The Future of Pasar Lama Culinary Area

Page 1

the proposal

The Future of Pasar Lama Culinary Area


POLICY ADVISORY

THE FUTURE OF PASAR LAMA CULINARY AREA PRESENTED BY UGM'S TEAM


Pembenahan di sirkulasi dan parkir terpadu, agar pengunjung nyaman dan aman

Kawasan pertokoan berupa perdagangan dan jasa di sepanjang Jalan Kisamaun

Sistem Parkir Terpadu dan Sirkulasi

Kawasan Pertokoan

Mewujudkan masa depan kuliner pasar lama dengan pembenahan heritage, signage dan promosi secara kolaboratif

Creating Value

Infrastruktur Jalan Kisamaun

The Future of "Pasar Lama" Culinary Area

Heritage, Signage, dan Promosi

Pembenahan segi fisik infrastruktur jalan Ki Samaun, baik fasad jalan maupun jalur pejalan kaki, street furniture

Pedagang Kaki Lima

Aktor Non-State

Di Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang, PKL menimbulkan kesemrawutan pergerakan seperti memakai jalur pejalan kaki untuk berjualan, sehingga mengganggu pergerakan. Inilah lokus pembenahan sektor manusia

Paguyuban baik PKL maupun pengelola PKL serta faktor keamanan menjadi penting untuk kolaborasi terkait dengan aktor non negara yang ikut mengelola kawasan kuliner

Jalan Ki Samaun merupakan salah satu kawasan kuliner memiliki potensi wisata budaya di Kota Tangerang yang menawarkan bangunan bersejarah dengan nuansa pecinan dan atraksi wisata seperti Imlek dan Cap Go Meh.

Faktanya, saat ini kondisi terlihat semrawut, baik dari pengaturan parkir, jalur pejalan kaki, pkl, pertokoan, keamanan, sehingga menimbulkan rasa kurang nyaman bagi wisatawan yang datang berburu kuliner.

Kondisi tersebut menjadikan koridor Ki Samaun menjadi tujuan wisata kuliner dan budaya baik dari dalam dan luar Kota Tangerang.

Apakah akan terus dibiarkan seperti ini? Mari berbenah dan berkolaborasi untuk mewujudkan masa depan kawasan kuliner pasar lama Tangerang.


KONSEP MASA DEPAN Identitas Jalan Kisamaun masa depan merupakan hasil elaborasi dari:

Ruang Komersil

Daerah Tujuan Wisata

Ruang PKL

Ruang Budaya

Ruang Pejalan Kaki

Ruang Terbuka Hijau

Ruang Komunitas

Ruang Edukatif


SWOTANALYSIS SWOT ANALYSIS

S

Lokasi Kawasan Pasar Lama berada di pusat kota

Adanya aktor non negara (shadow state) berperan

Tangerang yang terus tumbuh dan berkembang

sebagai pengelola kawasan kuliner

dengan pesat Kemauan para tokoh masyarakat untuk

W

melestarikan kebudayaan lokal

Adanya area yang padat, semrawut dan tidak sesuai dengan karakter budaya Tidak adanya rencana penataan kawasan yang baik

Nilai historis dan keragaman budaya

Ditetapkannya Kawasan Pasar Lama Tangerang

O

sebagai kawasan cagar budaya Dukungan masyarakat dan organisasi dalam pelestarian kawasan Pengembangan wisata kuliner di kawasan pasar lama termasuk RTRW Kota Tangerang 2012-2032

Penolakan dari aktor non negara (shadow state)

T

Pesatnya infiltrasi budaya luar dan masyarakat pendatang yang dapat mengikis karakter budaya lokal, khususnya budaya Cina Komitmen Pemerintah dan Anggaran


Criteria of Park and Ride Facilities

Calon Lokasi Potensial: Lahan KAI

Klasifikasi dan Lokasi

Bangunan Ramah Difabel Lingkungan & Energi

CCTV 24 Jam

Sirkulasi & Keamanan Permasalahan mengenai fasilitas parkir yang

Command Centre & Tourism Centre

menjadi masalah yang tak kunjung selesai sekarang.

Berbagai

keluhan

serta

kritikan dari masyarakat memaksa pemerintah

APAR & Hydrant SatGas Keamanan & Pengatur Lalin

baik & layak di Kawasan Pasar Lama memang sampai

Bertingkat / Double Decker / Basement / Smart Parking Vertical

Aksesibilitas

untuk segera membenahi masalah perparkiran di

Parkir Terpadu Semua Jenis Kendaraan

kawasan tersebut.

Terkoneksi Dengan Beragam Moda Transportasi (KRL, Trans Tangerang, Tayo Tangerang, Taxi Online/Konvensional, Ojol

Apabila kondisi tersebut tetap dibiarkan seperti

Informasi Mengenai Tarif, Waktu, Jenis Kendaraan & Kapasitas Parkir Jelas

ini bukan tidak mungkin potensi emas dari segi

Tarif

pariwisata di Kawasan Pasar Lama akan hilang.

Pembayaran Cashless (E-Card/E-Money) & Tunai

Maka dari itu perlu adanya sebuah terobosan inovasi yang dimulai dari kebijakan pemerintah dengan merangkul para aktor-aktor yang terlibat untuk

bersama-sama

mengelola

sistem

Kelembagaan

perparkiran di Kawasan Pasar Lama agar potensi pariwisata yang ada di sana dapat tergali dengan maksimal.

Lingkungan

Model Kerjasama PPP (Contoh Seperti di Kolkata, India) Sinergitas Antar Aktor: Dishub, Dispenda, SatPolPP, Paguyuban Pemilik Toko & Parkir, PT KAI, & Pihak Swasta FasKung: Free Wifi, Mushola, Nursing Room, Kids Zone, Waiting Room, Smoking Room, ATM, Mini Workshop, Tempat Sampah Signage: Petunjuk, Logo, Billboard, Papan Informasi yang Menarik & Unik


STRATEGI IMPLEMENTASI

BERKACA PADA KOLKATA, INDIA Underground Multi Level Car Parking System

Skema proyek Build-OwnOperate-Transfer terbagi menjadi 2 periode: Konsensi - Sistem Parkir Konsensi - Komplek Komersial

Lvl 2: memuat 250 parkir kendaraan Lvl 1: kompleks pertokoan berjumlah 200 toko Pemkot mematok tarif bulanan untuk sewa toko sebagai pemasukan tambahan

Lahan yg tersisa dibuat plaza pedestrian

Pertama kali di India bahwa dua lift mobil memberikan kenyamanan tambahan bagi pengguna untuk membawa mobil mereka ke Lvl-2 bawah tanah dan membawanya keluar

Ada 2 tingkatan dalam basement: Lvl 1: Pengembangan Komersil Lvl 2: Khusus area parkir

Populasi Kota: 14.7 Juta Luas Area: 1851 Sq.km Panjang Jalan: 500km Sama seperti kota besar lain di dunia, Kolkata menghadapi permasalahan mengenai tempat parkir yg layak & baik Pemkot akhirnya memutuskan untuk membuat tempat parkir dengan konsep bawah tanah Proyek tersebut dilakukan dengan model PPP berdasarkan skema BOOT (20 tahun)

HASIL & OUTCOME


KAWASAN PERTOKOAN TRANSAKSI KONSEP Cashless & Tunai | Pelayanan Online & Offline | Menekankan Penggunaan Kantong Plastik | Mengedepankan Kantong Belanja Ramah Lingkungan

Konsep Latar Belakang Budaya & Sejarah Sekitar | Bangunan Ramah Lingkungan (Energi, Polusi, Visual) | Fasade Yg Menarik Pengunjung

S IG N A G E FASILITAS

Ramah Pengunjung Difabel | Wajib CCTV, APAR, Tempat Sampah | Bangku Duduk | 3S (Senyum, Sapa, Salam) | Toko Harus Bersih & Nyaman

FEEDBACK Signage Toko Jelas, Unik, Menarik, & Simple | Tidak Ada Kabel Malang Melintang | Deskripsi Info Toko Bisa Dilihat Baik Offline & Online

Wajib Memiliki Kotak Saran & Kritik Dari Pengunjung Baik Offline/Online | Wajib Mendaftar/Membuat Tempat di Google Maps Agar Mendapat Review


Sumber Inspirasi MALIOBORO, JOGJA

BUKIT BINTANG, KUALA LUMPUR

KOTA LAMA, SEMARANG

GEORGE TOWN, PENANG

BRAGA, BANDUNG

CHIANG MAI, THAILAND


heritage

Heritage

SIGNAGE & PROMOSI

Heritage Heritage menurut UNESCO adalah warisan (budaya) masa lalu, yang diteruskan kepada generasi mendatang Signage Signage adalah istilah umum untuk setiap jenis tampilah grafik untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Signage Design adalah tanda/petunjuk jalan dari yang diolah dengan desain grafis yang diciptakan untuk menampilkan informasi ke orang lain.

SignageÂ

Facade

Museum Benteng Heritage Masjid Jami Kalipasir Klenteng Boen Tek Bio Pabrik Kecap Benteng SH (Siong Hien) Roemah Boeroeng Tangga Ronggeng Rumah Oey Kim Tiang (OKT), penerjemah/penulis cerita silat paling produktif di Indonesia

Menyediakan peta daerah pasar lama Papan informasi tentang heritage yang ada di daerah pasar lama Membuat petunjuk arah menuju heritage Tabloid mengenai sejarah awal etnis China di Tangerang khususnya di pasar lama Gapura dengan desain tradisional China menuju heritage China Gapura dengan desain Islami menuju heritage muslim

Pengecatan secara berkala dari setiap heritage Mengembalikan bentuk asli dari heritage yang telah mengalami renovasi Merenovasi bangunan disekitar heritage sesuai dengan bentuk tradisional China Lampion sepanjang jalan kelenteng dan setiap rumah keturunan China

Facade Fasad adalah suatu sisi luar (eksterior) sebuah bangunan, umumnya terutama yang dimaksud adalah bagian depan, tetapi kadang-kadang juga bagian samping dan belakang bangunan.

Petunjuk arah tradisional di Jepang

Kampung Ketandan Malioboro Jogja


PANDANGAN NIEL & PHILIP KOTLER (1998) TATA LETAK

KOLEKSI Mengikuti

pandangan

Niel

dan

Philip

Kotler

(1998),

tawaran

museum itu mencakup enam unsur. Pertama , tata letak museum itu sendiri yang mencakup aspek desain interior dan arsitektur bangunan beserta ruang-ruang terbukanya. Kedua , koleksi berikut tata pamerannya yang disuguhkan kepada pengunjung. Ketiga , bahan-bahan interaktif seperti label, leaflet dan katalog. Keempat , aneka

program

museum

seperti

ceramah,

pertunjukan

dan

kegiatan sosial. Kelima , pelayanan museum seperti penerimaan dan orientasi, kedai makanan, tempat belanja souvenir dan ruang

ASPEK PELAYANAN

BAHAN INTERAKTIF

bersantai

seraya

diremehkan,

Keenam ,

nongkrong.

sampai

sejauh

mana

dan

museum

ini

tak

mampu

boleh

mengatur

waktu, aktivitas dan pengalaman pengunjung. Selepas mencermati keenam unsur itu, lantas pengelola museum mengkomunikasikan

museum

kepada

publik

lewat

kegiatan

kampanye sosial. Sebagaimana yang diutarakan museolog Kresno Yulianto (2008), bahwa kampanye sebagai ‘serangkaian tindakan komunikasi

yang

terencana

dengan

tujuan

menciptakan

efek

tertentu pada khalayak yang dikerjakan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu’. Terdapat tiga jenis kampanye yang umum,

PENGUNJUNG

PROGRAM

yaitu: (1) Kampanye yang berorientasi pada produk dan lazim dilakukan berorientasi

dalam bagi

kegiatan calon

komersial,

atau

kandidat

(2)

Kampanye

untuk

yang

kepentingan

kampanye sosial, (3) Kampanye yang berorientasi dan berdimensi perubahan sosial. Kampanye untuk menumbuhkan minat blusukan ke museum tergolong jenis kampanye ini.


Museum in Action (MIA) Strategy

Penjabaran Konsep MIA sebagai Strategi Promosi Museum. MIA pada dasarnya merupakan konsep promosi museum dengan memanfaatkan semua media promosi yang tersedia, namun dengan tetap berbasis pada pelestarian nilai-nilai kearifan lokal. MIA menggabungkan media sosial, media konvesional, dan teknologi kekinian dalam mempromosikan museum. Dengan menggunakan konsep MIA, maka promosi museum dapat dilakukan sekreatif dan semenarik mungkin sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung museum


PROMOTION Workshop Heritage Impact Assesment Pemasangan iklan kegiatan di pasar lama, melalui billboard, dll di setiap sudut kota Membuat aplikasi wisatawan contoh Yogya (fitur Augmented Reality) Festival budaya di hari besar China Promosi oleh duta wisata Mengundang para vlogger dan selebgram untuk mempromosikan pasar lama mulai dari heritage hingga kuliner yang tersedia Promosi melalui website dinas pariwisata dan humas pemkot mengenai wisata heritage di pasar lama Pembuatan webseries kawasan kuliner pasar lama Menyediakan baju tradisional China untuk swafoto Menyediakan jasa tour guide Menyediakan paket wisata heritage kawasan kawasan pasar (mencoba makakan khas China dan pembuatan kecap tertua)


PROGRAM KENALI MUSEUM // Tirulah negeri Jepang guna menyukseskan Program Kenali Museum. Secara periodik para siswa di Jepang dibimbing para guru untuk belajar dari museum. Mereka beranggapan museum adalah pusat informasi sejarah peradaban masa lalu. Bentuk museum di Negeri Samurai ini bukan cuma gedung, tetapi juga mobil keliling dengan segala kecanggihan teknologinya.

ORANG PERCAYA KALAU BANGSA JEPANG DAPAT MAJU PESAT KARENA TIGA HAL, YAKNI GURU, MUSEUM, DAN BUKU.

MANFAAT Museum di Jepang selalu menghadirkan sejarah masa lalu negara Jepang, kemudian museum selalu dibuat secara budaya dan ruang yang bermakna secara sosial

TUJUAN Museum bertujuan untuk menciptakan kesinambungan antara seni, arsitek dan kota

Sebagai pusat komunitas denga adanya kafe diarea museum Perpustakaan terbuka bagi semua warga negara Tempat relaksasi dan konteks budaya

PROGRAM Program anggota kampus Program pelatihan guru Pameran keliling karya seni koleksi museum nasional


mempermudah pengunjung bergerak dalam gedung papan petunjuk dan arah jalan yang jelas disekitar area museum pintuk masuk dan keluar museum yang berbeda

Develop and improve the buildings for the benefit of our visitors (in order to)

memungkinkan publik untuk menikmati koleksi, tertarik dan menjadi inspirasi mengenai budaya & sejarah koleksi museum dapat dilihat secara online tempat khusus koleksi untuk penelitian standar perawatan tinggi pada setiap koleksi

Extend and enhance their engagement with the collection (underpinning everything, we will)

BRITISH MUSEUM Pengolahan Manajemen British Museum meninjau berbagai fasilitas yang dapat mendukung koleksi & mengakomodasikan peningkatan jumlah pengunjung bekerja sama dengan agen wisata nasional berkolaborasi dengan badan-badan lain di seluruh dunia dalam bidang penelitian, digitalisasi & ketrampilan lainnya

pameran khusus dana yang disediakan badan penelitian sumbangan dukungan filantropi agar lebih maju skema keanggotaan mempertahankan aktifitas budaya dan pendidikan

Promote financial and environmental sustainability

Museum Inggris dibuka pada 1759, dibuat oleh Parlemen sebagai museum nasional pertama di dunia. Koleksi yang terdapat dalam museum tersebut dimaksudkan untuk mencerahkan semua orang, Inggris dan semua orang yang ada di dunia, Tujuan dari Brisitsh Museum, baik sebagai organisasi maupun sebagai set bangunan, menjadi tempat di mana orang dapat menemukan objek dalam koleksi, dan di mana ide, pengetahuan dan pemahaman dihasilkan melalui eksplorasi manusia pada masa lalu. Serta menjadi tempat dimana masalah-masalah utama dunia modern dapat dieksplorasi dan dibahas lebih lanjut Mereka tak punya peninggalan budaya yang berarti, kecuali Stonehenge, tapi bisa moncer berkat mengoleksi aneka benda budaya berkelas dunia asal Yunani, Mesir, Romawi dan Irak. Produsen film dokumenter seperti National Geographic Channel memakai referensi dari British Museum. Manajemen pengelolaannya yang profesional menginspirasi pengelola museum di banyak negara berkembang. Artefak bangsa lain diperlakukan laiknya milik simbahnya sendiri. Merawat secara hati-hati serta mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.

British Museum sangat mengedepankan konservasi, bukan hanya dari bergam barang yang menjadi koleksi museum yang tidak tergantikan. Namun juga perawatan dan pengembangan manajemen agar dapat diakses semua orang NEIL MACGREGOR (DIRECTOR OF THE BRITISH MUSEUM)


AKTOR NON-STATE (SHADOW STATE) Apa yang mereka lakukan selama ini?

01

Penyewaan lahan Pedagang kaki lima yang berjualan aneka makanan di tepi jalan yang menjadi pusat kuliner Kota Tangerang mengaku harus merogoh kocek paling sedikit Rp 4 juta untuk menyewa lahan. Mereka mengklaim jumlah tersebut belum termasuk uang jatah yang setiap harinya dikutip oleh oknum. (wartakota.tribunnews.com/2019/10/07/praktik-pungutanliar-di-balik-kesemrawutan-pasar-lama-tangerang?page=2)

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Trantibum Satpol PP Kota Tangerang, A Gufron Falfeli. Ia mengatakan, di Pasar Lama ada oknum yang mendirikan lapak-lapak untuk dijual kepada PKL dengan harga Rp 4 -6 juta . (redaksi24.com/pkl-pasar-lama-sulit-diberantas-karena-adaoknum-yang-membekengi/)

03

Lain-lain Mengatur tempat parkir, keamanan, kebersihan, jadwal berdagang

02

Pungutan liar Pedagang pasar lama yang tidak ingin disebutkan nama aslinya itu mengaku, setiap hari para pedagang kali lima di Pasar Lama dimintai uang kurang lebih Rp 30 ribu . Jika dikali selama 30 hari, maka para pedagang di Pasar Lama harus mengeluarkan uang sebesar kurang lebih Rp900 ribu. Angka itu belum ditambah lagi dengan pengeluaran uang listrik sebesar Rp 200 ribu , dan uang kebersihan sebesar Rp 200 ribu perbulan . “Kalau uang untuk listrik dan kebersihan ya wajar lah, kita oke-oke aja. Kalau individu itukan dipertanyakan, sebenarnya ini jatohnya pungli ya,� ujar Aa saat ditanyai Suluhnews.com di sela-sela berdagang. (suluhnews.com/2019/11/20/premanisme-di-pasar-lama-ternyata-merajalela/)

“Ada duit saluran listrik, ada duit lainnya juga. Seperti keamanan sama macam-macam bisa sampai Rp 70.000 - Rp 150.000 setiap harinya . Saya yang cuma pakai 1 meter lahan parkir. Lain lagi kalau yang pakai tenda segala mah, kurang lebih ada 25 orang yang menyamar,� ujar salah satu penjual makanan di Pasar Lama. Hal serupa juga dialami para pemilik kios di sekitar Pasar Lama. Mereka mengatakan, di tengah redupnya daya beli masyarakat, masih harus membayar sejumlah uang kepada oknum tokoh masyarakat yang mengatas namakan keamanan lingkungan. Tidak tanggung-tanggung para oknum tokoh masyarakat setempat yang mengatasnamakan keamanan lingkungan disinyalir mematok tarif hingga jutaan rupiah . (wartakota.tribunnews.com/2019/10/07/praktik-pungutan-liar-di-balik-kesemrawutan-pasar-lama-tangerang? page=2)

www.website.com


SELAYANG PANDANG FKKAU adalah perkumpulan pemangku kepentingan di kawasan Alun-alun Utara yang terdiri dari warga kecamatan Gondomanan, warga kecamatan Kraton, pedagang kaki lima, pekerja parkir dan unsur masyarakat terkait. FKKAU berbadan hukum koperasi melalui akte notaris. FKKAU dimaksudkan untuk mengakomodir seluruh gerak kehidupan warga dan pelaku sosial budaya serta ekonomi, sehingga tercipta kebersamaan dan kegotong royongan lahir batin agar bermanfaat bagi masyarakat luas serta terbangun keselarasan cita-cita Komunitas Kawasan Alun-Alun Utara, dengan filosofi dan paugeran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

BISNIS YANG BERKEMBANG Bisnis-bisnis yang berkembang di kawasan Alun-Alun Utara paska penataan diantaranya meliputi; Pertama, perparkiran, perdagangan dan jasa pengamanan kawasan yang merupakan pelayanan jasa publik menyangkut pekerjaan dan usaha. Kedua, penyelenggaraan shuttle wisata jeron benteng (Si Thole) menyangkut penyediaan barang publik dan jasa publik dalam bidang perhubungan dan pariwisata.

VISI DAN MISI VISI Membangun masyarakat kawasan alun-alun utara yang bersatu dalam memajukan usaha sosial ekonomi dan melestarikan kebudayaan sesuai cita-cita luhur Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. MISI Memajukan kegiatan usaha ekonomi sosial untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat kawasan alun-alun utara Melaksanakan pendidikan dan pelatihan pengorganisasian masyarakat kawasan alun-alun utara; Menjaga kelestarian dan fungsi bangunan/tata ruang kawasan alun-alun utara sesuai petunjuk dan arahan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

CERITA DARI FKKAU JOGJA forum komunikasi komunitas alun-alun utara


PROGRAM Pengelolaan kawasan ekonomi berbasis pariwisata di alun-alun utara Pembentukan koperasi pelaku lapangan di alunalun utara Pengelolaan kawasan parkir di alun-alun utara Pengelolaan pasar malam perayaan sekaten di alunalun utara Pengelolaan kegiatan/event pihak swasta yang bertempat di alunalun utara.

KEGIATAN Penataan zonasi pedagang berdasarkan barang dagangan Pelaksana kegiatan kebersihan kawasan alun-alun utara Penataan zonasi parkir berdasarkan jenis kendaraan Menjaga keamanan dan ketertiban pengunjung dan pelaku usaha di kawasan alun-alun utara Fasilitasi kepanitiaan dan pelaksanaan pasar malam Fasilitasi pendampingan hukum dan sosial bagi pelaku usaha di kawasan alun-alun utara Mengkoordinasikan setiap kegiatan dengan pihak pemerintah dan aparat penegak hukum

MITRA DAN KERJASAMA FKKAU melaksanakan kerjasama dengan Satpol PP Kota Yogyakarta. Kerjasama ini bertujuan untuk mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota yang aman, tertib, bersatu dan damai. Dalam kerjasama tersebut, FKKAAU sebagai mitra dari Satpol PP Kota Yogyakarta bertugas untuk membantu pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: Pengawasan & pengamatan secara terbuka dan tertutup Pengamanan Khusus Kegiatan Pemerintah Kota Yogyakarta Kegiatan operasional penertiban dan pengamanan Lokasi penugasan: depan Istana Kepresidenan Gedung Agung, Benteng Vredeburg, Monumen Serangan Umum Satu Maret, dengan batas lokasi penugasan sebelah Utara Tugu Ngejaman yang berada di Jalan Margomulyo, sebelah Timur sampai batas Monumen Serangan Umum Satu Maret di Jalan Senopati, sebelah Selatan berbatasan dengan gapura di Jalan Pangurakan Monumen Serangan Umum Satu Maret, sebelah Barat sampai dengan batas Selatan Istana Kepresidenan Gedung Agung di Jalan KHA Dahlan.

CERITA DARI FKKAU JOGJA forum komunikasi komunitas alun-alun utara


COMMUNITY ORIENTED POLICING (COP) DI MALIOBORO, YOGYAKARTA


COMMUNITY ORIENTED POLICING (COP) DI MALIOBORO, YOGYAKARTA Pembahasan merujuk pada sekelompok orang atau aktor yang beraktivitas di Malioboro dengan berbagai motif& kepentingan. Mereka membangun paguyuban atas dasar kesamaan jenis profesi, identitas sosial, kepentingan. Posisi pemerintah dan aparat kepolisian sebagai mitra kerja, aktor utama penggerak COP Malioboro tetap komunitas lokal. Struktur kepengurusan berdasarkan representasi kelompok, setiap kelompok mendelegasikan pemimpin kelompoknya untuk masuk di kelompok kerja (pokja) COP, sedangkan yang lain menjadi relawan. Ketua pokja dipilih berdasarkan suara terbanyak dalam musyawarah tahunan, yang diikuti oleh delegasi seluruh kelompok. Sistem kerja berdasarkan program yang dibuat saat musyawarah, dilanjutkan pembagian peran secara reguler. Ada dua level kerja yang dilakukan oleh COP Malioboro, yaitu forum bersama dan kerja lapangan. Forum bersama diperankan oleh anggota pokja, sedangkan kerja lapangan, seperti patroli kawasan, dilakukan oleh para relawan.

COP merupakan sebuah bentuk manifestasi dari pendayagunaan modal sosial, yang diwadahi dalam sebuah organisasi kemasyarakatan, dengan berorientasi pada program pemolisian sipil. Salah satu program menjadi fokus COP adalah manajemen konflik sosial di lapangan. Manajemen konflik yang dibangun dan diterapkan COP menekankan pada kekuatan komunitas lokal sebagai basisnya. Kekuatan komunitas lokal diasosiasikan sebagai modal sosial yang terbingkai dan terkandung dalam empat dimensi konsep dasar COP yaitu filosofi, strategi, taktik, dan organisasi. Mekanisme kerja keempat dimensi tersebut saling berinteraksi, bersinergi, dan berkolaborasi dalam merespon setiap konflik yang berhasil dideteksinya. Lalu konflik tersebut dianalisis dan diolah secara sistematis sehingga menghasilkan bentuk-bentuk manajemen konflik.

Penerapan komunikasi politik “door to door� ternyata mampu menyelesaikan berbagai konflik, baik vertikal maupun horisontal di kawasan Malioboro. Misalnya ketika terjadi konflik sengketa tata ruang antara pemkot dengan PKL Malioboro pasca penerapan Perda No.26 tahun 2002, COP mencoba menyelesaikan kasus tersebut dengan sowan atau bertamu ke rumah Walikota Kota Yogyakarta, Heri Zudiyanto, sekaligus sowan ke kediaman Sri Sultan Hamengkubuwono untuk bersama-sama meredakan persengketaan. Anggota COP yang bertugas dalam patroli mendatangi tiap-tiap lapak PKL, rumah pengusaha toko, dan rumah warga kampung untuk menyalami mereka, bahkan berbincang mengenai masalah yang dihadapi selama ini. Melalui proses tegur-sapa tersebut setidaknya telah menghilangkan prasangka konflik atau memecah kebuntuan komunikasi, antar komunitas yang ada di Malioboro.


aktor komunitas lokal adalah aktor

social trust sebagai modal alternatif

penggerak utama karena komunitas lokal

dalam menumbuhkan kesadaran

lebih mengetahui akar konflik, mereka

komunitas, untuk bersama-sama

sendiri lebih memahami solusi terbaik

menjaga keamanan dan ketertiban,

bagi mereka. Pada dasarnya, merekalah

walaupun sebenarnya negara yang

yang lebih tahu parameter kebutuhan

harus menjadi pemangku kewajiban

masing-masing

kontrak

sosial

sebagai

instrumen

penopang. COP Malioboro lebih banyak merujuk pada kontrak-kontrak sosial sebagai

rujukan

menyelesaiakan lapangan,

utama,

setiap

selama

hal

dalam

persoalan itu

di

tidak

bertentangan dengan norma lokal maupun hukum positif

social trust aktor komunitas lokal

kontrak sosial

p o c m o r f t insigh ioboro mal keharmonisan sosial

keharmonisan

sosial

hak publik non-kekerasan

terpenuhinya kebutuhan atau hak

sebagai

prioritas utama. COP Malioboro

COP menggunakan cara-cara non

publik

menjalankan mandatnya dengan

kekerasan

upaya

keberhasilan. Teridentifikasinya akar

logika komunitas, bukan logika

menyelesaikan

konflik,

yang

konflik dan tuntutan kebutuhan para

pasar, sehingga prioritasnya lebih

dibangun

kesadaran

akan

aktor yang berkonflik, membuat COP

pada keharmonisan sosial

pentingnya penghormatan HAM

dalam atas

Malioboro

sebagai

mudah

indikator

merumuskan

resolusi konflik tersebut


Paguyuban FENOMENA

PENAWARAN SOLUSI

PROSEDUR

Terdapat oknum-oknum yang ada di

Menerapkan Manajemen Konflik Berbasis

Mendata semua aktor non-state yang

pasar lama

Komunitas

ada di pasar lama

Perebutan peran di pasar lama

Oriented Policing (COP) di Malioboro

Mengidentifikasi & mengelompokkan

Aktor formal dan non formal yang

Yogyakarta

aktor tersebut·

saling bertabrakan· Masing-masing

aktor

Studi

Kasus

Community

Membentuk peguyuban yang berisi mempunyai

para oknum tersebut·

kepentingan tersendiri

Menjelaskan tugas dan fungsi aktor

Akibatnya banyak anggota/masyarakat

non-state

di pasar lama merasa dirugikan

Mensosialisasikan kepada masyarakat pasar lama Tupoksi Paguyuban.


PRINSIP

Pedagang Kaki Lima

People

7P

recruitment | training | uniforms | complaints | interactions

Promotion

Process services is delivered: procedures | mechanisms | flow of activities

Physical Evidence facilities | design of livery | equipment | furniture | artifacts

Price price strategy | pricing | allowances | discounts | payment terms

Product features | quality | branding | packaging | services | warranties

sales promotion | advertising 4.0 | public relations | direct marketing

Place channels | market coverage | assortment | location | inventory | transport | layout


VARIABEL

INFRASTRUKTUR JALAN KISAMAUN

IDENTITAS DAN SIGNAGE tugu identitas pasar lama | revitalisasi desain gerbang masuk | desain+penataan signage dan facade | rental sepeda ontel | smart bolard/penandaÂ

FISIK DAN LINGKUNGAN moveable PKL+zona | penerangan lampu hias klasik | pola paving block model Eropa | tanaman barrier | halte | tanaman jalan-tata vegetasi | zona clear area PKL

INFORMASI DAN TEKNOLOGI

PEDESTRIAN WAYS

augmented reality | papan informasi | digital information | free wifi | operator atraksi | sistem informai atraksi-aplikasi dan webbased

KONSEP MASA DEPAN Identitas Jalan Kisamaun masa depan merupakan hasil elaborasi dari:

Ruang Komersil

Daerah Tujuan Wisata

Ruang PKL

Ruang Budaya

Ruang Pejalan Kaki

Ruang Komunitas

Ruang Terbuka Hijau Ruang Edukatif

ATRAKSI live musik zonasi | jadwal atraksi | illusion street art | pemasangan lampion | permainan rakyattradisional | halte ayunan | media display karya seni 3D | panggung portable | tema atraksi | kolaborasi dengan komunitas | atraksi hari-hari peringatan tertentu | wall of relief | story of kawasan pasar lama Tangerang | amphytheater

jalur khusus pedestrian | guidance block | walk of fame-Hollywood | pengecatan | fasilitasi difabel | street furniture edukatif-culture | smart pedestrian path | pedestrian tribun | base agent simulation | visual graphic analysis

AMENITAS tempat sampah | smart toilet portable | mushola | portable dringkring water | charging station | space ramah anak, ibu menyusui, daycare | ruang komunal | ATM | klikik kesehatan | bank sampah | gerobak pintar | mini market | souvenir | chair wheels

FAKTOR KEAMANAN petugas jaga di tiap zona | satpol PP| duta wisata keamanan| pemandu atau pengarah wisata | pos sentral keamanan | command center with integrated CCTV & IoT | assembly point | layanan pengaduan online | papan informasi jalur darurat


Kuliner Pasar Lama

KORIDOR KI SAMAUN DATA DRONE 2018-2019


KONDISI EKSISTING

3.50

KENDARAAN BERMOTOR

7.00

16.00

note: di beberapa segmen terdapat pkl di jalur pedestrian (area 1.25) dan mobil parkir di bahu jalan (area 6.50)

PEJALAN KAKI & PKL

1.50 KORIDOR & PEDESTRIAN

2.50

PARKIR MOTOR

TOKO

KORIDOR & PEDESTRIAN

1.50

TOKO


KONSEP MASA DEPAN KORIDOR KI SAMAUN

TOKO

Ruang Komersil

KORIDOR & PEDESTRIAN

Ruang PKL

5.00

KENDARAAN BERMOTOR

Ruang Pejalan Kaki

3.00

16.00

Ruang Komunitas

PEJALAN KAKI & OPEN SPACE

Daerah Tujuan Wisata

3.00

PKL KULINER

Ruang Budaya

2.00

KORIDOR

3.00

TOKO

Ruang Terbuka Hijau Ruang Edukatif


PENTA HELIX ROLE MODEL

ACADEMIC (conseptor)

MEDIA (catalisator)

The Penta-Helix Model is based on five stakeholder types: businesses, public authorities (government), civil society (community), the knowledge sector (academic, media) and capital (and finance). The model is very useful for managing actor-based complexity. It firstly helps to analyse a mix of stakeholders; those that may be actively involved in the project (actors) and others that are involved due to the nature of the project (interest groups) such as public authorities or neighbours. Secondly, as this model deals with samples of stakeholders, it is not necessary to name stakeholders but rather explore the type of relevant stakeholder (for example small shopkeepers or regional environmental officers). Each type of stakeholder can be represented at different levels: the local (or micro), the regional (or meso) and the national/international (or macro) level. This can also changes the type of interest.

BUSINESS (enabler)

GOVERNMENT (regulator)

COMMUNITY (accelerator)

Kolaborasi pentahelix mempunyai peran

Model pentahelix merupakan referensi

penting

dalam

dalam mengembangkan sinergi antara

mendukung tujuan inovasi bersama dan

instansi terkait di dalam mendukung

pentahelix

seoptimal

untuk

bermain

di

berkontribusi

terhadap

mungkin

kemajuan sosial ekonomi daerah.

mencapai tujuan

RAMPERSAD, QUESTER, &

SOEMARYANI (2016)

TROSHANI (2017)

Destinasi

wisata

akan

4

suatu keunggulan bersaing jika masing-

dalam

meningkatkan

masing organisasi yang terlibat dapat

destinasi

wisata

berbagi

Vision, Building Commitment, Building

keterampilan,

keahlian, dan sumber daya lain. KOTLER, BOWENS, & MAKENS (2004)

pilar

antara

Identity, dan Building Condition WANG & PIZAM (2011)

strategi

rangka

Terdapat

pengetahuan,

mendapatkan

dalam

kolaborasi keunggulan

lain

Building


STRATEGY FOR PASAR LAMA CULINARY AREA COMMUNITY

accelerator social media community: word of mouth, referrals, social sharing e-tourism (Traveler Journey): dream, plan, book, experience, share local guide local organization center for community engagement community assistance local, small and medium business

ACADEMIC

knowledge conceptor design standardization certification design competition big data analytic for e-tourism research training and workshop community assistance

MEDIA catalisator information, promotion, distribution brand awareness brand image influencers marketing advertising selling strategy paid, owned, social (converged media)

BUSINESS

enabler finance supporting, venture capital development supporting operating collaboration with government (PPP model) collaborative CSR strategy creating jobs, local human resources reruitment (afirmation)

GOVERNMENT regulator public policy arrange Public Private Partnership (PPP) model tourism infrastructure incentive for investor budgeting legitimation

PRINCIPLE TRUST MUTUAL UNDERSTANDING AGILE & DRIVEN BY COMPETENCIES

Participation of local communities in the activity of tourism is an essential element to sustaining the well-being of local people’ (WEARING & NEIL, 1999)

KNOWLEDGE FINANCE SUPPORT & LEGITIMATIONS


Our Team

WIDO CEPAKA W

BAGUS SULISTIONO

ARISKI S

M HASAN SYAIFUR R

DEPARTMENT OF MANAGEMENT AND PUBLIC POLICY FACULTY OF SOSIAL AND POLITICAL SCIENCES UNIVERSITAS GADJAH MADA



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.