Pendewasaan Anak dalam Rentang Lingkup Keluarga

Page 1



Membesarkan anak-anak di dunia masa kini dimana kerusakan moral dan nilai-nilai berlangsung dengan cepat adalah perjalanan yang berbahaya, khususnya ketika anak-anak kita menginjak usia remaja. Buku ini adalah sebuah peta petunjuk jalan bagi orangtua supaya anak-anak mereka berhasil dalam kedewasaan. Connie Neumann berbicara dari pengalaman-pengalamannya. Sangatlah baik membaca buku tentang cara mengasuh anak dari seorang yang pernah mengalami dan mendidik putra-putrinya sendiri. Visi Connie dan nasihat-nasihatnya merupakan perpaduan antara kejujuran dan humor yang disajikan dengan sangat baik. Keluarga-keluarga masa kini memerlukan kompas moral dan buku ini mengingatkan kita akan nilai-nilai spiritual yang harus kita miliki sebagai orangtua sehingga kita dan anak-anak kita bisa menjalani kehidupan yang benar dan menyeluruh seperti yang seharusnya.” Cindy Grimes, editor dan penerbit, majalah Family Times

“Apakah anak-anak remaja Anda siap meninggalkan rumah? Inilah petunjuk praktis untuk mempersiapkan mereka!” Susan Alexander Yates, pembicara dan pengarang beberapa buku best seller, termasuk buku 31 Days of Prayer of My Teen

“Di sini Connie Neumann tidak sekedar memberi nasihat. Dia berbicara mengenai pengalamannya, berbagi cerita tentang dirinya sendiri sebagai anak dan sebagai orangtua, pengalaman orang lain, dan pendapat para pakar. Kebanyakan orangtua membaca semua buku yang benar ketika sedang mengandung atau ketika anak-anak mereka tumbuh melewati tahun-tahun yang menakjubkan, demikian pula orang tua para remaja atau pra remaja yang bijak akan membaca buku ini ” Eva Marie Everson, pengarang, Sex, Lies dan the Media


“Buku ini akan menjadi sumber berharga yang menjadi petunjuk bagi Anda setiap saat. Buku ini bukan hanya petunjuk baku praktis yang melengkapi anak-anak Anda menuju kehidupan tetapi juga merupakan petunjuk yang berakar pada prinsip-prinsip alkitabiah. Itu saja sudah menjamin kesuksesan dalam mengasuh anak. “Kepiawaian mengasuh anak yang dibagikan Connie dalam buku ini laksana emas yang diambil dari parit. Satu-satunya hal yang lebih baik ketika membeli buku ini adalah meminta beliau sendiri membesarkan anak-anak kita.” Gaye Martin, Presiden, Resources Unlimited

“Gaya menulis yang bagus yang membuat membaca hal yang serius menjadi menyenangkan. Banyak keuntungan akan didapat dari buku ini bagi orang tua dan calon orangtua.” Dennis K. Baxley, wakil dari Negara Bagian Florida


PENDEWASAAN

ANAK

DALAM RENTANG LINGKUP

KELUARGA

12 cara untuk mempersiapkan anak-anak anda menuju kehidupan mandiri

CONNIE NEUMANN


Copyright Š 2005 by Connie Neumann Originally Published in English under the title Parenting in The Home Stretch published by Flemming H, Revell a division of Baker Publishing Group P.O. BOX 6287, Grand Rapids, MI 49516-6287 All rights reserved Pengalih Bahasa : Evitania A.D. & Lenny Wati Penyunting : Nicholas Kurniawan Desain Sampul & Tata Letak : James Yanuar Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada : PT. VISI ANUGERAH INDONESIA Jl. Karasak Lama 2 - Bandung 40235 Telp : 022-522 5739, Fax : 022-521 1854 Email : visipress@visi-bookstore.com ISBN : 978-602-8073-24-0 Cetakan pertama, September 2009 Indonesian Edition Š visipress 2009 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit. Member of CBA Indonesia No : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina


Untuk Harry, Ben, dan Michele, yang membawa kebahagiaan yang tak terkira dalam perjalanan ini Dan untuk para orangtua dimana saja yang berjuang melakukan yang terbaik



DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH 11 PENDAHULUAN 13 1. BERHADAPAN DENGAN OTORITAS 17 siapa yang bertanggung jawab? • teman atau orangtua? • apakah anda serius? • disiplin sebagai alat pembelajaran • perihal rasa menghargai • kekuatan untuk berkata tidak • tentukan medan perangmu • mengajarkan kontrol diri • memberi teladan dalam mengontrol diri • patuhilah kata-kata saya 2. TANGGUNG JAWAB KEUANGAN 39 masalah uang saku • memberi itu lebih utama • solusi tabungan • rencana pengeluaran • perubahan dalam hal berpakaian • memenuhi nafsu makan yang besar • tabungan dan kartu ATM • masyarakat kita yang serba instan dalam pemenuhan kebutuhannya • kejujuran itu penting • tetapi kamu selalu melakukannya 3. TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN PRIBADI 59 mulai dengan hal-hal kecil • giliran siapa sekarang? • peraturan ganti rugi • yang mana ya? • jam yang berdetak 9


pendewasaan anak dalam rentang lingkup keluarga • kalender keluarga • tidak semua bisa dikerjakan 4. TUGAS-TUGAS RUMAH TANGGA DAN KETERAMPILAN HIDUP 75 apakah saya harus? • waktu untuk inspeksi • saya lupa • mencuci pakaian 101 • tugas anak perempuan vs anak lakilaki • kebun • anjing siapa sih sebenarnya? • jadwal yang berputar • pemeliharaan mobil dan perihal keselamatan • hal-hal dasar • kamar tidur anak anda • bermacam-macam barang • mengurangi inventaris • metode satu masuk satu keluar 5. NILAI-NILAI 95 berpikir kritis • toleransi baru • kebaikan dan belas kasihan • pengganggu dan yang diganggu • bekerja itu baik • kejujuran dan integritas 6. MINAT, BAKAT, PENERIMAAN, DAN KOMUNIKASI 115 dorong kreativitas dan bermain sendiri • kegagalan sebagai sarana • siapakah anda? • syukurilah keunikan anak anda • komunikasi adalah kuncinya • jadilah pemandu sorak bagi anak anda 7. SPIRITUALITAS 129 iman yang tidak sepadan? • biarkan gereja yang mengajar mereka • evaluasi kepercayaan anda • berdoa bersama • ibadah pribadi • ibadah keluarga • pengaruh keterlibatan di gereja • gereja untuk berbakti, bukan untuk bekerja keras 8. ANAK LAKI-LAKI, ANAK PEREMPUAN DAN HORMON-HORMON 143 dewasa terlalu dini • mode vs kesopanan • hormonhormon yang bekerja • definisi hubungan anak laki-laki dengan perempuan • kebiasaan-kebiasaan baru • permanen 10


daftar isi atau tren sementara? • suasana hati yang berubah-ubah • usia untuk berkencan • depresi remaja • bagaimana menghormati seorang wanita • perbincangan: kapan dan bagaimana • bercerita dengan selektif • privasi, pornografi, dan internet • calon pasangan hidup anak anda 9. OLAH RAGA DAN KESEHATAN 161 pengurangan stres • tetapi saya gemuk • makanan sebagai bahan bakar • apakah USRDA itu? • dokter, dokter • waktunya bermimpi • narkoba dan alkohol 10. MEMADUKAN KEHIDUPAN RUMAH TANGGA DENGAN KEHIDUPAN BERTEMAN 173 waktu makan keluarga • rapat keluarga • ulang tahun • hari-hari liburan • membuat kenang-kenangan • trik menyimpan foto-foto • hasil-hasil tugas sekolah • apakah arti sebuah nama? • katakan sekali lagi • tekanan dari teman dan teman-teman sebaya • konflik • rumah yang terbuka bagi anak-anak • kepercayaan dan temanteman 11. SOPAN SANTUN DAN CARA BERBICARA 191 panggilan kepada orang-orang dewasa • ini kembaliannya • tetapi, guru… • kejahatan yang tidak terkuasai • ssst, coba tebak apa yang telah saya dengar • halo, siapa ini? 12. ORANG TUA TUNGGAL DAN KELUARGA TIRI 203 rencana permainan baru • pertukaran hari-hari libur • memulai tradisi baru • kesedihan pada waktu libur musim panas • dua rumah tangga • mengasuh anak jarak jauh • menjelek-jelekkan • carilah penasihat-penasihat lain • peraturan-peraturan dalam rumah • terus maju • biarkan anak-anak tetap anak-anak

11


pendewasaan anak dalam rentang lingkup keluarga PENUTUP : AKAR-AKAR DAN SAYAP-SAYAP 215 waspadai pernikahan anda • ingat mereka kepunyaan siapa • belajar untuk melepaskan REKOMENDASI SUMBER BACAAN 223 DAFTAR PUSTAKA 225

12


UCAPAN TERIMA KASIH

S

aya ingin menyatakan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada mereka yang telah bermurah hati membantu saya dalam proyek ini: Para orangtua yang dengan murah hati telah membagikan segala keberhasilan dan kegagalan mereka kepada saya; Leslie Santamaria, yang telah membuat kegiatan menulis ini menyenangkan dengan semangat persahabatan dan dukungannya; Keluarga Johnson, untuk persahabatan, canda tawa mereka— dan ruang kantor sementaranya; Orangtua saya, Arthur dan Marlies Blaskowski; keluarga Blaskowski dan Newmann; Cindy Grimes; keluarga Anderson-Ferre; Gaye martin; Georgia Taylor; Kathy Wyatt; dan teman saya di VCRW dan FHL untuk doa, dukungan dan coklatnya; Vicki Crumpton, editor khusus, dan seluruh tim Revell yang memahami proyek ini; dan Suami saya, Harry, dan anak-anak kami, Ben dan Michele, yang menyediakan pelukan-pelukan, canda tawa, keheningan, pizza, panduan teknis, dan dukungan semangat yang saya perlukan. Kalianlah yang terbaik.

13



PENDAHULUAN

B

aru–baru ini saya terkejut dengan kenyataan bahwa anak sulung saya akan segera meninggalkan rumah. Satu tahun lagi di SMU dan wuss, anakku tersayang akan masuk kuliah dan mengarungi tahap lanjut dalam kehidupannya. Rasa panik tiba-tiba menyergap – bukan hanya bahwa saya berhadapan dengan usia saya yang semakin tua, tapi, glek, bagaimana saya bisa tahu apakah dia telah siap? Rasanya baru kemarin seorang perawat galak masuk ke kamar di rumah bersalin dan menyerahkan seorang bayi ke dalam gendongan saya sambil memberikan peringatan keras untuk “menjaganya baik-baik�. Sebelum saya dapat memanggilnya kembali untuk menanyakan apa artinya semua ini, dia bergegas meninggalkan ruangan. Tangan saya berkeringat sementara saya memeriksa isi selimut itu dan mencari-cari petunjuk pemakaiannya. Tidak ada! Saya menelan ludah dan berdoa, Tuhan, Engkau harus menolong saya, karena saya tidak tahu harus berbuat apa dengan bayi ini. Ada beberapa wanita yang santai saja menghadapi kenyataan menjadi ibu. Saya tidak termasuk di antaranya. Sewaktu remaja saya jarang bekerja mengurus bayi (menjadi operator telegram menghasilkan uang lebih banyak), sehingga pengalaman saya dengan bayi yang baru lahir sebatas tersenyum bila bertemu di toko kelontong. Tiba-tiba saya menyadari bahwa saya bertanggung jawab atas 15


pendewasaan anak dalam rentang lingkup keluarga kehadiran orang baru ini. Mengerikan. Beruntunglah saya, dengan pertolongan kedua neneknya yang bermurah hati memberi kursus kilat tentang bagaimana menjadi ibu, saya dapat melewati minggu-minggu pertama itu. Bahkan saya belajar memandikan orang kecil ini tanpa terlepas dari genggaman saya layaknya sepotong sabun-walaupun pernah beberapa kali hampir terjadi. Tetapi semuanya dapat kami lalui bersama. Begitu kata orangorang. Sejujurnya saya tidak ingat tiga bulan pertama yang saya lalui bersama anak-anak. Saya hanya ingat melewati kabut yang menakutkan dengan bergumam, “Tidur. Saya butuh tidur.” Setelah mereka mulai tertidur, saya ikut tidur juga, sepertinya hidup ini sudah bisa diatasi, artinya saya berhenti membentakbentak orang lain. Tetapi setelah kabut kurang tidur itu hilang, rasa panik yang sama datang lagi. “Sekarang apa?” Saya selalu mempunyai firasat yang mengganggu bahwa di luar sana pasti ada petunjuk-petunjuk atau aturan-aturannya, hanya saja saya belum menemukannya. (Meskipun buku And Then I Had Kids karangan Susan Alexander menjadi penyelamat hidup saya.) Saya menghadiri pertemuan ibu-ibu dan gemetar sewaktu mengetahui beberapa ibu membuat bagan berisi macam-macam hal yang mereka ajarkan kepada anak-anak setiap minggunya—bagan itu diberi kode-kode berwarna dan dihiasi bintang-bintang kecil— sementara di rumah saya berpikir, Ah, kita bisa bermain dengan tanah liat dan mewarnai buku-buku mewarna yang baru. Lalu keadaan menjadi lebih ruwet. Tidak terduga sebelumnya, Ben sudah bisa memanjat ke luar dari tempat tidurnya. Sebelum matahari keluar dari cakrawala, saya bangun terkejut mendapat Ben di sisi tempat tidur saya—bukan di sisi tempat tidur ayahnya—berbisik, “Mama, apa yang akan kita lakukan hari ini? Apa?” Sejak itu saya sadar, belum tepat untuk meletakkannya begitu saja di depan TV, tapi bagaimana supaya anak yang baru belajar berjalan itu tetap sibuk di hari-hari yang selalu hujan. (Kami pada waktu itu tinggal di Negara bagian Washington dimana orang-orang 16


pendahuluan bukan menjadi tua, tetapi jadi berkarat.) Ibu saya, diberkatilah dia, menyarankan proyek keterampilan, tetapi saya tidak dianugrahi Tuhan bakat keterampilan. Meski begitu, saya mencobanya juga. Kami memotong dan menempel berjamjam… berhari-hari…. Tetapi yang pasti ada pertanyaan yang menakutkan lagi: “Jadi apa yang akan kita lakukan sekarang, Mama?” Saya sudah siap menjawab Ben setelah kami sudah mengerjakan ketrampilan itu, tetapi setelah melihat jam tangan, hati saya anjlok. Hanya berselang duabelas menit Ben menanyakan hal yang sama. Baru-baru ini, saya membayangkan setahun dari sekarang anak laki-laki saya mengendarai mobil VW kodok tahun 1972 nya untuk mengarungi dunia. Sebelum dia pergi, ia bertanya, “Saya harus lakukan sekarang, Mama?” Karena bayangan itu menghantui pikiran, saya berlutut memohon Tuhan memberi kebijaksanaan. Kebenaran perlahan-lahan muncul menyadarkan saya. Bagaimana anak-anak saya di kemudian hari berhubungan langsung dengan bagaimana kita mempersiapkan mereka sekarang. Semenjak anak-anak dilahirkan, tugas kita sebagai orangtua adalah mempersiapkan mereka untuk kehidupan selanjutnya apabila mereka telah lepas dari kita. Salah satu realita dalam hal mendidik anak adalah bilamana kita telah menguasainya, maka pada waktu itulah tugas kita selesai. Jadi bagaimana kita bisa tahu kapankah kita berhasil meletakkan dasarnya? Bagaimana kita memastikan fondasi yang kita bangun itu sudah solid? Sebagai peneliti amatiran dan seseorang yang suka membuat daftar, saya menuju ke toko buku untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Yang saya butuhkan adalah daftar, referensi, alat; cara kongkrit untuk mengetahui apakah semua hal yang penting itu terpenuhi. Saya tahu tugas saya sebagai orangtua tidak berakhir seiring dengan perginya anak-anak menuju fase kehidupan mereka selanjutnya, tetapi saya ingin mengantarkan mereka masuk ke dunia nyata dengan sayap DAN akar— kepercayaan diri untuk terbang dan fondasi kokoh untuk mereka mendarat apabila badai datang dan keadaan yang tidak menentu. 17


pendewasaan anak dalam rentang lingkup keluarga Toko buku tidak menyediakan apa yang saya cari—meski tersedia beribu panduan mengasuh anak yang hebat—maka lahirlah ide untuk menulis buku Pendewasaan Anak dalam Ruang Lingkup Keluarga ini. Saya ingin menyediakan cara bagi saya sendiri dan para orangtua lain sebuah cara untuk mengukur apakah anak-anak kita telah siap. Saya ingin menunjukkan apa yang masih kurang dan apa yang sudah terpenuhi. Tidak semua jawaban saya miliki, tetapi saya harapkan saransaran ini akan menolong Anda mempersiapkan anak-anak Anda menuju petualangan hidup dengan percaya diri dan dengan bijaksana. Saya mencantumkan cerita-cerita dari orangtua yang masih hidup yang telah mengalami dan melakukan semua itu. Saya harap cerita mereka mengingatkan Anda bahwa Anda tidak sendirian. Orang-orang lain telah melalui jalan ini sebelum Anda. Pada akhir tiap bab bertanyalah pada diri Anda sendiri dan bersyukurlah atas hal-hal yang telah Anda capai. Dan untuk hal-hal yang belum tercapai serta masih harus diperbaiki, ada sumber-sumber dari para pakar untuk dipelajari lebih lanjut. Ada yang berkata apabila Anda tidak mempunyai tujuan, Anda malah akan bertemu dengan yang Anda tidak harapkan. Walaupun Anda sibuk membesarkan anak-anak, janganlah kehilangan gol Anda, yaitu: menjadikan anak-anak Anda kuat, percaya diri dan beriman kepada Tuhan. Marilah bersungguh-sungguh dalam membesarkan anak sehingga nanti kita dapat melihat ke belakang dan berkata kita telah melakukan yang terbaik. Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Amsal 22:6

18


bab 1

BERHADAPAN DENGAN OTORITAS



BERHADAPAN DENGAN OTORITAS

A

da anggota keluarga baru di rumah kami. Merupakan kejutan bagi suami dan saya, karena tidak ada kehamilan ataupun adopsi anak belakangan ini. Tetapi apabila timbul keanehan dan kami ingin mencari tahu penyebabnya, anak-anak segera mengidentifikasi si pelanggar. Tanpa ragu-ragu sedikitpun, kesalahan jatuh pada si anak baru, ‘Bukan Saya’. ‘Bukan Saya’ adalah si biang kerok tentunya, sebab dialah yang menghabiskan susu terakhir sebelum orang lain sampai ke dapur, menghabiskan potongan kue terakhir, dan diam-diam menaruh kotak es krim kosong kembali ke dalam lemari es sebelum kami orang dewasa mencicipi satu sendokpun. Dia juga yang menghabiskan tisu di toilet tanpa ingat menggantinya dengan yang baru, lupa menggantung handuk yang basah, lupa memberi makan anjing, lupa mematikan lampu dan alat-alat listrik lain serta lupa membuang sampah. ‘Bukan Saya’ berkeliaran semaunya di dalam rumah, mengabaikan semua peraturan dan dengan terang-terangan mencampakkan otoritas kami sebagai orang tua. Kami tidak tahu dari mana datangnya, tetapi bila ia tertangkap basah—juga sepupunya ‘Saya Tidak Tahu’—keduanya terlibat dalam masalah. Setelah dipikir-pikir, ternyata kita tahu dari mana datangnya dia. ‘Bukan Saya’ sudah ada di Taman Firdaus ketika Adam dan Hawa 19


pendewasaan anak dalam rentang lingkup keluarga memakan buah terlarang lalu menimpakan kesalahan mereka pada orang lain. Tentu saja masalah ini bermula ketika mereka tidak mematuhi Allah. Ia berkata keduanya dapat melakukan apa saja—kecuali satu hal. Kemudian mereka langsung melanggarnya.

siapa yang bertanggung jawab? Tetapi bukankah kita semua seperti ‘Bukan Saya’? Kita tidak mau tunduk kepada otoritas dan kita tidak mau bertanggung jawab. Sebagai orang tua, kita bersalah terhadap anak-anak apabila kita tidak mengajari mereka untuk tunduk kepada orang tua. Sangatlah pen-ting bagi anak-anak untuk belajar tunduk kepada otoritas kita. Dr. James Dobson dalam bukunya The Strong-Willed Child berkata, “Bagaimana anak-anak itu memandang kepemimpinan orang tua mewarnai hubungan mereka dengan guru-guru, kepala sekolah, polisi, tetangga dan pimpinan mereka.1 Kalau anak-anak tidak belajar patuh kepada orang tua, bagaimana mereka bisa patuh kepada Tuhan? Bila mereka tidak menuruti petunjuk-petunjuk kita, bagaimana mereka bisa menghormati para guru mereka dan patuh kepada pimpinan mereka? Siapa yang akan mengajarkan mereka kalau bukan kita? Alkitab banyak berbicara mengenai hal ini, yaitu: “Hai anakanak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan kerena haruslah demikian” (Efesus 6:1). Ini adalah suatu perintah bukan suatu permintaan. Bila ini suatu pilihan, tidak seorangpun akan mentaatinya. Sebagai anak, saya benci ayat itu, saya bersungut-sungut bila harus menghafalnya. Sifat memberontak terhadap otoritas adalah pembawaan kita, ini kebalikan dari pembelajaran masa kini. Terlalu banyak pakar bidang pengasuhan anak yang berpendapat bahwa anak-anak dilahirkan baik; kelakuan jelek adalah respons yang dipelajari. Omong kosong. Manusia pembawaan buruk—kalau tidak, mengapa kita membutuhkan seorang Juru Selamat? Kalau Anda kurang yakin akan hal ini, bayangkan anak batita 20


berhadapan dengan otoritas Anda sudah bisa melawan Anda dengan berkata, “TIDAK!” atau mengamuk di toko kelontong. Saya masih ingat dengan jelas waktu anak saya menjerit-jerit dan menghentak-hentakkan kakinya di lantai pada lorong bagian makanan beku pada saat saya berbelanja dan ada lima wanita anggota gereja menunggu bagaimana saya akan bereaksi. Saya melakukan apa yang akan dilakukan orangtua yang kalut—saya angkat anak itu dan membawanya pulang, dan kembali untuk berbelanja lagi. Sendirian. Tugas kita sebagai orangtua adalah membantu anak-anak kita menerima otoritas dan kepemimpinan kita di dalam hidupnya. Meskipun begitu, kita harus hati-hati sebab kadang-kadang apa yang kita maksud dan apa yang mereka terima itu sama sekali berbeda. Gaye Martin, seorang penceramah terkenal, yang telah membesarkan dua cucunya bercerita: “Pada saat cucu saya masih kecil, dia suka minta diperbolehkan makan kue di tempat tidurnya. Saya menyetujuinya asalkan dia tidak mencecerkan makanan atau bungkusnya atau permen karet di tempat tidurnya yang berangka besi putih besar dengan tiang di sudutnya. Walaupun masih kecil, cucu saya sangat rapih, dan saya sering membanggakan tentang kerapihannya makan di tempat tidur. Dia senang dibanggakan demikian. Saya sangat bangga akan dia. “Beberapa tahun kemudian ketika mereka kembali ke keluarga mereka, saya ingin membersihkan karpet dan menjadikan kamar itu sebagai kamar tamu. Ketika tempat tidur itu saya pindahkan, saya mendapati dua noda lingkaran berwarna coklat di karpet. Setelah saya periksa, ternyata cucu saya itu telah membuang bungkusbungkus permen, makanan dan bermacam-macam sampah ke dalam pipa kaki tempat tidur. “Segera saya meneleponnya dan bertanya apa yang ada dipikirannya selama ini. Jawabannya adalah, ‘Saya pikir asalkan Nenek tidak lihat, tidak menjadi masalah.’ “Pada kesempatan itu saya jelaskan bahwa bila berada di rumah Nenek, kita harus mengikuti atautan-aturan kebersihan Nenek. 21


pendewasaan anak dalam rentang lingkup keluarga Hal yang sama berlaku di dalam nilai-nilai kekristenan kita… dunia mungkin setuju dengan cara-cara lama, tetapi tubuh kita adalah rumah Tuhan dan di dalam rumahNya berlaku ketentuan-ketentuanNya mengenai kebersihan.” Kalau suami dan saya dihadiahi uang setiap kali kami harus mengingatkan anak-anak tentang nilai-nilai kebersihan, maka membiayai sekolah mereka tidak akan menjadi masalah. Suatu hari nanti mereka akan bertanggung jawab terhadap kehidupan mereka, tetapi sekarang belum saatnya.

teman atau orang tua? Saat ini ada sebuah kesalahan umum mengenai konsep orangtua yang seharusnya menjadi sahabat bagi anak-anaknya. Sebetulnya bukan begitu. Memang kita harus berkomunikasi dengan mereka; kita harus menyayangi mereka dan tertawa bersama mereka, bermain dan bercakap-cakap dengan mereka. Tetapi peran kita dan peran mereka sama sekali berbeda. Posisi kita di dalam hirarki keluarga tidak sejajar dengan mereka. Di dalam bukunya John Rosemond’s Six Point Plan for Raising Happy, Healthy Children, Rosemond berkata bahwa keluarga adalah “sistem kediktatoran yang baik” dimana orang tua membuat keputusan-keputusan demi kepentingan-kepentingan terbaik bagi anak-anaknya. Bukan berarti menjadi atasan mereka atau pamer kekuasaan, tetapi merupakan keseimbangan yang tepat antara kasih sayang dan otoritas. Orangtua menawarkan diskusi—khususnya pada waktu mereka menjadi dewasa—tetapi kita semua menerima bahwa keputusan terakhir ada pada orang dewasa.2 Kadangkala ini berarti membiarkan anak-anak membuat keputusan sendiri di bawah pengawasan orangtua. Ny. George Taylor yang membesarkan empatpuluh sembilan anak—beberapa adalah anak kandung, lainnya anak-anak angkat—menceritakan bagaimana dia dan suaminya mengatasi masalah anak yang tidak mau mulai sekolah. 22


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.