opini RAMBU-RAMBU SENI MENURUT PANDANGAN ISLAM O l e h D r. Ku n S et ya n i ng A stut i , M. Pd .
S
ecara alamiah manusia membutuhkan rasa keindahan sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan seni mudah menarik minat dan perhatian. Sebagai ungkapan perasaan, seni bukan hanya berfungsi sebagai hiburan, namun juga berfungsi sebagai media pendidikan, sarana ritual keagamaan atau media dakwah, dan ungkapan estetis. Sebagai media pendidikan, seni banyak dimanfaatkan untuk pembentukan karakter. Ki Hadjar Dewantara mengungkapkan bahwa mu sik dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kepekaan pendengaran yang dapat membentuk kehalusan budi dan perilaku. Rudolf Steiner dalam teorinya anntroposofisch onderwijs, mengungkapkan bahwa irama musik dapat memudahkan kerja fisik, mendukung kerja otak, memperbaiki moral, dan memberikan se mangat hidup. Jurnal-jurnal penelitian pada dekade 1990-an banyak mengungkap penga ruh musik pada kecerdasan. Sementara itu Khan menyatakan bahwa musik mengandung nilai-nilai pskologi. Suara mengekspresikan su atu makna. Seseorang yang peka mampu me ngenali kepribadian seseorang hanya dengan mendengar suaranya. Sejarah membuktikan bahwa seni juga me rupakan media yang efektif sebagai media dak wah keagamaan. Penyebaran agama Islamdi Indonesia tidak lepas dari peranan seni. Waliso ngo menggunakan media seni dan budaya untuk kepentingan dakwah Islam seperti yang disampaikan Birgit Berg dalam bukunya Presence and Power of the Arab Idiom in Indonesian Islamic Musikal Art (2007). Lebih lanjut Berg mengungkapkan bahwa Walisongo memanfaatkan budaya Jawa seperti wayang kulit dan gamelan un-
Sebagai media pendidikan, seni banyak dimanfaatkan untuk pembentukan karakter. 32
Pewa ra Din a mik a s e p t e m b e r 2 0 1 1
tuk mengajarkan Islam. Dewi Candraningrum Soekirno dalam blognya menguatkan pendapat Berg yang menyatakan bahwa lagu ilir-ilir me rupakan salah satu lagu ciptaan Walisongo yang digunakan untuk media dakwah. Pada dasarnya, penggunaan musik dalam menyerukan dakwah sudah dilakukan pada zaman Rasulullah yaitu dengan diperdengarkannya adzan untuk memanggil shalat dan dzikir dengan membaca Lailahaillallah (Tiada Tuhan Selain Allah), yang berupa nyanyian pendek sebagaimana diungkapkan Elizabeth Siddiqui dalam situsnya Middle East Studies Association. Islam juga mempunyai lagu yang sangat mo numental yaitu Thala’al Badru ‘Alaina yang me nurut Tengku Zulkarnaen merupakan lagu Islam tertua. Lagu tersebut dinyanyikan secara beramai-ramai oleh masyarakat Madinah, diiringi alunan suara rebana yang dipukul secara ber sama-sama menyambut datangnya Rasul ketika berhijrah dari Mekah ke Madinah. Selanjutnya dijelaskan bahwa Sholawat Badar adalah nasyid abadi yang merupakan nasyid Thala’al Badru sebagai pujian untuk Nabi Muhammad dan telah menjadi budaya umat Islam hingga saat ini. Di samping itu, menurut Irene Markoff da lam artikelnya yang berjudul Introduction to Sufi Music and Ritual in Turkey (1995), para sufi sering menggunakan musik sebagai media untuk mengajarkan doktrin dan ajaran Islam, bahkan musik juga digunakan untuk media meditasi. Kegiatan musikal dzikir merupakan ekspresi ketauhidan yang digunakan dalam upacara keagamaan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dengan bacaan pujian kepada Tuhan yang dilakukan secara ritmis berulang-ulang. Ekspresi Islam juga tercermin pada seni baca Al Qur’an dan berbagai bentuk kesenian yang lain. Kesenian Islam yang berkembang di Indo nesia antara lain shalawatan, Indang, Salawek Dulang,dan Saman yang merupakan kombinasi antara pantun dan tarian, dan nasyid. Uraian di atas membuktikan bahwa seni mempunyai kaitan yang sangat erat dengan dakwah. Namun demikian, kita tidak menutup mata bahwa mengaitkan seni dengan agama mengundang banyak kontroversi. Pemanfaatan