opini HAK PATEN, MEMBANGGAKAN ATAU …? O l e h D r. Da s S a l i rawati , M. S i
D
ies natalis ke-47 tanggal 21 Mei 2011 Universitas Negeri Yogyakarta kema rin diwarnai dengan satu berita ak tual yang diangkat, yaitu semakin banyaknya peneliti UNY yang sudah terdaftar hasil penelitian dan penemuannya sebagai HA KI (Hak Atas Karya Intelektual) yang dibuktikan dalam selembar kertas sertifikat. Rasanya bang ga sebagai salah satu warga UNY, karena saat ini UNY melesat jauh ke depan, bahkan tidak kalah dengan Universitas ternama di Yogyakar ta yang negeri tetapi tidak negeri (UGM kalau dipanjangkan tidak mengandung kata negeri, bukan?). Hal ini tidak terlepas dari usaha keras seluruh civitas akademika UNY dan SDM yang semakin mantap (banyak profesor dan doktor bermunculan setiap bulan). Pertanyaannya ke mudian, sebenarnya HAKI atau hak paten terha dap apa yang kita temukan itu membanggakan bagi yang meraihnya atau sebaliknya, meng ingat ilmu itu milik Tuhan, bukan milik manu sia? Ilmu Adalah Milik Tuhan Alam semesta ini diciptakan Tuhan Yang Ma ha Esa memang untuk manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan sebagai khali fah di muka bumi. Manusia diberi akal pikiran agar dapat berkembang pengetahuannya dan dapat menyibak semua ilmu yang menjadi ra hasia Tuhan. Dalam Al-Qur’an Allah menegas kan bahwa ilmu merupakan bekal utama un
Otak yang diberikan Tuhan dengan cuma-cuma ini akan dimanfaatkan atau tidak, sangat tergantung pada manusia itu sendiri, tetapi yang jelas yang harus kita ingat otak yang kita miliki berasal dari Tuhan! 36
P ewara Di n amik a J ul i 2 0 1 1
tuk meneliti dan menguasai alam semesta ini (QS. Al-Rahman (55): 33). Otak yang diberikan Tuhan dengan cuma-cuma ini akan dimanfaat kan atau tidak, sangat tergantung pada manu sia itu sendiri, tetapi yang jelas yang harus kita ingat otak yang kita miliki berasal dari Tuhan! Pertanyaannya kemudian, apakah kecerdas an yang kita miliki dan ternyata dapat kita gu nakan untuk menemukan satu dari milyaran ilmu Tuhan itu karena hasil usaha dan perju angan kita sendiri tanpa campur tangan Tu han? Jika ya, berarti ketika kita mene-mukan il mu tersebut, maka kita dapat mengatakan ilmu itu milik kita sendiri. Namun jika jawabannya tidak, berarti kita mengakui bahwa kita hanya lah perantara Tuhan dalam menemukan ilmu tersebut untuk dapat dimanfaatkan oleh selu ruh umat manusia. Bukan-kah Al-Qur’an yang luar biasa hebatnya itu juga diturunkan oleh Al lah SWT melalui pe-rantara Nabi besar Muham mad SAW dan Nabi-pun tidak pernah menghak paten-kan Al-Qur’an sebagai milik beliau? Dalam QS Al-Kahf (18): 110, Allah berfirman, “Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa”. Fir man tersebut menunjukkan bahwa Nabi Mu hammad sebagai junjungan dan teladan ba gi umat Islam di seluruh dunia saja hanyalah perantara Tuhan bukan pemilik Al-Qur’an. Dalam QS Al-Baqarah (2): 147, Allah berfir man“kebenaran itu adalah dari TuhanMu, se bab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orangorang yang ragu”. Secara tersirat ayat tersebut mengandung makna bahwa semua yang benar pastilah berasal dari Allah, sehinggakita tidak boleh meragukannya, karena kebenaran dari Allah bersifat mutlak. Sedangkan ilmu yang ditemukan manusia tidaklah demikian, hanya bersifat tentatif, relatif, dan terbuka. Tentatif artinya kebenarannya hanya sementara. Seba gai contoh, sebelum tahun 2006 Pluto adalah planet yang diakui keberadaannya. Andai kata yang menemukan Pluto meng-hak-paten-kan penemuannya, lalu bagaimana jadinya setelah tahun 2006 ternyata dunia tidak mengakui ke