PASTORING with PASSION MELAYANI SECARA EFEKTIF DENGAN HATI DAN TANGAN
PRAKATA OLEH
D ukungan “Saya mencintai pelayanan dan menjadi seorang pendeta. Tidak ada panggilan yang lebih besar dari hal itu, tetapi kadangkala panggilan itu terasa seperti sebuah beban. Kita semua memerlukan sebuah buku seperti ini untuk mengingatkan kita betapa istimewanya melayani orang-orang lain dan untuk menyalakan kembali kasih kita untuk Allah dan anak-anak-Nya.” Dr. Neil T. Anderson - Penulis; Pendiri dan Emeritus Presiden Freedom in Christ Ministries “Pendeta David Holt melayani dengan perbedaan sebagai Pendeta senior dari sebuah gereja yang hampir mati yang kemudian menjadi hidup berkat kepemimpinannya. Selama masa jabatannya, gereja itu bertumbuh dari sebuah gereja kecil yang bergumul menjadi sebuah gereja dengan kehadiran lebih dari 1000 jemaat dengan berbagai staf dan pelayanan yang dinamis. Perjalanannya sebagai seorang gembala akan menantang dan mendorong Anda. Anda mungkin tidak setuju dengan semuanya, tetapi izinkanlah diri Anda untuk berinteraksi dengan prinsip-prinsip yang ia paparkan dengan jelas. Kita membutuhkan lebih banyak pendeta dengan gairah yang benar!” Dr. William Hamel - Presiden Evangelical Free Church of America “Buku ini berasal dari hati seorang pendeta kepada hati para pendeta lain. Buku ini menekankan salah satu kekurangan yang tak terampuni dari seorang gembala jemaat Allah – yaitu kurangnya gairah. Dengan keadaan yang sama, seorang pendeta tanpa gairah, betapapun besar karunianya, akan terjerumus pada kegagalan. Saya mulai menggembalakan lebih dari 50 tahun yang lalu dan telah menggembalakan atau mengajar para pendeta sejak itu. Saya sangat menyesal saya tidak punya buku ini untuk memandu saya. Ini sebuah buku yang wajib dibaca untuk semua gembala, tak peduli besar atau kecil gerejanya.” Dr. Norman Geisler - Pendeta, Apologet, Profesor, dan Penulis 70 buku. iii
Pastoring with Passion
“Salah satu doa saya yang konsisten sebagai seorang pendeta adalah agar kiranya Allah menjaga hati saya tetap lembut. Buku ini menolong saya melakukannya. Buku ini akan mendorong dan menginspirasikan setiap orang yang membacanya.” Mark Batterson - Pendeta Kepala, National Community Church; penulis buku Wild Goose Chase “Tulisan David Holt tentang gairah dalam pelayanan pastoral menghantam sebuah nada kritis yang perlu disuarakan dalam diskusi kontemporer tentang dimana dan ke mana kita perlu melangkah. Berasal dari 17 tahun panasnya pengalaman yang luar biasa dalam sebuah gereja lokal “yang berpaling,” ia menulis dengan jelas dan praktis. Sebagai seorang profesor sekian lama di Trinity Evangelical Divinity School dalam bidang ini, saya dengan tulus mendukung karyanya.” Dr. David L. Larsen - Pendeta selama 30 tahun; Penulis 17 buku; Profesor Emeritus dalam bidang Khotbah, di Trinity Evangelical Divinity School “Saya sudah mengenal David sejak SMA dan telah bersama dalam pelayanannya selama lebih dari 20 tahun. David telah mengabdikan dirinya sendiri dalam sebuah jemaat selama 17 tahun. Ia tahu apa yang sedang ia bicarakan ketika ia menulis tentang Pastoring with Passion. Gairah untuk Allah dan jemaatnya membuat buku ini lahir dari hatinya dan ini akan mendorong dan menantang hatimu.” Barry St. Clair - Penulis; Pendiri/Presiden dari Reach-Out Ministries Int’l, Stone Mountain, GA “Yang Anda pegang di kedua tanganmu bukanlah sekedar sebuah buku, melainkan sebuah kehidupan. David telah mengambil perjalanannya dalam pelayanan dan menyaringnya ke dalam sebuah edisi tunggal yang merefleksikan gairah dan misinya. Izinkanlah kehidupannya menyentuh kehidupan Anda.” Bob Sorge - Pendeta, Penulis 15 buku, Presiden Oasis House Ministries (www.oasishouse.net) “Mengenal David selama lebih dari 20 tahun, saya bisa menegaskan fakta bahwa ia benar-benar hebat. Gairah auntentiknya untuk Allah dan Gereja merupakan bukti yang sangat kuat dalam kehidupannya dan dalam halaman-halaman buku iv
Dukungan
ini. Bacalah dan biarkan Roh Allah menyalakan di dalam dirimu suatu gairah yang lebih mendalam dan keefektifan yang lebih besar dalam pelayanan dimana Anda dipanggil.” Alan Kraft - Pendeta dan Penulis buku Good News for Those Trying Harder “Buku ini potensial untuk memberikan ‘permulaan yang mendorong’ seorang pendeta baru menuju tugas suci untuk menggembalakan suatu jemaat. Sang penulis memiliki suatu perpaduan yang baik dari kesalehan, keterampilan pastoral, prioritas pribadi dan pelayanan dan nasihat yang pragmatis yang berasal dari keberhasilan pelayanan dan kehidupan berkeluarga selama bertahun-tahun. Saya juga memercayakan buku ini untuk membumbui para pendeta untuk sebuah ‘perbaikan’… dengan memahami bahwa kita semua memiliki titik lemah, masa-masa kekeringan, dan melupakan apa yang dulunya kita ketahui! Terima kasih, Dave, untuk karya yang bagus!” Dr. Bob Ricker - Pendeta selama 25 tahun; Penulis; dan Presiden Baptis General Conference selama 15 tahun. “Saya bekerjasama dengan sekitar 100 gereja di Wisconsin dan Michigan atas, dengan kombinasi lebih dari 220 staf pastoral. David Holt, ketika ia masih di distrik ini, merupakan salah satu dari sedikit orang yang pelayanannya menarik perhatian saya seperti ngengat tertarik pada api. Alasannya bisa diringkaskan dalam satu kata: Gairah. Saya terharu, David membagikan gairah hatinya untuk pelayanan pastoral dalam sebuah bentuk sehingga banyak orang akan memperoleh manfaat daripadanya, dan saya berdoa kiranya buku ini akan membangkitkan sepasukan pendeta yang penuh gairah seperti beliau. Jika hal itu terjadi, Gereja akan semakin kaya dan lebih diperlengkapi.” Dr. Ken Moberg - Pengawas Distrik, Forest Lakes District of the Evangelical Free Church of America “Saya rela memberikan segalanya jika saya memiliki materi seperti yang ada di dalam buku ini untuk menginspirasikan dan memberitahukan saya ketika saya memulai perjalanan pelayanan yang indah ini 6 dekade yang lalu. Tetapi saya memilikinya sekarang dan akan merekomendasikan buku ini kepada para pengkhotbah, muda dan tua, sebagai panduan penuh untuk sebuah pelayanan yang dipenuhi dengan gairah. Buku ini akan menjadi sebuah tambahan yang sangat membantu, apapun pendidikan yang sudah dimiliki seseorang, dan menjadi sev
Pastoring with Passion
buah referensi yang siap menolong di setiap momen kehidupan seorang pendeta. Pujian bagi David Holt untuk sebuah karya yang dikerjakan dengan sangat baik!” Jack Taylor - Pendeta selama 25 tahun; Penulis 13 buku; Wakil Presiden Southern Baptist Convention, 1980; Presiden Dimensions Ministries, Melbourne FL “Anda pernah mendengar kisah seorang Indian Amerika yang tinggal di New Mexico. Ia salah seorang anggota dari sebuah suku yang berkomunikasi jarak jauh dengan menggunakan sinyal asap. Suatu hari, ia memandang keluar dan dikejutkan ketika melihat asap berbentuk jamur yang berasal dari uji coba bom atom pertama. Karena tidak mengetahui apa itu, ia berpikir, ‘Saya harap saya pernah mengatakan itu!” itulah yang saya rasakan tentang buku terbaik ini, yang ditulis oleh teman dan kolega saya dalam pelayanan, David Holt. Saya bukan hanya berharap saya pernah mengatakannya, saya berharap saya bisa membacanya setengah abad yang lalu ketika saya memulai pelayanan pastoral saya. Ini sebuah buku yang sangat dibutuhkan. Saya percaya Allah membangkitkan David Holt sebagai alat pilihan-Nya bagi kemajuan dan peningkatan Kerajaan Allah ‘… untuk saat seperti saat ini!’” Charles Sineath - Pendeta Mountain View Community Church, Jasper, GA “Dari pengalaman pastoralnya yang kaya, David Holt membagikan prinsipprinsip mengenai pelayanan efektif yang mendasar bagi kesehatan dan pertumbuhan jemaat. Wawasan-wawasannya didasarkan secara teologis dan dapat dilaksanakan sesuai konteks. Babnya yang berjudul Gairah bagi Allah, termasuk diskusinya tentang bahasa kasih rohani, itu sendiri saja sepadan dengan harga buku tersebut. Pastoring with Passion merupakan sebuah bacaan yang direkomendasikan untuk para pendeta muda, begitu juga untuk para pendeta veteran.” Dr. John Cionca - Pendeta selama 17 tahun; Penulis 9 buku; Profesor Kepemimpinan Pelayanan di Bethel Seminary, St. Paul, MN; Dan Direktur Eksekutif Ministry Transitions, Inc. “Saya sudah mengenal David Holt lebih dari 10 tahun dan pernah melayani sebagai salah satu pendeta pendampingnya selama 4 tahun terakhir dari kesepuluh tahun itu. Saya telah memperhatikannya dari “dalam” kehidupannya, dalam keseharian hidupnya, apa yang ia tuliskan dalam bukunya, Pastoring with Passion. vi
Dukungan
Menjabat sebagai pendeta selama hampir 40 tahun, saya bisa berkata dengan segala keyakinan bahwa David adalah seorang gembala yang sempurna. Saya percaya apa yang ia harus katakan kepada para pendeta muda (atau mungkin tidak terlalu muda) menjadi sangat berharga bagi pemahaman dan pertumbuhan mereka tentang apa artinya dipanggil “pendeta.” Jimmy Bamberg - Pendeta Care Ministries; First Evangelical Free Church, Onalaska, WI “Apa yang kita butuhkan hari ini adalah pendeta-pendeta sejati yang menampilkan Injil yang sebenarnya dengan gairah yang sesungguhnya! David adalah seorang pendeta dan pemimpin semacam itu. Melalui pengalaman pribadinya menggembalakan sebuah jemaat yang bertumbuh setiap minggu selama lebih dari 17 tahun, David membongkar keyakinan-keyakinan yang paling penting yang harus dimiliki oleh setiap pendeta untuk menjadi efektif di abad 21 ini. Saya memuji David karena mempertahankan hal yang utama dan biasa dengan begitu praktis dan menolong. Siapapun pendeta yang rindu untuk melayani dengan kuasa dan gairah, harus membaca buku ini. Ditambah lagi, ia adalah saudara saya dan saya tahu bahwa ia menghidupi apa yang ia khotbahkan.” Steve Holt - Pendeta Senior; Mountain Springs Church; Colorado Springs, Colorado “Memang penting mendengar nasihat secara teoritis mengenai apa artinya ‘menggembalakan’ dalam dinamika dunia masa kini, akan tetapi lebih tak ternilai harganya jika mendengar dari mereka yang benar-benar memakai mantel pendeta. David telah dengan setia memakai mantel ini selama sekian tahun, dan dari pengalamannya, ia mampu menghubungkan tantangan-tantangan dan kenyataan dari apa yang sesungguhnya kita hadapi dalam ladang pelayanan. Dalam halaman-halaman ini, saya membaca hati dan gairah yang sama untuk menggembalakan, yang terlihat jelas dalam tahun-tahun kami bekerja bersamasama. Ketika Anda membaca, kiranya Allah juga menggerakkan di dalam dirimu, sebuah gairah yang meningkat untuk melayani Yesus Kristus, sang Kepala Gereja.” Andy Hahn - Pendeta Eksekutif First Evangelical Free Church, Onalaska, WI
vii
Pastoring with Passion
“Pendeta David Holt adalah seorang pria yang memercayai bahwa hidup harus dijalani dengan gairah. Beliau dengan efektif mengkomunikasikan gairahnya untuk Tuhan Yesus dan untuk kehidupan dan pelayanan Kristen di dalam buku yang praktis dan menginspirasikan ini, Pastoring with Passion. Pendeta Holt membahas tentang gairah-gairah yang Alkitabiah untuk memotivasi dan membentuk semua area-area penting dari kehidupan dan pelayanan Kristen. Pastoring with Passion ditulis, baik untuk para pendeta maupun orang-orang awam yang berdedikasi, yang ingin memakai dengan lebih mendalam anugerah-anugerah ilahi yang dibutuhkan setiap kita untuk bertumbuh dalam pelayanan yang efektif. Para pendeta dan orang awam itu–yang bergumul dalam perjalanan mereka bersama Kristus atau yang berkecil hati karena kurang efektif dalam pelayanan– akan menemukan bahwa Pastoring with Passion merupakan sebuah panduan rohani yang sangat bagus. Sebuah panduan untuk keluar dari rasa frustrasi dan kelelahan, menuju hubungan kasih pribadi yang intim dengan Yesus Kristus, yang membuat kehidupan Kristen menjadi sebuah perjalanan yang indah dan pengalaman yang bermanfaat. Transparansinya yang melucuti pergumulanpergumulan pribadinya sendiri dalam pelayanan dan saran-saran praktis yang ia berikan untuk menyelesaikan pergumulan-pergumulan ini dalam kehidupan kita, keduanya membuat buku David Holt yang berjudul Pastoring with Passion ini menjadi sebuah panduan yang menyegarkan dan bijaksana untuk semua orang Kristen, apapun level kedewasaan mereka atau jabatan pelayanan mereka di gereja mereka. Para pembaca akan mendapati buku ini didasarkan pada Alkitab dan diikat dengan hikmat yang diperoleh melalui tahun-tahun pengalaman pastoral dan mempedulikan orang. Sebagai seorang pendeta dan teman, kepada semua yang merindukan untuk menjadi lebih efektif dalam pelayanan pribadi, saya mendorong Anda untuk membaca sambil merenungkan dan merefleksikan dengan seksama buku Pastoring with Passion.� Dr. Charles A. Stewart - Pendeta selama 34 tahun; Profesor Pendamping di Southwestern Seminary.
viii
Pastoring with Passion Melayani secara Efektif dengan Hati dan Tangan
Ia (Daud) menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya. -Mazmur 78:72
Oleh Dr. David T. Holt
Copyright © 2012 by David T. Holt Originally Published in English under the title Pastoring With Passion All rights reserved Pengalih bahasa Penyunting Layout Prof reader
: Maria Fennita, S.Th. : James Yanuar, S.T. : Felly Meilinda : Casthelia Kartika, M.Th.
Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada : PT. VISI ANUGERAH INDONESIA Jl. Karasak Lama 2 – Bandung 40235 Telp. : 022-522 5739 Fax : 022-521 1854 Email : visipress@visi-bookstore.com Bekerja sama dengan: STT Amanat Agung Jl. Kedoya Raya No. 18 – Jakarta 11520 Telp: 021-58357685 (Hunting) Fax: 021-5819375 ISBN : 978-602-8073-78-3 Cetakan pertama, Oktober 2012 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit. Member of CBA Indonesia No : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina Member of IKAPI No : 185/JBA/2010
D aftar
isi
Sambutan ............................................................................................................ 5 Dedikasi .............................................................................................................. 9 Prakata .............................................................................................................. 11 Pendahuluan ..................................................................................................... 13 Bab 1: Hal Pertama Terlebih Dahulu: Gairah untuk Allah ..................................... 17 Bab 2: Memulai di Rumah: Gairah untuk Keluarga ............................................... 47 Bab 3: Tak Ada Kehormatan yang Lebih Besar: Gairah untuk Gereja................... 71 Bab 4: Cacat Fatal dan Selimut Basah: Gairah untuk Kesucian ............................ 95 Bab 5: Sebuah Jendela Terbuka dengan Kasa yang Bagus: Gairah untuk Firman dan Roh Kudus ....................................................... 125 Bab 6: Rangkullah Kelemahan Anda: Gairah untuk Kerendahan Hati ................ 157 Bab 7: Memakai Topi yang Tepat: Gairah untuk Identitas ................................... 185 Bab 8: “Maka Berfirmanlah Tuhan�: Gairah untuk Berkhotbah .......................... 213 Bab 9: Bukan Sebuah Pemanasan Khotbah: Gairah untuk Beribadah ................. 243 Bab 10: Mengalami Allah dalam Cara-cara yang Nyata: Gairah untuk Bangunan-bangunan dan Kampanye-kampanye Besar ...... 273 Bab 11: Jangan Menyerah: Gairah untuk Ketekunan dan Tetap Bertahan ............. 309 Lampiran A Teologi Identitas ........................................................................................ 337 Lampiran B Kebenaran-kebenaran Mengenai Identitas Anda ...................................... 347 Indeks Ayat Alkitab ........................................................................................ 357
S ambutan
P
ertama-tama dan yang terutama, saya ingin berterima kasih kepada Tuhan dan Juru Selamat saya, Yesus Kristus, karena tanpa Dia, saya tidak dapat melakukan apapun yang bernilai kekal (Yoh. 15:5). Yang kedua, setelah untuk Dia, saya berterima kasih kepada keluarga saya yang luar biasa, untuk kasih, dukungan dan kesabaran mereka di sepanjang pelayanan dan penulisan buku saya. Bantuan kalian bukan hanya membuat penggembalaan menjadi mungkin, melainkan juga menjadi suatu sukacita sejati. Dede, engkau adalah sahabat saya dan seorang istri pendeta yang hebat. Catherine, saya menyukai gairahmu akan kebenaran. Percakapan-percakapan teologis kita sungguh sangat menyenangkan. (Oh, dan terima kasih sudah mendapatkan dukungan Dr. Norman Geisler untuk saya!). Michael, saya sangat bangga denganmu. Bermain golf denganmu merupakan sebuah pengalihan yang baik dari pelayanan. Josiah, saya senang bersamamu, apapun yang kita kerjakan, tetapi berburu bersama mungkin itu yang paling menyenangkan. Sarah, sungguh engkau adalah sebuah sukacita dan akan selalu menjadi “si kecil kesayanganku.� Ayah dan ibu, saya menyayangi kalian berdua dan saya sangat bersyukur atas teladan positif yang telah kalian tunjukkan kepada saya. Papa, terima kasih sudah menjadi seorang pendeta yang mengasihi Allah, mengasihi jemaat, dan mendahulukan keluargamu daripada pelayanan. Kedua anak laki-lakimu menjadi pendeta karena engkau tidak pernah mengorbankan keluarga kita di altar pelayanan! Steve Holt, saya menyayangimu bukan hanya sebagai saudara kandung, namun yang terlebih penting sebagai saudara rohani. Saya sangat bersyukur untuk ikatan persahabatan dan pastoral kita. Saya jatuh cinta dengan gerejamu ketika di akhir minggu saya pernah berkhotbah di sana. Bisakah saya datang kembali? Mike dan Shirley, terima kasih sudah mengizinkan saya menikahi anak perempuan kalian yang cantik. Kalian adalah berkat bagi saya. Saya gembira, akhirnya kami hidup sangat dekat dengan kalian. Dan terima kasih saya boleh memakai Guest House kalian ketika saya tidak ada pekerjaan dan sedang sibuk menulis buku ini. 5
Pastoring with Passion
Untuk orang-orang yang telah melayani menjadi “Perisai Doa” saya: saya benar-benar bersyukur atas segala doa syafaat kalian untuk saya secara pribadi dan untuk buku ini. Pendeta Alan Kraft, Anda telah sangat membantu saya ketika saya mulai menulis buku ini, melalui nasihat sederhana dari Anda: “Mulai saja menulis. Kau bisa mengkhawatirkan tentang tata bahasa dan organisasinya nanti.” Saya benar-benar melakukannya, dan inilah hasilnya. Saudara Charles Stewart, terima kasih untuk pengaruh kuat yang telah kau berikan kepada saya pendeta selama kuliah, dan karena mendorong saya untuk masuk ke Trinity Evangelical Divinity School. Dr. Wayne Grudem, terima kasih sudah membagikan banyak Firman Tuhan dalam kelas-kelas kuliah Anda di Trinity dan memberkati First Free dengan perkataan dan tulisan Anda. Saya mengagumi kemampuan Anda memberitakan kebenaran dalam kasih. Dan saya akan selalu berterima kasih kepada Anda karena sudah menulis prakata yang sangat baik untuk buku ini. Untuk “Kelompok Iron Man” saya selama dua puluh tahun lebih (Brian Bissen, Jon Howe, Doug Jorde, Brett Smith, Kent Summerfield, dan Mark Platt), saya akan mengulangi apa yang saya katakan di bab pertama: “Ketika baterai rohani saya mulai lemah, para pria ini berfungsi untuk memberikan ‘permulaan yang mendorong’ hati saya. Terima kasih.” Jeff Paulk, terima kasih sudah menjadi “Harun” bagi saya selama bertahuntahun lamanya, menopang lengan saya dan menolong saya untuk setia pada tugas panggilan. Saya menyukai persahabatan kita. Vic Doss, terima kasih atas bantuanmu pada bibliografi saya dan karena sudah memperkenalkan saya pada T4G (Together for the Gospel)! Tyler Daniels, terima kasih sudah meluangkan waktu mengerjakan indeks Alkitab. Saya tahu hal ini akan bermanfaat bagi banyak orang. Anna Holt, saya selalu mengasihimu sebagai keponakan perempuan saya, dan sekarang saya sangat bersyukur atas kemampuan grafismu dalam mendesain sampul buku ini. Pendeta Carlos dan keluarga besar Watkinsville First Baptist Church, terima kasih karena sudah memberikan saya waktu untuk mengerjakan edit terakhir dari buku ini. Sungguh sebuah hak istimewa menjadi salah satu pendeta kalian. Saya telah diberkati oleh tiga ‘editor’: Pdt. Ed. McMinn, Anda dengan rela telah memberikan waktu Anda untuk menolong saya ketika saya baru saja mulai untuk menulis; Tom Weeks, Anda menemukan banyak sekali kesalahan cetak yang saya lewatkan; dan Dana Adams, sebagai editor resmi saya di Church 6
Sambutan
Smart, Anda menerbangkan saya dengan karunia-karuniamu yang mengagumkan – terima kasih! Dan yang terakhir, tapi tentu bukan yang kurang penting, terima kasih kepada Dave Wetzler dan semua staf di ChurchSmart Resources, karena telah memercayai saya dan menerbitkan buku ini.
7
D edikasi
S
aya mendedikasikan buku ini kepada First Evangelical Free Church (First Free) di Onalaska, Wisconsin, dimana saya mendapat keistimewaan melayani sebagai pendeta senior selama lebih dari 17 tahun. Banyak isi buku ini berasal dari pengalaman saya dalam jemaat yang luar biasa ini. First Free, meskipun Dede dan saya dilahirkan dan dibesarkan di daerah selatan yang cerah, namun kami tidak pernah merasa sebetah seperti di rumah sendiri dan sehangat secara relasional di tundra Wisconsin yang dingin. Tiga dari keempat anak kami dilahirkan di La Crosse, dan mereka semua menganggap Wisconsin rumah mereka. Meskipun kami selalu menjadi penggemar Georgia Bulldog (Go DAWGS!), kami tetap hadir untuk menikmati The Packers dan bahkan menjadi “cheeseheads.”1 Tahun demi tahun kalian mendukung kami dengan cara-cara yang tak terhitung – secara emosional, spiritual, finansial, dan relasional. Intinya adalah kalian bukan sekedar jemaat yang saya gembalakan; kalian adalah bagian dari teman-teman terdekat kami. Selamanya saya akan menghargai tahun-tahun yang kita lalui bersama. Jangan melupakan apa yang saya katakan pada khotbah terakhir saya kepada kalian: tidak ada kata “selamat tinggal” dalam Kerajaan Allah, yang ada hanyalah “sampai jumpa kembali.” Saya mengasihi kalian dan tak sabar menjalani kekekalan bersama kalian. Saya senang menjadi salah satu pendeta kalian, Pendeta David.
1 Cheesehead adalah sebuah nama panggilan yang mengacu pada orang yang berasal dari Wisconsin – daerah penghasil keju. Sebutan ini juga dipakai sebagai nama panggilan para penggemar Green Bay Packers (the Packers) – klub American Football. 9
P rakata
S
aya pertama kali bertemu David Holt lebih dari 20 tahun yang lalu, ketika ia masih mahasiswa di beberapa kelas teologi saya di Trinity Evangelical Divinity School di Deerfield, Illinois. Ia adalah seorang mahasiswa yang unggul secara akademis, dan ditambah lagi, terbukti dari kehidupannya bahwa David sangat mengasihi Allah dan berkomitmen secara total untuk menaati-Nya di setiap area kehidupan dan pelayanan. Saya juga melihat kualitas yang sama di dalam diri istri David yang luar biasa, Dede, dan saya berharap bahwa suatu saat nanti Allah akan memberikan berkat berharga pada pelayanan mereka mendatang, dimanapun itu. Sekarang saya telah membaca dengan penuh ketertarikan terhadap buku yang luar biasa tentang pelayanan pastoral karya David, dan saya melihat bahwa mantan mahasiswa saya dulu telah berubah menjadi seorang pengajar yang sangat bijaksana dan menawan hati, seorang pendeta yang dewasa yang memiliki hikmat dan dorongan untuk diberikan kepada pendeta-pendeta lainnya. Setelah David lulus dari Trinity pada tahun 1990, ia menjadi pendeta di sebuah gereja kecil Evangelical Free Church di La Crosse, Wisconsin, sebuah gereja yang berumur sekitar seratus tahun dan mengalami penurunan jemaat hingga hanya tinggal 80 orang. Suatu ketika saya mendapat kesempatan berkhotbah di gereja itu dan menginap di rumah Holt, dan saya melihat bagaimana ia melayani jemaatnya dengan setia. Selama bertahun-tahun saya telah berbicara dan berkorespondensi dengan David mengenai masa-masa sangat sulit dan masa-masa penuh sukacita yang ia alami dalam pelayanannya. Lebih dari satu kali saya telah menyebutkan nama David kepada berbagai komite pencarian gembala dari gereja-gereja lain, tetapi ia menolak untuk meninggalkan La Crosse. Ia memercayai bahwa Allah telah memanggilnya untuk tetap tinggal di sana untuk waktu yang lama. Dan benar, ia melayani di La Crosse selama lebih dari tujuh belas tahun, dan menyaksikan berkat-berkat yang besar dari Allah pada pelayanannya. Seperti yang dibuktikan dari cerita demi cerita di dalam buku ini, David adalah seorang pria yang memiliki integritas pribadi yang tinggi, kasih yang 11
Pastoring with Passion
mendalam untuk Allah, sensitivitas yang kuat pada pimpinan Roh Kudus, ketundukkan yang mutlak pada keseluruhan Alkitab, dan komitmen yang mendalam pada doa. Ketika Anda membaca halaman-halaman ini, saya percaya Anda akan ditantang di dalam satu area demi area dari kehidupanmu, sebagaimana David menjelaskan apa yang diperlukan untuk setia kepada Allah di dalam berbagai komponen pelayanan pastoral. Buku ini berpusatkan pada Allah, Alkitab, serta doa dan iman. Berulangkali buku ini menonjolkan natur kerohanian sejati dari segala pelayanan yang bertahan lama. Buku ini sulit untuk diabaikan karena sangat dipenuhi dengan hikmat ilahi dan dengan kisah-kisah jujur tentang kesuksesan dan kegagalan dalam berbagai situasi pelayanan. Buku ini dipenuhi dengan hikmat praktis dari seorang pendeta saleh dan penuh karunia. Saya berharap, buku ini akan berbicara langsung pada setiap hati para pendeta dan membangun iman setiap pendeta. Wayne Grudem, Ph.D Profesor Riset Studi Teologi dan Biblika, Phoenix Seminary, Phoenix, Arizona
12
P endahuluan Ia (Daud) menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya. -Mazmur 78:72
S
ebagai seorang rekan pendeta, saya mengetahui sekali bahwa menggembalakan adalah salah satu profesi yang paling kompleks di dunia, yang membutuhkan hikmat Salomo, keberanian Daniel, kekuatan Paulus, dan keilahian Kristus. Saya ingin membantu. Saya mengasihi para pendeta dan menghargai tantangan-tantangan yang unik yang kita hadapi. Saya ingin mendampingi Anda dan mendorong Anda. Inilah sebabnya saya menulis buku ini. Meskipun saya berharap setiap pendeta akan membaca buku ini, Pastoring with Passion khususnya relevan bagi kalian semua yang: 1. Ingin menjadi pendeta terefektif yang Anda bisa bagi kemuliaan Allah. Lagipula, itulah yang membuat Anda berkata “ya” pada panggilan Anda dari sejak mula. 2. Menyadari gairahmu untuk Allah semakin tercekik oleh tuntutan-tuntutan pelayanan. 3. Kewalahan dan lelah menggembalakan. “Gairah” yang membawamu masuk ke dalam pelayanan penggembalaan bukan lagi gairah yang sekarang ini Anda alami. Baterai rohani Anda perlu sebuah permulaan yang mendorong. 4. Telah kecewa dengan gereja dan membutuhkan pengingat yang menyegarkan tentang keistimewaan menjadi seorang pendeta. 5. Telah menjadi sedikit “jemu berbuat baik” (Gal. 6:9). 6. Membutuhkan beberapa dorongan dari seseorang yang pernah mengalami dan melakukan penggembalaan itu. Bukankah persaudaraan yang kita miliki sebagai sesama pendeta merupakan suatu hal yang istimewa? 7. Masih muda dan mengalami situasi-situasi yang tidak dipersiapkan oleh seminari. 8. Pelayan di gereja lokalmu sebagai seorang awam dan menginginkan segala bantuan yang bisa Anda dapatkan. 13
Pastoring with Passion
9. Bekerja untuk sebuah kelompok parachurch, tetapi belum menemukan banyak buku yang bisa membantu. 10. Mengasihi pendeta Anda dan ingin tahu bagaimana Anda dapat mendukungnya secara lebih efektif. Ngomong-ngomong, jika itu Anda, izinkan saya mengatakan hal ini: Saya sangat menyukai tipe Anda! Kami para pendeta membutuhkan orang-orang seperti Anda untuk mendorong kami. 11. Sedang menyiapkan pelayanan dan ingin memulai dengan kaki yang benar. Pada masa kini tersedia buku-buku manual yang membahas setiap aspek penggembalaan. Saya tidak berusaha untuk mereplikasi buku-buku tersebut. Dalam buku ini, saya membagikan hati saya dengan Anda. Meskipun saya akan sangat praktis pada beberapa persoalan, saya paling tertarik pada area-area yang saya anggap sebagai “jantung” dari penggembalaan, seperti misalnya, memiliki gairah untuk: Allah, keluarga kita, tubuh Kristus, kesucian pribadi, kuasa Roh Kudus, kerendahan hati yang murni, khotbah, ibadah, identitas sejati kita, umur panjang, dan ya, bahkan bangunan gereja dan kampanye penggalangan dana pembangunan gereja. Saya mengajak Anda untuk berjalan bersama saya melalui beberapa aspek yang paling penting dalam pelayanan pastoral. Setiap bab diakhiri dengan beberapa pertanyaan untuk direnungkan dan sumber-sumber pustaka sebagai pertimbangan. Saya merefleksikan tujuh belas tahun sebagai pendeta senior dari satu gereja dan empat tahun sebagai pendeta kampus dari gereja lain. Saya ingin berbicara kepada hatimu sambil memperlengkapi tanganmu. Saya berdoa kiranya Allah memakai buku ini untuk menggerakkan Anda untuk menggembalakan dengan gairah yang lebih besar dan menuntun dengan keterampilan yang lebih besar. Karena saya menantang Anda untuk menggembalakan dengan gairah yang lebih besar, izinkan saya mengklarifikasi apa yang saya maksud dengan kata “gairah.” Bagi mereka yang menganggap gairah hanya sekedar emosional, dan buku ini hanya untuk mereka yang bertipe “penuh perasaan,” kalian salah. Tentu saja gairah untuk Allah melibatkan emosi-emosi kita. Yesus mengatakan agar kita mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, jiwamu, pikiranmu, dan kekuatanmu (Mat. 22:37). Hati dan jiwa menyentuh emosi-emosi kita. Namun meskipun demikian, gairah dalam buku ini bermakna lebih dalam dari hal itu. Saya akan memakai kata “gairah” sebagai berikut: menjadi benar-benar berkomitmen kepada sesuatu sehingga kau memberikan segala yang kau miliki. Gairah melibatkan hati dan menggerakkan kehendak kepada tindakan. Gairah memilih jalur yang benar sekalipun tidak ada perasaan-perasaan. Gairah merindukan hal yang kekal di atas hal yang temporal. 14
Pendahuluan
Anda ingin menjadi yang terbaik dari yang diinginkan Allah. Anda ingin pelayanan Anda menjadi sebuah perluasan dari kehidupanmu. Anda tidak ingin hanya sekedar “menjalankan tugas.” Anda berkomitmen kepada Allah, keluargamu, kesucianmu, dan jemaatmu. Anda rindu mendengar, “Baik sekali” di akhir perantauan duniawimu. Inilah artinya menggembalakan dengan gairah. Akan tetapi buku ini bukan sekedar untuk para pendeta. Pada hari pertama saya mulai menulis buku ini, ibu mertua saya mampir. Saya memperlihatkan kepadanya garis besar tulisan saya. Komentarnya, “Jangan membuatnya hanya untuk para pendeta. Siapapun yang terlibat dalam pelayanan akan memperoleh manfaat dari buku ini.” Saya setuju dengannya dan berharap banyak pelayan di dalam tubuh Kristus akan memperoleh manfaat dari buku ini, sekalipun mereka tidak berada dalam jabatan “penggembalaan” yang resmi. Doa saya, kiranya buku ini akan menyentuh hati dan mengubah hidupmu. Sebagian besar dari kita tidak membutuhkan buku yang lain, tetapi kita sungguh butuh sebuah sentuhan dari Roh Allah. Kiranya buku ini menjadi roti manna yang segar bagi roh Anda. Karena saya menyadari betapa sibuknya para pendeta, buku ini tidak harus dibaca bab per bab. Tinjaulah Daftar Isi dan temukan bab-bab yang paling relevan bagi Anda saat ini, dan bacalah hanya bagian itu. Ini tidak akan memakan waktu lama. Kemudian berbulan-bulan dari sekarang, Anda dapat membaca babbab lainnya ketika bab-bab itu menjadi relevan. Karena sebagian besar pendeta tidak memiliki waktu untuk membaca seluruh buku, maka saya mengizinkan Anda untuk melewatkan bab-bab yang kurang relevan. Ketika Anda membaca halaman-halaman berikut, saya berharap Anda akan berhenti sejenak untuk berdoa: Allah, aku ingin berjalan lebih dekat bersama-Mu dan mengalami segala yang Engkau siapkan untukku. Terima kasih untuk hak istimewa yang luar biasa di dalam pelayanan. Nyatakanlah kepadaku, dua atau tiga hal yang paling Engkau inginkan untuk kuambil dari buku ini. Jika Anda melakukan hal ini, dan mengikuti dua atau tiga hal tersebut, maka saya pikir usaha penuh kasih saya dalam menulis buku ini sudah layak. Saya berusaha membasuh buku ini dalam doa. Saya minta Allah untuk membuat keyboard laptop saya menjadi “pena seorang jurutulis yang mahir” (Mzm. 45:1). Saat Anda membaca, mintalah Allah untuk berbicara secara khusus kepada Anda dan mengubah kehidupan Anda untuk kemuliaan-Nya. Dengan tujuan itu, saya memercayakan buku ini kepada Anda. Mohon beritahukan saya bagaimana Allah memakainya dalam kehidupan Anda. Jangan sungkan untuk 15
Pastoring with Passion
mengirim email kepada saya di davidholt08@gmail.com. Saya akan senang mendengar kabar dari Anda.
16
B ab 1
Hal Pertama Terlebih Dahulu: Gairah untuk Allah Pernyataan yang Mengubah Kehidupan
S
etiap tahun saya berusaha menghadiri konferensi Leadership Summit di Willow Creek Community Church di Chicago. Tanpa pernah terlewatkan, setiap kali saya menghadiri konferensi ini, pasti ada sesuatu yang menyentuh hati saya—baik dari pembicaranya, dari lagunya, atau dari sekedar pembicaraan sederhana dengan pendeta lain. Suatu ketika, sebuah pernyataan dari Pendeta Bill Hybels mengubahkan kehidupan saya. Ia berkata, “Hadiah terbesar yang dapat Anda berikan kepada jemaat Anda adalah seorang pendeta yang memiliki hidup yang rohani. Lakukan apapun caranya untuk tetap hidup secara rohani.” Saya duduk di kursi saya dan berkata, “Wow. Itu sungguh benar. Dan saya belum pernah mendengar siapapun mengatakannya.” Sebagai seorang pengikut Kristus, saya menyadari relasi saya dengan Yesus adalah prioritas pertama dalam hidup saya. Namun, saya tidak terlalu yakin saya menghargai hal ini sebagai seorang pendeta. Maksudnya, saya tidak terlalu memahami bahwa tanggung jawab yang paling penting yang saya miliki sebagai seorang pendeta adalah untuk tetap hidup secara rohani. Tidak ada hal lain yang lebih penting dalam pelayanan pastoral saya selain memelihara relasi yang segar, intim, bertumbuh, dan mendalam bersama Allah. Karena kita diciptakan untuk hidup secara rohani pada saat pertobatan (Kol. 2:13), saya memilih untuk menggunakan frase “sehat secara rohani.” Oleh karena itu, untuk mengingatkan, pada bab ini saya akan berbicara tentang pendeta yang sehat secara rohani yang memiliki suatu gairah akan Allah. Dengan kata lain, saya menganggap gairah akan Allah sama dengan seorang pendeta yang sehat secara rohani. Inilah yang paling dibutuhkan gereja saya dari diri saya—seorang pendeta dengan gairah akan Allah, yang mengerjakan apapun juga untuk tetap sehat secara rohani. Jemaat saya membutuhkan saya untuk memberikan yang terbaik bagi relasi saya dengan Kristus sehingga tugas pelayanan saya mengalir keluar 17
Pastoring with Passion
dari gairah akan Allah ini. Yang dibutuhkan gereja dari diri saya adalah agar saya memiliki gairah akan Allah, lebih daripada kebutuhan mereka akan rapat, program, atau pelawatan ke rumah sakit. Saya mengatakan hal ini bukan berarti aspek-aspek pelayanan lainnya tidak penting. Semua itu memiliki peranan penting dalam pelayanan pastoral. Namun, fungsi-fungsi pelayanan ini perlu dikerjakan oleh seorang pendeta yang sehat secara rohani. Menggembalakan dengan gairah berarti saya mengerjakan segala sesuatu yang saya bisa untuk memelihara relasi yang intim dengan Allah. Ini adalah hal yang paling penting dalam daftar kerja saya. Jika hati saya benar di hadapan Allah, maka yang lainnya akan mengikuti. Inilah sebabnya Allah berkata agar “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Ams. 4:23). Ini juga alasan mengapa Allah berkata, “Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku” (Why. 3:15-16). Sebagai seorang gembala, pertama-tama saya harus menggembalakan hati saya sendiri. Kerinduan saya dalam bab ini adalah merangsang hatimu ke arah gairah yang lebih besar akan Allah. Saya akan membagikan sedikit dari perjalanan pribadi saya—apa yang telah Allah lakukan untuk memberikan saya sebuah gairah akan Dia. Sebagai tambahan, saya akan mendorong dan menantangmu dari Firman Allah. Akhirnya, saya akan memberikan berbagai saran praktis yang bisa dipilih untuk meningkatkan gairahmu akan Allah. Perjalanan Saya Pada tahun terakhir saya di SMA saya menghadiri sebuah konferensi Natal yang disponsori oleh Reach-Out Ministries, yang didirikan oleh Barry St. Clair. Acara tersebut diadakan di pegunungan Tennessee. Sebagai anak seorang pendeta, pada titik kehidupan saya saat itu saya telah tahu tentang Allah, tetapi saya tidak mengenal Yesus. Saya beragama tanpa memiliki relasi dengan Kristus. Bisa dibilang, saya kehilangan sorga hanya karena 18 inci, jarak antara kepala dan hati. Pada konferensi ini, sang pembicara pada sesi pagi membagikan tentang pentingnya mengelola sebuah relasi yang intim dengan Allah. Ia membahas tentang waktu-waktunya bersama dengan Allah, dan bagaimana Allah berbicara kepadanya melalui Firman Tuhan. Ia memiliki gairah akan Allah yang terlihat jelas sehingga tercurah kepada setiap kami ketika kami mendengarnya berbicara. Di 18
H a l P e r t a m a Te r l e b i h Dahulu
akhir dari konferensi empat hari itu, saya menerima Kristus dan “dilahirkan kembali” (Yoh. 3:3) secara biblikal. Allah telah menyalakan gairah akan Dia di dalam diri saya. Saya pulang ke rumah dengan kerinduan yang kuat untuk mencari Allah. Saya ingin mengenal Allah seperti Paulus mengenal-Nya ketika ia berkata, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaanNya” (Fil. 3:10). Paulus menuliskan kata-kata ini setelah ia diselamatkan selama lebih dari 30 tahun. Sebagai seorang Kristen muda yang naif, saya ingat saya pernah berpikir, satu-satunya waktu yang bisa saya luangkan bersama dengan Allah adalah di pagi hari. Lagipula, itu juga waktu yang dikatakan oleh sang pembicara itu ketika ia meluangkan waktu bersama dengan Allah. Saya beranggapan, saya harus melakukan seperti yang ia lakukan. Setelah konferensi itu, saya tak sabar menantikan waktu untuk tidur di setiap malam (berapa banyak remaja mengatakan hal itu?) sehingga saya bisa bangun lebih pagi dan mencari Tuhan. Allah menghargai usaha saya untuk mencari Dia. Sekarang sudah tiga puluh tahun sejak saya menghadiri konferensi yang mengubahkan hidup itu, dan saya masih menganggap waktu saya bersama Allah adalah aktivitas yang paling penting di hari saya! Saya tidak tahu kegiatan lain yang lebih penting dari seorang pendeta, atau pengikut Kristus, selain meluangkan waktu berkualitas bersama Allah setiap hari di dalam firman dan doa. Menggembalakan dengan gairah tentu Gairah akan Allah saja tidak dikurangi menjadi satu disiplin ini, namun salah satu dari kerinduan-kerinduan saya yang terutama dalam bab ini adalah untuk memotivasi Anda agar mencari Tuhan. Seseorang dengan gairah akan Allah akan rindu mencari Tuhan, dan mencari Tuhan akan membantu mengembangkan gairah akan Allah. Ini seperti teka-teki kuno, “Mana yang Mencari Allah lebih dulu? Ayam atau telor?” Mana yang lebih dulu? Memiliki gairah akan Allah atau mencari Allah? Jawabannya adalah dua-duanya, karena yang satu memberi makan yang lainnya. Seperti pasangan menikah yang membutuhkan waktu bersama satu sama lain untuk menjaga relasi mereka tetap dekat, demikian pula setiap pendeta membutuhkan waktu bersama dengan Allah untuk tetap dekat dengan Dia. Tidak ada jalan pintas. Kita harus meluangkan waktu bersama Allah untuk memfasili19
Pastoring with Passion
tasi gairah akan Dia. Bagaimana Anda meluangkan waktu bersama Allah, itu akan berbeda-beda, dan kita akan mendiskusikan hal itu nanti, tetapi Anda harus mencari rumput dalam ladang Allah jika Anda ingin menggembalakan dengan gairah. Kegairahan saya akan Allah yang dimulai bertahun-tahun lalu tentu saja telah melewati jatuh bangun dalam kehidupan. Ada saat-saat ketika saya bangun, saya sangat rindu bertemu Allah. Tetapi di saat-saat yang lain, saya benar-benar tidak ingin mencari Tuhan. Bukankah hebat jika puncak emosional yang pernah kita miliki sebagai orang Kristen muda tetap ada dalam diri kita sepanjang waktu? Kita semua tahu yang terjadi tidaklah demikian. Namun, saya sungguh percaya sebuah gairah sejati akan Allah akan bertumbuh melalui kesukaran-kesukaran, sama seperti sebuah pernikahan yang baik bertumbuh melalui masa-masa yang sulit. Kadangkala Allah menarik kehadiran-Nya sehingga kita akan mencari Dia lebih mendalam lagi. “Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati” (Yer. 29:13). Orangtua saya memberi saya nama David seperti Daud di dalam Alkitab, seorang raja Israel yang legendaris. Allah memilih Raja Daud karena ia adalah seorang yang berkenan di hati Allah (lih. Kis. 13: 22). Inilah kerinduan terbesar dalam hidup saya. Bahkan, saya ingin tulisan di makam saya seperti ini, “David Holt, seorang yang berkenan di hati Allah.” Untuk menjadi seseorang seperti itu memerlukan segenap usaha mengejar Allah. Seperti halnya pendeta-pendeta lainnya, saya memiliki kepribadian tipe A. Saya senang menjadi aktif dan menyelesaikan banyak hal. Oleh karena itu, meluangkan waktu bersama Allah kadangkala menjadi tantangan. Seringkali hal itu bisa muncul sangat tak kentara. Dengan kata lain, waktu-waktu saya bersama Allah tidak selalu menghasilkan pencapaian-pencapaian yang dapat diukur. Inilah sebabnya saya harus mengingatkan diri saya sendiri bahwa mengelola suatu relasi intim dengan Allah adalah hal paling penting yang dapat dilakukan oleh seorang pendeta, sekalipun pada masa seakan-akan hal itu tidak produktif. Tirani Keterdesakan Dalam pelayanan, para pendeta rentan terhadap “tirani keterdesakan,” yang muncul ketika yang mendesak mengambil alih hal yang penting. Setiap aktivitas dianggap mendesak oleh seseorang, dan hal itu mungkin memang benar. Namun, yang paling penting adalah relasi kita dengan Yesus Kristus. Kita harus memutuskan dengan benar untuk menempatkan yang penting di atas yang mendesak. 20
H a l P e r t a m a Te r l e b i h Dahulu
Ada sebuah pelajaran yang berharga dalam perjumpaan Yesus dengan Marta dan Maria di Lukas 10:38-42. Marta sedang sibuk melayani Yesus. Ia melakukan hal-hal baik bagi Kerajaan Allah—setidaknya itu yang ia pikirkan. Ia kemudian menjadi marah ketika melihat kenyataan bahwa Maria hanya duduk dekat kaki Yesus. Melihat keterkejutan Marta, Yesus menegurnya dan memuji Maria. Yesus berkata kepada Marta, “Engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya” (Luk. 10:41-42). Apa yang dimaksud Yesus dengan “satu hal” ini? “satu hal” yang diperlukan, “yang lebih baik” yang “tidak akan diambil dari padanya” adalah “duduk di dekat kaki Tuhan dan mendengarkan perkataan-Nya” (Luk. 10:39). Namun “duduk di dekat kaki Tuhan dan mendengarkan perkataan-Nya” bisa terlihat tidak produktif dan sepertinya buang-buang waktu saja. Lagipula, pekerjaan-pekerjaan untuk Yesus perlu dikerjakan, dan Maria nampaknya melalaikan tugastugas yang sebenarnya. Sebuah tantangan yang sangat besar dalam menggembalakan adalah menata tuntutan-tuntutan yang tiada akhir. Tugas seorang pendeta tidak pernah selesai, dan karena itu kita bisa dengan mudah menjadi seperti Marta—sibuk melayani dan mengkritik orang-orang di gereja kita yang tidak sibuk melayani. Namun, dalam ekonomi manajemen waktu Allah, Maria-lah, dan bukan Marta, yang berada dalam aktivitas yang paling penting—berada bersama Yesus! Perhatikan juga, teks itu menyebutkan, “Maria telah memilih bagian yang terbaik” (Luk. 10:42). Ia memilih untuk menempatkan yang penting sebelum yang mendesak. Seorang pendeta dengan gairah akan Allah pasti akan melakukan hal yang sama. Saya sendirilah yang dapat mengelola relasi saya dengan Allah. Saya tidak mengabaikan anugerah Allah dan peran Roh Kudus dalam mendekatkan kita kepada Allah Bapa. Saya hanya menekankan fakta bahwa saya harus berusaha keras untuk tetap sehat secara rohani. Saya harus bertanggung jawab penuh untuk relasi saya dengan Allah. Dalamnya gairah saya akan Allah akan sangat bergantung pada diri saya sendiri. Dengan kata lain, saya dapat menjadi sangat dekat dengan Allah selama saya memilih untuk hal itu! Perikop di atas mengajarkan kita bagaimana kita harus bersama dengan Sang Raja sebelum kita bekerja untuk Kerajaan Allah. Kita harus duduk di kaki Tuhan sebelum kita melayani menjadi tangan-Nya! Kita tidak boleh terlalu sibuk bekerja bagi Kerajaan Allah sampai membuat kita gagal untuk meluangkan waktu bersama sang Raja. Apakah Anda mengejar Sang Raja lebih dari mengejar produktivitas dalam Kerajaan tersebut? 21
Pastoring with Passion
Gairah kita akan Allah dapat diibaratkan seperti sebuah taman. Tuhan adalah Pribadi yang menyediakan matahari dan hujan untuk taman ini. Allah benarbenar setia setiap hari untuk menyediakan apa yang dibutuhkan taman itu demi vitalitas dan buahnya. Pada saat yang sama, kita harus menjadi rekan sang Pemilik Taman Sorgawi itu. Kita harus menggunakan alat-alat yang tepat untuk mengolah tanah, menanam bibit-bibitnya, dan menyiangi taman itu. Raja Daud dengan aktif merawat taman jiwanya. Ketika ia berada pada masa yang benar-benar menantang dalam kepemimpinannya, Alkitab berkata, “Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya” (1 Sam. 30:6). Ketika menggembalakan jemaat menjadi hal yang menantang, dimana kebanyakan memang seperti demikian, kita harus menemukan kekuatan di dalam Tuhan Allah kita. Kita melakukan hal ini terutama sekali dengan menyediakan waktu berkualitas bersama Dia di dalam firman dan doa. Menemukan kekuatan di dalam Tuhan berarti jika saya butuh mengambil waktu lebih untuk menjaga relasi saya dengan Allah tetap kuat, maka saya harusnya tidak merasa bersalah melakukan hal itu. Jika demi menjaga tetap bersemangat untuk Allah secara rohani berarti saya perlu menyingkir selama dua hari pada sebuah pusat retret, maka itulah yang harus saya lakukan. Dan dengan melakukan hal itu, saya sedang melayani jemaat saya karena mereka membutuhkan seorang pendeta dengan gairah akan Allah. Meluangkan tambahan waktu bersama Allah dapat menjadi suatu tantangan bagi seorang “yang mementingkan orang-orang” seperti saya. Saya mencari cara untuk meluangkan waktu bersama orang-orang dan memperoleh energi bersama mereka. Kebanyakan saya benar-benar menikmati bagian ‘bersama orang-orang’ dalam penggembalaan. Oleh karena itu, saya bergumul selama bertahun-tahun untuk menyingkir dari orang-orang untuk bisa bersama dengan Allah. Saya bahkan bergumul dengan waktu yang dibutuhkan setiap minggu untuk mempersiapkan sebuah khotbah yang baik. Saya biasanya menghabiskan lima belas sampai dua puluh jam per minggu untuk mengerjakan khotbah saya. Banyak waktu ketika berdiam diri di kantor saya, sambil asisten saya menjawabkan panggilan telepon buat saya, saya merasa seakan-akan saya sedang mengabaikan orangorang. Istri saya-lah yang menolong saya dengan berkata, “David, lihatlah dari sisi ini: engkau sedang meluangkan waktu dengan setiap orang di gereja ketika mempersiapkan khotbahmu, karena apa yang kausiapkan akan disiarkan kepada setiap orang yang hadir di hari Minggu ini atau bisa diunduh pesannya melalui internet.”
22