AW Indonesian 2012-1008

Page 1

War t a G e re j a Ma s ehi Ad v e nt Har i Ke t u j u h

0 8 - 2 01 2

perjalanan Tidak menikah— dan bertanya-tanya 8

Kebebasan

Hati

Nurani

24

ke

Tundra

Michael B.

Czechowski:

Pahlawan atau Pemberontak?

26

Pernikahan di Surga


0 8 - 2012

4HE )NTERNATIONAL 0APER FOR 3EVENTH DAY !DVENTISTS

!UGUST

C e r i ta

16

S a m p u l

Perjalanan ke Tundra

Oleh Carolyn Stuyvesant

Mengikuti Allah dalam sebuah misi yang tak pernah dipilih untuk dirinya sendiri.

4UNDRA 3INGLEˆAND WONDERING IN THE !LASKAN WILDERNESS

&REEDOM

-ICHAEL " #ZECHOWSKI

OF #ONSCIENCE

!DVENTIST 0IONEER

-ARRIAGE IN (EAVEN

8 Oleh Ted N. C. Wilson

P A N O R A M A S E D U N I A Kebebasan Hati Nurani

Pikirkan dulu, lalu ucapkan.

22

K E P E R C A Y A A N D A S A R Penatalayanan sebagai Hak Istimewa Oleh A. Rahel Schafer

24

WARISAN ADVENT Michael Belina Czechowski Bagian 1 Oleh Nathan Gordon Thomas

RENUNGAN Sabuk Kebenaran

Oleh Karen Birkett Green

Kita adalah Rekan Allah.

Sangatlah penting bahwa Yesus mati untuk memeliharanya.

1 2 Oleh Dick Stenbakken

14

KEHIDUPAN ADVENT Mengutarakan Pikiran Anda Tanpa Kehilangannya

Dia memiliki pekabaran; dan bila gereja tidak mendukungnya, dia akan pergi ke mana saja.

Kita tidak berpakaian lengkap tanpa itu.

D EPARTEME N TAL 3

LAPORAN SEDUNIA

3 Sekilas Berita 6 Fitur Berita

11 K E S E H A T A N Vitamin B12

SEDUNIA

21 R O H N U B U A T Bersandar pada Tuhan 26 P E R T A N Y A A N

Pernikahan di Surga

www.adventistworld.org Tersedia dalam 13 bahasa secara online

2

Adventist World | 08 - 2012

DAN

JAWA B A N A L K I TA B

27 P E L A J A R A N A L K I T A B Mengetahui Kehendak Allah 28

PERTUKARAN IDE

32-48 D A R I I N D O N E S I A Warta Gereja Advent (WGA)


“Coba Hentikan Saya”

T

idak ada yang lebih umum di dunia ibadah Advent dan pendidikan dari pada mengingatkan orang percaya pada kewajibannya untuk membagikan kabar baik tentang keselamatan dan penebusan melalui Yesus Kristus. Sebelum kita masuk ke air pada hari baptisan kita, diberitahu kepada kita tanggung jawab sebagai kuasa atas dan kasihNya. Ketika kita diselamkan, basah kuyup, keluar dari sungai atau kolam baptisan, kita didorong untuk membagikan Injil. Ratusan khotbah sejak itu kita telah mendengar hal penting dari Alkitab untuk “karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku ” (Matius 28:19). Kami telah diliputi penyebaran kabar baik sebagai respons patuh kepada perintah. Itu sebabnya kita telah menginvestasikan pada seminar pelatihan, berlatih, dan sesi praktik untuk mengantisipasi tugas yang sulit lebih ditoleransi. Tetapi mereka yang Kristen secara Alkitab tahu sedikit banyaknya dari rasa kewajiban besar itu, di mana, seperti anak sekolah, kita pergi “merayap seperti siput enggan ke sekolah.” Sebuah sukacita tak tertahankan berisikan halaman-halaman Perjanjian Baru: Kita merasakan bahwa enggan bagi orang percaya untuk tetap diam kecuali berbicara menyebarluaskan Nama di atas segala nama. Di manakah letak perbedaannya? Mereka mengisahkan pertemuan pribadi mereka setelah menemukan Yesus: Kata-kata kekaguman, pujian, dan saksi mengalir dari mereka seperti “mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal” (Yohanes 4:14), seperti yang Ia telah janjikan. Mereka menikmati persahabatan dengan Dia yang tiba-tiba membuat segala sesuatu mungkin, termasuk buktinya. Ketika Anda membaca artikel luar biasa tentang saksi dalam edisi Adventist World kali ini, berdoalah untuk bertemu dengan Juruselamat yang akan memperbarui kisah yang akan Anda sebarluaskan yang mana adalah kesempatan istimewa bagimu untuk membagikannya. Tidak ada teknik seminar, tidak ada hafalan, akan, bahkan tidak sulit sebagaimana diawali dengan, “Ah, mari saya ceritakan apa yang telah Yesus lakukan bagi saya.”

LAP O RA N S E D U N IA

Musisi Muda Advent Tewas karena

Kecelakaan di Moldova

■■ Tiga orang Advent, bersama dengan musisi muda lainnya, berada di antara korban tewas, 1 Juni saat mini bus yang mereka tumpangi bertabrakan dengan sebuah truk tangki di suatu jalan pedesaan. Sopir truk juga dinyatakan tewas. Mereka yang tewas adalah Tatiana Catana dan Viorica Ciobanu, dua orang musisi muda; Olga Jentimir, istri dari salah seorang musisi dan seorang ibu dari musisi lainnya. Putranya, Andrei Jentimir, turut menjadi penumpang dalam mini bus itu, mengalami patah kaki dan tangan selain luka-luka lain yang dideritanya. Tragedi itu juga menewaskan seorang anak berumur 12 tahun, Artur Barba, bukan seorang Advent namun turut bermain dalam orkestra mereka. Para korban adalah anggota gereja Advent di Ivanovca Noua, Moldova, dan pemakaman diadakan di Kota Ialoveni. Pada hari Senn, 5 Juni, sekitar 1500 orang berkumpul di GMAHK Ivanovca Noua, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada para korban yang tewas. Para musisi dari desa tetangga Singerei Noi juga turut member penghormatan kepada para korban. Sebuah tim penyelamat dan delapan ambulans tiba di tempat kejadian dan membawa 11 musisi yang terluka ke rumah sakit, empat orang di antaranya dalam keaadaan yang sangat serius akibat kecelakaan itu. Moldova sangat berduka oleh parahnya kecelakaan itu, laporan media meliputnya untuk beberapa hari. Moldova, khususnya Republik Moldova, adalah sebuah negara yang terkurung di daratan Eropa Timur, terletak antara Romania di sebelah barat dan Ukraina di sebelah utara, timur, dan selatan. Negara ini memiliki populasi sekitar 4,1 juta orang, dan berdasarkan statistik gereja, terdapat 10.748 anggota gereja Advent yang beribadah di lebih dari 150 jemaat. —Brent Burdick, Divisi Euro-Asia, dan staf Adventist World

Di Israel, Para Ahli Alkitab Advent Bertemu untuk Merencanakan Seri Bible Commentary yang Baru ■■ Lebih dari 60 ahli Alkitab dari gereja Advent datang bersama ke negeri ini untuk menyumbangkan pemikiran dan strategi dalam merencanakan sebuah seri referensi baru, yang dikenal Seventh-day Adventist International Bible Commentary (SDAIBC). Editor proyek senior Jacques Doukhan, professor dari Hebrew and Old Testament Exegesis dari Seventh-day Adventist Theological Seminary di Berrien Spring, Michigan, mengidentifikasikan tiga tujuan konferensi. Acara ini diadakan di Kibbutz Maagan, di tepi selatan Danau Galilea, sejak tanggal 6 sampai 11 Juni. “Kita di sini,” ucap Doukhan, ”untuk menikmati tanah di mana Yesus

Bersambung ke halaman berikutnya

08 - 2012 | Adventist World

3


4

Adventist World | 08 - 2012

E C D C a e s a r / A W

Presiden Kenya Meresmikan Perpustakaan Universitas Advent yang Baru

O .

PANEL PARA AHLI: Para peserta pada hari pertama konferens perencanaan Seventh-day Adventist International Bible Commentary yang baru, bertemu di Isreel, wilayah Galilea. Dari kiri: Ranko Stefanovic, Gerald Klingbeil, Roy Gane, Jacques Doukhan.

Presiden Kenya, Mwai Kibaki berpidato pada pertemuan peresmian Perpustakaan Judith Thomas di Universitas Advent Afrika. Terlihat pada foto, Ted N. C. Wilson (kanan), Ketua GMAHK General Conference.

Dasar renungannya pada Pengkhotbah 7:8, Doukhan mengatakan walaupun hal mengenai bahasa dan penafsiran, atau berdoa dan Roh Kudus adalah hal penting, tak seorang pun yang dapat mengabaikan hal penting yaitu menyediakan waktu dengan Firman Tuhan agar dapat mengeksposisikan teks tersebut dengan benar. Davidson, profesor Perjanjian Lama Universitas J. N. Andrews, mendorong seluruh ahli Alkitab menghormati keterbatasan dirinya dan otoritas tak tergoyahkan dari Alkitab, saat mereka mengerjakan proyek ini, seperti yang dikatakan Yesaya: “Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku” (Yesaya 66:2). —Lael O. Caesar, Associate Editor Adventist World, melaporkan dari Israel, dengan staf AW

L a e l

berjalan sebagaimana kita akan menikmati tanah perjanjian. Kita pun di sini untuk memikirkan, merenungkan, dan untuk menjelaskan respons kita atas masalah hermeneutika dan metodologi sehubungan dengan proyek kita. Hal yang terpenting dari segalanya, kita di sini, bukan sekadar untuk saling bertemu, tapi untuk berhubungan kembali dengan Tuhan yang sedang dan akan memenuhi impian terbaik kita.” Doukhan juga memperkenalkan eksekutif komite yang akan menyusun dan mengelola proyek itu. Anggota komite terdiri dari professor Fernando Canale, Richard Davidson, Jiri Moskala, Teresa Reeve, dan Tom Shepherd, seluruh Sekolah Teologi Advent; Paul Petersen, dari Perguruan Tinggi Seni dan Sains Andrews University; Kwabena Donkor dan Ekkehardt Mueller, Associate Directors Biblical Research Institute (BRI) di General Conference ; Ed Zinke, mantan Associates Directors BRI dan Penasihat Senior Adventist Review; dan Scott Cady, anggota komite sehubungan dengan Pacific Press, penerbit dari buku Bible Commentary yang baru.

p h o t o

LAP O RA N S E D U N IA

■■ Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mendapatkan pujian pada 28 Mei atas peran terdepannya dalam mempromosikan pendidikan yang berkualitas pada masyarakat Kenya dan seluruh Benua Afrika. Presiden Kenya Mwai Kibaki membuat pernyataan pada pembukaan Perpustakaan Judith Thomas di Adven-

tist University of Africa (AUA) di kampus sekolah di pinggiran Kota Nairobi, Onga­ta Rongai. “Saya memberikan pujian kepada Universitas Advent Afrika sebagai juara, yang unggul atas pilar sosial dengan cara menyediakan dan mempromosikan sarana pendidikan, “ujar Kibaki. Ted N. C. Wilson, Ketua General Conference, mendampingi kepala Negara Kenya tersebut di komplek Advent Hill di mana berdirinya AUA dan di Divisi Afrika Timur Tengah, menegaskan komitmen gereja Advent untuk melengkapi universitas itu, memajukan pendidikan berkualitas tinggi yang didukung oleh nilai-nilai universitas Advent dalam segi pendidikan. “Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh percaya dan tetap berkomitmen untuk mempersembahkan suatu pendidikan yang diperkaya oleh sosial, moral, dan spiritual. Dengan dibukanya perpustakaan yang megah ini, adalah merupakan bukti dari maksud tersebut,” Wilson menegaskan. Acara yang menarik itu juga dihadiri oleh pejabat setempat, politikus, dan menteri kabinet termasuk Sam Ongeri, seorang penatua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh; Menteri Pendidikan Tinggi, Margaret Kamar, dan anggota parlemen George Saitoti, yang juga adalah Menteri Keamanan Dalam Negri. (Sangat tragis, Bpk. Saitoti mengalami luka-luka serius dalam sebuah kecelakaan helikopter beberapa hari setelah acara ini.) Peletakan batu pertama dari Perpus-


takaan Judith Thomas dengan bangun­ an berlantai 3, diletakkan pertama kali pada tahun 2005 oleh Wakil Presiden Kenya, Moody Awori dengan dana pertama sebesar 1 Juta dollar Amerika untuk konstruksi bangunan yang disumbangkan oleh Thomas, seorang dermawan. Satu juta dollar Amerika selanjutnya dikumpulkan melalui proyek sebuah buku yang diprakarsai oleh Almarhum James Cress, saat itu menjabat Sekretaris Asosiasi Kependetaan GC. Kemudian sisa dananya dibantu oleh General Conference hingga mencapai dana sebesar 6 juta dollar Amerika. Perpustakaan tersebut akan menjadi tempat bagi pusat penelitian E.G. White (E. G. White Research Centre) yang men­­jadi rumah koleksi buku-buku khusus yang berhubungan dengan pusaka gereja Advent; sebuah pusat warisan bangsa Afrika dengan literatur yang relevan, berseni, dan berbudaya artefak serta bahan terkait lainnya untuk membantu penelitian tentang Afrika. “(Perpustakaan) terhubung ke sejumlah pusat data secara online yang menyediakan teks lengkap bagi ribuan jurnal dan buku dengan maksud untuk meningkatkan penelitian mahasiswa,” tambah Wakil Rektor Brempong Owusu-Antwi. Perpustakaan tersebut dilengkapi oleh konektivitas internet serat optik, yang dapat mengaktifkan akses internet nirkabel di segala area kampus, dengan maksud untuk menyediakan akses informasi dan sumber informasi. —Milton Nyakundi, Adventist Media Center, melaporkan dari Ongata Rongi, Nairobi, Kenya

Tj e r a n s e n

■■ Saat itu adalah reuni dari teman lama—Pendeta Jan Paulsen, seorang Norwegia beragama Advent dan dua pemimpin sipil, Duta Besar Knut Vollebaek dan Ole Christian Kvarme, se-

A D A M S / To r

Mantan Ketua GC Menerima Penghargaan Norwegia

orang Uskup Oslo gereja Lutheran di Norwegia. Pertemuan tanggal 2 Juni itu merupakan pertemuan yang menyenangkan: Paulsen, sekarang pensiun dari Ketua General Conference, telah menerima Royal Norwegian Order of Merit (Perintah Penghargaan Kerajaan Norwegia), salah satu bentuk penghargaan tertinggi dari kerajaan yang diberikan kepada warga sipil, yang diberikan oleh Vollebaek mewakili Raja Norwegia, yaitu Harald V. Perintah penghargaan itu dibuat oleh Raja Olav V, ayah Harald, pada tahun 1985 dan untuk dianugerahkan kepada orang asing atau warga Norwegia sebagai penghargaan oleh karena pelayanan yang luar biasa dalam kepentingan Norwegia atau dalam pelayanan kemanusiaan. Pendeta Paulsen berbicara kepada audiensi pada malam Sabat saat perte-

muan perkemahan Konferens Norwegia Timur di Norwegian Junior College bahwa alasan mengapa kerajaan memberikan perintah penghargaan dengan menunjuknya menjadi Panglima Kerajaan Norwegia, sangat memberi arti baginya: “Pelayanan bagi kebaikan manusia.” “Yang terpenting adalah semua yang telah kita lakukan bagi sesama kita,” Paulsen menekankan. Ia menggunakan kata-kata Yesus dalam Matius 25: “Pada waktu Aku di penjara, engkau tidak menemui-Ku. Saya telah berjuang dengan HIV/AIDS, mengapa engkau menghindariku?” Kemudian Paulsen menekankan apa yang baik dalam falsafah pelayanannya: “Melayani Tuhan kita bukanlah mengenai apa yang telah kita katakan; namun adalah mengenai bagaimana kita memperlakukan orang lain.” Bersambung ke halaman berikutnya

PAULSEN DIBERI PENGHARGAAN: Jan Paulsen diapit oleh Uskup Ole Chr. M. Kvarme (kiri) Gereja Norwegia, dan Komisaris OSCE National Minorities, Knut Vollebaek, setelah menerima Royal Norwegian Order of Merit (Perintah Penghargaan Kerajaan Norwegia) pada malam Sabat saat pertemuan perkemahan Konferens Norwegia Timur, 2 Juni 2012, di Norwegian Junior College.

08 - 2012 | Adventist World

5


LAP O RA N S E D U N IA Mark Finley, mantan Wakil Ketua GC, hadir mewakili General Conference pada acara tersebut. Dia membaca surat dari Ketua GC saat ini, Ted N. C. Wilson, berterima kasih kepada Paulsen atas kepemimpinannya yang luar biasa. “Komitmen saudara telah menginspirasikan gereja dalam misinya untuk mengungkapkan sifat kasih Kristus kepada semua manusia,” surat dari Wilson. Uskup Kvarme yang adalah salah satu dari mereka dibalik terpilihnya Paulsen untuk mendapatkan penghargaan, pernah datang untuk mengenal sang pemimpin gereja Advent itu pada saat diskusi bilateral antara Lutheran World Foundation dan GMAHK, yang telah terlaksana pada tahun 1994 dan 1998, di mana Kvarme dan Paulsen datang dari delegasi masing-masing. “Perundingan ini membawa kami bersama-sama dan membentuk persahabatan kami,” kata Kvarme, yang mengenal Paulsen sebagai katalisator dalam perkembangan institusi pendidikan di Afrika Barat. Kontribusi Paulsen dalam perkembangan Universitas Babcock milik Advent di Nigeria untuk menjadikannya sebuah universitas yang baik dan terhormat, bukan hanya di Nigeria, juga dikenal baik di seluruh wilayah, tambahnya. Uskup itu juga menyinggung inisiatif Paulsen dalam membangun respons gereja kepada epidemik HIV/AIDS melalui Yayasan Adventist AIDS International Ministry dengan kantor di Afrika Selatan dan bekerja sama dengan World Health Organization dalam sebuah usaha menjangkau UN Milenium Development Goals. “Anda telah menunjukkan kepemimpinan Anda sebagai seorang Advent yang berkomitmen, seorang penginjil Kristen yang telah dikhususkan, seorang warga Norwegia yang dikenal secara internasional,” kata Kvarme. —Tor Tjeransen, Uni Konferens Norwegia

6

Adventist World | 08 - 2012

Ansel Oliver, Adventist News Network, melaporkan dari Kuala Lumpur, Malaysia

Pelayanan Medis Keliling Malaysia Berfokuskan

Perkotaan

Orang Advent membawa “Pengharapan Berjalan” ke pasar pagi, dikunjungi banyak pengunjung.

P

ada pukul 7 pagi, seorang perawat dan dua orang pekerja gereja keluar dari sebuah mobil van di sebuah pasar untuk menata meja, alat-alat plastik, dan dua kanopi berwarna merah. Ketiga orang itu, semuanya memakai kemeja polo putih bergaris merah, mendirikan stan, mereka tidak menjual produk, daging, atau pernak-pernik seperti pedagang kaki lima di dekatnya, tetapi sebaliknya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang disponsori oleh GMAHK. Pelayanan penuh waktu ini, disebut Hope on Wheels (Pengharapan Berjalan), beroperasi 5 hari dalam seminggu untuk menyediakan pengkajian kesehatan dasar dan menghibur mereka yang menghadapi masalah kesehatan yang serius. Di mana penderita obesitas yang meningkat, beberapa terkejut saat mendengar bahwa mereka bisa saja menderita diabetes. Karena tidak berjualan, tim ini melakukan bisnis yang cepat. Puluhan orang mengunjungi stan tersebut selama tiga jam, di mana tim menyediakan pemeriksaan tekanan darah, gula, dan Body Mass Index (Indeks Massa Tubuh). Berikutnya mereka akan mengunjungi rumah-rumah dari pengunjung yang datang ke stan secara regular, memeriksa untuk melihat jikalau para tamu memanggil dokter mereka mengenai masalah atau menyesuaikan diet

mereka seperti yang dianjurkan. Pelayanan ini, dimulai pada Februari, adalah operasi gereja lokal, yang dimungkinkan oleh, pada dasarnya, sebuah pemberian yang luar biasa. Sebuah persepuluhan jutaan dolar dikontribusikan gereja Advent sedunia pada tahun 2007, yang dijuluki “persepuluhan luar biasa,” dibuat untuk dana peningkatan proyek-proyek di seluruh dunia, terutama di jendela 10/40, persegi panjang geografis di belahan Timur bumi antara 10 derajat dan 40 derajat lintang utara. Diperkirakan bahwa lebih dari 60 persen penduduk dunia hidup di wilayah ini, kurang dari 2 persen dari mereka yang Kristen. Pemimpin gereja lokal di semenanjung Malaysia, yang terletak di dalam jendela 10/40, tahun lalu, muncullah gagasan pelayanan medis berjalan, setelah mendengar tentang inisiatif serupa di New York City dan Sydney. Namun walaupun di seragam para pelayan dan keseluruhan tampilan bus memiliki tulisan, Hope on Wheels, beroperasi dari sebuah mobil van, mereka bisa memasuki pasar yang lebih kecil, mall demi mall, dan beberapa sekolah. “Kami mencoba untuk menciptakan kesadaran dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh,” kata Leong Fai, Ketua Daerah Misi Semenanjung Malaysia, yang melayani sekitar 5.200 orang Advent. Gereja Advent di sini sudah cukup


p h o t o s :

A n s e l

O l i v e r / ANN

MEMERIKSA TEKANAN DARAH (kiri, atas): Di Kuala Lumpur, Malaysia, Christina Joseph, seorang perawat, menawarkan pemeriksaan tekanan darah secara gratis kepada salah seorang pengunjung di salah satu pasar pagi. Joseph salah seorang dari Hope on Wheels, sebuah pelayanan kesehatan berjalan yang melayani di pasar mewakili GMAHK. HOPE ON WHEELS (kiri, bawah): Sunny Tan mengeluarkan peralatan dari van Hope on Wheels. Pelayanan tersebut beroperasi di pasar penduduk setempat di seluruh wilayah Kuala Lumpur, Malaysia. TES KESEHATAN (kanan): Ronald Longgou (kanan) menolong pengunjung pasar pagi di Kuala Lumpur untuk mengetahui berat badan tubuh. Seorang mantan penginjil, satu dari tiga anggota tim Hope on Wheels, yang menawarkan pemeriksaan kesehatan masyarakat dan kelanjutannya dalam lima hari seminggu.

dikenal, bahkan di antara mereka yang akrab dengan denominasi Protestan lainnya. Misi ini beroperasi di Kuala Lumpur, ibukota dan kota bangsa yang paling padat penduduknya, dengan lebih dari 1,6 juta orang. Malaysia adalah negara ekonomi yang kuat di Asia Tenggara, eksportir utama material energi, kelapa sawit, dan komponen komputer. Agama yang resmi adalah Islam, yang mencakup sekitar 60 persen dari populasi. Sekitar 20 persen dari warga Budha, dan Kristen kurang dari 10 persen dari populasi. “Sebelum Hope on Wheels, banyak yang tidak tahu tentang Advent, seperti yang mereka lakukan di Penang,” kata Fai yang tinggal di suatu pulau 200 mil ke utara, dekat Rumah Sakit Advent Penang, dan yang memiliki toko roti ini. Merek terkenal roti “Adventist” ditemukan di toko-toko di Kuala Lumpur. “Jika [orang] tahu tentang gereja Advent, itu biasanya karena roti itu,” kata Sunny Tan, seorang pendeta yang

melayani di tim Hope on Wheels. “Kami mencoba setiap cara yang kami bisa untuk menjangkau orang,” katanya, yang sudah berusia 30 tahun itu. Tim itu akan sering berkolaborasi dengan salah satu dari segelintir gereja Advent terdekat untuk mengadakan demo masak tiap bulan. Di pasar, anggota tim dan relawan akan menyarankan orang mengunjungi salah satu kelas memasak untuk belajar bagaimana membuat makanan yang lebih sehat dan menarik. Sunny Tan mengatakan tim telah beroperasi di sini, di Distrik Puchong selama dua bulan. Mereka biasanya melayani di pasar seminggu sekali selama tiga sampai enam bulan, dan diatur di lokasi yang berbeda lima hari seminggu. Dia mengatakan mereka kadang-kadang menemukan anggota geng yang memeras penjual pasar, tetapi mereka membiarkan (tidak mengganggu) tim ketika mereka mengetahui bahwa itu tim sosial.

Ketika memasuki daerah baru, tim mengakui hal itu tidak menggunakan bebeberapa strategi. Tan mengatakan suatu kali mereka pernah bertemu seorang pendeta setempat bergabung mengenakan pakaian yang biasa. Para pengunjung pasar mengkhawatirkan seragam rapi tim tersebut seperti banyaknya tim pemasaran yang terjun ke lapangan, mereka bertanya-tanya mengenai apa yang mereka jual. “Mereka tidak menjual apa pun,” kata si pendeta untuk meredakan sikap skeptis mereka. “Melangkahlah kemari dan dapatkan pemeriksaan kesehatan gratis.” “Saya bahkan punya istri berdiri di situ sambil menggendong bayi, dan kami melakukan hal yang sama,” kata Tan. Tim tersebut memulai perencanaan bulan September lalu, menciptakan logo dan menyewa desainer untuk mendesain tampilan van mereka. Inspirasi untuk sebutan mereka adalah: Dapur Berjalan Pizza Hut. “Mereka memiliki slogan yang populer di sini, ‘Hot on Wheels,’ so we chose ‘Hope on Wheels’ because that’s what we offer” (‘Panas Berjalan,’ jadi kami memilih ‘Pengharapan Berjalan’ karena itulah yang kami suguhkan), kata seorang perawat berusia 24 tahun, Christina Joseph. Sesaat sebelum 08.00, anggota tim ketiga, Ronald Longgou, mengipasi dirinya dengan papan kertas, karena suhu sudah di 84 derajat Fahrenheit (sekitar 29 derajat celcius), suhu rata-rata, daerah tropis dekat khatulistiwa. Saat itulah Sharon Pfeiffer, seorang 54 tahun Melayu, datang untuk kunjungan kedua mingguannya. Tidak lazim bagi orang untuk mengunjungi stan sampai enam minggu berturut-turut. “Saya melihat ini minggu lalu, dan aku suka tempatnya,” kata Pfeiffer. “Saya sangat terkesan sehingga saya menelepon teman saya,” katanya sambil menunjuk seorang wanita Cina tua di dekatnya. Pfeiffer mengatakan keluarganya memiliki sejarah stroke, dan dia ingin belajar untuk mengurangi kemungkinan dari dirinya sendiri. n

08 - 2012 | Adventist World

7


PA N O R A M A

SEDUNIA

P

ada hari Sabat, 28 April 2012, ribuan orang Advent dan para tamu terberkati oleh karena pemimpin gereja dan direktur pemuda Advent Uni Dominika memimpin festival tahunan ketiga Kebebasan Beragama di Santo Domingo, Republik Dominika. Beberapa tahun yang lalu pemuda Advent remaja dan dewasa bersemangat menyiapkan program yang disusun dengan baik yang menampilkan adegan Alkitab dari Kejadian sampai gereja Perjanjian Baru—semuanya menekankan kebebasan beragama. Kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani adalah karunia dari Allah— pemberian yang berpusat pada kebebasan memilih. Karunia-karunia ini penting bagi semua orang di dunia, dan hal ini merupakan bagian integral pada penyebaran kabar baik tentang karunia utama dari Yesus sendiri.

Kebebasan Beragama dalam Masyarakat Sekular

Hanya beberapa hari sebelum festival di Santo Domingo, saya bergabung dengan hampir 800 orang lain pada kongres International Religious Liberty Association (IRLA) ketujuh di Punta Cana, di mana pejabat pemerintah, tokoh agama, dan tamu dari seluruh dunia berkumpul untuk membahas dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik mengenai kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani dalam konteks masyarakat sekular. Dalam dunia di mana daerah-daerah tertentu tumbuh semakin sekular, tantangan terhadap kebebasan beragama semakin bertambah-tambah. Umat Advent selalu memeluk kebebasan beragama sebagai bagian integral dari keyakinan mereka, sejarah, dan misi. Kebebasan beragama ada dalam DNA gereja kami. Karena kita menemukan pentingnya kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani dalam Alkitab, kami merasa sangat dekat dengan orang percaya yang berdiri untuk kebebasan beragama selama pembatasan keyakinan dan penganiayaan berlangsung berabad-abad. Kebebasan beragama adalah hak kebebasan yang mendasar—hak dasar kemanusiaan.1 Hal itu menanamkan fokus

8

Adventist World | 08 - 2012

Oleh Ted N. C. Wilson

Kebebasan

Hati Nurani

Meyelaraskan Sekularisme dengan Hak yang tepat pada pribadi, kesempatan individu, namun juga baik untuk kesejahteraan masyarakat dan negara. Di mana pun dihormati dan dilindungi, keadilan, perdamaian, dan budaya kemajuan pasti meningkat. Tetapi lebih daripada hal ini, kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani memiliki dasar Alkitab. Kebebasan hati nurani adalah karunia dari Allah, Pencipta kita dan Juruselamat. Dia menciptakan kita dengan kebebasan untuk memilih (lihat Kejadian 2:16, 17). Ini adalah bagian penting dari martabat manusia. Hal ini adalah ekspresi dari kasih Allah yang besar, dan tidak ada kasih sejati tanpa kebebasan untuk mengasihi. Ciri Khas Allah

Kebebasan beragama menekankan ciri Allah yang penuh kasih, dan memainkan bagian integral dalam konflik besar antara Allah dan Setan, antara kebaikan dan kejahatan. Di dalam kitab Wahyu—Wahyu 13 dan 14— kuasa kejahatan digambarkan sebagai penindas, penganiaya, dan pembunuh orang yang menolak untuk menyembah mereka (Wahyu 13:14-17). Sebaliknya, umat Allah menyatakan iman mereka kepada Yesus—tetapi mereka tidak memaksa siapa pun untuk menyembah Dia. Orang Kristen selalu bersaksi bahwa Yesus ada-

lah kebenaran. Tapi tak seorang pun boleh dipaksa untuk menerima kesaksian itu. Yesus tidak pernah memberikan ajaran-Nya dengan menggunakan kuasa Ilahi-Nya. Bahkan murid-murid-Nya yang dekat pun bebas untuk meninggalkan Dia (Yohanes 6:67). Yesus mempersiapkan murid-muridNya untuk menghadapi penganiayaan, tetapi Ia tidak pernah mengizinkan mereka untuk menganiaya orang lain, atau untuk membalas dendam. Sebaliknya Dia mengatakan kepada mereka, “Kalau kalian dianiaya di suatu kota, larilah ke kota yang berikut” (Matius 10:23, BIS). Gantinya menggunakan kekerasan, Yesus meminta para murid-Nya untuk mengasihi musuh-musuh mereka, sebuah perilaku yang dinyatakan dalam 1 Korintus 4:12, 13: “Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah.” Sebuah Pendekatan pada Sekularisme

Gerakan dunia terhadap sekularisme adalah sebuah proses—netral, pragmatis, sekularisme moderat saat ini bisa menjadi kekuatan ideologi yang agresif di kemudian hari. Hal ini, tentu saja, tidak berarti bahwa semua sekularisme moderat saat ini besok akan menjadi ekstrem,


untuk Beribadah tapi mengingatkan kita bahwa sejarah cukup menggambarkan kecenderungan ini. Sangatlah membantu untuk mengingat bahwa sekularisme di banyak negara Barat telah menjadi reaksi terhadap dominasi agama selama berabad-abad. Ini telah terjadi di Eropa, serta di Australia dan Amerika Utara dan Selatan dalam berbagai bentuk. Pda wilayahwilayah ini, sekularisme telah mengalami perkembangan dari sikap yang moderat ke arah yang lebih radikal. Saat mencapai tingkat pemerintah nasional dan diinvestasikan oleh kekuasaan politik, hal itu sering membawa, langkah demi langkah, mengesampingkan agama dari urusan publik. Proses ini, bagaimanapun, tidak secara global. Di beberapa bagian dari upaya dunia untuk memaksakan sekular dari masyarakat dan pemerintah telah gagal, dan secara dramatis memang begitu. Hal ini juga merupakan reaksi—bukan terhadap agama, tetapi melawan proses sekularisasi. Sekularisme ekstrem bukanlah tidak dapat diubah. Ketika hal itu menggunakan kekuatan negara untuk melaksanakan agenda anti-religius, hal itu menghasilkan reaksi dari orang-orang beriman. Contoh sekularisme agresif termasuk pemindahan paksa artefak agama yang bersejarah dari area publik; memaksakan P h o t o

b y

Pa u l

L o w r y

praktik aborsi di institusi keagamaan, bahkan ketika praktik tersebut bertentangan dengan hati nurani mereka; dan menggagalkan atau menutup lembagalembaga adopsi milik Kristen jika lembaga tersebut tidak mengizinkan pasangan sesama jenis sebagai orangtua. Sekularisme tidak menargetkan hanya Kristen, tapi agama lain juga. banyak laporan yang diperoleh dari Perancis yang mewajibkan orang Muslim menghadiri sekolah negeri tidak boleh menggunakan jilbab atau harus membayar lagi untuk memasuki sekolah swasta. Dalam kasus ini dan lainnya negara sekular tidak lagi netral secara agama tetapi telah bertindak demi sebuah ideologi sekularisme ekstrem yang tidak menghormati kebebasan beragama. Negara Beragama atau Negara Sekular yang Agresif?

Beberapa orang yang beragam yang merasa terancam oleh sekularisme tergoda untuk mendirikan sebuah negara berdasarkan agama, atau setidaknya ada yang lebih ramah terhadap kepercayaan mereka. Sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa langkah biasa pertama untuk tujuan itu adalah partai agama/ politik yang bekerja untuk mengumpulkan konsensus publik untuk pemerintah yang beragama. Sekali lagi, kita dapat belajar banyak dari masa lalu. Selama berabad-abad agama membentuk pusat masyarakat manusia. Itu adalah titik acuan untuk semuanya—ilmu pengetahuan, seni, filsafat, politik, ekonomi. Tapi seperti yang kita tahu, masyarakat yang seperti itu bukan terinspirasi oleh kebebasan beragama. Jika negara memberikan kepada satu agama posisi istimewa terhadap hukum, tidak mungkin ada kesetaraan warga. Hidup menjadi mimpi buruk bagi mereka yang memiliki kepercayaan atau melakukan yang berbeda dari yang lain. Sebagai contoh, komunitas apa yang akan menghukum warga negaranya sampai mati karena dianggap murtad karena mereka telah mengubah kepercayaan mereka—komunitas sekular atau komunitas agama? Pelanggaran langsung seperti hak asasi manusia, sayangnya sepenuhnya sah di beberapa negara, dan bah-

kan termasuk dalam konstitusi atau hukum pidana. Sebagai anggota agama minoritas, umat Advent Hari Ketujuh harus waspada ketika gerakan keagamaan dalam masyarakat mereka merangkul politik. Sejarah telah menunjukkan dampak buruk pada kebebasan beragama ketika gereja dan negara menjadi bersatu. Yesus berkata, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini” (Yohanes 18:36), tidak ada negara di dunia yang dapat mengklaim sebagai “kerajaan Allah.” Pemerintah mana pun dapat melakukan upaya tidak sempurna untuk membangun perdamaian dengan melindungi kebebasan dan hak-hak semua orang. Namun akar penganiayaan telah tertanam ketika negara dibuat seolah-olah suci. Ketika sudah menjadi “seperti allah,” justru hal itu mengkhianati tujuannya. Sebuah Dasar Kebebasan

Jika diminta untuk memilih antara negara beragama dan negara sekular yang ekstrem, saya tidak bisa memilih satu pun. Kita telah melihat kebebasan beragama dibantah oleh keduanya. Pilihan saya selalu harus untuk suatu keadaan di mana kebebasan beragama digambarkan sebagai kebebasan mendasar dan memiliki status hak asasi manusia yang dilindungi. Sebuah negara sekular dapat didukung oleh orang-orang beriman selama ia tidak menentang nilai-nilai iman mereka. Orang Kristen dipanggil untuk taat dan menghormati otoritas negara. Tapi ketika ada konflik antara iman Yesus dan peraturan negara, kami memiliki mandat yang lebih tinggi: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia” (Kisah 5:29). Sebagian besar dari apa yang kita sebut “masyarakat sekular” adalah ruang terbuka di mana orang dapat memiliki pendapat yang berbeda dan dapat mengekspresikan pandangan mereka. “Ruang terbuka” ini menghasilkan ketegangan, dan dalam konteks itu, mereka yang tidak mengatakan apa-apa berisiko tidak dapat mengatakan pendapat mereka. Ketika kita menghadapi pertanyaan tentang bagaimana hidup dalam konteks sekularisme (dengan semua ketegangan-

08 - 2012 | Adventist World

9


PA N O R A M A

Sebuah

One-DayChurch

SEDUNIA

Sizinda, Zimbabwe

1 Lihat “The Universal Declaration of Human Rights,” digunakan oleh rapat umum Persatuan Bangsa Bangsa pada tanggal 10 Desember 1948. Bahkan sepertinya organisasi sekular telah mengetahui dan mencantumkan hak asasi ini.

Ted N. C. Wilson adalah Ketua GMAHK General Conference berlokasi di Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat.

10

Adventist World | 08 - 2012

Ro b i n b y

Sebagaimana ketegangan timbul, akan ada kesempatan untuk berbagi iman dan nilai-nilai hidup kita. Jika tidak toleran, ideologi sekularisme menyerang keyakinan agama kita, kita harus membela iman kita dengan sangat meyakinkan. Kita tidak perlu terintimidasi atau menyerah. Tapi kita harus menghadapi tantangan dengan senjata Kristen yaitu harapan, daya tahan, ketekunan, kebaikan, dan kasih. Mari kita terlibat penuh dalam komitmen yang kuat dan tindakan kita untuk menjalani kehidupan pribadi yang mempromosikan kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani. Mari kita berbicara dan mendukung posisi kita dengan cara yang menawan dengan rahmat, meyakinkan dan semangat. Mari kita mencari hikmat dari surga untuk menyelesaikan tugas yang besar, memperjuangkan kebebasan beragama, memperoleh dukungan dari pemimpin pemerintah dan pemimpin masyarakat, sebagaimana di masyarakat umum. Marilah kita mendorong terutama orang muda dewasa dan remaja untuk bergabung dalam kewaspadaan yang berkelanjutan dan bertindak demi kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani bagi semua orang. Hal ini adalah hadiah yang diberikan Tuhan kita, dan itu adalah suatu kehormatan besar bagi kita untuk menerima dan berbagi. n

p h o t o s

Ketegangan Membawa Kesempatan

E a s t

nya) dan masih setia pada nilai-nilai Kristiani dan keyakinan, kita harus menerima ketegangan ini antara sekularisme dan beragama sebagai bagian dari masyarakat bebas. Kita harus menerima tantangan dan menemukan tanggapan yang tepat melalui tuntunan Tuhan.

Butuh sukarelawan tiga hari untuk membangun One-Day Church di Sizinda, Zimbabwe. Hari pertama mereka mengangkat kerangka baja, mengikatnya erat ke bawah, dan mulai bekerja pada atap. Hari kedua mereka selesaikan rangka atap dan disekrup di atap. Tapi karena mereka telah meninggalkan potongan atap baja di tenda mereka, sehingga tiga orang kembali pada hari berikutnya untuk menyelesaikan proyek. Setiap hari, beberapa anggota setempat bekerja di samping para relawan. Namun, satu orang, mengenakan pakaian oranye terang, hanya berdiri di pinggir tempat parkir dan melihat; sepanjang hari, setiap hari. Ketika para relawan selesai menutup punggung atap, dua dari mereka mengambil alat kembali ke truk, sementara Bobby, relawan ketiga, berjalan dan menyapa pria BEKERJA SAMA DE- berpakaian oranye tersebut. NGAN ALLAH: SukaSetelah salam singkat dan relawan Bobby Wil- jabat tangan, pria itu bertanya liams (kanan) berdiri kepada Bobby, “Bolehkah saya dengan seorang pria menceritakan sebuah kisah?” yang telah berdoa “Tentu saja.” bahwa Tuhan akan menyediakan bangunan “Pada tahun 1964 saya gereja di desanya. SEBUAH JAWABAN mulai berdoa bahwa Tuhan akan DOA: One-Day Church di Sizinda, Zimbabwe ini, adalah pernyataan dari kesetiaan membantu kami membangun sebuah rumah ibadah di desa saya. Saya penuh anggotanya. berdoa setiap hari selama bertahuntahun, tapi tidak ada yang terjadi. Kami terus mengadakan pertemuan di bawah pohon ini. “Lalu pada tahun 1994 malaikat datang kepada saya dalam mimpi dan mengatakan kepada saya bahwa bangunan gereja pasti datang. Jadi saya berdoa lebih sering, dan kami mulai membangun bangunan gereja dari bata kasar. “Tiga tahun lalu, saya diberikan mimpi baru. Saya memiliki mimpi yang sama beberapa kali. Saya melihat malaikat telah datang ke sini dan membangun gereja baja ini untuk anggota kami. “ Robin, salah satu relawan lain, bergabung dengan Bobby dan mendengarkan saat orang itu melanjutkan ceritanya. “Tuan,” ia melanjutkan, “Saya telah menyaksikan Anda dan tim Anda telah membangun bangunan ini. Hal ini adalah seperti dalam mimpi.“ Ada jeda singkat saat pria itu berusaha menemukan kata yang tepat. Kemudian ia berbicara. “Anda, Tuan, adalah malaikat dalam mimpi saya, dan saya berterima kasih. Terima kasih atas hadiah yang indah. Bolehkah saya menjabat tangan Anda?” Saat Bobby dan Robin berjalan kembali ke truk, Bobby menyeka air matanya dan berkata pelan, “Robin, saya sudah banyak dipanggil melayani dalam hidup ini, tapi inilah pertama kalinya saya pernah disebut malaikat.“ Program One-Day Church adalah upaya kerja sama antara Seventh-day Adventist Church, Adventist-laymen’s Services and Industries (ASI), dan Maranatha Volunteers International. Inisiatif The One-Day Church awalnya diciptakan dan dikembangkan oleh pengusaha Minnesota dan anggota ASI, Garwin McNeilus. Kisah-kisah ini datang kepada Anda tiap bulan dari “Jurucerita” Maranatha, Dick Duerksen.


B

Vitamin

K E S E H ATA N S E D U N I A

12 Sudah Tercukupikah?

Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless

Saya sudah bertahun-tahun menjadi seorang lakto-ovo vegetaris, baru-baru ini saat saya melakukan tes vitamin B12, ternyata hasilnya sangat rendah. Memang benar bahwa saya sangat jarang mengkonsumsi telur—namun saya terkejut. Saya pikir kadar vitamin B12 seorang lakto-ovo vegetaris tidak seharusnya rendah.

P

ertanyaan Anda terkait bagi mereka yang vegetaris, termasuk bagi mereka yang merasa aman karena hanya mengkonsumsi sedikit susu, juga ikan. Departemen kesehatan General Conference merekomendasikan suatu diet vegetaris yang seimbang—bagi mereka yang tinggal di wilayah yang memiliki banyak buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran. Vitamin B12 tidak diperoleh pada diet yang berasal dari tumbuhan, kecuali oleh kontaminasi dari tanah dan pupuk kandang. Banyak orang selalu merujuk kepada diet Eden; sayangnya sejak jatuhnya manusia dalam dosa kita tidak dapat lagi diet seperti itu, dengan pohon kehidupan yang saat ini sudah menjadi antisipasi bagi pandangan surgawi. Sangat disarankan dan banyak dipraktikkan bagi mereka yang mengkonsumsi diet yang berasal dari tumbuhan, yang biasa disebut “vegan” mengkonsumsi suplemen B12. Hanya susu kedelai yang diperkaya dengan B12 adalah susu yang sepadan. Susu kedelai yang tidak diperkaya seperti itu tidak dapat di-

P h o t o

b y

D av e

Va s a n t

anggap susu yang sepadan. Sungguh menarik bahwa peserta yang saat ini sedang mengikuti studi kesehatan Advent yang saat ini diselenggarakan di Loma Linda University California, Amerika Serikat, didapati mereka yang lacto-ovo vegetarian mengkonsumsi lebih banyak vitamin B12 dari pada yang bukan vegetaris; dan mereka yang vegan mengkonsumsi lebih banyak B12 daripada yang pesco-vegetarian (yang tidak memakan daging kecuali ikan). Mengingat (sejauh ini) sangatlah kecil perbedaan antara semua tipe vegetaris, tidak mungkin dijelaskan bahwa salah satu lebih unggul daripada yang lain, meski demikian semua kategori vegetaris didapati memiliki perbedaan yang sangat mencolok saat pemeriksaan B12 daripada yang bukan vegetaris pada penelitian sejauh ini. Studi ini masih diuraikan, dan pertanyaannya adalah “Apakah diet yang terbaik bagi para vegetaris?” tidak dapat dijawab dengan tepat oleh studi penelitian pada penekanan hal ini. Secara teori, mereka yang mengkonsumsi diet lacto-ovo vegetarian tidak memerlukan suplemen, tapi adalah suatu strategi yang berbahaya untuk menjadi “hampir vegan” dan tidak menerapkan tindakan pencegahan yang paling modern saat ini seperti yang kebanyakan vegan terapkan yaitu mengkonsumsi produkproduk yang diperkaya vitamin B12. Ada pula suatu kondisi yang disebut sebagai pernicious anemia (anemia pernisiosa), dimana penyerapan vitamin B12 dalam tubuh rusak. Karena kita beranjak tua, kemampuan penyerapannya dalam tubuh pun menurun. Artinya suplemen B12 sekalipun tidak cukup memadai diserap. Ada beberapa bentuk vitamin B12 yang dapat diserap mukosa mulut. B12 injeksi juga tersedia. Jika Anda seorang dewasa yang beranjak tua, berpikir bahwa diet Anda tidak cukup mengandung B12 belum tentu benar. Dapat dipertimbangkan adanya pernicious anemia (anemia pernisiosa), dan oleh karenanya Anda

perlu mendapatkan penanganan/pengobatan. Berdasatkan Adventist Health Study 2 (AHS2), sebagian besar lacto-ovo vegetarian mengkonsumsi dua susu yang sepadan per hari, yaitu dua puluh delapan ons dalam segelas susu atau jumlah yang sebanding dengan itu. Saat kita memperdebatkan keunggulan satu jenis vegetaris daripada jenis vegetaris yang lain, kita sedang memasuki suatu wilayah pendapat daripada kenyataan fakta-fakta yang sulit. Mungkin semua argumen akan berhenti saat kita memiliki data yang kuat. Tapi kita belum memilikinya. Disaat obesitas terjadi dengan hebat di seluruh dunia, kita sebagai umat Advent terkadang lebih memusatkan perhatian pada perbedaan zat gizi mikro (mikronutrient) daripada membangunkan anak kita dari sofa atau tempat tidurnya dan beraktifitas, serta mengurangi asupan kalori mereka dari banyaknya makanan olahan. Permasalahan global yang paling mendesak dan dominan adalah kalori yang berlebihan, kurang olahraga, terlalu banyak garam dan lemak. Pendekatan yang paling mudah untuk makan adalah dengan berfokus pada makanan yang beragam dan takaran yang cukup, makanan yang tidak diolah sangat dianjurkan. n

Allan R. Handysides, seorang ahli kandungan, Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

Peter N. Landless, seorang ahli jantung nuklir, adalah Associate Director Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference. 08 - 2012 | Adventist World

11


K

R E N U N G A N

J

Oleh Dick Stenbakken

sabuk

ebenaran

ika Anda diminta untuk menggambarkan seorang perwira atau tentara Romawi, dari manakah akan Anda mulai? Akankah mata Anda tertuju kepada penutup dada dari logam mengkilap dan menyala? Mungkin Anda akan mulai menggambarkan dengan topi khusus yang dihiasi perunggu dan bulu-bulu/kuas yang berwarna-warni. Namun Paulus mulai menggambarkannya dengan baju besi Roma/Kris­ tiani dalam Efesus 6:10-18 dengan sabuk kebenaran. “Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan (sabuk) kebenaran dan berbajuzirahkan keadilanâ€? (Efesus 6:14). Sabuk Romawi

Mengapa Paulus mulai dengan barang polos dan biasa seperti sabuk? Banyak dari kita yang memiliki berbagai macam sabuk yang terpasang pada baju, atau jeans, rok atau celana panjang. Akhirnya, sabuk begitu biasa dan sederhana, sangat tak berarti. Apa pentingnya sabuk? ini adalah pemikiran saya sebelum penelitian saya mengemukakan bahwa sabuk militer Romawi, cingulum atau sabuk militer, bagaikan harta seorang prajurit Romawi yang paling berharga. Lebar cingulum sekitar 2,5 inci (6,2 centimeter), sering kali dengan kancing-kancing perunggu dan di ujungnya terdapat tang berukuran 1,5 inci (4 centimeter) yang masuk melalui kancing-kancing tersebut. Sabuk dari seorang prajurit muda dan berpangkat rendah biasanya sangat sederhana dan polos. Dan prajurit yang senior dan yang telah mencapai target akan memiliki sabuk yang lebih dihiasi dan istimewa. Perwira berpangkat tinggi biasanya memiliki sabuk yang terpaku dengan lempeng perunggu di dasarnya yang menutupi seluruh permukaan selain tang. Arkeolog telah menggali lempeng sabuk yang menunjukkan banyaknya pola dan hiasan sabuk. Perwira yang berpangkat tertinggi mempunyai lempeng berukir yang dihiasi niello, suatu proses pengisian bagian bawah diukir atau dipahat dari plat perunggu dengan sulfida tembaga dan timah untuk membuat pola hitam yang kontras. Perunggu dan niello kemudian akan diamplas sampai rata dan sering perunggu berubah warna menjadi keperakan, menjadi sesuatu yang mirip dengan pola cloisonnÊ yang sangat indah. Sabuk militer prajurit Roma memiliki arti tersendiri karena sebagai seorang prajurit, walau hanya dengan tunik (jubah dasar prajurit roma—red) tanpa baju baja, dapat dengan segera dikenal dari sabuknya. Sabuk itu harus diberikan kepada siapa-

12

Adventist World | 08 - 2012

A n t o n

K u c h e i m e i s t e r


Yesus ingin mengelilingi kita seperti sabuk yang kuat. kah prajurit itu sebenarnya. Ketika seorang prajurit menjalankan tugas tambahan sebagai hukuman (suatu bentuk disiplin), ia harus berdiri untuk bertugas jaga hanya dengan tunik tanpa sabuk. Tunik sangat mirip dengan kaus yang panjangnya sampai ke lutut, jadi saat dipakai tanpa sabuk membuatnya terlihat seperti pakaian perempuan. Hal ini merupakan penghinaan dan memalukan bagi seorang prajurit. Jika seorang prajurit mendapatkan masalah yang cukup serius, komandannya akan mencambuknya dengan menggunakan sabuk milik prajurit tersebut, yang artinya prajurit itu tidak lagi milik dari pasukannya dan tidak layak dikenal sebagai prajurit. Jadi, cingulum merupakan bagian yang penting dari seragam prajurit Romawi. Lebih daripada Aksesoris Busana

Cingulum memiliki arti yang lebih daripada apa yang dapat kita lihat. Ia memiliki fungsi yang vital dan praktik ganda. Ini mengelilingi baju besi, menjaganya agar tetap dekat dengan tubuh, memastikannya memberikan perlindungan. Hal ini juga membantu untuk mencegah gesekan yang sering terjadi jika baju besi yang dipakai longgar. Sabuk itu terikat cukup nyaman untuk membuatnya efektif. Paulus menuliskan bahwa itu harus “diikat di sekitar pinggang mu” (Efesus 6:14, NIV). Akan menjadi tidak efektif apabila longgar. Selain untuk membuat baju besi menjadi nyaman dipakai di tubuh, sabuk juga memegang tali kulit bahu di mana gladius, atau pedang pendek Romawi dan sarung pendek, disimpan. Tali dipakai dengan ketat di bawah sabuk dan akan membuat pedang mudah untuk segera digunakan. Setiap prajurit Romawi juga akan membawa perlengkapan pisau belati yang disebut pugio yang menempel langsung ke cingulum. Pisau belati ini digunakan untuk pertempuran jarak dekat, dan tak seorang prajurit pun yang siap bertugas tanpa membawanya di sabuk. Prajurit berpangkat rendah memiliki tempat dimana lima sampai delapan tali kulit menempel pada sabuk menggantung di sabuk yang panjangnya sampai ke bagian pangkal paha. Lebar tali sekitar 1 sampai 1,5 inci (2,5 sampai 4 cm). Kumpulan tali dikenal sebagai sebuah sporran. Saat baju besi Romawi berubah dari pola baju rantai, yang panjangnya hampir ke lutut, menjadi bentuk berbahan logam yang kokoh, berada sampai bagian pinggang, prajurit akan menggunakan sporran untuk menambah berat agar mencegah tunik terangkat oleh angin sekaligus berfungsi sebagai jangkar saat prajurit sedang duduk.

P h o t o

b y

D i ck

S t e n b a kk e n

Sebenarnya fungsi perlindungan dari sporran sangatlah sedikit, namun penggunaannya memiliki nilai emosional, agar ujung logam yang menggantung melekat pada tali masing-masing yang dirancang untuk menghasilkan suatu bunyi saat barisan prajurit masuk ke medan perang yang memberikan suatu kekuatan psikologis. Pelajaran yang Penting

Sangat jelas, bahwa sabuk Romawi memiliki banyak tujuan penting dibandingkan sabuk yang sering kita gunakan sekarang ini. Tidaklah heran mengapa Paulus menggambarkan baju besi dimulai dengan sabuk kebenaran. Yesus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Bayangkanlah, Yesus ingin mengelilingi kita seperti halnya sabuk yang kuat dan menjaga kita dalam pertempuran kehidupan . Ia ingin menjadi bagian “erat” dengan kehidupan kita, bukan hanya sekadar keterikatan, secara longgar terhu­ bung dengan kita. Saat kita mengizinkan-Nya menjadi kebenaran utama, kita dapat dengan jelas dikenal oleh sekitar kita sebagai pengikut-Nya, seperti halnya prajurit Romawi yang dikenal dari cingulum atau sabuknya. Kebenaran Allah bukanlah hiasan belaka. Yesus, kebenaran yang hidup, membawa nyata, turun ke bumi, menunjukkan keberadaan kita dan perbuatan kita dan siapa kita. Dia menolong kita agar diperlengkapi dengan baik saat kita menghadapi musuh rohani kita. Satu hal penting untuk diingat adalah bahwa sabuk tidak digunakan sebagai senjata berbahaya yang mendatangkan kehancuran. Sebaliknya, ini adalah suatu bagian dari seluruh perlengkapan senjata yang memberikan kesiapan, keindahan, dan stabilitas kehidupan pribadi kita. Paulus menunjukkan pemandangan yang luar biasa saat ia memulai dengan sabuk kebenaran, dan kita akan dengan bijaksana mengikatnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimanakah sabuk Anda saat ini? n

Dick Stenbakken pensiunan sebagai Direktur Adventist Chaplaincy Ministries. Dia menulis dari Loveland, Kolorado, AS. 08 - 2012 | Adventist World

13


K E H I D U P A N

A D V E N T

H

ubungan keluarga, sering kali antara pasangan suami istri dan anak-anak mereka—adalah yang paling dekat, adalah ikatan paling intim yang ada. Oleh karena itu, sangatlah wajar bila konflik dengan mudah muncul dalam struktur keluarga. Konflik dapat bergejolak pada hal-hal sederhana seperti karena handuk yang tertinggal di lantai, karena sesuatu yang kompleks seperti keuangan. Apa saja sebabnya, ada potensi naiknya tingkat ketidaksepaham­ an ke tingkat ledakan. Konflik, yang kadang-kadang menjadi awal tidak berfungsinya keluarga, perpisahan, dan bahkan perceraian, adalah juga bagian yang tak terhindari dari eksistensi manusia. Itu sebabnya, sangatlah sulit untuk mempercayai orang yang berkata, “Kami tidak pernah berdebat— kami selalu sepaham dalam segala hal.” Mereka yang membuat pernyataan ini oleh karena kepeduliannya kepada satu atau dua pihak yang dapat menekan perasaan yang sebenarnya hanya demi “mempertahankan perdamaian.” Bahaya dalam kondisi tersebut adalah saat seseorang terus memendam emosi mereka , hasil akhirnya jauh lebih buruk daripada bila masalah segera diatasi saat terjadi. Kita sering memandang konflik sebagai sesuatu yang negatif, sehingga kita melakukan segala upaya untuk menghindarinya dan akibatnya. Namun, ada beberapa aspek positif yang ditimbulkan konflik, dan bila diatasi dengan cara yang benar, “gangguan yang menghalangi perjalanan” ini dapat memperkuat hubungan.

Aspek-aspek Positif Konflik

1. Konflik menunjukkan adanya lebih dari satu pandangan atas suatu situasi, yang dapat mengarah kepada situasi yang lebih baik. 2. Konflik dapat memberikan pemahaman pada pasangan atau anggota keluarga lainnya, sehingga menghasilkan pemahaman yang lebih baik antara satu sama lain. 3. Konflik membangun rasa percaya diri dan rasa sadar diri, jika Anda dapat memformulasikan dan dengan bebas mengungkapkan sudut pandang Anda.

14

Adventist World | 08 - 2012

Oleh Karen Birkett Green

engutarakan MPikiran Anda Tanpa

Kehilangannya Mengatasi konflik Keluarga dengan cara yang Berpusat pada Kristus

4. Konflik, jika ditangani dengan benar, dapat menunjukkan cara yang benar untuk mengatasi masalah dan dapat mengkomunikasikan dengan normal dan “OK” untuk tidak setuju. 5. Saat konflik ditangani dan diatasi, akan ada rasa keberhasilan, saling pengertian, dan damai. Kita mampu bergerak terus maju tanpa terus memikirkan masalah yang belum terselesaikan. Pendekatan yang Kurang Sehat pada Penyelesaian Konflik

Saat menghadapi ketidaksepahaman, adalah sangat mudah untuk melakukan sesuatu yang tidak sehat dalam upaya kita untuk menyelesaikan masalah. Alihalih mencoba untuk mengatasinya, biasanya kita berusaha untuk membuktikan bahwa sudut pandang kita adalah satu-

satunya solusi, dan inilah sikap yang menyebabkan kita menjadi korban metode penyelesaian yang tidak sehat. Perhatikanlah pendekatan yang tidak sehat dan tidak berguna berikut: 1. Memanggil nama Ini mengubah pembicaraan menjadi sebuah serangan pribadi terhadap individu daripada upaya matang untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah. 2. Menjadi histeris Bukannya membahas masalah dengan tenang, individu yang histeris terlibat dalam perilaku yang merusak seperti mengancam, menyalahkan, berteriak, mengomel, dan menjadi terlalu mempertahankan diri. Ini hanya semakin menjauhkan pihak lain dan memanaskan situasi. 3. Menjadi sejarah Membawa-bawa perselisihan masa


lalu hanya akan meningkatkan ketegangan dan membawa pembicaraan di luar topik, yang akan membuat penyelesaian masalah sekarang menjadi semakin jauh. 4. Terlalu pukul rata Saat kita menggunakan kalimat seperti “kamu selalu terlambat” atau “kamu tidak pernah telepon,” kita sangat perlu berhenti sejenak dan mempertimbangkan apakah ini benar-benar kebenaran atau berlebihan. Menggunakan pernyataan umum yang menyeluruh hanya semakin meledakkan situasi di luar proporsi. 5. Aksi diam/mengabaikan Menolak untuk berbicara—bukan hanya saat konflik, tapi tidak berbicara sama sekali—adalah salah satu kesalahan terburuk yang dibuat. Perilaku ini hanya akan membuat marah orang lain melebihi pikiran dan perasaan yang kemungkinan besar akan diungkapkan kemudian secara eksplosif. 6. Kekerasan fisik Kekerasan fisik menjadi salah satu akibat yang perlu mendapatkan perhatian serius. Hal ini memulai suatu hubungan menjadi berbahaya dengan kekerasan dalam hubungan dimana seseorang menjadi penyerang dan yang lainnya menjadi korban. Ini menjadikan konflik menjadi lebih sulit diatasi dan mengancam masa depan hubungan itu sendiri. Hal ini tidak dapat diterima. Sebuah Jalan yang Lebih Baik

Jadi bagaimanakah, dapatkah kita menyelesaikan konflik dengan benar? Penyelesaian konflik yang benar menghormati Allah, menghormati hak, opini, dan perasaan dari individu lain. Berikut adalah beberapa ide untuk mengatasi konflik dengan benar dan berhasil: 1. Definisikan masalah Saat masalah didefinisikan secara jelas, ini menjaga diskusi tetap terpusat dan menghasilkan percakapan yang produktif. 2. Dengarkan dengan penuh perhatian dan pikiran yang terbuka Biasanya dalam situasi konflik kita terlalu berpusat pada titik pembuktian kita, gagal untuk mendengarkan dengan saksama dengan pikiran yang terbuka atas apa yang orang lain katakan. Kita kemudian kehilangan perspektif lain dan

solusi atas masalah tersebut. 3. Tanyakan pertanyaan klarifikasi Saat kita mendengar dengan saksama, tidak ada pertanyaan sanggahan yang timbul. Klarifikasi menunjukkan kepada orang lain bahwa Anda sungguhsungguh mendengarkan dan menghargai masukan mereka. 4. Mengulangi pernyataan yang telah dibuat orang lain Setelah Anda menjelaskan masalah dan Anda merasa bahwa Anda memahami titik pandang orang lain, ulangi pernyataan mereka dengan kata-kata Anda sendiri. Ini bukan hanya meyakinkan bahwa Anda sangat mengerti pandangan mereka, tapi juga menunjukkan kepada individu bahwa Anda menghormati pandangan mereka. 5. Jangan menyela Saat orang lain berbicara, hati-hati untuk tidak menyela. Apabila Anda takut akan lupa, tulis dan bicarakan saat tiba giliran Anda untuk berbicara. Setelah Anda selesai mengulang kembali pandangan orang lain, barulah giliran Anda untuk mengutarakan pandangan Anda. Pada gilirannya, orang lain harus mengikuti langkah yang sama dalam mengerti sudut pandang Anda. 6. Hormati orang lain Sebagaimana saat Anda mendengar dan mengemukakan sudut pandang Anda, akan selesai dengan menghormati perasaan dan opini orang lain. Dengan menyela, mengabaikan, berteriak, dan meremehkan tidak akan menyelesaikan apa pun. Menghormati Allah

Sebagai umat Kristen kita harus berusaha untuk menghormati Tuhan dalam semua interaksi kita. Kadang-kadang kita lupa melakukan hal ini ketika kita berhadapan dengan keluarga kita dan kerumitan hubungan kita dengan mereka. Betapapun juga keluarga kita adalah salah satu dari pemberian Allah yang terbaik bagi kita, dan memperlakukan mereka dengan cinta dan hormat memberikan penghormatan yang besar kepada-Nya. Saat kita merenungkan apakah perbuatan kita memuliakan Allah, secara positif mempengaruhi pendekatan kita terhadap konflik. Dalam Amsal 15:1 Dia mengingatkan kita: “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan

yang pedas membangkitkan marah.” Nada saat kita berbicara dan bahasa yang kita gunakan sangat berpengaruh kepada apa yang akan kita hasilkan. Nada yang lembut dan kata-kata yang bijak menenangkan dan meredakan situasi yang sulit. Ketika kita berjuang dengan kecenderungan kita untuk terlibat dengan pendekatan yang tidak sehat kepada konflik, Firman Allah mengingatkan kita untuk sadar melalui penyerahan kepada Allah. Kita perlu untuk berteriak bersama pemazmur: “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku” (Mazmur 139:23). Kata-kata yang kita ucapkan mencerminkan isi hati kita (Matius 12:34). Saat kita mengizinkan Allah untuk menyelidiki hati kita, Dia akan menunjukkan kepada kita hal-hal yang melukai kita dan membuat amarah kita meledak. Ada kala dimana sepertinya konflik tidak dapat diatasi dan segala upaya kita untuk menyelesaikannya gagal. Dalam situasi ini kita tidak perlu malu untuk berkonsultasi dengan pendeta yang dapat kita percaya yang dapat memberikan persepsi yang adil. Alkitab mengatakan: “Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada” (Amsal 11:14). Sebagai orang dewasa, kita perlu mengatur nada untuk menjaga hubungan yang sehat dalam keluarga kita. Bagaimana kita merespons konflik memberikan kesaksian bukan hanya kepada anak-anak kita, tapi juga kepada orang lain. Mari kita berusaha menyelesaikan konflik dengan cara Tuhan, sehingga kita dapat memuliakan dan menghormatiNya dalam segala hal. n

Karen Birkett Green, M.S.W., L.M.S.W., L.C.S.W.,

adalah seorang konselor dan penulis lepas yang tinggal di Charlotte, Carolina Utara, Amerika Serikat. Dia dan suaminya, Xavier, adalah pendiri dari Zavkay Family Services, sebuah organisasi yang bertujuan untuk memperkuat keluarga dan gereja melalui seminar-seminar.

08 - 2012 | Adventist World

15


C ERITA S AMPUL

Tidak menikah— dan bertanya-tanya

PERJALANAN S

elama hampir 3 tahun, hampir setiap hari, saya berdoa, “Oh, Tuhan, tolong jangan kirim aku ke ladang misi, jangan ke Afrika atau India atau New Guinea atau ke mana saja—selama saya belum mempunyai pasangan. Ya, Tuhan, aku akan pergi jika Engkau menginginkannya, tapi, oh kuharap ini bukanlah yang Kau inginkan. Menikah? Ya. Seribu kali, ya. Tapi tanpa pasangan? Sangatlah sepi. Dan setelah itu, siapa yang akan memilihku?” (Itu adalah sebelum women’s lib—saat dimana seorang wanita ingin memiliki suami untuk mencintainya, menghargainya, dan menjaganya.) Apakah yang akan saya lakukan seorang diri dengan kerlipan nyala api dari lampu minyak tanah, seorang diri malam demi malam? Siapakah yang akan menemani saya saat bahaya? Ya, saya tahu Allah menjaga semua orang. Ia memberikan ketenangan bagi umat-Nya, melindungi umat-Nya, dan menjaga umatNya—kadang-kadang—setelah telah saya selidiki, ternyata tidak, kelihatannya selalu. Jika ada yang bertanya kepada saya apakah saya percaya bahwa Dia akan menjaga saya, tanpa ragu saya akan mengatakan “Ya saya tahu.” Namun bagaimanapun saya tetap memiliki kekhawatiran atas semua itu. Pergi ke Alaska

Suatu hari saya menerima sepucuk surat dari saudara perempuan saya Elizabeth di Alaska. Abang ipar saya, Dr. Harvey Heidinger, menambahkan beberapa baris berikut: “Jika kau cukup berani dan cukup kaya (saat itu saya tidak seperti itu), kami

16

Adventist World | 08 - 2012

dapat mengatur bagimu sebuah perjalanan ke beberapa pelosok desa.” Pesan sesungguhnya dari surat itu menyatakan bahwa pada pertengahan bulan Juli mereka akan pindah dari Anchorage, yang tak lama lagi mereka akan pergi ke Orient sebagai misionaris selama empat sampai lima tahun, jadi jika saya ingin berkunjung sebaiknya saya segera datang. Segera saya mulai bekerja pada hari libur dan bekerja lembur sehingga saya akan mempunyai sedikit uang tambahan dan juga tambahan hari libur. Ini adalah “ide yang cukup nekat.” Di mana saya akan tinggal bila saya pergi ke pedesaan? Saya tidaklah kaya. Bagaimanakah saya melakukan perjalanan tanpa uang? Dan terbersitlah. Ini adalah kesempatan saya! Saat saya berbaring di tempat tidur saya malam berganti malam, saya memutuskan untuk memberanikan diri pergi ke pedalaman Alaska. Saya akan pergi sejauh mungkin dan sebisa mungkin mandiri dan mencari tahu apa yang akan Tuhan lakukan kepada saya setelah ini. Akankah dia benar-benar peduli kepada saya? “Ya, saya akan datang,” Saya menulis surat kepada Elizabeth dan Harvey. “Saya tidak kaya dan mungkin tak cukup berani, tapi saya ingin melakukan perjalanan ke pelosok-pelosok. Rencanakan segala sesuatu yang menurutmu baik.” Saya tahu perjalanan ini akan menggunakan pesawat kecil. Saya tidak suka pesawat kecil. Saya menuliskan sesuatu yang aneh dan pendek seandainya saya tidak kembali, membersihkan apartemen saya P h o t o

b y

J e r e m y

S a u s ko j u s


Oleh Carolyn Stuyvesant

Tundra

ke

dengan ekstra, dan akhirnya terbang dalam perjalanan 6 jam dari Los Angeles ke Anchorage. Saat saya tiba Harvey mengatakan, “Kami telah mengatur perjalanan yang luar biasa bagimu untuk pergi ke pedesaan. Rumah Sakit Khusus Pemerintah memintamu untuk membawa pulang seorang bayi ke desa itu. Pilot akan berangkat besok sore (Jumat). Kau dapat berhenti di Nondalton atau Newhallen. Dan kau juga dapat pergi ke desa-desa yang lain dan kembali pada hari Selasa. Terserahmu saja asal kau telah mengantar pasien.” Di manakah saya akan tinggal selama empat atau lima hari? Tidak ada orang yang cukup saya kenal. Setelah beberapa jam tidur, kami bangun pada hari Jumat pagi yang berawan untuk mempersiapkan beberapa barang-barang saya. Sepasang baju ganti, sebuah sleeping bag, sekotak kecil makanan—hanya itu yang saya bawa. Petualangan Dimulai

Sekitar pukul tiga sore maka dimulailah. Seseorang menyerahkan kepada saya seorang bayi pribumi yang berusia 10 bulan dan sebuah kantong kertas yang berisi popok dan beberapa botol susu. Sebuah label yang ditempel pada punggung bayi menuliskan nama bayi itu, Esther. Tertulis juga “pneumonia,” “10 bulan,” dan “Nondalton.” Tapi saya tidak hanya bersama seorang bayi saja. Ada 3 anak lain—Mary, John berusia 10 tahun, dan Alice 9 tahun—semuanya orang pribumi. Kami terbang di atas gelombang air berwarna biru pucat di

Cook Inlet. Melampaui pegunungan, biru dan lebih biru lagi. Awan putih, abu-abu, kebiruan melayang-layang di antara pegunungan, mendorong satu sama lain ke atas sampai ke langit yang biru. Salju menempel di pegunungan di bawah awanawan. Sinar matahari menembusi awan, membuat bayangan biru dan perak pada puncak dan teluk hingga di atas Semenanjung Kenai. Tampak pohon-pohon cemara berdiri di rawa dari mil ke mil. Rusa-rusa masuk dan melewati lumpur dan di seluruh Tundra. Anak-anak itu hanya diam, hanya berbicara saat mesin menderu. Saya menemukan diri saya merenungkan Allah, Allah Pencipta air, pohon-pohon cemara, dan langit. Dunia tampak sangat tertib di sini. Saya merasa bersalah karena mencobai Allah. Tapi saya ingin tahu. Apakah Dia mengenal saya? Tidak lama sebelum Arnold, pilot kami, membawa kami menyeberangi perairan lagi. Saya berharap Anda dapat melihat bagaimana tampaknya hari itu: Tenang, hening, damai dalam kesunyiannya. Sekali lagi kami berbalik menuju pegunungan untuk mencari sungai Newhallen, yang telah kami ikuti selama beberapa mil di antara puncak yang berselimutkan salju. Tidak ada rumah, jalan, bahkan sebuah mobil pun tidak kelihatan. Akhirnya saat putaran terakhir kami tiba di Nondalton dan mendarat di air. Sekitar dua lusin penduduk asli berlari mendatangi kami, saya pun menyerahkan bayi dan Alice kepada mereka. Tentu Tuhan hadir pada saat itu. Tapi bagaimanakah selanjutnya—apa yang akan Allah perbuat kepada saya?

08 - 2012 | Adventist World

17


Penemuan

Segera setelah sarapan ketiga anak itu masuk ke dalam rumah.” Kami menemukan sarang burung,’ mereka berteriak penuh semangat. “Cepat datang dan lihat! Sarang jerami itu ikut aliran air yang mengalir.” “Bagaimanakah kalian bisa menemukannya?” “Dengan perahu karet. Hanya saja agak jauh,” jelas Kathy yang berusia 11 tahun. Kathie, dan kawannya Jeanine, dan aku menyelinap diam-diam ke dalam perahu karet dan perlahan-lahan kami mendayung mendekati sebuah sarang burung bulat, mengambang beberapa inci di atas air. Joe yang berumur enam tahun dan Dick yang berumur 9 tahun pun tiba dengan perahu karetnya dan berusaha sebisanya agar tidak mengeluarkan suara. Kami mendayung sampai sedekat mungkin untuk melihat dua butir telur sebesar telur ayam, berada di sarang terbuat dari rumput. Seekor burung pasifik yang memperhatikan dari kejauhan, sangat anggun seperti tidak nyata.

18

Adventist World | 08 - 2012

R e f u g e W i ldl i f e N at i o n a l A r c t i c

Kami pun lepas landas lagi dan mengikuti Sungai Newhallen untuk yang kedua kalinya, melintasi lebih banyak lagi pohon cemara yang menutupi Tundra menuju Danau Iliamna, lebih dari 100 mil jauhnya. Beberapa saat setelah itu Arnold yang juga pembawa surat seperti halnya pembawa anak-anak itu, bertanya kepada saya, “di manakah Anda akan menginap malam ini?” “Mungkin di gedung sekolah atau di sekitar Tundra,” saya menjawab dengan santai. Kami mendarat di atas perairan dekat dengan rumah sang pilot, sekitar tujuh mil dari Desa Newhalen, dan istri Arnold menjemput kami dengan minibus. Ada beberapa jalan kecil yang dilalui. Arnold berangkat lagi untuk mengantarkan beberapa surat. Naomi, istrinya, membawa saya ke rumah mereka. Dia mengatakan bahwa gedung sekolah tertutup, dan sangatlah tidak aman untuk tidur sekitar Tundra. “Mungkin kau bisa tidur di pondok tamu kami, ”tawarnya. Walaupun hari masih cerah, namun sudah terlalu sore, jadi saya pun dengan senang hati menerima tawarannya. Saat makan malam kami memakan sekaleng makanan vegetaris yang saya bawa. Seluruh keluarga senang untuk mencobanya gantinya memakan daging rusa kering yang biasa mereka makan. Saya pun membawa kue lemon sebagai hidangan pencuci mulut. “Aneh,” pikirku “mereka sangat suka dengan apa yang kubawa. Apakah Tuhan tahu bahwa mereka sudah bosan memakan daging rusa? Tentu Dia tahu. Dan kue lemon—tentu Dia tahu itu adalah makanan kesukaanku. Semuanya disimpan di lemari es ketika saya tiba.” Anak-anak menyanyikan penggalan lagu “He’s Got the Whole World In His Hands.” Tuhan tentunya sedang mengatakan sesuatu kepadaku saat ini, saya merenung lagi dan lagi. Terlepas dari yang saya pikirkan, ada banyak bunga fuschia—salah satu bunga kesukaan saya—menghiasi ruang tamu. Saat saya berbaring di atas tempat tidur malam itu, saya berpikir, bagaimanakah saya bisa jauh dari banyak orang? Sangatlah mudah. Ujian tidak akan pernah berhasil, karena saya selalu berada di sekitar orang. Lalu saya tertidur namun gelisah, lalu terbangun, dan tetap gelisah.

Ini adalah kesempatan saya! Sementara saya berbaring setiap malam, saya memutuskan untuk cukup BErani pergi ke pedalaman Alaska.


PERJALANAN ke Tundra Saat mendayung kembali ke darat, kami menemui tiga ekor burung Arktik berwarna putih terang menyelam mencari ikan saat di mana ekornya yang bercabang tampak memangkas langit yang biru. Dan tiba-tiba tampak sepasang burung berkaki kuning, berteriak lepas, terbang ke cakrawala, dan tanpa sadar saya takut kalau mereka keluar dari rawa-rawa. Firman Tuhan mengingatkanku “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” (Matius 6:26). Burung-burung itu dipelihara oleh Allah Bapa di surga. “He’s got the whole world in His hands” (Allah memiliki seluruh dunia di tangan-Nya) anak-anak itu terus menyanyikannya. Kembali ke “rumah.” Naomi mengusulkan agar kami terbang ke sebuah pulau untuk melihat seorang wanita setempat yang mempunyai bayi berusia lima hari. Perjalanan melalui udara adalah satu-satunya cara untuk tiba ke tempat itu. Anakanak sangat bersemangat untuk mengadakan sebuah perjalanan ke mana saja. Kami terbang rendah di atas pulau-pulau yang kecil dan akhirnya mendarat di dekat sebuah desa yang kecil. Kakak saya mengirimkan sekotak pakaian bayi untuk diberikan, dan dengan senang hati saya menghadiahkannya kepada ibu dan bayinya yang cantik. “Oh Tuhan, Engkau ada di sebuah pulau kecil yang hening dan indah, di mana seorang wanita dari suku Inuit yang sering ditinggal suaminya memancing berada di sana bersama dengan anak-anaknya yang lain. Engkau bahkan mengirimkan pakaianpakaian untuk bayi itu! Meskipun hujan mengancam, kami lepas landas dan kemudian mendarat di pantai berkerikil lalu mendaki di jalan yang banyak pakis dan berlumut. Jika Anda terpesona oleh hal-hal yang luar biasa, Anda akan takjub oleh gunung es menjulang dengan goresan-goresan birunya. Jika Anda ingin terpesona dengan hal-hal kecil, pandanglah inti dari bunga merah muda cranberry yang tumbuh di sepanjang jalan yang dilalui. Jika Anda menyukai keheningan, di sana sangatlah hening; jika Anda ingin bersorak dalam kebisingan, burung berkaki kuning akan memecahkan keheningan dengan bersuara 108 kali dalam satu menit. Ya, maka angin pun akan menderu, ombak akan memercik dan hujan akan bernyanyi di Danau Iliamna. Dan saat Anda mendambakan sebuah lagu, Anda akan mendengarkan kata-kata indah yang bergema di pesisir pantai, “He’s got the wind and the rain in His hands (Ia memiliki angin dan hujan di tangan-Nya).” Tanganku sangatlah kecil. Itukah artinya mengapa saya tidak dapat mengerti seberapa besar tangan Bapa? Bunga Tundra sangatlah indah. Ada yang seperti bintang kecil putih, tumbuh di rerumputan. Cranberry berlimpah. Tumbuhan dogwood kecil berkembang setinggi 3 inci di antara lumut tanduk rusa. “Perhatikanlah bunga bakung di padang,” Yesus berkata kepada kerumunan orang yang bertanya-tanya apakah yang Allah akan perbuat bagi dirinya (Matius 6:28). Apakah Ia sungguh peduli? Apakah dia sungguh mengerti bahwa mereka memerlukan pakaian? Mereka bertanya-tanya. Sambil menahan napasnya orang-orang itu menanti. Mengapa Yesus

menunjuk kepada bunga bakung di padang—yang tidak ditanam dan diperhatikan? Suara-Nya yang indah melanjutkan: “yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok” (ayat 28-34). Sekarang, sekitar 2000 tahun setelah itu, saya dapat mendengar suara-Nya yang lembut berbisik, “Carolyn, pandanglah bagaimana bunga-bunga bertumbuh. Jangan khawatir.” Terlalu singkat rasanya kami berada di udara menuju ke tepi danau dan pulang. Saat terbang melintasi air yang seperti kaca, pikiran bersalah datang kepada saya. Mengapa saya berpikiran untuk mencobai apakah Allah mengenal saya? Burung-burung, bunga-bunga, bahkan batu-batu di pantai berbicara tentang Dia yang tahu dan peduli. Bukankah Dia yang mengilhami Daud untuk menuliskan: “Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?.... Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.” (Mazmur 139:7-10). Saya tidak mau ragu, tapi saya ingin tahu. Namun di sini, di mana gunung bertumpuk di atas gunung di tepi Tundra, di mana hampir tidak ada seorang pun yang hidup, saya memiliki waktu yang menyenangkan sama seperti seorang gadis kecil. Saya mencoba untuk tersesat tapi tidak bisa. Saya telah merasakan di mana waktu yang sulit dan gagal. Betapa Allah yang lembut dan penuh kasih! Malam itu saya berjalan. Semua yang biru berubah menjadi abu-abu. Hembusan angin menggoyangkan air danau. Kabut menyamarkan goresan pegunungan. Keheningan menyelimuti. Suatu keheningan yang membuat seseorang merasa dekat— suatu keheningan yang membuat seseorang merasa jauh. Menyamarkan rumah-rumah. Meredupkan jerami yang melindungi sarang burung loon itu. Meredam teriakan pendek burung laut. Apakah ini kebesaran Danau Iliamna yang hanya beberapa jam yang lalu? Ya, memang danaunya sama. Di mana ada burung-burung yang sama, rusa-rusa yang sama, gununggunung yang sama. Dunia abu-abu ini Dia letakkan di tanganNya yang besar dan baik, pikirku. Saya tidur lebih cepat malam itu dan bangun pada dunia yang lebih abu-abu lagi hari berikutnya. Hari semakin siang. Saya ingin mengetahui dengan pasti bahwa Allah sungguh peduli kepada saya—saya—sendirian di tempat yang terpencil. Ya, kelihatannya tidak baik, tidak tepat untuk bertanya lagi. Naomi membawa saya 3,5 mil jaraknya ke rumah seorang guru untuk berkunjung di suatu malam. Guru itu adalah seorang wanita muda yang bersemangat, suaminya sedang pergi memancing bersama dengan orang banyak dan sebagian besar wanita. Kedua putrinya Martha dan Shirley, sangat ceria seperti ibu mereka. “Datang dan tinggallah bersama kami,” kata Trish. “Sejak suamiku pergi aku selalu tidur di lantai bawah, jadi kau bisa tidur di lantai atas. Sangatlah menyenangkan kedatangan seorang tamu, Saya senang kau datang kemari.”

08 - 2012 | Adventist World

19


PERJALANAN ke Tundra Panggilan

Saat itu pukul sembilan lewat lima belas menit saat kami kembali ke rumah Trish. Dia tampak sebagai seorang ibu muda yang bersemangat yang saya yakin menjadi ensiklopedia otentik pada masalah, ujian, aset, sukacita, dan penderitaan seorang guru di sebuah Desa Inuit. Kami berbincang-bincang hingga tengah malam. Salah seorang gadis kecilnya yang berambut pirang memiliki bekas luka disebabkan oleh salah satu anjing huskies mereka. Tiba-tiba, Trish berdiri. “Satu menit menuju tengah malam,” katanya. “Mari kita keluar melihat cuaca.”

Lalu saya mendengar suara di sebelah kiri dan belakang saya. Suara itu sangat indah, lembut berkata, “Carolyn!” Saya berhenti seketika, dan berbalik ke kiri saya melihat sebuah salib sekitar 10 kaki panjangnya beberapa meter dari jalan setapak, dan di atasnya bayangan gelap manusia. Aneh bagaimana saya bisa tidak melihat-Nya saat saya berjalan, saya pikir sambil bergerak saya maju lebih dekat. Cahaya berwarna oranye dari langit menyinari desa. Saya terdiam. Sendirian. Bersama-Nya, Yesus. Saya bertanya-tanya dan menanti. Aneh, bagaimana Dia bisa memanggil saya. Aneh, bagaimana Dia bisa memanggil nama saya sendiri. Apakah saya benar-benar sendirian dengan-Nya? Saya menatap ke segala arah. Tidak ada orang lain. Hanya Yesus. Dia di sana. Saya pun di sana. Kami bersama-sama—hanya kami berdua. Dia berkata dengan tenang dan lembut, “Carolyn, Aku telah mati bagimu. Aku akan bersamamu sampai kepada akhir dunia ini.” Lalu saya terbangun. Pukul 2 pagi. Tampak matahari terbit sangat indah dari pintu kaca. Saya terbaring dengan tenang di sana sampai pukul 7 pagi, suatu pemikiran yang luar biasa akan Yesus yang telah mati bagi saya—dan akan selalu memelihara saya sampai akhir dunia— Afrika, Asia, New Guinea, dan tempat yang lainnya, setiap tempat bersama saya! Dua ribu tahun yang lalu Yesus mengatakan kepada umat-Nya, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20). Ini dituliskan bagi Anda dan saya. Mengapa saya tidak mempercayainya? Hari Senin kami terbang kembali ke Anchorage. Beberapa orang kembali dari liburannya membawa boneka Eskimo dan gading gajah. Saya membawa pulang dua kalimat, terukir di hati saya untuk selamanya. “Carolyn, Aku telah mati bagimu. Aku akan menyertaimu sampai kepada akhir dunia ini.” Betapa harta yang paling berharga dari Allah bagi saya.

Dia ada di situ. Saya ada di situ. Kami bersama-sama—hanya kami berdua. Awan abu-abu terangkat. Di timur laut tampak bercak awan biru. Pecahan awan merah mengingatkan kita bahwa matahari telah terbenam beberapa saat sebelumnya dan akan terbit dalam dua setengah jam. Indah, hening, cantik, langit yang lembut, gunung es yang megah dari kejauhan, burung berkicau sangat dekat. Ada keheningan yang menggembirakan di tengah malam yang mengusir keinginan untuk tidur. Mengapa saya harus menyerah untuk mengantuk? Saya harus tetap terjaga. Pada saat saya menaiki tangga dan naik ke tempat tidur, kicauan burung menyanyikan nyanyian pagi mereka. Burung pipit jam 1 malam di Tundra! Saya tidak akan tidur. Saya akan terjaga menikmati kicauan burung pipit memecahkan keheningan dengan nyanyian mereka—burung pipit yang hinggap di pohon cemara yang tinggi dekat jendela kamar saya. Saya ingin merenungkan bagaimana Allah menciptakan keindahan ini dengan tangan-Nya selama berabad-abad, bagaimana tang­ an-Nya tak pernah lelah hingga saat ini. Saya tetap ingin tahu tentang diri saya. Bagaimanakah dengan Allah dan saya? Akankah —maukah—Ia memberitahu saya sedikit saja? Lalu saya melakukan sesuatu yang tidak ingin saya lakukan. Saya tidur. Saat saya tidur, saya merasa seperti berjalan melintasi luas datar Tundra. Dengan ransel di punggung dan sendirian saya berjalan dan berjalan dan berjalan. Gunung es di kejauhan mengukir keagungan merah dan oranye dan merah muda di langit. Saya terus berjalan. Tak satupun rumah. Tak satupun mobil. Ratusan mil saya berjalan. Jauh dan lebih jauh. Terpesona oleh misteri, kemegahan, keheningan. Tidak lelah—terus berjalan.

20

Adventist World | 08 - 2012

Pengalaman ini terjadi pada Agustus 1963, saat saya berusia 33 tahun. Empat puluh sembilan tahun kemudian saya terpukau oleh bagaimana Juruselamat bersama dengan seorang wanita belum menikah dan memeliharanya selama 10 tahun di Afrika, mengelilingi dunia sebanyak tiga kali. Jika Anda seorang wanita muda belum menikah yang bertanya-tanya mengenai tempat Anda dalam hati Allah—percayalah kepada Yesus. Dia tidak akan pernah membiarkanmu. Dia tidak pernah membiarkan saya. n * Hampir semua nama yang disebut dalam artikel ini telah diganti dengan maksud untuk menjaga privasi mereka.

Carolyn Stuyvesant menghabiskan hidupnya untuk pelayanan ladang misionaris dan saat ini menikmati masa pensiun dengan aktif di Loma Linda, Kalifornia, Amerika Serikat.


R O H

N U B U A T

Oleh Ellen G. White

Bersandar pada s a n t s t u y v e

Tuhan

n c a r ol y

Setiap orang dapat melayani-Nya—setiap orang.

p h o t o

e d p r o v i d

b y

A

Berkat surgawi yang melimpah telah siap untuk dituangkan ke atas kita.

da standar yang lebih tinggi untuk kita capai. Kita sedang tidak membuat sebuah kemajuan yang sebenarnya adalah tugas dan hak istimewa untuk kita lakukan. Bagaimanakah mungkin kita mengerjakan talenta yang Allah berikan dalam hal-hal duniawi dan bukan dalam pelayanan-Nya? Bukankah kita tidak memiliki minat yang lebih besar kepada hal-hal yang kekal daripada hal-hal yang berkenaan dengan keinginan duniawi kita? Kita telah mendengar keinginan yang dinyatakan, bahwa suami dan keluarga harus datang ke dalam kebenaran. Hal ini benar; ini haruslah menjadi keinginan yang menonjol. Namun apakah kita melakukan segala tugas kita? Apakah kita membuat suatu kemajuan yang harusnya kita lakukan? Apakah kita masih jauh dari tugas kita untuk memajukan pekerjaan? Janganlah kita menjadi kerdil dalam rohani. Kita senang melihat bayi dan menonton tingkah mereka, tapi sejalan dengan itu akan menjijikkan bila mereka tidak berkembang sampai usia dua tahun. Jadi, umat Kristen haruslah bertumbuh. Menjadi serupa dengan Kristus, tanpa cacat. Seolah-olah Anda berlabuh bersama Kristus. Biarlah tercipta sebuah soliditas kepada mereka yang kesepian. Hindari kesembronoan dan tetap memberikan perhatian. Berkat yang berlimpah dari surga telah siap untuk dituangkan kepada kita. Janganlah egois. Dengan terlalu banyak membuat, semua yang ada untuk agama adalah: Saya dan keluarga saya. Mereka tidak akan pergi keluar untuk membantu dan menolong orang lain. Dalam hal ini, Allah tidak dapat memberkati mereka. Saat kita keluar, tidak memikirkan diri kita sendiri, maka Allah akan memberkati kita. Dia ingin agar kita tidak memikirkan diri kita. Apa yang kita tabur, akan kita tuai. Jika Anda menabur egoisme, Anda akan menuai egoisme, artinya itu akan diikatkan pada diri Anda. Marilah kita keluar dari diri kita dan membicarakan kemurahan dan berkat Allah. Biarlah semua wanita merasakan walaupun mereka tidak memiliki suami sebagai tempat untuk bersandar, mereka dapat sepenuhnya bersandar kepada Allah. Setiap saudara perempuan kita dapat menjadi misionaris yang hidup, dan dapat membawa cahaya di dalam setiap pertemuan. Apakah kita bertindak seolah-olah kita dipanggil dari kegelapan menuju cahaya yang luar biasa? Atau seolah-olah kita sedang menggendong beban yang berat? Kita harus membicarakan terang dan mendoakannya, maka terang itu akan masuk. Sekiranya para wanita di dalam gereja (harus) menunjukkan bahwa Allah dapat bekerja melalui wanita, Dia adalah Maria yang pertama mengkhotbahkan kebangkitan Yesus‌. Masih banyak lagi berkat bagi mereka yang memiliki konflik yang berat, Allah selalu hadir dalam setiap kesulitan. Kita harus melepaskan egoisme; menjadi akrab dengan Anak Domba Allah yang membuang dosa-dosa dunia, dengan demikian kita akan bertumbuh semakin serupa dengan Allah hingga mahkota kekekalan dipasangkan di dahi kita. n Orang Advent percaya bahwa Ellen G. White (1827-1915) mempraktikkan karunia bernubuat Alkitabiah selama 70 tahun pelayanan secara umum. Petikan ini diambil dari buku The Upward Look, halaman 147.

08 - 2012 | Adventist World

21


K E P E R C A Y A A N

PASAL 21

D A S A R

PENATALAyAN S

Bumi dan segala isinya

aat umat Kristen mendengar kata penatalayanan, banyak yang menghubungkannya dengan citra Allah menuntut 10 persen dari segala penghasilan kita. Saat Allah tidak mengharapkan tanggung jawab dalam menggunakan uang yang diberikan-Nya, gambaran alkitabiah dari penatalayanan lebih luas dan jauh lebih positif. Tahun Sabat menurut Imamat 25 meliputi sumberdaya lingkungan, uang/harta, dan waktu/kesempatan, menampilkan prinsip-prinsip penatalayanan yang harus tertanam dalam hidup dan hati kita. Berikut adalah beberapa aspek penting dari penatalayanan alkitabiah: 1. Merawat bumi adalah tanggung jawab utama kita: “maka tanah itu harus mendapat perhentian sebagai sabat bagi TUHAN. Enam tahun lamanya engkau harus menaburi ladangmu… tetapi pada tahun yang ketujuh haruslah ada bagi tanah itu suatu sabat, masa perhentian penuh.... Dan apa yang tumbuh sendiri dari penuaianmu itu, janganlah kautuai” (Imamat 25:2-5). Perintah mengenai Tahun Sabat dimulai saat umat manusia diingatkan bahwa mereka adalah pengurus bumi. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, dan dapat di anggap sebagai klimaks dari peciptaan, tapi tujuan kita bukanlah untuk meninggikan diri dan/atau untuk mengeksploitasi sumber daya lingkungan dibawah kekuasaan kita. Sesungguhnya, manusia bertindak sebagai wakil Allah di bumi, berkuasalah sebagaimana Dia akan berkuasa jika Dia berada di tempat kita. Kata kerja Ibrani dalam Kejadian 1:26-28 tidak memberikan izin untuk menyalahgunakan, tetapi menurut peraturan yang adil dan bijaksana atas ciptaan Allah. Kejadian2:15 menegaskan kembali prinsip penatalayanan lingkungan ini dengan menggunakan kata kerja Ibrani bagi umat manusia agar mengurus kebun yang biasanya dikaitkan dengan orang suci dari kuil. Saat hewan membutuhkan, Yesus memerintahkan kita untuk merawat mereka, bahkan ketika melakukan itu pada hari Sabat memerlukan sesuatu yang dianggap bekerja (Mat 12:11; Lukas 13:15; 14:5). Manusia bertanggung jawab atas kondisi bumi dan segala ciptaan yang berada didalamnya (Roma 8:1922; Wahyu 11:18). 2. Manusia (dan hewan) adalah lebih penting daripada keuntungan: Hasil tanah selama Sabat itu haruslah menjadi makanan bagimu, yakni bagimu sendiri, bagi budakmu laki-laki, bagi budakmu perempuan, bagi orangmu, dan bagi binatang liar yang ada di tanahmu, segala hasil tanah itu menjadi makan-

22

Adventist World | 08 - 2012

annya. (Imamat 25:-7). Tahun Sabat tidak hanya memerlukan istirahat untuk tanah, selama masa itu hasil-hasilnya harus diberikan kepada mereka yang memerlukan dan dalam kesulitan, termasuk juga hewan. Demikianlah, menolong orang miskin adalah lebih penting bagi Allah daripada menghasilkan uang atau mengumpulkan harta. Di dalam Ulangan 26:12-14 manusia memberikan persepuluhan mereka bahkan kepada yang miskin dan lapar. Yesus menegaskan kembali maksud perubahan-hati dari hukum dalam Matius 23:23. Saat Ia menyatakan bahwa keadil­ an dan kasih tidak dapat terpisahkan dari penerimaan persepuluhan. Paulus menyiratkan bahwa kita tidak akan menjadi miskin bila menolong orang miskin, tetapi marilah kita memberi sesuai dengan kesanggupan kita, bukan hanya sesuai yang diminta (2 Kor 8:12-14). 3. Segala keuntungan di dunia ini hanya bersifat sementara: “Apabila kamu bertanya: Apakah yang akan kami makan dalam tahun yang ketujuh itu, bukankah kami tidak boleh menabur dan tidak boleh mengumpulkan hasil tanah kami? Maka Aku akan memerintahkan berkat-Ku kepadamu dalam tahun yang keenam, supaya diberinya hasil untuk tiga tahun” (Imamat 25:20, 21) Tahun Yobel adalah tipe khusus dari tahun Sabat dimana bagi budak-budak dibebaskan dan tanah dikembalikan kepada pemilik aslinya. Bahkan selama tahun Sabat, siapa saja yang hidup dari tanah mungkin khawatir bagaimana mereka dapat bertahan hidup selama masa dimana tidak ada aktivitas pertanian. Dengan demikian, Allah mengingatkan orang Israel bahwa Ia telah menjanjikan berkat dan rezeki bagi mereka yang setia mantaati hukum-Nya dan membiarkan tanah beristiahat. Bahasa di sini hampir sama dengan yang tertulis dalam Maleakhi 3;*-12, di mana Tuhan berjanji untuk mencurahkan berkat kepada mereka yang mengembalikan persepuluhan mereka kepada-Nya dengan setia. Percaya kepada Allah dengan mencakup merelakan bukan hanya satu pemilikan dan uang, namun juga waktu seseorang dan peluang untuk maju (tiga tahun berhenti dari pertanian, membebaskan semua budak, mengembalikan tanah kepada pemiliknya, riba/penyuapan). Dalam Perjanjian Baru gereja menyadari nilai dari prinsipprinsip Yobel, dan berusaha untuk membuatnya berlaku setiap saat sebagaimana mereka saling berbagi, menolong mereka yang membutuhkan pertolongan, dan mendukung kebebasan


AN

sebagai

Hak Istimewa Oleh A. Rahel Schafer

adalah milik Allah. atas perbudakan (Kisah 2:42-46; 4:34, 35; 5:14-16; Galatia 3:28; Kolose 3:11; Filemon 15-17). 4. Segala yang kita miliki sesungguhnya adalah kepunyaan Allah: “Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku” (Imamat 25:23). Sementara adalah penting untuk merincikan ketentuan penatalayanan tentang lingkungan, uang, kepemilikan, waktu, dan peluang, prinsip yang paling penting adalah bahwa Allah sang pemilik dunia dan segala isinya. Kita sering berpikir bahwa hanya persepuluhan yang harus dikembalikan kepada Allah (Imamat 27:30), tetapi pada kenyataannya, segala sesuatu yang kita miliki adalah kepunyaan Allah (Mazmur 24:1; 1 Korintus 29:14). Bahkan tubuh kita bukanlah kepunyaan kita, karena kita telah bersatu dengan Allah dan dibayar oleh darahNya (1 Korintus 6:15-20). 5. Penatalayanan adalah panggilan utama untuk bersukacita dalam penebusan: “…tetapi engkau harus takut akan Allahmu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu” “yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, untuk memberikan kepadamu tanah Kanaan, supaya Aku menjadi Allahmu” (Imamat 25:17, 38). Dalam kenyataannya kita merasa terhormat untuk mempraktikkan penatalayanan. Ulangan 14:22-29 panggilan untuk bersukacita pada waktu membawa persepuluhan/persembahan kepada Allah. Untuk itulah sesungguhnya persepuluhan, memberikan kepada Allah apa yang telah diberikanNya kepada kita dengan percaya, yang menanamkan dalam hati kita suatu jiwa yang penuh rasa syukur dan bersukacita di dalam Allah yang menebus kita dari kehancuran, dan yang te-

lah memberikan kita begitu banyak pemberian yang indah. Selain itu, Allah menginginkan agar kita menggunakan pemberian-pemberian-Nya untuk menyebarkan Injil dan menolong mereka yang dalam kesusahan. Ucapan syukur kita atas penebusan membawa orang lain kepada penebusan yang sama, menyebarkaan kabar keselamatan dan mempercepat kedatangan Tuhan. Seperti halnya perpuluhan didukung oleh para imam pada perjanjian lama (Bilangan 18:26; 2 Korintus 31;4-6), dukungan yang kita berikan bagi mereka yang mengabarkan Injil (minister the gospel) adalah sama dengan kita sedang mendukung Allah (2 Korintus 8; 1 Korintus 9:8-14) dan kita harus bersukacita atas kesempatan untuk melakukannya. (Roma 15:26). Baru-baru ini saya mengadakan perjalanan melewati pusat kota Chicago, saya melihat banyak tuna wisma dan orangorang yang menderita yang mengingatkan saya betapa saya diberkati dan kaya. Bahkan jika kita kehilangan rumah dan segala sesuatu yang kita miliki umat Kristen kaya dalam hal-hal akan Allah. Kita akan selalu menjadi penatalayan Allah dari waktu dan kesempatan, memberikan setiap saat kepada Juruselamat yang memberikan semua untuk kita. n

A. Rahel Schafer adalah asisten professor di Fakultas Agama Universitas Andrews, Berrien Springs, Michigan, Amerika Serikat. Ia dan suaminya, Kirk, sangat suka berpetualang, mendaki gunung, dan memimpin acara-acara pemuda.

PENATALAYANAN

Kita adalah penatalayan Allah, yang dipercayakan-Nya waktu dan kesempatan , kesanggupan dan kepunyaan, dan berkat-berkat atas bumi dan sumbernya. Kita bertanggung jawab kepada-Nya untuk menggunakannya dengan benar. Kita mengakui kepemilikan Allah melalui pelayanan yang setia kepada-Nya dan sesama manusia, dan dengan mengembalikan persepuluhan dan memberikan persembahan bagi pemberitaan Injilnya dan dukungan serta pertumbuhan gereja. Para penatalayan bersukacita atas berkat yang tercurah kepada orang lain sebagai hasil atas kesetiaannya (Kej. 1:26-28; 2:15; 1 Kor. 29:14; Hagai 1:3-11; Mal. 3:8-12; 1 Kor. 9:9-14; Mat. 23:23; 2 Kor. 8:1-15; Rm. 15:26, 27).

08 - 2012 | Adventist World

23


W A R I S A N

A D V E N T

Bagian I

P

ada awalnya sekte yang menyebut dirinya Kristen Advent mendukungnya, sama sekali tidak menyadari bahwa ia sebenarnya telah memperoleh sejumlah dana milik mereka sementara memproklamasikan doktrin Advent. Tahun 1856 perkemahan penginjilan James White di Perry’s Mills, New York, menarik minat Michael Czechowski. Telah dibaptis tahun berikutnya di Findlay, Ohio, mantan pendeta dan revolusioner ini memulai karier berkhotbah yang panjang dan kadang-kadang gerejanya menolak untuk mendukungnya. Pandangan para sejarawan terbagi mengenai dirinya. Apakah Czechowski pemberontak yang keras kepala, atau seorang pahlawan nasional Polandia yang beragama Advent? Pendeta yang Resah

Lahir di Polandia pada bulan September 1818, Czechowski dididik sampai 1835 di kota KrakĂłw Selatan. Ketika sebuah khotbah yang fasih oleh Pastor Fransiskan menetapkan keputusannya untuk bekerja bagi gereja, ia masuk biara Fransiskan di Stopnica, yang pertama dari beberapa tempat di mana ia akan belajar. Tetapi beberapa waktu setelah ia diurapi di ibukota Warsaw, ia menjadi yakin bahwa apa yang seharusnya menjadi pengabdian nyata para pastor adalah kemunafikan belaka. Czechowski menjadi terlibat dalam gerakan reformasi nasional, melarikan diri hampir ditangkap oleh otoritas Rusia yang menguasai bagian negara asalnya. Pada bulan Oktober 1843 ia memutuskan untuk mengunjungi Roma untuk mengeluh tentang korupsi para pastor. Sesampainya di bulan Oktober 1844, dia tidak terlalu berhasil dalam kunjungannya dengan Paus Gregory XVI. Dalam perjalanan ke Paris, ia menemukan para pastor Perancis tidak berbeda dari pastor Polandia. Berulang-ulang ia kecewa dengan mereka yang telah membantu dia untuk memastikan komitmennya kepada bimbingan Tuhan melalui Alkitab. Semangatnya dalam mempengaruhi integritas sosial, kelas pelajaran Alkitab, reformasi dalam bertarak, dan kelompok peningkatan kesejahteraan tidak disukai atau mengganggu mereka yang mempraktikkan hal mementingkan diri. Setelah sekitar satu tahun reformasi tersebut, dia dipenjarakan karena kegiatan politik. Setelah dibebaskan, ia berkunjung ke London dan menjadi karyawan keamanan perusahaan temannya. Tapi setelah beberapa bulan, ia kembali di Paris bekerja untuk emigran Polandia. Ia kembali menenggelamkan diri dalam kegiatan politik, sebagai warga negara yang kembali ke rumah di bawah kendali Rusia, Prusia, dan kekuatan Austria. Emosi para pembantu pastor yang tidak tertahankan bahkan menyelenggarakan “pembebasanâ€? tentara untuk membebaskan Polandia, tapi seperti seringnya upaya nasional Polandia periode itu, pemberontakan itu gagal dan me-

24

Adventist World | 08 - 2012

Michael Belina

Czechowski Seorang Penganut Advent, pahlawan atau pemberontak? Oleh Nathan Gordon Thomas

nyedihkan. Ia kembali ke Paris dan bekerja hingga Juli 1849, saat itu otoritas keagamaan tertentu mengusir dia sebagai pengacau perdamaian. Mengganti Sumpah

Dalam waktu 15 bulan setelah itu, Czechowski mengganti sumpah selibat (tidak menikah) untuk dapat menikah. Pada bulan September 1850 beliau mengundurkan diri dari kependetaannya, dan pada bulan Oktober ia menikahi Marie Virginia Delavouet. Dia pindah ke London untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut, kemudian pindah lagi, dengan istrinya ke New York, tiba pada tahun 1851, di negeri bebas dan bahagia di mana ia tidak akan khawatir tentang penganiayaannya. Dia tinggal dan bekerja di Amerika Utara selama 13 tahun ke depan. Dengan uang 4 dollar di tangan, ia mencari pekerjaan menjadi pembuat batu bata di New Jersey setelah tiga hari. Pekerjaan berat sepanjang hari dan terlalu banyak. Teman baiknya meminjamkan ia cukup uang untuk pergi keMontreal, Kanada, di mana ia menemukan pekerjaan penjilidan buku, pekerjaan yang lebih mudah. Dia adalah seorang penjilid buku terlatih. Dalam tiga bulan ia sudah memiliki toko sendiri, tetapi kebakaran 1852 menghancurkan bagian dari kota tersebut. Kemudian Baptist Home Missionary Society mengundangnya untuk bekerja di antara orang Kanada-Perancis di daerah Clinton, Upper New York. Mereka bangga memiliki berpendidikan seperti dia, yang mereka anggap terpandang, yang berbicara tujuh bahasa yang berbeda dan berkhotbah dengan semangat dan tak kenal lelah. Karyanya dikenang p h o t o

co u r t e s y

o f

t h e

e ll e n

g .

w h i t e

e s tat e


dan cukup berhasil, mengubah banyak jiwa dari agama Katolik, agamanya waktu dulu, dan secara umum mengubah daerah Clinton menjadi lebih baik. Sumpah Lagi

Tapi ada banyak lagi yang Czechowski lakukan selain membantu komunitas Baptis di daerah Clinton, sementara ia belajar James White datang berkhotbah ke kotanya. Kehausannya akan kebenaran mendesaknya ke depan untuk menerima kabar Injil pada waktunya dan menjadi bagian dari gereja sisa milik Allah. Ia bersukacita dengan berita kedatangan Yesus yang segera dan bertobat kepada iman gereja Advent. Tak lama kemudian, dia dibaptis pada pertemuan di Findlay, Ohio, setelah ia pindah, dan berangkat ke Battle Creek, Michigan, kantor pusat denominasi Advent Hari Ketujuh. Bekerja kembali sebagai penjilid buku, ia berkenalan dengan James dan Ellen White, yang menyambut dia datang Battle Creek, terkesan oleh kepribadian dan semangatnya. Mereka belum pernah melihat seorang yang bertobat menjadi Advent seperti dia. Mereka sepakat untuk membiayai dirinya dalam perjalanan misionaris ke New York Utara untuk memberitakan kebenaran ini, kebenaran baru untuk teman-teman lamanya. Czechowski memang memiliki tanggung jawab dan terikat untuk kembali ke daerah Clinton. Dia masih berutang kepada pendukung lamanya, Baptis. Bahkan ia masih berutang 50 dollar di sebuah rumah dan banyak yang ia telah membeli sementara di sana. James dan Ellen memberinya masing-masing 5 dollar, dan anggota gereja lain membantunya membayar utang itu. Di New York Utara, Czechowski bekerja sangat berhasil di antara orang berbahasa Perancis. James White bersaksi tentang kemampuannya, menulis bahwa “takdir telah menempatkannya bersama kami.�* Bersama dengan seorang menteri berbahasa Perancis yang lain, ia mampu merencanakan sebuah rapat dengan mereka ketika hampir secara tiba-tiba tampaknya, Ia memutuskan untuk berangkat ke New York City untuk bekerja di antara berbagai kelompok etnis. Dia bukanlah petani, dia telah jelaskan, dan telah menyelesaikan misinya di New York Utara, dan tidak bisa menghidupi keluarganya di mana ia berada saat itu. Czechowski Selalu Berpindah

Pendeta White sepertinya mulai mengerti. Dia dan Ellen terus membantu Czechowski dan keluarganya dengan uang. Namun, hal-hal agak berubah setelah Ellen ditunjukkan dalam suatu penglihatan pada tanggal 3 Agustus 1861 mengenai kesalahan dari perpindahannya. Dia tidak mencari nasihat yang baik untuk bertindak, Tegur Ellen, dan dia hanya mengikuti penilaiannya saja. Tapi Czechowski terus beraktivitas, pengorganisasian kelompok-kelompok kecil Polandia, Perancis, Jerman, Swedia, dan Inggris menjadi jemaat yang disebut gereja.

James White menyarankan dia untuk kembali dan bekerja di Vermont dan New York Utara sampai sistem yang lebih terorganisiasi dapat didirikan di New York City. Pada saat itu menjadi jelas bahwa, meskipun idenya baik, Czechowski tidak dapat diatur sama sekali. Namun demikian, dia pindah juga ke Vermont di mana Pendeta D.T. Bourdeau telah menemukannya baginya sebuah rumah. Sementara melayani di sana, ia menulis otobiografinya, berharap hal itu akan memberi dia sedikit uang. Ternyata tidak. Setelah terasing dari dukungan gereja oleh karena bisnis yang tidak baik dan kekerasannya untuk tidak menerima saran siapa pun, Czechowski berangkat sendiri ke Eropa pada 14 Mei 1864, untuk mewujudkan keinginan besarnya membawa iman barunya itu kepada sebangsanya di Eropa. Dia bekerja di sana selama 12 tahun ke depan. Pada awalnya orang Kristen Advent mendukung dia, sama sekali tidak menyadari bahwa ia sebenarnya telah memperoleh sejumlah dana milik mereka sementara memproklamasikan doktrin Advent. Dia mulai di Italia, kemudian pindah ke Swiss, di mana pada tanggal 7 Februari 1866, ia membaptiskan dua orang Eropa yang pertama menjadi orang Advent di air yang dingin di Danau Neuchâtel. Pada bulan Juni ia melaporkan tujuh penginjil mendukung misinya di Eropa. Tetapi keberhasilannya besar, dan sumber kejatuhannya, adalah Tramelan, situs gereja Advent yang pertama diorganisasikan di Eropa. Albert Vuilleumier, tuan rumah di mana Czechowski memberikan pelajaran pada awalnya, menemukan salinan Review and Herald di kamarnya, menuliskan alamat, dan berkomunikasi dengan Uriah Smith, editor salinan tersebut. Pemimpin gereja di Amerika terkejut ketika mengetahui bahwa ada anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Eropa, Vuilleumier dan gerejanya yang berbahasa Perancis justru heran karena telah mengetahui bahwa ada juga orang Advent eksis di tempat lain. Meskipun Czechowski telah membawa kebenaran kepada mereka, mereka tidak akan pernah, sejak saat itu, mempercayai orang yang telah merahasiakan keberadaan denominasinya. Tidak lama kemudian, Kristen Advent yang ada di situ mempelajari darinya khotbah Sabat hari ketujuh dan mengakhiri dukungan mereka kepada dirinya. Untuk alasan-alasan ini, atau mungkin di bawah beberapa motivasi lain yang kita tidak yakin, pria tunggal ini kemudian memilih untuk melanjutkan cerita misteriusnya dengan berangkat ke Hungaria pada 1869.n [bersambung pada bulan Oktober] * James White, Review and Herald, December 30, 1858.

Nathan Gordon Thomas, Ph.D, adalah professor emeritus sejarah di Pacific Union College di Angwin, Kalifornia, Amerika Serikat. (gordonna54@yahoo.com) 08 - 2012 | Adventist World

25


P E R T A N YA A N D A N J A W A B A N A L K I T A B

Pernikahan Apakah orang akan menikah di surga?

di

S

Surga

aya sering mendengar pertanyaan ini dari orang-orang yang belum menikah, dan kadang-kadang dari yang sudah memiliki pasangan. Mereka yang belum menikah ingin mengetahui akibat jika seandainya tidak ada pernikahan di surga, mereka ingin untuk segera menikah dan mempunyai anak sekarang. Saya tidak pasti mengapa mereka yang sudah menikah menanyakan hal yang sama, tetapi pada hampir semua situasi tampaknya karena mereka ingin melanjutkan hubungan mereka di surga. (Dalam beberapa situasi mungkin mereka ingin bebas dari hubungannya!) Alkitab memberikan jawaban yang jelas yang tampaknya untuk menimbulkan sebuah masalah teologis. 1. Jawaban dari Yesus: Pertanyaan ini ditujukan kepada Yesus oleh orang Saduki yang berharap dapat menyangkal doktrin akan kebangkitan. Mereka mempresentasikan situasi hipotesis berdasarkan hukum Alkitabiah mengenai Levirate (turun ranjang)—di mana saudara dari laki-laki yang meninggal tanpa memiliki anak dapat menikahi istri saudaranya yang sudah janda itu dengan tujuan agar memperoleh keturunan dari lelaki yang sudah meninggal itu (baca Ulangan 25: 5,6). Orang-orang Saduki menceritakan kepada Yesus tujuh bersaudara yang memenuhi hukum itu harus menikahi wanita yang sama sebab tidak seorang pun di antara mereka yang memiliki anak dari wanita itu. Inilah pertanyaan mereka: “Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia” (Markus 12:23). Ini merupakan upaya untuk memojokkan ide dari pada kebangkitan. Yesus memperingatkan mereka yang bebal: Mereka tidak tahu apa yang Alkitab ajarkan tentang kebangkitan, apalagi akan kuasa Allah yang sanggup membangkitkan orang mati. Kemudian Ia menyinggung mengenai asumsi yang tak terucapkan dari pertanyaan itu. Orang Saduki mengira bahwa kehidupan setelah kebangkitan adalah kelanjutan dari hidup yang sekarang kita ketahui. Yesus mengejutkan mereka dengan menunjuk kepada elemen penting dari ketidaksinambungan: “Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga” (ayat 25). Menurut Lukas, Yesus mengklarifikasi pertanyaan itu dengan mengatakan mereka akan “tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak

26

Adventist World | 08 - 2012

Allah, karena mereka telah dibangkitkan” (Lukas 20:35, 36). Pada saat kebangkitan manusia tidak akan menikah, sebab tanpa adanya kematian tidak perlu untuk mengabadikan ras manusia melalui reproduksi. Di mana manusia akan menjadi seperti malaikat, yang tidak perlu menikah karena mereka tidak mati. 2. Implikasi Teologis: Jawaban Yesus timbul dalam pemikiran beberapa dilemma teologi: Jika pernikahan, seperti halnya Sabat, telah dilembagakan sebelum dosa masuk, mengapa tidak sejalan dengan kehidupan pada zaman baru nanti? Bukankah ini menunjukkan bahwa dosa yang telah merusak lembaga Allah dapat diperbaiki lagi, dan niat roh jahat digagalkan demi kemanusiaan? Pertanyaan-pertanyaan penting ini layak mendapatkan komentar, walaupun kita tidak akan sanggup untuk memberikan jawaban akhir. Untuk menangani masalah teologis yang diangkat di sini, saya harus berasumsi bahwa pada awalnya Allah tidak berniat menjadikan pernikahan sebagai lembaga sosial yang permanen atau abadi. Ide ini terlihat diisyaratkan dalam kejadian. Pernikahan memiliki dua fungsi yang jelas berhubungan dekat: Prokreasi dan persahabatan (procreation and companionship). Prokreasi memiliki tujuan yang spesifik yaitu: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi” (Kej 1:28)—menyatakan bahwa tanpa adanya kematian, apabila tujuan itu telah dicapai, prokreasi akan berakhir. Hal ini ditegaskan oleh Yesus dalam jawaban-Nya kepada orang Saduki. Arti pernikahan sebagai ungkapan persahabatan pada awalnya adalah, dengan tidak adanya dosa, dilampaui oleh hubungan yang lebih dalam dan persatuan dengan Allah. Hal ini berarti sangat dalam—dan pada masa sekarang—pengalaman misterius yang Yesus berikan ketika Ia mengatakan bahwa mereka yang dibangkitkan “adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan” (Lukas 20:36).” Ini mengacu kepada suatu pengalaman dari kehidupan keluarga yang lebih dalam daripada pernikahan, memperkaya kita dengan cara yang tidak pernah kita bayangkan. Lingkaran kasih kita suatu saat akan mencapai dimensi kosmik dalam kasih yang murni dan tidak memikirkan diri sendiri. Anda bebas untuk tidak sependapat dengan saya. n

Setelah bertahun-tahun melayani sebagai DIrektur Biblical Research Institute, Angel Manuel Rodríguez telah pensiun dan tinggal di Texas.


P E L A JA R A N A L K I TA B

Mengetahui

Kehendak Allah Oleh Mark A. Finley

P

ernahkah Anda dihadapkan kepada suatu keputusan penting dan bertanya-tanya bagaimana Anda dapat mengerti kehendak Allah? Apakah perbedaan antara dorongan hati manusia untuk melakukan sesuatu dan keyakinan Ilahi bahwa Anda harus melakukannya? Mungkinkah membedakan antara kehendak kita sendiri dalam situasi tertentu dan kehendak Allah? Pelajaran Alkitab berikut ini akan mengungkapkan prinsip-prinsip Alkitab yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Kita akan belajar untuk mengetahui suara Tuhan dan memahami rencana-Nya dalam hidup kita.

1 Baca mengenai pengalaman Yesus di Getsemani dalam Matius 26-36-42, dan bandingkan dengan Yohanes 8:29. Sikap apakah yang ditunjukkan Yesus yang dipersiapkan-Nya untuk mengetahui kehendak Allah? Yesus sangat ingin melakukan kehendak Bapa, sekalipun itu bertentangan dengan keinginan-Nya. Sang Juruselamat berketetapan agar berkenan kepada Allah dalam setiap keadaan hidup-Nya. Jika kita menginginkan jalan kita cukup buruk, Allah akan mengizinkan-Nya. Tapi kita tidak akan mengalami sukacita dalam mengetahui kehendak Allah. Untuk memahami kehendak Allah, kita harus mau menyerahkan pendapat kita sendiri dan hal-hal yang kita inginkan untuk mengikuti ke mana saja Dia inginkan dan apa saja yang diminta-Nya. 2

Baca Yohanes 14:26; 16:13; dan 2 Timotius 3:16. Apakah dua tuntunan Ilahi yang akan menolong kita dalam membuat keputusan? Allah tidak pernah meninggalkan kita sendirian dalam proses membuat keputusan. Ia telah memberikan kepada kita kesaksian Roh Kudus-Nya dan kesaksian dari Firman Allah. Saat kita mencari kehendak Allah dengan ingin agar berkenan kepada-Nya, Roh Kudus akan membimbing kita. Sering Roh Kudus membimbing kita melalui Firman Tuhan—Alkitab, bahkan Roh Kudus tidak pernah memimpin kita untuk melakukan sesuatu yang bertentangan kepada Firman Allah. Saat Alkitab tidak berbicara langsung kepada kita saat situasi tertentu, Ia memberikan kita prinsip-prinsip yang membantu kita dalam proses membuat keputusan. Saat kita dihadapkan kepada keputusan, Roh Kudus akan menolong kita memahami prinsip-prinsip Alkitab dalam menjawab doa kita yang berdampak kepada keputusan yang akan kita buat.

3 Apakah yang menjamin, janji pengharapan yang Allah berikan dalam Yakobus 1:5 dan 1 Yohanes 5:14, 15

berkenaan dengan proses membuat keputusan? Sebagaimana kita ingin memahami kehendak Allah melalui doa, Ia berjanji untuk memberikan kita hikmat. Melalui doa, kita menyatakan bahwa kita bergantung sepenuhnya kepada Allah.

4 Saat kita merasa tidak pasti ke jalan mana Allah memimpin kita, bagaimanakah Allah biasanya memimpin kita? Baca Amsal 15:22 dan 23:12. Allah seringkali menuntun kita menjadi saleh, teman-teman Kristen juga memberikan nasihat yang bijak. Kadang-kadang kita perlu memiliki pandangan yang lebih luas dan suatu visi yang lebih luas yang dapat diberikan melalui teman akrab, pendeta, guru, ataupun sahabat. 5 Dalam membuat keputusan yang bijak kita harus memperhatikan bagaimana Allah memimpin dan menyaksikan saat pintu pemeliharaan-Nya terbuka. Baca Amsal 23:26 dan bandingkan prinsip yang Anda dapatkan pada pengalaman Rasul Paulus dalam memberitakan Injil dalam 2 Korintus 2:12-14. Bagaimanakah Paulus mengerti bahwa Allah ingin agar ia melanjutkan? Sebagaimana kita amati secara saksama akan pimpinan Allah, kita pun akan menyaksikan saat Allah membuka atau menutup pintu-pintu. Ini akan membantu kita memahami kehendak-Nya. 6 Prinsip apakah yang Anda temukan dalam mengetahui kehendak Allah di dalam Yohanes 12:35,36? Seberapa pentingkah untuk tetap taat kepada kehendak Allah dan berjalan dalam terang yang diberikan-Nya saat ini, sehingga kita dapat mengetahui ke mana Ia akan membawa kita pada masa yang akan datang? Kesetiaan pada “berjalan dalam terang” yang Allah berikan saat ini adalah salah satu cara terbaik untuk menjamin bahwa kita akan mengetahui kehendak-Nya di masa depan. Jika kita gagal untuk hidup sesuai dengan cara yang diberikan-Nya saat ini, kita akan menjadi bingung dalam memahami jalan-Nya dan berakhir dengan “berjalan dalam kegelapan.” Sebagaimana kita berketetapan untuk melakukan apa yang Allah kehendaki dan ingin memuliakan-Nya dalam segala hal— berdoa, mempelajari firman-Nya, mencari nasihat yang saleh, dan menyaksikan saat pintu pemeliharaan dibuka—kita menjadi yakin bahwa Ia akan membimbing kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita sendirian dalam proses mengambil keputusan. Roh Kudus akan meyakinkan kita, dan kita akan tahu apa yang harus kita lakukan. Dia telah berjanji untuk membimbing kita, dan kita dapat menagih janji-Nya (Mazmur 32:8; Yes. 58:11). n

08 - 2012 | Adventist World

27


PERTUKARAN IDE

Kita memiliki teologi, yang konsisten dan, yang terpenting adalah, Alkitabiah. — K evin William Kossar, Ponta Grossa, Paraná, Brazil

Mengikuti Cara Firman Itu

Artikel Ted N. C. Wilson, “Mengikuti Cara Firman Itu” (Maret 2012) sangat tepat waktu. Hal ini menekankan bahwa kita tidak perlu menggunakan cara-cara yang cepat dari pergerakan gereja yang berkembang untuk memelihara orang muda tetap dalam imannya—untuk “te-

28

Adventist World | 08 - 2012

Puji Tuhan untuk “Mengikuti Cara Firman Itu.” Hal ini benar-benar tugas yang besar. Berbagai pemikiran datang ke benak saya untuk menyatakan komentar saya dari artikel tersebut, tetapi saya akan menahan diri. Satu hal yang timbul dalam hati saya adalah jika Bapak Wilson dapat melakukan ini—yakni, membuat pertemuan/berkomunikasi dengan para direktur pemuda Advent. Hal ini mungkin dilaksanakan sekali setahun untuk mendorong, memberikan pandangan secara umum, memberikan bimbingan, pertanyaanpertanyaan di lapangan, menetapkan visi, dll. Artikel tersebut sangatlah bagus, tetapi berapakah penggerak dan pelopor yang akan membaca ini? Vince Onkoba Africa

Ed u c a t i o n o f

Surat ini saya tulis sehubungan dengan artikel Dr. Allan R. Handysides’ dan Peter N. Landless’ yaitu “Kasak Kusuk Tentang Tembakau” (Mei 2012): Tolong pikirkan reaksi apa yang kita harapkan jika orang Advent secara massal menyerang industri tembakau, dan sementara kita berada di situ, demikian juga industri minuman keras, industri pornografi, dan mungkin, dengan ukuran yang tepat, para politisi dan para peramal cuaca. Ellen G. White mengingatkan kita bahwa harus berhati-hati dengan pernyataan publik kita, agar mereka tidak kembali ‘menggigit’ kita. . . ketika hal itu dapat mengatur ibadah kita dan kita adalah penerima “peraturan itu.” Julie Thomsen Amerika Serikat

o f f i c e

Kasak Kusuk Tentang. . .

NA D

Surat

tap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.” (Yudas 3), sebagaimana survei yang telah dilaksanakan tahun 2010 oleh General Conference’s Office of Assessment and Program Effectiveness. Kita memiliki teologi, yang konsisten dan, yang terpenting adalah, Alkitabiah. Sekiranya orang muda kita menggunakannya, selama mereka menggunakan metode Kristus, kita akan siap untuk misi tersebut, kita akan siap untuk kebangunan rohani dan reformasi! Kevin William Kossar Ponta Grossa, Paraná, Brasil Jaringan Kerja Pemeliharaan

Saya menyimpan dan mengganggap penting majalah Adventist World, dan sering kembali dan membaca lagi artikel yang sudah lama. Artikel oleh Ted N. C. Wilson berjudul “Jaringan Kerja Pemeliharaan” (Desember 2011) membuat saya ingin berkomentar pada anjurannya yang mengatakan: “Perhatikan orang muda kita. Tersenyumlah pada mereka dan sebut nama mereka.” Baru saja kemarin suami saya mengingat pengalamannya dengan Bapak Neal Wilson ketika masih menjadi Ketua Daerah Mesir dan sedang mengunjugi Middle East College (sat ini sudah universitas) selepas kebaktian gereja, yang mana suami saya, bernama Minas, telah menyanyikan lagu spesial pada kebaktian itu. Dia bertemua Bapak Wilson di kafe-


Di Belahan

Majalah Favorit

Adventist World adalah salah satu majalah favorit saya. GMAHK di Makadara telah membagikan majalah ini kepada mereka yang bukan Advent, dan beberapa dari mereka memberitahu kami bahwa mereka terberkati dengan majalah tersebut. Sangat senang untuk memperoleh majalah Adventist World yang terbaru pada waktu yang tepat. Tuhan memberkati. Edwin Okiya Makadara, Kenya Majalah Adventist World tiba terlambat di beberapa belahan dunia. Karena dikirim via angkutan laut untuk menekan biayanya tidak mahal sehingga banyak dari para anggota jemaat kira yang dapat menerimanya tepat waktu. Kami menyesuaikan jadwal pruduksi kami untuk mengakomodasi pengiriman yang lama dan jauh. Kami bersukacita karena Anda menerima dan menikmati majalah Adventist World, meskipun agak terlambat. —Para Editor Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: letters@adventistworld.org. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 100 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang masuk akan terbitkan.

F e r n a n do Jo r g e b y s u b m i t t e d P h o t o

JAWABAN: Di Buenos Aires, Argentina, mereka adalah anggota gereja dan peralatan radio dari GMAHK Bethlehem. Setiap malam Minggu dari pukul 21.00-22.00 mereka memancarkan program Sharing Hope. Program itu dapat didengar di www.adventistaescobar.com.ar/CompEsp.htm. Dari kiri: Gabriela, Jorge Fernando (pemilik stasiun radio), Rosita, Marcelo, dan Adela.

taria, dan Wilson menyapanya, dengan berkata, “Apa kabarmu, Minas?� Hal itu sangat berarti bagi Minas pada saat itu dan tetap terasa sampai saat ini (suami saya sudah berumur 80 tahunan). Minas menghargai Bapak Wilson yang memberikan minat khusus kepadanya untuk mengetahui dan memanggilnya dengan namanya. Orang muda kita memerlukan perhatian yang seperti itu. Dengan semua daya tarik yang ditawarkan dunia ini, kita harus menunjukkan pada mereka perhatian dan membuat gereja kita lebih menarik dari pada yang ditawarkan dunia ini. Kamly M. Beirut, Lebanon

Dunia Manakah Ini?

Gereja mengubah budaya, bukan dituntun oleh budaya. —Pendeta Kris Oberg, pada saat berpresentasi di General Conference Session 2010 di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

top

Tiga penyebab tertinggi yang membawa penyakit kanker: 1. tidak beraktivitas 2. kegemukan 3. tembakau Sumber: American Cancer Society/Vibrant Life

08 - 2012 | Adventist World

29


PERTUKARAN IDE

W h i t e

E s tat e

131 Tahun Lalu

Ell e n

G .

James S. White, suami Ellen G. White dan salah satu pendiri Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, telah meninggal di Battle Creek, Michigan, pada 6 Agustus 1881. Bapak White dikabarkan adalah keturunan mereka yang berlayar dari Inggris ke Amerika pada Mayflower, tiba pada tahun 1620. Dia adalah anak kelima dari sembilan bersaudara, dan kesehatan yang buruk menghalangi dia menghadiri sekolah sampai umur 19 tahun. Secara keseluruhan ia menerima 29 minggu pendidikan formal. Dia menerbitkan edisi perdana Present Truth (majalah pendahulu Adventist Review dan Adventist World) di tahun 1849, dan editor pertama majalah Signs of the Times (1874). Dia juga melayani total 10 tahun sebagai Ketua GMAHK General Conference.

Coba

Pikirkan!

Ketika saya menggembalai di Dakota Selatan, Amerika Serikat, saya memiliki pengalaman yang menarik: Setelah kebaktian Sabat, dua tamu bertanya dan berbicara kepada saya secara pribadi. Tamu pertama mengatakan bahwa ini adalah acara gereja yang paling bermakna dan dapat dinikmati—dan anggota gereja sangat bersahabat—salah satu yang dia inginkan sejak lama. Tamu yang kedua mengatakan bahwa aca­ra gereja itu adalah acara yang sangat dingin, dan anggota gereja tersebut adalah yang paling tidak bersahabat yang pernah dia temui, dan itu adalah Sabat yang paling tidak menyenangkan pada bulan tersebut. Untuk beberapa saat saya duduk di kantor saya , dan tidak yakin mau berpikir apa. Kemudian saya tertawa, mungkin lebih dari apa yang kita sadari, kita membuat realitas kita sendiri. —Pendeta Greg Wellman, British Kolumbia, Kanada

Rasakan yang

Lakukan yang

B aik lima

B aik

Melakukan perbuatan baik dalam seminggu dapat mendorong indeks kebahagiaan Anda menjadi 40 persen. Plus, hal itu gratis! Berikut beberapa saran untuk mulai. n n

engutip Sampah. M Mendengarkan teman berbicara.

n

engizinkan mobil di depanmu M masuk pada saat macet.

Doa

Sumber: University of California di Riverside/Men’s Health

PUJI SYUKUR

Tolong doakan rumah tangga saya. Suami dan saya sedang bergumul untuk saling memaafkan dan melupakan kesalahan yang sudah lewat. Nama Dirahasiakan, Amerika Serikat

30

Adventist World | 08 - 2012

Sudah cukup lama saya sakit. Para dokter telah melakukan yang terbaik menurut mereka; saat ini saya ingin Yesus menjamah saya. Dialah Dokter segala dokter. Jonathan, Nigeria

Tolong doakan pendidikan saya. Saya akhirnya berhasil! Demikian juga tolong doakan finansial keluarga saya. Nirina, Madagascar Tolong doakan saya agar tetap dapat bekerja sehingga finansial keluarga saya tetap stabil. Joan, Kenya


5O 5O

KATA ATAU KURANG

Tokoh Alkitab

Favorit Saya...

n Hosea mengetahui apa yang akan terjadi setelah ia menikahi Gomer, dia juga, namun ia taat kepada Allah. Walaupun Gomer tidak setia, Hosea mengambil kembali oleh karena kasih sayangnya kepada Gomer. Dari kesedihan Hosea ia memperoleh pemikiran tentang ketidaksetiaan manusia kepada Allah DI dalam kisah Hosea saya melihat kasih Allah yang tidak terduga bagi manusia.

—Dana, Southampton, Bermuda

n Saya

suka kisah Yusuf anak Yakub. Walaupun ia memiliki hidup yang terkadang di atas dan di bawah, dia selalu menampilkan Allahnya dengan baik. Pada akhirnya sangat jelas bahwa Allah memiliki rencana untuknya setiap saat. Hal ini mendorong saya untuk selalu beriman kepada-Nya pada setiap cobaan. —Mirlene Andre, Baltimore, Maryland, Amerika Serikat

n Kebulatan tekad dan iman Ester menginspirasikan saya setiap hari. Dia adalah teladan bagi kita para wanita. Meskipun ia memiliki kecantikan luar saja, dia teguh di dalam prinsip, dia membuat keputusan yang bijak, dan ia bersedia membela bangsanya dan bersaksi tentang Tuhannya.

—Lucila, Taquara, Brasil

Kali berikutnya, ceritakan kepada kami dalam 50 kata atau kurang tentang nyanyian himnal kesukaan Anda. Kirimkan ke letters@ AdventistWorld.org. Tulis “50 Words or Less” pada baris judul. Pastikan untuk menuliskan nama kota dan negara dari mana Anda menulis.

“Lihatlah, Aku Datang Segera” Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott Wakil Penerbit Claude Richli Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum Komite Koordinasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Mark A. Kellner, Kimberly Luste Maran Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Park, Jae Man Editor Online Carlos Medley Koordinator Teknik dan Pelayanan Pembaca Merle Poirier Editor-at-large Mark A. Finley Senior Advisor E. Edward Zinke Manajer Finansial Rachel J. Child Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste Asisten Editor Gina Wahlen Dewan Manajemen Jairyong Lee, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Kenneth Osborn, Juan Prestol, Claude Richli, Akeri Suzuki, Ex-officio: Robert Lemon, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Brett Meliti Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638

Saya tinggal di wilayah yang memiliki 14 distrik dan hanya 2 cabang Sekolah Sabat dan tiga gereja yang sudah diorganisasi. Saya senang berkhotbah. Tolong doakan stasiun radio FM kami. Obuli, Uganda

Saya memerlukan pertolongan untuk mendaftarkan perusahaan saya. Oleh karena merajalelanya korupsi, saya membutuhkan pertolongan Allah. Nama Dirahasiakan, Zambia

E-mail: Internet: worldeditor@gc.adventist.org Situs Web: www.adventistworld.org Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, dan Amerika Serikat. Vol. 8, No. 8

08 - 2012 | Adventist World

31


DARI INDONESIA

Pelayanan NEWSTART Memasuki Pulau Madura Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT)

P

elayanan di Pamekasan yang bertempat di Pulau Madura bermula dari pelayanan yang rutin dilakukan oleh tim Ibu Endang Stelmach di Bali yang bertempat di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kerobakan. Kemudian pada tahun 2006 ada beberapa penghuni LAPAS Kerobokan yang biasa dilayani oleh Ibu Endang Stelmach dan tim dipindahkan ke LAPAS Narkotika (LAPASTIKA) Pamekasan, Madura. Mereka tetap meminta untuk dilayani oleh gereja Advent . Oleh Ibu Endang Stelmac maka jiwa-jiwa ini pun tetap dilayani meskipun mereka berada di Pamekasan. Bahkan kini telah ada kolam baptisan yang sudah diresmikan pada tanggal 19 Oktober 2008. Pelayanan di LAPASTIKA masih terus dilakukan sampai sekarang. Pada setiap hari Selasa diadakan kebaktian bersama yang dilayani oleh missionaris, para pendeta, anggota jemaat dari Surabaya dan juga dari Konferens KJKT secara bergiliran. Pelayanan di LAPAS ini telah melahirkan jiwa-jiwa baru ke dalam kebenaran. Jumlah baptisan sampai Juni 2012 berjumlah 9 jiwa. Penginjil Sukarela (PS) yang pertama kali melayani ialah PS Charles pada tahun 2008. Pelayanan sejauh ini masih berfokus kepada penghuni LAPASTIKA. Kemudian pada Maret 2012 Officer KJKT Pdt. Ranap Situmeang, Pdt. Ngatino, Ibu. Endang Stelmach, Bpk. Tri Djoko Susanto memulai Pelayanan di LAPASTIKA. Pada bulan Juni 2012 Jemaat Putra Agung Surabaya resmi ditunjuk oleh Konferens KJKT menjadi penanggung jawab pelayanan di Pulau Madura, sedangkan Ketua Jemaat Putra Agung adalah dr. Raymon Ngantung, Ibu Anggreini, Pdt. Fabio Rumagit gembala. Pada bulan Agustus tahun

32

Adventist World | 08 - 2012

2012 Konferens KJKT mengutus dua orang missionaris dari kampus 1000 Missionary Movement yaitu missionaris Ronald Siagian dan Missinaris Ari Widianto untuk melanjutkan pelayanan di Pulau Madura. Mereka berdua adalah missionaris senior yang berkomitmen untuk melayani kembali yang tergabung dalam tim Gideon dari kampus 1000 Missionary Movement. Fokus pelayanan pun kini diperluas tidak hanya terbatas kepada saudara-saudara di LAPASTIKA tetapi juga menjangkau kepada warga masyarakat setempat. Desa pertama yang menjadi fokus ialah Desa Nyalabu Daya. Salah seorang warga desa Nylabu daya yaitu Ibu Nur adalah bekas pegawai Bapak Hartono anggota GMAHK Jemaat Dieng, Malang. Itulah juga salah satu alasan mengapa Desa Nyalabu Daya menjadi fokus yang pertama untuk dijangkau. Kendala yang dihadapi ialah prasangka dari warga setempat bahwa mereka merupakan target penginjilan atau kristenisasi. Untuk mengatasi hal ini, maka missionaris yang melayani memperkenalkan diri sebagai tenaga sukarela pelayanan masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan yaitu pola hidup ala NEWSTART. Puji Tuhan melalui cara ini lebih mudah untuk menjangkau mereka, karena semua orang ingin hidup sehat dan bagi yang sakit tentunya ingin sembuh. Selain itu juga diadakan pengobatan gratis yang diadakan pada tanggal 11 Desember 2011 dan pada tanggal 06 Mei 2012. Tim Medis yaitu: dr. Raymon Ngantung, dr. Ardina, dr. Daniel, drg. Robinson Pasaribu, Perawat Ester Lomo Panggabean. Sedangkan perlengkapan dari tim Pemuda Advent Jemaat Putra Agung. Tim doa yaitu: Pdt. Abri Santoso Direktur Kesehatan KJKT dan Pdt. Fabio Rumagit. Melalui pengobatan gratis ini masyarakat sangat senang dan menyambut positif, meskipun pada awalnya ada kekhawatiran akan penolakan dari warga. Melalui pengobatan gratis ini pun Tuhan bekerja sehingga pelayanan NEWSTART bisa terus dilaksanakan setiap bulan pada setiap tanggal 5 di kantor kecamatan kota. Peluang ini berawal dari hasil negosiasi antara Bapak Tri Djoko Susanto dan Ibu Nivi, seorang bidan. Ibu Nivi adalah seorang


WARTA GEREJA ADVENT (WGA) bidan yang bertugas di Desa Nyalabu Daya. Seminar kesehatan NEWSTART yang pertama kali diadakan yaitu pada tanggal 5 Juni 2012 yang bertempat di Kantor Kecamatan Pamekasan. Ada pun pembicaranya adalah: Bpk. Bambang Kadarman (Direktur Healing Way), dr. D. Raymond Ngantung dan Bpk. Bambang Purnomo. Seminar ini dihadiri oleh ibu camat dan ibu-ibu PKK dan juga pegawai Kantor Kecamatan Pamekasan. Mereka sangat senang dan menyambut positif akan kegiatan seminar tersebut dan Puji Tuhan pada setiap tanggal 5 untuk setiap bulan dapat terus diadakan seminar NEWSTART di kantor kecamatan. Beberapa ibu-ibu dari kelurahan mengundang tim NEWSTART untuk mengadakan seminar pelatihan di kelurahan mereka juga. Melalui pelayanan kesehatan pola hidup sehat NEWSTART beberapa 5 daerah telah berhasil di jangkau, yaitu: Kelurahan Nyalabu Daya, Kelurahan Sersan Mesrul, Kelurahan Patemon, Kelurahan Parteker, Kelurahan Kangenan. Selanjutnya Pelayanan di Pamekasan, Madura akan dilanjutkan oleh tim Medical Missionari Healing Way yang akan memulai pelayanan mereka pada bulan Juli 2012 untuk melanjutkan pelayanan missionaris Ronald Siagian dan Ari Widianto.

Terima kasih untuk semua pelayan Tuhan. Kita percaya oleh pertolongan Tuhan pelayanan di Pamekasan, Madura akan terus berlanjut sampai Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya, menjemput jiwa-jiwa yang percaya kepada-Nya. Marilah kita semua bersama-sama mendukung dan mendoakan pelayanan di Pulau Madura ini, agar bukan hanya wilayah Pamekasan saja, tetapi daerah-daerah lain pun dapat dijangkau oleh terang kebenaran Injil dari Tuhan kita Yesus Kristus. Nama Tuhan di tinggikan. n —Dilaporkan oleh Tri Djoko Susanto, Penginjil Awam.

GOJAL: Go Jalan-jalan

H

ari Anti Tembakau Sedunia yang bertepatan pada tanggal 31 Mei, diperingati secara istimewa dengan cara GOJAL atau jalan sehat bersama seluruh anggota Jemaat GMAHK se-Malang pada tanggal 27 Mei 2012. Sepadan dengan asas kesehatan GMAHK, gerakan anti tembakau ini diprakarsai oleh

Hari Anti Tembakau Kota Malang

PAGMA (Pemuda Advent Gabungan Malang) dan di bawahi oleh 3 departemen Konferens Jawa Kawasan Timur yaitu Kepemudaan, Pendidikan dan Kesehatan. GOJAL dimulai pukul 05.30, dilepas oleh Pdt. Leo­ nard Mamentu (Dir. PA) dan Bpk. David Maart (Dir.

08 - 2012 | Adventist World

33


DARI INDONESIA

Pendidikan) start dari gereja di Dieng, mengambil rute ke arah Jalan Kawi. Sepanjang jalan sekitar 200 peserta bergantian membawa spanduk dengan berbagai motto: “Sayangilah kesehatan, keluarga dan lingkungan Anda dengan tidak merokok,” “Mari hidup sehat tanpa asap rokok”, “Berhentilah merokok atau Mati­LoeBro,” “Mari kita bebas dari bahaya asap rokok.” Peserta dengan cekatan juga membagikan berbagai traktat kesehatan serta traktat rohani pada setiap orang yang dijumpai. Saat melalui area car free day di Jalan Ijen, para peserta menawarkan pada para perokok untuk menukarkan rokok yang utuh atau mematikan rokok yang sedang diisap untuk ditukarkan dengan satu gelas jus jeruk atau susu kedelai. Antusiasme peserta sungguh luar biasa, meskipun ada yang ditolak maupun diterima dengan ramah, para peserta dari yang tertua berusia 80 tahun hingga peserta termuda berusia 3 tahun, berhasil membagikan sekitar 2000 lembar traktat dan mengumpulkan sekitar 220 ba-

34

Adventist World | 08 - 2012

tang rokok yang kemudian dimusnahkan bersama-sama. Kembali ke gereja pada pukul 08.00, dengan tetap bersemangat para anggota dari berbagai jemaat saling berbagi atau sharing pengalaman dan kesan mereka pada kegiatan ini, sementara mereka menikmati sarapan bersama dan mengikuti pembagian doorprize. Pukul 09.00 acara ditutup dengan berdoa bersama seraya bergandengan tangan, menandai indahnya persekutuan dan persatuan saudara seiman dalam menjalankan pekerjaan Tuhan. Di luar dugaan, nasi bungkus yang disediakan panitia tersisa cukup banyak, sehingga dapat dibagi-bagikan pada para pengemis, gelandangan dan anak jalanan. Harapan kita, kegiatan seperti ini oleh kuasa Tuhan dapat menjadi berkat bagi Kota Malang dan dapat terlaksana dengan lebih baik tahun depan. n —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Sekretaris Asosiasi Kependetaan dan Komunikasi, Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT).


WARTA GEREJA ADVENT (WGA)

Kisah dari GMAHK Jemaat Teling 1 Manado HUT jemaat ke-50 dan tour jemaat

D

alam rangka HUT ke-50 GMAHK Teling 1, anggota jemaat juga anak-anak serta pemuda dan lansia mengambil bagian dalam kegiatan ini melaksanakan bersih-bersih kota yang dilaksanakan pada hari Minggu, 8 Juli 2012 pukul 06.30 berlokasi di pusat kota tepatnya di Taman Kesatuan Bangsa (TKB). Pada kesempatan ini Bapak Dolly Walangitan sebagai ketua panitia mengatakan bahwa: “Kegiatan yang bertajuk “Clean Up City” bertujuan menyadarkan betapa pentingnya kebersihan kota yang harus kita jaga bersama. Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa GMAHK Teling 1 sangat peduli dengan kebersihan kota ini. Meskipun pada pagi hari hujan tapi anggota jemaat tetap semangat. Pada kesempatan ini hadir pula salah satu staf Dinas Kebersihan Kota Manado hingga selesai kegiatan. Selesai membersihkan kompleks TKB semua berkumpul dan meneriakan yel-yel: “Clean Up City . . . Oke; Kota Manado: Yes...Yes.” GMAHK Teling 1 bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia di Manado, dr. Calvin Pondaag dan tim, telah langsungkan peduli kepada sesama yang

membutuhkan darah. Dalam aksi donor darah ini, 18 anggota jemaat telah menyumbangkan darahnya. “Setetes darah adalah ungkapan kasih.” Demikianlah rangkaian kegiatan 50 tahun GMAHK Teling 1 yang puncak kegiatannya akan dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Juli 2012. Tour Kelompok Kecil Penginjilan GMAHK Jemaat Teling 1 Manado Dua belas kelompok kecil GMAHK Teling 1 pada tanggal 1 Juli 2012 di bawah pimpinan Pdt. Gerald Manurip melaksanakan program tahunan Jemaat Teling 1. Kegiatan tour ini diikuti oleh anggota jemaat dengan rute perjalanan dua lokasi yaitu Pantai Firdaus Kema dan berakhir di Bukit Doa Kota Tomohon. Rombongan ini start dari Manado berkumpul di halaman gereja di Teling 1. Di satu ada 6 kelompok kecil mempresentasikan visi dan misi kelompok serta mengisahkan kesaksian kelompok selama 1 tahun pelayanan selain kesaksian kelompok yang disaksikan setiap Sabat. Di Pantai Firdaus salah satu kelompok kecil, Bartolo­ meus, mempresentasikan visinya yaitu: Menjadikan kelompok kecil yang misioner, sedangkan misinya: Mengabarkan Injil ke seluruh dunia, banyak jiwa yang datang kepada Yesus, serta yel-yel kelompoknya yaitu: “Bersama Yesus kita bekerja, bekerja bersama Yesus.” Setelah 6 kelompok kecil bersaksi, rombongan melanjutkan lagi perjalanan ke Bukit Doa Tomohon. Setibanya di sana waktunya untuk makan siang. Karena hujan maka sebagian anggota jemaat makan di dalam mobil. Suasana sangat menyenangkan sambil menikmati keindahan alam di sekitar serta udara yang sejuk. Selesai makan siang, semuanya berkumpul untuk menyaksikan keenam kelompok kecil yang akan bersaksi. Acara ini merupakan hari terakhir masa tugas Pdt. Gerald Manurip yang berakhir 30 Juni 2012. Terhitung 1 Juli 2012, beliau ditugaskan di Jemaat Tikala Manado. n —Dilaporkan oleh Ellen Noor M., Departemen Komunikasi Jemaat Teling 1, Manado.

08 - 2012 | Adventist World

35


DARI INDONESIA

Charity Clinic Palembang

Pelmas di lingkungan SD Advent Pakjo, Palembang

S

etelah Departemen Kesehatan DSKS membentuk sebuah tim yang disebut Tim Kesehatan Advent, maka sebuah program segera dipersiapkan untuk mewujudkan misi dari tim ini. Tim yang terdiri dari para dokter, perawat dan petugas kesehatan ini dikoordinasi untuk terlibat langsung dalam berbagai kegiatan pelayanan masyarakat khususnya di kota Palembang. Maka pada hari Minggu, 25 Juni yang lalu telah dilaksanakan sebuah acara Pengobatan Gratis (Charity Clinic) yang melibatkan jemaat dan sekolah Advent yang ada di Pakjo, Palembang. Meskipun kegiatan serupa sudah rutin dilaksanakan selama ini, namun ada satu yang berbeda karena difokuskan kepada orangtua siswa dan masyarakat yang ada di sekitar Sekolah SD Advent Pakjo. Karena sudah lebih dari dua tahun ini anggota Jemaat Pakjo tidak diizinkan lagi menggunakan gedung sekolah untuk mengadakan kegiatan ibadah seperti yang telah diadakan selama puluhan tahun di tempat itu. Pada hari yang cerah itu, kegiatan diawali dengan doa subuh yang dipimpin oleh Ibu Ch. Sitorus. Setelah itu tepat pukul 7 pagi dilanjutkan dengan senam jantung sehat yang diikuti 40-50 orang peserta dari anggota jemaat dan lingkungan sekitar sekolah. Dan pada pukul 09.00 WIB, diawali dengan kata sambutan dari ketua daerah, Pdt. E. Simanjuntak dan secara resmi membuka acara pengobatan gratis ini. Setelah itu dimulailah penerimaan pendaftaran warga PALING ATAS: Beramai-ramai mendaftar. ATAS: Pemaparan pola hidup sehat. masyarakat yang sudah menerima kupon BAWAH: Tim medis dari Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRI. dari panitia.

36

Adventist World | 08 - 2012


WARTA GEREJA ADVENT (WGA) Dalam kegiatan ini, dr. Lin Oswari dan dr. Efman U. Manawan mengkoordinasi dan mengajak beberapa dokter (yang sedang menyelesaikan spesialis bedah di RSU) dan Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRI pada hari itu, dan para ahli medis ini bersama-sama turun tangan memberikan pelayanan dan penyuluhan kesehatan kepada setiap pasien yang datang berobat. Dan tercatat lebih dari 70 orang yang mendapatkan pelayanan dan pengobatan secara langsung dari tim dokter kita hari itu (di antaranya 5 orang anak dikhitan/sunat dan dua pasien dibedah ringan). Kegiatan ini pun mendapatkan Kunjungan Petugas Dinas Kesehatan Kota Palembang apresiasi dan dukungan dari salah satu pejabat Dinas Kesehatan Kota Terima kasih kepada panitia yang sudah mempersiapPalembang yang langsung meninjau kan acara ini dengan baik, juga beberapa keluarga anggota ke lokasi acara. jemaat yang menjadi donator dalam kegiatan ini. namaPada pukul 1 siang acara sudah rampung dan semua Nya sajalah yang dimuliakan pada kesempatan ini. n kegiatan berakhir dengan baik, dengan harapan melalui aca­ra ini dapat memperkuat hubungan yang baik antara —Dilaporkan oleh Victor J. Sinaga, Dierektur Komunikasi anggota jemaat dan warga di sekitar sekolah ini. GMAHK Daerah Ssumatera Kawasan Selatan (DSKS).

Ulang Tahun GMAHK Jemaat Maranatha, Jambi

B

erawal dari sebuah Cabang Sekolah Sabat di Jambi Barat, dan dengan sebuah semangat serta komitmen dari setiap anggota jemaat pada tanggal 21 Mei 2011 berdirilah sebuah jemaat baru di Provinsi Jambi. Namun Pada tanggal 26 Mei 2012 baru dapat diadakan Acara syukuran sekaligus perayaan ulang tahun GMAHK Jemaat Maranatha. Acara yang mendapat dukungan penuh dari GMAHK jemaat Otto Iskandar Dinata (Otista) dan partisipasi dari kedua jemaat, membuat acara tersebut berlangsung dengan hikmat dan meriah, terlebih acara itu di pandu oleh pembawa acara Sunny Itrayeni; seorang gadis muda yang enerjik sehingga menambah kemeriahan dan kesan acara tersebut. Dengan diawali doa pembuka oleh Bapak K. Sianturi dan diselingi dengan lagu pujian dari anak-anak dari kedua jemaat menambah kekompakan dan persatuan dari dua jemaat . Setelah khotbah renungan singkat yang dibawakan oleh Pdtm. D. Gultom, sekaligus doa penutup, acara diakhiri dengan peniupan lilin dan sebagai tanda ucapan syukur turut di-

Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS)

lakukan pemotongan kue oleh Ketua Jemaat Maranatha Bapak B. Situmorang, yang didampingi oleh Bapak K. Sianturi sebagai perwakilan Jemaat Otista. Sejarah Singkat Berdirinya Jemaat Maranatha

Oleh karena terkendala dengan jarak yang cukup jauh bagi sebagian anggota jemaat dari sekitar wilayah Jambi Barat untuk datang berbakti ke gereja di Otista, baik untuk perbaktian hari Sabat, Rabu dan Vesper, maka semangat untuk mendirikan Cabang Sekolah Sabat di Jambi Barat timbul sejak beberapa tahun yang lalu. Saat periode penggembalaan Pdt. Herlen Yang, semangat itu semakin menggebu terutama karena kehadiran Pdt. Darwin Gultom di wilayah Jambi Barat, ditambah keluarga Bpk. B.J. Simbolon yang juga berdomisili di sana sehingga anggota jemaat yang lainnya menganggap mereka bisa menjadi lokomotif pemimpin perbaktian. Dengan diawali perbaktian Rabu dan Vesper yang sudah terpisah dengan Jemaat Otista mulai pada

08 - 2012 | Adventist World

37


DARI INDONESIA

tahun 2008 yang lalu. Dengan perpindahan tempat tinggal Pdt. D. Gultom ke lingkungan gereja di Otista pada awal tahun 2010, sepertinya menyurutkan kembali semangat untuk membuka cabang tersebut ditambah direnovasinya gereja di Otista sehingga timbul pemikiran untuk menikmati dulu bangunan gereja yang baru itu. Pada bulan Desember 2010 akhirnya permohonan umat Tuhan yang berdomisili di wilayah Jambi Barat diajukan ke majelis jemaat dan akhirnya diputuskan membuka cabang Sekolah Sabat. Setelah berjalan beberapa bulan, maka anggota-anggota merasa sudah bisa berdiri sendiri dan ingin menjadi Jemaat Mandiri. Setelah mendapatkan informasi, dan terpenuhinya syarat-syarat Cabang Sekolah Sabat untuk diorganisasikan menjadi Jemaat, maka pada tanggal 30 April 2011 cabang Se-

kolah Sabat Jambi Barat mengajukan surat permohonan kepada majelis Jemaat Otista sebagai jemaat induk, maka diputuskan pengorganisasian yang dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2011. Demikianlah sejarah singkat dari pengorganisasian cabang Sekolah Sabat Jambi Barat menjadi jemaat yang berdiri sendiri dengan nama Gereja Masehi Advent Hati Ketujuh Jemaat Maranatha, Jambi Barat. Dengan dukungan dan bantuan semua anggota jemaat kami ucapkan terima kasih. Dengan pelaksanaan pengorganisasian tersebut, maka menjadi sejarah baru bagi umat Advent di Kota Jambi, karena setelah kurang lebih 55 tahun berdirinya gereja Advent di Kota Jambi, barulah tahun ini bisa melahirkan sebuah Jemaat baru yang sudah diorganisasi. n —Dilaporkan oleh S.I. Limbong, S.E., GMAHK Jemaat Maranatha, Jambi.

Pengorganisasian Jemaat ke-142

Jemaat Mount Hermon Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya

T

elah lahir jemaat yang baru, Jemaat Mount Hermon, yang ke-142 di Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya. Jemaat yang baru ini adalah cabang Sekolah Sabat dari Jemaat Tangerang Palm Semi, selama dua tahun cabang Sekolah Sabat ini telah dibina dengan baik, dan bertumbuh dalam kerohanian juga dalam keanggotaan. Saat ini sebagian besar anggota di jemaat yang baru ini adalah orang muda dan keluarga muda. Diawali dengan penginjilan melalui media radio di Provinsi Banten, tepatnya di Radio Heartline 100.6 FM, Lippo Karawa­ ci. Maka diadakanlah penjangkauan kepada para pendengar (reach out to listeners). Satu persatu komunikasi mulai dijalankan, melalui telepon selular, sms, kunjungan perlawatan. Dan terlihatlah respons pendengar melalui setiap acara KKR Celebration yang diadakan. Setelah melalui persetujuan majelis

38

Adventist World | 08 - 2012

GMAHK Palem Semi di bawah koordinasi Andreas Ginting sebagai penginjil sukarela Jemaat Palem Semi, maka dibentuklah Kelompok Pendalaman Alkitab (KPA)yang selanjutnya menjadi cabang Sekolah Sabat. Dan akhirnya pada hari Minggu tanggal 13 Mei 2012 para pemimpin dari Konferens DKI Jakarta telah


WARTA GEREJA ADVENT (WGA)

mengorganisasikan cabang ini menjadi jemaat penuh. Dan semua acara berlangsung dengan baik. Hingga sampai hari ini berbagai kegiatan telah dilakukan di jemaat yang baru ini. Demikian juga penginjilan melalui empat Kelompok Pendalaman Alkitab. Program membagi traktat pun dilakukan dua kali satu minggu di wilayah perumahan Lippo Karawaci. Selain itu kegiatan penginjilan lain yaitu melalui media radio pun telah dilakukan para pemuda jemaat ini. Khusus di

hari Minggu diadakan siaran rohani interaktif program di radio Heartline 100.6 FM Lippo Village pukul 19.00-20.00 WIB. Program ini memilih visi sesuai dengan tema organisasi kita Revived by His Word yang disingkat “Reword” dengan menjadikan reach up, reach out dan reach across sebagai misi. Mari kita doakan agar jemaat yang baru ini dapat selalu bertumbuh dan terus menginjil sampai Tuhan datang. n —Dilaporkan oleh Pdt. Arbeni Sagala, Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya.

Pekerjaan Gereja di Luwu Tana Toraja KKR dan Pengorganisasian Jemaat

B

ertempat di lapangan basket yang terletak di tengah kota wisata Makale Tana Toraja diselenggarakan Kebaktian Kebangunan Rohani “Keluarga Bahagia,” 11-16 Juni 2012. Pembicara dalam KKR ini adalah Pdt. Noldy Sakul, Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur (UKIKT). KKR ini merupakan KKR penuaian triwulan kedua tahun yang sedang berjalan. Karena lokasinya sangat strategis maka setiap malam sejak malam pembukaan sampai penutupan tempat yang mampu menampung 400 (empat ratus) pengunjung penuh walaupun diguyur hujan. Mereka yang tidak dapat tempat, bila tidak hujan, duduk di emperan toko-toko di sekitar lokasi dan di trotoar Kota Makale. Hal ini dimungkinkan karena sound system yang digunakan dapat didengar dengan jelas sampai radius 500 meter.

Semangat panitia KKR dan anggota jemaat di Tana Toraja patut diberi acungan jempol dengan upaya mereka membawa tamu dari kelompok kecil walaupun dengan jarak tempuh puluhan kilometer. Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Tana Toraja di Makale, Ibu Monika, S.Th. menyampaikan sambutan di malam pembukaan. Se-

Pembicara KKR “Keluarga Bahagia” Pdt. Noldy Sakul.

08 - 2012 | Adventist World

39


DARI INDONESIA

tiap malam para tamu yang datang diberikan buku Kemenangan Akhir. Pdt. N. Sakul selaku penceramah menyampaikan materi dengan penuh kuasa dan mudah dimengerti sehingga kehadiran anggota dan tamu-tamu tidak pernah surut sampai malam terakhir. Puji Tuhan pada akhir KKR ini 31 jiwa telah menyerahkan diri menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi dan di baptiskan di kolam renang Hotel Pantan pada hari Sabat tanggal 16 Juni 2012 oleh Pdt. Redy Kadang dan Pdt. Douglas Paral. Bersamaan dengan acara baptisan dan penutupan KKR diadakan, pertemuan juga diadakan di Hotel Puri Arta Makale dengan pengkhotbah Pdt. Marthen Saluy, S.Th., Ketua GMAHK Luwu Tana Toraja dengan tema “Kemenangan Akhir.” Baptisan tahap kedua bagi 6 jiwa diadakan pada hari Sabat, 23 Juni di gereja Advent Bolu Rantepao. Pengorganisasian Jemaat

Sementara KKR berlangsung di Makale, pada hari Selasa tanggal 12 Juni, cabang Jemaat Awa Tiromanda di Batusura diorganisasi menjadi Jemaat ke-29 di Luwu Tana Toraja. Khotbah pengorganisasian disampaikan oleh Pdt. N. Sakul, yang pada intinya menekankan jemaat yang baru lahir ini menjadi jemaat yang bertumbuh dan bertambahtambah di dalam kasih karunia dan menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat Batusura dan sekitarnya. Sebanyak 36 anggota jemaat disahkan dalam pengorganisasian jemaat ini yang dipimpin oleh Pdt. Marthen L. Saluy. Hadir di acara pengorganisasian Jemaat Batusura Pendeta Amerson dari Amerika Serikat serta tua-tua jemaat dan anggota

40

Adventist World | 08 - 2012

jemaat Awa’, Makale dan dari Toraja Utara, para pendeta dan pegawai Kantor Distrik Luwu Tana Toraja. Setelah pengorganisasian Jemaat Batusura, akan menyusul cabang Jemaat Bolu di Tikala dalam waktu dekat ini. Puji Tuhan pekerjaan Tuhan di Luwu Tana Toraja dalam bidang pemuridan, penggembalaan dan penginjilan sedang berkembang dengan pesat sebagai salah satu bukti bahwa demi pelayanan dan penginjilan pemekaran daerah diperlukan di daerah-daerah tertentu. Mengakhiri triwulan kedua yang akan berakhir, maka serangkaian kegiatan KKR penuaian akan diadakan di 4 (empat) tempat, yaitu di Rantepasang Luwu Utara oleh Pdt. M.L. Saluy, di Mangkutana oleh Pdt. J. Muaya dari Yayasan Kornelius Manado, di Sorowako Luwu Timur oleh Pdt. Dr. F. Rachman dari UKIKT dan di Mengkendek Tana Toraja oleh Ikatan Mahasiswa Anging Mammiri Unklab dengan pembicara Bapak Ulrich Mandey dari Universitas Klabat. Diharapkan lewat KKR tersebut akan banyak lagi jiwa yang akan dimenangkan bagi Yesus Kristus. n —Dilaporkan oleh Pdt. Imanuel Lisupadang, Direktur Komunikasi Lutat.


WARTA GEREJA ADVENT (WGA)

Penamatan Perguruan Advent Malang

Siswa TK, SD, SMP dan SMA

O

leh berkat dan kasih sayang Tuhan maka setelah menyelesaikan pendidikannya, pada tanggal 20 Mei 2012, hari Minggu, telah dilakukan upacara penamatan siswa TK, SD, SMP dan SMA di Malang Adventist Aca­demy (MAC) atau Perguruan Advent Malang. Moto dan Aim yang dipilih oleh para tamatan adalah “Catch The First Opportunity” dan “In Christ We Have Hope.” Pembicara pada acara penamatan tersebut adalah Pdt. Dr. Edison Pandjaitan, Direktur Kependetaan Uni Indonesia Kawasan Barat. Dalam amanat penamatan yang disampaikan maka beliau menekankan tiga hal yang harus dimiliki agar bisa mendapatkan keberhasilan di masa depan, yaitu: 1. Percaya kepada Tuhan; 2. Lakukan yang terbaik; 3. Pantang menyerah. Sejarah Pendirian dan Perkembangan Sekolah Tanggal 17 Agustus 1963, didirikan Sekolah Dasar Advent yang pertama di Malang, berlokasi di Jl. Kasin Kidul 53, Malang. 1965, dibuka jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), kemudian 14 April 1968, SD dan SMP di pindahkan ke Jalan Raya Dieng 31 Malang.

Tahun 1981, dibukalah Sekolah Menengah Atas (SMA) serta Taman Kanak-kanak pada tahun 1984. Tanggal 3 Januari 2011, seluruh kegiatan belajar (TK, SD, SMP dan SMA) pindah ke Jalan Raya Lembah Dieng No. 4, Malang, yang letaknya kurang lebih 1 km dari lokasi yang lama. Kondisi Perguruan Advent Malang yang memiliki luas bangunan 2.100 meter per segi dan 26 ruang kelas ini, memiliki 333 siswa. Jumlah siswa TK yang dipimpin oleh kepala sekolah, Elizabeth Maria BA., berjumlah 20 siswa. SD dengan Sumarmi, Spd., sebagai kepala sekolah berjumlah 153 siswa. Sejumlah 79 siswa SMP dipimpin oleh Masanta S. Spd., sebagai kepala sekolah. Dan 81 siswa SMA dengan kepala sekolah, Bambang Purnomo. MSc. Berkat pertolongan Tuhan maka pada Ujian Akhir Negara tahun 2012, seluruh siswa SD, SMP dan SMA Malang Adventist Academy dituntaskan dengan tingkat kelulusan 100 persen. n —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Sekretaris Asosiasi Kependetaan dan Komunikasi, Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT). 08 - 2012 | Adventist World

41


DARI INDONESIA

Acara Pembangunan Tabiat Anak Sekolah Advent Sinar Kasih Pasuruan

P

ada tanggal 2-7 Juli 2012 Sekolah Advent Sinar Kasih Pasuruan mengadakan Acara Pembangunan Tabiat Anak (APTA) untuk anak-anak sekolah dan anak-anak warga sekitar sekolah. Selain untuk mengisi waktu liburan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan sekolah kepada warga sekitar, juga sebagai jalan untuk memperkenalkan kasih Allah kepada semua anak-anak. Selama APTA anak-anak mendapatkan seri pelajaran Alkitab dan pelajaran kesehatan serta keterampilan. “Saya sangat senang dengan lagu-lagu yang diajarkan dengan gerakan-gerankannya,” pengakuan anak-anak yang baru mengikuti APTA ini. Dalam acara ini kami juga sangat senang karena beberapa murid mau membawa serta teman di rumah mereka untuk mengikuti acara. Di akhir kegiatan pada acara penamatan hari Sabat, 7

“Menari di Atas Awan”

Juli 2012 ada orangtua tamu yang ikut hadir di kebaktian Sabat. Kami sangat bersyukur kepada Tuhan, semoga acara ini benar-benar bermanfaat dan membawa pengaruh yang baik bagi kerohanian anak-anak, sehingga mereka bertumbuh menjadi anak-anak yang setia kepada Tuhan. n —Dilaporkan oleh Iin Sariningtyas, Departemen Komunikasi Jemaat Pasuruan.

Kebaktian perkumpulan kaum wanita Kristen di Bangka

S

atu terobosan penginjilan baru telah dilaksanakan di Kota Pangkalpinang, Bangka melalui perkumpulan wanita Kristen dari berbagai denominasi yang dilaksanakan pada awal Juli 2012 yang lalu. Perkumpulan ini berada di bawah naungan BKSWG (Badan Kerja Sama Antar Wanita Gereja) Pangkalpinang. Sudah sejak lama perkumpulan ini aktif mengadakan kegiatan-kegiat­an rohani dan pelayanan yang rutin dilaksanakan setiap bulan. Dan barulah kali ini khusus pertemuan di bulan Juli, pelayanan firman diserahkan kepada gereja Advent. Melalui Pdt. Partomuan Siahaan,

42

Adventist World | 08 - 2012


WARTA GEREJA ADVENT (WGA)

mengundang Ibu Ch. Sitorus untuk memenuhi undangan tersebut. Puji Tuhan, pada hari Senin, 4 Juli yang lalu, bertempat di GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun), Pangkal Balam, di hadapan lebih dari 50 orang kaum ibu dan wanita Kristen, Firman Tuhan dalam bentuk seminar disampaikan dengan sangat baik dan menyentuh oleh Ibu Sitorus sebagai Direktur Kesehatan Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS). Judul pembahasan yang dipilih juga cukup menarik yaitu “Menari di Atas Awan.” Inti dari seluruh pembahasan ini ialah: “Kita sebagai umat Tuhan tak kebal dengan berbagai masalah, bahkan ribuan masalah dan persoalan sedang dihadapi anak-anak Tuhan dari waktu ke waktu, maka hanya satu

cara menghadapinya yakni dengan doa dan penyerahan yang terus menerus akan melepaskan kita dari setiap masalah itu, baik dalam rumah tangga, pekerjaan dan hubungan sosial setiap hari.” Pelajaran yang menyentuh ini mendapatkan respons positif dari setiap kaum ibu yang hadir. Dan terlihat wajah penuh sukacita karena telah mendapatkan kekuatan baru melalui Firman Tuhan ini. Di bagian akhir pertemuan ini, gembala dan beberapa anggota jemaat kita yang hadir membagi-bagikan buku Kemenangan Akhir bagi seluruh hadirin sebanyak 80 eksemplar. Kita doakan pelayanan sederhana ini akan membuka jalan lebar bagi perjalanan Injil di Pulau Bangka pada waktu-waktu yang akan datang. Seminar Kesehatan Diprakarsai Gereja Advent di Kotabumi

Beberapa minggu sebelumnya, bertempat di Jemaat Pancasila, Desa Sumber ­Arum, Kotabumi, telah diadakan seminar atau penyuluhan penyakit kanker oleh Lembaga Penyuluhan Kanker Indonesia (LPKI) cabang Bandar Lampung. Jemaat bekerja sama dengan perangkat desa setempat untuk mengundang LPKI mengadakan penyuluhan bagi anggota jemaat dan juga masyarakat umum. Dalam penjelasannya, seorang penyuluh menyampaikan bahwa LPKI adalah lembaga yang bekerjasama dengan RS Dharmais Jakarta dan juga mempromosikan obat-obatan (ekstrak) yang diproduksi dan

08 - 2012 | Adventist World

43


DARI INDONESIA dijual khusus di rumah sakit tersebut. Acara berlangsung dengan baik dan banyak manfaat yang diperoleh jemaat. Topik yang dibahas antara lain: (1) Penyebab kanker payudara, kanker rahim/serviks, kanker prostat. (2) Bagaimana mencegah dan mengatasi penyakit tersebut. (3) Obat-obatan alami yang dibutuhkan untuk pencegahan dan pengobatan. Acara diadakan setelah kebaktian Sabat, bertempat di rumah Kel. Senen Yulianto. Maksud acara tersebut diadakan di

rumah adalah agar lebih bersifat kekeluargaan sehingga jemaat dapat lebih leluasa menyampaikan pertanyaan-pertanyaan atau hal-hal lain yang ingin diketahui sehubungan dengan topik pembahasan. n —Dilaporkan oleh Victor J. Sinaga, Komunikasi GMAHK DSKS; Pdt. Partomuan Siahaan, Gembala Distrik Bangka; Pdt. Gunawan Nabut, Gembala Distrik Lampung Utara.

Pekan Doa Pegawai Kantor Gereja Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT)

O

leh karena kasih dan berkat Tuhan telah diadakan Minggu Sembahyang Pegawai Kantor Konferens Jawa Kawasan Timur dan seluruh gembala jemaat se-Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo pada tanggal 11-15 Juni 2012 di Kantor GMAHK Tanjung Perak, Surabaya dengan tema: “Re­ formation In the Working Place.” Pembicara minggu sembahyang kali ini adalah Bapak Johny Haumahu dari Bandung dengan judul, “Chalenge.” Pdt. Henky Wijaya, Ketua KJKT dengan judul “Team Work.” Bapak Eric Tahalele, salah seorang anggota DPRD Surabaya, dengan judul “Faith.” Bapak Esron Siburian, dari Surabaya, dengan judul “Leadership.” Dan yang terakhir Bapak Kombes Hari Prasodjo, dari Jakarta, dengan judul “Planning.” Semua sangat berbahagia dengan diadakannya minggu sembahyang yang diakhiri dengan perjamuan kudus. Tu-

44

Adventist World | 08 - 2012

han kiranya memberkati semua pelayan dan pelayanan di Konferens Jawa Kawasan Timur dan di mana saja. n —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Sekretaris Asosiasi Kependetaan dan Komunikasi, Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT).


WARTA GEREJA ADVENT (WGA)

Ministerial Council 2012

Di Universitas Advent Indonesia (UNAI)

P

ara pendeta dan istri sangat diberkati dengan diadakannya Ministerial Council se-Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB) pada tanggal 10-14 Juli 2012 di Kampus Universitas Advent Indonesia (UNAI) yang dihadiri oleh lebih dari 1300 peserta dewasa. Dibuka pada Selasa sore dengan semarak pakaian khas wilayah dari daerah atau konferens masing-masing. Beberapa lembaga gereja yang terjaring di UIKB ini seperti RSA Medan, Perguruan Tinggi Advent Surya Nusantara, RSA Bandar Lampung, RSA Bandung, Percetakan Advent Indonesia, serta tuan rumah, Universitas Advent Indonesia juga mengirim peserta untuk mengikuti Ministerial Council ini. Program sekali lima tahun yang selalu diselenggarakan oleh Sekretaris Asosiasi Kependetaan UIKB kali ini dibiayai oleh gereja dalam hal ini dari daerah/konferens atau lembaga masing-masing dengan total biaya sekitar 4 mi­liar rupiah. Salah

satu acara yang selalu menjadi kegiatan peserta kali ini adalah pembagian kelas secara acak agar para pembicara yang cukup banyak dan berpengalaman itu dapat menyampaikan semua materinya dengan baik. Acara yang sangat padat dan berbobot yang disampaikan oleh para narasumber atau pembicara yang luar biasa ini, antara lain: Pdt. Jerry Page, Sekretaris Asosiasi Kependetaan General Conference; Ibu Janet R. Page, Associate Secretary for Prayer, Pastoral Spouses and Families, General Conference; Pdt. C. Gulfan, Jr., Ketua Divisi Asia Pasifik Selatan (SSD); Ibu Helen B. Gulfan, Koordinator Shepherdess International SSD; Pdt. H. E. Sinaga, Sekretaris Asosiasi Kependetaan SSD; C. Galvez, Abraham T. Carpena, J. Ose M. Oclarit, Pdt. J. S. Perangin­ angin,­Ketua UIKB, Pdt. Edison Pandjaitan, Sekretaris Assosiasi Kependetaan UIKB, Pdt. R. Hutabarat, Rektor UNAI. Semoga dengan diadakannya Ministerial Council yang menekankan kebangunan rohani dan reformasi bagi para pelayan Tuhan ini, dapat membekali para pelayan Tuhan dan istri untuk lebih baik lagi dalam pelayanan di ladang Tuhan yang mulia ini. n —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Sekretaris Assosiasi Kependetaan & Komunikasi Konferens Jawa Kawasan Timur; J. Pardede, Redaksi Pelaksana Adventist World Indonesia (AWI).

PALING ATAS: Salah satu peserta yang mewakili wilayahnya— Konferens Jawa Kawasan Timur. ATAS: Trio pemimpin, dari kiri: Pdt. J.S. Peranginangin, Ketua UIKB; Pdt. Jerry Page, Sekretaris Asosiasi Kependetaan GC; Bpk. B. Sihotang, Bendahara UIKB. BAWAH: Suasana Ministerial Council di UNAI.

08 - 2012 | Adventist World

45


DARI INDONESIA

Buku Kemenangan Akhir di Tangan Dirjen Bimas Kristen Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya

S

etelah melakukan kunjungan 2 hari (1 dan 2 Mei 2012) ke Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI, kami sampaikan kepada para pembaca di Indonesia, cerita singkat kunjungan tersebut. Meskipun dalam waktu yang terbilang singkat, pertemuan dengan Pdt. Dr. Saur Hasugian, M.Th. menjadi satu kesempatan yang sangat berharga yang tidak boleh di lewatkan begitu saja. Hal ini terealisasi pada waktu Pdt. Arbeni Sagala bersama Tim Komunikasi dan Legal dari Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya, di celah-celah pertemuan dengan Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia memberikan kenang-kenangan berupa buku Kemenangan Akhir kepada Pdt. Saur Hasugian di ruang kerjanya. Pdt. Saur yang gemar membaca mengaku senang

MENERIMA BUKU KEMENANGAN AKHIR: Pdt. Arbeni Sagala memberikan Buku Kemenangan Akhir kepada Pdt. Dr. Saur Hasugian, Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama RI, disaksikan oleh Pdt. H. J. Tielung, Ass. Sekretaris dan Legal Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya.

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konferens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses re-

daksi majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana membutuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar. Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap teKS naskah berita yang kami terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format M 足 icrosoft Word/Word Perfect, tanpa ada gambar/foto/image足di dalam file dokumen tersebut (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam file teks dokumen tersebut). Gambar/foto/image untuk naskah berita tersebut kami harapkan terpisah dari dalam file dokumen teks naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere足solusi minimal 640x428 (lebih besar lebih baik). Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam teks naskah berita tersebut. Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan. Kirimkan ke: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk dimasukkan ke edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

46

Adventist World | 08 - 2012

Info Penting! bagi Para Penulis Setia Adventist World Indonesia


WARTA

GEREJA ADVENT “Lihatlah, Aku Datang Segera…”

Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan. Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Pengarah J. S. Peranginangin Ketua Bidang Usaha A. Ricky Bendahara S. Manueke Pemasaran S.P. Rakmeni Produksi S. M. Simbolon Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit Redaksi Pelaksana dan Desain Isi J. Pardede Tim Redaksi R.C.A. Raranta, F. Parhusip, J. Wauran Komunikasi Uni S. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan Barat S. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur

FOTO BERSAMA: Pdt. A. Sagala, Pdt. Saur Hasugian, Pdt. H. J. Tielung dan Pdt. Andri Daymbani, mengabadikan pertemuan mereka di Kantor Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta.

menerima kenang-kenangan yang ditandatangani langsung oleh Pdt. A. Sagala dan Pdt. H. J. Tielung. Dalam pertemuan ini, beberapa hal yang dibahas di antaranya adalah tentang peran anggota Advent dalam hal kebebasan beragama dan menjaga kerukunan umat di lingkungan di mana kita berada. Beliau mengambil contoh sekolah kita di Bandung, UNAI yang telah berhasil melakukan penataan lingkungan yang baik dalam konteks bermasyarakat. Lebih lanjut beliau juga mengapresiasi gereja Advent dalam mengelola pendidikan. Menurut beliau, ini adalah prestasi yang membanggakan yang perlu dilanjutkan. Kita bangga oleh karena bisa memperoleh kesempatan yang berharga ini, di mana buku Kemenangan Akhir bisa sampai kepada para penyelenggara negara. Kami berharap kita pun sebagai warga Advent dapat melakukan hal yang sama bagi para pemimpin pemerintah setempat di mana kita berada. Tuhan memberkati pertemuan itu demi kemuliaan-Nya. n —Dilaporkan oleh Pdt. Andri Daymbani, Associate Direktur Departemen Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya.

Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah D. Lingga, Sumatera Kawasan Utara H. Sihaloho, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan A. Sagala, DKI Jakarta dan Sekitarnya S. Nappoe, Jawa Barat W. Siringoringo, Jawa Tengah R. Situmeang, Jawa Kawasan Timur D. Juniarto, Kalimantan Kawasan Timur J. Sihotang, Kalimantan Barat D. Kana Djo, Nusa Tenggara R. Keni, Minahasa Utara Dj. Muntu, Minahasa F. Kasenda, Bolaang Mangondow-Gorontalo Ch. Muaya, Sulawesi Tengah M. Tandilangi, Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara A. J. Uniana, Maluku H. Sandil, Nusa Utara H. Wambrauw, Papua I. Lisupadang, Luwu Toraja Izin

Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987

Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Alamat Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842 Email: sirkulasi_iph@yahoo.com (Sirkulasi) www.iphbdg.org

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

08 - 2012 | Adventist World

47


Herbert Blomstedt adalah seorang pemimpin orkestra yang dikenal secara internasional. Ia telah melayani sebagai ketua pemimpin orkestra dari Staatskapelle Dresden (salah satu orkestra tertua di dunia, yang didirikan tahun 1548), San Fransisco Symphony, NHK Symphony (Tokyo, Jepang), dan orkestra bergengsi lainnya.

Setiap bulan Adventist World tiba juga kepada sang maestro ini. Herbert Blomstedt membaca Adventist World untuk tetap terhubung dengan keluarga besar Advent di seluruh dunia. Anda dapat tetap terhubung dengan keluarga besar gereja Anda dengan cara yang sama. Hubungi departemen komunikasi Anda jika Adventist World gratis tidak secara teratur dibagi-bagikan di gereja Anda.

Satu Keluarga. Satu Dunia. Adventist World.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.