2 minute read
Bina rohani
Bersyukur Saat Tersungkur
Oleh ROHMaT PURWOKO
Advertisement
1.bP.blogsPot.Com
KalaU ditanya, pernahkah kita menghadapi permasalahan yang hampir saja “merenggut” akal sehat kita? Kemudian kita menjadi pribadi yang pemurung, putus asa, dan tak bergairah lagi menjalani hidup ini? Pasti hal itu sering kita alamai. Tapi, tahukah kita semua? Bahwa pada dasarnya kita semua mempunyai masalah yang sama. Bukan dilihat dari kualitatif ataupun kuantitatif permasalahan yang kita hadapi, tapi lebih ke makna masalah itu sendiri. Maksudnya, seberapa banyak Tuhan memberi permasalahan kepada kita semua itu sama, karena Tuhan selalu memberi cobaan tidak pernah melebihi batas kemampuan hamba-Nya. Allah tidak akan memberikan beban (taklif) kepada seseorang di luar batas kemampuannya (TQS. al Baqarah: 286).”
Jika kita mengidentifikasi masalah yang tengah kita hadapi dan ternyata masalah kita jauh lebih besar, itu artinya kesanggupan kita lebih besar untuk menyelesaikan masalah itu. Bukan berarti allah tidak adil dalam memberikan cobaan-cobaan-Nya. Tetapi kecenderungannya, kita hampir selalu menjustifikasi jika kita tengah menghadapi masalah yang lebih berat selalu saja yang berakar dalam kepala kita bahwa allah sedang memberi ujian yang berat, sedang untuk orang lain allah hanya memberi ujan yang ringan.
Satu lagi, hal yang membuat kita merasa mempunyai masalah yang begitu berat adalah karena kita terlalu mendramatisir apa yang tengah kita hadapi. anggap saja kita tengah mengalami kegagalan cinta, kekasih yang sudah lama kita jaga, kita manjakan, kita cintai, dan kita sayangi akhirnya meninggalkan kita untuk menikah dengan orang lain. Biasanya siang malam kita terlalu merenungi betapa beratnya mengarungi hidup ini jika harus tanpanya. Rasanya, tayangan film yang berbau patah hati seakan menjadi tema hidup kita, lagu sendu seakan menjadi pengiring langkah kita dan lainnya yang bisa menguatkan rasa sedih itu. Padahal semua itu hanyalah sebuah fase yang sangat umum yang sangat mungkin dialami oleh orang yang bercinta, gagal atau berhasil sampai pelaminan. Peristiwa itu tidak jauh berbeda dengan eksekutor pinalti dalam sepak bola.
Sekali lagi, yang perlu kia sadari, jika kita merasa memiliki masalah berat bahkan orang lain pun tak mungkin mendapat masalah seperti yang kita alami, itu adalah kesalahan kita sendiri. Kita terlalu menyelami kesedihan yang tengah melanda. Pada akhirnya, kita malah tenggelam dalam kesedihan. Hal yang harus kita lakukan adalah “sadar”, bahwa allah selalu memberi cobaan yang sama kepada semua hamba-Nya sesuai dengan kekuatan masing-masing. Ingatlah, ujian yang berat pastinya untuk orang yang kuat, dan sebaliknya. Oleh karena itu, jika kita mendapat ujian yang berat, banggakan diri kita dengan berkipir jika kita ini orang yang kuat.
Salah satu cara untuk menghilangkan rasa merana karena terlalu memikirkan permasalahan yang kita hadapi adalah dengan berpikir ada orang yang mendapatkan masalah yang jauh lebih berat dibanding kita. Dengan begitu, kita akan menemukan satu kekuatan baru, yaitu bersyukur.
Setiap hal yang terjadi di dunia ini adalah dari allah, dan pastinya akan kembali pada allah jua. Sebaiknya kita selalu berucap dan tertancap dalam hati, masih ada langit di atas langit. Masih ada orang yang lebih sedih meskipun saat ini kita merasa paling sedih.
rohmat PurWoko ?