War t a G e re j a Ad v e nt
0 9 - 2 01 1
Menemui
Masa Depan 12
Kerajaan Allah
adalah Milik Mereka
24
Guru yang Memilih
untuk Tinggal
26
Pilihan atau
Paksaan
0 9 - 2011 P E K E R JA A N
G E R E JA
Pandangan Sedunia.......... 3 Laporan Sedunia
3 Berita & Pandangan 10 A One-Day Church C E R I TA
S A M P U L
Menemui Masa Depan
Oleh Kimberly Luste Maran.............. 16 Setahun yang lalu lebih sedikit, kami duduk bersama para delegasi muda ke sidang General Conference. Inilah yang mereka katakan mengenai impian mereka tentang gereja. R E N U N G A N
Kerajaan Allah adalah Milik Mereka
Panorama Sedunia
8 Apa yang Membuat Ibadah Berkesan “Advent?” K E S E H ATA N
S E D U N I A
Snack dan Hipoglisemia.................... 11 Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless
Oleh Addison Hudgins................................................................... 12 Memelihara iman seperti anak-anak, sepanjang hidup. K E H I D U P A N
A D V E N T
Ber-podcast—Injil Sedang Dibutuhkan
Oleh Dowell Chow......................................................................... 14
P E R TA N YA A N
A L K I TA B
Pilihan atau Paksaan?............................. 26 Oleh Angel Manuel Rodríguez
Saat ini Injil disampaikan dengan lebih cepat, lebih murah, lebih mudah. R O H
P E L A JA R A N
N U B U A T
Mengelilingi Dunia Oleh Ellen G. White.............................. 21 Memantulkan kasih karunia Kristus adalah hak istimewa semua umat Kristen. K E P E R C A Y A A N
Keselamatan itu lebih dari sekadar konsep untuk dipelajari; tetapi merupakan kenyataan yang mesti dialami. A D V E N T
Guru yang Memilih untuk Tinggal
Oleh Abner F. Hernández Fernández............................................ 24 Ia dipenjarakan, bahkan terancam kematian. Ia tidak peduli..
2
Oleh Mark A. Finley
D A S A R
Sabda Hidup yang Ajaib Oleh Paul Petersen...................... 22
W A R I S A N
A L K I TA B
Kehidupan Doa dari Yesus........................... 27
Adventist World | 09 - 2011
P E RT U K A R A N
29 Surat 30 Ruang Doa 31 Pertukaran Ide
S E D U N IA
Lokasi Masyarakat......... 32
Pekerjaan Gereja PA N D A N G A N S E D U N I A Masa Depan itu Sekarang
N
“Jangan ramalkan kepada kaum muda apa yang akan menjadi kemasyhurannya kelak.”
asihat puisi itu menggarisbawahi dua kekeliruan kita yang paling sering terjadi bila melibatkan orang muda dan orang dewasa muda Advent dalam misi umat akhir zaman ini. Pertama, kita memproyeksikan tahun-tahun kegunaan mereka kepada masa depan yang masih jauh, pada titik di mana kita sepertinya mengatakan, saat itu mereka akan memiliki keahlian atau perilaku yang diperlukan untuk menjadi muridmurid yang produktif. Namun kebenarannya adalah bahwa pemuridan itu bukanlah—dan tidak pernah—merupakan pengalaman orang dewasa saja. Menggambarkan siapa-siapa yang termasuk keluarga Allah, Ellen White pernah menulis: “Meskipun mereka masih muda, orang muda bisa menjadi anggota rumah tangga iman, dan memiliki pengalaman yang paling berharga... Mereka bisa memiliki hati yang tertuju dalam keyakinan dan kasih kepada Yesus, dan hidup bagi Juruselamat.”1 Di banyak wilayah dunia, kepercayaan Advent banyak sekali diyakini oleh anak-anak, pemuda, dan dewasa muda. Di beberapa negara, persentase anggota baptisan dalam kategori ini pun melampaui 60 persen. Dan meskipun kita seringkali lamban baik dalam hitungan maupun menyadari kenyataan itu, kegentingan tugas yang diberikan kepada gereja ini mengharuskan agar kita tidak boleh menunda dasawarsa berikut-
nya—atau hari mendatang—kesempatan untuk melibatkan mereka yang berada di bawah usia 30 tahun dalam segala tingkatan kepemimpinan dan pelayanan yang memungkinkan. Kedua, dan barangkali lebih bermasalah, dengan memberitahu kaum muda dewasa yang bertalenta bahwa mereka ditakdirkan untuk kedudukan kepemimpinan yang katanya “tinggi” dan penting, kita mengurangi talenta dan energi yang seharusnya mereka investasikan dalam pekerjaan yang ada tepat di hadapan mereka. Dalam hal ini kembali kita harus mendengar ibu dan nenek bijak itu, Ellen White: “Sementara menunggu pekerjaan besar di mana mereka menggunakan talenta-talenta besar mereka, dan dengan demikian memuaskan kerinduan lama mereka, kehidupan mereka sudah berlalu. Sahabat-sahabatku yang kekasih, lakukan pekerjaan yang sudah ada di tangan. Alihkan perhatianmu kepada usaha-usaha sederhana yang ada dalam jangkauanmu.” Bilamana Anda mendengar suara-suara orang dewasa muda yang bertalenta yang begitu cakap mewakili gereja mereka pada Kongres Umum Atlanta tahun 2010, berjanjilah untuk mendukung orang muda dan dewasa muda gereja sebagai para pemimpin masa kini. Bantu menyediakan jalan masuk— sekalipun bila itu artinya Anda harus menyingkir—yang melaluinya karunia-karunia yang diberikan oleh Roh akan secara dramatis meningkatkan kekuatan kesaksian kita.2 — Bill Knott 1 2
Ellen G. White, Counsels to Parents, Teachers, and Students, hlm. 169. Ellen G. White, Messages to Young People, hlm. 148, 149.
LAPORAN SEDUNIA
Gereja di Meksiko Berduka atas ▶▶ Para pemimpin Gereja Advent masih bingung dengan kematian tiga orang anggota Huixtan, Chiapas, yang ditembak mati dalam perjalanan mereka menuju gereja oleh penyerang yang tak dikenal pada hari Sabat tanggal 25 Juni 2011. Korban-korbannya adalah Sebastian Garcia; istrinya, Maria; dan putra mereka yang berumur 14 tahun, Emilio. Putri mereka yang berusia lima tahun, yang menderita luka tembakan dalam
serangan itu, bertahan hidup. Saat berita dikabarkan, anak itu masih menerima perawatan medis di rumah sakit. “Sampai saat ini, kami belum yakin mengapa ini terjadi kepada keluarga ini,” kata Pendeta Adriel Clemente, ketua gereja di Altos de Chiapas. Para pemimpin gereja terus melakukan hubungan dengan para penguasa setempat yang belum menyimpulkan penemuan mereka mengenai serangan itu.
I A D
Keluarga yang Terbunuh LOKASI SERANGAN: Peta menunjukkan lokasi Huiztan, di Chiapas, Meksiko. Tiga anggota keluarga Masehi Advent Hari Ketujuh dibunuh pada serangan Sabat pagi tanggal 25 Juni 2011.
09 - 2011 | Adventist World
3
Pekerjaan Gereja LA PORA N S EDUNI A Keluarga Garcia menghadiri gereja di distrik El Calvario, lingkungan sekitarnya adalah daerah di mana terdapat konflik sengit atas sikap tidak toleransi beragama. “Kami terkejut oleh tindakan ini,” tambah Clemente. “Komunitas El Calvario selama ini merupakan tempat yang tenang dan bersahabat. Dalam kurun waktu tiga tahun selama menjadi ketua, saya tidak pernah menerima satu keluhan dari para pendeta atau orang awam [tentang] kekerasan atau pertikaian di daerah itu. Garcia dan keluarganya adalah orang-orang setia yang dikenal suka damai di komunitas itu. Tidak ada bukti yang mengarahkan kami untuk mempercayai yang sebaliknya,” jelas Clemente. Menurut Pendeta Cesar Maya, direktur kebebasan beragama untuk Uni Meksiko Selatan, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah memainkan peran penting dalam mengantarai pihak berwenang mengenai kasus-kasus penganiayaan atau kekerasan seperti ini. “Bersama dengan pendeta Clemente kami telah membantu pemerintah melihat lebih jelas apa yang menjadi tanggung jawab gereja, keluarga korban, dan polisi dalam menuntaskan permasalahan-permasalahan ini,” kata Maya. “Kami bersikeras meminta keadilan untuk para korban, terlepas dari apapun kepercayaan mereka.” Para pemimpin gereja di Meksiko selatan sedang mengusahakan hak-hak kebebasan beragama di Chiapas dan terutama di Altos de Chiapas. Lebih dari 32.000 penduduknya adalah anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di wilayah itu. —IAD news
Di Albania, Para Siswa Brazil Menjangkau Keluar ▶▶ Dalam kurun waktu dua minggu, 29 orang muda Advent Hari Ketujuh Brazil
4
Adventist World | 09 - 2011
mengadakan satu jangkauan keluar penginjilan yang bersejarah di Kota Korçë, bagian tenggara Albania. Dilaksanakan sebagai versi internasional dari Mission Caleb, dampaknya pada kota itu sangatlah besar: lebih dari 15.000 salinan buku Signs of Hope, yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Albania, dibagi-bagikan. Para relawan muda mengunjungi setiap rumah di kota. Tiap malam sekitar 80 orang Albania menghadiri pertemuan penginjilan. Tujuh belas tahun sebelumnya, di tahun 1994, Korçë, dekat perbatasan Albania dengan Yunani, adalah pintu gerbang gerakan Advent di Albania. Di sana dibangun gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang pertama di negara tersebut, hasil kerja pendeta misionaris Oliveiros Ferreira. Sekarang, Ferreira adalah ketua dari Gereja Advent untuk wilayah pusat São Paulo. Ia adalah koordinator umum upaya itu di negara Eropa. Menurut Pendeta Oliveira, warga terkesan dengan usaha orang muda Brazil itu. Mereka berjanji untuk berkomunikasi dengan orang-orang Albania dalam bahasa mereka dan menggunakan buku ungkapan khusus untuk membicarakan tentang pertemuan-pertemuan
dan literatur penginjilan. Dengan menggunakan suara layanan komunikasi lewat internet, Oliveiros memimpin kebaktian-kebaktian Korçë dan mengadakan video conference dengan para pimpinan gereja Advent untuk wilayah pusat São Paulo, Campinas. Ia menyampaikan satu laporan dan memberitahu pengalaman orang-orang yang peka terhadap pekabaran Kristen. Seorang pria muda yang menghadiri pertemuan itu setiap petang mendaftar untuk ikut dalam pelajaran Alkitab, bersama dengan istrinya. Si penyelidik itu bertekad ingin dibaptis masuk Gereja Advent. Pria muda lain, seorang anggota Advent yang setia di Ibukota Albania, Tirana, bekerja sama dengan orang-orang Brazil untuk penginjilan. Ia bekerja di sebuah mall, ketika ia dipaksa bekerja pada hari Sabtu, Sabat Alkitab. Para pemimpin gereja setempat memutuskan untuk mempekerjakan pria muda ini sebagai seorang penginjil pada hari ia dipecat dari pekerjaannya karena kesetiaannya pada Sabat. —Heron Santana, staf ASN, Divisi Amerika Selatan.
SALING BERBAGAI DALAM PENGINJILAN: Beberapa dari orang dewasa muda Brazil yang membantu usaha penginjilan di Korce, sebelah tenggara Albania
Ahli Arkeologi Advent Menggali Benteng Yudea ▶▶ Lima puluh staf dan mahasiswa dari Southern Adventist University, yang dipimpin oleh Profesor Michael Hasel menggali di Khirbet Qeiyafa, lokasi Alkitabiah Saaraim (1 Sam. 17:52) selama musim panas tahun 2011. Dari lokasi arkeologis tersebut terlihat Elah Valley yang indah, sekitar 30 km (19 mil) sebelah timur Yerusalem, dengan Tel Socoh dan Tel Azeka (lihat 1 Sam. 17:1-3) di sisi selatan dan barat, memisahkan perbatasan antara Israel kuno dan Philistia,
H a s e l F l o r ia n
Relawan Joliann Penn, seorang senior di Southern Adventist University, dengan pegangan bejana zaman Hellenistic bercap jempol.
dan sepertinya merupakan lokasi bersejarah peperangan antara Daud dan Goliat. Adventist Review sebelumnya telah melaporkan lokasi arkeologi penting ini (lihat “Another Battle Over David and Goliath,” 25 Februari, 2010), menampilkan penemuan tertua prasasti Ibrani yang digali tahun 2008. Masa tahun 2011 mengakhiri proyek penggalian selama tiga tahun Southern Adventist University, yang diadakan atas kerjasama dengan Hebrew University of Jerusalem di bawah pimpinan Yosef Garfinkel, salah seorang arkeolog terkemuka di Israel modern. Khirbet Qeiyafa baru-baru ini menjadi bahan debat ilmiah antara pihak yang disebut sekolah minimalis (minimalist school), yang menyangkal keberadaan kerajaan Daud sebagaimana digambarkan dalam catatan Alkitab, dengan para sarjana Alkitabiah yang meninggikan sejarah tentang Daud dan kerajaannya yang bersatu. CNN menayangkan kontroversi ini dalam satu laporan baru-baru ini, dan memperlihatkan terutama staf Southern Adventist University dan para relawan yang menggali di daerah D selama masa tahun 2011 (http://bit.ly/mXVBef). Para sarjana Alkitab terkenal dan kelompok tur dari seluruh dunia yang sedang mencoba mendapatkan kesan langsung dari penggalian yang sedang dilakukan serta makna sejarahnya, mengunjungi lokasi tersebut setiap harinya. Garfinkel percaya bahwa Khirbet Qeiyafa, bersama dengan Hebron dan Yerusalem, adalah kota kunci dalam pemerintahan Daud di bagian selatan kerajaannya, dan ada bukti berkesinambungan yang sedang digali mengindikasikan bahwa lokasi ini dulunya dibentengi dan ditempati selama periode arkeologis Zaman Besi II A yang berhubungan dengan abad kesepuluh SM, atau zaman Daud. Stratifikasi lokasi tersebut sebagaimana terlihat dari data ba-
rang tembikar dan temuan benda-benda, sebagian besar berasal dari Zaman Besi IIA (1031-971 BC) dan Periode Hellenistic (332-63 BC). Akan tetapi, pendukung sekolah minimalis terus mempertanyakan waktu kependudukan di Khirbet Qeiyafa. Penggalian itu dilakukan di Area C sepanjang pintu gerbang sebelah timur, yang diadakan oleh satu kelompok dari Hebrew University of Jerusalem, dan di Area D, yang berdekatan dengan gerbang barat daya, di mana 19 anggota staf dan 31 relawan dari Southern Adventist University, yang terutama terdiri dari para mahasiswa dan beberapa anggota komunitas, sedang bekerja selama enam minggu. Temuan-temuan penting di Area D pada musim ini termasuk kepingan tembikar pahatan, perabot pecah lain, segel Mesir, dan berbagai koin dari periode Hellenistic, juga sebuah jimat dan berbagai benda penting dari Zaman Besi, di mana di antaranya terdapat bejana air dengan mangkuk ganda, yang keempat ditemukan dalam penggalian arkeologi di Israel dan Jordan, dan yang kedua dari Khirbet Qeiyafa. Penafsiran lokasi dan benda-bendanya masih bersifat sementara. Institute of Archaeology, Southern Adventist University, yang dipimpin oleh para profesor, Michael Hasel, direktur, dan Martin Klingbeil, associate director, dan koordinator museum Justo Morales, bersama dengan Hebrew University of Jerusalem, terlibat dalam proyek publikasi yang berambisi, yang bertujuan menyampaikan laporan dari masa tahun 2009-2011 dalam waktu dekat ini. “Penggalian musim ini telah menarik perhatian besar pada bangunan penting yang digali pada masa Alexander Agung dan temuan-temuan khusus dari zaman Daud. Sejarah Alkitabiah dan nubuatan jadi nyata dan jelas di abad kedua puluh satu ini,” kata Hasel.—Staf Adventist World dengan informasi dari Southern Adventist University.
09 - 2011 | Adventist World
5
Pekerjaan Gereja LA P O R A N SED U N I A
Pemenang G ru p A dve n t a da l a h
Rumah Sakit Advent Direncanakan untuk Burundi ▶▶ Suatu rasa pencapaian besar dan kepuasan menandai upacara peletakan batu pertama baru-baru ini untuk Rumah Sakit Advent pertama di Kota Bujumbura, ibukota Burundi. Bangunan empat lantai tersebut akan memiliki kapasitas 60 tempat tidur, layanan rawat jalan, pusat diagnostik, klinik gigi, dan layanan rawat inap untuk kebidanan dan bedah. Dianggarkan bernilai sekitar 750.000 dolar AS, fasilitas ini merupakan yang model paling pertama di wilayah Gereja Advent ini. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, General Conference, melalui persembahan khusus “Sabat Ketigabelas” di tahun 2010 akan memberikan 65 persen dananya dibantu Divisi Afrika Timur-Tengah (ECD) sebagai modal utama, dan Adventist Health Systems of ECD. Sisa yang 35 persen akan didatangkan dari para anggota Gereja Advent di Burundi. Para pegawai misi Burundi Timur sudah memberikan sumbangan senilai satu bulan gaji untuk proyek bangunan itu. Banyak siswa yang menghadiri kebaktian Sabat berjanji untuk memberikan gaji pertama mereka sebagai sumbangan. “‘Tangan kanan’ yang sejati dari Injil sedang aktif dan berfungsi, dan sudah menjadi doa saya agar kami memantulkan kasih Allah melalui pelayanan kesehatan ini dan rumah sakit baru di Bujumbura City,” kata Pendeta Blasious Ruguri, selama upacara itu. Ruguri, Ketua Divisi Afrika TimurTengah, didampingi oleh Jerome Habimana, bendahara divisi; Fesaha Tsegaye, direktur pelayanan kesehatan divisi itu; dan Bob Butler, Direktur Adventist Health Systems East-Central Africa Division. —Staf berita ECD
6
Adventist World | 09 - 2011
Choir World of the
Pavarotti Trophy diberikan kepada Paduan Suara Adventist University of the Philippines.
Oleh Girlie Mae Andrada, Ray Puen, BUC News
S
atu kelompok paduan suara dari Adventist University of the Philippines (AUP) memenangkan tiga penghargaan tertinggi pada festival musik, Llangollen International Musical Eisteddfod 2011 di Wales, Inggris, yang diadakan antara tanggal 4 dan 10 Juli 2011. Setelah memenangkan kedudukan pertama, baik dalam kategori Mixed Choirs maupun Chamber Choir, mereka kemudian memenangkan gelar Choir of the World yang terkenal itu dan Pavarotti Trophy pada tanggal 9 Juli. The Llangollen Eisteddfod, dengan pejabat Anglican terkenal Terry Waite, CBE, sebagai ketuanya, merupakan salah satu kompetisi paduan suara paling bergengsi di dunia. Piala itu bahkan lebih spesial lagi bagi mereka saat pengurus acara memindahkan waktu mulai kompetisi pada Sabtu petang untuk menyesuaikan dengan paduan suara yang memelihara Sabat. Setelah memenangkan dua kategori pertama, dan meraih kesempatan masuk final, grup itu sudah memutuskan bahwa mereka tidak akan bertanding selama jam Sabat. Akan tetapi setelah mendoakannya, grup itu senang ketika kompetisi dipindahkan ke pukul 9.30 sore—setelah matahari terbenam. Itu tidak berarti mereka menyia-nyiakan Sabat mereka: selama kompetisi mereka menikmati keramahtamahan yang luar biasa dan persahabatan dari masyarakat Welsh yang menampung kelompok itu di rumah-rumah di daerah itu. Untuk membalas kebaikan dan keramahan mereka, kelompok itu mengatur konser Sabat untuk para penduduk desa. Sementara seluruh peserta sibuk berlatih dan bersiap untuk kompetisi itu, Ambassadors, nama resmi paduan suara itu, sedang bersaksi dengan menyanyi dan membagikan iman mereka kepada komunitas tersebut. Mereka menjawab banyak pertanyaan tentang orang Advent, karena banyak pendu-
Kiri: PADUAN SUARA PEMENANG: Para anggota paduan suara Adventist University of Philippines (AUP) Ambassadors di atas panggung pada acara 2011 Llangollen International Musical Eisteddfod festival di Wales, Negara Persemakmuran. Kelompok ini memenangkan tiga kompetisi, termasuk piala tertinggi, Choir of the World yang termasuk Luciano Pavarotti Trophy. Kanan: PARA BIDUAN YANG BERGEMBIRA: Para anggota paduan suara AUP Ambassadors tersenyum setelah menerima Luciano Pavarotti Trophy pada festival Llangollen International Musical Eisteddfod 2011 di Wales. Berdiri bersama kelompok itu adalah Terry Waite, CBE, ketua festival itu. B a r r i e
H a r w o o d ,
B a r r i e
N e i l
P h o t o g r aph y
duk setempat belum pernah mendengar tentang gereja itu. Tenor Zhean Manalo berkata bahwa orang-orang mengaku “itu merupakan pertama kalinya mereka bertemu dengan orang-orang seperti kami, bahwa kami ini ‘berbeda,’ dan betapa dalamnya kami menyentuh kehidupan orang-orang itu.” Paduan suara itu, yang dipimpin oleh Ramon Lijauco, Jr., tiba di Inggris pada tanggal 7 Juli, malam sebelum kompetisi pertama. Meskipun mengalami jet lag dan lelah dari penerbangan selama 12 jam, kelompok itu bertanding dengan pa duan-paduan suara terbaik dari seluruh dunia dan memenangkan hadiah pertama dalam kategori Chamber Choirs dan Mixed Choirs. Persyaratan minimal untuk Mixed Choir adalah 30 suara; maksimal untuk Chamber Choir adalah 29 suara. Seorang alto merelakan diri keluar agar kelompok itu memenuhi syarat bertanding dalam kategori Chamber Choir. Untuk kategori Mixed Choir, kelompok tersebut menyanyikan “Agnus Dei,” oleh Krzysztof Penderecki, dan “Itako,” satu komposisi asli oleh pemimpin Lijauco. Untuk kompetisi Chamber Choirs, di mana mereka melampaui Mansfield University Concert Choir dari Mansfield, Pennsylvania, Amerika Serikat, dan CF1 choir dari Wales, mereka menyanyikan “Amor de mi Alma,” oleh Z. Randall Stroope, dan “Bagbagto,” oleh Nilo Alcala. Pada Sabtu petang mereka berhadapan dengan lima paduan suara lain memperebutkan piala paling bergengsi bergelar Choir of the World 2011 dan Pavarotti Trophy. Catatan keputusan juri yang dicetak berbunyi: “Kami tidak ragu lagi ini adalah instrumen gabungan yang berkualitas sangat tinggi, berdasarkan pada budaya suara individual yang kuat yang terbentuk menuju suara paduan yang jelas dimengerti.”
AUP Ambassadors adalah paduan suara resmi Universitas Advent Filipina. Elton Wallace, seorang misionaris Advent Amerika, membentuk kelompok ini pada tahun 1957 sebagai paduan suara yang semuanya pria. Pada tahun 1971, di bawah kepemimpinan Minerva Arit-Penaranda, kelompok ini mulai menerima anggota wanita. Kelompok ini secara aktif mempromosikan pendidikan Advent dengan mengunjungi gereja-gereja di seluruh Filipina dan negara-negara lain di Asia dan Amerika Serikat. Pada tahun 2006, Ambassadors bergabung dengan World Choir Games di Cina dan membawa pulang piala juara kategori Champion in the Gospel and Spiritual. Ini telah mengilhami mereka untuk ikut kompetisi paduan suara lain, bukan hanya untuk memenangkan medali dan piala tetapi juga untuk mengangkat profil Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dalam komunitas musik, yang terakhir adalah Llangollen International Musical Eisteddfod festival. Mengumpulkan dana 80.000 dolar AS (50.000 euro) yang diperlukan untuk mengadakan perjalanan bagi ke-32 anggota paduan suara itu merupakan satu tantangan, tetapi tidak menggoyahkan semangat atau iman mereka. Sejak Eisteddfod mereka terus membagikan iman mereka—dan menyelesaikan pengumpulan dana dengan ajakan-ajakan untuk bernyanyi di St.Chad’s Church, Wrexham, diikuti oleh satu konser di Stockport Seventh-day Adventist Church, kemudian terbang ke Aberdeen Skotlandia, di mana satu serial konser diatur oleh pendeta setempat, Lorance Johnson. Ini diikuti oleh empat konser pertengahan Juli di daerah London. Hal-hal penting dalam kompetisi itu dapat disaksikan online di situs Llangollen TV. n
09 - 2011 | Adventist World
7
Pekerjaan Gereja PA NORAMA S EDUNI A
Apa yang Membuat
Ini adalah kelanjutan dari percakapan yang dimulai oleh Editor Adventist World, Bill Knott dengan Pendeta Ted N.C. Wilson pada Adventist World bulan lalu (“Menemukan Kembali Penyembahan Sejati,” Agustus 2011). —Editors . Pada percakapan kita yang terakhir An da mengatakan bahwa “penyembah an—penyembahan yang benar, Alkitabi ah, dan sesuai dengan hukum—ada di jiwa pergerakan gereja ini.” Anda juga mengekspresikan perhatian Anda seba gai pendeta tentang arah yang sedang dituju beberapa gereja dengan kebia saan-kebiasaan ibadah. Apa yang mem buat aspek-aspek ibadah tertentu— musik, doa, persembahan atau khot bah—secara nyata berkesan Advent, dan cocok untuk pengalaman ibadah Advent?
Pertama, penting memperhatikan bahwa Yesus memiliki para pengikut-Nya yang setia dari keyakinan lain yang ingin menyembah Dia menurut prinsipprinsip kitab suci yang mereka pahami saat ini, dan yang ingin memuliakan nama-Nya di atas segala hal lainnya dengan cara mereka beribadah dan cara mereka hidup. Melalui kuasa Roh Kudus individu-individu ini akan dituntun kepada semua kebenaran Alkitab dan pada akhirnya bergabung dengan gereja dan umat Allah yang sisa. Orang Advent bersama-sama dengan individu-individu yang bersungguh-sungguh, samasama memiliki satu keinginan untuk fokus pada pengalaman ibadah pribadi maupun publik atas perintah yang Allah telah berikan kepada kita tentang bagaimana Ia harus disembah.
8
Adventist World | 09 - 2011
Ibadah
Berkesan
Tetapi Yesus juga sangat jelas bahwa Ia sedang memanggil domba yang mengenal suara-Nya keluar dari sistem keagamaan yang seringkali memadukan tradisi-tradisi atau kesukaan manusiawi dengan ibadah Alkitabiah. Saya yakin bahwa Yesus memiliki ratusan ribu— bahkan mungkin jutaan—pengikut yang sekarang ini sedang beribadah di hari selain Sabat pilihan-Nya. Mereka mungkin mengikuti bentuk-bentuk tata kebaktian atau satu pola ibadah yang berkembang lebih mengarah kepada kecenderungan estetis daripada prinsip-prinsip Alkitabiah. Namun, karena hati mereka tulus mencari kemuliaan-Nya, maka Ia terus menarik mereka ke arah gereja umat sisa-Nya, satu kebenaran Alkitabiah yang lebih lengkap, dan jenis ibadah yang paling menghormati Dia. Jadi bukan hanya tentang hari penyem bahan Alkitabiah tetapi cara penyem bahan Alkitabiah.
Tepat sekali. Pada inti dari pekabaran tiga malaikat dalam Wahyu 14, kita mempelajari bahwa kita harus “takut kepada Allah dan memuliakan dia”—semua tentang waktu bersejarah di mana kita hidup—masa penghakiman penyelidikan. Penyembahan orang Advent haruslah memiliki apa yang disebut dalam Ibrani 11:7 “dengan taat” (‘holy fear’— NIV)—satu kekhidmatan, satu sikap hormat—pada penyembahan itu yang mengasingkannya dari segala sesuatu yang digerakkan oleh hiburan atau yang menyerupai kecenderungan budaya. Namun “ketaatan” itu bukanlah ketakutan atau kengerian, karena buku
Adve
Wahyu berulang kali menggambarkan makhluk-makhluk di sekeliling takhta Allah bersukaria dalam kebaikan-Nya, memuji Anak Domba dengan suara penuh. Para tua-tua yang dilihat Yohanes dalam penglihatan tentunya adalah orang-orang yang bersukacita! Penyembahan Gereja Advent bertujuan untuk membawa kemuliaan kepada Allah dengan mengadopsi sikap dan kebiasaan mereka yang mengetahui bahwa mereka sedang hidup di zaman akhir dari sejarah bumi—yang mengerti bahwa tidak ada tempat bagi sesuatu yang tidak karuan atau sepele atau memperdengarkan musik yang sedang disukai bulan itu. Jika Anda mempunyai pertanyaan tentang jenis penyembahan yang bagaimana yang terjadi di ruang takhta surga, baca saja Wahyu pasal keempat yang khidmat dan penuh kuasa.
Dalam beberapa artikel dan khotbah baru-baru ini Anda menyampaikan ke prihatinan Anda tentang cara-cara di mana musik penyembahan kadang-ka dang menjadi lebih tertuju pada penam pilan bukan merupakan persembahan yang kudus kepada kemuliaan Allah.
Ini bukan tentang cita rasa musik atau gaya musik penyembahan yang saya maksudkan. Pada intinya ini tentang kepada siapa kita bernyanyi dan kepada siapa kita sedang menggunakan talenta kita. Sama dengan penyalahgunaan satu nyanyian tunggal dari Handel’s Messiah
nt ? untuk membawa perhatian kepada sang artis, sebagaimana menyalahgunakan satu nada atau satu lirik yang pada waktu itu pertama kali dimainkan di sebuah stasiun radio Kristen minggu lalu. Tabiat mereka yang memainkan musik, menyampaikan talenta suara atau talenta instrumen mereka, biasanya merupakan elemen penting dalam mengidentifikasikan apakah mereka seharusnya terlibat atau tidak dalam pelayanan pada suatu Sabat. Para pendeta dan tua-tua sidang dan mereka yang merencanakan pelayanan ibadah, perlu mengetahui—melalui percakapan sebelumnya—bahwa mereka yang diminta untuk membawa kemuliaan kepada Allah melalui musik, memiliki semacam sudut pandang yang merendahkan hati, berpusat pada Yesus seperti yang digambarkan pada musik surgawi. Talenta musik semata-mata, entah itu vokal atau instrumen, tidaklah cukup, bahkan bilamana para penyembah (anggota jemaat—red) menyatakan bahwa pertunjukan itu “sangat menggugah.” Saya pernah mendengar apa yang beberapa orang sebutkan mengenai penampilan musik yang “berkualitas” dan “tidak berkualitas” pada pelayanan ibadah di mana kelihatannya si pemusik sendiri tidak pernah bertanya, “Apakah saya
menampilkan musik seperti ini, bilamana saya meyakini bahwa saya sebenarnya berada dalam hadirat-Nya yang telah mati bagi saya?” Meskipun kita memiliki banyak budaya dan sudut pandang berbeda sehubungan dengan musik, adalah penting agar kita tidak membiarkan musik kontemporer yang tidak bersifat rohani merembes ke dalam gereja sehingga kita tidak bisa melihat perbedaan atas apa yang didengar seseorang di radio atau didengar di gereja. Musik harus membawa kemuliaan kepada Allah dan bukan kepada manusia. Harus meninggikan Kristus dan merendahkan diri sendiri. Wahyu 4 merupakan satu contoh kuat tentang bagaimana musik dan penyembahan itu seharusnya di hadapan Bapa surgawi kita. Anda juga menyebutkan perhatian An da tentang integritas khotbah orang Advent sebagai satu komponen pe nyembahan sejati.
Saya bersyukur kepada Allah atas puluhan ribu orang yang berdiri Sabat demi Sabat dan membuka Firman Allah kepada sekitar 20 juta orang Advent di seluruh dunia. Menyampaikan Firman Allah—membacanya, menjelaskannya, mengajarkannya, menarik pelajaran hi-
dup darinya—merupakan satu bagian penting dari penyembahan Advent yang berbeda. Dan semestinya itu terjadi tanpa harus mengatakan bahwa isi dari apa yang sedang disampaikan oleh mereka yang membuka Firman Allah harus sejalan dengan kebenaran-kebenaran besar Alkitab sebagaimana diajarkan dan dihidupkan oleh umat sisa Allah. Kita harus lebih sering mendengar pekabaran penting yang Allah berikan kepada umatNya tentang Sabat, tentang kebenaran oleh iman, tentang Kedatangan Kedua kali, tentang penghakiman penyelidikan, tentang keyakinan yang harus kita miliki dalam Roh Nubuat, tentang kesehatan dan cara suci yang Allah ingin kita hidupkan. Para pembicara Advent, entah mereka itu diurapi atau para anggota awam yang saleh, tidak harus mengambil dari sumur-sumur yang berasal dari keyakinan lain untuk membawa air kehidupan kepada umat mereka pada hari Sabat! Satu khotbah yang cocok bagi penyembahan umat Advent Hari Ketujuh berfokus pada Alkitab dan itu adalah salah satu kebenaran yang Allah telah berikan kepada umat sisa-Nya; ini memperlihatkan bukti bahwa si pembicara itu telah menggunakan waktu belajar Alkitab dengan sungguh-sungguh dan berdoa di hadapan Tuhan; dan itu membuka hati para pendengarnya untuk melangkah masuk ke dalam semua “kebenaran sebagaimana ada di dalam Yesus”—menggunakan ungkapan kesukaan Ellen White. Seorang pengarang menuliskan tentang apa yang ia sebut kualitas khotbah “doxologi”—bertanya, apakah mereka benar-benar membawa kemuliaan bagi Allah atau hanya kepada si pembicara?
Jika saya berdiri di belakang sebuah mimbar Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dengan tujuan pribadi mengesankan para pendengar dengan kepiawian saya berpidato, atau menyenangkan hati mereka, atau menggelitik telinga mereka dengan cerita-cerita lucu atau penuh perasaan, maka saya tidak membawa ke-
09 - 2011 | Adventist World
9
Pekerjaan Gereja PA NORAMA S EDUNI A muliaan bagi Allah, yang merupakan tujuan dari penyembahan itu. Berkhotbah itu membawa kemuliaan kepada Allah ketika si pembicara terusmenerus ingat bahwa khotbah itu sedang disampaikan dalam hadirat sang Pencipta alam semesta. Pesan itu harus keluar dari Alkitab karena itu mewakili Firman Allah kepada kita dalam bentuk tulisan. Itu menyatakan Firman yang hidup, Yesus Kristus. Sebuah khotbah membawa kemuliaan kepada Anak Domba bila berasal dari waktu teratur yang digunakan bersama Allah agar karakter-Nya dinyatakan dalam khotbah dan dalam kehidupan si pengkhotbah. Satu khotbah membawa kemuliaan kepada Allah bilamana itu membantu orang-orang bersedia untuk kedatangan Yesus yang segera tiba. Inilah prinsip-prinsip yang saya coba ingatkan dalam diri saya sendiri ketika saya menyiapkan khotbah dari Firman Allah—dan pada Sabat-sabat di mana saya harus beribadah di jemaat kampung halaman dan sambil bertenang diri mendengarkan orang lain menyampaikan apa yang mereka telah pelajari dalam Kitab Suci minggu itu! Selain itu, seorang pengkhotbah jangan pernah berkhotbah tanpa meminta Allah mengizinkan perkataan yang diucapkan itu berasal dari Allah dan bukan dari si pembicara... meminta Allah untuk berbicara melalui si pembicara agar Ia yang didengarkan bukan si pembicara. Kedengarannya sepertinya Anda memi liki lebih banyak hal lagi yang dapat di sampaikan tentang prinsip-prinsip pe nyembahan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.
Tentu saja! Dan karena Allah telah memberikan saya kemampuan itu, saya berharap untuk terus berbicara dan menuliskan tentang hal-hal ini dalam bulan-bulan mendatang karena kita menyadari bahwa kedatangan Kristus sudah semakin dekat dan semakin dekat. n
10
Adventist World | 09 - 2011
A
One-DayChurch Philadelfie Carrefour
G
ereja Masehi Advent Hari Ketujuh Fhiladelfie Carrefour berdiri di sisi perbukitan daerah pinggiran Kota Port-au-Prince, Haiti. Ketika suatu gempa bumi meluluhlantakkan seluruh Haiti di bulan Januari 2011, sebagian besar bangunan komunitas itu retak, rubuh, dan tergelincir menuruni bukit—termasuk gereja Advent itu. Setelah gempa bumi itu, para pimpinan gereja Advent memanggil Maranatha Volunteers International dan meminta semacam “bangunan sementara” untuk menggantikan gereja-gereja dan sekolah-sekolah yang sudah hancur oleh gempa tersebut. Struktur One-Day Church kelihatannya merupakan solusi yang ideal, jadi Maranatha mengirim beberapa kontainer yang penuh dengan bangunan baja ke pulau itu. Karena mengetahui bahwa cuaca maupun kebebasan pribadi akan menjadi tantangan di Haiti, tim konstruksi menambahkan dinding-dinding canvas/vynyl untuk bangunan-bangunan baru itu dan mengirimkan satu tim kecil ahli bangunan One-Day bersama baja itu. The Philadelfie Carrefour Seventh-day Adventist Church menerima dua bangunan baru, dibangun ujung ke ujung untuk menampung jemaat besar di bagian sisi pegunungan mereka. Kemudian, untuk mengurus keanggotaan yang semakin cepat berkembang, gereja membuka satu dinding dan menambahkan serambi pelindung. Setelah beberapa kipas angin ditambahkan, bangunan itu sekarang merupakan satu pusat ibadah yang berventilasi baik, dan padat, dengan banyak sekali ruangan untuk keluarga yang memiliki anak. Delapan belas bulan setelah gempa bumi, lebih dari 10.000 orang beribadah setiap Sabat di struktur bangunan One-Day Church itu, dan meskipun banyak sekolah masih mengadakan pertemuan di bawah tenda-tenda sementara atau di samping dinding yang rubuh, lebih dari 5.000 anak hadir di bangunan One-Day School “sementara.” Semua ini mulai berubah ketika pengiriman melalui kapal yang pertama dari One-Day School permanen yang baru mulai tiba di bulan Juni. Yang pertama dari bangunan-bangunan ini, dengan lantai semen, dinding baja, atap baja, jendela, papan tulis, dan meja baja, masingmasing dirancang untuk tiga siswa, dibangun di komunitas pinggiran kota Horem. Gereja Advent di Haiti telah meminta tambahan 836 One-Day School permanen dan lebih dari 360 bangunan gereja baru. Program One-Day Church adalah usaha kerja sama antara Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Adventist-laymen’s Service and Industries (ASI), dan Maranatha Volunteers International. Kisah-kisah ini berasal dari juru cerita Maranatha, Dick Duerksen.
Snack dan
Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless
K E S E H A T A N
S E D U N I A
Hipoglisemia
Saya mendengar banyak orang berbicara tentang mengalami gula darah rendah lalu mereka makan makanan ringan di antara jam makan (ngemil) untuk menghindari masalah itu. Untuk mencegah kejadian serupa, saya juga begitu, tetapi berat badan saya naik terus. Apakah yang harus saya lakukan? Secara umum saya merasa sehat dan memang saya sehat.
K
ondisi gula darah rendah, atau hipoglisemia tidak jarang terjadi pada individu-individu yang mengidap diabetes dan sedang dalam pengobatan untuk mengurangi gula darah mereka (suntikan atau tablet insulin). Hipoglisemia terjadi secara spesifik ketika pasien seperti itu menggunakan obatnya dan melewatkan waktu makan. Cara paling mudah dan terbaik untuk menghindari serangan ini adalah dengan makan makanan yang teratur dan menyesuaikan pengobatan bilamana waktu makan perlu dilewatkan. Namun secara umum, hipoglisemia yang sesungguhnya merupakan satu kondisi yang tidak umum. Ada banyak kondisi medis yang bisa mengarah pada gula darah rendah. Beberapa di antaranya termasuk gagal jantung, hati, dan ginjal, infeksi berat, dan ketidakseimbangan hormon terutama yang berkaitan dengan kortisol dan glukagon (zat kimia yang sangat penting dalam metabolisme glukosa). Obat-obatan tertentu, termasuk suntikan dan tablet insulin digunakan untuk menangani diabetes, dapat menyebabkan hipoglisemia. Penggunaan alkohol secara kronis juga dapat dikaitkan dengan hipoglisemia. Gejala-gejala hipoglisemia adalah
akibat dari menurunnya persediaan glukosa ke sel-sel otak. Bila tidak ada cukup glukosa untuk otak agar berfungsi secara efisien, pasien dapat mengalami kebingungan, kelelahan, hilang kesadaran, dan kejang. Jika gula darah rendah memanjang dan parah, pasien bisa meninggal dunia. Gejala-gejala tambahan terjadi juga, seperti jantung berdebar (denyut jantung yang tak normal), dan kegelisahan. Kelompok gejala yang terakhir ini adalah respons perantara saraf dan bahan kimia terhadap gula darah rendah. Gejala lain termasuk berkeringat, rasa lapar, dan sensasi “jarum dan kancing� pada anggota badan dan tubuh. Sebagian alasan mengapa hipoglisemia pada individu yang secara umum sehat tidak terjadi adalah karena tubuh memecah dan mencerna makanan yang kita makan, dan karbohidrat pada akhirnya diserap sebagai glukosa (gula biologis, salah satu bahan bakar energi kita). Kadar gula dalam darah secara konstan dimonitor oleh sel-sel khusus dalam pankreas. Saat gula darah meningkat, pankreas menghasilkan hormon insulin, yang menggerakkan gula masuk ke dalam sel-sel, yang kemudian menggunakan glukosa ini untuk mempertahankan proses-proses kehidupan. Saat gula darah turun, sel-sel penghasil insulin “dimatikan� agar gula darah dipertahankan pada nilai yang sehat. Pada penderita diabetes, entah itu karena ada penurunan insulin secara mutlak (diabetes tipe 1) atau jaringannya yang melawan (gagal merespons) pada insulin yang ada (diabetes tipe 2). Pada kedua situasi itu, gula darah tidak terkendali dan meningkat, mengakibatkan banyak komplikasi. Adalah penting mencita-citakan berat badan ideal bagi Anda. Dokter Anda
dapat membantu menentukan berat badan ideal saat ini. Makan teratur dua sampai tiga kali sehari dan hindari makan di antara jam makan. Hindari karbohidrat olahan—permen-permen, kue, roti putih, dan minuman soda. Nikmati sarapan yang penuh gizi yang menyertakan padi-padian utuh dan buah-buahan. Pastikan Anda memiliki lima sajian sayuran dan buah-buahan per hari. Diet berbasis tanaman adalah pendekatan paling menyehatkan, dan menggunakan produk susu dan telur secara bijak untuk menyediakan vitamin B12 yang dibutuhkan dan vitamin D yang memadai. Sinar matahari dengan paparan yang cukup juga membantu menjaga kadar vitamin D pada nilai sehat. Sarapan pagi adalah yang paling penting; makan siang haruslah bergizi dan teratur juga, dan makan malam yang ringan dan dilakukan di awal petang. Jika Anda mengikuti saran dasar ini dan melakukan olahraga setiap hari, maka Anda akan memperhatikan kemajuan dalam kesehatan dan kesejahteraan Anda secara umum, berat badan akan turun, dan hipoglisemia tidak akan menyusahkan Anda. n
Allan R. Handysides, seorang
ahli kandungan, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference
Peter N. Landless, ahli jantung nuklir, adalah Associate Director Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.
09 - 2011 | Adventist World
11
R E N U N G A N
M
ereka adalah lambang kedamaian. Ibu dan anak, perlahan menyelam di bawah permukaan air, mengapung di bawah air dalam sebuah kolam yang tenang. Sambil memegang tangan bayinya, rambut si ibu hanyut di belakangnya, bibirnya senang dan puas. Saya bertanya-tanya bagaimana si anak ini, yang bahkan belum sampai satu tahun usianya, bisa begitu nyaman dalam suasana di mana anak berusia 6 dan 7 tahun (dan bahkan beberapa orang berusia 26, 36, dan 46 tahun) meronta-ronta putus asa. Kemudian suara naratornya menyela pemandangan film itu, sambil memberitahuku bahwa anak-anak dilahirkan dengan satu insting untuk menahan napas mereka di bawah air. Begitu mereka bertumbuh sampai sekitar 1 tahun, mereka belajar bahwa berada di bawah air itu bisa berbahaya. Pada titik ini mereka harus mempelajari kembali intuisi alamiah mereka. Ketika mendengar ini, saya bertanya-tanya berapa banyak insting lainnya yang harus dipelajari kembali oleh anak-anak saat bertumbuh. Sewaktu Yesus berkata bahwa “kerajaan surga empunya” anak-anak,1 barangkali hilangnya insting ini dan pembelajaran ulang setelah itu adalah inti dari apa yang dimaksudkan-Nya. Kita semua lahir dengan intuisi yang Yesus maksudkan bagi kita untuk dipelihara, sekalipun saat kita dewasa. Petualangan Seperti Kanak-kanak Ketika saya masih kecil, teman-teman dan saya sering masuk ke dalam berbagai “petualangan” tiap hari. Setelah memperlengkapi keranjang sepeda kami dengan kompas, peta, dan roti lapis mainan, kami akan mengadakan perjalanan “jauh dan luas” ke taman setempat atau ke jalan setapak menuju hutan kecil. Di sana, harta terpendam dari dunia khayalan menanti kami. Kami bisa jadi para penjelajah yang menemukan satu dunia baru dan menyelamatkannya dari kejahatan dan kehancuran. Kami bisa menjadi anak-anak di sirkus, tinggal di jalan dan melakukan pertunjukan musik setiap petang. Kami bisa menjadi tokoh-tokoh khayalan lain yang kelihatannya begitu romantis di mata seorang anak. Pada usia 5 tahun saya memiliki sebuah buku catatan di mana saya menuliskan dan mengilustrasikan cerita-cerita yang saya ciptakan. Pada usia 7 tahun saya merancang dan mencetak surat kabar saya sendiri setiap minggunya yang merinci berita terkini dari dunia kecil saya. Saya memberinya judul The Good Harvest Gazette yang diberi nama sesuai dengan daerah tempat tinggal saya, dan membagi-bagikannya kepada para tetangga dan teman-teman. Pada usia 13 tahun saya menggunakan ruang belajar di sekolah menyelesaikan novel pertama saya (suatu cerita dan dunia yang sekarang terasa lucu bagi pikiran “dewasa” saya). Saya memiliki hasrat dan keinginan. Saya mencari petualangan. Ketika saya ingin menyelesaikan atau menciptakan sesuatu—saya mengambil inisiatif dan melakukannya. Tetapi kemudian, pada usia 18 tahun, saya mendapati diri sendiri menghabiskan petang hari mengobrol tanpa tujuan dengan teman-teman online atau menonton TV dengan masa bodohnya. Tentu, saya memiliki ide untuk cerita-cerita. Saya memiliki visi untuk perubahan. Tetapi saya telah kehilangan perasaan kekanak-kanakan saya tentang keadaan mendesak dan petualangan. Sewaktu masih kecil, seluruh dunia terbuka bagi saya. Sa-
12
Adventist World | 09 - 2011
Kerajaan Allah adalah Milik Mereka Mempertahankan keinginan berpetualang, keingintahuan, dan intuisi kekanak-kanakan kita Oleh Addison Hudgins
s p r i n g
j o h n s o n / di g i t a l l y
m o difi e d
nantang mereka yang mencoba menekan insting rasa ingin tahu kita dan keinginan mendapatkan jawaban—dan untuk tidak tunduk kepada mereka yang mencegah kita mencari.
at sudah dewasa, saya mengamati lebih banyak kecenderungan orang dewasa membiarkan waktu berlalu sia-sia tanpa melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan. Anak-anak mengetahui hasrat sejati mereka. (Sekalipun bila mereka tidak dapat mengatakannya.) Anak-anak digerakkan oleh hasrat, yakni sesuatu yang tidak seharusnya dengan cepat kita kurangi. Penulis Frederick Buechner berkata bahwa “tempat yang disediakan Allah bagimu adalah tempat di mana kesenangan Anda yang dalam dan keinginan dunia yang dalam bertemu.”2 Orang dewasa, kadang kala, mengurangi hasrat demi logika dan aturan. Mereka tersenyum pada dunia khayalan dan inisiatif kreatif anak-anak, tetapi terlalu banyak yang tidak mengenali nilai sesungguhnya. Kita semua—orang dewasa dan anak-anak— memerlukan waktu untuk bermimpi dan bermain dan menciptakan, melatih apa yang membuat kita merasa bersemangat dan utuh. Dalam melakukannya, kita satu langkah lebih dekat kepada perasaan bertualang seperti kanak-kanak, yang Yesus ingin agar kita miliki. Rasa Ingin Tahu Seperti Anak-anak Satu pertanyaan kesukaan anak-anak adalah “mengapa?” Mengapa kita mencuci tangan sebelum makan ? Mengapa kita pergi ke gereja pada hari Sabtu bukannya hari Minggu? Mengapa katak berbunyi kuak; mengapa matahari itu terang? Kerinduan mendapatkan jawaban ini adalah keperluan manusia yang dalam, yang tidak ditahan oleh anak-anak. Mereka lahir untuk mempercayai bahwa tidak ada pertanyaan yang bodoh. Pemikiran bahwa bertanya mengapa itu suatu hal yang bodoh, bukanlah bagian alamiah dari diri kita—itu dipelajari. Sebagai anak muda, pertanyaan “mengapa” seringkali dikurangi dari diri kita. Kita disuruh untuk tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Tetapi Yesus ingin kita mencari.3 Kita tidak menemukan Dia dengan duduk diam dan bertanya secara pasif. Kita harus menggali. Seperti para arsitek saat penggalian, kita selalu mengungkapkan kebenaran baru—kadang-kadang kebenaran yang tidak segera kita pahami. Untuk memahaminya, kita harus menyelidiki apa yang kita temukan—yang dapat memerlukan waktu—sebelum kita benar-benar memahami makna benda temuan kita itu. Untuk menjadi seperti anak kecil adalah mempertahankan sukacita dan kemurnian kita di tengah dunia yang gelap dan jahat ini. Harus “berada di dunia tetapi bukan dari dunia.”4 Me-
Intuisi Seperti Kanak-kanak Madeleine L’Engle—penulis puluhan buku, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak—berkata bahwa ketika ia memiliki sesuatu untuk dikatakan dalam sebuah buku, yang terlalu sulit bagi orang dewasa, maka ia menuliskannya untuk anak-anak.5 Anak-anak itu terbuka pikirannya. Mereka memiliki daya tarik menarik untuk pertumbuhan. Anak-anak tidak mencoba untuk bertumbuh; mereka bertumbuh karena mereka tidak dapat mencegahnya. Keinginan mereka terhadap petualangan dan rasa ingin tahu mereka yang tidak pernah puasnya menuntun secara alamiah kepada pikiran yang terbuka—pikiran yang bertumbuh. Saya ingat waktu masih kecil dulu, saya sering merasa tidak suka kepada individu tertentu tanpa mengetahui sebabnya kenapa. Secara logis, perasaan saya tidak dapat dipahami. Tetapi waktu dan sekali lagi insting saya membuktikan benar. Selama kurun waktu beberapa minggu, bulan, bahkan tahunan, orang-orang yang jika bersamanya saya merasa tidak nyaman, dan bahkan berbahaya bila berada di dekatnya, menyatakan karakter mereka yang sesungguhnya yang tidak jujur dan suka menipu. Mempercayai hati kecil ini bukan suatu hal yang perlu diremehkan. Keterbukaan pikiran seperti anak-anak memungkinkan anak-anak menuruti intuisi mereka. Terlalu sering orang dewasa “secara logis” mengabaikan suara Roh Kudus. “Surga Empunya Anak-anak Seperti Ini” “Biarkanlah anak-anak itu,” kata Yesus, “janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga.”6 Orang-orang seperti itu—mereka yang menyelidik, mencari, dan mendengarkan dengan berani, bersungguh-sungguh, dan dengan pikiran terbuka. Kita lahir dengan alat perlengkapan untuk menemukan Yesus. Karena Bapa kita menciptakan insting di dalam diri kita yang paling baik memastikan keselamatan kekal kita, juga kedamaian kita di tengah satu dunia yang menyebabkan banyak orang meronta dalam rasa takut yang dalam. Kepada mereka yang mempertahankan petualangan, rasa ingin tahu, dan intuisi seperti anak-anak itulah kerajaan surga itu diberikan. n Mat. 19:14 2 Frederick Buechner, Wishful Thinking: A Seeker’s ABC, rev. and expanded ed. (New York: HarperCollins, 1993), hlm. 119. 3 Yer. 29:13 4 Lihat Yohanes 15:19 5 Madeleine L’Engle, A Circle of Quiet (New York: HarperCollins, 1972), hlm. 198. 6 Mat. 19:14 1
Addison Hudgins kuliah di Union College
Lincoln, Nebraska, Amerika Serikat, di mana ia belajar Bahasa Inggris dan jurnalisme, dengan musik sebagai pelajaran tambahan. Ia menulis karya ini sebagai kegiatan di musim panas untuk Adventist World.
09 - 2011 | Adventist World
13
K E H I D U P A N
A D V E N T
Ber-P O D C A S T —
Injil Sedang
Dibutuhkan Program AWR menjangkau pendengar di seluruh dunia Oleh Dowell Chow
S
angat sedikit penemuan yang telah merevolusi dunia dibandingkan dengan yang dilakukan oleh internet. Dalam kurun waktu 25 tahun terakhir kita telah melihat berlalunya telegram dan telex, juga berkurangnya mesin fax, pos udara, dan berbagai metode komunikasi lainnya. Sambungan—sambungan langsung—merupakan tema hari itu. Dengan munculnya telepon-telepon pintar, hampir semua orang terhubung satu sama lain. Sekitar 247 milyar surat elektronik melintasi dunia setiap harinya (perkiraan tahun 2009). Itu lebih dari 2,8 juta per detik! Meskipun banyak di antaranya yang tak berguna, diperkirakan 50 milyar surat elektronik “asli” saling bertukar setiap harinya.1 Dulu diperlukan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, dan berbulan-bulan untuk mengirimkan pesan melalui pos, sekarang kita memiliki kurir yang sampai dalam waktu semalam dan bahan yang bisa dipindai bisa kita kirim seketika ke bagian dunia mana pun dalam hitungan detik. Dan daftarnya terus berlanjut. Kehadiran Podcast
Podcast digunakan oleh banyak perusahaan beberapa dasawarsa silam. Sekitar tahun 2004, para pengembang mu-
14
Adventist World | 09 - 2011
lai mengotomatiskan pengiriman isi ke perangkat dengar yang mudah dibawa. Isinya, juga disebut “episodes” yang disimpan pada sebuah server, sekarang bisa diakses oleh si pengguna sesuka hati mereka dengan menggunakan perangkat lunak spesifik. Meskipun penggunaan podcast berkaitan dengan alat iPod, isi sesungguhnya dapat diakses dengan menggunakan komputer mana pun atau MP3 player yang bisa memainkan media file. Beberapa orang bahkan mengatakan istilah netcast sebagai kata yang lebih akurat untuk menjelaskan media ini dalam upaya untuk memisahkannya dari keeksklusifan Apple iPod. Kata depan “pod” dari “podcast” awalnya merupakan singkatan dari “playable on demand.” “Cast” berasal dari broadcast.” Sekarang beberapa orang mengatakan “personal on demand broadcast” sebagai cara yang benar menjelaskan media ini. Menyebarkan Pekabaran
Podcast telah menjadi media yang sangat penting yang dapat menyebarkan pekabaran Injil dengan kekuatan yang besar. Misalnya, podcast untuk Adventist World Radio—Voice of Hope dalam bahasa Perancis (salah satu percobaan AWR) menjadi begitu populer sehingga menambahkan ratusan pelanggan tiap bulannya! Seorang “pelanggan” adalah dia yang dengan sengaja berlangganan pada program itu, yang artinya setiap episode baru secara otomatis diunduh kepada perangkat si pelanggan dan dapat diakses kapan saja oleh si pengguna, berlawanan dengan pengunjung biasa ke situs yang hanya browsing, atau surfing di internet. Pergerakan besar-besaran umat manusia menciptakan satu dinamika baru dalam masyarakat. Kantong-kantong besar kelompok-kelompok etnis telah menetap di banyak negara di luar tanah air mereka sendiri, dan dalam beberapa contoh telah menjadi begitu tersendiri dari seluruh masyarakat sekitar. Sekarang, dengan menggunakan podcast, kita bisa menjangkau setiap kelompok et-
ph o t o s
c o u r t e s y
o f
a w r
nis di Amerika (atau di mana pun di dunia) dalam bahasa mereka sendiri. Satu contoh yang baik dari ini adalah podcast AWR Swahili. Karena akses kepada teknologi modern di negara berkembang, orang-orang yang berbicara Bahasa Swahili di Amerika, Australia, dan bagian lain dunia mengunduh podcast AWR setiap harinya. Sekarang kita memiliki kemampuan untuk menembus setiap Chinatown, Ghanatown, atau “kota mana pun,” sekalipun tidak seorang di AWR yang bisa berbicara bahasa itu. Adventist World Radio telah memperoleh satu pengatur aset media, yang dikenal sebagai Mediator 4, yang memungkinkan untuk secara bersamaan menempatkan semua bahasa di mana kita siaran setiap hari lewat gelombang pendek dan AM/FM ke situs jaringan AWR. Podcast ini juga tersedia di iTunes dan satuan podcast lainnya. Siapa pun yang menggunakan salah satu dari bahasa itu bisa mendengarkan programprogram ini secara langsung atau meng unduh pesannya dan mendengarnya pada waktu yang mereka inginkan. Ajakan Podcast dalam berbagai bahasa juga tersedia. Ini bisa diunduh dan dicetak dari situs jaringan AWR dan dibagikan kepada teman-teman dan para tetangga. Menggenapi Nubuatan
Pertimbangkan ini: “Nubuatan dalam Wahyu pasal kedelapan belas akan segera digenapi. Selama proklamasi pekabaran malaikat ketiga, ‘malaikat lain’ akan ‘turun dari langit, mempunyai kekuasaan besar,’ dan bumi akan ‘diterangi dengan kemuliaannya.’”2 Kedatangan “malaikat lain” dalam Wahyu 18:1 bukan suatu hal yang akan terjadi di masa mendatang lagi. Malaikat itu ada di sini! Dengan teknologi yang ada sekarang, kita dapat “menerangi” seluruh dunia dengan pekabaran pengharapan Yesus. Kita bisa memancarkan Firman Allah ke seluruh bangsa, jenis, kaum, dan bahasa, di mana saja, kapan saja. “Selama seruan nyaring itu, gereja, ditambahkan dengan bantuan Tuhan yang diagungkan, akan memancarkan
pengetahuan keselamatan begitu limpahnya sehingga terang akan disampaikan kepada semua kota dan daerah.... Terang kebenaran yang sekarang akan terlihat memancar di mana-mana.... “Melalui kerja pemeliharaan ilahi yang paling ajaib, gunung-gunung kesukaran akan dilenyapkan, dan dibuang ke laut. Pesan yang begitu penting bagi para penduduk bumi akan didengar dan dipahami.... Seluruh bumi akan diperingatkan. Dan kemudian kesudahan akan tiba.”3 Masa kita dalam sejarah cocok dengan pernyataan ini. Adventist World Radio sedang menjangkau keluar kepada kelompok masyarakat yang paling sukar dijangkau di dunia dengan pekabaran pengharapan dalam bahasa mereka sendiri—bukan hanya mereka yang hidup di negara yang bebas—terlarang tetapi juga jutaan orang yang tinggal gedung-gedung pencakar langit yang sukar dijangkau di kota-kota besar dunia. Kota Meksiko, Moscow, London, São Paulo, Johannesburg, dan lainnya sedang bergabung dengan jutaan orang yang tinggal dan bekerja di gedung-gedung yang tidak dapat diakses sebagian besar karena alasan keamanan. Tetapi Adventist World Radio—dengan motonya “Tidak ada dinding, Tidak ada batasan”—membuka pintu-pintu kepada tempat-tempat seperti ini, di mana para misionariss tidak bisa pergi. n Untuk informasi lebih jauh tentang AWR dan podcast-nya, kunjungi www. awr.org. 1 http://nextincomputing.blogspot.com/2010/08/trace-senderlocation-from-yahoo.html. 2 Ellen G. White, Maranatha, hlm. 218. (huruf miring ditambahkan.) 3 Ibid.(huruf miring ditambahkan.)
Dowell Chow adalah
Presiden Adventist World Radio, salah satu institusi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, General Conference dan radio Gereja Advent sedunia, berkantor pusat di Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat.
09 - 2011 | Adventist World
15
r . a u s t i n
Menemui
h o
C E R I TA S A M P U L
Masa Depan Para delegasi muda sidang GC berbicara dengan jujur dan penuh harapan tentang gereja mereka.
16
Adventist World | 09 - 2011
S
etahun yang lalu di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, saya sedang gelisah menunggu di sebuah lobi. Saya telah merencanakan pertemuan hari Jumat dengan beberapa delegasi General Conference (GC)—selama istirahat makan siang mereka—dan memeriksa catatan saya untuk ketepatan lokasi, tanggal, dan waktunya. Sementara dengan cerobohnya saya menggulung kertas dalam kepalan tangan, saya melihat satu per satu orang banyak yang melangkah keluar dari Georgia Dome mencari wajah yang tak dikenal yang tiada guna saya coba kenali. Dalam waktu dekat saya lega sudah mengiring hampir semua delegasi yang sudah saya undang. Kesepuluh delegasi ini, yang mewakili tiga negara berbeda pada sidang General Conference yang ke-59, memang benar-benar unik—mereka semua senang melayani gereja mereka dalam kapasitas yang demikian pentingnya, berada di bawah usia 35 tahun. Berikut adalah nama-nama mereka (dalam urutan yang terlihat pada foto, kiri ke kanan): Thuy Tien le Tran, dari Vietnam; Srey Neang dari Kamboja; Blessings Gonbwe, dari Malawi; Justin McNeilus, dari Amerika Serikat; Alice Danla, dari India; Emilia Rouhe, dari Finlandia; Samia Henriette, dari Seychelles; Deepak Boro, dari India; Rochael Shemali Perera, dari Singapura; dan Tshwanelo Bryan Sekwababe, dari Bostwana. Di bawah adalah petikan dari percakapan panjang kami. Anda harus mendengar banyak suara mereka: meskipun masing-masing memiliki pandangan yang berharga untuk dibagikan, tempat hanya mengizinkan kita menyertakan yang paling menonjol. Harapannya adalah Anda akan memperoleh apa yang saya peroleh dari sini—gereja sekarang, dan yang akan datang, di tangan-tangan yang baik dan andal. Tidak perlu ada kegugupan atau tangan yang meremas-remas—temui [para pimpinan] masa depan yang cerah dari gereja kita.
—Kimberly Luste Maran Pertanyaan pertama: Bagaimanakah Anda bisa menjadi seorang delegasi?
Saya juga terkejut. Saya menganggap datang ke sidang GC ini sebagai satu keistimewaan besar. Untuk datang ke sini merupakan mimpi saya selama ini. Tetapi saya tidak pernah berharap terpilih untuk menjadi seorang delegasi. Tempat asal saya sangatlah primitif. Ada di sisi sebelah timurlaut Manipur. Tentu, ayah saya seorang pionir [Misi Global] untuk gereja, jadi untuk berada di sini selalu merupakan mimpi baginya. Ini merupakan pencapaian tinggi, berkat terbesar seorang Advent. Dan saya sangat senang berada di sini! —Alice Danla, India Saya tidak pernah bermimpi bisa datang ke sidang GC. Di negara saya bila orang muda sudah bertumbuh dewasa, kami selalu menganggap hal-hal seperti ini adalah untuk orang yang lebih tua. Kemudian saya mendapat panggilan pada satu hari Minggu dari salah seorang ketua konferens kami. Ia memperkenalkan dirinya sendiri dan berkata, “Apakah Anda sedang mengemudi?” Saya berkata, “Ya.” Dan ia menjawab, “Oke, berhentilah di tepi jalan.” Saya melakukannya. Kemudian ia memberitahu saya, “Anda akan pergi ke GC!” Saya tidak mempercayainya selama berminggu-minggu sampai ia mengajak saya untuk datang ke konferens dan mulai membereskan surat-surat. Wow! Pikirku. Apakah yang akan saya lakukan di sana? Apakah tanggung jawab saya? Jadi begitulah saya tiba di sini, dan
sungguh, saya sangat senang. Bagi orang muda melihat struktur organisasi gereja sekarang merupakan satu hal yang membuka mata lebar-lebar. —Tshwanelo Bryan Sekwababe, Botswana Ceritakan pada saya, menurut Anda mengapa penting bagi delegasi muda diajak ke sidang GC.
Kami adalah pemimpin-pemimpin masa depan, jadi kami harus mempelajari segala hal dari orang-orang yang memiliki lebih banyak pengalaman. Kita perlu bersama-sama dalam hal ini. —Blessings Gonbwe, Malawi Saya rasa ini membuka mata Anda untuk mulai menyadari bahwa gereja kita itu adalah satu gereja global. Bila Anda berada di tempat Anda sendiri, dalam tempat kecil Anda, kadang-kadang Anda lupa bahwa keputusan apa pun yang Anda buat juga mempengaruhi kesatuan umat Advent. Tetapi bila Anda ke sana, maka Anda menyadari bahwa sebenarnya ada banyak orang dari begitu banyak negara, bahasa, dan budaya yang berbeda. Pengambilan keputusan Anda sebenarnya begitu penting—Anda mengetahui sekarang bahwa keputusan apa pun yang Anda buat sebagai seorang pemimpin (dan seorang muda) tidak mempengaruhi hanya orang-orang di India, tetapi juga bersatu dengan semua orang lain di dunia. —Deepak Boro, India. Saya sangat berharap bahwa GC akan mengundang lebih banyak delegasi dewasa muda untuk berpartisipasi di masa
mendatang. Sebagaimana kita ketahui, orang-orang muda bisa sangat kuat dalam memotivasi orang-orang untuk mendengarkan perkataan Allah. —Srey Neang, Kamboja. Jadi apakah tantangan terbesar yang dihadapi gereja di daerah Anda?
Finlandia adalah negara yang sangat sekuler saat ini, dan agama benar-benar tidak diperbincangkan. Sangat sulit memperlihatkan bahwa Anda adalah seorang Kristen. Kami tidak memiliki banyak orang Advent, menjangkau keluar dan membawa kabar kepada komunitas itu merupakan satu tantangan. —Emilia Rouhe, Finlandia. Di negara kami [Malawi] tantangan terbesar adalah tantangan yang berhubungan dengan doktrin yang merembes ke dalam keyakinan Advent. Diperlukan banyak waktu mendiskusikan banyaknya permasalahan ini... kita perlu terus maju dengan pekabaran Yesus Kristus dan tidak terlalu dibingungkan oleh doktrindoktrin non Advent lain. Tantangan lain yang kami sedang hadapi adalah epidemik HIV/AIDS. Banyak sekali orang muda kami mati karena penyakit ini. Tetapi kami memuji Allah karena sekarang setidaknya pendidikan sedang disediakan. —Blessings Gonbwe Di Amerika Utara tantangannya adalah keterlibatan orang muda. Di tempat kami orang muda kurang terasa keterlibatan dan kepemimpinannya, dan bahkan kurang senang menjadi seorang Advent. Se-
09 - 2011 | Adventist World
17
Blessings Gonbwe
Alice Danla
Tshwanelo Bryan Sekwababe
Rochael Shemali Perera, Srey Neang, dan Thuy Tien le Tran
18
Adventist World | 09 - 2011
Srey Neang
Justin McNeilus
pertinya sudah menjadi budaya di antara para pendeta, para pimpinan gereja (tidak termasuk para pimpinan pemuda) bahwa Anda harus memiliki rambut yang sudah ubanan, atau semacamnya, sebelum Anda bisa menjadi seorang tuatua, atau sebelum mereka bisa berbagi di atas mimbar. Tetapi kami harus mulai membiarkan orang muda terlibat. Tentu saja itu satu risiko—kami akan kacau, kami akan membuat kesalahan. Tetapi jika orang dewasa muda tidak berada dalam lingkungan itu, maka mereka akan pergi meninggalkan gereja. Selain itu juga saya rasa Allah memer lukan satu generasi yang tidak mementingkan diri dan melayani diri sendiri. Yang naik ke atas dan hanya berkata, “Ya, kita akan temukan satu gereja dalam dunia orang Advent yang tidak menyimpang dan melakukan segala macamnya.” Dan saya rasa itu akan tiba. Saya merasa bahwa orang muda di Amerika Utara itu senang. Ada orang-orang di gereja kami, dan gereja-gereja di sekitar AS., yang senang dengan pekabaran Advent, dan mereka ingin terlibat. Jadi saya rasa terlepas dari apa yang dilakukan atau tidak dilakukan para pimpinan, saya rasa orang muda ada di sana untuk memimpin dan mengambil alih kepemilikan gereja. —Justin McNeilus, Amerika Serikat Saya rasa barangkali faktanya adalah bahwa orang muda tidak merasa seolah mereka memiliki tempat untuk pergi dari tekanan dalam masyarakat. Mereka merasa sendirian dalam masalah-masalah yang mereka sedang hadapi sekarang ini, dan ini telah menarik mereka jauh dari gereja. Gereja harus membuat orang muda merasa bahwa mereka itu adalah bagian dari gereja, masalah dan tekanannya—dan semuanya. Generasi yang lebih tua dan generasi yang lebih muda—saya rasa ada jurang pemisah antara mereka. Mungkin masing-masing dari mereka juga memiliki masalah pribadi yang bisa mereka atasi bersama-sama, jika mereka bisa menolong satu sama lain. —Samia Henriette, Seychelles Orang muda cenderung meninggalkan gereja, jadi menjaga mereka itu merupakan salah satu masalah yang kami hadapi. Ketika saya pertama kali pindah ke Singapura, kami memiliki orang muda di
sana, dan sekarang Anda tidak melihat mereka ada di gereja lagi. Jadi kami harus melakukan sesuatu yang akan membuat mereka tetap tertarik dan terlibat. —Rochael Shemali Perera, Singapura.
s u b m i t t e d
b y
e m i l ia
r o u h e
Satu hal yang saya mulai sadari adalah bahwa kami ada pada satu titik adanya skenario ayam dan telur. Para penatua berkata kepada kami, “Perlihatkan kepada kami bahwa kalian bisa melakukan ini,” dan orang muda mengeluh bahwa mereka tidak diperkenankan untuk me-
nunjukkan kepada mereka! Dan Allah, terutama bagi orang muda, telah menjadi satu hal biasa. Pergi ke gereja sudah menjadi populer. Itu merupakan salah satu hal yang dilakukan orang-orang—mereka hanya datang ke gereja pada hari Sabat, duduk di sana, dan mendengarkan pengkhotbah, dan itu saja. Itu adalah salah satu tantangan terbesar, untuk benar-benar memotivasi orang muda bangun dan berkata, “Mari kita lakukan ini. Kita bisa melakukan ini. Kita telah dipercayakan mimbar.” Di negara kami, kami mendapat kebebasan melaku-
Kemudian
Satu tahun kemudian inilah apa yang dibawa serta oleh tiga dari para delegasi muda kita dari sidang itu.
D
ampak terbesar sidang GC telah mencapai puncaknya! Saya baru menikah (Juni 2011) dengan seorang pria muda dari Minnesota, Amerika Serikat, sekarang tinggal dan bekerja di Newbold College, Inggris. Kami bertemu pada reuni alumni Newbold [makan malam] selama sidang itu. Kami terkejut menyaksikan bagaimana Allah telah menguraikan kisah cinta yang Ia rancang bagi kami selama tahun terakhir. Cara-cara-Nya itu indah dan seringkali tak terduga! Kami benar-benar merasa bahwa Allah merencanakan kami berjodoh, dan tidak akan berhenti mengagumi kebaikan dan kasih-Nya kepada kami! Tentu saja, saya sudah pindah ke Inggris! Kesan melekat lain dari sidang itu adalah pemahaman saya yang berkembang dan keterbukaan untuk bekerja sama dengan orang-orang Advent di seluruh dunia. Satu pengalaman multi kultural seperti sidang itu meningkatkan toleransi dan pemahaman tentang faktor-faktor bahwa perbedaan budaya dalam gereja seluruh dunia itu ada, dan dengan demikian membantu kita menikmati berkat-berkat juga mengatasi tantangan yang dikandung dalam perbedaan itu.
—Emilia Rouhe
S
aya baik-baik saja, karena kasih karunia Allah. Saat ini saya menjadi seorang guru di Sekolah Sabat anak-anak [gabungan kelas primary dan kindergarten); saya juga salah seorang pemimpin pemuda, pemimpin doa untuk kelompok doa gereja yang disebut Prayer Warrior, dan seorang diakones. Sidang GC, masih segar dalam ingatan saya dan tetap akan begitu, memenuhi saya dengan rasa syukur. Ada banyak kesan yang melekat, tetapi beberapa muncul dalam pikiran. Salah satunya adalah perasaan luar biasa melihat begitu banyak orang Advent dari seluruh dunia berkumpul bersama untuk maksud yang sama. Saya merasa begitu bangga menjadi satu anggota dari keluarga Allah, bertemu teman-teman Yesus. Semua orang, tua dan muda, berjalan menuju pusat kongres, merupakan satu sukacita yang harus dikenang. Menjadi bagian, dan berpartisipasi dalam sidang bisnis gereja, menyaksikan berbagai pendapat dan argumen berbeda dari para delegasi selama sidang bisnis (namun tiba pada satu kesimpulan dalam persatuan dengan kasih), merupakan satu hal yang luar biasa. Menakjubkan juga mendengarkan semua musik dan lagu. Saya ragu ada musik di bagian dunia lain yang dapat menghasilkan suara melodi seperti itu, dan alat musik yang khidmat—tanpa drum—yang mem-
kan hampir segala hal, namun kami masih tetap duduk diam—kami memerlukan motivasi. —Tshwanelo Bryan, Sekwababe Apakah yang paling mengesankan Anda dengan sidang GC ini?
Saya paling terkesan karena mereka memberikan tempat untuk ruang doa. —Samia Henriette
bantu Anda merasakan Roh begitu kuat. Dan saya tidak dapat melupakan para pembicara besar tiap pagi dan petang, laporanlaporan dari semua divisi disampaikan setiap malam bersamaan dengan para delegasinya masing-masing yang berpakaian menurut gaya budaya yang berbeda-beda. Kesan mendalam lain adalah pidato penerimaan ketua kita yang baru dan khotbah Sabatnya tentang kebangunan dan reformasi, yang benar-benar sangat diperlukan oleh gereja kita.
—Alice Danla
S
elama tahun terakhir ini saya berhasil membentuk satu pelayanan mandiri yang fokus membantu penginjilan musik. Pelayanan itu bertumbuh satu langkah demi langkah sampai titik di mana kami membantu penginjilan media yang baru, termasuk pelajaran Alkitab internet, dll. Saya berutang pada kunjungan saya ke GC atas proyek-proyek semacam itu, karena selama saya berada di sana saya melihat caracara berbeda di mana orang-orang menyebarkan Injil dan betapa berdedikasi dan bertekadnya mereka pada cara mereka itu. Harapan saya adalah bahwa semangat yang sama ini akan menular kepada sesama orang muda sehingga sebagian besar mereka mau berpartisipasi dalam proyek-proyek semacam itu. Karena proyek-proyek musik, saya terpilih mengawasi departemen musik di konferens kami, yang mencakup lebih dari 15 kota dan banyak desa. Doa saya adalah agar kami dapat mulai melihat lebih banyak lagi orang yang suka dengan pekerjaan Tuhan dan sebaik mungkin menggunakan talenta dan kemampuan apa pun yang mereka miliki untuk menyebarkan Injil
—Tshwanelo Bryan Sekwababe 09 - 2011 | Adventist World
19
Bagi saya musik dan lagu-lagu rohaninya, paduan suara, dan orang-orang yang tampil—dan benar-benar menyanyi! Di gereja kami, saya mendengar orangorang hanya berkomat-kamit. [Di sini] saya benar-benar mendapatkan semangat ibadah yang sejati—100 persen—di dalam diri saya ketika saya mendengar semua musik itu. —Thuy Tien Le Tran, Vietnam
Saya benar-benar terhibur mendengar bagaimana keadaan gereja di berbagai bagian dunia yang berbeda. Ada begitu banyak pertumbuhan. Di Eropa sepertinya orang muda meninggalkan gereja, dan itu agak mengecewakan. Saya merasa seperti sedang ditinggalkan sendirian. Tetapi di sini Anda bisa melihat bahwa itu merupakan satu gereja global yang besar, dan baik-baik saja. —Emilia Rouhe
Pendeta Tara VinCross berkhotbah pada salah satu acara renungan. Itu sangat menyenangkan bagi saya, karena sebelumnya saya terbiasa berkata, “Saya bukan seorang laki-laki, itulah sebabnya saya tidak bisa menjadi seorang pendeta.” Mereka biasanya tidak membiarkan kami para wanita mengambil bagian dalam memimpin gereja, tetapi kami juga bisa memimpin, sama seperti orang lain. —Blessing Gonbwe
Kalian semua kelihatannya merasa bahwa gereja memiliki kepemimpinan yang baik. Jadi ini satu pertanyaan yang agak tajam: Menurut kalian semua, gereja sedang melakukan hal benar apa? Apakah yang bisa dilakukannya dengan lebih baik?
Kita harus berhati-hati tentang bagaimana kita menyiapkan para anggota untuk menjadi orang Advent, dan kapan kita membaptiskan mereka. Para anggota ba-
Gereja harus membuat orang muda merasa bahwa mereka adalah bagian dari gereja, masalahnya dan tekan annya—dan semuanya. Saya suka karena bisa pergi ke ruangan doa hampir kapan saja. Dan, oh ya, satu hal lagi, saya sudah lama melihat Mark Finley [pada program satelit]—dan saya bisa melihatnya langsung! Saya benar-benar senang dan tersentuh oleh ini. Ia adalah salah seorang pembicara favorit saya. Hal pertama yang membuat saya senang pagi ini adalah ketika mereka memperkenalkan ketua yang baru. Sebagian besar waktu kami mendengar banyak orang berbicara tentang janji-janji besar atau semacamnya, tetapi dalam pidato penerimaannya, Pendeta Ted Wilson mengutip banyak kata dari Roh Nubuat, dari Ellen G. White. Kita memiliki tokoh rohani ini untuk membantu memimpin gereja. —Alice Danla
20
Adventist World | 09 - 2011
ru itu lebih dari sekedar angka—mereka harus mengetahui siapa kita ini sebagai satu gereja dan kepada siapa kita berpihak. Inilah yang terjadi pada saya selama satu acara jangkauan keluar di gereja saya. Kami sedang membagi-bagikan obat kepada orang yang membutuhkan. Pada satu titik saya sedang menuliskan nama seorang wanita, dan ada seorang teman di sebelah saya. Teman saya dengan sangat ramah bertanya kepada si wanita itu, “Jadi bagaimanakah Anda belajar tentang Yesus?” Wanita itu menjawab, “Siapakah Yesus itu?” Ia benar-benar tidak tahu—dan ia baru saja dibaptiskan! Saya tidak bisa membayangkan seseorang yang dibaptiskan tidak mengetahui itu. Tetapi ini benar. —Alice Danla
Saya memuji gereja atas apa yang mereka sedang kerjakan dengan membuat program One-Day Church [Maranatha]. Ini merupakan satu motivasi yang sangat besar bagi orang-orang Kristen—orangorang Kristen dari daerah pedalaman biasa beribadah di pondok jerami, di bawah pohon, semacam itu. Bila ada hujan deras semuanya terganggu. Tetapi dengan One-Day Church, sebagian besar anggota mengetahui bahwa ada bantuan di luar sana—seperti gereja itu memang benarbenar satu keluarga. —Blessing Gonbwe Laporan-laporan dari seluruh dunia begitu menarik. Kadang-kadang Anda begitu asyik dengan gereja Anda sendiri dan melupakan bahwa ini adalah satu pergerakan global yang sedang dipimpin Allah. Gereja sedang bergerak dalam arah yang benar, untuk menggenapi misi kita, menceritakan kepada dunia bahwa Yesus akan datang lagi. Tidak ada tingkatan kepercayaan yang memadai yang diperlukan untuk membiarkan orang muda berkembang, dan saya telah merasakannya dari beberapa komentar lain. Gereja perlu memiliki satu budaya yang berkata, “Kami mempercayai orang muda. Kami membiarkan mereka melakukan kesalahan, tetapi kami akan membiarkan mereka berbicara, kami akan membiarkan mereka keluar, kami akan membiarkan mereka mulai berinisiatif. Kami akan membawa mereka ke Komite Eksekutif di GC. Kami benar-benar mendengar masukan mereka dan mulai memasukkannya ke dalam rencana kami.” Jika Anda melihat bagaimana gereja kita mulai, semua itu mulai dari orang muda. Roh Nubuat berkata bahwa laskar pemuda, yang dengan benar dilatih, dapat menyelesaikan pekerjaan itu. Jadi bila Anda menaruh semua antusiasme ke dalam diri orang muda, maka pekerjaan itu akan selesai. Sebenarnya, saya rasa Anda tidak dapat melakukannya tanpa orang muda. —Justin McNeilus
Kimberly Luste Maran adalah Asisten Editor Adventist World
R O H
Mengelilingi Dunia Oleh Ellen G. White
Dengan Atmosfir Kasih Karunia Allah
K
ebutuhan dunia terbesar adalah usaha yang disucikan bagi keselamatan jiwa-jiwa. Kristus ingin agar oleh kepenuhan kuasa-Nya untuk memperkuat umat-Nya bahwa melalui mereka seluruh dunia akan dikelilingi dengan suasana kasih karunia. Bilamana umat-Nya membuat penyerahan diri mereka sendiri dengan sepenuh hati kepada Allah, berjalan di hadapan Dia dengan kerendahan hati dan iman, maka Ia akan melaksanakan maksud kekalNya melalui mereka, menyanggupkan mereka bekerja selaras menyampaikan kebenaran kepada dunia sebagaimana di dalam Yesus. Ia akan menggunakan semua orang, pria, wanita, dan anak-anak, dalam membuat cahaya bersinar ke dunia, dan memanggil orang-orang yang akan setia kepada perintah-Nya....
Kebahagiaan Sejati
Mereka yang memberikan hidup mereka kepada pelayanan Kristen mengetahui arti kebahagiaan sejati. Minat dan doa-doa mereka menjangkau jauh dari diri sendiri. Mereka sendiri bertumbuh sambil menjangkau orang lain. Mereka menjadi terbiasa dengan rencana-
Pertanyaan untuk 1.
Direnungkan
Bagaimana kita bisa membantu
mengelilingi dunia dengan suasana kasih karunia? 2. Bagaimana pelayanan Kristen menuntun kepada kebahagiaan sejati? 3. Cara-cara apakah yang dapat dilakukan keluarga untuk melayani sebagai “para misionaris rumah tangga?”
rencana terbesar, kegiatan-kegiatan yang paling menggugah; dan bagaimanakah mereka bisa bertumbuh bila mereka menempatkan diri mereka sendiri dalam saluran terang dan berkat? Mereka menjadi lebih serupa dengan Kristus dalam segala rencana-Nya. Tidak ada kesempatan dalam stagnasi rohani. Ambisi yang mementingkan diri dan mencari diri sendiri ditegur oleh hubungan yang terus-menerus dengan urusan yang lebih tinggi dan aspirasi yang suci. Semua yang menyerahkan diri mereka sendiri kepada Allah dalam pelayanan yang tak mementingkan diri bagi umat manusia bekerja sama dengan Tuhan kemuliaan. Pemikiran ini memperindah semua kerja keras, menahan kemauan, menghidupkan jiwa untuk apa pun yang mungkin akan menimpa. Bekerja dengan hati yang tidak mementingkan diri, dipermuliakan dengan turut serta dalam penderitaan Kristus, merasakan simpati-Nya, mereka membantu menyebarkan sukacita-Nya, dan membawa kehormatan dan pujian kepada nama-Nya yang agung. Mempraktikkan Kebenaran
Akan lebih banyak lagi yang bisa dilakukan bagi Kristus kalau saja semua yang memiliki terang kebenaran mau mempraktikkan kebenaran itu. Ada satu keluarga yang mau menjadi misionaris, terlibat dalam pekerjaan pribadi, bekerja keras bagi Tuhan dengan tangan yang sibuk dan pikiran yang aktif, memperlengkapi metode-metode baru untuk keberhasilan pekerjaan-Nya. Ada pria dan wanita yang bersungguh-sungguh, bijaksana, dan berhati ramah yang bisa melakukan banyak bagi Kristus jika mereka mau memberikan diri mereka sendiri kepada Allah, mendekat kepada
N U B U A T
Dia, dan mencari Dia dengan segenap hati.... Para anggota gereja harus melakukan pekerjaan penginjilan di rumah-rumah tetangga mereka yang belum menerima bukti penuh kebenaran untuk sekarang ini. Penyampaian kebenaran dalam kasih dan simpati, dari rumah ke rumah, sejalan dengan perintah yang Kristus berikan kepada para murid-Nya ketika Ia mengutus mereka dalam perjalanan misi pertama mereka. Dengan lagu-lagu pujian kepada Allah, dengan doa-doa yang rendah hati dan sungguhsungguh, dengan penyampaian kebenaran Alkitab yang sederhana dalam lingkungan keluarga, banyak yang akan dijangkau. Para pekerja Ilahi akan hadir untuk memberikan keyakinan ke dalam hati. “Aku menyertai kamu senantiasa” (Mat. 28:20) adalah janji-Nya. Dengan jaminan penyertaan dari Penolong itu, kita bisa bekerja dengan pengharapan dan iman dan keberanian. Menjangkau bagi Kristus
Mereka yang sudah lama mengetahui kebenaran perlu mencari Tuhan dengan sangat sungguh-sungguh, agar hati mereka dapat dipenuhi dengan satu tekad untuk bekerja bagi para sesama mereka. Saudara-saudariku, berikan diri kalian sendiri kepada Tuhan untuk pelayanan. Jangan biarkan ada satu kesempatan berlalu tanpa perkembangan. Kunjungi mereka yang tinggal dekat dengan Anda, dan dengan simpati dan kebaikan coba jangkau hati mereka. Kunjungi orang sakit dan menderita, dan perlihatkan minat yang baik kepada mereka. Kalau bisa, lakukan sesuatu untuk membuat mereka lebih nyaman. Melalui cara-cara ini Anda dapat menjangkau hati mereka, dan mengatakan satu hal bagi Kristus. Kekekalan saja akan menyatakan betapa jauhnya jangkauan barisan pekerja seperti itu. n Artikel ini pertama kali diterbitkan dalam Advent Review and Sabbath Herald, 21 November 1907, di bawah judul “A Call to Conversation.” Orang Advent percaya bahwa Ellen G. White (1827-1915) mempraktikkan karunia bernubuat Alkitabiah selama lebih dari 70 pelayanan publik.
09 - 2011 | Adventist World
21
K E P E R C A Y A A N
D A S A R
abda S idup H PASAL 10
Oleh Paul Petersen
Memahami (dan menghidupkan) keselamatan
A
lkitab menggunakan sejumlah cara yang berbeda menggambarkan bagaimana Allah menyelamatkan manusia. Artikel ini dengan singkat membahas beberapa dari konsep penting ini dari sudut pandang Kitab Suci. Pengampunan dan Keselamatan
Hanya satu dari permohonan yang ada dalam Doa Bapa Kami, yang mengandung permohonan. “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu” (Mat. 6:14, 15). Ketika dihadapkan dengan kata-kata ini, ironisnya Nietzsche berkata, “Sungguh tidak bersifat menginjil!” Apakah Allah benar-benar memberikan pengampunan hanya berdasarkan syaratsyarat? Namun dalam perumpamaan tentang hamba yang tidak mengampuni dalam Matius 18:21-35, Yesus menekankan dengan tepat hal yang sama, dan kita dibiarkan dengan pertanyaan menggantung, Apakah kita diampuni, atau tidak? Apakah kita sudah diselamatkan, atau belum? Tekanannya terasa di hati, karena alternatifnya tampak ekstrem. Jika kita di-
22
Ajaib
yang
Adventist World | 09 - 2011
selamatkan sekali dan untuk selamanya, maka tanggung jawab manusia menguap, keadaan tanpa aturan dengan mudah terjadi, dan keselamatan menjadi satu proses mekanis. Pada sisi lain, jika itu belum selesai, maka kita kehilangan jaminan kita terhadap keselamatan dan mengembangkan satu sikap legalistik. Adakah jalan tengah di mana kita tidak dibiarkan hanya dengan cara ekstrem yang tidak nyaman? Saya rasa ada. Satu pemahaman yang benar tentang penggunaan Alkitab dari beberapa istilah adalah kunci membantu kita mengerti. Akan tetapi, pertama kita perlu mengingat bahwa pengampunan yang asli adalah bagian dari hubungan pribadi, bukan sekadar suatu hal yang tidak ditujukan pada orang tertentu. Itu ada hanya ketika Yesus hadir, dan itu hanya merupakan pengalaman saya ketika saya bersama Dia. Ketika menggunakan istilah-istilah teologi, kita semua terlalu sering memekanisasi keselamatan. Kita bisa berbicara tentang pengampunan seolah itu adalah semacam benda, seperti orang zaman New Age yang membeli sebuah batu pengampunan dan katanya merasakan dan mengalaminya jika mereka menekan batu itu di telapak tangan mereka. Tetapi dalam menggunakan konsep abstrak murni, kita mungkin melewatkan
sifat pengampunan itu sendiri: kita diampuni hanya karena seseorang, orang lain, mengampuni kita. Pengampunan itu selalu (dan hanya) ada dalam hubungan pribadi. Pembenaran dan Penyucian
Kecenderungan untuk mengalihkan aspek inti dari kehidupan Kristen ke dalam konsep-konsep yang murni abstrak juga umum dalam ekspresi “pembenaran” dan “penyucian.” Istilah-istilah ini bersifat Alkitabiah, tetapi dalam rangkaian sejarah maknanya kadang-kadang berubah. Jadi, kita bisa mendekati istilah-istilah Alkitabiah dengan sekumpulan definisi-definisi tadi dan berisiko menyertakan konsep-konsep budaya kita ke atas pekabaran Alkitabiah. Kesalahpahaman utama mengenai istilah-istilah ini berawal dari kata Latin dari mana Bahasa Inggris berasal. Dalam Bahasa Latin kata-kata itu adalah kata-kata gabungan, menghubungkan kata sifat iustus (“just,” atau “benar”) dan sanctus (“holy”) dengan kata kerja facio (“melakukan, membuat”). Dalam Kekristenan Barat, makna itu dengan mudah menjadi “membuat benar/suci,” dan dengan penekanan pada batin manusia demikian khas bagi banyak pemikiran orang barat sejak zaman Augustine, para ahli teologi sering menggunakan istilah justification dan sanctification sebagai
bagian dari satu proses keselamatan yang berkesinambungan, di mana penyucian diikuti oleh pembenaran dalam satu garis lurus. Tetapi dalam Alkitab, istilah-istilah ini menggambarkan aspek-aspek dari hubungan pribadi kita yang terusmenerus dengan Yesus bukan satu proses psikologis-etis. Perkenankan saya ilustrasikan ini dengan memusatkan pada istilah penyucian/sanctification. Mengenai diskusi tadi dan cara kita sering menggunakan istilah itu sekarang ini, makna asli dari kata untuk penyucian mungkin mengejutkan. Dalam Perjanjian Baru, kata kerja menyucikan/ sanctify (dari Bahasa Gerika, hagiozo) secara eksklusif mengambil manusia sebagai objek mereka (sebagaimana dalam Yoh. 17:17, 19; 1 Tes. 5:23; Ibr. 13:12). Dalam Perjanjian Lama ini adalah penggunaan dominan juga (sebagaimana dalam Yosua 3:5; 1 Sam. 16:5; Yoel 2:16). Dalam konteks pelayanan bait suci, Allah menyucikan atau meminta orangorang untuk menyucikan benda-benda cultic (sebagai mezbah dalam Kel. 29:36, 37). Waktu itu tentu saja ada waktu suci, seperti hari-hari perayaan dan Sabat. Sabat mingguan tetap sama sucinya dengan waktu-waktu suci dalam Era Kristen sebagai peringatan akan Penciptaan (Kej. 2:3). Namun sistem bait suci dengan korban-korban dan perayaannya sekarang digantikan dengan realitas bait suci surgawi, yang dibangun atas pengorbanan Yesus di Kalvari. Poin utamanya jelas: Allah menyucikan umat. Ini dapat dijelaskan sebagai satu peristiwa yang telah berlalu. Menu-
rut Kitab Suci, Roh Kudus telah menyucikan orang-orang percaya kepada Kristus (1 Ptr. 1:2; bandingkan 1 Kor. 6:11). Maknanya sama dengan upacara pernikahan. Dalam baptisan, orang percaya disucikan kepada Yesus Kristus, dan penyucian ini kemudian harus menjadi satu pengalaman setiap hari yang berkesinambungan, sama seperti seorang suami atau istri harus setia setiap hari atau mengabdi pada pasangan mereka. Penyucian ini menuntun pada satu kehidupan kudus. Dalam 1 Tesalonika 4:3-7 Paulus menyediakan satu ilustrasi yang baik tentang penggunaan ini dalam konteks hubungan pernikahan. Dalam ayat-ayat ini kata benda Yunani untuk penyucian/pengudusan, hagiasmos, muncul tiga kali dari sejumlah total sepuluh kali pemunculan dalam Perjanjian Baru, ditandai dalam huruf miring terjemahan berikut dari ayat itu: “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masingmasing mengambil seorang perempuan menjadi istrimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.� Konsekuensinya, pengudusan adalah
satu proses seumur hidup—karena dedikasi kita kepada Yesus tidak pernah berakhir. Itu adalah bagian dari hubungan iman kita dengan Yesus yang terusmenerus. Yang demikian itu bukanlah satu proses psikologis bahwa suatu hari itu akan selesai. Sekalipun dalam kekekalan kita berada dalam pengertian penyucian ini kepada Allah dalam Yesus Kristus. Sesungguhnya, untuk siapa lagi kita disucikan? Jadi kesimpulannya: Adakah jalan tengah dalam menggambarkan keselamatan, di mana saya tidak dibiarkan dengan hanya hal ekstrem yang tak nyaman? Jawabannya adalah ya. Dia adalah pengampunan dalam realitas. Di dalam Dia, keselamatan dialami, dan janji-janji tentang pemulihan di masa mendatang dijamin. Bilamana saya percaya kepada Yesus, maka Allah dalam kemurahanNya memperlakukan saya seolah saya itu adalah Yesus, seolah putusan masa depan pada hari penghakiman telah diumumkan. Ini adalah pembenaran, setiap hari dinyatakan kepada saya melalui Firman. Saat saya merespons dalam iman, Roh Kudus menyucikan saya kepada Yesus. n
Paul Petersen, Ph.D.,
adalah ketua Departemen Agama dan Bahasa Alkitab, Universitas Andrews.
Pengalaman Keselamatan
Dalam kasih dan kemurahan yang tak terbatas, Allah membuat Kristus, yang tidak mengenal dosa, menjadi berdosa bagi kita, agar di dalam Dia kita dapat dijadikan kebenaran Allah. Dituntun oleh Roh Kudus kita merasakan kebutuhan kita, mengenal keberdosaan kita, bertobat dari pelanggaran kita, dan melatih iman di dalam Yesus sebagai Tuhan dan Kristus, sebagai Pengganti dan Teladan. Iman ini yang menerima keselamatan berasal dari kuasa Firman Ilahi dan merupakan anugerah kasih karunia Allah. Melalui Kristus kita dibenarkan, diadopsi sebagai putra dan putri Allah, dan dilepaskan dari perbudakan
dosa. Melalui Roh kita dilahirkan kembali dan disucikan; Roh memperbarui pikiran, menulis hukum kasih Allah dalam hati kita, dan kita diberikan kuasa untuk menjalani kehidupan yang suci. Tinggal di dalam Dia kita turut serta memiliki sifat Ilahi dan memiliki jaminan keselamatan sekarang dan pada penghakiman. (2 Kor. 5:17-21; Yoh. 3:16; Gal. 1:4; 4-7; Titus 3:3-7; Yoh. 16:8; Gal. 3:13, 14; 1 Ptr. 2:21, 22; Rm. 10:17; Luk. 17:5; Mrk. 9:23, 24; Ef. 2:5-10; Rm. 3:21-26; Kol. 1:13, 14; Rm. 8:14-17; Gal. 3:26; Yoh. 3:3-8; 1 Ptr. 1:23; Rm. 12:2; Ibr. 8:7-12; Yeh. 36:25-27; 2 Ptr. 1:3, 4; Rm. 8:1-4; 5:610).
09 - 2011 | Adventist World
23
W A R I S A N
P
endeta Virgilio Zaldívar Marrero sedang mengajar program teologi di Colegio Adventista de las Antilas, di Santa Clara, Cuba, ketika Partai Komunis Kuba yang penuh kemenangan mengambil alih kampus sekolah dan fasilitasnya di tahun 1967.1 Saat tekanan pada gereja memuncak, masuk ke penjara atau ke pengasingan sepertinya merupakan satu-satunya pilihan yang tersedia. Namun Pendeta Zaldívar memilih tinggal di pulau itu untuk melatih generasigenerasi pendeta bagi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) di Kuba. Para muridnya akan mengambil alih tugas berisiko memelihara dan mendukung pertumbuhan gereja selama tahun-tahun yang paling sulit itu, bahkan bila hubungan dengan gereja dunia hilang. Dengan Segenap Akal Budinya
Virgilio Zaldívar Marrero dilahirkan tahun 1918 di Holguín, Kuba. Orang tua Virgilio adalah orang-orang yang jujur yang sejak awal menanamkan nilai-nilai Kristen dalam dirinya dan membuat segala upaya untuk memberikan pendidikan terbaik yang tersedia di wilayah itu. Dalam waktu sangat dekat Virgilio memperlihatkan kemampuan yang luar biasa dalam bahasa, literatur, dan sejarah. Akan tetapi kemampuan terbaiknya itu muncul setelah ia memilih untuk mengabdikan hidupnya kepada Allah. Bahkan pertobatannya menjadi cita rasa keberhasilannya di masa depan dalam mempelajari dan menyampaikan Firman Allah sebagai seorang pendeta. Virgilio baru berumur 14 tahun ketika suatu hari, sementara berjalan di samping GMAHK, Ia mendengar suatu khotbah. Ia berhenti untuk mendengarkan, dan kata-kata dari si pengkhotbah membuat kesan mendalam dalam pikiran mudanya. Kebenaran Alkitab yang didengarnya hari itu membuat dampak yang demikian besar dalam hidupnya sehingga ia memutuskan untuk menyerahkan hatinya kepada Yesus dan disertakan dalam rencana baptisan satu hari kemudian. Virgilio mencari si pembicara, dan bersikeras ingin dibaptiskan sesegera mungkin. Sebagai cara memberi jawaban, sang pengkhotbah memberikan satu tugas kepada anak muda ini yang tampaknya tidak mungkin bagi seorang anak berumur 14 tahun: “Jika kamu bisa mempelajari semua doktrin gereja dari pedoman gereja esok hari, maka aku akan membaptiskan kamu.” Si pengkhotbah mengira ia telah menyelesaikan masalah, sampai hari berikutnya, ketika Virgilio datang dengan semua pertanyaan yang sudah terjawab dan mengetahui semua doktrin dengan ayat-ayat Alkitabnya. Ia dibaptiskan hari itu juga di bulan Desember tahun 1932. Sejak saat itu ia mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan dan mengabarkan Firman-Nya, membagikan kepada orang lain pengharapan berkat kedatang an-Nya yang kedua kali. Virgilio memutuskan untuk segera mulai membagikan apa yang ia telah pelajari. Dia baru berumur 15 tahun ketika mulai mengorganisasi upaya penginjilan di mana ratusan orang membuat keputusan untuk mengikut Kristus. Pekerjaan resminya yang pertama bagi gereja adalah di agen penerbitan tahun 1940, di mana ia bekerja dengan dedikasi dan kesetiaan yang demikian besar sehingga ia diajak untuk masuk ke program teologi di Colegio Adventista de las Antillas. Dengan pengalaman beberapa tahun belajar sendiri, Virgilio mulai mengajar siswa lain bahkan sebelum kelulusannya tahun 1943.
24
Adventist World | 09 - 2011
GURU yang Memilih untuk Oleh Abner F. Hernández Fernández
TINGG
Mengajar Pada Pemerin Seorang Pendeta dan Guru yang Sukses
Setelah kelulusan, Virgilio Zaldívar menggunakan 20 tahun berikutnya melayani, berkhotbah, dan mengorganisasi gerejagereja dan sekolah-sekolah baru di berbagai kota dan daerah pulau itu. Pada saat yang sama di tahun 1947 ia diminta untuk melayani sebagai bendahara sekretaris dari West Cuba Confe rence dan ketua agen penerbitan. Di tahun 1955 ia diurapi untuk pelayanan itu dan secara resmi menjadi Pendeta Zaldívar. Sejak tahun 1963 sampai masa pensiunnya di tahun 1991 ia mengabdikan seluruh perhatian dan energinya kepada Seventhday Adventist Seminary di Antillean College di Kuba, di mana ia melayani sebagai profesor dan dekan. Ketika Antillean College diambil alih oleh pemerintahan Komunis tahun 1967, pelatihan para pendeta untuk sementara dihentikan. Dua tahun kemudian Pendeta Zaldívar membuka satu pusat kecil untuk melatih para pendeta di ruangan kelas Sekolah Sabat anak-anak di Santa Clara Adventist Church, hanya enam mil (9,5 km) dari Antillean College yang sudah ditutup itu. Lalu bakal seminari itu dipindahkan ke tempat yang lebih lengkap, yang memiliki tiga kamar tidur (dua untuk pria, dan satu untuk wanita) dan satu ruangan kelas, berlokasi di lantai pertama bekas kantor pusat Divisi Inter-Amerika dan Uni Antillean. Pelatihan para pendeta yang berlanjut terus ini merupakan satu tantangan terbuka kepada para pejabat Kuba oleh para pimpin-
Atas ke bawah: MENGILHAMI: Pendeta Virgilio Zaldívar (baris kedua, paling kanan) dengan para pimpinan Uni Kuba dan lulusan dari Cuba Adventist Seminary [tahun tak diketahui]. SATU KEHIDUPAN PELAYANAN: Kiri ke kanan: Francisco Hernández (dekan Cuban Seventh-day Adventist Theological Seminary), Clara Marí del Castillo Pineda (istri Zaldívar), Pendeta Zaldívar (pada usia 90 tahun), dan penulis Abner Hernández (saat itu dekan akademis di Cuban Seminary). disebutkan, meskipun beberapa pimpinan pendidikan dan kependetaan gereja juga memutuskan untuk menghormati peran serta Zaldívar yang sudah lama pada pekerjaan GMAHK di Kuba. Pada tahun 1988 Universitas Montemorelos, satu lembaga pendidikan Advent di Meksiko, memberinya penghargaan doktor honoris causa dalam bidang Pendidikan. Tidak Pernah Terlalu Tua
AL tahan Komunisme an gereja di Kuba dan Pendeta Zaldívar. Isi kelas disiapkan oleh Zaldívar sendiri, yang menulis ratusan halaman untuk digunakan dalam kelas-kelasnya. Sebelum revolusi Kuba, ia telah membeli beberapa buku yang masih disimpannya, termasuk buku-buku oleh Ellen G. White dan Daniel and the Revelation, oleh Uriah Smith. Selain itu, atas usaha beberapa guru dan siswa, ditemukan kembali sejumlah buku, teks lama, dan silabus yang telah digunakan di School of Theo logy of the Antillean College. Meskipun buku-buku itu tidak banyak, selama 35 tahun berguna sebagai satu-satunya perpustakaan yang bisa diakses para mahasiswa kependetaan. Para siswa Pendeta Zaldívar memperlihatkan pendekatan yang kuat dalam mengajar, yang berpusat pada Kristus, dan tentang hasratnya untuk topik-topik Kristologi, sampai sedemikian luas, sehingga ketika ia mengajar dari Alkitab, seringkali air mata menetes dari matanya saat ia merenungkan kasih dan kasih karunia Yesus bagi umat manusia yang tersesat. Aspek lain yang memiliki pengaruh kuat dan kesan yang bertahan lama pada para siswanya adalah kehidupan doanya yang kuat dan konsisten. Dan akhirnya, kebiasaannya tinggal di dalam kantor setelah ibadah setiap petang, untuk mempelajari dan membaca sampai sekitar pukul 10:00. Tahun-tahunnya sebagai seorang pendeta dan profesor seminari merupakan sumber dari sejumlah penghargaan yang tak
Antusiasme Pendeta Zaldívar untuk membagikan pekabaran Allah kepada orang lain tidak pernah habis, bahkan di usia tua. Setelah pensiun, rumahnya di Santa Clara menjadi satu pusat penginjilan yang dinamis dan membuahkan hasil. Sebenarnya, rumahnya menjadi tempat bagi beberapa profesor dan mahasiswa Universidad Central yang ada di dekatnya, satu lembaga pendidikan publik di Santa Clara, menemukan Allah Alkitab. Pendeta tua itu biasa memberikan mereka ajaran-ajaran baru dari Firman Allah. Beberapa orang muda yang menerima pekabaran Advent sekarang menjadi para pendeta di Kuba; di tengah mereka ada Luis A. Morales, yang adalah pendeta dan profesor juga di Seventh-day Adventist Theological Seminary di pulau itu. Kali terakhir saya bertemu dengan Pendeta Zaldívar, ia terbaring di tempat tidur. Kami hanya sedikit berbincang, tetapi ia memberikan satu pesan yang menguatkan yang membantu saya untuk bertekun dalam perjalanan Kristen saya. “Tuhan itu akan segera datang,” katanya dengan antusias. Pendeta Zaldívar meninggal dunia pada tanggal 22 November 2007 dan sekarang sedang menantikan pagi kebangkitan, ketika ia akhirnya akan bertemu Sahabat dan Juruselamatnya, Yesus Kristus. Pendeta Zaldívar adalah “seorang pangeran di Israel,” satu teladan dan satu warisan bagi generasi-generasi muda Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Kuba. n
1 Sebagian dari informasi untuk artikel ini diperoleh dari cerita Virgilio Zaldivar sendiri, dan dari situs jaringan Gereja MAHK di Santa Clara, Kuba (http://iasdsc.netadvent.org). Sumber-sumber tambahan termasuk: Angel Aramis de Armas, “La obra educative en Cuba, au historia y el nuevo establecimiento” (M.Ed. thesis, Montemorelos University, Montemorelos, Nuevo Lein, Meksiko, 1993), hlm. 52, 53; dan komunikasi pribadi secara tertulis maupun lisan dengan berbagai pimpinan yang sekarang dan para pegawai pensiunan Gereja MAHK di Kuba.
Abner F. Hernández Fernández sekarang ini
seorang mahasiswa Ph.D dalam sejarah gereja di Andrews University di Berrien Springs, Michigan. Ia melayani sebagai seorang pendeta dan guru teologi di Kuba dan Meksiko. Ia menikah dengan Keila Diaz, dan mereka memiliki dua putra yang baik, Jasiel 13 tahun dan Josías, 11 tahun.
09 - 2011 | Adventist World
25
P ERTA NYA A N A L K I TA B
P E R TA N YA A N :
kan hati Firaun?
Mengapa Allah mengeras-
S
untuk melakukan tanda-tanda mukjizat yang melaluinya orang Mesir dan Firaun “akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN” (Kel. 7:5, 17; lihat Kel. 8:10). Bukti yang sangat nyata ini ditolak oleh Firaun—“ia mengeraskan hatinya.” Kekerasan hatinya terlihat dalam sikap tidak mau menerima kalau Yehova itu adalah Tuhan, dan sikap ini diperlihatkan ketika tidak membiarkan Israel meninggalkan Mesir. 3. Peran Allah: Ketika Allah berbicara kepada Musa, Ia menyatakan rencana-Nya: “Aku akan mengeraskan hati Firaun” (Kel. 7:3; lihat Kel. 4:21). Rangkaian peristiwa dalam cerita itu menjelaskan apa yang Ia maksudkan. Pertama, cerita tentang tulah itu dengan jelas menyatakan bahwa Firaun mengeraskan hatinya (Kel. 7:13, 22; 8:15, 19, 32; 9:7, 34, 35; 13:15). Mengeraskan hati sendiri ini—kerasnya hati Firaun—membuatnya bertanggung jawab atas tindakannya. Kedua, sifat keras ini meningkat intensitasnya pada titik di mana bukan hanya Firaun tetapi juga para pegawainya mengeraskan hati mereka menentang Tuhan (Kel. 9:34, 35). Fakta bahwa para ahli sihir Firaun mampu menirukan beberapa dari mukjizat itu pada awalnya mendukung kekerasan hati ini (Kel. 7:12, 13, 21, 22; 8:7). Ketiga, baru setelah tulah kelima ayat itu menyebutkan kekerasan hati Firaun dan para pegawainya kepada Tuhan. Dengan kata lain, selama lima tulah pertama Firaun mengeraskan hatinya, dan selama lima terakhir kekerasan hati itu dibuat oleh Tuhan (Kel. 9:12; 10:1, 20, 27; 11:10; juga 14:4, 8, 17) dan sekali-sekali oleh Firaun (13:15). Ini tentunya berarti bahwa awalnya Tuhan mencoba membujuk Firaun, untuk membuat dia mengakui wahyu diri Allah. Tetapi penolakannya yang terus-menerus menghasilkan sebab akibat dua rangkap—kekerasan hati Firaun sekarang ditegaskan oleh Allah yang mengeraskan hati sang raja. Tindakan ilahi merupakan reaksi kepada ketidaksediaan Firaun sebelumnya untuk dibujuk. Mulai dari titik ini, Firaun tidak mampu menahan kekerasan hatinya sendiri. Tak terelakkan lagi ia terjebak oleh maksud-maksudnya sendiri. Akan tetapi Allah mencapai maksud akhirnya. Beberapa negeri di Kanaan takut kepada Allah ketika mereka mendengar apa yang Allah telah lakukan di Mesir (mis., Yosua 2:8-11). Kita harus berdoa meminta hati yang baru, hati dalam tubuh. (Yeh. 36:26). n
ebagian besar orang sulit memahami mengapa Allah mau mengeraskan hati Firaun. Pernyataan itu mengatakan bahwa kebebasan individu setidaknya sementara ditangguhkan dan bahwa Allah digambarkan sebagai yang mengendalikan keputusan dan tindakan manusia. Ini tentu saja menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab manusia. Jika Allah mengeraskan hati Firaun, apakah raja bertanggung jawab atas tindakannya? 1. Menjernihkan Maknanya: Dalam beberapa bahasa, terutama dalam bahasa Inggris, bila kita menggunakan ungkapan “mengeraskan Oleh hati” untuk menggambarkan Angel Manuel perilaku seorang individu, Rodríguez maka kita biasanya merujuk pada sisi emosional orang itu. Dalam contoh-contoh itu kita bermaksud mengatakan bahwa orang itu tidak sensitif, bahkan kejam, kepada orang lain. Ungkapan bahasa Ibrani yang diterjemahkan “mengeraskan hati” bukan menekankan sisi emosionalnya tetapi lebih kepada aspek rasional dan kemauan sendiri dari sifat manusia. “Hati” dalam Alkitab terlihat terutama sebagai pusat berpikir rasional dan pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, “mengeraskan hati” berarti bahwa orang itu tidak dengan benar menggunakan kemampuan rasionalnya. Dengan kata lain, bahkan bila dihadapkan dengan bukti atau fakta yang jelas, mereka memilih untuk tetap tak tergoyahkan. Kita biasanya menyebut orang itu keras kepala. Ketika Alkitab berkata bahwa Firaun mengeraskan hatinya, itu artinya bahwa ia keras kepala; maksudnya ialah, ia tetap mempertahankan kemauannya meskipun dengan adanya pertimbangan dan argumen yang bertentangan. Ia tidak rasional. 2. Penggunaan Ungkapan: Ungkapan “mengeraskan hati” digunakan dalam kisah Keluaran kira-kira 20 kali, setengahnya ketika Allah yang menjadi agennya (Allah mengeraskan hati Firaun) dan 10 kali ketika Firaun merupakan agen eksplisit atau implisit (ia mengeraskan hatinya sendiri). Untuk memahami penggunaan ungkapan itu kita harus ingat bahwa maksud dari tulah itu adalah untuk memperlihatkan kepada Firaun bahwa Tuhan itu adalah Allah. Konflik adalah antara Tuhan, Firaun, dan dewa-dewa Mesir. Itu dimulai ketika Firaun berkata: “Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak keAngel Manuel Rodríguez baru-baru ini pensiun sebagai Direktur nal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan Biblical Research Institute, General Conference. orang Israel pergi” (Kel. 5:2). Akibatnya, Allah memutuskan
Pilihan atau
Paksaan ?
26
Adventist World | 09 - 2011
PE L A JA R A N
Kehidupan
Yesus
A L K I TA B
yang Penuh
Doa
Oleh Mark A. Finley
Kehidupan doa Yesus menyatakan hubungan-Nya yang dalam dan dekat dengan Bapa SurgawiNya. Sumber kekuatan, keberanian, dan iman Yesus mengalir dari waktu-waktu sendiri dalam doa. Kehidupan doa-Nya merupakan satu teladan bagi masing-masing kita. Mengajak kita dari kesibukan kehidupan kita kepada persekutuan yang tenang bersama Allah. Keempat Injil—Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes—menyatakan pelajaran-pelajaran penting bagi masing-masing kita mengenai hubungan Yesus dengan Bapa-Nya.
1. Di manakah Yesus menemukan sumber kekuatan rohani-Nya? Apakah kebiasaan Yesus? Apakah yang paling penting bagi Yesus?
“Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana” (Markus 1:35). “Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa” (Lukas 5:16). “Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: ‘Kata orang banyak, siapakah Aku ini?’” (Lukas 9:18). Apakah yang disampaikan ayat-ayat Alkitab ini kepada kita tentang kehidupan doa Yesus? Ambil empat kata atau ungkapan yang mencirikan kehidupan doa Yesus. 1. 2.
3.
4.
2. Jawaban spesifik untuk doa apakah yang Yesus alami di bukit di mana Ia berubah rupa?
“Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia” (Matius 17:1-3). “Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem” (Lukas 9:30, 31).
Yesus dikuatkan dalam doa di bukit tersebut untuk menghadapi pencobaan yang akan datang. Musa dan Elia nampak untuk memberikan dorongan kepada-Nya. Musa, yang dibangkitkan dari kematian, dan Elia, yang diangkat tanpa mengalami kematian, menghibur Yesus bahwa kematian-Nya di salib tidak akan sia-sia, tetapi akan memperoleh keselamatan bagi semua orang yang percaya.
3. Apa yang disampaikan dalam Ibrani 5:7 tentang kehidupan doa Yesus?
“Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan” (Ibrani 5:7).
09 - 2011 | Adventist World
27
Di seluruh Injil, dan dalam pasal di buku Ibrani ini, kita amati bahwa Yesus sering berdoa nyaring. Ini merupakan hal baru bagi beberapa orang. Ellen White membuat komentar menarik dalam buku Our High Calling: “Belajarlah berdoa dengan kuat di mana hanya ada Allah yang bisa mendengarmu” (hlm. 130). Berdoa dengan nyaring memusatkan pikiran dan menjaganya tidak berpaling ke manamana.
4. Nasihat apakah yang Yesus berikan kepada para murid-Nya mengenai prioritas doa?
“Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu” (Lukas 18:1). Bahwa mereka harus
dengan
.
Ayat ini memperkenalkan perumpamaan tentang janda yang tekun, di mana Yesus menyatakan pentingnya ketekunan dalam doa. Meskipun Allah tidak seperti hakim yang mengancam untuk mengusir wanita itu, kisah itu menyatakan kasih Allah bagi orang yang tak berdaya dan tak kuasa, yang secara teratur berseru kepada-Nya.
5. Bagaimanakah Yesus meyakinkan Petrus tentang peristiwa masa depan dalam hidupnya?
“Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu” (Lukas 22:31, 32). Yesus memberitahu Petrus, “Aku telah
untuk engkau.”
Ini pastilah kabar baik yang sangat bagus untuk Petrus. Yesus mendoakan dia. Itu juga adalah kabar baik bagi kita.
6. Jaminan apakah yang Yesus berikan kepada masing-masing kita? Gunakan baris di bawah untuk menggambarkan apa ini artinya bagi Anda secara pribadi.
“Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu” (Yoh. 17:9) “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka” (ayat 20).
Yesus tidak hanya mendoakan murid-murid-Nya; Ia juga berdoa untuk Anda dan saya di hadapan takhta Allah. Ini harus memberikan jaminan dan kepercayaan besar kepada kita.
7. Mengapa doa pengantaraan yang bersatu itu begitu kuat? Janji apakah yang Yesus berikan
kepada mereka yang mencari Dia dalam doa di tengah kelompok doa kecil, ketika dua atau tiga orang berkumpul bersama? Sebutkan apa yang Anda anggap merupakan dua pernyataan yang paling penting dalam ayat ini.
“Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Matius 18:19, 20). 1. 2.
Kehidupan doa Yesus menyatakan hubungan-Nya yang intim dengan Bapa surgawi-Nya. Sama seperti Ia dikuatkan melalui doa, kita juga dikuatkan melalui doa. Sama seperti kehidupan doa-Nya yang membawa pengharapan dan keberanian-Nya, begitu pula kehidupan doa mengangkat kita dari perkara waktu dan menempatkan kita di dalam dunia realitas kekal-Nya. Dalam doa kita masuk ke dalam hadirat-Nya dan menerima kekuatan baru bagi perjalanan Kristen kita.
28
Adventist World | 09 - 2011
Dari Pelosok Dunia S U R AT Dibutuhkan: Adventist World
Sudah dua tahun sekarang ini sejak pertama kali saya menerima satu salinan majalah Adventist World. Saya mengetahui tentang majalah Anda selagi menghadiri Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Koror di Republik Palau. Sejak itu saya benar-benar diberkati. Informasi yang diberikan nyata, praktis, dan memberikan kehidupan, tidak seperti majalah Injil lain yang saya baca. Apakah bisa menerima salinannya dalam kotak surat pribadi saya? Allah memberkati Adventist World! Pertahankan kerja baiknya; ungguli yang lainnya. Koila Lalakato Fiji Nasihat kami untuk pembaca ini dan yang lain dengan permasalahan yang sama adalah untuk menghubungi kantor uni konferens atau divisi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di wilayah Anda. Kami bahagia karena majalah ini memenuhi kebutuhan penting ini. Selain itu, mereka yang memiliki akses Internet dapat mengunjungi www.adventistworld. org.—Editor Wanita dan Depresi
Rasa syukur saya yang tulus kepada Allan R. Handysides dan Peter N. Landless untuk kolom bulan Juni 2011 tentang wanita dan depresinya. Saya berharap semua orang membacanya. Sa-
Saya bergumul melawan depresi pada sebagian besar hidup saya, mulai di awal remaja, tetapi tidak benar-benar mengetahui apa yang sedang saya hadapi. Pesan-pesan dari gereja membuat saya berpikir bahwa saya penuh dosa karena saya tidak bisa menghilangkan kegelapan. —N ama Tidak Dicantumkan ya bergumul melawan depresi di sebagian besar hidup saya, mulai di awal remaja, tetapi tidak benar-benar mengetahui apa yang sedang saya hadapi. Pesan dari gereja membuat saya berpikir bahwa saya penuh dosa karena saya tidak bisa menghilangkan kegelapan. Setelah hampir 50 tahun merasakan kegagalan, saya akhirnya mendapatkan penanganan profesional. Selama 17 tahun terakhir saya mengkonsumsi obat anti depresi, dan saya tidak bisa mengatakan betapa lebih baiknya kehidupan sejak itu! Pujilah Allah, Ia mengerti! Nama tidak dicantumkan Terima kasih karena telah membahas satu permasalahan yang biasanya diabaikan orang Advent. Kolom dokter itu sangat baik ditulis (saya mengatakan ini sebagai wanita yang mendapat pengobatan depresi/bipolar, seorang Advent, dan agak kritis—ok, sangat kritis—bila tiba pada pembahasan bahwa orang Advent mengaku mengetahui segala sesuatu tentang penyakit ini). Setelah menerima komentar-komentar yang sama dari orang-orang Kristen yang baik dan peduli (sebagaimana disebutkan dalam artikel itu), dan komentar-komentar lain, mis., “Tersenyum sajalah dan segala sesuatu akan terlihat lebih baik, lihat saja”—saya diam-diam berharap Anda akan mengata-
kannya kepada orang yang mengajukan pertanyaan itu, tetapi saya menyadari bahwa itu tidak bersifat Kristen sama sekali. Komentar-komentar para dokter itu sempurna. Terima kasih. Terima kasih sekali lagi atas kepekaan tentang permasalahan yang sulit ini. Allah terus memberkatimu. Rebecca Whited Escondido, Kalifornia, Amerika Serikat Hubungan Keluarga
Terima kasih atas tajuk rencana Advent ist World oleh Bill Knott bulan Juni 2011, “Saya Menyebutnya Diberkati.” Benar, Mabel Vreeland adalah segala sesuatu yang ia katakan bahkan lebih lagi. Ia adalah seorang pekerja Alkitab di konferens saya dan tentunya terus sibuk dengan itu, saya yakin dengan gaji kecil. Dan ia tidak pernah menanyakan statusnya juga tidak meminta diakui. Saya paling bisa mengingat Vreeland pada waktu pertemuan kamp. Ia selalu ada di sana lebih dahulu, sementara banyak pendeta akan “curang” dengan waktu dan mencari alasan untuk tidak muncul. Dan ia akan bergegas berkeliling seperti orang muda memastikan kamar tidur wanita cukup dan memenuhi kebutuhan. Kali terakhir saya melihatnya, ia mengalami kanker kulit atau semacamnya di wajah, dan saya sudah
09 - 2011 | Adventist World
29
Dari Pelosok Dunia S U R AT pindah ke New York. Apa yang disampaikan artikel ini pada saya adalah bagaimana ia masuk ke dalam sejarah keluarga Knott. Kami tinggal sebelah utara Syracuse untuk mengajar di sekolah gereja, dan di sanalah ia bertemu dengan Rosemary Galey dan kemudian menikahi “burung penyanyi” gereja Syracuse. Ayah Knott dan saya kuliah di Atlantic Union College di Massachusetts, dan saya bisa ingat dia datang ke sekolah dengan kendaraan berasap hari demi hari. Saya berterima kasih mengetahui dua bintang lagi menunggu Vreeland pada pertemuan agung Hari Pertemuan itu! Ia sungguh-sungguh seorang pelayan Firman—dan dengan antusiasme. Terimakasih sekali lagi atas artikelnya yang bagus. Jerry Lastine Metalf, Illinois
Pelajaran dari Dua Misi
Selagi membaca artikel “Lessons From Two Missions” (Oleh Nancy Weber Vyhmeister), yang muncul di Adventist World edisi April 2011, saya kembali ke masa ketika saya duduk di ruangan kelas mendengarkan Vyhmeister menjelaskan pendapatnya dalam hal misi global. Yakni untuk benar-benar meresapi misi itu! Mengetahui tentang pengalaman yang mengejutkan dari pekerjaan misionarisnya di berbagai bagian dunia mendorong kami untuk pergi juga dan menyelesaikan misi gereja. Kisah-kisah yang disebutkan dalam artikel
itu adalah bagian dari “beban” Vyhmeister—dan mereka yang berhubungan dengan sejarah misi ini yang dulunya masih kecil di Amerika Selatan. Kami sangat diberkati telah menggunakan hari-hari belajar itu bersama seorang wanita yang demikian menonjol dan baik. Saya masih harus menghargai waktu di mana di akhir kelas itu, Vyhmeister memberikan kehormatan bagi saya berfoto bersama dengannya. Oscar E. González Villavicencio, Meta, Colombia Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: letters@adventistworld.org. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 250 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang akan ditampilkan.
RUANG DOA Saya sangat senang memberitahu bahwa Tuhan telah menjawab doa saya meminta satu pekerjaan. Teman saya yang sakit sekarang sudah sehat dan melanjutkan pendidikannya tahun ini. Akan tetapi saya masih menghadapi tantangan dengan pernikahan saya. Saya berdoa agar Tuhan memberikan saya kekuatan sekarang ini. Julie, Perancis Oleh kasih karunia Allah saya masih mencari kesempatan untuk pergi ke negeri asing agar bisa bekerja sebagai kolportir siswa. Bagi saya, pekerjaan penginjil literatur adalah cara terbaik mengumpulkan dana untuk menyelesaikan kuliah kependetaan dan membantu saya menutupi keperluan finansial juga (lihat Kej. 28:20-22). Tolong doakan saya. Asa, Kenya Saya minta doanya untuk Maui County agar mengizinkan kami mulai membangun sebuah sekolah Advent di Kihei,
30
Adventist World | 09 - 2011
Hawaii. Baru-baru ini kami bertemu di ruangan kelas kecil di sekolah dasar setempat. Meskipun kami adalah kelompok kecil sekarang, saya tahu dalam waktu dekat nanti, dengan berkat Allah, jemaat itu akan bertambah banyak. Liezl, Amerika Serikat
Saya bergabung dengan kelompok penginjilan pemuda kecil di gereja. Tolong doakan kami saat pergi memenangkan jiwa-jiwa bagi Allah, sambil mencamkan dalam pikiran untuk tidak berakhir dalam kegagalan. Lewis, Zimbabwe
Tolong doakan komitmen Pathfinder kami kepada klub mereka. Lawrence, Zimbabwe
Tolong doakan agar kami mampu membuat gereja di lingkungan sekitar Buenos Aires. Selama 15 tahun kami memiliki kelompok kecil di sana; dan ada pertobatan dan baptisan. Terima kasih Rafael, Susana, dan Silvia, Argentina
Tolong doakan anak-anak dan cucu-cucu kami—agar mereka mau datang kepada Tuhan. Terima kasih banyak! Jaleen, Amerika Serikat Bisnis saya masih sangat baru, dan sulit di Inggris sekarang ini. Tolong doakan agar Tuhan membuka mata dan telinga saya agar mendengar dan melihat Dia menuntun saya ke mana Ia ingin saya pergi; supaya saya bisa berhasil melayani Dia. Eugene, Inggris
Tata cara untuk Ruang Doa: Kirimkan permohonan doa saudara ke: prayer@adventistworld.org. Kirimlah kepada kami permohon an doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 75 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas dan disesuaikan dengan kolom yang tersedia. Walaupun kami akan mendoakan setiap permohonan doa yang masuk pada saat kami mengadakan pertemuan staf mingguan, tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.
r a m a s a m y
c hida m ba r a m
PERTUKARAN IDE
ubuh T
Baru
Bulan ini seorang pembaca membagikan pengalaman di tempat senam
S
aya membayangkan bahwa janji memperoleh tubuh baru yang mulia lebih menarik bagi kita yang kaum tua daripada orang muda yang biasanya memiliki kulit bebas keriput dan tubuh lentur dan ramping. Orang-orang lanjut usia mengingat tubuh muda mereka dan menghela napas dengan putus asa, menyadari bahwa segala sesuatunya tidak akan lebih baik di bumi ini. Di tengah semua kemuliaan yang kita ketahui akan terjadi saat Yesus datang—termasuk mampu berjalan tanpa lelah, menjelajah daerah yang tanpa batas, belajar lebih banyak mistri hari demi hari, bersukaria dalam musik dari paduan suara surgawi, dan di atas semua itu, melihat Juruselamat kita, malaikat penjaga kita, dan orang-orang yang kita kasihi—kita juga menerima tubuh yang baru yang tidak akan pernah bertambah tua! Baru-baru ini, saat memandang anggota tubuh saya yang sudah menua dengan kengerian, pemikiran itu muncul bahwa saya mungkin bisa melakukan sesuatu untuk meremajakan diri saya sendiri. Saya ingat tanda di gedung olahraga sekitar dengan teguran yang menggugah pada pintunya—“Tidak ada alasan lagi.” Dengan visi terhadap satu tubuh yang baru, lebih muda dalam pikiran, suami saya dan saya mendaftar untuk waktu kunjungan tak terbatas dan diperlihatkan banyak mesin yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan semua orang, dari muda sampai tua. Sang ahli kebugaran itu meyakinkan kami bahwa beberapa minggu pelatihan akan mengurangi berat badan dan memperkuat sisanya. Saya tidak sabar untuk memulainya! Pemandu kami memperkenalkan pada alat treadmill (mesin untuk berjalan di tempat) dan menjelaskan langkah-langkah amannya. “Kaitkan ini ke pakaian Anda,” katanya. “Ini merupakan alat yang akan segera menghentikan mesin bilamana diperlukan. Saya sarankan Anda untuk berjalan perlahan dahulu, kemudian menambah kecepatan sesuai dengan kenyamanan Anda.” Hari berikutnya kami tiba di gedung olahraga itu lebih awal, dan sangat ingin memulai pengenalan kepada tubuh yang lebih bugar. Saya melangkah ke mesin terdekat dan menjangkau kait pengamannya, tetapi rusak. Tidak masalah—saya tidak memerlukannya. Lagipula, seberapa besar bahayanya satu mesin berjalan? Tidak seorang pun pernah jatuh dari treadmill, atau pernah? Saya menekan tombol bertanda “2” dan mulai perlahan. Kemudian saya menekan tanda “4” dan setelah itu apa yang terjadi adalah remang-remang. Cukup mengatakan bahwa kaki saya tidak lagi bisa dikendalikan—melangkah dengan cepat sekali, dan sesaat kemudian saya terbawa sampai ke ujung mesin treadmill dan terjerembab di atas lantai. Seorang penjaga bergegas datang membantu sementara yang lain meraih peralatan pertolongan pertama. Yang lain mulai mengepel lantai di mana noda merah tua mulai meluas. Orang lain menawarkan minuman. “Aneh,” katanya, “kait pengamannya pastilah rusak—Anda menggunakannya, bukan?” Ya, tubuh baru penuh kemuliaan itu bahkan lebih diinginkan sekarang ini. Hanya sedikit hal yang bisa kita lakukan dengan tubuh kita yang menua sekarang ini, tetapi kita bisa berjuang dengan segala kekuatan untuk memasuki Kota Kekal itu di mana kita akan diberikan tubuh yang baru. Seperti Yesus. Meskipun demikian, datanglah cepat Tuhan Yesus. n
— Edna Olsen Regester, Boiling Springs, Kalifornia Selatan, Amerika Serikat
“Behold, I come quickly…”
Our mission is to uplift Jesus Christ, uniting Seventh-day Adventists everywhere in beliefs, mission, life, and hope.
Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Penerbit Eksekutif Bill Knott Wakil Penerbit Claude Richli Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Dewan Penerbitan Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum Komite Koordinanasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee Pemimpin Redaksi Bill Knott Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editor), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi Mark A. Kellner, Kimberly Luste Maran, Gina Wahlen Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Park Jan Mae Editor Online Carlos Medley Koordinator Teknik Merle Poirier Editor-at-large Mark A. Finley Senior Advisor E. Edward Zinke Asisten Eksekutif Redaksi Rachel J. Child Para Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste Alfredo Garcia-Marenko Pelayanan Pembaca Merle Poirier Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Fatima Ameen Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander Kepada Para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638 E-mail: Internet: worldeditor@gc.adventist.org Situs: www.adventistworld.org Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, dan Amerika Serikat. Jld. 7, No. 9
09 - 2011 | Adventist World
31
L
KASI
B E R GA B U N G L A H Kami sedang mencari kiriman singkat dalam kategorikategori ini: Adventist Quote/Kutipan Advent (mendalam atau spontan; yang didengar selama layanan ibadah, misalnya). Adventist Life/Kehidupan Orang Advent (anekdot pendek, terutama dari dunia orang dewasa). Family of God/Keluarga Allah (Foto-foto JPEG dari para anggota gereja yang melakukan layanan komunitas, beribadah, bernyanyi, dll.). Kirimkan karya Anda ke The People’s Place, Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600; fax: 301-680-6638; e-mail: marank@ gc.adventist.org. Tolong sertakan nomor telepon. Kiriman tidak akan dibalas. K UT I PA N
B U L A N
M A S Y A R A K A T
DI BELAHAN DUNIA MANAKAH INI?
S u b m i t t e d
b y
D a n i e l
Si l v e i r a
a n d
Ma r i o
S u a z o
I N I
“Gerakan Advent adalah pergerakan keagamaan yang tertua.” —Dikirim oleh Graeme Quick, Queensland, Australia, yang berkata, “saya telah menggunakan ini dalam beberapa penyajian ... saya tidak mengatakan telah menemukan ekspresi itu, tetapi saya memperhitungkan kelayakannya untuk disebarluaskan.”
M E N E M UI
T E TA N G G A MU
Doug Harris adalah salah seorang yang dibaptiskan setelah serial penginjilan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Johnston, yang dipimpin oleh penatua setempat David Baron di bulan Mei 2011 (di Rhode Island, Amerika Serikat). Doug dibesarkan dalam Gereja Advent dan masih
Wickford (North Kingstown, Rhode Island) pada hari Sabat pagi, ia merasa terkesan untuk masuk ke dalam. Ia terkejut melihat teman lamanya Joe Ewing-Chow berdiri di mimbar memimpin sebagai ketua sidang! Itu memulai satu tahun pelayanan Joe kepada Doug. Doa Joe dan kunjung an-kunjungan yang menguatkan, bersama dengan Adventist World, menuntun Doug kembali kepada Allah dan gereja. Pada tanggal 9 Juli, 2011, Doug dibersihkan dan dibangunkan kepada satu kehidupan baru! —Dikirim oleh Pendeta Bill Warcholik, Coventry, Rhode Island, Amerika Serikat
JAWA B A N : Di Honduras, Betsy Silveira dan para pendeta mengadakan perjalanan bersama dan melayani anak-anak di kota terpencil di bagian tengah negara itu. Silveira adalah seorang misionaris Brasil dari pelayanan pendukung VIDA International (www. vidaproject.org). Anak-anak ini juga mendapat manfaat dari jangkauan luar GYC INTERmissions di bulan Juni dan Agustus 2011.
32
dianggap anggota meskipun ia telah menyeleweng. Untungnya, Adventist World terus datang ke kotak suratnya setiap bulan karena ia masih ada dalam daftar keanggotaan di gereja Lincoln di Rhode Island. Para anggota ini mencoba tetap berhubungan dengan dia. Doug mengetahui bahwa ia harus kembali kepada Allah dan gereja, tetapi tidak pernah melaksanakannya. Untuk beberapa alasan Doug bertanya-tanya apa yang telah terjadi kepada seorang teman gereja Lincoln yang setia yang dikenalnya beberapa tahun silam. Suatu hari sementara mengendarai melewati GMAHK
Adventist World | 09 - 2011
Berita Dalam Negeri
West Java Conference Camporee
Jatinangor, 23-26 Juni 2011
P
erkemahan kali ini sangat berbeda dan sangat meriah dari biasanya. Perkemahan diadakan di Bumi Kiara Payung Jatinangor, dengan tema “Experiencing Unity in Riveval, Reformation and Beyond.” Dengan pembicara utama adalah Dr. Noel N. Lehoko (DUBES Afrika untuk Indonesia). Perkemahan dimulai pada pukul 09:00 WIB hari Kamis pagi, dengan kehadiran semua Pathfinder yang sudah datang terlebih dahulu. Acara pembukaan untuk klub Pathfinder dibuka oleh Direktur Pemuda Kawasan Jawa Barat, Pdt. Slamet W. Nappoe, dengan amanat agar Pathfinder yang hadir dan mengikuti perkemahan dapat menjadi anggota Pathfinder yang sejati dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya baik kepada gereja maupun kepada Allah. Setelah upacara pembukaan, langsung kelas diadakan dengan para pembina dari angkatan MGR 5 “Harimau Nusantara” dan materi yang diberikan adalah materi Advance. Dengan semangat semua peserta Pathfinder mengikuti kelas dengan baik sampai sore hari. Pada pukul 18:30 acara pembukaan perkemahan secara keseluruhan baik rumah tangga, anak-anak, maupun Pathfinder, dibuka oleh Ketua Konferens Jawa Barat, Pdt. Dr. S. Tjakrapawira.
luar bias,a semua peserta menikmati permainan dan memperoleh hadiah yang banyak bahkan seseorang dapat memperoleh hadiah 4-5 kali. Oleh karena semangatnya para peserta dalam mengikuti acara games tanpa disadari hari pun mulai malam dan semua bentuk permainan diselesaikan pada pukul 17:00 sore hari karena mengingat persiapan hari Sabat. Tidak kalah penting di setiap kebaktian selalu ada kuis berhadiah. Pada hari Sabat pagi, dimulai dengan seminar kesehatan yang dibawakan oleh Pdt. Jimmy Havelaar, Direktur Kesehatan UIKB. Makalah dalam seminar kesehatan membahas tentang “Stres dan Cara Mmenanggulanginya.” Pada pukul 10:15 pagi, Dr. Noel N. Lehoko, datang ke perkemahaan sebagai tamu undangan dan disambut oleh barisan pagar betis yaitu MGR dan Pathfinder yang dipandu oleh Pdt. Slamet W. Nappoe sebagai ketua umum dalam perkemahan tersebut, serta sambutan sebagai ucapan selamat datang oleh Pdt. Dr. S. Tjakrapawira bersama officer dan staf.
Pada hari Jumat pagi diadakan senam pagi bersama, yang dipandu oleh Melati Wantoro dan sementara senam pagi, ada jeda waktu untuk pembagian hadiah, pembagian diberikan kepada para peserta yang memenuhi syarat. Hadiah yang diberikan berupa minyak goreng, sabun, odol dan yang paling menarik adalah door price berupa rice cooker dan dispenser. Pada hari itu juga (Jumat) pukul 09:00, dimulailah acara permainan dan acara lomba masak, makan kerupuk, memindahkan air, memindahkan kelereng, dan lain-lain. Sungguh
09 - 2011 | Adventist World
33
Berita Dalam Negeri
Dengan semangat dan pengalaman yang baru Dr. Noel menguraikan dengan gamblang “dua jenis tumbuhan yaitu lalang dan gandum” sebagai bahan khotbah yang dikhotbahkan. Beliau juga menceritakan perihal pengalamannya sebagai duta besar untuk Afrika di Indonesia. Kurang lebih satu jam menguraikan Firman Tuhan yang diterjemahkan oleh Bpk. Iwan Saputra, ada suasana yang baru bagi peserta perkemahan yaitu sebuah pengalaman iman yang digerakkan oleh Roh Kudus untuk bersatu dalam pelayanan bagi Tuhan di Konferens Jawa Barat.
Pada sore hari, acara dilanjutkan dengan seminar rumah tangga yang dibawakan oleh Bpk. Muskita dan Ibu Muskita, dalam seminar tersebut dibahas perihal pendidikan anak di rumah tangga dan hubungan yang harmonis antara suami dan istri. Sungguh luar biasa pada hari Sabat itu, oleh karena semua peserta perkemahan menikmati suasana kegembiraan dan sukacita dalam mengikuti semua rangkaian acara baik mulai dari saat khotbah maupun dalam seminar. Pada malamnya diadakan acara marching and games. Aca ra ini juga berhadiah, sementara api unggun dinyalakan, saat yang sama dinyalakan kembang api sehingga membuat suasana lebih meriah. Acara selesai pada pukul 21:30, semua peserta pulang untuk beristirahat malam. Selanjutnya di pagi hari Minggu adalah acara puncak dari semua rangkaian acara di perkemahan, kali ini semua hadiah diberikan baik door price maupun hadiah dalam perlombaan. Acara ditutup oleh Pdt. S. Tjakrapawira pada pukul 12:00. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh panitia dan semua jemaat yang hadir dalam perkemahan sehingga acara tersebut dapat diselenggarakan dengan baik. Semoga tema yang dipilih dapat menjadi dorongan dan semangat dalam pelayanan kita kepada Tuhan. n —Pdt. Slamet W Nappoe, Direktur PA, Komunikasi, PARL, 1000 MM, AMICUS, WJC.
Perkemahan Rumah Tangga & Pemuda Advent GMAHK Distrik Kedaton VII, Pantai Mutun, 28-31 Juli 2011
S
ebagai bagian dari pelaksanaan Reach Up, Reach Out & Reach Across, telah dilaksanakan sebuah kegiatan rohani yang penuh dengan kesan dan rasa haru melalui acara Perkemahan Rumah Tangga & Pemuda oleh umat-umat Tuhan dari Distrik Kedaton VII dengan tema “Bangkit, Membangun Rasa Persaudaraan dalam Kasih Allah.” Acara ini telah direncanakan sejak awal tahun yang lalu, dan memilih tempat yang sangat indah di Pantai Mutun, Padang Cermin. Para peserta perkemahan sudah hadir di lokasi sejak hari Kamis siang, namun acara pembukaan baru secara resmi dilaksanakan pada hari Jumat pagi. Perwakilan dari tiap-tiap jemaat (Jemaat Kedaton VII, Jemaat Ciptodadi, Jemaat Tambang Besi, Jemaat Banjar Agung dan undangan tamu dari Distrik Bergen dan Distrik Natar) turut menghadiri acara perkemahan ini.
34
Adventist World | 09 - 2011
Dalam acara pembukaan hadir Pdt. Victor J Sinaga (Dir. Pemuda DSKS), memberikan amanat pembukaan dan secara resmi Ibu S. Sagala (Dir. Pelayanan RT & Anak-anak DSKS) menyatakan acara perkemahan ini resmi dibuka. Dalam sambutannya, ketua panitia (Sdr. Otot Sudarmono)
menyampaikan beberapa pesan penting dari tujuan diadakannya acara penting ini. Dan berharap agar semua peserta yang hadir akan dapat menikmati berkat dan sukacita selama mengikuti acara perkemahan ini.
Sepanjang hari Jumat, panitia telah mengatur acara dengan baik, peserta dibagi dalam tiga kelompok: (1) Kelompok anakanak (3-12 tahun) dibimbing oleh Ibu S. Sagala, dengan topik: “Menjadi Anak-anak Penurut.” (2) Kelompok Remaja & Pemuda, (13 tahun ke atas atau single) dibimbing oleh Pdt. Victor J. Sinaga, topik: “Etika Bergaul dan Sex.” (3) Kelompok Suami istri atau yang telah menikah, dibimbing oleh Pdt. B. Buli, dengan topik: “Membina Hubungan Suami Istri yang Harmonis” (kelompok ini baru menerima pelajaran pada malam hari setelah kebaktian vesper). Dan para narasumber telah memberikan materi dan bimbingan bagi setiap peserta di kelompok masing-masing. Pada
kebaktian vesper, anggota yang hadir juga sudah semakin bertambah banyak dan Ibu S. Sagala melayani sebagai pembicara. Suasana yang cukup berkesan karena diadakan di alam terbuka sambil menikmati angin segar di pinggir pantai. Doa tengah malam pun dilaksanakan dan dikoordinasi oleh Bapak Edi Sugito, beserta dengan tim dari setiap jemaat.
Pada kebaktian hari Sabat, anggota jemaat yang hadir juga semakin bertambah banyak, tak kurang dari 80 orang mulai dari anak-anak dan orangtua berkumpul dan mengadakan kebaktian di sebuah aula sederhana yang ada di sekitar lokasi perkemahan. Pada siang sampai sore hari, panitia juga telah menyiapkan acara yang menarik buat seluruh peserta mulai dari anak-anak sampai orangtua. “Acara Sambung Rasa” yang dikoordinasi oleh Bapak Otot Sudarmono dan ibu, menanamkan kesan agar terjalin komunikasi yang baik antara orangtua dan anakanak. Dilanjutkan lagi dengan hubungan yang baik di antara suami dan istri. Salah satu acara yang menarik adalah ketika Pdt. D. Simarmata memimpin pelaksanaan Cerdas Cermat Alkitab, yang diikuti oleh 5 kelompok mewakili jemaat masing-masing. Dan wakil dari Jemaat Kedaton VII keluar sebagai yang terbaik dengan nilai yang tertinggi. Dan pada sore hari, para pemuda dan pathfinder dari Jemaat Kedaton I, turut hadir dan bergabung menambah semaraknya acara pada hari itu. Pada malam minggu sampai hari Minggu siang panitia juga telah menyiapkan beberapa acara dan kegiatan menarik untuk diikuti seluruh peserta. Dan aca
ra perkemahan berakhir pada hari Minggu siang dan ditutup dengan baik oleh Ibu S. Sagala bersama Pdt. D. Simarmata (Gembala Distrik). Semua acara yang disiapkan dan dilaksanakan ini diharapkan dapat mengikat jalinan kasih persaudaraan yang kuat di antara sesama umat Tuhan dan mampu bersaksi melalui kehidupan kerohanian yang baik. Terima kasih kepada gembala jemaat dan panitia yang telah dengan susah payah mempersiapkan acara ini sehingga terlaksana dengan sangat baik dan berakhir sukses. Dan akhirnya nama Tuhan sajalah yang dipuji dan dimuliakan atas penyertaan yang dirasakan sepanjang acara berlangsung. n —Dilaporkan oleh Pdt. Victor J. Sinaga, Komunikasi GMAHK DSKS, Palembang
09 - 2011 | Adventist World
35
Berita Dalam Negeri
Healing Way Medical Training School Di Kampus SLA Purwodadi
A
da ‘7 S’ kunci untuk sukses menuai jiwa bagi Kristus, yakni “seed, season, servant, soil, showers of blessing, sacrifice, sure hope.” Hal ini ditegaskan dalam khotbahnya oleh Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT), Pdt. Albert Saroinsong pada acara peresmian Healing Way Medical Training School tanggal 31 Juli 2011 di Kampus SLA Purwodadi, Jawa Timur dilanjutkan dengan Nota Kesepaham an (Memorandum of Agreement) dan penyerahan kunci gedung telah dilaksanakan antara GMAHK KJKT (Konferens Jawa Kawasan Timur) dengan Yayasan Healing Way Indonesia yang disebut “Healing Way Ministry” suatu pelayanan pendukung yang bergerak dalam pelayanan/pelatihan misionaris dan pola hidup sehat. Healing Way Ministry adalah suatu yayasan yang didirikan oleh tiga unsur perintis: LIGHT Indonesia (perpanjangan tangan dari LIGH International afiliasi Wildwood Wellness & Lifestyle Center di Georgia USA dan anggota ASI di sana), Yayasan Dian Anugerah Malang dan Yayasan Bina Sehat Cipta Lestari (disebut Eden Way Ministry) di Warukapas, Minahasa Utara, Sulut. Sudah terbentuk para pembina, pengurus, pengawas dan pelaksana (dewan sekolah, direktur, wakil direktur, sekretaris dan bendahara). Healing Way Ministry membutuhkan sarana dan atas persetujuan dan dukungan dari GMAHK Konferens Jawa Kawasan Timur maka dipinjamkan satu gedung asrama pria dengan 17 kamar untuk dipakai sebagai kantor, ruang kelas dan pemondokannya selama 5 tahun. Tentu berbagi tempat dan peran di lahan yang dikelola oleh SLA Purwodadi dengan para pemimpin sekolah, guru dan siswanya.
Program pendidikan/ pelatihan Medical Missionary selama 6 bulan akan dimulai bulan Januari 2012 dengan pembina/pelatih dari tokoh misionaris kita dari dalam maupun luar negeri. Presentasi profil Healing Way Ministries dibawakan oleh Bpk. Markus Setiawan Sulaiman menampilkan sejarah ringkas. Penandatanganan MOU dilaksanakan oleh Bpk. Bambang Kadarman selaku Ketua Healing Way Ministry dan Bpk. Albert Saroinsong selaku Ketua GMAHK Konferens Jawa Kawasan Timur, didahului oleh pembacaan isi MOU oleh Sekretaris KJKT, Pdt. Hengky Wijaya. Setelah doa penyerahan dilaksanakan oleh Pdt. Albert Saroinsong. Sambutan-Sambutan pun dilaksanakan dalam acara pembukaan tersebut. Kemudian pengguntingan pita dilaksanakan oleh Pdt A Saroinsong dan Bpk. Bambang Kadarman. Kemudian seluruh rombongan 20-30 orang meninjau sarana 17 kamar asrama putra yang akan menjadi kantor, asrama dan tempat pelayanan Healing Way Ministry. Acara dilanjutkan dengan ramah tamah bersama di rumah kediaman Pdt. E.T. Panjaitan, Direktur SLA Purwodadi. Kita doakan Healing Way Medical Ministries dan seluruh pengurus dapat digunakan Tuhan untuk membawa jiwa-jiwa bagi Kristus dan mempersiapkan banyak jiwa masuk ke dalam kerajaan surga. Bila Anda ingin lebih mengenal Healing Way Medical Ministries, Anda dapat hubungi contact person: Markus Sulaiman dengan nomor selular 081219993144 atau Pdtm. Sonny Maromon dengan nomor selular 081394849277. n —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Komunikasi Konferens Jawa Kawasan Timur.
36
Adventist World | 09 - 2011
Seminar Sehari di Jawa Timur
Revival, Reformation and Beyond
P
ada hari Senin, 1 Agustus 2011 telah diadakan seminar sehari tentang Revival, Reformation, and Beyond oleh Wakil Ketua SSD, Pdt. J. Lubis dan istri yang dihadiri oleh seluruh pekerja GMAHK Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT) di GMAHK Tanjung Perak Surabaya. Seminar ini sangat menggugah hati semua peserta oleh karena penegasan yang sangat jelas tentang revival, reformation, dan beyond yang menjadi tema GMAHK 5 tahun ke depan. Pada kesempatan seminar tersebut, semua pendeta yang diurapi menumpangkan tangan dan berdoa di atas buku Kemenangan Akhir yang akan dibagi-bagikan secara gratis bagi anggota jemaat di seluruh KJKT. Kita doakan pekerjaan Tuhan di KJKT semakin diberkati. n —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Komunikasi Konferens Jawa Kawasan Timur.
09 - 2011 | Adventist World
37
Berita Dalam Negeri
Mbah Harjo Suwarno Kisah Perjalanan Hidup
K
isah perjalanan hidup dan rohani Mbah Harjo Suwarno cukup menarik. Selama empat tahun di penjara pembuangan di desa Mujimulyo Lampung Selatan karena terlibat G30S PKI tahun 1970-an. Beliau adalah Katolik sejati, hingga berpindah-pindah ke berbagai gereja di Lampung Selatan hingga akhirnya menyangkut dan mantap di GMAHK. Melalui uang yang dipinjam dari Kel. Yance Rembet untuk dijudikan hingga bertemu dengan Opa Wuysang karena sakit, lalu belajar dan akhirnya dibaptis pada tahun 1994. Bersama Opa Wuysang dan Opa Langitan ia membangun gereja walau masih cabang SS Mujimulyo hingga kini. Tetapi telah berdiri bangunan gereja permanen dengan ukuran 8x12 meter persegi. Dia berani menhadapi massa dan lurah setempat saat mereka ingin membongkar gereja tersebut dan pada waktu itu sudah setengah bagian ba-
ngunan tembok belakang yang telah berdiri sempat dirubuhkan. Berbagai cara dan upaya untuk menjangkau keturunannya (4 anak, 4 menantu, 18 cucu dan 22 cicit) namun belum berhasil. Namun mereka sangat berterima dengan umat Advent. Hingga akhir hayatnya pada Sabat, 13 Agustus 2011 pukul 16.20. Jenazah diberangkatkan dari rumah duka ke gereja; sebagai pionir gereja, Pdt. S. Sitorus, memberangkatkan beliau dari rumah gereja (cab. SS Mujimulyo) pada hari Minggu, 14 Agustus 2011. Dan sebagai informasi tambahan, dana dukacita dari DSKS dan Distrik Natar, dikembalikan keluarga untuk menyokong pembangunan gereja. Terpujilah Tuhan! n —Dilaporkan oleh Pdtm.Dickson Simanungkalit, Gembala Distrik Natar, Lampung Selatan, Daerah Sumatera Kawasan Selatan.
KKR Distrik Medan Selatan Tema: Siapakah yang Dapat Bertahan?
S
emangat untuk mengabarkan Injil khusus di Distrik Medan Selatan yang terdiri dari 3 Gereja yaitu GMAHK Air Bersih, GMAHK Teladan dan GMAHK Bromo kembali bergelora di mana telah berhasil mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani dan memenangkan 10 Jiwa untuk kemuliaan Tuhan. Acara ini sendiri adalah atas inisiatif dari sebuah tim yang dikenal dengan nama SATU KOMIT di bawah koordinasi dari Bapak Drg. Jansen Siburian yang bersama beberapa orang yang datang dari Jakarta mengadakan pelayanan di 2 titik sekitar Sumatera Utara, yang satu di Sidikalang dan yang satu lainnya di Distrik Medan Selatan.
38
Adventist World | 09 - 2011
Untuk Distrik Medan Selatan sendiri melakukan pelayanan melalui Kebaktian Kebangunan Rohani yang dilangsungkan mulai hari Minggu, 24 Juli 2011 sampai hari Sabat, 30 Juli 2011 setiap harinya pukul 19.00 WIB sampai selesai
dan bertempat di Aula Parulian 1 Medan. Acara KKR ini sendiri berlangsung dengan baik dan diikuti oleh lebih 200 orang yang antusias hadir setiap malamnya. Setiap malam acara KKR ini disuguhkan dengan beberapa acara yang sangat menarik seperti acara kesehatan yang dibawakan oleh Dr. Edi Siregar, S.Pd, MM, lagulagu pujian dari Paduan Suara Pelita Kasih, VG. Higayon, Praise Voice, Koor Air Bersih, The Blessing, Mothers Quartet, Solois-Vetty Sijabat dan Trio Genaris serta pekabaran Firman Tuhan dari Dr. Wilson Nadeak, MA yang bertemakan “Siapakah yang Dapat Bertahan?” Panitia sempat khawatir dengan jiwa-jiwa yang mau menerima Yesus sebagai Juruselamatnya oleh sebab ketika Rabu malam, panggilan yang maju hanya 2 orang namun Puji Tuhan dengan doa yang sungguh-sungguh dan kerja keras seluruh panitia akhirnya pada malam panggilan terakhir majulah 10 orang yang berdiri teguh untuk menyatakan diri mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Puncak penutupan KKR yang berlangsung pada hari Sabatnya berlangsung dengan luar biasa dan diikuti oleh 500 lebih anggota GMAHK Distrik Medan Selatan termasuk juga tamu-tamu yang turut hadir.
Acara baptisan sendiri dilakukan di kolam renang kediaman dari keluarga Bpk. K. Sijabat yang merupakan salah seorang Ketua Gereja Jemaat Air Bersih. Selesai ibadah Sabat seluruh anggota gereja melaksanakan acara makan bersama dan sekaligus penerimaan jiwa-jiwa yang baru menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya dan tak kalah mengharukan adalah acara penutupan dan perpisahan dengan tim SATU KOMIT yang telah bekerja dengan sangat luar biasa sepanjang satu minggu termasuk juga memberikan pelayanan setiap paginya kepada siswa yang ada di parulian maupun di sekolah Advent yang lainnya. Marilah kita doakan jiwa-jiwa yang dalam menjalani kehidupan ini pasti akan mengalami banyak tantangan dalam mempertahankan imannya agar Tuhan senantiasa memberikan kekuatan kepada mereka dan mendoakan juga tim SATU KOMIT yang telah berkomitmen untuk membaktikan hidupnya untuk pekabaran Injil. n —Dilaporkan oleh Loran Napitupulu, Ketua GMAHK Teladan Medan
09 - 2011 | Adventist World
39
Berita Dalam Negeri
KKR Kepastian Pengharapan Keselamatan Bandar Lampung dan Sekitarnya
T
anggal 3-9 Juli 2001, pesta rohani jemaat GMAHK yang ada di Distrik Bandar Lampung dan sekitarnya dilaksanakan. Ada tiga pembicara yang menyampaikan kabar baik keselamatan yaitu Pdt. M. Sitompul (Ass. Penerbitan UIKB), Pdt. E. Simanjuntak (Ketua Daerah Sumatera Kawasan Selatan) dan Pdt. S. Sitorus (Sekretaris Daerah Sumatera Kawasan Selatan). Dari malam ke malam ketiga pembicara secara bergantian menyampaikan kabar baik tentang kepastian pengharapan keselamatan. Anggota jemaat dan para tamu yang hadir juga antusias untuk mendengarkan. Selama satu minggu ketiga pembicara mengajak para pendengar untuk mendapatkan kepastian pengharapan keselamatan. Acara KKR ini juga dimeriahkan oleh lagu-lagu pujian dari jemaat sekitar Bandar Lampung dan grup penyanyi dari Jemaat Kedaton I. Yang cukup mengharukan adalah ketika anak-anak dari Panti Asuhan Nusantara menyumbangkan lagu pujian, sangat terlihat bahwa mereka membutuhkan perhatian dari sesama. Anak-anak ini hadir setiap malam dan pada
PALING ATAS: 32 jiwa yang menyerahkan diri kepada Kristus. ATAS: Baptisan oleh Pdt. M. Sitompul dan beberapa pendeta dari Sumkasel. KIRI: Lagu Pujian dari anak-anak Panti Asuhan Nusantara.
malam terakhir Jemaat Kedaton I memberikan bantuan kepada Panti Asuhan Nusantara berupa uang untuk membantu pendidikan mereka. Selain itu panitia bekerja sama dengan RS. Advent Bandar Lampung mengadakan kegiatan pemerik-
40
Adventist World | 09 - 2011
saan kesehatan gratis kepada para tamu berupa pemeriksaan lemak tubuh, gula darah dan malaria secara gratis. Pada puncak KKR, hari Sabat tanggal 9 Juli 2011 ditutup dengan kebaktian Sabat gabungan se-Lampung, Pdt. M. Sitompul memberikan tantangan kepada jemaat dan jiwa-jiwa yang telah dibaptis untuk datang kepada Yesus seperti yang dikutip dari Matius 11:28. Akhir dari KKR tersebut, puji Tuhan ada 32 jiwa yang menyerah diri untuk dibaptis dan akan menyusul yang lainnya, yang masih belajar dan perlu kita doakan bersama-sama. n —Dilaporkan oleh Daniel, Komunikasi GMAHK Kedaton I
Pengorganisasian Jemaat ke-66 Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS) Jemaat Getsemani, Tais, Seluma, Distrik Bengkulu
T
erpujilah Tuhan, Bapa kita di surga karena sebuah catatan sejarah pelayanan pekerjaan Tuhan kembali terjadi di Bengkulu. Oleh karena kasih dan kuasa Tuhan yang telah menuntun pertumbuhan gereja kita di Distrik Bengkulu ini. Sehingga sebuah jemaat baru telah lahir di Tais. Hal ini tidak lepas dari perhatian jemaat induknya yaitu GMAHK Talangprapat, yang tetap setia memberikan perhatian dalam pertumbuhan kerohanian umatumat Tuhan di tempat ini. Demikian juga beberapa anggota jemaat yang setia di tempat ini.
Sekilas Perjalanan Pelayanan di Tempat Ini
Sejak tahun 2004, saat pelayanan Pdtm. Darwin Gultom dan Pdtm. Samuel Pardede telah dicoba untuk membentuk perkumpulan orang percaya, walaupun dengan ibadah secara tidak rutin setiap Sabat. Bahkan banyak tantangan yang harus dihadapi untuk membentuk satu cab. Sekolah Sabat. Barulah pada tanggal 21 Agustus 2010, di bawah koordinasi pelayanan gembala jemaat, Pdtm. Edi Susanto Simbolon dan
Pdtm. Saul Situmeang, secara resmi dalam administrasi jemaat, perkumpulan ini diorganisasikan menjadi Cabang Sekolah Sabat Tais dan dengan induk jemaat yaitu Jemaat Talangprapat.
Dengan usaha yang sungguh-sungguh serta doa yang tekun dari semua umat Tuhan, maka jiwa-jiwa baru pun terus bertambah dan bergabung dalam persekutuan suci ini. Maka untuk menyambut pekerjaan Tuhan yang begitu maju di tempat ini, umat Tuhan di jemaat induk sangat rindu agar perkumpulan ini segera diorganisasikan. Keputusan majelis induk pun dikirimkan ke para pemimpin gereja di Kantor DSKS, segera surat permohonan itu diterima dan semua persiapan telah cukup baik, maka direncanakanlah untuk melaksanakan acara tersebut pada hari Sabat, tanggal 16 Juli 2011. Pemimpin dari daerah Pdt. E. Simanjuntak, Pdt. S. Sitorus dan beberapa pemimpin departemen DSKS turut hadir pada hari pengorganisasian itu. Dalam khotbahnya, ketua daerah kembali menegaskan betapa pentingnya umat Tuhan mengerti akan panggilannya sebagai murid Kristus dengan terus bersaksi melalui kehidupan yang benar dan baik di tengah-tengah masyarakat sekitar. Setelah semua tata cara dan prosesi pengorganisasian selesai, maka jemaat yang baru ini diberikan nama yang baru yaitu: GMAHK Jemaat Getsemani, Tais, Distrik Bengkulu. Mari kita terus doakan dan dukung pelayanan pekerjaan Tuhan di jemaat yang baru ini, agar semakin banyak jiwa yang dibawa pada jalan keselamatan dan nama Tuhan selalu ditinggikan. n —Dilaporkan oleh Pdt. Victor J. Sinaga, Komunikasi DSKS & Pdtm. Saul Situmeang, gembala jemaat.
09 - 2011 | Adventist World
41
Berita Dalam Negeri
Cross program PA Jemaat Teling 1 Manado Di Jemaat Durian, Makassar
S
ungguh benar bahwa di mana saja umat Tuhan itu berada sangat terasa nuansa ikatan persaudaraan yang kental terjalin. Rasa senang, bahagia selalu mewarnai hati setiap umat Tuhan di mana saja mereka berada. Itulah yang benar-benar telah dirasakan oleh rombongan Pemuda Advent Jemaat Te ling 1 ketika selama tiga hari berada di Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan yaitu Makassar. Keberadaan rombongan merupakan salah satu bagian dari program departemen PA jemaat di mana pada tahun 2011 ini melaksanakan “cross program” dengan Jemaat Durian Makassar. Inilah kali pertama bagi pemuda Jemaat Teling 1 mengadakan acara dengan mengambil tempat yang jauh. Dikoordinasi oleh
ATAS: Kwartet Jemaat Teling 1. KIRI: Pdt. F.A Rattu MA, Ketua Daerah Minahasa Utara & Maluku Utara sedang membawakan Firman Tuhan.
Ketua Jemaat Doli Walangitan, rombongan telah berada di Makassar hari Jumat siang tanggal 5 Agustus 2011, dan telah disambut oleh Pdt. Danny Sumayau, Gembala Jemaat Durian bersama rekan-rekannya. Rombongan dibawa ke penginapan yaitu perumahan daerah di Mawas. Setelah tiba di perumahan Mawas, rombongan disambut oleh Ketua Daerah Konferens Sulsel & Tenggara Pdt. H. Sibilang beserta staf daerah yang kebetulan tinggal di kompleks perumahan tersebut. Puji Tuhan, oleh karena dalam acara yang sudah diadakan berjalan dengan baik dan lancar, bahkan menurut beberapa anggota serta pemimpin Jemaat Durian bahwa acara yang sudah dilaksanakan oleh Jemaat Teling 1 sangat berbobot, luar biasa. Acara Sabat seluruhnya dipegang oleh Jemaat Teling 1,
42
Adventist World | 09 - 2011
mulai dari persatuan guru-guru Sekolah Sabat yang dipimpin oleh Pdt. G.N. Manurip yang sudah dimulai pukul 7.30, acara keluarga Kel. Walangitan P, Sekolah Sabat oleh pemuda dengan diskusi panel, pelayanan perorangan oleh ketua Dekky Nayoan, khotbah oleh Pdt. F.A Rattu, MA Ketua Daerah Konferens Manado, Minut, Bitung, dan Propinsi Maluku Utara yang juga turut serta bersama istri Ny. Frieda Rattu Kairupan menemani Jemaat Teling 1 dalam acara ini. Pada sore harinya dengan MC, Michael Nayoan, Ketua Pemuda Advent Teling 1 telah diisi dengan acara konser lagulagu rohani dari Kuartet Teling 1 bersama group penyanyi profesional yaitu Gladness VG pimpinan Robby Hotanoban dengan pelatih Youce Walangitan. Semoga acara yang baru saja diadakan itu akan menambah wawasan serta pengertian serta ikatan persahabatan yang baru bagi para pemuda di lingkungan gereja itu sendiri. Pemuda yang adalah generasi penerus jemaat sekarang ini dan masa mendatang. n —Dilaporkan oleh Pdt. Gerald N. Manurip, Gembala Jemaat Teling 1, Manado.
Sabat Istimewa Jemaat Teling 1 Manado
Para Direktur SS/PP tingkat divisi, uni, konferens/daerah plus ketua konferens hadir bersama
ATAS: Pdt. Dr. H. Villanueva, Dir. SS/PP Divisi berfoto bersama. KANAN: Pdt. Dr. H. Villanueva diterjemahkan oleh Pdt. Dr. F. Rachman
S
abat kedua bulan Agustus 2011 merupakan Sabat istimewa bagi Jemaat Teling 1, Manado karena dalam acara Sabat sejak pagi hari yaitu acara Sekolah Sabat sampai pada acara khotbah Jemaat Teling 1 mendapatkan kunjungan dari para pemimpin gereja baik dari tingkat divisi yaitu Pdt. Dr. Hermogenes Villanueva selaku Direktur SS/PP Divisi Asia Pasifik Selatan; Pdt. Dr. Ferry Rachman sebagai Direktur SS/PP UKIKT, serta Pdt. R. Neman, SAg, sebagai Direktur SS/PP Konferens Manado, Minut, Bitung dan Maluku Utara, bahkan juga hadir Pdt. H. Sibilang, Ketua Konferens Sulawesi Selatan & Tenggara, serta Pdt. Ch. Muaya, STh sebagai Direktur SS/PP Daerah Palu Sulawesi Tengah. Dalam sejarah, baru kali ini ada kunjungan yang seperti ini di Jemaat Teling 1 Manado. Dalam acara pelayanan perorangan, Pdt. Dr. Hermogenes Villanueva sempat memberikan motivasi serta kesaksian kepada jemaat bagaimana majunya pekerjaan Tuhan di wilayah Uni Filipina Selatan melalui keaktifan jemaat-jemaat di sana dalam kegiatan kelompok-kelompok kecil penginjilan yang telah memenangkan begitu banyak jiwa kepada Tuhan dan hal itu benar-benar telah membakar semangat anggota Jemaat Te ling 1 untuk tetap giat dalam pelayanan kelompok-kelompok
kecil yang memang saat ini sedang berjalan, dengan aktifnya 12 kelompok kecil penginjilan modern. Selanjutnya, dalam khotbahnya, Pdt. Dr. Hermogenes Villanueva yang diterjemahkan oleh Pdt. Dr. Ferry Rachman telah mengingatkan kembali jemaat tentang tema utama gereja saat ini yaitu: Revival, Reformation and Beyond di mana termasuk di sana bagaimana jemaat perlu ada kepekaan terhadap sesama manusia meneladani Yesus Kristus ketika Ia berada di atas dunia ini. Kehadiran para pemimpin gereja ini, benar-benar telah memberikan berkat Tuhan yang luar biasa bagi Jemaat Teling 1. Semoga jemaat akan tetap semangat di dalam menjalankan peranan penting mereka khususnya dalam kegiatan penginjilan di kelompok kecil sehingga akan lebih banyak lagi jiwa yang akan dimenangkan kepada Tuhan. n —Dilaporkan oleh Pdt. Gerald N. Manurip, Gembala Jemaat Teling 1, Manado.
09 - 2011 | Adventist World
43
Berita Dalam Negeri
Hasil dari Kelompok Pendalaman Alkitab (KPA) Jemaat Getsemani Cikarang
S
aat ini Jemaat Getsemani Cikarang sudah memiliki lima KPA yang berlokasi di beberapa tempat. Setiap malam dari Senin sampai Jumat kecuali, Pdt. N.Z. Nenoharan memimpin kelas pendalaman Alkitab. Lima KPA ini adalah: (1) KPA di Lippo Cikarang (2) KPA di Mega Regency (3) KPA di Mutiara Bekasi Jaya (4) KPA di Jababeka I (5) KPA di Perum Graha Pemda. Di dalam perjalanannya, KPA ini tidak selamanya berjalan dengan lancar. Setan berusaha untuk menghambat kegiatan ini. Di tiga tempat seperti Mega Regency, Graha Pemda dan Mutiara Bekasi Jaya, ada kendala yang mengakibatkan tamu KPA berkurang, khususnya pada saat pelajaran hari Sabat. Sebagian dari mereka dilarang untuk datang kembali ke KPA. Untuk KPA Mutiara Bekasi Jaya, mereka dilarang untuk melakukan kegiatan di wilayahnya oleh kelompok mayoritas, sehingga kelompok ini harus pindah ke kediaman Kel. Oky Dardy Purbowo. Walaupun banyak hambatan, tetapi Tuhan selalu memimpin anggota KPA, sehingga mereka tetap setia untuk mengikuti kelas pendalaman Alkitab. Hasil daripada KPA ini maka pada Sabat, 2 Juli 2011 dan 30 Juli 2011, diadakan baptisan yang suci di kolam renang Hotel Sahid Lippo Cikarang. Ada pun mereka yang dibaptis adalah (1) Lysensi Masnahara Nababan (2) Putri Sasmita Wulandari Sihombing (3) Steven Maranatha Manullang (4) Yosua Febriano Sukirman (5) Filia Yaputri (6) Arisman Marbun. Kami berharap para pem-
baca Majalah Adventist World dapat meluangkan waktu untuk berdoa bagi mereka demi kesetiaan mereka kepada Tuhan. n —Dilaporkan oleh Pontas Silaen, Jemaat Getsemani, Cikarang
Kerja Bakti Kantor GMAHK
Kantor daerah terbesar di Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur
W
alaupun status daerah masih bersifat Attached field (ladang/cabang) namun Daerah Bolmong, Prop. Gorontalo dan Kec. Modoinding berusaha untuk membuat kantor yang representatif dan layak digunakan, sebab saat ini kantor gereja masih menggunakan rumah pastori wilayah Kotamobagu. Kemajuan yang lain juga terlihat dalam penarikan jiwa di tahun 2010 yang mencapai 400 jiwa. Serta kemajuan dengan membuka ladang yang baru, mengorganisasi jemaat serta mengirimkan misionaris. Pembangunan Kantor Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) dianggarkan sekitar tiga miliar, dan untuk meÂ
44
Adventist World | 09 - 2011
minimalkan anggaran yang ada, seluruh anggota jemaat dikerahkan untuk mengadakan pengecoran lantai bangunan pada hari Minggu 7 Agustus 2011 dengan penuh semangat. Dalam kerja bakti tersebut melibatkan sekitar 200-300 orang. Kerja bakti tersebut turut dimeriahkan dengan kehadiran dari para ibu serta anak-anak yang turut serta dalam membantu pengecoran ring balak dari pembangunan kantor tersebut. Dalam kerja bakti tersebut seluruh anggota jemaat bekerja dengan semangat sehingga tanpa terasa telah menghabiskan sekitar 100 karung semen. Kerja bakti ini akan terus dilanjutkan minggu depannya,
Minggu, 14 Agustus 2011 dengan anggota jemaat di wilayah yang lain. Jika pembangunan sesuai rencana kerja maka di akhir tahun 2011 lantai pertama akan segera digunakan menjadi kantor gereja untuk wilayah Bolmong, Gorontalo dan Kec. Modoinding. Walaupun yang menjadi kendala utama adalah masalah dana, namun tetap yakin bahwa Tuhan akan mencukupkan dana melalui saudara-saudara yang tergerak hatinya untuk membantu akan pembangunan kantor di wilayah Bolmong, gorontalo dan Kec. Modoinding ini. n —Dilaporkan oleh Maikel J. Makarewa, Chief Accounting Daerah Kab. Bolaang Mongondow, Prop. Gorontalo dan Kec. Modoinding
KKR: Surga adalah Tujuanku
Tempat KKR disediakan oleh masyarakat non-Advent
T
anggal 24-30 Juli 2011 diadakan KKR di Desa Huntuk Kec. Bintauna, Kab. Bolaang Mongondow Utara, dengan pembicara tunggal Ev. Pdt. Ferry Kasenda, BBA (Direktur Departemen Penerbitan Wilayah Bolaang Mongondow dan Gorontalo) yang dibantu oleh 14 penginjil literatur. Sekitar 200-300 tamu yang hadir dari malam ke malam untuk memeriahkan akan KKR tersebut. Hal yang menarik pula karena di desa tersebut hanya terdapat 1 Keluarga yang anggota Advent yang jarak gereja terletak sekitar 6 km dari rumah tersebut, di Jemaat Mome dan itu pun jemaat tersebut hanyalah jemaat kecil yang hanya beranggotakan 12 orang yang sekaligus mensponsori akan KKR tersebut. Pembuatan bangsal atau tempat KKR dibuat oleh anggota-anggota non-Advent (Protestan, Pantekosta dan Muslim), dipimpin langsung oleh Kepala Desa Huntuk yang sengaja memobilisasi massa untuk membantu KKR dalam pembuatan bangsal. Ketika kebenaran mulai ditaburkan, sepertinya Setan sangat marah karena pada hari ketiga KKR tersebut maka angin topan yang sangat keras datang menerpa bangsal dengan ukuran 15 x 40 meter, sehingga dua per tiga atap dari bangsal tersebut terbawa oleh angin yang sangat kencang. Pada saat itu juga Ev. Pdt. F. Kasenda bersama anggota lainnya berdoa kare-
na peristiwa tersebut karena bangsal KKR tidak beratap lagi. Selang beberapa jam kemudian kepala desa setempat memimpin masyarakat untuk mengadakan kerja bakti untuk perbaikan bangsal yang tidak beratap lagi. Karena atap tersebut banyak yang bocor maka atap tersebut tidak selesai dikerjakan namun KKR tetap dijalankan walaupun beratapkan langit, bulan dan bintang. Peristiwa angin topan datang setiap hari sehingga seng yang digunakan untuk atap bangsal setiap hari terbang diterpa angin dan setiap hari pula masyarakat non-Advent turut memperbaiki tempat tersebut. Dan puji Tuhan, KKR tersebut berakhir pada hari Sabat, 30 Juli 2011, tanpa diterpa angin topan. Karena KKR dari GMAHK baru pertama kali dilaksanakan di desa tersebut, banyak masyarakat menjadi bimbang dengan doktrin yang mereka pelajari sebelumnya, banyak masyarakat yang berkelompok-kelompok untuk membicarakan akan pelajaran KKR dari malam ke malam yang memang berbeda dengan ajaran agama mereka. Untuk itu kita patut doakan masyarakat Desa Huntuk yang baru menerima pelajaran melalui KKR tersebut agar dapat bertobat di kemudian hari. Bibit kebenaran telah ditanam di tempat yang subur dan tinggal menunggu masak untuk dituai. Di penghujung KKR tersebut ada 4 jiwa yang dibaptiskan dan informasi terkini, ada juga beberapa jiwa yang akan menyusul di kemudian hari.n —Dilaporkan oleh Maikel J. Makarewa, Chief Accounting Daerah Kab. Bolaang Mongondow, Prop. Gorontalo dan Kec. Modoinding
09 - 2011 | Adventist World
45
Berita Dalam Negeri
KKR Sehari: Kasih Karunia yang Telah Dianugerahkan Di Desa Padang Baru
H
ari Sabat, 30 Juli 2011 yang bertempat di Jemaat Padang Baru Kab. Bolaang Mongondow Timur, sempat menjadi perhatian dari masyarakat setempat. Terlebih masyarakat nonAdvent, baik kaum mayoritas dan umat Protestan lainnya. Pekabaran hari itu memang sempat menghentakkan warga setempat karena pelajaran tentang “Kasih Karunia yang telah dianugerahkan” yang disampaikan kurang lebih 8 jam membuat masyarakat serta anggota dan para tamu yang hadir termasuk terasa sangat singkat. Pembahasan pelajaran tersebut dibawakan dengan penuh kuasa Roh Kudus karena selama pembahasan pelajaran tersebut Ev. Max Makahinda menyampaikan ayat demi ayat tanpa membaca text atau menggunakan multimedia. Semua ayat Alkitab dikeluarkan secara spontanitas dari mulut pembicara. KKR sehari tersebut turut dimeriahkan oleh “Serve Him VG”/Ministry yang memang diundang langsung untuk membawakan pujian-pujian bagi Tuhan. Pujian bagi Tuhan juga dinyanyikan oleh ‘Kumpulan Orang Sanger’ yang berada di Padang baru/Motongkat. Tak terasa hari sudah hampir malam, namun pembicara enggan untuk berhenti karena melihat anggota dan undangan masih rindu untuk mendengar akan pekabaran tersebut.
Dipenghujung acara tersebut Pdt. F. Sepang MA (Ketua GMAHK Wil. Kab. Bolmong, Prop. Gorontalo dan Kec. Modoinding) memberikan ucapan terima kasih dan mengharapkan kalau boleh di waktu yang akan datang dapat berkunjung kembali ke Daerah Bolmong. Gembala Gereja Pantekosta juga yang hadir waktu itu turut memberikan sambutan yang sangat baik.n —Dilaporkan oleh Maikel J. Makarewa, Chief Accounting Daerah Kab. Bolaang Mongondow, Prop. Gorontalo dan Kec. Modoinding.
Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konferens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi
majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana membutuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar. Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TEXT naskah berita yang kami terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microsoft Word/Word Perfect, TANPA ADA GAMBAR/FOTO/IMAGE DI DALAM FILE DOKUMEN TERSEBUT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam file text dokumen tersebut). GAMBAR/FOTO/IMAGE untuk naskah berita tersebut kami harapkan TERPISAH DARI DALAM FILE dokumen text naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta beresolusi minimum 640x428. Jika ada keterangan gambar/ foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam text naskah berita tersebut. Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan. Kirimkan ke: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan dalam edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.
46
Adventist World | 09 - 2011
ơȼȴȽΎƨȳȼɂȷȼȵ˻ ȰȯȵȷΎƨȯɀȯ ƨȳȼɃȺȷɁΎƫȳɂȷȯ ƙȲɄȳȼɂȷɁɂΎƯȽɀȺȲΎ ơȼȲȽȼȳɁȷȯ
WARTA
GEREJA ADVENT
“Lihatlah, Aku Datang Segera…”
Paduan Suara Advent Surabaya
PSAS
N
ama Tuhan ditinggikan melalui pelayanan Sabat puji-pujian dan seminar yang dibawakan oleh PSAS (Paduan Suara Advent Surabaya) Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT) di GMAHK Dieng, Malang pada hari Sabat, 30 Juli 2011 gabungan se-Distrik Malang. PSAS berdiri sejak bulan Oktober 2010 di bawah koordinator Musik KJKT di mana pesertanya terdiri dari anggota jemaat dari 19 GMAHK se-Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Anggota PSAS ini resmi diutus oleh masing-masing jemaat. Adapun tujuan dibentuknya PSAS adalah untuk memperlengkapi anggota PSAS menjadi pelatih para pemimpin musik dan anggota jemaat dalam pelayanan musik gereja sesuai dengan misi gereja yang sebenarnya. Pelatih PSAS tersebut ialah Bpk. Paulus Sentana seorang ahli musik anggota jemaat GMAHK Anjasmoro, Surabaya dan beliau juga menjadi narasumber seminar musik sore harinya didampingi oleh putrinya bernama Priska Sentana sedang belajar musik di USA. Priska Sentana juga telah membuat CD MP3 Lagu Sion yang siap pakai untuk melatih dan mengiringi musik gereja lengkap dengan 342 nomor
Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan. Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Pengarah J. S. Peranginangin Ketua Bidang Usaha A. Ricky Bendahara S. Manueke Pemasaran S.P. Rakmeni Produksi S. M. Simbolon Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit Redaksi Pelaksana J. Pardede Tim Redaksi S.P. Silalahi, R.C.A. Raranta, J. Wauran Setting dan Desain J. Pardede Komunikasi Uni S. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan Barat S. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah D. Lingga, Sumatera Kawasan Utara H. Sihaloho, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan A. Sagala, DKI Jakarta dan Sekitarnya Slamet Nappoe, Jawa Barat W. Siringoringo, Jawa Tengah R. Situmeang, Jawa Kawasan Timur P. Pasaribu, Kalimantan Kawasan Timur J. Sihotang, Kalimantan Barat Denny Kana Djo, Nusa Tenggara J. Legoh, Minahasa Utara Dj. Muntu, Minahasa Selatan F. Sepang, Bolaang Mangondow, Kotamobagu dan Gorontalo A. Lumowa, Sulawesi Tengah S. Salainti, Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara R. Wurangian, Maluku N. Tambani, Nusa Utara Hugo Wambrauw, Papua Izin
Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987
Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Alamat Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842 Email: sirkulasi_iph@yahoo.com (Sirkulasi)
Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.
09 - 2011 | Adventist World
47
Lagu Sion. Bila ada yang berminat, dapat menghubungi Pdt. Johnny simbolon di nomor selular 08123250989 dengan harga Rp. 50.000,- (2 keping CD original). PSAS yang di bawah koordinasi Departemen Musik KJKT, Pdt. Johnny Simbolon sangat mengharapkan semua gereja se-KJKT dapat merasakan kuasa Tuhan melalui pengaruh musik gereja yang benar sehingga dapat mempersiapkan umat Tuhan bagi kedatangan Yesus yang kedua kali. Pelayanan dan seminar musik PSAS, telah mengadakan pelayanan di beberapa distrik di KJKT, antara lain: Distrik Surabaya, Gresik dan Sidoarjo, Distrik Madiun, Distrik Malang. Kita doakan pelayanan PSAS KJKT dapat eksis dan maju terus dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Dir. Komunikasi KJKT