Radar Banyuwangi 26 Mei 2013

Page 1

26 MEI

29

TAHUN 2013

Arus Kuat Bikin Repot Surfer

GALIH COKRO/RaBa

MAKIN HEBOH: Surfer melaju di atas gulungan ombak pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Pesanggaran, Banyuwangi, siang kemarin.

PESANGGARAN - Memasuki hari kedua kemarin (25/5), kompetisi selancar ncar internasional Red Island Banyuwangi International ernational Surf Competition 2013 berlangsung ung seru. Para kontestan kelas nasional adu skill demi menjadi yang terbaik. Sehari sebelumnya, para peselancar berkompetisi padaa kelas lokal. Pada hari kedua keemarin, seluruh peselancar kategori ategori na sional unjuk kebolehan. Sekitar 22 peselancar kelas nasional tampil dalam even yang pertama kali digelar di Pulau Merah (PM),

Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, itu. Bany Tuan rumah Banyuwangi menyertakan Tu satu surfer di kelas nasional itu, yaitu Sesat tyawan. Dia bersaing dengan peselancar tya dari Jember, Sukabumi, Nias, dan Bali. dar Disaksikan ribuan pasang mata di tepi pantai Pulau Merah, para peselancar berusaha menampilkan gaya atraktif di b atas ombak yang menggunung. Para pengunjung serentak bertepuk tangan ketika melihat peselancar sukses melalui derasnya gelombang n Baca Arus...Hal 35

Gas Bocor, 14 Buruh Pingsan WAISAK

AGUS BAIHAQI/RaBa

DOA: Umat Buddha bersembahyang di Vihara Dhamma Harja, Desa Yosomulyo, kecamatan, Gambiran, Banyuwangi, kemarin.

KAPONGAN - Ratusan pekerja pabrik udang di Desa Landangan, Kecamatan Kapongan, Situbondo, tiba-tiba berdesakan keluar gedung tempatnya bekerja kemarin (25/5). Mereka ternyata berusaha menghindari gas amoniak yang bocor dari pipa besi di pabrik tersebut. Akibat kebocoran gas tersebut, sedikitnya 14 karyawan pingsan. Menurut Suryadi, salah seorang karyawan PT Panca Mitra Multi Perdana (PT PMMP) di Desa Landangan, kebocoran gas amoniak tersebut terjadi sekitar pukul 10.00. Lokasi bocornya gas itu diduga di unit satu mesin pabrik tersebut. “Ada di ruangan mesin,” kata Suryadi. Begitu gas amoniak itu bocor, ratusan karyawan langsung berlari dan berdesakan keluar ruang ganti pakaian di sisi timur gedung. “Pintunya kecil, posisi mesin itu ada di luar dan di belakang mesin adalah tempat karyawan borongan yang bekerja mengupas udang. Jadi, semua karyawan langsung berebut keluar,” jelasnya. Itu menyebabkan beberapa karyawan jatuh hingga tidak sadarkan diri. Sementara itu, beberapa karyawan memang pingsan karena tidak kuat menahan gas amoniak. Gas amoniak yang bocor itu mengakibatkan sesak napas dan mata pedih. “Sebenarnya gas amoniak bocor sudah sering terjadi. Tetapi, yang terjadi kali ini yang paling besar,” terang Suryadi n Ba Baca B aca Ga Gas...Hal 35

NUR HARIRI/RaBa

SEMAPUT: Karyawan yang pingsan dievakuasi setelah menghirup gas amoniak yang bocor di pabrik pengolahan udang PT PMMP, Desa Landangan, Kecamatan Kapongan, Situbondo, kemarin (25/5).

Berjalan Tiga Kali Mengitari Vihara

TERBANG: Crosser tuan rumah, Heru Sandika, melayang di Sirkuit Kumendung, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, kemarin.

GAMBIRAN - Seluruh umat Buddha sejagat, termasuk yang berada di Kabupaten Banyuwangi, merayakan Hari Raya Waisak kemarin (25/5). Dalam acara tersebut, para pengikut Sidarta Buddha Gautama itu menggelar sembahyang di sejumlah vihara di daerah masing-mading n Baca Berjalan...Hal 35

BALITA TENGGELAM

AGUS BAIHAQI/RaBa

Langsung Seru di Hari Pertama

ALI NURFATONI/RaBa

CUCU: Abdullah menunjukkan foto Willy di Dusun Lidah, Desa/Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, kemarin.

MUNCAR - Kejuaraan motocross yang digelar di Sirkuit Kumendung, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, tampaknya berlangsung seru sejak masa uji coba di hari pertama kemarin (25/5). Sejumlah crosser nasional memastikan diri akan terjun dalam race day hari ini (26/5). Dalam latihan resmi yang dilaksanakan kemarin, beberapa crosser nasional sudah unjuk gigi di sirkuit terbesar di Bumi Blambangan itu. Tidak kalah seru, para crosser lokal juga menyuguhkan kemampuan yang cukup atraktif. “Ini balapan motocross terbesar di Banyuwangi,” cetus panitia pelaksana, Supriyadi. Menurut Supriyadi, dalam Motocross Kapolres Cup II itu akan melombakan 13 kelas, mulai kelas bebek dua

tak, empat tak, hingga kelas bergengsi spesial engine (SE) 250 CC. “Kita juga melombakan kelas pemula untuk para crosser Kabupaten Banyuwangi,” terangnya. Supriyadi menyebut, kejuaraan motocross ini bukan hanya untuk kalangan dewasa. Sebab, juga digelar lomba khusus crosser anak-anak. “Motocross kali ini untuk ajang mencari bibit dan juga hiburan,” kata bos travel Pesona Ijen itu. Dia menyebut, balap motor yang digelar dalam rangka ulang tahun pemilik pabrik PT Sumberyala Samudera, Tjipta Sudjarwo Tjuk, yang ke-73 itu sebenarnya berlabel nasional. Sebab, pesertanya bukan hanya dari Jawa Timur n Baca Langsung...Hal 35

Selidiki tak Munculnya Nilai Ujian Produktif BANYUWANGI - Dinas Pendidikan Banyuwangi menyelidiki penyebab tidak muncul nya nilai produktif satu pe serta unas dari SMK Muham madiyah 6 Rogojampi. Aki bat menghilangnya nilai produktif itu, passing grade nilai kelulusan siswa tersebut tidak terpenuhi. Tidak munculnya nilai ujian produktif itu belum ditemukan penyebabnya hingga kemarin (25/5). Apakah menghilangnya nilai produktif itu karena human error ataukah yang bersangkutan memang tidak mengikuti ujian, Dispendik belum berani memastikan. Kepala Dispendik Ba nyuwangi, Sulihtiyono mengatakan, jika saja nilai produktif muncul, maka peserta unas SMA/SMK di Banyuwangi akan lulus semua. Namun, karena nilai produktif satu peserta SMK tidak muncul, maka satu siswa tidak lulus. “Kelulusan peserta unas SMK tahun ini mencapai 99,986 persen. Sekarang kita sedang cek penyebabnya,” kata Sulihtiyono. Sulihtiyono menolak untuk

Yang kita temukan, nilai ujian produktifnya sama sekali tidak ada. Sehingga, menyebabkan passing grade kelulusan berkurang.” SULIHTIYONO Kepala Dispendik Banyuwangi

menduga-duga penyebab menghilangnya nilai produktif satu siswa sekolah swasta itu. Yang pasti, kata dia, kemungkinan lulus satu peserta itu masih terbuka. Kini pi haknya masih melakukan pe ngecekan ulang terhadap proses unas satu siswa tersebut. “Yang kita temukan, nilai ujian produktifnya sama sekali tidak ada. Sehingga, menyebabkan passing grade kelulusan berkurang,” katanya n Baca Selidiki...Hal 35

Jasad Willy Ditemukan GAMBIRAN - Setelah hampir dua hari tenggelam, Moh. Syam Najdah Dhuha Willy Subrata, 5, akhirnya ditemukan. Seperti prediksi, balita asal Dusun Lidah, Desa/Kecamatan Gambiran, itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Anak pasangan suami istri (Pasutri) Sam Subrata 35, dan Fitriana 30, itu langsung dimakamkan kemarin (25/5). Seperti diketahui, balita tersebut tenggelam karena terjatuh saat merangkak di atas jembatan bambu di Sungai Setail. Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 11.00 Kamis lalu (23/5) n Baca Jasad...Hal 35

Nimas Puspitaningrum, Siswa yang tak Diluluskan Sekolahnya

Kalau Lulus Ingin Bekerja untuk Biaya Kuliah Nimas Puspitaningrum adalah satu dari empat siswa SMA di Kabupaten Situbondo yang dinyatakan tidak lulus. Dia tidak lulus bukan karena nilai unasnya jeblok, melainkan memang tidak diluluskan pihak sekolah karena alasan nilai akhlaknya tak memenuhi standar kelulusan.

Yang lebih penting, semoga bisa tahan lama MELAWAN: Nimas Puspitaningrum didampingi Ketua Komisi I DPRD Situbondo, Syaiful Bahri, dan kakak perempuannya.

EDY SUPRIYONO, Situbondo BUTIRAN keringat memenuhi wajah Nimas Puspitaningrum Jumat sore (24/05) lalu. Sudah tak terhitung beberapa kali siswa yang mengenakan jilbab warna pink itu mengusap keringat dengan lengan bajunya. http://www.radarbanyuwangi.co.id

Hotmix jalan depan Pelabuhan Ketapang sudah mulus

GMPB Situbondo desak PSK pengidap HIV dipulangkan Selanjutnya, siapa yang mengawasi di daerah asal?

EDY SUPRIYONO/RaBa

Cuaca sore itu memang cukup panas. Itu ditambah lagi sejumlah wartawan dan sejumlah pihak memenuhi rumah

Nimas. Mereka ingin memberikan dukungan moral kepada Nimas. Sore itu Nimas tampak tenang. Dia

juga lancar menjawab pertanyaan para wartawan n Baca Kalau...Hal 35

email: radarbwi@gmail.com / radarbwi@yahoo.com


30

Minggu 26 Mei 2013

Hotmix Ketapang Rampung Normalisasi Saluran Tunggu Giliran KALIPURO - Perbaikan kerusakan jalan poros nasional di depan Pelabuhan Penyeberangan Ketapang rampung dilakukan. Saat ini, kondisi jalan sudah mulus. Sebab, beberapa hari lalu telah dilapisi hotmix anyar. Sebelum dilapisi hotmix, jalan sepanjang kurang-lebih 300 meter itu terlebih dahulu ditinggikan sekitar 61 centimeter (cm) menggunakan beberapa lapisan. Lapisan pertama adalah tanah, lapisan kedua sirtu, dan lapisan ketiga cement treated base (CTB). Setelah CTB selesai dipasang, baru dipasangi hotmix. Saat ini pemasangan hotmix sudah rampung dilakukan. Jalan yang sebelumnya berlubang kini tidak terlihat lagi. Walau proses perbaikan jalan sudah rampung, tapi aktivitas pekerjaan masih berlanjut. Beberapa pekerjaan di lokasi itu masih belum berhenti bekerja 100 persen. “Selain memperbaiki jalan, kita juga akan melakukan kegiatan normalisasi saluran air,” ungkap Kepala TU PPK Jalan Poros Nasional Situbondo-Ketapang, Sudahlan, kemarin (25/5). Selama ini, saluran air di depan pelabuhan penyeberangan itu adalah saluran

SIGIT HARIYADI/RaBa

MULUS: Ruas jalan di depan Pelabuhan Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin.

biasa yang terbuat dari batu kali. Saluran pembuangan air itu akan diganti saluran berbahan beton produk pabrik. Kemarin sudah terlihat pemasangan beton di ujung utara (depan pintu masuk) pelabuhan. Pemasangan beton saluran air itu menggunakan alat penggali tanah. Akibat pemasangan beton itu, beberapa pohon di depan pelabuhan harus dipangkas. Normalisasi saluran air itu demi mengatasi genangan air yang kerap datang

saat hujan. Jalan terus mengalami kerusakan karena air kerap menggenang di musim hujan. Itu karena saluran air tidak berfungsi secara maksimal. Selain itu, badan jalan lebih rendah daripada saluran air itu. Dampaknya, air hujan meluber ke jalan dan menyebabkan jalan cepat rusak. Saat ini, badan jalan sudah ditinggikan 61 cm dan saluran air dinormalisasi agar aliran air ke pantai lancar. (afi/c1/bay)

Adu Ilmu Akuntansi dan Pasar Modal Puluhan Siswa SMK Ramaikan Olimpiade Untag BANYUWANGI - Sebanyak 83 siswa bersaing ketat dalam Olimpiade Akuntansi dan Pasar Modal, kemarin (25/5). Olimpiade yang digelar Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi itu, diikuti siswa dari berbagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri maupun swasta di Kabupaten Banyuwangi. Dalam Olimpiade yang baru kali pertama diadakan tersebut, peserta harus menjawab soal-soal kognitif yang menilai pengetahuan para peserta pada teori akuntansi dan pasar modal. Pengetahuan peserta mengenai akuntansi dan pasar modal juga diuji, yang divariasi dengan kecepatan dan ketepatan dalam babak semi final melalui cerdas cermat. Sebelumnya mereka telah dibekali pengetahuan tentang pasar modal dalam seminar pasar modal di auditorium Untag, Selasa (21/5) lalu.

IRWAN/RaBa

SERIUS: Peserta Olimpiade Akuntansi dan Pasar Modal sedang mengerjakan soal di kampus Untag Banyuwangi pagi kemarin.

Dalam babak final, peserta diminta praktik mengenai dunia akuntansi dan pasar modal. Finalis diberikan materi mengenai pembuatan laporan keuangan dan esai untuk pasar modal. Saking ketatnya persaingan, sampai berita ini ditulis kemarin petang babak final masih berlangsung. Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Untag Yovita Vivianty I. Atmadjaja mengatakan, sebanyak 83 peserta diseleksi

dalam ujian tertulis dengan soal-soal multiple choice kemarin. Sebanyak 25 peserta yang lolos akan mengikuti seleksi babak selanjutnya. Selanjutnya sepuluh peserta yang dinyatakan lolos akan masuk babak final. “Juara pertama mendapatkan hadiah, uang Rp 1 juta, juara kedua Rp 750 ribu, dan juara ketiga Rp 500.000. Selain itu, semua juara juga mendapatkan trofi, sertifikat, dan rekening efek,” kata Yovita.(adv)

PROSTITUSI

Desak Pulangkan ke Daerah Asal SITUBONDO - Temuan baru Komisi Penanggulangan HIV-AIDS dan Dinas Kesehatan Situbondo terhadap 12 pekerja seks komersial (PSK) yang dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS mulai menuai reaksi organisasi kepemudaan. Kali ini, Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) Situbondo langsung mendesak Satpol PP memulangkan para PSK pengidap virus HIV/AIDS ke daerah asalnya. Selain dikhawatirkan berpotensi menular, keberadaan PSK di sejumlah tempat pelacuran termasuk di eks lokalisasi itu melanggar Perda No. 27 Tahun 2004. Karena itu, mereka meminta agar para PSK itu dipulangkan. Ketua Bidang Kepemudaan GMPI Situbondo, Supriyadi mengatakan, Satpol PP harus bertindak cepat menyusul temuan KPA dan Dinas Kesehatan tersebut. “Petugas harus bertindak cepat karena sudah banyak ditemukan PSK yang terjangkit penyakit itu,” kata Supriyadi. Ditambahkan, keberadaan PSK itu jelas melanggar Perda larangan praktik pelacuran. Apalagi, mereka menderita penyakit HIV/AIDS yang tentu harus mendapatkan penanganan khusus agar penyakit yang dideritanya itu tidak menyebar luas kepada orang lain n Baca Desak...Hal 35

AGENDA KOTA

Apel Guru Ma’arif NU DALAM rangka memperingati lahirnya jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) ke-87, para guru di lingkungan Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Kabupaten Banyuwangi, melaksanakan apel bersama di Taman Blambangan Banyuwangi pagi ini (26/5). Para guru mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMA/SMK se Banyuwangi akan turun bersama PCNU Banyuwangi dan Bupati Abdullah Azwar Anas. “Apel dimulai pukul 09.00, dan ini untuk memperingati lahirnya jam’iyah NU,” cetus ketua LP Ma’arif Banyuwangi, Zainal Arifin Salam.(abi/bay)

Pengajian Lanjut Donor Darah PENGAJIAN Ad-Dhuha Masjid Agung Baiturrahman (MAB) Banyuwangi akan menghadirkan pembicara KH Machrus Ali pagi ini (26/5). Acara yang dimulai pukul 07.00 tersebut akan dibarengi dengan santunan yatim-piatu dan donor darah oleh siswa-siswi SDN Karangrejo 1. (*/bay)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

• Lmbg Keuangan/Investasi •

• STNK •

• STNK •

• Corolla ‘95 & Kijang ‘03•

• Promo Daihatsu •

Kursus privt tradg forex tnp loss dr 0, mdl 25jt sja (serius only) proft bs 10%/mg. hub eko/arif 085655926875 / 087757666039.

Hlg STNK P 624 WA, an. Enies Yulianie, Perum Kalirejo Permai Blok ii-6, Kabat

Hlg STNK P 2346 XB, an. Joko Santoso, Dsn. Gurit 03/01 Pengantigan, Rogojampi. Hlg STNK P 2339 ZH, an. Dedy Hariyanto, Kertosari 01/02 Pendarungan, Kabat

Hny dg 18 Jt, miliki All New Xenia Dual Air Bag. Free servis 60.000 KM/3 th. 081 233 432555/081559705555/087 857409555

• Dicari Sengon •

Hlg STNK L 1788 FV, an. Moch. Kiroman Machmud, Pacar Kembang 2/99 Surabaya.

Dijual Great Corolla 95 silver orisinil cat 70jt nego, Kijang LSX 03, 115jt nego, milik sendiri, siap pakai, BU, hub. 081336528447

• PRIMA MOBIL •

SITUBONDO

Dcri pohon sengon siap panen, kami siap mmbeli (nebas di kebun) H. 081703130988.

Hlg STNK P 4801 X, an. Sugianto, Jl. Yos Sudarso 03/03 Klatak, Kalipuro, Bwi.

•Dijual Cepat • Dijual tanah/toko. Luas 495 mtr persedi bersertifikat/imb. Jl. Raya Banyuwangi Kembiritan Genteng. Hp 081234524940

Ready stock L300, T120SS(new), PU Grdmx, PU Futura, Avanza, Xenia, Rush, Krista, APV, Escudo, Katana, Espass, Futura, STW. Bsa cash/krdt.Hub 0333411655,0811301676.

Hlg STNK P 4277 ZM, an. Husriyah, Jl. Borobudur No. 25, 04/01 Tamanbaru, Bwi.

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.

BANYUWANGI • Tanah + Bangunan •

• Honda City ‘01 • Djl Honda City 2001 (5X-8) MT, silver, PS/ PW/EM/AC dingin/audio shock breaker 4 buah baru, istmw, siap pakai plat DK Denpasar, pajak baru bln april, 89jt nego dtmpat smpai jd. bu posisi Stbondo H 081232318000

• Suzuki Realvan ‘03 •

• Daihatsu Xenia ‘10 •

Dijual Suzuki Realvan GRV, AC Double, tahun 2003, biru metalik, harga 67,5 Juta nego, bisa cash/Kredit, hubungi 085258768444.

Dijual Daihatsu Xenia Xi 1.3 Sporty tahun 2010, hitam metalik, nego sampai deal, hubungi 085204916135.

Jual tanah+bangunan lokasi asih ada air, Desa Wonorejo Bwi, hub. 0818351234.

• Jl. Lingkar Ketapang • Dijual tanah 2500 m2, Jl. Lingkar Utama Ketapang Bwi, hub 082141046676.

• Tanah Kebun • Djl tnh kebun SHM 7790 m2 (120m X 70m) a/n sendiri Rp 150.000/m nego. Lok: Bwi kota. 150 m timur Jl Raden Wijaya, selatan Perum Djati Khayangan. Hub: 081239574908/081999093869/ Bpk Edy

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pemasaran & Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha, Iwan Setiono, Benny Siswanto, Samsuri (Situbondo). Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, W. Nugroho. Desain Iklan: Mohammad PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Isnaeni Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/ mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


31

Minggu 26 Mei 2013

Air Laut Masuk Belasan Rumah KALIPURO - Banjir rob melanda Lingkungan Krajan, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kalipuro, kemarin (25/6). Garagara air laut meluap, belasan rumah yang berlokasi di RT 03/RW 10, tepatnya sekitar kawasan Pelabuhan Landing Craft Machine (LCM) Ketapang, tersebut terendam air hingga ketinggian 50 Centimeter (Cm). Selain disebabkan air laut pasang, peristiwa yang terjadi sejak sekitar pukul 07.30 itu disebabkan plengsengan di sisi utara Sungai Paolong yang mengalir di daerah tersebut

SIGIT HARIYADI/RaBa

BASAH: Suasana dapur salah satu warga RT 03/RW 10, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin.

Dipaksa Kerja Nyaris 24 Jam Sehari Baru Datang Langsung Wadul Dinsosnakertrans BANYUWANGI - Belasan mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, ramairamai datang ke kantor Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Banyuwangi kemarin (25/5). Kedatangan mereka bukan untuk melakukan demonstrasi. Para TKI yang baru pulang dari Malaysia itu wadul ke pihak Dinsosnakertrans lantaran mendapat perlakuan kurang manusiawi saat bekerja di Negeri Jiran. Temon Anggarista, seorang mantan TKI mengatakan, selama bekerja di salah satu pabrik tripleks di wilayah Tanjung Manis, Serawak, Malaysia, dia dan belasan rekannya dipaksa kerja nyaris 24 jam sehari.

SIGIT HARIYADI/RaBa

DARI MALAYSIA: Belasan TKI asal Muncar di kantor Dinsosnakertrans Banyuwangi kemarin.

Ironisnya, upah yang diterima sangat minim, yakni 200 ringgit per bulan. Selama berada di negeri orang, Temon dan rekan-re kan nya nyaris tak pernah libur. Sebab, kalau karyawan terpaksa libur

lantaran kelelahan setelah bekerja nyaris 24 jam tanpa henti, mereka harus membayar denda sebesar dua hari kerja. Bahkan, beberapa teman Temon memutuskan kabur dari pabrik tripleks tersebut. “Kami berangkat ke

Malaysia 30 orang lebih. Namun, delapan orang memilih kabur setelah mendapat paksaan bekerja terus-menerus tersebut,” ujarnya. Mariatul Kiptiah, seorang pendamping buruh migran itu mengatakan, pabrik tripleks tersebut awalnya mempekerjakan 48 pekerja asal Kecamatan Muncar. Namun, delapan orang berhasil kabur. Nah, delapan TKI yang berhasil kabur itu sudah melapor kepada pihak kepolisian. Setelah mengetahui ada laporan yang dilayangkan kepada pihak perusahaan, para TKI asal Kecamatan Muncar yang lain langsung dipulangkan. “Kami melapor ke Dinsosnakertrans agar instansi ini tahu bahwa ada warga Indonesia yang mengalami kejadian seperti ini. “Harapannya, Dinsosnakertrans mengambil langkah terbaik bagi para TKI ini,” paparnya n Baca Dipaksa...Hal 35

Belum Ada Lonjakan Penumpang Feri

SIGIT HARIYADI/RaBa

NORMAL: Dua penumpang berjalan di koridor sisi utara Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, kemarin.

KALIPURO - Libur panjang akhir pekan yang berlangsung sejak kemarin (25/5) ternyata kurang berdampak signifikan terhadap aktivitas penyeberangan di Selat Bali. Meski kedatangan penumpang secara bergerombol sempat terjadi, tapi hal itu tidak mengakibatkan peningkatan berarti pada arus keberangkatan kapal via Pelabuhan Penyeberangan PT ASDP Indonesia Ferry (IF) Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lapangan menyebutkan, aktivitas bongkar-muat kapal di Pelabuhan Ketapang tampak normal kemarin. Bahkan, area parkir kendaraan di dalam area

pelabuhan kebanggaan Masyarakat Banyuwangi itu justru tampak lengang. Itu terjadi lantaran sepeda motor, mobil pribadi, dan bus pariwisata, tak perlu antre sebelum menuju kapal yang akan menyeberang ke Pulau Dewata. Manajer Operasional PT IF Ketapang, Saharuddin Koto mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah mengantisipasi kemungkinan lonjakan penumpang pada akhir pekan ini. Namun, hingga pagi kemarin, arus kedatangan penumpang di Pelabuhan Ketapang tetap normal. Menurut dia, akhir pekan ini pihak PT IF Ketapang menyiagakan 37 armada n Baca Belum...Hal 35

Adventure Trail Awali Haul KH Muhktar Syafaat TEGALSARI - Acara Haul ke-23 almarhum KH. Mukhtar Syafa’at Abdul Ghofur, Nyai Hj. Siti Maryam Syafa’at ke-31, dan Ny. Hj. Siti Musyarofah Syafaat Ke-14 akan dilaksanakan Senin besok (27/5). Mengawali rangkaian acara tersebut, panitia mem memulai dengan kegiatan Daru Darussalam Adventure traill (DA (DAT II) di Lapangan Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Kecamatan TTegalsari, Banyuwangi, Minggu pagi lalu (19/5). Kegiatan itu diikuti peserta dari dalam dan luar daerah, diantanya Jember, Lumajang, Probolinggo, Bondowoso, Probolinggo, Malang, Solo, Situbondo, Bali, dan Blitar. Semua tampil sangat heboh dan mengesankan, bahkan ada beberapa peserta yang sengaja mempertontonkan atraksi luar biasa di depan para santri dan masyarakat sekitar. Tidak hanya itu, salah satu tokoh berkaliber seperti Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf widiyatmoko turut andil dalam acara

ISTIMEWA

UNDIAN : Panitia DAT II mengundi kartu peserta memperebutkan sejumlah hadiah menarik.

ekstrem, itu. Start dan finish langsung diletakkan di lapangan pondok Pesantren Darussalam yang baru diperlebar. “Acara ini banyak hadiah grand prize, di antaranya

adalah satu Suzuki Kawasaki KLX 150 S, tiga unit sepeda motor, dan puluhan door prize lainnya, kata ketua Panitia Haul, M. Alfi Khirumam.(adv/azi)

AGENDA HAUL Ahad, 19 Mei 2013; pukul 07.00

;

Darussalam Adventure Trail II.

Selasa s/d Senin (20 - 27 Mei 2013)

;

pukul 16.00 - 24.00

Kamis 23 Mei 2013

;

pukul 07.30, Festival Hadrah dan MTQ Se-Eks Besuki-Bali.

Sabtu, 25 Mei 2013

;

pukul 07.30, Bahtsul Masail se-Jawa-Madura Putri dilanjutkan khitanan masal, Khotmil Qur’an PP. Darussalam Putra, Khotmil Qur’an TPQ Darussalam, Ba’da MaghribKhotmil Qur’an PP. Darussalam Putri, ba’da Isya Pembukaan Bahtsul Masail Se-Jawa Madura Putra.

Ahad, 26 Mei 2013

;

Sejak Subuh Sema’an Alquran alumni PP Darussalam, dilanjutkan Bahtsul Masail se-Jawa Madura, Wisuda Kelas Akhir, Ba’da Maghrib Khotmil Qur’an Bil Hifdhi & Tasyakur khataman Ihya’, Tafsir, Ba’da Isya’ – Selesai, Sarasehan Alumni Se-Indonesia.

Senin 27 Mei 2013

;

Ba’da Shubuh Pembacaan Sholawat Habsyi, Pengajian Haul, Ba’da Isya’ –Selesai Konser Charly Van Houten dan penutupan bazaar bertempat di lapangan ponpes Darussalam, Blokagung. (adv)

Bazaar Raya.

terlalu rendah. Akibatnya, air meluber ke rumah-rumah warga sekitar. Uniknya, plengsengan Sungai Paolong sisi selatan jauh lebih tinggi daripada plengsengan sisi utara. Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lokasi kejadian menyebutkan, banjir tersebut baru surut sekitar 2 jam kemudian. Setelah air surut, warga langsung menguras air yang masuk ke rumah mereka masing-masing. Tulus Subagio, 43, warga setempat mengatakan, banjir rob memang kerap melanda

sekitar tempat tinggalnya. Dikat akan, rumah warga yang berlokasi di sisi utara Sungai Paolong kerap tergenang air lantaran plengsengan sungai tersebut terlalu rendah. “Harapan kami, plengsengan Sungai Paolong ini ditinggikan. Minimal sama dengan plengsengan sisi selatan,” harapnya. Pernyataan senada dilontarkan Nanik, 35, warga lain. Menurut dia, nyaris setiap bulan lingkungan tempat tinggalnya tergenang air. “Biasanya banjir terjadi selama tiga hari. Puncak banjir kali ini kami prediksi berlangsung besok (hari ini 26/5). Banjir rob nyaris rutin terjadi pada akhir bulan seperti saat ini,” kata dia. (sgt/c1/bay)


UNTUK PEREMPUAN

34

Beda Keterampilan, Satu Visi

Karyawati dan ibu rumah tanggaa KALANGAN perempuan bisa gayeng berkumpul dalam satu wadah karena merasa nyaman dan punya kesamaan pandangan. Melakukan aktivitas bersama, berkumpul, dan berkegiatan, pun bukan hanya milik perempuan yang memiliki waktu agak luang. Karyawati yang sibuk dengan pekerjaan kantor pun masih bisa berkumpul dan melakukan aktivitas di luar pekerjaan secara bersamasama. Demikian pula dengan kalangan ibu rumah tangga ini, meski beban dan tanggung jawab di rumah cukup menyita waktu, tapi mereka tetap menyempatkan diri untuk kumpul-kumpul. (c1/bay)

n$

$khusus perempua

KOMUNITAS anda ingin tampil di koran? Caranya mudah. Isi ballot Jawa Pos For Her Community Competition yang tercetak di halaman koran ini, lalu kirim data dan foto ke kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi di jalan Yos Sudarso 89-c Banyuwangi. Kiriman pembaca akan terbit setiap edisi kamis dan minggu.

KOMUNITAS ini beranggota sejumlah ibu rumah tangga di Situbondo. Yang menarik, setiap anggota memiliki keterampilan yang berbeda. Ada yang ahli memasak, penggema r f o t o g ra f i , a d a p u l a ya n g

Srikandi dsp pesanggaran DARI kesamaan hobi membaca novel lahirlah komunitas Srikandi DSP Pesanggaran. Perempuan-perempuan ini adalah karyawati Danamon Simpan Pinjam Unit Pesanggaran. Sikap keterbukaan antar sesama membuat mereka saling bertukar cerita tentang aktivitas mereka di waktu senggang. Srikandi DSP Pesanggaran beranggota empat orang, yaitu Vivi Anggraini, Erlyana, Sri Swesti, dan Dian Anggraini. Mereka berasal dari daerah yang berbeda dan dari disiplin ilmu yang berbeda. DSP Pesanggaran telah mempertemukan mereka dan mengembangkan hobi mer-

Base Camp: Pesanggaran Berdiri: September 2013

eka. Di sela-sela hari libur, mereka sering hunting novel bersama. Mereka juga aktif mendatangi acara bedah buku yang sering diadakan di beberapa toko buku di daerah mereka. Keempat Srikandi itu berharap impiannya sebagai novelis akan terwujud dan karya mereka yang dirintis dari membaca karya novelis terkenal membuat mereka sehebat para novelis idamannya itu. Mereka ingin membuktikan bahwa pekerjaannya sebagai karyawati bank bukanlah suatu alasan untuk menjadi ganjalan apa yang mereka cita-citakan. (c1/aif)

amira

Base Camp: Panji,Situbondo Berdiri: 12 Desember 2012

Karung Putih

Tubuhnya suci bersih Belum ternoda Tubuhnya indah memesona Selalu terjaga Oleh Imam Suwandi*

Harumnya begitu semerbak Bak bunga mulai merekah Akan kujaga selalu Kembang perawan Moh. Firdaus. Penikmat sastra.

Pucuk Cinta Setelah kau ajarkan cinta kau titipkan kami pada pucuk bunga yang merekah “Lahaplah barokah di tempat ini” Ucapmu sore kemarin Abah... Telah kami temukan titik yang kau pinta Sama dengan apa yang kau ajarkan pada kami saat jiwa kami masih merunduk takdim di bawah jiwamu Kami diajari tentang arti kehidupan.. Cinta air mata Pengabdian... kau inginkan kami lebih banyak mengisap madu dari lebah hingga manisnya kami sebarkan pada ladang-ladang jiwa gersang Maka semakin merekahlah pucuk bunga kami Namun... Abah.. Jika boleh kami bertanya Cinta itu berlabuh di mana? Sedang kami telah tersesat ke mana-mana Fina Lailatul Masruroh. Siswa SMA Ibrahimy, PP. Salafiyah-Syafiiyah, Sukorejo.

Liku sebuah puisi yang tidak pernah tergores tiada pernah terlintas hingga berbalas kata-kata yang sudah terlempar menancap begitu saja hingga menganga si A si B si si si si si F ah....! hanya beberapa nama hanya sekaleng binatang ternak hanya beberapa mulut saja terlalu naif bila harus terucap “saya pasti bisa” pasrahkan saja............! toh orang hanya bisa melihat dan berkata - kata...! seandainya si-dia nya bisa membuat nyawa, pastilah aku akan menyembahnya ah....... hanya segelintir orang-orang saja terlalu kecil untuk dihadapkan pada sebuah realita dan ternyata DIAM itu membawa perubahan untuk segelintir orang yang jauh di sini Hendri Birendra. Penikmat sastra.

Di Ujung Malam Bulan mati Tanpa cahaya Berlabuh di ujung malam Sebait doa tentang pahitnya kehidupan Bersimpuh bayangan kelam Larut dalam erangan hati Yang telah lama dalam sepi Tetes air bening membanjir Berharap mengganti khilaf Yang mewarnai malam dan siang Membayang dalam tangis Kesengsaraan akhir Perhitungan dosa Yang lebih berat dari pahala Hanya tangis dan deretan doa dan dalamnya jera merasa Shofiyatul Khoiriyah. Penikmat puisi.

pandai membuat souvenir dan m e ra n g k a i h i ja b. A m i ra j u g a melakukan kegiatan sosial, yakni memberikan bantuan jasa dan dana kepada orang yang tidak mampu. (pri/c1/bay)

Hunting Novel di Sela Liburan

Kembang Perawan

Bak berlian yang berkilau Selalu membuatku terpukau Tanpa cacat tanpa dan gores Tanpa retak dan berkilau

Minggu 26 Mei 2013

P

enat menyeruak di sela-sela kesibukanku dalam bilik kecil berhiaskan tumpukan laporan-laporan yang mengejarku tiap waktu. Selaksa waktu yang tak pernah lupa akan gerigi yang terus saja berputar apa pun yang terjadi. Mentari pun terik menyengat di luar sana, menambah kerinduanku akan kesenjangan waktu dengan sesuap kudapan dan seteguk jus jeruk. Tempat duduk yang menjadi sandaranku pun mulai basah akan peluh. Tak ada guna ruang ber-AC, masih saja tetap bermain-main dalam neraka dunia yang panasnya tak dapat aku kompromi. Terus saja ku berkejar-kejaran dengan dokumen di depanku, hingga aku lupa akan waktu yang terpampang di pergelangan tanganku. Menggeliatkan tubuh, membalik tangan sebari menengok waktu. “Braaakkk. . .haaa??”, terlalu serius kerjaku sedari pagi tadi, hingga aku lupa akan istirahat siang sampai-sampai sekat bilikku ku tepis dengan kekagetan. Baru sadar akan waktu yang tak pernah kembali, aku pun bergegas keluar kantor. Dengan maksud mengisi bahan bakar dan memanjakan raga sejenak. Ku juga teringat jikalau kalender sudah menunjuk tanggal tua, dompet serasa lapar juga sama sepertiku. Melangkah setapak demi setapak. Mungkin sudahlah tidak asing jika pemandangan kumuh terhampar di sekitar wilayah kantor. Karena kantor tempatku bekerja memang berada di daerah yang lumayan minus. Gelandangan asyik dengan kesibukan keseharian mereka, anak jalanan sedang ria berlari ke sana-kemari, pengemis pun tak kalah dengan kantong plastik di tangan sudah cukup menjajakan mereka di tempat-tempat umum sekitar. Tetap menyusuri trotoar, kurogoh dompetku. Kusempatkan membeli rokok, agar nanti sehabis menyantap makan, aku tak lagi bingung mencari sepuntung rokok. Asap pun menemani perjalanan kecilku mencari tempat duduk yang tak lain buat aku lepas penat perutku. Ku melongo mencari tempat yang mungkin sedikit teduh, tapi semua tempat duduk telah dipakai orang-orang. Dengan sedikit kebingungan, dikagetkan pula dengan suara orang memanggilku di ujung trotoar. “Silahkan, Mas, duduk di sini dengan saya”, katanya. Tanpa pikir panjang, kusetujui perkataan orang itu. Karena hanya tempat itulah yang tersedia, walau sedikit panas. Tak lepas dari perhatian, kutengok lagi orang yang bermurah hati padaku tadi. Begitu miris pikirku. Sosok tua, sudah sedikit berumur, kurus, giginya sudahlah tanggal dimakan usia dengan mahkota putih penghias kepala. Dengan karung putih berisi plastik-plastik bekas. “Lagi nunggu apa, Pak?” kucoba buka percakapan. “Enggak, Mas, ini cuma duduk-duduk saja sehabis mengais rejeki dari tumpukantumpukan sampah seharian, capek. . . .” “Emang bapak dari jam berapa kerjanya?” “Dari pagi, Mas, setelah salat subuh. Berhubung saya capek dan udaranya panas, ya saya istirahat dulu, sebelum saya lanjutkan lagi menyusuri kantor-kantor saya yang berceceran di mana-mana”, sambil berusaha menghibur, bapak itu menjawab pertanyaanku sembari tertawa lepas. “Owhh. . .!” ku jawab seadanya. Sempat terhenti sejenak perbincangan antara aku dengan bapak pemulung itu. Sambil kuisap lagi rokok di tanganku, kulihat lagi bapak tua di sampingku. Dia berusaha merapikan hasil kerja kerasnya. Sampai pada akhirnya kulihat lagi si bapak memijat kepalanya seorang diri sambil menghela napas panjang dengan mata terpejam seolah begitu menghayatinya. “Pusing ya, Pak? Memang siang-siang seperti ini bikin kepala pusing”. “Iya, Mas, sedikit pusing kepala saya”, sambil tertawa kecil bapak itu menjawab.

“Bapak merokok? Ini kalau bapak mau. . .”, kusodorkan sekotak rokok yang baru saja aku beli, walau sudah tinggal sebatang. “Enggak, Mas, makasih, saya tidak merokok. Sayang uangnya, mending buat makan. Dan lagi tidak baik buat kesehatan”. “Iya juga sih, Pak. . .” tak dapat lagi kusanggah pernyataan si bapak. Menangis rasarasanya hati ini mendengar kata-kata itu. Ku coba sedikit acuh memandang rokok yang kuisap dengan menginjaknya pelan tanpa ada rasa sayang sedikit pun. “Kruukkkkk. . .” temeram ku dengar suara itu dari orang yang berada di sampingku. Tak perlu ada interogasi, spontan kutoleh suara itu dengan sedikit menyelidiki. Mungkin sedikit bertanya pada diri sendiri, ada apa gerangan? Hanya senyum penghias raut wajah bapak di sampingku sembari mengelus perut dengan lirih. “Bapak belum makan?” “Tidak apa-apa, Mas, mungkin nanti saja”, lagi dan lagi senyuman itu teramat ikhlas. “Wah, nanti tambah pusing pak!” “Iya, Mas, tapi ini sudah biasa dirasa.” Tak lagi ada senyuman di rautku dengan pandangan tak bertuankan egoku. Hanyalah isak yang kudera di dada. “Kruukkk. . .”, mendarat lagi suara yang sama pada bapak pemulung itu. “Bapak beneran enggak mau makan?” “Iya, Mas, biar nanti saja saya makannya.” tetap dengan jawaban yang sama. Tersadar akan jawaban yang sedari tadi tetap sama yang meluncur dari mulut bapak tua di sampingku. Terlintas anggapan bahwa, bukan karena ia tak mau makan, melainkan tak dimilikinya uang untuk membeli sesuap nasi. “Sebentar ya pak, saya mau ke warung dulu, mau pesan makan!” “Oh. . .iya, Mas, silahkan.” Hanya beberapa meter dari tempatku tadi duduk, kuhampiri warung nasi terdekat. Tanpa ada beban, berinisiatif, kurogoh uang lebih tuk ku pesan dua porsi nasi rawon. Sudahlah kubawa nampan dengan kudapan lezat di atasnya. Tapi kuteringat lagi, ku tak mau dianggap menyinggung keadaan

orang yang sedari tadi bersamaku. Namun kucari alibi sembari kembali, kutuju tempat dudukku tadi dengan bapak tua itu. “Hah, enggak jadi? Yahh. . .padahal sudah aku pesenin makan nih,. . . .owh. . .ya udah deh, enggak papa!. . .ok deh”, pura-pura ku telepon temenku seolah temenku enggak jadi dateng. Ku pura-pura pula menutup telepon gengamku dengan sedikit kecewa. “Wah, payah ini teman saya, katanya mau datang. Eh. .malah enggak jadi. . .” “Yah enggak apa-apa, Mas, dibungkus sajalah. Nanti kan bisa dimakan sore!” “Dibungkus? Malah keburu basi kalau sampai nanti sore. Kalau dimakan sekarang, pastinya tidak akan habis saya makan. Gimana yah?” ku pura-pura bingung. “Begini saja, bapak kan belum makan siang. Ini makanan daripada disia-siakan dan dibuang. Mending untuk bapak saja? Sekalian menemani saya makan pak!”. Kusodorkan seporsi nasi rawon di tanganku. “Aduh, Mas, saya enggak punya uang buat bayarnya” merajut lagi senyumnya walau kulihat agak terpaksa menutupi kesedihannya. Begitu tepat yang aku duga. “Enggak papa pak, makan saja! Saya yang bayar kok. Dan kebetulan saya lagi ulang tahun hari ini”, lagi-lagi bohong yang aku lakukan hanya untuk meyakinkan bapak tua itu agar dia mau menerima belas kasihku. “Beneran, Mas, gak papa? Saya malu.” “Loh, ngapain malu, Pak? Udah, Bapak makan saja dulu!” “Iya, Mas. Oh iya, selamat ulang tahun yah, Mas” mencoba akrab dengan mengelus punggungku. “Iya, Pak, terima kasih! Bapak mau pesan minum sekalian? Saya mau pesan.” “Enggak, Mas, enggak usah” Tak kugubris ucapan bapak di sampingku, ku panggil penjual minuman dingin dan kupesan 2 jus jeruk. “Nah, Mas, saya enggak pesan!” “Iya pak, soalnya saya haus banget”, berbohong lagi yang hanya dapat kulakukan. “Saya terima kasih, Mas, sudah dibelikan makan, sejujurnya saya belum makan sedari kemarin. Saya hanya malu, Mas. Saya

ingin membeli sesuap nasi dari uang saya sendiri, karena saya bukan pengemis. Dan sebenarnya saya lapar sekali, tapi belumlah saya mendapat sepeser uang dari mencari sampah”, tak ia sadari, menetes air matanya dengan syukur berkali-kali atas nikmat yang ia rasakan. Terpaku, tertegun kulihat ucapan bapak itu mendarat indah mengoyak telinga dan hatiku. Tersentak hati ini bergemingkan akan kemirisan pada diri sendiri. Sesak terasa dalam dada, dan berkaca mimik wajahku. Namun aku tak mau membuat bapak itu terlampau sedih. Jadi hanya bertingkah sewajarnyalah yang dapat kulakukan walau mulutku masih terbungkam lirih sesaat. “Ya sudah, Pak, dimakan saja nasinya. Kalau kurang, nanti saya pesankan lagi? Jangan malu-malu” “Iya, terima kasih banyak, Mas. Semoga yang di atas yang balas semua kebaikan Mas!” sembari merajut air mata dia menjawab pertanyaanku. “Iya, Pak, terima kasih doanya”. Hingga habis kudapanku tak terasa dengan diiringi celotehan kecil kami berdua. “Tunggu sebentar, Pak, saya mau bayar makanannya dulu?” “Iya, Mas” Kubayar pula makanan da n minuman yang telah aku pesan tadi. Kurogoh uangku tuk membayarnya. Ada sedikit uang kembali di situ. Dan kuhampiri lagi bapak tadi yang menemaniku makan siang. “Sudah kenyang kan, Pak?” tanyaku padanya. “Sudah kok, Mas, banget malahan!” jawabnya seolah mengisyaratkan ucapan terima kasih yang tiada tara kepadaku. “Oh iya, Pak, ini ada sedikit rezeki buat bapak!” kusodorkan uang kembalian bayar makanan tadi. “Enggak usah, Mas. Diberi makan saja tadi saya sudah lebih dari cukup.” ditolaknya dengan halus pemberianku. “Ini ikhlas kok, Pak, dari saya”, kucoba lagi dengan sedikit memaksanya. “Saya benar-benar enggak bisa menerima uang dari, Mas. Apalagi saya belum benarbenar tahu dari mana asal uang itu. Sekali lagi saya minta maaf, Mas!” Kata itu. Gelap pikiranku seketika mendengar kata yang menggelincir lembut dari mulut seorang pemulung. Apa ini sebuah teguran? Karena mungkin selama ini aku tak pernah menganggap asal dan usul dari apa yang aku dapat. Yang penting uang dan uang, dan apa yang aku kerjakan ini sudah benar-benar diperbolehkan agama dan demikian juga hasilnya? Hendak memikirkan hal semacam itu, bersyukur saja aku hanya terkadang jika ingat pada yang kuasa. Sederetan kata itu amat kuat membawaku ke dalam kemiskinan hati. “Saya permisi dulu mas!” Tak kudengar ucapan itu, terus dan terus ku tenggelam di tengah lautan perenungan diriku sendiri. Selama ini aku makan dengan lahapnya bahkan aku tak sedikit pun membersit diri hendak mengorek kinerjaku di balik pekerjaanku dan kantor tempatku bekerja. Hanya hura-hura yang kubisa. Dan mengiyakan segala cara demi sepeser uang. Klakson kendaraan seketika membuyarkan renunganku, seakan aku tak tahu apa yang baru aku alami. Kulihat lagi tanganku masih menggenggam uang. Barulah aku teringat kalau aku masih bersama bapak tua pemulung sampah. Tengok kanan kiri, melihat sekeliling. Selaksa fatamorgana kulihat bapak tua itu semakin-lama semakin samar bayangannya di ujung barat sana, mengikuti pergelinciran mentari. Tak kusadari, ia telah meninggalkan tempat sedari tadi. “Pemulung saja masih mencari sampah yang bagus dan layak untuk dipungut, kenapa aku tidak?” *) Mahasiswa Pogram Studi Bahasa dan Sastra FKIP UNEJ Jember.


BERITA UTAMA

Minggu 26 Mei 2013

35

HALAMAN SAMBUNGAN

Kondisi Pasien semakin Membaik n GAS... Sambungan dari Hal 29

Dalam waktu singkat, petugas kepolisian, anggota TNI, BPBD Situbondo, dan beberapa relawan langsung datang ke lokasi. Mereka bahu-membahu mengevakuasi korban yang pingsan. Selain itu, keluarga kar yawan juga datang ke pabrik udang di jalan Raya Banyuwangi, Desa

Landangan, Ke ca matan Kapongan, tersebut. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, gas amoniak itu baru diketahui saat seorang karyawan tiba-tiba ping san. Sebelum karyawan yang semaput itu dievakuasi, seorang karyawan lain juga semaput. Kemudian, secara ber gantian, beberapa karyawan lain pingsan. Beberapa mobil langsung dikerahkan un-

tuk mengevakuasi belasan karyawan yang pingsan tersebut. Se lain menggunakan mobil patroli polisi, petugas juga menggunakan ambulans dan mobil pikap untuk mengangkut korban pingsan menuju UGD RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. Kepala Bagian Personalia PT PMMP Landangan, Marwoto Agus mengatakan, gas amoniak tersebut sebenarnya tidak

membahayakan. “Kebocoran ini sudah biasa dan tidak membahayakan,” kata Agus kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Data yang berhasil dikumpulkan, gas amoniak itu bocor saat petugas teknisi sedang membetulkan mesin. Petugas mengganti sapsil di mesin tersebut dengan peranti yang lebih baru. “Awalnya ada kebocoran dari pipa besi yang retak. Diameter pipanya 1,5 dim. Dari

Hari Ini Lomba Kelas Internasional n ARUS... Sambungan dari Hal 29

Sebaliknya, kekecewaan spontan terdengar saat peselancar jatuh digulung ombak. Dalam kompetisi kelas nasi onal tersebut, peserta bersa ing ketat sejak babak penyisihan, babak quartet final, hingga babak pemuncak. Se-

tiap peserta berusaha menggabungkan beberapa style dan trik saat melalui derasnya ombak. ‘’Besarnya ombak juga menjadi perhitungan tim juri,” jelas Contest Direktur, Nanda, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Derasnya ombak menjadi salah satu masalah bagi para peselancar. Tidak jarang para peselancar terjatuh saat me-

mainkan papan selancar di atas ombak. ‘’Ombaknya kuat dan arusnya keras,” ujar Jainal, kontestan asal Jember. Oleh karena itu, para peselancar harus jeli menentukan ge lombang sejak awal berselancar. Gelombang di Pulau Merah memang cocok di gunakan untuk even surfing berkelas dunia. ‘’Derasnya ombak

menjadi tantangan tersendiri,” katanya. Sebenarnya pemenang kelas nasional sudah diketahui kemarin. Namun, tidak langsung diumumkan pasca kelas nasional itu selesai. Para pemenang akan diumumkan serentak bersamaan dengan rampungnya kategori internasional yang akan digeber hari ini. (ton/c1/bay)

Jadwal Cap Jari Belum Ditentukan n SELIDIKI... Sambungan dari Hal 29

Walau peluang lulus masih ada, tapi Sulihtiyono tidak berani memberikan jaminan apakah siswa itu bisa lulus ataukah tidak. Yang jelas, kata dia, jika saja nilai ujian produktif

muncul, maka siswa tersebut akan lulus. Lalu, kapan cap jari ijazah? Sulihtiyono belum bisa memastikan. Pihaknya masih menunggu jadwal dari Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. Seperti diberitakan sebelumnya, unas SMK tahun 2013 diikuti sekitar 7.241 peserta. Dari

7.241 itu, satu orang dinyatakan tidak lulus dalam pengumuman hasil unas Jumat (24/5) lalu. Peserta unas SMK yang tidak lulus itu berasal dari SMK Muhammadiyah 6 Rogojampi. Unas di sekolah tersebut diikuti sekitar 283 peserta. Dari 283 peserta itu, yang dinyatakan lulus

hanya 282 orang. Satu peserta kandas karena nilai ujian produktifnya tidak muncul. Walau satu siswanya tidak lulus, tapi sekolah itu berhasil mengantarkan satu siswanya masuk dalam daftar lima besar nilai tertinggi sekabupaten. (afi/c1/bay)

SMA Ibrahimy Panji Bersikukuh SEMENTARA itu, di Si tubondo, mediasi yang dilakukan Dinas Pendidikan Situbondo tak membuat SMA Ibrahimy, Kecamatan Panji, menarik keputusannya. Lembaga pendidikan yang berkantor di Jalan Argopuro, Situbondo, itu tetap pada keputusannya, yakni tidak meluluskan Nimas Pus pi taningrum. Kepastian itu disampaikan Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan, Dwi Totok Iriyanto, kemarin (25/5). “Tadi (kemarin) sekitar pukul 10.00 kami melakukan komunikasi dengan SMA Ibrahimy,

Panji,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Menurut Totok, melalui perte muan yang diikuti kepala se kolah dan jajaran waka SMA Ibrahimy tersebut, pihak sekolah tak mungkin membatalkan keputusan tidak meluluskan Nimas, karena itu merupakan hasil rapat pleno sekolah. Rapat pleno memutuskan Nimas tidak lulus sekolah, meski nilai ujian nasionalnya dinyatakan lulus. “Kami sudah memberikan pe mahaman dan pengertian bahwa masa depan anak harus diutamakan. Meski mengaku

bersalah, tapi dia (Nimas) tetap dalam perlindungan hukum. Na mun, pihak sekolah tetap kukuh dengan keputusannya,” papar Dwi Totok. Pihaknya, lanjut Dwi Totok, sudah mempertanyakan apakah sanksi terhadap Nimas bahwa dia harus mengerjakan unas di kantor KPPT seorang sendiri tidak cukup untuk memberikan hukuman secara psikologis. “Sekolah tetap mengatakan, budi pekerti Nimas bermasalah se hingga tidak diluluskan,” terangnya. Tentang ancaman hukuman yang disampaikan pengacara KPPT, Dwi Totok mengaku sudah

menyampaikannya. “Termasuk pesan Kepala Dinas Pendidikan Situbondo (Fathor Rakhman) sudah saya sampaikan. Beliau berpesan, menghukum siswa tidak harus mematikan masa depannya,” imbuh Dwi Totok. Diberitakan kemarin, lima siswa dinyatakan tidak lulus. Se mua berasal dari sekolah swasta. Yang menarik, satu orang di antaranya tidak lulus bu kan karena nilai unasnya j e blok, melainkan karena tidak diluluskan pihak sekolah dengan dalih nilai akhlaknya tidak memenuhi standar kelulusan. (pri/c1/bay)

Punya Staf Khusus Juru Taksir n MANISNYA... Sambungan dari Hal 36

Setelah kami rawat, hasilnya bisa sampeyan lihat sendiri, buah nya besar-besar,’’ ujar Agus menunjukkan buah-buah jeruk di kebun tak jauh drai rumahnya. Budi daya tanaman jeruk me mang menggiurkan jika tanaman itu benar-benar dira wat dengan baik. Modal untuk bertani jeruk tidak sedikit. Untuk lahan 1 hektare umumnya diisi 700 pohon. Jika

diasumsikan satu pohon bibit harganya Rp 5.000, maka untuk lahan satu hektare butuh biaya biasa Rp 3,5 juta. Itu untuk biaya bibit, belum termasuk biaya pemupukan dan perawatan rutin. ”Taruhlah untuk lahan satu hektare total biayanya mencapai Rp 50 juta. Tapi semua biaya itu akan impas pada saat panen pertama. Selanjutnya pada panen kedua, ketiga, dan selanjutnya menjadi keuntungan bagi petani,’’ ungkap Agus. Lahan sewa 40 hektare yang kini dimiliki Agus belum se-

muanya siap panen. Ada juga dari tanaman-tanaman itu masih dalam tahap perawatan. Yang pasti, tanaman-tanaman jeruk akan menghasilkan keun tungan yang melimpah. Agus kini tidak hanya berhenti merawat lahan 40 hektare. Ke depan dia masih akan terus berusaha menyewa lahan-lahan petani. Untuk teknik menebas ini, Agus punya personel khusus. Dia punya staf ahli tebas jeruk. Namanya Mispan. ”Mispan kita tugasi untuk menaksir jeruk dalam se-

tiap. Perkiraannya tak pernah meleset dan selalu menguntungkan,’’ kata Agus. Meski sudah dibilang mapan dalam bisnis jeruk, level Agus masih belum seberapa jika di bandingkan bos-bos jeruk sekelas H. Misram, Nuridam, dan Suryadi. Kedua orang itu bisa dibilang ”rajanya” bos jeruk Banyuwangi. Luas lahan tebasannya lebih besar dibanding punya Agus. Ketiga orang itu kini menjadi pioneer lumbung jeruk di bumi berjuluk Sun Rise of Java tersebut. (c1/aif)

Hampir 80 Persen Dikirim ke Luar Kota n SETAHUN... Sambungan dari Hal 36

“Harapan kami, seluruh benih yang ditanam para petani sudah besertifikat. Itu penting untuk meminimalkan potensi serangan hama. Sebab, kalau benih tidak besertifikat, asalusulnya tidak jelas, sulit diper-

tanggungjawabkan,” paparnya. Tidak cukup hanya memperhatikan proses pra-tanam. Dispertahutbun juga berupaya mengedukasi para petani pada proses penanganan pas ca panen. “Kami telah memberikan bantuan keranjang, gunting, dan packing house kepada asosiasi petani jeruk. Diharapkan, petani

memperlakukan penanganan dengan baik mulai proses petik hingga pengepakan,” kata dia. Dispertahutbun juga telah memfasilitasi pelatihan good agriculture product kepada para anggota kelompok tani, pengurus pertanian lapangan (PPL), dan sejumlah stakeholder yang lain. Kepala Bidang Holtikultura

pada Dispertahutbun, Syaifullah menambahkan, selain dipasarkan lokal, buah jeruk Banyuwangi juga dipasarkan ke kota-kota besar di Pulau Jawa, Bali, hingga Kalimantan. “Sekitar 80 persen jeruk hasil produksi petani Banyuwangi dipasarkan di luar daerah,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

situ gas amoniak itu keluar,” jelas Suryanto, seorang teknisi di pabrik pengolahan udang tersebut. Menurut petugas lain, gas amoniak akan hilang dengan sendirinya dalam waktu tidak lama. “(Bila bocor) akan hilang sendiri ke udara. Agar le bih cepat (menguap), kita semprotkan air,” jelas Warsono, petugas teknisi pabrik tersebut. Atas kejadian tersebut, pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan guna mengungkap penyebab pasti in siden yang menyebabkan 14 karyawan pingsan tersebut. “Dugaan sementara karena gas amoniak bocor. Tetapi, kami masih lakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Kasatreskrim Polres Situbondo, AKP Sunarto. Sementara itu, hingga sore ke marin, 14 buruh pabrik udang tersebut masih dirawat secara intensif di ruang Instalasi gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. Se-

bagian buruh pabrik tersebut mengaku masih merasa pusing, sesak napas, dan mata pedih. Mereka juga mengaku mualmual. “Saat ini kami masih melakukan observasi terhadap pasien keracunan tersebut. Kami sudah melakukan penanganan awal dengan cara memberi oksigen. Sebab, rata-rata para pasien mengeluhkan sesak napas yang disertai mual dan pusing” jelas dr. Galuh W. Utami. Menurut dokter Galuh, sesak napas yang dialami belasan karyawan itu akibat menghirup gas beracun. Selain itu, mereka juga mengalami kepanikan saat insiden itu terjadi. “Sesak napas para buruh pabrik ini juga karena adanya efek psikologis, yaitu setelah mengetahui temantemannya pingsan akibat keracunan gas amoniak,” imbuh Galuh. Namun, begitu mendapat pe nanganan tim medis di RSUD dr. Abdoer Rahem, sejumlah buruh PT PMMP itu

kondisinya membaik. ”Secara umum, kondisi para pasien terus membaik. Keluhan pusing dan mual-mualnya sudah kami obati. Jika kondisinya te rus membaik, kemungkinan nanti sore para pasien ini dapat dipulangkan,” papar dr. Galuh. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, hingga pukul 14.30 ruang UGD RSUD dr. Abdoer Ra hem masih dipenuhi belasan buruh pabrik dan para keluarganya. Pasien keracunan gas tersebut adalah Murami, 45, Suswati, 35, Sania, 35, Ayu, 20, Rusnia, 18, Ariyani, Arisda, 30, Hani, 30. Semua adalah warga Kecamatan Kapongan. Selain itu, Bu Suli, 45, dan Kiki, 30. Ke dua nya warga Kecamatan Panji. Berikutnya adalah Herni, 35, warga Kecamatan Panarukan, dan Sumiyati, warga Mlandingan. Dua pasien terakhir adalah Agustin, 30, dan Toyati, 40. Keduanya warga Kecamatan Situbondo. (rri/c1/bay)

Action Terbang di Udara n LANGSUNG... Sambungan dari Hal 29

“Ada peserta dari Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan daerah lain,” jelasnya. Para crosser nasional yang tampil, antara lain Tri Prio Nugroho dari Kediri, Aditya dari Blitar, Bahrul Ulum asal Malang, Ocy Racing Team dari Bali, dan Menir MX dari Bojonegoro. “Di

kelas SE ada empat kelas yang dilombakan, yakni mulai 50 CC hingga 250 CC,” imbuhnya. Berdasar data sementara, je las dia, peserta yang telah mendaftar dalam motocross ini 68 crosser. Dari 68 crosser yang sudah mendaftar itu, 27 crosser adalah pembalap yang biasa berlaga di kelas SE. “27 crosser ini daftar di SE 250 CC,” katanya. Sementara itu, dalam latihan

resmi kemarin hampir semua crosser yang sudah mendaftar menjajal sirkuit yang dikenal cukup keras itu. Tidak sedikit para crosser yang jatuh-bangun dalam latihan pengenalan medan tersebut. Para crosser yang akan berlaga di kelas SE juga mempertontonkan keahliannya, seperti terbang di angkasa saat melintasi sejumlah super bowl di sirkuit permanen itu. (abi/c1/bay)

Diawali Puja Pradak Sina n BERJALAN... Sambungan dari Hal 29

Seperti yang dilakukan ratusan umat Buddha di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Ba nyuwangi. Dalam rangka menyemarakkan hari raya suci itu, mereka melaksanakan sembahyang di Vihara Dhamma Harja di Dusun Sidorejo, Desa Yosomulyo. Ratusan jamaah lain melaksanakan sembahyang di Vihara Dhamma Mukti di Dusun Sidomukti, Desa Yosomulyo. “Ibadah untuk merayakan Waisak ini dilaksanakan di dua tempat, yakni di Vihara Damma Harja dan Vihara Dhamma Mukti,” cetus Kepala Desa Yosomulyo, Didik Kartika, didampingi Kapolsek Gambiran AKP Ibnu Mas’ud saat

berkunjung ke Vihara Dhamma Harja pagi kemarin. Sembahyang memperingati Tri Suci Waisak di Vihara Dhamma Harja dimulai sekitar pukul 08.00 dan diawali Puja Pradak Sina. Dalam kegiatan itu, umat Buddha mengitari tempat ibadah sambil membaca puja-puja. “Pradak Sina ini berjalan mengitari vihara sebanyak tiga kali,” terang Penditya Madya Sugito. Usai melaksanakan Pradak Sina, semua jemaat masuk ke vihara dengan tertib. Selanjutnya, diadakan puja bakti dan pembacaan ayat suci yang dipimpin Pandita Muda Suroso. “Dhamma Pesana (khotbah) disampaikan Bapak Agus Suyanto,” jelasnya. Selama pelaksanaan puja bakti, ratusan umat Buddha

yang hadir di Vihara Dhamma Harja terlihat khusyuk. Mereka serius mendengarkan khotbah yang disampaikan sang pendeta. Menurut Sugito, Hari Raya Waisak merupakan hari yang suci ini bagi umat Buddha. Dalam ajaran Buddha, Waisak juga sering dikenal sebagai Tri Suci Waisak. “Ada tiga peristiwa penting dalam perjalanan Sidarta Buddha Gautama pada Hari Raya Waisak ini,” tuturnya. Ketiga peristiwa penting itu, jelas dia, pertama kelahiran sang Buddha, kemudian masa pencerahan atau kesempurnaan, dan wafatnya Sidarta Buddha Gautama. “Hari Raya Waisak ini merupakan hari yang sangat penting bagi kami (umat Buddha),” cetusnya. (abi/c1/bay)

Tiga Km dari Lokasi Tenggelam n JASAD... Sambungan dari Hal 29

Petaka itu mengundang masyarakat untuk bahu-membahu mencari korban. Kapolsek Gambiran, AKP Ibnu Mas’ud menuturkan, balita tersebut ditemukan sekitar pukul

20.15 Jumat lalu. Balita tersebut ditemukan di Dusun Krajan, Desa/ Kecamatan Tegalsari, yang berjarak sekitar tiga kilometer dari lokasi kejadian. ‘’Sudah meninggal dunia,” ungkapnya kemarin. Menurut dia, korban ditemukan orang yang sedang mencari belut. Orang tersebut langsung

mengabarkan penemuan itu kepada warga sekitar. ‘’Tapi, setelah memberi tahu warga, yang nyuluh (cari belut, red) itu pergi,” terangnya. Mayat balita itu akhirnya berhasil dievakuasi. Jasad korban dibawa ke rumah duka menggunakan mobil ambulans. ‘’Hari ini dimakamkan,” pungkasnya. (ton/c1/bay)

Diskes Tes Darah 40 PSK n DESAK... Sambungan dari Hal 30

Sejauh ini, kata Supriyadi, KPA dan Satpol PP terkesan kurang bersinergi. Hal itu terlihat dari cara mereka bekerja di lapangan. Temuan KPA bersama Dinas Kesehatan yang melakukan tes darah terhadap 40 orang PSK tidak diikuti eksekusi oleh

Satpol PP Situbondo. “Harus ada sinergisitas KPA dan Satpol PP, kemudian diikuti tindakan tegas. Harus ada sanksi yang bisa membuat mereka jera, selanjutnya para PSK itu harus dipulangkan ke daerah asalnya,” katanya. Seperti diberitakan se belumnya, penderita HIV/AIDS di Kabupaten Situbondo terus

meningkat dari tahun ke tahun. Se lama tahun 2012, ada 97 penderita HIV/AIDS yang meninggal dunia dari jumlah total penderita 215 orang. Tahun ini, sejak Januari hingga bulan Mei, sudah tercatat 21 orang positif mengidap HIV/ AIDS. Selain itu, 12 PSK asal luar kota dinyatakan positif terinfeksi HIV/AIDS. (rri/c1/bay)

Menyerahkan Semuanya ke PPT-KKTPA Delapan Orang Berhasil Kabur n KALAU... Sambungan dari Hal 29

Sesekali dia tersenyum saat ada wartawan yang mengeluarkan joke. Tidak ada yang tahu bahwa sebelum itu dia sebenarnya menangis cukup lama di dalam kamar. Itu setelah dirinya mendapat kabar dari sang kakak bahwa dirinya dinyatakan tidak lulus. “(Tidak diluluskan sekolah) ini sangat berat bagi saya, sangat berat. Sampai kini pun, saya sebenarnya tak percaya jika tidak lulus,” katanya. Nimas mengaku tidak pernah punya pikiran sekolahnya akan membuat keputusan yang membuat dirinya terhenyak. Saat diakui lagi sebagai siswa SMA Ibrahimy Situbondo dan diperbolehkan mengikuti unas, dia selalu belajar dengan giat agar lulus. Dia juga tak curiga saat tidak diundang menghadiri perpisahan. Selain itu, Nimas pun tak keberatan saat diputuskan harus mengikuti unas di kantor Pusat Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (PPT-KKTPA) Situbondo. Meskipun dia mengerjakan soal unas seorang diri. Dia mengaku tak masalah mengikuti unas semacam itu. Dia yakin bisa menyelesaikan

soal ujian tersebut dengan baik. Di sekolah, Nimas memang sering mendapat juara. Pada semester I kelas XII, dia menjadi juara pertama. Nilai-nilai try out Nimas selalu lebih unggul dibanding teman-temannya. Jumlah NUN siswi yang memiliki nomor induk 5865 itu 27,15. “Saat pengumuman kelulusan, saya tidak diundang. Tetapi, ada yang bilang, undangannya dipegang OSIS, dan belum sam pai ke saya. Akhirnya, saya datang sendiri,” jelasnya. Menurut Nimas, kabar ketidaklulusan tersebut jauh lebih membuatnya hilang keseimbangan daripada peristiwa sebelumnya, yakni saat pihak sekolah menge luarkan dirinya. Sebab, saat tidak lulus, kehormatannya sebagai siswa telah dipertaruhkan dan dipermalukan. “Saya berarti percuma belajar keras menghadapi ujian nasional, karena ujung-ujungnya sekolah tidak meluluskan saya. Saya tidak mendapatkan seperti apa yang didapatkan teman-teman. Saya kira siapa pun akan kecewa dan akan sedih sekali,” tuturnya. Sementara itu, kakak Nimas, Nansyilia, mengaku sangat kecewa dan terpukul dengan keputusan pihak sekolah. Dia kasihan kepada adiknya yang memiliki niat mulia

setelah lulus SMA. “Dia ingin bekerja agar bisa membiayai kuliahnya sendiri. Tetapi, bagaimana kalau sudah tak lulus seperti ini,” terang perempuan berjilbab tersebut. Nansyilia langsung menghubungi (PPTKKTPA) begitu tahu adiknya dinyatakan tidak lulus. Sebab, saat dilakukan mediasi, dirinya sudah bertanya apakah kasus hukum yang dialami Nimas akan berpengaruh terhadap kelulusan. Waktu itu, pihak sekolah menegaskan tak ada pengaruhnya. “Tapi saat suami saya tanya kepada pihak sekolah, adik saya tidak lulus katanya karena akhlak-nya masih belum memenuhi standar kelulusan. Ini berarti kan ada imbas. Keluarga tak bisa berbuat banyak. Kita menyerahkan semua ini ke PPT-KKTPA. Harapannya, adik saya lulus karena nilai unasnya memenuhi standar kelulusan. Jadi, dia seharusnya lulus,” harap ibu satu anak itu. Sekadar mengingatkan, Nimas pernah dikeluarkan dari SMA Ibrahimy Situbondo karena di ponselnya ditemukan foto cowok bertelanjang dada. Namun, karena mendapat advokasi, Nimas akhirnya bisa kembali masuk ke sekolah tersebut. Nimas juga diperbolehkan mengikuti unas, meski harus mengerjakan unas di kantor PPT KKTPA Situbondo sendirian. (c1/bay)

n DIPAKSA... Sambungan dari Hal 31

S e m e n t a ra i t u , Fu n g s i onal Pengantar Kerja Dinsosnakertrans, Yazid Brantaka mengatakan, kejadian tersebut terjadi saat para TKI sudah berada di Malaysia. Karena itu, yang bisa dilakukan Dinsosnakertrans “hanya” mem beri bantuan hukum. “Para TKI ini berangkat dengan cara tidak resmi. Yang membawa mereka ke Malaysia adalah pe rorangan. Saat ini orang yang membawa mereka

masih berada di Malaysia. Agar peristiwa serupa tidak terulang, kami berharap para calon TKI berhati-hati dan berkoordinasi dengan Dinsosnakertrans sebelum berangkat ke luar negeri,” pintanya. Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans, Wirawan Panca menambahkan, beberapa masalah yang dihadapi para TKI yang kemarin melapor kepada pihaknya itu adalah kelebihan jam kerja, tidak ada hari libur, dan pemotongan gaji. “Normalnya jam

kerja tujuh jam dalam sehari atau 40 jam dalam sepekan. Jika lebih dari itu, harus dihitung lembur,” kata dia. Lebih lanjut dikatakan, meskipun para TKI asal Muncar tersebut berangkat secara ilegal, pihaknya akan tetap memperjuangkan agar para TKI tersebut mendapatkan hakhak mereka selama bekerja di Malaysia. “Dinas (Dinsosnakertrans) akan berupaya agar para TKI ini mendapatkan hak-hak mereka selama bekerja di Malaysia,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

115 Bus Menyeberang dalam 24 Jam n BELUM... Sambungan dari Hal 31

Tetapi, karena aktivitas penyeberangan berjalan normal, tidak semua armada dioperasikan melayani pe nye berangan trans Jawa-Bali. “Ka-

rena penyeberangan berjalan normal, kapal yang beroperasi hanya 30 unit,” ujarnya kemarin. Dikatakan, kedatangan penumpang secara bergerombol sempat terjadi pada Jumat malam hingga Sabtu dini hari. Namun, hal itu tidak berpengaruh signifikan

terhadap jumlah penumpang yang menyeberang ke Bali. “Jum lah bus pariwisata juga normal. Dalam tempo 24 jam, bus pariwisata yang kami seberangkan berjumlah 115 unit. Itu tergolong normal,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)


MINGGU l 26 MEI 2013 l HALAMAN 36

Cuaca Buruk, Rugi Miliaran Rupiah TIDAK selamanya bertani jeruk menjanjikan. Ternyata, menekuni bisnis buah rasa manis dan kecut itu ada pasang-surutnya. Petani boleh berjaya karena harga jeruk di pasaran cukup tinggi. Dari petani Rp 7.000, dan harga jual di pasaran bisa menembus angka Rp 15 ribu per kg. Namun, manis bisnis jeruk tetap saja ada pahitnya. Tahun 2010 lalu bos-bos besar buah jeruk dilanda krisis. Tahun itu musim hujan tidak bisa diprediksi. Jelang musim kemarau, hujan masih mengguyur Banyuwangi. Kondisi itu benarbenar menjadi petaka bagi pe tani jeruk. ”Cuaca buruk menjadi momok bagi petani. Tahun 2010 membuat petani jeruk Banyuwangi trauma,’’ ujar seorang petani jeruk asal Srono, Agus Agianto, 33. Data yang diperoleh koran ini menyebutkan, krisis jeruk itu mengakibatkan petani rugi besar. Gara-gara badai krisis itu, Agus Suprapto, bos UD Amalia Buah di Kecamatan Purwoharjo menderita kerugian Rp 750 juta. Gara-gara krisis itu juga Agus sampai opname ke rumah sakit. Bos yang levelnya di atas Agus ada yang menanggung kerugian Rp 2 miliar. ”Kita sudah keluarkan uang banyak ke petani, tapi hasilnya jeblok

gara-gara diserang cuaca buruk,’’ tandas Agus. Selain persoalan cuaca, yang menjadi momok petani jeruk adalah membanjirnya buah impor. Entah itu dari China maupun Thailand. Yang pasti, harga jeruk impor jauh lebih murah dibanding harga jeruk lokal. ”Kami mendukung langkah pemerintah membatasi impor buah dari luar negeri. Kalau tidak dibatasi, petani bisa gulung tikar. Susah-susah menanam jeruk, harganya malah diacak-acak dengan buah impor,’’ timpal Agus Agianto yang juga sebagai pemilik jasa ekspedisi pengiriman buah-buahan itu. Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Direktorat Jen deral Pengolahan dan Pe masaran Hasil Pertanian Ke menterian Pertanian (Kementan) sesuai dengan Permen tan No. 60 Tahun 2012, hanya membolehkan izin impor untuk 10 komoditas hortikultura yang boleh masuk ke Indonesia. Sementara itu, 13 produk hortikultura dilarang masuk. Tiga belas produk tersebut yaitu kentang, kubis, wortel, cabe, nanas, melon, pisang, mangga, pepaya, durian, krisan, anggrek dan heliconia. Anehnya, meski dibatasi, buahbuah impor tersebut masih membanjiri pasaran. (c1/aif)

SYAIFUDDIN MAHMUD/RaBa

MENGGIURKAN: Agus Suprapto (kanan) memetik buah jeruk yang siap panen di sebuah lahan di Desa Kradenan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.

Manisnya Bertani Jeruk Sehari Kirim 6 Ton, Transaksi Rp 210 Juta BANYUWANG I dikenal sebagai lumbung jeruk di Jawa Timur setelah tanaman padi. Saat ini, sentra-sentra jeruk tersebar berada di wilayah Pesanggaran, Tegaldlimo, Bangorejo, dan Pur woharjo. Di kawasan itu, ratusan hektare lahan pertanian penuh tanaman jeruk keprok (Citrus reticulata/Nobilis l). Bagi petani jeruk, berkebun buah rasa manis itu cukup menjanjikan. Gudang ukuran 5x10 meter itu penuh kotak yang terbuat dari kayu. Di dalamnya berisi jeruk yang sudah dipilah-pilah; ada yang berukuran super, sedang, dan kecil. Buah-buah itu siap dikirim ke luar Banyuwangi. Beberapa orang sibuk mengepak buah jeruk dan

selanjutnya diangkut ke truk Colt Disel. Itulah kesibukan yang terlihat di rumah Agus Suprapto di Dusun Kaliboyo, Desa Kradenan, Kecamatan Purwoharjo. Pria berusia 37 tahun sudah bertahun-tahun menekuni bisnis jeruk manis. Selain sebagai pengepul, Agus juga memiliki lahan jeruk berhektare-hektare. Praktis, setiap hari kesibukan bos UD Amalia Buah itu cukup padat. ”Ini proses pengepakan, Mas. Jeruk-jeruk ini siap dikirim ke luar kota. Kita harus hari-hati menata jeruk ini agar tidak membusuk,’’ ujar Agus kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, Kamis kemarin (23/5). Jeruk dalam kemasan itu siap dikirim ke Jakarta, Kediri, Jawa Tengah, dan Bali. Dalam sehari, Agus mampu mengirim 4 sampai 5 truk colt diesel. Satu truk berisi 6 ton jeruk. Jika diasumsikan harga per kilogram jeruk dari petani Rp 7.000,

dalam satu truk nilainya Rp 42 juta. Jika pakai armada 5 truk, sehari bisa transaksi jeruk Rp 210 juta. ”Bisnis jeruk itu tergantung cuaca. Kalau hujan terus, jeruk dalam pohon bisa membusuk. Kita bisa rugi besar,’’ ucap penghobi adventure off road itu. Agus bukan orang lama di dunia jeruk di Banyuwangi. Dia menekuni bisnis ini sejak tahun 1999. Awalnya dia beli jeruk kiloan ke petani untuk dijual lagi. Dari pengalaman dan keuletan ini, usahanya terus berkembang. Usaha kiloan itu akhirnya merangkak menjadi skala besar. Dia mencoba nebas (menyewa tanaman jeruk petani) untuk dirawat sen diri. Hasilnya sungguh luar biasa. Saat ini Agus memiliki lahan sewa tanaman jeruk seluas 40 hektare di daerah Bangorejo dan sekitarnya. ”Kalau lahan punya sendiri cuma 3,5 hektare,’’ imbuhnya.

Sistem sewa memang berlaku di kalangan pebisnis jeruk. Sesuai perjanjian, la manya sewa bisa sampai 5 tahun. Biasanya, jeruk-jeruk yang siap di-tebas itu berusia 1-2 tahun atau saat awal berbuah. Begitu lahan-lahan itu jatuh ke tangan Agus, dia berusaha merawat dengan baik bagaimana bisa menghasilkan buah jeruk yang benar-benar super. Dia menceritakan, tahun 2010 dia menyewa lahan jeruk seluas seperempat hektare dengan nilai Rp 40 juta. Berkat tangan dingin Agus, tanaman jeruk itu kini tumbuh subur. Buahnya sungguh luar biasa. Dalam satu pohon bisa menghasilkan 50-70 kg jeruk. Andai saja lahan seperempat hektare itu di-tebas-kan tahun ini, bisa laku Rp 120 sampai Rp 125 juta. ”Saya sewa dari petani tahun 2010 n Baca Manisnya...Hal 35

SIGIT HARIYADI/RaBa

Buah Lokal Lebih Digemari Setahun Produksi 134 Ribu Ton LOKAL: Jeruk di lapak PKL di Jalan Yos Sudarso Banyuwangi.

WILAYAH Banyuwangi Selatan tampaknya patut menyandang predikat sentra penghasil jeruk. Bayangkan, ribuan hektare (ha) lahan pertanian yang tersebar di wilayah Kecamatan Bangorejo, Pur woharjo, Tegaldlimo, Pesanggaran, Siliragung, Cluring, Tegalsari, dan Gambiran, kini di tanami pohon buah yang kaya kandungan vitamin C tersebut. Hebatnya, dalam setahun, total produksi buah je ruk di Banyuwangi mencapai ratusan ribu ton. Hal yang tidak kalah membanggakan, ratusan ribu ton buah jeruk made in Banyuwangi tersebut tidak hanya sukses merajai pasar lokal. Lebih dari itu, buah jeruk produksi para petani Bumi Blambangan juga telah sukses merambah pasar nasional. Sejumlah kota besar di tanah air, di antaranya, Jakarta, Bandung, Denpasar, Ba likpapan, dan Samarinda, merupakan pasar tetap jeruk Banyuwangi tersebut. Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (Disper tahutbun) Banyuwangi, Ikrori Hudanto mengatakan, 8.171 ha. Dari total ribuan ha lahan tanaman jeruk tersebut, 35 persen di antaranya berlokasi di wilayah Kecamatan Bangorejo. Menurut Ikrori, mayoritas je ruk yang ditanam petani Ba nyuwangi merupakan varietas unggulan, yakni je ruk Siam. Rata-rata dalam setahun, sehektare lahan tanaman jeruk itu mampu memproduksi 165,08 ton buah yang

kandungan kaya serat tersebut. “Pada tahun 2012, total produk si jeruk di Banyuwangi mencapai 134.890 ton,” ujarnya kemarin (25/5). Ikrori menambahkan, sejumlah langkah untuk mengantisipasi serangan hama sudah dilakukan Dispertahutbun Banyuwangi. Salah satunya adalah dengan bekerja sama dengan Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Dinas Pertanian pusat untuk membentuk kelompok penangkar bibit jeruk n Baca Setahun...Hal 35

DAYA pikat jeruk lokal Banyuwangi ternyata tidak kalah mentereng dengan jeruk impor. Sensasi rasa manis dengan sedikit kombinasi asam justru menjadi daya tarik tersendiri bagi jeruk hasil produksi para petani Bumi Blambangan tersebut. Setidaknya itu terbukti dengan tren penjualan buah jeruk di pasaran. Sahwi, 38, seorang pedagang buah mengatakan, jumlah permintaan jeruk lokal jauh lebih tinggi dibandingkan jeruk impor. Pria yang sehari-hari menjajakan dagangan di Pasar Banyuwangi itu mengatakan, sehari rata-rata dia mampu me masarkan 0,5 kuintal jeruk lokal. Penjualan sebanyak itu jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah penjualan jeruk impor yang “hanya” sebanyak 2,5 Kilogram (Kg) per hari. Menurut Sahwi, konsumen lebih memilih membeli jeruk lokal lantaran sensasi

rasanya lebih segar dibandingkan jeruk impor jenis ponkam. “Rasa jeruk ponkam melulu manis. Sedangkan rasa jeruk lokal ada sedikit kombinasi rasa asamnya. Selain itu, kandungan air jeruk ponkam lebih sedikit,” ungkapnya. Sahwi menuturkan, hal lain yang ditengarai mengakibatkan jeruk lokal lebih digemari konsumen adalah selisih harga yang cukup mencolok. Dikatakan, harga jeruk lokal Banyuwangi “hanya” sebesar Rp 14 ribu per Kg. Sementara itu, sekilo jeruk ponkam dilego ke tangan konsumen dengan harga mencapai Rp 25 ribu per Kg. Susi, 31, seorang pembeli mengatakan, perbedaan harga yang cukup signifikan antara jeruk lokal dan jeruk impor tersebut, bukanlah satu-satunya pertimbangan. “Saya memilih jeruk lokal karena ada sedikit sensasi rasa asam pada jeruk lokal. Itulah keunggulannya,” kata dia. (sgt/c1/bay)

SYAIFUDDIN MAHMUD/RaBa

UMUR SETAHUN: Buah jeruk di Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, yang mendapat perawatan intensif.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.