Pewara Dinamika Juli 2011

Page 38

opini HAK PATEN, MEMBANGGAKAN ATAU …? O l e h D r. Da s S a l i rawati , M. S i

D

ies natalis ke-47 tanggal 21 Mei 2011 Universitas Negeri Yogyakarta kema­ rin diwarnai dengan satu berita ak­ tual yang diangkat, yaitu semakin ba­nyaknya peneliti UNY yang sudah terdaftar hasil penelitian dan penemuannya sebagai HA­ KI (Hak Atas Karya Intelektual) yang dibuktikan dalam selembar kertas sertifikat. Rasanya bang­ ga sebagai salah satu warga UNY, karena saat ini UNY melesat jauh ke depan, bahkan tidak ka­lah dengan Universitas ternama di Yogyakar­ ta yang negeri tetapi tidak negeri (UGM kalau dipanjangkan tidak mengandung kata negeri, bukan?). Hal ini tidak terlepas dari usaha keras seluruh civitas akademika UNY dan SDM yang semakin mantap (banyak profesor dan doktor bermunculan setiap bulan). Pertanyaannya ke­ mudian, sebenarnya HAKI atau hak paten terha­ dap apa yang kita temukan itu membangga­kan bagi yang meraihnya atau sebalik­nya, meng­ ingat ilmu itu milik Tuhan, bukan milik manu­ sia? Ilmu Adalah Milik Tuhan Alam semesta ini diciptakan Tuhan Yang Ma­ ha Esa memang untuk manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan sebagai khali­ fah di muka bumi. Manusia diberi akal pikiran agar dapat berkembang pengetahuannya dan dapat menyibak semua ilmu yang menjadi ra­ hasia Tuhan. Dalam Al-Qur’an Allah menegas­ kan bahwa ilmu merupakan bekal utama un­

Otak yang diberikan Tuhan dengan cuma-cuma ini akan dimanfaatkan atau tidak, sangat tergantung pada manusia itu sendiri, tetapi yang jelas yang harus kita ingat otak yang kita miliki berasal dari Tuhan! 36

P ewara Di n amik a J ul i 2 0 1 1

tuk meneliti dan menguasai alam semesta ini (QS. Al-Rahman (55): 33). Otak yang diberikan Tuhan dengan cuma-cuma ini akan dimanfaat­ kan atau tidak, sangat tergantung pada manu­ sia itu sendiri, tetapi yang jelas yang harus kita ingat otak yang kita miliki berasal dari Tuhan! Pertanyaannya kemudian, apakah kecerdas­ an yang kita miliki dan ternyata dapat kita gu­ nakan untuk menemukan satu dari milyaran ilmu Tuhan itu karena hasil usaha dan perju­ ang­an kita sendiri tanpa campur tangan Tu­ han? Jika ya, berarti ketika kita mene-mukan il­ mu tersebut, maka kita dapat mengatakan ilmu itu milik kita sendiri. Namun jika jawabannya tidak, berarti kita mengakui bahwa kita ha­nya­ lah perantara Tuhan dalam menemukan il­mu tersebut untuk dapat dimanfaatkan oleh se­lu­ ruh umat manusia. Bukan-kah Al-Qur’an yang luar biasa hebatnya itu juga diturunkan oleh Al­ lah SWT melalui pe-rantara Nabi besar Mu­ham­ mad SAW dan Nabi-pun tidak pernah menghak paten-kan Al-Qur’an sebagai milik beliau? Dalam QS Al-Kahf (18): 110, Allah berfirman, “Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguh­nya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa”. Fir­ man tersebut menunjukkan bahwa Nabi Mu­ hammad sebagai junjungan dan teladan ba­ gi umat Islam di seluruh dunia saja hanyalah perantara Tuhan bukan pemilik Al-Qur’an. Dalam QS Al-Baqarah (2): 147, Allah berfir­ man­“kebenaran itu adalah dari TuhanMu, se­­ bab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orangorang yang ragu”. Secara tersirat ayat ter­­se­­but mengandung makna bahwa semua yang benar pastilah berasal dari Allah, sehingga­kita tidak boleh meragukannya, karena kebenar­an dari Allah bersifat mutlak. Sedangkan ilmu yang di­te­mu­kan manusia tidaklah demikian, hanya ber­si­fat tentatif, relatif, dan terbuka. Tentatif artinya kebenarannya hanya sementara. Seba­ gai contoh, sebelum tahun 2006 Pluto adalah planet yang diakui keberadaannya. Andai kata yang menemukan Pluto meng-hak-paten-kan penemuannya, lalu bagaimana jadinya setelah tahun 2006 ternyata dunia tidak mengakui ke­


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.