PROYEK AKHIR SARJANA Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik Student Square in the Campus of Gadjah Mada University’s Buffer Zone as an Energy Provider and Image Framer Element that is Educative Designing with Passive Strategy in Enhancing the Quality of Thermal and Acoustical Comfort
Disusun oleh: Achmad Adhi Nugraha | 14512233 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Sugini, MT., IAI.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TAHUN AJARAN 2017/2018
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh rangkaian proyek akhir sarjana ini. Semoga proyek ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pengamatnya dalam mengembangkan ilmu arsitektur dan penerapan konsep kenyamanan termal dan akustik. Saya berharap semoga proyek akhir sarjana ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pengamatnya, menjadi acuan dan juga bahan pembelajaran serta koreksi sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari proyek ini dalam kualitas yang jauh lebih baik lagi untuk ke depannya. Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa dalam proses pelaksanaan perancangan proyek akhir sarjana dan penyusunan laporan perancangannya ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Shohayat dan Ibu Isti Marwiyah selaku orang tua dari penyusun, Mas Yahya Ansori, Mbak Enni Purwanti dan Mbak Rina Isnandari selaku kakakkakak dari penyusun, serta Mbah Parliyah selaku nenek dari penyusun atas segala usaha dan doanya yang selalu menyertai penyusun untuk memberikan yang terbaik dalam pelaksanaan proyek akhir sarjana ini; 2. Ibu Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI. selaku dosen pembimbing dari penyusun atas segala kesabaran dan kelapangan hatinya dalam memberikan bimbingan, ilmu serta masukan-masukan kepada penyusun sehingga proyek akhir sarjana ini dapat terselesaikan; 3. Muhammad Galieh Gunagama, S.T., M.Sc. selaku dosen penguji dari penyusun atas semua kritik dan sarannya yang membangun sehingga penyusun dapat menyelesaikan proyek akhir sarjana ini dengan baik; 4. Bapak Noor Cholis Idham, Ph.D., IAI. selaku Ketua Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia; Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | vi
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
5. Mas Oldy Tesar Arwanda, Ristiana Ekantari, Ratna Setya Febriani dan Dhian Purwitasari selaku rekan-rekan seperjuangan dalam pelaksanaan proyek akhir sarjana ini yang telah memberikan semangat dan bantuannya; 6. Dwi Septiana, Aditya Arya Wirawan, Suryana Adistiya, Mbak Dwiki Alamanda Azhimi dan Mbak Dwi Mairani Manaf yang juga telah memberikan semangat dan bantuannya, serta 7. Seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek akhir sarjana ini. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam proyek akhir sarjana ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan dapat memberikan penyempurnaan dalam rancangan dan laporannya ini. Semoga proyek akhir sarjana ini dapat bermanfaat bagi pengamatnya. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yogyakarta, 25 Juni 2018 Achmad Adhi Nugraha
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | vii
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif: Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik Disusun oleh: Achmad Adhi Nugraha | 14512233 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia Surel: 14512233@students.uii.ac.id
ABSTRAK Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif merupakan sebuah proyek perancangan arsitektural yang mengambil suatu kawasan di Kecamatan Depok bagian barat, Kabupaten Sleman, tepatnya di sebelah utara kawasan kampus Universitas Gadjah Mada, sebagai subyek perancangannya. Lokasi ini dipilih karena di dalamnya terdapat beberapa isu terkait lingkungannya, seperti meningkatnya kebutuhan lahan untuk bangunan dan juga kepadatan kendaraan. Dari kedua isu tersebut dihasilkan tiga variabel perancangan, yaitu pembentuk citra kawasan, energy provider serta health & comfort booster. Karena kawasan terpilih dipadati oleh bangunanbangunan komersial, sehingga dihasilkan suatu solusi yaitu perombakan bangunan-bangunan komersial tersebut menjadi bangunan komersial yang dapat lebih menguntungkan bagi pemiliknya, pengelolanya, orang-orang di sekitarnya serta lingkungannya yang merupakan lingkungan kampus. Tujuan utama dari perancangan ini yaitu untuk memberikan kenyamanan termal dan akustik bagi pengguna bangunan terancang serta menciptakan suatu bangunan komersial yang hemat energi dan ramah lingkungan. Kenyamanan termal dan akustik dapat dicapai dengan melalui perancangan arsitektural dengan menggunakan strategi pasif, yaitu dengan memperbanyak bukaan serta menerapkan berbagai elemen bangunan yang mampu menghalangi radiasi sinar matahari dan meredam kebisingan lingkungan. Adapun konsep bangunan hemat energi dan ramah lingkungan yang dapat dicapai dengan pemanfaatan sistem panel surya dan rainwater harvesting. Dengan diterapkannya semua variabel perancangan dan melalui metode-metode yang tepat, maka dihasilkanlah suatu bangunan komersial yang responsif terhadap lingkungan alam, ekonomi serta sosialnya. Hal tersebut terbukti dari hasil pengujian desain yang dilakukan menghasilkan halhal seperti peringkat gold untuk bangunan hijau yang diuji dengan menggunakan alat ukur berupa GREENSHIP untuk Bangunan Baru dari Green Building Council Indonesia (GBCI), keberhasilan pemanfataan sistem pencahayaan alami pada ruang-ruang dalam bangunan terancang, efisiensi pemanfaatan sistem rainwater harvesting sebesar 12,9% serta efisiensi pemanfaatan sistem panel surya sebesar 15,46%. Kata kunci: citra kawasan, energy provider, health & comfort booster, bangunan komersial, strategi pasif
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | viii
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Student Square in the Campus of Gadjah Mada University’s Buffer Zone as an Energy Provider and Image Framer Element that is Educative: Designing with Passive Strategy in Enhancing the Quality of Thermal and Acoustical Comfort Arranged by: Achmad Adhi Nugraha | 14512233 Department of Architecture, Faculty of Civil Engineering and Planning, Islamic University of Indonesia Email: 14512233@students.uii.ac.id
ABSTRACT Student Square in the Campus of Gadjah Mada University’s Buffer Zone as an Energy Provider and Image Framer Element that is Educative is an architectural design project which takes a zone in the west part of Depok Sub-district, Sleman Regency, specifically in the north of the campus zone of Gadjah Mada University, as its design subject. The location is chosen because there are some environmental issues happening in it, such as the enhancement of the needs of lands and also density of vehicles. By the existence of both issues, it could result three design variables, such as regional image framer, energy provider and health & comfort booster. Since the chosen zone is densed by commercial buildings, so that it can result a solution which is designing those buildings to be a commercial building that could be more advantageous for its owners, managers, the people around it and also its environment which is a campus zone. The main purposes of this design project are giving thermal and acoustical comfort to the designed building’s users and also creating an energy-saving and eco-friendly commercial building. Thermal and acoustical comfort could be created by using passive strategy which is implemented by providing many openings and applying various building elements which are able to block the radiation of sunlight and to reduce environmental noises. Beside of that, there is also the concept of energy-saving and eco-friendly building which is implemented by applying solar panel and rainwater harvesting systems. By applying all design variables and suitable methods, so that a commercial which is responsive to natural, economical and social environment could be created well. It could be proved from the design testing which resulted some things such as gold rating for a green building the ug which was tested using a measuring instrument called GREENSHIP for New Buildings from Green Building Council Indonesia (GBCI), success of utilizing daylighting system in some interior parts of the designed building, the efficiency value of the application of rainwater harvesting system is 12.9% and also the efficiency value of the application of solar panel system is 15.46%. Keywords: regional image, energy provider, health & comfort booster, commercial building, passive strategy
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | ix
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................... iii CATATAN DOSEN PEMBIMBING ..................................................................... iv SURAT PERNYATAAN ......................................................................................... v KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR TABEL................................................................................................. xix BAB I: PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1.
Judul Proyek.............................................................................................. 1
1.2.
Batasan Judul ............................................................................................ 1
1.3.
Latar Belakang .......................................................................................... 6
1.3.1.
Isu Non-arsitektural........................................................................... 6
1.3.2.
Penyelesaian Isu secara Arsitektural ................................................. 9
1.4.
Peta Rumusan Permasalahan .................................................................. 10
1.5.
Peta Konflik ............................................................................................ 12
1.6.
Rumusan Permasalahan .......................................................................... 13
1.7.
Tujuan dan Sasaran ................................................................................. 14
1.8.
Batasan Desain ........................................................................................ 15
1.9.
Originalitas dan Kebaruan ...................................................................... 15
1.10. Metode Desain ........................................................................................ 17 1.10.1. Prosedur Desain .............................................................................. 17 1.10.2. Rencana Uji Desain ......................................................................... 20 Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | x
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
BAB II: PENELUSURAN PERSOALAN DESAIN ............................................ 21 2.1.
Kajian Konteks Lokasi Site ..................................................................... 21
2.1.1.
Sejarah dan Kondisi Aktual Kawasan ............................................. 21
2.1.2.
Peraturan Bangunan Eksisting Kawasan......................................... 26
2.1.3.
Tukar Guling (Ruislag) ................................................................... 27
2.1.4.
Analisis Kawasan ............................................................................ 29
2.1.5.
Data Lokasi Site .............................................................................. 37
2.1.6.
Analisis Site..................................................................................... 37
2.2.
Data Pengguna Bangunan ....................................................................... 45
2.2.1.
Sasaran Pengguna Bangunan .......................................................... 45
2.2.2.
Alur Kegiatan Pengguna ................................................................. 46
2.2.3.
Kebutuhan Ruang ............................................................................ 49
2.3.
Kajian Tipologi ....................................................................................... 51
2.4.
Kajian Tema Desain ................................................................................ 56
2.4.1.
Energy Provider .............................................................................. 56
2.4.2.
Comfort Booster .............................................................................. 63
2.4.3.
Pembentuk Citra Kawasan .............................................................. 81
2.5.
Rumusan Persoalan Desain ..................................................................... 82
2.5.1.
Tata Ruang Dalam ........................................................................... 82
2.5.2.
Tata Massa dan Lansekap................................................................ 82
2.5.3.
Fasad ............................................................................................... 82
2.5.4.
Sistem Bangunan............................................................................. 82
2.5.5.
Teknologi Bangunan ....................................................................... 82
BAB III: PENYELESAIAN PERSOALAN DESAIN ......................................... 84 3.1.
Tata Ruang Dalam................................................................................... 84
3.1.1.
Program Ruang ............................................................................... 84
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | xi
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
3.1.2. 3.2.
Sistem Aksesibilitas ........................................................................ 90
Tata Massa dan Lansekap ....................................................................... 91
3.2.1.
Orientasi Bangunan ......................................................................... 91
3.2.2.
Penataan Vegetasi ............................................................................ 96
3.3.
Fasad ....................................................................................................... 97
3.3.1.
Elemen Bangunan sebagai Peredam Kebisingan ............................ 97
3.3.2.
Elemen Air sebagai Peredam Kebisingan ....................................... 97
3.4.
Sistem Bangunan .................................................................................... 97
3.4.1.
Sistem Penghawaan......................................................................... 97
3.4.2.
Sistem Rainwater Harvesting ......................................................... 98
3.5.
Teknologi Bangunan ............................................................................... 99
3.5.1.
Sistem Pencahayaan ........................................................................ 99
3.5.2.
Sistem Panel Surya.........................................................................114
BAB IV: KONSEP DAN PENGUJIAN DESAIN ...............................................116 4.1.
Konsep Tata Ruang Dalam ....................................................................116
4.2.
Konsep Tata Massa dan Lansekap .........................................................116
4.2.1.
Orientasi Bangunan ........................................................................116
4.2.2.
Penataan Vegetasi ...........................................................................116
4.3.
Konsep Fasad .........................................................................................117
4.4.
Konsep Sistem Bangunan ......................................................................117
4.4.1.
Sistem Penghawaan........................................................................117
4.4.2.
Sistem Rainwater Harvesting ........................................................118
4.4.3.
Sistem Struktur ...............................................................................119
4.4.4.
Sistem Keselamatan Bangunan ..................................................... 121
4.5.
Konsep Teknologi Bangunan ................................................................ 123
4.5.1.
Konsep Pencahayaan..................................................................... 123
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | xii
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
4.5.2. 4.6.
Penerapan Panel Surya .................................................................. 123
Uji Desain ............................................................................................. 125
4.6.1.
Pengujian Bangunan Hijau............................................................ 125
4.6.2.
Pengujian Pencahayaan Alami ...................................................... 140
4.6.3.
Perhitungan Efisiensi Penerapan Sistem Rainwater Harvesting .. 148
4.6.4.
Perhitungan Efisiensi Penerapan Sistem Panel Surya ................... 148
BAB V: HASIL DAN EVALUASI DESAIN ..................................................... 150 5.1.
Tata Ruang Dalam................................................................................. 150
5.2.
Tata Massa dan Lansekap ..................................................................... 153
5.2.1.
Orientasi Bangunan ....................................................................... 153
5.2.2.
Penataan Vegetasi .......................................................................... 155
5.3.
Fasad ..................................................................................................... 156
5.4.
Sistem Bangunan .................................................................................. 161
5.4.1.
Sistem Penghawaan....................................................................... 161
5.4.2.
Sistem Rainwater Harvesting ....................................................... 162
5.4.3.
Sistem Struktur .............................................................................. 163
5.5.
Teknologi Bangunan ............................................................................. 165
5.5.1.
Sistem Pencahayaan ...................................................................... 165
5.5.2.
Sistem Panel Surya........................................................................ 166
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 169
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | xiii
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
DAFTAR GAMBAR Gambar 1: Peta eksisting kawasan terpilih ............................................................. 8 Gambar 2: Kondisi kawasan pada siang hari .......................................................... 8 Gambar 3: Kondisi kawasan pada malam hari ........................................................ 8 Gambar 4: Peta rumusan permasalahan .................................................................11 Gambar 5: Peta konflik ......................................................................................... 13 Gambar 6: Skema prosedur desain........................................................................ 19 Gambar 7: Jumlah mahasiswa berdasarkan bidang di Provinsi DIY tahun 2017 . 22 Gambar 8: Peta kondisi kawasan sekitar kampus UGM tahun 2007 .................... 24 Gambar 9: Peta kondisi kawasan sekitar kampus UGM tahun 2012 .................... 24 Gambar 10: Peta kondisi kawasan sekitar kampus UGM tahun 2017 .................. 25 Gambar 11: Peta lokasi site dalam kawasan terancang ......................................... 30 Gambar 12: Peta pembagian sub blok dalam kawasan terpilih............................. 31 Gambar 13: Peta detail sub blok 1-B .................................................................... 32 Gambar 14: Data dan peraturan bangunan untuk sub blok 1-B ............................ 32 Gambar 15: Analisis tempat pengolahan sampah kawasan .................................. 33 Gambar 16: Analisis ketersediaan kantung parkir komunal ................................. 34 Gambar 17: Analisis ketersediaan fasilitas penyedia transportasi ........................ 35 Gambar 18: Analisis ketersediaan elemen peredam kebisingan kawasan ............ 36 Gambar 19: Pengukuran sudut azimuth dan altitude dalam site terpilih .............. 38 Gambar 20: Analisis arah pergerakan matahari di dalam site terpilih .................. 39 Gambar 21: Alternatif orientasi bangunan berdasarkan arah pergerakan matahari ............................................................................................................................... 40 Gambar 22: Analisis arah pergerakan angin ......................................................... 42 Gambar 23: Alternatif orientasi bangunan berdasarkan arah pergerakan angin ... 43 Gambar 24: Analisis kebisingan ........................................................................... 44 Gambar 25: Analisis potensi buatan manusia ....................................................... 45 Gambar 26: Alur kegiatan mahasiswa di dalam bangunan terancang .................. 46 Gambar 27: Alur kegiatan non-mahasiswa di dalam bangunan terancang ........... 47 Gambar 28: Alur kegiatan penyedia barang dan jasa di dalam bangunan terancang ............................................................................................................................... 48
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | xiv
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 29: Alur kegiatan pengelola di dalam bangunan terancang .................... 49 Gambar 30: Tampak dari deretan pertokoan di Yap Square .................................. 52 Gambar 31: Area parkir sebelah utara di Yap Square ........................................... 52 Gambar 32: Suasana di dalam Cihampelas Walk .................................................. 53 Gambar 33: Denah dari BARNONE ...................................................................... 54 Gambar 34: Tampak depan dari BARNONE ......................................................... 54 Gambar 35: Interior dari BARNONE .................................................................... 55 Gambar 36: Eksterior dari BARNONE .................................................................. 55 Gambar 37: Perspektif dari Scalo Milano City Style ............................................ 56 Gambar 38: Data curah hujan di dalam site .......................................................... 63 Gambar 39: Eksterior dari Tokyo Human Health Sciences University ................. 71 Gambar 40: Interior dari Tokyo Human Health Sciences University .................... 72 Gambar 41: Prinsip kerja sistem fasad berlubang sebagai ventilasi pada Tokyo Human Health Sciences University....................................................................... 73 Gambar 42: Eksterior dari Park Passive House.................................................... 74 Gambar 43: Interior dari Park Passive House ...................................................... 74 Gambar 44: Potongan dari Park Passive House ................................................... 75 Gambar 45: Penerapan water walls, water falls dan green walls pada taman-taman kecil di Manhattan ................................................................................................. 78 Gambar 46: Tampak dari Office Building E yang berhadapan langsung dengan jalan raya ............................................................................................................... 79 Gambar 47: Penerapan gundukan tanah pada lansekap Office Building E ........... 79 Gambar 48: Bentuk bangunan atrium ................................................................... 80 Gambar 49: Bentuk bangunan yang dilengkapi dengan recessed floor ................ 80 Gambar 50: Bentuk bangunan podium base ......................................................... 81 Gambar 51: Hubungan antar ruang dalam bangunan terancang ........................... 85 Gambar 52: Matriks hubungan ruang dalam bangunan terancang........................ 89 Gambar 53: Property size berdasarkan jenis ruang ............................................... 89 Gambar 54: Property size berdasarkan sifat ruang ............................................... 89 Gambar 55: Organisasi ruang dalam bangunan terancang .................................... 90 Gambar 56: Alternatif sintesis 1............................................................................ 92 Gambar 57: Alternatif sintesis 2............................................................................ 93
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | xv
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 58: Alternatif sintesis 3............................................................................ 94 Gambar 59: Alternatif peletakan dan orientasi atap 1 ........................................... 95 Gambar 60: Alternatif peletakan dan orientasi atap 2 ........................................... 96 Gambar 61: Sisi-sisi fasad bangunan terancang ................................................. 102 Gambar 62: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi A bangunan terancang ........ 103 Gambar 63: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi B bangunan terancang ........ 105 Gambar 64: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi C bangunan terancang ........ 106 Gambar 65: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi D bangunan terancang ........ 107 Gambar 66: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi E bangunan terancang ........ 109 Gambar 67: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi F bangunan terancang..........110 Gambar 68: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi G bangunan terancang ......... 111 Gambar 69: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi H bangunan terancang .........113 Gambar 70: Sistem tenaga surya ..........................................................................115 Gambar 71: Penerapan shading dan sirip sebagai elemen fasad bangunan terancang ..............................................................................................................117 Gambar 72: Sirip dan vegetasi untuk mengoptimasi angin .................................118 Gambar 73: Perspektif shaft air hujan pada bangunan terancang ........................119 Gambar 74: Sistem struktur dalam bangunan terancang..................................... 120 Gambar 75: Grafik pengukuran dimensi balok ................................................... 121 Gambar 76: Jalur evakuasi dalam bangunan terancang ...................................... 122 Gambar 77: Panel surya polycrystalline 300WP bermerk Shinyoku .................. 124 Gambar 78: Sisi-sisi bangunan yang diuji .......................................................... 140 Gambar 79: Tampak depan dari sisi A ................................................................ 141 Gambar 80: Pencahayaan alami pada retail besar di lantai lower ground yang berbatasan dengan sisi A ..................................................................................... 141 Gambar 81: Pencahayaan alami pada retail besar di lantai upper ground yang berbatasan dengan sisi A ..................................................................................... 142 Gambar 82: Pencahayaan alami pada retail besar di lantai 1 yang berbatasan dengan sisi A ....................................................................................................... 142 Gambar 83: Tampak depan dari sisi B ................................................................ 143 Gambar 84: Pencahayaan alami pada culinary spot dan dapurnya di lantai lower ground yang berbatasan dengan sisi B ................................................................ 143
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | xvi
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 85: Pencahayaan alami pada culinary spot dan dapurnya di lantai upper ground yang berbatasan dengan sisi B ................................................................ 144 Gambar 86: Pencahayaan alami pada culinary spot dan dapurnya di lantai upper ground yang berbatasan dengan sisi B ................................................................ 145 Gambar 87: Tampak depan dari sisi C ................................................................ 146 Gambar 88: Pencahayaan alami pada retail kecil di lantai lower ground yang berbatasan dengan sisi C ..................................................................................... 146 Gambar 89: Pencahayaan alami pada retail kecil di lantai upper ground yang berbatasan dengan sisi C ..................................................................................... 147 Gambar 90: Pencahayaan alami pada retail kecil di lantai 1 yang berbatasan dengan sisi C ....................................................................................................... 147 Gambar 91: Denah lantai lower ground .............................................................. 151 Gambar 92: Denah lantai upper ground .............................................................. 152 Gambar 93: Denah lantai 1 ................................................................................. 153 Gambar 94: Situasi .............................................................................................. 154 Gambar 95: Rencana tapak (siteplan) ................................................................. 155 Gambar 96: Penataan vegetasi secara vertikal .................................................... 156 Gambar 97: Tampak utara ................................................................................... 156 Gambar 98: Tampak selatan ................................................................................ 156 Gambar 99: Tampak timur .................................................................................. 157 Gambar 100: Tampak barat ................................................................................. 157 Gambar 101: Rencana fasad................................................................................ 158 Gambar 102: Tampak depan dari fasad F2.......................................................... 159 Gambar 103: Tampak samping dari fasad F2...................................................... 159 Gambar 104: Denah fasad F4 .............................................................................. 160 Gambar 105: Tampak depan dari fasad F4.......................................................... 160 Gambar 106: Tampak samping dari fasad F4...................................................... 161 Gambar 107: Skema pergerakan angin di dalam bangunan terancang ............... 162 Gambar 108: Skema sistem RWH pada bangunan terancang ............................. 163 Gambar 109: Rencana kolom dan balok ............................................................. 164 Gambar 110: Rencana pondasi ............................................................................ 165 Gambar 111: Rencana pencahayaan alami .......................................................... 166
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | xvii
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 112: Rencana peletakan panel surya ..................................................... 167 Gambar 113: Skema sistem panel surya pada bangunan terancang .................... 168
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | xviii
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
DAFTAR TABEL Tabel 1: Rencana uji desain................................................................................... 20 Tabel 2: Jumlah mahasiswa di Provinsi DIY tahun 2012-2016 ............................ 21 Tabel 3: Jumlah mahasiswa di Kabupaten Sleman tahun 2016/2017 ................... 22 Tabel 4: Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di DIY................................ 25 Tabel 5: Sudut azimuth dan altitude pada pukul 07.00-09.00 dan 16.00-18.00 .... 39 Tabel 6: Kebutuhan ruang dalam bangunan terancang ......................................... 49 Tabel 7: Intensitas Konsumsi Energi berdasarkan tipe bangunan ......................... 57 Tabel 8: Tingkat pencahayaan rata-rata, renderasi dan temperatur warna yang direkomendasikan ................................................................................................. 58 Tabel 9: Daya listrik maksimum untuk pencahayaan ........................................... 60 Tabel 10: Curah hujan di Kabupaten Sleman ........................................................ 62 Tabel 11: Suhu udara bulanan di lokasi terkait ..................................................... 65 Tabel 12: Kelembapan udara bulanan di lokasi terkait ......................................... 66 Tabel 13: Kelembapan udara bulanan di lokasi terkait ......................................... 66 Tabel 14: Diagnosis yang didasarkan pada analisis tabel Mahoney ..................... 67 Tabel 15: Indikator yang didasarkan pada analisis tabel Mahoney....................... 67 Tabel 16: Hasil yang direkomendasi dari tabel Mahoney ..................................... 68 Tabel 17: Karakteristik kegiatan dan ruang di dalam bangunan terancang .......... 84 Tabel 18: Besaran ruang ........................................................................................ 86 Tabel 19: Spesifikasi bak penampung air hujan ...................................................118 Tabel 20: Spesifikasi panel surya 300 WP polycrystalline bermerk Shinyoku ... 124 Tabel 21: Pengujian bangunan hijau ................................................................... 125
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | xix
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Judul Proyek 1. Judul “Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif” “Student Square in the Campus of Gadjah Mada University’s Buffer Zone as an Image Framer Element that is Educative” 2. Sub Judul “Perancangan
dengan
Strategi
Pasif
dalam
Peningkatan
Kualitas
Kenyamanan Termal dan Akustik” “Designing with Passive Strategy in Enhancing the Quality of Thermal and Acoustical Comfort” 1.2. Batasan Judul 1. Student Secara bahasa, kata student merupakan kata dalam Bahasa Inggris yang memiliki arti pelajar, siswa, murid atau peserta didik. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, siswa, murid, atau peserta didik adalah orang atau anak yang sedang berguru, belajar atau bersekolah. Namun di sisi lain, Shafique Ali Khan memberikan pengertian masing-masing dari kata ‘siswa’ dan ‘pelajar’. Siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Selanjutnya orang ini disebut pelajar atau orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapapun usianya, dari manapun, siapa pun, dlam bentuk apapun, dengan biaya apapun untuk meningkatkan pengetahuan dan moral pelaku belajar”. Dalam kaitannya dengan perancangan ini yaitu bahwa bangunan terancang ini dibuat student-friendly. Namun bukan berarti bahwa bangunan ini hanya diperuntukkan untuk pelajar saja. 2. Square Berdasarkan kamus dalam jaringan dari vocabulary.com disebutkan bahwa square dapat berarti area terbuka yang berhadapan langsung dengan Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 1
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
dua jalan atau lebih. Di samping itu disebutkan pula bahwa square digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu piazza, place dan plaza. Dalam Dictionary.com disebutkan bahwa square dapat berarti sebuah area terbuka atau plaza di sebuah kota yang terbentuk oleh pertemuan atau perpotongan dua jalan atau lebih dan biasanya ditanami rerumputan, pepohoan, dan lain sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa square adalah area terbuka yang berhubungan langsung dengan dua jalan atau lebih. Dalam kaitannya dengan perancangan ini, square akan dibuat menjadi sebuah pusat komersial yang berisi deretan pertokoan dan dilengkapi dengan area terbuka yang cukup. 3. Kawasan dan Kawasan Penyangga Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kawasan adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal, pertokoan, industry, dan sebagainya. Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dijelaskan bahwa kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya, contohnya antara lain kawasan lindung – lawasan budidaya dalam suatu wilayah provinsi, kawasan perkotaan – kawasan pedesaan dalam suatu wilayah kabupaten, kawasan perumahan, kawasan pusat kota dan kawasan industri dalam suatu kota. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kawasan adalah daerah yang memiliki ciri khas dan fungsi tertentu. Dony Purnomo dalam blognya yang berjudul Fungsi Kawasan mendefinisikan kawasan fungsi penyangga sebagai suatu wilayah yang berfungsi sebagai pelindung dan sebagai budidaya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kawasan penyangga adalah daerah tertentu yang menjadi penyangga daerah lain, misalnya untuk pelestarian lingkungan. Dalam kaitannya dengan perancangan ini, letak kawasan penyangga dimana site terpilih berada di dalamnya yaitu di sekitar kawasan kampus Universitas Gadjah Mada. Kawasan ini disebut kawasan penyangga karena merupakan suatu kawasan yang terletak di sekitar kawasan yang berbeda secara fungsional namun berperan cukup penting dalam mendukung aktivitas manusia di dalam kawasan terkait maupun kawasan penyangga itu sendiri. 4. Kampus
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 2
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kamus berarti daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi (universitas, akademi) tempat semua kegiatan belajar – mengajar dan administrasi berlangsung. Pada intinya, kampus merupakan suatu tempat dalam perguruan tinggi dimana kegiatan utama seperti belajar – mengajar dan kegiatan administrasi berlangsung. 5. Elemen Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, elemen atau unsur diartikan sebagai bagian (yang penting, yang dibutuhkan) dari keseluruhan yang lebih besar. Ari Ibnu Ashari (2015) dalam blognya yang berjudul Pengertian
Sistem,
Karakteristik,
Elemen
dan
Klasifikasi
Sistem
menyebutkan bahwa pada dasarnya, jika dalam sebuah sistem (keseluruhan) terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dala mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem tersebut. 6. Citra Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:67) disebutkan bahwa citra adalah pemahaman kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Frank Jefkins dalam Soemirat dan Elvinaro Ardianto (2007:114) mendifinisikan citra sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Ruslan (1998:63) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi dan Aplikasi menyebutkan bahwa landasan citra berakar dari nilai-nilai kepercayaan yang konkritnya diberikan secara individual dan merupakan pandangan atau persuasi. Kevin Lynch (1975:6-8) dalam bukunya yang berjudul The Image of The City berpendapat bahwa citra memerlukan identitas pada sebuah obyek atau sesuatu yang berbeda dengan yang lain; struktur atau pola saling hubung antara obyek dan pengamat; serta obyek tersebut mempunyai makna bagi pengamatnya. 7. Edukatif Henri Tafjel (1981) mendifinisikan edukatif sebagai sesuatu hal yang dapat mengajarkan seseorang mengenai hal-hal yang bersifat pengetahuan
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 3
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
yang bisa berguna bagi perkembangan kognitif mereka. Menurut Abibakrin (2015), edukatif adalah kondisi yang memberikan pengetahuan, pemahaman dan pengajaran. 8. Perancangan Syifaun
Nafisah
(2003:2)
berpendapat,
“Perancangan
adalah
penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”. Menurut Al-Bahra bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis & Desain Sistem Informasi (2005:39) menyebutkan, “Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternative sistem yang terbaik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah suatu kegiatan yang bertujuan utama untuk suatu karya yang dapat menyelesaikan permasalahanpermasalahan yang ada. 9. Strategi Secara etimologi, strategi berasal dari turunan kata dalam Bahasa Yunani yaitu strategos yang berarti komandan militer pada zaman demokrasi Athena. Karena pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja, tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda. Craig dan Grant (1996) mendefinisikan strategi sebagai penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan dana rah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan. Menurut Syafrizal, strategi merupakan suatu cara untuk mencapai suatu tujuan dengan berdasar analisa terhadap factor eksternal dan internal. 10. Pasif Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasif berarti bersifat menerima saja, tidak giat, tidak aktif. Dalam Dictionary.com disebutkan bahwa kata ‘pasif’ dapat berarti dipengaruhi oleh penyebab eksternal. 11. Kualitas Menurut ISO-8402 (Loh, 2001:35), kualitas adalah totalitas dari fasilitas dan karakteristik suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 4
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
kebutuhan, yang tersurat atau tersirat. Tjiptono (2004:11) berpendapat bahwa kualitas adalah kesesuaian untuk digunakan. Kadir (2001:19) menyatakan bahwa kualitas adalah suatu tujuan yang sulit dipahami, sebab harapan dari konsumen akan selalu berubah. Setiap ada standar baru yang baik ditemukan, maka konsumen akan menuntut lagi agar diperoleh lagi standar baru yang lebih baru dan lebih baik lagi. Dalam pandangan ini maka kualitas merupakan suatu proses dan bukan merupakan suatu hasil akhir. 12. Kenyamanan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kenyamanan dapat berarti keadaan nyaman, kesegaran, dan kesejukan. Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005, dalam Tyas Septya, 2015) mengungkapkan bahwa kenyamanan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Achmad Maulidi (2016) dalam tulisannya yang dimuat pada situs dalam jaringan Kanal Informasi yang berjudul “Pengertian Kenyamanan� menyebutkan bahwa kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan seseorang yang merasa nyaman berdasarkan persepsi masing-masing individu. Menurut Karyono (2001), kenyamanan dalam kaitannya dengan bangunan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana dapat memberikan perasaan nyaman dan menyenangkan bagi penghuninya. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kenyamanan adalah perasaan nyaman yang dirasakan seseorang secara subyektif. 13. Termal Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, termal berarti berkaitan dengan panas.
Sehingga dalam kaitannya dengan bangunan, termal itu
berkaitan dengan suhu di dalam bangunan yang semestinya dikendalikan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan perasaan nyaman kepada penggunanya. 14. Akustik Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, akustik dapat diartikan
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 5
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
sebagai berikut. 1. Mengenai atau berhubungan dengan organ pendengar, suara, atau ilmu bunyi, 2. Rancangan dan sifat khusus ruang rekaman, pentas, auditorium, dan sebagainya, 3. Tempat rekaman atau reproduksi suara dilasanakan, 4. Keadaan ruang yang dapat mempengaruhi mutu bunyi. Sugini (2016) mengatakan bahwa akustik itu berkaitan dengan bunyi. Adapun Tizna Tibby Putra (2012) dalam blognya yang berjudul “Pengertian Akustik� berpendapat, “Akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang suara, bagaimana suara diproduksi/dihasilkan, perambatannya, dan dampaknya, serta mempelajari bagaimana suatu ruang/medium meresponi suara dan karakteristik dari suara itu sendiri�. 1.3. Latar Belakang 1.3.1. Isu Non-arsitektural Berdasarkan indeks kesehatan terbaru (2016) yang dirilis Sun Life Financial Asia ditunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap kondisi kesehatan masyarakat di kawasan Asia merosot ke angka terendah. Hanya 60% dari responden di Asia yang menyatakan puas dengan kondisi kesehatan mereka secara keseluruhan, turun dari angka 65% pada 2015. Namun, Indonesia tercatat sebagai satu-satunya negara yang tidak mengalami penurunan pada indeks kesehatan terbaru ini, bahkan justru mengalami peningkatan
meskipun
tidak
signifikan.
Maka
untuk
mendorong
peningkatannya diperlukan beberapa aspek yang cukup krusial, diantaranya yaitu aspek lingkungan yang sehat. Meskipun dinyatakan bahwa Indonesia mengalami peningkatan indeks kesehatan, namun nyatanya kondisi lingkungan perkotaan di Indonesia masih banyak yang belum baik. Masih terdapat begitu banyak pencemaran atau polusi yang ditimbulkan oleh kegiatan masyarakatnya, misalnya seperti penggunaan kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi udara dan suara. Hal-hal tersebut merupakan faktor yang menyebabkan terganggunya kesehatan manusia serta alam yang ditinggalinya. Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 6
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Yogyakarta dikenal dengan sebutan Kota Pendidikan atau Kota Pelajar. Hal ini dikarenakan Yogyakarta memiliki banyak instansi pendidikan, dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, hingga Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi yang kerapkali disebut dengan sebutan kampus biasanya memiliki suatu kawasan tersendiri. Kawasan kampus merupakan suatu kawasan yang terdiri dari beberapa sarana, prasarana dan fasilitas yang dapat mewadahi kebutuhan para civitas kampus terkait dan juga dapat menunjang kegiatan sehari-hari mereka. Menurut Amir Hajrasouliha (2017) kondisi fisik kawasan kampus dapat mempengaruhi kesuksesan belajar para mahasiswanya. Maka dari itu, perencanaan kawasan kampus memang diperlukan. Karena dengan terjaga dan terawatnya kawasan kampus, kesehatan dan kenyamanan para mahasiswa kampus terkait, bahkan masyarakat sekitarnya pun dapat terjaga. Lokasi kawasan yang dipilih dalam perancangan arsitektural ini yaitu di sebelah utara kawasan kampus Universitas Gadjah Mada, tepatnya di bagian utara dari Jalan Agro, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di dalam kawasan ini terdapat beberapa permasalahan non-arsitektural penting yang perlu dibenahi, antara lain timbulnya banyak polutan suara, banyaknya penggunaan kendaraan bermotor yang biasanya menimbulkan kemacetan, serta kurangnya ruang terbuka hijau.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 7
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 1: Peta eksisting kawasan terpilih (sumber: OpenStreetMap yang dimodifikasi oleh penyusun, 2017)
Gambar 2: Kondisi kawasan pada siang hari (Sumber: Penyusun, 2017)
Gambar 3: Kondisi kawasan pada malam hari (Sumber: Penyusun, 2017)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 8
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
1.3.2. Penyelesaian Isu secara Arsitektural Dari isu-isu non-arsitektural yang muncul di kawasan terkait, dibuatlah beberapa penyelesaian permasalahan yang dituangkan ke dalam perencanaan dan perancangan arsitektural. Untuk itu, maka diperlukan penerapan konsep tukar guling (ruislag) dalam pelaksanaannya. Ruislag merupakan suatu istilah yang berarti pertukaran lahan atau bangunan dengan lahan atau bangunan lainnya. Hal ini tentunya melibatkan pemerintah dalam penerapan peraturannya. Peraturan terkait dengan ruislag akan dibahas pada bab II. Jadi, beberapa bangunan eksisting yang ada di dalam site dibangun ulang secara total dan kemudian dihasilkan bangunan baru di dalam site tersebut yang telah direncanakan dan dirancang secara arsitektural. Dengan demikian, bangunan terancang tersebut diharapkan dapat mengatasi beberapa isu yang terjadi di dalam kawasan terkait. Isu yang terkait dengan polusi udara dapat diselesaikan dengan penyediaan dan penataan berbagai macam vegetasi yang mampu untuk mereduksi intensitas polusi udara yang cukup tinggi. Ada pun solusi lain untuk mengatasi
isu terkait dengan polusi udara, yaitu dengan
meminimalisasi penggunaan CFC. Contoh dari aksi meminimalisasi penggunaan CFC yaitu dengan mengurangi pemanfaatan pendingin udara buatan (air-conditioning) dan menggantinya dengan sistem penghawaan alami. Di samping itu ada pula permasalahan lain, yaitu terkait dengan polusi suara. Solusi untuk isu ini antara lain dengan penyediaan dan penataan vegetasi, penerapan elemen air sebagai elemen arsitektural, serta dengan penerapan berbagai elemen bangunan sebagai peredam suara yang baik. Selain itu, ada pula isu lain terkait dengan kurangnya ruang terbuka hijau. Permasalahan ini tentunya dapat diatasi dengan penyediaan dan penataan vegetasi di dalam tapak maupun bangunan. Untuk mengatasi isu yang terkait dengan banyaknya volume sampah kawasan dilakukan penyediaan sistem pengelolaan sampah di dalam tapak ataupun bangunan. Di sisi lain ada pula permasalahan terkait dengan banyaknya emisi energi kawasan, terutama yang diemisikan oleh bangunan-bangunan komersial. Permasalahan ini dapat
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 9
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
diatasi dengan tiga cara sebagai berikut. 1. Penerapan rainwater harvesting untuk menghemat pemanfaatan air dari PDAM. 2. Penerapan solar panel pada fasad dan/atau atap bangunan untuk menghemat pemanfaatan listrik dari PLN. 3. Pemanfaatan pencahayaan alami (daylighting) yang bertujuan untuk mengurangi pemanfaatan pemanfaatan buatan (artificial lighting), sehingga dapat menghemat pengeluaran untuk listrik. 1.4. Peta Rumusan Permasalahan Dari berbagai isu non-arsitektural di atas dibuatlah peta rumusan permasalahan sebagai berikut.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 10
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 4: Peta rumusan permasalahan (Sumber: Penyusun, 2017)
Peta rumusan permasalahan di atas menjelaskan bahwa isu utama yang ada di kawasan terkait yaitu bahwa Yogyakarta merupakan Kota Pelajar. Sehingga banyak sekali orang dari luar kota, terutama yang memiliki tujuan utama untuk menempuh pendidikan, masuk ke dalamnya untuk menetap baik untuk jangka
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 11
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
waktu yang panjang maupun pendek. Maka kepadatan penduduk di Yogyakarta pun meningkat. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan lahan untuk bangunan serta kepadatan kendaraan bermotor dan kemacetan. Meningkatnya
kebutuhan
lahan
untuk
bangunan
menyebabkan
berkurangnya lahan yang difungsikan untuk ruang terbuka hijau kawasan. Selain itu, hal ini juga menyebabkan meningkatnya volume sampah kawasan dan juga emisi energi kawasan. Kedua hal tersebut mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan. Disamping itu, peningkatan volume sampah kawasan juga dapat mengakibatkan tercemarnya wajah kawasan. Di sisi lain, ada pula isu yang terkait dengan polusi udara dan suara. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya taraf kesehatan dan kenyamanan manusia di sekitarnya. Menurunnya taraf kesehatan dapat ditandai dengan munculnya banyak penyakit, sedangkan menurunnya taraf kenyamanan dapat berupa rasa tidak nyaman orang-orang di luar maupun di dalam bangunan yang dikarenakan faktor alam seperti temperatur udara dan juga cuaca. Dari semua isu yang ada di lingkungan terkait, maka dihasilkan tiga variabel perancangan, yaitu commercial square, pembentuk citra kawasan, serta health and comfort booster. Dari ketiga variabel tersebut maka dihasilkan suatu obyek desain yang dapat menjadi solusi untuk mengatasi isu-isu yang ada, yaitu berupa student square. 1.5. Peta Konflik Student square merupakan obyek dari perancangan ini. Student square ini memiliki tiga variabel serta lima perkara perancangan. Dari variabel-variabel tersebut tersusunlah beberapa indikator yang berasal dari permasalahanpermasalahan yang ada. Kemudian indikator-indikator tersebut dikaitkan dengan perkara-perkara desain yang sesuai. Berikut merupakan peta konflik dari perancangan ini yang menjelaskan tentang keterkaitan antara obyek desain dengan isu-isu yang disajikan sebagai indikator-indikator desain.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 12
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 5: Peta konflik (Sumber: Penyusun, 2017)
1.6. Rumusan Permasalahan 1. Permasalahan Umum Bagaimana merancang student square yang dapat berperan sebagai pembentuk citra kawasan, health and comfort booster, serta energy provider untuk pendukung aktivitas mahasiswa? 2. Permasalahan Khusus a. Bagaimana merancang tata massa dan lansekap dari student square yang mampu
mengurangi
tingkat
kepadatan
bangunan
di
kawasan,
menyediakan jalur sirkulasi dan evakuasi yang baik, menyediakan vegetasi, memiliki orientasi bangunan yang tepat, serta menerapkan konsep bangunan dan lingkungan hijau? b. Bagaimana merancang tata ruang dalam dari student square yang menerapkan sistem aksesibilitas yang baik?
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 13
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
c. Bagaimana merancang fasad student square dimana vegetasi dapat tertata dengan baik, yang menerapkan berbagai elemen peredam kebisingan lingkungan serta konsep bangunan dan lingkungan hijau? d. Bagaimana cara menerapkan sistem bangunan pada student square yang menerapkan sistem rainwater harvesting dan mengutamakan penerapan sistem penghawaan alami e. Bagaimana cara memanfaatkan teknologi bangunan pada student square yang menerapkan konsep bangunan dan lingkungan hijau, panel surya serta sistem pencahayaan yang ramah lingkungan dan hemat energi? 1.7. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Merancang student square yang dapat berperan sebagai pembentuk citra kawasan, health and comfort booster, serta energy provider untuk pendukung aktivitas mahasiswa. 2. Sasaran a. Merancang tata massa dan lansekap dari student square yang mampu mengurangi tingkat kepadatan bangunan di kawasan, menyediakan jalur sirkulasi dan evakuasi yang baik, menyediakan vegetasi, memiliki orientasi bangunan yang tepat, serta menerapkan konsep bangunan dan lingkungan hijau. b. Merancang tata ruang dalam dari student square yang menerapkan sistem aksesibilitas yang baik. c. Merancang fasad student square dimana vegetasi dapat tertata dengan baik, yang menerapkan berbagai elemen peredam kebisingan lingkungan serta konsep bangunan dan lingkungan hijau. d. Menerapkan sistem bangunan pada student square yang menerapkan sistem rainwater harvesting dan mengutamakan penerapan sistem penghawaan alami. e. Memanfaatkan teknologi bangunan pada student square yang menerapkan konsep bangunan dan lingkungan hijau, panel surya serta sistem pencahayaan yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 14
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
1.8. Batasan Desain 1. Lokasi tapak Lokasi tapak dari proyek perancangan ini yaitu di kawasan penyangga kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), tepatnya di suatu perempatan yang berbatasan langsung dengan Jalan Kaliurang dan Jalan Agro bagian utara, Kecamatan Depok bagian barat, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tapak ini berseberangan dengan Gedung Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. 2. Health & Comfort Booster Health booster atau penstimulasi kesehatan berarti hal-hal yang direncanakan dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan. Dalam perancangan ini, taraf kesehatan ditingkatkan dengan mengurangi intensitas polusi udara. Comfort booster atau penstimulasi kenyamanan berarti hal-hal yang dapat meningkatkan taraf kenyamanan. Kenyamanan manusia di dalam bangunan dibagi menjadi tiga, yaitu kenyamanan termal, kenyamanan visual dan kenyamanan akustik. Jenis kenyamanan yang diprioritaskan dalam perancangan ini yaitu kenyamanan termal dan akustik. 1.9. Originalitas dan Kebaruan 1. Bangunan Multifungsi di Surakarta / 2009 Oleh
: Maulana Arif Uddin (I0205086)
Instansi
: Universitas Sebelas Maret
Konsep
: Bangunan multifungsi yang hemat energi
Kesamaan : Terdapat fungsi komersial Perbedaan : Lokasi dan pendekatan yang dilakukan 2. Redesain Rau Trade Center (RTC) di Kota Serang / 2010 Oleh
: Ishmatullah (D 300 050 010)
Instansi
: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Konsep
: Pusat perbelanjaan yang user-friendly dengan bernuansa modern
Kesamaan : Fungsi utama bangunan Perbedaan : Penekanan pada kinerja bangunan yang dirancang 3. Pasar Tradisional Kelas III Baciro Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 15
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Oleh
: Bobby Aryogo (11512255)
Instansi
: Universitas Islam Indonesia
Konsep
: Mendesain sebuah pasar vertikal dengan menerapkan sistem pendinginan dan pencahayaan pasif serta pengolahan sampah menjadi kompos
Kesamaan : - Fungsi komersial - Pendekatan perancangan Perbedaan : - Tipologi bangunan - Perancangan
ini
tidak
mengedepankan
pendekatan
kenyamanan akustik 4. Perancangan Pasar Festival di Semarang Oleh
: Bayu Kusuma Adi (13/345874/TK/40460)
Instansi
: Universitas Gadjah Mada
Konsep
: Activity and Economy Generator guna mentransformasi Kota Lama Semarang dari cost center menjadi profit center dengan menerapkan arsitektur tepian sungai (riverfront)
Kesamaan : Fungsi komersial Perbedaan : - Tipologi bangunan - Konsep utama perancangan 5. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Jogja City Walk Sebagai Kawasan Ciri Khas Wisata Kuliner dan Fashion yang Berkonsep Green Architecture di Yogyakarta / 2013 Oleh
: Aloysius Angga Yempormase
Instansi
: Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Konsep
: Green architecture
Kesamaan : - Fungsi Komersial - Tipologi (serupa) Perbedaan : Sebatas untuk wisata kuliner dan fashion 6. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Pusat Perbelanjaan Modern di Yogyakarta : Studi Ruang Luar dengan Konsep Citywalk / 2014 Oleh
: Fransisca
Instansi
: Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 16
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Konsep
: City walk
Kesamaan : - Fungsi Komersial - Tipologi (serupa) Perbedaan : - Lokasi - Sistem manajerial / pengelolaan fasilitas yang menyerupai mall 7. City Walk di Yogyakarta : Integrasi Fasilitas Komersial dengan Ruang Terbuka Publik dengan Pendekatan Arsitektur Landscraper/ 2011 Oleh
: Ilham Pradana
Instansi
: Universitas Gadjah Mada
Konsep
: Green architecture
Kesamaan : - Fungsi Komersial - Tipologi (serupa) Perbedaan : Pendekatan yang ditekankan 8. City Walk di Pusat Kota Yogyakarta : Revitalisasi Kawasan Heritage ke Dalam Bangunan City Walk / 2009 Oleh
: Prananto Harwanto
Instansi
: Universitas Islam Indonesia
Konsep
: City walk
Kesamaan : - Fungsi Komersial - Tipologi (serupa) Perbedaan : - Keberadaan bangunan-bangunan heritage - Pendekatan yang dilakukan dalam mendesain 1.10. Metode Desain 1.10.1. Prosedur Desain Dalam perancangan ini dilakukan beberapa tahapan desain, diawali dengan perumusan isu atau permasalahan yang saat ini sedang banyak terjadi. Setelah itu dilakukan penelusuran variabel desain. Setelah variabel-variabel desain dirumuskan, selanjutnya dilakukan penelusuran persoalan desain dengan melakukan beberapa analisis yang terkait dengan variabel-variabel desain yang telah dirumuskan. Selanjutnya dilakukanlah pemecahan persoalan desain sehingga dihasilkan sintesis desain. Dari sintesis desain Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 17
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
tersebut dihasilkan konsep desain. Setelah terumuskannya konsep desain maka dilakukanlah pengujian desain untuk membuktikan bahwa desain itu sudah layak dan mampu untuk mengatasi isu-isu yang ada. Jika desain belum teruji berhasil dalam mengatasi isu-isu terkait, maka proses konsepsi desain dilakukan kembali. Namun jika desain sudah teruji berhasil dalam mengatasi isu-isu terkait, maka dilanjutkan ke proses selanjutnya yaitu pembuatan produk akhir desain yang berupa DED (Detailed Engineering Design), maket atau model tiga dimensional, dan juga APREB (Architectural Presentation Board). Setelah semua produk akhir terselesaikan, maka dilanjutkan ke tahapan akhir yaitu berupa pelaksanaan pameran desain. Berikut merupakan skema yang menggambarkan prosedur desain secara lengkap.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 18
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 6: Skema prosedur desain (Sumber: Penyusun, 2017)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 19
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
1.10.2. Rencana Uji Desain Dalam pelaksanaan perancangan ini dilakukan suatu tahapan penting, yaitu pengujian desain. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa tujuan dan sasaran perancangan ini telah terpenuhi. Berikut merupakan beberapa rencana proses pengujian desain yang dilakukan. Tabel 1: Rencana uji desain
No.
Perkara Desain
1 Tata massa dan lansekap
2 Tata ruang dalam
3 Fasad
4 Sistem bangunan
5 Teknologi bangunan
Metode Uji Desain Menggunakan perangkat penilaian Greenship untuk Bangunan Baru dari GBCI (Green Building Council Indonesia) Versi 1.2 Menggunakan perangkat penilaian Greenship untuk Bangunan Baru dari GBCI (Green Building Council Indonesia) Versi 1.2 Menggunakan perangkat penilaian Greenship untuk Bangunan Baru dari GBCI (Green Building Council Indonesia) Versi 1.2 a. Menggunakan perangkat penilaian Greenship untuk Bangunan Baru dari GBCI (Green Building Council Indonesia) Versi 1.2 b. Menggunakan perhitungan efisiensi pemanfaatan air bersih a. Menggunakan perangkat penilaian Greenship untuk Bangunan Baru dari GBCI (Green Building Council Indonesia) Versi 1.2 b. Menggunakan perhitungan efisiensi energi listrik
(Sumber: Penyusun, 2017)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 20
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
BAB II PENELUSURAN PERSOALAN DESAIN 2.1. Kajian Konteks Lokasi Site 2.1.1. Sejarah dan Kondisi Aktual Kawasan Kawasan terpilih berlokasi di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut merupakan beberapa data historis yang mencakup kawasan terkait. 1.
Data Jumlah Mahasiswa Berdasarkan situs web dari Pangakalan Data Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, didapatkan data terkait dengan jumlah mahasiswa di seluruh Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang tersebar di 108 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 2: Jumlah mahasiswa di Provinsi DIY tahun 2012-2016
No.
Tahun
Jumlah Mahasiswa
1 2 3 4 5
2012 2013 2014 2015 2016
393.007 420.572 401.266 400.323 403.646
Total
2.018.814
(sumber: Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi)
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan jumlah mahasiswa di Provinsi DIY yang cukup drastis pada tahun 2013, kemudian terjadi penurunan pada tahun 2014 hingga 2015. Pada tahun 2016 terjadi kenaikan lagi yang tidak bergitu drastis. Selain data di atas, ada pun data terkait dengan jumlah mahasiswa yang didasarkan pada bidang-bidang yang diambilnya. Sejumlah mahasiswa yang dimasukkan ke dalam data ini yaitu mahasiswa yang menempuh pendidikannya di perguruan tinggi di Provinsi DIY pada tahun 2017. Berikut merupakan data tersebut yang disajikan dalam grafik.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 21
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 7: Jumlah mahasiswa berdasarkan bidang di Provinsi DIY tahun 2017 (sumber: Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi)
Dalam Kabupaten Sleman terdapat beberapa Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. Berikut merupakan data-data yang terkait dengan jumlah mahasiswa di Kabupaten Sleman tahun 2016/2017 yang diperoleh dari situs web Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. Tabel 3: Jumlah mahasiswa di Kabupaten Sleman tahun 2016/2017
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Perguruan Tinggi Negeri Universitas Gadjah Mada Universitas Negeri Yogyakarta Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Akademi Angkatan Udara Adisucipto Sekolah Tinggi Multi Media STTN-BATAN Yogyakarta Swasta Universitas Islam Indonesia Universitas Proklamasi ‘45 Universitas Atma Jaya Yogyakarta Universitas Kristen Immanuel Universitas Sanata Dharma Universitas Teknologi Yogyakarta Universitas Respati Yogyakarta Institut Pertanian Yogyakarta Institut Pertanian Stiper Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Jumlah Mahasiswa 53.199 30.942 17.201 640 343 1.855 423 50.455 2.089 21.722 1.802 9.938 16.457 7.648 570 5.888 7.773
Proyek Akhir Sarjana | 22
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 3
No.
Jumlah Mahasiswa
Perguruan Tinggi
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi SBI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mitra Indonesia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi BBANK Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA STMIK AMIKOM STIE Pariwisata Api Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada Sekolah Tinggi Psikologi Yogyakarta Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ahmad Yani Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo STMIK Jenderal Achmad Yani Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Akademi Maritim Yogyakarta Akademi Komunikasi Yogyakarta Akademi Pertanian Yogyakarta Akademi Komunikasi Indonesia YPK Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti Akademi Pariwisata STIPARY Akademi Maritim Ganesha AMIK BSI Yogyakarta Akademi Pariwisata BSI Yogyakarta AKPER Panti Rapih Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik API Politeknik Seni Yogyakarta Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Politeknik Mekatronika Sanata Dharma Total
5.843 1.615 24 339 2.663 12.090 100 741 1.338 211 4.727 1.243 3.185 6.357 1.219 1.836 1.821 0 248 1.264 73 861 0 648 211 902 491 861 234 725 467 281.282
(sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman)
2.
Kondisi Kawasan Berikut ini merupakan peta kondisi kawasan sekitar kampus
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 23
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Universitas Gadjah Mada tahun 2007, 2012 dan 2017.
Gambar 8: Peta kondisi kawasan sekitar kampus UGM tahun 2007
(sumber: Google Earth)
Gambar 9: Peta kondisi kawasan sekitar kampus UGM tahun 2012 (sumber: Google Earth)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 24
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 10: Peta kondisi kawasan sekitar kampus UGM tahun 2017 (sumber: Google Earth)
3.
Data Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor di DIY berdasarkan Jenis Kendaraan tahun 2007-2015 (unit) Tabel 4: Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di DIY
(sumber: Data Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016)
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah kendaraan bermotor yang ada di Provinsi DIY terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain seperti semakin banyaknya masyarakat yang berkeinginan memiliki lebih banyak kendaraan bermotor serta banyaknya pendatang (yang biasanya merupakan mahasiswa yang menempuh Pendidikan tingginya di DIY) yang menggunakan kendaraan bermotor pribadinya sebagai moda Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 25
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
transportasi mereka. Selain data-data historis yang mencakup kawasan terpilih, ada pun datadata yang terkait dengan kawasan terpilih yang lebih mendetail sebagai berikut. 1.
Luasan
2.
Koordinat
3.
: ± 24,61 ha / 246.100 m2
Lintang :
Bujur :
7°45'41.7"S
110°22'35.2"T
7°45'53.6"S
110°22'54.7"T
7°46'16.1"S
110°22'41.9"T
7°45'54.8"S
110°22'36.3"T
Batasan Utara
: Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati
Timur
: Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok
Selatan
: Lapangan Pancasila Universitas Gadjah Mada
Barat
: Wilayah Kampus Universitas Gadjah Mada
2.1.2. Peraturan Bangunan Eksisting Kawasan Berdasarkan wawancara yang dilakukan penyusun di Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Sleman, diperoleh data-data terkait dengan peraturan-peraturan bangunan yang berlaku untuk kawasan terpilih sebagai berikut. Tata guna lahan
: - Zona di tepi jalan raya difungsikan untuk perdagangan dan jasa - Zona di tepi jalan kecil atau gang difungsikan untuk permukiman
Koefisien Dasar Bangunan
: 50%-60%
Koefisien Lantai Bangunan : (Direkomendasikan
dari
Pangkalan TNI
Angkatan Udara) Koefisien Dasar Hijau
: 20%
Garis Sempadan Bangunan : - 12,5 meter untuk bangunan usaha - 17,5 meter untuk bangunan rumah tinggal Basement Achmad Adhi Nugraha | 14512233
: Maksimum 3 lantai Proyek Akhir Sarjana | 26
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Koefisien Tapak Basement
: 75%
Parkir
: 25% dari luas tapak bangunan efektif
2.1.3. Tukar Guling (Ruislag) Pada sub sub bab 1.3.2. telah dipaparkan definisi umum terkait dengan tukar guling atau ruislag, yaitu pertukaran lahan atau bangunan dengan lahan atau bangunan lainnya. Kata ‘ruislag’ merupakan kata serapan dari bahasa Belanda ‘ruilen’ yang memiliki arti ganti, yaitu tukar dan guling. Sehingga dua kata tersebut digabung dan digeneralisasi menjadi suatu istilah tersendiri dalam bahasa Indonesia. Dalam pelaksanaannya, ruislag tentunya diatur oleh pemerintah. Berdasarkan
Surat
Edaran
Direktur
Jenderal
Pajak
Nomor
SE-
01/PJ.143/2000 tentang optimalisasi pengadaan tanah dan atau bangunan dengan cara tukar guling/ruislag di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dengan memperhatikan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 350/KMK.03/1994 tanggal 13 Juli 1994 tentang Tata Cara Tukar Menukar Barang Milik/Kekayaan Negara juncto Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 470/KMK.01/1994 tanggal 20 September 1994 tentang Tata Cara Penghapusan dan Pemanfaatan Barang Milik/Kekayaan Negara, dan sebagai penjabaran atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 tanggal 21 Februari 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah terutama pada Pasal 3 tentang Prinsip Dasar Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana tercantum pada angka 1 (satu) dan 2 (dua) pasal dimaksud yaitu mengenai efisiensi dan efektifitas, serta peningkatan daya guna dan hasil guna aset negara khususnya di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan tugas dan fungsinya, disampaikan hal-hal sebagai berikut. 1. Untuk usulan pengadaan bangunan kantor baik berupa gedung kantor maupun rumah dinas beserta fasilitas atau sejenisnya, agar sebelum mengajukan usulan permohonan dana untuk pengadaan bangunan dimaksud terlebih dahulu ditempuh dengan cara tukar menukar/ruislag yang tata cara pelaksanaannya mengacu kepada
Keputusan
Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor : 350/KMK.03/1994 tanggal 13 Juli Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 27
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
1994 tentang Tata Cara Tukar Menukar Barang Milik/Kekayaan Negara. 2. Sedangkan tanah dan atau bangunan yang dapat dijadikan objek tukar menukar adalah tanah dan atau bangunan yang dimiliki/dikuasai oleh instansi pemerintah (dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak) yang sebagian atau seluruhnya dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan atau dana di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara maupun diperoleh dengan cara lain yang syah (dengan cara hibah) yang berada dibawah pengurusan atau Direktorat Jenderal Pajak. 3. Adapun subyek pelaksanaan tukar menukar/ruislag adalah antara departemen/lembaga dengan Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Daerah, Koperasi atau dengan Swasta. 4. Untuk tertib administrasi dan guna mencegah timbulnya tuntutan oleh pihak lain dikemudian hari, terhadap tanah dan atau bangunan yang akan dijadikan objek tukar menukar/ruislag sebagaimana tercantum dalam angka 2 (dua) diatas, harus terlebih dahulu tanah dan atau bangunan dimaksud tercatat dalam daftar inventaris dan telah dilengkapi dengan dokumen kepemilikan yang berlaku, yaitu IMB untuk bangunan dan Sertifikat Hak Pakai atas nama Departemen Keuangan RI cq Direktorat Jenderal Pajak untuk tanah, yang pelaksanaan pengurusan dokumen dimaksud berpedoman kepada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-01/PJ.143/1998 tanggal 27 Februari 1998 hal Perkembangan Pembuatan Sertifikat Tanah atas Aset Direktorat Jenderal Pajak. 5. Sebagai penjabaran atas prinsip efisiensi dan efektifitas, tanah dan atau bangunan yang akan dijadikan objek tukar. menukar/ruislag sedapat mungkin adalah tanah dan atau bangunan yang sudah kurang dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan lagi, dan sepanjang kebutuhan akan tanah dan atau bangunan tersebut sudah mencukupi. 6. Guna mencegah timbulnya kerugian negara sebagai akibat tukar menukar/ruislag dimaksud, dalam penyampaian usulan pelaksanaan tukar menukar/ruislag dari Unit Pemakai Barang (UPB), objek tukar menukar tersebut terlebih dahulu dilakukan penilaian secara individual yaitu untuk
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 28
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
bangunan berpedoman kepada Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya tentang Pedoman Standarisasi dan Pedoman Operasional Penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara, dikurangi penyusutan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan untuk menetapkan perkiraan nilai tanah agar berpedoman kepada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang ditetapkan Direktur Jenderal Pajak. Adapun penilaian individual ini bertujuan untuk memperoleh nilai yang pasti atas aset dimaksud dan sebagai pembanding terhadap nilai rencana aset pengganti yang dibutuhkan. Dalam perencanaan dan perancangan ini akan dilakukan proses ruislag yang melibatkan seluruh pemilik bangunan eksisting yang terdapat di dalam site terpilih. Semua pemilik bangunan akan mendapatkan bagian dari fasilitas di dalam student square terancang. Besaran dari masing-masing ruang yang didasarkan pada fungsi dan standar itu sama. Sehingga apabila pemilik bangunan eksisting itu memiliki total luas yang lebih besar dari hasil rancangan, maka pemilik tersebut akan diberikan dana pengganti. Terkait dengan bangunan tempat tinggal yang berupa rumah dan kost, pemilik dan pengguna bangunan tersebut akan direlokasikan ke apartemen non-sewa yang telah direncanakan sebelumnya diluar proyek ini oleh penyusun. 2.1.4. Analisis Kawasan Letak site yang dipilih dalam perancangan ini yaitu pada kawasan penyangga kampus Universitas Gadjah Mada. Kawasan ini dipilih karena dalam kawasan ini terdapat beberapa isu penting yang perlu dibenahi yang telah dijelaskan pada bab I. Namun kawasan eksistingnya telah dirancang sedemikian rupa pada proyek Studio Perancangan Arsitektur 7 penyusun sehingga beberapa isu telah diminimalisasi. Hasil akhir dari proyek tersebut dituangkan dalam buku Creative Urban Design yang berjudul Walkable Area for Sustainable Living. Berikut merupakan peta kawasan terkait yang telah dirancang.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 29
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 11: Peta lokasi site dalam kawasan terancang (Sumber: Penyusun, 2017)
Untuk memahami konteks kawasan dalam merancang bangunan ini, maka diperlukan suatu kajian terkait kawasan tersebut. Berikut merupakan beberapa analisis dari kawasan terancang terkait. 1.
Analisis Pembagian Sub Blok Kawasan Kawasan terpilih dibagi menjadi tiga sub blok, yaitu sub blok 1-A, 1-B dan 1-C. Berikut merupakan peta pembagian sub blok dalam kawasan terpilih.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 30
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Sub-blok 1-A
5 -0 E
0 9 1122 3 21 445566 33 4 51 77 7 8891 92 8 0 11 01 121 41 1 31 51 1 71 1 616 81 1 02 191 0 1122 33 4 3 4455 51 66 7 6 778899 81 0 92 111 01 1 212 41 1 31 1 151 71 1 61 81 1 0 912
12345 67891 01 231 456 17 81 92 01232 456 27 82 93 013 23 453 678 94 3 014 234
8 5 7 3 89 91 1 44 51 1 66 71 1 00 11 22 31 66 77 88 99 221 33 44 55 1 64 71 1 86 91 1 21 31 1 42 51 1 98 08 19 6 7 98 1 3 5 0 44 55 77 6 11 22 33 1234567891 011 3 1 2 1234567 1234567891 01121 3 123456788
123456 7891 01 231 451 671 89 201 232 452 672 893 0 1 2 3 5 4 6 7 8 9 0 1 Sub-blok 1-B123415617819201232456278
Sub-blok 1-C
U
Gambar 12: Peta pembagian sub blok dalam kawasan terpilih
(Sumber: Penyusun, 2017)
Site terpilih terletak di sub blok 1-B. Berikut merupakan peta detail dari sub blok 1-B beserta data-data dan peraturan bangunan yang telah dimodifikasi sebelumnya.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 31
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
U Gambar 13: Peta detail sub blok 1-B (Sumber: Penyusun, 2017) Sub-blok 1-B Luas Total Sub-blok : 4,86 ha Wilayah : RW 2 Permukiman Ruang Terbuka Hijau Luas : 1,234 ha Luas : 1,111 ha KDB maksimal : 45% (0,555 ha) Kantung Parkir Komunal KLB maksimal : 5,4 (2,997 ha) Luas : 0,28 ha Tinggi bangunan maksimal : 12 lantai KDB maksimal : 85% (0,238 ha) Jumlah basement maksimal : 2 lantai KLB maksimal : 1,4 (0,333 ha) Fasilitas Komersial Tinggi bangunan maksimal : 5 lantai Luas : 0,944 ha Jumlah basement maksimal : 2 lantai KDB maksimal : 45% (0,425 ha) Tempat Pengolahan Sampah KLB maksimal : 5,4 (2,295 ha) Terpadu (TPST) Tinggi bangunan maksimal : 12 lantai Luas : 0,214 ha Jumlah basement maksimal : 2 lantai KDB maksimal : 85% (0,182 ha) Perkantoran KLB maksimal : 0,4 (0,073 ha) Luas : 0,011 ha Tinggi bangunan maksimal : 2 lantai KDB maksimal : 70% (0,008 ha) Luas : 0,214 ha KLB maksimal : 1,2 (0,01 ha) KDB maksimal : 85% (0,182 ha) Tinggi bangunan maksimal : 4 lantai KLB maksimal : 0,4 (0,073 ha) Jumlah basement maksimal : 1 lantai Tinggi bangunan maksimal : 2 lantai
Gambar 14: Data dan peraturan bangunan untuk sub blok 1-B (Sumber: Penyusun, 2017)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 32
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
2.
Analisis Tempat Pengolahan Sampah Kawasan
Gambar 15: Analisis tempat pengolahan sampah kawasan (Sumber: Penyusun, 2017)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa terdapat dua Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di dalam kawasan terkait. Sehingga,
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 33
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
permasalahan terkait dengan banyaknya volume sampah harian kawasan dapat lebih terminimalisasi dibandingkan dengan kawasan pra-rancangan. 3.
Analisis Ketersediaan Kantung Parkir Komunal
LEGENDA Kantung parkir komunal
Gambar 16: Analisis ketersediaan kantung parkir komunal (Sumber: Penyusun, 2017)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 34
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa dalam kawasan terpilih terdapat tiga unit kantung parkir komunal, satu di sub blok 1-A dan dua unit lainnya di sub blok 1-B. 4.
Analisis Ketersediaan Fasilitas Penyedia Transportasi
LEGENDA Tempat penyewaan sepeda Halte bus Trans Jogja Jalur sepeda Gambar 17: Analisis ketersediaan fasilitas penyedia transportasi (Sumber: Penyusun, 2017)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa dalam kawasan terpilih
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 35
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
terdapat beberapa fasilitas penyedia transportasi, antara lain tempat penyewaan sepeda kawasan dan halte bus Trans Jogja yang telah dirancang. Selain itu juga tersedia jalur sepeda. Beberapa fasilitas tersebut ditujukan untuk meningkatkan walkability atau minat orang-orang untuk berjalan kaki. 5.
Analisis Ketersediaan Elemen Peredam Kebisingan Kawasan
LEGENDA Fountain Water wall
Gambar 18: Analisis ketersediaan elemen peredam kebisingan kawasan
(Sumber: Penyusun, 2017)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 36
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa dalam kawasan terpilih disediakan dua macam elemen peredam kebisingan yang menggunakan air, yaitu fountain dan water wall. Keduanya diterapkan di beberapa titik di kawasan terpilih, terutama di zona-zona dengan tingkat kebisingan tinggi. Fountain dan water wall diterapkan karena keduanya menggunakan air dan air merupakan peredam suara yang baik. 2.1.5. Data Lokasi Site 1.
Luasan
2.
Koordinat
3.
: ± 0,734 ha / 7.338,6 m2
Lintang :
Bujur :
7°45'56.6" LS
110°22'42.9" BT
7°45'53.8" LS
110°22'44.2" BT
7°45'54.4" LS
110°22'46.3" BT
7°45'57.2" LS
110°22'45.3" BT
Batasan Utara
: Kompleks komersial Jalan Kaliurang
Timur
: Gudeg Bu Hj. Amad, Jalan Agro
Selatan
: Jalan Agro dan Selokan Mataram
Barat
: Jalan Kaliurang dan Gedung Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
2.1.6. Analisis Site 1. Analisis Arah Pergerakan Matahari Posisi matahari tahunan dari dalam site perlu untuk diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk menentukan orientasi bangunan dan bukaanbukaannya. Sehingga bangunan terancang akan menerima masuknya cahaya matahari alami dari arah yang tepat dengan intensitas yang cukup. Dengan demikian, pengguna bangunan akan merasakan kenyamanan termal di dalam bangunan tersebut. Dalam melakukan analisis ini digunakan suatu alat ukur berupa sun chart yang diperoleh dari SunEarthTools.com. Perlu diketahui bahwa sun chart yang digunakan ini berkoordinat di titik 7,77o Lintang Selatan dan
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 37
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
110,38o Bujur Timur. Berikut merupakan pengukuran sudut azimuth dan altitude dalam site terpilih guna menentukan arah pergerakan sinar matahari harian dalam satu tahun.
Gambar 19: Pengukuran sudut azimuth dan altitude dalam site terpilih
(sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa waktu-waktu dalam satu tahun yang dicakup yaitu pada waktu-waktu kritis: 21 Juni, 21 Oktober dan 21 Desember, terutama pada pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB, yang merupakan jam kritis harian dan juga jam fungsional bangunan. Dalam pengukuran tersebut didapatkan data sudut azimuth dan altitude tersebut yang disajikan dalam tabel berikut.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 38
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Tabel 5: Sudut azimuth dan altitude pada pukul 07.00-09.00 dan 16.00-18.00
Azimuth
Pukul 07.00 66,4o
Pukul 09.00 58,2o
Pukul 16.00 -123,8o
Pukul 18.00 -114,6o
Altitude
2,4o
27,7o
31,8o
5,6o
Pukul
Pukul
Pukul
Pukul
07.00
09.00
16.00
18.00
Azimuth
`100,2o
97,6o
-82,9o
-81o
Altitude
4,2o
33,8o
43,4o
14,7o
Pukul
Pukul
Pukul
Pukul
07.00
09.00
16.00
18.00
Azimuth
102,6o
113,4o
-66,1o
-67,4o
Altitude
8,4o
22,8o
37,8o
10o
21 Juni
21 Oktober
21 Desember
(sumber: SunEarthTools)
Dari pengukuran sudut azimuth dan altitude, dilanjutkan ke proses analisis arah pergerakan matahari harian dalam satu tahun di dalam site terpilih sebagai berikut.
Gambar 20: Analisis arah pergerakan matahari di dalam site terpilih (sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 39
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sinar matahari terang jatuh dari sudut azimuth 58,2o hingga 113,4o dan juga -66,1o hingga -123,8o sepanjang tahun pada jam-jam kritis. Dari analisis di atas dapat dihasilkan beberapa alternatif orientasi bangunan sebagai berikut.
Gambar 21: Alternatif orientasi bangunan berdasarkan arah pergerakan matahari (sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
a. Orientasi 1 Orientasi massa bangunan ini menghadapkan sisi bangunan yang panjang sejajar dengan sudut azimuth -123,9o. Bukaan sebaiknya diperbanyak pada sisi yang panjang. Sehingga bangunan dapat terhindar dari radiasi sinar matahari secara maksimal. b. Orientasi 2 Orientasi massa bangunan ini menghadapkan sisi bangunan yang panjang sejajar dengan sudut azimuth 58,2o. Bukaan sebaiknya diperbanyak pada sisi yang panjang. Sehingga bangunan dapat terhindar dari radiasi sinar matahari secara maksimal. c. Orientasi 3
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 40
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Orientasi massa bangunan ini menghadapkan sisi bangunan yang panjang sejajar dengan sudut azimuth -66,1o. Bukaan sebaiknya diperbanyak pada sisi yang panjang. Sehingga bangunan dapat terhindar dari radiasi sinar matahari secara maksimal. d. Orientasi 4 Orientasi massa bangunan ini menghadapkan sisi bangunan yang panjang sejajar dengan sudut azimuth 114,6o. Bukaan sebaiknya diperbanyak pada sisi yang panjang. Sehingga bangunan dapat terhindar dari radiasi sinar matahari secara maksimal. e. Orientasi 5 Orientasi massa bangunan ini menghadapkan sisi bangunan yang panjang tegak lurus dengan sudut azimuth 58,2o. Orientasi massa ini menyebabkan banyaknya intensitas radiasi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan. Orientasi massa ini cocok untuk peletakkan panel surya, baik di atap atau pada dinding. 2. Analisis Arah Pergerakan Angin Arah datangnya angin di dalam site perlu untuk diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bukaan-bukaan pada bangunan terancang. Dengan diketahuinya arah sumber datangnya angin terbesar di dalam site dan juga peletakan bukaan-bukaan yang tepat di dalam bangunan, sehingga penghawaan (ventilasi) di dalam bangunan tersebut akan terkesan baik dan kenyamanan termal ruang di dalamnya pun meningkat. Berikut merupakan wind rose yang menunjukkan arah datangnya angin terbesar di dalam site terkait.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 41
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 22: Analisis arah pergerakan angin
(sumber: Meteoblue)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa angin terbesar bersumber dari arah south (selatan) dan south-south-east (diantara selatan dan tenggara). Kecepatan angin tahunan yang paling sering muncul dari arah south berkisar antara 5,1 km/jam hingga 11,9 km/jam dengan total durasi mencapai 1.974 jam/tahun. Di samping itu, yang dari south-south-east pun memiliki kisaran yang sama, namun dengan total durasi yang berbeda, hanya mencapai 1.156 jam/tahun. Dari kedua arah pergerakan angin terbesar tersebut sebaiknya lebih diutamakan yang dari arah south-southeast, karena intensitas angin tidak begitu banyak. Dari analisis di atas dihasilkan suatu alternatif orientasi massa bangunan yang berdasarkan pada arah pergerakan angin yang tepat sebagai berikut.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 42
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 23: Alternatif orientasi bangunan berdasarkan arah pergerakan angin (sumber: Meteoblue)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa alternatif orientasi tersebut mengarahkan sisi bangunan yang pendek ke arah southsouth-east untuk memperoleh angin yang cukup dan perlu disediakan roster untuk menghindari angin dari arah selatan. Dengan demikian penghawaan alami yang diperoleh optimum dan sistem crossventilation dapat tercipta. 3. Analisis Kebisingan Kebisingan lingkungan di sekitar site mempengaruhi kenyamanan akustik orang-orang di sekitarnya. Maka dari itu diperlukan suatu ruang yang mampu meredam kebisingan tersebut dengan tujuan untuk menjadikannya sebagai zona nyaman bagi orang-orang tersebut. Sehingga perancangan ini perlu dilakukan untuk memenuhi hal tersebut. Untuk itu, diperlukan analisis yang terkait dengan tingkat kebisingan lingkungan di sekitar site. Berikut merupakan analisis yang dimaksud.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 43
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 24: Analisis kebisingan (Sumber: Penyusun, 2018)
Berdasarkan analisis di atas, dapat dilihat bahwa tingkat kebisingan tertinggi bersumber dari arah selatan dan barat dari site. Namun, pada sisisisi tersebut terdapat suatu footbridge dan water walls yang merupakan elemen kawasan yang telah direncanakan di luar proyek ini. Footbridge ini diasumsikan mampu membantu meredam kebisingan yang bersumber dari jalan raya untuk masuk ke dalam bangunan terancang. Karena footbridge ini dirancang dengan menggunakan bahan concrete wood sebagai elemen fasadnya yang terbukti dapat meredam kebisingan. Disamping itu, secara teoritis water walls juga mampu meredam kebisingan. Karena elemen air terbukti dapat meredam kebisingan. Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada sub bab 2.4. 4. Analisis Potensi Buatan Manusia Selain elemen dari alam, ada pun beberapa elemen buatan manusia yang berpotensi untuk mendukung tujuan dan sasaran dari perancangan ini. Berikut merupakan analisis yang terkait dengan potensi buatan manusia.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 44
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 25: Analisis potensi buatan manusia (Sumber: Penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa letak site sangat strategis, karena terletak persis di tepi perempatan besar, tepatnya berbatasan langsung dengan Jalan Kaliurang dan Jalan Agro. Selain itu, site ini pun terletak berseberangan langsung dengan kawasan kampus Universitas Gadjah Mada. Sehingga lingkungan di sekitar site ini ramai dan padat. Dengan demikian, bangunan terancang yang merupakan suatu bangunan komersial ini dapat berpotensi untuk dikunjungi oleh orang banyak. Karena lingkungan dari site ini ramai akan kendaraan bermotor yang berlalu lalang, maka pastinya akan timbul kebisingan lingkungan. Hal ini dapat diatasi dengan footbridge di sekitar site yang mampu meredam kebisingan seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya. 2.2. Data Pengguna Bangunan 2.2.1. Sasaran Pengguna Bangunan 1. Mahasiswa merupakan orang-orang yang tinggal di dalam Provinsi DIY, terutama yang berada di wilayah utara DIY, dengan tujuan untuk menempuh pendidikan tingginya. Mahasiswa yang dimaksud disini menempuh jenjang pendidikan yang beragam, mulai dari diploma 1, diploma 3, diploma 4, strata 1, strata 2 hingga strata 3, namun kebanyakan dari mereka yaitu yang sedang menempuh jenjang strata 1. 2. Masyarakat merupakan penghuni tetap kawasan terkait yang meninggali Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 45
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
kawasan tersebut dalam waktu yang relatif lama. 3. Pengunjung merupakan orang-orang yang berdatangan ke dalam bangunan terancang. Pengunjung dapat merupakan kerabat dan keluarga dari mahasiswa yang sedang menempuh Pendidikan tingginya di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), alumni dari perguruan tinggi yang ada di DIY, turis dari luar kota, dan lain sebagainya. 2.2.2. Alur Kegiatan Pengguna Berikut merupakan alur kegiatan yang secara umum dilakukan oleh pengguna bangunan terancang. 1. Mahasiswa
Gambar 26: Alur kegiatan mahasiswa di dalam bangunan terancang (Sumber: Penyusun, 2018)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pengguna bangunan terancang dengan status sebagai mahasiswa mengawali kegiatannya di dalam bangunan dengan mendatanginya, kemudian memarkirkan kendaraannya apabila mereka membawa kendaraan. Apabila tidak, maka langsung ke tahap berikutnya, yaitu melakukan transaksi dahulu atau langsung mencari tempat duduk. Jenis transaksi yang dapat dilakukan didasarkan pada macam-macam ruang komersial yang tersedia di dalam bangunan ini. Berikut merupakan beberapa jenis transaksi yang dapat dilakukan. a. Membeli barang seperti alat tulis, bunga, oleh-oleh, makanan dan minuman, kebutuhan kost, dan lain sebagainya; b. Mencetak, menjilid dan memfotokopi dokumen;
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 46
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
c. Melakukan perawatan rambut dan wajah; d. Membeli jasa perbaikan komputer; e. Berolahraga (gym); dan lain sebagainya. Setelah melakukan transaksi, mereka dapat duduk-duduk dahulu dan kemudian mengerjakan tugas mereka sambil bersosialiasi dengan kerabatkerabat atau orang-orang di sekitarnya. Jika tidak mengerjakan tugas, mereka pun dapat hanya bersosialisasi saja. Kemudian di sela-sela mereka mengerjakan tugas dan bersosialisasi, mahasiswa dapat melakukan sholat (bagi yang beragama Islam apabila waktunya tepat) dan melakukan kegiatan sanitasi (buang air). Setelah itu mereka pulang. 2. Non-mahasiswa
Gambar 27: Alur kegiatan non-mahasiswa di dalam bangunan terancang (Sumber: Penyusun, 2018)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pengguna bangunan terancang dengan status sebagai non-mahasiswa mengawali kegiatannya di dalam bangunan dengan mendatanginya, kemudian memarkirkan kendaraannya apabila mereka membawa kendaraan. Apabila tidak, maka langsung ke tahap berikutnya, yaitu melakukan transaksi dahulu atau langsung mencari tempat duduk. Jenis transaksi yang dapat dilakukan telah dijelaskan pada poin sebelumnya. Setelah melakukan transaksi, mereka dapat duduk-duduk dahulu dan kemudian bersosialiasi dengan kerabat-kerabat atau orang-orang di sekitarnya. Kemudian di sela-sela bersosialisasi, mereka dapat melakukan sholat (bagi yang beragama Islam apabila waktunya tepat) dan melakukan kegiatan sanitasi (buang air). Setelah itu mereka pulang. 3. Penyedia Barang dan Jasa
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 47
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 28: Alur kegiatan penyedia barang dan jasa di dalam bangunan terancang (Sumber: Penyusun, 2018)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pengguna bangunan terancang dengan status sebagai penyedia barang dan jasa mengawali kegiatannya di dalam bangunan dengan mendatanginya, kemudian memarkirkan kendaraannya apabila mereka membawa kendaraan. Apabila tidak, maka langsung ke tahap berikutnya, yaitu melakukan transaksi kemudian melayani pelanggan atau hanya melakukan transaksi saja. Transaksi dan pelayanan terhadap pelanggan dapat dilakukan oleh penyedia barang dan jasa dengan opsi-opsi cara atau metode sebagai berikut. i.
Menjadi kasir;
ii.
Menjawab pertanyaan dari pelanggan terkait dengan barang dan jasa yang ditawarkan;
iii.
Melayani jasa pencetakan, penjilidan dan fotokopi;
iv.
Memasak makanan dan membuat minuman;
v.
Mengantarkan makanan dan minuman ke meja-meja pelanggan;
vi.
Memperbaiki komputer;
vii.
Memberikan instruksi kepada pelanggan dalam berolahraga di pusat kebugaran; dan lain sebagainya. Disamping itu, dalam melayani pelanggan dan melakukan transaksi
barang dan jasa yang ditawarkan, penyedia barang dan jasa dapat sambil melakukan kegiatan lain seperti bersosialisasi, sholat (bagi yang beragama Islam) dan juga melakukan kegiatan sanitasi (buang air), terutama di selasela kegiatan-kegiatan pelayanan kepada pelanggan tersebut. Ada pun kegiatan berupa istirahat pada waktu tertentu. Setelah selesai melakukan
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 48
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
transaksi dan melayani pelanggan, mereka dapat pulang. 4. Pengelola
Gambar 29: Alur kegiatan pengelola di dalam bangunan terancang (Sumber: Penyusun, 2018)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pengguna bangunan terancang dengan status sebagai pengelola mengawali kegiatannya di dalam bangunan dengan mendatanginya, kemudian memarkirkan kendaraannya apabila mereka membawa kendaraan. Apabila tidak, maka langsung ke tahap berikutnya, yaitu bekerja di kantor pengelola. Disamping itu, dalam bekerja, pengelola dapat sambal melakukan kegiatan lain seperti bersosialisasi, sholat (bagi yang beragama Islam) dan juga melakukan kegiatan sanitasi (buang air), terutama di sela-sela kegiatan-kegiatan pelayanan kepada pelanggan tersebut. Ada pun kegiatan berupa istirahat pada waktu tertentu. Setelah selesai bekerja mereka dapat pulang. 2.2.3. Kebutuhan Ruang Berdasarkan alur kegiatan pengguna yang ada di sub sub bab 2.2.2., maka disusunlah kebutuhan ruang yang perlu ada di dalam bangunan terancang yang disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 6: Kebutuhan ruang dalam bangunan terancang
Pengguna
Kegiatan Pengguna
Pengunjung (mahasiswa Memarkirkan dan nonkendaraan mahasiswa)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Ruang dan Area yang Dibutuhkan Area parkir (diutamakan untuk sepeda dan sepeda motor)
Sifat Ruang
Publik
Proyek Akhir Sarjana | 49
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 6
Pengguna
Kegiatan Pengguna
Ruang dan Area yang Dibutuhkan
Sifat Ruang
Ruang komersial, berupa toko, culinary spot, pusat kebugaran, salon, tempat servis komputer serta percetakan dan tempat fotokopi
Publik
Berbelanja dan melakukan Pengunjung transaksi (mahasiswa dan nonmahasiswa) Mengerjakan tugas Lobby dan taman dan bersosialisasi Tempat wudhu dan Wudhu dan sholat mushola Kegiatan sanitasi Lavatory Area parkir Memarkirkan (diutamakan untuk kendaraan sepeda dan sepeda motor) Ruang komersial, berupa toko, culinary spot, pusat Berbelanja dan kebugaran, salon, melakukan tempat servis computer, kantor Pengelola transaksi / Bekerja pengelola serta serta percetakan dan Penyedia tempat fotokopi barang dan Melayani jasa pelanggan (khusus Dapur pada culinary spot)
Publik Semi-privat Semi-privat Publik
Publik
Privat
Bersosialisasi Ruang istirahat
Beristirahat Wudhu dan sholat Kegiatan sanitasi Menyimpan barang
Privat
Tempat wudhu dan mushola Lavatory Gudang
Semi-privat Semi-privat Privat
(Sumber: Penyusun, 2018)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 50
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
2.3. Kajian Tipologi Bangunan terancang merupakan suatu jenis bangunan komersial. Bangunan komersial merupakan bangunan yang direncanakan dan dirancang untuk mewadahi aktivitas komersial atau perniagaan dengan tujuan untuk mendatangkan keuntungan bagi pemilik ataupun penggunanya. Dengan demikian, bangunan komersial perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian orang-orang untuk mengunjunginya. Bangunan komersial memiliki banyak jenis atau tipologi, diantaranya yaitu gerai, kedai, counter, toko, restoran, cafĂŠ, plaza, mall, supermarket, pasar serta square, yang merupakan jenis dari bangunan terancang. Probo Hindarto (2013) dalam tulisannya yang dimuat dalam situs web A Studio Architect yang berjudul Tentang Bangunan Komersial yang Baik mengatakan bahwa bangunan komersial itu perlu menggunakan lebih banyak kaca atau dinding transparan untuk memberikan lebih banyak informasi bagi pengguna jalan terkait dengan barang dan jasa yang dijual oleh pemilik bangunan terkait. Selain itu, bangunan komersial juga perlu diberi kanopi atau terasan, balkon dan sebagainya untuk memperkuat kesan bangunan yang ramah dan nyaman. Student square pada intinya sama dengan town square atau pun city square, yang berarti suatu ruang terbuka yang letaknya berhadapan langsung dengan dua muka jalan atau lebih yang berisi sederetan massa bangunan (terutama bangunan komersial) serta beberapa elemen lansekap seperti rerumputan dan pepohonan. Berikut merupakan beberapa preseden bangunan komersial yang satu tipologi atau menyerupai square yang didapatkan dari berbagai sumber. 1. Yap Square Lokasi : Jalan C. Simanjuntak, YAP Square B-3, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55223 Yap Square merupakan suatu komplek pertokoan di Terban, Yogyakarta. Komplek ini terdiri dari beberapa deret pertokoan yang dipisahkan oleh beberapa jalan internal. Selain itu juga terdapat area parkir di dalamnya. Entrance dan exit dari square ini menggunakan sistem parkir otomatis.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 51
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 30: Tampak dari deretan pertokoan di Yap Square (Sumber: Penyusun, 2018)
Gambar 31: Area parkir sebelah utara di Yap Square (Sumber: Penyusun, 2018)
2. Cihampelas Walk Lokasi
: Jalan Cihampelas Walk, Cipaganti, Coblong, Bandung, Jawa
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 52
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Barat, 40131 Tahun
: 2004
Cihampelas Walk atau yang biasa disebut dengan CiWalk merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Kota Bandung. Di dalamnya terdapat beberapa deretan pertokoan, butik, hotel, skywalk dan cafĂŠ. Hal yang dapat diambil dari desain CiWalk ini yaitu konsep walkability-nya yang membuat orang-orang nyaman untuk berjalan di dalamnya, serta tatanan unit-unit fasilitas komersialnya dan juga lansekapnya yang tertata rapi.
Gambar 32: Suasana di dalam Cihampelas Walk (Sumber: Penyusun, 2018)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 53
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
3. BARNONE Arsitek
: debartolo architects
Lokasi
: Gilbert, AZ, Amerika Serikat
Luasan
: 12.500 ft2
Tahun
: 2016
Bangunan ini asalnya merupakan bangunan penyimpanan atau gudang yang berfungsi untuk menyimpan peralatan dan mesin-mesin peternakan. Dalam hal ini, arsitek ditantang untuk menciptakan sebuah fasilitas komersial dari bangunan tersebut di bagian tengah dari sebuah taman parkir. Bangunan ini menggunakan sistem mezanin, sehingga ruang atap dapat dimaksimalkan secara fungsional. Hal yang dapat diambil dari preseden ini yaitu terkait dengan tatanan massa bangunannya yang tertata dengan rapi di dalam suatu lahan dengan lansekap yang juga tertata dengan rapi.
Gambar 33: Denah dari BARNONE (sumber: Archdaily)
Gambar 34: Tampak depan dari BARNONE (sumber: Archdaily)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 54
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 35: Interior dari BARNONE (sumber: Archdaily)
Gambar 36: Eksterior dari BARNONE (sumber: Archdaily)
4. Scalo Milano City Style Arsitek
: Metrogamma dan Cotefa.ingegneri&architetti
Lokasi
: 20085 Locate di Triulzi MI, Italia
Luasan
: 60.000 m2
Tahun
: 2016
Scalo Milano adalah city style pertama yang ada di Italia. Konsep retailing dari proyek ini sangat inovatif. Scalo Milano merepresentasikan sebuah city hub komersial yang mewadahi proses jual-beli produk dalam bentuk fashion, kuliner, seni dan desain. Hal yang dapat diambil dari preseden ini yaitu terkait dengan tatanan bangunan pertokoan deret serta lansekapnya yang tertata dengan rapi. Selain itu juga bangunanAchmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 55
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
bangunan komersial di dalamnya ini sudah bergaya modern dengan fasad-fasadnya yang menarik.
Gambar 37: Perspektif dari Scalo Milano City Style (sumber: Archdaily)
2.4. Kajian Tema Desain 2.4.1. Energy Provider Bangunan komersial pada umumnya memiliki tingkat konsumsi energi listrik dan air yang tinggi. Terkait dengan energi listrik, telah diperhitungkan
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 56
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
dalam Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2012 terkait dengan Intensitas Konsumsi Energi (Energy Use Intensity) atau IKE (EUI). IKE sendiri merupakan besar energi yang digunakan suatu bangunan gedung per luas area yang dikondisikan dalam satu bulan atau satu tahun. Area yang dikondisikan adalah area yang diatur temperatur ruangannya sedemikian rupa sehingga memenuhi standar kenyamanan dengan udara sejuk yang disuplai dari sistem tata udara gedung. Dalam Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2012 tersebut tercantum tabel seperti berikut. Tabel 7: Intensitas Konsumsi Energi berdasarkan tipe bangunan
Tipe Bangunan
Rentang IKE (kWh/m2/tahun) Batas Batas Acuan Bawah Atas
Perkantoran
210
250
285
Hotel
290
350
400
Apartemen
300
350
400
Sekolah
195
235
265
Rumah Sakit
320
400
450
Pertokoan
350
450
500
Waktu Operasi Acuan 10 jam/hari, 5 hari/minggu, 52 minggu/tahun = 2.600 jam/tahun 24 jam/hari, 7 hari/minggu, 52 minggu/tahun = 8.736 jam/tahun 24 jam/hari, 7 hari/minggu, 52 minggu/tahun = 8.736 jam/tahun 8 jam/hari, 5 hari/minggu, 52 minggu/tahun = 2.080 jam/tahun 24 jam/hari, 7 hari/minggu, 52 minggu/tahun = 8.736 jam/tahun 12 jam/hari, 7 hari/minggu, 52 minggu/tahun = 4.368 jam/tahun
(sumber: Bika Solusi Perdana)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 57
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rentang IKE untuk tipe bangunan pertokoan itu paling tinggi diantara semua tipe bangunan lain yang tersebut di dalam tabel, yaitu berkisar antara 350 kWh/m2/tahun hingga 500 kWh/m2/tahun. Data ini dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan bangunan ini, lebih utamanya terkait dengan penghematan energi. Untuk itu, bangunan ini direncanakan akan menerapkan panel surya yang mampu memberikan efisiensi daya listrik. Kajian yang terkait dengan panel surya akan dipaparkan pada bab III. Salah satu hal yang terkait dengan energi listrik yaitu pencahayaan. Pencahayaan dalam bangunan merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan
kenyamanan
penggunanya,
lebih
spesifiknya
yaitu
kenyamanan visual. Maka dari itu, sistem pencahayaan bangunan perlu untuk diperhatikan. Meskipun pencahayaan itu diperlukan untuk menciptakan untuk pengguna ruang, tetap diperlukan suatu aksi untuk menghemat konsumsi energi dari pemanfaaatannya. Dalam SNI 03-6197-2000 tentang konservasi energi pada sistem pencahayaan disebutkan persyaratan umum dalam pengaturan pencahayaan dalam bangunan sebagai berikut. a. Tingkat pencahayaan minimal yang direkomendasikan tidak boleh kurang dari tingkat pencahayaan yang tercantum dalam tabel berikut ini. Tabel 8: Tingkat pencahayaan rata-rata, renderasi dan temperatur warna yang direkomendasikan Temperatur Warna Tingkat Kelompok Cool Fungsi Warm Pencahayaan Renderasi White Daylight Ruangan White (Lux) Warna 3.300K>5.300 <3.300K 5.300K Hotel dan Restoran Lobi, koridor Ruang makan
100
1
250
1
Kafetaria
200
1
Dapur
300
1
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
• • • •
• • • •
Proyek Akhir Sarjana | 58
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 8
Fungsi Ruangan
Tingkat Pencahayaan (Lux)
Kelompok Renderasi Warna
Temperatur Warna Cool Warm White Daylight White 3.300K>5.300 <3.300K 5.300K
Pertokoan/Ruang Pamer Ruang pamer dengan obyek berukuran besar (misalnya mobil) Toko kue dan makanan Toko bunga Toko buku dan alat tulis/gambar Toko barang kulit dan sepatu Toko pakaian Pasar swalayan Toko mainan Toko alat listrik Toko alat musik dan olahraga
500
1
•
•
•
250
1
•
•
250
1
300
1
•
•
•
500
1
•
•
•
500
1
500
1 atau 2 1
250
1 atau 2
• • • •
• •
500
• • • •
250
1
•
•
•
•
•
(sumber: SNI 03-6197-2000)
b. Daya listrik minimum per meter persegi tidak boleh melebihi nilai sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut ini.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 59
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Tabel 9: Daya listrik maksimum untuk pencahayaan
Daya Pencahayaan Maksimum (W/m2)
Lokasi
(termasuk rugi-rugi ballast) Pasar swalayan
20
Gudang
5
Kafetaria
10
Restoran
25
Tangga
10
Ruang parkir
5
Pintu masuk dengan kanopi: lalu lintas
30
sibuk Tempat untuk santai seperti taman,
1,0
tempat rekreasi, dan tempat piknik Jalan untuk kendaraan dan pejalan
1,5
kaki (sumber: SNI 03-6197-2000)
c. Penggunaan energi yang sehemat mungkin dengan mengurangi daya terpasang melalui : pemilihan lampu yang mempunyai efikasi (hasil bagi antara flux
i.
luminous atau lumen dengan daya listrik masukan suatu sumber cahaya yang dinyatakan dalam satuan lumen per Watt) lebih tinggi dan menghindari pemakaian lampu dengan efikasi rendah. Dianjurkan untuk menggunakan lampu fluoresen dan lampu pelepasan gas lainnya, ii.
pemilihan
armatur
yang
memiliki
karakteristik
distribusi
pencahayaan yang sesuai dengan penggunaannya, memiliki efisiensi yang tinggi dan tidak mengakibatkan silau atau refleksi yang mengganggu, dan iii.
pemanfaatan cahaya alami siang hari.
Selain energi listrik, ada pun hal yang terkait dengan energi air. Konsumsi air dalam bangunan komersial pastinya cukup tinggi, apalagi jika Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 60
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
jam operasional dari bangunan tersebut sebanyak 24 jam per hari. Untuk itu, maka bangunan terancang direncanakan untuk menerapkan sistem rainwater harvesting guna memberikan efisiensi konsumsi air bersih. Ontario Guidelines for Residential Raiwater Harvesting Systems Handbook dalam Putri (2017) menyebutkan bahwa rainwater harvesting (RWH) atau pemanenan air hujan adalah suatu praktik kuno untuk mengumpulkan air hujan dan menyimpannya untuk digunakan kemudian. Disamping itu, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi dalam lamannya menyebutkan bahwa panen hujan merupakan suatu cara menampung air pada musim hujan untuk dapat dilakukan dengan cara memanen atau menampung air hujan dari atap rumah. Dengan cara ini, air dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum dan rumah tangga. Sistem RWH terdiri dari tangkapan atap, jaringan angkutan, tangki atau bak penyimpanan air hujan, pompa dan perlengkapan dimana air hujan dimanfaatkan.
Berdasarkan
petunjuk
teknis
yang
diterbitkan
oleh
Departemen Pekerjaan Umum yang berjudul Spesifikasi Bak Penampungan Air Hujan untuk Air Bersih dari Ferrosemen, disebutkan bahwa bak penampung air hujan adalah sarana untuk menampung air hujan yang dilengkapi dengan bak penyaring, lubang periksa, pipa masukan, pipa pelimpah, pipa penguras dan pipa keluaran yang dapat digunakan sebagai penyediaan air bersih. Bentuk tempat atau bak penyimpanan atau penampungan air hujan dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut. a. Tangki penampung air di atas permukaan, biasanya digunakan untuk menampung air dari atap bangunan; b. Tangki penampung di bawah permukaan; dan c. Dam atau penampung air (reservoir) Potensi jumlah air yang dapat dipanen (water harvesting potential) dapat diketahui melalui perhitungan secara sederhana dengan menggunakan rumus sebagai berikut. đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x; đ?&#x2018;Śđ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x203A; = đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x17D; Ă&#x2014; đ?&#x2018;?đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x17D;â&#x201E;&#x17D; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; Ă&#x2014; đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x201C;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x203A; đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;&#x201C;đ?&#x2018;&#x201C; Dengan menggunakan rumus di atas dapat diambil sebuah contoh.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 61
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Misalkan luas suatu area yaitu 200 m2 dan jumlah curah hujan tahunan yaitu 500 mm, maka volume air hujan yang jatuh di area tersebut = 20.000 đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x161;2 Ă&#x2014; 5 đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x161; = 100.000 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x;. Dengan asumsi hanya 80% dari total air hujan yang dapat dipanen, maka volume air yang dapat dipanen yaitu 80.000 liter/tahun. Sebelum menentukan volume air hujan yang dapat dipanen, mula-mula perlu diketahui curah hujan di dalam site terkait. Berikut merupakan tabel yang memuat data yang terkait dengan curah hujan di Kabupaten Sleman yang berdasarkan pada laman dari climate-data.org. Tabel 10: Curah hujan di Kabupaten Sleman
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Curah Hujan (mm) 368 320 361 213 165 91 36 26 48 145 258 314
Rata-rata
195,4
(sumber: climate-data.org)
Berdasarkan meteoblue, diperoleh data yang terkait dengan curah hujan di dalam site, tepatnya pada koordinat 7,77o Lintang Selatan dan -110,38o Bujur Timur sebagai berikut.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 62
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 38: Data curah hujan di dalam site (sumber: Meteoblue)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa curah hujan tertinggi sepanjang tahun yaitu di Bulan Februari dan Maret yang berkisar antara 50 mm hingga 100 mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa curah hujan di kawasan terpilih cukup tinggi. Dengan demikian maka sistem RWH dapat dimanfaatkan secara efektif. 2.4.2. Comfort Booster Comfort booster atau penstimulasi kenyamanan berarti hal-hal yang dapat meningkatkan taraf kenyamanan. Kenyamanan manusia di dalam bangunan dibagi menjadi tiga, yaitu kenyamanan termal, kenyamanan visual dan kenyamanan akustik. Jenis kenyamanan yang diprioritaskan dalam perancangan ini yaitu kenyamanan termal dan akustik. Berikut merupakan kajian terkait dengan keduanya. 1. Termal Ashere (1989) mendefinisikan kenyamanan termal sebagai suatu pemikiran dimana kepuasan didapati. Oleh karena itu, kenyamanan adalah suatu pemikiran mengenai persamaan empirik. Meskipun digunakan untuk mengartikan tanggapan tubuh, kenyamanan termal merupakan kepuasan yang dialami oleh manusia yang menerima suatu keadaan termal alami, baik secara sadar atau pun tidak. Menurut Peter Hoppe terdapat tiga pemaknaan terkait dengan Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 63
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
kenyamanan termal sebagai berikut. a. Pendekatan thermophysiological b. Pendekatan heat balance (keseimbangan panas) c. Pendekatan psikologis Diantara ketiga pendekatan tersebut, pemaknaan berdasarkan pendekatan psikologis paling banyak digunakan oleh pakar-pakar di bidang ini. Prinsip
dari kenyamanan
termal
sendiri yaitu terciptanya
keseimbangan antara suhu tubuh manusia dengan suhu lingkungan di sekitarnya. Jika suhu tubuh manusia dengan lingkungannya memiliki perbedaan suhu yang signifikan maka akan terjadi ketidaknyamanan tubuh manusia tersebut. Keseimbangan suhu tubuh manusia rata-rata adalah 37oC. Faktor alami yang dirasakan manusia akan merasa nyaman dengan lingkungannya secara sadar atau tidak disebut dengan daerah nyaman (comfort zone). Kenyamanan termal dapat diperoleh dengan cara mengendalikan atau mengatasi hal-hal berikut. a. Sumber panas (pembakaran karbohidrat dalam makanan, suhu udara, radiasi matahari) b. Kelembapan c. Angin d. Radiasi panas sumber Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan termal yaitu dengan menggunakan teknologi passive cooling, yaitu dengan melalui : a. penambahan shading dan sirip untuk mengatasi sinar matahari langsung, b. insulasi panas untuk radiasi yang menembus, c. permukaan sebagai diffuser untuk radiasi tidak langsung, d. vegetasi dan atap dengan ventilasi untuk konveksi, e. sistem lantai panggung untuk permukaan tanah yang tidak menyerap panas guna mengatasi radiasi dari tanah. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah melalui proses yang panjang telah mempersiapkan beberapa standar (baku) yang
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 64
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
berkaitan dengan masalah peningkatan kenyamanan termal ruang dalam bangunan. Standar ini dapat diacu sebagai pedoman dalam perencanaan bangunan gedung. Standar tersebut diantaranya adalah SNI T 03-65722001. Berdasarkan standar tersebut dinyatakan bahwa standar kenyamanan termal untuk daerah tropis seperti Indonesia dibagi menjadi tiga sebagai berikut. a. Sejuk nyaman, antara temperatur efektif 20,5oC - 22,8oC b. Nyaman optimal, antara temperatur efektif 22,8oC - 25,8oC c. Hangat nyaman, antara temperatur efektif 25,8oC - 27,1oC Dalam proses perancangan ini digunakan tabel Mahoney sebagai acuan. Perlu diketahui bahwa koordinat yang digunakan yaitu pada titik 7,77o Lintang Selatan dan 110,38o Bujur Timur. Berikut merupakan penggunannya. a. Input data alam pada lokasi site i. Suhu udara (oC) Tabel 11: Suhu udara bulanan di lokasi terkait
January February March April May June July August September October November December
Monthly mean max. 28 28 28 29 29 28 28 28 28 29 29 28
Monthly mean min. 23 23 23 24 23 23 22 22 22 23 23 23
Monthly mean range 5 5 5 5 6 5 6 6 6 6 6 5
High AMT
29 25,5
22 7
Low AMR
Month
(sumber: Meteoblue)
ii. Kelembapan udara relatif (%)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 65
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Tabel 12: Kelembapan udara bulanan di lokasi terkait
Month January February March April May June July August September October November December
Monthly mean max am 92 95 93 88 94 94 93 93 93 93 94 94
Monthly mean max pm 73 84 67 73 80 74 80 80 67 80 70 80
Average
Humidity group
82,5 89,5 80 80,5 87 84 86,5 86,5 80 86,5 82 87
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
(sumber: Meteoblue)
Keterangan terkait dengan humidity group: 1. <30% 2. 30-50% 3. 50-70% 4. >70% iii. Curah hujan (mm) Tabel 13: Kelembapan udara bulanan di lokasi terkait
Month January February March April May June July August September October November December
Rainfall 7,7 6,8 2,5 2,3 1,5 1,5 0,5 0,1 0,3 0,2 6 7,6
Total
37
(sumber: Meteoblue)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 66
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
iv. Diagnosis (oC) Tabel 14: Diagnosis yang didasarkan pada analisis tabel Mahoney February
March
April
May
June
July
August
September
October
November
December
Monthly mean max Day comfort (upper) Day comfort (lower) Thermal stress (day) Monthly mean min Night comfort (upper) Night comfort (lower) Thermal stress (night)
January
Month
AMT
28
28
28
29
29
28
28
28
28
29
29
28
25,5
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
23
23
23
24
23
23
22
22
22
23
23
23
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
(sumber: Meteoblue)
Keterangan : H = Hot (panas) O = Comfort (nyaman) C = Cold (dingin) v. Indikator Tabel 15: Indikator yang didasarkan pada analisis tabel Mahoney
Month
January
February
March
April
May
June
July
August
September
October
November
December
Total
H1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
H2 H3
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 67
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 15 A1 A2 A3
Keterangan : H1 = Pergerakan angin yang diperlukan H2 = Pergerakan angin yang diinginkan H3 = Perlunya perlindungan dari hujan A1 = Perlunya kapasitas termal A2 = Adanya keinginan untuk tidur diluar (outdoor) A3 = Perlindungan dari dingin b. Hasil yang direkomendasikan Setelah data-data alam pada lokasi terkait diinput, maka dihasilkan suatu tabel Mahoney yang berisi panduan-panduan atau rekomendasi-rekomendasi
dalam
merancang
bangunan
untuk
terciptanya kenyamanan termal yang dibutuhkan pengguna bangunan. Berikut merupakan hasilnya. Tabel 16: Hasil yang direkomendasi dari tabel Mahoney
X
X
X
X
X
Layout Orientation north and south (long axis east-west) Compact courtyard planning Spacing Open spacing for breeze penetration As above, but protection from hot and cold wind Compact layout of estates Air movement Rooms single banked, permanent provision for air movement Rooms double banked, temporary provision for air movement No air movement requirement Walls Light walls, short time-lag Heavy external and internal walls Roofs Light, insulated roofs Heavy roofs, over 8h time-lag
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 68
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 16
Outdoor sleeping Space for outdoor sleeping required Rain protection Protection from heavy rain necessary Size of openings Large openings, 40-80% Medium openings, 25-40% Small openings, 15-25% Very small openings, 10-20% Medium openings, 25-40% Position of openings In north and south walls at body height on windward side As above, openings also in internal walls Protection of openings Exclude direct sunlight Provide protection from rain Walls and floors Light, low thermal capacity Heavy, over 8h time-lag Roofs Light, reflective surface, cavity Light, well insulated Heavy, over 8h time-lag External features Space for outdoor sleeping Adequate rainwater drainage
X
X
X
X
X
Dari rekomendasi-rekomendasi desain yang tercantum dalam tabel di atas, dapat diambil beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan ini guna menciptakan kenyamanan termal ruang dalam bangunan terancang untuk pengguna-penggunanya. Berikut merupakan pertimbangan-pertimbangannya. i. Tata massa (layout) bangunan tidak perlu didasarkan pada rekomendasi
ini,
melainkan
pada
analisis
site
yang
mempertimbangkan beberapa hal seperti arah pergerakan matahari dan angin yang selanjutnya akan dibahas pada bab III.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 69
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
ii. Ruang terbuka (open spacing) memang perlu diterapkan, agar sirkulasi udara di dalam bangunan mengalir dengan lancar. iii. Ruang-ruang dalam bangunan perlu dibuat single-banked. Sehingga, sirkulasi udara di dalam bangunan dapat mengalir dengan lancar. iv. Dinding-dinding menggunakan material-material yang ringan dan cepat dalam melepas panas. v. Atap menggunakan material-material yang ringan, reflektif permukaannya dan dapat meredam panas matahari yang masuk ke dalam bangunan. vi. Bukaan-bukaan perlu dibuat sebesar 40-80% dari sisi-sisi dinding, agar sirkulasi udara dapat mengalir dengan lancar. Lagipula, bangunan ini merupakan bangunan komersial. Sehingga, ruang-ruang dalam perlu untuk diekspos guna menarik perhatian orang-orang untuk mengunjunginya. vii. Bukaan diperbanyak pada sisi utara dan selatan, tepatnya akan dijelaskan pada bab III. viii. Diperlukan perlindungan pada bukaan-bukaan terhadap radiasi sinar matahari, dapat berupa shading, sirip dan juga roster. Dalam perancangan ini diterapkan strategi pasif dalam pengendalian termal bangunan. Untuk itu dilakukan kajian preseden terkait dengan hal tersebut. Berikut merupakan preseden yang dikaji. a. Tokyo Human Health Sciences University Arsitek : Taisei Corporation Lokasi : Ecopark, Xuân Quan, VÄ&#x192;n Giang, Provinsi Hung Yen, Vietnam Luasan : 3.731 m2 Tahun
: 2017
Bangunan yang berfungsi sebagai universitas keperawatan Jepang ini memadukan dua budaya yang berbeda sekaligus dalam desainnya, yaitu budaya Jepang dan Vietnam. Bangunan ini
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 70
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
menerapkan konsep desain pasif dalam peningkatan kenyamanan termal dan pemanfaatan natural daylighting. Pada fasadnya diterapkan shaft-shaft mekanis yang didesain berlubang-lubang yang bukan berfungsi untuk menyimpan pipa-pipa ducting mekanikal, melainkan sebagai ventilasi untuk keluar masuknya udara alami ke dalam bangunan. Hal yang baik dari preseden ini yaitu pemanfaatan fasadnya yang dapat digunakan secara fungsional sebagai jalur sirkulasi udara alami. Namun hal ini kurang cocok untuk diterapkan pada bangunan
komersial sehingga
bangunan
terancang tidak akan menerapkannya.
Gambar 39: Eksterior dari Tokyo Human Health Sciences University
(sumber: Archdaily)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 71
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 40: Interior dari Tokyo Human Health Sciences University (sumber: Archdaily)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 72
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 41: Prinsip kerja sistem fasad berlubang sebagai ventilasi pada Tokyo Human Health Sciences University (sumber: Archdaily)
b. Park Passive House Arsitek : NK Architects Lokasi : Seattle, Amerika Serikat Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 73
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Luasan : 2.710 ft2 Tahun
: 2013
Bangunan dengan fungsi rumah tinggal ini dirancang untuk mengurangi konsumsi energi untuk fungsi heating. Bangunan ini menerapkan strategi pasif untuk peningkatan kenyamanan termal dan kualitas udara di dalam ruang. Strategi pasif ini diterapkan dengan pengelolaan bukaan pada saat cuaca panas dan penggunaan ventilasi penghangat pada cuaca dingin.
Gambar 42: Eksterior dari Park Passive House (sumber: Archdaily)
Gambar 43: Interior dari Park Passive House (sumber: Archdaily)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 74
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 44: Potongan dari Park Passive House (sumber: Archdaily)
2. Akustik Arsitektur Sugini (2016) dalam mata kuliah Akustik Lingkungan semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia mengatakan bahwa akustik itu berkaitan dengan bunyi. Definisi dari bunyi dibagi menjadi dua, yaitu definisi fisika (bunyi obyektif) dan definisi fisiologis (bunyi subyektif). Definisi fisika dari bunyi yaitu penyimpangan tekanan pergeseran partikel dalam medium elastik. Definisi fisiologinya yaitu sensasi pendengaran yang disebabkan karena penyimpangan fisis tersebut diatas. Dalam perancangan sistem akustik terdapat beberapa parameter yang perlu diperhatikan. Parameter-parameter tersebut dibagi menjadi dua kategori, yaitu parameter obyektif dan subyektif. Parameter obyektif terdiri dari tingkat kebisingan latar belakang, respon impuls ruang, reverberation time, early decay time, definition, clarity, dan time center. Parameter subyektif terdiri dari speech intelligibility, reverberance, impression, dan sebagainya. Parameter-parameter tersebut diatas memiliki standar masing-masing. Standar inilah yang menentukan ruang yang dianalisis itu sudah memenuhi tuntutan kenyamanan akustik atau belum. Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 75
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Ada beragam metode untuk mengukur reverberation time, tetapi yang paling sering digunakan yaitu Reverberation Time 60 dB yang lebih dikenal dengan istilah RT60. Definisi RT60 adalah waktu (detik) yang dibutuhkan untuk suara melemah sebanyak 60 dB. Dalam menghitung RT60 ini diperlukan tabel koefisien penyerapan suara untuk mengetahui koefisien penyerapan suara dari masing-masing material yang diterapkan di dalam ruang obyek. Berikut merupakan rumus untuk menghitung RT60.
RT60 = Dengan RT60
(0,161 x đ?&#x2018;&#x2030;) â&#x2C6;&#x2018;(đ?&#x2018;&#x2020; x đ?&#x203A;ź )
= reverberation time 60 (detik)
V
= volume (m3)
S
= luas permukaan (m2)
đ?&#x203A;ź
= koefisien serap material (m/detik)
Untuk mengukur tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut envirometer. Selain itu dapat pula menggunakan aplikasi pada smartphone yang disebut Soundmeter. Pengukuran tingkat kebisingan ini perlu dilakukan di beberapa titik. Sehingga akan dihasilkan angka-angka dengan satuan dB (desibel) pada masing-masing titik. Selain itu untuk mengukur kenyamanan akustik pengguna ruang, dalam hal ini speech intelligibility, yaitu dengan melakukan survei dengan medium kuesioner. Kuesioner yang digunakan tentunya berkaitan tentang kejelasan bunyi pembicara dalam suatu acara di dalam ruang obyek. Semakin jelas bunyi yang dihasilkan pembicara maka semakin tinggi tingkat kenyamanan akustik di dalam ruang tersebut. Dalam teori akustik juga terdapat teori terkait dengan soundscape. Thomas Elmqvist (2013) dalam artikelnya yang berjudul Designing the Urban Soundscape berpendapat bahwa studi tentang soundscape adalah suatu subyek ekologi akustik dan mengacu pada lingkungan akustik alami yang terdiri dari suara alam, termasuk suara binatang serta suara dari Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 76
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
pepohonan, air, cuaca dan suara lingkungan yang diciptakan oleh manusia melalui komposisi musik, suara desain dan aktivitas manusia lainnya, termasuk suara mekanik yang dihasilkan dari penggunaan teknologi industri. Reeman Mohammed Rehan (2014) dalam jurnalnya yang berjudul The Phonic Identity of the City Urban Soundscape for Sustainable Spaces berpendapat bahwa tujuan utama dari konsep urban soundscape adalah untuk mengintegrasikan aspek sosiologis dan estetika dari akustik lingkungan perkotaan, dan sub tujuan dari konsep urban soundscape adalah sebagai berikut. a. Memberikan sense of place kepada pendengar; b. Menemukan dan melindungi tempat-tempat yang sepi; c. Meningkatkan kesejahteraan, kenyamanan, komunikasi, kenikmatan, kegembiraan, kebahagiaan, harmoni, keaktifan, kealamian, relaksasi, keamanan dan kesejahteraan; d. Meningkatkan citra visual kota; e. Mengurangi efek urban heat island dan meningkatkan kualitas udara; f. Meningkatkan ketenangan di ruang terbuka kota; g. Menstimulasi kegiatan seperti berjalan dan berlari yang bermanfaat untuk kesehatan mental; h. Memainkan peran penting dalam pariwisata, untuk membawa manfaat ekonomi yang besar; dan i. Menciptakan setting investasi ekonomi yang menarik. Salah satu tempat yang telah menerapkan teori soundscape yaitu Manhattan, yang merupakan suatu wilayah di Kota New York, Amerika Serikat yang memiliki kepadatan pengguna kendaraan bermotor cukup besar. Wilayah ini menerapkan beberapa aspek dalam soundscape, yaitu dengan cara menyediakan water walls, water falls dan green walls pada taman-taman kecil diantara bangunan-bangunan. Karena pada prinsipnya, air merupakan pereduksi kebisingan yang baik dan tanaman vertikal pun dapat menjadi suatu opsi lain utnuk mereduksi kebisingan.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 77
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 45: Penerapan water walls, water falls dan green walls pada taman-taman kecil di Manhattan (sumber: David Maddox)
Terkait dengan bangunan, terdapat salah satu bangunan yang menerapkan teori akustik arsitektur yang dapat dijadikan sebagai preseden yang perlu dikaji, yaitu Office Building E yang dirancang oleh ulĂk FiĹĄer Architects. Bangunan yang terletak di U pomnĂku 3, 140 00 Prague 4, Republik Ceko ini memiliki total luasan sebesar 17.600 m2. Bangunan ini mengedalikan noise reverberation yang ditimbulkan oleh kendaraan yang Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 78
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
berlalu lalang di jalan raya di sekitarnya dengan cara membuat gundukan tanah yang dilapisi dengan rumput dan juga dengan menerapkan material khusus berupa pelat baja berlubang yang mampu menyerap suara.
Gambar 46: Tampak dari Office Building E yang berhadapan langsung dengan jalan raya
(sumber : Archdaily)
Gambar 47: Penerapan gundukan tanah pada lansekap Office Building E
(sumber : Archdaily)
Terkait dengan bangunan komersial, lebih spesifiknya yaitu pada area restoran dan kafetaria (culinary spot), Leslie L. Doelle (1972:226) dalam
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 79
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
bukunya yang berjudul Akustik Lingkungan menyebutkan bahwa masalah akustik di dalamnya hanya memerlukan pengurangan dengung dan bising yang sebagian besar ditimbulkan dari ruang-ruang tersebut dan ruang-ruang di sekitarnya seperti dapur atau pun ruang pelayanan. Untuk mengoptimasi penyerapan kebisingan ruang dalam pada area komersial ini diperlukan penerapan lapisan akustik pada plafon ruang tersebut, ruang pelayanan dan semua area yang berdampingan. Lapisan akustik yang dimaksud dapat berupa tirai, karpet, panel dinding, lampu dan sebagainya. Sugini dalam handbook mata kuliah Akustik Lingkungan menyebutkan beberapa bentuk bangunan yang mampu melindungi dirinya sendiri terhadap kebisingan. Berikut merupakan bentuk-bentuk bangunan yang dimaksud. a. Atrium
Gambar 48: Bentuk bangunan atrium (sumber : Sugini)
b. Recessed floor
Gambar 49: Bentuk bangunan yang dilengkapi dengan recessed floor (sumber : Sugini)
c. Podium base
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 80
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 50: Bentuk bangunan podium base (sumber : Sugini)
Dari kajian-kajian yang terkait dengan akustik arsitektur di atas akan diambil beberapa hal yang diperlukan untuk menciptakan kenyamanan akustik ruang dalam bangunan terancang. Hal-hal tersebut diantaranya adalah penerapan fountain, water walls, green walls, beberapa vegetasi, beberapa lapisan akustik, serta penerapan bentuk bangunan atrium. 2.4.3. Pembentuk Citra Kawasan Spreiregen (1996) mengatakan bahwa pada suatu kota terdapat banyak arti seperti keindahan, kenangan, pengalaman, harapan, keramaian banyak orang, keragaman bangunan serta drama kehidupan dan kematian, yang mempengaruhi setiap orang yang mendiami dan memahami suatu kota. Sama halnya dengan suatu kawasan yang merupakan suatu bagian kecil dari suatu kota. Setiap orang yang mendiami dan mengunjungi suatu kawasan pasti merasakan suatu kesan terhadap kualitas kawasan tersebut. Kesan itulah yang disebut citra kawasan. Mangunwijaya (1988) berpendapat bahwa dari sebuah lingkungan, bagi setiap orang akan terbentuk gambaran citra (image) dalam hubungan fisik antara satu lingkungan dengan yang lainnya. Citra itu sendiri sebenarnya hanya menunjukkan suatu â&#x20AC;&#x153;gambaranâ&#x20AC;? (image). Pembentukan citra kawasan merupakan salah satu tujuan dari perancangan ini. Dalam perancangan ini bangunan akan ditata, direncanakan Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 81
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kesan yang nyaman, ramah lingkungan, hemat energi dan edukatif di mata orang-orang, terutama mahasiswa. Maksud dari kata edukatif disini yaitu bahwa bangunan terancang diharapkan mampu menjadi suatu sumber fasilitas yang mampu memenuhi kebutuhan banyak mahasiswa di sekitarnya. 2.5. Rumusan Persoalan Desain 2.5.1. Tata Ruang Dalam 1. Bagaimana pemrograman ruang-ruang dalam bangunan terancang yang berdasarkan pada aktivitas penggunanya, kebutuhan, sifat serta tuntutan ruangnya? 2. Bagaimana sistem aksesibilitas yang ada di dalam bangunan terancang mampu memfasilitasi semua orang sebagai pengguna bangunan tanpa terkecuali? 2.5.2. Tata Massa dan Lansekap 1. Bagaimana penentuan orientasi bangunan dan peletakan bukaanbukaannya yang menghindari sudut azimuth 58,2o hingga 113,4o dan juga -66,1o hingga -123,8o untuk menciptakan kenyamanan termal ruang di dalam bangunan? 2. Bagaimana penataan vegetasi yang tepat untuk menciptakan kenyamanan termal dan akustik di dalam bangunan? 2.5.3. Fasad 1. Elemen bangunan apa aja yang mampu digunakan untuk meredam kebisingan lingkungan untuk masuk ke dalam bangunan terancang? 2. Bagaimana penerapan fountain dan water walls sebagai elemen peredam kebisingan pada bangunan terancang? 2.5.4. Sistem Bangunan 1. Bagaimana sistem penghawaan di dalam bangunan terancang? 2. Berapakah nilai efisiensi dari konsumsi air bersih dengan diterapkannya sistem rainwater harvesting? 2.5.5. Teknologi Bangunan 1. Bagaimana penerapan sistem pencahayaan pada bangunan dari pagi
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 82
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
hingga malam hari? 2. Berapakah nilai efisiensi dari konsumsi listrik dengan diterapkannya sistem panel surya?
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 83
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
BAB III PENYELESAIAN PERSOALAN DESAIN 3.1. Tata Ruang Dalam 3.1.1. Program Ruang Berdasarkan kebutuhan ruang yang diperlukan ada di dalam bangunan terancang yang telah ditelusuri di sub sub bab 2.2.3., maka disusunlah data karakteristik kegiatan dan ruang yang disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 17: Karakteristik kegiatan dan ruang di dalam bangunan terancang
Nama Ruang
Kegiatan Pengguna Berbelanja
Ruang komersial
Karakteristik Kegiatan dan Ruang a. Banyak gerakan b. Bising a. Sedikit gerakan b. Bising
Melakukan transaksi
Mengerjakan tugas Lobby
a. b. a. b.
Sedikit gerakan Tenang Sedikit gerakan Bising
a. b. a. b.
Sedikit gerakan Agak bising Sedikit gerakan Tenang
Bersosialisasi
Tempat wudhu
Wudhu
Mushola
Sholat
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Tuntutan Ruang a. Ruang untuk sirkulasi cukup luas b. Sirkulasi udara lancar c. Terpapar cahaya matahari yang cukup a. Ruang cukup luas b. Sirkulasi udara lancar c. Terpapar cahaya matahari yang cukup Sirkulasi udara lancar a. Sirkulasi udara lancar b. Terpapar cahaya matahari yang cukup
Proyek Akhir Sarjana | 84
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 17
Nama Ruang
Kegiatan Pengguna
Karakteristik Kegiatan dan Ruang a. Sedikit gerakan b. Agak bising c. Bau dan lembap
Toilet
Buang air
Dapur
Mengolah makanan dan minuman
Bersosialisasi Menyimpan barang
a. Sedikit gerakan b. Tenang
Beristirahat Ruang istirahat
Gudang
Sedikit gerakan Bising Lembap Sedikit gerakan Tenang Sedikit gerakan Agak bising
a. b. c. a. b. a. b.
Tuntutan Ruang a. Sirkulasi udara lancar b. Agak dijauhkan dari ruang fungsi utama seperti ruang komersial dan lobby Sirkulasi udara lancar a. Sirkulasi udara lancar b. Terpapar cahaya matahari yang cukup Sirkulasi udara cukup lancar
(Sumber: Penyusun, 2018)
Dari tabel di atas, kemudian dapat disusun skema hubungan ruang sebagai berikut.
Gambar 51: Hubungan antar ruang dalam bangunan terancang
(Sumber: Penyusun, 2018)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 85
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Skema hubungan ruang seperti yang tercantum pada gambar 50 menggambarkan tingkat kedekatan antar ruang dalam bangunan terancang yang didasarkan pada fungsi. Dari tersusunnya data kebutuhan ruang, hubungan ruang serta organisasi ruang, dilanjutkanlah ke proses selanjutnya yaitu perhitungan besaran ruang. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan luasan ruang yang dibutuhkan dan memastikan bahwa luasan tersebut telah memenuhi Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang berlaku di kawasan setempat. Berikut merupakan tabel perhitungannya. Tabel 18: Besaran ruang
Nama Ruang Retail kecil Retail besar Culinary spot Salon Pusat kebugaran ATM centre
Taman (Lansekap)
Mushola Lavatory Pos keamanan Lobby Kantor pengelola
Ruang MEE
Kapasitas
Standar
Zona Komersial 43 unit 28 m2/unit 12 unit 46 m2/unit 26 unit 40 m2/unit 2 unit, 10 4 m2/orang orang/unit
Sirkulasi
Besaran Ruang
30% 30% 30%
1.565,2 m2 717,6 m2 1.352 m2
20%
96 m2
140 m2/unit
20%
168 m2
1 unit 80 m2/unit Subtotal Luas Ruang Hijau
20%
96 m2 3.994,8 m2
3.500 m2/unit
30%
4.550 m2
1 unit
1 unit
Subtotal Luas Zona Penunjang 1 unit 168 m2/unit 50 orang 8 m2/orang 1 unit 16 m2/unit 120 2,8 m2/orang orang/unit 8 orang
4 m2/orang
Subtotal Luas Zona Pelayanan 2 orang 28 m2/orang
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
4.550 m2 20% 20% 20%
201,6 m2 480 m2 19,2 m2
20%
283,2 m2
30%
41,6 m2 1.025,6 m2
20%
67,2 m2
Proyek Akhir Sarjana | 86
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 18
Nama Ruang
Kapasitas
Standar
Sirkulasi
Ruang pengolahan air
1 unit
40 m2/unit
20%
Parkir mobil Parkir sepeda motor Parkir sepeda
Subtotal Luas Zona Parkir 15 unit 12,5 m2/unit 2 m2/unit
220 unit
30 unit 1,2 m2/unit Subtotal Luas Total Luas Keseluruhan Total Luas yang Terhitung KLB KLB
Besaran Ruang 48 m2 115,2 m2
30%
243,75 m2
20%
528 m2
20%
43,2 m2 814,95 m2 10.500,55 m2 5.135,6 m2 0,7
(Sumber: Penyusun, 2018)
Dari tabel di atas dapat dilihat besaran semua ruang yang dibutuhkan di dalam bangunan ini. Dalam tabel tersebut dituliskan total luas yang terhitung KLB (Koefisien Lantai Bangunan). Maksud dari total luas yang terhitung yaitu total luas dari ruang-ruang fungsional, berarti tidak termasuk taman dan area parkir. Dengan diketahuinya total luas ruang yang terhitung KLB, maka dapat ditentukan kapasitas orang yang dapat ditampung di dalam bangunan terancang dengan mengasumsikan dimensi ruang gerak manusia itu sebesar 10 m2 dan dimensi ruang untuk perabotan itu 40% dari total luas ruang yang terhitung KLB. Sehingga perhitungannya yaitu seperti berikut. đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; =
= =
đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;Śđ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x;â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ??žđ??żđ??ľ â&#x2C6;&#x2019; đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013; đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;Ą đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013; đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018;&#x201D;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2DC; 40 Ă&#x2014; 5.135,6) đ?&#x2018;&#x161;² 100 10 đ?&#x2018;&#x161;2
5.135,6 đ?&#x2018;&#x161;2 â&#x2C6;&#x2019; ( 3.081,36 đ?&#x2018;&#x161;² 10 đ?&#x2018;&#x161;2
= 308,1 â&#x2030;&#x2C6; 308 đ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D;
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 87
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Dari perhitungan di atas dapat didapatkan hasil kapasitas manusia yang dapat ditampung di dalam bangunan terancang yaitu sekitar 308 orang atau setara dengan 0,11% dari jumlah mahasiswa di Kabupaten Sleman yang datanya tercantum dalam sub sub bab 2.1.1. Selanjutnya dibuatlah suatu matriks hubungan ruang yang terkait dengan ruang-ruang yang terdapat di dalam bangunan terancang beserta persentase total luasan ruang-ruang tersebut yang didasarkan pada jenis dan sifatnya sebagai berikut.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 88
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Parkir Pelayanan 10% 1% Penunjang 13%
Komersial 36%
Ruang Hijau 40% Gambar 53: Property size berdasarkan jenis ruang (Sumber: Penyusun, 2018)
Non-rentable 46% Rentable 54%
Gambar 52: Matriks hubungan ruang dalam bangunan terancang (Sumber: Penyusun, 2018)
Gambar 54: Property size berdasarkan sifat ruang (Sumber: Penyusun, 2018)
Dari gambar-gambar di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan jenis dari ruang-ruang yang ada di dalam bangunan terancang terdiri dari 36% ruang komersial, 40% ruang hijau, 13% ruang penunjang, 1% ruang pelayanan dan 10% area parkir; sedangkan berdasarkan sifat dari ruang-ruang yang ada di dalam bangunan terancang terdiri dari 54% ruang yang rentable (disewakan) dan 49% ruang yang non-rentable (tidak disewakan). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bangunan terancang dapat memberikan keuntungan bagi pemiliknya.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 89
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Dari semua data yang terkait dengan ruang di dalam bangunan terancang, maka dapat dihasilkan organisasi ruang yang merupakan sintesis dari data-data tersebut. Organisasi ruang ini menggambarkan ruang-ruang yang saling terhubung satu sama lain serta menunjukkan gambaran rancangan denah kasar. Berikut merupakan organisasi ruang dari bangunan terancang.
Gambar 55: Organisasi ruang dalam bangunan terancang (Sumber: Penyusun, 2018)
3.1.2. Sistem Aksesibilitas Bangunan terancang direncanakan untuk menerapkan beberapa sistem aksesibilitas guna memfasilitasi semua orang, terutama difabel (different ability people) untuk dapat mengakses seluruh lingkup bangunan terancang. Sistem aksesibilitas misalnya terdiri dari penerapan ramp. Ramp dapat berfungsi
untuk
mempermudah
orang-orang
dengan
keterbatasan
kemampuan dalam mengakses bangunan dari lantai yang satu ke lantai yang lain.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 90
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
3.2. Tata Massa dan Lansekap 3.2.1. Orientasi Bangunan Salah satu faktor yang mempengaruhi kenyamanan ruang, khususnya kenyamanan termal, yaitu orientasi bangunan. Bangunan sebaiknya dihindarkan dari masuknya sinar matahari langsung ke dalam bangunan yang menyebabkan terganggunya kenyamanan penggunanya. Namun di samping itu, perlu juga menentukan peletakan bukaan-bukaan pada bangunan untuk fungsi penghawaan. Hal ini juga berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna bangunan, khususnya kenyamanan termalnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orientasi bangunan ditentukan oleh dua hal yang krusial, yaitu arah pergerakan matahari dan juga arah pergerakan angin. Sari Saraswatia (2014) dalam blognya yang berjudul Radiasi Matahari (Fisika Bangunan) berpendapat bahwa posisi arah hadap bangunan mempengaruhi kenyamanan tinggal penghuninya. Matahari terdiri dari elemen panas dan terang. Panas matahari dibutuhkan dalam bangunan namun tidak berlebihan, sebaliknya terang matahari sangat dibutuhkan dalam bangunan untuk menghemat pemanfaatan energi. Terkait dengan fasad bangunan, ia menambahkan bahwa fasad utara dan selatan menerima sedikit panas dibandingkan fasad timur dan barat. Sehingga seharusnya sisi bangunan yang sempit diarahkan ke posisi matahari rendah (timur dan barat). Bangunan terancang direncanakan akan mengaplikasikan panel surya, sehingga atap pada sisi panjangnya perlu dihadapkan langsung ke arah pergerakan matahari pada jam-jam kritis harian sepanjang tahun. Hal ini dimaksudkan untuk mengoptimasi kinerja panel surya dalam â&#x20AC;&#x2DC;memanenâ&#x20AC;&#x2122; cahaya matahari yang energinya dapat dimanfaatkan untuk diubah menjadi energi listrik untuk bangunan terkait. Dari analisis site yang didasarkan pada arah pergerakan matahari dan angin yang telah dilakukan pada bab II diperoleh beberapa alternatif sintesis orientasi massa bangunan seperti berikut. 1. Alternatif 1
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 91
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 56: Alternatif sintesis 1 (sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Penataan
orientasi
massa
bangunan
pada
alternatif
ini
menggabungkan beberapa alternatif orientasi yang telah diperoleh pada bab II seperti alternatif orientasi 2, 5 dan A dimana: a. alternatif orientasi 2 ditujukan untuk menghadapkan sisi bangunan yang panjang sejajar dengan arah pergerakan matahari sehingga terhindar dari radiasi sinar matahari pada jam jam kritis tertentu; b. alternatif orientasi 5 ditujukan untuk menghadapkan sisi bangunan yang panjang tegak lurus dengan arah pergerakan matahari sehingga banyak terpapar sinar matahari pada jam-jam kritis. Maka perlu diberi shading, sirip, roster dan/atau sebagainya; dan c. alternatif orientasi A ditujukan untuk mengoptimasi banyaknya angin yang dapat masuk ke dalam bangunan dan terciptanya cross-ventilation di dalamnya. 2. Alternatif 2
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 92
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 57: Alternatif sintesis 2 (sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Penataan orientasi massa bangunan pada alternatif ini menggabungkan beberapa alternatif orientasi yang telah diperoleh pada bab II seperti alternatif orientasi 2 dan 5 dimana: a. alternatif orientasi 2 ditujukan untuk menghadapkan sisi bangunan yang panjang sejajar dengan arah pergerakan matahari sehingga terhindar dari radiasi sinar matahari pada jam jam kritis tertentu; dan b. alternatif orientasi 5 ditujukan untuk menghadapkan sisi bangunan yang panjang tegak lurus dengan arah pergerakan matahari sehingga banyak terpapar sinar matahari pada jam-jam kritis. Maka perlu diberi shading, sirip, roster dan/atau sebagainya. 3. Alternatif 3
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 93
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 58: Alternatif sintesis 3 (sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Penataan orientasi massa bangunan pada alternatif ini menggabungkan beberapa alternatif orientasi yang telah diperoleh pada bab II seperti alternatif orientasi 1, 2 dan 5 dimana: a. alternatif orientasi 1 dan 2 ditujukan untuk menghadapkan sisi bangunan yang panjang sejajar dengan arah pergerakan matahari sehingga terhindar dari radiasi sinar matahari pada jam jam kritis tertentu; dan b. alternatif orientasi 5 ditujukan untuk menghadapkan sisi bangunan yang panjang tegak lurus dengan arah pergerakan matahari sehingga banyak terpapar sinar matahari pada jam-jam kritis. Maka perlu diberi shading, sirip, roster dan/atau sebagainya. Dari beberapa alternatif sintesis di atas dipilihlah yang paling sesuai untuk meningkatkan kenyamanan ruang, yaitu alternatif sintesis 2. Karena dengan diterapkannya sintesis ini ruang-ruang dalam dapat menjadi ruangruang yang efektif. Selain itu, angin pun dapat masuk ke dalam bangunan sehingga tercipta cross-ventilation dan sistem pencahayaan alami pun dapat diterapkan dengan beberapa penerapan shading, sirip, roster dan sebagainya untuk mengoptimasi intensitas radiasi sinar matahari langsung yang masuk Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 94
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
ke dalam bangunan. Karena bangunan terancang direncanakan untuk menerapkan panel surya di atas atapnya, maka diperlukan peletakan dan orientasi atap yang sesuai. Berikut merupakan dua alternatif peletakan dan orientasi atap yang diperoleh berdasarkan analisis arah pergerakan matahari yang telah dilakukan pada bab II. 1. Alternatif 1
Gambar 59: Alternatif peletakan dan orientasi atap 1 (sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa terdapat empat bagian atap yang menghadap langsung ke sudut azimuth kritis matahari. Bagian-bagian atap tersebut cocok untuk dimanfaatkan untuk peletakan panel surya. 2. Alternatif 2
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 95
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 60: Alternatif peletakan dan orientasi atap 2 (sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar bagian atap menghadap langsung ke sudut azimuth kritis matahari. Maka, dengan diterapkannya alternatif ini terdapat banyak bagian atap yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat peletakan panel surya. Dari kedua alternatif peletakan dan orientasi atap di atas dapat disimpulkan bahwa alternatif kedua lebih baik. Maka, bangunan ini perlu menerapkan peletakan dan orientasi atap tersebut. Dengan diperolehnya orientasi massa bangunan dan atap yang tepat, maka kedua hal tersebut dapat digabungkan. Sehingga menghasilkan bangunan yang khas, tepat guna dan responsif. 3.2.2. Penataan Vegetasi Vegetasi atau biasa disebut dengan tanaman merupakan salah satu elemen alam yang mampu meredam kebisingan lingkungan. Vegetasi perlu ditata secara merapat untuk mengoptimasi peredaman kebisingan. Jenis vegetasi yang efektif untuk meredam kebisingan adalah yang memiliki tajuk yang tebal dengan daun yang rindang (Grey dan Deneke, 1978). Contoh vegetasi yang memiliki ciri-ciri tersebut yaitu bambu. Hans J.A. van Leeuwen (2016) dalam artikelnya yang berjudul Bamboo Plants as a Noise Barrier to Reduce Road Traffic Noise menyebutkan bahwa Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 96
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
penerapan bambu sebagai pembatas itu baik, karena bambu selain dapat menyerap kebisingan lingkungan juga dapat menyerap polutan udara dan dapat tumbuh dengan cepat. Ia pun menambahkan bahwa pohon bambu sebagai pembatas dengan tinggi 5 meter dan ketebalan 6 meter dapat memberikan efek yang lebih baik dalam meredam kebisingan dibandingkan dengan pembatas masif dengan ketinggian 3 meter. Berdasarkan kajian yang telah dipaparkan dalam sub sub bab 2.4.2. disebutkan bahwa green walls juga merupakan salah satu elemen yang mampu meredam kebisingan lingkungan yang masuk ke dalam bangunan. Selain itu, green walls juga dapat berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan yang berpotensi menyebabkan kesilauan (glare) serta untuk mengurangi kadar polusi udara. 3.3. Fasad 3.3.1. Elemen Bangunan sebagai Peredam Kebisingan Kebisingan lingkungan dapat diatasi dengan beberapa material bangunan, misalnya yaitu concrete wood. Concrete wood dapat dijadikan sebagai material untuk fasad, misalnya untuk secondary skin dan sirip. 3.3.2. Elemen Air sebagai Peredam Kebisingan Berdasarkan teori soundscape yang telah dikaji pada bab II dapat diambil kesimpulan bahwa air secara efektif dapat meredam kebisingan. Hal ini dibuktikan dengan adanya preseden yang ada pada kajian tersebut. 3.4. Sistem Bangunan 3.4.1. Sistem Penghawaan Sistem penghawaan atau yang biasa disebut dengan sistem HVAC (Heating, Ventilation and Air-conditioning) merupakan salah satu sistem bangunan yang penting bagi kesehatan dan kenyamanan penggunanya. Sistem penghawaan dibagi menjadi dua jenis: sistem penghawaan alami dan sistem penghawaan buatan. Sistem penghawaan alami tentunya terkait dengan penyediaan bukaanbukaan pada bangunan sebagai jalur sirkulasi udara dari luar ke dalam bangunan. Dengan pemanfaatan sistem ini, maka akan menghemat biaya Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 97
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
listrik. Selain itu, sistem ini pun ramah lingkungan sehingga tidak akan merusak alam. 3.4.2. Sistem Rainwater Harvesting Berdasarkan tabel 10 yang memuat data curah hujan rata-rata tahunan di Kabupaten Sleman dapat dilakukan perhitungan volume air hujan yang dapat dipanen. Perlu diketahui bahwa luas area sebesar 40% dari total luas bangunan yang terhitung KLB yaitu 1.460,64 m2 atau 146.064 dm2, curah hujan rata-rata sebesar 195,4 mm atau 1,954 dm dan koefisien runoff dianggap sebesar 80%. Berikut merupakan perhitungannya. đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x; đ?&#x2018;Śđ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x203A; = 146.064 đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x161;2 Ă&#x2014; 1,954 đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x161; Ă&#x2014;
80 100
= 228.327,25 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x; Setelah itu, diperlukan data yang terkait dengan kebutuhan air bersih dalam bangunan terancang yang dapat diperoleh melalui perhitungan. Hal ini bertujuan untuk menghitung efisiensi pemanfaatan sistem RWH. Sebelum melakukan perhitungan kebutuhan air, perlu diketahui data terkait dengan kebutuhan air per orang per hari dan jam efektif bangunan. Ditentukan bahwa kebutuhan air per orang per hari yaitu 25 liter dan jam efektif bangunan yaitu 24 jam. Berikut merupakan perhitungan kebutuhan air bersih dalam bangunan terancang yang dilakukan secara bertahap 1. Luas bangunan
= 3.651,6 m2
Fungsi bangunan
= Komersial
Luas bangunan efektif
= 60% Ă&#x2014; luas bangunan =
60 100
Ă&#x2014;3.651,6 m2
= 2.190,96 m2 2. Puncak debit
: C1 = 2,0 (1,5-2) : C2 = 4,0 (3-4)
3. Jumlah pengguna
= =
đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x201C;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x201C; đ?&#x2018; đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x; đ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; 2.190,96 đ?&#x2018;&#x161;² 10 đ?&#x2018;&#x161;²
= 219 orang
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 98
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
4. Jumlah kebutuhan air per orang per hari = 25 liter Jumlah kebutuhan air total per hari (Qd) = 25 liter Ă&#x2014; 219 orang = 5.475 liter Jumlah kebutuhan air total per tahun
= 5.475 liter Ă&#x2014; 365 hari = 1.998.375 liter
5. Pemakaian air rata-rata (Qh)
=
đ?&#x2018;&#x201E;đ?&#x2018;&#x2018;
=
5.475 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x;
đ?&#x2018;&#x2021; 24 (đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x161;)
= 228,125 liter 6. Pemakaian air pada jam puncak (Qhmax) = Qh Ă&#x2014; C1 = 228,125 liter Ă&#x2014; 2.0 = 456,25 liter 7. Volume tangki air
= Qd + Qhmax = 5.475 liter + 456,25 liter = 5.931,25 liter
Pompa hidup dalam satu hari
= 6 kali =
đ?&#x2018;Łđ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x2019; đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D;đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x2013;
=
5.931,25 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x;
6 6
= 988,5 liter Dimensi tangki
3
= â&#x2C6;&#x161;988,5 liter = 31,4 liter
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa volume tangki air yang dibutuhkan untuk menampung air yang dibutuhkan bangunan terancang yaitu sebesar 5.931,25 liter dengan dimensi sebesar 31,4 liter. 3.5. Teknologi Bangunan 3.5.1. Sistem Pencahayaan Dari tabel 2.7 yang terkait dengan tingkat pencahayaan rata-rata, renderasi dan temperatur warna yang direkomendasikan, dapat dilakukan perhitungaan luas bukaan jendela yang dibutuhkan untuk efektivitas masuknya cahaya langit ke dalam ruangan-ruangan tertentu di dalam
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 99
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
bangunan. Dalam hal ini akan diperhitungkan luas bukaan-bukaan yang dibutuhkan untuk ruang-ruang komersial yang luasannya telah disebutkan dalam sub sub bab 3.2.4. dengan menggunakan rumus berikut ini. đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D; =
đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; Ă&#x2014; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013; đ?&#x2018;&#x201C;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;&#x; đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;Ą
Intensitas luminasi (tingkat pencahayaan) dan faktor langit dalam satuan lux. Dalam SNI 03-2396-2001 tentang tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung disebutkan bahwa langit perancangan memberikan tingkat pencahayaan pada titik-titik di bidang datar di lapangan terbuka sebesar 10.000 lux dan untuk perhitungan diambil ketentuan bahwa tingkat pencahayan ini asalnya dari langit yang keadaannya dimana pun merata terangnya (uniform luminance distribution). Sehingga dalam perhitungan ini, faktor langit dianggap sebesar 10.000 lux. Berikut merupakan perhitungan untuk masing-masing ruang tersebut. 1. Retail Kecil Dalam perhitungan ini yang mengacu pada tabel 2.7 yang terkait dengan tingkat pencahayaan rata-rata, renderasi dan temperatur warna yang direkomendasikan, diasumsikan bahwa retail kecil itu sebagai toko buku dan alat tulis/gambar. Sehingga intensitas luminasinya sebesar 300 lux.
đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D; =
36,4 đ?&#x2018;&#x161;2 Ă&#x2014; 300 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;Ľ 10.000 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;Ľ
= 1,1 đ?&#x2018;&#x161;² 2. Retail Besar Dalam perhitungan ini yang mengacu pada tabel 2.7 yang terkait dengan tingkat pencahayaan rata-rata, renderasi dan temperatur warna yang direkomendasikan, diasumsikan bahwa retail besar itu sebagai toko pakaian atau pun toko barang kulit dan sepatu. Sehingga intensitas luminasinya sebesar 500 lux.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 100
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D; =
59,8 đ?&#x2018;&#x161;2 Ă&#x2014; 500 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;Ľ 10.000 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;Ľ
= 3 đ?&#x2018;&#x161;² 3. Culinary Spot Dalam perhitungan ini yang mengacu pada tabel 2.7 yang terkait dengan tingkat pencahayaan rata-rata, renderasi dan temperatur warna yang direkomendasikan, diasumsikan bahwa culinary spot itu sebagai dapur. Sehingga intensitas luminasinya sebesar 250 lux.
đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D; =
52 đ?&#x2018;&#x161;2 Ă&#x2014; 250 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;Ľ 10.000 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;Ľ
= 1,3 đ?&#x2018;&#x161;² 4. Salon Dalam perhitungan ini yang mengacu pada tabel 2.7 yang terkait dengan tingkat pencahayaan rata-rata, renderasi dan temperatur warna yang direkomendasikan, diasumsikan bahwa culinary spot itu sebagai toko pakaian atau pun toko barang kulit dan sepatu. Sehingga intensitas luminasinya sebesar 500 lux.
đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D; =
108 đ?&#x2018;&#x161;2 Ă&#x2014; 500 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;Ľ 10.000 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;Ľ
= 5,4 đ?&#x2018;&#x161;² 5. Pusat Kebugaran Dalam tabel 2.7 yang terkait dengan tingkat pencahayaan rata-rata, renderasi dan temperatur warna yang direkomendasikan, tidak terdapat jenis
ruang
untuk
kebugaran.
Sehingga
diasumsikan
intensitas
luminasinya itu sebesar intensitas luminasi terbesar dalam tabel tersebut, yaitu 500 lux. 360 đ?&#x2018;&#x161;2 Ă&#x2014; 500 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;Ľ đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D; = 10.000 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;Ľ = 18 đ?&#x2018;&#x161;²
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 101
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
6. Lobby Dalam tabel 2.7 yang terkait dengan tingkat pencahayaan rata-rata, renderasi dan temperatur warna yang direkomendasikan, angka lux untuk lobby terbilang terlalu kecil, yaitu 100 lux. Sehingga diasumsikan intensitas luminasinya itu sebesar intensitas luminasi terbesar dalam tabel tersebut, yaitu 500 lux. đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D; =
228 đ?&#x2018;&#x161;2 Ă&#x2014; 250 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;Ľ 10.000 đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;Ľ
= 5,7 đ?&#x2018;&#x161;² Setelah diketahui luas bukaan-bukaan tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan lebar shading dan/atau kedalaman sirip. Untuk perhitungan tersebut digunakan rumus berikut.
Dimana VSA
đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; =
đ?&#x2018;Ąđ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D;đ?&#x2018;&#x201D;đ?&#x2018;&#x2013; đ?&#x2018;?đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; tan đ?&#x2018;&#x2030;đ?&#x2018;&#x2020;đ??´
đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;? =
đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x; đ?&#x2018;?đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; tan đ??ťđ?&#x2018;&#x2020;đ??´
: Vertical shadow angle (sudut bayangan vertikal)
HSA : Horizontal shadow angle (sudut bayangan horizontal) Sebelum dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus tersebut, perlu ditunjukkan sisi-sisi fasad bangunan terancang yang kira-kira perlu untuk diberi shading dan/atau sirip sebagai berikut.
Gambar 61: Sisi-sisi fasad bangunan terancang
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 102
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Setelah itu dilakukan pengukuran VSA dan HSA dengan menggunakan sun chart dan sun protractor untuk bukaan-bukaan pada masing-masing sisi tersebut. Berikut merupakan analisis selengkapnya. 1.
Sisi A Ruang dalam yang terpasang bukaan pada sisi A merupakan culinary spot. Sehingga luas bukaannya yaitu 1,3 m2. Dari luas bukaan tersebut diasumsikan lebar bukaan sebesar 0,65 m dan tingginya 2 m.
Gambar 62: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi A bangunan terancang
(sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Dari pengukuran di atas dapat diketahui sudut HSA dan VSA yang mengacu pada jam kritis, yaitu pukul 09.00 WIB. Diketahui HSA 1 sebesar 0o, VSA 1 sebesar 21o, HSA 2 sebesar 57o dan VSA 2 sebesar 44o. Dengan itu, maka dapat dilakukan perhitungan lebar shading dan kedalaman sirip sebagai berikut.
đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; 1 =
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
2đ?&#x2018;&#x161; tan 21°
đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; 2 =
2đ?&#x2018;&#x161; tan 44°
Proyek Akhir Sarjana | 103
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
=
2đ?&#x2018;&#x161; 0,4
=
=2đ?&#x2018;&#x161;
=5đ?&#x2018;&#x161; đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;? 1 =
0,65 đ?&#x2018;&#x161; tan 0°
2đ?&#x2018;&#x161; 1
0,65 đ?&#x2018;&#x161; tan 57° 0,65 đ?&#x2018;&#x161; = 1.5
đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;? 2 =
=â&#x2C6;&#x2019;
= 0,4 đ?&#x2018;&#x161; Karena hasil perhitungan panjang shading 1 di atas menunjukkan angka yang tergolong besar, maka sebaiknya diterapkan alternatif lain. Alternatif tersebut dapat berupa roster. Namun untuk mengoptimasi penghalangan radiasi sinar matahari langsung, perlu diterapkan shading dan/atau sirip juga dengan panjang/kedalaman secukupnya. 2.
Sisi B Ruang dalam yang terpasang bukaan pada sisi B merupakan culinary spot. Sehingga luas bukaannya yaitu 1,3 m2. Dari luas bukaan tersebut diasumsikan lebar bukaan sebesar 0,65 m dan tingginya 2 m.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 104
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 63: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi B bangunan terancang
(sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Dari pengukuran di atas dapat diketahui sudut HSA dan VSA yang mengacu pada jam kritis, yaitu pukul 16.00 WIB. Ditemukan sudut HSA sebesar 0o dan sudut VSA sebesar 35o. Dengan itu, maka tidak dapat dilakukan perhitungan kedalaman sirip, hanya dapat dilakukan perhitungan lebar shading sebagai berikut. 2đ?&#x2018;&#x161; tan 35° 2đ?&#x2018;&#x161; = 0,7
đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; =
= 2,9 đ?&#x2018;&#x161; Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka sisi B dari bangunan terancang direkomendasikan untuk diterapkan shading untuk menghindari radiasi sinar matahari yang berlebihan, terutama pada rentang waktu kritis tahunan setiap harinya. Selain itu, shading ini dapat pula difungsikan sebagai tempat diterapkannya panel surya. Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 105
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
3.
Sisi C Ruang dalam yang terpasang bukaan pada sisi C merupakan culinary spot. Sehingga luas bukaannya yaitu 1,3 m2. Dari luas bukaan tersebut diasumsikan lebar bukaan sebesar 0,65 m dan tingginya 2 m.
Gambar 64: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi C bangunan terancang
(sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Dari pengukuran di atas dapat diketahui sudut HSA dan VSA yang mengacu pada jam kritis, yaitu pukul 09.00 WIB. Ditemukan sudut HSA sebesar 56o dan sudut VSA sebesar 37o. Dengan itu, maka dapat dilakukan perhitungan lebar shading dan kedalaman sirip sebagai berikut. 2đ?&#x2018;&#x161; tan 37° 2đ?&#x2018;&#x161; = 0,8
đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; =
= 2,5 đ?&#x2018;&#x161;
0,65 đ?&#x2018;&#x161; tan 56° 0,65 đ?&#x2018;&#x161; = 1,5
đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;? =
= 0,4 đ?&#x2018;&#x161;
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka sisi C dari bangunan terancang direkomendasikan untuk diterapkan shading
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 106
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
dan sirip untuk menghindari radiasi sinar matahari yang berlebihan, terutama pada rentang waktu kritis tahunan setiap harinya. Selain itu, shading ini dapat pula difungsikan sebagai tempat diterapkannya panel surya. 4.
Sisi D Ruang dalam yang terpasang bukaan pada sisi D merupakan ruang lobby. Sehingga luas bukaannya yaitu 5,7 m2. Dari luas bukaan tersebut diasumsikan lebar bukaan sebesar 2,85 m dan tingginya 2 m.
Gambar 65: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi D bangunan terancang
(sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Dari pengukuran di atas dapat diketahui dua sudut HSA dan dua sudut VSA yang mengacu pada jam kritis, yaitu pukul 16.00 WIB. Ditemukan sudut HSA 1 diketahui sebesar 64o, VSA 1 sebesar 45o, HSA 2 sebesar 8o dan VSA 2 sebesar 31o. Dengan itu, maka dapat dilakukan perhitungan lebar shading dan kedalaman sirip sebagai berikut.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 107
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
2đ?&#x2018;&#x161; tan 45° 2đ?&#x2018;&#x161; = 1
đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; 1 =
2đ?&#x2018;&#x161; tan 31° 2đ?&#x2018;&#x161; = 0,6
đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; 2 =
=2đ?&#x2018;&#x161; 2,85 đ?&#x2018;&#x161; tan 64° 2,85 đ?&#x2018;&#x161; = 2,1
đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;? 1 =
= 3,3 đ?&#x2018;&#x161; 2,85 đ?&#x2018;&#x161; tan 8° 2 ,85đ?&#x2018;&#x161; = 0,14
đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;? 2 =
= 1,4 đ?&#x2018;&#x161;
= 20,35 đ?&#x2018;&#x161;
Karena hasil perhitungan panjang shading minimum (panjang shading 2) dan kedalaman sirip minimum (kedalaman sirip 2) di atas menunjukkan angka yang tergolong cukup besar, maka sebaiknya diterapkan alternatif lain. Alternatif tersebut dapat berupa roster. Roster ini selain berfungsi untuk menghalangi radiasi sinar matahari yang memungkinkan masuk ke dalam ruangan, juga dapat berfungsi sebagai jalur sirkulasi udara (angin). Namun untuk mengoptimasi penghalangan radiasi sinar matahari langsung, perlu diterapkan shading dan/atau sirip juga dengan panjang/kedalaman secukupnya. 5.
Sisi E Ruang dalam yang terpasang bukaan pada sisi E merupakan ruang lobby. Sehingga luas bukaannya yaitu 5,7 m2. Dari luas bukaan tersebut diasumsikan lebar bukaan sebesar 2,85 m dan tingginya 2 m.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 108
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 66: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi E bangunan terancang
(sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Dari pengukuran di atas dapat diketahui sudut HSA dan VSA yang mengacu pada jam kritis, yaitu pukul 09.00 WIB. Diketahui HSA 1 sebesar 0o, VSA 1 sebesar 21o, HSA 2 sebesar 57o dan VSA 2 sebesar 44o. Dengan itu, maka dapat dilakukan perhitungan lebar shading dan kedalaman sirip sebagai berikut. 2đ?&#x2018;&#x161; tan 21° 2đ?&#x2018;&#x161; = 0,4
đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; 1 =
=5đ?&#x2018;&#x161; đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;? 1 =
2,85 đ?&#x2018;&#x161; tan 0°
=â&#x2C6;&#x2019;
2đ?&#x2018;&#x161; tan 44° 2đ?&#x2018;&#x161; = 1
đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; 2 =
=2đ?&#x2018;&#x161; 2,85 đ?&#x2018;&#x161; tan 57° 2,85 đ?&#x2018;&#x161; = 1.5
đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;? 2 =
= 1,9 đ?&#x2018;&#x161; Karena hasil perhitungan panjang shading 1 di atas
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 109
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
menunjukkan angka yang tergolong besar, maka sebaiknya diterapkan alternatif lain. Alternatif tersebut dapat berupa roster. Namun untuk mengoptimasi penghalangan radiasi sinar matahari langsung, perlu diterapkan shading dan/atau sirip juga dengan panjang/kedalaman secukupnya. 6.
Sisi F Ruang dalam yang terpasang bukaan pada sisi F merupakan culinary spot. Sehingga luas bukaannya yaitu 1,3 m2. Dari luas bukaan tersebut diasumsikan lebar bukaan sebesar 0,65 m dan tingginya 2 m.
Gambar 67: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi F bangunan terancang
(sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Dari pengukuran di atas dapat diketahui sudut HSA dan VSA yang mengacu pada jam kritis, yaitu pukul 16.00 WIB. Ditemukan sudut HSA sebesar 8o dan sudut VSA sebesar 31o. Dengan itu, maka dapat dilakukan perhitungan lebar shading dan kedalaman sirip sebagai berikut.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 110
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
2đ?&#x2018;&#x161; tan 31° 2đ?&#x2018;&#x161; = 0,6
đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; =
0,65 đ?&#x2018;&#x161; tan 8° 0,65 đ?&#x2018;&#x161; = 0,1
đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;? =
= 3,3 đ?&#x2018;&#x161;
= 6,5 đ?&#x2018;&#x161;
Karena hasil perhitungan panjang shading dan kedalaman sirip di atas menunjukkan angka yang tergolong besar, maka sebaiknya diterapkan alternatif lain. Alternatif tersebut dapat berupa roster. Namun untuk mengoptimasi penghalangan radiasi sinar matahari langsung, perlu diterapkan shading dan/atau sirip juga dengan panjang/kedalaman secukupnya. 7.
Sisi G Ruang dalam yang terpasang bukaan pada sisi G merupakan culinary spot. Sehingga luas bukaannya yaitu 1,3 m2. Dari luas bukaan tersebut diasumsikan lebar bukaan sebesar 0,65 m dan tingginya 2 m.
Gambar 68: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi G bangunan terancang
(sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 111
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Dari pengukuran di atas dapat diketahui sudut HSA dan VSA yang mengacu pada jam kritis, yaitu pukul 09.00 WIB. Ditemukan sudut HSA sebesar 0o dan sudut VSA sebesar 21o. Dengan itu, maka dapat dilakukan perhitungan lebar shading dan kedalaman sirip sebagai berikut. 2đ?&#x2018;&#x161; tan 21° 2đ?&#x2018;&#x161; = 0,4
đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; =
đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;? =
0,65 đ?&#x2018;&#x161; tan 0°
=â&#x2C6;&#x2019;
=5đ?&#x2018;&#x161; Karena hasil perhitungan panjang shading di atas menunjukkan angka yang tergolong besar, maka sebaiknya diterapkan alternatif lain. Alternatif tersebut dapat berupa roster. Namun untuk mengoptimasi penghalangan radiasi sinar matahari langsung, perlu diterapkan shading dan/atau sirip juga dengan panjang/kedalaman secukupnya. 8.
Sisi H Ruang dalam yang terpasang bukaan pada sisi H merupakan culinary spot. Sehingga luas bukaannya yaitu 1,3 m2. Dari luas bukaan tersebut diasumsikan lebar bukaan sebesar 0,65 m dan tingginya 2 m.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 112
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 69: Pengukuran VSA dan HSA untuk sisi H bangunan terancang
(sumber: SunEarthTools yang dimodifikasi oleh penyusun, 2018)
Dari pengukuran di atas dapat diketahui dua sudut HSA dan dua sudut VSA yang mengacu pada jam kritis, yaitu pukul 16.00 WIB. Ditemukan sudut HSA 1 diketahui sebesar 64o, VSA 1 sebesar 45o, HSA 2 sebesar 8o dan VSA 2 sebesar 31o. Dengan itu, maka dapat dilakukan perhitungan lebar shading dan kedalaman sirip sebagai berikut. 2đ?&#x2018;&#x161; tan 45° 2đ?&#x2018;&#x161; = 1
đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; 1 =
=2đ?&#x2018;&#x161; 0,65 đ?&#x2018;&#x161; tan 64° 0,65 đ?&#x2018;&#x161; = 2,1
đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;? 1 =
= 0,3 đ?&#x2018;&#x161;
2đ?&#x2018;&#x161; tan 31° 2đ?&#x2018;&#x161; = 0,6
đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x2014;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; đ?&#x2018; â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x203A;đ?&#x2018;&#x201D; 2 =
= 3,3 đ?&#x2018;&#x161; 0,65 đ?&#x2018;&#x161; tan 8° 0,65đ?&#x2018;&#x161; = 0,14
đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x2019;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2122;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x161;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;? 2 =
= 4,64 đ?&#x2018;&#x161;
Karena hasil perhitungan panjang shading minimum (panjang shading 2) dan kedalaman sirip minimum (kedalaman sirip 2) di atas Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 113
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
menunjukkan angka yang tergolong cukup besar, maka sebaiknya diterapkan alternatif lain. Alternatif tersebut dapat berupa roster dan shaft angin. Keduanya selain berfungsi untuk menghalangi radiasi sinar matahari yang memungkinkan masuk ke dalam ruangan, juga dapat berfungsi untuk mengoptimasi sirkulasi udara (angin) yang berhembus dari sudut azimuth 150o hinga 180o. Namun untuk mengoptimasi penghalangan radiasi sinar matahari langsung, perlu diterapkan shading dan/atau sirip juga dengan panjang/kedalaman secukupnya. 3.5.2. Sistem Panel Surya Panel surya dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan pada bahan produksi dari sel surya yang dibutuhkan. Bahan sel surya yang paling umum adalah crystalline silicon. Bahan crystalline dapat terdiri dari monocrystalline dan polycrystalline. Berikut merupakan perbedaan diantara keduanya. 1. Polycrystalline berwarna kebiruan dengan bercak-bercak biru muda dan biru tua. Jenis ini yang paling banyak digunakan pada pembangkit listrik tenaga surya berskala kecil. Efisiensi yang dihasilkan dari penggunaannya yaitu sekitar angka belasan persen. 2. Monocrystalline menghasilkan efisiensi energi lebih tinggi, namun harganya relatif lebih mahal daripada polycrystalline. Jenis ini dapat dikenali dengan warnanya yang kebiruan polos tanpa bercak. 3. Selain diantara keduanya, ada pun panel surya yang terbuat dari lapisan tipis amorphous silicon, berwarna agak gelap kehitaman dan umumnya digunakan pada perangkat dengan konsumsi daya sangat rendah seperti kalkulator. Efisiensi energi yang dihasilkan dari jenis ini yaitu hanya sekitar 3-5%. Priyo Adi Sesotyo dalam blognya yang berjudul Perbandingan Spesifikasi Solar Panel menyebutkan bahwa nilai efisiensi antara monocrystalline dan polycrystalline bernilai sama pada panel yang berkapasitas besar (300 Watt Peak (WP)). Biasanya nilai efisiensi monocrystalline pada panel lebih kecil daripada panel polycrystalline yang berkapasitas sama. Nilai efisiensi panel yang berkapasitas tanggung seperti Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 114
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
250 WP itu lebih rendah daripada panel yang berkapasitas genap seperti 100 WP, 200 WP atau pun 300 WP. Semakin besar kapasitas yang dimiliki panel surya maka semakin berat pula bebannya. Secara umum, suatu sistem tenaga surya terdiri atas panel surya, baterai, pencatu baterai (battery charger) yang berupa DC-to-DC converter, inverter (apabila beban menggunakan arus bolak-balik atau beban AC) dan pemutus sirukuit serta kabel-kabel penghubung komponen satu sama lain. Berikut merupakan skema yang menjelaskan tentang sistem tersebut.
Gambar 70: Sistem tenaga surya (sumber: Tyas Kartika, 2016)
Dari kajian-kajian diatas dapat diambil sikap dalam perancangan bangunan ini akan digunakan panel surya yang berkapasitas 300 WP dengan bahan polycrystalline. Karena konsumsi daya listrik pada bangunan komersial pastinya tinggi, sehingga lebih baik menggunakan panel surya yang berkapasitas lebih tinggi. Selain itu, berat dari satu unit panel surya 300 WP pun lebih ringan dibandingkan jika memasang panel surya berkapasitas 100 WP sebanyak tiga unit.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 115
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
BAB IV KONSEP DAN PENGUJIAN DESAIN 4.1. Konsep Tata Ruang Dalam Penataan ruang dalam bangunan terancang didasarkan pada organisasi ruang dan orientasi massa bangunan yang telah didapatkan pada bab II dan III. Dengan tertatanya ruang-ruang dalam bangunan tersebut, sehingga bangunan dapat menjadi aman, nyaman dan mudah diakses oleh penggunanya. 4.2. Konsep Tata Massa dan Lansekap 4.2.1. Orientasi Bangunan Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan pada sub sub bab 3.2.1., maka diambil suatu sintesis berupa orientasi bangunan yang paling tepat untuk meningkatkan taraf kenyamanan penggunanya sebagaimana yang telah dipaparkan pada gambar 60. Sintesis ini direncanakan untuk diterapkan pada bangunan terancang. 4.2.2. Penataan Vegetasi Vegetasi dalam site direncanakan untuk difungsikan selain untuk peneduh juga untuk mengatasi kebisingan lingkungan. Dari kajian-kajian yang telah dipaparkan pada sub sub bab 3.2.2. dapat diambil sikap bahwa perlu diterapkan beberapa pohon bambu yang disusun secara merapat di dalam site terancang pada area-area tertentu untuk mengurangi kebisingan lingkungan yang bersumber dari jalan-jalan raya yang padat. Selain itu juga perlu diterapkan green walls pada fasad bangunan terancang untuk lebih mengurangi kebisingan lingkungan dan juga untuk mengurangi intensitas cahaya matahari dan polusi udara yang masuk ke dalam bangunan.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 116
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
4.3. Konsep Fasad Bangunan terancang direncanakan untuk menerapkan beberapa elemen pada fasadnya. Elemen-elemen ini selain berfungsi sebagai estetika juga dapat berfungsi untuk menghindari radiasi sinar matahari langsung, mengoptimasi masuknya angin ke dalam bangunan, serta untuk meredam kebisingan. Berikut merupakan salah satu bagian dari fasad bangunan terancang yang berupa shading dan sirip yang dapat berfungsi untuk mengoptimasi masuknya angin dan cahaya matahari alami ke dalam bangunan serta untuk meredam kebisingan lingkungan.
Gambar 71: Penerapan shading dan sirip sebagai elemen fasad bangunan terancang (Sumber: Penyusun, 2018)
4.4. Konsep Sistem Bangunan 4.4.1. Sistem Penghawaan Bangunan
terancang
direncanakan
untuk
menerapkan
sistem
penghawaan alami untuk sebagian besar dari keseluruhan bangunannya. Untuk itu, diterapkan beberapa bukaan terutama yang menghadap ke sudut azimuth 150o hingga 180o dengan dilengkapi beberapa sirip dan vegetasi yang mampu mengoptimasi masuknya angin ke dalam bangunan. Sehingga intensitas angin yang masuk tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit. Berikut merupakan gambaran skematik dari sirip dan vegetasi tersebut.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 117
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 72: Sirip dan vegetasi untuk mengoptimasi angina (Sumber: Penyusun, 2018)
4.4.2. Sistem Rainwater Harvesting Berdasarkan analisis melalui perhitungan-perhitungan yang tercantum pada sub sub bab 3.4.2., maka akan diterapkan sistem rainwater harvesting pada bangunan terancang. Setelah diketahui volume air yang dapat dipanen yang telah diperhitungkan di sub sub bab 3.4.2. dan diperoleh hasil sebesar 228.327,25 liter, selanjutnya perlu diketahui spesifikasi bak penampungnya. Berikut merupakan spesifikasi bak penampung air hujan yang diperoleh dari petunjuk teknis yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum yang berjudul Spesifikasi Bak Penampungan Air Hujan untuk Air Bersih dari Ferrosemen. Tabel 19: Spesifikasi bak penampung air hujan
Lapis Tulangan Kawat Kawat Ayam Seng
No.
Volume (m3)
Tinggi (cm)
Diameter (cm)
Tebal Dinding (cm)
Pipa Peluap (cm)
1.
2,0
160
130
3,00
1
1
25
2.
4,0
160
180
3,00
1
1
40
3.
6,0
160
220
3,50
1
1
40
4.
8,0
160
225
4,00
2
1
50
5.
10,0
160
290
4,50
2
2
50
(sumber: Departemen Pekerjaan Umum)
Dari spesifikasi di atas dan dengan pertimbangan volume air yang Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 118
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
dapat dipanen, maka dipilihlah bak penampung air hujan dengan volume 10,0 m3 atau setara dengan 10.000 liter dengan jumlah 23 unit. Sehingga sistem RWH ini dapat menampung hingga 230.000 liter air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk pengganti air bersih yang bersumber dari PDAM. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan untuk air bersih dapat berkurang. Bentuk fisik dari area penadah air hujan dari sistem RWH pada bangunan terancang yaitu berupa shaft air hujan yang berisi pipa-pipa yang menyalurkan air hujan ke dalam bak penampungan yang selanjutnya air tersebut dapat didistribusikan ke semua fixture yang ada di dalam bangunan terancang. Berikut merupakan perspektif dari shaft air hujan pada bangunan terancang.
Gambar 73: Perspektif shaft air hujan pada bangunan terancang (Sumber: Penyusun, 2018)
4.4.3. Sistem Struktur Sistem struktur dalam bangunan perlu untuk direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat menjadi kokoh dan mampu menahan beban bangunan dari guncangan. Bangunan terancang direncanakan untuk menerapkan sistem struktur yang berupa sistem grid struktur yang terdiri dari kolom-kolom rigid dan balok-balok rigid. Berikut merupakan gambar aksonometri dari sistem struktur tersebut.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 119
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 74: Aksonometri sistem struktur dalam bangunan terancang (Sumber: Penyusun, 2018)
Untuk mampu menahan beban keseluruhan bangunan, elemen-elemen struktur bangunan tersebut perlu diperhitungkan dimensinya. Dengan itu, maka dilakukan perhitungan struktur dengan menggunakan grafik dan rumus sebagai berikut.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 120
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
480 mm
8m
Gambar 75: Grafik pengukuran dimensi balok
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa kedalaman/lebar balok yang diperlukan diterapkan di dalam bangunan yaitu sebesar 480 mm = 48 cm, sehingga tinggi baloknya dapat diperhitungkan sebagai berikut. 2 x 48 cm = 96 cm Sehingga dimensi baloknya yaitu sebesar 48/96 cm. Setelah ditemukan dimensi balok maka dapat dihitung dimensi kolom sebagai berikut. 48 cm + (2 x 5) = 58 cm Sehingga dimensi kolomnya yaitu sebesar 58x58 cm. 4.4.4. Sistem Keselamatan Bangunan Sistem keselamatan bangunan merupakan segala bentuk satu kesatuan fasilitas dalam bangunan yang difungsikan untuk menghindari pengguna bangunan dari bahaya suatu waktu, terutama ketika terjadi bencana. Dalam Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 121
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
bangunan terancang diterapkan sistem keselamatan bangunan, misalnya berupa jalur evakuasi yang aksesibel dan penyediaan alat pemadam api ringan (APAR). Berikut merupakan denah jalur evakuasi dalam bangunan terancang.
Gambar 76: Jalur evakuasi dalam bangunan terancang (Sumber: Penyusun, 2018)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 122
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
4.5. Konsep Teknologi Bangunan 4.5.1. Konsep Pencahayaan Berdasarkan teori-teori yang telah dikaji serta analisis-analisis yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka sistem pencahayaan alami dapat diterapkan pada bangunan terancang dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut. a. Menerapkan bukaan-bukaan dengan dimensi yang sesuai dengan luas ruang terkait. b. Menerapkan shading, sirip, kanopi dan roster untuk menghalangi radiasi sinar matahari langsung masuk ke dalam ruang. Dengan dimaksimumkannya pemanfaatan pencahayaan alami, maka energi listrik yang dikonsumsi menjadi berkurang. Dengan demikian, bangunan yang memiliki fungsi komersial sebagai fungsi utamanaya ini menjadi bangunan yang hemat energi. Selain itu, untuk sistem pencahayaan buatan di malam hari digunakan lampu-lampu fluoresen atau sejenisnya (yang mengandung gas-gas tertentu) dengan intensitas luminasi yang sesuai dengan SNI 036197-2000 tentang konservasi energi pada sistem pencahayaan. 4.5.2. Penerapan Panel Surya Panel surya direncanakan untuk dipasang di atas atap dari massa-massa bangunan yang terkena sinar matahari harian terbanyak sepanjang tahun yang telah dianalisis pada sub sub bab 3.1.1. Panel surya yang direncanakan untuk diterapkan dalam bangunan ini yaitu panel surya bermerk Shinyoku dengan kapasitas 300 WP dan berbahan polycrystalline. Berikut merupakan gambar dari panel surya terkait yang didapatkan dari suatu katalog dalam jaringan.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 123
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 77: Panel surya polycrystalline 300WP bermerk Shinyoku
(sumber: Panel Surya Jakarta)
Dari katalog tersebut juga diperoleh spesifikasi dari panel surya terkait. Berikut merupakan spesifikasinya. Tabel 20: Spesifikasi panel surya 300 WP polycrystalline bermerk Shinyoku
Spesifikasi Max. Power (Pmax) Max. Power Voltage (Vmp) Max. Power Current (Imp) Open Circuit Voltage (Voc) Short Circuit Current (Isc) Nominal Operating Cell Temp (NOCT) Max. System Voltage Max. Series Fuse Weight Dimension
Keterangan 300 W 36,2 V 8,28 A 43,4 V 9,27 A 45Âą2oC 1.000 V 16 A 20,65 kg 1.956 x 992 x 40 mm
(sumber: Panel Surya Jakarta)
Sabrina Tamimi dalam prosiding penelitiannya yang berjudul Optimasi Sudut Kemiringan Panel Surya pada Prototipe Sistem Penjajak Matahari Aktif menyimpulkan bahwa sudut kemiringan panel surya yang menghasilkan tegangan dan arus dalam jumlah besar yaitu pada kemiringan 10o pada sumbu x negatif. Ia menambahkan bahwa pada sudut kemiringan tersebut panel surya dapat menghasilkan nilai daya yang paling maksimum sehingga panel surya dapat dikatakan bekerja secara optimum. Dengan demikian, panel Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 124
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
surya pada bangunan terancang direncanakan untuk diletakkan dengan kemiringan 10o pada atap. Sehingga, atap bangunan dibuat dengan kemiringan 10o. 4.6. Uji Desain 4.6.1. Pengujian Bangunan Hijau Dalam pengujian bangunan hijau untuk bangunan terancang digunakan suatu alat ukur berupa GREENSHIP untuk Bangunan Baru Versi 1.2 dari GBCI (Green Building Council Indonesia). Subyek yang diuji dalam pengujian ini sudah mencakup semua perkara perancangan, yaitu tata ruang dalam, tata massa dan lansekap, fasad, sistem bangunan serta teknologi bangunan. Berikut merupakan proses pengujiannya yang disajikan dalam tabel. Tabel 21: Pengujian bangunan hijau
Tepat Guna Lahan ASD P Area Dasar Hijau Tujuan Memelihara atau memperluas kehijauan kota untuk meningkatkan kualitas iklim mikro, mengurangi CO2 dan zat polutan, mencegah erosi tanah, mengurangi beban sistem drainase, menjaga keseimbangan neraca air bersih dan sistem air tanah. Tolok Ukur Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari struktur bangunan dan struktur sederhana bangunan taman (hardscape) di atas permukaan tanah atau di bawah tanah. a. Untuk konstruksi baru, luas areanya adalah minimal 10% dari luas total lahan. Untuk renovasi utama (major renovation), luas areanya adalah minimal 50% dari ruang terbuka yang bebas basement dalam tapak.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
P
P
Proyek Akhir Sarjana | 125
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Tepat Guna Lahan ASD P Area Dasar Hijau Area ini memiliki vegetasi mengikuti Permendagri No 1 tahun 2007 Pasal 13 (2a) dengan komposisi 50% lahan tertutupi luasan pohon ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran besar, perdu setengah pohon, perdu, semak dalam ukuran dewasa, dengan jenis tanaman mempertimbangkan Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2008 mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal 2.3.1 tentang Kriteria Vegetasi untuk Pekarangan. ASD 1 Pemilihan Tapak Tujuan Menghindari pembangunan di area greenfields dan menghindari pembukaan lahan baru. Tolok Ukur Memilih daerah pembangunan yang 1A dilengkapi minimal delapan dari 12 prasarana sarana kota. atau Memilih daerah pembangunan 1B dengan ketentuan KLB>3 Melakukan revitalisasi dan pembangunan di atas lahan yang 2 bernilai negatif dan tak terpakai karena bekas pembangunan atau dampak negatif pembangunan.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
P
1
2
1
Proyek Akhir Sarjana | 126
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Tepat Guna Lahan ASD 2 Aksesibilitas Komunitas Tujuan Mendorong pembangunan di tempat yang telah memiliki jaringan konektivitas dan meningkatkan pencapaian penggunaan gedung sehingga mempermudah masyarakat dalam menjalankan kegiatan seharihari dan menghindari penggunaan kendaraan bermotor. Tolok Ukur Terdapat minimal tujuh jenis fasilitas 1 umum dalam jarak pencapaian jalan utama sejauh 1500 m dari tapak. Membuka akses pejalan kaki selain ke jalan utama di luar tapak yang menghubungkannya dengan jalan 2 sekunder dan/atau lahan milik orang lain sehingga tersedia akses ke minimal tiga fasilitas umum sejauh 300 m jarak pencapaian pejalan kaki. Menyediakan fasilitas/akses yang aman, nyaman, dan bebas dari perpotongan dengan akses kendaraan bermotor untuk menghubungkan 3 secara langsung bangunan dengan bangunan lain, di mana terdapat minimal tiga fasilitas umum dan/atau dengan stasiun transportasi masal. Membuka lantai dasar gedung sehingga dapat menjadi akses pejalan 4 kaki yang aman dan nyaman selama minimum 10 jam sehari. ASD 3 Transportasi Umum Tujuan Mendorong pengguna gedung untuk menggunakan kendaraan umum massal dan mengurangi kendaraan pribadi.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
1
1
2
2
2
Proyek Akhir Sarjana | 127
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Tepat Guna Lahan ASD 3 Transportasi Umum Tolok Ukur Adanya halte atau stasiun transportasi umum dalam jangkauan 300 m (walking distance) dari gerbang lokasi 1A bangunan dengan tidak memperhitungkan panjang jembatan penyeberangan dan ramp. atau Menyediakan shuttle bus untuk pengguna tetap gedung dengan 1B jumlah unit minimum untuk 10% pengguna tetap gedung. Menyediakan fasilitas jalur pedestrian di dalam area gedung untuk menuju ke stasiun transportasi umum terdekat yang aman dan nyaman dengan mempertimbangkan Peraturan 2 Menteri Pekerjaan Umum 30/PRT/M/2006 mengenai Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Lampiran 2B. ASD 4 Fasilitas Pengguna Sepeda Tujuan Mendorong penggunaan sepeda bagi pengguna gedung dengan memberikan fasilitas yang memadai sehingga dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Tolok Ukur Adanya tempat parkir sepeda yang aman sebanyak satu unit parkir per 20 1 pengguna gedung hingga maksimal 100 unit parkir sepeda. Apabila tolok ukur 1 diatas terpenuhi, 2 perlu tersedianya shower sebanyak 1 unit untuk setiap 10 parkir sepeda.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
1
2
1
1 1 0
Proyek Akhir Sarjana | 128
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Tepat Guna Lahan ASD 5 Lansekap pada Lahan Tujuan Memelihara atau memperluas kehijauan kota untuk meningkatkan kualitas iklim mikro, mengurangi CO2 dan zat polutan, mencegah erosi tanah, mengurangi beban sistem drainase, menjaga keseimbangan neraca air bersih dan sistem air tanah. Tolok Ukur Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari bangunan taman (hardscape) yang terletak di atas permukaan tanah seluas minimal 40% luas total lahan. Luas area yang diperhitungkan adalah termasuk yang tersebut di Prasyarat 1, taman 1A di atas basement, roof garden, terrace garden, dan wall garden, dengan mempertimbangkan Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2008 mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal 2.3.1 tentang Kriteria Vegetasi untuk Pekarangan. Bila tolok ukur 1 dipenuhi, setiap 1B penambahan 5% area lansekap dari luas total lahan mendapat 1 nilai. Penggunaan tanaman yang telah dibudidayakan secara lokal dalam 2 skala provinsi, sebesar 60% luas tajuk dewasa terhadap luas area lansekap pada ASD 5 tolok ukur 1.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
1
2
1
0
Proyek Akhir Sarjana | 129
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Tepat Guna Lahan ASD 6 Iklim Mikro Tujuan Meningkatkan kualitas iklim mikro di sekitar gedung yang mencakup kenyamanan manusia dan habitat sekitar gedung. Tolok Ukur Menggunakan berbagai material untuk menghindari efek heat island pada area atap gedung 1A sehingga nilai albedo (daya refleksi panas matahari) minimum 0,3 sesuai dengan perhitungan. atau Menggunakan green roof sebesar 50% dari luas atap yang tidak 1B digunakan untuk mechanical electrical (ME), dihitung dari luas tajuk. Menggunakan berbagai material untuk menghindari efek heat island pada area perkerasan non2 atap sehingga nilai albedo (daya refleksi panas matahari) minimum 0,3 sesuai dengan perhitungan. Desain lansekap berupa vegetasi (softscape) pada sirkulasi utama 3A pejalan kaki menunjukkan adanya pelindung dari panas akibat radiasi matahari. atau Desain lansekap berupa vegetasi (softscape) pada sirkulasi utama 3B pejalan kaki menunjukkan adanya pelindung dari terpaan angin kencang.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
0
0
1
1
Proyek Akhir Sarjana | 130
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Tepat Guna Lahan ASD 7 Manajemen Air Limpasan Hujan Tujuan Mengurangi beban sistem drainase lingkungan dari kuantitas limpasan air hujan dengan sistem manajemen air hujan secara terpadu. Tolok Ukur Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota dari lokasi bangunan 1A hingga 50%, yang dihitung menggunakan nilai intensitas curah hujan sebesar 50 mm/hari. atau Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota dari lokasi bangunan 1B hingga 85%, yang dihitung menggunakan nilai intensitas curah hujan sebesar 50 mm/hari. Menunjukkan adanya upaya penanganan pengurangan beban 2 banjir lingkungan dari luar lokasi bangunan. Menggunakan teknologi-teknologi 3 yang dapat mengurangi debit limpasan air hujan. Subtotal Efisiensi dan Konservasi Energi EEC P Pemasangan Sub-meter Tujuan Memantau penggunaan energi sehingga dapat menjadi dasar penerapan manajemen energi yang lebih baik.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
0
2
1
1 12
Proyek Akhir Sarjana | 131
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Efisiensi dan Konservasi Energi EEC P Pemasangan Sub-meter Tolok Ukur Memasang kWh meter untuk mengukur konsumsi listrik pada setiap kelompok beban dan sistem peralatan, yang meliputi: o Sistem tata udara o Sistem tata cahaya dan kotak kontak o Sistem beban lainnya EEC 1 Efisiensi dan Konservasi Energi Tujuan Mendorong penghematan konsumsi energi melalui aplikasi langkah-langkah efisiensi energi. Tolok Ukur Menggunakan Energy modelling software untuk menghitung konsumsi energi di gedung baseline dan gedung designed. Selisih konsumsi energi dari gedung baseline dan designed 1A merupakan penghematan. Untuk setiap penghematan sebesar 2,5%, yang dimulai dari penurunan energi sebesar 10% dari gedung baseline, mendapat nilai 1 nilai (wajib untuk platinum). atau Menggunakan perhitungan worksheet, setiap penghematan 2% dari selisih antara gedung designed dan baseline mendapat nilai 1 nilai. 1B Penghematan mulai dihitung dari penurunan energi sebesar 10% dari gedung baseline. Worksheet yang dimaksud disediakan oleh atau GBCI. atau
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
P
P
2
Proyek Akhir Sarjana | 132
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Efisiensi dan Konservasi Energi EEC 1 Efisiensi dan Konservasi Energi Tolok Ukur Menggunakan perhitungan per 1C komponen secara terpisah, yaitu 1C-2 Pencahayaan Buatan Menggunakan lampu dengan daya pencahayaan lebih hemat sebesar 15% daripada daya pencahayaan yang tercantum dalam SNI 03 6197-2011 atau SNI edisi terbaru tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. Menggunakan 100% ballast frekuensi tinggi (elektronik) untuk ruang kerja. Zonasi pencahayaan untuk seluruh ruang kerja yang dikaitkan dengan sensor gerak (motion sensor). Penempatan tombol lampu dalam jarak pencapaian tangan pada saat buka pintu. EEC 2 Pencahayaan Alami Tujuan Mendorong penggunaan pencahayaan alami yang optimal untuk mengurangi konsumsi energi dan mendukung desain bangunan yang memungkinkan pencahayaan alami semaksimal mungkin.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
1
0
0
1
Proyek Akhir Sarjana | 133
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Efisiensi dan Konservasi Energi EEC 2 Pencahayaan Alami Tolok Ukur Penggunaaan cahaya alami secara optimal sehingga minimal 30% luas lantai yang digunakan untuk bekerja mendapatkan intensitas cahaya alami minimal sebesar 300 lux. Perhitungan dapat dilakukan 1 dengan cara manual atau dengan software.
1
Khusus untuk pusat perbelanjaan, minimal 20% luas lantai nonservice mendapatkan intensitas cahaya alami minimal sebesar 300 lux
2
EEC 4 Tujuan
Jika butir satu dipenuhi lalu ditambah dengan adanya lux sensor untuk otomatisasi pencahayaan buatan apabila intensitas cahaya alami kurang dari 300 lux, didapatkan tambahan 2 nilai Pengaruh Perubahan Iklim
Memberikan pemahaman bahwa pola konsumsi energi yang berlebihan akan berpengaruh terhadap perubahan iklim. Tolok Ukur Tidak mengkondisikan (tidak memberi AC) ruang WC, tangga, koridor, dan lobi lift, serta 1 melengkapi ruangan tersebut dengan ventilasi alami ataupun mekanik. EEC 5 Energi Terbarukan dalam Tapak Tujuan Mendorong penggunaan sumber energi baru dan terbarukan yang bersumber dari dalam lokasi tapak bangunan.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
2
1
1
1
Proyek Akhir Sarjana | 134
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Efisiensi dan Konservasi Energi EEC 5 Energi Terbarukan dalam Tapak Tolok Ukur Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan. Setiap 0,5% daya listrik yang dibutuhkan gedung 1 yang dapat dipenuhi oleh sumber energi terbarukan mendapatkan 1 nilai (sampai maksimal 5 nilai). Subtotal Konservasi Air WAC Meteran Air P1 Tujuan Memantau penggunaan air sehingga dapat menjadi dasar penerapan manajemen air yang lebih baik. Tolok Ukur Pemasangan alat meteran air (volume meter) yang ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu pada sistem distribusi air, sebagai berikut: o Satu volume meter di setiap sistem keluaran sumber air bersih seperti sumber PDAM atau air tanah. o Satu volume meter untuk memonitor keluaran sistem air daur ulang. o Satu volume meter dipasang untuk mengukur tambahan keluaran air bersih apabila dari sistem daur ulang tidak mencukupi.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
5
5
10
P
P
Proyek Akhir Sarjana | 135
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Konservasi Air WAC Perhitungan Penggunaan Air P2 Tujuan Memahami perhitungan menggunakan worksheet perhitungan air dari GBC Indonesia untuk mengetahui simulasi penggunaan air pada saat tahap operasi gedung. Tolok Ukur Mengisi worksheet air standar GBCI yang telah disediakan. WAC 1 Pengurangan Penggunaan Air Tujuan Meningkatkan penghematan penggunaan air bersih yang akan mengurangi beban konsumsi air bersih dan mengurangi keluaran air limbah. Tolok Ukur Setiap penurunan konsumsi air bersih dari sumber primer sebesar 5% sesuai 2 dengan acuan pada tolok ukur 1 akan mendapatkan 1 nilai dengan dengan nilai maksimum sebesar 7 nilai. WAC 4 Sumber Air Alternatif Tujuan Menggunakan sumber air alternatif yang diproses sehingga menghasilkan air bersih untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber utama. Tolok Ukur Menggunakan salah satu dari tiga alternatif sebagai berikut: air 1A kondensasi AC, air bekas wudhu, atau air hujan. atau Menggunakan lebih dari satu sumber 1B air dari ketiga alternatif di atas.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
P
P
2
1 1
Proyek Akhir Sarjana | 136
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Konservasi Air WAC 4 Sumber Air Alternatif Tolok Ukur atau Menggunakan teknologi yang memanfaatkan air laut atau air danau 1C atau air sungai untuk keperluan air bersih sebagai sanitasi, irigasi dan kebutuhan lainnya WAC 5 Penampungan Air Hujan Tujuan Mendorong penggunaan air hujan atau limpasan air hujan sebagai salah satu sumber air untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber utama. Tolok Ukur Menyediakan instalasi tangki penampungan air hujan kapasitas 20% dari jumlah air hujan yang jatuh 1A di atas atap bangunan yang dihitung menggunakan nilai intensitas curah hujan sebesar 50 mm/hari. atau Menyediakan instalasi tangki 1B penampungan air hujan berkapasitas 35% dari perhitungan di atas. atau Menyediakan instalasi tangki 1C penampungan air hujan berkapasitas 50% dari perhitungan di atas. WAC 6 Efisiensi Penggunaan Air Lansekap Tujuan Meminimalisasi penggunaan sumber air bersih dari air tanah dan PDAM untuk kebutuhan irigasi lansekap dan menggantinya dengan sumber lainnya.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
3
3
Proyek Akhir Sarjana | 137
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Konservasi Air WAC 6 Efisiensi Penggunaan Air Lansekap Tolok Ukur Seluruh air yang digunakan untuk 1 irigasi gedung tidak berasal dari sumber air tanah dan/atau PDAM. Menerapkan teknologi yang inovatif untuk irigasi yang dapat mengontrol 2 kebutuhan air untuk lansekap yang tepat, sesuai dengan kebutuhan tanaman. Subtotal Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang IHC P Introduksi Udara Luar Tujuan Menjaga dan meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan dengan melakukan introduksi udara luar ruang sesuai dengan kebutuhan laju ventilasi untuk kesehatan pengguna gedung. Tolok Ukur Desain ruangan yang menunjukkan adanya potensi introduksi udara luar minimal sesuai dengan Standar ASHRAE 62.1-2007 atau Standar ASHRAE edisi terbaru. IHC 5 Kenyamanan Visual Tujuan Mencegah terjadinya gangguan visual akibat tingkat pencahayaan yang tidak sesuai dengan daya akomodasi mata. Tolok Ukur Menggunakan lampu dengan iluminansi (tingkat pencahayaan) 1 ruangan sesuai dengan SNI 03-61972011 tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
1 2 1
8
P
P
1
1
Proyek Akhir Sarjana | 138
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Lanjutan dari tabel 21
Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang IHC 6 Kenyamanan Termal Tujuan Menjaga kenyamanan suhu dan kelembaban udara ruangan yang dikondisikan stabil untuk meningkatkan produktivitas pengguna gedung. Tolok Ukur Menetapkan perencanaan kondisi termal ruangan secara umum pada suhu 25oC dan kelembaban relatif 60% IHC 7 Tingkat Kebisingan Tujuan Menjaga tingkat kebisingan di dalam ruangan pada tingkat yang optimal. Tolok Ukur Tingkat kebisingan pada 90% dari nett lettable area (NLA) tidak lebih dari atau sesuai dengan SNI 03-63862000 tentang Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung dalam Bangunan Gedung dan Perumahan (kriteria desain yang direkomendasikan). Subtotal
1
1
1
1
3 31 63,5%
Total (sumber: GBCI (2013) yang diolah oleh penyusun (2018))
Berdasarkan GREENSHIP untuk Bangunan Baru Versi 1.1 disebutkan bahwa dalam pengujian bangunan hijau terdapat empat peringkat bangunan hijau, yaitu platinum, gold, silver dan bronze. Peringkat platinum disyaratkan untuk memenuhi persentase minimum sebesar 73%, peringkat gold disyaratkan untuk memenuhi persentase minimum sebesar 57%, peringkat silver disyaratkan memenuhi persentase minimum sebesar 46%, sedangkan peringkat bronze disyaratkan memenuhi persentase minimum sebesar 35%. Berdasarkan proses pengujian desain bangunan hijau di atas, Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 139
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
dapat dilihat bahwa tingkat keberhasilan dari bangunan terancang untuk bisa disebut sebagai bangunan baru yang hijau yaitu sebesar 63,5%. Sehingga bangunan ini dapat dinyatakan sebagai bangunan hijau dengan peringkat gold. Dengan demikian, tingkat keberhasilannya sebagai bangunan hijau dapat dikatakan berhasil. 4.6.2. Pengujian Pencahayaan Alami Bangunan terancang direncanakan untuk menerapkan pencahayaan alami secara maksimum. Namun untuk mengoptimasi masuknya cahaya matahari ke dalam bangunan diperlukan penerapan beberapa elemen fasad bangunan seperti shading, sirip dan vegetasi. Berikut merupakan sisi-sisi bangunan yang diuji serta pengujiannya.
A
B C
Gambar 78: Sisi-sisi bangunan yang diuji (Sumber: Penyusun, 2018)
1. Sisi A Pada sisi A bangunan terancang diterapkan suatu elemen fasad berupa shading, sirip dan tanaman rambat yang menutupi dua lantai bangunan, yaitu lantai upper floor dan lantai 1. Sisi ini berbatasan langsung dengan ruang komersial dari dua unit retail besar pada masingmasing lantainya. Berikut merupakan tampak depan dari sisi A.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 140
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 79: Tampak depan dari sisi A (Sumber: Penyusun, 2018)
Berikut merupakan gambaran pencahayaan alami yang menunjukkan kondisi pencahayaan alami ruangan pada pukul 16.00 WIB. a. Lantai Lower Ground
Gambar 80: Pencahayaan alami pada retail besar di lantai lower ground yang berbatasan dengan sisi A (Sumber: Penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa pencahayaan alami masuk dari sisi dalam bangunan (inner park). Hal ini disebabkan karena sisi luar dari kedua ruang ini tertutup oleh tanah. b. Lantai Upper Ground
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 141
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 81: Pencahayaan alami pada retail besar di lantai upper ground yang berbatasan dengan sisi A (Sumber: Penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa pencahayaan alami masuk dari sisi dalam (inner park) dan luar bangunan. Pencahayaan alami yang bersumber dari luar bangunan masuk melalui fasad sisi A yang berupa bukaan yang ditutupi tanaman rambat. c. Lantai 1
Gambar 82: Pencahayaan alami pada retail besar di lantai 1 yang berbatasan dengan sisi A (Sumber: Penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa pencahayaan alami masuk dari sisi dalam (inner park) dan luar bangunan. Pencahayaan alami yang bersumber dari luar bangunan masuk melalui fasad sisi A yang berupa bukaan yang ditutupi tanaman rambat serta melalui celah-celah bukaan pada ruang atap.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 142
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
2. Sisi B Pada sisi B bangunan terancang diterapkan suatu elemen fasad berupa shading, sirip dan tanaman rambat yang menutupi tiga lantai bangunan, yaitu lantai lower ground, upper floor dan lantai 1. Sisi ini berbatasan langsung dengan culinary spot serta dapurnya pada masingmasing lantainya. Berikut merupakan tampak depan dari sisi B.
Gambar 83: Tampak depan dari sisi B (Sumber: Penyusun, 2018)
Berikut merupakan gambaran pencahayaan alami yang menunjukkan kondisi pencahayaan alami ruangan pada pukul 16.00 WIB. a. Lantai Lower Ground
Gambar 84: Pencahayaan alami pada culinary spot dan dapurnya di lantai lower
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 143
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
ground yang berbatasan dengan sisi B (Sumber: Penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruang komersial culinary spot bersumber dari sisi dalam (inner park) dan luar bangunan. Pencahayaan alami yang bersumber dari luar bangunan masuk melalui fasad sisi B yang berupa bukaan yang ditutupi tanaman rambat. Disamping itu, pencahayaan alami yang masuk ke dapur masuk melalui satu jendela yang di atasnya diberi shading. b. Lantai Upper Ground
Gambar 85: Pencahayaan alami pada culinary spot dan dapurnya di lantai upper ground yang berbatasan dengan sisi B (Sumber: Penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruang komersial culinary spot bersumber dari sisi dalam (inner park) dan luar bangunan. Pencahayaan alami yang bersumber dari luar bangunan masuk melalui fasad sisi B yang berupa bukaan yang ditutupi tanaman rambat. Disamping itu, pencahayaan alami yang masuk ke dapur masuk melalui satu jendela yang di atasnya diberi shading. c. Lantai 1
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 144
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 86: Pencahayaan alami pada culinary spot dan dapurnya di lantai upper ground yang berbatasan dengan sisi B (Sumber: Penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruang komersial culinary spot bersumber dari sisi dalam (inner park) dan luar bangunan. Pencahayaan alami yang bersumber dari luar bangunan masuk melalui fasad sisi B yang berupa bukaan yang ditutupi tanaman rambat. Disamping itu, pencahayaan alami yang masuk ke dapur masuk melalui satu jendela yang di atasnya diberi shading. 3. Sisi C Pada sisi C bangunan terancang diterapkan suatu elemen fasad berupa shading dan sirip yang menutupi tiga lantai bangunan, yaitu lantai lower ground, upper floor dan lantai 1. Sisi ini berbatasan langsung dengan ruang-ruang komersial dari beberapa retail kecil pada masing-masing lantainya. Berikut merupakan tampak depan dari sisi C.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 145
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 87: Tampak depan dari sisi C (Sumber: Penyusun, 2018)
Berikut merupakan gambaran pencahayaan alami yang menunjukkan kondisi pencahayaan alami ruangan pada pukul 09.00 WIB. a. Lantai Lower Ground
Gambar 88: Pencahayaan alami pada retail kecil di lantai lower ground yang berbatasan dengan sisi C (Sumber: Penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa pencahayaan alami masuk dari sisi dalam (inner park) dan luar bangunan. Sinar matahari alami yang bersumber dari luar bangunan terhalang oleh beberapa sirip, sehingga tidak menimbulkan glare. Namun, ruangan tersebut tetap mendapatkan cahaya alami dari refleksi sinar matahari yang melalui shading-shadingnya yang berwarna terang. b. Lantai Upper Ground Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 146
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 89: Pencahayaan alami pada retail kecil di lantai upper ground yang berbatasan dengan sisi C (Sumber: Penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa pencahayaan alami masuk dari sisi dalam (inner park) dan luar bangunan. Sinar matahari alami yang bersumber dari luar bangunan terhalang oleh beberapa sirip, sehingga tidak menimbulkan glare. Namun, ruangan tersebut tetap mendapatkan cahaya alami dari refleksi sinar matahari yang melalui shading-shadingnya yang berwarna terang. c. Lantai 1
Gambar 90: Pencahayaan alami pada retail kecil di lantai 1 yang berbatasan dengan sisi C (Sumber: Penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa pencahayaan alami masuk dari sisi dalam (inner park) dan luar bangunan. Sinar matahari alami yang bersumber dari luar bangunan terhalang oleh beberapa sirip, sehingga tidak menimbulkan glare. Namun, ruangan tersebut tetap mendapatkan cahaya alami dari refleksi sinar matahari
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 147
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
yang melalui shading-shadingnya yang berwarna terang. 4.6.3. Perhitungan Efisiensi Penerapan Sistem Rainwater Harvesting Penerapan sistem rainwater harvesting (RWH) pada bangunan terancang ditujukan untuk menghemat penggunaan air bersih yang bersumber dari PDAM. Berikut merupakan perhitungan tingkat efisiensi dari adanya penerapan sistem RWH. η=
=
volume air hujan /tahun × 100 kebutuhan air total/tahun − volume air hujan/tahun 228.327,25 liter × 100 1.998.375 liter − 228.327,25 liter
= 12,9% Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa dari penerapan sistem RWH pada bangunan terancang, bangunan tersebut mampu menghemat konsumsi air bersih berbayar sebesar 12,9%. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan sistem ini bermanfaat bagi pemilik dan pengelola student square. 4.6.4. Perhitungan Efisiensi Penerapan Sistem Panel Surya Berdasarkan spesifikasi panel surya yang digunakan yang tercantum di dalam sub sub bab 4.5.2., maka perlu dihitung efisiensi daya listrik yang dihasilkan dari pemanfaatannya. Berikut merupakan rumus yang dapat digunakan untuk menghitungnya. η= Dengan η
Pmax E × Ac
: Efisiensi maksimum panel surya (%)
Pmax : Daya luaran (output) maksimum (W) E
: Incident Radiation Flux (W/m2)
Ac
: Luasan panel surya (m2)
Nilai E (Incident Radiation Flux) yang terdapat di dalam rumus di atas berarti daya yang dapat diambil dari matahari untuk setiap m2. Dalam
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 148
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
perhitungan ini nilai E yang digunakan yaitu 1.000 W/m2 yang didasarkan pada kondisi tes standar atau Standard Test Condition (STC). Dengan menggunakan rumus di atas dilakukanlah perhitungan efisiensi maksimum yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan panel surya berkapasitas 300 WP dengan berbahan polycrystalline dan bermerk Shinyoku sebagai berikut. 300 W
Ρ= 1000
W Ă&#x2014; (1,956 m Ă&#x2014; 0,992 m) m2
= 0,1546 = 15,46% Dari perhitungan di atas dihasilkan efisiensi energi maksimum yang dapat dihasilkan dari panel surya terkait yaitu hanya sebanyak 15,46%, sehingga telah memenuhi standar yang semestinya 15%. Untuk peletakan panel surya tersebut digunakan analisis terkait dengan arah pergerakan matahari tahunan dengan menggunakan media sun chart yang telah dipaparkan di sub sub bab 3.2.1.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 149
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
BAB V HASIL DAN EVALUASI DESAIN Dalam bab ini akan dipaparkan hasil desain dari proyek akhir sarjana ini beserta evaluasinya yang merupakan hasil penyempurnaan dari desain pada tahap evaluasi pendadaran. Hasil dan evaluasi desain dipaparkan berdasarkan pada perkara-perkara desain sebagai berikut. 5.1. Tata Ruang Dalam Hasil dari penataan ruang-ruang dalam bangunan terancang dapat dilihat dari gambar denah masing-masing lantai. Bangunan terancang terdiri dari dari dua lantai utama (lantai upper ground dan lantai 1) dan satu semi-basement (lantai lower ground). Berikut merupakan denah dan penjelasannya dari masingmasing lantai tersebut. 1. Lantai lower ground Lantai lower ground dari bangunan terancang terdiri dari beberapa jenis ruang seperti lobby, culinary spot, retail kecil (berupa printing shop dan computer centre), retail besar (berupa book store), inner park, mushola, tempat wudhu, lavatory, ruang pengolahan air, ruang MEE (Mechanical and Electrical Engineering), ruang janitor dan ruang pengelola.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 150
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 91: Denah lantai lower ground (Sumber: Penyusun, 2018)
2. Lantai upper ground Lantai upper ground dari bangunan terancang terdiri dari beberapa jenis ruang seperti lobby, culinary spot, retail kecil (berupa clothing store, gadget centre dan minimarket kecil), retail besar (berupa clothing store dan minimarket besar), ATM centre, salon dan lavatory.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 151
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 92: Denah lantai upper ground (Sumber: Penyusun, 2018)
3. Lantai 1 Lantai 1 dari bangunan terancang terdiri dari beberapa jenis ruang seperti lobby, culinary spot, retail kecil (berupa clothing store, printing shop dan minimarket kecil), retail besar (berupa book store dan photo studio), salon, pusat kebugaran dan lavatory.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 152
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 93: Denah lantai 1 (Sumber: Penyusun, 2018)
5.2. Tata Massa dan Lansekap 5.2.1. Orientasi Bangunan Orientasi massa bangunan terancang dapat dilihat dari gambar situasi dan rencana tapak (siteplan). Berikut merupakan gambar dari keduanya.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 153
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 94: Situasi (Sumber: Penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa site terletak diantara perempatan besar yang menghubungkan Jalan Kaliurang, Jalan Persatuan, Jalan Teknika dan Jalan Agro. Adapun Selokan Mataram di sekitar site yang tepatnya terletak di Jalan Teknika dan Jalan Agro.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 154
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 95: Rencana tapak (siteplan) (Sumber: Penyusun, 2018)
5.2.2. Penataan Vegetasi Dalam perancangan ini, vegetasi ditata secara horizontal maupun vertikal. Vegetasi yang ditata secara horizontal misalnya berupa beberapa pohon bambu serta beberapa pohon yang rindang (mangga, dsb). Tatanan vegetasi secara horizontal dapat dilihat melalui gambar 95. Sementara itu, untuk tatanan vegetasi secara vertikal dapat dilihat melalui pemanfaatan green wall yang berisi tanaman rambat sebagai fasad bangunan seperti pada gambar berikut.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 155
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 96: Penataan vegetasi secara vertical (Sumber: Penyusun, 2018)
5.3. Fasad Fasad dari bangunan terancang dapat dilihat melalui gambar-gambar tampak dari segala sisi serta detail dari fasad-fasad tersebut. Berikut merupakan gambar-gambar tampak dari bangunan terancang.
Gambar 97: Tampak utara (Sumber: Penyusun, 2018)
Gambar 98: Tampak selatan (Sumber: Penyusun, 2018)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 156
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 99: Tampak timur (Sumber: Penyusun, 2018)
Gambar 100: Tampak barat (Sumber: Penyusun, 2018)
Berikut merupakan rencana fasad serta gambar-gambar detail dari beberapa fasad yang terdapat pada bangunan terancang.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 157
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 101: Rencana fasad (Sumber: Penyusun, 2018)
1. Fasad F2 Bentuk dari fasad F2 yaitu berupa shading, sirip dan green wall yang berisi tanaman-tanaman rambat. Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 158
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 102: Tampak depan dari fasad F2 (Sumber: Penyusun, 2018)
Gambar 103: Tampak samping dari fasad F2
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 159
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
(Sumber: Penyusun, 2018)
2. Fasad F4 Bentuk dari fasad F2 yaitu berupa shading dan sirip. Sirip-sirip pada fasad ini dihadapkan tegak lurus dengan sudut azimuth 113,4o yang merupakan sudut azimuth kritis pada tanggal 21 Desember pukul 09.00 WIB. Hal ini dimaksudkan untuk mengoptimasi masuknya cahaya matahari alami ke dalam bangunan.
Gambar 104: Denah fasad F4 (Sumber: Penyusun, 2018)
Gambar 105: Tampak depan dari fasad F4 (Sumber: Penyusun, 2018)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 160
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 106: Tampak samping dari fasad F4 (Sumber: Penyusun, 2018)
5.4. Sistem Bangunan 5.4.1. Sistem Penghawaan Sistem penghawaan dalam bangunan terancang direncanakan untuk menggunakan sistem penghawaan alami. Sehingga bangunan ini dirancang menjadi bangunan yang terbuka. Berikut merupakan skema pergerakan angin di dalam bangunan terancang.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 161
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 107: Skema pergerakan angin di dalam bangunan terancang (Sumber: Penyusun, 2018)
5.4.2. Sistem Rainwater Harvesting Bangunan terancang direncanakan untuk menerapkan sistem rainwater harvesting (RWH). Sistem RWH pada bangunan ini menggunakan alat penadah air hujan yang berupa shaft-shaft yang di dalamnya berisi pipa-pipa
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 162
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
air hujan. Berikut merupakan skema sistem RWH pada bangunan terancang.
Gambar 108: Skema sistem RWH pada bangunan terancang (Sumber: Penyusun, 2018)
5.4.3. Sistem Struktur Sistem struktur bangunan terancang menggunakan sistem struktur grid kolom dan balok dengan pondasi footplate. Rencana sistem struktur tersebut dapat dilihat melalui gambar rencana kolom dan balok serta rencana pondasi sebagai berikut.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 163
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 109: Rencana kolom dan balok (Sumber: Penyusun, 2018)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 164
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 110: Rencana pondasi (Sumber: Penyusun, 2018)
5.5. Teknologi Bangunan 5.5.1. Sistem Pencahayaan Bangunan terancang direncanakan untuk memaksimumkan penerapan pencahayaan alami. Berikut merupakan gambar rencana pencahayaan alami pada bangunan terancang.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 165
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 111: Rencana pencahayaan alami (Sumber: Penyusun, 2018)
5.5.2. Sistem Panel Surya Bangunan terancang direncanakan untuk menerapkan sistem panel surya. Berikut merupakan rencana penerapan panel surya dan skema sistem
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 166
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
panel surya yang diterapkan pada bangunan terancang.
Gambar 112: Rencana peletakan panel surya (Sumber: Penyusun, 2018)
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 167
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Gambar 113: Skema sistem panel surya pada bangunan terancang (Sumber: Penyusun, 2018)
Berdasarkan gambar 112 di atas dapat dilihat bahwa jumlah modul panel surya yang terpasang pada atap bangunan terancang yaitu sebanyak 240 buah.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 168
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
DAFTAR PUSTAKA Archdaily.
BARNONE
/
debartolo
architects.
4
Januari
2018.
https://www.archdaily.com/886534/barnone-debartolo-architects. (Diakses pada 15 Februari 2018). Archdaily. Brick Passive Designed University / Taisei Corporation. 14 Agustus 2017.
https://www.archdaily.com/877077/brick-passive-designed-
university-taisei-corporation. (Diakses pada 15 Maret 2018). Archdaily. Office Building E / AulĂk FiĹĄer Architects. 21 Februari 2012. https://www.archdaily.com/209728/office-building-e-aulik-fiserarchitects. (Diakses pada 15 Maret 2018). Archdaily.
Park
Passive
House
/
NK
Architects.
25
Maret
2014.
https://www.archdaily.com/488962/park-passive-house-nk-architects. (Diakses pada 15 Maret 2018). Archdaily. Scalo Milano City Style / Metrogama + Cotefa.ingegneri&architetti. 21 Januari 2017. https://www.archdaily.com/800774/scalo-milano-city-stylemetrogramma-plus-cotefngegneri-and-architetti.
(Diakses
pada
15
Februari 2018). Ashari, Ari Ibnu. Pengertian Sistem, Karakteristik, Elemen dan Klasifikasi Sistem. 2015.
http://kickarie.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-sistem-
karakteristik-elemen.html. (Diakses pada 8 Maret 2018). Atjenese.
Indeks
Kenyamanan
Termal.
4
Juni
2012.
https://atjenese.wordpress.com/2012/06/04/indeks-kenyamanan-termal/. (Diakses pada 9 Maret 2018). Biro
Tata
Pemerintahan
Setda
Daerah
Istimewa
Yogyakarta.
http://www.kependudukan.jogjaprov.go.id/. (Diakses pada 2017) Cambridge
Dictionary.
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/.
(Diakses pada 12 Februari 2018). Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 169
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Dictionary.com. http://www.dictionary.com. (Diakses pada 8 Maret 2018). Dinas Tata Ruang Tata Bangunan Pemerintah Kota Medan. Pengertian dan Konsep Arsitektur Tropis. 8 Februari 2017. http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel963-pengertian-dan-konsep-arsitektur-tropis-.html. (Diakses pada 14 Februari 2018). Eureka Pendidikan. Definisi Murid, Siswa dan Peserta Didik. 4 Januari 2015. https://www.eurekapendidikan.com/2015/01/definisi-murid-siswa-danpeserta-didik.html. (Diakses pada 8 Maret 2018). Ilmutatakota. Konsep Citra Kota dalam Urban Design. 10 April 2011. https://ilmutatakota.wordpress.com/2011/04/10/konsep-citra-kota-dalamurban-design/. (Diakses pada 8 Maret 2018). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. http://kbbi.kata.web.id/. (Diakses pada 12 Februari 2018). Kartika, Tyas. Perancangan Sistem Tenaga Surya (Photovoltaic Design) Part 1. 29 Maret
2016.
https://www.pembangkitlistrik.com/perancangan-sistem-
tenaga-surya-photovoltaic-design-part-1/. (Diakses pada 4 juni 2018). Maulidi,
Achmad.
Pengertian
Kenyamanan.
2
Juni
2016.
https://www.kanalinfo.web.id/2016/06/pengertian-kenyamanan.html. (Diakses pada 13 Februari 2018). Meteoblue. https://www.meteoblue.com/. (Diakses pada 10 April 2018) Nugraha. Achmad Adhi. Walkable Area for Sustainable Living : Perencanaan Kawasan Urban di Depok Barat Guna Meningkatkan Taraf Kesehatan, Kenyamanan dan Kesejahteraan Masyarakatnya. 2018. OpenStreetMap. http://www.openstreetmap.org/. (Diakses pada 2017). Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI). Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Grafik Jumlah Mahasiswa Aktif* Berdasarkan
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 170
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Kelompok
Bidang.
https://forlap.ristekdikti.go.id/mahasiswa/homegraphbidang.
(Diakses
pada 2 April 2018). Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI). Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi.
Rekap
Jumlah
Mahasiswa.
https://forlap.ristekdikti.go.id/mahasiswa/homerekap/NjY0MjYyOUYtR TA3Mi00RjAzLTgyQkUtREZFMzVGM0ZGQzRF/1. (Diakses pada 2 April 2018). Panqi,
Meneer.
Istilah
Tukar
Guling.
Februari
2016.
https://meneerpanqi.blogspot.co.id/2016/02/istilah-tukar-guling.html. (Diakses pada 9 April 2018). Probo Hindarto. Tentang Bangunan Komersial yang Baik. 25 Februari 2013. http://www.astudioarchitect.com/2013/02/tentang-bangunan-komersialyang-baik.html. (Diakses pada 5 April 2018). Purnomo,
Dony.
Fungsi
Kawasan.
23
Maret
2012.
http://pinterdw.blogspot.co.id/2012/03/fungsi-kawasan_23.html. (Diakses pada 8 Maret 2018). Putri, Veronika Joan. Arsitektur Tropis: Kajian Penerapan Rainwater Harvesting pada
Perumahan
di
Bandung.
3
Februari
2017.
https://id.linkedin.com/pulse/arsitektur-tropis-kajian-penerapanrainwater-harvesting-veronika-joan. (Diakses pada 16 April 2018). Rahardian,
Kemal.
Intensitas
Konsumsi
Energi.
30
September
2015.
http://www.bikasolusi.co.id/intensitas-konsumsi-energi/. (Diakses pada 10 April 2018). Sam, Hisam. 7 Pengertian Citra (Image) Menurut Para Ahli Beserta Jenisnya. 26 November 2016. http://www.dosenpendidikan.com/7-pengertian-citraimage-menurut-para-ahli-beserta-jenisnya/. (Diakses pada 8 Maret 2018). Saraswatia, Sari. Radiasi Matahari (Fisika Bangunan). 10 Januari 2014. Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 171
Perancangan Student Square sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
https://sarisanisah.wordpress.com/2014/01/10/radiasi-matahari-fisikabangunan/. (Diakses pada 10 April 2018). Septya,
Tyas.
Definisi
Kenyamanan.
8
Januari
https://www.slideshare.net/tyasseptya/definisi-kenyamanan.
2015. (Diakses
pada 13 Februari 2018). Sugini. 2016. Materi Kuliah: Akustik Lingkungan. Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia. SunEarthTools. http://www.sunearthtools.com/. (Diakses pada 10 April 2018) Tibby Putra, Tizna. Pengertian Akustik. 16 Maret 2012. http://tiznaputra9.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-akustik.html. (Diakses pada 13 Februari 2018). Vocabulary.com Dictionary. http://www.vocabulary.com. (Diakses pada 8 Maret 2018).
Achmad Adhi Nugraha | 14512233
Proyek Akhir Sarjana | 172
PETA RUMUSAN MASALAH
PETA RUMUSAN MASALAH
Achmad Adhi Nugraha | 14512233 | Proyek Akhir Sarjana | Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik
1
PETA KONFLIK
PETA KONFLIK
Achmad Adhi Nugraha | 14512233 | Proyek Akhir Sarjana | Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik
2
PROSEDUR DESAIN
PROSEDUR DESAIN
Achmad Adhi Nugraha | 14512233 | Proyek Akhir Sarjana | Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik
3
RENCANA UJI DESAIN & PETA LOKASI SITE
PETA LOKASI SITE
RENCANA UJI DESAIN No.
Perkara Desain
1 Tata massa dan lansekap
2 Tata ruang dalam
3 Fasad
4 Sistem bangunan
5 Teknologi bangunan
Metode Uji Desain Menggunakan perangkat penilaian Greenship untuk Bangunan Baru dari GBCI ( Green Building Council Indonesia) Versi 1.2 Menggunakan perangkat penilaian Greenship untuk Bangunan Baru dari GBCI ( Green Building Council Indonesia) Versi 1.2 Menggunakan perangkat penilaian Greenship untuk Bangunan Baru dari GBCI ( Green Building Council Indonesia) Versi 1.2 a. Menggunakan perangkat penilaian Greenship untuk Bangunan Baru dari GBCI (Green Building Council Indonesia) Versi 1.2 b. Menggunakan perhitungan efisiensi pemanfaatan air bersih a. Menggunakan perangkat penilaian Greenship untuk Bangunan Baru dari GBCI (Green Building Council Indonesia) Versi 1.2 b. Menggunakan perhitungan bukaan, panjang shading dan kedalaman sirip c. Menggunakan perhitungan efisiensi energi listrik
Achmad Adhi Nugraha | 14512233 | Proyek Akhir Sarjana | Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik
4
Sehingga dihasilkan beberapa alternatif orientasi bangunan sebagai berikut.
ANALISIS SITE BERDASARKAN ARAH PERGERAKAN MATAHARI
ANALISIS SITE
5 1 2
3
Pada perancangan ini dilakukan pengukuran sudut azimuth dan altitude di dalam site terkait. Dari pengukuran tersebut dihasilkan data terkait sudut-sudut tersebut pada waktu-waktu kritis sebagai berikut.
21 Juni
Pukul 07.00
Pukul 09.00
Pukul 16.00
Pukul 18.00
Azimuth
66,4o
58,2o
-123,8o
-114,6o
Altitude
2,4o
27,7o
31,8o
5,6o
21 Oktober
Pukul 07.00
Pukul 09.00
Pukul 16.00
Pukul 18.00
Azimuth
`100,2o
97,6o
-82,9o
-81o
Altitude
4,2o
33,8o
43,4o
14,7o
21 Desember
Pukul 07.00
Pukul 09.00
Pukul 16.00
Pukul 18.00
Azimuth
102,6o
113,4o
-66,1o
-67,4o
Altitude
8,4o
22,8o
37,8o
10o
4
ANALISIS SITE BERDASARKAN ARAH PERGERAKAN ANGIN Setelah diketahui data arah angin tahunan, maka didapatkan alternatif orientasi massa bangunan yang didasarkan pada arah pergerakan angin sebagai berikut.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233 | Proyek Akhir Sarjana | Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik
5
ANALISIS KEBISINGAN DI SEKITAR SITE
Mahasiswa Melakukan transaksi Datang
Berkendara
Memarkirkan kendaraan Mencari tempat duduk
Berjalan kaki
Mengerjakan tugas
Pulang
Sholat
Sanitasi
Bersosialisasi
Pulang
Bersosialisasi
ANALISIS SITE & ALUR KEGIATAN PENGGUNA
Berdasarkan analisis di samping, dapat dilihat bahwa tingkat kebisingan tertinggi bersumber dari arah selatan dan barat dari site. Namun, pada sisi-sisi tersebut terdapat suatu footbridge dan water walls yang merupakan elemen kawasan yang telah direncanakan di luar proyek ini. Footbridge ini diasumsikan mampu membantu meredam kebisingan yang bersumber dari jalan raya untuk masuk ke dalam bangunan terancang. Karena footbridge ini dirancang dengan menggunakan bahan concrete wood sebagai elemen fasadnya yang terbukti dapat meredam kebisingan. Disamping itu, secara teoritis water walls juga mampu meredam kebisingan. Karena elemen air terbukti dapat meredam kebisingan.
ALUR KEGIATAN PENGGUNA
Non-mahasiswa Melakukan transaksi Datang
Berkendara
Memarkirkan kendaraan Mencari tempat duduk
Berjalan kaki
ANALISIS POTENSI BUATAN MANUSIA DI SEKITAR SITE
Sanitasi
Sholat
Penyedia Barang dan Jasa Melakukan transaksi Datang
Berkendara
Memarkirkan kendaraan Melayani pelanggan
Berjalan kaki
Bersosialisasi
Sholat
Pulang
Sanitasi
Pengelola Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa letak site sangat strategis, karena terletak persis di tepi perempatan besar, tepatnya berbatasan langsung dengan Jalan Kaliurang dan Jalan Agro. Selain itu, site ini pun terletak berseberangan langsung dengan kawasan kampus Universitas Gadjah Mada. Sehingga lingkungan di sekitar site ini ramai dan padat. Dengan demikian, bangunan terancang yang merupakan suatu bangunan komersial ini dapat berpotensi untuk dikunjungi oleh orang banyak. Karena lingkungan dari site ini ramai akan kendaraan bermotor yang berlalu lalang, maka pastinya akan timbul kebisingan lingkungan. Hal ini dapat diatasi dengan footbridge di sekitar site yang mampu meredam kebisingan.
Bersosialisasi
Datang
Berkendara
Memarkirkan kendaraan
Sholat
Bekerja di kantor
Sanitasi
Pulang
Berjalan kaki
Achmad Adhi Nugraha | 14512233 | Proyek Akhir Sarjana | Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik
6
Jenis Ruang
Komersial
Ruang hijau
Penunjang
Pelayanan
Nama Ruang Ruang retail kecil
1.565,2
Ruang retail besar
717,6
Culinary spot
1.352
Salon
96
Pusat kebugaran
168
ATM centre
96
Taman (inner park)
348,8
Taman (outer park)
4.119,7
Lobby
704
Pos keamanan
19,2
Mushola
201,6
Lavatory
480
Kantor pengelola
41,6
Ruang MEE
67,2
Ruang pengolahan air Parkir mobil
Parkir
ORGANISASI RUANG
Sifat Ruang Subtotal Dimensi NonRuang (m2) Rentable rentable
Dimensi 2 Ruang (m )
Culinary spot
Retail besar
3.994,8
Pos keamanan
Parkir sepeda
43,2
Koridor
Salon
Ruang pengolahan air
Ruang MEE Pusat kebugaran
Retail kecil
Lavatory Area Parkir
Outer park
Lobby ATM centre
1.426,4
LEGENDA Publik Semi-privat Privat Rentable Non-rentable
115,2
243,75 528
Inner park
4.468,5
48
Parkir sepeda motor
MATRIKS RUANG & ORGANISASI RUANG
MATRIKS RUANG
814,95
Total Luas Ruang Rentable (m2)
5.862,55 2
4.957,3
2
10.819,85
Total Luas Ruang Non-rentable (m ) Total Luas Ruang Keseluruhan (m )
LEGENDA Sangat berhubungan Berhubungan Tidak berhubungan
Inner park
Culinary spot
Mushola
Koridor
Retail besar
Ruang pengelola Retail kecil
Achmad Adhi Nugraha | 14512233 | Proyek Akhir Sarjana | Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik
7
PERSPEKTIF STRUKTUR KOLOM & BALOK
STRUKTUR
PERHITUNGAN STRUKTUR
480 mm
8m
Berdasarkan graďŹ k di atas dapat dilihat bahwa kedalaman/lebar balok yang diperlukan diterapkan di dalam bangunan yaitu sebesar 480 mm = 48 cm, sehingga tinggi baloknya dapat diperhitungkan sebagai berikut. 2 x 48 cm = 96 cm Sehingga dimensi baloknya yaitu sebesar 48/96 cm. Dengan demikian, dapat dihitung dimensi kolom sebagai berikut. 48 cm + (2 x 5) = 58 cm Sehingga dimensi kolomnya yaitu sebesar 58x58 cm.
Achmad Adhi Nugraha | 14512233 | Proyek Akhir Sarjana | Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik
8
SITEPLAN
SITEPLAN
SKALA 1:500
Achmad Adhi Nugraha | 14512233 | Proyek Akhir Sarjana | Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik
9
SISTEM PANEL SURYA
SISTEM PANEL SURYA
Jalur arus listrik DC (opsional) Low voltage disconnect
Sinar matahari
Panel surya
Battery bank Jalur arus listrik AC Stand-alone inverter
Achmad Adhi Nugraha | 14512233 | Proyek Akhir Sarjana | Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik
10
Sleman
student square Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
Prosedur Desain
Abstrak
P
royek ini merupakan sebuah proyek perancangan arsitektural yang mengambil suatu kawasan di Kecamatan Depok bagian barat, Kabupaten Sleman, tepatnya di sebelah utara kawasan kampus Universitas Gadjah Mada, sebagai subyek perancangannya. Lokasi ini dipilih karena di dalamnya terdapat beberapa isu terkait lingkungannya, seperti meningkatnya kebutuhan lahan untuk bangunan dan juga kepadatan kendaraan. Dari kedua isu ini dapat dihasilkan tiga variabel perancangan, yaitu pembentuk citra kawasan, energy provider serta health & comfort booster. Karena kawasan terpilih dipadati oleh bangunan-bangunan komersial, sehingga dihasilkan suatu solusi yaitu perombakan bangunan-bangunan komersial tersebut menjadi bangunan komersial yang dapat lebih menguntungkan bagi pemiliknya, pengelolanya, orang-orang di sekitarnya serta lingkungannya yang merupakan lingkungan kampus. Tujuan utama dari perancangan ini yaitu untuk memberikan kenyamanan termal dan akustik bagi pengguna bangunan terancang serta menciptakan suatu bangunan komersial yang hemat energi dan ramah lingkungan. Kenyamanan termal dan akustik dapat dicapai dengan melalui perancangan arsitektural dengan menggunakan strategi pasif, sedangkan konsep bangunan hemat energi dan ramah lingkungan dapat dicapai dengan pemanfaatan sistem panel surya dan rainwater harvesting. Dengan diterapkannya semua variabel perancangan dan melalui metodemetode yang tepat, maka dihasilkanlah suatu bangunan komersial yang responsif terhadap lingkungan alam, ekonomi serta sosialnya. Kata kunci: citra kawasan, energy provider, health & comfort booster, bangunan komersial, strategi pasif
Pendahuluan Latar Belakang & Isu Lokasi kawasan yang dipilih dalam perancangan arsitektural ini yaitu di sebelah utara kawasan kampus Universitas Gadjah Mada, tepatnya di bagian utara dari Jalan Agro, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di dalam kawasan ini terdapat beberapa permasalahan non-arsitektural penting yang perlu dibenahi, antara lain timbulnya banyak polutan suara, banyaknya penggunaan kendaraan bermotor yang biasanya menimbulkan kemacetan, serta kurangnya ruang terbuka hijau.
Detail Lokasi Site
Rumusan Permasalahan dan Peta Konik Rumusan Permasalahan
Judul Proyek
Peta Konik
Student Square
Yogyakarta sebagai Kota Pelajar
Pembentuk Citra Kawasan
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Health & Comfort Booster
Energy Provider
ISU MAKRO
Tata ruang dalam
Kepadatan kendaraan dan kemacetan
Meningkatnya kebutuhan lahan untuk bangunan
Berkurangnya ruang terbuka hijau
Degradasi lingkungan
Polusi suara
ISU MIKRO
Tercemarnya wajah kawasan
Meningkatnya emisi energi kawasan
Menurunnya taraf kesehatan dan kenyamanan manusia
Health & Comfort Booster
VARIABEL
Energy Provider
Sistem bangunan
Pemanfaatan elemen-elemen peredam kebisingan
Analisis Site Arah Pergerakan Angin
Potensi Buatan Manusia
Penerapan konsep bangunan dan lingkungan hijau Pengutamaan penerapan sistem penghawaan alami Penerapan sistem rainwater harvesting
Teknologi bangunan
Pemborosan energi listrik
Pembentuk Citra Kawasan
Batasan
Penerapan sistem aksesibilitas yang baik dan menarik
Fasad
Meningkatnya volume sampah kawasan
Penyediaan dan penataan vegetasi
Penentuan orientasi bangunan yang tepat
Bujur : 110°22'35.2"T 110°22'54.7"T 110°22'41.9"T 110°22'36.3"T
Perancangan dengan Strategi Pasif Utara : K o m p l e k s k o m e r s i a l J a l a n dalam Peningkatan Kualitas Kaliurang Kenyamanan Termal dan Akustik Timur : Gudeg Bu Hj. Amad, Jalan Agro Lokasi Selatan : Jalan Agro dan Selokan Mataram Kecamatan Depok bagian Barat, Barat : Jalan Kaliurang dan Gedung Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Magister Manajemen Luasan Fakultas Ekonomi dan Bisnis ± 0,734 ha / 7.338,6 m2 Universitas Gadjah Mada
Penyediaan jalur sirkulasi dan evakuasi yang baik
Tata massa dan lansekap
Lintang : 7°45'41.7"S 7°45'53.6"S 7°46'16.1"S 7°45'54.8"S
Sub Judul Proyek
Berkurangnya tingkat kepadatan bangunan
Kepadatan penduduk
Koordinat
Penerapan panel surya Penerapan sistem pencahayaan yang ramah lingkungan dan hemat energi
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik
Kebisingan Dari gambar di samping dapat dilihat bahwa alternatif orientasi tersebut mengarahkan sisi bangunan yang pendek ke arah south-south-east untuk memperoleh angin yang cukup dan perlu disediakan roster untuk menghindari angin dari arah selatan. Dengan demikian penghawaan alami yang diperoleh optimum dan sistem cross-ventilation dapat tercipta.
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa letak site sangat strategis, karena terletak persis di tepi perempatan besar. Selain itu, site ini pun terletak berseberangan langsung dengan kawasan kampus Universitas Gadjah Mada. Sehingga lingkungan di sekitar site ini ramai dan padat. Karena lingkungan dari site ini ramai akan kendaraan bermotor yang berlalu lalang, maka pastinya akan timbul kebisingan lingkungan. Hal ini dapat diatasi dengan footbridge di sekitar site yang mampu meredam kebisingan.
page Achmad Adhi Nugraha 14512233 guided by : Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
bachelor nal project
1/4
Tata Massa dan Lansekap
Arah Pergerakan Matahari Alternatif Massa 1 Mahasiswa 21 Juni
Pukul 07.00
Pukul 09.00
Pukul 16.00
Pukul 18.00
Azimuth
66,4o
58,2o
-123,8o
-114,6o
Altitude
2,4o
27,7o
31,8o
5,6o
21 Oktober
Pukul 07.00
Pukul 09.00
Pukul 16.00
Pukul 18.00
Azimuth
`100,2o
97,6o
-82,9o
-81o
Altitude
4,2o
33,8o
43,4o
14,7o
21 Desember
Pukul 07.00
Pukul 09.00
Pukul 16.00
Pukul 18.00
Azimuth
102,6o
113,4o
-66,1o
-67,4o
Altitude
8,4o
22,8o
37,8o
10o
a.
b.
5
c.
1 2
3
4
d.
e.
Alternatif Massa 2
Dari beberapa alternatif sintesis di atas dipilihlah yang paling sesuai untuk meningkatkan kenyamanan ruang, yaitu alternatif sintesis 2. Karena dengan diterapkannya sintesis ini ruang-ruang dalam dapat menjadi ruang-ruang Orientasi 1 Orientasi massa bangunan ini menghadapkan sisi yang efektif. Selain itu, angin pun dapat masuk ke dalam bangunan sehingga tercipta cross-ventilation dan sistem bangunan yang panjang sejajar dengan sudut azimuth pencahayaan alami pun dapat diterapkan dengan beberapa penerapan shading, sirip, roster dan sebagainya -123,9o. Bukaan sebaiknya diperbanyak pada sisi yang untuk mengoptimumkan intensitas radiasi sinar matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan. panjang. Sehingga bangunan dapat terhindar dari radiasi sinar matahari secara maksimal. Alternatif Atap 1 Alternatif Atap 2 Orientasi 2 Orientasi massa bangunan ini menghadapkan sisi bangunan yang panjang sejajar dengan sudut azimuth 58,2o. Bukaan sebaiknya diperbanyak pada sisi yang panjang. Sehingga bangunan dapat terhindar dari radiasi sinar matahari secara maksimal. Orientasi 3 Orientasi massa bangunan ini menghadapkan sisi bangunan yang panjang sejajar dengan sudut azimuth -66,1o. Bukaan sebaiknya diperbanyak pada sisi yang panjang. Sehingga bangunan dapat terhindar dari radiasi sinar matahari secara maksimal. Orientasi 4 Orientasi massa bangunan ini menghadapkan sisi bangunan yang panjang sejajar dengan sudut azimuth 114,6o. Bukaan sebaiknya diperbanyak pada sisi yang panjang. Sehingga bangunan dapat terhindar dari radiasi sinar matahari secara maksimal. Orientasi 5 Orientasi massa bangunan ini menghadapkan sisi bangunan yang panjang tegak lurus dengan sudut Dari kedua alternatif peletakan dan orientasi atap di atas dapat disimpulkan bahwa alternatif 2 lebih baik. Maka, azimuth 58,2o. Orientasi massa ini menyebabkan bangunan ini perlu menerapkan peletakan dan orientasi atap tersebut. Dengan diperolehnya orientasi massa banyaknya intensitas radiasi sinar matahari yang masuk bangunan dan atap yang tepat, maka kedua hal tersebut dapat digabungkan. Sehingga menghasilkan bangunan ke dalam bangunan. Orientasi massa ini cocok untuk yang khas, tepat guna dan responsif. peletakkan panel surya, baik di atap atau pada dinding.
Penyelesaian Persoalan & Hasil Rancangan
Alur Kegiatan Pengguna Mahasiswa
Berkendara
Datang Mencari tempat duduk
Mengerjakan tugas
Pulang
Sholat
Sanitasi
Bersosialisasi
Berkendara
Memarkirkan kendaraan
Bersosialisasi
Panel surya polycrystalline
Pulang
Sholat
Sanitasi
Sholat
Sanitasi
Genteng metal
Genteng metal
Pengelola Bersosialisasi
Melakukan transaksi Berkendara
Melayani pelanggan
Berjalan kaki
Non-mahasiswa
Datang
Dinding beton
Melakukan transaksi
Memarkirkan kendaraan
Berjalan kaki
Tata Ruang Dalam
Penyedia Barang & Jasa
Melakukan transaksi Datang
Alternatif Massa 3
Memarkirkan kendaraan
Panel surya polycrystalline Retail kecil Lavatory wanita Lavatory pria Culinary spot Shaft air hujan
Dak
Mencari tempat duduk
Berjalan kaki
Bersosialisasi
Datang
Pulang
Berkendara
Memarkirkan kendaraan
Berjalan kaki
Bekerja di kantor
Pulang
Atap +8,00
Sanitasi
Sholat
Salon Gudang
Matriks Ruang dan Property Size Jenis Ruang
Komersial
Ruang hijau
Penunjang
Pelayanan
Nama Ruang Ruang retail kecil
1.565,2
Ruang retail besar
717,6
Culinary spot
1.352
Salon
96
Pusat kebugaran
168
ATM centre
96
Taman (inner park)
348,8
Taman (outer park)
4.119,7
Lobby
704
Pos keamanan
19,2
Mushola
201,6
Lavatory
480
Kantor pengelola
41,6
Ruang MEE
67,2
Ruang pengolahan air Parkir mobil
Parkir
Gudang
Gudang
Culinary spot
Sifat Ruang Subtotal Dimensi Non2 Ruang (m ) Rentable rentable
Dimensi Ruang (m2)
Dapur
Retail besar
Lobby Retail kecil
Retail besar
Dapur Dapur
Culinary spot
3.994,8
Pusat kebugaran Lavatory wanita Lavatory pria
Lantai 1 +4,00
4.468,5
Retail kecil
1.426,4
Shaft air hujan Gudang Retail besar Lobby Retail kecil
115,2
48
Culinary spot
Gudang Retail besar Gudang Culinary spot
Dapur
243,75
Parkir sepeda motor
528
Parkir sepeda
43,2
814,95 Culinary spot 2
Total Luas Ruang Rentable (m )
LEGENDA Sangat berhubungan Berhubungan Tidak berhubungan
5.862,55 2
4.957,3
Total Luas Ruang Non-rentable (m ) 2
10.819,85
Total Luas Ruang Keseluruhan (m )
Organisasi Ruang
Lantai Upper Ground Âą0,00
Kanopi Retail kecil Lavatory wanita Lavatory pria Ramp exit Retail kecil Area parkir
Culinary spot
Retail besar
Pos keamanan
Inner park
Koridor
Salon
Inner park Kanopi Ruang MEE Ruang pengolahan air Culinary spot
Ruang pengolahan air
Ruang MEE
Gudang Retail besar Retail kecil Lobby
Pusat kebugaran
Retail kecil
Dapur
Lavatory Area Parkir
Outer park
Lobby Inner park
ATM centre
LEGENDA Publik Semi-privat Privat Rentable Non-rentable
Culinary spot
Inner park Mushola
Koridor
Retail besar
Retail kecil Lavatory wanita Lavatory pria Area parkir
Ruang pengelola Retail kecil
Ramp entrance
Lantai Lower Ground -4,00 page
Achmad Adhi Nugraha 14512233 guided by : Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
bachelor ď&#x20AC; nal project
2/4
Konsep Tata Massa dan Lansekap
Konsep Sistem Penghawaan
Situasi
Perspektif Bukaan
Rencana Sistem Penghawaan Alami
Rencana Tapak
Konsep Fasad Tampak Utara
Tampak Timur
Tampak Selatan
Tampak Barat
page Achmad Adhi Nugraha 14512233 guided by : Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
bachelor ď&#x20AC; nal project
3/4
Konsep Sistem Rainwater Harvesting
Konsep Sistem Struktur Balok 48/96 cm Kolom 58x58 cm
Berdasarkan graď&#x20AC; k di samping dapat dilihat bahwa kedalaman/lebar balok yang diperlukan diterapkan di dalam bangunan yaitu sebesar 480 mm = 48 cm, sehingga tinggi baloknya dapat diperhitungkan sebagai berikut. 2 x 48 cm = 96 cm Sehingga dimensi baloknya yaitu sebesar 48/96 cm.
Pondasi footplate
Dengan demikian, dapat dihitung dimensi kolom sebagai berikut. 48 cm + (2 x 5) = 58 cm Sehingga dimensi kolomnya yaitu sebesar 58x58 cm.
480 mm
8m
Konsep Sistem Pencahayaan
Perspektif Inner Park dari Lantai Upper Ground
Lobby
Inner Park dari Lantai Upper Ground Culinary Spot
Inner Park dari Lantai Lower Ground
page Achmad Adhi Nugraha 14512233 guided by : Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.
bachelor ď&#x20AC; nal project
4/4
DETAILED ENGINEERING DESIGN Sleman
student square Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Disusun oleh: Achmad Adhi Nugraha | 14512233 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI.