sosial dengan menggunakan aplikasi tertentu (xxx) sementara kebanyakan juga menggunakan fitur sistem ketuk (mengetuk bagian belakang perangkat telepon selular untuk berkomunikasi dengan perangkat). Hal yang perlu menjadi perhatian semua pihak adalah data bahwa secara umum, penyandang disabilitas menggunakan media sosial secara lebih sering dan intens. Mereka menganggap media sosial sebagai media untuk membawa mereka ke dunia ‘nyata’ sehingga dapat beraktivitas bersama dan dengan anak dan remaja non disabilitas. Tingginya aktivitas mereka di media sosial ini meningkatkan risiko keselamatan mereka. Seorang peserta, misalnya, mengalam penurunan penglihatan karena terlalu sering mengkonsumsi media sosial. Peserta yang lain, misalnya, nyaris menjadi korban penculikan karena tidak berhati-hati memilih teman. Walaupun demikian, penyandang disabilitas sangat memahami potensi media sosial untuk memberdayakan mereka. Sama seperti anak dan remaja non disabilitas, mereka pun mencari informasi, bergabung dengan komunitas, dan melakukan aktualisasi diri melalui media sosial.
69