1 minute read

Proklamator dan Wapres RI Pertama

Next Article
Pengusaha

Pengusaha

Hatta lahir di Aur Tajungkang Mandianin, Bukittinggi, Sumatra Barat, 12 Agustus 1902 saat mentari pagi menyingsing. Walau latar belakang pendidikan agamanya kental, pendidikan modern tidak ditinggalkannya. Sembari bersekolah di HIS Bukittinggi, ia mengaji secara teratur di bawah ajaran Syeikh Muhammad Djamil Djambek, salah seorang pembaharu Islam di Minangkabau. Sa at menempuh pendidikan di MULO, ia memperoleh bimbingan agama dari Haji Abdullah Ahmad, yang juga seorang pelopor pembaharu Islam di daerah tersebut. Kemudian ia menempuh pendidikan sekolah dagang menengah, Prins Hendrik School, di Jakarta.

Batta menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond (Persatuan Pemuda Sumatra) di Padang, kemudian sebagai bendahara pengurus pusat JBS di Jakarta. Lewat buku-buku yang dibacanya, Hatta mampu memilih haluan politiknya menghadapi kolonialisme. Metode nonkooperatif mulai ia kibarkan tahun 1918 ketika menjabat Ketua Perhimpunan Indonesia, sebuah organisasi pelajar dan mahasiswa Indonesia di Belanda. Saat itu buah pikirannya mulai dikenal lewat berbagai tulisan di media.

Advertisement

Karena aktivitas politiknya, sering ia berurusan dengan penguasa Belanda. Sebelum dibuang ke Digul dan baru bebas ketika Jepang menduduki Indonesia (Februari 1942), pada 1927, Hatta bersama Ali Sastroamidjojo, Nazir Pamoentjak, dan Abdulmadjid Djojohadiningrat, pernah ditangkap pemerintah Belanda. Mereka dituduh jadi anggota perkumpulan teriarang, serta menghasut untuk menentang Kerajaan Belanda. Hatta dituntut hukuman tiga tahun.

This article is from: