Bahasa December 2011

Page 1

War t a G e re j a Ad v e nt

1 2 - 2 01 1

Pendidikan

Batasan Tanpa

11

Tuhan Itu

Ajaib!

Dikotomi dan Kesetiaan Ilahi

26

28

Menemukan

Sukacita dari Rasa Syukur


1 2 - 2011 P E K E R JA A N

G E R E JA

h a n n a

r o d r i g u e z

( w w u )

Pandangan Sedunia.......... 3

c e r i ta

s a m p u l

Pendidikan Tanpa Batasan

Oleh Sandra Blackmer................................................................... 18 Sudah selama lima dekade para mahasiswa mendapatkan lebih dari sekadar pendidikan. T A M P I L A N

Panorama Sedunia

8 Jaringan Kerja Pemeliharaan

P E R TA N YA A N

A L K I TA B

Ular dan Serafim............. 25 Oleh Angel Manuel RodrĂ­guez

K H U S U S

Tuhan Itu Ajaib!...................................................................... 11 Associate editor, Gerald Klingbeil mewawancarai mantan Direktur Biblical Research Institute Angel Manuel RodrĂ­guez yang dalam merenungkan kariernya, memuji kebesaran Allah. K E H I D U P A N

Laporan Sedunia

3 Berita & Pandangan 31 Sebuah One-Day Church

P E L A JA R A N

A L K I TA B

Menemukan Sukacita dari Rasa Syukur............. 28 Oleh Mark A. Finley

A D V E N T

Orang Advent dan Alkohol Oleh Peter N. Landless.......... 14 Sementara beberapa orang menggembar-gemborkan manfaat alkohol, namun orang Advent mengetahuinya lebih baik. R O H

N U B U A T

Pemberian Allah yang Baik Oleh Ellen G. White.............. 17 Menggunakannya sebagaimana yang Allah kehendaki. K E P E R C A Y A A N

A L L A H

Memandang Kembali pada Masa Depan

Oleh Richard W. dan Rubia B. Medina......................................... 23 Apakah artinya menjadi bagian dari umat sisa Allah? R E N U N G A N

Dikotomi dan Kesetiaan Ilahi

Oleh Maike Stepanek..................................................................... 26 Kita semua bertumbuh; itu adalah bagian dari menjadi seorang Kristen.

2

Adventist World | 12 - 2011

P E RT U K A R A N

29 Surat 30 Ruang Doa 31 Pertukaran Ide

S E D U N IA

Lokasi Masyarakat......... 32 Berita dari Indonesia...................... 33-48


Pekerjaan Gereja LAPORA N SE DUNIA

T

Tuhan dari Mereka yang Terlantar

erlalu mudah memang melupakan mereka, terutama bila dunia hanyut dalam kesan sukacita dan perayaan Natal. Kita berpaling dari wajah-wajah menderita di halaman-halaman koran atau cerita desas-desus yang kita dengar—secara tak langsung—dari “sana.” Karena sangat merindukan sukacita tahunan, kita berpaling ketika mata mereka kelihatan terlalu memohon, terlalu mendesak, terlalu terlantar. Mereka adalah para pengungsi—hitungan terakhir, sekitar 62 juta orang di seluruh dunia—satu jumlah yang setara dengan hampir 1 persen populasi dunia. Satu kesamaan mereka adalah tidak adanya hubungan ras, etnis, usia, atau status ekonomi: Tetapi bahwa mereka telah terlantar—oleh peperangan, oleh kelaparan, oleh kekacauan ekonomi, oleh bencana alam, oleh ideologi-ideologi yang dibentuk akibat kebencian atau “kemurnian.” Dalam satu era di mana mobilitas begitu dihargai, mereka menjalaninya terlalu banyak. “Rumah” selalu merupakan tempat yang lain—nun jauh di sana—sehari jauhnya, seminggu yang lalu, di balik beberapa untai kawat. Kita, yang masuk kelompok sembilan puluh sembilan persen yang dengan aman berbaring di pondokan yang nyaman,

sebaiknya mengingat mereka pada penutupan tahun ini. Kita mungkin memiliki sedikit atau banyak, gemuk atau kurus, tetapi setidaknya kita memiliki “rumah.” Entah mereka itu mengenal Dia atau memiliki Dia, Alkitab mengingatkan kita bahwa yang terlantar di dunia ini adalah yang mendapat perhatian khusus dari Yesus. Orangtua-Nya terpaksa melarikan diri bersama-Nya sebelum Dia berusia beberapa minggu. Ia berkata, “tidak memiliki tempat untuk menyandarkan kepala-Nya,” kecuali barangkali, dengan bantal pinjaman di atas perahu yang digoncang badai itu. Dan kedamaian yang Ia ingin bawakan kepada mereka yang baik hati ingin segera Ia berikan kepada “orangorang kecil” yang nyaris tidak pernah mendapatkannya. Di suatu tempat, dalam jarak satu kilometer di mana Anda tinggal, seseorang mengerang kejang di bawah jembatan, berimpit-impitan di tenda yang lembap, menunggu hari yang mereka anggap sebagai keberuntungan. Carilah mereka pada hari Natal ini, dalam nama Tuhan dari orang-orang terlantar, untuk memberikan kepada mereka apa yang pasti Ia akan berikan— makanan hangat, minuman dingin, rangkulan seperlunya. Dalam melakukannya, Anda bisa sambil mengingat kembali kelahiran Tuhan yang menawarkan diri-Nya sendiri sebagai naungan bagi tunawisma dan orang yang tersesat.

LAP ORAN SEDUNIA

— Bill Knott

5OO

Massa pendengar: Sekitar 32.000 penduduk Honiara menghadiri malam terakhir dari seri jangkauan keluar penginjil John Carter di kepulauan Solomon selama bulan September 2011.

S P D

Di Kepulauan Solomon, Lebih dari Orang Merespons pada Penginjilan Publik

■■ Pada baptisan Advent terbesar dalam­ sejarah Kepulauan Solomon, ratusan orang bergabung dengan gereja di sana selama serial jangkauan keluar bulan September 2011 yang diadakan oleh penginjil John Carter. Lebih dari 500 orang dibaptiskan di Lunga River dekat Honiara pada tanggal 17 September, sementara para pria dengan galah berdiri di sekitar untuk menghalau buaya yang berenang ke daerah itu. Sekitar 10.000 orang berdiri di pinggir sungai dan jembatan untuk menyaksikan upacara itu. Sebagian besar orang yang dibaptiskan telah maju ke depan mimbar selama

12 - 2011 | Adventist World

3


Pekerjaan Gereja A n s e l

O l i v e r / ANN

LAPORA N SEDUNIA

4

Adventist World | 12 - 2011

mendengar pekabaran gereja. —Phil Ward/Adventist News Network

■■ Kepemimpinan tertinggi Gereja Advent memutuskan tanggal 9 Oktober untuk memindahkan pengawasan administratif pengelolaan gereja di Timur Tengah dari divisi-divisi Trans-Eropa dan Euro-Afrika ke kantor pusat gereja. Greater Middle East Union Mission yang baru dibentuk itu merupakan naungan bagi 21 negara dan lebih dari 500 jiwa, dan 2.900 orang Advent yang beribadah di 70 gereja dan kumpulan. Di bawah organisasi baru itu, Sudan Selatan menjadi bagian dari Divisi Afrika Timur-Tengah. Dan Divisi Asia-Pasi­ fik Selatan akan mengawasi Uni Pakis­ tan. Dari segi budaya, Pakistan bisa lebih baik dilayani oleh divisi itu yang juga melayani Sri Lanka dan Bangladesh, kata para pemimpin. Divisi Euro-Asia akan mencakup Afghanistan. Kantor pusat sedunia akan secara langsung mengawasi Ladang Israel dan Greater Middle East Union Mission yang baru itu. Uni misi itu juga akan termasuk wilayah-wilayah Trans-Mediterania. Siprus Selatan akan tetap di Divisi Trans-Eropa. Setelah lebih dari 100 tahun jangkauan luar ke wilayah itu, data mengindikasikan bahwa misi dari gereja sedang bergerak bersama tantangan-tantangan di wilayah itu, kata para anggota Greater Middle East dan Mediterranean Survey Commission pada satu laporan tanggal 9 Oktober kepada para delegasi Dewan Tahunan. Menyertakan “prioritas tinggi” wilayah Middle East secara langsung ke kantor pusat sedunia akan memungkinkan implementasi proyek-proyek yang lebih cepat, kata anggota rapat itu dalam pengajuannya. “Itu akan membuat pergerakan personil, pendanaan, dan ide-ide lebih mudah, dari yang tadinya merupakan batasan divisi yang berbeda,” kata

O l i v e r / ANN

Unit Timur Tengah Kini Ladang Terkait dari Kantor Pusat Sedunia

A n s e l

panggilan ke atas mimbar pada pertemuan Carter, yang mulai tanggal 9 September di gelanggang sepak bola di Honiara. Carter berbicara tentang penemuan-penemuan terkini dalam bidang perbintangan dan bukti ilmiah untuk keberadaan Pencipta. Pada pertemuan terakhir Minggu malam, hadirin memuncak dengan jumlah 32.000—lebih dari sepertiga populasi kota itu. Sekitar dua pertiga dari mereka yang hadir bukan anggota gereja Advent, kata para pemimpin di Pasifik Selatan. Pertemuan itu telah menggoncang kota itu, kata perdana menteri Kepulauan Solomon Danny Philip, yang berbicara pada pertemuan terakhir. “Gereja di Solomon telah berdoa untuk adanya kebangunan, dan senang sekali menyaksikan sendiri Roh Allah bekerja di seluruh negeri ini,” kata Wayne Boehm, Ketua gereja Advent di kepulauan itu. “Saya terus mendengar kisah-kisah ajaib dari orang-orang yang menghadiri pertemuan ini, beberapa di antaranya adalah orang-orang yang telah memelihara Sabat sendiri... sekarang datang ke pertemuan ini untuk memperkuat iman mereka,” katanya. Seorang anggota yang baru dibaptiskan adalah mantan ketua denominasi Protestan di Kepulauan Solomon. “Kami memuji Allah atas banyaknya kehadiran dan antusiasme di pertemuan penginjilan itu,” Ketua GMAHK sedunia, Ted N.C. Wilson berkata kemudian dalam satu wawancara. “Jelas sekali bahwa banyak yang ditarik kepada... Alkitab dan jawaban-jawabannya bagi banyaknya masalah sekarang ini. Sesungguhnya, Yesus adalah satu-satunya jawaban kepada tantangan-tantangan yang kita hadapi di dunia yang tak menentu sekarang ini,” ia menambahkan. Banyak dari anggota yang baru dibaptis diharapkan menghadiri gereja baru Sabat ini di Maranatha Centre milik Advent di Kepulauan Solomon, kata Boehm. Gereja di Kepulauan Solomon berencana mendirikan satu jaringan radio agar setiap orang di wilayah itu bisa terus

PARA PEMIMPIN DIVISI : Bertil Wiklander, ketua Divisi Trans-Eropa, menguraikan dukungannya serta beberapa perhatian tentang pengajuan untuk menyesuaikan struktur administratif di Timur Tengah, yang termasuk divisinya. Di belakangnya adalah Bruno Vertallier, ketua Divisi Euro-Afrika, menunggu untuk berbicara. Pengajuan itu, yang nantinya disampaikan, juga mempengaruhi divisinya.

mereka. Penyusunan ulang itu juga akan mengelompokkan negara-negara yang memiliki budaya serupa. Para anggota komisi juga mengatakan “Timur Tengah” harus menjadi fokus dari seluruh gereja,” sambil mengutip keuntungan lain memindahkan kepemimpinan daerah untuk diawasi oleh kantor pusat gereja dunia. Pada tahun 2010 gereja menugaskan komisi itu untuk mempelajari pekerjaan Advent di Timur Tengah, dengan maksud mendapati perlunya penyusunan kembali wilayah itu. Satu penelitian tentang bukti sejarah, demografis, dan statistik kelihatannya mengindikasikan bahwa gereja bertumbuh lebih baik bila diawasi oleh badan yang menyatu dan secara geografis berdampingan, kata anggota-anggota komisi. Timur Tengah adalah bagian dari satu wilayah yang disebut 10/40 window, di mana dua pertiga dari populasi dunia tinggal, hanya 1 persen yang menjadi Kristen. “Saya ingin Anda memikirkan tan-


lain,” kata wakil sekretaris GC, Myron Iseminger. “Peraturannya berorientasi pada Amerika Serikat, dan banyak pegawai berasal dari Amerika Utara.” Wilayah itu merupakan tempat tinggal bagi sekitar 4.500 anggota gereja Advent. Gereja Advent di sana juga mengelola sejumlah sekolah dasar dan menengah, yang sebagian besar dijalankan oleh misionaris pelajar. Ketua Divisi Amerika Utara, Dan Jackson menyambut langkah itu. “Kami selalu senang bekerja sama dengan GC, dan kami akan merangkul orang-orang dan pelayanan Misi Guam-Micronesia,” katanya. Divisi Asia Pasifik Selatan, Alberto Gulfan menegaskan bahwa komite eksekutifnya telah membuat beberapa permohonan untuk mengalihkan pengawasan Guam-Micronesia. Divisi itu mendapat pengawasan administratif dari operasi perpindahan di Pakistan dalam penyusunan kembali wilayah pada tanggal 9 Oktober. —Ansel Oliver/ Adventist News Network.

gai sekretaris uni bagi wilayah itu. —Elizabeth Lechleitner/ Adventist News Network.

Misi Guam-Mikronesia Sekarang Bagian dari Divisi Amerika Utara

■■ Misi Guam-Mikronesia, satu wilayah administratif yang terdiri dari kepulauan di Samudera Pasifik barat, sekarang akan melapor ke Divisi Amerika Utara. Pergantian itu, yang disetujui oleh Komite Eksekutif pada tanggal 10 Oktober, memindahkan pengawasan wilayah itu dari Divisi Asia Pasifik Selatan, yang berbasis di Filipina. Wilayah misi itu termasuk wilayah Guam Amerika Serikat, Federated States Micronesia, Kepulauan Marshall, Kepulauan Mariana Utara, dan Palau. “Selama bertahun-tahun sudah ada diskusi apakah akan lebih baik di tempat

GULFAN BERBICARA: Ketua Divisi Asia Pasifik Selatan, Alberto Gulfan menyampaikan pada Dewan Tahunan mengenai peralihan Misi Guam-Micronesia ke Divisi Amerika Utara. Dan Jackson, ketua NAD, duduk di dekatnya.

O l i v e r / ANN

Wilayah Administratif Brazil Baru Mengakui Pertumbuhan, Kemandirian Finansial

A n s e l

tangan-tantangan besar di Timur Tengah,” ketua gereja Advent sedunia, Ted N.C. Wilson memberitahu para delegasi. “Kami ingin memberikan pujian seutuhnya kepada para pekerja yang sudah berada di sana,” tambahnya. Bertil Wiklander, Ketua Divisi TransEropa, berkata ia bersama timnya memiliki beberapa keberatan tentang bagianbagian dari pengajuan itu tetapi akan sepenuhnya mendukung bila itu disetujui oleh organisasi gereja Advent sedunia. “Kami memiliki ikatan pribadi dengan orang-orang kami di daerah ini, dan kami menghabiskan banyak waktu bersama dalam doa dan untuk mereka. Kami sangat menikmati bekerja di ladang-ladang terkait kami dan telah mencurahkan waktu, talenta, dan sumber daya ke dalamnya,” kata Wiklander. Ketua Divisi Euro-Afrika Bruno Vertallier berkata bahwa dalam tahun-tahun terakhir wilayah itu telah menggandakan kembali pekerjaannya di Timur Tengah dan bahwa peralihan administratif akan cukup sulit bagi beberapa orang. “Rekomendasi kami adalah untuk memperkuat pelatihan dari orang-orang lokal,” kata Vertallier. “Kami memiliki beberapa orang hebat yang bekerja di sana sekarang ini, dan kami harus menambahkannya. Tantangan besarnya adalah melatih lebih banyak orang di ladang setempat dan memberikan mereka peralatan yang sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan orang Advent dan anggota komunitas.” Wilson berkata gerakan itu akan menandai bahwa wilayah tersebut merupakan satu prioritas bagi denominasi itu. “Timur Tengah merupakan satu tempat yang unik,” kata Wilson. “Kita harus menganggap daerah ini sebagai beban yang khusus. Kami juga bersyukur atas apa yang telah dilakukan oleh Euro-Afrika dan Trans-Eropa yang telah membentuk dan memelihara misi Advent di daerah-daerah Timur Tengah itu.” Wakil sekretaris GC, Homer Trecartin kemudian ditunjuk untuk melayani sebagai ketua dari Greater Middle East Union Mission yang baru dibentuk itu: yang ditugaskan kembali adalah Tibor Szilvasi, yang akan tetap melayani seba-

■■ Kepemimpinan gereja Advent sedunia memutuskan pada tanggal 12 Oktober untuk memisahkan Uni Brazil Timur Laut menjadi dua badan administratif— Uni Misi Brazil Timur Laut dan Uni Misi Brazil Timur. Langkah itu menyadari pertumbuhan yang berkembang dan penanganan keuangan yang baik di wilayah tersebut, para pemimpin gereja berkata. Ini sudah dibicarakan pada penyusunan ulang struktur administratif gereja di Brazil tahun yang lalu. Bekas Uni Misi Brazil Timur laut merupakan tempat tinggal bagi 340.000 orang Advent dan satu jaringan gereja dan sekolah gereja yang bertumbuh. Keanggotaan di sana telah bertambah lebih dari dua kali lipat sejak uni tersebut di-

12 - 2011 | Adventist World

5


Pekerjaan Gereja LAP O RA N SE D U N IA

Persembahan orang advent

bentuk pada tahun 1996. Seperti pada bulan Juli tahun ini, gereja di wilayah itu menyambut lebih dari 20.000 orang percaya baru, atau sekitar 3.000 penambahan per bulan. “Bagi kami, wilayah itu memiliki potensi kuat bagi pertumbuhan,” kata ketua Divisi Amerika Selatan Erton Köhler. “Orang-orang di sana sangat berterima. Kami percaya bahwa satu uni baru di sana bisa memberikan dukungan kuat kepada gereja kita di wilayah itu dan membantu menggenapi misinya.” Uni misi Timur Laut dan Timur Brazil masing-masing akan mulai di tahun 2013 dengan lebih dari 100 persen modal kerja ideal, kata wakil bendahara GC, Juan Prestol. Tidak satu pun dari wilayah itu memiliki utang, ia menambahkan, dan keduanya berada dalam kondisi keuangan yang “luar biasa baik sekali.” —Elizabeth Lechleitner, Adventist News Network.

Tahun 2O1O

Tetap Setia Walaupun

Pergolakan Ekon

Anggaran 2012 mengucurkan dana un terjangkau; Hope Channel, saat ini me Oleh Elizabeth Lechleitner, Adventist News Network

6

Adventist World | 12 - 2011

A n s e l

UNI BARU: Sebuah grafik powerpoint memperlihatkan Uni Konferens Brazil Selatan. Para pemimpin gereja menyebut uni itu kembali sekarang ini ketika mereka memisahkan uni lain menjadi dua, menciptakan wilayah gereja yang diberi nama serupa. Uni baru itu memperlihatkan pertumbuhan gereja dan stabilitas keuangan di Brazil, kata pemimpin gereja.

O l i v e r

S

etiap Sabat selama tahun 2010, anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menaruh rata-rata 40 juta dolar Amerika ke dalam kantong persembahan di seluruh dunia, dengan jumlah tahunan total 2 miliar dolar. “Bagi saya, itu adalah satu mukjizat,” Wakil Bendahara General Conference (GC), Juan Prestol memberitahu para delegasi rapat tahunan selama laporan keuangan di kantor pusat gereja tanggal 10 Oktober, 2011. “Tidak seorang pun memaksa siapa pun untuk melakukan ini. Orang-orang melakukannya dengan sukarela karena Tuhan memberi kesan kepada mereka untuk memberi. Ini merupakan kesaksian yang luar biasa,” ujar Prestol, terutama di tengah iklim ekonomi yang sedang bergolak sekarang ini. Sebagian dari persepuluhan dan persembahan yang berjumlah 2 miliar, dan diterima di seluruh dunia pada tahun 2010 merupakan fondasi bagi anggaran gereja di tahun 2012, kata para pemimpin gereja. Para delegasi mengambil keputusan untuk menganggarkan 166,7 juta dolar bagi derma gereja tahun depan. Sepertiga peningkatan dalam anggaran derma gereja akan tertuju pada jangkauan luar, pelayanan, dan kepemimpinan di wilayah 10/40 window. Universitas Loma Linda, Divisi Amerika Selatan, dan Divisi Inter-Amerika berada di tengah institusi dan badan yang mengalami berkurangnya dana karena gereja menyalurkan uang ke daerah-daerah yang belum terjangkau di dunia mulai dari Afrika Utara sampai Timur Tengah dan Asia.


A n s e l

O l i v e r / ANN

FINANSIAL TERKINI: Robert E. Lemon menyampaikan laporan bendahara kepada para delegasi Dewan Tahunan di kantor pusat gereja pada tanggal 9 Oktober 2011. Bendahara gereja dunia tersebut berkata alokasi anggaran untuk tahun 2012 akan ditujukan kepada semakin besarnya kebutuhan finansial di beberapa daerah-daerah dunia yang belum terjangkau.

omi Global

tuk wilayah-wilayah yang belum miliki finansial yang terpisah. Penempatan tersebut, yang direkomendasikan pada tahun 2008 oleh Appropriations Review Commission, mengetahui semakin mandirinya beberapa daerah, mengalihkan dana tambahan untuk memenuhi kebutuhan di wilayah lain. “Di masa yang lalu kita memiliki kecenderungan untuk memberi perhatian finansial ke wilayah-wilayah dengan keanggotaan tinggi, tetapi banyak yang sekarang sudah mampu menanggung beban mereka sendiri,” Bendahara GC, Robert E. Lemon berkata kepada para delegasi. Gereja sedang menyaksikan satu perubahan dramatis dalam pendanaan seiring semakin bertumbuhnya keanggotaan Advent sedunia. Antara tahun 2006 dan 2011 pemasukan gereja dari luar Amerika Utara hampir berlipat ganda. Meskipun persepuluhan dari Amerika Utara masih mendanai sebagian besar anggaran gereja sedunia, keuangan gereja lebih peka terhadap fluktuasi dalam pertukaran mata uang daripada tahuntahun sebelumnya. Penguatan dolar AS terhadap banyak mata uang dunia memiliki “efek besar” pada pekerjaan gereja sedunia, kata Lemon. Meskipun dolar yang kuat bisa mengekang anggaran gereja dunia, wilayah-wilayah yang menerima derma dalam mata uang AS sekarang mendapati bahwa jumlah itu bertambah, mengganti beberapa kerugian, katanya. Para pegawai keuangan gereja menghadapi efek berlawanan saat dolar melemah. Bilamana gereja, terutama di AS, terus lepas dari resesi yang bertahan, Lemon berkata persepuluhan dan persembahan

yang kuat merupakan satu berkat. Anggota-anggota gereja telah merasakan “ketegangan” masa finansial yang tak menentu, tetapi tetap setia, katanya. Persepuluhan yang dikembalikan oleh anggota-anggota di Amerika Utara sampai bulan Agustus 2011 naik sampai 3,5 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, demikian disampaikan Lemon kepada para delegasi. Di luar Amerika Utara, persepuluhan naik 17 persen dalam periode waktu yang sama. Walaupun beberapa kenaikan itu bisa dikaitkan dengan laju pertukaran mata uang, persepuluhan dalam mata uang lokal juga terlihat “cukup meningkat,” kata Lemon. Sama halnya, persembahan misi dari luar Amerika Utara meningkat 20,5 persen atau 7,2 juta dolar, karena persembahan aktual meningkat ditambah dengan laju pertukaran yang menguntungkan, kata Lemon. Direktur Penatalayanan GC, Erika Puni meminta ketua agar menyertakan satu cara dalam anggaran yang disetujui yang mengekspresikan rasa syukur bagi pekerjaan para pemimpin penatalayanan lokal. Mendidik para anggota dalam penatalayanan Alkitabiah merupakan area kerja yang “sangat penting,” kata Ted N.C. Wilson. Tahun lalu pemimpin gereja dunia ini menantang para pemimpin gereja daerah untuk merekrut direktur-direktur penatalayan tetap. “Beberapa dari kalian telah melakukannya, dan saya percaya Anda sedang menyaksikan hasil menakjubkan pada investasi itu,” kata Wilson. Menjawab pertanyaan delegasi lain, Wilson juga berjanji menyediakan laporan keuangan gereja kepada gereja sedunia dalam satu “format elektronik yang mudah.” Bagi anggota-anggota yang berkorban mengembalikan persepuluhan dan persembahan setia, mengetahui bagaimana gereja menangani dana-dana itu, merupakan hal yang berpahala dan memotivasi, kata delegasi itu. Para delegasi juga memutuskan tanggal 20 Oktober untuk membentuk jaringan televisi resmi gereja, Hope Channel, sebagai satu kesatuan finansial yang terpisah, dan menyediakannya dengan modal kerja yang sesuai per bulan Januari 2012. Jaringan kerja itu sudah secara terpisah dijadikan badan hukum. n

12 - 2011 | Adventist World

7


Pekerjaan Gereja PA NORAMA SEDUNIA

S

iapa atau apakah yang membentuk identitas Anda sebagai seorang Advent? Mengapa Anda memilih menjadi bagian dari pergerakan sedunia ini? Dan—secara langsung kepada sasaran—bagaimana kita menciptakan satu jaringan kerja pemeliharaan yang akan mendorong kaum muda untuk mengembangkan iman yang kuat dan identitas sebagai seorang Advent? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting yang harus dipikirkan setiap orang Advent.

Pengaruh Positif Mula-mula Pilihan saya sendiri untuk menjadi seorang Advent dibentuk oleh banyak hal dan oleh banyak orang, semua dipadukan oleh Allah untuk membantu mempengaruhi saya menjadi bagian dari

Jaringan Kerja

Menelusuri faktor yang membentuk identitas Advent umat sisa-Nya. Beberapa individu yang wajahnya muncul dalam ingatan saya tentu tidak akan pernah mengetahui dampak yang mereka miliki dalam mengarahkan kehidupan masa muda saya menuju komitmen kepada gereja. Harry Baerg, seorang seniman untuk majalah Guide beberapa tahun silam, adalah guru Sekolah Sabat saya dan seorang pribadi yang paling menyenangkan. Harry adalah seorang ilustrator berbakat yang menakjubkan: beberapa generasi orang muda Advent dan orangtuanya menyimpan ilustrasi-ilustrasinya dalam majalah gereja dan di halaman belakang majalah Guide. Ia membawa banyak hal

8

Adventist World | 12 - 2011

Pemeliharaan Oleh Ted N. C. Wilson

menarik ke kelas, minggu demi minggu yang menggugah rasa keingintahuan saya—teka-teki, cerita binatang, kejutankejutan. Kami selalu tidak sabar menunggu saatnya Sekolah Sabat setiap minggu karena seorang guru yang siap sedia dan berbakat. Orang lain yang membentuk kehidupan saya adalah seorang dokter misionaris, Dr. Roy Cornell, yang bekerja di Benghazi Adventist Hospital di Libya ketika saya masih kanak-kanak yang dibesarkan di Mesir. Selagi merawat pasienpasien selama epidemik polio, ia terjangkit polio dan menjadi lumpuh. Selama bertahun-tahun ia suka bermain klari-

net, tetapi karena ia sudah tidak bisa lagi bermain, ia menyerahkan klarinet Buffetnya yang indah kepada saya setelah kami kembali ke Amerika Serikat dari pelayanan misi di Mesir. Hadiah itu membantu mengubah hidup saya. Dengan adanya instrumen berkualitas tinggi di tangan, saya mulai mengikuti kelas klarinet dan menjadi aktif di orkestra Columbia Union College sementara saya masih berada di sekolah dasar. Kami juga memiliki orkestra kecil di gereja kami di Takoma Park, Maryland. Kelompok itu menikmati waktu bersama tiap minggu untuk bermain di Sekolah Sabat junior. NAD

O f f i c e

o f

E d u c at i o n


Kesempatan bergaul ini sebenarnya sama sekali bukan kebetulan: Allah menggunakan individu-individu ini untuk menuntun saya mengenali gerejaNya. Lima puluh tahun kemudian saya masih ingat dan menghargai pergaulanpergaulan itu, dorongan itu, dan hubungan yang telah mengikat saya kepada orang-orang percaya lainnya.

Di Dalam Gereja Pelajaran-pelajaran yang dipelajari dalam Sekolah Sabat dan gereja tentu saja penting, tetapi kita tidak boleh kehilangan pandangan tentang dampak satu pertemuan yang singkat sekalipun. Jenis interaksi yang barangkali paling berarti bukanlah pengajaran panjang lebar, tetapi kata-kata dorongan singkat dan senyuman-senyuman dari mereka yang dihormati dan dikagumi kaum muda. Kisah saya sendiri menyoroti prinsipprinsip ini: Beri perhatian kepada anak muda. Tersenyumlah kepada mereka dan sebutkan nama mereka. Jabat tangan mereka dan katakan, “Apa kabarmu hari ini? Kami sangat senang kau menjadi bagian dari gereja kami.” Itu saja yang perlu Anda katakan, dan anak-anak akan mengingatnya lama setelah itu. Sejujurnya, saya dibesarkan dalam komunitas yang sangat berorientasi pada Advent. Tidak semua anak memiliki kesempatan khusus semacam itu. Beberapa orang mungkin mendapati bahwa dibesarkan dalam komunitas semacam itu sangat membatasi, tetapi saya mendapatinya sangat positif. Saya mendapati bahwa berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas gereja, pertemuan pemuda Jumat malam, penyajian misi, dan pertemuan penginjilan semua membantu membentuk hubungan saya dengan pergerakan Advent ini. Sekalipun bila itu tidak dimaksudkan untuk “menjangkau” saya, program-program itu membuat kesan mendalam dalam diri saya. Hal itu membuat saya mengerti bahwa saya milik satu organisasi yang memiliki orang-orang yang mengabdi, peduli, sumber daya sedunia, tujuan yang berarti, dan obyektif berkelas dunia.

Di Sekolah Tidak setiap orang Advent memiliki kesempatan atau cara untuk memperoleh pendidikan Kristen, tetapi tidak diragukan dari Kitab Suci atau pun dari Roh Nubuat yang digunakan di sekolah-sekolah gereja merupakan situasi ideal untuk membantu membentuk identitas penting dari seorang percaya yang muda. Dalam satu suasana Sekolah Advent, para siswa mempelajari nilai-nilai Kristen bukan hanya dengan cara mata pelajaran diajarkan di ruangan kelas, tetapi mereka juga mempelajari nilai-nilai itu di halaman bermain—bagaimana supaya rukun; bagaimana berespons dalam konflik; bagaimana menjadi seorang juru damai. Satu suasana pendidikan Kristen menyatakan prinsip-prinsip moral dan fondasi Alkitabiah yang harus menuntun semua interaksi sosial. Merenungkan pengalaman sendiri, saya menyadari betapa para guru Kristen

macam hubungan dengan sekolah Advent—entah itu milik mereka sendiri atau usaha kerja sama dengan gerejagereja Advent sekitarnya, bahkan bila itu hanya sekolah dengan satu ruangan saja. Sebagai seorang pendeta muda saya ditugaskan di sebuah gereja kecil dengan kurang dari 100 anggota. Suatu kali sebuah sekolah gereja dikelola di sana, tetapi sudah ditutup karena kurang peminat. Akan tetapi, kami mendapati sekelompok orangtua yang berdedikasi yang menghargai pendidikan Kristen, maka dalam waktu delapan minggu kami mengatur kembali sekolah itu dan memperlengkapinya. Kepemimpinan konferens bekerja bersama kami untuk mencari guru yang berkualitas dan kami membuka tahun ajaran sekolah dengan 13 siswa. Sekolah itu berjalan dengan baik selama hampir 40 tahun, mempengaruhi iman ratusan siswa. Sekolah-sekolah Advent itu begitu

Kita ingin semua orang muda kita melihat Yesus dengan hati mereka. itu telah mempengaruhi hidup saya. Mereka semua memberi dampak—bahkan ketika saya tidak menyadarinya saat itu. Sebagai seorang muda yang mudah dipengaruhi, saya mendengar nasihat dan ajaran mereka untuk memutuskan bagaimana bertindak dalam situasi tertentu. Saya belajar menghargai dedikasi dan komitmen mereka: saya ingin menjadi seperti mereka bila sudah besar nanti.

Sekolah untuk Setiap Gereja Tidak diragukan lagi tentang itu: saya seorang yang sangat percaya dengan pendidikan Kristen. Saya berpikir bahwa setiap gereja Advent harus memiliki se-

penting karena memperkuat hubungan antara anak dan orangtua dengan menciptakan kesempatan terlibat satu sama lain, dengan keluarga lain, dengan program-program sekolah, dan dengan aktivitas-aktivitas positif lain. Pendidikan Advent merupakan katalis untuk menciptakan satu jaringan kerja pemeliharaan bagi kaum muda, entah itu sekolah kecil atau yang sangat besar sekalipun. Program sekolah itu, dipadukan dengan pelayanan gereja dan aktivitas pemuda dan dukungan orangtua di rumah—segitiga gereja, sekolah, dan rumah—me­ rupakan pendorong luar biasa dari harga diri, perkembangan diri, dan kemajuan. Sekolah, gereja dan rumah—bekerja ber-

12 - 2011 | Adventist World

9


Pekerjaan Gereja PA NORAMA SEDUNIA sama-sama—membantu orang muda mengerti talenta-talenta dan karunia yang Tuhan telah berikan kepada mereka. Bilamana orangtua memberikan karunia berupa rumah tangga yang sejahtera kepada anak-anak, menjadi partisipan aktif dalam jemaat yang setia, dan kehadiran di sekolah Advent, maka mereka menempatkan anak-anak mereka untuk berkembang sebagai warga kerajaan di komunitas itu dan sebagai warga kerajaan surga. Sedikit hal di dunia ini yang akan dianggap lebih untuk kerajaan yang akan datang, dibandingkan dengan mengelola sebuah sekolah gereja atas nama anakanak jemaat, dan saya dengan sepenuh hati mendorong setiap gereja Advent di seluruh dunia untuk melakukan segala hal yang mungkin dalam mengelola atau bekerja sama dalam pengelolaan sekolah Advent. Tulisan dalam Kitab Suci jelas: “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Amsal 22:6).

Bagaimana dengan Persiapan untuk “Dunia Nyata?” Pendidikan, terutama pendidikan Kristen, membantu orang muda mengerti kompleksitas suatu dunia di mana pilihan-pilihan sulit akan mereka hadapi di hampir setiap arena—dalam hubungan, dalam pemilihan karier, dalam pola hidup, dan terutama dalam menjalani kehidupan saleh, berorientasi pada pelayanan. Akademi-akademi kita, perguruan-perguruan tinggi, dan universitas memberikan pengertian mendasar pada para siswa kita, apa yang akan mereka perlukan untuk memilih dengan bijak di tengah semua kepalsuan. Pertanyaanpertanyaan—termasuk tantangan kepada iman—tak terelakkan lagi akan timbul, dan meskipun sekolah dan gereja memang memiliki bagian besar dalam mempertahankan iman, elemen paling penting dari semua itu adalah integritas keluarga Advent. Jika rumah tangga tidak dipagari dengan sudut pandang Alkitabiah yang kuat dan satu keyakinan

10

Adventist World | 12 - 2011

dalam Roh Nubuat, maka gereja dan sekolah bisa bekerja dengan gagah berani, tetapi tidak ada jaminan bahwa itu bisa menjadi pengganti dari apa yang tidak disediakan dalam rumah tangga. Saat dibesarkan saya tidak pernah mendengar orangtua saya mengatakan satu hal negatif tentang Alkitab atau Roh Nubuat: Mereka hanya memberikan komentar positif. Mereka tidak pernah menahan pertumbuhan hubungan saya dengan Tuhan, tetapi justru selalu mendorong saya dan hubungan saya dengan gereja. Teladan mereka telah memberkati saya berulang kali, dan itu akan memberkati ribuan keluarga lainnya jika mereka mengadopsinya juga. Jika dalam keluarga, kami menahan diri untuk tidak membuat ucapan mengritik tentang para pemimpin atau khotbah atau keputusankeputusan yang tidak kami sukai, dan sebagai gantinya menekankan hal positif yang membangun iman, maka anakanak kita bernapas dalam lingkungan percaya yang akan memperdalam identitas mereka sebagai orang-orang Advent setia. Anak-anak itu seperti kain spons: Mereka menyerap apa yang mereka dengar dan alami di rumah. Ketika mereka berdoa bersama—dan didoakan—oleh orangtua yang mengerti pentingnya membentuk identitas Advent yang penting itu, maka mereka akan maju ke arah iman pribadi yang tidak akan goyah oleh berbagai macam sulitnya badai kehidupan.

Bilamana Ada Kasih—dan Iman—di Rumah Kita tidak memerlukan generasi-ge­ nerasi budaya orang Advent. Apa yang kita inginkan adalah generasi orang muda yang ingin menjadi orang Advent karena mereka mengasihi Yesus. Satu cara penting dan praktis untuk mendorong itu adalah menggunakan waktu dalam kebaktian keluarga—terutama di petang hari. Kita tidak ingin membiarkan aktivitas kesayangan—acara olahraga, pertunjukan televisi, waktu di internet atau percakapan dengan teman-teman—menjadi doa petang dari rumah tangga Advent. Sangatlah penting untuk tetap berhu-

bungan dekat dengan anak-anak kita— berbincang dengan mereka, bertanya bagaimana hari mereka berjalan, mendorong mereka, mengamati ekspresi iman mereka. Satu kebaktian petang keluarga merupakan satu kesempatan terbaik untuk mengesankan mereka bahwa mereka perlu berhubungan dengan Yesus—bahwa Dialah sahabat terbaik mereka. Sejak usia sangat dini anak-anak dapat memperoleh pemahaman nyata tentang hubungan mereka dengan Tuhan. Beberapa tahun yang lalu istri saya, Nancy, sedang menikmati waktu satu jam bersama cucu kami yang berumur 2 tahun, Lauren. Ketika Nancy meraih kacamatanya, Lauren kecil berbicara dan berkata, “Nani, engkau tidak memerlukan kacamatamu—engkau bisa melihat Yesus dengan hatimu.” Kita semua ingin orang muda melihat Yesus dengan hati mereka. Itulah sebabnya kita memberikan semua keuntungan yang Allah telah sediakan kepada mereka—dalam keluarga, gereja, di sekolah. Itulah sebabnya kita berkorban, menghabiskan waktu, dan mengatur kembali kehidupan masa dewasa kita— karena kita mengetahui bahwa itulah jumlah dari semua “hal kecil” yang membantu membentuk identitas Advent dalam diri anak-anak kita. Mereka tidak akan membentuk identitas setia itu hanya karena yang kita lakukan, atau oleh osmosis. Warisan paling penting yang kita akan tinggalkan kepada anak-anak kita adalah kecenderungan positif untuk secara bebas memilih sendiri iman yang kita telah pilih. Tidak ada yang kita lakukan di sisi surga ini yang lebih penting— dan tidak ada yang membawa kebahagiaan atau kepuasan yang lebih besar. n

Ted N. C. Wilson adalah Ketua General Confe­ rence Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Silver Spring, Maryland, AS.


T A M P I L A N

K H U S U S

A

ssociate editor Adventist World, Gerald Klingbeil duduk bersama Angel Manuel RodrĂ­guez, yang baru-baru ini pensiun dari Direktur Biblical Research Institute (BRI) General Conference dan dikenal baik oleh para pembaca Adventist World sebagai penulis kolom Bible Question (Pertanyaan Alkitab), tentang Kitab Suci dan peran teologi dalam kehidupan gereja. Angel, setelah hampir 19 tahun pelayanan di BRI General Conference, 11 tahun sebagai direkturnya, Anda baru-baru ini sudah pensiun. Saya mengetahui bahwa Anda bekerja sebagai seorang pendeta, profesor universitas, dan tata usaha. Saat mengenang kembali pelayanan Anda, apa yang muncul dalam benak?

Anda tahu—Tuhan itu ajaib! Ia mengetahui ke mana Ia ingin­kita pergi, dan Ia sedikit demi sedikit membentuk kita. s a n d r a

b l a c km e r

Itu uhan T Ajaib! Mencari teologi Advent dari segala sudut

Ini sesuatu yang juga mengesankan saya bersama rekan-rekan saya [di BRI]. Saya memandang mereka dan mendengarkan kisah-kisah mereka, perjalanan mereka bersama Tuhan. Dan saya bisa melihat bagaimana Tuhan membentuk mereka, menyiapkan mereka, atas apa yang mereka sedang lakukan sekarang. Dan saya memandang kembali ke belakang dan berkata kepada diri saya sendiri, Tuhan sedang menuntun saya dan menyiapkan saya untuk apa yang Ia ingin saya lakukan.

ruh dunia, dan tiba-tiba Anda memiliki sebagian besar ahli teologi Advent tinggal di luar dunia Barat. Ini adalah satu perkembangan baru, dan ini terbawa bersamaan dengan berkatnya yang indah, tetapi pada saat bersamaan kita menghadapi tantangan luar biasa. Salah satu yang harus kita lakukan adalah mengambil langkah-langkah, cara-cara, yang akan menghindari perpecahan di tengah jumlah besar ahli teologi di seluruh dunia.

Selama hampir 20 tahun pelayanan di Kantor Pusat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh itu Anda telah melihat banyak perubahan. Jutaan orang telah bergabung dengan gereja; gereja telah menjadi lebih internasional. Saya rasa lebih banyak anggota dari gereja kita berbicara Bahasa Spanyol atau Portugis sekarang ini daripada Bahasa Inggris atau Perancis atau bahasa lainnya. Apakah ini ada artinya bagi teologi Advent?

Sebutkan salah satu dari langkah-langkah itu.

Tentu saja. Teologi Advent telah menjadi lebih internasional. Sebelum pertumbuhan pesat ini, teologi Advent dipengaruhi terutama oleh teologi Barat dari Amerika Utara, Eropa, dan Australia. Tetapi kemudian ada ledakan keanggotaan di selu-

Salah satu hal pertama yang kita pikirkan melibatkan Biblical Research Institute Committee (BRICOM). Komite ini bertemu dua kali setahun. Komite ini merencanakan proyek-proyek yang berkaitan dengan permasalahan teologi dan doktrin yang memerlukan penelitian lebih lanjut dan produksi material. Anggota-anggota BRICOM terutama dari Amerika Utara karena di situlah kita memiliki sebagian besar ahli teologi kita. Dengan pertumbuhan luar biasa ini, salah satu dari hal pertama yang harus kita lakukan adalah membuka BRICOM kepada ahli teologi non Barat lainnya. Gereja merupakan gereja dunia, dan kita tidak bisa melakukan teologi terisolasi dari gereja du-

12 - 2011 | Adventist World

11


Dibangun pada yang

Karunia

Menakjubkan

Dixil Rodríguez, seorang kolumnis Adventist Review dan putri dari Angel Rodríguez, membagikan satu sudut pandang yang le­ bih pribadi mengenai ayahnya. Tradisi keluarga kami tidak pernah hi­ lang: Keluarga saya suka menyanyi. Masa kanak-kanak begitu jelas: kebak­

tian setiap hari dan menyambut Sabat de­ ngan lagu. Selalu mulai dengan cara yang sama. Ayah saya akan berkata: Mari kita menyanyi. Ia yang memimpin. Dalam setiap melodi ayah akan meng­ gabungkan satu cerita Alkitab. Dengan setiap harmoni musik ia mengajarkan kami ayat-ayat Alkitab yang berbicara tentang pengharapan, kuasa doa, dan percaya pada tuntunan Ilahi. Allah tidak pernah jauh atau absen dari lagu kami. Kami menyanyi bersama-sama. Nasihat terbaik yang ayah berikan pada saya: Utamakan Allah. Segala sesuatu mungkin akan sulit. Jangan lupa menyanyi. Ia benar. Segala sesuatu memang jadi su­

nia. Banyak dari ahli teologi baru ini relatif muda. Itu manfaat besar lainnya, karena mereka akan memberikan lebih banyak tahun pelayanan kepada gereja. Sewaktu mereka melihat bagaimana kami bekerja bersama dalam mencoba meneliti permasalahan-permasalahan Alkitabiah, teologi, dan doktrin yang mempengaruhi persatuan gereja di seluruh dunia, maka mereka menjadi saluran penghubung, demikian kira-kira, di daerah mereka sendiri dalam mencoba memelihara kesatuan teologi itu. Hal kedua yang kami putuskan untuk lakukan adalah memberdayakan mereka, memberitahu mereka, “Kami percaya pada Anda. Anda dapat melakukan teologi bagi gereja. Kami bisa bekerja bersama Anda dan melakukan hal-hal besar bagi gereja.” Jadi kami himbau divisi-divisi untuk membentuk Bible Research Committees (BRCs), bukan lembaga tetapi komite, di wilayah mereka sendiri untuk mengatasi masalah-masalah teologi yang berkaitan dengan divisi itu. Banyak divisi telah melakukan itu, dan komite-komite itu sudah bekerja. Ada komunikasi konstan antara BRI dan komite-komite itu. Kapan pun komite ini bertemu, salah satu dari kami ada bersama mereka. Ketika kita menghadapi ketegangan teologi di gereja lokal atau uni kita, saya mendengar orang berkata, “Mengapa kita memerlukan begitu banyak teologi? Mengapa kita harus berinvestasi begitu banyak dalam mengumpulkan semua ahli teologi ini? Bukankah kita seharusnya fokus saja pada misi dan penginjilan?” Apakah yang akan Anda katakan kepada mereka?

Kita perlu fokus pada penginjilan dan misi gereja. Ini tak bisa ditawar-tawar; inilah tugas Injil. Pertanyaannya adalah Apakah peran perenungan teologi dalam misi itu? Dan kita harus membuatnya jelas bahwa perenungan teologi itu merupakan bagian dari misi gereja. Hal tersebut bukan satu tambahan. Itu bukan sesuatu yang dilakukan gereja jika ada masalah dan kita harus bereaksi padanya. Bukan, melakukan penelitian Alkitab, berpikir secara teologi, sama pentingnya bagi gereja dengan pergi dan melakukan penginjilan. Teologi memiliki fungsi menempatkan diri pada pelayanan misi dan penginjilan, menyediakan relevansi dan pemikiran yang berlandaskan Alkitab yang mengisi pengetahuan penginjil. Saya tidak pernah memisahkan teologi dari misi. Sebagian besar orang yang membaca wawancara ini

12

Adventist World | 12 - 2011

lit. Namun ayah akan selalu mengingatkan saya: Ia sedang memperhatikanmu. Serah­ kan kekhawatiranmu kepada Dia. Kemudi­ an, sebagai salah satu pengingat terakhir dari perjalanan kami bersama-sama seba­ gai satu keluarga, ia akan menambahkan: Segera kita akan menyanyi lagi. Setiap hari ayah mengingatkan saya bagaimana dekat suara kami dengan teli­ nga Allah. Bagi dia, Allah bukan saja Ju­ ruselamat tetapi juga sahabat yang penuh kasih sayang, dan berkuasa. Sekarang saya menyaksikan dia mengajar cucu-cucu perempuannya bernyanyi. Warisan kami selalu berupa rumah tangga yang dibangun atas “Kasih karunia yang menakjubkan.”

kemungkinan bukan ahli teologi. Bagaimana kita bisa membantu kaum non teologi berpikir secara Alkitabiah atau secara teologi? Apakah itu penting, atau apakah itu hanya tugas dari pendeta atau profesor di universitas atau perguruan tinggi?

Tentu saja, pertanyaannya adalah apakah yang kita maksudkan dengan berpikir secara teologi? Sangat sederhana. Yakni mampu mengekspresikan keyakinan Anda secara Alkitabiah, dalam cara yang rasional, dengan cara yang menarik, berlandaskan pada Kitab Suci. Itulah yang diperlukan. Dan tentu saja kita melakukannya, tergantung pada pelatihannya, pada tingkatan yang berbeda-beda. Fungsi dari ahli teologi yang terlatih adalah menyediakan bahan-bahan yang juga bisa digunakan oleh para pendeta, guru-guru Alkitab, dan kaum awam untuk memperkaya pemahaman mereka tentang doktrin tertentu. Mengingat sudah 40 tahun pelayanan tentu menyediakan satu tempat yang menguntungkan. Di manakah Anda melihat permasalahan teologi Advent belakangan ini? Pertanyaan manakah yang kita perlu bahas sebagai satu gereja?

Bilamana memikirkan ini kelihatannya bahwa kunci dari topik teologi adalah, dan akan tetap ecclesiology, doktrin tentang gereja. Itu selalu merupakan satu topik penting di dalam gereja, tetapi terutama karena pertumbuhan gereja, topik ini telah menjadi teramat sangat penting. Seperti tidak pernah sebelumnya kita berhubungan dengan agama dunia. Penting bagi kita untuk berinteraksi dengan mereka, dan penting bagi mereka untuk mengetahui gereja Advent, siapa kita ini, apa yang kita lakukan di sini, apa misi kita. Gereja telah bertumbuh dan oleh sebab itu tidak lagi tersamar. Denominasi lain tidak dapat menghindar dari melihat kita, karena kita ada di mana-mana. Eschatology (ilmu tentang akhirat), kita menjadi lebih relevan hari demi hari. Jadi karena itu kita perlu memiliki jawabanjawaban, jawaban Alkitabiah dan teologi, jawaban yang menarik. Kita perlu menegaskan kembali komitmen kepada Juruselamat kita, komitmen pada pekabaran dan misi gereja di tengah anggota gereja. Mereka memerlukan ini karena sebagian besar anggota gereja kita merupakan orang-orang yang baru bertobat. Adakah persoalan teologi yang timbul dari pertumbuhan gereja yang pesat yang sedang kita saksikan?


Apa yang saya pikirkan barangkali salah satu persoalan yang paling penting yang ada kaitannya dengan orang-orang yang baru bertobat. Anda tahu, pertumbuhannya begitu pesat sehingga sangat sulit untuk mengimbanginya. Karena kecepatannya, kita perlu benar-benar berpikir sejenak tentang bahayanya. Dan bahaya yang akan saya sebutkan adalah yang nyata. Ini bahaya membaptiskan individu-individu yang berasal dari tradisi Kristen yang berbeda, atau latar belakang non Kristen, yang tidak benar-benar mengetahui tentang pekabaran Alkitabiah. Mereka menerima perkenalan singkat kepada pekabaran Advent dan mereka dibaptiskan. Ada sedikit tindak lanjutnya. Orang-orang ini adalah orang Advent—berdasarkan pada sedikit hal yang telah mereka pahami. Nyaris ada elemen sin­ kretisma (penyatuan aliran), karena mereka tidak pernah memahami betul kepercayaan Advent. Perbedaan doktrin dan teo­logi sedang menemukan satu tempat di dalam jemaat lokal. Beberapa waktu lalu kita menyalahkan ahli teologinya. Merekalah yang menciptakan polarisasi teologi dan doktrinal. Ada benarnya, saya tidak bisa menyangkal itu. Tetapi ini adalah satu fenomena baru karena seringkali orang yang baru bertobat tidak benar-benar memahami apa keyakinan Advent itu. Jadi, Anda prihatin dengan pemuridan Alkitabiah?

Itu benar. Tidak sekadar “Oh, ya, saya emosional; saya ingin dibaptiskan.” Bukan, ini tentang apa yang penting, mengajarkan orang itu untuk memahami pekabarannya dan mampu pergi dan membagikan pekabaran kepada orang lain.

Berhasrat pada Firman Artur Stele, Ph.D., seorang Wakil Ketua Umum General Conference dan yang sekarang menjabat Direktur Biblical Research Institute, mengenang pelayanan dan kecintaan Angel Manuel Rodríguez.

Angel, apakah Anda memiliki kata-kata mutiara bagi para pembaca kita? Sesuatu yang telah Anda pelajari, sesuatu yang menjadi penting bagi Anda selama dasawarsa terakhir dalam pelayanan?

Baik, barangkali dua hal. Saya telah mempelajari apa yang kita semua sudah ketahui, bahwa keselamatan kita dalam perjalanan hidup ada dalam Kitab Suci. Bilamana kita menyimpang darinya, maka di situ ada bahaya. Di saat-saat sulit, dalam pekerjaan saya, yang mencoba menemukan solusi, saya pergi ke Kitab Suci. Dan bersama dengan itu saya menggunakan Ellen White. Saya tidak menyesalkan karunia indah ini, yang Tuhan telah berikan kepada kita. Yang kedua adalah bagaimana Anda berhadapan dengan orang lain. Kita perlu mempelajari bagaimana memperlakukan orang lain. Belajar dari Ahlinya, Tuhan kita, dan kebaikan-Nya, dan kasih-Nya, bahkan kepada musuh-musuh-Nya. Dan belajar menulis dan berbicara dalam cara yang menyediakan kesempatan bagi perdamaian, untuk pemahaman bersama. Sekarang tentu saja saya mengetahui, bahwa bila tiba pada masalah ketidaksepakatan teologi dan pemikiran radikal di dalam gereja, kita harus mengambil satu sikap. Dan kita harus mengambil sikap. Saya tidak takut dengan itu. Tetapi saya selalu mencoba melakukannya dengan cara yang baik. Tidak perlu terlibat dalam debat pribadi dan menghina satu sama lain dan menjadi kejam. Kelihatannya bagi saya bahwa Roh Kristus akan menggerakkan kita kepada kebaikan. n

Saya sudah mengenal Angel sejak tahun sembilan puluhan, ketika saya ditunjuk sebagai anggota BRICOM dari Divisi Euro-Asia. Saya merasa beruntung bisa mendengar Angel menghadirkan satu makalah, mengadakan seminar, mengajar di kelas, atau berbicara kepada para pendeta, guru-guru, dan pengurus gereja. Ia selalu baik, seimbang, dan bertekad bahwa gereja itu tetap satu “umat dari Buku itu!” Gereja diberkati oleh

pelayanan, kunjungan-kunjungan, dan karya tulisannya. Kabar baiknya adalah bahwa ia tidak sama sekali meninggalkan BRI. Ia akan terus menjadi bagian vital dan bersemangat dari institusi itu! BRI akan melanjutkan pekerjaannya berdasarkan pada fondasi kuat yang ditinggalkan oleh Angel Rodríguez dan para pendahulunya. Untuk versi wawancara yang lebih panjang, kunjungi www.adventistworld. org.

12 - 2011 | Adventist World

13


K E H I D U P A N

A D V E N T

K

apankah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh akan mengubah sikapnya tentang penggunaan alkohol?” Pertanyaan ini diajukan selama salah satu perjalanan baru-baru ini ketika saya mendapat kesempatan istimewa berbicara di simposium alkohol, setelah kongres profesional kesehatan Advent. Saya terkesima! Banyak penelitian yang menggembar-gemborkan sejumlah manfaat konsumsi alkohol pada kesehatan jantung, dan banyak orang sekarang sedang mempertanyakan sikap gereja dalam hal berpantang total bila berbicara tentang minum alkohol. Tetapi jawaban sederhananya adalah bahwa Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh tidak dapat mengubah pendiriannya, karena ini bukan sekadar masalah kesehatan fisik. Jadi, bagaimanakah seorang Advent yang sadar kesehatan mesti menjawabnya? Sebagai seorang dokter saya mengerti dilema ini, dan akan berusaha menjernihkan permasalahannya supaya

Orang Advent dan Melibatkan lebih daripada kesehatan pribadi Oleh Peter N. Landless

Alkohol

bisa membantu orang-orang membuat keputusan yang tepat, berdasarkan bukti dan yang paling penting baik secara rohani. Kita harus menghindari semua hal yang berbahaya, termasuk—barangkali yang terutama—yang mengaburkan pikiran dan dapat merusak kepekaan kita pada bisikan Roh Kudus, mengganggu hubungan kita dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Meskipun konsumsi alkohol memiliki banyak risiko kesehatan yang berarti, alasan utama untuk berpantang tetap tertuju pada moral rohani.

Konsumsi Alkohol dan Kesehatan Global Konsumsi alkohol sangat beragam di antara negara-negara, tergantung pada tradisi budaya. Perbedaan antara perekonomian berkembang dan yang maju juga ada. Alkohol, seperti tembakau, sedang diekspor ke negara-negara berkembang, menambah beban besar pada sistem kesehatan yang sudah tidak memadai. Menurut “Global Status Report on Alcohol and Health,” yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) di Geneva, Februari 2011:1

14

Adventist World | 12 - 2011

■■

S ekitar 2,5 juta orang mati oleh penyebab yang berkaitan dengan alkohol tiap tahunnya; ■■ Lima puluh lima persen orang dewasa telah mengkonsumsinya; ■■ Empat persen dari semua kematian berkaitan dengan alkohol melalui kecelakaan, kanker, penyakit jantung, dan sirosis hati; ■■ Secara global, 6,2 persen kematian pria berhubungan dengan alkohol, dan 1,1 persen kematian wanita; ■■ Satu dari lima pria di Federasi Rusia dan negara-negara tetangga mati karena penyebab yang berkaitan dengan alkohol. Pola konsumsi alkohol berubah-ubah, sebagaimana disebutkan sebelumnya. Gambaran untuk tahun 2001-2005 yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO)2 memperlihatkan bahwa di seluruh dunia, 6,13 liter alkohol murni dikonsumsi per tahun, per orang, yang berusia 15 tahun ke atas. Jumlah ini tampaknya stabil di Amerika dan Eropa, Meditera-


nia Timur, dan wilayah-wilayah Pasifik Barat; akan tetapi, peningkatan tajam terlihat di Afrika dan Asia tenggara. Risiko kesehatan meningkat lebih banyak lagi bila pesta minuman keras terjadi; dengan kata lain, bila orang meminumnya untuk ber­ mabuk-mabukan. Pesta minuman keras mungkin didefinisikan secara berbeda-beda menurut wilayah dunia: di Amerika Serikat lebih dari lima minuman berturut-turut bagi seorang pria dan lebih dari empat minuman bagi wanita; di Australia lebih dari empat minuman per malam (sebelumnya, lebih dari tujuh minuman per malam bagi pria dan lima bagi wanita). Pesta minuman keras semakin bertambah di berbagai bagian dunia, terutama di tengah kaum muda, tetapi semua kelompok usia terkena dampaknya.3 Satu buku terkini tentang riset dan aturan publik menyatakan bahwa “alkohol merupakan faktor risiko untuk berbagai kondisi kesehatan dan masalah sosial. Terhitung untuk sekitar 4 persen kematian di seluruh dunia dan 6 persen beban penyakit global, menempatkannya bersama dengan tembakau sebagai salah satu penyebab kematian dan kelumpuhan yang dapat dicegah.”4 Alkohol bukanlah bahan pokok biasa dan itu berbahaya.

Risiko-risiko Kecanduan Alkohol telah diketahui merupakan substansi candu. Kerentanan (atau kemungkinan) menjadi seorang alkoholik (diistilahkan secara halus “problem drinker”) bergantung pada sejumlah faktor. Kesempatan berkembangnya alkoholisme selama masa hidup adalah 13 persen (13 orang dari setiap 100 orang yang minum alkohol). Jika ada sanak keluarga tingkat satu (ayah, ibu, paman, bibi, kakek-nenek) yang menderita ketergantungan alkohol, persentase ini berlipat ganda. Jika percobaan dengan alkohol mulai di bawah usia 14 tahun, persentase kesempatan ketergantungan meningkat sampai 40 persen lebih.5 Ini memperlihatkan pentingnya pendidikan alkohol sejak usia dini dan memperkuat hubungan dan keterikatan dengan orang muda. Dukungan sosial ini mengembangkan gaya pegas, menyanggupkan orang muda mengatasi keputusan-keputusan dan pilihan-pilihan sulit meskipun ada tekanan teman sebaya. Lapisan perlindungan tambahan dan penting bagi kaum muda dan tua adalah hubungan dengan serangkaian nilai-nilai, seperti prinsip-prinsip Alkitab dan berjalan bersama Juruselamat yang telah bangkit. Alkohol dan Kanker Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian secara global. Satu contoh menarik dari hubungan antara meminum alkohol dan kanker berasal dari Uni Eropa, dimana kanker merupakan penyebab kematian paling umum kedua dan 2,5 juta penduduk didiagnosis dengan kanker setiap tahun. Diperkirakan bahwa 10 persen dari kanker pada pria dan 3 persen pada wanita bisa secara langsung dikaitkan dengan penggunaan al-

kohol. Selanjutnya diperkirakan bahwa 30 persen kanker di bagian dunia ini bisa dicegah melalui pilihan-pilihan gaya hidup yang lebih sehat. Akan tetapi, Laporan Eurobarometer tahun 2010 mendapati bahwa 1 dari 5 warga Eropa tidak percaya bahwa ada kaitan antara alkohol dan kanker; 1 dari 10 orang sama sekali tidak peduli dengan fakta bahwa konsumsi alkohol bisa menyebabkan kanker.6 Sayangnya, hal masa bodoh ini tidak menghindarkan kita dari akibat-akibatnya. Ada bukti kuat yang mengaitkan alkohol sebagai penyebab kanker payudara pada wanita dan kanker usus baik pada pria mau pun wanita. Penemuan-penemuan ini telah dirangkumkan dan disampaikan pada laporan-laporan World Cancer Research Fund yang mencakup banyak hal di tahun 2007 dan 2011.7 Poin yang sangat ditekankan di sini dan banyak laporan ilmiah lainnya adalah bahwa tidak ada batasan yang aman/dosis alkohol yang bisa direkomendasikan untuk menghindari efek karsinogennya. Ini menempatkan sudut pandang tentang rekomendasi mana pun bahwa alkohol bisa digunakan untuk manfaat kesehatan, bahkan jantung, karena efek sampingan yang berhubungan itu nyata dan berbahaya.

Alkohol dan Masyarakat Sudah dikenal baik bahwa penggunaan alkohol berkaitan (seringkali penyebab) dengan segala macam kecelakaan: Kematian di jalan raya, kekerasan rumah tangga, pembunuhan, pemerkosaan, dan aktivitas kriminal lainnya. Pada tahun 2010, Profesor David Nutt dan rekan penelitinya menerbitkan satu analisis dalam jurnal bergengsi Lancet yang memperlihatkan bahwa di Inggris, alkohol lebih berbahaya daripada heroin dan kokain. Ini karena para penelitinya fokus pada efek yang dimiliki obat atau racun itu, bukan hanya pada si pengguna tetapi juga yang lain (keluarga, komunitas, dan masyarakat). Heroin, kokain, dan methamphetamine adalah obat-obat paling berbahaya bagi individu-individu.8 Alkohol juga merupakan penyebab utama keterbelakangan mental yang dapat dicegah di dunia. Ini karena alkohol bisa melewati plasenta dan merusak otak yang sedang berkembang dari bayi yang belum lahir. Sekali lagi, tidak ada tingkatan konsumsi alkohol yang aman selama kehamilan.9 Alkohol dan Kesehatan Jantung Selama 30 tahun terakhir alkohol dipromosikan sebagai “menyehatkan jantung” dan melindungi dari penyakit arteri koroner. Banyak yang telah ditulis dalam literatur populer dan ilmiah tentang itu. Semua penelitian ilmiah merupakan analisis retrospective, yang membuatnya subjek terhadap apa yang dikenal sebagai “confounder.”10 Confounder adalah faktor-faktor yang membuat interpretasi dari hasil-hasil data yang dianalisis lebih sulit, dan juga bisa menghasilkan kesimpulan yang keliru. Naimi dan yang lainnya menyimpulkan di tahun 2005 bahwa beberapa atau semua efek perlindungan jantung dari minum yang secukupnya itu bisa jadi disebabkan confounders ini. Penelitian-penelitian lain telah melanjutkan peringatan ini dan mencatat bahwa orang-orang bukan peminum yang disertakan dalam penelitian-penelitian tersebut, yang disebut memiliki le12 - 2011 | Adventist World

15


K E H I D U P A N

A D V E N T

bih banyak faktor risiko untuk penyakit jantung, adalah orangorang yang kurang berpendidikan, memiliki lebih sedikit akses kepada layanan kesehatan dan asuransi, dan merupakan kelompok sosioekonomi yang lebih miskin. Beberapa orang menyimpulkan bahwa kelompok non peminum tersebut tadinya merupakan peminum sebelum penelitian dilakukan dan telah berhenti minum karena alasan-alasan kesehatan.11 Satu karya terbaru oleh Dr. Boris Hansel menambahkan masukan pada pandangan itu bahwa penjelasan sesungguhnya dari hasil-hasil jantung yang positif pada peminum alkohol bukanlah berarti bahwa alkohol itu bersifat melindungi, namun bahwa rata-rata status kesehatan dan gaya hidup dari perilaku yang lain, seperti olahraga dan diet, lebih baik daripada yang orang-orang yang tidak minum alkohol.12 Singkatnya, berbicara tentang risiko kesehatan yang berkaitan dengan penggunaan alkohol, tidaklah masuk akal mempromosikan penggunaannya untuk kesehatan jantung, terutama bila ada intervensi yang sudah terbukti dan aman untuk pencegahan penyakit jantung, seperti olahraga teratur setiap hari dan diet yang menyehatkan.

Kesimpulan Kadang-kadang kita bersikeras menjaring di lautan yang banyak hiunya seperti alkohol, hanya untuk mencari satu ekor ikan sarden yang berguna yakni bukti menyehatkan yang berpihak pada penggunaan alkohol. Sebagai gantinya, kita diberkati memiliki penuntun yang menawarkan perlindungan melawan masalah-masalah yang diakibatkan alkohol: pilihan-pilih­ an terdidik, olahraga, istirahat, makan sehat, udara segar dan sinar matahari, air bersih (di dalam dan di luar), percaya kepada Allah, dukungan sosial, dosis optimisme yang cukup, dan tentu saja, pertarakan yang dalam definisinya mendorong kita

6

1. Alkohol adalah racun dan merusak

untuk membuang semua hal-hal berbahaya dan menggunakan secara bijak hal-hal yang menyehatkan dan baik. Pertarakan, hidup melalui kuasa yang menyanggupkan dari Tuhan Yesus Kristus yang pemurah, berguna sebagai fondasi untuk pengalaman penuh Roh yang bisa menyelenggarakan satu kehidupan yang bebas alkohol dan penyakit-penyakit yang menyertainya. Jadi haruskah orang-orang yang tadinya tidak minum mulai meminum alkohol? Berdasarkan bukti tadi, sama sekali tidak! Haruskah mereka yang sekarang masih meminumnya, berhenti? Berdasarkan bukti yang sama, tak ragu lagi ya! “Kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu” (1 Kor. 6:19, 20). Kita ini milik siapa? n www.who.int/substance_abuse/publications/global_alcohol_report/en. www.who.int/substance_abuse/publications/global_alcohol_report/msbgsruprofiles.pdf. Idem. 4 Thomas Babor, Alcohol: No Ordinary Commodity, edisi kedua (New York: Oxford Press, 2010), hlm. 70. 5 Richard K. Ries, dkk., Principles of Addiction Medicine, edisi keempat (Philadelphia: Wolters Kluwer, 2009). 6 www.eurocare.org/library/latest_news/alcohol_and_cancer_the_forgotten_link. 7 www.wcrf.org. 8 David Nutt, dkk., “Drug Harms in the UK: A Multicriteria Analysis,” The Lancet, 1 Nov. 2010. 9 Alcohol: No Ordinary Commodity, hlm. 1,393. 10 Timothy S. Naimi, dkk., “Cardiovascular Risk Factors and Confounders Among Nondrinking and Moderate-Drinking U.S. Adults,” American Journal of Preventive Medicine, 28, no. 4 (2005) hlm. 369. 11 Kaye Middleton Fillmore, dkk., “Moderate Alcohol Use and Reduced Mortality Risk: Systematic Error in Prospective Studies and New Hypotheses,” Addiction Research and Theory. 12 Boris Hansel, dkk., “Relationship Between Alcohol Intake, Health and Social Studies, and Cardiovascular Risk Factors in the Urban Paris-Ile-De-France Cohort,” European Journal of Clinical Nutrition 64:561-568. 1 2 3

Alasan

Peter N. Landless, seorang ahli jantung nuklir bersertifikat, merupakan seorang associate director di Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference di Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat.

untuk

Tidak Meminumnya

4. Tidak ada ukuran asupan alkohol yang tubuh manusia. aman untuk menghindari efek samping dan akibat-akibatnya yang berbahaya. 2. Alkohol berpotensi candu. 3. Alkohol adalah karsinogen yang sudah 5. Pernyataan manapun yang mengaku adanya manfaat jantung (terutama terbukti—menyebabkan berbagai jenis penyakit arteri koroner) itu dinetralkan kanker. dan dipudarkan oleh bahaya-bahaya yang berkaitan dengan penggunaan alkohol.

16

Adventist World | 12 - 2011

Oleh Peter Landless

6. Konsekuensi global dari penggunaan alkohol semakin bertambah, dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memiliki kesempatan dan tanggung jawab untuk mendidik, mengembangkan, mempromosikan, dan memainkan peran penting dalam penyuluhan menentang penggunaan alkohol.


Oleh Ellen G. White

R O H

Pemberian

allah

aik B

yang

N U B U A T

Bukan Bahan Gurauan Banyak orang yang membaca peringatan ini akan tertawa. Mereka akan berkata, “Tentunya sedikit anggur atau sari buah apel yang saya gunakan tidak akan membahayakan.” Setan telah menggunakan orang-orang seperti itu sebagai mangsanya; ia menuntun mereka sedikit demi sedikit, dan mereka tidak merasakannya sampai sudah menjadi rantai kebiasaan dan seleranya sudah terlalu kuat untuk dihilangkan. Kita sudah melihat kuatnya selera itu pada diri manusia; kita melihat betapa banyaknya orang dari segala profesi dan dengan tanggung jawab berat, orang-orang yang ditinggikan, yang memiliki talenta menonjol, dengan

Cara terbaik untuk menikmatinya adalah seperti yang Allah kehendaki.

Y

esus Kristus adalah pemula dari semua pekerjaan misionaris yang dilakukan di dunia kita. Ia melakukan mukjizat-mukjizat untuk menyembuhkan orang sakit, tetapi Ia tidak pernah melakukan itu atas nama-Nya sendiri. Mukjizat pertama yang tercatat dilakukan pada pesta pernikahan di Kana, ketika Ia mengubah air menjadi anggur.... Oleh mukjizat ini Kristus berharap mengajar bahwa anggur yang tidak beragi jauh lebih baik daripada anggur beragi. Kristus tidak pernah menciptakan anggur beragi. Anggur yang dibuat pada kesempatan ini tepat seperti anggur yang berasal dari tandan buah aslinya. Kristus mengetahui pengaruh anggur beragi, dan dengan memberikan anggur tak beragi yang murni kepada mereka, Ia memperlihatkan satu-satunya cara aman untuk menggunakan sari buah anggur.1 Saya memiliki beberapa hektar tanah dimana ketika membelinya, sudah disiapkan untuk minuman anggur; tetapi saya tidak akan menjual satu pon sekalipun untuk perusahaan minuman anggur mana pun. Uang yang bisa saya dapatkan darinya memang akan menambah penghasilan saya; tetapi lebih baik daripada menambah penyebab tidak bertarak dengan membiarkan mereka menyeleweng kepada minuman anggur, saya lebih suka membiarkan mereka kekurangan mi­

numan anggur. Karunia-karunia Allah Apel dan anggur adalah karunia Allah; buah ini bisa digunakan sebaik mungkin dengan digunakan sebagai bahan makanan yang menyehatkan, atau bisa disalahgunakan.... Kita berdiri di hadapan dunia sebagai para pembaru: Janganlah kita memberikan kesempatan apa pun untuk... orang yang tidak percaya mencela keyakinan kita. Kristus berkata: “Kamu adalah garam dunia,” “terang dunia.” Marilah kita tunjukkan bahwa hati kita dan suara hati kita berada di bawah pengaruh kasih karunia Ilahi yang mengubahkan, dan bahwa kehidupan kita dikuasai oleh prinsip-prinsip murni hukum Allah, meskipun prinsipprinsip ini mungkin perlu mengorbankan kepentingan-kepentingan duniawi.2 Karena alasan apa pun, tidaklah aman bagi beberapa orang untuk menyimpan minuman anggur atau sari buah apel di rumah mereka. Mereka telah mewarisi selera terhadap bahan-bahan perangsang, yang terus-menerus dipromosikan Setan.... Seorang profesor agama yang menyukai bahan-bahan perangsang ini, dan membiasakan dirinya sendiri menggunakannya, tidak pernah bertumbuh dalam kasih karunia....

pencapaian tinggi, yang memiliki perasaan yang halus, saraf-saraf yang kuat, dan kuasa pertimbangan yang tinggi, mengorbankan segala sesuatu untuk penurutan hawa nafsu.... Biarlah semua orang yang mengakui kebenaran zaman ini, dan menjadi para pembaru, bertingkah laku sesuai dengan keyakinan mereka.... Kita harus menjadi para pengikut Kristus, menetapkan hati dan pengaruh kita melawan semua ke­ biasaan buruk. Bagaimanakah seharusnya perasaan kita pada hari ketika penghakiman Allah dilaksanakan, menemui orang-orang yang telah menjadi para pemabuk melalui pengaruh kita? Kita hidup di masa yang tidak peduli penebusan, dan kasus-kasus kita harus segera ditinjau di hadapan Allah. Bagaimanakah kita akan berdiri di istana surga, jika tindak-tanduk kita menganjurkan penggunaan bahan-bahan perangsang yang menyesatkan pertimbangan, dan merusak sifat baik, kemurnian, dan kasih kepada Allah?3 n 1 2 3

Christ Triumphant, hlm. 230. Temperance, hlm. 99-101. Advent Review and Sabbath Herald, 25 Mar. 1884.

Orang Advent percaya bahwa Ellen G. White (1827-1915) mempraktikkan karunia bernubuat Alkitabiah selama lebih dari 70 tahun pelayanan publik.

12 - 2011 | Adventist World

17


CERITA SAMPUL

Sejarah ACA Setengah abad yang lalu 90 siswa bersama-sama dengan profesor musik dan bahasa John Hamilton dari LSU mengadakan perjalanan ke French Adventist Seminary di Collonges-sous-Salève, sekitar lima mil dari Geneva melintasi perbatasan Swiss-Perancis, untuk program ACA yang pertama kalinya. Hamilton tinggal bersama para siswa sepanjang tahun itu sambil mempelajari Bahasa Perancis dan budayanya. Menurut direktur program ACA sekarang ini, Odette Ferreira, jumlah mahasiswa itu belum per-

18

Adventist World | 12 - 2011

L a r r y

B l a c km e r

T

inggal di Spanyol dan belajar menjadi seorang guru Bahasa Spanyol bukanlah tujuan awal dari Anne Leah D. Guía. “Tadinya saya mau menjadi seorang dokter,” kata Guía, seorang junior di La Sierra University (LSU) di Riverside, Ka­ lifornia, Amerika Serikat. “Saya mengambil kelas-kelas Bahasa Spanyol di akademi dan perguruan tinggi, dan guru Bahasa Spanyol saya terus saja mengatakan bahwa saya harus pergi ke Spanyol. Tetapi saya bingung, Mengapa? Saya akan menjadi seorang dokter. Guía akhirnya mengalah pada permintaan gurunya dan melamar ke program Adventist Colleges Abroad (ACA) untuk belajar di Spanish Adventist Seminary (sebelumnya Sagunto Adventist College) di Valencia, Spanyol. Pertama kali ia masuk untuk program musim panas tahun 2009, tetapi sebelum pelajaran selama enam minggu berakhir, rencana hidupnya berubah. “Saya menyukainya!” kata Guía. “Saya kembali untuk tahun pelajaran 20102011, dan sekarang saya berencana untuk mengajar Bahasa Spanyol.” Meskipun ia telah menerima pelajaran Bahasa Spanyol selama tiga tahun, Guía berkata ia mengalami kesulitan memahami bahasa itu ketika pertama kali tiba di Spanyol. Tinggal di tengah orangorang yang berbahasa Spanyol dan mempelajari bahasa itu sepenuhnya, katanya, barulah membuat perbedaan. “Anda hanyut dalam Bahasa Spanyol di sini,” catatnya. “Kadang-kadang saya bahkan berpikir dalam bahasa Spanyol sekarang ini. Ini pengalaman yang hebat.”

Pendidikan

atas B

Tanpa

Adventist Colleges Abroad Merayakan 50 Tahun Oleh Sandra Blackmer


Kiri: BOGENHOFEN: Direktur sekolah ACA Gabriele Vogel (tengah, mengenakan jaket putih) berpose bersama para mahasiswanya di batu bulat selagi mengunjungi kastil lokal. nah diungguli. “Itulah kali pertama dan terakhir sebanyak itu mahasiswa pergi ke luar negeri dari satu sekolah ke satu sekolah,” kata Ferreira. Kini sejumlah total 350 sampai 400 mahasiswa dari Amerika Utara belajar di luar negeri tiap tahunnya melalui program musim panas ACA. Tujuh institusi tertier ACA menawarkan kursus sepanjang tahun: ■■ Adventist University of France (sebelumnya Saleve Adventist University), Colonges-sous-Saleve, Perancis. ■■ Brazil Adventist University, Sao Paulo, Brazil. ■■ Bogenhofen Seminary, Bogenhofen, Austria. ■■ Friedensau Adventist University, Friedensau, Jerman. ■■ Italian Adventist College, Villa Aurora, Florence, Italia. ■■ Spanish Adventist Seminary (sebelumnya Sagunto Adventist College, masih umum disebut Sagunto), Valencia, Spanyol.

Penawaran Program Kurikulum musim panas selama enam minggu disesuaikan untuk para pemula dan fokus secara eksklusif untuk belajar bahasa. Hampir seperti cuci otak dalam bidang bahasa agar siswa dalam waktu singkat memperoleh pengetahuan yang cukup untuk bisa berkomunikasi,” kata Ferreira. Kelas-kelas pendukung bidang bahasa diberikan selama tahun sekolah. Ter-

gantung sekolahnya, ini termasuk kesasteraan, budaya, sejarah, dan seni yang berkaitan dengan negara itu. Villa Aurora di Italia baru-baru ini menambahkan kelas hukum internasional dan Eropa, dan hak asasi manusia di Eropa. “Program ini harus memenuhi persyaratan akademis universitas-universitas di Amerika Serikat juga sesuai dengan aturan-aturan European Convention,” kata Ferreira. “Pelajarannya juga menyiapkan siswa untuk ujian yang diwajibkan oleh universitas-universitas pemerintah di negara itu. Mengikuti ujianujian ini merupakan pilihan, tetapi siswa yang memang mengikutinya dan lulus menerima sebuah diploma yang membuka kesempatan bagi mereka untuk membuka dan mengajarkan bahasa tersebut di seluruh dunia.” Semua universitas Advent di AS adalah anggota dari ACA North American Consortium. Enam universitas yang membanggakan departemen bahasanya dan terutama aktif dalam program itu: Andrews University (AU), La Sierra University (LSU), Oakwood University (OU), Pacific Union College (PUC), Southern Adventist University (SAU), dan Walla Walla University (WWU). Canadian University College juga berpartisipasi, tetapi bantuan finansial bagi siswa yang pergi ke luar negeri tidak tersedia dari pemerintah Kanada, sehingga mengurangi jumlah siswa yang mampu belajar di luar tanah kelahirannya. Institusi-in-

n ata n

v i g n a

Semua sekolah itu kecuali Friedensau juga menawarkan program-program musim panas. Perguruan Advent di Yunani, Jepang, Thailand, dan Ukraina hanya menyediakan program musim panas. ACA adalah anggota dari Council on International Educational Exchange

(CIEE), perkongsian terbesar untuk belajar di luar negeri. Ferreira berkata ia telah belajar banyak dari CIEE, tetapi menambahkan bahwa “mereka juga telah belajar banyak dari kami.” “Ada gereja di belakang kita,” jelas Ferreira. “Itu kelebihan kita dari sekolah non Advent dengan program pertukaran. Ketika salah seorang mahasiswa kita pergi ke sekolah ACA, mereka sudah ada rumah tinggal dan keperluan makan. CIEE selalu mencari perumahan, untuk keluarga yang mau menerima para siswa. Tetapi kita memiliki asrama.” Ferreira telah melayani sebagai direktur ACA selama 15 tahun. Ia berbicara dalam enam bahasa: Perancis, Jerman, Ibrani, Italia, Portugis, dan Spanyol. Ia memegang gelar master dalam bidang Philology (ilmu bahasa) dan gelar doktor dalam Linguistic yang diaplikasikan kepada bahasa-bahasa Latin. “Saya suka ACA,” kata Ferreira. “ACA adalah hidup saya.”

L a r r y

L a r r y

Kiri ke Kanan: Fridensau Adventist University, Salève Adventist University, Bogenhofen Seminary.

B l a c km e r

B l a c km e r

12 - 2011 | Adventist World

19


stitusi tertier ini membantu para siswa melamar ke sekolah-sekolah ACA, dan menerima nilai yang diperoleh selama tahun di luar negeri. LSU—barangkali karena sejarahnya dengan program itu— terutama mengakui pencapaian para lulusan ACA dengan menyediakan selempang yang bersulamkan bendera negara dimana mereka belajar. “Program ACA adalah salah satu contoh terbaik dari hubungan antara perguruan tinggi yang sinergis,” kata Larry Blackmer, Ketua Dewan ACA dan wakil ketua untuk pendidikan bagi Divisi Amerika Utara. “Program itu menyediakan mahasiswa di perguruan-perguruan tinggi AS dengan waktu yang cukup bagi mereka untuk memperoleh mata pelajaran utama atau tambahan dalam bahasa, tanpa biaya tambahan bagi sekolah-sekolah Amerika menggaji para profesor bahasa tambahan. Dan perguruan tinggi Advent yang lebih kecil, seperti yang ada di Eropa, diberikan dorongan dengan kedatangan mereka tiap tahunnya. Semua orang muncul sebagai seorang pemenang—terutama para siswa yang tidak belajar bahasa kedua saja tetapi juga belajar tentang bagaimana orangorang hidup dan berkomunikasi dalam satu budaya yang sangat berbeda dari mereka sendiri.”

Apakah yang dipikirkan para siswa? Masing-masing sekolah ACA itu unik dalam budaya dan lingkungan seki-

tarnya; berbeda juga dalam aturan. Beberapa condong pada aturan asrama tradisional yang menyertakan jam malam dan larangan asrama terhadap media— televisi, akses internet, dan sebagainya; yang lain lebih longgar. Tetapi variasi ini tampaknya tidak mempengaruhi keseluruhan pengalaman dari para mahasiswa ACA. “Suasana dan kelas-kelas padat dan hubungan yang Anda bangun di sini— tak terlupakan,” kata J.C. Carreon (LSU), yang bersekolah di Bogenhofen, Austria selama tahun sekolah 2010-2011. “Gurugurunya memberi kami semangat; mereka benar-benar ingin melihat kami berhasil. Seperti keluarga yang jauh dari rumah.” Nilai tambah lain dari Bogenhofen, kata para mahasiswa, lokasinya yang berada di tengah Eropa. Dengan stasiun kereta yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki dan berlokasi beberapa jam perjalanan jauhnya dari kota-kota seperti Vienna, Berlin, Frankfurt, dan Munich, para mahasiswa bisa melihat-lihat banyak hal. Perbedaan kampus juga menambahkan pengalaman itu. Sekitar 20 kewarganegaraan diwakilkan di tengah badan mahasiswa yang berjumlah total 150 orang. Jeff Stahlnecker (WWU), seorang mahasiswa ACA di Friedensau di Jerman, berkata ia segera merasa diterima di kampus dan segera berbaur. “Orangorangnya benar-benar terbuka dan mudah diajak berbicara,” katanya. Stahl-

n ata n

n ata n

v i g n a

v i g n a L a r r y

Kiri ke Kanan: Vila Aurora Italian Adventist College.

20

Adventist World | 12 - 2011

necker mengakui bahwa keterasingan Friedensau, yang terletak di hutan, kadang-kadang merupakan tantangan. “Jaraknya jauh dari kota terdekat,” katanya. Ia mengimbanginya dengan kegiatan bersepeda gunung. “Ada juga kursus tali temali dan olahraga lain serta aktivitas lain untuk diikuti,” katanya. Dua kali seminggu bus mengadakan perjalanan ke kota terdekat dan sekali sebulan ke Berlin juga membantu menghalau rasa terasing. Kesempatan untuk mengadakan perjalanan ke seluruh Eropa merupakan salah satu daya tarik utama belajar di luar negeri. Selama tahun sekolah terakhir mahasiswa ACA di Villa Aurora di Italia, berpartisipasi dalam lebih dari 10 perjalanan ACA. Di antaranya kunjungan ke Venice, Sicily, Naples, Milan, dan Roma. Bepergian ke negara-negara Eropa lain pada akhir pekan dan selama liburan sekolah itu nyaman dan tidak mahal. Terbang dengan beberapa penerbangan di dalam Uni Eropa itu senilai 20 euro (28,62 dolar AS) satu kali jalan. “Jika Anda ingin mempelajari sesuatu tentang diri Anda sendiri, tinggallah sementara di negara asing,” Timothy Hucks (AU), dari Rochester, New York, berkata. “Anda akan menemukan hal-hal apa saja yang selama ini Anda remehkan. Cara Anda menjalani hidup Anda sama sekali berbeda dengan cara mereka menjalaninya. Anda mempelajari segala hal—bagaimana untuk lebih tenang, bagaimana berubah bagi orang lain.”

B l a c km e r


Villa Aurora terutama bernilai sejarah. Bangunan tertua di kampus itu, yang berguna sebagai asrama perempuan dan kafetaria, berusia berabad-abad. Setelah Perang Dunia II, bangunan sekolah dan tiga bangunan asli dibeli dengan dana dari Persembahan Sabat Ketigabelas gereja Advent. Direktur ACA di sekolah itu, Antonietta Riviello, berkata bahwa seni adalah salah satu daya pikat utama Villa Aurora. “Tujuh puluh persen dari seni di seluruh dunia ada di Italia,” katanya. Casey Bartlett (PUC) dari Kalifornia,

yang bersekolah di Sagunto di Spanyol, menggambarkan waktunya di luar negeri sebagai kesempatan membuka mata. “Kadang-kadang kita hidup dalam kotak kecil, tetapi ketika Anda membuka kotak itu, maka Anda menyadari bahwa ada begitu banyak lagi di luar sana,” katanya. Direktur ACA Spanish Adventist Seminary, Juan Antonio López telah bekerja di perguruan itu selama lebih dari 40 tahun. Program ACA telah ada di sana sekitar 30 tahun. López menasihatkan para mahasiswa yang sedang berencana belajar di luar negeri untuk mempelajari

n ata n

v i g n a / L a

S i e r r a

U n i v e r s i t y

Atas: TANDA KELULUSAN: La Sierra University menyediakan selempang bagi para mahasiswa ACA, yang bersulamkan bendera negara di mana mereka belajar.

r e b e c c a

w i d m e r

n ata n

Kiri ke kanan: River Plate Adventist University; Spanish Adventist Seminary (Sagunto).

v i g n a

bahasa dasarnya terlebih dahulu, dan berencana untuk tidak berbicara Bahasa Inggris di kampus itu. “Mereka harus menyibukkan diri mereka sendiri dalam bahasa itu selagi di sini,” kata López. “Dengarkan stasiunstasiun radio dalam Bahasa Spanyol. Telusuri tempat-tempat berbahasa Spanyol di internet. Dan jangan takut berteman atau membuat kesalahan.” Kenneth Wright dari Florida, bersekolah di Sagunto College sebagai mahasiswa ACA selama tahun sekolah 19931994. Ini diikuti oleh musim panas di Southeast Asia Union College di Singapura. “Itu adalah tahun terbaik pengalaman kuliah saya,” katanya. Yang sekarang telah menjadi agen penjualan untuk Medtronic Neuromodulation, Wright menggambarkan lancar berbahasa Spanyol itu sebagai “aset luar biasa” bagi kariernya. “Terjun langsung dalam budaya dan mengadakan perjalanan internasio­ nal menyediakan satu sudut pandang yang segar bagi diri saya sendiri dan dunia di mana kita tinggal,” katanya. Eliel Cruz-López (AU) menghabiskan masa tahun ajaran 2010-2011 di Adventist University of France dui Collonges. Ia menggambarkan lokasinya sebagai yang “menakjubkan. Ketika Anda bang­ un di pagi hari dan melihat Danau Geneva di luar jendela—indah sekali.” Walaupun begitu ia memang merindukan beberapa kenyamanan dan kesenangan di rumah, termasuk mobil dan telepon selularnya. Bagi André Murray (AU), dari Orlando, Florida, nilai tambah terbesar dari Collonges adalah perbedaan di antara guru. “Yang satu dari Polandia, satu dari Perancis, dan yang lain dari Jerman,” kata Murray. “Mereka semua memiliki penampilan dan gaya mengajar yang berbeda-beda, yang membantu bilamana Anda memadukannya dengan belajar bahasa yang berbeda, karena Anda bukan hanya mempelajarinya dari buku penuntun.” Direktur ACA di Collonges, Daniela Gelbrich mengatakan hal lain tentang ACA, yakni bahwa para mahasiswa tinggal di lingkungan Advent bersama orang lain yang sama-sama memiliki nilai-nilai dan keyakinan yang serupa. Ia menambahkan bahwa Collonges itu merupakan “kampus yang indah di jantung benua Eropa. Kami berada di kaki pegunungan

12 - 2011 | Adventist World

21


Alpen. Para mahasiswanya bisa bermain ski dan papan salju pada musim dingin dan naik gunung dan mendaki batu karang di musim panas. Itu adalah kesempatan yang menyenangkan.” Dengan total penerimaan sekitar 3.000 siswa, River Plate di Argentina merupakan sekolah ACA terbesar. Antara 50 sampai 80 mahasiswa ACA bersekolah di sana setiap tahun. Programnya telah menjadi bagian dari kurikulumnya sejak tahun 1995, dan direktur ACA sekolah tersebut, Haroldo Brouchy, terlibat sangat aktif selama waktu itu. “Keahlian berbicara dalam Bahasa Spanyol dengan fasih sebagai bahasa kedua membuka kesempatan karier yang luas cakupannya,” ujar Brouchy. “Ada kebutuhan besar terhadap para penerjemah Spanyol dan penafsir, terutama di AS, dan itu dapat menyediakan lebih banyak kesempatan untuk melayani gereja di berbagai bagian dunia.” Brouchy juga menekankan keuntungan menjadi bagian dari masyarakat global dan beraneka budaya: semakin besarnya perbedaan berpikir, dan meningkatkan pemahaman tentang, dan kepedulian untuk budaya lain. Jeena Foronda (SAU), dari Potomac Utara, Maryland, menghabiskan tahun

ajaran terakhir di River Plate. Ia menggambarkan tiap hari waktunya di sana sebagai satu petualangan baru. “Ada begitu banyak yang harus dipelajari dan ditemukan,” katanya. “Membiarkan diri saya sendiri terbuka dan larut dalam budaya yang baru dan berbeda merupakan satu kesempatan yang tidak pernah akan saya sesali atau lupakan.”

Manfaat-manfaat yang Tidak Terduga Ferreira setuju dengan Brouchy bahwa manfaat belajar di luar negeri tidak secara eksklusif kepada mereka yang ing­ in menjadi guru bahasa. Adanya pengalaman belajar di luar negeri selama setahun pada resume bisa juga membuka pintu-pintu yang tak terduga. Seorang mantan mahasiswa ACA—yang sekarang menjadi seorang pengacara—yang bersekolah di Bogenhofen selama dua tahun memberitahu Ferreira bahwa pada awalnya ia diterima di Yale University karena pernah belajar di luar negeri. Administrasi, katanya, mengutip tahun-tahunnya selama berada di Austria sebagai catatan yang menarik perhatian mereka. Putra Ferreira sendiri, katanya, memperoleh posisi ranking tinggi di Persatu-

Jangkauan Keluar ACA

C r i s t i a n

Karena larangan visa, para mahasiswa tidak bisa bekerja selama tahun mereka di luar negeri. Namun selama masa pelatihan, seperti mengajar Bahasa Inggris di sekolah dasar dan menengah setempat, tersedia bagi mereka. Di Spanish Adventist Seminary, mahasiswa ACA, Anne Leah D. Guía mengajar Bahasa Spanyol kepada para pengungsi Afrika yang tinggal di sebuah penampungan yang bernama La Casa Nueva, yang dibantu oleh Gereja Katolik, Departemen Kesehatan Spanyol, dan ADRA (Adventist Development and Relief Agency). Alumnus Spanish Adventist Seminary, Christian Pancorbo membantu menjalankan komunitas yang terdiri dari 69 pria yang menyebut tempat itu rumah. “Kami mempunyai air, listrik, dan mesin cuci untuk mereka di penampungan,” kata Pancorbo. “Truk-truk membawa air. Kami memberikan mereka bahan makanan seperti tepung, tomat, dan beras dua kali sebulan.” Suplai mengajar untuk para pengungsi juga terbatas. “Saya tidak memiliki papan tulis atau apa pun,” kata Guía. “Benar-benar primitif. Tetapi kenyataannya, yang Anda perlukan hanyalah sebuah ruangan dan antusiasme untuk mempelajari bahasa yang berbeda.”

22

Adventist World | 12 - 2011

R .

an Bangsa-bangsa karena kemampuannya berbicara lebih dari satu bahasa. “Bahasa itu sangatlah penting sekarang ini,” kata Ferreira. “Kita harus memikirkan mengenai pekerjaan dan bukan hanya akademis. Banyak pemimpin gereja sekarang ini adalah mantan mahasiswa ACA, jadi mengetahui lebih dari satu bahasa itu berguna dalam segala bidang kehidupan—termasuk pelayanan kepada gereja global.” n

Untuk mengetahui lebih banyak tentang Adventist Colleges Abroad, kunjungi www.aca-noborders.org, atau teleponlah kantor ACA di Divisi Amerika Utara di Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat, di 301-680-6444.

Sandra Blackmer adalah seorang Asisten Editor Adventist World dan tinggal di Silver Spring, Maryland, AS.

Pa n c o r b o

L a r r y

D .

B l a c km e r

Atas: KELAS YANG UNIK: Mahasiswa ACA Anne Leah D. Guía bersama dua siswanya di La Casa Nueva. Kanan: DIREKTUR: Alumnus Spanish Adventist Seminary, Christian R. Pancorbo adalah direktur dari penampungan pengungsi itu.


K E P E R C A Y A A N

D A S A R

Memandang Kembali PASAL 13

pada

asa Depan MUmat Allah yang Sisa

Oleh Richard W. Medina dan Rubia B. Medina

S

etiap tahun orang-orang Yahudi, Kristen, Muslim, dan Druze mengunjungi sebuah gua, yang secara tradisional dikenal sebagai Gua Elia, terletak di Gunung Karmel, untuk melayangkan permohonan-permohonan khusus dan membuat janji kepada Allah. Sekarang ini banyak orang sudah mengurangi kehidupan keagamaan untuk berdoa dan berjanji di sebuah tempat suci atau kapel, tidak tertarik menghidupkan pekabaran dalam Firman Allah. Sementara itu, Alkitab mengatakan tentang umat yang sisa, yakni sebagian kecil orang percaya yang menuruti perintah Allah, termasuk sepuluh hukum, dan mempercayai nubuatan atau Roh Nubuat (Wahyu 12:17; 19:10; 2 Petrus 1:19), yang dipercayai orang Advent telah diperlihatkan dalam pelayanan Ellen G. White. Sebagai satu cara memandang kembali ke dalam masa depan itu, cerita Perjanjian Lama tentang Raja Ahab, Obaja, dan janda Sarfat membantu kita, melalui perbandingan dan perbedaan, untuk mendapatkan sekilas karakter dari umat Allah yang sisa di akhir zaman.

Pelanggaran dari Kebenaran yang Tak Terpisahkan Peringatan “Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap te-

guh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil” menunjukkan bahwa Firman Allah dan nubuatan itu merupakan satu kebenaran yang tak terpisahkan (2 Taw. 20:5-20). Dalam hal Ahab dan bangsanya, entah bagaimana kebenaran ini diabaikan. Kitab Suci berkata bahwa bangsa itu (termasuk sang raja) melanggar “Perintah Tuhan,”1 dan menolak Elia sang nabi (1 Raj. 19:10, 14; 16:30; 18:18; 21:20, 22, 25). Mereka menyembah Baal, bahkan bertindak lebih jauh dengan membangun sebuah kuil baginya di Samaria dan membuat patungnya dari kayu /batu (1 Raj. 16:31-33; 18:22, 24; 2 Raj. 10:26, 27). Kemungkinan besar mereka mencemarkan Sabat juga. Ketika mencoba mengambil alih kendali kebun anggur Nabot, sang raja, para penatua, dan orang-orang kota menyebut nama Allah dengan sia-sia, ditambah ketamakan, dan terlibat dalam saksi palsu, pembunuhan, dan pencurian (1 Raj. 21:8-16, 19). Yang bahkan lebih buruk lagi, Ahab menganggap Elia sebagai seorang pembawa masalah dan musuh pribadinya, yang seringkali menentang misinya (1 Raj. 19:1; 18:17; bandingkan 21:20; 22:17, 29). Dalam hubungan antar pribadi kita setiap hari, seberapa seringkah kita menjadi korban dari pemikiran dan ambisi kita sendiri dan menolak menuruti Firman? Bagaimanakah kita hubungkan dengan nasihat nabi Allah itu?

Kecenderungan Pemujaan pada Diri Sendiri Seseorang mungkin bertanya-tanya mengapa pemujaan Baal itu demikian menarik bagi Ahab dan bangsanya. Di dunia kuno, Baal adalah dewa badai orang Kanaan dan tuhan atas langit, yang menyediakan hujan dan kesuburan. Ia juga patriot yang berjuang melawan Yam (dewa laut) dan Mot (dewa kematian). Bahwa dia disembah menggantikan Tuhan di Israel memperlihatkan bahwa bangsa itu percaya kalau ia memiliki kua­sa yang serupa dengan kuasa Allah atau bahkan lebih kuat lagi. Pemujaan Baal menuntut sumpah pengurapan dan korban hewan serta doa-doa. Sebagai pahala kepada para penyembah diberikan “kebebasan moral,” satu kehidupan yang tidak bermoral. Ini menjelaskan mengapa Ahab melayani Baal dan dengan demikian melakukan kejahatan di hadapan Tuhan (1 Raj. 21:20, 25). Hasil dari kemurtadan ini adalah kekeringan yang parah dan bala kelaparan yang bahkan sampai ke Sarfat (1 Raj. 17:1, 7; 18:2, 18). Kelihatannya bahwa Baal masih ada sekarang ini, meskipun mengenakan pakaian baru dan bersalut nama ilmu pengetahuan, teknologi, atau industri hiburan. Jika itu memenuhi kebutuhan saya, jika itu menyediakan satu rasa memiliki dan aman, pastilah berguna—dan perintah Allah serta pekabaran nubua12 - 2011 | Adventist World

23


K E P E R C A Y A A N

D A S A R

tan-Nya mungkin terdengar aneh atau kuno! Apakah Anda juga mengalami kedangkalan dan kehampaan dari pemujaan modernitas?

Menghidupkan Kebenaran yang Tak Terpisahkan Itu Meskipun mayoritas telah memilih kehidupan yang berpusat pada diri sendiri mengikuti Baal, tetapi Tuhan tetap memiliki satu umat sisa yang setia. Ia “meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia” (1 Raj. 19:18). Di antara mereka ada Obaja, pelayan istana Ahab. Ia sangat menghormati Tuhan sejak masa mudanya dan mempercayai nabinya (1 Raj. 18:3, 7, 8, 12, 16). Bahkan membahayakan hidupnya sendiri, “Karena pada waktu Izebel melenyapkan nabinabi TUHAN, Obaja mengambil seratus orang nabi, lalu menyembunyikan mereka lima puluh lima puluh sekelompok dalam gua dan mengurus makanan dan minuman mereka” (1 Raj. 18:4; lihat juga ayat 13). Dengan cara yang sama, seorang janda non Israel bersama dengan seisi rumahnya, termasuk sejumlah sanak keluarga dan pelayan, menyembah Tuhan (1 Raj. 17:15, 17). Mereka hidup di Sarfat wilayah Funisia, dekat Sidon (di Libanon modern), di bawah pemerintahan ayah Izebel, Raja Etbaal (1 Raj. 16:31; 17:9).2 Sejalan dengan arti nama

isa Umat S dan

raja itu, Baal adalah dewa nasional Sarfat. Meskipun dengan adanya kesamaan keagamaan itu , janda tersebut dengan berani memilih untuk melayani Tuhan (ayat 9). Maka oleh karena itu, kebutuhan rumah tangganya terhadap makanan dan minuman, keamanan, kasih, dan harga diri terpenuhi sedangkan di tempat lain hanya ada keputusasaan (ayat 15, 16). Wanita Sarfat itu bukanlah orang baru. Ia rindu percaya kepada Allah dan sudah akrab dengan melihat keadilan Ilahi. Di hadapan Elia ia mengakui: “Tuhan yang hidup” (1 Raj. 17:1, 12); dan dihadapkan dengan kematian mendadak anaknya, ia berkata: “Singgahkah engkau kepadaku untuk mengingatkan kesalahanku” (1 Raj. 17:18; bandingkan Mzm. 109:14; Yes. 64:8; Yer. 14:10; Hosea 8:13; 9:9). Sementara Ahab dan bangsanya melanggar sepuluh hukum, umat sisa ini hidup dengan setia melayani orang lain. Kisah-kisah tentang wanita Sarfat dan Obaja khususnya diselipkan dalam cerita Ahab (1 Raj. 16:28-22:40) untuk membedakan karakter sesungguhnya dari iman yang hidup dengan kehampaan agama penyembahan berhala di masa polarisasi teologi, bencana alam, dan kekacauan politik—entah bagaimana daftar ini kedengarannya sudah sangat biasa! Maksudnya, mereka menggambarkan individu-individu yang mencirikan umat sisa di akhir zaman.

Mısinya

Dengan menghidupkan perintah Allah dan memiliki keyakinan dalam perkataan nubuatan, kita juga mendapati keamanan, hiburan, dan tuntunan dalam hidup. Penyembahan “Baal,” disamarkan dalam bentuk penyembahan berhala apa pun, yang mungkin memikat, namun dalam waktu dekat menjadi pilihan yang menghancurkan. Misi kita adalah untuk hidup dan menyatakan kebenaran Ilahi. “Sepanjang waktu dan di semua tempat” “Umat pilihan Allah harus berdiri teguh di bawah bendera kebenaran.”3 Ini adalah satu panggilan kepada satu umat sisa yang setia! n 1 Susunan kata “perintah Tuhan” muncul enam kali sebagai objek penurutan untuk memiliki negeri itu (1 Taw. 28:8), sebagai yang dilanggar (1 Sam. 13:13; 2 Raja. 17:19; 2 Taw. 24:20) atau ditinggalkan (1 Raj. 18:18; 2 Raj. 17:16) oleh rajaraja dan bangsanya. 2 Ironisnya, nama Etbaal berarti “bersama Baal.” 3 Ellen G. White, Manuscript Releases, jld. 4, hlm. 246.

Richard W. Medina dan istrinya, Rubia,

adalah tamatan dari Hebrew University, Jerusalem, Israel. Richard mempelajari bahasa-bahasa Semitik, dan Rubia mempelajari hal mengenai dunia muslim dan Timur Tengah.

Gereja universal terdiri dari semua orang yang benar-benar percaya kepada Kristus, tetapi di akhir zaman, satu masa penyebarluasan kemurtadan, satu umat sisa telah dipanggil untuk menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Umat sisa ini mengabarkan tibanya waktu penghakiman, menyatakan keselamatan melalui Kristus, dan mengumandangkan sudah dekat kedatangan-Nya yang kedua kali. Proklamasi ini dilambangkan oleh tiga malaikat dalam Wahyu 14; bertepatan dengan penghakiman di surga dan menghasilkan pekerjaan pertobatan dan reformasi di bumi. Setiap orang percaya dipanggil untuk memiliki bagian pribadi dalam kesaksian seluruh dunia ini. (Why. 12:17; 14:6-12; 18:1-4; 2 Kor. 5:10; Yud. 3, 14; 1 Ptr. 1:16-19; 2 Ptr. 3:10-14; Why. 21:1-14).

24

Adventist World | 12 - 2011


PERTA NYAA N AL K ITA B P ERTANYAAN :

Apakah Serafim itu?

gawi (ayat 3, 7). Tingkah laku mereka mengekspresikan satu roh kerendahan hati dan hormat di hadapan hadirat Tuhan. rti dari istilah Ibrani śārāph (jamak, śerāphîm) itu tidak Mengapa mereka disebut serafim? Kata kerjanya “membatentu. Sebagian besar orang mengatakan itu diambil kar” (śārāph) dapat mengungkapkan pemikiran tentang kecedari kata kerja śārāph, yang artinya “membakar selumerlangan, menunjukkan bahwa serafim itu adalah malaikat ruhnya.” Kata benda śārāph dengan demikian berarti “pembadengan cahaya yang luar biasa atau kelihatan seperti berapi. karan/yang berapi.” Banyak orang percaya bahwa istilah terseBarangkali kecemerlangannya, keenam sayapnya, dan posisi but menandakan makhluk seperti ular, tetapi ini tidak pasti. mereka di takhta Allah membedakan mereka dari kerubium, Kita harus memeriksa bukti Alkitab dan penggunaan istilah yang seringkali dikaitkan dengan takhta Allah. yang berbeda-beda tersebut. 3. śeraphîm dan Makhluk Iblis: Dua ayat dalam Yesaya 1. śeraphîm dan Ular: Sejumlah ayat menghubungkan mengaitkan serafim dengan Iblis. Ini mungkin bisa kembali paśerāphîm dengan ular. Sebagai akibat dari pemberontakan bang- da pengalaman bangsa Israel di padang gurun. Padang gurun sa Israel di padang gurun, Tudalam Alkitab merupakan sahan mengirimkan “ular-ular tu simbol kematian dan temtedung [śerāphîm] ke antara pat tinggal para Iblis. Bangsa bangsa itu” (Bil. 21:6). Setelah Israel, yang selama zaman Yebangsa itu mengakui dosa mesaya meminta bantuan dari reka, Tuhan menyuruh Musa Mesir, digambarkan sedang “Buatlah ular tedung dan tamelalui padang belantara itu, ruhlah itu pada sebuah tiang” “Melalui suatu negeri yang (ayat 8). Dalam ayat terakhir penuh kesesakan dan kesemini istilah ular tedung atau pitan, tempat singa betina śārāph merujuk kembali pada dan singa jantan yang mengungkapan tadi “ular-ular teaum, tempat ular beludak dan dung [śerā­phîm].” Dalam ular naga terbang [śārāph Ulangan 8:15 padang gurun mecōphēph, secara harfiah, digambarkan sebagai “yang “ular terbang”]” (Yes. 30:6). besar dan dahsyat itu, dengan Hewan-hewan bisa diOleh ular-ular yang ganas [nāchāš gunakan sebagai simbol roh Angel Manuel śārāph, secara harfiah, “se­ jahat (mis., Mzm. 7:2; 1 Ptr. Rodríguez raph, ular”] serta kalajengk5:8), dan nabi bisa saja sedang ingnya dan tanahnya yang mengatakan bahwa jalan megersang, yang tidak ada air.” nuju Mesir adalah salah satu Pertanyaannya adalah, dimana kekuatan Iblis berdiapakah artinya istilah seraph dalam ayat ini? Itu digunakan seam. Dalam hal ini “ular naga terbang” itu akan mewakili kuasa bagai kata sifat yang merujuk pada satu jenis ular tertentu. Ber- malaikat jahat (lihat Yes. 30:7, di mana Mesir diidentifikasi dedasarkan pada arti bentuk verbalnya, śārāph merujuk pada sengan Rahab, satu monster jahat yang dikalahkan Tuhan [Mzm. ekor ular yang gigitannya menyebabkan rasa terbakar, pera89:10]). Dalam Yes. 14:29 orang-orang Filistea tidak boleh berdangan yang parah pada kulit yang membunuh seseorang, migembira, karena seorang raja yang lebih buruk daripada yang salnya seekor ular tedung. lain akan datang; ia akan seperti seekor “ular naga terbang.” Ti2. śeraphîm sebagai Makhluk Surgawi: Dalam Yesaya 6, is- dak ada dalam Yesaya 30:6 maupun 14:29, seraph diidentifikasi dengan seekor ular. Dalam kedua contoh itu ular itu terbang tilah śārāph diterapkan pada makhluk surgawi. Kita harus dan melambangkan Iblis yang bisa berarti kekuasaan Iblis yang mencamkan beberapa detil. Pertama, istilah ular (snake) tidak berperan dalam sejarah. Ini bisa menunjukkan bahwa Lusifer digunakan dalam pasal ini. Kedua, istilah tersebut digunakan didukung oleh serafim. sebagai kata benda. Ketiga, bentuk makhluk ini sebenarnya Pada sisi positif, pikirkan tentang sikap hormat dan kerenadalah manusia. Kedua serafim tersebut memiliki wajah, tangan, dan kaki, dan bisa bernyanyi dan berkomunikasi melalui dahan hati yang diperlihatkan oleh serafim itu, yang penam­ pakannya penuh kemuliaan, memilih untuk menutupi tubuh bahasa misalnya, jadi mereka adalah makhluk rasional (ayat 2, mereka untuk menyatakan bahwa hanya Dia yang duduk di 6, 7). Mereka memiliki enam sayap dan bisa terbang; mereka takhta yang layak mendapat semua kemuliaan. n itu adalah malaikat. Keempat, mereka memiliki satu fungsi spesifik. Mereka berada “di atas” takhta Allah; barangkali melayang-layang di atasnya, atau berdiri di sekelilingnya sebagai penjaga istana yang siap melayani Tuhan. Lebih spesifik lagi, Angel Manuel Rodríguez baru-baru ini pensiun sebagai Direktur peran merekalah yang menyatakan kesucian Tuhan dan untuk Biblical Research Institute of the General Conference. melayani atas nama orang-orang berdosa di tempat kudus sor-

A

Ular dan

Serafim

12 - 2011 | Adventist World

25


R E N U N G A N

Dikoto Oleh Maike Stepanek

B

erikut ada satu pertanyaan: Pernahkah mengalami karpet ditarik dari bawah kaki Anda? Kalau belum, dan Anda merasa perlu atau menginginkan pengalaman ini, milikilah seorang bayi. Waktu itu pagi hari Selasa dan saya tidak terlambat seperti biasanya untuk janji pertemuan Lukas dengan seorang dokter anak yang menyenangkan. Sementara kami membungkuk di atas anak saya, memeriksa keadaan kulit atopic dermatitis (peradangan kulit) yang semakin memburuk belakangan ini, Dr. Hwang memberikan saya dua pilihan untuk putra saya yang berusia empat bulan tersebut. Ia mengatakan saya bisa (a) menemui seorang spesialis kulit yang akan meresepkan krim kortison, atau (b) menghilangkan semua diet mengandung produk susu dari diet saya. Saya menunduk. Jangan salah sangka, saya mau mati demi putra saya, tetapi mati untuk diri sendiri demi keuntungan putra saya, itu kelihatannya sama sekali berbeda. Tidak begitu menyadari sisa percakapan tentang suntikan-suntikan, pikiran saya melayang ke roti panggang mentega yang panas; granola garing dengan yoghurt krim yang tebal; pizza keju buatan sendiri dan gelas-gelas tinggi berisi susu dingin, semua yang sepertinya tidak akan saya cicipi lagi dalam waktu dekat ini. Sejenak saya merenungkan olesan krim pada tangan putra saya dan sudah jenuh dengan itu—bukankah anak-anak lain bisa tahan dengan kortison? Saya merasa bersalah dan menyesal sendiri, pada saat bersamaan. Tiga puluh menit, tiga imunisasi, dan banyak uang keluar setelah itu, saya mengeluhkan keadaan itu kepada suami tercinta sambil melipat kereta bayi dan memuatnya ke belakang mobil. Responsnya membuat saya menangis dalam hati ketika ia mengingatkan bahwa ia sudah menyarankan itu beberapa minggu yang lalu. Saya ingat betapa saya benci kalau dia benar. Dia seringkali benar, tentang banyak hal. Saya menghela napas.

26

Adventist World | 12 - 2011

Saya Mengerti, Tuhan Sementara membereskan urusan kami sepanjang sisa petang itu, yang bisa saya pikirkan adalah hal-hal yang tidak akan saya makan. Sebenarnya tidak sebanyak itu yang harus ditiadakan: Mentega—ok—banyak mentega, yogurt, keju, krim, dan susu. Saya tidak melupakan cokelat, es krim, kue, roti, dan semacamnya. Sesungguhnya saya sudah lama berhenti memakan semua itu. Dua puluh empat jam kemudian, sementara Lukas sedang menikmati air susu ibunya yang bebas produk susu saat makan siang, saya tersentak, tentu saja bukan kebetulan, dengan ayat dalam 1 Korintus 2:9: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Ini mengingatkan salah satu saat kecerahan di mana Anda dihadapkan pada diri sendiri dan Anda dengan jelas melihat tangan Allah yang mengendalikan. Sekilas Tuhan mengingatkan dasawarsa terakhir dalam hidup saya, dan rasanya seperti mendengar Dia bertanya, apakah kau lihat sekarang, anak-Ku? Saya sudah sejauh ini oleh kasih karunia-Nya, dan tiba-tiba masa depan tanpa produk susu terasa tidak terlalu menakutkan lagi. Tuhan, saya sudah sejauh ini. Melalui pertolongan dan tuntunan-Mu, saya telah banyak bertumbuh. Terima kasih. Saya memikirkan kembali pada kurang lebih 12 tahun silam ketika saya seorang yang berpendirian, dalam belenggu vegan (vegetaris) tetapi perokok berat. Ironi perpaduan yang terakhir tidak pernah menyentak saya sampai seseorang mengemukakannya. Sekarang pemikiran itu mengingatkan perkataan bahwa tidak

&

ada yang begitu buta sebagaimana mereka yang tidak mau melihat. Tetapi syukurlah Tuhan memberikan kita terang dan senantiasa siap menuntun kita dan membimbing kita. Beberapa tahun berlalu dan serentetan keadaan menakjubkan yang mengubahkan setelah itu, saya sekarang menjadi seorang Advent, taat, merasa benar diri, vegan yang agak gemuk, berkat sejumlah besar cokelat vegan, es krim, kue, dan roti. Tetapi setidaknya saya seorang vegan, demikian saya memberitahu diri saya sendiri. Saya telah menjadi agak fanatik. Syukurlah Tuhan itu penuh kemurahan dan orang-orang yang dibawaNya ke dalam hidup saya adalah yang baik, berbelas kasih, dan tentu saja sangat panjang sabar sambil saya menjelaskan manfaat dari kehidupan tanpa produk susu, menguraikan keburukan dari situasi peternakan hewan zaman modern, dan mengajarkan tentang implikasi teologi dari makanan-makanan penutup berlapis krim, di antara hal lainnya. Menjalani Hidup Penuh Syukur dan Sesuai Kendati menjadi contoh utama dari apa yang tidak dilakukan (sebagai seorang vegan dan Kristen), ketidakpantas­ an pola hidup saya tidak membuat saya sadar sampai seorang vegetaris yang agak gemuk dengan dagu bulat menjelaskan tentang manfaat kesehatan hidup bebas dari daging. Pada perjalanan ter­ ak­hirnya ke Singapura, ia menjelaskan,


mi

Kesetıaan

Ilahi dalam istilah yang tegas, menanggapi kesehatan anak dalam gambar yang sedang makan daging, betapa ia lebih sehat dari keduanya karena berpantang dari segala sesuatu dari ibunya. Saya terkejut dan jadi malu, bukan pada kebodohannya tetapi pada kebodohan saya. Setelah kengerian itu, saya memuji Tuhan atas pembuka mata ini dan mencoba keras untuk pembaruan. Kemudian dua setengah tahun yang lalu, pagi hari setelah semalam ceroboh memakan makanan bergula banyak, saya akhirnya mulai mengerti apa yang selama ini suami saya coba jelaskan. Pada suatu saat, sementara kemarahan mendidih dalam diri saya untuk alasan yang tidak jelas dan air mata yang hangat dan tidak dapat dipahami mengalir di pipi saya berikutnya, saya menyadari apa yang selama ini Brian katakan itu benar. Sepertinya gula memiliki efek merugikan pada diri saya. Setelah menikmati kegemaran makan bersalut gula dan manisan, saya berubah menjadi monster yang meraung-raung atau menangis merengek-rengek—ini kata-kata saya, bukan kata-kata dia—saya menikahi seo-

rang pria yang bijaksana. Saya berpaling kepada teman yang dipercaya, internet, dan mencari kata “peka gula,” dan di sana diuraikan dengan jelas masalah hidup saya—seluruh komunitas individual, seperti saya, dengan kadar beta-endorfin yang secara alamiah rendah, kadar serotonin rendah, dan gula darah yang mudah berubah-ubah. Saya tidak merinci drama kehidupan dalam lima hari berikutnya tentang gejala-gejala penarikan diri, mual dan amarah yang hebat. Seminggu kemudian saya menjadi seorang yang sangat berbeda, dan suami saya memiliki seorang istri baru. Sekali lagi, saya berterima kasih kepada Allah atas pertolongan-Nya, dan mereka yang menjalani pengalaman bersama-sama dengan saya dapat memberi kesaksian pada perubahan yang bisa dilakukan oleh satu bahan makanan kepada sekelompok orang. Perjalanan penjualan es krim bersama teman-teman berubah menjadi berjalan-jalan di sekeliling taman dan aktivitas-aktivitas menarik lainnya, dengan tambahan manfaat mengurangi berat badan dan kenangan-kenangan yang bisa diceritakan untuk ta-

hun-tahun mendatang. Memang, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Saya begitu bersyukur karena Yesus tidak hanya bersedia mati bagi saya, tetapi juga mati bagi diri sendiri untuk keuntungan saya. Pemikiran itu saja membuat saya bersukacita dan menambah semangat. Allah benarbenar menginginkan yang terbaik bagi kita, dan segala sesuatu berjalan untuk kebaikan mereka yang dipanggil menurut maksud-Nya. Saya tidak pernah berhenti takjub betapa Tuhan telah mengubah hati saya. Kulit putra saya semestinya akan segera pulih dan ia akan mendengar tentang kisah perjalanan saya sua­tu hari kelak. Saya rindu memberitahu dia tentang Allahnya, yang telah mengasihi dia sejak dalam kandungan dan menginginkan yang terbaik baginya dan mengubah hati dan pikiran untuk menyelesaikannya. Dan bagi saya, gantinya enggan memikirkan masa depan, saya justru agak senang. Saya ingin tahu apa yang sedang Tuhan siapkan berikutnya. Sejujurnya—saya rasa ada hubungannya dengan olahraga. n

Maike Stepanek, suaminya Brian, dan Lukas kecil tinggal di Ilsan, Korea, pada saat penulisan artikel ini. Mereka baru pindah ke Thailand, di mana Brian melanjutkan pendidikannya dan Maike menikmati perannya sebagai ibu di kampus AsiaPacific International University. 12 - 2011 | Adventist World

27


P E L A JA R A N A L K I TA B

Menemukan

Sukacita Rasa Syukur dari

D

ua dari emosi positif dalam pengalaman manusia kita adalah ucapan syukur dan kegembiraan. Keduanya meningkatkan kesehatan dan membawa tenaga kepada seluruh sistem tubuh kita. Ilmuwan terkenal dunia, almarhum Hans Selye dari Montreal, pernah berkata bahwa dari semua emosi, rasa syukurlah yang paling kuat dalam mengurangi stres dan menambah umur panjang. Kita tidak menemui orang-orang sehat di tahun-tahun terakhir hidup mereka yang memiliki watak pemurung. Pernahkah Anda memperhatikan bahwa Anda secara alamiah tertarik kepada orang-orang yang menjalani kehidupan penuh rasa syukur? Mungkin Anda belum pernah bertemu dengan mereka, tetapi Anda secara alamiah tertarik kepada mereka. Dalam pelajaran bulan ini kita akan menemukan apa yang Alkitab katakan tentang hidup dengan hati yang berterima kasih dan roh mengucap syukur.

1 Baca Mazmur 95:2, 3. Gambarkan sumber kegembiraan dan rasa syukur Daud. Bandingkan ini dengan Mazmur 26: 6, 7. 2

Apakah yang dipercayai Daud pada kadar yang sangat eksistensial sehingga membuat dia tetap dalam roh bersyukur dan memuji? Baca Mazmur 71:6.

3

Gambarkan hubungan yang dilihat Paulus antara kasih karunia dan ucapan syukur dalam 2 Korintus 9:14; 15? Apakah kasih karunia selalu cukup untuk mengucap syukur—sekalipun dalam masa-masa sulit dan dicobai?

4

Bagaimanakah luasnya cakupan dari roh memuji dan mengucap syukur bagi Paulus? Bukankah dia menghadapi pencobaan yang tak biasa?

“Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” (Ef. 5:20). “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Fil. 4:4).

5

Selain memuji Allah atas kebaikan-Nya, sifat lain apakah yang Paulus tanamkan sebagai sumber pujian?

28

Adventist World | 12 - 2011

Oleh Mark A. Finley

“Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita?” (1 Tes. 3:9). “Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia” (Rm. 1:8). Paulus melihat kebaikan dalam diri orang-orang di sekitarnya, dan mengembangkan satu sikap mengucap syukur atas persahabatan mereka. Dalam ayat-ayat di atas ia mengungkapkan ucapan syukurnya bahwa gereja-gereja di Roma dan Tesalonika setia kepada perkara Kristus. Sungguh satu sifat yang baik ditanamkan!

6

Konsep tambahan apakah yang menuntun Daud untuk bersyukur? Apakah ini relevan di abad kedua puluh satu ?

“Sambil memperdengarkan nyanyian syukur dengan nyaring, dan menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib” (Mzm. 26:7). “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mzm. 19:2). “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya” (Mzm. 139:14). Dalam pelajaran bulan ini kita telah mempelajari sikap dari dua tokoh penting Alkitab, Daud dan Paulus. Hati mereka penuh dengan rasa syukur karena mereka mengetahui bahwa apa pun yang terjadi pada mereka, Allah masih dalam kendali. Mereka berpaling dari tantangan-tantangan hidup ini kepada pekerjaan Allah dan Sabda-Nya. Mereka memuji Dia atas kebaikan-Nya yang dinyatakan dalam penciptaan dan untuk persahabatan yang dibawa-Nya dalam kehidupan mereka. Mereka memuji Allah bukan karena mereka tidak mendapat pencobaan apa pun, namun meskipun dengan adanya pencobaan mereka. Mereka membiasakan hati yang bersyukur dan sikap yang gembira. Kehidupan mereka merupakan penghormatan bagi kasih karunia Allah yang ajaib. Kita juga bisa menjalani kehidupan penuh ucapan syukur yang bahagia dan pujian kepada Dia yang telah menciptakan kita dan segala sesuatu di dunia ini; Dia yang telah memberikan kita penebusan melalui Yesus Kristus, membawa teman-teman menyenangkan ke dalam kehidupan kita dan merencanakan rumah kekal di surga bagi kita. Inilah alasan-alasan kuat untuk, “bergembira di dalam Tuhan senantiasa.” n


Dari Pelosok Dunia SURAT Menemui Masa Depan Sekarang Saya sangat menyukai semua artikel pada Adventist World bulan September 2011, tetapi ingin berkomentar tentang “Menemui Masa Depan,” satu wawancara oleh Kimberly Luste Maran. Saya belum pernah ke sidang General Conference, jadi mungkin saya salah paham dengan situasinya. Akan tetapi, bagi saya jika 10 orang muda adalah para delegasi untuk sidang tersebut, maka mereka bukan para pemimpin masa depan— merekalah pemimpin masa sekarang. Bukankah mereka dipercaya untuk menghadiri pertemuan tersebut dan mengambil keputusan untuk permasa­ lahan-permasalahannya? Daripada menempatkan mereka ke masa depan, kelihatannya menurut saya mereka adalah para pemimpin gereja sekarang. Barbara Bailey Baltimore, Maryland, Amerika Serikat Pelayanan Mengingatkan Saya suka tajuk rencana Bill Knott bulan Agustus 2011 “Pelayanan Mengingatkan.” Menjadi sederhana dalam dunia dan gereja teknologi merupakan satu tantangan. Yesus mendapat tantangan serupa ketika tinggal di sini, tentu saja, dalam proporsi yang disesuaikan. Menjadi sederhana adalah apa yang perlu dipelajari baik oleh para pemimpin organisasi Advent maupun anggota-anggota awam. Saya seorang psikiatrik yang telah menulis selama lebih dari 20 tahun untuk majalah Life and Health edisi bahasa Portugis di Brazil (rata-rata 80.000 kopi/ bulan), diterbitkan oleh Brazil Publishing House, satu lembaga Advent... menulis adalah hidup saya. Cesar Vasconcellos de Souza Brazil

Menjadi sederhana adalah sesuatu yang perlu dipelajari baik oleh para pemimpin organisasi Advent maupun anggota-anggota awam. — C esar Vasconcellos de Souza Brazil Panggilan Kepada Kebenaran Kristus Ketua General Conference, Ted N.C. Wilson tepat sasaran ketika ia menyatakan bahwa “suara-suara orang Advent haruslah yang paling nyaring dalam menyatakan bahwa keselamatan itu melalui Kristus dan hanya Kristus saja!” (lihat “Wilson Opens Spring Meeting With Call to Christ’s Righteousness,” oleh Mark A. Kellner, bulan Juni 2011). Wilson juga menyatakan bahwa kita tidak boleh berpikir tentang diri kita sendiri sebagai “yang lebih baik dari yang lain” atau menuduh orang lain “tidak suci atau sempurna,” karena kita semua adalah “orang berdosa di kaki salib yang memerlukan Juruselamat.” Jawaban Wilson menyatakan, “hanya kebenaran Kristus sajalah yang mencakup segala hal tentang pembenaran dan penyucian... yang akan menyelamatkanmu, mengubahmu, dan memeliharamu menjadi murid Kristus sejati. Itu adalah sesuatu yang Yesus lakukan baik bagi Anda mau pun di dalam diri Anda.” John A. Durbin, Jr. Jamestown, Kentucky, Amerika Serikat Mencari Kebenaran Terima kasih banyak atas majalah yang menakjubkan. Saya suka membaca masing-masing terbitan dari sampul depan ke belakang. Semua kisah misi yang me-

narik memberikan saya lebih banyak alasan untuk berdoa. Saya tertarik dengan tampilan khusus Anda dalam terbitan bulan Juni 2011, berjudul “The Great Controversy,” oleh Gina Wahlen, terutama bagian “Mencari Kebenaran” tentang Wendy Luhabe, Afrika Selatan. Keluarga dan saya selama ini ke gereja Johannesburg Utara, tetapi belum kenal banyak anggotanya. Kami menyukai pelajaran Sekolah Sabat kami minggu lalu ketika seseorang menyebutkan bahwa guru kami tadinya seorang dari Anglikan, dan saya memandangnya kembali dan saya bertanya-tanya apakah dia wanita yang disebutkan dalam artikel Anda—ia sepertinya sudah pernah terlihat. Saya tidak sabar untuk bertanya kepadanya di akhir pelajaran itu. Ternyata benar, dialah Wendy. Saya terutama tertarik, karena ayah dan nenek saya bertobat ke dalam kepercayaan Advent dari Ang­ lican di tahun 1926. Wendy memberitahu saya bahwa ia sangat senang di gereja itu. Jenny Hillier Krugersdorp, Afrika Selatan

Tolonglah Lebih Banyak Kesaksian! Terima kasih atas pekerjaan baik yang Anda sedang lakukan di Adventist World. Saya suka artikel “Setelah Baptisan: Cerita Orang-orang Percaya yang Benar-benar Terhubung dengan Yesus Setelah Baptisan” (April 2011). Itu memperlihatkan bahwa Allah masih peduli dengan milik-Nya sendiri. Kesaksian-ke­ saksian orang-orang seperti itu mem12 - 2011 | Adventist World

29


Dari Pelosok Dunia SURAT bantu membangun iman kepada Allah bagi orang-orang yang imannya masih dicobai. Itu juga membantu mereka yang sedang berada dalam tahap mengambil keputusan untuk Allah dan bergabung dengan gereja Advent. Tolong tampilkan kesaksian-kesaksian seperti itu dalam setiap edisi Adventist World. Anda bisa meminta masukan seperti itu dari anggota-anggota jika Anda tidak memiliki cukup banyak. Sunday Okangba Lagos, Nigeria

Kebangunan dan Reformasi: Lebih dari Sekadar Semboyan Saya bersyukur kepada Allah atas semua artikel tentang kebangunan dan reforma­ si yang diterbitkan setiap bulan dalam majalah ini. Namun kekhawatiran saya adalah keengganan sebagian besar pendeta untuk membantu membawakan poin itu. Di konferens saya, kebangunan dan reformasi disebutkan hanya selama pertemuan besar, sebagai satu semboyan untuk menarik perhatian orang-orang kepada si pembicara. Tentunya sesuatu

bisa dilakukan untuk menyampaikan poin tentang kebangunan dan reformasi kepada setiap anggota! Tampaknya setelah beberapa bulan atau semacamnya kita segera akan melupakan semua tentang penekanan ini dan menunggu semboyan yang lain. Kelihatannya seolah kita sedang berputar dalam lingkaran-lingkar­ an. Permohonan saya adalah agar konferens-konferens harus bergerak dari semboyan dan memunculkan program-program bagi anggota gereja untuk merangkul konsep ini—kalau tidak, kita tidak sedang melakukan apa pun. Francis T. Madondo Zimbabwe

percaya majalah ini akan terus mempersatukan keluarga gereja kita sedunia bahkan lebih dari sebelumnya, dan saya benar-benar percaya itu sudah diurapi Allah. Menyenangkan sekali melihat ini terjadi. Pertahankan pekerjaan baiknya! Asa Oluoch Abaga Kisumu, Kenya

Pertahankan! Anda dan staf Anda layak mendapatkan pujian tertinggi bagi kualitas sempurna Adventist World. Di bawah tuntunan Roh Kudus Anda telah membuat sebuah jurnal Kristen yang bagus yang kesempurnaannya tercermin dalam formatnya, isi, dan keramahtamahan pembaca. Gereja Advent sedunia terbukti diberkati memiliki majalah gereja dengan sirkulasi mengesankan dan daya tarik global. Saya

Saran kami kepada pembaca ini dan yang lain dengan perhatian yang sama adalah menghubungi uni konferens atau kantor divisi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di wilayah Anda. Kami bersyukur karena majalah ini memenuhi kebutuhan tersebut.—Editor

nikasi. Kami sedang menghadapi tantangan mendapatkan seragam dan menyelenggarakan pekan raya. Saya juga perlu doa untuk keluarga saya, ujian sekolah yang sedang saya siapkan, dan untuk pekerjaan. Lebang, Botswana.

Advent di Mudende. Semoga Tuhan membantu saya dan merespons dalam kemurahan-Nya. Milliam, Republik Demokrasi Kongo

Saya diberikan satu salinan majalah Adventist World sebagai hadiah. Semua artikelnya sangat menarik. Saya ingin menerimanya setiap bulan. Terima kasih! Jose Luis Vera Montevideo, Uruguay

Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: letters@adventistworld.org. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 250 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang akan ditampilkan.

RUA N G D O A Doakan saya agar bisa menemukan gereja Advent di sini, di Marrakesh, Maroko. Saya baru tiba di sini dari Burundi. Jipy, Maroko Tolong doakan putra saya, yang alko­ holik dan seorang pengguna obat. Isolde, Jerman Tolong doakan saya—saya ada masalah di tempat kerja dan keluarga. Terima kasih atas bantuannya. Martha, Mauritius Tolong doakan kami. Saya salah seorang pemuda di gereja kami yang aktif. Saya telah diberikan tanggung jawab membantu Pathfinder dan departemen komu-

30

Adventist World | 12 - 2011

Teman saya kehilangan suaminya karena kecelakaan sepeda motor. Suaminya itu baru berusia 26 tahun, dan mereka sudah memiliki anak yang berusia 1 tahun dan 3 tahun. Tolong sertakan mereka dalam doa. Angela, Amerika Serikat Saya ingin belajar teologi, tetapi masalahnya biaya untuk kuliah di universitas

Tata cara untuk Ruang Doa: Kirimkan permohonan doa saudara ke: prayer@adventistworld.org. Kirimlah kepada kami permohon­ an doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 75 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas dan disesuaikan dengan kolom yang tersedia. Walaupun kami akan mendoakan setiap permohonan doa yang masuk pada saat kami mengadakan pertemuan staf mingguan, tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.


PERTU K ARA N I D E

One-DayChurch Sebuah

P

Malpaso, Chiapas, Meksiko

ara tetangga tidak menginginkan gereja Advent di mana pun dekat komunitas lereng gunung mereka. Tidak bisa! Salah seorang dari mereka mengajukan tuntutan hukum untuk mengenyahkan gereja. Yang lain mulai kampanye “ceramah” berharap meyakinkan semua orang bahwa gereja baru pada lahan kosong itu merupakan ide yang buruk. Tetapi tidak ada yang berhasil. Keputusan pengadilan memihak pada orang Advent, dan salah seorang tetangga terdekat, Señor Orlando, mengubah percakapan itu menjadi “Yah, seseorang bisa saja membangun sebuah bar di lahan itu; saya lebih suka mendengar lagu pujian dan khotbah daripada orang-orang yang mabuk di sebelah.” Suatu hari 26 orang remaja—para relawan Maranatha Ultimate Workout—muncul untuk membuat sebuah bangunan gereja di lahan kosong itu. Sebagian besar tetangga mengerutkan dahi dan membanting pintu mereka. Satu orang bahkan mengancam untuk pindah. Señor Orlando datang menyaksikan, memeriksa kualitas bangunan, dan melihat apakah anak-anak itu benar-benar bisa mencapai sesuatu yang berguna. “Saya kira bangunan itu akan goyah,” katanya, “tetapi mereka telah memasangnya dengan sempurna!” Tidak puas hanya mendirikan gereja One-Day dari baja dan beton, para relawan itu mengajak semua anak-anak sekitar ke Sekolah Alkitab Liburan pada petang hari. Beberapa orang datang, bermain sepak bola, menyanyikan lagu Yesus. Mempelajari cerita-cerita Alkitab yang baru, mengadakan persahabatan “selamanya,” menyerahkan hati mereka kepada Allah, dan membawa orang tua mereka ke serial penginjilan malam. Dua minggu kemudian para tetangga mengajak para relawan itu ke rumah mereka dan membiarkan pintu-pintu terbuka agar mereka bisa mendengarkan musik gereja. “Saya suka ada gereja Advent di sebelah,” kata Señor Orlando.

“Lihatlah, Aku Datang Segera…”

Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Penerbit Eksekutif Bill Knott Wakil Penerbit Claude Richli Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Dewan Penerbitan Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum Komite Koordinanasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee Pemimpin Redaksi Bill Knott Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editor), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi Mark A. Kellner, Kimberly Luste Maran Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Park Jan Mae Editor Online Carlos Medley Koordinator Teknik Merle Poirier Editor-at-large Mark A. Finley Senior Advisor E. Edward Zinke Asisten Eksekutif Redaksi Rachel J. Child Para Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste Alfredo Garcia-Marenko Pelayanan Pembaca Merle Poirier Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Fatima Ameen Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander Kepada Para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638 E-mail: Internet: worldeditor@gc.adventist.org Situs: www.adventistworld.org

Program One-Day Church adalah usaha kerja sama antara Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Adventistlaymen’s Service and Industries (ASI), dan Maranatha Volunteers International. Kisah-kisah ini berasal dari juru cerita Maranatha, Dick Duerksen.

Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, dan Amerika Serikat. Jld. 7, No. 12

12 - 2011 | Adventist World

31


S u bm i t t e d

K UT I PA N

b y

C h h u a n t e a

B U LA N

K h a w l h r i n g

I N I

“Penyesuaian kepada kebiasaan duniawi menobatkan gereja kepada dunia; tidak pernah menobatkan dunia kepada Kristus.” —Ellen White, The Great Controversy, hlm. 509

K OTA K

S U R AT

Saya ingin mengirim Anda satu paragraf dari tulisan Ellen White, Testimonies for the Church, jilid 5, halaman 147, yakni Aus der Schatz-kammer der Zeugnisse II Seite 30 dalam bahasa Jerman: “Pilihlah kemiskinan, teguran, perpisahan dari teman-teman, atau penderitaan mana pun daripada mencemarkan jiwa dengan dosa. Kematian sebelum mencemarkan atau melanggar hukum Allah harus menjadi semboyan dari setiap orang Kristen.”

—Daniel Wendling, Jerman

ADV EN T

Manuel bekerja untuk perusahaan kereta api. Ia memiliki posisi yang bagus dan digaji dengan bagus. Ia mengenal Kristus dan dibaptiskan. Manuel menemui atasannya untuk memberitahu mereka bahwa ia memerlukan libur hari Sabtu dari pekerjaan, sambil menawarkan jam kerja ekstra pada hari lainnya. Permohonannya ditolak, sehingga Manuel tidak mempunyai cara untuk menafkahi keluarganya dalam masa-masa sulit. Setelah memutuskan untuk bekerja sebagai seorang kolportir meskipun tidak ada pengalaman dalam bidang itu, Manuel justru menjadi yang teratas dalam penjualan. Bahkan ia memperoleh lebih banyak dari yang didapatnya di perusahaan kereta api, cukup untuk pindah ke kota dan diberikan rumah tempatnya tinggal. Akhirnya Manuel menerima telegram dari perusahaan kereta api. Mereka mau membayar dia untuk setiap tahun yang berlalu, termasuk upah, hadiah, dan semua keuntungan. Allah itu hebat!

—Keluarga Canos, Argentina

Pesan pendeta untuk Sabat perjamuan pada tanggal 1 Oktober 2011, termasuk mengenai kokok ayam setelah tiga penyangkalan Petrus kepada Tuhannya. Cerita anakanak diselaraskan dengan menceritakan tentang pengalaman seorang anak laki-laki muda dengan ayam jantan tua yang kejam sementara menyeberang di pertanian terlarang dalam perjalanannya menuju sekolah. Selama persembahan dipungut sebelum cerita anakanak, tak disangka-sangka terdengar kokok ayam jantan—tiga kali. Meskipun gereja itu berada di desa, tetapi tidak dekat dengan peternakan mana pun. Ini kelihatannya seperti rencana Ilahi untuk pekabaran hari itu. Pada saat pembasuhan kaki, dan setelah cerita juga khotbah, si pendeta itu diberitahu bahwa suara kokok ayam tersebut merupakan nada dering telepon genggam dari hadirin! ——Terry Tracy, Centerville, Tennessee, Amerika Serikat.

JAWA B A N : Di daerah Mizoram di India, anggota paduan suara Aizawl Central Seventh-day Adventist Church, di Hermon Street, di Electric Veng, Aizawl, berpose dengan para penatua dan direktur paduan suara tersebut pada tanggal 3 Oktober 2010, kesempatan mengeluarkan edisi kedua The Adventist Hymnal dalam Bahasa Mizo.

32

K EHI DUPAN

Adventist World | 12 - 2011

Q u r e s h i

DI BELAHAN DUNIA MANAKAH INI?

M A S YA R A K AT

Z e e s h a n

L

KASI


Berita Dalam Negeri Peletakan Batu Pertama

Jemaat Gedung Aji Lama, Distrik Tulang Bawang

S

ebuah sejarah kembali dicatatkan dalam kemajuan pekerjaan Tuhan di Distrik Tulang Bawang, Lampung, Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS) dengan dimulainya sebuah rencana pembangunan gedung gereja yang baru di Jemaat Gedung Aji Lama Distrik Tulang Bawang. Selama bertahun-tahun umat Tuhan yang telah bersatu dalam persekutuan jemaat ini, hanya menggunakan sebuah bangunan kecil yang sederhana dan sangat sempit. Namun dalam perjalanan pelayanan selama ini, pekerjaan Tuhan terus menunjukkan kemajuan dengan bertambahnya anggota-anggota jemaat yang baru. Dan direncanakanlah untuk membangun sebuah bangunan yang baru agar dapat menampung seluruh anggota jemaat dalam setiap pertemuan ibadah dan perbaktian. Kesungguh-sunguhan setiap keluarga terlihat dari komitmen setiap keluarga yang telah menyisihkan dan mengumpulkan sedikit demi sedikit selama beberapa tahun terakhir ini. Dan di saat memulainya acara peletakan batu pertama ini, sudah terkumpul dana sekitar 20 juta sebagai modal awal memulai pembangunan (dari sekitar 150 juta biaya yang dibutuhkan menyelesaikan bangunan ini). Jumlah yang masih terbatas, tapi jumlah itu pun sudah cukup besar dilihat dari kemampuan setiap anggota secara umum. Dalam acara penting ini, Pdt. E. Simanjuntak (Ketua daerah beserta rombongan dari kantor daerah) hadir untuk memimpin acara ini. Dalam khotbahnya : “menekankan agar setiap Panitia dan semua anggota jemaat mengandalkan dan berserah hanya kepada Tuhan saja, dan semua akan berhasil karena kebaikan Tuhan saja.”

Kiri ke Kanan: Lokasi Pembangunan Gereja baru; Saat meletakkan batu pertama oleh Ketua Daerah; Jemaat berdoa bersama.

Dalam sambutannya Pdt. Septa D. Eneas (Gembala Distrik) memberikan motivasi “agar semua anggota jemaat terus bersatu dan bergotong royong untuk menyelesaikan pembangunan ini, maka Tuhan akan mencurahkan berkat melalui umat Tuhan dari berbagai tempat, yang penting kita semua bersatu”. Ketua Panitia pembangunan juga meminta agar kita samasama menyatukan kekuatan untuk membangun gereja ini. Doa berkat dipimpin langsung oleh Pdt. E. Simanjuntak, dan juga menjadi yang pertama meletakkan sebuah batu fondasi di tempat yang telah disediakan. Seluruh anggota jemaat yang hadir tampak bersukacita dan memiliki keyakinan yang teguh akan segera memiliki bangunan yang baru untuk kemuliaan Tuhan. Bagi setiap umat Tuhan dan para donator yang telah diberkati Tuhan, jika sekiranya tergerak untuk mengirimkan bantuan dalam pembangunan ini, Bapak/Ibu dan Sdr/i dapat mengirimkan dananya melalui rekening bank kantor daerah: BCA, KCP Kapt. Rivai Palembang. a/n: Masehi Advent Hari Ketujuh, Nomor Rekening: 0213818322 Atau Bank Mandiri a/n: Masehi Advent hari Ke Tujuh, Nomor Rekening: 1130097019180 Contact Person: Pdt. Septa Dwi Eneas di nomor 081279050651 (Gembala Distrik Tulang Bawang) atau Bpk. A.H. Sagala di nomor 085214019644 (Bendahara DSKS) Demikianlah satu catatan penting telah dimulai di tempat ini, kiranya dalam kasih Tuhan akan selalu menyertai umatNya dalam menyelesaikan pembangunan ini. n —Dilaporkan oleh Victor J. Sinaga, Komunikasi GMAHK DSKS.

12 - 2011 | Adventist World

33


Berita Dalam Negeri Adventist Moslem Relationship (AMR) Spiritual Retreat

Menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan

P

ada tanggal 28-30 Oktober 2011, Departemen AMR UIKB bekerja sama dengan InterFaith Study Center UNAI mengadakan Spiritual Retreat yang diadakan di kediaman bapak Raymond Tengkano di DesaTanjung Sari, Cijeruk, Bogor. Retreat ini dihadiri oleh sekitar 35 orang. InterFaith Study Center UNAI mengirimkan 2 rombongan yang terdiri atas keluarga Bryan Gallant, yang juga adalah Direktur Departemen AMR UIKB, dan para sukarela yang bekerja di InterFaith Study Center UNAI. Rombongan dari UNAI berangkat pada hari Jumat pukul 2 sore dan tiba di tujuan pukul 10 malam bersamaan dengan 3 rombongan dari Jakarta. Perbaktian hari Sabat dimulai pukul 6 pagi dengan renungan di kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 10 orang. Kemudian pukul 9 pagi dimulai dengan kebaktian gabungan seluruh kelompok kecil. Kebaktian gabungan pun dilakukan dengan cara yang berbeda dengan kebaktian yang umumnya dilaksanakan di gereja. Setelah diberikan pengarahan oleh Pdt. Bryan Gallant yang diterjemahkan oleh saudara Kevin Khorigin, para peserta dipecah kembali dalam beberapa kelompok kecil untuk mendiskusikan manuskrip tentang buku Markus yang telah dibagikan. Setiap kelompok diberikan waktu sekitar

20 menit untuk berdiskusi sebelum bergabung kembali dan bertukar pendapat akan hasil diskusi di kelompok masingmasing. Kebaktian kami selesai pukul 12 siang. Setelah beristirahat selama 2 jam, kegiatan diskusi kami dilanjutkan kembali. Kembali Pdt. Bryan Gallant memberikan pengarahan yang diterjemahkan oleh saudara Wilson Sianipar, diskusi pun berlangsung hangat hingga waktu tutup Sabat. Pada saat malam minggu, setelah seluruh peserta beristirahat dan makan malam bersama, acara dilanjutkan dengan nonton bareng film “Fireproof.” Sebuah film yang mengisahkan tentang pasangan suami istri yang berada di ambang perceraian tetapi kembali rujuk setelah keduanya menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Hari Minggu kegiatan dimulai dari pukul 4 pagi, dimana para peserta mengambil waktu sekitar 1 jam untuk berdoa pribadi. Kemudian berdoa berkelompok dan pukul 6 pagi renungan pagi bersama sebelum sarapan bersama. Pukul 9 pagi para peserta kembali berdiskusi, tetapi kali ini bukan lagi berdiskusi akan manuskrip buku Markus. Dimulai dengan pengarahan oleh Pdt.Bryan Gallant, yang diterjemahkan oleh saudari Ivanna Soputri, kemudian berdiskusi tentang film yang ditonton pada malam sebelumnya dan pemutaran video akan “Seks dan Pernikahan.” Sebuah video yang menyatakan bahwa seks yang benar adalah seks yang dilakukan setelah pemberkatan nikah, di video ini juga dijelaskan alasan-alasan mengapa sangat tidak dianjurkan melakukan seks di luar nikah, baik dari sisi psikologis, fisiologis, dan agama. Setelah pemutaran video berakhir, dilanjutkan kembali dengan diskusi hangat hingga pukul 1 siang. Setelah makan siang dan berfoto bersama, para peserta pun kembali ke tempat masing-masing. Retret ini pun direncanakan akan diadakan kembali pada bulan Januari mendatang. n —Dilaporkan oleh Justin Hidayat Soputra, Mahasiswa Universitas Advent Indonesia.

34

Adventist World | 12 - 2011


Bantuan kepada Korban Bencana Alam Minahasa Selatan Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya turut membantu

T

alam di Minahasa Selatan. Mari kita doakan mereka agar taelah berangkat Ketua Konferens DKI Jakarta dan Sebah dan tetap setia sampai Yesus datang nanti. n kitarnya, Pdt. L. Situmorang bersama Pdt. A. Sagala dan Pdt. Sanny Manoppo menuju Kota Manado un—Dilaporkan oleh Pdt. Arbeni Sagala. Komunikasi Konfetuk menyerahkan bantuan dari Konferens DKI Jakarta dan rens DKI Jakarta dan Sekitarnya. sekitarnya bagi korban bencana Gunung Lokon dan Gunung Soputan. Tepat pada hari Minggu tanggal 23 Oktober 2011, menyerahkan bantuan kepada semua anggota jemaat yang menjadi korban bencana alam di beberapa lokasi di Minahasa Dari Atas ke Bawah: Selatan. Pdt.L.Situmorang menyerahkan Jumlah dana bantuan sebanyak Rp. 56.900.000 (lima puluh enam juta sembilan bantuan dari DKI Jakarta; Paratus ribu rupiah). Rombongan yang mera pemimpin kita dengan Helnyerahkan bantuan didampingi para peen Poluan yang kedua orangmimpin dari Minahasa Selatan Pdt. E. Setuanya terkena korban bencana newe selaku Ketua Konferens Minahasa Sealam; Bersama para pemimpin latan dan bendahara konferens, Bapak RatKonferens Minahasa Selatan tu dan Bapak Wenny Maramis dan Yudith Pdt. Senewe dan Bpk. Rattu. Maramis. Pembagian bantuan dimulai dari Desa Pangu dan bantuan diberikan kepada anggota jemaat kita di gereja mereka ma­ sing-masing. Di Desa Pangu diberikan bantuan oleh karena tanaman mereka hangus oleh karea lahar panas yang menyembur di sekeliling Gunung Soputan. Dan di desa Tatengesan ada banjir bandang yang menghanyutkan tiga rumah anggota jemaat kita. Mereka sangat terharu menerima bantuan itu, ada yang meneteskan air mata dan berterima kasih kepada umat Tuhan di DKI Jakarta. Konferens DKI juga memberikan bantuan kepada Sekolah Kawangkoan untuk membangun Guest House dan diserahkan di rumah wakil kepala sekolah kepada Bendahara Konferens Minahasa Selatan, Bapak Rattu. Konferens DKI Jakarta juga membantu untuk membeli plafon sebuah gereja yang runtuh oleh karena bencana Lokon. Anggota jemaat di Kinilow yang tepat dekat kaki Gunung Lokon sangat terharu oleh karena ada seorang ibu yang meninggal ketika berada di pengungsian dan tiga bulan berikutnya suaminya meninggal akibat bencana gunung Lokon tersebut dan bantuan itu langsung di terima putri dari keluarga itu, namanya adalah Helen Poluan beliau ini sekarang menjadi anak yatim piatu. Demikianlah penyerahan bantuan kepada umat Tuhan yang terkena dampak bencana

12 - 2011 | Adventist World

35


Berita Dalam Negeri Klub Pathfinder dan Adventurer Dikukuhkan

Sukerejo, Sumberwekas dan Prigen

M

emiliki Klub Pathfinder dan Adventurer (Petualang) merupakan suatu kebanggaan bagi suatu jemaat. Dengan memiliki Klub Pathfinder dan Klub Petualang, kegiatan-kegiatan kepemudaan di suatu jemaat menjadi hidup dan aktif. Dan ini merupakan salah satu barometer bahwa gereja tersebut peduli terhadap keselamatan orang muda. Orang muda dilatih di dalam kegiatan kelas kemajuan, diasah ketrampilan mereka, dan dilibatkan dalam pelayanan, baik di dalam gereja maupun di luar gereja. Sabat tanggal 15 Oktober 2011 merupakan hari Sabat yang bersejarah bagi 3 jemaat di Wilayah Konferens Jawa Kawasan Timur yaitu Jemaat Sukorejo, Sumberwekas dan Prigen. Ketiga jemaat tersebut dikukuhkan Klub Pathfinder dan Klub Petualang yang ada di jemaat tersebut. Jemaat Sukorejo, selama bertahun-tahun tidak pernah memiliki Klub Pathfinder dan Klub Petualang. Hingga awal tahun 2011 tepatnya di bulan Februari, anggota majelis dan orangtua setuju untuk memulai kegiatan Klub Pathfinder di Jemaat ini. Kerinduan anggota majelis Sukorejo untuk memiliki sebuah Klub Pathfinder akhirnya terwujud. seiring berjalannya waktu, dan karena bertambahnya anggota jemaat yang berumur 6-9 tahun, pertengahan tahun 2011, Klub Adventurer (Petualang) juga dibentuk di jemaat ini. Saat ini, Jemaat Sukorejo mempunyai 29 orang anggota Pathfinder dan 7 orang anggota Petualang dengan kelas yang

berbeda-beda sesuai dengan umur. Jemaat Sukorejo mempunyai 5 orang pembina/ master guide yang aktif. Mereka juga duduk sebagai pengurus klub. Jemaat Sumberwekas dan Prigen, kurang lebih 6 tahun belakangan ini kegiatan Klub Pathfinder tidak berjalan dengan lancar. Tetapi 3 (tiga) tahun belakangan ini, kelas-kelas kemajuan mulai diaktifkan kembali. Anggota Klub Pathfinder Sumberwekas dan Prigen saat ini berjumlah 20 orang. Biarlah kedua klub di jemaat ini menjadi tempat pelatihan bagi orang-orang muda untuk penginjilan dan menjadi pelayan Tuhan di mana pun berada. n ­ Dilaporkan oleh Garfild Posumah, Direktur Pathfinder — GMAHK Jemaat Sukorejo, Konferens Jawa Kawasan Timur.

Festival KPA Pertama Jawa Timur

Sukerejo, Sumberwekas dan Prigen

P

ertama kali diadakan FESTIVAL KPA se-Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT) pada tanggal 11-13 November 2011 di Bumi Perkemahan Mahanaim, Sumberwekas, Jawa Timur yang dihadiri lebih dari 800 orang dan para tamu istimewa dari Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB) dan dari Solo, Jawa Tengah dan dari Jawa Timur. Acara Festival KPA (Kelompok Pendalaman Alkitab) ini sangat menarik perhatian bagi peserta oleh karena selain pelayanan khotbah revival dan panggilan yang dibawakan oleh Direktur SS/PP/SN/ASI UIKB, Pdt. Dr. Marolop Sagala, dan kesaksian penginjilan KPA oleh Bapak Jung Dianto, anggota Jemaat Yosodipuro, Solo, dan kesaksian-kesaksian penginjilan KPA dari jemaat-jemaat se-KJKT, juga dimeriahkan lebih kurang 60 siswa-siswi Drum Band and Marching dari Sekolah Lanjutan Advent Purwodadi (SLAPUR) membuat Festival

36

Adventist World | 12 - 2011

KPA Se-KJKT tersebut sangat berkesan dan menggugah hati para peserta untuk lebih semangat ikut terlibat dalam menyelesaikan pekerjaan Tuhan khususnya kelompok-kelompok kecil (KPA). Dalam kesaksiannya, Bapak Jung Dianto selaku anggota jemaat menekankan “bahwa penginjilan itu bukan hanya tugas pendeta, tetapi itu merupakan tanggung jawab semua anggota,


pekerja, dan pendeta. Kalau mau bahagia dalam pekerjaan Tuhan, haruslah melayani dengan hati nurani. Kalau mau mendatangkan tamu-tamu di KPA, ya buat ‘gara-gara’… contohnya undang tetanggamu non Advent pada hari ulang tahun salah satu keluargamu, dan lain-lain.” Masih banyak lagi penekanan penting yang disampaikan oleh Bapak Jung Dianto didalam kesaksiannya. Bersamaan dengan Festival KPA tersebut telah diadakan baptisan yang kudus terhadap empat jiwa bagi Kristus di kolam baptisan Gereja MAHK Sumberwekas. Kita doakan, dengan diadakannya Festival KPA di KJKT ini dapat menambah semangat dan motivasi bagi semua umatumat Tuhan untuk tetap setia dalam iman dan mau digunakan oleh Tuhan dalam pelayanan pekerjaan-Nya sambil menunggu kedatangan Yesus yang akan datang. n —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Direktur Komunikasi KJKT.

Perayaan 55 Tahun GMAHK di Nusa Tenggara Telah 55 tahun sejak diorganisasi

E

BENHAEZAR“ sampai di sini Tuhan telah memimpin kita, itulah tema Khotbah perayaan 55 yang disampaikan oleh Pdt.Dr. J. Rantung, Sekretaris Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB). Karena hanya atas pimpinan Mahabesar Tuhan, maka acara ucapan syukur perayaan 55 dapat terwujud. Waktu, tenaga, uang, terutama persatuan dan kesatuan maka impian bersama dan benar pada tanggal 2 Oktober 2011 menjadi kenyataan. Dan lebih lanjut lagi Pdt. Dr. J. Rantung menekankan agar umat Tuhan di Daerah Nusa Tenggara lebih

menjaga kualitas kehidupan umat Tuhan agar orang lain tidak mencela Tuhan dan gerejanya. Dalam perayaan 55 Tahun Pdt. G. Wangania sebagai pemimpin pekerjaan Tuhan di Daerah Nusa Tenggara mengatakan bahwa kita datang dari ujung Pulau Pasola menyusur ke Pulau Komodo hingga Pulau Kenari sampai ujung Pulau Kisar dan Wetar, lalu menurun ke ujung Pulau Timor mencapai Pulau Rote dan menyeberang ke Pulau Sabu, dipersatukan dalam keluarga umat Allah. Selanjutnya Pdt. G. Wangania menekankan, “saat kita bersama mensyukuri serta memperingati 55 tahun berdirinya organisasi gereja-Nya di Daerah Nusa Tenggara (1956-2011), ada 4 hal yang saya titipkan kepada umat Tuhan: (1) Lihat ke belakang dan bersyukurlah kepada Allah; (2) Lihat ke depan dan percayalah kepada Allah; (3) Lihat ke sekeliling kita dan layanilah seperti untuk Allah; (4) Lihat ke dalam diri kita dan temukanlah persahabatan yang sejati bersama Allah. Kamu telah menerima Kristus, Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia, hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur (Kolose 2:6-7). Selamat Ulang Tahun Ke-55. Setia sampai maranatha.” Selanjutnya acara perayaan 55 dimeriahkan dengan pujipujian dari setiap jemaat dan yang lebih menarik dan istimewa adalah dihadiri oleh VOPA dari Jakarta yang dipimpin oleh Bpk. Edy Ruhupaty, Koor Akbar DNT yang berjumlah 250

12 - 2011 | Adventist World

37


Berita Dalam Negeri orang, disela-sela pujian berupa akapela, maka acara penyerahan penghargaan kepada setiap pionir gereja merupakan acara puncak dari ibadah syukuran dibentuknya Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Daerah Nusa Tenggara yang dihadiri 3500 anggota jemaat. Biarlah semangat penginjilan dari para pionir gereja terus berkobar di hati dari umat Tuhan di DNT dan sekarang ini kita telah miliki 78 jemaat, 34 cabang dengan anggota yang berjumlah 10.686 dan 38 pendeta dan ketahuilah “Aku menyertai Kamu senantiasa sampai ke akhir Zaman.” n —Dilaporkan oleh Pdt. D. Kana Djo, Direktur Komunikasi Daerah Nusa Tenggara.

Dari Animisme Menjadi Adventisme

Empat jiwa dari Aluk Todolo

P

uji Tuhan atas kuasa-Nya melalui Roh Kudus, 4 jiwa dari Aluk Todolo—yang menganut paham animism—menyerahkan diri mereka melalui baptisan yang kudus setelah mereka belajar Firman Tuhan melalui acara KKR dengan tema “Jalan Keselamatan” oleh Pdt. Herlina Bareallo yang di bantu oleh dua misionaris yang ditempatkan oleh Jemaat Rantepao di perkampungan Tosi, Simbuang, Toraja, Sulawesi Selatan. Kampung Tosi, Simbuang adalah sebuah tempat yang sangat terpencil dan terisolasi, untuk sampai di Kampung Tosi, dibutuhkan 1 hari perjalanan (setengah hari naik ojek/sepeda motor dan setengah hari jalan kaki) dengan medan yang sangat sulit (berbatu, curam dan mendaki banyak gunung yang tinggi).

Dari Atas ke Bawah: Duma, anak kepala kampung juga menyerahkan diri untuk dibaptis; Dari kanan ke kiri yaitu Kanaka, Pdtm. Tangnga, Duma, Pdt. Imanuel, Kepala Kampung, Pdtm. Herlina, Misionaris dan masyarakat Tosi.

38

Adventist World | 12 - 2011

Di kampung tersebut dihuni sekitar 15 keluarga yang memiliki keyakinan animisme dan puji Tuhan gereja Advent telah memulai pelayanan dengan membuka Sekolah Dasar di sana oleh Pdtm. Tangnga' (Putra Tosi yang dulunya animisme), yang ditugaskan oleh Jemaat Rantepao Tana Toraja sampai akhirnya terbentuk satu cabang kebaktian Sekolah Sabat dengan keanggotaan 15 jiwa. Sekarang kampung tersebut terkenal sebagai kampung Advent, walaupun belum semua penduduk menjadi anggota Advent... tetapi setiap hari Sabat semua masyarakat datang beribadah bersama anggota gereja. Saat ini ada dua misionaris, Reny dan Liyan, ditempatkan di sana untuk melanjutkan pe-


layanan yang telah dimulaikan oleh Pdt. Tangnga dan masyarakat yang ada di sana sangat senang dengan pelayanan dari para misionaris ini karena sebelumnya anak-anak di tempat itu buta huruf, tetapi sekarang sudah bisa membaca dan menulis. Namun keberadaan misionaris tersebut berakhir bulan Desember tahun 2011, untuk itu jika ada di antara pembaca Majalah Adventist World yang ingin membantu kelangsungan pelayanan di sana, tolong hubungi Kantor GMAHK Luwu Tana Toraja, Jl. Tandipau no. 45 Palopo, Telp. 0471-24091. Ini meru-

pakan proyek utama misi Advent wilayah Luwu Tana Toraja agar melalui Kuasa Roh suci diharapkan semua masyarakat Tosi, kelak menjadi umat Tuhan yang akan di selamatkan bila Yesus datang kedua kali. Inilah yang merupakan kerinduan kita semua. n —Dilaporkan oleh Pdt. Imanuel Lisupadang, Direktur Komunikasi Daerah Luwu Toraja.

Menerobos Kegelapan Rohani

P

ada tanggal 9-15 Oktober 2011, SSC Seko mengadakan KKR di Sipulung, Desa Beroppa dengan tema “Keajaiban Kasih Karunia.” Daerah ini adalah salah satu daerah pedalaman yang ada di wilayah Distrik Luwu Tana Toraja (LUTAT). Dengan pembicara KKR Pdtm. R. Kadang, Seminar Kesehatan oleh Pdtm. F. Sissang, APTA oleh sdr. Yanto dibantu oleh Pdtm. F. Sissang. Kami mengadakan perjalanan dari Salulimbong hari Kamis pagi tiba Jumat malam dengan menggunakan motor ojek ala Seko, tetapi sayangnya motor yang digunakan rusak sehingga harus ditinggalkan di Mabusa dan kami pun bermalam di situ, setelah itu kami harus berjalan kaki satu hari penuh atau sekitar 10 jam untuk sampai di lokasi KKR. Hampir saja Pdtm. R. Kadang tidak sampai di tujuan karena tidak mampu lagi berjalan kaki akhirnya dia pun tidur di tengah hutan sambil dibasahi oleh hujan tetapi puji syukur ‘malaikat penjemput’ datang dengan membawa sebotol air dan motor untuk meneruskan perjalanan. Pembuatan bangsal dibantu oleh masyarakat yang ada di sekitar. Undangan diberikan langsung ke gereja-gereja setempat, ada yang membacakan surat undangan tersebut ada juga yang tidak mau oleh karena takut anggota jemaat mereka hadir di acara tersebut.

Penginjilan SSC Seko

Acara KKR ini adalah KKR perdana dan sudah sejak lama dinantikan oleh masyarakat Desa Beroppa, Seko Lemo. Setiap malam masyarakat membanjiri acara ini, oleh karena tidak muatnya bangsal yang disediakan ada yang rela berdiri di bawah kolong rumah dan yang lain naik ke rumah supaya dapat mengikuti pembahasan yang menarik dalam Bahasa Toraja yang disampaikan oleh Pdtm. R. Kadang. Mereka yang hadir sangat antusias mengikuti acara tersebut sampai selesai. Acara KKR dibuka dengan pemutaran video rohani dan seminar kesehatan dan dilanjutkan dengan pembahasan Firman Tuhan. Yang menarik dari acara KKR ini adalah sementara khotbah disampaikan para peserta bebas bertanya seputar pembasahan dan dijawab langsung oleh pembicara. Pagi hari setelah doa subuh seluruh anggota mengadakan perlawatan ke rumah-rumah dan ada tiga pertanyaan kunci yang akan ditanyakan kepada lawatan tersebut: (1) Apakah Anda hadir setiap malam? (2) Apakah Anda mengerti pelajaran yang dibawakan? (3) Apakah Anda mau melakukan kebenaran Firman Tuhan? Pada pertanyaan ketiga banyak lawatan masih pikir-pikir, ada yang mengaku keberadaan mereka bahwa mereka menjadi majelis gereja oleh karena tidak ada orang lain lagi yang dapat diharapkan. Alhasil dari perlawatan tersebut ada dua jiwa yang menyerahkan diri kepada Tuhan tetapi belum dibaptis oleh karena tidak ada pendeta GMAHK yang telah resmi diurapi yang hadir untuk membaptiskan mereka. Oleh karena terang kebenaran ini masih baru bagi mereka, sehingga banyak di antara mereka masih rindu untuk memperdalam lagi kebenaran Firman Tuhan ini, di antaranya ada pelayan dari GKSI, beberapa orang ketua majelis, juga para anggota dan penatua gereja Toraja dan GPIL. KKR ini membuka mata rohani dari para pemimpin dan seluruh anggota gereja sekitar untuk lebih mendalami Alkitab. n —Dilaporkan oleh Pdtm. F Sissang, Gembala SSC Seko, Daerah Luwu Toraja.

12 - 2011 | Adventist World

39


Berita Dalam Negeri Medan Membangun

Gedung Pertemuan Advent (GPA) Medan

T

erjawab sudah kerinduan hati umat Tuhan di Kota Medan, setelah sekian lama mengharapkan sebuah bangunan besar yang dapat digunakan untuk kegiatankegiatan rohani, khususnya KKR yang dapat menampung ribuan orang. Dengan perkenanan Tuhan maka pada tanggal 15 Oktober 2011 yang lalu telah diresmikan Gedung Pertemuan Advent (GPA) Medan dengan kapasitas 1700 tempat duduk. Bangunan GPA ini berdiri megah berdekatan dengan bangunan gereja dan SMA Advent yang berlokasi di Jl. Air Bersih, No. 98 Medan Selatan. Pembangunan gedung ini sempat lama terhenti sejak dimulai peletakan batu pertamanya. Namun bangunan ini yang pada awalnya diprakarsai oleh saudara Franky Butar-butar bersama penatua jemaat di kota Medan, akhirnya dilanjutkan kembali dengan penyempurnaan panitia yang terdiri dari para anggota awam di kota Medan dan didukung oleh jemaat-jemaat se-Kota Medan. Untuk penyelesaian bangunan ini telah dikumpulkan dana bantuan dari pribadi panitia pembangunan, para donatur dari luar Sumatera Utara, jemaat-jemaat se-Sumatera Kawasan Utara dan juga dari Kantor Daerah Sumatera Kawasan Utara (DSKU). Pada acara peresmian yang dihadiri oleh anggota jemaat seKota Medan, yang berjumlah lebih kurang 2300 orang, turut hadir Pdt. Johnny Lubis, (Wakil Ketua GMAHK Divisi Asia Pasifik Selatan) yang menyampaikan khotbah peresmian. Dalam khotbahnya Pdt. Johnny Lubis menekankan betapa besar peran anggota jemaat awam (layman) dalam memajukan pergerakan gereja ini. Sekaligus hamba Tuhan ini mengenang kembali tokoh pergerakan Advent di Kota Medan yakni dr. Lee Sek Ong yang telah berdedikasi menghibahkan tanah yang luas bagi kepentingan pekerjaan Tuhan di Kota Medan, antara lain tanah tempat berdirinya Rumah Sakit Advent Medan di Jl. Gatot Subroto, tanah tempat berdirinya Klinik Gigi Advent di Jl. Kartini (di seberang Kantor Gubernur SUMUT) dan juga tanah tempat berdirinya Gedung Pertemuan Advent Medan yang diresmikan pada hari itu.

40

Adventist World | 12 - 2011

Pada akhir khotbahnya, Pdt. Johnny Lubis juga mengundang seluruh pendeta yang hadir naik ke mimbar untuk mendoakan Ev. Dr. Jannus O. Hutapea dan Jakarta Adventist Ministry (JAM) yang turut hadir dan yang akan menyelenggarakan KKR Akbar untuk esok harinya di gedung baru tersebut. Kemeriahan pada hari itu semakin bertambah atas hadirnya juga para anggota Excom Daerah Sumatera Kawasan Utara dan Pdt. R. Pakpahan, Ketua Daerah Kalimantan, yang turut berperan dalam penyelesaian pembangunan gedung selama masa pelayanannya di Sumatera Kawasan Utara sebagai ketua daerah. Dalam penandatanganan prasasti GPA Medan yang baru, yang turut membubuhkan tanda tangan antara lain Pdt. Johnny Lubis, Pdt. Dirman Nainggolan (Ketua GMAHK DSKU), Sopar Siburian (Ketua Panitia Pembangunan), dan Pdt. Muliadi Tambunan (Sekretaris Panitia Pembangunan). Untuk Pdt. Dr. J.S. Peranginangin penandatanganannya ditangguhkan oleh karena berhalangan hadir dalam acara tersebut. Bangunan GPA Medan telah selesai namun masih ada bagian-bagian bangunan yang harus sempurnakan. Seiring dengan itu, Medan masih memiliki sebuah proyek pembangunan gedung besar di kawasan elit Kota Medan. Bangunan yang terletak di Jl. Kartini yang selama ini menjadi tempat Klinik Gigi Advent tepat berada di seberang Kantor Gubernur Sumatera Utara. Bangunan ini telah selesai sekitar 75 persen atas dana dari Kantor GMAHK DSKU, UIKB dan beberapa anggota awam. Diharapkan dalam waktu tidak lama lagi akan diselesaikan. Namun masih membutuhkan bantuan dana dari para donatur yakni anak-anak Tuhan yang dilimpahi berkat. Sehingga bila gedung ini telah selesai maka akan dapat digunakan untuk menopang pekerjaan Tuhan di Kota Medan khususnya dan di Daerah Sumatera Kawasan Utara. Kiranya dengan kehadiran gedung-gedung baru ini akan menambah kemajuan rohani dan semangat penginjilan di te­ ngah-tengah umat Tuhan di Kota Medan. n —Dilaporkan oleh Pdt. Des Han Lingga, Direktur Komunikasi DSKU.


Panen Raya di Kota Medan

Kebaktian Kebangunan Rohani Akbar

M

enjelang akhir tahun 2011, pesta rohani KKR Akbar diadakan di Kota Medan yang berlangsung dari tanggal 16-22 Oktober. KKR akbar ini terselenggara atas kerjasama Jakarta Adventist Ministry (JAM) di bawah pimpinan Ev. Dr. Jannus O. Hutapea dengan seluruh jemaat di Kota Medan. KKR ini disambut hangat oleh seluruh jemaat di Kota Medan, terlihat dari tamu-tamu yang dibawa dari malam ke malam memenuhi gedung berdaya tampung 1700 tempat duduk tersebut. KKR yang menyajikan santapan rohani dari Firman Tuhan yang bertemakan “Hidup Sukses, Bahagia dan Berkelimpahan,� disampaikan oleh Ev. Dr. Jannus O. Hutapea dari malam ke malam yang didahului dengan pelajaran-pelajaran reformasi kesehatan oleh Sdr. Jeffry Takasenakeng. KKR ini dikemas begitu baik bersama dengan sajian lagu-lagu rohani yang menyentuh hati oleh Koor JAM dan juga nyanyian dari jemaat-jemaat Kota Medan. Pelayanan JAM yang penuh dedikasi ini bukan hanya pada malam hari, tetapi setiap pagi mereka juga melayani di berbagai Sekolah Advent di Kota Medan, dimana setiap pagi KKR diadakan dan dilayani oleh para pembicara dari JAM dan dibantu oleh para pelayan dari Daerah Sumatera Kawasan Utara (DSKU). Antara lain, Perguruan Advent Air Bersih Medan dilayani oleh Sdr. Edy Ruhumpati; Perguruan Advent 1 Veteran Medan oleh Sdr. Jeffry Takasenakeng; Perguruan Advent 2 Dr. Mansyur Medan oleh Sdr. Edison G. Siagian; Perguruan Advent 3 Bromo Medan oleh Pdt. R. Sidamanik dan Ny. L. Nainggolan (DSKU); Perguruan Advent 4 Padang Bulan Medan oleh Pdt. W. Pandiangan, Pdt. K.E. Ginting dan Pdt. S. Naibaho; Perguruan Advent 5 Amplas Medan oleh Pdt. Dr. S. Tarmidi dan Pdt. K.E. Ginting; Perguruan Parulian Teladan Medan oleh Ev. DR. Jannus Hutapea. KKR yang berlangsung selama satu minggu ini telah membangun satu semangat baru di jemaat-jemaat Kota Medan oleh karena melihat pelayanan JAM yang begitu sungguh-sungguh, bukan hanya memberikan dananya tetapi juga memberikan waktu dan tenaganya dalam pelayanan. Seluruh anggota JAM harus mengambil cuti bersama untuk melayani pekerjaan Tuhan di Ibukota Propinsi Sumatera Utara ini. Bagi umat Tuhan di Kota Medan, KKR kali ini memiliki suasana yang berbeda dari KKR-KKR sebelumnya, karena KKR ini dilangsungkan di Gedung Pertemuan Advent (GPA) Medan yang baru saja diresmikan, yang berlokasi di Jl. Air Bersih, No. 98 Medan Selatan. Kondisi ini telah menambah semangat rohani umat Tuhan karena telah memiliki gedung pertemuan sendiri yang besar dan megah di Kota Medan yang dapat digunakan untuk pertemuan-pertemuan rohani.

Pada hari Sabat di akhir KKR, Pdt. Dr. J.S. Peranginangin (Ketua GMAHK UIKB) yang secara khusus hadir untuk menyampaikan khotbah Sabat siang dan telah memimpin baptisan untuk 98 jiwa yang telah menyerahkan diri bagi Yesus Kristus. Seluruh gembala jemaat se-Kota Medan bersama para pelayan dari Kantor DSKU melaksanakan baptisan. Panen raya terjadi di Kota Medan atas pekerjaan Roh Kudus yang menolong seluruh hamba-Nya, baik dari tim JAM mau pun jemaatjemaat se-Kota Medan yang dikoordinasi oleh seluruh pendeta bersama officers dan staf Kantor GMAHK Daerah Sumatera Kawasan Utara. Kiranya 98 jiwa yang baru dibaptiskan akan bertumbuh di dalam iman dan menjadi penginjil-penginjil baru untuk membawa jiwa-jiwa kepada Yesus. Para pemimpin DSKU bersama jemaat-jemaat se-Kota Medan sangat bersyukur atas pelayanan JAM di Kota Medan. Semoga hal yang serupa masih bisa terjadi di tahun-tahun yang akan datang bersama JAM maupun dari kaum awam yang mau melayani di Kota Medan. n —Dilaporkan oleh Pdt. Des Han Lingga, Direktur Komunikasi DSKU.

12 - 2011 | Adventist World

41


Berita Dalam Negeri Pengorganisasian Jemaat ke-139 dan ke-140

Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya

K

ita bersyukur kepada Tuhan atas segala berkat-Nya yang telah kita rasakan dalam pertumbuhan jemaat di Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya. Konferens DKI telah mengorganisasi dua jemaat baru, yaitu Jemaat Tumou Tou Alfa Omega Cibubur, jemaat yang ke-139 dan Jemaat Berea merupakan jemaat yang ke-140. Cabang Sekolah Sabat Tumou Tou Alfa Omega Cibubur diorganisasi menjadi jemaat penuh pada hari Sabat, 12 November 2011 bertempat di Tumou Tou Center (sebagai induk), Menara Imperium lantai 16, Jl. H. Rasuna Said. Bangunan gereja Tumou Tou Alfa Omega ini sendiri bertempat di Ruko Cibubur Point blok B-16, Cibubur. Sedangkan Cabang Sekolah Sabat Berea diorganisasi menjadi jemaat penuh pada hari Minggu, 13 November 2011 di GPA, M.T. Haryono lantai 2. Puji Tuhan semua acara pengorganisasian berlangsung dengan baik. Semua anggota di jemaat yang baru ini sangat senang dan berbahagia karena mereka menjadi jemaat yang penuh. Dalam khotbah pengorganisasian yang disampaikan oleh Ketua Konferens, ditekankan bahwa jemaat yang baru harus tetap bertumbuh dan tetap semangat dan menjadi terang di mana pun berada, tetap setia sampai Yesus datang. Mari kita doakan kedua jemaat yang baru ini, agar bertumbuh terus dan menjadi terang memberitakan kabar baik di mana pun mereka melayani. Kiranya semua anggota jemaat ini tetap setia hingga Yesus datang nanti. Sekali lagi selamat kepada kedua jemaat yang baru. n

Atas: Para pelayan Jemaat Berea. Bawah: Para pelayan Jemaat Tumou Tou Alfa Omega Cibubur.

—Dilaporkan oleh Pdt. Arbeni Sagala. Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya.

Kebaktian Kebangunan Pathfinder

Wilayah Manado Selatan

P

ada tanggal 18-24 September 2011, lima jemaat yang tergabung di dalam klub “Garuda” Pathfinder Wilayah Manado Selatan yakni Jemaat Pineleng (Elang Club), Jemaat Winangun (Rajawali Club), Jemaat Ranotana (Tarsius Club), Jemaat Batu Kota (Merpati Club), Jemaat Aer Terang (Pisok Club), dan Jemaat Karombasan Selatan (Cenderawasih Club) membuat KKR yang dilaksanakan di lahan samping Jemaat Karombasan Selatan dengan Tema “Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman.” Pembicara dalam KKR ini dari malam ke malam adalah MG. Pdt. Stephen Salainti sebagai Direktur Pemuda Advent (PA) Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur (UKIKT) dan MG. Pdt. Ritus Keni sebagai Direktur PA Daerah Konferens Minahasa Utara.

42

Adventist World | 12 - 2011

Dari malam ke malam secara silih berganti kedua pemimpin dalam bidang kepemudaan dan kepanduan ini membawakan Firman Tuhan dengan sangat ‘berapi-api.’ Dimana kedua pembicara ini menekankan tentang kedatangan Yesus yang sudah sangat dekat dan mengenai peristiwa dari akhir sejarah dunia ini yang telah cukup lama dinubuatkan melalui kitab Daniel dan Wahyu. Puncak dari kebaktian KKR ini dilaksanakan pada kebaktian Sabat tanggal 24 September 2011. Dimana pembicara pada kebaktian Sabat siang adalah MG. Pdt. Dale Supit sebagai Gembala Jemaat Batu Kota dan Jemaat Aer Terang Wilayah Manado Selatan. Pendeta Dale Supit dengan penuh semangat mengkhotbahkan tantangan-tantangan yang dihadapi orang muda serta solusi yang dapat dipakai orang muda melawan akan godaan kepelisiran dunia menjelang Tuhan datang.


Selesai kebaktian Sabat siang, 3 jiwa yang telah menyerahkan diri pada malam terakhir dibabtiskan di kolam baptisan Gereja GISI Winangun. Pada acara Sabat sore dilanjutkan dengan kegiatan seminar-seminar mau pun kuis tentang kegiatan kepanduan yang dibawakan oleh para MG wilayah Manado Selatan. Sesudah acara kepanduan dilanjutkan pula dengan acara pemberkatan nikah kepada dua jiwa yang baru dibaptis yakni Ronald Putiluran dan Lenny Sukasdi yang dipimpin langsung oleh MG. Pdt. Pierson Tamaka selaku Gembala Wilayah Manado Selatan dan sebagai pagar ayu dan pagar bagusnya adalah para MG dan Pathfinder Manado Selatan. Dengan diadakannya KKR Pathfinder pertama di Kota Manado ini, masyarakat yang berada di sekitar Karombasan Selatan dapat mengenal lebih dekat lagi akan pekabaran gereja teristimewa akan kegiatan orang muda dalam bidang kepanduan yang sangat bermanfaat dalam pengembangan tabiat orang muda di akhir zaman ini. Marilah kita mendoakan bersama jiwa-jiwa ini supaya tetap dalam imannya kepada Yesus sampai Maranatha. n

Atas: Suasana KKR sebelum para pembicara membentangkan firman. Bawah: MG. Pdt. Stephen Salainti (Dir. PA UKIKT).

—Dilaporkan oleh MG. Fendy Kalangi, Direktur Pathfinder Jemaat Batu Kota.

Para Tamu Antusias mendengarkan Firman Tuhan

P

“

erjalanan Menuju Surga� adalah tema KKR yang dipilih oleh GMAHK Padangsidimpuan yang dilaksanakan pada Tanggal 23-29 Oktober 2011. Sebelum KKR penuaian ini, terlebih dahulu diadakan KKR Satelit 16-22 Oktober 2011 yang di bagi dalam 5 titik yaitu (1) Kampung Losung, dengan pembicara Pdt F. Manurung, (2) Kampung Sawah, dengan pembicara dari awam Bpk. Jho Hutabarat selaku ketua jemaat dan juga bendehara Klinik Advent Padangsidimpuan (3) Lembaga Pemasyarakatan, Salambue yang di koordinasi oleh BWA Padangsidimpuan sebagai pembicara secara bergantian (4) Mompang, sebagai pembicara Pdt E. Ginting selaku Gembala Jemaat Distrik Padangsidimpuan (5) Sipogu, sebagai pembicara Pdt B. Pandiangan yang juga adalah Gembala Distrik Sipirok. KKR penuaian yang dipimpin oleh Pdt P. Manullang yang juga adalah Ass. Kependetaan Daerah Sumatera Kawasan Tengah. KKR penuaian dipusatkan di Kota Padangsidimpuan di Gedung President Theater.

KKR Akbar Padangsidempuan Membawa 35 jiwa pada Yesus

Pada pembukaan KKR ini dihadiri oleh Bimas Kristen Kota Padangsidimpuan Bpk S. Siregar dan juga Pdt M. br. Tambunan selaku SEKUM BKAG Kota Padangsidimpuan sekaligus membuka acara ini secara resmi. Melalui KKR Akbar ini kita juga bisa menyaksikan koor dari jemaat-jemaat denominasii Kristen antara lain Koor PWKI (Persatuan Wanita Kristen Indonesia Wilayah Kota Padangsidimpuan), Koor dari KWK (Komunitas Wanita Kristen Kota Padangsidimpuan) dan koor dari Jemaat GKPA yang telah diundang oleh panitia. Meskipun dalam pelaksanaan kegiatan ini ada banyak tantangan yang dihadapai oleh panitia mulai dari cuaca yang kurang bersahabat karena hampir setiap malam turun hujan, pendanaan yang sangat kurang dan juga menghadirkan para tamu, namun tidak mengurangi semangat panitia untuk melakukan pekerjaan ini. Kuasa Tuhan begitu terasa dalam pelaksanaan KKR ini, karena dana yang diharapkan tidak terpenuhi, tetapi pada saat KKR ini berjalan dana itu dapat terkumpul, mukjizat Tuhan seakan tak pernah putus melalui doa yang dilakukan oleh panitia dan juga semua anggota jemaat, sehingga acara ini dapat berjalan dengan baik dan sukses. Khususnya pada malam panggilan yang dilakukan oleh Pdt. P. Manullang. KKR ini akhirnya dapat memenangkan 35 jiwa kepada Tuhan dengan

12 - 2011 | Adventist World

43


Berita Dalam Negeri perincian 10 jiwa dari Lembaga Pemasyarakatan Salambue, 19 jiwa dari Jemaat Padangsidimpuan, 2 jiwa dari Jemaat Tarurung II yang di gembalakan oleh Pdtm. Adam Mangunsong dan 4 dari Distrik Sipirok, dari total 35 jiwa yang dimenangkan ini, 17 adalah non Advent. Setelah menyelesaikan seluruh upacara baptisan yang diadakan di Sungai Gala-gala Torop, Batunadua, Padangsidimpuan, dilanjutkan makan bersama dan juga sekaligus acara penerimaan kepada 25 jiwa di Gedung President Theater. Tepat pukul 15.00 WIB, beberapa anggota jemaat Padangsidimpuan bersama Pdt P. Manullang dan Pdt E. Ginting berangkat menuju Lembaga Pemasyarakatan Salambue untuk mengadakan baptisan bagi 10 jiwa. Perlu kami sampaikan 10 jiwa yang dimenangkan di lembaga pemasyarakatan dibaptiskan di bak mandi yang ada di dalam lembaga pemasyarakatan tersebut di mana 10 jiwa ini dibaptiskan seluruhnya oleh Pdt. E. Ginting. Puji Tuhan dan terima kasih kepada umat Tuhan yang mendukung terutama panitia yang tetap bersemangat dalam mensukseskan acara KKR ini. Semoga jiwa yang baru menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya dapat bertumbuh di dalam iman dan pengetahuan akan kebenaran, bertahan dan setia sampai pada kedatangan Tuhan yang kedua kali.

Atas: Pdt. E. Ginting Membaptiskan salah satu dari 10 jiwa di bak mandi LP Salambue yang disaksikan oleh napi lainnya. Kiri: Pdt. E. Ginting, Pdt. P. Manullang dan Bpk. V. Silaen bersama 10 jiwa yang dibaptiskan di LP Salambue. Bawah: Pdt. F. Manurung, Pdt. P. Manullang, Pdt. E. Ginting membaptiskan 3 dari 25 jiwa pada hari Sabat 29 Oktober 2011.

—Dilaporkan oleh Pdt E. Ginting, STh, Ketua Panitia KKR.

KKR Hope Channel Indonesia di Surabaya

45 jiwa datang kepada Yesus

P

uji Tuhan atas lawatan-Nya untuk Kota Surabaya melalui KKR Hope Channel Indonesia (HCI) dengan Pembicara Pdt. Dr. Michael Palar, Direktur HCI sejak tanggal 24-29 Oktober 2011 di Gedung Garnisun dan Convention Hall Surabaya. Sungguh luar biasa KKR kali ini, karena antusias umat-umat Tuhan dan para tamu yang hadir dari malam ke malam hingga hari Sabatnya ada 45 jiwa dibaptiskan untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. “Saya terkagum-kagum kepada gereja Advent karena setiap ber-KKR selalu satu minggu bahkan lebih sedangkan denominasi lainya yang saya tahu kalau ber-KKR paling hanya satu, dua hari.” Hal ini ditegaskan dalam sambutan pembukaan KKR oleh Bapak Eddy Pattinarane, M.Sc, Ketua Umum Badan Antar Gereja-gereja (Bamag) Kota Surabaya. Kita doakan jiwa-jiwa yang baru dibaptiskan dan semua

44

Adventist World | 12 - 2011

yang hadir di KKR tersebut agar lebih setia dan lebih rohani. n —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Direktur Komunikasi KJKT.


Seminar Roh Nubuat 2011

R

oh Nubuat bukan terang baru, namun baru terang.” Hal ini ditegaskan oleh Rektor Universitas Advent Indonesia (UNAI) Bandung, Pdt. Dr. R. Hutabarat dalam orasi seminarnya tentang hubungan Alkitab dengan Roh Nubuat pada seminar Roh Nubuat yang dilaksanakan Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB) khususnya bagi wilayah pulau Jawa dan sekitarnya pada tanggal 21-23 Oktober 2011 di Hotel Blessing Hills, Trawas, Jawa Timur. Pdt. J. B. Banjarnahor, Direktur Penerbitan/ RN UIKB dalam sambutannya sangat berterima kasih kepada Tuhan atas pimpinan-Nya, kepada semua narasumber, kepada semua panitia, kepada semua peserta dan juga kepada pemilik/pengelola Hotel Blessing Hills—yang mana juga adalah salah seorang anggota jemaat GMAHK—di mana seminar Roh Nubuat diadakan, semuanya itu berperan penting sehingga seminar Roh Nubuat ini berjalan dengan baik. Seminar Roh Nubuat dengan tema “Revival, Reformation and Beyond” dan sub tema “Reformation through Spirit of

Blessing Hills, Trawas, Jawa Timur Prophecy” sangat relevan dengan kebutuhan gereja pada saat ini. Seminar Roh Nubuat kali ini sangat luar biasa oleh karena selain dihadiri oleh lebih dari 400 peserta, hadir pula pembicara yang ahli dibidangnya, antara lain: Pdt. Dr. R. Almocera, dekan dan Profesor Adventist Institute International of Advanced Studies (AIIAS) Filipina; Pdt. Dr. J. H. Rantung, Sekretaris Eksekutif UIKB dan Bapak B.F. Sihotang, Bendahara UIKB. Dalam khotbah komitmen penutupan seminar, Pdt. Dr. R. Almocera menggugah hati dan mengajak semua peserta dan bahkan diharapkan semua umat Tuhan pada akhir zaman ini menjadi tanah yang baik dan siap dituai oleh Petani yaitu Kristus (Matius 13:13-15) pada waktu Ia datang kali yang kedua nanti. n —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Direktur Komunikasi KJKT.

Retret Jemaat Garut

Pantai indah Pangandaran, Jawa Barat

B

anyak kendala yg menghalangi retret ini tetapi puji Tuhan, semuanya bisa berjalan dengan baik. Kami berangkat tanggal 7 Oktober 2011 pukul 5 sore dan tiba di Pangandaran sekitar pukul 9 malam. Kami menginap di penginapan Samudera 2, tadinya kami akan menginap di penginapan milik Konferens Jabar, tapi tidak bisa oleh karena telah dipesan

dan diisi oleh Jemaat Sukabumi. Sabat pagi kami telah menikmati kesegaran alam Pangandaran, diawali dengan kebaktian pagi dan kemudian pukul 9 pagi hingga siang hari, kebaktian Sabat pun dilaksanakan. Sore hari dilanjutkan dengan seminar rumah tangga, disampaikan oleh Pdt. D Naibaho dengan judul “Bahagia dalam Tuhan” hingga sore hari pukul 16.30. Malam harinya diisi dengan beberapa permainan dan minggu pagi, kami menikmati dinginnya air laut dengan berenang bersama dan mencari ikan di pantai pasir putih hingga siang hari. Setelah itu kami berisiap-siap untuk pulang ke Garut. Di tengah perjalanan pulang di antara kami ada yang kehujanan karena beberapa dari kami menggunakan sepeda motor karena kendaraan mobil tidak cukup menampung semua. Jemaat sangat bahagia, walau sebagian ada yang kehujanan. Kehangatan, keceriaan dan keindahan dalam kebersamaan adalah hal yang luar biasa. Kami sangat berterima kasih kepada Tuhan oleh sebab masih dapat menikmati alam ciptaan-Nya, di tengah keterbatasan dan kesibukan masing-masing. —Dilaporkan oleh Erwin R, GMAHK Jemaat Garut, Jawa Barat.

12 - 2011 | Adventist World

45


Berita Dalam Negeri Anggota GMAHK Menjadi Ketua DPD PWKI Jawa Timur

Menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan

B

aru pertama sekali orang Advent terpilih menjadi ketua DPD (Dewan Pimpinan Daerah) PWKI (Persatuan Wanita Kristen Indonesia) Jawa Timur. Hal ini sangat menggembirakan sekaligus menjadi kebanggaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) dimana pada hari Senin, 10 Oktober 2011 di GMAHK Anjasmoro, Jl. Anjasmoro 12 Surabaya telah terpilih/dilantik Ibu Siandra Hadikusumo menjadi Ketua DPD PWKI dan beberapa para ibu anggota GMAHK menjadi ketua cabang dan staf DPD PWKI Jawa Timur untuk periode 20112016. Hadir dalam pelantikan tersebut, Ketua Pembimas Kristen Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur, Ketua dan Staf Bamag Kota Surabaya, dan tokoh-tokoh GMAHK dan para undangan. Kita doakan agar pelayanan para ibu anggota Advent di Persatuan Wanita Kristen Jawa Timur dapat membuahkan jiwa-jiwa bagi Kristus dan menjadi berkat bagi banyak orang, teristimewa menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan. n —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Direktur Komunikasi KJKT.

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konferens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi

majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana membutuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar. Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TEXT naskah berita yang kami terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microsoft Word/Word Perfect, TANPA ADA GAMBAR/FOTO/IMAGE DI DALAM FILE DOKUMEN TERSEBUT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam file text dokumen tersebut). GAMBAR/FOTO/IMAGE untuk naskah berita tersebut kami harapkan TERPISAH DARI DALAM FILE dokumen text naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta beresolusi minimum 640x428. Jika ada keterangan gambar/ foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam text naskah berita tersebut. Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan. Kirimkan ke: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan dalam edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

46

Adventist World | 12 - 2011

ơȼȴȽΎƨȳȼɂȷȼȵ˻ ȰȯȵȷΎƨȯɀȯ ƨȳȼɃȺȷɁΎƫȳɂȷȯ ƙȲɄȳȼɂȷɁɂΎƯȽɀȺȲΎ ơȼȲȽȼȳɁȷȯ


WARTA

GEREJA ADVENT

“Lihatlah, Aku Datang Segera…”

1.000

S i l e n t Preacher

Menyebar di Tomohon

E

llen White menyebutkan bahwa hasil penerbitan kita adalah ‘silent preacher,’ (RH, December 19, 1878). Dengan terbitan kita, teristimewa buku-buku yang memuat kebenaran-kebenaran yang dibutuhkan saat ini, akan menjadi pengkhotbah-pengkhotbah di rumah-rumah orang-orang yang menerimanya. Pada hari Sabat 23 Oktober 2011, Jemaat Matani, Tomohon, membagikan 1.000 buah buku secara gratis di wilayah Matani dan sekitarnya. Acara ini terlaksana atas inisiatif Departemen Pelayanan Perorangan dan juga pria Advent yang didukung oleh seluruh anggota Jemaat Matani. Masing-masing anggota jemaat menyumbangkan buku “Hari yang Hampir Dilupakan” kepada jemaat untuk kemudian dibagikan pada hari Sabat, setelah potluck. Ada yang menyumbangkan 10 buah buku, ada yang menyumbangkan 20 buah buku, dan ada yang menyumbangkan lebih dari 20 buah buku, sehingga terkumpullah target yang ingin dicapai, yaitu 1.000 buah buku. Adapun harga buku tersebut adalah Rp. 10.200/buah. Setelah potluck, anggota jemaat dibagi ke dalam 40 kelompok, dan 1 kelompok terdiri dari dua orang. Dari kelompok anak-anak, pemuda, bahkan orangtua, terlibat dalam kelompok membagikan 1.000 buah buku tersebut. Mereka membagikan buku-buku sesuai wilayah yang telah ditentukan. Sebelum buku itu dibagikan, Pdt. Ch. Manoppo selaku Direktur Penerbitan UKIKT, yang membawakan Firman Tuhan pada hari Sabat untuk penekanan pentingnya pekerjaan Penginjil Literatur, mendoakan buku-buku tersebut di Gereja MAHK Matani. Banyak yang terharu ketika buku-buku itu didoakan. Pdt. Ch. Manoppo, juga ikut dalam kelompok untuk membagikan buku-buku pada hari Sabat sore. Pdt. Johnny Rumalag selaku Direktur Penerbitan Daerah Konferens Minahasa Selatan dan juga Gembala Jemaat Matani yang juga ikut dalam membagikan buku-buku memastikan bahwa, 1.000 buah buku telah sampai kepada masyarakat pada sore hari Sabat. Yang ikut dalam pembagian buku ini, bukan hanya anak-anak Pathfinder dan orang dewasa, tapi juga beberapa pegawai konferens ikut membagikan buku tersebut. Setelah membagikan buku, semuanya berkumpul kembali di gereja pada acara Pemuda Advent untuk bersaksi di acara Pemuda Advent. Seorang anak Pathfinder yang ber-

Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan. Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Pengarah J. S. Peranginangin Ketua Bidang Usaha A. Ricky Bendahara S. Manueke Pemasaran S.P. Rakmeni Produksi S. M. Simbolon Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit Redaksi Pelaksana dan Desain Isi J. Pardede Tim Redaksi S.P. Silalahi, R.C.A. Raranta, J. Wauran Komunikasi Uni S. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan Barat S. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah D. Lingga, Sumatera Kawasan Utara H. Sihaloho, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan A. Sagala, DKI Jakarta dan Sekitarnya S. Nappoe, Jawa Barat W. Siringoringo, Jawa Tengah R. Situmeang, Jawa Kawasan Timur D. Juniarto, Kalimantan Kawasan Timur J. Sihotang, Kalimantan Barat D. Kana Djo, Nusa Tenggara R. Keni, Minahasa Utara Dj. Muntu, Minahasa F. Kasenda, Bolaang Mangondow-Gorontalo Ch. Muaya, Sulawesi Tengah M. Tandilangi, Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara A. J. Uniana, Maluku H. Sandil, Nusa Utara H. Wambrauw, Papua I. Lisupadang, Luwu Toraja Izin

Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987

Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Alamat Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842 Email: sirkulasi_iph@yahoo.com (Sirkulasi) www.iphbdg.org

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

12 - 2011 | Adventist World

47


nama Felian Timbuleng, dia memberikan kesaksian secara singkat. Dia mengatakan: “Cuma satu yang kita mo bilang, orang tua yang nda ikut, rugi!” Kelompok-kelompok yang lain menyaksikan mereka bertemu dengan para pendeta Protestan, ada juga yang bertemu dengan para pastur dan para suster Katolik dan mereka berterima kasih atas buku yang dibagikan secara gratis tersebut. Dan yang lebih mengharukan adalah, ada yang bertemu dengan seorang ibu. Ibu Kambey, ketika melihat buku yang dibagikan kepadanya, dia melihat itu dicetak oleh IPH, dia mengetahui ini adalah orang Advent, dan dia sangat terharu. Ibu itu kemudian mengatakan bahwa dia adalah mantan Penginjil Literatur. Namun, setelah menikah di Jakarta, dia terpaksa ikut menjadi Protestan. Dan pada waktu dia ikut suaminya ke Tomohon, dia tidak pernah bertemu dengan orang Advent. Dia kemudian berjanji akan datang ke ibadah pada Sabat berikutnya. Dia kemudian mengatakan bahwa dulu suaminya melarang dia untuk kembali kepada Advent, namun sekarang sua-

minya sudah mengizinkannya. Kita berdoa, kiranya 1.000 ‘silent preacher’ yang telah menyebar ke rumah-rumah di Tomohon akan melakukan tugasnya dengan baik untuk menuntun orang kepada kebenaran yang berdasarkan Firman Tuhan. Seorang anggota jemaat mengatakan, tahun depan, kita merencanakan untuk membagikan 10.000 silent preacher ke kota Tomohon. Kita doakan rencana ini. n —Dilaporkan oleh Glen Rumalag, Eden Way Wellness Center, Desa Warukapas, Jaga IX, Kec. Dimembe, Sulut.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.