Pewara Dinamika Maret 2011

Page 1

VOLUME 12 • NOMOR 39 MARET 2011

ISSN 1693-1467

P E W A R A

Dinamika UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MAHASISWA BERPRESTASI

MENJINAKKAN KEENGGANAN BERKARYA Inilah sosok yang pantas kita apresiasi. Melalui karya yang mereka ukir, UNY mendulang nama.


BAHAYA KANTONG PLASTIK

Kantong plastik sudah seperti bagian tak terpisahkan dari bagian keseharian kita. Mulai dari kantong belanja hingga pembungkus makanan. Sedangkan Kementerian Lingkungan Hidup, baru-baru ini menghitung jumlah sampah plastik setiap hari 23.600 ton-dengan asumsi 230 juta penduduk Indonesia. Kini sampah plastik menggunung sebanyak 6 juta ton. Dan itu akan terus bertambah. Telah banyak penelitian yang membuktikan begitu berbahanya limbah plastik dalam mendegradasi lingkungan. Bila ditanam butuh waktu ratusan tahun untuk mengurainya secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun berbahaya bagi kesehatan yang akan mengurai di udara sebagai dioksin. Bila terhirup dampaknya bisa memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf, dan memicu depresi. Kita bisa menguranginya dengan membawa kantong belanja sendiri dari rumah saat akan berbelanja. Sepele, tidak juga. Butuh kebiasaan untuk membudayakannya. Kita mulai dari diri sendiri. IKLAN LAYANAN INI DIPERSEMBAHKAN OLEH PEWARA DINAMIKA • TEKS: SISMONO LA ODE • FOTO: 3.BP.BLOGSPOT.COM


pena redaksi

P E WA R A

Dinamika UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENERBIT HUMAS Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENANGGUNG JAWAB Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (Rektor UNY) PENGARAH Prof. Dr. Hj. Nurfina Aznam, SU., Apt. (Pembantu Rektor I) H. Sutrisna Wibawa, M.Pd. (Pembantu Rektor II) Prof. Dr. H. Herminarto Sofyan (Pembantu Rektor III) PENASEHAT Hj. Sujariyah, M.Pd. (Kepala Biro AUK) Dra. Hj. Budi Hestri Hutami (Kepala Biro AAKPSI) PEMIMPIN UMUM Lena Satlita, M.Si. PEMIMPIN PERUSAHAAN Prawoto, SE. PEMIMPIN REDAKSI Dr. Nurhadi, M.Hum. SEKRETARIS REDAKSI Dian Dwi Anisa REDAKTUR PELAKSANA Sismono La Ode, S.S. REDAKTUR Lina Nur Hidayati, M.M. Rizka, SH. Drs. Wedho Chrisnarto Tusti Handayani, A.Md. Witono Nugroho, S.I.P. Dhian Hapsari.SS. Ariska Prasetyanawati Hayati Nupus DESAIN DAN TATA LETAK Kalam Jauhari FOTOGRAFI Heri Purwanto, SIP. REPORTER Ratna Ekawati, M.A. (FIK) Nur Lailly Tri W., A.Md. (FISE) Dedy Herdito, M.M. (FMIPA) Virga Renitasari, S.S. (FBS) Noor Fitrihana, M.Eng. (FT) Norma Chussnah, S., S.Pd. (FIP) Prayoga, S.I.P. (LPM/Lemlit) Pramushinta Putri Dewanti, S.S. (PPs) SIRKULASI Kusno, S.Pd. Suwanto Sumedi Sudarman Sri Widodo Maryono ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Online: www.uny.ac.id

KALAM/PEWARA

KALENDER di dinding telah dibalik dan terpampang jelas bahwa tahun ini telah memasuki bulan ke tiga, Maret.­Tidak lama berselang dari kabar-kabar­penuh duka yang merampak dunia, khusus­ nya yang melanda negara kita, Indo­ ne­­sia. Ada banjir kambuhan yang terus meng­gerus Jakarta, ada banjir­ ban­­dang­ di Aceh beserta dampak-dam­pak­nya, ada insiden antara warga dan jem­ ma­at Ahmadiyah. Kemudian­ semakin­ meng­usutnya benang yang dijalin PSSI (Persatuan Sepakbola Selurh Indone­ sia). Bahkan tengah Maret ini Indonesia (kembali) diguncang teror bom. Tiga bom buku dalam sebuah paket yang dikirim dalam waktu satu hari. Akibat­ nya kepanikan massal warga pun terjadi dan kecurigaan yang berlebihan terhadap apa pun yang „berbentuk paket“. Kabar duka pun datang dari negara sahabat yang dulu pernah menjajah Indonesia. Negara kepulauan rawan gempa itu hancur setelah diguncang gempa berkekuatan 8,9 skala richter dan tsunami setinggi 10 meter! Bukan itu saja, ancaman radiasi pun kini menjadi momok yang menakutkan setelah pembangkit listrik nuklir di PLTN Fukushima bocor. Namun, keluarga besar UNY (semoga) bisa mengobatinya dengan memba­

ca Pewara Dinamika edisi Maret ini. Apa pa­sal? Karena Pewara Dinamika­ kali­ ini membahas enam sivitas akademi­ka­­nya­ yang mengharumkan nama UNY. Me­­re­­ ka adalah mahasiswa ber­pres­ta­si­ dari tiap-tiap fakultas (FBS, FMIPA,­FT, FIK, FISE, FIP). Pembaca dapat­menge­nal me­ reka lebih dalam ketika membaca lembar per lembar di majalah­yang pembaca pegang saat ini. Siapa saja? Ada Annisa Nurul Ilmi, mahasiswa berprestasi dari FBS yang juga menyandang juara 1 mahasiswa berprestasi di tingkat universitas yang akan mengikuti seleksi di Jakarta untuk menjadi mahaiswa berprestasi tingkat nasional. Di urutan ke dua ada Dwi Apriyanto dari FIK dan di posisi ke tiga ada Isdiyono dari FIP. Sementara itu, di rubrik Berita, redaksi kali ini menyuguhkan informasi yang tak kalah penting dan tak kalah menarik. Sedangkan di rubrik-rubrik lain (tips-tips, opini, cerpen, puisi) pembaca dapat menikmati tulisan- tulisan segar. Akhirnya, inilah majalah yang meru­ pakan hasil kerja keras awak redaksi, ditopang dan disemangati oleh apresiasi pembaca sekalian. Tentu saja majalah ini memelak dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik amatlah kami nanti-nantikan. Tabik kami. 

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Kirimkan tulisan An­da me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas UNY.

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

1


daftar isi VOLUME 12 • NOMOR 38 FEBRUARI 2011

L A PO RA N U TA M A

Menjinakkan Keengganan Berkaya Inilah sosok yang pantas kita apresiasi. Melalui karya yang mereka ukir, UNY mendulang nama. DOKUMEN HUMAS

HALAMAN 6

22

40 OPINI

BERITA

WORKSHOP ASTRONOMI UNTUK GURU Sejarah tatasurya terbaca dari rekaman pada permukaan bulan dimana bulan merupakan benda langit yang terdekat dengan Bumi dimana permukaan bulan...

DOKUMEN PRIBADI

Salah satu benturan asteroid ke bumi 65 juta tahun yang lalu telah memusnahkan kehidupan dinosaurus.

Berita Lainnya • Kontingen UNY Juara Umum I POMDA III DIY 2011 • “Math Trick”, Dari Tutup Botol Bekas • Satu Lagi Doktor di Jurusan Manajemen

Saatnya Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur Kids Kemajuan suatu bangsa tidak mungkin tanpa pengusaha (Jusuf Kalla). Angka pengangguran di negara Indo­ nesia masih cukup tinggi. Dalam situs Kompas.com dituliskan... 45 BINA ROHANI 5 BUNGA RAMPAI 46 CERPEN 4 DARI PEMBACA 1 DARI REDAKSI 3 JENDELA 48 POJOK GELITIK 48 PUISI•GEGURITAN•TEMBANG 44 RESENSI MEDIA PERANCANG SAMPUL: KALAM JAUHARI

2

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1


jendela

BOM BUKU PERTENGAHAN Maret 2011, Indonesia diramaikan dengan berita teror bom buku. Sejumlah media massa memuat berita tentang hal ini selain isu gempa dan tsunami Jepang yang selain menelan puluhan ribu korban juga tengah terancam radiasi PLTN. Dalam keadaan demikian, PLTN bisa berubah menjadi “bom”. Bom buku yang disebarkan pada 15 Maret ini ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla, Gories Mere, Yapto S. Soerjosoemarno, dan Ahmad­Dani. Keempat orang ini masing-masing bisa di­ ang­gap mewakili Jaringan Islam Liberal (JIL), Ke­pala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasi­ onal (BNN), sebelumnya jadi Kepala Densus 88 yang menangkapi para teroris, Ketua Umum Pe­muda Pancasila, dan terakhir seorang musisi yang tingkah lakunya acapkali berseberangan. Bom yang ditujukan kepada Ulil di Kompleks Radio 68H atau Utan Kayu sempat meledak­dan melukai tiga orang petugas yang berusaha­men­ jinakkan bom tersebut. Tiga bom lainnya ber­ ha­sil dijinakkan. Paket bom buku di kediaman­ Ahmad Dani bahkan berhasil dijinakkan dua ha­ri setelah pengiriman karena baru disadari atau dicurigai dan kemudian dilaporkan kepada polisi dua hari sejak diterima. Keempat orang tadi jelas menjadi target yang bersifat simbolis. Keempatnya bukan orang biasa. Dan pesan yang disampaikan juga­menjadi jelas: bukan lagi sebatas ancaman­tetapi­telah menjadi usaha pembunuhan atau pelenyapan. Sampul keempat buku itu masing-masing memiliki judul. Di tempat Ahmad Dani, sampul buku bom itu bertuliskan “Yahudi Militan” yang menjustifikasi Dani sebagai seorang Yahudi yang militan. Kita ingat sejumlah desasdesus yang menggambarkan musisi ini sebagai seorang Yahudi dari garis ibu. Sampul bom buku lainnya bertuliskan “Me­ re­ka Harus Dibunuh” dan “Mereka Harus Dilenyapkan”. Yang satu lagi tidak jelas bertuliskan­ apa. Akan tetapi, inilah sebenarnya pesan “ter­ sem­bunyi” dari siapa pun pengirim paket-paket bom buku tersebut. Jika di kemudian hari timbul kepanikan ma­

sya­rakat dengan serangkaian kecurigaan terhadap paket-paket sejenis itu, hal tersebut merupakan dampak psikologis massa yang berhasil mereka ciptakan. Tampaknya keempat bom bu­ ku inilah yang menjadi “paket peringatan” sang pengirim. Terhadap kasus ini, kita jadi teringat dengan­ kisah novel Angels and Demons karya Dan Brown. Dalam novel ini dikisahkan empat calon Pa­us ditemukan terbunuh di tempat-tempat­ khu­sus yang menandakan simbol-simbol­ter­ ten­tu. Di badan masing-masing mayat keem­ pat­­nya juga dibubuhkan cap khusus­oleh sang assassine (pembunuh bayaran). Keempat simbol itu berupa anagram yang bisa dibaca secara bolak-balik yang masing-masing berupa kata: earth, fire, air, dan water. Berdasarkan ciri-ciri yang ditinggalkan dan lokasi pembuangan mayat, awalnya para­pembaca digiring untuk berkesimpulan bahwa kelompok Illuminati-lah yang melakukan­se­ rang­kaian pembunuhan itu. Meski pada akhir no­vel, ternyata dalang utamanya adalah orang Vatikan sendiri. Hingga kini kita tidak tahu siapa pelaku di balik bom buku tersebut meski di sana tertera nama pengirim dan alamatnya. Yang jelas perbuatan tersebut tergolong tindak kekerasan yang harus diganjar dengan penegakan hukum. Targetnya bukan hanya sekedar pembunuhan tetapi juga lewat “pesan-pesan simbolik”. Pesan itulah yang ingin dipaparkan kepada pu­ blik. Orang-orang semacam Ulil, Gories, Yapto, dan Dani adalah simbol-simbol yang oleh pengi­ rimnya seakan-akan menjadi musuh mereka. Terkait dengan bom buku, kita jadi teringat dengan koleksi buku kita yang minim. Lalu jadi teringat dengan perpustakaan-perpustaka­ an universitas yang minim. Lalu timbul sebuah per­tanyaan, “Mengapa gedung-gedung­perpus­ takaan di sejumlah universitas di Indonesia ti­ dak lebih baik daripada gedung rektoratnya?” Dr. NURHADI, M.Hum. Pemimpin Redaksi

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

3


dari pembaca Kirimkan kritik/komentar/tanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY.

Perlu Pengadaan Ruang Internasional Hari ini UNY telah banyak mengalami per­ kembangan yang pesat, jauh dari keadaan beberapa tahun terakhir. Perpustakaan de­ ngan fasilitas serba canggih dan modern, demikian halnya gedung Pascasarjana terbaru dengan fasilitas lift. Selain itu ada Food Court, Hotel UNY, bahkan terdapat fasilitas berskala internasional, yakni Lapangan sepak bola dan lintasan atletik. Di samping itu, UNY juga terdapat beberapa mahasiswa asing dari pelbagai negara, baik itu Asia, Australia, sebagian Eropa, dan Amerika Serikat. Masuknya mahasiswa asing di UNY juga menambah ragam respektik (perspektif, red.) baru di dalam pendidikan, seperti: perubahan metode pendidikan mahasiswa asing, mengalaman budaya Indonesia, khususnya Jawa kepada mahasiswa asing.

UNY bukan saja mengembangkan metode pendidikan tetapi juga harus membangun fasilitas baru untuk me­ nunjang pembelajaran yang kondusif dan nyaman. Saya selaku mahasiswa asing di UNY meminta agar adanya fa­ si­litas khusus seperti: adanya ruang

khu­sus untuk mahasiswa asing (interna­ ti­o­nal room). Ini diharapkan bermanfaat bagi kami­ sebagai ajang tukar informasi dan tempat berkumpul. HASNAH Mahasiswa asing UNY

UNY Kekurangan Lahan Parkir UNIVERSITAS Negeri Yogyakarta dikenal­ sebagai perguruan tinggi spesialisasi pendidikan di Indonesia. Semua siswa SMA berlomba ingin kuliah di UNY karena proses mengajar yang bagus, fasilitas dan lingkungan yang cukup bagus juga. Sekarang UNY penuh dengan mahasiswa asing dan mahasiswa dari seluruh Indonesia, oleh karena itu UNY mempunyai masalah tentang tempat parkir sepeda motor. Setiap pagi para mahasiswa yang me­na­iki sepeda motor buru-buru be4

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

rangkat kuliah tetapi tempat parkir ti­ dak cukup. Akhirnya banyak sepeda mo­tor diparkir tidak rapi di sampingsam­ping bangunan. Universitas harus menambahkan tempat parkir sepeda mo­tor supaya membuat kemuda-

Sekarang UNY penuh dengan mahasiswa. Soal parkir menjadi masalah tersendiri.

han ter­hadap mahasiswa pada waktu pagi.­Peristiwa tadi tidak hanya terjadi­ di tempat parkir program pascasarjana­ tetapi semua di fakultas. Menurut pendapat saya, baiknya kita menaiki sepeda mengingat dunia sedang dilanda glo­bal warming. Sepeda motor adalah alasan pertama yang mempengaruhi alam se­ perti pencemaran udara. Ayo kita mena­ iki sepeda untuk membuat alam yang baik. WANDAH WAENAWAE Mahasiswa KNB dari Thailand


tips tips TIPS MONEY MANAGEMENT – 2 Ol e h YOG I S WA RA BEBERAPA hari yang lalu, kami mengadakan pameran di Pusat Bisnis Yogyakarta dengan tema “Investasi Untuk­Semua”. Dari pertemuan dengan beberapa calon nasabah mengenai masalah mengelola dana, muncul suatu permasalahan yang cukup menarik perihal itu. Ada seorang nasabah berinvestasi emas, namun keuntungan yang didapat­ tak sesuai harapan. Dapat dikatakan ha­ nya­balik modal. Sayapun bertanya-ta­ nya, apa sebabnya? Kenapa emas yang di­ka­ta­kan harganya terus menanjak, ti­ dak memberikan keuntungan lebih? Ja­ wabnya demikian: Emas tersebut dibelinya dalam bentuk batangan dengan kurs $ US. Meskipun harga emas terus ber­anjak naik, namun di sisi lain mata uang USD juga melemah terhadap Rupiah. Sehingga ketika emas itu dijual, maka hasil penerimaan dalam bentuk rupiahpun menjadi sama saja (atau kita

sebut impas). Kesulitan lainnya dalam berinvestasi emas adalah, menyimpannya dalam bentuk batangan ternyata tidak mudah, oleh sebab itu perlu diti­ tipkan atau digadaikan. Hal seperti ini sebetulnya sudah dapat diduga, investasi selalu akan mengalami puncak kejenuhan. Kasus serupa meskipun tidak sama, juga pernah terjadi dalam industri tanaman hias, ikan hias, valuta­asing, komoditas dan lainlain. Untuk memecahkan sebagian permasalahan tersebut, kami ingin memberikan tips sebagai berikut:

1

Identifikasi kondisi ekonomi yang terjadi saat ini. Caranya sangat mudah, anda dapat segera melihat bunga­ tabungan anda. Jika dirasa kecil, pertanda tingkat suku bunga kita sedang menurun. Selain itu lihat juga nilai tukar $ US terhadap Rupiah. Sa­at ini Rupiah juga cenderung mengu­at. Hal ini pertanda baik bagi investasi jenis saham dan property. Alasannya adalah: bunga tabungan­yang rendah juga berarti bunga kredit yang murah. Saat bunga kredit murah, membangun property dengan meminjam dana dari bank akan terasa ringan. Selain itu pembeli property juga akan me­manfaatkan fasilitas pinjaman ini un­­tuk membayar pembelian property­seperti mencicil rumah. Jika developer perumahan mampu menjual semakin banyak property dengan di­dukung bunga yang rendah seperti saat ini, maka mereka akan memanen­

mun jika situasi ini berbalik, yaitu suku bunga tinggi dan Rupiah melemah, kita harus siap-siap terhadap perubahan ini. Indikasinya se­perti naiknya suku bunga yang cukup signifikan. Jika hal ini terjadi, sebaik­nya kita juga melihat apakah nilai tukar $ US akan ikut melemah terhadap Rupi­ah­kita. Jika demikian, kita sebaiknya segera ubah haluan dari bisnis property dan saham, menjadi investasi­ dalam bentuk tabungan dan deposito, baik Rupiah maupun Dollar. Karena suku bunga yang tinggi akan memberikan imbal hasil yang tinggi dalam bentuk ta­bung­­an dan deposito. Selain itu, jika kita me­­nyimpan dalam bentuk dollar, maka­ni­lainya akan segera naik mengikuti­ le­mahnya Rupiah. Ketika suku bunga berada di level yang tinggi, boleh juga melirik Obligasi Pemerintah. Karena harganya biasa­nya sedang murah-murahnya. Jika sesu­ai

laba yang cukup signifikan. Di samping itu, kontraktor juga sanggup melunasi utang bank. Itu sebab­nya­property dan perbankan akan meraih laba. Laba yang meningkat akan tercermin pada harga sahamnya yang juga meningkat. Pandanglah juga kondisi ekonomi yang akan datang. Di masa depan, selalu akan ada 2 kemungkinan kondisi ekonomi, yaitu membaik atau memburuk. Kondisi bunga yang stabil atau cenderung menurun akan mengarahkan beberapa orang untuk tetap pada jalur investasi property dan saham. Na-

eks­pektasi membaik, maka suku bunga­ akan kembali turun. Di saat inilah Obli­ ga­si tersebut akan berkembang dan me­ nuai hasil. Harganya akan meningkat. Dan, ketika suku bunga turun kembali segera ubah haluan kembali ke saham. Ringkasan hubungan antara nilai tukar Rupiah, suku bunga dan Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan, dapat dilihat pada grafis di tulisan ini. Demikian, semoga bermanfaat.

2

YOGISWARA analis BNI Securities Yogyakarta

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

5


laporan utama

MAHASISWA BERPRESTASI

MENJINAKKAN KEENGGANAN BERKARYA Inilah sosok yang pantas kita apresiasi. Melalui karya yang mereka ukir, UNY akhirnya mendulang nama. Oleh SI SM O N O L A O D E

T

idak berlebihan bila usaha seseo­ rang yang menghasilkan karya yang bermanfaat bagi orang lain pan­tas untuk diapresiasi, diberikan­ penghargaan, bahkan, bila­perlu dengan disematkan lencana. Lebih­-lebih yang bersangkutan masih muda dan ber­status mahasiswa. Itulah­yang dila­ ku­kan UNY dalam menjaring dan me­ nen­tukan mahasiswa berprestasi­2011. Bukan hanya almamater kampus ini yang harum dengan karya atau prestasi mereka. Namun, ada hal-hal yang jauh lebih penting dari itu. Karya yang mereka hasilkan datang dari sebuah usaha keras, pengamatan yang jeli, peneliti­an yang kritis, semangat, dan usaha yang sungguh-sungguh dalam upaya me­ ngem­bangkan ilmu pengetahuan serta­ pengabdian pada masyarakat. Laku serupa yang ingin semai dan ditularkan pada mahasiswa-mahasiswa yang lain atau pada kita semua. Mereka yang terpilih sebagai maha­ siswa berprestasi tahun ini telah berji­ baku dalam “laboratorium” masing-­ma­ sing, hingga berbentuk karya. Me­re­ka telah mengolah pengamatannya,­meng­ analisa, dan mengujinya hingga ba­tas­ an-batasan tertentu. Karya adalah ha­ sil dari semua itu dan prestasi adalah

“re­inkarnasi” dari karya-karya yang ge­ milang. Ajang penghargaan UNY ini adalah­ deretan dan rentetan penghargaan atas usaha-usaha mereka sebelumnya. Sudah wajar dan seharusnya lembaga akademik memupuk semangat-semangat semacam itu. Lembaga keilmuan yang membaktikan dirinya pada pencarian kebenaran dengan cara-cara yang runtut dan beralur dalam upaya menyelesaikan dan berbagai persoalan kehidupan. Kejelian, kesabaran, dan kepedulian dalam mengamati, menelaah masalah sekitar yang nantinya akan membentuk karakter tersendiri. Pencapaian sebuah karya membutuhkan sikap dan usa­hausaha semacam itu. Karakter yang secara tidak langsung terbentuk dan terpatri dalam proses penciptaan dan pen­ca­pai­an sebuah karya. Maka tidak sa­lah dalam penjurian mahasiswa berprestasi kali ini, mengajukan unsur kepribadian sebagai salah satu syarat utama yang harus dimiliki peserta, selain empat syarat yang lainnya—Indeks Pres­tasi Kumulatif (IPK), karya tulis ilmi­ ah, kegiatan ko-ekstra-kulikuler, dan kemampuan bahasa Inggris. Sebuah persyaratan dan standar

yang berat bagi mereka yang tidak mau ber­usaha keras. Setidaknya, persya­rat­ an-­­persyaratan tersebut lumrah sebagai­ barometer untuk ajang pengharga­an mahasiswa berprestasi. Tidak lain, ke­ semua syarat itu untuk kemajuan personal mahasiswa itu sendiri. Modal­utama setelah usai belajar dari kampus ini, kelak. Dengan syarat IPK tertentu, tidak lain sebagai bentuk usaha, bagaimana kegiatan akademik yang sesungguh­ nya diperjuangkan dan ditekuni dengan sungguh-sungguh. Karya tulis ilmiah, dari sekian banyak Sistem Kredit Semester (SKS) yang telah diambil, seharus­ nya sudah bisa menyulut mahasiswa bisa menulis karya ilmiah yang runtut,­ sis­tematis sesuai kaidah yang berlaku. Kegiatan ko-ekstra-kulikuler, kegiatan-­ kegiatan di luar bidang akademik yang sejatinya membentuk sisi mental dan psikologi (psikomotorik) pelakunya. Kemampuan bahasa Inggris, bahasa sebu­ ah “desa global” yang sudah mendunia­ dan dijadikan bahasa pengantar dalam pengajaran di lembaga-lembaga pendi­ dikan dunia berstandar internasional. Kesemuanya harus dimiliki dengan se­ imbang dalam takaran-takaran tertentu.


Dan mereka yang telah menerima­ anu­­gerah mahasiswa berprestasi tahun­ ini, setidaknya sudah memenuhi­persya­­ rat­an-persyaratan tersebut. Juara I, di­ sa­bet oleh Annisa Nurul Ilmi,­ma­ha­sis­ wa­jurusan Pendidikan Bahasa­Inggris 2007. Ia tidak hanya fasih berbahasa­ Ing­gris, juga cakap berbahasa Jepang. Belum lagi dengan deretan prestasi la­ in­nya, seperti juara 2 Lomba Inovasi Teknologi Mahasiswa (LITM) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY 2010. Dengan penelitian, pengembangan pro­ duk berupa komik dan CD interaktif bilingual sebagai media­sosialisasi wisata candi purbakala­di Provinsi DIY. Juara 2 Penulisan Ilmiah Karya Tulis Alquran UNY, Penerima Hibah Student Union Grant (SUG) UNY. Juara 1 The Article Writing Contest SAFEL UNY. Salah satu peserta Global Xchange British Council,­ di Luton City, Inggris pada 2010 kemarin. Kemudian profil, karya, dan prestasi penerima anugerah mahasiswa berprestasi yang lainnya juga serta juga kami sertakan dalam edisi ini. Adapun

mahasiswa berprestasi peringkat II-VI, Dwi Apriyanto, Isdiyono, Asriningsih Suryandari, Fitri Nurmahmudah, dan Un­tung Kurniawan. Bagi kami, Tim Redaksi Pewara Dina­ mika, tema semacam ini sudah lama kami angankan untuk ditulis pada awal tahun akademik 2011. Ini tidak lain, kami ingin menularkan semangat yang mereka miliki. Dan dalam edisi ini kami mencoba mengurainya. Tema semacam ini bukan berarti­melebih-lebihkan sesuatu yang sudah­sepatutnya mereka dapatkan. Namun,­kami tidak mau momen-momen semacam ini terabaikan dan berbuah pada suatu “petaka”. Kenapa kami menyebut­nya petaka? Dengan mengulas profil mahasiswa UNY berprestasu dalam berbagai­bi­ dang,­­setidaknya meneguhkan kita, bah­­­wa kampus ini juga menghasilkan ma­­ha­­sis­­wa yang berkualitas. Dengan­ meng­informasikan prestasi-prestasi­ yang telah dicapai, agar membuat­kita­ mau dan terus berusaha untuk berkar­ ya.­Dengan memotret proses dan kisah

mereka, supaya kita belajar­mengang­ kat kepala dengan tegak, bangga dengan kampus ini, dan terus berusaha­ memberikan yang terbaik bagi almama­ ter kita. Justru, dengan tidak dikabarkan hal-hal semacam ini, akan membu­ at kita tertunduk, stagnan, dan enggan bergerak dalam berkreasi, yang berakibat pada minimnya prestasi “penghuni” kampus ini, baik secara kualitas dan kuantitas. Walau bagaimana pun, ini adalah sebuah ikhtiar. Sebuah usaha, agar kita­bisa bersama dalam berupaya memajukan­ kampus tercinta ini. Terutama­bagaimana dalam menjinakkan keengganan ber­ karya. Semoga prestasi-prestasi mereka akan diikuti oleh yang lainnya, dengan karya, kreasi, dan prestasi yang lebih gemilang. Seperti halnya dalam ilmu pengetahuan, bahwa tidak ada kesimpulan yang terakhir. Kesimpulan yang akan terus dicari atau ditemukan dalam tiap periode perjalanan manusia. Lebih-­ lebih bisa menjadi budaya. Semoga kisah-kisah ini bisa menginspirasi kita semua. 


laporan utama ANNISA NURUL ILMI

Tidak Takut Bermimpi Pelaksanaan pemilihan Mapres merupakan salah satu upaya pengembangan prestasi mahasiswa untuk menumbuhkembangkan kegiatan akademik sebagai bagian dari upaya menegakkan tradisi akademik di lingkungan kampus. Setiap tahun UNY selalu menyelenggarakannya. Tahun 2011, ajang bergengsi ini telah ditunaikan dan menelurkan Annisa Nurul Ilmi sebagai jawaranya. Oleh AR I SK A P RA S E T YA N AWAT I

P

emilihan Mahasiswa Berprestasi (Ma­ pres) telah dilaksanakan di UNY pada 16-18 Maret 2011 di Bagian Kema­ha­sis­ wa­an Rektorat UNY. Seleksi ini melibatkan 6 orang mahasiswa yang masing-masing menduduki peringkat pertama pada pemilihan mapres di tiap fakultas. Mereka adalah Isdiyono (FIP), Annisa Nurul Ilmi (FBS), Asriningsih Surya­ ndari (FMIPA), Fitri Nurmahmudah (FISE), Untung Kurniawan (FT), dan Dwi Apriyanto (FIK). Mewakili fakultas masing-masing, persiap­ an matang pun dilakukan keenam mahasiswa unggul tersebut untuk menyajikan performa terba­ik karena ketatnya persaingan. Setidaknya ada li­ma unsur prestasi akademik yang dinilai pada­pemilihan ini, yaitu Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), karya tulis ilmiah, kegiatan kodan eks­tra-­kurikuler, kemampuan bahasa Inggris, dan kepribadian. Lima unsur pres­tasi aka­demik inilah yang menjadi tolok ukur peringkat enam mahasiswa ini da­lam ajang bergengsi yang rutin dilaksanakan setiap ta­hun ini. Hasil rapat pleno dari para­dewan juri pun diumumkan­secara tertulis­ pada 23 Maret­2011. Peringkat pertama berha­sil direbut oleh Annisa Nurul Ilmi, ma­ha­sis­wa FBS ju­­­rus­an Pendidik­an­ Ba­­ha­sa­ Inggris 2007, yang memperoleh­ to­­­tal­­ pe­ni­lai­an se­be­ sar­93,18. Kemudi­ an,­­ secara bertu­rut8

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

tu­rut peringkat kedua sampai keenam adalah Dwi Apriyanto, Isdiyono, Asriningsih Suryan­da­ ri, Fitri Nurmahmudah, dan Untung Kurniawan. Ucapan selamat dari berbagai pihak segera saja bergantian menghampiri mereka. Dengan kemenangan ini, Annisa dan kawan-kawan pun dijanjikan berkunjung ke luar negeri sebagai bentuk penghargaan atas prestasi mereka. Annisa dianggap pantas menyabet gelar ma­ pres UNY karena prestasi-prestasi dan kemampuan yang dimilikinya menunjukkan bahwa ia adalah seorang civitas akademik yang memiliki potensi di atas rata-rata. Mahasiswa yang fasih berbahasa Inggris dan Jepang ini juga pernah meraih juara 2 Lomba Inovasi Teknologi Maha­siwa (LITM) dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY tahun 2010 dengan penelitian pengembangan produk berupa komik dan CD interaktif bilingual sebagai media sosialisasi wisata candi purbakala di Provinsi D. I. Yogyakarta. Selain itu, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris 2007 ini mendapat Penganugerahan Prestasi Mahasiswa UNY 2010, juara 2 Penulisan Ilmiah Karya Tulis Alquran UNY , Penerima Hibah Student Union Grant (SUG) UNY, serta menjadi juara 1 The Article Writing Con­ test SAFEL UNY. Tidak hanya itu, kegiatan organisasi di kampus dan kegiatan pengabdian masyarakat juga digeluti mahasiswa asal Lombok ini. Ia pernah aktif di Research Association sebagai Staff of Public Relation, di KOPMA UNY sebagai­Staff of Business, UKM Peneliti­an, tutor Bahasa­Inggris SA­FEL, dan sampai saat ini ma­sih menja­ bat sebagai admin­di Self-Acces Learning Centre


laporan utama (SALC). Selain itu, bentuk pengabdian ma­sya­ ra­kat yang ia em­ban adalah menjadi relawan di Panti Sosial Bina Netra bersama relawan yang berasal dari Inggris. Dari sini juga, gadis kelahir­an Selong, 28 Maret 1989 ini berkesempatan me­ngunjungi Inggris dalam program pertukar­ an pemuda Glo­ bal Xchange British Council.

berada di lingkungan DLCC, kesan yang ia tangkap justru membuatnya stres karena kebiasaan rileks dan basa basi yang lumrah di Indonesia, tidak ia dapatkan di DLCC . “Semua orang be­ kerja serius seolah dikejar waktu. Benar-benar kaku dan to the point. Wah, saya sempat stres!” ungkap Annisa yang juga gemar mendengarkan musik di sela-sela waktu. Namun, kondisi ini ternyata mengubah kebiInggris Mengubah Pola Pikirnya asaannya. Lambat laun Annisa terbiasa mengiNever Waste Your Time! Itulah prinsip hidup kuti ritme masyarakat Luton City. Ia tidak lagi Annisa. Anak kedua dari tiga bersaudara ini me- terlambat ke tempat kerja yang harus ditemmegang teguh istilah bahwa masa muda­tidak puhnya dengan 2 bis dari tempat menginap­ datang untuk kedua kali. Oleh karena­itu, pu- nya. “Tidak seperti angkutan di Indonesia yang tri dari Ir. Samsul Fajri dan Tri Takarina­D. P., masih mau nungguin penumpang. Kalau di LuS.Pd. ini berusaha mengoptimalkan­wak­ tu­ ton City, bis-bis akan langsung berjalan ketika­ nya­de­ngan kemampuan yang dimilikinya.­Se­ tempat perhentiannya tidak ada penumpang per­ti­pada rentang Juli-Agustus 2010, melalui sama sekali,” ujar Annisa sembari tertawa. program­pertukaran pemuda Global Xchange Luton City dinilainya sebagai kota yang pa­ British Council, Annisa yang menggemari tra­ ling majemuk di Inggris. Orang-orang yang bevelling­ cukup berbangga hati ketika kakinya­ rasal dari berbagai negara ada di kota ini. Saat menginjak­kan Luton City, sekitar 50 km London.­ itu, Annisa home stay dengan keluarga Jamaika.­ Setiap harinya di Luton City, ia berkesempatan­ Uniknya, kelurga berkulit hitam ini mengangbekerja di Dallow Learning Community Cen- kat banyak anak asuh, pun yang berkulit putih. tre (DLCC). DLCC adalah semacam tempat pe­ Annisa mengaku bahwa dirinya menjadi anak nye­­waan­ruangan dan fasilitas untuk kegiatan asuh kesepuluh di rumah ini. Jadi, dalam satu­ seper­ti rapat, pernikahan, dan sebagainya. An- keluarga ada beraneka ragam warna kulit. Me­ nisa diamanahi posisi sebagai admin yang ber- nurutnya, keluarga Jamaika yang orang Yahudi tugas meng-handle customer. Awal mula, Annisa ini memiliki toleransi dan kasih sayang yang

TTL: Selong 28 Maret 1989• PRESTASI: Lolos Proposal Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM) 2011 dari Dikti; Pertukaran Pemuda ke Inggris pada Program Global Exchange 2010 dari British Council; Juara II Lomba Inovasi Teknologi Mahasiswa DIY (LITM) 2010; Juara I Mapres UNY tahun 2011

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS UNY

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

9


laporan utama kuat.”mereka selalu menanyakan kapan saya harus ibadah seperti solat, sahur, dan buka puasa. Mereka dengan senang hati menunjukkan letak masjid-masjid yang ada di Luton City,” aku gadis yang harus menjalankan ibadah puasa di Luton City selama 16-17 jam sehari ini. Inggris telah mengajarkan toleransi, kete­ kun­an, dan ketepatan waktu. Selain itu, istilah­ don’t judge the book from the cover benar-benar ku­at di negeri ini. “Cuaca 12 derajat celcius ma­ suk kategori summer, makanya di jalan-jalan ba­nyak orang yang bajunya terbuka. Namun, mereka benar-benar mau menolong saya ketika saya menanyakan sesuatu tanpa melihat bentuk fisik maupun pakaian saya. Setelah sampai di Indonesia, pola pikir saya berubah total bahwa menilai seseorang memang tidak bisa dari tampilan luarnya saja” tutur Annisa yang sehari-harinya berjilbab. Peduli Kali Code Aktivitas lain yang digeluti Annisa adalah Freelance Guide di Via-Via Travel. Tugasnya men­dam­pingi turis-turis berwisata di yogyakar­ ta. Salah satu tempat tujuan favorit turis adalah Kali Code yang menawarkan wisata alam, budaya, sejarah, pendidikan, petualangan, belanja dan industri. Kali Code yang membelah kota Yogyakarta telah lama dikenal melalui sejarahnya yang kelam hingga kini menjadi kawasan yang lebih tertata dan bersih. Vegetasi masyarakat yang beraneka ragam baik asal-usul maupun pekerjaan menggambarkan keberagaman aktivitas hidup seperti ada­ nya penambang pasir, pemulung, perajin, pembuat tahu, pembuat sandal dan tas, peda­gang, pengamen, dan lain sebagainya. Hal ter­se­but

10

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

juga ditunjang dengan kemampuan ma­sya­ra­ kat­nya untuk mengelola lingkungan seperti­ pe­nge­lo­laan lingkungan sungai, IPAL komunal­ berbasis komunitas, sampah, dan air bersih da­pat dijadikan wisata bernuansa edukasi. Pemandangan alam di sepanjang sungai membe­ rikan atmosfer wisata alam dan petualangan saat menyusurinya. Usaha-usaha rumah tangga atau home industry seperti kerajinan, tahu, sandal, dan tas sekaligus merupakan wahana berbelanja. Budaya yang tumbuh dan berkembang sejak lama dan masih eksis ini menjadi ciri khas masyarakat Code. Ciri khas inilah yang menarik minat wisatawan. Berulang kali melakukan kunjungan ke Kali Code memunculkan kecintaannya pada Kali Code. Sebuah buku yang mendokumentasikan Kali Code dan masyarakatnya dibuat Annisa. Kali Code sudah menjadi bagian dalam diri Annisa. Karya ilmiah yang berjudul Pengembangan Wisata Alternatif Kali Code Berbasis Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism) di Provinsi D.I. Yogyakarta disusun sedetail mungkin dari hasil observasinya. Karya ilmiah inilah yang tu­rut mengantarkan Annisa menjadi mapres UNY tahun 2011. Namun, banjir lahar dingin yang sampai saat ini masih menghantui warga Code telah memusnahkan informasi-informasi sebagai bahan wisata yang telah dibukukan Annisa.­Rupa­ nya, Annisa disadarkan oleh warga Code sendiri­ bahwa keadaan ini merupakan konsekuensi ting­gal di kawasan rawan bencana. Justru ada satu hal yang masih belum berhasil dimusnahkan banjir lahar dingin. Senyum dan semangat untuk hidup masih dimiliki masyarakat Code yang sebagian tinggal di pengungsian. Kera­ mah­tamahan warga bantaran Kali Code yang sebagian hidup di bawah garis kemiskinan men­ja­di nilai tambah dari wisata alam yang di­la­ko­ni turis-turis mancanegara. Berbagai pengalaman yang dilalui Annisa membuahkan prestasi yang membanggakan. Dilabeli sebagai mahasiswa berprestasi, Annisa mengaku senang sekaligus beban karena ke depannya ia terpacu harus memberikan performa yang lebih baik lagi. Mahasiswa ber-IPK 3,58 ini termasuk orang yang mengagungkan mimpi. “Mimpi kan gratis, jadi kenapa harus takut bermimpi? Yang penting ada usaha dan keyakinan diri. Selama ada niat, usaha dan doa, mimpi kita pasti akan tercapai,” saran Annisa, si ma­ pres yang saat ini memiliki impian ke India. 


laporan utama ISDIYONO

Aktivis yang Berprestasi Kekuatan korupsi di Indonesia berada dalam tahap yang memprihatinkan. Korupsi telah menghambat kinerja pemerintah dalam menghadapi kemajuan teknologi dan informasi. Kesenjangan antara masyarakat yang kaya dan miskin akan semakin kentarai. Orang dengan mudah mendapatkan uang dalam jumlah banyak tanpa usaha, hanya dengan sedikit ancaman saja. Konflik sosial pun meningkat. Gambaran inilah yang tertuang dalam karya ilmiah milik Isdiyono, mahasiswa PGSD, yang berjudul Komik Super Gayus: Sumber Belajar Anti Korupsi di Sekolah Dasar. Oleh AR ISK A P RA S E T YA N AWAT I

K

arya ilmiah yang telah mengantarkan­ nya menjadi juara ketiga dalam ajang Mapres UNY 2011 ini mengambil so­ sok gayus sebagai simbol karena me­­ nu­rut­nya Gayus adalah sosok yang terkenal­dan fenomenal dalam ranah korupsi di Indonesia. Selain itu, alasan Isdiyono menyoroti sekolah dasar kelas tinggi sebagai sasaran adalah kare­ na kalau saja KPK merasa kewalahan mengha­ dapi koruptor di Indonesia, maka lebih efektif

ketika antikorupsi dikenalkan se­jak dini. “Mereka lebih­paham mana yang benar dan mana yang salah tanpa harus menghakimi mana yang benar dan yang salah. Jadi, mereka sendiri yang berpikir, sehingga ke depan­nya akan timbul kebiasaan berpi­kir,” ujar mahasiswa yang ting­gal di Bergan, Wijirejo, Pan­dak, Bantul ini. Isdiyono menganggap­pen­didikan di sekolah da­­sar adalah basic­pem­­ben­tukan ka­­rak­­ter seseorang. “Wa­­lau­­pun sekarang pen­­di­­dik­­an sering

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS UNY DAN PRIBADI

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

11


laporan utama

di­i­den­­tik­­kan dengan biro­kra­­si, se­ti­dak­nya di sa­ na ada sejarah harapan­ke­ti­ka anak-anak mau meng­ubah pola berpikirnya, sehingga­generasi mendatang akan lebih baik. Tidak mung­kin saat ini kita mendidik para elit politik karena karakter mereka sudah terbentuk.­Ber­beda de­ ngan anak-anak di sekolah dasar, mereka masih bisa berkembang sesuai dengan usianya tanpa menghakimi,” ujar Isdiyono yang juga ketua­ UKMF Penelitian ini. Motivasi Ikut Mapres Sebagai seorang ketua UKMF Penelitian, Isdiyono berinisiatif untuk membuat karya ilmiah sebagai suatu kebiasaan dan rutinitas walaupun tidak diterbitkan. Tujuannya adalah supaya rekan-rekannya yang tergabung dalam UKMF Pe­ne­litian terpacu mengikuti jejaknya, rutin mem­buat karya ilmiah. Seperti halnya karya­ il­mi­ah berjudul Komik Super Gayus:­Sumber Be­la­jar Anti Korupsi di Se­ kolah Dasar yang melibatkan rekan dari ISI yang membantunya mencari referensi tentang karakteristik komik. Serta, ada kerjasama juga dengan adik-adik tingkatnya sebagai bentuk pengaderan supaya generasi tidak terputus. Isdiyono tak suka ber­ pang­ku tangan menja­la­ ni­­ hari-ha­­­­ri­nya. Berbagai­ ke­gi­at­­an­ diikutinya­ dan tak ja­­­rang pres­ ta­­­si pun di­­to­­reh­­­kan ak­ti­vis fo­rum jur­na­lis­ RWRC (Re­a­li­ty Wri­ting Club) ini. Sebut saja se­ba­­ gi­an pres­tasi yang su­dah dira­ih­nya­ selain­ ma­pres ini. Isdiyono­ per­nah menjadi­ Finalis Ma­ke 12

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

and Sale ITS 2011, Finalis Screen esai kompe­tisi 2010 di FISE, dan Finalis Menpora dengan karya tulis berkaitan tentang peran mahasiswa 2010. Bersama RWRC, Isdiyono pun memasang tar­ get dalam setiap bulan, minimal 3 buah arti­ kel­nya dimuat di media massa. Sampai saat ini, artikel-artikelnya sudah merambah ke Kedaul­ atan Rakyat, Merapi, Harian Jogja, Media Indo­ nesia, dan Suara Merdeka. Selain honor yang di­per­o­lehnya untuk membiayai keperluan kuliah, Isdiyono senang menulis dan menerbitkan tulisannya karena akan dibaca banyak orang dan memberikan sesuatu pandangan yang bermanfaat. Beragam aktivitas, pengalaman, dan prestasi itulah yang menjadi motivasi Isdiyono mengikuti ajang mapres yang bergengsi ini. Dengan bekal IPK mencapai 3,44, mahasiswa penggemar koran Tempo edisi hari Minggu ini ingin membuktikan bahwa seorang aktivis pun bisa berprestasi. Isdiyono memberi saran supaya kawan-ka­ wan mahasiswa mau menulis karena itu tanggung jawab mahasiswa. Jika mahasiswa tidak menulis, maka akan berdosa pada diri sendiri, pendidikan, dan orang banyak. “Kalau mahasis­ wa tidak menulis, maka ilmunya hanya untuk­ dirinya sendiri. Sampaikanlah idealis kita lewat­ tulisan dengan bahasa sederhana agar bisa mem­buka pandangan masyarakat!” saran Isdiyono. Sejak Kecil Ingin Go International Isdiyono yang lahir di Bantul, 6 November 1989, adalah seorang anak yang sangat dekat dengan keluarganya. Anak dari pasangan Bapa­k Sangidu dan Ibu Ngasiyem ini sejak kecil terus mendapat dukungan penuh dari orang tuanya. Namun, Isdiyono bukan anak yang bisa berleha-leha untuk menjalani jenjang pendidikannya dari TK sampai kuliah ini. Ayahnya yang ha­­nya seorang tukang becak dan ibu seorang IRT tidak selalu mampu membiayai keperluan­ pen­di­dik­an Isdiyono dan seorang adiknya. Wa­ lau­­pun be­gitu, Isdiyono salut dengan orang tu­ a­­nya. “Sa­lut untuk Bapak yang selalu mendu­ kung pen­di­dik­an saya. Sejak TK, saya sudah di­per­ca­ya untuk memilih sendiri sekolah yang saya inginkan. Ibu saya yang seorang IRT selalu­ mencontohkan dan menanamkan kedisiplinan lewat pekerjaannya mengurus rumah dan keluarga,” ujar Isdiyono. Setiap hari, Isdiyono harus menempuh 2 jam perjalanan berangkat dan 2 jam perjalanan­ku­


laporan utama liah dengan mengendarai sepeda onthel. Perjuangannya ini sebanding dengan usahanya me­­wu­­jud­­kan keinginannya melanjutkan ke jen­ jang kuliah selepas SMA. Isdiyono masih ingat betapa cemasnya ia ketika menjelang ditu­ tup­­nya pen­daftaran ulang masuk UNY. Ia sama sekali tidak memegang uang sebesar 6 juta­rupiah. “Saya sudah berputus asa. Dalam hati sa­ ya, ‘yo wes ra popo saya kuliah tahun depan sa­ja’. Lalu, saya memutuskan main ke tempat­ te­ man untuk membesarkan hati. Tiba-tiba­ bapak­dengar dan nggak jadi kerja terus menyu­ ruh saya, ‘Is sana buat proposal,’ suruh­bapak. Ternyata bapak bertemu Pak Sareh, teman­kecilnya, dan cerita kalau saya diterima di UNY tapi tidak punya biaya. Akhirnya, Pak Sareh memberi saran supaya saya mengajukan proposal ke kabupaten. Alhamdulillah, saya dapat dana sosial dari kabupaten dan bisa melunasi biaya masuk UNY walaupun awalnya saya mendapat­ kebijakan untuk mencicil sampai beberapa bulan,” ulas Isdiyono yang kini tidak melanjutkan­ dana sosial dari kabupaten karena ia mengira banyak orang yang lebih membutuhkan. Isdiyono juga masih ingat besarnya bantuan­ si penjaga perpustakaan di SMA-nya ketika ia su­dah berputus asa untuk mewujudkan keinginannya berkuiah. “Bantuannya bukan berupa uang, tapi lebih ke bantuan moril berupa infor-

masi, motivasi, dan jalan keluar. Beliau yang ha­nya pegawai rendahan mau mengantarkan saya ke mana-mana seperti ke kecamatan untuk mencari bantuan, bahkan ketika saya menangis­ di perpustakaan karena putus asa. Beliau juga per­nah memberikan nasi bungkus jatah makan­ siangnya untuk saya karena tahu sejak pagi sa­ ya belum makan apa-apa,”cerita Isdiyono. Saat ini, Isdiyono sudah menginjak semester enam. Setelah melalui pemilihan mapres ini, ia akan mendapatkan kesempatan ke luar negeri sebagai reward. Ini sudah menjadi cita-citanya sejak SD. “Ketika SD, saya melihat di buku IPS ada gambar Oxford University dan Cambrige. Saya jadi ingin ke Oxford entah kapan. Pokoknya­itu masih menjadi cita-cita saya,” kilah Isdiyono. Cita-cita ke luar negeri ini juga­ pernah ditorehkannya dengan cutter di atas meja kayu SD bersama sahabatnya Didik dan Bayu. “Kami bertiga terikat janji yaitu harus belajar sungguh-sungguh dan kelak harus jadi­menteri. Kalau jadi presiden, harus mendirikan bandara di Bantul. Makanya saya tidak mau menjadi presiden karena konsekuensinya berat. Kami juga harus sampai ke luar negeri.­Kemarin saya sempat main ke SD dan perjanjian itu masih ada di meja yang dulu kami tempati.­Seperti­nya saya yang akan duluan ke luar negeri,”cerita Isdiyono sambil tertawa. 

TTL: Bantul 6 November 1989 • PRESTASI: Juara III Esai 'Screen Essay Competition 2011'; Finalis Karya Tulis MSC Competition di ITS Surabaya tahun 2011; Finalis Lomba Karya Tulis Nasional Communication Student Summit 2011 di UNAIR Surabaya.

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

13


laporan utama UNTUNG KURNIAWAN

Pentingnya Karakter Sang Idola Korupsi memang topik yang tidak pernah basi di negeri ini. topik itu pula yang menarik untuk dikaji dan membawa mahasiswa satu ini mendapatkan predikat mahasiswa berprestasi tertinggi dari Fakultas Teknik. Oleh D H I AN H APS A RI

K

orupsi itu tidak jauh beda dengan pe­ nyakit menular dan membawa kerusakan. Sebagaimana penyakit, korup­ si dapat dicegah sedini mungkin, mes­ki korupsi dapat pula disembuhkan dengan­ catatan koruptornya sendiri yang memiliki niat berubah menjadi lebih baik, demikian kurang lebih ungkap Untung Kurniawan, Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro, FT UNY 2007, dalam sebuah wawancara dengan Pewara. Korupsi, menurutnya, berkembang karena seseorang memiliki karakter yang tidak ba­ik dan semakin terbentuk ke arah negatif apabila lingkungan di sekitarnya mendukung. “Kalau karakter yang baik itu ditanamkan sejak dini ataupun diformulakan dalam kehidup­an seseorang dengan mentauladani tokoh-tokoh yang memiliki karakter baik, harapannya korupsi itu dapat diminimalisir,” katanya de­ngan rendah hati. Karakter tokoh idola yang dimaksudkan itu tidak terbatas pada tokoh agama atau pemuka masyarakat tertentu. “Tokoh idola itu dapat­ bermacam-macam. Pasti kan setiap orang memiliki tokoh yang dapat ditauladani. Karakter dari tokoh itulah yang coba disuntikkan ke dalam kehidupan pribadi seseorang.” Contoh­ yang ia gali antara lain karakter para nabi dan sahabat nabi. “Kebetulan saya beragama Islam dan dekat dengan cerita-cerita tentang kenabian, kemudian saya mencoba mengadaptasi­ karakter baik dari tokoh tertentu tersebut. Orang lain yang beragama lain mungkin memi­ l­i­ki tokoh idola yang lain itu pun tidak apa-apa. Terpenting dari Prohetic Learning ini tidak hanya tokohnya, tapi juga bagaimana nilai-nilai itu dapat masuk dalam kehidupan sehari-hari.” Karakter tokoh idola, katanya memberi contoh, seperti nabi-nabi dalam Islam dapat diapli­ kasikan dalam pendidikan karakter. “Bagaimana nabi dapat mendidik umatnya menjadi 14

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

FOTO-FOTO: DOKUMEN PRIBADI

militan, jujur, menghormati sesama, dan kebaikan-kebaikan lainnya itu dapat dite­rapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karakter nabi itu sudah banyak ditauladani orang-orang masa sesudah nabi dan mereka pun menjadi tauladan bagi umat sesudahnya.” Misalnya saja sahabat nabi, Umar, semasa menjadi khalifah ia selalu berlaku sederhana dan menggunakan uang orang banyak yang menjadi amanahnya dengan hati-hati. “Pernah suatu ketika anaknya Umar meminta uang padanya untuk membayar­ sesuatu, tapi Umar yang tidak punya uang itu harus mengutang ke sebuah majelis, padahal kalau mau Umar bisa saja memakai uang rak­ yat dulu baru menggantinya. Kejadian itu yang dapat diserap dan diaplikasikan dalam kehidup­ an para pemimpin.” Mengapa Prophetic Learning? Untung, demikian panggilannya, telah lama­ tertarik dengan pendidikan karakter. “Saya sudah lama tertarik dengan pendidikan karakter dan berpikir bagaimana merancang model pendidikan yang bisa mendekati pendidikan karakter.” Lebih dari itu, pendidikan karakter sedang booming di UNY. “Harapannya pendidikan ka­ rakter dengan mengadopsi karakter tokok idola itu dapat diserap banyak orang, mulai dari


laporan utama tingkatan anak-anak hingga orang dewasa.” Ketertarikannya terhadap Prophetic Learning berawal dari buku berjudul Prophetic Learning yang ditulis Dwi Budianto. Menurutnya bu­ku itu dapat menginspirasinya melakukan penelitian dan suatu ketika dapat diaplikasikan di lingkungan pendidikan formal dan informal. Selain dari buku, Untung terketuk hatinya untuk memikirkan sebuah model pembelajaran pembentukan karakter yang dapat memi­ nimalisir kekerasan dan kerusakan di Indonesia. “Saya melihat adanya fenomena tawuran pelajar, penganiayaan, perampokan, dan tindakan krimimal lainnya. Kalau tidak salah saat saya masih kecil berita tentang kekerasan itu jarang ada, tapi sekarang hampir setiap hari ada saja berita kriminal yang membuat miris.” Kekerasan maupun tindakan negatif lainnya­ itu dapat dipicu dari berbagai faktor, baik itu lingkungan sekitar, rendahnya tingkat pendi­ dik­an, sampai benteng keimanan seseorang. Un­tung tertarik untuk mengaji lebih dalam ba­ gaimana agar benteng diri itu dapat menjauhkan seseorang dari perbuatan negatif. Tidak lain dengan pendidikan karakter yang mengadopsi karakter tokoh tertentu yang diyakini seseorang sebagai tokoh tauladannya. Aplikasi dan Pendampingan Sebelum mengaplikasikan pendidikan karakter yang mengadopsi tokoh idola, langkah awal­ yang dilakukan antara lain menentukan kelu­ huran tokoh dan mengidentifikasi nilai-nilai kebaikan tokoh dengan memandang sejarahnya. Selanjutnya, nilai-nilai yang sudah diseleksi itu diberikan dengan cara selang-seling. “Sedikitse­dikit dimasukkan secara halus di tengah materi agar tidak semata-mata menanamkan seseorang dengan sesuatu yang harus dipaksakan.” Pendampingan juga perlu dilakukan untuk melihat bagaimana nilai-nilai itu dapat diyakini dan diaplikasikan dalam kehidupan seharihari. “Nantinya ada semacam tim yang akan men­dampingi kelompok-kelompok belajar. Tim ini yang akan memantau sekaligus memberikan arahan sesuai dengan apa yang diyakini pe­serta dalam kelompok belajar itu.” Meski kegiatan itu dinilai cukup menarik, selama ini ia belum secara khusus menerapkan ga­gasannya. “Semoga saja dapat diterapkan di berbagai jenjang pendidikan. Pengaplikasian ini dapat berkembang baik apabila pendukung pendidikan karakter ini juga da-

pat bekerja semaksimal mungkin. Kalau ada niat tentu ada jalan.” Paling tidak, ada gagasan yang dapat diupayakan untuk meminimalisir korupsi di tingkatan terendah seperti di lingkungan keluarga­contohnya. Peran Guru Mahasiswa yang telah memiliki berbagai ma­cam prestasi di bidang qiro’ah dan telah bekerja di Lembaga Pendidikan Islam Al Mujahidin ini, mengaku tidak pernah melupakan pesan gurunya. “Saya menjadi seperti sekarang, salah satu­nya karena pesan guru saya,” akunya.­Konon,­gurunya di SMA memberinya wejangan. “Orang merantau itu bukan uang atau keilmuan saja yang harus menjadi bekalnya. Orang merantau itu harus memiliki karakter yang baik untuk dapat bertahan,” demikian kata Untung menirukan gurunya. “Saya pikir, guru saya benar,” katanya kemudian. Orang yang memiliki uang banyak tapi tidak memiliki karakter yang baik ia tidak akan punya teman yang dapat membantunya. Kalau pun membantu mungkin ada pamrihnya. Kalau bekalnya hanya ilmu, tapi tidak memiliki karakter yang baik mungkin menjadi orang yang angkuh. Orang yang memiliki karakter baik akan mudah belajar di lingkungan sosialnya, memiliki banyak teman, dan dapat bertahan dalam keadaan sulit karena karakternya yang baik Insya Allah akan selalu berpikir positif. Pesan gurunya itu tak hanya menjadi­be­ kalnya dalam kehidupan di rantau, tapi­juga meng­inspirasinya membuat sebuah model­pem­­ ben­tuk­an karakter untuk menciptakan­atmos­ fir yang lebih baik di sekitarnya. “Pesan itu juga yang membuat saya semakin bersemangat­ mempelajari apa saja yang berhubungan de­ ngan pendidikan karakter.” Harapan Untung memberikan gagasan­pem­ bentukan­ karakter­ de­ngan cara mengadaptasi­ ka­rakter tokoh yang dapat ditauladani itu tidak banyak. “Saya hanya ingin kehidupan lebih ba­ ik. Masyarakat lebih baik dengan­ saling menghormati dan menghargai. Kalau se­sa­ma manusia­ sudah saling meng­­hormati dan menghargai­ me­­re­ka ti­ dak mungkin berbuat ne­ga­tif­ seperti tawuran, korupsi,­dan kecurangan lainnya,” demiki­an ungkap Untung menutup wa­ wancara. 

TTL: Cirebon 17 Februari 1989 • PRESTASI: Juara II Lomba Inovasi dan Teknologi Mahasiswa Dikti DIY 2008; Juara I Mutsabaqoh Hifdzil Quran UKKI 2009; Juara I PILDAMA DIY 2009; Juara I Lomba MtarQ UNY 2010.

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

15


laporan utama FITRI NURMAHMUDAH

Gara-gara Terampil Berbahasa Asing Penulisan ilmiah yang diajukan untuk meraih gelar mahasiswa berprestasi tidak linier dengan jurusannya, begitu pula kelebihan-kelebihannya yang lain sama sekali tidak berhubungan dengan fakultas yang diwakilinya. Lantas mengapa ia berhasil mendapatkan gelar bergengsi di kalangan mahasiswa itu? Oleh D H I AN H APS A RI

A

dalah Fitri Nurmahmudah nama perempuan itu. Ia mendapatkan gelar ma­hasiswa berprestasi terbaik dari FISE tahun 2011 setelah menyisihkan puluhan mahasiswa lainnya di FISE. “Saya tentu senang sekali mendapatkan gelar itu. Saya tidak menyangka,” ungkapnya. Berkat Ngobrol dengan Kawan Sebelum mendapatkan gelar mahasiswa berprestasi, seperti mahasiswa lainnya, Fitri menyerahkan gagasan berupa tulisan ilmiah berjudul Trauma Healing For Kid melalui Program Bersahabat Dengan Alam untuk Meningkatkan Re­ siliensi dan Menumbuhkan Motivasi belajar Pasca Erupsi Gunung Merapi. Judul ini terinspirasi dari kegiatan yang ia dan teman-temannya­lakukan di pengungsian ketika terjadi­bencana­Erupsi­ Gu­nung Merapi. “Kami membuat semacam ke­ gi­­at­­an yang membuat para pengung­si pu­lih da­ ri trauma terutama untuk anak-anak. Kasihan­ sekali mereka. Ada yang ngompol di luar sadar,­ ada yang nangis di luar sadar, dan mereka se­ perti tidak bisa menerima teman-teman baru yang ingin mengajaknya bermain.” Trauma Healing For Kid, yang Fitri dan teman-temannya aplikasikan, salah satunya bermain dengan alam. “Kami berharap mereka dapat mencintai alam lagi dan belajar dari alam. Alam di sekitar gunung Merapi yang sudah rusak itu nantinya dapat pulih kembali, kenapa mereka tidak bisa? Pasti ada jalan untuk dapat me­ngembalikan senyum dan keceriaan mereka­ kembali.” Namun lebih dari itu, Fitri kemudian­ terinspirasi membuat tulisan ilmiah untuk diajukan dalam ajang mapres (Mahasiswa Berprestasi). “Saya banyak ngobrol dengan teman-­ teman relawan mahasiswa dari UIN Sunan 16

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

Ka­lijaga (Suka) Yogyakarta dan UIN Bandung. Mereka menginspirasi saya untuk lebih mendalami kehidupan trauma atau psikologi. Dari situlah saya memberanikan diri mengajukan tulisan ilmiah tentang Trauma Healing, meskipun tidak berhubungan dengan jurusan atau il­mu pendidikan yang saya tekuni sekarang,” pa­par­nya sambil mengingat-ingat beberapa nama temannya dari UIN Bandung dan UIN Suka. Kelebihan Menonjol Lantas apakah benar karena tulisan ilmiah yang bersifat psikologi dan memiliki keaktualan itu saja yang membawa Fitri mendapatkan gelar Mapres? “Saya kira bukan itu saja. Ada beberapa penilaian diantaranya keaktifan­da­ lam organisasi, ketrampilan-ketrampilan la­­in­­ nya.” Poin-poin dari beberapa penilaian yang kemudian diakumulasikan menjadi total ni­lai. “Mung­kin ada mahasiswa yang menonjol­da­ lam prestasi di luar akademi yang dapat me­ nu­tu­pi kekurangannya di bidang akademi, tapi ada juga mahasiswa yang menonjol di kedua-­ du­anya. Ya aktif dalam organisasi, ya baik da­ lam akademis.” Saya pribadi, tambahnya, berusaha aktif di or­ganisasi dan di bidang akademis. Namun, sisi yang paling menonjol yang dimiliki Fitri tidak lain ketrampilannya berbahasa asing. Ketram­ pilan ini yang membuatnya dipercaya menjadi translater bahasa Jepang saat UNY kedatangan tamu dari Aichi University. “Mungkin justru karena prestasi di bidang bahasa itu yang memberi poin penting dalam penilaian.” Perempuan asli Jogja yang lahir pada 20 Ma­ret 1990 ini, mengaku belajar bahasa asing awal­nya hanya untuk hobi. “Saya senang belajar­bahasa asing. Saat ini saya juga sedang


laporan utama belajar bahasa Arab,” ungkap Fitri yang juga mahir berbahasa Jepang dan bahasa Inggris. Tidak heran karena hobinya belajar bahasa­ asing­itu ia juga aktif di dalam UKM Bahasa Asing UNY. Hanya Ingin Bekerja Alasan Fitri belajar bahasa asing, terutama Jepang, cukup menarik. “Saya dulu ingin­beker­ ja di Jepang karena sebelumnya mendengar­ce­ ri­ta dari kakak-kakak kelas yang sudah lu­lus­ SMK, katanya bekerja di Malaysia dapat me­ ning­­kat­kan kehidupannya. Pendapatan dari sa­ na tinggi dan mendapatkan hidup yang lebih layak. Saya ingin membahagiakan orang tua.” Cerita itu yang membuat Fitri lebih semangat­ belajar bahasa asing karena bekerja di luar ne­ geri­tentunya harus menguasai salah satu bahasa asing. Namun rupanya bukan Malaysia yang membuatnya tertarik untuk bekerja di luar negeri. Ia lebih senang bermimpi bekerja di Jepang. “Saya melihat budaya Jepang menarik, kehidupan­ma­ syarakat Jepang juga bagus. Banyak hal yang me­narik di Jepang. Saya lebih tertarik pada Je­ pang.” Hanya saja mimpi itu mudah berubah ketika ia mendapatkan jatah Praktek Lapangan di UNY yang kebetulan ditempatkan di FISE kemudian bertemu dengan Dekan FISE, Dr. Sardiman. “Waktu itu Pak Sardiman mendorong saya untuk melanjutkan ke universitas. Beliau juga­ memberikan beberapa jalan agar saya bisa­meneruskan kuliah. Salah satunya dengan beasis­

wa.” Benar saja, Fitri mengikuti apa yang disaran­ kan Dekan FISE. Ia berusaha untuk mendapatkan beasiswa dan terus mengasah kemampu­ an­nya tidak hanya di bidang akademis yang se­suai dengan jurusannya, tapi juga di bidang lain yang mungkin dapat menunjang karirnya. ”Sampai sekarang saya juga masih ingin pergi ke Jepang, tapi bukan sebagai TKW. Saya ingin melanjutkan S2 di Jepang.” Ketika ditanya universitas mana yang ingin dimasukinya, Fitri tersenyum, lalu berkata de­ngan cepat, “Saya ingin di Aichi Univerity!” Fitri memiliki alasan kuat mengapa memilih universitas itu. Selain Aichi Univerity memiliki hubung­an kerjasama dengan UNY, ada salah satu­profesor dari Aichi yang merekomenadasikannya belajar di Aichi University. “Mr. Takeshi­ menyarankan saya untuk melanjutkan kuliah di Aichi, tapi nanti kalau tidak ada jurusan yang linier dengan apa yang sudah saya pelajari, mung­kin saya akan ke Pascasarjana UNY.” Setelah mendapatkan banyak prestasi, dipercaya instansi tertentu, dan dapat membanggakan orang tuanya, apakah Fitri sudah merasa cukup? Menurutnya, prestasi yang ia raih saat ini bukan akhir dari segalanya. “Meskipun­saya mendapatkan predikat mahasiswa berprestasi dan beberapa prestasi di bidang lain seperti­ di organisasi maupun di bidang bahasa, saya masih ingin belajar terus menerus. Saya senang­ hal-hal baru dan mempelajari sesuatu yang menarik lainnya.” 

TTL: Sleman 20 Maret 1990 • PRESTASI: Mempunyai kemampuan menguasai 3 bahasa Asing: Arab, Inggris, dan Jepan; Mapres Terbaik FISE 2011; Tutor Bahasa Japan; mengikuti beberapa penelitian pengabdian masyarakat.

Bersama kawannya, Fitri (memakai Kimono merah) sedang mengikuti suatu kegiatan.

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS UNY DAN PRIBADI

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

17


laporan utama DWI APRIYANTO

Kemampuan Leadership Jadi Prioritas Erupsi Gunung Merapi sempat membuat was-was warga Yogyakarta dan sekitarnya. Sebagian penduduk di sekitar Merapi mengalami goncangan luar biasa karena kehilangan sanak keluarga, ternak, rumah, bahkan pekerjaan. Namun, bencana ini juga menginspirasi banyak orang. Begitu pula mahasiswa yang satu ini. Oleh D H I AN H APS A RI

K

orban Erupsi Gunung Merapi menda­ patkan penanganan dari berbagai pi­ hak yang memiliki kepedulian menjadi relawan. Ia pun turut serta terjun men­jadi relawan dan melihat langsung apa yang terjadi pada korban merapi khususnya di GOR UNY. “Saya tergerak ingin menolong me­re­ ka dengan apa yang saya miliki. Kebetulan­saya menekuni bidang olahraga, jadi saya berupaya dengan kemampuan saya membangkitkan semangat korban erupsi Merapi di GOR,” papar pe­milik nama Dwi Apriyanto, Mahasiswa Ju-

rusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi ini. Semangat, menurutnya, harus dibangun per­tama kali sebelum meningkatkan kualitas. “Ka­mi berupaya membangkitkan semangat de­ ngan olah raga dan beberapa kegiatan positif la­in­nya.” Kegiatan yang dimaksudkannya itu antara lain pelatihan pengelolaan wisata vulka­ no, pelatihan memahat batu, dan pelatihan ba­ gaimana mencari jaringan untuk memasarkan produk yang dihasilkan. Namun sebelum me­ laksanakan pelatihan, Apri dan kawan-kawan-

FOTO-FOTO:DOKUMEN PRIBADI

18

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1


laporan utama nya berupaya membangkitkan semangat untuk mengubah hidup dan keluar dari penderitaan serta trauma akibat erupsi Merapi. “Kami memulihkan semangat itu dengan banyak ngobrol­ dan merangsang life skill-nya. Kedekatan dengan korban erupsi merapi itu diharapkan dapat­ membangun kepercayaan diri korban erupsi­ Me­ra­pi, sehingga mereka dapat bersemangat kem­bali.” Merapi Mental Health Kegiatan dibagi berdasarkan kategori anakanak, remaja, dewasa, dan lansia. “Kami memang sengaja membagi menjadi empat kategori karena beda usia, beda pula kebutuhan dan penanganannya.” Anak-anak, misalnya, lebih banyak diarahkan untuk aktivitas bermain karena yang mereka perlukan hanya dapat bermain dan kembali gembira seperti sebelum ter­jadi bencana, sedangkan remaja lebih memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkat­kan kua­ litas hidupnya kelak. “Mereka yang sudah dewasa diarahkan ke da­­lam kegiatan-kegiatan sosial. Beda lagi de­ ngan kegiatan yang kami berikan untuk para lansia,” ujarnya. Para lansia diberikan kegiatan­ yang kurang lebih sama dengan kegiatannya sehari-hari. “Kegiatan untuk lansia ini juga­ti­ dak bisa dipaksakan. Terserah mereka saja. Pa­ ling tidak mereka mempunyai aktivitas. Jangan sampai hanya diam karena kemungkinan kalau mereka tidak beraktivitas itu akan membuatnya bertambah stress, bahkan bisa jadi kurangnya aktivitas itu akan membunuhnya secara perlahan.” Pembangunan mental dengan cara pelatihan-pelatihan yang dapat membangkitkan life skill ini didasarkan pada apa yang telah ia pe­la­­ jari di perkuliahan. “Saya tertarik dengan psi­ko­ lo­gi, bagaimana membangun mental seseorang dengan psikologi itu saya pelajari di perkuliahan. Kebetulan saya belajar psikologi pendidikan dan permainan untuk anak-anak yang berhubungan dengan model pembelajaran sport education.” Meraih Mapres Kegiatan yang dilakukan saat menjadi rela­ wan kemudian menginspirasinya menulis karya tulis berjudul Merapi Mental Health Sebagai Metode Dalam Meningkatkan Kualitas Kehidup­ an Masyarakat di Sekitar Wilayah Bencana Erup­si Merapi. Selain itu, laki-laki kelahiran Ku­

lon­­progo, 25 April 1988 ini, juga melampirkan­ in­formasi pengalaman-pengalamanannya di bidang olahraga maupun di fakultas. Pengalamannya di bidang organisasi bias di­ bilang cukup banyak. Mulai dari organisasi di fakultas, universitas, hingga organisasi ekstra­ kampus. Apri memiliki pengalaman leadership yang pantas diacungi jempol. Ia sempat menjabat sebagai BEM FIK UNY di samping juga Ke­tua Ikatan Mahasiswa Olahraga Indonesia (IMORI) Yogyakarta. Belum lagi kegiatannya di organisasi KAMMI yang juga turut membentuk karakternya. Preastasi lain yang diraihnya antara lain menjadi atlet sepak bola pada 2009, wasit futsal untuk kejuaraan di Pemerintah Kota Provinsi DIY, menjadi tutor dalam tim tutorial PAI UNY, palatih futsal di Sekolah Dasar Islam Terpadu Lukman Al Hakim, pelatih di Soccer Futsal­ Akademi, sempat memiliki usaha laundry de­ ngan teman-temannya, dan masih banyak lagi­ prestasi lainnya di luar akademik. Hanya saja, ia mengaku, saat tahap seleksi nilai IPK-nya tergolong tiga teren­ dah di fakultas. “Waktu itu ada empat­ kandidat yang diajukan FIK. Saya terma­ suk memiliki IPK yang rendah diban­ dingkan dua kandidat lainnya.” Namun penilaian mahasiswa berprestasi tidak hanya berdasarkan nilai akademis saja. Di samping poin berdasarkan IPK, calon mahasiswa berprestasi juga dinilai bagaimana membawakan Persentasi, Karya tulis Ilmiah, Kemampuan bahasa Inggris, dan portofolionya. Akumulasi penilaian menjadi acuan un­tuk diajukan ke tingkat universitas. Dwi Apri­yanto yang awalnya menduduki peringkat­ ketiga bila ditilik dari bobot IPK meningkat menjadi peringkat pertama dengan nilai total penilaian 79,38. Predikat mahasiswa berprestasi sejatinya­ bu­kan tujuan utama untuk Apri. Ia masih mempunyai mimpi-mimpi yang belum sempat diwujudkan. Anak kelima dari lima bersaudara ini ingin mewujudkan mimpinya sebagai ilmuawan dalam bidang olahraga. “Saya ingin terus menekuni bidang olahraga terutama model pem­ belajaran sport education.”Lebih dari itu, Apri juga berharap dapat melanjutkan kuliahnya di luar negeri. “Saya sedang berupaya menca­ri beasiswa kuliah di luar negeri. Saya yakin de­­ ngan kemampuan saya,” ungkapnya dengan­ mantab. 

TTL: Kolunprogo 24 April 1988 • PRESTASI: menjadi pelatih futsal di beberapa tempat.

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

19


laporan utama ASRININGSIH SURYANDARI

Gemar Berkompetisi dan Berprestasi Pemilihan Mapres UNY 2011 menetapkan Asriningsih Suryandar berada di urutan keempat dari enam peserta. Asri, panggilan akrabnya, mahasiswa Pendidikan IPA 2008, mengusung judul Volcano Disaster Tourism Berbasis Kearifan Lokal sebagai Kajian Potensi untuk Menumbuhkan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence) pada Siswa Sekolah Dasar untuk karya Ilmiahnya. Oleh AR I SK A P RA S E T YA N AWAT I

S

ecara geografis, Indonesia terletak di atas sabuk vulkanis yang memanjang­ dari Sumatra hingga Maluku. Menurut­ data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi terda­ pat 127 gunung api di Indonesia baik yang aktif­ maupun tidak aktif. Potensi erupsi gunung ber­ api di Indonesia tergolong tinggi dibanding­Ne­ gara yang lain. Hal ini dibuktikan­dengan sejarah erupsi Gunung Lokon pada tahun 1990, Gunung Krakatau 1993, Gunung Merapi 19931994, Gunung Bromo 2000, Gunung­Papandayan­

2002, Gunung Semeru 2003, Gunung­Kelut 2007 dan terakhir Gunung Merapi 2010. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki potensi erupsi gunung berapi tiap tahunnya. Bencana menempatkan pada satu titik dilematis masyarakat. Hal ini karena ketidaksiapan­ komunitas dalam menghadapi ancaman (ha­ zard) itu sendiri. Bencana ‘meluluhlantakkan’­ tidak hanya secara fisik, harta benda namun aspek psikososial masyarakat ikut larut didalam­ nya. Manusia pada hakekatnya selalu menghendaki kenyamanan dan keamanan dalam tiap lini kehidupannya. Akan tetapi segala ke-

FOTO-FOTO:DOKUMEN HUMAS UNY

20

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1


laporan utama mungkinan ancaman, bahaya dapat datang setiap waktu, termasuk bencana alam. Aktivitas ketidak seimbangan harmoni alam yang sedikit banyak manusia ikut andil didalamnya. Dalam tiap bencana memunculkan trauma baik dalam aspek psikologis maupun sosial. Faturochman menjelaskan secara psikologis, manusia cende­ rung mengalami trauma yang dibebankan pada­ perilaku diam, murung, ragu-ragu. Kearifan terhadap lingkungan dapat dilihat­ dari bagaimana perlakuan kita terhadap benda-­ benda, tumbuhan, hewan, dan apapun yang ada di sekitar kita. Perlakuan ini melibatkan peng­gu­naan akal budi kita sehingga dari perla­ kuan-perlakuan tersebut dapat tergambar ha­ sil dari aktivitas budi kita. Akumulasi dari hasil aktivitas budi dalam menyikapi dan memperla­ kukan lingkungan disebut pengetahuan lokal atau biasa disebut kearifan lokal. Kearifan lokal ini menggambarkan cara bersikap dan bertindak kita untuk merespon perubahan-perubah­ an yang khas dalam lingkup lingkungan fisik maupun kultural. Perlakuan yang melibatkan penggunaan akal budi ini ditanamkan melalui pendidikan pada siswa sekolah dasar. Alasannya, siswa sekolah dasar memiliki karakter estetik, yaitu menyukai hal-hal yang berkaitan dengan keindahan dan kesenangan. Ketika hal tersebut direlisasikan dengan edukatif, maka pembelajaran akan lebih bermakna. Itulah intisari dari karya ilmiah­ Asri yang aktif di UKM Penelitian sebagai staf ahli bidang penelitian ini. Prestasi dan Motivasi Asri tampaknya sudah terbiasa dengan perolehan prestasi-prestasi. Sebut saja, ia pernah menjadi The best presentator National Research Camp Semarang 2010, Juara II LITM (Lomba Ino­ vasi Teknologi Mahasiswa) se-DIY tahun 2009, dan 10 besar finalis karya tulis se-DIY oleh UKMF LIMLAT FBS. “Saya senang mengikuti kompetisi-kompetisi yang bernilai positif terutama untuk pencapaian prestasi-prestasi seperti tujuan FMIPA yang menciptakan iklim kompetisi yang positif di dalam fakultas seperti ajang ini,” aku mahasiswa ber-IPK 3,50 ini. Dalam menghadapi ajang mapres ini, asri­te­ lah mengikuti persiapan-persiapan. “Persiapan­ lebih di Bahasa Inggris dan karya tulis. Cara­ nya, saya diskusi dengan kawan-kawan SAFEL. Bagaimanapun, diskusi dengan relasi sebaya le­bih nyaman karena lebih komunikatif. Kalau

karya tulis kan fleksibel, bisa dengan dosen­ ma­up ­ un kawan-kawan,” tambah Asri lagi. Ha­ silnya, asri diberi amanat mewakili pemilihan mapres tingkat universitas setelah sebelumnya ia berhasil mengungguli 13 pesaingnya di tingkat fakultas, yaitu FMIPA. “saya dihujani ucapan selamat, apalagi Pendidikan IPA baru sekali ini ikut mapres dan langsung dapat posisi pertama di tingkat fakultas,” tutur Asri. Ditanya tentang makna mapres bagi dirinya, asri menilai bahwa mapres adalah sebuah label yang ketika seseorang dipilih, lantas bagaimana tindakanmu, sikapmu, dan prestasimu. In­ tinya adalah bagaimana ke depannya. Jadi, le­bih ke perbaikan untuk motivasi ke depan se­ telah mendapatkan label mapres. Tidak hanya­ berhenti sampai di sini, melainkan harus terus berusaha berprestasi. Prinsipnya adalah berusaha, berusaha, dan berusaha karena usaha me­ru­pa­kan modal awal menuju kesuksesan. “Jangan pernah takut untuk mencoba sesuatu hal yang bersifat positif,” anjur Asri.

TTL: Kudus 30 November 1990• PRESTASI: Juara II LITM Bid. Kerajianan se-DIY; The Best Presenter in National Research Camp 2010.

Seorang yang Berjiwa Seni Asri, bungsu dari 3 bersaudara ini, selain gemar melakukan penelitian untuk membuat­ karya­ilmiah, ternyata juga menyukai kegiatan­ menari dan memasak. Hobi menarinya ia salurkan setiap hari Minggu dengan bergabung da­ lam sanggar Tari Pradnyawidya di FBS. Prinsip­ nya adalah berjalan seimbang antara bakatnya di dunia eksak dengan minatnya di seni. Ayah­ nya, Kardjono, adalah mantan sekretaris desa, sedangkan ibunya yang bernama Retno Rubiya­ tiningsih adalah seorang Guru IPA. Bisa ditebak­ bahwa jiwa eksaknya turun langsung dari sang ibu. Mahasiswa asal Kudus yang lahir pada 30 November dan kini sudah berusia 20 tahun ini sangat aktif mengikuti kompetisi-kompetisi. Informasi kompetisi bisa ia dapatkan dari berbagai sumber seperti prodinya, UKM Penelitian, ataupun media massa. “Mahasiswa harus gemar membaca. Mahasiswa juga harus lebih ak­ tif dalam mencari informasi. Perbanyak jaring­ an dan pergaulan supaya ada banyak informasi yag bisa kita dapatkan dan kita ikuti,” saran asri yang saat ini sedang menyiapkan diri menjadi Pemakalah Seminar Nasional dengan tema Membangun Masyarakat Melek (Literate) Sains yang Berbudaya dan Berkarakter Bangsa Mela­ lui Pembelajaran Sains FMIPA Universitas Nege­ ri Semarang April 2011. 

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

21


berita WORKSHOP

ASTRONOMI UNTUK GURU

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS FT

SALAH satu benturan asteroid ke bumi­ 65 juta tahun yang lalu telah memusnahkan kehidupan dinosaurus. Sejarah­ tatasurya terbaca dari rekaman pada permukaan bulan dimana bulan merupakan benda langit yang terdekat de­ ngan Bumi dimana permukaan bulan ada­lah tempat yang sangat menarik karena disana nyaris tidak ada musim serta erosi dan pergerakan lempeng tek­ to­­nik telah terhenti beberapa waktu.­ Bu­­lan telah terbentuk sejak 4 milyar ta­ hun­lalu, permukaannya telah menunjukkan track record benturan sejak saat itu, dan menjadi tugas para ahli untuk mengumumkan kisah sejarah dari rekam jejak benturan asteroid sepanjang waktu itu. Sejumlah besar asteroid dari sabuk utama yang jatuh ke area planet­ dalam yang terdiri atas Mars, Bumi, Venus dan Merkurius disebabkan karena gangguan pada orbit planet Jupiter, ketika Jupiter telah menetap pada orbit22

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

nya maka kegiatan tersebut berhenti de­ngan sendirinya, ini terjadi sekitar 3,8 milyar tahun lalu, ungkap Dr. Fumi Yo­shi­da dari National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ) dalam workshop perakitan teleskop bagi guru SMA se-DIY di Ruang Seminar Perpustakaan jurusan pendidikan fisika Fakultas­MIPA­ Universitas Negeri Yogyakarta pada Ka­ mis 24 Februari 2011. Kegiatan yang di­buka oleh Pembantu Dekan 3 FMIPA UNY Drs. Sutiman ini merupakan kerja­ sama antara jurusan pendidikan fisika FMIPA UNY dengan UNESCO, National­ Astronomical Observatory of Japan dan jurusan astronomi FMIPA Institut­Tek­ no­logi Bandung dalam rangka memperkenalkan pada guru bahwa untuk meng­gunakan alat yang lebih canggih dapat dimulai dari peralatan yang sederhana seperti teleskop Galileo, dan pada kesempatan ini guru juga diajak merakit teleskop Galileo yang diberikan

secara cuma-cuma untuk digunakan di sekolah masing-masing. Pembicara lain pada workshop ini ada­lah Endang Soegiyartini, M.Si da­ri ju­­rus­an astronomi FMIPA ITB. Di­ka­ta­ kan­ oleh Endang bahwa ma­nu­sia­­ tinggal di Bumi pada galaksi Bima­Sak­ti­ yang terdiri lebih dari 100 milyar­bin­ tang­­ sa­lah­ satunya adalah matahari­ yang berjarak­150 juta kilometer­atau lazim di­se­but 1 satuan astronomi,­se­ dang­kan­untuk mengukur jarak antar bintang di­gu­na­kan satuan tahun cahaya dima­na 1 tahun cahaya setara de­ ngan­1.000.000.000.000 kilometer atau 63.115 satuan astronomi. “Bintang­yang terdekat dengan matahari adalah Pro­xi­­ ma yang berjarak 5 tahun cahaya, ber­ ada pada konstelasi Centaurus dan merupakan sistim bintang ganda bertiga” kata Endang. Pada workshop ini hadir Dr. Fumi Yoshida, Hiroko Komiya­na serta Akira Hirai dari National Astronomi-


berita cal Observatory of Japan (NAOJ), Endang Soegiyartini,­M.Si, Evan Irawan Akbar, S.Si Deva Octavian, S.Si dari jurus­an astronomi FMIPA ITB serta Avivah Yumani, M.Si dari Media Astronomi Langit Se-

latan Bandung, do­sen dan mahasiswa jurusan pendidik­an fisika FMIPA UNY dan 40 orang guru fi­sika SMA negeri dan swasta di seputar­DIY. Menurut ketua panitia kegiatan Sla­met MT, M.Pd

kegiatan ini juga meru­pa­kan sosialisasi astronomi mela­lui pe­­ra­kitan teropong bintang sederha­ na da­ ri Masyarakat Astronomi Internasional yang dikelola UNESCO di 5 negara yaitu In­donesia, Peru, Brazil, Nigeria dan Uz­bekhistan, sedangkan di Indonesia te­am­­UNESCO akan mengunjungi 5 kota ya­­itu Jakarta, Yogyakarta, Palembang, Mataram dan Tomohon. “Teropong­ ter­se­­­but diberikan pada guru sekolah dimana seko­ lah­yang diundang adalah se­­ko­lah yang siswanya pernah masuk­se­­leksi olimpiade astronomi tingkat kabu­paten atau kotamadya” kata Slamet. TRIYANTO P. NUGROHO

SOSIALISASI

PENGELOLAAN ANGGARAN DAN SISTEM AKUNTANSI UNTUK meningkatkan kemampuan SDM dalam bidang pe­nge­lolaan keuang­ an,­maka Bagi­an Keuangan UNY menyelenggarakan So­sialisasi Pengelola­ an Anggaran dan Sis­ tem Akuntansi, diselenggarakan­Selasa-Rabu (15-16/3) di Ruang Sidang UNY. Sosialisasi yang diikuti pe­ja­bat dan pelaksana teknis keuangan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan administrasi ke­­u­angan negara di lingkungan UNY. Se­ba­gai pembicara dalam sosialisasi tersebut antara lain, Haris Budi Susilo, Kabid Akuntansi dan Pelaporan Provinsi DIY, Sujariyah, M.Pd., Kepala Biro Admi­nis­trasi Umum dan Keuangan, Sukirjo, M.Pd., Kabag Keuangan, dll. Dalam paparannya, Haris Budi Su­si­ lo, mengatakan, UNY selaku Satker­yang menerapkan Pola Pengelolaan Ke­u­ang­ an Badan Layanan Umum atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)-nya­ telah meraih Opini Wajar Tanpa­Pe­nge­ cualian (WTP) atas Laporan Keuangan (LK) tahun 2009, wajib menyusun Sistem Akuntansi Keuangan, Sistem Akuntansi Biaya, Sistem Akuntansi Aset te­ tap­ berdasarkan Standar Akuntansi Ke­­u­­ang­­an (SAK) ”UNY membangun dua sistem dalam satker vertikal Kemendiknas. Seingat saya sebuah satker­yang

DOKUMEN HUMAS UNY

sudah diterapkan Kemenkeu sela­ku satker BLU harus mengembangkan sis­ tem­akuntansinya sendiri berdasarkan­ standar akuntansi keuangan yang berbeda dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI),” lanjutnya. Dikatakan, tahun 2010, pagu UNY men­capai 423 milyar lebih, realisasinya­ 398 lebih,­jadi rata-rata UNY di atas ratarata daya serap nasional semua kemen­ terian. Daya serap nasional sekitar­hampir 90% . UNY 94,08 persen, jadi tidak ma­suk yang dapat peringatan. Ditambahkan, upaya peningkatan­ la­poran keuangan pemerintah bisa­di­ lak­­sanakan dengan meningkatan­ kom­ pe­tensi SDM di bidang pe­nge­lo­laan ke­­u­­ ang­an Negara (baik da­ri­segi Peratur­an Per UU an, business pro­cess accounting, aplikasi/IT), Mening­katkan fungsi man-

agement dengan memanfaat­ kan LK dalam pengambilan ke­pu­tus­an. Upaya lainnya, UU Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pertanggung­jawaban Atas Pelaksanaan APBN meng­ amanatkan Pemerintah melakukan pe­ni­lai­an kiner­ ja dan menerapkan sys­tem reward and punishment. Hasil­efi­ensi anggaran untuk tahun berkenaan atau dialokasikan sebagai insentif bagi pengguna anggaran untuk tahun ber­ke­naan atau dia­lo­ kasikan sebagai penambah alokasi anggaran tahun berikutnya, Insentif bagi KL dan juga pe­ngelola keuangan secara individu bagi KL yang mendapat opini WTP dari BPK atas LK nya, Sanksi­administratif bagi pengelola anggaran, dan pengurangan anggaran untuk tahun berikutnya. WITONO NUGROHO

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

23


berita ALAT PERAGA

“MATH TRICK”, DARI TUTUP BOTOL BEKAS

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS FMIPA

MATEMATIKA merupakan salah satu­il­ mu yang wajib dipelajari karena ma­ te­ma­tika dapat digunakan untuk me­ ngem­bangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lain. Sedemikian pen­ tingnya matematika namun ironisnya matematika merupakan mata pelajaran yang kurang disukai di kalangan pelajar. Hal ini mengakibatkan minat dan pe­nguasaan matematika di kalangan pelajar sangat rendah. Salah satu inova­ si dan caranya adalah penggunaan alat peraga. Banyak bab dalam mata pelajar­ an matematika yang membutuhkan alat bantu peraga untuk memvisualisa­ sikannya kepada siswa khususnya sis­ wa Sekolah Dasar agar siswa tak lagi berkhayal tetapi benda yang dibicarakan oleh pengajar menjadi benar-benar nyata baginya. Dengan melihat, me­ra­ ba, dan memanipulasi objeknya­sis­wa dapat mengembangkan dan men­ca­ri pengalaman dan inovasi lain da­lam kehidupan sehari-harinya yang ber­ka­it­an dengan penanaman konsep mate­ri ajar. Dari sini sekelompok mahasis­wa juru24

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

san pendidikan matematika Fa­kultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Eka Sulistyawati, Absari Nur Khasa­ nah dan Margaretha Madha Melissa mem­­buat alat peraga sederhana untuk me­ng­ajarkan materi matematika yaitu Ke­li­pat­an Persekutuan Terke­cil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) meng­gu­na­kan tutup botol bekas. Menu­ rut Eka Sulistyawati, dunia anak identik dengan dunia bermain yang menarik sehingga hendaknya dimanfaatkan pula sebagai cara efektif dalam penyampaian materi termasuk materi bilangan yang telah diperkenalkan sejak sekolah

dasar, seperti KPK dan FPB. Kreatifitas ini berhasil memperoleh dana dari DIKTI sebagai Program Kreatifitas Mahasiswa Teknologi 2011. “KPK adalah bilangan asli terkecil yang merupakan kelipatan yang sama­ da­ri dua bilangan atau lebih” jelas Ab­ sa­ri­Nur Khasanah. “Selain itu KPK juga merupakan hasil kali semua faktor bilangan prima dengan pangkat terbesar, sedangkan FPB merupakan nilai faktor bilangan terbesar yang sama dari 2 bilangan atau lebih yang juga merupakan hasil kali semua bilangan faktor prima yang sama, dengan pangkat terkecil.” lanjutnya. Cara membuatnya disam­pai­ kan Margaretha Madha Melissa, yaitu tutup botol diamplas agar dapat digunakan sebagai saklar yang nantinya ber­fungsi untuk membuat lampu menyala apabila tutup botol telah mencapai ketinggian 10 cm, 20 cm, dan 30 cm. Kemudian lubangi tutup­botol de­ ngan bor listrik dengan besar lubang disesuaikan dengan diameter pipa alumunium dan selongsong pulpen. Gun­


berita ting lempengan seng, kemudian di las hing­ga membentu balok tanpa sisi depan dan belakang. Rekatkan balok kayu pada bagian dalam sebelah atas balok dengan menggunakan sekrup kemudian 3 tiang yang terdiri dari 5 cm pipa­ alu­munium tersebut dirangkai, lalu 5 cm selongsong pulpen, kemudian pipa alu­munium lagi sampai tinggi tiang 35 cm.

“Di sini pipa alumunium berfungsi­ sebagai konduktor, sedangkan selong­ song pulpen sebagai isolatornya.” kata­ Margaretha. “Untuk menggunakannya rangkailah sumber arus berupa bate­ rai dengan 4 kabel, kabel pertama­di­ hu­­bungkan ke tiang, yang kedua dihu­ bung­­­ kan ke lampu 1, yang ketiga­ di­­hu­­bung­kan ke lampu 2, yang keempat di­­hu­­bung­kan ke lampu­ 3. Ketiga lampu

di­su­sun paralel. Kemudi­an lampu tersebut dihubungkan­ke resistor­sehingga­ nyala­lampu bisa­berganti­war­na dan lebih terang. Gabungkan rangkaian listrik tersebut dengan rangkai­an tiang. Un­­tuk menggunakan alat ini, tutup bo­ tol disusun pada tiang, sehingga se­te­ lah mencapai tinggi 10 cm, maka lampu akan menyala,”­tutup Margaretha. DEDY HERDITO

PEMBEKALAN

PRAKTIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK FAKULTAS Teknik Universitas Negeri­ Yog­yakarta menyelenggaran pembe­kal­ an­Praktik Industri yang diikuti­sekitar­ 1.329 mahasiswa bertempat sesuai de­­ ngan jurusan masing-masing, pada­19, 20 dan 26 Februari 2011. Koordinator Prak­tik Industi FT UNY, Putut Har­gi­ yarto, M. Pd, menjelaskan bahwa pem­ be­kal­an ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta Praktik Industri mengenai prosedur kegiatan Praktik Industri, tempat yang digunakan untuk Praktik Industri, penulisan laporan Praktik Industri, dan data penempatan mahasiswa. Dosen yang mengampu di jurusan teknik mesin ini menambahkan bahwa panitia menghadirkan beberapa narasumber, antara lain, Sutikno, S.Pd dari P.T. Festo cabang Semarang; Yulianto, A.Md dari PT. Karya Perkakas Yogyakarta; Benk Mitosih-General Manager Ros-In Hotel; dan Lastianai Warih Wulandari, SE, MM dari PT. Putri Kedhaton Griya Spa. Praktik industri atau sering disebut dengan PI merupakan ciri khas dari FT UNY yang dalam pelaksanaanya senan­ tiasa disempurnakan. Dengan­bobot kre­ dit 3 SKS, kegiatan ini adalah program­ kurikuler yang wajib ditempuh­mahasiswa FT UNY. Pelaksanaan program ini minimal 256 jam atau sekitar 7-8 ming­ gu dengan sistem blok pada semester ga­sal, semester genap maupun semester khusus sedangkan untuk periode ini akan dilaksanakan pada tanggal 1 Ju-

DOKUMEN HUMAS FT

li-31 Agustus 2011. Untuk dapat mengikuti program ini, mahasiswa harus telah menempuh­Mata Kuliah Bidang Studi (MKSB) mini­ mal 70 SKS. Dikatakan, bahwa secara umum, PI bertujuan untuk menambah­ wa­wasan ilmu pengetahuan dan tek­no­ lo­gi­melalui kegiatan pengalaman­lang­ sung di industri/perusahaan/beng­kel­ yang ditempati. Disamping itu, ma­ha­­ sis­­wa dapat mempelajari aspek­-aspek­ kewirausahaan yang terkait dengan­in­ dus­tri yang ditempati, sehingga dapa­t membawa praktik industrinya ke da­lam tugasnya setelah lulus. Setelah me­lak­sa­ na­kan Program praktik Industri,­maha-

siswa diharapkan dapat melaksanakan manajemen industri­dan kompetensi­ tenaga kerja yang dipersyarat­kan in­ dus­­­tri, membantu melaksanakan tugas­tugas dan kegiatan proses produksi dan atau proses jasa di industri/perusahaan/ bengkel yang ditempati, menemukan suatu kursus pada waktu melaksanakan praktik industri dan menganalisa­ nya secara mendalam yang dituangkan dalam laporan praktik industri, dan bagi peserta PI kewirausahaan diharapkan untuk memiliki kompetensi kewirausahaan yang ditujukan dengan pembuat­ an proposal mendirikan usaha. HARYO

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

25


berita PENELITIAN

MEDIA SOSIALISASI WISATA CANDI PURBAKALA

DOKUMEN PRIBADI

TIGA mahasiswa FBS UNY, yaitu Ida Yeni Rahmawati, Annida Nurul Faiza Asni, Annisa Nurul Ilmi, berhasil menja­ di Juara 2 LITM yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi DIY Tahun 2010. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah komik dan CD interaktif bilingual sebagai media sosialisasi wisata candi purbakala di Provinsi D. I. Yog­ yakarta. Candi-candi purbakala tersebut antara lain adalah Candi Ratu Boko, Candi­ Kalasan, Candi Sambisari dan lain se­ ba­­gainya. Pada umumnya candi-candi tersebut memiliki ciri khas masing-masing yang unik. Selain itu, candi-candi tersebut juga memiliki sejarah yang ber­beda-beda pula. Sejarah dan ciri­khas 26

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

inilah yang perlu diperkenalkan­kepada masyarakat umum agar masyarakat bisa mengetahui sejarah-sejarah yang terkandung dalam candi-candi tersebut.­ Berbagai makna filosofi yang sangat pen­ ting bagi kehidupan masyarakat pa­da saat itu banyak terdapat dalam ba­ngunan candi tersebut. Hal ini bisa dilihat dalam ukiran-ukiran batu candi atau yang biasa disebut relief di setiap dinding candi. Menurut Ida Yeni, keberadaan candi-candi purbakala ini belum tersosialisasikan atau terekspos secara optimal­ kepada masyarakat umum. Hal ini di­ pe­ngaruhi oleh kurangnya media untuk mensosialisasikan wisata candi-candi purbakala tersebut. Oleh karena itu, dari penelitian ini dapat di temukan, se-

buah terobosan baru yang dapat mempermudah proses sosialisasi ini, yakni berupa Komik dan CD Interaktif sebagai salah satu media untuk sosialisasi wisata candi purbakala di Daerah Istimewa Yogyakarta. “Sebagai media sosialisasi wisata, CD interaktif memiliki banyak keunggulan.­ Masyarakat bisa mengetahui letak, seja­ rah, bentuk candi dan sebagainya dari me­nonton CD ini. Masyarakat bisa me­ ngetahui lebih detail atau lebih lengkap tentang hal-hal kecil di dalam candi tersebut yang belum terekspos atau tersosialisasikan,” lanjutnya. Annida Nurul Faiza Asni, mengatakan, media komik dapat dimanfaatkan­ sebagai media sosialisasi pariwisata.­ Me­­dia ini dapat menggambarkan seca­­ra­


berita visual objek maupun cerita atau le­gen­ da candi. Komik juga dilengkapi dengan­ dialog sehingga pembaca mudah memahami isi bacaan. Gambar-gambar yang divisulisasikan­ tentu saja sangat atraktif sehingga pem­baca tertarik untuk memahaminya.­ Sosialisasi yang baik akan sangat membantu proses pencerahan pengelolaan candi purbakala yang sangat potensi-

al untuk dikembangkan. Terobosan baru media sosialisasi yakni CD interaktif dan komik yang disajikan secara bi­li­ ngual sangatlah tepat untuk mendu­ kung sosialisasi potensi daerah yang berupa wisata candi kepada masyarakat umum. Ditambahkan, media sosialisasi wisata candi berupa komik dan CD interka­ tif bilingual secara garis besar membe­

rikan informasi tentang keberadaan can­di di Yogyakarta. Informasi ini selan­ jut­nya dapat menambah wawasan sebagai pembelajaran budaya, sejarah ma­u­pun ilmu lainnya. Media sosialisasi­ ini bisa digunakan untuk menarik ketertarikan masyarakat pada wisata candi dan sebagai pendukung promosi wisata candi supaya lebih efektif. WIT/ISTI

KERJA SAMA

KUNJUNGAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ROMBONGAN Fakultas Teknik, Universi­ tas Negeri Malang (UNM), mengadakan kunjungan ke Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta pada Selasa, 10 Ma­ret 2011. Turut serta dalam rombong­ an tersebut adalah para pimpinan FT UNM. Kunjungan tersebut dilaksa­nakan untuk menciptakan sinergi kerja­sama yang baik antar kedua belah pihak dan juga menumbuhkan kesepakatan–kesepakatan yang dapat menguatkan mutu dan kompetensi peserta didik di fakultas masing-masing. Sehingga, diharap­ kan dengan adanya kunjungan ini, ke­ dua fakultas dapat bertukar informasi mengenai keunggulannya maupun ke­­ ku­­rangan-kekurangan yang harus sege­ ra di back up. Pada kesempatan ini, Dekan Fakultas Teknik UNY, Wardan Suyanto, Ed.D, mengungkapkan bahwa kedua belah pi­ hak perlu mengadakan kegiatan rutin secara bersama-sama seperti penelitian dan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) maupun pertukaran dosen dan mahasiswa. Kemudian, dalam forum ini

DOKUMEN HUMAS FIP

Dekan FT UNY juga membuka pintu selebar-lebarnya dalam kegiatan diskusi dan kerja sama sehingga ika pihak UMN menghendaki sesuatu tidak perlu sungkan untuk diungkapkan. Selanjutnya, Wakil Dekan I, Fakultas­ Teknik UMN, Ir. Andoko, M.T, mengungkapkan bahwa UNY sebagai kampus

yang lebih senior dan juga lebih maju da­ri kampusnya, sehingga diharapkan pihaknya dapat belajar banyak hal demi meningkatkan standar lulusan. Di sam­ ping itu, Wakil Dekan urusan­aka­de­­mik ini juga meyakini bila mana­ada hal-hal positif dari kampusnya yang layak untuk diterapkan di lingkungan FT UNY. Setelah acara ramah tamah, agenda ini dilanjutkan dengan kunjungan ke masing-masing jurusan terutama bengkel dan laboratorium di lingkungan FT UNY, yang mana dari pengamatan dan diskusi di tiap jurusan ini diharapkan menjadi embrio maupun topik-topik un­ tuk ditindak lanjuti. Pihak FT UNY sendiri berjanji dalam waktu dekat juga­akan melakukan kunjungan balik ke FT UNM. HARYO

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

27


berita DIES UNY

PEMBUKAAN DIWARNAI PELEPASAN LARI 76 KM RANGKAIAN kegiatan Dies Natalis ke47 UNY secara resmi dibuka oleh Rektor­ UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA yang ditandai dengan aksi memanah balon udara sehingga lepas dari tiang dan segera mengudara bersama hadiah uang sebesar Rp 500.000,-. Acara pembukaan Dies yang dilaksanakan Jumat, 11/3 di lapangan atletik dan sepakbola UNY ini juga dimeriahkan oleh aksi terjun payung dan terbang layang yang membawa banner bertuliskan Dies Natalis ke-47 UNY, tes kebugaran, dan bagi yang menginginkan pijat disediakan sport massage oleh mahasiswa FIK. Pada kesempatan juga dilaksanakan peresmian tribun stadion atletik-sepakbola, senam aerobic masal yang diikuti oleh ribuan sivitas akademika UNY yang dilanjutkan dengan pelepasan lari 76 km Yogyakarta-Sukoharjo atas nama Wardo, SPd.Jas, lulusan FIK UNY tahun 2011 dari Dikpoara Merauke Pa­pua oleh Rektor UNY. Wardo, SPd.Jas, disela-sela kegiatan mengatakan, saya merasa bangga kuliah di UNY, karena ternyata saya kuliah­ di universitas unggulan. Sebagai rasa­ syu­­kur telah lulus, saya berlari dari UNY ke Sukoharjo, tempat kelahiran saya.­

28

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS UNY

Se­te­lah urusan administrasi selesai­saya menuju ke Merauke untuk tugas di sana.­ ”Saya masuk UNY tahun 2008 dan lulus 2011, setelah sebelumnya sekolah di Solo, terus merantau ke Merauke kemudian kuliah D2 guru olahraga di sana. Dulu saya guru olahraga umum dan sa-

ya dulu mantan pelari. Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor mengatakan, pada hari ini kita lakukan Pencanangan (Launching) Dies Natalis UNY ke-47, dengan tema Pendidikan Karakter untuk Semua. Semoga semua aktivitas di UNY pada tahun ini khususnya dan tahun mendatang, kita


berita terus menjaga dan meningkatkan kejujuran, komitmen akan tugas, kepedulian, kebersamaan, dan kesatuaan, dan kesediaan membantu semua. Dengan demikian UNY semakin kita kokoh seba­ gai salah satu universitas yang semakin mapan dalam mengawal tegaknya moralitas bangsa. “Untuk mensukseskan penyelenggaraan kegiatan Dies tahun ini, diharap-

kan sekali setiap orang, kelompok, dan unit (institusi) dapat mengambil bagian diantara agenda kegiatan yang tersedia secara optimal sebagai wujud cintanya kepada UNY. Hal ini diharapkan dapat menggambarkan tanggung jawab intitusional kita. Marilah kita berlombalomba untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi UNY,” lanjutnya. Ditambahkan, dalam rangka meng­

akselereasi peningkatan posisi UNY diantara universitas lain di Indonesia dan dunia, maka diharapkan sekali­seti­ap­ fakultas atau unit mengupayakan sua­tu unggulan yang didasarkan pada banch­ mark pada tingkat internasional yang insyaAllah akan kita lakukan pada­tahun ini, dengan tetap berbasis atas ke­ ung­gulan lokal. WITONO NUGROHO

KOMPETISI

KONTINGEN UNY JUARA UMUM I POMDA III DIY 2011 KONTINGEN Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyabet juara umum keI pada Pekan Olahraga Mahasiswa Tingkat Daerah (POMDA) III Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011 setelah­berhasil­ mengumpulkan 49 medali­emas, 36 pe­ rak, dan 21 perunggu. Dibawahnya,­kon­ tingen Universitas Gadjah Mada (UGM) berada pada peringkat­II dengan­18 medali emas, 23 perak, dan 25 perung­gu, dan diperingkat­III ditempati­bersamasama antara UPN ‘Veteran’ Yogyakarta dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) de­ngan 4 emas, 3 perak, 8 perunggu. Ketua Kontingen UNY, Erwin Setyo Kris­wanto, M.Kes. yang ditemui secara terpisah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pi­hak atas dukungan doa dan bantuan­ nya sehingga kontingen UNY mampu memperoleh Juara Umum I POMDA III DIY Tahun 2011. Selain itu, Erwin ju­ ga­berharap atlet dari Kontingen­UNY akan banyak yang terpilih oleh BA­PO­ MI­DIY untuk mewakili DIY mengikuti POMNAS Tahun 2011.

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMS FMIPA

Selengkapnya, perolehan medali kon­­tingen UNY yang menurunkan 208 ma­­ha­sis­wanya mengikuti POMDA III DIY 2011 kali ini meliputi sepak takraw 1 emas, 1 perak; renang 16 emas, 12 pe­ rak, dan 11 perunggu; bola voli 2 medali­ emas; pencak silat 10 emas, 1 perak, dan 1 perunggu; catur 1 emas, 4 perak,­ dan 2 perunggu; karate 7 emas, 6 perak,­ dan 3 perunggu; bola basket 1 perak dan 1 perunggu; atletik 10 emas, 8 pe­ rak, dan 2 perunggu; futsal tidak mera­ ih medali, dan bulutangkis 2 emas, 3 pe­ rak, dan 1 perunggu. POMDA III DIY 2011 ditutup Kamis, 31 Maret 2011 oleh Ketua Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BA-

POMI) DIY, Prof. Dr. Herminarto Sofyan setelah mempertandingkan Pencak Silat sebagai partai terakhir POMDA DIY di UPN ‘Veteran’ Yogyakarta. POMDA III DIY 2011 sendiri berlangsung mulai tanggal 1-31 Maret 2011 dan diikuti oleh 26 kontingen dari PTN/PTS se-DIY dengan mempertandingkan 10 cabang olahraga. Berdasarkan hasil ini, BAPOMI DIY akan menyeleksi peserta untuk mewa­ kili DIY mengikuti Pekan Olahraga Mahasiswa Tingkat Nasional (POMNAS) Tahun 2011 yang akan diselenggarakan pada tanggal 24 September–1 Oktober 2011 nanti di Batam. SYAMSU

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

29


berita UJIAN TERBUKA

SATU LAGI DOKTOR DI JURUSAN MANAJEMEN BEBERAPA karangan bunga nampak memenuhi lobi Gedung Baru Pascasarjana UNY. Sejak pukul 10.00 WIB tamu-tamu mulai berdatangan memenuhi ruang sidang di gedung yang sama. Ternyata, ba­ru-baru ini diselenggarakan ujian terbuka promosi doktor dan pelepasan lulusan doktor atas nama Nahiyah Jaidi Faraz. Judul disertasinya ‘Model Asesmen Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Menengah Atas’. Nahiyah, biasa promovendus dipang­ gil, merupakan salah satu dosen di Jurusan Manajemen, UNY. Disertasi yang dibuat oleh promovendus mengetengahkan topik kepemimpinan transformasional di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konstruk kepemimpinan transformasional di kalangan kepala sekolah SMA, menemukan profil kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan hubungannya dengan kinerja sekolah berdasarkan penilaian para guru, menemukan model asesmen guru terhadap kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah dan menemukan perbe­ daan hasil asesmen guru di sekolah ne­ geri dan swasta. Nahiyah yang juga dikenal sebagai salah satu aktifis perempuan yang cu­ kup disegani di Indonesia. Maka tak her-

30

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

DOKUMEN HUMAS FISE

an jika disertasinya juga bernafaskan­ pem­berdayaan. Jika selama ini kepala sekolah lebih banyak dinilai oleh penilik dan pejabat dinas pendidikan, maka melalui disertasinya promovendus me­nempatkan kuasa penilaian itu di tangan guru. Para guru diminta menilai kualitas kepemimpinan transformasional yang dilakukan Kepala Sekolah untuk mencapai kinerja sekolah. Konstruk kepemimpinan transforma­

sional merupakan hal yang sedang ha­ ngat dibicarakan dalam ilmu manaje­ men sumber daya manusia. Namun kon­ sep ini masih relatif baru dikenal di dunia manajemen pendidikan. Walaupun­menurut Bu Nahiyah, ‘seiring banyak­nya perubahan yang terjadi di dunia pen­di­dik­an saat ini, banyak kepala se­ko­lah yang sebenarnya sudah menerap­kan model kepemimpinan ini namun mereka tidak menyadari


berita itulah yang dimaksud dengan model kepemimpin­an transformasional’. Berdasarkan disertasi itu terungkap, bahwa ada hubungan yang signifikan antara penerapan kepemimpinan transformasional dengan pencapaian nilai UAN dan tidak signifikan terhadap akreditasi. Temuan ini menunjukan bahwa dunia pendidikan saat ini ‘terjebak’ pa­­ da parameter keberhasilan tunggal ya­i­

tu Ujian Akhir Nasional. Hal ini menimbulkan­ per­ta­­nya­an­ lebih lanjut, apakah tujuan pen­didik­ an nasional menyukseskan UAN saja? Temuan lain yang diungkapkan Bu Nahiyah adalah berdasarkan penilaian para guru, SMA negeri memiliki kualitas yang cukup baik dibandingkan SMA swasta terkait dengan sumber daya, pro­ses pembelajaran dan jaringan.

Temuan yang dirangkum dalam di­ ser­tasi ini sangat berharga untuk me­ ngem­ bangkan model asesmen yang di­­­da­­­sar­­kan oleh penilaian bawahan.­ Ba­ gi­du­nia pendidikan, ini adalah upa­ya­ mem­berdayakan guru untuk­ meni­lai­ ke­ pa­la sekolah. Sehingga pada­gilirannya­ ia adalah subyek yang penting­untuk meningkatkan kualitas kinerja sekolah. DYNA

KERJASAMA

PEMKAB LOMBOK BARAT KIRIMKAN 32 MAHASISWA

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS UNY

PEMERINTAH Kabupaten Lombok Barat mengirimkan 32 putra daerahnya untuk melanjutkan pendidikannya ke UNY. Penandatanganan perjanjian kerjasa­ma­ tentang penyelenggaraan pendidikan­ program Strata I UNY antara UNY de­ ngan Pemkab Lombok Barat dilaksana­ kan di ruang sidang UNY, baru-baru ini. Perjanjian kerjasama ditandatangani oleh Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU, Apt, Pembantu Rektor I UNY, dan Drs. H. Fathurrahim, M.Si, Kepala Dinas Pendi­ dikan Kabupaten Lombok Barat. Mahasiswa dari Lombok Barat akan melanjutkan pendidikan di Pendidikan Teknik Elektronika sebanyak 2 orang, Pendidikan Teknik Elektro (2), Pendi­dik­

an Teknik Otomotif (6), Pendidikan­Tek­ nik Informatika (6), Pendidikan Teknik Mesin (3), Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan (3), Pendidikan Teknik Busana (4), Pendidikan Teknik Boga (4), dan Pendidikan Teknik Mekatronika (2).

Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., mengatakan, wilayah Lombok Barat adalah wilayah yang ma­ sih relatif minim untuk pendidikan­kejuruan. Peluang inilah yang bisa dija­ di­kan fokus kita, dan tantangan itu men­jadi perhatian kita, bagaimana UNY bisa berkontribusi untuk mensuport.­ Disamping kerjasama, sebenarnya kita punya fakultas teknik yang secara historis satu diantara dua besar di Indonesia yang menjadi unggulan. Fakultas Teknik mahasiswanya lebih merata dari pelosok Indonesia, terutama wi­ layah timur. Pemkab Lombak Barat bisa saja mengirimkan guru-guru ke UNY untuk dibe­ ri diberi pelatihan atau sebaliknya UNY bisa mengirimkan dosen untuk memberikan penataran atau penyegaran kepada guru-guru seluruh Lombok, misalnya guru yang sudah bersertifikat tapi kualitasnya kurang. Sementara itu, Drs. H. Fathurrahim,­ M.Si., mengatakan, dengan perjanjian kerjasama ini pemerintah kabupa­ ten Lombok Barat mengharapkan, kami yang berada di Indonesia timur mendapat dorongan dan kemudahan dalam meningkatkan kuali­tas sumber daya manusia (SDM). Kerjasama kami dengan universitas besar seperti UNY tentunya bisa menjadi ekspos besar kami di daerah, sehingga menjadi harapan pemkab akan peningkatan kualitas SDM di daerah. WITONO NUGROHO

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

31


berita SKILLED DESIGN DAN LOMBA KARYA TULIS MAHASISWA (LKTM)

2 PIALA DARI AJANG MECHANICAL FAIR 2011

DOKUMEN PRIBADI

MECHANICAL Fair 2011 adalah serangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh IMM (Ikatan Mahasiswa Mesin) FT pada sabtu-minggu (3-4/3) di gedung Pusat Studi Bahasa Jepang Universitas Indonesia. Mechanical fair di adakan berbagai perlombaan, dari UNY berha­ sil menjadi finalis dalam ajang lomba Skilled Design dan Lomba Karya Tulis Ma­hasiswa (LKTM). Ajang Skilled Design adalah ajang kom­petisi ketrampilan desain dengan menggunakan program komputer Auto­ desk Inventor 2010 antar mahasiswa­ ting­­ kat nasional. Autodesk Inventor 2010 merupakan software yang diguna­ kan untuk mendesain dan menggambar 32

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

elemem-elemen mesin yang kemudian dirangkai menjadi suatu mesin yang me­miliki nilai guna. Kriteria penilaian dalam lomba Skilled Design adalah kecepatan, keakuratan dan keefetifan dalam menyelesaikan soal yang diberikan de­ ngan menggunakan Autodesk Inventor 2010. Terdapat 2 mahasiswa UNY yang menjadi semifinalis yaitu Ficky Fristiar (Mesin ‘10 FT UNY) dan Hamid Abdillah (Mesin ‘09 FT UNY), tetapi Ficky Fristiar terhenti dalam semifinal dan akhir­nya Hamid Abdillah yang berhasil menembus final dan meraih juara ketiga dalam ajang Skilled Design tersebut. Kedua mahasiswa ini juga aktif dalam HIMA Mesin sebagai staf Iptek.

Piala kedua diraih dalam ajang Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM), lomba ini merupakan wadah nyata bagi­re­kanrekan mahasiswa-mahasiswi uni­ver­si­ tas se-Indonesia untuk menyalur­kan­gagasan-gagasan kreatif guna meng­atasi permasalahan transportasi ko­ ta-kota besar di Indonesia. UNY meraih juara ketiga yang dipersembahkan­oleh Ahmad Thoriq (Elektro ‘08 FT UNY) sebagai ketua, dan 3 anggota yaitu: Agus Ira­wan (Mesin ‘08 FT UNY), Muhammad­ (Elektronika ‘08 FT UNY) dan Bobi Khoerun (Elektronika ‘08 FT UNY) keempat ma­hasiswa tersebut juga tergabung da­ lam organisasi UKMF MATRIKS (Mahasiswa Teknik Riset dan Eksperiment).


berita Dikatakan Agus Irawan, judul yang diusung dalam ajang ini yaitu “Eyes and Mouth of Police Alarm untuk Mengura­ ngi Kemacetan Lalu Lintas di Persimpangan Jalan (Studi Kasus Kemacetan di Yogyakarta)”. Ide awal pembuatan karya tulis tersebut muncul karena melihat­ pe­ numpukan kendaraan di persimpangan jalan akibat adanya kendaraan ti­dak tertib dan menutupi akses jalan

ke kiri jalan terus sehingga kendaraaan yang akan berbelok ke kiri ikut terhenti dan menjadi macet, sehingga penyu­ sun menyimpulkan solusi yang cocok untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah membuat alat untuk mengingatkan (memberikan himbauan) kepada pengendara yang menutup jalan tersebut, sehingga kelancaran di persimpangan terjaga dan kemacetan da-

pat terhindarkan. “Alat ini bekerja dengan sensor ultra­ sonik yang diibaratkan sebagai mata­ (Eyes) yang mendeteksi kendaraan dan menutupi jalan kekiri belok terus (turn left go ahead) dan apabila ada kenda­ra­ an maka sistem akan memperingatkan­ dengan cara membunyikan alarm (Mo­ uth) secara otomatis,” lanjutnya. WITONO/AGUS

PRAKTIK

TEMPAT KULINER ALA MAHASISWA BOGA DALAM rangka menempuh mata kuliah­ Restoran, mahasiswa Boga Fakultas Tek­ nik membentuk tempat kuliner bertempat di halaman Jurusan Pendidikan­Tek­ nik Boga Busana (PTBB) Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang buka dari jam 07.00 hingga pukul 15.30 WIB. Griya dahar ini mendapat modal awal dari Jurusan PTBB, sehingga keuntungan yang diperoleh akan dibagi antara mahasiswa yang bersangkutan dengan pihak jurusan untuk pengembangan fasilitas dan alat produksi. Tiap kelas dari semester 6 secara bergantian akan menawarkan konsep restoran me­ reka dalam 3 minggu. Kesempatan minggu ini adalah dari kelas Reguler. Mereka menamai tempat makannya dengan nama Pelangi yang dibagi menjadi menjadi tiga divisi,­yakni Pelangi Restoran, Pelangi Resto, dan Pelangi Cake Shop. Pada divisi restoran atau sering disebut dengan restoran for­mal menjajakan berbagai makanan yang sering dijumpai di perjamuan ala Eropa, seperti steak, chicken roll, ice cre­

DOKUMEN HUMAS FT

am, dll. Selain itu, divisi­yang diketu­ai oleh Rizky Cahya ini juga­memberikan­ pelatihan table manner­­yang terdiri dari 4 sesi pelatihan, yaitu appetizer, soup, main course, dan dessert. Peserta yang lulus dalam pelatihan ini akan diberi Sertifikat Lulus­Table Manner. Sedang­ kan pada divisi resto, yang diketuai

oleh Salman Haryono, menjajakan ane­ ka makanan seperti, nasi goreng,­soto, ayam bakar, sup, sosis, dan lain-lain. Kemudian, Cake Shop menawarkan aneka makanan ringan seperti kue, camil­ an, jajanan pasar, dan juga minuman yak­ni, juice, squash, ice blend, dan sebagainya. Dengan adanya agenda ini, para ma­hasiswa sangat berbahagia karena­ mereka dapat mengaplikasikan secara­ nyata ilmu yang mereka dapat selama perkuliahan dan belajar tentang ba­gai­ mana membuat suatu bisnis kewirausahaan. Selain itu, kegiatan ini juga memaksimalkan potensi diri para maha siswa dalam meng­kreasi produk makanan siap saji. HARYO

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

33


berita TEROBOSAN BARU

NUGGET KACANG MERAH SEBAGAI ALTERNATIF

DOKUMEN HUMAS FMIPA

MENDENGAR kata nugget pasti pikiran kita langsung tertuju pada sebuah kudapan berwarna kuning-orange yang sangat renyah. Kudapan memang sa­ ngat digemari banyak kalangan­mulai da­ri anak-anak, orang dewasa, bahkan­ lan­sia sekalipun. Seperti yang kita ke­ ta­­hui, makanan ini berbahan dasar da­ ging.­Lantas, bagaimana dengan­kaum vegetarian yang sangat ingin mengonsumsi olahan ini? Pertanyaan itulah yang mendasari Gita Realensi dan Nurun Nazhifathul, mahasiswa Teknik Boga, Fakultas Tek­ nik Universitas Negeri Yogyakarta untuk mengembangkan nugget berbahan­ dasar nabati. Bahan yang dipilih adalah kacang merah karena menurut mereka,­ kacang merah memiliki kandungan serat yang cukup tinggi, sedangkan pengolahannya masih belum optimal. Pro­yek ini dikembangkan untuk menemu­kan formula yang tepat untuk membuat nu­­ gget kacang merah, mengetahui ting­­kat kesukaan konsumen terhadap nu­gget kacang merah, mengetahui kan­ dung­an gizi nugget kacang merah, me­ nge­­ta­hui perubahan kadar serat selama­ pengolahan, mengetahui porsi­untuk memenuhi kecukupan serat­dalam tubuh, dan juga untuk menentukan­waktu 34

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

kadaluarsa pada nugget kacang merah. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Boga, Jurusan PTBB UNY pada Maret 2010-Februari 2011. Setelah diadakan serangkaian uji coba, mereka­ menemukan beberapa hal sebagai berikut: Formula yang tepat untuk nugget kacang merah ialah 125 gr puree kacang merah, 1 lembar roti tawar, ½ butir putih telur, ½ bh bawang bombay,

1 bh bawang putih, ¼ sdt lada putih, 1 sdt garam, ½ sdt penyedap rasa, 40 gr tepung panir, 30 gr tepung roti, 2 btr telur untuk pengoles, serta bumbu­ penambah rasa pedas manis. Hasil uji kesukaan menunjukkan nugget kacang merah yang paling disukai adalah nugget kacang merah rasa pedas manis. Hasil analisis menunjukkan nugget kacang merah pedas manis mengandung bebe­


berita rapa kandungan seperti kadar air, kadar abu, lemak, protein, dan karbohidrat. Perubahan kadar serat dari kacang merah kering ke puree kacang merah meningkat sebesar 10,52%, sedangkan­ dari puree kacang merah ke nugget kacang merah pedas manis menurun sebesar 19,10%. Kadar serat nugget kacang merah pedas manis lebih tinggi dari nugget ayam standar sebesar

114,32% dan satu porsi nugget kacang merah pedas manis mempunyai berat 150 gr dengan takaran 50 gr persajian.­ Dalam satu sajian, produk ini dapat me­menuhi 1 gr serat, 2 gr lemak, 3 gr pro­tein, dan 9 gr karbohidrat. Waktu kadaluarsa nugget kacang merah pedas­ manis dengan penyimpanan di freezer­ mampu bertahan baik dengan penyim­ panan maksimal selama 3 minggu.

Setelah menuntaskan produknya untuk memenuhi studi di FT UNY, kedua mahasiswi ini berencana untuk melakukan pengembangan, sehingga harapannya produk ini mampu bersaing di pasaran. Beberapa pengembangan yang telah direncanakan adalah dari segi pack­aging dan masalah perizinan dari Ba­dan POM. HARYO

KONFRENSI PERS

PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK SEMUA

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS UNY

TAHUN 2011 ini, UNY menjadikan “Pendi­ dikan Karakter untuk Semua” menjadi­tema Dies Natalis ke-47. Ini adalah sesuatu yang terus kita sosialisasi­ kan, agar eksistensi dan kontribusi UNY da­lam mengembangkan pendidikan ka­ rak­ter bangsa dirasakan masyarakat. UNY akan menerbitkan sebuah buku besar tentang pendidikan karakter. Mulai dari konsep sampai bagaimana mereka mengimplementasikan pendidikan karakter. Jadi tidak hanya lewat kuliah, tapi bagaimana pembelajaran itu di-create sejak dari bahannya sampai proses pembelajarannya, sistem evaluasi yang diterapkan. Demikian Rektor UNY, Prof. Dr. Roch-

mat Wahab, M.Pd., MA., ke­pa­da wartawan pada acara Konferensi Pers dalam arangka Dies Natalis ke-47 UNY, Senin, 7/3 di ruang sidang rektorat. Hadir pada kesempatan tersebut,­Dekan FIK, Sumaryanto, M.Kes, PR II, Sutrisna Wi­

ba­wa, M.Pd., dan Ketua Pa­ni­tia Erwin Set­yo K, M.Kes. Lebih lanjut dikatakan, Dies natalis kita jadikan sebagai refleksi diri untuk bercermin bagaimana dari tahun ke tahun itu kita sudah mencapai kemajuan seberapa dan apa yang menjadi penghambat kita itu supaya juga bisa diselesaikan tak tertunda-tunda karena kalau kita dapat melakukan evaluasi minimal yang terabaikan itu segera kita selesaikan, kalau memang itu penting. Yang lebih penting lagi itu adalah setahun itu ada kemajuan apa. Pimpinan dan sivitas akademika merasa perlu untuk bercermin diri dan itu diharapkan bisa menjadi kekuatan tersendiri untuk bisa memperbaiki dan menunjukkan prestasi dari tahun ke tahun. “Pada usia 47 tahun, usia yang relatif sudah mulai matang bagi UNY, mesti­ nya UNY sudah harus mengklaim diri­ nya sebagai lembaga yang matang. Apa yang sudah kita karyakan dan apa yang dimasa-masa yang akan datang itu bisa kita wujudkan, bisa lebih baik dari pada sekarang. Kita akan tampilkan­ba­ gaimana performance di bidang akademik,” tuturnya. Sementara itu Dekan FIK mengata­ kan,­pada rangkaian kegiatan Dies, akan dilaksanakan acara Festifal Dalang­ Cilik, temu ilmiah, lomba drumband cilik championship, sepakbola eksebisi tim PWI DIY melawan pimpinan UNY, bakti sosial, pameran, guru award, dll. WITONO NUGROHO

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

35


berita KUNJUNGAN

IKIP SARASWATI TABANAN BALI MENGUNJUNGI FBS PERKEMBANGAN bahasa dan seni yang begitu pesat tentu menuntut para praktisinya aktif meng-update diri agar mampu berkarya serta berkompetisi di manapun. Kiranya inilah yang menjadi latar belakang Fakultas Pendidik­an Bahasa dan Seni IKIP Saraswati Taban­an Bali ke Fakultas Bahasa dan Seni UNY. Sekitar 90 orang mahasiswa Jurusan­ Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah FPBS IKIP Saraswati diterima di Ruang Seminar Pusat Layanan Akademik FBS UNY. Rombongan ini dipimpin langsung Dekan FPBS IKIP Saraswati, Dr. I Nyoman Suaka. Selain itu tampak pula Sekertaris Dekan, Ketua Jurusan, dan beberapa dosen pendamping FPBS IKIP Saraswati. Mereka disambut hangat oleh Siti­ Nur­baya, M.Hum, perwakilan Ketua Ju­ rus­an PBSI FBS UNY. Tak lama kemudi­an­

DOKUMEN HUMAS FBS

Dekan FBS UNY, Prof. Dr. Zamzani beserta Pembantu Dekan III FBS UNY, Herwin Yogo Wicaksono, M.Pd. pun turut bergabung dalam acara ini. Selanjutnya Dekan FPBS IKIP Saraswati dalam sambutannya mengungkapkan, “Kami ingin bertukar ilmu pengajaran bahasa,­khu-

susnya praktik micro teaching”. “Harapan lainnya kita juga dapat menjalin kerja sama dalam penerbitan jurnal ilmiah,” lanjutnya. Siti Nurbaya sendiri menjelaskan bah­wa JPBSI FBS UNY terbagi atas dua program studi, yakni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan Bahasa dan Sastra Indonesia (Sasindo). Selain itu, ia juga menerangkan adanya mata kuliah kewenangan tambahan dan se­ lin­tas profil JPBSI FBS UNY. Setelah puas berramah tamah, acara diisi dengan sarasehan tentang jalannya perkuliahan dan program unggulan di kampus masing-masing. Akhirnya­ kun­jung­an ini pun ditutup dengan per­ sembahan tari dari mahasiswa IKIP Sa­ raswati serta musikalisasi puisi Teater Mishbah HIMA PBSI FBS UNY. DIYAN

UPACARA YUDISIUM

TIGA MAHASISWA MENYANDANG CUMLAUDE SETELAH melalui perjuangan menempuh studi di FBS, akhirnya 55 mahasis­ wa tingkat akhir secara resmi dinyatakan sukses menyelesaikan masa studi pada yudisium periode 31 Maret 2011. Tiga mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat Cum laude. Mereka­antara lain Clara B. Monolga Lamahala (Pendidikan Bahasa Jerman), Dina Wahyuningtyas (Pendidikan Bahasa Jawa), dan Ahmad Zahroni (Pendidikan Seni Rupa). Selain menyampaikan selamat kepada peserta, Dekan FBS, Prof. Dr. Zamzani menyampaikan, “Anda sah menjadi sarjana dan secara otomatis menjadi anggota ikatan keluarga alumni FBS UNY. Dengan menyandang predikat ini, semoga Anda betul-betul memiliki kesadaran untuk membawa nama baik almamater dan mempunyai tanggung jawab moral dalam pengembangan almamater.” Lebih lanjut diharapkan ada

36

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

DOKUMEN HUMAS FBS

lulusan yang kembali ke lembaga untuk melanjutkan pembinaan dan pengembangan lembaga terutama menjadi tenaga edukatif di FBS. Selain mendapatkan ucapan selamat­ dari dekan dan pembantu dekan, peser-

ta yudisium mengisi kuesioner kepuasan pelanggan terhadap pelayanan di FBS. Dengan demikian, alumni dapat­ memberikan kritik dan saran demi­pe­ ngem­bangan lembaga. VIRGA


berita DIALOG AKADEMIK

JADILAH SEPERTI MAS UCUP! MAS Ucup baru belajar Bahasa Jerman sejak kuliah dan ti­dak ada yang istimewa dari kemampuan bahasa mahasiswa itu. Namun, dia mau belajar, berlatih pe­ng­ucapan bahasa Jerman, sering ber­ konsultasi dengan dosen, dan membaca buku-buku berbahasa Jerman. Dan ter­ nyata tidak ada hal yang mustahil untuk sukses. Setelah lulus tahun 2004 la­lu, dia sudah diterima sebagai guru Ba­ha­sa Jerman di SMA N 3 Yogyakarta. Dari SMA-nya, dia mendapat kesem­ pat­an untuk mengikuti training di Taiwan. Dan baru saja Ucup dikabarkan me­nerima beasiswa untuk ke Jerman se­lama 3 bulan. Begitulah cerita Tri Kar­ tika Handayani, M. Pd., Dosen Pendidik­ an Bahasa Jerman, tentang seorang mahasiswa bernama Ucup sebagai sosok mo­tivator untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman dalam dialog akademik

DOKUMEN HUMAS FBS

Pendidikan Bahasa Jerman (21/3) di Pendopo Pusat Kegiatan Mahasiswa. “Jadilah seperti Ucup!” ungkap Prof. Dr. Pratomo Widodo, M. Pd., “jadilah sosok mahasiswa yang memiliki moti­ vasi integratif.” Motivasi integratif men­dorong kita belajar bahasa Jerman tidak hanya untuk menjadi kompeten

dalam berbahasa, tetapi juga bertutur kata, tambah Pratomo. “Melalui moti­ vasi integratif ini kita akan belajar­Bahasa Jerman karena aspek kemanfaatanya, bukan semata-mata beorientasi nilai.” Ajang ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk berkonsultasi dan bertanya tentang segala aspek dalam pembelajaran bahasa Jerman. Banyak Mahasiswa yang mengeluhkan kesulitan dalam belajar Bahasa Jerman. Dosen-dosen Pendidikan Bahasa Jerman bergantian melaya­ ni pertanyaan peserta dialog. Kegiatan ini telah menjadi agenda tahunan BDS (Bunder der Deutsch Schudenten), HIMA Pendidikan Bahasa Jerman untuk menjalin hubungan antara Mahasiswa dan pihak jurusan serta memberikan inspirasi untuk peningkataan kualitas Bahasa Jerman Mahasiswa. FEBI

KONSER SELAMAT DATANG

PERSEMBAHAN SAYAP SANG DEWA NUANSA berbeda di acara tahunan Welcome Concert 2011 yang diadakan Himpunan Mahasiswa Jurusan Seni Musik (30/03) di Gedung Auditorium UNY. Ta­hun ini mereka mengangkat tajuk Persembahan Sayap Sang Dewa. Karyakar­ya ini repertoar Dewa 19 dan Dewa yang eksis ditahun 1993 hingga 2002. “Acara kami ini sempat tertunda karena kejadian meletusnya Gunung Me­ rapi, tapi kami tetap memberikan yang terbaik dalam Welcome Concert tahun ini,” tutur Dani Ketua Hima Pendidikan Seni Musik. Jurusan Pendidikan Seni Musik yang identik musik klasik Eropa ini memiliki kreativitas dan berkarya mengembangkan talenta mereka. Kendati mereka konsentrasi pada musik klasik, mereka juga mengeksplorasi musik pop direpetoar menjadi musik or­kestra. Acara yang berlangsung selama 3,5

DOKUMEN HUMAS FBS

jam ini, dibagi 2 sesi. Sesi pertama berisi 4 kelompok musik yang memainkan mu­sik sesuai dengan mayornya, antara­ lain Inilah Ensemble Musik Guitar, Big Band, Trio Sick Percussion, dan Trio Bass. Latar belakang mereka bermacammacam. Inilah Ensemble Musik Guitar didirikan komunitas Mahasiswa Ma­ yor Gitar Pendidikan Seni Musik UNY, Big Band terdiri dari mahasiswa ma­ yor tiup UNY, Trio Sick Percussion tidak

lain grup musik mahasiswa Pendidikan Seni Musik yang memiliki konsep genre world atau musik experimental­bermayor perkusi, sedang­kan Trio Bass yang dibentuk Sapta Rendra pada 2008 bermayor bass. Sesi pertama dibuka oleh Violet Orchestra dengan opening tune, Kosong dan Risalah Hati, dilanjutkan asamble gitar menampilkan 3 lagu, yakni Persem­ bahan dari Surga, Kirana, Dua Sejoli, dan Sedang Ingin Bercinta. Penampil selanjutnya Trio Bass, kemudian disusul Trio Sick Perussion, dan ditutup Big Band dengan membawakan lagu Aku Di sini, Laskar Cinta, dan Pangeran Cinta. Sesi kedua Violet Orchestra memainkan delapan lagu: Angin, Aku Milikmu, Kasidah Cinta, Cukup Siti Nurbaya, Kangen, Ar­ juna Mencari Cinta, Roman Picisan, dan lagu terakhir Closing Concert. TICA

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

37


berita YUDISIUM

AKTIFIS CUMLAUDE? WHY NOT?

FOTO-FOTO DOKUMEN HUMAS FISE

SEBAGAI lulusan Fakultas Ilmu Sosial­ dan Ekonomi Universitas Negri Yog­ya­ kar­ta (FISE UNY) periode Febuari 2011 (28/2) Ayub, Fajar dan Danu yang me­ rupakan lulusan dengan predikat Cumlaude atau Dengan Pujian akhirnya­ ber­­ha­sil merubah paradigma yang di­ tan­­tang­kan oleh Sardiman, AM.M.Pd De­ kan FISE UNY. “Mampukan lulusan FISE UNY, yang berjumlah 35 mahasis­wa ini merubah paradigma hubungan korelasi antara aktifis dengan IPK yang tidak bisa maksimal”. Tantang Sardiman.­Sardiman pun menyampaikan bahwa diluar sana seolah-olah menjadi paradigma umum, bahwa seorang aktifis biasanya prestasi akademiknya tidak selancar organisasinya. Hal ini ingin dibuktikan oleh Ayub Prasetyo (IPK 3,64), Fajar Nurhasanah (IPK 3,60) dan Danu Eko Agustinova (IPK 3,53). Ketiganya yang merupakan­aktifis di berbagai organisasi di FISE UNY ini bisa membuktikan kepada khalayak 38

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

bah­wa mereka organisasi jalan terus dan presetasi pun tak pernah putus. Seperti Ayub misalnya, yang pernah menduduki jabatan staff litbang di Himpunan Mahasiswa Sejarah (HMPS) FISE UNY periode 2009 dan bekerja paruh waktu sebagai penyuluh agama no nip (honorer) di Departemen Agama Kabupaten Gunung Kidul sejak tahun 2009 hingga sekarang. Begitu juga dengan Fajar, semasa kuliah sejak 2008 hingga 2010 bergabung dengan BEM FISE dan HMPS, sedang mulai 2009 bergabung dengan UKM Pramuka, jabatan terakhir yang dia pegang menjadi bendahara BEM FISE UNY pada periode 2010. Sedangkan Danu diawal perkuliahan pun juga sudah aktif di berbagai organisasi seperti BEM FISE, UKMF Al-Islah dan HIMA HMPS. Bahkan sempat menjabat sebagai ketua HMPS tahun 2009. Selain itu juga mejabat sebagai Kadiv Jaringan Komunikasi (Jarkom) Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Indonesia (IKA HIM-

SI) untuk wilayah Jateng dan DIY. Tidak hanya aktif di kampus, Danu pun menjadi Ketua Karang Taruna “Taruna Bakti” di Krapyak, Dompyongan, Jogona­ lan, Klaten. Dengan bergabung di berbagai organisasi tidak menjadikan mereka terlena untuk mengesampingkantugas utama meraka untuk belajar. Mereka mampu membuktikan kepada diri sendiri dan orang tua khususnya bahwa mereka tetap bertanggung jawab terhadap tugas utama mereka. Saat diwawancarai reporter website FISE mereka mengutara­ kan rahasia mereka. Ayub menyampaikan “Fokus tetap pada kuliah, meski ada kegiatan di luar harus tetap mengutamakan kuliah supaya IPK tetap terjaga­ dan waktu kuliah ” ujar Ayub bera­bgi kunci. Sedang Fajar mengatakan, “Prin­sip saya adalah Lakukan apapun dengan sungguh-sungguh. Harus bisa membagi­ pikiran. Jiwa dan rasa disesuaikan de­


berita

SARI

KILAS Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara Terbentuk di UNY

DOKUMEN HUMAS FBS

ngan dimana kita berada, dan yang paling penting harus bisa membagi waktu seperti yang disampaikan dekan dalam sambutannya tadi” urai Fajar. Sedangkan Danu, selain menyepakati apa yang disampaikan teman-temannya dia menambahkan, “Seorang aktifis itu adalah teladan mahasiswa la­in, harus ada sinkronisasi ketika menjadi aktifis harus mendukung kuliah, jika aktifitas kuliahnya menurun maka bisa dikatakan mereka gagal sebagai aktifis.”­Ungkap Danu. Menjadi aktifis menurut ketiganya memberikan banyak manfaat ke diri me­­­re­­ka pribadi, seperti membangun ja­­ring­­an, menambah rasa percaya diri, bisa mengenal dan menghadapi orang dengan berbagai karakter dan tentunya­ banyak keahlian dan ilmu yang diajar­ akan di luar kuliah yang diajarkan di organisasi. Fajar juga menambah­kan, “Menjadi aktifis jadi kenal dan dikenal pejabat mbak hahaha…” guraunya. Selain itu mereka berpesan kepada para aktifis yang belum menyelesaikan studinya, Danu mengingatkan bahwa ti­daka ada keberhasilan tanpa pengorbanan untuk itu harus tegas dan pasti dalam menentukan masa depan. Selain itu dari apa yang kita lakukan, manfaat akan dirasakan saat berada langsung di tengah masyarakat dengan semua realita yang ada, “Dan juga yakinlah bahwa setiap pekerjaan tidak ada yang siasia.” Tambah Danu. Sedang Fajar ber­pe­san un­tuk selalu menganggap te­man-teman dalam orga­ nisasi itu sebagai keluar­ga untuk itu jalinlah komunikasi cultural yang tidak hanya terjadi dalam organisasi­tetapi juga di luar urusan organisasi. Sedangkan Ayub membagi motto hidupnya, “Orang besar­selalu berfikir apa yang kamu hasilkan hari ini. Jadi setiap hari kita harus menghasilkan sesuatu. Prinsipnya kita harus bekerja dan berusaha kapan pun dan dimanapun­kita berada.” Urai Ayub berbagi cerita. Semoga aktifis-aktifis yang belum menyelesaikan studi bisa termotivasi oleh ketiga aktifis tersebut.

“PADA hari ini Sabtu 26 Maret 2011 di Universitas Negeri Yogyakarta, kami para Ilmuan Administrasi Negara dari seluruh In­ donesia bersepakat untuk berhimpun da­lam organisasi yang bernama Asosiasi Ilmu­an Administrasi Negara (ASIAN). Melalui himpunan ini kami akan memperkembangkan ilmu kami dan mendidik masyarakat serta­ pemerintah sehingga sistem pengelolaan negara kita pada khususnya dan dunia pada umumnya menjadi semakin baik,” itulah isi deklarasi ASIAN yang dibacakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FISE UNY) dalam acara Simposium Nasional Ilmuwan Administrasi Negara yang berlangsung Jumat-Sabtu (25-26/3). Deklarasi dibacakan oleh Dr. Samudra Wibawa, panitia simposium, yang juga dosen Fisipol UGM, dan kemudian ditandatangani oleh peserta simposium yang berasal dari berbagai kota antara lain Padang, Bengkulu, Lampung, Jakarta, Banten, Bandung, Purwokerto, Semarang , Surakarta, Yogyakarta, dan Kualalumpur. Simposium ini digelar di ruang Ki Hajar Dewantara, FISE UNY. Pada kesempatan tersebut juga disepakati kepengurusan akan dilengkapi oleh tim formatur yang diketuai oleh Argo Pambudi, M.Si., dosen prodi Administrasi Negara , sekaligus ketua panitia Simposium Nasional. Tim formatur diberi kesempatan selama sebulan untuk menyusun kepengurusan tersebut. Menurut keterangan yang dilansir dari Samudra, himpunan ini merupakan wadah alternatif bagi ilmuwan administrasi negara untuk memberikan sumbangsihnya bagi terciptanya kondisi kehidupan yang semakin baik di Indonesia khususnya dan seluruh dunia pada umumnya. Keinginan untuk mendirikan wadah ini dilatarbelakangi masih besarnya masalah negara yang melekat di dalam masyarakat dan pemerintah yang meliputi penataan birokrasi, kebijakan publik dan pemerintahan lokal. Secara umum reformasi birokrasi belum berhasil mengingat birokrasi masih tambun, belanja untuk birokrasi/pemerintah masih jauh lebih besar dibanding belanja untuk masyarakat. Masalah lainnya terkait dengan pemerintahan daerah bahwa musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan) belum berjalan sesuai harapan. Masyarakat kebanyakan tidak mampu terlibat di dalam­ nya, cenderung apatis, sehingga pemerintah lokal mengulang-ulang rencana yang pernah dibuatnya tanpa melakukan evaluasi yang komprehensif. EKO/LS

Dua Wisudawan PPs Meraih IPK Tertinggi WISUDA Periode Februari 2011 menjadi wisuda pertama di tahun 2011 yang mewisuda sebanyak 1155 lulusan S3, S2, S1 dan S0, sebanyak 103 diantaranya­ berpredikat Cumlaude. Pada prosesi wisuda yang diselenggarakan di GOR UNY pada Sabtu (26/2) tersebut, sebanyak 40 lulusan diantaranya merupakan lulusan dari PPs UNY dengan rincian 35 orang (S2) dan 5 orang (S3). Selain itu, PPs UNY juga patut berbangga karena 2 lulusannya berhasil meraih IPK ter­ tinggi dalam wisuda tersebut. Dr. Khirjan Nahdi lulusan S3 Prodi Ilmu Pendi­ dikan berhasil meraih IPK 3,83 sedangkan pada jenjang S2 yaitu Drs. Pujiwiyana, M.Pd dengan IPK 3,85 dari Prodi Pendidikan Luar Sekolah. Hal tersebut merupakan prestasi di­tingkatkan lagi di masa mendatang. TIM PPS

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

39


opini SAATNYA MENUMBUHKAN JIWA ENTREPRENEUR KIDS O l e h E N DA N G A RT I AT I S UH E S T I , S . Pd . Kemajuan suatu bangsa tidak mungkin tanpa pengusaha (Jusuf Kalla). ngka pengangguran di negara Indonesia masih cukup tinggi. Dalam situs Kompas.com dituliskan bahwa tingkat pengangguran Indonesia men­ca­ pai 9% dan tingkat kemiskinan mencapai­ang­ka 13%. Sebuah angka yang cukup mempri­ha­tin­ kan, karena bangsa ini telah memproklamirkan kemerdekaannya sejak 65 tahun. Begawan properti, Dr. Ir. Ciputra pada ulang­ tahunnya yang ke-79 lalu merasa betul-betul gelisah dan prihatin dengan tingginya tingkat pengangguran di negara Indonesia ini. Kegelisahannya juga dirasakan saat mengetahui­bah­wa sarjana pengangguran yang ada di Indone­sia mencapai kisaran 20%. Kondisi tersebut di­a­ mini pula oleh Sunarsip, ekonom The Indone­sia­ Economic Intellegence (IEI). Menurutnya pada sebuah acara Montothly Economic Reulem di Jakarta tahun 2010 angka pengangguran masih tinggi berkisar antara 8–10% karena pertumbuh­an ekonominya tidak cukup menampung jumlah pencari kerja di Indonesia. Oleh karenanya permasalahan ini harus se­ gera diselesaikan, jika situasi ini tidak segera ditangani, maka dalam 25 tahun ke depan kondisi masyarakat Indonesia tidak akan berubah. Menciptakan lapangan pekerjaaan dengan­berwirausaha adalah satu cara ampuh untuk­meng­ atasi angka pengangguran. Hal ini diyakini­pula oleh Ciputra yang sudah berpengalaman mengabdi di Ciputra Group selama 29 tahun, serta kiprahnya di dunia properti selama berpuluhpuluh tahun. Ia sangat yakin bahwa Indonesia membutuhkan senjata pamungkas untuk me­

A

Menciptakan lapangan pekerjaaan dengan berwirausaha adalah satu cara ampuh untuk mengatasi angka pengangguran. 40

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

merangi pengangguran dan kemiskinan melalui kewirausahaan. Wirausaha dan Manfaatnya Coba kita tengok definisi wirausaha menu­ rut Ciputra, “Wirausaha adalah ilmu tentang­ bagaimana menjadikan kehidupan lebih mak­ mur. Dengan wirausaha, kita bisa mengubah­ lingkungan yang tidak sehat menjadi sehat, ba­ rang yang tidak bernilai menjadi emas (22/9/10). Dari definisi itu tegas bah­wa wirausaha­dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih sejahtera. Misal, Sutrisno telah 11 tahun menjadi karyawan di Jakarta, namun ia meng­ ambil keputusan untuk pulang ke tanah kelahirannya di Karanga­nyar dan bermetarmorfosis menjadi penyuling daun cengkih. Ia mengubah nasibnya menjadi pengusaha sukses yang sejahtera dengan berbekal, “sampah” daun cengkih yang bergugur­an setiap hari di kebun (Tru­ bus, 2008). Rahmat Susetyo juga mengikuti jejak Sutrisno, setelah diangkat 6 tahun menjadi Pegawai Negeri Sipil­(PNS), Rahmat keluar dari pegawai. Selang 11 tahun kemudian, ia menjelma menjadi “raja” serehwangi yang beromzet Rp 51 juta per tahun­dan berhasil mera­ up Rp 21 juta per bulan (Trubus, 2008 ). Rahmat Susetyo dan Sutrisno adalah contoh­ nyata pribadi yang begitu memahami manfa­ at wirausaha dan berani mengambil resiko. Me­­re­ka berhasil meningkatkan kesejahteraan­ hidupnya dan secara tidak langsung ikut me­ nye­­lamatkan masyarakat di lingkungan sekitar­ nya yang menjadi pegawainya. Mindsite Sebagai Akar Permasalahan Jika masyarakat luas lebih memahami tentang manfaat wirausaha dan mereka menerap­ kannya, lambat laun pasti pertumbuhan ekonomi bangsa ini semakin meningkat. Akan tetapi ada mindsite yang perlu diluruskan kembali­ke­ pa­da generasi penerus bangsa ini karena meng­ hambat laju penciptaan lapangan pekerja­an. Sudah bertahun-tahun mindsite yang terbangun di sekitar kita adalah sekolah untuk menca­ ri pekerjaan bukan sekolah untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Perlu dicermati, bahwa


opini mindsite sekolah adalah untuk mencari pekerjaan, salah satu­ber­dam­­pak pada urbanisasi yang cukup pesat, ya­i­tu berbondong-bondong orang datang ke ko­ta­-kota besar mencari lapangan pekerjaan. Sebagian dari mereka justru mencoba mendapatkan pekerjaan dengan merantau sampai ke negeri tetangga. Hal ini memperlihatkan juga bahwa keberanian mereka untuk berwirausaha secara mandiri belum ada. Memang untuk menciptakan la­pangan pekerjaan sendiri tidaklah mudah. Apalagi­men­ciptakan lapangan pekerjaan itu penuh re­si­ko, penuh tantangan, sehingga masyarakat cenderung mencari lapangan pekerjaan yang tidak perlu memikirkan resiko yang ada. Bagi karyawan atau pegawai, mereka tinggal masuk­bekerja dan menunggu awal bulan untuk menerima gaji. Jusuf Kallla saat membuka acara Silahturohmi Saudagar Minang di Padang, Sumatera Barat mengatakan, “Jika dilakukan survei kepada 100 anak di Indonesia, tentang cita-cita mereka kelak dewasa, justru lebih banyak menjawab ingin menjadi dokter, guru, tentara atau pilot dan tidak ingin menjadi saudagar atau pengusaha” (Kompas 16 -9-2010). Pernyataan Kalla ini meneguhkan bahwa jiwa dan semangat entrepreneur perlu dibangun dan ditanamkan pada setiap anak-anak bangsa Indonesia, Kedepan harapannya mereka akan tumbuh menjadi pribadi mandiri yang kreatif dan siap tempur untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Jika penciptaan lapangan pekerjaan tumbuh subur, maka dapat menampung jumlah angka pencari pekerjaan. Ketika angka pe­ ngangguran ini menurun akan berdampak pada kesejahteraan bagi masyarakat itu sendiri. Lantas bagaimana cara untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur pada anak sejak dini? Peran orang tualah yang mesti lebih intens dan peka pada pertumbuhan anak. Usia 2–5 tahun adalah usia-usia dimana rasa keingintahu­ an mereka sangat tinggi. Pada masa ini, orangtua bisa mengenalkan dunia kewirausahaan secara bertahap pada mereka. Konsep jual beli­ dapat dikenalkan pada anak sejak usia 2 tahun. Hal ini bisa dilakukan dengan cara permain­ an jual beli. Anak bisa berperan sebagai penjualnya lalu orangtua bisa berperan sebagai pem­beli, atau bisa sebaliknya. Pertama, pertegas kalimat-kalimat yang digunakan ketika proses permainan jual beli itu berlangsung, misalnya, “Saya mau beli gula, har­

ganya berapa ya?, “Ini uangnya”, “Kembaliannya belum lho”, Saya bisa tidak ya menawar hargan­ ya?”. Awalnya anak tentu tidak mengerti, tetapi jika hal ini dilakukan berulang-ulang, anak menjadi paham aturan mainnya. Kedua, ji­­ka anak sudah beranjak lebih besar, sekitar umur 3–4 tahun, perkenalkan anak dengan pro­ses jual beli yang nyata. Anak bisa diajak ke pa­sar tradisional atau ke supermarket untuk­ikut terlibat dalam transaksi jual beli. Beri anak penjelasan tentang pengetahuan tentang konsep perdagangan secara sederhana dan dengan­ka­ limat-kalimat yang mudah­dipahami­oleh anak. Ketiga, saat anak bertambah usianya, misalnya ketika­ me­ma­­suki usia seko­lah­­ dasar, libatkan anak dengan­ usa­ha­ kecil-kecil­an.­ Mi­sal­nya anak diikutsertakan untuk membantu­berjualan la­ yang-layang saat musim la­yang-la­yang. Ketika­ sedang musim buah, ajak anak untuk berdagang buah-buahan, atau usa­ha dagang lain­nya yang bermacam-macam. Keempat, bertambahnya usia anak, coba latih pikiran kre­atif dan ketertarikan mereka tentang usaha-usaha yang sekiranya bisa dikembangkan. Dorong anak anda memulai usahanya dari yang kecil terle­ bih dahulu, dan jadikan dia pelaku utamanya,­ sementara orangtua sebagai pembimbing dan pemberi dukungan. Kelima, jika anak sudah berani mencoba untuk memulai usahanya, terus dorong semangat entrepreneur anak dan rangsang ide-ide kreatifnya. Bisa jadi usaha perta­ ma­ nya gagal, tetapi karena dorongan dari orang­tua yang begitu tinggi, anak akan bangun lagi dan mencoba usaha di bidang lainnya.­Justru pengalaman kegagalan ini diperlukan agar anak mempunyai mental yang kuat. Selalu beri dia motivasi agar mau bangkit kembali saat gagal, agar kelak tak gamang dalam ber­wirausaha. Se­ moga.

KALAM/PEWARA

ENDANG ARTIATI SUHESTI, S.Pd. Guru SMP Negeri 2 Cilongok Banyumas

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

41


opini PENDIDIKAN MENABUR NILAI LUHUR PANEN KARAKTER “MIKUL DUHUR MENDEM JERO” O l e h Dr. P U T U S U D I RA , M P.

P

endidikan tidak terbatas hanya pada­ proses imitasi, replikasi dan transmisi pengetahuan serta keterampilan de­ ngan­ angka-angka raport dan berbagai sertifikat melalui pola asuh guru/dosen di sekolah/kampus dan tempat les dalam ruangruang terbatas. Pendidikan merupakan proses aktif kreatif memproduksi kebudayaan, memproduksi pengetahuan, membangun karakter diri, proses inkulturasi dan akulturasi memper­ adabkan generasi manusia yang berlangsung dalam tiga pilar pendidikan yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah yang semakin terbuka tanpa batas-batas yang pasti. Pendidikan seharusnya sampai kepada membangun kesadaran “sapa ingsun, who am I“. Semua manusia memiliki modal kebahagiaan yang sama berupa jiwa, raga, dan daya hidup. Melalui pendidikan, peserta didik membangun makna bagi dirinya sendiri dan memberi manfaat besar bagi orang lain dan lingkungannya. Dengan demikian, semua proses dalam pendidi­ kan membutuhkan lingkungan terkondisi tempat menabur berbagai nilai-nilai luhur. Nilai-nilai luhur yang sesuai dengan per­a­ dab­an baru bangsa Indonesia antara lain: men­ ja­di pendengar yang baik, sopan, santun,­be­rani mengambil dan mengatasi resiko, ber­pan­dang­ an­luas ke depan, aktif, dapat­ber­adap­­tasi de­ ngan­perubahan, bercita-cita tinggi, tegas, pe­du­li, seimbang, berkomitmen tinggi, kompe­ titif, konseptual, tetap stabil, ber­sungguh-sung­ guh, berhati-hati,­kreatif, jujur,­rasa ingin tahu tinggi, dapat mempertahankan­diri, disi­plin, empati, energik, antusias, akrab, fleksibel, ber-

Pendidikan seharusnya sampai kepada membangun kesadaran “sapa ingsun, who am I“. 42

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

orientasi pada tujuan, senang, kerja keras, penuh harapan, sederhana, rendah hati, humoris, cerdas, loyal, dewasa, moderat, terbuka, optimistik, bergairah, sabar, sehat dan bugar, menyenangkan, positif, pragmatis, produktif, ajeg, hormat, bertanggung jawab, percaya diri, bijak­ sana, berpikir sehat, simpel, tertib, spiritual, kuat bertahan, dapat dipercaya, suka belajar, suka berkarya, melayani orang, kasih sayang, menghargai orang lain. Selain itu, juga: tidak menyakiti orang lain, tidak mencuri milik orang lain, hormat pada guru, tekun, tenang, taat aturan, bijaksana, setia, mempunyai batin yang tenang dan sabar, bertindak cepat, tepat dan tangkas, tidak egois, suka mengampuni dan tahan uji, setia kepada ucap­an, dapat menasehati diri sendiri, jujur dalam mempertahankan kebenaran; cinta ter­ hadap sesama makhluk, berpikir dan berhati­suci, ramah, lemah lembut dan rendah hati, tidak sombong dan berfikir halus, suka berderma, tekun memusatkan pikiran terhadap Tuhan. Nilai-nilai luhur lainnya: dapat mengendali­ kan hawa nafsu, taat akan sumpah, berpantang­ terhadap sesuatu makanan­atau minuman yang dilarang oleh agama, mem­batasi perkata­an, dan tekun melakukan pe­nyu­cian diri, tahu de­ ngan rasa malu, kuat mengendalikan pikiran, tidak melakukan kecu­rangan, bercita-cita dan bertujuan terhadap kebaikan, kasih sayang ter­ ha­dap sesama makhluk hidup, belas kasihan­ terhadap tumbuh-tumbuhan, dapat membe­ da­kan benar dan salah, baik dan buruk, selalu­ berusaha untuk dapat menye­ nangkan hati orang lain, suka mencari persahabatan atas da­sar saling hormat menghor­mati. Karakter (character) atau watak merupakan bentukan dari kebiasaan-kebiasaan (habits) seseorang berdasarkan nilai-nilai yang diyakini dan dipilih dalam hidupnya. Karakter merupakan refleksi perpaduan dari keseluruhan pikiran (manacika), perkataan (wacika), dan tindakan (kayika). Setiap orang memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih dan memadukan berbagai nilai luhur dalam membentuk karak-


opini ter diri pribadinya. Setiap orang bebas memilih berbagai jenis nilai dan mengurutkan berdasarkan tingkat ketertarikan dan keyakinan diri terhadap nilai-nilai itu. Seperti menjadi seorang koki, setiap orang bisa memilih nilai-nilai lalu mengkomposisi, memasak, kemudian menghidangkan atau menyajikan sebagai karakter dirinya di tengah-tengah masyarakat manusia berkarakter lainnya. Di sinilah makna keunikan pendidikan yang bersifat individualis, demokratis, dan mahardika. Pendidikan bukan sekedar suatu turunan bentuk dari seseorang karena melakukan peng­ ambilan makna (taking meaning) melainkan pem­­bentukan makna (making meaning) karena­ du­nia ini selalu mengalami perubahan. Seperti apa karakter seorang guru Indonesia­ di era global platinum? Hal ini dapat didis­ku­si­ kan berdasarkan nilai-nilai dasar dan nilai-nilai khusus sesuai bidang dan kompetensi keahli­ an­nya. Hal ini penting sebagai basis pengembangan kurikulum pendidikan guru di Indonesia. Karakter dasar seorang guru paling tidak me­miliki kemampuan memberi pencerahan de­ ngan­nilai-nilai dasar menjadi pendengar yang baik, sopan, santun, berani mengambil dan mengatasi resiko, berpandangan luas ke de­pan, aktif, dapat beradaptasi dengan perubahan, bercita-cita tinggi, tegas, peduli,­seimbang­, riang gembira, berkomitmen tinggi, kompetitif, konseptual, tetap stabil, bersungguh­-sungguh, berhati-hati, kreatif, jujur dapat dipercaya, rasa ingin tahu tinggi, keberanian diri, dapat mem­ pertahankan diri, disiplin, empati, energik­ , an­tusias, akrab, fleksibel, berorientasi pada tu­­ju­an, senang, kerja keras, penuh harapan, sederhana, rendah hati, humoris, cerdas,­loyal, dewasa, moderat, terbuka, optimistik, bergairah, sabar, sehat dan bugar, menyenangkan, positif, pragmatis, produktif, ajeg, hormat, bertanggung jawab, percaya diri, bijaksana, berpikir se­hat, simpel, tertib, spiritual, kuat bertahan, dapat dipercaya, suka belajar, suka berkarya, melayani orang, kasih sayang, menghargai orang lain, tidak menyakiti orang lain. Proses pendidikan memerlukan lingkungan terkondisi tumbuhnya stimulus berbagai nilai melalui berbagai media dan berbagai rangsangan kegi­ atan di ketiga pilar pendidikan. Ki Supriyoko dalam Kedaulatan Rakyat, Senin Kliwon, 19 November 2007 menyatakan, “watch your thought they become word, watch your word

they become action, watch your action they be­ come habits, watch your habits they become cha­ rac­ter, watch your character they become destiny” menunjukkan betapa pentingnya keselarasan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan da­ lam membangun pendidikan berkarakter. Pen­ di­­dikan yang tidak membentuk selarasan an­ tara pikiran, perkataan, dan perbuatan selain ber­bahaya akan membuat manusia menjadi munafik dan tidak membahagiakan. Pendidikan yang membuat lingkungan ter­ kondisi tumbuhnya nilai-nilai luhur akan dapat membangun manusia berkarakter mikul duhur mendem jero dalam menanggapi perubahan-perubahan di berbagai sector, baik ekonomi, politik, sosial, budaya, maupun seni dengan selalu mengadopsi strategi jangka panjang, dan membumikan budaya masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Setiap individu akan memiliki ketertarikan terhadap sejumlah nilai yang berbeda satu sama lain. Pembentukan karakter memerlukan kebiasaan-kebiasaan, dalam bentuk tindakan nyata yang berakar pada ucapan dan pikiran. Pikiran adalah inti kemanusiaan dari mahluk hidup yang bernama manusia. Gelap pikiran manusia gelap rasanya dunia ini, terang pikiran manusia terang rasanya dunia. Oleh karena itu, pola pikir harus ditegakkan­ terlebih dahulu agar karakter diri terbentuk secara harmonis. Harmonis berarti melakukan hal-hal yang mengandung­kebaikan, kesucian yang dimulai dari pikiran, terucap dalam perkataan dan terlihat dalam tindakan/perbuatan seperti dinyatakan Raka Santeri dalam Kompas, edisi 5 Desember 2007. Keharmonisan pikiran, perkataan, dan perbuatan menurut Gede Prama dalam Bali Pos, edisi 3 Oktober 2008, adalah keindahan hidup.

KALAM/PEWARA

Dr. PUTU SUDIRA, MP. Dosen Pendidikan Teknik Elektronika UNY

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

43


resensi media Menyelami Petualangan Kehidupan Oleh TR IYAN TO P. N U G RO H O BEN Fountain adalah penulis yang bebe­ rapa kali menyabet penghargaan bergengsi. Brief Encounters with Che Guevar­ ra, sebuah kumpulan cerpen, berhasil meraih penghargaan Hemingway Foundation/PEN, dan menjadi No.1 Book Sense Pick. Brief Encounters with Che Gu­ e­­varra juga masuk dalam deretan best seller. Ben Fountain termasuk dalam ja­ jar­an penulis hebat di zamannya. Kisah tentang orang jenius membuat terpukau setiap orang. Dalam pandang­ an umum, kejeniusan seseorang selalu dikaitkan dengan kecepatan berkarya, misalnya saja, Mozart, musisi yang te­ lah dikenal kehebatannya semenjak­usia remaja. Karya besarnya­yaitu Konser­to Piano No. 9 dalam Es Mayor yang ia tulis pada usia dua puluh satu tahun. T.S Eliot, seorang pujangga terkenal,­ ketika menulis “The Love Song of J. Alfred Prufock” (“I Grow Old….I Grow Old”) baru menginjak usia dua puluh­ ti­ga tahun. Moby Dick karya besar Her­ man­Meville, juga ditulis pada saat Herman berusia tiga puluh dua tahun. Tetapi Ben Fountain mengawali kisah suksesnya setelah delapan belas ta­hun semenjak ia menulis untuk perta­ma kalinya. Ia melalui masa gelap seluruh paruh kedua 1990-an. Terobosan Brief En­ counter with Che Guevarra, yang dengan itu Fountain mengguncang dunia kesusatraan, baru terjadi pada tahun 2006. Ketika itu usia Fountain telah empat puluh delapan tahun. Kisah tentang Ben Fountain membe­ rikan sebuah pelajaran bahwa ada bebe­ rapa orang jenius yang mungkin mengalami “keterlambatan panas”. Di satu sisi, kisah ini juga memberikan hikmah bahwa sebuah kesuksesan tidak menge­ nal kata “instan”, tetapi memerlukan wak­tu dan proses yang lama. “Terlambat panas”, yang merupaka­n judul dari kisah Ben Fountaian, hanya­ lah secuil “petualangan” yang disajikan­ 44

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

WHAT THE DOG SAW, DAN PETUALANGAN-PETUALANGAN LAINNYA Penulis: Malcolm Gladwell • Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010 • Tebal: xi+457 halaman

Malcolm Gladwell dalam karyanya, What the Dog Saw. Buku ini terdiri atas tiga bagian dan berisi 22 “cerita petua­ lang­an”. Disebut petualangan karena Gladwell menginginkan cerita dalam buku ini memancing orang untuk­“berpetualang”. Dalam pengantarnya, Gladwell menulis “bagus tidaknya­tulisan bu­kan dinilai dari kekuatan kemampu­ annya untuk meyakinkan. Setidaknya­ bu­kan jenis tulisan yang ada di buku ini. Sukses tidaknya dinilai dari kekuatan kemampuannya untuk membuat Anda terlibat, berpikir, memberi kilasan me­ ngenai isi kepala orang lain; bahkan jika akhirnya Anda simpulkan bahwa kepala orang lain itu bukan tempat yang Anda ingin datangi. Saya sebut tulisan-tulian saya di buku ini sebagai petualangan, karena memang begitulah tujuannya”. Bagian pertama buku ini berisi tentang orang-orang terobsesi dan jenius, bagian kedua tentang teori dan caraca­ra menata pengalaman, dan bagian

ter­akhir berkisah tentang menelusuri perkiraan-perkiraan tentang seseorang. Semua “petualangan” di buku ini me­ mang memancing para pembacanya­un­ tuk mencari tahu apa yang ada di balik pekerjaan orang lain. Buku ini mem­buat pembaca menyelami kehidupan­dan me­ne­mukan hal-hal yang sederha­na te­ ta­pi menarik. Sebagian naluri manusia beranggapan bahwa sebagian besar hal itu tidak menarik. Akan tetapi, Gladwell berkeyakinan bahwa setiap orang dan segala hal itu punya cerita. Makanya, dalam buku ini hanya sedikit kisah tentang orang-orang yang berkuasa atau orang terkenal. What the Dog Saw adalah satu contoh keingintahuan Gladwell yang tak ada habis-habisnya. Seperti testimoni­ Guar­dian bahwa “Gladwell bukan ha­ nya­brili­an dalam berkisah, ia juga dapat memahami apa yang diungkapkan dalam kisah-kisah itu, pelajaran apa yang dikandungnya”. Nikmati buku ini, yang akan memba­ wa Anda “berpetualang menyelami halhal sederhana dalam kehidupan”.

TRIYANTO P. NUGROHO mahasiswa FISE, mantan aktifis BEM REMA UNY.


bina rohani Muhammad, Tokoh Inspiratif Sepanjang Zaman O l e h I K A FE NI S E T I YA NI NG R UM RASULULLAH Muhammad saw memang­ mahaguru yang begitu dahsyat­. Ia adalah cerminan­pribadi yang sempurna. Itulah mengapa ia menjadi manusia teladan di akhir zaman. Ia dila­­hir­­­kan memang dalam kerangka un­tuk­menjadi sosok manusia­besar. Seda­ri kecil, kehadirannya telah menjadi ke­ka­gum­­ an orang-orang di sekitarnya. Betapa tidak? Ketabahannya, kesabarannya, kejujurannya, dan ia begitu dipercaya. Sejak kecil, bahkan sebelum kehadir­ annya di muka bumi, ia harus kehilang­ an sosok ayah. Sang ayah, Abdullah, telah meninggalkan Muhammad yang waktu itu masih dalam kandungan. Pun, ketika usia ia menginjak sekitar­ enam tahun, ia harus kehilangan sang ibunda­tercinta, Aminah. Kemudian Muhammad kecil diasuh oleh sang kakek, Abdul Muththalib. Setekah kakeknya meninggal, Nabi dia­suh­sang paman, Abu Thalib. Di pang­ku­an­nya,­ Mu­hammad tumbuh menjadi­ re­ma­ja tang­guh, hebat! Ia turut­ ber­da­gang.­ Kejujurannya tetap luar­biasa. Ia tak pernah berbohong, berkata apa adanya.­ Al-Amin, itulah gelar yang kemudian me­le­kat pada dirinya.­ Pada masa usia 40 tahun, Muham­ mad memperoleh amanah untuk menyampaikan risalah dari Allah Swt. Risalah itu menuntun manusia untuk ha­nya menyembah Allah Swt., bukanlah­ berhala di mana pada masa itu menjadi sesembahan masyarakat Arab. Ini tugas yang amat berat. Tapi sang nabi tetap kuat dan tangguh, bahkan siap berkorban jiwa raga. “Bacalah!” Demikian yang difirman­ kan Allah Swt. kepadanya melalui malaikat Jibril. “Aku tak bisa membaca,” jawab ia. Perintah “Bacalah” yang kedua­ pun ia jawab, “Aku tak bisa membaca”.­ Hingga akhirnya yang ketiga kali, Jibril memegangi dan merangkul Muhammad hingga ia merasa sesak, kemudian melepaskan ia sambil berkata, “Bacalah! Dengan menyebut nama

USAMATEHA78.DEVIANTART.COM

Rabb-mu Yang Maha Menciptakan. Dia te­ lah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabb-mulah Yang Maha Pemurah, Yang Mengajar manusia dengan perantaraan al-qalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(QS. Al-‘Alaq: 1-5). Kemudian Muhammad mengulang ba­caan tersebut dengan hati yang bergetar. Ya Rabb, inilah awal kali ayat-Mu turun kepada Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, Muhammad yang singgah di Gua Hira’ pulang ke rumah. “Selimuti aku, selimuti aku.” Demikian­yang ia sampaikan pada istrinya tercinta­, Kha­dijah. Maka, ia pun diselimuti oleh Kha­ dijah hingga badannya tak lag­ i meng­­gigil. Namun kemudian, Allah Swt. berfirman, “Hai orang yang berkemul, bangunlah, lalu beri peringatan! Dan Tu­ han­­­mu agungkanlah, dan pakaianmu­ ber­sih­kan­lah, dan perbuatan dosa ting­ gal­kan­lah, dan janganlah kamu mem­ be­ri (dengan maksud) memperoleh­(ba­ las­an) yang lebih banyak. Dan untuk­ (me­me­nuhi perintah) Tuhanmu, ber­sa­ bar­lah.”(QS. Al-Muddatsir: 1-7). Pada akhirnya, sang Nabi terbangun dan tersadar untuk menyampaikan risalah. Inilah awal perjuangan! Perjuangan yang membawa pengorbanan harta dan jiwa. Ia pernah dilempari­batu, dilempari kotoran, diludahi, dihi­na, difitnah. Betapa dahsyat sang Nabi berjuang keras untuk menyampai­kan risalah. Ia

perkuat dirinya dengan bangun berdiri di sepertiga akhir malam, berdoa de­ ngan segenap hati. Ia hidupkan hariha­ ri­ nya untuk senantiasa mendekat pa­da-Nya. Meskipun kakinya­bengkak, ia tak hiraukan rasakan sakitnya. Meskipun perjuangan untuk sampaikan risalah ini begitu berat, Muhammad tak menyerah begitu saja. Bahkan, ketika tawaran yang menggiurkan dari golongan kafir Quraisy untuk menghentikan dakwah yang dilakukannya dan ia akan mendapat balasan dunia yang begitu luar biasa—jabatan, wanita, kekuasaan, harta—ia tak gubris semua itu. Muhammad menjawab, “Sungguh demi Allah, apabila matahari ada di ta­ ngan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan agama ini, maka aku tak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkannya atau aku ikut binasa karenanya.” Dirinya tak tergiur dengan kenikmat­ an dunia. Bahkan, ia hidup dengan sederhana. Apabila rezeki melimpah, ia tak mengambil sebagian dan sisanya untuk yang lain. Betapa sederhana sosoknya. Bahkan di akhir wafatnya, baju besi yang ia miliki pun sudah tergadaikan. Ini hanya secuil kesederhanaan yang dimiliki Rasul. Sosok yang menginspirasi sepanjang zaman.

IKA FENI SETIYANINGRUM Mahasiswi FMIPA UNY

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

45


cerpen

Pemetik Hujan Ol e h E KO T R I ONO DEAR, kabarmu di Afrika sudah sampai ke hadapanku kemarin senja. Juga tentang hujan yang mengalami kelangkaan di tempatmu menimba nasib untuk kita kelak, dan, seperti­ katamu: orang-orang yang mendadak jadi beringas. Terus te­rang, aku khawatir. Dalam pada itu, malam tadi aku telah menuju tempat paling rahasia di antara kita berdua semasa berpacaran. Telah kuambil kotak hujan. Kotak bening kaca,­ hadiah ulang tahun darimu, di mana senantiasa dapat kulihat hujan turun yang kau abadikan entah bagaimana cara­ nya itu; mungkin suatu hari kau akan berbagi tentang cara­ nya mengabadikan hujan dalam kotak kaca yang bening dan cemerlang. Ketika kuambil, kotak kaca hujanmu masih gemuruh. Masih seperti saat pertama kau berikan: masih kudengar suara rintik dari air yang dijatuhkan dari langit dan udara yang sejuk dingin mengambang. Seperti katamu, hujan itu kau ambil dari pegunungan. Dari desa-desa di kaki bukit. Di antara jeda jalan kecil, semak, dan hutan hijau yang mengambar. Dengar sayang, katamu lagi, ini bukan hujan dari kota. Dear, benar katamu. Sampai kubuka tadi, dan sepanjang malam, sebelum kukirimkan padamu, masih kudengar suara katak yang disimpan angin hujan yang lembab itu. Mereka berkotek, bernyanyi dengan riangnya. Dan sesekali samar, sayup sampai, kudapati suara kanak-kanak yang berlarian di bawah hujan. Mungkin mereka sedang berplesetan di jalan­ becek yang lembut, atau berbaris antri, bahkan mungkin be­ rebut di bawah talang rumah yang mengucur, atau mungkin mereka sedang saling bergundu, atau diam saja suatu ketika. Diam tiduran di tanah becek yang lembut memandang langit dengan mata waspada dan mulut mungil yang terbuka berlomba menangkap sebanyak mungkin butiran hujan yang terkadang terasa sedikit jahil itu. Aku juga masih mendengar, dan kuharap nanti kaupun mendengarkannya sendiri, sayang, suara daun yang dipeluki butiran hujan, dicoleki tiap butir yang turun membumi. Dan sungai-sungai di balik bukit yang gemuruh, bebatuan­ yang tergores, juga ibu burung-burung yang bernyanyi bagi­ anaknya yang kedinginan. Ah, aku juga ingin segera jadi ibu, sayang. Dear, dalam pada itulah, setiap kali aku bertugas di kota, selalu kubawa kotak hujanmu. Sebab tahu benar, di kota-kota kita, hujan seringkali turun sebagai ancaman bagi semua orang. Jalan-jalan yang memang berlubang itu, bakal menggenang. Kendaraan kuyup. Pejalan terkeciprat. Pohon-pohon sering kali tumbang. Dan orang-orang seringkali bakalan marah satu sama lain, saling mengumpat, seolah mereka adalah mahluk-mahluk yang ber46

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

beda muasal. Dear, apa di Afrikamu juga begitu? Di kota kita, aku hanya mau melihat hujan dari kotak hujanmu yang bening dengan suara anak-anak berlarian, katak bernyanyi. Aku tak tahan mendenar angin hujan mengirim­ tangis bayi dari rumah kardus setiap kali deras melanda, ru­ mah mereka lempuh, sungai meluap, situ jebol, orang-orang pinggiran itu panik mengumpat pejabat. Pejabat panik sepatunya basah mengumpat musim. Musim terus diumpat sebab kata orang-orang, setiap kali hujan turun, sepatu bakal kotor, jemuran tak kering, jadwal penerbangan tertunda, dan seterusnya. Di kota hujan telah jadi ancaman, sayangku. Butiran itu mendera dan menderasi jalanan dengan amukan yang tajam, seolah mereka, butiran-butiran air yang sejatinya lembut itu adalah orang-orang kalap yang anarkis. Mereka membuat banjir, menumbangkan pohon, membuat orang menunggu pada sebuah kafe sambil mengumpat, atau membuat padam listrik. Dear, apa di Afrika sana orang-orang juga takut dan khawatir pada hujan yang sering mendera dan menderasi jalanan? Atau mereka sama sepertimu, merindukan hujan yang turun dengan lembut dan suara katak dan suara kanak yang bermain di bawahnya? Aku sempat khawatir petugas bandara akan menyita kirimanku padamu. Alasannya pasti banyak, sebagaimana setiap birokrasi selalu punya alasan, mungkin mereka dilahirkan untuk pandai beralasan. Mungkin mereka akan beralasan: hujan di Indonesia sangat berbahaya, anginnya kencang, bisa menimbulkan gelombang tinggi, nanti nelayan Afrika tidak­ ada yang melaut, dan ikan-ikan bakal tak tertangkap, gizi bu­ruk melanda, dan seterusnya. Atau mungkin dengan gaya­ filosofis, petugas bandara kita akan berkata bahwa hujan kirimanku padamu itu bisa mengganggu stabilitas politik. Bagaimana bisa? Kalau logikaku mungkin mereka berpikir hujan akan meng­inspirasi orang untuk turun ke jalan. Bukankah hujan turun sebab mendung di langit, dan orang-orang turun sebab­ mendung di hati, dan di hidup mereka masing-masing? Lihatlah, sayang, awan yang hitam akan terasa lega bila telah menurunkan anak-anaknya ke jalan. Mungkin manusia juga demikian. Mereka sama-sama berteriak, dan yang lain, mempias. Menjeritkan satu kemendungan yang harus dihalau. Tapi di kota-kota kita, hujan sudah tak dihiraukan suaranya, mereka telah jadi ancaman yang harus dihindari, tak perlu didengarkan. Dear, apabila telah sampai kirimanku dengan utuh kepa­ damu, nikmatilah rasa rindumu pada hujan dan diriku. Simaklah air hujan yang turun dengan lembut dari langitlangit kotak kaca beningmu, bukan hujan yang turun den-


cerpen

ISTIMEWA

gan ganas memangsa kota dan apa saja. Lihatlah hujan yang jernih itu, bukan asam dan penuh debu lalu asap dalam satu. Dengarlah nyanyian kanak lugu yang telanjang menghadapi hujan, menikmatinya bahkan. Mereka tidak takut dan jirih pada musim. Mereka selalu siap menerima musim dengan tawa, musim hujan mendekat, mereka menyiap permainan di bawah hujan, musim kemarau menjelma secara mendadak: layang-layang tahun silam masih kuat untuk diterbangkan. Alangkah indah dan berpadunya hidup dengan kenikmatan seperti itu, sayang. Kau juga masih dapat melihat bukit hijau yang melatari turunnya hujan dalam kotak beningmu. Entah bagaimana, kau begitu hebat. Lihatlah, kau pasti bakal kembali menciptakan seribu puisi tentang hujan, juga tentangku, yang katamu mataku adalah mata hujan yang indah, hujan yang lembut.

Kalau sempat, ajaklah teman-temanmu di Afrika sana untuk ikut serta menyimak dan memperhatikan kota hujan ini. Dengan suara katak, ricik lembut, dan anak-anak yang bebas­ bermain di bawah hujan tanpa takut dengan ancaman apa­ pun. Ceritakanlah bahwa hujanmu adalah hujan di kaki bukit pedalaman dengan jalan kecil yang basah dan penuh dengan­ rahasia. Semoga mereka sedikit terhibur dari cengkraman matahari yang lebih lama dan lebih sering memangsa kebebasan mereka menikmati hujan. Peluk jauh, cintamu. Yogyakarta, 2011

EKO TRIONO mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNY

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

47


puisi•geguritan•tembang Sajak Yosi Prastiwi pada hujan yang sebentar 3

WA R

A

jam dinding kita rusak aku menantimu sambil berdendang melawan suara hujan di kejauhan makin keras derunya seperti dentuman di dadaku kenapa kau tak kunjung memberi kabar?

KA

LAM

/PE

kebasahan kau masuk tiba-tiba melupakan waktu dan cerita mengejar hujan yang sebentar karena malam ini akan kelam kau hanya tunjukan bintang bahkan tak tampak warnanya

kapan kau berakhir?

aku melihat hujan mengantarkanmu sebentar pamit lagi membawa hujan di jaketmu

YOSI PRASTIWI mahasiswa Pendidikan Luar Biasa FIP UNY

POJOK GE L IT IK

KALAM/PEWARA

Lari Terbirit-birit

48

PEWA R A DIN A MIK A M A R E T 2 0 1 1

Umarmadi: Yo, celaka dua belas! Umarmoyo: Kenapa? Umarmadi: Kemarin aku kan ikut kunjungan ke sebuah perguruan tinggi. Umarmoyo: Lha iya, kenapa? Umarmadi: Begitu sampai di kampus itu, semuanya kan cari kamar kecil. Umarmoyo: Iya, terus kenapa? Umarmadi: Begitu pada masuk ke kamar kecil, semua pada lari terbirit-birit. Umarmoyo: Ada apa? Ada hantu? Umarmadi: Bukan! Umarmoyo: Lalu? Umarmadi: Di setiap kamar kecil itu tertulis “YANG KENCING HARUS DISIRAM!” Umarmoyo: ............................? EMA R '11


L

S EN

A

TARIAN WISUDA Sudah menjadi tradisi tiap kali wisuda dihelai. Sekelompok penari turut meramaikan upacara akhir akademik. Bagai pra­ju­ rit mereka menyambut tamu yang rata-rata berkostum hitam laksana burung hantu. Suasana menjadi lebih semarak lagi ketika tetamu itu ditaburkan bunga nan wangi. Suara musik tak kalah ramainya, mengiringi gerak kaki, tangan, dan ma­ta­ sang penari. Para wisudawan pun bahagia. Bagaimana tidak, di hari pengukuhan gelar akademik mereka, para penari me­ nyam­butnya dengan doa dan harapan yang besar. TEKS : SISMONO LA ODE • FOTOGRAFER: HERI PURWANTO


Leading in Character Education

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta 55281 Telp. 0274-586168 www.uny.ac.id

TEKS DAN IDE: SISMONO LA ODE

Jauh sebelum gaung pendidikan karakter menggema, UNY telah memulainya. Slogan (lama) "Cendekia Mandiri dan Bernurani" adalah salah satu bukti.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.