Radar Banyuwangi 6 Mei 2013

Page 1

25

Pendorong Perubahan dan Pembaruan

SENIN 6 MEI TAHUN 2013

Konser Nidji Sempat Ricuh BANYUWANGI – Stadion Diponegoro Banyuwangi masih dianggap ”angker” oleh sebagian grup band papan atas tanah air. Simak saja, setiap kali ada pergelaran musik, penonton identik dengan keributan. Seperti yang terjadi Sabtu malam kemarin (4/5). Konser grup band papan atas, yakni Nidji dan Five Minutes, sempat diwarnai kericuhan oleh ulah penonton. Sayang, pertunjukan yang berakhir pukul 22.30 tersebut tidak berjalan kondusif. Antar-penonton saling lempar botol minuman. Melihat ada kericuhan, sebagian penonton berlarian untuk menyelamatkan diri. Mereka takut terluka kena lemparan benda keras n Baca Konser...Hal 35

TAUFIK SERDIANSYAH FOR RABA

JOGET: Penonton berjoget mengikuti irama lagu yang dibawakan Five Minutes dan Nidji. Grup band papan atas itu tampil memukau di stadion Diponegoro Banyuwangi, Sabtu malam kemarin (4/5).

PORPROV

27.729 Siswa Jalani Unas Pengawas Dilarang Pakai Seragam

GALIH COKRO/RaBa

KALAH KELAS: Dua tim basket putra dan putri Banyuwangi gagak melaju ke babak utama Porprov Jatim, Juni mendatang.

Tim Basket Putra dan Putri Gagal Lolos

BANYUWANGI - Pagi ini seluruh siswa kelas VI Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Banyuwangi serentak melaksanakan ujian akhir nasional (unas). Kegiatan ini akan berlangsung hingga Rabu (8/5) mendatang. Selain para siswa SD/MI, dalam unas ini juga akan diikuti oleh para siswa dari SD Luar Biasa (SDLB) dan peserta Kejar Paket A. Persiapan untuk pelaksanaan unas, semuanya sudah tuntas. “Naskah sudah ada di polsek semua, nomor peserta di sekolah juga sudah dipasang,”

kata Sekretaris Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Dwi Yanto Unas akan dimulai pukul 07.30. Naskah yang ada di polsek oleh panitia unas akan diambil mulai pukul 05.30 hingga pukul 06.00. “Pengiriman naskah ke sekolah akan dikawal oleh anggota polisi,” imbuhnya. Hingga sampai saat ini, peserta yang akan mengikuti unas pada hari ini masih tetap yakni sebanyak 27.729 peserta. Rinciannya, dari SD sebanyak 22.786 peserta dan dari MI 4.943 peserta. “Mudah-mudahan semua peserta ini bisa mengikuti hingga akhir,” harap Dwi. Untuk peserta dari Kejar Paket A, berkurang satu orang karena meninggal dunia n

STERIL: Kasek dan guru SDN Pakis memasang nomor di ruang kelas yang akan ditempati unas SD/MI pada hari ini.

Baca 27.279...Hal 35 GALIH COKRO BUWONO/RaBa

Kiprah Warga Keturunan Tinghoa di Panggung Politik dan Birokrasi

BANYUWANGI - Harapan kontingen Banyuwangi mendulang medali di cabang bola basket pupus sudah. Tim putra dan putri yang digadang lolos dari babak kualifikasi Porprov gagal memenuhi ambisinya menembus babak utama. Kepastian itu diperoleh setelah laga kualifikasi menempatkan tim putra dan putri tidak bisa bersaing bersama kontestan lainnya. Di bagian putri, dua kemenangan dan sekali kalah gagal menempatkan tim ini lolos ke Madiun. Bahkan, predikat runner up terbaik pun gagal dalam genggaman. Di sektor ini, Banyuwangi harus kalah sebagai runner up terbaik dengan tim putri Jombang. “Skornya pun tipis 0,3,” beber Edi Lukisanto, Ketua Perbasi Banyuwangi. Di babak kualifikasi itu sendiri, sedianya harapan tim putri melaju ke Madiun sempat terbuka. Meladeni Blitar di laga perdana, Banyuwangi unggul 35-18 n

Pernah Dianggap Nyeleneh dan Gila

Baca Tim Basket...Hal 35 GALIH COKRO BUWONO/RaBa

DIGENDONG: Bayi perempuan anak pasangan Aditya dan Arini hingga kemarin masih berada di RSI Fatimah.

22 Orang Ajukan Adopsi I LOVE BWI

JK Ikut Donor Darah BANYUWANGI - Pelaksanaan kegiatan ‘Banyuwangi Peduli’ gelombang dua, dipastikan akan digelar pada 9 Mei 2013 mendatang. Dalam kegiatan donor darah lanjutan ini,i, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (JK) akan hadir mengikuti aksi kemanusiaan bersama ribuan warga Banyuwangi. aKedatangan JK di Banyuwangi, memiliki d dua agenda acara. Pertama, menghadiri kegiatan ‘Banyuwangi Peduli’ donor darah dan santunan anak yatim di GOR Tawang Alun n Baca JK Ikut...Hal 35

Kasus Bayi Malang yang Terlantar di RS Islam Fatimah BANYUWANGI – Masih ingat dengan bayi mungil yang ditelantarkan kedua orang tuanya di Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah sepuluh hari lalu? Kondisi bayi berkelamin perempuan itu kini makin

sehat saja. Sayang, kondisi sehat itu tidak diimbangi oleh kepedulian kedua orang tuanya. Sampai sekarang kedua ortu bayi, Aditya, 29, dan Arini Mayangsari, 23, tak kunjung datang ke RSI Fatimah. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Banyuwangi dan pihak rumah sakit, belum mendapat konfirmasi dari pasutri asal Pasuruan tersebut. Padahal proses persalinan lewat

operasi caesar tersebut berlangsung di rumah sakit Fatimah . “Belum ada informasi dari orang tua bayi,” ujar Kepala Disosnakertrans Banyuwangi, Syaiful Alam Sudrajat. Alam berharap, orang tua bayi yang mengaku dari Pasuruan itu bisa datang untuk mengambil bayinya. Sebab, bayi itu akan lebih baik bila diasuh langsung oleh kedua orang tuanya n

Edi Hariyanto). Owner Alam Indah Lestari (AIL) Rogojampi itu kini terjun pada gelanggang politik praktis. Saat ini jabatan politis Michael di partai adalah Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi. Michael tak menyangka perjalanan hidupnya akan terjun pada dunia politik praktis. Apalagi sampai menjadi orang nomor satu di partai besutan Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) itu. Michael lahir di sebuah kampung yang ada di Desa Badean, Kecamatan Kabat n Baca Pernah... Hal 26

GALIH COKRO/RABA

Baca 22 Orang...Hal 35

Michael Edi Hariyanto

Ribetnya Menyiapkan Menu Makan Rombongan Presiden

Asyari Stres karena hanya Dikasih Waktu 36 Jam Selama dua hari (2-3/4), Situbondo kedatangan tamu negara. Presiden, wapres, beserta istri mereka mengunjungi Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Puslatpur Marinir, Karangtekok, Banyuputih. Bagaimana repot dan ketatnya mempersiapkan hidangan untuk orang-orang penting tersebut. EDY SUPRIYONO, Situbondo ASYARI, owner warung Nyonya Beng tak menyangka jika warung yang dikelolanya belum setahun

http://www.radarbanyuwangi.co.id

KIPRAH warga keturunan Tionghoa di jalur politik maupun birokrasi ternyata cukup mewarnai. Ada yang jadi ketua partai politik hingga pegawai negeri sipil (PNS) pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Tak ada sekat lagi antar pribumi dan nonpribumi. Mereka saling bahu membahu demi kemajuan daerah tercinta ini. Kalau di Jakarta ada nama Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) yang kini menjabat Wakil Gubernur DKI, di Banyuwangi ada nama Koe Pin Gim (Michael

ISTIMEWA

DIJAMIN BERSIH: Untuk bisa ke tangan presiden, makanan harus melalui tiga kali tahapan pengamanan.

itu akan mendapat kepercayaan demikian besarnya. Saat sejumlah perwira tinggi Marinir mengontaknya melalui telepon selulernya, dia berpikir itu hanya komunikasi biasa. Ashari tidak pernah berpikir akan diberi kepercayaan menangani semua kebutuhan konsumsi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan para rombongan. “Awalnya kami dikontak pihak penyelenggara Latgab, dari pihak marinir. Saya pikir hanya pesan nasi kotak biasa dengan jumlah yang besar. Awalnya ya saya sampaikan saja, kita sudah terbiasa menangani seribu sampai dua ribu nasi kotak,” kenang Asyari. Dia baru menghilangkan pikiran tentang pesanan nasi kotak, saat dirinya disambungkan dengan pihak rumah tangga kepresidenan n

Anggota DPRD ikut ajukan adopsi bayi Tanamkan modal suara sejak dini!

Konser Nidji dan Five Minutes sempat ricuh Masih untung nggak sampai robohkan panggung!

Baca Asyari...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com/beritaraba@gmail.com


26

Senin 6 Mei 2013

Abdikan Seluruh Kemampuan SELAIN Michael, masih banyak warga keturunan Tionghoa yang bekerja di pemerintahan. Di antaranya adalah dr. Juwana Sujuswa Njatasaputra. Sehari-harinya, dia sebagai Kabid Bina Kesehatan Keluarga pada Dinas Kesehatan Banyuwangi. Sang istri, dr. Liastutik, juga sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Kesehariannya Liastutik sebagai dokter madya di Puskesmas Sobo. Ada juga dr. Harijanto Winarko. Pria kelahiran tahun 1962 itu kini bekerja di RSUD Blambangan. Sebagai dokter madya, dia ngepos di bagian poli umum RSUD pelat merah tersebut. ”Saya masuk PNS tahun 1990. Dinas pertama di Kabupaten Probolinggo. Baru pada tahun 2000, saya bekerja di RSUD Blambangan,’’ kata bapak dua anak itu. Sebagai warga asli Banyuwangi, dia ingin mengabdikan seluruh kemampuan untuk kesejahteraan warga Bumi

Blambangan. Harijanto paham betul dengan kondisi Banyuwangi karena pendidikan SD hingga SMA diselesaikan di Kota Gandrung. ”Kami sepakat sektor kesehatan mendapat perhatian serius,’’ ujar alumnus Kedokteran Umum Universitas Brawijaya Malang itu. Sebagai seorang dokter, kesibukan Harijanto tergolong padat. Pagi sampai siang, dia mengabdikan di RSUD Blambangan. Kesibukan lainnya, pagi pukul 05.00-08.00, dia buka praktik di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Banyuwangi. Praktis jam istirahat siang Harijanto hanya dua dua jam. Soalnya, pukul 16.00 hinga pukul 21.00, dia harus melayani pasien yang berobat ke tempat praktik. Saking sibuknya itu, rata-rata dalam sehari menangani 50 pasien. ”Sebagai seorang dokter, kami akan tetap mengutamakan pelayanan,’’ tandas dokter yang punya hobi fotografer itu. (aif)

DOKUMEN HARIJANTO WINARKO

MELEPAS LELAH: Dokter Harijanto Winarko bersama istrinya ketika refreshing menikmati indahnya hamparan pasir di Gunung Bromo, Probolinggo.

Punya Mimpi Majukan Kesehatan DI SITUBONDO, sejumlah warga keturunan Tionghoa juga menempati pos penting di pemerintahan. Salah satunya adalah dr. Hernah Lokaria, M.Kes. Dokter asal dari Bogor, Jawa Barat pernah menjabat sebagai Kepala Puskesmas Jangkar. Sejak 2001, Hernah ikut suaminya yang seorang pengusaha di Mangaran. Karena lamanya berada di Kota Santri, dia merasa sebagai orang Situbondo. Sebab itulah, dia mengaku ingin memberikan sumbangsih nyata terhadap Kabupaten Situbondo. Dia ingin Situbondo bisa segera sejajar dengan kabupaten-kabupaten lainnya yang sudah maju. “Banyak hal selama ini yang membuat kita terpuruk, ada saja,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Kata Hernah, kariernya di Situbondo dimulai saat dirinya menjadi dokter PTT pada 2002. Saat itu, hampir tak ada

dr. Hernah Lokaria

dokter yang berminat untuk menjadi dokter PTT di Situbondo. “Tapi saya ambil saja, kebetulan saat itu saya juga ada di Situbondo,” kenangnya. Hernah bertugas di Puskemas Bungatan. Dua tahun kemudian dia ditempatkan di Panarukan. Baru pada 2004 dia lulus tes CPN (calon pegawai negeri) dan ditempatkan di Kapongan. “Saya melakukan semua itu dengan enjoy, saya merasa ini panggilan Tuhan,” terangnya. Hernah mengaku lebih suka menjadi tenaga fungsional. Sebab, dia bisa langsung memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hernah benar-benar mengamati bagaimana keadaan masyarakat bawah. “Gelar M.Kes saya itu meneliti kenapa di Kecamatan Jangkar angka kecacatan masih ada. Ini salah satunya karena

program kesehatan selama ini belum benar-benar menyentuh ke dalam. Hanya program asal jalan,” tegasnya. Saat menjadi Kepala Puskesmas Kapongan, Hernah melihat program imunisasi tidak tercapai. Dia pun kemudian ikut ke sejumlah wilayah pelosok, bahkan sampai ikut nguber bocah yang wajib imunisasi. Sebab itulah, saat dirinya ditarik ke jabatan struktural sebagai Kasi Farmasi pada 2012, Hernah mengaku terkejut. Tanggung jawabnya untuk tidak pernah main-main dengan jabatan yang diemban justru jadi bumerang. Dia ditetapkan sebagai tersangka karena tidak mau kompromi dengan oknum aparat penegak hukum yang akan menitip proyek kepada dirinya. “Saya punya prinsip, saya harus

melakukan kebenaran, siapa yang menghalangi harus saya lawan. Kalau kasus saya, masalahnya karena banyak titipan. Saya yang jadi pimpro menolak. Akhirnya saya dijadikan bidikan,” ungkapnya. Saat persidangan, kata dia, semua yang dialaminya itu diceritakan kepada majelis hakim. Sejumlah hakim sempat geleng-geleng dengan kasus Hernah. Dia menganggap apa yang dilakukannya sebagai suatu proses untuk menentang sistem yang kotor, meski pada akhirnya dirinya harus menerima konsekwensi yang pahit. “Saya orang lapangan. Saya tahu bagaimana situasi di bawah. Saya berani menentang segala sesuatu yang bertolak belakang dengan keadaan di bawah. Meski dipaksa, saya tidak akan mau, saya mending mundur, saya akan melawan. Saya menjadi dokter disumpah. Kita itu urusannya dengan nyawa orang,” tegasnya. (pri/aif)

EDY SUPRIYONO/RaBa

Tak Mau Cari Untung di Partai n PERNAH... Sambungan dari Hal 25

Sebagai anak desa, masa kecilnya banyak dihabiskan untuk bermain bersama anak kampung lainnya. “Saya dari keluarga biasa,” cetus Michael. Dengan mengawali pendididan dasar di SDN Badean, membuat Michael kecil banyak menerima pelajaran tentang makna hidup. Apalagi, tidak sedikit dari teman-temannya itu berasal dari keluarga yang kurang mampu. “Saya sejak kecil sudah diajarkan untuk bergaul dengan siapapun,” terang pria kelahiran 9 Maret 1970 ini. Suami Lina Jantin ini, merasa tidak ada yang luar biasa dalam perjalanan hidupnya di masa lalu. Semuanya, dilalui seperti anak-anak desa lainnya. Bekerja membantu orang tua, pernah dilakoni sambil belajar di pendidikan formal hingga jenjang perguruan tinggi. “Banyak teman yang tidak melihat saya sebagai warga keturunan, merupakan rejeki yang sangat tinggi bagi saya,” kata Michael sembari matanya menerawang ke langit-langit ruang kerjanya. Sebelum terjun ke politik, bapak dari Adriel Dany Kurniawan dan Joel Ivan Kurniawan ini menekuni bisnis pupuk. Selain itu, juga membuka usaha wisata dengan mendirikan tempat wisata Alam Indah Lestari (AIL) di Desa Kalibendo, Kecamatan Rogojampi. “Usaha itu sudah ada sebelum saya terjun ke politik,” sebutnya. Dua usaha yang digeluti ini, perkembangannya cukup moncer. Dengan modal ini, semasa Bupati Banyuwangi Samsul Hadi ditawari untuk membantu sepak bola. “Saya diajak oleh Pak Sunarko Wijaya (Ketua KUD Dewi Sinto) untuk membantu membesarkan sepak bola di Banyuwangi,” jelasnya. Duet Sunarko Wijaya dan

Michael Edy Hariyanto dalam kepengurusan Persewangi membuat sepak bola semakin digandrungi oleh warga Bumi Blambangan. Bahkan, Michael akhirnya mampu membawa Persewangi dari devisi tiga naik ke devisi dua, satu, dan akhirnya masuk ke devisi utama. “Saat Persewangi sampai ke devisi utama, diminta oleh teman, ya saya berikan,” katanya. Selama mengurusi bola itu, bapak dua anak ini sering bertemu dengan para pejabat dan politisi di Banyuwangi. Bahkan, pernah akrab dengan Bupati Samsul dan Bupati Ratna Ani Lestari. “Perkenalan dengan para politisi ini, membuat saya bisa belajar tentang politik,” katanya. Michael mulai bergabung dengan dunia politik pada 2009. Saat itu, dirinya ditunjuk menjadi Ketua Cabang Indonesia Bisa Kabupaten Banyuwangi, salah satu organisasi sayap dari Partai Demokrat untuk pemenangan SBY menjadi Presiden RI. “Saat akan ikut ke partai ini, saya banyak ditentang,” ungkapnya. Yang cukup keras menentang bila dirinya terjun ke politik praktis, itu berasal dari keluarga, terutama istri dan orang tua. Sebab, dalam keluarga tidak ada yang mengenal politik praktis. “Teman-teman dari keturunan yang membuka usaha, banyak yang menentang dan melarang,” sebutnya. Bagi keluarga dan temantemannya itu, politik dianggap kejam dan kotor. Saling menjegal dan membunuh, sering kali terjadi dalam dunia politik. Meski sudah dijelaskan niatannya, tapi semua tetap menentang dan melarang. “Saya malah dianggap nyeleneh dan gila,” cetusnya. Kecaman dan larangan dari keluarga dan teman-temannya itu, dijawab dengan kerja nyata. Baginya, terjun ke dunia politik tidak untuk memburu

kekuasaan atau kepentingan bisnis. Tapi, untuk membantu masyarakat dalam menuju kesejahteraan. “Saya terjun ke politik bukan untuk kekuasaan, tapi untuk kesejahteraan masyarakat,” akunya blak-blakan. Sebagai pengusaha Michael sudah banyak membantu masyarakat yang ekonominya kurang beruntung. Tapi, usaha yang dilakukan itu ternyata belum bisa maksimal. “Untuk bisa menyejahterakan rakyat dengan cepat, itu harus me-

lalui pemerintahan atau politik,” cetusnya. Bagi Michael, mengurus partai politik ini dianggap seperti mengurus Persewangi di masa lalu. Untuk mengurusi bola, tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan secara pribadi, uang pribadi malah banyak yang keluar. “Saya juga tidak cari untung di partai, tapi ingin membuat warga miskin bisa senang karena kesejahteraannya akan diperhatikan,” ungkapnya. (abi/aif)

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Benny Siswanto. Pemasaran: Gerda Sukarno Prayudha, Iwan Setiono, Samsuri (Situbondo). Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, Mega Dwi P. Administrasi Iklan: Widi PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Ukiyanti. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/ mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi




BALJEBOL

Senin 6 Mei 2013

BALI

JEMBER

BONDOWOSO

33

LUMAJANG

Ruang Kantor Desa Dibakar

POLITIK

Kades Baru Sehari Dilantik

RADAR JEMBER/JPNN

PASANG POSTER: Kader PDI Perjuangan memasang sejumlah poster ajakan golput di pinggir jalan.

PDIP Serukan Golput BONDOWOSO – Terkait kegagalan pasangan HARISMA sebagai peserta pilkada 2013 tidak membuat Ketua DPC PDIP Bondowoso Irwan Baktiar Rahmat gelap mata. Bahkan, Irwan menghimbau kepada massanya untuk tidak berbuat anarkis. Apalagi, sampai melakukan perusakan kantor atau fasilitas milik negara.”Namun, HARISMA melawan ketidakadilan yang dilakukan KPUD dengan menempuh jalur hukum,” katanya kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin (5/5). Bahkan, dia mengatakan akan menindak tegas jika ada massanya yang berbuat anarkis saat pilkada.”Jangan anarkis, sebab itu melawan hukum,” katanya. Apalagi, sampai ada yang membakar kantor yang merupakag fasilitas yang dibangun dengan dana APBD.”Jangan sampai terjadi,” katanya. Sebab, jika sampai terjadi anarkhis menurut dia nanti yang rugi juga masyarakat sendiri. ‘’Yang rugi pemerintah dan rakyat, mereka akan membangun kembali tempat atau kantor yang dibakar dengan uang APBD,” katanya. Sebaliknya, PDIP mengajarkan agar melawan ketidak adilan dengan menempuh jalur hukum. Dengan begitu, Bondowoso akan lebih maju dalam berpolitik dan membangun daerahnya.”Bondowoso ini sudah menjadi daerah tertinggal maka kita jangan merusaknya. Lakukan yang terbaik untuk Bondowos,” katanya. Terkait pilkada 2013 dia tetap pada pendiriannya dan menyerukan kepada massanya untuk golput. Sebab, dia menganggap pilkada Bondowoso hanya dagelan. Selain itu, MUNA yang merupakan kontestan pilklada, sudah ditarik oleh PKNU.”PKNU sudah menarik MUNA dan itu artinya hanya ada satu calon yakni Aswaja,” katanya. Sehingga, pilkada Bondowoso menurut dia harus dibatalkan oleh KPU.”Karena, memang calonnya cuma satu, yakni Aswaja,” katanya. Selain itu, pihak MUNA juga tidak melengkapi dirinya dengan saksi-saksi.”Sehingga, pilkada ini batal demi hukum,” katanya. (eko/wah/jpnn)

JEMBER – Warga Dusun Krajan, Desa Sukoreno, Kalisat, Jember, digemparkan dengan terbakarnya ruang kantor balai setempat pukul 01.00, Sabtu (4/5). Warga menduga terbakarnya ruang staf desa itu dilakukan sekelompok orang yang tidak puas dengan pemilihan kepala desa (pilkades) yang dilanjutkan dengan pelantikan pada Jumat (3/5). Akibat dilahap si jago merah, dua ruang Kantor Desa Sukoreno ludes. Yang paling parah adalah ruang staf karena satu lemari yang berisi arsip-arsip penting ikut ludes dilalap api. Apesnya, di dalam lemari itu juga terdapat banyak arsip kartu keluarga (KK). Informasi Jawa Pos Radar Jember, ruang kantor desa itu terbakar dengan munculnya api di bagian atap dan tembok hingga akhirnya masuk ke ruang staf. Hal itu membuat seluruh isi ruangan itu terbakar. Di bagian bekas yang terbakar masih menyisakan bau menyengat. “Pelaku pembakaran mungkin menggunakan bensin yang disiram ke bagian kusen pintu,” kata Tahe, warga setempat yang kemarin ikut membersihkan puingpuing bekas kebakaran itu. Menurut warga setempat, terbakarnya ruang kantor Desa Sukoreno itu baru diketahui sekitar pukul 01.10 saat ada warga yang ke sungai untuk buang air besar. Dia melihat ada kobaran api di bagian atap kantor balai desa. Menurut Kepala Desa Sukreno yang baru saja terpilih, Erfan Syahhariyanto, pihaknya tidak tahu sama sekali dengan kejadian itu. Dirinya juga baru tahu jika ada kebakaran sekitar pukul 01.15. Apalagi, dari laporan sejumlah warga, diduga kuat jika kantor balai desa ada yang membakar. Selama ini, kata dia, pasca pilkades di Desa Sukoreno berjalan kondusif. Bahkan, usai pilkades dan pelantikan tidak ada riak–riak yang muncul di masyarakat. ”Saya juga kaget mende-

JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN

SIAPA PELAKUNYA?: Sisa kebakaran masih tampak di ruang staf Kantor Desa Sukoreno, Kalisat, kemarin.

ngar kabar kalau kantor terbakar. Ada kabar itu, saya langsung keluar rumah melihat dari jauh,” ujarnya. Saat itu juga warga di sekitar kantor balai desa langsung berdatangan dan ikut memadamkan api dengan menggunakan alat seadanya. “Pakai air yang diambil dari sumur warga,” ungkap Erfan. Karena api semakin membasar, pihaknya menghubungi petugas pemadam kebakaran. Satu unit mobil pemadam kebakaran diterjunkan ke lokasi. Karena jarak yang terlalu jauh, mobil

PMK hanya memadamkan sisa-sisa api yang masih menyala yang ada di bagian kusen atap. Selanjutnya, Erfan langsung menuju kantor balai desa yang sudah terbakar bagian atapnya . Erfan mengatakan, dirinya menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus ini kepada pihak kepolisian. Diketahui hanya ada beberapa arsip di lemari masih selamat. Itu pun kondisinya sangat memprihatinkan sekali. “Yang jelas dengan terbakarnya ruang staf balai desa juga sangat mengganggu proses

Hindari Lubang, Motor Tabrakan

BBM

Bensin Eceran Rp 6 Ribu JEMBER - Rencana pemerintah menaikkan harga sejumlah BBM bersubsidi membuat kepanikan di masyarakat. Jika sebelumnya masyarakat dipusingkan dengan langkanya solar, kali ini giliran premium yang dirasakan mulai sulit didapatkan. Akibatnya, sudah beberapa hari ini harga bensin eceran di pinggiran mencapai Rp.6000. Di sejumlah SPBU, terutama pinggiran memang terjadi penumpukan konsumen yang berburu premium. Bahkan, kebanyakan dari pengunjung itu membawa jeriken yang cukup besar. Mereka juga rela antre dalam waktu yang lama untuk bisa mendapatkan premium di sejumlah SPBU di pinggiran. Seperti terlihat antrian panjang para pedagang eceran masih terlihat di SPBU Wonojati Jenggawah. Para pedagang eceran ini sepertinya ketakutan premium (bensin-red) menjadi langka sehingga terjadi aksi membeli bensin. Para pedagang rupanya resah dan takut kalau harga premium itu menjadi naik. Ternyata, antrean bukan hanya malam hari, tetapi juga terjadi pada pagi harinya masih terlihat antrian yang panjang. Juga ada beberapa mobil yang juga ikut antre sambil menunggu mobil tangki yang mengisi BBM selesai. Sementara pantauan di SPBU Cendrawasih malah tidak ada antrean pegadang eceran yang menggunakan jeriken. Karena pihak SPBU memasang tulisan tidak melayani pembelian dengan menggunakan jeriken. “Ini saja dijatah sekali antre Rp 100 ribu. Padahal sudah antre sekitar dua jam,” ujar Halimah, salah satu pedagang eceran di Desa Karanganyar Ambulu saat ditemui mengantre di salah satu SPBU beberapa waktu lalu. Hal inilah yang membuat pasokan premium di sejumlah SPBU menjadi lebih cepat habis dibandingkan dengan sebelumnya. Hal senada juga terjadi pada beberapa pedagang eceran di Jalan Basuki Rahmad Tegalbesar, Kaliwates. “Maaf, Pak. Ini Rp 6 ribu. Mau Pak?” ujar salah satu pedagang di Pasar Sabtuan saat menawarkan bensin eceran miliknya. Dia mengaku kenaikan itu dilakukan karena memang sulit untuk mencari bensin saat ini, apalagi di wilayah kota yang sepertinya jeriken dilarang untuk dilayani. Karena beberapa SPBU memasang tulisan tidak melayani jeriken. Oleh karena itu, dirinya terpaksa mencari bensin di wilayah pinggiran seperti di Jenggawah dan Ajung. (jum/ ram/har/jpnn)

pelayanan masyarakat,” katanya. Dia mengatakan, pihaknya akan mulai mengumpulkan beberapa arsip untuk bisa diselamatkan agar pelayanan kepada masyarakat normal kembali. Sementara itu, Kapolsek Kalisat AKP Yatno Mardi ketika dihubungi Jawa Pos Radar Jember melalui pesan singkat ponsel membantah tidak ada kantor balai desa yang terbakar di wilayahnya. “Isu itu tidak benar,” kata Yatno dalam pesan singkatnya. (jum/ram/jpnn)

HAFID ASNAN/RADAR JEMBER/JPNN

SIBUK: Serorang petugas menyiapkan ruangan kelas untuk pelaksanaan unas yang dilaksanakan mulai hari ini di salah satu SD Lumajang.

17.767 Siswa SD/MI Ikuti Unas LUMAJANG - Sebanyak 17.767 siswa Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtida’iyah (MI) hari ini melaksanakan ujian nasional (Unas). Naskah ujian sendiri sejak kemarin sudah didistribusikan ke subrayon di 21 kecamatan di Lumajang. “Besok (hari ini,red), naskah ujian diambil oleh petugas Unas dan petugas polisi di polsek,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang, Win Hatno Hari Surya, kemarin. Semua persiapan unas, kata dia, sudah dilakukan secara maksimal. “Insyaallah

sudah aman dan lancar” imbuhnya optimistis bahwa pelaksanan Unas SD/MI di Lumajang berjalan sukses. Pihaknya, sudah melakukan sortirasi lembar naskah soal dan jawaban. Selanjutnya, setelah dipastikan tidak ada masalah, lembar soal dan jawaban tersebut dipacking sesuai dengan 21 subrayon. Agar dalam distribusi nanti tidak ada kendala, dia sudah bekerja sama dengan Mapolres Lumajang. Distribusi soal, tambah dia, akan dikawal ketat oleh petugas dari Polres Lumajang.

Kemarin, seluruh naskah tersebut sudah didistribusikan ke seluruh Mapolsek Lumajang. Naskah-naskah tersebut diamankan di Mapolsek di 21 Kecamatan di Lumajang. “Nanti naskahnya diambil di mapolsek,” ungkapnya. Seperti pelaksanaan unas pada tingkat lainnya, bukan tanpa alasan mapolsek digunakan untuk menyimpan soal unas. Tujuannya, kata dia, untuk mengamankan berkasberkas ujian tersebut. “Prosedurnya memang seperti itu,” ungkapnya. (wan/sh/jpnn)

JEMBER – Lubang-lubang jalan di Jalan raya Dusun Semboro Lor Desa/Kecamatan Semboro tak ubahnya ranjau bagi para pengguna jalan. Malam kemarin,dua motor yang sama sama berusaha menghindari lubang jalan mengalamai trabrakan serius dan harus dilarikan ke rumah sakit. Menurut sejumlah saksi di lapangan, kecelakaan bermula saat motor Suzuki Satria FU tanpa nopol yang dikemudikan Reza, 20, warga Dusun Kamaran, Desa/ Kecamatan Semboro, melaju dengan kecepatan tinggi dari arah selatan ke utara. Tiba di lokasi kejadian, tepatnya depan Hotel Tanggul Agung, pengendara ini buang setir ke kanan karena menghindari jalan berlubang. Namun pada saat yang bersamaan, ada pengendara motor Yamaha Xeon P 6635 KN yang di kemudikan Geovani Muzani, 22, warga Dusun Beteng, Desa Sidomekar, Kecamatan Semboro, yang saat itu melaju dengan kecepatan sedang dari arah utara ke selatan. Akibat jarak yang sudah dekat, tabrakanpun tak ter-

hindarkan. Begitu benturan terjadi, kedua pengendara langsung terlempar dari motornya masing-masing. Bahkan keduanya terkapar di jalan aspal dengan kondisi bersimbah darah. Melihat kejadian itu, sejumlah warga di sekitar lokasi langsung memberikan pertolongan. Tak berapa lama kemudian, petugas dari Polantas Polsek Tanggul langsung turun ke lokasi dan mengevakuasi kedua korban. Selanjutnya, korban di larikan ke Puskesmas Tanggul guna menjalani perawatan. Reza yang mengalami gegar otak berat langsung di rujuk ke RSD dr Soebandi Jember guna perawatan intensif. Sementara Geovani Muzani, pengendara Xeon, di rujuk ke RS Bina Sehat Jember. “Peralatan kami tidak memadai. Jadi keduanya kami rujuk,” kata salah satu petugas Puskesmas Tanggul. Sementara itu dari lokasi kejadian, polisi mengamankan dua motor milik kedua korban. “Tapi kasusnya kami limpakan ke unit Laka Lantas Polres Jember,” kata Kanit Lantas Polsek Tanggul Aiptu Ely Muhsin. (ram/jum/wah)



Senin 6 Mei 2013

35

HALAMAN SAMBUNGAN

Pemantau Sebaiknya Diluar Saja n 27.279... Sambungan dari Hal 25

Bila sebelumnya peserta unas dari Kejar Paket A ada 90 orang, kini tinggal 89 orang. “Untuk Kejar Paket A, mata pelajaran yang diujikan tidak hanya tiga, tapi lima mata pelajaran,” sebutnya. Ditambahkan oleh Dwi Yanto, unas bagi para siswa SDLB pada tahun ini akan diikuti oleh 16 peserta. Dari 16 peserta ini, sebut dia, 11 anak akan mengikuti unas di SDLB PGRI Cluring,

dan lima anak lainnya di SDLB C Negeri Banyuwangi. “Mata pelajaran yang diujikan ada tiga yakni Bahasa Indonesia, IPA, dan Matematika,” bebernya. Dwi menyebut, tiga mata pelajaran yang akan diujikan dalam unas untuk para siswa SD/MI ini adalah Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Matematika. “Kalau untuk Kejar Paket A ditambah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial dan PKn (Pendidikan Kwarganegaraan),” jelasnya.

Unas untuk Kejar Paket A ini, akan dilaksanakan di lima titik. Kelima titik itu adalah SDN Banjarsari, Kecamatan Glagah; SDN 1 Lemahbang Dewo, Kecamatan Rogojampi; SDN 1 Blambangan, Kecamatan Muncar; SDN 2 Dasri, Kecamatan Tegalsari; dan MI Miftahul Ulum, Sampangan, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar. “Penyelenggara unas untuk Kejar Paket A di lima sekolah itu,” cetusnya. Pelaksanaan unas bagi para

siswa SD/MI ini, tidak beda dengan unas yang telah dilaksanakan untuk para siswa SMP/MTs dan SMA/MA. Hanya saja, karena kali ini pesertanya masih anak-anak maka dibutuhkan suasana yang lebih tenang. “Pengawas tidak boleh mengenakan seragam resmi,” katanya. Untuk menjaga ketenangan ini, Dwi Yanto berharap pada pihak yang tidak berkepentingan untuk tidak masuk dalam ruang unas. Sesuai dengan

Anggota DPRD Ikut Ajukan Adobsi n 22 ORANG... Sambungan dari Hal 25

“Kita beri waktu tujuh hari, siapa tahu mereka datang untuk mengambil anaknya,” imbuh Alam. Hingga memasuki hari kelima kemarin, belum ada kabar dari orang tua bayi tersebut. Untuk urusan bayi ini, pihaknya akan tetap berhati-hati terutama terkait calon orang tua asuhnya. “Siapa tahu waktu tinggal dua hari ini (orang tuanya) mau datang,” cetusnya.

Sampai saat ini, masyarakat yang sudah mengajukan adopsi mencapai 22 orang. Salah seorang calon orang tua asuh yang sudah mendaftar adalah ketua Komisi II DPRD Banyuwangi Ismoko. Warga Desa Jajag, Kecamatan Gambiran sangat berharap bayi itu bisa diasuhnya. “Saya dan keluarga ingin mengasuh bayi itu,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Untuk membuktikan keinginannya mengasuh bayi ini, Ismoko bersama keluarganya

sudah datang ke RSI Fatimah. “Saya dan istri beserta anak sudah melihat langsung kondisi bayi di rumah sakit,” ungkapnya. Ismoko mengaku punya dua anak kandung. Kedua anaknya itu, semua sudah berumah tangga dan punya anak. Sedang beberapa anak asuhnya, juga sudah berkeluarga. “Saya sudah tidak punya tanggungan anak, makanya ingin sekali mengasuh anak tersebut,” tandas Sekretaris DPD Partai Golkar Banyuwangi itu. Bayi berkelamin perempuan

itu lahir 25 April 2013. Beberapa hari setelah melahirkan di RSI Fatimah, kedua orang tuanya langsung kabur. Kedua orang tua bayi itu tidak meninggalkan identitas yang jelas. Kepada petugas, mereka hanya mengaku berasal dari Pasuruan. Saat lahir dengan cara caesar, berat bayi berkelamin perempuan ini tiga kilogram dan panjang 49 centimeter. Hanya, pada saat lahir, kondisi bayi itu sudah bermasalah sehingga harus dirawat di ruang NICU RSI Fatimah. (abi/aif)

Pengacara ZN Ancam Lapor Balik n DUGAAN... Sambungan dari Hal 28

Meski demikian, pihak terlapor tetap menghormati langkah yang dilakukan pihak pelapor. Hanya saja, pihak terlapor pengancam, jika nanti dalam pemeriksaan tidak terbukti

melakukan penggelapan, maka akan dilakukan laporan balik. Hal tersebut diambil karena kliennya merasa dirugikan dan nama baiknya dicemarkan. “Untuk saat ini kita tetap ikuti proses hukum,” tegas Supriyono. Dikonfirmasi, Kasubag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi

mengatakan, terkait laporan dugaan penggelapan tersebut, pihaknya hingga kini masih memproses sesuai hukum yang berlaku. “Yang jelas sejumlah saksi akan kita periksa sesuai peraturan,” kata AKP Wahyudi. Seperti pernah diberitakan, seorang oknum anggota DPRD

Situbondo berinisial ZN dilaporkan ke Mapolres Situbondo oleh Agung Teguh Karya, 31, warga Desa Sidokumpul, Kecamatan/Kabupaten Gresik. Hal itu dilakukan karena pembayaran mobil Toyota Kijang Inova Nopol P 1291 F yang dibelinya macet. (rri/als)

Wedang Cengkih Jadi Minuman Istana n SEMUA... Sambungan dari Hal 36

Beng membocorkan sejumlah menu favorit Ny Ani Yudhoyono. Di antaranya, sop tomyam seafood, udang pasir emas dan ikan bakar kerapu, cah brokoli udang. “Untuk

minimannya ibu (Ani Yudhoyono) suka Wedang Cengkih Nyonya Beng. Bahkan, minuman ini diminta untuk menjadi salah satu menu minuman di istana kepresidenan,” terangnya. Menurut perempuan berambut ikal tersebut, Nyonya Beng

memiliki waktu sempit untuk mempersiapkan kebutuhan konsumi presiden, wapres dan rombongan. Yakni, hanya 36 jam. Namun, dirinya mengaku bisa bernafas lega karena mampu melakukannya dengan baik. “Bukan hanya kebutuhan presi-

den, wakil presiden, dan pejabat penting lainnya, kita juga harus mempersiapkan kebutuhan konsumsi para sopir dan ajudan mereka. Mulai makanan, minuman, kue hingga buah. Semuanya itu harus melalui security food rumah tangga kepresidenan,” terany Beng. (pri/adv/als)

Masuk dari Pintu Belakang n TIGA DAUN... Sambungan dari Hal 36

“Kita lalu sampaikan ini kepada Polsek Asembagus. Namun kepolisian hingga kini belum bisa memastikan apaapa,” terangnya. Irwan mengaku sangat menyesalkan terhadap kejadian tersebut. Pasalnya, pemkab seperti tidak punya kepeduli-

an untuk melindungi bangunan kuno yang memiliki nilai sejarah. Dengan peristiwa raibnya beberapa bangunan eks Kaweadanan Asembagus, hingga kini seolah tidak ada apa-apa. “Kalau FPCB sikapnya sejak awal sudah jelas. Kita tidak pernah rela jika bangunan ini dibongkar. Namun, ketika kita sudah legowo dengan

pembangunan Pasar Modern justru kini terrkesan tidak ada yang bertanggungjawab,” tegas Irwan. Saat ini, pemkab memang telah memagar bagian depan atau pintu masuk eks Kawedanan Asembagus. Namun, karena pagarnya tertutup rapat, sehingga orang tidak bertanggungjawab justru merasa aman karena aktifitasnya

tidak terlihat dari jalan raya. “Mereka masuk dari bagian belakang,” ungkap Irwan. Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Tri Cahya Ningsih, tidak bisa dihubungi melalui telepon selulernya. Meski nada sambung terus berbunyi, namun dia enggan menerima. Ketika di SMS-pun, Tri juga enggan menjawab. (pri/als)

Ani Yudhoyono Sarapan Tajin Palappa n ASYARI... Sambungan dari Hal 25

“Kita lalu berembug bertiga. Dari marinir, Nyonya Beng, dan dari rumah tangga kepresidenan,” terangnya. Meski demikian, kata dia, saat itu belum ada kepastian jika dirinya akan dipercaya menangani semua kebutuhan konsumsi presiden dan rombongan. Mungkin, itu juga sebagai strategi pengamanan presiden. “Baru tiga hari menjelang hari H kita diberi kepastian, namun itupun tak boleh ngomong kepada siapasiapa,” pungkasnya. Asyari mengaku perasaannya bercampur aduk. Antara bahagian dengan stres. Bahagia karena mendapat kepercayaan begitu besar. Stres karena hanya diberi waktu sekitar 36 jam. Padahal, dia harus menyiapkan seluruh keperluan

konsumsi. Mulai makanan, minuman, buah dan snack, termasuk konsumsi yang ada di mobil. “Masalahnya lagi, bahanbahan yang akan disajikan tidak bisa sembarangan. Ada standarisasinya. Sehingga, untuk mendapatkannya juga butuh tenaga dan waktu khusus. Kita harus mencari keluar daerah juga,” terang Asyari. Pengusaha dua anak itu mengaku melakukan sterilisasi dapur dan peralatannya. Ada petugas yang melakukan cleaning dengan prosedur khusus. Bahan-bahan yang akan dibeli juga harus lulus seleksi tim security food. “Kemudian dicari yang terbaik yang ada di Situbondo dan sekitarnya,” terangnya. Tidak cukup sampai di situ. Setelah mendapatkan barang kembali dilakukan tes oleh pihak security food keperesidenan dengan alat yang cang-

gih. Hidangan yang disajikan kepada presiden, wapres dan keluarganya dipastikan tidak mengandung zat berbahaya. “Baru setelah itu kita mendapat sertifikasi security food yang berarti layak disajikan,” kata Asyari. Dia mengakui, ada bahan makanan yang sudah terlanjut dibeli, namun ternyata tidak lolos seleksi. Yakni kecambah. “Dari hampir seratus item keperluan, ada satu yang tertolak, yakni kecambah. Setelah diteliti, diakui bahannya sebenarnya bagus. Namun, dalam proses panen kemungkinan masih dikasi ragi untuk pengawet,” terangnya. Untuk kebutuhan kue, Ashari mengaku sampai beli diluar daerah. Dia mencontohkan onde-onde. Untuk kepentingan itu dia harus mendatangkan dari Mojokerto. Sehingga lebih mahal ongkosnya dari

pada harga onde-ondenya. “Untuk kue yang dihidangkan itu hanya tape goreng yang digoreng utuh, tape bakar, tastel basah dan onde-onde,” ungkapnya. Yang menarik, kata dia, ibu Negara, Ani Yudhoyono bersarapan dengan tajin palappa. Masakan bubur khas Situbondo itu memang dibuat secara khusus, kata Ashari, meski di warung Nyonya Beng tidak menyediakannya. Ini dilakukan lebih untuk memperkenalkan makanan khas daerah. Pria yang berdomisili di Olean itu mengungkapkan, untuk bisa sampai kepada presiden, sajian melalui tiga tahapan. Pertama, seleksi bahan baku, kedua berbentuk makanan jadi dan ketiga proses penyajiannya. “Tujuan akhirnya adalah higenis, layak tidak untuk dikonsumsi melalui tinjauan medis,” terangnya. (aif)

Nelayan Desak Tanam Terumbu Karang Antisipasi Musim Paceklik Ikan MUNCAR – Nelayan yang mangkal di kawasan pelabuhan Muncar masih diselimuti kegalauan. Sebab, hasil tangkapan ikan tidak sesuai harapan. Bahkan, mereka pulang melaut dengan tangan hampa. Pencemaran laut menjadi satu alasan sepi tangkapan ikan. Meski begitu, persoalan tersebut masih belum mendapatkan respons dari pemerintah untuk mengatasi paceklik ikan

tersebut. ‘’Seharusnya, pemerintah mengambil langkahlangkah supaya ikan banyak seperti dulu,’’ ujar Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Banyuwangi, Hasan Basri, kemarin. Dia tidak segan mengkritik pemerintah berkaitan dengan paceklik ikan yang masih terjadi. Sebab, persoalan itu harus mendapatkan respons dari pemerintah. ‘’Pemerintah jangan terkesan lempar tangan. Para nelayan sekarang benar-benar menjerit,’’ tandasnya.

Menurut dia, pemerintah harus segera membuat langkah-langkah untuk mengatasi problem pencemaran tersebut. Salah satunya, yaitu menanam terumbu karang di kawasan laut. ‘’Kami, para nelayan sudah siap untuk membantu. Karena, pada dasarnya itu juga kepentingan para nelayan,’’ tegasnya. Nelayan kini sudah mulai menyadari tentang dampak pencemaran laut. Karena itu, masyarakat Muncar pada umumnya sudah tidak lagi membuang sampah di laut.

‘’Tapi, setelah dibuang di TPS, justru muncul persoalan tidak diangkut sampai sampah menumpuk berhari-hari-hari,’’ tandasnya. Nelayan sebenarnya kini dalam situasi ekonomi serba kekurangan. Oleh karena itu, dia berharap agar pemerintah juga mengucurkan bantuan untuk mengatasi problem tersebut. ‘’Untuk saat ini, kebutuhan mendesak yaitu masalah kebutuhan sehari-hari. Karena itu, nelayan sangat membutuhkan bantuan sembako,’’ pungkasnya. (ton/aif)

aturan, yang bisa masuk ke ruang unas itu hanya pengawas. “Kalau ada yang ingin memantau, hendaknya dari luar saja,” harapnya. Sementara itu, Kapolres Banyuwangi AKBP Nanang Masbudi melalui Kasat Bin-

mas AKP Mahmud mengatakan, dalam pelaksanaan unas anggota kepolisian tidak ikut mengawasi di setiap sekolah. “Tidak seperti saat unas SMA,” ujarnya. Hanya saja, untuk pengamanan naskah akan tetap menjadi

tanggung jawab dari polisi. Selain itu, petugas kepolisian di tingkat polsek juga sudah diminta untuk ikut menjaga dengan menggelar patroli di sekitar sekolahan. “Polisi akan tetap mengamankan pelaksanaan unas,” tegasnya. (abi/aif)

Kabagops Bantah Ada Keributan n KONSER... Sambungan dari Hal 25

Melihat kegaduhan itu, aparat kepolisian yang siaga di lokasi konser berusaha mengejar biang pemicu keributan. Pantauan koran ini di arena konser menyebutkan, pemicu keributan adalah senggolan antar-penonton. Mereka berdesak-desakan hingga menyulut emosi. Keributan terjadi ketika vokalis Five Minutes Richie Se-

tiawan membawakan lagu hitsnya dari atas panggung. Dari sini penonton mulai bergesekan. Mereka berjingkrakjingkrak hingga menimbulkan keributan. Melihat situasi yang tidak kondusif, aparat kepolisian berusaha meredam emosi penonton. Situasi sempat terkendali untuk beberapa saat. Namun, begitu Giring Nidji naik ke panggung, keributan kambuh lagi. Lagi-lagi, polisi berusaha mencari biang ke-

ributan. Meski sempat ricuh, Nidji dan Five Minutes tetap melanjutkan konser dengan membawakan berbagai lagu hits andalan mereka. Kabagops Polres Banyuwangi Kompol Sujarwo membantah kalau ada kericuan antarpenonton. Menurutnya, awal hingga akhir konser berlangsung aman. “Saya berada di luar stadion, nggak tahu situasi di dalam. Yang jelas, tidak ada penonton yang kami amankan,’’ kata Sujarwo. (aif)

Menang di Pertandingan Terakhir n TIM BASKET... Sambungan dari Hal 25

Sayang, di laga kedua, Banyuwangi harus takluk dari Kediri. Dalam laga yang berlangsung ketat tersebut, Sherly dkk kalah tipis 41-44. Di pertandingan terakhir, Banyuwangi pun mampu menggilas Ponorogo dengan skor

41-35. Namun, hasil ini rupanya tidak banyak membantu. Tim putri yang menempati runner up klasemen harus menunggu kepastian tidak atau lolos dari hasil lainnya dengan berharap status runner up terbaik. Sayang, harapan itu tidak terwujud. Banyuwangi dipastikan tidak lolos. Karena status runner up terbaik menjadi milik Jombang.

Hasil di bagian putri, seolah melengkapi hasil yang ditorehkan oleh tim putra. Menang di pertandingan terakhir kontra Sampang dengan kedudukan 42-27, hasil itu tidak banyak membantu. Tim putra tetap tidak jadi berangkat ke Madiun usai pada pertandingan pertama dibekuk runner up Porprov 2011 lalu, Malang, dengan skor 20-23. (nic/als)

Paginya Pelantikan Pengurus PMI n JK IKUT... Sambungan dari Hal 25

Sedangkan acara kedua, mantan wakil presiden (Wapres) RI itu akan menghadiri kegiatan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Selain menjabat ketua umum PMI, JK juga sedang menjabat ketua Umum DMI. “Pak JK datang menggunakan pesawat pribadi dari Jakarta dan akan landing di Bandara Blimbingsari,” ungkap Ketua Panitia Banyuwangi Peduli, Choiril Ustadi. Pada acara gelombang kedua nanti, ada dua acara yang akan digelar. Pagi hari, acara

jemput JK di Bandara Blimbingsari. “Pak JK o Kecamatan Tegalsari 82 pendonor dijadwalkan mendao Kecamatan Kalipuro 218 pendonor rat sekitar 08.30,” uno Kecamatan Kabat 217 pendonor gkap Ustadi. Dari bandara, JK dan o Kecamatan Licin 115 pendonor rombongan langsung o Kecamatan Rogojampi 29 pendonor meluncur ke lokasi o Kecamatan Wongsorejo 165 pendonor acara Banyuwangi o KODIM 0825 Bwi 150 pendonor Peduli di Lapangan o Lanal Banyuwangi 50 pendonor Tenis Indoor GOR Tawang Alun. “Walau dirangkai dengan pelantikan acara seremonialnya digelar pengurus PMI Banyuwangi agak siang, namun kegiatan oleh Ketua Umum PMI Jatim donor akan mulai pagi,” katanya. Imam Utomo. Setelah mengikuti acara BaUsai pelantikan, Bupati Abdu- nyuwangi Peduli, JK akan mellah Azwas Anas bersama den- lanjutkan acara DMI Banyugan pengurus PMI akan men- wangi. (afi)

Partisipasi kemarin

Pelaku Pakai Pisau Lipat n IDENTITAS... Sambungan dari Hal 27

Meski begitu, polisi juga tetap turun ke lapangan untuk mengorek informasi lebih detail. Sebab, informasi apapun sangat penting untuk bisa mengungkap musibah tewasnya perempuan yang tinggal seorang diri itu. ‘’Malam ini kita turun lagi. Masih sekitar radius 1 kilometer dari lokasi tewasnya Paini,’’ terangnya. Mengenai senjata tajam yang dipakai menusuk perut korban, polisi menduga bahwa sajam yang digunakan pelaku adalah pisau lipat. ‘’Dari ukurannya, pisau yang digunakan

pisau lipat. Kemungkinan besar, pisau itu sudah dibawa pelaku. Sampai sekarang, pisau itu kita cari juga belum ketemu,’’ pungkas Bagio. Diberitakan sebelumnya, Kholisah alias Paini, janda beranak dua asal Dusun Jatisari, Desa Bomo, Kecamatan Rogojampi tewas mengenaskan dengan luka bacok di tubuhnya Jumat dini hari kemarin (3/5). Kuat dugaan, Paini menjadi korban pembunuhan oleh dua orang yang kini masih dalam pencarian polisi. Petaka terjadi ketika dua orang bertamu ke rumah korban Kamis (2/5) pukul 20.00. Tampaknya korban kenal dengan dua pelaku yang datang

mengendarai Honda Beat warna putih tersebut. Buktinya, kedua tamu itu disuguhi bakso dan kopi. Mereka bertiga pun berbincang-bincang di ruang tengah. Beberapa saat kemudian, korban berlari keluar rumah sambil berteriak minta tolong. Wanita yang ditinggal meninggal suaminya tiga tahun silam itu lunglai, lalu ambruk berlumuran darah di teras rumah tetangganya. Korban akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya ketika dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Al-Huda, Gambiran. Sedangkan, dua pelaku tancap gas meninggalkan rumah korban. (ton/aif)


36

Senin 6 Mei 2013

Gugatan Pedagang Pasar Kandas Polemik HGB Pasar Mimbaan Baru

EDY SUPRIYONO/RaBa

DIMANFAATKAN: Salah satu bukit padas di Dusun Cappore, Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Situbondo, yang dikepras.

Bukit Padas Dikepras untuk Lahan Produktif

SITUBONDO - Pemanfaatan lahan-lahan marginal di Kabupaten Situbondo terus dilakukan. Salah satunya adalah di Dusun Cappore, Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Kota. Di daerah yang terkenal tandus ini kini banyak dijumpai pengeprasan bukit-bukit terjal. Selain untuk bahan urukan, saat sudah rata lahan tersebut diproyeksikan untuk sejumlah kegiatan ekonomi potensial.

Di antaranya peternakan ataupun pertanian. “Kalau saya untuk masa-masa awal kok lebih cenderung untuk pemanfaatan dua bidang itu dulu,” ungkap Rahmad Ongko Widjojo, Ketua Pemuda Pancasila Situbondo. Kata dia, di tempat itu dirinya kini memang sedang melakukan pengeprasan bukit. “Tanahnya untuk reklamasi. Lahannya nanti untuk peternakan kambing dengan penghijauan,” paparnya.

Menurur dia, dengan metode semacam itu akan ada siklus yang menguntungkan. Sebab, hampir semua yang ada termanfaatkan. “Daun untuk pakan ternak, kotorannya untuk pupuk kandang, juga bisa menghasilkan kayu,” ungkapnya. Dia mengaku, sangat apresiatif terhadap pihak-pihak yang memanfaatkan lahan marginal. Sebab, dengan cara begitu akan menghasilkan kegiatan ekonomi produktif. (pri/als)

Semua Ditangani Warung Nyonya Beng

Tiga Daun Pintu Eks Kawedanan Raib ASEMBAGUS - Sejumlah kayu bagian-bagian bangunan eks Kawedanan Asembagus dikabarkan raib. Pemkab diminta bertanggungjawab terhadap keadaan ini. Irwan Rakhday, anggota Forum Penyelemat Cagar Budaya (FPCB) mengungkapkan, ada tiga bagian bangunan di eks Kawedanan Sumberwaru yang hilang. Yakni, dua daun pintu dapur dan satu daun pintu kamar mandi. “Padahal, kayu-kayu daun pintu itu sangat antik dan

bersejarah. Siapa, lalu yang akan bertanggungjawab dengan keadaan ini? Pemkab seharusnya bertanggungjawab karena telah lengah mengawasi,” tandas Irwan, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi tadi malam (5/5). Menurut dia, awalnya FPCB mendengar kabar hilangnya daun pintu dapur dan kamar mandi dari warga yang tinggal di sekitar eks kawedanan. Setelah dilihat, laporan itu benar adanya n Baca Tiga Daun...Hal 35

EDY SUPRIYONO/RaBa

TAKTERAWAT: Keadaan bangunan eks Kawedanan Asembagus (5/5).

Siswa SMA-MKKS Dialog Bersama Kiai Kholil BESUKI - Ribuan siswa mengikuti istighotsah dan dialog interaktif bersama KHR. Mohammad Kholil As’ad Syamsul Arifin di Pendapa Besuki, Jumat (3/5) lalu. Para siswa tersebut berasal dari berbagai SMA, SMK, dan MA negeri dan swasta se wilayah barat Situbondo. Kegiatan ini selain dihadiri Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Situbondo Dr. Fathorrahman, Kabid Dikmen Dwi Totok Iriyanto, Ketua MKKS SMA, Misyari beserta pengurusnya, camat, Kepala KUA, dan kepala-kepala sekolah, guru serta staf. Tidak ketinggalan Habib Mustafa dan Habib Muhammad Alkaf. Sebelum ceramah agama oleh Kiai Kholil, terlebih dahulu diawali pembacaan Selawat Nariyah oleh Habib Muhammad Alkab. “ Tujuan dari kegiatan ini menjalin silaturrahmi, persatuan dan kesatuan antarpelajar. Juga mengadakan berbagai kegiatan positif bersama, mencerdaskan mental, emosional dan spiritual, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,” ungkap Ketua Panitia, Drs. Suyono, MM. Ketua MKKS SMA, Misyari mengatakan, dengan istighotsah ini diharapkan dapat menambah semangat baru untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah di kalangan

SITUBONDO - Gugatan perdata yang dilayangkan sejumlah pedagang yang menempai ruko (rumah dan toko) di Pasar Mimbaan Baru, Kelurahaan Mimbaan, Kecamatan Panji, kandas. Pasalnya, belum lama ini, majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Situbondo menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya. Kuasa Hukum Pemkab Situbondo, Supriyono, membenarkan keputusan majelis hakim PN Situbondo tersebut. “Iya, (PN menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya). Gugatan rekonpensi kita juga tidak dikabulkan oleh majelis hakim,” terangnya, tadi malam. Supriyono menjelaskan, ada dua pertimbangan hukum yang disampaikan majelis hakim. Yakni, siapa pemilik secara fisik bangunan ruko Pasar Mimbaan Baru? Kedua, apakah perbuatan tergugat (Pemkab Situbondo) yang tidak memperpanjang HGB (Hak Guna Bangunan) penggugat, dan mengenakan retribusi, merupakan perbuatan melawan hukum? “Menurut majelis hakim, pemilik fisik atas bangunan ruko adalah tergugat. Dalilnya, yang dijual oleh tergugat kepada penggugat bukan fisiknya, tapi hanya hak penggunaan bangunan,” terang Supriyono.

Mengenai pemkab yang tidak memperpanjang HGB penggugat, kata Supriyono, bukan merupakan perbuatan melawan hukum. “Dalilnya, karena Bupati Situbondo mendapat HPL dari BPN, dan sebagai pemegang HPL penya hak penuh untuk memperpanjang atau tidak memperpanjang HGB penggugat,” papar Supriyono. Pengacara asal Panarukan itu juga menjelaskan, apa yang dilakukan pemkab menarik retribusi terhadap para pedagang yang menempati ruko, bukanlah (Pemkab Situbondo) yang tidak memperpanjang HGB (Hak Guna Bangunan) penggugat, merupakan perbuatan melawan hukum. “Sebab, ada pijakan hukum berupa perda (peraturan daerah) yang mengatur adanya penarikan retribusi, dan perda tersebut hingga kini masih dianggap sah dan berlaku,” pungkas Supriyono. Sekedar mengingatkan, sebanyak 63 pedagang di Pasar Mimbaan Baru tersebut sudah mengajukan gugatan perdata ke PN Situbondo dengan menyewa enam pengacara. Para pedagang keberatan tarif sewa ruko pasar Mimbaan sebesar Rp 220 ribu permeter persegi pertahun. Sebab, jika disetujui setiap pedagang itu dalam setahun harus mengeluarkan biaya Rp 22 juta hingga Rp 30 juta. Harga sewa permeternya Rp 220 ribu. (pri/als)

SITUBONDO - Warung Nyonya Beng mendapat kepercayaan menangani semua kebutuhan komsumi kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan rombongan ke Situbondo selama dua hari (2-3/ 5). Bahkan, minuman khas wedang cengkeh warung yang ada di Jalan Basuki Rahmat itu diminta menjadi salah satu menu minuman di istana kepresidenan. Owner Warung Nyona Beng, Hj Mardiana, mengatakan adalah sebuah kebanggaan warung yang dikelolannya mendapat kepercayaan memenuhi kebutuhan konsumsi pejabat penting negara. Mulai Presiden SBY dan Ny Ani Yudhoyono; Wapres Budiono dan istri serta sejumlah pejabat penting lainnya dalam Kabinet Indonesia Bersatu maupun dalam tubuh TNI. “Kita menyajikan menu asli

KETAT: Tim security food istana kepresidenan melakukan tes terhadap makanan dan minuman di Nyonya Beng. ISTIMEWA

Nyonya Beng, makanan maupun minumannya. Alhamdulillah semuanya dapat diterima dengan baik. Ini benar-benar sebuah kebanggaan bagi kami,” ungkap perempuan yang akrab dipanggil Beng itu sambil menunjukkan daftar menu yang dihidangkan kepada SBY dan rombongan. Tanggal 2 Mei, misalnya. Nyonya Beng menyiapkan ma-

kan malam untuk Ny Ani Yudhoyono di Mes Keris Samudera. Demikian juga di Mes Ny Herawati Budiono. Selanjutnya, tanggal 3 Mei menyiapkan makan pagi untuk Presiden SBY di Banongan. Menyusul kemudian, hidangan cofee break di T.12 (Pos Pantau Latihan gabungan) maupun di PLP Marinir n Baca Semua...Hal 35

Tabungkan ONH, Dapat Suzuki APV

SYAMSURI/RaBa

SILATURRAHMI: KHR. Moh. Kholil As’ad foto bersama Kadispendik Fathorrahman, Kabid Dikmen Dwi Totok Iriyanto, Kepala SMAN 1 Suboh Suyono, Ketua MKKS Misyari.

siswa dan siswi SLTA. “Mudah-mudahan kegiatan istighotsah dan dialog interaktif bersama Kiai Kholil ini tidak hanya dilaksanakan di wilayah barat saja. Tetapi juga dgelar di wilayah tengah dan wilayah timur. Sehingga hikmah-hikmah agama yang disampaikan oleh para ulama, kiai, dan habaib akan menyentuh hati seluruh siswa dan siswi di Kabupaten Situbondo,” harap Misyari. Setelah serimonial selesai, acara dilanjutkan siraman rohani oleh Kiai

Kholil dilanjutkan dialog dan tanya jawab yang dipandu langsung oleh H.M. Fauzan, M.Si. Dalam dialog tersebut, Kiai Kholil begitu senang mendengarkan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan perwakilan dari siswa dan siswi SMA yang berkaitan langsung dengan agama. “Dan, Kiai Kholil menjawab semua pertanyaanpertanyaan tersebut. Semuanya sangat memuaskan dan diterima serta ditakdzimi para siswa sebagai tempat curhat,” kata Suyono. (adv/als)

SITUBONDO - Nasabah Bank BRI unit kerja Situbondo, Wiwiek Murtiningsih, meraih hadiah utama program penyaringan undian hadiah tabungan Simpedes berupa mobil Suzuki APV. Hadiah tersebut diserahkan secara simbolis oleh pimpinan cabang (pinca) BRI Situbondo, H. Tresnawan DS kepada Wiwiek Murtiningsih yang beralamat di Jl. Santana nomer 5 RT.03 RW.01 Kelurahan Patokan, Selasa, 20 Maret 2013 lalu. Tresnawan DS mengungkapkan, penyaringan hadiah undian tabungan Simpedes ini merupakan salah satu bentuk apresiasi BRI Cabang Situbondo terhadap para nasabah Simpedes. “Sehingga, dengan momentum ini, dari tahun ketahun nasabah dan rekening tabungan salah satu produk BRI terus mengalami pe-

SYAMSURI/RaBa

SIMBOLIS: H. Tresnawan DS, didampingi H. Hamid dan AMBM, H. Luluh menyerahkan hadiah Suzuki APV kepada Wiwiek Murtiningsih.

ningkatan yang cukup signifikan,” ujar Tresnawan. Sementara itu, Wiwiek Murtiningsih sangat bangga dengan hadiah yang diterimanya. “Sebab, kami sama sekali tidak menyangka sebelumnya. Karena uang yang ditabungkan ini adalah uang un-

tuk ongkos naik haji (ONH). Namun, karena pelunasan hajinya masih lama, agar lebih aman kami tabungkan di Simpedes BRI unit Situbondo yang berada di pertokoan Pasar Mimbaaan. Ternyata, uang haji ini membawa berkah,” kata Wiwiek. (adv/als)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.