Radar Banyuwangi 2 Juni 2013

Page 1

2 JUNI

29

TAHUN 2013

Satu Sekolah Gagal 18 Orang Pengumuman Paket B Molor

SITUBONDO - Sebanyak 22 siswa SMP di Kabupaten S i tubondo dinyatakan tidak lulus dalam pengumuman yang dilakukan pagi kemarin (1/6). Yang menarik, dari sejumlah siswa yang gagal unas itu, 18 orang di antaranya berasal dari satu sekolah, yakni SMP 2 Panarukan. Dari 18 siswa tersebut, 16 siswa dari kelas reguler dan dua siswa dari SMP Te r b u k a . “Tidak lulus karena nilai di bawah rata-rata, yakni 4,8,” terang Kadispendik Situbondo, Fathor Rakhman, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Kata Fathor, banyaknya siswa yang tidak lulus di SMPN 2 Panarukan tersebut kemungkinan besar karena para siswa kurang siap dalam menghadapi unas. “Sekolah sudah mengantarkan mereka hingga pin tu gerbang unas,” terang Fathor Rakhman. Kadispendik Fathor mengungkapkan, total peserta unas SMP di Situbondo adalah 6.556 siswa, dan siswa yang tidak lulus 22 siswa. Sehingga, tingkat kelulusan mencapai 99,97 persen n Baca Satu...Hal 35

EDY SUPRIYONO/RaBa

Baca Pengumuman...Hal 35

TETAP KONVOI: Sejumlah siswa SMP merayakan kelulusan dengan menaiki sepeda onthel di Situbondo siang kemarin.

Di Banyuwangi 17 Siswa Tidak Lulus BANYUWANGI - Sebanyak 17 peser ta ujian nasional (unas) SMP di Ba nyuwangi dinyatakan tidak lulus tahun ini. Nilai unas 17 peserta itu tidak mencukupi passing grade standar kelulusan unas. Pada unas tahun ini, siswa SMP kelas

IX yang mengikuti ujian sebanyak 15.324 siswa. Dari jumlah sebanyak itu, 15.307 siswa dinyatakan lulus dan 17 siswa dinyatakan tidak lulus. “Kelulusan unas tingkat SMP mencapai 99,89 persen. Se banyak 17 siswa tidak lulus,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi,

Sulihtiyono, melalui Kasi Pendidikan SMP, Sutikno, kemarin (1/6). Siswa yang tidak lulus itu, kata Sutikno, berasal dari SMP negeri dan swasta. Dibandingkan tahun 2012, siswa SMP yang tidak lulus jauh lebih kecil. Tahun lalu, peserta unas SMP yang

ti dak lulus 23 siswa. Tahun ini yang tidak lulus hanya 17 siswa. Persentase kelulusan tahun ini juga meningkat dibanding kelulusan tahun 2012 lalu. Persentase kelulusan unas SMP tahun 2013 ini mencapai 99,89 persen n Baca Di Banyuwangi...Hal 35

TEGANG: Ratusan warga menghadang traktor PTPN saat eksekusi lahan tebu di Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, kemarin.

LOMBA FOTO

Original Minim Edit BANYUWANGI - Pendaftaran lomba foto “I Love Banyuwangi” masih dibuka hingga 8 Juni 2013 mendatang. Even tersebut terbuka untuk umum. Siapa saja boleh ikut lomba foto “I Love Banyuwangi” yang digelar Jawa Pos Radar Banyuwangi ini. Syarat pendaftaran cukup mudah. Peserta cukup menyerahkan foto yang dilombakan ukuran 4R, dan jangan lupa menempelkan formulir pendaftaran yang tercetak di iklan koran Jawa Pos Radar Banyuwangi setiap hari. Biaya pendaftaran satu foto sebesar Rp. 25.000, tiga foto Rp. 70.000, dan lima foto Rp. 100.000. Foto tersebut wajib diserahkan kepada panitia di kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi di Jalan Yos Sudarso 89-C Banyuwangi. Atau bisa mendaftar di kantor biro Radar Genteng di Jalan Raya Jember 36, Kecamatan Genteng n Baca Original...Hal 35

ADA APA LAGI

Dikeroyok karena Silau PURWOHARJO - Gara-gara ngedim lampu motor, tiga remaja asal Desa Purwoagung, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, babak belur kena bogem mentah para pemuda yang ti dak dikenal Kamis malam (30/5) lalu. Insiden pengeroyokan itu terjadi saat para korban berboncengan mengendarai Honda Tiger di Jalan Desa Sidorejo, Kecamatan Purwoharjo. Para korban akhirnya meninggalkan motor warna merah itu di lokasi kejadian. Mereka memilih melarikan diri. Ketiga korban adalah Ahmad Qori Firdaus, 18, Hariyanto, 22, dan Very Eko Hardian, 19. Kejadian itu terjadi saat ketiga remaja itu akan pulang dari Desa/Kecamatan Purwoharjo n Baca Dikeroyok...Hal 35

http://www.radarbanyuwangi.co.id

SEMENTARA itu, pengumuman kelulusan pelajar tingkat SLTP yang dijadwalkan kemarin (1/6) ternyata tidak bisa dilaksanakan secara serentak. Hasil ujian nasional (unas) Kejar Paket B (pendidikan setingkat SMP/ MTs) belum bisa dilaksanakan di Banyuwangi kemarin. Pengumuman kelulusan Kejar Paket B belum diketahui hingga kemarin. “Jadwal pengumuman sama, tapi kayaknya tahun ini (kelulusannya) tidak bareng,” cetus Kepala Bidang (Kabid) Pen didikan Nonformal Informal (PNFI) Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Suhud AR. Menurut Suhud, jadwal unas Kejar Paket B berbarengan dengan unas SMP/MTs. Tetapi, pengumumannya memang tidak bareng. “Saya belum diundang ke Surabaya (Dispendik Provinsi Jawa Timur) terkait kelulusan itu,” katanya. Menurut Suhud, peserta Kejar Paket B di wilayah Kabupaten Banyuwangi di tahun ajaran 2012/2013 ini sekitar 686 siswa. Sampai kini pihaknya belum mengetahui pengumuman kelulusan. “Kita juga sedang menunggu,” ujarnya n

NUR HARIRI/RaBa

10 Besar Terbaik Unas SMP di Banyuwang Banyuwangi Nama Sekolah Nilai Bima Maghfur AR Faris Abdullah Favinas Octa NT Agatha Sherly K Rika Isabella Rindam Praja P Michelle Eliza G Bagus Haryo AC Khanza Salsa BA Finola Trisnisa

SMPN 1 Srono SMP Habibullah SMPN 2 Rogojampi SMPN 1 Banyuwangi SMPN 1 Banyuwangi SMPN 1 Banyuwangi SMP Aletheia SMPN 1 Banyuwangi SMPN 1 Genteng SMPN 1 Purwoharjo

38,55 38,10 38,05 37,90 37,85 37,85 37,80 37,80 37,75 37,75

Renungan bagi 1.416 Penderita BANYUWANGI - Dari waktu ke waktu angka penderita HIV/ AIDS di Banyuwangi se makin bertambah. Bahkan, per Maret 2013 lalu jumlah penderita penyakit mematikan yang disebabkan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh tersebut mencapai 1.416 jiwa. Ironisnya, mayoritas penderita HIV/AIDS di Bumi Blambangan itu justru didominasi kalangan usia produktif. Berkaca pada kenyataan tersebut, lintas elemen yang selama ini concern terhadap pe-

nyebaran HIV/AIDS menggelar malam renungan di kawasan Taman Makan Pahlawan (TMP) Wisma Raga Satria Jumat malam (31/5). Lintas elemen yang terdiri atas LSM Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS), Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS (KMPA), dan sejumlah unsur lain, tersebut menggelar “Malam Renungan AIDS Nasional” untuk memperingati Hari AIDS Nasional bertema “Seribu Lilin dan Tanda Kasih Untukmu Banyuwangi” n Baca Renungan...Hal 35

Ratusan Petani Hadang Traktor BANYUPUTIH - Ratusan petani nekat menghadang trak tor milik PTPN Xll di Dusun Sukorejo, Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, kemarin (1/6). Mereka berupaya mempertahankan lahan milik negara yang selama ini mereka garap, karena akan diambil alih pihak PTPN XII. Dalam aksi tersebut, tidak hanya para lelaki penggarap yang berhadapan dengan eksekutor, kaum Hawa juga ikut menghadang upaya eksekusi lahan milik negara tersebut. Sementara itu, aparat kepolisian dan Satpol PP terus siaga di lokasi demi meredam situasi agar terkendali.

Begitu traktor datang, para petani yang tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mantab, Kecamatan Banyuputih, itu tetap menolak pemberhentian pengelolaan tanah negara oleh PTPN XII. Mereka menganggap eksekusi itu cacat hukum dan dilakukan secara sepihak. “Lahan ini dulu tidak bisa ditanami. Kami yang merawat sampai jadi begini. Kalau sudah bagus, mau diambil sembarangan oleh PTPN Xll tanpa musyawarah kepada petani. Kami tahu lahan ini tanah HGU, tapi jangan main bajak sembarangan. Harus ada musyawarah dulu,” kata Sab’adi, salah seorang petani n Baca Ratusan...Hal 35

GALIH COKRO/RaBa

CAHAYA: Aktivis memasang lilin di depan TMP Wisma Raga Satria Banyuwangi Jumat malam kemarin (31/5).

Kisah Penemuan Bayi Berlumuran Darah di Desa Bugeman

Penemunya Berencana Mengasuh Sendiri Azan Isak baru selesai berkumandang, tiba-tiba seorang pria mendengar tangisan bayi. Setelah dilihat, ternyata ada bayi berlumuran darah di dalam kardus di halaman rumah warga di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Situbondo. NUR HARIRI, Situbondo LELAKI yang menemukan bayi di Dusun Padegan, Desa Bugeman, itu adalah Mawardi, 23. Dia mendapati bayi perempuan itu di pintu gerbang rumahnya. Saat ditemukan, bayi tersebut masih berlumuran darah. Saat dibuang, Mawardi berada di dalam tokonya. Saat itu, dia men-

de ngar motor berhenti di depan rumahnya. Tetapi, beberapa detik kemudian motor itu pergi. Beberapa saat kemudian, Mawardi yang sedang sibuk mengecek barang di toko itu mendadak mendengar suara tangisan bayi. Tangisan itu berasal dari pelataran depan rumah. Lantaran penasaran, dia pun keluar. Nah, dia melihat ada sebuah kardus di pintu gerbang. Begitu di hampiri, Mawardi pun sangat terkejut. Sebab, isi kardus itu adalah bayi mungil yang bobotnya sekitar tiga kilogram. Mawardi pun langsung memanggil istrinya, Lika Megalaswati. “Waktu saya ngecek barang di toko memang ada suara motor berhenti, lalu menghilang. Ke mudian, saya mendengar bayi menangis. Begitu saya keluar, ada kardus dan saya terkejut melihat bayi itu,” jelas Mawardi.

Satu sekolah gagal unas 18 orang No problem, bisa kolektif daftar Kejar Paket B

Polisi amankan lagi 2.500 pil trex Andai pengedarnya disuruh nguntal sendiri, pasti kapok

NUR HARIRI/RaBa

DIGENDONG: Warga melihat bayi di rumah Mawardi Jumat malam lalu (31/5).

Lantaran takut, Mawardi memanggil orang tuanya, Hj. Nuraini, dan langsung melaporkan penemuan

bayi yang hanya dibalut kain tersebut kepada ketua RT setempat n

Baca Penemunya...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com / radarbwi@yahoo.com


30

Minggu 2 Juni 2013

OBITUARI

Humas P2S2 Berpulang BANYUPUTIH - Pondok Pesantren Salafiyah–Syafi’iyah (P2S2) Sukorejo, Situbondo, berduka. Hasan Fauzi Alco yang menjabat sebagai humas sekaligus wakil sekretaris berpulang ke Rahmatullah dini hari kemarin (1/6). Pria yang juga dikenal sebagai penulis sejumlah buku tersebut meninggal di usia 44 tahun. Fauzi Alco meninggalkan seorang istri dan tiga anak. “Kepada siapa saja jika ada kesalahan yang disengaja atau tidak, mohon dimaafkan,” terang adik kandung Alco, Hanif alias Riko, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi sore kemarin. Menur ut Hanif, almarhum Fauzi Alco sudah lama menderita DOK.RaBa diabetes. Satu tahun Alm. Hasan Fauzi Alco terakhir kondisinya terus drop. Itu setelah diabetes tersebut berkomplikasi dengan penyakit jantung. Sejumlah pengobatan medis dan nonmedis sudah ditempuh keluarga. Namun, hasilnya tak banyak menggembirakan. “Puncaknya satu bulan terakhir ini, kondisinya kian parah. Kata dokter, ginjalnya juga sudah kena. Sekitar pukul 01.00 dini hari tadi (kemarin), beliau meninggalkan kita semua dan dimakamkan di kompleks pemakaman pesantren tadi (kemarin) pagi,” terang staf pengajar MAN 2 Situbondo tersebut. Syamsul A. Hasan, salah seorang sahabat almarhum mengungkapkan, Alco adalah penulis pesantren. Karya tulisnya, antara lain Seribu Angin, Upaya Membenturkan Antar Kiai Lewat Panggung Politik, “Suluh Jiwa Nyai Zainiyah As’ad, dan Akhirnya Aku Terusir. Buku-buku itu untuk kalangan sendiri. “Ustad Fauzi Alco juga menjadi tim penyusun biografi Kiai As’ad, dan tim penyusun biografi Nyai Zainiyah As’ad. Dia juga dikenal sebagai salah seorang pendiri tabloid Salaf milik Pesantren Sukorejo,” kenang Syamsul. (pri/c1/bay)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

SMA Ibrahimy Bantah Diskriminasi Siswa SITUBONDO - Laporan dugaan terjadinya diskriminasi yang dilaporkan siswa bernama Nimas Puspita Ningrum dan didampingi ibunya dan kuasa hukumnya ke Mapolres Situbondo dinilai tidak tepat dan hanya akan memperpanjang persoalan. Pernyataan itu disampaikan Kepala SMA Ibrahimy Panji, Sonhaji, kemarin (1/5). Menurutnya, keputusan sekolah tidak meluluskan siswi tersebut bukan merupakan keputusan sepihak yang dilakukan dirinya. Pihaknya hanya melaksanakan hasil rapat pleno bersama para

guru. Rapat pleno itu menghasilkan keputusan bahwa siswi tersebut tidak lulus. “Kalau yang dilaporkan adalah kepala sekolah saja, ya salah. Sebab, yang memutuskan lulus dan tidaknya siswa bukan kepala sekolah, tapi melalui rapat pleno dan itu telah disepakati guru-guru. Jadi, kalau mau lapor, semua guru seharusnya dilaporkan,” kata Sonhaji. Ditambahkan, kasus itu memang berawal dari foto telanjang dada lelaki di sebuah ponsel yang kemudian masuk ke pengadilan. Ternyata tidak hanya perkara foto telan-

Pagi Upacara Bendera di Kampus Untag BANYUWANGI - Memperingati Hari Lahir (Harlah) Pancasila setiap 1 Juni dan Dies Natalis Perpenas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ke-47, segenap keluarga besar Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi dan Yayasan Perpenas menggelar upacara bendera, kemarin pagi (1/6). Upacara di halaman kampus Untag mulai jam 07.00 WIB tersebut dipimpin Ketua Yayasan Perpenas Drs. Waridjan. Dalam pidato pengarahan pemimpin upacara, Waridjan mengatakan bahwa 1 Juni adalah hari penting. Sebab merupakan hari lahirnya Perpenas sekaligus hari lahirnya Pancasila. Upacara setiap 1 Juni itu dilakukan untuk menandai dan memperingati dua momentum penting tersebut. “Bagi Perpenas apa yang harus diperbuat? Semua unit diimbau melakukan pembenahan di semua aspek agar bisa memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat,” pesan Waridjan. Semangat memperingati Dies Natalis kali ini, lanjut dia, selalu memaksimalkan tercapainya visi misi sekolah. Tentunya dengan meningkatkan sumber

BANYUWANGI

UNTAG FOR RaBa

KHIDMAT: Keluarga besar Untag dan Perpenas Banyuwangi menggelar upacara memperingati Harlah Pancasila, kemarin pagi (1/6). daya manusia (SDM) agar optimal dalam memberikan pelayanan pendidikan. “Sebab saat ini SDM sangat dominan, sehingga Untag terus meningkatkan SDM,” jelasnya. Ditambahkan, sejarah juga harus diluruskan supaya generasi muda tahu fakta yang benar. Jika sejarah sudah diluruskan, maka generasi muda akan tahu siapa pahlawan kita. “Ingat pesan Bung Karno, jangan sekali-kali melupakan sejarah,” tegasnya. Sementara itu, Rektor Untag Drs. Tutut Harijadi, MM menegaskan bahwa 1 Juni direkomendasikan kepada pemerintah untuk ditetapkan sebagai hari lahir

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

• Honda Jazz ‘09 •

• Honda Jazz ‘08 •

• Daihatsu Xenia ‘08 •

Mobil Anda belum laku? Hubungi: 0333-412224

Dijual Honda Jazz rs 09 hitam, harga 190 juta nego, bisa cash/kredit atau tukar tambah, hubungi 08123453975 – 081335897888

Dijual Honda Jazz 08 manual idsi stono, istimewa, harga 143 juta nego, bisa cash/ kredit atau tukar tambah, hubungi 08123453975 – 081335897888

Dijual Daihatsu Xenia F600 RV GMDF JJ tahun 2008 silver metalik, harga 102,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

• Grand Max ‘10 •

• Isuzu Panther ‘05 •

• Daihatsu Terios ‘07 •

• Grand Livina ‘07 •

Dijual Daihatsu Grand Max (minibus) S40 IRV ZMDEJJ HJ tahun 2010 hitam, harga 95 juta nego, barang istmw, bs cash/kredit, hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Isuzu Panther TBR 541 LS25 MT tahun 2005 hitam, harga 152,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176 , 0811351148

Dijual Daihatsu Terios F700 RG TS tahun 2007 hitam metalik, harga 137,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Nissan Grand Livina XV tahun 2007 hitam, harga 143,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176, 0811351148

• Daihatsu Xenia ‘10 •

• Honda CRV ‘05 •

• Toyota Avanza ‘06 •

Dijual: Daihatsu Xenia. Xi.Sporty 1.300 CC Th. 2010, Hitam Metalik, VR, PS, CD, Auto Mirror, pajak Panjang Harga Nego, Bisa Dibantu Kredit. Hub. 081914700510

Dijual Honda CRV tahun 2005, matic, hitam Istimewa, harga 158 juta nego, bisa cash/ kredit, tukar tambah, hubungi 082142194111 / 081335897888.

Dijual Toyota Avanza tahun 2006 vti, silver, tipe G ada TV CD player. Rp 124 juta nego, cash & kredit, tukar tambah, hubungi 082142194111, 081335897888

• Jl. KH. Agus Salim •

• Tanah + Bangunan •

• Toyota Starlet ‘94 •

Djl ruko 2lt lok Jl. Agus Salim (blkg Untag) Bwi. CP : 081233650233 / 0333427190

Jual tanah+bangunan lokasi asih ada air, Desa Wonorejo Bwi, hub. 0818351234.

Djl toyota starlet 94 merah metalik 1300 cc, plt DK, 52 jt, Hub 085646477168.

• Jl. Argopuro • Jual rmh SHM 205m2, 95jt, LKP dkt "mega" & "royal", Jl. Argopuro 7B, Hb 082333008871

• Jl. Lingkar Ketapang •

• Promo Daihatsu •

Dijual tanah 2500 m2, Jl. Lingkar Utama Ketapang Bwi, hub 082141046676.

Hny dg 18 Jt, miliki All New Xenia Dual Air Bag. Free servis 60.000 KM/3 th. 081 233 432555/081559705555/087 857409555

• Tanah Kebun • Djl tnh kebun SHM 7790 m2 (120m X 70m) a/n sendiri Rp 150.000/m nego. Lok: Bwi kota. 150 m timur Jl Raden Wijaya, selatan Perum Djati Khayangan. Hub: 081239574908/081999093869/ Bpk Edy

BANYUWANGI • Surveyor Kredit Bank •

Dijual Tanah Ruko Luas 495m2, bersertifikat/IMB, Jl. Raya Banyuwangi Kembiritan, Genteng. 081234524940

Pancasila. Pihaknya juga merekomendasikan agar empat pilar diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Harapan kami, dalam menghadapi fenomena keprihatinan-keprihatinan, maka perlu menginternalisasi kehidupan bermasyarakat di kampus dengan dijiwai empat pilar,” tandasnya. Selain upacara, Untag dan Yayasan Perpenas juga menggelar tasyakuran di kampus pada petang kemarin. Sedangkan malam harinya diadakan pergelaran wayang kulit dengan dalang Ki Yuwono Lebdo Carito, alumni SMA 17 Agustus 1945 Cluring. Lakon yang dibawakan adalah “Sang Maha Guru”.(adv)

BANYUWANGI

• Perum Elit Sutri •

• Tanah dan Ruko •

Sementara itu, pihaknya sangat menyesalkan adanya dugaan diskriminasi terhadap siswa yang dilaporkan kepada polisi. Ditegaskan bahwa yang dilakukan para guru sudah sesuai pedoman teknis kelulusan ujian nasional. “Itu tidak benar. Tidak ada diskriminasi terhadap siswa. Awalnya memang ditemukan foto itu, kemudian setelah masuk ke pengadilan, siswa itu terbukti melakukan zina beberapa kali. Dalam aturan sekolah, siapa yang berzina satu kali, maka harus dikembalikan kepada orang tuanya,” kata Sonhaji. (rri/c1/bay)

Harlah Pancasila Tanggap Wayang

Djl rmh mrh/ oper kredit Lt 109, LB 60m di Perum Elit Sutri Bwi, hub 085230634123.

SITUBONDO

jang dada seperti diberitakan sebelumnya, tapi dalam putusan pengadilan No 56/ PID.B/2013/PN.STB siswa tersebut terbukti telah melakukan “hubungan” dengan pacarnya beberapa kali. “Sudah pernah ada mediasi di KPPT PPA dengan Dikmen, yang kemudian Nimas bisa ikut ujian. Ini yang harus dipahami, boleh dan tidaknya siswa ikut ujian itu memang kepala sekolah, tapi yang meluluskan siswa bukan wewenang kepala sekolah melainkan rapat pleno semua guru, dan pada saat rapat pleno guru-guru tidak setuju jika Nimas lulus,” terang Sonhaji.

Survyor krdit bank, SMU, gji ttp&kmisi. Mtor&HP. CV: PT. Wira, Plaza Pasifik A4/ 77-14240/ E:hrd@wira.pt pnmptn bwi

• Sales Counter & Courier • SalesCounter,P,D3,bskomp,max.30th.Courier,P,SMA, thuwilBwi&sktrny,pnySIMA&B1,max.45th,lamkPT.Eka SariLorena“ESLExpress”,Jl.BasukiRahmat163Bwi

Hotline Iklan 0333-412224

SITUBONDO • STNK • Hlg STNK P 6103 EG, an. Sulasmi, Kp. Krajan 01/01 Kalimas Besuki

BANYUWANGI • Lmbg Keuangan/Investasi • Tradg forex tnp loss dr 0 mdl 25jt (ea, vps&panduan lgkp), proft bs 10%/mg. Arif 085655926875 / 087757666039.

• Dicari Sengon • Dcri pohon sengon siap panen, kami siap mmbeli (nebas di kebun) H. 081703130988.

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pemasaran & Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha, Iwan Setiono, Benny Siswanto, Samsuri (Situbondo). Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, W. Nugroho. Desain Iklan: Mohammad PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Isnaeni Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/ mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


31

Minggu 2 Juni 2013

Polisi Dapat Lagi 2.500 Butir Trex

Situbondo Dibantu Kulkas Darah SITUBONDO - Palang Merah Indonesia (PMI) Situbondo mendapat bantuan blood bank helmer (kulkas darah) dari PT Matahari Sakti. Bantuan yang difasilitasi Rotary Club Surabaya Jembatan Merah itu diserahterimakan secara simbolis kepada Bupati Situbondo Dadang Wigiarto siang kemarin (1/6). Bantuan kulkas darah tersebut diakui Bupati Situbondo sebagai bantuan yang sangat berharga. Sebab, keberadaannya sangat dibutuhkan PMI Situbondo untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Blood bank helmer mampu menampung 365 pack darah dan merupakan alat aman untuk menyimpan darah. “Kewenangan membagi CSR merupakan kewenangan perusahaan. Meski Situbondo jauh dari Surabaya, tapi itu tak menghalangi bantuan kemanusiaan itu sampai ke Kota Santri. “Ini ada campur tangan Tuhan,” kata Bupati Dadang. President Club Rotary Surabaya, Agus Suryono mengungkapkan, kulkas darah itu akan membuat kualitas stok darah di Situbondo lebih baik dan lebih terjamin n Baca Situbondo...Hal 35

EDY SUPRIYONO/RaBa

SIMBOLIS: Bupati Situbondo Dadang Wigiarto menerima bantuan kulkas darah dari Presiden Direktur PT Matahari Sakti, Puspita Dewi Prijadi, kemarin.

Jago Bulu Tangkis, Menyanyi pun Hobi GADIS mungil ini masih berusia 12 tahun. Be rnama Rosalina, anak kedua dari pasangan H Syamsul Arifin dan Ibu Hj Yusifa Lusiana, warga Kelurahan Patokan, Situbondo. Rosalina mengaku sudah menekuni bulutangkis sejak masih kecil. Orang tuanya pun selalu mendukung hobi yang disukainya. Kedua orang tuanya tidak pernah melarang untuk menekuni olahraga bulutangkis. Malah, Rosalina disarankan untuk bergabung dengan satu klub bulutangkis, yakni PB Mutiara Tangkas di Situbondo. Di klub bulutangkis tersebut, Rosalina mengasah kemampuan dan teknik bermain badminton. Proses latihan pun dijalaninya dengan tekun. Dia rutin berlatih empat kali dalam seminggu. Strategi bermain, mengasah pukulan drop shot, lop panjang dan juga teknik shadow, yakni teknik bayangan dengan bermain sendiri tanpa shuttlecock. Hingga, prestasi pun kemudian diraih seiring dengan ketekunannya berlatih. Di tahun 2011, dia berhasil menyabet juara satu Porseni untuk kategori Tunggal pemula putri. Selanjutnya, pada kejuaraan Kabupaten Situbondo dalam rangka merayakan HUT RI tahun 2012 berhasil lagi merebut

juara I untuk kategori yang sama. Bahkan, Rosalina secara berturut-turut menyabet juara I di kejuaraan O2SN mulai tahun 2010, 2011, dan tahun 2012. Pada kejuaraan kali ini, Rosalina kembali menunjukkan bakatnya, dia berha s i l m e re b u t juara I di partai Tunggal Pemula Putri. Menurutnya, lawan terberatnya selama mengikuti kompetisi ini adalah Sitimatus Zahro, pebulutangkis dari SMPN 1 Asembagus karena usianya yang lebih tua darinya, selain itu juga dari segi permainannya yang bagus. Ketika ditanya tentang hobi lain selain bermain bulutangkis, Rosalina mengaku hobi menyanyi. ‘’Saya suka menyanyi,’’ ujar siswi SDN 5 Patokan Situbondo itu.(adv)

Rosalina

ISTIMEWA

SANG JUARA: Rosalina (paling kiri) berpose bersama runner upa dan juara 3 tunggal pemula putri kejuaraan bulutangkis di Situbondo

BANYUWANGI - Polisi kembali menyita obat daftar G jenis trihexyphenidil alias trex. Kali ini, sebanyak 2.500 butir trek diamankan dari rumah Wahyu Wijaya, 27, warga Perum Berlian Indah, Kelurahan Kebalenan, Kecamatan Banyuwangi. Wahyu digerebek anggota Satuan Reserse dan Narkoba (Satreskoba) Polres Banyuwangi di rumahnya Jumat malam (31/5). Dalam operasi tersebut, polisi menemukan 2.500 butir pil trex yang disimpan dalam panci. Dalam panci tersebut juga ada satu kaleng bekas bungkus trex dan satu plastik bekas bungkus obat. Semua barang itu disita sebagai barang bukti (BB). “Kita juga temukan dua hand phone (HP) merek Nokia dan

Nexian,” cetus Kasareskoba Polres Banyuwangi AKP Watiyo kemarin (1/6). Menurut AKP Watiyo, Wahyu termasuk target yang sudah lama diincar. Berdasar informasi yang diterima, bujangan itu sering mengedarkan obat daftar G secara tidak sah. “Tersangka kita ringkus setelah terbukti mengedarkan obat trex,” katanya. Kasat menyebut, Wahyu diduga bagian dari jaringan Imam Rosyidi, 28, warga Lingkungan Krajan, Kelurahan Kebalenan. Imam sebelumnya telah ditangkap saat mengambil paket berisi 10.000 butir pil

trex di Jalan MH. Thamrin, Banyuwangi. “Imam dan Wahyu diduga satu jaringan,” ujarnya. Dugaan itu, jelas dia, berdasar keterangan yang disampaikan Wahyu. Kepada polisi, tersangka mengaku semua trex yang disimpan di rumahnya itu bukan miliknya. Barang itu milik Imam Rosyidi, temannya yang dikenal sebagai pengedar trex. “Saya hanya dititipi,” ungkapnya. Wahyu menyebut, di antara pil trex yang disimpan itu sudah ada yang dibungkus klip plastik kecil n Baca Polisi...Hal 35


34

UNTUK PEREMPUAN

Minggu 2 Juni 2013

Wisata Terowongan Kereta Api SEBAGAI Ibu rumah tangga tidak harus berdiam diri di rumah. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan oleh ibuibu ini. Selain rutin olahraga bersama dan arisan, para istri polisi ini juga rajin mengunjungi tempat-tempat wisata. Belum lama ini, mereka pelesir ke kaki Gunung Gumitir, tepatnya di terowongan kereta api, perbatasan Jember-Banyu-

HBC (hijabers Banyuwangi Community)

Base Camp: Banyuwangi Berdiri: 22 Februari 2012

Bagi Takjil saat Puasa KOMUNITAS ini terbentuk karena memiliki hobi dan penampilan yang sama yakni, suka berhijab alias berjilbab. Saat berkumpul, mereka biasanya melakukan banyak kegiatan, Yang rutin dilakukan adalah tutorial hijab yang modis. Selain itu, mereka juga melakukan acara pen-

Maka namamu selalu tertulis pada dinding-dinding riwayat pun pancang umbul-umbul bergelayut pada ambang senja memasungmu untuk tetap besila menafsir segala ihwal : dan aku adalah rindu cinta yang lahir dari seribu mantra dan kabut dupa Ya, kau tak bisa lepas dari suwuk sebab jiwamu telah ku tali; ku ajak tinggal di swargamaya; ku jadikan permaisuri dari iri dengki; dari kuncup-kuncup gugur karena lindap hati Pet sabetake gunung gugur Pet sabetake lemah bongkah Pet sabetake segara asat Pet sabetake ombak gede asat Pet sabetake si Jabang Bayine . . . . . .

Senjakala Purwo : sebuah perjalanan Langit berjubah keemasan, burung-burung pulang ke sarang pun semedi abad pohonan menyimpan sejuta gaung roh kakek buyut Tapi entahlah, kokok ombak gelayutan menelisip kesumat lumut mendebur semburat remang Ah, kemudian ku lepaskan suwuk agar kau datang menjenguk resah di kegamangan hening jiwa Masihkah ada serupa yang tersembunyi di keramat jalan-jalan setapak? O, anyir dupa, wangi kembang, orkestra gaib disuguhkan oleh silir bayu di sudut cakrawala timur Langit berjubah keemasan, kerlip damar mulai memejam menyambut desah semuja Kapan lagi kau akan temui gandrung semenanjung yang liar memanggilmu untuk bersetubuh dengan alam? Begitu mesra bukan, keheningan adalah detak-detak langkah loreng berdegub menelurusi alir darah malaikat Ya, gigil gending memanggil para pertapa untuk berpolah melakoni riwayat yang terpendam di geliat akar peradaban

Rindu Kesumat Sebagaimana embun yang telah kau tetaskan tepat di kedua mataku Perlahan membakar igauan-igauan zaman kadaluwarsa pun menjadi abu kesumba yang menumbuhkan rindu kesumat padamu Senantiasa tak henti-hentinya mengirimkan ayat-ayat smradhana pun menjadi mawar melati lestari Namun, sesampainya bulan menyinari lekuk kamarmu Akulah tetap : tak dapat menuntaskan rindu kesumat padamu Puisi-puisi S.A.W Notodihardjo. Lahir di Tegaldlimo, Banyuwangi.

n$

$khusus perempua

gajian hingga bakti sosial. Untuk momen tertentu, misalnya saat bulan Ramadan, mereka juga sering membagikan takjil secara gratis. Sesekali, mereka juga mengadakan lomba fashion berjilbab. Mereka juga sering diundang ibu-ibu untuk mengajarkan model serta cara berhijab. (bay)

KOMUNITAS anda ingin tampil di koran? Caranya mudah. Isi ballot Jawa Pos For Her Community Competition yang tercetak di halaman koran ini, lalu kirim data dan foto ke kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi di jalan Yos Sudarso 89-c Banyuwangi. Kiriman pembaca akan terbit setiap edisi kamis dan minggu.

Pretty mom’s

Base Camp: Banyuwangi Berdiri: 2013

Cerita di Balik Hujan

Jaran Goyang Sun matak aji-ajiku si jaran goyang Tak goyang ing tengahe latar Upet-upetku lawe benang Pet sabetake gunung gugur Pet sabetake lemah bongkah Pet sabetake segara asat Pet sabetake ombak gede asat Pet sabetake si jabang bayine . . . . . . Jangan pernah lena dari suwuk cintaku Mari, aku membikin perhitungan denganmu; siapkan jiwamu untuk ku setubuhi bersama mantra yang ku tebar lewat cerobong mimpi Bergolaklah, kau akan mengerti seisi jiwamu telah ku ikat bersama jiwaku Ku ajak kau berkelana terbang menuju tujuh langit Kau akan mengerti, sejak cinta kau jadikan abu; maka rindu adalah suara yang memanggilmu datang kepadaku pun kembang-kembang ku tabur beserta dupa yang membumbung menyelimuti rohmu

wangi. Tempat tersebut memang menarik untuk dikunjungi. Selain udaranya sejuk, pengunjung juga bisa menyaksikan kereta api keluar dari terowongan yang dibangun di era kolonial Belanda itu. Selain mempererat silaturahmi di jajaran istri polisi, berwisata seperti ini juga menambah referensi tempat-tempat wisata di Bumi Blambangan.(aif)

Oleh Vivi Anggraini*

T

eruntukmu yang kucinta… Sepucuk surat ini kutulis sesaat setelah kau berkata, “Aku Mencintaimu” Mari bicara tentang rasa. Rasa yang sampai saat ini masih tak ku mengerti darimana asalnya. Sedangkan yang kau tahu, aku hanyalah mantan kekasihnya, sahabat karibmu. Ya, aku adalah mantan kekasihnya yang ketika itu menangis dihadapanmu sejadi-jadinya. Sampaikan padanya rasa terima kasihku yang terdalam. Terima kasih karena pernah menjadi bagian dari hatiku, meski kini hilang tak berbekas. Terima kasih telah menyumbangkan cerita yang suatu hari nanti akan kuceritakan perjalanan ini pada mereka, anak-anakku. Terima kasih pernah mengusap air mataku karena masa laluku sebelumnya, meski akhirnya ia juga turut menorehkan luka dibekas yang sama. Terima kasih telah menghadirkanmu. Sosok yang lain untuk menggantikannya di sudut ruang yang kosong setelah ia tinggalkan. Terima kasih atas pelajaran hidup yang begitu berarti… Kau tahu, aku begitu lelah. Padahal aku belum sampai pada titik yang kuimpikan. Peganglah tanganku, antar aku ke sana. Ke tempat yang juga menjadi tujuan akhirmu. Jangan pernah kau lepaskan sebelum kita sampai. Karena akan sangat percuma keyakinan yang pernah ku tanamkan padamu, jika kau juga sama sepertinya. Lekaslah berjalan, agar kita bisa sampai lebih cepat. Sampai pada kebahagiaan yang kita ciptakan… Karin Kinanti * Malam yang dingin, sedingin hatinya yang kosong hanya bisa ia nikmati dengan lagu-lagu ala patah hati yang sesekali membuatnya mengusap air mata yang menetes di wajah sendunya. Karin sepertinya sangat menikmati sakit hatinya karena ulah Aga, kekasihnya yang memutuskan hubungan percintaan mereka tanpa alasan yang jelas beberapa hari lalu. Air mata yang terus mengalir membuatnya terlihat begitu menikmati kesedihan itu. Ia masih terbayang-bayang wajah Aga, dan masih sangat mengingat kenangannya bersama Aga saat mereka masih bersama. Tak ada satupun yang bisa menampung sakit hati wanita berkulit sawo matang yang manis ini, kecuali Dira, sahabat karib Aga saat ia melanjutkan kuliahnya di Jakarta. Pertemanan keduanya terjalin sejak Karin dan Aga menjalin kasih, Ketika itu, Aga melarang Karin untuk memberitahukan hubungan mereka pada siapapun, termasuk teman dekat Karin. Tapi entah kenapa Karin menceritakan hubungannya pada Dira, pria berkulit gelap dan bergigi gingsul, sama seperti Karin yang selalu ada untuk mendengarkan keluh kesahnya tentang Aga. Dira dan Karin sering bertukar cerita tentang kekasih mereka yang terkadang membuat mereka galau. Karin bercerita tentang hari-hari yang dilaluinya dengan Aga yang entahlah akan kemana ujungnya, dan Dira juga bercerita tentang akhir kisah cintanya yang tragis karena wanitanya lebih memilih lelaki lain dibandingkan dia. “Kita nggak bakal tahu besok kita mau jadi apa, kita mau ngrasain apa, kita mau kayak gimana. Hidup ya kayak gitu Dir.” Ungkap Karin melalui telepon malam itu. “Iya Rin, kamu bener. Tuhan selalu punya rencana yang lebih indah dibalik sakit hati kita.” Jawab Dira. “Kalo kamu nggak sakit hati, dan aku juga nggak sakit hati, kita nggak mungkin bisa jadi orang kuat ya Dir. Kita nggak pernah tahu apa maunya Tuhan bikin kita kayak gini. Kita juga masih meraba-raba apalagi yang bakal dikasi Tuhan setelah ini, bahagiakah? atau kesedihan yang lain? kita nggak tahu kan?” jelas Karin. “Iya bener. Cuma aku belum bisa relain semua kenangan itu dalam waktu sesingkat ini. Perlu waktu yang lama buat nyembuhin rasa sakitku Rin.” Ungkap Dira. “Iya, aku juga ngerti. Aku juga perlu waktu buat benerbener lepas dari bayang-bayang Aga. Kamu tahu sendiri gimana dulu aku sayang sama Aga. Bisa dibilang bodoh sih, tapi kembali lagi, bukannya untuk jadi pinter kita harus bodoh dulu. Hidup ini proses kan? Proses untuk jadi hebat. Aku dan kamu adalah calon-calon orang hebat yang akan ngliat Aga dan mantan pacarmu menyesal udah pernah nyia-nyiain kita.” Ujar Karin. Gelak tawapun menggema diantara keduanya. Seolah mereka lupa ada luka yang terselip di masing-masing sudut hati keduanya. * “Rin, aku mencintaimu.” Kalimat yang pernah terucap dari bibir Aga kala itu terulang kembali. Kini bukan suara khas Aga yang ia dengar, tapi Dira. Sosok yang menemani Karin bersenda gurau sejak ia merelakan kepergian Aga dan belajar membuka lembaran baru tanpa Aga. Kenapa aku mengenalnya lebih dulu? Kenapa aku tak mengenalmu sejak dulu? Kenapa hatiku tak memberikan pertanda kala itu? Apa karena saat itu ada tangan yang menggenggam erat tanganmu? Atau sebaliknya, ada dia yang juga menggenggam erat tanganku? Sampai-sampai hatiku tak bisa membedakan mana yang lebih pantas untukku. Tuhan, cerita apalagi yang ingin Kau persembahkan untukku? Dira… akankah ia yang menjadi tema singkat untukku selanjutnya? Aku tak ingin ia hanya menjadi pelangi, yang memancarkan indahnya sekejap, lalu hilang, lenyap… Ataukah jadi bintang tak bernama, yang serupa dengan kerumunannya… Mudah terlupa. Aku ingin lebih… Lebih dari sekedar yang kurasakan. Lebih dari sekedar air mata yang kupersembahkan. Lebih… “Aku nggak bisa ngomong apa-apa Dir. Cuma bisa bilang terima kasih banyak atas perhatianmu selama ini buat aku. Terima kasih udah ngajarin banyak hal. Terima kasih udah mau berusaha bareng buat nglupain mantan pacar kita yang udah nyakitin kita. Semoga dengan sakit yang kamu rasain kemarin, bisa buat kamu berpikir ulang kalau suatu hari kamu mau nyakitin orang lain. Bisa jadi orang itu adalah aku.” Ungkap Karin.

Keduanya saling hening tak bersuara. “Apa itu artinya kamu nerima aku Rin?” tanya Dira. Karin menundukkan wajah sendunya, “Iya Dir. Aku nggak punya alasan buat nggak nerima kamu. Aku percaya kamu nggak akan nyakitin aku kayak Aga. Aku percaya kamu berbeda. Jangan pernah ingetin aku tentang Aga, karena yang aku tahu, Aga tak lebih dari temanku. Kamu juga harus tahu, bagaimana jika suatu hari aku tahu, kamu masih menyimpan satu harapan besar pada wanita itu. Semoga ini bukan bualan.” Jelas Karin. * Kisah kasihpun terjalin diantara keduanya. Perlahan tak lagi terdengar nama dua orang yang menyakiti perasaan keduanya. Seakan terlupa, entahlah berlalu begitu saja. Karin berusaha keras untuk mengubur dalam-dalam rasa cintanya pada Aga, karena yang ia yakini, Dira jauh lebih menghargai perasaannya dibandingkan Aga. Dalam doanya pun selalu terselip nama Dira sebagai pembawa angin kebahagiaan yang dihembuskan Tuhan untuk menyejukkan jiwanya. “Aku tak pernah mengkhianatimu, akupun tak pernah mencoba mengkhianatimu. Luka ini adalah kehendakmu, jadi jangan pernah menyalahkanku jika kini aku mencintainya, bahkan lebih dari yang kurasakan padamu dulu. Semua ini juga bukan karena kebetulan. Semua telah direncanakan Tuhan. Bahkan jauh sejak aku belum mengenal kalian. Kini, kamu yang mungkin sedang bersenang-senang di sana, nikmatilah kebahagiaanmu tanpaku. Jangan mencari rindu, karena yang aku tahu itu hanya akan membuang air mata berhargaku.” Bagaimana dengan Dira? Sampai saat ini, ketulusan Karin hanya mampu membuka separuh dari hatinya, belum sepenuhnya. Bayangbayang mantan kekasihnya mencoba membuatnya mati rasa. Rasa cinta yang hanya sesaat menjebaknya untuk mengucapkan cinta pada Karin, wanita yang selama ini mempercayainya sebagai lelaki yang mampu menyembuhkan luka di hatinya. Dira yang tak ingin kehilangan sosok wanita sebaik Karin, hanya mampu berpasrah pada keadaan dan menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan kejujuran pada Karin tentang perasaannya bahwa bukan Karin yang selama ini mengisi pikiran dan hatinya, melainkan Vera, mantan kekasihnya. * Hujan malam itu meleburkan harapan-harapan Karin tentang cinta yang beberapa saat lalu ia ungkapkan dalam doa. Dira pun turut pergi menyatu dengan derasnya hujan yang juga menyamarkan air mata Karin dibalik senyuman manisnya. Setelah Aga, kini Dira juga meninggalkan ruang hatinya yang perlahan rapuh. Seakan tak mampu lagi menampung satu nama lagi di dalamnya. Ya… hatinya bagai gubuk reot yang tak berpenghuni bertahun-tahun lamanya. Rapuh dan hancur. Entah apa yang harus kupahami dari nasehatMu ini

Tuhan… Aku hanya mampu tersenyum dan meneteskan air mata. Tapi aku tak pernah mengerti apa tujuanMu menyuruhku untuk mengerti. Aku terlalu terbiasa dengan teguranMu ini Tuhan Aku sangat terbiasa Bahkan saat Kau tegur aku ketika ribuan doa terbaik dan harapan terindah sedang terukirpun, aku sangat terbiasa Aku terbiasa menangis, terbiasa mengusap air mataku sendiri tanpa bantuan mereka, terbiasa terpuruk dan terbiasa dengan sakit seperti ini. Aku sangat terbiasa… Aku mencintai Dira Tuhan, ku mohon mengertilah Tuntun aku untuk keluar dari rasa ini Jelaskan padaku agar aku bisa memahami tentang alur cerita yang Kau siapkan Peluk aku… tenangkan aku sekejap saja… Karin hanya mampu menyimpan semuanya dalam hati setelah sikap Dira berubah terhadapnya. Persis seperti Aga, tak ada lagi pesan atau telepon dari Dira sejak malam itu. Hanya saja Aga mengucapkan salam perpisahan terlebih dulu sebelum ia benar-benar pergi. Sedangkan Dira seperti mengantarkanya ke belantara yang rimbun, lalu meninggalkannya sendiri. Entah ke Barat atau ke Timur kah ia harus berjalan untuk mencari jalan keluar. Sesekali bibirnya menggerutu meyakinkan dirinya bahwa Dira sudah tak lagi bersamanya. Tapi itu sia-sia. Hatinya tetap yakin bahwa cinta Dira bukan lenyap. Tetapi hanya tersekap dalam ruang dan waktu yang lain. Suatu saat ia akan menemukan jalan untuk kembali kemana seharusnya ia harus berlari. “Aku percaya takdir. Diam-diam aku aminkan dalam hati semua doaku tentangmu. Kita pasti akan bertemu kembali suatu saat nanti. Bahkan tiap kali aku memejamkan mataku. Aku tak pernah jera untuk berusaha menemukanmu di sana. Entahlah, apakah kau juga terjaga dimimpi yang sama?” * “Cinta itu memaafkan. Cinta sejati itu tak pernah mendendam.” Satu dua hari isakan itu masih menyesakkan dadanya kala malam tiba. Satu dua bulan perlahan ia terbiasa tanpa Dira. Karin mencoba berbesar hati untuk memaafkan Dira. Ia mencoba tersenyum tulus, mencoba merelakan Dira dan menerima keadaan bahwa tulus adalah turut berbahagia jika orang yang dicintainya bahagia. “Kamu berbeda dimataku. Meski kau sempat menyakitiku. Mereka mungkin berbisik kenapa dengan mudahnya aku memaafkanmu dan tersenyum tanpa syarat padamu. Padahal aku begitu mencintaimu. Tapi aku tahu kau lebih mencintainya. Keteguhan hatimu itulah yang membuatku sadar bahwa ketika hati bicara, seindah apapun godaan itu menari dihadapannya, ia takkan pernah tergiur untuk mengikutinya. Aku bangga mencintaimu, dan sempat mengecap bahagia bersamamu meski hanya sesaat. Aku

tak punya alasan untuk marah, karena kau pergi untuk menggapai bahagia yang kau ingini. Semoga kau mendapatkannya, wanita yang kau harapkan mampu mencintaimu lagi tanpa orang ketiga. Semoga kesetiaan dan ketulusanmu terhadapnya mampu membuka mata hatinya yang buta sementara. Aku cukup memandangi dari jauh dengan sisa-sisa kebahagian yang kau tinggalkan. Entahlah siapa lagi yang akan Tuhan persembahkan untukku setelahmu. Semoga sepertimu, orang yang akan mempersembahkan pinangan itu padaku.” Pertemananpun terjalin kembali. Seperti saat pertama mereka saling menyapa. Terasa malu-malu, terlihat canggung, dan tak seterbuka saat itu. Wajar, karena mereka baru saja dilanda penyakit cinta yang menusuk terlalu dalam. Tapi ini sementara. Kedewasaan Dira dan Karin membuatnya berkata “Ya Sudahlah”. Seperti mengalir mengikuti perjalanan arus yang jauh. Semoga cepat sampai muara. “Semoga kamulah muaranya.” Doa Karin. * Hari demi hari Karin melewatinya tanpa sesosok pujaan hati di sampingnya. Dia tekun berjalan dengan kesibukannya sebagai pengurus BEM di kampusnya, pengurus Organisasi Muslim, dan kewajiban skripsinya sebagai mahasiswa tingkat akhir kala itu. Sesekali ia ingat pada Dira dan menanyakan kabarnya. Mereka pun berbincang dengan asiknya. Tapi Karin tak sedikitpun mengingat Aga, bahkan tak pernah tahu dimana keberadaan Aga. Pada detik-detik sidang skripsinya pun, Dira adalah sosok yang menenangkan kegundahannya. Dira juga yang pertama kali menerima kabar gembira kelulusannya. Bagi Karin, Dira ada penyemangat impian. Bahkan tak ada keinginan sedikitpun dihatinya untuk mencari penggantinya. Sesakit apapun nanti, ketika aku melihatnya menggenggam jemari selainku. Tak apa, aku bisa menahannya sekuat yang ku bisa. Karena hanya saat ini aku bisa menikmati keadaan terbaikku bersamanya. Aku tak mau keadaan ini berlalu begitu saja. Bantu aku Tuhan… Bantu aku untuk berbesar hati merelakannya ketika waktu itu tiba. Bantu aku membuatnya mengerti bahwa dibalik senyumanku, terselip harapan terbesar yang selama ini senantiasa kumohonkan, dicintainya dengan tulus. Bantu aku untuk menerima kenyataan bahwa ia takkan pernah kumiliki. Bantu aku Tuhan… “Rin, kenapa sih kamu tetep baik sama aku? Aku kan udah nyakitin kamu dulu?” cetus Dira saat mereka melewatkan makan malam berdua di sebuah kedai kopi langganannya. “Nggak apa-apa. Kamu berhak kali milih yang terbaik buat hidup kamu. Hidup juga cuma satu kali. Jadi jangan disia-siain.” jawab Karin. “Tapi sama Aga. Kamu bencinya sampe sekarang?” tanya Dira. “Hati itu adalah suara yang sering kita ikuti kan? Padahal kata hati nggak selalu bener. Seandainya aku baik sama kamu akan berakibat buruk, aku akan tetap bersyukur. Aku bisa belajar dari sana.” jelas Karin sambil tersenyum pada Dira. “Kayaknya itu bukan jawaban yang aku pengen Rin. Aku pengen kamu jujur tentang perasaanmu. Karena yang aku tahu, Karin Kinanti bukan orang yang suka nyembunyiin apa yang dia rasain.” Kata Dira. “Jujur Dir. Dari semua mantanku, cuma kamu yang paling sulit buat dilupain. Aku nggak pernah tahu kenapa. Tapi yang pasti kehadiranmu selalu bikin aku nyaman. Aku masih sayang sama kamu.” Ungkap Karin dengan mata berkaca-kaca. “Tapi kamu tenang aja. Nanti kalau kamu udah jadian sama wanita yang kamu pengen. Aku bakal mundur kok. Pergi sejauh mungkin, kalau perlu kita nggak akan pernah ketemu lagi.” Tambah Karin sambil melengkungkan senyum tipisnya. Dira menatap Karin dalam-dalam. “Rin, kamu mau ngasi kesempatan aku sekali lagi untuk bahagiain kamu?” “Maksudnya?” tanya Karin dengan wajah tercengang kaget. Dira terlihat mengambil nafas panjang dan menjelaskan pada Karin. “Waktu itu aku memang masih mengingat mantan pacarku Rin. Aku nggak mau nyakitin kamu lebih parah. Tapi sedikit demi sedikit aku berusaha menata hatiku dan nglupain mantanku. Aku berusaha mendalami perasaanku, dan yang aku tahu, kamu adalah orang yang aku yakini mampu membuatku lebih berarti. Aku menyesal udah nyakitin kamu.” “Iya Dir. Aku mau jadi pacar kamu.” Tetesan air mata Karin menjadi saksi kebahagiaan Karin malam itu. * Pagi itu, beberapa macam kue berjajar di rumah Karin. Polesan make up terlihat mempercantik wajah manis Karin. Beberapa kali terdengar Karin mengatakan “Subhanallah, akhirnya”. Hari ini hubungan Dira dan Karin berlanjut selangkah lebih serius. Mereka memutuskan untuk bertunangan, setelah hampir satu tahun mereka berpacaran. Sepasang cincin yang bertuliskan nama mereka menjadi saksi bahwa tak ada lelaki atau wanita lain dihati mereka. Hai hujan yang pernah menghapus air mataku malam itu, Maaf aku sempat membohongimu dengan lekung senyumku yang samar. Datanglah kembali kapanpun kau mau, Aku akan menyambutmu dibalik jendela kamarku yang berembun, sama seperti malam itu. Akan kulukiskan sebuah hati disana, Lalu kau akan melihat lekung senyumku. Kali ini adalah kebahagiaan yang sebenarnya. Aku memilikinya… Memiliki sosok lelaki yang pernah kuceritakan padamu dengan terbata-bata. Memiliki sosok yang sempat membuatku terisak-isak. Aku bahagia, Hujan… Aku benar-benar bahagia… Terima kasih telah bersamaku hingga kini. Terima kasih telah turut merasakan kesunyianku. Tetaplah menjadi saksi perjalananku disetiap musimmu. Jangan lelah mengiringi bahagiaku bersamanya yang kucinta. Jangan lelah berbagi rindu di balik jendela. *) Cerpenis.


BERITA UTAMA

Minggu 2 Juni 2013

35

HALAMAN SAMBUNGAN

Konvoi Sepeda Onthel n SATU... Sambungan dari Hal 29

“Siswa yang tidak lulus, selain dari SMPN 2 Panarukan juga berasal dari SMPN 2 Panji, 2 orang, SMPN 1 Jatibanteng dan SMP Muhammadiyah Panji masing-masing seorang,’’ jelas Fathor Rakhman. Siswa yang tidak lulus tersebut, kata Kadispendik, tidak perlu putus asa. Sebab, mereka bisa mengikuti ujian kesetaraan SMP lewat program Kejar Paket

B di Dispendik Situbondo. Sementara itu, nilai unas tertinggi di Situbondo diraih dua sekolah. Juara 1 hingga 8 diraih SMPN 1 Situbondo dan juara 9 dan 10 diraih SMPK Imanuel Situbondo. “Nilai rata-rata juara satu hingga sepuluh itu 9,5, dan yang tertinggi 38,80,” sebut Fathor. Sementara itu, Kepala SMPN 2 Panarukan, Garnefis mengatakan, ada 97 siswa di sekolahnya yang mengikuti unas. Dari sejumlah itu, 16 siswa dinyatakan tidak lulus. “Sedangkan empat siswa SMP

Terbuka yang ikut ujian, dua siswa tidak lulus,” imbuhnya. Dia mengungkapkan, 18 siswa itu tidak lulus karena nilai mata pelajaran matematika di bawah dua. “Nilai siswa yang tidak lulus itu rata-rata matematikanya satu koma atau di bawah dua,” jelas Garnefis. Menurut Garnefis, pihak sekolah sudah mengumpulkan semua wali murid yang tidak lulus untuk diberi penjelasan. Ratarata mereka sudah menyadari. “Kami sudah menyarankan

agar siswa mengikuti ujian ulang atau mengikuti Kejar Paket B,” kata Garnefis. Sementara itu, sejumlah siswa SMP kemarin tetap merayakan kelulusan dengan corat-coret seragam dan konvoi di jalan raya. Ada juga siswa yang memilih melakukan konvoi menggunakan sepeda onthel. “Ini cara kami. Kami tidak akan urakan di jalan raya. Kami akan tertib,” ujar Wildan, salah satu siswa yang merayakan kelulusan menggunakan sepeda onthel. (pri/c1/bay)

Dua Siswa Swasta Tembus 10 Besar n DI BANYUWANGI... Sambungan dari Hal 29

Kelulusan unas SMP tahun 2012 lalu hanya 99,85 persen. Wa lau persentase kelulusan peserta meningkat, tapi nilai tertinggi hasil unas tahun ini lebih rendah dibanding tahun 2012. Nilai unas tertinggi tahun 2013 ini 38,55, sedangkan tahun lalu menembus angka 39,40. Nilai unas tertinggi tahun 2013 masih kalah dengan nilai tertinggi kedua unas tahun lalu yang mencapai 39,35. Nilai unas tertinggi yang masuk 10 tahun 2013 ini berkisar 37,75 hingga 38,55.

Peraih nilai tertinggi tahun ini adalah siswa sekolah pinggiran. Peraih nilai unas tertinggi adalah Bima Maghfur AR dari SMPN 1 Srono dengan nilai 38,55. Peringkat kedua di raih siswa SMP Unggulan Habibullah, Kecamatan Giri, dengan nilai 38,10. Peringkat ke tiga diraih siswa SMPN 2 Rogojampi, Favinas Octa Nurti Tsalats, dengan nilai 38,05. Siswa dari sekolah bekas RSBI masuk peringkat empat. Wa lau begitu, prestasi siswa bekas RSBI mendominasi peringkat sepuluh besar. Pada daftar prestasi sepuluh besar,

terdapat empat siswa SMPN 1 Banyuwangi. Siswa SMPN 1 Banyuwangi berada di peringkat empat, lima, enam, dan delapan. Nilai tertinggi siswa SMPN 1 Banyuwangi dalam daftar sepuluh besar kabupaten adalah 37,90 dan terendah 37,80. Peringkat sepuluh besar didominasi sekolah negeri. Hanya ada dua SMP swasta yang masuk peringkat sepuluh besar. SMP Unggulan Habibullah me nempati peringkat kedua dengan nilai 38,10. SMP swasta lainnya adalah SMP Aletheia Genteng di peringkat tujuh dengan nilai 37,80. (afi/c1/bay)

Belum Diundang Dispendik Jatim Kualitas Darah Lebih Terjamin n SITUBONDO...

n PENGUMUMAN... Sambungan dari Hal 29

Suhud menyebut, pengumuman kelulusan yang tidak bareng itu sebenarnya bukan hanya Kejar Paket B, tapi juga Kejar Paket C setingkat SMA/MA. “Kelulusan Kejar Paket C diumumkan beberapa hari setelah

pengumuman unas SMA,” cetusnya. Terkait pengumuman kelulusan yang tidak bareng ini juga disampaikan oleh Plt Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen) Dispendik Banyuwangi Suratno. “Pengumuman kelulusan Kejar Paket C memang tidak bareng dengan SMA. Kejar Paket B sepertinya juga tidak bareng dengan SMP

(pengumuman kelulusannya),” sebutnya. Diakui Suratno, unas dan ujian Kejar Paket B memang dilaksanakan bareng, tapi mungkin karena belum selesai rekapitulasi nilai, sehingga pengumuman kelulusan Kejar Paket B diundur. “Jadwal kelulusannya sebenarnya bareng,” katanya. (abi/c1/bay)

Sepakat tak Ditanami Sementara n RATUSAN... Sambungan dari Hal 29

Hal serupa juga disampaikan Sumiyati, 47. Menurutnya, lahan tersebut dulu tidak bisa ditanami. Setelah digarap warga, akhirnya lahan tersebut bisa dimanfaatkan de ngan baik. “Dulu tidak bisa ditanami. Tapi, kini setelah lahan itu bagus, mau diambil sembarangan oleh PTPN Xll tanpa musyawarah dengan

petani. Tanah ini memang tanah pemerintah, tapi harus dimusyawarahkan dan tidak main bajak sembarangan,” tegasnya. Suasana di sekitar lahan tebu seluas enam hektare (ha) tersebut terus panas selama aksi penghadangan traktor milik PTPN itu berlangsung. Sebagian petani duduk di depan traktor sambil membaca tahlil dan Selawat Nariyah. Sebagian lagi ada yang menangis histeris sam-

bil menghujat PTPN XII agar penggusuran itu tidak dilakukan. “Kami minta keadilan, Pak. Kami tidak akan membiarkan lahan ini dibajak sembarangan tanpa musyawarah. Ini sumber penghasilan kami untuk hidup sekeluarga,” kata salah satu petani. Ketegangan ratusan petani Desa Banyuputih dan Desa Sumberejo itu baru reda setelah Ketua KSM Mantab, Suyono, bermusyawarah dengan Wakil

Manajer PTPN XII, Mulyadip. Pertemuan yang disaksikan Muspika Banyuputih, jajaran Polres Situbondo, dan Kades Banyuputih, itu menghasilkan kesepakatan baru. Kedua pihak sepakat tidak akan menanami lahan kosong tersebut sebelum ada musyawarah di tingkat kabupaten. Kesepakatan tersebut ditandatangani Suyono dan wakil manager PTPN XII dan disetujui ratusan petani. (rri/c1/bay)

Lebih Banyak Usia Produktif n RENUNGAN... Sambungan dari Hal 29

Ketua Panitia, Tunggul Herwanto mengatakan, fenomena se makin meningkatnya angka penderita HIV/AIDS di Banyuwangi itu hendaknya menjadi keprihatinan semua masyarakat. Dia juga meminta warga mengikis stigma negatif dan diskriminasi terhadap ODHA (orang dengan HIV/ AIDS). “Malam ini (Jumat), kami menyalakan lilin sebagai simbol kebersamaan dan cinta kasih terhadap mereka yang te lah terinfeksi HIV/AIDS,” ujarnya. Dikatakan, pihaknya me libatkan para mahasiswa yang tergabung dalam KMPA demi

me minimalkan penyebaran virus mematikan tersebut. Menurut dia, kerja sama dengan KMPA bertujuan menjangkau kalangan berisiko rendah, khususnya kalangan mahasiswa. KKBS selama ini sudah menjangkau mereka yang berisiko tinggi, antara lain para pekerja seks komersial (PSK), pe langgan PSK, dan mereka yang telah terpapar HIV/AIDS. Lebih jauh dikatakan, melalui renungan tersebut, seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah diharapkan bersinergi mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS. “Kami ber harap peran pemerintah (dalam penanganan kasus HIV/ AIDS) tidak hanya preventif,

tapi juga kuratif. Misalnya, menangani mereka yang telah terjangkit HIV/AIDS. HIV bukan hanya tentang virus, tapi juga tentang mental dan psikologis mereka yang terjangkit,” ujar pria yang juga menjadi program manager KKBS tersebut. Selain menyalakan lilin, peringatan Hari AIDS Nasional tersebut diwarnai teatrikal yang menggambarkan kisah penderita HIV/AIDS yang di kucilkan masyarakat sekitar. Sementara itu, Pengelola Program KPA Banyuwangi, Erna Agustina menjelaskan, angka penderita HIV/AIDS per April 2013 telah mencapai 1.500 orang lebih. Dia mengapresiasi langkah yang KKBS bersama

KMPA yang melaksanakan malam renungan untuk memperingati HIV/AIDS Nasional tersebut. “Selama ini yang digaungkan “hanya” peringatan HIV/AIDS sedunia setiap 1 Desember. Padahal, Hari HIV/ AIDS Nasional juga penting diperingati,” paparnya. Dijelaskan, dengan memperingati Hari HIV/AIDS Nasional, paling tidak bisa memi cu masyarakat agar lebih ber hati-hati terhadap HIV/ AIDS. “Selain itu, masyarakat diharapkan setia kepada pasangan dan tidak melakukan seks bebas. Sebab, sekitar 70 persen pe nularan HIV/AIDS terjadi akibat free sex,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

Sambungan dari Hal 29

Peserta lomba foto “I Love Banyuwangi” bisa menampilkan foto bernuansa ikon-ikon Banyuwangi, objek wisata, dan potensi alam Banyuwangi. Bisa juga foto kerja bakti atau bersihbersih masal di lingkungan RT dan kecamatan. Panitia lomba foto, Benny Sis-

wanto mengatakan, lomba foto ini sebagai wujud kecintaan sekaligus kebanggaan menjadi warga Banyuwangi. Sebab, Banyuwangi memiliki potensi alam, objek wisata, dan ikon-ikon yang bernuansa Banyuwangi yang bisa menarik wisatawan domestik dan turis asing. “Lewat lomba foto ini, kami ingin tampilkan bahwa Banyuwangi adalah kabupaten yang luar biasa

potensinya,” jelas Benny. Benny menambahkan, foto yang dilombakan adalah foto original (asli) dan bukan hasil editan alias rekayasa. Peserta yang mendaftarkan tiga foto, form pendaftaran sebanyak tiga lembar harus ditempel di belakang foto yang dilombakan. “Foto yang dilombakan bisa foto sendiri, bersama pa sa ngan, bareng keluarga atau komunitas yang

menonjolkan ikon Banyuwangi, ikon budaya, atau objek wisata menarik di Banyuwangi,“ jelasnya. Buruan daftarkan sekarang foto-foto Anda yang menampilkan potensi dan wujud kecintaan kepada Banyuwangi tercinta ini. Informasi dan pendaftaran dapat menghubungi kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi di (0333) 412224 atau kontak person Benny 082331102936. (c1/bay)

Ditangkap tanpa Perlawanan n DIKEROYOK... Sambungan dari Hal 29

Dalam perjalanan pulang, mereka mengedim lampu beberapa kali ke arah motor lain dari arah berlawanan. Lantaran lampu motor itu membuat silau pengendara dari arah berlawanan, dua pemuda pengendara motor Kawasaki KLK hijau, yakni Novan Ariatma, 22, dan Riza Dwi Cahyono, 23, asal Dusun Sidorejo, berbalik arah. Mereka mengejar ketiga remaja itu. Setelah terkejar, kedua pihak terlibat cekcok. Akhirnya, Novan dan Riza menganiaya

ketiga korban. Beberapa menit kemudian, beberapa teman mereka juga datang membantu aksi pengeroyokan itu. Selain mengeroyok, para pelaku juga merusak motor korban. Para korban pun lari dan melaporkan kasus itu kepada polisi. Kapolsek Purwoharjo, AKP Trijoko Setyonarso, melalui Kasi Humas Aipda Sasmito me ngungkapkan, pihaknya langsung mengejar para pelaku pengeroyokan. Hasilnya, para pelaku berhasil ditangkap tanpa perlawanan. ‘’Dua berhasil kita tangkap,’’ katanya kemarin. (ton/c1/bay)

Sambungan dari Hal 29

“Saya langsung lapor RT, kemudian juga memberi tahu kepala Desa Bugeman,” katanya. Setelah kades dan petugas kepolisian men datangi lokasi ditemukannya bayi tersebut, akhirnya bayi itu dibawa ke Puskesmas Kendit. Itu dilakukan karena khawatir kondisinya akan semakin lemah. “Sudah dari UGD, sekarang (kondisi) bayinya sudah baikan,” kata Mawardi. Mendengar kabar penemuan bayi, ratusan warga langsung berdatangan ke rumah Mawardi. Mereka ingin melihat langsung

bentuk tanggung jawab sosial. “Kita harus pas memberikan bantuan CSR itu. Inilah peran Rotary Club mencarikan kita jalan yang tepat untuk menyalurkan bantuan,” ujarnya. Awalnya, kata Purnomo, pihaknya diberi informasi bahwa PMI Situbondo membutuhkan bantuan. Setelah dicek, lembaga yang bermarkas di Jalan Anggrek itu memang membutuhkan bantuan alat. “Makanya kita beri bantuan blood bank yang merupakan alat menyimpan darah. Ini amat bermanfaat. Sekarang memang ada tren di sejumlah

tempat, pendonor cenderung me ningkat. Makanya sarana penampung darah harus memadai,” terangnya. Serah-terima blood bank helmer tersebut berlangsung di pendapa Kabupaten Situbondo. Hadir dalam acara tersebut Ketua PMI Situbondo Basuki, Ketua DPRD Situbondo Zeiniye, Kapolres AKBP Erthel Stepen, Sekkab Syaifullah, dan anggota Rotary Club Surabaya. Dalam kesempatan itu dilakukan donor darah dan pemberian penghargaan kepada para pendonor yang telah melakukan donor darah sebanyak 50 kali. (pri/c1/bay)

Diduga Jaringan Imam Rosyidi n POLISI... Sambungan dari Hal 31

Setiap klip plastik berisi 10 butir pil trex yang sudah siap jual. “Membungkusnya di rumah saya, tapi yang memasukkan ke klip plastik Imam Rosyidi,” jelasnya. D e m i m e n g u n g k a p ja r i n g a n p e ngedar pil trex tersebut, po lisi sempat mempertemukan Wahyu dan Imam Rosyidi. Saat ditemukan, Rosyidi membantah pil trex di rumah Wahyu itu berasal darinya. “Rosyidi tidak mengakui,” sebutnya. Saat dipertemukan di ruang Satreskrim Polres Banyuwangi, Rosyidi mengaku tidak pernah bekerja sama dengan Wahyu dalam mengedarkan obat daftar G secara liar itu. “Yang jelas keduanya kita tangkap ada buktinya,” cetusnya. Kasat menduga, jaringan Imam Rosyidi sepertinya cukup besar. Pihaknya akan terus melakukan pengembangan kasus tersebut. “Saat menangkap Wahyu, kita belum tahu kalau ada hubungan dengan Imam Rosyidi,” sebutnya. (abi/c1/bay)

PENGECER: Wahyu Wijaya dan 2.500 butir pil trex diamankan di Polres Banyuwangi kemarin.

AGUS BAIHAQI/RaBa

Keahlian Turun-temurun 12 Generasi n MADE... Namun, keahlian membuat wayang kulit yang dimiliki Eko itu tidak datang secara tibatiba. Sebaliknya, meski mengaku keahlian membuat wayang itu dia peroleh dari garis keturunannya, Eko tetap intens mengasah kemampuan. Dia rutin membuat wayang kulit sejak masih duduk di bangku kelas empat sekolah dasar (SD). Dikatakan, kepiawaian membuat wayang kulit diperoleh se cara turun-temurun sejak 12 generasi sebelum dirinya. Kakek-buyutnya, yakni dalang Djuhadi; kemudian kakeknya yang bernama dalang Djaeno; dan ayahnya, Sutrisno, merupakan pembuat wayang kulit sekaligus perajin omprog (mah-

kota) penari gandung. ”Saya sendiri sudah belajar membuat wayang kulit sejak kelas empat SD,” ujarnya. Eko mengaku tidak ingin setengah-setengah dalam mengkreasi wayang kulit. Karena itu, mulai bahan baku hingga pengerjaan finishing dilakukan dengan seksama. Menurut Eko, bahan baku yang digunakan membuat wayang adalah kulit sapi jenis Rambon Jawa. Ketebalan kulit sapi Rambon Jawa dinilai paling pas sebagai bahan baku wayang kulit. Sebab, jika menggunakan kulit sapi jenis Limousin terlalu tebal. Sejak saat kulit sapi diperoleh, perlakuan ekstra ketat pun dilakukan. Mulai proses pengeringan, pembuatan pola, pengerjaan sunggingan, hingga pewarnaan, dia lakukan dengan

sangat hati-hati. “Pembuatan pola harus dilakukan dengan cermat. Siku atau bentuk wayang harus benar-benar diperhatikan. Selain siku, cara membedakan wayang yang berkualitas baik atau sebaliknya, bisa diteliti dari halus atau tidaknya sunggingan. Halus atau tidaknya sunggingan bisa dilihat dengan jelas dari ba yangan wayang tersebut,” paparnya. Pamor atau corak wayang juga menjadi salah satu pembeda antara wayang yang berkualitas baik dengan yang tidak. Me nurut Eko, walaupun cat yang digunakan sederhana, asalkan penerapannya tepat, warna yang dihasilkan dapat maksimal. “Corak warna yang digemari adalah warna-warna cerah,” pungkasnya. (sgt/bay)

Gunakan Alat Pahat Khusus n PAKAI... Sambungan dari Hal 36

ALI NURFATONI/RaBa

DIAMANKAN: Novan dan Riza bersama motor milik korban di Mapolsek Purwoharjo kemarin.

Dengar Suara Motor lalu Suara Tangisan n PENEMUNYA...

“Saya mohon PMI Situbondo bisa menjaga alat ini dengan baik agar pelayanan PMI lebih baik,” ungkapnya. Presiden Direktur PT Matahari Sakti, Puspita Dewi Prijadi, mengaku bangga bisa memberikan sumbangan kulkas darah kepada PMI Situbondo. “Semoga bisa bermanfaat,” terangnya. Direktur PT Matahari Sakti, Purnomo mengatakan, bantuan kulkas darah merupakan CSR dari Matahari Sakti sebagai

Sambungan dari Hal 36

Bukti Cinta Banyuwangi n ORIGINAL...

Sambungan dari Hal 31

bayi tersebut. “Ya Allah kasihan ya, bayinya cantik,” kata Mina, warga Desa Bugeman. Kepala Desa Bugeman, Udid Yuliyanto mengatakan, bayi mungil tersebut diduga anak seseorang yang tidak siap memiliki anak atau diduga hasil hubungan gelap. Sehingga, setelah lahir, bayi tersebut dibuang. “Anak siapa, jelas tidak tahu. Bisa saja karena orang tuanya belum siap punya anak, atau karena sebab lain,” jekas Kades Udid Yulianto. Sementara itu, Kasubbag Humas Polres Situbondo AKP Wahyudi mengatakan, penemuan bayi perempuan tersebut akan tetap diselidiki. Polisi akan berusaha mengungkap siapa pelaku pembuang bayi tersebut. “Masih

dilakukan penyelidikan siapa orang tua bayi itu. Diduga kuat, yang membuang adalah pengendara motor sesuai keterangan saksi,” jelas AKP Wahyudi. Sementara itu, Mawardi dan keluarganya justru mengaku bersyukur atas penemuan bayi di halaman rumah mereka itu. Bayi yang kondisinya sudah mulai membaik tersebut rencananya akan diasuh sendiri oleh keluarga Mawardi. Mawardi menga kui, kejadian itu merupakan rezeki yang dari Tuhan. “Nama belum punya, tapi bayinya akan dirawat sendiri. Karena ini rezeki yang diberikan kepada keluarga kami,” kata Nuraini, orang tua Mawardi. (c1/bay)

Pengukiran satu karakter wayang berukuran sekitar 75 centimeter (cm) itu memerlukan waktu antara tiga sampai empat hari. Sementara itu, proses pengecatan untuk satu karakter wa yang berukuran standar, tersebut memerlukan sekitar satu pekan. “Proses pemahatan atau pengukiran pada wayang kulit, itu sebenarnya lebih tepat dinamai seni sungging. Sebab, seni pahat menggunakan media batu, sedangkan seni ukir menggunakan media kayu,” paparnya. Pengukiran detail wayang, pun memerlukan tatah (alat pahat) khusus. Eko mengaku harus mengeluarkan budget sebesar Rp 400 ribu untuk membeli satu set

tatah khusus tersebut dari seorang pandai besi asal Solo, Jawa Tengah (Jateng). “Tatah ini terbuat dari baja. Sebab kalau menggunakan besi, risikonya pahat bisa bengkok atau pecah,” tuturnya. Uniknya, setiap jenis ukiran pada karakter wayang, harus dikerjakan dengan tatah yang berbeda. Dia mencontohkan, tatah untuk melubangi mata berbeda dengan tatah untuk melubangi rambut gelungan. Pun demikian dengan tatah khusus yang hanya digunakan untuk membentuk pola awal karakter wayang tersebut. “Kalau salah penerapan, hasil ukiran akan kasar. Ujung-ujungnya kualitas wayang kulit yang di hasilkan turun,” jlentreh warga Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan

Kalipuro, Banyuwangi itu. Selain tatah, ganden (palu) yang digunakan untuk membuat wayang juga khusus. Palu ter sebut terbuat dari kayu. “Kami butuh ganden yang ringan dan lebar,” tuturnya. Masih kata Eko, untuk memudahkan proses mengukir, dirinya menggunakan pelumas yang terbuat dari sarang lebah madu. Dikatakan, sebenarnya ada beberapa alternatif pelicin yang bisa digunakan, misalnya menggunakan lilin atau sabun. “Tetapi kalau pelicin menggunakan lilin, risikonya lilin tersebut mudah pecah. Sedangkan jika menggunakan sabun, risikonya kulit sapi yang diukir basah karena sabun mengandung air. Padahal kalau kena air, kulit sapi akan sulit diukir,” pungkasnya. (sgt/bay)

Kolektor Suka Warna Cerah n TERAPKAN... Sambungan dari Hal 36

“Orang-orang seni lebih memilih warna-warna cerah,” tuturnya. Bahkan tak jarang, untuk memenuhi keinginan konsumen, Eko mengombinasikan

dua merek cat berbeda untuk mendapatkan satu warna yang diinginkan. “Yang pasti, bagi saya merek cat yang digunakan bukanlah hal yang paling utama. Sebab, meskipun merek cat yang digunakan “sederhana”, asalkan penerapannya tepat, hasilnya pasti maksimal,” cetusnya. (sgt/bay)


MINGGU l 2 JUNI 2013 l HALAMAN 36

TELATEN: Eko Santoso memahat bentuk gunungan wayang kulit di Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

CERAH: Beberapa bentuk wayang kulit buatan Eko Santoso memasuki tahap pewarnaan.

FOTO-FOTO: SIGIT HARIYADI/RaBa

Pakai Pelumas Sarang Lebah PROSES pembuatan yang sangat rumit, mengakibatkan harga jual wayang kulit sangat mahal. Bayangkan saja, untuk bisa membawa pulang satu unit wayang kulit, konsumen harus merogoh kocek hingga jutaan rupiah. Eko Susanto mematok harga minimal Rp 500 ribu untuk satu tokoh wayang kulit hasil kreasinya. Sementara itu, harga gunungan atau yang di dunia pewayangan disebut Kayon dipatok dengan harga jauh lebih tinggi, yakni mencapai Rp 2,5 juta per unit. “Bagi kami pribadi, gunungan sangat sakral. Bahkan sebelum membuat gunungan, saya harus berpuasa minimal sehari semalam,” ujar suami Sinta Nurmalasari, 25 tersebut. Untuk membuat satu karakter wayang, dibutuhkan waktu berhari-hari. Untuk menghilangkan bulu dan sisa daging yang menempel, Eko langsung menggerinda kulit sapi kering yang dibeli dari tukang jagal sapi. Setelah kulit sapi tersebut benar-benar bersih dari bulu dan sisa daging, Eko lantas mengelap kulit tersebut dengan air panas. Dijelaskan, proses pengelapan dengan air panas dilakukan agar kulit tersebut setengah matang. Tujuannya, kulit tidak lemas saat diukir. Terutama jika proses pengukiran dilakukan saat hujan kerap mengguyur seperti saat ini. Proses mengukir pun dilakukan beberapa tahap. Yakni pembentukan pola dan pengukiran detail karakter wayang n Baca Pakai...Hal 35

is Rambon Jawa. yang adalah kulit sapi jen wa u bak han Ba : US US KH

Made in

BWI Tembus Prancis

TIDAK bisa dimungkiri, nilai estetika pada setiap karakter wayang kulit begitu tinggi. sunggingan (pahatan) yang begitu detail, ditambah corak warna yang memesona semakin memperkuat kesan luks pada salah satu jenis benda seni asli Nusantara tersebut. Bahkan, UNESCO, salah satu lembaga di bawah na ungan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengakui pertunjukan wayang kulit sebagai karya kebudayaan

yang mengagumkan di bidang cerita na rasi dan warisan yang indah dan berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 7 November 2003 silam. Nah, berkaca pada kenyataan tersebut, masyarakat Banyuwangi tampaknya bisa turut berbangga. Sebab, salah satu putra Bumi Blambangan, yakni Eko Santoso, 35, termasuk salah satu seniman pembuat wayang kulit yang ku-

dan Werkudara, itu pun dibawa pulang turis tersebut ke negara asalnya. Tidak hanya itu, wayang kulit hasil kreasi ayah seorang putri ini juga telah “malang melintang” di sejumlah kota di tanah air. Baik para dalang maupun pengoleksi wayang kulit asal Jakarta, Surabaya, dan sejumlah kota besar yang lain, tidak sedikit yang membeli benda seni karya Eko n Baca Made...Hal 35

Tampil Sekaligus Beli Palu di Kalimantan RASA cinta Eko Susanto terhadap kesenian wayang kulit memang tak perlu diragukan. Setidaknya, itu terbukti dengan totalitas pria yang satu ini dalam melestarikan warisan budaya leluhur bangsa tersebut. Ya, selain sibuk bergelut dengan proses pembuatan benda seni bernilai estetika tinggi itu, Eko juga berperan aktif dalam paguyuban wayang kulit. Sejak beberapa tahun yang lalu, Eko bergabung dengan paguyuban wayang kulit “Singo Kubro” pimpinan Ki Dalang Juwito Gendeng. Paguyuban tersebut bermarkas di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi. Uniknya, di paguyuban tersebut, Eko ti dak hanya memegang satu peran. Sebab, selain didaulat menabuh drum

RAGANGAN : Rangka kayu pegangan sekaligus penjepit wayang kulit.

tenor sebagai bagian musik pengiring pertunjukan wayang kulit, terkadang Eko juga didaulat sebagai vokalis pria. Bahkan tak jarang, Eko dipercaya menjadi master of ceremony (MC) dalam pergelaran wayang kulit. Meski dituntut bergadang semalam suntuk saat tampil, Eko mengaku mendapat kepuasan tersendiri dari aktivitasnya dalam pementasan wayang kulit. Apalagi, penghasilan yang diterima dari aktivitas tersebut lumayan besar. “Beberapa waktu yang lalu saya sempat bekerja sebagai pekerja di perusahaan

Terapkan Dua Metode Pewarnaan KECENDERUNGAN saat ini, para dalang maupun kalangan kolektor lebih gemar mengoleksi wayang kulit dengan warnawarna “menyala”. Nah, untuk mengakomodasi keinginan pasar tersebut, Eko lantas menggabungkan dua metode pewarnaan. Metode yang pertama adalah menambahkan efek warna emas dengan memanfaatkan prada (semacam stiker). Caranya, dia memoles wayang kulit setengah jadi dengan cat minyak warna putih sebagai dasar pewarnaan. Selanjutnya, Eko menempelkan prada pada bagian kulit yang akan ditambahkan aksen warna emas. Langkah selanjutnya, Eko menyikat lapisan atas prada tersebut dengan sikat berukuran kecil. Setelah seluruh bagian para sudah menempel secara sempurna, barulah Eko melepaskan plastik pelindung stiker tersebut. “Keunggulan pewarnaan menggunakan prada adalah, dapat menutup pori-pori kulit wayang. Tidak hanya itu, warna prada juga lebih tahan lama,

alitasnya diakui di level nasional hingga internasional. Ya, wayang kulit hasil karya Eko telah sukses merambah Benua Biru Eropa, khususnya di Negara Prancis. Sekitar Februari 2013 lalu, turis asal negara yang tersohor dengan menara Eiffel tersebut, memborong wayang kulit buatan tangan warga Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi tersebut. Wayang kulit karakter Hanoman

KUAT: Berbagai ukuran besi pahat kecil khusus untuk membuat wayang. Palu pemukulnya terbuat dari kayu ulin Kalimantan.

tidak cepat pudar,” ujarnya. Selanjutnya, Eko menambahkan warnawarna lain, seperti merah, hijau, hitam,

biru, dan lain sebagainya. Jenis cat yang digunakan adalah cat air n

Baca Terapkan...Hal 35

perkapalan. Namun belakangan saya memilih menekuni pekerjaan membuat wayang dan aktivitas di paguyuban wayang kulit. Hasilnya lumayan kok,” paparnya. Eko mengaku, baru-baru ini ikut men tas bersama paguyuban Singo Ku bro di Kota Cilacap, Jawa Tengah (Jateng). Selama lima hari di kota tersebut, yakni antara tanggal 18 sampai 22 Mei lalu, Paguyuban Singo Kubro tampil sebanyak tiga kali. Sekembali dari Cilacap, para anggota paguyuban wayang kulit itu langsung melanjutkan

tour di Banyuwangi. Kali ini, mereka tampil di Desa Kalipahit, Kecamatan Tegaldlimo, dan Desa Pedotan, Kecamatan Bangorejo. Bahkan dalam waktu dekat, imbuh Eko, Paguyuban Singo Kubro akan tampil di wilayah Kalimantan Selatan. “Kami beberapa kali manggung di wilayah Kalimantan. Nah, kesempatan ke Kalimantan kali ini akan saya manfaatkan untuk membeli ganden (palu) yang terbuat dari kayu ulin. Sebab, kayu jenis tersebut sangat kuat, sehingga ganden tidak mudah rusak,’ pungkasnya. (sgt/bay)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.