Pewara Dinamika Januari 2012

Page 1

Volume 13 • nomor 49 Januari 2012

issn 1693-1467

l e a d i n g

P e w a r a

Dinamika universitas negeri yogyakarta

i n

c h a r a c t e r

e d u c a t i o n

UNY DALAM BILIK FOTO Mengenal UNY dari foto dan mengabadikan setiap momentum melalui foto.


TAHUN 2012; JANGAN ADA LAGI KEKERASAN!

Sepanjang 2011, KontraS mencatat terdapat 10 kasus kekerasan massal serius. Intensitasnya terjadi pada bulan April-Juli 2011 dan September-Desember 2011. Pada umumnya, kekerasan massal ini terkait dengan sengketa pengelolaan sumber daya alam, sukses politik lokal, sampai friksi sosial kehidupan keseharian warga. Pola kekerasan melibatkan kelompok warga, aparat kepolisian dan kelompok korporasi bisnis di lokasi kejadian. Kekerasan massal tersebut hampir terjadi seluruh wilayah Indonesia, terutama Lampung, Bima, Bali, Ambon, dan Papua. Sungguh nyaris bangsa ini.Bagaimana tidak, ajaran kasih sayang dan toleran yang menjadi karakter bangsa ini mulai sirna. Di tahun 2012 ini, kita berharap bangsa ini kembali membenci kekerasan sebagaimana hakikat kemanusiaan. Iklan layanan ini dipersembahkan oleh Pewara Dinamika • teks: Sismono la ode • gambar: 3.bp.blogspot.com


pena redaksi

P e wa r a

Dinamika universitas negeri yogyakarta

PENERBIT HUMAS Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENANGGUNG JAWAB Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (Rektor UNY) PENGARAH Prof. Dr. Hj. Nurfina Aznam, SU., Apt. (Wakil Rektor I) H. Sutrisna Wibawa, M.Pd. (Wakil Rektor II) Prof. Dr. H. Herminarto Sofyan (Wakil Rektor III) PENASEHAT Hj. Sujariyah, M.Pd. (Kepala Biro UPK) Dra. Hj. Budi Hestri Hutami (Kepala Biro AKI) PEMIMPIN UMUM Lena Satlita, M.Si. PEMIMPIN PERUSAHAAN Gunawan Ariyantapa, S.T. PEMIMPIN REDAKSI Dr. Nurhadi, M.Hum. SEKRETARIS REDAKSI Dian Dwi Anisa REDAKTUR PELAKSANA Sismono La Ode, S.S. REDAKTUR Lina Nur Hidayati, M.M. Rizka, SH. Rojiman, S.I.P. Tusti Handayani, A.Md. Dedi Herdito, M.M. Nirmala, A.Md. Ariska Prasetyanawati Rhea Yustitie Desain dan Tata Letak Kalam Jauhari FOTOGRAFI Heri Purwanto, SIP. REPORTER Ratna Ekawati, M.A. (FIK) Nur Lailly Tri W., A.Md. (FIS) Isti (FE) Witono Nugroho, S.I.P. (FMIPA) Virga Renitasari, S.S. (FBS) Noor Fitrihana, M.Eng. (FT) Zulfa. (FIP) Pramushinta Putri Dewanti, S.S. (PPs) Prayoga, S.I.P. (LPPMP dan LPPM) SIRKULASI Kusno Hidayat, S.Pd. Suwanto Sumedi Sudarman Sri Widodo Maryono ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Online: www.uny.ac.id

Selamat datang tahun 2012 dengan hal yang lebih baik. Puji syukur keha­di­r­ at Tuhan YME sehingga majalah Pewara Dinamika dapat dihadirkan sampai­se­ karang tahun 2012. Banyak­lika-liku yang ditemui kru selama peliputan­ta­ hun­2011. Tidak ada gading yang tak re­­tak, atas nama segenap kru memin­ta ma­af jika selama 2011 masih banyak­ke­ salahan yang dilakukan. Kami menyada­ ri bahwa selama ini penerbitan yang dijanjikan tepat waktu masih belum ter­laksana dengan baik. Tahun 2011 yang lalu Pewara Dinami­ ka belum bisa menjadi media pencitra­ an nomer 1 pada lingkup nasional, kami hanya bisa masuk 5 besar. Hal ini men­ jadi koreksi segenap kru untuk memper­ baiki isi, wajah dan hal-hal kecil pada majalah di tahun yang baru ini. Semo­ ga semangat di tahun baru menjadikan kami lebih baik lagi, amin. Target kami tahun 2012 tidak begitu muluk-muluk yaitu bisa menyajikan majalah ini de­ ngan berita yang menyenangkan sesuai dengan apa yang diharapkan, menjadi media yang pertama nasional dan ter­ bit tepat waktu. Dorongan serta semangat dari sege­ nap sivitas akademika pun cukup mem­ bantu terbitnya Pewara Dinamika. Al­ hamdulillah sampai Januari 2012 ini ka­mi merasa terdorong untuk selalu bi­ sa menerbitkan majalah lagi dan lagi.­ Ide liputan memang terkadang sulit di­

cari namun bukan berarti kru Pewara akan menyerah. Kami berjanji akan se­ la­lu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk kampus kita tercinta,­ UNY. Sekali lagi kami segenap kru berte­ ri­makasih kepada semua pi­hak yang telah membantu terbitnya me­dia ini se­ cara kontinyu. Terlebih kepada­segenap narasumber yang membantu kelancar­ an selama 2011 lalu, tanpa kalian me­ dia ini akan terasa hambar. Pada Januari 2012 ini kami mencoba hadir menyajikan tema fotografi.­Khu­ susnya segala tentang UNY yang mam­ pu direkam melalui sebuah lensa­foto. Fotografi bukanlah hal baru namun­ ta­­hun ini fotografi mempunyai peran­ pen­ ting bagi kehidupan anak muda­ apa­ la­ gi mahasiswa. Kami mencoba men­­ce­ri­ta­kan bagaimana fotografi ber­ pe­­ran dalam segala hal pencitraan si­vi­ tas­akademika. Merekam berbagai akti­ vi­tas yang mampu melecut semangat ber­karya untuk yang lebih baik lagi. Di­ sa­jikan pula sedikit hal yang harus kita ketahui tentang apa itu fotografi, lebih­ jelasnya silahkan simak laporan utama dari kami. Akhirnya segenap redaksi Pewara Di­ namika mengucapkan selamat datang­ tahun baru 2012. Saran dan kritik ma­ sih ditunggu untuk korek­si kami ke de­ pan, selamat membaca­ per­­­sem­bah­an perdana kami di 2012, se­­la­mat ber­kar­ ya. Tabik! 

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Kirimkan tulisan An­da me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas UNY.

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

1


daftar isi Volume 13 • Nomor 49 Januari 2012

l a po ra n U ta m a

UNY dalam Bilik Foto TIM pewara dinamika

Mengenal UNY dari foto dan mengabadikan setiap momentum melalui foto. halaman 6

24

36 opini

berita

Petak Papan Catur Sebagai Timer kecermatan, dan kecerdikan dalam mengatur strategi. Adu strategi men­ jadi inti dari permainan ini. Permain­ an catur dilengkapi dengan timer ana­­log maupun digital...

dokumen humas uny

Permainan catur merupakan salah satu cabang olahraga yang menitik­ beratkan kemampuan konsentrasi,

Berita Lainnya • Alat Pemindah Barang Otomatis • Pameran Karya Seni Aneka Dimensi • Persembahan PG-PAUD untuk Dunia Anak • Pertukaran Pelajar AUE dan UNY

NU, HUMOR, DAN KEWARASAN POLITIK Usia Nahdlatul Ulama (NU)—hari Se­ la­­sa, 31 Januari 2012 ini genap ber­u­ sia 86 tahun—tak pernah sejajar de­ ngan usia Republik Indonesia... 41 bina rohani 5 bunga rampai 42 cerpen 4 dari pembaca 1 dari redaksi 3 Jendela 22 Kabar dari luar 44 pojok gelitik 44 puisi•geguritan•tembang 40 resensi media perancang sampul: kalam jauhari

2

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2


jendela KAPAL COSTA CONCORDIA Sebuah kapal pesiar mewah dengan luas 6000 m2 dan berkapasitas 3.780 orang bikinan Ital­ ia yang mulai beroperasi sejak 2006 itu akhir­ nya karam. Kapal yang dibuat dengan biaya sekitar 5,7 triliun rupiah itu tenggelam setelah menabrak karang di pesisir Mediterania, dekat Tuscan, Italia pada Sabtu (14/1/2012). Kapal itu bernama Costa Concordia. Costa Concordia merupakan kota terapung yang bisa melay­ ani berbagai kemewahan pe­numpangnya mu­ lai dari berbelanja, nonton te­a­ter, makan ala restoran mewah, spa, diskotik hingga kasino. Belum diketahui penyebab pasti tentang ka­ ram­nya kapal ini selain menabrak karang. Teng­ gelamnya kapal Costa Concordia ini mengingat­ kan pada kejadian serupa pada kapal Titanic pa­da awal abad ke-20. Keduanya sama-sama ka­pal pesiar mewah yang sama-sama karam. Masing-masing mewakili zamannya. Bedanya, kapal pesiar Italia ini tenggelam di pesisir laut­ an bukan di tengah samudera seperti Titanic. Misteri karamnya kapal Costa Concordia mung­kin bakal terungkap beberapa dekade men­datang. Persis seperti yang terjadi pada Ti­ ta­nic yang pada akhir abad ke-20 baru diketa­hui penyebab karamnya. Selain menabrak gunung es, Titanic tenggelam karena kualitas mur yang mengikat satu lempengan baja dengan lempen­ gan baja lainnya ternyata berkualitas rendah. Se­lain itu, mur-mur tersebut juga dibuat berda­ sarkan pesanan yang buru-buru. Kekuatan mur pengikat inilah yang menye­ babkan retaknya kapal. Di awal abad ke-21 ini, Costa Concordia meng­alami hal yang mirip meski­ pun legendanya bakal terlewat oleh zaman. Ko­ rban yang tewas tidak sedramatis Titanic. Kes­ ombongan sang arsitek Titanic yang menyatakan kapalnya tidak bakal bisa tenggelam, meski akh­ irnya juga terkubur bersama kecelakaan itu, tu­ rut memperbesar legenda Titanic. Meskipun dari perwakilan zamannya Costa Concordia tidak sebesar Titanic yang kemudi­ an mendatangkan keuntungan luar biasa kare­ na banyak diangkat menjadi sejumlah film, kapal Italia ini lebih memiliki afinitas dengan Indone­ sia. Ada sejumlah orang Indonesia yang bekerja di kapal itu. Tentu saja, tidak ada orang Indo­ne­ sia (Hindia Belanda) yang bekerja di kapal Ti­tanic. Mungkin banyak ahli yang menyangkal ka­ lau Titanic karam gara-gara mur pengikat lem­

pengan bajanya yang tidak memenuhi standar. Akan tetapi, demikianlah analisis terdekat se­ cara teori. Mur yang tidak memenuhi standar itu satu per satu lepas setelah guncangan hebat­ manakala kapal buatan Inggris itu menabrak gunung es. Rentetan pecahan itu terjadi sehing­ ga berujung pada karamnya kapal. Terhadap peristiwa ini, saya teringat­sebuah alegori kisah klasik Cina yang men­des­kripsikan pentingnya sebuah paku. Ya, sebuah paku. Karena sebuah paku yang patah, tapal kaki­ kuda itu merenggang. Karena tapal kaki kuda itu merenggang, si kuda tidak bisa berlari kencang. Karena kuda tidak bisa berlari kencang, obat yang dibawa untuk luka sang komandan akh­ irnya terlambat datang. Karena obat itu terlam­ bat dibawa sang penunggang kuda, nyawa sang komandan tidak bisa tertolong. Karena­sang ko­ mandan tewas, pasukan kerajaan akhir­nya bisa dikalahkan lawan. Nasib kerajaan berakhir. Ber­ akhir gara-gara sebuah paku yang patah. Ada sebuah pesan moral dalam cerita tersebut. Sebuah hal kecil atau benda yang sering tidak di­ perhitungkan seringkali menjadi penentu peristi­ wa besar. Kekalahan sebuah kerajaan ditentukan oleh sebuah paku tapal kuda yang patah. Karam­ nya Titanic dipicu oleh kualitas mur yang jelek. Saya sering bertanya pada diri sendiri. Ja­ ngan-jangan rusaknya Indonesia, berawal dari seorang guru yang tidak bisa mengajar dengan baik. Dan jangan-jangan salah satu guru itu sa­ ya sendiri. Karena lemahnya seorang pendidik, jangan-jangan mengakibatkan bangsa Indone­ sia menjadi terbelakang dan tertinggal. Kembali ke peristiwa karamnya Costa Concor­ dia. Seperti telah disinggung di depan, di da­lam kapal pesiar itu ada sejumlah warga Indo­nesia. Mereka (hampir semuanya) bukan penump­ ang kapal. Orang-orang Indonesia yang berada dalam kapal itu adalah para pekerja kasar seper­ ti tukang ber­sih-bersih, tukang masak, pramus­ aji, pela­yan toko, dan sejenisnya. Memang, baru orang-orang semacam itulah yang mewakili Indonesia di kapal Costa Concordia. Bukan orang-orang penting atau pekerja elit ha­ sil didikan (perguruan) tinggi para guru-guru kita.

Dr. Nurhadi, M.Hum. Pemimpin Redaksi

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

3


dari pembaca Kirimkan kritik/komentar/tanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY.

Semoga UNY Bisa Memfa­ silitasi Program Catur Didik Sekitar bulan Desember lalu, UNY meng­a­ dakan Sarasehan dan Sumbang Saran Ma­ hasiswa Cumlaude. Diantara mereka ada sa­­ lah satu mahasiswa, Amin Nurrohmah yang memiliki saran dalam pendidikan untuk anak jalanan. Dila­tar­ belakangi oleh jumlah anak jalanan yang makin meningkat, yaitu 232 ribu anak (Badan Kesejahteraan Sosial Nasional tahun 2000), maka ia mengusulkan untuk mengadakan program Catur Didik yang dilaksanakan bertepatan dengan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Ini juga dilatarbelakangi oleh sedikitnya anggaran yang diberikan pemerintah untuk menganggulangi masalah anak jalanan, yaitu sebesar 184 miliar rupiah. Namun sayangnya jumlah ini hanya mampu menutup kebutuhan sekitar 140 ribu anak jalanan. Program Catur Didik yang Amin mak­ sud adalah pendidikan psikologi, pendi­ dikan seks, pendidikan lingkungan, dan pendidikan berwirausaha. Lebih lanjut Amin memberikan konsep bahwa pro­ gram ini akan dijalankan olah pemerin­ tah, mahasiswa, masyarakat, dan LSM.

Saya sangat setuju dengan saran da­­ri Amin. Selain mampu memberikan pen­di­dikan pada anak jalanan, program­ ini mampu mengurangi kuantitas anak jalanan dan meningkatkan taraf hidup anak jalanan. Jadi, semoga UNY mam­ pu memfasilitasi mahasiswa agar dapat

menerapkan program catur didik. Ka­re­ na dengan menyatukan elemen ma­sya­ rakat dan anak jalanan akan memicu komuniaksi kedua belah pihak demi ke­ hidupan yang har­monis dan sejahtera. Adinda mahasiswa UNY

Pencapaian UNY 2011 Tidak terasa, sudah 12 bulan UNY be­ serta insan di dalamnya semakin berbe­ nah. Banyak perubahan yang dicapai UNY. Saya ucapkan selamat pada­selu­ ruh insan UNY yang sudah mendukung pembangunan berbagai macam gedung­ 4

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

untuk prestasi UNY ke depan. Jika kita­ simak, selama tahun 2011 ini UNY mem­ bangun begitu banyak gedung. Mu­lai dari gedung perkuliahan di tiapti­ap fakultas, hotel UNY, hingga gedung olah raga: tenis meja, futsal, tribun, dll.

Se­mo­ga di tahun depan UNY dapat se­ makin mempercantik luar dalam. Baik fasilitas, pelayanan, dan meningkatkan prestasi dosen dan mahasiswa. Amien! Nina mahasiswa UNY


tips tips Diet Dengan 2 Buah dan 3 Sayur Ol e h a nn a Dalam upaya melakukan penurunan berat untuk mencapai berat badan ideal dengan penghitungan BMI (Body Mass Index) sebaiknya melakukan diet sayur­ an dan buah. Lebih tepatnya tiga porsi­ sayuran dan 2 jenis buah. Awalnya mung­kin hal ini tidak mudah untu an­ da namun, jika sudah terbiasa, maka diet ini menjadi lebih mudah. Bebera­ pa jenis sayuran favorit yang dapat di­ olah menjadi menu diet sehat andalan adalah sawi putih, brokoli, Bokcoi (Sa­ wi daging). Mengapa sawi putih? Sawi putih merupakan sayuran yang tidak mudah busuk – bisa tahan lama, sampai satu minggu disimpan di kulkas.­ Lagipula, harga sawi putih relatif mu­ rah; namun dari faktor kandungan gizi,­ sawi putih mengandung banyak vita­ min dan mineral yang berguna. Mengapa brokoli? Brokoli adalah sayur “super” yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kare­ na kandungan zat-zat phytochemical di dalamnya. Selain itu, brokoli juga kaya

akan beta-karoten, vitamin B1 dan vita­ min C, folat, kalsium, zat besi, dan po­ tasium. Brokoli juga mengandung­se­rat yang cukup tinggi; yang kita tahu­bah­ wa serat membantu melancarkan bu­ ang air besar.

hidrat sehingga mampu menekan nafsu makan. Buah lain adalah nanas. Nanas mengandung enzim bromelain yang memiliki kempuan menguraikan pro­ tein. Nanas juga berfungsi untuk mem­ bantu melancarkan pencernaan. Manfaat mengkonsumsi 5 Porsi Bu­ ah dan Sayur sendiri antara lain: a) ter­ hindar dari berbagai macam penyakit, seperti penyakit kardiovascular, kan­ ker, diabetes dan gangguan pencerna­ an. Selain itu secara otomatis mampu menyingkirkan berat badan. Hal ini di­ karenakan buah dan sayur mempun­ yai kandungan kalori yang cukup ren­ dah. Buah dan sayur adalah makanan bebas lemak, kalaupun mengandung lemak adalah lemak yang baik untuk kesehat­­an kita. Dengan mengkonsumsi­ lebih banyak sayur dan buah setiap hari terjadi penurunan asupan kalori yang membuat tubuh membakar lemak dalam tubuh kita ketika kalori yang kita keluarkan lebih banyak dari kalori ma­ kanan yang masuk. Manfaat lain adalah terkontrolnya be­ rat badan. Kandungan serat yang ting­gi dari 5 porsi buah dan sayuran me­nyebabkan kita merasa kenyang seh­ ingga kita tidak makan snack berkalori tinggi dan berat badan kita pun terkon­ trol. Diet ini juga membuat buang air besar lancar setiap hari. Tingginya serat sayur dalam 5 porsi buah dan sayur me­ nyebabkan proses metabolisme bekerja dengan lancar. Proses buang air besar pun mudah. Kotoran yang keluar tidak keras dan tubuh kita pun sehat. Kita ter­ hindar dari penyakit wasir; atau bagi yang telah mempunyai masalah dengan wasir, dapat terhindar dari kondisi yang lebih parah (membesar atau berdarah). Begitu banyak manfaat yang dapat di­ ambil dari diet jenis ini. Mari diet sehat!

Mengapa sawi daging? Sawi daging mempunyai daun ber­ warna hijau yang bagi saya yang ber­ golongan darah B merupakan jenis sa­yuran yang dapat membantu menu­ runkan berat badan. Sawi daging juga mempunyai tekstur yang tidak liat se­ hingga saya tidak capek mengunyah­nya ketika saya harus menghabiskan sepi­ ring penuh untuk menu makan siang yang tanpa nasi putih. Seperti sayur hijau lainnya, sawi da­ ging mempunyai kandungan mineral yang cukup tinggi, termasuk zat besi yang sangat penting bagi tubuh. Sedangkan untuk buah kita dapat mengonsumsi apel yang juga mengan­ dung karbohidrat. Selain itu apel juga mampu ,mengobati seperti arthritis. Se­ lain itu, dapat juga mengonsumsi buah pisang. Pisang uga mengandung karbo­

flicr.com

anna mahasiswa UNY

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

5


laporan utama

UNY DALAM BILIK FOTO Mengenal UNY dari foto dan mengabadikan setiap momentum melalui foto. Oleh sismono l a od e

B

ukan hanya fotografer yang bisa mengotak-atik sebuah kamera. Sekarang hampir semua orang mampu mengoperasikan­kam­ era entah kamera digital atau manual. Kamera-kamera inilah yang di­ gunakan orang untuk mengabadi­kan setiap momentum yang mereka temui. Begitu juga di kampus cendekia kita, UNY, kamera dan foto-memfoto adalah­ hal yang tidak asing. Baru-baru saja Hu­ mas UNY pun mengadakan pelatihan fotografi jurnalistik. Pelatihan ini ber­ tujuan untuk menambah wawasan ki­ ta tentang fotografi dan teknik foto itu sendiri. Berdasarkan pelatihan fotografi ini­ lah, Pewara Dinamika kali ini mengang­ kat tentang fotografi. Bukan hanya­ mem­berikan sedikit trip dan trik meng­ operasikan kamera namun juga mengu­ pas sisi komunitas fotografi di UNY. Bu­ kan hanya mahasiswa UNY yang saat ini “gandrung” belajar kamera dan me­ ngolah foto namun pegawai Humas ju­ ga sedikit demi sedikit belajar foto agar foto yang dihasilkan semakin ciamik.

Momentum tidak akan per­nah da­ tang dua kali untuk inilah semua orang berlomba-lomba mengabadikan momen. Peringatan Dies Natalies UNY pastilah berbeda setiap tahunnya, ber­ bagai pelantikan atau segala macam peresmian tidak lu­put dari jepretan. Sudah menjadi kewa­jiban untuk meng­ abadikan momen ini selain agar bisa se­ lalu mengingatkan peristiwa-peristiwa yang pernah berlangsung di UNY. Peran fotografer UNY pun tidak ha­ nya berkewajiban mengabadikan mo­ mentum namun juga membantu mem­ buat foto profil sosok-sosok siapa saja yang memimpin UNY. Tidak ada foto maka kita tak akan mengenal beliau bukan? Selain itu foto pun mempunyai­ peran penting untuk mengenalkan UNY ke dunia luar. Foto juga bisa menjadi­ ajang promosi dan mencitra­kan diri­ UNY. Apabila foto yang dihasilkan se­ ma­­kin bagus disertai angle yang pas ti­ dak dipungkiri ketertarikan dan keper­ cayaan masyarakat terhadap UNY lebih tinggi lagi. Ada pula laporan tentang mahasis­ wa pelaku fotografi. Evid Arief Anu­ grah yang menjadikan foto sebagai ho­bi dan salah satu cara untuk menam­ bah penghasilannya. Evid pernah bela­ jar fotografi pada kelas malam fotografi milik Edial Rusly, Himpunan Seni Foto­ grafi Amatir (HISFA), Forum Komunika­ si Fotografi Jogjakarta adalah beberapa tempat belajarnya. Dari semuanya Evid­ belajar bahwa fotografi bukan sematamata hasil foto. Sebelum ia mengabadi­ kan suatu objek atau momen, sebisa

mungkin ia mengetahui sejarah atau­ pun latar belakangnya. Evid mahasiswa UNY yang memulai kiprah belajar foto di Unit Kegiatan Ma­ hasiswa (UKM) Serufo UNY. Serufo ada­ lah salah satu UKM di UNY yang me­ wadahi mahasiswa UNY belajar seni ru­pa dan fotografi. Dalam praktiknya fotografilah yang

akhir-akhir ini banyak digemari. Serufo mengajarkan bahwa keindahan atau estetika suatu foto ter­ gantung dari apa yang dipikirkan fo­ tografernya masing-masing. Seni rupa ternyata mempunyai peran penting di dalamnya. Hal ini disebabkan karena fotografi adalah cabang ilmu dari seni rupa. Jadi, kelebihan kemampuan seni rupa seseorang punya pengaruh terha­ dap hasil jerpretannya. Ingin mengeta­ hui banyak tentang fotografi di UNY, si­ lahkan simak laporan dari kami berikut ini. 



laporan utama

Era Fotografi di Kampus UNY Sekali jepretan bisa membius banyak mata. Itulah efek dari fotografi. Era digital yang menghantarkan fotografi naik daun, juga merasuki lingkungan UNY. Oleh A r iska P ra s e t ya n awat i

F

otografi merupakan proses atau meto­ de untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Foto­ grafi mampu merekam dan mengekspos objek­ nya untuk dinikmati orang banyak. Universitas Negeri Yogyakarta sebagai kampus yang did­ ominasi gedung-gedung kokoh nan indah men­ julang tinggi sering diabadikan lewat jepretan fotografer baik amatiran maupun profesional. Dari proses inilah pencitraan UNY menyebar ke segala akses. Di dalamnya ada peran-peran warga UNY yang memang mahir mengabadikan objek-objek foto. UNY juga mewadahi mahasiswa yang ingin menggeluti dunia jurnalistik lewat UKM Serufo (seni Rupa dan Fotografi). UKM ini memang

bukan hanya UKM yang semata-mata mewadahi aktivitas fotografi. Seperti kepanjangan dari Serufo, UKM ini juga mewadahi mahasiswa yang ingin mengembangkan bakatnya untuk kegiatan seni rupa. Namun, kali ini yang akan kita bahas adalah kegiatan fotografi di Serufo. Serufo menawarkan lebih dari sekadar belajar memotret. Fotografi terus dikembangkan dari tahun ke tahun bukan tanpa sebab. Retno Wulansari atau yang kerap dipanggil Wulan mengaku fotografi mempunyai peran yang cukup pen­ ting. “Fotografi tidak hanya berfungsi sebagai media dokumentasi saja namun juga berfungsi sebagai penyampai pesan melalui gambar atau foto yang dihasilkan,” tambah Wulan. Ham­ pir setahun menjadi ketua UKM Serufo awal­ nya lebih menyukai seni rupa tapi lambat la­un fotografi menggodanya untuk lebih mem­ pelajari.

dok. prasetyo

8

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

Yang Mahir, Beraksi! Sebut saja Prasetyo Maulana, ST. dan Evid Arief Anugrah. Prasetyo Maulana, ST., seorang Programer dan Webmaster di PUSKOM UNY sejak tahun 2005. Namun, disamping tanggung jawabnya dalam menganalisis, merancang, men­desain, dan mengembangkan website Uni­ ver­si­tas Negeri Yogyakarta, dan berbagai sis­ tem informasi berbasis web, menjadi foto­gra­ fer adalah minat, bukan pekerjaan uta­ma­nya. Namun, Prasetyo tetap mengasah ke­mam­pu­ an­nya ini. “Walaupun fotografi adalah hobi saya sejak lama, namun pendalaman fotografi baru saya lakukan sekira setahun yang lalu. Saat itu saya melihat ada kamera DSLR di kantor ini. Lan­ tas, saya terdorong untuk mempelajari ca­ra pengoperasiaannya. Ternyata banyak se­ ka­ li yang dapat saya pelajari dari sebuah ka­me­ra. Menyenangkan sekali karena saya bisa me­ma­ haminya,” aku lulusan Teknik informatika ini.


laporan utama Fotografi memang tidak ada kaitannya de­ ngan posisi Prasetyo di UNY. Namun, UNY dan fotografi sudah menjadi bagian dalam dirinya. “Saya ingin memberi kontribusi kepada UNY lewat fotografi. Saya ingin membuat foto bercerita tentang UNY dari segi edu­ kasi karena UNY sangat identik de­ ngan tema edukasi. Hanya saja saya belum tahu wadah kon­tribusi ini lewat mana. Sa­ ya masih mencari kesempatan un­tuk ini,” ujarnya lagi. Menjadi mahasiswa Manajemen UNY tidak menyurutkan Evid be­ la­jar fotografi. Serufo sebagai UKM fotografi di UNY ternyata cukup mewa­ dah­ inya mahasiswa UNY belajar fotografi. Akhir­nya, Evid bergabung pada UKM Serufo. Evid dikenal cukup ramah oleh kawan-kawan­ nya, kepiawaiannya berorganisasi pun ia buk­ ti­kan pada saat menjabat sebagai ketua UKM Serufo periode 2009. Bagi Evid foto tidak ha­ nya berfungsi sebagai perekam momentum suatu masa namun foto bisa berbicara dan me­nyam­pai­kan suatu pesan bagi mereka yang melihatnya. Alat yang digunakan pun tidak ha­rus bagus dan mahal namun disesuaikan dengan fungsinya. Kamera handphone pun jika digunakan sebaik-baiknya akan membuahkan

hasil yang maksimal. Serufo bukan satu-satunya tempat Evid be­la­ jar fotografi. Kelas malam fotografi milik Edial Rusly, Himpunan Seni Fotografi Amatir (HISFA), Forum Komunikasi Fotografi Jogjakarta adalah beberapa tempat belajarnya. Dari semuanya Evid belajar bahwa fotografi bukan sematama­ta hasil foto. Sebelum ia mengabadikan su­ a­tu objek atau momen, sebisa mungkin ia me­ nge­tahui sejarah ataupun latar belakangnya. Seperti halnya memfoto model dengan pakaian

dok. ukm serufo

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

9


laporan utama

Foto karya mahasiswa UNY, Evid dengan latar belakang budaya Japan.

adat Jepang, sebelumnya Evid harus tahu ke­bu­ dayaan Jepang itu seperti apa. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi salah interpretasi pada foto yang akan ia buat. Fotografi bukan hal asing bagi masyarakat sa­ at ini. Pentingnya mengabadikan suatu mo­men­ tum menjadikan fotografi sebagai salah satu tujuan bisnis yang cukup menjanjikan. Begitu ju­ ga dengan Evid dan beberapa kawannya yang tergabung dalam REL Photography, na­ ma usaha fotografi milik Evid. Pre-Wedding, wisu­da ataupun memotret model untuk suatu portofolio lah yang sering digarap evid dan kawan-kawan. Dalam menjalankan usahanya Evid tak pernah main-main karena hanya hasil

Sekilas tentang Fotografi Sebagai istilah umum, fotografi berarti me­ tode untuk menghasilkan gambar atau foto da­ ri suatu obyek dengan merekam pantulan ca­ha­ ya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika tidak ada cahaya maka tidak akan ada foto yang bisa dibuat. Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan. Jangan hanya sekadar memfoto agar foto itu bisa dianggap fokus dan dapat dikatakan baik. Ada beberapa hal yang harus senantiasa diperhatikan seperti gerakan objek dimana ke­ ce­pat­an memaikan kamera harus dapat meng­ imbangi atau melebihi kecepatan gerak objek. Keindahan atau estetika suatu foto tergantung dari apa yang dipikirkan fotografernya masingmasing. Seni rupa punya peran penting di da­ lamnya. Hal ini disebabkan karena fotografi ada­lah cabang ilmu dari seni rupa. Jadi, kele­ bih­an kemampuan seni rupa seseorang punya pengaruh terhadap hasil jerpretannya. Satu Foto Sejuta Makna Wadah yang sudah sangat familiar untuk mempublikasikan foto-foto adalah pameran foto. “Sebuah pameran foto merupakan ajang bergengsi di mana fotografer bisa berunjuk gi­ gi di dalamnya, sedangkan para penikmat fo­ to menjadikan pameran foto sebagai ajang cu­ci mata sekadar menyegarkan pikiran,” tu­ tur Bagus Hamdani, mahasiswa Pendidikan

dok. evid

10

maksimal yang bisa memuaskan pelanggannya. Prestasi dan pengalamannya tidak membuat Evid lekas berhenti belajar. Menjadi salah satu 50 Nominator Lomba Foto Pariwisata “Jogja Dalam Lensa 2009“ Dinas Pariwisata Yogyakarta, Juara 2 Lomba Foto “Creativity With Toying Rally Photo” Kick Fest Jogja 2009 di GOR UNY adalah beberapa prestasinya. Pengalaman mengikuti pameran foto pun sering ia ikuti. Evid masih terus belajar dan memulai berbisnis fotografi agar suatu saat mampu membeli kamera yang selama ini diidamkannya yaitu, DSLR Nikon D700 yang harganya berkisar lima belas jutaan.

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2


laporan utama Ba­ha­sa Inggris FBS UNY. Pameran foto dan wa­ dah lainnya, seperti situs internet yang menyediakan lahan bagi para fotografer untuk mempublikasikan karyanya, menjadi jembatan penyatu antara fotografer dan penikmat foto. Lantas, apa yang disampaikan sebuah foto yang dipamerkan? “Ada pesan yang disam­pai­ kan di dalamnya asalkan kita sebagai seorang pengamat jeli dan kritis ‘membaca’ sebuah foto. Selain itu, saya bisa menikmati imajinasi dan style seorang fotografer, bentuk dan warna dari pencahayaan yang membangun karakter sebuah foto, serta komposisi yang meng­­ungkapkan kekuatan se­­­­bu­ah foto. Saya adalah orang yang meyakini bah­­­wa gambar lebih ber­­bi­­ca­­ra daripada se­ bu­­ah tulisan,” ujar ma­ ha­­­sis­wa yang mulai ak­tif menggeluti dunia foto­gra­ fi ini. Retno Widarti Agustin men­­des­­krip­­si­­kan pameran foto sebagai ajang re­­kre­a­si mata dan pikiran. “Saya usahakan tidak ketinggalan mengunjungi dan menikmati se­ tiap pameran foto yang ada di UNY maupun di­luar UNY. Ini salah satu hobi saya. Lewat

hobi saya ini, saya bisa refreshing mata dan pikiran dengan cara murah meriah. Jika mata dan pikiran saya fresh, tubuh juga ikut segar dan aktivitas lain menjadi menyenangkan,” cerita Retno. Fotografi bisa menjadi kontrol sosial yang kritis. Sebuah foto, terutama foto human in­ terest, bisa mengungkap ribuan makna. Hu­ man interest adalah karya foto yang mampu menggambarkan suka duka perjalanan hidup manusia. Ketika sebuah karya foto bisa mewakili perasaan kemanusiaan pa­ da diri orang yang melihatnya maka karya foto tersebut dapat dikelompokkan kedalam foto human interest. Retno pun mengakui bahwa perasaannya sering berkeca­ muk saat mencoba membaca dan memaknai sebuah foto di hadapannya. “UKM Serufo UNY beberapa kali menyajikan fotofoto yang membuat saya iba mena­ tapnya. Kemiskinan, anak putus sekolah, pemu­ lung, anak jalanan, kebrutalan, dan sebagainya bisa membuat nafas saya sesak. Mungkin ini menjadi kontrol sosial yang mengajak saya dan penikmat lainnya lebih peduli terhadap ling­ kungan sekitar,” tambah Retno lagi. 

Tampak pengunjung menikmati pesan dalam karya fotografi. Rektor UNY (kanan) menyaksikan Wakil Rektor III berjebat tangan dengan mahasiswa baru UNY.

istimewa

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

11


laporan utama Cerita Para Penikmat Foto Sebuah foto beribu makna bagi para penikmatnya. Dari sekadar rekreasi mata dan pikiran, sampai kepada kontrol sosial. Oleh A r iska P ra s e t ya n awat i

H

Seorang mahasiswi penggemar fotografer sedang diwawancarai aktivis Serufo tentang dunia fotografi.

al terpenting dari sebuah foto ada­ lah sudut pengambilan gambarnya­ dan momentumnya. Namun, foto­ se­o­lah tidak berharga jika tidak di­ nik­mati hasilnya karena definisi foto yang ba­ gus adalah foto yang layak dihargai. Bagus menurut orang lain, bukan bagus menurut diri­ sendiri. Nilai objektivitas menjadi prioritas uta­ ma. Jika seorang fotographer dianggap menja­ di “wasit” pada momen yang disaksikannya, ma­ka orang lain adalah “penonton” yang akan menikmati dan menilai karya foto seorang fo­ tografer. Dari sinilah penilaian objektivitas bi­ sa diperoleh. Wadah yang sudah sangat familiar untuk mempublikasikan foto-foto adalah pameran foto. “Sebuah pameran foto merupakan ajang ber­gengsi di mana fotografer bisa berunjuk gigi di dalamnya, sedangkan para penikmat fo­to menjadikan pameran foto sebagai ajang cuci mata sekadar menyegarkan pikiran,” tu­ tur Bagus Hamdani, mahasiswa Pendidikan Ba­ha­sa Inggris FBS UNY. Pameran foto dan wa­dah lainnya, seperti situs internet yang me­

foto-foto:dokumen ukm serufo

12

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

nye­diakan lahan bagi para fotografer untuk mempublikasikan karyanya, menjadi jembatan penyatu antara fotografer dan penikmat foto. Lantas, apa yang disampaikan sebuah fo­to yang dipamerkan? “Ada pesan yang disam­pai­ kan di dalamnya asalkan kita sebagai seorang pengamat jeli dan kritis ‘membaca’ sebuah fo­ to. Selain itu, saya bisa menikmati imajinasi dan style seorang fotografer, bentuk dan warna dari pencahayaan yang membangun karakter sebuah foto, serta komposisi yang mengungka­ pkan kekuatan sebuah foto. Saya adalah orang yang meyakini bahwa gambar lebih berbicara daripada sebuah tulisan,” ujar mahasiswa yang mulai aktif menggeluti dunia fotografi ini. Konsep pesan sebenarnya merupakan kon­ septual atau apa yang berada di tangan seo­rang penikmat. Sebuah foto merupakan tanda­yang di dalamnya mengandung imajinasi dan kon­ sep. Dengan kata lain, foto yang cantik dan ba­ gus adalah foto yang elemen-elemen di dalam­ nya membentuk satu kesatuan pesan. Pesan ter­diri dari tiga aspek, yaitu pernyataan, kesan­ dan ungkapan psikologis. Bagus mengaku mencintai fotografi. Bentuk kecintaannya tidak hanya ditunjukkan dengan


laporan utama interest adalah karya foto yang mampu meng­ gambarkan suka duka perjalanan hidup ma­ nusia. Ketika sebuah karya foto bisa mewaki­ li perasaan kemanusiaan pada diri orang yang melihatnya, maka karya foto tersebut dapat dikelompokkan kedalam foto human interest. Secara umum perasaan humanistis adalah perasaan yang secara universal melekat pa­ da setiap insan manusia. Setiap manusia bisa merasa lucu ketika melihat suatu objek yang menggelitik. Pada saat yang lain, seseorang bi­ sa merasa haru biru ketika menyaksikan kea­ daan yang menggugat rasa keadilan pada diri­ nya. Manakala kita menjumpai kejadian yang memberatkan emosi kita seringkali kita mera­ sa iba. Perasaan lucu, iba, sedih, senang, dan su­asana emosional yang lain merupakan per­ asaan manusiawi yang melekat pada diri setiap orang. Foto human interest adalah karya foto yang mampu menggugah perasaah tersebut. Retno pun mengakui bahwa perasaannya sering berkecamuk saat mencoba membaca dan memaknai sebuah foto di hadapannya. “UKM Serufo UNY beberapa kali menyajikan foto-foto yang membuat saya iba menatapnya. Kemiski­ nan, anak putus sekolah, pemulung, anak jalan­ an, kebrutalan, dan sebagainya bisa membuat nafas saya sesak. Mungkin ini menjadi kontrol sosial yang mengajak saya dan penikmat lain­ nya lebih peduli terhadap lingkungan sekitar,” tambah Retno yang lebih mahir memotret de­ ngan kamera handphone ini. 

mempelajari teori fotografi dan mempraktikan­ nya saja, melainkan ia juga rutin menghadiri pameran foto, baik di berbagai acara maupun mampir ke dunia maya. Menurutnya, keha­dir­ an­nya adalah sebagai wujud penghargaan ke­ pada jerih payah fotografer. “Fotografi adalah hobi penuh petualangan yang menuntut kese­ hatan fisik dan mental fotografernya. Maka­nya, saya selalu berpartisipasi menikmati sebuah kar­ya foto untuk menghargai perjuangannya.”

istimewa

Foto sebagai Kontrol Sosial Hal ini diungkapkan Retno Widarti Agustin, mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah FIP UNY. Retno, sapaannya, bukanlah orang yang gemar memotret. Namun, ia adalah seorang penikmat fanatik dari pameran-pameran foto. “Saya tidak ma­hir menggunakan kamera. Tapi saya menyu­ kai foto-foto karena dalam sebuah foto saja kita bisa menafsirkan banyak hal,” aku Retno saat ditemui Pewara di Taman Pancasila. Retno mendeskripsikan pameran foto seba­ gai ajang rekreasi mata dan pikiran. “Saya usa­­ hakan tidak ketinggalan mengunjungi dan me­ nik­mati setiap pameran foto yang ada di UNY maupun di luar UNY. Ini salah satu hobi saya. Lewat hobi saya ini, saya bisa refreshing mata dan pikiran dengan cara murah meriah. Jika mata dan pikiran saya fresh, tubuh juga ikut segar dan aktivitas lain menjadi menyenang­ kan,” cerita Retno. Fotografi bisa menjadi kontrol sosial yang kritis. Sebuah foto, terutama foto human inte­ rest, bisa mengungkap ribuan makna. Human

Pelbagai karya fotografi karya UKM Serufo dipajang dalam sebuah pameran foto di UNY.

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

13


laporan utama Evid Arief Anugrah

Dari Kamera HP sampai DSLR Memotret adalah salah satu hobi Evid. Sejak SMA kawan-kawannya memuji hasil jepretan Evid, hobi memotretnya semakin diasah. UKM Serufo UNY pun ikut berpengaruh pada proses belajar Evid. Oleh Rhe a Y us t i t i e

14

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

foto-foto:dokumen pribadi evid

S

osok agak gemuk dengan mata yang cenderung sipit ini mulai berani menda­ lami fotografi sejak kawannya SMA me­ ngatakan bahwa foto hasil jepretan­nya fokus dan enak dilihat. Bermula dari kamera yang ada pada telepon genggam (handphone) Evid mulai belajar foto. Mahasiswa Ma­na­je­ men­angkatan 2007 ini bertekad menja­di­kan ke­giatan foto-memfoto yang sangat ia ge­mari sebagai hobi yang bisa dikembangkan menjadi­ bisnis. Menjadi mahasiswa Manajemen UNY tidak menyurutkan Evid belajar fotografi. Serufo se­ bagai UKM fotografi di UNY ternyata cukup mewadahi mahasiswa UNY belajar fotografi. Akhir­nya, Evid bergabung pada UKM Serufo. E­­vid dikenal cukup ramah oleh kawan-ka­wan­­ nya, kepiawaiannya berorganisasi pun ia bukti­ kan pada saat menjabat sebagai Ketua UKM Serufo­periode 2009. Bagi Evid, foto tidak hanya berfungsi sebagai perekam momentum suatu masa, namun foto bisa berbicara dan menyam­ paikan suatu pesan bagi mereka yang meli­ hatnya. Alat yang digunakan pun tidak harus bagus dan mahal namun disesuaikan dengan

fungsinya. Kamera handphone pun jika digu­ nakan sebaik-baiknya akan membuahkan has­ il yang maksimal. Belajar dan Berusaha Serufo bukan satu-satunya tem­ pat Evid belajar fotografi. Kelas malam fotografi milik Edial Rus­ ly, Himpunan Seni Fotografi Amatir (HISFA), Forum Komunikasi Fotografi Jogjakarta adalah be­ berapa tempat belajar­ nya. Dari semuanya Evid be­ lajar bahwa fotografi bukan semata­-mata hasil foto. Sebe­ lum ia mengabadikan suatu ob­ jek atau momen, sebisa mungkin­ ia mengetahui sejarah ataupun­ la­tar belakangnya. Seper­ti­ hal­ nya memfoto model­de­ ngan pakaian adat Jepang, sebe­lum­ nya Evid harus ta­hu kebuda­ya­an­ Jepang itu seperti apa. Hal ini dilaku­ kan agar tidak terjadi­ salah interpretasi pada­ fo­to yang ia buat.


laporan utama

Selain itu menguasai kamera adalah hal yang penting dalam kegiatan fotografi. Kame­ ra­yang digunakan Evid saat ini bukanlah kame­ ra­ dari handphone-nya lagi melainkan kamera Digital Single Lens Reflection (DSLR) merk Sony. Kamera ini bukan kamera idaman Evid namun kamera inilah yang membantu Evid selama ini belajar fotografi. Mulanya laki-laki kelahiran Bantul, 4 Juni 1989, ini mengira foto adalah hal yang mudah, namun setelah memahami apa itu foto­grafi ternyata hal tersebut cukup rumit dan perlu usaha lebih untuk memperhatikan berba­ gai unsur di dalamnya. Sampai sekarang Evid masih terus belajar agar foto hasil jepretan­nya semakin bagus. Landscape, model bergerak, dan arsitektur adalah objek foto yang diminatinya. Tingkat kesulitan per objek itu berbeda dan di­ jadikan Evid sebagai tantangan untuk meng­ hasilkan foto yang baik.

pelanggan dan tentu dirinya sendiri. Prestasi dan pengalamannya tidak membu­ at Evid lekas berhenti belajar. Menjadi salah satu­dari 50 Nominator Lomba Foto Pariwisata “Jogja dalam Lensa 2009” Dinas Pariwisata Yog­ yakarta, Juara 2 Lomba Foto “Creativity With Toying Rally Photo” Kick Fest Jogja 2009 di GOR UNY adalah beberapa prestasinya. Pengalaman­ mengikuti pameran foto pun sering ia ikuti. Evid­masih terus belajar dan serius memulai­ ber­ bisnis fotografi agar suatu saat mampu mem­beli kamera yang selama ini diidamkannya­ yaitu, DSLR Nikon D700 yang harganya berkisar lima belas jutaan dalam rupiah. Impian menja­ di fotografer profesional pun terbersit dalam benaknya. Namun prioritas sekarang adalah skrip­si dan berusaha mewujudkan cita-cita­ nya sebagai wirausaha yang sukses. Menurutnya, belajar tidak harus di tempat­ yang mahal. Sharing dengan teman yang lebih­ tahu bisa dijadikan sebagai metode belajar. Dis­ kusi karya pun sering ia lakukan semata-mata untuk hasil yang lebih sempurna. Arbayn Ram­ bey, Agus Leonardus, sampai Adam Carter­ada­ lah beberapa fotografer idolanya.­Dari mereka pun Evid kerap belajar. “Prinsipnya­jangan mu­ dah putus asa dalam belajar supaya hasilnya me­mu­as­kan,” tegas Evid. Tak segan Evid ber­i­ klan tentang usaha fotografinya, REL Photogra­ phy yang menerima jasa foto panggilan. “Siapa­ berminat bisa menghubungi saya di nomor 085643439745,” pungkasnya. 

Membisniskan Hobi Fotografi bukan hal asing bagi masyarakat saat ini. Pentingnya mengabadikan suatu mo­mentum menjadikan fotografi sebagai sa­ lah satu tujuan bisnis yang cukup menjanji­ kan. Begitu juga dengan Evid dan beberapa kawannya yang tergabung dalam REL Photog­ raphy, nama usaha fotografi milik Evid. Prewedding, wisuda ataupun memotret model un­ tuk suatu portofolio-lah yang sering digarap evid dan kawan-kawan. Dalam menjalankan usahanya, Evid tak pernah main-main karena hanya hasil maksimal yang bisa memuaskan

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

15


laporan utama

Serufo dan Fotografi UNY Fotografi kian marak akhir-akhir ini. Mahasiswa UNY pun tak mau kalah. Siapa saja mahasiswa yang ingin belajar fotografi bisa belajar di UKM Serufo (Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Rupa dan Fotografi) UNY. Oleh Rh e a Y us t i t i e

Para punggawa UKM Serufo UNY sedang memperkenalkan UKM Serufo saat acara Display UKM kepada mahasiswa baru UNY di GOR UNY.

F

oto dan memfoto adalah bagian dari fotografi, yakni seni atau keterampilan­ membuat gambar dengan mengguna­ kan kamera. Hampir tidak ada yang tidak mengenal kegiatan ini. UNY pun memiliki­ wadah untuk mahasiswanya belajar fotografi yaitu Serufo. UKM ini memang bukan hanya­ UKM yang semata-mata mewadahi aktivitas fo­ tografi. Seperti kepanjangan dari Serufo,­UKM ini juga mewadahi mahasiswa yang ingin­ mengembangkan bakatnya untuk kegiatan seni rupa. Namun, kali ini yang akan kita bahas ada­ lah kegiatan fotografi di Serufo. Fotografi terus dikembangkan dari tahun ke tahun bukan tanpa sebab. Retno Wulansari­atau yang kerap dipanggil Wulan mengaku fotografi mempunyai peran yang penting. “Fotografi ti­ dak hanya berfungsi sebagai media dokumen­ tasi saja namun juga berfungsi sebagai pe­ nyampai pesan melalui gambar atau foto yang dihasilkan,” tambah Wulan. Hampir setahun menjadi Ketua UKM Serufo awalnya ia lebih me­ nyukai seni rupa, tetapi lambat laun fotografi menggodanya untuk lebih mempelajarinya.

foto-foto:ukm serufo uny.

16

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

Serufo menawarkan lebih dari sekadar bela­ jar memotret. Kamera merk Nikon D60 adalah salah satu senjata yang dimiliki UKM ini untuk melancarkan kegiatan fotografinya. Ada juga ka­mera analog lawas yang dimiliki. Semua ka­ mera itu didapat dari rektorat UNY dalam rang­ ka memfasilitasi sarana prasarana UKM terse­ but. Kamera-kamera inilah yang selama ini di­gu­na­kan awak Serufo mengabadikan momen­ tum yang ada di UNY ataupun momentum lain. Tidak hanya foto Tujuan awal berdirinya UKM ini adalah me­ wadahi mahasiswa untuk belajar dari awal ten­ tang foto. Sistem keanggotaanya tidak begitu­ mengikat. Mahasiswa yang bergabung di UKM ini bebas menentukan sendiri apa yang akan dipelajarinya. Keanggotaan berlaku dari tahun pertama bergabung sampai dengan lulus­da­ ri UNY. Serufo menawarkan cara belajar foto­ grafi dengan metode cooperative learning. Pe­ la­ tihan secara kelompok ini dilakuklan per ming­gu. Kadangkala fotografer profesional di­ datangkan sebagai pemateri dalam pelatihan. Kawan-kawan anggota Serufo pun banyak yang mengikuti kelas-kelas pelatihan fotografi di lu­ ar Serufo seperti kelas malam milik Edial Rusly yang bertempat di Gowongan. Hunting atau memburu objek foto pun sering dilakukan bersama-sama. Hasil dari hunting ke­ mudian didiskusikan bersama untuk dievalu­


laporan utama dengan momentum yang ada.

asi. Evaluasi hasil jepretan inilah titik belajar fotografi. Dari evaluasi ini mereka bisa belajar teknik ataupun membicarakan hasil yang di­ anggap baik atau tidak. Anggota serufo me­ nyebut kegiatan ini dengan sebutan “Diskusi Karya”. Dari sekian kegiatan program kerja serufo yang paling utama adalah unjuk karya fotografi yang dituangkan dalam pameran. Biasanya pa­ meran dilakukan jika divisi pameran Serufo su­ dah siap. Ada beberapa pameran yang rutin di­ laksanakan per tahunnya seperti pada saat Dies Natalis UNY dan pameran bersama anggota Se­ rufo. Dies Natalis UNY bulan Mei 2011 kemarin, Serufo juga mengadakan pameran foto bertajuk “Seni Tradisi dan Keindahan Alam Indonesia”. Pameran kadang juga dilakukan bersama UKM fotografi kampus lain. Serufo pun ikut dalam Forum Komunikasi Fotografi Jogjakarta. Forum ini pun seringkali mengadakan pameran sesuai

Keinginan Serufo termasuk aktif dalam pergumulan fotografi nasional. Jambore Fotografi yang se­ tiap tahun dilaksanakan juga diikuti Serufo. Tentu saja yang mengikuti jambore adalah me­ reka yang ditunjuk oleh pengurus Serufo. Jam­ bore fotografi terakhir dilaksanakan di Suraba­ ya tanggal 31 Desember 2011 -1 Januari 2012. Tujuan serufo mengikuti jambore adalah mem­ perbanyak ilmu tentang fotografi, sehingga nantinya ilmu yang bisa dibagi dengan ang­ gota Serufo yang lain lebih banyak. Beberapa fotografer Serufo yang sudah memilih fotografi sebagai kariernya pun banyak seperti Evid, Lut­ fi Rahmat, Achmad Alhaitami, Ari Primarani, ju­ ga Setyo Adi freelance fotografi SKH Kedaulatan Rakyat dan lain-lain. Selebihnya, Wulan sebagai Ketua Serufo ber­ harap agar yang belajar fotografi bukan saja mahasiswa yang tercatat sebagai anggota Seru­ fo. Mahasiswa yang memang ingin belajar foto­ grafi tapi bukan anggota pun boleh bebas bela­ jar disana. Serufo pun mengidamkan senjata fo­to yang lebih canggih. Mengabadikan UNY dalam suatu foto yang lebih baik lagi, sehingga­ nantinya foto dapat mencitrakan UNY sebagai kampus yang memang layak sebagai kampus bertaraf internasional. 

Aktivitas Wakil Rektor III UNY, Prof. Dr. Herminarto Sofyan (batik-berkacamata) sempat terekam oleh fotografer Serufo.

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

17


laporan utama Membidik Momentum dalam Karya Fotografi Hasil foto Anda adalah hasil dari pikiran Anda sendiri –Arbayn Rambey, Fotografer SKH Kompas. Oleh Rh e a Y us t i t i e

Cahaya adalah Hal Penting Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan 18

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

foto-foto:istimewa

B

aik atau buruk suatu karya fotografi yang biasa diwujudkan dalam sebuah foto tidak ada rumus pastinya. Foto­ grafi sendiri berasal Inggris, photogra­ phy berasal dari 2 kata, yaitu photo yang berar­ ti cahaya dan graph yang berarti tulisan atau lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah pro­ ses melukis atau menulis dengan mengguna­ kan media cahaya. Pada tahun 1888, George Eastman memperke­ nalkan kamera Kodak pertama yang menggu­ nakan rol film, dengan slogannya yang terke­ nal, “Anda tekan tombol, selanjutnya urusan kami”. Sejak itulah fotografi memasyarakat. De­ngan kamera yang mudah dioperasikan, se­ mua orang dapat memotret dengan gampang. Kemajuan teknologi membuat urusan potretmemotret menjadi makin sederhana dan bisa dilakukan oleh orang awam sekalipun. Foto­ grafi menjadi industri populer. Sebagai istilah umum, fo­ tografi berarti metode un­ tuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan­ caha­ya yang mengenai ob­ jek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat pa­ ling populer untuk menang­ kap cahaya ini adalah ka­ mera. Jadi, dapat disimpulkan bahwa jika tidak ada cahaya, maka­ tidak akan ada foto yang bisa dibuat. Prinsip fotografi adalah memfokuskan caha­ ya­dengan bantuan pembiasan, sehingga mam­ pu membakar medium penangkap cahaya. Me­­dium yang telah dibakar dengan ukuran lu­ mi­­nitas cahaya yang tepat akan menghailkan­ bayangan identik dengan cahaya yang mema­ su­ki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, se­ orang fotografer bisa mengatur intensitas ca­ haya tersebut dengan mengubah kombina­ si ISO /ASA (ISO Speed), diafragma (aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi anta­ ra ISO, diafragma dan speed selanjutnya dise­ but sebagai eksposur (exposure). Teknologi yang semakin maju membuat film jarang di­ pakai dan digantikan oleh kamera jenis Digital Single Lens Reflection (DSLR). Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepat­an film yang se­ mula digunakan berkembang menjadi Di­gi­tal ISO. Jenis cahaya yang diguna­ kan dibedakan men­jadi dua, ca­ haya alami dan cahaya buatan.­ Di sini yang dimaksud cahaya ala­ mi adalah matahari ataupun cahaya yang terse­ dia seperti lampu. Cahaya buatan adalah sum­ ber cahaya yang sengaja ditambahkan seperti flash, studio light atau alat-alat pendukung ca­ haya lainnya. Spesifikasi yang Memadai Dalam penggunaan kamera, fotografer di­ tun­­tut mengenal betul apa saja yang bisa­di­la­ ku­kan dengan kameranya. Setiap merk kamera memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing. Bila dipertanyakan kamera merk apa yang paling bagus untuk memfoto,­maka jawab­annya adalah tergantung dari fungsi­fo­ to itu sendiri. Ada beberapa spesifikasi yang


laporan utama

harus diperhatikan oleh fotografer pemula. Kamera­DSLR belum tentu lebih bagus dari kamera saku, kecuali untuk kepentingan foto­ grafer profesional untuk mengabadikan mod­ el, foto­panggung, pemandangan yang perlu kelebih­an khusus. Freezing, panning, motion blur, trace of light adalah beberapa jenis efek yang harus diperha­ tikan oleh fotografer. Masing-masing efek ini menghasilkan hasil foto yang berbeda, sehing­ga kecakapan khusus sangat diperlukan. Selain itu, kecaka­ pan fotografer memainkan fo­ kus adalah hal paling penting. Letak fokus adalah hal yang pertama kali dilihat oleh pe­ nik­mat fo­tografi. Arbain Rambey pernah me­ nyebutkan bahwa membeli­ ka­me­ra tidak harus memperhatikan mahal ti­ dak­nya kamera tersebut. Dia bahkan berpesan bahwa jangan sampai menjadikan kamera se­ bagai investasi karena harga kamera selalu turun, tidak pernah naik. Penggunaan kame­ ra pun harus sesuai kepentingan dan selera. Hampir setiap fotografer memiliki kamera saku mengingat kepraktisannya. “Kamera saku 6 me­ ga pixel adalah kamera standar tetapi hasilnya bisa sangat memuaskan,” celetuk Rambey yang di share-kan melalui akun twitter­nya.

ta-rata kecepatan yang digunakan lebih cepat 1/75 second jika lensa yang dimiliki 50 mm, un­ tuk 30 mm sebaiknya menggunakan kecepatan 1/450 second, dan seterusnya. Batas kestabilan pun jangan sampai dilupa­ kan. Setiap fotografer sebaiknya mengenali se­ berapa stabil pegangannya pada kamera. De­ ngan lensa standar 50 mm, beberapa fotografer dapat memperoleh foto yg tajam pada speed 1/30 second. Jika menggunakan kecepatan lebih­lambat dari itu, sebaiknya gu­ nakan alat bantu seperti mo­ nopod atau tripod. Keindahan atau estetika su­ atu foto tergantung dari apa yang dipikirkan fotogra­ fernya masing-masing. Seni rupa punya peran pen­ting di dalamnya. Hal ini disebabkan karena foto­gra­fi adalah cabang ilmu dari seni rupa. Jadi, kelebihan kemampuan seni rupa se­ seorang punya pengaruh terhadap hasil jepre­ tannya. Mari aba­dikan momentum dengan apa­ pun kamera Anda! 

Lantas Perhatikan! Jangan hanya sekadar memfoto agar foto itu bisa dianggap fokus dan dapat dikatakan baik. Ada beberapa hal yang harus senantiasa diper­ hatikan seperti gerakan objek dimana kecepat­ an memainkan kamera harus dapat mengim­ bangi atau melebihi kecepatan gerak objek. Se­lain itu, jarak fokus lensa harus diperhatikan­ baik-baik. Hal ini berfungsi untuk menjamin ketajaman foto yang akan dihasilkan nanti. Ra­

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

19


laporan utama Prasetyo Maulana, ST.

Mencatat Sejarah dari Jepretan Kamera Baginya, momentum tidak pernah akan terulang. Kamera memiliki peran penting untuk menyertainya mengukir sejarah. Oleh A r iska P ra s e t ya n awat i

Momen pernikahan Putri Sri Sultan Hamengkubuwono X, Ratu Bendoro.

Mulanya Hobi, kemudian Ditekuni Lewat sebuah foto, saya merekam suatu kon­ disi yang tidak mungkin terulang lagi. Saya meng­ abadikan, mencatat, menangkap, dan 20

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

foto-foto:dokumen pribadi prasetyo

B

erbincang dengannya kita tidak akan merasa digurui. Yang ada hanyalah su­ asana yang cair, sehingga tidak ada ke­kakuan yang menghambat Pewara saat mewawancarainya. Itulah sosok Prasetyo Maulana, ST., seorang Programer dan Webmas­ ter di PUSKOM UNY sejak tahun 2005. Namun, disamping tanggung jawabnya dalam menga­ nalisis, merancang, mendesain, dan mengem­ bangkan website Universitas Negeri­Yogyakar­ ta, dan berbagai sistem informasi berbasis web, Prasetyo dikenal rekan-rekannya di lingkup UNY sebagai fotografer handal yang sering­ikut wara-wiri dalam berbagai acara yang berkaitan dengan UNY untuk mengabadikan momen-mo­ men tersebut dalam jepretan kamera­nya. Menjadi fotografer adalah minat, bukan pe­ ker­jaan utamanya. Namun, Prasetyo tetap rutin­ mengasah kemampuannya ini. “Walaupun foto­ grafi adalah hobi saya sejak lama, namun pen­ dalaman fotografi baru saya lakukan sekira se­tahun yang lalu. Saat itu saya melihat ada ka­mera DSLR (digital single-lens reflex) di kantor ini. Lantas, saya terdorong untuk mempelajari cara pengoperasiaannya. Ternyata banyak seka­ li yang dapat saya pelajari dari sebuah kamera. Menyenangkan sekali karena saya bisa mema­ haminya,” aku lulusan Teknik Informatika ini. Fotografi memang tidak ada kaitannya de­ ngan posisi Prasetyo di UNY. Namun, UNY dan fotografi sudah menjadi bagian dalam dirinya. “Saya ingin memberi kontribusi kepada UNY le­ wat fotografi. Misalnya, saya ingin membuat fo­ to bercerita tentang UNY dari segi edukasi ka­ rena UNY sangat identik dengan tema edukasi. Hanya saja saya belum tahu wadah kontribu­ si ini lewat mana. Saya masih mencari kesem­ patan untuk ini,” ujarnya lagi.

me­nyim­pan suatu momen dalam dokumentasi­ yang mencatat sejarah. Itulah tanggapan Pra­ setyo saat ditanya tentang alasannya memilih fotografi sebagai hobi yang ditekuninya. Me­ nurutnya, fotografi bukanlah hobi mahal seper­ ti anggapan banyak orang, melainkan hobi yang membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. “Untuk mendapatkan angle yang sesuai de­ ngan konsep kita, kita harus sabar menunggu­ sampai objek sesuai dengan angle kita. Itu ten­ tu sepersekian detik, jadi kita juga harus kuat mental jika tidak berhasil mendapatkannya. Ba­ gai­manapun, foto yang bagus adalah foto yang layak dihargai. Artinya, bagus menurut orang lain, bukan bagus menurut diri sendiri,” ujar fotografer yang aktif di berbagai komunitas ini. Prasetyo memaknai sebuah karya foto seba­ gai rekaman yang berharga. “Rekaman itu ten­ tu lebih berharga ketika usia foto yang kita am­ bil lebih lama. Selain itu, wujudnya menjadi perantara yang memudahkan ingatan kita kem­ bali ke masa silam. Pengalaman saya, pada ma­ sa kecil, saya tidak banyak merekam aktivitas saya karena ketiadaan peralatan canggih seper­ ti sekarang, sehingga saya banyak melupakan aktivitas tersebut. Untuk itu, sekarang saya ru­ tin merekam perkembangan anak-anak saya se­ tiap waktu lewat foto-foto hasil jepretan saya. Fotografi mampu mencatat hal-hal sekecil apa­ pun. Dan saya sedang mencatat sejarah,” ung­ kap Prasetyo yang juga sering menerima pesan­ an foto produk makanan, prewedding, maupun resepsi pernikahan ini.


laporan utama

Belajar dan Terus Belajar Mengusung nama Bobtio Photographia di se­ tiap karya fotonya, Prasetyo aktif memamerkan­ karyanya melalui jejaring sosial semacam face­ book. “Saya tag kawan-kawan saya. Dari situ­sa­ ya mendapatkan komentar-komentar dan ma­ suk­an melalui inbox dari sesama fotografer. Ini adalah salah satu cara saya belajar tentang fo­ tografi,” tutur Prasetyo yang sedang belajar tek­nik metering dalam fotografi lewat media in­ter­net. Teknik metering adalah proses mengu­ kur pencahayaan sebagai acuan kamera untuk menghasilkan kualitas gambar yang optimal. Menurutnya, belajar fotografi bisa diperoleh dari berbagai sumber. Selain lewat media inter­ net dan buku-buku, Prasetyo pun rajin berdis­ kusi dengan kawan-kawan yang sudah profe­ sional. “Saya menyukai fotografi karena selain foto­ grafi mengandung seni, di dalamnya juga ada tantangan seperti penguasaan kamera dan mem­beri nilai seni dalam objek yang kita foto. Tanpa rasa seni, sebuah foto akan terasa ko­song dan kaku. Untuk bisa menjawab tantang­an tersebut, tentu kita dituntut menguasai materi dan teknik. Materi yang kita punya terkadang tidak cukup meng-handle situasi dan kondisi yang ada di lapangan, sehingga kita harus ba­ nyak belajar teori dan terjun ke lapangan. Begi­ tu pula sebaliknya. Namun, yang lebih penting dari semua itu adalah niat. Niat adalah modal utama. Memiliki kamera adalah persoalan no­ mor dua. Jika belum ada dana untuk membeli kamera, minimal pakai kamera handphone du­ lu. Yang penting, kita menindaklanjuti dulu ni­ at yang sudah ada,” saran pengguna Kamera DSLR Canon 500D. Saat ini, Prasetyo sedang tertarik dengan fo­ to human interest. Human Interest dalam karya fotografi sendiri penjabarannya adalah meng­ gambarkan kehidupan pribadi manusia atau in­

teraksi manusia serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah ke­ hidupannya, konsentrasi atau mencapai sebuah kesuksesan hidup, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menyimak gambar terse­ but diatas. Selain itu, Prasetyo juga sedang memahami­ jargon thing before you shoot! Maksudnya ada­lah­ seorang fotografer harus memiliki ba­yang­an atau imajinasi terlebih dahulu sebelum­meng­ ambil objek foto. Hal ini dinamakan sebagai kon­sep. Fotografi konsep adalah peta perenca­ naan yang berawal dari ide kreativitas dalam pemotretan untuk menghasilkan foto yang mempunyai seni atau yang mengandung se­ buah pesan. Konsep fotografi berhubungan erat dengan teknis foto dan seni foto. Jika kita sudah punya konsep yang matang tapi kita tidak pu­ nya seni teknis foto juga percuma. Tanpa teknik foto tidak tercipta dan tanpa seni foto tidak berjiwa. “Konsep sebuah foto tergantung pada ide dan kreativitas kita, yang bisa muncul pa­ da lokasi pemotretan, objek atau model yang adakn difoto dan pesan yang akan disampai­ kan,” jelas Prasetyo. Di akhir perbincangan, Prasetyo mengung­ kapkan bahwa SARA dan menjatuhkan nama ba­ik seseorang adalah pantangan bagi fotogra­ fer berkarakter, walaupun kedua hal itu jus­ tru menjadi bagian yang sangat menarik. “Dari ko­munitas dan sumber belajar lainnya meng­ ingatkan bahwa seorang fotografer tidak bisa berhenti belajar. Dari dulu, sampai sekarang, bahkan sampai besok-besok saya akan terus be­ lajar fotografi karena belajar tidak ada habisn­ ya. Antara materi dengan teknik di lapangan harus sangat kita pahami. Jangan sampai salah satu unsur mentah begitu saja karena tidak ki­ ta kuasai secara maksimal,” ujar Prasetyo ke­ pada Pewara. 

Prasetyo Maulana.

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

21


kabar dari luar KULIAH UMUM

Pemuda Sulit Akses Lahan, Pertanian Semakin Terancam

22

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

dokumen pribadi

Semakin kurang menariknya dunia per­ tanian bagi masyarakat lebih diakibat­ kan oleh budaya yang berkembang di ma­syarakat. Kultur yang berkembang masih memposisikan dunia pertanian adalah milik orang tua dan bukan untuk­ generasi muda. Hal tersebut membuat akses generasi muda di dunia pertanian­ masih sulit di dapatkan. Sosiolog Institutes of Social Studies­ Den­hag Belanda, Prof. Ben Bhite, Ph.D men­catat, dunia pendidikan di Indone­ sia­tidak mengajarkan pertanian kepada remaja. Justru yang lebih dikembang­ kan adalah pemahaman bahwa mem­ bantu bertani bagi remaja sebelum atau sesudah sekolah adalah kurang baik. “Anak yang membantu orangtuan­ ya bertani setelah atau sebelum seko­ lah­diang­gap tidak baik. Saya kira kesa­ lah­an­pemikiran yang selama ini selalu mengadopsi konsep dari barat,” tutur­ nya dalam sebuah kuliah umum “Rural, Youth and Future of Social Studies” be­ berapa waktu lalu. Pemahaman tersebut dinilainya, me­ nyebab minat masyarakat un­tuk­ber­ge­ lut di dunia pertanian sema­kin­memu­ dar. Terlebih hingga kini pemerintah men­dorong pemuda lebih menciptakan­ lapangan kerja yang tentu­menuntut ekses pemberian kesempatan kerja oleh pemerintah. Kenyataan lain yang dicatat oleh pe­ neliti pedesaan di Indonesia sejak 1970an tersebut, pembatasan akses remaja ke pertanian paling kuat muncul dari keluarga. Remaja yang mau menggarap lahan pertanian, cenderung harus me­ nunggu proses turunnya warisan dari orang tua. Sementara meneladani ilmu manaje­ men usaha, sebuah pengalaman men­ jadi pekerja di perusahaan diharapkan mampu memberikan pemahaman se­ hingga remaja dapat menjadi pengusa­ ha di kemudian hari. Dan hal tersebut

se­benarnya dapat juga dilakukan di du­ nia pertanian. “Sayangnya, paling tidak harus menunggu 30-40 tahun untuk ja­ di petani,” tandasnya. Dari evaluasi yang dilakukannya, pe­ merintah perlu melakukan evaluasi ke­ bijakan dalam bidang pertanian seperti pemberian kemudahaan akses pemuda­ bagi lahan pertanian. Hal tersebut di­ ni­lai dapat mengurangi jumlah petani yang saat ini 80 persen diantaranya su­ dah tidak lagi menjadi pemilik lahan. Catatan Ben Bhite, kebijakan kemu­ dahan akses terhadap lahan pertanian pernah terjadi di Kabupaten Kulonpro­ go beberapa dekade lalu. Dari penelu­ suran yang dilakukan, pernah muncul kebijakan pemuda yang menganggur di Kabupaten Kulonprogo cukup men­ datangi kepala desa meminta lahan un­ tuk aktivitas pertanian. Kemudahan akses seperti itu akan men­jadikan pertanian dapat berkem­ bang. “Kulon Progo, di masa lalu, pemu­ da yang masih penganggur cukup da­ tang ke kepala desa untuk min­ta lahan agar bisa digarap,” ungkapnya. Setelah kebijakan akses lahan perta­

nian dapat terpenuhi, masih harus dii­ kuti dengan kebijakan lanjutan yakni perlindungan terhadap pertanian. Hal tersebut dibutuhkan untuk memberi­ kan kepastian perkembangan pertanian­ di masyarakat. Jika pertanian terjamin perkembangannya, maka kejadian ba­ nyaknya petani menjual lahan garapan yang berakibat 80 persen petani tak me­ miliki lahan garapan seperti sekarang ini dapat terus dikurangi. Pengembangan pertanian dalam ska­ la kecil dengan pemberian akses la­han kepada remaja dinilainya, tidak akan berimplikasi pada persoalan rusak­nya lingkungan. Pertanian dalam skala ke­ cil justru disebut Ben Bhite mendukung keinginan menjaga bumi agar dapat di­ wariskan kepada anak dan cucu di ma­ sa yang akan datang. Hal tersebut sangat berbeda dengan kebijakan akses lahan untuk pertanian skala besar seperti yang terlihat saat ini. “Pertanian skala kecil justru men­ dukung pelestarian bumi ketimbang per­tanian skala besar yang le­bih ba­ nyak merusak hutan,” pungkasnya. Sugianto


kabar dari luar seminar

Nangka Muda Gudeng Jogja Dari Luar Kota

dokumen pribadi

Gudeg dikenal menjadi makanan khas Yogyakarta yang didapatkan dengan­ meng­olah buah nangka muda. Keber­a­ da­an­nya sangat digemari oleh wisata­ wan yang datang ke Yog­ya­­kar­ta karena cita rasa khas yang di­­su­guhk­an dari ma­ kanan berwarna cok­lat tersebut. Namun demikian, siapa menyangka buah nangka muda bahan baku gudeg tersebut ternyata dipasok dari luar kota. Hal itu dikarenakan, produksi nangka mu­da di Yogyakarta saat ini sangat mi­ nim dan tidak mampu memenuhi kebu­ tuhan produksi gudeg sehari-harinya. Kondisi tersebut harus segera disika­ pi dengan membuat dorongan kepada ma­syarakat mau mengembangkan budi­ daya pohon nangka. “Selain berfungsi se­bagai tanaman hutan untuk penghi­ jauan, buah dari pohon ini juga bisa un­ tuk menambah penghasilan tambah­an bagi pemiliknya. Tetapi perlu dipilih bibitnya lebih murah, produksi lebih ba­ gus, hasilkan gudeg dengan gizi lebih

bagus juga,” tutur Pengelola Pusat Ke­ budayaan Hardjosumantri Prof Sutaryo. Pakar pangan dan gizi, Dr. Ir. Eni Har­ mayani, M.Sc mengatakan, nangka muda­ yang baik untuk bahan baku pembuat­an­ gudeg adalah memiliki kulit­berwarna hi­ jau, di mana Nangka ini memiliki tekstur kom­pak­se­hingga tidak mudah hancur­sa­ at direbus untuk dibuat gudeg. Sementara proses pemasakan gudeg, membutuhkan waktu pemasakan de­ ngan perebusan yang cukup lama. “Je­ nis nangka yang paling baik digunakan sebagai bahan baku untuk membuat gu­deg adalah nangka yang kulitnya hi­ jau, karena tekstur kompak dan tidak hancur saat direbus,” tandasnya. Selain persoalan bahan baku menu­ rutnya, yang juga harus dikembangkan­ adalah ipaya membuat gudeg yang awet tetapi tidak mengurangi citara­sa­ nya. Hal tersebut dapat dikembangkan karena saat ini di Thailand telah dapat dilakukan pengembangan ngka kaleng

yang bisa tahan sampai satu tahun. Di Wanagama Gunungkidul tercatat­ saat ini terdapat 11 varietas tanaman­ nangka yang di dapatkan dari 11 pro­ vi­nsi di Indonesia. Keberadaan varietas­ tersebut diharapkan mampu mendu­ kung upaya pengembangan bibit nang­ ka yang paling cocok untuk bahan ba­ ku pembuatan gudeg Jogja. Sumarjono, 63, pemilik usaha Gudeg Mbarek mengatakan, untuk kegiatan­ nya sehari-hari dibutuhkan sekitar 2,5 kwintal nangka muda. Jumlah terse­ but akan meningkat ketika memasuki musim libur. “Bisa mencapai 5 sampai 7,5 kwintal nangka muda seharinya ji­ ka memasuki liburan,” jelasnya. Untuk kebutuhan tersebut Marjono mengaku mendapatkan bahan baku dari Muntilan, Jawa Tengah. Hal itu di­ karenakan, pasokan dari wilayah terse­ but cenderung lebih mampu bertahan dari sisi kuantitas kebutuhan. Sugianto

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

23


berita inovasi

PETAK PAPAN CATUR SEBAGAI TIMER Permainan catur merupakan salah satu cabang olahraga yang menitikbe­ ratkan kemampuan konsentrasi, kecer­ matan, dan kecerdikan dalam mengatur strategi. Adu strategi menjadi inti dari permainan ini. Permainan catur dileng­ kapi dengan timer analog maupun digi­ tal dengan tujuan untuk mencatat wak­ tu pemain sekaligus memberi batasan waktu. Pembatasan waktu menjadi sa­ lah satu faktor penting dalam perma­ in­an catur karena jika tidak terdapat pembatasan maka kedua pemain akan sangat berhati-hati sehingga permain­ an baru dapat selesai di waktu yang sa­ ngat lama. Selama ini sistem pencatatan waktu­ permainan catur adalah ketika pemain selesai melangkah, pemain tersebut de­ ngan cepat menekan tombol yang ada pada timer. Penekanan tombol tersebut akan mematikan waktunya dan menya­ lakan waktu dari rival. Waktu menja­ di sangat penting karena penentuan dari pemenang permainan catur selain salah satu pihak dapat membunuh ra­ ja juga dilihat dari kuota waktu pihak mana yang lebih dahulu habis jika raja ke­dua pihak belum sempat terbunuh. Krusialnya faktor waktu mengkondisi­ kan pemain harus cepat dalam mene­ kan tombol setelah melangkah. Dari sinilah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Janu Arlinwibowo dari ju­ rusan pendidikan matematika Fakul­ tas MIPA UNY dan Syahrudin Yunus dari jurusan pendidikan teknik elektronika Fakultas Teknik UNY merancang timer pada permainan catur.

24

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

foto-foto: dokumen humas fmipa

Inovasi yang ditawarkan adalah pele­ takan saklar push on pada setiap petak­ catur sehingga setiap langkah akan ter­ deteksi. Dengan alat ini maka­tidak akan ada kasus lupa menekan­tombol­seka­ lipun pemain tersebut dalam kondi­ si grogi dan konsentrasi pemain utuh tan­pa terpecah dengan masalah penca­ tat­­an waktu. Alat yang disebut adalah Smart Timer for Chess (SToChess) terse­ but diikutsertakan dalam Lomba Kar­ ya Inovatif Teknologi Olahraga yang diselenggarakan oleh Asisten Deputi Penerapan IPTEK Keolahragaan, Depu­ ti Bidang Peningkatan Prestasi Olahra­ ga, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia di Batam pada akhir tahun lalu. Inovasi ini berhasil meraih juara 3 kategori orisinal dengan hadi­ ah­empat puluh juta rupiah. Adapun ju­ ara pertama lomba ini adalah Riski Edi

Juwanto dan Anggara Aditya dari YBC Yog­yakarta, juara kedua Mukhlas Fajar Putra dan Jati Setyaning Rahayu, S.Pd dari SMK Kesdam IV Diponegoro Mage­ lang dan juara ketiga Janu Arlinwibowo dan Syahrudin Yunus dari Universitas Negeri Yogyakarta. Menurut Janu Arlinwibowo, muncul­ nya ide inovasi Smart Timer for Chess (SToChess) berasal dari sistem pencatat­ an waktu pada permainan catur yang harus menekan tombol. “Sistem­terse­ but­membuat pemain harus meluang­ kan konsetrasinya untuk menekan tom­ bol sehingga nampak sekali terjadi­ ba­nyak kegiatan dalam peramainan ca­ tur tersebut.” kata Janu, “Untuk bebera­ pa pemain pemula tentu akan kesulitan dan untuk pemain yang sangat fokus terhadap permainan pun akan rentan lupa menekan tombol setelah melang­


berita kah. Selain itu dengan cara ini timer juga riskan rusak karena tiap pemain menekan tombol sesuai kekuatannya masing-masing.” Saat ini dalam dunia catur sendiri­ mengenal timer catur sebagai satu-satu­ nya pencatat waktu yang paling efek­ tif. Pada awalnya timer yang lazim digu­ nakan adalah timer analog, lalu dalam perkembangannya timer sudah menca­ pai era digital. Perkembangan tersebut­ hanya berkutat pada teknologi­penge­ masan, sedangkan secara sistem relatif sama yaitu membebani pemain untuk mengontrol timernya yang berada di sam­ping papan permainan dimana se­

tikan dan menghidupkan waktu. “Keti­ ka pemain menjalankan biji catur ma­ ka akan ada tekanan saat meletakkan pada papan,” ungkap Yunus, “Tekanan tersebutlah yang difungsikan guna me­ nekan saklar sehingga mengirimkan si­nyal ke timer sehingga perputaran­ waktu yang dimilikinya berhenti dan memutar waktu lawan main, namun kami juga tetap mempertahankan­fung­ te­lah pemain melangkah diharuskan­ si­papan catur­sebagai koper yang da­ me­ne­kan tombol sehingga waktu ber­ pat menampung­biji catur dan untuk hen­ti dan waktu lawan berputar. Meka­ melindungi rangkaian saklar, di balik nis­me yang digunakan adalah memodi­ papan diberikan sekat agar tidak mu­ fikasi papan catur sehingga petak catur dah rusak” tutupnya.­ akan menjadi saklar yang dapat mema­ Dedy Herdito

KERJA SAMA

Pertukaran Pelajar AUE dan UNY

dokumen Kantor Internasional UNY

Sembilan mahasiswa Aichi Universi­ ty of Education (AUE) Jepang mengikuti pra orientasi student exchange di Univer­ sitas Negeri Yogyakarta dari tanggal 12 sampai dengan 14 Januari 2012. Dalam kunjungannya ke UNY ini para maha­ siawa didampingi oleh Prof. Tsuchiya Takeshi, yang sekaligus juga menjadi dosen tamu di Program Pasca Sarjana UNY. Dalam sambutannya Prof. Tsuchi­ ya mengungkapkan bahwa dalam kun­ jungan singkatnya di UNY ini dia dapat belajar banyak hal. Saat ini pendidikan di Jepang mulai menerapkan affective education, pendidikan dengan keha­ ngat­an, dan ternyata hal seperti ini ba­

nyak­dia temui selama di UNY. Para mahasiswa mahasiswa Aichi Uni­versity of Education (AUE) mendapat­ kesempatan berdiskusi terkait bidang akademik dan budaya bersama maha­ siswa UNY. Mereka juga dikenalkan de­ ngan proses membatik dan bermain ga­me­lan. Selain itu mereka menikmati­ tem­ pat-tempat wisata bersejarah di Yog­yakarta seperti Museum Pendidik­ an Indonesia, Candi Borobudur, Kera­ ton Yogyakarta, dan Malioboro. Selama di Yogyakarta, mereka juga mendapat suguhan pertunjukan Ramayana Ballet di Prambanan. Menurut Yui dan Keiko, ia dan teman-temannya merasa san­

gat senang dapat belajar banyak hal di UNY terutama seni dan budaya serta merasakan keramahan dan kehangat­ an warga UNY. Dia akan membawa pu­ lang pelajaran dan pengalaman yang didapat di UNY dan menyebarkannya di Jepang. Sementara itu Wakil Rektor I, Prof. Dr. Nurfina Aznam, Su.,Apt. pada kesem­ patan yang sama mengungkapkan­bah­ wa kegiatan ini dapat diteruskan dan dikembangkan di tahun mendatang.­Ke­ gi­at­an ini memang merupakan rang­kai­ an dari program pertukaran mahasiswa yang dirintis oleh UNY melalui Kantor Internasional. Untuk selanjutnya pada bulan Februari mendatang, UNY akan mengirimkan 4 orang mahasiswanya untuk dapat mencicipi pendidikan di AUE, Jepang. Keempat mahasiswa ini merupakan mahasiswa hasil seleksi pi­ hak fakultas yang telah dilakukan be­ berapa waktu sebelumnya. Animo stu­ dent exchange cukup tinggi tahun ini. Semoga mahasiswa UNY dapat meman­ faatkan kesempatan yang ada secara op­timal demi terbangunnya atmosfer aka­demik UNY yang baik di masa yang akan datang. anis

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

25


berita opera anak

Persembahan PG-PAUD untuk Dunia Anak

Satu lagi persembahan civitas akademi­ ka UNY untuk masyarakat. Kali ini da­ tang dari mahasiswa Pendidikan Guru Pen­didikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) yang menyelenggarakan opera anak. Pa­ ge­lar­an opera anak ini diselenggarakan­ pada 22 Desember 2011. Pagelaran yang bertajuk “Dari Kami Untuk PAUD” ini melibatkan 115 mahasiswa PG PAUD dan 270 siswa TK di seluruh DIY. Acara ini merupakan tugas akhir mata kuliah­ koreografi san kewirausahaan yang ber­ tujuan mempromosikan hasil karya ma­ hasiswa PG PAUDke masyarakat luas. Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan,­Uni­ versitas Negeri Yogyakarta, Dr. Sugito, M.A., dengan memukul gong. Dalam sam­but­an­nya beliau menyampai­kan ke­­­san mendalam ketika menyaksikan­ aca­­ra ini, terutama kesungguhan maha­ sis­­wa dalam menyelenggarakan­ opera anak berskala besar dengan­melibatkan­ TK-TK se-DIY. “Kegiatan semacam ini per­­lu diapresiasi karena sejalan dengan­ vi­si fakultas. Yaitu­ untuk memberikan

26

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

foto-foto: dokumen humas FIP

man­fa­at langsung ke­pa­da masyarakat dan lembaga mitra.­Semoga­kedepannya­ semakin berkembang,­tidak hanya ber­ ko­laborasi­dengan TK di dalam negeri tetapi juga berkolaborasi dengan TK di luar negeri,“ imbuh Sugito. Pagelaran opera anak ini dimaksud­ kan untuk mengenalkan dunia seni pa­

da anak-anak. Seperti yang diungkap­ kan oleh Joko Pamungkas, M.Pd., Kepala Program Studi PG-PAUD bahwa opera anak ini adalah suatu alternatif untuk mengasah potensi mahasiswa PG-PAUD di bidang seni tari dan pendekatan kre­ atif dalam mendidik anak usia dini. Ka­ rena ranah kesenian juga perlu dikem­


berita Binatang”, disusul oleh penampilan da­ ri TK ABA Karangmalang dengan lakon “Jalan-Jalan Ke Sawah”. Acara terus ber­ langsung hingga semua TK mitra me­ nampilkan opera andalannya masingmasing. Acara yang digelar bertepatan dengan Hari Ibu ini menjadi moment untuk memberikan persembahan ma­ nis bagi orang tua.

bangkan mendukung aspek kognitif dan logika. Pada klimaks acara, para orangtua me­nyaksikan penampilan putra pu­tri­­ nya yang telah berlatih keras selama­ ku­rang lebih 3 bulan untuk mem­per­si­ ap­kan acara opera anak kali­ini. Pe­nam­ pilan pertama dibuka oleh penampilan dari TK ABA Gedongkiwo yang memain­ kan opera tentang “Tamasya ke Kebun

zulfa

English Week

EDSANITE Meriahkan Stage Tari

Jumat, 6 Januari 2012, EDSA (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FBS UNY) sukses menyelenggarakan Ed­ sanite. Acara ini merupakan acara ta­ hunan sekaligus acara puncak English Week yang telah diadakan pada 12-16 Desember 2011 lalu. English Week sendi­ ri dimeriahkan beberapa lomba seper­ ti Lomba Futsal dan Writing and Pho­ tograpy Competition. Edsanite­kali ini meng­ambil tema When Arts Found Their Mother dan menghadirkan beberapa­ kelompok seni sepert Emac, Teater Re­ lung, Edsacoustic, dan digemparkan pula oleh Sunmorcoustic dan Sri Plecit. Teater Relung dengan apik menyu­ guhkan dua pentas teater. Lewat ceri­ ta “Eleuvia”, penonton berhasil dibuat takjub. Teater ini menceritakan kehi­ dup­an seorang lelaki yang diberi­tan­ tangan oleh kekasihnya untuk tidak ber­hubungan selam 24 jam, namun ke­ esokan paginya ketika si lelaki ingin­ber­ temu, ternyata sang kekasih mening­gal dunia. Cerita kedua, mereka­mengang­ kat tema surealis yang menyiratkan

pesan kepada pemerintah. Yaitu kritik anak-anak pedesaan yang kehilangan lahan bermainnya karena dibangun ge­ dung-gedung bertingkat. Dalam acara itu hadir Dekan FBS,

Prof. Dr. Zamzani, M.Pd., yang juga­ mem­berikan sambutan. dan Wakil De­ kan III (Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd.). dalam sambutannya mengatakan bah­ wa aktivitas ini merupakan aktivitas positif yang patut didukung, diharap­ kan mahasiswa berlomba-lomba untuk membuat acara semacam ini pasalnya tahun 2013 alokasi dana untuk pentas kolaborasi akan semakin besar. Acara ini ditutup dengan meriah oleh penampilan Sri Plecit, band Jog­ jakarta beraliran ska. Wahyu Aji Per­ mana selaku ketua EDSA 2011 men­ gatakan bahwa acara ini bertujuan untuk menunjukkan semangat ekspre­ si berkesenian dari mahasiswa Baha­ sa Inggris. Fitri

foto-foto: dokumen humas FBS

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

27


berita inovasi

Media Pengenalan Gambar untuk Anak

Abdullah Rifai, mahasiswa jurusan Elek­tronika menciptakan media penge­ nalan gambar dan tulisan untuk anak usia dini. Media ini merupakan teknolo­ gi otomatis yang membantu dalam pro­ ses belajar mengajar terutama pada pro­­ses anak dalam mengenal­baca-tulis yang dipelajari di taman kanak-kanak ataupun playgroup. Dengan adanya alat ini diharapkan proses belajar-meng­ajar di taman kanak-kanak dan playgroup akan lebih menyenangkan serta mem­ permudah anak untuk memahami ma­ teri yang diberikan. Sebenarnya, alat ini merupakan pengembangan dari alat yang sudah ada. Namun, Rifai menam­ bahnya dengan output suara, dengan harapan akan semakin mempermudah mengajarkan gambar dan tulisan kepa­ da anak usia dini. Mahasiswa angkatan 2008 ini men­ jelaskan latar belakang pembuatan me­ dia ini, yaitu jika anak mendapati sesua­ tu hal yang membosankan ataupun kurang menarik, maka mereka cende­ rung akan menghindari hal tersebut. Ini ia dapati berdasarkan risetnya. “Berbagai cara dilakukan agar dapat membuat anak dapat mengikuti proses belajar-mengajar dengan menyenang­ kan. Sering kali dijumpai taman kanakka­nak ataupun playgroup yang tutup karena minat anak masih kurang, hal ini salah satunya disebabkan oleh kurang kreatifnya tenaga pengajar untuk da­ pat membuat proses belajar-mengajar 28

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

foto-foto: dokumen humas ft

yang lebih menyenangkan dan produk­ tif,” ungkapnya. Dengan adanya alat peraga pengeja­ an tulisan berbasis mikrokontroler AT­ Mega 16 ini tentunya akan sangat mem­­­bantu guru sekaligus anak untuk­ mem­­buat proses belajar mengajar le­ bih menyenangkan dan dapat menge­ nalkan teknologi lebih dini sehingga ke­ lak anak-anak akan dapat menemukan teknologi-teknologi baru yang lebih­ap­ plicable. Lebih jauh, Rifai menjelaskan prinsip­ kerja alat media pengenalan gambar dan tulisan untuk anak usia dini berba­ sis mikrokontroler ATMega 16 ini ada­ lah saat tombol saklar on/off ditekan­ maka layar pada LCD akan menyala­dan terdapat tulisan Paud alfabet, loading

dan silahkan pilih nama binatang; Sete­ lah LCD menampilkan tulisan “silahkan­ pilih nama binatang”, maka kita tekan tombol “next” yang berarti kita akan memilih salah satu gambar binatang dengan indikator LED yang menyala. Dan saat itu pula tampilan di LCD akan menampilkan tulisan nama binatang yang kita pilih disertai munculnya su­ ara nama hewan yang kita pi­lih; Selan­ jutnya kita tekan tombol “tulis” yang berarti kita akan menulis huruf na­ma binatang yang tertampil di layar LCD; Ketika kita tekan tombol huruf alfabet, maka di layar LCD baris kedua akan me­ nampilkan huruf apa yang kita tekan dan diiringi suara huruf yang kita te­ kan tersebut; Setelah semua huruf su­ dah selesai kita ketik dan semua huruf


berita ka kita tekan tombol “next” dan u­langi langkah – langkah tersebut. Mahasiswa yang hobi futsal dan me­­ mancing ini, akan terus mengembang­ kan alatnya salah satunya dengan­me­ nambah varisai jumlah obyek gambar. Kemudian menggunakan IC MP3 agar waktu delay yang dibutuhkan untuk mengeksekusi data lebih cepat.

sudah tampil di layar LCD, selanjutnya kita ketik tombol “enter”. Gunanya adalah agar kita bisa mengetahui be­ nar salahnya huruf yang kita ketik den­ gan tampilan nama binatang pada la­ yar LCD baris pertama. Indikator benar atau salah akan menginformasikannya disertai suara nada salah atau benar; Ji­ ka kita ingin memilih hewan lagi dan melanjutkan proses pembela­jaran, ma­

haryo

kebugaran

Senam Kebugaran Perdana FE UNY

Isti

foto-foto: dokumen humas fe

Guna meningkatkan kesegaran jasma­ni bagi Dosen, Pegawai Administrasi dan Mahasiswa Fakultas Ekonomi­Universi­ tas Negeri Yogyakarta (FE UNY) pada Ju­ mat (3/2) di halaman FE UNY dige­lar Se­ nam Kebugaran yang Perdana­de­ngan jumlah peserta 50 orang. Adapun­kegi­ atan senam kegaran­jasmani­ini diada­ kan setiap hari Jumat pada pukul 07.0008.00. Untuk itu dihimbau­kepada para Dosen untuk bisa mengatur jam meng­ ajarnya, pada hari Jumat kuliah jam per­tama diusahakan dipindah ke jam berikutnya sehingga diharapkan Dosen serta Mahasiswa bisa mengikuti senam kebugaran. Acara secara resmi dibuka oleh Wakil Dekan I FE UNY Dr. Moerdi­ yanto, M.Pd., M.M. dan dihadiri pula oleh Wakil Dekan II, Wakil Dekan III, Ka­ jur/Kaprodi, Kabag/Kasubag dan selu­ ruh pegawai administrasi. Mendatang­ kan instruktur senam Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Ratna Budiar­ ti, M.Or. Dalam sambutannya Moerdiyanto me­ngatakan, di dalam fisik yang sehat­

terdapat jiwa yang sehat pula. Sehing­ ga dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing baik itu Dosen dan Tenaga administrasi diperlukan fi­ sik yang sehat guna mendukung pelak­ sanaan pekerjaannya. Selain itu pula dengan mengikuti senam kebugaran ki­ ta dapat menghilangkan penat dengan bersorak bergembira bersama sehingga kita akan selalu bugar, sehat dan segar. Lanjutnya, FE UNY mempunyai sem­

boyan BRIGHT kepanjangan dari Ber­mo­ ral Rasional Integritas Gigih Humanis dan Taqwa. Dengan senam kebugaran yang diadakan setiap hari jumat ini di­ harapkan dapat mendukung terlaksa­ nanya semboyan tersebut sehingga da­ pat memberikan layanan yang terbaik untuk customer dengan Sumber Daya Manusia yang baik pula. Dengan penuh semangat acara dilan­ jutkan dengan senam kebugaran ber­ sama. Para peserta nampak antuasi­as mengikuti semua gerakan senam yang dipandu instruktur dari FIK. Berhu­bung senam baru perdana gerakan senam ti­ dak terlalu kencang tapi rileks. Acara ditutup dengan sarapan pagi bersama menu bubur ayam spesial.

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

29


berita Forum Ilmu Sosial

Fistrans Kembangkan Protensi Akademika

FOTO-foto: humas fis

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Ne­ ge­ri­Yogyakarta (FIS UNY) kembali mem­ bentuk sebuah forum yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas akademik warganya. Adalah FISTRANS yang meru­ pakan singkatan dari Forum Ilmu Sosial Transformatif. Sepak terjang FISTRANS Institue diawali dengan diskusi pada 6 Januari 2011 lalu. Diskusi ini mengha­ dirkan beberapa pembicara antara lain Wakil Dekan I FIS, Cholisin, M. Si., dan Cahyo Pamungkas, M. A., peneliti LIPI dan kandidat doktor di Redboud Uni­ versity Nijmejen, Belanda. Forum yang berada di bawah naung­

30

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

an Majelis Pengkajian Penelitian dan Pe­ne­rap­an Ilmu-Ilmu Sosial (MP3IS) ini mengawali diskusi perdananya dengan­ mengangkat tema “Problematika Ilmu Sosial : Negara, Pasar dan Peran Univer­si­ tas”. Dalam kesempatan tersebut Cahyo Pamungkas menyampai­kan­bahwa per­ an universitas­ selalu ber­kem­­bang. Men­ urutnya bahwa per­kem­bang­an uni­ ver­­sitas pada awal­ abad pertengahan­ uni­versal terkait dengan­ideologi aga­ ma tertentu. Kemudian setelah revolusi Perancis (1789), universitas mulai mem­ perdebatkan unsur modernitas, rasio­ nal serta tradisionalisme. Sedangkan pada abad 19 universitas menjadi pu­ sat studi dan sumber peletakan dasardasar kebudayaan nasional. Sedangkan Cholisin, M.Si memapar­ kan bahwa saat ini peran universitas sesuai dengan karakteristikanya harus mampu memproduksi ilmu pengeta­ huan melalui penelitian yang dilaku­ kan. Pengetahuan apa dihasilkan ten­ tunya disesuaikan dengan nilai dan ke­pen­ting­an masyarakat Indonesia. Ni­

lai dan kepentingan masyarakat Indo­ ne­sia yaitu nilai-nilai dasar Pancasila dan tujuan negara yang seharusnya menjadi acuan dalam melahirkan ilmu-­ ilmu sosial di Indonesia. Cholisin juga mengungkapkan bahwa di negara de­ mo­krasi Pancasila, yang ideal adalah ma­sya­ra­kat kewarganegaraan mampu mengendalkikan Negara. Sehingga ne­ gara mampu mengendalikan pengusa­ ha agar dalam menjalankan usaha/bis­ nisnya tetap berpijak pada moral dan menjalankan fungsi sosial. Selain itu Cho­ lisin juga menambahkan bahwa arah pengembangan ilmu-ilmu sosial


berita yang dikembangkan di universitas dio­ rientaskan pada nilai dan kepentingan­/ ideologi demokrasi Pancasila tersebut. “Pendekatan ilmu-ilmu sosial yang da­ pat dipertimbangkan sebagai bahan me­ng­konstruksi adalah transformatif– emansipasif, kritis dan obyektif rasio­ nal,“ jelasnya bersemamgat. Ketua FISTRANS Institue, Nasiwan, M.Si menjelaskan bahwa dalam diskusi­

ke depannya akan mendiskusikan ilmu sosial dari arah yang bersifat filosofis, pendekatan ilmu sosial, metode, subject matter sampai pada penerapan il­mu so­ sial atau kontribusi ilmu sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Direncanakan akan ada 10 putaran dis­ kusi selama satu tahun dengan­meng­ hadirkan tokoh-tokoh dari FIS UNY dan pembicara luar yang kompeten. Tujuan

akhir dari diskusi ini diharapkan tidak hanya mengembakan­potensi akade­mis yang ada di FIS UNY tetapi juga kan­me­ nerbitkan satu buku tentang ilmu­sosial transformatif. Keanggota­an FISTRANS Institute antara lain dengan komunitas­ nya yang berasal dari dosen­di ling­ kungan FIS UNY, para peneliti ilmu so­ sial, aktivis mahasiswa, BEM dan HIMA. sari

pameran

Pameran Karya Seni Aneka Dimensi

foto-foto: humas fbs

Puluhan karya seni tersaji di sepan­ jang lobi Gedung Kuliah I, Fakultas Ba­­ ha­sa dan Seni. Kekreatifan dan keunik­ an mampu membuat mahasiswa yang berlalu lalang, berhenti sejenak untuk­ mengamati karya-karya mahasiswa Se­ ni Rupa angkatan 2010 kelas A, B, dan G. Pameran ini merupakan pameran yang digelar rutin tiap tahun dalam rangka tugas akhir mata kuliah Ilustraasi Krea­ si. Pameran bertajuk “Ilustrasi Kreasi dalam Ekspresi” digelar mulai tanggal 2 Januari, hingga 4 Januari 2012 dan menampilkan sekitar 80 karya seni. Pameran kali ini tergolong unik kare­ na mahasiswa dapat pula menampilkan karya seni yang tidka melulu berbentuk dua dimensi. Suwarna, M. Pd., dosen pengampu mata kuliah Ilustrasi Krea­ si, memberikan kebebasan pada ma­

hasiswanya untuk memamerkan kar­ ya seni tiga dimensi. Ia berujar bahwa karya seni tiga dimensi macam diorama dan relief merupakan terobosan baru di Pendidikan Seni Rupa UNY. “Hal ini di­ lakukan agar mahasiswa dapat berkrea­ si sesuai dengan tuntutan jiwa kreatif­ nya. Jadi tidak mengandalkan karya dua dimensi saja,” imbuh Suwarna.

Wahyu Cahyono, Ketua Panitia, juga­ membenarkan alasan dosennya memi­ lih­membebaskan mahasiswa untuk ber­kreasi dengan dua dimensi dan tiga­ dimensi. Menurutnya, ini adalah kali per­tama Seni Rupa UNY menggelar pa­ meran diorama. Panitia pameran bekerja keras dalam palaksanaan, seperti terlihat dalam pe­ milihan tempat pameran. Wahyu beru­ jar bahwa pemilihan Ge­dung Kuliah I bukan tanpa alasan. Pemusatan keg­ iatan belajar mengajar dan ruang-ru­ ang dosen di Gedung Kuliah I tentu­ nya membuat gedung ini selalu ramai oleh mahasiswa dan dosen. Hal ini akan memberi peluang yang le­bih besar un­ tuk menarik massa agar dapat meng­ apresiasi karya seni yang dipamerkan. Nunggal

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

31


berita Pelantikan Dewan Pertimbangan UNY

gbph pRABUKUSUMO MENJADI kETUA

foto-foto:dokumen humas uny

Saat ini UNY telah memiliki Dewan Per­ timbangan yang terdiri atas GBPH Pra­ bu­ku­sumo sebagai wakil dari ma­sya­ ra­­kat, sebagai Ketua; Prof. Dr. Yo­yon Suryono, M.S., wakil dari dosen, sebagai Sekretaris; Drs. Sardiman, AM., M.Pd., wakil dari dosen, sebagai anggota; Prof. Dr. Hermi­ narto Sofyan, M.Pd., wakil dari alumni, sebagai anggo­ta; dan Drs. KH. Asyhari Abta, M.Pd. sebagai wa­ kil­orangtua, sebagai anggota. Dewan Pertim­bangan ini dilantik Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., di Auditorium UNY. Pada kesempatan tersebut Rektor juga melantik pejabat UNY lainnya. Dalam sambutannya, Rektor menga­ takan, Dewan Pertimbangan diharap­ kan dapat menjalankan fungsinya­ da­­­­lam memberikan pertimbangan ter­ ha­­­­dap­ kebijakan rektor dan memberi­kan saran dan masukan dibidang non-aka­ demik. Dengan peran Dewan Pertim­ bangan yang optimal, kinerja­UNY da­­pat me­ningkatkan kepuasan bagi se­mua stekholders. Begitu juga­dengan 32

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

Ke­pa­la dan Koordinator Bidang­ Kantor­ Sa­tu­­an Pengawas Internal diharap­kan dapat menjalankan fungsi pengawas bi­ dang­non-akademik. Sebagai PTN BLU yang mendapat otonomi pengelolaan­ keuangan, aset, dan SDM, sangat ber­ ke­­pentingan untuk melakukan penga­ wasan internal. Dengan pengawasan internal yang efektif, diharapkan dapat­ menjamin UNY mampu sebagai institu­ si yang efektif dan bersih. “Ketua dan Sekretaris Jurusan/Pro­ gram Studi sebagai pejabat akademik, diharapkan dapat mengawal penye­ lenggaraan Jurusan/Prodi. Sehingga da­ pat memberikan layanan akademik dan non-akademik yang semakin memuas­ kan bagi mahasiswa. Selain itu juga da­ pat mengorganisasikan dan mengenda­ likan SDM dan sarana dan prasarana pendidikan serta mengimplementasi­ kan program pengembangan jurusan/ prodi, sehingga penyelenggaraan pen­ didikan pada level jurusan/prodi dapat menunjukan akuntabilitas yang tinggi kepada publik,” lanjutnya.

Terhadap Kepala Bidang Kantor Inter­ nasional, Rektor mengharapkan­agar dapat menjalankan fungsinya, meng­ ko­­­or­di­na­si­kan program kerjasama,­ ba­­­ ik dengan institusi luar negeri mau­ pun­­dalam negeri. Di samping juga­ me­nga­­wal progam internasional, ba­ ik yang ber­­ kenaan dengan pogram ge­ lar maupun­non gelar. Semuanya­ di­­ha­­­­rap­­kan menyadari sepenuhnya bah­wa networ­king merupakan unsur yang sangat penting dalam program internasional,­terutama mendukung UNY menuju tercapainya World Class University.­ Rek­tor­ juga berpesan­ kepada Kepala­ Bagian dan Kepala Sub Bagian yang baru agar dapat memberikan layanan yang ter­baik sehingga dapat memberi­ kan kepuasan bagi se­mua, serta mampu me­la­kukan koordi­nasi secara vertikal dan horizontal ditempatnya masingma­sing, sehing­ga dapat bekerja lebih produktif diban­dingkan dengan masama­sa sebelumnya. irma


berita kunjungan andi mallarangeng

Kembali bermain Tenis di UNY

foto-foto:humas fik

Menteri Negara Pemuda dan Olahraga­ (Menegpora), Andi Mallarangeng, me­ ngun­­jungi lapangan tenis in door FIK, UNY pada Rabu (11/1). Lawat­annya se­ ka­ligus untuk menjajal kemampuannya­ da­lam bermain tenis. Pada pertan­ding­ an tenis ganda tersebut, Andi Malara­ ngeng berpar­tner dengan Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto, Sekretaris Menegpora.­ Me­­reka melawan tim dari UNY, Wakil­

Rektor III, Prof. Dr. Herminarto Sofyan dan Dosen FIK, Sunardiyanto, M.Pd. Sebelumnya, di tempat yang sama Andi bertemu dengan Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan Perdesaan (PSP-3). Sebuah perkumpulan Sarjana Strata 1 dari berbagai disiplin ilmu di berbagai Perguruan Tinggi yang lolos dalam seleksi program yang diadakan oleh Kemenegpora. Rencananya, ke-31

mahasiswa tersebut akan turun desa berbakti untuk desa.“Apabila yang ki­ ta lihat biasanya pemuda da­tang dari desa untuk urban ke kota, maka kali ini para pemuda yang telah belajar di kota akan turun ke desa untuk berkarya. Pe­ muda-pemuda luar biasa. Mereka mau datang ke desa dan bisa dikatakan sar­ jana masuk desa,” jelas Andi. ratnae

Motivator Kemnegpora Beri Pelatihan di UNY BEM FIK (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelohragaan) menyelang­ garakan Leadership Training kepada­ pa­ ra­mahasiswa FIK. Pelatihan ini dise­ lenggarakan pada 30 Desember 2011 bertempat di Ruang Sidang Utama GP­ LA FIK UNY. Agung Widodo, S.Kom,Mch, Cht, motivator Kemenpora RI khusus di­ undang untuk memberikan motivasi ke­ pada mahasiswa UNY. Dalam motivasinya, Agung menga­ wali dengan motivasi yang meletup-le­ tup. “Jadilah pribadi yang seperti anda. Jadilah diri anda sendiri. Jangan terje­ bak oleh idealisme. Buka wawasan an­

da, karena kita punya tugas bagaima­ na ke depan kita bisa lebih baik. Orang tua mengharapkan ke depan kita bisa lebih baik,” ujarnya semangat. Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FIK UNY, Rumpis Agus Sudarko, M.S. Dalam sambutannya Rumpis berpesan kepa­ da mahasiswa agar mengikuti pelatih­ an dengan seksama. “Pelatihan ini akan memberikan suntikan semangat. Dan juga belajar menjadi seorang pemim­ pin yang baik dengan sabar dan syu­ kur. Sabar artinya mampu menghadapi segala kritik maupun hujatan. Syukur artinya, kita mampu menyelesaikan

permasalahan yang ada dengan pera­ saan legawa.” Dua ratus mahasiswa UNY yang seba­ gian berasal besar dari FIK mengikuti­ dengan seksama tahap demi­tahap pe­ latihan ini. Beberapa saat sebe­lum be­ rakhirnya pelatihan, Agung meminta peserta untuk memejamkan mata dan membayangkan ibu masing-masing. “Ba­yangkan senyumnya, saat berdiri­ di depan pintu menyambut kepulangan ki­ta. Sekarang buka mata anda, dan be­ rikan senyum terindah kalian untuk ibu,” pungkasnya. ratnae

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

33


berita inovasi

MULTI BRACKET LOW NOISE BLOCK UNTUK TV Televisi merupakan salah satu media­ elektronik audio visual yang dapat mem­berikan hiburan, informasi, dan so­si­a­lisasi. Agar dapat menghasilkan kualitas gambar dan sinyal yang baik, maka televisi harus menggunakan pe­ ralatan tambahan. Peralatan tambahan yang sangat berperan adalah antena. Antena televisi yang digunakan adalah antena UHF (Ultra High Frequensi) dan antena TV satelit. Antena UHF hanya dapat digunakan dengan baik di daerah yang mendapat pancaran sinyal yang kuat, sehingga di daerah yang kurang mendapat sinyal tidak dapat menikma­ ti siaran televisi dengan baik. Selain itu jumlah saluran yang dipancarkan sedi­ kit. Sedangkan antena TV satelit atau yang sering disebut dengan antena pa­ rabola, dalam hal kualitas sinyal dan gambar yang didapatkan jauh lebih ba­ gus daripada antena UHF karena pan­ caran sinyal dari satelit cukup kuat. Se­lain itu jumlah saluran yang dipan­ carkan cukup banyak. Sebagian besar masyarakat yang meng­gunakan TV satelit menginginkan untuk memperoleh saluran informasi internasional tanpa batas. Beberapa tek­nologi telah digunakan untuk men­ dapatkan saluran yang bersifat interna­ sional dalam jumlah banyak. Teknolo­ gi dan alat yang digunakan antara lain Televisi Satelit Berlangganan, Multi An­ tena, penggunaan motor, dan penggu­ naan empat LNB. Teknologi yang sudah ada tersebut memiliki banyak kelemah­ an dan membutuhkan biaya yang besar.

34

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

Foto-foto humas FMIPA

Oleh karena itu sekelompok mahasis­ wa Universitas Negeri Yogyakarta mem­ punyai ide bagaimana menciptakan­alat efisien yang dapat digunakan masyara­ kat untuk menikmati saluran televisi­in­ ternasional dalam jumlah yang banyak­ tanpa banyak kelemahan dan dengan biaya yang murah. Meita Wulan Sari,­Ika Feni Setyaningrum, Ni’mah Ma’furoh dari Fakultas MIPA serta Brilian­Pra­ setyo dari Fakultas Teknik merancang Teknologi Multi Bracket LNB (Low Noi­ se Blok) yaitu teknologi banyak LNB da­ lam satu antena TV satelit. “Teknologi ini kami gunakan untuk satu antena TV satelit supaya menda­ patkan saluran internasional dalam

jum­lah yang banyak dengan biaya yang murah,” terang Meita Wulan Sari, “De­ ngan adanya alat tersebut maka dapat dijadikan peluang bisnis usaha untuk memenuhi kebebutuhan masyarakat gu­ na memperoleh saluran informasi tan­pa batas dari dunia televisi hanya de­ngan satu antena dan tanpa harus me­nge­lu­ar­kan biaya yang besar.” Kerangka alat dirancang sedemikian­ rupa untuk dapat menahan beban atau gaya-gaya yang bekerja pada bidang tersebut supaya tidak terjadi perubahan­ posisi. Selain itu dalam perancangan­ per­lu diperhatikan nilai­ ekonomis da­ lam­­pemilihan bahan yang akan diguna­ kan pada konstruksi tersebut,­baik dari


berita Kilas

kekuatan bahan maupun dari segi­har­ ga. Ika Feni Setyaningrum menambah­ kan bahwa pertimbangan teknis pada­ pe­ rancangan dan pembuatan Mul­ ti Brac­­­­­­­­­ket LNB ini adalah konstruksi­ alat yang sederhana, sehingga mudah untuk­ di­buat dan dipelajari. ”Kami memakai ba­­han-bahan yang mudah terdapat di pa­­saran dengan harga terjangkau se­ hingga menjadi mudah dalam pemeli­ ha­­ra­annya” kata Ika Feni. Brilian Prasetyo menjelaskan bahwa alat ini berukuran panjang 50 cm, le­ bar 10 cm dan tinggi 5 cm. ”Kami telah mendesain alat ini karena ukurannya sesuai digunakan untuk antena parabo­ la berukuran besar maupun kecil” kata Brilian, ”Susunan LNB dibuat sejajar ka­ rena menyesuaikan dengan orbit sate­ lit yang ada di luar angkasa yaitu mem­ bujur segaris dengan garis katulistiwa dari timur ke barat serta diikat meng­ gunakan mur dan baut supaya mudah disetel dan dibongkar-pasang.” Prinsip kerja alat ini adalah jika da­ lam satu antena parabola hanya meng­ gunakan satu LNB maka sinyal yang didapat hanya dari satu satelit, kare­ na satu LNB hanya dapat digukan un­ tuk satu sinyal satelit namun jika dalam satu piringan parabola menggunakan banyak LNB maka sinyal satelit yang diterima juga akan lebih banyak. Wa­ laupun di luar angkasa jarak antar sa­ telit puluhan kilometer tetapi dengan menggunakan banyak LNB di atas ante­ na parabola jarak LNB hanya beberapa sentimeter. Karya ini membuahkan ha­ sil dengan mendapatkan dana dari Dik­ ti dalam Program Kreatifitas Mahasiswa 2011 bidang kewirausahaan. Dedi HErdito

dokumen himas FE

Kerja Sama Disperindagkop DIY dan FE UNY Kepala Sub Dinas Koperasi dan UKM Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi & UKM (Disperindagkop) Propinsi DIY, Drs. Bambang Basuki akan bekerja sama dengan perguruan tinggi di DIY. Acara ini berlang­ sung pada akhir tahun 2011 di Ruang Rapat Disperindagkop. Dalam rapat koordi­nasi ka­ li ini dibahas mengenai pengembangan pro­ gram inkubasi bisnis bagi mahasiswa dan masyarakat DIY tahun 2012 mela­ lui kerjasama kantor dinas Disperindagkop DIY dan Perguruan Tinggi (PT) di Yogyakarta. Dalam rapat koordinasi tersebut, Bambang menjelaskan tujuan dari inkuba­ si bisnis tersebut. Antara lain menyiapkan calon-calon wirausaha baru di ka­ langan mahasiswa, mengembangkan kemampuan kewirausahaan bagi UM­ KM di Yogyakarta, memberikan pendampingan usaha bagi para pemula usaha di Yogyakarta, dan untuk mengurangi pengganguran dan kemiskinan di DIY. Sedangkan wujud program kegiatan ini adalah dengan melakukan pelatih­ an kewirausahaan di unit-unit inkubasi bisnis di Perguruan Tinggi melalui re­ kruitmen peserta yang memiliki motivasi usaha, memberikan motivasi, mem­ berikan pengetahuan bisnis, memberikan pengalaman praktik riil membuka usaha, evaluasi kinerja usaha dan pendampingan usaha secara terprogram dan berkelanjutan. Sementara Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi UNY (FE UNY), Dr. Moerdiyan­ to, M.Pd., M.M. saat menghadiri acara tersebut menyampaikan bahwa UNY telah memiliki bidang usaha inkubasi bisnis sebagai program percontohan­ nya diantaranya CV Multi UNY, UNY Hotel, UNY Qua, UNY Kolam, UNY Sport, BPR UNY, EEC dan lain-lain. “Dalam pendampingan kepada mahasiswa, kita memberikan pendampingan secara keseleruhan baik dari segi modal maupun manajemen usahanya. Alhasil banyak mahasiswa yang berhasil mengelola usa­ hanya sampai sekarang,”terang Moerdiyanto. Inkubasi bisnis dan pendam­ pingan bisnis ini minimal selama 3 tahun. Selain dihadiri UNY, rapat koordi­ nasi ini juga dihairi oleh perwakilan dari UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), UST (Universitas Sarjanawiyata), Universitas Atmajaya, dan Uni­ versitas Widya Mataram. Isti

Belajar Pembelajaran IPS di Jepang Jumat, 13 Januari 2012, kampus Pascasarjana (PPs)UNY kedatangan dosen ta­ mu dari AICHI University, Japan. Adalah Prof. Tsuchiya Takeshi dan timnya yang terdiri dari 2 orang. Kedatangan Prof Takeshi dimaksudkan untuk mem­ berikan kuliah umum kepada mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPs UNY terkait dengan pembelajaran IPS baik di SD dan SMP di Jepang. Kuliah umum ini mendapat sambutan dari Asisten Direktur II yaitu Bapak Dr. Moch. Alip dan Sekretaris Prodi P.IPS yaitu Ibu Dr. Muhsinatun Siasah Masruri. Acara tersebut juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial, UNY yaitu Prof. Dr. Ajat Sudrajat dan beberapa dosen dari FIS UNY. Prof.Takeshi menampilkan foto-foto dan video pembelajaran IPS untuk siswa SD dan SMP di Jepang. Berdasarkan pemaparan Pof. Takeshi, pembelajaran dis­ ana pada intinya adalah berorientasi pada siswa (Student Center). Raras

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

35


opini NU, HUMOR, DAN KEWARASAN POLITIK O l e h S uda rya n t o

U

sia Nahdlatul Ulama (NU)—hari Se­ lasa, 31 Januari 2012 ini genap beru­ sia 86 tahun—tak pernah sejajar­de­ ngan­usia Republik Indonesia yang hampir berusia 67 tahun. Namun, kiprah­dan peran NU dalam kehidupan bangsa-negara ini tidak dapat dikatakan sedikit. Paling tidak, NU pernah berkontribusi pada bangsa ini melalui­ putra terbaiknya, yakni KH Abdurrahman Wa­ hid (Gus Dur) yang menjabat Presiden RI. Apa sisi lainnya yang juga menarik dari NU? Beberapa peneliti asing, para Indonesianis, pernah meneliti NU. Sebut saja, Dr Martin van Bruinessen (Belanda), Dr Andree Feilard (Peran­ cis), dan Dr Greg Barton (Australia). Selain pe­ neliti asing, ada pula peneliti lokal. Sebut sa­ ja, Dr Zamakhsyari Dhofier (Balitbang Depag), Dr Laode Ida (Wakil Ketua DPD), dan Dr Abdul Gaffar Karim (UGM). Sebagian dari mereka men­ jadikan NU sebagai topik penelitian untuk me­ nyelesaikan studi doktoral. Para peneliti di atas umumnya meneliti si­ si-sisi politik NU yang bersinggungan dengan (politik) negara. Sementara itu, sampai hari ini sisi humor NU belum disentuh. Padahal, hu­ mor merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gerak perjalanan NU selama ini. Baik di ke­ hidupan pondok pesantren, maupun di kehi­ dup­an sehari-hari. Terlebih, jika kita mengeta­ hui kalangan nahdliyyin umumnya berada di pedesaan. Di simpul ini, penulis teringat ucapan KH Mustofa Bisri (Gus Mus), sahabat Gus Dur, yang mengatakan, “Umumnya warga NU kan orang desa. Jadi, hidup mereka santai. Kalau ketemu, ya guyon.” Ucapan Gus Mus itu meyakinkan kita bahwa kultur NU seirama dengan kultur pedesaan yang komunal, guyub rukun, dan san­ tai. Maka, wajarlah jika di kalangan nahdliyyin

Padahal, humor merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gerak perjalanan NU selama ini. 36

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

akan mudah dijumpai tradisi guyonan (berhu­ mor). Di kalangan orang NU, nama dan sosok Gus Dur bisa dibilang istimewa. Betapa tidak, man­ tan Ketua Umum PBNU dan Presiden ke-4 RI itu selalu membawa kebiasaan guyonan di ma­ na pun ia berada, termasuk di lingkup politik. Misalnya, cerita Gus Dur tentang seorang caleg PKB di Jawa Timur yang marah-marah karena namanya tidak masuk dalam daftar calon ter­ pilih. Caleg PKB itu lantas dinasihati oleh KH Hasyim Muzadi. “Wis to, soal caleg itu kan masalah dunia.­ Itu soal kecil,” ujar Kiai Hasyim. Tapi caleg PKB itu tetap jengkel dan berkata, “Bukan begitu, Pak Kiai. Tapi ini masalah kemaluan.” Sambil­ terkekeh, Gus Dur berkomentar, “Ya, begitu itu orang NU. Malu dan kemaluan dicampur-cam­ pur.” Cerita ini, pada hemat penulis, mengi­ syaratkan betapa uniknya orang NU dalam me­nyi­kapi persoalan hidup, termasuk urusan po­litik. Masih dari Gus Dur, kali ini subjek cerita ada­ lah kiai NU. Kata Gus Dur, kiai-kiai NU sudah modern. Mereka sudah membeli dan menggu­ nakan handphone. Ada seorang kiai NU yang kalau di-SMS tidak dibalas, tetapi justru lang­ sung menelpon. Lalu, santrinya memberitahu, “Pak Kiai, kalau Sampeyan di-SMS balas saja pa­ kai SMS lagi. Sampeyan nggak perlu nelpon.” Kiai itu menjawabnya polos, “Ah, saya malu ka­ rena tulisan saya jelek.” Bila Anda terpingkal-pingkal menyimak ce­ rita di atas, berarti Anda mengetahui betapa ki­ai-kiai NU itu lugu dan polos. Keluguan dan kepolosan sikap itulah yang merupakan sum­ ber guyonan. Selain bertujuan ketawa, humor dalam tradisi NU atau pesantren juga menjadi alat penyampai pesan. Melalui cerita kiai­NU dan handphone-nya tadi, Gus Dur ingin me­ nyam­­paikan pesan bahwa kiai NU mengalami­ cultural shock teknologi (baca: handphone). Hal-ihwal membaca pesan di balik humor, se­ja­ti­nya tidak gampang. Hanya orang-orang yang punya sense of humor yang tinggi, yang mampu berbuat hal tersebut. Untuk itu, benar­ lah ungkapan budayawan Mohamad Sobary bah­wa di NU humor menjadi bagian dari kearif­ an. Dengan kata lain, humor memungkinkan


opini

Kalam/pewara

orang NU belajar lebih arif dalam menyikapi persoalan hidup, serta mengajak belajar mema­ hami hakikat kekurangan diri masing-masing. Di bidang politik, seperti diungkapkan Gus Dur, humor menjadi katup pelepas yang dibu­ tuhkan, termasuk di negara yang paling demok­ ratis sekalipun. Di AS, panggung-panggung politik diwarnai dengan guyonan yang cerdas dan menyegarkan. Di Indonesia, kondisi se­ rupa juga sempat muncul saat Gus Dur men­ jabat Presiden RI (tahun 1999-2001). Saat itu, humor-humor Gus Dur menjadi katup pelepas da­ri kondisi serba kejumudan dan ketidakwar­ asan politik. Hari ini, saat panggung politik kita dipenuhi intrik DPR, kita diingatkan humor Gus Dur yang cerdas tentangnya. Kata Gus Dur, DPR dulu ta­ man kanak-kanak (TK), kini turun pangkat jadi playgroup. Humor itu ternyata berhasil merun­ tuhkan sisi sakralitas anggota DPR, yang pada zaman Orde Baru (Orba) ibarat meminjam Iwan Fals, “manusia setengah dewa”. Pendek kata, humor memiliki potensi untuk mengajak kita agar berpikir sehat dan waras kembali. Jikalau politik hari ini ialah suguhan ketidak­ warasan para elite, maka humor ialah obat pe­ na­warnya. Humor tidak sekadar persoalan ke­ tawa, tetapi juga mampu memberikan pesan peringatan bagi penguasa dan kroni-kroninya. Di simpul ini, teringatlah kita humor Gus Dur tentang kejadian unik yang menimpa Harmoko,

mantan Menteri Pene­ rangan di era Orde Baru (Orba). Suatu ketika, Presi­ den Soeharto hendak menunai­ kan ibadah­haji ke Mekkah. Layaknya rombongan orang pen­­ ting, Presi­den disertai sejumlah men­ te­ri, termasuk Menpen Harmoko. Saat tiba­pelaksanaan jumrah, Harmoko memi­ liki ma­salah: batu kerikil yang dilemparkan­ nya berbalik mengenai jidatnya. Kejadian ini berulang-­ulang kali. Ia pun hendak­me­minta petunjuk Pak Harto, seperti ucapan khas­nya “menurut pe­tunjuk Bapak Presiden”. Belum sampai mene­mui Pak Harto, ada bisikan­yang didengarnya, “Se­sama setan dilarang sa­ling melempar”. Akhirnya, harus kita akui, humor memiliki­ banyak segi yang menarik dan bermanfaat bagi­ hidup ini. Ia tak hanya bikin ketawa, tetapi­juga mengajak kita belajar semakin arif dan waras dalam menjalani hidup ini. Di usianya yang ke86 tahun itu, NU diharapkan dapat lebih ber­ kon­ tribusi bagi peningkatan hidup bangsane­ga­ra ini. Termasuk dalam mengupayakan ter­ciptanya kondisi kewarasan politik di nege­ ri tercinta ini. Selamat Harlah ke-86 warga NU!

Sudaryanto, S.Pd. mahasiswa S2 Linguistik Terapan UNY

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

37


opini PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY O l e h S uha rno

K

alau bertamsil dengan nalar industri, perguruan tinggi itu layaknya “indus­ tri” yang menghasilkan produk, yaitu­ mahasiswa. Sedangkan dosen, karya­ wan, dan sarana prasarana yang ada adalah anatomi industri yang mendukung peningkat­ an kualitas produk. Seberapa pun bagusnya fasilitas perguruan tinggi, sehebat apapun do­ sen­dan karyawannya, bila secara­faktual­be­ lum mampu menghasilkan lulusan yang quali­ fied, perguruan tinggi (PT) tersebut belum bisa dikatakan unggul. Dengan analogi yang lain, mahasiswa dan lulusan merupakan “juru bic­ ara” yang amat penting bagi kualitas sebuah PT. Dalam upaya UNY menuju the World Class University, pe­ ngem­ bangan bidang kemaha­ siswaan yang sis­te­ma­tis adalah sebuah keharu­ san. Lalu, apa yang seharusnya dilakukan un­ tuk mewujudkan cita-cita tersebut? Pertama, rekrutmen calon mahasiswa ung­­ gulan yang didasari atas ki­nerja aktual ke­ma­ hasis­wa­an. Kalau kualitas aktual mahasiswa me­ ningkat dan prestasi-prestasi mahasiswa terekspos dengan baik, tidak sulit bagi UNY un­ tuk mendapat­kan calon mahasiswa unggul. Hal itu dapat dilan­car­kan dengan: (a) membuat da­ tabase per­kem­bang­an prestasi mahasiswa di tingkat­na­sio­nal, sehingga peningkatan dan pe­ nurun­an­nya dapat dievaluasi; (b) menstimulu­ si pencapaian pres­­tasi akademik dan nona­ka­ demik ma­hasiswa dengan memberikan­reward; (c) men­dorong student engagement da­lam pro­ gram pelaksanaan tri dharma­PT para dosen un­ tuk meningkatkan prestasi mahasiswa. Selain ketiga hal tersebut, juga harus mem­

Dengan analogi yang lain, mahasiswa dan lulusan merupakan ”juru bicara” yang amat penting bagi kualitas sebuah perguruan tinggi. 38

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

perhatikan: (d) optimalisasi fungsi website UNY untuk menyosialisasikan prestasi-prestasi aka­ demik dan nonakademik mahasiswa UNY, ter­ utama karya-karya ilmiahnya; (e) memperluas sosialisasi prestasi-prestasi akademik dan non­ akademik mahasiswa UNY kepada sekolah-se­ kolah dan stake holders, serta press release se­ca­ra rutin; (f) memperkuat program communi­ty deve­ lop­­­ment dengan cara mahasiswa turun lang­ sung ke masyarakat. Kedua, pengembangan program-program peningkatan kompetensi akademik mahasiswa. Kompetensi akademik mahasiswa sama pen­ tingnya dengan kompetensi akademik para do­ sen, dan dapat ditingkatkan melalui beberapa program berikut: (a) memfasilitasi partisipasi mahasiswa dalam program-program penalaran­ yang selenggarakan oleh Dirjen DIKTI Kemen­ dikbud maupun lembaga lainnya dalam bentuk kompetisi karya-karya ilmiah, training,­ work­ shop, atau yang lain; (b) menstimulasi pres­ta­si dan karya akademik mahasiswa dengan pembe­ rian insentif khusus bagi mahasiswa; (c) mem­ buat database mahasiswa-mahasiswa potensial di bidang akademik dan mendorong pencang­ kokan mahasiswa-mahasiswa tersebut dalam kegiatan-kegiatan akademik yang relevan­yang dilaksanakan oleh para dosen/pengajar; (d) me­ laksanakan pelatihan, bengkel kerja dan loka­ karya akademik berbasis program studi, se­ hingga program lebih kon­teks­tual, spesifik, re­le­van, dan terukur. Ketiga, pengembangan program-program­ pe­ningkatan kompetensi sikap dan ke­priba­ dian. Kompetensi akademik yang baik harus diimbangi dengan kompetensi sikap dan kepri­ badian yang baik. Program yang patut diseleng­ garakan adalah sebagai berikut: (a) penyu­sunan pedoman etika mahasiswa dengan me­ng­in­ tegra­sikan keluhuran dan eksotisme bu­da­ya In­do­ne­sia disertai evaluasi atas implementasi­ nya secara berkala; (b) pengembangan pen­ didikan karakter dengan tidak hanya melalui pendekatan classroom teaching, tetapi porsi ter­ besar melalui contextual learning; (c) pendam­ pingan sikap dan perilaku mahasiswa de­ngan melibatkan dosen pembimbing kemahasiswaan


opini dan dosen penasehat akademik;­(d) optimalisasi peran-peran organisasi­ kerohanian dalam mengawal pem­ bentukan karakter­ mahasiswa;­ (e) men­jadikan organisasi­ke­ ma­ha­siswaan UNY dan akti­ vis­nya­ sebagai prototype ke­ matangan sikap dan perilaku bermasyarakat dan bernegara. Keempat, pengembangan pro­­­gram minat dan bakat menuju­ uni­versitas berkelas interna­si­onal sebagai tool awal untuk mening­ katkan prestasi mahasiswa me­la­ lui program-program berikut: (a) tetap memfasilitasi berdirinya­ UKMF berdasarkan minat dan ba­ kat,­di pelbagai bidang; (b) mem­ fasilitasi keterlibatan mahasis­wa da­ lam kegiatan minat dan bakat dalam or­ga­nisasi di luar kampus; (c) memfasilita­ si keikutsertaan mahasiswa da­lam kom­ petisi di luar kampus, dalam bidang minat dan bakat tertentu; (d) ekstensifikasi dan pe­nguatan jaringan-jaringan mahasiswa berbasis keilmuan, minat, dan bakat. Kelima, mewujudkan mahasiswa dan lu­lus­­an dengan kompetensi akademik­ yang diakui oleh dunia internasional, me­la­ lui­program-program sebagai berikut: (a) mem­ fasilitasi publikasi artikel populer mahasiswa di media cetak mau­pun digital/online; (b) intensi­ fikasi dan fasilitasi pengiriman naskah artikel karya mahasiswa ke media-media nasional dan internasional; (c) transliterasi karya-karya ilmi­ ah unggulan mahasiswa yang dihasilkan me­ lalui program LKTM, PKM, dan lain-lain. Keenam, mewujudkan lulusan dengan kom­ petensi kepribadian, sosial, dan profesional yang dapat diterima masyarakat inter­nasional me­lalui program-pro­gram sebagai berikut: (a) ke­gi­at­an pembekalan soft skill ba­gi seluruh ma­ hasiswa UNY pada awal masuk, selama proses studi, dan menjelang atau setelah memperole gelar sajana; (b) melakukan pertukaran maha­ siswa secara berkala dengan universitas di luar negeri untuk memberikan pers­pektif interna­ sional bagi mahasiswa se­kaligus mengenalkan kompetensi­ ke­­pribadian, sosial, dan profesio­nal ma­ha­sis­wa kita kepada dunia internasi­o­nal;­ (c) memfasilitasi magang kerja ba­gi fresh graduate UNY di lembaga-lem­baga de­ngan repu­tasi in­

ternasional; (d) men­dorong keterlibatan alumni da­lam organisasi-organisasi pro­ fesi di tingkat nasional dan interna­ sional. Ketujuh, mewujudkan maha­­sis­ wa­dan lulus­an dengan kemam­ puan dan prestasi seni, olah­raga dan prestasi lain yang dikenal oleh ma­sya­rakat internasional.­ Prestasi mahasiswa me­ru­pakan salah satu media promosi UNY di dunia internasional, dengan­de­ mikian terdapat­urgensi un­tuk mendorong pengenalan­presta­ si mahasiswa dan lulusan UNY kepada ma­syarakat internasi­ onal. Hal itu dapat di­lakukan dengan: (a) pembuatan database prestasi mahasiswa di bidang seni, olah­ raga, dan lainnya; (b) publikasi berbagai­ kemampuan dan prestasi mahasiswa UNY di bidang seni, olahraga, dan prestasi­lain­ nya melalui media massa, website UNY dan newsletter melalui milis/blog alum­ ni; (c) fasilitasi UKM berbasis minat dan bakat di bidang seni dan olahraga un­ tuk berparti­sipasi dalam berbagai even dan kompetisi di tingkat internasional. Kedelapan, mewujudkan lulusan yang unggul, diterima publik, dan memi­ li­ki­posisi tawar yang baik dalam dunia ker­ ja internasional. Sebagaimana dinyatakan di ba­gian awal, lulusan merupakan “juru bicara” yang baik bagi sebuah lembaga pendidikan. Kiprah UNY dalam dunia kerja internasional ditentukan oleh ekselensi, akseptabilitas, dan bargaining position alumni­nya. Untuk mewu­ judkan hal tersebut perlu dilakukan beberapa program berikut: (a) pemberian pembekalan job hunting dalam dunia kerja internasional; (b) peningkatan kemampuan berbahasa Inggris dan bahasa-bahasa asing lainnya sebagai alat untuk berkiprah dan berkompetisi dalam du­ nia kerja internasional. Itulah beberapa program yang seyogyanya dilakukan UNY dalam rangka menjadi univer­ sitas berkelas internasional. Tentu dengan ke­ beranian mengemukakan sebuah pertanyaan: Di manakah posisi aktual kita?

Dr. Suharno, M.Si dosen PKnH FIS UNY

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

39


resensi media Dinar: Investasi Tak Pernah Mati O l e h G AR NI S H ERL I NA Nilai Dinar emas tetap sama semen­ jak masa Rosululloh SAW. Hingga kini, Dinar tetap mampu membeli seekor kambing. Tidak hanya itu, dengan Di­ nar, biaya haji turun setiap tahun, biaya sekolah semakin murah, biaya hidup se­ makin rendah. Istilah Dinar yang dimaksud dalam buku ini adalah koin emas yang meme­ nuhi standar internasional Dinar, bukan­ Dinar yang dilabelkan pada mata uang Irak dan negara Timur Tengah lain. Stan­dar internasional Dinar emas ini be­ru­pa koin emas 22 karat dengan be­ rat 4,27 gram dan Dirham adalah koin perak murni dengan berat 2, 975 gram. Dinar dan Dirham dibuat resmi dan di­ te­ tapkan standarnya sebagai mata­ uang yang sah dalam kekhalifahan Is­ lam­oleh Khalifah Umar Bin Khatab ra, dan digunakan oleh khalifah-khalifah selanjutnya. Mengapa nilai Dinar emas tetap sa­ ma sejak 14 abad yang lalu? Hal ini ti­ dak terlepas dari nilai instrinsik Dinar

besar hanya mampu membeli tak sam­ pai 0,5 kg komoditas yang sama. Teori dasar tentang fungsi uang, di­ sebutkan sebagai medium of exchange (alat bayar), store of value (penyimpan ni­lai/kekayaan), dan unit of account (pe­ nakar/satuan harga). Jika dengan jum­ lah uang yang sama, dalam 10 tahun ha­nya dapat membeli barang seperti­

THINK DINAR! Muslim Kaya Hari Ini, Super Kaya di Masa Depan Penulis: Endy J. Kurniawan • Penerbit: Asma Nadia Publishing House, 2011 • Tebal: xxii + 298 halaman

itu sendiri, yaitu mengandung bahan da­ sar emas. Jamak diketahui, harga emas tidak pernah turun dan terpenga­ ruh inflasi, bahkan cenderung naik dari tahun ke tahun. Setiap tahun harga emas naik rata-rata 25%. Berbeda dengan uang kertas yang ti­ dak memiliki nilai intrinsik, ketika ter­ jadi inflasi, maka nilai uang kertas akan semakin menurun. Sebagai contoh,­ uang Rp 10.000 pada Agustus 2009 bisa­ digunakan untuk membeli 1 kg gula pa­ sir, namun dengan uang yang sama, 5 tahun lagi (tahun 2014) kemungkinan 40

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

ga dari mulanya, berarti uang telah gagal menjalankan fungsi sebagai pe­ nyimpan nilai kekayaan. Akan tetapi, ka­rena sekarang emas (Dinar) dan perak (Dirham) belum bisa digunakan sebagai alat tukar atau mata uang, koin ini tetap bisa digunakan untuk tabungan atau penyelamat nilai kekayaan. Dibanding­ kan menabung jangka panjang dalam bentuk uang kertas, menabung dalam bentuk Dinar emas akan lebih aman ka­ rena nilainya tidak akan pernah jatuh, jika turun sekalipun nilai emas yang ter­kandung di dalamnya tetap tinggi.

Membaca buku ini, kita diajak men­ de­finisikan ulang apa itu menabung dan apa itu beruntung. Kita berfikir jika kita menabung di bank maka kita akan men­dapatkan keuntungan tetapi cara ini ternyata terbukti mengandung ba­ nyak kerugian. Sistem dan aturan main tabungan di bank bisa menggerogoti­ nilai tabungan kita.­Tanpa kita sadari, beberapa tahun kemudian uang kita bi­sa hilang untuk biaya administrasi. Belum lagi setiap tahun terjadi infla­ si atau penurunan nilai uang rata-ra­ ta 10%, sedangkan bunga bank perta­ hun naik rata-rata 50%. Bandingkan de­ngan cara mena­bung dalam bentuk Dinar. Jika setiap tahun emas naik ra­ ta-rata 25%, kalau misalnya uang sebe­ sar 1,5 juta kita belikan Dinar emas se­ nilai 1,5 juta, maka besar kemungkinan tahun berikutnya harga 1 Dinar emas akan bernilai minimal Rp 1.800.000,00. Dinar mempunyai­daya beli yang sama bahkan lebih tinggi­dari tahun sebe­ lumnya. Dengan mendefinisikan ulang pema­ haman menabung, sebaiknya untuk mem­persiapkan tabungan haji, tabung­ an pernikahan, tabungan pendidikan anak, dan tabungan dana pensiun digu­ nakan investasi berbasis Dinar emas. Buku ini diharapkan bisa memberi wacana baru bahwa Dinar emas sebagai produk peradaban Islam banyak mem­ berikan kemaslahatan, keuntungan,­ dan penyelamat perekonomian ma­nu­ sia.­Dinar emas juga mampu menja­ lan­kan fungsinya sebagai mata uang, yaitu sebagai medium of exchange (alat bayar), store of value (penyimpan nilai/ kekayaan), dan unit of account (penakar/ satuan harga).

GARNIS HERLINA, S.Pd Laboran laboratorium PPB FIP UNY


bina rohani Korupsi, Sebuah Keprihatinan O l e h NUR I NA K A M I LA Kasus korupsi terus menjangkiti negeri­ ini. Koruptor suka sekali meraup uang sam­pai triliunan rupiah hanya demi­ mengenyangkan perutnya sendiri. Me­ re­ka sangat rakus makan uang negara­ yang bukan haknya. Rakyat kecillah yang lebih merasakan dampak negatif da­ri perbuatan koruptor. Para koruptor di negara ini bisa dika­ ta­kan tidak berjumlah sedikit dan te­ lah­terlampau banyak makan uang ne­ gara. Tidaklah heran apabila tingkat kesejahteraan masyarakat lapisan me­ nengah ke bawah tidak mengalami ke­ majuan signifikan. Pantas saja kalau per­­ soalan kemiskinan tidak kunjung ter­a­tasi. Para pejabat publik kerapkali­ memanfaatkan jabatannya untuk ber­ tin­dak sewenang-wenang dengan ber­ sikap koruptif. Allah Swt. dalam Al-Qur’an berfir­ man, “Dan demikianlah Kami adakan­ pa­da tiap- tiap negeri penjahat-penja­ hat yang terbesar agar mereka mela­ ku­­kan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan­melain­ kan di­ri­­nya sendiri, sedang mereka ti­ dak me­­nyadarinya (QS. Al-An’am: 123).” Di ne­gara ini memang ba­nyak­­penja­ hat bernama koruptor yang tidak ber­ perikemanusiaan. Tipu daya pun sudah pasti mendominasi akal licik para ko­ ruptor agar tindakannya tetap aman dan tidak diketahui oleh khalayak­lu­ as.­Akan tetapi, kejahatan­yang ditu­ tupi serapi apa pun akan terungkap dan tersingkap. Ibarat bangkai tikus yang telah mati, bau busuknya lamake­lamaan pasti akan terci­um juga. Koruptor selayaknya dikenai sanksi­ hukuman sesuai dengan peraturan per­un­dang-undangan yang berlaku. Pe­ri­la­ku korup tidak boleh dibiarkan. Mem­bersihkan negara ini dari perilaku korupsi memang tidaklah mudah. De­ ngan kata lain, harus ada upaya yang dilakukan secara serius untuk memini­ malisasi kasus tersebut. Lebih dari itu, kesadaran akan nilai religius penting

istimewa

untuk dimiliki. Sebagai makhluk yang mempercayai adanya Tuhan, para pe­ nyelenggara negara, termasuk kita se­ mua, seharusnya juga mempercayai bahwa hukum Allah Swt. berlaku ba­ gi semua umat manusia. Siapa saja yang berbuat kemungkar­ an, termasuk korupsi, pasti akan men­ dapatkan balasan dari-Nya. Allah Swt. berfirman, “Demikianlah Kami membe­ri pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa (QS. Yunus:13).” Korup­ si adalah perbuatan menyimpang dan menyalahi aturan agama. Jika tindakan pemberantasan kasus korupsi yang di­ lakukan manusia tidak kunjung terse­ lesaikan secara optimal dan maksimal, bukan hal yang tidak mungkin apabi­ la pada akhirnya Allah-lah yang akan mem­beri tindakan dengan kekuasaanNya. Perlu diingat bahwa Allah Swt. telah­ berulang kali memberikan teguran­be­ rupa azab kepada umat terdahulu yang berbuat kurang terpuji di muka bumiNya. Bukankah semuanya begitu jelas diterangkan oleh ayat-ayat Al-Qur’an? “Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi­ yang telah Kami binasakan sebelum me­ reka? Padahal (generasi itu) telah Ka­ mi teguhkan kedudukan mereka di mu­

ka bumi, yaitu keteguhan yang belum­ pernah Kami berikan kepadamu, dan Ka­mi curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-su­ngai mengalir di bawah mereka, kemudi­an­ Kami binasakan mereka karena dosa­ me­reka sendiri, dan Kami ciptakan sesu­ dah mereka ge­ne­rasi yang lain (QS. AlAn’am:6).” Tentu saja Allah Swt. takkan seganse­gan memberi peringatan jika manusi­a tidak lagi mengindahkan aturan-Nya. Ki­ta sebagai bangsa tampaknya perlu­ berbenah diri dan melakukan intros­ peksi. Kita perlu menanamkan kejujur­ an serta meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Swt. dengan sebenar-be­ narnya agar menjadi insan yang lebih berkualitas. “Dan Dia-lah yang menjadi­ kan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesung­ guhnya Tuhan-mu amat cepat siksaanNya, dan sesungguhnya Dia Maha Pe­ ng­ ampun lagi Maha Penyayang (QS. Al-An’am:165).” Wallahu a’lam.

NURINA KAMILA mahasiswi STAIN Tulungagung Jawa Timur

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

41


cerpen

Kota yang Tergenang Darah O l e h Di a n D. Anis a Beberapa hari ini kota tempatku tinggal menjadi semakin sibuk dan semakin tidak terkendali. Di mana-mana orang ber­ jalan dengan cepat sembari menutup hidungnya dengan se­ tangan, sebagian orang bahkan menggunakan masker yang menutupi sebagian wajah mereka. Semua orang bersepatu boot demi menjaga pakaian mereka tetap bersih. Tak sedikit pula yang menggunakan baju rangkap yang terbuat dari plas­ tik transparan. Itu semua mereka lakukan demi menghindari tertempelnya darah yang sudah menggenangi kota ini sela­ ma hampir sepekan. Sementara itu, lalat hijau terus mende­ nging di udara. Membuat kuping lekas pekak. Kejadian ini bermula ketika seorang warga yang tinggal di blok G melapor kepada polisi bahwa dua hari itu ia menci­um bau anyir dari rumah tetangganya, Pak Ben, seorang lela­ki­­ sepuh yang tinggal seorang diri. Ketika ia mencoba memang­ gil si empunya rumah, tak ada satu pun orang yang membu­ ka. Bahkan menyahut pun tidak. Rumah tetangganya seakan monster yang telah melahap habis si tetangga. Semua jen­ dela tertutup, tirainya terpasang rapat-rapat. Pintu keluar yang hanya satu itu pun terkunci. Bahkan keadaan rumah itu tetap tak terlihat walau hanya dari lubang kunci. Bebera­ pa saat kemudian rembahan darah keluar dari sela-sela pin­ tu dan lantai. Padahal hampir tidak ada celah di antaranya. Panik. Ia langsung menelepon kantor polisi. Tak berapa lama, dua orang polisi tambun mencoba me­ meriksa keadaan rumah. Rumah Pak Ben masih saja seperti­ tak bernyawa. Namun bau anyir yang menguar semakin kuat. Pintu keluar yang satu-satunya itu pun segera dibuka paksa. Kemudian darah segera menyerbu dua orang polisi tadi dan si penelpon. Luapan darah yang sudah menumpuk berharihari dan menunggu untuk keluar kini bergerak bebas di teras depan. Bahkan saat ini sudah meluber ke tepi jalan raya se­ berang rumah. Di dalam rumah didapati seorang tua yang duduk di kursi berlengan dua, Pak Ben. Tangan yang satu berada di atas paha dengan sebuah silet di antaranya dan tangan yang lain terjun­ tai dengan sebuah luka sayat tepat di pembuluh nadinya.­Da­ rah terus mengucur dari pergelangan Pak Ben. Ujung-ujung jari dan betisnya sudah terendam darah. Tapi matanya tak jua pejam. Bahkan Pak Ben masih bernafas walau lambat dan berat. Si tambun segera membebat tangannya dengan taplak meja di ruang tamu, dengan maksud menekan pengeluaran darah. Tapi darah tetap mengucur. Kecepatan alirannya tak berkurang sama sekali. Sampai rumah sakit, dokter dan asistennya segera mengo­ bati Pak Ben yang matanya masih saja menatap, kuyu. Walau­ pun darah yang mengalir sudah tak terhitung lagi, Pak Ben tetap hidup. Hebatnya lagi, ia masih dalam kondisi sadar. Na­ 42

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

mun setelah beberapa operasi penyelamatan dilakukan tak ada kemajuan sedikit pun yang terjadi. Kali ini malah lantai dasar rumah sakit sudah penuh rembahan darah yang keluar­ dari urat nadi Pak Ben yang setengah terputus. Semua kegi­ atan di lantai dasar terhenti seketika. Semua orang sibuk me­ nyelamatkan diri dan barang milik masing-masing. Seorang pegawai rumah sakit justru sibuk membagikan masker di anak tangga ke lima. Bau anyir di rumah sakit juga tak kalah dengan bau di rumah Pak Ben. Kali ini darah sudah menggenangi hampir seluruh kota. Tingginya pun sudah semata kaki. Hampir mengalahkan ban­ jir mingguan yang datang ke kota ini, banjir setinggi mata ka­ ki plus lima sentimeter. Awalnya, lalat hijau hanya mengun­ jungi rumah Pak Ben. Namun saat ini seluruh kota penuh de­ngan denging lalat hijau. Sampai-sampai tak pernah lagi ada kata-kata yang diucapkan dengan perlahan. Semua men­ jadi ikut ingar bingar. Tak ada lagi nada seorang guru yang penyabar. Tak ada lagi tembang lembut ibu-ibu menidurkan bayinya. Tak ada suara pasrah dari bawahan pada atasan di kantor-kantor. Tak ada bisikan mesra orang bercinta. Semua­ nya diteriakkan supaya terdengar. Makin bertambah hitungan jam, makin lebar jangkauan darah itu, makin bertambah pula lalat hijau yang ada. Tele­pon di kantor polisi pun tak henti berdering, warga yang mem­ punyai hak untuk diayomi meminta haknya terlaksana, me­ minta kekacauan yang terjadi terlampau cepat itu segera dia­ tasi dengan cepat juga. Nomor telepon pemadam kebakar­an dan rumah sakit pun tak henti berdering. Ikut meramaikan dengingan lalat hijau. Ikut meramaikan kecipak darah yang terbawa gerakan kaki yang melangkah. Kamar tempat Pak Ben dirawat justru sepi nyenyat. Sprei putih di bawahnya masih tetap putih tanpa ada secuil pun darah. Tangannya menjuntai di sisi ranjang. Aku memandan­ gi Pak Ben dalam tidurnya itu, atau matinya itu? Sementara­ di seberang ruangan sejumlah orang sedang membicarakan sesuatu yang amat serius mengenai Pak Ben, pasien luar bi­asa yang telah membuat kekacauan di kota ini. Perlahan aku me­ masuki ruang itu. Kudapati beberapa orang dengan raut mu­ ka panik. Kebingungan juga nampak pada raut wajah mere­ ka karena tak ada seorang pun keluarga atau kerabat dekat Pak Ben. Menurut tetangganya, Pak Ben tiba-tiba saja data­ ng dan menempati rumah itu. Di suatu malam, dua tahun lalu, sebuah mobil keluaran terbaru memasuki pelatar­an ru­ mah yang dulu pernah dihuni oleh sebuah keluarga, yang ki­ ni menetap di luar negeri. Orang-orang tak pernah tahu latar belakang Pak Ben kare­ na sejak tinggal di rumah itu ia jarang berkomunikasi de­ ngan tetangganya, hampir tidak pernah. Setiap pagi ia ha­


cerpen

deviantart.com

nya­mengambil koran di pagar depan dan mulai membaca di teras depan. Setelah itu ia masuk dan tak pernah keluar lagi sampai esok paginya. Begitulah yang ia kerjakan. Pemban­ tunya pun tak tahu menahu. Bu Milla, pembantunya hanya datang tiap pagi untuk membereskan rumahnya dan mem­ buatkan makanan untuk seharian, sesekali belanja apa-apa yang disuruh oleh Pak Ben. Kebuntuan hampir menyekap ruangan luas itu. „Mungkin kita bisa menyuntik mati pasien itu,“ ucap se­ orang Romo memecah keheningan. “Tidak mungkin, Romo. Bukankah agama mana pun mela­ rang membunuh?” ujar seorang dokter bermata sipit dengan­ muka panik luar biasa. Ucapan si dokter membuat Romo se­ makin pucat pasi. “Tapi ini kan demi kemaslahatan umat yang lebih banyak. Setidaknya kematian satu orang lebih baik daripada kematian penduduk satu kota karena banjir darah yang tak usai-­usai,” seorang pria angkat bicara. Tangannya bersedekap di depan dada. Kopiah putih bertengger di atas kepalanya. “Betul. Coba lihat motif Pak Ben. Kemungkinan besar, awalnya ia memang berniat bunuh diri. Itu terlihat dari ben­ tuk sayatan yang ada di pergelangan tangannya dan sebuah silet baru yang ada ditangan kirinya. Di situ hanya terting­ gal sidik jarinya,” tambah kepala kepolisian. “Setuju. Sayangnya niat itu sampai saat ini gagal. Pak Ben masih hidup kan? Hebatnya ia masih sadar. Betul usul Romo,­ karena ia tak mampu memenuhi haknya untuk mati maka kita bisa memberi bantuan untuknya.” “Sebentar. Coba saudara-saudara pikir ulang usul ta­ di. Apakah pekerjaan itu tidak sia-sia? Sampai darahnya menggenangi kota ia tak mati. Apa ia akan mati bila diberi hanya satu suntikan mati?”

“Tak ada salahnya mencoba.” Suntik mati tadi segera dilakukan setelah Pak Ben didoa­ kan dalam beberapa cara, tak ada yang tahu agama apa yang Pak Ben anut. “Semoga Tuhan mengampuni kita,” tutup laki-laki yang dipanggil Romo tadi. Kini, nafas Pak Ben memang telah habis. Matanya memang telah terpejam. Wajahnya memang telah terlihat damai. Na­ mun, darahnya masih saja tetap mengalir. Tak kalah cepat dengan saat ia masih hidup. Aku hanya diam dan berdiri di pojok kamar Pak Ben yang telah mati namun masih mengalirkan darah. Orang-orang tadi semakin pucat dan khawatir. Mereka menghadapi ke­ buntuan yang benar-benar buntu. Seandainya mereka bisa melihat keberadaanku, sebenarnya bisa saja aku memberi tahu kalian cara apa yang bisa membuat aliran darah itu terhenti. Ya, mereka sebenarnya bisa menghentikan darah itu dari cara yang aku tahu. Menghentikan kekacauan yang dibuat Pak Ben. Kekacauan yang dibuat oleh orang yang te­ lah membuat ratusan orang kehilangan darah dan nyawa­nya de­ngan percuma. Orang yang telah menjadi otak dalam se­ buah tragedi pembantaian di sebuah kota. Kau tahu menga­ pa aku mengetahui cara menghentikan aliran darah Pak Ben? Rahasia. Ini rahasia! Rahasia besar! Aku diberi tahu langsung oleh Tuhan, ketika beberapa saat setelah kotaku rata oleh genangan darah yang keluar dari gorokan pisau di leherku dan semua penduduk. Dua puluh tahun yang lalu. GK I, 28 Januari 2011

Dian D. Anisa mahasiswi Pendidikan Bahasa Jerman UNY

P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012

43


puisi•geguritan•tembang Puisi Aeny Zawa

Inginku Ingin kuhirup nafas rembulan dan kuhembuskan di antara savana Ingin kuambil setangkup air samudra Lalu kusiramkan di padang sahara Ingin kuserap cahaya mentari Lalu kusinari ruang gelap gulita Ingin kumerengkuh indahnya pelangi dan kuwarnai dinding hidup gempita nyanyian bambu pecahkan keheningan sadarkan diri akan kekurangan birunya langit temani awan menari yakinkan hati akan indahnya berbagi

Aeny Zawa mahasiswa PKnH UNY

pojok ge l it ik

Rekening Gendut

44

P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 2

Umarmoyo: Di, pernah dengar ‘tubuh gendut’? Umarmadi: Ya pernahlah. Sering lihat. Tubuh gendut itu sama dengan badan gemuk. Umarmoyo: Pernah dengar ‘perut gendut’? Umarmadi: Ya iyalah. Sering lihat malah. Perut gendut itu sama dengan weteng buncit. Umarmoyo: Kalau ......... ‘rekening gendut’? Umarmadi: Nah...kalau yang ini pernah...eh...sering dengar karena lagi jadi topik. Umarmoyo: Bisa cerita dikit apa yang

kamu dengar? Umarmadi: Kalau tidak salah nih, ada pegawai muda, pegawai yang usinya masih muda, pegawai yunior, pegawai yang masa kerjanya juga belum lama, tetapi memiliki rekening yang guendut ndut ndut. Umarmoyo: Terus dicurigai begitu? Umarmadi: Ya konon begitu itu. Umarmoyo: Omong-omong, kalau di kantor tempat kamu bekerja, ada enggak ya yang punya rekening gendut? Umarmadi: Huuussss...!!! Umarmoyo: ...........................................? ema r '12


l

s en

a

Asyiknya Berkunjung ke UNY Begitulah suasana kunjungan anak-anak SMA Goskoro Bogor (25/1) di UNY. Meski masih letih lantaran perjalanan jauh, wajah mereka tetap saja ceria. Melihat keindahan kampus dan keramahan sivitas akademika UNY membuat mereka ingin berlama-lama di kampus ini. Lihat saja, di saat tim humas UNY menyampaikan informasi tentang UNY, mereka tidak hanya terus tersenyum, bahkan saat tanya jawab segudang pertanyaan lahir dari mereka. teks : Sismono La Ode • Fotografer: HERI PURWANTO


Leading in Character Education Jauh sebelum gaung pendidikan karakter menggema, UNY telah memulainya. Slogan (lama) "Cendekia Mandiri dan Bernurani" adalah salah satu bukti.

lewat prestasi, UNY siap membangun kebanggaan!

universitas negeri Yogyakarta Leading in Character Education Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta 55281 Telp. 0274-586168 www.uny.ac.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.