3 minute read
Bina rohani
Shalat Sebagai Solusi Permasalahan Manusia
oleh iBNU SANTOSO
Advertisement
AWAL dari keberadaan manusia ialah ketika Allah berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku (Allah) hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (AlQur’an, 2:30). kata “khalifah” menurut hamka, ketika menjelaskan kata tersebut dalam tafsir AlAzhar, bermakna “pengganti”. hamka menjelaskan bahwa gelar “khalifah” diberikan kepada Abu Bakar Sidik sebagai pengganti Nabi Muhammad saw. Artinya, Abu Bakar menggantikan sebagian fungsi nabi di tengah kaum muslimin. Abu Bakar jelas tidak akan menggantikan kenabian dan kerasulan Muhammad saw. sebab kenabian dan kerasulan sudah berakhir.
Dengan analogi di atas, hamka menjelaskan bahwa yang dimaksud “khalifah” dalam AlQur’an, 2:30 adalah pengganti sebagian dari fungsi Allah dalam mengelola alam semesta sehingga alam menjadi lebih baik. Manusia dengan tugas sebagai “khalifah”, jelas bukanlah perkara yang mudah. itulah sebabnya dipertanyakan oleh para malaikat, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah menjawab, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Pengetahuan Allah yang menyebabkan tetap memilih manusia dijelaskan dalam ayat berikutnya, yaitu AlQur’an, 2:31, Dia mengajarkan kepada Adam namanama (bendabenda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman, “Sebutkanlah kepadaku nama bendabenda itu jika kamu memang benar orangorang yang benar!”
Banyak para penafsir yang menjelaskan apa yang diajarkan oleh Allah itulah agama atau ajaran yang telah diwahyukan kepada nabi Adam as. Memang sangat dasar, karena sebagai khalifah pemula yang harus diketahuinya adalah dasar pengetahuan agama, yaitu namanama benda. Tentu saja tidak hanya sekedar nama tetapi juga berikut dengan fungsifungsinya.
Sejalan dengan perkembangan jumlah manusia sebagai “khalifah” maka permasalahannya pun semakin berkembang. Ajaran agama pun semakin kompleks. Dalam ajaran islam, bahkan untuk bersuci pun telah diatur. Apa saja yang bisa digunakan untuk bersuci, syaratsyarat benda yang bisa digunakan untuk bersuci, dan indikator suci. Subhanallah, Allah Mahatahu. ia tahu bahwa manusia mempunyai banyak kelemahan dan permasalahan dalam kehidupannya. Oleh karena itu, dengan rahman dan rahimNya, Allah mewajibkan kepada kita untuk memohon (shalat) kepadaNya dengan delapan permohonan dasar yang harus diulangulang 17 kali dalam sehari semalam. Allah Mahatahu bahwa setiap saat manusia berpotensi menjadi manusia terkutuk dan sesat. Oleh karena itu, ia mewajibkan kita untuk memohon petunjuk jalan yang lurus kepadaNya (ihdinashshirothol mustaqim, shirotolladzina an’amta ‘alayhim ghoyril maghdlubi ‘alayhim waladldlolin).
Di samping kelemahan dasar di atas, ia juga Mahatahu bahwa manusia berpotensi menjadi (1) pendosa, (2) kurang kasih sayang, (3) tidak pernah merasa puas (berkecukupan), (4) bermartabat rendah, (5) miskin (harta & ilmu), (6) kehilangan petunjuk (disorientasi, bingung), (7) dan tidak sehat. itulah sebabnya, ia mewajibkan kita untuk memohon ampunan, kasih sayang, kecukupan atau kepuasan, derajat yang tinggi, kekayaan, petunjuk, kesehatan, dan ampunan. Dengan demikian, secara teoretis setiap muslim yang telah menegakkan shalat maka ia akan menjadi orang yang bahagia sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah. “Sesungguhnya berbahagialah orangorang yang beriman, (yaitu) orangorang yang khusyu’ dalam shalatnya” (AlQur’an, 23:12).
Masalahanya, mengapa orang yang telah mengerjakan shalat tetapi hidupnya tidak bahagia, permasalahan hidupnya menumpuk?
Untuk itu marilah kita introspeksi pada diri dengan mengajukan beberaoa pertanyaan berikut. Pertama, sudahkah kita memahami tujuan diwajibkannya shalat bagi kita? kedua, sudahkan kita menjalankan shalat dengan khusyu’, yaitu dengan merendah dan memahami semua permohonan yang kita ucapkan? keempat, sudahkah kita menjalankan shalat tepat waktu, yaitu setelah adzan (undangan untuk shalat) dikumandangkan? kelima, sudahkah kita menegakkan shalat, yaitu semua permohonan yang kita ucapkan dalam shalat (8 permohonan yang diulang sebanyak 17 kali) tersebut kita usahakan atau kita raih secara praktis di luar shalat?
Ya Allah jadikanlah kami, keluarga kami, dan keturunan kami orangorang yang pandai menegakkan shalat. Amin.
ibnu santoso, m.Hum. dosen Pend. bahasa dan sastra indonesia Fbs unY