). Istilah ini terdiri­ dari tiga kata kunci: ‘’Hak’’, ‘’Kekayaan’’ dan ‘’In­ te­lek­tual’’. Kekayaan dapat diabstraksikan sebagai: dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun­dijual, sedangkan ‘’Kekayaan Intelektual’’ tidak lain kekayaan atas segala hasil produksi kecerdas­ an daya pikir seperti teknologi, pengetahuan,­ seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan karya lain yang dihasilkan­seseorang maupun sekelompok orang. “Secara umum HaKI dapat diartikan sebagai­ hak-hak yang diberikan untuk melindungi ni­ lai­ekonomi bagi usaha-usaha kreatif,” tegas Mo­s­hoe­dah. Lebih lanjut ia menjelaskan, HaKI­ da­pat dibagi menjadi paten, hak cipta, me­rek,­ de­­sain industri, rahasia dagang, indikasi ge­o­ gra­fis,­desain tataletak sirkuit, dan perlin­dung­ an varietas tanaman. . Kadang orang salah menyebut istilah paten terhadap suatu obyek HaKI. “Contoh nya orang mengatakan mematenkan lagu untuk hasil karya orang, mematenkan merek untuk melindungi merek, dan mematenkan desain. Seharusnya­ kata mematenkan hanya tepat digunakan­jika­ kita ingin mendaftarkan invensi atau penemu­ an kita dalam bidang teknologi saja kepada negara.” Istilah paten hanya dapat diberikan untuk­ pe­ne­mu­an berupa produk, alat, komposisi, pro­ ses atau metode untuk pembuatan atau penggunaan suatu produk. Lantas kalau temuan bidang teknologi dikatakan sebagai mematenkan penemuan, bagaimana dengan perlindungan karya intelektual lainnya? Menanggapi perta­ nyaan ini Mashoedi menjawab, “perlindung­ an karya intelektual yang lain dapat disebut mendaftarkan.”

meng­­un­dang pemilik judul penelitian yang me­ mung­­kinkan untuk diajukan HaKI-nya. “Banyak­ yang berpotensi, tapi yang datang­ memenuhi­ undangan sentra HaKI sedikit,” papar Suyitno. Berkaitan dengan sedikitnya peneliti yang meng­ajukan HaKI, sentra HaKI melalui ketua­ nya menyatakan, “Mereka berpikir kalau meng­ urus HaKI itu tidak mudah karena harus merevisi sesuai dengan aturan standar HaKI, tahapan mengurus HaKI cukup lama mulai dari langkah pendaftaran hingga granted-nya keluar, biaya mengurus HaKI tidak sedikit, dan institusi belum memberikan alokasi dana khusus untuk peng­urusan HaKI. Baru tahun ini diusulkan dan disetujui.” Agar peneliti dan orang-orang yang berpotensi menemukan invensi sadar adanya perlin­ dungan hak penemuannya, Sentra HaKI terus melakukan pelatihan untuk memahamkan­ HaKI berikut pentingnya . “Setiap ada pegawai baru di UNY, terutama pegawai negeri, kami memberikan pelatihan itu. Setidaknya agar mereka menghargai hasil karya,” ungkap Mashoedah. Lebih dari itu, HaKI tidak hanya untuk me­ lin­dungi hasil karya atau penemuan, semakin banyak civitas akademika di UNY yang mendaftar HaKI, semakin harum pula nama universi­ tas. “baik peneliti maupun UNY sama-sama ber­ un­tung. Tidak ada salahnya mendaftarkan HaKI atas temuannya, terutama yang memiliki daya jual. Selain itu kita dapat menutup celah plagiatplagiat yang semakin marak di Indonesia,” demikian tutup Mashoedah. 

Surat keterangan dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM.

Peran Sentra HAKI UNY Sadar betapa pentingnya perlindungan terhadap invensi, Suyitno Hadi Putro, MT., lantas mengusulkan pada rektor . Pada waktu itu penjabat rektor UNY Prof. Dr. Sugeng Mardiyono, menyetujui adanya lembaga HaKI di UNY yang kemudian dinamai Sentra HaKI. Ketua sentral HaKI pun akhirnya ditunjuk. Siapa lagi kalau bukan Suyitno Hadi Putro, penggagas dan perintis sentra; HaKI UNY. Setelah resmi dibuka beberapa langkah­pen­ ting dilakukan. “Sosialisasi, langkah pertama­ yang diambil, lalu menseleksi judul penelitian­ yang berpotensi untuk di-HaKI-kan, khususnya­ di FT dan FMIPA.” Selanjutnya sentra HaKI

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

13


laporan utama DR. ARISWAN

Solusinya dengan Nonsilikon Baginya, meneliti adalah sebuah kewajiban. Komitmennya yang berpegang teguh pada jati diri intelektual, selalu memotivasi dosen dengan bidang keahlian fisika material elektronik ini untuk menghasilkan karya-karya yang diakui secara internasional. Oleh AR I SK A P RA S E T YA N AWAT I

D

ialah Dr. Ariswan, dosen Jurusan­Fi­ si­ka, FMIPA UNY, yang juga­men­ja­ bat­sebagai Dekan FMIPA.­Ariswan me­­nun­jukkan sikap sebagai­ seorang­ ilmu­­wan yang berhak diakui­ secara­ in­ter­na­si­ onal­atas penelitiannya dengan­mendaftarkan­ penelitiannya yang berjudul Pengaruh­Atom Sulfur pada Parameter Kristal Material Sel Surya Cd (Se1-x,Sx) Hasil Preparasi dengan­Teknik Bridgman untuk memperoleh HaKI pada tahun 2009. Saat ini, mantan Pembantu Dekan I FMIPA ini sedang menunggu hasil pengajuan sertifikat HaKI dari Kementerian Hukum dan HAM. Penelitian fundamental tahun 2008-2009 ini dilakukan sebagai upaya untuk menjawab tan-

tangan global yang sedang gencar menerapkan­ sel surya sebagai penghasil energi­listrik.­Kebutuhan energi pada kehidupan modern terus­ meningkat. Kemajuan perkembangan ilmu pe­­nge­ta­huan dan teknologi pun saat ini yang meng­ gunakan peralatan elektronik dengan sum­ber energi listrik berskala besar. Kondisi ini menyebabkan kebutuhan akan energi­listrik menjadi sangatlah penting. Padahal cadangan­ bahan material berbentuk bahan bakar fosil­ seperti batu bara dan bahan bakar minyak yang diambil dari alam jumlahnya terus­menipis.­ Dampak lain menggunakan bahan bakar tersebut menimbulkan bahaya polusi. Para peneliti pun berupaya mengembangkan

FOTO-FOTO:DOKUMEN HUMAS

14

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1


laporan utama sumber-sumber energi terbarukan untuk menggantikan sumber energi konvensional yang te­ lah mapan selama ini. Cara yang sedang­gencar saat ini adalah penggunaan piranti sel surya yang merupakan teknologi fotovoltik, yaitu mengubah energi surya langsung menjadi­ener­ gi listrik. 70% sel surya di dunia menggunakan sel surya berbahan silikon. Silikon sudah lumrah digunakan sejak tahun 1970-an. “Hal ini disebabkan silikon memiliki keistimewaan sejak lahir sudah menjadi semi konduktor. Takdirnya memang begitu. Efisiensinya mencapai 11-15%. Sedangkan sel surya pada prinsipnya adalah sambungan dua semi konduktor yang berbeda jenisnya. Dengan sistem multi sambungan, efisiensinya bisa mencapai sekitar 40% atau tiga kali lipat lebih tinggi. Untuk itu saya mengembangkan sel surya nonsilikon yang terbukti bisa mencapai efisiensi lebih tinggi,” ujar Ariswan. Bahan nonsilikon yang dipilih Ariswan adalah bahan Cd (Se,S) yang merupakan senyawa Cadmiun (Cd), Selenium (Se), dan Sulfur (S) masing-masing dengan tingkat kemurnian 99,99%. Bahan ini adalah bahan semikonduktor yang di­ kenal banyak terapannya, salah satunya dalam teknologi fotovoltik. Bila pada suatu sel surya ditambahkan lapisan tersebut dapat menaikkan serapan tenaga hingga 86%. Penelitian ini bertujuan menentukan variasi parameter kisi bahan semikondukor sel surya Cd (Se1-x,Sx). Kemudian, prinsip dasar menggunakan metode Bridgman adalah dengan cara pemanasan bahan dasar dengan tingkat kemurnian 99,99% menggunakan tabung kuarsa yang telah­­divakumkan dan dipanaskan dalam sebuah­alat yang dinamakan furnace, dengan ketentuan mas­sa masing-masing bahan sesuai dengan material yang akan dibuat. Metode Bridgman ini dipilih karena memiliki keunggulan lebih, seperti penurunan temperatur bahan dari keadaan awal (cair) dapat dikontrol secara teliti, kemungkinan terjadi keretakan pada ampoule­ dapat dikurangi dengan mengontrol tekanan mekanis pada bahan, dapat mengatur kecepat­ an pembekuan, dapat mengontrol tempe­ra­tur secara teliti, dan dapat mengurangi ke­mung­ kin­­an terjadinya ledakan unsur bahan pada suhu kritisnya dengan mengatur kenaikan suhunya. Selain itu, biaya yang diperlukan relatif lebih murah, sehingga terjangkau pada penelitian laboratorium. Teknologi yang mengonversi cahaya mata-

hari menjadi energi listrik menggunakan material semikonduktor akan menjadi salah satu solusi mencegah krisis listrik di negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini sebenarnya bisa menjadi keuntungan bagi Indonesia yang terletak pada garis khatulistiwa dengan sinar mataharinya terbilang tinggi untuk mengoptimalkan pengembangan dan pemanfaatan sel surya nonsilikon ini. Tak Surut Dikepung Kendala Minimnya sarana dan pemanfaatan hasil riset serta lemahnya sistem penghargaan sering­ diutarakan sebagai alasan lazimnya para ilmu­ wan Indonesia “mengungsi” ke luar negeri. Ditambah, iming-iming dari negara lain umum­ nya pendapatan tinggi dan fasilitas lengkap, walaupun atas nama etika, mereka berkomentar bukan pendapatan tinggi yang diharapkan

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

15


laporan utama para periset, tetapi lebih pada iklim penelitian yang menyegarkan. Namun, kondisi real ini tidak menyurutkan semangat Ariswan dalam mengembangkan keahliannya. Banyak ilmuwan yang “lari” ke luar negeri karena negara kurang memberi apresiasi, justru memberi motivasi bagi Ariswan yang menuntaskan S3-nya di Universite Montpellier II Prancis, dalam mengembangkan aktivitas risetnya. “Saya seorang guru. Guru di universitas harus menjalankan tri dharma perguruan tinggi. Saya seorang doktor, doktor kan harus sering me­ la­ku­kan berbagai kegiatan yang berkaitan de­ ngan keilmuwannya. Saya berusaha menunjukkan bahwa saya seorang doktor dengan rutin meriset. Ini komitmen supaya tidak lepas keilmuwan dan semangat saya semangat seorang ilmuwan. Ketika mengajar di depan mahasiswa, karakter ini bisa saya tanamkan, sehingga ada sebuah keinginan dan kesadaran mereka untuk mengembangkan ilmu sesuai dengan jati­dirinya. Lurus saja, tidak belok-belok. Secara manajemen saya sudah berkontribusi untuk UNY dengan menjadi dekan dan ingin menjadi­dekan terbaik. Sebagai orang UNY yang dibesar­kan UNY, saya ingin memberikan kontribusi akademik dengan rutin melakukan riset dan peneli­ tian serta mendaftarkan HaKI,” jelas Ariswan, dekan kelahiran Kulonprogo, 14 September 1959 ini. Label HaKI diharapkan bisa menjadi lapisan pelindung akan temuan risetnya. “Esensi Ha-

16

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

KI untuk melindungi dan mengakui temuan baru­dan penemunya. Apalagi HaKI ini sifatnya inter­­na­sional, maka sudah menjadi­ kewajiban seo­rang ilmuwan. Setiap peneliti­harus bisa meng­­ha­sil­kan karya-karya yang diakui­ secara in­ter­na­sio­nal. Tapi, masih banyak orang yang bermain dengan temuannya untuk orang lain karena menginginkan sesuatu. Saya tidak mau ma­in-main dalam hal riset. Kalau ada nama­ Aris­wan, itulah karya saya!” tukas doktor­bi­ dang­sel surya ini. Doktor bidang sel surya ini selalu merasa ter­tantang untuk menghasilkan paten-paten selanjutnya. Apalagi, menurutnya, masih ba­ nyak peluang yang sebetulnya bisa dipatenkan. Salah satu penelitian yang saat ini digarapnya bertajuk Preparasi dan Karakterisasi Bahan Semikonduktor Cd (Se1-x,Tex) Massif dengan Teknik Bridgman dan Lapisan Tipis dengan Teknik Closed Space Vapor Transport (CSVT), untuk Aplikasi Sel Surya. Penelitian ini masih merupakan Penelitian Fundamental untuk tahun 2011-2012. Ariswan menjalani ini semua dengan berpe­ gang teguh pada jati diri intelektual. Untuk itu, semangat melakukan penelitian selalu memba­ ra. Alasannya sederhana saja. “Bagi saya, ujung dari sebuah perjalanan hidup adalah keber­man­ faatan bagi diri sendiri, orang lain, dan institusi. Semangat itu dilakukan untuk memberi makna pada hidup kita. Oleh karena­itu, kita harus kuat memegang teguh etika,” pesan Ariswan untuk para calon peneliti. 


laporan utama SUYITNO HADI PUTRO, MT.

Saya Akan Terangi Pedalaman Wilayah pedalaman kadang tidak terjamah pembangunan, bahkan oleh pemerintah daerah setempat sekalipun. Namun pedalaman justru menarik perhatian laki-laki satu ini. Oleh D HI AN H APS A RI

D

aerah pedalaman memang begitu menarik hatinya. Selain berada di de­kat perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, sumber daya alamnya begitu potensial. Hanya saja sumber daya alam yang dapat dijadikan modal pembangunan itu belum diimbangi dengan sumber daya manusia­ yang memadai. “Saya kira itu tugas saya sebagai ilmuwan. Saya ingin menaikkan taraf hidup penduduk setempat dengan pemikiran dan kemampuan saya,” tegasnya. Adalah Suyitno Hadi Putro, MT., laki-laki yang memiliki harapan dan rencana besar itu. Tidak tanggung-tanggung, ia telah mengamati pedalaman Kalimantan Timur, khususnya Mali­ nau. “Sejak pertama ada pemekaran di Kalimantan Timur, saya mensinyalir ada otonomi daerah.” Sejak itu pula Suyitno bekerjasama dengan pihak-pihak terkait membuat pelatihan untuk kontraktor, konsultan perencana, dan tenaga terkait. Selain itu ia juga mengajak DPR Komisi D dan Dinas Pekerjaan Umum untuk mendu­ kung pelatihan. “Pelatihan berguna untuk persiapan pembangunan daerah yang juga masuk dalam rencana saya.” Kemajuan semakin dirasakan, tidak ayal lagi Suyitno mendapatkan kepercayaan bekerja di Ka­limantan Timur dalam rangka menyelamatkan daerah rawan banjir di Kalimantan Timur. Setelah itu ia juga mendapat kesempatan pe­ne­­ litian untuk koefisien. Selama melakukan peng­ amatan dan penelitian ia mengaku tidak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang dosen di Fakultas Teknik UNY. “Saya tetap menjadi dosen di fakultas teknik. Kalau ada waktu yang memungkinkan saya pergi ke Malinau, lalu kembali lagi ke Jogja untuk tetap mengajar.” Penemuan untuk Kemajuan Penelitiannya yang terpenting juga dilakukan untuk mengusahakan peningkatan daerah pedalaman. “Saya merasa daerah pedalaman

be­gitu kesulitan mendapatkan penerangan dari listrik.” Melihat Malinau yang terpencil, gelap, dan tidak terjangkau akses teknologi informasi, Suyitno merasa tergerak hatinya. Ia dengan segenap tenaga dan pikirannya merancang suatu model pembangkit listrik agar mereka juga dapat menikmati listrik seperti orang lain. Peneli­ tian pun dimulai. Ia bekerja sama dengan bebe­ rapa ahli teknik di bidangnya, menghabiskan waktunya dengan eksperimen, dan dana yang tidak sedikit. Kerja kerasnya itu tidak sia-sia. Terciptalah sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dari hasil pemikiran seorang dosen Teknik Sipil Bangunan. Pembangkit listrik tenaga hidro temuannya­ akan khusus dipasang di beberapa tempat. “Sa­ ya sudah memasang satu di Gunung Salak tiga tahun yang lalu. Tahun ini saya juga akan me­ masang pembangkit listrik mikro hidro di Kabupaten Malinau, Kecamatan Loreh, Kaliman­ tan Timur, sebanyak satu unit dengan kapasitas 1 Kilovolt ampere.” Listrik yang dihasilkan dari PLTMH ini akan mengaliri listrik sebanyak 800 rumah. Ketika ditanya mengapa ia lebih memilih Kalimantan Timur ketimbang daerah pedalaman lainnya di Indonesia, Suyitno menanggapi dengan yakin, “Saya memang ingin menunjukkan bahwa daerah pedalaman khususnya di Kalimantan Timur akan lebih baik daripada sebelum­ nya sebagai bukti cinta tanah air. Kaliman­tan Timur itu kan pedalaman di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia.­” Selain itu, ia juga melihat potensi Malinau sebagai dae­ rah sentra ekonomi yang potensial dengan ba­ nyaknya tambang seperti batu bara dan hasil­ bumi lainnya. Rencananya meningkatkan taraf hidup ma­ sya­ra­kat Malinau memang tidak mudah. Se­ rang­kaian agenda menjadi pekerjaan yang memerlukan waktu, tenaga, dan pikiran. “Setelah ada PLTMH masyarajat akan berkembang de­

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

17


laporan utama ngan­adanya lapangan pekerjaan baru, seperti­ pertanian, kawasan wisata sungai dengan memanfaatkan keindahan sungai Sesayap, dan perikanan.” Khusus untuk perikanan ini memiliki potensi yang cukup besar. “Perikanan dapat memanfaatkan saluran buang yang panjangnya 4,5 kilometer dengan dalam empat meter.” Kerjasama dengan Berbagai Pihak Suyitno bukan hanya ilmuwan yang gemar melakukan penelitian, ia juga memiliki jaring­ an kerjasama nasional dan internasional yang cukup luas. “Saya mengajukan proposal untuk pembangan taraf hidup masyarakat. Seperti yang di Malinau itu saya carikan ke Belanda dan dana APBN. Alhamdulillah yang dari ORIO, Belanda, proposal ini termasuk mendapat skor tertinggi. Dari Belanda itu disetujui akan didanai untuk dipsang di lima titik.”

Pihak lain yang tertarik dengan temuan Su­ yitno tidak sedikit. “Profesor dari Jepang, Hiro­ shi Takebayashi, sudah melirik temuan saya be­ r­upa robot Penentu Koordinat Titik Material­ Dasar Sungai Model Flume atau Koorefhidsu Type 231109.” Profesor yang disebutkan Suyitno itu berasal dari Kyoto University. Selain itu dari beberapa universitas di Indonesia pun memiliki ketertarikan terhadap temuan Suyitno. “Universitas Negeri Malang beberapa waktu lalu sudah melihat temuan ini dan mungkin akan membeli. Begitu juga UNDIP.” Kerjasama dengan berbagai pihak ini dini­ lai perlu. Menurutnya tanpa kerjasama temuan­ yang sudah menyita banyak tenaga dan pikiran itu tidak akan berguna. “Kita harus bekerjasa­ ma­dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk mengaplikasikan temuan. Kalau ilmuwan­ tidak mau bekerja sama tentu penemuan itu

FOTO-FOTO:DHIAN/PWARA DINAMILA

18

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1


laporan utama hanya akan menjadi dokumen saja.” Suyitno sadar temuannya yang berharga itu akan sangat bermanfaat untuk pembangunan­ dan banyak pula yang akan membutuhkan alat temuannya, ia mendaftarkan hak paten temu­ annya itu. Sebanyak tujuh paten nasional­telah­ ia daftarkan. Sampai detik ini hanya Suyitno saja yang terbanyak mendaftarkan invensinya di UNY. Selain yang sudah disebutkan diatas, ia juga memiliki mendaftarkan paten Peningkat Daya Listrik Sunsuy tipe 2007, Alat Ukur Kecepatan Aliran Arus Airt (Current Meter Type 180210), Komposisi Batu Lokal Kabupaten Malinau Dan Tanah Singe nTerang Sebagai Lapis Perkersan Atas dan lapis Perkersan Bawah untuk Jalan di Kabupaten Malinau, Robot Penentu Koordinat Titik Elevansi Muka Air di Flume, dan Alat untuk Mengukur Jumlah Sedimen La­ yang di Air Mengalir.

Tidak heran, laki-laki berpenampilan sederhana ini, menjadi ketua Sentral Haki di UNY. “Me­mang yang pertama merintis dan mengusulkan adanya lembaga yang dapat membantu para ilmuwan di UNY untuk mendaftar HaKI ini saya.” Ia berpikir sayang sekali kalau penemuan yang berharga dan didanai besar itu tidak didaftarkan hak patennya. “HaKI yang salah satunya adalah hak Paten itu melindungi hasil pemikiran dan temuan peneliti itu senediri. Tidak ada yang diuntungkan selain peneliti itu.” Mengetahui pentingnya paten dan begitu berharganya sebuah penemuan, membawa Su­ yitno mengharumkan nama UNY dengan bertambahnya paten yang ia daftarkan, kendati belum mendapatkan granted in. Paling tidak, grade UNY lebih baik dengan banyaknya peneli­ti yang sadar akan berharganya penelitian dan kebermanfaatannya untuk kehidupan manusia. 

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

19


laporan utama PROF. DR. NURFINA AZNAM, SU., APT.

Membuka Tabir Limbah Bermutu Tinggi Keprihatinannya akan kanker dan HIV yang dianggap menjadi penyakit kronik dan susah pengobatannya membuat dosen yang memiliki keahlian kimia organik, kimia farmasi, dan obat tradisional ini termotivasi menemukan solusinya. Oleh AR I SK A P RA S E T YA N AWAT I

D

ialah Prof. Dr. Nurfina Aznam, Apt., SU., dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA, yang juga sedang menjabat Pembantu Rektor I UNY. Berbagai ju­ dul penelitian sudah dihasilkannya. Salah satu yang terdaftar memperoleh HaKI adalah peneli­ tiannya yang berjudul Ekstrak dan Bahan Aktif Antimutagenik dari Tumbuhan Hopea Mengarawan (Dipterocarpaceae). Penelitian yang dikerjakan bersama Prof. Dr. Sri Atun dan Retno Arya­ningrum, M.Si. sejak 2006 ini ter­daftar HaKI dengan nomor pendaftaran P00200900694 tahun 2009. Nurfina dan tim menilai tumbuhan hopea­ mengarawan memiliki aktivitas sebagai obat dan tidak mengandung racun atau toksik. “Sya­ rat obat untuk diproduksi, disebar dan digunakan banyak orang adalah tidak berefek yang negatif atau beracun dan harus berkhasiat serta aman. Misalnya, pada analgesik. Khasiatnya sebagai penghilang rasa sakit, namun efek sampingnya menyebabkan luka pada lambung, sehingga menimbulkan nyeri lambung. Jadi, sebelumnya harus ada uji toksisitas (keamanan), baik uji akut, subkronis, dan kronis. Kemudian ada uji spesifik, yaitu tidak menyebabkan mutagenik, tidak menyebabkan kanker, dan aman bagi janin. Hopea mengarawan terbukti mempunyai aktivitas untuk mencegah dan mengobati kanker dan HIV dan tanpa efek samping apa­pun. Banyak obat-obat antikanker yang menyebabkan mutagenesis atau mutasi gen. Namun, hopea mengarawan tidak menyebabkan mutagenisis, justru berfungsi sebagai antimu­ tagenik,” ulas Nurfina saat ditemui Pewara di ru­ang kerjanya. Saat ini, Nurfina dan tim sedang mengusaha­ kan keberlanjutan dari penelitian ini. “Di samping penelitian untuk pengembangan ilmu, ke­ napa tidak kita aplikasikan untuk produk yang 20

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

bisa dimanfaatkan banyak orang, sehingga nilai manfaatnya menjadi lebih besar,” ujarnya.­Atas dasar itulah, Nurfina dan tim bekerja sama­dengan PT PHAPROS. Hingga kini, proses­di PT PHA­ PROS sedang dalam pendaftaran produk herbal terstandar. “Kami dapat penelitian RAPID (Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri) selama­ 3 tahun. Bentuknya, kerjasama antara pergurun tinggi dan industri, sehingga hasil-hasil penelitian dari perguruan tinggi bisa masuk ke industri untuk nantinya bisa diproduksi massal­se­ hingga bisa dimanfaatkan untuk banyak orang. Apalagi, hopea mengarawan juga berfungsi sebagai antihepatutoksik, yaitu menjaga kesehatan lever, sehingga bagus untuk daya tahan tubuh,” terangnya lagi. Prinsip yang disandang guru besar ini adalah manfaat berlapis dari ilmu yang dimilikinya.­ ‘Ya, setelah melakukan penelitian, yang perlu ki­ta raih selanjutnya adalah bagaimana hasil penelitian kita bisa diproduksi, kemudian bisa­ di­sebarluaskan untuk kemanfaatan untuk pengobatan. Tentu saja akan berdampak pada pemasukan. Tapi yang terpenting, penelitian da­ ri perguruan tinggi harus layak jual sebagai produk. Jangan hanya berhenti sebatas pelaporan atau jurnal saja yang teronggok di perpustakaan atau website. Kalau ini bisa diproduksi,


laporan utama ikutannya bisa banyak karena budidaya bahan baku harus ditingkatkan, sehingga potensi untuk kesejahteraan masyarakat jadi tinggi,” jelas Nurfina dengan antusias. Awalnya Dianggap Limbah Bukan tanpa sebab Nurfina menjatuhkan pilihan pada tumbuhan hopea mengarawan. Keputusannya melirik tumbuhan hopea menga­ ra­wan sebagai bahan dasar penelitiannya dikarenakan tumbuhan ini hanya dikenal di ma­sya­ rakat akan kualitas kayunya yang dinilai lebih kuat dan lebih awet daripada meranti. Tumbuh­ an hopea mengarawan yang dominan tumbuh di hutan-hutan Kalimantan merupakan sumber kayu yang penting. Kayunya biasa digunakan untuk kayu bangunan, plywood, kayu perkakas, lantai, papan, alat olahraga-musik, kayu perkapalan, dan bantalan. Alasan inilah yang kemudian menjadikan kulit batang hopea mengarawan dibuang begitu saja atau dijadikan bahan bakar, sebatas limbah saja. Padahal ada zat aktif di kulit batangnya. Inilah alasan Nurfina dan tim mengembangkan penelitiannya. Sayangnya, penelitian ini bukan tanpa kenda­ la. Ada dua hal yang menjadi kelemahan­dari tumbuhan hopea mengarawan, yaitu­dibatasi­ nya aktivitas penebangan pohon­di hutan-hutan Kalimantan dan tumbuhan ini membutuh­kan umur yang tua sampai puluhan­tahun un­tuk bisa dipanen, sehingga akan memakan­waktu­ yang sangat lama untuk membudidayakan­nya dan memproduksi menjadi­produk massal. Penelitian yang dilakukan sejak tahun 2006 ini dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA UNY. Namun, karena keterbatasan instrumen yang tersedia, Nurfina juga menggunakan relasi-relasinya di LIPI, bahkan sampai ke Jepang dan Malaysia. “Kalau penelitian­eksakta seperti ini pasti kendalanya di bahan dan peralatan. Inilah yang menuntut kita untuk bekerjasama atau berkolaborasi. Otomatis, kita bisa memanfaatkan apa yang tidak kita­punya dan kita bisa men-sharing apa yang kita punya,”­ujar Nurfina­ lagi.

men­daf­tarkannya. “HaKI menurut saya untuk­ men­jaga kekayaan intelektual yang kita miliki.­ Hal seperti ini memang harus dilindungi. Ja­ ngan sampai diakui orang lain. Sebagai­bentuk nasionalismelah! Artinya, ini punya kita, mestinya kita yang memiliki ini. Jadi, kita wajib melegalkan bahwa ini milik kita,” ucap Nurfina bernada optimis. Dosen profesional memiliki kewajiban tri dharma perguruan tinggi, antara lain: penga­ jaran, penelitian, dan pengabdian kepada ma­ sya­rakat. Tri Dharma PT harus dilaksanakan secara utuh dan seimbang. Inilah yang menjadi­ motivasi Nurfina Aznam. Dengan penelitian, dosen telah mengembangkan keilmuan, juga harus membimbing mahasiswa melakukan penelitian. Dengan penelitian, banyak hal yang bisa diterapkan. “Kalau kita membimbing mahasiswa bagaimana cara penelitian yang baik, otomatis kita menanamkan sikap ilmiah. Sikap­ ilmiah ini salah satu ciri untuk penanaman karakter karena penelitian melatih untuk jujur, bertanggung jawab, kerjasama, dan sinergi.­ Sampai sekarang saya akan terus melakukan penelitian. Toh, kita punya banyak kesempatan untuk melakukan penelitian. Dana-dana peneli­ tian juga cukup besar. Sekarang tinggal mau nggak kita menyisihkan dan meluangkan waktu serius mengembangkan penelitian. Diharapkan­ dengan dosen dan mahasiswa melakukan ba­ nyak penelitian, ilmunya akan ter-update terusme­nerus,” ujar pemilik An Nuur Herbal Indonesia ini, usaha obat tradisional dengan biaya lebih murah dan lebih berkhasiat. 

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS UN

Demi Tri Dharma Perguruan Tinggi Salah satu yang menjadi syarat mendapatkan­ HaKI adalah penelitian harus orisinil atau belum­ pernah diteliti. Karena keorisinilan dari peneli­ tiannya terhadap tumbuhan hopea­menga­ra­ wan dinilai orisinil dan berpotensi­memperoleh HaKI, maka Nurfina dan tim tanpa­ragu-ragu

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

21


laporan utama SRI HANDAYANI, M. SI.

Orisinil dan Meredam Dampak Radikal Kepeduliannya terhadap dampak radikal bebas akibat meningkatnya global warming ditunjukkannya dengan membuat senyawa murni ber-SPF tinggi. Oleh AR I SK A P RA S E T YA N AWAT I

S

eorang lagi dosen UNY yang mendaftar­ kan penelitiannya untuk memperoleh HaKI. Sri Handayani, M. Si., Dosen Kimia FMIPA yang memegang nomor pendaftaran HaKI P00200900741 dengan judul peneli­ tiannya, Dibenzalaseton Asimetris sebagai­Anti­ oksidan dan Penyerap Sinar UV Serta Metode Si­n­te­tis­nya. Mulanya, penelitian ini untuk me­ man­­faatkan bahan kimia yang mudah didapat menjadi barang yang lebih bermanfaat. Pilihan pun jatuh pada senyawa dibenzalaseton yang memiliki aromatis serupa vitamin C yang memiliki fungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini dilakukan sejak tahun 2007 di Laboratorium­Ki­ mia UNY dan analisisnya mengungsi ke LIPI karena keterbatasan instrumen yang ada.

“Senyawa yang kami sintesis punya gugus fungsi yang bisa menyerap di sinar UVA dan UVB. Dari gugus fungsi itu pula senyawa ini bisa menangkap radikal. Jadi, ada fungsi sebagai antioksidan. Antioksidan itu kan menangkap radikal. Yang seharusnya diserang oleh radikal,­ kita lindungi dengan senyawa, sehingga­radikal bebas berbalik menyerang senyawa yang kita sintetis itu. Dari tahap ini lanjutannya ke anti­ kanker akibat serangan radikal di dalam tubuh.­ Kalau radikalnya bisa menyerang senyawa­ yang tidak berbahaya yang kita tambahkan tadi, artinya metabolisme tubuh berfungsi tetap dan pasti,” terang Sri Handayani di sela istirahatnya meneliti senyawa lain. Sri Handayani merupakan dosen sekaligus

FOTO-FOTO:DOKUMEN PRIBADI

22

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1


laporan utama peneliti yang sangat peduli akan dampak dari global warming yang kini marak dikeluhkan masyarakat di penjuru dunia. Misalnya, kulit terpapar sinar UV dari matahari akan mudah menjadi gosong dan teriritasi, timbul flek-flek hitam, selanjutnya terjadi penuaan dini dan lambat laun bisa memancing berkembangbiaknya sel kanker. Selain itu, radikal juga datangnya berasal dari makanan, seperti makanan yang tercemar pestisida, dan polusi udara. Menjawab kondisi ini, Sri Handayani mengupayakan pencegahan kanker dan penuaan dini mela­ lui penelitiannya tersebut yang mencapai SPF hingga 1500 dalam bentuk senyawa murni, sehingga jika akan dibuat menjadi produk kosmetik harus diturunkan untuk mengurangi iritasi. Komposisinya harus pas. Di dalam produk kosmetik, SPF tertinggi mencapai angka 50. Arti­ nya,­semakin tinggi angka protection factor, kus­ ssalitasnya semakin bagus. “Yang menyerap sinar UV bukan kulit kita, tapi senyawa yang kita oleskan di kulit. Kalau antioksidannya aktif, maka ia juga aktif sebagai antikanker. Saya sudah terbiasa dengan sintesis yang simetris karena punya aktivitas sebagai antioksidan. Makanya, saya berpikir barangkali yang tidak simetris dengan senyawa baru punya aktivitas juga. Hal ini yang menjadi inspirasi saya. Senyawa yang saya sintesiskan tidak simetris jadi substituennya hanya di salah satu sisi saja. Kalau yang simetris kan subtituennya­ ada di kanan kiris seperti vitamin C. Ternyata yang asimetris memang ada aktivitasnya. Di sinilah letak keorisinialan penelitian saya, sehingga ditawarkan untuk didaftarkan memperoleh HaKI,” ungkap Sri Handayani, dosen kelahiran Sukoharjo, 3 juli 1970 ini kepada Pewara.

mudah. Ini bisa menjadi tips untuk para maha­ siswa mendapatkan ide dan inspirasi pene­li­ti­ an. Menurutnya, mahasiswa harus rajin membaca jurnal-jurnal terbaru. “Dari jurnal, kita ta­hu apa-apa saja yang sudah diteliti orang la­ in, lantas kekurangannya apa, atau kita bisa me­ngombinasi penelitian dari beberapa orang. Kendala mahasiswa yang jarang membaca ini, se­ringkali penelitian untuk skripsi, sebagian­besar idenya datang dari dosen. Kalaupun ada mahasiswa yang memiliki ide, justru idenya terlampau tinggi, bahkan untuk jenjang S3 pun akan sulit dan lama. Kalau nggak banyak baca, su­sah timbul ide. Membaca sudah menjadi­ke­ ge­mar­an saya. Saya harap mahasiswa pun be­ gi­tu. Lebih aktiflah membaca!” tutup sri Han­da­ ya­ni sembari menunjukkan jurnal yang sedang dibaca di sela waktu istirahatnya. 

Membaca lalu Meneliti Di tengah aktivitasnya berkuliah jenjang S3 di UGM, Sri Handayani tetap menjadikan penelitian sebagai rutinitasnya. Hal ini karena Sri Handayani menyadari pentingnya tri dharma perguruan tinggi. Selain itu, penelitian dianggapnya sebagai ajang pengembangan keilmuan dan sarana kenaikan pangkat. “ Tanpa meneliti, maka kita hanya di posisi itu-itu saja. Adanya HaKI ini juga bisa memotivasi kita mencari ide-ide penelitian orisinil yang akan dilindungi keberadaannya,” tutur Sri Handayani. Tidak lupa, saat mengakhiri wawancara de­ ngan Pewara, Sri Handayani memberikan raha­ sianya mendapatkan ide-ide penelitian dengan

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

23


berita PENEMUAN

BEDAK TABUR JAGUNG HILANGKAN BEKAS LUKA

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS FMIPA

VIRUS penyakit cacar ada di dalam seti­ ap­tubuh manusia. Virus ini dapat menjadi penyakit yang menjangkiti manusia apabila daya tahan tubuhnya me­nu­run. Sebagian besar manusia pernah­mengidap penyakit cacar ini. Dan kebanyakan dari manusia yang pernah mengalami­ nya, mengaku sangat tersiksa terlebih dengan bekas luka yang ada di sekujur tubuh. Penyakit ini seringkali menimbulkan keresahan karena penyakit ca­car ini seringkali meninggalkan bekas luka yang tidak bisa hilang dalam jangka waktu yang lama. Para penderita penya­ kit cacar seringkali merasa terganggu ka­­re­na sangat nampak dan menimbulkan ketidakpercayadirian. Bekas luka ca­car tersebut sulit untuk disembuhkan. Adapun penyembuhan yang ada se­la­ma ini adalah resep obat dari dokter­ namun harganya cukup mahal. Harga yang sedemikian mahal kadang tidak da­pat dijangkau oleh kaum menengah 24

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

ke bawah. Satu kali pengobatan belum ten­tu bisa menghilangkan bekas luka ca­car de­ngan sebersih mungkin. Kenyataan ini menggerakkan Anifa­ tur Rosidah, Purwani Febriyanti dan Li­ li­ya­ni Ardian dari prodi pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yog­ ya­kar­ta membuat bedak dari jagung­un­ tuk menghilangkan bekas luka cacar­se­ ka­ligus menelitinya. “Menurut warga di desa kami penggunaan jagung sebagai obat penghilang luka cacar sudah­la-

ma digunakan karena khasiat dan ke­ gu­­na­­­an­­nya yang dipercaya ampuh me­ nyem­­buhkan bekas luka tersebut.” Kata Anifatur Rosidah, “Ternyata jagung memang kaya lemak nabati sehingga se­ ring diolah untuk diambil minyaknya yang merupakan sumber asam lemak omega-6 yang bermanfaat dalam proses­ pertumbuhan anak, menjaga kesehatan­ kulit, mencegah penyakit jantung, dan stroke.” lanjut gadis dari Nongkodono, Kauman, Ponorogo ini. Purwani Febriyanti menambahkan bahwa selain me­ ngan­dung serat yang penting untuk me­nurunkan kadar kolesterol jagung ju­ga kaya akan asam folat yang berpe­ ran menurunkan kadar homosistein da­ lam pembuluh darah sementara proses pemasakan jagung akan meningkatkan pengeluaran asam ferulat yaitu senya­ wa fitokimia yang berperan sebagai antioksidan untuk melawan kanker. Liliyani Ardian menjelaskan bahwa


berita pro­ses pembuatan jagung menjadi obat penghilang luka cacar sangatlah mudah­ tidak diperlukan alat yang rumit dan biaya yang mahal. Alat-alat yang dilgu­na­ kan seperti parut dan tempayan ha­rus­ lah dalam keadaan bersih. Proses­awal dimulai dengan mencuci jagung muda hingga bersih menggunakan air. Kemudian jagung yang sudah bersih tersebut diparut sampai terbentuk sari-sari ja­ gungnya. Sari-sari jagung yang sudah diparut tersebut dijemur hingga kering.­ Sari-sari jagung yang telah dijemur akan berubah menjadi serbuk-serbuk ha­lus yang sudah bisa digunakan sebagai obat. “Apabila akan menggunakan­

nya cukup dioleskan ke kulit yang terdapat luka cacar, seperti memakai bedak. Penggunaan serbuk tersebut haruslah dilakukan secara teratur hingga luka benar-benar kering dan tidak membe-

kas.” Kata Liliyani. “Cara penggunanaannya ada dua macam, yang pertama serbuk jagung tersebut dapat dicampur dengan air secukupnya lalu dioleskan ke luka cacar. Yang kedua, hasil parut­an jagung yang sudah kering langsung dioleskan ke luka cacar sebagai bedak. Cara yang pertama akan lebih terasa dingin dikulit, tetapi tidak nyaman karena penggunaannya yang seperti salep. Cara yang kedua lebih mudah dan lebih simple tetapi membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama.” tutupnya kepada Pewara. DEDY HERDITO

DIES NATALIS UNY

LOMBA KEBERSIHAN

ALHAMDULILLLAHIROBBIL’ALAMIN. Itu­ lah kata pertama yang terucap setelah­ juri mengumumkan Fakultas­Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FISE UNY) dinyatakan­sebagai pemenang lomba kebersihan tingkat Universitas yang diadakan dalam rang­ ka Dies Natalis ke 47 UNY yang seca­ra otomatis juga memperoleh piala tetap setelah memenagkan lomba sela­ma­3 tahun berturut-turut. Pengumuman­pe­

se­su­atu yang mudah didapat,­butuh per­ ju­ang­an dan pengorbanan­ dari se­mua­ pihak untuk mempertahankan­ge­ lar juara selama 3 tahun berturut-tu­­rut“. FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS UNY Untuk mendapat­ hal tersebut,­ Nur­ja­nah me­nang dilakukan di akhir acara Semi- menuturkan bahwa dibutuhkan­prosnar Pendidikan Karakter dalam Kelu­ar­ga es yang tidak sebentar. Proses terseyang diadakan setelah Lomba Mi­num­ but harus selalu menjadi dasar konsep an Sehat dalam rangka memperingati dalam kehidupan­sehari-hari, khusus­ Dies UNy dan hari Kartini yang digelar nya kehidupan di kantor atau kampus Kamis (21/4) lalu. FISE UNY. Proses tersebut berupa pe­ Dihubungi sesaat setelah Seminar­ nger­ tian sebagai konsep Keimanan, Dra. Siti Nurjanah ketua Dharma­Wanita­ Kon­­sep Kebersihan, Konsep Kenyaman­ Persatuan FISE UNY yang sekaligus istri an,­Konsep Kerindangan, Konsep KeraDekan FISE, Sardiman, AM.M.Pd menga­ pihan dan Konsep Keserasian. takan, ”Prestasi yang diraih bukanlah­ WITONO NUGROHO

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

25


berita KAWIT SAYOTO

BERSEPEDA DEMI ILMU KABUT pagi masih menggantung, ki­ cau­­an burung masih sayup terdengar di ujung dahan. Saat matahari masih be­lum menampakkan sinarnya seorang pe­mu­da mengayuh sepeda bututnya me­ne­lu­su­ri aspal yang sepi di jalan ra­ya Srandakan menuju Yogyakarta tem­pat me­na­ruh harapan tinggi tentang­ masa­ depan. Dialah Kawit Sayoto, pemu­da dusun Lopati Trimurti Srandakan­Bantul yang berkemauan keras untuk melanjutkan studi diantara ketidakmampuan orangtuanya untuk membiayai. Setelah lulus dari SMAN 1 Sanden Ban­tul tahun 2006 lalu Kawit mempunyai keinginan menuntut ilmu yang lebih­ tinggi dari semata tamatan SMA. Diiri­ ngi tangis orangtuanya yang bingung tentang masalah biaya Kawit berhasil diterima di salah satu jurusan favorit di perguruan tinggi idaman yang sesuai dengan cita-citanya menjadi guru, jurusan pendidikan matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Ayahnya, Dahlan, yang berprofesi sebagai pembuat kronjot alias keranjang dari anyaman bambu hanya bisa pasrah­ melihat kemauan keras anak sulung da­ ri 2 bersaudara yang dengan cara apapun ingin menuntut ilmu di perguruan tinggi. Padahal gempa yang melanda Ban­tul 3 bulan sebelumnya juga telah me­ro­boh­kan rumahnya. Akhirnya mulailah pemuda kelahiran tanggal 21 Juli­ 1988 ini mencari informasi beasiswa bah­kan mencari orangtua asuh yang ber­ke­nan membiayai kuliahnya. Tuhan memang tidak tidur dan sela-

26

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS FMIPA

lu mendengar keluh kesah hambaNya. Setelah mendatangi kantor BKKBN Bantul akhirnya Kawit berhasil mendapatkan orang tua asuh yang bersedia membayar uang masuk dan SPP, bahkan ma­sih pula mendapatkan Beasiswa Masuk­Universitas (BMU). Berarti­satu masalah terselesaikan. Permasalah­ an berikutnya menghadang, yaitu bagai­ ma­na berangkat kuliah ke Yogyakarta ka­re­na jarak Lopati – Yogyakarta cukup­ jauh yaitu 25 kilometer, sedangkan­untuk kost jelas tidak memungkinkan­ka­re­ na keterbatasan biaya. Akhirnya de­ngan tekad bulat dimulailah­petualang­an setiap pagi menempuh jarak 25 kilometer dengan naik sepeda butut. Ketika di­ tanya berapa lama dia menempuh jarak sejauh itu dengan sepeda, pemegang

ranking pertama di SMAN 1 Sanden Bantul ini menjawab sekitar 100 me­ nit. ”Jika kuliah dimulai jam 7 pagi­ma­ ka saya biasanya berangkat sekitar jam 5 pagi dari rumah, belum lagi jika­ada kendala hujan” katanya sambil­tersenyum. Demikian pula­jika pulang kuliah sore hari sekitar pukul 17.00 dia sampai di rumah sekitar 100 menit kemu­dian. Benar-benar potret pemuda yang pantang menyerah pada keadaan. Prestasi Kawit di kampus juga tidak­ mengecewakan. Dia berhasil menelurkan program kreativitas mahasiswa berjudul ”suruh aksara warna”, ”peman­faatan limbah bambu dan kayu­ untuk pembuatan jangka sorong”, ”kue gandasturi dari limbah endapan kacang hijau home industri bakpia di Lopati”


berita dan jurnal ”suku barisan lilit/lilit sequ­ ence”. Indeks prestasi 3,74 dan nilai rata-rata Ujian Akhir Nasional­di SMAN 1 Sanden­Bantul 9,17 juga menjadi ca­ tat­an prestasi Kawit. Menurut salah satu teman­kuliahnya, Akhmada­Khasbi, Kawit cukup terbuka dalam pergaulan sehari-hari juga sering bertanya­pada dosen jika ada hal yang tidak dimengerti. ”Dia juga sering mengutak-atik ru-

mus” kata Akhmada, ”dan uniknya, dia da­pat memahami pembelajaran dengan ba­ha­sanya sendiri”. Selain kuliah kegiatan sehari-hari pemegang ranking 2 di SMAN 1 Sanden­ Bantul ini sekarang adalah menjadi guru freelance di salah satu SDIT di Sanden Bantul sambil memberi les bagi siswa SD, SMP dan SMA di sekitar Lopati. Dari rumahnya yang telah berdiri ber-

kat bantuan salah satu LSM ketika recovery korban gempa Bantul beberapa tahun lalu Kawit mulai menata masa depannya. Setiap malam rumahnya selalu ramai dikunjungi oleh para siswa yang mengambil les matematika, mata pelajaran yang dikuasainya. Ternyata sepeda butut itu juga bisa menciptakan sejarah. DEDY HERDITO

HIMPUNAN MAHASISWA

JERMAN VON JAVA: SEMARAK HUT BDS

DOKUMEN HUMAS FBS

JERMAN von Java, itulah tema yang diu­ sung para punggawa Bund der Deutsch Studenten (Himpunan Mahasiswa Pendi­ dik­an Bahasa Jerman) FBS UNY dalam pe­rayaan ulang tahun sekaligus Open House yang dilaksanakan pada selasa (29/3) malam. Fajar Pria Pambada, Ketua­ Panitia, menyatakan, “Kami memang mem­­pe­lajari bahasa asing, tapi kami ju­­ga tidak ingin kehilangan identitas ka­mi se­bagai mahasiswa Indonesia.”­ Le­bih lanjut, Fajar menjelaskan bahwa rang­kai­an kegiatan ini telah dimulai se­ jak­­tanggal 14 Maret 2011 dengan Liga FUK, yakni pertandingan futsal antar angkatan putra-putri, lomba puisi, dan lomba kreativitas kelas. Selain kompetisi, BDS juga menyelenggarakan diskusi akademik bersama para dosen, serta

bedah Novel “Silminisa’s Love” karya Ayu Nurfiah, Mahasiswi PB Jerman ang­ katan 2009. Suasana pun semakin semarak de­ ngan banyaknya penonton yang meme­ nuhi Laboratorium Karawitan, tempat malam puncak HUT BDS berlang­sung. Meskipun sederhana, dekorasi pang­ gung­­yang disuguhkan mampu mewa­ ki­­li esensi yang dimaksud.­ Mereka­ meng­ga­bung­kan ornamen bernuansa­ tra­di­si­o­nal dengan dominasi hitam, me­ rah dan kuning, warna khas bendera­ Jer­man. Tidak hanya penampilan dari pa­ra ma­ha­sis­wa PB Jerman, Organisasi­ Mahasiswa lainnya pun ikut memeriah­ kan HUT BDS kali ini. Pembantu Dekan III FBS UNY, Herwin­ Yogo Wicaksono, M.Pd., yang turut ha­

dir malam itu menyampaikan bahwa akan diadakan penganugerahan HIMA paling responsif, yakni HIMA yang baik program kerja maupun personilnya me­ nunjukkan peningkatan kualitas secara signifikan. “Ini adalah salah satu program universitas untuk memotivasi HIMA-HIMA agar semakin kreatif. Sejauh ini BDS adalah salah satu kandidat yang sangat potensial,”ujar beliau. Sementara itu, Iman Santoso, M.Pd. menyatakan kebanggaannya, “Memang­ ha­rus diakui bahwa kreativitas dari para mahasiswa kian meningkat dari ta­ hun­ke tahun.” Dosen yang juga Se­kre­­ ta­­ris Jurusan Pendidikan Bahasa Jer­man ini berharap BDS terus­ ber­­kem­bang hing­ga kepengurusan selan­jut­nya.­ DIYAN

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

27


berita PERTEMUAN

FORUM MIPA LPTK SE-INDONESIA CIRI keilmuan MIPA pada hakekatnya cen­ derung mendorong peserta didik me­mi­liki rasa ingin tahu yang tinggi se­hing­ga keinginan untuk­ melakukan ri­set dan kegiatan berbagai eksperimen sa­ngat tinggi pula, iklim kampus­ dan be­lajar yang mendorong mahasis­ wa dan dosen untuk terus meneliti seharus­nya dipelihara dan difasilitasi­ seoptimal­mungkin sehingga mahasis­ wa­dan do­sen dapat berkontribusi­ter­ ha­dap te­muan-temuan baru. Demikian­ sambutan Rektor Universitas Negeri Yog­yakarta Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA sekaligus membuka pertemuan forum MIPA Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) se-Indonesia yang berlangsung pada Jumat–Ming­ gu 11–13 Maret 2011 di Ruang Seminar Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta. “Untuk menjadikan pendidikan MIPA berkualitas dan unggul diperlukan sekolah berkualitas dan unggul serta tentu saja memerlukan guru yang ber­ kualitas dan unggul pula, untuk men­cetak guru MIPA yang berkualitas dan unggul diperlukan­teacher education yang berkualias dan unggul juga” lanjut Rochmat, “Atas dasar itulah LPTK seharusnya tidak berhenti untuk terus mengupdate sistem dan model pendi-

28

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS FIMPA UNY

dikannya sehingga dapat berkontribusi dalam pemecahan masalah pendidikan secara produktif” tutupnya. Menurut Ketua Forum MIPA LPTK seIndonesia Prof. Dr. Hamzah Upu ada­ nya forum ini adalah untuk sharing best practice antar fakultas MIPA yang ada di Indonesia sekaligus untuk meng­an­ tisipasi perubahan yang terjadi dan

men­diskusikan hal-hal yang terbarukan­ dalam lingkup pendidikan MIPA. Sedangkan menurut ketua panitia Forum MIPA LPTK sekaligus ketua jurusan pendidikan kimia FMIPA UNY Dr. Suyanta kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan pandangan tentang kemajuan pendidikan MIPA sekaligus menggali metode pembinaan MIPA yang efektif


berita serta meningkatkan akuntabilitas kinerja lembaga. Pada pertemuan yang diikuti oleh dekan dan para pembantu dekan Fakultas MIPA dari 12 perguruan tinggi yaitu Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Medan, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Malang, Universitas

Pendidikan Ganesha Singaraja, Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Manado, Universitas Negeri Gorontalo dan Universitas Negeri Yogyakarta sebagai tuan rumah juga menghadirkan Direktur Ketenagaan Ditjen DIKTI Prof. Dr. Supriyadi Rustad yang menyampaikan materi tentang program profesi guru. DEDY HERDITO

SEMINAR

MUSLIMAH ITU HARUSLAH SMART MIFTAHUL Jannah, istri dari Sakti - mantan gitaris Sheila On 7- membeberkan rahasia muslimah ideal. Selama hampir dua jam ia berbicara pada ratusan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta (FISE UNY), Jumat (25/3). Seorang muslimah haruslah smart, artinya mampu menempatkan diri­sesu­ ai­dengan fitrahnya. Serta menyeimbangkan ketaatan pada Allah, orang tua dan mendidik anak-anaknya kelak. “Karakteristik muslimah yang smart ialah mampu mengenali diri sendiri. Menghargai setiap potensi yang ada. Selalu berpikir positif. Mempunyai tujuan yang jelas, serta menuntut ilmu de­ngan penuh kesungguhan,” kata Mifta. Mifta juga menyampaikan bahwa se­orang muslimah menghiasi dirinya dengan ketaatan pada Allah. “Kecantikan batin berupa ketaatan pada Allah, akan memperindah dan menyempurnakan kecantikan lahir,” ujarnya. “Para muslimah harus menjaga dan memelihara kesehatan tubuhnya, me-

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMS FISE

melihara ketajaman akal dan memelihara kejernihan hati,” lanjut istri Sakti “So7” ini. Acara yang berlangsung di Ruang Ki Hajar Dewantara FISE UNY ini mendapat sambutan hangat mahasiswi FISE UNY. Panitia pun tak menyangka bahwa ratusan orang akan menghadiri acara seminar kemuslimahan ini. “Saya juga kaget dengan jumlah peserta yang ba­ nyak. Semoga acara ini dapat memberikan manfaat kepada para muslimah di FISE UNY,” ujar Diar, selaku Ketua UKMF Al Ishlah FISE UNY sekaligus penanggungjawab seminar kemuslimahan ini. Diar menyatakan, seorang muslimah sejati bukan hanya dilihat dari gamis

dan jilbabnya. Melainkan­orang yang mampu “eksis” tanpa me­­nang­galkan identitas­ kemuslimahan­nya. “Seminar ini adalah­ikhtiar menuju pembentukan ­muslimah smart,” ujarnya. TRIYANTO

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

29


berita PELATIHAN

TRAINING JURNALISTIK HIMA ADP FISE UNY MENULIS dapat digunakan untuk menyuarakan pendapat. Menyampaikan ga­gas­an melalui media massa yang dibaca ribuan orang. Selain itu, tulisan merupakan usaha untuk mewariskan­ pe­nge­tahuan. Tulisan merupakan aspek­ penting dalam setiap peradaban manusia. Itulah yang menjadi pokok pembahasan Training Jurnalistik (22/3) yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Administrasi dan Perkantor­ an, Fakultas Ilmu Sosial dan EKonomi, Uni­ versits Negeri Yogyakarta (HIMA ADP FISE UNY). Berlangsung di Ruang Ki Hajar Dewantara FISE UNY, acara ini diha­diri sekitar 120 peserta. Sutirman, M.Si selaku Pembina HIMA­ ADP FISE UNY menyambut baik keberlangsungan acara training jurnalistik ini. Ia berharap bahwa mahasiswa jurusan ADP mampu bangkit kreatifitasnya­ dalam membuat karya tulis. “Dua tahun­ belakangan, mahasiswa ADP jarang yang mampu menghasilkan karya tulis,­ baik berupa karya ilmiah maupun artikel jurnalistik. Semoga ke depannya menjadi semakin lebih baik,” ujar dosen Jurusan ADP ini dalam sambutannya untuk membuka acara. Training jurnalistik kali ini mengha­ dirkan Halili, selaku dosen PKnH sekali­

30

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

DOKUMEN HUMAS FISE

gus pemimpin redaksi buletin “Smart News” FISE UNY, dan Triyanto P. Niugro­ ho, yang merupakan Ketua BEM FISE UNY 2009 serta Tim Website FISE UNY. Menulis artikel dan berita Triyanto menyampaikan bahwa inti dasar tulisan jurnalistik sebenarnya­ hanya “mengabarkan”. Melihat sebuah­ peristiwa lantas ‘mengabarkannya atau men­­ce­ritakannya”. Jurnalisme pada da­

sar­nya adalah bercerita dengan suatu tujuan. Dalam cerita atau berita­itu tersirat pesan yang ingin disampaikan­ wartawan kepada pembacanya. “Maka dalam sebuah berita, aspek yang sangat penting ialah memuat unsur 5W+1H,” ujar mahasiswa angkatan 2006 ini. Menurut Triyanto, sebuah tulisan jurnalistik yang baku strukturnya terdiri dari lead (bagian awal), body (bagian tengah), ending (penutup berita). Lead


berita berupa paragraph atau kalimat yang meng­usik pembaca agar mau melanjut­ kan membaca berita. Isinya berupa fakta-fakta awal. Body berisi fakta atau kutipan yang mendukung lead, termasuk­ menyebutkan sumber informasi. Se­ dang­­kan ending memuat kesimpulan isi berita, penjelasan mengenai­langkah­ selanjutnya atau tambahan lain. Senada dengan Triyanto, Halili mene­

gaskan bahwa penulisan artikel atau­ pun essay untuk kolom opini di media massa, selain memperhatikan teknik pe­nulisan, harus pula memperhatikan­ isu aktual yang sedang terjadi. “Tulisan yang baik itu merupakan hasil dari ba­ nyak membaca dan mengamati feno­ mena,” ujarnya. “Pemilihan judul juga merupakan­aspek yang penting dalam menulis. Seba­

ik­nya judul maksimal hanya 6 kata”,­ lan­jut dosen yang tulisannya­ber­kalikali dimuat di koran lokal maupun­nasional. Training ini diakhiri dengan pemben­ tukan kelompok peserta untuk mampu menghasilkan sebuah tulisan jurnalistik. Tulisan tersebut akan digunakan se­bagai syarat pengambilan sertifikat. TRIYANTO

ORGANISASI MAHASISWA

OPEN HOUSE ORMAWA FAKULTAS TEKNIK

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS FT UNY

BERTEMPAT di bagian selatan lingkung­ an­Fakultas Teknik (FT), Badan Eksekutif Ma­ha­siswa (BEM) FT UNY meng­gelar Open House Ormawa­ pada­ Rabu (31/3). Acara yang diawali­de­ngan pomotongan pita dan pelepasan­bu­rung Merpati ini bertujuan mem­pererat silaturahmi antar-ormawa (or­ganisasi mahasiswa) dan sebagai ajang pengenalan pengurus ormawa­yang baru kepada seluruh sivitas akade­mi­ka FT UNY. Iman selaku ketua panitia menjelaskan bahwa ada beberapa agenda dalam open house ini, seperti stanisasi hima yang menampilkan majalah dinding, struktur organisasi dan prestasi dari ti­ap Hima, dialog publik yang bertema­ “Transparasi Birokrasi Menuju FT Gemi-

lang”, Orasi dengan tema “Andai Aku Ja­di Dekan Fakultas Teknik”, ajang krea­ ti­vitas hima, dan aksi tanam pohon. “Dalam acara tahunan ini akan dibe­ ri­kan penghargaan untuk majalah­dinding, stan maupun orator dan perfor­ mer terbaik yakni berupa piala. Di sini

juga­akan dilaksanakan acara potong tumpeng sebagai perwujudan rasa­syu­ kur­atas pelantikan pengurus Ormawa­ yang baru pada Januari 2011 kemarin,” imbuh Iman, mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Teknik Mesin ini. Pada sesi dialog publik, Wardan Su­ yan­to, Ed.D. dalam paparannya menjelaskan visi dari FT yakni menjadi barometer fakultas teknik di Indonesia yang mampu menghasilkan tenaga kependidikan dan non kependi­dikan teknik yang cendekia, profesio­nal, mandiri dan bernurani, sesuai de­ngan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi di era global. Maka dari itu Wardan, mendorong para mahasiswa untuk senantiasa menjadi pribadi yang cepat, tepat dan mampu memuaskan pihakpihak yang membutuhkan dan yang dilayani. Dalam kesempatan ini, Dekan FT juga menjanjikan perbaikan fasilitas dan peningkatan kemampuas­an dosen sehingga dapat meningkatkan kualitas lulusan FT UNY. HARYO

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

31


berita SEMINAR

MUTU KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

DOKUMEN HUMAS FMIPA

SABTU (16/4), Program Studi­Bim­bingan dan Konseling FIP UNY menga­dakan kegiatan Seminar Nasional­ yang bertajuk “Peningkatan Mutu Kinerja Gu­ ru Bimbingan Dan Konse­ ling/Kon­ se­ lor” di ruang sidang Utama­Rek­tor­at UNY. Acara dihadiri oleh dosen, mahasiswa dari berbagai universitas, konse­ lor, dan peserta umum. Hadir se­ba­gai pembicara adalah dosen dari pro­ram studi Bimbingan Konseling UNY, dosen dari proram studi Bimbingan Kon­seling UPI Bandung serta dosen pro­ram studi Bimbingan Konseling dari PG­RI Palembang. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. selaku Rektor UNY menyampaikan sambutan dalam rangka membuka seminar nasional ini. Dalam sambutannya, rektor menghimbau agar para dosen dan kon­selor senantiasa mengembangkan ilmu bimbingan dan konseling, agar mu­­tu kinerja guru bimbingan­dan kon­ se­ling­dapat meningkat dari hari ke ha­ ri. Acara semakin lengkap dengan­sam­ butan hangat atas kedatangan para ta­ mu maupun peserta seminar dari Prof. Dr. Achmad Dardiri, M.Hum., sela­ ku­­dekan FIP UNY. Dardiri mengapresi­ 32

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

a­si atas kesediaan para dosen dari UPI Ban­dung dan Universitas PGRI Palembang untuk hadir dalam seminar nasional ini. Seminar seperti ini merupa­ kan wadah untuk bersilaturahmi dan tukar pikiran antar dosen dan konse­ lor, tuturnya. Seminar ini dijadwalkan berlangsung­

selama satu hari mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Oleh karena itu, acara pun dibagi menjadi beberapa­sesi mengingat banyak pembicara yang akan menyampaikan materi dalam se­mi­­nar ini. Diantaranya, Dra. Erhamwilda,­M.Pd. dari Universitas­ Pendidikan­Indonesia Bandung, yang


berita mengangkat tema “Model Konseling Teman Sebaya untuk Meningkatkan Kompetensi Intrapersonal Siswa SMK”. Ada pula Dra. Evia Darmawati, M.Pd, Konselor dari Universitas PGRI Palembang yang menyampaikan tentang “ Pengembangan Model Bim­bingan dan Konseling Kelompok untuk Meingkatkan Motivasi dan Disiplin Belajar Siswa” dan masih banyak pembicara lain pula yang

tidak lain berasal dari FIP UNY. Setelah mengikuti seminar ini, ha­ rap­­­an dari panitia penyelenggara kegit­ an­yaitu diharapkan para peserta­semi­ nar­memperoleh pengetahuan baru ten­­tang ilmu bimbingan dan konseling­ un­tuk mendukung peningkatan mutu ki­ner­ja me­reka di lembaga masing-masing. DK&ZULFA

KREATIVITAS

JELLY ALOE VERA, PERMEN NIKMAT KAYA MANFAAT SAAT ini dengan perkembangan ilmu di bidang pertanian, banyak budidaya­ba­ ru yang dihasilkan, salah satunya­adalah tanaman lidah buaya (Aloe vera)­ yang merupakan tanaman dengan­ kom­po­­n­ en pangan fungsional yang mengan­ dung vitamin C. Aloe vera memiliki keunggulan vitamin C yang berfungsi­ se­­­ba­gai antioksidan, padatan terlarut (se­rat larut), karbohidrat, protein, dan asam amino esensial yang bermanfaat ba­gi tubuh. Di daerah Yogyakarta pengolahan Aoe Vera sebagai bahan pangan masih terbatas pada sirup, manisan dan nata­ de coco. Hal ini yang mendasari, Endah dan Isharyati mahasisiwa Teknik Boga, Fakultas Teknik UNY untuk menciptakan kreasi baru berupa permen jelly ber­bahan dasar Aloe vera. Mereka mengungkapkan alasan pemilihan permen jelly dibandingkan permen jenis hard candy karena permen jelly memiliki tekstur kenyal sehingga aman saat dikonsumsi, tidak melukai langit-langit mulut seperti saat mengkonsumsi permen

DOKUMEN HUMAS FT

jenis hard candy yang bertekstur keras. Permen jelly bisa meminimalisir proses kehilangan kandungan gizi yang terdapat dalam bahan baku selama pengo­ lahan, karena proses pemanasan dalam pembuatan permen jelly menggunakan suhu dingin (120˚C). Mereka menambahkan varian rasa leci di permen jelly mereka ini. Produk

mereka telah dipasarkan ke beberapa tempat dengan harga Rp. 2000,- per ke­ masan yang berisi 10 permen dan pro­ duk mereka mendapat respon yang baik di pasaran. Bahkan pada 25 November 2010, karya mereka ini mendapatkan juara I pada lomba inovasi BPO (Balai Pemuda Olahraga). Selain itu, permen temuan mereka ini juga telah mendapatkan surat ijin edar dari Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) pada bulan Desember 2010. Mereka juga berniat untuk membeli peralatan produksi yang mumpuni sehingga dapat mengefektifkan pencetak­ an produk mereka. Disamping itu, rencana inovasi lainnya adalah dengan me­nam­bahkan varian rasa lain seperti­ rasa melon. HARYO

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

33


berita PENEMUAN

BIOPESTISIDA RAMAH LINGKUNGAN

FOTO-FOTO DOKUMEN HUMAS FMIPA

INDONESIA sebagai negara agraris seba­ gian besar penduduknya mempunyai­ mata pencaharian sebagai petani de­ ngan beranekaragam tanaman pertani­ an yang dapat di konsumsi sebagai sum­ber karbohidrat maupun sumber vi­ ta­min. Banyak petani menanam padi­sebagai penghasil karbohidrat sekaligus­ se­bagai makanan pokok di sebagian besar wilayah Indonesia, namun sekarang ini para petani banyak merugi disebabkan oleh rusaknya tanaman padi yang karena serangan­hama wereng coklat (Ni­­laparvata lugens), bahkan menurut ca­tatan Departemen Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul pada periode pengamatan 1-15 Juli 2010 mencapai total 1368,3 Ha. Rincian serangan di Kecamatan Kretek seluas 240 Ha; Pundong 181 Ha; Pandak 805 Ha; Imogiri 38 Ha; Dlingo 26 Ha; Piyungan 24,3 Ha; dan Kasihan 54 Ha dengan­variasi serangan dari ringan sampai berat. Tanaman padi­yang diserang­hama wereng coklat sebagian besar sudah siap panen dan rata-rata berumur lebih dari 60 hari. Sedang­kan di wilayah Sleman terjadi pe­nu­run­an­ produksi­ panen­ aki34

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

bat serang­an wereng­coklat 8 ton per hektar, padahal biasanya bisa­mendapat­ hasil 11.2 ton per hektar.­Hal terse­but membuat para­petani untuk meng­un ­ a­ kan pestisida sebagai obat pem­bu­nuh­ hama wereng yang menye­rang ta­nam­ an padinya.­Pestisida terse­but memang cukup ampuh untuk meng­usir bahkan membunuh hama wereng, namun pestisida yang digunakan oleh para petani­ adalah pestisida sintetis yang tidak ramah lingkungan dan dapat menyebab­ kan pencemaran terhadap tanah. Pestisida sintetis juga dapat menyebabkan keracunan terhadap makhluk yang meng­ konsumsi hasil dari pertanian ter­se­but. Hal tersebut membuat sekelompok mahasiswa jurusan pendidikan

biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Moriz Eka Panjalu, Nurul Suwartiningsih, Pramuria Isti Soekarno, Bagus Sri Widodo dan Aditya Darmadi meneliti dan membuat pestisida alami (biopestisida) berbahan dasar herbal yang ramah lingkungan dan aman terhadap konsumen produk pertanian dengan menggunakan campuran ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dan eks­ trak daun sirih merah (Piper crocatum). Menurut Moriz Eka Panjalu daun sirih merah memiliki kandungan senya­ wa kimia flavanoid, alkaloid, senyawa polevenolad, tannin dan minyak atsiri. Senyawa alkaloid dan tannon yang di kandungnya mempunyai sifat larvasida­ dan Insektisida. Sedangkan pada eks­ trak­daun pepaya terdapat kandungan se­nya­wa kimia vitamin A 18250 SI, vitamin B1 0,15 mg, vitamin C 140 mg, ka­lori 79 kal, protein 8,0 gram, lemak 2 gram, hidrat arang 11,9 gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air 75,4 gram , papayotin, kautsyuk,­kar­ pain­dan karposit. Daun pepaya me­ ngan­dung bahan aktif papain­ se­hing­­ga efektif untuk mengendalikan ulat dan


berita

DEDY HERDITO

KILAS Kamus Bahasa Indonesia-Jawa Berbasis Web

DOKUMEN HUMAS FBS

hama penghisap. “Alkaloid pada sirih merah merupakan bahan metabolit sekunder yang paling banyak diproduksi di tanaman sekaligus mengandung nitogen sebagai bagian dari­sistem heterosiklik. Nenek moyang kita telah memanfaatkan alkaloid dari sirih merah sebagai obat dan hingga saat ini semakin banyak alkaloid yang ditemukan dan diisolasi untuk obat modern” tambah Moriz. Sedangkan Nurul Suwartiningsih menjelaskan bahwa pes­tisida nabati bersifat ramah lingkungan kerena bahan ini mudah terde­ gra­ dasi di alam sehingga aman bagi ma­ nu­ sia­maupun lingkungan bahkan bahan yang digunakan pun tidak sulit­un­tuk di­jum­pai “Pestisida nabati­ meru­pakan pro­­duk alam dari tumbuhan seperti da­ un, bunga, buah, biji, kulit, batang yang mempunyai kelompok metabolit sekunder atau senyaea bioaktif. Beberapa tanaman telah diketahui mengandung bahan-bahan kimia yang dapat membu­ nuh, manarik, atau menolak serangga” ungkap Nurul. “Cara pembuatannya cukup sederhana” kata Pramuria Isti Soekarno, “Perta­ ma kali siapkan 5 lembar daun pepaya dan 10 lembar daun sirih merah yang te­lah dicuci bersih, lalu dipotong-potong hingga kecil-kecil dan dihaluskan dengan menggunakan blender. Setelah itu tuangkan ekstrak tersebut ke dalam baskom, disaring serta tambahkan­alkohol dengan kadar 70% ke dalam ekstrak­dengan perbandingan 2:3 maka biopes­tisida siap digunakan” lanjutnya. Aditya­ Darmadi menambahkan­ bah­wa dosis­yang digunakan pun tidak­terlalu­ meng­ikat dan beresiko dibandingkan de­ngan penggunaan pestisida sintesis.­ Untuk mengikat tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan de­ ngan eksperimen. Jika satu saat dosis yang digunakan tidak mempunyai pe­ ngaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya. Karena penggunaan pestisida alami relatif aman dalam dosis ting­gi sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati.

SIGIT Pambudi, mahasiswa jurusan Pendi­ dikan Teknik Informatika, berhasil mencip­ takan Kamus Bahasa Indonesia-Jawa berbasis Web dalam rangka penyusanan skrip­sinya. Sigit menjelaskan ide penciptaan­ software ini diilhami dari keinginan­ nya untuk belajar bahasa Jawa karena­mahasiswa angkatan 2007 ini berasal­dari daerah Jawa Barat. Selain itu, Sigit menuturkan keprihatinanya yang mana sebagian masyarakat terutama generasi muda yang berasal dari rumpun suku bangsa Jawa tidak mampu lagi untuk menggunakan bahasa ini secara baik dan benar. Adanya tingkatan dalam penggunaan Bahasa Jawa (unggah-ungguhing basa) ada­lah salah satu faktor kerumitan dalam mempelajari bahasa ini, tambahnya. Kamus ciptaan sigit ini, memberikan informasi berupa terjemahan kata bahasa Indonesia-Jawa, Jawa-Indonesia, aksara Jawa dan Unggah-ungguhing basa Jawa, jadi tiap kata yang ditampilkan akan disertai dengan tingkatan penggunaanya dalam bahasa Jawa menggunakan deteksi pembeda warna yakni krama inggil (hijau tua), krama andhap (hijau), krama lugu (hijau muda), krama madya (jingga), krama ngoko(merah muda), ngoko (merah), kawi (cokelat). Dalam penggunaanya user harus memilih menu terlebih dahulu yakni menu Jawa-Indonesia yang berfungsi mengartikan kata dari bahasa Jawa ke arti­kata Indonesia atau sebaliknya. Setiap menunya termuat 6 tombol, yakni, tom­­bol Home yang berfungsi untuk beralih ke halaman Menu Home, tombol Jawa-Indonesia atau Indonesia-Jawa, tombol Petunjuk sebagai bantuan­untuk pengguna yang butuh informasi tentang cara penggunaan program, tombol Credit sebagai bantuan untuk pengguna yang membutuhkan infor­­masi tentang pembuat, tombol Cari yang digunakan untuk eksekutor pen­carian kata dan tombol terakhir adalah tombol Tambah Kata yang digunakan untuk menambah data kata. Ke depan, Sigit berencana menambahkan efek suara untuk pengucapan tiap kata dan juga contoh penggunaan kata ke dalam sebuah kalimat. HARYO

Kerjasama dengan Technische Universität Dresden Jerman Dalam rangka Dual Doctoral Degree PPs UNY mengadakan kerjasama dengan Facul­ty of Education, Technische Universität Dresden, Jerman. Sebagai langkah awal,­Prof. Gisela Wiesner, Dekan Faculty of Education, Technische Universität Dresden melakukan kunjungan ke PPs UNY selama 3 hari (4-6/04/11). Hari pertama, Prof. Wiesner diterima langsung oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab yang dilanjutkan audiensi dengan rektor beserta jajarannya. Agenda­dilanjutkan dengan pertemuan pengelola di PPs UNY. Pada acara tersebut dipresentasikan banyak hal oleh kedua institusi untuk membuka kesempatan kerjasama di berbagai bidang ilmu yang ada di kedua universitas. Da­­lam sesi presentasi tersebut, Prof. Wiesner mengemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk kerjasama, diantaranya adalah program sand­wich, PAR, serta program dual Ph.D atau doctoral degree. Agenda selanjutnya yang dilaksanakan adalah diskusi terbatas dengan pim­ pinan PPs UNY. Setelah itu melakukan kunjungan ke Prodi Bahasa Jerman FBS UNY . Pada hari terakhir kunjungannya, Prof. Wiesner diundang dalam acara Talkshow PPs UNY di Jogja TV. SINTA

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

35


opini DAMPAK MENJAMURNYA TEKNOLOGI HANDPHONE TERHADAP PELAJAR O l e h N U R M O H A M M A D QODR I

D

i zaman yang serba modern, teruta­ ma era 2011 ini, berbagai proses ke­ gi­ atan manusia dalam kehidupan ke­se­ha­rian sudah menggunakan ber­ba­gai alat teknologi serba modern. Pada ta­ hun 2050, diperkirakan teknologi di Indonesia­ sudah sangat canggih. Sistem informasi manajemen telah mengatur kehidupan manusia dan semuanya terpusat pada satu database yang sangat canggih pula. Telepon genggam yang lebih sering disebut dengan handphone atau ponsel adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar sama dengan telepon fixed line yang kon­ ve­sional namun dapat dibawa keman-mana (portable) dan tidak perlu disambungkan de­ ngan jaringan telepon menggunakan kabel­ (nir­kabel, wireless). Handphone (HP) seperti te­ le­­pon rumah tetapi lebih praktis dibandingkan­ telepon rumah sehingga menjadi pilihan bagi­ kalangan elit politik, birokrasi, bisnisman, swas­tawan, dan kalangan masyarakat lainnya. Menurut Sarwoto Atmosutarno, (Ketua Umum ATSI di sela pembukaan FKI & ICS 2010 di Jakarta Convention Center, 14 Juli 2010) jumlah pemakai handphone di Indonesia menurut catatan Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI) kini mencapai sekitar 180 juta. Itu berarti, se­kitar 60 persen populasi di tanah air sudah memiliki perangkat telekomunikasi dan bahkan akan semakin meningkat. Tidak jarang ketergantungan terhadap teknologi HP mulai dapat

Etika semacam ini seringkali tidak dikenal siswa ataupun mahasiswa, bahkan kadang tanpa rasa bersalah guru ataupun dosen sekalipun menerima telepon atau SMS ketika tengah mengajar di dalam kelas. 36

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

di­rasakan untuk era sekarang. HP biasanya dipergunakan untuk hal-hal ter­ kait pelayanan, transaksi bisnis, dan promosi. Perkembangan teknologi semakin meningkat.­ Fungsi HP semakin meluas bukan hanya seba­ gai alat komunikasi, tetapi juga dipergunakan dalam urusan lain seperti: SMS, MP3, video, ka­me­ra, recorder, hingga multimedia. Handphone sepertinya telah menjadi kebutuhan nyaris primer bagi masyarakat Indonesia. Penggunaan HP ini tidak hanya oleh orang dewasa saja. Anak-anak usia sekolah dasar, taman kanak-kanak, bahkan balita pun saat ini telah akrab dengan teknologi ini. Tidak hanya sekedar meminjam HP orang tua untuk nge-game, tetapi mereka juga telah memiliki HP sendiri. Ironisnya, hal ini akan sangat berbeda manfaatnya jika handphone digunakan oleh anakanak yang notabene masih di bawah umur dan pelajar karena usia siswa pelajar di jenjang pendidikan misalnya siswa SMP/SMA merupakan masa kritis yang mampu membawa anak dan pe­lajar kepada sikap negatif terhadap diri dan ling­kungannya (juga terhadap produk teknologi). Kini HP adalah sakunya anak didik. Hampir­ semua pelajar mengantongi HP. Seolah-olah dengan memegang HP dianggap manusia mo­ dern. Firman Nugraha (seorang founder, writer, dan editor in chief TeknoJurnal, 3 Maret 2011) juga menerangkan bahwa golongan anak muda menempati urutan teratas. Bahkan jumlah pengguna dari umur tersebut meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2010 sejak tahun 2005. Yang cukup mencengangkan, pengguna handphone golongan umur 10—14 tahun juga semakin banyak pada tahun 2010 lalu. Sedang­ kan untuk golongan umur di atas 50 tahun ti­dak ada perkembangan signifikan. Hal ini kemung­ kinan besar disebabkan oleh golongan­orang tua yang kurang terbuka terhadap teknologi dan lebih menyukai cara-cara lama. Melihat fenomena semakin maraknya penggunaan HP di kalangan pelajar semakin membuat kita bertanya-tanya bagaimana dampak dari penggunaan HP itu sendiri karena banyak orang percaya bahwa banyak sekali pengaruh


opini handphone terhadap prestasi belajar pelajar. Kalau berorientasi pada teori belajar, hakikat­ belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Pengalaman anak didik bagian dari proses pem­ belajaran sehingga kemampuan menggunakan HP juga bagian dari pembelajaran. Akan tetapi, perubahan tingkah laku atau perilaku yang bagaimana yang diinginkan dalam pendidikan? Untuk itulah diperlukan sebuah etika, etika mo­ral seorang pelajar, terutama dalam berkomunikasi. Jadi, tujuan pendidikan atau pembelajaran yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku yang beretika. Kapan HP harus off dan kapan harus on; dalam ruang kelas, rapat resmi, atau dalam suasana nonformal? Etika semacam ini seringkali tidak dikenal siswa ataupun mahasiswa, bahkan kadang tanpa rasa bersalah guru ataupun dosen sekalipun menerima telepon atau SMS ketika tengah mengajar di dalam kelas. Jika seperti ini, bagaimana kita bisa memperkenalkan kegunaan teknologi secara benar terhadap anak didik? Kita sebagai pelajar kehilangan teladan. Meski bukan larangan, seti­ ap instansi pendidikan butuh kebijakan terhadap hal tersebut. Tak bisa dipungkiri bahwa handphone memang punya beragam manfaat. Tak hanya bagi orang kantoran atau orang dewasa, tteapi­ juga bagi para pelajar ataupun mahasiswa. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, ba­ nyak pula dampak-dampak negative handphone yang merugikan para penggunanya di antaranya ialah sebagai berikut. Dampak positif handphone antara lain: (1) mempermudah komunikasi, (2) menambah pe­ ngetahuan tentang perkembangan teknologi, (3) memperluas jaringan persahabatan. Di pihak lain, dampak negatifnya antara lain, pertama, mengganggu perkembangan anak. De­ngan kecanggihan fitur-fitur yang tersedia di handphone seperti: kamera dan permainan (games) akan mengganggu remaja dalam mene­ rima pelajaran di sekolah atau di kampus.­Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, SMS, miscall dari teman mereka, bah­kan dari keluarga mereka sendiri. Lebih pa­rah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ujian, bermain game saat guru/dosen menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, gene­ rasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.

ISTIMEWA

Kedua, efek radiasi. Selain berbagai kontroversi pada seputar dampak negatif penggunaannya, penggunaan HP juga berakibat buruk terhadap kesehatan, misalnya bahaya gelombang elektromagnetik yang bisa meningkatkan risiko terkena tumor telinga dan kanker otak, berpengaruh buruk pada jaringan otak, merusak dan mengurangi jumlah sperma hingga 30 persen, mengakibatkan meningioma, neurinoma akustik, acoustic melanoma, dan kanker kelenjar ludah (BeritaNET.com, 01 Agustus, 2008). Ada baiknya remaja lebih hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan HP, khususnya­bagi­ pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu­ diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu­ diberi kesempatan menggunakan HP secara per­manen. Ketiga, rawan terhadap tindak kejahatan. Ingat, remaja dan pelajar merupakan salah satu target utama penjahat. Keempat, sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku remaja. Jika tidak ada kontrol dari orang tua, HP bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mengandung unsur pornografi dan hal-hal lain yang sama sekali tidak layak dilihat seorang pelajar. Kelima, pemborosan. De­ngan mempunyai HP, pengeluaran akan bertambah, apalagi kalau HP digunakan hanya untuk halhal yang tidak bermanfaat.

NUR MOHAMMAD QODRI mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro UNY

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

37


opini NUKLIR: SAMPAI MANA AKAN BERLABUH? O l e h A D I T YA P RI H A NT OR O

G

empa 8,9 skala richter disertai tsuna­ mi di Jepang memang sudah berlalu cukup lama dan mengakibatkan ke­rugian materi serta banyak sekali kor­ban yang berajatuhan. Diperkirakan lebih dari puluhan ribu jiwa melayang disebabkan bencana gempa dan tsunami tersebut. Selain korban jiwa yang begitu banyak dan kerugian materi yang sangat banyak, ada dam­ pak lain yang tengah mengancam keselamat­ an masyarakat Jepang pada khususnya dan masyarakat seluruh dunia pada umumnya, yakni bocornya PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Fukushima. Kini setelah hampir beberapa waktu berlalu,­ pemerintah Jepang sendiri sudah melakukan ber­bagai upaya untuk menghentikan kebocor­ an dan mengurangi dampak pencemaran makanan, air, dan udara dari radiasi nuklir de­ngan cara memperbaiki PLTN dan mengungsikan penduduk yang ada di sekitar sumber kebocor­ an nuklir dengan radius 30 kilometer. Seperti yang sudah kita ketahui bersama bah­­ wa dampak dari bocornya nuklir dapat­meng­ ancam keselamatan masyarakat seluruh­du­nia jika tidak ditangani secara tepat. Hirosima­dan Nagasaki pernah merasakannya pada tahun 1945 kala Jepang diserang oleh tentara Sekutu.­ Kondisi kedua kota tersebut sangatlah mempri­ hatinkan setelah peristiwa pengeboman itu. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah sampai mana dampak radiasi nuklir tersebut akan berhenti menyebar? Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa

Setelah tahu akan penyebarannya yang sudah mencapai AS, timbul pertanyaan dalam pikiran kita, apakah dampak bocornya nuklir di Jepang akan berpengaruh juga di Indonesia? 38

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

ne­gara tetangga Jepang, yakni Korea dan China su­dah dihimbau oleh pemerintah masing-ma­ sing­­agar tidak mengkonsumsi ikan, sayuran, dan air yang berasal dari Jepang. Bahkan kini, dari berita yang dihimpun mengatakan bahwa Amerika Serikat sudah ikut terkontaminasi zat radioaktif melalui hujan, padahal seperti kita ketahui bersama bahwa Amerika dan Jepang ter­paut jarak yang sangat jauh. Setelah tahu akan penyebarannya yang sudah­mencapai AS, timbul pertanyaan dalam pikiran kita, apakah dampak bocornya nuklir di Jepang akan berpengaruh juga di Indonesia? Segala kemungkinan bisa saja terjadi, namun­ jika pemerintah sigap dalam mengantisipasi­ de­­ngan mencegah masuknya produk dari je­ pang dan memeriksa setiap wisatawan di ban­ da­ra­dengan alat pendeteksi zat yang terkan­ dung­dalam nuklir, tentu saja hal tersebut (an­­­cam­­an radiasi terhadap Indonesia) akan da­ pat­ terhindari. Dampak yang dapat diakibatkan oleh radiasi nuklir antara lain, pertama, pada rambut. Rambut akan menghilang dengan cepat bila terkena radiasi pada 200 rems atau lebih. Rems meru­ pakan satuan dari kekuatan radioaktif. Kedua, pada otak. Sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi berkekuatan 5000 rems atau lebih. Seperti halnya jantung, radiasi membunuh sel-sel saraf dan pembuluh darah serta dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak. Ketiga, pada kelenjar gondok. Kelenjar tiroid­ sangat rentan terhadap yodium radioaktif.­Da­ lam jumlah tertentu, yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian tiroid. Keempat, pada sistim peredaran darah. Ketika terkena radiasi sekitar 100 rems, jumlah limfosit darah akan berkurang sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi. Gejala awal ialah seperti penyakit flu. Kelima, pada jantung. Bila terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 rems mengaki­ batkan kerusakan langsung pembuluh darah dan menyebabkan gagal jantung serta kemati­ an mendadak. Keenam, pada saluran pencerna­ an. Radiasi dengan kekuatan 200 rems akan


opini me­nye­bab­kan kerusakan pada lapisan saluran­ usus dan dapat menyebabkan mual, muntah, dan diare berdarah. Ketujuh, pada saluran repro­ duksi. Radiasi akan merusak saluran reproduksi cukup dengan kekuatan di bawah 200 rems. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan meng­alami kemandulan. Sebenarnya mekanisme pertahan tubuh manusia dapat melindungi diri dari kerusakan sel akibat radiasi maupun pejanan zat kimia berbahaya lainnya. Namun radiasi pada jumlah ter­ tentu tidak bisa ditoleransi oleh mekanisme pertahanan tubuh itu. Proses ionisasi pada selsel tubuh karena proses radiasi dapat merusak sel-sel dan organ tubuh yang menimbulkan berbagai manifestasi. Berat ringannya dampak radiasi nuklir bagi­ kesehatan tergantung beberapa faktor. Faktor ter­ sebut meliputi jumlah kumulatif radiasi yang terpapar, jarak dengan sumber radiasi, dan lama paparan radiasi. Radiasi yang tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang langsung bisa diketahui. Sementara radiasi yang tidak disadari bisa me­ mi­cu dampak jangka panjang yang biasanya ma­lah lebih berbahaya. Dampak sesaat atau segera setelah terkena paparan radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir antara lain mual muntah, diare, sakit kepala, dan demam. Sedangkan dampak jangka­mene­ ngah­atau beberapa hari setelah paparan adalah pusing, mata berkunang-kunang, disorientasi­ atau bingung menentukan arah, lemah, letih, dan tampak lesu. Dampak lainnya bisa muntah darah atau berak darah, kerontokan rambut dan kebotakan, tekanan darah rendah, gangguan pembuluh darah, dan luka susah sembuh. Dampak jangka panjang dari radiasi nuklir­ umumnya justru dipicu oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantisipasi hingga bertahun-tahun. Beberapa­ dampak kesehatan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain kanker terutama kanker kelenjar gondok, mutasi genetik, penu­ aan dini, dan gangguan sistem saraf dan repro­ duksi. Dampak jangka panjang terutama terjadi pada gangguan kesehatan khususnya kanker. Kebocoran reaktor nuklir terburuk dalam sejarah terjadi di Chernobyl, Ukraina pada April 1986. Radiasi ledakan itu meledak dan telontar 1500 meter ke udara yang membuat radiasi paparan sampai jauh ke Eropa. Selain memicu evakuasi ribuan warga dari sekitar lokasi keja­

dian, dampak kesehatan masih dirasakan para­ korban hingga bertahun-tahun kemudian misalnya kanker, gangguan kardiovaskular dan bah­kan kematian. Sampai saat ini daerah tersebut dibiarkan tanpa penghuni. Sekitar 60% anak Ukrania mengalami kanker gondok, 10% anak mengalami gangguan mental, banyak anak mengalami kelainan genetik. Sebagia besar anak Ukrania diduga telah meng­ alami kelainan pertahanan tubuh setelah terjadinya peristiwa itu. Bahkan beberapa hewan mengalami kelainan genetik. Pada tahun 1990–1998, terjadi peningkatan kasus kanker kelenjar gondok sebanyak 1.791 kasus pada anak-anak Ukraina yang hidup di wilayah di sekitar Pembangkit Tenaga Nuklir Chernobyl. Para ahli telah menghubungkan se­ mua penyakit kanker kelenjar gondok ini de­ ngan­kecelakaan nuklir Chernobyl. Laporan Kemeny Commission menyebutkan pada kecelakaan Three Mile Island didapatkan tidak ada potensi mengakibatkan kanker atau kasus yang mungkin muncul akan kecil sekali sehingga sangat tidak mungkin untuk mendeteksinya. Kesimpulan yang sama juga terhadap potensi gangguan kesehatan lainnya”.

ADITYA PRIHANTORO mahasiswa Mekatronika Fakultas Teknik UNY

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

39


resensi media Inspirasi Intelektual dari Sosok Ibnu Sina Oleh HE N D RA SU G I A N T O RO SEBELUM membaca novel ini, ada pertanyaan yang bisa diajukan. Apa pen­ tingnya novel ini bagi kaum akademisi?­ Adakah nilai-nilai pendidikan yang diinspirasikan dari novel ini? Di tengah redupnya tradisi intelektual, novel ini menyuguhkan pelajaran berharga dari seorang Ibnu Sina (9081037 M). Di Barat, Ibnu Sina terkenal de­ ngan nama Avicenna. Mungkin kini banyak dari kita tak mengenalnya, namun­ Ibnu Sina telah tercatat dalam tinta emas sejarah. Komaruddin Hidayat,­ gu­ru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengatakan bahwa keilmuan Ibnu Sina melampaui zamannya bagaikan menara penerang peradaban. Membaca novel ini, kita memang akan merasakan denyut intelektual yang memukau. Ke­ gigihan belajar Ibnu Sina menyebabkan­ ia tampil sebagai sosok yang me­nguasai pelbagai disiplin ilmu sejak usia masih belia. Karena kecerdasannya, Ibnu Sina te­ rus-menerus berganti guru. Di rumah ma­u­pun di perpustakaan, Ibnu Sina ra­ jin mempelajari buku-buku dengan te­ kun. Ibnu Sina bisa mengajukan perta­ nyaan-pertanyaan dan mengoreksi be­­be­ra­pa teori yang terdapat dalam bu­ ku. Buku-buku ilmu pengetahuan lainnya juga dikajinya. Bahkan, permasalah­ an-permasalahan yang rumit dari apa yang dibacanya berhasil dipecahkan dengan cepat. Buku terkait ilmu kedokteran yang juga tekun dipelajari ternyata menempatkannya sebagai tokoh kedokteran terkemuka. Ibnu Sina juga kerap melakukan diskusi dan tukar pendapat dengan pelbagai kalangan. Ibnu Sina juga produktif menulis. Prof. DR. Azyumardi Azra, MA pernah menuturkan, “Ibnu Sina tidak sekadar­ membaca dan menyelidiki ilmu-ilmu. Lebih jauh ia menuliskan apa-apa yang diketahuinya itu, baik dalam bentuk ar­tikel, risalah, maupun buku-buku.” 40

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

TAWANAN BENTENG LAPIS TUJUH: NOVEL BIOGRAFI IBNU SINA Penulis: Husayn Fattahi • Penerbit: Penerbit Zaman, 2011 • Tebal: 296 halaman

Dalam novel ini, laku intelektual Ibnu Sina dalam menulis turut dipaparkan. Banyak karya tulisnya. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah buku alQanun fi at-Thibb atau juga disebut Canon of Medicine. Dalam catatan sejarah, buku ini diterjemahkan dalam pelbagai bahasa dan pernah menjadi buku induk kedokteran. Dengan ilmunya, Ibnu Sina tidak bertengger di “menara gading”, tapi meng­ab­dikan diri untuk kemaslahatan­ masyarakat. Ia menjadi pengajar. Begitu pula menjadi dokter yang tak berorientasi materi. Pasien yang miskin harta pun berusaha diobati. Menurut Ibnu Sina, ganjaran paling besar bagi­seorang dokter adalah kesembuh­an pasien. Da­ lam novel ini, kita bisa menyak­sikan keuletan dan keberhasilan­Ibnu Sina mengobati pasien, bahkan yang kritis sekali pun. Banyak apresiasi diberikan

kepadanya. Para penguasa pun salut sehingga beberapa kali Ibnu Sina menjadi dokter di istana. Menanggapi tentang pengobatan­ nya, Ibnu Sina berucap, “Diagnosa seti­ ap dokter itu berbeda-beda. Inti dari ke­dokteran pada dasarnya adalah diagnosa yang cermat dan tepat.” Ibnu Sina mengecam keras dokter-dokter yang asal-asalan menjadi dokter karena bisa membahayakan nyawa banyak orang dan selalu menyalahgunakan pekerjaan hanya untuk mengumpulkan harta benda, emas, dan perak. Novel ini menarik dibaca guna memberikan inspirasi bagi kita terkait kete­ kunan menuntut ilmu dan ketulusan pengabdian dalam profesi. Kaum akademisi Universitas Negeri Yogyakarta­ (UNY) bisa menimba keteladanan dari so­sok Ibnu Sina. Siapa tahu kelak dari UNY akan muncul tokoh yang juga men­dunia dengan disiplin keilmuan­ nya. Dari UNY untuk Indonesia menuju pentas dunia. Bukankah begitu?

HENDRA SUGIANTORO pembaca buku, tinggal di Yogyakarta


bina rohani Paskah: Solideritas atas Kesengsaraan Ol e h K R E S NA JIKA natal adalah solideritas Tuhan terhadap manusia dan dunia, maka paskah­ adalah rangkaian solideritas Tuhan bagi si lemah dan tak berpunya yang menderita, hina dina, dan atas segala kesengsaraan. Paskah tentunya bukan sekedar tentang kemenangan yesus atas kuasa ma­ut atau pula atas terbebasnya manusia­dari dosa karena ditebus oleh Yesus di kayu salib. Jika hanya dimaknai seperti­itu, maka sia-sialah pembuktian Allah ten­ tang kepedulian-Nya terhadap manusia. Kepedulian Allah terhadap manusia jus­tru ditunjukan lewat penderitaan dan kesengsaraan bersama manusia. Ten­tu­nya Allah bukan tidak sengaja ha­ dir sebagai Yesus yang lahir dari keluar­ ga seorang tukang kayu. Jika niatnya hanya bisa hidup bersa­ ma manusia, bisa saja Allah memilih ha­ dir dalam Yesus yang lahir sebagai seo­ rang anak saudagar kaya raya atau anak raja, tapi itu tidak dilakukan. Ia memilih hadir dalam kesengsaraan dan kehinaan dikandang domba lalu menga­ khi­rinya dengan cara yang tidak lebih sengsara dan menderita. Dikayu salib. Dalam tradisi gereja mula-mula, mereka lebih mengutamakan perayaan pas­kah ketimbang natal. Lebih mengejutkan lagi, perayaan natal oleh gereja mula-mula hanya dijadikan ajang persiapan untuk perayaan paskah. Bahkan ritual untuk mengenang Yesus justru diabadikan dalam jalan salib. Ini jelas berbeda dengan perayaan natal yang biasa menampilkan drama anak tentang kelahiran Yesus. Jalan salib dilakukan dalam rangka penghayatan terhadap kesengsaraan­Ye­ sus. Ini menjadi titik penting terhadap­ pemaknaan tentang sebuah ke­seng­­sa­ ra­an. Yesus sengsara untuk menunjukan betapa peduli ia terhadap­kesengsaraan hidup manusia. Ia menggantikan manusia yang seharusnya menjalani sengsara itu. Dengan cara inilah Allah menunjukan solideritasnya atas kesengsaraan.

ISTIMEWA

Penghayatan tidaklah berhenti dalam upaya mencerahkan jiwa, menenang­ kan rasa. Namun haruslah menjadi sebuah refleksi dan aktualisasi diri dalam tindak kehidupan sehari-hari.­Dalam kondisi masyarakat yang kian individualis sekarang ini, solideritas seperti yang dilakukan Allah lewat Yesus bisa dimaknai ulang sebagai solideritas­manusia terhadap manusia,­karena sejatinya Yesus juga adalah manusia.­ Maka penghayatan kesengsaraan Ye­ sus adalah penghayatan terhadap manusia yang hidup dalam kesengsaraan. Kesengsaraan dalam arti tidak seperti apa yang dialami Yesus dicambuk, dihina, lalu disalib. Kemiskinan adalah wu­jud nyata dari kesengsaraan sekarang ini. Dilampu merah para tunawisma, pekerja anak, pengamen, pedagang kaki lima yang kerap kali merugi dan digusur, mereka hidup dalam serba kekurangan. Buruh-buruh dengan upah rendah dan terhimpit dalam sistem kerja yang merugikan, Pak Tani dan Bu Tani, mereka bingung bagaimana memberi makan anak-anaknya selama satu bulan. Dengan kondisi sosial masyarakat yang macam ini, rasa solideritas ini harus kembali lagi dibangkitkan. Individu­ alisme yang selalu mengiringi kehidu-

pan masyarakat modern harus diganti dengan rasa kepedulian serta kebersa­ ma­an. Tentunya tidak sebatas pada ra­ sa, namun mengiatkan dalam kehidup­ an sehari-hari dengan bermacam cara, dalam berbagai segi kehidupan. Solideritas dalam dunia pendidikan bisa dilakukan dengan membuka akses kepada si miskin untuk dalam mengenyam pendidikan supaya lebih terjamin masa depannya. Dibidang lain bisa dengan memberikan ruang kepada pedagang kaki lima untuk tetap bertahan mengais rejeki tanpa penggusuran. Hingga yang terkecil dan paling sederhana dengan memberikan sedekah pa­ da­fakir miskin, tentunya dengan cara­ yang tepat. Satu yang terpenting adalah bahwa solideritas ini dilakukan semata-mata atas kebaikan Allah yang lebih dahulu bersolideritas terhadap kesengsaraan manusia dalam dosa. Sehingga konsekuensinya, manusia bersolideritas atas segala kesengsaraan yang mendera sesama manusia. Selamat Paskah, Selamat Bersolideritas!

KRESNA Mahasiswi FBS UNY

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

41


cerpen Lelaki yang Menikah dengan Pena Oleh ISD I YO N O KEMARIN istriku lahirkan dua anak “Empat Jari Hamka” de­ ngan berat 2913 karakter dan “Sayap Lalat” dengan berat ba­­dan 1522 karakter. Lha, apakah pena berjenis kelamin? 06:38:07 09-03-11. Entah sudah berapa lama aku mengenal lelaki itu, hingga­ ki­ni tak berubah sama sekali. Selalu memegang prinsip hi­ dup­nya: “dengan menulis, maka aku ada”. Satu pameo yang di­gubah dari satire Socrates: “aku berpikir, maka aku ada”. Da­­lam benaknya, ia pikir telah menjalankan kodrat sebagai se­o­rang manusia yang beradab. Selalu berpikir dan menjadi orang yang tak kenal lelah berjuang untuk sebuah kebenaran. Menjadi seekor burung, terbang di atas awan yang biru untuk menemukan makna kebebasan. Kebebasan seekor bu­ rung di angkasa, berbeda dengan bebasnya singa yang terlepas dari kandangnya. Burung akan memiliki pandangan­ yang luas ketika dia terlepas. Sedangkan singa, harus menga­ um dan mencari pengakuan ketika menemukan daerah ke­ ku­asa­an yang baru. Menjadi seliar singa ataukah sebebas bu­rung yang terbang di angkasa, itulah pilihan. Tidak akan me­nim­bul­kan kekecewaan. Yang tak biasa baginya adalah ketika orang membicarakan­ cinta. Asosiasinya merembet kepada urusan-urusan perihal­ kekasih, pacar, simpanan hingga tragedi para kupu-kupu ma­ lam. Tak heran jika dia tak merasa tersiksa ketika satu per satu temannya telah beristri atau memiliki kekasih. Dia masih saja belum mengerti dan berusaha berkelit dari takdir. Merangkai kata-kata pelarian dengan terus menulis. Tak pernah sedikit pun berkeinginan mengalihkan seluruh pandangannya tentang dunia. Seolah seluruh nafsunya telah­ terpenuhi ketika dia lihat koran di pagi buta memuat satu atau dua tulisannya. Bercinta tanpa pernah menyentuh kesu­ cian seorang pun perempuan. “Siapa termuat hari ini?” sms dia padaku. Dan kuyakin pada­ teman-teman yang lain juga. Seolah-olah dia sendiri belum membacanya. Padahal, kutebak ia sedang membolak-balik halaman koran di pinggir jalanan dekat alun-alun kota. Baru­ lah ia sebarkan pada semua orang ketika tak ada seorangpun yang mampu menjawabnya. Terkadang, ada juga teman yang komplain padaku, “Kenapa ya, lelaki itu sms aneh akhirakhir ini?” Aku tertawa kecil di seberang handphone, memba­ ca sms tersebut. “Seperti anak kecil saja,” katanya kemudian. Bertahun-tahun, lelaki itu masih saja tak juga memutuskan untuk menikah. Padahal, kalau ia mau, materi bukanlah masalah. Cukup sekali dua kali berkirim artikel, dapur pasti mengepul. Masalah agama, tak usah diragukan lagi. Hampir seluruh tulisannya terdapat kandungan nilai keaga42

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

maan. Nuansa sufistik tersusun melalui kata-kata yang ter­ su­sun­dengan­rapi, mendayu tetapi tak berlebihan, terurai tan­pa­mengurangi substansi dan bobot. Jelaslah jika tuju­ an­utamanya adalah untuk mengajak orang-orang pada kebenaran, lepas dari kebodohan, dan menegakkan keadilan. Pada setiap pertemuan di forum yang ia bangun sendiri, ma­ta sipit akhwat tersenyum-senyum sendiri mencuri pandang. Berharap diperhatikan atau sekedar ingin melihat reaksi ketika tulisannya dibahas. Berharap mendapat kalimat, ”Tulisanmu bagus, coba kirim ke koran Rakyat...” Dan kukira, tak sedikit yang akan rela mendampingi sisa hidupnya untuk terus menyibakkan tirai kegelapan dan menyampaikan kebenaran. Tetapi sekali-kali tidak. Baginya pena adalah sega­ la­nya. Bahkan, dia rela mengabaikan para perempuan surga demi menemani pena, siang dan malam. Hmm, hidup memang terkadang aneh. Hingga pada akhir­ nya, aku berkesimpulan bahwa kehidupan ini sungguh aneh­ dengan orang-orang yang aneh, kejadian-kejadian aneh, dan bahkan terkadang kudengar suara-suara alam pun berden-


cerpen

ISTIMEWA

dang dengan nada yang belum kudengar sebelumnya. Pena, setahuku hanyalah sebuah benda kecil, menghasilkan­ garis-garis tipis ketika tergores. Dia tak hidup tetapi dapat menghidupkan berbagai perasaan, keterikatan, dan cerita-ce­ ri­ta tentang perjalanan kehidupan. Berbagai warna, berbagai suara, berbagai rasa, berbagai hal yang bisa diindera­ataupun yang tidak dapat diindera oleh indera manusia yang terbatas. Kemarin Mak Darsem dikisahkan sedang meringkuk di sel tahanan khusus di Negara Seribu Satu Malam, Pak Gayus­yang selalu menebarkan senyum. Pak Susno masih terus mengurai senyum kepada para wartawan, atau Pak Beye yang selalu memegang jidatnya ketika memulai pidato. Ah, berita-beri­ ta memang nikmat disajikan dengan sebening embun yang tersisa di rumput-rumput taman. Dan, seperti biasa, tak sa­ tu­­pun tema bercerita tentang cinta. Cinta yang telah lama menggerogoti relung-relung hati re­ maja yang sedang mencari jati diri. Yang ingin memiliki dan tak takut mati jika tak ada respon dari orang yang dicintai­ nya. Dan membuat orang menjadi pujangga ketika merasa

apa yang diidamkan telah menancap dalam di hatinya. Meski, pada kenyataannya, cinta bukanlah hal kebendaan. Cinta adalah rasa, yang tak bisa dibohongi, tetapi bisa membohongi orang lain untuk menemukan muaranya. “Daun yang jatuh terbawa angin. Di antara perjalanan-perjalanan itu, ada sebersit angin, ada yang terjatuh, ada yang terbang beberapa jarak baru menerjunkan dirinya. Ada pula yang tersangkut di tempat-tempat tinggi dan tak pernah turun kembali.” Angin tetap mendayu seperti biasa. *** “Le, mbok kowe gek ndang rabi. Simbok isin nek kowe ora ndang rabi. Rak wis iso golek duit to?” Hari masih sore, tak ada kata yang terucap dari bibir lelaki­ itu. Hanya saja, dia terlihat sedikit berpikir, “Ah, aku rindu pe­na….”

ISDIYONO mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNY

P E WA RA D I N A M I KA A P RI L 2011

43


puisi•geguritan•tembang Sajak Ikhwan Taufik Wahai Guru Tua Selamat pagi Guru Tua, yang selepas ufuk timur menjingga, terus meninggi hingga sepenggalah, dia berperang dengan tulang belulangnya yang penuh rematik. Berpacu dengan gurat wajahnya yang semakin kusut, namun semangatmu menyala.

Selamat siang Guru Tua, walau bibir keringmu kerontang, tak lagi berbuih hingga berbuku-buku dilalap habis dan anak didikmu hanya menguap malas, lesu penuh tatapan sayu, namun jiwamu tetap baja.

Selamat petang Guru Tua, Anak didikmu kian pulas,

ISTIMEWA

apa daya kantuknya seakan terus mengutuk dan acuh tak acuhkan semua celotehmu namun hatimu selembut salju.

IKHWAN TAUFIK mahasiswa Pendidikan Teknik Mekatronika UNY

POJOK GE L IT IK

AM/P KAL

RA EWA

Berdoa

44

PEWA R A DIN A MIK A A P R IL 2 0 1 1

Umarmadi: Yo, aneh tenan. Umarmoyo: Apanya yang aneh tenan, Di? Umarmadi: Itu lho ... waktu kita berdoa itu lho. Umarmoyo: Waktu kita berdoa? Emang kenapa sih? Umarmadi: Aneh bin nyata. Umarmoyo: Mo aneh bin nyata, mo aneh binti nyata, yang

aneh tenan apanya? Umarmadi: Tiap mulai acara atau upacara, yang mimpin doa bilang apa? Umarmoyo: Emm...’marilah kita berdoa menurut agama dan keyakinan kita masing-masing’. Umarmadi: Itu dia. Aneh kan? Umarmoyo: Aneh apanya? Umarmadi: Kok pakai diingatkan supaya berdoa pakai agama dan keyakinan masing-masing. Emangnya ada orang yang berdoa lupa menggunakan agama dan keyakinan orang lain? Umarmoyo: ............................? EMA R '11


L

S EN

A

Membuka Dies ke-47 UNY telah memasuki usia ke-47. Untuk tahun ini, pembukaan dies dilakukan bersamaan dengan peresmian tribun lapangan sepak bola dan lintasan atletik . Di lapangan hijau ini, kita juga menyaksikan beragam atraksi yang memukau. Sebut saja, penerbangan spanduk Dies natalis, terjun payung membawa bendera UNY, senam kebugaran, dan membuka dies dengan memanah. Kita hanya berharap agar dies berjalan lancar dan sukses! TEKS : SISMONO LA ODE • FOTOGRAFER: HERI PURWANTO


Leading in Character Education

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta 55281 Telp. 0274-586168 www.uny.ac.id

TEKS DAN IDE: SISMONO LA ODE

Jauh sebelum gaung pendidikan karakter menggema, UNY telah memulainya. Slogan (lama) "Cendekia Mandiri dan Bernurani" adalah salah satu bukti.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.