JUMAT 17 MEI
34
Pendorong Perubahan dan Pembaruan
TAHUN 2013
Ditampar 800 Kali, Pesilat Kelengar Kronologis Aksi Kekerasan di Perguruan Pencak Silat
terima ini... Hiaaattt......!!!
uun ampu
kalau mau berhenti, kamu harus terima pukulan dan tendangan dariku
Ma'rifatus Syifa tercatat sebagai santri Ponpes Minhajut Thullab. Tahun ini akan lulus SMP. Selama ini dia aktif ikut latihan pencak silat bersama 13 temannya di ponpes setempat.
buu uk
n Saat Latihan Pencak Silat di Pondok Pesantren
Saking lamanya jadi sansak hidup, Syifa langsung kelengar. Dia akhirnya dilarikan ke rumah sakit terdekat.
MUNCAR - Aksi kekerasan terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Minhajut Thullab, Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar. Salah seorang anggota perguruan pencak silat di pesantren tersebut dilarikan ke rumah sakit karena menjadi samsak hidup rekan sesama perguruan. Korban kekerasan tersebut adalah Ma’rifatus Syifa. Sehari-hari, korban tergabung dalam perguruan pencak silat bersama 13 temannya. Selain nyantri di ponpes tersebut, korban juga duduk di bangku kelas IX SMP setempat. Tahun ini perempuan yang tinggal di Dusun Kabat Mantren, Desa Wringin Putih, Kecamatan Muncar, itu lulus SMP. Diperoleh keterangan, aksi kekerasan itu terjadi Senin malam (13/5). Awalnya, Syifa hendak berhenti dari latihan pencak silat. Ternyata jika ingin berhenti latihan, perguruan punya aturan sendiri. Siswa harus siap menerima tamparan dan tendangan dari teman sesama perguruan. Pemegang sabuk putih tersebut ternyata tidak menolak menjalani uji kekerasan itu. Satu teman korban menampar wajah dan menendang punggung korban masing-masing 80 kali. Yang ikut berlatih kala itu berjumlah 13 orang n
setelah ratusan kali tamparan dan tendangan
Berhubung akan lulus SMP, Syifa memutuskan smp us lul keluar dari perguruan silat. Syifa harus siap menerima tamparan dan tendangan.
Baca Ditampar...Hal 44
GRAFIS: ZAKARIA/RaBa
Gus Pukul Anggap Musibah SEMENTARA itu, ibu korban, Hariyati mengatakan, musibah yang menimpa putrinya itu sudah diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Semua biaya perawatan ditanggung wali mu rid, se kolah, dan pihak ponpes. ‘’Sudah ada perjanjian dan disaksikan polisi,” katanya. Perjanjian itu disaksikan Kepala Desa Wringin Putih, Mujayin. ‘’Saya sendiri yang minta agar biaya perawatan anak saya dibantu sampai sembuh dan kondisi psikisnya juga sembuh,” tandas Hariyati. Meski begitu, peristiwa yang dialami putrinya itu jangan sampai terulang di kemudian hari. ‘’Saya harap kejadian yang menimpa anak saya ini adalah yang terakhir. Jangan sampai besok-besok ada lagi,” pintanya. Sejak dirawat di Al-Huda, teman-teman korban
banyak yang menjenguk. Selain itu, para guru dan wali murid juga sering datang melihat kondisi Syifa. Pengasuh Ponpes Minhajut Thullab, KH. Fac h r u d i n Ma na n m e nu t u rk a n , masalah yang menimpa santrinya itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Bahkan, dia menyebut kepala desa dan kepolisian ikut bertanda tangan. “Ya sudah diselesaikan dengan cara kekeluargaan,” ungkap kiai yang akrab dipanggil Gus Pukul itu. Gus Pukul menganggap masalah tersebut sebagai mu sibah. Oleh karena itu, dia akan memberikan pembinaan agar kasus itu tidak terulang kembali. ‘’Nanti kita beri pembinaan supaya tidak terjadi lagi,’’ kata Gus Pukul saat dihubungi via ponsel kemarin. (ton/c1/aif)
JALANI RAWAT INAP: Ma’rifatus Syifa ditemani ibu kandungnya di Ruang Iman, Rumah Sakit AlHuda, Kecamatan Gambiran. Akibat pukulan temantemannya, dia menderita luka lebam di wajah.
KEKERASAN
ALI NURFATONI/RaBa
Guru Minta Hasil Survei Diumumkan Terkait Jajanan Pinggir Jalan yang Mengandung Rhodamin GIRI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi diminta mengumumkan jajan pinggir jalan yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan. Permintaan itu mengemuka da lam diskusi Forum Kemisan yang berlangsung di kampus baru Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Banyuwangi kemarin. Diskusi yang di se leng garakan Jawa Pos Radar Banyuwangi dan bekerja sama dengan Stikes itu bertema ”Hati-hati dengan Jajanan di Pinggir Jalan”. Diskusi yang dimulai pukul 09.00 itu menghadirkan tiga narasumber n
POLITIK
Usia Tiga Bacaleg masih Bawah Umur BANYUWANGI - Iming-iming kursi empuk di DPRD Banyuwangi tampaknya tidak terlalu efektif “menggoda” warga untuk maju dalam pertarungan memperebutkan jabatan ang gota dewan. Se tidaknya itu terbukti de ngan adanya sejumlah Seharusnya parpol p a r t a i p o l i t i k (parpol) yang berkewajiban cenderung “memelakukan maksakan diri” screening bacaleg- untuk sekadar nya. Kalau ternyata melengkapi jumlah bacaleg untuk ada bacaleg yang di daftarkan kedicoret, maka pada Komisi Pemi lihan Umum jumlah bacaleg ( K P U ) Ba n y u parpol tersebut wangi. berkurang” Ironisnya, gara-gara ingin meSYAMSUL ARIFIN lengkapi jumlah Ketua KPU Banyuwangi bacaleg-nya, ada sejumlah parpol yang nekat memasukkan bacaleg yang masih di bawah umur. Tidak tang gung-tanggung, jumlah bacaleg yang berstatus di bawah umur tersebut mencapai tiga orang. Temuan mengejutkan tersebut didapati petugas Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi saat melakukan verifikasi administrasi para bacaleg beberapa waktu lalu n Baca Usia...Hal 44
KALIPURO - Aksi perkosaan kembali menimpa pelajar. Kali ini yang menjadi tersangka adalah DW, 16, salah satu pelajar SMA yang tinggal di Lingkungan Kampung Baru, Ke lu rahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro. DW diringkus polisi setelah dilaporkan memerkosa Saritem (nama samaran), 13, warga Lingkungan Tanjung, Ke-
lurahan Klatak, Kecamatan Ka lipuro. “Setelah kejadian, tersangka sempat menghilang,” cetus Kapolsek Kalipuro AKP Sudarsono. Perkosaan itu terjadi Minggu (5/5) lalu. Keesokan harinya, Senin (6/5), orang tua korban melapor ke Polsek Kalipuro bahwa putrinya diperkosa DW n Baca Pelajar...Hal 44
Baca Guru...Hal 44
GALIH COKRO/RaBa
NARASUMBER: dr. Kety Sarna menyampaikan materi cara memilih makanan di depan peserta diskusi di kampus Stikes Banyuwangi kemarin.
GALIH COKRO/RaBa
TERTUTUP JAKET: DW diamankan di Mapolsek Kalipuro.
Emmy Tri Astutik, Guru yang 10 Tahun Menjabat Kepala Sekolah
Naikkan Citra Sekolah Buangan dengan Prestasi Tidak banyak guru yang sukses menjalankan tugas tambahan sebagai kepala sekolah (kasek) hingga 10 tahun lebih. Namun, Emmy berhasil menjalankan tugas sebagai kasek hingga tiga periode. A.F. ICHSAN RASYID, Banyuwangi JABATAN kasek yang diperoleh Emmy mengantarkan dia menyinggahi beberapa sekolah dasar negeri (SDN) di Banyuwangi. Pertama kali, yakni pada tahun 2003, dia mendapat kepercayaan menjalankan tugas kasek di SDN 2 Kebalenan, Kecamatan Banyuwangi. Kali pertama menjabat kasek, Emmy mengaku tertantang melaksanakan
http://www.radarbanyuwangi.co.id
Pelajar SMA Perkosa Siswi SMP di Kebun
tugas berat mengangkat citra SDN 2 Kebalenan. Saat Emmy masuk ke sekolah tersebut, citra dan lingkungan sekolah cukup pa rah dibanding sekolah lain. Selain tidak memiliki prestasi apa pun, lingkungan sekolah sangat tidak sehat. Kondisinya kotor dan penuh debu. Itu menyebabkan siswa dan guru tidak bisa belajar dan mengajar dengan nyaman dan tenang. “Saat saya pertama dipercaya jadi kepala sekolah, lingkungan SDN 2 Kebalenan sangat gersang, karena tidak ada tanaman. Yang ada hanya tebu yang beterbangan,” tutur Emmy. Tidak hanya lingkungan yang kotor, SDN 2 Kebalenan juga merupakan sekolah ”buangan” siswa yang tidak diterima di beberapa sekolah lain. Jangankan meraih prestasi, peringkat sekolah saja berada di angka 42 dari 47 sekolah yang ada. Untuk mengangkat citra sekolah, maka
KASEK SENIOR: Emmy Tri Astutik ketika menghadiri diskusi di kampus Stikes Banyuwangi kemarin.
Ditampar 800 kali, siswi SMP masuk RS Awas, virus kekerasan IPDN mulai menyebar ke pesantren!
Pelajar SMA perkosa siswi SMP di Kebun Enaknya nggak bilang-bilang, terasa sakit baru lapor polisi!
GALIH COKRO/RaBa
pertama-tama yang dilakukan Emmy adalah menaikkan peringkat sekolah. Target Emmy menaikkan peringkat sekolah berhasil dilakukan dalam tempo yang tidak terlalu lama.
Hingga habis masa jabatan kasek selama empat tahun, Emmy berhasil mengantarkan SDN 2 Kebalenan ke peringkat 10 dari 47 sekolah n Baca Naikkan...Hal 44
email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com