Pewara Dinamika September 2011

Page 34

opini RAMBU-RAMBU SENI MENURUT PANDANGAN ISLAM O l e h D r. Ku n S et ya n i ng A stut i , M. Pd .

S

ecara alamiah manusia membutuhkan rasa keindahan sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan seni mudah menarik minat dan perhatian. Seba­gai ungkapan perasaan, seni bukan hanya berfungsi sebagai hiburan, namun juga berfungsi sebagai media pendidikan, sarana ritual keagamaan atau media dakwah, dan ungkapan estetis. Sebagai media pendidikan, seni banyak dimanfaatkan untuk pembentukan karakter.­ Ki Hadjar Dewantara mengungkapkan bahwa mu­ sik dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan­ kepekaan pendengaran yang dapat membentuk kehalusan budi dan perilaku. Rudolf Steiner dalam teorinya anntroposofisch onderwijs, meng­ungkapkan bahwa irama musik dapat me­mu­dah­kan kerja fisik, mendukung kerja­ otak, memperbaiki moral, dan memberikan se­ ma­ngat hidup. Jurnal-jurnal penelitian pada­ dekade 1990-an banyak mengungkap penga­ ruh musik pada kecerdasan. Sementara itu Khan menyatakan bahwa musik mengandung­ nilai-nilai pskologi. Suara mengekspresikan su­ atu makna. Seseorang yang peka mampu me­ ngenali kepribadian seseorang hanya dengan mendengar suaranya. Sejarah membuktikan bahwa seni juga me­ ru­pakan media yang efektif sebagai media dak­ wah keagamaan. Penyebaran agama Islam­di Indonesia tidak lepas dari peranan seni.­ Wali­so­ ngo menggunakan media seni dan budaya untuk kepentingan dakwah Islam seperti yang disampaikan Birgit Berg dalam bukunya Presence and Power of the Arab Idiom in Indonesian Islamic Musikal Art (2007). Lebih lanjut Berg mengungkapkan bahwa Walisongo memanfaatkan budaya Jawa seperti wayang kulit dan gamelan un-

Sebagai media pendidikan, seni banyak dimanfaatkan untuk pembentukan karakter. 32

Pewa ra Din a mik a s e p t e m b e r 2 0 1 1

tuk mengajarkan Islam. Dewi Candraningrum­ Soekirno dalam blognya menguatkan pendapat Berg yang menyatakan bahwa lagu ilir-ilir me­ rupakan salah satu lagu ciptaan Walisongo yang digunakan untuk media dakwah. Pada dasarnya, penggunaan musik dalam menyerukan dakwah sudah dilakukan pada zaman Rasulullah yaitu dengan diperdengarkannya adzan untuk memanggil shalat dan dzikir dengan membaca Lailahaillallah (Tiada Tuhan Selain Allah), yang berupa nyanyian pendek sebagaimana diungkapkan Elizabeth Siddiqui dalam situsnya Middle East Studies Association. Islam juga mempunyai lagu yang sangat mo­ numental yaitu Thala’al Badru ‘Alaina yang me­ nurut Tengku Zulkarnaen merupakan lagu Islam tertua. Lagu tersebut dinyanyikan secara beramai-ramai oleh masyarakat Madinah, diiri­ngi alunan suara rebana yang dipukul secara ber­ sama-sama menyambut datangnya Rasul ketika berhijrah dari Mekah ke Madinah. Selanjutnya dijelaskan bahwa Sholawat Badar adalah na­syid abadi yang merupakan nasyid Thala’al Badru sebagai pujian untuk Nabi Muhammad dan telah menjadi budaya umat Islam hingga saat ini. Di samping itu, menurut Irene Markoff da­ lam artikelnya yang berjudul Introduction to Sufi Music and Ritual in Turkey (1995), para sufi sering menggunakan musik sebagai media untuk mengajarkan doktrin dan ajaran Islam, bahkan musik juga digunakan untuk media meditasi. Kegiatan musikal dzikir merupakan ekspresi ketauhidan yang digunakan dalam upacara keagamaan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dengan bacaan pujian kepada Tuhan yang dilakukan secara ritmis berulang-ulang. Ekspresi Islam juga tercermin pada seni baca Al Qur’an dan berbagai bentuk kesenian yang lain. Kesenian Islam yang berkembang di Indo­ nesia antara lain shalawatan, Indang, Salawek Dulang,dan Saman yang merupakan kombinasi antara pantun dan tarian, dan nasyid. Uraian di atas membuktikan bahwa seni mem­punyai kaitan yang sangat erat dengan dakwah. Namun demikian, kita tidak menutup­ mata bahwa mengaitkan seni dengan agama mengundang banyak kontroversi. Pemanfaatan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.