War ta Ge re j a Mas ehi Adve nt Har i Ke t ujuh
0 7 - 2 01 5
Tempat
Pertemuan Kita dengan 10
Malaria: Ancaman
yang Berkelanjutan
TUHAN 21
Desain
Alam
26
Gambaran
Sempurna
07 - 2015
The International Paper for Seventh-day Adventists
Ju ly 2015
CERITA SAMPUL
16
Oleh Gideon dan Pam Petersen
Rendezvous with 10
Malaria:
A Continuing Threat
Tempat Pertemuan Kita dengan Tuhan
21
Design in
Nature
26
Pengalaman Misi adalah salah satu pembelajaran sebagaimana berbagi.
A Perfect
Reflection
8 Panggilan untuk Kesetiaan PA N O R A M A
SEDUNIA
Oleh Ted N. C. Wilson
Men jadi saksi, panggilan Allah bagi kita.
K E P E R C AYA A N
DASAR
Oleh Judith dan Sven Fockner
Yesus berjanji Dia akan menyediakan tempat bagi kita.
21 Desain Alam IMAN
DAN
SAINS
Oleh Tim Standish
Pelajaran pertama: jangan lewatkan yang nyata.
22
ROH
NUBUAT
Jurukabar Allah: Gereja Bertumbuh, Tantangan Baru
Oleh Theodore N. Levterov
Sebagaimana pengaruh Ellen White meningkat, begitu pula perjalanannya.
11 Kemenangan Akhir K E H I D U PA N
14 Di Rumah Bersama Anak Domba
ADVENT
Oleh Mihai Goran
Sudah sewajarnya: Kita belajar, kita berbagi.
24 Memandang Wajah-Nya P E L AYA N A N
12
RENUNGAN
ADVENT
Oleh Diana Dyer
Kita tidak pernah tahu ketika kita berada di hadapan Seorang yang istimewa.
Katrina
Oleh EfraĂn VelĂĄzquez II
Bergerak di sepanjang jalan menuju perlindungan.
D E PA R T E M E N TA L 3 L A P O R A N
SEDUNIA
3 Sekilas Berita 6 Fitur Berita 27 Kisah GLOW
10 K E S E H A T A N S E D U N I A Malaria: Ancaman yang Berkelanjutan
Adventist World | 07 - 2015
JAWABAN
DAN
ALKITAB
Gambaran Sempurna
28
PERTUKARAN
IDE
31-40 D A R I I N D O N E S I A Warta Gereja Advent
www.adventistworld.org Tersedia daring dalam 10 bahasa
2
P E R TA N YA A N 26
(WGA)
F O T O
S A M P U L :
A d v e n t i st
F r o n t i e r
M i ss i o n
LAPORAN SEDUNIA
Orang Advent di Hungaria
Berdamai Setelah
40 Tahun
Oleh Andrew McChesney
T ED
“Setiap orang Kristen membutuhkan dua jenis pertobatan: Satu dari dunia kepada Kristus, dan kemudian yang satu lagi kembali ke dunia bersama Kristus.” —John Stott. Seorang profesor perguruan tinggi yang bijak suatu saat pernah mengobservasi dalam kelas agama menyatakan bahwa perjalanan misi Advent selalu berada antara dua kata penting—“datang” dan “pergi”—keduanya perlu untuk dipahami untuk mengerti arti pemuridan. Jika kita menekankan hanya “datang” kepada Yesus, kita pasti bergerak ke arah iman yang berfokus pada pengalaman keselamatan kita sendiri—kenyamanan kita, harapan kita, perilaku kita, sudut pandang kita—dengan perhatian yang kurang bagi mereka yang belum mengenal-Nya. Jika kita hanya menggarisbawahi “pergi” atas nama Yesus, kita kehilangan pengalaman penting dari kasih karunia yang telah diterima yang memenuhi syarat kita untuk bersaksi mengenai apa yang telah Yesus lakukan bagi kita secara pribadi. Kita mengakhirinya dengan menyoroti keangkuhan keberhasilan kita yang jelas terlihat sebagai misionaris—ribuan dibaptis, jutaan melayani, membangun bangunan, kebenaran yang dinyatakan. Menunjuk pada kisah yang sering diabaikan dalam Lukas 10 dari misi 70 murid, ia mengingatkan kita bahwa semua misi yang benar adalah suatu siklus: Datang kepada Yesus, belajar dari-Nya; pergi keluar dalam nama-Nya dan mengagumi kuasa-Nya; kembali kepada-Nya dengan kisah pembebasan; dikirim kembali keluar dengan iman yang lebih dalam dan kemauan yang lebih besar untuk mendengarkan dan belajar dari mereka yang kita layani. Selama 10 tahun yang menakjubkan majalah ini telah menceritakan kisah misi Advent di seluruh dunia. Tim internasional kita dari pada penulis, editor, penerjemah, desainer, dan distributor telah bekerja tekun untuk mengkomunikasikan arti “datang” dan “pergi” untuk misi dalam nama Yesus. Di halaman majalah ini, Anda akan menemukan cerita untuk membangun iman Anda dan meningkatkan kasih Anda bagi Yesus dan kebenaran-Nya. Anda juga menemukan artikel yang jujur, berguna, yang mengingatkan jemaat Tuhan mengenai tantangan dan cobaan yang sering ada dalam pekerjaan bagi Tuhan. Di luar semua hal ini, kami berharap Anda juga menemukan kasih yang lebih besar untuk dunia yang sedang tertekan, kepada mereka yang kebingungan untuk siapa kita berbagi kabar baik tentang keselamatan melalui Yesus, dan harapan dalam kedatangan-Nya yang segera.
Tamas Ócsai, kanan, Ketua Uni Konferens Hungaria, menandatangani dokumen bersama pemimpin KERAK, János Cserbik.
nn Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Hungaria dan kelompok yang memisahkan diri dari ratusan mantan pengikut Advent telah sepakat untuk mengesampingkan kekecewaan masa lalu dan bekerja ke arah perdamaian setelah 40 tahun. Perpecahan gereja di Hungaria terjadi pada tahun 1975 saat protes para pendeta muda dan anggota lain yang berkolaborasi bersama para pemimpin gereja lokal dengan Council of Free Churches, suatu lembaga yang dibentuk untuk mewakili kepentingan umum dari denominasi Protestan kecil yang kemudian menjadi alat dari negara komunis. Tamas Ócsai, Ketua Uni Konferens Hungaria, menandatangani dokumen berjudul “Deklarasi Bersama Penyelesaian Masa Lalu dan Membangun Masa Depan” dengan János Cserbik, pemimpin KERAK, sebagaimana kelompok sempalan itu dikenal, pada satu pertemuan. “Saya sangat senang bahwa di tahun ke-40 ini, perpecahan tiba pada sebuah akhir untuk sebagian besar orang,” kata Benjamin D. Schoun, wakil ketua gereja Advent sedunia, yang memainkan peran penting dalam membawa kedua belah pihak ke arah rekonsiliasi. “Ini adalah bukti penggunaan metode Alkitab untuk rekonsiliasi dan kemauan pada bagian dari kedua belah pihak untuk melangkah ke arah satu sama lain,” kata Schoun dalam sebuah wawancara. “Mereka masih memiliki banyak hal detil untuk dikerjakan, dan kita harus terus berdoa untuk inisiatif ini.”
Bersambung ke sebelah
07 - 2015 | Adventist World
3
LAPORAN SEDUNIA Gereja Advent di Hungaria memiliki 4.629 anggota beribadah di 104 jemaat, sementara KERAK memiliki 1.500 hingga 1.800 anggota. Para pemimpin gereja setempat mengantisipasi bahwa sekitar 600 anggota akan kembali pada musim panas ini, sementara 400 tidak bermaksud untuk kembali dan sisanya terbuka untuk ide konsiliasi itu. Dokumen rekonsiliasi yang telah lama ditunggu itu, dipandang sebagai langkah pertama menuju penyatuan kedua belah pihak. Dalam mencapai kesepakatan itu, gereja Advent mengakui bahwa gereja telah mengusir sekelompok dari 518 orang percaya secara nyata tanpa dasar pada tahun 1975. “Setelah banyak kekacauan, yang menggoncang gereja sampai pada intinya, kelompok itu dikucilkan, sebagian besar tanpa alasan yang Alkitabiah,” Divisi Trans-Eropa, yang meliputi Hungaria, mengatakan dalam sebuah pernyataan. Orang percaya yang dikucilkan itu pertama kali diorganisasikan sebagai gereja “bawah tanah” di negara blok Soviet tetapi kemudian muncul secara resmi sebagai denominasi KERAK, atau Christian Adventist Community. Setelah runtuhnya rezim komunis pada tahun 1989, para pemimpin Advent dari semua tingkatan gereja berusaha untuk menyatukan kembali gereja di Hu ngaria, tetapi tidak berhasil. Pembicaraan serius tentang reunifikasi berhenti sekitar tahun 2000. Namun pada tahun 2011 generasi baru pemimpin KERAK memulai serangkaian pembicaraan. Pada tanggal 23 April disetujui sinyal titik balik, kata Ketua Divisi Trans-Eropa Raafat Kamal. “Selama dua tahun ter akhir saya pribadi menyaksikan ekspresi langsung dari rekonsiliasi oleh anggota dan pemimpin,” katanya. “Kristus akan segera datang, dan Dia menyatukan orang percaya Advent di Hungaria untuk menjadi satu pikiran dalam berfokus pada misi menjadi garam dan terang.”
4
Adventist World | 07 - 2015
Atas: Paul Ratsara, Ketua Divisi Samudra Selatan Afrika-India, berbicara pada perayaan anggota 1000000 di Lusaka, Zambia. Kiri: Presiden Zambia, Edger Lungu hadir sebagai tamu kehormatan.
P h otos :
Z am b i a n
U n i o n
C o n f e r e n c e
Presiden Zambia
Merayakan
1 Juta Orang Advent Oleh Andrew McChesney nn Presiden Zambia bergabung bersama ribuan orang Advent di stadion untuk merayakan 1 juta anggota Advent di negara Afrika. Presiden Edger Lungu menyaksikan parade Pathfinder berseragam hijau-putih dan mengambil bagian dalam kebaktian di Heroes Stadion Nasional di Ibukota Zambia, Lusaka, selama perayaan Sabat. “Nama Allah dan gereja-Nya terangkat. Ini adalah saat yang luar biasa bagi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Zambia, “kata Paul Ratsara, Ketua Divisi
Samudera Afrika-India Selatan, yang wilayahnya meliputi Zambia. “Presiden negara dan pejabat bahkan memutuskan untuk menghadiri kebaktian itu,” kata Ratsara dalam sebuah wa wancara. “Saya memiliki tanggung jawab yang berat untuk memberikan roti hidup.” Dengan tonggak keanggotaan, Zambia memiliki anggota Advent lebih banyak dari negara lain di Afrika dan bergabung hanya tiga negara dengan lebih dari 1 juta anggota: Brasil (1,5 juta), India (1,5 juta), dan Amerika Serikat (1,2
Gereja Puerto Rico Menyumbang Besar bagi
Nepal
Oleh Libna Stevens, IAD yang telah bergegas untuk membantu populasi secara umum, dan gereja Advent di Nepal, yang ketuanya adalah Umesh Pokharel, yang telah menghabiskan minggu perjalanan ke desa-desa terpencil untuk mendistribusikan makanan dan tenda untuk orang Advent dan sesama mereka. Tapi tidak ada sumbangan gereja yang tampaknya cukup murah hati seperti komunitas Advent Puerto Rico. Gereja Advent di Puerto Rico membuka rekening bank lokal untuk sumbangan Nepal sebelum mengorganisasikan konferensi pers pada 28 dan 29 April di kota-kota San Juan dan Mayaguez.
Hosp i tal
Bersambung ke sebelah
M e mo r i al
nn Gelombang gempa Nepal yang kuat mencapai pulau Karibia Puerto Rico, di mana masyarakat Advent memiliki hubungan khusus dengan negara Asia Selatan. Beberapa hari setelah gempa 25 April, pemimpin Advent di Puerto Rico meres pons dengan memanggil dua konferensi pers untuk mengumpulkan dana bagi Scheer Memorial Hospital, yang dioperasikan gereja Advent, bahwa kepala petugas medis dan administrator, Fernando Cardona, adalah penduduk asli Puerto Rico. Puluhan ribu dolar cepat dikumpulkan, dan José Alberto Rodriguez, ketua gereja Advent di Puerto Rico, mengatakan ia berharap jumlah yang terkumpul hingga 200.000 dolar AS. “Kita memiliki sebuah gereja yang memberi,” kata Rodriguez, yang juga bekerja sebagai direktur negara bagian untuk Adventist Development and Relief Agency di Puerto Rico. “Kita juga memiliki banyak teman dari gereja yang percaya pada pekerjaan kita dan karya ADRA dan suka membantu orang lain.” Jumlah uang yang dikumpulkan oleh rata-rata gereja kecil Puerto Rico, yang memiliki keanggotaan hampir 34.000 anggota, hal itu mengesankan dengan ukuran apa pun. Rodriguez juga memelopori penggalangan dana berkendara melalui kantor ADRA Puerto Rico yang dikumpulkan beberapa ratus ribu dolar setelah gempa dahsyat melanda Haiti pada tahun 2010. Bantuan Advent lainnya juga menggalang dana untuk Scheer Memorial Hospital, yang terletak di luar Ibukota Nepal, Kathmandu. Sumbangan juga dicari oleh Adventist Development and Relief Agency,
S c h e e r
juta). Filipina tidak jauh tertinggal di belakang, dengan 918.669 anggota pada bulan Desember, dan Kenya (824.185) dan Zimbabwe (803.521) memiliki hanya sedikit perbedaan. Gereja Advent memiliki 18,5 juta anggota di seluruh dunia. Ted N.C. Wilson, ketua dari gereja Advent sedunia, berkata bahwa ia memuji Tuhan untuk berkat-Nya di gereja Advent Zambia. “Dia memberkati gereja-Nya dengan cara yang luar biasa seperti yang kita mohon untuk hujan akhir dari Roh Kudus demi membawa pekabaran Injil untuk setiap sudut dunia ini, “kata Wilson. Penginjilan adalah pola hidup dan bukan hanya sebuah acara di Zambia, kata Ratsara. Dia mengatakan gereja Advent lokal, memiliki sekitar 6.000 jemaat di negara dengan populasi 15,5 juta, bertumbuh pesat karena kaum awam dan pendeta bekerja sama dan anggota baru dibaptis ditempatkan dalam sebuah program yang disebut Fishers of Men yang berusaha untuk mengubahnya menjadi pembuat murid. Banyak dari mereka yang hadir di stadion Lusaka adalah orang muda dan anggota gereja Dorcas Society, dua kelompok dengan pemimpin gereja yang mendorong pertumbuhan. “Orang muda telah menjadi dinamo di balik pertumbuhan yang menakjubkan itu. Para wanita dari Dorcas Society faktor utama yang lain yang mendongkrak lonjakan keanggotaan dalam beberapa tahun terakhir ini, “kata G.T. Ng, sekretaris eksekutif gereja Advent sedunia. “Mungkin gairah dan antusiasme para pemuda dan para wanita dalam kehidupan dan pelayanan gereja di Zambia adalah sesuatu yang gereja sedunia dapat tiru.”
Dokter melakukan sebuah operasi caesar di Rumah Sakit Memorial Scheer, dekat Kathmandu.
07 - 2015 | Adventist World
5
LAPORAN SEDUNIA Oleh Andrew McChesney Wartawan dari koran lokal utama dan stasiun televisi menghadiri acara tersebut. Cardona, seorang dokter anak yang meninggalkan posnya di Rumah Sakit Vista Bella milik gereja di Mayaguez tujuh tahun lalu untuk bekerja di Nepal, berbicara melalui telepon pada konferensi pers Mayaguez. “Allah sangat baik kepada kita dan telah melindungi kita, dan Dia memberi kita kekuatan untuk terus dapat membantu orang,” katanya.
Cara Lain untuk Bantu Nepal n Berdonasilah ke Scheer Memorial Hospital milik gereja di Kathmandu. General Conference has telah membuat situs untuk menggalang dana di fundly.com (goo.gl/ JqV84X). Afilias ASI—Asian Aid USA—juga mengumpulkan dana untuk rumah sakit itu di AsianAid.org. n Berdonasilah ke gereja Advent di Nepal
dengan menujukan satu cek atau uang ke “General Conference of Seventh-day Adventists” dengan tulisan “Nepal Section relief funds” di baris memo. Alamat harus dikirim ke: Donation Cashier General Conference of Seventh-day Adventists 12501 Old Columbia Pike Silver Spring, MD 20904, United States Dana itu langsung kepada anggota Advent yang membutuhkan. n Berdonasilah ke ADRA dengan mengunjungi ADRA.org dan klik “Donate” di atas beranda situs. Penduduk Kanada dapat berdonasi di adra.ca/nepal. Dana itu langsung ditujukan kepada upaya bantuan umum.
6
Adventist World | 07 - 2015
Misi Itu Tetap
Berjalan
Børge Schantz melihat hasil kisah misi ajaib yang telah 36 tahun melalui tiga jiwa baptisan tepat sebelum ia meninggal dunia. nn Børge Schantz menunjukkan semangatnya bagi kaum Muslim dan pelayanan misi yang tanpa disangka ditemui di Denmark ketika ia bertemu kembali dengan seorang pria Etiopia yang ia selamatkan dari suatu kejadian mematikan hampir 40 tahun sebelumnya. Schantz, salah satu ahli teologi gereja Advent di Eropa, yang kemudian membaptis keluarga pria ini, dalam suatu kisah luar biasa yang bisa dilihat sebagai kesaksian akhir dalam pengaruh seorang misionaris Advent, yang meninggal tibatiba pada tanggal 12 Desember 2014, di rumahnya di Bjaeverskov, Denmark. Dia meninggal dalam usia 83 tahun. Schantz salah seorang penulis Biblical Missionaries, suatu pelajaran Sekolah Sabat Dewasa yang digunakan oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di seluruh dunia pada triwulan tiga 2015. Buku ini, ditulis bersama dengan mantan Rektor Newbold College, Steven Wayne Thompson, yang meneliti kehidupan para misionaris seperti Abraham, Ester, Yunus, dan Paulus. Kehidupan misionaris Schantz sendiri mendapat liputan yang menonjol di surat kabar terbesar Denmark, BT, di Juli 2014 ketika ia bertemu kembali dengan Hassen Anbesse, yang saat itu masih anak kecil yang ditinggalkan oleh orangtuanya yang beragama Muslim setelah seekor serigala hyena menggigit bagian wajahnya. Schantz sedang mengerjakan kisah ten-
tang Anbesse untuk Adventist World ketika ia tiba-tiba meninggal dunia. Kisah itu mulai pada tahun 1978, ketika Schantz diundang untuk menghadiri Pekan Doa di Ethiopia Adventist College di Kuyera, Etiopia. Tampang buruk Anbesse, yang tinggal di sebuah panti asuhan Advent terdekat, duduk besama anakanak lain di barisan depan. “Dia membuat kesan dalam pada saya,” kata Schantz dalam serangkaian surat elektronik kepada Adventist World pada akhir 2014. “Masa depan macam seperti apa yang akan dia miliki?” Ekspresi mulut menganga terlihat ketika hidung Anbesse untuk pertama kali diangkat. Kelopak matanya semakin tidak terlihat, dan mulutnya melengkung. Sementara anak itu mendengarkan Schantz berbicara tentang Yesus dan surga, sebuah kerinduan meningkat dalam dirinya untuk wajah yang baru. Tanpa satu pun hal itu, ia akan berakhir menjadi orang buangan dan mati muda. Anak itu mendekati Schantz setelah pertemuan tersebut dan berseru, “Kapankah Yesus datang kembali, saya akan mendapatkan wajah baru dari-Nya.” Schantz mengatakan bahwa kata-kata tersebut terngiang di kepalanya selama beberapa minggu. Anbesse, anak perantau yang berkelana di perbatasan Etiopia dengan Somalia, telah diserang oleh seekor serigala hyena pada usia 4 tahun ke-
S c r e e n g r a b s
f r om
B T
v i d e o
Kiri: GENERASI DUA: Schantz membaptis anak laki-laki pertama Anbesse, Natinael, pada 18 Oktober 2014, kurang dari dua bulan sebelum kematian Schantz. Tengah: BERTEMU KEMBALI: Schantz dan Anbesse bertemu untuk membuat rekaman video mengenai pertemuan kembali mereka untuk koran BT tahun lalu. Kanan: DARI ARSIP: Schantz dan Anbesse melihat koran BT tahun 1978 dengan halaman utama, “Help Hassen Get a New Face” (Bantulah Hassen Memiliki Wajah Baru). C ou r t e s y
of
B ø r g e
S c h a n tz
tika ia tidur di tenda. Seorang dewasa sempat mengejar hewan itu agar pergi sebelum hewan tersebut membunuh anak itu, tetapi dokter tidak mampu berbuat banyak untuk memperbaiki kerusakan wajahnya. Ketika Schantz kembali ke Denmark pada suatu kesempatan cuti, ia meyakinkan koran BT agar para pembaca dapat membantu membawa anak itu ke Denmark untuk operasi. Koran itu mempu blikasikan kisah dengan judul “Bantulah Hassen Memiliki Wajah Baru” di halaman depan pada tanggal 26 Juli 1978. Upaya penggalangan dana itu cukup besar hingga 80.000 Crown Denmark. Anbesse menjalani serangkaian operasi gratis dari seorang ahli bedah plastik. Setelah itu ia tinggal di Denmark selama beberapa tahun, pindah ke Norwegia, kembali ke Etiopia, dan menetap kembali di Denmark. “Hidupnya dengan bekas luka yang sangat terlihat di wajahnya itu bukanlah hal mudah,” kata Schantz. Di Kopenhagen, Anbesse bertemu dan menikah dengan seorang imigran sesama Etiopia, Helen, dan mereka memiliki tiga anak. Dia kehilangan kontak dengan Schantz setelah operasi dan berhenti menghadiri gereja. Sementara, Schantz sendiri terus melayani di gereja hingga 47 tahun pelayanan. Dia bekerja sebagai dekan teologi di Newbold College dan adalah pendiri sekaligus Direktur Seventh-day Adventist Global Center for Islamic Studies di perguruan tinggi di Inggris. Selama 10 tahun ia
mengajar etika medis untuk perawat Muslim pada tugas khusus dari Loma Linda University ke negara Muslim yang ketat. “Dia menjalani kehidupan yang sangat aktif,” kata Arne Sandback, seorang pendeta dan teman yang melaksanakan pemakaman Schantz. “Hanya untuk menyebutkan beberapa hal, bahwa ia telah berkhotbah, mengajar di sekolah-sekolah, dan memberikan ceramah tentang Islam. Dia bahkan sebenarnya telah dijadwalkan untuk mengkhotbahkan Sabat setelah kematiannya.“ Ray Holm, yang bersama istrinya, Lynette, menjamu Schantz di rumah mereka selama pekan doa di Ethiopia Adventist College tahun 1978, menyebut Schantz adalah sebuah inspirasi. “Setiap kali kita melihatnya, dia seperti keluarga, mendorong kita dalam pekerjaan kita dan memberikan berbagai nasihat,” kata Holm, yang bekerja sebagai manajer bisnis di kampus dan sekarang kepala keuangan Healthcare Resources NW milik Advent di Portland, Oregon. Sementara Schantz terus sibuk khotbah dan mengajar pada musim semi 2014, istri Anbesse, Helen, mulai membawa keluarga ke gereja Advent untuk beribadah. Dia adalah seorang Kristen Coptic yang setia dan, karena mengetahui latar belakang suaminya adalah Advent, ia memutuskan untuk mengambil waktu melihat lebih dekat pada iman yang telah diabaikan, kata Schantz. “Beberapa bulan yang lalu saya berkhotbah di gereja Holbaek, dan ada di antara para pendengar
saya temukan Hassen dan keluarganya,“ kata Schantz. “Betapa suatu reuni!” Setelah menerima beberapa tip dari Schantz, koran BT melaporkan tentang reuni dalam edisi Minggu yang populer, yang bersirkulasi sekitar 269.000. Laporan itu menyebut gereja Advent beberapa kali dan mengisi tujuh halaman koran. “Meskipun saya punya wajah, itu masih tidak cukup seperti orang lain,” kata Anbesse dalam koran. “Tapi saya sangat senang dengan hasilnya. Saya memiliki wajah baru, negara baru, dan keluarga yang luar biasa.“ Anbesse bekerja selama bertahun-tahun di pabrik, dan istrinya sebagai pelayanan pembersih. Saat ini mereka mengambil berbagai pekerjaan tambahan. Dalam beberapa bulan setelah reuni yang tidak disangka itu, Schantz dan istrinya, Iris, bertemu secara teratur dengan keluarga tersebut dan memberikan pelajaran Alkitab. Atas permintaan Helen dan dua anaknya, Natinael dan Meron, Schantz membaptiskan ketiganya pada tanggal 18 Oktober, kurang dari dua bulan sebelum kematiannya. Keanggotaan Hassen ini dipindahkan ke Denmark dari sebuah gereja di Etiopia. “Itu adalah pengalaman yang sangat istimewa bagi saya, membaptis tiga orang sebagai hasil dari pelayanan misi 36 tahun yang lalu,” kata Schantz dalam komunikasi terakhir dengan Adventist World, pada 13 November “Saya mengalami sukacita Pengkhotbah 11:1: “Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.”
07 - 2015 | Adventist World
7
PA N O R A M A
SEDUNIA
Oleh Ted N. C. Wilson
K
K
esetiaan ekarang Waktunya
esetiaan merupakan tema yang penting di dalam Alkitab. Dalam kitab Mazmur kita membaca tentang kesetiaan Allah: “Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan; Engkau menegakkan bumi, sehingga tetap ada”(Mzm. 119:90); “Ya TUHAN, Allah semesta alam, siapakah seperti Engkau? Engkau kuat, ya TUHAN, dan kesetiaan-Mu ada di sekelilingMu”(Mzm. 89:9). Nabi Yesaya menulis, “Ya TUHAN, Engkaulah Allahku;... sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu” (Yes. 25:1). Pentingnya kesetiaan tercermin dalam perkataan Yesus: “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar” (Lukas 16:10); dalam penghargaan-Nya “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia,” (Matius 25:23.); dan dalam janjiNya di Wahyu 2:10, “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” Kesetiaan dikenal sebagai buah Roh (Gal. 5:22). Alkitab menggambarkan bahwa ada banyak pengikut Allah yang setia, dan pada waktu sekarang ini Ia masih memiliki umat-Nya yang setia. Ellen White mengingatkan kita: “Kristus hadir pada setiap pertemuan dan pada setiap perbincangan pribadi kita. Dia menjadikan umat-Nya sebagai tempat penyimpanan akan berkat yang istimewa. Dia berikan kepada mereka permata dan harta yang lebih indah daripada emas; dan setiap pekerja yang setia bersama Allah akan bekerja dalam tambang kebenaran dan akan mendapatkan harta.... Sekalipun dicemooh orang banyak, sekalipun menderita kerugian du-
8
Adventist World | 07 - 2015
Panggilan untuk S
niawi, mereka telah menyatakan integritas yang teguh.... Mereka berdiri benar seperti jarum penunjuk arah, sebagai pekerja yang setia, sebagai pembawa panji Allah, dalam dasar yang teguh seperti halnya batu.“1 Nubuatan Sedang Digenapi
Sebagai seorang anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang memiliki perspektif nubuatan yang jelas, kita dapat melihat bahwa kedatangan Kristus yang kedua akan segera tiba! Secara pasti kita dapat menyadari bahwa Matius 24 dan Wahyu 13 sedang digenapi sekarang. Dunia dalam keadaan kacau. Tidak ada yang bisa memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh berbagai negara dan juga kelompok masyarakat. Kerusuhan, penindasan, dan pengkhianatan terjadi di mana-mana. Tidaklah sulit untuk membayangkan “Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini…” (Lukas 21:26). Tren sosial terus menerus bertentangan dengan kebenaran Alkitab dan prinsip surgawi. Bagi mereka yang melihat dengan jeli, tren ekumenis yang terjadi cukup mencengangkan, mengarah kepada penggenapan Wahyu 13:3. Panggilan untuk Kesetiaan
Allah memanggil seluruh umat–Nya yang sisa untuk setia kepada-Nya melalui hubungan dan persekutuan kita denganNya setiap hari. Hanyalah oleh selalu terhubung kepada Pokok maka kita dapat berbuah dan setia dalam dunia yang penuh dengan ketidaksetiaan ini.
Kita dipanggil untuk setia: Setia kepada Kristus, setia kepada Firman-Nya yang Kudus; setia kepada gereja dan nubuatanNya; setia kepada rencana Alkitabiah-Nya bagi keluarga; setia kepada pesan kudusNya; setia untuk terus bersaksi tentangNya; setia untuk percaya dan menggunakan Roh Nubuat; setia untuk menyatakan pekabaran tiga malaikat; setia dalam penatalayanan Kristen; setia pada kehidupan Kristen; setia untuk melakukan pelayanan kemanusiaan; dan setia untuk membagikan janji kedatangan Kristus. Dia adalah teladan dan Juruselamat kita. Melalui kebenaran dan kasih karunia Kristus kita dapat setia karena Dia juga setia. Adalah suatu kehormatan yang berharga bagi kita, di mana kita dapat meletakkan hidup kita dalam tangan-Nya yang setia, mengetahui bahwa apa pun yang akan terjadi, Allah setia dan adil. Apa pun yang kita hadapi, kita dapat mengandalkan kesetiaan Allah, Dia akan membawa kita pulang ke kerajaan-Nya yang kekal ketika Kristus kembali. Kesetiaan Anda adalah penting dalam menyatakan Allah kepada alam semesta. Oleh karena kesetiaan-Nya sehingga Ia memiliki pengikut yang setia. Salomo menyatakan bahwa “tetapi duta yang setia membawa kesembuhan” (Amsal 13:17). Jadilah duta Kristus ketika Anda membawa kesembuhan fisik, mental, sosial, dan spiritual kepada orang lain. Bagikanlah kebenaran Kristus dan pelayanan kesehatan-Nya yang komprehensif ketika Anda terlibat dalam rencana penginjilan ke kota dan setiap tempat di bumi. Allah berjanji bahwa “Orang yang dapat dipercaya men-
Kesetiaan Anda adalah penting dalam menyatakan Allah kepada alam semesta. dapat banyak berkat,” (Amsal 28:20). Paulus menjelaskan dalam 1 Korintus 4:2: “Yang akhirnya dituntut... bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.“ Teladan Nehemia
Salah satu contoh yang paling mengharukan dapat kita temukan dari kesetiaan Nehemia, seorang hamba Allah yang setia yang tinggal di istana raja Persia. Nehemia 1:4 mencatat bahwa ketika Nehemia mendengar tentang rubuhnya tembok Yerusalem, ia “duduk dan menangis.” Lalu ia mengarahkan hatinya kepada Tuhan dalam doa. Ketika Anda menghadapi tantangan, jadilah kuat melalui doa. Mintalah Allah untuk memberikan hujan akhir Roh Kudus sehingga kita dapat memperbaiki “tembok Allah” zaman ini dengan kuasa Roh Kudus. Nehemia mendapatkan izin untuk kembali ke Yerusalem dan membangun kembali tembok itu. Tiga hari setelah tiba, Nehemia menantang bangsa Yahudi: “Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela” (Neh. 2:17). Dan jawaban mereka adalah “Kami siap untuk membangun!” (ayat 18). Waspadalah Terhadap Orang Sinis
Tapi berhati-hatilah dengan orangorang sinis, yang diwakilkan oleh Sanbalat, Tobia, dan Gesyem, yang menertawakan dan membenci Nehemia. Teguhlah di dalam Allah dan ikutilah apa yang Nehemia katakan, “Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun” (ayat 20). Pembangunan dapat berjalan dengan cepat “karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati” (Neh. 4:6).
Ketika musuh Allah mendengar kemajuan ini, mereka membuat rencana untuk menyerang. Nehemia memohon kepada Allah melalui doa dan kemudian menempatkan orang dan berkata, “Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudarasaudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu dan rumahmu“ (ayat 14). Mereka berbagi tugas dalam pertahanan dan pembangunan sehingga semua orang turut ambil bagian. Mereka “yang membangun di tembok. Orang-orang yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata“ (ayat 17). Dalam kesetiaan Anda kepada Allah, satu tangan melakukan pekerjaan Allah, dan tangan yang lain memegang Firman Tuhan, sebagai senjata otoritas surgawi. Bersandar sepenuhnya pada Tuhan dalam pelayanan Anda, dan bersama dengan orang yang bekerja pada tembok Yerusalem katakanlah, “Allah kita akan berperang bagi kita!” (ayat 20). Mari kita bekerja dalam semangat yang sama, dalam satu pikiran yang setia terhadap permintaan Allah agar kita menyerukan pekabaran tiga malaikat dalam kuasa Roh Kudus. Sebuah Tugas Istimewa
“Dalam sebuah penglihatan istimewa, umat Advent Hari Ketujuh... telah diberikan sebuah tugas kudus, yaitu untuk membagikan pekabaran malaikat pertama, kedua, dan ketiga. Tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting. Mereka tidak diizinkan untuk menyerap hal-hal lain dalam perhatian mereka.“2 Sanbalat, Tobia, dan Gesyem tidak menyerah. Waspadalah terhadap orang yang mencoba untuk menghalangi atau
mengalihkan perhatian Anda dari tugas besar Anda sebagai umat Advent sebelum kedatangan Kristus. Mintalah Allah untuk memperkuat tangan Anda dan melakukan pekerjaan-Nya yang besar dalam kesetiaan Anda kepada-Nya. Allah akan membalas kesetiaan Anda seperti yang Dia lakukan kepada Nehemia. “Maka selesailah tembok itu....” Ketika semua musuh kami mendengar hal itu.... ”mereka tahu bahwa pekerjaan itu dilaksanakan dengan bantuan Allah kami“ (Neh. 6:15, 16). Ketika Allah menunjukkan tangan-Nya yang kuat dalam pekerjaan kesetiaan Anda, berikanlah kepada-Nya segala kemuliaan sehingga orang akan melihat bahwa Dia bekerja melalui Anda. “Tetapi sama seperti Nehemia, umat Allah tidak usah merasa takut maupun memandang rendah musuh-musuh mereka. Sambil menaruh kepercayaan mereka pada Allah, mereka harus maju terus secara tetap, melaksanakan pekerjaanNya dengan tidak mementingkan diri, dan menyerahkan ke dalam pemeliharaan-Nya pekerjaan di mana mereka berdiri.“3 Pegang teguh kebenaran Allah dan kabarkanlah Firman-Nya, sebagaimana yang dilakukan Nehemia dan banyak orang lain. Anda adalah penting dan bahkan sangat penting untuk menyatakan pekabaran terakhir dari pekabaran tiga malaikat. Allah mengandalkan Anda. n 1 Ellen
G. White, dalam Review and Herald, 21 Jan. 1890. G. White, Testimonies to the Church (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1948), jld. 9, hlm. 19. 3 Ellen G. White, Alfa dan Omega (Bandung: Indonesia Publishing House, 1999), jld. 4, hlm. 235. 2 Ellen
Ted N. C. Wilson adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. 07 - 2015 | Adventist World
9
KESEHATAN
SEDUNIA
Oleh Peter N. Landless
Malaria
Ancaman yang Berkelanjutan
Kita mendengar cukup banyak tentang Ebola, HIV dan AIDS, tetapi adakah suatu hal yang baru terkait dengan malaria? Apakah bahaya dan ancamannya masih tetap sebesar pada beberapa waktu sebelumnya?
M
alaria masih menjadi “penyakit pembunuh” yang menghancurkan. Laporan World Health Organization* mengungkapkan statistik menakutkan tentang infeksi parasit ini. Pada tahun 2013 ada sekitar 584.000 kematian karena malaria di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 90 persen terjadi di Afrika, dan 78 persen korbannya adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun. Dalam angka yang sebenarnya, malaria tetap bertanggung jawab atas kematian sekitar 430.000 anak-anak di Afrika dalam setiap tahun. Situasi ini diperburuk oleh fakta bahwa kurang dari 50 persen dari populasi di sub-Sahara Afrika memiliki akses terhadap jaring insektisida. Sebagaimana halnya jumlah yang tidak mencukupi ini, angka kejadian secara drastis meningkat selama 15 tahun terakhir, dan gereja Advent melalui Departemen Pelayanan Kesehatan, memiliki hak istimewa untuk menjadi bagian dari kelompok advokasi yang bertujuan agar gereja menjadi komponen kunci dalam pendistribusian jaring permethrin. Kita masih memiliki banyak lagi pekerjaan yang harus dilakukan, di antaranya adalah demi kemajuan kesehatan semua orang! Bagaimanapun juga, suatu perbaikan sedang terjadi. Penggunaan jaring dan insektisida nyamuk telah membantu menurunkan perkiraan angka kematian menjadi 47 persen sepanjang tahun 2000 dan 2013. Terobosan lain yang menjanjikan adalah pengembangan vaksin malaria. Upayi ini sedang dirintis antara lain oleh, GlaxoSmithKline (GSK), dan mungkin akan dapat digunakan pada bulan Oktober 2015, bilamana hasil uji coba menunjukkan keamanan dan manfaat yang dihasilkan. Sampai saat ini hasil tes
10
Adventist World | 07 - 2015
yang dilakukan menunjukkan bahwa vaksin efektif pada lebih dari sepertiga anak-anak bila diberikan antara usia 5 dan 17 bulan. Bill and Melinda Gates Foundation telah mendanai upaya ini. Vaksin ini telah teruji sejak tahun 2009, pada lebih dari 16.000 anak di tujuh negara sub-Sahara Afrika, dengan hasil yang sangat menjanjikan. Keampuhan vaksin tersebut akan habis dari waktu ke waktu, dan suntikan tambahan akan diperlukan. Bagaimanapun, perkembangan artemisinin-resistant Plasmodium falciparum, sangat mengkhawatirkan, terutama di Kamboja. Artemisinin adalah obat antimalaria terbaru dan umumnya sangat efektif yang berasal dari semak belukar asli Tiongkok. Tentunya obat ini telah sangat membantu, tapi Plasmodium Falciparum, yaitu salah satu bentuk parasit malaria yang paling berbahaya, telah menjadi resistan terhadap obat ini di Kamboja. Jenis malaria yang sama ini telah mengembangkan resistansi terhadap obat kina di bagian dunia lain, termasuk di antaranya Afrika. Resistansi terhadap obat-bat lain tentu sangat memprihatinkan karena malaria jenis ini umumnya mematikan. Ada dua hal penting yang perlu digarisbawahi: Perlu adanya (1) upaya yang gigih untuk menghilangkan vektor (pembawa): Nyamuk; dan (2) distribusi global jaring insektisida [insecticide treated nets (ITN)] di mana pun ancaman malaria terjadi harus ditingkatkan. Pendidikan kesehatan pun adalah suatu kunci. Mencuci tirai dan kelambu/jaring dengan permethrin dapat mengurangi kasus malaria. Dilengkapi dengan informasi yang benar, anggota gereja dapat memberikan pengaruh yang sangat positif dalam bidang yang mereka layani, sehingga
membantu mewujudkan mimpi menjadi sebuah kenyataan: “Setiap gereja menjadi pusat kesehatan masyarakat, dan setiap anggota gereja sebagai misionaris medis (promotor kesehatan).” Adalah penting untuk memakai malaria prophylaxis (tablet yang membantu mencegah malaria, dan mudah-mudahan segera akan dibuat dalam bentuk vaksin) seperti yang disarankan oleh dokter/klinik Anda. Berhati-hatilah dengan efek samping yang dapat terjadi. Mefloquine (Lariam) tidak lagi direkomendasikan karena efek sampingnya yang merugikan. Unsur efektif lainnya memiliki jauh lebih sedikit konsekuensi mengkhawatirkan. Pencegahan secara universal akan selalu membantu. Gunakan kelambu dan obat nyamuk di area dampak malaria. Kenakan baju lengan panjang dan celana panjang (penutup kaki) ketika berada di luar saat fajar dan senja. Berantas genangan air di mana nyamuk suka berkembang biak. Banyak kesempatan yang dapat membantu membuat suatu perubahan dalam masyarakat kita. Kesadaran dan pengendalian malaria adalah salah satunya. Saat kita merangkul pelayanan kesehatan yang komprehensif dan membagikan pelayanan penyembuhan Yesus, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik” (Gal. 6:9). n * www.who.int/malaria/media/world_malaria_report_2014/en/.
Peter N. Landless,
seorang ahli kardiologi nuklir, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference. P h oto :
J am e s
Gat h a n y / C D C
K E H I D U PA N
Y
esus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa tuaian berlimpah tetapi pekerja sedikit; Dia kemudian mengajak mereka berdoa agar ada lebih banyak pekerja (Mat. 9:35-38). Kisah berikut adalah suatu ilustrasi tentang berbagai cara Tuhan menjawab doa.
Kemenangan Akhir
Oleh Mihai Goran
Benih yang berbuah Hadiah Sebuah Buku
Cosmina, seorang wanita muda Ortodoks, sedang mencari Allah. Seorang teman memberinya salinan buku Kemenangan Akhir (The Great Controversy) yang ditulis oleh Ellen G. White. Buku ini membuat Cosmina terkesan, dan dia membacanya dua kali. Tetapi dia ingin tahu lebih banyak lagi tentang kebenaran. Dia merasa bahwa Roh Kudus telah mengarahkannya untuk mengunjungi perpustakaan umum setempat, di mana ia menemukan lebih banyak lagi buku yang ditulis oleh Ellen White. Dia meminjam dan membaca semuanya. Segera Cosmina mengetahui bahwa ada kios buku kesehatan di kotanya di mana seorang penginjil literatur menjual berbagai buku. Dia senang karena kios itu menjual buku Ellen White dan dia pun membeli beberapa buah buku di sana. Tak lama kemudian dia pun mengoleksinya. PENJUAL BUKU: Cosmina menemukan sukacita yang besar dalam membagikan kasihnya kepada Yesus dengan menjual buku Ellen G. White, terutama Kemenangan Akhir.
Terlibat
Bersamaan dengan itu, Cosmina berteman dengan si penginjil literatur dan menawarkan diri untuk membantu di kiosnya. Dia mengukur tekanan darah orang yang mampir di kios itu, dan juga menganjurkan agar mereka membeli dan membaca buku tulisan Ellen White. Melihat semangatnya dan kebahagiaannya di dalam Tuhan, si penginjil literatur merekomendasikannya turut serta dalam program penginjilan literatur yang diselenggarakan oleh konferens setempat, yang disebut dengan P h oto :
C ou r t e s y
of
t h e
aut h o r
ADVENT
Waldensian Student Project, yang diadakan pada musim panas . Cosmina bergabung dengan tim pemuda Advent selama tiga minggu bekerja menjual buku di kota terdekat. Pada akhir proyek tiga minggu itu, para mahasiswa diberitahu tentang Waldensian Student Project, yang akan diadakan selama setahun penuh, dan melibatkan tim mahasiswa untuk melakukan penginjilan kesehatan dan buku di seluruh negeri. Dengan sukarela Cosmina berpartisipasi dalam proyek itu. Dengan penuh sukacita Cosmina bekerja bersama orang muda dan para penginjil literatur lainnya untuk menjual buku dari rumah ke rumah dan juga di berbagai lembaga di beberapa kota. Buku yang paling sering ditawarkannya adalah Kemenangan Akhir, dan dia katakan bahwa dia selalu merasa senang ketika orang memutuskan untuk membeli buku itu. Saat tim mengunjungi gereja Advent yang berbeda pada setiap Sabat, Cosmina sering memberikan kesaksian, menceritakan bahwa dia adalah seorang Kristen Ortodoks yang terlibat dalam misi Advent. Tapi Cosmina kelihatannya sangat berhatihati untuk mengakhiri kisah imannya di gereja itu. Berkomitmen pada Yesus
Pada saat proyek penginjilan itu akan berakhir, saat menghadiri Kongres Penginjil Literatur, Cosmina akhirnya dibaptis, bersama dengan gadis lain yang terlibat dalam Waldensian Student Project. Ibu Cosmina turut hadir pada aca ra tersebut, dan karena setiap perubahan positif yang ia perhatikan terjadi dalam kehidupan putrinya selama tahun sebelumnya, maka ia pun mulai mempelajari Alkitab dan berencana untuk dibaptis dalam waktu dekat ini. Cosmina gembira melihat keinginan ibunya dalam mempelajari Alkitab, dan ia menambahkan, “Saya ingin melayani Tuhan selama sisa hidup saya.� Dengan kasih karunia Allah, setiap salinan Kemenangan Akhir yang kita bagikan kepada orang lain menciptakan sebuah kisah. Orang yang menerima buku dari Anda hari ini bisa saja menjadi rekan Anda dalam pelayanan suatu hari kelak. n
Mihai Goran adalah
seorang penginjil literatur di Romania.
07 - 2015 | Adventist World
11
R E N U N G A N
Oleh Efraín Velázquez II
Katrina
Sebuah kisah para imigran dan anugerah Allah
S
atu dekade setelah peristiwa Badai Katrina yang tragis, mungkin inilah waktu yang tepat untuk merefleksikan salah satu kisah di antara kisah yang tak terhitung lainnya yang terjadi pada bencana alam terburuk dalam sejarah Amerika Serikat. Kisah ini telah menjadi sumber harapan dan kekuatan bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang menyadari akan kehidupan di dunia, di mana tragedi dan bencana skala besar tampaknya terjadi setiap hari. Katrina adalah sebuah badai mega yang menyisakan suatu pemandangan kehancuran dan penderitaan pada tahun 2005. Itu merupakan rekor tahun yang ditandai dengan kerusakan paling parah yang pernah terjadi selama musim badai, dengan nilai kerugian sebesar 160 miliar dolar AS. Jumlah korban tewas lebih dari 1.800 orang dalam satu badai, dan kisah yang datang dari lebih dari 1 juta orang pengungsi masih menghantui Amerika Utara. Banyak kisah tentang hilangnya nyawa atau harta, tentang anarkis yang memerintah di New Orleans, tentang para pahlawan dan penjahat yang muncul di tengah penderitaan dan keputusasaan. Namun, ada kisah dari orang yang tidak memiliki rumah, dan terlalu takut untuk mencari bantuan atau mendapatkan perhatian nasional. Saya turut mengalami Katrina bersama mereka, dan dengan mengubah nama mereka saya bisa leluasa menceritakan beberapa kisah tentang pengharapan dan komunitas mereka di tengah tragedi dan keputusasaan. Badai Segera Tiba
Kami tiba di New Orleans sebagai “imigran kesehatan” yang sedang mencari perawatan medis. Ini bukanlah suatu perjalanan yang dramatis. Suatu perjalanan udara menuju daratan AS dari Puerto Rico bukanlah masalah. Kami dipenuhi dengan harapan. Ibu saya memerlukan transplantasi hati dan dijadwalkan untuk menerima organ yang sangat diperlukan di New Orleans. Pada saat itu kami tidak menyadari bahwa badai datang ke arah kami. Di rumah sakit, ibu saya dibawa ke unit perawatan intensif (ICU).
12
Adventist World | 07 - 2015
Di sanalah saya bertemu dengan Andres, seorang pemuda yang tidak bisa bergerak setelah kecelakaan yang membuatnya lumpuh. Selama 10 tahun dia telah menjadi orang asing tak diketahui di negara itu, mencari “impian Amerikanya.” Sebagai seorang Ayah dari dua orang anak, dengan setia ia mengirimkan uang untuk keluarganya di rumah dan bekerja dengan keras, seperti yang dialami juga oleh jutaan orang lainnya. Setelah ia jatuh di lokasi konstruksi ia hanya dapat terbaring di atas tempat tidur. Baru beberapa minggu setelah kejadian itu seseorang mengabari istrinya tentang keadaannya yang serius. Maria, istrinya, tidak bisa mendapatkan visa untuk masuk ke Amerika Serikat secara hukum, sehingga ia berhasil menggunakan “coyote”1 yang membantunya menyeberangi padang gurun dan mengakhiri perjalanan berbahayanya di Louisiana. Maria sedang dalam misi cinta dan harapan. Dia melakukan yang terbaik untuk memberikan motivasi bagi Andres, yang saat itu lebih memilih untuk mati saja. Saya bergumul untuk membacakan Mazmur 91 baginya, karena saya juga memiliki luka baru di dalam hati saya, tetapi saya merasa didorong oleh nasihat Petrus: “Sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh ber bagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu—yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api —sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan”(1 Petrus 1: 6, 7). Sungguh, ujian utama datang: Bukan dengan api, tetapi dengan air. Badai Tiba
Kami tidak pernah mengalami badai raksasa yang mematikan di Puerto Rico selama umur hidup saya. Bahkan, sebagian besar orang bersikap skeptis mengenai “sesuatu yang besar,” suatu sikap yang hampir sama ketika banyak orang menantikan kedatangan Kristus yang kedua. Petrus menjelaskannya: “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapabapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan “(2 Petrus 3:4). P h oto :
J e ff
S c h maltz / N A S A
Saya dilatih oleh Adventist Medical Cadet Corps untuk siap membantu orang lain dalam bencana. Namun, pelatihan yang saya peroleh tidak mempersiapkan diri saya untuk menghadapi badai angin dengan puncak kecepatan 280 kilometer per jam (175 mph). Ayah saya ragu tentang kedatangan Badai Katrina. Dia dibesarkan untuk mempelajari prediksi datangnya badai yang dapat menyebabkan kerusakan besar, tapi dia tidak pernah mengalami suatu skala seperti yang diantisipasi dalam laporan media. Dia menyimpulkan bahwa kabar itu hanyalah sensasi belaka, hampir sama dengan skenario akhir zaman yang telah terbukti salah. Namun, ketika kami diberitahu bahwa kami akan dievakuasi ke Louisiana Superdome, dan ada ratusan ribu orang yang meninggalkan kota, ia akhirnya menyadari bahwa ini adalah serius. Kami tidak mempunyai pilihan lain. Kami berlindung di salah satu lobi rumah sakit, berbagi ruang dengan orang lain yang berasal dari Karibia dan Amerika Tengah. Kami berbagi semua perlengkapan yang kami beli seolah-olah tidak akan ada hari esok. Perkataan Petrus dengan jelas terdengar pada telinga kami: “Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudarasaudara, penyayang dan rendah hati,“ (1 Petrus 3:8). Tuhan akan menyediakan. Badai menggelora bagaikan kereta api yang ditakdirkan untuk menghancurkan bangunan. Angin keras menderu tanpa ampun selama berjam-jam; kemudian air memecahkan tanggul, yang mengakibatkan banjir di sebagian besar kota. Kali ini apa yang telah diperingatkan telah terbukti benar.
olah mereka sedang mengucapkan salam perpisahan, meskipun ayah telah diyakinkan bahwa ibu saya akan kembali beberapa hari kemudian dengan menggunakan helikopter, bersama-sama dengan Andres dan mereka yang ditinggalkan lainnya. Apa yang kami lihat adalah suatu gambaran tentang kematian dan pengharapan, ini adalah saat yang tepat untuk mengingat ” oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati,” (1 Petrus 1:3). Kami adalah sisa yang harus melanjutkan perjalanan melalui jalanan yang telah rusak, di mana bahaya terbesar yang dapat terjadi adalah penjarahan dan perampasan. Kami memulai perjalanan kami sebagai orang yang tak saling mengenal, tapi mengakhirinya sebagai suatu keluarga, “bangsa yang terpilih, imamat yang rajani” (1 Petrus 2:9). Kita semua berdesak-desakan tidur hanya dalam dua kamar tidur karena mencari penginapan bukanlah hal yang mudah sekalipun makanan selalu tersedia. Hidup kami tidak pernah berada dalam bahaya; atas kemurahan-Nya kami tidak menyaksikan kekerasan apa pun. Tuhan memimpin perjalanan kami seperti yang Dia lakukan pada masa lalu. Ketika kami berada di Texas, beberapa anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di sana menolong dan mengurus kami. Pendeta Murillo dan Pagán memberikan kasih, perawatan, dan penginapan kepada kami, dan rasanya seperti berada di ‘Tanah Perjanjian’. Ibu saya tiba beberapa hari kemudian, juga Andres dan yang lainnya. Kami kehilangan jejak beberapa sahabat seperjalanan kami. Namun, seluruh kenangan masih sangat jelas dalam pikiran dan hati kami, dan kami berharap untuk dapat bertemu dengan mereka lagi. Ibu saya telah mendapatkan organ hati baru dan terus menjadi sumber inspirasi. Dari pengalaman yang berkuasa ini, saya mendapatkan pelajaran: Meskipun kita adalah bangsa yang kudus, sebangsa dan tanah air, kita tetaplah “pendatang dan perantau” di dunia ini (1 Petrus 2:11). Sesungguhnya, di planet yang dibanjiri oleh dosa ini kita hanyalah sebagai penduduk gelap. Tempat kita bukanlah di sini. Kita adalah pendatang yang mengejar mimpi suci, perantau dalam perjalanan pulang ke Yerusalem Baru. n
Pelatihan yang saya peroleh tidak mempersiapkan diri saya menghadapi badai angin dengan puncak kecepatan 280 kilometer per jam (175 mph).
Mencari Tempat Lebih Tinggi
Rumah sakit di mana kami berlindung tidak tergenang. Setengah dari daya listrik masih dapat berjalan, dan bangunan itu hanya mengalami kerusakan ringan. Namun setelah beberapa hari, Garda Nasional memperingatkan kami bahwa kami harus meninggalkan tempat itu. Dengan sebuah mobil minibus dan mobil kecil, kami berhasil menyediakan transportasi bagi sekelompok pengungsi yang memiliki berbagai pengalaman dan cerita. Beberapa anggota kelompok kami datang dari Amerika Selatan, sementara yang lain dari negara yang lebih dekat ke Amerika Serikat. Mereka memiliki alur cerita yang beraneka ragam tentang bagaimana mereka telah tiba di negara itu, Maria ada bersama dengan mereka ketika kami meninggalkan mereka untuk mencari tempat yang lebih tinggi. Sungguh merupakan pemandangan yang mengharukan, ketika melihat ayah saya menggenggam tangan ibu saya seolah-
1 Nama
yang diberikan kepada penyelundup manusia di Amerika Latin.
Efraín Velázquez II menjabat sebagai wakil Rektor Inter-American Adventist Theological Seminary di Divisi Inter-Amerika. 07 - 2015 | Adventist World
13
K E P E R C AYA A N
“
DASAR
L
alu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.... Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata,: ‘Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersamasama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.’ Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: ‘Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru.’ Dan firman-Nya: ‘Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar’” (Wahyu 21:1-5). Setiap kali kita membaca dua halaman terakhir dari Wahyu, kita merasakan ketenangan. Yohanes menggambarkan kilauan yang melampaui dunia ini, batu mulia, tanaman, dan rumah yang melampaui apa yang kita bayangkan sebelumnya. Semuanya menakjubkan, pemandangan yang sempurna! Kemudian, dalam dua ayat klimaksnya, Yohanes menunjukkan inti dari permulaan yang baru: “Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu. Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya“(ayat 22, 23). Di tengah semua kemuliaan dan kemegahan, gambaran yang penuh dengan kilauan ini. Kita disentuh lebih dalam dari semua sungai sejernih kristal dan istana yang berwarna safir. Dia akan berada di sana. Yesus, Anak Domba. Dia akan selalu ada, dan tidak pernah pergi. Dan hanya Dialah yang kita butuhkan.
PASAL 28
Bebas Dari Diri Kita Sendiri
Apakah Anda tahu bagaimana rasanya ketinggalan sesuatu hal atau khawatir akan sesuatu yang terlalu singkat? “Tidak, saya ingin memilikinya; tidak ada orang lain yang akan mendapatkannya.” Anda dapat melihat gambaran seperti ini: Pada pintu masuk sebuah toko ritel besar, di mana sesaat sebelum pembukaan diadakan diskon khusus. Orang mengantre di luar dan menunggu untuk mendapatkan harga murah. Mungkin jika dilihat dari luar, wajah mereka tampak tenang, tapi jika dilihat pada hati dan pikiran mereka, mereka telah di set bagaikan predator. Mereka bersiap-siap pada posisi yang strategis dan berjaga-jaga pada pintu masuk toko. Kita menyebutnya keegoisan dan kita sering menertawakan perkelahian yang kita tonton pada TV kita. Tapi ternyata, pada akhirnya kita semua hanya peduli pada diri kita sendiri. Baru-baru ini kami mencari rumah. Setelah 10 rumah yang kami datangi akhirnya kami menemukan satu rumah yang sesuai dengan harga yang terjangkau. Tetapi tiba-tiba timbul sebuah perasaan yang sedikit panik. Bagaimanakah jika seseorang lebih dahulu membelinya sebelum kami? Kami menginginkan rumah itu, untuk kami. Kami tidak ingin jika rumah itu menjadi milik orang lain sekalipun mungkin ia lebih membutuhkannya, atau menjadi milik orang lain yang lebih memerlukannya. Kami tidak peduli dengan pembeli lain. Apakah Anda pernah mengalami hal seperti ini? Ini tidak akan terjadi lagi. Pertama, tentu saja karena Anak Domba peduli kepada kita semua, dan kita tak akan kekurangan apa-apa. Dan alasan yang kedua, yang merupakan alasan yang menentukan yaitu, karena Anak Domba telah membebaskan kita dari diri kita sendiri (Rm. 7:24;. Yohanes 8:36). Melalui teladan-Nya, Ia menunjukkan kepada kita bahwa kebahagiaan sejati berawal ketika kita mau memberi bukan menerima (Markus 10: 43-45; Kisah
Di Rumah
Bersama
nak omba A D Oleh Judith dan Sven Fockner
14
Adventist World | 07 - 2015
Tiba-tiba kita tidak mengejek orang lain untuk membuat diri kita lebih baik. Para Rasul 20:35). Akhirnya, kita dapat membiarkannya dan belajar bahwa kita tidak perlu lagi berjuang untuk diri kita sendiri, karena akan ada yang melakukannya. Sungguh kita akan terkagum dengan perasaan kebebasan itu! Akan datang suatu kuasa besar dengan tiba-tiba, kuasa memperhatikan satu sama lain, menjangkau orang lain, dan memelihara mereka! Bebas Dari Kesia-siaan
Apakah Anda pernah merasakan hal seperti ini? Anda merasakan sesuatu yang indah, sinar matahari terpapar pada kulit Anda di awal musim semi, minuman lezat, musik yang melantun dan menyentuh, yang hanya mengingatkan Anda pada suatu masa yang lebih baik. Entah mengapa hal seperti itu tidak lagi membuat Anda merasa bahagia saat ini; sebaliknya Anda malah semakin sedih karena Anda tidak bisa merasakannya. Orang lain yang berada di sekitar Anda tampak hidup bahagia selamanya (setidaknya tampaknya demikian), tetapi bagi Anda tampaknya tidak berarti apa-apa. Tidaklah selamanya seperti ini. Anda tidak dapat mengingat dengan tepat kapan hal itu dimulai, tapi hidup tidak lagi seperti dahulu. Anda menjadi sangat kecewa. Seseorang telah meninggalkan Anda. Atau Anda telah kehilangan seseorang. Atau sesuatu telah gagal. Kegelapan dan kecemasan tampaknya menjadi sahabat yang kerap menemani Anda. Apa yang Anda ketahui hanyalah bahwa diri Anda lebih menderita dari siapa pun yang ada dalam hidup Anda. Anda tidak dapat menemukan perasaan sukacita dari diri Anda atau dari apa pun yang Anda lakukan. Apakah hal seperti ini tak asing bagi Anda? Ada kabar baik bagi Anda: Anda tidak akan merasakan seperti ini lagi, karena ini merupakan suatu refleks emosional terhadap penderitaan, ini adalah reaksi akibat terpisahnya kita dari Allah. Namun, di bumi baru kita tidak akan pernah terpisah dari-Nya dan tidak akan pernah kecewa lagi. Kita tidak akan kehilangan seseorang, dan kita tidak akan kehilangan apa-apa. Kita akan hidup bersatu, kuat dan berkelimpahan (Yohanes 10:10). Hidup akan berarti. Kita akan tahu dari mana kita berasal dan ke mana kita pergi. Pada akhirnya kita akan pulang. Bebas dari Ketidakpastian
Pernahkah Anda terlibat dalam suatu percakapan di sekolah atau di tempat kerja, dan Anda merasa benar-benar tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan, tetapi Anda tidak berani bertanya? Sebuah proses secepat kilat terjadi dalam otak: Hah? Apa sekarang? Hmm. Haruskah aku mengatakan sesuatu sekarang? Lebih baik tidak, mungkin mereka berbicara tentang sesuatu yang mendasar. Ah, aku tidak ingin mempermalukan diri sendiri. Aku selalu bisa menggunakan google untuk itu. Mengapa situasi seperti ini memalukan bagi kita? Karena kita ingin membuat kesan baik pada orang lain; karena kita tidak ingin tampak kurang pintar atau kurang mampu melakukan sesuatu daripada yang lain. Kita tidak ingin menanggungnya. Kita bisa saja terluka. Harga diri terhina. Kita merasa kurang
Bumi Baru Di bumi baru, di mana kebenaran bertakhta, Allah akan memberikan rumah kekal bagi umat tebusan, dan lingkungan sempurna bagi kehidupan, kasih, sukacita abadi, dan belajar di hadirat-Nya. Karena di sinilah Allah sendiri tinggal bersama umat-Nya, dan segala penderitaan dan kematian lenyap. Pertentangan besar berakhir, dan dosa tidak ada lagi. Seluruh makhluk, baik yang hidup maupun mati, akan menyatakan bahwa Allah adalah kasih; dan Dia akan memerintah selamanya. Amin. (2 Petrus 3:13; Yes. 35; 65:1-25; Mat. 5:5; Wahyu 21:1-7; 22:1-5; 11:15.)
aman. Itu sebabnya kita melindungi diri dan berpura-pura. Ketika di rumah, kita akan memukul kepala kita pada kusen pintu, kita berteriak keras dan menahan nyeri pada dahi. Namun ketika berada di toko, saat tak sengaja terbentur oleh pintu kaca, kita akan tersenyum dan berjalan terus seolah-olah tidak ada yang terjadi. Hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. Kita tidak perlu berpura-pura lagi; kita tidak perlu menyembunyikan apa pun. Hal seperti itu tidak lagi diperlukan. Kita akan tahu bahwa kita diterima dan berharga (Yes. 43:1-5). Kita akan tahu ketika kita melihat Anak Domba (Roma 5:8). Kita hanya perlu menjadi diri kita sendiri, tanpa perasaan rendah diri. Dan tiba-tiba kita tidak mengejek orang lain lagi untuk membuat diri kita lebih baik. Keakraban dan keterbukaan yang sesungguhnya akan terjadi! Dunia baru akan dipenuhi oleh orang yang menerima diri mereka sendiri karena mereka tetap hidup di hadapan Dia yang mengasihi mereka dan mati bagi mereka. Masa depan dari Allah sedang menunggu: Tak perlu takut pada kegelapan lagi; tidak lagi berteriak marah pada seseorang; tidak lagi tergoda untuk melakukan sesuatu tak bermoral; tidak lagi merasa canggung dan kesepian; mengalami kehidupan saling menghormati satu sama lain. Kita diciptakan untuk suatu kehidupan kekal. Dan tentu saja, di rumah bersama Anak Domba. n
Judith dan Sven Fockner tinggal
dan bekerja di Jerman, di mana Sven menjabat sebagai Direktur Hope Institut of Bible Study, terletak di Media Center Divisi Inter-Eropa. Mereka memiliki dua orang putra.
07 - 2015 | Adventist World
15
C E R I TA S A M P U L
P
etualangan. Mengubah kehidupan. Mengubah masyarakat. Hal-hal inilah yang menciptakan suatu “cerita misi yang nyata.” Bagi kami, “cerita misi yang nyata” berbicara tentang kehidupan yang berani dan diubahkan. Kami dibesarkan di Afrika Selatan, dan dengan mendengar cerita misi, kami dipicu untuk merangkul misi sebagai panggilan hidup kami. Ini adalah kisah perjalanan kami dalam suatu misi.
MISI
Tempat
Pertemu
Pelajaran Awal
Pengalaman misi lintas budaya kami yang pertama adalah bersama sekelompok teman kuliah di pegunungan Lesotho. Kami memugar, mencat, dan memperbaiki sebuah bangunan sekolah misi. Kami juga mengadakan kebaktian. Pelajaran pertama yang kami dapatkan dalam misi ini: “Beradaptasi dengan situasi! “Kami belajar bahwa ketika kami berada dalam suatu budaya lain, kami harus beradaptasi. Hanya beberapa saat kemudian kami baru memahami pentingnya pelajaran ini. Lalu kami memutuskan untuk melayani sebagai student misionaries di Lesotho. Pam selama dua tahun mengajar di sebuah sekolah misi di desa. Gideon membantu melalui jangkauan Alkitab dan pengembangan masyarakat, memasang sumur dan melakukan pekerjaan konstruksi. Di Lembah Tsoinyane itulah kami memutuskan untuk menyatukan hidup kami dalam melayani orang lain. Di Cape Town, ketika menyelesaikan pendidikan universitas, kami teringat akan beberapa pengalaman singkat yang terus membakar api misi. Inilah yang membuat kami terbuka ketika Allah memanggil kami untuk mendirikan gereja dalam kebudayaan lain, yaitu di antara kelompok orang yang belum terjangkau, seperti di Himba, di barat laut Namibia. Kami mau berada di garis terdepan.
16
Adventist World | 07 - 2015
MENEKAN TOMBOL YANG BENAR: Rekaman cerita untuk penginjilan di studio portabel.
Tuhan
Oleh Gideon dan Pam Petersen
an Kita dengan
Belajar dan Tidak Belajar
Kiri: BELAJAR AKSARA BUDAYA: Pada awal pelayanan, Gideon mengajarkan kelas menulis dan membaca. Setelah mereka lebih banyak mengenal orang Himba, Gideon dan Pam menyadari bahwa dalam konteks ini diperlukan strategi yang berbeda. Bawah: MENYANYIKAN GOSPEL: Karonda menyanyikan lagu jenis gospel selama sesi rekaman pertama.
MENEMUKAN KALIMAT YANG TEPAT: Kingboy, Tjipapi, dan Ayub menyanyikan cerita Alkitab sehingga masyarakat Himba mengerti. Tjipapi dan Ayub adalah juru cerita utama.
Pada tahun 1995 kami memuat barang kami ke dalam mobil pickup dan mengadakan perjalanan bersama dengan kedua kucing kami sejauh 2.500 kilometer (1.560 mil) ke utara, yaitu ke Opuwo Namibia. Seorang misionaris senior memberikan nasihat berharga kepada kami: “Luangkan waktu untuk bersama dengan orang banyak.” Dengan nasihat ini dan nasihat lainnya kami berkelana kepada suatu kehidupan yang baru, yang berlangsung selama 17 tahun. Suatu perjalanan yang menakjubkan. Saat kami tiba di Namibia, kami mengetahui bahwa ada tugas besar yang terbentang di hadapan kami. Seperti misionarisnya lain yang datang sebelum kami, kami yakin bahwa kehidupan orang Himba adalah kehidupan yang salah dan kami harus memperbaikinya. Asumsi ini, akhirnya merugikan interaksi kami dengan mereka. Sepertinya hal ini membuat kami mendekati orang dengan suatu jawaban yang kami simpulkan sendiri sebelum kami memberi kesempatan untuk mendengarkan pertanyaan-pertanyaan mereka. Jawaban kami berdasarkan pada pemahaman kami tentang dunia. Berfokus pada dasar iman umat Advent. Umat Advent dalam konteks Barat, tidak menjawab pertanyaan tentang kehidupan sebagaimana orang Himba. Kami tidak tahu apa artinya menjadi orang Himba, namun kami berani untuk memperbaiki perilaku mereka. Kami tidak memahami nasihat yang telah kami terima: “Luangkan waktu untuk bersama dengan orang banyak.” Nasihat ini sebenarnya mengarahkan kami agar menjadi pelajar bukannya menjadi guru. Dikirim sebagai misionaris, kami menganggap bahwa kami berperan untuk mengajar, namun pada kenyataannya kamilah yang perlu belajar. Kami bertemu dengan orang yang betulbetul asing dalam melakukan sesuatu. Mereka adalah petani ternak (Gideon di-
P h otos :
G i d e o n
a n d
P am
P e t e r s e n
besarkan di sebuah kota dan Pam berasal dari masyarakat pedesaan). Ellen White mengatakan bahwa Yesus mengambil waktu bersama dengan orang banyak agar dapat mengenal mereka.1 Mengambil waktu untuk belajar dan memahami orang adalah prinsip yang sangat penting. Hal ini dapat dilakukan melalui membaca buku, tetapi bukan ini yang terpenting. Cara yang paling baik hanya dapat dilakukan dengan berada di tengah masyarakat itu sendiri. Tom dan Betty Brewster menyebut komunitas ini sebagai “ruangan kelas.”2 Asumsi kedua yang kami buat adalah bahwa kami yakin setelah mereka mengenal Allah, cara hidup mereka akan berubah. Setelah tahun pertama berkhotbah kepada 10 keluarga tanpa ada baptisan, kami akhirnya menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Entah keterampilan persuasif kami yang kurang atau orang itu yang tidak tertarik. Seorang teman misionaris bertanya tentang pengalaman kami. Setelah mendengarkan, ia bertanya: “Apakah Anda mengasihi orang banyak itu?” Pertanyaan itu telah mengubah pelayanan kami untuk selamanya. Fokus kami tadinya adalah pada penyebaran informasi (“berbagi kebenaran”). Tapi Allah ingin agar kami memiliki hubungan dengan orang banyak. Untuk pertama kalinya, kami menyadari bahwa Allah ingin hidup bersama dengan umat-Nya. Tertantang oleh konsep bagaimana sebenarnya menjadi orang Advent, kami akhirnya mengerti ketika kami dihadapkan dengan pertanyaan: “Apakah Anda mengasihi orang banyak itu?” Kami harus menjadi perwakilan Tuhan yang ingin hidup bersama umat-Nya dan memiliki hubungan dengan mereka. Inilah Pekabaran Advent: Allah datang kepada kemanusiaan dengan modal keinginan hati. Kami menghabiskan liburan pertama kami di perpustakaan. Di sinilah kami belajar sebanyak mungkin mengenai orang Himba. Kami pun kembali dengan suatu tekad untuk mengubah cara pela-
07 - 2015 | Adventist World
17
C E R I TA S A M P U L
Kami harus gunakan gaya yang akrab yanan kami dengan mengambil waktu untuk bersama orang-orang itu. Dengan keputusan ini, mengasihi mereka terjadi secara alami. Kami dapat mengenal mereka karena mereka bercerita tentang diri mereka sendiri kepada kami, inilah yang menuntun kami untuk memahami budaya mereka. Keterampilan Komunikasi Baru
Pada tahun 1997 kami memutuskan untuk mengadakan kelas membaca dan menulis. Suatu hari, saat sedang mengajar, seorang wanita tua berkata: “Bantu saya menulis nama saya.” Dia ingin melihat namanya dengan membacanya. Dia berjuang selama hampir lima menit. Pengalaman ini membuat kami untuk bertanya kepada Tuhan: “Apakah Engkau sangat ingin agar orang ini dapat
membaca Alkitab dari awal hingga akhir sekalipun mereka tidak bisa menulis nama mereka sendiri?” Jawabannya datang dengan segera dan cepat. “Tidak!” Lalu kami tertantang untuk mempelajari lebih lanjut mengenai budaya lisan mereka. Ini membawa kami pada sebuah perjalanan baru. Kami harus mempelajari cara memperkenalkan Allah dengan cara yang mudah dimengerti oleh orang Himba. Dalam buku Christ’s Object Lessons Ellen White menjelaskan tentang bagaimana Yesus menggunakan cara yang biasa untuk membicarakan hal-hal yang tidak biasa.3 Ketika kami menyampaikan Injil kebenaran, kami menemukan bahwa adalah penting untuk menggunakan gaya, bahasa, dan gambaran yang akrab dengan pendengar.
Kiri: IBU LAIN: Pam dengan seorang teman dari Ovinjange yang mereka sebut “Mama.”
Kanan: KELUARGA: Gideon bersama ayah angkatnya dari suku Himba, Tate Job Katundu
Kami menghentikan kelas membaca dan menulis, kami bertekad untuk mempelajari cara berkomunikasi orang Himba. Kami mengemas alat bantu visual bahasa asing lainnya, karena bagi orang Himba hal ini adalah asing. Kami ingin menggunakan gaya komunikasi orang Himba dalam membagikan Injil. Untuk menegaskan dasar dari yang kami pelajari, Allah menuntun kami kepada sebuah situs web yang mempromosikan konferensi kelisanan. Pada tahun 2003 untuk pertama kali kami menghadiri konferensi International Orality Network (ION). Di sini kami mengetahui bagaimana misionaris lainnya menggunakan metode komunikasi lisan. Kami akhirnya dapat memahami apa yang dirasakan Elia ketika ia mendengar bahwa
untuk tuntun mereka memahami pelajaran kekal. ada 7.000 orang lain yang tidak menyembah Baal. Allah menggunakan misionaris lainnya dengan cara yang sama. Kami kembali dengan merasa segar dan bersemangat untuk mengetahui apa yang Allah akan lakukan untuk orang Himba. Selama lima tahun ke depan kami memperdalam materi penginjilan lisan. Penginjilan lisan didasarkan pada berbagai cerita. Tapi bukan sekadar menceritakan kisah Alkitab. Hal ini mengemas cerita Alkitab dalam cara pandang yang dapat dimengerti oleh orang Himba dan yang menantang cara pandang itu. Penginjilan lisan tidaklah berbicara, tapi menggunakan gaya yang akrab bagi pendengarnya. Dalam kasus Himba, apa yang digunakan adalah lagu pujian (ombimbi, omuhiva), puisi (omiimbo), peribahasa (omiano), dan drama. Di sini lagu
Misionaris
’ Haruslah...
Dapat diajar—rela menyingkirkan cara lama dan belajar cara baru. Beradaptasi—pelayanan Anda tergantung pada kemampuan Anda
beradaptasi dengan cara berbeda ketika melakukan sesuatu.
Fleksibel—hal ini memberikan ruang bagi Roh Kudus untuk mengubah rencana dan rutinitas demi kebaikan Anda.
Spontan—ambillah setiap peluang karena Allah memiliki rencana bagi Anda. Mudah didekati—biarkan orang tahu bahwa mereka penting dan Anda memiliki waktu bagi mereka.
Tulus—orang dapat melihat kepura-puraan. Manusiawi—kita bukanlah manusia super; akui rasa takut dan kegagalan Anda.
Berani—hadapi rasa takut Anda dan keluarlah dari zona nyaman Anda. Tertawa pada diri sendiri—suatu saat Anda salah, dan itu wajar. Hitung berkatmu—Allah selalu mencurahkan berkat bagi kita, namun kita sering abaikan berkat itu.
Tiga Ciri Misionaris
Atas: BUAH PERTAMA: Beberapa calon baptisan pada tahun 2002, berdiri dari kiri ke kanan: Belinya, Pendeta Sabyn Ndjamba (pendeta yang saat ini melayani di Opuwo), Wapahurwa Tjiposa (Himba dari Okapawe), Daniel Ndjamba (saudara dari Pdt. Sabyn), Gideon Petersen, dan Pendeta Mumbonenwa (Ketua Konferens Namibia). Kiri: SEBUAH AWAL BARU: Pada bulan Juli 2014, Ketua Tjihange adalah pemimpin Himba yang pertama dibaptis oleh Ketua Global Misi Konferens Namibia, Pendeta Eben Greeff.
Inti dari pekerjaan misi adalah pekerjaan seumur hidup yang ada dalam hati kita. Ini adalah suatu panggilan yang akan membentuk kita hari demi hari menjadi alat yang dapat Allah gunakan untuk mencapai tujuan-Nya bagi kita. Kita memerlukan Allah untuk mengubah kita agar: memeluk kerendahan hati dengan memutuskan tali mementingkan diri yang mengikat kita pada keegoisan kita, dan menggantinya dengan tali ganda yang terdiri dari keteguhan prinsip, tujuan, dan kebesaran pekerjaan pada diri kita, disertai dengan ketulusan dalam menerima dan menghargai orang lain, menghargai siapa mereka, menghargai ide-idenya, sudut pandangnya, dan potensinya sebagai anak-anak Allah. praktikkan empati ketika kita mendorong orang lain mengubah kehidupan mereka, dan membuat kekacauan dalam “zona nyaman” mereka: Kita harus “menempatkan diri kita menjadi mereka” pada saat kita menuntun dan membantu mereka menyesuaikan diri dengan perubahan yang diakibatkan oleh tantangan kepada siapa dan apa yang mereka percayai. berintegritas sehingga orang lain melihat bahwa kita mempraktikkan apa yang kita katakan: Jangan hanya bertujuan menjadi orang baik, tapi jadilah seseorang yang berubah secara luar dalam; jadilah seseorang yang hidup berdasarkan nilai-nilai Kristiani dan memegang keyakinan; seseorang yang kerinduan terbesarnya adalah mencerminkan karakter Allah dalam setiap aspek kehidupan.
07 - 2015 | Adventist World
19
C E R I TA S A M P U L
G i d e o n
a n d
P am
P e t e r s e n
RUMAH SAAT MATAHARI TERBENAM: Pam dan Gideon membangun gubuk tersebut dengan bantuan sahabat-sahabat Himba mereka dan tinggal di sana saat mengunjungi beberapa keluarga yang tinggal di daerah terpencil.
pujian barat dan lagu gospel memiliki sedikit relevansi. Kami harus gunakan gaya yang akrab untuk tuntun mereka memahami pelajaran kekal. Butuh waktu lama untuk memperdalam pelajaran ini. Namun demikian, waktu Tuhan selalu yang terbaik. Kami ditantang untuk mengetahui bagaimana membagikan materi penginjilan lisan kepada orang banyak. Dengan adanya teknologi (dan setelah menghadiri konferensi ION yang lain), kami belajar tentang “Godpod,” pemutar MP3 bertenaga surya. Sayangnya, alat ini cukup mahal. Namun, Allah memiliki jawaban jauh sebelum kami meminta. Kami diundang untuk berpartisipasi dalam Persembahan Sabat Ketigabelas. Terima kasih untuk persembahan itu, gereja menuntun kami untuk dapat
20
Adventist World | 07 - 2015
membeli dan membagikan Godpod, yang melalui alat ini kami dapat memasukkan presentasi penginjilan lisan kami. (Terima kasih untuk persembahan misi Sabat Ketigabelas Anda di bulan Agustus!) Kasih Allah bagi Misionaris
Pengalaman ini mengubah pemahaman kami mengenai misi. Bagi kami, misi adalah tentang pergi. Padahal itu adalah tentang memberi. Perjalanan kami dari Cape Town, Afrika Selatan, menuju Opuwo, Namibia, adalah suatu perubahan paradigma. Kami menyadari bahwa pengertian kami tentang Allah terlalu sempit. Kami belajar bahwa Allah lebih besar dari kotak kecil kami, di mana kami menerangkan tentang Dia. Kami perlu memperluas konsep kami tentang Allah. Di sinilah
kita dapat mengerti nama yang Allah gunakan untuk menunjukkan diri-Nya pada Musa—AKU. Dia benar-benar adalah sang AKU. Dialah Allah bagi orang Himba, dan Dia juga Allah bagi orang yang tinggal di kota. Dia sungguh murah hati. Kami sangat terpesona akan keagungan Allah yang luar biasa ini. Sebelumnya kami percaya bahwa Allah ingin agar kami menjadi agen perubahan, tetapi Allah ingin mengubah kami. Yang diinginkan-Nya bagi kami adalah agar kami menjadi alat perdamaianNya dan bagi kami agar merasakan kedamaian dan kasih-Nya. Kami belajar bahwa rupanya misi adalah “jalan dua arah,”4 di mana misionaris menghampiri hadirat Yang Mahakuasa sehingga Dia dapat mengirim mereka ke dunia. Misi mampu membuat perubahan ketika kita berserah kepada Dia yang mengutus kita ke dunia. Misi dimulai dalam ibadah, dan berakhir saat kita mengundang orang lain bergabung bersama kita dalam ibadah. Kita berterima kasih kepada Tuhan atas pengalaman indah untuk terlibat dalam misi-Nya. Sungguh ini merupakan tempat pertemuan kita dengan Allah. n 1 Ellen G. White, The Ministry of Healing (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn.,1905), hlm. 143. 2 Tom and Betty Brewster, Community Is My Language Classroom (Pasadena, Calif.: Lingua House Ministries, 1986). 3 Ellen G. White, Christ’s Object Lessons (Washington, D.C.: Review and Herald Pub. Assn., 1900), hlm. 17. 4 Jon Dybdahl, Missions: A Two-way Street (Boise, Idaho: Pacific Press Pub. Assn., 1986).
Gideon dan Pam Petersen
menghabiskan waktu selama 18 tahun mendirikan gereja di Namibia dan menjabat sebagai konsultan pelatihan untuk Adventist Frontier Missions. Saat ini mereka melayani di Universitas Advent Zurcher di Madagaskar.
IMAN
Desain Pertanyaan sebenarnya adalah siapakah yang bertanggung jawab atas desain luar biasa yang hidup di sekitar kita?
S
uatu ketika saya dan teman saya berdiri di sebelah tumpukan batu kerikil. Di antara batu-batu kecil yang hancur itu dengan jelas kami melihat ada sebuah batu penunjuk arah berbentuk panah. Dengan melihat bentuk batu panah yang sangat berbeda dengan batu kerikil di sekitarnya, membuat kami berdua berkesimpulan bahwa semuanya itu telah dirancang, bukan sekadar kebetulan atau akibat hukum alam. Desain dan Hukum Alam Pengalaman memberitahukan kita bahwa kebetulan adalah alasan yang tidak memuaskan tentang spesifikasi suatu objek, seperti halnya dengan batu panah itu. Tapi jika alasan kebetulan itu tidak cukup, mengapa kita tidak memakai hukum alam untuk menjelaskan asal usul hal yang kita temukan, seperti mata panah, mesin, atau organisme hidup? Mesin mulai dari motor molekul dalam sel hingga mobil yang mengeksploitasi hukum alam. Mobil dapat berjalan bukan karena adanya suatu mukjizat; mobil adalah mesin yang mengubah energi dari minyak atau listrik menjadi energi kinetik yang digunakan untuk transportasi kita. Seperti mesin lainnya, mobil menggunakan hukum alam untuk mencapai tujuan kita. Beroperasi sesuai dengan hukum-hukum alam tidak sama artinya dengan produk dari hukum-hukum alam.
P h oto :
T h omas
G e i e r
DAN
SAINS
Oleh Tim Standish
Alam
Kooperatif Dalam suatu organisme hidup, seperti halnya mobil, bagian-bagian penting untuk proses yang mereka lakukan kadang-kadang berasal dari sumber yang bermacam-macam. Salah satu contoh dapat ditemukan dalam akar kacang-kacangan, tanaman yang menghasilkan biji yang kaya akan protein. Dalam proses kooperatif mengeluarkan nitrogen dari udara untuk membuat protein, tanaman memberikan energi dan menciptakan suatu kondisi khusus yang beroksigen rendah, yang sangat penting bagi bakteri untuk dapat “memperbaiki nitrogen.” Untuk menyerap oksigen dan mencegah fiksasi nitrogen, diperlukan sebuah “spons oksigen” yang disebut leghemoglobin. Sebelumnya orang berpikir bahwa leghemoglobin sebagai bagian dari protein yang dihasilkan oleh tanaman, sedangkan bakteri memasok molekul heme yang memegang besi yang mengikat oksigen. Sekarang jelaslah bahwa tanaman membuat seluruh leghemoglobin kompleks.* Proses yang indah ini menggambarkan sifat kooperatif penciptaan. Hal ini mirip dengan cara pabrik yang dirancang dengan baik untuk bekerja sama dalam memproduksi mobil atau bola bowling, permen atau gadget elektronik. Jika setiap langkah produksi tidak sesuai dengan desain utama, maka tidak akan menghasilkan apa pun. Pentingnya suatu desain berlaku untuk semua organisme, karena organisme tidak dapat bertahan hidup sendirian. Kerja sama tidak hanya menguntungkan organisme yang terlibat langsung; dalam kasus fiksasi nitrogen, itu menguntungkan semua kehidupan. Jarangnya kerusakan yang terjadi dalam kerja sama ini menggambarkan mengapa hal ini sangat penting bagi kehidupan; misalnya, ketika organisme nonasli diperkenalkan
dengan suatu pengaturan yang baru, mereka dapat mengganggu ekosistem. Bahkan biasanya bakteri yang berbahaya atau pun yang menguntungkan, seperti staphylococcus atau E. coli, dapat menyebabkan penyakit atau kematian. Namun ini adalah beberapa pengecualian, bukan merupakan suatu aturan. Tidaklah perlu untuk mempertanyakan bagaimana alam ini dirancang. Dari triliunan sel luar yang hidup dalam tubuh kita untuk bekerja sama membuat kita tetap sehat dan bahagia dengan berbagai cara, sampai kepada mesin molekuler yang menjaga agar setiap sel tetap bekerja, semuanya tergantung pada kerja sama antara tumbuhan dan hewan yang membuat hewan tetap dapat makan dan tanaman diserbuki. Maka pertanyaan yang perlu dipertanyakan adalah “Siapakah yang bertanggung jawab untuk desain luar biasa yang kita saksikan di sekitar kita? Siapakah yang merencanakannya?” Alkitab memberikan jawaban yang menarik atas desain indah yang meliputi seluruh ciptaan. Desain alam ini jauh lebih menakjubkan daripada batu panah sederhana, dan memiliki implikasi yang jauh lebih dalam. Alkitab mengizinkan kita untuk menyaksikannya dan memuji Sang Perancang Agung. n * M. A. Santana, K. Pihakaski-Maunsbach, N. Sandal, K. A. Marcker, and A. G. Smith, “Evidence That the Plant Host Synthesizes the Heme Moiety of Leghemoglobin in Root Nodules,” Plant Physiology 116, no. 4 (1998): 1259-1269. Online at www.plantphysiol.org/content/116/4/1259.
Tim Standish, Ph.D.,
adalah seorang ilmuwan senior di Geoscience Research Institute dan tinggal di California Selatan, Amerika Serikat.
07 - 2015 | Adventist World
21
LEGACY of LIGHT
BAGIAN 4: 1881–1891
1880-an
JURU K ABAR ALL AH:
Gereja Bertumbuh, Tantangan Baru
Sekilas pada kehidupan dan warisan Ellen White
G .
W h i t e
Estat e
Oleh Theodore N. Levterov
Ell e n
S
etelah kematian James White pada tahun 1881, Ellen White pindah ke California. Merasa kesepian dan depresi, dan tidak mampu untuk banyak menulis, dia mengalihkan pikirannya dengan turut menghadiri pertemuan-pertemuan General Conference, berbicara pada pertemuan kamp, mengunjungi gerejagereja, dan berurusan dengan berbagai institusi gereja. Di timur dan barat tengah dia melayani di pertemuan kamp di Vermont, Maine, New York, Nebraska, Michigan, dan Indiana. Setelah kembali ke California, dia membantu mendirikan Healdsburg Academy.1 Healdsburg kemudian menjadi tempat tinggalnya. Dia membeli sebuah rumah “di mana dua dan satu setengah hektar tanah itu berdekatan dengan perkebunan buah pilihan,” dia mendapatkan kebahagiaan saat bekerja di kebun dan pengalengan buah-buahan. Pada bulan Juli 1882 ia selesai menulis Testimony 31, menjajaki pendidikan Advent, pendidikan bagi orangtua, berbagai masalah yang berkaitan dengan remaja, dan hal lainnya.2 Dengan terus-menerus beraktivitas, tampaknya menjadi salah satu cara untuk menangani kesedihannya. Inspirasi Nubuatan
Permulaan tahun 1880-an ditandai dengan gelombang baru yaitu penolakan terhadap karunia nubuat Ellen White, termasuk tuduhan “penindasan” (yang sengaja disembunyikan) pada bagian dari tulisan permulaannya. Masalah-masalah bermunculan setelah ia memutuskan untuk menerbitkan tulisan tentang penglihatan dan pengalaman-pengalaman pertamanya dalam sebuah buku baru yang berjudul Early Writings (1882). Tujuan buku itu adalah untuk membungkam kritik yang berkembang sebelumnya terhadap nubuatan Ellen White. Untuk beberapa anggota gereja perlawanan terjadi, setidaknya pada awalnya.3 Ellen White menggunakan kesempatan untuk menunjukkan bahwa inspirasi Alkitab adalah dinamis, bukanlah verbal atau didikte.
22
Adventist World | 07 - 2015
Pertemuan kamp Eropa pertama diadakan di Moss, Norwegia pada tahun 1887. Tenda-tenda digunakan untuk tempat tinggal dan pertemuan. Ellen G. White duduk di kanan bagian tengah, yang punggungnya tepat di depan tenda.
Setahun kemudian ia pun mendukung keputusan General Conference untuk merevisi dan mencetak ulang Testimonies dalam empat jilid yang diperbarui dan berformat baru. “Bahwa bahasa yang digunakan bukanlah yang terbaik,” katanya, “saya ingin memperbaikinya dan menyesuaikan tata bahasa, dan saya yakin tidak akan merusak makna tulisan-tulisan di dalamnya.”4 Beberapa tahun kemudian ia menegaskan bahwa itu “bukanlah perkataan Alkitab yang diinspirasikan, melainkan dari manusia yang menulislah yang diinspirasikan.“5
Keluar Negeri
Selama tahun 1885-1887 Ellen White, bersama-sama dengan anaknya W.C. White dan keluarganya, juga bersama Sara McEnterfer, sekretarisnya, pergi ke Eropa dalam perjalanan misi luar negeri pertama Ellen. Mereka memulai perjalanan trans-Atlantik pada tanggal 13 Juli 1885, dan berhenti pertama kali di Inggris, di mana ia mengunjungi markas misi di Grimsby dan berbicara dengan banyak umat Advent. Nyonya White berpartisipasi dalam beberapa ceramah “penginjilan” umum. Pada suatu Minggu
BAGIAN 5: 1891–1900
Tahun-tahun di Australia
malam dia berbicara kepada sekitar 1.000 orang di aula sewaan di Southampton. Karena terkesan dengan pekabarannya, beberapa media umum memintanya untuk menuliskannya untuk dapat dibaca oleh masyarakat luas, dan dia pun melakukannya. Setelah dua minggu berada di Inggris, ia pun berangkat ke Swiss untuk bertemu dengan para pemimpin gereja Eropa, tepat ketika mereka mengadakan rapat tahunan pada bulan September 1885. Dia tinggal di Basel dan selama dua tahun ke depan ia bepergian secara luas dari Italia ke Skandinavia, memberikan bimbingan bagi para pemimpin dan anggota gereja. Pada saat yang sama, ia menjadi terlibat dengan beberapa masalah unik yang sedang berkembang di Eropa, seperti halnya bekerja sebagai seorang tentara sambil memelihara Sabat, anak-anak Advent yang wajib bersekolah pada hari Sabat, dan masalah administrasi lainnya yang terkait dengan pembentukan konferens untuk menyebarluaskan pekabaran Advent.6 Pertentangan Besar Tahun 1888
White kembali ke Amerika Serikat pada tahun 1887. Dia mencoba untuk menyelesaikan satu bagian naskah yang paling signifikan pada bukunya, edisi Great Controversy 1888.7 Berdasarkan penglihatan yang didapat pada tahun 1858, dia telah menulis beberapa kali mengenai topik yang sama.8 Keputusannya untuk memiliki versi terbaru dan lebih lengkap, bagaimanapun juga tercetus dari kunjungannya ke beberapa tempat yang berhubungan dengan reformasi dan sejarah kekristenan di Eropa. Edisi yang telah disempurnakan akan menjadi salah satu dari buku-buku tebal yang paling terkenal. Kata pengantar pada buku itu juga dikenal sebagai salah satu uraian terbaik mengenai hakikat inspirasi Alkitab. Antara lain, pengantar ini merupakan tanggapannya terhadap pelayanan kenabian yang menjadi kontroversi oleh D.M. Canright, seorang pendeta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dan teman dekatnya, yang telah meninggalkan Advent pada tahun 1887 dan menjadi salah seorang kritikus paling keras. Seperti apa yang telah diduga sebelumnya,
BAGIAN 6: 1900 –1915
Tahun-tahun di Elmshaven
keraguan Canright tentang karunia nubuat Ellen White didasarkan pada sebuah pemandangan “verbal” dalam inspirasi. Ellen White (dan umat Advent) menegaskan kembali bahwa Allah menginspirasikan pikiran para jurukabar-Nya, Dia tidak mendiktenya kata demi kata.9
dengan A.T. Jones dan E.J. Waggoner, memulai menyerukan pekabaran pembenaran oleh iman kepada umat Advent. Dimulai di Battle Creek, Michigan, mereka kemudian melakukan perjalanan ke seluruh negeri dan berbicara pada berbagai pertemuan gereja dan pertemuan kamp.
General Conference di Minneapolis
Akhir Tahun 1880-an
Pada 1888 Ellen White berurusan dengan masalah teologi lain yang disampaikan kepada pimpinan pertemuan General Conference di Minneapolis. Para pendiri terdahulu, Uriah Smith dan G.I. Butler, berhadapan dengan A.T. Jones dan E.J. Waggoner, dua teolog muda dari California. Inti dari isu-isu teologi yang muncul adalah berhubungan dengan nubuatan Alkitab dan interpretasi tradisional. Sadar akan posisi teologi yang berbeda, Ellen White menjadi sangat terganggu dengan perasaan tajam yang mulai ditunjukkan kedua kelompok itu ke arah satu sama lain, baik sebelum atau pun selama konferensi berlangsung. Pada akhirnya dia tidak banyak bicara tentang posisi teologinya (meskipun ia mendukung penekanan Jones dan Waggoner yang berdasarkan pembenaran oleh iman), ia membahas pentingnya toleransi, pemahaman, dan manifestasi sikap Kristus bahkan di tengah-tengah perbedaan prinsip teologi. “Selama pertemuan itu,” tulisnya, “beban saya adalah untuk menyatakan Yesus dan kasih-Nya di hadapan saudara-saudara, karena saya dengan jelas melihat bukti bahwa banyak orang yang belum memiliki roh Kristus.”10 Tetapi, memang bukanlah suatu kebetulan, beberapa bukunya yang sangat berpusat kepada Kristus, seperti Steps to Christ (1892), Thoughts From the Mount of Blessings (1896), The Desire of Ages (1898), dan Christ’s Object Lessons (1900), ditulisnya setelah pertemuan di Minneapolis. Ellen White tidak melihat pembenaran oleh iman sebagai “terang baru.” Itu sudahlah “lama” tapi kebenaran itu telah diabaikan, yang harusnya dibawa kembali kepada “inti” dari pekabaran tiga malaikat. Segera setelah apa yang terjadi di Minneapolis, Ellen White bersama-sama
Tahun 1880 ditutup dengan dua jilid penting lainnya yang diterbitkan Ellen White: Patriarchs and Prophets (1890), dan Christian Temperance and Bible Hygiene, sebuah karya utama yang besar pada kesehatan dan sebagai pendahulu The Ministry of Healing (1905). Meskipun tahun 1880-an adalah tahun yang menantang, Ellen White terus bekerja tanpa lelah. Dalam menghadapi kesedihan pribadi atas kehilangan suaminya, berurusan dengan berbagai masalah gereja, dan pergi ke luar negeri sebagai misionaris, hanya menambah kekayaan pengalamannya. Kini ia siap dengan tantangan baru di mana umat Advent sebagai denominasi yang bertumbuh sedang mendekati abad baru. Tapi sebelum itu, ia pergi ke ladang misi yang lain: Australia. n 1 Lihat Arthur White, Ellen White: Woman of Vision (Hagerstown, Md.: Review and Herald Pub. Assn., 2000), hlm. 215. 2 W. C. White, “Health of Sister White,” Review and Herald, 26 Sept. 1882, hlm. 616. 3 Untuk diskusi lebih detil, lihat Theodore N. Levterov, The Development of the Seventh-day Adventist Understanding of Ellen G. White’s Prophetic Gift, 1844-1889 (New York: Peter Lang Pub., 2015), hlm. 143-146, 155. 4 Ellen G. White, Selected Messages (Washington, D.C.: Review and Herald Pub. Assn., 1958, 1980), jilid 3, hlm. 97. 5 Ibid., jilid 1, hlm. 21. 6 Arthur White, hlm. 225-244. 7 Ellen G. White, The Great Controversy Between Christ and Satan During the Christian Dispensation (Oakland, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1888). 8 Versi 1884 dari buku itu, contohnya, diterbitkan oleh Review and Herald dan the Pacific Press dan terjual ribuan eksemplar. See Ellen G. White, The Spirit of Prophecy: The Great Controversy Between Christ and Satan From the Destruction of Jerusalem to the End of the Controversy (Oakland, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., and Battle Creek, Mich.: Review and Herald Pub. Assn., 1884). 9 Ellen G. White, The Great Controversy (1888), pengantar penulis, pp. c-h. 10 Ellen G. White, “Looking Back at Minneapolis,” manuskrip 24, 1888. In Ellen G. White, Manuscript Releases (Silver Spring, Md.: Ellen G. White Estate, 1981-1993), jld. 12, hlm. 192.
Theodore Levterov
adalah Direktur Ellen G. White Estate yang memiliki kantor cabang di Loma Linda University di California, Amerika Serikat.
07 - 2015 | Adventist World
23
P E L AYA N A N
ADVENT
Kasih Kristus dinyatakan dalam berbagai situasi yang tak biasa
Oleh Diana Dyer
Memandang
Wajah-Nya Tuhan, saya rindu memandang wajah-Mu, memandang kasih yang Engkau miliki bagiku. Tolonglah, izinkah saya memandang-Mu. Bagaimanakah Yesus akan menjawab doa saya? Sebuah catatan kecil yang “penting” dikirim kepada saya dan memberitahu bahwa Corky akan dipindahkan ke daerah saya dalam waktu 24 jam; dia akan membutuhkan pelayanan kesehatan yang intensif di rumahnya. Surat rujukan singkat mengenai Corky berisi kata-kata seperti ini: Tidak patuh, agresif, tidak dapat menyesuaikan diri, sulit diatur, dan cukup parah. Tempat tinggal baru Corky adalah di sebuah lapangan parkirtruk gandeng yang terletak di perbukitan, di atas padang rumput yang subur dan Samudera Pasifik. Mike membuka pintu. Saya terkejut; surat rujukan tidak menyebutkan apakah ia laki-laki atau perempuan. “Apakah ini tempat Corky?” “Ya,” katanya. “Apakah Anda perawat?” Dia kemudian membuka pintu dan memberi isyarat kepada saya agar masuk ke dalam. Ruangan rumah itu tampak kosong. Karpet cokelat ditutupi oleh debu kapur putih. “Maaf jika tempat ini berantakan,” katanya. “Saya harus segera memperbaiki tempat ini sehingga ia dapat tinggal di sini. Saya akan membereskannya malam ini. Dia akan berada di sini besok.“ Saya mengambil pena, berharap dapat memulai dengan dokumen yang diperlukan. Mike terus berbicara. “Saya pikir dia akan seperti ini,” katanya. “Dia tidak pernah tinggal di negara ini sebelumnya. Katanya ia ingin tinggal dekat laut. Oleh sebab itulah saya memberikan ruangan ini untuknya dan membuat jendela agar ia bisa melihat lautan di luar.” Mike menjawab beberapa pertanyaan, kemudian dia kembali berbicara tentang Corky. “Saya pikir dia tak akan hidup lama. Dia sulit untuk diatur; dia tidak mendapatkan perawatan yang ia butuhkan. Dia tampak kesakitan, dan saya pikir mungkin dia mengalami infeksi. Apakah Anda dapat membantu saya?“ Seluruh persiapan telah dibuat untuk petugas kesehatan rumah yang akan datang dan tempat telah dirapikan. Mereka akan melakukan beberapa pembenahan rumah dan membantu perawatan Corky. “Saya akan kembali di pagi hari untuk me-
24
Adventist World | 07 - 2015
mastikan bahwa semuanya telah siap. Setelah Corky tiba, kita dapat menyesuaikan perawatan apa yang dia butuhkan.” Kasus yang Sulit
Saat kembali ke kantor saya meninjau kembali riwayat kesehatan Corky. Dia telah didiagnosis dengan kanker payudara dan dijadwalkan untuk mendapatkan pengobatan. Tapi dia tidak patuh pada rencana yang dibuat dan “memberhentikan” dokter satu demi satu ketika efek samping dari pengobatan membuatnya merasa tidak nyaman. Sebagian dokter telah memberikan toleransi yang luar biasa kepadanya, sekalipun ia berbicara kasar dan sulit untuk bekerja sama. Akhirnya, hanya satu dokter bersedia untuk tetap bertanggung jawab memberikan pengobatan, dan ia hanya dapat memberikan pelayanan dari jarak jauh, memberikan pengobatan berdasarkan apa yang dilaporkan oleh perawat. Tampaknya Corky juga tidak menghargai perawat. Saya pun datang pada kunjungan pertama dan melihat Corky dipenuhi rasa takut. Mike menyambut saya di pintu; kecemasan dan kurangnya waktu tidur membuat garis-garis pada wajahnya semakin dalam. “Dia tiba di sini pada tengah malam dan dia hampir tidak tidur sama sekali,” Mike menjelaskan. “Kelihatannya obat penghilang rasa sakit tidak membantu. Saya bersusah payah untuk mengambilnya dari bawah tubuhnya. Setelah saya berjanji akan memberikannya es krim barulah dia mau memi numnya.“ Mike membawa saya ke kamar tidur. Bau busuk hampir membuat saya ingin muntah. Mike tampak terlalu sibuk untuk memperhatikan. “Bangunlah, Corky.” Dia berbicara dengan lembut. “Perawat telah datang untuk melihatmu.” Dia menarik selimutnya. Perlahan-lahan kepalanya muncul, diikuti oleh badannya yang besar. Tadinya saya kira tubuh Corky kurus. Saya mulai mengajukan beberapa pertanyaan. Erangannya sulit untuk saya pahami. Lengan kanannya bengkak dan tegang. Pada pinggiran tubuhnya, baik di depan ataupun belakang, dagingnya bengkak dan keras. “Manakah luka yang memerlukan perban?” Saya bertanya kepada Mike.
Mike adalah yang paling
berperan menanggung beban.
Dia menjawab dengan menunjuk ke lengan kanan Corky. “Ada, di bawah lengannya.” Lengan itu begitu bengkak dan kencang sehingga Corky tidak bisa mengangkat lengannya. Ketika saya mencoba untuk membantunya mengangkat lengan, dia berteriak sambil mengeluarkan kata-kata kotor dan tubuhnya bergoncang karena kesakitan. Kemudian Mike membujuknya agar mau bekerja sama. Tampak lubang yang menghitam dan dalam seukuran melon mengeluarkan cairan kental, cairan yang lengket dan berbau. Mike tampak tenang dan tidak peduli, ia tampaknya yakin bahwa kami akan menemukan cara untuk dapat segala sesuatu menjadi lebih baik. Ketika saya selesai membersihkan luka dan mengganti perbannya, saya kembali ke kantor dengan perasaan lelah dan prihatin. Perawatan luka harus diulang sebanyak dua atau tiga kali dalam sehari. Dia sangat memerlukan penanganan perawatan terampil dan sejenisnya, pikir saya. “Tentu saja tidak!” Kata Mike ketika saya menyatakan ide saya kepadanya. “Saya akan merawatnya di sini.” Setia Sampai Akhir
Kunjungan perawat dua kali sehari pun dijadwalkan, dan pelayanan mencakup memandikan di atas tepat tidur dan beberapa pelayanan kecil untuk kebersihan rumah. Mike berada di sana 24 jam sehari, memberinya obat penghilang rasa sakit, menghiburnya dengan lembut, dan mendorongnya untuk makan dan minum. Sering kali janji untuk memberinya sesendok penuh es krim ditawarkan agar Corky mau bekerja sama. Meskipun Corky sering menyatakan perasaannya tentang hubungan istimewa mereka, kata-kata kasar menjadi upah yang diterima Mike atas apa yang dilakukannya. Mike tetap menolak untuk mempertimbangkan memindahkan Corky di sebuah rumah perawatan. “Para medis tidak akan dapat menghadapinya,” katanya. “Hal pertama yang Anda perlu tahu, dia akan ‘memecat’ mereka dan menyebabkan begitu banyak masalah yang membuatnya kembali pergi ke jalanan. Saya mengenalnya. Dan saya bisa merawatnya.“ Maka Corky tetap berada di dalam trailer bersama Mike. Hampir semua dari kami yang terlibat dalam perawatannya melakukan apa saja yang dapat kami lakukan untuk membantunya, mengikuti rencana perawatan dan sesekali memberikan kelong-
garan. Tapi Mike adalah yang paling berperan menanggung beban. Ketika saya menemani Corky, saya menemukan bahwa ia hanya dapat beristirahat 10 menit sebelum ia memanggil Mike. Saya kelelahan setelah satu atau dua jam memanggilnya; Mike berada di sisinya sepanjang waktu, hari demi hari. Saya telah berkali-kali menyaksikan kematian, dan saya rasa saat itu telah dekat bagi Corky. “Berapa lama lagi dia dapat bertahan menurut Anda?” Tanya Mike. Dengan perlahan-lahan saya mempersiapkan Mike untuk dapat melalui proses itu, saya menjelaskan skenario yang biasa saya hadapi dalam kasus seperti ini. “Dalam satu atau dua hari ke depan Anda akan melihat jeda panjang saat ia bernapas, lalu dengan terengah-engah ia bernapas lagi. Sampai akhirnya ia akan berhenti bernapas; dan saat itulah ia tidak akan merasakan rasa sakit lagi.“ Kami berbicara tak lama lagi, sebelum saya membawa tas saya ke dalam mobil. Saat saya baru keluar di depan rumahnya, Mike berlari keluar pintu. Sambil menunjuk-nunjuk ke dalam, ia berteriak, “dia melakukannya; dia melakukan apa yang Anda katakan!“ Corky mengambil napas terengah-engah. Saya menatap wajahnya, sungguh damai pada akhirnya. Siksaannya telah berakhir. Saya menatap Mike. Dia menatapnya tanpa bersuara, air mata mengalir di pipinya dan menetes dari dagunya. Penderitaan Mike lebih membuat saya sedih ketimbang kematian Corky. Sambil menahan isak tangis, saya mengucapkan semacam kata-kata belasungkawa dan mengakhirinya dengan mengatakan bahwa ia adalah suami yang luar biasa, tidak semua suami dapat melakukan apa yang telah ia lakukan dalam keadaan seperti ini, dan tak ada yang dapat meragukan cintanya. “Suami?” Dia menatap saya dengan tajam. “Saya bukan suaminya. Saya bahkan tidak mengenalnya.“ Melihat wajah saya yang terkejut, ia melanjutkan: “Dia hidup di jalanan; di sanalah saya menemukannya. Dia tidak mempunyai seorang pun yang memedulikannya. Saya tahu bahwa dia sedang sakit parah, maka saya membeli tempat ini supaya dia mempunyai tempat tinggal. Jika bukan saya yang merawatnya,siapa lagi? Dia tidak memiliki siapa-siapa.” Mike hanya berdiri di sana, tapi saya melihat wajah Yesus pada dirinya. n
Diana Dyer tinggal bersama suaminya Richard, di Adams, Nebraska, Amerika Serikat. Dia sangat senang berbicara tentang Yesus kepada banyak orang. 07 - 2015 | Adventist World
25
P E R TA N YA A N
DAN
JAWABAN
ALKITAB
Gambaran Apakah maksud Paulus saat ia menyebut Yesus adalah “gambaran Allah?”
Sempurna
Hal ini tidak menjadi suatu pertanyaan sulit, tapi aspek penting yang terkandung di dalamnya sering tidak ditekankan. Meskipun mungkin ada kaitannya dengan Kejadian 1:27, kita diberitahu bahwa Adam dan Hawa diciptakan menurut gambar Allah, hampir tidak ada pertanyaan yang mempertanyakan apakah Yesus gambar Allah yang lebih megah dan unik. Kristus disebut gambar Allah dalam dua bagian (2 Kor. 4:4 dan Kol. 1:15). Kita juga akan melihat ayat-ayat di mana orang Kristen disebut juga sebagai gambaran Allah atau Kristus. 1. Kristus: Gambaran Allah. Dalam 2 Korintus 4:4 Paulus membahas mengapa beberapa orang menolak Injil. Dalam menjawabnya, ia membedakan pekerjaan ilah pada zaman ini dengan pekerjaan Allah yang benar. Di satu sisi, orang menolak Injil karena ilah zaman ini telah membutakan mereka “sehingga mereka tidak dapat melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah” (ayat 4). Bagian ini menunjukkan bahwa Kristus menjadi gambaran Allah, memiliki kemuliaan-Nya sendiri, dan bahwa ini dinyatakan dalam Injil. Di sisi lainnya, Allah adalah Allah yang menciptakan terang dari kegelapan. Cahaya ini mengakhiri kebutaan manusia, dan membuat cahaya bersinar “di dalam hati kita.” Cahaya ini menerangi seluruh keberadaan kita dan memungkinkan kita melihat “terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Yesus Kristus“(ayat 6). “Wajah Kristus” adalah cara lain untuk merujuk-Nya sebagai citra Allah. Dalam hal ini Kristus sebagai gambar Allah mengungkapkan kemuliaan Allah, yaitu karakter Allah. Dalam ayat-ayat ini, penetapan Kristus sebagai gambar Allah menunjukkan sifat-Nya: Dia adalah Allah, dan fungsi-Nya: Dia menyatakan kemuliaan Allah dalam dunia yang berdosa ini dan Dia menentang ilah-ilah pada zaman ini.
2. Kristus: Gambaran Allah. Kolose 1:15 termasuk sesuatu yang dianggap terdapat pada dua bagian lagu pujian Kristen (Kol. 1:15-20). Yang pertama adalah tentang makna alam semesta bagi Kristus (ayat 15-17), dan kemudian tentang pekerjaan penebusan-Nya (ayat 18-20). Ini adalah narasi yang menggambarkan keharmonisan alam semesta, kemudian secara ha-
26
Adventist World | 07 - 2015
lus berubah menjadi suatu pemberontakan dan penyelesaiannya. Ini adalah tentang konflik alam semesta. Apa yang sering diabaikan adalah mengenai referensi kepada Kristus sebagai gambar Allah yang ditempatkan pada bagian lagu pujian alam semesta. Dalam konteks penciptaan alam semesta, Kristus diperkenalkan sebagai “gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari semua yang diciptakan” (ayat 15). Sebutan “sulung” menunjukkan keunggulan-Nya di atas ciptaan lain. Sebutan “gambar Allah” jelas menunjukkan peran kosmikNya sebagai mediator atau yang mengungkapkan “Allah yang tidak kelihatan” kepada seluruh makhluk ciptaan. Dengan kata lain, ketika semuanya diciptakan, Allah Anak telah dilembagakan sebagai satu-satunya cara mengungkapkan karakter Allah bagi semesta alam. Di sini, istilah gambar tidak berarti suatu “kemiripan,” tapi menunjuk pada sifat Kristus sebagai manifestasi yang tepat dari Allah yang tidak kelihatan. Di dalam Dia berdiam “seluruh kepenuhan Keallahan” (Kol. 2:9), dan Dia berada dalam “rupa Allah” (Flp. 2:6). Hanya Allah saja yang dapat mengungkapkan Allah. Sebagaimana yang dikatakan bahwa “segala sesuatu ada di dalam Dia” (Kol. 1:17). Dia adalah gambaran kosmik Allah sebelum dosa ada, dan Dia datang ke dunia yang penuh dosa ini sebagai gambar Allah dalam rupa manusia. 3. Umat Percaya Mencerminkan Gambar Allah: Melalui alam manusia memakai rupa Adam (1 Korintus 15:49). Dengan merenungkan kemuliaan Kristus mereka “diubah serupa dengan gambar-Nya” (2 Kor. 3:18). Manusia baru kita “terus-me nerus diperbarui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khalik-Nya” (Kol. 3:10), yang berarti bahwa gambar Allah yang hampir sirna dari diri kita, sedang dikembalikan kepada kita melalui Kristus. Ini adalah pengalaman yang sedang terjadi, sekaligus juga menjadi harapan untuk masa yang akan datang (1 Kor. 15:49). Dengan mencerminkan gambar Kristus sekarang ini, kita akan menjadi saudara-saudaraNya (Rm. 8:29), bagian dari keluarga Allah. n
Angel Manuel Rodriguez telah pensiun setelah berkarier sebagai pendeta, profesor, dan teolog.
Memaafkan dan Jadilah
“Lihatlah, Aku Datang Segera”
Bugar
Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.
Semua orang mengetahui kalimat yang tercantum pada Doa Bapa Kami, “Ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Mat. 6:12). Penelitian terkini menunjukkan bahwa pengampunan memiliki dampak secara jasmani dan rohani. Para peneliti telah menemukan bahwa orang yang telah mengampuni orang lain melompat lebih tinggi pada tes kebugaran, dan menganggap bukit menjadi kurang curam, dibandingkan mereka yang menolak untuk memaafkan orang lain. Sumber: The Rotarian/Social Psychological and Personality Science
kehidupan
Monarki
Pada awal tahun ini Ratu Inggris, Elizabeth II, yang adalah penguasa tertua di dunia, genap berusia 89 tahun.
c
k
e
r
t
Kedua tertua berikutnya adalah Raja Norwegia, Raja Harald V (78). d a r R i c
o
S
t
u
Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott Wakil Penerbit Claude Richli Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum Komite Koordinasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee Redaktur Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Kimberly Luste Maran, Andrew McChesney Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Pyung Duk Chun, Jae Man Park, Hyo Jun Kim Editor Online Carlos Medley Koordinator Teknik dan Pelayanan Pembaca Merle Poirier Editor-at-large Mark A. Finley, John M. Fowler Senior Advisor E. Edward Zinke Manajer Finansial Rachel J. Child Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste Dewan Manajemen Jairyong Lee, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Kenneth Osborn, Juan Prestol, Claude Richli, Akeri Suzuki, Ex-officio: Robert Lemon, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Brett Meliti Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638
Kedua raja termuda adalah Raja Spanyol, Raja Felipe VI (47 tahun) dan Raja dari Belanda ‘Raja WillemAlexander (48 tahun).
E-mail: Internet: worldeditor@gc.adventist.org Situs Web: www.adventistworld.org Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brazil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, Argentina, Meksiko dan Amerika Serikat. Vol. 11, No. 7
Source: Royalcentral.co.uk
07 - 2015 | Adventist World
27
Anda menyukai Adventist World? Anda bahkan akan lebih menyukai Adventist Review ADVENTIST REVIEW YANG BARU Akan berpergian bersama Anda!
Adventist Review adalah majalah induk dari Adventist World. Ini telah sepenuhnya didesain ulang untuk memenuhi kebutuhan pembaca yang ingin mendapatkan lebih lanjut mengenai Adventist World, dan melakukannya dalam format yang jauh lebih ramah. Sekarang terbit bulanan, majalah ini menawarkan 68 halaman penuh berita dan inspirasi dari seluruh dunia. Majalah ini memiliki empat bagian untuk membantu Anda memperdalam pemahaman Anda tentang berbagai isu saat ini, dan mendapatkan ide-ide untuk perjalanan iman Anda sendiri dan demi misi gereja.
Review yang baru hadir dalam 4 bagian • • • •
News & Commentary: Dari Amerika Utara dan berbagai dunia. Connect: Bagaimana kita berhubungan dengan kebenaran kekal dalam budaya digital saat ini? Discover: Apakah prinsip yang menjadikan kita warga Kerajaan Allah? Engage: Bagaimanakah kita memberi makna hidup kita demi kasih dan anugerah Allah?
Sepenuhnya didesain ulang untuk setiap generasi.
Ringkas dan kokoh ke mana pun Anda pergi.
Menarik dan modern dan terakses di mana pun Anda berada!
Terbit Khusus
US$32,95
Regular $39.95 sebelumnya $80.50
Setiap bulan, hadir dengan Kidsview, suplemen GRATIS untuk anak-anak usia 8-12, yang membuat mereka merasa bagian dari keluarga iman.
Pesan SEKARANG dengan mengunjungi situs www.adventistreview.org atau hubungi AR Orders di Skype, atau + 1-208-465-2548
Surat
Saya seorang Yahudi, dan istri saya adalah seorang Kolombia, dan dengan rahmat Allah kami berencana untuk membuka sebuah gereja baru di Kolombia. Tolong doakan kami.
I A D
—Dimitrius Christopoulos, Kolombia
Berbagai Gereja Didirikan pada Kecepatan Tinggi dalam Sejarah
Saya menulis sehubungan dengan artikel Andrew McChesney “Berbagai Gereja Didirikan pada Kecepatan Tinggi dalam Sejarah” (Mei 2015). Ini merupakan kabar baik, kiranya Allah terus memberkati Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Saya seorang Yahudi, dan istri saya adalah seorang Kolombia, dan dengan rahmat Allah kami berencana untuk membuka sebuah gereja baru di Kolombia. Tolong doakan kami. Dimitris Christopoulos Kolombia Sehubungan dengan beberapa gereja yang baru dibuka pada tingkat tercepat dalam sejarah, saya berterima kasih kepada Tuhan! Oleh kasih karunia Allah saya berharap akan segera mendengar berita yang sama dari tempat tinggal saya. Arnold Nyepetsi Irlandia Sungguh luar biasa, banyak umat Allah yang mampu membagikan Injil kekal, dan juga pekabaran malaikat ketiga. Tuhan telah memberkati umat-Nya. David Roque Usulutan, El Salvador Pemimpin Gereja Mempersiapkan Istrinya untuk Kematian Suaminya
Saya berterima kasih atas diterbitkannya artikel yang ditulis oleh Andrew McChesney “ Pemimpin Gereja Mempersiapkan Istrinya untuk Kematian Suaminya“ (Mei 2015). Ini sangat menakjubkan: Saya baru saja kehilangan ayah saya, setelah 54 tahun menikah dengan ibu saya. Saya mengirimkan kisah ini melalui surat elektronik kepada saudara saya yang lain dan ibu saya juga. Terima kasih untuk membagikan kisah ini; sangat menyentuh. Benar-benar berguna agar kita dapat berjaga-jaga! Merril Dennis Trinidad dan Tobago
Saya tidak pernah mengenal seseorang yang sangat ramah dan yang lebih berdedikasi seperti pasangan Francis dan Mary Sue Wernick. Bahkan di usia tua mereka, mereka sangat setia kepada Allah, gerejaNya, dan pekerjaan-Nya. Saya berterima kasih kepada Tuhan atas kesempatan istimewa untuk dapat bersekutu bersama dia dan istrinya. Saya masih dapat mengingat jenis suara Elder Wernick yang pelan dan tenang ini. Segeralah datang, Tuhan Yesus. Christine Amadio-Long Amerika Serikat
bahkan sebagai anggota gereja yang sama? Apakah yang akan diperlukan bagi kita untuk melihat satu sama lain sebagaimana sebagai sesama umat percaya? Mungkinkah ini setidaknya bagian dari alasan penundaan kedatangan Kristus? Tina Metaxis Chicago, Illinois, Amerika Serikat
Pengobatan Kanker Prostat
Saya selalu antusias untuk membaca artikel kesehatan yang sangat baik yang ditulis oleh Peter N. Landless dan Allan R. Handysides. Artikel “Operasi Kanker Prostat” (Februari 2015) yang mereka tulis memberikan penjelasan singkat tentang operasi, dan juga menyebutkan efek samping dari operasi, seperti urinari inkontinensia dan disfungsi ereksi, ini merupakan dua masalah yang signifikan. Saya berharap bahwa penulis akan menyatakan bahwa Loma Linda Medical Center (lembaga kelas dunia milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh) telah merintis terapi proton sejak 25 tahun yang lalu, dan ada lebih dari 18.500 pasien dengan berbagai jenis kanker telah diobati dengan prosedur yang tidak menyerang ini. Hampir 70 persen di antaranya adalah kanker prostat, dengan banyaknya keberhasilan dan tanpa efek samping melemahkan lainnya. J. Lynn Martell Banning, California, Amerika Serikat Doa Yesus yang Tidak Terjawab
Saya sangat menghargai artikel cerita sampul Gerald A. Klingbeil, “Yesus Klaim di Tengah: Di antara Saduki dan Farisi“(April 2015). Mungkin saya seharusnya tidak demikian, tapi saya tidak bisa tidak memikirkan tentang doa Yesus dalam Yohanes 17, “supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu” (ayat 22). Bagaimana caranya bahwa kita telah menjadi begitu peduli dengan label atau nama,
106 Tahun Lalu di Sunan
Sebuah bagian dari Pertukaran Ide bulan September 2014 yang lalu berjudul “106 Tahun Lalu” melampirkan sebuah foto, dan karena itulah saya mengirimkan surat ini, meskipun majalah sudah diterbitkan beberapa bulan lalu. Orang yang berada di sebelah kiri Riley Russell (barisan belakang, tengah) adalah kakek saya, C.L. Butterfield, yang telah menjadi seorang misionaris di Korea selama beberapa tahun. Saya juga memiliki sebuah buku yang berjudul It Came in Handy, yang merupakan kisah Riley Russell, M.D., seperti yang diceritakan oleh Stella Parker Peterson. Kisah ini menceritakan tentang kakek saya dan yang lainnya bertugas di Korea. Edwin Toews New York Mills, Minnesota, Amerika Serikat Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: letters@adventistworld.org. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 100 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang masuk akan terbitkan.
07 - 2015 | Adventist World
29
PERTUKARAN IDE
Kiri: J. F. Huenergardt Kanan: Perkumpulan mula-mula Yugoslavia
100
Tahun Lalu
P
ada tanggal 12 Juli 1905, sebuah gereja lokal diresmikan di Kumane, Yugoslavia, setelah baptisan delapan orang. Ketua jemaat pada jemaat yang baru ini adalah Lazar Emeric, seorang petani Serbia. Seorang pendeta Advent bernama Petar Todor, bersama dengan istrinya diutus untuk menggembalakan kelompok kecil, sehingga memenuhi ketentuan pemerintah yang menyatakan bahwa harus ada 10 orang anggota untuk membentuk sebuah gereja. Pada awal tahun itu di Kumane, sekitar 120 kilometer (75 mil) di utara Belgrade, seorang pedagang Yahudi terkejut membaca surat kabar yang menceritakan bahwa seorang tukang roti beragama Kristen di Jerman telah bergabung ke dalam suatu agama yang aneh dan memutuskan untuk menutup tokonya pada hari Sabtu sebagaimana yang diajarkan oleh agamanya. Ketika pedagang Yahudi itu menunjukkan berita yang dibacanya itu kepada Emeric, dia berkata: “Apa yang dilakukan orang yang di Jerman itu benar. Menurut Alkitab, hari ketujuh adalah hari Sabat yang benar. “ Emeric menyuruh putranya untuk menulis beberapa surat ke Jerman sebagai usaha untuk menemukan orang Serbia yang memelihara hari Sabat. The British and Foreign Bible Society melaporkan bahwa orang seperti mereka kebanyakan tinggal di Hamburg. Maka surat berikutnya ditujukan kepada: “Para Pemelihara Sabat di Hamburg.” Seorang pendeta muda yang bernama J.F. Huenergardt, menerima surat ini, mengunjungi Kumane, dan menghubungi orang Serbia pemelihara Sabat yang tinggal di sana. Karena Huenergardt tidak bisa berkomunikasi dengan orangorang itu dalam bahasa mereka, maka ia memanggil seorang tukang cukur desa untuk menjadi perantara. Akhirnya, tukang cukur menunjukkan minat untuk mempelajari Alkitab sehingga ia pun menutup tokonya pada hari Sabtu, hari tersibuknya di mana banyak orang datang untuk menggunakan jasanya, dan akhirnya mulai memelihara Sabat hari ketujuh.
Jagonya
Otot
Meskipun semua kacang-kacangan bergizi, hanya satu yang mengandung asam amino yang diperlukan untuk pertumbuhan otot: garbanzos. Kurang dari 240 mililiter (8 ons) garbanzos (yang juga dikenal sebagai buncis) menyediakan 18 gram protein. Mereka yang rutin mengonsumsi garbanzos memiliki kolesterol lebih rendah, meningkatkan pencernaan, dan kekebalan yang lebih kuat daripada mereka yang tidak. Buat sendiri hummus Anda: n 4 siung bawang putih n 500 mililiter (16 ons) garbanzos yang
dikeringkan (menyimpan 30 mililiter / 2 sendok makan cairan) n 5 mililiter (1 sendok teh) garam
K U T I P A N
n 30-44 mililiter (2 sampai 3 sendok
Untuk mendapatkan sesuatu yang tak pernah dimiliki, Anda harus melakukan yang tak pernah Anda lakukan. 30
—Beatrice Anebo, Uganda
Adventist World | 07 - 2015
makan) air perasan lemon n 30 mililiter (2 sendok makan) tahini n masukan bawang putih ke dalam alat seperti juicer, tambahkan bahanbahan lainnya, dan haluskan sampai halus. Tambahkan garam jika diperlukan. Sumber: Men’s Health
WARTA
dari INDONESIA
GEREJA ADVENT “Lihatlah, Aku Datang Segera”
Jemaat Makedonia Batang Kuis Jemaat ke-193 Daerah Sumatera Kawasan Utara (DSKU)
P
ada hari Minggu, 14 Juni 2015 telah dilaksanakan pengorganisasian Cabang Sekolah Sabat Paya Gambar Distrik Deliserdang oleh Pdt. D. Nainggolan M.A., Ketua Daerah Sumatera Kawasan Utara. Nainggolan dalam khotbahnya menekankan supaya umat di Paya Gambar yang berjumlah 33 jiwa ini menjadi satu dalam Kristus sesuai dengan doa Yesus dalam Yohanes 17:21. 33 Jiwa anggota pertama. Acara ini juga dihadiri oleh Jemaat Ramunia sebagai jemaat induk dan menyanyikan lagu spesial. Pimpinan DSKU seperti biasanya memberikan nasihat dan penyerahan perlengkapan administrasi berupa: Buku 28 Doktrin, Peraturan Jemaat, Kwitansi dan Laporan Keuangan Jemaat. Setelah semuanya usai, nama Cabang Sekolah Sabat Paya Gambar resmi menjadi GMAHK Jemaat Makedonia Batang Kuis Paya Gambar. Dan ini adalah jemaat yang ke-193 di DSKU. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada para donator dan simpatisan yang telah membantu berdirinya jemaat ini. Mohon didoakan semoga jemaat ini bertumbuh dalam kerohanian dan bertambah-tambah dalam jumlah. —Dilaporkan oleh Pdt. Amron Situmorang, Gembala Distrik Deliserdang.
Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.
Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Pengarah J. S. Peranginangin Ketua Bidang Usaha S. Manueke Bendahara W. Purba Pemasaran S.P. Rakmeni Produksi S. M. Simbolon Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit Redaksi Pelaksana dan Desain Isi J. Pardede Tim Redaksi F. Parhusip, R.S. Keni, F. Ngantung, J. Wauran, F. Manurung, A. Siahaan Penerjemah Naomi Hutajulu Komunikasi Uni S. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan Barat B. Sumendap, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah D. Lingga, Sumatera Kawasan Utara H. Sihaloho, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan A. Sagala, DKI Jakarta dan Sekitarnya N. Siringoringo, Jawa Barat A. Pender, Jawa Tengah D. Maart, Jawa Kawasan Timur D. Juniarto, Kalimantan Kawasan Timur J. Sihotang, Kalimantan Barat D. Kana Djo, Nusa Tenggara R. Keni, Minahasa Utara Dj. Muntu, Minahasa F. Kasenda, Bolaang Mangondow-Gorontalo Ch. Muaya, Sulawesi Tengah M. Tandilangi, Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara A. J. Uniana, Maluku F. Macpal, Nusa Utara H. Wambrauw, Papua I. Lisupadang, Luwu Tana Toraja Izin
Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987
Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842 www.iphbdg.org Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.
07 - 2015 | Adventist World
31
dari INDONESIA Heaven is Our Goal Penamatan SMP dan SMA Perguruan Advent Singkawang
S
ebanyak 43 siswa (18 siswa SMP dan 25 siswa SMA) telah ditamatkan di Perguruan Advent Singkawang (PAS). Pengurus senior kelas mempersiapkan acara dengan baik yang dilaksanakan pada tanggal 8-10 Mei 2015. Penamatan yang memilih Moto: Heaven is Our Goal, dan Aim: Heaven Came Down and Glory Filled My Soul ini memilih tiga pembicara yang akan menyampaikan Firman Tuhan dan motivasi bagi seluruh siswa dan orangtua yang hadir sepanjang acara: 1. Amanat Consecration: Erwinto Simbolon, S.E., (Kepala Sekolah SMP-SMA Advent Singkawang). 2. Amanat Bachelorette: Pdt. Yance. Y. Fina, M.Fil., (Ketua Wilayah Kalimantan Barat). 3. Amanat Commencement: Pdt. Edison Simanjuntak, M.A., (Ketua Daerah Sumatera Kawasan Selatan) Palembang. Pendeta E. Simanjuntak diundang sebagai pembicara pada hari Minggu, beliau memberikan motivasi dan meyakinkan semua siswa dan undangan yang hadir bahwa lembaga PAS ini memiliki keunggulan dalam hal pendidikan moral dan hasilnya diharapkan agar setiap siswa yang akan ditamatkan benar-
benar menghidupkan kebaikan yang datang dari diri sendiri, dan jadilah terang yang terus bersinar. Menurut catatan yang didapatkan, bahwa lembaga PAS telah mendapatkan penilaian akreditasi dengan nilai A-. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas dan sarana di sekolah ini sudah sangat memadai menurut standar pendidikan nasional. Yang diharapkan dari para tamatan adalah agar jangan sampai kemiskinan dan keadaan yang tak mampu membatalkan mereka meraih cita-cita. Kesan yang mendalam dapat dirasakan oleh para tamatan dan orangtua yang turut hadir dalam perayaan penamatan ini. Mari kita tetap dukung dan doakan PAS agar tetap maju dalam menyampaikan kabar Injil melalui guru-guru yang telah ditugaskan mengajar di sana. n —Dilaporkan oleh Humas PAS dan Erwinto Simbolon, Kepala Sekolah Perguruan Advent Singkawang.
Donor Darah Distrik Tanjung Pinang Daerah Sumatera Kawasan Tengah (DSKT)
P
ada tanggal 17 Mei 2015 Jemaat Batu Dua dan Jemaat Air Raja, Distrik Tanjung Pinang mengadakan kegiatan sosial donor darah yang berlokasi di gereja Advent Batu Dua. Anggota jemaat begitu antusias mendonorkan darahnya kepada masyarakat Tanjung Pinang melalui Palang Merah Indonesia (PMI). PMI Tanjung Pinang memang dikabarkan sempat kehabisan stok darah sehingga mem-
32
Adventist World | 07 - 2015
buat kesulitan pasien rumah sakit untuk mendapatkan darah. Selain tujuan pendonoran darah, gereja memiliki tujuan untuk menginventaris data golongan darah dari jemaat, sehingga jika di antara jemaat suatu saat memerlukan darah, tidak kesulitan lagi untuk mencari darah yang diperlukan melalui jemaat. Kita harapkan melalui kegiatan sosial pendonoran darah ini, PMI dapat terbantu untuk penyediaan stok darah bagi yang memerlukan. Dan lebih dari itu gereja Advent dapat dikenal sebagai umat yang selalu berbagi kepada sesama yang memerlukan. n —Dilaporkan oleh Pdt. Parsaoran Brutu, Distrik Tanjung Pinang DSKT.
Harapan untuk Kota Medan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Akbar
K
ota Medan sebagai Pilot Project Big City Evangelism di mana telah diselenggarakan KKR dengan tema “Harapan untuk Kota Medan.” KKR ini telah berlangsung selama 10 hari dari tanggal 6-16 Mei 2015 bertempat di Medan Adventist Convention Hall (MACH) yang merupakan gedung milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Pembicara yang luar biasa yang berbicara saat itu adalah Pdt. Dr. Jonathan Kuntaraf yang merupakan salah satu pemimpin gereja Advent sedunia yang dipercayai sebagai Direktur SS/PP dan Pelayanan Masyarakat GMAHK sedunia yang berkedudukan di Washington D.C., Amerika Serikat dan didampingi oleh istri, Ibu Katheleen Kuntaraf, serta bersama penyanyi yang berasal dari Singapura yaitu Sunshine Siu Sthal. Sebelum KKR berlangsung sekitar pukul 18.00 dilaksanakan kegiatan sosial berupa pemeriksaan kesehatan gratis oleh Rumah Sakit Advent Medan yang dipimpin oleh Dr. Rudi Sitepu. Setiap malamnya acara KKR ini dipandu sangat baik oleh Ibu Mestika Siagian dan
Bapak Loran Napitupulu, dan setiap malamnya Ibu Katheleen Kuntaraf menyampaikan ceramah kesehatan yang membuka hati dan pikiran hadirin untuk lebih memahami betapa pentingnya kesehatan melalui “CELEBRATIONS.” Dari malam ke malam sedikitnya 800 jiwa menghadiri acara ini dengan sekitar 300 tamu. Pada hari Sabat, 16 Mei 2015 yang merupakan puncak dari KKR “Harapan untuk Kota Medan“ yang juga dihadiri oleh pimpinan dari uni yaitu Bapak Pdt. Dr. J.S. Peranginangin dan Pdt. Samuel Simorangkir. Ada 102 jiwa yang menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi dan bergabung dalam keluarga besar Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sedunia. Seluruh panitia yang dipimpin oleh Bapak K. Sijabat dan Pdt. Sembi Naibaho merasakan sukacita besar melalui serangkaian Kebaktian Kebangunan Rohani ini. n —Dilaporkan oleh Loran Napitupulu, salah seorang panitia KKR.
07 - 2015 | Adventist World
33
dari INDONESIA With Jesus We Can Do More Kongres Anak-anak Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS)
D
epartemen Pelayanan Anak-anak Daerah Sumatera Kawasan Selatan dan Uni Indonesia Kawasan Barat telah melaksanakan satu kegiatan yang baik untuk memberi wadah bagi potensi dan kreativitas anak secara rohani. Acara seperti ini merupakan yang paling dibutuhkan anakanak di jemaat. Hal itu terbukti dengan antusias dari peserta yang melebihi target panitia. Bahkan karena keterbatasan tempat dan fasilitas yang ada, panitia pun akhirnya membatasi jumlah peserta dari jemaat-jemaat. Pusat kegiatan difokuskan di Aula R.S. Advent Bandar Lampung, dan anak-anak yang datang dari luar kota menginap di asrama para mahasiswa perawat yang saat itu sedang kosong. Sementara anak-anak yang terdekat dipersilahkan kembali ke rumah masing-masing. Panitia benar-benar tertantang merancang konsep acara agar dapat dinikmati lebih dari 350 anak yang datang dari berbagai tempat, serta mempersiapkan para narasumber yang cocok dengan kebutuhan anak-anak di zaman ini. Secara resmi acara dibuka oleh Pdt. E. Simanjuntak (ketua daerah) dan sekaligus memberikan nasihat melalui Firman Tuhan agar seluruh peserta mulai dari anak-anak dan guru-guru yang mendampingi, dapat mengikuti seluruh kegiatan dengan
baik. Seluruh pimpinan departemen daerah juga turut hadir memberikan pelajaran rohani di setiap kebaktian pagi dan sore. Panitia mengundang secara khusus para narasumber yang ahli di bidangnya antara lain : 1. Ibu Miriam Andres dari Manila—Memberikan pelajaran tentang berdoa. 2. Ibu Nelly Sihotang dari Jakarta—Materi doa dan kreativitas anak. 3. Ibu Dwie Aggraheni (Psikolog)—“Identitas dan Attitude.” 4. Kasat Reskrim Narkoba Bandar Lampung—Mengenai Bahaya Narkoba. 5. Bapak B.F. Sihotang—menyampaikan Firman Tuhan pada hari Sabat. Kita patut bersyukur karena gereja memberikan perhatian yang cukup besar bagi anak-anak dalam bertumbuh secara rohani, diajari berdoa yang benar dan kiranya tetap dipertahankan agar terhindar dari bahaya narkoba yang siap menghancurkan masa depan mereka. Demikianlah pesan dan harapan yang disampaikan Bapak B.F. Sihotang dan ibu dalam khotbah hari Sabat siang. Pada hari Sabat sore diadakan pagelaran lagu-lagu rohani dari setiap kontingen, tidak untuk mencari juara karena semuanya bernyanyi dengan sungguh-sungguh untuk Tuhan. Pagelaran malam budaya pun dilakukan malam harinya, ini adalah untuk mengekspresikan potensi anak-anak dalam bidang seni dan budaya. Hari Minggu pagi setelah diadakan komitmen, seluruh peserta dan para pendamping diarahkan untuk mengadakan kegiatan “Compassion Campaign.” Ini merupakan program yang dipelopori oleh Departemen Pemuda Advent dari General Conference untuk memberikan perhatian, berbagi kasih dan kepedulian bagi sesama. Walau hujan turun, hal itu tidak mengurungkan niat peserta untuk turun ke jalan, lapangan dan pusat keramaian untuk membagikan rasa kasih dan kepedulian kepada orang lain, dan itu pun berhasil dengan baik. Kegiatan ini menjadi kesempatan yang baik untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan bagi anak-anak kita. Sehingga mereka akan bertumbuh dalam suasana saling mengasihi dan peduli dengan orang lain di sekitarnya. n Dilaporkan oleh Victor J. Sinaga, Seksi Dokumentasi.
34
Adventist World | 07 - 2015
Pangkalpinang Kembali Ceria Inisiasi Klub Kelas Kemajuan Jemaat Pangkalpinang
P
ada hari Sabat, 23 Mei 2015, Pdt. Victor J. Sinaga, Direktur Pemuda Advent DSKS hadir untuk memimpin Inisiasi Klub Pathfinder dan Klub Adventurer Jemaat Pangkalpi nang. Walau persiapan dan perlengkapan terbatas, tapi semangat yang kuat dapat terlihat ketika anak-anak calon Pathfinder dan Adventurer ini berlatih untuk acara tersebut. Dengan berkat Tuhan, pada saat inisiasi, secara resmi diadakan pemasangan kacu, ada 14 orang di Klub Adventurer (7 Kelas Petualang dan 7 Little Lamb) dan 5 orang di Klub Pathfinder. “Sudah puluhan tahun gereja kami tanpa anak-anak dan remaja sebanyak seperti sekarang,” demikian disampaikan oleh Ibu T. Marbun sebagai Ketua Jemaat Pangkalpinang. Memang di pulau yang luas ini sejak lama dari dulu hanya ada dua jemaat yang sudah diorganisasikan dan beberapa perkumpulan atau Cabang Sekolah Sabat yang letaknya jauh dari kota. Saat ini anggota jemaat patut bersyukur karena semakin bertambahnya anak-anak dan remaja dari masing-masing keluarga yang tetap
setia di jemaat. Melihat keadaan ini, Pdt. P. Simanjuntak—gembala jemaat—menawarkan kepada jemaat agar segera dibuka kelas-kelas kemajuan di Jemaat Pangkalpinang, dan gayung pun bersambut. Saat itu majelis jemaat dan orangtua pun memberi dukungan atas rencana tersebut, agar dapat memberikan perhatian dan sarana bertumbuh yang seimbang. Itulah sekelumit cikal bakal keceriaan Jemaat Pangkalpinang sehingga inisiasi kelas kemajuan dapat terlaksana. n —Dilaporkan oleh Gembala Jemaat Pangkalpinang.
“Jadilah Padaku Seperti yang Kau Ingini” Seri KKR di Jemaat ULU
J
“
adilah Padaku Seperti yang Kau Ingini,” adalah tema yang dipilih oleh Pdt. Hartje Sandil dalam Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) selama 1 minggu. Bertempat di Jemaat Ulu, KKR yang dimulai tanggal 17-23 Mei 2015 ini, setiap sorenya dimulai dengan Health Expo dan Charity Clinic yang dikoordinasi oleh Ibu Suot.
Beberapa hari sebelum pelaksanaan KKR, masyarakat di Kabupaten Sitaro, khususnya di Pulau Siau digoncang dengan bereaksinya gunung merapi Karangetang yang mengeluarkan lahar dan awan panas sehingga menyebabkan sebagian warga mengungsi di tenda-tenda yang telah disiapkan pemerintah namun tidak menghalangi semangat dari seluruh panitia untuk melaksanakan KKR yang dikoordinasi oleh Pdt. J. Suot dan Pdt. N. Yasabeo. Setiap malam simpatisan berdatangan dari berbagai denominasi untuk mendengarkan pembahasan Firman Tuhan dan tidak ketinggalan juga jemaat sekitar turut hadir walaupun jarak dari lokasi KKR cukup jauh. Hari Sabat yang merupakan puncak acara, telah dibaptiskan 5 jiwa bagi Tuhan. Diharapkan KKR ini membangun iman dan kerohanian dari para tamu dan semua anggota. —Dilaporkan oleh Pdt. Max W. Melope, koordinator One Year In Mission (OYIM) Daerah Misi Nusa Utara.
07 - 2015 | Adventist World
35
dari INDONESIA Health Expo Batunderang Untuk Hidup yang Lebih Sehat
T
epat pukul 12.30 waktu setempat, pada tanggal 17 Mei 2015, Health Expo yang berlokasi di Kampung Batunderang dilaksanakan dengan baik. Acara itu didahului dengan ibadah singkat dan sambutan. Ibu Johana Takasanakeng-Bawole yang merupakan Direktur Kesehatan Daerah Misi Nusa Utara, dalam sambutannya, menekankan pentingnya mengetahui dan memahami pola hidup sehat, dan juga ditekankan bahwa kegiatan ini memang murni pelayanan karena terdorong untuk saling membantu satu dengan yang lain. Pada awalnya kegiatan ini akan dilaksanakan di balai desa tapi mengingat ada kurang lebih 200 keluarga maka kegiatannya dibuat di gereja GMIST. Di tempat itu, Dokter Sandy berbicara tentang NEW START. Bagaimana sebagai manusia kita harus mengetahui yang mana kebiasaan yang salah dan benar. Materi pertama yang disampaikan memang sedikit agak menkhawatirkan, karena dalam seminar itu Dokter Sandy menjelaskan tentang makanan haram dan halal, hari Sabat dan kebiasaan merokok. Tapi setelah diperhatikan maka masyarakat pun senang karena mereka baru mengetahui kebenaran ini walaupun dijelaskan di gereja mereka sendiri. Semua orang terheran-heran karena ada beberapa orang yang berkata bahwa mereka baru tahu kalau ada makanan haram
dan hari Sabat. Setelah seminar selama 45 menit maka dilanjutkan dengan kegiatan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan yang dibuat dalam 6 tahap. Tahap pertama berupa pendaftaran, kedua berupa pemeriksaan tekanan darah, ketiga pengukuran berat dan tinggi badan, keempat pemeriksaaan gula darah, asam urat dan kolesterol, tahap kelima yaitu pemeriksaan kesehatan oleh Dokter Maya yang membantu kegiatan atas instruksi ibu bupati walaupun dia bukan anggota Advent. Tahap terakhir adalah konsultasi dan doa sebelum mereka pulang. Karena banyaknya orang yang mengikuti kegiatan ini maka tak terasa kegiatan berakhir pukul 19.00. Pelaksanaan kegiatan Health Expo ini dimulai dari 2 orang yaitu Pdt. Melope dan Bapak Sinadia berkunjung ke Batunderang untuk bertemu dengan keluarga besar Manumpil sekaligus mengadakan kunjungan ke masyarakat serta menawarkan kegiatan berupa pelayanan kesehatan. Kedua orang ini tertantang juga untuk melihat kondisi Kampung Batunderang karena di tempat itu tidak ada anggota Advent. Kedua orang ini mendapat kesempatan berbakti pada hari minggu dengan warga jemaat GMIST yang merupakan satu-satunya gereja di kampung itu. Setelah selesai ibadah maka disampaikanlah pengumuman kepada seluruh warga masyarakat bahwa ada kegiatan kesehatan berupa konsultasi dan pemeriksaan secara gratis. —Dilaporkan oleh Pdt. Max W. Melope, Koordinator One Year In Mission Daerah Misi Nusa Utara.
36
Adventist World | 07 - 2015
Wisuda UNAI 2015 Share Your Light
D
engan rahmat Tuhan, maka Wisuda UNAI telah dilaksanakan dengan baik, pada hari Minggu, tanggal 24 Mei 2015. Ada 461 sarjana baru yang telah di wisuda. Tema dari Senior 2015 adalah Luminous yang artinya bercahaya. Dan motonya adalah Share Your Light. Rangkaian acara penamatan ini dimulai dengan acara Con-
secration pada hari Jumat, 22 Mei 2015 dengan pembicara Dr. Jonathan Kuntaraf, Direktur SS/PP GMAHK General Confe rence. Pada hari Sabat, Firman Tuhan disampaikan oleh Dr. Lawrence L. Domingo, Direktur Departemen Pendidikan GMAHK Divisi Asia Pasifik Selatan (SSD). Acara Alumni Golden Cord diadakan pada Sabat sore, dipimpin oleh Bpk. Esron Si-
Lima Jiwa Baru Jemaat Batam Mas:
Lima jiwa yang dibaptis oleh Pdt. Urbanus Sinambela yang juga pembicara dan gembala di Jemaat Batam Mas. Walaupun di selimuti oleh hujan gerimis, tidak menghentikan proses baptisan. KKR yang bertemakan “Kebangunan dan Kedatangan Yesus Kedua Kali” itu dilakukan selama 4 hari dan diawali dengan Charity Clinic pada hari Minggu, 17 Mei 2015. —Dilaporkan oleh Simson Siallagan, Komunikasi Jemaat Batam Mas.
07 - 2015 | Adventist World
37
dari INDONESIA burian, Ketua Ikatan Alumni Pusat. Pada kesempatan itu juga telah diberikan penghargaan kepada The Outstanding Alumni yaitu: Thomas Trisno, Ketua Umum Yayasan Rumah Sakit Advent, untuk pelayanan selama 40 tahun di GMAHK; David Saputra, Kepala SMA, SLA Martoba Pematangsiantar, untuk pelayanan selama 30 tahun di GMAHK; Pdt. Roy Hutasoit, Pemimpin Redaksi Percetakan Advent Indonesia, untuk pelayanan selama 20 tahun di GMAHK; Albiner Marpaung, Alumnus of the Year 2015, tamat dari UNAI tahun 1975. Sekarang adalah Direktur dan Pendiri Institute SDM Serco, Serco Property, Serco Global School, Serco Transport di Balikpapan; Nova Langingi, Alumnus of the Year 2015. Tamat dari UNAI tahun 1997 dan sekarang menjadi Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Klabat. Dan ada berbagai penghargaan yang lain. Dan pada kesempatan itu, ada 4 tamatan berprestasi yang diberikan penghargaan oleh Rektor UNAI: Agus Setiono, Pascasarjana Ilmu Filsafat dengan IPK 3,93; Dhanny Raymond, FTI Jurusan Teknik Informatika dengan IPK 3,81; Asep Simbolon, FKIP Jurusan Pendidikan Matematika dengan IPK 3,79; Debby Natalia, FE Jurusan Akuntansi dengan IPK 3,78.
Perjuangan belum berakhir, para tamatan diharapkan segera mendapat pekerjaan, menjadi manusia yang teladan dalam tabiat, setelah sekitar 3-4 tahun dibina di kampus UNAI, juga menjadi kebanggaan dan saluran berkat bagi keluarga, masyarakat, dan almamater. —Dilaporkan oleh Doli Situmeang, Universitas Advent Indonesia (UNAI).
Umat yang Berpusat pada Kristus Daerah Nusa Tenggara (DNT)
K
ebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dengan tema “Umat yang Berpusat pada Kristus“ telah dilaksanakan di Jemaat Hangaloko, Desa Menia, Kabupaten Sabu Raijua pada tanggal 26 April-2 Mei 2015, dipimpin oleh Pdt. Kana Djo, Direktur Pemuda Advent Daerah Nusa Tenggara (DNT). Pengunjung KKR dari malam ke malam yang berjumlah sekitar 450 orang ini, sangat diberkati dengan pembahasan doktrin yang disampaikan Pdt. Kana Djo, begitu banyak kesaksian yang menyatakan bahwa pembahasannya sangat Alkitabiah, seder-
38
Adventist World | 07 - 2015
hana namun sesuai dengan kehidupan kerohanian di akhir zaman. Kebaktian Kebangunan Rohani ini juga mengikutisertakan Tim Ikatan Mahasiswa Advent Daerah Nusa Tenggara yang sangat setia dan tekun dalam perlawatan setiap subuh pagi. Pada akhir dari KKR ini ada 23 jiwa menyerahkan diri untuk dibaptiskan, walau target panitia hanya 10 jiwa. Dan pada hari Minggu pagi ada satu pasang dikukuhkan melalui doa berkat dan menerima baptisan. —Dilaporkan oleh Pdt. D. Kana Djo, Direktur Komunikasi DNT.
3
4
meningkatkan keadaan emosional kita. Oleh sebab itu, salah satu strategi untuk meningkatkan kesehatan emosional adalah dengan lebih mengembangkan hubungan saling percaya. “Kepercayaan Horizontal” pada orang lain sangat bermanfaat; dan “Kepercayaan vertikal” kepada Allah yang penuh kasih sangatlah berkuasa.
rahasia
KESEHATAN MENTAL
1
Giving Light to Our World
2
dengan serius kita akan menahan diri untuk menonton. Jika Anda mengalami kesulitan dalam mempraktikannya, coba pertimbangkan untuk bebas dari TV, internet, DVD, dan media visual lainnya selama beberapa minggu (atau lebih). Walaupun hal ini kelihatan tidak mungkin, tapi ada banyak orang di dunia ini yang telah berhasil, dan kebanyakan berhasil dengan hanya memilih satu program saja.
Apakah Anda siap untuk petualangan? Salah satu hal yang paling menarik yang dapat kita lakukan sebagai orang Kristen adalah membagikan pekabaran indah yang Allah berikan kepada kita. Dan salah satu cara paling sederhana untuk melakukan hal ini adalah dengan membagi-bagikan selembar tulisan! Belum lama ini seorang pria membeli beberapa traktat rohani. Salah satu traktat yang dibelinya berisikan tulisan mengenai apa yang terjadi setelah kematian, lalu pria ini melakukan perjalanan ke negara lain. Di negara yang dikunjunginya, ia membagikan traktat dari tangan ke tangan, sampai akhirnya ia memberikannya kepada seorang pendeta Baptis yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Perancis dan membacanya di depan 80 orang pada suatu acara pemakaman. Kisah lainnya datang dari seorang wanita muda, yang meletakkan sebuah traktat di atas meja. Kemudian seorang chaplain penjara datang mengambil dan membacanya. Akhirnya ia memesan lebih dari 2.000 lembar traktat yang akan diberikannya kepada 900 narapidana di penjara itu. Wanita lain dengan malu-malu menyerahkan traktat kepada teman sebangkunya di sebuah di bus. Apa yang dikatakan pria itu sangat mengejutkan, “Saya telah berdoa agar Tuhan mengirimkan saya suatu tanda jika Dia tidak menginginkan saya untuk bunuh diri. Saya rasa inilah tanda itu.“ “Kita tidak pernah tahu apa yang dihasilkan oleh selembar kertas yang berisi kebenaran zaman ini.”* Jadi, sekali lagi, apakah Anda siap untuk berpetualang? Dalam majalah bulan ini kami telah menyertakan traktat GLOW bagi Anda untuk dipotong, dilipat, dan dibagikan. Ketika Anda melakukannya, Anda bergabung dengan lebih dari 1,5 juta orang Advent di seluruh dunia yang melakukan hal yang sama! Luangkan waktu untuk berdoa agar Allah menuntun Anda kepada petunjuk Ilahi atau memberikan ide kreatif. Kemudian berikan saja traktat itu kepada orang lain, atau letakkan di tempat yang mudah ditemukan orang. Adventist World akan mencetak potongan traktat GLOW berkala sepanjang tahun. Setiap Anda membagikan traktat Anda, kirimkan kisah tuntunan Roh Kudus Anda, dan ceritakan bagaimana Anda membagikan traktat tersebut. Kirim kisah Anda melalui surat elektronik ke nelson@puconline.org. Buatlah diri Anda sekreatif mungkin, dan cerita Anda akan ditampilkan pada Adventist World edisi mendatang!
Belajar Percaya pada Allah Manusia sangat peka dalam merespons kejujuran dan tingkat kepercayaaan orang lain dengan baik, terutama jika mereka merasakan minat yang tulus dalam kesejahteraan mereka. Hal ini dapat terjadi ketika kita menghabiskan waktu bersama-sama dan saling membagikan pengalaman satu sama lain. Demikian pula, kita menumbuhkan kepercayaan kita pada Allah dengan menguji janji-janji-Nya dalam Alkitab dan mengalami kersetiaan tuntunan-Nya dalam kehidupan kita. Pemazmur menyatakan betapa pentingnya untuk mengalami hubungan dengan Allah: “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” Allah sendiri mengundang kita: “Pikullah kuk… belajarlah pada-Ku… dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Mengapa tidak mengambil sedikit waktu untuk mengukir hari-hari Anda dengan membaca Alkitab, mungkin Anda dapat memulainya dari Injil Markus. Anda akan terkejut ketika Anda mendapati Allah lebih dapat dipercaya daripada banyak manusia, bahkan lebih dari mereka yang mengaku sebagai pengikut-Nya. Dan ketika Anda merasakannya, Anda akan sadar jika emosi Anda terkendali dengan lebih baik.
* Ellen G. White, Colporteur Ministry (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1953), hlm. 5.
Waktu Berkualitas bersama Keluarga Waktu yang terlalu banyak diinvestasikan dengan media elektronik juga dapat melemahkan ikatan keluarga. Waktu yang berlebihan menjadi perhatian besar karena hubungan keluarga yang kuat adalah sebagai indikator yang kuat dalam tingginya kesehatan emosional. Kita perlu memprioritaskan kegiatan interaktif dengan keluarga kita. Pergi ke berbagai tempat dan melakukan hal-hal yang menyenangkan, menarik, dan memuaskan.
GLOW: Giving Light to Our World
Kepercayaan dan Kesehatan Emosional Ketika kita memiliki hubungan saling percaya dengan satu atau lebih individu, sinyal listrik dan kimia “kepercayaan” yang terdapat pada pusat otak bagian atas, terutama yang berada pada lobus frontal, dapat memperlambat bahkan mematikan sistem rasa takut yang mengalir melalui pusat otak bawah kita. Rasa percaya ini membantu dalam mengendalikan kecemasan dan stres. Di antara “sinyal kimia kepercayaan” hormon oxytocin adalah salah satunya. Semakin tinggi kadar oxytocin maka semakin tinggi pula jumlah rangkaian dimensi interpersonal, semuanya ini cenderung
Kisah
Pada tahun 1944, pada usianya yang ke-16 tahun, Edith Eger diambil oleh Nazi dari rumahnya di Hu ngaria dan dibawa ke kamp Auschwitz yang amat keji. Meskipun terhindar dari kamar gas yang disemburkan untuk orangtuanya, Edith yang kini tubuhnya semakin kurus, terbuang jauh setelah mengalami perpindahan dari satu kamp ke kamp lain secara bertahap. Pada bulan Mei 1945, mendekati kematian, Edith jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri. Para penjaga mengira bahwa dia sudah mati dan mereka melemparkannya ke dalam kuburan massal di tengah hutan yang ada di belakang Kamp Gunskirchen Lager. Sungguh ajaib, ada seorang GI (setara dengan tamtama) Amerika yang melihat tangan Edith bergerak di tengah-tengah mayat. Dan ia menyelamatkan gadis seberat 27.2 kilogram (60 pound) itu dari kematian. Jika ada orang yang mempunyai alasan untuk dikendalikan oleh lingkungannya, itulah Edith Eger. Meskipun pengalamannya mengerikan, Edith tidak menyerah kepada perasaan kegetiran, kepahitan, kebencian atau keputusasaan. Dia tidak hanya bertahan; malah ia berkembang. Dia menikah dengan seorang Czech Freedom Fighter, membesarkan ketiga anaknya, dan memperoleh gelar Ph.D. dalam psikologi. Jika Anda pernah bertemu Dr. Edith atau mendengarnya berbicara, Anda akan menempatkannya pada posi-
David DeRose, MD, MPH, dan Bernell Baldwin, PhD, ahli saraf
Rahasia Kesehatan Mental
Praktik Pola makan Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa praktik diet tidak sehat dapat merusak rangkaian emosional otak, baik pada masa perkembangan mau pun pada masa dewasa. Beberapa contohnya antara lain: Kekurangan gizi, asupan garam yang berlebihan, dan diet
Penekanan Baru tentang Psikologi Kehidupan Dr. Edith Eger ini sangat mengesankan kepada suatu kenyataan yang sedang berkembang di kalangan profesional kesehatan mental: Kita semua memiliki kapasitas untuk menumbuhkan sikap optimis sekalipun dalam berbagai rintangan dan kesulitan. Sesungguhnya, sementara banyak dari kita percaya bahwa emosi kita ditentukan oleh keadaan kita, bukti yang ada berkata sebaliknya. Anda dapat mengendalikan emosi Anda terlepas dari lingkungan Anda! Namun, emosi kita tidak hanya dipengaruhi oleh pikiran kita. Terutama, pilihan pola hidup kita seharihari sangat berpengaruh pada keadaan emosional kita. Mari kita lihat beberapa faktor yang dapat membantu kita agar tetap berada di kursi pengemudi dalam bidang kesehatan mental yang sangat penting ini.
si orang yang paling positif, dan individu yang paling semangat yang Anda pernah temui. Edith berpesan: “Tidak seperti apa yang kebanyakan orang percayai, tidak ada korban di dunia ini—yang ada hanyalah orang yang memiliki kemauan. Anda tidak bisa mengendalikan keadaan Anda, tetapi Anda bisa mengendalikan respons Anda dalam menanggapi keadaan itu.”
Olahraga Latihan fisik secara teratur tidak dapat diabaikan dalam program untuk mengoptimalkan kesehatan emosional ini. Kami sangat menyarankan agar Anda menjadikan latihan fisik sebagai bagian dari aktivitas
Hindari Obat yang Membuat Ketagihan Alkohol memiliki efek jangka pendek yang dapat mendorong amarah, kegusaran, dan kekerasan. Membuat sel-sel pada bagian atas otak menjadi mati rasa. Akibatnya, sirkuit yang melakukan kekerasan yang terjadi di bagian otak bawah menjadi tak terkendali, seperti yang disaksikan oleh jutaan anggota keluarga yang mengalami penganiayaan. Efek jangka panjang yang diakibatkan oleh alkohol malah lebih serius. Selsel pengontrol dimatikan hanya oleh dua ons alkohol setiap hari, sementara sel-sel otak bagian bawah yang lebih tangguh bernasib jauh lebih baik. Hasilnya: Ketidakseimbangan otak permanen mendukung penurunan pusat-pusat emosional. Obat-obatan lainnya juga dapat mengganggu mekanisme kontrol otak. Bahkan dalam keadaan tertentu ganja memiliki kapasitas untuk mengganggu keseimbangan otak secara permanen.
lemak tinggi. Bagian yang perlu diperhatikan adalah ini: Pilihlah makanan yang rendah sodium, makanan dari seluruh tanaman yang padat nutrisi (buah-buahan, gandum, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian) dan batasi atau hilangkan produk hewani dan lemak tambahan.
Televisi dan Ketidakstabilan Emosional Arah emosi yang tidak seimbang dapat dipengaruhi oleh pilihan tontonan kita (TV, internet, dll.) sebagaimana halnya oleh musik. Salah satu prinsip perilaku manusia adalah berikut: “Kita akan menjadi seperti apa yang kita tonton.” Memang, pikiran kita dibentuk oleh apa yang kita lihat secara teratur. Oleh karena itu, jika kita tertarik pada kesehatan emosional yang optimal,
Hati-hati Memilih Musik Anda Musik memiliki dampak yang kuat pada wilayah emosional otak yang dikenal sebagai sistem limbik. Emosi positif atau negatif dirangsang tergantung pada jenis musik yang kita dengarkan. Hasil pengukuran langsung pada struktur limbik mengungkapkan bahwa pilihan musik seperti musik piano yang harmonis dapat membangkitkan emosi yang menyenangkan, sementara musik yang tidak harmonis dapat memicu emosi negatif. Untuk alasan ini, maka kita harus berhati-hati dalam pemilihan musik. Pilihlah musik yang dapat mendorong pengendalian dan keseimbangan emosi.
rutin Anda. Penelitian menyatakan bahwa berolahraga dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesehatan emosional (termasuk mengurangi depresi dan kecemasan). Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa olahraga dengan sangat nyata telah meningkatkan kadar hormon yang sangat berperan dalam tingkat emosional dan dalam meningkatkan kesehatan, yang disebut hormon oksitosin.
PERTUKARAN IDE
Doaw PUJIAN
Keluarga saya sedang menghadapi kondisi keuangan yang sulit. Tolong doakan kami. Rebecca, Kenya
Suami saya tidak lagi mau mengikuti ibadah keluarga; biasanya ia yang memimpin doa dan ibadah dalam keluarga kami. Sekarang saya melakukannya sendirian. Setiap hari saya bersyukur kepada Allah atas pertolongan-Nya untuk dapat melewati perjalanan Kekristenan ini. Tolong doakan suami saya, anak-anak saya, dan saya sendiri. Alison, Trinidad dan Tobago
Tolong doakan sahabat saya yang pergi ke India untuk mendapatkan pengobatan medis; dan doakan juga agar umat Advent di sana dapat menolongnya. Saya berdoa agar sahabat saya ini dapat dikunjungi. Saya juga berdoa agar dapat memperoleh beberapa buku di Punjabi. Silton, Austria.
Saya membutuhkan kesembuhan secara rohani dan jasmani, pembebasan, dan perubahan. Mohon doanya! Anequis, Brasil
Terima kasih atas doa-doa Anda. Saya seorang penginjil literatur yang sangat membutuhkan sebuah mobil. Kini kami memilikinya atas pemberian gereja kami; kelihatan seperti mobil yang baru! Pattie, Amerika Serikat
Saya telah menyelesaikan perkuliahan saya sejak setahun yang lalu namun tidak memiliki pekerjaan dan tidak memiliki seperak pun untuk membayar sewa. Saya telah dipanggil untuk wawancara pekerjaan; tolong doakan untuk hasil yang positif. Milka, Kenya
Berdoalah agar Tuhan menolong saya dan agar saya tidak dikeluarkan dari sekolah. Malcolm, Grenada
Doa & Pujian: Kirimkan permohonan doa rasa syukur saudara ke: prayer@adventistworld.org. Kirimlah kepada kami permohonan doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 50 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas. Tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.