Radar Banyuwangi 14 April 2013

Page 1

14 APRIL

29

TAHUN 2013

LESEHAN: Imigran asal Myanmar diamankan di Mapolres Banyuwangi siang kemarin.

Amankan 56 Imigran Myanmar Sudah 5 Hari Ditampung di Pondok Kiai Kembar BANYUWANGI - Puluhan imigran gelap asal Myanmar diamankan polisi dari Pondok Pesantren (Ponpes) Nahdlatul Qodiri, Dusun Seneposari, Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, siang kemarin (13/4). Polisi tampaknya kecolongan terkait keberadaan etnis Rohingya tersebut. Mengingat, puluhan imigran ilegal itu sudah lima hari menginap di ponpes asuhan Kiai Kembar (KH. Khoirudin– KH. Nurudin) itu. Aparat kepolisian baru mengendus keberadaan imigran tersebut Jumat lalu (13/4). Kemarin, petugas langsung mengamankan para imigran yang mencari suaka akibat konflik di Myanmar tersebut. Dalam hal ini, pengasuh ponpes tersebut tidak melaporkan keberadaan puluhan imi-

gran tersebut kepada petugas. Sementara itu, upaya penjemputan puluhan imigran itu tampaknya tidak berjalan mulus. Sebagian imigran bersembunyi di beberapa lokasi di sekitar ponpes. Bahkan, sekitar sembilan orang kabur ke arah perkebunan dan persawahan di belakang ponpes yang berdiri tahun 1991 itu. Awalnya, polisi meminta semua imigran menyerahkan diri. Tetapi, hanya sebagian imigran yang keluar dan pasrah saat diminta masuk ke bus Polres Banyuwangi. Lantaran dianggap ada yang tidak beres, petugas langsung menggeledah sejumlah tempat, termasuk kediaman pengasuh ponpes tersebut. Hasilnya, beberapa orang akhirnya keluar rumah, yakni beberapa perempuan dan anak-anak. Catatan wartawan koran ini, ada sepuluh perempuan berkerudung dan sepuluh anak-anak n Baca Amankan...Hal 35

Setiap Orang Bayar Rp 10 Juta

ALI NURFATONI/RaBa

DIAMANKAN: Para imigran gelap asal Myanmar siap naik bus polisi di halaman Ponpes Nahdlatul Qodiri di Dusun Seneposari, Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, kemarin.

SEMENTARA itu, puluhan imigran asal Myanmar yang ditemukan bersembunyi di Pondok Pesantren Nahdlatul Qodiri di Dusun Seneposari, Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung, langsung dikembangkan aparat kepolisian. Empat orang yang diduga sebagai cukong para imigran gelap itu ditangkap anggota Buru Sergap (Buser) Polres Banyuwangi di sebuah hotel di Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro. “Ada empat orang yang terlibat pengiriman imigran gelap asal Myanmar itu,” cetus Kasatreskrim Polres Banyuwangi AKP Bagus Ikhwan Cristian. Keempat cukong yang kini masih diamankan di ruang tahanan polres itu adalah Iryanto Yahya Saka, 51, asal Desa Bani Boi, Kecamatan Kelapa Lima, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT); Hevy Aloe, 32, Pengalasan 6, Denpasar, Bali; Nur Hati Syafii, 38, Perum Padang Lestari, Kerobokan, Kuta, Bali; dan Maya Malinda, 34, asal Kelurahan Sungai Bambu, Jakarta Utara n Baca Setiap...Hal 35

GALIH COKRO/RaBa

Babinkantibmas curiga orang keluar masuk ponpes Nahdlatul Qodiri beberapa hari terakhir.

Imigran Myanmar Masuk Banyuwangi

Polisi minta imigran menyerahkan diri.

4

3

1

Bapak dan Ibu Dibantai

Awalnya yang muncul 10 imigran perempuan dan 10 anak.

Setelah digeledah, diamankan 36 imigran lelaki dewasa lainnya.

Ternyata puluhan imigran sudah menginap 4 hari di ponpes yang diasuh Kiai Kembar itu.

SEMENTARA itu, alasan para imigran etnis Rohingya tersebut kabur dari Myanmar adalah mencari suaka. Mereka tidak ingin menjadi korban pembunuhan seperti yang menimpa saudara-saudaranya di sana. Salah satu imigran, Bilal mengatakan, dirinya sengaja lari dari negara asalnya karena marak pembunuhan etnis Rohingya n

Versi polisi : total 56 imigran. Versi ponpes : total 39 imigran.

2

Baca Bapak...Hal 35

GRAFIS: ZAKARIA/RaBa

Pangdam Mengecek Bandara Blimbingsari

I LOVE BWI

Pendaftar Sudah 1.800 Pendonor BANYUWANGI - Agenda Banyuwangi Peduli terus mendapatkan dukungan warga masyarakat. Para calon peserta yang akan mendonorkan darahnya mau pun donatur yang siap pe nyum bang terus me ngalir. Selain dalam ben tuk dana sembako, ada juga yang menyumbang peralatan, konsumsi, dan hadiah. Perusahaan rokok Djarum, misalnya, akan menyiapkan panggung, sound system, dan peralatan musik n Baca Pendaftar...Hal 35

ROGOJAMPI - Persiapan menyambut kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden (Wapres) RI Budiono ke Banyuwangi dan Situbondo awal Mei 2013 mendatang mulai dimatangkan. Pangdam V Brawijaya Mayor Jenderal (Mayjen) Ediwan Prabowo melakukan inspeksi mendadak di Bandara Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, kemarin (13/4). Dalam kunjungan presiden dan wapres nanti, Bandara Blimbingsari termasuk daerah yang rencananya akan dikunjungi. Bahkan, RI 1 atau RI 2 dalam

kunjungannya itu akan terbang melalui bandara kebanggaan warga Bumi Blambangan tersebut. “Untuk kunjungan itu (RI 1 dan RI 2) belum jelas,” cetus Pangdam Mayjen Ediwan Prabowo kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Pangdam Ediwan menyebut kunjungannya ke Bandara Blimbingsari itu hanya ingin melihat kondisi bandara. Sebagai pejabat baru di lingkungan Makodam V Brawijaya, dia ingin melihat fasilitas yang bagus di daerah. “Saya sekadar melihat fasilitas (lapter) yang bagus ini,” dalihnya n Baca Pangdam...Hal 35

AGUS BAIHAQI/RaBa

PERIKSA: Pangdam Jatim Mayjen Ediwan Prabowo di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, kemarin.

Ahmad Saini, Pemulung Penemu Emas Rp 300 Juta di Bali

Pulang Kampung Ditawari Kerja di Rumdin Wabup Ahmad Saini, pemulung yang mengembalikan emas senilai Rp 300 juta di Bali itu, akhirnya kembali ke Situbondo. Rencananya, dia akan bekerja sebagai petugas kebersihan di rumah dinas (rumdin) Wabup Rachmad. EDY SUPRIYONO, Situbondo TIDAK ada pikiran macam-macam di benak Saini ketika memutuskan me ngembalikan emas senilai Rp 300 juta yang dia temukan di depo tempat pembuangan sampah di Ubung, Denpasar, Bali. Warga Desa Gebangan, Kecamatan Kapongan, Situbondo, itu hanya merasa kasihan kepada pemilik emas yang sudah

http://www.radarbanyuwangi.co.id

EDY SUPRIYONO/RaBa

DIALOG: Ahmad Saini (kiri) dan Wabup Rachmad.

bolak-balik mencari barangnya yang tanpa sengaja dibuang ke TPA itu. Saini sudah hampir sepekan me-

nyimpan perhiasan mulia dalam satu kotak tersebut. Namun, keinginan memiliki emas-emas tersebut

dibuangnya jauh. Dia malah takut ketika timbul pikiran ingin menguasai emas yang salah satunya berbentuk keris kecil tersebut. “Saya ti dak langsung mengembalikan, karena takut ada orang yang hanya me ngaku-ngaku kehilangan. Namun, saat ada orang yang benarbenar kehilangan, dan saya yakin dia tidak bohong, saya memilih mengembalikannya,” jelasnya. Menurut Saini, atas jasanya menemukan kotak berisi emas itu, dirinya diberi uang Rp 2 juta dan beras setengah kuintal. Namun, barang-barang tersebut tidak dinikmati sendiri. Dari uang Rp 2 juta tersebut, dia hanya mengambil Rp 500 ribu. “Sisanya untuk teman-teman. Ada tiga teman, masing-masing dapat Rp 500 ribu. Berasnya dimakan bersama,” ungkap remaja yang tak tamat MTs itu n

Pangdam mengecek Bandara Blimbingsari Perlu juga dicek rasanya menu ikan bakar dekat bandara

BPBD siapkan shelter Tsunami Selama belum terjadi Tsunami, bisa dimanfaatkan untuk arena badminton

Baca Pulang...Hal 35

email: radarbwi@gmail.com / radarbwi@yahoo.com


30

Minggu 14 April 2013

Siapkan Shelter Tsunami di Pancer

AGUS BAIHAQI/RaBa

E PAD: Kabid TK/SD Dispendik Jatim Nur Yanto menyerahkan hadiah ke Kepala SDN Model, Suhernik (tengah), di Gedung Wanita kemarin. Ikut mendampingi Kadispendik Banyuwangi Sulihtiyono dan Direktur Jawa Pos RaB Choliq Baya.

Hadiah Try Out SD Diserahkan BANYUWANGI - Hadiah untuk peraih nilai terbaik try out tingkat SD/MI yang digelar Jawa Pos Radar Banyuwangi bersama Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi diserahkan di Gedung Wanita kemarin (13/4). Penyerahan hadiah itu dilakukan berbarengan dengan Seminar Pendidikan bertema “Peningkatan Potensi Pendidik dan Kependidikan dalam Rangka Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013”. Seminar tersebut dihadiri para kepala SD/MI, kepala Unit Pendidikan Tingkat Dasar (UPTD) Pendidikan, dan pengawas SD/MI se-Kabupaten Banyuwangi. “Hadiah ini bisa memacu siswa lain agar berprestasi,” kata Kepala Dispendik Banyuwangi Sulihtiyono. Dalam penyerahan hadiah itu, tiga siswa peraih nilai terbaik mendapat hadiah e-Pad. Ketiga siswa itu adalah Firsta Yufi Amarta (SDN Model Banyuwangi); Dinda Khoiron Nisa (SDN 2 Kesilir, Siliragung); dan Aditya Huda Pratama (SDN 1 Ketapang, Kalipuro). Selain mendapatkan hadiah berupa e-Pad, ketiga siswa berprestasi itu juga mendapat hadiah langganan gratis koran Jawa Pos selama dua bulan, dan bingkisan dari percetakan Temprina Media Grafika. Tujuh siswa peraih nilai terbaik mendapat hadiah berupa tabungan dari Bank Mandiri, langganan gratis koran Jawa Pos selama dua bulan, dan bingkisan dari percetakan Temprina Media Grafika.

Hadiah e-Pad dan sejumlah hadiah lain untuk ketiga siswa diserahkan Kepala Bidang TK/SD Dispendik Provinsi Jawa Timur Nur Yanto, Kepala Dispendik Banyuwangi Sulihtiyono, dan Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi Choliq Baya. “Kegiatan (penyerahan hadiah kepada pemenang try out) ini sangat bagus,” puji Nur Yanto. Sementara itu, saat membuka seminar pendidikan, Kadispendik Sulihtiyono menyebut bahwa sudah waktunya dilakukan perubahan kurikulum. Sebab, setiap kemajuan, te rang dia, selalu ada perubahan. “Pergantian kurikulum, pada 2013 ini sudah waktunya,” katanya. Sulihtiyono menyebut kurikulum 2013 yang akan segera diberlakukan itu penuh kemudahan dengan silabus yang pas. Dalam kurikulum yang baru ini, pembelajaran dilakukan berbasis IT. “Sekarang para kepala sekolah, pengawas sekolah, dan kepala UPTD, tidak boleh gaptek (gagap teknologi),” ujarnya. (abi/c1/bay)

BANYUWANGI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi tengah intens mempersiapkan pembangunan tempat pengungsian (shelter) bencana tsunami di Dusun Pancer, Desa Sumberagaung, Kecamatan Pesanggaran. Pembangunan shelter tersebut rencananya akan direalisasikan tahun ini. Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi, Wiyono mengatakan, pemilihan Dusun Pancer sebagai lokasi pembangunan shelter itu didasarkan pengalaman masa lalu. Diketahui, pada 2 Juni 1994 Dusun Pancer dihantam gelombang tsunami dan menelan ratusan korban jiwa. “Saat ini, lebih dari 2.500 jiwa menetap di wilayah Pancer. Tentu akan sangat riskan kalau kita tidak sedia payung sebelum hujan,” ujarnya saat dikonfirmasi di sela kunjungan Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan

Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Muhtaruddin, Rabu lalu (10/4). Dikatakan, anggaran pembangunan shelter itu berasal dari BNPB pusat sebesar Rp 10,7 miliar. “Shelter tersebut direncanakan mampu menampung dua kali lipat dari jumlah kebutuhan (jumlah warga Pancer). Saat ini masih tahap penyusunan RAB (rencana anggaran belanja),” kata dia. Ada dua alternatif pembangunan shelter tersebut, di antaranya mendirikan bangunan vertikal, atau bisa juga mendirikan bangunan dengan memanfaatkan bukit di wilayah tersebut. Bangunan shelter dirancang tahan gempa dan dilengkapi sistem peringatan dini tsunami. “Jika peringatan dini berbunyi, warga bisa segera menyelamatkan diri menuju shelter,” paparnya. Lebih jauh dikatakan, di Banyuwangi terdapat 40 Desa di 11 Kecamatan

yang berpotensi terdampak tsunami. Desa-desa tersebut tersebar di sepanjang 175,8 kilometer (Km) garis pantai Bumi Blambangan. “Karena keterbatasan anggaran, jumlah shelter yang akan dibangun tahun ini hanya satu, yakni di Pancer. Tetapi, kami yakin nanti seluruh kawasan rawan bencana akan diperhatikan BNPB pusat,” cetusnya. Sementara itu, Muhtaruddin mengatakan, dalam waktu dekat Banyuwangi akan menjadi tuan rumah Gelar Relawan Peduli Bencana tingkat nasional. “Kegiatan itu bertujuan meningkatkan kapasitas para relawan,” tuturnya. Menurut Muhtaruddin, upaya penanggulangan bencana tidak bisa optimal jika hanya dilakukan instansi pemerintah, misalnya BNPB dan beberapa instansi lain. “Butuh peran serta masyarakat,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

DCS Gerindra Tahap Finalisasi

TERBAIK: Firsta Yufi Amarta dari SDN Model Banyuwangi jadi pembawa acara seminar nasional UKS di Stikes Banyuwangi kemarin.

BANYUWANGI - Partai Gerindra tengah melakukan tahap finalisasi terhadap calon legislatif yang akan didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Finalisasi Daftar Calon Sementara (DCS) legislatif Partai Gerindra itu diperkirakan akan selesai sebelum deadline yang ditetapkan KPU Banyuwangi 22 April 2013 mendatang. Ketua Bapilu (Badan Pe menangan Pemilu) Par tai Gerindra Banyuwangi, Achmad Ali Wafa mengatakan, penentuan DCS ini menjadi perhatian serius DPC Partai Gerindra Banyuwangi. Finalisasi penentuan caleg yang merupakan hasil singkronisasi DPC dan DPD di Surabaya itu terus digodok kemarin malam. Proses tahap penentuan caleg yang berada di tangan DPP juga

sangat dinanti oleh ratusan bakal caleg yang mendaftar di Partai Gerindra. Dari situ akan terlihat apakah pendaftar bisa lolos menjadi caleg.

Salah seorang bakal caleg dari Par tai Gerindra, Emy Hidayati mengaku sangat menantikan hasil keputusan DCS. “Saya menantikan proses penetapan DCS ini. Informasinya saat ini proses finalisasi sedang berlangsung dan beberapa hari lagi akan diketahui DCS Partai Gerindra,” terang Emi kemarin. S elanjutnya, hasil final penentuan caleg Gerindra akan disiapkan sebelum deadline dari KPU berakhir. “Karena segala tahapan sudah kami siapkan dengan baik. Dalam proses penentuan nantinya kami berharap bagi pendaftar yang tidak lolos menjadi caleg tetap mempunyai handar beni (rasa memiliki) terhadap kebesaran partai dan tetap menjadi keluarga besar partai di Gerindra,” ujar Wafa. (adv)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

ISTIMEWA

Achmad Ali Wafa

GALIH COKRO/RaBa

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

• Peluang Usaha •

• Sales Motoris •

• Ruko Gandeng •

Ingin punya usaha tanpa ganggu pekerjaan? Modal minimal 10 juta, tidak perlu bayar pegawai, keuntungan pasti 100% dalam 24 bulan. Hubungi: 03337611387

PT Sido Muncul bth Sales Motoris, gaji lumayan. Lam Jl. Ikan Wijinongko 11 Bwi

• Rajah Kijang Kencono • Ush rajah Kijang Kencono mdl sdkit Insya Allah hsilny mmuaskan yg pnting ush; 085236824224

• Perum Griya Giri Mulya • Djl cpt Perum Griya Giri Mulya WX-01/ WX-02 hrg nego. Hub: 085353574360 SHM

• Kalirejo Permai •

• Tepi Jalan Raya •

• Mitsubishi Kuda ‘00 •

• Toyota Soluna •

Jual tanah 192m2, uk 16x12m, nangka 1112, Perum Kalirejo Permai. H: 081553553553

Djl tanah tepi jalan raya, sblh showroom mobil Sraten, L4000m2. Hub:082336199061

Mitsubishi Kuda SP Exced ‘00 biru silv, Ori, N pajak bru d Prob, 93jt nego. 08123481534

Dijual Toyota Soluna 2003 hitam, metalik, hub: 082141268922 / 087857370701

• Marketing • Lowongan Marketing, Pria, min SMA, mempunyai pengalaman Marketing, pekerja keras, mampu kerja ditarget. Lam krm ke: KSU Syirkatul Muamalat Syari’ah, Tegalmojo, Singojuruh, T: 635900

• Adm Keuangan •

BANYUWANGI

BANYUWANGI

1. Adm Keuangan, pend. min D3 segala jurusan, usia max 28thn, blm menikah, bersedia dtempatkn di sluruh wilayah kerja perusahaan. 2. Satpam, Lk/Pr, pend. min SMA sdrjt, usia max 35thn, bersedia dtempatkn di sluruh wilyah krja. 3. OB, Lk, pend. min SMP/sdrjt, brsedia dtempatkn di sluruh wilayah perusahaan. Kirim lamaran ke PT. DAS, Jl. Boediono No. 42, Bwangi. Telp: 411000

Dijual ruko gandeng. L42m2 & 45m2. Lokasi Tengahkota,strtgis.(dpnalun-alun,dekatBank Mandiri, Telkom, Kantor Pos). Hub 081336119000,03337751000.TanpaPerantara.

SITUBONDO • Jl. Ahmad Yani • Djl Ruko pusat kota + 400m2, Jl. Ahmad Yani 106 A, 081336436864 / 0338671304

BANYUWANGI • STNK • Hlg STNK P 3968 TL, an. Mochamas Hafid. Singodiwongso 02/03 Singotrunan Hlg STNK Nopol P 4096 VK, an. Suryono. Jl. Ikan Wijinongko RT 01/03 Sobo

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pemasaran & Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha, Iwan Setiono, Benny Siswanto, Samsuri (Situbondo). Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, W. Nugroho, Mega Dwi P. Desain Iklan: PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Mohammad Isnaeni Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


31

Minggu 14 April 2013

PENDIDIKAN SEMANGAT: Dari kiri Ketua Stikes Banyuwangi Soekarjo, Bambang Sulastomo, dan Suhartoyo saat pembukaan seminar nasional UKS di Stikes Banyuwangi kemarin. NUR HARIRI/RaBa

GELAP: Ratusan siswa dan orang tua mengikuti istighotsah di halaman SMKN 1 Panji Jumat malam lalu (12/4).

Ratusan Siswa Menangis PANJI - Hampir setiap sekolah di Situbondo mengadakan doa bersama menjelang ujian nasional (unas). Kali ini, ratusan siswa SMK Negeri 1 Panji menggelar istighotsah Jumat malam lalu (12/4). Istighotsah itu diikuti 645 siswa dan ratusan wali murid di halaman sekolah. Agar lebih khusyuk, seluruh lampu di halaman sekolah dipadamkan selama doa bersama berlangsung. Halaman sekolah pun menjadi gelap dan hanya terdengar suara siswa berdoa dan suara ustad yang memandu kegiatan tersebut. Selama doa bersama berlangsung, ratusan siswa menangis sambil berdoa agar diberi kemudahan dalam menjalani ujian dan lulus. Yuni Retno, seorang siswa jurusan akuntansi mengatakan, banyak siswa menangis lantaran menyesali perbuatan yang pernah dilakukan. Mereka juga meminta maaf kepada kedua orang tua agar terus didoakan. Selain itu, mereka juga meminta pertolongan Allah SWT agar diberi kemudahan saat mengerjakan ujian akhir. “Kalau nilai ujiannya baik, maka akan membanggakan para guru dan kedua orang tua,” kata Yuni. (rri/c1/bay)

GALIH COKRO/RaBa

Jadi Promotor UKS Nasional BANYUWANGI - Seminar nasional usaha kesehatan sekolah (UKS) bertajuk “Sehat Dimulai dari Saya” yang digelar di auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Banyuwangi berlangsung gayeng kemarin (13/4). Acara yang didukung Forum Kemisan Jawa Pos Radar Banyuwangi tersebut dirangkai dengan pengukuhan tim promotor UKS Stikes Banyuwangi.

Dalam sambutannya, Ketua Stikes Banyuwangi, Drs. H. Soekardjo, S. Kep, MM mengatakan, Stikes Banyuwangi ditunjuk sebagai promotor UKS tingkat perguruan tinggi yang pertama secara nasional. “Tim promotor UKS Stikes siap menularkan sekaligus mengedukasi kebiasaan hidup sehat para peserta didik,” ujarnya. Staf khusus Menteri Kesehatan, Bambang Sulastomo, yang didaulat menjadi nara-

sumber dalam seminar tersebut menambahkan, para promotor UKS Stikes yang sudah memiliki wawasan UKS setelah lulus akan menyebar ke berbagai daerah dan terjun langsung ke tengah masyarakat. “Itu akan memudahkan UKS menjadi budaya di berbagai daerah,” kata dia. Bambang berharap satuan pendidikan keperawatan dan kebidanan lain melakukan hal yang sama dengan apa

TOHA/RaBa

PEDULI: Bupati Situbondo Dadang Wigiarto memberikan bantuan kepada keluarga alm. Nurhaini di Desa Kandang, Kecamatan Kapongan, kemarin (13/4).

Bantu Keluarga TKI SITUBONDO - Bupati Situbondo Dadang Wigiarto mendatangi keluarga Nurhaini, 37, di Desa Kandang, Kecamatan Kapongan, kemarin (13/4). Dalam kunjungan tersebut, bupati memberikan bantuan berupa beras dan beberapa kebutuhan rumah tangga kepada keluarga TKI yang tewas di Malaysia tersebut. Dalam kesempatan itu, bupati didampingi Sekkab Syaifullah, Kepala Dinas Sosial Basuki, dan beberapa warga. Mereka disambut kedua orang tua Nurhaini, yakni pasangan Ma’awi, 58, dan Hatimah, 57. “Kami ikut berbelasungkawa. Alhamdulillah selama proses penjemputan, meski tidak secara kelembagaan keterlibatan, peran aparat sudah sangat baik, seperti menyediakan ambulans untuk penjemputan jenazah TKI,” kata Bupati Dadang. Dadang juga sempat menyinggung keberangkatan korban yang ternyata ilegal. “Adanya warga yang meninggal dunia di sini langsung kita cek ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Hasilnya, ternyata yang bersangkutan tidak tercatat. Artinya, tidak ada PJTKI yang secara resmi memberangkatkannya,” ujarnya. Terkait kasus yang demikian, pihaknya berharap tidak ada kasus serupa lagi. “Harapan kita, kejadian seperti ini tidak terulang,” imbuhnya. (rri/c1/bay)

AGENDA KOTA

Porseni MI ke-4 PORSENI Madrasah Ibtidaiah (MI) ke-4 se-Banyuwangi digelar mulai tanggal 15 hingga 17 April 2013. Ada beberapa lomba yang akan dinilai dalam kegiatan tersebut, di antaranya bola voli, kaligrafi, dan melukis. Ada juga lomba pidato bahasa Arab, pidato bahasa Indonesia, dan pidato bahasa Inggris. Tidak ketinggalan cabang atletik juga dilombakan, seperti lari sprint, lompat jauh, dan tolak peluru. Panitia juga menggelar lomba bulu tangkis, catur, dan tenis meja. Ada pula lomba kesenian samroh, baca puisi, paduan suara, dan MTQ. (*/c1/bay)

Kirim tulisan Anda ke alamat di bawah ini: OPINI DAN REMBUGAN Naskah Opini panjang tulisan sekitar 850 kata. Sedangkan Rembugan maksimal 250 kata. Kirim ke artikelradarbwi@gmail.com. Sertakan nama dan identitas penulis. Naskah yang sudah dua minggu berada di redaksi dan tidak termuat otomatis dianggap kembali ke pengirim.

SUARA PEMBACA Tulis permasalahan yang Anda hadapi terkait layanan publik. Baik terhadap intansi swasta maupun pemerintah. Sertakan alamat yang lengkap disertai fotokopi identitas dan nomor telepon Anda. Kirim ke artikelradarbwi@gmail.com Atau kirim langsung ke kantor Radar Banyuwangi Jalan Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Biro Genteng: Jalan Raya Jember 47 Genteng, Biro Situbondo: Jalan Wijaya Kusuma 60 Situbondo.

Baca Jadi...Hal 35

Larung Kepala Sapi dan Perhiasan Emas

TENAGA KERJA

NUR HARIRI/RaBa

yang dilakukan jajaran Stikes Banyuwangi. Dengan demikian, upaya promosi kesehatan bisa berjalan optimal. Bambang menuturkan, upaya Stikes memelopori terbentuknya promotor UKS akan dilaporkan ke tingkat pusat. “Barang kali kita akan membuat kebijakan nasional bahwa UKS harus dimasukkan kurikulum pendidikan kesehatan.” tuturnya n

SERU: Suasana pertandingan babak perempat final Banyuwangi Open di GOR Tawang Alun kemarin.

MANGARAN - Upacara tradisional Petik Laut dengan melarung kepala sapi digelar para nelayan di pantai Dusun Karang Anyar, Desa Tanjung Pecinan, Kecamatan Mangaran, Situbondo, kemarin (13/4). Upacara petik laut tersebut dibuka Bupati Dadang Wigiarto. Selain keluarga nelayan, warga umum juga tumplek blek menyaksikan kegiatan tersebut. Pantauan Jawa Pos Radar

Banyuwangi, puluhan perahu sengaja dihias demi memeriahkan tradisi tahunan di Dusun Karang Anyar, Desa Tanjung Pecinan, tersebut. Bahkan, para nelayan juga rela menghabiskan uang jutaan rupiah demi mengungkapkan rasa syukur tersebut. Sebelum dilakukan larung sesaji ke laut, mereka menggelar doa bersama n Baca Larung...Hal 35

Babak Final Digelar Hari Ini BANYUWANGI - Hajatan PBSI Banyuwangi dalam kejuaraan bulu tangkis Banyuwangi Open 2013 bakal mencapai puncak hari ini (14/4). Seluruh kategori yang dipertandingkan dijadwalkan akan memasuki fase puncak. Pertandingan semi final dan final menjadi sajian puncak atas even yang digelar mulai 10 hingga 14 April tersebut. Sekretaris PBSI Banyuwangi Dedi Susanto mengatakan, semua kategori akan memasuki tahap penting hari ini. Pertandingan akan dibagi dalam dua sesi. Pukul 08.00 akan digelar

fase semifinal. “Ini dilakukan sampai semua pertandingan final four selesai,” katanya. Setelah itu, mulai pukul 11.00 akan digelar babak grand final. Menurut Dedi, para juara sudah bisa diketahui sebelum

upacara penutupan dilakukan. Sekadar diketahui, Banyuwangi Open 2013 diikuti 320 pebulu tangkis dari Jawa Timur dan Bali. Kategori yang dipertandingkan meliputi usia dini putra-putri under 10 tahun, usia anak-anak putra-putri under 12 tahun, pemula putra-putri under 14 tahun, remaja putra-putri under 16 tahun, taruna putra-putri under 18 tahun, dewasa putra, ganda putra, dan ganda veteran putra 45 tahun. “Juara berhak atas Trofi Bupati Banyuwangi dan uang pembinaan,” pungkasnya. (nic/c1/bay)

NUR HARIRI/ RaBa

BERENANG: Puluhan nelayan berebut sesaji setelah dilarung di pantai Desa Tanjung Pecinan, Mangaran, Situbondo, kemarin (13/4).


BUDAYA

34 Sampah Entah berapa banyak sampah yang hidup dinegeri ini Sampah yang berserakan-bertumpukan menggunung diatas tanah ini Sementara pemulung tak lagi bisa memulung panen karena sampah-sampah menumpuk begitu banyakBeterbangan diterbangkan angin-terbang sendiri menjauh dari pemulung Ya... Sampah-sampah begitu menikmati hidup dalam lumuran kenikmatan Selalu menutup waktu dalam gelapnya denting jam Kurasa ia tak pantas berada di kantor-kantor negeri ini Pantasnya ada dalam tong sampah...

Sayangi Indonesia Jika wajahnya sudah berdebu, bawalah ke kali untuk dicuci Agar putihnya kembali suci. Jika warnanya mulai luntur, bawalah ke tukang celup untuk diwarnai Agar merahnya kembali berani. Jika sayapnya sudah patah, bawalah ke tukang pijat untuk dirawat Agar sayapnya kembali menerbangkannyatinggi. Jangan lagi ada kasar, kasus-pertengkaran Karena cukup lama Indonesia kita berserakan Kurasa kita punya hati yang sama dan lakukanlah, karena hatimu ada cinta

SMS (Susah Makan Sarapan) SMS wajah-wajah banyak tak makankelaparan Sakit, mati dan menghilang Sarapan pagi, siang, sore-malam tak ada makan Bukan mereka yang beruang tapi mereka yang tak pernah kenyang

SUBAYU Su Kupanggil begitu, ia orang yang karismatik dinegeriku Dihormati namun didemokrasi Sakit hatiku, karena kuhormati ia, namun ia tak hargaikuKurasa ia juga tak kenal diriku meski ku tercantum dibawah karismanya Ia gagah sempurna dengan wajah wacana berharga Meski tak ada asap dari api, karena kemenyan tak dibakar Meski untuk sekedar do’a-do’a Kurasa apinya hanya umpan untuk memancing hasratku Subayu memang penipu ulung dinegeriku Bukan karismanya aku takut tapi tipuannya aku trauma

Kunikmati-ku tak pahami-ku tulis puisi Banyak teka-teki dari tulisan WS Rendra, D. Dzawawi Imron, Taufik Ismail dan penulis yang tersimpan tabungan puisinya dari nasabah-nasabah yang kunikmati Meski kunikmati-ku tak pahami karena kurasa kumengerti dan itu banyak referensi bagi Emha Ainun Najib, Mustofa Bisri, Chairil Anwar- penulis yang terlahir dinegeriku ini Kunikmati karena kurasa ini bagian dari hal yang harus dihargai dari negeri ini, karena keberadaan tulisannya adalah wajahnya yang kekal meski diantara yang ada mulai tiada kunikmati-ku tak pahami dan kutulis puisi untuk kubilang terima kasih pada mereka yang terbilang dan tak terbayang. Izinkan aku menjadi bagian puisi...

Sumpah Kami putra-putri indonesia... Sudahkah kupenuhi sumpahku? JikaTidak! Lalu berapa kesalahan yang sudah kupasalkan? Meski, kutak mengucapkan sumpah itu Tapi, Kupelajari sumpah dan kutak mau menjadi serapah Lidahku tak bertulang Namun, kutak suka mengutang Kami putra-putri indonesia... Masihkah diriku sebagai wajah bumi negeri Sementara kutak mengerti bahasaku sendiri Tak pahami bangsaku Karena kutak paham wajah dinegeri ini

Bingung Kenapa? Bagaimana? Apakah? Apa? Siapa? Indonesia tak lagi peka dan semrautan adanya Itu menurut diriku yang bingung! Mungkin semuanya sudah mengerti namun masih menunggu waktu Entah waktu yang seperti apa yang ditunggu? Musnah ataukah bangkit, tapi aku kembali bingung! Banyak acara namun yang kurasa berharga tak ada Entah, apakah ini karena aku rakyat jelata yang tak mengerti urusan negara Namun yang jelas cuaca indonesia sedang bingung adanya. Sajak-sajak eM-Ka (Muhammada Kholil). Kumpulan puisinya pernah terbit: Mutiara Senja (Lentera Muba, 2008).

Minggu 14 April 2013

Lokalisasi Abang Senang Oleh Muhammad Ali*

P

roses penutupan lokalisasi Abang Senang masih menjadi pembicaraan hangat di Kabupaten Sukasuka. Tampaknya, putusan rapat anggota DPRD Kabupaten Sukasuka beberapa hari lalu masih belum bisa dilaksanakan karena masing-masing kubu, baik yang pro terhadap penutupan lokalisasi maupun yang kontra terhadap penutupan lokalisasi, sama-sama mengerahkan masa untuk berorasi. Yang setuju dengan penutupan lokalisasi, mereka berpendapat bahwa lokalisasi adalah salah satu praktik prostitusi yang berdampak buruk terhadap lingkungan. Keberadaannya memacu masyarakat ikut terjerumus ke halhal yang dilarang agama. Mereka takut kalau tempat-tempat prostitusi itu masih ada di Kabupaten Sukasuka, maka besar kemungkinan murka Tuhan akan menimpa Kabupaten Sukasuka. Selain itu, mereka juga khawatir bilamana nanti banyak generasi muda yang terjerumus ke lembah kemaksiatan tersebut. Masyarakat yang kontra terhadap penutupan lokalisasi juga tidak ingin kalah berapresiasi. Mereka berpendapat bahwa penutupan lokalisasi hanyalah akal-akalan beberapa oknum untuk mengalihkan masalah di kabupaten ini, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Mereka pun berpendapat bahwa PSK yang melakukan bisnis di lokalisasi semata-mata mencari uang untuk kelangsungan hidup mereka. Sebab, pemerintah sampai saat ini belum bisa mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Sukasuka. “Bagaimana, Pak, kita tidak bisa menjalankan hasil rapat kita beberapa hari lalu terkait penutupan lokalisasi Abang Senang dan lokalisasi-lokalisasi lain di kabupaten kita ini. Masyarakat yang pro dan kontra mulai menambah masa untuk melakukan demo terkait putusan kita,“ ujar Bagio, sekretaris DPRD, kepada ketua DPRD Kabupaten Sukasuka. “Bagaimana kalau kita kumpulkan saja beberapa perwakilan kedua belah pihak. Kita dengar aspirasi mereka dan kita ambil keputusan bersama yang dapat diterima kedua belah pihak,“ ketua DPRD memberikan solusi. “Baik, Pak, akan kami undang mereka dan kita lakukan rapat bersama.“ *** Pukul 10.00 di aula DPRD Kabupaten Sukasuka. “Beberapa hari lalu, kami para pejabat DPRD Kabupaten Sukasuka melaksanakan rapat, dan putusannya sudah kami ambil. Namun, tampaknya putusan itu masih memberatkan kedua belah pihak. Mungkin ada yang ingin menyampaikan pendapat,“ ujar ketua DPRD mengawali rapat. Hadir pula di antara mereka perwakilan lokalisasi Abang Senang, yakni Sutarmi, didampingi perwakilan lokalisasi lain. Pihak yang pro penutupan lokalisasi diwakili ketua ormas sekabupaten Sukasuka. “Kita harus segera menutup seluruh lokalisasi beserta kegiatannya, Pak. Hal itu sangat meresahkan masyarakat,“ kata Ruslan, salah satu perwakilan ormas. “Kalau lokalisasi kami ditutup bagaimana nasib kami, Pak? Kebanyakan anggota kami adalah masyarakat berekonomi dan berpendidikan rendah. Kami harus menafkahi keluarga, dan kami harus memenuhi kebutuhan seharihari. Bila lokalisasi ditutup, besar kemungkinan di antra kita akan kelaparan, dan anak-anak kita tidak bisa sekolah,“ kata Sutarmi. “Jangan didengar, Pak. Kita bakar saja tempattempat lokalisasi itu, karena tempat tersebut adalah sumber kemaksiatan dan akan menjadi sumber bencana di kabupaten kita ini, Pak. Bagaimana jika generasi muda banyak yang

terkontaminasi, sehingga kemaksiatan semakin merajalela di kabupaten kita ini, Pak,” seru anggota lain yang membuat suasana semakin panas. “Kalau memang harus dibakar. Apakah bisa bapak menjamin tidak ada lagi kemaksiatan di kabupaten kita? Bagaimana dengan kemaksiatan yang terjadi di masyarakat kita, yang beritanya sering ditanyangkan di televisi, radio, dan media cetak? Di kantor, di sekolah, bahkan di jalan pun, sering terjadi kemaksiatan. Sekali lagi, apakah Anda bisa menjamin kalau lokalisasi ditutup tidak akan ada kemaksiatan lagi?“ Sutarmi pun mulai geram menanggapi opini anggota rapat tersebut. Semua anggota mulai mengangguk-angguk: ada yang meng-iyakan dan ada pula yang masih memikirkan cara mematahkan pendapat Sutarmi.

“Kalau memang ditutup, kami terima dengan ikhlas. Tapi tolong, berikan kebijakan terkait permasalahan ekonomi kami. Kami juga mohon bimbingannya untuk menyamakan pemikiran terhadap anggota kami yang lain. Karena, pengetahuan kami soal ini kurang. Banyak di antara kita adalah masyarakat miskin dan berpendidikan rendah, sehingga pengetahuannya dan cara berpikirnya terbatas. Bertahun-tahun saya bekerja di lokalisasi Abang Senang. Kebanyakan dari mereka menjadikan lokalisasi itu sebagai pilihan terakhir dalam mencari nafkah. Mereka tidak mendapatkan pekerjaan lain karena tidak memiliki keterampilan khusus dan tidak pula memiliki ijazah karena tidak pernah atau tidak tuntas mengenyam bangku pendidikan.

(Bagian 2)

Itu semua faktor ekonomi di keluarga mereka. Di lain sisi, ada juga gadis-gadis yang telanjur masuk dalam bisnis di lokalisasi karena pelecehan yang pernah ia alami dari orang lain. Mudahnya masyarakat mengenal pornografi lewat televisi dan internet juga menjadi salah satu penyebab beberapa orang ingin tahu tentang aktivitas lokalisasi. Jadi, mohon pertimbangkan faktor-faktor tersebut agar kita tahu bagaimana menyikapinya. Karena semua juga pasti ada sebab dan akibatnya, Pak“ lanjut Sutarmi. Sejenak suasana hening. Yang menganggukangguk tanda setuju mulai terlihat di antara anggota rapat. “Saya punya masukan, Pak,“ sambung Ruslan memecah keheningan. “Bagaimana jika lokalisasi-lokalisasi itu tetap kita tutup dan segala bentuk kemaksiatan di kabupaten kita juga kita tindak tegas. Kita buat keputusan baru bahwa segala bentuk kemaksiatan dilarang dan akan mendapat sangsi tegas. Nasib para PSK juga kita carikan jalan keluar, karena itu juga terkait penanggulangan kemiskinan di kabupaten kita,“ sambung Ruslan Mendengar saran tersebut, ketua DPRD Kabupaten Sukasuka tampaknya mulai menemukan titik terang. “Baiklah, kita cari jalan tengah terkait permasalahan ini. Kita putuskan bahwa seluruh lokalisasi harus segera ditutup, dan seluruh masyarakat dan juga pejabat pemerintah dilarang melakukan segala bentuk kemaksiatan. Termasuk mengedarkan video, gambar, lagu dan hal lain, yang berbau pornografi dan pornoaksi. Akan kita hukum. Kalau perlu kita gunakan peraturan yang diterapkan di beberapa daerah Islam, yakni hukum Islam. Selanjutnya, para PSK akan kami beri pesangon agar mereka dapat berwirausaha, seperti berjualan dan lain-lain. Kita dirikan rumah khusus untuk para PSK agar dapat kita kontrol segala perkembangannya. Di rumah tersebut, mereka akan mendapatkan pendidikan dan keterampilan. Secara berkala kita juga akan membekali mereka dengan pengetahuan agama dan pelatihan ESQ, sehingga keinginan dan kemauan menjauhi segala bentuk kemaksiatan muncul dari hati mereka masing-masing. Kita berikan pengertian bahwa segala bentuk kemaksiatan akan berdampak buruk tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga terhadap lingkungan sekitar. Bila masih ada PSK atau oknum lain yang tetap melaksanakan aktivitas kemaksiatan, maka akan kami tindak tegas; bisa berupa penjara, cambuk, rajam, dan lain-lain. Kami juga mengimbau seluruh warga agar berpartisipasi dalam menanggulangi permasalahan ini. Pemerintah hendaknya juga menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Jangan sampai memberikan contoh negatif. Tujuannya, agar terjalin hubungan harmonis antara pemerintah dan rakyat, dan terjalin pula rasa percaya serta saling menghormati,“ papar ketua DPRD Kabupaten Sukasuka. Seluruh anggota mengangguk-angguk tanda setuju, termasuk Sutarmi dan kawankawan. Tidak lama kemudian, bunyi palu terdengar pertanda putusan telah diambil dan sudah bisa mulai dilaksanakan. Sejak itu, di Kabupaten Sukasuka mulai jarang terlihat segala bentuk kemaksiatan. Sempat ada beberapa oknum yang melanggar, mereka langsung dirajam. Nasib PSK pun semakin membaik. Kesadaran terkait dampak buruk kemaksiatan muncul dari dalam diri mereka masing-masing. Kini mereka telah berhasil keluar dari jeratan kemiskinan dan memiliki sebuah usaha yang lebih layak. Alhamdulillah… *) Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNTAG

Kitab Puisi Munajat Buaya Darat MUNGKIN ini hanya ulasan sederhana. Mudah dibaca ke mana arahnya. Yang berat-berat biarlah diusung para kritikus sastra. Dan di sini saya bukan bertindak sebagai kritikus sastra. Saya hanya sebagai pengamat biasa, sebagai pembaca yang telah biasa membaca sastra. Mungkin ini juga karena pengaruh puisi-puisi Mashuri juga. Puisi-puisi Mashuri yang sederhana tapi luar biasa. Buku puisi Mashuri yang berjudul Munajat Buaya Darat indah sekali. Indahnya di mana? Bisa dijelaskan sekarang ini. Dari cover bukunya saja aku sudah digiring masuk pada kesedihan: tanah kering retak-retak, bongkahan tandus hijau lumut, yang tak mengisyaratkan hujan. Ada buaya mati, atau justru buaya itu purapura mati, dengan ketabahan diri mematung menunggu mangsa, merana, terus-menerus bermimpi tentang sungai. Kita bayangkan pernah ada kesuburan di situ. Kenapa kini tak subur lagi? Kenapa kini kering kerontang? Kemarau panjang, dan “hantu itu pun datang dengan segumpal tanah” (Hantu Lempung, halaman 97) Puisi-puisi Mashuri merambat dalam napas yang panjang. Selalu ada kisah di situ. Si aku yang tenggelam dalam bahasa. Tertata iramanya, bening, dan halus. “1// gunung itu masih tersimpan di hatimu/aku tak mengerti apakah magma itu diam/atau berdentam; aku hanya menangkap/nyeri di wajahmu; serupa luka terpendam/ yang kau tutup dengan bedak dan param// (Hati Gunung, 75). Aku bayangkan nanti bagaimana jadinya kalau Ignas Kleden mem-

bahas puisi Mashuri. Dan aku bayangkan juga puisi Mashuri seperti batu-batu besar yang diangkut dari kali. Diletakkan di halamannya, kemudian lebih dihidupkan lagi dengan mata pahat. Menjadi serupa orang-orang, binatang-binatang, dan serupa juga makhluk-makhluk aneh yang membawa warisan arkeologi dari kehalusan orangorang dulu. Keindahan arkeologi itu menyeruak juga (kemudian) dalam bahasa. Tentu saja ini bukan puisi jadi-jadian. Pengakuan Mashuri dalam pengantarnya, ia adalah penyair jadijadian. Pengakuan kreatif Mashuri itu harus dipisahkan dengan karyakaryanya. Kalau soal pengakuan, itu tentu bisa kita memaklumi. Kita semua adalah penyair jadi-jadian. Dan aku lihat Mashuri bisa “ndadi” penyair dalam intensitas yang lama. Hidup adalah realitas konkret sebagai makhluk sosial yang punya tugas dan hak sosial di luar kepentingan puisi. Dan puisi, bagi penyair, adalah “tempat berpulang” yang aduhai di tengah deraan rutinitas. Jadi, aku rasa dalam konteks inilah Mashuri ditempatkan. Puisipuisinya liris-prosais. Ungkapan puitis dalam puisi Mashuri adalah cerita pendek, atau bahkan novel. Di tengah godaan hasrat berkisah, justru kita dikejutkan oleh ungkapan puitis “Jangan ganggu aku/sebab aku sedang meneguhkan keyakinan kelelakianku/ ke pusar tanahku”. (Lelaki yang Menggali Kuburnya Sendiri, halaman 21). Memang tepat jika puisi-puisi Mashuri disandingkan dengan puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. Tapi agak berlebihan jika puisi

Oleh Fatah Yasin Noor*

Mashuri “Tukang Potong” (halaman 2) oleh Faruk dikatakan “imaji dan pesan puisi ini sama dengan Mata Pisau Sapardi Djoko Damono”. (Epilog Prof. Faruk “Lulur Kyai Di Tubuh Berdaki”, halaman 110). Aku pikir imaji yang dibangun kedua penyair ini tak sama, karena kedua penyair ini aku lihat hanya sama gaya, yakni liris-prosais. Sementara isi dan amanat yang muncul adalah ketaksengajaan dari sang penyair. Yang aku rasakan (si aku lirik) tak berpretensi apa pun untuk dengan sengaja ingin menyampaikan pesan, atau amanat. Pisau dalam imaji puisi Sapardi sangat “haus” akan “urat lehermu”, sementara puisi Mashuri hanyalah “gunting dan sisir”. Mashuri mengungkapkan pengalaman hidupnya sebagai si aku yang merasakan keperihan hidup orang-orang miskin, orang-orang yang terpinggirkan. Si aku yang acap mengusung ingatannya di masa kanak dan remaja. Surabaya, misalnya, hampir semua puisi Mashuri ditulis di kota itu: menjadi pintu

masuk imaji. Kadang Mashuri mencoba menjaga jarak dan melihat Surabaya dari kejauhan. “Surabaya/ kota yang terbaca dari titik kecil: noktah hitam di peta/di pinggir delta, di tepi laut Jawa” (Munajat Buaya Darat, 17). Aku katakan saja di sini bahwa pada dasarnya Mashuri dan sejumlah puisinya ini tidak bicara apa-apa. Ia memang bicara tentang sesuatu, tapi sesuatu itu, kemudian menjadi hampa. Gaya prosais itu memang lemah untuk menegaskan diri sebagai kredo, atau semacam maklumat penyair yang biasanya tergoda memasukkan kredo itu ke dalam sejumlah puisinya. Puisi Mashuri sepi dari ajakan, yakni ajakan serupa Chairil Anwar atau Rendra yang berhadapan langsung dengan objek si kau yang jancuk dalam sejumlah puisi bertema politik. Puisi Mashuri sepi dari kelantangan itu, dan itu bukan berarti puisi Mashuri jatuh pada kekenesan belaka. Karena puisi, pada dasarnya adalah permainan serius kata yang dipetik dari kehidupan. Tapi pertanyaan pertama yang muncul adalah kenapa judul buku puisi Mashuri adalah Munajat Buaya Darat, yang tak lain dan tak bukan ternyata diambil dari salah satu judul puisi yang ada di dalamnya. Tentu saja itu bukan tanpa alasan. Iya, pemilihan judul tentu telah melalui banyak pertimbangan, maka keluarlah Munajat, titik. Sampai di sini dulu. Satu kata itu, munajat, sungguh bertenaga, sebagaimana puisi Gus Mus yang juga sering memakai kata itu. Munajat itu tak sekadar permohonan, tak sekadar doa. Munajat itu juga bisa diartikan semacam gerun-

delan, curhat nelangsa yang sambatnya tak ketulungan. Seseorang yang bermunajat bisa semacam campuran doa yang tak biasa, karena ia sekaligus sambat kepada Tuhan lantaran merasa segala jerih upayanya selama ini tak pernah terkabul. Maka ada semacam satir di sini ketika kata munajat diikuti frase buaya darat. Tentu saja judul ini menggelitik, kemudian kita menengok isinya. Bukan “pagupon omahe doro” tapi “Tanjung Perak kapale kobong”. Inilah napas lokalistik di era global. Sang penyair yang hidup dan besar di Surabaya, dengan—meminjam istilah Afrizal Malna—adalah biogarafi tubuh yang terbelah, garis-garis yang patah, dan kau dapati dirimu menjadi seperti batu. Tanda-tanda di puisi Munajat Buaya Darat ini relatif lengkap. Karena laju bahasa itu membuat persamaan-persamaan sesuai ilmu sastra (teori sastra). Aku pikir bagi Mashuri persoalan itu sudah selesai. Apalagi, ia kini tengah menyelesaikan S2 sastra di UGM. Tapi, jadi mengganggu karena ada keterangan “Tanjung Perak kapale kobong/monggo pinarak kamare kosong”. Keterangan itu mestinya gak masuk dalam puisi. Aku rasa itu kurang bagus, bisa membuyarkan keasyikan kita menikmati imaji yang dibangun puisi tersebut. Mestinya keterangan itu jadi semacam catatan kaki saja, sebagai keterangan yang menjelaskan arti. Menarik membaca kitab puisi Mashuri ini. *) Penyair. Bermukim di Komunitas Watubuncul Banyuwangi.


BERITA UTAMA

Minggu 14 April 2013

35

HALAMAN SAMBUNGAN

Akan Diserahkan Kantor Imigrasi n AMANKAN... Sambungan dari Hal 29

Upaya pencarian para imigran itu membutuhkan waktu sekitar dua jam. Kapolres Banyuwangi, AKBP Nanang Masbudi, melalui Kabagops Kompol Sujarwo mene gaskan, langkah petugas tersebut dilakukan dalam rangka operasi kemanusiaan. Mengingat, para imigran tersebut merupakan korban konflik di negara asalnya. ‘’Ini aksi kemanusiaan,’’ katanya saat me-

mimpin operasi kemarin. Mengenai kronologi kejadian itu, Kompol Sujarwo membeberkan bahwa awalnya petugas mencurigai ada imigran gelap di ponpes tersebut. Kecurigaan petugas itu sudah berlangsung beberapa hari terakhir ‘’Babinkantibmas curiga ada orang yang sering keluar-masuk di ponpes ini,” jelas perwira polisi itu. Apakah pengasuh tidak melaporkan keberadaan imigran itu, Kompol Sujar wo me negaskan bahwa yang bersangkutan tidak mem be ri ta-

hukan hal itu sejak awal. ‘’Tidak ada laporan,” tegasnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi dan sejumlah wartawan usai operasi kemarin. Selanjutnya, para imigran gelap tersebut dibawa ke Mapolres Banyuwangiuntukdidata.Selainitu, petugas akan memberikan tempat penampungan sementara bagi puluhan imigran Myanmar tersebut. ‘’Kita data dulu di polres. Kemudian, nanti akan kita serahkan ke kantor Imigrasi,” jelasnya. Data yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi menyebutkan,

imigran gelap dari Myanmar yang diamankan berjumlah 56 orang. Mereka terdiri atas sepuluh perempuan, sepuluh anak, dan 36 lelaki dewasa. Sementara itu, penjelasan berbeda disampaikan KH. Khoirudin, pengasuh Ponpes Nahdlatul Qodiri. Lelaki 43 tahun itu menegaskan, keberadaan imigran itu sudah dilaporkan. Ha nya, pemberitahuan kepada pihak berwajib itu telat disampaikan. ‘’Beberapa hari setelah ada di sini, kami baru lapor kemarin,” ujarnya.

Empat Cukong Ditangkap n SETIAP... Sambungan dari Hal 29

Menurut kasatreskrim, empat cukong itu ditetapkan sebagai tersangka setelah polisi menemukan persembunyian para imigran gelap itu di Pondok Pesantren Nahdlatul Qodiri di Dusun Seneposari, Desa Barurejo, Banyuwangi, asuhan Kiai Kembar. “Yang menaruh para imigran gelap ke pesantren itu, ya empat orang ini,” katanya. Dari empat orang yang ditangkap tersebut, jelas dia, otaknya diduga Iryanto. Dalam keterangannya kepada polisi, Iryanto mengaku mengenal pengasuh pondok pesantren yang dikenal sebagai Kiai Kembar itu sebulan lalu. “Para imigran dikirim ke pesantren sejak Senin (8/4) lalu,” ujarnya.

Dalam keterangannya kepada polisi, Iryanto mengaku imigran gelap asal suku Rohingnya di Myan mar itu berjumlah 38 orang. Mereka rencananya akan dikirim ke Pulau Christmast, Australia. “Disembunyikan di pesantren sambil menunggu ka pal yang akan membawa mereka ke Australia,” sebutnya. Iryanto menyebut para imigran yang di antaranya perempuan dan anak-anak itu se benarnya yang membawa Harun, salah satu kenalannya di Surabaya. Harun pula yang meminta agar para imigran itu dibawa ke Banyuwangi. “Saya ber temu Harun di Surabaya, lalu diminta membawa mereka (para imigran) ke Banyuwangi,” cetus Iryanto kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin.

Ditanya terkait biaya yang diterima setelah membawa para imigran tersebut, Iryanto menolak menyebut. Pria paro baya itu mengaku semua keterangan sudah diberikan kepada penyidik polsek. “Iryanto dapat uang banyak,” kata kasatreskrim. Berdasar keterangan Iryanto, kata kasat, jasa antar setiap imigran dihargai Rp 10 juta. Dengan membawa 38 imigran, berarti dapat Rp 380 juta. “Tapi Iryanto mengaku masih diberi Rp 200 juta oleh Harun,” bebernya. Sementara itu, para imigran gelap yang ditemukan bersembunyi di Pondok Pesantren Nahdlatul Qodiri itu langsung di evakuasi ke Mapolres Banyuwangi. Di polres, para imigran itu didata. “Setelah kita data, jumlahnya 56 orang,”

sebut Kabag Ops Polres Banyuwangi Kompol Sudjarwo. Dari 56 orang itu, lanjut dia, 10 orang di antaranya berke lamin perempuan, dan 10 orang lainnya masih berusia di bawah umur. Hingga pukul 17.00 kemarin, mereka masih menjalani pendataan di Mapolres Banyuwangi. “Habis ini akan kita kirim ke Gedung Pramuka (Jalan Wijaya Kusuma, Banyuwangi),” katanya. Menurut Kompol Sudjarwo, pihaknya sudah menghubungi kantor imigrasi di Jember. Tetapi, mereka menolak mene rima para imigran gelap itu karena Sabtu dan Minggu kantor sedang libur. “Petugas Imigrasi tak mau menerima. Mereka minta dikirim Senin (15/4) besok,” ujarnya. (abi/c1/bay)

Ada yang Bisa Bahasa Inggris n BAPAK... Sambungan dari Hal 29

“Bapak dan ibu saya sudah meninggal dunia karena dibunuh,” jelasnya dengan logat Melayu. Bilal mengaku, dirinya bersama puluhan orang tersebut sengaja mencari perlindungan. Salah satu jalan keluarnya adalah pergi dari negara asalnya. ‘’Saya naik pesawat. Ke sini naik mobil,” terangnya. Hanya, dia tidak menjelaskan siapa orang pertama berinisiatif mendatangi Pondok Pesantren

(Ponpes) Nahdlatul Qodiri di Dusun Seneposari, Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung, Ba nyuwangi. ‘’Semua yang ada ini cari selamat,” katanya saat santai duduk di salah satu asrama ponpes asuhan Kiai Kembar itu kemarin (13/4). Tak jauh beda diungkapkan imigran lain, Iqbal Husein. Dia mengaku, sudah tidak betah tinggal di Myanmar karena marak aksi kekerasan dan pembunuhan. “Makan gak boleh. Semua gak boleh di sana

(Myanmar, Red),” jelasnya. Iqbal yang membawa istri dan dua anaknya itu terpaksa pergi ke Indonesia. Niat kepergiannya itu semata-mata mencari perlindungan. ‘’Ingin selamat,” katanya dengan mimik wajah yang gelisah. Iqbal mengaku, dirinya bersama keluarganya mengungsi menggunakan jalur laut. Dia menumpang speed boat. ‘’Pakai speed boat bayar Rp 300 ribu,” pungkasnya tanpa merinci di mana lokasi sandarnya.

Sementara itu, banyak warga yang menyaksikan operasi petugas di ponpes tersebut. Warga setempat tidak mengetahui bahwa ponpes tersebut menam pung puluhan imigran gelap asal Myanmar. ‘’Saya tahu baru tadi malam,” kata Kepala Desa Barurejo, Imam Baidowi. Paraimigrangelaptersebutsebagian ada yang berkomunikasi menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Sebagian lagi ada yang hanya bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Myanmar. (ton/c1/bay)

Mengecek Runway dan Tanya Saluran Air n PANGDAM... Sambungan dari Hal 29

Keberadaan Bandara Blimbingsari ini, jelas dia, sangat berarti bagi jajarannya. Bila Ko dam V Brawijaya dan jaja rannya memiliki kegiatan, maka fasilitas berupa lapter ini akan dimanfaatkan dengan baik. “Bandara ini bisa dipakai kegiatan yang kami lakukan,” sebut jenderal bintang dua itu.

Ediwan mencontohkan, bila sewaktu-waktu ada bencana alam yang cukup besar, anggotanya akan me man faatkan bandara tersebut. “Seumpama ada tamu VIP, seperti Presiden, bandara ini kan bisa dipakai,” katanya. Selama berada di Lapter Blimbingsari, Pangdam Ediwan yang didampingi para pejabat TNI AD itu ditemui Kepala Unit Teknik Bandara Blimbingsari, Suwahyudi

Eko P. Mereka mengecek kondisi runway, halaman, dan ruang tunggu bandara. Pangdam Ediwan sempat me nanyakan sejumlah fasilitas di bandara, seperti radar dan petugasnya, saluran air di sekitar bandara, dan fasilitas lampu yang ada di sekitar bandara. “Kalau malam apakah pesawat bisa mendarat di bandara,” tanya Ediwan. Pangdam juga menanyakan

kemampuan runway dan jenis pesawat yang pernah mendarat di Blimbingsari. “Pesawat jenis jet apa sudah pernah mendarat,” tanya Ediwan. Pangdam terkejut saat disampaikan penerbangan pesawat ATR 72 milik Wings Air dengan kapasitas penumpang 72 seat itu terjual mencapai 80 persen setiap hari. “Bagus itu penumpangnya,” ujarnya. (abi/ c1/bay)

Diawali dengan Senam Bersama n JADI... Sambungan dari Hal 31

Dia berharap, kehadiran para promotor UKS Stikes Banyuwangi dapat mengangkat derajat kehidupan masyarakat. “Dengan kehadiran para pejuang kesehatan tersebut, kita harapkan derajat kesehatan

masyarakat Banyuwangi meningkat,” harapnya. Bambang juga mengingatkan agar UKS dilaksanakan secara sistematis dan kontinu. “UKS jangan hanya dilaksanakan saat ada lomba, tapi harus terus-menerus dijalankan dengan program yang sistematis. Guru UKS, pembimbing UKS, tim pembina

UKS tingkat ke ca matan dan kabupaten harus aktif,” cetusnya. Sementara itu, Asisten Sekkab bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Banyuwangi, Suhartoyo, menilai langkah Stikes menjadi promotor UKS sangat tepat. “UKS merupakan wadah pembinaan pola hidup sehat. Langkah Stikes ini perlu kita apresiasi setinggi-

tingginya,” paparnya. Sementara itu, sebelum seminar dimulai, acara diawali senam bersama. Kemudian, dilanjutkan penanaman pohon, pe ninjauan asrama, kantin, dan penandatanganan nota kesepakatan antara Stikes dengan sekolah-sekolah se-Banyuwangi. (sgt/c1/bay)

Berenang Berebut Sesaji n LARUNG... Sambungan dari Hal 31

Selanjutnya, perahu kecil yang berisi kepala sapi, emas seberat dua gram, dan bermacam tanaman hasil bumi, itu

langsung diarak menuju tepi pantai oleh para nelayan untuk dilarung. Menurut para nelayan, ritual melepas sesaji tersebut memiliki makna sebagai rasa syukur atas rezeki yang selama ini

diberikan. Selain itu, petik laut tersebut juga dimanfaatkan sebagai media oleh para nelayan untuk meminta keselamatan kepada Allah SWT. “Petik laut itu dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas

limpahan hasil laut sebagai sumber peng hi dupan para nelayan. Semoga kami diberi rezeki dari laut yang lebih melimpah lagi, dan selalu mendapat keselamatan,” terang Riyanto, 45, nelayan setempat. (rri/c1/bay)

Pulang karena Ibu Menangis Terus n PULANG... Sambungan dari Hal 29

Meski belum genap dua bulan bekerja di Bali, Saini mengaku sudah kerasan mengadu nasib di Pulau Dewata. Kalau saat ini dia memilih pulang ke Situbondo, itu ka rena permintaan orang tuanya yang saat menelepon selalu menangis karena me lihat dirinya sering masuk televisi. “Terutama ibu, dia selalu menangis, dan meminta saya kembali dan bekerja di Situbondo saja,” katanya. Kakak perempuan Saini, Sri Agustin mengungkapkan, penemuan kotak berisi emas senilai Rp 300 juta tersebut seperti sudah ada firasat sebelumnya. Saat memungut sampah bersama dirinya, Saini pernah ber andai-andai menemukan emas di tumpukan sampah. “Dia (Saini) bilang ke

saya, Yu (kakak) seandainya menemukan emas di tumpukan sampah enak ya,” terang Agustin menirukan ucapan Saini. Agustin menambahkan, kalau benar-benar menemukan emas, dirinya akan pulang untuk memperbaiki rumah orang tuanya. Selain itu, dia ingin beli sepeda motor. “Sai (panggilan Saini) memang ingin sekali punya motor. Kalau sudah punya uang sedikit saja, dia selalu bilang ingin punya motor. Demikian pula saat bersama ibu,” jelas ibu satu anak itu. Saat menemukan emas tersebut, Saini mengabari Agustin. Bukannya gembira, adiknya malah merasa tidak tenang. “Sai pernah mencoba sebuah cincin yang ada di dalam kotak itu. Namun, semuanya kini sudah dikembalikan kepada pemiliknya,” terangnya. Sementara itu, ibu Saini, Muawiya, mengaku bangga dengan keputusan anaknya mengembalikan kotak berisi emas tersebut.

Dia mengaku ingin anaknya hidup tenang. “Meski banyak uang kalau hidupnya tidak tenang kan percuma,” ungkap perempuan yang sehari-hari mencari sisa-sisa padi itu. Di mata sang ibu, Ahmad Saini termasuk anak yang rajin dan berbakti. Dia adalah anak kedua dari delapan bersaudara. Saini sangat berat terhadap keadaan orang tuanya. Apalagi, hingga kini kedua orang tuanya masih menanggung biaya tiga saudaranya yang masih kecil. “Kalau ada di sini (Situbondo), meski hari minggu dia tidak libur. Dia memilih ikut ke pantai mencari ikan. Katanya untuk meringankan beban saya membeli lauk-pauk,” jelas Muawiya. Dengan bekerja di Bali, Saini mengaku ingin mengubah keadaan ekonomi keluarganya. “Dia kadang bertanya kepada saya, keadaan kita mulai dulu kok (miskin) seperti ini ya, Bu,” terang Muawiya. (c1/bay)

Dia menjelaskan, para imigran tersebut datang ke ponpes tersebut tidakberbarengan.Tetapi,mayoritas datang ke ponpes tersebut dalam rangka mengikuti pengajian dan zikir bersama yang rutin dilaksanakan setiap malam Ahad Manis. ‘’Mereka datang berkelompok; ada yang sore, dan ada yang malam,” terang Khoirudin. Meski begitu, awalnya dia tidak menyadari kedatangan para imigran tersebut. Dia baru tahu keesokan harinya, yaitu pada Minggu siang. “Saya baru tahu setelah salat Duhur berjamaah,” katanya. Dia beralasan tidak mengetahui imigran tersebut saat mengikuti zikir bersama. Sebab, pe ngajian rutin itu dihadiri banyak jamaah, baik dari lokal

Banyuwangi maupun dari luar daerah. “Pengajian itu dihadiri sekitar seribu sampai dua ribu jamaah. Saya tidak mungkin kenal satu per satu,” paparnya. Dia tidak tahu jumlah imigran tersebut secara pasti. Namun, jumlah imigran yang menginap di ponpesnya sekitar 39 orang. “Ada perempuan dan anakanak,” sebutnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Bagaimana ceritanya imigran itu kok bisa sampai ponpes, dia menjelaskan bahwa mereka mengetahui ponpes yang dia asuh itu berdasar informasi di luar negeri. ‘’Saya memang sering pergi ke luar negeri untuk mengisi pengajian, seperti di Hongkong dan Taiwan,” paparnya. Mengenai tujuan imigran

itu, Khoirudin memaparkan bahwa mereka ingin mencari perlindungan. Sebab, di negara asalnya sedang ada konflik. ‘’Intinya ke sini minta doa dan supaya dilindungi. Mereka pasrah,” terangnya. Dalam persoalan ini, dia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib. Jika memang para imigran tersebut dikembalikan ke ponpes tersebut, dia siap menampung. ‘’Saya siap demi kemanusiaan,” tegasnya. Dia juga bertanggung jawab terhadap sembilan imigran yang melarikan diri. Pihaknya akan melakukan pencarian sampai ketemu dan menyerahkan mereka kepada petugas. “Yang lari biar saya yang tanggung jawab,” tegasnya. (ton/c1/bay)

Optimistis Peserta Melebihi Target n PENDAFTAR... Sambungan dari Hal 29

Mereka juga menyiapkan para musisi yang akan menghibur para pendonor, anak yatim dan warga tak mampu yang akan menerima bingkisan. Tak ketinggalan, perusahaan air minum Aquase juga menyumbang air mineral 10 ribu botol. Ada juga pinjaman peralatan medis, seperti puluhan bed, timbangan badan, alat ukur tensi, sumbangan obat-obatan, jam dinding, souvenir dan barang elektronik sebagai door prize. ‘’Satpol PP akan menyumbang kulkas dan televisi sebagai hadiah utama,” papar Choiril Ustadi, kepala Satpol PP yang juga ketua panitia Banyuwangi Peduli saat rapat tim teknis di kantor PMI Banyuwangi kemarin. Selain itu, para pendonor juga akan dimanjakan dengan berbagai fasilitas. Selain konsumsi

Daftar penyumbang kemarin: Kecamatan Singojuruh Kecamatan Siliragung Kecamatan Giri PDAM Banyuwangi Bank Mandiri SMKN Banyuwangi

: 56 pendonor : 81 pendonor : 100 pendonor : 23 pendonor : 20 paket sembako : santunan Rp 1 juta

nasi kotak dan vitamin, peserta juga akan mendapatkan piagam, PIN, dan kupon undian berhadiah. Undian akan dilakukan dua jam sekali. Hadiah utama akan diundi di akhir acara. Para pendonor tidak perlu menunggu sampai aca ra berakhir karena meski pemenang hadiah utama tidak ada di tempat, mereka tetap berhak dengan hadiah itu. ‘’Selain kulkas dan televisi, panitia juga sedang mengupayakan tambahan hadiah utama sepeda motor. Semoga ada dealer motor yang bersedia menyumbang,’’ ungkap Ustadi.

Ditambahkan, hingga kemarin jumlah penyumbang untuk santunan dan paket sembako sudah mencapai Rp 132 juta. Sedang jumlah pe serta yang mendaftar untuk ikut donor darah sudah mencapai 1.800 orang. Jumlah itu belum termasuk unsur guru, kepolisian, dan tentara yang cukup banyak. Panitia sengaja memprioritaskan kelompok masyarakat yang belum terbiasa donor darah. ‘’Kami yakin pesertanya melebihi target. Karena itu, H-4 pendaftaran akan kami tutup demi memudahkan panitia me rancang waktu,” tambah Ustadi. (c1/cho)

Tawon Satu Kotak Rp 900 Ribu n MANISNYA... Sambungan dari Hal 36

Tak heran, di pasaran kerap ada embel-embel nama jenis tanaman yang diisap si tawon. Itu bertujuan membedakan jenis madu yang satu dan madu lain. Beberapa jenis pohon yang namanya kerap disematkan untuk menyebut jenis madu adalah ram butan, mangga, randu, dan karet. Madu rambutan memiliki ciri-ciri, antara lain aroma harum, warna cokelat keputihan, dan berasa manis. Ciri-ciri madu mangga, yakni war na cokelat tua, dan rasa manis-asam. Karakteristik madu randu ialah warna cokelat kekuningan, aroma harum, dan rasa manis cenderung legit. Sementara itu, ciri-ciri madu karet warnanya kecokelatan, dan rasa manis

tapi sedikit pahit. “Jenis madu yang termahal adalah madu randu. Harganya mencapai Rp 70 ribu per liter, sedangkan yang termurah adalah madu karet. Madu karet biasa dijual seharga Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu per liter,” ujar Ahmad Romadhon, salah satu pekerja budi daya lebah madu, pekan lalu (6/4). Romadhon yang kala itu tengah sibuk membersihkan ra tusan kotak sarang tawon menambahkan, selain menggantungkan penghasilan dari penjualan madu, para peternak lebah madu juga bisa mendapat ke untungan lain, yakni dari penjualan lebah hasil budi daya. “Saat musim di mana tidak ba nyak tanaman berbunga seperti bulan ini, tawon tidak menghasilkan madu. Satusatunya jalan adalah membudidayakan tawon tersebut

agar berkembang biak. Hasil perkembangbiakan tawon itu bisa dijual atau dibudidayakan sendiri untuk menambah kapasitas produksi,” ujar pemuda berusia 21 tahun tersebut. Dikatakan, lebah biasanya dijual dalam wadah berbentuk kotak yang terbuat dari kayu. Satu kotak biasanya berisi empat sampai delapan sisir (sarang berbahan malam yang dibuat tawon pekerja da lam koloni tawon tersebut). Seorang yang ingin membeli satu kotak sarang lebah harus rela mengeluarkan kocek Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu, tergantung jumlah sisir di dalam kotak tersebut. “Bahkan jika sedang musim madu, harga satu kotak sarang tawon mencapai Rp 900 ribu,” terang pemuda asal Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, tersebut. (sgt/c1/bay)

Diolesi Obat Anti-kutu n EMPAT... Sambungan dari Hal 36

Sebab, jika sarang kotor, tawon akan rentan terserang berbagai penyakit. Tak cukup hanya dibersihkan,

imbuh Lutfi, masing-masing sarang tawon juga harus diolesi obat anti kutu minimal sepekan sekali. “Obat (anti kutu) itu ha rus dioleskan ke tiap sarang sebelum pukul 13.00. Sebab, sore

hari banyak tawon yang mulai masuk ke sarang. Kami khawatir tawon yang masih muda akan mati karena tidak kuat bau obat tersebut,” jelas pemuda asal Desa/Kecamatan Wongsorejo tersebut. (sgt/c1/bay)

Hidup 30 Kali Lebih Lama n LAHIRKAN... Sambungan dari Hal 36

Setelah berusia 15 hari, ratu lebah “imitasi” itu pun mulai bertelur. Uniknya lagi, ratu lebah buatan itu justru mampu menjalankan peran yang lebih baik dibanding ratu lebah asli. “Tak jarang ratu lebah buatan mampu menghasilkan telur yang lebih banyak dibandingkan ratu lebah asli,” kata Romadhon.

Sama seperti ratu lebah asli, ratu lebah buatan juga memiliki usia yang jauh lebih panjang dibandingkan lebah pekerja. Jika lebah pekerja berumur sekitar 40 hari, ratu lebah sanggup hidup hingga 3-5 tahun atau sekitar 30 kali lebih lama. Ratu lebah dapat hidup dalam waktu lebih lama lantaran lebah tersebut mengonsumsi royal jelly sepanjang hidup. Padahal, lebah pekerja hanya me-

ngonsumsi royal jelly selama tiga hari, yakni saat lebah pekerja itu masih berbentuk larva. Menurut Romadhon, ratu lebah yang sudah tua akan diganti ratu lebah lain. Sebab, ratu lebah yang sudah tua sudah tidak produktif. “Jika ratu lebah sudah tidak produktif karena sudah tua, jalan satu-satunya ya harus diganti dengan ratu lebah yang baru,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

Bawa Ratusan Kotak ke Lereng Ijen n HUNTING... Sambungan dari Hal 36

Tujuan penggembalaan di Kota Santri itu adalah agar tawon mengisap nektar bunga mangga. Pada Agustus, Romadhon membawa kotak sarang tawon yang dia budi daya itu ke Semarang, lantaran saat itu banyak pohon karet yang berbunga. Di bulan September, lokasi beternak pindah ke Subang. Tujuannya, agar lebah-lebah itu dapat mengisap bunga rambutan.

“Jenis bunga yang dikonsumsi lebah akan berpengaruh terhadap rasa dan aro ma madu yang dihasilkan,” kata pemuda berkulit sawo matang tersebut. Ketika tidak banyak pohon berbunga seperti saat ini, Romadhon membawa 295 kotak sa rang lebah yang masingma sing dihuni ratusan ekor tawon madu itu ke kawasan hutan yang berlokasi di lereng Gunung Ijen, tepatnya di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi.

Lantaran tidak banyak mendapat asupan makanan berupa nektar bunga, tawon-tawon itu pun tidak mampu memproduksi madu. Karena itu, para peternak seperti Romadhon “hanya” membudidayakan tawon-tawon tersebut agar berkembang biak. “Kami bawa ke sini karena di sini termasuk hutan. Jadi, walau tidak sedang musim bunga, di sekitar sini ada saja satu atau dua tanaman yang berbunga,” tutur pemuda murah senyum tersebut. (sgt/c1/bay)


MINGGU l 14 APRIL 2013 l HALAMAN 36

KOLONI: Satu kotak bisa berisi ratusan hingga ribuan ekor lebah. Koloni tersebut menghasilkan madu yang bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, koloni tersebut juga dijual dengan harga ratusan ribu rupiah per kotak.

FOTO-FOTO: GALIH COKRO/RaBa

Lahirkan Ratu Lebah Imitasi MASINGMASING koloni lebah madu dipimpin seekor lebah yang lazim disebut ratu lebah. Ratu lebah itu memiliki ukuran tubuh sekitar 2,5 kali lipat lebih besar dibandingkan tubuh lebah pekerja. Uniknya, ratu lebah yang bertugas memimpin koloni itu ternyata bisa “diciptakan” sendiri oleh peternak. Selain memimpin koloni, ratu lebah mempunyai tanggung jawab meneruskan kelangsungan hidup koloninya, yaitu dengan cara bertelur. Ratu lebah sanggup bertelur 1.5002.000 butir setiap hari sepanjang hidupnya. Nah, para peternak lebah madu punya trik unik untuk menghasilkan ratu lebah berkualitas. Lantaran ratu lebah yang terlahir secara alami terkadang tidak mampu memenuhi ekspektasi peternak, misalnya jumlah telur yang dihasilkan cenderung sedikit, para peternak pun mengkreasi sendiri ratu

lebah tersebut. Menurut Romadhon, mencetak ratu lebah harus dilakukan sejak larva tawon tersebut baru berumur sehari. Kemudian, larva lebah itu ditempatkan di wadah khusus yang disebut mangkokan. Setelah itu, mangkokan diletakkan di sarang koloni lebah yang tidak memiliki ratu. “14 hari kemudian, larva yang diletakkan dalam mangkokan itu lahir dengan ukuran tubuh yang jauh lebih besar daripada tawon-tawon lain yang sejenis. Itu terjadi karena ukuran lubang mangkokan lebih besar daripada ukuran lubang sisir tawon,” papar Romadhon n Baca Lahirkan...Hal 35

PLASTIK: Mangkuk buatan sebagai rumah untuk menciptakan ratu lebah madu.

“Sekali dayung dua pulau terlampaui”. Pepatah tersebut tampaknya tepat menggambarkan keuntungan menggeluti usaha peternakan lebah madu. Bayangkan, selain mampu memproduksi madu yang memiliki nilai jual tinggi, para peternak juga mendapat keuntungan lain, yakni hasil penjualan lebah. Terlebih, harga jual lebah kini “selangit”. DALAM setahun, lebah rata-rata mampu memproduksi madu yang diyakini sangat baik untuk kesehatan itu selama enam bulan. Musim madu biasanya berlangsung sejak Mei hingga November, yakni pada waktu musim pohon berbunga. Fenomena itu bisa dimaklumi lantaran bahan baku yang digunakan lebah untuk memproduksi madu adalah nektar (sari bunga). Nah, jenis bunga yang nektarnya diisap oleh tawon tersebut akan berdampak besar terhadap rasa, warna, dan aroma madu yang dihasilkan n Baca Manisnya...Hal 35

HATI-HATI: Lutfi memegang dan memasukkan sisir ke dalam sarang lebah.

gembalaan di Wongsorejo dan Pasuruan dilakukan agar tawon mengisap nektar pohon randu. “Kami membawa sarang lebah ke Pasuruan pada Juni. Penggembalaan di Wongsorejo kami lakukan bulan Juli,” kata dia. Masih di Bulan Juli, sarang tawon juga dibawa ke Si tubondo n Baca Hunting...Hal 35

PENGGEMBALA: Romadhon (kaus cokelat) dan Lutfi (hitam) di area penggembalaan lebah madu di lereng Gunung Ijen, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi.

Empat Hari Habiskan Satu Kuintal Gula SAAT tidak banyak tanaman berbunga adalah waktu tersulit yang harus dilalui para pembudi daya lebah madu. Ya, lantaran tak banyak sari bunga (nektar) yang bisa dikonsumsi, tawon-tawon tersebut harus diberi makanan pengganti. Itulah yang dilakukan Romadhon. Agar tawon yang dia budi daya tidak kekurangan gizi, pemuda yang satu ini rutin memberi makanan tambahan pada ratusan ribu ekor lebah madu tersebut setiap. Itu dilakukan tiap kali tidak banyak tumbuhan berbunga. Pemberian makanan tambahan itu biasa dilakukan empat hari sekali.

Hunting Nektar ke Berbagai Daerah BUDI DAYA lebah madu memang gampang-gampang susah. Terlebih jika tawon yang dipelihara tersebut jumlahnya sangat banyak. Betapa tidak, untuk sekadar memenuhi pakan lebah-lebah ter sebut, para peternak harus menjelajahi satu wilayah ke wilayah lain. Penjelajahan itu me nye suaikan musim bunga. Maksudnya, di mana banyak tanaman yang berbunga, ke sanalah penjelajahan dilakukan. Pasalnya, nektar bunga merupakan makanan pokok sekaligus bahan baku utama madu yang diproduksi lebah. “Mencari pohon yang tengah berbunga itu kami lakukan sepanjang tahun. Tidak hanya di wilayah Banyuwangi, tapi sampai ke luar provinsi,” ujar Ahmad Romadhon ketika ditemui wartawan koran ini di hutan sekitar lereng Gunung Ijen pekan lalu (6/4). Beberapa wilayah yang biasa dia kunjungi untuk mencari pohon yang tengah berbunga adalah Wongsorejo; Situbondo; Pasuruan; Semarang, Jawa Tengah (Jateng); dan Subang, Jawa Barat (Jabar). Dikatakan, peng-

Manisnya Menggembala Lebah

Makanan tambahan pengganti nektar ar bunga itu biasanya terbuat dari gula yangg dilarutkan ke dalam air. Caranya, air gulaa itu dituang ke dalam bider (lubang tempat at makanan yang berlokasi di atas sisir tawon). ). “Tawon yang kami budi dayakan ada di 295 5 kotak. Masing-masing kotak berisi ribuan n ekor lebah. Sekali memberi makan, butuh h satu kuintal gula,” kata Romadhon. Sementara itu, Lutfi, 20, rekan Roomadhon menambahkan, selain harus us mem beri makanan tambahan, paraa peternak lebah madu juga harus rajin n membersihkan sarang tawon tersebut n Baca Empat...Hal 35

ti kutu (atas) dibutuhPELINDUNG: Obat an sarang (kanan). si ole kan untuk meng


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.