Zine 01: Ode To My Eighteen

Page 1

(not an-)

/ OD E TO MY EI G H TE E N . /VAL EN TIN O AD H I N U GR OH O.


Teen dan pastinya delapan belas tahun. Aneh sekaligus asik. Terbilang cukup unik, karena timbulnya beberapa hal yang belum pernah ditemui sebelumnya. Entah itu dalam pikiran, keseharian, atau juga perasaan dari setiap kejadian yang dialami. Kejadian-kejadian harian yang sebelumnya tampak biasa saja, mulai terasa begitu menarik dan tak jarang juga membosankan. Menarik karena terkadang kejadian tersebut secara tidak sengaja terpapar dari sudut pandang baru. Membosankan karena memang hanya demikian adanya (dan berulang terus-menerus). Berbagai kejadian tersebut mengantarkan diri kepada satu hal baru, yang pada umur sebelumnya jarang sekali terjadi, yaitu diskusi diri. Sejenis perbincangan aneh yang terjadi secara spontan, tanpa janjian layaknya perbincangan lain. Kadang berlangsung panjang tanpa ujung, kadang hanya sekejap. Kadang kedua pihak adu pendapat dan tak bisa terkalahkan, kadang salah satu mengalah. Menjadi salah satu rangkuman dan media refleksi atas perbincanganperbincangan yang terjadi antara “Aku dengan Aku dan Kamu�. Silakan sikat! Valentino Adhi Nugroho.

umpat semuanya disini teriaki semuanya dari sini ludahi semuanya disini puja-puji semuanya disini sembah dan doakan semuanya dari sini hargai semuanya disini waktu dan tempat dipersilakan.


harus benar-benar keluar untuk setidaknya mencari dan menemui diri sendiri. entah dimana. di sela bebatuan, kah? diantara kemacetan jalan, kah? di tengah tumpukan pekerjaan, kah? di balik ranjang, di depan altar, di sudut ruang, entah dimana pun itu. antah berantah bisa jadi.

I don’t wanna die. i don’t wanna die. i don’t wanna die. i don’t wanna die. i don’t wanna die. i don’t wanna die. i don’t wanna die. i don’t wanna die. i don’t wanna die. i don’t wanna die. before the time has come.


tanaman bunga nyala api itu tumbuh dan berkembang bersama mereka yang menyiraminya dan memupuknya, memeliharanya, merawatnya sedari kecil hingga semakin kecil. Keberanian bagai air yang menyuburkannya. Keyakinan seperti pupuk yang membuatnya tetap tumbuh dan tidak layu. Tanaman ini akan senantiasa berbunga dan berbuah. Buahnya benderang, menerangi sisi gelap sudut ruangan, layaknya api. Buah dari tanaman bunga nyala api akan senantiasa jadi simbol harapan dan semangat tak pernah padam dan asa tak akan putus. Abadi adalah sebutan akhirnya. Dia akan selalu berada diantara yang lain, untuk senantiasa menerangi walau temaram, berteriak walau lembut. Doa adalah cahaya fajar bagi tanaman ini. Orang-orang menjulukinya sebagai cita-cita, harapan dan sebutan lainnya dalam bahasa mereka masing-masing. Cita-cita sejatinya tidak seperti bintang yang jauh diatas sana, tidak seperti pulau indah di sisi seberang samudra yang luas itu. Sejatinya, dia ada di bawah kakimu dan kakiku, dia menjadi batu pondasimu, dia begitu dekat. Senantiasa berjalan bersamamu dan bersamaku, selalu membutuhkan pemeliharaan darimu dan dariku.


/Alt erna tive.



terasa seperti menjadi layaknya puisi yang kehilangan rimanya maka aku coba lihat lagi kompas di telapak kiri jarum utaranya tak selalu berkiblat ke utara kadang tenggara lain waktu barat ketika pagi ke timur kulihat lipatannya dari kiri ke kanan seratnya berbaris dalam diagonal masih kucoba cari dan temukan kemana arah sejatinya diantara dosa dan salahnya lalu ada berita

buka mata buka telinga lihat? dengar? semuanya membutakan semuanya membisukan.



Tidak sebaik yang dibayangkan. Tidak seindah kelihatannya. Tidak cukup asik. Memasuki tahun ketiga dalam rangka “Diam dalam Kota Saja�. Tiga tahun, libur semester, di rumah. Tiga tahun, libur Natal/akhir tahun, di rumah. Tiga tahun.



mereka berdiri diatas yang general sama mereka mari mari kastil dengan lantai dengan

mereka bersinggah segala amat general sama selalu kita kita istana ruang lapis campuran

mereka tertidur keseragaman sangat general sama bilang berserikat membangun surga megah emas darah.

sudah pukul tujuh belas, mari kita pulang.



“Buka telinganya lebar-lebar!� suruhnya. Lalu bersama tongkatnya, dia menari didepan mataku dan temantemanku sambil mengucap berbagai ayat-ayat yang dia sebut akan membuat kami menjadi besar satu hari nanti. Lima hari dalam seminggu, hal serupa akan bergulir, hingga ke minggu berikutnya, minggu berikutnya lagi, bulan berikutnya lagi, kemudian tahun berikutnya lagi. Hingga tahun ketiga. Ritual dan tariannya tidak akan berhenti. Kecuali kamu menolak menyaksikannya. Sejenak kamu merasa lega, selanjutnya hanya dirimu yang menentukan.




Malam makin panjang Gelap makin pekat Terang kian memudar Panas dan beringas Aku diburu. Debu menebal Amarah menggebu Berpacu dalam lintas waktu Yang hanya sepintas Menjadi keras. Yang baik belum tentu demikian, Mata nurani menantang kodrat, Pemenuhanmu menghancurkan aku Dihisap, dieksploitasi hingga sisa tai Aku mendobrak, kamu meledak Kita sebaiknya tidak


pukul sudah tanpa angka ganjil-genap tegukan terakhir sudah usai berpamitan, dan lalu hawa semilir dingin dia memang tanpa jaket melaju sejalan dan melawan kulihat titik cahaya kekuningan bersamaan dalam bayangan jauh-dekat-jauh semakin mendekat cepat dan langsung dihantam aku mengira itu tujuan, ternyata bukan.



Praestet fides supplementum, sensuum defectui. -Karena indera tidak mampu, iman jadi tumpuan.



we are the ---------people children we liberate our selves we are the ---------people children we educate our selves we are the ---------people children we kill our selves -------------------------------------- + to kill the demons inside we are the ---------problem solution and we really mean it. you could be part of us.



Kadang dalam perjalanan pulang. Pulang di hari Senin, pulang di malam menjelang Sabtu, pulang ke bumi. Lain waktu ketika membasuh tubuh. -+Pernyataan datang bertamu, Pertanyaan menjamu. Kemungkinan datang menyusul. Perbincangan masih sibuk mempersiapkan pisang goreng dan kopi. Sembari menanti pisang goreng dan kopi, Pernyataan dan Pertanyaan tak mengkomunikasikan hal apa pun, mereka hanya saling pandang. Mereka berdua tanpa kata dan hampir tampak layaknya sepasang kekasih yang sedang terjebak masalah. Padahal, sejak dua hari lalu, Masalah hanya terbaring di ranjang rumahnya. Kabarnya ia sakit. Solusi memang belum sempat mengantarnya ke dokter untuk berobat. Kopi diantar Perbincangan ke meja tamu. Perbincangan tersenyum menatap mereka yang duduk disana. Pisang goreng diantar menyusul. Perbincangan ikut nimbrung di meja tamu. Kemungkinan jadi yang pertama menikmati kopi seduhan Perbincangan. Baru saja Kemungkinan hendak meminumnya, Pernyataan langsung bertanya.-----


WARNING: IF YOU ARE READING THIS THEN THIS WARNING IS FOR YOU. EVERY WORD YOU READ OF THIS USELESS FINE PRINT IS ANOTHER SECOND OFF YOUR LIFE. DON’T YOU HAVE OTHER THINGS TO DO? IS YOUR LIFE SO EMPTY THAT YOU HONESTLY CAN’T THINK OF A BETTER WAY TO SPEND THESE MOMENTS? OR ARE YOU SO IMPRESSED WITH AUTHORITY THAT YOU GIVE RESPECT AND CREDENCE TO ALL THAT CLAIM IT? DO YOU READ EVERYTHING YOU’RE SUPPOESED TO READ? DO YOU THINK EVERY THING YOU’RE SUPPOESED TO THINK? BUY WHAT YOU’RE TOLD TO WANT? GET OUT OF YOUR APARTMENT. MEET A MEMBER OF OPPOSITE SEX. STOP THE EXCESSIVE SHOPPING AND MASTURBATION. QUIT YOUR JOB. START A FIGHT. PROVE YOU’RE ALIVE. IF YOU DON’T CLAIM YOUR HUMANITY YOU WILL BECOME A STATIC. YOU HAVE BEEN WARNED. -TYLER


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.