REFERENSI M I CE I ND O NESI A
WWW.VENUE MAGZ.COM
113
REFERENSI MICE INDONESIA
P A R A
PENGGAWA DESEMBER 2016 - JANUARI 2017
MICE
VENU161227 ISSN 2085-238X R P. 59. 000
113 01 17
PARIWISATA
Beranda Cover: VENUE|Saesarez Novandito
Fajar Baru 2017
Pemimpin Umum Hendra Noor Saleh Pemimpin Redaksi Ludhy Cahyana Redaktur Pelaksana Siska Maria
P
Redaktur Senior Nurdin Al Fahmi
ara pelaku industri MICE mampu melewati tahun 2016 dengan baik meski di antara mereka ada yang mengeluhkan berbagai hal. Pameran yang sepi pengunjung atau tidak terisinya gedung pameran dan konvensi merupakan beberapa di antaranya. Selain kondisi ekonomi dunia yang belum stabil, tren pameran memang bergeser, dari B2C ke B2B. Hal ini tentu harus disikapi dengan baik oleh para pebisnis pameran. Di bidang wisata insentif, muncul tren yang bagus. Ketika bisnis sepi, angka penjualan wisata insentif masih menunjukkan peningkatan. Untuk tetap dapat memberi bonus kepada para karyawan, perusahaan mengalihkan pelesir insentifnya ke dalam negeri. Tentu ini merupakan berkah bagi destinasi. Sementara itu, konferensi internasional masih terus digelar di Indonesia. Dengan demikian, tidak ada yang mencemaskan bagi para pelaku MICE meskipun ekonomi masih melambat. Bagaimana dengan tahun 2017? Fajar baru 2017 menjanjikan harapan. Syaratnya, para pelaku MICE tidak boleh lagi berleha-leha. Pasalnya, kondisi ekonomi masih akan stagnan pada tahun 2017. Hal itu dapat terlihat dari APBN 2017 yang hanya menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5,1 persen. Namun demikian, pencapaian target pertumbuhan ekonomi tersebut akan sangat tergantung pada beberapa faktor. Pertama, efektivitas kebijakan pemerintah dalam memitigasi risiko ekonomi ke depan, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Kedua, keberhasilan reformasi ekonomi yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir. Boleh dikatakan, 2017 sekali lagi bakal menjadi pembuktian ketahanan para pelaku MICE. Dengan jumlah penduduk yang besar, ekonomi yang terus tumbuh, serta kondisi politik yang relatif stabil, Indonesia masih sehat untuk berbisnis MICE. Oleh karena itu, fajar baru 2017 harus disambut dengan optimistis, karena peluang akan selalu ada.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
Kepala Divisi Iklan, Promosi dan Sirkulasi Nurhayati Arief Iklan Frina Bonita (Manajer) Rostiana Br. Karo Yulian Yudho P. Kharisma Putri D.
Staf Redaksi Bayu Hari Ahmad Baihaki
Copywriter Johana Novianti
Redaktur Bahasa Adi Utomo
Sirkulasi & Promosi Herry Drajat S. (Manajer)
Redaktur Foto Catur Ekono
Pengembangan Bisnis Nurdin Al Fahmi (Manajer)
Fotografer Erwin Gumilar Desain Visual Boma Setyanto Novandito Redaktur Online Harry Purnama Web Admin Satria Wibowo Sekretaris Redaksi Yuli Andriastuti
Koresponden Nila Sofiyanti (Bali) Tonggo Simangunsong (Medan) Penerbit PT DGU Percetakan PT Gramedia (isi di luar tanggung jawab percetakan)
Redaksi menerima kontribusi naskah berupa foto atau opini yang berkaitan dengan industri MICE. Jl. Kemiri No.2 Menteng, Jakarta Pusat 10350 T: 021 - 3107117 F: 021 - 3903848 E: redaksi@venuemagz.com W: www.venuemagz.com @Venuemagz
Majalah Venue
No.Rekening: 734.030.6117 BCA CAB. Wisma Nusantara a.n. PT Dyamal Graha Utama
2
MAJALAH VENUE
Daftar Isi
Edisi 113 Tahun ke-9
VENUE - Edisi Khusus Desember 2016-Januari 2017
42
Orang-Orang Hebat di Tahun yang Dashyat
44
Susilowani Daud Bisnis Konvensi Itu Seni
50
58
Negeri ini dibangun oleh para founding father dengan semangat musyawarah dalam sebuah forum, yang dalam era modern disebut konvensi atau konferensi. Dimulai pada 28 Oktober 1928, para pemuda dari berbagai suku bangsa dan organisasi kepemudaan menyatakan berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu: Indonesia.
96
Industri MICE nasional boleh berbangga terhadap Pacto Convex. Yang telah menjadi penyelengara konvensi yang diperhitungkan di tingkat internasional.
Selama 25 tahun, loyalitas dan kepercayaan pelanggan diyakini Rudi Hidayat sebagai kunci untuk bertahan dalam dunia bisnis.
Hariman Zagloel Perjalanan Tiga Dekade
100
Samudra Dyan Praga berhasil tumbuh menjadi salah satu pemain besar di bidang kontraktor stan pameran. Berdiri sejak tahun 1983, perusahaan ini memiliki 140 karyawan dan mendapatkan 600 proyek pembangunan stan pameran.
62 76
102
Budi Tirtawisata Dunia Menjadi Milik Panorama
DR. Anang Sutono Guru Para Insan Pariwisata Dia memberikan impian tinggi kepada para pemangku kepentingan untuk bersamasama mengibarkan bendera STP Bandung ke ranah internasional.
I.B Lolec Surakusuma Melayani Tamu-Tamu Terbaik
104
Menurutnya, wisata insentif merupakan bagian pariwisata dari sisi yang berbeda. Peserta wisata insentif merupakan aset terbaik perusahaan yang harus mendapatkan pelayanan serba spesial.
Ralph Scheunemann Menyulap “Rimba” Menjadi Destinasi MICE Area Kemayoran berubah menjadi destinasi MICE utama Jakarta di tangan Hartati Murdaya. Di belakangnya, ada Ralph Scheunemann yang fokus mengembangkan JIExpo.
Bramantyo W. Saatnya yang Muda Memimpin
Beranda 2
Melepas jabatan sebagai pucuk pimpinan Mediatama Binakreasi, Ia mempercayakan perusahaannya di tangan generasi muda.
Agenda 8 Etalase 29
Hariyadi B.S. Sukamdani Generasi Kedua yang Menyulap Hotel MICE
Destinasi
117
Direktori 129
MICE menyumbang 70 persen dari pendapatan grup Hotel Sahid. Di bawah kepemimpinannya. grup hotel ini kian siap menghadapi pasar yang cepat berubah.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
Prasetyo Aribowo Membangun MICE Jawa Tengah Dia adalah sosok yang menjadikan MICE sebagai kendaraan untuk mengembangkan pariwisata di Jawa Tengah.
Di bawah kepemimpinannya, portofolio Panorama terbilang mengilap. Ia membawa Panorama menjajali lini bisnis agen perjalanan, MICE, hotel, hingga transportasi.
60
Rudi Hidayat Melayani Pengusaha Layar Tancap Hingga Korporat
4
English Section
140
Potret
144
MAJALAH VENUE
2017
AGENDA Januari-Februari DA L A M N E G E RI
21 Desember 2016 - 28 Maret
14-15 JANUARI
27 JANUARI
18-19 FEBRUARI
18 FEBRUARI
Pameran Art & Craft Nusantara
JAVA EDUCATION FESTIVAL 2017
ROYAL SPRING FESTIVAL
BIJAC NO TANJOIWAI 10
MUD WARRIOR 2017
Tempat: Green Pramuka Square Pelaksana: Mahakarya Nusantara Alamat: Jl. Rambutan No. 69A Pangkalan Jati I, Cinere M: 087783016899 E: mahakaryanusantara.eo@gmail. com
21 Desember 2016–8 Januari 2017
Pameran “Ibu dan Wastra”, Antara Asa dan cinta
Pelaksana: Insan Mahardhika Foundation Alamat: ILP Centre Building Room L4-09, Jl. Raya Pasar Minggu No. 39A, Jakarta M: 085727073134 E: insanmahardhikafoundation@ gmail.com W: jef-event.com
21 JANUARI
CRAZY CRIT CLUB EVENTS
Tempat: Museum Tekstil, Jakarta Pelaksana: Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Alamat: Kampus UI Depok T: (021) 7863528, 7863529 F: (021) 7270038 E: humas@fib.ui.ac.id
Tempat: JIExpo Kemayoran Pelaksana: PT Jakarta International Expo Alamat: Gedung Pusat Niaga Arena JIExpo Kemayoran, Jakarta T: (021) 26645000 F: (021) 65700010 W: jiexpo.com
13-15 Januari
17-19 JANUARI
Jakarta Mega Wedding Festival 2017
Tempat: JI Expo Pelaksana: PT Cantik Mega Sukses Alamat: Jl. Mangga Besar Raya No. 16, Jakarta Barat T: (021) 62202202, 6261080 F: (021) 6294276 W: cantik-bridal.com
14 Januari
Nine Indie Concert
Tempat: Taman Budaya Yogyakarta Pelaksana: SMA9Event Alamat: Jl. Sagan 1 Yogyakarta M: 081328889939, 089634961800
GAS INDONESIA SUMMIT (GIS) 2017
Tempat: Royal Ballroom The Springs Club, Serpong Pelaksana: The Springs Club Alamat: Jl. Springs Boulevard Blok C No. 1 Gading Serpong, Tangerang T: (021) 29171515 W: thespringsclubserpong.com
29 JANUARI
17–19 FEBRUARI
CITY MARKET FAIR 2017 & COLOR RUN
Tempat: Halaman Parkir Mal Balikpapan Baru Pelaksana: Kaltim Post Alamat: Jl. Soekarno Hatta KM. 3,5 Balikpapan, Kalimantan Timur T: (0542) 735359, 732158 F: (0542) 735242
2-5 FEBRUARI
THE 26TH INDONESIA INTERNATIONAL EDUCATION & TRAINING EXPO
Tempat: Jakarta Convention Center Pelaksana: PT Angan Kreasi Semesta Alamat: Jl. Brawijaya IA No. 12 RT. 5/RW. 2, Pulo Kebayoran Baru, Jakarta T: (021) 29236631
Tempat: Jakarta Convention Center Pelaksana: PT Wahyu PromoCitra Alamat: Jl. A No. 1 Rawabambu I Pasar Minggu, Jakarta T: (021) 7892938 F: (021) 7890647 E: info@wpcitra.co.id W: wpcitra.com
20 JANUARI
11-19 FEBRUARI
HOW SMART LEADERS CREATE ENGAGED EMPLOYEES
Tempat: Hotel Aston Tropicana Cihampelas Bandung Pelaksana: Dale Carnegie Training Alamat:Jl. Sunan Sedayu No. 6 Rawamangun, Jakarta T: (021) 4892737 F: (021) 4896926 E: info@dalecarnegie.co.id
Tempat: JI Expo Pelaksana: Binus International Japanese Art & Culture Club Public- BIJAC Alamat: Jl. Hang Lekir I No. 6 Kebayoran Baru, Jakarta T: (021) 7202222, 7203333 F: (021) 7205555
SMARTKIDS ASIA INDONESIA EDITION 2017
Tempat: Jakarta Convention Center Pelaksana: PT Sarana Pameran Handal Alamat: Kindo Square C2, 2nd Floor Jl. Raya Duren Tiga No. 101 Pancoran, Jakarta T: (021) 7986707, 7986708 F: (021) 22791007 E: info@sphereexhibits.co.id W: smartkidsasia.co.id
SAFETY COMPETITION 2017 “MARI BERBUDAYA K3 UNTUK MEMAJUKAN INDONESIA” Tempat: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Pelaksana: Fakultas Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Alamat: Jl. Teknik Kimia, Keputih Surabaya, Jawa Timur M: 081232111695, 089678446446 W: safetycompetition.ppns.ac.id
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
8
MAJALAH VENUE
Tempat: Taman Budaya Sentul Pelaksana: Sports Hangout Alamat: PT Mitra Putra Tjandra Grand Slipi Tower 5F Floor Jl. Letjen S.Parman Kav 22-23 M: 081287732333, 0818356777
25–26 FEBRUARI
RADIOWAVE DRONE RACE COMPETITION
Tempat: Lapangan Parkir dan Gelanggang Mahasiswa Kampus A, Universitas Trisakti, Jakarta Pelaksana : HIMA Elektro Universitas Trisakti Alamat: Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol Jakarta T: (62-21) 5663232 F: (62-21) 5644270 E: humas@trisakti.ac.id
2017
AGENDA Januari-Februari L UA R N E G E R I 3-6 JANUARI
16-22 JANUARI
THE 4TH ANNUAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON HUMANITIES & ARTS IN A GLOBAL WORLD
THE 6TH SOLAR COOKERS INTERNATIONAL WORLD CONFERENCE
21-25 JANUARI
Tempat: Muni Seva Ashram, Goraj, India Pelaksana: Global Alliance for Clean Cookstoves Alamat: 1750 Pennsylvania Ave NW Suite 300, Washington D.C 20006, Amerika Serikat T: (+1) 202 6505345 E: info@cleancookstoves.org W: cleancookstoves.org
Tempat: Hawaii Convention Center Pelaksana: Society of Crtitical Care Medicine Alamat: 500 Midway Drive Mount Prospect Illinois 60056, Amerika Serikat T: (+1) 847 8276869 F: (+1) 847 4397226 E: info@sccm.org W: sccm.org
17-20 JANUARI
22-25 JANUARI
Tempat: Athena, Yunani Pelaksana: Athens Institute for Education and Research Alamat: 8 Valaoritou Street, Kolonaki Athena 10671, Yunani T: (+30) 210 3634210 F: (+30) 210 3634209 E: atiner@atiner.gr W: atiner.gr
7-8 JANUARI
WORLD’S GREATEST HOBBY Tempat: Georgia World Congress Center, Atlanta Pelaksana:Train Show Inc Alamat: 280 Carlton Drive, Carol Stream Illinois 60188, Amerika Serikat T: (+1) 630 2795094 F: (+1) 240 5974482 W: wghshow.com
9-13 JANUARI
WORLD CONFERENCE ON EARTHQUAKE ENGINEERING Tempat: Casapiedra Convention Center, Santiago, Chili Pelaksana: International Association of Earthquake Engineering Alamat: IAEE Central Office Ken chiku-kaikan Bldg, 4th Floor Minatoku Shiba 5-Chome 26-20 Tokyo 108-0014, Jepang T/F: (+1) 818 3421889 E: secretary@iaee.or.jp W: iaee.or.jp
12-15 JANUARI
DERMACON 2017 (THE 45TH CONFERENCE OF INDIAN ASSOCIATION OF DERMATOLOGISTS, VENEREOLOGISTS, & LEPROLOGISTS/IADVL)
Tempat: Science City, Kolkata, India Pelaksana: GeTS Conferences Alamat: 366 Second Floor Mansarover Building Mehrauli Gurgaon Road Sultanpur New Delhi 110030, India T: (+91) 11 30422222 M: (+91) 8800691399, 9005641100, 9475417975 W: dermacon2017kolkata.com
16-19 JANUARI
WORLD FUTURE ENERGY SUMMIT
Tempat: Abu Dhabi National Exhibition Centre, Uni Emirat Arab Pelaksana: Reed Exhibitions Middle East Alamat: Office No. 1001, 10th Floor Al Rotana Complex Bldg Khalifa Park, P.O. Box 77899 Abu Dhabi, Uni Emirat Arab T: (+971) 2 4917615 F: (+971) 2 4917612 E: info@reedexpo.ae W: reedexpo.com
THE 46TH CRITICAL CARE CONGRESS
CELL & GENE THERAPHY WORLD
THE EDUCATION WORLD FORUM
Tempat: Hyatt Regency, Miami Pelaksana: Clarion Events USA Inc Alamat: 2340 Perimeter Park Drive Suite 100, Atlanta Georgia 30341, Amerika Serikat T: (+1) 44 20 73847775 F: (+1) 44 20 73847701 W: clarionevents.com, bioleadersforum.com
Tempat: London, Inggris Pelaksana: FCS Events Alamat: 2 Trinity Place Midland Drive, Sutton Coldfield West Midlands B72 1TX, Inggris T: (+44) 121 3551600 F: (+44) 121 3212240 E: organisers@fcs-events.co.uk W: theewf.org
17-20 JANUARI
23-25 JANUARI
WORLD OF CONCRETE 2017
GEOSPATIAL WORLD FORUM
Tempat: Las Vegas Convention Center Pelaksana: Informa Group PLC Alamat: 5 Howick Place, London SW1P 1WG, Inggris T: (+44) 20 70175000 E: headoffice@informa.com W: informa.com, worldofconcrete. com
Tempat: Hyderabad International Convention Centre, India Pelaksana: Geospatial Media + Communications Pvt. Ltd Alamat: A-145, Sector 63 Noida, India T: (+91) 120 4612500 E: info@geospatialworldforum.org W: geospatialworldforum.org
17-20 JANUARI
23-25 JANUARI
IMMUNOTHERAPY WORLD
Tempat: Hyatt Regency, Miami Pelaksana: Clarion Events USA Inc Alamat: 2340 Perimeter Park Drive Suite 100, Atlanta Georgia 30341, Amerika Serikat T: (+1) 44 20 73847775 F: (+1) 44 20 73847701 W: immunotherapyforum.com
18-20 JANUARI
THE 9TH AUTOMOTIVE WORLD Tempat: Tokyo Big Sight, Jepang Pelaksana: Reed Exhibitions Japan Ltd Alamat: 18 Floor Shinjiku-Nomura Bldg 1-26-2 Nishishinjuku, Shinjuku-ku Tokyo 163-0570, Jepang T: (+81) 3 33498501 F: (+81) 3 33498599 W: automotiveworld.jp
19-22 JANUARI
THE 2ND WORLD CONGRESS ON RECURRENT PREGNANCY LOSS Tempat: Hotel Majestic Barriere, Perancis Pelaksana: Paragon Group Alamat: 18 Avenue Louis-Casai Jenewa 1209, Swiss T: (+41) 22 5330948 F: (+41) 22 5802953 E: secretariat@wcrpl.com W: 2017.wcrpl.com
21-22 JANUARI
WORLD’S GREATEST HOBBY Tempat: Washington State Fair, Seattle Pelaksana:Train Show Inc Alamat: 280 Carlton Drive Carol Stream, Illinois 60188, Amerika Serikat T: (+1) 630 2795094 F: (+1) 240 5974482 W: wghshow.com
2017 PRECISION MEDICINE WORLD CONFERENCE
Tempat: Mountain View, Amerika Serikat Pelaksana: Innovative Genomics Initiative Alamat: University of California Berkeley, 188 Li Ka Shing Center California 94720, Amerika Serikat T: (+1) 510 6649073 F: (+1) 510 6647130 E: info@innovativegenomics.org W: innovativegenomics.org
26-28 JANUARI
CCMC NEW WORLD SYMPOSIUM
Tempat: Gaylord Texan Resort & Convention Center, Texas Pelaksana: Commission for Case Manager Certification Alamat: 1120 Route 73 Suite 200, Mount Laurel New Jersey 08054, Amerika Serikat T: (+1) 856 380 6836 W: symposium.ccmcertification.org
26-29 JANUARI
PVRI ANNUAL WORLD CONGRESS 2017
Tempat: Hyatt Regency Hotel Pelaksana: Pulmonary Vascular Research Institute Alamat: 33 Street George’s Place Canterbury, Kent CT1 1 UT, Inggris T: (+44) 1227787972 E: admin@pvri.info W: pvri.info
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
26-29 JANUARI
11-12 FEBRUARI
IMCAS ANNUAL WORLD CONGRESS
WORLD’S GREATEST HOBBY
Tempat: Paris, Perancis Pelaksana: Aesthetic Surgery & Cosmetic Dermatology Alamat: IMCAS C/O Check-Up SANTE 7 rue de la Manutention Paris 75116, Perancis T: (+33) 1 40738282 F: (+33) 1 40709240 W: imcas.com
30 JANUARI-2 FEBRUARI
THE 2017 ARAB HEALTH CONGRESS
Tempat: Dubai International Convention & Exhibition Centre Pelaksana: Informa Life Sciences Exhibitions Alamat:30-32 Mortimer Street London W1W 7RE, Inggris T: (+971) 4 3365161 E: info@lifesciences-exhibitions. com W: informalifesciences.com
31 JANUARI-1 FEBRUARI
GLOBAL SPACE CONGRESS
Tempat: St. Regis Saadiyat Island Resort, Abu Dhabi Pelaksana: Streamline Marketing Group Alamat: 1005 Grosvenor Business Tower TECOM, P.O. Box 62440 Dubai, Uni Emirat Arab T: (+9714) 4475357 T: (+9714) 4475334 E: info@globalspacecongress.com W: globalspacecongress.com
4-5 FEBRUARI
WORLD’S GREATEST HOBBY Tempat: Phoenix Convention Center Pelaksana:Train Show Inc Alamat: 280 Carlton Drive Carol Stream, Illinois 60188, Amerika Serikat T: (+1) 630 2795094 F: (+1) 240 5974482 W: wghshow.com
10
MAJALAH VENUE
Tempat: Fairplex, Pomona Pelaksana:Train Show Inc Alamat: 280 Carlton Drive Carol Stream, Illinois 60188, Amerika Serikat T: (+1) 630 2795094 F: (+1) 240 5974482 W: wghshow.com
16-19 FEBRUARI
THE 1ST WORLD CONGRESS OF GASTROINTESTINAL ENDOSCOPY
Tempat: Hyederabad, India Pelaksana: World Endoscopy Organization Alamat: WEO Executive Secretariat c/o Hamilton Services GmbH Landwehr Str. 9 Munich 80336, Jerman T: (+49) 89 907793612 F: (+49) 89 907793620 E: secretariat@worldendo.org W: endo-2017.org
23-26 FEBRUARI
RETINA WORLD CONGRESS 2017
Tempat: Fort Lauderdale, Amerika Serikat Pelaksana: MCME Global Alamat: 2550 Fifth Ave, Suite #145, San Diego California 92103, Amerika Serikat T: (+1) 858 2668330 E: meeting.service@mcmeglobal. com W: mcmeglobal.com, retinaworldcongress.org
27 FEBRUARI-2 MARET
MOBILE WORLD CONGRESS Tempat: Mobile World Capital, Barcelona Pelaksana: GSMA Alamat: The Walbrook Building 2nd Floor, 25 Walbrook London EC4N 8AF, Inggris T: (+44) 207 3560600 F: (+44) 20 73560601 E: info@gsma.com W: gsma.com, mobileworldcongress.com
ADVERTORIAL
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA BARAT
Pulau Kasiak, Pariaman
Pariwisata Sumatera Barat Semakin Dewasa Pariwisata Sumatera Barat kian mengkilap. Potensi alam yang elok dan promosi yang berkelanjutan, membuat provinsi ini diminati para wisatawan. Dari catatan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumatera Barat, hingga Oktober 2016, wisatawan domestik mencapai 7.223.614 orang dan wisatawan asing melalui pintu imigrasi sebanyak 39.346 orang. Sebelumnya pada tahun 2015 wisatawan domestik sebanyak 6.973.678 orang dan wisatawan asing melalui pintu imigrasi sebanyak 48.710 orang.
U
sai memenangkan empat penghargaan Anugerah Pariwisata Halal Terbaik 2016 dari Kementerian Pariwisata pada September 2016, Sumatera Barat kembali meraih tiga penghargaan World Halal Tourism pada November 2016. Dalam acara yang digelar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) tersebut, Sumatera Barat meraih World”s Best Halal Destination, World Best Halal Culinary Destination, dan World’s Best Halal Tour Operator. Berbagai penghargaan itu mampu memotivasi para pelaku dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk meningkatkan kualitas pariwisata. Maka untuk mendorong kepala daerah membangun pariwisata di wilayahnya, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumatera Barat kembali menggelar “Peduli Wisata Awards”. “Ada beberapa aspek yang dinilai dalam award ini: tata pamong, lingkungan pariwisata, ekonomi pariwisata, ekonomi kreatif, pemasaran pariwisata, dan pemberdayaan masyarakat,” kata
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
14
Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumatera Barat, Didit P. Santoso. Perhelatan yang telah digelar dua kali ini, terbukti mampu memacu kepala daerah berbuat lebih baik untuk pariwisata lokal. Ada tiga kategori yang diperlombakan dalam award ini. Pertama, The Best Performance untuk pemerintah kabupaten/kota dengan klaster Kawasan Utama Pariwisata Provinsi (KUPP). Kedua, The Best Achievement untuk pemerintah kabupaten/kota dengan klaster Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP). Ketiga, The Most Improved untuk pemerintah kabupaten/kota dengan klaster Kawasan Potensial Pariwisata Provinsi (KPPP). Pada ajang Peduli Wisata Awards 2016, Kota Bukittinggi berhasil meraih The Best Performance. Sementara kategori The Best Achievement diraih Kabupaten Pesisir Selatan. Untuk kategori The Most Improved kembali diraih oleh Kota Pariaman. Peduli Wisata Awards 2016, bukan sekadar memberi penghargaan semata, namun juga melihat daerah
MAJALAH VENUE
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA BARAT
yang konsisten mengelola pariwisata. Tujuannya, agar target pertumbuhan wisatawan domestik dan asing yang ditetapkan Pemprov Sumbar sebesar 12-15 persen, dapat tercapai.
PARIWISATA BUKITTINGGI BERANJAK DEWASA Sedari dahulu, Bukittinggi adalah ikon pariwisata Sumatera Barat. Ia memiliki modal komplit: sejarah, kuliner, cuaca sejuk, dan panorama indah. Secara historis, pada 11 Maret 1984, Azwar Anas, Gubernur Sumatera Barat saat itu, menetapkan Bukittinggi sebagai Kota Wisata. Meskipun berpredikat Kota Wisata, Wali Kota Ramlan Nurmatias mengaku meraih penghargaan The Best Performance bukan hal mudah. Pasalnya, ia harus memberantas pungutan liar dan harga tidak wajar yang sering dikeluhkan pelancong. Ramlan memberantas pungutan liar dengan membentuk Satuan Koordinasi Keamanan Ketertiban Kota (SK4). Lembaga ini dibentuk setelah beberapa bulan Ramlan resmi menjadi wali kota. Lembaga itu terdiri dari Satpol PP, Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan anggota Kodim yang bekerja berdasarkan SK Walikota. Bagi Ramlan, pariwisata harus aman yang otomatis mendatangkan kenyamanan. Perlahan, dia menciptakan kenyamanan bagi Bukittinggi dengan merazia kedai tuak, menutup pub, mengubah tata kelola parkir, serta membuat standar harga wajar di pusat kuliner, Los Lambuang. Ia menertibkan dan menyeragamkan harga yang terkesan aji mumpung. Kini, di Los Lambuang seporsi nasi lengkap dengan lauk dipatok Rp25.000 per porsi. Selain penertiban harga makanan, ia juga terus membangun berbagai taman kota. Ia juga meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM pariwisata. Tiap tahun, ia menargetkan 1.000 orang mendapatkan penyuluhan pariwisata. Saat ini, sudah ada 200 orang yang mendapatkan pembekalan. Mereka terdiri dari sopir angkutan kota, kusir bendi (delman), pramuwisata, dan lainnya. Selain itu, juga dikembangkan tiga kampung (desa) wisata di Manggih Gantiang, Kayu Kubu, dan Bukik Apik Puhun. Kampung tersebut didorong mengembangkan
potensi wisata agar siap dikunjungi wisatawan. Masyarakat di tiga kampung tersebut, diberi pelatihan untuk usaha kuliner, pramuwisata, dan pengelolaan homestay. Jalanan juga diperbaiki. Ramlan berharap Anugerah Peduli Wisata Awards mampu mendatangkan 1 juta pelancong pada tahun 2018.
PESISIR SELATAN BASAMO MAKO MANJADI (BERSAMA MAJUKAN PARWISATA) Kabupaten Pesisir Selatan merupakan wilayah pantai sepanjang 234 kilometer dari utara ke selatan. Dari angkasa, kabupaten ini memiliki laguna mempesona, bernama Mandeh. Bersama Pantai Carocok Painan, Mandeh menjadi ikon pariwisata Pesisir Selatan. Pada Peduli Wisata Awards tahun 2016, Pesisir Selatan meraih The Best Achievement, karena berhasil mengembangkan kawasan Mandeh-yang sebelumnya belum dikenal wisatawan. Kawasan tersebut mulai dilirik wisatawan setelah perhelatan Mandeh Joy Sailing 2014. Sejalan dengan popularitas yang melambung, Mandeh dipersolek dan masyarakatnya diberdayakan. Gerakan tersebut dinamai Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, sebagai ‘Gerakan Hijrah Membangun’. Jargon tersebut menjadi haluan pembangunan yang diterjemahkan
ADVERTORIAL dengan instruksi: semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus terlibat dalam pengembangan pariwisata. Sebuah mega proyek yang tengah diusung misalnya, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kawasan Mandeh. Sesuai master plan yang telah dibuat, KEK akan menempati lahan seluas 400 hektare di Bukik Ameh yang terletak di Kawasan Mandeh. “Sekarang dalam proses pembebasan lahan. Pada tahun 2017, kami menganggarkan Rp15 miliar untuk pembebasan lahan, ditambah dana provinsi sebesar Rp32,5 miliar,” ujarnya. Jalan menuju Mandeh diperlebar. Jalan Ampang Pulai–Puncak Mandeh misalnya, diperlebar menjadi 11 meter. Selain pembangunan jalan, warga Sungai Nyalo pun dilatih berbahasa Inggris dan didorong membuat homestay, serta memproduksi kapal wisata. Pada saat bersamaan, warga didorong pula membuat sulaman bayang dan kerajinan cingkuluak (kain penutup kepala pada wanita Minang). Setelah Mandeh, Hendrajoni ingin melahirkan ikon-ikon wisata baru di Pesisir Selatan. Hasilnya, jika tahun 2015 pemerintah setempat mencatat angka kunjungan pelancong 1,2 juta orang, maka tahun ini, hingga bulan oktober, sudah mencapai 1,5 juta
Ramlan Nurmatias Wali Kota Bukittinggi
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
15
MAJALAH VENUE
ADVERTORIAL
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA BARAT
Mandeh, Pesisir Selatan
Hendrajoni Bupati Pesisir Selatan Pulau Angso Duo, Pariaman
orang. Kontribusi sektor pariwisata 2016 terhadap PAD, diperkirakan mencapai Rp1,5 miliar. Tahun depan, Hendrajoni menargetkan angka orang yang piknik ke Pesisir Selatan menjadi 1,6 juta orang.
PARIAMAN; PARIWISATA HARGA MATI Kota di pinggir pantai barat Sumatera, persisnya di tepian Samudera Hindia itu menawarkan wisata bahari dan budaya sebagai etalase pariwisata. Sejak 2008, Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman menjadikan pariwisata tulang punggung PAD, karena minim tambang dan mineral. Maka tidak mengherankan, semua SKPD dikerahkan untuk mendayung pariwisata untuk sampai ke tujuan. Semangat Mukhlis membuahkan gelar The Most Improved dalam ajang Peduli Wisata Awards. Sebagai destinasi wisata, Pariaman tidak memiliki kendala soal akses. Jaraknya hanya sekitar 40 kilometer dari Bandara Internasional Minangkabau, dengan waktu tempuh sejam. Terlebih Pariaman bisa diakses langsung dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dengan menyisir kawasan Pantai Barat. Jarak pusat Kota Padang ke Pariaman juga hanya sekitar 65 kilometer. Mukhlis dan instansi terkait membuat zona wisata sepanjang 12 kilometer. Zonasi Pariwisata ditetapkan untuk menegaskan daerah yang terbuka untuk investasi dan daerah yang diperuntukan untuk konservasi. Misalnya Pulau Angso Duo, Pulau Tangah, Pulau Ujuang, dan Gosong, dibuka keran untuk pengembangan pariwisata. Sementara Pulau Kasiak dan Pantai Mangguang menjadi Kawasan
Mukhlis Rahman Wali Kota Pariaman
Konservasi penyu dan bakau. Zonasi ini juga penegasan bahwa Pariaman tengah mengembangkan pariwisata berlandaskan aspek lingkungan. Menurut Mukhlis, pengembangan Pariaman mensyaratkan minimal 30 persen wilayah diperuntukkan untuk area penghijauan. “Kami justru menjual isu lingkungan. Pariaman merupakan satu dari 60 kota yang masuk program green city di Indonesia,” beber Mukhlis. Ia menjelaskan, yang terpenting masyarakat merasakan langsung dampak dari kunjungan wisatawan. Sementara untuk pemasukan daerah, ke depan ia akan memaksimalkan pajak hotel dan restoran sebesar 10 persen. Untuk meraup PAD dari pajak restoran, ia tidak segan-segan membelikan mesin tagihan restoran. Tujuannya, agar mudah mengontrol pajak. Agar Pariaman ramai dikunjungi wisatawan, Pemkot membuat 10 perhelatan dengan target 3,5 juta turis. Angka ini melompat hebat.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
16
Pasalnya, pada tahun 2015, kota itu dikunjungi 2,5 juta wisatawan. PAD Pariaman mencapai Rp23 miliar, yang mana 12 persen di antaranya berasal dari pariwisata. “Apa yang kami buat ini belum selesai. Saya tidak memikirkan penghargaan. Tapi jujur award ini bagus, sehingga ada persaingan antar daerah dan memotivasi daerah,” tutupnya.
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA BARAT Jl. Khatib Sulaiman No. 7 Padang, Sumatera Barat T. +62 751 7055183 F. +62 751 446282 W. sumbar.travel
MAJALAH VENUE
ADVERTORIAL
LAGOON GARDEN
Venue Prestisius Berlokasi Strategis The Sultan Hotel & Residence Jakarta menawarkan venue terbarunya, bernama Lagoon Garden. Hotel prestisius dengan lokasi strategis ini siap mengakomodasi berbagai jenis acara, mulai resepsi pernikahan hingga ajang pameran.
B
Dari sisi lokasi, hotel bintang lima ini anyak pasangan memimpikan resepsi juga sangat strategis. Berada di jantung pernikahan yang mewah, dengan Kota Jakarta membuatnya dekat dengan makanan berlimpah dan tamu yang ikut pusat bisnis dan belanja serta akses menikmati jalannya pesta. Tentu saja pemilihan yang mudah dari segala arah. tempat ikut menentukan resepsi pernikahan Nama The Sultan Hotel & Residence idaman tersebut. Untuk itu, The Sultan Hotel Jakarta pun sudah tersohor sebagai & Residence Jakarta menawarkan venue hotel prestisius. Menilik terbarunya, Lagoon Garden. Berdaya tampung 1.500 Lagoon Garden sejarah, bangunan orang, Lagoon Garden tidak Luas 1.350m² hotel ini telah berdiri hanya cocok sebagai tempat Kapasitas 1.500 orang sejak tahun 1976. resepsi pernikahan, tetapi Lalu, sejak tahun 2006, juga dapat menjadi pilihan hotel dengan 693 dalam menggelar kegiatan seperti pameran, kamar ini berada di bawah manajemen pertemuan, dan kegiatan MICE lainnya. Singgasana Hotels and Resort Group. Lagoon Garden dilengkapi fasilitas Manajemen hotel ini juga mengelola antara lain pendingin ruangan, sound system, hotel, resor, dan venue MICE terkemuka dan tata lampu. Selain itu, area parkirnya lainnya, seperti Jakarta Convention amat luas, dengan tersedianya akses Centre, Hotel Singgasana Surabaya, langsung ke Jakarta Convention Centre. Hotel Singgasana Makassar dan Khusus bagi Anda yang ingin House of Sangkuriang Bandung. menyelenggarakan pesta pernikahan tetapi enggan repot memikirkan lokasi foto Alamat: pra-nikah, The Sultan Hotel & Residence Jl. Gatot Subroto, Jakarta 10002 Jakarta menyediakan area foto berciri khas T. (021) 5703 600 Indonesia, salah satunya adalah gapura E. info@sultanjakarta.com Bali. Selain itu, ada pula area foto cantik di www.sultanjakarta.com jembatan merah, danau, dan air mancur.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
17
MAJALAH VENUE
ADVERTORIAL
RESORTS WORLD SENTOSA SINGAPORE
Venue MICE yang Tidak Biasa
P
Konferensi dan pertemuan bisnis Anda akan terasa berbeda dan penuh kesan di Resorts World Sentosa Singapore. Resor terpadu ini menyediakan venue meeting yang tidak biasa, dari yang berlatar belakang akuarium hingga venue pertemuan di tengah wahana permainan.
New York Street, Universal Studio Singapore
Ocean Gallery, S.E.A. Aquarium
ertemuan bisnis di dalam ruangan sering kali membuat jemu. Apa jadinya kalau pertemuan bisnis Anda berlangsung di tengah wahana permainan atau dikelilingi akuarium raksasa? Pastinya jauh dari kesan membosankan. Resorts World Sentosa (RWS) Singapore menawarkan pengalaman pertemuan bisnis yang tidak biasa itu. Salah satu kawasan wahana permainan yang tersohor di Singapura ialah Universal Studios Singapore. RWS dibuka secara bertahap sejak awal tahun 2010. Kawasan resor terpadu yang dibangun di atas lahan berluas 49 hektare ini menyediakan beragam fasilitas, mulai dari hotel, pusat perbelanjaan, arena permainan dan wisata, restoran, hingga kasino. Di dalamnya terdapat 24 atraksi permainan dan tujuh zona dengan tema berbeda dari acara televisi dan film terkenal. Zona New York merupakan yang paling menarik untuk dijelajahi. Miniatur kota terpadat di Amerika Serikat ini menampilkan Perpustakaan Kota New York dan city skyline. Menariknya, salah satu sudut zona New York dapat diubah menjadi venue pertemuan bisnis dengan segala hiburan dan karakter khas New York. Tidak jauh dari Universal Studios Singapore, Anda akan menemui S.E.A. Aquarium. Sekitar 100.000 biota laut dengan 800 jenis spesies hewan laut mendiami akuarium raksasa ini. Ocean Gallery merupakan salah satu atraksi utama di sini. Dibatasi panel akrilik sepanjang 36 meter dan tinggi delapan meter, Anda dapat menyaksikan ratusan ribu binatang laut berlalu-lalang dengan apiknya. Area di depan Ocean Gallery ini dapat diubah menjadi ruang untuk pertemuan bisnis atau jamuan makan. Namun, jika Anda mendambakan suasana pertemuan atau makan malam mewah nan elegan dengan hidangan fine dining Perancis, Joël Robuchon Restaurant dan L’Atelier de Joël Robuchon merupakan pilihan yang tepat. Joël Robuchon Restaurant ini menyandang peringkat bintang tiga Michelin. Sementara untuk menu oriental dengan sentuhan kontemporer dapat Anda temukan di Forest森 yang juga dianugerahi bintang satu Michelin.
Jöel Robuchon Restaurant
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
18
MAJALAH VENUE
ADVERTORIAL
B Pandanaran Art Festival 2016
Menjajakan Kebolehan Komunitas Seni Semarang EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
20
agi Anda yang pernah ke Semarang, tentu nama Pandanaran sudah tidak asing lagi. Pandanaran adalah sebuah nama jalan protokol di Kota Semarang yang menghubungkan dua landmark Kota Lumpia itu: Tugu Muda dan Simpang Lima. Di jalan sepanjang dua kilometer inilah kuliner khas Kota Semarang berhimpun. Ada banyak sekali toko makanan dan pedagang bergerobak menjajakan lumpia, wingko babat, kue moci, serta bandeng presto. Berbekal itulah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang (Disbudpar) Kota Semarang menyulap nama Jalan Pandanaran menjadi brand event tahunan Kota Semarang. Pandanaran Art Festival (PAF) tahun ini adalah tahun penyelenggaraan yang keenam sejak tahun 2010. Masdiana Safitri, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, menjelaskan, sesuai dengan konsep penyelenggaraan, sejak tahun pertama PAF mempromosikan produk khas unggulan Kota Semarang, mulai dari kesenian, kebudayaan, hingga kuliner. “Sesuai dengan namanya, kegiatan ini dilaksanakan di area terbuka dengan memanfaatkan Jalan Pandanaran dan sekitarnya sebagai tuan rumah. Targetnya, seluruh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, dapat melihat langsung potensi khas Semarang di jalan tersebut,” jelasnya.
MAJALAH VENUE
ADVERTORIAL
Tahun ini penyelenggaraan Pandanaran Art Festival (PAF) 2016 berlangsung di Jalan Pandanaran II dan sebuah ruang jalan di Taman Menteri Supeno (Taman KB). Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu-Minggu, 25-26 November 2016 tersebut menyuguhkan tiga panggung dengan konsep acara yang berbeda. Selain itu, puluhan stan kuliner berjejer rapi, lengkap dengan lampu lampion di sepanjang Jalan Taman Menteri Supeno. Di area Taman, sebuah bangunan unik berbahan bambu berdiri megah. Di dalamnya, beberapa foto hasil karya komunitas fotografi Semarang dipamerkan. Masdiana menjelaskan, penyelenggaraan PAF 2016 melibatkan hampir seluruh komunitas yang ada di Kota Semarang. Mereka menunjukkan bakat dan kreativitasnya dengan memanfaatkan arena yang telah disediakan panitia. Pertunjukan musik oleh siswa SMA/SMK, Karnaval Odong-Odong dengan tema “Fauna Aquatik” dari Komunitas
Sesuai dengan konsep penyelenggaraan, sejak tahun pertama PAF mempromosikan produk khas unggulan Kota Semarang, mulai dari kesenian, kebudayaan, hingga kuliner Odong-Odong dan Sepeda Hias Simpang Lima, Tarian Desa Wisata, Tarian dari Sanggar Greget, Street Fashion Show SNC dari Oak Tree Hotel, Happening Art and Stage Fashion Batik, juga penampilan artis Calvin Jeremy merupakan beberapa kegiatan di PAF 2016. Sebelum pelaksanaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang mengadakan lomba-lomba yang ditujukan untuk menggali kreativitas masyarakat Kota Semarang,
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
21
seperti Lomba Foto Kreatif Instagram dan Lomba Gebyar Sapta Pesona Kota Semarang 2016, yang diikuti 16 Kota/ Kecamatan lewat desa-desa tematiknya. Lomba ini berhasil dimenangkan oleh Kelurahan Palebon, Kecamatan Pedurungan. Pada saat PAF 2016 berlangsung, Disbudpar Kota Semarang juga menggelar Lomba Mewarnai Kain Batik Semarang serta Lomba Lukis Chalk Art usia Sekolah Dasar, pameran seni instalasi bambu bertema “Selasar Outdoor Pandanaran Komunitas Kreatif Kota” dari Komunitas Arsitek Semarang dengan media bambu yang terpasang selama satu bulan penuh di area Taman Menteri Supeno, dan stanstan kuliner dan produk unggulan yang diisi oleh beberapa hotel berbintang dan pengusaha UMKM di Kota Semarang. “Ini salah satu komitmen kami dalam memberikan wadah dan ruang kepada para komunitas serta pelaku bisnis Horeka dan lainnya sebagai pendukung industri pariwisata di Kota Semarang,“ tambah Masdiana. Penyelenggaraan PAF 2016 sangat berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya. Tahun ini, PAF 2016 menggandeng Kedungsapur, yang menampilkan beragam kesenian lokal dari beberapa kabupaten yang ada di sekitar Kota Semarang: Kabupaten Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, serta Purwodadi.
MAJALAH VENUE
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SEMARANG Gedung Pandanaran Lantai 8 Jl. Pemuda No. 175 Semarang T. 024 - 3584080, F. 024 - 3584081 www.disbudpar.semarangkota.go.id
ADVERTORIAL
1
I
Gencar “ Mempromosikan Pesona Wisata Kaltara Meramaikan Temu Bakohumas 2016, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kalimantan Utara memperkenalkan potensi wisata di provinsinya. Apresiasi mengalir dari pengunjung dan sejumlah pejabat yang hadir menyambangi stan Kaltara.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
22
nstansi kehumasan perlu menjadi humas yang bernas, inovatif, dan mampu menjadi fasilitator masyarakat,” begitu pesan Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika saat menghadiri Forum Temu Badan Koordinasi Kehumasan Masyarakat (Bakohumas) dan Komunitas Tingkat Nasional di Bandung pada 17-19 November 2016. Menurutnya, kehumasan memegang peran penting, termasuk dalam membentuk reputasi Indonesia. Jika humas menyampaikan pesan dengan baik, niscaya reputasi akan terbangun dan investasi akan datang. Karenanya, humas pemerintah di semua instansi memiliki peran strategis sebagai penghubung pemerintah dengan publik. Acara yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika ini bertajuk ‘Membangun Reputasi Indonesia Melalui Kerja Nyata Humas dan Komunitas Informasi’. Sekitar 900 peserta dari berbagai bidang ikut serta dalam forum yang berlangsung di Hotel HARRIS Bandung. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kalimantan Utara (Kaltara) juga mengambil bagian dalam Forum Temu Bakohumas itu. Selain mengirimkan delegasinya, Kaltara juga membuka stan memboyong Duta Wisata
MAJALAH VENUE
ADVERTORIAL
2 3
4 1. Taman Nasional Kayan Mentarang 2. Air Terjun Semolon 3. Angkutan Penyeberangan di Tanjung Selor 4. Desa Wisata Setulang
dan Duta Lingkungan Kaltara. Keduanya tampil dengan pakaian khas suku Dayak. Duta Wisata dan Lingkungan Kaltara ini bertugas memperkenalkan pesona wisata dan budaya Kaltara melalui stan Kaltara. Selain itu, keduanya juga berkesempatan menampilkan tarian khas Dayak di atas panggung. “Acara ini merupakan ajang menggali potensi daerah serta menyebarluaskan pesona Kaltara,” jelas Jeffry Rum, Duta Lingkungan Kaltara 2015. Kepala Seksi (Kasi) Teknologi Informasi Dishubkominfo Kaltara, Elstiven mengaku terkejut dengan antusiasme masyarakat Bandung yang menyambangi stan Kaltara. Berdasarkan data dari buku tamu
yang disiapkan tercatat hampir mencapai enam ratus pengunjung hanya dalam waktu dua hari pameran. Menariknya lagi, sejumlah pejabat yang hadir berkenan menyempatkan diri mengunjungi stan Kaltara. Sebut saja, Eko Putro Sanjoyo; Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Asman Abnur; Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta Menteri Komunikasi dan Informasi; Rudiantara. “Kami amat senang, stan Kaltara dikunjungi masyarakat yang hadir sekaligus sejumlah pejabat. Semoga, pesan tentang pesona Kaltara bisa tersampaikan dengan baik,” imbuh Elstiven.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
23
Sebagai provinsi termuda di Indonesia, Kaltara jelas punya sederet tugas untuk memperkenalkan potensi wisata di wilayah perbatasan. Sekadar catatan, Kaltara menjadi provinsi ke-34 semenjak terbitnya UU No. 2 tahun 2012 yang meresmikan terbentuknya provinsi Kalimantan Utara. Pemerintah berharap, dengan terbentuknya Kaltara sebagai provinsi bisa membantu pemerintah meningkatkan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Bicara potensi wisata, Kaltara dianugerahi sumber daya alam hanya saja memang perlu dikembangkan pengelolaannya. Provinsi ini memiliki garis pantai hingga 1.380 kilometer. Lalu, setelah berpisah dengan Kalimantan Timur (Kaltim), luas hutan primer Kaltara
MAJALAH VENUE
ADVERTORIAL 5
5. Objek Wisata Gunung Putih 6. Pantai Kelapa, Tanah Kuning
6
menjadi 69 persen, sementara 15 persen masuk ke wilayah Kaltim. Belum lagi potensi wisata budaya setempat. Beberapa desa di wilayah Kaltara telah berbenah menjadi desa wisata. Salah satunya Desa Wisata Setulang. Sekitar 230 kepala keluarga dengan 900 warga mendiami desa berluas 11.300 hektare. Wisatawan pun diizinkan bermalam di rumah-rumah warga untuk menikmati suasana dan kehidupan asli warga setempat. Jika Anda datang bersama rombongan, warga setempat akan menyambut Anda dengan menampilkan tarian khas Dayak. Tentu, Anda perlu memesannya lebih dahulu. Sebagai provinsi termuda dengan potensi wisata yang tengah dikembangkan, Kaltara sedang bergerak menjadi salah satu primadona pariwisata nusantara. Inilah saatnya, peran Kominfo dan Kehumasan Kaltara bergerak mengambil peran memperkenalkan pesona dan potensi wisatanya.
“Antusiasme masyarakat dan apresiasi dari para menteri pada acara ini jelas menjadi momen yang tepat untuk memperkenalkan potensi daerah Kaltara sekaligus melecut kami untuk berupaya semakin giat mempromosikan Kaltara,” pungkas Elstiven.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
24
MAJALAH VENUE
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA Jalan Kol. H. Soetadji Tanjung Selor 77212 T. (0552) 21 567 F. (0552) 22 454
ADVERTORIAL
MIKROFON SHURE MX ADVANCE
Desain Elegan Kualitas Audio Mengesankan Shure meluncurkan inovasi terbarunya lewat Mikrofon MX Advance. Mikrofon ini tampil dengan desain elegan dan kualitas audio yang mengesankan. Tepat untuk diletakkan di ruang pertemuan yang tidak terlampau besar. Kelebihan lainnya, bebas gema saat melakukan teleconference.
S
ekilas, tampilan Shure MX Advance MXA910 tidak seperti mikrofon pada umumnya. Karena terpasang di plafon ruangan, mikrofon ini nampak seperti pendingin ruangan sentral. Apalagi bentuknya kotak berukuran 60x60 cm. Shure memang mengusung konsep seamless untuk produk terbarunya ini, sehingga mikrofon ini tidak merusak estetika ruangan. Apalagi cover mikrofon bisa dicat sesuai dengan warna plafon. Mikrofon Shure MX Advance hadir dalam dua seri: MXA910 untuk dipasang di ceiling atau plafon dan seri MXA310 table array untuk diletakkan di meja. Shure MXA910 amat tepat diaplikasikan di ruang pertemuan dan untuk mengadakan pertemuan jarak jauh atau teleconference. Mikrofon ini dilengkapi dengan fitur echo reduction saat melakukan teleconference suara tidak bergema seperti ketika menggunakan mikrofon biasa. Shure juga menyematkan auto mixer yang hanya membaca sumber suara. “Artinya kalau tidak ada sumber suara, maka mikrofon akan mati dengan sendirinya,” jelas Zakaria Anri Pratama, Product Specialist PT. Goshen Swara Indonesia, distributor Shure di Indonesia.
Kelebihan lainnya, Shure MXA910 dilengkapi dengan Dante Digital Audio Network. Sehingga hanya dengan satu kabel LAN dapat membawa sinyal audio, power, dan kontrol sekaligus. Berbeda dengan MXA910, Shure MXA310 ialah Mikrofon yang diletakkan di atas meja. Bentuknya bulat dan cocok digunakan untuk pertemuan meja bundar dengan peserta terbatas. Mikrofon ini memiliki pollar patern torroid, atau tidak menangkap suara dari atas. Zakaria menjelaskan, Mikrofon Shure MXA310 memiliki polar pattern seperti donat yang bolong di bagian tengahnya. Mikrofon ini hanya bisa menangkap suara di sisi lingkaran, sehingga suara dari atas seperti suara pendingin ruangan dan lain yang terletak di atas tidak akan tertangkap.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
PT. Goshen Swara Indonesia Komp. Agung Sedayu, Harco Elektronik Mangga Dua Blok L-35 T. (021) 612 6286, F. (021) 612 0843 E. Info@goshen.co.id
25
MAJALAH VENUE
ADVERTORIAL 1.
Sebanyak 1.896 peserta Canon PhotoMarathon Indonesia 2016 – Jakarta bersiap untuk berlomba memperebutkan hadiah senilai ratusan juta rupiah serta trip klinik foto ke Jepang dan ke Danau Toba. Jakarta merupakan kota penutup rangkaian Canon PhotoMarathon Indonesia 2016. Canon PhotoMarathon Indonesia 2016 - Jakarta berlangsung pada hari Sabtu (12/11)
2.
Irwan Kamdani – Presiden Direktur pt. Datascrip (kedua dari kanan) dan Merry Harun – Direktur Divisi Canon, pt. Datascrip (paling kanan) didampingi Dewan Juri dan para pembicara seminar fotografi saat membuka ajang fotografi akbar Canon PhotoMarathon Indonesia 2016 – Jakarta di Epiwalk, Sabtu (12/11).
3.
(Kiri-Kanan): Merry Harun – Direktur Divisi Canon, pt. Datascrip berfoto bersama Areza Taqwim, Juara Umum Canon PhotoMarathon Indonesia 2016 – Jakarta. Areza membawa pulang 1 unit kamera DSLR Canon EOS 750D dengan lensa EF-S 18-55mm serta mendapatkan tiket perjalanan klinik foto ke Jepang bersama Juara Umum dari Surabaya dan Yogyakarta beserta para juara utama negara penyelenggara Canon PhotoMarathon Asia 2016 lainnya.
S
1
abtu, 12 November 2016, ribuan peserta Canon PhotoMarathon Indonesia 2016 memadati area atrium Epiwalk, Epicentrum, Jakarta. Mereka nampak antusias mempersiapkan diri mengikuti lomba fotografi terbesar di Indonesia dan Asia tersebut. Menariknya, para peserta ini datang dari berbagai latar belakang. Mulai dari pelajar sampai fotografer berpengalaman. Bahkan, peserta dengan kamera digital bermerek berbeda pun diperbolehkan untuk mengambil bagian dan memiliki kesempatan yang sama untuk memenangi kompetisi ini.
Merry Harun, Direktur Divisi Canon PT Datascrip, menjelaskan, Canon PhotoMarathon Indonesia 2016 merupakan penegasan komitmen Canon dan PT Datascrip dalam memajukan dunia fotografi di Indonesia. “Penyelenggaraannya yang telah berlangsung selama delapan tahun, ibarat pesta bagi para penggemar fotografi Tanah Air. Ia selalu ditunggutunggu kehadirannya,” jelasnya. Para peserta lomba terbagi dalam tiga sesi yang setiap sesinya memiliki tema berbeda. Sesi pertama bertema ‘Saling Menghargai’, dilanjutkan dengan sesi ‘Sangat Bernilai’, dan ditutup dengan tema
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
26
2
MAJALAH VENUE
ADVERTORIAL
Canon PhotoMarathon Indonesia 2016
Ajang Lomba dan Silaturahmi Penggemar Fotografi Canon PhotoMarathon Indonesia memasuki tahun ke-8 penyelenggaraannya. Ribuan peserta ambil bagian, beragam ilmu fotografi turut dibagikan. Ajang ini sekaligus menjadi wadah silaturahmi bagi penggemar fotografi seantero nusantara. 3
ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menggali ilmu fotografi secara langsung dari pakarnya. Sembari menunggu pengumuman pemenang, ribuan peserta diajak mengikuti beragam permainan dan kuis berhadiah menarik. Mereka juga dihibur dengan penampilan artis, rapper, dan vlogger Adila Fitri. Areza Taqwim keluar sebagai juara umum Canon PhotoMarathon Indonesia 2016 untuk area Jakarta. Hadiah berupa 1 unit kamera DSLR Canon EOS 750D dengan lensa EF-S 18-55mm berhak ia bawa pulang. Selain itu Areza mendapatkan tiket perjalanan klinik foto ke Jepang bersama juara umum dari Surabaya, Yogyakarta, dan juara umum dari negara penyelenggara Canon PhotoMarathon Asia 2016 lainnya. Sekadar informasi, Canon PhotoMarathon Indonesia 2016 berlangsung di Lenmarc Mall Surabaya pada 22 Oktober 2016. Setelahnya di Hartono Mall Yogyakarta pada 30 Oktober 2016. “Ajang tahunan ini selain bertujuan untuk mengasah keterampilan fotografi, juga menjadi momen silaturahmi bagi penggemar fotografi yang datang dari seluruh penjuru nusantara. Foto-foto kreatif yang dihasilkan para peserta, bisa menginspirasi sekaligus berkontribusi dalam memajukan dunia fotografi tanah air,” pungkas Merry.
‘Bersinar dalam Kegelapan’. Bertindak sebagai dewan juri antara lain, Budianto Iskandar, Direktur PT Datascrip; Mast Irham, pewarta foto; Ebbie Vebri Adrian, fotografer profesional; Fachry Latief, fotografer profesional; Krisna Satmoko, fotografer profesional; dan Sandriani Permani, fotografer profesional dan instruktur fotografi. Selain berlomba, para peserta juga dibekali wawasan dan ilmu fotografi dari dua fotografer ternama, yakni Misbachul Munir dan Evy Aryati Arbay. Antusiasme nampak saat sesi tanya jawab. Para peserta nampaknya tak
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
27
MAJALAH VENUE
ETALASE PROMO | INFO | ISTILAH | PRODUK
Foto: Dok. Inspiro Mega Impresario
Jakarta Marathon Libatkan 16.000 Pelari
DI BAWAH guyuran hujan, Sapta Nirwandar, Co-Founder dan Chairman Jakarta Marathon, meresmikan Mandiri Jakarta Marathon 2016, yang tahun ini memasuki tahun keempat. Bertempat di Silang Monas Barat Daya, event yang digelar pada 23 Oktober 2016 itu diikuti oleh 16.000 peserta dari 50 negara. Jumlah itu, menurut Inspiro Mega Impresario selaku organizer, melambung hingga 60 persen sejak pertama kali digelar pada tahun 2013, yang diikuti 10.000 pelari. Serupa dengan tahun lalu, Mandiri Jakarta Marathon 2016 masih melombakan lima kategori: Full Marathon 42.195 kilometer, Half Marathon 21 kilometer, 10 kilometer, 5 kilometer, dan Maratoonz (Children’s Sprint). Berdasarkan kategori itu, sekitar 2.500 pelari berkompetisi di Full Marathon dan 3.500 lainnya berpacu di Half Marathon. Kategori 10 kilometer dan lima kilometer masing-masing diikuti 4.500 dan 5.500
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
29
pelari. Sementara kategori Maratoonz diikuti 300 anak usia 5-7 tahun dan 8-10 tahun. Selain berkompetisi, Mandiri Jakarta Marathon 2016 juga memanjakan pelari dengan pemandangan ikonis, seperti kawasan Kota Tua, Fatahillah Square, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, Bundaran Hotel Indonesia, hingga gedung-gedung pencakar langit. Sapta berharap, Mandiri Jakarta Marathon mampu menembus World Marathon Majors Series, kompetisi maraton dunia yang terdiri dari tujuh seri. Tokyo Marathon, Boston Marathon, London Marathon, Berlin Marathon, Chicago Marathon, New York City Marathon, dan IAAF World Championships in Athletics merupakan tujuh seri kompetisi tersebut. “Kami juga berharap event ini sekaligus menempatkan Jakarta sebagai salah satu destinasi sport tourism dunia,” katanya.
MAJALAH VENUE
E TAL AS E
PROMO
Satu Tahun Whiz Bogor PADA 18 November 2016, Whiz Prime Pajajaran Bogor merayakan
Foto: Dok. Whiz Prime Pajajaran Bogor
satu tahun operasionalnya di Kota Hujan. Selain perayaan sederhana, hotel bintang tiga yang berlokasi di Jalan Cikuray itu juga menggelar kegiatan amal di Panti Asuhan Assaidah, Cibuluh, Bogor. Lucky Indrawan Rachmat, Manager Whiz Prime Pajajaran Bogor, menuturkan, selama satu tahun beroperasi, properti yang dipimpinnya itu mendapatkan animo positif dari masyarakat Bogor, Jakarta, dan Bandung. Hotel 12 lantai yang menawarkan 153 kamar ini menyuguhkan nuansa Sunda yang sangat kental melalui pakaian para pekerja dan lantunan musik tradisional Sunda di lobi hotel. Pasar hotel ini, menurut Lucky, didominasi oleh wisatawan bisnis dan leisure, dengan okupansi (tingkat keterisian kamar) sepanjang tahun 2016 mencapai 65 persen. Tahun depan, Whiz Prime Pajajaran Bogor menargetkan okupansi di angka 75 persen. “Wisatawan bisnis yang datang ke hotel ini dapat menggunakan lima ruang pertemuan berluas 97-105 meter persegi dengan kapasitas 55-100 orang,” katanya.
PROMO
Dyandra Gelar WFSI 2016 World Franchise Summit Indonesia (WFSI) di Jakarta Convention Center (JCC). Selama enam hari perhelatannya, WFSI 2016 dibagi dalam tiga rangkaian kegiatan. Pertama, Asia Pacific Franchise Confederation (APFC) Meeting yang digelar di Fairmont Hotel pada 22 November 2016. Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan 14 negara Asia Pasifik. Kedua, World Franchise Summit, yang dijadwalkan pada 23-24 November 2016 di Fairmont Hotel. Pertemuan itu dihadiri oleh ketua dan perwakilan asosiasi waralaba dari 26 negara, seperti China, Belanda, Korea Selatan, Jepang, dan Finlandia. Anang Sukandar, CEO Indonesia Franchise Association (IFA), menjelaskan, World Franchise Summit membahas isu-isu dan kebijakan seputar bisnis waralaba dan perkembangannya di berbagai negara. “Hasil pertemuan ini tentu akan menjadi masukan berharga untuk pertumbuhan industri waralaba nasional,” katanya. Ketiga, Indonesia Franchise & SME Expo, yang bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) pada 25-27 November 2016. Pameran tersebut digelar di area berluas 5.000 meter persegi dan menghadirkan 250 exhibitor dan 350 merek waralaba. “Selama tiga hari perhelatannya, Indonesia Franchise & SME Expo kami targetkan didatangi 15.000 pengunjung dan membukukan transaksi senilai Rp500 miliar,” kata Novit Cahyani, Business Unit Manager Dyandra Promosindo. Bersamaan dengan pameran tersebut, Dyandra Promosindo juga menggelar International Franchise Conference yang menampilkan
Foto: Dok. Dyandra Promosindo
PADA 22-27 November 2016, Dyandra Promosindo sukses menggelar
20 pembicara nasional dan internasional. Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan RI; Jason Gehrke, Franchise Council Australia; Anang Sukandar, CEO IFA; Josh Merin, Director of International Relations IFA; dan Sammy Liem, European Franchise Federation & Chairman BFA adalah beberapa di antaranya. “Untuk pertama kalinya, dalam event ini kami menggelar Indonesia Franchise Awards, yang diharapkan mampu memotivasi pelaku bisnis waralaba dalam negeri untuk berkembang lebih baik pada masa depan,” imbuh Novit.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
30
MAJALAH VENUE
KARIER
Pada 1 September 2016, Archipelago International menunjuk Erika Anggreini sebagai director of marketing. Erika memulai karier profesionalnya sebagai Marketing Communications Hyatt Hotels Indonesia, pada Maret 2007. Kala itu, dia bertugas sebagai juru bicara perusahaan dan berkoordinasi dengan media untuk mempertahankan citra baik hotel. Pada Agustus 2009, Erika mencoba peruntungannya di tingkat internasional dengan bergabung sebagai marketing communications manager di Al Bustan Palace Intercontinental Muscat, Oman. Sekitar Juli 2011, dia hijrah ke Al Bustan Palace, A Ritz-Carlton Hotel Oman sebagai public relations manager. Pengalaman kerjanya di Timur Tengah dilanjutkan dengan menduduki posisi Marketing Communications Manager The Ritz-Carlton DIFC Dubai, Uni Emirat Arab, pada Februari 2015. Namun, pada September 2016, Erika memutuskan kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Archipelago International. Sebagai Director of Marketing Archipelago International, Erika bertanggung jawab mengelola semua kegiatan pemasaran dan komunikasi perusahaan. Dia juga bertugas untuk memperkuat posisi Archipelago International sebagai manajemen hotel dengan pertumbuhan paling positif di Indonesia.
E TAL AS E
ibis Hadir di Bogor
PROMO
Foto: Dok. TAUZIA Hotel Management
Foto: Dok. Swiss-Belexpress
Foto: Dok. Golden Tulip Jineng
MENUTUP tahun 2016, AccorHotels menyempurnakan ekspansinya di Indonesia dengan mengoperasikan Hotel ibis Styles Bogor Raya. Brand ibis perdana di Kota Hujan itu terletak berdekatan dengan Klub Golf Bogor Raya dan menawarkan panorama eksotis Gunung Salak. Garth Simmons, Chief Operating Officer Malaysia, Indonesia, Singapore AccorHotels, menjelaskan, Bogor memiliki potensi besar bagi bisnis perhotelan. “Letaknya tidak jauh dari Jakarta. Aksesibilitas pun terbilang mapan. Ini yang mendasari ibis Style beroperasi di Bogor,” katanya. ibis Style Bogor Raya merupakan hotel premium-ekonomi yang menawarkan 205 kamar yang mengusung gaya dekorasi pop-art. Restoran, kolam renang, pusat kebugaran, kids corner, dan ruang pertemuan berkapasitas 300 orang disediakan untuk memenuhi kebutuhan tamu. “Lingkungan asri di sekitar hotel, kami selaraskan dengan interior bangunan yang juga mengusung tema alam,” imbuh dia.
PROMO
PROMO
Swiss-Belexpress Perdana di Kuta
Festival Urban di YELLO Hotel
PILIHAN menginap di kawasan Kuta, Bali, kini semakin beragam dengan beroperasinya Swiss-Belexpress Kuta. Hotel bintang dua ini merupakan properti perdana Swiss-Belhotel International di bawah bendera Swiss-Belexpress. Berbekal 110 kamar dengan harga bersahabat bertipe Express, Express Super, dan Express Triple, Swiss-Belexpress Kuta tampaknya ingin membidik wisatawan keluarga dan kalangan millennial. Swiss-Belexpress Kuta, menurut Gavin M. Faull, Chairman and President Swiss-Belhotel Internasional, diuntungkan dengan lokasinya yang strategis. Dari Bandara Internasional Ngurah Rai, hotel ini hanya berjarak sekitar lima kilometer. “Saat ini, wisatawan cenderung memilih akomodasi yang efisien, praktis, dan terjangkau. Inilah yang ditawarkan Swiss-Belexpress Kuta,” kata Faull.
BISNIS perhotelan dan seni. Inilah dua hal yang coba dipadukan
TAUZIA Hotel Management dalam YELLO Hotels. Properti ekonomis itu, menurut Irene Janti, Chief Brands & Marketing Officer TAUZIA Hotel Management, mendukung tumbuh kembangnya karya seni dan seniman lokal dengan menggelar festival urban bertajuk OFF DA WALL. Dari 40 karya seni yang diterima TAUZIA sepanjang Oktober 2016, terpilih 28 seniman yang menampilkan karyanya pada puncak acara festival urban. Event itu digelar pada 5 November 2016, bersamaan dengan peresmian YELLO Hotel Harmoni . Selain kompetisi seni, festival urban tersebut juga dimeriahkan dengan bazar yang menampilkan berbagai produk makanan hingga mode. TAUZIA juga membuka stan TAUZIA Equal Chance yang mengajak pengunjung untuk berbagi dengan anak-anak jalanan. Suasana festival semakin hangat berkat penampilan deretan musisi, seperti Jakarta BeatBox, Scaller, Animal Pop Family, DJ Novi, dan Sweaters & Vira Talisa.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
32
MAJALAH VENUE
PROMO
Foto: VENUE | Erwin Gumilar
Membangun Jaringan di BRIIndocomtech
PADA 2-6 November 2016, Amara Pameran Internasional (API)
sukses menggelar BRIIndocomtech di Jakarta Convention Center (JCC). Sekitar 300 exhibitor dari sektor telekomunikasi, komputer, perangkat lunak, permainan interaktif (games), ponsel pintar, elektronik, dan aksesori gawai menempati area pameran berluas 17.000 meter persegi. BRIIndocomtech juga ditargetkan kedatangan 192.126 pengunjung dan mengumpulkan transaksi Rp600,89 miliar. Bambang Setiawan, Project Director Amara Pameran Internasional, mengatakan, setidaknya ada dua daya tarik BRIIndocomtech tahun ini. Pertama, kehadiran stan Qlue yang merupakan bagian dari program smart city Jakarta. Di dalam stan ini, pengunjung dapat menjajal aplikasi Qlue yang dirancang oleh Rama Aditya dan dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada kuartal I 2016. Aplikasi pengaduan masyarakat yang tersedia gratis bagi pengguna ponsel pintar berbasis Android dan iOS tersebut memungkinkan warga Jakarta untuk berbagi keluhan terkait layanan publik. Kedua, BRIIndocomtech 2016 menggelar business matching untuk pertama kalinya. Kegiatan ini, menurut Chris Irwan Japari, Dewan Pembina Yayasan APKOMINDO, merupakan wadah membangun jaringan antara pelaku industri telekomunikasi nasional dengan pengusaha asing. “Kegiatan business matching melibatkan 100 seller dari Taiwan, Hong Kong, dan China, serta 70 buyer domestik,� katanya.
E TAL AS E
Kantor Baru Epson Indonesia
ISTILAH
Foto: Dok. PT Epson Indonesia
GUNA menyuguhkan layanan prima kepada konsumennya, PT Epson Indonesia mengoperasikan kantor baru di kawasan T.B. Simatupang, Jakarta Selatan, sejak 16 November 2016. Hal ini, menurut Shimizu Tomoya, Director PT Epson Indonesia, selaras dengan tema ulang tahun perusahaan: Bigger (lebih besar), Closer (lebih dekat), dan Better (lebih baik). Beralamat di CIBIS Tower 9 Lantai 3, Jalan T.B. Simatupang, pusat niaga dan perkantoran di Jakarta Selatan, kantor baru Epson Indonesia ini diharapkan mampu menjadi rumah yang nyaman bagi karyawannya. Apalagi, jumlah pegawai di perusahaan tersebut diprediksi akan bertambah pada masa mendatang. Bersama peresmian kantor baru, Epson Indonesia juga memperkenalkan program Epson Sales & Service yang ditargetkan mampu meningkatkan layanan prima Epson Indonesia kepada konsumennya. “Tidak hanya berinovasi dalam produk, kami juga menaruh prioritas pada peningkatan layanan,” katanya.
Fascia Lisplang pada stan yang digunakan sebagai panel untuk mencantumkan nama perusahaan atau peserta pameran.
Sudamala Suites & Villas Sanur memercayakan posisi executive chef kepada Tonny Kwan Lawrence. Dengan begitu, koki yang ahli dalam mengkreasikan menu Asia dan Barat itu akan bertanggung jawab atas masakan yang dihidangkan di Ares Steak & Pasta. Tidak seperti kebanyakan restoran, Chef Tonny dan Ares Steak & Pasta akan menyempurnakan pagi para tamu hotel dengan sajian a la carte. Dalam 15 tahun perjalanan kariernya, Tonny telah mengantongi pengalaman menarik di sejumlah resor mewah dunia. Nora Buri Resort & Spa di Koh Samui, Thailand; Naiade Diva Resort di Maladewa; The Six Senses Hideaway di Zigh Bay, Oman; dan The One and Only Royal Mirage di Dubai, Uni Emirat Arab adalah beberapa di antaranya. Sebelum bekerja di luar negeri, peraih penghargaan Best Appetizer for FourCourse Gourmet pada Oman Chef Competition tersebut memulai kariernya di Aryaduta Hotel, Jakarta, pada tahun 2001. Sekitar tiga tahun silam, dia memutuskan kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Montigo Resor Batam dan Sempiak Villas Lombok. “Kami senang Chef Tonny bergabung dengan Sudamala Suites & Villas Sanur. Dia memiliki bakat, tenaga, dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan Ares Steak & Pasta, salah satu restoran ternama di Bali,” kata Emily Subrata, Direktur Sudamala Resorts.
INFO Pada 12 Januari 2017 brand hotel legendaris asal Swiss, Movenpick, akan mengoperasikan Movenpick Resort & Spa Jimbaran di Bali. Ini merupakan bagian dari rencana strategis Movenpick yang berambisi mengoperasikan 30 hotel di Asia Tenggara hingga tahun 2020. Berluas 2.900 meter persegi, Movenpick Resorts & Spa Jimbaran menawarkan 297 kamar dan suites yang dilengkapi balkon, Internet nirkabel gratis, dan sentuhan tradisional Bali pada desain dan dekorasinya.
Berkolaborasi dengan DMG Events, organizer asal Inggris, Nine Events akan memboyong International Design Exhibition (INDEX) ke Indonesia. Pameran desain interior yang rutin diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab, sepanjang 26 tahun terakhir itu rencananya akan digelar di Hall B, Jakarta Convention Center (JCC), pada 5-8 Oktober 2017.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
34
Infinitus Company Ltd, produsen produk herbal asal China, akan memboyong sekitar 8.000 karyawan terbaiknya ke Gold Coast, Australia, pada Mei 2018. Program wisata insentif itu akan berlangsung selama satu minggu penuh dan diproyeksikan menghasilkan AUS$50 juta atau setara Rp505,98 miliar bagi Gold Coast. (AUS$1=Rp10.119)
MAJALAH VENUE
E TAL AS E
PROMO
Konsep Ramah Lingkungan ala Alila TERSOHOR dengan panorama memikat tidak membuat
Foto: Dok. Alila Hotels & Resorts
Bali jauh dari isu perusakan lingkungan. Memiliki 130.000 kamar hotel, Pulau Dewata dinilai rentan akan isu perusakan lingkungan. Inilah yang mendasari Alila Hotels & Resorts menelurkan program Alila Zero Waste to Landfill Project pada Agustus 2016 di seluruh propertinya di Bali: Alila Villas Uluwatu, Alila Ubud, Alila Manggis, dan Alila Seminyak. Masing-masing hotel memiliki tim PIONEER (Positive Impact on Nature, Environment, and Earth’s Resources) yang bertanggung jawab untuk menjalankan prinsip ramah lingkungan di tiap properti. Tim ini juga bertugas mengajak masyarakat lokal untuk menjaga lingkungan sekitar melalui program pengumpulan sampah dan mengedukasi soal pengelolaan limbah. Selain mengaplikasikan kebijakan zero waste, Alila juga berencana untuk menyediakan fasilitas Integrated Sustainable Resource Recovery Facility (iSuRRF) dan laboratorium sampah. Fasilitas itu nantinya akan dimanfaatkan untuk mengubah limbah plastik menjadi minyak mentah untuk digunakan lagi di hotel.
PROMO
Foto: Dok. Intiwhiz Hospitality Management
Hotel Kedua Intiwhiz di Sumatera MELENGKAPI ekspansinya di Pulau Sumatera, Intiwhiz Hospitality
Management mengoperasikan Whiz Hotel Sudirman Pekanbaru pada 1 Desember 2016. Ini merupakan properti kedua Intiwhiz di Sumatera, setelah manajemen hotel itu membuka Whiz Prime Ahmad Yani di Lampung pada April 2016. Mengusung konsep Simplicity with Style, Whiz Hotel Sudirman Pekanbaru menawarkan 150 kamar dan enam ruang pertemuan. Hotel ini juga menawarkan restoran yang menyajikan menu lokal dan Sky Lounge yang berada di lantai 16 sebagai pemanja lidah para tamu. Sepanjang masa promosi, hingga 30 Desember 2016, Whiz Hotel Sudirman Pekanbaru menawarkan harga mulai dari Rp268.000 untuk kamar Standard. Harga itu sudah termasuk sarapan untuk dua orang. “Kami optimistis Whiz Hotel Sudirman Pekanbaru mampu bersaing dengan kompetitor dan menjadi pilihan akomodasi utama warga Pekanbaru. Target kami, dalam enam bulan pertama pengoperasiannya, tingkat hunian kamar okupansi dapat mencapai 60 persen,” kata Shandra Amril, Hotel Manager Whiz Hotel Sudirman Pekanbaru.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
36
MAJALAH VENUE
E TAL AS E
BUKU
Menciptakan C.O.A.C.H. di Perusahaan EVERYONE’S a Coach merupakan buku hasil kolaborasi apik antara
Donald Francis Shula (Don Shula) dan Ken Blanchard yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1995. Blanchard yang seorang penulis, pengajar, sekaligus konsultan ternama asal Amerika Serikat itu mengadaptasi rahasia sukses karier Shula selama 32 tahun. Shula merupakan pelatih football dengan rekor kemenangan terbanyak di Amerika Serikat, yaitu 325 kemenangan. Rekor itu didapatkannya pada tahun 1993 dengan melampaui rekor George Halas, yang kala itu mengoleksi 324 kemenangan. Shula mengaku tidak memiliki jurus rahasia untuk menghasilkan performa terbaik dari timnya. Namun, dia menilai, setiap pelatih/pemimpin harus memiliki jurus C.O.A.C.H. untuk mendorong performa tim guna mencapai tujuan bersama/perusahaan. Apa itu C.O.A.C.H.? “C”, menurut Shula, adalah conviction-driven yang dimaknai dengan seorang pemimpin harus melakukan hal-hal benar untuk alasan yang benar. “Anda tidak akan menjadi pemimpin yang sukses jika tidak mengetahui apa yang Anda yakini, ke mana Anda melangkah, dan apa yang bersedia Anda lakukan untuk meraih tujuan.” Shula menempatkan iman kepada Tuhan sebagai landasannya untuk melakukan hal benar. “Hal tersebut memberikan perbedaan nyata saat saya memulai hari dengan memberi ucapan syukur dan berterima kasih atas pertolongan Tuhan.” Pernyataan Shula tersebut dipertegas Blanchard, “Agama bukan sekadar kata-kata tetapi tindakan. Orang-orang tidak tertarik dengan simbol atau teori agama Anda. Mereka mencari pemimpin yang imannya terbukti dalam tindakan sehari-hari.” “O”, menurut Shula, merujuk pada overlearning, yang berarti seorang pemimpin harus memerhatikan sesuatu dengan mendetail dan memonitor hasilnya. “Overlearning berarti pemain siap menghadapi pertandingan dan mereka memiliki keterampilan dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk menghadapi pertandingan besar. Lebih dari segalanya, overlearning menimbulkan rasa lapar untuk beraksi di tengah pertandingan.” Di lain pihak, Blanchard memaknai konsep overlearning sebagai ekspektasi tinggi yang dipancang oleh seorang pelatih/manajer terhadap anak buahnya. “Cara manajer memperlakukan anak buahnya sangat dipengaruhi oleh apa yang manajer harapkan dari mereka. Jika ekspektasi manajer tinggi, produktivitas (bawahan) cenderung sempurna. Jika ekspektasi rendah, produktivitas cenderung buruk. Seolah ada hukum alami yang menyebabkan kinerja atau performa seseorang naik dan turun sesuai dengan ekspektasi manajernya.” Selanjutnya “A”, yang berkorelasi pada audible-ready atau kemampuan seseorang beradaptasi. Hal ini, menurut Blanchard, perlu dikuasai oleh seorang pemimpin. Itu karena dalam dunia bisnis tidak ada yang tetap sama. Mulailah dengan memetakan masalah, lalu mengidentifikasi untuk mampu mengantisipasinya. “Jadilah seseorang yang selalu bertanya ‘bagaimana jika’, seperti Shula. Dia tahu tangan yang ia pegang, tetapi ia selalu menciptakan skenario masa depan yang mungkin terjadi.” “C” berikutnya, menurut Shula, adalah consistency. Konsistensi di sini tidaklah dimaknai sebagai sikap atau perilaku yang sama. Konsistensi dalam persepsi Shula adalah bagaimana cara atasan
merespons hasil kerja anak buah. Jangan mengabaikan performa buruk anak buah. Mengoreksi dan mengarahkan ulang performa bawahan dinilai Shula mampu membuat tim unggul dalam kompetisi. Blanchard menaruh perhatian khusus pada para manajer yang berstatus “tinggalkan-sendiri-dan-serang!”. Manajer seperti ini, menurut dia, cenderung membiarkan anak buahnya bekerja sendiri. Ketika bawahan gagal, manajer akan datang dan menyalahkan mereka. “Satu-satunya cara untuk memutar balik permainan adalah dengan mulai memberi penghargaan akan hal-hal positif dan melihat pekerjaan baik yang dilakukan anak buah.” Terakhir, “H”, yang mengacu pada honesty-based atau kejujuran. Shula mengaku, menyampaikan berita atau hal tidak enak kepada timnya bukanlah hal mudah. Ia begitu terus terang dan menyampaikan sesuatu apa adanya. Ia tidak membiarkan siapapun bertanya-tanya akan sesuatu hal sehingga menimbulkan persepsi negatif pada anak buahnya. “Pelatih (atasan) yang efektif, berhadapan langsung dengan anak buahnya. Memuji mereka dengan tulus, mengarahkan ulang atau memberi mereka peringatan tanpa meminta maaf, dan di atas semuanya, jujur terhadap mereka. Integritas akan membuahkan hasil, dan integritas berarti jujur pada diri sendiri dan orang lain.” Everyone’s a Coach disajikan dalam bahasa sederhana yang menggambarkan dinamika kehidupan berorganisasi. Pembaca dapat melihat secara gamblang siasat Shula mengantarkan Miami Dolphins menjadi salah satu tim football legendaris di Amerika Serikat. Menariknya, di pengujung halaman, Shula dan Blanchard mengajak pembaca untuk mengukur sejauh mana jurus C.O.A.C.H. tersimpan di dalam diri Anda. Lima jurus yang telah diaplikasikan Shula selama tiga dekade ini tidak pernah usang untuk diterapkan para manajer dalam membawa timnya menghadapi kompetisi ketat dunia bisnis. Judul Buku Every One’s a Coach Penulis Ken Blanchard & Don Shula Penerbit PT Elex Media Komputindo Tahun Terbit 1995 Jumlah Halaman 220
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
38
MAJALAH VENUE
E TAL AS E
PROMO
ISTILAH
RESORTS World Sentosa (RWS) Singapore menjanjikan suasana berbeda untuk berbagai pertemuan bisnis, pesta pernikahan, dan berbagai kegiatan sosial lainnya. Pasalnya, resor terintegrasi itu menawarkan ruang pertemuan berdaya tampung 10-15 orang dan ruang konvensi berkapasitas 6.000 orang. Tidak hanya dua venue itu, RWS juga memiliki Ocean Gallery di S.E.A. Aquarium yang dapat digunakan untuk jamuan makan. Pilihan lainnya, pengunjung korporasi dapat memanfaatkan Zona New York di Universal Studios Singapore™. Di sini, pengunjung seolah mengadakan pertemuan bisnis berlatar belakang Kota New York. Sedangkan untuk pesta pernikahan, RWS Singapore menyediakan venue hingga konsep event nan mewah dan eksklusif.
Foto: Dok. Resort World Sentosa Singapore
Ragam Venue MICE di Resorts World Sentosa
Menariknya, bagi pengunjung yang menggelar event di RWS akan mendapatkan privelege senilai lebih dari S$8.000. Sedangkan bagi pengunjung yang memesan venue hingga 2 tahun atau lebih, akan mendapatkan privelege tambahan berupa potongan harga sebesar 10 persen. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Resorts World Sentosa Singapore, Anda dapat mengunjungi situs www.rwsentosa.com.
Technical Meeting Pertemuan antara penyelenggara pameran sebelum event dimulai. Pertemuan ini melibatkan peserta pameran, pemilik venue, kontraktor stan, dan pihak-pihak terkait lainnya. Tujuannya untuk memberikan penjelasan teknis terkait sebuah event, seperti jadwal bongkar-muat barang, pembangunan stan, pemasangan listrik, kebersihan, hingga keamanan.
PROMO
Properti Baru DHM di Indonesia Timur PT Dafam Hotel Management (DHM) tengah giat
berekspansi ke kawasan timur Indonesia. Mengawali Desember 2016, DHM mengambil alih manajemen dua properti sekaligus: Hotel Savvoya Seminyak Bali dan Villa Savvoya Seminyak Bali-DHM Resort. Dafam Savvoya Seminyak Bali memiliki 111 kamar bertipe Superior, Deluxe, dan Suite. Hotel berlantai empat itu juga menyediakan tiga ruang pertemuan. Lokasinya juga terbilang strategis karena terletak di kawasan Sunset Road Bali, yang tersohor sebagai pusat wisata belanja dan kuliner. Sementara Villa Savvoya Seminyak Bali-DHM Resort yang berada di Jalan Cendrawasih menawarkan tujuh vila dengan kolam renang. Serupa dengan Dafam Savvoya Seminyak Bali, properti baru DHM ini juga memiliki lokasi strategis. Ia hanya 700 meter menuju Pura Petitenget dan 900 meter ke Pantai Batu Belig. Sementara dari Bandara Internasional Ngurah Rai, vila ini hanya berjarak tempuh 40 menit berkendara. EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
40
MAJALAH VENUE
ETA L AS E
PRODUK
Wadah Anti-Noda dan Bau MEMBAWA bekal makan siang mungkin hal awam bagi sebagian pekerja kantoran. Selain lebih higienis, membawa bekal mampu menekan pengeluaran seseorang. Untuk mempermudah gerak karyawan, bekal makanan dan minuman harus ditempatkan pada wadah yang aman dan tidak mudah bocor. Inilah yang ditawarkan Rubbermaid, produsen wadah asal Amerika Serikat. Menariknya, brand ini menawarkan produk anti-noda dan bau. Rubbermaid Premier terbuat dari plastik tritan dengan sistem flex dan seal yang mudah ditutup dan dilepas. Ia juga berlabel food grade, yang aman bagi kesehatan pengguna. Selain itu, produk ini juga dapat digunakan sebagai wadah penyimpanan makanan di dalam lemari es. Rubbermaid Premier, yang tersedia dalam ukuran 125 mililiter hingga 3.300 mililiter, dapat diperoleh pelanggan di Lacassa Living World Alam Sutera dan Ace Hardware. Untuk pembelian daring, pelanggan dapat mengunjungi situs kawanlamainternusa.com dan www.rupa.com. PRODUK
Proyektor Mini dan Ringan V2 Indonesia memperkenalkan Qumi, proyektor
portabel berpostur mungil—hanya seukuran hard disk (diska keras) eksternal—dan berbobot ringan. Kedua unsur ini memungkinkan pengguna melakukan presentasi di mana dan kapan saja. Di Indonesia, proyektor ini tersedia dalam tiga varian: Qumi5, Qumi6, dan Qumi7. Qumi5 memiliki tingkat kecerahan 500 lumens, sedangkan dua varian lainnya mencapai 800 lumens. Dengan demikian, meski ukurannya mungil, performa gambar dan video yang diproyeksikannya tetap tajam. Untuk memenuhi unsur portabel, Qumi didesain dengan bobot yang sangat ringkas. Qumi5 misalnya, hanya berbobot 490 gram, sedangkan Qumi6 memiliki berat sekitar 475 gram. Varian terberat dari Qumi adalah Qumi7, yang memiliki bobot sekitar 1,4 kilogram. Selain itu, produk ini juga dibekali fitur Bluetooth, yang memungkinkan pengguna untuk menghubungkannya dengan gawai.
PRODUK
Resolusi Prima dan Lebih Ramping BELUM lama ini Fujifilm meluncurkan X-A3, kamera mirrorless
Seri X terbaru. Produk baru ini diklaim memiliki lima keunggulan pada sisi resolusi gambar, desain, pengoperasian, performa AF, serta kualitas film. Fujifilm membenamkan sensor APS-C 24,2 MP dan bodi yang ramping dan ringan pada tipe ini. Ia juga dilengkapi layar sentuh LCD berukuran tiga inci dengan desain slide-and-tilt yang memungkinkannya berputar 180 derajat dengan daya pandang 100 persen. Fujifilm X-A3 dengan lensa standar Fujinon XC 16-50 milimeter dijual ke pasaran dengan harga Rp8,8 juta. Meski lebih mahal dibandingkan X-A2 yang seharga Rp7 juta, pihak Fujifilm optimistis generasi terbaru Seri X ini akan diterima baik oleh pasar. Hal ini karena kamera mirrorless Seri X telah berkontribusi hingga 99 persen terhadap penjualan Fujifilm selama ini.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
41
MAJALAH VENUE
TAJUK
T Hebat
Orang-orang
entu tidak mengherankan bila dalam satu atau dua dekade mendatang Indonesia menjadi destinasi MICE utama dunia. Negeri ini dibangun oleh para founding father dengan semangat bermusyawarah dalam sebuah forum, yang dalam era modern disebut konvensi atau konferensi. Mari menarik benang sejarah. Pada 28 Oktober 1928, para pemuda dari berbagai suku bangsa dan organisasi kepemudaan menyatakan berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu: Indonesia. Pada 28 Mei 1945, Pemerintah Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Hari itu, untuk pertama kali mereka bersidang. Lalu yang kedua ialah setelah lembaga itu dibubarkan pada 7 Agustus di tahun yang sama. Gantinya, Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang bersidang pada 18, 19, dan 22 Agustus 1945. Sidang-sidang itu menghasilkan UUD 1945, penunjukan Soekarno sebagai presiden pertama, para menteri, dan Badan Keamanan Rakyat—yang berfungsi sebagai tentara. Negeri ini juga menjadi pelopor Gerakan Non-Blok sekaligus tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KAA) pada 18-24 April 1955 yang dihadiri 29 negara. Kala itu, tentu ini merupakan konferensi besar yang dilaksanakan
di Tahun
yang Dahsyat OLEH TIM REDAKSI VENUE
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
42
MAJALAH VENUE
TAJUK dengan sumber daya Professional Conference Organizer (PCO) yang minim. Ada kenekatan dan semangat nasionalisme yang kuat di sana. Dengan demikian, sejatinya MICE bukan hal baru bagi Indonesia. Pada akhir abad 19 dan awal abad 20, berbagai pameran tumbuh di Jawa. Tentoonstelling merupakan yang terbesar. Pameran yang digelar pada tahun 1914 ini diikuti oleh beberapa negara, di antaranya China dan Australia. Untuk memeriahkan acara, pameran ini menyuguhkan pertandingan sepak bola internasional pertama di Nusantara. Hal itu sontak menjadikan Kota Semarang mendunia. Melihat deru sejarah konferensi dan pameran kelas dunia yang mampir ke Indonesia, para pelaku MICE Indonesia sejatinya memiliki DNA yang kuat, baik dari sisi etos kerja maupun sumber daya manusia (SDM). Pada edisi khusus kali ini, VENUE mengangkat profil para tokoh yang gigih mengembangkan industri MICE dan pariwisata Indonesia. Ini juga merupakan bentuk penghormatan kami terhadap mereka yang telah
bekerja keras mendatangkan devisa bagi Indonesia melalui pameran dan konferensi internasional. Mereka adalah orang-orang hebat di tahun yang dahsyat. Sebagai pebisnis, mereka sukses mengarungi tahun-tahun krisis ekonomi dunia dengan melihat kesempatan kecil di tengah kesempitan. Hebatnya lagi, ketika negara turun tangan mengelola MICE dengan memberikan dukungan dana hingga puluhan juta dolar, para pengusaha MICE masih berusaha keras dengan keringat mereka sendiri. Hasilnya luar biasa. Mereka sanggup mendatangkan berbagai konferensi internasional ke Indonesia dan menggandeng perusahaan pameran kelas internasional untuk membuat pameran di Indonesia. Kerja keras mereka bahkan mampu menarik investor Eropa dan Amerika Utara untuk berbisnis MICE di Indonesia. Alhasil, tokoh-tokoh kita ini berhasil membuat industri MICE nasional terus bertumbuh ketika pasar MICE Asia Tenggara tengah lesu.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
43
MAJALAH VENUE
KONVENSI
TAJUK
SUSILOWANI DAUD
PRESIDEN DIREKTUR PACTO CONVEX
Bisnis Konvensi Itu Seni Industri MICE nasional boleh berbangga terhadap Pacto Convex. Yang telah menjadi penyelengara konvensi yang diperhitungkan di tingkat internasional. EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
44
MAJALAH VENUE
S
atu dekade lalu, sebuah konferensi besar bertajuk United Nations Climate Change Conference yang digelar PBB dilangsungkan di Bali. Konferensi akbar selama 12 hari itu didatangi hingga 17.000 orang. Mereka mesti diurus segalanya, mulai transportasi, penginapan, hingga konsumsi. “Konferensi ini menjadi yang terbesar yang pernah kami tangani,” papar Susilowani Daud, Presiden Direktur Pacto Convex. Konferensi yang menjadi jalan mencari sepakat itu dianggap sukses, baik dari sisi penyelenggaraan maupun hasil. Ini juga menjadi bukti bahwa Bali adalah tempat yang aman, nyaman, dan memiliki fasilitas komplet untuk menggelar konferensi yang dihadiri kepala negara dan kepala pemerintahan, menteri, dan para pemimpin lain. Kepiawaian Pacto Convex memoles konferensi bukanlah datang dalam sekejap. Perusahaan yang dinakhodai Susi itu telah menyelenggarakan berbagai hajatan internasional milik berbagai lembaga dunia, semisal KTT Non-Blok, Bank Dunia, Uni Eropa, hingga PBB. Di pucuk sukses Pacto Convex tersebut, ada nama Susilowani Daud. Di usianya yang lebih setengah abad, wanita berdarah Aceh dan Jawa ini masih terlihat bugar. Suaranya tegas dan gemar bercanda. Dia memulai kariernya sejak semester awal kuliah Jurusan Sastra Perancis, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta. Saat itu, dia bekerja sebagai pramuwisata paruh waktu di Pacto, sebuah perusahaan penyelenggara tur wisata. Tugasnya menemani para ekspatriat kaya dari Eropa yang berjalan-jalan ke Jakarta. “Tahun 1980-an pesawat dari Eropa datangnya tengah malam. Jadi saya kerja tiap malam,” kenang Susi. Orang tuanya sempat khawatir dan protes, apalagi dia berkantor di hotel. “Dipikirnya saya macam-macam,” ujar Susi sambil tertawa. Namun, karena kecintaannya dengan pekerjaan, Susi tidak lantas mundur. Dia berkompromi dengan memajukan jam kerjanya menjadi sore hari. “Yang penting
saya ke luar dari rumah dulu. Untuk menunggu jam kerja malam, saya menongkrong di Blok M atau di mana sajalah,” kenangnya. Keuletannya membuat orangorang Pacto jatuh hati padanya, lalu merekrutnya. Kebetulan dia ditempatkan pada bidang MICE, yang kala itu baru berdiri. MICE seperti magnet baginya. “Akhirnya saya bilang ke atasan saya, ini bukan pariwisata biasa. Cara mengurusnya harus berbeda, butuh orang yang khusus,” sarannya kepada atasannya. Kemudian Pacto membuat anak perusahaan bernama Pacto Convex pada tahun 1992. Susi pun dipercaya sebagai wakil direktur. Dunia konferensi membuatnya terus tertantang. Kini, dia merupakan salah satu pencipta event konferensi, bukan sekadar melayani pesanan. Itulah yang kemudian menyebabkan tersematnya kata creator di belakang kata PCO pada perusahaannya. “Kalau dulu saya mendekati asosiasi untuk ikut bidding ke luar negeri, sekarang saya ajak mereka membuat event sendiri,” ungkap Susi. Awalnya banyak asosiasi menampik ajakan Susi, lantaran pemahaman orang yang minim terhadap industri MICE. Namun, kini Susi sudah berada di puncak. Pacto Convex bukan saja merajai bisnis konferensi di Indonesia, tetapi juga melambungkan namanya. Dia baru menyadari konferensi merupakan bisnis yang bagus, setelah dipercaya menjadi penyelenggara KTT Non-Blok pada 1-6 September 1992. “Untungnya besar,” candanya. “Dalam setahun Pacto menangani 70-80 meeting dan konferensi. Kami membaginya ke dalam tiga kategori, skala menengah, yang diikuti 1.000 orang; skala kecil, di bawah 1.000 orang; dan skala besar, di atas 1.000 orang,” papar Susi. Untuk event skala besar, Pacto Convex menangani empat hingga lima konferensi per tahun. Dalam menangani sebuah event, dia membuat organisasi atau sistem kepanitiaan. Sistem ini membuat pekerjaan menjadi mudah sehingga konferensi dapat tertangani dengan baik. “Konferensi besar atau kecil, rasa lelahnya sama saja. Pastinya (dengan sistem ini) saya dapat mengecek detail
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
45
tiap pekerjaan,” terang Susi. Dengan sistem itu pula sebuah organisasi dapat beradaptasi cepat dengan perubahan. Misalnya, dahulu Pacto tidak memiliki divisi tender. Namun, karena tender semakin rumit dan kompleks, Susi membentuk divisi khusus yang menangani tender. “Mereka mampu menganalisis nilai proyek dengan berbagai skema dan penawaran sehingga saya tinggal memilih opsi yang mereka berikan,” ujar Susi. “Bisnis ini bagi saya seni. Saya dapat bertemu banyak orang, menambah pengetahuan, serta memahami klien dengan baik,” ujarnya. Untuk menambah wawasan, Susi tidak jarang ikut mendengarkan para pembicara saat konferensi. “Hari pertama biasanya sibuk, begitu berjalan hari kedua biasanya santai. Oleh karena itu, saya dapat bergabung dalam konferensi untuk sekadar mendengarkan pemateri,” ungkapnya. Untuk membangun sebuah PCO yang kuat, dia mensyaratkan tiga hal: SDM yang berkualitas, modal, dan organisasi yang mapan. Namun, dari ketiga faktor itu, SDM memegang peranan yang paling penting. “MICE, termasuk konferensi, adalah pekerjaan detail dan kompleks. Kalau SDM-nya tidak mampu melakukan dua hal itu, sudah dapat dipastikan sebuah event akan berantakan,“ papar Susi. Untuk membangun SDM yang mumpuni di bidang MICE, pada masa mendatang dia ingin membangun sebuah sekolah MICE, terutama untuk konferensi. Susi melihat, dari 3.000 lulusan SMA yang mendaftar di Vokasi MICE dan Politeknik Universitas Indonesia, yang diterima hanya 200 orang. “Artinya, banyak peminat yang perlu diserap,” ujar Susi. Dia ingin membangun sekolah MICE yang memiliki afiliasi dengan PCO ataupun sekolah MICE di Zurich, agar alumni sekolah yang dia dirikan merupakan SDM yang berkualitas dan mudah diserap pasar.
MAJALAH VENUE
KONVENSI
TAJUK
KONVENSI
TAJUK
Jurus Sukses Pacto Convex Struktur organisasi, sumber daya manusia, jaringan bisnis, kapital, dan pengalaman panjang menjadi kunci sukses Pacto Convex dalam menjalankan roda bisnis MICE di Tanah Air. Ketika Pacto Convex mulai dirintis pada tahun 1980-an, tim yang ketika itu berjumlah kurang lebih lima orang memang dituntut untuk serba bisa: mulai dari mendapatkan proyek acara, persiapannya, sampai dengan operasionalisasi kegiatan. Mafhum, ketika itu bisnis MICE masih baru dan belum ada model bisnis yang dapat ditiru. Oleh karena itu, pengalaman menjadi guru utama. Waktu terus berjalan, pengalaman Pacto kian tebal, proyek yang didapat bertumbuh, dan kebutuhan SDM terus meningkat. Namun, pola atau sistem kerjanya masih sama, “total football”. Pola baru berevolusi pada tahun 1999, ketika Raty Ning bergabung sebagai Vice President Director Pacto Convex. “Saya memperbaiki kematangan organisasi agar sistem berjalan. Sekarang sudah tertata rapi dan kami tinggal memonitor,” kata Ratna.
Selain mematangkan organisasi, Pacto Convex juga menyadari bahwa dalam bisnis MICE, manusia menjadi aset utama. Kaderisasi pun menjadi penting. Kemudian, agar komunikasi dan koordinasi dapat berjalan baik, batasan antara atasan dan bawahan pun diminimalisasi. “Budaya yang kami bangun dalam bekerja adalah jangan ribut dahulu bila dihadapi sebuah persoalan. Selesaikan dulu masalahnya, setelah itu baru dievaluasi,” kata Ratna. “Kalau ribut, kasihan kliennya.” Kerja sama tim yang baik dan nuansa kekeluargaan juga terasa kental di Pacto. Setidaknya itulah yang dialami oleh Astri D. Intansari, yang sudah 16 tahun bergabung dengan Pacto. “Rasa kekeluargaannya sangat terasa. Itu yang membuat saya nyaman dan sulit untuk berpindah hati. Kami juga diberikan kebebasan bertindak dan melakukan pengembangan selama hasilnya positif,” kata Astri yang kini menduduki posisi manajer di Pacto Convex. Hal senada dirasakan oleh Wiwin Kurniawan, General Manager Operation & Marketing Pacto Convex. “Semua
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
46
orang bekerja dengan hati sehingga perpindahan SDM relatif kecil,” kata Wiwin yang sudah bergabung dengan Pacto Convex sejak tahun 1999. Jurus lain yang diterapkan oleh Pacto dalam mengukuhkan eksistensinya pada bisnis MICE adalah memperluas jaringan bisnis. Untuk itulah dalam beberapa event berskala internasional, semisal ITB Berlin, ITB Asia, WTM, IMEX, dan ICCA Congress, Pacto kerap hadir. “Ikut event internasional untuk memperluas jaringan sekaligus up date terhadap perkembangan industri. Itu merupakan sebuah investasi untuk ke depan. Kalau pun datang kemudian dapat bisnis, itu bonus,” kata Ika Nazaruddin, Public Relations Manager Pacto Convex. Jurus selanjutnya ialah memperkuat kapital. Menurut Raty Ning, selain dana segar dari kantong perusahaan, untuk melaksanakan proyek-proyek event, Pacto bergantung pada pinjaman bank. “Bisnis itu utang. Jadi harus pandai-pandai mengatur perputaran uang dan bernegosiasi dengan supplier,” kata Ratna.
MAJALAH VENUE
KONVENSI
KONVENSI
TAJUK
MUHAMMAD REZA ABDULLAH
DIREKTUR UTAMA PT ROYALINDO EXPODUTA
Gaya Generasi Kedua
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
48
MAJALAH VENUE
“Strateginya berbeda. Jadi kami harus pintar-pintar menyesuaikan angkanya. Daripada lelah melobi, lebih baik memikirkan cara bagaimana mendapatkan vendor dengan harga murah,”
M
uhammad Reza Abdullah telah lama dipersiapkan untuk mengepalai Royalindo Expoduta, perusahaan yang dirintis oleh ayah dan ibunya, Iqbal Alan Abdullah dan Evita Nursanty, sejak tahun 1989. Sebelum dipercaya sebagai “nakhoda” pada tahun 2009, Reza telah dilatih dalam pelbagai event internasional. Salah satunya adalah acara The 4th Prepatory Meeting/ UN Ministerial Level World Summit for Sustainable Development yang berlangsung pada tahun 2002 di Pulau Dewata. Ketika itu, Reza, yang masih kuliah semester tiga jurusan business management di salah satu universitas di Australia, diberi tanggung jawab untuk melayani transportasi ribuan delegasi. Sekitar 200 bus pun diurusnya. “Saya beruntung dapat belajar langsung dari event-event besar,” kata Reza. Setelah menyandang gelar sarjana pada tahun 2005, Reza kemudian ditempatkan di Team Asia, salah satu anak perusahaan Royalindo. Team Asia adalah tim mini. Jumlah stafnya hanya tiga orang. Bila berhasil mendapatkan proyek, Reza pun meminta bantuan para staf Royalindo. “Event perdana datang dari Kementerian Pariwisata. Pada tahun pertama, Team Asia berhasil mendapatkan sembilan proyek. Dari keuntungan itu, perlahan kami menambah karyawan (hingga 20 staf) dan menyewa kantor sendiri,” kata Reza. Sukses mengibarkan bendera Team Asia, Reza kemudian diberi tanggung jawab yang lebih besar, memimpin PT
Royalindo Expoduta pada tahun 2009. “Yang pertama saya lakukan adalah memerger karyawan Team Asia dan Royalindo. Jumlah karyawan Royalindo pun menjadi 71 orang,” katanya. Di bawah komando Reza, gaya dan model bisnis Royalindo berevolusi. Bila sebelumnya faktor lobi menjadi kunci untuk mendapat proyek, kini perusahaan yang memberikan harga termurahlah yang bakal memenangkan bidding penyelenggaraan event. “Strateginya berbeda. Jadi kami harus pintar-pintar menyesuaikan angkanya. Daripada lelah melobi, lebih baik memikirkan cara bagaimana mendapatkan vendor dengan harga murah,” kata Reza. Lantaran harga murah menjadi kunci, Reza pun memutuskan untuk mulai mengoleksi pelbagai barang kebutuhan yang kerap digunakan dalam sebuah penyelenggaraan acara. Walhasil, Royalindo tidak perlu menyewa lagi dan dapat memasukkan harga nol rupiah dalam dokumen bidding. “Barang-barang kebutuhan acara itu sudah semakin banyak. Rencananya, saya akan buat anak usaha yang bergerak di bidang supplier event. Jadi, selain dapat digunakan oleh Royalindo, ia juga dapat digunakan oleh PCO lain,” katanya. Dari kacamata bisnis Reza, peluang bisnis supplier event ini juga cukup prospektif. Pasalnya, ketika para PCO berlomba menekan harga, yang kemudian memangkas margin pendapatan PCO, keuntungan dari bisnis supplier event relatif lebih stabil. Gaya memimpin yang diterapkan
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
49
Reza ini ternyata cukup berhasil mempertebal pendapatan Royalindo. Kini, dalam setahun jumlah rata-rata proyek event yang diperoleh Royalindo mencapai 25 event, baik dari instansi pemerintahan, korporasi, atau pun asosiasi. “Namun, proyek dari instansi pemerintahan masih mendominasi,” kata Reza. Tidak hanya mempertebal laba perusahaan dari bisnis event, Reza juga berhasil merentangkan sayap bisnis Royalindo di sektor lainnya. Royalindo saat ini memiliki anak usaha yang bergerak di kontraktor stan, supplier sound system, hotel, bisnis berbasis aplikasi, dan jasa penyewaan kendaraan. Selain itu, dalam waktu dekat ini Royalindo juga akan terjun ke bisnis restoran. “Bisnis Royalindo terkadang tidak terkait dengan bisnis utama. Hal itu karena kami tidak pernah tahu sekuat apa bisnis ini bertahan. Misalnya bila terjadi lagi krisis seperti tahun 1998. Ekspansi ini juga dalam rangka mengantisipasi itu,” jelas Reza. Selain menciptakan pundi-pundi rupiah baru untuk Royalindo, Reza juga terus berupaya meningkatkan kapital perusahaan dengan menyisihkan sebagai laba untuk mengoleksi aset agar dapat meningkatkan platform agunan di bank. Strategi peningkatan kapital ini juga dalam rangka mengantisipasi para pemain asing yang bermodal besar yang sudah mulai melirik Indonesia untuk berinvestasi.
MAJALAH VENUE
KONVENSI
TAJUK
KONTRAKTOR STAN
TAJUK HARIMAN ZAGLOEL
DIREKTUR UTAMA SAMUDRA DYAN PRAGA
Perjalanan Tiga Dekade S
amudra Dyan Praga berhasil tumbuh menjadi salah satu pemain besar di bidang kontraktor stan pameran. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1983 dan memiliki 140 karyawan ini rata-rata mendapatkan 600 proyek pembangunan stan pameran setiap tahunnya. Namun, tidak banyak yang tahu kalau jalan berliku dan naik-turun harus dilalui Samudra untuk dapat menguasai ceruk bisnis kontraktor stan pameran di Indonesia. “Ujian dalam berbisnis adalah gagal. Kami mengalaminya, terkadang di atas, terkadang di bawah. Namun, kami terus belajar,” kata Hariman Zagloel, Direktur Utama Samudra Dyan Praga. Menurut Hariman, sosok yang berhasil mengibarkan bendera Samudra dalam konstelasi bisnis kontraktor stan pameran, kinerja perusahaan yang dirintis oleh ayahnya ini telah mengalami pasangsurut. Tiga dekade silam, sebelum pemain di bisnis ini menjamur, Samudra boleh dibilang menguasai pasar. Puncaknya, ketika perusahaan itu ditunjuk sebagai kontraktor stan resmi Indonesia Air Show tahun 1986 yang berlangsung di Bandara Halim Perdana Kusuma. “Itu proyek besar. Samudra panen uang ketika itu,” kata Hariman. Seiring dengan meningkatnya industri pameran, keuntungan dari bisnis kontraktor stan pun mulai tertangkap radar para investor. Pada tahun 1987, pemain baru bermunculan. Kompetisi mulai meruncing. Para pendatang baru ini juga berani mengeluarkan investasi besar untuk mempersenjatai perusahaannya dengan modular system terbaru untuk stan pameran.
“Kontraktor baru menggunakan sistem yang lebih canggih, sedangkan kami masih menggunakan sistem lama. Samudra ketinggalan, sampai tahun 1990. Itu menjadi pembelajaran buat Samudra,” kata Hariman. Ketika Samudra tengah mengalami masa sulit itulah Hariman masuk ke Samudra sebagai managing director. Dia menggantikan posisi yang sebelumnya diduduki oleh kakaknya, Cut Intan Djuwita. Ketika itu, Hariman, yang paham sekali soal keuangan, menilai bahwa rapor perusahaannya merah. “Dari sisi keuangan, harusnya (perusahaan) sudah ditutup. Namun, saya merasa tertantang dan memutuskan untuk meneruskannya,” ungkap Hariman. “Akhirnya tidak ditutup tetapi tidak diberikan modal lagi.” Strategi yang dilakukan untuk kembali membangun Samudra ialah dengan fokus menggarap proyek dari instansi pemerintahan. Alasannya sederhana, Samudra belum dapat melakukan pembaruan modular system yang dimiliki, dan ceruk pasar ini juga belum terlalu sesak. Mafhum, pemerintah sering membuat pameran di luar negeri sehingga Samudra tidak mesti membeli modular system model baru untuk mendapatkan proyek, melainkan cukup bekerja sama dengan perusahaan di sana. Beruntung, Samudra memiliki bekal pengalaman bekerja sama dengan Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN)—sekarang Direktorat Jenderal Pengembang Ekspor Nasional. Saat BPEN akan mengadakan solo exhibition seluas 10.000 meter persegi di Jeddah pada tahun 1992, Samudra pun dipercaya untuk menanganinya.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
50
MAJALAH VENUE
KONTRAKTOR STAN
TAJUK
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
51
MAJALAH VENUE
KONTRAKTOR STAN
TAJUK
Hal luar biasa terjadi dalam proyek ini, selain ditunjuk sebagai kontraktor stan, Samudra juga bertindak sebagai exhibition organizer. “Ini tantangan buat saya. Belum kelar ‘membaca buku’ kontraktor stan, sudah disuruh ‘membaca buku’ baru tentang pameran,” kata Hariman. Tidak disangka, pemerintah puas terhadap kerja Samudra. Proyek susulan pun datang dengan skala yang lebih besar. Pada tahun 1993, Samudra mendapatkan proyek World Expo yang berlangsung di Taejon, Korea Selatan. Pada kesempatan itu, Samudra juga bertindak sebagai exhibition organizer dan kontraktor stan. “Luas stan pameran yang ditangani memang hanya 800 meter persegi, tetapi durasi pelaksanaannya enam bulan. Anggaran pemerintah untuk itu besar sehingga saya juga untung besar waktu itu,” katanya. Kesuksesan menangani proyek ini kemudian menempatkan Samudra sebagai spesialis World Expo. Pada saat Indonesia mengikuti World Expo pada tahun-tahun berikutnya: HannoverJerman pada tahun 2000, Aichi-Jepang (2005), Zaragoza-Spanyol (2008), dan Yeosu-Korea Selatan (2012), Samudra pun ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan sekaligus kontraktor stan. Sebagian dari keuntungan besar yang diperoleh dari pelaksanaan World Expo di Taejon itu kemudian disisihkan untuk investasi membeli Octanorm System. Tidak hanya berhasil mendapatkan amunisi baru berupa
modular system baru asal Jerman, Samudra juga berhasil masuk dalam jaringan Octanorm Service Partner International (OSPI). “Di Indonesia, anggota OSPI hanya Samudra. Jaringan kami menjadi luas, karena jika ada perusahaan multinasional yang mau berpameran di Indonesia, dan ingin menggunakan Octanorm, pasti akan kontak ke kami,” katanya. Selain memperbarui modular system yang dimiliki, pada tahun 1997 sebagian laba yang berhasil dihimpun juga disisihkan untuk membeli tenda Roeder. Saat itu Hariman melihat bahwa industri pameran yang terus berkembang tidak diikuti oleh ketersediaan infrastruktur hall pameran yang memadai. Kegiatan berkonsep aktivitas luar ruang yang dilakukan oleh kalangan korporasi juga mengalami pertumbuhan. “Kapasitas tenda kami sekarang 15.000 meter persegi. Bila dibandingkan dengan pemain baru, kami memang termasuk lambat. Namun, kapasitas tenda ini akan ditambah terus,” katanya. “Investasi tenda agak lambat karena kami ingin memberikan produk berkualitas. Saya tidak mau barang yang murahan karena ini terkait dengan keamanan.” Namun, ketika Samudra tengah gencar berinvestasi, tiba-tiba gelombang krisis menghantam pada tahun 1998. Industri pameran pun mati suri selama kurang lebih satu tahun. Untuk menyelamatkan Samudra, Hariman kemudian membuka divisi
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
52
baru, ekspor furnitur (Samudra Furniture). Harga dolar yang melambung ternyata berhasil memberikan keuntungan berganda untuk bisnis yang berorientasi ekspor. Tidak heran apabila unit bisnis ini mampu menghidupi Samudra selama kurang lebih dua tahun. “Saat krisis, pameran hilang. Ketika bisnis pameran sudah cukup stabil, pada tahun 2001 saya kembali lagi,” kisahnya. Melompat maju pada tahun 2005, Samudra memutuskan untuk bergabung di bawah bendera Dyandra Group. Langkah ini diambil untuk memperkuat permodalan dan memperluas pengaruh bisnis Samudra dalam dunia kontraktor stan pameran. Pasca-bergabung, kinerja Samudra pun terus menunjukkan grafik positif. Bahkan, pada tahun 2010 Samudra berhasil memperoleh ISO 9001 2008. Cakupan wilayah yang dapat dilayani Samudra juga bertambah luas seiring pembukaan kantor cabang di beberapa kota besar, semisal Surabaya, Bali, Medan, dan Makassar. “Cita-cita saya hampir tercapai. Kami tidak perlu bicara ASEAN, Indonesia itu cukup luas. Saya ingin di kota-kota besar itu ada Samudra. Tujuannya, untuk membantu peserta agar tidak mahal ketika ikut pameran,” kata Hariman. “Ke depan, ada beberapa kota lagi yang saya incar, seperti Balikpapan, Manado, dan Palembang.”
MAJALAH VENUE
KONTRAKTOR STAN
TAJUK
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
54
MAJALAH VENUE
IWAN JAHYA MANAGING DIRECTOR WANINDO PRIMA
Berdaya Saing dan Mendunia Inovasi dan kreativitas menjadi harga mutlak bagi kontraktor pameran. Dengan tim yang solid dan berpengalaman, menjadi modal perusahaan untuk bertumbuh di masa depan. Bagi Iwan Jahya, industri MICE merupakan ruang kreativitas tanpa batas.
P
ada era’ 80-an, ketika Iwan Jahya masih duduk di bangku kuliah, ia terbilang rajin mengunjungi berbagai pameran. Mulai dari pameran building material hingga properti. Mafhum, sebagai mahasiswa jurusan arsitektur, dia dituntut untuk mengetahui perkembangan terkini industri konstruksi dan pameran. Dia menilai, kala itu desain stan pameran masih biasa saja. Belum ada desain stan khusus yang mampu membuat sebuah pameran terlihat menarik. “Persoalannya, proses bisnis dalam pameran itu terbilang cepat. Pameran hanya berlangsung 3-5 hari dan setelah itu akan berganti ke pameran berikutnya,” katanya. Kondisi inilah yang mendasari Iwan menggeluti bisnis kontraktor pameran dengan mendirikan Wanindo Prima pada tahun 1993. Sebagai kontraktor, perusahaan ini bertanggung jawab atas desain hingga produksi sebuah pameran. Di dalamnya termasuk penataan produk, pemilihan warna stan, lighting (pencahayaan), hingga sirkulasi pengunjung. Penataan petunjuk atau signed juga perlu diperhatikan karena akan berisi informasi
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
55
yang mudah dimengerti oleh pengunjung atau calon buyer. Sepanjang tiga dekade, menurut Iwan, industri MICE (pameran, insentif, konferensi dan pameran) dalam negeri menunjukkan peningkatan positif. Hal ini, terlihat dari luas area pameran dan jumlah event yang bertumbuh dua kali lipat setiap tahunnya. Industri MICE dalam negeri juga menjadi pasar menggiurkan bagi pemain asing. Tidak heran banyak profesional event organizer (PEO) yang berpameran di Indonesia. “Meski begitu, pemerintah harusnya memberikan perhatian lebih dan dukungannya kepada PEO dan kontraktor lokal. Hal ini, agar pemain lokal bisa berdaya saing di pasar domestik maupun internasional,” ujarnya. Sebagai pemilik dan managing director Wanindo Prima, Iwan juga bertanggung jawab atas pengembangan sumber daya perusahaan. Untuk menunaikan tugas itu, dia berpendapat, perusahaan harus mampu berinovasi dan berkreasi guna mencapai kepuasan klien.
MAJALAH VENUE
KONTRAKTOR STAN
TAJUK
KONTRAKTOR STAN
TAJUK
Perjalanan selama 23 tahun untuk membesarkan Wanindo Prima, diakui Iwan, bukan perkara mudah. Diperlukan konsistensi, efisiensi, inovasi, tim kerja yang solid, dan keinginan untuk selalu memperbaiki kekurangan dalam memenangkan pasar.
“Menjadi kontraktor pameran itu jangan sampai kehabisan ide. Networking harus mendunia, karena desain stan bersifat dinamis dan kreativitas itu tanpa batas serta luar biasa. Ini alasan saya menyukai industri pameran, karena selaras dengan visi dan misi Wanindo Prima,” tuturnya. Visi Wanindo Prima, menurut Iwan, menjadi kontraktor pameran terdepan dan terbaik dengan standar internasional. Sedangkan misinya memberikan layanan One Stop Exhibition. Artinya, Wanindo Prima akan memberikan pelayanan, kualitas,
dan nilai bisnis yang baik kepada kliennya. “Ini karena kami mengelola bisnis dengan mengoptimalkan sumber daya manusia profesional melalui Total Quality Management,” imbuhnya. Perjalanan selama 23 tahun untuk membesarkan Wanindo Prima, diakui Iwan, bukan perkara mudah. Diperlukan konsistensi, efisiensi, inovasi, tim kerja yang solid, dan keinginan untuk selalu memperbaiki kekurangan dalam menangani klien. “Harapannya, semua ini bisa meninggalkan kesan baik di benak klien.” Puaskah Iwan dengan karier dan performa positif perusahaannya? Iwan berfalsafah, kepuasan bekerja akan sangat mudah terukur ketika proyek yang dikerjakannya diganjar dengan penghargaan. “Kalau sampai stan yang kita bangun mendapatkan penghargaan terbaik itu rasa puasnya berlipat ganda. Selain nama perusahaan terangkat, kepercayaan klien terhadap kami pun turut melambung,” katanya.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
56
Di masa depan, Iwan berjanji akan membawa industri MICE nasional ke panggung internasional. Hal ini, agar kontraktor pameran lokal bisa sejajar dengan pemain asing. Namun untuk bisa berdaya saing, Wanindo Prima perlu terus meningkatkan standar layanan. Tahun lalu misalnya, perusahaan ini meraih ISO 9001-2015 untuk standar manajemen mutu internasional dan menerima penghargaan EFECA 2016 (The Asian Federation of Exhibition & Convention Associations) di Xiamen, China. “Wanindo Prima terus berinovasi dan berupaya menerapkan standar internasional dalam tiap layanannya. Tentunya, untuk bisa menjadi perusahaan besar kami perlu memperhatikan kualitas karyawan. Wanindo terus berupaya agar karyawan bisa menjadi profesional di bidangnya,” ujar Iwan.
MAJALAH VENUE
TAJUK PARIWISATA
BUDI TIRTAWISATA PRESIDEN DIREKTUR PANORAMA SENTRAWISATA TBK
DUNIA MENJADI MILIK PANORAMA Di bawah kepemimpinan Budi Tirtawisata, tidak sejengkal pun dunia pariwisata dan MICE yang tidak dirambah Panorama. Portofolionya yang mengilap terdiri dari agen perjalanan, MICE, hotel, hingga transportasi.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
58
MAJALAH VENUE
K
ata orang bijak, gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Begitu pula prinsip Budi Tirtawisata, Presiden Direktur Panorama Sentrawisata Tbk. Dia menerjemahkan pepatah itu dengan visi: To make the world belong to Panorama atau membuat dunia menjadi milik Panorama. Bila melirik portofolionya, Panorama merupakan salah satu pemain kuat dalam industri pariwisata. Perusahaan yang didirikan Adhi Tirtawisata ini memiliki 29 brand dalam industri pariwisata dan MICE, delapan brand untuk transportasi dan 21 brand untuk hotel dan restoran. Selain itu, Panorama juga didukung enam pilar bisnis, antara lain inbound, travel & leisure, media, transportasi, hospitality, dan e-commerce. Perusahaan yang sehat ini kian melejit hebat sejak menjual 35 persen sahamnya ke publik pada tahun 2001. Saat perusahaan itu melaju, Budi Tirtawisata masih bekerja sebagai eksekutif perbankan hingga menjabat sebagai salah satu direktur utama. Kata orang tua, nama itu doa. Oleh karena itulah dengan nama belakang Tirtawisata, garis rezeki Budi Tirtawisata memang mengalir di industri pariwisata. “Saya baru bergabung tahun 2004, sedangkan adik-adik saya sejak awal sudah terlibat mengurus bisnis pariwisata,” kata Budi. Pada tahun 2009, Budi diangkat sebagai CEO Grup Panorama. Dia memimpin 40 direksi dan 4.000 karyawan pada 100 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan mancanegara. Lulusan California State University Sacramento bidang Pemasaran dan Ekonomi ini berambisi mengantarkan Panorama sebagai salah satu perusahaan nasional yang mendunia. Di bawah kepemimpinannya, Panorama pun tumbuh pesat. Dia memperbaiki budaya perusahaan untuk menjadi perusahaan global. Dorongan dari manajemen untuk mengubah kultur, diakuinya, bukan proses mudah. Menurutnya, mereka yang bekerja di Panorama harus memiliki kebanggaan. “Kami kerap melaksanakan pertemuan internal karyawan seluruh Indonesia untuk menyamakan arah, visi, dan misi. Kami berkonsolidasi dengan
“Pariwisata adalah soal bagaimana menciptakan pengalaman bagi wisatawan, jangan sampai mereka datang lalu kapok untuk datang kembali,”
puluhan direksi. Kalau kami sudah satu visi, melangkah pun akan jauh lebih gampang,” papar Budi. Budi terbilang memiliki tangan dingin. Di saat ekonomi melambat, bisnis Panorama terus melaju. Berdasarkan siaran pers, hingga akhir kuartal II 2016, secara keseluruhan Panorama mampu meraih penjualan (gross revenue) mencapai Rp 2,38 Triliun atau meningkat 19,1 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2015 yang mencapai Rp 1,99 Triliun. Sebagian besar pencapaian tersebut dikontribusikan oleh pilar inbound dan travel and leisure. “Saya yakin pada 2017 bisnis Panorama tumbuh 30-40 persen,” ujarnya sore itu, saat ditemui di kantornya. Langkah Panorama makin ekspansif dengan membuka 30 hotel hingga tahun 2017. Melalui Panorama Hospitality Management (PHM), Panorama telah mengoperasikan hotel The 101 yang berlokasi di Bogor, Jakarta, Yogyakarta, Bali, dan satu Hotel BnB di Jakarta yang diposisikan sebagai hotel bujet. The 101 yang berlokasi di Legian, Bali, merupakan pijakan pertama Panorama bermain di bisnis hotel. Dibangun di atas lahan seluas 3.000 meter persegi, hotel yang
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
59
mengusung konsep desain minimalis modern ini memiliki 198 kamar dalam bangunan lima tingkat. Di Pulau Dewata, PHM juga memiliki hotel bintang empat bernama The Haven, dengan konsep kondominium hotel yang menghadirkan fungsi hotel, apartemen, dan vila. Berlokasi di Seminyak, The Haven didesain bernuansa seperti di tengah sawah, lengkap dengan gemericik air. Bangunan berlantai empat dengan 96 kamar ini dilengkapi tujuh unit vila yang memiliki kolam renang pribadi. Bangunan vila didesain seperti sebuah kampung di Bali, lengkap dengan atap ilalang. Suasana pedesaan itu dibumbui slogan Somewhere but Nowhere. The Haven memang dirancang agar konsumen mendapatkan pengalaman berbeda saat berlibur. Di lini bisnis hospitality lainnya, Panorama memiliki bisnis destinasi, lewat Caldera dan Kampoeng Maen, serta kafe dengan merek Kaffein. Panorama memulai membuka hotel dan restoran pada tahun 2002 dan semakin melengkapi deretan operator hotel nasional bereputasi internasional. “Hotel dan restoran itu sebenarnya satu napas. Kami memberanikan diri masuk ke bisnis ini karena potensinya menjanjikan,” tutur Budi. Untuk meraih pasar yang lebih luas, Panorama juga menjajaki kerja sama dengan sebuah perusahaan investasi asing dan beberapa perusahaan asal China, melalui anak usahanya, PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (PDES). Budi menjelaskan bahwa potensi wisatawan China yang akan datang berwisata ke Indonesia cukup besar. “Beberapa perusahaan asal China sudah mendekati untuk bermitra tetapi sedang kami seleksi,” tuturnya. “Pariwisata adalah soal bagaimana menciptakan pengalaman bagi wisatawan, jangan sampai mereka datang lalu kapok untuk datang kembali,” papar Budi. Menurutnya, pariwisata Indonesia sudah sangat baik. Akses dan infrastruktur dinilainya juga sudah semakin baik sehingga tidak menjadi masalah untuk membawa wisatawan ke daerah terpencil. Pekerjaan rumah selanjutnya ialah membangun persepsi yang positif mengenai Indonesia.
MAJALAH VENUE
PARIWISATA
TAJUK
WISATA INSENTIF
TAJUK IDA BAGUS LOLEC SURAKUSUMA DIREKTUR EXTERNAL RELATIONS PACIFIC WORLD NUSANTARA
Melayani Tamu-Tamu Terbaik
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
60
MAJALAH VENUE
WISATA INSENTIF
TAJUK
Menurutnya, wisata insentif merupakan bagian pariwisata dari sisi yang berbeda. Peserta wisata insentif merupakan aset terbaik perusahaan yang harus mendapatkan pelayanan serba spesial.
P
erjalanan bisnis seorang Ida Bagus Lolec Surakusuma penuh warna, tidak seperti seni sketsa hitam/putih yang dibuatnya ketika masih menjadi kartunis Bali Post pada tahun 19801984. Sebelum tersohor sebagai pebisnis wisata insentif seperti saat ini, Lolec mengawali kiprahnya di industri hospitality dengan menjadi pramuwisata di sebuah perusahaan biro perjalanan di Bali. Lolec kebetulan pernah merantau ke Sidney selama setahun. Oleh karena itu, dia memahami karakter dan keinginan turis-turis asal Australia yang bertandang ke Bali. Banyak tamu yang puas dengan pelayanan Lolec. Tidak heran apabila kemudian perusahaan tempatnya bekerja, Bali Tours and Travel, memberikan tanggung jawab lebih kepadanya untuk menjadi operation manager pada tahun 1987. Sekitar tahun 1990, perusahaan mulai melirik ceruk bisnis wisata insentif. Lolec ketika itu menduduki posisi managing director, sebagian besar saham Bali Tours and Travel juga berhasil dikuasainya. Hal itu tentunya membuka jalan dia untuk terjun di ceruk wisata insentif. “Dari empat tahun pertama bermain di wisata insentif, baru pada tahun ketiga kami mendapatkan permintaan. Dua tahun sebelumnya hanya jalan-jalan ke luar negeri untuk promosi dan memperkenalkan diri,” kata Lolec.
Saat itu belum banyak yang bermain di ceruk ini sehingga Lolec lebih mudah mengibarkan panji perusahaannya sebagai pemain utama wisata insentif. “Banyak yang malas bermain di sini karena perlu investasi di awal. Perusahaan lain mau bermain kalau untungnya sudah jelas. Sementara di wisata insentif tidak dapat begitu,” imbuhnya. Lebih lanjut Lolec menjelaskan bahwa pola bisnis wisata insentif berbeda dengan leisure. Pemain wisata insentif harus berani mengeluarkan dana awal, ketika calon klien melakukan inspeksi (site inspection) ke destinasi. Dana itu digunakan untuk memfasilitasi biaya akomodasi, makan dan minum selama kunjungan, transportasi lokal, hiburan, hingga biaya untuk mendemonstrasikan konsep acara. “Selama inspeksi, kita harus mampu meyakin0kan klien untuk memilih kami dan Bali sebagai destinasi wisata insentifnya. Kalau mereka tidak puas, kita rugi, tidak mendapat apa-apa. Namun, itu memang risiko bisnis,” kata Lolec. Agar tidak merugi, Lolec telah mempersiapkan secara detail setiap tahapan, sesuai dengan yang dicantumkan dalam proposal penawaran. “Saat inspeksi, dia (calon klien) akan mengecek semua secara detail, mulai dari pengaman dan keamanan destinasi, kelayakan kendaraan, konsep makan
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
61
malam dan acara, hingga fasilitas akomodasi,” katanya. Hal penting yang kerap dipertanyakan oleh klien ialah persoalan asuransi. Mafhum, soal keamanan menjadi hal utama karena yang dikirim perusahaan untuk mengikuti program wisata insentif adalah aset mereka yang terbaik. Untuk itulah, nilai pertanggungan asuransi yang diberikan Lolec dapat mencapai Rp15 miliar. Prestasi Lolec itu kemudian tertangkap radar Pacific World, perusahaan multinasional yang bergerak di bidang MICE. “Bali Tours and Travel kemudian diakuisisi. Saya ditawarkan saham lebih banyak supaya tidak ke manamana,” kata Lolec, yang kemudian menjadi Managing Director PT Pacific World Nusantara pada tahun 1999. Kemudian, pada tahun 2016 dia menduduki posisi country manager, dan sejak 2013 menjabat sebagai Director of External Relations PT Pacific World Nusantara. Itulah sekelumit perjalanan Lolec merintis bisnisnya di bidang wisata insentif. Berkat kerja keras, semangat belajar yang tinggi, dan tidak takut rugi, Lolec berhasil menjadi pemain besar di ceruk pasar wisata insentif.
MAJALAH VENUE
PAMERAN
TAJUK
BRAMANTYO W.
KOMISARIS UTAMA MEDIATAMA BINAKREASI
Saatnya yang Muda Memimpin
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
62
MAJALAH VENUE
PAMERAN
TAJUK
S
iang, awal Desember 2016, Bramantyo W. tampak serius membaca koran. Situasi politik terkini Ibu Kota berhasil menarik perhatiannya. Isu itu kemudian menjadi topik pembicaraan menarik yang dilontarkannya saat menerima kunjungan VENUE. Sebulan terakhir, Bramantyo memang memiliki lebih banyak waktu luang untuk menikmati hidup. Pasalnya, dia sudah melepas jabatan sebagai Direktur Mediatama Binakreasi dan beralih menjadi Komisaris Utama Mediatama Binakreasi. Perjalanan Bramantyo mendirikan perusahaan penyelenggara pameran berawal dari statusnya sebagai pengusaha mebel. Sejak tahun 1975, dia selalu aktif berpameran di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. “Saya ikut (pameran) karena kebetulan menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Kayu Indonesia (APKHI),” katanya.
Pada tahun 1989, Bramantyo menyarankan kepada Bob Hasan, yang kala itu menjabat sebagai Ketua Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo), untuk mendirikan perusahaan penyelenggara pameran untuk mengurusi berbagai ekshibisi. Inilah awal terbentuknya Mediatama pada 21 April 1989. Di awal pembentukannya, Mediatama langsung menuai sukses melalui Pekan Mebel dan Kerajinan Indonesia serta FURNIFAIR. Tidak hanya di dalam negeri, perusahaan ini juga menggelar pameran di tingkat internasional. ASEAN Furniture Show di Singapura; International Furniture Fair of Tokyo, Jepang; International Furniture Fair di Cologne, Jerman; serta International Home Furnishing di High Point, Amerika Serikat, merupakan deretan pameran yang pernah digelar Mediatama di luar negeri.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
63
Dalam perjalanannya, binar pameran furnitur semakin meredup. Hal itu, menurut Bramantyo, dipengaruhi dua hal. Pertama, harga sewa venue yang semakin mahal. Di lain pihak, exhibitor juga kesulitan memenuhi harga tersebut. Kedua, hadirnya produsen mebel massal dan modern, seperti Informa dan IKEA, yang menyasar segmen anak muda. “Segmen pasarnya memang berbeda. Kalau Informa dan IKEA lebih ke anak muda, kami lebih menyasar masyarakat kelas atas dan pejabat. Produk-produk yang kami tampilkan pada setiap pameran umumnya handmade dan tidak diproduksi massal. Tidak heran jika harganya mahal,” ujarnya. Untuk mengantisipasi satu sektor mengalami penurunan layaknya mebel dan furnitur, Mediatama mulai mengamankan pameran-pamerannya. INACRAFT, salah satu pameran kerajinan terbesar
MAJALAH VENUE
PAMERAN
TAJUK
Saya memang mendidik anak-anak muda di Mediatama agar dapat mengembangkan industri ini pada masa depan. Ketika salah satu Direksi PT Mediatama Binakreasi, Ernst, pamit kepada saya tahun 2007, saya bilang ‘Kamu harus lebih sukses dari di sini’,” di Indonesia, mulai diboyongnya ke luar Jakarta. Mediatama juga memperkuat lini bisnis konferensi yang didominasi pasar korporasi. “Kami menangani peluncuran produk, kick off, dan rebranding. Intinya, selain menggelar pameran, kegiatan MICE lainnya juga kami tangani,” imbuh dia. Tidak hanya sukses melahirkan pameran-pameran besar dan sukses, seperti INACRAFT, Bramantyo juga dipandang apik mendidik karyawannya. Untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang ahli di bidang MICE, dia mengirim timnya menempuh pendidikan formal.
Tidak heran apabila Mediatama dinilai sebagai “universitas” yang melahirkan nama-nama profesional MICE berbakat, seperti Ernst K. Remboen, Eko Prabowo, dan J.L. Nawan. “Saya memang mendidik anak-anak muda di Mediatama agar dapat mengembangkan industri ini pada masa depan. Ketika salah satu Direksi PT Mediatama Binakreasi, Ernst, pamit kepada saya tahun 2007, saya bilang ‘Kamu harus lebih sukses dari di sini’,” katanya. Bramantyo mengaku tidak mengutamakan latar belakang pendidikan karyawannya. Dia lebih menaruh perhatian pada potensi dan kerajinan karyawan.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
64
Dia menilai, proses regenerasi adalah hal penting untuk menjaga keberlangsungan perusahaan pada masa depan. “Dengan begitu, ketika yang muda sudah siap memimpin, saatnya saya pensiun,” ujarnya.
MAJALAH VENUE
PAMERAN
TAJUK BUDYARTO LINGGOWIYONO DIREKTUR DEBINDO MULTI ADHISWASTI
Dua Dekade Mewarnai Pameran Nasional Di balik sukses Debindo Multi Adhiswasti menjadi pemain industri pameran papan atas, ada tiga serangkai: Dwi Karsono, Budyarto Linggowiyono, dan Effi Setiabudi. Di antara mereka, Budyarto merupakan organisatoris yang menjadi penyambung lidah industri pameran dengan pemerintah dan pengusaha.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
66
MAJALAH VENUE
S
ekitar 20 tahun lalu, pada 2 Maret 1987, trio pengusaha pameran Dwi Karsono, Budyarto Linggowiyono, dan Effi Setiabudi sepakat membentuk Debindo Multi Adhiswasti. Mereka bertiga adalah anak-anak muda yang sebelumnya bergiat bahkan kerap berkolaborasi dalam menggelar event ataupun pameran. “Prosesnya panjang, mulanya kami bekerja untuk perusahaan-perusahaan pameran lain. Kadang kami bergerak sendiri-sendiri, lalu berkolaborasi. Dari pertemanan itu, kami sepakat membentuk perusahaan Debindo Multi Adhiswasti,” ujar Budyarto Linggowiyono sesaat usai Rapat Koordinasi Kadin Bidang Pariwisata dan MICE di Hotel Jayakarta pada 23 November 2016. Nama Debindo pun cepat melambung. Ketika itu mereka sudah mampu menyediakan layanan berkualitas dan modern bagi penyelenggara maupun peserta pameran. Debindo kian bertumbuh lantaran ditunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bagus pada era 1980-1990-an. Bahkan Debindo juga menjadi perusahaan pameran pertama yang mengembangkan pameran di luar Jakarta melalui anak perusahaan mereka. Kini Debindo memiliki lima perusahaan yang dibentuk sesuai permintaan pasar dalam industri pameran: Debindo International Advertising, Expotama Sinergi, Debindo Mega Promo (Makassar), Debindo Mitra Dyantama, dan Debindo Mitra Tama (Surabaya). Debindo, bersama ITE, juga sukses membesarkan pameran internasional, Indobuildtech—pameran B2B yang khusus menampilkan material dan teknologi bangunan. Dari tiga serangkai itu, Budyarto merupakan sosok organisator yang andal. Dia aktif di berbagai asosiasi pengusaha dan kini menjabat Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin).
Kegemaran Budi, sapaan akrab Budyarto, dibangun sejak berkuliah di Jurusan Arsitektur Universitas Gajah Mada (UGM). Sebagai aktivis kampus pada awal tahun 1980-an yang dibuai pertumbuhan ekonomi Orde Baru, dia kerap menggelar pameran skala kampus. Dia pun akrab dengan kegiatan event organizer. Lulus kuliah, dia sempat bekerja di perusahaan konsultan dan pengembang. Namun, pameran telanjur memikat hatinya. Apalagi pada era 1980-an masih sangat sedikit perusahaan pameran. Jadilah Debindo sebagai salah satu pionir perusahaan pameran nasional. Sebagai arsitek, baginya pameran adalah sebuah seni, bagaimana kreativitas diwujudkan dalam estetika tetapi tetap harus mengikuti pakem dalam pameran. “MICE, terutama pameran, menantang saya untuk melahirkan inovasi dan kreativitas. Seperti halnya membangun sebuah gedung, ada ruang-ruang yang dapat digunakan untuk umum dan ada pula yang sifatnya privat,” papar Budi. Sebagai salah satu pemain besar dalam industri pameran, Debindo juga terkena imbas terpuruknya ekonomi nasional pada tahun 1998. “Waktu itu sewa JCC menggunakan dolar. Saat dolar naik luar biasa, semua pengusaha pameran angkat tangan,” ujar Budi mengenang masa-masa pahit itu. Namun, Debindo pantang menyerah. Trio itu berhasil menegosiasi agar pembayaran dialihkan ke rupiah, dan berhasil. Mereka pun dapat berpameran lagi. Akhirnya langkah mereka juga diikuti perusahaan pameran lainnya. Menurut Budi, krisis ekonomi 1998 merupakan saat paling berat yang dihadapi industri pameran nasional. Namun, badai itu dapat dilewati Debindo dengan baik. “Kami bekerja keras, 10 pegawai kami bekerja tanpa kenal lelah. Selain itu, kami juga meminimalkan biaya agar pengeluaran tidak membebani biaya produksi,” papar Budi. Kegigihan Debindo ini, menurut Budi, didukung pula dengan jaringan kerja yang mumpuni. “Saya aktif di berbagai asosiasi pengusaha.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
67
Dengan demikian, banyak kolega yang dapat membantu atau diajak bermitra,” ujar Budi. Dengan berbagai upaya itu, Debindo mampu melintasi krisis ekonomi. Bahkan, pada awal tahun 2000, Debindo berhasil mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan dua pameran dagang: Pameran Produk Ekspor (PPE) dan Pameran Produk Indonesia (PPI). Namun, bagi Budi, pameran yang menantang justru bila diciptakan sendiri, dengan melihat peluang dan permintaan pasar. Dalam menciptakan pameran, perusahaan pameran akan mengeluarkan daya upaya sampai titik maksimum untuk memuaskan buyers maupun sellers. “Saat bekerja sama dengan pemerintah, biasanya kami mengerjakan event yang tarafnya nasional. Meskipun demikian, kami bersikap profesional, memberi masukan, arahan, panduan, dan target. Jangan sampai pemerintah repot,” terang Budi. Dia memprediksi tren industri pameran Indonesia pada masa mendatang bakal berubah. Kian banyak pameran business to business (B2B) yang akan menggeser pameran business to consumer (B2C). Pameran di Indonesia juga dinilainya bakal unik, karena banyak pameran yang akan menggabungkan B2B dan B2C untuk memenuhi permintaan pasar. Berbisnis pameran menurutnya perlu ketekunan, kreativitas, dan daya juang yang tinggi. Sekali ada pemain besar dalam satu komoditas, pemain baru bakal sulit untuk masuk ke dalamnya. “Pemain baru harus menciptakan tema-tema baru agar menarik minat pasar. Apalagi saat ini investor asing banyak yang akan masuk ke Indonesia dan dapat dijadikan mitra,” ujar Budi. Adanya pemain asing, menurut Budi sangat membantu pertumbuhan pameran di Indonesia. Mereka dengan jaringan pemasaran yang luas bakal membawa banyak buyer ke Indonesia. Dengan demikian, kualitas dan popularitas pameran di Indonesia juga akan turut naik kelas.
MAJALAH VENUE
PAMERAN
TAJUK
PAMERAN
TAJUK
SUDIRMAN ZAKARIA PRESIDEN DIREKTUR PT ADHOUSE INDONESIA CIPTA
Liku Membangun Bisnis Idealis EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
68
MAJALAH VENUE
TAJUK
S
ejarah industri pameran nasional tidak lepas dari nama besar Sudirman Zakaria, Pendiri sekaligus Presiden Direktur Adhouse Indonesia Cipta, penyelenggara event profesional yang tersohor dalam menangani pameran properti. Perusahaan itu didirikannya pada tahun 1987, setelah terlebih dahulu mencicipi profesi sebagai wartawan ekonomi sekitar tahun 1976. Pada tahun 1981, dia kemudian memutuskan hijrah ke perusahaan periklanan yang membawanya ke industri pameran. Berdasarkan catatan Sudirman, industri pameran nasional pada era ’70-an belum berkembang pesat. Event Organizer (EO) belum berbadan hukum dan hanya bersifat kepanitiaan acara. Satu dekade kemudian, EO mulai berbadan hukum walaupun dengan sektor yang masih sangat terbatas. “Bisnis pameran pada era itu masih belum seberagam sekarang. Pameran otomotif misalnya, kala itu belum ada. Itu karena pasar domestik diproteksi oleh pemerintah. Merek mobil yang beredar pun hanya lima: Toyota, Mitsubishi, Daihatsu, Suzuki, dan Nissan,” katanya. Sementara pameran berbasis business to costumer dan business to business baru berkembang di atas tahun ‘90-an yang dipicu oleh kesuksesan Pekan Raya Jakarta (PRJ). Pameran yang digelar pada masa itu pun lebih spesifik atau bersifat zone product, mulai dari properti, elektronik, furnitur, hingga otomotif. Berbeda dengan citranya yang lekat sebagai organizer yang bergelut di sektor properti, Adhouse pada
PAMERAN
Konsep idealisme yang dahulu pernah dicicipinya sebagai jurnalis dibawa Sudirman Zakaria dalam membesarkan Adhouse Indonesia Cipta. Baginya, pameran adalah bisnis idealis yang bukan sekadar memburu keuntungan.
awal pendiriannya malah menangani pameran promosi pariwisata Pulau Batam. Proyek itu dimulai tahun 1987 dan dipegang Adhouse selama dua tahun berturut-turut. Pada tahun 1988, Adhouse baru mulai menggarap pameran properti di area berluas 1.200 meter persegi di Balai Sidang Jakarta Convention Center. “Namun, kapasitas Balai Sidang JCC tidak ideal untuk pameran. Kami sempat pindah ke Jakarta Design Center (JDC) tetapi tetap masih belum ideal. Kala itu, Monumen Nasional yang merupakan venue tahunan PRJ tengah dibongkar, sedangkan JIExpo masih dalam tahap pembangunan,” tutur Sudirman. Selama 29 tahun membesarkan Adhouse, Sudirman mengatakan bahwa dirinya telah melewati tiga tantangan utama. Pertama, keterbatasan ruang pameran. Untuk hal ini, menurut dia, Adhouse diuntungkan dengan respons positif sektor properti. Hal itu terlihat dari penambahan luas stan yang awalnya hanya 16 meter persegi menjadi 36-40 meter persegi. “Kalau sekarang, malah banyak pengembang properti yang mengambil stan berluas 1.000-1.200 meter. Itu karena memang pasar properti bagus,” ungkapnya. Kedua, fluktuasi ekonomi. Adhouse tercatat melewati dua kali krisis ekonomi global, pada tahun 1998 dan 2008. Namun, selama masa krisis, Adhouse tidak lantas berhenti berpameran. Sudirman berprinsip, meski krisis ekonomi berimbas pada bisnis perusahaan, Adhouse harus mempertahankan eksistensinya. Sepanjang tahun 1998, Adhouse
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
69
bertumpu pada satu pameran, sedangkan tahun 1999 perusahaan itu menangani dua pameran. Pada tahun 2000, Adhouse hanya menangani empat pameran. Meski mengurangi kuantitas pameran, Sudirman berprinsip, pamerannya tidak boleh mati. “Itu ialah titik terendah kami dalam menggelar pameran. Biasanya Adhouse menggelar 7-8 pameran per tahun yang melibatkan 28 orang kru internal dan beberapa tenaga lepas. Untuk dapat bertahan di tengah krisis, kami harus menyubsidi exhibitor agar pameran tetap berjalan,” ungkap Sudirman. Bagi Sudirman, pameran adalah bisnis idealis yang tidak sekadar berorientasi pada keuntungan. Target utama dia berpameran adalah menciptakan event yang sukses dan memuaskan klien. “Tolok ukur event yang sukses yakni harus mampu mencapai target transaksi, menghasilkan target promosi secara maksimal yang dapat dilihat dari jumlah pengunjungnya, serta dijalankan secara berkelanjutan,” katanya. Ketiga, minimnya perlindungan pemerintah terhadap industri pameran dalam negeri. Pemerintah malah cenderung menjadi “pemain” dan turut menggelar pameran. Meski pada praktiknya, yang mengerjakan pameran tetap EO. “Bandingkan dengan negaranegara tetangga, seperti Singapura dan Thailand, yang mendukung penuh keberadaan industri MICE dan menganggapnya sebagai sektor strategis. Ini yang masih harus ditumbuhkan di Indonesia,” ujarnya.
MAJALAH VENUE
PAMERAN
TAJUK
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
70
MAJALAH VENUE
PAMERAN
TAJUK
ARIF HIDAYAT
FOUNDER & PRESIDEN DIREKTUR PT EXPONENT MEDIA VISI
Kepercayaan adalah Segalanya
M
emperoleh kepercayaan dari klien menjadi tantangan besar bagi perusahaan baru yang terjun di bidang professional conference/ exhibition organizer. Setidaknya itulah yang dialami Arif Hidayat pada kali pertama merintis usaha pada tahun 2005. Kala itu, Arif, yang sudah bekerja selama 15 tahun di bidang pemasaran dan promosi di Ciputra Group, memutuskan untuk keluar setelah melihat potensi keuntungan yang ditawarkan dari menyelenggarakan pameran atau pun konvensi. Dia kemudian merancang pameran bertajuk Mozaik Living Expo, sebuah pameran desain interior yang dipadukan dengan hiburan. Untuk acara perdananya itu, Arif memilih tempat di Hall B Jakarta Convention Center. Ternyata, rencana
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
71
bisnis yang disusunnya tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, Exponent pun rugi sekitar Rp300 juta. “Itu uang ‘sekolah’ di bisnis ini. Ibarat kadet, kami langsung terjun ke pertempuran besar, dan langsung kaget,” kata Arif. “Dari situ kami melakukan refleksi diri dan mendapatkan pelajaran bahwa jaringan itu sangat penting. Setelah itu, kami menyelenggarakan pameran berskala kecil, menggelar event di mal.” Upaya Arif menggarap pasar pameran tidak berjalan mulus. Kemudian dia pun mencoba peruntungan baru di pasar konvensi. Arif mengawalinya dengan menjadi pelaksana beberapa kegiatan pertemuan perusahaan. Kemudian mulai menggarap sektor pemerintahan untuk mendapat proyek-proyek yang bersifat penunjukan langsung. “Saya pun membangun jaringan di Kementerian Luar Negeri dan belajar cara menangani event protokoler kenegaraan,” ujar Arif. Setelah frekuensi kegiatan penunjukan langsung yang diperoleh kian meningkat, Arif tidak lantas puas. Dia ingin naik kelas, dengan mengikuti tender untuk mendapatkan proyek yang lebih besar.
MAJALAH VENUE
PAMERAN
TAJUK
KAA itu ibarat Piala Champion, dan menjadi portofolio Exponent. Untuk mendapatkannya, penuh perjuangan yang kami mulai sejak tahun 2005
Kebetulan, pada tahun 2007 ada Konferensi Perubahan Iklim di Bali, acara internasional terbesar pada tahun itu. Ia lantas terbang ke Pulau Dewata untuk menyurvei dan belajar cara menangani sebuah event besar. Sepulang melakukan studi banding, Arif kemudian membidik event internasional, yakni konferensi dan seminar internasional yang diselenggarakan oleh KPK dengan beberapa lembaga asing pada tahun 2007. “Kami ikut lelang dan menang. Itu adalah event internasional pertama Exponent. Di situ kami belajar banyak untuk meningkatkan kemampuan dan manajemen perusahaan,” katanya. Setelah itu, beberapa kegiatan berskala internasional juga berhasil dimenangkan oleh Exponent, semisal Bali Demokrasi Forum 2010, Informal SOM APEC 2012, hingga menjadi pelaksana KTT Asia-Afrika. “KAA itu ibarat Piala Champion, dan menjadi portofolio Exponent. Untuk mendapatkannya, penuh perjuangan yang kami mulai sejak tahun 2005,” kata Arif. Saat ini, setiap tahunnya Exponent dapat menyelenggarakan sekitar 20 kegiatan. Adapun rata-rata omzet satu tahun mencapai Rp35 miliar. Namun, meskipun sudah berhasil mendapat ‘Piala Champion’ di bisnis konvensi, Arif tidak ingin terlena. Dia terus meningkatkan kecakapan dan manajemen perusahaan, memperluas jaringan, menambah kapital, serta menjaga kepercayaan dan integritas perusahaan di mata para mitra bisnisnya.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
72
MAJALAH VENUE
PAMERAN
PAMERAN
TAJUK
DADAN KUSHENDARMAN
PRESIDEN DIREKTUR DEBINDO MITRA TAMA
Membawa Pameran ke Daerah Pemain asal Ibu Kota masih menguasai 80 persen pameran di luar Jakarta. Jawa Timur memiliki Debindo Mitra Tama yang konsisten di tengah gempuran pemain dari Jakarta.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
74
MAJALAH VENUE
D
alam hal pameran, nama Dadan Kushendarman, Presiden Direktur Debindo Mitra Tama terbilang pelopor di Jawa Timur. Ia adalah salah satu orang di balik suksesnya pameran ikonis di Jawa Timur, seperti Jatim Fair, Majapahit Travel Fair, ataupun Batik Fair. Tangan dinginnya mampu membuat pameranpameran itu kian berkualitas. “Pameran membuat saya bertemu banyak orang, memahami keinginan peserta, dan tentu saja melakukan kolaborasi ide agar banyak menarik pengunjung. Itulah yang membuat saya bertahan dalam industri ini,” ujar Dadan, yang pernah menjabat sebagai DPD Ketua Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) pada tahun 1999 hingga 2002. Atas permintaan Sugiat, Ketua Real Estat Indonesia (REI) Jawa Timur, pada tahun 1993 Dadan memulai bisnis pameran di Jawa Timur. Melihat keberhasilan Debindo Multi Adhiswasti mengelola pameran perumahan di Jakarta, Sugiat pun tertarik untuk membawa pameran perumahan ke Surabaya. Saat pameran itu diboyong, Surabaya belum memiliki gedung pameran yang mumpuni. Walhasil, Dadan dan timnya memulai pameran di sebuah gedung yang juga digunakan untuk Musda REI Jawa Timur. Pameran itu pun sukses besar. Bahkan Debindo harus menggelar pameran itu beberapa kali dalam setahun di Surabaya. Jadilah arek Suroboyo berdarah Sunda ini mondarmandir Jakarta-Surabaya. “Ketika itu direksi belum berpikir membuka cabang di Jakarta. Saat evaluasi pameran bulan November 1993, saya mengusulkan membuka cabang di Surabaya,” kenang Dadan. Direksi akhirnya menyepakati usulan Dadan. Dengan demikian pameran perumahan pada tahun 1994 menjadi tonggak awal Debindo Multi Adhiswasti Surabaya beroperasi di Jawa Timur. Dadan pun ditunjuk menakhodai anak cabang yang beranggotakan tujuh pegawai yang berasal dari Jakarta. Saat itu, kantor mereka berlokasi tepat di samping WTC Surabaya—kini lokasi kantor Debindo Surabaya berada di Jalan Kalibokor.
Pameran B2B yang masuk Surabaya sudah mencapai 10-11%
Dalam rentang tahun 1994-1998, Debindo Multi Adhiswasti Surabaya merasakan masa keemasan bisnis perumahan. Dalam setahun, mereka dapat menggelar tiga hingga empat kali pameran. “Judulnya kami bolakbalik agar selalu ada yang baru bagi peserta maupun pengunjung,” ujar Dadan sambil tersenyum. Namun, di balik ramainya pameran perumahan, hati Dadan disergap rasa gundah. Ia sadar, hidup Debindo Surabaya tidak lagi mampu ditopang hanya dengan pameran perumahan. Prediksi Dadan tepat. Pasca krisis 1998, bisnis perumahan menukik tajam. Pada tahun 1999-2003, pameran perumahan sepi pengunjung. Namun, pada saat pameran perumahan sepi, Dadan mulai menyiapkan pameran kecantikan, furnitur, kosmetik, serta otomotif. “Pameran otomotif kami batalkan karena jaringan kami belum kuat,” ujar Dadan. Bahkan, pada tahun 2000 ia mulai menjalin hubungan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Saat itu Jawa Timur butuh berpromosi, Dadan mengusulkan agar pemprov mengikuti Jakarta Indonesia Expo. Gayung pun bersambut, Dadan ditunjuk sebagai konsultan anjungan Jawa Timur pada pameran itu. Pergelaran itu menjadi pintu kerja sama lanjutan, yang menurut Dadan merupakan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Di satu sisi, kepentingan Pemprov Jawa Timur untuk berpromosi terlaksana dengan baik; di sisi lain, Debindo Surabaya benar-benar dapat memenuhi harapan pemprov. Kerja sama itu terus berlanjut hingga Dyandra Promosindo dan Debindo Multi Adhiswasti sepakat
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
75
mendirikan Debindo Mitra Tama. Dadan pun ditunjuk sebagai direktur. Debindo Media Tama menjadi salah satu perusahaan pameran yang aktif di luar Jakarta, terutama di Jawa Timur. Ia mampu bertahan saat laju cabangcabang Debindo Multi Adhiswati lainnya tidak begitu kencang. Bahkan, Debindo Mitra Tama menjadi yang paling besar di Jawa Timur, dengan memegang tujuh pameran, di luar beberapa event hasil kerja sama dengan asosiasi atau swasta. Pada tahun 2004, Debindo mulai dipercaya menggelar Majapahit Travel Fair (MTF), sedangkan untuk Travex MTF dipercayakan kepada ASITA Jawa Timur. “Ketika itu pesertanya hanya 40 stan. Namun, pada tahun kedua, kami menggabungkannya dengan pameran UMKM. Walhasil pesertanya melonjak hingga 100 stan,” ujar Dadan. Hingga kini, MTF konsisten diikuti 100 peserta, yang 80-90 persennya adalah pelaku pariwisata, sedangkan sisanya adalah UMKM atau bisnis yang mendukung pariwisata, seperti kerajinan, asuransi perjalanan, ataupun kuliner. Dadan memiliki obsesi besar pada masa mendatang: menjadikan Debindo Mitra Tama sebagai pemain pameran business to business (B2B) di Jawa Timur. Sebagian besar pameran yang dikelola Debindo Mitra Tama masih business to consumer (B2C). Menurutnya, pameran pada masa mendatang bergeser dari B2C ke B2B. “Pameran B2B yang masuk Surabaya sudah mencapai 10-11 persen,” kata Dadan. Dengan demikian, hal itu harus diikuti oleh para pemain pameran lokal, dalam hal kemampuan dan SDM untuk menggelar pameran B2B. Kunci sukses berpameran, menurut dia, adalah kreativitas, jaringan, dan kepercayaan. Soal kreativitas misalnya, ia kerap mengirim para pegawainya untuk menyaksikan pameran di berbagai kota di Indonesia maupun mancanegara. “Kami terus mempelajari kelebihan pameran-pameran lain. Melihat kesalahan itu mudah, tetapi kelebihan itulah yang kami pelajari,” imbuh Dadan.
MAJALAH VENUE
PAMERAN
TAJUK
HOTEL
TAJUK
HARIYADI BUDI SANTOSO SUKAMDANI PRESIDEN DIREKTUR HOTEL SAHID JAYA INTERNATIONAL TBK
Generasi Kedua yang Menyulap Hotel MICE MICE menyumbang 70 persen dari pendapatan grup Hotel Sahid. Di bawah kepemimpinan Hariyadi Sukamdani, grup hotel ini kian siap menghadapi pasar yang cepat berubah. EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
76
MAJALAH VENUE
HOTEL
TAJUK
G
enerasi kedua pewaris bisnis keluarga biasanya menyandang beban yang terbilang berat: melambungkan usaha, atau sebaliknya membawanya menuruni bukit terjal. Namun, Grup Hotel Sahid Jaya International Tbk rupanya mampu menyiapkan pewaris roda bisnis dengan baik. Hal itu terlihat pada sosok Hariyadi Budi Santoso Sukamdani, atau biasa disingkat menjadi Hariyadi Sukamdani. Hariyadi diangkat menjadi Direktur Utama Hotel Sahid Jaya pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) pada 10 November 2011 di Jakarta. Dia menggantikan Gustiono Kustianto. Untuk menggantikan posisi Hariyadi, rapat itu juga menunjuk Sarwo Budi Wiryanti Sukamdani atau Yanti Sukamdani sebagai wakil komisaris utama yang merangkap komisaris utusan. Hariyadi, sebagai putra pendiri Hotel Sahid Jaya, Sukamdani Sahid Gitosardjono, memang mengemban tugas yang tidak ringan. Namun, pria yang bersahaja dan santun ini memiliki berbagai strategi tangkas untuk menjadikan grup Sahid sebagai manajemen hotel nasional yang kuat. Sebagai nakhoda grup Hotel Sahid, dia ingin mengembangkan Hotel Sahid Jaya yang saat ini memiliki sarana MICE yang cukup lengkap, dengan ruang pertemuan yang sangat mendukung bisnis hotel. Dia pun bertekad menangkap peluang dalam industri
hotel melalui strategi pemasaran yang efektif. Dia merenovasi hotel dan menambah ruang pertemuan di Hotel Sahid Jaya, dari 23 ruang meeting menjadi 29 ruang. Strategi itu sukses menambah laba hotel hingga 13 persen. SHID juga memanfaatkan ketenaran Yogyakarta sebagai destinasi MICE dengan membangun The Sahid Rich Jogja. Namun Hariyadi lebih suka menyebut The Sahid Rich Jogja sebagai destinasi. “MICE di hotel tidak dapat dipahami dengan sekadar menghitung paket, makan, dan minum, tetapi juga ke mana mereka bersantai,” papar Hariyadi. Konsep hotel MICE sebagai sebuah destinasi dia tuangkan dalam The Sahid Rich Jogja dengan menambahkan convention center dan menghubungkannya dengan mal. Dengan demikian, peserta meeting konvensi dapat beristirahat sejenak di mal, sebelum kembali menghadapi meeting yang serius. Dia melihat bisnis hotel terus tumbuh pada masa mendatang, meskipun dinilainya akan sedikit melambat. “Penetrasi besar di bisnis hotel hadir dari segmen hotel bujet. Kami memang sudah memikirkan untuk bermain di segmen itu dengan brand khusus. Namun, kami tidak gegabah. Kami perlu riset terusmenerus untuk menyempurnakan konsep yang telah dipakai hotel bujet lainnya,” ujar Hariyadi.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
77
Selain itu, SHID bakal serius menangkap peluang hadirnya generasi millennial dan wisatawan syariah. “Kami juga akan menangkap peluang pasar wisatawan syariah dengan membangun hotel syariah,” ujar Hariyadi. Meskipun setiap brand bakal menyesuaikan pasar, Hariyadi bertekad untuk mewujudkan visi SHID menjadi manajemen hotel kebanggaan nasional. Oleh karena itu, cita rasa Nusantara akan selalu dia hadirkan di setiap ruang hotel. Dia mencontohkan Hotel Sahid Jaya Jakarta yang kaya akan ornamen berbagai suku di Indonesia, sementara properti mereka di Yogyakarta dan Solo menampilkan batik. Demikian halnya batik Surabaya yang berwarna ceria mendominasi Hotel Sahid Surabaya sebagai hiasan. Saat ini SHID mengelola 15 properti dengan 10 di antaranya adalah hotel milik sendiri. Namun, dalam setahun atau dua tahun ke depan, SHID berencana untuk menambah koleksinya dengan membuka 10 properti lainnya. “Bagi kami, MICE sangat penting karena menyumbang 50 persen dari pendapatan seluruh hotel,” papar Hariyadi. Untuk mendorong MICE, SHID juga akan membangun hotel baru di Bangka Belitung yang akan dibuka pada tahun 2017. Hotel tersebut akan memiliki 180 kamar yang dilengkapi dengan ruang pertemuan dan ballroom.
MAJALAH VENUE
HOTEL
TAJUK TENAIYA BROOKFIELD VICE PRESIDENT SALES & MARKETING ARCHIPELAGO INTERNATIONAL
Gaya Millennial yang Mengubah Archipelago
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
78
MAJALAH VENUE
Tenaiya Brookfield membawa nuansa baru dalam Archipelago International. Kepiawaiannya di bidang digital marketing kian mengukuhkan Archipelago International sebagai pemain utama perhotelan di Indonesia
R
uang kerja kantor pusat Archipelago International di Wisma Staco di bilangan Jakarta Selatan tidak berbeda dengan kantor-kantor pada umumnya. Pembatas berbentuk kubus berwarna-warni memisahkan meja setiap karyawan. Dinding juga dicat dengan warna cerah. Bedanya, selalu ada keceriaan di setiap ruangan. Di hari Jumat misalnya, para staf memakai batik berpadu denim. Sementara di hari biasa, mereka mengenakan baju kasual yang rapi. Mereka hilir mudik dengan senyum dan canda. Keceriaan ini sejatinya melanjutkan budaya Charles Brookfield, Pendiri Aston International -- yang kemudian hari berubah nama menjadi Archipelago International. Dia adalah praktisi dan juga pemilik hotel kawakan di Hawaii. Pada tahun 1997, dia tiba di Indonesia untuk mendirikan Aston International yang fokus pada hotel, serviced apartment, manajemen properti. Melalui kerja keras, Aston akhirnya memindahkan kantor pusatnya dari Hawaii ke Jakarta pada tahun 2000, dengan konsentrasi penuh pada pengembangan di Indonesia dan Asia Tenggara, termasuk Filipina. Jakarta ia jadikan kantor pusat, dengan mengelola Hotel Aston Sudirman, sebagai salah satu proyek pertamanya di Indonesia. Brookfield dan timnya terbilang berhasil, dari satu hotel yang dikelola itu, usahanya terus tumbuh hingga saat ini. Sosok Charles Brookfield yang ramah terhadap semua orang dan mau mendengar masukan dari para staf dan
tamu membuatnya mampu membangun tim yang kuat. Budaya inilah yang dilanjutkan Tenaiya Brookfield, Vice President Sales & Marketing Archipelago International. “Filosofi saya dalam bekerja, ‘Setiap orang yang terlibat dalam bisnis ini harus bahagia.’ Mereka merasa didukung, dihargai, dan para staf dapat berbicara dengan atasan mereka mengenai banyak hal,” ujarnya. Dia bergabung dengan Archipelago International pada 1 Desember 2008
sebagai manajer e-commerce. Gadis yang selalu ceria dan menggemari film horor ini memiliki latar belakang sarjana biokimia. Namun, hotel bukanlah industri yang baru baginya. Sejak balita, dia sudah akrab dengan hotel. “Suatu hari, ayah memanggil saya untuk bekerja di Indonesia, di hotelnya. Saya berpikir bisnis hotel biasa bagi saya yang suka tantangan,” ucapnya. Saat itu pengujung tahun 2008, ketika Tenaiya sudah memiliki pekerjaan yang bagus di Washington. Tenaiya adalah sosok generasi millennial pada umumnya, akrab dengan gawai dan menggemari
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
79
wisata kuliner. Saat tiba di Indonesia, tugasnya hanya satu: meningkatkan pendapatan hotel dari e-commerce. Charles Brookfield rupanya sadar benar, cara memesan tamu bakal berubah. Di sisi lain, Online Travel Agent (OTA) juga menggerus margin laba hotel. Begitu datang, Tenaiya langsung merombak tampilan situs Aston International agar elok dipandang mata sekaligus fungsional. Sentuhan Midas Tenaiya mulai terasa. Dalam 2-3 tahun, pendapatan dari e-commerce menjadi yang terbesar dari seluruh pemasukan hotel. “Bagi saya e-commerce itu mudah, sedangkan pelaku industri ini umumnya masih senang melakukan pola lama,” papar Tenaiya, yang mengaku kerap berkantor di pesawat saking seringnya bepergian. Di tangannya, Aston menduduki peringkat pertama hotel terlaris dengan ulasan terbaik di Agoda sejak tahun pertama kehadirannya. Tenaiya memang memasang target, bagaimanapun caranya, Aston harus masuk 10 besar dalam OTA. Namun, setelah memiliki daya tawar kuat, dia menegosiasi ulang harga dengan OTA. Menurutnya, sukses Archipelago International adalah karena karyawan dianggap sebagai modal utama perusahaan. “Anda boleh memiliki properti senilai satu triliun, tetapi aset utama sebenarnya adalah manusianya,” begitu keyakinannya. Hotel yang terhebat ataupun yang terbaik, lanjutnya, selalu menjadikan SDM sebagai aset utama. “Mereka harus merasa mendapat dukungan, dihargai, dan mengerti apa yang harus dikerjakan,” imbuh Tenaiya. Perasaan itu membangkitkan rasa senang terhadap pekerjaan. Dia mengambil contoh saat berlibur di hotel berbintang lima. “Mereka ada yang bekerja biasa saja. Namun, di lain waktu, saya menginap di hotel lain yang peduli dan bahkan memperlakukan saya seperti keponakannya,” papar Tenaiya. Menurutnya, hal itu bergantung pada bos. Bila para karyawan memiliki bos yang peduli dan mendukung bawahan, mereka akan mendapati staf yang bekerja keras dengan sepenuh hati. Kegembiraan di ruang kerja ini menular hingga kepada
MAJALAH VENUE
HOTEL
TAJUK
HOTEL
TAJUK
manajemen hotel yang mereka kelola. Sebagai hotel internasional yang bermula di Indonesia, Archipelago International mengangkat budaya Nusantara dengan keramahan khas Indonesia. “Kami melayani dengan hati,” kata Tenaiya. Salam dengan senyum ramah, dengan meletakkan tangan di dada menjadi ciri khas seluruh staf di properti yang dikelola Archipelago International. Begitulah yang dia tularkan ke seluruh hotel yang dikelola Archipelago International. Atmosfer yang menyenangkan itu membuat operator hotel ini menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. Archipelago
International mengelola 126 hotel dengan tujuh brand, Favehotel, NEO, Quest, Harper, Aston, Alana, dan Kamuela, yang berada di Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Dalam dua tahun ke depan, Archipelago International bakal membuka 50 hotel lagi, dan dia merasa dibantu oleh para staf dan pemilik. Selain menjadikan SDM sebagai aset utama, kesuksesan Archipelago International, menurut Tenaiya, adalah karena berhasil beradaptasi, dengan banyak mendengar keinginan klien dan tamu. Kemudian menangkap kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi. “Misalnya, kami pernah
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
80
menjadi pionir televisi pintar yang ditaruh dalam setiap kamar hotel. Namun, pasar tidak menyambut baik. Saat kami menggantikannya dengan akses Internet nirkabel berkecepatan tertinggi, permintaan kamar melonjak,” ujar Tenaiya. Visi Archipelago International, imbuh Tenaiya, adalah menjadi perusahaan hospitality yang paling diminati oleh para tamu, pemilik, dan karyawan di Asia. Untuk mencapai cita-cita itu, dia dan para staf perlu melakukan hal-hal yang melebihi ekspektasi para tamu di seluruh hotel yang dikelola Archipelago International. “Kami membantu staf kami untuk mengembangkan kariernya sambil membantu pemilik untuk merancang, membuat, dan mengoperasikan secara sukses sebuah hotel ‘terbaik di kelasnya’ yang dapat mereka banggakan,” papar Tenaiya. Pada siang itu, menutup obrolan dengan VENUE, Tenaiya mengatakan bahwa dirinya tidak pernah khawatir mengenai persaingan dalam kualitas. Dia hanya khawatir akan perilaku konsumen di Indonesia yang gemar diskon, bonus, dan sesuatu yang gratis, yang menurutnya justru membuat pelayanan hotel menurun dan menciptakan perang harga.
MAJALAH VENUE
DISPLAY IKLAN
HOTEL
TAJUK Gapura Bali, area Lagoon Garden, The Sultan Hotel & Residence Jakarta
I NYOMAN SARYA
VICE PRESIDENT OPERATION SINGGASANA HOTELS & RESORTS
Mengelola Jaringan Hotel dengan Sentuhan Lokal dan Standar Internasional EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
82
MAJALAH VENUE
HOTEL
TAJUK Pernah menyandang nama besar Hilton tidak membuat Hotel Sultan terpuruk. Bahkan hotel ini mampu menaikkan okupansi di Lagoon Tower dari pada saat masih ditangani Hilton International.
I
Nyoman Sarya bukanlah sosok baru di group Singgasana Hotels & Resorts. Ia terlibat pula saat lepas landas Hotel Sultan Jakarta menjadi chain hotel nasional yang diperhitungkan setelah sekian lama bernaung di bawah payung manajemen Hilton Internasional. Selain mampu menghadirkan sentuhan budaya Indonesia, Hotel Sultan mampu mempertahankan kualitas dan okupansi meskipun tidak lagi di bawah manajemen Hilton. “Hal ini membuktikan bahwa kualitas SDM Indonesia tidak kalah dengan asing. Sistem yang dibentuk dan SDM yang andal menjadi fondasi kuat dalam bisnis perhotelan,” papar I Nyoman Sarya, Vice President Operation Singgasana Hotels & Resorts. Sebelum menduduki posisinya saat ini, Sarya meniti karier panjang di bidang finansial perhotelan. Pria kelahiran Kintamani, Bali, ini mengaku bekerja di hotel karena “tergelincir”. Saat diterima di Jurusan Sastra Inggris, Universitas Udayana, Bali, dia ingin menjadi dosen. Namun, pada era akhir 1980-an, layaknya banyak anak muda saat itu, dia berpikir untuk cepat mendapat kerja. Lalu, dia teringat akan presentasi Balai Pendidikan & Latihan Pariwisata (BPLP) Bali, yang mempresentasikan prospek kerja di dunia perhotelan. “Saya berpikir untuk pindah (kuliah) karena ingat BPLP menawarkan kami untuk cepat mendapat pekerjaan. Akhirnya saya ikut pendaftaran gelombang kedua dan mulai kuliah pada tahun 1987 dengan mengambil jurusan akuntansi perhotelan,” kenang Sarya. Benar saja, begitu lulus pada tahun 1989, Sarya langsung bekerja di Bali Resort Palace Hotel di Tanjung Benoa, yang kemudian hari di-rebranded menjadi Novotel. Setelah itu, ia berpindah-pindah kerja karena hotel baru bermunculan. Walhasil, alumni BPLP Bali menjadi rebutan, termasuk dirinya. Pada tahun 1993, dia menerima tawaran Hotel Hilton Surabaya. “Saya paling lama bekerja
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
83
di Hilton Surabaya. Suasana kerjanya nyaman untuk meningkatkan kapasitas diri. Kotanya juga nyaman. Selain itu, (Surabaya) dekat dengan Bali,” kenang Sarya. Selagi tinggal di Surabaya, dia sempatkan kuliah lagi di Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, dan hobi mengajarnya pun sempat tersalurkan di Jurusan Perhotelan Universitas Petra Surabaya. Seiring rencana owning company untuk tidak memperpanjang kontrak manajemen dengan Hilton, Sarya ditarik kembali ke grup untuk bergabung di kantor pusat Jakarta. Tugasnya melakukan konsolidasi finansial dan membantu tim rebranding properti di Jakarta, Surabaya, Bali, dan Makassar. Brand Hilton di Jakarta berubah nama menjadi The Sultan Hotel Jakarta, Hilton Surabaya menjadi Singgasana Surabaya, dan Bali Hilton menjadi Ayodya Resort Bali, dan Marannu City menjadi Singgasana Makassar. Mulanya, banyak pihak meragukan keberhasilan Singgasana Hotels & Resorts mengelola properti sendiri. “Masa peralihan yang sulit berjalan selama enam bulan. Kami meyakinkan customer baik internal (karyawan) maupun eksternal (klien kami). Saat itu, tingkat hunian turun hingga 10 persen. Namun, kami mengantisipasinya dengan meyakinkan para tamu langganan kami bahwa walaupun brand berubah, pelayanan tidak ada yang berkurang justru kian disempurnakan,” jelas Sarya. Setelah berganti brand, revenue hotel khususnya Lagoon Tower meningkat dibanding pada saat bersama Hilton. “Meskipun nama kami hilang dari pemasaran internasional Hilton, program pemasaran tetap berjalan. Kami sempat bekerja sama dengan Worldhotels. Urusan pemasaran internasional menjadi lebih mudah di era internet.” ujar Sarya. Pada saat saat awal, Branding The Sultan Hotel Jakarta sangat terbantu oleh media dan dengan adanya berbagai event besar yang digelar di hotel itu. Salah satunya dengan menjadi official hotel untuk perhelatan Java Jazz yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center—sebelum pindah di area JIEXpo. Pada tahun 2007, dia berinisiatif ke pimpinan dan mendapatkankan tantangan baru di bagian operasional. Jadilah dia memegang dua jabatan: group finansial dan resident manajer. Kemudian pada tahun 2012, dia resmi diangkat menjadi General Manager (GM) The Sultan Hotel Jakarta. Bagi
MAJALAH VENUE
HOTEL
TAJUK
Sarya, posisi GM juga membuktikan bahwa sumber daya manusia Indonesia mampu menakhodai hotel bintang lima berstandar internasional, tidak kalah dengan para GM asing. Menurutnya, membangun hubungan emosional dengan klien atau tamu adalah sangat penting. Pendekatannya bisa sangat personal, mulai menjamu makan siang/malam hingga bermain golf bersama klien. “Tamu kami yang ekspatriat ada yang sudah 30 tahun tinggal di apartemen kami (The Residence). Bahkan, hingga pensiun masih menetap di apartemen yang dikelola Singgasana di area Hotel Sultan,” kata Sarya yang mengambil tesis tentang rebranding Hotel Sultan dari “international hotel chain menjadi local hotel chain. Selain itu, dia juga mengaku sering menyempatkan waktu untuk mengobrol dengan para tamu untuk mendapatkan feedback dari tamu. Bahkan setelah bertahun-tahun berlalu pertemanan itu tetap dibangun. “ Hubungan yang berkelanjutan Inilah menjadi salah satu kunci sukses kami. Tentunya hal ini kami tularkan kepada seluruh GM yang bekerja di Singgasana,” imbuh Sarya. Kunci sukses lainnya, menurut Sarya, adalah harus tanggap dan adaftif dengan perilaku konsumen. Di era digital ini misalnya, pemesanan banyak
Setelah berganti brand, revenue hotel meningkat hingga 35 persen dibanding pada saat bersama Hilton. “Meskipun nama kami hilang dari pemasaran internasional Hilton, semuanya tetap berjalan karena urusan pemasaran menjadi lebih mudah di era internet. Kami juga bekerja sama dengan pemasar lain di luar negeri dilakukan melalui Internet. “Kami bekerja sama dengan Online Travel Agent (OTA) selain membuka pemesanan lewat website yang ‘user friendly” . Bahkan promosi juga kami giatkan di media sosial dan membentuk divisi khusus pemasaran digital,” pungkas Sarya. Saat ini, pemesanan melalui online terus menunjukkan peningkatan, walaupun masih banyak pemesanan melalui e-mail maupun telepon, yang biasanya dilakukan oleh para sekretaris perusahaan. Menurut Sarya, Hotel Sultan memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh hotel lainnya. Dengan nuansa Indonesia yang kuat dan lingkungan yang luas, asri, dan taman yang hijau, ini membuat tamu seolah-olah tidak sedang berada di Jakarta yang hiruk pikuk.. “Selain itu, kami terhubung langsung dengan JCC, yang tentunya akan memudahkan tamu tamu untuk mengikuti pameran dan konvensi di
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
84
JCC. Delegasi konvensi atau peserta pameran juga dapat menginap dengan standar pelayanan yang tinggi di sini,” papar Sarya. Sebagai hotel bisnis dan MICE, pihaknya telah terbiasa menangani berbagai perhelatan berskala internasional maupun nasional. Tim kami berpengalaman menangani berbagai macam situasi sehingga para tamu atau siapa pun yang berada di hotel tetap merasa aman dan nyaman,” tutup Sarya. Bahkan, pihaknya juga terbiasa menangani protokoler yang ketat dari para tamu negara. Singkatnya, The Sultan Hotel Jakarta mampu menangani berbagai event MICE dengan standar tinggi. Pasalnya, Hotel Sultan merupakan cermin idealisme pemilik dalam industri hospitality.
MAJALAH VENUE
HOTEL
TAJUK
ANDHY IRAWAN MANAGING DIRECTOR DAFAM HOTEL MANAGEMENT
Seni Mengembangkan MICE di Secondary City EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
86
MAJALAH VENUE
Sosok Andhy Irawan bukanlah figur asing di industri perhotelan. Mengawali karier sebagai pekerja harian di Inna Grand Bali Beach pada tahun 1989, Andhy bertransformasi menjadi penggawa Dafam Hotel Management (DHM)
T
ahun 2010 menjadi momen bersejarah bagi Andhy Irawan, Managing Director Dafam Hotel Management (DHM). Bersama Billy Dahlan, pengusaha muda asal Pekalongan, Jawa Tengah, dia membidani lahirnya DHM yang kemudian menjadi jaringan hotel nasional dengan pertumbuhan sangat progresif. Pemilihan nama Dafam, diakui Andhy, memiliki makna tersendiri. ‘D’ merupakan singkatan dari ‘doa dan syukur kepada Tuhan’. ‘A’, imbuh dia, bermakna ‘asas kepedulian terhadap sesama dan lingkungan’, dan ‘F’ merupakan ‘formulasi tata kelola perusahaan yang baik’. Sementara ‘A’ berikutnya berarti ‘amanah dalam menjalankan pekerjaan secara jujur, profesional, dan sepenuh hati’. Terakhir, ‘M’ bermakna ‘manfaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara’. Makna nama itu, menurut Andhy, selaras dengan prinsip bisnis DHM yang tidak semata mengejar keuntungan, tetapi juga harus bermanfaat bagi sesama. “Saat berinvestasi di sebuah kawasan, kami juga memiliki tanggung jawab mengembangkan destinasi tersebut. Caranya, kami bantu pemerintah setempat untuk mempromosikan potensi (pariwisata) yang mereka miliki,” jelasnya.
Prinsip tersebut, imbuh dia, menjadi alasan DHM cenderung membidik secondary city atau kota lapis kedua sebagai kawasan operasionalnya. Kebumen, Purwokerto, Banjarbaru, Cilacap, dan Lubuklinggau merupakan contohnya. Namun, tambahnya lagi, memilih kota lapis kedua juga bukan tanpa konsekuensi. Di kawasan itu, profesi sebagai pekerja hotel masih dipandang minor. “Itu mengapa sebagai hotelier, kami berupaya untuk mengedukasi masyarakat. Kami memberikan pemahaman bahwa
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
87
bekerja di hotel itu baik dan apa yang mereka bawa pulang itu berkah,” katanya. Setelah enam tahun beroperasi, menurut Andhy, DHM sudah mengelola 25 properti di seluruh Indonesia. Hingga Desember 2016, jaringan hotel nasional ini menambah dua properti baru di Bali. Targetnya, DHM akan menambah 25 hotel baru dalam dua tahun ke depan. Lima dari hotel baru itu, menurut Andhy, merupakan milik DHM. Sekitar 15 lainnya, DHM bertindak sebagai operator dan sisanya, DHM akan mengambil alih manajemen hotel lain. Dengan demikian, hingga akhir tahun 2018, DHM akan memiliki 50 hotel. Dari target itu, sekitar 60 persen dari properti baru DHM akan berada di kawasan Indonesia Timur, dengan Makassar sebagai fokus utama. Sementara 20 persen lainnya akan dioperasikan di Jakarta dan sisanya tersebar di wilayah lainnya. “Industri Timur memang sangat potensial. Selain Makassar, kami juga berencana akan masuk di Luwuk, Sorong, dan Jayapura,” jelasnya. Kerja keras selama enam tahun, menurut dia, membawa DHM menerima berbagai penghargaan. Jaringan hotel asal Semarang ini pernah menerima penghargaan Jaringan Hotel Lokal Terdepan di Indonesia periode 2011/2012 dari Travel Tourism Award Foundation. Kemudian pada November 2011, DHM sukses memboyong penghargaan Inovasi Pemasaran Terbaik versi Marketing Award.
MAJALAH VENUE
HOTEL
TAJUK
HOTEL
TAJUK
SERIUS MENGGARAP MICE Sektor pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (MICE), diakui Andhy, memegang komposisi sekitar 60 persen terhadap pendapatan DHM. Hal itu membuktikan, MICE, terutama sektor pertemuan, berkembang positif di kota lapis kedua. “Saya ambil contoh Pekalongan. Masyarakatnya gemar berkegiatan, sayangnya hal itu tidak didukung venue yang mumpuni. Ini peluang bagi DHM. Oleh karena itu, dibangunlah Hotel Dafam Pekalongan yang dilengkapi ruang serbaguna berkapasitas 1.000 orang. Meskipun tidak dimungkiri bahwa hingga saat ini kami masih terus mengedukasi mereka tentang nilai lebih menggelar event di hotel,” paparnya. Selain masyarakat, menurut Andhy, investor juga perlu diberikan edukasi. Pasalnya, tidak semua calon investor memahami posisi strategis segmen MICE dalam mendorong pendapatan hotel. “Beberapa investor menganggap membangun ruang pertemuan
Saat berinvestasi di sebuah kawasan, kami juga memiliki tanggung jawab mengembangkan destinasi tersebut. Caranya, kami bantu pemerintah setempat untuk mempromosikan potensi (pariwisata) yang mereka miliki
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
88
atau ballroom di sebuah hotel akan mengurangi jumlah kamar. Padahal, ketika ballroom dan ruang pertemuan terisi, hotel juga akan menjual food and beverage serta kamar,” katanya. Meski MICE berkontribusi besar pada bisnis hotel, Andhy tidak serta merta menyelipkan fasilitas MICE di semua brand DHM. Dafam Express misalnya, dipastikan tidak akan dilengkapi ruang pertemuan. Pasalnya, konsep hotel bujet hanya berfokus pada penyediaan bed (kamar) dan breakfast (sarapan). “Jadi memang tidak ada ruang pertemuan untuk hotel bujet. Kami tidak mau melanggar aturan itu dengan memaksakan membangun ruang pertemuan. Fasilitas MICE (ruang pertemuan dan ballroom) hanya kami sediakan untuk hotel ekonomi hingga bintang lima,” terangnya.
MAJALAH VENUE
HOTEL
HOTEL
TAJUK
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
90
MAJALAH VENUE
HOTEL
TAJUK
CITA DEWANTORO GENERAL MANAGER CORPORATE SALES & MARKETING SANTIKA INDONESIA HOTELS & RESORTS
Jatuh Cinta pada Industri Perhotelan
P
epatah “Kalau jodoh tidak akan ke mana” tampaknya sangat tepat dialamatkan kepada perjalanan karier Cita Dewantoro, General Manager Corporate Sales & Marketing Santika Indonesia Hotels & Resorts. Perkenalannya dengan brand Santika Indonesia terjadi sekitar tahun 1991. Kala itu, dia mewakili brand Hyatt Hotels mengikuti pasar wisata ITB Berlin di Jerman. Dalam event itu, dia berkenalan dengan salah satu staf operator tur wisata asal Jerman yang bercerita panjang lebar tentang pelayanan luar biasa dan pengalaman uniknya selama menginap di Santika Yogyakarta. Dia bahkan menyetarakan layanan Santika Yogyakarta dengan Mandarin Oriental Bangkok yang kala itu tersohor dengan layanan primanya. Pasca-event, perkataan lelaki Jerman itu masih terngiang di pikiran Cita. “Saya bertanya-tanya, ‘Bagaimana mungkin sebuah jaringan hotel lokal yang dipimpin oleh orang lokal pula mampu meninggalkan kesan mendalam di hati orang asing?’ Ini menjadi tanda tanya bagi saya kala itu,” kata lelaki berdarah Jawa tersebut. Pertanyaan Cita tentang Santika kemudian terjawab 13 tahun kemudian. Pertengahan tahun 2004, garis hidup membawanya menduduki
posisi General Manager Santika Yogyakarta, yang sekarang dikenal sebagai Santika Premiere Yogyakarta. “Saya senang sekali. Akhirnya, rasa kagum dan penasaran saya tentang manajemen hotel tersebut terjawab sudah,” tuturnya. Namun, jalan Cita memimpin Santika Yogyakarta bukan tanpa riak. Hotel yang hanya berjarak 20 menit dari Bandara Internasional Adi Sumarmo dan 10 menit menuju kawasan Malioboro itu, menurut dia, dikelilingi oleh kompetitor asing. Hotel itu juga menempati bangunan yang usianya tidak dapat dikatakan muda lagi. Lelaki tiga anak itu kemudian memulai proyek peremajaan sejumlah fasilitas hotel. Dia mengganti fasilitas 30 kamar di sisi kiri bangunan utama hotel serta merenovasi restoran dan kolam renang. Langkah tersebut, menurut dia, sempat menuai kritik karena dianggap tidak menyelesaikan persoalan. Namun, dia menjelaskan, strateginya tidak hanya sebatas meremajakan fasilitas 30 kamar yang menawarkan pemandangan tembok itu. “Saya ubah segmen pasarnya. Saya mencari tamutamu yang beraktivitas di pagi hari dan kembali malam hari untuk beristirahat. Tamu seperti ini umumnya tidak mempersoalkan pemandangan yang tersaji di balik jendela kamar mereka.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
91
Strategi itu pun terbukti efektif,” tuturnya. Sekitar tahun 2006, setelah sukses menangani Santika Premier Yogyakarta, Cita diminta untuk memimpin Santika Premiere Slipi Jakarta. Di awal kepemimpinannya, lagi-lagi dia merenovasi kamar, ruang pertemuan, dan ballroom di hotel yang berlokasi di Jalan K.S. Tubun itu. Cita berpendapat, kamar adalah fasilitas pertama yang dinilai tamu ketika memasuki sebuah hotel. Itu alasan dia menaruh perhatian besar terhadap kamar. Berhasil mendongkrak performa hotel, Santika Indonesia Hotels & Resorts memercayakan posisi general manager hotel project kepadanya pada tahun 2009. Divisi itu bertanggung jawab atas proyek renovasi properti serta pengembangan hotel baru Santika. Cita mengungkapkan, Santika kemudian menetapkan dana cadangan yang dapat digunakan untuk perawatan bangunan di masing-masing properti. “Tujuannya, agar ketika bangunan hotel harus dipugar, owner (pemilik hotel) tidak perlu pusing memikirkan biayanya.” Posisi sebagai general manager hotel project, diakui Cita memberikannya pengalaman dan pengetahuan baru di industri perhotelan. “Pada akhirnya saya semakin mengerti kebutuhan
MAJALAH VENUE
HOTEL
TAJUK Hingga akhir tahun 2016 Santika Indonesia Hotels & Resorts mengoperasikan 99 hotel dengan 11.981 kamar. Sementara tahun depan, jaringan hotel ini berencana mengembangkan Amaris, Santika Hotel, dan Santika Premiere.
untuk pengembangan sebuah hotel. Misalnya, jarak antara restoran dengan dapur dan keselarasannya dengan peralatan yang digunakan di dalamnya. Saya juga mempelajari cara memilih fasilitas yang operational friendly,” paparnya. Pada tahun 2012, Cita termasuk sosok yang membidani lahirnya Santika Premiere Dyandra Medan, yang dirancang untuk kebutuhan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (MICE). Hotel berbintang empat itu dibekali ruang serbaguna yang mampu menampung 1.200 orang dan hall pameran berluas 2.100 meter persegi. Dalam perjalanannya, hotel ini menghadapi posisi sulit akibat kepungan hotel bintang lima di sekitarnya. “Agar mampu berdaya saing, saya memutuskan untuk mempromosikan kamar-kamar berukuran serupa dengan bintang lima di situs internal Santika
Premiere Dyandra Medan. Tujuannya, agar tamu melihat bahwa kami yang merupakan hotel bintang empat juga memiliki kamar seluas hotel bintang lima. Hasilnya, tamu lebih memilih kamar kami karena harganya tentu lebih ekonomis dibanding hotel bintang lima,” katanya. Usai mengamankan posisi Santika Premiere Dyandra Medan, pada awal tahun 2015 Cita diminta kembali ke kantor pusat dan menduduki posisi general manager corporate sales & marketing. Dia membawahi sekitar 200 tenaga sales & marketing di seluruh properti Santika di Indonesia. “Untuk mempermudah pemantauan, saya bagi menjadi tiga zona: barat, tengah, dan timur. Tiap-tiap zona memiliki koordinator masing-masing. Sementara untuk mempermudah komunikasi, kami memanfaatkan aplikasi WhatsApp,” imbuh dia.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
92
Cita berharap, Santika Indonesia Hotels & Resorts tidak hanya kuat di dalam negeri, tetapi juga memperluas ekspansinya di pasar internasional. Saat ini, Santika memperluas pangsa pasarnya dengan beroperasi di Singapura. Alasan pemilihan Negara Patung Singa, menurut dia, ialah karena memiliki pasar potensial untuk wisatawan leisure maupun bisnis. Hingga akhir tahun 2016 Santika Indonesia Hotels & Resorts mengoperasikan 99 hotel dengan 12.083 kamar. Sementara tahun depan, jaringan hotel ini berencana mengembangkan Amaris, Santika Hotel, dan Santika Premiere. Cita mengaku, perjalanan selama 12 tahun membesarkan Santika Indonesia Hotels & Resorts membuatnya semakin jatuh cinta pada industri perhotelan. Baginya, industri ini merupakan sektor dinamis yang selalu penuh kejutan dan tantangan.
MAJALAH VENUE
HOTEL
HOTEL
TAJUK JACK WIDAGDO GENERAL MANAGER ALILA SOLO
Karyawan Bahagia, Tamu pun Senang Jack Widagdo memaknai industri perhotelan sebagai industri dinamis yang menuntut gairah dan dedikasi. Sebagai general manager, dia berkewajiban membahagiakan karyawannya. Prinsipnya, karyawan yang bahagia akan mampu membahagiakan tamunya.
K
arier selama 17 tahun memang bukan waktu yang singkat bagi Jack Widagdo untuk mendalami seluk-beluk industri perhotelan. Seperti kebanyakan pekerja, dia menapaki kariernya dari bawah, dimulai dari mengurusi katering, restoran, dan layanan kamar di beberapa hotel di Australia. Dia kemudian dipercaya menangani room division hingga hijrah ke bagian penjualan dan pemasaran. Kariernya terbilang dinamis. Jack pernah dua kali terlibat dalam tim pra-pembukaan hotel. Dia juga pernah tergabung dalam tim pergantian brand hotel serta proses renovasi hotel. Pengalamannya di industri perhotelan semakin kaya dengan melenggang ke sejumlah negara, seperti Singapura, Bangkok, dan Cina. Terakhir, pada Juni 2016, Jack dipinang Alila Solo untuk menduduki posisi general manager. Menakhodai hotel mewah berstandar internasional di Kota Solo, sekaligus properti perdana Alila Resorts & Hotels di Jawa Tengah, diakuinya bukan hal mudah. Tugasnya tidak hanya mengedukasi pasar terkait gerak bisnis Alila Solo. Dia juga harus mampu meningkatkan daya saing hotel yang beroperasi sejak November 2015 itu.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
94
MAJALAH VENUE
HOTEL
TAJUK
Filosofi saya, ‘Karyawan Bahagia, Tamu pun Senang’. Dengan begitu, performa Alila Solo dapat terdongkrak dan loyalitas karyawan meningkat
Untungnya, Jack dipermudah dengan kelengkapan fasilitas yang ditawarkan Alila Solo. Hotel dengan 257 kamar ini menawarkan 15 ruang pertemuan dan ruang serbaguna berkapasitas 3.000 orang yang dikhususkan bagi tamu MICE, weddings, dan events. Sementara untuk kegiatan leisure, hotel ini memiliki kolam renang dan sky lounge di lantai 30. Mengembangkan segmen pasar juga dinilai Jack perlu dilakukan untuk memperkuat bisnis hotel. “Saat ini, generasi muda (millennial) adalah segmen pasar yang sangat bertumbuh. Untuk menggaet mereka, diperlukan pendekatan berbeda. Pasar ini dekat dengan teknologi, terutama gawai. Oleh karena itu, promosi dilakukan melalui media sosial dan kampanye melalui media daring lainnya,” kata Jack. Tahun ini, menurut Jack, performa Alila Solo diproyeksikan meningkat. Pasalnya, okupansi (tingkat keterisian) kamar sudah mencapai target sampai akhir tahun ini. Segmen MICE, menurut dia, juga bertumbuh cukup positif tahun ini. Pasalnya, sekitar dua per tiga dari pendapatan food and beverage Alilla Solo didapat dari MICE. “Secara pribadi, saya juga ingin berkontribusi dalam memperkenalkan Kota Solo sebagai salah satu destinasi wisata unggulan dunia. Ketika Solo sudah menjadi destinasi wisata, dengan sendirinya produk dan layanan Alila Solo akan mendapatkan tempat di hati wisatawan,” kata Jack.
TERINSPIRASI JOBS DAN BRANSON Dalam berkarier, Jack menjadikan Steve Jobs dan Richard Branson sebagai idolanya. Di matanya, Jobs, yang merupakan bos Apple, adalah sosok yang penuh semangat, kreatif, dan mampu mengubah dunia melalui teknologi. Sementara Branson, yang merupakan pemilik 400 perusahaan di bawah bendera Grup Virgin, memukau Jack dalam upayanya menyejahterakan karyawan.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
95
Hal itu menginspirasi Jack untuk selalu menjaga kreativitas dan mengutamakan karyawan di tengah iklim kerja industri perhotelan yang dinamis. Pendekatan dengan karyawan juga dilakukannya lewat banyak melontarkan candaan. “Filosofi saya, ‘Karyawan Bahagia, Tamu Pun Senang’. Dengan begitu, performa Alila Solo dapat terdongkrak dan loyalitas karyawan meningkat,” kata lelaki yang gemar menikmati waktu luang dengan membaca buku dan menonton film ini.
MAJALAH VENUE
SUPLIER
TAJUK
RUDI HIDAYAT
CEO PT V2 INDONESIA
Melayani Pengusaha Layar Tancap hingga Korporat EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
96
MAJALAH VENUE
Selama 25 tahun, loyalitas dan kepercayaan pelanggan diyakini Rudi Hidayat sebagai kunci untuk bertahan dalam dunia bisnis
“I
barat berdagang telur, jangan hanya satu peti. Kalau peti itu jatuh, semua telurnya akan hancur. Habislah dagangan Anda. Begitu pula berbisnis. Jangan hanya mengandalkan satu sumber saja.” Itulah pesan Yanto, Pemilik Tito Film, usaha layar tancap yang cukup tersohor pada era ’80 hingga ’90-an, kepada Rudi Hidayat, CEO PT V2 Indonesia. Kala itu, bisnis layar tancap memang tengah naik daun. Dalam satu hari, Tito Film bahkan dapat memutar film 80-90 kali di satu tempat. “Untuk memutar film tentu butuh mesin khusus. Saya melihat peluang itu. Oleh karena itu, saya memboyong proyektor Elmo 16 milimeter produksi Jepang dengan Over Head Projector (OHP). Yanto dan market korporat pengguna OHP kala itu adalah klien awal kami,” katanya. Pada periode 1992-1997, V2 Indonesia tidak hanya menyuplai Elmo 16 milimeter ke Tito Film, tetapi juga ke dua perusahaan besar layar tancap di Indonesia. Bagi Rudi, Yanto bukanlah klien biasa. Meski Yanto adalah pengusaha berpenampilan sederhana, dia merupakan sosok profesional yang mengajarkan seluk-beluk bisnis kepada Rudi. “Dia menyimpan proyektor dengan apik. Seluruh pegawai wajib berpenampilan rapi meski layar tancap itu masuk ke perkampungan dan pelosok. Selain Yanto, ada juga seorang pemilik toko elektronik di Glodok, Jakarta Barat. Dia merupakan dealer pertama V2 Indonesia dan yang mendukung saya dalam mengembangkan penjualan OHP,” tutur Rudi. Ketika resesi ekonomi melanda pada tahun 1998, pamor layar tancap mulai meredup. OHP pun mulai ditinggalkan pengguna karena dinilai tidak relevan dengan perkembangan teknologi. Namun, krisis menjadi berkah bagi Rudi. Di kala
SUPLIER
TAJUK
SUPLIER
TAJUK
banyak perusahaan gulung tikar, beberapa perusahaan yang bergerak di bidang ekspor mampu bertahan. Inilah alasan permintaan proyektor tetap tinggi. Pada tahun 1996-1998, V2 Indonesia bahkan menjadi distributor proyektor Fujitsu produksi Jepang. Rudi juga diuntungkan dengan harga Fujitsu yang lebih ekonomis dibandingkan produk sejenis dari brand lain. Sambil berjualan proyektor, dia memberanikan diri untuk menjual televisi plasma produksi Fujitsu pada tahun 1999. Rudi mengaku sempat ragu untuk memasarkan televisi plasma itu karena harganya terbilang mahal. Dia juga harus mencermati positioning produk tersebut di tengah persaingan dengan merek televisi ternama lainnya. Sebagai langkah awal, dia hanya membeli dua unit televisi plasma Fujitsu dan memamerkannya di Mal Puri Indah, Jakarta Barat. Tidak dinyana, satu unit televisi plasma
berbanderol ratusan juta rupiah itu laku dijual. Saat memegang Fujitsu, Rudi mengakui, dia melakukan promosi yang cukup besar. Tidak main-main, Rudi menganggarkan dana promosi mencapai Rp800 juta. Resesi ekonomi, membuat harga iklan di surat kabar nasional sangat bersahabat. Belum lagi iklan Fujitsu terbit setiap Senin di halaman depan. Strategi lainnya, dia memilih untuk mengikuti pameran. Lepas era televisi plasma, pada tahun 2002, Rudi kembali menjadi distributor Nakamichi, produk audio asal Jepang yang tersohor dengan kejernihan suaranya. DARI PROYEKTOR HINGGA SPEAKER Setelah beroperasi selama 25 tahun, V2 Indonesia telah memegang hak distribusi untuk lebih dari 20 merek produk audio visual. Produk-produk itu membidik segmen business to business
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
98
(B2B) dan business to costumer (B2C). Sekitar 60 persen komposisi pasar V2 Indonesia, menurut Rudi, dikuasai oleh segmen pasar B2B. Sejalan dengan tagline perusahaan, yaitu Focus on Future Technology, V2 Indonesia memusatkan perhatian untuk mendistribusikan produk-produk teknologi audio visual yang inovatif dan unik dalam balutan layanan prima. Saat in V2 Indonesia juga melayani hampir 80 persen klien dari stasiun televisi swasta yakni untuk studio berita. V2 Indonesia juga berkontribusi sebagai penyedia peralatan smartcity di Jakarta, Tangerang, Surabaya, Makasar, dan Kalimantan. “Control room di kementerian juga menjadi pangsa pasar terbaik kami,” jelas Rudi. Kini, Rudi bercita-cita untuk mengembangkan bisnisnya ke luar negeri sambil terus melayani segmen MICE Tanah Air. Prinsip thinking out of the box menjadi modal V2 dalam mencari produk-produk teknologi inovatif.
MAJALAH VENUE
BIROKRAT
TAJUK PRASETYO ARIBOWO
KEPALA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA JAWA TENGAH
Membangun MICE Jawa Tengah
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
100
MAJALAH VENUE
BIROKRAT
TAJUK
T
urunan ekonomi dari setiap perhelatan kegiatan MICE ditengarai langsung menetes ke masyarakat. Tak ayal, MICE dijadikan kendaraan untuk mengembangkan sektor pariwisata di Jawa Tengah (Jateng). Terminologi MICE (meeting, incentive, convention, exhibition) masih asing di telinga Prasetyo Aribowo ketika dipercaya menduduki posisi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng pada tahun 2011. Namun, naluri keingintahuannya begitu kuat. Dia pun lantas mendatangi Kementerian Pariwisata, akademisi, dan pelaku bisnis MICE di Jakarta. “Ternyata MICE itu industri yang tidak boleh dianggap enteng. MICE mempunyai dampak langsung terhadap sektor riil dan merupakan akumulasi dari hulu hingga hilir kegiatan pariwisata,” kata Prasetyo. Dia kemudian menjadikan MICE sebagai kendaraan untuk mengembangkan pariwisata di Jateng. Kebetulan momentumnya tepat. Ketika itu Kementerian Pariwisata tengah mencanangkan program Tahun Kunjungan Wisata. “Saya kemudian
menyusun program Visit Jateng 2013 dengan porsi MICE cukup besar di dalamnya,” kata Prasetyo. Waktu persiapan selama dua tahun dia manfaatkan untuk bergerilya ke beberapa kementerian untuk membawa kegiatan mereka ke Jateng. Hasilnya memuaskan, Visit Jateng 2013 mengoleksi sekitar 294 acara yang terdiri dari serangkaian kegiatan festival, konser musik, seminar, rapat, dan konvensi. “Puncak acaranya adalah Festival Film Indonesia (FFI). Ketika itu, kami berhasil memenangi bidding tuan rumah pelaksanaan FFI,” kata Prasetyo. Usai acara, Prasetyo melakukan evaluasi. Meskipun kunjungan wisatawan mengalami peningkatan, ada hal yang masih belum sesuai dengan ekspektasinya. Boleh jadi memang karena standar yang digunakan oleh Prasetyo untuk menilai keberhasilan program terbilang tinggi. Menurutnya, potensi pariwisata dan MICE di Jateng sangat besar. Sayangnya, itu belum tereksplorasi secara maksimal. Untuk itu, dia kemudian merangsang para pelaku industri Jateng agar lebih eksploratif dan kreatif.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
101
Salah satu caranya adalah dengan turut membidani Jawa Tengah Meeting and Incentive Forum (JTMIF) dengan berkolaborasi dengan Majalah VENUE. JTMIF perdana yang berlangsung di Semarang pada tahun 2014 menjadi titik tumpu agar Kota Lumpia itu masuk dalam peta bisnis MICE di Indonesia, menyusul tetangganya Solo. “Melalui JTMIF, kami memancing kreativitas pelaku industri di Jateng. Selain itu, terjadi transfer pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat menjadi bekal untuk go international,” kata Praseyto. Kini, menurut Prasetyo, virus MICE mulai menular ke kabupaten/kota lain di Jateng. Hal itu setidaknya ditandai dengan mulai bermunculannya venuevenue baru di sejumlah kota seperti Salatiga, Banyumas, Magelang, Kudus, dan Pekalongan. “Dua kota itu (Solo dan Semarang) menjadi inspirasi kota lainnya. Mereka telah sadar bahwa MICE dapat menjadi pendorong perekonomian daerah. Kami pun terus melakukan sinkronisasi program dengan kabupaten dan kota dua kali dalam setahun,” katanya.
MAJALAH VENUE
AKADEMI
TAJUK DR. ANANG SUTONO KETUA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG
Guru Para Insan Pariwisata
Anang Sutono memberikan impian tinggi kepada para pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengibarkan bendera STP Bandung ke ranah internasional. EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
102
MAJALAH VENUE
AKADEMI
TAJUK
K
etertarikan Anang Sutono pada bidang pariwisata dan hospitality telah muncul semasa kecil. Waktu itu, kegiatan nyadran di Ngawi, kampung kelahirannya, menjadi momentum yang paling dinantikan oleh pria kelahiran September 1965 ini. Nyadran, sebagai kegiatan ritual “bersih desa”, membuat suasana kampung menjadi meriah. Seluruh orang di kampung berkumpul untuk melakukan aktivitas ziarah ke makam leluhur sebagai tanda syukur. Pada malam harinya, digelar pertunjukan seni-budaya rakyat. Saat aktivitas itu berlangsung, kampung pun dibanjiri oleh para pedagang yang menawarkan pelbagai jajanan. Dari kacamata Anang, fenomena itu merupakan bagian dari aktivitas wisata. “Sejak kecil saya suka keriaan, melihat orang-orang berkumpul dan beraktivitas,” kata Anang. Dia juga meyakini bahwa aktivitas itu pasti ada yang mengelola dan memberikan manfaat bagi masyarakat dari sisi sosial dan budaya serta memberikan keuntungan ekonomi. Seusai menyelesaikan studi ilmu keguruan, Anang kemudian menindaklanjuti minatnya terhadap bidang pariwisata dan hospitality dengan belajar di Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata (BPLP) Solo. Kemudian, dia mempraktikkan ilmu yang diperolehnya di salah satu hotel di Solo pada tahun 1988. Selanjutnya, dia bergabung di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung.
Di Bandung, wawasannya tentang bidang pariwisata dan hospitality kian luas. Terlebih pada tahun 1999 dia mendapatkan beasiswa dari UNWTO untuk studi Master of Specialization in Hotel Management di Italia. “Di sini wawasan saya tentang pariwisata betul-betul terbuka. Pengalaman dan wawasan itu kemudian saya tularkan setiba kembali di Bandung,” kata Anang. Kariernya di STP Bandung pun terus meroket hingga mencapai puncaknya ketika dipercaya menjadi Ketua STP Bandung pada tahun 2014. Di bawah komandonya, nama STP Bandung semakin berkibar sebagai mesin pencetak SDM pariwisata berkualitas. “Membangun kembali psikologi pemangku kepentingan STP Bandung yang sempat anjlok menjadi langkah awal saya. Sebab, ketika itu terjadi kekosongan pemimpin yang cukup lama, sekitar sembilan bulan. Saya pun menancapkan cita-cita yang tinggi: standar pariwisata kelas dunia tetapi tetap berkarakter Indonesia,” katanya. Gagasan untuk pengembangan STP Bandung itu dia rangkum dalam kredo marching forward in harmony and collectivity. Dia kemudian mengundang para seniornya untuk menghimpun masukan dan gagasan bagi masa depan STP Bandung yang lebih baik. “Kami pun berhasil melahirkan rencana induk pengembangan STP Bandung hingga tahun 2030. Jadi, siapa pun yang nanti memimpin, kami sudah berkomitmen untuk meneruskannya,” kata Anang.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
103
Beberapa hal yang tertera dalam rencana induk itu di antaranya adalah membuat STP Bandung menjadi institut pada tahun 2020 dan menjadi universitas pada tahun 2025. Bila itu terealisasi, STP Bandung akan menjadi universitas pariwisata pertama di Indonesia. Selain itu, Anang juga sudah menyiapkan master plan untuk pembangunan kampus kedua di lahan sekitar 34 hektare di kawasan Dayeuhkolot, Bandung. “Ini bukan sembarang kampus tetapi kampus yang dibangun dengan konsep ramah lingkungan dan akan menjadi yang pertama di Indonesia,” katanya. Menurut Anang, bila kampus itu terbangun, STP Bandung bakal mampu menerima 3.000 mahasiswa baru setiap tahunnya. Dia pun meyakini bahwa anak didiknya akan dapat diserap oleh industri. “Saat ini antara kebutuhan dan permintaan (SDM pariwisata) masih timpang. Di Bandung saja misalnya, ketika kami membuat job fair, dari 12.500 SDM yang dibutuhkan industri, pelamar kerjanya hanya 4.000 orang. Itu baru di kawasan Bandung, apalagi Indonesia,” katanya. Anang juga berencana membuka program studi doktoral terapan pada tahun depan. Ini akan semakin memperkuat positioning STP Bandung sebagai pencetak SDM pariwisata berkualitas, setelah sukses membuka program magister pada tahun ini.
MAJALAH VENUE
VENUE
TAJUK RALPH SCHEUNEMANN
DIREKTUR PEMASARAN JIEXPO
Menyulap “Rimba” Menjadi Destinasi MICE
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
104
MAJALAH VENUE
VENUE
TAJUK
A
rea Kemayoran berubah menjadi destinasi MICE utama Jakarta di tangan Hartati Murdaya. Di belakang wanita pengusaha itu ada Ralph Scheunemann yang fokus mengembangkan JIEXpo. Awalnya Kemayoran bukanlah wilayah yang diperhitungkan menjadi pusat bisnis. Namun, sejak hak pengelolaan lahan (HPL) Kemayoran dipegang PT Jakarta International Expo (JIE) pada tahun 2004, kawasan itu berpotensi besar menyaingi Distrik Pusat Bisnis (CBD) Sudirman dan Mega Kuningan. Pusat belanja, perkantoran, dan hotel bermunculan di wilayah itu, dengan episentrum MICE di Jakarta International Expo (JIEXpo). “Kalau Anda kembali mewawancarai saya tahun 2020, wilayah ini bakal menjadi destinasi MICE terbesar di Jakarta. Di sekelilingnya akan ditopang hotelhotel berbintang. Ini semacam one stop service, pusat bisnis sekaligus pusat MICE,” ujar Ralph Scheunemann, Direktur Pemasaran JIExpo, pada akhir November lalu kepada VENUE.
Ungkapan Ralph tidak berlebihan. Jarak Kemayoran dengan Istana Kepresidenan hanya sekitar tujuh kilometer. Untuk akses barang dan manusia, JIEXpo hanya sejam dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Terminal Peti Kemas Tanjung Priok. Alhasil, lokasi yang premium ini sangat ideal menjadi pusat konvensi dan pameran. Di antara “kemewahan” yang dimiliki JIExpo, Ralph menjadi sosok yang memikirkan pengembangan JIEXpo ke depan. Ralph bukanlah sosok yang asing di industri MICE nasional. Meskipun memiliki dua orang tua warga negara Jerman, ia tumbuh besar di Indonesia. “Ayah saya mengajar teologi di sekolah misionaris di Malang, sedangkan ibu saya dahulu bekerja di perusahaan agen perjalanan di Jerman,” ujar Ralph. Dari ibunya, dia mengenal industri pariwisata. Setelah lulus SMA sekitar tahun 1986, dia ingin kuliah di Swiss, “Namun, orang tua saya memberi alternatif kuliah di Indonesia. Swiss tentu jauh dan biayanya juga mahal,”
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
105
kenang Ralph. Ralph akhirnya menjatuhkan pilihan pada NHI Bandung. Namun, kendala tetap ada, poin pertama syarat penerimaan siswa ialah harus warga negara Indonesia. Ralph beruntung, orang tuanya kenal baik dengan Ahmad Tahir, Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi saat itu. Lalu, Ahmad Tahir memberikan rekomendasi agar Ralph dapat mendaftar di NHI Bandung. “Jadilah saya orang asing pertama yang kuliah di NHI,” kenang Ralph. Usai kuliah di NHI, dia melanjutkan kuliah di Bournemouth University, Inggris, menyelesaikan sarjana dan master manajemen bidang pariwisata. Pada masa-masa kuliah di Inggris itulah dia menjadi penghubung pemerintah Indonesia yang berpameran atau mempromosikan pariwisata. “Sejak dahulu, ketika memutuskan masuk NHI, saya terobsesi menjadi penghubung pariwisata Indonesia dan Eropa,” tutur Ralph. Dari mengurusi pameran paruh waktu saat kuliah itulah Ralph bersentuhan dengan MICE. Dia pun
MAJALAH VENUE
VENUE
TAJUK “Kami memiliki lokasi dan fasilitas paling mumpuni. Selain itu, hubungan yang saya bangun dengan klien bukan sebatas bisnis tetapi perkawanan. Untuk itu saya selalu mendengar permintaan dan kebutuhan mereka,”
memiliki hubungan yang akrab dengan birokrat Kementerian Pariwisata, Kedutaan Republik Indonesia, bahkan kalangan pengusaha yang kerap ke Eropa untuk urusan bisnis wisata. “Lulus kuliah, saya memiliki beberapa alamat pengusaha yang dapat dituju untuk bekerja,” ujar pria yang fasih lima bahasa asing dan mampu berbahasa Jawa dengan baik itu. Saat kembali ke Indonesia, dia turut merintis pendirian Hotel Santika Premiere di Jalan Satsuit Tubun. Saat krisis moneter melanda, dia termasuk ekspatriat yang diputus kontraknya oleh manajemen Hotel Santika. “Setelah itu, saya bekerja di Batam, lalu Singapura,” kata Ralph. Lalu dia menerima tawaran pekerjaan dari PT Jakarta International Trade Fair (JITF) untuk mengelola Jakarta Fair. Pada tahun 2002-2003, dia berhasil meningkatkan pendapatan Jakarta Fair hingga 80 persen. Saat pengelolaan Kemayoran beralih ke Hartati Murdaya, dia pun ditawari memegang posisi Direktur Pemasaran JIExpo, yang fokus mengembangkan sekaligus memasarkan pusat pameran dan konvensi itu.
Ralph adalah sosok yang membantu Hartati Murdaya mengubah citra Kemayoran yang disebut “rimba” menjadi pusat konvensi dan pameran di jantung Jakarta. Dia, misalnya meminta Hartati Murdaya dan jajaran direksi untuk merenovasi dan membangun beberapa hall baru pada tahun 2004 hingga 2006, seperti Hall D, melengkapi Hall A, B, dan C yang luasnya mencapai 36.000 meter persegi. “Usulan itu berdasarkan pertumbuhan pameran B2B yang saya amati mencapai 10 hingga 30 persen per tahun. Penambahan ruang tersebut untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat,” ujar Ralph. Dia menuturkan, saat ini seluruh ruang telah ditambah area luar ruang yang mencapai 130.000 meter persegi. JIEXpo menjadi arena pameran yang komplet karena mampu mengakomodasi pameran mesin dan alat-alat berat. Bahkan, saat ini JIExpo sedang membangun ruang Convention Centre dan theatre yang siap pada awal 2018. “Bu Hartati berhasil mengubah citra Kemayoran, bukan hanya identik dengan Jakarta Fair, tetapi wilayah ini juga memiliki ikon JIExpo,” tutur Ralph.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
106
Umumnya, pameran yang digelar di JIExpo adalah milik Professional Exhibition Organizer (PEO) yang berulang kali menggelar pameran di Kemayoran. “Kami memiliki lokasi dan fasilitas paling mumpuni. Selain itu, hubungan yang saya bangun dengan klien bukan sebatas bisnis tetapi perkawanan. Untuk itu saya selalu mendengar permintaan dan kebutuhan mereka,” ujar Ralph membuka kiat bisnisnya. Bahkan, Ralph tidak segan-segan memberi masukan kepada PEO agar pameran mereka kian besar dan berkualitas. Selain itu, dia juga tidak pernah membujuk para pelaku MICE agar memindahkan event mereka ke JIExpo. “Itu pantang bagi saya. Mereka pindah karena kebutuhan dan kami dapat mengakomodasi kebutuhan mereka,” paparnya. Ralph meyakini, wajah Kemayoran bakal berubah pada masa mendatang. Hotel-hotel dan pusat perkantoran bakal bertumbuhan di sekitar JIExpo sebagai penunjang pameran dan konvensi. Ke depan, menurut Ralph, JIExpo bakal menjadi kebanggaan Indonesia karena mampu memenuhi konferensi internasional yang dihadiri para kepala negara.
MAJALAH VENUE
VENUE
VENUE
TAJUK TRIKARYA SATYAWAN
GENERAL MANAGER BALAI SIDANG JAKARTA CONVENTION CENTER (JCC)
JCC, Bukan Sekadar Nama Besar
B
alai Sidang Jakarta Convention Center atau yang lebih populernya disebut Jakarta Convention Center (JCC) terbilang salah satu pusat pameran dan konvensi tertua di Indonesia. Di tangan Trikarya Satyawan dan tim, JCC kian berkualitas dalam hal pelayanan. Pelaku industri pameran dan konvensi selalu memperhitungkan nama JCC. Lokasinya yang berada di jantung ibukota Jakarta serta mudahnya diakses dari segala arah merupakan faktor pertimbangan dari sekian banyaknya faktor kelebihan pusat pameran dan konvensi yang mulai dibangun pada tahun 1991 ini. Selain itu JCC juga terhubung dengan Sultan Hotel Jakarta, yang dahulu bernama Jakarta Hilton International (JHI), melalui jalan bawah tanah. Sebelumnya JCC berada dibawah kepemimpinan Friedrich A. Kurze, yang meletakkan pondasi kuat dalam strategi pengelolaan JCC. Kemudian Trikarya Satyawan melanjutkan pekerjaan Kurze dengan membangun kebersamaan tim yang lebih kokoh. “Pak Kurze bekerja dengan baik. Saya melanjutkan dan menyempurnakan yang sudah beliau kerjakan,” papar Trikarya. Atas kerjasama tim yang demikian baik, kualitas produk dan servis menjadi semakin meningkat, kian fleksibel dan ramah. Senyum dan sapa staf serta jawaban yang memuaskan
dari setiap keluhan membuat pengguna JCC kian puas. Hal tersebut tidak hanya datang dari bagian penjualan saja namun juga dari petugas keamanan, kebersihan hingga teknisi. Hal ini menjadi faktor lain yang membuat JCC masih menjadi pilihan utama penyelenggara pameran dan konvensi. Kepiawaian Trikarya dalam mengelola JCC tidak dibangun dalam waktu singkat. Dia merintis karir sejak tahun 1992 yaitu saat gedung JCC akan digunakan untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Non-Blok. “Waktu itu kami masih bingung karena belum berpengalaman dalam mengelola gedung konvensi,” kenang Trikarya. Sebelum bergabung dengan JCC, yang pada waktu itu bernama Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Trikarya muda adalah salah satu koki muda di Jakarta Hilton International (JHI). “Saya ketika itu sudah mulai bosan berhadapan dengan panci, dandang, kompor dan sayur. Lalu saya memohon kepada atasan untuk bisa dipindahkan ke Executive Club, di mana saya kemudian diangkat menjadi manajer di -sana,” ujar Trikarya. Berkutat dengan industri perhotelan dan MICE bukanlah cita-cita pria yang mengenyam pendidikan sebagai koki di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. “Saya sebenarnya ingin menjadi akuntan karena merasa nilai ekonomi saya tinggi,” lanjut Trikarya. Namun karena hasil psikotes
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
108
MAJALAH VENUE
VENUE
TAJUK
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
109
MAJALAH VENUE
VENUE
TAJUK
sekolah menunjukkan bahwa dia tidak cocok dengan pekerjaan yang monoton maka ia mengikuti nasehat orang tuanya untuk masuk ke sekolah pariwisata dan memilih jurusan Food & Beverage. Trikarya lulus pada tahun 1981 dan mencoba peruntungan dengan melamar ke dua hotel yang sangat populer pada saat itu, Hotel Borobudur Intercontinental dan Jakarta Hilton International. “Saya diterima di Jakarta Hilton International,” ujarnya. Setelah delapan tahun bekerja di Jakarta Hilton International, dia sangat memahami berbagai pekerjaan yang kompleks, yaitu yang berhubungan dengan urusan dapur, kamar, ruang pertemuan hingga banquet. Namun saat dihadapkan dengan pengelolaan gedung pameran dan konvensi, dia mengaku perlu adaptasi dan lebih banyak menimba ilmu. “Oleh karena itu, manajemen JCC terus berkomitmen untuk mengirimkan karyawan ke luar negeri untuk belajar cara mengelola sebuah pusat pameran dan konvensi,” papar Trikarya. Pada awal pengelolaannya, semua karyawan yang umumnya berasal dari latar belakang perhotelan menjalankan roda bisnis secara otodidak. Atas
kerjasama dan kekompakan tim yang baik, JCC berhasil meraih berbagai macam penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, serta dapat meraih sertifikasi ISO 22000-2005 yaitu sertifikasi Food Safety Management System. Penghargaan terakhir yang juga baru saja diperoleh adalah sebagai Indonesia Leading Exhibition Center 2016/2017 dari Indonesia Travel & Tourism Awards Foundation, penghargaan yang telah didapat selama tiga tahun berturutturut. Untuk menjaga eksistensinya di mata dunia, JCC juga menjadi salah satu anggota dari International Association of Convention Centres (AIPC) dan International Congress and Convention Association (ICCA), yang menuntut para anggotanya untuk memenuhi standar internasional yang mereka terapkan. “Kami bekerja dengan standar dan prosedur yang ketat sesuai peraturan internasional,” tegas Trikarya. Di bawah kepemimpinannya, perpaduan antara venue berstandar internasional dan tim yang sangat solid, menjadikan JCC sebagai pusat pameran dan konvensi kelas wahid. Filosofinya yang ingin menjadi teladan bukan menjadi bos, menjadi bekal untuk
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
110
memotivasi tim JCC agar mereka selalu rukun dan kompak dalam bekerja. “Karyawan dimotivasi untuk berinovasi dalam pekerjaan, berpikir kreatif dan bebas mengeluarkan ide yang tentunya untuk kemajuan JCC,” kata Trikarya. Dengan melambatnya ekonomi dunia dan JCC bukan lagi satu-satunya pusat pameran dan konvensi yang berstandar internasional, maka Trikarya dan tim terus berusaha untuk menyiapkan strategi untuk meningkatkan daya saing dalam bisnis. “Kami berusaha lebih fleksibel dengan klien agar kebutuhan mereka pada tahun yang sulit ini mampu tertangani,” kata Trikarya. “Pada tahun 2017, apabila kami tidak berinovasi dan berpikir kreatif, angka keterisian gedung hanya sebesar 50 persen. Hal ini dikarenakan banyaknya pameran yang volume pemakaian ruangannya menyusut,” ujar Trikarya. Selain itu, untuk membina hubungan baik dengan klien, JCC juga melakukan pendekatan personal dan mengadakan gathering sebagai sarana penting untuk mengetahui kebutuhan para klien.
MAJALAH VENUE
VENUE
VENUE
TAJUK JIM TEHUSIJARANA DIREKTUR UTAMA PT TAMAM WAHANA
Perjalanan Tiga Dekade
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
112
MAJALAH VENUE
TAJUK
P
erjalanan Jim Tehusijarana di industri MICE dimulai dari pengalamannya mengurusi banquet perhotelan selama 20 tahun. Sepanjang satu dekade terakhir, jebolan Swiss Hotel Management School, Swiss, itu memutuskan fokus menggeluti industri MICE dengan menjadi pucuk pimpinan PT Tamam Wahana. Perusahaan itu merupakan operator dua venue MICE: UpperRoom Jakarta dan The Kasablanka. Selain itu, PT Tamam Wahana juga memiliki lini bisnis lainnya yang bergerak di bidang katering, yakni Wayang Bistro. Sektor MICE, diakui Jim, berkembang sangat dinamis dengan banyak celah dan peluang bisnis. “Event MICE itu banyak jenisnya, skalanya pun berbeda satu sama lain. Di Tamam Wahana, klien kami sebagian besar berasal dari perbankan dan asuransi. Satu perusahaan saja terdiri dari beberapa divisi. Tiap-tiap bagian ini pun memiliki acara masing-masing. Skalanya juga berbeda, ada yang besar,
VENUE
Berkecimpung selama 30 tahun di industri MICE dan perhotelan membuat Jim Tehusijarana kaya pengalaman. Meski kompetitor terus bermunculan, dia yakin akan mampu bertahan. Pasalnya, MICE tidak sekadar bisnis sewa venue tetapi industri dinamis yang akan terus berdegup.
“Sebagai pengelola venue, kami akan mengurusi mulai dari standar prosedur pengoperasian (SOP), fasilitas, hingga pemasaran ruang.” ada pula yang kecil. Kami, PT Tamam Wahana, mengakomodasi semua kebutuhan itu,” katanya. Untuk dapat berdaya saing, menurut Jim, pihaknya mengaplikasikan dua strategi. Pertama, menarik sebanyak mungkin klien baru lintas industri. Kedua, menjaga hubungan baik dengan klien-klien setia PT Tamam Wahana. Secara berkala, empat kali dalam setahun, PT Tamam Wahana menggelar open house dan mengundang calon klien untuk makan siang bersama. “Dalam acara itu, kami menawarkan kerja sama bisnis kepada calon klien. Kalau dilihat, kami mampu menggaet 2-3 klien baru hanya dari open house,” papar lelaki yang gemar bersepeda ini.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
113
Sementara untuk mengapresiasi kesetiaan konsumen, PT Tamam Wahana mengadakan office retreat. Melalui program ini, tim PT Tamam Wahana akan menyambangi satu per satu klien setianya dan menjamu mereka makan siang dan beragam gimmick. “Jadi, tidak heran kalau 60 persen klien kami berstatus repeated costumer,” celoteh Jim bangga. Dia mengaku optimistis menyongsong tahun 2017. Pasalnya, tahun depan, PT Tamam Wahana berencana mengoperasikan restoran baru dan merambah bisnis manajemen venue. Layaknya manajemen hotel, dalam lini bisnis baru tersebut, PT Tamam Wahana akan bertindak sebagai pengelola gedung-gedung pertemuan atau rumah-rumah yang disewakan sebagai venue MICE. “Sebagai pengelola venue, kami akan mengurusi mulai dari standar prosedur pengoperasian (SOP), fasilitas, hingga pemasaran ruang,” katanya.
MAJALAH VENUE
VENUE
TAJUK
Venue Management boleh dibilang ilmu baru bagi Wiliana. Namun, bermodal pengalaman, semangat untuk belajar, dan kreativitas, dia bertekad meramaikan Balai Sarbini dengan pelbagai acara.
P WILIANA
GENERAL MANAGER BALAI SARBINI
“Kreativitas Datang Kala Terdesak” EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
114
erkenalan Wiliana, atau yang akrab disapa Lili, dengan industri hospitality bermula pada tahun 2007. Ketika itu ia bergabung sebagai staf pemasaran di Taman Simalem Resort, Tanah Karo, Sumatera Utara. “Saya bergabung di sana dari nol, ketika Taman Simalem Resort masih dalam proses pengembangan. Jadi saya tahu persis pengelolaan hotel itu seperti apa,” kata Lili. Di Taman Simalem Resort, pengetahuan Lili tentang industri hospitality kian tebal. Dia banyak belajar cara memenuhi okupansi kamar hingga mengelola ruang meeting dan banquet. Semangat belajar yang tinggi itu pun berhasil mengantarkannya ke posisi general manager. Tujuh tahun kemudian, Lili memutuskan hijrah ke Jakarta untuk mengelola Balai Sarbini, gedung pertunjukan prestisius yang dibangun pada era Soekarno. Kali pertama dia bergabung pada Juni 2014, Balai Sarbini sedang mendapatkan ujian. Program-program stasiun televisi yang sebelumnya mengisi Balai Sarbini mulai menyusut.
MAJALAH VENUE
VENUE
TAJUK
“Dahulu citra Indonesian Idol begitu melekat. Namun, ketika saya masuk, banyak stasiun TV yang sudah memiliki studio sendiri. Itu tantangan buat saya. Saya pun harus memulai dari nol lagi untuk meramaikan Balai Sarbini,” katanya. Langkah awal yang dilakukannya untuk membuat Balai Sarbini kembali ramai ialah membekali tim dengan kompetensi layaknya event organizer (EO). “Segala kebutuhan event kami lengkapi, mulai dari desain, program, hingga berjalannya acara,” kata Lili. Dia kemudian menggandeng beberapa promotor untuk bekerja sama membuat konser musik dengan pola bagi hasil. Dengan serangkaian upaya itu, dia pun mampu mengisi ruang Balai Sarbini secara berkelanjutan.
“Segala kebutuhan event kami lengkapi, mulai dari desain, program, hingga berjalannya acara,”
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
115
Terobosan lain yang dilakukannya adalah menjadikan Balai Sarbini sebagai arena tinju. Jaringannya yang luas di bidang olahraga dimanfaatkan untuk membujuk promotor menggelar pertandingan tinju di Balai Sarbini. Walhasil, acara bertajuk Boxing Vaganza yang digelar pada akhir Oktober lalu berlangsung sukses. “Kreativitas terkadang keluar dalam keadaan terdesak. Lalu terpikir untuk menggelar pertandingan tinju. Akhirnya saya buatlah bersama Chris John,” kata Lili. Dalam rangka memperluas ceruk pasar, Lili juga berencana menjadikan Balai Sarbini sebagai pusat komunitas. Dia akan menggandeng pelbagai komunitas yang ada di Indonesia untuk membuat kegiatan di Balai Sarbini.
MAJALAH VENUE
VENUE
TAJUK
Hall Konser Favorit Promotor PAMOR Balai Sarbini tidak pudar ditelan zaman. Di kalangan organizer ataupun promotor, gedung berbentuk melingkar yang dibangun pada tahun 1963 itu masih menjadi favorit sebagai venue acara. Balai Sarbini memang tidak pernah sepi acara. Dalam sebulan, setidaknya dilangsungkan 12 event besar dan kecil di venue yang berada di bawah pengelolaan PT Dome Semanggi Indonesia ini. Bukan hanya diramaikan oleh pertunjukan musik, kalangan korporasi juga kerap menggunakannya sebagai tempat gathering perusahaan ataupun acara peluncuran produk baru. Bahkan, promotor juga sering menyulap Balai Sarbini menjadi arena tinju. Ramainya acara yang berlangsung di gedung yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Presiden Soekarno ini tidak terlepas dari fasilitas yang ditawarkan pengelola kepada para organizer. Terletak di lantai dua Plaza Semanggi, Balai Sarbini dibekali dengan main hall berkapasitas sekitar 1.300 kursi. Main hall juga dilengkapi dengan panggung berluas sekitar 260 meter
persegi, LED 4x6 meter di kanan dan kirinya, serta LED berukuran 4x12 meter pada bagian tengah. “Kapasitas main hall dapat dimaksimalkan menjadi 1.700 orang,” kata Wiliana, General Manager Balai Sarbini. Untuk kenyamanan telinga, main hall didesain kedap suara serta dilengkapi sound system berdaya 20.000 Watts, mixer digital (Yamaha DM 2000), 11 speaker yang terpasang tetap, 8 monitor speakers, 2 mikrofon nirkabel, 8 mikrofon vokal, 6 mikrofon kor, 1 pemutar DVD, dan 1 pemutar kaset. Sementara untuk tata cahaya, main hall dilengkapi dengan rigging yang terpasang tetap, lighting system mixers, 8 bar parcan lamp 64, 16 fresnel lamps, 1 follow spot (1200 watt), 3 mac 500, dan 6 moving head fineart (1200 watt). “Kami juga punya lighting man, sound man, dan GE sehingga sekitar 45 persen pekerjaan EO sudah kami kerjakan. Jadi, produksi mampu kami tangani. Dengan demikian, EO tinggal berpromosi,” kata Wiliana. “Dari sisi biaya pun menjadi lebih hemat karena organizer tidak perlu membayar loading time lagi.”
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
116
Namun, apabila organizer atau promosi menginginkan ada penambahan peralatan sound system atau pencahayaan, Balai Sarbini juga siap untuk memenuhinya. “Untuk mempertahankan reputasi, kami banyak bekerja sama dengan vendor dan selalu memperbarui peralatan,” katanya. Sebagai penopang untuk acara dengan banyak partisipan, Balai Sarbini memiliki sebuah pre function dan lobi yang berada di lantai satu yang mampu menampung sekitar 500 orang. Di sekitar lobi, terdapat empat function room yang dapat digunakan sebagai ruang tunggu VIP, dinning room, broadcasting room, atau pun ruang tunggu artis. Selain fasilitas, Balai Sarbini juga terus meningkatkan pelayanannya. Sekitar 30 staf disiapkan oleh manajemen Balai Sarbini untuk membantu para organizer dalam menyelenggarakan sebuah acara. “Soal harga pun fleksibel dan dapat diskusikan. Kami dapat menyesuaikan biaya sewa berdasarkan jenis event dan kapasitas penontonnya,” kata Wiliana.
MAJALAH VENUE
FOTO: DOK. VENUE | ERWIN GUMILAR
Sumatera EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
117
MAJALAH VENUE
S
Serambi Mekkah Menyambut Wisatawan Halal Oleh Ludhy Cahyana, Foto VENUE | Erwin Gumilar
Di provinsi paling barat Indonesia, kegiatan wisata insentif dan leisure mendapat nilai lebih. Selain panorama alam yang elok, Aceh berpotensi menjadi destinasi wisata halal unggulan. EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
118
oal pengelolaan pariwisata, Pemprov Aceh terbilang tertinggal dibanding provinsi tetangga. Mafhum, provinsi di ujung barat itu memiliki kekayaan mineral dan tambang yang luar biasa. Walhasil, potensi besar pariwisata belum digarap sempurna. Namun, dalam lima tahun terakhir, pariwisata Aceh mulai bersolek. Untuk wisata bahari, Pulau Sabang menjadi ikon utama, sementara Kementerian Pariwisata mem-branding antero Aceh sebagai destinasi wisata halal. “Kami memiliki kekayaan dan potensi alam yang melimpah. Kini saatnya melirik potensi pariwisata. Aceh kaya dengan pesona dan keberagaman seni budaya, peninggalan sejarah Islam, peninggalan Tsunami yang telah mendunia, serta beragam kuliner Aceh yang telah menjadi daya tarik wisatawan nusantara,” ujar Zaini Abdullah, Gubernur Aceh. Zaini, yang biasa disapa Doto Zaini oleh para koleganya itu, mengatakan, wilayahnya memiliki 803 objek wisata dan 774 situs dan cagar budaya. Ia meyakini, bila dirawat dengan baik dan aksesnya mudah, situs-situs itu bakal menjadi magnet wisatawan. Ia berharap, pariwisata nantinya mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan melibatkan mereka dalam mengelola pariwisata. Bila pariwisata dikelola dengan baik, ia meyakini bahwa wilayahnya akan mampu lebih mandiri. Aceh saat ini memang mengandalkan sumber dana transfer dari Pemerintah, seperti Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Otonomi Khusus (Otsus) dan Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas (TDBH Migas). Pembangunan sektor pariwisata terus digenjot secara serius oleh Pemerintah Aceh. Upaya tersebut telah membuahkan hasil dengan masuknya Aceh sebagai salah satu nominator dalam Kompetisi Pariwisata Halal Nasional 2016 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata. “Masuknya Aceh dalam nominasi ‘Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim Terbaik 2016’ tentu saja
MAJALAH VENUE
menjadi sebuah kebanggaan bagi seluruh masyarakat Aceh. Di sisi lain, aparatur terkait juga merasa senang karena jerih payah mereka sudah menampakkan hasil,” tambah Doto Zaini. Selain itu, Doto Zaini juga berharap banyak dari pemerintah pusat. Ia meminta Kementerian Pariwisata melakukan penataan amenitas di beberapa objek wisata, mempromosikan Aceh sebagai destinasi wisata halal unggulan ke mancanegara, membenahi dan meningkatkan atraksi budaya, meningkatkan kualitas SDM pariwisata, serta mengembangkan industri wisata halal Aceh. “Dalam dua tahun terakhir, kami masih fokus membangun infrastruktur pariwisata, seperti di Kota Sabang, Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Tengah, dan beberapa daerah lain,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi. Dari pemantauan Dinas Pariwisata Aceh, sektor pariwisata di empat kabupaten/kota itu sudah mulai membaik. Namun, imbuhnya, butuh perbaikan infrastruktur dan hotel yang lebih baik lagi, agar wisatawan lebih nyaman berlibur ke wilayah tersebut. Reza optimistis, pertumbuhan sektor pariwisata Aceh untuk beberapa tahun mendatang akan terus membaik, menyusul kondusifnya situasi keamanan di provinsi yang
menjalankan undang-undang Syariat Islam itu. Untuk mencapai itu, ungkapnya, Pemerintah Aceh tetap memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan pariwisata terhadap tiga daerah, yakni Kota Sabang, Banda Aceh, dan Kabupaten Aceh Tengah. “Ketiga daerah ini sudah dijadikan sebagai tujuan wisata Aceh. Namun, kami tidak juga menampik kabupaten dan kota lain yang memang berpotensi, misalnya Aceh Singkil, yang dikenal dengan keindahan alamnya,” kata Reza.
Akses ke Aceh Kian Terbuka Salah satu kendala Aceh dalam menjadi destinasi utama di bagian barat Indonesia adalah persoalan akses, terutama penerbangan. Pada tahun 2018, sesuai target Presiden Joko Widodo, Aceh akan sudah dapat menikmati jalur kereta api dari Bandar Lampung. Sumatera juga bakal memiliki jalan tol Trans Sumatera yang dimulai dari Lampung dan berakhir di Aceh. Di laut, Sabang menjadi titik mula tol laut, yang bakal menghubungkan barang dan jasa hingga ke Merauke. Dalam waktu dekat, Pemprov Aceh, bekerja sama dengan berbagai maskapai penerbangan, akan membuka rute Banda Aceh-Singapura, Sabang-Medan, dan Bener Meriah-
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
119
Medan. Selain itu, Gubernur juga meminta agar dibuka jalur laut SabangPhuket-Langkawi serta membenahi prasarana transportasi jalan untuk lintas Barat, Tengah, dan Timur Aceh. Akses udara dan laut itu diharapkan dapat menyukseskan tiga event akbar pada tahun 2017: Aceh Internasional Rapa’i Festival, Sail Sabang, dan Festival Danau Lut Tawar. Sementara branding yang digunakan Aceh dalam bentuk program wisata adalah The World’s Best halal Cultural Destination, Sabang menjadi The World’s Best Marine Tourism Destination, serta Danau Lut Tawar menjadi The World Best Adventure Destination. Branding wisata itu bakal mengokohkan posisi Aceh sebagai Serambi Mekkah. Provinsi ini bakal menarik minat wisatawan untuk berpelesir secara nyaman sambil tetap beribadah tanpa waswas. Untuk itu, Aceh telah menempuh beberapa cara, di antaranya hotel tidak melayani minuman beralkohol, menyediakan fasilitas spa dan kolam renang yang terpisah untuk pria dan wanita, serta restoran yang menyajikan makanan dan minuman yang ramah, bersih, higienis, dan bersertifikasi.
MAJALAH VENUE
ALLIUM BATAM HOTEL AKOMODASI
Batam dikenal sebagai surga belanja bagi pencinta produk elektronik hingga mode. Mafhum, kota berluas 1.595 kilometer persegi ini memiliki Nagoya Hill, yang merupakan area perdagangan bebas pajak untuk barang-barang impor. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila produkproduk bermerek itu dibanderol dengan harga jauh lebih murah. Lokasi Nagoya Hill yang berada di pusat kota membuatnya bertabur pilihan akomodasi, salah satunya
hanya menyajikan menu internasional, restoran ini juga menyuguhkan berbagai menu tradisional dan Asia. Untuk fasilitas leisure lainnya, Allium Batam Hotel menyediakan kolam renang luar ruang dan pusat kebugaran. Allium Batam Hotel. Pasca-pindah kepemilikan, hotel bintang empat yang berada di bawah manajemen Samali Hotels & Resorts itu menawarkan interior dan eksterior yang jauh lebih modern. Allium Batam Hotel menyediakan 211 kamar dalam berbagai tipe: Deluxe, Executive, Executive Deluxe, Allium Suite, Samali Suite, dan beberapa tipe kamar apartemen. Tiap-tiap kamar dilengkapi dengan televisi, pendingin udara, minibar, kulkas, brankas, hingga pengering rambut. Tamu hotel dapat bersantai sambil menikmati lantunan musik dan mencicipi penganan khas, yakni piza ala Paris-Lyon Cafe Allium Batam. Tidak
FASILITAS MICE
LOKASI
Cristal Ballroom Dimensi 24,55x17,5 m Kapasitas (orang) Reception 470 Theatre 280
Hotel berlantai 17 ini berlokasi di Nagoya, pusat Kota Batam, yang memberikannya akses strategis menuju pusat belanja dan kuliner. Dari Bandara Internasional Hang Nadim, Allium Batam Hotel berjarak 18 kilometer atau sekitar 30 menit berkendara. Sementara dari Harbour Bay International Ferry Batam, ia hanya berjarak 1,8 kilometer atau sekitar enam menit berkendara.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
ALLIUM BATAM Komplek Panorama Nagoya Batam 29432, Kepulauan Riau T. (02778) 452888, F. (02778) 450113 E. contact@alliumbatam.com
120
MAJALAH VENUE
RADISSON BATAM GOLF & CONVENTION CENTER AKOMODASI
Radisson Golf & Convention Center Batam merupakan bagian dari Bukit Indah Sukajadi. Hotel yang terletak di area berluas 220 hektare yang terdiri dari kompleks perumahan, perkantoran, kawasan komersial, dan ritel tersebut memiliki 207 kamar dan 33 kamar bertipe apartemen. Dari kamar bertipe Deluxe, tamu dapat menikmati panorama padang golf yang menyegarkan mata. Sementara bagi tamu yang menginap di kamar Executive akan memiliki akses langsung menuju business club lounge. Internet berkecepatan tinggi, kolam renang, pusat kebugaran, restoran, dan spa merupakan deretan fasilitas leisure yang dapat dinikmati oleh setiap tamu. Kabar baik bagi pencinta binatang, hotel ini mengizinkan setiap tamunya untuk membawa binatang.
LOKASI
FASILITAS MICE
Radisson Gold & Convention Center berjarak sekitar 500 meter atau enam menit berjalan kaki dari Kepri Shopping Mall. Selain itu, hotel ini berjarak 7,4 kilometer dari Nagoya Hill, 8,7 kilometer dari kawasan industri Muka Kuning, dan 10 kilometer dari area perkantoran Batam Center. Sementara dari Bandara Internasional Hang Nadim, hotel yang beroperasi sejak Juli 2016 ini berjarak sekitar 12 kilometer atau 18 menit berkendara.
Grand Ballroom Luas 1.536 m2 Kapasitas (orang) Reception 1.500 Theatre 1.820
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
121
MAJALAH VENUE
RADISSON GOLF & CONVENTION CENTER Jl. Jend Sudirman, Sukajadi Batam 29432, Kepulauan Riau T. (0778) 4800888, F. (0778) 4084180 W. radisson.com
GRAND ASTON CITY HALL MEDAN AKOMODASI
Sebagai bagian dari Apartemen Grand Aston City Hall, Hotel Grand Aston City Hall menawarkan 250 kamar bertipe Deluxe, Premier Deluxe, dan Apartment-style dengan pilihan 1, 2, dan 3 kamar tidur. Hotel bintang lima ini juga menyediakan empat gerai makanan dan minuman, klub pribadi, klub malam, area perbelanjaan, dan spa. Lokasi strategis yang dimiliki hotel ini membuat tamu mudah mengakses sejumlah titik wisata, di antaranya Istana Maimoon, Masjid Raya, Vihara Gunung Timur, Kuil Shri Mariamman, Rumah Tjong A Fie, dan “Rahmat” Internasional Wildlife Museum & Gallery. LOKASI
Hotel Grand Aston City Hall berada di Jalan Bali Kota, tepatnya di sebelah
Bank Indonesia. Ia juga berseberangan dengan pusat kuliner malam paling populer di Medan, yaitu Merdeka Walk. Dari Bandara Internasional Kualanamu, hotel ini dapat diakses menggunakan kereta api atau kendaraan pribadi. Apabila menggunakan kereta api, tamu dapat mengambil tujuan KualanamuStasiun Medan dengan perjalanan selama 31 menit. Dari Stasiun Medan, tamu dapat melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh 550 meter ke Hotel Grand Aston City Hall (informasi dan harga tiket kereta api dapat menghubungi PT Railink Indonesia di (061) 4561331).
SWISS-BELHOTEL HARBOUR BAY BATAM AKOMODASI
Membidik segmen bisnis dan leisure, Swiss-Belhotel Harbour Bay menyediakan 179 kamar bertipe Deluxe, Deluxe Pool View, Grand Deluxe Suite, dan Presidential Suite. Tiap-tiap kamar difasilitasi dengan televisi bersaluran satelit, telepon IDD, Internet nirkabel, brankas, pendingin udara, FASILITAS MICE minibar, teko pembuat Grand Ballroom kopi dan teh, serta Luas 2.107 m2 kamar mandi dengan Kapasitas (orang) bathtub dan shower. Untuk Standing 3.000 memanjakan lidah tamu, Theatre 2.300
Sementara apabila menggunakan kendaraan pribadi, hotel ini berjarak 35 kilometer atau sekitar satu jam berkendara melalui Tol Belmera. FASILITAS MICE
Grand Ballroom Luas 1.279 m2 Kapasitas (orang) Theatre 1.200 Round Table 500-800 HOTEL GRAND ASTON CITY HALL Jl. Balai Kota No. 1 Medan 20112, Sumatera Utara T. (061) 4557000
hotel ini memiliki The Lounge and Bar yang menyajikan berbagai menu makanan ringan, koktail, dan mocktail. Sementara Swiss Deli menawarkan beragam jenis kue dan The Red Lotus menyajikan hidangan Oriental yang dapat dinikmati secara a la carte. LOKASI
Berdiri di area bisnis dan komersial Kota Batam, Swiss-Belhotel Harbour Bay Batam berjarak sekitar 22 kilometer atau 36-40 menit berkendara dari Bandara Internasional Hang Nadim. Lokasinya yang berdekatan dengan Batam Lucky Plaza dan Nagoya Hill Shopping Mall, yang menjadikan hotel ini surga bagi pencinta belanja.
SWISS-BELHOTEL HARBOUR BAY Jl. Duyung, Sei Jodoh, Batu Ampar Batam 29432, Kepulauan Riau T. (0778) 7415888 E. batamsbhb@swiss-belhotel.com
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
122
MAJALAH VENUE
SKA CO EX PEKANBARU AKOMODASI
Sebagai jalur perdagangan internasional, aktivitas bisnis di Pekanbaru, Riau, terbilang padat. Guna memenuhi kebutuhan para pelancong bisnis, SwissBelhotel Internasional mengoperasikan SKA Convention and Exhibition Center (SKA CoEx). Pusat konvensi yang beroperasi sejak November 2014 ini terkoneksi langsung dengan hotel dan pusat perbelanjaan. SKA CoEx menawarkan lima ruang pertemuan dan ruang serbaguna tanpa pilar bergaya modern. Pusat konvensi pertama yang dikelola Swiss-Belhotel International ini juga dilengkapi dengan VIP Lounge, restoran, dan area parkir berdaya tampung hingga 150 kendaraan. LOKASI
Dari Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, SKA CoEx berjarak 9,3 kilometer atau 20 menit berkendara. Area SKA CoEx juga terbilang strategis karena memiliki pusat bisnis SKA dan Swiss-Belinn Pekanbaru.
HERMES PALACE HOTEL
FASILITAS MICE
AKOMODASI
Hermes Palace Hotel menawarkan nuansa mediterania dalam balutan arsitektur klasik Eropa. Ia merupakan perpaduan konsep modern sekaligus tradisional pada 163 kamar bertipe Deluxe, Junior Suite, Executive Suite, dan Presidential Suite. Setiap kamar pada hotel bintang empat ini dilengkapi dengan fasilitas terbaik, seperti televisi, minibar, lemari es, pengering rambut, brankas, dan air mineral. Hermes Palace Hotel juga menyediakan restoran, kolam renang, dan spa untuk memanjakan tamunya.
Grand Ballroom Luas 2.119 m2 Kapasitas (orang) Theatre 2.500 Reception 2.000 SKA CO EX PEKANBARU Jl. Soekarno Hatta Lot. 69 Pekanbaru 28294, Riau T. (0761) 34766, F. (0761) 34767 E. pekanbaru@swiss-belhotel.com
LOKASI
Dari Bandara Sultan Iskandar Muda, Hermes Palace Hotel berjarak sekitar 13,6 kilometer atau 20-25 menit berkendara. Lokasinya yang berada di pusat kota membuat hotel ini berdekatan dengan kantor gubernur dan sekitar 15 menit berkendara (5,8 kilometer) menuju Masjid Raya Baiturrahman. FASILITAS MICE
Aceh Ballroom Luas 500 m2 Kapasitas (orang) Standing 700 Theatre 500 HERMES PALACE HOTEL Jl. Panglima Nyak Makam Banda Aceh 23127, Aceh T. (0651) 7555888 M. 08116717799 E. info@hermespalacehotel.com W. hermespalacehotel.com
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
123
MAJALAH VENUE
SANTIKA PREMIERE DYANDRA HOTEL & CONVENTION MEDAN AKOMODASI
Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan mulai dioperasikan sejak tahun 2012. Memiliki 324 kamar bertipe Deluxe, Premiere, dan Premiere Suite, hotel dengan ruang serbaguna dan konvensi terbesar di Kota Medan ini turut ditopang beragam fasilitas MICE terbaik. Hotel ini memiliki delapan ruang pertemuan, ruang serbaguna, dan convention hall yang mampu menampung hingga 1.000 orang. Untuk memanjakan tamu, hotel ini juga menaruh perhatian pada fasilitas leisure, serupa restoran, kafe, kolam renang, dan sky lounge. LOKASI
Beroperasi di kawasan bisnis dan pemerintahan, Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan berdekatan dengan dua pusat perbelanjaan di Kota Medan: Sun City Mall dan Paladium Mall. Sementara dari Bandara Internasional Kualanamu, hotel ini berjarak sekitar 35 kilometer atau satu jam berkendara melalui Tol Belmera. Alternatif lain, tamu dapat menggunakan kereta api dari Bandara Internasional Kualanamu, lalu berjalan sejauh satu kilometer (13 menit) dari Stasiun Medan menuju hotel. FASILITAS MICE
Convention Hall 1 Luas 1.200 m2 Kapasitas (orang) Theatre 960 Classroom 600
HARRIS HOTEL BATAM CENTER AKOMODASI
SANTIKA PREMIERE DYANDRA HOTEL & CONVENTION Jl. Kapt. Maulana Lubis No. 7 Medan 20112, Sumatera Utara T. (061) 4511999, F. (061) 4521999 E. medanpremiere@santika.com
HARRIS Hotel Batam Center menawarkan 171 kamar bertipe HARRIS Room dan HARRIS Suite. Tiap-tiap kamar di dalam hotel bintang empat ini dilengkapi dengan koneksi Internet nirkabel, televisi satelit, brankas, minibar, dan pengering rambut. Serupa dengan properti HARRIS lainnya, hotel yang beroperasi sejak tahun 2011 ini juga memiliki juice bar, restoran, sarana refleksi, dan spa. Untuk wisatawan bisnis, HARRIS Hotel Batam Center menyediakan lima ruang pertemuan dan sebuah ruang serbaguna. LOKASI
Berada di pusat Kota Batam, membuat akses HARRIS Hotel Batam Center terbilang strategis. Ia berjarak 7,3 kilometer dari Nagoya Hills Shopping Malls dan sekitar 11,7 kilometer atau 20 menit berkendara dari Bandara Internasional Hang Nadim. Letaknya yang hanya berjarak 9,3 kilometer dari Harbour Bay International Ferry Batam membuat hotel ini mudah dijangkau wisatawan asal Singapura dan Malaysia. FASILITAS MICE
Unique Ballroom Luas 576 m2 Kapasitas (orang) Reception 700 Theatre 500 HARRIS HOTEL BATAM CENTER Jl. Engku Putri, Batam Center Batam 296411, Kepulauan Riau T. (0778) 7498888F. (0778) 7499999
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
124
MAJALAH VENUE
JW MARRIOTT MEDAN AKOMODASI
JW Marriott Medan mengandalkan 287 kamar bergaya modern klasik yang terbagi atas tipe Deluxe, Business, Executive, Executive Deluxe, Junior Suite, Ambassador Suite, dan Presidential Suite. Hotel bintang lima ini tidak hanya memanjakan turis leisure dengan fasilitasnya, tetapi juga surga bagi wisatawan MICE. JW Marriott menempatkan pusat kebugaran, spa, dan sauna di lantai 17. Fasilitas lainnya adalah infinity pool yang menyajikan pemandangan apik Kota Medan, serta empat gerai makanan: Marriott Gourmet, Prime Steak House, Jade Chinese Restaurant, dan Marriott Cafe. LOKASI
Hotel mewah yang berada di bawah Marriott International ini terletak di sisi barat Kota Medan.
Dari Stasiun Medan, hotel ini berjarak sekitar 900 menit atau 12 menit berjalan kaki. Sementara dari Bandara Internasional Kualanamu, tamu memiliki dua alternatif perjalanan. Pertama, menggunakan kereta api dari Kualanamu dan menempuh perjalanan selama 31 menit menuju Stasiun Medan. Dari sini, perjalanan dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 900 meter atau 12 menit berjalan kaki. Kedua, berkendara sejauh 36,6 kilometer atau sekitar satu jam perjalanan.
FASILITAS MICE
Grand Ballroom Luas 17.524 m2 Kapasitas (orang) Reception 2.000 Theatre 1.288 JW MARRIOTT MEDAN Jl. Putri Hijau No. 10 Medan 20111, Sumatera Utara T. (061) 4553333
ADIMULIA HOTEL MANAGED BY TOPOTELS
tujuh gerai makanan dan minuman. Untuk wisatawan MICE, Adimulia Hotel menyediakan 12 ruang pertemuan dan ruang serbaguna yang mampu menampung lebih dari 1.000 orang.
AKOMODASI
LOKASI
Sejak pertengahan 2016, Adimulia Hotel, properti yang berada di bawah pengelolaan Topotels Hotels & Resorts mulai beroperasi. Hotel bintang empat yang terdiri atas 16 lantai ini memiliki 261 kamar bertipe: Deluxe, Executive Deluxe, Junior Suite, Business Suite, Family Suite, dan Presidential Suite. Di dalamnya tersedia sejumlah fasilitas terbaik, seperti kolam renang mewah, pusat kebugaran, kids club, helipad, dan
Untuk menjangkau Adimulia Hotels Managed by Topotels, dibutuhkan waktu satu jam berkendara (sekitar 36 kilometer) dari Bandara Kualanamu. Sebagai alternatif, tamu dapat menaiki kereta api dari Kualanamu menuju Stasiun Medan dengan lama perjalanan 31 menit. Dari sini, tamu dapat berjalan kaki sejauh 1,4 kilometer atau sekitar 17 menit. Lokasinya, juga berdekatan dengan sejumlah titik wisata, seperti Kuil Shri Mariamman (3,2 kilometer) dan Masjid Agung Medan (2,4 kilometer). FASILITAS MICE
Grand Ballroom Dimensi 28x40 m Kapasitas 1.500 orang ADIMULIA HOTELS MANAGED BY TOPOTELS Jl. Pangeran Diponegoro No. 8, Petisah Tengah Medan 20151, Sumatera Utara T. (061) 88817333
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
125
MAJALAH VENUE
Weh,
Si Pulau Emas Oleh Siska Maria Eviline, Foto-foto VENUE | Erwin Gumilar
T
erbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Pasifik, Indonesia dianugerahi 17.508 pulau cantik. Sebagian pulau itu dijadikan aset pariwisata yang menawarkan pantai berpasir putih, deretan pohon kelapa, pesona bawah air, hingga budaya lokal nan hangat. Sebagian lainnya, meski memiliki potensi yang juga menarik, dibiarkan perawan tanpa penghuni. Dari puluhan ribu pulau, Weh, yang berada di ujung Sumatera, tumbuh menjadi primadona baru di kalangan wisatawan. Sabang merupakan salah satu kota yang berada di Pulau Weh, sekitar 22,5 kilometer dari Banda Aceh, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Di sekitar kawasan berluas 153 kilometer persegi itu terdapat empat pulau lainnya: Rondo, Rubiah, Klah, dan Seulako. Bahkan, Pulau Rubiah merupakan destinasi bahari utama di Negeri Serambi Mekah.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
126
MAJALAH VENUE
KISAH SI PULAU EMAS Keberadaan Pulau Weh sebenarnya sempat dicatat oleh Ptolomacus sekitar tahun 301 sebelum masehi. Kala itu, ahli bumi asal Yunani tersebut berlayar ke Timur (Asia) dan singgah di mulut Selat Malaka (Pulau Weh), yang merupakan pulau terbesar di Sabang. Ptolomacus kemudian menamainya Pulau Emas. Keberadaan Pulau Weh juga sempat dicatat oleh Ma Huan, seorang penerjemah yang turut serta dalam
ekspedisi Cheng Ho ke Kerajaan Pasai pada tahun 1413-1415. Dalam buku berjudul The Overall Survey of the Ocean’s Shores, Ma Huan mendeskripsikan Weh sebagai tempat persinggahan para saudagar asing yang ingin berburu kayu laka (gaharu). Kayu jenis ini kerap diolah menjadi dupa, parfum, obat tradisional, hingga kosmetik. Pada tahun 1881, Pemerintah Hindia-Belanda menguasai Weh dan membangun Pelabuhan Kolen Station di Sabang. Dalam waktu 14 tahun, pelabuhan itu bertransformasi menjadi pelabuhan bebas dan menjadi salah satu pelabuhan yang sibuk di Indonesia. Sekitar tahun 1900, Pemerintah Hindia-Belanda membangun depot batu bara berkapasitas 25.000 ton yang membuatnya semakin disesaki kapal-kapal asing. Alur dan kolam Kolen Station pun diperdalam agar layak disinggahi kapal-kapal besar. Tidak heran jika pelabuhan ini kemudian menjadi pusat persinggahan kapal-kapal asing. Sayangnya, ketika kapal diesel mulai menguasai lautan sekitar tahun 1910, persinggahan kapal asing berpindah ke Singapura. Sabang pun dilupakan.
SAMBUTAN HANGAT FREDDIE Menuju Sabang sebenarnya terbilang mudah. Pasalnya, kawasan ini sudah ditopang infrastruktur memadai.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
127
Pelabuhan Ulee Lheue di Banda Aceh menjadi titik keberangkatan utama menuju Pelabuhan Balohan di Kota Sabang. Ada dua jenis penyeberangan yang dapat dipilih wisatawan untuk mencapai Sabang, yaitu kapal cepat dan kapal lambat, dengan lama perjalanan 50 menit hingga satu jam. Kedua alternatif itu beroperasi setiap hari meski pada jam-jam tertentu. Dari Balohan, wisatawan dapat berkendara selama 26 menit (sekitar 13,9 kilometer) ke arah utara, menuju Pantai Sumurtiga. Di sini, Freddie Rousseau, pria asal Afrika Selatan, akan menyambut Anda di Santai Sumurtiga, penginapan sederhana dengan 16 kamar yang dioperasikannya sejak tahun 2006. Tidak perlu pergi jauh untuk menikmati pantai pasir putih, deretan pohon kelapa, air laut berwarna biru, dan gemuruh debur ombak. Semua itu dapat dinikmati dari kamar sambil berbaring malas di atas tandu berayun (hammock). Namun, bagian terbaik dari menginap di Santai Sumurtiga adalah menikmati hidangan yang diracik khusus oleh Freddie. FREDDIE’S SANTAI SUMURTIGA Jl. Kyai Haji Agus Salim Le Meulee, Sukajaya Sabang 23521, Aceh HP. 081360255001 W. santai-sabang.com
MAJALAH VENUE
Foto: Dok. Diah Utami
SURGA DI PERUT WEH
wisata pantai. Weh memang Tsunami 2004 menjadi titik balik destinasi populer pariwisata Sabang. Berdasarkan untuk menyelam penelitian Dini Purbani, Terry Louise sepanjang tahun. Kepel, dan Amadhan Takwir, kondisi Setidaknya ada 20 terumbu karang Weh pasca-tsunami titik selam yang tersebar cukup bervariasi. Di titik Sea Garden di Pulau Weh. Beberapa di I misalnya, terumbu karang terbilang antaranya berpusat di Pulau Rubiah. baik dengan tutupan karang hidup Pulau itu dapat dicapai dengan berlayar mencapai 54,26 persen, diikuti Sea selama 30 menit dari Iboih. Oleh Garden II sekitar 39,5 persen, dan karena itu, banyak wisatawan yang Rubiah Channel II sekira 26,32 persen. memilih bermalam di Pantai Iboih Laporan berjudul Kondisi Terumbu sebelum menyelam. Akomodasi di Karang Pulau Weh Pasca-Bencana kawasan ini juga terbilang mumpuni. Mega Tsunami itu juga menyatakan, Anda dapat memilih Iboih Inn Hotel kerusakan terumbu karang yang yang berbintang satu atau The Pade cukup parah terjadi di dua titik. Loh Dive, resor berlabel bintang empat. Weng dengan tutupan karang hidup Ada empat titik sekitar 15,14 persen CARA MENCAPAI selam yang cukup dan Ujung Seurawan Penerbangan (domestik dan populer di Rubiah. mencapai 19,28 persen. internasional) ke Banda Aceh tersedia dari sejumlah titik: Pertama, Arus Balee, Padahal, sebelum tsunami, Kuala Lumpur (Air Asia), Penang yang membentuk Ekspedisi Zooxanthellae (Firefly), Jakarta (Lion Air, Garuda lorong sempit di VII melaporkan jumlah Indonesia), dan Medan (Lion Air, antara Pulau Seulako Garuda Indonesia). Dari Banda karang hidup di Pulau Aceh, perjalanan dapat dilanjutkan dan Rubiah. Di sini, Weh mencapai 75 persen dengan menggunakan kapal penyelam akan atau tingkat baik sekali. cepat atau kapal lambat dari dimanjakan dengan Pelabuhan Ulee Lheue selama Meski begitu, Badan 50 menit hingga satu jam. keberadaan ikan hiu, Pusat Statistik (BPS) barakuda, neon fusilier, mencatat, tiga tahun INFORMASI blue ribbon eel (belut Bagi yang ingin menyelam, pasca-tsunami, Weh pastikan Anda membawa biru), dan black juvenile. malah disambangi 104.080 uang tunai yang cukup. Kedua, Batee Tokong, wisatawan. Angka itu Pasalnya, di Iboih tidak yang merupakan naik dibandingkan tahun tersedia mesin anjungan tunai (ATM). Meski begitu, apabila bubungan raksasa 2005 yang hanya 75.086 Anda menggunakan jasa batuan vulkanis yang wisatawan. Sebagian besar Rubiah Tirta Divers, mereka dikelilingi oleh berbagai dari mereka datang untuk menerima pembayaran makhluk air. Hiu menggunakan kartu kredit, baik menyelam, snorkeling, Visa maupun Mastercard. sirip hitam, devil ray, wisata kuliner, hingga
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
128
manta ray, belut moray, dan ikan warna-warni merupakan deretan makhluk air yang mendiami situs ini. Ketiga, Pantee Aneuk Seuke atau The Canyon. Di titik ini, penyelam dapat menemukan gua, lengkungan, dinding, dan ngarai yang menjadi rumah bagi manta ray, barakuda, dan napoleon wrasse. Keempat, Pantee Peunateung, dengan arus kuat yang kerap menyapu ke bawah. Di titik ini, penyelam dapat menikmati sekelompok ikan trevally dan chevron barracuda. Apabila ingin sedikit tantangan, Pulau Weh merupakan titik terbaik untuk deep diving. Di kedalaman 37-60 meter, terdapat bangkai Kapal Sophie Rickmer, kapal kargo sepanjang 134 meter yang diproduksi di Jerman sekitar tahun 1920. Sophie Rickmer merupakan satu dari lima kapal yang disita oleh Inggris di perairan Weh pada 1 Mei 1940. Ruang kemudi Sophie Rickmer dapat ditemukan di kedalaman 37 meter, geladak (deck) sekitar 45 meter, dan dasar kapal lebih dari 55 meter. Uniknya, sepanjang September-Oktober, saat suhu laut lebih dingin, penyelam bawah air Weh biasanya akan dikerumuni kawanan mobulas (devil ray), manta ray, dan hiu sirip hitam.
MAJALAH VENUE
Direktori AGEN PERJALANAN PT. Sinar Asia Mega Travel Jl. T. Hasan Dek No. 47 Simpang Surabaya, Aceh T. (0651) 25665 F. (0651) 29371 M. 08126988899 E. samtravel@info.com W. samtravelaceh.com Nurin Tours Jl. Dr. H. Tgk. M. Hasan Lampeuneurut Darul Imarah, Aceh T. (0651) 636346 F. (0651) 635456 E. rien@travelnurin.com W. travelnurin.com PT. Nasywah Indah Wisata Jl. Patimura No. 3 Gp. Sukaramai, Aceh T. (0651) 46858 M. 085260198887 W. essential-tours.com
Inno-vanza Jl. Bandara Sultan Iskandar Muda KM. 12 Ajee Cut, Aceh M. 085253707050, 083822707050 E. anjullbaraka@gmail.com W. inno-vanza.com
KATERING Refika Catering Banda Aceh Jl. Sulta Masyursyah No. 82 Peuniti, Aceh T. (0651) 27979 M. 08126910310, 081360529897 Meutuah Catering Jl. Arifin Ahmad No. 16C, Lampineung Gp. Kuta Baroe, Aceh M. 081362656599, 085760238000 Ananda Catering Jl. T. Bintara Pineung 1 No. 43 Kota Baru, Aceh M. 08126940817
PT. Sabang Travel Jl. Al Huda No. 46 Kp. Laksana, Aceh T. (0651) 34807 F. (0651) 6300536 M. 081269995551 (WhatsApp) E. sabangtravel@yahoo.co.id W. sabangtour.com
Amel Catering Jl. T. Nyak Arief 152 Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam T. (0651) 51830
PT. Aceh Wing Abadi Jl. DR. Insiyur No. 35, Sukadamai Lueng Bata, Aceh T. (0651) 33360
Riri Catering Jl. Teuku Iskandar, Banda Aceh T. (0651) 32688
Hijrah Tour & Travel Jl. Teuku Cik Ditiro No. 2014 Simp. Surabaya, Aceh T. (0651) 34357 Zalyan Tour & Travel Jl. Prada Utama No. 21, Peurada Syiah Kuala, Aceh T. (0651) 6303851 PT. Dian Almaaz Wisata tour & Travel Service Jl. Sri Ratu Safiatuddin No. 3 Peunayong 23372, Aceh T. (0651) 31367
RENTAL MOBIL CV Intermedia Group Jl. Tgk. Diblang No. 42 Mulia Kuta Alam, Aceh T. (0651) 34048 M. 081360109676, 081360555220 E. imgrental@yahoo.com, info@ imgrental.com W. imgrental.com Adiguna Group Jl. Prof. Ali Hasyimi, Lamteh Ulee Kareng, Aceh T. (0651) 8057019 M. 085361292222, 08126991210 E. rentcar@adigunagroup.com, bengkel@adigunagroup.com
Aceh Catering Jl. Teuku Cik Ditiro, Aceh T. (0651) 31498
PENYELENGGARA ACARA Delta Intermedia Jl. Punge Blangcut No. 36 Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam M. 0811684711 E. project@deltaintermedia.com W. deltaintermedia.com ERA Production & Advertising Jl. Pocut Baren No. 28D Kuta Alam, Banda Aceh T/F. (0651) 637988 E. support@eraproduction-adv.com, info@eraproduction-adv.com W. eraproduction-adv.com Bomsky Event Management Jl. Laksamana Gp. Mulia Kuta Alam Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam T. (0651) 636188 E. marketing-bomsky@gmail.com W. bomskypro.com Pargop Utama Jl. Mujahiddin Lr Beringin 1 No. 2 Kuta Alam, Banda Aceh M. 082364181413, 082272620769 PT. Visindo Pro Internasional Jl. Makam T. Nyak Arief No. 26 Lamnyoeng, Banda Aceh M. 085360606040
SOUND SYSTEM
RESTORAN
Amel Production Jl. T. Nyak Arief No. 152 Banda Aceh, Aceh T. (0651) 7551124 M. 08126907585
Restoran Kartika Jl. Nyak Adam Kamil IV 1, Banda Aceh Nangroe Aceh Darussalam T. (0651) 21749 RM Aceh Spesifik Jl. T. Hasan Dek No. 14-16 Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam T. (0651) 637771
AMMT Sound System Jl. Lambaro Angan Miruek Taman Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam M. 081360554321 Aprima Vista Soundsystem Jl. Elang No. 43, Ateuk Pahlawan Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam M. 085260657047 Atlas Sound System Jl. Cendana IV No. 14 Jeulingke, Banda Aceh M. 08536083334, 08116821086 Fam Studio and Sound System Jl. Balee No. 4, Punge Blang Cut Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam M. 0811681062 Rumah Musik Cibloe Jl. Pari No. 10, Lampriet Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam M. 085260401918
FLORIST Banda Aceh Florist Jl. Teladan No. 10B Keuramat, Aceh M. 081237443434 Keisha Florist Jl. T. Iskandar No. 17 Beurawe Laksana Kuta Alam, Aceh M. 081264802849 Ayu Florist Jl. Cut Nyak Dhien, Aceh M. 085792570187
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
129
MAJALAH VENUE
Soup Sumsum Kutaraja Jl. Tengku Imum Leung Bata KM 2.5 Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam T. (0651) 7409122 Imperial Kitchen Jl. Teuku Umar, Banda Aceh Nangroe Aceh Darussalam M. 0811680777 Thousand Hills Ketambe Jl. Kotacane-Blg, Kejeren KM. 32 Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam M. 081264176752 Country Steak House Jl. Sri Ratu Safiatuddin No. 46D Komplek Pertokoan Kodam IM Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam T. (0651) 24213 Menara Bambu Cafe Jl. Soekarno Hatta No. 4 Geuce Meunara, Aceh T. (0651) 7452233 Rumah Makan Di Blank Jl. Rel Kereta Api Lama, Aceh M. 082364205306 Rumah Makan Asia Jl. Cut Meutia 37/39, Sungai Krueng Aceh Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam T. (0651) 23236 Rendesuous Restaurant Jl. SA. Machmudsyah No. 9 Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam T. (0651) 34204
SUPLEMEN KHUSUS
TAHUN BARU DI HOTEL TIDAK KALAH SERU Sejatinya, banyak hal yang dapat dilakukan di hotel untuk menghabiskan malam tahun baru. Apalagi pada akhir tahun hotel-hotel mulai gencar mempromosikan paket akhir tahunnya. Penampilan live music musisi ternama, makan malam romantis dengan pasangan dan keluarga, atau sekadar promo harga kamar bagi konsumen yang ingin melewatkan tahun baru sambil beristirahat merupakan beberapa pilihan tawarannya. Dadang Rizki Ratman, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata, juga mendorong masyarakat Indonesia untuk menikmati tahun baru di dalam negeri ketimbang keluar negeri. Dalam sebuah kesempatan, dia menjelaskan, kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bali, dan Yogyakarta punya beragam acara menarik untuk merayakan tahun baru, entah itu festival atau parade budaya. Menurut Hariyadi B.S. Sukamdani, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), menjelang akhir tahun, okupansi hotel memang mencapai puncaknya. “Trennya, saat pertengahan Desember justru okupansi akan turun, tetapi terus merangkak naik saat pergantian tahun,” jelasnya. Itulah mengapa hotel-hotel berlomba-lomba menyuguhkan sajian acara tahun baru. Swiss-Belhotel Pondok Indah misalnya, hotel bintang empat ini menawarkan diskon 50 persen untuk harga kamar. Dengan membayar kamar, Anda sudah mendapat tambahan fasilitas seperti sarapan dan makan malam pada
Selain destinasi wisata di luar kota, hotel merupakan lokasi yang nyaman untuk menghabiskan malam tahun baru. Apa saja yang dapat dinikmati?
T
ito dan keluarga kecilnya punya rencana akhir tahun yang agak berbeda pada tahun ini, yaitu menghabiskan malam tahun baru di hotel. Tahun-tahun sebelumnya, Tito mengajak istri dan dua jagoannya berlibur ke luar kota, bahkan luar negeri. Namun, dia mengaku kurang menikmati momen liburan pada akhir tahun. Selain harga tiket melambung tinggi, destinasi wisata yang dia kunjungi juga sesak oleh pengunjung. Oleh karena itu, tahun ini dia hanya berencana melewatkan tahun baru dengan menginap di hotel sambil menikmati makan malam bersama keluarga. Tito berencana menghabiskan malam tahun baru di daerah Bandung bagian atas. Alasannya, di sana dia masih dapat merasakan udara dingin pegunungan dan benar-benar menikmati waktu berkualitas dengan anak-anaknya. “Selain lebih irit, saya dan keluarga juga tidak perlu berdesak-desakan di keramaian perayaan tahun baru. Menginap dan menikmati makan malam dengan keluarga di hotel juga terasa lebih intim,” ujar manajer keuangan di salah satu agensi iklan ini.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
130
malam tahun baru untuk dua orang sambil menikmati penampilan disc jockey (DJ). Hotel bintang empat lainnya, Atria Hotel Gading Serpong, juga tidak pernah luput mengadakan acara akhir tahun. Kalau tahun sebelumnya Atria menghadirkan pertunjukan musik, tahun ini Atria mengusung konsep yang lebih ceria, khususnya untuk anakanak. “Okupansi kami menjelang akhir tahun sudah berjalan di 80 persen,” jelas Anastasia Tri Wulansari, Assistant Public Relations Manager Atria Hotel Gading Serpong. Senada dengan Atria, G.H. Universal Bandung juga tidak lupa memanjakan tamu anak-anak. Hotel di Jalan Setiabudhi, Bandung, ini mengadakan gala dinner untuk keluarga yang disertai pesta kembang api. Sementara itu, acara tahun baru ala Grand Royal Panghegar Bandung juga tidak kalah meriah. Selain mengundang grup musik, acara akan dimeriahkan pula dengan musik disko dan penampilan DJ. Tidak kalah heboh, Ayodya Resort Bali Nusa Dua berencana menghadirkan musisi luar negeri sebagai acara utama pergantian tahun di resor bintang lima bergaya arsitektur khas Bali ini. Walau begitu, ada juga hotel yang tidak menyelenggarakan acara tahun baru dengan beragam alasan. Holiday Inn Cikarang Jababeka adalah salah satunya. “Hal itu karena kami berada di daerah industri Cikarang. Biasanya warga setempat lebih memilih pergi ke luar kota, seperti Bandung atau tempat lain. Sementara para ekspatriat juga memilih pulang kampung,” jelas Feby Dilliawan, Marketing Communications Manager Holiday Inn Cikarang Jababeka.
MAJALAH VENUE
Berlangganan
SEKARANG !! DESTINAS SULAWE I PROMOSSI WCRC
EDISI KHUSUS
dan dapatkan
I MELALU
I
INSPIRAS I
DOKTER BAGI HOTEL SAKI T
FIGUR
83
REFER
ENSI M ICE
INDO
INTAN ABDAMS KATOPPO
NESIA NO. 83, MEI 2014TAH UN KE-7 RP 39.0 00
NO. 85, TAHUN KE-8 JULI 2014 RP60.000 85
ING.IN CEN
IBITIO
N
d 1
N.EXH
BITION
mei'14.ind
ENTIO
DESTINASI MICE INDONESIA
.CONVENTION.EXHI
cover
ME I 201 4
ISSN
2085-238
X
ISSN
JULI 2014
1
NAMA
N O K gan S n I e d D pai m a S
% 5 2
BONUS PETA MUDIK
TIVE.C ONV
MEETING.INCENTIVE
16
MEET
ONESIA REFERENSI MICE IND
2085-238X
7/4/14 8:03 PM
5/4/14
3:07 AM
:
PEMBAYARAN VIA TRANSFER BANK
JENIS KELAMIN :
L
P
TTL
:
• BCA cabang Wisma Nusantara No. Rekening: 734.030.6117
ALAMAT KIRIM
:
a/n PT. Dyamall Graha Utama
TELP/FAX
:
HP
:
:
Fotokopi lembar ini dan kirimkan beserta bukti transfer ke: Jl. Kemiri No. 2 Menteng 10350, Jakarta Pusat Fax: (021) 3903848 Email: herry.venue@yahoo.com
PENDIDIKAN Lulus SD
Lulus SLTP
Lulus D1/D2/D3
Lulus SLTA
Sarjana S1
Sarjana S2/S3
Untuk informasi lebih lanjut hubungi : Herry Drajat S T: (021) 3107 - 117 M: 0812-1221-1512
PILIHAN BERLANGGANAN PULAU JAWA
6 Bulan (6 edisi)
1 Tahun (12 edisi)
2 Tahun (24 edisi)
Rp 234.000,-DISKON 15%
Rp 468.000,- DISKON 20%
Rp 936.000,- DISKON 25%
Rp200.000,-
Rp375.000,-
Rp700.000,-
Untuk pengiriman luar Pulau Jawa akan dikenai ongkos kirim per edisi sebagai berikut: Sulawesi & Kalimantan: Rp10.000 per edisi Sumatera, Kepulauan Riau, dan Nusa Tenggara: Rp8.000 per edisi
SUPLEMEN KHUSUS
WARNA-WARNI TAHUN BARU DI HOTEL
G.H. UNIVERSAL HOTEL
Bangkitkan Kehangatan Keluarga
G.H. Universal Hotel akan menyelenggarakan gala dinner bagi keluarga. Menurut Ancha Apriansyah, Marketing Communications Manager G.H. Universal Hotel, lokasi hotel bintang lima dengan rancang bangun ala kastil di Eropa ini kurang tepat untuk mengadakan acara ingar bingar karena berada di Bandung bagian atas. “Oleh karena itu, kami membuat gala dinner dengan keluarga yang disertai pesta kembang api supaya saling mendukung dengan panorama di sekitar hotel. Suasananya pasti akan terasa intim dan romantis,” ujarnya berpromosi. Alamat: Jl. Setiabudhi 376, Bandung 40143 T. (022) 2010388 F. (022) 2014525
ATRIA HOTEL GADING SERPONG
Memanjakan Anak-anak
Atria Hotel Gading Serpong akan mengusung tema Kids are King. Ini berbeda dengan tahun sebelumnya, ketika hotel bintang empat di Tangerang ini selalu menampilkan pertunjukan musik. Tahun ini, setengah area ballroom akan disulap Atria sebagai tempat bermain anak alias kids kingdom dengan beragam permainan. Fasilitas tersebut tersedia sepanjang periode 30 Desember 2016-1 Januari 2017. Selain itu, pada malam tahun baru, Atria mengundang tamunya untuk makan malam sambil ditemani sajian live music. Ada pula photo booth, door prize, dan penampilan DJ wanita. “Untuk early bird akan ada harga khusus. Pastinya, anak-anak Anda akan menikmati beragam permainan dan makanan berlimpah,” tegas Anastasia Tri Wulansari, Assistant Public Relations Manager Atria Hotel Gading Serpong. Alamat: Jl. Boulevard Gading Serpong, Tangerang 15810 T. (021) 2921 5999
SUPLEMEN KHUSUS
GRAND ROYAL PANGHEGAR BANDUNG
DAFAM TERASKITA JAKARTA
Kemeriahan Pesta
Kolaborasi Balerina dan Musik DJ
Grand Royal Panghegar Bandung mengusung tema Masquerade Party untuk perayaan akhir tahunnya. Para tamu akan diajak makan malam sambil ditemani penampilan grup musik asal Surabaya, Katakita. Kemeriahan malam pergantian tahun akan makin semarak dengan hadirnya grup Disko Fever dan DJ Lunna Hana. Rangkaian tahun baru di hotel legendaris di Kota Bandung ini dapat dinikmati dengan harga Rp2.370.000 nett per kamar. Hotel bintang lima yang berlokasi di dekat Jalan Braga ini memiliki 434 kamar dan suites dengan fasilitas antara lain kolam renang luar renang, spa, dan pusat kebugaran. Alamat: Jl. Merdeka No. 2, Bandung 40111
Mengusung tema TrendMendeous, pelesetan dari kata ‘tremendeous’ yang berarti ‘luar biasa’, Dafam Teraskita akan mengadakan gala dinner ditemani live music di Seventh Sky Lounge. Lalu, menjelang tengah malam, tamu akan dihibur oleh balerina yang akan berkolaborasi dengan penampilan DJ. Acara akan ditutup dengan pembagian grand prize. Hotel yang belum genap berusia setahun ini juga menawarkan paket kamar, yakni Rp650.000 nett per malam dan Rp1.201.777 nett untuk dua malam. Harga paket ini sudah termasuk welcome drink, sarapan, dan late check-out sampai pukul 15.00 WIB. “Kolaborasi balerina dan DJ akan membawa atmosfer berbeda bagi pesta tahun baru Anda,” jelas Nancy Fenyapwain, Director of Sales Marketing Hotel Dafam Teraskita Jakarta. Alamat: Jl. M.T. Haryono Kav. 10, Jakarta Timur
T. (022) 4232 286
T. (021) 2280 7777, F. (021) 2280 7666
ASTON PASTEUR
HOLIDAY INN BANDUNG
Nostalgia Pasar Senggol
Makan Malam Bersama Keluarga
Hotel yang beroperasi sejak Juli 2016 dan resmi berganti nama menjadi Aston Pasteur sejak 25 Oktober 2016 ini mengusung konsep unik untuk perayaan tahun barunya. Hotel bintang empat ini akan menyulap Majapahit Ballroom menjadi arena layaknya pasar malam atau pasar senggol zaman dahulu. “Kami akan mendekorasinya sedemikian rupa dan menghadirkan jajanan tempo dahulu, seperti kue cubit, mi kocok, tahu gejrot, dan sebagainya,” ujar Rennie Sandia, Hotel Manager Aston Pasteur. Bukan hanya menghadirkan jajanan tempo dahulu, hotel yang menyediakan 215 kamar dengan sembilan ruang pertemuan dan sebuah ballroom berkapasitas 700 orang untuk pola standing ini juga menampilkan bioskop dadakan alias layar tancap dengan menayangkan film-film tempo dahulu. Paket menginap tahun baru ini dibanderol Rp2.478.000 untuk dua malam.
Natal dan tahun baru menjadi momentum paling tepat untuk bercengkerama dengan keluarga dan kerabat. Bagi Anda yang ingin merayakan malam Natal sambil menikmati makan malam dengan sajian menu Barat, Holiday Inn Bandung dapat menjadi pilihan tepat. Pada 24 dan 25 Desember 2016, Holiday Inn Bandung menyiapkan Christmas Buffet Dinner seharga Rp125.000 nett per orang. Lalu, untuk merayakan pergantian tahun, hotel bintang empat ini menyelenggarakan gala dinner bertema Stay Celebrated pada 31 Desember 2016 di ballroom Holiday Inn Bandung. Sambil menikmati makan malam, Anda akan dihibur live music dan beragam hadiah menarik. Paket kamar dan gala dinner ditawarkan dengan harga Rp2.000.000 semalam untuk satu kamar dan Rp3.350.000 per kamar untuk dua malam. Alamat: Jl. Ir. H. Juanda (Dago) No. 33, Bandung
Alamat: Jl. Dr. Djunjunan No. 162, Bandung 40162, Jawa Barat
T. (022) 4211 333
T. (022) 8200 0777
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
134
MAJALAH VENUE
HOTEL
GRAND DAFAM BELA TERNATE
Ekspansi di Indonesia Timur TEKS JOHANA NOVIANTI, FOTO: DOK. GRAND DAFAM BELA TERNATE
Di sisi selatan Pulau Ternate, Dafam Hotel Management mengembangkan sayapnya dengan mengoperasikan Grand Dafam Bela Ternate. Hotel ini menyajikan panorama apik Gunung Gamalama dan fasilitas lengkap layaknya hotel bintang 4.
I
ndonesia Timur kesohor dengan panorama alamnya nan memukau. Ternate, di Maluku Utara misalnya, dikelilingi perairan dan pegunungan yang membuatnya menjadi salah satu destinasi wisata favorit para wisatawan mancanegara (wisman). Ternate juga terkenal dengan kekayaan rempah berupa cengkih dan pala. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Maluku Utara mencatat, pada tahun 2014 ada 1.093 wisman yang menyambangi Ternate. Angka itu tumbuh menjadi 1.600 wisman pada tahun lalu. Potensi pariwisata yang menggiurkan tentu sejalan dengan destinasi wisata yang memesona di Ternate. 30 menit menyeberang dengan speedboat Anda bisa mengunjungi Pulau Maitara. Pulau kecil di antara Tidore dan Ternate ini memiliki pantai berpasir putih dengan kekayaan bawah laut yang terpelihara baik sehingga cocok untuk menyelam. Potensi pariwisata yang cukup menggiurkan tersebut, mendasari Dafam Hotel Management untuk mengoperasikan Grand Dafam Bela Ternate di Kawasan Jati Raya, Ternate.
Karena kecantikan alam Fasilitas MICE Grand Pada lantai pertama bawah laut Ternate dan tersedia ruang pertemuan Dafam Bela Ternate sekitarnya yang menggoda, eksekutif bernama Cengkeh Ballroom Grand Dafam Bela Ternate Private Room. Di sini, tamu Dimensi 20x46 m menyediakan diving package bisa bersantap sembari Kapasitas (orang) seharga Rp1.000.000, melakukan pertemuan Theatre 800 net sudah termasuk bisnis dengan suasana Cocktail 400 kamar Deluxe Twin Share, privat. Atau, selepas penat transportasi dari bandara berenang Anda dapat ke hotel lanjut ke lokasi penyelaman. menyesap moktail dan koktail di Pool Bar. Paket ini berlaku minimal untuk 6 orang. Tidak hanya surga bagi wisatawan Hotel berdesain elegan ini memiliki leisure, Grand Dafam Bela Ternate juga 195 kamar bertipe Deluxe, Executive, Suite, menaruh perhatian pada kebutuhan Penthouse, dan Cottage. Di dalamnya, wisatawan bisnis. Hotel ini menyediakan dibenamkan sejumlah fasilitas leisure sejumlah ruang pertemuan dan ruang berupa spa, restoran dan lounge, kolam serbaguna yang bisa memuat hingga renang, serta pusat kebugaran. 1.200 orang. Lokasinya yang hanya 7,3 Grand Dafam Bela Ternate kilometer atau sekitar 21 menit berkendara menawarkan empat gerai pemanja dari Bandara Sultan Babullah menjadi lidah. Grandin Restaurant hadir kekuatan utama Grand Dafam Bela dengan beragam menu tradisional Ternate dalam menggaet pasar MICE. dan internasional yang menawarkan GRAND DAFAM BELA TERNATE pemandangan kolam renang. Sedangkan Jl. Jati Raya No. 500 Kiaraha Lobby Lounge, merupakan Ternate, Maluku Utara tempat yang tepat untuk santai sore T. (0921) 3121800, F. (0921) 3125000 sambil menikmati berbagai kudapan. E. info@granddafam-belaternate.com
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
136
MAJALAH VENUE
HOTEL THE ANVAYA RESORTS BALI
Perpaduan Konsep Tradisional Bali dan Fasilitas Premium TEKS & FOTO ERWIN GUMILAR
Dilengkapi ruang serbaguna berkapasitas 1.000 orang, 9 ruang pertemuan, dan 22 kolam renang, The Anvaya Resorts Bali siap memanjakan tamu leisure dan bisnis.
K
eelokan alam dan budaya berpadu kelaikan infrastruktur dan aksesibilitas menjadi kekuatan Bali untuk menggaet wisatawan mancanegara. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, pada Januari-Agustus 2016 terdapat 3,19 juta wisatawan mancanegara (wisman) yang menyambangi Pulau Dewata. Angka itu naik 22,76 persen dibandingkan periode serupa tahun 2015 yang mencapai 2,6 juta wisman. Hal ini membuat Bali menjadi destinasi penyumbang wisman terbesar di Indonesia, selain Jakarta dan Batam. Wisatawan datang, investasi pun mengalir. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat, hingga tahun 2016, Bali memiliki sekitar
13.000 kamar hotel. Setidaknya, ada tambahan 67 hotel baru sepanjang tahun 2016, salah satunya The ANVAYA Beach Resort Bali. Resor bintang lima berluas empat hektare yang berada di bawah pengelolaan Santika Hotels & Resorts itu mulai beroperasi pada 11 November 2016. Sebelumnya, menurut Helmy Shaukany, Resident Manager The ANVAYA Beach Resorts Bali, lokasi berdirinya The ANVAYA Beach Resort Bali ditempati oleh Santika Premiere Beach Resort. “Namun, karena permintaan akan akomodasi kelas premium masih sangat potensial di kawasan Tuban, Bali, Santika Hotels & Resorts mempertimbangkan untuk mengganti properti sebelumnya dengan The ANVAYA,” katanya.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
138
The ANVAYA Beach Resort, kata Helmy, menawarkan 495 kamar bertipe Deluxe, Premier, Deluxe Suites, Premiere Suites, ANVAYA Suites, Beach Front Private Suites, dan The ANVAYA Villa. Resor mewah tersebut mengusung konsep tradisional Bali yang didukung berbagai fasilitas modern. Ada tiga konsep tradisional Bali yang diusung resor ini: Bali Age, Hindu Bali, dan Bali Modern. Bali Age merupakan era ketika Bali belum mendapatkan pengaruh Kerajaan Majapahit, atau juga disebut sebagai Bali Awal. Konsep ini ditampilkan pada sisi depan resor, meliputi Kunyit Restaurant hingga kompleks kamar bertipe Deluxe. Selain tecermin pada
MAJALAH VENUE
HOTEL
desain interior, konsep Bali Age juga diaplikasikan pada penyajian makanan di Kunyit Restaurant yang mengadopsi tradisi megebung. Megebung adalah tradisi makan bersama yang berkembang di masyarakat Bali pada era Bali Awal. Mengikuti konsep ini, setiap tamu Kunyit Restaurant tidak perlu menggunakan cutleries (peralatan makan) yang menjadi standar pelayanan hotel dan restoran bintang lima. Sebagai gantinya, tamu dapat mencuci tangan memanfaatkan air yang dituangkan pelayan dari sebuah kendi ke wadah penampungan. “Kami sediakan fresh towel (handuk bersih) yang dapat digunakan tamu untuk membasuh tangan. Jadi, di Kunyit Restaurant, tamu tidak perlu canggung makan menggunakan tangan,” katanya. Konsep Hindu Bali terlihat dari berbagai aksesori yang digunakan, seperti ukiran, yang merepresentasikan masa Hindu Bali. Konsep ini diselipkan The ANVAYA Beach Resort pada lobi hingga ke sisi tengah resor. Sementara konsep Bali Modern diaplikasikan untuk bagian belakang resor, mulai dari Sands Restaurant hingga kompleks kamar bertipe Beach Front Private Suites. “Sands Restaurant didesain dengan konsep dapur
terbuka dengan sajian bergaya Barat, Jepang, Korea, dan tradisional sebagai menu utama. Alunan musik cepat akan menemani saat bersantap para tamu di restoran ini,” ujar Helmy. Konsep tradisional tersebut, menurut Helmy, terbalut apik dalam fasilitas terbaik yang dijanjikan The ANVAYA Beach Resort kepada tamunya. Tiap-tiap kamar dilengkapi sistem Internet Protocol Television (IPTV) yang memungkinkan tamu mendapatkan layanan kamar melalui pesawat televisi. Didi Marsinta Ari, Assistant Public Relations Manager The ANVAYA Beach Resorts Bali, menuturkan, IPTV menjadi alat bagi tamu untuk memesan makanan, melihat jadwal meeting, layanan wake up call, hingga mengecek pembayaran kamar. Selain fasilitas kamar, The ANVAYA Beach Resort juga memiliki restoran, 22 kolam renang, spa, kids club, dan pusat kebugaran.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
139
Selain fasilitas leisure, resor ini juga memanjakan wisatawan bisnis dengan berbagai fasilitas MICE. The ANVAYA Beach Resort memiliki satu ruang serbaguna berkapasitas hingga 1.000 orang dan sembilan ruang pertemuan yang dapat menampung 55-99 orang. “Meski Nusa Dua menjadi kawasan utama untuk pasar MICE, kami optimistis tetap dapat menggarap segmen tersebut. Lokasi strategis yang hanya lima menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan kekuatan The ANVAYA Beach Resort untuk wisatawan MICE,” ujar Helmy. Semenjak soft launching pada 15 Agustus 2016, ruang serbaguna The ANVAYA Beach Resort sudah melayani lima event yang diisi oleh Suzuki dan Bank Indonesia. The ANVAYA Beach Resort memancang 60 persen pengguna ruang serbaguna berasal dari pasar pemerintah. Sementara sisanya akan ditopang oleh segmen korporasi. “Untuk okupansi atau tingkat keterisian, ruang pertemuan dan ruang serbaguna sepanjang tahun pertama pengoperasiannya, kami targetkan di angka 50 persen. Sementara untuk okupansi kamar, diproyeksikan mampu menyentuh 75-80 persen.”
MAJALAH VENUE
ENGL I S H S E C TI O N
Weh,
THE STORY OF THE GOLDEN ISLAND The existence of Weh Island had actually recorded by Ptolomacus around the year 301 BC. At that time, the Greek geographers sailed to the East (Asia) and stopped at the mouth of the Malacca Straits (Weh Island), which is the largest island in Sabang. Ptolomacus then renamed it the Golden Island. The existence of Weh Island was also briefly noted by Ma Huan, a translator participating in the expedition of Cheng Hoke of Pasai kingdom in 14131415. In a book entitled The Overall Survey of the Ocean’s Shores, Ma Huan described Weh Island as a haven for foreign merchants wanting to hunt for lacquer wood (gaharu). This type of wood is often processed into incense, perfume, traditional medicine, to cosmetics. In 1881, the Dutch Indies occupied Weh and built Kolen Station Port in Sabang. Within 14 years, the port was transformed into a free port and became one of the busiest in Indonesia. Around 1900, the Dutch Indies built a coal depot with a capacity of 25,000 tons, making it even more crowded with foreign ships. Kolen Station groove and channel were even deepened to be a worthy stop off for big ships. No wonder if this port later became a stopover center for foreign vessels. Unfortunately, when diesel ships began to master the oceans around 1910, the transit for foreign vessels moved to Singapore, then Sabang was forgotten .
The Story of the ‘Golden Island’
THE WARM WELCOME OF FREDDIE
E
xtending along 3,977 mile between the Indian Ocean and the Pacific Ocean, Indonesia was awarded 17,508 beautiful islands. Most of the islands are used as a tourism asset that offers white sandy beaches, lined palms, underwater charm, and warming local culture. Others, though with interesting potentials, are left virgin, uninhabited. Of the tens of thousands of islands, Sabang located at the tip of Sumatra grows into new prima donna among tourists. Sabang is a city located in Weh Island, about 22.5 kilometers from Banda Aceh, Province of Nanggroe Aceh Darussalam. Around the area of 153 square kilometers, there are four other islands: Rondo, Rubiah, Klah, and Seulako. Rubiah is even famous as a major maritime destination in this Land of the Veranda of Mecca.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
140
It is actually fairly easy to visit Sabang, since this area has been supported by adequate infrastructure. Ulee Lheue Port in Banda Aceh becomes the main departure point towards the Balohan Port in Sabang. There are two types of crossings that can be selected by travelers to reach Sabang, namely slow and speed boats. With travel hour of 50 minutes to 1 hour, both alternatives operate every day, although only at certain hours. From Balohan, tourists can drive for 26 minutes (about 13.9 kilometers) to the north, to Sumurtiga beach. Here, Freddie Rousseau, the man of South African origin, will welcome you in Santai Sumurtiga, a simple inn with 16 rooms operated since 2006. No need to go far to enjoy the white sand beaches, rows of palm trees, turquoise sea water, and the roar of the waves. All can be enjoyed from the room while lying lazily in a hammock. However, the best part of staying in Santai Sumurtiga is enjoying the dishes specially prepared by Freddie, the owner. FREDDIE’S SANTAI SUMURTIGA Jl. Kyai Haji Agus Salim Le Meulee, Sukajaya Sabang 23521, Aceh M. 081360255001 W. santai-sabang.com
MAJALAH VENUE
EN G LISH SECTIO N
HAVEN IN THE BELLY OF WEH
been visited by 104.080 tourists. That The 2004 tsunami was a turning figure increases compared to 2005 which point for tourism in Sabang. Based on was only 75,086 tourists. Most of them the research by Dini Purbani, Terry come for diving, snorkeling, enjoying Louise Kepel, and Amadhan Takwir, its culinary, and coastal attractions. the condition of coral reefs after the Weh Island is indeed a popular tsunami in Weh Island quite varies. At destination for diving all year round. the point of Sea Garden I, for example, There are at least 20 diving points in it is fairly good with live coral coverage Weh Island, some of which are centered reaching 54.26 percent, on the Rubiah island. HOW TO GET THERE followed by Sea Garden The island can be 2 of about 39.5 percent reached by sailing 30 Flights (domestic and international) and Rubiah Channel 2 of minutes from Iboih. No to Banda Aceh are available at a approximately 26.32 per cent. number of points: Kuala Lumpur wonder many tourists (Air Asia), Penang (Firefly), Jakarta The research-report chose to spend the (Lion Air, Garuda Indonesia) and entitled “The Condition night on the Iboih Medan (Lion Air, Garuda Indonesia). of Coral Reefs in Weh beach before diving. The journey can be further continued using the speed or slow Island Post- Tsunami Mega The accommodation boats from Ulee Lheue in Banda Disaster” also states that in this area is also Aceh, for 50 minutes to 1 hour. the reef damage is quite fairly well established. INFORMATION severe in two points. In Loh You can choose to For those wanting to dive, make Weng, the live coral cover is stay at the one-starred sure you bring sufficient cash, approximately 15.14 percent Iboih Inn Hotel or since in Iboih Automated Teller Machine (ATM) is not available. and reaches 19.28 percent the four-starred Nevertheless, if you use the at Ujung Seurawan. In fact Pade Dive Resort. services of Rubiah Tirta Divers, prior to the tsunami, the There are four they accept payment by credit card, either Visa or MasterCard. Zooxanthellae VII Expedition points of diving, quite reported that the total popular in Rubiah. living coral in Weh Island reached 75 First, Arus Balee which form a narrow per cent or at the level of excellent. passage between Seulako and Rubiah Nevertheless, the Central Bureau of island. Here, divers will be pampered by Statistics (BPS) noted that within three the presence of sharks, barracuda, neon years after the tsunami, Weh Island has fusiliers, blue ribbon eels, and black
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
141
juvenile. Second, Batee Tokong which is a giant ridge of volcanic rock, surrounded by a variety of aquatic creatures. Black fin sharks, devil rays, manta rays, moray eels, and colorful fishes are some aquatic creatures inhabiting the site. Third, Pantee Aneuk Seuke or the Canyon. At this diving point, divers can find caves, arches, walls, and canyons, hosting manta rays, barracuda, and napoleon wrasse. Fourth, Pantee Peunateung with strong currents that often sweep divers down. At this diving point, divers can enjoy a school of trevally and chevron barracuda. If you want a bit of a challenge, Weh Island is the best point for deep diving. At the depth of 37-60 meters, there is a Shipwreck of Sophie Rickmer, a 134 meter long cargo-ship produced in Germany around 1920. On May 1, 1940, Sophie Rickmer is one of five ships seized by the British in the waters of Weh. Sophie Rickmer’s wheelhouse can be found at a depth of 37 meters, while the deck at about 45 meters, and the ship’s bottom is more than 55 meters. Interestingly, during September-October, when the sea temperature is cooler, Weh underwater would normally be filled with a school of devil rays, manta rays, and black tip-reef sharks.
MAJALAH VENUE
JAKARTA CAFE & RESTO -Cilandak Towns Square Imperial Kitchen White Elephant Barley & Hops Starbucks Dome Tartine Bistro Bistro Delifrance Little Takigawa Mangkok Putih Wing Dome Haagen-Dazs Ra Sushi Trs Dinner Billichick Fish & Co Coffe Bean & Tea Leaf Score! Jakarta Malay Village Caton Ramen 38 Do an Bakerizn Beard Papa -Pacific Place Café Bon Francais Bengawan Solo Coffe Kopi Luwak Sour Sally Yakun Kaya Toast Ootoya Urban Kitchen Takigawa Café Betawi Fish & Co Raffel’s Gelatissimo Haagen-Dasz Y&Y Starbuck Coffe Coffes World Liberica Coffee Club Cream & Fudge Q Bar Muffin House Crystal Jade my Bread Kenny Roger Roasters Paxi Barbershop -EX Plaza Indonesia Sour Sally Excelso MOS Burger Mi item Pandan Village Saint Cinnamon Heavenly Blush Jade Imperial Sichuan Fatburger Nannini Dunkin Donuts Aroma Pondok Sunda Shabu-Shabu House Sumpit Cream & Fudge Black Steer Jittlada Thai Cuisine The Taste Starbuck -Sarinah Thamrin Hot Planet Manchester United
Miko Coffe -Plaza Semanggi Kafe Wien O`bistro Waroeng Pojok Celcius Café Gong Fu Chinese Resto Shabu Tei Resto Wing Dome Gloria Jeans Chili Padi Kin No Taki -Pondok Indah Mall 1 & 2 Pho 2000 Bakerizn Din Tai Fung Fish & Co Shabu Tei XXI café Taichan Red Mango Coffe Bean Miki Ojisan Seoul Garden Jittlada Thai Cuisine The Duck King Hanei Warbek Billiechik Regal Café Kafe Betawi Dimsum Lamian Spinneli Coffe Regal Coffe Factory Krispy Kreme Coffe Bean & Tea Leaf Beppu Menkan Red Bean Chopstix -La Piazza Kelapa Gading Kopitiam Bengawan Solo Pisa Cafe Starbuck Coffe Bakoel Coffe Segrafedo Zanetti Harmonies Barrack Pan & Roast Fiesta Steak Bakmi Gang Kelinci Ikiya Japanese Restaurant Okasan’s Puff Oto San Rice Bowl Coffee Tree Cafe Oh La La -Mall Taman Anggrek Old Town White Coffe Dunkin Donut Bengawan Solo Coffe Ta Wan J. Co Coffe Bean Dian Xiao Er Fish & Co Grill Box Honeymoon Dessert -Plaza Senayan MOS Café Sushi Tei CJ Espressamente Illy Paradise Dynasty Chandara Katsura Esina
Canton Bay J. Co donut & Coffe De Luca Monolog Victorin Haagen-Dazs Coffe Club -Grand Indonesia Krispy Kreme Kafe Betawi Kopi Luwak Sour Sally Crystal Jade my Bread The Soup Spoon Spinelli Coffe Pizza Marzano Cali Deli Chopstix Waroeng Kita Chatter Box Kenny Rogers Roaster Y&Y Haagens-Dazs Han Gang My Pancake Waraku Dinning -City Walk Soedirman Warung Leko Fashion Pasta Sumpit De’ Waroeng The Soup Spoon Kobe Lamptei Tamani Café Spinneli Coffee Java Bean -Café on the street Menteng Sisha Café Starbuck F1 Double Bay Izzi Pizza J. Co Menteng Brown Bag Menteng Double Dipps Donut & Coffe -Setiabudi I Q Smoke House Kedai Pinang Takigawa Gula Merah Panini House Ta Wan Golden Century Platters Pizza E Bira Amadeus Kafe Betawi Mie Thai Dapur Sunda Imperial Cakery Coffe World LOUNGE SOEKARNO HATTA AIRPORT Terminal 1 B Srwijaya Air Lounge Terminal 2 D International Batavia Lounge Premiere Lounge Esplanade Lounge Pura Indah Lounge Terminal 2 E International Garuda Indonesia
Executive Lounge Mutiara Lounge Emerald Sky Line Citibank Lounge Terminal 2 F Domestik Mandiri Lounge Sunda Kelapa Lounge Indosat Lounge BNI Lounge Emerald Sky Line Citibank Lounge JW Sky Lounge HOTEL Shangri-La Hotel Kota BNI, Jl. Jend. Sudirman Kav.1 Kartika Chandra Hotel Jl. Jend. Gatot Soebroto Grand Mahakan Hotel Jl. Mahakam No.1 Hotel Kristal Jl. Terogong Raya, Cilandak Barat The Media Hotel & Towers Jl. Gunung Sahari No.3 Pullman Jakarta Jl. M.H. Thamrin No. 59 Aryaduta Hotel Jl. Prapatan 44-48 Mercure Ancol Jl. Pantai Indah, Ancol Putri Duyung Cottage & Resort Jl. Lodan Timur No.7, Ancol Le Grandeur Hotel Jl. Mangga Dua Raya Manhattan Hotel Jl. Prof. Dr. Satrio Casablanca The Sultan Hotel Jl. Gatot Subroto, Senayan Hotel Mulia Senayan Jl. Asia Afrika, Senayan Sunlake Hotel Jl. Danau Permai Raya, Sunter Hotel Le Meridien Jl. Jend. Sudirman Kav. 18-20 Sari Pan Pacific Hotel Jl. M.H. Thamrin Golden Boutique Hotel Jl. Angkasa No. 1, Kemayoran Grand Hyatt Hotel Jl. M.H. Thamrin Kav. 28-30 Hotel Sahid Jaya Jl. Jend. Sudirman Hotel Millenium Kebon Sirih Horison Hotel Bekasi Jl. KH. Noer Ali, Bekasi Hotel Borobudur Jl. Lap. Banteng Selatan Hotel Ibis Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 77 Novotel Mangga Dua Square Jl. Gunung Sahari Raya No.1 Hotel Grand Melia Jl. HR . Rasuna Said kav x-0, Kuningan Hotel Alila Jl. Pecenongan Kav. 7-17
Santika Indonesia Hotel & Resort Corporate Office : Jl. Melawai VII No. 6-8, Kebayoran Baru Hotel Santika Premiere Jl. Aipda KS. Tubun No. 7 Slipi JW. Marriot Hotel Lingkar Mega Kuningan Ritz Carlton Hotel Lingkar Mega Kuningan Intercontinental Mid Plaza Jl. Jend. Sudirman Crown Plaza Hotel Jl. Jend. Gatot Soebroto Four Season Hotel Jl. HR. Rasuna Said The Darmawangsa Hotel Jl. Darmawangsa, Kebayoran Baru The Park Lane Hotel Jl. Casablanca Aston Cengkareng Outer Ring Road, Mutiara Taman Palem, Blok C1, Hotel Century Park Jl. Pinti 1 Senayan, Jakarta The Ritz-Carlton Pacific Place Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 The Batavia Hotel Jl. Kali Besar Barat, Roa Malaka Hotel Bidakara Jakarta Jl Gatot Subroto Kav 71-73 Pancoran Jaksel HARRIS hotel & conventions Kelapa Gading Jl. Bulevar Kelapa Gading Blok M Jakarta 14240, Indonesia Desa Wisata Hotel TMII Jl. Raya Taman Mini 1 Aston Rasuna Tower A - Lower Ground, Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. HR Rasuna Said - 12960 Aston Marina Marina Mediterania, Tower A Jl. Lodan Raya No. 2A -14430 Hotel Santika BSD City – Serpong Teraskota Entertainment Center, Jl.Pahlawan Seribu CBD Lot VII B Jkt15322 Best Western Mangga dua Hotel & Residence Jl. Mangga dua abdad 111 Jkt 10730 Le Grandeur Mangga Dua Jl. Mangga Dua Raya, Jakarta 10730, Indonesia Redtop Hotel & Convention Center Jl,Pecenongan No.72, Jakarta 10120 Pullman Jakarta Central Park
Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 28 JS Luwansa Hotel & Convention Center Jl. H.R Rasuna Sahid No. C22 Grand Whiz Kelapa gading Jl. Bukit Gading Raya Kav.1 BOGOR Lorin Hotel Sentul Sentul Circuit Citerup ANYER & CILEGON Patra Jasa Anyer Patra Anyer Beach Resort Desa Bandulu - Anyer 42166 Hotel Permata Krakatau JL.H.Yasin Beji No.4-6 , Cilegon. Indonesia. Karisma Labuan Beach & Resort Jl. Raya Panimbang labuan, Pandeglang-Banten Pondok Layung Resort Jl. Raya Anyer Karang Bolong Km 133,8 Anyer-Banten Hotel Nuansa Bali Anyer Jl. Raya Karang Bolong Km 133.5 Anyer. Sol Elite Marbela Jl. Raya Karang Bolong km 135, Anyer 42466 PEKAN BARU Hotel Labersa Jl. Labersa Parit Indah, Pekanbaru SEMARANG Hotel Ciputra Semarang Jl. Simpang Lima No. 1, Semarang 50134 Hotel Grand Candi Jl. Sisingamaraja No. 16 Hotel Horison Jl. KH. Ahmad Dahlan, No. 2 Simpang Lima Patra Semarang Convention Hotel Jl. Sisingamaraja Candi Baru Gumaya Tower Hotel Jl. Gajah Mada No. 59 – 61 Novotel Hotel Semarang Jl. Pemuda 123 Hotel Santika Premiere Jl. Pandanaran No. 116-120 DAFAM Hotels & Resorts Indonesia Jl. Imam Bonjol 188 Semarang 50132 Best Western Star Hotel Jl. MT. Haryono No.972 PEKALONGAN Hotel Marlin Pekalongan Jl. Raya Wiradesa 25 Pekalongan Central Java - Indonesia YOGYAKARTA Jogjakarta Plaza Hotel Jl. H. Affandi-Gejayan,
Complex Colombo Hyatt Regency Jl. Palagan Tentara Pelajar Hotel Melia Purosani Jl. Mayjen Suryotomo 31 Grand Hotel Quality Jl. Laksda Adisucipto No. 48 Sahid Raya Hotel Jl. Babarsari 2 Novotel Yogyakarta Hotel Jl. Jendral Sudirman No. 89 Sheraton Mustika Resort & Spa Jl. Laksda Adisucipto Km 8,7 Inna Garuda Hotel Jl. Malioboro 60 Hotel Santika Premiere Jl. Jendral Sudirman 19 Century Saphir Hotel Jl. Laksda Adisucipto 38 The Jayakarta Hotel & Spa Jl. Laksda Adisucipto km 8 The Phoenix Hotel Jl. Jendral Sudirman 9-11 Ibis Malioboro Hotel Jl. Malioboro No. 52-58 SOLO Lor In Solo Hotel Jl. Laksda Adisucipto Novotel Hotel Jl. Slamet Riyadi Kusuma Sahid Prince Hotel Jl. Sugiyopranoto 20 Sahid Jaya Solo Hotel Jl. Gajah Mada 82 The Sunan Hotel Solo Jl. Ahmad Yani 40 The Royal Surakarta Heritage Hotel Jl. Brigjen Slamet Riyadi No. 6, Jateng 57111 BANDUNG Aston Hotel Bandung Jl. Braga No.99-101 Bandung Grand Aquila Hotel Jl. Dr. Djunjunan No. 116 Grand Hotel Preanger
Jl. Asia Afrika No. 81, Hyatt Regency Hotel Jl. Sumatera No. 51 Sheraton Bandung Jl. Ir. H. Juanda No. 390 Holiday Inn Hotel Jl. Ir. H. Juanda No. 33, Horison Hotel Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 212 Horison Dago Pakar Hotel Jl. Bukit Pakar Timur No. IV No. 88 Jayakarta Suite Hotel Jl. Ir. H. Juanda No. 381A, Papandayan Hotel Jl. Gatot Soebroto No. 83 Savoy Homann Bidakara Jl. Asia Afrika No. 112 Santika Bandung Hotel Jl. Sumatera No. 52-54 Panghegar Hotel Jl. Merdeka No. 2-4 Aston Primera Pasteur Jl. Dr. Djunjunan 96 HARRIS Hotel & Conventions Festival CTLink Jl. Peta no.241, kopo. 40323 Novotel Bandung Jl. Cihampelas No 23-25 . 40171 Aston Tropicana Premiere Plaza, Jl. Cihampelas 125129. 40131 Hotel Vio Cimanuk Jl Cimanuk No 15 Bandung Zenbu - House Of Mozaru Paris Van Java Mall Pizza e Birra Paris Van Java Mall J.CO Paris Van Java Mall Singaporean Yong Tou Foo Paris Van Java Mall Javana Bistro Paris Van Java Mall Pepper Lunch Paris Van Java Mall Trans Studio Mall Istana Plaza Hartwood
Jl. Letjend Suprapto No. 1 Balikpapan 76131 P : (0542)735845 / 735844 F : (0542) 424094 SMS : 08115418881 / 0816200100 E : info@blueskybalikpapan.com W : www.blueskybalikpapan.com
Jl. Cimanuk No. 12 Giggle Box Jl. Progo No. 33 a Mom’s Bakery Jl. Progo No. 18 Hummingbird Eatery Jl. Progo No. 14 Kopi Progo Jl. Progo No. 22 Rocca and Company Jl. Progo No. 16 Tokyo Connection Jl. Progo No. 5 Risol-Risol Jl. Progo No. 5 Shin Men Japanese Resto Paris Van Java Mall SURABAYA Surabaya Plaza Hotel Plaza Boulevard, Jl. Pemuda 31 – 37 Majapahit Hotel Jl. Tunjungan 65 Hyatt Regency Jl Jend Basuki Rakhmat 106-128 Shangri-La Hotel Jl. May. Jend. Sungkono 120, Garden Palace Jl. Yos Sudarso 18 Sheraton Surabaya Jl. Embong Malang 25-31 J.W. Marriot Jl. Embong Malang 85-89 Novotel Surabaya Hotel & Suites Jl.Ngagel 173-175 Somerset Jl. Raya Kupang Indah No. 37-39 Ibis Rajawali Hotel Jl. Rajawali 9-11 Mercure Surabaya Jl. Raya Darmo 68 - 78 Singgasana Hotel Jl. Gunung Sari Elmi Hotel Jl. Jend. Sudirman 42-44 Santika Hotel Jl. Pandegiling No. 45, Raya Darmo Gramedia Expo Jl. Basuki Rachmat
Jl. Ahmad Yani KM.2 No. 98 Banjarmasin 70232 T : 0511 326 8888 F: 0511 326 5000 E : pr@mercurebanjarmasin.com W : www.mercure.com/asia
We are also available in below modes of transport :
93-105 | 60271 MALUKU UTARA Bela International Hotel & Convention Ternate Jl. Raya Jati No. 500 Ternate - North Moluccas - Indonesia PONTIANAK Orchardz Hotel Jl. Gajah Mada I Pontianak 78112 Orchardz Hotel Ayani Jl. Perdana No. 8 Pontianak 78124 PALEMBANG The Arista Hotel Jl. Kapten A. Rivai, Palembang 30129 South Sumatera, Indonesia NUSA DUA Amanusa P.O. Box .33 Nusa Dua Bali Aston Bali & Spa Jl. Pratama 68x, Tanjung Benoa Conrad Bali Resort & Spa Jl. Pratama No. 168, Tanjung Benoa, Grand Hyatt Bali P.O. Box 53, Nusa Dua, Bali Melia Bali Villa & Spa Resort PO Box 88, Kawasan BTDC Nikko Bali Jl. Raya Nusa Dua Selatan Nusa Dua Beach Hotel & Spa P.O. Box 1028, Nusa Dua, Bali Ramada Resort Benoa Jl. Pratama 97 A, Tanjung Benoa The Laguna Resort P.O. Box 77, Nusa Dua, Bali The Westin Resort (BICC) P.O. Box 36, Nusa Dua, Bali 80363 Swiss Grand Bali Hotel Jalan Nusa Dua Selatan No.8 Ayodya Resort
Annex building lt. 10 Kompleks Wisma Nusantara Jl. M.H. Thamrin no. 59 Jakarta 10350 T (021) 319 03758 (hunting) F (021) 319 03782 W: www.upperroomjakarta.com
P.O. Box 46, Nusa Dua, Bali 80363 Novotel Nusa Dua Bali Hotel & Residence BTDC Complex, Po Box 116, Inna Putra Bali Hotel Cottage & Spa P.O. Box. 1, Nusa Dua, Bali 80363 KUTA Bali Dynasty Resort Jl. Kartika, PO Box 2047, Tuban Bali Padma Jl. Padma No. 1, Legian, Kuta, Bali Discovery Kartika Plaza Jl. Kartika, Kuta, Bali Imperial Bali Jl. Abimanyu, Legian Beach,Bali Kuta Paradiso Jl. Kartika Plaza, Kuta, Bali Patra Jasa Bali Resort & Villas Jl. Ir. Juanda, Tuban, Kuta, Bali Bali Garden Jl. Kartika Plaza, Kuta, Bali Grand Istana Rama Hotel Jl. Pantai Kuta, Kuta, Bali 80361 Hard Rock Hotel Bali Jl. Pantai BR Pande Mas, Kuta, Bali HARRIS Resort Kuta Bali Jl. Pantai Kuta, Kuta, Bali 80361 Holiday Inn Resort Baruna Bali Jalan Wana Segara 33, Tuban, Bali Inna Kuta Beach Jl. Pantai Kuta No. 1, PO BOX 3393, Kuta, Bali Mercure Kuta Hotel Jln. Pantai Kuta 110x, Sahid Raya Bali Jl. Pantai Kuta, Kuta, Bali Santika Premierre Beach Resort Bali
Jl. Kartika Plaza, 1008 Best Western Resort Kuta Jl. Kubu Anyar 118 Kuta, Bali 80361 Semara Rsort & Spa Jl. Raya Petitenget No. 649, Seminyak SANUR Bali Hyatt Jl. Danau Tamblingan 89, Sanur Inna Grand Bali Beach Jl. Hang Tuah, Sanur, Bali Sanur Beach Hotel Jl. Danau Tamblingan, Sanur, Sanur Paradise Plaza Hotel Jl. Hang Tuah 46, Sanur, Bali 80228 Sanur Paradise Plaza Suites Jl. By Pass Ngurah Rai 83, Sanur, NUSA TENGGARA TIMUR Swiss-Belinn Kristal Kupang. Jl. Timor Raya No. 59, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia PALU Hotel Santika Palu Jl. Moh. Hatta no.18 TAKSI Tiara Ekspress, O - renz Taxi Surabaya Pataga Jogjakarta
Teraskota Entertainment Center Jalan Pahlawan Seribu, CBD Lot VII B Serpong BSD City 15322 - INDONESIA T : (62-21) 2991 5999 F : (62-21) 2991 5998 E : bsd.city@santika.com reservation@bsdcity.santika.com
Foto: VENUE | Catur Ekono
POTRET
Tahun Baru, Harapan Baru Kementerian Pariwisata menargetkan kunjungan 15 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2017. Target tersebut diproyeksikan akan tercapai apabila strategi yang digunakan juga tepat. Pengembangan 10 destinasi wisata, penambahan izin penerbangan maskapai, hingga pengembangan pemasaran digital merupakan strategi pemerintah dalam mencapai target tersebut. Capaian itu diharapkan mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 13 persen. Selamat Tahun Baru, maju selalu pariwisata Indonesia.
EDISI KHUSUS DES ‘16 — JAN ‘17
144
MAJALAH VENUE
REFERENSI M I CE I ND O NESI A
WWW.VENUE MAGZ.COM
113
REFERENSI MICE INDONESIA
P A R A
PENGGAWA DESEMBER 2016 - JANUARI 2017
MICE
VENU161227 ISSN 2085-238X R P. 59. 000
113 01 17
PARIWISATA