Adventist World Indonesian - March 2019

Page 16

H

Wawasan Global

Selamat Datang di “Zaman Nuh” Menemukan rahmat di mata Tuhan. Artikel ini diadaptasi dari khotbah yang disajikan pada 16 Juni 2018, di International Bible Conference di Roma, Italia. Elemen gaya lisan telah dipertahankan.—Editor

16

03 - 2019 AdventistWorld.org

anya tiga hari sebelum Dia disalibkan, Yesus berbicara tentang kedatangan-Nya yang kedua kali, membandingkan peristiwa akhir zaman dengan zaman Nuh: “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.”(Mat. 24: 37–39). Saat ini kita melihat norma sosial dan budaya masa lalu, yang dibangun di atas dasar-dasar Alkitabiah, menghilang dengan cepat. Homoseksualitas dan penyimpangan seksual lainnya salah menurut Alkitab. Ya, kasihi orang lain, tetapi bawa mereka ke kaki salib di mana Kristus dapat mengendalikan hidup mereka. Stabilitas ekonomi dan politik tidak pasti. Pemandangan umum berubah setiap hari untuk mencerminkan pemenuhan Wahyu 13, dengan dunia yang heran, kagum, dan mengikuti binatang itu. Ke dalam lingkungan ini orang Advent telah dipanggil untuk menyampaikan Kristus, firman-Nya, kebenaran-Nya, pelayanan tempat kudus-Nya, kuasa-Nya yang menyelamatkan dalam pertentangan besar, pekabaran tiga malaikat-Nya, pekabaran kesehatan-Nya, misi terakhir-Nya ke dunia, dan Kristus segera datang kedua kali. Marilah kita tidak melupakan tuntunan Allah bagi kita, bimbingan-Nya saat ini, dan pimpinan-Nya di masa depan. Tuhan tidak pernah berubah, begitu juga kebenaran-Nya, ketika kita semakin dekat dengan Kristus yang segera datang kembali. Mendapatkan Kasih Karunia Dunia kuno sudah dipenuhi dengan egoisme yang keras— sama seperti yang kita lihat saat ini. “Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan sematamata .... Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan” (Kej. 6: 5–8). Ketika Tuhan melihat kita, apakah kita menemukan kasih karunia di mata-Nya? Apakah Dia menemukan kita setia seperti Nuh? Terima kasih Tuhan bahwa di “zaman Nuh” ada Nuh! Dengan kasih karunia Allah kita juga bisa setia kepada panggilan umat sisa yang hidup di akhir zaman, yang, dengan kasih karunia dan kebenaran-Nya, akan menjadi generasi terakhir-Nya di bumi ketika kita memberitakan pekabaran Advent yang berharga ini. Kita harus berdiri teguh, seperti halnya Nuh, dalam menyatakan peristiwa eskatologis kita. “Nuh berdiri seperti teguh bagaikan batu karang di tengah badai,” tulis Ellen White. “Dikelilingi oleh olokan dan cemoohan orang banyak, ia kelihatan berbeda oleh karena ketulusan serta kesetiaannya yang tidak tergoncangkan itu. Suatu kuasa menyertai kata-katanya, karena itu adalah suara Allah kepada manusia melalui hamba-Nya. Hubungan dengan Allah menjadikan hubungannya kuat di dalam kuasa yang tidak terbatas itu, sementara untuk seratus dua pulu tahun lamanya suaranya yang berwibawa itu didengar Foto: Michael Weidner


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.