ARCHITECTURE PORTFOLIO ACHMAD ADHI NUGRAHA | 2016-2018
ARCHITECTURE PORTFOLIO ACHMAD ADHI NUGRAHA | 2016-2018
TABLE OF CONTENTS
01
21
WALKABLE URBAN AREA FOR SUSTAINABLE LIVING Academic Work 2017
13
ALHAMIYAH
EVERGREEN
Academic Work 2016
Academic Work 2017
43
SLEMAN STUDENT SQUARE Academic Work 2018
DETAIL PROYEK Tahun Proyek: 2016 Status Proyek: Developed architectural design, tidak dibangun 5.991 m² Luas Site: 5.991 m² Jumlah Lantai Bangunan: 2 lantai
Untuk mengetahui informasi yang lebih detail terkait dengan proyek desain ini, silakan pindai QR Code atau buka tautan di bawah ini.
01 http://tiny.cc/n48pzy
LOKASI & MANUSIA Proyek house of wisdom ini direncanakan untuk dilokasikan di Desa Setu Patok, Mundu, Cirebon, Jawa Barat. Luas dari site terpilih yaitu 5.991 m². Site ini berbatasan langsung dengan Waduk Setu Patok yang dapat menjadi suatu potensi kawasan untuk dikunjungi banyak pengunjung. Setu Patok merupakan suatu desa di Cirebon yang memiliki total luas sekitar 460 hektar. Desa ini terletak pada garis lintang -6.77213 dan garis bujur 108.572384. Secara keseluruhan terdapat sekitar 11.020 warga hidup di desa ini yang terdiri dari 3.481 laki-laki, 3.042 perempuan, 1.750 anak laki-laki, dan 1.614 anak perempuan. Mayoritas dari mereka beragama Islam yang cukup kental, sehingga banyak dari mereka yang menyekolahkan anak-anaknya ke lembaga-lembaga pendidikan yang bernuansa Islami.
Permasalahan Di Cirebon terdapat beberapa situs bersejarah, seperti Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Keraton Kasepuhan, dan Keraton Kanoman. Elemen-elemen arsitektural dari situs-situs tersebut direpresentasikan ke dalam desain house of wisdom ini.
03
Setu Patok memiliki beberapa isu dan masalah yang cukup serius. Kebanyakaan warga di Setu Patok masih bertaraf pendidikan rendah, bahkan sebagian dari mereka masih buta huruf. Di kawasan ini masih jarang ditemukan pusat kesehatan masyarakat yang dapat menampung banyak orang. Selain itu, masih jarang pula ditemukan fasilitas-fasilitas komersial yang dapat mempermudah masyarakat untuk melakukan kegiatan transaksi.
Solusi
Menyediakan fasilitas kesehatan berupa pusat kesehatan masyarakat dengan biaya terjangkau untuk menaikkan tingkat kesehatan masyarakat.
Menyediakan fasilitas pendidikan untuk m e n i n g k a t k a n I n d e k s Pe n g e m b a n g a n Masyarakat.
Menyediakan masjid dan pusat studi Islami berupa pondok pesantren.
Menyediakan kantin sebagai fasilitas komersial
ANALISIS SWOT
Strength
Weakness
Setu Patok merupakan suatu jalur yang sering dilalui oleh banyak kendaraan karena dekat dengan Tol Cikapali (Cikopo-Palimanan).
Setu Patok merupakan suatu daerah yang rawan bencana. Ÿ Tingkat erosi tanah tinggi. Ÿ Indeks Pengembangan Masyarakat rendah, berada padaa peringkat 34 dari 40 di Kabupaten Cirebon.
Opportunity
Threat
Setu Patok terletak di dekat situs pariwisata (waduk).
Setu Patok merupakan daerah pedesaan. Padahal terdapat banyak situs pariwisata di daerah perkotaan di Cirebon yang terletak lebih dekat dengan permukiman mayoritas masyarakat Cirebon.
Ÿ
04
Kesimpulan House of wisdom ini harus dirancang dengan memperhatikan keadaan:
alam sekitar (lingkungan)
Sehingga akan menghasilkan rancangan yang:
sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal
cukup tahan terhadap bencana alam
ramah lingkungan
masih menjunjung budaya dan tradisi
masyarakat
budaya dan tradisi
kecepatan angin
temperatur
kelembapan
ANALISIS TAPAK
Kawasan dengan banyak keindahan alam
ac
Sp e
Waduk Setu Patok
en
Op
Site terpilih terletak di kawasan yang memiliki banyak keindahan alam yang merupakan suatu potensi untuk menarik wisatawan untuk berkunjung. Kawasan yang memiliki cukup banyak lahan kosong Site terpilih terletak di kawasan yang memiliki cukup banyak lahan kosong (open space). Namun lahan-lahan ini banyak yang masih tandus.
Sungai
Open Space 09.00
15.00
05 12.00
Waterfront site Site terpilih dilalui oleh suatu sungai dan berbatasan langsung dengan Waduk Setu Patok.
KONSEP
Rancangan house of wisdom ini terinspirasi dari elemen-elemen arsitektural bangunanbangunan lokal yang khas dan memiliki nilai sejarah.
Bangunan utama sebagai pusatnya (centre zone) dan dikelilingi oleh massa-massa bangunan pendukungnya.
Alhamiyah (pelindung)
2 massa asrama
Bangunan utama
Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ
Masjid Ruang studi Islami Perpustakaan Kelas kompuer Ruang serbaguna
Ruang makan Ÿ Dapur Ÿ Kamarkamar tidur Ÿ
Taman Kanak-kanak
Pusat Pengembangan Masyarakat, Puskesmas, dan Kantin
Ÿ
Ruang-ruang kelas Ruang guru Ÿ Ruang bermain Ÿ Playground
Ÿ
Ÿ
Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ
Kelas pertanian Kelas perikanan Lobby Apotek Ruang-ruang pasien Ruang dokter Kios-kios Kantin
06
HUBUNGAN ANTAR RUANG
MATERIAL
07
Batu Bata
Kayu
Baja
Beton
Merupakan salah satu material lokal yang umum ditemukan. Diaplikasikan pada dinding.
Diaplikasikan pada pelapis dinding, plafon, lantai eksterior, dan fasad.
Diaplikasikan pada kubah, rangka atap, rangka cur tain wall, penutup atap, kolom, dan balok.
Diaplikasikan pada hampir seluruh elemen struktur bangunan, seperti kolom, balok, dan sloof.
SISTEM STRUKTUR & TRANSFORMASI RANCANGAN Bangunan Utama
Taman Kanak-kanak balok 75/100 kolom 85/85
balok 40/80 kolom 50/50
sloof 75/100 pondasi footplate
Asrama gording 8/12 jurai 8/12 usuk 4/6 reng 2/3
gording 8/12 sloof 40/80 pondasi footplate jurai 8/12 usuk 4/6 reng 2/3
Bentuk atap dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Keraton Kasepuhan, dan Keraton Kanoman seperti pada gambar di samping, yaitu berupa atap bertumpang dua yang masingmasing tumpangnya memiliki perbedaan kemiringan. Tumpang bawah lebih landai dari tumpang atas.
balok 35/70 kolom 45/45 sloof 35/70 pondasi footplate kuda-kuda (kayu)
Bentuk atap bertumpang dua juga diaplikasikan pada atap taman kanak-kanak. Perbedaannya antara lain tumpang bawah dari atap asrama ini dibentuk bersisi enam dan tumpang atasnya dibuat memuncak dan berpusat pada satu titik.
Bentuk atap bertumpang dua juga diaplikasikan pada atap taman kanakkanak. Perbedaannya yaitu dari bentuknya yang dibentuk seperti huruf ‘L’, dengan menyesuaikan bentuk denah dari bangunan tersebut.
SITEPLAN Kubah Bangunan Utama laminated glass (ketebalan 20 mm) aluminium 6/8
15 m
Curtain Wall sebelah Barat dari Bangunan Utama
laminated glass (ketebalan 20 mm) aluminium 10/12
8,7 m
aluminium 10/12
legenda grass blocks
semak sedang
rumput
semak rendah
aluminium 7/8
semak pembatas
pohon tinggi
pohon rendah
09 2,4 m
DETAIL ARSITEKTURAL Fasad Bangunan Utama
4,1 m
2,3 m
Fasad Asrama
kayu (ketebalan 0,1 m)
4,3 m
kayu (ketebalan 0,1 m) 2,6 m
Kuda-kuda Atap Asrama kayu 8/12 kayu 8/12
1,5 m
1m 1m
1,5 m
1,5 m
1,5 m
10
DENAH Bagian Atas Bangunan Bagian atas dari bangunan utama terdiri dari kubah dan atap. Kubahnya tersusun dari laminated glass berketebalan 20 mm dengan rangka bermaterial aluminium. Atapnya tersusun dari penutup atap bermaterial logam galvanis dengan rangka bermaterial baja ringan. Dibawah rangka atap ini dipasang curtain wall yang dapat berfungsi seperti skylight, sebagai sumber masuknya cahaya matahari ke dalam bangunan.
Lantai 2 Perpustakaan Merupakan fasilitas umum yang ditujukan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Masyarakat di kawasan Setu Patok. Kelas Komputer Merupakan bagian dari Pusat Pengembangan Masyarakat yang ditujukan untuk memperkenalkan komputer sebagai teknologi penting di era modern kepada masyarakat lokal. Toilet Toilet terdiri dari dua bagian dimana yang satu untuk pria dan yang lainnya untuk wanita.
Lantai 1 Masjid
Tempat Wudhu
Tempat Wudhu
Untuk memfasilitasi masyarakat yang m a y o r i t a s beragama Islam
Te r d i r i d a r i d u a bagian yaitu untuk pria dan wanita.
Te r d i r i d a r i d u a bagian yaitu untuk pria dan wanita.
Ruang Elektrikal
Ruang Takmir
Ruang Serbaguna
Untuk menyimpan perlengkapan kelistrikan dan mengendalikannya.
Untuk takmir masjid melakukan rapat dan menyimpan dokumen bersama.
Ruang publik untuk melakukan berbagai hal seperti rapat, dsb.
TAMPAK Tampak Utara
11
Tampak Selatan
Tampak Timur
Tampak Barat
POTONGAN Potongan A
Potongan B
SUASANA
12
DETAIL PROYEK Tahun Proyek: 2017 Status Proyek: Schematic architectural design, tidak dibangun Jumlah Lantai Bangunan: 6 lantai + 1 basement
Untuk mengetahui informasi yang lebih detail terkait dengan proyek desain ini, silakan pindai QR Code atau buka tautan di bawah ini.
13 http://tiny.cc/gw9pzy
LOKASI Bangunan ini direncanakan untuk dibangun pada rumah sakit pemerintahan, Rumah Sakit Umum Wirosaban, yang terletak di Jalan Ki Ageng Pemanahan Nomor 1, Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta 55162. RSU ini dikelilingi oleh tiga jalan, yaitu Jalan Pangeran Wirosobo di sebelah baratnya, Jalan Tritunggal di sebelah utaranya, dan Jalan Ki Ageng Pemanahan di sebelah timurnya.
KONSEP Menerapkan sistem rainwater harvesting untuk mengurangi pengeluaran untuk air bersih dari PDAM.
Jumlah air bersih di dunia hanya sekitar 2,4%, sehingga sangat berharga.
Menerapkan jalur sirkulasi yang efektif dan eďŹ sien.
Memanfaatkan tanaman rambat dan semak-semak untuk mengurangi tingkat polusi udara dan suara.
site terletak di daerah perkotaan
Creating a Place that is Effective, EfďŹ cient, and Green
padatnya kendaraan bermotor
polusi udara
polusi suara
ketidaknyamanan
Memanfaatkan rooftop sebagai taman yang mampu berfungsi untuk mengurangi tingkat polusi udara dan suara.
Menerapkan fasilitas untuk difabel (barrier free design).
Menerapkan sun shading dan sirip untuk mengurangi radiasi sinar matahari langsung.
14
ORGANISASI RUANG Ruang Perawat
Ruang Dokter
Laundromat
Ruang Linen Bersih
Unit Rawat Inap
Poliklinik Ruang Tunggu
Administrasi
Ruang Linen Kotor
Gudang
Ruang Tunggu
Lobby
Kantin Apotek Minimarket
ANALISIS Untuk mengurangi radiasi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan secara langsung, bukaanbukaan pada bangunan terancang perlu diberi sun shading dan/atau sirip dengan ukuran yang sesuai. Untuk mengetahui ukuran yang sesuai, dilakukanlah pengukuran dengan menggunakan media berupa sun path untuk daerah site terkait dan sun protractor. Setelah itu, dilakukan perhitungannya menggunakan suatu rumus. Berikut merupakan analisis selengkapnya. facade
B x N facade A
perhitungan:
15
B tan(x) = A B = A = tan(x)
160 cmo = 160 cm = 133.3 cm tan(48 ) 1.2
TRANSFORMASI
desain awal
1
desain final
Kedua gambar diatas menunjukkan beberapa perbedaan, yaitu: Ÿ pada desain awal, lantai 6 bangunan terancang tampak memiliki open space yang lebih luas dibandingkan dengan desain final, dan Ÿ desain awal bangunan tampak lebih masif daripada desain final. Perubahan bentuk massa bangunan didasarkan pada kebutuhan kamar sewa. Karena lantai 6 pada desain awal terlihatmemiliki open space yang terlalu luas, maka dipertimbangkan untuk dijadikan kamarkamar sewa sebagai bagian dari unit rawat inap. Selain itu, perubahan bentuk juga didasarkan pada kemasifan bangunan dan kurangnya penerapan secondary skin yang mampu difungsikan sebagai elemen bangunan yang mampu meningkatkan kualitas termal dan juga untuk fungsi estetika.
TAMPAK
tampak timur
tampak barat
16
DENAH
17
basement
ground oor
Basement pada bangunan terancang digunakan untuk fungsi area servis dan area parkir.
Ground oor bangunan terancang difungsikan untuk ruang-ruang pelayanan utama (seperti ruang administrasi dan ruang rekam medis), komersial (seperti apotek, kantin, dan minimarket), dan juga public space (lobby dan ruang tunggu).
lantai 2-5
lantai 6
Lantai 2 hingga 5 difungsikan untuk kamarkamar sewa rumah sakit dengan tipe-tipe yang bervariasi: VIP (satu bed pasien dan satu bed pengunjung), tipe 1 (dua bed pasien), tipe 2 (empat bed pasien), dan tipe 3 (enam bed pasien).
Ground oor bangunan terancang difungsikan untuk ruang-ruang pelayanan utama (seperti ruang administrasi dan ruang rekam medis), komersial (seperti apotek, kantin, dan minimarket), dan juga public space (lobby dan ruang tunggu).
18
SITEPLAN 34 m
m
55 m
58.5
19
54 m
DESAIN Parapet berfungsi sebagai pengaman untuk orang-orang yang berada di roof top dan juga untuk menutupi elevator house.
Curtain wall berfungsi sebagai media untuk masuknya cahaya matahari ke dalam bangunan.
Elevator house Rooftop park
sun shading vertical louvers
flows to absorption well drainage container
Bukaan-bukaan perlu diberi sun shading (dengan dimensi yang sesuai) dan louver untuk menghindari radiasi sinar matahari masuk ke dalam bangunan yang dapat menurunkan tingkat kenyamanan pengguna bangunan.
balc
o
ny
filtered and then flows to clean water tank
Shaft air hujan tersambung ke bak penampung air hujan di bawah tanah Penerapan sistem rainwater harvesting ini berfungsi untuk: Ÿ mengurangi pengeluaran untuk air bersih (dari PDAM), dan Ÿ memanfaatkan air hujan sehingga tidak terbuang percuma. Penerapan tanaman rambat dan semak-semak rendah dimaksudkan untuk: Ÿ menghindari masuknya radiasi sinar matahari langsung ke dalam bangunan, Ÿ mengurangi tingkat polusi udara yang masuk ke dalam bangunan yang umumnya bersumber dari kendaraan bermotor, dan Ÿ mengurangi tingkat polusi suara yang bersumber dari kendaraan bermotor yang berlalu lalang.
Grid struktur Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ
6mx6m 6mx3m 7.2 m x 3 m 7.2 m x 7.2 m 7.5 m x 6 m 7.5 m x 7.2 m
tinggi kolom per lantai = @4m
dengan lebar bentang 7.2 m, maka: Ÿ
tinggi balok = 1/14 x lebar bentang terlebar = 1/14 x 7.2 m = 5.14 m 5,2 m
Ÿ
lebar balok = 0.6 x tinggi balok = 0.6 x 5.2 m = 3.12 m 3.2 m
dimensi kolom = lebar balok + 300 mm = 3.2 m + 0.3 m = 3.5 m
20
DETAIL PROYEK Tahun Proyek: 2017 Status Proyek: Developed urban design, tidak dibangun
Untuk mengetahui informasi yang lebih detail terkait dengan proyek desain ini, silakan pindai QR Code atau buka tautan di bawah ini.
21 http://tiny.cc/sy9pzy
Walkable Urban Area for Sustainable Living Perencanaan Kawasan Urban di Depok Barat Guna Meningkatkan Taraf Kesehatan, Kenyamanan dan Kesejahteraan Masyarakatnya
ABSTRAK Walkable Urban Area for Sustainable Living merupakan perencanaan kawasan di Kecamatan Depok Barat, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di kawasan sekitar Kampus Universitas Gadjah Mada. Konsep utama dari perencanaan ini yaitu peningkatan walkability kawasan. Perencanaan ini bertujuan utama untuk meningkatkan taraf kesehatan, kenyamanan dan kesejahteraan penggunanya. Taraf kesehatan direncanakan untuk ditingkatkan dengan cara menukar guling sejumlah hunian yang landed dan menggantinya dengan hunian vertikal, kemudian memanfaatkan lahan hasil tukar guling tersebut untuk ruang terbuka hijau dan fasilitas umum. Selain itu juga dilakukan pengurangan dalam pemanfaatan kendaraan bermotor. Dengan demikian kadar polusi udara dan suara yang dihasilkan akan tereduksi. Taraf kenyamanan direncanakan untuk ditingkatkan dengan cara perancangan ulang halte dan trotoar, sehingga secara tidak langsung dapat menstimulasi orang-orang untuk lebih memilih berjalan kaki dan menggunakan kendaraan umum. Selain itu, untuk meningkatkan taraf kenyamanan juga dilakukan dengan menyediakan footbridge sebagai sarana penyeberangan pedestrian dari satu jalan ke jalan yang lain. Taraf kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan dengan cara memberlakukan regulasi untuk membatasi penggunaan pencahayaan buatan, memanfaatkan lampu LED pada semua tipe bangunan, dan juga mengurangi pemanfaatan penghawaan buatan. Dengan demikian, konsumsi energi listrik dan emisi CFC pun dapat terminimalisasi, sehingga dapat berdampak baik untuk masyarakat dan juga lingkungannya. Perencanaan ini dilakukan dengan melalui pendekatan Performance Based Design, yang merupakan pendekatan perancangan yang diawali dengan proses penentuan Performance Based Criteria dan melalui proses yang penting yaitu penentuan variabel dan indikator, hingga proses yang unik yaitu melakukan uji desain. Dengan melalui proses-proses tersebut maka dihasilkanlah suatu rancangan kawasan yang walkable dan ramah pengguna serta sustainable dan ramah lingkungan. Kata kunci: performance based design, performance based criteria , sustainable, tukar guling, walkability
23
LATAR BELAKANG & ISU Berdasarkan indeks kesehatan terbaru yang dirilis Sun Life Financial Asia menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap kondisi kesehatan masyarakat di kawasan Asia merosot ke angka terendah. Hanya 60% dari responden di Asia yang menyatakan puas dengan kondisi kesehatan mereka secara keseluruhan, turun dari angka 65% pada 2015. Namun, Indonesia tercatat sebagai satu-satunya negara yang tidak mengalami penurunan pada indeks kesehatan terbaru ini, bahkan justru mengalami peningkatan meskipun tidak signiďŹ kan. Maka untuk mendorong peningkatannya diperlukan beberapa aspek yang cukup krusial, diantaranya yaitu aspek lingkungan yang sehat. Meskipun dinyatakan bahwa Indonesia mengalami peningkatan indeks kesehatan, namun nyatanya kondisi lingkungan perkotaan di Indonesia masih banyak yang belum baik. Masih terdapat begitu banyak pencemaran atau polusi yang ditimbulkan oleh kegiatan masyarakatnya, misalnya seperti penggunaan kendaraan bermotor, pembakaran dan aktivitas pabrik yang menyebabkan polusi udara dan suara; dan juga pemanfaatan pencahayaan buatan yang berlebih yang menyebabkan polusi cahaya. Hal-hal tersebut merupakan faktor-faktor yang menyebabkan terganggunya kesehatan manusia serta alam yang ditinggalinya. Yogyakarta merupakan salah satu contoh kota di Indonesia yang memiliki tingkat pencemaran lingkungan hidup yang tinggi. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Bambang Kristianto dalam Laporan Statistik Lingkungan Hidup DIY tahun 2015/2016 menyatakan bahwa dalam kurun waktu 2011 hingga 2014 tingkat pencemaran lingkungan hidup di Yogyakarta mengalami peningkatan hingga sebesar 250%. Yogyakarta dikenal dengan sebutan Kota Pendidikan atau Kota Pelajar. Hal ini dikarenakan Yogyakarta memiliki banyak instansi pendidikan, dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, hingga Perguruan Tinggi. Kawasan kampus merupakan suatu kawasan yang terdiri dari beberapa sarana, prasarana dan fasilitas yang dapat mewadahi kebutuhan para civitas kampus terkait dan juga dapat menunjang kegiatan sehari-hari mereka. Menurut Amir Hajrasouliha (2017) kondisi ďŹ sik kawasan kampus dapat mempengaruhi kesuksesan belajar para mahasiswanya. Maka dari itu, perencanaan kawasan kampus memang diperlukan. Karena dengan terjaga dan terawatnya kawasan kampus, kesehatan dan kenyamanan para mahasiswa kampus terkait, bahkan masyarakat sekitarnya pun dapat terjaga. Lokasi kawasan yang dipilih dalam perencanaan ini yaitu kawasan sekitar kampus Universitas Gadjah Mada. Di dalam kawasan ini, terdapat beberapa isu penting yang perlu dibenahi, antara lain timbulnya banyak polutan, baik itu polutan udara, suara maupun cahaya, banyaknya penggunaan kendaraan bermotor, distribusi sampah yang masih susah dijalankan, perdagangan di trotoar, serta kurangnya ruang terbuka hijau. Dari isu-isu tersebut maka direncanakanlah konsep walkability yang diharapkan dapat mengatasi isu-isu tersebut. Karena dengan diterapkannya konsep ini, orang-orang dituntut untuk meminimalisasi pemanfaatan kendaraan bermotor dengan cara memanfaatkan transportasi umum, bersepeda atau berjalan kaki. Sehingga akan tercipta kawasan urban yang lebih sehat, menyehatkan dan nyaman.
24
PENDAHULUAN PENENTUAN & OBSERVASI LOKASI Nama Kawasan
Walkable Urban Area for Sustainable Living Judul
“Perencanaan Kawasan Urban di Depok Barat Guna Meningkatkan Taraf Kesehatan, Kenyamanan dan Kesejahteraan Masyarakatnya” Lokasi
Kecamatan Depok bagian Barat, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Luasan
Koordinat
Lintang 7°45'41.7"S 7°45'53.6"S 7°46'16.1"S 7°45'54.8"S
:
Bujur : 110°22'35.2"T 110°22'54.7"T 110°22'41.9"T 110°22'36.3"T
Batasan
Utara Timur Selatan Barat
: Sinduadi, Mlati : Caturtunggal, Depok : Lapangan Pancasila UGM : Wilayah Kampus UGM
± 24,61 ha / 246.100 m² Penentuan Lokasi Lokasi kawasan terpilih yaitu di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di Kecamatan Depok bagian barat, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
25
Observasi Lokasi Yo g y a k a r t a d i k e n a l s e b a g a i k o t a pendidikan, karena memiliki banyak Perguruan Tinggi. Salah satu diantaranya yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM). UGM merupakan salah satu Perguruan Tinggi terbesar di Indonesia. Maka tidak heran jika UGM memiliki banyak sekali jumlah civitas. Di samping itu, kawasan kampus UGM pun terletak di daerah yang strategis, yaitu berada di dalam lingkup Ring Road Yogyakarta. Kedua hal tersebut menyebabkan kawasan kampus UGM padat akan kendaraan bermotor. Banyaknya penggunaan kendaraan bermotor di jalanan menyebabkan beberapa efek buruk terhadap lingkungan suatu kawasan dan juga masyarakat sebagai penghuninya. Efek-efek buruk tersebut antara lain berupa kemacetan, terganggunya sistem pernapasan pada masyarakat yang disebabkan oleh polusi udara dari kendaraankendaraan tersebut, serta timbulnya kebisingan lingkungan yang mengganggu. Hal ini tentunya memerlukan suatu solusi. Konsep “city walk� merupakan suatu perwujudan solusi yang dimungkinkan dapat mereduksi efek-efek buruk tersebut.
peningkatan produksi gas rumah kaca dan pudarnya sinar alami dari langit. Sehingga bintang dan benda-benda langit lainnya tidak dapat terlihat dari kawasan yang berpolusi tersebut. Volume sampah harian Sleman terbilang sangat banyak, yaitu sekitar 534 ton. Sehingga dapat diperkirakan volume sampah yang dihasilkan di kawasan terpilih yaitu sekitar 0,229 ton per hari. Sampah sebanyak ini perlu didistribusikan ke TPA (Tempat Pembuang Akhir). Padahal TPA yang terdekat dari kawasan tersebut letaknya cukup jauh, yaitu di Piyungan, Bantul.
Selain dikarenakan banyaknya jumlah penggunaan kendaraan bermotor, kemacetan di kawasan kampus UGM juga disebabkan oleh banyaknya pemarkiran kendaraan di tepi-tepi jalan dan juga banyaknya pedagang makanan yang berdaganng di sepanjang trotoar mulai dari sore hari hingga malam hari. Pada malam hari, kawasan kampus UGM banyak diterangi oleh lampu-lampu tanpa tudung. Cahaya dari lampu-lampu tersebut merupakan polutan cahaya. Polutan cahaya ini menyebabkan
26
SKEMA PENETAPAN ISU
Cukup parahnya kondisi lingkungan urban di Depok Barat
Merancang Kawasan Sekitar Kampus UGM yang Lebih Sehat, Nyaman dan Ramah Lingkungan
Permasalahan Kawasan
Udara Suara
Ketidakseimbangan Volume Sampah dengan Jumlah Tempat Pembuangan Sampah yang Tersedia
Polusi Cahaya
Kepadatan Kendaraan Bermotor
Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan
27
Kurangnya RTH Perdagangan di Trotoar
Pendidikan Formal
Menciptakan Kawasan yang Memperhatikan Kesehatan dan Kenyamanan Lingkungannya
TUJUAN & SASARAN
Tujuan a.
meningkatkan aksesibilitas atau kemudahan akses sirkulasi, terutama bagi pejalan kaki;
b.
meningkatkan kesehatan, kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat; dan
c.
menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.
Sasaran a.
mengetahui karakteristik ďŹ sik maupun non-ďŹ sik kawasan urban di Kecamatan Depok bagian barat, tepatnya di sekitar kampus Universitas Gadjah Mada;
b.
mengetahui isu-isu yang terjadi di kawasan Depok bagian barat;
c.
mengetahui metode-metode yang dilakukan dalam memecahkan isu-isu urban dengan melalui pendekatan perancangan berbasis Performance Based Design; dan
d.
dapat memecahkan permasalahan yang terjadi di kawasan Depok bagian barat.
SISTEMATIKA PELAPORAN
Persiapan
Analisis
Hasil
28
Persiapan 1. 2. 3. 4.
Mencari isu-isu menarik yang sedang terjadi Mengumpulkan data-data yang terkait dengan isu-isu global yang sedang terjadi Menentukan lokasi dimana isu-isu tersebut terjadi Mencari gambaran perencanaan dan perancangan yang dapat dilakukan untuk kawasan terpilih sehingga dapat menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi isu-isu yang terjadi.
Gambaran Kawasan
Analisis 1. 2. 3. 4.
Menganalisis isu-isu pada kawasan terpilih Mengumpulkan data-data yang lebih lanjut terkait dengan isu-isu kawasan terkait Membentuk kerangka berpikir berdasarkan isu-isu yang ada Melakukan analisis kawasan dengan berdasarkan pendekatan perancangan Performance Based Design
Hasil 1. 2. 3. 4. 29
Perencanaan dan perancangan kawasan yang sesuai Pengembangan desain Uji desain kawasan Urban design guideline
PERUMUSAN PERFORMANCE BASED DESIGN PENGERTIAN PERFORMANCE BASED DESIGN Dalam situs web dari Walter P Moore yang berjudul “Performance-Based Designâ€? dijelaskan bahwa Performance Based Design (PBD) merupakan suatu pendekatan yang rasional dalam merancang sebuah bangunan baru atau mengevaluasi sebuah struktur eksisting yang kerapkali menimbulkan hasil yang unggul ketika dibandingkan dengan pendekatan perancangan konvensional yang menggunakan kode. Pada dasarnya, Performance Based Design merupakan pendekatan perancangan yang diawali dengan tahapan menentukan Performance Based Criteria (PBC) dan melalui tahapan yang terpenting yaitu menentukan indikator desain, serta tahapan yang paling khas dari pendekatan perancangan ini yaitu melakukan uji desain. Dalam kaitannya dengan perancangan kawasan, PBD mengedepankan prinsip perubahan kinerja elemen-elemen kawasan yang signiďŹ kan ke arah yang lebih baik yang dapat dirasakan oleh penggunanya (masyarakatnya). Dalam pelaksanaannya, dilakukan evaluasi dengan alat ukur, misalnya seperti Green Building Council Indonesia (GBCI) untuk terciptanya tujuan utama dalam memperbaiki kinerja elemen-lemen kawasan terkait. TAHAPAN PERFORMANCE BASED DESIGN
Menentukan indikator desain secara terukur
Melakukan analisis secara menyeluruh
Menentukan Performance Based Criteria secara terukur
Melakukan uji desain
Memperbaiki komponen desain yang belum memenuhi persyaratan desain
Menghasilkan hasil akhir berupa rancangan hasil Performance Based Design yang sesuai
30
KERANGKA BERPIKIR
Meningkatkan Taraf Kesehatan, Kenyamanan dan Kesejahteraan Masyarakat Kota di Indonesia
ISU MAKRO dalam lingkup Indonesia
Yogyakarta merupakan Kota Pendidikan, sehingga Kesehatan dan Kenyamanan Lingkungannya Sangat Perlu untuk Diperhatikan
ISU MESO dalam lingkup Yogyakarta
ISU MIKRO dalam lingkup kawasan terpilih
VARIABEL
Ketidakseimbangan Volume Sampah dengan Jumlah Tempat Pembuangan Sampah yang Tersedia
Merancang Kawasan Sekitar Kampus UGM yang Lebih Sehat, Nyaman dan Ramah Lingkungan
Kepadatan Kendaraan Bermotor
JUDUL & LOKASI
31
Udara Suara
Polusi Cahaya
Kurangnya RTH Perdagangan di Trotoar
Perencanaan Kawasan Urban di Depok Barat Guna Meningkatkan Taraf Kesehatan, Kenyamanan dan Kesejahteraan Masyarakatnya
Tertampung-nya Volume Sampah Harian Kawasan (20%)
Berkurangnya Tingkat Kepadatan Kendaraan Bermotor (30%)
Penyediaan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Guna Mengurangi Volume Sampah yang Harus disetorkan ke TPA di Piyungan, Bantul, sebesar 20%. Selain itu juga Berguna Untuk Mengurangi Kemungkinan Terjadinya Pembuangan Sampah Liar oleh Pihak-pihak yang Tidak Bertanggungjawab. Ÿ Ÿ Ÿ
Ÿ Ÿ Ÿ
Mereduksi Tingkat Pencemaran Udara (30%)
Ÿ Ÿ Ÿ
Efisiensi Pemanfaatan Pencahayaan Buatan (40%)
Mereduksi Tingkat Pencemaran Suara (25%) Efektivitas Penggunaan Trotoar sebagai Jalur Sirkulasi Pedestrian (100%)
Ÿ
Ÿ
PERFORMANCE BASE CRITERIA
Mempertahankan Vegetasi Eksisting sebesar 100% Pengadaan Car Free Day Secara Rutin Setiap Minggunya Penyediaan dan Penataan Vegetasi yang Dapat Secara Maksimal Mereduksi Pencemaran Udara sebanyak 50% dari Jumlah Vegetasi Eksisting Pengurangan Bangunan Kost dan Menggantinya dengan Apartemen Mahasiswa sebanyak 70% Pengurangan Bangunan Rumah Tinggal dan Menggantinya dengan Apartemen Non-sewa sebanyak 70% Minimalisasi Penggunaan CFC sebesar 40% Meminimalisasi Pemanfaatan Pencahayaan Buatan sebesar 40% pada Jam Tertentu Guna Mereduksi Polusi Cahaya dan juga Menghemat Energi Listrik Kota Penerapan Tudung pada Lampu-lampu Outdoor (yang Memendarkan Cahaya ke Langit) sebesar 100% Guna Mereduksi Polusi Cahaya
Penyediaan dan Penataan Berbagai Macam Entitas Kota yang Selain Berfungsi sebagai Dekorasi Kota juga Berfungsi untuk Mereduksi Tingkat Kebisingan Kawasan sebesar 25%
Water Wall & Fountain
Apartemen Sewa Mahasiswa
Apartemen Non-sewa
RTH Terencana (Taman)
Lampu-lampu Outdoor yang diberi Tudung
Food Court
Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Kantung Parkir Komunal
Footbridge Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ
Peningkatan Aksesibilitas Pedestrian (50%)
Renovasi Halte Bus sebesar 100% Untuk Menstimulasi Orang-orang untuk Menggunakan Bus Maksimalisasi Pemanfaatan Transportasi Umum Sebesar 30% Penyediaan Jalur Sepeda sebesar 25% dari Lebar Jalan Raya untuk Menstimulasi Orang-orang untuk Lebih Cenderung Menggunakan Sepeda daripada Kendaraan Bermotor
Ÿ Ÿ
Penyediaan Food Court sebagai Sarana Umum untuk Wisata Kuliner Malam Relokasi Area Berdagang Para Pedagang Makanan ke Food Court Terencana sebesar 100% Perancangan Ulang Trotoar dengan Berdasar pada Barrier Free Design dan Sustainable Design Penyediaan Kantung Parkir Kawasan seluas 5% dari Total Luas Lokasi
Pedestrian Pathway
Ramp
Penyediaan Footbridge (100%) Penambahan Ramp pada Trotoar (50%)
INDIKATOR
KERANGKA PERANCANGAN
32
PRINSIP DASAR PENDEKATAN PERANCANGAN Penyediaan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Guna Mengurangi Volume Sampah yang Harus disetorkan ke TPA di Piyungan, Bantul, sebesar 20%.
Analisis Distribusi Pembuangan Sampah Kawasan
Penyediaan Kantung Parkir Komunal sebesar 5% dari Total Luas Lokasi. Relokasi Area Berdagang Para Pedagang Makanan ke Food Court Terencana sebesar 100%. Renovasi Halte Bus sebesar 100% Untuk Menstimulasi Orang-orang untuk Menggunakan Bus. Maksimalisasi Pemanfaatan Transportasi Umum Sebesar 30%. Penyediaan Jalur Sepeda sebesar 25% dari Lebar Jalan Raya untuk Menstimulasi Orang-orang untuk Lebih Cenderung Menggunakan Sepeda daripada Kendaraan Bermotor. Mempertahankan Vegetasi Eksisting sebesar 100%. Penyediaan dan Penataan Vegetasi yang Dapat Secara Maksimal Mereduksi Pencemaran Udara sebanyak 50% dari Jumlah Vegetasi Eksisting.
Analisis Tata Guna Lahan
Analisis Aktivitas Manusia dan Kepadatan Kendaraan di Siang Hari
Analisis Aktivitas Manusia dan Kepadatan Kendaraan di Malam Hari
Pengurangan Bangunan Kost dan Menggantinya dengan Apartemen Mahasiswa sebanyak 70%.
Analisis Jalan Raya
Pengurangan Bangunan Rumah Tinggal dan Menggantinya dengan Apartemen Non-sewa sebanyak 70%.
Analisis Vegetasi
Minimalisasi Penggunaan CFC sebesar 40%. Meminimalisasi Pemanfaatan Pencahayaan Buatan sebesar 40% pada Jam Tertentu Guna Mereduksi Polusi Cahaya dan juga Menghemat Energi Listrik Kota. Penerapan Tudung pada Lampu-lampu Outdoor (yang Memendarkan Cahaya ke Langit) sebesar 100% Guna Mereduksi Polusi Cahaya. Penyediaan dan Penataan Berbagai Macam Entitas Kota yang Selain Berfungsi sebagai Dekorasi Kota juga Berfungsi untuk Mereduksi Tingkat Kebisingan Kawasan sebesar 25%. INDIKATOR
33
Analisis Tipologi Bangunan
Analisis Pemanfaatan Pencahayaan Buatan
Analisis Tingkat Kebisingan Kawasan
ANALISIS
1. Menyediakan TPST yang Sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2008, yang mana merupakan suatu tempat dilaksanakannya pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendaurulangan, dan pemrosesan akhir sampah kawasan, yang dapat menampung 0,32 ton sampah per minggu. 2. Menyediakan kantung parkir komunal seluas 1,23 hektar yang dibagi merata di sisi-sisi kawasan terpilih. 3. Merelokasi area berdagang para pedagang makanan di trotoar Jalan Kaliurang, Jalan Persatuan, Jalan Agro, dan Jalan Teknika ke food court yang rencananya akan diletakkan di zona komersial di kawasan terpilih, yaitu tepatnya di Jalan Agro bagian utara. 4. Merenovasi dua halte bus Trans Jogja di kawasan terpilih, yang mana tepatnya terletak di Jalan Teknika Utara dan Jalan Teknika Selatan, dengan sedemikian rupa sehingga menjadi nyaman. 5. Menyediakan kantung parkir komunal dan tempat penyewaan sepeda untuk lingkup kawasan terpilih. 6. Menyediakan jalur sepeda : Ÿ 2 jalur di Jalan Kaliurang dan Jalan Persatuan dengan lebar 1,375 m. Ÿ 2 jalur di Jalan Agro dengan lebar masing-masing 3 m. Ÿ 1 jalur di Jalan Teknika Utara dan Jalan Teknika Selatan dengan lebar 3 m. 7. Mempertahankan vegetasi eksisting di kawasan terpilih sebanyak 100%. 8. Menata sejumlah vegetasi dengan ciri berdaun lebar (seperti Pohon Tanjung atau Pohon Trembesi untuk mengurangi pencemaran udara sebanyak 50% di beberapa fasum dan ruang terbuka. 9. Melakukan ruislag bangunan-bangunan kost di kawasan terpilih dan menggantinya dengan apartemen sewa mahasiswa, sehingga dapat menampung banyak mahasiswa dalam bangunan vertikal dan lahan yang tersisa dapat dimanfaatkan untuk kantung parkir komunal dan ruang terbuka hijau. 10. Melakukan ruislag bangunan-bangunan rumah tinggal dan menggantinya dengan apartemen non-sewa, sehingga dapat menampung banyak masyarakat dalam bangunan vertikal dan lahan yang tersisa dapat dimanfaatkan untuk kantung parkir komunal dan ruang terbuka hijau. 11. Pengurangan penggunaan pendingin udara buatan (AC) untuk semua tipe bangunan sebanyak 40%. 12. Penerangan indoor yang diperlukan dapat dinyalakan dari pukul 17.00 hingga 22.00, sedangkan penerangan outdoor (termasuk lampu billboard, hanya menyisakan beberapa titik lampu jalan yang diperlukan saja) dapat dinyalakan dari pukul 17.00 hingga 00.00. 13. Menerapkan tudung pada lampu-lampu outdoor yang memendarkan cahaya ke langit untuk mereduksi polusi cahaya di daerah urban. 14. Menyediakan dan menata berbagai macam entitas kota yang selain berfungsi sebagai dekorasi kota juga berfungsi untuk mereduksi kebisingan kawasan sebesar 25% dari kebisingan yang sudah ada, seperti water wall dan fountain. Karena air merupakan peredam suara yang baik dan vegetasi pun dapat menjadi peredam suara yang baik, terutama yang berdaun lebar.
KERANGKA URBAN DESIGN GUIDELINE
34
KAJIAN TEORI, PRESEDEN & REGULASI
Kajian Teori Teori Soundcape Thomas Elmqvist (2013) dalam artikelnya yang berjudul Designing the Urban Soundscape mengatakan bahwa studi tentang soundscape adalah subyek ekologi akustik dan mengacu pada lingkungan akustik alami - terdiri dari suara alami, termasuk binatang dan suara dari pepohonan, suara air, cuaca - dan suara lingkungan yang diciptakan oleh manusia - melalui komposisi musik, suara desain, dan aktivitas manusia lainnya, termasuk suara asal mekanik yang dihasilkan dari penggunaan teknologi industri. Reeman Mohammed Rehan (2014) dalam jurnalnya yang berjudul The phonic identity of the city urban soundscape for sustainable spaces berpendapat bahwa tujuan utama dari konsep urban soundscape adalah untuk mengintegrasikan aspek sosiologis dan estetika dari akustik lingkungan perkotaan, dan sub-tujuan dari konsep urban soundscape adalah sebagai berikut. Ÿ Memberikan pendengar sense of place, Ÿ Untuk menemukan dan melindungi tempat-tempat yang sepi, Ÿ Untuk meningkatkan kesejahteraan, kenyamanan, komunikasi, kenikmatan, kegembiraan, kebahagiaan, harmoni, keaktifan, kealamian, relaksasi, keamanan dan kesejahteraan, Ÿ Untuk meningkatkan citra visual kota, Ÿ Untuk mengurangi efek urban heat island dan meningkatkan kualitas udara, Ÿ Untuk meningkatkan ketenangan di ruang terbuka kota, Ÿ Untuk mempromosikan kegiatan seperti berjalan dan berlari yang bermanfaat bagi kesehatan mental, Ÿ Memainkan peran penting dalam pariwisata, untuk membawa manfaat ekonomi yang sangat besar, dan Ÿ Untuk menciptakan setting investasi ekonomi yang menarik. Manhattan merupakan suatu wilayah di Kota New York, Amerika Serikat, yang memiliki kepadatan pengguna kendaraan bermotor cukup besar. Namun wilayah ini telah menerapkan beberapa aspek soundscape. Sehingga permasalahan kebisingan lingkungannya pun dapat tereduksi. Bentuk penerapan aspek soundscape di Manhattan ini, misalnya yaitu penyediaan water walls pada taman-taman kecil diantara bangunan-banguanan di Midtown Manhattan (53rd Street). Karena pada prinsipnya, air merupakan pereduksi kebisingan yang baik.
35
Kajian Preseden Skywalk Cihampelas di Bandung, Indonesia Teras Cihampelas atau Skywalk Cihampelas merupakan satu-satunya jembatan di Indonesia yang dikhususkan untuk pedestrian. Skywalk yang beralamat lengkap di Jalan Cihampelas No.123-131, Cipaganti, Coblong, Cipaganti, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat ini diresmikan oleh Pemerintah Kota Bandung pada tanggal 4 Februari 2017. Selain difungsikan untuk pedestrian, Skywalk Cihampelas juga difungsikan untuk menampung para pedagang kaki lima di sepanjang jalur wisata belanja Jalan Cihampelas. Dengan demikian, pengunjung dapat menikmati perjalanan mereka sambil berwisata kuliner yang beranekaragam dan juga berbelanja oleh-oleh khas Bandung. Skywalk Cihampelas memiliki permukaan lantai bertingkat. Sejumlah kios berwarna-warni tampak terpajang di sisi jalan. Bunga-bunga dan pepohonan rindang pun terpasang mengelilingi skywalk ini untuk memberikan kesan hijau dan juga meneduhkan para penggunanya. Skywalk Cihampelas memiliki panjang 450 meter, lebar 9 meter, dan berketinggian 4,6 meter dari permukaan jalan. Konstruksi rangka dari skywalk ini menggunakan material baja serta beton di bagian lantainya. Untuk material alasnya digunakan kombinasi antara material granit dan kayu.
36
Kajian Regulasi Regulasi Terkait Rencana Tata Ruang Wilayah
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penyusun dengan salah seorang pegawai di Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Sleman, didapatkan beberapa peraturan yang mengatur bangunan-bangunan yang terletak di Kabupaten Sleman, tepatnya di Kecamatan Depok bagian Barat yang merupakan lokasi kawasan terpilih. Berikut merupakan beberapa diantara peraturan-peraturan tersebut. Ÿ Koesien Lantai Bangunan (KLB) yaitu sebesar 1,2. Ÿ Koesien Dasar Bangunan (KDB) maksimum yaitu sebesar 70%. Ÿ Tinggi maksimum bangunan yaitu 16 meter dari permukaan tanah. Ÿ Jumlah basement yang diperbolehkan untuk di bangun yaitu sebanyak 1 lantai. Ÿ Untuk bangunan-bangunan di jalan kecil atau gang, jarak minimum antara bangunan dengan jalan yaitu 2 meter. Ÿ Untuk bangunan-bangunan pemerintahan, jarak minimum antara bangunan dengan as jalan yaitu 12,5 meter. Ÿ Untuk bangunan-bangunan rumah tinggal yang terletak di sekitar jalan raya, jarak minimum antara bangunan dengan as jalan yaitu sebesar 17,5 meter. Regulasi Terkait Tukar Guling (Ruislag)
37
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-01/PJ.143/2000 tentang optimalisasi pengadaan tanah dan atau bangunan dengan cara tukar guling/ruislag di lingkungan direktorat jenderal pajak disampaikan beberapa hal. Diantaranya sebagai berikut. Ÿ Tanah dan atau bangunan yang dapat dijadikan objek tukar menukar adalah tanah dan atau bangunan yang dimiliki/dikuasai oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruhnya dibeli atau diperoleh atas beban APBN dan atau dana di luar APBN maupun diperoleh dengan cara lain yang syah yang berada dibawah pengurusan atau Direktorat Jenderal Pajak. Ÿ Adapun subyek pelaksanaan tukar menukar/ruislag adalah antara departemen/lembaga dengan Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Daerah, Koperasi atau dengan Swasta. Ÿ Sebagai penjabaran atas prinsip esiensi dan efektitas, tanah dan atau bangunan yang akan dijadikan objek tukar. menukar/ruislag sedapat mungkin adalah tanah dan atau bangunan yang sudah kurang dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan lagi, dan sepanjang kebutuhan akan tanah dan atau bangunan tersebut sudah mencukupi.
PERAN PARA AKTOR YANG TERLIBAT Ÿ Ÿ
Ÿ
Masyarakat Ÿ Ÿ
Ÿ Ÿ
Pejabat Pemerintah Setempat
Ÿ
Ÿ Ÿ
Memberikan masukan untuk menentukan arah pengembangan kawasan; Mengidentifikasi berbagai potensi dan permasalahan yang ada di kawasan, termasuk membantu dalam memperjelas hak atas ruang di kawasan terkait dan pelaksanaan tata ruang kawasan; Memberikan informasi, saran dan pertimbangan dalam penyusunan strategi perancangan kawasan terkait dan juga dalam pengaturan struktur pemanfaatan ruang kawasan; Mengajukan usulan dan kritik terhadap rencana tata ruang kawasan yang dilaksanakan; dan Bekerjasama dalam penelitian dan pengembangan kawasan dan juga membantu dalam bentuk tenaga ahli.
Ketua RT, Ketua RW, Kepala Desa dan pejabat yang terkait lainnya berperan dalam pengurusan perijinan mendirikan bangunan; Ketua RT, Ketua RW, Kepala Desa dan pejabat lainnya dalam kawasan memberi dan menampung masukan dari semua aktor (termasuk masyarakat) terkait pengembangan kawasan; Memberikan informasi, saran dan pertimbangan dalam penyusunan strategi perancangan kawasan terkait dan juga dalam pengaturan struktur pemanfaatan ruang kawasan; Melakukan pengawasan terhadap tata ruang kawasan; dan Menjamin usulan masyarakat dalam rencana tata ruang kawasan.
Memberikan ijin mendirikan bangunan gedung dan fasilitas umum kepada pemilik untuk mendirikan bangunan baru, mengubah, memperluas, mengurangi dan merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku; Ÿ Melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang berkenaan dengan tata ruang kawasan; dan Ÿ Meminta bantuan dan melakukan kerjasama dengan para tenaga ahli dalam melaksanakan penataan ruang. Ÿ
Pemerintah
38
PROGRAM BANGUNAN & LINGKUNGAN SINTESIS KONSEP STRATEGI PERANCANGAN
Ruang terbuka hijau terencana (taman) yang difungsikan untuk mengurangi kadar polusi udara dan suara kawasan dan juga sebagai fasilitas sosial
Apartemen non-sewa yang disediakan untuk 75 KK
Kantung parkir komunal untuk mewadahi kendaraan pengunjung kawasan yang akan menelusuri kawasan dengan menggunakan sepeda sewa
Apartemen mahasiswa yang disediakan sebagai pengganti 19 unit kost Apartemen non-sewa yang disediakan untuk 35 KK
Apartemen non-sewa yang disediakan untuk 75 KK
Penyediaan dan penataan pohon tanjung di sepanjang tepian Jalan Kaliurang untuk mengurangi tingkat polusi
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) untuk menampung dan mengolah sampah harian kawasan
Semua vegetasi eksisting dipertahankan
Food court sebagai tempat berjualan makanan para pedagang makan yang semula berdagang di trotoar Footbridge sebagai sarana penyeberangan untuk pedestrian U
39
SKEMA KONSEPTUALSKALA MAKRO
Kesehatan
Kesehatan
Kenyamanan
Kenyamanan
Kesejahteraan
Kesejahteraan
Vegetasi eksisting dipertahankan Ÿ Pemberlakuan Ÿ Penyediaan dan Ÿ P e n g e l o l a a n regulasi untuk p e n a t a a n permukiman m e m b a t a s i beberapa vegetasi d e n g a n p enggunaan tambahan untuk disediakannya p e ncahayaan mereduksi polusi apartemen buatan udara dan suara Ÿ Pemberlakuan Ÿ P e n y e d i a a n Ÿ Pemberlakuan Ÿ Penyediaan dan regulasi untuk footbridge sebagai Ÿ Penyediaan food regulasi untuk p e n a t a a n t i d a k s a r a n a court terencana menggunakan b e b e r a p a menggunakan penyeberangan Ÿ Pe n y e d i a a n lampu LED untuk beberapa entitas k e n d a r a a n Ÿ Renovasi halte Bus kantung parkir m e m i n imalisasi kota (water wall & bermotor di dalam Trans Jogja komunal konsumsi energi fountain) untuk k a w a s a n d a n Ÿ Perancangan ulang Ÿ Pemberlakuan mereduksi tingkat menggunakan trotoar regulasi untuk kebisingan sepeda sewa mengurangi Ÿ P e m b e r l a k u a n Ÿ Penyediaan ruang p enggunaan regulasi untuk terbuka hijau p e nghawaan mengurangi terencana (taman) buatan (AC) penggunaan penghawaan buatan (AC) Ÿ
Perencanaan Kawasan Urban untuk Meningkatkan Taraf Kesehatan, Kenyamanan & Kesejahteraan Masyarakatnya 40
Apartemen non-sewa 75 KK Apartemen non-sewa 35 KK Apartemen mahasiswa Ruang terbuka hijau terencana (taman) Kantung parkir komunal Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Footbridge
Food court terencana
Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada
Selokan Mataram
DETAIL PROYEK Tahun Proyek: 2018 Status Proyek: Developed architectural design, tidak dibangun Luas Site: 7.338,6 m² Jumlah Lantai Bangunan: 3 lantai Koefisien Dasar Bangunan: 49% Koefisien Lantai Bangunan: 1,5 Koefisien Dasar Hijau: 61%
Untuk mengetahui informasi yang lebih detail terkait dengan proyek desain ini, silakan pindai QR Code atau buka tautan di bawah ini.
43 http://tiny.cc/h09pzy
Sleman
student square Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif
ABSTRAK Proyek ini merupakan sebuah proyek perancangan arsitektural yang mengambil suatu kawasan di Kecamatan Depok bagian barat, Kabupaten Sleman, tepatnya di sebelah utara kawasan kampus Universitas Gadjah Mada, sebagai subyek perancangannya. Lokasi ini dipilih karena di dalamnya terdapat beberapa isu terkait lingkungannya, seperti meningkatnya kebutuhan lahan untuk bangunan dan juga kepadatan kendaraan. Dari kedua isu ini dapat dihasilkan tiga variabel perancangan, yaitu pembentuk citra kawasan, energy provider serta health & comfort booster. Karena kawasan terpilih dipadati oleh bangunan-bangunan komersial, sehingga dihasilkan suatu solusi yaitu perombakan bangunan-bangunan komersial tersebut menjadi bangunan komersial yang dapat lebih menguntungkan bagi pemiliknya, pengelolanya, orang-orang di sekitarnya serta lingkungannya yang merupakan lingkungan kampus. Tujuan utama dari perancangan ini yaitu untuk memberikan kenyamanan termal dan akustik bagi pengguna bangunan terancang serta menciptakan suatu bangunan komersial yang hemat energi dan ramah lingkungan. Kenyamanan termal dan akustik dapat dicapai dengan melalui perancangan arsitektural dengan menggunakan strategi pasif, sedangkan konsep bangunan hemat energi dan ramah lingkungan dapat dicapai dengan pemanfaatan sistem panel surya dan rainwater harvesting. Dengan diterapkannya semua variabel perancangan dan melalui metode-metode yang tepat, maka dihasilkanlah suatu bangunan komersial yang responsif terhadap lingkungan alam, ekonomi serta sosialnya. Kata kunci: citra kawasan, energy provider, health & comfort booster, bangunan komersial, strategi pasif
45
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG & ISU Lokasi kawasan yang dipilih dalam perancangan arsitektural ini yaitu di sebelah utara kawasan kampus Universitas Gadjah Mada, tepatnya di bagian utara dari Jalan Agro, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di dalam kawasan ini terdapat beberapa permasalahan nonarsitektural penting yang perlu dibenahi, antara lain timbulnya banyak polutan suara, banyaknya penggunaan kendaraan bermotor yang biasanya menimbulkan kemacetan, serta kurangnya ruang terbuka hijau. RUMUSAN PERMASALAHAN
Meningkatnya volume sampah kawasan
Meningkatnya kebutuhan lahan untuk bangunan Yogyakarta sebagai Kota Pelajar
Meningkatnya emisi energi kawasan
Kepadatan penduduk Berkurangnya ruang terbuka hijau
Kepadatan kendaraan dan kemacetan
Polusi suara
ISU MAKRO
ISU MIKRO
46
Student Square di Kawasan Penyangga Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Energy Provider dan Elemen Pembentuk Citra Kawasan yang Edukatif Perancangan dengan Strategi Pasif dalam Peningkatan Kualitas Kenyamanan Termal dan Akustik
Pembentuk Citra Kawasan
Tercemarnya wajah kawasan
Degradasi lingkungan Pemborosan energi listrik
Menurunnya taraf kesehatan dan kenyamanan manusia
Energy Provider
Health & Comfort Booster
47 ISU MIKRO
VARIABEL
PETA KONFLIK
Student Square
Pembentuk Citra Kawasan
Health & Comfort Booster
Energy Provider
Berkurangnya tingkat kepadatan bangunan Penyediaan jalur sirkulasi dan evakuasi yang baik
Tata massa dan lansekap
Tata ruang dalam
Penyediaan dan penataan vegetasi Pemanfaatan elemen-elemen peredam kebisingan Penentuan orientasi bangunan yang tepat Penerapan sistem aksesibilitas yang baik dan menarik
Fasad
Sistem bangunan
Penerapan konsep bangunan dan lingkungan hijau
Pengutamaan penerapan sistem penghawaan alami Penerapan sistem rainwater harvesting
Teknologi bangunan
Penerapan panel surya Penerapan sistem pencahayaan yang ramah lingkungan dan hemat energi
48
ALUR KEGIATAN PENGGUNA
Mahasiswa Melakukan transaksi Datang
Berkendara
Memarkirkan kendaraan
Mencari tempat duduk
Berjalan kaki
Mengerjakan tugas
Pulang
Sholat
Sanitasi
Bersosialisasi
Pulang
Bersosialisasi
Non-mahasiswa Melakukan transaksi Datang
Berkendara
Memarkirkan kendaraan
Mencari tempat duduk
Berjalan kaki
Sholat
Sanitasi
Penyedia Barang & Jasa Melakukan transaksi Datang
Berkendara
Memarkirkan kendaraan Melayani pelanggan
Berjalan kaki
49
Bersosialisasi
Sholat
Pulang
Sanitasi
MATRIKS RUANG & PROPERTY SIZE
50
ORGANISASI RUANG
Inner park
Culinary spot
Retail besar
Pos keamanan
Koridor
Salon
Ruang pengolahan air
Ruang MEE Pusat kebugaran
Retail kecil
Lavatory Area Parkir
Outer park
Lobby ATM centre
Inner park
Culinary spot
Mushola
LEGENDA Publik Semi-privat Privat Rentable Non-rentable
Koridor
Retail besar
51
Ruang pengelola Retail kecil
TATA MASSA & LANSEKAP
Alternatif Massa 1
Alternatif Massa 2
Alternatif Massa 3
Dari beberapa alternatif sintesis di atas dipilihlah yang paling sesuai untuk meningkatkan kenyamanan ruang, yaitu alternatif sintesis 2. Karena dengan diterapkannya sintesis ini ruang-ruang dalam dapat menjadi ruang-ruang yang efektif. Selain itu, angin pun dapat masuk ke dalam bangunan sehingga tercipta crossventilation dan sistem pencahayaan alami pun dapat diterapkan dengan beberapa penerapan shading, sirip, roster dan sebagainya untuk mengoptimumkan intensitas radiasi sinar matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan.
Alternatif Atap 1
Alternatif Atap 2
Dari kedua alternatif peletakan dan orientasi atap di atas dapat disimpulkan bahwa alternatif 2 lebih baik. Maka, bangunan ini perlu menerapkan peletakan dan orientasi atap tersebut. Dengan diperolehnya orientasi massa bangunan dan atap yang tepat, maka kedua hal tersebut dapat digabungkan. Sehingga menghasilkan bangunan yang khas, tepat guna dan responsif.
52
PENYELESAIAN PERSOALAN & HASIL RANCANGAN TATA RUANG DALAM Atap Dinding beton
Panel surya polycrystalline Genteng metal
Genteng metal
Panel surya polycrystalline
Dak
Retail kecil Lavatory wanita Lavatory pria Culinary spot Shaft air hujan
Lantai 1
Salon Gudang
Dapur
Retail besar Gudang
Gudang
Culinary spot Lobby Retail kecil
Retail besar
Dapur Dapur
Culinary spot
53
Pusat kebugaran Lavatory wanita Lavatory pria
Retail kecil
Lantai Upper Ground
Culinary spot
Gudang Retail besar Gudang Culinary spot
Shaft air hujan Gudang Retail besar Lobby Retail kecil
Dapur
Culinary spot
Kanopi Retail kecil Lavatory wanita Lavatory pria Ramp exit Retail kecil
Lantai Lower Ground Area parkir
Inner park Kanopi Ruang MEE Ruang pengolahan air Culinary spot
Gudang Retail besar Retail kecil Lobby
Dapur
Inner park Retail kecil Lavatory wanita Lavatory pria Area parkir
Ramp entrance
54
KONSEP TATA MASSA & LANSEKAP Situasi
55
Siteplan
56
KONSEP SISTEM PENGHAWAAN Perspektif Bukaan
Rencana Sistem Penghawaan Alami
KONSEP FASAD Tampak Utara
Tampak Selatan
Tampak Timur
59
Tampak Barat
KONSEP SISTEM RAINWATER HARVESTING
60
KONSEP SISTEM STRUKTUR
Balok 48/96 cm Kolom 58x58 cm
480 mm
8m
Berdasarkan graďŹ k di atas dapat dilihat bahwa kedalaman/lebar balok yang diperlukan diterapkan di dalam bangunan yaitu sebesar 480 mm = 48 cm, sehingga tinggi baloknya dapat diperhitungkan sebagai berikut. 2 x 48 cm = 96 cm Sehingga dimensi baloknya yaitu sebesar 48/96 cm. Dengan demikian, dapat dihitung dimensi kolom sebagai berikut. 48 cm + (2 x 5) = 58 cm Sehingga dimensi kolomnya yaitu sebesar 58x58 cm.
61
Pondasi footplate
KONSEP SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI
62
PERSPEKTIF
63
64
“It is not possible to design always the same. How to be different in each different place - that is the most important work and duty of the architect to find out.” Jean Nouvel
ARCHITECTURE PORTFOLIO | ACHMAD ADHI NUGRAHA