bina rohani Korupsi, Sebuah Keprihatinan O l e h NUR I NA K A M I LA Kasus korupsi terus menjangkiti negeri ini. Koruptor suka sekali meraup uang sampai triliunan rupiah hanya demi mengenyangkan perutnya sendiri. Me reka sangat rakus makan uang negara yang bukan haknya. Rakyat kecillah yang lebih merasakan dampak negatif dari perbuatan koruptor. Para koruptor di negara ini bisa dika takan tidak berjumlah sedikit dan te lahterlampau banyak makan uang ne gara. Tidaklah heran apabila tingkat kesejahteraan masyarakat lapisan me nengah ke bawah tidak mengalami ke majuan signifikan. Pantas saja kalau per soalan kemiskinan tidak kunjung teratasi. Para pejabat publik kerapkali memanfaatkan jabatannya untuk ber tindak sewenang-wenang dengan ber sikap koruptif. Allah Swt. dalam Al-Qur’an berfir man, “Dan demikianlah Kami adakan pada tiap- tiap negeri penjahat-penja hat yang terbesar agar mereka mela kukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakanmelain kan dirinya sendiri, sedang mereka ti dak menyadarinya (QS. Al-An’am: 123).” Di negara ini memang banyakpenja hat bernama koruptor yang tidak ber perikemanusiaan. Tipu daya pun sudah pasti mendominasi akal licik para ko ruptor agar tindakannya tetap aman dan tidak diketahui oleh khalayaklu as.Akan tetapi, kejahatanyang ditu tupi serapi apa pun akan terungkap dan tersingkap. Ibarat bangkai tikus yang telah mati, bau busuknya lamakelamaan pasti akan tercium juga. Koruptor selayaknya dikenai sanksi hukuman sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perilaku korup tidak boleh dibiarkan. Membersihkan negara ini dari perilaku korupsi memang tidaklah mudah. De ngan kata lain, harus ada upaya yang dilakukan secara serius untuk memini malisasi kasus tersebut. Lebih dari itu, kesadaran akan nilai religius penting
istimewa
untuk dimiliki. Sebagai makhluk yang mempercayai adanya Tuhan, para pe nyelenggara negara, termasuk kita se mua, seharusnya juga mempercayai bahwa hukum Allah Swt. berlaku ba gi semua umat manusia. Siapa saja yang berbuat kemungkar an, termasuk korupsi, pasti akan men dapatkan balasan dari-Nya. Allah Swt. berfirman, “Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa (QS. Yunus:13).” Korup si adalah perbuatan menyimpang dan menyalahi aturan agama. Jika tindakan pemberantasan kasus korupsi yang di lakukan manusia tidak kunjung terse lesaikan secara optimal dan maksimal, bukan hal yang tidak mungkin apabi la pada akhirnya Allah-lah yang akan memberi tindakan dengan kekuasaanNya. Perlu diingat bahwa Allah Swt. telah berulang kali memberikan teguranbe rupa azab kepada umat terdahulu yang berbuat kurang terpuji di muka bumiNya. Bukankah semuanya begitu jelas diterangkan oleh ayat-ayat Al-Qur’an? “Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum me reka? Padahal (generasi itu) telah Ka mi teguhkan kedudukan mereka di mu
ka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesu dah mereka generasi yang lain (QS. AlAn’am:6).” Tentu saja Allah Swt. takkan segansegan memberi peringatan jika manusia tidak lagi mengindahkan aturan-Nya. Kita sebagai bangsa tampaknya perlu berbenah diri dan melakukan intros peksi. Kita perlu menanamkan kejujur an serta meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Swt. dengan sebenar-be narnya agar menjadi insan yang lebih berkualitas. “Dan Dia-lah yang menjadi kan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesung guhnya Tuhan-mu amat cepat siksaanNya, dan sesungguhnya Dia Maha Pe ng ampun lagi Maha Penyayang (QS. Al-An’am:165).” Wallahu a’lam.
NURINA KAMILA mahasiswi STAIN Tulungagung Jawa Timur
P e wa ra Din a m i ka J a n ua ri 2012
41