Yusrin Ahmad Tosepu
“Kita memiliki dua telinga dan satu mulut, karena itu kita bisa mendengarkan dua kali lebih banyak daripada berbicara.” ~ Epictetus Tuhan menciptakan manusia dengan 2 telinga dan 1 mulut, Itu artinya Tuhan menginginkan manusia untuk selalu menjaga lisannya. Tuhan lebih senang dengan hambaNya yang tidak banyak berbicara. Kurangi berbicara dan perbanyaklah untuk mendengarkan adalah salah satu sikap menjadi pribadi yang lebih empati, objektif dan bijaksana.
A. Pengantar Komunikasi sangat diperlukan dalam menjalin hubungan antara sesama manusia. Berbicara dan mendengarkan merupakan dua aspek penting dalam menjalin hubungan baik. Komunikasi yang efektif sangat bergantung pada ketrampilan seseorang dalam mengirim maupun menerima pesan. Kita menyaksikan begitu banyak proses kegiatan belajar mengajar yang tidak berhasil mentransformasi pengetahauan karena kurangnya keterampilan mendegarkan peserta didik. Proyek atau program Perusahaan macet ditengah jalan hanya gara-gara diskomunikasi para anggotanya. Teknik komunikasi diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh sumber informasi atau penyampai komunikasi saat menyampaikan suatu pesan kepada penerima pesan. Teknik komunikasi merupakan hal-hal yang dapat mendukung keberhasilan kegiatan komunikasi sehingga tujuan yang diinginkan tersebut dapat tercapai. Teknik komunikasi salah satunya berhubungan dengan keterampilan mendengarkan dalam menciptakan komunikasi yang efetif. Komunikasi efektif adalah suatu kegiatan pengiriman makna (pesan) dari seorang individu ke individu yang lain di mana kegiatan tersebut dapat menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak. Komunikasi Efektif, inilah yang menjadi permasalah sekarang karena orang masih awam terhadap budaya komunikasi Efektif dan kurangnya ketrampilan “mendengarkan” dalam berkomunikasi yang mengakibatkan mereka lebih banyak “berpendapat untuk mengemukakan masalah” daripada “berpendapat untuk memecahkan masalah”.
PENTINGNYA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Membangun komunikasi yang efektif, setidaknya kita harus: (1) Berusaha benar-benar mengerti orang lain (emphatetic communication), (2) Memenuhi komitmen atau janji, (3) Menjelaskan harapan atau rencana yang akan di lakukan, (4) Meminta maaf denga tulus ketika membuat kesalahan, (5) Memperlihatkan integritas pribadi. Masalah yang paling sederhana dan sering muncul dalam berkomunikasi di karenakan kurangnya keterampilan mendengarkan. Keterampilan mendengarkan seharusnya mengiringi keterampilan bertanya. Karena sebaik apa pun komunikasi terhadap seseorang tanpa diiringi dengan kemampuan mendengarkan maka komunikasi tidak efektif. Mendengarkan (Listening) salah satu keterampilan performansi. Keterampilan mendengarkan adalah kemampuan menyimak atau memperhatikan penuturan Komunikator sebagai pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan kepada komunikan (penerima pesan) dalam sebuah proses komunikasi. Kata “Mendengarkan� dengan “mendengar�, keduanya sangatlah berbeda meskipun sekilas hampir sama. Mendengar merupakan istilah di mana manusia menangkap bunyi, kemudian diteruskan ke otak. Kegiatan ini dilakukan tanpa adanya kesengajaan. Berbeda dengan mendengarkan, yang mana manusia berusaha mendapatkan informasi dari apa yang didengar dengan sengaja. Dengan kata lain, mendengarkan adalah dengan memadukan indra pendengaran dengan pikiran, sehingga dapat menangkap dan menginterpretasikan pesan yang disampaikan pembicara yang tujuannya untuk memahami pembicaraan tersebut secara objektif. B. Pembahasan Cara Meningkatkan keterampilan mendengarkan Pernahkah kita memiliki argumen di mana kita terus menjelaskan ide kita, tetapi tidak peduli berapa kali kita mengulang atau mengulanginya, rasanya seperti mereka tidak memahami maksud kita? Pernahkah kita berbicara dengan seseorang yang terus-menerus memeriksa telepon mereka? Peluangnya adalah orang yang kita ajak bicara untuk mendengar apa yang kita katakan, tetapi tidak lebih.
Hal.2
PENTINGNYA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Mereka tidak memperhatikan, dan ada kemungkinan besar mereka tidak berusaha memahami apa yang kita katakan. Singkatnya, mereka tidak secara aktif mendengarkan. Apa Itu Mendengarkan Aktif (Active Listening) ? Kontak mata yang baik adalah bagian penting dari mendengarkan secara aktif. Maka memahami definisi mendengarkan aktif adalah langkah pertama untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan aktif. Orang mendengarkan dengan dua cara. Mendengarkan musik sambil mengemudi, mendengarkan ceramah sambil mencatat, adalah contoh dari mendengarkan pasif. Kita mendengarkan tetapi kita tidak punya niat untuk merespons, dan pikiran kita mengembara dari waktu ke waktu. Mendengarkan aktif, di sisi lain, berarti mengabdikan perhatian penuh kita kepada pembicara dan memberikan respons yang bijaksana terhadap apa yang mereka katakan sesudahnya. Berikut ini beberapa jenis mendengar secara aktif 1. Mendengar Evaluatif Mendengar evaluatif adalah kegiatan mendengar sambil melakukan evaluasi terhadap katakata yang diucapkan pembicara. Kemudian hasil evaluasi tersebut disampaikan kembali kepada pembicara dalam berbagai bentuk seperti penolakan, persetujuan, dan lain-lain. 2. Mendengar Proyektif Adalah memproyeksikan diri pendengar ke alam pikiran pembicara merupakan cara mendengar secara proyektif. Pendengar berusaha memahami pkitangan pembicara dan memahami setiap arti kata sampai pembicaraan selesai. Cara yang dapat dilakukan untuk menjadi pendengar yang aktif dan efektif antara lain sebagai berikut. 1. Mendengar penuh konsentrasi 2. Menangkap pesan-pesan yang penting atau inti pembicaraannya 3. Mencatat hal yang dirasakan penting
Hal.3
PENTINGNYA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Dengan melakukan ketiga cara diatas keterampilan mendengar akan menjadi efektif. Sehingga point penting pada saat seseorang mendengar tidak akan terlewatkan. Karena beberapa jenis pembicaraan ada yang tidak bisa terulang kembali. Itulah pentingnya keterampilan mendengar dalam meciptakan komunikasi yang efektif. komunikasi yang efektif dapat mendukung keberhasilan yang ingin dicapai. Mengapa Mendengarkan Aktif Penting? Mendengarkan secara aktif adalah keterampilan lembut yang dapat meningkatkan berbagai bidang kehidupan kita. Kemampuan kita untuk membangun hubungan, menghindari konflik, mengelola tim, membujuk orang lain, membesarkan anak-anak, dan semuanya ditingkatkan sebagaimana keterampilan mendengarkan. Inilah sebabnya mengapa mendengarkan secara aktif penting untuk dikuasai. Mendengarkan secara aktif menarik kita keluar dari apa yang terjadi di kepala kita sendiri ke gagasan dan emosi yang dibagikan pembicara, sehingga kita dapat menggunakan informasi ini untuk merespons dengan lebih baik. Tiga Komponen untuk Mendengarkan Aktif 1. Memahami. Pendengar memperhatikan bahasa verbal dan non-verbal pembicara untuk sepenuhnya memahami apa yang mereka coba komunikasikan. 2. Menahan. Pendengar mencoba mengingat poin kunci dari pesan pembicara menggunakan ingatan mereka atau melalui pencatatan. 3. Menanggapi. Kita merespons pembicara untuk mengkonfirmasi pemahaman kita tentang pesan mereka dan untuk melanjutkan diskusi kita tentang masalah tersebut. Ini hanya terjadi setelah menganalisis dan mengingat apa yang mereka katakan (komponen satu dan dua). Mendengarkan secara aktif tidak hanya sekedar memberikan perhatian kepada orang, tetapi juga menunjukkan tkita-tkita non-verbal kepada mereka. Hal yang menjadi masalah adalah sebagian besar orang tidak benar-benar mendengarkan. Beberapa alasan yang mendasarinya adalah ingin menjadi pusat percakapan dan ego yang ada di dalam diri.
Hal.4
PENTINGNYA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Dengan mendengarkan secara aktif, maka kita bisa terlihat menjadi jauh lebih pintar. Mendengarkan membuat seseorang bisa memberikan umpan balik yang konstan dan inilah yang membuat rekan dan keluarga menilai bahwa kita cukup pkitai untuk memberikan respon yang tepat. Aktif mendengarkan apa yang disampaikan orang lain juga bisa membuat kita menjadi sosok yang karismatik. Kita sekarang tahu manfaat mendengarkan secara aktif. Saatnya untuk mengetahui bagaimana belajar meningkatkan keterampilan mendengarkan. Berikut langkah langkahnya: 1. Hadapi Pembicara Hadapi mitra percakapan kita. Jangan melihat ponsel, jam tangan, atau orang lain. Lihatlah siapa pun yang berbicara, bahkan jika mereka tidak melihat kita seperti dalam kasus kuliah atau seminar. Melihat lawan bicara kita tidak harus menyeramkan. Kita dapat melihat hal-hal lain dari waktu ke waktu, tetapi tidak begitu sering sehingga menjadi terlihat. Jika kita merasa aneh menatap mata orang itu, lihat bahunya atau bagian lain dari wajah mereka. 2. Hindari Gangguan Matikan notifikasi ponsel kita dan jangan terlalu gelisah, karena ini akan mengganggu orang yang berbicara kepada kita. Itu membuat mereka merasa seperti kita lebih suka berada di tempat lain. 3. Menjaga Postur Tubuh Tetap Terbuka dan Menyambut Sikap yang ramah dan terbuka sangat membantu para pembicara untuk berkomunikasi dengan lebih baik. Kita bisa melakukannya dengan mencondongkan badan ke depan yang menunjukkan bahwa kita menyambut orang yang sedang berbicara. 4. Gambar Apa yang Dikomunikasikan Model visual dan mental terbentuk secara alami di pikiran kita ketika mendengar informasi. Terlibat dalam menganalisis apa yang dikatakan orang lain. Ingat kata kunci, tanggal, frasa, dan detail lainnya untuk membantu kita membentuk gambar yang lebih jelas dari cerita orang lain.
Hal.5
PENTINGNYA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
5. Tahan Putusan Mendengarkan dengan penuh perhatian berarti tetap netral, dan tidak membentuk pendapat apa pun tentang apa yang disampaikan pembicara sampai mereka selesai berbicara. Tidak dapat dihindari untuk merasa negatif terhadap ide orang lain dari waktu ke waktu, tetapi jangan terlalu lama merenungkan perasaan ini. Jangan mengeluh dalam hati dan berkata, "Tentu saja, itu tidak akan berhasil!" Karena perhatian dan pemahaman kita tentang ide pembicara akan dikompromikan segera setelah kita menuruti sentimen negatif ini. Ingat, pendengar yang baik terbuka untuk gagasan baru bahkan yang bertentangan dengan keyakinan mereka. 6. Mengajukan Pertanyaan Mengajukan pertanyaan membuat orang lain berpikir bahwa kita memberikan perhatian dan benar-benar mendengarkan mereka. Tunjukkan minat pada topik yang sedang dibicarakan dengan bertanya tentang detail lebih lanjut. 7. Refleksikan dan Klarifikasi Mencerminkan dan mengklarifikasi adalah dua cara untuk memastikan bahwa kita dan pembicara berada di halaman yang sama. Bercermin berarti mengulangi apa yang orang lain katakan dengan kata-kata kita sendiri untuk mengonfirmasi bahwa kita memahami pesan mereka, sementara mengklarifikasi berarti mengajukan pertanyaan yang menyelidik untuk menjernihkan kesalahpahaman potensial. Kedua teknik bekerja bahu membahu untuk membuat pembicara merasa didengar, dan memastikan bahwa tidak ada yang hilang dalam terjemahan. Contoh pernyataan klarifikasi dan refleksi: "Jadi aku dengar kamu berkata ...." "Aku mengerti bahwa kamu merasakan ..." "Mundur satu detik, apa maksudmu dengan ...?" "Apa yang kamu anggap sebagai ...?"
Hal.6
PENTINGNYA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
8. Ringkaslah Meringkas mirip dengan merefleksikan, kecuali bahwa ketika kita meringkas kita membuat jelas bahwa kita akan pindah dari topik kita saat ini. Ketika kita merangkum, kita hanya menjelaskan poin utama dari keseluruhan topik pembicara, detail menit yang mungkin harus kita perjelas sebelumnya tidak lagi penting di bagian percakapan ini. 9. Bagikan atau Tanggapi Tanggapi adalah bagian dari mengonfirmasi pemahaman kita tentang pesan orang lain itu. Setelah kita memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pesan mereka, giliran kita untuk memperkenalkan ide dan emosi kita ke dalam percakapan. kita harus melalui semua langkah sebelumnya terlebih dahulu sebelum mendapatkan hak istimewa untuk membagikan pemikiran kita. Dengan cara ini, pembicara tidak akan merasa seperti kita hanya mendorong agenda kita sendiri karena kita meluangkan waktu untuk memvalidasi perasaan dan gagasan mereka terlebih dahulu. Jujurlah, tetapi tegaskan pendapat kita. Jika takut bahwa saran kita akan dianggap sebagai upaya untuk mengendalikan tindakan orang lain, prakata saran kita dengan, "Jika itu terjadi pada saya, saya akan ..." Teknik Mendengarkan Aktif Cobalah amati seberapa baik kita mendengarkan percakapan. Apakah kita memahami dan menyimpan informasi sebelum merespons dalam percakapan? Setelah kita mendapatkan garis dasar keterampilan mendengarkan, selanjutnya kita belajar mendengarkan aktif untuk menciptakan komunikasi yang efektif, seperti kontak mata atau isyarat verbal, kita kemudian dapat mengikuti langkah-langkah yang tercantum di sini dan melatih keterampilan mendengarkan kita dengan setiap percakapan yang kita miliki. Mungkin terasa canggung pada awalnya, jangan khawatir tentang itu. Jika ini membantu, kita dapat memberi tahu orang lain bahwa kita sedang melakukan latihan mendengarkan aktif untuk meningkatkan keterampilan komunikasi kita.
Hal.7
PENTINGNYA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
1. Senyum dan Mengangguk Tersenyum dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa kita setuju dengan pesan pembicara. Jika kita menggabungkan ini dengan anggukan dan sesekali "uh-ya," orang yang berbicara dengan kita akan merasa bahwa kita memperhatikan pesan mereka. Tentu saja tersenyum dan mengangguk tidak selalu tepat. Kita tidak seharusnya tersenyum jika kita mendengar berita buruk atau sedang ditegur. Kita tidak boleh mengangguk ketika kita tidak setuju dengan apa yang kita dengar. Dalam kedua kasus, cukup "Saya paham" atau "Saya mengerti" sudah cukup. 2. Lakukan Kontak Mata Melakukan kontak mata dengan orang lain menunjukkan bahwa kita mendengarkan dan mencoba untuk memahami topik yang sedang dibicarakan. Hal yang penting untuk dilakukan adalah jangan sampai cara kita melakukan kontak mata terlalu tegas dan terkesan mengintimidasi. Penting untuk memperhatikan durasi saat akan melakukan kontak mata, sebab tidak semua orang percaya diri untuk melakukan kontak mata dalam jangka waktu yang lama. Mempertahankan kontak mata itu rumit karena tidak semua orang merasa nyaman melakukannya, atau menjadi orang yang menatap dalam hal itu. Tidak ada durasi yang sempurna tentang berapa lama kita seharusnya menatap pembicara, itu hanya tergantung pada kita dan orang lain. Kita harus memainkannya di dekat telinga. Jika kita khawatir tatapan kita terlalu kuat atau sedikit menyeramkan, praktikkan rileks wajah kita dan mata kita akan mengikuti. Tutup mata kita selama beberapa detik dan bernapaslah dalam-dalam. Ekspresi wajah kita akan lebih rileks saat membukanya. Steven Aitchison, pakar kewirausahaan sosial, menyarankan putus kontak mata setiap lima detik dengan melihat ke samping, seolah-olah kita sedang mencoba mengingat sesuatu. 3. Mengangguk dan Tersenyum Kedua sikap ini memperlihatkan kepada orang lain bahwa kita setuju dengan apa yang sedang mereka sampaikan dan semua orang sangat menyukai jika ada orang
Hal.8
PENTINGNYA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
yang setuju dengan mereka. Bahasa tubuh yang sangat sederhana, namun memberikan dampak yang positif kepada kita. 4. Meniru Bahasa Tubuh Pembicara (Mirroring) Pendengar yang penuh perhatian cenderung condong ke arah pembicara. Terkadang, kepala mereka condong ke samping atau beristirahat di satu tangan. Kita dapat mempelajari lebih lanjut tentang bahasa tubuh di sini: Mirroring adalah tindakan meniru ekspresi wajah pembicara, dan sering digunakan untuk menunjukkan simpati dan persetujuan terhadap pesan mereka. Misalnya, seorang teman yang baru saja diterima untuk pekerjaan baru akan menyampaikan berita kepada kita dengan ekspresi gembira di wajah mereka. Sebagai teman yang menunjukkan dukungan kita, reaksi alami adalah tersenyum dan terlihat bersemangat juga. Sedikit trik yang bisa kita lakukan adalah meniru bahasa tubuh yang sedang dilakukan pembicara. Melakukan hal ini menunjukkan bahwa kita memiliki sikap yang empati kepada mereka. 5. Berlatih Empati Tempatkan diri kita pada posisi orang lain. Cobalah rasakan apa yang orang lain rasakan saat mereka berbicara dengan kita. Bayangkan diri kita dalam situasi mereka. Apa yang akan kamu rasakan? Bagaimana reaksi kita? Ini adalah praktik empati. Jangan mengacaukan ini dengan simpati, yang hanya merupakan tindakan mengasihani orang lain, menurut Psychology Today. Saat kita bersimpati, kita merasa prihatin atas kesejahteraan orang lain dan berharap mereka merasa lebih baik. Empati melampaui simpati karena ketika kita berempati; kita tidak hanya merasa kasihan pada orang itu, kita juga mencoba melihat situasi dari sudut pkitang mereka. Empati sangat membantu dalam mengkomunikasikan stres dan sulit untuk menjelaskan pengalaman, karena beberapa cerita hanya sulit untuk dijelaskan— kita harus berada di sana untuk memahami.
Hal.9
PENTINGNYA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
6. Umpan Balik atau Penguatan Positif Percakapan panjang akan terasa sangat berat sebelah tanpa umpan balik positif dari pendengar. Jika kita mendengarkan cerita panjang, gunakan sinyal verbal seperti "uhhuh," "oke" atau "Saya mengerti" pada jeda strategis dalam percakapan untuk mengonfirmasi bahwa kita masih mengikuti cerita. 7. Jangan Mengganggu Menginterupsi orang yang berbicara dengan kita tidak hanya membuat kita kasar, tetapi juga membatasi kita menyerap informasi yang disampaikan kepada kita. Jangan menyelesaikan kalimat orang lain, bahkan jika kita pikir kita tahu apa yang akan mereka katakan. Pencabut kalimat sering membuat kesalahan karena mereka mengikuti jalan pikiran mereka sendiri — bukan pembicara. Simpan pertanyaan dan argumen balik kita untuk nanti, bahkan jika pembicara sedang membahas subjek yang tepat dari pertanyaan kita. Menginterupsi seseorang di tengah-tengah penjelasan dapat menyebabkan mereka kehilangan pemikiran, dan di samping itu, ada kemungkinan bahwa pertanyaan atau kontra-argumen kita akan dibahas nanti dalam penjelasan mereka sehingga kita tidak perlu menyela mereka terlebih dahulu. 8. Arahkan Ulang Percakapan Jika Topiknya Tidak Aktif Percakapan yang keluar dari topik sering terjadi. Bahkan kita sering membahas tiga topik tanpa harus menyelesaikan salah satu dari topik. Dalam hal ini, kita atau pembicara harus mengarahkan pembicaraan kembali ke topik semula. Katakan sesuatu seperti, "Senang mendengar tentang XYZ, tetapi terus ceritakan tentang (topik asli) terlebih dahulu." Dengan cara ini kita dapat menyelesaikan percakapan sebelum beralih ke diskusi lain. Kita mungkin bertanya-tanya, apa yang terpenting dari menyelesaikan satu cerita sebelum pindah ke yang lain? kita tidak akan merasakan efek dari garis singgung percakapan jika kita bertemu dengan seorang teman. Tapi kita akan melihatnya begitu kita berputar-putar dalam suatu argumen atau rapat tim penting.
Hal.10
PENTINGNYA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
9. Ingat Detail Kecil Mengingat poin-poin penting dari suatu percakapan akan membantu ketika giliran kita untuk berbicara. Tanggal, nama, lokasi, dan informasi terkait lainnya dapat membantu kita mengajukan pertanyaan menyelidik untuk mengklarifikasi pesan pembicara. Bahkan jika kita mengerti apa yang mereka katakan, mengulangi detail kisah mereka ketika kita meringkas poin mereka menunjukkan bahwa kita memahami dan memperhatikan mereka. Menerapkan langkah langkah di atas memungkinkan kita untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan menjadi lebih baik. Keterampilan mendengarkan penting dimiliki untuk bisa berkomunikasi dengan efektif kepada banyak orang. Saat mampu memberikan empati kepada orang lain dengan kemampuan mendengarkan secara aktif, maka kita bisa dengan mudah mempengaruhi orang lain. C. Simpulan Tuhan menciptakan manusia dengan 2 telinga dan 1 mulut, Itu artinya Tuhan menginginkan manusia untuk selalu menjaga lisannya. Tuhan lebih senang dengan hambaNya yang tidak banyak berbicara. Kurangi berbicara dan perbanyaklah untuk mendengarkan adalah salah satu sikap menjadi pribadi yang lebih empati, objektif dan bijaksana. Ya, hal terpenting ialah bersedia mendengarkan. Dengan mendengarkan, kita akan mendapatkan berbagai macam informasi penting. Kalau kita tidak mau mendengarkan, kita tak akan mendapatkan informasi mengenai hal-hal baru. Jangan mengabaikan nasihatnasihat orang terdekat yang sebenarnya akan sangat bermanfaat bagi diri sendiri. Tak mudah menjadi pendengar yang baik. Karena sulitnya menjadi pendengar yang baik, banyak orang menyebutnya sebagai salah satu keterampilan. Sebab, pada saat mendengarkan, kita menjadi seseorang yang peduli dan respect. Tentu saja terkadang ada rasa bosan dan jenuh menghampiri. Ketika kita menjadi pendengar yang baik, kita harus mau meluangkan waktu. Namun, ternyata aktivitas mendengarkan ini secara tidak langsung berdampak pada kehidupan karena memiliki banyak manfaat. Salah satu menfaat yang bisa kamu dapatkan ialah kamu menjadi orang yang lebih komunikatif (empati, objektif dan bijaksana). Hal.11
PENTINGNYA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Meskipun kelihatannya sepele, mendengarkan ketika sedang berbicara dapat memberikan kebaikan serta keuntungan terutama agar orang atau lawan bicara kita dapat merasakan empati kita dan kita dapat memahami apa yang diutarakan orang lain. Masih banyak orang tak perduli betapa pentingnya mendegarkan dengan seksama ketika sedang berbicara dengan lawan bicara baik itu dengan teman, orang yang lebih tua atau orang yang kita hormati termasuk juga orang yang lebih muda dari kita. Banyak orang yang gagal menjadi pendengar yang baik, Permasalahannya sebenarnya ada pada diri mereka sendiri. Misalnya karena memiliki ego yang tidak mau dikalahkan. Banyak orang lebih suka didengar dengan banyak bicara dibandingkan mendengarkan lawan bicaranya. Padahal, menjadi pendengar yang baik akan memberikan banyak kebaikan serta keuntungan bagi diri sendiri dan orang lain. Misalnya saja menjadi pribadi yang lebih bijaksana, dapat mengerti apa yang diutarakan orang lain lebih baik, disenangi dan lain sebagainya. Tak hanya di lingkungan keluarga, namun kita juga perlu menjadi pendengar yang baik dalam berbagai aspek kehidupan seperti pada lingkungan masyarakat dan lingkungan pekerjaan. Tentu ada proses yang harus dilalui apabila ingin menjadi pendengar yang baik. Tentu kurangi intensitas berbicara dan perbanyak mendengarkan. Hal tersebut juga harus dibarengi dengan memiliki sikap rendah hati, lebih berkonsentrasi dan memiliki sikap objektif. Ada rasa lega ketika seseorang bercerita atau berkeluh kesah tentang permasalahan yang sedang dihadapi kepada seseorang. Beban pikiran akan sedikit berkurang ketika bercerita kepada seseorang, lalu dia mendengarkan dengan sangat antusias. Kekuatan dari mendengarkan memang sangat luar biasa. Meskipun menjadi pendengar yang baik sangat penting, bukan berarti kita harus mendengarkan setiap apa yang datang kepada kita. Berusahalah untuk tidak mendengarkan hal-hal buruk. Sebagai contohnya, ketika kamu memiliki suatu usaha, pasti akan ada beberapa orang yang tidak menyukai usahamu kemudian mencemooh. Kalau kita ingin sukses, abaikan saja mereka. Hal yang perlu dilakukan ialah memilah-milah mana yang perlu didengarkan dan mana yang tak perlu didengarkan. Hal.12
PENTINGNYA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Nah, jika kita mampu menjadi pribadi yang memiliki empati dengan cara mau mendengarkan seseorang ketika mereka perlu didengar, dapat dikatakan kita telah memenuhi kriteria sebagai pendengar yang baik. Di dalam banyak kesempatan, kita sebaiknya berusaha untuk menjadi pendengar yang baik agar dapat merasakan serta mengerti permasalahan yang ada. #SemogaBermanfaat @SilakanMencoba Catatan: Bahan Kajian Matakuliah komunikasi interpersonal Jurusan Ilmu Komunikasi Reference De Janasz, S. C., Dowd, K. O., Schneider, B. Z. (2009). Interpersonal Skills in Organizations. 3rd Edition. New York: McGraw Hill. DeVito, J. A. (2013). The Interpersonal Communication Book. 13th Edition. New Jersey: Pearson Education. Lunenburg. F. C. (2010). Communication: The Process, Barriers, and Improving Effectiveness. Mulyana, D. (2009). Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Orford, J. (1992). Community psychology: Theory and practice. NY: John Wiley & Sons Ltd. Purwanto, Djoko, Komunikasi Bisnis, Penerbit Erlangga : Jakarta, 2006 Robbins, S. P, Hunsaker, P. L . (2006). Training nn Interpersonal Skills: Tips for Managing People at Work. 4th Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Schooling, 1(1), 1-11. Matin, H. Z. (2010), Relationship between Interpersonal Communication Skills and Organizational
Hal.13