Pewara Dinamika November 2011

Page 1

Volume 12 • nomor 47 november 2011

issn 1693-1467

P e w a r a

universitas negeri yogyakarta

Imajinasi Itu Lebih Luas Dari Ilmu Pengetahuan —Albert Einstein



pena redaksi

P e wa r a

Dinamika universitas negeri yogyakarta

PENERBIT HUMAS Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENANGGUNG JAWAB Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (Rektor UNY) PENGARAH Prof. Dr. Hj. Nurfina Aznam, SU., Apt. (Wakil Rektor I) H. Sutrisna Wibawa, M.Pd. (Wakil Rektor II) Prof. Dr. H. Herminarto Sofyan (Wakil Rektor III) PENASEHAT Hj. Sujariyah, M.Pd. (Kepala Biro AUK) Dra. Hj. Budi Hestri Hutami (Kepala Biro AAKPSI) PEMIMPIN UMUM Lena Satlita, M.Si. PEMIMPIN PERUSAHAAN Prawoto, SE. PEMIMPIN REDAKSI Dr. Nurhadi, M.Hum. SEKRETARIS REDAKSI Dian Dwi Anisa REDAKTUR PELAKSANA Sismono La Ode, S.S. REDAKTUR Lina Nur Hidayati, M.M. Rizka, SH. Drs. Wedho Chrisnarto Tusti Handayani, A.Md. Witono Nugroho, S.I.P. Dhian Hapsari.SS. Ariska Prasetyanawati Rhea Yustitie Desain dan Tata Letak Kalam Jauhari FOTOGRAFI Heri Purwanto, SIP. REPORTER Ratna Ekawati, M.A. (FIK) Nur Lailly Tri W., A.Md. (FISE) Dedy Herdito, M.M. (FMIPA) Virga Renitasari, S.S. (FBS) Noor Fitrihana, M.Eng. (FT) Norma Chussnah, S., S.Pd. (FIP) Prayoga, S.I.P. (LPM/Lemlit) Pramushinta Putri Dewanti, S.S. (PPs) SIRKULASI Kusno, S.Pd. Suwanto Sumedi Sudarman Sri Widodo Maryono ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Online: www.uny.ac.id

Bulan November datang lagi, Pewara Dinamika pun terbit kembali di bulan is­ timewa ini. Mengapa istimewa? Spirit semangat begitu kental pada bulan ini karena tanggal 10 November adalah ha­ ri Pahlawan. Sungguh kami berharap ji­ ka semangat kami dalam menerbitkan edisi kali ini tak ubahnya seperti seman­ gat para pejuang, meski tak bisa me­ nyerupai. Berbekal semangat di atas, maka­ wa­jar­lah jika kami menyebut spirit­se­ ba­gai dasar untuk berkarya, selain itu men­tal­it­ as pun jadi bagian yang ter­pi­ sah­­kan. Jika dijabarkan, spirit­ un­tuk berkarya­dan mentlitas untuk­bekerja­ keras. Ke­duanya merupakan modal­da­ sar seorang pewarta, jika diga­bung­kan­ men­ja­di kekuatan besar dalam meng­ guna­kan waktu sebaik-baik­­nya.­ Termas­ uk waktu untuk terbit. Kini Pewara Dinamika hadir di ta­ngan pembaca, lahir seiring semangat yang didedikasikan oleh para pahlawan,­lahir dengan segala upaya menyajikan ber­ ita-berita seputar kampus yang patut Anda baca bagikan bagikan ke orang di sekitar Anda, tentu saja berita-berita­ yang menginspirasi. Pada edisi kali ini, lebih tepatnya di

rubrik laporan utama, saat Anda mem­ buka lembaran awal Pewara Dinamika dengan bangga kami menyuguhkan prestasi dan karya mahasiswa UNY yang mampu menorehkan tinta emas di kampus UNY dengan karya mere­ ka yang inspiratif. Karya-karya terse­ but terkadang tenggelam hanya kare­ na mereka kurang publikasi, padahal apa yang dihasilkan para mahasiswa ini sangat membanggakan universitas yang akhir-akhir ini sedang gencar-gen­ carnya mengukir prestasi. Harapan kami prestasi yang diraih oleh mereka bisa menjadi inspirasi dan semangat bagi pembaca untuk lebih gi­ at lagi dalam berkarya, semangat yang tak mudah pupus dan lekang oleh ja­ man seperti semangatnya para pahla­ wan saat merebut kemerdekaan. Selain itu, rubrik lainnya dalam maja­ lah Pewara Dinamika tidak kalah pent­ ingnya. Berita-berita yang dikabarkan­ pada rubrik berita memberikan infor­ masi mengenai kegiatan-kegaitan di kam­pus Karangmalang. Demikian hal­ nya, rubrik opini, resensi media, cer­pen,­ dan lainnya juga menyuguhkan­ba­ca­ an yang menyenangkan. Selamat mem­ baca! 

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Kirimkan tulisan An­da me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas UNY.

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

1


daftar isi Volume 12 • Nomor 47 november 2011

l a po ra n U ta m a

Berjaya dengan Karya TIM pewara dinamika

Imajinasi Itu Lebih Luas Dari Ilmu Pengetahuan—Albert Einstein. halaman 6

24

36 opini

berita

Mesin Perontok Bulu Ayam Mahasiswa FT UNY to Tri Widanto berinisiatif mencipta­ kan mesin perontok. Dengan­ada­ nya m ­ esin­perontok bulu ayam ini, di­harapkan kuantitas dan kualitas pro­duksi dapat terpenuhi...

dokumen humas uny

Sekelompok mahasiswa mesin, Ah­mad Adid Setyawan, Roma Afri Yan­to, Dwi Riswanto, dan Herdiar­

Berita Lainnya • Alat Penjernih dan Penyaring Kapur • Kartu Kimia dari Limbah Kardus • Mahasiswa AN FIS Nyinden Sunda di FIM • Pelatihan Mitigasi Bencana FIS

Kongres Rakyat Papua Menggemparkan Dunia Internasional Kenyataan sejarah di Papua telah mem­perlihatkan secara jelas hingga­ kini masalah Papua belum... 41 bina rohani 5 bunga rampai 42 cerpen 4 dari pembaca 1 dari redaksi 3 Jendela 22 Kabar dari luar 44 pojok gelitik 44 puisi•geguritan•tembang 40 resensi media perancang sampul: kalam jauhari

2

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1


jendela MENTALITAS PENEBAR RANJAU PAKU Di Jakarta, di ruas-ruas jalan tertentu, banyak­ pengendara motor yang bannya kempes. Bocor­ terkena paku. Paku-paku itu tidak dengan sen­ dirinya ada di jalanan, melainkan sengaja dite­ bar. Ada orang-orang tertentu yang sengaja me­ne­bar paku supaya ban sepeda motor pada­ bo­cor dan para penambal ban itu akan dapat ke­untungan. Orang-orang inilah yang memang sengaja­men­celakakan orang lain demi keun­ tungan pri­badi. Saking banyaknya paku, orangorang yang peduli dengan keselamatan peng­ endara mo­tor mengumpulkannya dengan besi magnet.­Luar bisa banyaknya! Rupanya ada orang yang memang memiliki mentalitas penebar ranjau paku yang menyu­ sahkan orang lain demi keuntungan pribadi. Ki­ ta bisa bayangkan kerugian yang diakibatkan oleh para penebar paku ini terhadap kepenting­ an-kepentingan sepeda motor yang tertunda. Mungkin dia mau presentasi untuk urusan kan­ tornya. Mungkin ada yang mau menjemput anak­nya di sekolah. Ada yang mau mengantar jual­an. Ada yang buru-buru mau mengambil uang di ATM. Sejumlah aktivitas itu tertunda, ter­ganggu gara-gara ban sepeda motor mereka bo­cor oleh paku yang sengaja ditebar. Singkatnya, dengan paku-paku yang ditebar tersebut, sejumlah orang tertunda ke­pen­ting­ annya. Bisa jadi ada yang kesempat­an­nya ter­ buang gara-gara ban sepeda motor­nya kempes. Tidak ada yang tewas dari penebaraan paku ini yang bisa menyebabkan sepeda motornya jatuh atau tabrakan. Meski demikian, ban kempes da­ pat menjadi penyebab sejum­lah kerugian. Mentalitas penebar ranjau paku ini perlu­ men­­dapatkan perhatian serius. Mentalitas­ orang-orang seperti ini adalah mentalitas­orangorang korup yang melihat demi kepentingan­ pribadi dan mencelakakan pihak lain. Mungkin omset penambalan ban akan meningkat, tetapi coba bayangkan sederet kepentingan yang ter­ tunda dan sederet kesempatan yang melayang gara-gara tindakan penebaran paku ini. Mentalitas semacam ini ada di berbagai sek­tor dan tempat. Dalam dunia pendidikan, mung­kin kita bisa menemukan seorang guru ma­te­ma­ti­ka yang sengaja tidak memberikan nilai baik (sengaja memberi nilai jelek) agar si siswa mengikuti pelajaran tambahan yang dise­ lenggarakan sang guru.

Di universitas, mungkin ada seorang dosen pembimbing skripsi yang sengaja mempersulit­ bimbingan agar si mahasiswa “ndandakke” skrip­sinya di biro jasa pembuatan skripsi yang dike­lolanya. Atau ada seorang dosen yang se­ nga­ja merusak fasilitas kampus agar pihak uni­­ ver­sitas mengadakan pembelian atau biaya­ pe­ ra­ wat­ an tempat dia menjadi koordinator peng­a­da­an barang (tempat dia mendapatkan fee atau mark up dana). Di berbagai belahan dunia, mentalitas sema­ cam ini bukanlah hal yang aneh. Kita tahu para penjual senjatalah yang seringkali melakukan provokasi terhadap kedua belah pihak agar ber­ perang. Para penjual senjatalah yang menang­ guk keuntungan ketika terjadi perang. Mereka menjual senjata kepada masing-masing pihak yang berseteru. Inilah gambaran yang dilukis­ kan dalam sebuah film Hollywood yang dibin­ tangi oleh Nicolas Cage. Dalam teori konspirasi, berbagai penyakit­ me­ma­ti­kan (termasuk salah satunya flu burung),­ konon sengaja diciptakan dan disebarkan­vi­ rusnya agar vaksin atau antivirusnya yang ju­ ga mereka ciptakan dan mereka jual secara mo­ nopoli dibeli oleh negara yang terkena wabah tersebut. Sebuah keuntungan yang luar biasa diraup oleh kartel penjualan antivirus. Para pengedar narkotikalah yang sengaja mem­buat para remaja menjadi ketagihan agar barang dagangannya laku. Tingginya penggu­ naan narkotika memang “diciptakan atau dikre­ a­sikan” agar para generasi muda itu menjadi kecanduan dan tergantung pada barang haram itu. Berkat narkotikalah orang-orang semacam Pablo Escobar dari Medilin, columbia malah di­ anggap sebagai santo. Kadang-kadang saya takut membanyangkan jika mentalitas penebar ranjau paku ini juga men­ja­lar pada pembuat dan pedagang nisan. Ja­ngan-jangan, agar nisan yang mereka jual bi­ sa laku keras, mereka menciptakan berbagai ke­ mungkinan agar banyak orang meninggal atau tewas. Mereka menciptakan berbagai trik. Ter­ masuk salah satunya memasang iklan bertulis­ kan, “Beli satu, gratis dua!”.

Dr. Nurhadi, M.Hum. Pemimpin Redaksi

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

3


dari pembaca Kirimkan kritik/komentar/tanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY.

Kepanjangan Tangan dari Ustadz Yusuf Mansyur Dari pengamatan saya di mana seorang dai kondang yang terbiasa wara-wiri di televisi, lantas menyapa live para penggemarnya dengan materi ceramah dan ciri khas pem­ ba­­wa­annya, jumlah peserta selalu mem­blu­dak. Hal ini dikarenakan penggemar bisa menatap muka, men­de­ngarkan suara, dan melihat gerak badannya secara langsung me­miliki nilai lebih mengena, sehingga ilmu yang disampaikan lebih cepat terserap. Di televisi saja sudah menarik, apalagi bisa melihat langsung dari jarak beberapa meter saja. UNY rupanya tak ingin ketinggalan. Pa­da 23 September lalu, dai kondang Ustadz Yusuf Mansyur hadir di Masjid Kam­pus Al Mujahidin atas undangan tim tutorial Pendidikan Agama Islam (PAI) UNY. Ustadz Yusuf memberikan kuliah umum dengan mengusung te­ma Realisasikan Pendidikan Karakter me­ la­­lui UNY Menghafal. Bisa ditebak ra­ mainya hadirin yang ingin menyimak­ ceramah beliau. Seketika Masjid Al Mu­ jahidin penuh sesak. Melalui surat pem­ baca ini, saya sebagai salah seorang ha­ dirin, ingin berbagi semacam in­tisari kepada Pembaca majalah Pewara Dina­ mika dari apa yang telah disampaikan Ustadz Yusuf Mansyur. Ada tantangan yang disampaikan Us­ tadz Yusuf, yaitu beliau mengajak se­ti­ap mahasiswa muslim semester sa­tu harus membuat program mengha­fal 100 ayat Al-Baqarah dalam rentang waktu 100 hari. Program ini mulai dijalankan pa­ da 25 September. Nantinya, bagi maha­ 4

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

siswa yang tuntas menghafal dan me­ mahami makna ayatnya, bisa dilakukan wisuda kelulusan hafalan. Sepintas me­ mang mirip konsep TPA (Taman Pembi­ naan Alquran) yang siswanya anak usia TK dan SD. Namun, menurut saya hal ini menarik untuk diteladani. Selain, se­ bagai tahapan yang memberi apresiasi, program ini menjadi semacam inovasi pembelajaran tutorial PAI yang tahuntahun sebelumnya kabarnya monoton, cenderung membosankan, dan terkesan memaksa sehingga peserta didik tuto­ rial PAI mengikuti kegiatan ini sebatas untuk mengejar nilai PAI saja. Dalam kesempatan ini, Ustadz Yusuf­ meyakinkan bahwa bacaan Alquran ada­­ lah rezeki selama tidak dikotori oleh ucapan dan pendengaran. Semakin­ banyak­hafalan, tentu banyak pula pa­ halanya, apalagi hal tersebut benar-be­ nar dikerjakan dengan niat yang tulus dan hanya untuk mendapat hidayahNya. Ustadz Yusuf juga menyadarkan

para hadirin bahwa belajar Alquran dan agama tidak perlu muluk-muluk men­ gundang guru ngaji yang mungkin­su­ sah dicari. Teman satu kelas atau satu kos yang mahir agama, bisa diberday­ akan, sehingga terbuka ladang dakwah bagi orang-orang sekitar. Makanya, ki­ ta dianjurkan mencari lingkungan yang sesuai dengan keinginan kita. Pencerahan! Itulah yang Insya Allah saya dapatkan dari ceramah ustadz mu­ da ini untuk memulai “hidup baru” di UNY. Harapan saya, semoga statement ini bisa menjadi pencerahan juga­bagi kawan-kawan lain, terutama yang tidak sempat hadir pada acara tersebut. Ke­ pada tim tutorial PAI UNY, saya acung­ kan jempol atas inovasinya mengha­ dirkan dai kondang dalam format ku­liah umum. Semoga tahun-tahun se­ lanjutnya bisa memberi inovasi yang lebih menarik lagi. Siti Romlah Khzh. mahasiswa UNY


tips tips Tetap Awet Muda Oleh a n isa Tidak dapat dipungkiri bahwa usia kita kain bertambah tiap harinya. Pe­ ra­­ sa­ an cemas menghadapi hari tua ma­­sih banyak melekat di sebgian be­ sar kita, namun, para dokter dan ilmu­ wan berusaha membantu anda untuk meneliti faktor apa sajakah yang dapat membuat anda tetap awet muda. Beri­ kut hasil penelitiannya: Lenyapkan mitos bahwa menjadi­ tu berarti menjadi tak berguna.Psi­ ko­log Becca Levy, Ph. D dari Universi­ tas Yale menyelidiki faktor psikologis terhadap kesehatan fisik dan mental. Dia berkesimpulan bahwa semakin an­ da memercayai persepsi bahwa semak­ in bertambah tua maka ketajaman se­ makin, maka semakin anda berpotensi mengalaminya. Dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa orang beru­ sia lanjut dengan persepsi positif ter­ hadap penuaan hidup 7,5 tahun lebih lama dibanding dengan orang yang ber­ persepsi negatif. Bersihkan gigi secara rutin. Peneli­ tian ini menunjukkan hubungan an­ tara penyakit periodontitis dan cardio­ vascular. Dalam penelitiaan disebutkan, pria dibawah usia 50 tahun yang memi­ liki penyakit periodontal memiliki pelu­ ang 2,6 kali lebih besar untuk mening­ gal di usia muda dan peluang 3 kali le­bih besar untuk meminggal karena jan­tung dibanding dengan pria dengan gi­gi sehat dan suka mengunyah permen karet. Penyebab utama utama penyakit ini karena kebersihan gigi yang buruk. Cobalah untuk menyikat gigi setiap ha­ ri, gunakan benang gigi, dan periksakan gigi anda secara berkala. Berolahraga. James M. Rippe, M.D merupakan seorang penulis terna­ ma, cardiolog terkemuka, dan pendiri Rippe Lifestyle Institute. Ia menjelaskan bahwa jika anda melihat seluruh halhal berisiko tinggi yang menyebabkan kematian, satu hal yang paling mudah diprediksi adalah kesehatan anda. Seba­

1

2

3

gai tambahan, seorang berusia lanjut­ yang memiliki kesehatan jantung yang baik jauh lebih sehat dibandingkan de­ ngan seseorang yang berusia muda na­ mun tidak aktif secara fisik. Dengan meningkatkan aktivitas fisik anda, an­ da bisa memutar kembali jam biologis anda. Mengatur stress. Penelitian menun­ jukkan bahwa antara 60%-90% kun­ jungan ke psikiater berhubungan de­ ngan stress. Stress berpotensi untuk me­ lahirkan penyakit baru seperti flu, jantung, hipertensi, darah tinggi, depresi, gangguan seksual dan kesub­ uran, diabetes hingga kanker. Untuk meningkatkan peluang hidup, maka cegahlah penyakit-penyakit tadi den­ gan mengatur stress anda agar tidak bertumpuk. Meditasi. Deepak Chopra, M.D., ahli dalam menemukan hubungan anta­ ra pikiran dan tubuh, dalam salah satu bukunya menyatakan bahwa penelitian orang-orang yang melakukan meditasi

4

5

dapat memi­ liki usia biologis 5 hing­ ga 12 tahun lebih muda dibandingkan denga usia kronologis mereka. Orang – orang yang melakukan meditasi memi­ liki tingkat hormon stress seperti cor­ tisol dan adrenalin yang lebih rendah, dan mekanisme adaptasi mereka cende­ rung lebih kuat dibandingkan orang ra­ ta-rata. Perhatikan makanan. Dr. Mehmet C. Oz, M.D., salah satu penulis buku Sta­ying Young: The Owner’s Manual for Extending Your Warranty menunjuk­kan bahwa antioksidan merupakan ma­­kan­ an anti penuaan seperti blueber­ry, bro­ koli, tomat. Usahakan anda mengosum­ si 5 macam makanan yang mengan­dung antioksidan setiap harinya. Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan yang mengandung serat karena dapat men­ jaga kesehatan pencernaan.

6

anisa mahasiswa FBS UNY

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

5


laporan utama

PRESTASI MAHASISWA

BERJAYA DENGAN KARYA Imajinasi Itu Lebih Luas Dari Ilmu Pengetahuan—Albert Einstein. Oleh sism o n o la o de

D

i penghujung tahun 2011 kam­ pus Universitas Negeri Yogya­ karta (UNY) patut berbangga dan sumringah, pasalnya ba­ nyak mahasiswa yang berhasil­ menoreh kejayaan di tingkat nasional de­ngan perebutan juara pertama di be­ ragam perlombaan sesuai dengan bakat dan minat masing-masing mahasiswa tersebut. Kegemilangan mereka dihara­ pkan bisa menginspirasi mahasiswa lainnya untuk mengikuti jejak mereka­ sesuai bidang dan keahlian masing-ma­ sing. Keberhasilan mereka tentu tidak da­ tang begitu saja alias instan tak ubahn­ ya seperti yang lagi trend di layar kaca saat ini, banyak hal yang mereka laku­ kan berupa kerja keras dan pengorban­ an. Sebut saja sebuah Karya ilmiah ber­ tajuk Inovasi Alat Ukur Besaran Fisika Berhuruf Braille guna Mendukung Kelan­ caran Siswa Tunanetra dalam Mempela­ jari Materi Pengukuran yang diusung oleh Delthawati Isti R. dan Rina Supri­ yani dari jurusan Pendidikan Fisika, ser­ta Janu Arlinwibowo dari jurusan Pendi­dikan Matematika yang diikutkan da­lam lomba Pemilihan Peneliti Remaja­ Indonesia (PPRI). Awal mula tercetusnya inovasi terse­ but adalah keprihatinan Deltha, Rina, dan Janu terhadap minimnya fasilitas pembelajaran khusus di SLB maupun se­ ko­lah inklusi, terutama alat ukur pada materi pengukuran. Mereka melihat se­

lama ini murid tunanetra hanya diajar­ kan sebatas pengenalan nama alat me­ lalui perabaan, sedangkan murid normal lainnya lebih bebas bereksplorasi­terha­ dap alat-alat ukur yang disediakan. Hal ini tentu membatasi murid tunanetra untuk mengembangkan pengetahuan­ nya. Keprihatinan ini yang memacu ka­ mi untuk membuat alat ukur berhuruf braille, sehingga murid tunanetra bisa terfasilitasi. Selain penemuan alat inovasi di atas ada anggapan bahwa siapa bilang ma­ hasiswa tak peduli dengan lingkungan sekitar? Mahasiswa berprestasi UNY, Annisa Nurul Ilmi menjawab dengan bentuk karya ilmiah berjudul Pengem­ bangan Wisata Edukasi Sungai Code Ber­ basis Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Bencana di Yogyakarta. Tampaknya Kali Code sudah menjadi­ bagian dari Annisa, tak heran jika ide­ nya­untuk mengembangkan wisata Ka­ li Code berbasis lingkungan hidup dan pengelolaan bencana di Yogyakarta ini mengantarkannya pada posisi keempat pada Pemilihan Mahasiswa Berpresta­ si Nasional 2011. Sebagai gambaran ti­ ga paket wisata yang dimaksud Anni­sa adalah Pertama, Code River Walk beru­ pa wisata jalan-jalan beberapa jam me­ nge­li­ling­i bantaran sungai dengan me­ ngun­jungi objek- objek di sekitar Kali Code, Kedua, paket wisata berupa semi­ nar dan workshop dengan lebih meni­ tikberatkan pada teori dan praktek pen­

gelolaan sumber mata air sungai dan pengelolaan bencana di bantaran sun­ gai, dan Ketiga, paket wisata 1 ming­ gu berupa pelatihan atau kursus yang ditujukan bagi pengunjung yang benarbenar ingin mengaplikasikan langsung langkah-langkah yang telah dilakukan di Kali Code untuk diterapkan di daerah­ lain. Tak hanya prestasi ilmiah, budaya pun menjadi salah satu minat yang di­ gandrungi mahasiswa UNY. Sebut saja­ Rinik, berkat kesenangannya akan bu­ daya dan hasil budaya Jawa mampu menginspirasi Rini membuat karya batik­berjudul Jagad Punokawan. Jagad Punokawan. Punokawan adalah sosok yang menghibur di tengah-tengah kli­ maks cerita yang dianggap pelik. Dia meng­ambil wajah Punokawan sebagai ciri khas pada desain batik, sedangkan untuk kata Jagad diambil dari motif tradisional Sekar Jagad. “Jagad artinya dunia, dan didalam motif Sekar Jagad ini terdapat beraneka motif tradisional­ sehingga di dalam wajah Punokawan ini ditunjang dengan motif batik tradi­ sional seperti, truntum, semen, parang rusak, uler-uleran, kawung, dan ceplok, sehingga terjadi perpaduan antara seni wayang dan seni batik tanpa menghi­ langkan ciri khas wayang dan batik. Keo­ri­sinalan ide Rinik lah yang memba­ wanya juara I pada lomba desain batik yang diselenggarakan Direktorat Pendi­ dikan Tinggi (Dikti).


Lain pula usaha­ yang d i l a­k u­k a n­ Marti­no. Ma­ ha­­­sis­­wa yang men­d a­p at­k an ge­­­lar juara I pa­­­­­­da kompetisi­ pe­nu­­­lisan bertemakan Dampak Peru­ bahan Iklim terhadap Rakyat. Untuk menggapai ci­ta-citanya, Martino harus membaca bu­ku yang sama sekali tidak berhubungan dengan mata kuliah yang selama ini dia pelajari dan harus eks­tra keras berpikir. Dorongan kawan, keluar­ ga, dan dosen membuat Martino mam­ pu menuliskan karyanya, yang dia beri

judul “Mewujudkan Kampung Jari Beling: Sebu­ah Upaya Menyikapi Dampak Perubahan Iklim”. Pada kompetisi ini dia harus bersa­ ing dengan 125 karya peserta lainnya. Kreatifitas dan orisinalitas gagasan “Kampung Jari Beling sebagai konsep perumahan ramah lingkungan” berha­ sil mencuri perhatian dan penilaian­de­ wan juri. Melalui penilaian­kesesuaian­ de­ngan­ tema, orisinalitas ide/gagasan,­

rasionalitas dan penggunaan bahasa­Indo­ne­sia yang baik dan benar,­ akhirnya­Martino mampu menyebet juara I. Barisan nama-nama hebat tersebut di atas ada­­lah sedikit contoh kawan yang te­ngah berhasil dalam berkarya. Masih ba­nyak kawan-kawan lain yang juga berhasil dan dapat menginspirasi­ kita­semua un­tuk selalu berkarya. Simak kisah mereka dalam laporan uta­ma Pe­ wara Dinamika ini, siapa tahu berikut­ nya Anda yang berhasil menja­di pe­­­me­ nang! 


laporan utama

Gema Prestasi Mahasiswa Berjaya di tingkat nasional. Itulah istilah yang pantas disematkan untuk mahasiswa-mahasiswa UNY yang berprestasi. Mereka membawa nama UNY tingkat nasional bahkan internasional. Ini membuktikan bahwa UNY adalah kampus berkualitas. Oleh Ariska P rasetya n awati

D

Ketekunan membatik membuat Rinik, mahasiswi FBS memapu menjuari Lomba Desain Batik Nasional.

i penghujung tahun 2011 UNY pa­ tut sumringah karena banyak maha­ siswanya yang berhasil menoreh­ke­ jayaan di tingkat nasional de­ngan­­ perebutan juara pertama di beragam­per­lom­ba­ an sesuai dengan bakat dan minat masing-mas­ ing mahasiswa tersebut. Edisi kali­ini, Pewara menampilkan enam tulisan yang membuktikan kejayaan itu. Keenamnya diambil­bukan berda­ sarkan popularitas semata, hanya­sebuah pemi­ lihan acak karena keterbatasan ruang. Untuk mengawali tulisan ini, ada baiknya kita menengok dulu sejarah gelar juara umum yang mampu dipertahankan Tim Mobil Listrik Universitas Negeri Yogyakarta pada Kompetisi Mobil Listrik Indonesia III tahun 2011 yang di­ gelar Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kompetisi yang berlangsung pada Jumat Minggu 21-23 Oktober 2011 di kampus Poli­ tek­nik Negeri Bandung melombakan 11 mobil lis­trik listrik karya mahasiswa dari seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia. Tim mobil lis­ trik UNY merupakan gabungan mahasiswa da­ri Fakultas MIPA dan Fakultas Teknik UNY

foto-foto:TIM pwara dinamika

8

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

beranggotakan Yuni Nurfiana, Sukci Winanti dan Essy Purwaningtyas dari Fakultas MIPA dan Brilian Prasetyo, Rizki Edi, Nirmala Adhi Yoga, serta Tafakur dari Fakultas Teknik didampingi dosen pembimbing Pujianto, M.Pd dari Jurdik Fisika FMIPA UNY. Kompetisi Mobil Listrik Indonesia III dengan tema “Mobil Listrik Kendaraan Efisien dan Be­ bas Polusi” melombakan lima katagori, yai­tu­ katagori uji daya tanjak, uji akselerasi, uji pe­ ngereman, uji kecepatan dan uji efisiensi. Bogi Power Car, nama mobil dari Tim Mobil Listrik UNY, mampu menjadi yang terbaik dalam uji daya tanjak dan uji efisiensi serta secara total perolehan poin menempati posisi tertinggi se­hingga menyabet juara umum pertama, se­ dang­kan juara umum kedua ditempati oleh Tim GX-Titen dari Universitas Jember dengan mobil Titen GX-3 dan posisi juara umum ketiga ditempati oleh Tim HMTM STTNas dari Sekolah Tinggi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yog­ yakarta dengan mobil Speeder II Revolution. Partisipasi Peduli Lingkungan Adalah Annisa Nurul Ilmi, langganan jawara Pemilihan Mahasiswa Berprestasi. Kecintaannya dengan keindahan dan kehidupan sosial ban­ tar­an Kali Code kembali menghantarkan An­ nisa pada prestasi yang membanggakan lewat ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Na­si­ o­nal. Dalam portofolionya yang juga me­nyer­ takan karya ilmiah tentang Kali Code, Annisa mampu menembus seleksi 16 besar dari 82 finalis PTN dan PTS seluruh Indonesia. Annisa berhak bersaing di tingkat nasional. Dan pada pertengahan Agustus 2011 lalu, Annisa me­ngu­ kuhkan prestasinya dengan meraih predikat ranking keempat. Kali Code sudah menjadi bagian dalam di­ ri Annisa. Dari sini, lahirlah sebuah karya il­ mi­ah berjudul Pengembangan Wisata Edukasi


laporan utama

Sungai Code Berbasis Pengelolaan Lingkungan Hi­ dup dan Bencana di Yogyakarta. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengembangkan wisata edukatif Kali Code berbasis lingkungan hidup dan pengelolaan bencana di Yogyakarta. Wisata edukatif yang dimaksudkan adalah wisata yang mampu memberikan muatan pendidikan bagi pengunjung. Bencana banjir dan lahar dingin yang me­ ner­ pa bantaran Kali Code mengakibatkan per­­u­bah­an pada beberapa tempat. Namun, ma­sya­­ra­kat Code masih tetap menjaga ling­ kung­annya. Upaya pengelolaan bencana yang telah dilakukan masyarakat Code meng­gam­ bar­kan kolaborasi penanggulangan bencana bersama antara masyarakat, LSM, swasta dan Pemerintah. Tak banyak masyarakat pinggiran sungai yang sudah terorganisir dan siaga dalam mengantisipasi bencana banjir layaknya masyarakat Code. Hal ini merupakan peluang baik bagi masyarakat Code untuk dijadikan percontohan masyarakat bantaran sungai da­ lam menghadapi bencana khususnya bahaya banjir dan lahar dingin. Ada juga Martino, sosok yang tak kenal me­ nyerah asal Borneo. Keprihatinan Martino akan bahaya dari perubahan iklim berhasil de­ngan apik dituangkannya dalam essay. Ada 3 sub dalam penulisan essay tersebut. Pertama ada­lah dampak iklim secara umum, kemudian dampak iklim terhadap pemukiman dan yang terakhir

adalah konsep yang ditawarkan penulis da­lam menanggapi tema yang ditawarkan. Mar­tino menuliskan Kampung Jari Beling da­lam essaynya. Ternyata Kampung Jari beling bukanlah nama kampung di Indonesia. Ada kepanjangan dari nama ini. Sampai akhirnya pada kompetisi yang di­ se­lenggarakan oleh Sekretariat Habitat Na­si­o­ nal bekerjasama dengan Kementerian Ne­ga­ra Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan Kemen­ te­rian Negara Perkerjaan Umum (KemenPU) dalam rangka Peringatan Hari Habitat Dunia 2011, Martino mendapat peringkat I lewat essay ini. Tema tentang Iklim yang dipilih dalam kom­petisi ini dilatarbelakangi oleh fenomena pemanasan global dan perubahan iklim yang masih menjadi isu utama yang terus dikam­pa­ nyekan mengingat ancaman besar dari dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ter­ hadap habitat dan kehidupan manusia. Me­ la­lui lomba ini, diharapkan generasi muda, harapan bangsa di masa yang akan datang da­pat berperan serta menyumbangkan ide-ide baru melalui tulisan dalam usaha mengurangi dam­pak perubahan iklim. Inovasi Produk yang Tidak Sembarangan Mendetail dan relevan! Itulah kesan yang Pewara tangkap setelah mempelajari karya il­ miah berjudul Inovasi Alat Ukur Besaran Fisika

Salah satu mahasiswa UNY turut meraih penghargaan dari LIPI dan Bumiputera.

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

9


laporan utama

Annisa (memakai jas almamater UNY) berfoto bersama setelah mendapat penghargaan dari Dikti.

10

Berhuruf Braille guna Mendukung Kelancaran Siswa Tunanetra dalam Mempelajari Materi Pengukuran. Karya ilmiah yang diusung oleh Delthawati Isti R. dan Rina Supriyani dari ju­ rusan Pendidikan Fisika, serta Janu Arlin­wi­ bowo dari jurusan Pendidikan Matematika yang diikutkan dalam lomba Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI) ke-10 tahun 2011 yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan AJB Bu­ miputera 1912. Awal mula tercetusnya inovasi tersebut ada­ lah keprihatinan Deltha, Rina, dan Janu ter­ha­ dap minimnya fasilitas pembelajaran khusus di SLB maupun sekolah inklusi, terutama alat ukur pada materi pengukuran. “Murid tu­na­ net­ra hanya diajarkan sebatas pengenalan na­ ma alat melalui perabaan, sedangkan murid normal lainnya lebih bebas bereksplorasi ter­ ha­ dap alat-alat ukur yang disediakan. Hal ini tentu membatasi murid tunanetra untuk mengembangkan pengetahuannya. Kepri­ ha­ tin­an ini yang memacu kami untuk membuat alat ukur berhuruf braille, sehingga murid tu­ na­netra bisa terfasilitasi. Untuk itu, setelah me­ menangkan ajang tahunan ini, kami berharap ke depan bisa mendapatkan HaKI (Hak atas

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

Kekayaan Intelektual) dan alat-alat ini bisa diproduksi massal supaya dapat didistribusikan secara luas, sehingga banyak penyandang tu­ nanetra yang terbantu proses belajarnya di se­kolah,” tutur Janu lagi mewakili rekan-re­ kannya. Adapun inovasi alat ukur yang dibuat ada­ lah alat ukur panjang, massa, gaya, dan volume dengan menggunakan huruf Braille. Dengan­ ino­vasi alat ukur tersebut diharapkan siswa tu­ nanetra dapat mengetahui cara mengukur be­ saran fisika sebagai bekal pemecahan masalah kehidupan sehari-hari sehingga dapat mening­ katkan kemandirian hidup. Dengan menggu­ nakan metode penelitian Research and Deve­ lop­ment (R&D) dengan menggunakan Four D Models, Define; Design; Develop; dan Dissemi­ nate, produk inovasi yang dihasilkan adalah alat ukur besaran fisika berhuruf Braille berupa­ Mistar Braille, Neraca Pegas Braille, Gelas Ukur Braille, serta LKS berhuruf Braille sebagai pe­ nuntun percobaan. Inovasi produk lainnya adalah Solar Sign Lamp for Bicycle. Ini merupakan desain lampu­ sein hemat energi sebagai upaya safety riding dan save energy bagi olahraga sepeda yang di­ leng­kapi dengan manual penggunaan alat.


laporan utama

Nova Suparmanto, Ismail, dan Cipto Sabdo­ Prabowo menuliskan dalam proposal karya il­ mi­ahnya bahwa saat ini bersepeda bisa jadi­me­ ru­pakan olahraga yang tengah diminati oleh masyarakat Indonesia, karena hampir setiap hari bisa dilihat dari banyaknya komunitas se­ peda bermunculan serta orang bersepeda un­ tuk beberapa kepentingan. World Health Or­ ganization (WHO), salah satu organisasi PBB pun pernah menyebutkan bersepeda merupa­ kan aktivitas fisik yang murah dan cocok un­ tuk menjaga kesehatan yang bisa dilakukan un­ tuk tujuan kerja, sekolah, dan lainnya. Selain hal ini, alasan yang ingin mereka sampaikan dalam pembuatan desain produk ini adalah an­ juran safety riding dalam bersepeda. Keprihatinan Nova, Ismail dan Cipto akan seringkali terjadinya kecelakaan sepeda karena tidak ada lampu riting lah yang menginspirasi mereka merancang alat ini. Alat ini dirancang menggunakan solar cells atau tenaga matahari sebagai energi alternatif yang memanfaatkan­ panas dari sinar matahari. Alat ini mengguna­ kan Light Emitting Diode (ED) yang lebih awet dan ramah lingkungan. Dengan adanya manu­al penggunaan alat mereka harap akan mening­ katkan pemahaman dan kesadaran pengenda­

ra sepeda akan pentingnya menggunakan lam­ pu sein. Batik pun tak ingin ketinggalan berjaya lewat­ tangan Rinik. Batik adalah hal yang paling dia cintai. Dia mengambil wajah Punokawan se­ bagai ciri khas pada desain batiknya, sedang­ kan untuk kata Jagad diambil dari motif tradi­ sional Sekar Jagad. “Jagad artinya dunia, dan didalam motif Sekar Jagad ini terdapat berane­ ka motif tradisional sehingga di dalam wajah Punokawan ini ditunjang dengan motif batik tradisional seperti, truntum, semen, parang ru­ sak, uler-uleran, kawung, dan ceplok, sehingga terjadi perpaduan antara seni wayang dan seni batik ddtanpa menghilangkan ciri khas wayang dan batik,” jelasnya. Rinik juga menjelaskan alasannya membuat Jagad Punokawan karena ingin memperkenal­ kan warisan budaya Indonesia, yaitu wayang dan batik. Jadi sekali mendesain, dua warisan budaya asli Indonesia ada di sana,” akunya. Kar­yanya ini sudah dikerjakan jauh hari sebe­ lum Rinik melihat selebaran lomba desain batik yang diselenggarakan DIKTI. Keorisinalan ide Rinik lah yang membawanya juara I dan mem­ bawa pulang uang pembinaan sebesar sepuluh juta rupiah. 

Rinik (berkerudung kuning ketiga dari kanan) berfoto bersama temantemannya dengan membelakangi hasil karya mereka.

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

11


laporan utama

Inovasi Alat Ukur untuk Tunanetra Bangga menjadi pemenang sudah pasti dirasakan ketiga mahasiswa FMIPA UNY ini. Namun, kebanggaan yang lebih besar justru pada tercipta dan diakuinya alat ukur berhuruf braille yang membantu tunanetra menyerap materi pengukuran di sekolah. Oleh Ariska P rasetya n awati

Memperagakan penggunaan alat ukur berhuruf braille.

12

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

foto-foto:dokumen pribadi

M

endetail dan relevan! Itulah ke­ san yang Pewara tangkap sete­ lah mempelajari karya ilmiah ber­judul Inovasi Alat Ukur Besar­an Fisika Berhuruf Braille guna Mendukung Kelancar­ an Siswa Tunanetra dalam Mempelajari Materi Pengukuran. Karya ilmiah yang diusung oleh Del­thawati Isti R. dan Rina Supriyani dari jurus­ an Pendidikan Fisika, serta Janu Arlinwibowo dari jurusan Pendidikan Matematika yang dii­ kutkan dalam lomba Pemilihan Peneliti Rema­ ja Indonesia (PPRI) ke-10 tahun 2011 yang dise­lenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan­ In­­­­do­ne­sia (LIPI) bekerja sama dengan AJB Bu­ mi­pu­tera 1912. Karya ilmiah yang memakan waktu peneli­ tian sejak dari awal Februari 2011 sampai den­ gan akhir Agustus 2011 ini berhasil menjadi jawara bidang IPA setelah melalui tanding pre­ sentasi di LIPI Pusat Jakarta pada 3 Oktober 2011. Kemenangan ini berarti mengalahkan 4 besar pesaing lainnya, yaitu Mirza Zaka Prata­ ma (Fakultas Kedokteran Umum Universitas Brawijaya, Malang) sebagai juara 2, Adityawar­ man dan Deviana Ayu Aresma (FMIPA Univer­ sitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin), ser­ ta finalis dari ITB dan UNESA. “Terpilih menjadi lima besar saja sudah syu­ kur. Apalagi ternyata berhasil menyabet nomor satu. Awalnya kami sempat minder karena­ba­ sic penelitian kami pendidikan, sedangkan ke­ lompok lain teknologi maupun kedokteran. Ru­pa­­nya pandangan juri-juri yang semuanya ber­gelar profesor mengubah paradigma ka­ mi da­lam memandang pendidikan. Juri saja meng­anggap bahwa pendidikan adalah dasar kemandirian hidup, sehingga penting untuk di­ tanamkan. Apalagi kita sebagai pelaku pendi­ dikan tentu harus memiliki beragam metode ajar supaya ilmu meresap ke semua kalangan, tak terkecuali anak berkebutuh­an khusus,” ujar

Janu saat ditanya pembelajar­an apa yang dida­ pat sepulangnya dari Jakarta. berawal dari keprihatinan Deltha, Rina, dan Janu terhadap minimnya fasilitas pembelajaran khusus di SLB maupun sekolah inklusi, teruta­ ma alat ukur pada materi pengukuran. “Murid tunane­tr­ a hanya diajarkan sebatas pengenalan­ nama alat melalui perabaan, sedangkan murid­ normal lainnya lebih bebas bereksplorasi ter­ hadap alat-alat ukur yang disediakan. Hal ini tentu membatasi murid tunanetra untuk me­ ngembang­kan pengetahuannya. Akhir­nya ka­ mi untuk membuat alat ukur ber­huruf braille, sehingga murid tunanetra bisa terfasilitasi. Un­ tuk itu, setelah memenangkan ajang tahunan ini, kami berharap ke depan bisa mendapatkan HaKI dan alat-alat ini bisa diproduksi­massal­ su­paya dapat didistribusikan secara luas, se­ hing­ga banyak pe­nyandang tunanetra yang ter­ bantu proses belajarnya di sekolah,” tutur­Janu lagi mewakili rekan-rekannya. Esensi yang Memukau Pengetahuan teoritis yang dimiliki siswa tu­ nanetra tidak didampingi dengan pengalaman yang memadahi karena skala, penunjuk hasil, dan keterangan alat yang digunakan sebagai alat ukur menggunakan huruf awas sehingga tidak dapat dibaca oleh siswa tunanetra. Pe­ nge­nalan alat ukur panjang, massa, dan volu­ me hanya sebatas pengenalan bentuk saja tan­


laporan utama pa disertai dengan pengalaman penggunaan. Pengalaman mengukur diperoleh dengan­ me­la­ku­kan pengukuran sederhana tanpa meng­ gunakan alat ukur baku seperti, jengkal, lang­ kah­kaki, dan perkiraan. Strategi pembela­jaran bagi tunanetra pada dasarnya sama dengan stra­tegi pembelajaran bagi orang awas, hanya­ da­lam pelaksanaannya memerlukan modifikasi sehingga pesan atau materi pelajaran yang di­ sampaikan dapat diterima oleh tunanetra mela­ lui indera-indera yang masih berfungsi. IPA merupakan pelajar­an yang cenderung membutuhkan banyak penalaran, sehingga diperlukan suatu media untuk mempermudah bagi siswa tu­nanetra dalam memahami pelaja­ ran yang dimaksud. Sedangkan hambatan yang mereka­alami ketika mereka belajar IPA adalah banyak­nya materi yang menuntut peran aktif visual dalam menerima materi. Melihat hal ini maka dibutuhkan suatu inovasi alat ukur besa­ ran fisika yang dapat digunakan dalam prakti­ kum IPA untuk siswa tunanetra. Inovasi alat ukur yang dibuat adalah alat ukur panjang, massa, gaya, dan volume dengan menggunakan huruf Braille. Dengan­inovasi alat ukur tersebut diharapkan siswa tunanetra dapat mengetahui cara mengukur besaran fisi­ ka sebagai bekal pemecahan masalah kehidup­ an sehari-hari sehingga dapat mening­katkan kemandirian hidup. Dengan menggunakan me­ tode penelitian Research and Develop­ment (R&D) dengan menggunakan Four D Models, Define; De­ sign; Develop; dan Disseminate, produk inovasi yang dihasilkan adalah alat ukur besaran fisi­ ka berhuruf Braille berupa Mistar Braille, Ner­ aca Pegas Braille, Gelas Ukur Braille, serta­LKS berhuruf Braille sebagai penuntun percobaan. Gayung pun Bersambut Di bawah bimbingan Juli Astono, M.Si., pene­ litian ini dilakukan di Laboratorium Bengkel Fisika FMIPA UNY, Resource Centre Yogyakarta­ (SLB N 1 Bantul), MTs LB/A Yaketunis, dan MAN Maguwoharjo (sekolah inklusi). Selain itu, pe­ nelitian ini juga melibatkan peran ahli media yang memberikan penilaian alat ukur, antara lain: Drs. H. Setia Adi Purwanta, M. Pd selaku­ ahli media Pendidikan Luar Biasa sekaligus pim­ pin­an Resource Centre Yogyakarta, Dr. Isharti­ wi selaku ahli Teknologi Pendidikan Luar Bia­ sa dari FIP UNY, dan Pujianto, M.Pd selaku ahli Pendidikan Fisika dari FMIPA UNY. Penilaian kelayakan alat ukur tersebut ber­

dasarkan syarat alat ukur, yaitu: valid, reliable,­ dapat digunakan secara internasional, mudah diproduksi, dan aman digunakan (safety). Ta­ hapan awal setelah penentuan desain yang te­ lah dinyatakan relevan oleh ahli media adalah proses pembuatan alat. Tahap lanjut setelah de­ sain alat sudah terbentuk adalah proses kalibra­ si. Dalam proses ini, digunakan alat ukur awas pabrikan sebagai acuan. Produk jadi dikonsul­ tasikan dengan ahli media untuk mendapat­ kan saran dan masukan. Hasil validasi dianali­ sis dan direvisi sesuai dengan saran para ahli media. Tahap ini dilakukan terus menerus sam­ pai ketiga jenis produk alat ukur besaran fisika untuk tunanetra dinyatakan layak. Setelah produk dinyatakan layak, dilaku­ kan ujicoba pendahuluan pada siswa tunanet­ ra. Hasilnya memuaskan. Para siswa tuna­net­­ ra memberikan respon positif terhadap alat ukur ini. Mereka merasa nyaman dengan ben­ tuk­ketiga alat ukur. Indikasi kenyamanan tam­ pak pada kemampuan alat yang mudah dibawa karena alat ringan dan berdimensi minimalis.­ Selain itu, alat tidak rentan rusak karena sis­ tem kerja alat murni mekanis, sehingga­risiko kerusak­an lebih kecil dibandingkan alat elektrik yang selama ini banyak dikembangkan seba­gai alat ukur tunanetra. Siswa tunanetra tidak kesulitan dalam meng­­­­gunakannya. Hanya saja siswa mereka mem­­butuhkan waktu untuk mengenali alat de­ ngan merabanya secara detail terlebih dahu­lu. Mereka juga tidak kesulitan dalam membaca skala besaran. Dan yang paling­utama adalah alat-alat ini aman digunakan dalam penguku­ ran. Dari serangkaian uji coba awal­ti­dak dite­ mukan satupun siswa tunanetra yang terluka ataupun mengalami trauma terhadap alat, seh­ ingga siswa tunanetra senang dan ti­dak memi­ liki rasa takut jika dilakukan praktikum ulang. 

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

13


laporan utama Bermimpilah sebelum Berkarya! Imagination is more important than knowledge. Knowledge is limited. Imagination encircles the world–Albert Einstein. Oleh R hea Y u stitie

N

ova Suparmanto, Ismail, dan Cipto Sabdo Prabowo memang bersahabat karib. Meskipun 3 orang ini sama-sa­ ma belajar di Fakultas Teknik UNY, namun jurusan mereka berbeda. Nova belajar tek­nik informatika, Cipto belajar di Pendidikan Teknik Elektonika sedangkan Ismail belajar di Pendidikan Teknik Otomotif. Kegemaran mere­ ka yang sama yaitu mengutak-atik komponen berbuah hasil. Beberapa kali mereka langgan­ an juara. Pada bulan september 2011 tim ini ber­hasil menciptakan karya berjudul Solar Sign Lamp for Bicycle. Ini merupakan desain lampu sein hemat energi sebagai upaya safety riding dan save energy bagi olahraga sepeda yang di­ lengkapi dengan manual penggunaan alat.

nya dari kegagalan inilah Nova terpacu untuk selalu berkarya. Lomba demi lomba diikutinya. Mulai dari tingkat fakultas sampai nasional ini. Senada dengan Nova, Cipto juga Ismail yang berbekal rasa penasaran mulai bergabung de­ ngan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Matriks. Disinilah 3 orang ini bertemu dan ke­ mudian membuat satu tim. Alasan mereka ham­ pir sama, ingin menerapkan ilmu yang mere­ ka dapat selama kuliah menjadikannya desain produk yang nyata. Akhirnya usaha yang terus digiatkannya berbuah hasil. Nova berhasil me­ nyertai kawan-kawan satu tim meraih juara.

Gagal dan penasaran Bukan hal yang mudah jika sekali lomba langsung mendapat juara. Ada proses jatuh ba­ ngun di sana. Nova yang acapkali menjadi juru bicara timnya menceritakan pada tim Pewara bahwa seringkali dia gagal meraih juara. Akhir­

foto-foto:dokumen pribadi

14

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

Solar Sign Lamp for Bicycle Mereka menuliskan dalam proposal karya ilmiahnya bahwa saat ini bersepeda bisa jadi­ merupakan olahraga yang tengah diminati oleh masyarakat Indonesia, karena hampir seti­ap ha­ri bisa dilihat dari banyaknya komunitas se­ peda bermunculan serta orang bersepeda un­ tuk beberapa kepentingan. World Health Or­ ganization (WHO), salah satu organisasi PBB pun pernah menyebutkan bersepeda merupa­ kan aktivitas fisik yang murah dan cocok un­ tuk menjaga kesehatan yang bisa dilakukan un­ tuk tujuan kerja, sekolah, dan lainnya. Selain hal ini, alasan yang ingin mereka sampaikan dalam pembuatan desain produk ini adalah an­ juran safety riding dalam bersepeda.


laporan utama

Kepri­ hatinan No­ va, Ismail dan Cip­ to akan seringkali terjadinya kecelakaan sepeda karena tidak ada lampu riting lah yang menginspirasi mere­ ka merancang alat ini. Alat ini dirancang meng­ gunakan solar cells atau tenaga matahari seba­ gai energi alternatif yang memanfaatkan panas dari sinar matahari. Alat ini menggunakan Light Emitting Diode (ED) yang lebih awet dan ramah lingkungan. Dengan adanya manu­al penggu­ naan alat mereka harap akan mening­katkan pemahaman dan kesadaran pengen­da­ra sepe­ da akan pentingnya menggunakan lampu sein. Cara kerja desain produk mereka adalah saat siang hari lampu akan menyala dengan energi dari panas matahari menggunakan solar cells yang sekaligus mengisi baterai handphone (HP) untuk digunakan pada saat malam hari. Jika arus yang mengalir melebihi kapasitas dari baterai maka sistem secara otomatis akan me­ mutus hubungan arus dengan menggunakan regulator, sehingga umur baterai menjadi leb­ ih lama. Selain itu produk ini juga dilengkapi dengan rangkaian elektronik yang secara oto­ matis akan mematikan lampu sein ketika peng­ guna lupa tidak mematikannya secara manual. Desain produk yang mereka buat mempunyai beberapa keunggulan dapat diterapkan di bi­ dang olahraga khususnya olahraga sepeda ka­ rena kemudahan dan keamanan yang diberi­ kan oleh produk Solar Sign Lamp for Bicycle ini.

dia dapatkan bukanlah hal yang mudah. Ada proses yang sangat sulit dan berliku dalam menempuhnya. Oleh kare­ na itu Nova tidak akan berhen­ ti disini saja. Dia berjanji akan berusaha berkarya lebih banyak lagi agar bisa menjunjung ting­ gi kedua orang tua juga nama al­ mamater, UNY. Begitu pula Cipto, mahasiswa asal Imogiri, Yogyakarta ini berpesan agar kawan-kawan yang lain tidak lantas pu­ tus asa jika pernah gagal, “gunakan kegagal­ an sebagai cambuk menuju kesuksesan masa depan, meningkatkan rasa penasaran dan ke­ canduan untuk terus berkarya,” imbuh Cipto. Terus berimajinasi Nova, Cipto dan Ismail adalah sedikit con­ toh kawan yang tengah berhasil dalam berkar­ ya. Masih banyak kawan-kawan yang berhasil dan dapat menginspirasi kita semua untuk se­ lalu berkarya. Mereka berpesan bahwa jangan menyerah dalam berkarya. Jangan takut men­ coba hal yang baru sehingga karya-karya yang dihasilkan pun inovatif. Teruslah berimajinasi, bermimpi karena menurut idola mereka, Albert­ Einstein, imajinasi itu lebih luas dari ilmu pe­ nge­­tahuan, cipto yang mengidolakan Bab Sadi­ no menambahkan,” bermimpilah karena­mim­ pi adalah benih-benih perjuangan anda!” 

Pesa dan Kesan Mereka merasa tak pernah sendiri dalam berkarya. Dorongan kawan dekat, keluarga ju­ ga pihak universitas sangat membantu mere­ ka dalam berkarya. Puncak acara yang berlang­ sung September kemarin di Hotel Ibis Jakarta merupakan acara yang sangat berkesan. Ung­ gul dalam presentasi dan praktek membuat juri terkesima akan produk yang mereka desain. Ba­ gi Nova prestasi dan anugerah yang selama ini

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

15


laporan utama

Dari Kali Code sampai ke Jakarta Lagi, Annisa Nurul Ilmi membuat gebrakan prestasi. Kali ini, pecinta Kali Code ini berhasil menduduki peringkat IV pada Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional (Mapresnas). Posisi yang sudah lama ditinggalkan mahasiswa UNY dari ajang tahunan itu. Oleh Ariska P rasetya n awati

S

ebelumnya, Annisa dianggap pantas­ me­nyabet gelar Mapres UNY karena­ prestasi-prestasi dan kemampuan yang dimilikinya menunjukkan bahwa ia ada­lah seorang sivitas akademik yang memiliki­ potensi di atas rata-rata. Mahasiswa yang fasih berbahasa Inggris dan Jepang ini juga pernah meraih juara 2 Lomba Inovasi Teknologi Ma­ hasiwa (LITM) dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY tahun 2010 dengan peneliti­ an pengembangan produk berupa komik dan CD interaktif bilingual sebagai media sosialisasi wi­sata candi purbakala di Provinsi D. I. Yogya­ karta. Selain itu, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris 2007 ini mendapat Penganuger­ ahan Prestasi Mahasiswa UNY 2010, juara 2 Pe­ nulisan Ilmiah Karya Tulis Alquran UNY, Pen­ erima Hibah Student Union Grant (SUG) UNY, ser­ta menjadi juara 1 The Article Writing Contest­ SAFEL UNY. Kecintaannya dengan keindahan dan kehidu­ pan sosial bantaran Kali Code kembali meng­ hantarkan Annisa pada prestasi yang mem­ banggakan. Lewat portofolionya yang juga menyertakan karya ilmiah ini, Annisa mampu menembus seleksi 16 besar dari 82 finalis PTN dan PTS seluruh Indonesia. Annisa berhak ber­ saing di tingkat nasional. Pada 13 Agustus 2011, seorang diri ia terbang ke Jakarta untuk mengi­ kuti Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasion­ al. Ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh foto-foto:Riska dan rhea/pwara dinamika

16

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada 14-18 Agus­ tus 2011 ini menghadirkan mahasiswa-maha­ siswi yang “gemar” mencetak prestasi untuk dipilih menjadi yang terbaik. “Dengan para pesaing yang mengagum­ kan, juri-juri yang sangat kritis dan berkom­ peten, ditambah kondisi fisik yang terkuras ka­ rena prosesnya sampai larut malam membuat proses penilaian ini terasa sangat berat dan me­ lelahkan. Namun, semangat terus saya pompa mengingat tidak mudah dan butuh waktu pan­ jang untuk sampai ke tahap ini. Alhamdulillah­ hasilnya tidak mengecewakan,” ujar Annisa sa­ at berbincang dengan Pewara. Berkontribusi untuk Kali Code Ini bukan sekadar isapan jempol belaka.­Ma­ ha­siswa asal Lombok ini berulang kali mela­ku­ kan kunjungan ke Kali Code memuncul­kan ke­ cin­ta­an­nya pada Kali Code. Sebuah buku yang mendokumentasikan Kali Code dan ma­sya­ra­ kat­nya dibuat Annisa. Kali Code sudah menja­ di bagian dalam diri Annisa. Dari sini, lahirlah sebuah karya ilmiah berjudul Pengembangan Wisata Edukasi Sungai Code Berbasis Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Bencana di Yogyakarta. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengem­ bangkan wisata edukatif Kali Code berbasis ling­kung­an hidup dan pengelolaan bencana di Yogyakarta. Wisata edukatif yang dimaksudkan­ adalah wisata yang mampu memberikan mua­ tan pendidikan bagi pengunjung. Ada tiga pa­ ket wisata tentang edukasi yang bisa dikem­ bangkan. Pertama, Code River Walk berupa wi­sa­ta jalan-jalan beberapa jam mengelilingi­ bantaran sungai dengan mengunjungi objekobjek di sekitar Kali Code, seperti Hotel Musto­ koweni yang merupakan peninggalan Belanda, SMAN 11 Yogyakarta yang merupakan tempat diadakannya kongres pertama Budi Utomo,


laporan utama

tempat pengolahan air mandiri Tirta Kencana, dan kampung- kampung di sekitar daerah Code. Penjelasan materi terkait lingkungan hidup sep­ erti upaya pengkonservasian mata air kota, dan pengelolaan bencana banjir di bantaran sungai dijelaskan secara general. Paket wisata ini diu­ tamakan untuk para pelajar yang melakukan studi banding atau studi tour dan wisatawan lokal maupun mancanegara yang hanya memi­ liki waktu singkat untuk berwisata. Ke­dua, paket wisata berupa seminar dan wor­kshop dengan lebih menitikberatkan pada teori dan praktek pengelolaan sumber mata air sungai dan pengelolaan bencana di bantaran sungai. Seminar dan workshop ini diadakan 1-2 hari diutamakan dari kalangan akademisi, pe­ neliti, lembaga atau institusi pemerintah yang mendalami lingkungan di bantaran sungai. Pa­ ket ini sudah mencakup rute Code River Walk dan pendalaman materi. Materi yang diberikan secra general terkait upaya- upaya yang te­lah dilakukan masyarakat Code untuk mengkon­ servasi mata air sungai dan mengolahnya se­ cara mandiri untuk kebutuhan sehari-hari, pe­ ngelolaan ipal komunal dan bahaya banjir dan lahar dingin seperti langkah-langkah dalam pra­bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Ketiga, paket wisata 1 minggu berupa­pelatih­ an atau kursus yang ditujukan bagi­pengunjung yang benar- benar ingin mengaplikasikan­lang­ sung langkah-langkah yang telah dilakukan­di Kali Code untuk diterapkan di daerah­lain. Pa­ ket ini diperuntukkan bagi lemba­ga­-lembaga yang sengaja mengirimkan sejumlah stafnya untuk belajar beberapa lama. Materi yang dibe­ rikan lebih detail dengan terjun langsung ke lapangan melihat upaya yang dilakukan ma­sya­ rakat Code Kursus ini meliputi kursus penge­ lolaan mata air sungai dan limbah, pengelola­ an bencana terutama banjir dan lahar dingin, memanen hujan, studi air dan lingkungan ser­ ta membangun kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait. Code River Walk dan kun­

jungan ke instansi-instansi terkait pengelolaan bencana juga dilakukan selama pelatihan. Bencana banjir dan lahar dingin yang mener­ pa bantaran Kali Code mengakibatkan perubah­ an pada beberapa tempat. Namun, masyarakat Code masih tetap menjaga lingkungannya. Ben­ cana banjir dan lahar dingin hanyalah sebuah siklus tahunan yang sudah biasa dihadapi ma­ syarakat Code. Bencana ini telah membentuk mental masyarakat Code tanggap akan benca­ na. Berkaca dari kejadian tempo lalu, setelah­ bencana selesai, masyarakat bergotong royong membangun kembali kawasan sungai yang as­ ri dan sejuk. Jalan setapak sepanjang bantar­ an­sungai turut direhabilitasi. Ruang hijau se­ pan­jang sungai ditata kembali. Maka dari itu, setelah kejadian banjir dan lahar dingin ini, masyarakat Code tetap akan bahu membahu mengembalikan keasrian bantaran sungai. Upaya pengelolaan bencana yang telah di­ lakukan masyarakat Code menggambarkan ko­ laborasi penanggulangan bencana bersama­an­ tara masyarakat, LSM, swasta dan Pemerintah. Tak banyak masyarakat pinggiran sungai yang sudah terorganisir dan siaga dalam mengantisi­ pasi bencana banjir layaknya masyarakat Co­ de. Hal ini merupakan peluang baik bagi ma­ syarakat Code untuk dijadikan percontohan masyarakat bantaran sungai dalam mengha­ dapi bencana khususnya bahaya banjir dan la­ har dingin. Inilah hasil penelitian Annisa yang mena­ warkan alternatif positif bagi perbaikan Kali Code ke depan selesainya permasalahan an­ caman lahar dingin. Hasil penelitian yang dit­ uangkan dalam bentuk karya ilmiah ini juga yang turut mengantarkan Annisa meraih posisi keempat pada Pemilihan Mapresnas 2011. Atas keberhasilannya ini, Annisa menghaturkan teri­ ma kasih kepada UNY atas bantuan dan dukun­ gan yang diberikan secara penuh. 

bersama mahasiswa berprestasi lainnya, Annisa (paling kiri berkerudung) berfoto bersama Menteri Pendidikan dan Kebudyaan, M. Nuh.

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

17


laporan utama RINIK: Saya Pasti Bisa Berkarya! Ide memang tidak datang tiba-tiba, bagi Rinik ide itu ada yang menginspirasi, harus dicari dan kemudian dikembangkan dijadikan sebuah karya. Oleh R hea Y u stitie

I love Batik Sebenarnya bukan batik yang dicintainya, na­mun Akuntansi. Pelajaran yang sarat akan hi­tung-menghitung yang sangat dia gemari. Sam­pai akhirnya di SMK rinik dikenalkan batik.­

foto-foto:tim pwara dinamika

R

inik memang bukan sosok mahasiswa unggulan yang digadang-gadang 4 tahun lulus kuliah dan meraih selen­ dang cumlaude. Namun Rinik adalah se­orang yang giat menghasilkan karya. Batik adalah hal yang paling dia cintai. Awalnya Rinik tak tahu menahu hal ihwal batik. Sejak dia me­ namatkan belajar di Sekolah Menengah Keju­ ruan 5 Yogyakarta, batik adalah hal yang dia pelajari dari hari ke hari. Gadis asli Sleman, Yogyakarta ini berasal­ dari keluarga petani yang dia bilang hidup pas-pasan. Mulanya Rinik takut menginjakkan bang­ku kuliah, ketakutan terbesarnya ada­lah tak sanggup membayar uang kuliah. Pen­di­dik­­ an Seni Kerajinan UNY adalah tempat Ri­nik be­ lajar kemudian. Guru di SMK 5 lah yang mendaf­ tarkan Rinik masuk UNY melalui jalur PBU. Setelah dibujuk orang tua, guru dan kerabat­ nya­akhirnya Rinik mau melanjutkan kuliah.

Membantu guru membuat karya sudah sering dia lakukan, bahkan sampai sekarang Rinik hampir selalu membantu gurunya menyelesai­ kan batik untuk menambah penghasilannya. Melihat bakatnya tersebut sang guru mendaf­ tarkan Rinik masuk UNY jurusan Pendidikan Seni Kerajinan jalur PBU. Kesempatan yang ada tak pernah disia-siakannya. Dengan giat dia ter­ us belajar batik dari hari ke hari. Hidup di Yog­ yakarta membuatnya mudah menemukan ba­ han-bahan yang dibutuhkan dalam membuat batik. Sekarang Rinik terus berujar “I Love Ba­ tik” impiannya kemudian adalah melestarikan batik sebagai warisan budaya asli Indonesia. Jagad Punokawan Kesenangannya akan budaya dan hasil buda­ ya jawa lah yang menginspirasi Rinik. Wayang adalah satu hal yang dia sering perhatikan. Hobinya menonton wayang saat tengah acara­ atau yang biasa dikenal dengan “goro-goro” meng­inspirasi karya batiknya yang diberi judul Jagad Punokawan. Punokawan adalah sosok yang menghibur ditengah-tengah klimaks ceri­ ta yang dianggap pelik. Dia mengambil wajah Punokawan sebagai ciri khas pada desain batik, sedangkan untuk kata Jagad diambil dari mo­ tif tradisional Sekar Jagad. “Jagad artinya dun­ ia, dan didalam motif Sekar Jagad ini terdapat beraneka motif tradisional sehingga di dalam wajah Punokawan ini ditunjang dengan motif

18

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1


laporan utama

batik tradisional seperti, truntum, semen, pa­ rang rusak, uler-uleran, kawung, dan ceplok, se­ hingga terjadi perpaduan antara seni wayang dan seni batik ddtanpa menghilangkan ciri khas wayang dan batik”, jelasnya. Rinik juga menje­ laskan alasannya membuat Jagad Punokawan karena ingin memperkenalkan warisan budaya Indonesia, yaitu wayang dan batik. Jadi sekali­ mendesain, dua warisan budaya asli Indonesia ada di sana,” akunya. Karyanya ini sudah dikerjakan jauh hari se­ belum Rinik melihat selebaran lomba desain ba­tik yang diselenggarakan DIKTI. Rinik tak pernah mendaftarkan dirinya mengikuti lom­ ba ini. Namun dosen mata kuliah batik yang mendaftarkan mahasiswi kelahiran 20 Desem­ ber 1988 ini. Diatas kain mori jenis primisima ukuran 70x50cm Rinik menggoreskan canting­ nya melanjutkan karya jagat punokawan. Kar­ yanya ini dipersembahkan untuk saudara se­ pu­ pu­ nya yang sudah meninggal yang juga sa­ ngat menggemari wayang. Keorisinalan ide Rinik lah yang membawanya juara I dan mem­ba­wa pulang uang pembinaan sebesar Rp. 10.000.000,00. Senang luar biasa Total ada 300 peserta yang megirimkan kar­ ya batik ke DIKTI. Hanya tiga hari waktu yang dia butuhkan untuk menyelesaikan karyanya. Tanggal 22 September 2011 panitia menelepon Rinik dan memberitahu bahwa Rinik termasuk 10 besar finalis menyisihkan 290 peserta lain­ nya. 27 September bersama finalis dari Insti­ tut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta plus salah se­o­rang juri, Rinik terbang ke Jakarta untuk final. Sore harinya Rinik disibukkan dengan pre­sentasi karya batiknya dan praktek mem­ batik. “Acaranya monoton, workshop dan sem­ inar kemudian sesi pengumuman,” jelas Rinik. Dia mengaku tidak konsen dengan rangkaian

acaranya karena mengaku tidak tahan dengan Air Conditioner (AC) yang terus menyala. “Saya sempat sakit mbak selama lomba di Jakarta,” terangnya pada Pewara. “Pada saat malam penghargaan di JHCC sa­ya kirim kabar melalu short message service (SMS) ke adik saya memberitahu kalau saya sakit,” tambahnya lagi. Sampai kemudian dia kaget saat asyik menulis SMS namanya dipanggil dari atas panggung. Rinik berhasil mengalah­ kan fnalis dari ITB, ISI, UAD, UNS dan lain-lain. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mem­ beri selamat langsung kepada Rinik. Menteri Pariwisata Indonesia sendiri yang menyerah­ kan trophy kejuaraan. Dengan nada riang Rinik mengungkapkan kesenangan dan kebanggaan­ nya. Tak henti-hentinya Rinik berucap syukur atas prestasinya ini. Terimakasih dia sampai­kan pula untuk orang tua, dosen, guru dan se­luruh pihak yang mendukungnya. “Dengan berisak air mata kebahagiaan Rinik menelepon orang tua memberitahu kemenangannya,” kisahnya.­ Sayangnya telepon genggam yang dia pakai saat itu agak rusak jadi Rinik kurang bisa me­ nangkap ucapan selamat keluarganya yang me­ neleponnya. Kado istimewa Sesampainya di Yogyakarta Rinik dikejutkan­ dengan bingkisan yang dipersembahkan un­ tuknya. Satu unit telepon genggam keluaran ter­baru teknologi touchscreen dipersembahkan untuknya dari orang tua dan kakaknya. Orang tua Rinik mengaku iuran dengan kakak Rinik untuk membelikan Rinik sebuah handphone ba­ ru mengganti yang rusak. Bahagia bukan ke­ palang yang dirasakannya saat itu. Berhasil­me­ ngalahkan 9 finalis laainnya, mendapat uang pembinaan yang cukup besar nominalnya, uca­ pan selamat keluarga juga handphone untuk­ nya. “Al­ham­du­­lillah untuk­ semu­a­nya,­ saya ha­­nya ingin­ kawan yang la­in tidak gam­ pang­­­ menyerah, ma­ ri­buktikan kita bisa ber­kar­ya, kalau kita­ sudah yakin maka­ akan ada jalan,” sum­ bar­ nya. Saya akan buk­tikan­ kepa­da­ se­ mua orang sa­ya bisa­ berkarya!­ 

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

19


laporan utama Sosok tak Mudah Menyerah Asal Borneo Selalu gagal dalam setiap kompetisi menulis tidak lantas membuat Martino, mahasiswa UNY ini menyerah. Oleh R hea Y u stitie

R

ona bahagia dan wajah berbinar-bi­ nar masih tampak ketika tim Pewara mencoba mewancarai Martino. Maha­ siswa kelahiran Pangkalanbun, Kali­ mantan Tengah ini memang contoh civitas akademika UNY yang pantas dibanggakan. Ke­ gigihannya mengikuti kompetisi menulis mem­ buahkan hasil manis. Martino tak kenal apa itu rasa putus asa, dalam benaknya hanya menu­ lis dan menulis. Sampai akhirnya pada kom­ petisi yang diselenggarakan oleh Sekretariat Habitat Nasional bekerjasama dengan Kemen­ terian Negara Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan Kementerian Negara Perkerjaan Umum (Ke­ menPU) dalam rangka Peringatan Hari Habi­ tat Dunia 2011, Martino mendapat peringkat I. Tema tentang Iklim yang dipilih dalam kom­ petisi ini dilatarbelakangi oleh fenomena pema­ nasan global dan perubahan iklim yang masih menjadi isu utama yang terus dikampanyekan mengingat ancaman besar dari dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global terhadap habitat dan kehidupan manusia. Melalui lomba ini,diharapkan generasi muda, harapan bangsa dimasa yang akan datang dapat berperan ser­ ta menyumbangkan ide-ide baru melalui tulis­ an dalam usaha mengurangi dampak perubah­ an iklim. Mengalahkan ratusan finalis Tidak mudah mendapatkan gelar juara I pa­ da kompetisi menulis ini. Martino harus mem­ baca buku yang sama sekali tidak berhubun­ gan dengan mata kuliah yang selama ini dia pelajari. Pada kompetisi yang bertajuk Dampak Perubahan Iklim terhadap Rakyat ini Martino mengaku harus ekstra keras berpikir. Dorongan kawan, keluarga juga dosenlah yang membuat Martino menuliskan karya yang dia beri judul “Mewujudkan Kampung Jari Beling: Sebuah Upaya Menyikapi Dampak Perubahan Iklim” Pada kompetisi ini dia harus bersaing de­ngan 125 karya peserta lainnya. Kreatifitas dan orisi­ nalitas gagasan konsep “Kampung Jari Beling sebagai konsep perumahan ramah ling­kung­

20

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

an” berhasil mencuri perhatian dan penilaian dewan juri yang terdiri dari Dr. Aca Sugandhy (Mantan Ketua MP3I), Dr. Sulistyowati­(Kemen­ terian Negara Lingkungan Hidup), Dr. Doni Ja­ narto Widianto (Kementerian Negara Pekerjaan Umum), Dr. Eko Heripoerwanto MCP (Kemen­ terian Negara Perumahan Rakyat) dan Dr. Lana Winayanti (Seknas Habitat). Instrumen penila­ ian yang diberikan dewan juri yakni kesesua­ ian dengan tema, orisinalitas ide/gagasan, ra­ sionalitas dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Akhirnya, Martino berha­ sil mengungguli Ambolas Manuel Julio Manalu dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai juara 2 dan Muhammad Rezki HR dari Universi­ tas Gadjah Mada (UGM) yang meraih juara ke 3. Ikut Bangga Mahasiswa yang menyukai tembang-tem­ bang Bruno Mars ini mengaku bangga dapat mem­bawa pulang thropy juara I. Kebanggaan berlebih dia rasakan ketika tahu bahwa dia ber­ hasil mengalahkan rivalnya yang berasal dari ITB dan UGM. Dua universitas yang notabene lebih diunggul-unggulkan dari kampus kita ter­ cinta, UNY. Dosen Pembimbing Akademik, Lena Satlita, M.Si merasa bangga atas prestasi mahasiswa bimbingannya. Sebagai program studi (prodi) yang terhitung baru, yang belum meluluskan mahasiswanya, apa yang diraih Martino me­ nunjukkan kualitas mahasiswa prodi Adminis­ trasi Negara tidak kalah dari perguruan tinggi yang sudah punya nama besar. “Prodi ini me­ mang merupakan salah satu prodi yang sangat diminati sehingga yang masuk di prodi ini me­ ru­pakan mahasiswa pilihan”, ujarnya. Siapa yang tidak menjadi bangga jika pada saat penyerahan penghargaan dilakukan ber­ samaan dalam rangka perayaan Hari Habitat­ Dunia­sekaligus Hari Tata Ruang 2011 pada tang­gal 15 dan 16 Oktober di Ballroom Hotel Arya Duta yang dihadiri oleh pejabat eselon I dan eselon II dari Kementerian Negara Peru­ mah­an Rakyat, Kementerian Pekerjaan Umum,


laporan utama dan Pemprov Sulawesi Selatan. Kampung Jari Beling Keprihatinan Martino akan bahaya dari peru­ bahan iklim berhasil dengan apik dituangkan­ nya dalam essay. Ada 3 sub dalam penulisan es­say tersebut. Pertama adalah dampak iklim secara umum, kemudian dampak iklim terhadap­ pemukiman dan yang terakhir adalah konsep yang ditawarkan penulis dalam menanggapi te­ ma yang ditawarkan. Martino menuliskan Kam­ pung Jari Beling dalam essaynya. Ternyata Kam­ pung Jari beling bukanlah nama kampung di Indonesia. Ada kepanjangan dari nama ini. Kawasan Permukiman/Perumahan Unggul, Hijau, Mandiri dan Berwawasan Lingkungan. Itulah nama kampung yang disebut-sebut Mar­ tino dalam essaynya. Pemuda Borneo ini men­ jelaskan dalam essaynya bahwa kampung ini tidak hanya kampung yang ada dalam tulisan­ nya. Idenya ini bisa saja diwujudkan dalam ke­ hidupan sehari-hari. Impian Martino mewujud­ kan kawasan permukiman yang unggul dari segi posisi, aman dari bencana kemudian mem­ bangun rumah dengan konsep “hijau”. Hijau yang punya arti ada pohon atau tanaman lain­ nya yang membantu proses penyuplai oksigen. Selanjutnya masyarakatpun diharapkan mandi­ ri dalam pengelolaan limbah, air ataupun ener­ gi dalam penggunaannya. Selain itu nantinya masyarakat permukiman mendukung adanya efisiensi energi dalam rangka menjaga sumber daya alam. Pemikiran inilah yang membawa Martino menjuarai kompetisi essay ini. Dengan ide sep­ erti yang disebutkan diatas diharapkan mam­ pu mewujudkan perumahan ramah lingkungan dan mempersiapkan masyarakat menghadapi perubahan iklim di dunia jelas Martino dalam essaynya.

berangkat. Tidak hanya trophy yang dia teri­ ma, uang pembinaan Rp. 2.500.000,00 serta sa­ tu unit modem menjadi haknya malam itu. Selain kompetisi ini, Martino mengaku per­ nah mengikuti banyak kompetisi. Diantaran­ ya adalah kompetisi karya tulis perpajakan di UGM, tentang jalan, tentang bagaimana konsep perpustakaan yang ideal dari perpusnas dan masih banyak lagi yang bisa dikatakan gagal. Tak pantang menyerah adalah sifatnya, terbukti essay yang bertajuk World Bank masuk 200 be­ sar dunia dan essay akmpung Jari Beling yang membawanya ke juara I. Mahasiswa yang sedang menempuh skrip­ si ini berharap banyak mahasiswa yang mau menulis. Baginya menulis adalah penuangan ide yang mungkin tak bisa diungkapkan de­ngan lisan. “Semoga nanti dalam acara Dies Natalis UNY ada kompetisi penulisan karya ilmiah­se­ hingga membantu pengembangan budaya li­te­ rasi bangsa,”pungkasnya. 

istimewa

Harapan Tanggal 12 Oktober 2011 mungkin adalah tanggal yang tidak akan dilupakan oleh Marti­ no sepanjang hidupnya. Pada tanggal tersebut­ Martino ditelepon pihak penyelenggara kom­ petisi berkenaan dengan kemenangannya terse­ but. Tanggal 15 dengan biaya pihak penye­ lenggara, Martino terbang ke Sulawesi guna menghadiri malam penganugerahannya. Ham­ pir saja waktu itu Martino tidak bisa berang­ kat ke Sulawesi karena ada kuliah Softskill. Na­ mun atas izin dari jurusan maka Martino pun

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

21


kabar dari luar Budidaya Buah Melon Kultivar Lokal

Unggul Dari Sisi Penyakit dan Produktivitas

dokumen pribadi

Hasil penelitian yang dilakukan untuk­ mengembangkan buah melon, kultivar lokal ternyata memiliki potensi keung­ gulan yang lebih baik dibandingkan melon impor. Sayangnya hasil dari pe­ nelitian tersebut masih belum tersosi­ alisasikan dengan baik di kalangan ma­ syarakat petani buah melon hingga saat ini. Masih banyak petani yang hingga kini memilih untuk mengembangkan budidaya melon impor. Kondisi tersebut tentu saja menam­ bah beban biaya­produksi yang cukup tinggi karena bi­bit harga bibir impor yang relatif lebih­mahal. “Pemuliaan tanaman melon dapat menghasilkan kultivar melon lokal yang unggul dan dapat bersaing de­ngan­ kultivar-kultivar melon lainnya yang ber­asal dari luar negeri,” tutur Pa­kar Pertanian Dr.Budi Setiadi Daryono,­M.Agr.Sc, dalam Work­ shop Budidaya Me­lon dalam Rangka Penguatan Industri­Benih Nasional be­ berapa waktu lalu. Dari penelitian dan pengembangan yang dilakukan, dua kultivar melon lo­ cal yang disebutkannya memiliki poten­ 22

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

si unggulan lebih baik adalah Melon Ga­ ma1 dan Gama Melon Basket. Kedua­ kultivar tersebut disebutnya memiliki keunggulan dari sisi ketahanan terha­ dap serangan penyakit seperti jamur te­pung atau powder mildew. Penyakit­ yang disebabkan oleh podosphaera xan­ thii dan virus kyuri green mottle mo­­saic virus tersebut menjadi momok pa­ling ditakutkan oleh petani melon di Indo­ nesia. “Kedua varian tersebut mam­pu bertahan dari serangan penyakit­serbuk­ yang hingga kini paling menghantui pe­tani melon,” tandasnya. Selain daya tahan terhadap penya­ kit, kedua jenis melon local tersebut di­ klaimnya juga memiliki daya produksi yang lebih singkat sehingga memper­ cepat petani memperoleh kuntungan. Dari evaluasi yang dilakukan untuk je­ nis Melon Gama1 dapat dipanen dalam kurun waktu 55 hingga 57 hari sete­ lah tanam dengan berat rata-rata buah mencapai 1,7 hingga dua kilo. Kepala Dinas Pertanian Provinsi DIY Ir Nanang Suwandi mengatakan, melon mulai di kembangkan di DIY pada 1985.

Saat itu melon dikenalkan­oleh tim mi­ si teknik Taiwan yang dikenal dengan nama ROCATM sebagi sayuran­baru. Dalam perkembangannya karena­me­ miliki nilai ekonomis tinggi­karena­di­ senangi masyarakat, saat ini perkem­ bang­an budidaya melon di DIY diakui cukup pesat. Bahkan dalam perkembangannya, saat ini melon menjadi salah satu menu wajib yang dihidangkan dalam setiap acara seperti pesta pernikahan ataupun pertemuan-pertemuan rapat. “Kita ju­ ga tahu melon ini seakan menjadi buah yang “wajib” disajikan di setiap hotel bersama pepaya dan nanas. Poten­ si eko­nomisnya tinggi,” tandasnya. Dengan potensi dari sisi ekonomi ter­sebut menurut Dia, pengembangan kultivar local diakui sangat dibutuhkan. Hal tersebut untuk mengurangi beban biaya petani dalam memproduksi me­ lon. Selain itu, dengan pengembangan potensi local, maka dapat meningkat­ kan daya saing pertanian Indonesia di luar negeri. Sugianto


kabar dari luar seminar

Profesi PRT Berisiko Tinggi

dokumen pribadi

Selama profesi Pembantu Rumah Tang­ ga (PRT) masih masuk dalam ra­ nah kerja domestik, maka profesi tersebut tetap rentan dengan berbagai risiko seperti kekerasan, diskriminasi, dan eks­plo­itasi.­Kondisi tersebut akan se­ makin berisi­ko tinggi ketika tidak ada perlindung­an dari sisi hukum karena kekosongan peraturan perundangan yang melindu­ngi PRT baik dari sisi lokal maupun nasional. Peneliti Sosial Milda Longgeita me­ nilai, kerja layak bagi PRT akan dapat di­munculkan ketika ranah kerja PRT di bawa ke area publik. “Apabila PRT masih di wilayah kerja domestik, memiliki ka­ rakter privasi yang tinggi, tidak bisa di­ intervensi oleh pihak eksternal, tertu­ tup, dan bersifat eksklusif. Akibatnya, PRT rentan akan kekerasan, eksploita­ si, bahkan kematian,” tandasnya dalam seminar dan lokakarya “Sosialisasi Ker­ ja Layak bagi Pekerja Rumah Tangga”. Hasil analisa yang dilakukannya me­ nyebutkan, kasus yang seringkali harus dihadapi oleh PRT adalah kekerasan psi­ kis dan verbal, pelecehan seksu­ al. Penyik­saan yang terjadi cenderung muncul karena adanya penilaian tidak ber­ha­sil dalam kerja dan hal tersebut di­ a­ki­bat­kan oleh kurangnya pendidikan ser­ta kemampuan diri.

Dari data yang diperolehnya menye­ butkan, saat ini ada 100 juta pekerja PRT di dunia. Dari jumlah tersebut yang berasal dari Indonesia mencapai 16 juta­ ­orang dengan enam juta diantaranya da­lam posisi sebagai pekerja migrant atau menjadi PRT di luar negeri. Dan yang bekerja di luar negeri ini memiliki po­tensi risiko lebih tinggi dari peker­ jaan yang dilakoni. Peluang lain yang dapat dipergunakan untuk memberikan­ perlindungan kepada PRT adalah pem­ bentukan jaringan organisasi PRT seh­ ingga dapat memperkuat posisi daya tawar PRT sebagai sebuah ke­ gi­ at­ an bekerja. “Ini yang masih be­lum­ban­ yak dipahami oleh mereka­yang beker­ ja sebagai PRT. Pembentukan­jaringan organisasi harus lebih disosialisasikan secara intensif,” tutur Koordinator Jar­ ingan Perlindungan PRT Sri Murtini. Selain dari kemampuan PRT, salah satu penghalang dari upaya pemben­ tukan jaringan organisasi PRT adalah­ pema­haman masyarakat. Pengguna­ja­ sa masih sering menganggap sebelah­ mata kepentingan terbentuk­nya orga­ ni­­sasi PRT.­Bahkan penilaian yang cen­ de­ rung mengarah ke curiga masih se­ ring­ kali muncul ketika PRT akan mem­­bentuk organisasi sebagai salah satu basis perlindungan mereka.

Sekretaris Ditjen Pembinaan Hubun­ gan Industrial dan Jamsos Kemenaker­ tans, Iskandar Maula menilai, diperlu­ kan pengkajian secara mendalam pe­­ne­­rap­an prinsip fundamental dan hak PRT di tempat kerjanya. Sejumlah hak yang masih harus diperkuat adalah­ ke­bebasan berserikat, pengakuan atas hak berunding, penghapusan segala­ bentuk kerja paksa, penghapusan pe­ ker­ja anak dan penghapusan diskrimi­ nasi dalam pekerjaan dan profesi. Kajian dibutuhkan untuk mendapat­ kan potensi gap yang jelas anatara pe­ kerja di sector industry dan pekerja ru­ mah tangga. “Hasilnya akan mampu­ men­jadi perhatian bersama bahwa, se­ tiap tahun pada forum Konferensi Ke­ tenagakerjaan Internasional (ILC) dieva­ luasi berbagai kasus pelanggaran para anggota terhadap konvensi,” tuturnya. Sementara untuk meningkatkan kom­­­petensi dan pengetahuan PRT, juga per­lu dilakukan penyediaan pendidikan dan pelatihan bagi PRT berusia 15-18 tahun. Pelatihan tersebut dapat men­ dorong munculnya penghargaan pro­ fesi PRT dari sisi norma profesi. “Perlu pencermatan lebih lanjut untuk menga­ tur sistim pelatihan dan sertifikasinya,” pungkasnya. Sugianto

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

23


berita inovasi

Mesin Perontok Bulu Ayam Mahasiswa FT UNY

dokumen humas FT

Sekelompok mahasiswa mesin, Ah­ mad­Adid Setyawan, Roma Afri Yanto, Dwi Riswanto, dan Herdiarto Tri Widan­ to berinisiatif menciptakan mesin pe­ rontok. Dengan adanyamesin perontok­ bulu ayam ini, diharapkan kuantitas dan kualitas produksi dapat terpenuhi de­ngan pelayanan yang lebih mudah dan cepat. Roma Afri Yanto menjelaskan latar­ belakang penciptaan mesin ini karena dewasa ini tingkat konsumsi daging­ ayam­masih tergolong paling tinggi­jika­ dibandingkan dengan tingkat konsum­ si daging sapi dan daging unggas lain­ nya. “Apalagi masyarakat Indonesia,­ ter­­utama­ masyarakat perkotaan sudah­ ba­­nyak yang menjadikan­ daging­ sebagai­ kebutuhan dalam rangka meme­nuhi ke­ butuhan asupan gizi keluarga, tinggi­ nya permintaan masyarakat akan kebu­ tuhan konsumsi daging ayam ini dapat 24

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

membuka peluang usaha untuk pemo­ tongan ayam,” ungkapnya. “Oleh kare­ na itu, dibutuhkan adanya suatu mesin yang diharapkan dapat membantu pa­ ra pelaku UKM khususnya pa­ ra pengusaha pemoton­ gan ayam,” lanjutnya Kelompok ini memba­ gi diri menjadi beberapa kelompok dalam pen­cip­ ta­an proyek akhir­diba­ wah bimbingan dosen Pen­didikan Teknik Mes­ in, Asnawi, M.Pd. Ahmad­ bertugas untuk men­ ciptakan design alat, Roma dan Dwi bagian­ pemesinan se­­dang­­ kan­­ Herdiarto­ dan Tri Widodo ba­­gi­an fabri­ ka­si. Ro­ma­ me­nam­ bah­kan­ da­ri ha­sil sur­

vei­ di lapangan pada be­be­­ra­­pa mesin pe­ron­tok bulu ayam, kons­truk­si dan kom­po­nen­nya sederha­na­ sehingga ma­ sih terdapat beberapa kekurangan. Kelemahan yang terli­ hat pada mesin terse­ but yaitu, posisi motor terkunci pada dudukan motor meng­akibatkan tidak bi­ sa mengatur kekencang­ an dan ke­ longgaran sa­­­buk (belt), selain itu pe­mi­­­lih­­an ba­ han­ yang ku­rang­ tepat dan dimensi­me­sin yang memakan­ ba­­­­nyak tempat­ sehingga­ ku­­­rang efi­ sien ialah ke­ku­­rang­ an­yang ada pa­­da ke­ banyakan­ me­sin yang sudah ada. “Berdasar­ kan ana­li­sis ter­sebut


berita mesin­perontok bulu ayam kreasi kami ini dimodifikasi sedemikian rupa guna mengoptimalkan kinerja­mesin. Design mesin kami le­bih simpel­dari alat-alat yang sudah­ada dipa­sar­an. Me­sin kami pun meng­­gu­­na­­kan bahan steenles steel se­hing­ga anti jamur. Dengan­desain me­ sin­yang baru ini diharapkan mesin ini nantinya akan sangat membantu dalam proses perontokan bulu bulu ayam dan dapat meningkatkan produktifitas bagi calon pengguna,” jelasnya. Roma menjelaskan hasil desain dan gambar kerja mesin perontok bulu­ ayam­mempunyai spesifikasi sebagai be­rikut, Dimensi : 570 x 570 x 1210

m, Kecepatan putaran : 250 rpm, Berat mesin : ± 85 kg, Kapasitas produksi : ± 8 ekor/menit, Sumber penggerak : Mo­ tor listrik AC ½ HP, Sistem transmisi : Komponen reduktor terdiri dari puli, Vbelt, dan roda gigi payung. “Berdasar­ kan hasil uji kinerja, proses perontokan dan kinerja semua komponen sudah cukup baik, terbukti dengan sedikitnya getaran yang terjadi dan mampu mer­ ontokkan bulu-bulu ayam dalam wak­ tu yang relatif singkat.Sedangkan, hasil perhitungan harga pokok produk mesin perontok bulu ayam adalah senilai Rp. 3.200.000,00,” tandasnya. haryo

prestasi mahasiswa

UNY Juarai Elleftition 2011 National Line Follower Competition

Himpunan Mahasiswa Elektronika (HIMANIKA) Fakultas Teknik Universitas­ Negeri Yogyakarta menyabet gelar ju­ ara ke-III dalam ajang Elleftition 2011 Na­ti­onal Line Follower Competition­ yang diselenggarakan oleh Himpunan Ma­ha­­sis­wa Teknik Elektro Universitas­ Di­po­­ne­go­ro, Semarang. Acara ini ber­ lang­­­sung pada 30 Oktober 2011. Ajang ting­kat nasional ini bertujuan seba­gai­ wa­dah pengembangan inovasi­ ro­bot­ line follower yakni suatu robot ber­ben­ tuk­menyerupai mobil kecil,­yang beker­ ja mengikuti garis hitam atau putih. Sebagai juara III, tim dari HIMANIKA FT UNY yang beranggotakan Fery Pra­ tama, Trubus Nugroho dan Brigita­Res­

tu, berhak atas thropy dan uang pem­ binaan sebesar Rp. 1.500.000,-. Ahmad Torik, Ketua HIMANIKA yang selama kom­ petisi bertindak sebagai official men­jelaskan bahwa keunggulan­dari ro­­bot kreasi mereka terletak pada ben­ tuknya yang simple namun memiliki­ke­ cepatan yang cukup memadai. “Sela­in­ itu programming kami juga lebih­ung­

gul­sehingga mampu mengintegrasikan­ seluruh hardware untuk berjalan de­ ngan baik dalam membaca sensor de­ ngan akurat,”jelasnya. Torik menambahkan, dalam pem­bu­ at­an robot line follower ini memer­lukan beberapa komponen seperti­ATmega 16 sebagai processor-nya­dan motor print­ er sebagai penggerak yang dapat dia­ tur kecepatannya. Torik bersama selu­ ruh timnya di HIMANIKA berjanji untuk terus mengembangkan diri agar dapat meraih prestasi – prestasi yang lebih mebanggakan sehingga mampu meng­ harumkan nama Fakultas Teknik dan UNY tentunya. haryo

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

25


berita workshop

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

foto-foto:dokumen humas fip

Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Ilmu Pendidikan, UNY bekerja­ sama dengan Direktorat Pembinaan Pen­didikan Khusus dan Layanan Khusus menyelenggarakan workshop pengem­ bangan pembelajaran berbasis e-learn­ ing bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Aca­ra ini dihadiri oleh para guru SLB, gu­ru sekolah inklusi serta guru anak ak­se­lerasi atau CIBI (Cerdas Isrimewa dan Berbakat Istimewa) di wilayah Yog­ yakarta dan dibuka secara resmi oleh Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA. Hadir sebagai pembicara yai­ tu Dr. Ishartiwi, Edi Purwanta, M.Pd., Kuswari Herawati, M.Kom., Endang Su­

26

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

partini, M.Pd., Ariyawan Agung Nugro­ ho, S.T. Kuswari Herawati, M.Kom dari Pu­ sat Komputer UNY menguraikan ten­ tang e-learning untuk ABK. Desain elearning bagi ABK dimodifikasi sesuai dengan keterbatasan yang dimiliki oleh ABK, misalnya untuk anak tunan­ etra maka­bentuk e-learning berbentuk taktual dan bersuara misalnya pearng­ kat lunak screen reader Thunder yang digunakan untuk mengubah teks pa­ da layar menjadi suara atau pengu­ naan keyboard Braille. Sedangkan bagi tunarungu, e-learning didesain meng­ gunakan bahasa isyarat sebagai inter­

facenya baik dalam bentuk video atau simbol gambar-gambar ekspresi seba­ gai isyarat. Tampilan e-learning diupaya­ kan menarik dan eye cathing. Salah satu­ nya adalah program I-CHAT (I Can Hear And Talk) yang terba­gi dalam 5 modul yaitu modul kamus, modul isyarat ab­ jad jari, modul isyarat bilangan, modul tematik dan modul menyusun kalimat. Selanjutnya, e-learnimg bagi tunadak­ sa dapat didesain sebagaimana e-learn­ ing pada umumnya, hanya saja pego­ perasian perangkat e-learning lainnya memerlukan bantun orang lain. Misal­ nya menggunakan vitual keyboard yang memungkinkan siswa hanya menggu­


berita nakan mouse untuk mengetik dan me­ lakukan aktivitas lain di komputer. Ada­pun strategi e-learning untuk tuna­ grahita dan tunalaras dapat mrngguna­ kan video atau animasi yang menarik diantaranya penggunaan suara lembut untuk memberikan arah, putar musik lembut sebagai backsound, gunakan urutan gambar sebagai petunjuk me­ la­kukan sesuatu.

Dr. Ishartiwi, dosen PLB FIP UNY me­ nambahkan bahwa kebutuhan pembe­ lajaran ABK adalah kebutuhan akan peng­alaman onkret, kebutuhan akan peng­ alaman memadukan dan kebu­ tuh­­an akan berbuat dan bekerja dalam belajar. Oleh karena itu penyusunan elearning bagi ABK diharapkan tidak me­ lupakan prinsip belajar tersebut, karena bagaimana pun fungsi e-learning adalah

sebagai komplemen pembelajar­an kon­ vensional. Pembekalan tentang e-learn­ ing perlu diberikan kepada para gu­ru dan tenaga kependidikan karena e-learn­ ing dapat mengatasi masalah rendahn­ ya rasio pengajar dan siswa, fleksibilitas pelaksanaan pembelajaran, enrichment proses pembelajaran, dan kemungkina perluasanlayanan pendi­dikan. zulfa

Seminar nasional

PELATIHAN MITIGASI BENCANA FIS

foto-foto:heri p/pewara dinamika

Sebanyak 40 Guru SD, SMP, SMA di Yog­ yakarta ikuti Pelatihan Mitigasi Benca­ na di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Ne­geri Yogyakarta (FIS UNY), Rabu-Ka­ mis (2-3/11). Dalam sambutan selamat datang Pembantu Dekan I FIS UNY, Su­ hadi Purwantara, M.Si., mengatakan ke­ giatan ini merupakan bentuk Pengab­ dian Pada Masyarakat FIS UNY. “Selain mengajar, melakukan penelitian, dan menulis dosen juga harus melakukan kegiatan pengabdian kepada masyara­ kat,” imbuhnya. Dalam pelatihan yang digelar di ru­ ang Ki Hajar Dewantara FIS UNY terse­ but menghadirkan beberapa dosen FIS UNY sebagai narasumber. Salah satu na­ rasumber Pelatihan, Suhadi Purwanta­ ra, M.Si., dalam presentasinya mema­ par­­ kan Kompleksitas Bencana dan Mi­­ti­­­ga­si di Yogyakarta. “Jenis-jenis­ ben­ ca­­na bisa berupa bencana alam yang

me­liputi tsunami, gempa, banjir, badai, erupsi vulkan, tanah longsor; bencana non-alam yang berupa kecelakaan, ke­ bakaran; serta bencana sosial misalnya perang, dan kerusuhan,” jelasnya. Lanjut Suhadi, Secara umum tahap penanggulangan bencana di bagi men­ jadi tiga yakni sebelum bencana (pence­ gahan, penjinakan, kesiapsiagaan), se­la­ ma bencana (tahap darurat, konsolida­si, rehabilitasi), dan sesudah bencana (re­ konstruksi, pembangunan). Langkah yang bisa diambil dalam upaya mitigasi ben­cana yakni memasukan pendidikan mitigasi dalam Standar Kompetensi IPS, sejak, SD hingga SMP, Sosialisasi penge­ tahuan tentang bencana alam, Sosiali­ sasi Peta-peta bencana, Sosialisasi POB, Pelatihan rutin mitigasi berbagai ben­ cana untuk aparatur, dan masyarakat. Pada kesempatan yang sama, nara­ sumber lain Dr. Suharno, M.Si. menyo­

roti tentang bencana sosial. “Bencana dalam kehidupan tidak hanya berupa­ bencana yang datang dari alam, tetapi­ dapat timbul dari masyarakat­atau bang­­­­sa yang sering disebut dengan­ ben­­­ca­na sosial. Bencana sosial dapat be­­­ru­­­pa konflik antar elemen di dalam ma­­­sya­­­ra­­­kat, konflik antar etnik, pe­rang­ an­tar bangsa dan sebagainya. Ke­han­ cur­­an dan dampak dari bencana sosial bisa lebih dahsyat dari bencana alam,” papar Dosen Kebijakan Publik Jurusan PKnh FIS UNY tersebut. Untuk meminimalisasi potensi kon­ flik, imbuhnya, diperlukan ruang koek­ sistensi (space of co-existance) bagi se­ bagian besar identitas. Negara sebagai institusi yang mengikat, memaksa, dan mencakup semua (all-encompasing, all embracing) seharusnya mampu meng­ hadirkan ruang itu. Eko

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

27


berita kreativitas

KARTU KIMIA DARI LIMBAH KARDUS Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap su­ lit bagi peserta didik. Akibatnya banyak siswa yang tidak berhasil dalam bela­ jar kimia bahkan berkembang anggap­ an bahwa mata pelajaran MIPA teruta­ ma kimia merupakan mata pelajaran tersulit dan menjadi momok diantara­ mereka. Upaya yang dilakukan untuk menghilangkan sugesti tersebut dalam diri peserta didik adalah dengan mem­ berikan pembelajaran yang lebih krea­tif terhadap peserta didik dengan metode pembelajaran yang tidak hanya di­lak­ sanakan secara satu arah tetapi harus lebih memberi kesempatan kepa­da sis­ wa untuk bertidak lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga ti­ dak merasa cepat bosan dalam belajar. Salah satu metode pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam ke­ gi­atan belajar mengajar sehingga pe­ serta dapat lebih aktif dan tidak mera­ sa bosan adalah penggunaan metode Teams Game Tournament (TGT) yang me­ ru­pakan salah satu metode pembelaja­ ran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh peserta didik tanpa­ harus ada perbedaan status, menum­ buhkan tanggung jawab, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan re­ inforcement. Namun suatu pembelaja­ ran akan lebih efektif bila dilengkapi dengan media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat digu­ nakan dalam kegiatan belajar menga­jar kimia adalah kartu kimia. Pada umum­

28

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

foto-foto:humas fmipa

nya kartu kimia dibuat dengan menggu­ nakan kertas atau menggunakan bahan plastik yang telah dibuat oleh pabrik. Kartu buatan pabrik biasanya menggu­ nakan teknik cetak yang tentunya akan membuat harga produksinya lebih­ting­ gi dan akhirnya jika dijual dipasaran a­kan menjadi mahal. Untuk mengatasi hal tersebut seke­ lompok mahasiswa Fakultas MIPA Uni­ ver­sitas Negeri Yogyakarta yaitu Su­lis­ Setyowati dan Erni Widiyastutik da­ri prodi pendidikan kimia serta Ria Nur­in­ dah dari prodi pendidikan IPA membu­at media pembelajaran sederhana dan mu­ rah yang dibuat dari bahan bekas atau­ pun sisa pakai yang ada di lingkung­an yakni limbah kardus. Menurut Sulis Se­ tyowati digunakannya limbah kardus dalam pembuatan media pembelajar­ an selain membantu pengurangan lim­ bah kertas juga akan meringankan bi­ aya pendidikan serta berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkung­ an de­ngan­memanfaatkan barang be­ kas.­“Kami­membuat kartu kimia dari lim­bah­kardus bekas ini untuk materi

pe­lajaran stoikiometri karena materi ini menurut siswa cukup menjenuhkan” kata Sulis, “Pembelajaran yang hanya satu arah akan menjadikan peserta di­ dik lebih cepat bosan dalam mempela­ jarinya, sehingga penerapan metode pem­belajaran Teams Game Tournament yang dilengkapi dengan kartu kimia di­ harapkan mampu meningkatkan moti­ vasi dan prestasi peserta didik dalam proses pembelajaran.” Erni Widiyastutik mengatakan bah­ wa untuk membuat kartu kimia ini ada­ lah mempersiapkan bahan dan alatnya yang terdiri dari limbah kardus, lem, gunting, spidol, plastik, dan pengga­


berita ris kemudian melakukan desain kartu­ stoikiometri lalu dicetak berbentuk kar­ tu kimia berdasarkan teori yang bia­ sa­diajarkan di SMA. “Tahap akhirnya­ mengkonsultasikan kartu kimia sto­i­ki­ o­metri kepada dosen pembimbing, gu­ ru Sekolah Menengah Atas untuk mem­ berikan masukan dan revisi hingga la­yak untuk digunakan sebagai­media pembelajar­an kimia sehingga proses

pembelajaran lebih efektif.” Kata Erni, “Kartu kimia ini telah diuji cobakan di SMAN 4 Yogyakarta dengan hasil baik, memang pada mulanya siswa agak ke­ bingungan namun lama kelamaan sis­ wa menanggapi dengan positif”. Krea­ tifitas ini berhasil­memperoleh dana Dik­ti dalam Program Kreatifitas Maha­ siswa bidang Peneliti­an tahun 2011. Dedy Herdito

pelatihan

Mahasiswa AN FIS Nyinden Sunda di FIM

foto-foto:heri p/pewara dinamika

Salah satu Mahasiswa Administrasi Ne­ ga­ra, Fakultas Ilmu Sosial, Yeti Yudiyan­ ti, lolos mengikuti Forum Indonesia­Mu­ da (FIM) 2011 dan mendapat leadership lifeskill training selama satu minggu di Cibubur, Bandung. Acara ini terselang­ gara sejak tanggal 22 hingga 28 Okto­ ber 2011. FIM ialah sebuah forum tingkat na­ sional yang saban tahun mengadakan training kepemimpinan bagi pemuda­ seluruh Indonesia. Untuk ikut serta da­lam FIM, tiap peserta harus mengi­ si formulir pendaftaran via on line dan kemudia diseleksi oleh panitia. “Alham­ dulillah bisa lolos, soalnya yang daft­ ar kemarin banyak banget,” ujar Yeti, mahasiswa yang saat ini menginjak se­ mester III ini. Selain Yeti, ada juga 3 ma­ hasiswa fakultas lain yang turut serta.

Ia menceritakan sesampainya di lo­ kasi, seluruh peserta dibagi menjadi ke­ lompok-kelompok sesuai dengan peris­ tiwa sejarah Sumpah Pemuda 1928. “Ka­mi dibagi menjadi Jong Java, Jong Soe­matera, Jong Soenda, dan lainnya. Sa­ya sendiri bergabung di Jong Bali,” katanya. Hari pertama dan kedua, lanjutnya, acara diisi dengan materi. Dalam kes­ empatan itu materi diisi oleh tokoh-to­ koh nasional, antara lain; Amien Rais, tokoh reformasi; Taufik Ismail, buday­ awan; dan Arief Munandar, serta tokoh­ lainnya. Di sela-sela acara itu, Yeti tibatiba diminta nyinden sunda oleh pemba­ wa acara. “Kaget aja, kok tiba-tiba ba­ nget. Tapi ya mau gak mau, tetap maju dah,” ujarnya yang saat itu nyinden di­ hadapan 135 orang.

Hari berikutnya, para peserta mem­ buat social project pada masyarakat De­sa Maleber. “Di desa Maleber saya mendatangi anak-anak SD untuk mem­ berikan motivasi,” katanya. Sedangkan hari terakhir diisi dengan renungan sum­pah pemuda dan acara api ekspresi.­ “Malam terakhir tiap kelompok diminta untuk menampilkan pertunjukan seni. Berhubung dapat kelompok Jong Bali, kelompok saya membawakan tarian Bali dan teater,” tuturnya. “Senang sekali bisa berpartisipasi, apa­lagi acara ini diikuti oleh pemuda da­ri seluruh Indonesia. Terasa benar bah­wa bangsa ini punya banyak kema­ jemukan budaya, tapi tetap bisa bersa­ tu,” ungkapnya ketika ditanya tentang kesan ikut FIM. triyanto

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

29


berita inovasi

ALAT PENJERNIH DAN PENYARING KAPUR

Foto-foto dokumen humas FMIPA

Tidak setiap kecamatan di Kabupa­ ten Gunungkidul memiliki persediaan sumber air yang sama, ada daerah yang tercukupi dengan air bersih sepanjang tahun dari sumber air sumur, mengan­ dalkan PDAM atau penampungan air hujan. Daerah Ngunut, Playen, Gunung­ kidul masih menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan harian. Pa­ da waktu musim kemarau persediaan air di tempat ini menurun yang tam­ pak dari bertambahnya kedalaman air sumur bila diamati dari atas. Keadaan ini sering menyebabkan ka­ pur yang terangkat mesin pemompa­air lebih banyak karena mata air terlalu­de­ kat dengan batuan kapur di dasar su­ mur sehingga membuat air menjadi­ le­bih banyak mengandung kapur dan nampak keruh. Ada rencana untuk mem­buat proyek pembangunan air ber­ sih untuk masyarakat Gunungkidul de­ ngan pembangunan sungai bawah ta­ nah namun tentunya membutuhkan dana yang besar dan tidak setiap tem­ pat di Gunungkidul memiliki potensi un­tuk pembangunan program eksploi­

30

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

tasi sungai bawah tanah ini. Oleh ka­ rena itu perlu pemanfaatan teknologi khusus yang terjangkau untuk daerahdaerah seperti ini. Atas keprihatinan ini sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogya­ karta membuat alat penyaring sekali­ gus penjernih air dari bahan-bahan ala­ mi sehingga air yang dihasilkan da­pat langsung minum oleh penduduk­daerah Playen, Gunungkidul. Mereka adalah Etik Trisnawati dan Tri Sulis Setyawati dari prodi pendidikan IPA Fakultas MIPA serta Teguh Budiono dari prodi pendi­ dikan teknik mesin fakultas teknik Uni­ versitas Negeri Yogyakarta.

ini bisa ditemukan di daerah Ngunut, Pla­yen, Gunungkidul yang mayoritas penduduknya mengkonsumsi air dari sumber mata air sumur yang banyak mengandung zat kapur.” Bahkan me­

nurut gadis yang berasal dari Ngunut Lor, Playen, Gunungkidul ini kandungan zat kapur dalam air yang masih dalam standar kelayakan air minum maksi­mal 500 mg/l. Pengkonsumsian air berkapur yang melebihi standar kelayakan air minum dalam jangka waktu lama akan me­ nyebabkan penumpukan zat kapur di dalam tubuh. Kondisi ini bisa menye­ babkan penyakit batu ginjal yang dise­ Etik Trisnawati menjelaskan bahwa babkan adanya massa keras seperti ba­ zat kapur merupakan zat yang apabila tu yang terbentuk di sepanjang saluran masuk ke dalam tubuh dalam jumlah kencing dan bisa menyebabkan nyeri, yang berlebihan apalagi dalam jangka perdarahan, penyumbatan aliran ken­ waktu lama akan menyebabkan gang­ cing atau infeksi dengan gejala awal su­ guan kesehatan manusia. “Masuknya sah dan sakit saat buang air kecil, te­ zat kapur kedalam tubuh bisa terjadi­ rasa ada yang menyumbat, air kencing melalui banyak media, salah satunya berwarna merah darah, nyeri pinggang adalah dari air minum yang mengan­ yang hebat bahkan bisa merambat sam­ dung kapur.” kata Etik, “Fenomena pai punggung.


berita

Dedi HErdito

K il a s Jurnal Litera FBS Terakreditasi B

dokumen himas FT

Salah satu fakta yang ditemukan di lapangan adalah penduduk sering­ me­ngeluh sakit nyeri pinggang, atau punggung. Tri Sulis Setyawati­menam­ bahkan bahwa penyaringan air ini meng­­­gunakan saringan kain katun,­ sa­ ringan pasir, saringan arang, saringan­ tanah liat, saringan biji kelor dan sa­ ring­an mangan-zeolite (K2Z.MnO.Mn­ 2O7). “Kami menyebut alat ini the water filler system” kata Sulis. “Kelebihannya adalah menggunakan bahan alami, mu­ dah didapat dan digunakan serta air bisa langsung diminum dan tidak me­ ngandung kapur”. Cara kerja the water filler system di­ ung­kapkan Teguh Budiono sebagai be­ rikut, air dari sumur diambil melalui pompa air dan masuk dalam penam­ pung pertama yang berisi filter berupa­ batu kerikil kemudian air melewati pe­ nyaring kedua yaitu pasir beton lalu melewati penyaring ketiga yaitu biji ke­ lor. Kemudian air masuk dalam penam­ pungan kedua dengan angka kesadahan yang telah mengecil, melewati penya­ ring mangan zeloit dan penyaring pasir silika lalu masuk dalam penampungan ketiga dan air siap untuk dikonsumsi. “Penampungan air pertama mempu­ nyai 3 tahap penyaringan untuk meng­ hilangkan kesadahan air yaitu batu ke­ rikil, pasir beton halus dan biji kelor dan untuk masing-masing penyaring berja­ rak 15cm” kata Teguh. “Pada saat air memasuki pada penampung air kedua tentunya sudah dalam kondisi yang cu­ kup bersih dengan tingkat kesadahan yang rendah. Sedangkan untuk penya­ ringnya mempunyai 3 penyaring yaitu karbon aktif, mangan zeloit, dan pasir silika. Pada penampung air ketiga ter­ dapat sebuah pemanas yang telah dihu­ bungkan dengan arus listrik yang akan menghasilkan panas dan mendidihkan air sehingga kandungan kapur dalam air dapat terpisah dan dapat atau la­ yak untuk dikonsumsi manusia.” Karya ini membu­ah­kan hasil dengan terpilih oleh Dikti untuk dida­nai dalam Program Kreativitas Mahasiswa 2011 bidang Tek­ nologi.

Keberadaan jurnal penelitian di perguru­ an tinggi merupakan poin penting, karena merupakan ruh dari eksistensi dari pergu­ ruan tinggi itu sendiri. Prof.Dr.Burhan Nur­ giyantoro, Ketua Redaksi Litera, menjelas­ kan bahwa jurnal penelitian adalah media bergengsi bagi universitas dan memegang­ peranan penting bagi para dosen yang ingin­meraih gelar Guru Besar. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena jurnal pe­ne­litian memuat karya-karya terpilih yang meru­ pakan cerminan keilmuan dari penulisnya. Oleh karena itulah keberdaan jurnal pe­ nelitian menjadi sangat penting, terlebih lagi jurnal yang terakreditasi oleh DIKTI. Dari sekian banyak jurnal yang ada di UNY, FBS memiliki Litera, satu jurnal istimewa yang pada Oktober lalu men­ dapat pengesahan atas kualitasnya. Sesuai dengan SK Dikti Nomor 66b/DIK­ TI/Kep.2011, Litera resmi menyandang Akreditasi B. Dengan demikian Lite­ra menjadi salah satu dari tiga jurnal terakreditasi di UNY. “Ini adalah suatu prestasi, karena sekarang sistem seleksi DIKTI sangat ketat,” ujar Dr. Anwar Efendi, M.Si., Sekretaris Redaksi Litera sambil tersenyum­ bangga. Ditanya mengenai kendala proses penerbitan jurnal, Burhan menjawa bahwa kendala utama adalah ketersediaan naskah penelitian. Kualitas Litera dijaga dengan pemilihan naskah yang bagus secara substansi­ maupun kesesuaian dengan panduan penulisan. Kelayakan artikel dinilai oleh tim redaksi dan saran mitra bestari. Mitra bestari adalah pembaca ahli dari lu­ ar PT bersangkutan yang memberikan saran terkait kelayakan artikel. “Jurnal terakreditasi akhirnya bukan hanya milik PT yang bersangkutan, tetapi sudah menjadi milik kelompok ilmuwan,”terang Burhan yang juga dosen pengam­ pu mata kuliah Stilistika FBS UNY ini. Diyan

Perjaka, Alternatif Mengkonsumsi Ikan Ada permen inovasi baru dari mahasiswa Pasca Sarjana UNY, Nuky Hangga­ ra dan Erfin Dwi Priana, permen berbahan dasar ikan. Perjaka, Permen Ra­ sa Kakap ini berhasil meraih juara ke IV pada Lomba Inovasi Pengembangan Produk Perikanan Kategori Peneliti/mahasiswa yang diselenggarakan oleh Ke­ menterian Kelautan dan Perikanan pada 23-24 Oktober 2011 yang lalu di Jakarta. Menurut Nuky yang juga alumni mahasiswa Tata Boga UNY ini pemilihan ikan kakap pun menjadi pertimbangan dalam pembuatan perjaka. Selain ikan kakap proteinnya tinggi ikan ini pun baunya tidak begitu amis. Walaupun, tetap digunakan nanas sebagai campuran untuk menghilangkan bau amis ikan. Hal ini yang membuat ikan kakap mudah untuk diolah menjadi makanan yang manis. ”Kalau ikan laut yang lain seperti salmon selain mahal justru kalau di­ masak baunya semakin amis.” tambah Nuky. Karya yang mendapat bimbingan dari Dosen FT, Fitri Rahmawati, MP ini cukup mudah dalam pengolahanya. Lomba yang diselenggarakan tiap tahun ini diikuti oleh 177 peserta dengan­ juara I diraih oleh BPPT, Juara II UGM dan Juara III UNDIP. haryo

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

31


opini KONGRES RAKYAT PAPUA MENGGEMPARKAN DUNIA INTERNASIONAL O l e h V i n sen siu s F. J egaut

K

enyataan sejarah di Papua telah mem­ perlihatkan secara jelas hingga kini masalah Papua belum dituntaskan se­ cara komprehensif dan menyeluruh oleh Indonesia dan PBB khususnya. Kendati telah diupayakan penyelesaian berbagai cara termasuk dengan memperkuat terus pasukan keamanan oleh pemerintah pusat guna meng­ hadapi ancaman serius dari gerakan separatis daerah setempat yang lebih populer dengan sebutan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kon­ flik yang melibatkan kedua belah pihak yang berlawanan, yakni pemerintah Indonesia dan orang Papua sendiri, yang sudah dimulai sejak 1 Mei 1963 silam. Beberapa rentetan peristiwa kekerasan oleh TNI tersebut di atas tadi ternyata hal ini menja­ di catatan hitam bagi orang Papua itu sendiri, karena rakyat Papua pada umumnya menjadi korban akibat tindak kekerasan TNI pada ma­ sa lalu itu. Tidak heran sampai di zaman refor­ masi ini hati orang Papua masih terus bergo­ lak untuk menentukan nasibnya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan digelarnya kongres III raky­ at Papua kemarin selama 3 hari mulai 17 Okto­ ber s.d 19 Oktober 2011 di Abepura yang diikuti sekitar 4.000 orang peserta kongres yang data­ ng dari berbagai wilayah Papua sendiri (Kom­ pas 20/10/11).

Kongres tersebut dilaksankan dilapangan sepak bola Zakheus Abepura, yang akhirnya dibubarkan secara paksa oleh aparat keamanan TNI dan Polri karena kegiatan ini dinilai makar oleh pemerintah pusat Jakarta. 32

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

Kongres tersebut dilaksankan dilapangan sepak bola Zakheus Abepura, yang akhirnya di­ bubarkan secara paksa oleh aparat keamanan TNI dan Polri karena kegiatan ini dinilai makar oleh pemerintah pusat Jakarta. Seperti di ket­ ahui kongres rakyat yang memasuki hari ke-3 dibahas antara lain hasil rapat komisi dan pe­ milihan pemimpin nasional. Terpilih saat itu adalah Ketua Dewan Adat Papua Forkorus Yaboi Sembut sebagai presiden dan Edison Waromi dari West Papua Nasional Authority sebagai per­ dana menterinya. Selanjutnya menjelang pukul 15 WIT Forkorus mendeklarasikan hasil kongres pada peserta kongres yakni pembentukan Ne­ gara Federal Papua Barat dengan lagu kebang­ saan Hai Tanah Papua dan Bintang Fajar sebagai bendera nasionalnya bukan lagi Bintang Kejo­ ra sebagaimana yang publik kenal selama ini. Ketua panitia kongres rakyat Papua III Self­ ius Bobily menyatakan deklarasi tersebut me­ nandai kembalinya kedaulatan Papua seper­ ti dideklarasikan pada kongres rakyat Papua I “19 Oktober 1961” silam oleh Komite Nasion­ al Papua. Terlepas motivasi dilaksanakan kongres rakyat Papua III untuk mencapai tujuan politik tertentu orang Papua, sebenarnya bagi pemer­ intah Indoenesia pelaksanaan kongres ini bu­ kan suatu ancaman yang serius sekali bagi keu­ tuhan NKRI. Yang menjadi persoalan sensitif bagi pemerintahan Indonesia dalam pelaksan­ aan kongres III kemarin di Papua adalah sub­ stansi dari kongres itu yang teleh dibelokkan untuk mewujudkan dari perjuangan politik orang papua sendiri yakni dengan mendeklar­ asikan diri sebagai Negara Federal Papua Barat. Mengingat dengan secara gamblang dan lantang para peserta kongres mendaulat Yaboi Sembut sebagai presiden dan Edison Yaromi se­ bagai perdana menterinya. Dukungan 4000 orang perserta kongres yang bulat dan utuh dalam mengambil keputusan politik untuk merdeka sendiri itu tidak ada ja­ minan bagi dunia internasional khususnya PBB


opini akan mendukung hasil kongres tersebut dan mensyahkannya sebagai kedaulatan sebuah negara baru dari Papua nantinya karena PBB akan berpikir ulang seribu kali saat ini untuk mengiyakan pembentukan negara federal Pap­ ua Barat, apalagi kongres ini dilakukan hanya untuk mendaulat kembali kongres rakyat pap­ ua I “19 Oktober 1961” silam. Sebab kalau mo­ tivasi dilaksanakan kongres III ini maka jelas pengaruh politisnya terhadap masyarakat in­ ternasional sangatlah lemah, baik dari sisi hu­ kum, politik, maupun sejarah. Mengingat terlalu mahal resiko politik dan ekonomi yang harus ditanggung oleh dunia in­ ternasional apabila mereka mendukung sepe­ nuhnya perjuangan orang Papua menjadi ne­ gara merdeka sendiri, menurut hemat penulis, PBB, AS, dan Uni Eropa ataupun Australia su­ dah jelas secara politik menyadari hal ini se­ hingga mereka akan kapok juga untuk mem­ beri dukungan perjuangan Papua Merdeka di masa yang akan datang. Dunia internasional sudah tidak mampu lagi menanggung resiko politik karena membanjirnya para pengungsi dari Papua seandainya Papua merdeka hanya karena didukung oleh masyarakat internasion­ al. Sebab bagaimanapun masyarakat interna­ sional telah banyak belajar dari sejarah masa lalu dalam mendukung gerakan sebuah daerah di republik ini untuk merdeka menjadi negara sendiri, bahwa konsekuensi selanjutnya mere­ ka harus siap menanggungnya. Pada akhirnya, negara yang mendukung pun akan kebagian tanggung jawab untuk menang­ gani para pengungsi nanti sebagai konsekue­ nsi dari negara tersebut mendukung pemben­ tukan Negara Federal Papua. Oleh karena itu, penulis mengingatkan pemerintah pusat un­ tuk tidak perlu gentar sedikitpun menghadapi suatu kegiatan politik apapun di Papua, baik itu kongres, seminar, maupun konfrensi dan seba­ gainya. Karena itu semua hanyalah letupan-let­ upan kecil yang hanya mampu dilakukan atas dasar persamaan rasa emosional dari kelompok orang yang tidak memiliki martabat politik lagi di negaranya sendiri. Kelompok provokatif itu telah menghitung untung ruginya dari aspek manapun. Masyarakat internasional sudah bi­ sa menyimpulkannya secara rasional seandain­ ya Papua merdeka dengan dukungan yang ny­ ata dari mereka. Untuk terwujudnya kemerdekaan bagi Pap­ ua itu sendiri harus adanya satu kata dulu ser­

ta kesamaan pendapat dengan dukungan tekad yang bulat dari fraksi-fraksi di Papua yang begi­ tu besar jumlahnya saat ini. Secara politis, hal ini tentunya sulit dilakukan oleh kelompok prokemerdekaan Papua tanpa ada representasi dari basis semua suku Papua yang selama ini tem­ pat tinggal keberadaannya sangat terpencarpencar dan sulit diakomodasikan dalam suatu forum politik guna menggiring mereka ke hal yang sifatnya sensitif, yakni mendeklarasikan kemerdekaan Negara Papua sendiri. Mengenai dukungan dunia untuk kemerde­ kaan Papua, menurut hemat penulis sudah lagu lama dan bobot politik dari pernyataan itu be­ lum tentu menjadi daya tarik guna mendapat­ kan dukungan dunia internasional pada um­ umnya. Namun, semua hasil kongres rakyat Papua III tersebut di atas hanyalah ilusi yang tidak mampu menjadi perekat kembali berba­ gai suku ataupun pola pikir orang Papua guna digiring ke satu kata merdeka seperti diwacana­ kan selama ini oleh berbagai pihak tertentu. Tuntutan referendum dari masyarakat Papua pada akhirnya bisa dilaksanakan oleh PBB, teta­ pi dengan satu syarat semua masyarakat Indo­ nesia dari Sabang sampai Merauke dilibatkan suara politiknya dalam referendum tersebut. Penulis yakin dan percaya securang-curangnya PBB melakukan pelanggaran tetapi selalu ada harapan besar hasil jajak pendapat tetap dime­ nangkan oleh masyarakat Papua yang pro-Ne­ gara Republik Indonesia.

Vinsensius F. Jegaut sejarawan lembaga MSI dan wartawan majalah Praba

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

33


opini Menulis Itu Memulung Kata O l e h T riya n t o P. N u groh o

M

enulis itu bagaikan memulung kata. Kita seperti berjalan-jalan di sebuah taman. Melihat kata kaleng berserakan; kita pungut. Menyaksikan kata kupu-kupu berterbangan; ki­ ta pungut. Merasakan kata lembutnya rumput; kita pun pungut. Dan masih banyak kata, yang ada di taman itu kita kumpulkan. Semuanya, bertumpuk dalam otak. Beberapa dalam sebuah catatan kecil. Lantas, kita pilah kata-kata yang tepat guna. Kata-kata yang sesuai dengan ide di benak ki­ ta. Kata-kata yang bisa menggambarkan emo­ si dan perasaan. Kita pilah semuanya. Kita kelompokkan dalam klasifikasi-klasifikasi tertentu. Kata “ka­ leng” untuk menegaskan arti “pencemaran”, kata “kupu-kupu” untuk menggambarkan “in­ dah”, kata “rumput” untuk menunjukkan “ta­ man”, dan sebagainya. Lalu kita menyusunn­ ya dalam sebuah kalimat. Kalimat-kalimat itu lantas kita hubung-hubungkan, menjadi sebu­ ah paragraf. Akhirnya menjadi sebuah cerita atau karangan. Dengan karangan, kita bisa bertukar pikiran,

Kita pilah semuanya. Kita kelompokkan dalam klasifikasi-klasifikasi tertentu. Kata “kaleng” untuk menegaskan arti “pencemaran”, kata “kupu-kupu” untuk menggambarkan “indah”, kata “rumput” untuk menunjukkan “taman”, dan sebagainya. Lalu kita menyusunnya dalam sebuah kalimat. Kalimat-kalimat itu lantas kita hubung-hubungkan, menjadi sebuah paragraf. Akhirnya menjadi sebuah cerita atau karangan. 34

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

perasaan, dan pengalaman. Manusia adalah sa­ tu-satunya mahkluk di dunia ini yang bisa mela­ kukannya. Hanya dengan sebuah karangan, ma­nusia bisa dikenang selama berabad-abad lamanya. Dengan sebuah karangan (baca: tulis­ an) kita bisa mengetahui sosok yang hidup di zaman lampau. Dengan sebuah karya tulis, orang bisa dikenal melintasi jarak, ruang, dan wak­tu. Harry Potter yang kita nikmati sekarang, ber­ puluh-puluh tahun mendatang akan tetap di­ ba­ca anak cucu kita. Tetralogi Pulau Buru Pram yang ditulis berpuluh tahun lalu, berpuluh­ta­ hun berikutnya akan kembali dibedah oleh pem­baca-pembaca lainnya. Memang benar bi­ la menulis adalah bekerja untuk keabadian. Bayangkan, berapa banyak kata di dunia ini? Berapa banyak kalimat yang ada di seluruh ja­ gad raya? Mungkin sebanyak bintang-bintang di angkasa sana. Ajaibnya, kata atau kalimat itu tak pernah habis. Laksana ruang yang tak berujung. Setiap hari, selalu ada kalimat baru yang dit­ uliskan. Ada karangan baru yang dicetak. Ada cerita-cerita baru yang dibagikan. Entah akan berakhir sampai kapan. Apakah sampai kiamat kelak? Entah! Sejak pertama kali ditemukan ka­ ta dan tulisan, kita tak pernah bisa berhenti menulis. Tulisan adalah sesuatu yang magis sekaligus fantastis. Kita harus berterima kasih pada alphabet, pada 26 huruf yang menyusun kata itu. De­ ngannya, semua benda, bahkan emosi dan pe­ ra­­saan, bisa diungkapkan lewat kata. Penulis hanyalah seperti pemulung. Tetapi ia memulung kata. Dengan rajin, Ia memungut tiap kata yang bertebaran dalam setiap penju­ ru jagad ini. Merangkainya, kemudian mem­ bagikannya kepada orang lain. Dengan itu, ki­ ta menuju keabadian. Asal mula adalah kata Jagat tersusun dari kata Di balik itu hanya ruang kosong dan angin pagi …. (Subagyo Sastrowardoyo)

Triyanto P. Nugroho alumnus FIS UNY


opini

istimewa

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

35


resensi media Bagaimana Bikin Robot Sendiri? O l e h I khwa n Taufik Apa yang muncul di benak Anda saat mendengar kata ‘Robot’? Suatu mesin­ serba canggih yang bisa melakukan ­­ pe­kerjaan apapun? Ataukah peralatan­ modern yang mampu bergerak, beker­ja, dan berpikir layaknya manusia? Mung­ kin juga terpikir tentang film-film ani­ masi semacam Gundam, Transfor­mer, Astro­boy, dan Power Ranger? Kiranya,­ me­­­mang seperti itulah interpreta­ si ro­bot­yang selalu berkesan­cang­ gih dan mo­dern. Bahkan pernah­ diramalkan­ bah­wa sepuluh­ ta­ hun­ ke depan, kehi­dup­­an ma­ nu­­sia­ tidak bisa­ terlepas den­ gan me­ sin canggih dan mo­dern layak­nya robot.­ Na­ mun,­ pernah­kah mun­cul di pikiran kita angan-angan untuk mem­­buat sebuah ro­bot? Mampukah ki­ ta menciptakan me­ sin cang­gih itu? Ja­ wabannya bi­sa, ten­­tunya setelah mem­­­­baca dan mempe­ la­­jari buku, buah kar­ya dari Yu­ sep Nur Jatmika ini. CARA MUDAH MERAKIT ROBOT UNTUK PEMULA: Mengupas Tuntas Segala Hal tentang Robot Penulis: Yusep Nur Jatmika • Penerbit: FlashBook, 2011 • Tebal: 196 halaman

membuat robot. Walaupun demikian, pembaca tidak hanya disuguhi materi dasar merang­ kai sebuah robot saja. Dalam buku ini, pembaca juga akan dituntun sampai pa­ da tahap membuat robot. Salah satu­nya ialah membuat robot cerdas Boe-Bot.­ Penulis pun kiranya tidak cukup puas hanya memaparkan cara membuat­BoeBot saja. Penulis juga menyertakan listing/kode programnya. Selain Boe-Bot, pe­ nulis juga mem­ bahas me­

ngenai­ robot line tracker. Jenis ro­bot­ yang satu­ini mempunyai­ ka­­­rak­­teristik dapat bergerak meng­ ikuti track berupa garis. Karena karak­ Buku ini memang ditujukan untuk teristiknya yang bisa bergerak mengi­ para pemula. Tentunya, dalam mengu­ kuti garis itu­lah banyak yang menamai pas tuntas segala hal mengenai robot robot jenis ini dengan sebutan robot akan dimulai dari dasar. Pembaca akan line follower. Listing program untuk ro­ dituntun dan diperkenalkan dengan­ bot line follower ini juga dibahas. Bah­ kom­­ponen-komponen dasar robot ter­ kan penulis juga mampu menjelaskan le­­bih dahulu. Tidak lupa buku ini juga­ source code untuk masing-masing ba­ membahas dasar-dasar elektronika gian yang digunakan untuk memro­ pem­­buat robot. Memang benar yang gram robot. Dalam buku ini, pembaca akan mene­ di­ka­takan penulis bahwa mempelajari­ ro­bot tanpa mengerti dasar-dasar elek­ mukan cara membuat robot berkaki tro­nika ibarat sayur tanpa garam. Apa­ dan berlengan serta robot cerdas yang la­gi buku ini memang dipersembahkan banyak diikutkan pada Kontes Robot untuk para pemula yang ingin belajar Cerdas Indonesia (KRCI). Pada tahapan 36

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

ini, robot yang diciptakan akan sedikit le­bih rumit dari pembahasan robot se­ belumnya. Pemrograman yang diguna­ kan akan lebih kompleks dan cukup me­ mutarbalikkan otak. Namun, lagi-lagi penulis menjelaskan listing program­nya dengan sajian yang relatif mudah di­ pahami. Pada tahapan pembahasan ro­ bot cerdas yang banyak diikutkan pada Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI), pembaca bisa jadi akan ‘tersihir’ menja­ di lebih percaya diri untuk bisa mengi­ kuti kontes robot yang cukup bergengsi itu. Pasalnya, penulis menjelaskannya mulai dari tahap perencanaan, tahap pembuatan, tahap uji coba, dan sampai­ pada tahap pengembangan un­ tuk latihan. Pemaparan pe­ nulis da­lam menya­ jikan ma­te­ri­ juga cu­ kup renyah dan mu­dah dimengerti.­ Gam­bar-gambar pendu­ kung yang fullcolour juga cu­kup me­war­nai nilai este­ ti­ka buku ini sehing­ga pem­ baca tidak akan mudah­jenuh saat mempelajarinya.­Ukuran buku se­te­bal 196 ha­lam ini juga­ cukup kecil dan tidak berkesan se­ perti buku-buku diktat kuliah ro­ bot­atau sejenisnya. Buku de­ngan di­ mensi 20,4 cm x 14 cm x 0,9 cm ini praktis seperti buku bacaan ringan dan biasa. Namun, ilmu yang terkan­dung di dalamnya sungguh sangat bertolak belakang dengan ukur­an buku yang bisa dikatakan kecil ini. Kiranya me­ mang tidak salah jika Anda, para pem­ baca yang menyukai bidang robotika, yang berkeinginan belajar tentang ro­ bot, atau mahasiswa/pelajar yang se­ dang belajar robotika memilih buku ini sebagai salah satu bahan referensi.

Ikhwan Taufik mahasiswa Teknik Mekatronika UNY


bina rohani SEMUA KARENA CINTA O l e h N ur A e ni A riya nti Pernahkah kita merasa sangat dicin­ tai oleh Allah? Pernahkah kita merasa­ “dibenci” oleh Allah? Di dalam Al-Quran memang banyak diterangkan mengenai orang-orang yang dicintai dan orang yang dibenci oleh-Nya. Banyak juga di­ jelaskan tentang perilaku manusia yang dicintai-Nya dan yang dibenci oleh-Nya. Seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 222 Allah berfirman “Sesungguhnya Al­ lah menyukai orang-orang yang berto­ bat dan menyukai orang-orang yang me­

dah-ibadah sunnah. Ketiga, selalu ingat kepada Allah (dzikrullah) baik melalui hati, lisan, maupun tingkah laku. Keem­ pat, mencintai Allah melebihi cintanya­ pada diri sendiri. Kelima, mengenal, mem­perhatikan, dan merenungi kebe­ saran Allah di setiap situasi dan kondisi. Keenam, menghayati kebaikan dan nik­ mat Allah yang diberikan kepada kita. Ketujuh, menghadirkan hati di kala mel­ akukan ketaatan pada-Nya (khusyu’). Ke­ depalan, berduaan (berkhalwat) dengan-­

nyu­cikan diri”. Dan masih banyak lagi “surat cinta” (Al-Qur’an) beliau yang me­nyebutkan mengenai hal-hal di atas. Selain itu, kita juga diperkenalkan de­ngan cara-cara menggapai cinta Al­ lah. Bagaimana kita “merayu” sang Ma­ ha Cinta agar mencintai kita. Imam Ib­ nul Qoyyim menyebutkan ada sepuluh hal yang dapat menyebabkan kita men­ dapatkan cinta Allah (mahabbatulloh), yaitu pertama, membaca Al-Quran dan memahami serta merenungkan mak­na­ nya. Kedua, mendekatkan diri (taqorrub) kepada Allah dengan menjalankan iba­

Nya ketika Dia turun ke langit dunia (sepertiga malam yang akhir). Kesembi­ lan, bergaul dengan orang-orang yang mencintai Allah. Kesepuluh, menjauhi segala perbuatan yang tidak disukai Al­ lah. Kesepuluh hal di atas apabila dilaksa­ nakan maka Insyaallah akan mendata­ ngkan cinta Allah pada kita. Namun, ta­ hukah kita bahwa sebenarnya apapun yang Allah berikan kepada kita semua­ nya disebabkan cinta-Nya pada hambaNya. Baik itu nikmat maupun siksaan (adzab). Inilah yang tidak kita ketahui.

frank melech/fantasiereise.com

Seringkali kita berprasangka buruk pa­ da-Nya (suudzon) ketika kita ditimpa ke­ malangan, ketika doa kita tak segera di­ kabulkan, ketika hidup terasa sulit dan menyesakkan. Ketahuilah bahwa Sang Maha Rahman dan Rahim tersebut se­ dang mengirimkan sinyal cinta-Nya, ha­ nya diri kita yang terlampau hina ini tidak menyadarinya. Bahkan, adzab­ yang diberikan Allah kepada hambaNya­yang menyimpang merupakan ma­ ni­festasi dari cinta-Nya pada sang ham­ ba. Kata adzab sebenarnya berasal dari kata adzbun yang berarti air yang me­ nyegarkan. Oleh karena itu, sejatinya adzab (siksa) itu merupakan siksa Al­ lah yang ditujukan untuk menyegarkan kem­bali. Orang-orang yang mendapat­ kan siksaan (adzab) dari Allah biasanya akan menyadari kesalahnnya dan kem­ bali ke jalan Allah. Jadi, marilah kita sama-sama meng­ hilangkan prasangka-prasangka buruk kepada Allah terhadap apapun yang se­ dang menimpa kita. Yakinlah bahwa Al­ lah memberikan semua ini karena Dia mencintai kita. Ingatlah bagaimana Dia berkata, “Apabila hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendekat padanya dengan berlari.” Adakah dasar lain dari hal itu selain cin­ ta? Bermohonlah selalu pada-Nya, agar Dia selalu melimpahkan cinta-Nya pada kita seperti doa Nabi Daud a.s berikut. “Ya Allah, sesungguhnya aku memo­ hon kepad-Mu cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu dan aku memohon kepada-Mu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu lebih ku­cin­tai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.” (HR Tirmidzi ) Semoga kita bisa menjaga Cinta-Nya dan mendapatkan cinta dari-Nya. Amin Wallahua’lam Bishowab….

Nur Aeni Ariyanti, M.P. dosen Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

37


cerpen

Sari Ikut Kampanye O l e h Nadjib K artapati Z Dengan iming-iming sembako, akhirnya Sari mau juga ikut kampanye. Di lapangan kabupaten, sembilanbelas kilo meter dari desanya. Bareng teman-teman, beramai-ramai naik truk. Sari mengenakan celana panjang. Agak ketat. Lekuk-liku tubuhnya tampak lebih nyata. Mata lelaki pada melotot melahap tubuh indah itu. Tapi Sari tak peduli. Teman-te­ man­nya menyebutnya gadis tomboy. Toh begitu, mereka me­mujinya cantik. Sari ikut mengayun pinggul ketika musik ndang-ndut ko­ plo itu menendang-nendang kuping. Lagu Kucing Garong, didendangkan penyanyi dari Solo. Alangkah senangnya ikut kampanye. Sudah dapat sembako, naik kendaraan gratis pula. Bisa kumpul teman dan banyak orang. *** Di jantung kota Semarang. Di rumah gedongan. Di dalam kamar rias Sari duduk manis di depan cermin. Nia, sang perias sibuk mencari gaun yang ideal untuknya. Sebentar kemudian, ketika Refan, lelaki muda perlente itu menjelaskan tentang pekerjaan yang harus dijalaninya, Sari muntab. “Apa? Saya mau dijadikan pelacur?” “Apalah sebutannya, yang penting asal jangan menyu­lit­ kan!” jawab Refan. “Ndak sudi! Mas Didik janji mau kasih kerja jadi asisten. Men­ding jadi pembantu ketimbang jadi begituan!” Ada gelagat Sari mau kabur. Refan cepat menangkap ba­ hunya. Nia mengunci pintu kamar. “Kamu sudah masuk rumah ini, Sari. Bagaimana kamu bi­ sa keluar, tergantung negomu sama lelaki yang booking ka­ mu!” kata Refan. “Lelaki yang booking?” “Iya, langganan Tante Anggi. Dia ‘kan paling suka daun muda. Orangnya yang tadi yang menepuk-nepuk pundak ka­ mu.” Tanpa terduga Sari menyentakkan tangan Refan dan me­ nendangnya. Refan mundur tanpa keseimbangan. Seperti kesurupan, Sari kalap mengobrak-abrik seisi ru­ ang­an. Dengan cepat ia menyambar gunting dari troli. Nia memekik dari pojok ruangan. “Jangan macam-macam kamu!” gertak Refan. “Refan! Awas, dia nekat!” pekik Nia. Refan mengelak, tapi kurang perhitungan. Saat disergap dari samping, Sari memutar tubuh sambil mengibaskankan tangan kuat-kuat. Lengan Refan tergores ujung gunting. Ber­ darah. “Refan, Nia... ada apa? Buka pintunya!” teriakan dari ru­ angan lain, beradu dengan suara gedoran pintu berulangulang. 38

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

“Ayo, kalau masih pengin maksa, maju!” ancam Sari. “Refaaaan!” Pintu terbuka. Perempuan setengah baya bernama Anggi muncul dan terhenti di ambang. Sari tak menyia-nyiakan. Gunting di tangannya mengarah ke wajah pemilik rumah gedongan itu. “Tante Anggi, masuk atau menyingkir!” ancamnya. “Telpon polisi! Suruh lempar si jalang ini ke penjara!” pekik Anggi. Sari mendorong kuat tubuh Anggi hingga perempuan itu terjengkang. Ia melompat dan lolos. Refan mencoba mem­ buka pintu, kecele. Sari sudah menguncinya dari luar. “Semprul!” rutuk Refan. Di sudut pagar, Sari harus berhadapan dengan Satpam yang berkumis tebal. Sari gugup melihat pintu pagar yang terkunci. “Ada apa, Non?” Sari memutar otak untuk menyiasati Satpam. “Mana kuncinya? Cepat, di dalam ada keributan. Perlu ban­tuan Bapak!” Terbawa kepanikan Sari, Satpam mengeluarkan kunci da­ri saku celananya. Sari langsung menyambar dengan ke­ tangkasan yang mengagumkan. Sari menyelinap keluar ketika Satpam bergegas melangkah ke rumah. Pas ketika itu sebuah mini bus behenti. Seorang lelaki meloncat turun. “Sari!” Sari Menoleh. Kontan matanya nanar melihat Didik ber­ sama dua perempuan. “Mas Didik jahat! Sudah menjebak saya!” raung Sari. Didik tertegun. Sari berlari lagi. Saat akan mengejar, dua perempuan tadi melarang. “Mas Didik! Ingat! Tante Anggi bisa marah besar kalau meleset!” Didik masuk mobil lagi. Sari menghilang di tikungan. Di pinggir jalan raya yang sepi, Sari memperlambat lang­ kahnya. Di wajahnya masih terpancar kegeraman sekaligus ketakutan. Lampu-lampu kota menyiramkan sinarnya ke wajah Sari. Ia melihat ke sekeliling. Tampak bingung menentukan arah. Ia tak pernah paham kota Semarang. Sari terus berjalan, sampailah ia pada sebuah taman. Di si­ nilah para wanita malam itu nunggu rezeki dari lelaki iseng. Di pojok dekat gardu listrik ada pasangan yang tengah ber­ himpitan di atas sepeda motor. Di trotoar ada yang melam­ baikan tangan untuk kendaraan yang lewat. Sari mulai mengerti tempat apa yang ia injak ini. Ia jadi linglung seperti orang kesasar. Melihat halte bus, itulah tem­ pat paling tepat untuk pelarian.


cerpen Di luar halte, seorang lelaki tanpa sungkan bicara pada temannya. “Wah! Yang begini nih, yang bantingannya asyik!” Sari berusaha tenang. Ia bergeming. Membutakan mata dan membudegkan telinga. Tapi, hatinya gaduh bukan kepa­ lang. Aduh, kenapa jadi begini? Gusti Allah, selamatkan saya! Sari berdiri, lalu menyeberang jalan. Ia menuju sebuah warung rokok yang cukup terang di pinggir trotoar sana. Ia mengajak bicara ibu tukang warung yang kemudian mem­ berinya kursi. Malam sudah larut. Ia terkantuk-kantuk di kursi. Raungan­ sirine menggagalkan mimpinya. Sari tersentak, terdengar si­ rine dari mobil patroli Tramtib. Sari masih tak paham apa yang terjadi. Ia malah tersenyum-senyum menyaksikan se­ jumlah perempuan yang tadi megal-megol itu berhamburan seperti tawon. Pada lari ngumpet. Petugas mengejar dan me­ nangkap. Mereka digiring masuk mobil.

“Aku bukan pe-es-ka. Aku lagi nunggu bus! Lepaskan!” pro­tes salah satu perempuan. Sekarang giliran Sari. Begitu cepat, ia merasa dua orang petugas sudah menyengkal bahunya dan menggelandang­ nya. Sari memekik kaget. Memberontak. “Mana KTP-mu?” “Saya tidak bawa.” “Naik!” Tahu-tahu ia sudah dilempar ke mobil. Ia terduduk, me­ nimpa perempuan tadi. Sari berpikir, apa salahnya? Tapi kemudian ia juga berpikir, Bukankah mengikuti kemauan petugas itu justru lebih aman? Maka Sari pun duduk dengan manis. Inilah saatnya petugas pembinaan mengintrograsi Sari. Ia tatap mata petugas yang menginterogasinya itu dengan keberaniannya. “Namamu siapa?” tanya petugas perempuan itu. “Sari, Bu.” “Sari, bagaimana kamu bisa ikut-ikutan?” “Itu ndak benar, Bu.” “Terus untuk apa kamu ada di taman tadi?” “Demi Tuhan, Ibu. Saya benar-benar baru datang dari kam­ pung. Saya kabur dari tempat teman saya bekerja, karena dis­ uruh jadi pelacur. Saya tidak tahu mau ke mana.” “Kalau memang dalam kesulitan, kenapa tidak segera la­ por petugas?” “Saya bingung, Ibu. Saya takut malah dipenjarakan!” Ibu petugas tersenyum. “Sebelum ini kamu pernah kerja?” “Belum pernah, Ibu. Karena itu, waktu teman saya bilang mau kasih kerjaan, saya datang ke sini. Ternyata mau dija­ dikan pelacur.” “Kamu masih gadis?” “Ya masih’lah, Bu.” “Baik, Sari. Sekarang... coba tunjukkan alamat temanmu.” Sari mengangkat wajah, teringat sesuatu. Dia lalu bang­ kit untuk mengeluarkan selembar kecil catatan dari saku ce­la­nanya, lalu memberikannya kepada ibu petugas. “Ini nomor telponnya, Bu. Tapi jangan bilang dari petugas, nanti dia kabur. Jebak saja, Bu. Suruh polisi tangkap dia!” Ibu petugas menerima catatan itu. *** Bagi Sari, bahkan, kampanye itu tak sekadar mem­ bosankan. Tetapi juga memberinya kejutan. Lelaki ber­ safari di atas pang­gung, yang kini tengah pidato se­ ba­gai calon legislatif untuk daerah pemilihannya itu, pernah menepuk-nepuk pundaknya sewaktu di rumah Tante Anggi, dua tahun lalu.

Nadjib Kartapati Z penulis cerpen, tinggal di Yogyakart

P e wara D i nam i ka nove mbe r 2011

39


puisi•geguritan•tembang Sajak Aprida Nur Riya Susanti Mengingatmu mengingatmu, lalu kutulis ini mengingatmu, lalu kuputuskan untuk diam sepenuhnya mengingtmu memaknai kembali setiap keberadaanmu menilik kembali rasa "haru" atas kerinduanku padamu menjadi sekarang dan jauh darimu berat untukku menjadi sekarang dan jauh darimu mengingatmu, memaksaku diam aku jadi tak punya diksi yang tepat (pada 25 Juli 2011 jam 18:11) (ketika teringat bapak)

Aprida Nur Riya Susanti mahasiswa UNY

pojok gelitik

Guru Profesional Umarmoyo: Di, kita perlu ngucapin selamat. Umarmadi: Untuk siapa? Umarmoyo: Tuh guru-guru Indonesia yang sudah tersertifikasi. Umarmadi: O...yang sudah dinobatkan menjadi guru profesional, maksudmu? Umarmoyo: Yaps. Selamat untuk 40

Pewara Dinamika no v e mb e r 2 0 1 1

mereka! Umarmadi: Selamat ya selamat, tapi lihat dulu orangnya. Umarmoyo: Maksudmu? Umarmadi: Niat baik Pemerintah itu belum tentu disikapi dengan iktikad yang baik pula oleh mereka. Umarmoyo: O ya? Umarmadi: ‘Gelar’ profesional itu mestinya disikapi sebagai alat atau media saja untuk selalu mempertahankan dan meningkatkan kualitas mereka dari waktu ke waktu. Umarmoyo: Emang belum begitu? Umarmadi: Banyak dari mereka yang menyikapi ‘predikat’

profesional itu sebagai tujuan, bukan sekedar alat atau media. Umarmoyo: Terus? Umarmadi: Karena gelar atau predikat itu disikapi sebagai tujuan, maka begitu mereka dinyatakan sebagai profesional, tercapailah tujuan mereka. Umarmoyo: Terus? Umarmadi: Mandeg! Umarmoyo: Apanya? Umarmadi: Semuanya. Kerajinannya, kedisiplinannya, produktivitasnya, kreativitasnya, dan seterusnya. Umarmoyo: .........................? ema r '11


le

ns

a

LATIHAN PENDIDIKAN BELA NEGARA Meskipun bukan berasal dari TNI, para calon guru-guru di daerah tertinggal ini tetap tidak mau ketinggalan dalam usaha membela negara. Latihan ala militer di Angkatan Udara di pangkalan Adi Sucipto Yogyakarta menunjukkan bahwa guru-guru di daerah tertinggal ini adalah bagian dari bangsa ini. teks : Sismono La Ode • Fotografer: HERI PURWANTO


SIAP MENJADI KAMPUS GURU PROFESIONAL UNY mengucapkan Selamat Hari Guru Nasional 25 November 2011

universitas negeri Yogyakarta Leading in Character Education Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta 55281 Telp. 0274-586168 www.uny.ac.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.