![](https://assets.isu.pub/document-structure/220429061411-955945712d6a818c2d5b8c15437bd10d/v1/53e14a328aeaf22b01b9447174b9967b.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
1 minute read
Pengusaha, pendiri PT. Gudang Garam, Tbk
Sejak kecil, ia memang sudah bergelut di bidang industri rokok. Ia sempat bekerja di pabrik rokok 1/93" milik pamannya. Karena tidak puas, Surya memutuskan keluar. Ternyata pengunduran dirinya diikuti oleh 50 buruh lainnya. Ini membuktikan bahwa ia memiliki pengaruh dan kharisma kepemimpinan.
Pad a usia 35 tahun, ia mendirikan perusahaannya sendiri, pabrik rokok Gudang Garam di Kediri, Jawa Timur. Konon, ilham pemberian nama Gudang Garam diperolehnya dari mimpi. Berdiri pada tahun 1958, perusahaan ini kemudian berkembang pesat dengan 500 ribu karyawan yang menghasilkan 50 juta batang kretek setiap bulan. Pada tahun 1966, Gudang Garam sudah tercatat sebagai pabrik kretek terbesar di Indonesia.
Advertisement
Jatuh bangun Surya terus merintis bisnisnya. Ia bekerja tanpa modal yang cukup, kecuali kerja keras. Seringkali ia baru meninggalkan pabrik pada dinihari. Jiwa kewirausahaannya benar-benar tampak, dan layak menjadi contoh bagi enterpreneur lainnya. Ia adalah satu dari segelintir pengusaha keturunan Cina yang sukses di Indonesia, tanpa bekal fasilitas dan konsesi dari pemerintah. Justru ia merupakan penyumbang pendapatan cukai terbesar bagi negara.
Surya meninggal pada tahun 1985, tetapi hasil karyanya tetap segar-bugar. Keuletan Surya tidak sia-sia. Pada tahun 2001, Gudang Garam sudah memiliki enam unit pabrik di atas lahan sekitar 100 hektar, 40 ribu buruh, dan sekitar 3000 karyawan tetap. Cukai rokok yang ia bayarkan mencapai lebih dari Rp 100 miliar per tahun.*****