resensi media Metamorfosis bagi Guru Oleh En dan g Art i ati S u h est i Hadirnya buku berjudul Teacherpreneur ini bisa menjadi “guru”nya guru. Mengapa demikian? Buku ini khusus dipersembahkan untuk memotivasi para guru agar segera melakukan perubahan bagi dirinya sendiri dalam hal finansial. Pada kenyataannya belum semua guru di Indonesia hidup makmur dan sejahtera, masih ada guru yang berpenghasilan kurang layak. Misalnya Pak Hari, “ … Dengan gaji sebagai guru tidak tetap (GTT) RP 200.000 per bulan dari dua Sekolah menengah Pertama tempat nyamengajar, penghasilan Hari tak lebih dari upah pembantu rumah tanggaparuh waktu. Hal itu menyebabkankehidupan hari dan keluarganyadalam keterbatas an. Selama enam tahun bekerja sebagai guru, dia masih menumpang di rumah mertuanya di Desa Karangnanas, keca matan Sokaraja, kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ... .”( hal.15 ). Sungguh ironis, padahal guru berperan besar dalam mendidik generasipenerus bang sa. Kedudukan guru amat penting da lam mengentaskan buta huruf. Namun realitanya masih banyak guru (terutama guru-guru yang memang belumbersertifikasi, guru-guru bantu, guru-guru honorer atau guru-guru swasta) masih jauh dari hidup sejahtera. Oleh karena itu Husamah, berupaya lewat buku ini untuk membuka pikiran para guru agar tidak berpangku tangan saja. Lewat kalimat-kalimat yang berani dan penuh semangat, Husamah mendorong para guru berani melakukan perubahan, jangan hanya diam dan menyerah pada keadaan. Ulat sajaberani bermetamorfosis menjadi kupu-kupu, memperbaharui dirinya lebih bagus dan lebih indah. Semestinya Anda (baca: guru) mampu melakukan lebih dari se kedar itu bukan?!. Teacherpreneur Seorang guru berhak memiliki kehi 36
Pewa ra Din a mik a s e p t e m b e r 2 0 1 1
Teacherpreneur Jurus Cerdas Menjadi Guru Makmur dan Banyak Penghasilan Penulis: Husamah • Penerbit: Intreprebook, 2011 • Tebal: 224 halaman
dupan mapan dan finansial yang tercukupi. Husamah menawarkan solusi nya dengan teacherpreneur, yaitu guru mengembangkan ilmu dan mempraktekkannya dalam bidang bisnis atau usaha. Guru perlu mencoba berpikir berpikir kreatif untuk bisa memperba nyak pemasukan mereka tanpa mengganggu profesi keguruan mereka. Si si positif menjadi teacherpreneur bisa mendongkrak perekonomian bagi kaum guru. Seperti kisah yang dicontohkan Husamah pada halaman 33,“... Triyono tergolong orang yang susah diam. Semangatnya yang tinggi juga dipicu kenyataan bahwa ia tak bisa sekadar me ngandalkan gajinya sebagai seorang guru sekolah dasar untuk menghidupi dan mencukupi kebutuhan pendidikan bagi kedua anaknya. Di sela-sela kesibukan sebagai guru sekolah dasar, ia mendirikan usaha pembuatan alat permainan edu katif yang beromzet puluhan juta rupi ah perbulan.” Dampak positif lainnya dari teacher preneur adalah terciptanya lapangan pe kerjaan, sehingga bisa mengurangi ang
ka pengangguran. Satu hal yang amat penting justru dengan teacherpreneur guru bisa menjadi garda depan untuk menyebarkan virus enterpreneur pada siswa dan mengenalkan duniaenterpreneur sejak dini. Hal ini lambat laun akan mengubah pola berpikir siswa agar berani menjajaki dunia enterpreneur. Pada akhirnya mereka tidak terlalu menggantungkan ijazah sekolah untuk mencari lapangan pekerjaan. Anda tak perlu khawatir, buku ini menyuguhkan teori dan praktisnya sehingga bagi Anda yang masih awam dengan dunia bisnispun akan mudah untuk mempelajari buku ini. Kalimatkalimat yang digunakan Husamah se derhana bahkan saat penulis menjelas kan bagaimana cara mengatur dan mengelola keuangan. Hanya saja tawar an ide peluang usaha yang disuguhkan buku ini terbatas 33 jenis saja, tentu masih banyak ide-ide lainnya yang ma sih berserakan. Buku ini menantang Anda untuk menemukan ide-ide peluang usaha yang ke-34, ke 35, dan seterus nya. Tunggu apa lagi, bersiap-siaplah Anda untuk melakukan metarmorfosis yang bombastik.
Endang Artiati Suhesti, S.Pd. guru SMP Negeri 2 Cilongok Banyumas