The Marriage You've Always Wanted

Page 1

NE W

COV E R & RE VI S E D



This book was first published in the United States by Moody Publisher, 820N. LaSalle Blvd., Chicago, IL 60610 with the title The Marriage You’ve Always Wanted, copyright © 2005, 2009 by Gary Chapman. Translated by permission. Gary Chapman photo picture courtesy of Alysia Grimes Photography Penerjemah Proff Read Desain Sampul Tata Letak

: James Yanuar : Jonathan Arifin dan Josef Gunawan : Denny Octavianus : Riky Setiadi dan Felly Meilinda

Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada : PT. VISI ANUGERAH INDONESIA Jl. Karasak Lama No.2 - Bandung 40235 Email : visipress@visi-bookstore.com ISBN : 978-602-8073-28-8 Cetakan pertama, Februari 2010 Cetakan kedua, Januari 2013 Indonesian Edition © visipress 2010 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit. Member of CBA Indonesia No : 05/PBL-tBS/1108/CBA-Ina Member of IKAPI No : 185/JBA/2010


Didedikasikan untuk KAROLYN



Daftar Isi Ucapan Terima Kasih ............................................................... 7 Pendahuluan ................................................................................ 9 1. Mengapa Kita Menikah? .................................................... 13 2. “Mengapa Mereka Tidak Berubah?” ........................... 23 3. Apakah Makna Cinta Yang Sebenarnya? .................. 49 4. “Dengarkan Saya!” .............................................................. 69 5. Siapa yang Melakukan Apa? ............................................... 95 6. Keputusan, keputusan ..................................................... 113 7. “Menurutmu Kita Harus Berlatih Seks?” ............ 131 8. Meninggalkan dan Menghormati Orangtua ....... 153 9. Cinta dan Uang ................................................................... 169 Penutup ........................................................................................ 191 Catatan-catatan ................................................................... 193 Daftar Pustaka ....................................................................... 195



Ucapan Terima Kasih SAYA SANGAT BERHUTANG BUDI kepada begitu banyak pasangan yang telah mengizinkan saya masuk ke dalam kehidupan pribadi mereka untuk mencari pemahaman yang lebih baik dan cara yang lebih efektif dalam berhubungan. Baik dalam sesi pribadi ataupun dalam pertemuan kelompok kecil, banyak orang telah mendengar gagasan yang disajikan di sini dan telah kembali dengan berbagai saran praktis, banyak kisah yang telah terjalin dalam buku ini. Saya menggunakan kisah mereka, tetapi saya menyamarkan nama mereka untuk menjaga privasi mereka. Saya sangat berterima kasih kepada Tricia Kube, asisten administrasi saya yang tidak hanya membantu dalam menyiapkan banyak naskah, tetapi yang juga menyelesaikan berbagai tugas kantor sehingga memungkinkan saya untuk berpikir dan menulis. Betsey Newenhusye dari Moody Publisher adalah seorang yang begitu pantas mendapatkan penghargaan atas kesediaannya mempelajari teks asli buku ini, mempertahankan yang baik dan mengaju7


THE MARRIAGE YOU’VE ALWAYS WANTED

kan materi baru bila diperlukan. Dia telah melakukan pekerjaan yang hebat dalam menyatukan materi asli dengan materi baru. Sungguh tidak adil jika saya tidak menyebutkan mereka yang selama bertahun-tahun silam telah membantu saya dengan teks asli, Toward a Growing Marriage, mereka adalah: Melinda Powell, Ellie Shaw, Karen Dresser, Doris Manuel, dan istriku, Karolyn. Mereka semua bekerja tanpa upah untuk membantu menyatukan pemikiran seorang konselor muda menjadi sesuatu yang berguna bagi ribuan pasangan. Untuk mereka semua saya sangat berterima kasih. Para tim editorial dan administrasi di Moody Publishers yang telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam menyusun, mengemas, dan memproduksi buku ini. Saya memandang mereka sebagai keluarga besar saya.

8


PENDAHULUAN CATATAN STATISTIK menemukan hal yang semakin serius. Menurut seorang peneliti Kristen, George Barna, 35 persen dari mereka yang disebutnya sebagai orang Kristen yang sudah “Lahir Baru”—mereka yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan—telah mengalami satu kali perceraian. Lebih buruk lagi, 23 persen—hampir seperempat—sudah bercerai lebih dari sekali! “Tetapi,” sahut Anda, “pastilah orang-orang Kristen lebih sedikit yang bercerai dibanding dengan orang-orang yang tidak percaya.” Tidak juga, jawab Barna: gambaran yang ada begitu serupa. Tiga puluh lima persen bagi “kita,” tiga puluh lima persen bagi “mereka.” Dan mulai dari generasi boomer (lahir antara 1946-1964), generasi yang lebih muda lebih cenderung untuk bercerai dibanding dengan generasi yang lebih tua. Diduga setengah dari semua pasangan yang menikah hari ini suatu saat akan berpisah. Dan ribuan pasangan lain yang mencintai serta mengikut Yesus tinggal bersama dalam sesuatu yang jauh dari “hidup berkelimpahan” seperti yang dijanjikan-Nya. 9


THE MARRIAGE YOU’VE ALWAYS WANTED

Jelaslah, menjadi seorang Kristen dan “mencintai” tidak cukup untuk suatu pernikahan yang berhasil. Bertahun-tahun saya memberi konseling, saya telah melihat banyak pasangan yang berangkat dari “Segalanya begitu sempurna!” menjadi “Aku tidak tahan terhadap suami (atau istri)-ku.” Bagaimana mungkin harapan sepasang kekasih jatuh dari ketinggian Gunung Everest hingga pada kedalaman dasar samudra, yang sering kali hanya terjadi dalam hitungan beberapa bulan? Ini merupakan petuah kuno, tetapi suatu petuah yang perlu dipelajari kembali oleh setiap generasi: kebahagiaan pernikahan tidak terjadi secara otomatis. Untunglah, Tuhan tidak meninggalkan kita tanpa bantuan. Di dalam Alkitab, Dia mengatakan kepada kita bagaimana kita hidup. Melalui Yesus, Ia menunjukkan bagaimana kita hidup. Dan para suami atau istri, baik mereka pengantin baru maupun pasangan yang telah begitu lama menikah, dapat mempelajari dan bertumbuh dari petuah ini. Kesimpulannya, mereka berhasil. Tentu saja, penekanan intelektual semata-mata pada kebenaran tersebut akan membuahkan sedikit hasil. Penerapan praktis dari kebenaran itulah yang menghasilkan banyak buah. Dengan kata lain, jangan sekadar membaca buku ini, mengangguk setuju, dan berkata, “Dr. Chapman, Anda benar!” Aku mendesak Anda berdua, suami dan istri untuk menyelesaikan bagian refleksi “Giliran Anda” pada setiap akhir bab. Seraya Anda membaca, merefleksikan dan mendiskusikan gagasan yang dipaparkan di sini, lakukan dengan penuh harap dan doa, percayakan pernikahan Anda kembali kepada Tuhan Sang Pencipta pernikahan—dan yang secara khusus peduli akan pernikahan Anda. Gary Chapman Ph.D.

10




1

MENGAPA KITA Menikah ? SEBELUM KITA MULAI masuk dalam diskusi mengenai bagaimana menjadikan pernikahan yang sukses, mungkin kita perlu berhenti cukup lama untuk bertanya, “Apakah tujuan pernikahan?” Apa yang kita coba peroleh di dalam pernikahan? Jika Anda menanyakan kedua pertanyaan tersebut kepada banyak kawan dan meminta mereka untuk menuliskan jawaban mereka secara pribadi, menurut Anda berapa banyak macam jawaban yang akan Anda terima? Berikut ini adalah beberapa tanggapan yang saya terima dari para lajang dan mereka yang sudah menikah: • Seks • Persahabatan • Cinta 13


THE MARRIAGE YOU’VE ALWAYS WANTED

• Menyediakan rumah bagi anak-anak • Penerimaan sosial • Keuntungan ekonomi • Keamanan Debat nasional terkini terhadap makna pernikahan telah mengedepankan pertanyaan tersebut. Beberapa menyatakan, “Tetapi Anda dapat memperoleh semua itu tanpa pernikahan!” Anda tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seksual— masyarakat Amerika memutuskan hal ini satu dekade yang lalu. Dalam suatu masa di mana setengah dari seluruh rumah tangga dijalani oleh para lajang, menurut sensus terbaru, menikah tidak lagi merupakan jaminan bagi penerimaan sosial atau keuntungan ekonomi. Kecenderungan hidup bersama semakin meningkat. Untuk apa cinta, keamanan, persahabatan, dan sebuah rumah bagi anak-anak? Dapatkah berbagai hal ini sampai derajat tertentu dipenuhi tanpa pernikahan? Lalu mengapa menikah? Untuk menjawab pertanyaan ini sepenuhnya, kita perlu melihat dengan mata iman, mencari kebijaksanaan Tuhan. Di dalam Alkitab, kita melihat suatu gambaran yang begitu berbeda. Diawali dengan Kejadian, kitab pertama Alkitab di mana kita membaca kisah penciptaan, kita mendapati bahwa gagasan Tuhan akan pernikahan adalah bersatunya dua kehidupan dalam jalan yang terdalam menuju suatu unit baru yang akan memuaskan individu yang berperan di dalamnya dan melayani kehendak Tuhan dalam sikap paling mulia yang mungkin dilakukan.

14


MENGAPA KITA Menikah?

PERSAHABATAN DAN KOMITMEN Hati manusia merindukan persahabatan. Kita adalah makhluk sosial. Tuhan sendiri yang mengatakannya kepada Adam, “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja” (Kejadian 2:18). Saya hendak mengingatkan Anda bahwa analisis ini terjadi sebelum kejatuhan manusia, dan orang ini sudah menerima peringatan, persahabatan pribadi dengan Tuhan. Tetapi Tuhan berkata, “Itu tidak cukup!” Jawaban Tuhan atas kebutuhan laki-laki adalah dengan menciptakan perempuan (Kejadian 2:18). Bahasa Ibrani yang digunakan di sini secara harfiah berarti “saling berhadapan.” Yaitu Tuhan menciptakan seseorang yang dengannya laki-laki dapat memiliki hubungan yang saling berhadapan. Ayat itu mengatakan suatu hubungan yang begitu mendalam di mana keduanya disatukan dalam persekutuan yang tidak terpisahkan yang memuaskan kerinduan paling dalam di dalam hati manusia. Pernikahan merupakan jawaban Tuhan bagi kebutuhan manusia yang terdalam— hidup bersekutu dengan seseorang. Persekutuan ini mencakup seluruh kehidupan. Persekutuan ini bukan sekadar hubungan fisik. Bukan juga sekedar saling memberi dan menerima dukungan emosional. Namun, merupakan persekutuan menyeluruh dari dua kehidupan dalam tingkat intelektual, sosial, spiritual, emosional, dan fisikal. Persekutuan semacam ini tidak dapat terwujud tanpa komitmen yang mendalam dan kekal yang Tuhan kehendaki guna mengiringi pernikahan. Pernikahan bukan merupakan kontrak untuk menjadikan hubungan seksual dapat diterima. Pernikahan bukan semata-mata suatu institusi sosial pemeliharaan anak-anak. Pernikahan lebih dari suatu sarana untuk mencapai status sosial atau keamanan ekonomi. Tujuan mendasar pernikahan tidak akan tercapai bila itu merupakan sarana karena cinta dan persahabatan sama berharganya. 15


THE MARRIAGE YOU’VE ALWAYS WANTED

Tujuan tertinggi dari pernikahan adalah persekutuan dua individu pada tingkatan yang paling mendalam dan dalam segala bidang, yang pada gilirannya memberikan kemungkinan terbesar atas rasa puas pada pasangan tersebut dan sekaligus memberikan yang terbaik atas kehendak Tuhan bagi kehidupan mereka. APA ARTINYA MENJADI “SATU”? Jelaslah, sekadar menikah tidak menjamin kesatuan. Ada perbedaan antara “menjadi satu” dan “kesatuan.” Seperti yang biasa diucapkan oleh pendeta tua, “Bila Anda mengikat ekor dua kucing menjadi satu dan menggantung binatang itu ke seberang pagar, Anda telah menyatukannya, tetapi kesatuan merupakan hal yang berbeda.” Mungkin contoh Alkitab yang terbaik yang kita miliki mengenai kesatuan seperti ini adalah Tuhan sendiri. Merupakan hal yang menarik bahwa kata yang dipakai untuk “satu” dalam Kejadian 2:24, di mana Tuhan berkata, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (huruf italic ditambahkan), sama dengan kata Ibrani yang digunakan Tuhan dalam kitab Ulangan 6:4 yang berbunyi, “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!” (huruf italic ditambahkan). Kata “satu” menyatakan kesatuan dari keragaman sebagai lawan dari kesatuan absolut. Firman Tuhan menyatakan Tuhan sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus, tetapi satu. Kita tidak mempunyai tiga Tuhan, tetapi satu Tuhan, tiga kesatuan. Terdapat banyak ilustrasi Tritunggal, dan pada poin tertentu kesemua ilustrasi tersebut gagal menggambarkan Tritunggal dengan benar, tetapi izinkan saya menggunakan yang paling umum untuk menggambarkan beberapa implikasi dari kesatuan ini.

16


MENGAPA KITA Menikah?

Allah Bapa

Allah Putra

Allah Roh Kudus

Segitiga tersebut boleh diletakkan pada sisi mana pun, dan label Bapa, Putra dan Roh Kudus boleh dipindahkan pada posisi apa pun. Tidak akan ada bedanya, karena Tuhan adalah satu. Yang tidak boleh kita lakukan adalah menghapus satu sisi atau menghilangkan satu nama. Semuanya harus bersama-sama. Tuhan adalah tiga kesatuan, dan Tuhan adalah satu. Kita tidak dapat sepenuhnya memahami pernyataan ini, tetapi kita harus membicarakan Tuhan dengan cara demikian, karena inilah cara Tuhan telah menyatakan diri-Nya. Kita tidak akan mengetahui bahwa Tuhan merupakan tiga kesatuan kecuali Tuhan telah menyatakan diri-Nya sebagai tiga kesatuan. Kita tidak akan tahu bahwa Tritunggal merupakan suatu kesatuan kecuali Tuhan telah menyatakan demikian. Tuhan adalah kesatuan. Di lain pihak, Tuhan merupakan keanekaragaman. Kita tidak dapat mengatakan dengan tepat bahwa tidak ada perbedaan di antara Tritunggal. Sejujurnya, Roh Kudus tidak mati bagi kita di atas kayu salib. Hal itu merupakan karya Allah Putra. Sebagai orang percaya, Allah Bapa tidak tinggal di dalam kita, melainkan Roh Kudus. Anggota Tritunggal memang memiliki peran yang berbeda-beda, tetapi tetap satu. Sungguh tidak masuk akal anggota Tritunggal akan bekerja sebagai wujud yang terpisah-pisah. Dari kitab Kejadian 1:26 di mana Tuhan berkata, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.� (huruf italic ditambahkan) sampai kitab Wahyu 22:1617


THE MARRIAGE YOU’VE ALWAYS WANTED

21, kita menemukan Tritunggal bekerja bersama-sama sebagai gabungan kesatuan. Dampak apakah yang ditimbulkan oleh kesatuan sorgawi bagi pernikahan? Berikut ini merupakan segitiga kedua: Tuhan Allah

Suami

Istri

Kali ini segitiga tersebut tidak boleh diubah letaknya sehingga berdiri pada sisi yang lain. Tuhan harus tetap berada pada puncak pernikahan kristiani. Namun demikian, kita dapat saling menukar tempat suami dan istri, karena mereka adalah satu. Di dalam era individualistik ini, “kesatuan� bukan merupakan konsep yang dihargai. Namun, kesatuan pernikahan bukan semacam kesatuan yang meniadakan kepribadian. Pernikahan justru merupakan semacam kesatuan yang membebaskan Anda untuk mengungkapkan keragaman dalam diri Anda sendiri, tetapi alamilah kesatuan yang seutuhnya bersama pasangan Anda. Anda bebas menjadi semua yang dikehendaki Tuhan atas diri Anda, selagi mengalami segala kehendak Tuhan ketika Dia mempersatukan kita dalam pernikahan. Tiada kebenaran yang lebih membebaskan dan memuaskan. Baik Anda sedang memulai kehidupan yang baru sebagai suami dan istri, atau Anda adalah veteran pengantin yang sedang berusaha menghadapi berbagai tantangan, saya berharap Anda memiliki tujuan pernikahan yang jelas dalam benak Anda—kesatuan 18


MENGAPA KITA Menikah?

pada tingkat paling mendalam yang mungkin terjadi di dalam seluruh bidang kehidupan Anda. Mungkin itu hanya impian bagi Anda, tetapi jika Anda bersedia untuk mengusahakannya, hal itu akan menjadi kenyataan. Dapatkah Anda membayangkan memiliki suatu derajat kesatuan yang intelek? Kesatuan sosial? Kesatuan spiritual? Kesatuan fisik? Jangan menyerah. Mungkin Anda berada di pinggir suatu penemuan baru. “Tetapi pasangan saya tidak tertarik bekerja sama bersama saya,” jawab Anda. “Saya tidak dapat melakukan semuanya sendirian.” Benar, tetapi Anda dapat melakukan sesuatu sendirian. Dan sesuatu itu mungkin dipakai Tuhan untuk merangsang perubahan dalam diri pasangan Anda. Saya percaya bahwa prinsip yang akan dibicarakan pada bab berikut ini merupakan prinsip nomor satu bagi kebahagiaan pernikahan dan kesehatan yang prima. Bacalah dengan saksama, pikirkan secara jelas, dan jangan lupa tugas-tugas yang terdapat pada setiap akhir bab.

19


THE MARRIAGE YOU’VE ALWAYS WANTED

GILIRAN AN D A 1. Periksa pernikahan Anda sebaik-baiknya. Kita pasti menemukan banyak kelemahan sebelum kita dapat mulai melakukan perbaikan. Pada lembar kertas yang lain, buatlah kolom pararel dengan beberapa judul sebagai berikut: Intelektual

Sosial

Fisikal

Spiritual

Di bawah setiap judul ini, tulis daftar karakteristik yang menurut Anda biasa Anda pegang bersama pasangan Anda. Dalam bidang apakah kesatuan Anda berada pada titik terlemah? Apa yang dapat Anda lakukan untuk merangsang terjadinya pertumbuhan pada bidang ini? Apa yang akan Anda lakukan? 2. Sarankan agar pasangan Anda membaca bab ini, membuat daftar yang sama, dan menjawab pertanyaan di atas. Ketika Anda merasa nyaman dan terbuka untuk bertumbuh, diskusikan hasilnya dan bersepakatlah atas tindakan yang akan meningkatkan kesatuan Anda. Berkonsentrasi pada satu area setiap waktu.

20


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.