Pewara Dinamika September 2012

Page 39

bina rohani Bersyukur Saat Tersungkur O l e h R ohm at Purwoko

1.bp.blogspot.com

Kalau ditanya, pernahkah kita menghadapi permasalahan yang hampir saja “merenggut” akal sehat kita? Kemudian­ kita menjadi pribadi yang pemurung, putus asa, dan tak bergairah­lagi men­ ja­lani hidup ini? Pasti hal itu sering kita­alamai. Tapi, tahukah kita semua? Bahwa pada dasarnya kita semua­mempunyai masalah yang sama. Bukan dilihat dari kualitatif ataupun kuantitatif permasalahan yang kita hadapi, tapi­le­ bih ke makna masalah itu sendiri. Mak­ sudnya, seberapa banyak Tuhan mem­ beri permasalahan kepada kita se­mua itu sama, karena Tuhan selalu mem­beri cobaan tidak pernah melebihi­batas kemampuan hamba-Nya. Allah tidak akan memberikan beban (taklif) kepada seseorang di luar batas kemampuan­nya (TQS. Al Baqarah: 286).” Jika kita mengidentifikasi masalah yang tengah kita hadapi dan ternyata masalah kita jauh lebih besar, itu arti­ nya kesanggupan kita lebih besar untuk­ menyelesaikan masalah itu. Bukan­ber­ ar­ti Allah tidak adil dalam memberikan cobaan-cobaan-Nya. Tetapi kecende­ rung­­annya, kita hampir selalu menjus­ ti­fikasi jika kita tengah menghadapi mas­alah yang lebih berat selalu saja yang berakar dalam kepala kita bahwa

Allah sedang memberi ujian yang berat,­ sedang untuk orang lain Allah hanya memberi ujan yang ringan. Satu lagi, hal yang membuat kita me­ rasa mempunyai masalah yang begitu berat adalah karena kita terlalu mendramatisir apa yang tengah kita hadapi. Anggap saja kita tengah mengalami kegagalan cinta, kekasih yang sudah lama kita jaga, kita manjakan, kita cintai, dan kita sayangi akhirnya meninggalkan kita untuk menikah dengan orang lain. Biasanya siang malam kita terlalu­ merenungi betapa beratnya mengarungi hidup ini jika harus tanpanya. Rasa­ nya, tayangan film yang berbau patah hati seakan menjadi tema hidup kita,­ lagu sendu seakan menjadi pengiring­ langkah kita dan lainnya yang bisa menguatkan rasa sedih itu. Padahal semua itu hanyalah sebuah fase yang sangat umum yang sangat mungkin dia­ lami oleh orang yang bercinta, gagal atau berhasil sampai pelaminan. Peristi­ wa itu tidak jauh berbeda dengan ekse­ kutor pinalti dalam sepak bola. Sekali lagi, yang perlu kia sadari, jika­ kita merasa memiliki masalah berat­bah­ kan orang lain pun tak mungkin mendapat masalah seperti yang kita alami, itu adalah kesalahan kita sendiri.­Kita ter-

lalu menyelami kesedihan yang te­ngah melanda. Pada akhirnya,­kita­ma­ lah tenggelam dalam kesedihan. Hal yang harus kita lakukan adalah “sa­dar”, bah­ wa Allah selalu memberi cobaan yang sama kepada semua hamba-Nya se­­su­ ai dengan kekuatan masing-masing.­Ingatlah, ujian yang berat pastinya­untuk orang yang kuat, dan sebalik­nya. Oleh karena itu, jika kita­mendapat ujian yang berat, banggakan diri kita dengan ber­kipir jika kita­ini orang yang kuat. Salah satu cara untuk menghilangkan rasa merana karena terlalu memi­ kirkan permasalahan yang kita hadapi adalah dengan berpikir ada orang yang mendapatkan masalah yang jauh lebih berat dibanding kita. Dengan begitu, kita akan menemukan satu kekuatan baru, yaitu bersyukur. Setiap hal yang terjadi di dunia ini ada­lah dari Allah, dan pastinya akan kembali pada Allah jua. Sebaiknya kita selalu berucap dan tertancap dalam hati, masih ada langit di atas langit. Masih ada orang yang lebih sedih meskipun saat ini kita merasa paling sedih.

Rohmat Purwoko ?

P e wa ra Din a m i ka s e p t e m b e r 2012

37


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.