LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
a strong legacy, a powerful future
Daftar Isi
table of contents 1
Prakata Preface
2
Visi & Misi Vision & Mission
3
Nilai-nilai Values
4
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
8
Sekilas Tentang PT. BPUI PT. BPUI At A Glance
9
11-34
Peristiwa Penting 2013 Milestones 2013 Laporan Manajemen Management Reports
13 Sambutan Dewan Komisaris
67-92
68 Kegiatan Usaha Perusahaan PT. BPUI (Persero) tahun 2013 PT. BPUI (Persero) Business Activities in 2013
79 Manajemen Risiko Perusahaan Corporate Risk Management
84 Laporan Pengawasan Dewan Komisaris
Supervisory Report of the Board of Commissioners
93-96
Board of Commissioners’ Profile
“Bahana Peduli” Activities
94 94 95
97-40
23 Laporan Direksi
Board of Directors’ Report
36 Analisa Laporan Keuangan (konsolidasi) PT. BPUI
(Persero) Tahun 2013 Analysis of PT. BPUI (Persero) Financial Statements 2013 (consolidated)
44 Analisa Realisasi vs RKAP tahun 2013 Laba Rugi
PT. BPUI (Persero) konsolidasi tahun 2013 Analysis of PT. BPUI (Persero) Actual vs. CBP 2013 Profit & Loss (consolidated)
46 Tantangan Perusahaan di masa mendatang Future Challenges
53-66
Tinjauan Bisnis dan Operasional 2013 Business and Operational Review in 2013
98 99 101 103 104 105
PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (PT. BPUI) PT. Bahana Artha Ventura (PT. BAV) PT. Bahana Securities (PT. BS) PT. Bahana TCW Investment Management (PT. BTIM) PT. Graha Niaga Tata Utama (PT. GNTU) PT. Bahana Mitra Investa (PT. BMI)
106 Tinjauan dan Strategi Perusahaan Company Overview and Strategy
107 Struktur Organisasi
Organizational Structure
108 Komite Eksekutif
Executive Committee
110
Pertanggung jawaban Laporan Tahunan 2013 Responsibility on 2013 Annual Report
111
Laporan Keuangan Auditor's Report
54 Tinjauan Bisnis dan Operasional (kegiatan Anak-anak Perusahaan) Business and Operational Overview (Subsidiaries activities)
Profil Perusahaan Company Profile dan Anak Perusahaannya PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) and Subsidiaries’ Profile
Board of Directors’ Profile
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Donor darah Blood donor drives Penyampaian Donasi Donation Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Partnership Program and Community Development Programs.
98 Profil PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
32 Profil Dewan Direksi 35-52
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
94 Kegiatan “Bahana Peduli”
Remarks from the Board of Commissioners
19 Profil Dewan Komisaris
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Resiko Good Corporate Governance and Risk Management
Prakata preface
a strong legacy, a powerful future Selama lebih dari 40 tahun, Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, salah satu institusi keuangan terbesar milik negara Republik Indonesia, selalu setia mengedepankan kepentingan para stakeholder. Di tahun yang mendekati setengah dari dekade 2010-an ini, PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia makin mantap menginjakkan langkah ke masa depan yang cemerlang. For over 40 years, Government-Owned Corporation PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, one of the largest financial institutions of the Republic of Indonesia, always operates with its stakeholders’ best interests in mind. Now, approaching half of the decade of the 2010s, PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia steps forward even more confidently to a brighter path to the future. 1 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia 2013 Annual Report
Visi dan Misi vision and mission
Visi
Vision
Menjadi Grup usaha terdepan di Indonesia yang memberikan pelayanan terbaik kepada para stakeholders.
To become the leading business group in Indonesia that provides the best service to stakeholders.
Misi
Mission
Berkomitmen untuk menyediakan layanan jasa keuangan terbaik bagi para nasabah, mengembangkan pertumbuhan usaha-usaha berskala kecil dan menengah di Indonesia, serta senantiasa mengambil peranan penting dalam pengembangan pasar modal di Indonesia, dengan tetap memelihara standar tertinggi Good Corporate Governance serta menjaga kondisi keuangan yang sehat.
To remain committed to providing the best financial services for our customers, developing growth in the small and medium scale businesses in Indonesia, and to always play a pivotal role in Indonesia’s capital markets developments by striving for the highest standards in Good Corporate Governance and maintaining sound financial condition.
2
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Nilai-Nilai Values
Integritas
Integrity
Kami teguh memegang peraturan, tata kelola dan etika bisnis perusahaan dalam penyelesaian tugas dan tanggung jawab dengan menempatkan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi.
We are steadfast in our adherence to prevailing regulations, governance and business ethics in our tasks and responsibilities by placing corporate interests above personal interests.
Kehati-hatian
Prudent
Kami waspada dan cermat dalam bertindak dan mengambil keputusan dengan pertimbangan yang matang di dalam koridor regulasi internal dan eksternal.
We are vigilant and thorough in our actions and decision making, with careful consideration in the corridors of internal and external regulations.
Kompeten
Competent
Kami selalu meningkatkan kemampuan dan kapasitas untuk menjadi ahli di bidangnya agar dapat memberikan pelayanan prima kepada pelanggan (baik pelanggan internal maupun eksternal).
We are always improving our capabilities and capacities as professionals in our field, so that we can provide excellent service to our customers (both internal and external customers).
Kreatif
Creative
Kami mencari peluang untuk menemukan solusi terbaik yang bersifat inovatif, dan tepat guna untuk mencapai tujuan perusahaan.
We are always looking for the opportunities to provide the best solution that is innovative and appropriate to achieve the objectives of the Company.
Kerja Sama Tim
Team Work
Kami menciptakan sinergi antar individu, unit kerja dan institusi terkait untuk bersama-sama mencapai sasaran perusahaan.
We create a synergy between individuals, work units and related institutions to work together to achieve company goals.
Dinamis
Dynamic
Kami mengantisipasi dan merespon tantangan yang disebabkan oleh perubahan lingkungan bisnis dengan cepat untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
We anticipate and respond to challenges that may arise out of rapidly changing business environment to increase the Company’s’ competitiveness.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
3
Ikhtisar Keuangan financial highlights
Pendapatan Operasional Operational Revenues
Biaya Operasional Operational Expenses
800 700 600
574.3
620.1
745.5
674.0 595.0
800 700 600
500
500
400
400
300
300
200
200
100
100
0
2009
2010
2011
2012
2013
Pendapatan (Beban) lain-lain Revenues
20
30.0
2009
38.4
30.6
2011
2012
150
602.6
2013
186.6 131.2
100
101.9
63.1
50
0 -20
0
-40
-50
-60
-100
-80
-150
-100 -120
2009
2010
2011
(106.2) 2012
2009
2010
2011
2012
2013
Total Kewajiban Total Liabilities
3,500
3,101.4
3,000
(181.4)
-200
2013
Total Aset Total Assets
2,500
2010
200
60 40
0
461.0
548.8
Laba (Rugi) Komprehensif Net Profit
77.4
80
394.0
500.1
3202.3
3,180.6
3,500
2,926.0
2,445.8
2,500
2,000
2,000
1,500
1,500
1,000
1,000
500
500
0
2,951
3,000
3,201
2,915 2,574
2,416
0
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
RDI
2011
2012
Subordinasi/Subordinate
2013 Non BPPN
Modal Capital 0 -50 -100
(118.7)
-150
(187.5)
-200
(181.8)
-250 -300
(277.6) (368.4)
-350 -400
4
2009
2010
2011
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
2012
2013
Dalam miliar Rupiah In billion Rupiah
a strong legacy, a powerful future
Uraian (dalam miliar rupiah kecuali data pendukung)
Description (in billion Rupiah except for supporting data)
2011
2012
2013
Pendapatan Operasional
595.0
674.0
745.5
Beban Bunga
119.3
97.7
72.4
Interest Expense
Pendapatan Operasional - Bersih
475.7
576.3
673.1
Operating Net Income
Beban Operasional*)
380.9
451.1
530.2
Operating Expenses
HASIL OPERASI
Operational results Operating Revenues
Laba (Rugi) Operasi
94.9
125.2
142.9
Profit & Loss Operational
Pendapatan (Beban) Non Operasi**)
65.1
(134.0)
26.0
Revenue & Expenses Non Operational
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Laba (Rugi) Bersih
160.0
(8.8)
168.9
Profit Before Tax
(181.4)
186.6
63.1
Net Income
246.6
471.4
556.0
Cash and cash equivalents Total Current Assets
posisi neraca Kas dan Setara Kas
financial position
Total Aset Lancar
1,517.6
1,404.7
1,191.5
Total Aset
3,202.3
3,180.6
2,926.0
Total Assets
Total Liabilitas Lancar
1,259.2
852.7
615.6
Total Current Liabilities
Total Liabilitas
3,201.0
2,915.4
2,573.8
Total Liabilities
Total Ekuitas (Defisiensi)
Total Equity Deficiency
(368.4)
(181.8)
(118.7)
Hutang Subordinasi
357.4
321.6
285.9
Subordinates Debt
Modal Kerja Bersih
(11.0)
139.8
167.2
Net Working Capital
data pendukung
supporting data
Interest Coverage
(0.5)
2.9
1.9
ROA (%)
(5.7)
5.9
2.2
ROA (%)
Liquidity Ratio (%)
120.5
164.7
193.6
Liquidity Ratio (%)
310
326
328
Number of Permanent Employees***)
3.6
-
Receivable Bad Debt Collection
Jumlah Karyawan Tetap***) HASIL PENAGIHAN PIUTANG MACET
-
Interest Coverage
Catatan: Seluruh data berasal dari laporan keuangan konsolidasi yang telah diaudit
Notes: All data is derived from audited financial statements
*) di luar beban bunga dan beban (pemulihan) penyisihan nilai aktiva **) termasuk beban (pemulihan) penyisihan nilai aktiva ***) termasuk karyawan GNTU (parent only)
*) Excluding interest expense and provision for recovery of asset values **) Including recovery expense of provision for asset values ***) Including employees of GNTU (parent only)
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
5
LAPORAN LABA RUGI PT BPUI - KONSOLIDASI
Uraian (dalam jutaan rupiah)
2011
2012
2013
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
Consolidated Income Statement
PENDAPATAN OPERASIONAL Bunga dan Surat Berharga Jumlah Pendapatan Bunga & Surat Berharga
Operating Revenues 24,032
26,837
7,109
24,032
26,837
7,109 Total Interest Income and Marketable Securities
Hasil Kegiatan Keuangan Jasa penasehat keuangan Kegiatan Pengelolaan Dana
(in million Rupiah) Description
Interest and Marketable Securities Financial Activities Results
-
-
3,176
Financial advisory services
82,996
92,006
105,627
Fund Management Activities Venture Capital Activities
Kegiatan Modal Ventura
235,598
271,573
304,244
Kegiatan Sekuritas
148,380
163,840
208,132
466,973
527,419
621,180
102,057
106,871
116,160
1,957
12,834
1,087
104,014
119,705
117,247
Total Results from Other Operational Activities
595,020
673,960
745,535
Total Operating Revenues
63,580
53,990
95,128
Beban Bunga
119,276
97,707
72,399
Interest Expenses
Beban Pegawai
177,135
206,106
227,914
Employee Expenses
Beban Pesangon
259
542
913
Severance Expenses Post-Employment Benefits Expenses
Jumlah Hasil Kegiatan Keuangan Hasil Kegiatan Operasional Lainnya Hasil Kegiatan Pengelolaan Gedung Hasil Operasional Lainnya Jumlah Hasil Kegiatan Operasional Lainnya Jumlah Pendapatan Operasional
Other Operational Activities Results
beban OPERASIONAL Beban Pokok Penjualan Usaha Perdagangan
Securities Activities Total Results from Financial Activities Building Management Results Other Operating Results
OperatiNG expenses Cost of Good Sold
Beban Imbalan Pasca Kerja
19,393
26,337
25,418
Biaya Operasional Gedung
18,078
18,317
20,248
Building Operating Expenses
Beban Umum dan Administrasi
83,723
123,258
134,487
General and Administrative Expenses
Beban Penyusutan
17,947
21,011
23,420
Depreciation
743
1,531
2,684
Amortization Expense Recovery Expense Allowance
Beban Amortisasi Beban (Pemulihan) Penyisihan Jumlah Beban Operasional LABA OPERASIONAL
12,284
27,782
12,433
512,416
576,579
615,044
Total Operating Expenses
82,603
97,381
130,492
Operating Profit
2,767
6,814
5,534
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN (Rugi) Laba Selisih Kurs Pendapatan (Beban) Lainnya
Revenue & Expenses, Other Profit and Loss on Foreign Exchange
74,617
(113,016)
32,886
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain
77,384
(106,201)
38,421
Total Other Revenue & Expenses
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
159,987
(8,820)
168,913
Profit before Income Tax
BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
23,785
30,996
49,287
Income Tax Expense
136,202
(39,817)
119,626
Current Year Income
PENDAPATAN (BIAYA) KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN Aset Keuangan tersedia untuk dijual Keuntungan/(kerugian) instrumen lindung nilai Total Pendapatan (Biaya) Komprehensif Lain Setelah Pajak
6
Other Revenue & Expenses
Revenue & Expenses, Other (Comprehensive) Current Year (272,409)
280,405
-
Saleable Assets
-
-
-
(272,409)
280,405
-
Gain (loss) on hedging instruments Total other comprehensive income after tax burdens
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future LAPORAN POSISI KEUANGAN PT BPUI - KONSOLIDASI
Uraian (dalam jutaan rupiah) LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN Total Laba (Rugi) Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Total Total Laba (Rugi) Komprehensif yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Total
2011
2012
2013
(in million Rupiah) Description
(136,207)
240,588
106,669
88,872 47,330 136,202
(87,969) 48,152 (39,817)
63,131 56,495 119,626
(181,358) 45,151 (136,207)
186,576 54,012 240,588
63,131 56,495 119,626
CURRENT YEAR PROFIT (LOSS), COMPREHENSIVE Total Income (Loss), to be Distributed to: Owners of Parent Entity Non-Controlling interests Total Comprehensive Total Income (Loss), to be Distributed to: Owners of Parent Entity Non-Controlling interests Total
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi ASET Kas dan Setara Kas Portofolio Efek Piutang Usaha Piutang Bunga Pajak Dibayar di Muka Aset Lancar Lainnya Piutang Kredit Jangka Panjang Penyertaan Saham Aset Tetap Properti Investasi Aset Lain-lain Jumlah Aset LIABILITAS Utang Usaha Utang Promes Utang Bunga Utang Pajak Biaya yang Masih Harus Dibayar Utang Lancar Lainnya Utang Medium Term Notes Utang Pemegang Saham Utang Jangka Panjang Utang Subordinasi Jumlah Liabilitas EKUITAS Modal Saham Saldo Laba (Akumulasi Rugi): Telah Ditentukan Penggunaannya Belum Ditentukan Penggunaannya Komponen Ekuitas Lainnya Ekuitas (Defisiensi Modal) yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Consolidated Financial Statements 246,569 676,385 1,316,533 1,989 23,192 45,696
assets Cash and cash equivalents Securities Portfolio Accounts Receivable Interest Receivable Prepaid Tax Other Current Assets Long-Term Loans Receivable Shares Investments Fixed Assets Property Investments Other Assets Total Assets
126,965 183,001 452,585 129,411 3,202,325
471,411 288,180 569,899 2,603 25,541 47,070 812,596 132,346 214,290 451,744 164,922 3,180,602
556,034 246,256 298,669 1,876 44,710 43,957 796,602 118,797 216,779 447,825 154,519 2,926,025
504,403 284,356 63,625 27,054 63,238 127,419 9,068 1,200,652 383,815 357,355 3,200,985
508,406 9,977 46,391 34,959 78,380 164,871 9,670 1,221,652 519,480 321,619 2,915,406
242,246 12,576 58,998 38,021 77,843 173,692 12,189 1,232,152 440,221 285,884 2,573,823
22,500
22,500
22,500
289 (289,966) (101,187)
289 (377,936) 173,359
289 (134,377) (7,069)
(368,364)
(181,788)
(118,657)
369,703
446,984
470,858
liabilities Accounts Payable Promissory Notes Debt Payable Interest Tax Debt Accrued expenses Other Debt Medium Term Notes Debt Shareholders Debt Long-Term Debt Subordinated debt Total Liabilities Equity Share Capital Retained Earnings (Accumulated Losses): Appropriated Unappropriated Other Equity Components Equity (Capital Deficiency) to be Distributed to Owners of Parent Entity Non-Controlling interests
3,202,325
3,180,602
2,926,025
Total Liabilities and Equity
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
7
Sekilas PT. BPUI pt. bpui At a glance
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (“PT. BPUI”) adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara yang didirikan pada tahun 1973, dimana 100% sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Keuangan. Misi awal dan utama PT. BPUI adalah mengembangkan sektor riil melalui pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi.
PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) is a State Owned Enterprise established in 1973, which is 100% owned by the Government of the Republic of Indonesia through the Ministry of Finance. Its original and primary mission is to develop the real sector through financing to micro, small, medium, and cooperatives enterprises.
Kini, PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia adalah tulang punggung dan induk dari Grup Perusahaan yang menyediakan layanan finansial yang lengkap dan inovatif melalui anak-anak perusahaan:
Today, PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia is the backbone and parent company of the Bahana Group, which provides complete financial services and innovative through its subsidiaries:
• PT. Bahana Securities (Investment Banking, Securities Trading & Brokerage) • PT. Bahana Artha Ventura (Modal Ventura/Venture Capital) • PT. Bahana TCW Investment Management (Asset Management) • PT. Graha Niaga Tata Utama (Office Building Management)
• PT. Bahana Securities (Investment Banking, Securities Trading & Brokerage) • PT. Bahana Artha Ventura (Venture Capital) • PT. Bahana TCW Investment Management (Asset Management) • PT. Graha Niaga Tata Utama (Office Building Management)
8
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Peristiwa Penting 2013 milestones 2013
PT. BPUI Reputation Building Program, 2 Maret 2013 PT. BPUI Reputation Building Program, March 2, 2013.
Seminar dan Penandatanganan Kerjasama antara PT. BPUI dan Prasetya Mulya, 19 Maret 2013. Judul seminar: “Nurturing Future Finance Professional.” Seminar and Signing of Cooperation between PT. BPUI and Prasetya Mulya, March 19, 2013. Seminar Title: “Nurturing Future Finance Professional.”
Bahana Family Day, 14 April 2013, dalam rangkaian Acara Ulang Tahun PT. BPUI ke-40 tahun. Bahana Family Day, April 14, 2013, part of a series of events commemorating PT. BPUI’s 40th year anniversary.
Dalam rangka program CSR dari PT. BPUI pada tanggal 15 April 2013, menyalurkan donasi dari Sukuk Ritel SR 005 sebesar Rp 103.157.500 kepada Pusat Unggulan Pendidikan Anak Usia Dini “AISYIYAH 10 Tomang.” As part of PT. BPUI’s CSR program, on April 15, 2013, a donation amounting to Rp 103,157,500 from Retail “Sukuk” SR 005 was distributed to the Center for Early Childhood Education “AISYIYAH 10 Tomang.”
Perayaan Ulang Tahun PT. BPUI ke-40 tahun, 17 April 2014, dalam rangkaian Acara Ulang Tahun PT. BPUI ke-40 tahun. 40th Anniversary celebration of PT. BPUI, April 17, 2014, part of a series of events commemorating PT. BPUI’s 40 years of existence.
Due Diligence Meeting & Public Expose Secondary Public Offering PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk., 5 Juni 2013. Due Diligence Meeting & Public Expose for Secondary Public Offering of PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk., June 5, 2013.
Due Dilligence Meeting & Public Expose Penawaran Umum Perdana Saham PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk., tanggal 29 Mei 2013. Due Diligence Meeting and Public Expose for the Initial Public Offering Shares of PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk., May 29, 2013.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
9
Public Expose dalam rangka penerbitan Obligasi Berkelanjutan Tahap 1 2013 PT. Garuda Indonesia Tbk., tanggal 11 Juni 2013. Garuda Indonesia menunjuk PT. Bahana Securities bersama dengan PT. Mandiri Sekuritas sebagai Joint Lead Underwriters dalam penawaran umumnya. Public Expose on the issuance of Sustainable Bonds Phase 1 2013 for PT. Garuda Indonesia Tbk., June 11, 2013. Garuda Indonesia appointed PT. Bahana Securities alongside PT. Mandiri Sekuritas as Joint Lead Underwriters in general offer.
Due Diligence Meeting & Public Expose Penawaran Umum Obligasi II PNM, tanggal 18 Juni 2013. Due Diligence Meeting and Public Expose for the Public Offering of PNM Bonds II, June 18, 2013.
Due Diligence Meeting & Public Expose Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan II PT. Pegadaian (Persero), tanggal 19 Juni 2013. Due Diligence Meeting and Public Expose for the Public Offering of Sustainable Bonds II, PT. Pegadaian (Persero), June 19, 2013.
Media Visit ke PPU PT. BAV, 6 September 2013. Media visit to PT. BAV’s PPU (Partnership Company), September 6, 2013.
Press Conference Business Alliance antara PT. Bahana Securities – Daiwa, tanggal 9 Oktober 2013. Press Conference announcing the business alliance between PT. Bahana Securities and Daiwa, October 9, 2013.
Peletakkan Batu Pertama untuk pembangunan kelas lokal, melengkapi Sekolah SDN. Buni Bakti menjadi 6 kelas ruang belajar, tanggal 1 November 2013. Groundbreaking for the construction of classes for the local SDN. (public primary schools) Buni Bakti, to number a total of six classrooms, November 1, 2013.
Bahana Group mengikuti Acara PORSENI BUMN di Jakarta pada tanggal 3 – 8 November 2013. The Bahana Group participated in the PORSENI BUMN (SOE Sports and Arts Week) event in Jakarta on November 3 to 8, 2013.
Penghargaan PT. Bahana Securities sebagai Agen Penjual SUKUK NEGARA RITEL seri 005 Terbaik, 27 November 2013. PT. Bahana Securities received an award as best selling agent for SUKUK NEGARA RITEL (Sukuk State Retail) 005 series, November 27, 2013.
10
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Laporan Manajemen management report
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
11
Laporan Manajemen Management Report
Marwanto Harjowiryono Komisaris Utama Chief Commissioner
12
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Sambutan Dewan Komisaris remarks from the board of COMMISSIONERS
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (“PT. BPUI”) dan Anak-anak Perusahaannya (“Bahana”) dapat mengakhiri tahun 2013 dengan baik di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang kurang kondusif. Perekonomian dunia yang berangsur-angsur mulai membaik dari krisis hutang kepemerintahan di beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat juga belum optimal.
We thank God for His blessings and graces in 2013, which has allowed PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) (“PT. BPUI”) and Subsidiaries ("Bahana") to end the year with a good note despite the rather unfavorable economic conditions in Indonesia. The improving global economy, which has gradually began to recover from the effects of the debt crisis in some European countries as well as the United States, has not been at its optimum.
Tahun 2013 dibuka dengan optimisme bahwa ekonomi dunia akan membaik dibanding tahun sebelumnya. Bursa yang mulai mengalami tren peningkatan sampai dengan triwulan I, mulai mengalami fluktuasi di awal triwulan II. Dengan adanya perubahan kebijakan moneter The Fed yang lebih ketat, investor global semakin agresif dalam melepas portofolio investasi jangka pendeknya di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Di tahun 2013, arus modal yang keluar dari pasar finansial domestik Indonesia diperkirakan mencapai USD 4 milyar yang tercermin pada pelemahan pergerakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) tahun 2013, dimana IHSG pada awalnya menguat di level 5.068 pada bulan Mei 2013, namun tergerus dan ditutup pada level 4.274 atau melemah sebesar 1% (year-on-year) dari kisaran 4.317 di akhir tahun 2012.
2013 opened with the optimism that the world economy will improve over the previous year. The bourse, which experienced an increasing trend up until the first quarter, began to fluctuate in the early second quarter. The Fed's increasingly stringent monetary policy pushed global investors to be more aggressive in removing short-term investment portfolios in developing countries, including Indonesia. In 2013, the capital flows out of the Indonesian domestic financial market is estimated at USD 4 billion, which is reflected in the weakening JCI (Composite Index) in 2013, whereby the stock index level initially rose to 5,068 in May 2013 but was eroded to the level 4,274 or lower by 1% (year-on-year) from the range of 4,317 at the end of 2012.
Selain itu, secara umum perekonomian domestik Indonesia di tahun 2013 cenderung mengalami tekanan karena defisit neraca berjalan dan kenaikan harga BBM bersubsidi. Tingkat inflasi yang mengalami kenaikan hingga mencapai level 8,4% dibanding 4,3% di 2012, adalah bukti dari tekanan-tekanan ini. Sebagai akibatnya, Bank Indonesia juga menaikkan suku bunga acuannya dari level 5,75% di awal tahun 2013 ke level 7,50% di akhir tahun 2013. Dengan inflasi yang lebih tinggi dan kinerja perdagangan eksternal yang kurang menggembirakan, Indonesia membukukan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,72% di tahun 2013, menurun sedikit dari tahun sebelumnya di level 6,20%.
Moreover, the Indonesian domestic economy in 2013 in general yielded to pressures caused by current account deficits and the rising prices of subsidized fuel. The inflation rate, which rose 8.4% compared to 4.3% in 2012, is evidence of these pressures. As a result, Bank Indonesia also raised its benchmark interest rate from 5.75 % at the beginning of 2013 to 7.50% at the end of 2013. With higher inflation and less satisfactory external trade performance, Indonesia posted an economic growth of 5,72% in 2013, down slightly from the previous year at the level of 6.20%.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
13
Laporan Manajemen Management Report
Namun, di tengah kondisi ekonomi yang demikian, pencapaian laba bersih konsolidasi PT. BPUI dan Bahana di tahun 2013 mencapai Rp63,1 milyar, atau melewati target anggaran yaitu sebesar Rp 9,3 milyar atau 17,3% diatas target anggaran sebesar Rp 53,8 milyar. Pencapaian tersebut terjadi karena realisasi kinerja operasional dari semua Anak Perusahaan di atas target anggaran kecuali PT. Bahana Artha Ventura (BAV) yang terealisasi di bawah anggaran, serta realisasi beban operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan anggaran.
Amidst such adverse economic conditions, however, PT. BPUI’s overall performance in the year 2013 was encouraging. The Company's consolidated net income in 2013 reached Rp 63.1 billion or Rp 9.3 billion (17.3%), above the targeted budget of Rp 53.8 billion. It was effected by the operational effectiveness and performance of all subsidiaries, except PT. Bahana Artha Ventura ( BAV ), which exceeded the budget target and lower-thanexpected actual operating expenses compared to the budget.
Pada sisi Anak Perusahaan, kondisi awal tahun 2013 yang masih didominasi dengan optimisme membaiknya ekonomi global, dimanfaatkan dengan baik oleh para emiten untuk bisa mendapatkan dana segar dengan melakukan IPO, diantaranya adalah PT. Semen Baturaja, PT. Sri Rejeki Isman dan PT. Austindo Nusantara Jaya. Dana segar juga didapatkan dengan menerbitkan obligasi, seperti misalnya obligasi PT. Penanaman Modal Mandiri, terbesar pada tahun 2013. Kondisi ini menyebabkan PT. Bahana Securities (BS) mencapai kinerja yang sangat baik pada Semester I, baik dari sisi Investment Banking, dimana PT. BS berhasil mempertahankan posisi ke-5 dalam Bloomberg league table untuk Equity and Rights Offering dengan market share 10 % di akhir kuartal III 2013. Sampai dengan akhir 2013, 51 proyek telah dipercayakan kepada PT. BS, yang berkontribusi melampaui target laba yang ditargetkan oleh pemegang saham. Hal ini merupakan sebuah pencapaian yang sangat membanggakan, dan di tengah dominasi perusahaan-perusahaan sekuritas asing PT. BS masih bisa bersaing dan berhasil masuk dalam 10 terbesar dalam nilai transaksi perdagangan saham selama tahun 2013.
From the Subsidiary’s side, the sentiment in early 2013, which were dominated by the optimism that the global economy will make a recovery, was put to good use by issuers to secure fresh funding by issuing IPOs, among them were PT. Semen Baturaja, PT. Sri Rejeki Isman dan PT. Austindo Nusantara Jaya. Fresh Funds were also obtained by issuing bonds, such as the bond from PT. Penanaman Modal Mandiri, which was the biggest in 2013. All these contributed to a particularly strong performance by PT. Bahana Securities (BS) during the first semester, both in terms of Investment Banking, whereby PT. BS successfully maintained its position in the fifth place in the Bloomberg League Table for Equity and Rights Offering, with a market share of 10 % in the third quarter of 2013. Through to the conclusion of 2013, 51 projects have been entrusted to PT. BS, which contributed to the company exceeding the profit targets as set by the shareholders. This was a very encouraging achievement, as PT. BS has shown that in the midst of market domination by foreign securities, it can still compete and even made it to the top ten securities firms with the largest stock value in 2013.
Selain itu, PT. BS juga telah mulai melaksanakan rencana-rencana strategis yang telah disusun sebelumnya, sebagai upaya untuk meningkatkan daya kompetitif PT. BS menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat. Program tersebut antara lain adalah yang dikenal dengan Quantum Leap seperti Online Trading dan Direct Market Access (DMA). Meskipun masih terlalu dini untuk menilai hasilnya, satu hal yang lebih penting adalah PT. BS telah menyadari dan mempelajari kondisi persaingan saat ini dan telah mulai mengantisipasi perkembangannya di masa yang akan datang dengan mengambil langkah-langkah strategis. Semoga langkah ini akan semakin meningkatkan dan memantapkan posisi PT. BS di peta industri pasar modal, dan menjadikannya sebagai perusahaan efek terkemuka di Indonesia.
In addition, PT. BS has also has begun to put in motion strategic plans that have been developed previously, in an attempt to improve the competitiveness of PT. BS as it faced increasingly fierce competition. Such program is known as the Quantum Leap, which deals with such things as Online Trading and Direct Market Access (DMA). Although it is still too early to see the results, more importantly PT. BS has begun to be aware of its positioning and competitors and take certain strategic measures to anticipate its development in the future. This will hopefully further enhance and strengthen the position of PT. BS in the capital market landscape, and turns it as a leading securities companies in Indonesia.
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, PT. Bahana TCW Investment Management (BTIM) dipercaya dalam pengelolaan investasi dari beberapa institusi besar multinasional. Hal ini adalah bukti pengakuan dari investor atas reputasi dan kinerja PT. BTIM dalam mengelola investasi jangka panjang. Contoh kepercayaan internasional yang diemban PT. BTIM adalah Executives Meeting for East Asia and Pacific Central Banks (EMEAP) sejak tahun 2005, sebagai satu-satunya manajer investasi untuk mengelola Reksa Dana Asian Bond Fund-Indonesia Bond Index Fund (ABF - IBI Fund).
As in previous years, PT. Bahana TCW Investment Management (BTIM) was entrusted with the management of several large multinational institutions’ investments. This is a testament of the investors’ confidence in PT. BTIM’s reputation and performance in managing long-term investment products. An example of such international portfolio was the Executives Meeting for East Asia and Pacific Central Banks (EMEAP) since 2005, in which PT. BTIM was the sole investment manager to manage the Asian Mutual Fund Bond -Indonesia Bond Index Fund (ABF-IBI Fund).
Sepanjang tahun 2013, PT. BTIM telah meluncurkan 10 (sepuluh) Reksa Dana baru yang terdiri dari 2 Reksa Dana jenis Pendapatan Tetap dan Saham, serta 8 Reksa Dana jenis Terproteksi. Dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) meningkat sebesar
Throughout 2013, PT. BTIM has launched ten new Mutual Funds, consisting of one each Fixed Income and Equity type (Reksa Dana jenis Pendapatan Tetap dan Saham) and eight Protected types (Reksa Dana jenis Terproteksi). Asset Under Management
14
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future 5,81% dari Rp 19,80 triliun pada akhir 2012 menjadi Rp 20,95 triliun pada akhir 2013. Dengan AUM Reksa Dana tersebut PT. BTIM termasuk dalam 5 besar Manajer Investasi dengan dana kelolaan terbesar.
(AUM) increased by 5.81 % from Rp 19,80 trillion in 2012 to Rp 20.95 trillion at the end of 2013. With such Mutual Fund AUM, PT. BTIM was listed as one of top 5 investment manager with the largest managed funds.
Hal ini semakin menegaskan posisi PT. BTIM di sektor industri keuangan Indonesia, khususnya sebagai manajer investasi. Pengakuan PT. BTIM sebagai manajer investasi juga terlihat dari penghargaanpenghargaan yang diterima dari tahun 2000 hingga kini.
This further solidifies PT. BTIM’s position in the Indonesian financial sector, particularly as an investment manager. PT. BTIM’s recognitions as an investment manager can also be seen from the awards it received from 2000 to today.
Kegiatan modal ventura yang secara operasional dikelola oleh PT. Bahana Artha Ventura (BAV) masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain persaingan ketat dan sumber pendanaan baru yang relatif murah untuk menggantikan sumber dana dari JBIC (Japan Bank for International Cooperation) yang semakin menurun jumlahnya. Namun demikian, PT. BAV dan 27 Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD) secara konsisten terus melakukan upaya business turnaround agar kinerja perusahaan terus meningkat ke depannya. Di tahun 2013, PT. BAV secara konsisten terus melakukan kegiatan untuk mendukung penguatan brand image yang dimiliki oleh perusahaan. Program Quantum Leap yang berupa pembiayaan usaha produktif berskala mikro, dengan brand Mikro Ventura terus dilanjutkan dengan dibukanya 9 gerai mikro baru milik PT. BAV dan PMVD di tahun 2013. Hal ini tentunya menguatkan posisi PT. BAV sebagai lembaga pembiayaan modal ventura terdepan dalam memfasilitasi sektor usaha mikro, kecil dan menengah nasional.
The venture capital activities, which is operationally managed by PT. Bahana Artha Ventura (BAV), is still facing other challenges, which include, among others, intense competition and a drop in acquiring new funding sources that are relatively inexpensive to replace funding from JBIC (Japan Bank for International Cooperation). Nonetheless, PT. BAV and 27 PMVDs (Regional Venture Capital Company) consistently took business turnaround measures to improve the companies’ performance in the future. Also, throughout 2013 PT. BAV consistently carried out activities aimed at strengthening the Company’s brand image. The Quantum Leap program, taking form as a micro financing for productive enterprises, along with the Company’s Micro Ventura brand, continued unabashedly in 2013 with the opening of nine new micro outlets owned by PT. BAV and PMVD. This undoubtedly strengthened PT. BAV’s position as the leading venture capitalist in facilitating micro, small and medium enterprises nationwide.
PT. Grahaniaga Tatautama (GNTU) juga menunjukkan kinerja yang cukup memuaskan. Hal ini adalah buah dari kerja keras manajemen, yang antara lain ditandai dengan diperolehnya ISO 14001:2004 (Environmental Management System Standard) dari Llyod’s Register Quality Assurance, sertifikat Green Building peringkat Gold dari BCA Singapore (diperoleh pada tahun 2011), dan upaya-upaya efisiensi biaya lainnya. PT. GNTU juga terus mencari alternatif bisnis lainnya (business development) guna memperluas sumber pendapatan.
PT. Grahaniaga Tatautama (GNTU) showed satisfactory performance in 2013. This is the fruit of hard work the management has put forth in providing best services to customers, which was vindicated when the company obtained ISO 14001:2004 (Environmental Management System Standard) from Lloyd's Register Quality Assurance in the past year. Along with the obtainment of Green Building Gold Certificate from BCA Singapore in 2011, cost efficiency efforts are ongoing. PT. GNTU also continues to seek new alternatives for business development in order to expand revenue sources.
PT. Bahana Mitra Investa (BMI) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang investasi dan jasa keuangan. Sampai dengan awal Maret 2013, PT. BMI berada dalam kondisi dormant. Pada bulan Maret 2013, PT. BMI melakukan kegiatan partisipasi pada pembiayaan portofolio mikro PT. BAV senilai total Rp 32 milyar dengan discount sebesar 20% (95% dari face value. Di bulan November 2013, PT. BAV telah melakukan buy back atas seluruh outstanding portofolio mikro ke PT. BMI, sampai dengan akhir 2013, PT. BMI membukukan laba bersih sebesar Rp 0,1 milyar.
PT. Bahana Mitra Investa (BMI) is a subsidiary engaged in investment and financial services. In March 2013, PT. BMI’s previously dormant status started to become active again and participated in the financing of PT. BAV’s micro portfolio worth a total of Rp 32 billion, with a discount of 20% (95% of face value). In November 2013, PT. BAV performed buy back of the entire outstanding micro portfolio to PT. BMI. As of the end of 2013, PT. BMI posted a net profit of Rp 0.1 billion which was previously not listed in the budget.
Pencapaian-pencapaian di atas merupakan bukti nyata dari keunggulan kompetitif PT. BPUI (Persero), khususnya Bahana (Anak-anak Perusahaan) sesuai dengan core competencies masing-masing. Pencapaian tersebut harus dipertahankan dan ditingkatkan di masa-masa mendatang terutama dengan meningkatkan kualitas jasa yang disediakan, knowledge management, kejujuran dan kerja keras.
The achievements as listed above are clear evidence of PT. BPUI (Persero)’s competitive advantage, especially of Bahana (Subsidiaries) in line with their respective core competencies. These achievements must be maintained and enhanced in the future, in particular by improving and increasing the quality of services, knowledge management, integrity and hard work.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
15
Laporan Manajemen Management Report
Pencapaian dari sisi operasional dan keuangan perusahaan juga diikuti dengan keberhasilan PT. BPUI (Persero) dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan penerapan manajemen risiko yang dapat diandalkan, sebagaimana tercermin dari pernyataan auditor independen dalam laporan auditnya.
Achievements in the operational as well as financial aspects of the Company is in line with PT. BPUI (Persero)’s good corporate governance implementation, compliance with existing laws and regulations and the implementation of a reliable risk management, as reflected in the statement of the independent auditor in the audit report.
Terkait dengan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, Dewan Komisaris, dalam menjalankan fungsi pengawasannya, menerima laporan secara teratur mengenai kegiatan dan rekomendasi dari Komite Audit sebagai tolak ukur bahwa tata kelola perusahaan telah dijalankan dengan baik. Laporan tersebut diantaranya menyangkut hasil pemantauan atas performa kerja unit-unit bisnis dan Anak-anak Perusahaan, pemantauan rencana dan kinerja satuan pengawasan internal, dan kegiatan tindak lanjut hasil audit internal dan eksternal tahun 2013.
Related to the implementation of good corporate governance, the Board of Commissioners, in accordance with its supervisory duty, received regular reports on the activities and recommendations of the Audit Committee as measuring tool of the Company’s good corporate governance. The report details, among other things, information about the performance of the business units and Subsidiaries, monitoring of the internal control unit’s performance and plans, and follow-up actions based from the internal and external audit results in 2013.
Untuk itu, Dewan Komisaris mengucapkan selamat dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Direksi dan segenap karyawan dan karyawati perusahaan termasuk Anak Perusahaan yang telah menunjukkan kerja keras, integritas, dan dedikasi yang tinggi untuk PT. BPUI (Persero). Kiranya apa yang telah diraih dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada tahun mendatang.
To that end, the Board of Commissioners commended and expressed its utmost appreciation to the Board of Directors and all employees, including those in the Subsidiaries who have demonstrated hard work, integrity, and dedication to PT. BPUI (Persero). May all which we have achieved can be maintained and enhanced in the coming years.
Namun demikian, kerja keras masih diperlukan mengingat PT. BPUI (Persero) masih menghadapi beberapa tantangan ke depan. Tantangan utama adalah penyelesaian restrukturisasi Hutang Rekening Dana Investasi Stabilisasi Pasar Uang dan Pasar Modal (RDI-SPM) dari Pemerintah Republik Indonesia yang masih dalam proses hingga saat ini. Tantangan lain yang dihadapi adalah untuk selalu membuat terobosan-terobosan atau inovasi-inovasi baru yang sesuai dengan kompetensi di masing-masing perusahaan untuk menjamin sustainability perusahaan di masa yang akan datang.
However, much work still needs to be done as PT. BPUI (Persero) faces several challenges directly ahead. Chief among them is the restructuration effort of the RDI-SPM (“Hutang Rekening Dana Investasi Stabilisasi Pasar Uang dan Pasar Modal”), a specific securities product from the government of the Republic of Indonesia, which is still ongoing at this moment. Another challenge is to continuously create new breakthroughs or innovations that are in line with each Subsidiary’s competencies, to ensure the Company’s sustainability in the future.
Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Nining I.Soesilo, yang telah mengakhiri masa tugasnya sebagai anggota Dewan Komisaris, untuk kerja sama dan kontribusinya yang baik. Sekaligus, perkenankan saya menyambut Bapak Gatot Darmasto dalam jajaran Dewan Komisaris.
On this occasion, I would like to sincerely thank Mrs. Nining I.Soesilo, who had just ended her tenure as a member of the Board of Commissioners, for her excellent cooperation and contributions. On the same note, please join me in welcoming Mr. Gatot Darmasto the Board.
Kami juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para stakeholders, terutama pemegang saham, mitra usaha, para nasabah, dan pihak-pihak yang telah memberikan kepercayaan, kontribusi dan dukungan yang berkelanjutan selama ini.
We also express our utmost gratitude and appreciation to the stakeholders, especially our shareholders, business partners, customers, and all those who have given us their trust, contribution and continuing support during this time.
Jakarta, 17 Maret 2014 Atas Nama Dewan Komisaris
Jakarta, March 17, 2014 On Behalf of the Board of Commissioners,
Marwanto Harjowiryono
Komisaris Utama Chief Commissioner
16
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Dewan Komisaris 2013 the board of COMMISSIONERS 2013 Susunan Dewan Komisaris Perusahaan sampai dengan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
The composition of the Board of Commissioners until December 31, 2012, is as follow:
Komisaris Utama : Dr. Marwanto Harjowiryono, MA Komisaris : Dr. Ir. Tarmiden Sitorus, MSc, PhD Komisaris : Dr. Ir. Nining I. Soesilo, MA Komisaris : Dwijanti Tjahjaningsih, SE, MBA
Chief Commissioner : Dr. Marwanto Harjowiryono, MA Commissioner : Dr. Ir. Tarmiden Sitorus, MSc, PhD Commissioner : Dr. Ir. Nining I. Soesilo, MA Commissioner : Dwijanti Tjahjaningsih, SE, MBA
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia No. SK-35/MBU/2013 tertanggal 1 Februari 2013, Ibu Dwijanti Tjahjaningsih resmi diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sebagai anggota Dewan Komisaris dan mengangkat Bapak Sulwan SilondaE sebagai anggota Dewan Komisaris Perusahaan. Adapun pengangkatan Bapak Sulwan SilondaE berlaku efektif sejak tanggal 1 Februari 2013.
Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises at the General Meeting of Shareholders of PT. BPUI (Persero), numbered SK-35/MBU/2013 dated February 1, 2013, Mrs. Dwijanti Tjahjaningsih was officially honorably discharged from her position as member of the Board of Commissioners and Mr. Sulwan SilondaE was formally appointed as a member of the Board.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia No. SK-157/ MBU/2013 tertanggal 26 Februari 2013, Bapak Tarmiden Sitorus resmi diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sebagai anggota Dewan Komisaris.
The appointment of Mr. Sulwan SilondaE became effective on February 1, 2013. Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises at the General Meeting of Shareholders of PT. BPUI (Persero), numbered SK-157/MBU/2013 dated February 26, 2013, Mr. Tarmiden Sitorus was officially honorably discharged from his position as member of the Board of Commissioners.
Setelah itu, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia No. K-405/MBU/2013 tertanggal 2 Desember 2013, Ibu Nining I. Soesilo juga resmi diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sebagai anggota Dewan Komisaris dan mengangkat Bapak Gatot Darmasto sebagai anggota Dewan Komisaris. Adapun pengangkatan Bapak Gatot Darmasto berlaku efektif sejak tanggal 2 Desember 2013.
Next, based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises at the General Meeting of Shareholders of PT. BPUI (Persero), numbered SK-405/MBU/2013 dated December 2, 2013, Mrs. Nining I. Soesilo was officially honorably discharged from her position as a member of the Board of Commissioners and Mr. Gatot Darmasto was appointed as a member of the Board. The appointment of Mr. Gatot Darmasto became effective on December 2, 2013.
Dengan demikian, susunan Dewan Komisaris Perusahaan saat ini menjadi:
Therefore, the composition of the Board of Commissioners is currently as follow:
Komisaris Utama : Dr. Marwanto Harjowiryono, MA Komisaris : Drs. Sulwan SilondaE Komisaris : Drs. Gatot Darmasto, Ak, MBA, CFrA,CA, CRMA
Chief Commissioner : Dr. Marwanto Harjowiryono, MA Commissioner : Drs. Sulwan SilondaE Commissioner : Drs. Gatot Darmasto, Ak, MBA, CFrA,CA, CRMA
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
17
Laporan Manajemen Management Report
Gatot Darmasto Komisaris Commssioner
18
Marwanto Harjowiryono Komisaris Utama Chief Commissioner
Sulwan SilondaE Komisaris Commssioner
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Profil Dewan Komisaris BOARD OF COMMISSIONERS’ PROFILE Dr. Marwanto Harjowiryono, MA. Komisaris Utama Chief Commissioner
Lulusan dari Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, USA untuk Program Master dan Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia, untuk Program Doktor. Gelar Sarjana Ekonomi sebelumnya didapat dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Masih aktif berperan sebagai Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan, hingga sekarang. Periode tahun 2009 - 2011, beliau menjabat sebagai Executive Director pada Asian Development Bank, juga menjabat sebagai Chairman of Ethics Committee Asian Development Bank dan Member of Budget Review Committee Asian Development Bank. Sebelumnya, beliau mengabdikan dirinya pada Departemen Keuangan RI dengan bidang tugas yang beragam dan posisi/ jabatan, diantaranya, beliau pernah menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara, tahun 20062009, dan pada saat yang sama sebagai Ketua Pelaksana Harian merangkap Wakil Ketua Tim Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan. Beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan RI, periode 2004-2006, Pjs. Kepala Pusat Kerjasama Keuangan Internasional pada Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional (Bapekki), Departemen Keuangan RI, periode 2004-2005, Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri, Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan RI, periode 2003 -2004, Kepala Pusat Analisa Pendapatan Negara dan Pembiayaan Anggaran, Badan Analisa Fiskal (BAF), Departemen Keuangan RI, periode 2001-2003, dan Kepala Biro Analisa APBN, Badan Analisa Keuangan dan Moneter (BAKM), Departemen Keuangan RI, periode 1998 – 2001. Merupakan Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) dan sempat terpilih sebagai Alternate Governor untuk International Development Association (IDA), World Bank, mewakili Borrower Representative for East Asia, periode 2003-2005, serta Alternate Governor for Indonesia pada Common Fund of Commodities (CFC), periode 2003-2005. Aktif dalam berbagai seminar, training dan workshop baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Graduated from Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, USA, with a Master’s degree and a Postgraduate Doctoral degree from Gadjah Mada University, Yogyakarta, Indonesia. He previously obtained a Bachelor of Economics from the Gadjah Mada University in Yogyakarta. He is still holding an active role as Director General of Treasury at the Ministry of Finance, until now. From 2009 to 2011 he served as Executive Director at the Asian Development Bank, as well as Chairman of Ethics Committee Member and also as a member of the Budget Review Committee. Previously, he served at the Ministry of Finance with a diverse field of assignment and positions; among others, as Advisor to the Minister of Finance, State Sector Expenditure, from 2006 to 2009, and as Daily Chief Executive cum Deputy Chairman of the Administrative Reforms Team, Ministry of Finance. He has also served as Head of Public Relations, Secretary General of the Ministry of Finance, from 2004 to 2006, Interim Head of International Finance Cooperation at BAPEKKI (Indonesian Agency for Assessment of Financial Economics and International Cooperation), Ministry of Finance of the Republic of Indonesia, from 2004 to 2005; Bureau Chief of International Cooperation, Secretariat General of the Ministry of Finance of Republic of Indonesia, from 2003 to 2004, Head of the Centre for Analysis of Revenues and Budget Financing, Fiscal Analysis Agency (BAF), Ministry of Finance of Republic of Indonesia, from 2001 to 2003, and Bureau Chief Analyst of the State Budget (APBN), Board of Financial Analysis and Monetary (BAKM), Ministry of Finance of the Republic of Indonesia, from 1998 to 2001. He is also a member of the National Social Security Council (DJSN) and was elected as Alternate Governor of the International Development Association (IDA), the World Bank, representing the borrower Representative for East Asia for the period 2003 - 2005, as well as the Alternate Governor for Indonesia in the Common Fund of Commodities (CFC), from 2003 to 2005. He is also active in various seminars, trainings and workshops both domestically and abroad.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Pembinaan Usaha Indonesia No. KEP-225/MBU/2011 tertanggal 3 November 2011, Bapak Marwanto Harjowiryono resmi diangkat sebagai Komisaris Utama Perusahaan.
Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises at the General Meeting of Shareholders of PT. BPUI (Persero) No. KEP-225/MBU/2011 dated November 3, 2011, Mr. Marwanto Harjowiryono was officially appointed as Chief Commissioner of the Company.
Bapak Marwanto Harjowiryono sebagai Komisaris Utama bertugas untuk melakukan koordinasi dengan segenap anggota Dewan Komisaris maupun perangkat Dewan Komisaris berkaitan dengan tugas dan wewenang Dewan Komisaris.
As Chief Commissioner, Mr. Marwanto Harjowiryono is responsible for managing the entire of Board of Commissioners and all of its elements with respect to all of the Board’s duties and authority.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
19
Laporan Manajemen Management Report
Drs. Sulwan SilondaE Komisaris Commissioner
Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Krisnadwipayana, Jakarta pada tahun 1985. Saat ini, beliau aktif di Kementerian BUMN, menjabat sebagai Asisten Deputi Bidang Usaha Industri Primer II, Kedeputian Bidang Usaha Primer, Kementerian BUMN. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Usaha Industri Primer IIa, Kedeputian Bidang Usaha Primer (2010), Kepala Bidang Usaha Perkebunan I C (2006), Evaluasi Usaha Perkebunan I (2002), Kedeputian Bidang Usaha Perkebunan, Kehutanan, Kertas, Perikanan dan Percetakan, Kementerian Negara BUMN. Sebelum aktif di Kementerian BUMN, beliau pernah aktif di Departemen Keuangan; pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Perencanaan Perkebunan I, Direktorat Jenderal Pembinaan BUMN (2001), Kepala Seksi Analisis Pendanaan dan Sumber Daya Perusahaan Perkebunan, Direktorat Jenderal Pembinaan BUMN (1995), Kepala Seksi Perencanaan Perusahaan Perkebunan, Direktorat Jenderal Moneter (1993), dan Kepala Sub Seksi, Direktorat Jenderal Moneter (1991). Beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Pariwisata dan Jasa Konstruksi I (1998) dan Kepala Seksi Dana Pensiun (1999), Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN. Aktif mengikuti seminar, training maupun workshop atau sertifikasi, diantaranya mengenai Key Performance Indicator dan Peningkatan Kinerja Organisasi di BUMN di Jakarta (tahun 2011), Risk Management and Internal Control System Kementerian BUMN di Yogyakarta (2010), Memahami Audit Investigasi yang dilakukan BPK sebagai Langkah Mengatasi Kecurangan Keuangan di Jakarta (2005), Effective Audit Committee di Jakarta (2001) dan Introduction to Restructuring and Privatization (1999).
He holds a Bachelor of Economics from Universitas Krisnadwipayana, Jakarta in 1985. Currently, he is active in the Ministry of State Owned Enterprises, holding a position as the Assistant Deputy of Primary Industries II, Primary Business Deputy, Ministry of State Owned Enterprises. Previously , he served as Head of Primary Industry IIa, Primary Business Deputy (2010); and Head of Agriculture Enterprise I C (2006), Evaluation of Agriculture Enterprises I (2002), the Deputy of Agriculture, Forestry, Paper, Fisheries and Printing, the Ministry of State Owned Enterprises. Prior to his role at the Ministry of State Owned Enterprises, he had been active at the Ministry of Finance; he served as the Head of Planning Estates I, Directorate General of State Owned Enterprises (2001), Section Head of Funding and Agriculture Enterprises Resource Analysis, the Directorate General of State-owned Enterprises (1995), Head of Agriculture Corporate Planning Section, Directorate General of Monetary (1993), and Chief sub Section, Directorate General of Monetary (1991). He also served as Head of Tourism and Construction Services I (1998) and Section Head of Pension Funds (1999), Head of Investment and Development of SOEs. He is actively participating in seminars, workshops or training and certification, including the Key Performance Indicators and Organizational Performance Improvement in Jakarta (2011), Risk Management and Internal Control System Ministry of State Owned Enterprises in Yogyakarta (2010), Understanding the audit investigation by the CPC as Measure to Overcome Accounting Fraud in Jakarta (2005), Effective Audit Committee in Jakarta (2001) and Introduction to Restructuring and Privatization (1999).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia No. SK-35/ MBU/2013 tertanggal 1 Februari 2013, Bapak Sulwan SilondaE resmi diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris Perusahaan, berlaku efektif sejak tanggal 1 Februari 2013.
Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises at the General Meeting of Shareholders of PT. BPUI (Persero) No. SK-35/MBU/2013 dated February 1, 2013, Mr. Sulwan SilondaE was officially appointed as a member of the Board of Commissioners, effective since February 1, 2013.
Sebagai Komisaris Bapak Sulwan SilondaE bertugas menangani kegiatan yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Dewan Komisaris termasuk namun tidak terbatas pada aspek sumber daya manusia dan aspek legal korporasi.
As a Commissioner, Mr. Sulwan SilondaE is responsible for handling activities related to the duties and authority of the Board of Commissioners, including but not limited to aspects of human resources and legal aspects of the corporation.
20
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Drs. Gatot Darmasto, Ak, MBA, CFrA, CA, CRMA Komisaris Commissioner
Meraih gelar MBA in Accounting dari University of Hull, Inggris pada tahun 1992, setelah sebelumnya mendapat gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 1984. Pernah menjabat sebagai kepala seksi pada Departemen Perhubungan dan Perdagangan (1993-1998) yang dilanjutkan dengan pengabdian pada BPKP di berbagai bidang diantaranya saat ini menjabat sebagai Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara dari tahun 2013 sampai sekarang. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Direktur Investigasi BUMN dan BUMN, BPKP Pusat (2010-2013), Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Lampung (2009-2010) dan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah (2007-2009). Beliau pernah juga menjabat sebagai Kepala Bidang Akuntan Negara pada Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta I (2005-2007). Tergabung dalam Anggota Ikatan Akuntansi Indonesia dan Asosiasi Auditor Forensik Indonesia sebagai Ketua Umum, beliau juga pernah mendapatkan penghargaan Satya Lencana Karya Satya 10 tahun dan 20 tahun. Beliau juga pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan di dalam dan di luar negeri.
Mr. Gatot Darmasto holds an MBA in Accounting from the University of Hull, England in 1992, having previously earned a Bachelor’s degree in Accounting from the Gadjah Mada University, Yogyakarta in 1984. He has served as a section chief at the Department of Transportation and Commerce (19931998), followed by long years at the BPK in various fields including currently serving as Deputy Chief Accountant BPK State Affairs from 2013 until today. Previously, he served as the SOE Director of Investigation, BPK Center (2010-2013), Chief Representative BPKP Lampung Province (2009-2010) and the Chief Representative of BPK Central Sulawesi (2007-2009). He has also served as Head of the State Accountant at BPK Jakarta Provincial Representative I (2005-2007). He is also a member of the Indonesian Institute of Accountants and the Forensic Auditors Association of Indonesia (as Chairman). He has also been awarded the Medal of Satya Lencana Karya Satya 10 years and 20 years. He also had participated in the education and training inside and outside the country.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia No. SK-405/ MBU/2013 tertanggal 2 Desember 2013, Bapak Gatot Darmasto resmi diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris Perusahaan, berlaku efektif sejak tanggal 2 Desember 2013.
Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises at the General Meeting of Shareholders of PT. BPUI (Persero) No. SK-405/MBU/2013 dated December 2, 2013, Mr. Gatot Darmasto was officially appointed as a member of the Board of Commissioners, effective since December 2, 2013.
Sebagai Komisaris Bapak Gatot Darmasto bertugas menangani kegiatan yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Dewan Komisaris termasuk namun tidak terbatas pada aspek keuangan korporasi. Beliau juga saat ini menjabat sebagai Ketua Komite Audit.
As Commissioner, Mr. Gatot Darmasto is responsible for coordinating all activities related to the duties and authority of the Board of Commissioners, including but not limited to the financial aspects of the Company. He also currently serves as Chairman of the Audit Committee.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
21
Laporan Manajemen Management Report
Dwina S. Wijaya Direktur Utama President Director
22
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Laporan Direksi board of directors' report
Pada kesempatan yang baik ini, dengan penuh kerendahan hati, kami mewakili manajemen Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (“PT. BPUI”), melaporkan kinerja dan perkembangan yang telah dicapai sepanjang tahun 2013.
On this propitious occasion and with great humility on behalf of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (“PT. BPUI”), we are pleased to report the performance and progress that the Company has achieved during the year 2013.
Sepanjang tahun 2013, perekonomian domestik sangat terpengaruh oleh perkembangan kondisi ekonomi global dan stabilitas ekonomi dalam negeri. Proses pemulihan ekonomi global yang mulai terlihat dari penyelesaian krisis utang pemerintah di kawasan Eropa sempat membuat ekonomi domestik di akhir paruh pertama 2013 tumbuh sekitar 5,8% (year-on-year). Walaupun demikian, dengan terus tertekannya neraca berjalan di paruh kedua 2013, pertumbuhan ekonomi domestik terus turun ke level 5,6 - 5,7% (y-o-y), sehingga membuat secara keseluruhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,72% di tahun 2013, turun dari level 6,20% karena pelemahan ekspor dan permintaan domestik.
Throughout the year 2013, the domestic economy was greatly affected by developments in the global economic conditions as well as economic stability in the country. The recovery process of the global economy can be seen from the settlement of the government debt crises in Europe, which contributed to growth in the domestic economy at the end of the first half of 2013 amounting to approximately 5.8% (year-on-year). However, with the continued pressure of current accounts in the second half of 2013, growth in the domestic economy plummeted 5.6 to 5.7% (y-o-y), thus affecting the overall Indonesian economy growth to 5.72 % in 2013, down from 6.20% due to weakening exports and domestic demand.
Di sisi lain, inflasi yang naik di 2013 disebabkan oleh harga komoditas pangan yang mengalami peningkatan karena kondisi cuaca yang relatif kurang stabil tahun lalu membuat pasokan untuk komoditas pangan global menjadi cenderung tersendat, sehingga menaikkan harga-harga bahan pangan utama seperti jagung, susu dan beras. Di samping itu, kenaikan harga BBM bersubsidi juga telah memberikan efek kejut pada pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) di paruh kedua 2013. Tertambah, perbaikan ekonomi global yang mulai terlihat juga turut memicu kenaikan tipis sebagian harga-harga komoditas metal termasuk timah, bijih besi dan tembaga. Juga sebagai tambahan, harga minyak global juga sedikit mengalami kenaikan 7,2% dari awal tahun ke level USD 98,4 per barrel pada akhir tahun 2013. Kenaikan harga bahan pangan yang diiringi dengan tren kenaikan sebagian harga komoditas metal, dan ekspektasi perbaikan ekonomi global telah mendorong peningkatan inflasi tahun 2013 dari tahun sebelumnya yang berada di level 4,30% ke level 8,348% (y-o-y).
On the other hand, the rising inflation in 2013 was partially caused by rising food commodity prices due to relatively unfavorable weather conditions, making the global food commodities to become stagnant and raising such prices as corn, milk and rice. In addition, the increase in price of subsidized fuel also has had a surprising effect on the movement of the Consumer Price Index (CPI) in the second half of 2013. In addition, the global economic recovery was starting to affect the prices of metal commodities including tin metal, ore iron and copper. Also, the global oil prices also increased slightly to 7.2 % from the beginning of the year to a level of USD 98.4 per barrel by the end of 2013. The rise in food prices coupled with rising trend in metal, and the expected global economic recovery has encouraged an increase in inflation in 2013 that is bigger than the previous year at the level of 4.30 % to 8.348% (y-o-y).
Sedangkan dari sisi nilai tukar, pada akhir tahun 2012 nilai tukar Rupiah berada pada Rp 9.670/USD. Adapun nilai rata-rata sepanjang tahun 2012 berada pada kisaran Rp 9.375/USD yang kemudian melemah menjadi Rp 12.189/USD pada akhir tahun 2013. Pergerakan nilai tukar Rupiah sepanjang semester pertama 2013 pada dasarnya relatif stabil tapi cenderung melemah terbatas. Namun memasuki semester kedua, pergerakan Rupiah cenderung berfluktuasi di kisaran Rp 9.925-12.189/USD. Jika dilihat lebih rinci posisi Rupiah terkuat berada pada kuartal pertama yaitu sebesar Rp 9.690/USD dan kemudian mengalami pelemahan sampai dengan kuartal IV mencapai Rp 11.675/ USD secara rata-rata. Pelemahan tersebut lebih dikarenakan tren pertumbuhan impor yang semakin tinggi melebihi
Meanwhile, from the exchange rate side, at the end of 2012 the Rupiah was valued at Rp 9.670 per 1 US Dollar. The average value of Rupiah-US Dollar exchange rate during the year 2012 was in the range of Rp 9.375/USD, which then plummeted to Rp 12.189/USD by the end of 2013. The Rupiah exchange rate during the first half of 2013 was relatively stable but tends to weaken with limited effects. However, entering the second half, the movement of Rupiah tends to fluctuate in the range of Rp 9.925-12.189/USD. When examined, the Rupiah’s strongest position against the US Dollar was in the first quarter, which was Rp 9.690/USD until it weakened in the fourth quarter to an average of Rp 11.675/USD. The weakening trend is due to the higher growth of imports that exceeded exports, so that for the
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
23
Laporan Manajemen Management Report
ekspor, sehingga untuk pertama kalinya Indonesia mengalami defisit perdagangan – mengikuti tren yang sudah lebih dulu berlangsung di negara berkembang Asia lainnya seperti India maupun Thailand. Hal ini mengakibatkan keluarnya aliran modal asing baik dari pasar finansial domestik.
first time Indonesia had a trade deficit – following the trends that were already underway in other Asian countries such as India and Thailand. This resulted in outflows of capital from both foreign and domestic financial markets.
Dengan inflasi yang melonjak dan tekanan terhadap Rupiah, Bank Indonesia dengan agresif menaikan suku bunga acuan (BI rate) dari level 5,75% selama 15 bulan berturut-turut sejak Februari 2012 ke level 7,5% di akhir 2013, atau naik 150 basis poin.
With soaring inflation and pressure on the Rupiah, Bank Indonesia aggressively raised its benchmark interest rate (BI rate) from 5.75%, which was in place for 15 consecutive months since February 2012, to 7.5% at the end of 2013, an increase of 150 basis points.
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2013 lebih banyak mengalami tekanan didorong oleh pelemahan sahamsaham sektor keuangan, industri dasar dan kimia, aneka industri dan pertambangan. Pada tahun 2013, nilai kapitalisasi keempat sektor tersebut mencapai 48% dari jumlah nilai kapitalisasi pasar. Dari sisi emiten, kondisi fundamental emiten juga mengalami penurunan. Kondisi tersebut tercermin pada pergerakan IHSG dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang relatif sejalan dengan penurunan indikator Return On Asset (ROA) secara nasional yaitu sebesar 3,19% y-o-y, dari sebelumnya 3,52% di tahun 2012. Sementara itu, dari sisi Return On Equity (ROE), Indonesia berada pada posisi ke-4 terbawah di kawasan Asia. Hal tersebut berdampak pada perkembangan pasar saham domestik yang tercermin dari pelemahan IHSG tahun 2013 sebesar 1% y-o-y pada level 4,274 di akhir 2013.
The performance of the Composite Stock Price Index (CSPI) in 2013 experienced more pressures, driven by the weakening of the financial sector shares, basic and industrial chemicals, miscellaneous industrial, and mining. In 2013, the capitalization of these four sectors reached 48% of the total market capitalizations. From the issuer’s side, the issuer fundamentals also decreased. This is reflected on the JCI and earnings movements before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA), which were relatively consistent with the decrease in the indicator Return on Assets (ROA) nationally in the amount of 3.19% y-o-y, from 3.52 % in the previous year. Meanwhile, in the realm of Return on Equity (ROE), Indonesia was ranked fourth from the bottom in the region. It has had an impact on the development of the domestic stock market as reflected in the weakening of JCI by 1% y-o-y at 4,274 at the end of 2013.
Rencana Kerja Bahana RKAP 2013 telah disetujui dan ditandatangani oleh Dewan Komisaris Perusahaan sebagai pihak yang didelegasikan/dikuasakan oleh pemegang saham Perusahaan sebagaimana dinyatakan dalam Risalah Rapat Dewan Komisaris PT. BPUI tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2013 tertanggal 11 Januari 2013, yang telah didaftarkan dalam buku pendaftaran tertentu oleh Notaris Hadijah, SH, di Jakarta dengan No. 1382/W/2013 tertanggal 11 Januari 2013.
Corporate Business Plan The CBP 2013 has been approved and signed by the Board of Commissioners as the authorized delegate by the shareholders of the Company as stated in the Minutes of Meeting of the Board of Commissioners of PT. BPUI on Ratification of the Work Plan and Budget (CBP) in 2013, dated January 11, 2013, which was registered in the registration books given by Notary Hadijah, SH, in Jakarta, numbered No. 1382/W/2013 dated January 11, 2013.
Kinerja Bahana Realisasi laba bersih konsolidasi pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 63,1 milyar, lebih tinggi 17,3% atau Rp 9,3 milyar dibandingkan dengan yang dianggarkan, yaitu sebesar Rp 53,8 milyar. Hal ini terutama disebabkan oleh efisiensi biaya operasional, yaitu 10,2% lebih rendah dibandingkan dengan anggaran. Serta pencapaian pendapatan lain-lain yaitu 123,3% lebih tinggi dari anggaran terutama atas hasil penempatan deposito dan keuntungan selisih kurs atas transaksi Direct Market Access (DMA) di PT. BS. Di sisi lain, pendapatan operasional terealisasi 8,7% lebih rendah dari yang dianggarkan, terutama karena lebih rendahnya hasil kegiatan modal ventura dengan tidak tercapainya target penyaluran dana di tahun 2013 dan lebih rendahnya hasil kegiatan investasi surat berharga akibat tidak kondusifnya pasar modal Indonesia di tahun 2013. Meskipun di sisi lain, hasil kegiatan sekuritas terealisasi di atas anggaran.
Corporate Performance The realization of the consolidated net income in 2013 was Rp 63.1 billion, higher by 17.3% or Rp 9.3 billion compared to the budget, which amounted to Rp 53.8 billion. This can be credited to operational cost efficiency, which managed to be 10.2 % lower than the budget. Meanwhile, incomes earned from other sources exceeded the targeted budget by 123.3%, which included income from placement of deposits and foreign exchange gain on the transaction of Direct Market Access (DMA) at PT. BS. On the other hand, the operating income was realized 8.7 % less than targeted, primarily due to lower results in the venture capital activities which included the non-achievement of the targeted distribution of funds in 2013 and lower investment securities due to inconducive Indonesian capital market situations in 2013. However, the securities activities were realized above the targeted budget.
24
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future Selama periode tahun 2001 sampai dengan 2013 telah terjadi perbaikan yang sangat signifikan pada sisi ekuitas, dari defisiensi modal (negative equity) Perusahaan Rp 5,5 triliun pada akhir tahun 2000 menjadi defisiensi modal (negative equity) sebesar Rp 118,6 milyar pada akhir tahun 2013, berkurang Rp 5,4 triliun selama periode tersebut. Di samping itu, manajemen Perusahaan juga telah berhasil mengurangi total unsustainable loan Perusahaan secara signifikan dari sebesar Rp 9,1 triliun pada awal tahun 2001 menjadi Rp 1,2 triliun pada akhir tahun 2013.
During 2001 to 2013 there has been a significant improvement on the equity side, from the Company’s capital deficiency (negative equity) of Rp 5.5 trillion by the end of 2000 to a capital deficiency (negative equity) of Rp 118.6 billion at the end of the year 2013; a decrease of Rp 5.4 trillion during the period. In addition, the Company's management has also succeeded in reducing the Company's total unsustainable loans significantly, from Rp 9.1 trillion in early 2001 to Rp 1.2 trillion by the end of 2013.
PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) (BPUI) (Perusahaan) Pendapatan operasional 2013 terutama diperoleh antara lain karena perolehan management fee dari Anak-anak Perusahaan. Realisasi pendapatan bunga dan surat berharga adalah sebesar Rp 1,3 milyar, jauh di bawah target yang ditetapkan sebesar Rp 8,2 milyar karena kondisi pasar modal di tahun 2013 yang tidak kondusif.
PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) (BPUI) (Parent Company) The Company’s operating income in 2013 was mainly derived from the acquisition of the management fee of the Subsidiaries. Incomes realized from interest and securities amounted to Rp 1.3 billion, well below its target of Rp 8.2 billion due to inconducive capital market conditions in 2013.
Pada tahun 2013 ini PT. BPUI membukukan laba bersih sebesar Rp 63,1 milyar, lebih tinggi 17,3% atau Rp 9,3 milyar dibandingkan dengan yang dianggarkan sebesar laba bersih Rp 53,8 milyar.
In 2013, PT. BPUI posted a net profit of Rp 63.1 billion, higher by 17.3% or Rp 9.3 billion compared to the budget, which was targeted at Rp 53.8 billion.
PT. Bahana Artha Ventura (BAV) Guna memperluas jangkauan pelayanan kepada UMKM serta untuk meningkatkan portofolio pembiayaan, selama tahun 2013, PT. BAV membuka lagi 8 gerai mikro ventura baru dari target 2013 sebanyak 15 gerai baru dan menutup 2 gerai yang sudah ada. Hal ini sesuai dengan konsolidasi internal dalam rangka perbaikan struktur dan kualitas portofolio pembiayaan mikro di PT. BAV. Dengan demikian, sampai dengan akhir 2013 PT. BAV memiliki 58 gerai mikro, dengan wilayah kerja daerah Jabodetabek, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Secara keseluruhan PT. BAV dan jaringan PMVD (telah memiliki 88 gerai mikro ventura, dengan total outstanding sejumlah Rp 220,2 milyar, yang terbagi atas outstanding gerai PT. BAV sejumlah Rp 117,8 milyar dan gerai PMVD sejumlah Rp 102,4 milyar. Upaya terus dilakukan agar pembiayaan mikro dapat terkelola secara lebih baik.
PT. Bahana Artha Ventura (BAV) In order to extend the Company’s range of services to SMEs as well as to increase the finance portfolio, during the year 2013 PT. BAV opened eight new micro venture outlets out of 15 targeted new outlets, and closed two existing stores. This is in line with the planned internal consolidation in order to improve the structure and quality of the microfinance portfolio in PT. BAV. Thus, until the end of 2013 PT. BAV has 58 micro outlets, with a working area in Greater Jakarta area, West Java and Central Java. In total, PT. BAV and the PMVD (Regional Venture Capital Company) networks already has 88 micro venture outlets, with an outstanding total of Rp 220.2 billion, which consists of PT. BAV’s outstanding outlets amounting to Rp 117.8 billion and PMVD outlets amounting to Rp 102.4 billion. Efforts to better manage the micro-finance business are continuing.
Walaupun fokus ekspansi pada pembiayaan mikro, PT. BAV tidak meninggalkan produk pembiayaan kepada UMKM yang sudah berjalan selama ini, seperti pola pembiayaan komersial umum, pola Pembiayaan Modal Ventura Jangka Pendek (PMVJP) dan pola pembiayaan syariah. Penyaluran investasi langsung ke PPU melalui Direktorat Investasi dan mikro PT. BAV sebesar Rp 404,7 milyar atau 16,4% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Namun pencairan investasi tersebut masih 64% dari target yang dicanangkan di awal tahun 2013 sebesar Rp 634 milyar. Sedangkan di PMVD Konsol, dari target penyaluran sebesar Rp 364,5 milyar, terealisasi 112% dari RKAP atau sebesar Rp 407,9 milyar.
Although the Company’s focus is on micro-finance expansion, PT. BAV did not abandon support for the existing finance products that were already running with many SMEs, such as the general commercial financing, Short-Term Financing Venture Capital (PMVJP) and the Islamic finance products. The distribution of direct investment into the PPU through the Directorate of Investment and Micro of PT. BAV amounted to Rp 404.7 billion or 16.4 % higher than last year. However, the disbursement of those investments were still 64% below the target set at the beginning of 2013 which amounted to Rp 634 billion. Meanwhile, from the PMVDs consolidation, Rp 407.9 billion was realized from the portfolio target of Rp 364.5 billion, or a 112% realization over the CBP target.
Kinerja PMVD secara operasional juga menunjukkan tren yang positif, walaupun terjadi penurunan perolehan Laba Asosiasi dari PMVD sebesar 16,7%, yaitu dari Rp 21,0 milyar menjadi Rp 17,5 milyar tetapi hal ini diakibatkan adanya pendapatan non operasional yang bersifat one shot transaction di tahun 2012 yang
Operationally, the PMVDs performance also showed a positive trend, despite the drop in PMVD profit association of 16.7%, from Rp 21.0 billion to Rp 17.5 billion, but this was caused by the non-operating income that was of a one-shot transaction nature in 2012 that did not recur in 2013. Compared to the
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
25
Laporan Manajemen Management Report
tidak terjadi lagi di tahun 2013. Jika dibandingkan dengan posisi Desember 2012, maka terdapat beberapa PMVD yang mengalami perbaikan kondisi kesehatan (konkes) seperti: PT. Sarana Jateng Ventura, PT. Sarana Jabar Ventura, PT. Sarana Papua Ventura. Salah satu penyebab dari perbaikan konkes ini adalah berhasilnya PMVD tersebut dalam menurunkan tingkat Non Performing Investment (NPI) selain kenaikan profit yang signifikan.
position in December 2012, there were some PMVDs with improved financial health conditions (“Konkes”) such as PT. Sarana Jateng Ventura, PT. Sarana Jabar Ventura, and PT. Sarana Papua Ventura. A contributing factor of this improved Konkes is the success of the PMVD in lowering the level of Non-Performing Investments (NPI) in addition to a significant increase in profit.
Dari target RKAP 2013 sebesar Rp 29,9 milyar untuk penyelesaian PPU bermasalah, maka pencapaian Unit Remedial selama tahun 2013 adalah sejumlah Rp 14,5 milyar atau 51,5% di bawah anggaran.
Of the 2013 CBP target in the amount of Rp 29.9 billion for the resolution of problematic PPU, the achievement of Remedial Units during the year 2013 amounted to Rp 14.5 billion or 51.5% below the budget.
Omzet penjualan dari anak perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kacang Edamame, PT. Mitratani 27 (PT. MT 27), selama tahun 2013 adalah sejumlah Rp 129 milyar, 6% diatas target RKAP sejumlah Rp 121,6 milyar. Produktivitas rata-rata selama tahun 2013 adalah sebesar 3,6 ton/ha, masih di bawah target RKAP 2013 sebesar 5,3 ton/ha. Namun demikian, net profit MT 27 di tahun 2013 mencapai Rp 7,9 milyar atau 135% dari target RKAP 2013 sebesar Rp 5,8 milyar.
The sales turnover from the subsidiary engaged in Edamame beans plantation, PT. Mitratani 27 (MT 27), during the year 2013 amounted to Rp 129 billion, or 6 % above the CBP target of Rp 121.6 billion. The average productivity during the year 2013 amounted to 3.6 tons/ha, still below the 2013 CBP target by 5.3 tons/ha. However, MT 27 net profit in 2013 amounted to Rp 7.9 billion or 135% of the 2013 CBP target of Rp 5.8 billion.
PT. BAV juga menjual sebagian portofolio mikro yang terkena Automatic Write Off (AWO) oleh sistem kepada pihak ketiga dengan perkiraan nilai jual sebesar Rp 29,5 milyar sebagai upaya untuk melakukan fair valuation terhadap aset AWO, dengan memperhitungkan nilai jaminan yang ada.
PT. BAV also sold part of the portfolio that were exposed to micro-Automatic Write Off (AWO) by the system to a third party with an estimated sale value of Rp 29.5 billion in an attempt to make a fair valuation of the assets AWO, taking into account the value of collateral available.
Dengan beberapa kondisi diatas, pendapatan operasional sampai dengan akhir 2013 adalah sebesar Rp 212,5 milyar. Pencapaian ini adalah 74% dari RKAP 2013 yang sebesar Rp 285,9 milyar atau 2,34% menurun dibandingkan tahun yang lalu. Biaya operasional sampai dengan akhir 2013 sebesar Rp 196,8 milyar (24% dibawah RKAP 2013 yang sebesar Rp 258,1 milyar). Laba operasional PT. BAV konsolidasi sebesar Rp 15,7 milyar atau tercapai 56,5% dari target RKAP 2013 sebesar Rp 27,8 milyar. Adapun laba bersih PT. BAV konsolidasi tahun 2013 sebesar Rp 2,2 milyar atau 18,3% dari laba bersih RKAP 2013 sebesar Rp 11,7 milyar.
With some of the conditions above, the operating income until the end of 2013 amounted to Rp 212.5 billion. This achievement is 74% above the CBP 2013, which amounted to Rp 285.9 billion or 2.34% decline from a year ago. Operational costs until the end of 2013 amounted to Rp 196.8 billion (24% below the 2013 CBP which is Rp 258.1 billion). PT. BAV consolidated operating profit of Rp 15.7 billion or 56.5% of the CBP target achieved Rp 27.8 billion. PT. BAV consolidated net profit in 2013 amounted to Rp 2.2 billion or 18.3% of the CBP’s net income in 2013 amounting to Rp 11.7 billion.
PT. Bahana Securities (BS) Melalui komitmen, dedikasi, dan kerjasama erat yang dilakukan oleh seluruh jajaran Komisaris, Direksi, beserta segenap pegawainya, PT. BS berhasil bertahan meskipun mengalami tantangan berat di tahun 2012 terkait dengan transaksi saham Garuda Indonesia yang mempengaruhi kondisi keuangan PT. BS secara signifikan, dapat melewati tahun 2013 dengan baik.
PT. Bahana Securities (BS) Through commitment, dedication, and close collaboration undertaken by all directors, along with all employees, PT. BS managed to persist despite experiencing severe challenges in 2012 related to the stock transactions of Garuda Indonesia, which affected PT. BS’s financial condition significantly, but which can be overcome quite successfully in 2013.
Di tahun 2013, PT. BS pun masih harus menghadapi kondisi pasar yang bergejolak, IHSG yang berfluktuatif, likuiditas pasar yang menurun terutama setelah semester I tahun 2013 seiring dengan pelemahan IHSG mulai bulan Mei 2013, setelah sebelumnya menguat di awal tahun 2013. Hal ini berdampak pada pendapatan dari Equity Brokerage yang dibawah yang ditargetkan serta mengalami kerugian investasi Surat Berharga.
In 2013, PT. BS was still facing volatile market conditions, fluctuations in the stock index, decreased market liquidity, and especially after the first half of 2013 the weakening of JCI starting in May 2013, having previously gained at the beginning of 2013. This resulted in below-target revenue of Equity Brokerage and securities investment losses.
26
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future Selain itu, dari sisi operasional, di tahun 2013, PT. BS mampu memperoleh beberapa capaian positif sebagai berikut:
However, from the operational side, in the year 2013 PT. BS was able to obtain some positive achievements as follows:
• Berhasil masuk dalam 10 besar most active broker di Indonesia dengan rata-rata market share saat ini sekitar 3,31%; • Memperoleh sekitar 51 mandat transaksi baru untuk Capital Market termasuk beberapa high profile transaction seperti PT. Semen Baturaja, PT. Sri Rejeki Isman dan PT. Austindo Nusantara Jaya, dan sebagainya; • Mendapatkan penghargaan dari Asia Money sebagai "Best Domestic Equity House" dan award dari Menteri Keuangan Republik Indonesia sebagai "Agen Penjual Sukuk Ritel Terbaik Seri SR005 tahun 2013 untuk kategori Perusahaan Sekuritas". • Berhasil masuk 10 besar dalam Bloomberg League Table untuk Equity dan Rights Offering.
• Listed in the top ten most active brokers in Indonesia with an average market share of about 3.31%; • Acquired about 51 new Capital Market transactions including several high profile transactions such as PT. Semen Baturaja, PT. Sri Rejeki Isman and PT. Austindo Nusantara Jaya, and so on; • Awarded by Asia Money as “Best Domestic Equity House” and by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia as "Best Retail Sales Agent Sukuk SR005 Series in 2013 for the category of Company Securities". • Listed in the top ten Bloomberg League Table for Equity and Rights Offering.
Berhasil mensukseskan high profile transaction dalam bidang Financial Advisory untuk Mergers & Acquisition seperti:
Successfully completed several high-profile transactions in the realm of Financial Advisory for Mergers & Acquisition, such as:
• Transaksi akuisisi saham PT. BNI Life Insurance dari investor dari Jepang, Sumitomo Life, dengan nilai akuisisi sebesar 40%. • Pengambil-alihan 58% saham PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dari Nippon Asahan Aluminium oleh Kementrian Perindustrian RI. • Pelepasan saham mayoritas PT. Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (Persero), yang dimiliki PT. Askes (Persero) (sekarang BPJS Kesehatan) kepada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT. Asuransi Jasindo (Persero), dan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
• The acquisition of shares of PT. BNI Life Insurance from the Japanese investor, Sumitomo Life, with acquisition value of 40%. • The takeover of 58% shares of PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) from Nippon Asahan Aluminium by the Republic of Indonesia’s Ministry of Industry. • The release of a majority stake of PT. Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (Persero), which is owned by PT. Askes (Persero) (now BPJS Kesehatan) to PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT. Asuransi Jasindo (Persero) and PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
PT. BS berhasil melampaui target dan membukukan Laba Bersih sebesar Rp 49,2 miliar atau lebih besar 22,4 % dari RKAP 2013 dan meningkat 18,5% atau Rp 7,7 milyar dibandingkan tahun 2012. Hal ini terutama disumbang dari kegiatan Investment Banking yang tercapai diatas target dan meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan tahun yang lalu.
PT. BS managed to exceed the target and recorded a Net Profit of Rp 49.2 billion or 22.4 % greater than the targeted CBP in 2013 and increased 18.5 % or Rp 7.7 billion compared to the year 2012. This can be mainly contributed to the Investment Banking activities which were achieved above the target and significantly increased compared to a year ago.
PT. Bahana TCW Investment Management (BTIM) Sepanjang tahun 2013, Asset Under Management (AUM) PT. BTIM kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 20,95 triliun atau naik 5,81% dibandingkan dengan AUM per 31 Desember 2012 yang sebesar Rp 19,80 triliun. Hal ini didorong oleh peningkatan dana kelolaan institusi maupun retail pada Reksa Dana.
PT. Bahana TCW Investment Management ( BTIM ) Throughout 2013, PT. BTIM’s Asset Under Management (AUM) again increased to Rp 20.95 trillion, up 5.81 % compared to AUM per December 31, 2012 which amounted to Rp 19.80 trillion. This was driven by an increase in institutional and retail managed funds in the Fund.
Dalam tahun 2013, PT. BTIM terus mendapatkan kepercayaan dalam pengelolaan investasi baik dari institusi besar domestik maupun asing yang menceminkan pengakuan dari investor institusional atas reputasi dan kinerja PT. BTIM dalam mengelola investasi jangka panjang. Hal tersebut terlihat dari bertambahnya jumlah klien institusi serta diperolehnya tambahan dana kelolaan dari investor institusional yang sudah ada.
In 2013, BTIM continued to gain investor’s confidence in the management of large investments from both domestic and foreign institutions that reflect the recognition of institutional investors over the reputation and performance of BTIM in managing long-term investment. This is evident from the growing number of institutional clients as well as the attainment of additional funds under management from existing institutional investors.
Sepanjang tahun 2013, PT. BTIM telah menerima tambahan mandat pengelolaan investasi sebanyak 4 (empat) Kontrak Pengelolaan Dana baru dan menerbitkan 10 (sepuluh) Reksa Dana
Throughout 2013, PT. BTIM received four additional new Investment Funds Management Contracts and issued ten new Mutual Funds, bringing the total number of new Management
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
27
Laporan Manajemen Management Report
baru, sehingga jumlah Kontrak Pengelolaan Dana dan Reksa Dana sampai dengan akhir tahun 2013 adalah sebanyak 20 (dua puluh) Kontrak Pengelolaan Dana dan 47 (empat puluh tujuh) Reksa Dana.
and Mutual Funds contracts to twenty (20) Funds Management and forty seven (47) Mutual Funds until the end of 2013.
Pada tahun 2013 ini, PT. BTIM membukukan laba bersih Rp 43,9 milyar, melampaui target RKAP sebesar Rp 43,2 milyar. Perolehan laba bersih tersebut naik 3,9% dibanding dengan laba bersih tahun 2012 (diluar reksa dana yang dikonsolidasikan) sebesar Rp 40,4 milyar. Hal tersebut terjadi seiring dengan peningkatan dana kelolaan perusahaan.
In 2013, PT. BTIM posted a net profit of Rp 43.9 billion, exceeding the target of Rp 43.2 billion in the CBP. The net profit rose 3.9 % compared with net income in 2012 (excluding consolidated mutual funds) which amounted to Rp 40.4 billion. This is in line with the increase in managed funds.
PT. Grahaniaga Tatautama (GNTU) PT. GNTU dan anak perusahaan pada tahun 2013 berhasil membukukan Laba bersih konsolidasi tahun 2013 tercapai Rp 44,4 milyar atau 5,66% diatas target anggaran sebesar Rp 42 milyar. Hal ini disumbang dari peningkatan Laba Operasional Rp 1,6 milyar akibat peningkatan pendapatan operasional yang terutama berasal dari penghasilan pendapatan parkir serta kontribusi dari pendapatan bunga dan efisiensi biaya bunga akibat percepatan pelunasan utang bank pada tahun 2013. Biaya Operasional terealisasi Rp 3,7 milyar atau 5,6% diatas anggaran terutama karena kenaikan TDL, UMP, pajak parkir serta pajak bumi dan bangunan.
PT. Grahaniaga Tatautama (GNTU) PT. GNTU and its subsidiaries in 2013 recorded a consolidated net profit of Rp 44.4 billion or 5.66% above the targeted budget of Rp 42 billion. It is contributed to the increase in operating profit amounting to Rp 1.6 billion due to the increase in operating income, which is primarily derived from parking revenue and earnings contribution of interest income and interest expense efficiencies due to an early repayment of bank debt in 2013. Realized Operational Costs was Rp 3.7 billion or 5.6% higher than the budget mainly due to the increase in TDL, UMP, parking tax and property tax.
Peningkatan laba bersih tersebut didorong oleh pendapatan operasional tahun 2013 yang secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar Rp 11,0 milyar atau 9,23% dibanding tahun 2012. Pendapatan operasional anak perusahaan dari hasil pengelolaan Financial Club menyumbang peningkatan sebesar 1,6 milyar atau 8,29%. Di sisi lain, beban operasional tahun 2013 juga peningkatan sebesar Rp 7,8 milyar atau 12,24% terutama karena adanya kenaikan Tarif Dasar Listrik dan Upah Minimum Propinsi yang memberikan dampak kenaikan pada beban operasional gedung. Namun demikian, peningkatan beban operasional masih bisa dikelola secara baik, sehingga masih terdapat peningkatan laba operasional sebesar Rp 3,3 milyar atau 5,83%.
The increase in net income was driven by operating income in 2013, which has increased as a whole by Rp 11.0 billion or 9.23% compared to 2012. Operating income from the Subsidiary, which manages the Financial Club, contributed an increase of 1.6 billion or 8.29%. On the other hand, operating expenses in 2013 also increased by Rp 7.8 billion or 12.24% primarily due to an increase in electricity tariff and the provincial minimum wage hike impact on operating expenses of the building. However, the increase in operating expenses was managed quite well so that there was still an increase in operating profit of Rp 3.3 billion or 5.83%.
Mengingat visi Perusahaan yang mengutamakan pelayanan kepada penyewa gedung, Perusahaan menjalankan beberapa program secara berkesinambungan yang bertujuan untuk menekan jumlah keluhan dan sekaligus meningkatkan kepuasan penyewa gedung. Hal ini dicerminkan dengan adanya peningkatan Customer Satisfaction Index (CSI) dari sebelumnya 77,6% menjadi 80,5% berdasarkan survei yang dilakukan oleh pihak Konsultan Independen yang credible. Kepuasan para penyewa gedung merupakan faktor penting yang telah mendorong tingkat hunian gedung berhasil dipertahankan 100% selama tahun 2013.
Given the Company's vision that prioritizes services to building tenants, the Company continuously ran several programs aimed at reducing the number of complaints while increasing building tenants’ satisfaction. This is reflected by an increase Customer Satisfaction Index (CSI) from the previous 77.6% to 80.5% based on a survey conducted by a credible Independent Consultants. The tenants' satisfaction rate is an important factor that has kept the building’s occupancy rate at 100% throughout the year 2013.
Dengan berhasilnya dipertahankan hunian gedung pada tingkat 100% dibarengi dengan upaya lain untuk memperluas pendapatan dari pengembangan usaha serta upaya-upaya efisiensi biaya, PT. GNTU dapat terus menerus meningkatkan kinerja perusahaan selama 6 tahun terakhir ini. Selain juga terus peduli atas pengelolaan Lingkungan dimana GNTU pada tahun 2012 memperoleh ISO 14001:2004 (Environmental
With the success of the building’s occupancy rate, which was maintained at the coveted 100% occupancy, coupled with other efforts to expand revenue from business development and cost efficiency efforts, PT. GNTU was able to continuously improve the performance of the Company over the past six years. The Company’s environmental management initiatives successfully delivered the ISO 14001:2004 (Environmental
28
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future Management System Standard) dari Llyod’s Register Quality Assurance sebagai bukti komitmen terhadap lingkungan. PT. Bahana Mitra Investa (BMI) PT. BMI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang investasi dan jasa keuangan. Sampai dengan awal Maret 2013, PT. BMI dalam kondisi dormant. Pada bulan Maret 2013, PT. BMI melakukan kegiatan partisipasi pada pembiayaan portofolio mikro PT. BAV senilai total Rp 32 milyar dengan diskon sebesar 20% (95% dari face value). Di bulan Nopember 2013, PT. BAV telah melakukan buy back atas seluruh outstanding portofolio mikro ke PT. BMI. Sampai dengan akhir 2013, PT. BMI membukukan laba bersih sebesar Rp 0,1 milyar yang sebelumnya tidak dianggarkan.
Management System Standard) certificate from Lloyd's Register Quality Assurance as evidence of its commitment to the environment. PT. Bahana Mitra Investa (BMI) PT. BMI is a financial and investment services company. As of early March 2013, PT. BMI was in a dormant condition. In March 2013, PT. BMI participated in the financing of PT. BAV’s micro portfolio worth a total of Rp 32 billion with a discount of 20% (95% of face value). On the month of November 2013, PT. BAV performed a buy back of PT. BMI’s entire outstanding micro portfolio. Through the end of 2013, PT. BMI posted a net profit of Rp 0.1 billion that was not previously budgeted.
Komitmen Bahana Pada masa mendatang Perusahaan dan anak-anak perusahaannya tetap berkomitmen untuk menjadi perusahaan dengan kinerja baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, Perusahaan akan terus menerapkan berbagai program kerja dengan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian, mengimplementasikan standar pedoman kerja yang mengacu pada Good Corporate Governance dalam semua kegiatan usaha Perusahaan, mengelola keuangan secara sehat serta mengoperasikan seluruh lini usaha secara profesional dan independen untuk semakin meningkatkan stakeholders value. Perusahaan juga berkomitmen untuk terus mengembangkan sumber daya manusia yang merupakan aset utama Perusahaan secara kontinu.
The Bahana Group Commitment For the coming years, the Company and its Subsidiaries remain committed to become a Company with excellent performance at all time. To achieve these objectives, the Company will continue to apply various work programs that prioritize prudence, implement work standards which refer to principles of Good Corporate Governance in all of the Company's operations, sound financial management and operates all lines of the Company’s business professionally and independently to increase stakeholder value. The Company is also committed to continuously develop its Human Resources as one of its main assets.
Sebagai penutup, atas nama Direksi Perusahaan, perkenankanlah kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada para Pemegang Saham, Dewan Komisaris, seluruh keluarga besar Perusahaan beserta para mitra usaha dan seluruh stakeholders lainnya yang telah mendukung Perusahaan dalam pencapaian kinerja pada tahun 2013, dimana Perusahaan berhasil mencapai prestasi yang membanggakan dan diatas rata-rata dibandingkan perusahaan sejenis.
In closing, on behalf of the Board of Directors, please allow us to express our deepest gratitude and appreciation to the Shareholders, the Board of Commissioners, the entire family of companies and their business partners as well as other stakeholders who have all contributed and supported the Company's achievements in 2013, where we were all able to achieve a remarkable and above-average performance compared to the competitors.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan berkah dan bimbinganNya kepada kita semua.
May God Almighty continue to bless and lead us all.
Jakarta, 17 Maret 2014 Atas Nama Dewan Direksi
Jakarta, March 17, 2014 On Behalf of the Board of Directors
Dwina S. Wijaya
Direktur Utama President Director
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
29
Laporan Manajemen Management Report
Direksi 2013 the board of directors 2013 Susunan Direksi Perusahaan sampai dengan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
The composition of the Board of Directors until December 31, 2012, is as follow:
Direktur Utama : Heri Sunaryadi Direktur : Dwina S.Wijaya Direktur : Hari Gursida
President Director : Heri Sunaryadi Director : Dwina S.Wijaya Director : Hari Gursida
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia No. SK-295/ MBU/2013 tertanggal 28 Juni 2013, Bapak Heri Sunaryadi resmi diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sebagai Direktur Utama dan mengalihkan tugas Ibu Dwina S. Wijaya menjadi Direktur Utama Perusahaan efektif per tanggal 28 Juni 2013.
Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises at the General Meeting of Shareholders of PT. BPUI (Persero), numbered SK-295/MBU/2013 dated June 28, 2013, Mr. Heri Sunaryadi was officially honorably discharged from his position as President Director and Mrs. Dwina S. Wijaya was reassigned as President Director effective June 28, 2013.
Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia No. SK-359/MBU/2013 tertanggal 24 September 2013, mengangkat Bapak Eko Yuliantoro menjadi Direktur Perusahaan efektif per tanggal 24 September 2013.
Next, based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises at the General Meeting of Shareholders of PT. BPUI (Persero), numbered SK-359/MBU/2013 dated September 24, 2013, Mr. Eko Yuliantoro was formally appointed as Director effective per September 24, 2013.
Dengan demikian susunan Direksi Perusahaan saat ini menjadi:
Therefore, the composition of the Board of Director is currently as follow:
Direktur Utama : Dwina S. Wijaya Direktur : Hari Gursida Direktur : Eko Yuliantoro
President Director : Dwina S. Wijaya Director : Hari Gursida Director : Eko Yuliantoro
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan per 31 Desember 2013 ini masing-masing dituangkan dalam Akta Nomor 14 tanggal 10 Desember 2013 dan Akta Nomor 22 tanggal 24 September 2013 yang keduanya dibuat dihadapan Notaris Hadijah, SH., di Jakarta.
The composition of the Board of Commissioners and Board of Directors as of December 31, 2013 is set forth, respectively, in Akta (deed) No. 14 dated December 10, 2013 and Akta (deed) No. 22 dated 24 September 2013 which were both made before the witness of Notary Hadijah, SH., In Jakarta.
30
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Hari Gursida Direktur Director
Eko Yuliantoro Direktur Director
Dwina S. Wijaya Direktur Utama President Director
PT BahanaPTPembinaan Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
31
Laporan Manajemen Management Report
Profil Dewan Direksi board of directors' profile Dwina S. Wijaya Direktur Utama President Director
Mulai berkarir di Bahana Group sejak tahun 1994 sebagai Portfolio Manager di PT Bahana TCW Investment Management, menjadi Direktur Investasi sejak tahun 2000 dan jabatan terakhir adalah Presiden Direktur PT. Bahana TCW Investment Management sejak tahun 2003. Menerima penunjukan sebagai Direktur Perseroan pada tanggal 22 Desember 2008 dan efektif dilantik pada tanggal 20 Januari 2009. Efektif 28 Juni 2013, resmi dilantik sebagai Direktur Utama. Pengalaman kerja sebelum bergabung dengan Bahana Group adalah di PT Bank Niaga, Jakarta (1990-1994) dengan jabatan terakhir sebagai Treasury Risk Manager. Lulusan S-1 dari Institut Teknologi Bandung tahun 1989, dan S-2 dari NYU Stern School of Business, London School of Economics dan HEC Paris (TRIUM Executive MBA) pada tahun 2009.
Starting her career in Bahana Group in 1994 as Portfolio Manager in PT. Bahana TCW Investment Management, she climbed her way through Investment Director in 2000 and finally as President Director of PT. Bahana TCW Investment Management since 2003. Appointed as Director of the Company on December 22, 2008 and was effectively inaugurated on January 20, 2009. Effective June 28, 2013, she was appointed as President Director of the Company. Her work experiences before joining Bahana Group included PT. Bank Niaga, Jakarta from 1990 to 1994, with her last position there as Treasury Risk Manager. Graduated with a Bachelor’s degree from the Bandung Institute of Technology in 1989, she also earned her Master’s degree from NYU Stern School of Business, London School of Economics and HEC Paris (TRIUM Executive MBA) in 2009.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia No. SK-295/ MBU/2013 tertanggal 28 Juni 2013, Ibu Dwina S. Wijaya resmi dialihtugaskan menjadi Direktur Utama per tanggal 28 Juni 2013.
Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises at the General Meeting of Shareholders of PT. BPUI (Persero), No. SK-295/MBU/2013 dated June 28, 2013, Mrs. Dwina S. Wijaya was officially designated as President Director of the Company per June 28, 2013.
Ibu Dwina S. Wijaya selaku Direktur Utama juga membawahi Quality Assurance & Internal Audit Group Perseroan.
As President Director, Mrs. Dwina S. Wijaya also oversees the Company’s Quality Assurance & Internal Audit Group.
32
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Hari Gursida Direktur Director
Meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi Bidang Akuntansi dari Universitas Padjadjaran Bandung tahun 2005 dan mendapat gelar Akuntan dari Universitas Padjadjaran Bandung tahun 1981. Beliau juga merupakan Certified Public Accountant sejak tahun 2009. Mengawali karir di grup Bahana pada tahun 1998 sebagai General Manager Divisi Investasi di PT. Bahana Artha Ventura. Sempat bergabung di Badan Penyehatan Perbankan Nasional selama 4 tahun dari tahun 2000 sampai 2004 dengan jabatan terakhir sebagai Division Head Assets Administration. Pada tahun 2005 kembali bergabung dengan Bahana Group sebagai Direktur Operasional dan Remedial PT. Bahana Artha Ventura. Pada tahun 2007 beliau dipercaya untuk menjabat sebagai Risk Management Group Head di PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia. Semenjak tanggal 30 Juli 2009, menjabat Direktur Perseroan PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia. Sebelum bergabung dengan Bahana Group, Hari Gursida sempat bekerja di PT. Bank Bumi Daya dari tahun 1983 sampai 1991, kemudian bekerja di PT. Bank Summa, Bank Tata dan PT. Tata International Multi Finance. Dan terakhir bergabung di PT. Tiha International (Holding Company) dari 1995 sampai 1996 dengan posisi terakhir sebagai Direktur.
He received his Doctorate in Economics in Accounting from Padjadjaran University in 2005 and earned an Accounting degree from the same university in 1981. He is also a Certified Public Accountant since 2009. He began his career at the Bahana Group in 1998 as General Manager of Investment Division at PT. Bahana Artha Ventura. He had joined the National Bank Restructuring Agency for four years from 2000 to 2004 with his last position as Division Head Assets Administration. In 2005 he rejoined the Bahana Group as Director of Operations and Remedial at PT. Bahana Artha Ventura. In 2007 he was entrusted to serve as the Risk Management Group Head of Business Development at PT. BPUI. Since July 30, 2009, he serves as a Director at PT. BPUI. Prior to joining the Bahana Group, Hari Gursida had worked at PT. Bank Bumi Daya from 1983 to 1991, PT. Bank Summa, at Bank Tata and PT. Tata International Multi Finance. He last joined PT. Tiha International (Holding Company) from 1995 to 1996 with his last position as Director.
Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara dan Gubernur Bank Indonesia selaku Pemegang Saham PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia No. KEP-148/MBU/2009 11/36/KEP/GBI/2009 tanggal 14 Juli 2009, Bapak Hari Gursida resmi diangkat sebagai Direktur Perusahaan, berlaku efektif sejak tanggal 30 Juli 2009. Bapak Hari Gursida ditetapkan sebagai Direktur Operasional yang bertugas membawahi Risk Management Group, Corporate Resources Management Group dan Corporate Secretary & Legal Group Perseroan.
Based on the Joint Decree of the Minister of State Owned Enterprises and the Governor of Bank Indonesia as the Shareholders of PT. BPUI (Persero), No. KEP-148/MBU/2009 11/36/KEP/GBI/2009 dated July 14, 2009, Mr. Hari Gursida was officially appointed as Director of the Company, effective from July 30, 2009. Mr. Hari Gursida was designated as Director of Operations in charge of overseeing the Risk Management Group, Corporate Resources Management Group and Corporate Secretary & Legal Group Company.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
33
Laporan Manajemen Management Report
Eko Yuliantoro Direktur Director
Resmi menjabat sebagai Direktur perseroan pada tanggal 24 September 2013 setelah sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT. Bahana Securities, anak perusahaan dari PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, dari tahun 2009-2013. Memulai karier di Bahana Group pada tahun 1996 sebagai Assistant Vice President –Merchant Banking Division, beliau dipercaya untuk menduduki berbagai posisi penting di PT. Bahana Securities diantaranya menjadi salah satu anggota Direksi PT Bahana Securities dari tahun 2002-2009. Sebelum bergabung dengan Bahana Group beliau pernah meniti karier pada PT. Bank Niaga, Tbk. Dengan jabatan terakhir Senior Manager – Marketing Departement Los Angeles Agency (tahun 1995-1996). Meraih gelar sarjana dari Intititut Teknologi Bandung dan Magister Management dari Lembaga Pendidikan & Pengembangan Manajemen, Jakarta.
He officially served as a Director of the Company starting from September 24, 2013, after serving as President Director of PT. Bahana Securities, a subsidiary of PT. BPUI, from 2009 to 2013. Starting a career in the Bahana Group in 1996 as Assistant Vice President-Merchant Banking Division, he was soon entrusted with leading positions in PT. Bahana Securities, including as a member of the Board of Directors of PT. Bahana Securities from 2002 to 2009. Prior to joining Bahana Group, he had worked for PT. Bank Niaga Tbk., with his last post as Senior Manager - Marketing Department Los Angeles Agency (19951996). He holds a Bachelor’s degree from Bandung Institute of Technology (ITB) and a Masters in Management from the Institute of Management Education & Development, Jakarta.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia No. SK-359/ MBU/2013 tertanggal 2 Desember 2013, Bapak Eko Yuliantoro resmi diangkat sebagai Direktur Perusahaan, berlaku efektif sejak tanggal 24 September 2013.
Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises at the General Meeting of Shareholders of PT. BPUI (Persero) No. SK-359/MBU/2013 dated December 2, 2013, Mr. Eko Yuliantoro was officially appointed as a Director of the Company, effective since September 24, 2013.
Bapak Eko Yuliantoro ditetapkan sebagai Direktur Keuangan yang bertugas membawahi Corporate Planning & Financial Control Group Perseroan.
Mr. Eko Yuliantoro was designated as the Finance Director, in charge of Corporate Planning and & Financial Control Group of the Company.
34
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
35
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management's Discussion and Analysis
Analisa Laporan Keuangan (Konsolidasi) PT. BPUI (Persero) Tahun 2013
Analysis of PT. BPUI (Persero) Financial Statements 2013 (consolidated)
Plaza Indonesia Shopping center
Pendapatan Operasional
Operating Income
Total pendapatan operasional pada tahun 2013 sebesar Rp 745,5 milyar, naik Rp 71,6 milyar atau 10,6% dibandingkan dengan tahun 2012.
Total operating income in 2013 amounted to Rp 745.5 billion, an increase of Rp 71.6 billion or 10.6% compared to 2012.
Kenaikan tersebut disumbang dari peningkatan pendapatan operasional yang terjadi pada kegiatan bisnis di anak-anak Perusahaan sebagai berikut: • Kenaikan dari kegiatan sekuritas di BS sebesar Rp 44,4 milyar atau 21,3% dibandingkan tahun 2012, terutama berasal dari kenaikan pendapatan dari kegiatan penjaminan, praecipium, penasehat keuangan, serta pendapatan dari kegiatan perantara perdagangan obligasi (fixed income brokerage). Di sisi lain, terjadi penurunan pendapatan dari kegiatan perantara perdagangan saham (Equity brokerage) karena kondisi pasar modal yang tidak kondusif dan fluktuatif di tahun 2013. • Kegiatan pengelolaan dana naik sebesar Rp 13,6 milyar atau 14,8% dibandingkan tahun 2012, terutama disebabkan oleh meningkatnya dana kelolaan BTIM menjadi Rp 20,9
The increase in operating income is attributed to the increase in business activities that occurred within the Company’s Subsidiaries as follows: • Increase of securities activities in PT. BS amounting to Rp 44.4 billion or 21.3% compared to 2012, primarily from the increase in revenue from underwriting activities , praecipium, financial advising, as well as income from brokerage activity bonds (fixed income brokerage). On the other hand, there was a decline in revenue from stock brokerage activities (equity brokerage) due to inconducive and volatile capital market conditions in 2013.
36
• Funds management activities went up by Rp 13.6 billion or 14.8% compared to 2012, primarily due to increased funds under management of PT. BTIM, to Rp 20.9 trillion from
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Pendapatan Operasional Operating Income Dalam miliar Rupiah In billion Rupiah
700
602.6 500.1
548.8
600 500 400 300 200 100 0
2011
2012
2013
Biaya Operasional Operating Cost Dalam miliar Rupiah In billion Rupiah
90
77.4
60
38.4
30 0 (30) (60) (90)
(106.2)
(120)
2011
triliun dari Rp 19,8 triliun di akhir 2012, serta strategi yang ditempuh dalam melakukan asset class re-composition dengan melakukan pergeseran kepada produk-produk yang memiliki margin tinggi. • Kegiatan modal ventura naik sebesar Rp 32,7 milyar atau 12,0% dibandingkan tahun 2012, terutama disebabkan oleh adanya kenaikan pendapatan dari MT 27 (entitas anak) sebesar Rp 45,7 milyar atau 54,9% terutama karena menguatnya kurs Dollar Amerika terhadap Rupiah serta sejalan dengan kenaikan penjualan ekspor, terutama produk okura (lokal). Di sisi lain, terdapat penurunan pendapatan bagi hasil sebesar Rp 5,2 milyar karena tidak tercapainya realisasi pencairan investasi selama tahun 2013 dan adanya penurunan pendapatan kinerja dari bagian laba perusahaan asosiasi. • Kegiatan pengelolaan gedung dari GNTU juga meningkat Rp 9,3 milyar atau 8,7% dibandingkan tahun 2012, karena adanya kenaikan pendapatan parkir sejalan dengan kenaikan tarif parkir pada tahun 2013, kenaikan tarif dan besarnya overtime di 2013, kenaikan pendapatan NSP dari pengelolaan food & beverage di Financial Club, dan pemberian jasa lain ke tenant.
2012
2013
Rp 19.8 trillion at the end of 2012, as well as the strategy employed in performing asset class re-composition by shifting to products with higher margins. • Venture capital activities went up by Rp 32.7 billion or 12.0% compared to 2012, primarily due to an increase in revenues from PT. MT 27 (subsidiary of PT. BAV) of Rp 45.7 billion or 54.9%, primarily due to the strengthening of the U.S. dollar against the Euro exchange rate and in line with the increase in export sales, particularly the local Okura product. On the other hand, there is a decline in revenue in the amount of Rp 5.2 billion due to failure to achieve the realization of the investment disbursement during the year 2013 and a decrease in revenue performance from the share of profits from associated companies. • The building management activities of PT. GNTU also increased to Rp 9.3 billion or 8.7% compared to 2012, due to increases in parking revenue in line with the parking rate increase in 2013, overtime rate increase in 2013, NSP revenue increase from food & beverage management at the Financial Club, and revenues from other services rendered to tenants.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
37
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management's Discussion and Analysis
• Di sisi lain, pendapatan bunga dan surat berharga sebesar Rp 7,1 milyar mengalami penurunan Rp 19,7 milyar atau 73,5% dibandingkan tahun 2012 yang sebesar Rp 26,8 milyar karena kerugian dalam investasi surat berharga akibat kondisi pasar modal yang tidak kondusif dan fluktuatif di tahun 2013.
• On the other hand, incomes from interest and securities amounting to Rp 7.1 billion decreased Rp 19.7 billion, or 73.5% compared to 2012 which was Rp 26.8 billion, due to losses in investment securities due to inconducive and volatile capital market conditions in 2013.
Biaya Operasional
Operating Costs
Pada tahun 2013 biaya operasional Perusahaan diluar biaya pemulihan (penyisihan) aset adalah sebesar Rp 602,6 milyar, naik sebesar Rp 53,8 milyar atau meningkat 9,8% dibandingkan tahun 2012 yang sebesar Rp 548,8 milyar.
In 2013, the Company's operating costs excluding the assets cost of recovery (allowance) amounted to Rp 602.6 billion, an increase of Rp 53.8 billion or 9.8% higher compared to the year 2012 which was Rp 548.8 billion.
Kenaikan Beban Operasional terutama disebabkan oleh kenaikan beban pokok penjualan usaha perdagangan di MT 27 (entitas anak BAV) sebesar Rp 41,1 milyar atau 76,2% terutama sejalan dengan kenaikan penjualan terutama produk okura (lokal). Kenaikan juga disumbang dari adanya peningkatan beban pegawai sebesar Rp 21,8 milyar atau 10,6% yaitu dari Rp 206,1 milyar di 2012 menjadi Rp 227,9 milyar di 2013 terutama karena adanya kenaikan jumlah beban gaji, kompensasi performance karyawan, serta tunjangan PPh 21 di tahun 2013 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain itu, beban umum dan administrasi naik sebesar Rp 13,2 milyar atau 9,3%, terutama disebabkan oleh kenaikan biaya pajak, biaya penjualan, biaya langganan, biaya perjamuan, dan biaya operasional gedung.
The increase in operating expenses was primarily due to the increase in cost of goods sold in the trading business of PT. MT 27 amounting to Rp 41.1 billion or 76.2%, which was in line with the increase in sales in the local product Okura. The increase was also attributed to an increase in personnel expenses amounting to Rp 21.8 billion or 10.6%, from Rp 206.1 billion in 2012 to Rp 227.9 billion in 2013, primarily due to an increase in the amount of salaries, employees’ bonuses as well as Pph 21 (income tax) allowances in 2013 compared with the previous year. In addition, general and administrative expenses increased by Rp 13.2 billion, or 9.3 %, primarily due to higher tax expenses, cost of sales, subscription fees, cost of entertainment, and building operating costs.
Di sisi lain, beban bunga turun sebesar Rp 25,3 milyar atau 25,9%, terutama di BPUI sebesar Rp 11,7 milyar karena telah dilunasinya pinjaman dari PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) sebesar Rp 275 milyar di pertengahan tahun 2012. Penurunan juga terjadi di BS sebesar Rp 8,6 milyar terkait dengan telah dilunasinya seluruh utang bank selama tahun 2013 dan di GNTU sebesar Rp 4,6 milyar terkait dengan percepatan pelunasan utang bank CIMB Niaga sebesar Rp 43,9 milyar di tahun 2013.
On the other hand, interest expense decreased by Rp 25.3 billion, or 25.9%, especially at PT. BPUI amounting to Rp 11.7 billion for the completion of the loan payment from PT. Perusahaan Pengelola Aset (Persero) amounting to Rp 275 billion in mid2012. The decrease can also be seen at PT. BS amounting to Rp 8.6 billion related to the settlement of the 2013 debt and at PT. GNTU amounting to Rp 4.6 billion related to the early repayment of Bank CIMB Niaga debt amounting to Rp 43.9 billion in 2013.
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Income (Expenses) - Other
Di tahun 2013, Perusahaan membukukan pendapatan lainlain bersih sebesar Rp 38,4 milyar terutama dikontribusikan oleh pendapatan bunga deposito dan keuntungan selisih kurs yang berasal dari transaksi Direct Market Access (DMA) di BS. Sementara di tahun 2012, tercatat beban lain-lain sebesar Rp 106,2 milyar terutama berasal dari adanya pencatatan realisasi rugi portofolio efek saham Garuda dan di offset dengan keuntungan transaksi penjualan saham Garuda ke investor yaitu net kerugian sebesar Rp 133,3 milyar.
In 2013, the Company recorded a net of other incomes amounting to Rp 38.4 billion, which was mainly contributed by the deposit interest income and foreign exchange gains arising from transactions Direct Market Access (DMA) at PT. BS. Meanwhile, in 2012 other expenses recorded a loss of Rp 106.2 billion, which was primarily derived from the loss from Garuda Indonesia stock portfolio but was offset by gains in the sale of Garuda Indonesia shares to investors which brought the net loss to Rp 133.3 billion.
Laba (Rugi) Komprehensif
Earnings (Loss) Comprehensive
Pada tahun 2013 Perusahaan membukukan Laba komprehensif sebesar Rp 63,1 milyar, turun sebesar Rp 123,4 milyar dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar Rp 186,6 milyar. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh adanya realisasi keuntungan atas penjualan saham Garuda (931.038.225 lembar) sebesar Rp 140,8 milyar pada tahun 2012.
In 2013 the Company recorded a comprehensive income of Rp 63.1 billion, a decrease of Rp 123.4 billion compared to 2012, which was Rp 186.6 billion. The decrease was primarily due to realized gains on the sale of Garuda Indonesia shares (931,038,225 shares) amounting to Rp 140.8 billion in 2012.
38
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future Pendapatan (Beban) lain-lain Income (Expenses) - Other Dalam miliar Rupiah In billion Rupiah
Laba (Rugi) Komprehensif Earnings (Loss) Comprehensive
186.6
210
Dalam miliar Rupiah In billion Rupiah
143 125
150 90
63.1
(181.4)
2011
2012
126 105
95
30
84
(30)
63
(90)
42
(150)
21 0
(210)
2013
147
2011
2012
2013
Total Aset
Total Assets
Total aset pada tahun 2013 sebesar Rp 2.926,0 milyar, turun sebesar Rp 254,6 milyar atau lebih rendah 8,0% dibandingkan posisi tahun 2012 yang sebesar Rp 3.180,6 milyar.
Total assets in 2013 amounted to Rp 2,926.0 billion, a decrease of Rp 254.6 billion or 8.0% lower compared to the year 2012 which was Rp 3,180.6 billion.
Penurunan aset terutama disebabkan penurunan piutang usaha sebesar Rp 271,2 milyar atau 47,6% dibandingkan dengan realisasi 2012 terutama di BS karena lebih rendahnya realisasi nilai transaksi perdagangan di akhir tahun 2013 dibandingkan dengan 2012. Selain itu, portofolio efek turun sebesar Rp 41,9 milyar atau 14,5% dibandingkan realisasi 2012 sehubungan dengan shifting dari investasi surat berharga ke deposito, terutama di BS dan BTIM, akibat kondisi pasar modal 2013 yang tidak kondusif. Piutang kredit jangka panjang di BAV turun sebesar Rp 16,0 milyar atau 2,0% dibandingkan realisasi 2012 akibat tidak tercapainya target penyaluran dana terutama untuk pembiayaan mikro. Penyertaan turun sebesar Rp 13,5 milyar atau 10,2% dibandingkan realisasi 2012 karena penjualan kepemilikan BS ke PT Pelabuhan Panajam Banua Taka sebesar Rp 25 milyar, sementara di sisi lain adanya peningkatan laba Anak perusahaan di BAV tahun 2013 yang sejalan dengan pencapaian kinerja yang lebih baik.
The decrease in assets was primarily due to a decrease in trade receivables of Rp 271.2 billion or 47.6% compared to 2012, particularly in PT. BS due to lower realization at the end of the trading value in 2013 compared with 2012. Additionally, the securities portfolio decreased by Rp 41.9 billion or 14.5% compared to sales in 2012 in connection with the shifting of investment from securities to deposits, especially in PT. BS and PT. BTIM, due to inconducive capital market conditions in 2013. Long-term loan receivables in PT. BAV decreased by Rp 16.0 billion or 2.0% compared to 2012 due to missed target for the disbursements of funds, in particular for micro financing. Investments decreased by Rp 13.5 billion or 10.2% compared to 2012 due to the sale of PT. BS’s ownership to PT. Pelabuhan Panajam Banua Taka amounting to Rp 25 billion, whilst there was an increase in profits at PT. BAV (Subsidiary) which was in line with the Company’s overall better performance in 2013.
Di sisi lain terjadi kenaikan kas dan setara kas sebesar Rp 84,6 milyar dari posisi per 31 Desember 2012 terutama akibat shifting dari investasi surat berharga di BS dan BTIM.
On the other hand, an increase in cash and cash equivalents of Rp 84.6 billion as per December 31, 2012, took place primarily due to the shifting of investment securities at PT. BS and PT. BTIM.
Sementara pajak dibayar dimuka naik sebesar Rp 19,2 milyar atau 75% dari posisi per 31 Desember 2012 terutama di BS terkait kenaikan cicilan PPh 25 sejalan dengan peningkatan laba perusahaan.
Meanwhile, prepaid taxes went up by Rp 19.2 billion or 75% from December 31, 2012, particularly in PT. BS due to the increase in Pph 25 (income tax) payments, in line with the Company’s earnings.
Total Aset Total Assets
3,202.3
3,500
3,180.6 2,926.0
3,000 2,500 2,000 1,500 1,000
Dalam miliar Rupiah In billion Rupiah
500 0
2011
2012
2013
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
39
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management's Discussion and Analysis
Total Hutang (Kewajiban) Total Debt (Liabilities) Dalam miliar Rupiah In billion Rupiah
Ekuitas (Defisiensi Modal) Equity (Capital Deficiency) 3,500
3,201.0 2,915.4
Dalam miliar Rupiah In billion Rupiah
0 (60)
3,000
2,573.8
(118.7)
2,500
(181.8)
2,000
(180) (240)
1,500
(300)
1,000
(368.4)
500
2011
2012
2013
(120)
0
2011
(360)
2012
2013
(420)
Total Hutang (Kewajiban)
Total Debt (Liabilities)
Jumlah kewajiban tahun 2013 adalah sebesar Rp 2.574 milyar turun Rp 341,6 milyar atau lebih rendah 11,7% dibandingkan tahun 2012. Penurunan terutama disebabkan oleh penurunan utang usaha sebesar Rp 266,2 milyar atau 52,4% dari posisi per 31 Desember 2012, terutama di BS, karena lebih rendahnya realisasi nilai transaksi perdagangan di akhir tahun 2013 dibandingkan dengan 2012 sejalan dengan penurunan piutang usahanya. Utang jangka panjang turun sebesar Rp 79,2 milyar atau 15,3% dari posisi per 31 Desember 2012 terutama karena adanya pelunasan dipercepat atas utang bank GNTU ke bank CIMB Niaga serta adanya pelunasan utang bank di BPUI dan di BAV. Sementara utang subordinasi, terutama di BAV, turun sebesar Rp 35,7 milyar dari posisi per 31 Desember 2012 karena adanya pembayaran cicilan utang RDI-BAV (JBIC-BAV) yang jatuh tempo di bulan Pebruari dan Agustus 2013.
Total liabilities in 2013 was Rp 2,574 billion, down from Rp 341.6 billion or 11.7% lower than 2012. This decline was primarily due to a decrease in accounts payable of Rp 266.2 billion or 52.4 % of the position by December 31, 2012, especially in PT. BS due to lower realization at the end of the trading value in 2013 compared to 2012 in line with the decline in their business accounts. Long-term debt decreased by Rp 79.2 billion or 15.3% from December 31, 2012 primarily due to early payments on the debt of the PT. GNTU to Bank CIMB Niaga as well as the repayment of bank debt at PT. BPUI and PT. BAV. Meanwhile, subordinated debt, especially in PT. BAV, decreased by Rp 35.7 billion from the position in December 31, 2012 due to the repayment of RDI-BAV (JBIC-BAV) debt which was due in February and August 2013.
Di sisi lain terdapat kenaikan pada posisi utang lancar lainnya sebesar Rp 8,8 milyar atau 5,4% terutama atas kenaikan akrual imbalan pasca kerja Bahana Grup sebesar Rp 18,1 milyar sedangkan dilain pihak terdapat pelunasan utang lainnya di GNTU sebesar Rp 10,2 milyar. Sementara utang pemegang saham naik sebesar Rp 10,5 milyar di GNTU karena adanya pinjaman GCTU (Anak perusahaan GNTU) ke pemegang saham.
On the other hand, there was an increase in other current liabilities of Rp 8.8 billion or 5.4% primarily on the increase in accrued post-performance of Bahana Group amounting to Rp 18.1 billion, while other debt repayments took place in PT. GNTU amounting to Rp 10.2 billion. Meanwhile, the shareholder debt went up by Rp 10.5 billion at PT. GNTU due to loans from GCTU (A subsidiary of PT. GNTU) to shareholders.
Ekuitas (Defisiensi Modal)
Equity (Capital Deficiency)
Posisi modal Perusahaan pada akhir tahun 2013 masih mengalami defisiensi sebesar Rp 118,7 milyar, sebesar Rp 63,1 milyar atau 34,7% turun dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar Rp 181,8 milyar karena kontribusi laba bersih sebesar Rp 63,1 milyar.
The Company's capital position at the end of 2013 still posted a deficiency of Rp 118.7 billion from Rp 63.1 billion or down 34.7% compared to 2012 which was Rp 181.8 billion, thanks to the net profit contribution of Rp 63.1 billion.
40
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Ikhtisar Keuangan Konsolidasi Uraian (dalam miliar rupiah kecuali data pendukung)
Consolidated Financial Highlights Description (in billion Rupiah except for supporting data)
2011
2012
2013
Pendapatan Operasional
595.0
674.0
745.5
Beban Bunga
119.3
97.7
72.4
Interest Expense
Pendapatan Operasional - Bersih
475.7
576.3
673.1
Operating Net Income
Beban Operasional*)
380.9
451.1
530.2
Operating Expenses
HASIL OPERASI
Operational results Operating Revenues
Laba (Rugi) Operasi
94.9
125.2
142.9
Profit & Loss Operational
Pendapatan (Beban) Non Operasi**)
65.1
(134.0)
26.0
Revenue & Expenses Non Operational
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Laba (Rugi) Bersih
160.0
(8.8)
168.9
Profit Before Tax
(181.4)
186.6
63.1
Net Income
246.6
471.4
556.0
Cash and cash equivalents Total Current Assets
posisi neraca Kas dan Setara Kas
financial position
Total Aset Lancar
1,517.6
1,404.7
1,191.5
Total Aset
3,202.3
3,180.6
2,926.0
Total Assets
Total Liabilitas Lancar
1,259.2
852.7
615.6
Total Current Liabilities
Total Liabilitas
3,201.0
2,915.4
2,573.8
Total Liabilities
Total Ekuitas (Defisiensi)
Total Equity Deficiency
(368.4)
(181.8)
(118.7)
Hutang Subordinasi
357.4
321.6
285.9
Subordinates Debt
Modal Kerja Bersih
(11.0)
139.8
167.2
Net Working Capital
data pendukung
supporting data
Interest Coverage
(0.5)
2.9
1.9
ROA (%)
(5.7)
5.9
2.2
ROA (%)
Liquidity Ratio (%)
120.5
164.7
193.6
Liquidity Ratio (%)
310
326
328
Number of Permanent Employees***)
3.6
-
Receivable Bad Debt Collection
Jumlah Karyawan Tetap***) HASIL PENAGIHAN PIUTANG MACET
-
Interest Coverage
Catatan: Seluruh data berasal dari laporan keuangan konsolidasi yang telah diaudit
Notes: All data is derived from audited financial statements
*) di luar beban bunga dan beban (pemulihan) penyisihan nilai aktiva **) termasuk beban (pemulihan) penyisihan nilai aktiva ***) termasuk karyawan GNTU (parent only)
*) Excluding interest expense and provision for recovery of asset values **) Including recovery expense of provision for asset values ***) Including employees of GNTU (parent only)
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
41
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management's Discussion and Analysis
Uraian (dalam jutaan rupiah)
2011
2012
2013
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
Consolidated Income Statement
PENDAPATAN OPERASIONAL Bunga dan Surat Berharga Jumlah Pendapatan Bunga & Surat Berharga
Operating Revenues 24,032
26,837
7,109
24,032
26,837
7,109 Total Interest Income and Marketable Securities
Hasil Kegiatan Keuangan Jasa penasehat keuangan Kegiatan Pengelolaan Dana
(in million Rupiah) Description
Interest and Marketable Securities Financial Activities Results
-
-
3,176
Financial advisory services
82,996
92,006
105,627
Fund Management Activities Venture Capital Activities
Kegiatan Modal Ventura
235,598
271,573
304,244
Kegiatan Sekuritas
148,380
163,840
208,132
466,973
527,419
621,180
102,057
106,871
116,160
1,957
12,834
1,087
104,014
119,705
117,247
Total Results from Other Operational Activities
595,020
673,960
745,535
Total Operating Revenues
63,580
53,990
95,128
Beban Bunga
119,276
97,707
72,399
Interest Expenses
Beban Pegawai
177,135
206,106
227,914
Employee Expenses
Beban Pesangon
259
542
913
Severance Expenses Post-Employment Benefits Expenses
Jumlah Hasil Kegiatan Keuangan Hasil Kegiatan Operasional Lainnya Hasil Kegiatan Pengelolaan Gedung Hasil Operasional Lainnya Jumlah Hasil Kegiatan Operasional Lainnya Jumlah Pendapatan Operasional
Other Operational Activities Results
beban OPERASIONAL Beban Pokok Penjualan Usaha Perdagangan
Securities Activities Total Results from Financial Activities Building Management Results Other Operating Results
OperatiNG expenses Cost of Good Sold
Beban Imbalan Pasca Kerja
19,393
26,337
25,418
Biaya Operasional Gedung
18,078
18,317
20,248
Building Operating Expenses
Beban Umum dan Administrasi
83,723
123,258
134,487
General and Administrative Expenses
Beban Penyusutan
17,947
21,011
23,420
Depreciation
743
1,531
2,684
Amortization Expense Recovery Expense Allowance
Beban Amortisasi Beban (Pemulihan) Penyisihan Jumlah Beban Operasional LABA OPERASIONAL
12,284
27,782
12,433
512,416
576,579
615,044
Total Operating Expenses
82,603
97,381
130,492
Operating Profit
2,767
6,814
5,534
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN (Rugi) Laba Selisih Kurs Pendapatan (Beban) Lainnya
Revenue & Expenses, Other Profit and Loss on Foreign Exchange
74,617
(113,016)
32,886
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain
77,384
(106,201)
38,421
Total Other Revenue & Expenses
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
159,987
(8,820)
168,913
Profit before Income Tax
BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
23,785
30,996
49,287
Income Tax Expense
136,202
(39,817)
119,626
Current Year Income
PENDAPATAN (BIAYA) KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN Aset Keuangan tersedia untuk dijual Keuntungan/(kerugian) instrumen lindung nilai Total Pendapatan (Biaya) Komprehensif Lain Setelah Pajak
42
Other Revenue & Expenses
Revenue & Expenses, Other (Comprehensive) Current Year (272,409)
280,405
-
Saleable Assets
-
-
-
(272,409)
280,405
-
Gain (loss) on hedging instruments Total other comprehensive income after tax burdens
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Uraian (dalam jutaan rupiah) LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN Total Laba (Rugi) Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Total Total Laba (Rugi) Komprehensif yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Total
2011
2012
2013
(in million Rupiah) Description
(136,207)
240,588
106,669
88,872 47,330 136,202
(87,969) 48,152 (39,817)
63,131 56,495 119,626
(181,358) 45,151 (136,207)
186,576 54,012 240,588
63,131 56,495 119,626
CURRENT YEAR PROFIT (LOSS), COMPREHENSIVE Total Income (Loss), to be Distributed to: Owners of Parent Entity Non-Controlling interests Total Comprehensive Total Income (Loss), to be Distributed to: Owners of Parent Entity Non-Controlling interests Total
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi ASET Kas dan Setara Kas Portofolio Efek Piutang Usaha Piutang Bunga Pajak Dibayar di Muka Aset Lancar Lainnya Piutang Kredit Jangka Panjang Penyertaan Saham Aset Tetap Properti Investasi Aset Lain-lain Jumlah Aset LIABILITAS Utang Usaha Utang Promes Utang Bunga Utang Pajak Biaya yang Masih Harus Dibayar Utang Lancar Lainnya Utang Medium Term Notes Utang Pemegang Saham Utang Jangka Panjang Utang Subordinasi Jumlah Liabilitas EKUITAS Modal Saham Saldo Laba (Akumulasi Rugi): Telah Ditentukan Penggunaannya Belum Ditentukan Penggunaannya Komponen Ekuitas Lainnya Ekuitas (Defisiensi Modal) yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Consolidated Financial Statements 246,569 676,385 1,316,533 1,989 23,192 45,696
assets Cash and cash equivalents Securities Portfolio Accounts Receivable Interest Receivable Prepaid Tax Other Current Assets Long-Term Loans Receivable Shares Investments Fixed Assets Property Investments Other Assets Total Assets
126,965 183,001 452,585 129,411 3,202,325
471,411 288,180 569,899 2,603 25,541 47,070 812,596 132,346 214,290 451,744 164,922 3,180,602
556,034 246,256 298,669 1,876 44,710 43,957 796,602 118,797 216,779 447,825 154,519 2,926,025
504,403 284,356 63,625 27,054 63,238 127,419 9,068 1,200,652 383,815 357,355 3,200,985
508,406 9,977 46,391 34,959 78,380 164,871 9,670 1,221,652 519,480 321,619 2,915,406
242,246 12,576 58,998 38,021 77,843 173,692 12,189 1,232,152 440,221 285,884 2,573,823
22,500
22,500
22,500
289 (289,966) (101,187)
289 (377,936) 173,359
289 (134,377) (7,069)
(368,364)
(181,788)
(118,657)
369,703
446,984
470,858
liabilities Accounts Payable Promissory Notes Debt Payable Interest Tax Debt Accrued expenses Other Debt Medium Term Notes Debt Shareholders Debt Long-Term Debt Subordinated debt Total Liabilities Equity Share Capital Retained Earnings (Accumulated Losses): Appropriated Unappropriated Other Equity Components Equity (Capital Deficiency) to be Distributed to Owners of Parent Entity Non-Controlling interests
3,202,325
3,180,602
2,926,025
Total Liabilities and Equity
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
43
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management's Discussion and Analysis
Analisa Realisasi vs RKAP tahun 2013 Laba Rugi PT. BPUI (Persero) konsolidasi tahun 2013 Analysis of PT. BPUI (Persero) Actual vs. CBP 2013 Profit & Loss (consolidated) Pendapatan Operasional
Operating Income
Realisasi pendapatan operasional sebesar Rp 745,5 milyar lebih rendah Rp 71,4 milyar atau 8,7% dari RKAP. Hal ini terutama karena lebih rendahnya realisasi hasil kegiatan keuangan dan kegiatan investasi surat berharga yang disebabkan oleh kondisi pasar modal yang tidak kondusif dan sangat berfluktuasi di tahun 2013 akibat tren menurunnya IHSG sejak Mei 2013. Disisi lain pendapatan operasional lainnya, hasil kegiatan pengelolaan gedung terealisasi di atas anggaran.
The realized operating income of Rp 745.5 billion was Rp 71.4 billion lower, or 8.7 % of the CBP. This is primarily due to lower financial operations and securities investment activities that can be attributed to inconducive and highly fluctuative capital market conditions in 2013 due to declining stock index since May 2013. On the other hand, other operating income and building management income were realized above the targeted budget.
Realisasi hasil kegiatan keuangan sebesar Rp 621,2 milyar yaitu lebih rendah 7,5% atau Rp 50,4 milyar dibandingkan dengan RKAP terutama disebabkan sebagai berikut:
The Company’s financial result from the year was Rp 621.2 billion, 7.5% lower or Rp 50.4 billion lower than the expected target set forth at the CBP due to the following:
• Kegiatan modal ventura terealisasi sebesar Rp 304,2 milyar yaitu 18,1% di bawah RKAP terutama disebabkan lebih rendahnya pendapatan bagi hasil karena tidak tercapainya target penyaluran dana PPU terutama pembiayaan mikro. Di sisi lain, pendapatan penjualan dari MT 27 (perusahaan anak BAV) terealisasi di atas target anggaran karena kenaikan penjualan dibandingkan anggaran terutama untuk produk okura (lokal) serta menguatnya kurs Dollar Amerika terhadap Rupiah. • Di sisi lain, hasil kegiatan sekuritas terealisasi Rp 208,1 milyar yaitu 5,2% lebih tinggi dari RKAP. Sementara hasil kegiatan pengelolaan dana terealisasi Rp 105,6 milyar yaitu lebih tinggi 3,3% dari RKAP. Selain itu, adanya pendapatan investasi dari BMI (mulai aktif di tahun 2013) sebesar Rp 3,2 milyar yang tidak dianggarkan.
• Venture capital activities yielded Rp 304.2 billion, which is 18.1% below the CBP mainly due to lower revenue sharing amongst the companies, a result of the failure to meet the PPU target distribution of funds, especially the microfinance. On the other hand, revenue from the sale of PT. MT 27 (a subsidiary of PT. BAV) was realized above the target due to the increase in sales compared to the budget, especially for the local product Okura and the strengthening of the U.S. dollar against the Euro exchange rate. • Alternately, the results from securities yielded Rp 208.1 billion, which was 5.2% higher than the CBP target. Meanwhile, fund management activities yielded a result of Rp 105.6 billion, which is 3.3% higher than CBP target. In addition, there was unexpected revenue coming in from PT. BMI (reactivated again in 2013) in the amount of Rp 3.2 billion, which was not previously budgeted.
Biaya Operasional
Operating Costs
Realisasi beban operasional tahun 2013 sebesar Rp 615,0 milyar lebih rendah 10,2% atau Rp 70,0 milyar dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 685,0 milyar terutama disebabkan oleh:
The realization of operating expenses in 2013 amounted to Rp 615.0 billion, 10.2% lower or Rp 70.0 billion lower compared to the target of Rp 685.0 billion in the CBP primarily due to:
• Realisasi beban bunga sebesar Rp 72,4 milyar, lebih rendah 33,2% atau Rp 35,9 milyar dibandingkan RKAP sebesar Rp 108,3 milyar, terutama di BAV, karena lebih rendahnya realisasi funding di BAV dibandingkan target, terutama untuk pembiayaan mikro serta adanya percepatan pelunasan utang bank GNTU di CIMB Niaga. • Realisasi beban pegawai sebesar Rp 227,9 milyar dibandingkan RKAP sebesar Rp 256,2 milyar, lebih rendah 11,0% atau Rp 28,3 milyar terutama disebabkan lebih rendahnya realisasi biaya gaji, kompensasi performance karyawan, serta tunjangan PPh 21 hampir di seluruh perusahaan kecuali GNTU karena adanya biaya apresiasi masa kerja Direksi yang tidak dianggarkan.
• Accrued interest cost amounting to Rp 72.4 billion, down 33.2% or Rp 35.9 billion compared to Rp 108.3 billion in the CBP, especially in PT. BAV, due to lower realization funding in PT. BAV compared to the target, especially for micro-finance and the existence of an early repayment of bank loans of PT. GNTU at Bank CIMB Niaga. • Accrued employee cost amounting to Rp 227.9 billion against the CBP budget of Rp 256.2 billion, lower 11.0% or Rp 28.3 billion mainly due to lower costs of salaries, employee bonuses, as well as Pph 21 (income tax) allowances for almost all Subsidiaries except in PT. GNTU, because of the existence of a special bonus for tenure served for the Directors, which was not budgeted.
44
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
• Realisasi biaya umum dan administrasi sebesar Rp 134,5 milyar dibandingkan RKAP sebesar Rp 165,6 milyar, lebih rendah 18,8% atau Rp 31,1 milyar terutama disebabkan oleh realisasi biaya profesional lebih rendah 39,9% atau Rp 19,8 milyar, realisasi biaya pemasaran lebih rendah 50,2% atau Rp 8,2 milyar, realisasi biaya sewa lebih rendah 20,7% atau Rp 2,5 milyar, realisasi biaya administrasi kantor lebih rendah 14,5% atau Rp 1,4 milyar. Di sisi lain biaya pajak, biaya operasional gedung, biaya langganan terealisasi lebih tinggi dari anggaran. • Di sisi lain, realisasi biaya penyisihan sebesar Rp 12,4 milyar, sementara pada RKAP ditargetkan adanya pemulihan sebesar Rp 3,2 milyar. Hal ini terutama disebabkan oleh realisasi biaya penyisihan penurunan nilai surat berharga di BS sebesar Rp 8,8 milyar yang tidak dianggarkan dan biaya penyisihan piutang usaha di BAV sebesar Rp 2,6 milyar, lebih tinggi 180,5% atau Rp 5,9 milyar terutama terkait dengan biaya penyisihan di mikro. • Realisasi beban pokok penjualan usaha perdagangan di MT 27 (perusahaan anak BAV) sebesar Rp 95,1 milyar dibandingkan RKAP sebesar Rp 85,6 milyar, lebih tinggi 11,1% atau Rp 9,5 milyar sejalan dengan kenaikan penjualan dari target, terutama produk okura (lokal).
• The realization of general and administrative cost amounted to Rp 134.5 billion against the CBP target of Rp 165.6 billion, lower by 18.8% or Rp 31.1 billion mainly due to 39.9% lower staff wages or Rp 19.8 billion lower; 50.2% lower marketing costs or Rp 8.2 billion; 20.7% lower rental costs or Rp 2.5 billion; and 14.5% lower office administrative costs or Rp 1.4 billion. On the other hand the cost of taxes, building operating costs and the cost of the subscription were accrued higher than the budget.
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Other Incomes (Expense)
Realisasi tahun 2013 atas pendapatan lain-lain - bersih sebesar Rp 38,4 milyar, lebih tinggi Rp 21,2 milyar atau 123,3% dibandingkan dengan RKAP yaitu sebesar Rp 17,2 milyar. Hal ini terutama karena realisasi pendapatan bunga deposito di seluruh perusahaan yang terealisasi Rp 15,2 milyar lebih tinggi dari anggaran. Selain itu, adanya keuntungan selisih kurs terutama di BS sebesar Rp 9,2 milyar yang berasal dari transaksi Direct Market Access (DMA) dalam mata uang asing yang tidak dianggarkan sebelumnya.
The net amount of Other Income realization in 2013 was Rp 38.4 billion, higher Rp 21.2 billion or 123.3% compared to the CBP, which was Rp 17.2 billion. This was mainly due to the biggerthan-expected realization of Net Interest Income throughout the Company in the amount of Rp 15.2 billion over the targeted budget. In addition, there were gains in the foreign exchange transactions involving Direct Market Access (DMA) at PT. BS in the amount of Rp 9.2 billion, which was previously not budgeted.
Laba Komprehensif
Comprehensive Income
Realisasi laba komprehensif konsolidasian pada tahun 2013 sebesar Rp 63,1 milyar, lebih tinggi 17,3% atau Rp 9,3 milyar dibandingkan dengan yang dianggarkan sebesar laba komprehensif Rp 53,8 milyar terutama disebabkan oleh efisiensi biaya operasional yaitu 10,2% lebih rendah dibandingkan dengan anggaran serta pencapaian pendapatan lain-lain yaitu 123,3% lebih tinggi dari anggaran. Di sisi lain, pendapatan operasional terealisasi 8,7% lebih rendah dari yang dianggarkan.
The realization of consolidated comprehensive income in 2013 amounted to Rp 63.1 billion, higher by 17.3% or Rp 9.3 billion compared to the budget which was Rp 53.8 billion, thanks to operational cost efficiency which was 10.2% lower than the target budget as well as the other incomes revenue which was 123.3% higher than the target budget. On the other hand, operating income was realized 8.7% less than budgeted.
• Furthermore, reserve funds cost was realized at Rp 12.4 billion, while the CBP targeted for Rp 3.2 billion. This is mainly caused by the realization of the reserve funds for securities value decline for PT. BS in the amount of Rp 8.8 billion, which was previously not budgeted, and reserve funds for PT. BAV’s accounts receivables in the amount of Rp 2.6 billion, up 180.5% or Rp 5.9 billion, especially in relation to reserve funds for the micro segment. • Actual cost of goods sold in the trading business of PT. MT 27 (PT. BAV subsidiary) amounted to Rp 95.1 billion against the CBP target of Rp 85.6 billion, higher 11.1% or Rp 9.5 billion, in line with the increased sales from the target, especially with the local product Okura.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
45
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management's Discussion and Analysis
Tantangan Perusahaan di Masa Mendatang Future challenges Penyelesaian Utang
Debt Settlement
Per 31 Desember 2013, masih ada sisa utang MTN dan Promes sebesar USD 2 juta kepada kreditur dalam negeri dan asing serta utang Rekening Dana Investasi untuk Stabilisasi Pasar Modal (RDI-SPM) kepada Pemerintah Republik Indonesia, sejumlah Rp 1,2 triliun yang terdiri dari pokok Rp 250 milyar, bunga dan denda Rp 950,7 milyar. Saat ini Perusahaan sedang mengupayakan restrukturisasi untuk penyelesaian utang RDISPM melalui mekanisme konversi utang pokok menjadi bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) serta utang bunga dan denda dengan cara mencicil.
As of December 31, 2013, there remained some MTN and Promissory debts amounting to USD 2 million to domestic as well as foreign creditors, and RDI-SPM debt (“Hutang Rekening Dana Investasi Stabilisasi Pasar Uang dan Pasar Modal”), a specific securities product from the government of the Republic of Indonesia; in the amount of Rp 1.2 trillion, which consisted of Rp 250 billion in principal and Rp 950.7 billion in interest and fines. Currently the Company is seeking to restructure the debt settlement of the RDISPM through a debt conversion mechanism that will turn it into a State Equity debt (“Penyertaan Modal Negara”) including all of its interests, by way of installments payments.
Di akhir tahun 2012, Menteri Keuangan RI telah menyetujui permohonan restrukturisasi RDI yang diajukan Perusahaan dan kedua belah pihak telah menandatangani Perjanjian Perubahan (Amendemen) atas Perjanjian RDI pada tanggal 28 Desember 2012. Namun demikian, pelaksanaan restrukturisasi masih menunggu adanya Peraturan Pemerintah mengingat pola restrukturisasi utang RDI adalah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).
At the end of 2012, the Minister of Finance of the Republic of Indonesia has approved the application for the RDI restructuring as proposed by the Company, and both parties have signed an Amendment Agreement pertaining to the RDI Agreement on December 28, 2012. Nevertheless, the implementation of the restructuring still needed to wait for the official government regulation, considering the RDI debt restructuring scheme falls under a State Equity loan scheme (“Penyertaan Modal Negara”).
Pada tanggal 21 Januari 2013, Menteri Negara BUMN melalui surat No. S-28/MBU/2013 meminta kepada Menteri Keuangan cq Direktur Jenderal Anggaran Kementrian Keuangan agar dapat dialokasikan utang pokok RDI - SPM sebesar Rp 250 milyar sebagai tambahan PMN di Perusahaan. Sampai saat ini, proses tambahan PMN diatas masih dalam proses pengesahan dari instansi yang berwenang.
On January 21, 2013, the Minister of State Owned Enterprises through letter number No. S-28/MBU/2013 requested the Minister of Finance, via the Director-General of Budget, Ministry of Finance, to be allocated the RDI-SPM’s principal debt in the amount of Rp 250 billion as additional Penyertaan Modal Negara (PMN) in the Company. At the time of writing, the PMN addition process is still undergoing ratifications at the relevant authorities.
Kinerja Operasional
Operational Performance
Dalam menghadapi tingkat kompetisi yang semakin ketat dan adanya peluang bisnis di tengah membaiknya kondisi ekonomi global, Perusahaan akan mengoptimalkan kegiatan bisnis Perusahaan dan anak-anak Perusahaan di mana kinerja operasional anak-anak perusahaan terus ditingkatkan dan terus mencari potensi-potensi dan peluang bisnis baru untuk meraih peluang bisnis di bidang pasar modal, pembiayaan modal ventura, pengelolaan dana, dan pengelolaan gedung perkantoran.
In the face of increasingly fierce competition and expanding business opportunities amidst improving global economic conditions, the Company and its Subsidiaries will optimize its business operations whereby every Subsidiary’s performance will be improved and the Company will continue to look for potential and new business opportunities, to grab opportunities in the capital markets, venture capital financing, cash management, and management of office buildings.
46
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Penagihan Piutang dan Aset Investasi
Collection and Asset Investment Accounts
Manajemen tetap meneruskan upaya penagihan atas piutang macet dan aset investasi yang bermasalah yang masih tersisa. Walaupun jumlah piutang macet maupun aset bermasalah semakin kecil, namun hambatan yang dihadapi untuk memperoleh kembali piutang/tagihan macet semakin sulit. Manajemen bertekad untuk terus menagih kepada debitur yang belum menyelesaikan kewajibannya, termasuk melalui proses hukum yang berlaku.
The Management will continue their collection efforts over bad debt and problematic investment assets. Although the amount of bad debt or toxic assets became smaller this year, barriers to successfully collecting bad debts are becoming increasingly difficult. The Management is committed to continue its collection efforts of defaulted debtors, including utilizing legal means.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
47
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management's Discussion and Analysis
Perluasan Pasar BAV
Pt. Bav Market Expansion
Manajemen telah berkomitmen untuk terus meningkatkan investasi di pasar pembiayaan mikro secara serius. Melanjutkan langkah awal yang sudah dimulai sejak tahun 2010, maka pada tahun 2013 BAV dan PMVD telah membuka 9 gerai mikro. Selanjutnya secara bertahap BAV akan memperkuat posisinya dalam pasar ini dengan terus membangun customer base yang kuat, produk pembiayaan yang sesuai dengan tuntutan pasar. Perluasan pasar ini harus disertai pula dengan dengan sistem inisiasi dan monitoring pembiayaan yang prudent dan efektif, serta didukung oleh SDM yang capable dalam menjalankan tugasnya.
The Management is committed to continue its investment in the micro finance sector seriously. Continuing the trend that was started in 2010, PT. BAV and the PMVDs (Regional Venture Capital Company) completed the opening of nine new micro outlets in 2013. Next, PT. BAV will gradually strengthen its position in this market by continuing to build a strong customer base and finance products according to market demands. The expansion of this market should be accompanied by the initiation and monitoring system of prudent and effective financing, and supported by capable human resources to carry out their duties.
Selain itu juga tetap dilakukan eksplorasi lebih dalam dan pembiayaan terhadap target market PMVJP serta produk lokal/ unggulan PMVD yang memberikan NIM tinggi. Hal ini akan juga didukung dengan mengintensifkan kegiatan monitoring ataupun pendampingan untuk melakukan review secara berkala dan berkelanjutan kepada PPU agar kualitas investasi yang disalurkan tetap dalam kondisi sehat.
In addition, a deeper exploration effort in as well as financing for the PMVJP (apa singkatannya?) target market and local and/or flagship PMVD products that provide a high NIM is still continuing. It will also be supported by intensive monitoring and/or assistance to conduct periodic and continuous review to Perusahaan Pasangan Usaha (Investee company) (PPU) (check benar tidak) to ensure that the qualities of the investments remain healthy.
Peningkatan Infrastruktur, SDM dan Prasarana Di BAV
Improved Infrastructure, Hr And Facilities In Pt. Bav
Untuk terus mendukung perluasan pasar ke sektor Mikro, tantangan yang terbesar bagi BAV dan PMVD adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur pendukung. Oleh karena itu proses rekrutmen dan penyaringan calon-calon karyawan yang akan ditempatkan di gerai-gerai Mikro Ventura terus ditingkatkan guna mendapatkan SDM yang berkualitas. Selama tahun 2013 telah dilakukan rekrutmen karyawan baru untuk Mikro Ventura sejumlah 362 orang, termasuk rekrutmen untuk mengisi kekosongan akibat adanya turnover karyawan yang relatif tinggi. Selain itu juga telah dilakukan 44 kali training, yang berupa basic training maupun specialized training (marketing, appraisal dan admin investasi), termasuk 19 kali training untuk wilayah Jawa Tengah. Basic training ini juga diikuti oleh karyawan gerai mikro dari PMVD.
PT. BAV and the PMVDs’ biggest challenges as they continue the market expansion into the micro sector are Human Resources (HR) and supporting infrastructure. Therefore, the process of recruitment and the screening of prospective employees who will be placed in the Micro Venture outlets continued to be improved in order to obtain qualified human resources. During 2013, there had been 362 new employee recruitments for the Micro Venture business that included recruitment to fill vacancies due to the relatively high employee turnover. In addition, there had been 44 training in the form of basic training and specialized training (marketing, admin appraisal and investment), including 19 training in Central Java. The basic training was followed by employees from the PMVD micro outlets.
Selain tentang pembiayaan mikro, BAV juga menyelenggarakan pelatihan untuk Senior VCO PMVD dalam bentuk forum diskusi yang lebih ditekankan pada tukar pengalaman antar PMVD khususnya produk-produk pembiayaan unggulan yang ada di beberapa PMVD. Peningkatan kualitas SDM juga dilakukan melalui pengiriman karyawan untuk mengikuti external training sesuai dengan kebutuhan.
In addition to micro financing, PT. BAV has also organized training for Senior PMVD VCOs in the form of discussion forums with emphasis on the exchange of experiences among PMVDs, particularly in the flagship finance products that exist in some PMVDs. Improving the quality of human resources was also done by sending select employees to attend external training as needed.
48
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Update dan improvement juga terus dilakukan untuk IT system penunjang pembiayaan mikro (MOVIS) maupun IT system administrasi investasi non mikro yang dipakai di BAV dan seluruh jaringan PMVD (SIMVATI). Hal ini dilakukan untuk mengakomodir perubahan peraturan akuntansi (PSAK 50 dan 55) maupun demi operasional BAV dan PMVD yang lebih efektif dan efisien. Implementasi sistem SIMVATI terbaru ini telah dilaksanakan untuk 27 PMVD.
Updates and improvement efforts were also being conducted for the IT systems supporting microfinance (MOVIS) as well as non-IT micro administrative investments system used in PT. BAV and the entire network PMVD (SIMVATI). This was done to accommodate changes in accounting rules (SFAS 50 and 55) as well as improving PT. BAV and PMVDs’ operational efficiencies. The implementation of this new SIMVATI system had been implemented in 27 PMVDs.
Pendanaan PT Bahana Artha Ventura (BAV)
Pt. Bahana Artha Ventura (Bav)’S Funding
Selama tahun 2013 Tim Funding telah melakukan berbagai penjajakan kepada sumber-sumber pendanaan baru, baik dari perbankan maupun non perbankan. Dari dana perbankan, telah didapat komitmen dukungan pembiayaan sebesar Rp 125 milyar yang berasal dari Bank CIMB Niaga sebesar Rp 100 milyar dan Bank ICB Bumiputera sebesar Rp 25 milyar. Sampai bulan Desember 2013 dana yang telah dicairkan Rp 137,8 milyar. Pencairan ini disesuaikan dengan kebutuhan dana BAV di tahun 2013.
During the year 2013, PT. BAV’s Funding Team had conducted various explorations for new sources of funding, both from banking and non-bank institutions. From banking institution there had been Rp 125 billion financing commitment from Bank CIMB Niaga, which committed Rp 100 billion, and Bank ICB Bumiputera, which committed Rp 25 billion. As of December 2013, Rp 137.8 billion in funds had been disbursed. This disbursement was adjusted to match PT. BAV’s funding needs in 2013.
Selain untuk kepentingan BAV, tim Funding juga membuka akses pendanaan langsung kepada PMVD-PMVD. Untuk itu Tim berkordinasi dengan Perbankan, LPEI dan LPDB. Tahun 2013 telah diperoleh dana sebesar Rp 183 milyar dari Perbankan, sebesar Rp 86 milyar dari LPEI dan sebesar Rp 50 milyar dari LPDB.
In addition to PT. BAV, the Funding Team has also opened the access to direct funding for the PMVDs. To achieve this, the Funding Team coordinated with the banking sector, LPEI and LPDB (singkatannya apa). Hence, in 2013, Rp 183 billion had been secured from the banking sector, Rp 86 billion from LPEI and Rp 50 billion from LPDB.
Tim Funding juga melakukan penjajakan dan membina hubungan baik dengan BUMN-BUMN Pemilik Dana untuk dapat menyalurkan dana Program Kemitraan melalui jaringan BAV dan PMVD. Sepanjang tahun 2013 telah dilakukan kerjasama penyaluran dana Program Kemitraan sebesar Rp 18 milyar dengan PT Angkasa Pura II dan Perumnas kepada 11 PMVD.
The Funding Team had also initiated and established good relationships with the owners of SOEs to allow the Partnership Program funds to channel through PT. BAV and PMVDs. Throughout the year 2013, there were many collaborations involving the fund distribution for the Partnership Program amounting to Rp 18 billion with organizations such as PT. Angkasa Pura II and 11 PMVD Housings.
Tim Funding terus melakukan penjajakan kepada sumber-sumber pendanaan baru untuk memperoleh dana pinjaman yang dapat dipakai untuk membiayai kegiatan pembiayaan kepada calon PPU, serta membina hubungan baik dengan institusi-institusi perbankan dan BUMN Pemilik Dana untuk dapat menyalurkan dana Program Kemitraan melalui jaringan BAV dan PMVD.
The Funding Team continues their probe to locate new funding sources that can finance the PPU candidates’ activities, and established good relationship with banking institutions and Private Equity SOEs so as to be able to channel the Partnership Program funds via PT. BAV and PMVDs’ network.
Tingkat Kepercayaan Investor Terhadap Produk-Produk Reksa Dana PT Bahana TCW Investment Management (Btim)
Investors’ Confidence in The Mutual Funds Products of Pt. Bahana Tcw Investment Management (Pt. Btim)
Manajemen akan terus berupaya meningkatkan kepercayaan investor melalui publikasi yang tepat, secara berkesinambungan melakukan edukasi produk-produk Reksa Dana agar pengetahuan investor semakin mendalam, mengembangkan produk-produk yang
The Management will continually attempt to improve the level of investors’ confidence in the Company by choosing the right publication; by continuously providing training and education to investors on Mutual Fund products to increase their knowledge;
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
49
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management's Discussion and Analysis
sesuai dengan profil investor serta membangun citra perusahaan sebagai Manajer Investasi yang profesional (brand image).
by developing suitable products that fit the profile of investors; and by building a corporate image (brand image) which depicts the Company as a professional investment manager.
Adapun tantangan-tantangan yang akan dihadapi BTIM dalam meningkatkan kepercayaan investor, antara lain berupa : 1. Pengembangan kualitas infrastruktur teknologi informasi. Kehandalan salah satu faktor penilaian kualitas jasa layanan keuangan adalah kehandalan dan kualitas informasi yang disajikan oleh jasa keuangan kepada para nasabahnya atau investor. Di industri Reksa Dana, Manajer Investasi dan Bank Kustodian bertindak sebagai manajemen yang bertanggungjawab akan kualitas dan kehandalan informasi yang disajikan kepada para investor Reksa Dana-nya. Oleh karenanya, keselarasan pengembangan dan peningkatan kualitas infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki kedua institusi ini menjadi tantangan kedepan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas jasa layanan kepada para investor Reksa Dana.
The challenges involved in increasing investor’s confidence in PT. BTIM include the following: 1. Developing quality information technology (IT) infrastructure. One of the factors which determine a quality financial service is the reliability and quality of information provided to the clients or investors. In the Mutual Fund Industry, the Investment Manager and Custodian Bank acts as the gateway through which quality and reliable information is filtered and passed through to their investors. Therefore, the development and quality improvement of the information technology infrastructure on these two institutions must be harmonized so as to allow it to improve their quality of services to the investors.
2. Kompetisi di sektor keuangan semakin ketat. Setelah krisis industri Reksa Dana di tahun 2005, Perbankan merupakan ujung tombak pertumbuhan industri Reksa Dana sebagai agen penjual Reksa Dana. Namun, seiring dengan perkembangan regulasi perbankan, penjualan Reksa Dana melalui bank tidak lagi semudah dulu. Selain itu, seiring dengan fokus industri perbankan untuk memperbesar fee based income, munculnya persaingan produk investasi melalui unit link, merupakan tantangan tersendiri bagi para Manajer Investasi Reksa Dana untuk tidak lagi bergantung kepada perbankan dalam kegiatan pendistribusian produkproduk Reksa Dana-nya.
2. Intensifying competition in the financial sector. After the Mutual Fund industry crisis in 2005, the Banking sector spearheaded the revival of the Mutual Funds industry growth, as it became an agent through which Mutual Funds were sold from. However, along with the development of various banking regulations, selling Mutual Funds through the bank is no longer as easy as it once was. Moreover, along with the refocusing of the banking industry to increase fee-based income, the emergence of competition through unit-linked investment products presented another challenge altogether for Mutual Fund Investment Manager as they can no longer rely on banks to help them sell these products.
3. Kompetisi sumber daya manusia berkualitas. Pertumbuhan perusahaan-perusahaan Manajer Investasi asing di Indonesia dalam dua tahun terakhir tergolong cepat, dan dengan kekuatan permodalannya yang mampu memberikan kompensasi tinggi kepada para tenaga kerjanya dibandingkan perusahaan-perusahaan Manajer Investasi lokal. Bagi perusahaan Manajer Investasi lokal, kondisi persaingan ini menjadi tantangan tersendiri untuk dapat mempertahankan tenaga kerjanya yang berkualitas untuk tidak terpengaruh dan tetap loyal kepada perusahaannya.
3. Competition for quality human resources. The proliferation of foreign Asset Management firms in Indonesia in the last two years has been rapid, and their financial strength allowed them to provide high compensation to quality human resources compared to local investment firms. For these local investment firms, this condition created a specific challenge as they need to find ways to retain their best human resources in the company.
Menjadi Salah Satu Sekuritas Terbaik Di Dunia Pasar Modal (BS)
Becoming One of The Leading Securities Companies in The Capital Market
Tantangan yang dihadapi perusahaan dimasa yang akan datang adalah bagaimana menyusun strategi yang tepat dengan memperhitungkan peta persaingan usaha yang semakin ketat akibat perubahan faktor-faktor seperti yang
The main challenge facing the company in the future is how to formulate the right strategy, taking into account the increasingly fierce business competition map due to changes in factors such as those mentioned by Michael E. Porter in “The Five Competitive
50
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
disebutkan oleh Michael E. Porter sebagai The Five Competitive Forces. Peningkatan status Indonesia menjadi investment grade di satu sisi memberikan peluang masuknya dana investasi asing ke dalam negeri dalam jumlah lebih besar. Namun disisi lain, hal itu juga “mengundang” securities house asing untuk masuk dan membuka kantor di Indonesia, sehingga meningkatkan kompetisi yang disebabkan oleh faktor New Entrants. Dampak lain dari masuknya kompetitor asing adalah meningkatnya tekanan pada Bargaining Power of Suppliers, yang dalam hal ini adalah sumber daya manusia (SDM), dimana terjadi kelangkaan SDM yang mengakibatkan timbulnya praktek bajak-membajak karyawan untuk mengisi posisi-posisi yang mereka butuhkan. Praktek tersebut menyebabkan gangguan dalam proses supply dan demand SDM yang berdampak kepada kenaikan standar remunerasi di industri, serta hilangnya pegawai-pegawai potensial akibat pembajakan oleh kompetitor.
Forces.” Indonesia’s upgraded status to “Investment” grade on the one hand stimulated the influx of foreign investment into the country in greater numbers, while on the other hand it also invited many foreign securities house to come and set up office in Indonesia - thereby increasing competition caused by New Entrants to the market. Another impact of the entry of foreign competitors is increasing pressure on the Bargaining Power of Suppliers, which in this case is Human Resources (HR), where there are shortages of human resources and companies have resorted to the practice of “hijacking” employees from one company to another to fill desperately needed positions. Such practices lead to disruptions in the supply and demand of human resources processes that affect the rising standards of remuneration in the industry, as well as the potential loss of employees due to “hijacking” by competitors.
Tantangan lain adalah perubahan ketentuan MKBD yang baru yang mengharuskan adanya Bank Garansi untuk proses penjaminan emisi efek. Ketentuan ini menyebabkan potensi terjadinya penurunan nilai MKBD pada saat perusahaan menjadi penjamin emisi efek apabila proses penjaminan tersebut tidak didukung oleh tersedianya Bank Garansi sebesar 25% dari komitmen penjaminan. Masalah ini masih menjadi bahan perbincangan diantara pelaku industri sendiri maupun dengan pihak regulator karena berpotensi menghambat pertumbuhan industri. Menurut pandangan perusahaan, perlu dicari jalan tengah agar hal ini tidak justru menyebabkan daya saing perusahaan-perusahaan sekuritas lokal mengalami penurunan, dan lebih menguntungkan perusahaan-perusahaan sekuritas asing.
Another challenge is the new rule in Net Adjusted Working Capital (NAWC) that would require a Bank Guarantee for underwriting process. This new rule led to potential value decrease of NAWC if the Company became the underwriter, if the underwriting process is not guaranteed by a Bank Guarantee amounting to 25% of the underwriting commitment. This issue is still a matter of debate among industry players as well as with regulators, as it potentially inhibits the growth of the industry. The Company’s stance is such that it believes there needs to be a middle ground that does not curtail the competitiveness of local securities firms and which does not tip the favor towards foreign securities firms.
Jika melihat dari situasi umum pada masa yang akan datang, maka hal- hal berikut akan menjadi perhatian BS:
In view of the general situation in the future, PT. BS would like to direct attention to the following:
• Untuk tahun 2014, khususnya sampai dengan Q3 2014, diperkirakan kondisi perekonomian masih akan tumbuh. Pertumbuhan diperkirakan sedikit tertahan pada tahun 2014 yaitu pada saat Pemilu dan proses pergantian kepimimpinan nasional (mandatory); • Likuiditas pasar diharapkan akan membaik didorong oleh perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif masih baik 5 tahun ke depan serta berangsur pulihnya perekonomian global; • Seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat serta membaiknya awareness masyarakat terhadap potensi pasar modal, diharapkan jumlah investor perorangan di Indonesia dapat tumbuh lebih cepat; • Dengan dimulainya era OJK, diperkirakan pengawasan pasar modal akan semakin ketat. Di satu sisi diharapkan akan memberikan dampak positif bagi perkembangan
• For 2014, in particular through Q3 2014, the economy is still expected to grow. Growth is expected to be slightly restrained in 2014, in line with the Presidential Election and the transition process of the national leadership (mandatory); • Market liquidity is expected to improve, powered by Indonesia's relatively good economic growth forecast for the next 5 years and the gradual recovery of the global economy; • Along with rising incomes and improving public awareness of the potential of the capital market, the expected number of individual investors in Indonesia can grow faster; • With the start of the Financial Services Authority (in Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan or OJK) era, scrutiny in the capital market is estimated to be more intensive. On the one side, it
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
51
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management's Discussion and Analysis
pasar modal, di sisi lain dapat menghambat perkembangan perusahaan sekuritas domestik (yang memiliki MKBD terbatas); • Persaingan di pasar baik itu dalam hal memperoleh mandat mau pun mempertahankan SDM yang andal akan semakin ketat.
is expected to provide positive contributions on the growth of the capital market, but on the other hand it can inhibit the development of domestic securities companies (which have limited NAWC); • Intense competition in the market both in terms of obtaining a mandate or retaining quality human resources.
Sehubungan dengan situasi umum diatas, maka BS pun mulai menerapkan sasaran-sasaran yang akan diterapkan pada masa yang akan datang agar BS mencapai kondisi yang lebih sustainable terhadap fluktuasi pasar yaitu meningkatkan recurring income sampai mencapai tingkat yang optimal bagi operasional BS dalam arti pendapatan dari brokerage dan portofolio investasi dapat meng-cover cash cost operasional BS. Lalu adapun tantangan lainnya adalah untuk mendapatkan market share BS 5% dengan menyeimbangkan segmen pasar equity sales – End Client Institusi, DMA/Inter-brokerage Institusi, Retail, dan On-Line Trading dengan mempertimbangkan faktor: volume, margin, stabilitas pasar, dan efisiensi operasional.
In regards to the general factors mentioned above, PT. BS has begun to mark the goals that will be applied in the future in order for PT. BS to achieve a more sustainable condition against market fluctuations - that is, the increasing recurring income to reach the optimal level for the operations of PT. BS in terms of revenue from brokerage and investment portfolio cash to cover the operational cost. Other challenges include acquiring a 5% market share for PT. BS to balance the Equity Sales-End Client Institution market segment, DMA/Inter-brokerage Institutions, Retail, and On-Line Trading by considering the factors of: volume, margin, market stability, and operational efficiency.
BS akan berusaha menjadikan: Equity, Investment Banking, Fixed Income dan Research, Operational & System Development menjadi salah satu yang terbaik dari didalam dunia Pasar Modal.
PT. BS will attempt to turn Equity, Investment Banking, Fixed Income and Research, Operational & System Development into one of the best instruments and services in the capital market today.
Di samping hal-hal tersebut di atas, manajemen dan segenap jajaran Bahana berkomitmen untuk terus mempertahankan dan mengembangkan usaha anak-anak perusahaan guna mencapai kinerja usaha sesuai target yang telah ditetapkan.
In addition to the points mentioned above, the Management and entire staff of the Bahana Group will continue to maintain and develop each Subsidiary’s businesses to meet the stated targets.
52
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Tinjauan Bisnis dan Operasional 2013 Business and Operational Review in 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
53
Tinjauan Bisnis dan Operasional 2013 Operational and Business Review in 2013
Tinjauan Bisnis dan Operasional (Kegiatan Anak-anak Perusahaan)
Business and Operational Overview (Subsidiaries activities) PT. Bahana Artha Ventura
PT. Bahana Artha Ventura
Bahana Artha Ventura (BAV) di dalam menjalankan perannya untuk mengembangkan usaha kecil menengah, secara konsisten menjalankan prinsip praktek bisnis yang sehat, sehingga dalam 5 (lima) tahun terakhir, sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tercatat kenaikan atas parameter pertumbuhan usaha BAV (termasuk PMVD)sebagai berikut:
Bahana Artha Ventura (PT. BAV), in its role in developing the small and medium enterprises, consistently adheres to principles of good corporate governance which had enabled it to record a consistent growth in its businesses (including PMVD) from 2009 to 2013 as follows:
Uraian (dalam miliar rupiah) Outstanding Pembiayaan kepada PPU per Desember 2013 (dalam miliar rupiah) Akumulasi Pembiayaan kepada PPU (dalam miliar rupiah)
Jumlah PPU akhir tahun (jumlah PPU)
Akumulasi jumlah PPU (jumlah PPU)
Akumulasi tenaga kerja terserap (jumlah orang)
2009
2010
2011
2012
2013
633
701
802
1.339
1.353
4.607
5.327
6.148
6.798
7.391
7.813
8.386
11.236
14.330
13.367
28.215
35.681
41.464
46.009
47.963
1.940.054
2.453.414
2.643.205
2.852.558
2.973.706
Sampai dengan 31 Desember 2013, BAV dan PMVD telah melakukan pembiayaan kepada 47.963 Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) di berbagai sektor usaha dengan jumlah tenaga kerja yang terkait sebanyak 2,97 juta orang. Sampai akhir tahun 2013, pembiayaan kepada PPU tersebut secara kumulatif telah mencapai nilai Rp 7,39 triliun. Selama tahun 2013 penambahan PPU BAV dan PMVD mencapai 1.954 PPU.
Description (in billion Rupiah) Outstanding Financing To Ppu December 31, (In Billions Of Dollars) Accumulated Financing To Ppu (In Billions Of Dollars) The Number Of Year-End Ppu (Number Ppu) Accumulated Number Of Ppu (Number Ppu) Accumulated Labor Absorption (Number Of People)
Through December 31, 2013, BAV and the PMVDs have financed 47,963 Partnership Company (PPU) in various business sectors involving some 2.97 million people employed by the businesses. At the end of 2013, the amount of financing to the PPU had reached a cumulative value of Rp 7.39 trillion. Throughout 2013, there had been a cumulative addition of 1,954 PPUs by PT. BAV and PMVD.
Uraian (dalam miliar rupiah)
2011
2012
2013
%
Pendapatan Operasional
172.0
217.6
212.8
98%
Operating Revenues
Beban Operasional
152.0
208.1
202.6
97%
Operating Expenses
20.0
9.5
10.2
107%
Operating Profit & Loss
Laba (Rugi) Operasional Pendapatan Non Operasional
Description (in billion Rupiah)
2.3
7.4
11.4
153%
Revenues Non Operational
22.4
16.9
21.6
128%
Net Profit Before Tax
3.2
0.3
2.2
742%
Income Tax
(12.0)
(17.9)
(17.1)
96%
Minority Interest
Pendapatan Komprehensif
-
8.0
-
n/a
Comprehensive Revenue
Laba (Rugi) Komprehensif
7.2
6.7
2.2
33%
Comprehensive Profit & Loss
Laba Bersih Sebelum Pajak Pajak Penghasilan Minority Interest
Pendapatan operasional menurun sebesar 2,2% dari Rp 217,6 milyar di tahun 2012 menjadi Rp 212,8 milyar di tahun 2013. Sementara beban operasional juga menurun 2,6%, yaitu dari Rp 208,1 milyar di tahun 2012 menjadi Rp 202,6 milyar di tahun 2013. Pendapatan non operasional mengalami peningkatan dari Rp 7,4 milyar di tahun 2012 menjadi Rp 11,4 milyar di tahun 2013. Pada tahun 2013, BAV membukukan laba komprehensif sebesar Rp 2,2 milyar, lebih rendah dibanding tahun tahun 2012 sebesar Rp 6,7 milyar, dimana pada tahun 2012 terdapat Efek kuasi reorganisasi MT-27 (Entitas Anak) sebesar Rp 4,3 milyar yang tidak terjadi lagi di tahun 2013.
54
Operating revenues decreased 2.2% from Rp 217.6 billion in 2012 to Rp 212.8 billion in 2013. Meanwhile operating expenses also decreased 2.6%, from Rp 208.1 billion in 2012 to Rp 202,6 billion in 2013. Non-operational revenues increased from Rp 7.4 billion in 2012 to Rp 11.4 billion in 2013. In 2013, PT. BAV recorded a comprehensive profit of Rp 2.2 billion, lower compared to 2012’s Rp 6.7 billion, whereas in 2012 there were quasi effects of the reorganization of MT-27 (Subsidiary) amounting to Rp 4.3 billion, which did not occur in 2013.
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Penurunan laba bersih 2013, menyebabkan rasio-rasio seperti ROE sedikit menurun, sedangkan ROA tidak mengalami perubahan. ROE dan ROA pada tahun 2013 berturut-turut sebesar 1,2% dan 0,2%, sementara ROE dan ROA tahun 2012 masing-masing sebesar 1,3% dan 0,2%.
The decrease in net income in 2013 led to the slight decline of ratios such as ROE, while ROA was unaffected. The ROE and ROA in 2013 were, respectively, 1.2% and 0.2%, while ROE and ROA in 2012 were 1.3% and 0.2%, respectively.
PT Bahana Artha Ventura Ikhtisar Keuangan
PT. Bahana Artha Ventura Financial Highlights
(dalam milyar rupiah kecuali data pendukung)
(in billion Rupiah, except for supporting data)
2011
2012
2013
99,8
142,2
137,0
Profit Sharing
Kupon obligasi konversi
-
-
-
Converted Bonds Coupon
Dividen
-
-
-
Dividend
hasil operasi Bagi Hasil
OPERATIONAL RESULTS
Perdagangan Pendapatan bunga atas penyaluran dana Jexim dan dana sendiri Pendapatan atas laba rugi perusahaan asosiasi
27,5
29,3
33,9
Trade
17,5
11,4
10,1
Income from JEXIM & private fund investments
14,2
21,0
17,5
Revenue from associated companies’ operations
Jasa Administrasi dan Manajemen
13,0
13,7
14,3
Administration and management fees
Total Pendapatan Operasi
172,0
217,6
212,8
Total Operating Income
Beban Operasional
152,0
208,1
202,6
Operating Expenses
laba (Rugi) Operasi
20,0
9,5
10,2
Profit & Loss Operational
Pendapatan Bunga
2,3
1,6
2,8
Interest Income
Pendapatan (Beban) Non Operasional
0,0
5,8
8,5
Revenue & Expenses Non Operational
22,4
16,9
21,6
Profit before tax
7,2
2,4
2,2
Net Income
Pendapatan Komprehensif
-
8,0
-
Comprehensive Revenue
Laba Komprehensif
-
6,7
-
Comprehensive Income
1.035,09
1.178,55
1.140,28
Total Assets
Total Kewajiban
771,54
889,68
836,66
Total Liabilities
Total Ekuitas
181,39
188,11
190,30
Total Equity
Kewajiban Subordinasi
357,35
321,62
285,88
Subordinates obligations
Modal Kerja Bersih
620,90
610,49
589,51
Net Working Capital
ROE (%)
3,9
1,3
1,2
ROE (%)
ROA (%)
0,7
0,2
0,2
ROA (%)
Revenue to Expense Ratio (x)
1,1
1,0
1,1
Revenue to Expense Ratio (x)
Laba Sebelum Pajak Laba Bersih
posisi neraca Total Aktiva
Balance Sheet
data pendukung
Supporting Data
catatan: seluruh data berasal dari Laporan Keuangan yang telah diaudit Note: All data is derived from audited financial statements
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
55
Tinjauan Bisnis dan Operasional 2013 Operational and Business Review in 2013
PT. Bahana Securities
PT. Bahana Securities
Bahana Securities (BS) merupakan anak perusahaan BPUI yang bergerak di bidang pasar modal dengan ruang lingkup usaha meliputi perantara perdagangan dan penjaminan emisi, surat berharga, manajemen investasi, sekutirisasi aset serta kegiatankegiatan lainnya yang diizinkan oleh Bapepam.
Bahana Securities (PT. BS) is a subsidiary of PT. BPUI engaged in the capital market sector with scope of businesses including brokerage and underwriting, securities, investment management, asset securitization and other BAPEPAM-approved financial activities.
Uraian (dalam miliar Rupiah)
2013
2012
%
Pendapatan Operasional
210,2
178,1
118%
Operating Revenues
Beban Operasional
138,6
151,7
91%
Operating Expenses
Laba (Rugi) Operasional
71,6
26,4
271%
Operating Profit & Loss
Pendapatan Non Operasional
(0,4)
(248,1)
0%
Revenue & Expenses Non Operational
Laba Bersih Sebelum Pajak
71,1
(221,7)
-32%
Profit Before Tax
(21,9)
(9,2)
237%
Tax Expenses
49,3
(230,9)
-21%
Current Year Revenue
Pendapatan Komprehensif
-
272,4
0%
Comprehensive Revenue
Laba (Rugi) Komprehensif
49,3
41,5
119%
Profit & Loss Comprehensive
Pajak Penghasilan Minority Interest
Description (in billion Rupiah)
Pada tahun 2013, BS membukukan laba bersih sebesar Rp 49,2 milyar, atau mengalami kenaikan sebesar 19 % jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 41,5 milyar. Kenaikan ini terutama berasal dari kontribusi pendapatan dari aktivitas investment banking di tahun 2013 dimana mengalami kenaikan signifikan jika dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dengan membukukan pendapatan operasional dari kegiatan penasehat keuangan, praecipium, dan penjaminan total sebesar Rp 130,2 milyar atau naik sekitar dua kali lipat atau meningkat 100 % dari hasil tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 63,1 milyar. Realisasi pendapatan dari aktivitas fixed income brokerage di tahun 2013 tercatat sebesar Rp 18 milyar atau naik sekitar 35,2% jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang tercatat sebesar Rp 13,3 milyar. Kenaikan ini tidak terlepas dari adanya beberapa transaksi emisi obligasi yang terjadi di tahun 2013 dimana BS bertindak sebagai penjamin emisi efek dan yang terbesar adalah: Sukuk Ritel, dan ORI.
In 2013, PT. BS posted a net profit of Rp 49.2 billion, or an increase of 19% compared to last year’s Rp 41.5 billion. This increase was mainly derived from investment banking revenues in 2013, which experienced significant growth compared to previous year by booking an impressive Rp 130.2 billion revenue, a two-fold increase or 100% growth from last year’s Rp 63.1 billion, from financial consultancy, praecipium, and financing activities. Real income from fixed income brokerage activities in 2013 amounted to Rp 18 billion, or an increase of 35.2% compared to 2012 which was Rp 13.3 billion. This increase was correlated with several multiple bond issuance transactions that occurred in 2013 whereby PT. BS acted as the underwriter, in which the largest were: Retail Sukuk, and ORI.
Di sisi lain, realisasi pendapatan equity brokerage tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu yang tercatat sebesar Rp 56,8 milyar atau turun sekitar 37,2% dari tahun 2012 yang tercatat sebesar Rp 90,4 milyar yang disebabkan oleh kondisi pasar yang volatile. Meskipun demikian, BS tetap mempertahankan posisinya dalam ranking 10 besar Perusahaan Efek jika dilihat dari nilai transaksi regular.
On the other hand, the realization of equity brokerage revenues in 2013 decreased compared to the previous year, which stood at Rp 56.8 billion, down approximately 37.2% from 2012 which reached Rp 90.4 billion due to volatile market conditions. Nonetheless, PT. BS retained its position in the ranking of the top 10 securities companies when seen from the value of regular transactions.
Untuk realisasi beban operasional tahun 2013 tercatat mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012, yaitu dari sebelumnya Rp 151,7 milyar menjadi Rp 138,6 milyar atau turun sekitar 9%. Penurunan ini terutama disebabkan oleh tertundanya beberapa proyek marketing dan juga adanya penurunan biaya manajemen.
Realization of operating expenses in 2013 recorded a decline compared to 2012, from Rp 151.7 billion to Rp 138.6 billion, down about 9%. This decrease was primarily due to delays in several marketing projects and also a decrease in management costs.
Sementara untuk Tahun 2013, BS membukukan Beban nonoperasional sebesar Rp 0,4 milyar atau mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun 2012 yang membukukan beban
In 2013, PT. BS recorded Non-Operational expenses amounting to Rp 0.4 billion, a significant decrease compared to the year 2012 which recorded a Non-operational expenses of Rp 248 billion.
56
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future non-operasional sebesar Rp 248 milyar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh adanya transaksi Garuda (rugi komprehensif) pada tahun buku 2012, sementara ditahun 2013 transaksi Garuda sudah selesai.
This decrease was primarily due to the comprehensive loss on the Garuda Indonesia transaction in fiscal year 2012, and in 2013 the Garuda Indonesia transaction was finally completed.
Prestasi yang dicapai BS di industri pasar modal Indonesia ini diakui oleh para pelaku pasar di dalam negeri maupun luar negeri, bukan saja dalam ukuran secara finansial semata akan tetapi yang lebih penting adalah eksekusi transaksi yang mengedepankan prinsip-prinsip kehati-hatian. Dalam banyak transaksi yang dikelola langsung oleh BS, eksekusi dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan aturan-aturan/ ketentuan-ketentuan yang berlaku sehingga menghindarkan terjadinya masalah di kemudian hari.Keyakinan klien terhadap kredibilitas dan integritas yang dimiliki BS merupakan faktor penting yang membuat BS dipercaya oleh para pelaku pasar untuk menangani aksi korporasi yang mereka jalankan, yang kemudian juga diapresiasi dalam bentuk penghargaan yang diberikan kepada BS.
PT. BS’s achievements in the Indonesian capital market industry have earned it recognition from major players both in the country and abroad, not only for its financial magnitude but also more importantly for its transactions which are known to promote the principles of prudence. In many transactions, which were managed directly by PT. BS, the execution of each transaction was done carefully and with attention to prevailing rules and regulations so as to avoid any potential problem in the future. The clients’ trust in PT. BS’s credibility and integrity is an important factor which enabled PT. BS to earn the business of numerous companies in the market to handle their corporate affairs, as well as various awards bestowed to PT. BS.
Di tahun 2013, BS berhasil mendapatkan penghargaan bergengsi dari Asia Money’s untuk: “Best Domsestic Equity House” dan award dari Menteri Keuangan Republik Indonesia sebagai “Agen Penjual Sukuk Ritel Terbaik Seri SR 005 tahun 2013 untuk kategori Perusahaan Sekuritas”.
In 2013, PT. BS managed to earn a prestigious award from Asia Money for “Best Domestic Equity House” as well as an award from the Minister of Finance of the Republic of Indonesia as “Best Retail Sales Agent Sukuk SR005 Series in 2013” in the Securities Company category.
Penghargaan-penghargaan ini menambah panjang deretan penghargaan yang telah diterima oleh BS selama ini, yang diantaranya seperti terlihat pada tabel berikut ini:
These awards add to the long row of awards received by PT. BS over the years, such as shown in the following table:
Pengakuan yang diterima ini diupayakan sedemikian rupa untuk tidak membuat BS menjadi berpuas diri dan terlena, tapi justru merupakan alat bagi BS agar senantiasa terpacu untuk terus meningkatkan prestasinya.
The awards serve as a further motivation for PT. BS to continuously improve its performance and not become complacent or satisfied with that which has been achieved thus far.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
57
Tinjauan Bisnis dan Operasional 2013 Operational and Business Review in 2013
PT. Bahana Securities Financial Highlights
Pt Bahana Securities Ikhtisar Keuangan (dalam milyar rupiah kecuali data pendukung)
(in billion Rupiah, except for supporting data)
2011
2012
2013
79.7
90.5
82.3
56.8
63.2
114.9
8.9
(3.2)
(7.6) 15.4
hasil operasional Komisi dari transaksi perantara perdagangan efek Jasa penasehat keuangan, penjaminan emisi dan penjualan efek Laba (rugi) yang belum dan sudah direalisasi atas portofolio efek Komisi dari perdagangan obligasi
OPERATIONAL RESULTS Commissions from securities brokerage transactions Financial advisory services, underwriting and sale of securities Profit & Loss realized and not realized on securities portfolio Commission from bond trading
7.3
13.4
21.0
14.3
5.2
Other income
Pendapatan Usaha
173.7
178.1
210.2
Operating Revenues
Beban Operasional
127.9
151.7
138.6
Operating Expenses
Pendapatan Lainnya
Laba Operasi
45.8
26.40
71.58
Operating Profit
(49.5)
(25.5)
(7.8)
Revenue & Expenses on interest
Pendapatan (Beban) Non Operasional
9.2
(222.6)
7.4
Revenue & Expenses Non Operational
Laba Sebelum Pajak
5.5
(221.7)
71.1
Profit Before Tax
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
5.5
(230.9)
49.2
Revenue & Expenses Current Year
Pendapatan (Beban) Komprehensif Lain
(272.4)
272.4
-
Revenue & Expenses, Other (Comprehensive)
Laba (Rugi) Komprehensif
(266.9)
41.5
49.2
Comprehensive Profit & Loss
1,210.2
886.9
672.9
Total Assets
Total Kewajiban
758.5
593.6
330.4
Total Liabilities
Total Ekuitas
251.7
293.2
342.5
Total Equity
Pendapatan (Beban) Bunga
posisi neraca Total Aset
Kewajiban Subordinasi
Balance Sheet
(200.0)
-
-
Subordinates obligations
251.7
293.2
205.6
Net Working Capital
ROE (%)
2.2
(78.7)
14.4
ROE (%)
ROA (%)
0.5
(26.0)
7.3
ROA (%)
Revenue to Expense Ratio (x)
1.4
1.2
1.5
Revenue to Expense Ratio (x)
Modal Kerja Bersih data pendukung
Supporting Data
catatan: seluruh data berasal dari Laporan Keuangan yang telah diaudit Note: All data is derived from audited financial statements
PT. Bahana Tcw Investment Management
PT. Bahana TCW Investment Management
Bahana TCW Investment Management (BTIM),adalah perusahaan patungan antara BPUI (kepemilikan saham 60%) dengan TCW Capital Investment Corporation (kepemilikan saham 40%); salah satu lembaga keuangan manajemen investasi terkemuka di Amerika Serikat. BTIM sebagai lini bisnis manajer investasi dari BPUI, memperoleh ijin operasi sebagai manajer investasi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam & LK) tanggal 21 Juni 1994. Dan sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang Bapepam dan LK beralih ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan UndangUndang No. 21 Tahun 2011 tentang OJK.
Bahana TCW Investment Management (PT. BTIM) is a joint venture between PT. BPUI (60% share) with TCW Capital Investment Corporation (40% share); one of the leading investment management institutions in the United States. PT. BTIM, as an investment management vehicle of PT. BPUI, obtained its operating license as an investment manager from the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM & LK) dated June 21, 1994. Since December 31, 2012, the functions, duties, and authority of the BAPEPAM and LK were rolled into the Financial Services Authority (Indonesian: OJK) based on Legislation No. 21 Year 2011 regarding the FSA.
Pada tahun 2013, BTIM mengelola 67 account portofolio dana kelolaan yang terdiri dari 47 Reksa Dana, 12 account portofolio nasabah Dana Pensiun, 5 account portofolio Perusahaan Jasa Asuransi, dan 3 account portofolio Yayasan Kesejahteraan Karyawan dan Perusahaan lainnya. Dalam perkembangannya selama tahun 2013 BTIM telah meluncurkan 10 Reksa Dana baru yaitu:
In 2013, PT. BTIM managed 67 portfolio accounts consisting of 47 mutual fund portfolio accounts, 12 pension fund accounts, 5 Insurance Services Company’s portfolio accounts, and 3 Employee Welfare Foundation portfolio accounts and other companies. In its growth during 2013, PT. BTIM has launched 10 new Mutual Fund which are:
58
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
No. Nama Reksa Dana/Name of Reksa Dana
Tanggal Efektif
Jenis Reksa Dana
1
Bahana Trailblazer Fund
3-May-13
Saham
2
Bahana Provident Fund
14-May-13
Pendapatan Tetap
3
Bahana Syariah Protected Fund 1
11-Dec-12
Terproteksi
4
Bahana Syariah Protected Fund 2
11-Dec-12
Terproteksi
5
Bahana Protected Fund G 64
27-Dec-12
Terproteksi
6
Bahana Protected Fund G 65
3-May-13
Terproteksi
7
Bahana Protected Fund G 66
3-May-13
Terproteksi
8
Bahana Protected Fund G 67
17-Jul-13
Terproteksi
9
Bahana Optima Protected Fund 13 USD
10
Bahana Protected Fund G 69
Dalam rangka meningkatkan serta mempertahankan pangsa pasarnya di industri Reksa Dana, BTIM terus berupaya meningkatkan program pemasaran melalui agen distribusi dan agen penjualan. Sampai dengan akhir tahun 2013 BTIM telah bekerja sama dengan 12 (dua belas) Bank sebagai Agen Distribusi Reksa Dana. Kerjasama ini bertujuan memperluas jangkauan terhadap investor ritel yang tersebar di kota-kota besar seluruh wilayah Indonesia.Untuk mendukung program pemasaran yang dikemas melalui kerjasama dengan pihak Agen Distribusi, BTIM terus meningkatkan dan menjaga profesionalitas dengan memberikan pelayanan yang terbaik serta tetap konsisten menjaga kinerja seluruh Reksa Dana menjadi yang lebih kompetitif.
1-Nov-13
Terproteksi
22-Aug-13
Terproteksi
In its effort to improve and maintain its market share in the Mutual Funds industry, PT. BTIM continues to improve its marketing programs through distribution agents and sales agents. As of the end of 2013, PT. BTIM has teamed up with 12 (twelve) banks as Mutual Fund Distribution Agent. This collaboration aims to extend the reach of retail investors who are scattered in major cities throughout Indonesia. To support this effort, marketing programs which are packaged in collaboration with the Distribution Agents continue to run, with PT. BTIM continuing to improve and maintain professionalism by providing excellent service and maintaining consistent performance to make the Mutual Fund to become more competitive in the market.
Uraian (dalam miliar Rupiah)
2013
2012*
%
Pendapatan Operasional
106.2
102.1
4%
Operating Revenues
Beban Operasional
57.5
53.9
7%
Operating Expenses
Laba Operasional
48.7
48.2
1%
Operating Profit & Loss
Pendapatan (Beban) Non Operasional
Description (in billion Rupiah)
8.3
2.4
245%
Revenue & Expenses Non Operational
Laba Bersih Sebelum Pajak
57.0
50.6
13%
Net Profit Before Tax
Pajak Penghasilan
13.1
9.6
37%
Income Tax
Laba Bersih
43.9
41.1
7%
Net Profit
(*) Di luar reksadana yang dikonsolidasikan Laba bersih pada tahun 2013 sebesar Rp 43,9 milyar. Jumlah tersebut 1,6% diatas anggaran sebesar Rp 43,2 milyar, dan mengalami peningkatan 9% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 40,4 milyar. Untuk pendapatan dari penempatan investasi pada surat berharga (proprietary account) termasuk pendapatan bunga tercapai Rp 0,5 milyar atau 4,1% dari target sebesar Rp 13,1 milyar. Hal ini terjadi akibat dampak penurunan kinerja pasar keuangan. Sebelumnya kinerja proprietary account YTD sampai dengan tanggal 20 Mei 2013 tercatat unrealized gain sebesar Rp 7,7 milyar atau mencapai 59,25% dari anggaran sebesar Rp 13,1 milyar.
Net income in 2013 amounted to Rp 43.9 billion. The amount is 1.6% above the budget of Rp 43.2 billion, and an increase of 9% compared to 2012 amounting to Rp 40.4 billion. Income from investments in securities (proprietary accounts) included interest income which reached Rp 0.5 billion or 4.1% of the target of Rp 13.1 billion. This occurred because of the overall decline in the financial market. Previous YTD performance of the proprietary accounts through May 20, 2013 recorded unrealized gain of Rp 7.7 billion, reaching 59.25% of the budget of Rp 13.1 billion.
Beban operasional tahun 2013 lebih kecil 8% dibandingkan anggaran akan tetapi jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar Rp 4,2 milyar atau 8% dibandingkan tahun 2012. Realisasi atas peningkatan biaya tersebut terjadi sebagian besar dikarenakan beban pegawai dan beban umum administrasi yang
Operating expenses in 2013 was 8% lower than the budget but the number had increased by Rp 4.2 billion or 8% compared to 2012. The increase in cost was mainly due to personnel expenses and general administrative burden in 2013, which increased their amount to Rp 3.6 billion and Rp 0.6 billion or
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
59
Tinjauan Bisnis dan Operasional 2013 Operational and Business Review in 2013
di tahun 2013 meningkat masing-masing sebesar Rp 3,6 milyar dan Rp 0,6 milyar atau lebih tinggi masing-masing 12,6% dan 2,6% dibandingkan realisasi tahun 2012 hal ini sejalan dengan tercapainya target kinerja perusahaan yang melampaui anggaran.
12.6% and 2.6% higher, respectively, compared to 2012 in line with the Company’s performance which exceeded the budget.
Dana kelolaan (AUM) BTIM pada akhir 2013 adalah sebesar Rp 20,95 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 5,8% dibandingkan dengan AUM per 31 Desember 2012 yang sebesar Rp 19,80 triliun.
Funds under management (AUM) of PT. BTIM in late 2013 was Rp 20.95 trillion, an increase of 5.8% compared to AUM per December 31, 2012 which amounted to Rp 19.80 trillion.
Pt. Bahana Tcw Investment Management Financial Highlights
Pt Bahana Tcw Investment Management Ikhtisar Keuangan (dalam milyar rupiah kecuali data pendukung)
(in billion Rupiah, except for supporting data)
2011
2012
2013
Jasa pengelolaan dana
90.6
102.4
122.4
Komisi
(7.6)
(10.4)
(16.8)
Fees from commission
Laba (Rugi) atas Transaksi Surat Berharga
11.4
9.9
0.5
Profit & Loss from Securities transactions Total operational revenue
hasil operasi
OPERATIONAL RESULTS Funds management services
Total Pendapatan Operasi
94.4
101.9
106.2
Beban Operasional
44.8
53.1
57.5
Operating Expenses
laba (Rugi) Operasi
49.6
48.8
48.7
Operational Profit & Loss
-
(0.0)
(0.0)
Interest Expense
0.0
1.2
8.3
Revenue & Expenses Non Operational Profit Before Tax
Beban Bunga Pendapatan (Beban) Non Operasional Laba (Rugi) Sebelum Pajak
49.6
49.9
57.0
Laba (Rugi) Bersih
39.5
40.4
43.9
Net income
posisi neraca Total Aktiva
BALANCE SHEET 204.2
255.3
291.2
Total Assets
35.6
46.3
48.2
Total Liabilities
168.6
209.0
243.0
Total Equity
-
-
-
Net Working Capital
ROE (%)
23.4
19.3
18.1
ROA (%)
19.3
15.8
15.1
ROA (%)
2.1
1.9
1.8
Revenue to Expense Ratio (x)
Total Kewajiban Total Ekuitas Modal Kerja Bersih data pendukung
Revenue to Expense Ratio (x)
Supporting Data ROE (%)
catatan: seluruh data berasal dari Laporan Keuangan yang telah diaudit Note: All data is derived from audited financial statements
PT. Grahaniaga Tatautama
PT. Grahaniaga Tatautama
Grahaniaga Tatautama (GNTU) adalah perusahaan yang bergerak dibidang usaha pemilikan, pengelolaan dan penyewaan gedunggedung atau bagian gedung-gedung untuk dipergunakan sebagai ruangan kantor, tempat usaha dan keperluan lain. Usaha komersial dimulai sejak tanggal 1 Juni 1993 dengan didirikannya gedung Graha Niaga, sebuah gedung perkantoran yang terletak di kawasan perkantoran terkemuka, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (“SCBD”), di Jl. Jendral Sudirman Kav. 58, Jakarta 12190.
Grahaniaga Tatautama (PT. GNTU) is a company engaged in business ownership, management and leasing of buildings or parts of buildings to be used as an office, place of business and other purposes. The commercial venture started on June 1, 1993 with the establishment of Graha Niaga, an office building located in the strategic Integrated Commerce Zone Sudirman (“SCBD”), on Jl. Sudirman Kav. 58, Jakarta 12190.
GNTU berhasil mempertahankan sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk jangka waktu sampai dengan bulan Nopember 2014. GNTU merupakan perusahaan yang bergerak di bidang properti pertama di kawasan Jakarta Selatan yang menyandang sertifikat ISO tersebut.
PT. GNTU managed to retain the certificate of ISO 9001:2008 Quality Management System as of November 2014. PT. GNTU is the first company engaged in property business in South Jakarta that bears the ISO certificate.
60
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future Sampai dengan saat ini GNTU merupakan pemegang saham mayoritas (70%) PT Nusasarana Pradipta, suatu perusahaan yang kegiatan utamanya adalah mengelola Financial Club yang berlokasi di Graha Niaga Lantai 27.
Up to now PT. GNTU is the majority shareholder (70%) of PT. Nusasarana Pradipta, a company whose main activity is to manage the Financial Club located at the 27th Floor of Graha Niaga.
GNTU juga merupakan pemegang saham mayoritas (75,05%) PT Griyacanggu Tatautama (GCTU), yang didirikan pada bulan Desember 2010 dengan maksud dan tujuan untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang perhotelan. Melalui anak perusahaan ini, pada tahun 2011 telah menyelesaikan pembelian beberapa bidang tanah yang terletak di Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Propinsi Bali dengan luas keseluruhan 22.045 m2. GCTU telah memperoleh ijin prinsip pembangunan kondominium hotel di atas lahan tersebut dari Pemerintah Daerah setempat. GNTU juga telah memperoleh fasilitas pinjaman baru dari Bank CIMB Niaga sebesar Rp 100 milyar untuk mendukung kegiatan investasi di anak perusahaan tersebut.
PT. GNTU is also the majority shareholder (75.05%) of PT. Griyacanggu Tatautama (GCTU), which was established in December 2010 with the intent and purpose to carry out business activities in the field of hospitality. Through this subsidiary, in 2011 the Company has completed the purchase of several parcels of land located in the village of Canggu, North Kuta Sub-district, Badung regency, Bali Province, with a total area of 22,045 m2. PT. GCTU has obtained permission in principle the construction of condominiums on the land of local government. PT. GNTU has also obtained a new loan facility from Bank CIMB Niaga amounting to Rp 100 billion to support investment in the Subsidiary.
Pada tahun 2009, dengan keyakinan terhadap prospek perusahaan yang baik di masa mendatang, GNTU telah melakukan Kuasi Reorganisasi, yaitu suatu prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan saldo rugi/defisit dan melakukan penilaian kembali seluruh aset dan kewajibannya berdasarkan nilai wajar. Restrukturisasi ekuitas melalui Kuasi Reorganisasi yang telah dijalankan oleh GNTU berhasil memberikan dampak positif terhadap struktur ekuitas perusahaan. Hasil penilaian kembali aset dan kewajiban telah memberikan selisih positif berupa penambahan nilai aset sebesar Rp 333,1 milyar. Sesuai prosedur Kuasi Reorganisasi, selisih tersebut digunakan untuk mengeliminasi saldo rugi/defisit sebesar Rp 210,4 milyar, sisanya sebesar Rp 122,7 milyar diakui sebagai komponen ekuitas dalam neraca perusahaan.
In 2009, banking on the confidence in the outlook for both companies in the future, PT. GNTU have executed QuasiReorganization, which is an accounting procedure that governed the Company to restructure its equity by eliminating accumulated losses / deficits and revalued all of its assets and liabilities based on fair value. Through this quasireorganization, the equity restructuring which has been run by PT. GNTU contributed a positive impact on the equity structure of the Company. The result of the revaluation of assets and liabilities has given a positive difference in the form of additional asset value of Rp 333.1 billion. According to the quasi-reorganization procedure, the excess is used to eliminate the accumulated losses / deficit of Rp 210.4 billion; the remaining Rp 122.7 billion was recognized as a component of equity in the company’s balance sheet.
Dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari, manajemen GNTU berpedoman pada Sistem Manajemen Mutu ISO ISO 9001:2008 (sebelumnya ISO 9001:2000) yang telah diterapkan sejak 18 November 2005. GNTU memperoleh sertifikat tersebut dari lembaga sertifikasi internasional Llyods Register Quality Assuance Limited, serta mendapat akreditasi dari UKAS Quality Management. Sertifikat ini telah berhasil dipertahankan 4 kali dan yang terakhir akan berlaku hingga 18 November 2014.
In the course of daily operations, the management of PT. GNTU is basing their actions on the ISO Quality Management System ISO 9001:2008 (previously ISO 9001:2000), which has been implemented since 18 November 2005. PT. GNTU has obtained the certificate from the international certification body Lloyds Register Quality Assuance Limited, as well as accreditation by UKAS Quality Management. This certificate has been successfully retained four times and will be valid until 18 November 2014.
Pada tahun 2013, GNTU dan anak perusahaan membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 44,4 milyar, lebih tinggi Rp 2,4 milyar atau 5,6% dibandingkan target laba yang telah ditetapkan dalam RKAP tahun 2013 sebesar Rp 42,0 milyar. Jika dibandingkan dengan pencapaian laba tahun 2012, laba tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp 5,0 milyar atau 12,6%. Hal ini terjadi terutama karena adanya peningkatan pendapatan operasional sebesar 9,2% serta penurunan beban non-operasional sebesar 51% meskipun disisi lain terdapat kenaikan beban operasional sebesar 12,2%.
In 2013, PT. GNTU and its subsidiaries posted a consolidated net profit of Rp 44.4 billion, up Rp 2.4 billion or 5.6% compared to the profit target that has been set in the CBP in 2013 of Rp 42.0 billion. When compared to the profit in 2012, the profit in 2013 increased by Rp 5.0 billion or 12.6%. This was primarily due to an increase in operating income of 9.2% and a decrease in non-operating expenses by 51%, although on the other hand there is an increase in operating expenses of 12.2%.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
61
Tinjauan Bisnis dan Operasional 2013 Operational and Business Review in 2013
Uraian (dalam miliar Rupiah)
2013
2012*
%
Pendapatan Operasional
130.6
119.6
9.2%
Operating Revenues
71.1
63.4
12.2%
Operating Expenses
59.48
56.2
5.8%
Operating Profit
Beban Operasional Laba Operasional
Description (in billion Rupiah)
Pendapatan (Beban) Non Operasional
(2.5)
(5.2)
-51.0%
Revenue & Expenses Non Operational
Laba Sebelum Pajak
56.95
51.04
11.6%
Profit Before Tax
Pajak Penghasilan
12.1
11.2
7.7%
Income Tax
Laba Bersih Sebelum Hak Pemegang Saham Minoritas
44.9
39.8
12.7%
Net Profit before Minority Shareholders’ payment
0.5
0.37
24.8%
Minority Shareholders’ payment
44.4
39.4
12.6%
Net Profit
Hak Pemegang Saham Minoritas Laba Bersih
Tingkat hunian (occupancy rate) gedung pada tahun 2013 dapat dipertahankan pada tingkat 100% yang merupakan suatu acuan tidak langsung dari tingkat kepuasan penyewa gedung (“tenant”).
The level of occupancy (occupancy rate) in 2013 was maintained at the coveted level of 100%, which is reflective of the level of satisfaction of tenants.
Pendapatan operasional tahun 2013 secara total mengalami kenaikan sebesar Rp 11,0 milyar atau 9,2% dari pendapatan operasional tahun sebelumnya karena:
Operating income in 2013 increased by a total of Rp 11.0 billion or 9.2% from the previous year’s operating income due to:
• Pendapatan sewa tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Ro 6,0 milyar atau 12,3% dibanding tahun sebelumnya, terutama karena adanya kenaikan tarif sewa ruangan Bank CIMB Niaga sebesar 5% dan ruangan tenant lain kontrak sewanya jatuh tempo pada tahun 2013. • Pendapatan service charge tahun 2013 mengalami penurunan sedikit yaitu sebesar Rp 0,2 milyar atau 0,7% terutama karena lowongnya ruangan ex MEPI selama 2 bulan serta dampak dikonsolidasikannya pendapatan service charge restoran Arcade. • Pendapatan overtime tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp 1 milyar atau 9,3% dibanding tahun sebelumnya, karena adanya kenaikan tarif overtime baik AC (dari Rp 600.000,-/ jam/zone menjadi Rp 800.000,-/jam/zone) maupun lampu (dari Rp 65.000,-/jam/zone menjadi Rp 90.000,-/jam/zone) menyusul kenaikan tarif dasar listrik yang diberlakukan oleh pemerintah secara bertahap pada tahun 2013. • Hasil pengelolaan Financial Club tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp 1,6 milyar atau 8,3% dibanding tahun sebelumnya, terutama disumbang oleh peningkatan pendapatan food & beverage karena meningkatnya jumlah event di Financial Hall. • Pendapatan parkir tahun 2013 mengalamai kenaikan sebesar Rp 3,1 milyar atau 51,4% dibanding tahun sebelumnya, karena di samping adanya kenaikan tarif parkir menyesuaikan dengan Peraturan Gubernur DKI, karena meningkatnya pendapatan parkir harian akibat meningkatnya event di Financial Hall. • Pendapatan operasional lainnya tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp 0,7 milyar atau 22,4% dibanding tahun sebelumnya, terutama karena meningkatnya pendapatan yang diperoleh dari pemberian jasa pelaksanaan pekerjaan kepada tenant.
• Rental income in 2013 increased by Rp 6.0 billion or 12.3 % higher over the previous year, primarily due to an increase in rental rates for Bank CIMB Niaga’s office by 5 % as well as other tenants space lease contracts which were due in 2013. • Revenue service charge in 2013 has decreased slightly in the amount of Rp 0.2 billion or 0.7% primarily due to the vacancy of the ex-MEPI room for 2 months and the consolidation impact of the service charge income from the Arcade Restaurant. • The overtime income in 2013 increased by Rp 1 billion or 9.3% higher over the previous year due to increases in both HVAC (Air Conditioning) overtime rates (from Rp 600,000 to Rp 800,000/hour/zone) and lighting (from Rp 65,000 Rp 90,000/hour/zone) following the increase in electricity tariff imposed by the government gradually in 2013.
62
• Income from the Financial Club management in 2013 increased by Rp 1.6 billion or 8.3% higher over the previous year, mainly contributed by the increase in food & beverage revenues due to the increasing number of events in the Financial Hall. • Parking revenues in 2013 experienced an increase of Rp 3.1 billion or 51.4% over the previous year, as well as an increase in parking rates as per the Regulation from the Provincial Government of DKI Jakarta, as well as increase in daily parking revenue due to increased events taking place at the Financial Hall. • Other operating income in 2013 increased by Rp 0.7 billion or 22.4% over the previous year, primarily due to increased revenue derived from the provision of services to the tenants.
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
• Pendapatan yang diperoleh dari pengembangan usaha tahun 2013 mengalami penurunan sebesar Rp 1,2 milyar atau 29,0% dibanding tahun sebelumnya, terutama karena tidak diperpanjangnya kerjasama pengelolaan parkir gedung The Energy.
• Income earned from business development in 2013 decreased by Rp 1.2 billion or 29.0% over the previous year, mainly due to the non-renewal of the Energy Building’s parking management cooperation.
Beban operasional tahun 2013 secara total juga mengalami kenaikan sebesar Rp 7,6 milyar atau 12,2% dari beban operasional tahun sebelumnya:
Operating expenses in 2013 also increased by Rp 7.6 billion or 12.2% higher from the previous year due to:
• Beban pengelolaan gedung tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp 1,8 milyar atau 10,5% dibanding tahun sebelumnya, terutama karena adanya kenaikan biaya listrik yang disebabkan oleh naiknya tarif dasar listrik secara bertahap pada tahun 2013, meningkatnya biaya pemeliharaan dan perawatan gedung karena kenaikan harga material serta naiknya kontrak jasa perawatan gedung. • Beban pegawai tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp 2,7 milyar atau 11,2% dibanding tahun sebelumnya, terutama karena adanya kenaikan gaji karyawan sebesar rata-rata 11%, kenaikan tunjangan transport dan makan, serta tunjangan prestasi karyawan. • Beban umum dan administrasi tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp 2,7 milyar atau 25,2% dibanding tahun sebelumnya terutama karena kenaikan pajak bumi dan bangunan, meningkatnya beban pajak parkir karena peningkatan pendapatan parkir, kenaikan beban imbalan pasca kerja, dan meningkatnya biaya operasional Financial Club. • Beban penyusutan tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp 0,5 milyar atau 5,8% karena adanya penambahan aktiva tetap baru.
• Building management expenses in 2013 increased by Rp 1.8 billion or 10.5% over the previous year, primarily due to increases in electricity costs caused by the gradually rising electricity tariffs in 2013, increasing the cost of maintenance and upkeep of the building due to the increase in material prices and rising building maintenance service contract. • Employee expenses in 2013 increased by Rp 2.7 billion or 11.2% over the previous year, primarily due to increases in employee salaries by an average of 11%, the increase in transport and meal allowances, and employee bonuses.
Sementara realisasi beban lain-lain bersih tahun 2013 sebesar Rp 2,5 milyar mengalami penurunan sebesar Rp 2,6 milyar atau 51,00% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 5,2 milyar disebabkan karena:
Meanwhile, the net realization of other expenses in 2013 amounted to Rp 2.5 billion, a decline of Rp 2.6 billion or 51.00% compared to the previous year amounting to Rp 5.2 billion due to:
• Beban bunga turun sebesar 4,6 milyar karena pelunasan fasilitas pinjaman lama sebasar Rp 12,1 milyar dan penurunan saldo fasilitas pinjaman baru sebesar Rp 32 milyar. • Pendapatan bunga deposito dan jasa giro tahun 2013 mengalamai kenaikan sebesar 708 juta atau 62,59% dibanding tahun lalu karena meningkatnya jumlah dana yang dapat dikelola yang diperoleh dari pengambilan pinjaman PT Griyacanggu Tatautama (anak perusahaan) dan naiknya tingkat suku bunga deposito. • Rugi selisih kurs mengalami peningkatan sebesar Rp 812 juta atau 201,65% sebegai akibat terus melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD. Nilai kewajiban perusahaan dalam mata uang USD per 31 Desember 2013 adalah sebesar USD472,672.35
• Interest expense decreased by Rp 4.6 billion due to the repayment of a loan facility amounting to Rp 12.1 billion and a decrease in the balance of new loan facility amounting to Rp 32 billion. • Interest income from deposits and current accounts in 2013 increased to Rp 708 million or 62.59% compared to last year due to the increasing amount of funds that can be managed by taking a loan obtained from PT. Griyacanggu Tatautama (subsidiary) and higher deposit rates.
• General and administrative expenses in 2013 increased by Rp 2.7 billion or 25.2% over the previous year mainly due to the increases in property tax, parking tax expenses due to an increase in parking revenues, the increase in postretirement benefits and increased Financial Club operational costs. • Depreciation expense in 2013 increased by Rp 0.5 billion or 5.8 % due to the addition of new fixed assets.
• Foreign exchange loss increased by Rp 812 million or 201.65% due to continued weakening of the Rupiah against the USD. Value of the company’s obligations denominated in USD per December 31, 2013, amounted to USD 472, 672.35.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
63
Tinjauan Bisnis dan Operasional 2013 Operational and Business Review in 2013
Beban pajak penghasilan grup tahun 2013 meningkat sebesar Rp 0,9 milyar atau 7,7% dibanding tahun sebelumnya karena adanya peningkatan jumlah pendapatan atau laba kena pajak tahun 2013 dibanding tahun 2012.
The Group’s income tax expense in 2013 increased by Rp 0.9 billion or 7.7% higher over the previous year due to an increase in the amount of taxable income in 2013 compared to 2012.
PT. Graha Niaga Tata Utama Ikhtisar Keuangan
PT. Graha Niaga Tata Utama Financial Highlights
(dalam milyar rupiah kecuali data pendukung)
(in billion Rupiah, except for supporting data)
2011
2012
2013
46.7
48.8
54.8
Rent Service Charge
hasil operasi Sewa
OPERATIONAL RESULTS
Service Charge
27.2
26.9
26.7
Lain-lain
41.0
43.9
49.1
Others
115.0
119.6
130.6
Operating Revenues
Pendapatan Usaha Beban Operasional
58.9
63.4
71.1
Operating Expenses
Laba (Rugi) Operasi
56.1
56.2
59.5
Operational Profit & Loss
Pendapatan (Beban) Non Operasional
(4.8)
(5.2)
(2.5)
Revenue & Expenses Non Operational
Laba (Rugi) Sebelum Pajak
51.3
51.0
57.0
Profit Before Tax
(10.4)
(11.2)
(12.1)
Income Tax Expense
40.9
39.8
44.9
Net Income before Minority Shareholders’ payment Minority Shareholders’ payment
Beban Pajak Penghasilan Laba (Rugi) Bersih sebelum Hak Pemegang Saham Minoritas Hak Pemegang Saham Minoritas Laba (Rugi) Bersih
0.4
0.4
0.5
40.5
39.4
44.4
Net Income
posisi neraca
BALANCE SHEET
Kas dan Setara Kas
27.5
53.5
47.8
Cash and cash equivalents
Total Aset lancar
42.1
70.8
64.3
Total Current Assets
580.7
617.0
613.0
Total Assets
19.9
19.9
24.1
Total Current Liabilities Bank Loans
Total Aset Total Utang Lancar Utang Bank
75.4
45.6
2.2
Total Utang
121.3
127.5
85.7
Total Debt
1.1
6.8
15.2
Minority Shareholders’ payment
458.2
482.7
512.1
Hak Pemegang Saham Minoritas Total Ekuitas
Total Equity
data pendukung
Supporting Data
ROE (%)
8.9
8.2
8.8
ROE (%)
ROA (%)
7.0
6.5
7.3
ROA (%)
Revenue to Expense Ratio (x)
2.0
1.9
1.8
Revenue to Expense Ratio (x)
catatan: seluruh data berasal dari Laporan Keuangan yang telah diaudit Note: All data is derived from audited financial statements
64
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
PT. Bahana Mitra Investa
PT. Bahana Mitra Investa
Bahana Mitra Investa (BMI) adalah perusahaan yang bergerak di bidang investasi dan jasa keuangan. Saat ini BMI berkantor di Gedung Graha CIMB Niaga Lt. 18 Jl. Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta Selatan. Sampai dengan awal Maret 2013, PT BMI dalam kondisi dormant.
Bahana Mitra Investa (PT. BMI) is a company engaged in investment and financial services. PT. BMI’s current office is at the Gedung Graha CIMB Niaga, 18th floor, Jalan Jendral Sudirman Kav. 58, South Jakarta. As of March 2013, PT. BMI was in a dormant condition.
Pada bulan Maret tahun 2013 melakukan investasi dengan cara melakukan partisipasi pembelian portofolio mikro BAV. Namun, di bulan November 2013, BAV telah melakukan buy back atas seluruh outstanding portofolio mikro ke BMI dengan discount 18%. Dari hasil investasi tersebut PT. BMI sampai dengan akhir tahun 2013 mencatat laba bersih sebesar Rp 0,1 milyar setelah pajak.
In March 2013, PT. BMI invested in the purchase of PT. BAV’s micro portfolio. However, in November 2013, PT. BAV performed a buy back of the entire outstanding micro portfolio of PT. BMI with 18% discount. This investment resulted in PT. BMI recording a net profit of Rp 0.1 billion after taxes at the end of 2013.
Uraian (dalam miliar Rupiah)
2013
2012*
%
Pendapatan Operasional
8,62
-
n/a
Operating Revenues
Beban Operasional
3,94
0,0003
1,219,256%
Operating Expenses
Laba Operasional
4,68
(0,0003)
-1,446,045%
Operating Profit
Penghasilan (Beban) Non Operasional
Description (in billion Rupiah)
(4,54)
(0,0016)
280,474%
Revenue & Expenses Non Operational
Laba Sebelum Pajak
0,14
(0,0019)
-7,279%
Profit Before Tax
Pajak Penghasilan
0,02
-
n/a
Income Tax
Laba Bersih
0,12
(0,0019)
-6,329%
Net Profit
Operating Income Operating income was contributed by: • Investment fees of Rp 5.4 billion derived from gains on the discounted micro portfolio purchase of PT. BAV.
Pendapatan Operasional Pendapatan operasional dikontribusikan oleh : • Jasa investasi sebesar Rp 5,4 milyar yang berasal dari keuntungan atas diskon partisipasi pembelian portofolio mikro BAV. • Hasil kegiatan lainnya sebesar Rp 3,1 milyar yang berasal dari bagi hasil atas penagihan piutang mikro terkait.
• Results from other activities totaled Rp 3.1 billion from profit sharing of micro accounts collection.
Beban Operasional Realisasi beban operasional tahun 2013 sebesar Rp 3,9 milyar dikontribusikan oleh : • Biaya bunga pinjaman sebesar Rp. 0,2 milyar. • Biaya profesional sebesar Rp 3,3 milyar terutama biaya fee collection dan fee bagi hasil sebesar Rp 2,1 milyar serta imbalan jasa manajemen ke BPUI sebesar Rp 1,2 milyar. • Biaya pajak sebesar Rp 0,3 milyar, sementara di tahun 2012 tercatat biaya pajak sebesar Rp 0,03 milyar.
Operating Expenses Realized operating expenses in 2013 amounted to Rp 3.9 billion and were contributed by: • The cost of borrowing which amounted to Rp. 0.2 billion. • Professional fees of Rp 3.3 billion, mainly for the cost of fee collection and revenue sharing fee of Rp 2.1 billion and revenue from management services to PT. BPUI of Rp 1.2 billion. • The cost of tax amounting to Rp 0.3 billion; in 2012 the tax expense was Rp 0.03 billion.
Penghasilan (Beban) Lain-lain Realisasi penghasilan (beban) lain-lain tahun 2013 sebesar Rp 4,5 milyar dikontribusikan oleh : • Pendapatan jasa giro bank sebesar Rp. 0,03 milyar, sementara di tahun 2012 tercatat pendapatan jasa giro sebesar Rp 0,002 milyar. • Biaya lain lain non operasional sebesar Rp 4,5 milyar, yaitu atas diskon 18% hasil buy back partisipasi portfolio mikro oleh BAV.
Other Revenues & Expenses The realized Other Revenue & Expenses in 2013 amounting to Rp 4.5 billion was contributed by: • Fees from bank checking account in the amount of Rp. 0.03 billion, while revenue in 2012 was Rp 0,002 billion. • Other non-operational costs in the amount of Rp 4.5 billion, which included the 18% discount from the buyback of PT. BAV’s micro portfolio.
Pajak Penghasilan Badan
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
65
Tinjauan Bisnis dan Operasional 2013 Operational and Business Review in 2013
Corporate Income Tax The realization of corporate income tax amounted to Rp 0.02 billion after tax calculation.
Realisasi pajak penghasilan badan sebesar Rp 0,02 milyar setelah dilakukan perhitungan secara fiskal. PT. Bahana Mitra Investa Ikhtisar Keuangan
PT. Bahana Mitra(inInvesta Financial Highlights billion Rupiah, except for supporting data)
(dalam milyar rupiah kecuali data pendukung)
2012
2013
-
0,02
Fees from Financing Services Fees from Investment Services
hasil operasi Jasa Kegiatan Pendanaan
OPERATIONAL RESULTS
Jasa Investasi
-
5,45
Lain-lain
-
3,16
Others
Pendapatan Usaha
-
8,62
Operating Revenues
Beban Operasional
0,0003
3,94
Operating Expenses
(0,0003)
4,68
Operational Profit & Loss
Pendapatan (Beban) Non Operasional
(0,0016)
(4,54)
Revenue & Expenses Non Operational
Laba (Rugi) Sebelum Pajak
(0,0019)
0,14
Profit Before Tax
-
(0,02)
Income Tax Expense
(0,0019)
0,12
Laba (Rugi) Operasi
Beban Pajak Penghasilan Laba (Rugi) Bersih posisi neraca
Net Income BALANCE SHEET
Kas dan Setara Kas
0,1
0,1
Cash and cash equivalents
Total Aset lancar
0,1
1,6
Total Current Assets
Total Aset
0,1
1,6
Total Assets
Total Utang
0,1
1,4
Total Debt
-
-
Minority Shareholders’ payment
0,01
0,1
Total Equity
ROE (%)
n/a
91,4
ROE (%)
ROA (%)
n/a
7,8
ROA (%)
Revenue to Expense Ratio (x)
n/a
2,2
Revenue to Expense Ratio (x)
Hak Pemegang Saham Minoritas Total Ekuitas data pendukung
Supporting Data
Catatan: seluruh data berasal dari Laporan Keuangan yang telah diaudit kecuali tahun 2012 Note: All data is derived from audited financial statements
66
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good corporate governance and risk management PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
67
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good Corporate Governance and Risk Management
Kegiatan Usaha Perusahaan PT. BPUI Tahun 2013 PT. BPUI (PERSERO) BUSINESS ACTIVITIES IN 2013 Kegiatan Induk Perusahaan (Bpui)
Pt. Bpui Activities (Parent Company)
KEGIATAN TREASURY
TREASURY ACTIVITIES
Tugas utama dari Treasury adalah menjaga likuiditas baik di PT. BPUI (Persero) maupun Anak Perusahaan (Bahana) guna menjamin kelancaran operasional dan memberikan keuntungan maksimal. Di tahun 2013, dana yang dikelola oleh Treasury ditempatkan pada portofolio saham, obligasi, pasar uang dan Reksa Dana. Diversifikasi investasi seperti yang disebut di atas bertujuan untuk mencapai tingkat keuntungan maksimal serta risk mitigation yang sepadan, dengan tetap menjaga keamanan investasi. Pada tahun 2013, kontribusi pendapatan dari hasil kegiatan Treasury adalah sebesar Rp 1,3 milyar atau 15,8% di atas target yang ditetapkan sebesar Rp 8,2 milyar karena kondisi pasar modal 2013 yang tidak kondusif.
The main task of the Treasury is to maintain good liquidity in PT. BPUI (Persero) and its subsidiaries (Bahana) to ensure smooth operations and provide maximum benefit. In 2013, the Treasury had placed the Company’s funds in stocks, bonds and money market mutual funds. This diversification of investments as mentioned above aims to achieve maximum benefit levels and commensurate risk mitigation, while maintaining viability of the investment. In 2013, the contribution income from Treasury activities amounted to Rp 1.3 billion or 15.8% above the set target of Rp 8.2 billion due to the year’s unfavorable capital market conditions.
KEGIATAN PENAGIHAN
COLLECTION ACTIVITIES
Perusahaan terus melakukan upaya penagihan sisa piutang maupun investasi bermasalah, termasuk melalui proses hukum yang berlaku. Namun, dengan telah semakin kecilnya dan semakin sulitnya menagih sisa piutang bermasalah yang membutuhkan proses hukum yang panjang dan biaya yang besar, di tahun 2013 Perusahaan tidak menjalankan proses hukum terkait dengan penagihan sisa piutang macet.
The Company continues its attempt to undertake collection efforts on troubled investment accounts, including through the legal processes. However, with increasingly smaller margin and more challenging collection obstacles that require a lengthy legal process and great expense, among other things, in 2013 the Company abandoned its effort to collect bad debt through legal proceedings until further notice.
KEGIATAN RAPAT DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS’ MEETINGS
Seluruh kebijakan umum Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia dan anak-anak Perusahaannya diputuskan oleh Rapat Direksi, baik melalui: (i) mekanisme rapat yang hanya dihadiri Direksi, maupun (ii) mekanisme rapat yang dihadiri oleh undangan rapat selain Direksi, seperti Komite Eksekutif. Rapat Direksi dilakukan secara rutin dan berkala.
The entirety of PT. BPUI (Persero) and its subsidiaries’ public policies are decided upon during the Board of Directors meeting, with the following occurrences: (i) Attended by members of the Board of Directors only, or (ii) Attended by members of the Board of Directors plus select external invitees, such as the Executive Committee. The BOD meetings were conducted regularly and periodically.
Selama tahun 2013, telah diadakan Rapat Direksi sebanyak 29 (dua puluh sembilan) kali.
In 2013, a total of twenty-nine (29) meetings were conducted by members of the Board of Directors.
Sepanjang tahun 2013, anggota Direksi secara aktif menghadiri Rapat Direksi, hal ini dapat dilihat dari jumlah kehadiran anggota Direksi dalam rapat-rapat tersebut:
Throughout 2013, members of the Board of Directors actively attended all meetings, as can be observed from the below table:
68
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Tanggal Rapat/Date of Meetings
Direksi/Board of Directors Heri Sunaryadi
Dwina S. Wijaya
Hari Gursida
8 Januari/January 2013
√
√
-
5 Februari/February 2013
√
√
√
5 Maret/March 2013
√
√
√
14 Maret/March 2013
√
√
√
26 Maret/March 2013
√
√
√
2 April/April 2013
√
√
-
16 April/April 2013
√
√
√
23 April/April 2013
√
-
√
30 April/April 2013
√
√
√
7 Mei/May 2013
√
-
√
14 Mei/May 2013
√
√
√
21 Mei/May 2013
√
√
-
28 Mei/May 2013
√
√
√
4 Juni/June 2013
√
√
√
12 Juni/June 2013
√
√
18 Juni/June 2013
√
√
25 Juni/June 2013
√
√
2 Juli/July 2013
√
√
9 Juli/July 2013
√
√
16 Juli/July 2013
√
√
20 Agustus/August 2013
√
√
27 Agustus/August 2013
√
√
3 September/September 2013
√
√
12 September/September 2013
√
√
24 September/September 2013
√
√
29 Oktober/October 2013
√
√
-
12 November/November 2013
√
√
√
19 November/November 2013
√
√
-
10 Desember/December 2013
√
√
√
27
26
2
Total
14
Eko Yuliantoro
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
69
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good Corporate Governance and Risk Management
KEGIATAN RAPAT DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS’ MEETINGS
Rapat gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi PT. BPUI (Persero) diselenggarakan minimal satu kali setiap bulan dengan agenda pokok: • Membahas dan memberikan pengarahan atas kinerja bulanan Perusahaan dan Anak Perusahaan; • Membahas permasalahan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang timbul; • Memberikan pengarahan dan pertimbangan untuk solusinya; • Memberikan keputusan sesuai kewenangannya atas usulan yang diajukan Direksi.
A joint meeting between the Board of Commissioners and the Board of Directors of PT. BPUI (Persero) is held at least once every month to discuss and perform the following: • Discuss and formulate directions based on the Company and its Subsidiaries’ monthly performance; • Discuss problems that may have arisen for the Company;
Selama tahun 2013 telah diselenggarakan Rapat Gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi PT. BPUI (Persero) sebanyak 15 kali.
In 2013, a total of fifteen joint meetings between PT. BPUI (Persero)’s Board of Commissioners and Directors had been held.
Sepanjang tahun 2013, anggota Dewan Komisaris secara aktif menghadiri Rapat Dewan Komisaris, hal ini dapat dilihat dari jumlah kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapat-rapat tersebut sebagaimana diuraikan dibawah ini:
Throughout 2013, members of the Board of Commissioners actively attended all meetings, as can be observed from the below table:
No. Nama/Name
Jabatan/Position
1
Marwanto Harjowiryono
2
Tarmiden Sitorus*
Komisaris Utama/President Commissioner Komisaris/Commissioner
3
Nining I. Soesilo**
Komisaris/Commissioner
4
Sulwan SilondaE***
Komisaris/Commissioner
5
Gatot Darmasto**
Komisaris/Commissioner
• Provide guidance and considerations for all solutions; • Provide decisions on recommendations from the Directors as appropriate within its authority.
Dewan Komisaris/Board of Commissioners Jumlah Rapat/ Tingkat Kehadiran/Attendance Frekuensi/Frequency % Number of Meetings 17
16
94,12
2
2
100,00
14
13
92,85
17
14
82,35
3
2
66,67
Rata-rata kehadiran Dewan Komisaris dalam rapat/Average attendance of the Board of Commissioners 87,20 Keterangan/Note: *) Bp. Tarmiden Sitorus menjabat sebagai Komisaris PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) untuk periode sampai dengan tanggal 26 Februari 2013. Mr. Tarmiden Sitorus served as a Commissioner of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) up until February 26, 2013. **) Ibu Nining I. Soesilo menjabat sebagai Komisaris PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) untuk periode sampai dengan tanggal 1 Desember 2013. Mrs. Nining I. Susilo served as a Commissioner of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) up until December 1, 2013. ***) Bp. Sulwan SilondaE resmi diangkat menjadi Komisaris PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) sejak tanggal 1 Februari 2013. Pada tanggal yang sama, Ibu Dwijanti Tjahjaningsih resmi diberhentikan dengan hormat sebagai Komisaris PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero). Mr. Sulwan SilondaE was officially appointed Commissioner of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) from February 1, 2013. On the same date, Mrs. Dwijanti Tjahjaningsih was honorably discharged as a Commissioner of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).
70
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Kegiatan Quality Assurance & Internal Audit (Qaia)
Quality Assurance & Audit Internal (Qaia) Activites
Tugas dan tanggung jawab QAIA a. Menyusun dan melaksanakan PKAT berbasis risiko yang dapat terdiri atas: (1) Audit Operasional; (2) Internal Control Review; (3) Review atas pelaksanaan manajemen risiko; (4) Internal Control atas proses pelaporan keuangan, dan; (5) Audit Khusus. Ketentuan penyusunan dan pelaksanaan PKAT Berbasis Risiko diatur dalam kebijakan tersendiri; b. Melakukan audit dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas pada bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya dalam organisasi PT. BPUI (Persero) dengan PKAT berbasis risiko; c. Melakukan audit/review atas Anak Perusahaan dan afiliasinya (Bahana) atas permintaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); permintaan dari Dewan Komisaris entitas anak/ afiliasi kepada Direktur Utama PT. BPUI (Persero) dan telah mendapat penugasan dari Direktur Utama. d. Bila diperlukan, melakukan audit kepada vendor/customer terbatas pada konfirmasi dan klarifikasi baik secara administratif maupun fisik di lapangan; e. Membuat Laporan Hasil Audit dan Hasil Review serta menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan pihak terkait serta memberikan tembusannya kepada: • Komite Audit terkait dengan Laporan Hasil Audit dan Hasil Review. Khusus untuk Laporan Hasil Audit dan Hasil Review anak perusahaan dan afiliasi dilaporkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris anak perusahaan apabila diminta atau secara profesional dipandang perlu. • Direktur terkait untuk Laporan Hasil Audit dan Hasil Review di lingkungan Direktorat masing-masing atau yang berhubungan dengan tugas dan wewenangnya. • Direktur Operasi untuk Laporan Hasil Audit dan Hasil Review di Lingkungan Direktorat Operasi dan Unit Bisnis. f. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diaudit pada semua tingkat manajemen. g. Memantau, menganalisa dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi yang telah disampaikan. h. Bekerja sama dengan Komite Audit i. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan QAIA – PT. BPUI (Persero) yang dilakukannya. j. Melakukan audit khusus apabila diperlukan berdasarkan penugasan khusus dari Direktur Utama sebagai pengembangan hasil audit sebelumnya atau permintaan dari user lainnya yang membutuhkan.
QAIA Duties and Responsibilities a. Develop and implement risk-based PKAT which may consist of: (1) Operational Audit; (2) Internal Control Review; (3) Review of the implementation of risk management; (4) Internal Control over financial reporting processes, and; (5) Special Audit. The stipulations for preparing and implementing the Risk-Based PKAT are outlined in its own framework. b. Audit and assess the efficiency and effectiveness of Finance, Accounting, Operations, Human Resources, Marketing, Information Technology and other departments in the organization’s risk-based PKAT; c. Conduct audit/review of the Subsidiaries and its affiliates (Bahana) at the request of the General Meeting of Shareholders (AGM), as well as the Board of Commissioners of all Subsidiaries/affiliates through the President Director of PT. BPUI (Persero); d. When required, perform a field audit for a vendor/customer that is limited in confirmation and clarification both administratively and physically; e. Create the Audit and Review Reports and submit them to the President Director as well as all relevant parties, and provide copies to: • Audit Committee, as appropriate. Specifically for Subsidiaries and affiliates, the Audit and Review Reports are to be reported to the Board of Commissioners and Directors if requested or deemed professionally necessary. • Relevant director(s) in each Directorate or those in connection with the duties and responsibilities involved in the Reports. • Director of Operations on the Operations Directorate and Business Unit level. f. To suggest improvements and objective information about the activities to be audited at all levels of management; g. Monitor, analyze and report the implementation of recommended actions; h. Work closely with the Audit Committee i. Compile a program to evaluate the quality of PT. BPUI (Persero)’s QAIA activities; j. Conduct a special audit if requested by the President Director as further action based on previous audit result or requests from other users in need in need of such audit.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
71
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good Corporate Governance and Risk Management
Pelaksanaan Kegiatan QAIA Program Kerja Audit Tahunan (PKAT) tahun 2013 adalah sebanyak 14 program kerja, yang terdiri atas 8 (delapan) obyek audit dan 6 (enam) kegiatan review, dengan rincian sebagai berikut:
QAIA Activities In 2013, there were a total of 14 Annual Audit Work Program (PKAT), which consists of 8 (eight) audit object and 6 (six) review activities, with the following details:
(1) Audit Compliance PT. BTIM – sesuai PKAT 2013. (2) Audit Mikro PT. BAV – sesuai PKAT 2013. (3) Audit Khusus Merril Lynch. (4) Audit Khusus Allianz. (5) Audit Transaksi Margin I PT. BS. (6) Audit Transaksi Margin II PT. BS. (7) Audit PT. GCTU. (8) Audit KYC PT. BS.
(1) Compliance Audit PT. BTIM – in accordance with PKAT 2013 (2) Audit Micro PT. BAV - in accordance with PKAT 2013 (3) Special Audit Merrill Lynch (4) Special Audit Allianz (5) Transaction Margin Audit I PT. BS (6) Transaction Margin Audit II PT. BS (7) Audit PT. GCTU (8) Audit KYC PT. BS
Kegiatan Review : (1) Review Arium. (2) Review Interbrokering. (3) Uji Coba User IAMS. (4) Pendampingan Pemeriksaan Eksternal (KAP/BPK/BEI, dll) – sesuai PKAT 2013. (5) KPI dan IPP QAIA – sesuai PKAT 2013. (6) Balanced Scorecard PT. BPUI dan anak perusahaan – sesuai PKAT 2013.
Event Review: (1) Arium review (2) Interbrokering review (3) IAMS User Testing (4) Supplement to the External Examination (KAP/CPC/IDX, etc) - in accordance with PKAT 2013 (5) KPI and IPP QAIA - in accordance with PKAT 2013 (6) Balanced Scorecard of PT. BPUI (Persero) and Subsidiaries in accordance with PKAT 2013.
Disamping kegiatan-kegiatan diatas, kegiatan QAIA lainnya adalah memfasilitasi kegiatan Komite Audit PT Bahana PUI (Persero) dan bertindak sebagai counterpart eksternal auditor dalam pelaksanaan general audit serta sebagai liaison officer BPK. Selain itu, QAIA juga melakukan kegiatan sebagai berikut:
In addition to the above activities, the QAIA also facilitates the Audit Committee of PT. BPUI (Persero), acts as a counterpart to external auditor in the auditing process, as well as serve as the BPK’s liaison officer. In addition, the QAIA also performed the following tasks:
a. Penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk Audit Laporan Keuangan PT. BPUI (Persero) dan Anak Perusahaan Tahun Buku 2013. b. Assessment Good Corporate Governance (GCG), yang dilaksanakan oleh Konsultan ‘Sodiq, Purwoko & Associates’ (SPA) dengan nilai GCG sebesar 81,42 dengan kategori “Baik”. c. Piagam Internal Audit, dimana sampai dengan akhir tahun 2013 Draft Piagam Internal Audit sedang di-review oleh Direksi PT. BPUI (Persero).
a. Appointed a Public Accounting Firm to audit the financial statements of PT. BPUI (Persero) and Subsidiaries for Fiscal Year 2013. b. Coordinated the “Assessment Corporate Good Governance (GCG)”, conducted by the Consultant “Sodiq, Purwoko & Associates (SPA)”, with GCG value of 81.42 (categorized as “Good”). c. Drafted the Internal Audit Charter, which until the end of 2013 was being reviewed by the Board of Directors.
Pada tahun 2013, outstanding follow-up mengenai rekomendasi internal adalah sebanyak 66 rekomendasi yang belum selesai dari 90 rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti.
In 2013, the number of outstanding follow-up on internal recommendations is 66 out of 90 that still need to be followed up.
72
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Komite Audit
Audit Committee
Komite Audit adalah suatu komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris PT. BPUI (Persero), yang berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan terhadap pengurusan perusahaan, khususnya untuk memastikan efektivitas sistem pengendalian internal dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor internal dan eksternal.
The Audit Committee was established by PT. BPUI (Persero)’s Board of Commissioners, which serves to assist the Board in supervising the running of the company, in particular to ensure the effectiveness of the internal control system and the effectiveness of both internal and external auditors.
Landasan hukum Komite Audit adalah: a. Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 Tanggal 24 Agustus 2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. b. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT. BPUI No. 25/SKDEKOM/BPUI/X11/2013 tanggal 2 Desember 2013 tentang Piagam Komite Audit.
The legal bases for the creation of the Audit Committee are: a. Regulation of the Ministry of SOE No. PER-12/MBU/2012 dated August 24, 2012, on the matter of Supporting Bodies for the Board of Commissioners/Board of Trustees of State Owned Enterprises. b. Decree of the Board of Commissioners of PT. BPUI (Persero) No. 25/SK-DEKOM /BPUI/X11/2013 dated December 2, 2013, on the matter of Audit Committee Charter .
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara, Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Ketua yang berasal dari salah satu anggota Komisaris dan Dua orang Anggota yang bukan merupakan karyawan Perusahaan.
Based on the Regulation of the Ministry of SOE No. PER-12/ MBU/2012 dated August 24, 2012, on the matter of Supporting Bodies for the Board of Commissioners/Board of Trustees of State Owned Enterprises, the Audit Committee must comprise of at least one person from the Board of Commissioners that will serve as Chairman and two persons who are not employees of the Company.
Komite Audit bekerja secara kolektif, professional dan independen dalam melaksanakan tugasnya membantu Dewan Komisaris PT. BPUI (Persero), baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan, dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris. Untuk pelaksanaan tugastugas administrasi, Komite Audit dibantu oleh QAIA (Quality Assurance & Internal Audit).
The Audit Committee works collectively, professionally and independently in carrying out its duties to assist PT. BPUI (Persero)’s Board of Commissioners, both in the execution and reporting stages, and reports directly to the Board of Commissioners. To help with administrative tasks, the Audit Committee is assisted by QAIA (Quality Assurance & Internal Audit).
Susunan organisasi Komite Audit di akhir tahun 2013 adalah sebagai berikut: Ketua : Gatot Darmasto *) Anggota : Bambang Herwanto **)
The organizational structure of the Audit Committee at the end of 2013 is as follows: Chairman : Gatot Darmasto *) Member : Bambang Herwanto **)
*) Pengangkatan efektif tanggal 31 Desember 2013 menggantikan Sulwan SilondaE. Sebelumnya, Sulwan SilondaE diangkat tanggal 28 Maret 2013 menggantikan Tarmiden Sitorus. **) Pengangkatan efektif tanggal 19 Desember 2013, menggantikan Triandi.
*) Formally appointed on December 31, 2013, replacing Sulwan SilondaE. Previously, Sulwan SilondaE was appointed on March 28, 2013, replacing Tarmiden Sitorus. **) Formally appointed on December 19, 2013, replacing Triandi.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
73
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good Corporate Governance and Risk Management
Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Piagam Komite Audit, Komite Audit mempunyai kewenangan untuk memberikan rekomendasi dan saran kepada Dewan Komisaris secara obyektif dan independen. Namun demikian, Komite Audit tidak mempunyai kewenangan atau tanggung jawab eksekutif untuk mengambil kebijakan/keputusan yang menyangkut kegiatan perusahaan ataupun melaksanakan kegiatan-kegiatan operasional.
In accordance with the provisions set out in the Audit Committee Charter, the Audit Committee has the authority to make recommendations and suggestions to the Board of Commissioners in an objective and independent manner. However, the Audit Committee has no executive authority or responsibility in policy-making/decision regarding the Company’s activities or executing operational activities.
Berdasarkan surat penugasan tertulis dari Dewan Komisaris, Komite Audit juga mempunyai kewenangan untuk dapat mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya lainnya milik perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Komite Audit juga dapat meminta Direksi atau wakil yang ditunjuk untuk menghadiri Rapat Komite Audit atau rapat lainnya yang berkaitan dengan tugas dari Komite Audit.
With written authorization from the Board, the Audit Committee has the authority to access the records and information about employees, funds, assets and other resources related to the Company as appropriate with its duties. The Audit Committee may also request the Board of Directors or its authorized representative to attend Audit Committee meetings or other meetings related to its work scope.
Dalam Piagam Komite Audit ditetapkan tugas-tugas Komite Audit sebagai berikut: a. Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor. b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh QAIA dan eksternal auditor. c. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian intern serta pelaksanaannya. d. Memastikan telah terdapat prosedur evaluasi dan review yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan Perusahaan. e. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris serta tugas-tugas Dewan Komisaris lainnya. f. Jika diminta oleh Dewan Komisaris, Komite Audit dapat memberikan pendapat dan rekomendasi tentang penetapan eksternal auditor dan penunjukan Kepala QAIA.
The Charter of the Audit Committee outlines the Committee’s duties as follow: a. Assist the BOC in ensuring the effectiveness of internal control system and the effectiveness of the external and internal auditors. b. Assessing the implementation and results of the audit as conducted by the external auditors and the QAIA. c. Provide recommendations on the improvement of the internal control system and its implementation. d. Ensure that there are satisfactory evaluation and review procedures for all information released by the Company.
Selain itu, Dewan Komisaris dapat memberikan penugasan lain kepada Komite Audit berupa, namun tidak terbatas pada: a. Melakukan penelaahan atas informasi mengenai rencana jangka panjang, rencana kerja dan anggaran, serta laporan manajemen Perusahaan, dan informasi lain dari Perusahaan. b. Melakukan penelaahan atas ketaatan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan. c. Melakukan penelaahan atas pengaduan yang berkaitan dengan Perusahaan. d. Mengkaji kecukupan fungsi audit internal, termasuk jumlah auditor, rencana kerja tahunan, dan penugasan yang telah dilaksanakan. e. Mengkaji kecukupan pelaksanaan audit eksternal termasuk didalamnya perencanaan audit.
In addition, the Board may assign further tasks to the Audit Committee including but not limited to: a. Review information about long-term plans, work plans and budgets, as well as the Company’s management reports, and other pertinent information b. Review the Company’s compliance with laws and regulations pertinent to its activities
74
e. Identify urgent matters to the Board of Commissioners as well as its other duties. f. If requested by the Board, the Audit Committee may provide opinions and recommendations on the external auditor selection and the appointment of the QAIA Head.
c. Review complaints relating to the Company d . Review the adequacy of internal audit functions, including the number of auditors, annual work plans and implemented assignments. e. Review the adequacy of external audit performance, including audit planning.
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Dalam hal Komite Audit mendapat penugasan lain oleh Dewan Komisaris, maka Komite Audit wajib melaporkan secara tertulis hasil penugasan tersebut kepada Dewan Komisaris. Komite Audit sudah menyusun dan menyampaikan Laporan Triwulanan tentang kegiatan Komite Audit kepada Dewan Komisaris PT BPUI, masing-masing sebagai berikut: • Triwulan I dengan Internal Memo Nomor 001A/KA/BPUI/ IV/2013 tanggal 29 April 2013. • Triwulan II dengan Internal Memo Nomor 005A/KA/BPUI/ VII/2013 tanggal 15 Juli 2013 . • Triwulan III dengan Internal Memo Nomor 006A/KA/ BPUI/X/2013 tanggal 15 Oktober 2013. • Triwulan IV dilaporkan sebagai Laporan Tahunan 2013
Sepanjang tahun 2013, telah dilaksanakan rapat Komite Audit baik internal maupun dengan QAIA sebagai berikut:
In the event Audit Committee receives additional assignment(s) from the Board of Commissioners not listed above, the Committee must report in writing the results of the assignment to the Board of Commissioners. The Audit Committee has prepared and delivered Quarterly Reports of its activities to the Board of Commissioners in this order: • Quarter 1 with Internal Memo No. 001A/KA/BPUI/IV/2013 dated 29 April 2013 • Quarter 2 with Internal Memo No. 005A/KA/BPUI/VII/2013 dated July 15, 2013 • Quarter 3 with Internal Memo No. 006A/KA/BPUI/X/2013 dated October 15, 2013 • The fourth and final quarter is reported as the 2013 Annual Report. Throughout 2013, the Audit Committee has held meetings with both internal and QAIA as follows:
Internal Komite Audit
Audit Committee
No. Rapat
Tanggal/Date
Meeting
1
Membahas Draft Pedoman GCG
23 - 01 - 2013
Discussing draft guidelines for Good Corporate Governance
2
Membahas laporan kinerja PT BPUI Triwulan I 2013
22 - 04 - 2013
Discusses the performance of PT BPUI First Quarter 2013
3 4
15 - 07 - 2013
5
Membahas laporan kinerja PT BPUI Triwulan II tahun 2013 Membahas surat Direktur Utama PT BPUI tentang penunjukan KAP AAJ untuk melakukan audit atas laporan keuangan PT BPUI (Persero) dan anak perusahaan tahun buku 2013 Membahas kinerja PT Jakarta Artha Ventura
Discusses the performance of PT BPUI Second Quarter 2013 Discusses the appointment of PT BPUI (Persero)’s President Director of KAP AAJ’s to audit the financial statements of PT BPUI (Persero) and its Subsidiaries for the financial year 2013 Discusses the performance of PT Jakarta Artha Ventura
6
Membahas laporan kinerja PT BPUI Triwulan III
21 - 10 - 2013
Discusses the performance of PT BPUI’s Third Quarter Report
7
Membahas laporan kinerja PT BPUI s/d Oktober 2013
21 - 11 - 2013
Discusses the performance of PT BPUI through to October 2013
12 - 08 - 2013 19 - 09 - 2013
Komite Audit dengan QAIA No. Rapat
Audit Committee with QAIA Tanggal/Date
Meeting
1
Periode bulan Januari 2013
16 - 01 - 2013
Period of January 2013
2
Periode bulan Februari 2013
14 - 02 - 2013
Period of February 2013
3
Periode bulan Maret dan April 2013
11 - 04 - 2013
Period of March and April 2013
4
Periode bulan April dan Mei 2013
24 - 05 - 2013
Period of April and May 2013
5
Periode bulan Juni 2013
21 - 06 - 2013
Period of June 2013
6
Periode bulan Juli 2013
12 - 07 - 2013
Period of July 2013
7
Periode bulan Juli s/d. 10 September 2013
10 - 09 - 2013
Period of July to September 10, 2013
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di QAIA
Human Resources Development (HRD) in QAIA
Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM QAIA, pada tahun 2013 QAIA telah menyelesaikan seluruh aktivitas training yang telah ditetapkan, baik melalui pelatihan maupun seminar, diantaranya: a. Sosialisasi GCG b. Seminar Nasional Internal Audit c. Coaching for Excellence d. Strategic & Initiative Management Office e. Sosialisasi Whistle Blowing System & Code of Conduct f. Pendidikan KPKU BUMN Evaluator g. Financial Statement Fraud h. Seminar & Musyawarah Nasional FKSPI XII
In order to improve the quality of QAIA’s human resources, in 2013 QAIA has completed all training either in-house or seminar that were scheduled for the year, including: a. b. c. d. e. f. g. h.
GCG socialization National Seminar on Internal Audit Coaching for Excellence Strategic & Initiative Management Office Socialization of Whistle Blowing System & Code of Conduct Education on SOE KPKU Evaluator Financial Statement Fraud FKSPI Seminar & National Congress XII
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
75
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good Corporate Governance and Risk Management
Per 31 Desember 2013, SDM QAIA yang bersertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) adalah sebanyak 2 auditor dari 5 auditor yang ada.
As of December 31, 2013, two of QAIA’s current five auditors are officially certified Qualified Internal Auditor (QIA), as organized by the Education Foundation of Internal Audit (YPIA).
Kegiatan Audit Tahun Buku 2013
Audit Activities for FY 2013
Laporan keuangan PT. BPUI (Persero) tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013 telah diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto dengan opini wajar tanpa pengecualian.
The financial statements of PT. BPUI (Persero) reflecting fiscal year ending on December 31, 2013, has been audited by the Firm Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto and declared normal with no exception.
Penunjukan KAP tersebut dilakukan melalui proses tender dimana KAP unggul dalam kriteria-kriteria yaitu: fee rates, adanya pengalaman mengaudit Bahana Group pada tahun 2006-2011, masuk dalam peringkat 10 besar di dunia, kemampuan teknis dan pengalaman personil yang diatas rata-rata, metodologi audit yang efisien untuk pemenuhan tenggat waktu, serta pengalaman mengaudit perusahaan sejenis dan BUMN lainnya.
The appointment of the above-mentioned Firm was done through a bidding process which found it to be superior to its competitors, namely in: fees & rates, previous auditing experience at PT. BPUI (Persero) from 2006-2011, ranked in the top 10 in the world, technical ability and more experienced staff roster, efficient audit methodology that can meet deadlines, and experience in auditing other similar SOE and companies.
Lingkup pemeriksaan laporan keuangan tahun buku 2013 meliputi Audit Umum dan Kepatuhan Peraturan dan Pengendalian Internal (BPUI Konsolidasi, BS,BAV,BTIM,GNTU, BMI), review Laporan Evaluasi Kinerja (BPUI Konsolidasi), penerapan Prosedur yang Disepakati-MKBD (BS dan BTIM), serta penerapan Prosedur yang Disepakati-Perhitungan Saham Milik Nasabah (BS).
PT. BPUI (Persero)’s Financial Statement FY 2013 covers General Audit and Regulatory Compliance as well as Internal Control (BPUI Consolidation, BS, BAV, BTIM, GNTU, BMI), review performance evaluation report (Consolidated BPUI), the application of Prosedur yang Disepakati-MKBD (BS and BTIM), and the application of Prosedur yang Disepakati-Perhitungan Saham Milik Nasabah (BS or Customer Owned Stock).
Total biaya audit untuk keseluruhan jasa tersebut di tahun 2013 adalah sebesar Rp 1,17 milyar.
The total cost to conduct the audit in its entirety in 2013 amounted to Rp 1.17 billion.
76
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Sumber Daya Manusia
Human Resources
Jumlah seluruh karyawan tetap PT. BPUI (Persero) per 31 Desember 2013 adalah 328 orang, yaitu di PT. BPUI (holding) sebanyak 62 karyawan, BS sebanyak 94 karyawan, BAV sebanyak 76 karyawan, BTIM sebanyak 44 karyawan, dan GNTU sebanyak 52 karyawan. Karyawan mengundurkan diri sebanyak 40 orang dengan alasan pindah ke perusahaan lain yang bergerak di industri yang sama (pesaing) atau karena alasan pribadi. Penambahan karyawan secara total pada tahun 2013 sebanyak 57 orang untuk mengganti karyawan yang mengundurkan diri dan untuk menambah jumlah SDM karena adanya kelanjutan dari proyek Quantum Leap khususnya pada organisasi yg bergerak di segmen retail. Pada tahun 2013, PT. Bahana Artha Ventura mengangkat karyawan outsourcing menjadi karyawan tidak tetap sebanyak 44 orang sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam pengembangan karir karyawan.
The total count of PT. BPUI (Persero)’s full-time employees as of December 31, 2013, was 328 persons: PT. BPUI (holding) 62 employees, BS - 94 employees, BAV - 76 employees, BTIM - 44 employees, and GNTU - 52 employees. There were 40 resignations by employees citing reasons such as moving to a competitor or other personal reasons. New employee additions numbered 57 persons, who went on to replace outgoing employees or as reinforcements due to the Company’s Quantum Leap project continuity, particularly in the retail segment. In 2013, PT. Bahana Artha Ventura inducted 44 outsourced employees into its temporary staff rank, a materialization of the Company’s commitment to develop its human resources.
Program Management Trainee masih terus dilakukan sebagai program kaderisasi SDM yang kompeten dengan masa pendidikan 6 bulan sampai dengan 1 tahun. Sepanjang tahun 2013, PT. BPUI (Persero) telah menerima 8 orang Management Trainee.
The Management Trainee program continues to train and develop competent human resources from six to one year’s worth of training. Throughout 2013, the Management team of PT. BPUI (Persero) has accepted eight Trainees into its rank.
Dari jumlah 328 orang karyawan tersebut, 59 orang berpendidikan S-2 (18%), 186 orang pendidikan S-1 (56%), sedangkan selebihnya 83 orang (26%) berpendidikan Sarjana Muda, D-3, dan SLTA.
From a total of 328 employees, 59 hold a Master’s degree (18%), 186 hold a Bachelor’s degree (56%), and the remaining 83 (26%) hold a Diploma degree or equivalent.
Total gaji dan tunjangan karyawan PT. BPUI (Persero) di tahun 2013 adalah sebesar Rp 228,8 milyar.
The total salaries and benefits paid to the employees of PT. BPUI (Persero) in 2013 was Rp 228.8 billion.
Perusahaan melakukan kegiatan pelatihan baik yang bersifat technical skills maupun yang bersifat soft skills sesuai dengan kebutuhan masing masing karyawan. Kegiatan pelatihan ini dilakukan secara internal (in-house) maupun eksternal (public training). Sejalan dengan usaha untuk pengembangan kompetensi karyawan, di tahun 2013 Perusahaan menyelenggarakan in-house training secara berjenjang mulai dari level terbawah sampai dengan level Deputi Presiden.
The Company also conducted training activities both for technical and soft skills that are appropriate to the needs of each employee. These trainings are done either in- house and external (seminar). In line with the Company’s efforts to develop its employee’s competence, in 2013 the Company held in-house training in stages, starting from the lowest level up to the level of Deputy President.
Untuk level Asisten Manajer ke bawah, Perusahaan menyelenggarakan pelatihan “Becoming Proactive, Responsible and Accountable” yang bertujuan untuk membentuk karyawan menjadi lebih proaktif, bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Untuk level Asisten Manajer sampai dengan Manajer, Perusahaan menyelenggarakan sesi coaching untuk program Managerial Development Program yang telah dilakukan pada tahun 2012. Untuk level Asisten Deputi Presiden sampai dengan Deputi Presiden, Perusahaan menyelenggarakan pelatihan “Leadership Greatness” yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan eksekutif.
For Assistant Manager level and below, the Company conducted a training module titled “Becoming Proactive, Responsible and Accountable”, aimed to train employees to become more proactive, responsible and reliable. For levels Assistant Manager through to Manager, the Company provided a coaching session for Managerial Development Program, which was carried out in 2012. For levels Deputy Assistant to the President through to Deputy President, the Company conducted the training “Leadership Greatness”, which aims to improve the quality of executive leadership.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
77
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good Corporate Governance and Risk Management
Untuk pelatihan technical skills, Perusahaan menyelenggarakan beberapa pelatihan secara in-house seperti Presentation skills, Certified Financial Planner, dan Business Communication English yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing Anak Perusahaan.
For technical skills training, the Company conducted in-house trainings such as Presentation skills, Certified Financial Planner, and Business Communication English, in accordance with the needs of each Subsidiary.
Sepanjang tahun 2013, divisi HRD PT. BPUI (Persero) telah melakukan 10 kali pelatihan secara in-house.
Throughout the year 2013, the HRD division of PT. BPUI (Persero) has conducted 10 in-house training courses.
Selain itu, untuk peningkatkan kompetensi, sepanjang tahun 2013, Direksi Perusahaan telah mengikuti pelatihan-pelatihan sebagai berikut:
Moreover, to enhance their competencies, several members of the Board of Directors had completed the following courses:
Nama/Name
Nama Training/Training Module
Vendor
Dwina Septiani Wijaya
Advanced Management Program Media Traning
IPMI Business School Java PR
Eko Yuliantoro
Media Traning
Java PR
Hari Gursida
IFRS Dynamics 2013 and Beyond : Impact to Indonesia Media Traning
Kegiatan SDM lainnya yang diselenggarakan oleh divisi HRD Perusahaan adalah survei “Employee Engagement” yang dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan dan komitmen dari karyawan. Hasil survei ini juga dijadikan dasar untuk menyusun program-program pengembangan karyawan lainnya di tahun berikutnya.
78
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Java PR
Other activities organized by HRD include the “Employee Engagement” survey to measure the level of satisfaction and commitment of employees. The results of this survey are also used as a basis to formulate development programs for other employees in the next year.
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Manajemen Risiko Perusahaan corporate risk management
Kebijakan Manajemen Risiko di PT. BPUI (Persero) mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha, yang didasari kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi usaha dengan pengelolaan risikonya. Manajemen risiko saat ini merupakan mitra strategis bagi unit-unit bisnis Perusahaan dalam mengoptimalkan pendapatan operasional perusahaan.
The Risk Management Policy of PT. BPUI (Persero) covers the entire scope of its business activities, based on the need for a balance between the Company’s functions and the management of their risks. Risk management is a strategic partner for the Company’s business units in order to optimize the Company’s operating revenues.
Peran dasar dari manajemen risiko Perusahaan adalah melakukan evaluasi risiko atas seluruh kegiatan Perusahaan, serta menjaga keseimbangan antara nilai potensial keuntungan dengan risiko yang akan dihadapi. Sebagai bagian dari kegiatannya, Divisi Manajemen Risiko melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi terhadap seluruh keputusan investasi, transaksi, dan juga peluncuran produk baru. Selain itu, Divisi Manajemen Risiko juga berperan dalam melakukan pembuatan, perubahan, dan pengkinian dari kebijakan dan prosedur.
The primary role of the Company’s risk management efforts is to evaluate the risks for all of its activities, as well as finding the balance between potential profits with the risks to be faced. As part of its activities, the Risk Management Division evaluates and provides recommendations for all investment decisions, transactions, as well as launch of a new product. In addition, the Risk Management Division also plays a role in making the manufacture, changes and updating of policies and procedures.
Kerangka pengelolaan risiko serta kebijakan dan prosedur yang diterapkan mengikuti proses evaluasi dan perbaikan yang berkelanjutan sesuai dengan jenis aktivitas dan kegiatan yang dilakukan serta sumber daya yang tersedia. Pengembangan dan penyempurnaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan struktur pengendalian internal yang komprehensif dan dapat memberikan peringatan dini sehingga tindakan koreksi dapat dilakukan lebih awal untuk meminimalisasi risiko.
The framework for Risk Management and formulated policies and procedures follow a continuous evaluation and improvement process that corresponds to the activities and available resources. This continuous process is intended to obtain a comprehensive internal control structure and can provide an early warning system so that corrective actions can be done to minimize risks.
Dari kerangka tersebut telah disusun suatu kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko, melakukan pengukuran dan pemantauan risiko, serta menetapkan batasan, kebijakan dan prosedur yang dapat mengendalikan risikorisiko yang ada sehingga berada dalam ambang toleransi risiko yang telah ditetapkan PT. BPUI (Persero).
From within that framework, a set of risk management policies and procedures were created to identify and analyze risks, measure and monitor risks, as well as set limits; these policies and procedures can bring these risks into a threshold that PT. BPUI (Persero) can tolerate.
Hal ini mencakup pedoman kebijakan, prosedur, limit transaksi dan peraturan lain yang berlaku bagi semua lini bisnis dan aktivitas, sesuai dengan skala prioritas dan potensi risiko yang ada.
This includes policy guidelines, procedures, transaction limits and other rules that apply to all business lines and activities, in accordance with the priorities of existing and potential risks.
Untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan bisnis yang ada, maka evaluasi selalu dilakukan secara berkala sesuai dengan perubahan parameter risikonya. Berbagai inisiatif serta langkah-langkah telah ditempuh untuk meletakkan landasan yang kuat dalam manajemen resiko yang mencakup aspek-aspek organisasi, strategi, sistem informasi dan operasi, serta aspek budaya.
To ensure that the policies and procedures are in line with the development of the existing businesses, the evaluation is performed periodically following changes in risk parameters. Various initiatives and measures have been put in place to lay a strong foundation in risk management, that take into consideration organizational as well as cultural aspects, strategy, information systems and operations.
Upaya-upaya yang dilakukan terkait pengelolaan risiko kredit, risiko pasar (seperti risiko tingkat suku bunga dan risiko mata uang), risiko likuiditas, risiko operasional dan risiko kepatuhan, risiko reputasi, risiko strategi, dan risiko hukum antara lain adalah sebagai berikut:
Measures that have been taken related to the management of credit risk, market risk (such as interest rate risk and currency risk), liquidity risk, operational risk, compliance risk, reputation risk, strategic risk, and legal risk, among others, are as follows:
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
79
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good Corporate Governance and Risk Management
a. Memastikan kepatuhan Perusahaan terhadap Product Program Manual (PPM) dan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan transaksi yang menjadi produk inti dan/atau portofolio Perusahaan.
a. Ensured compliance with the Product Program Manual (PPM) and regulations that effect the Company’s core activities and/or portfolio.
b. Melakukan evaluasi risiko dan mitigasi atas setiap transaksi yang menjadi produk inti dan/atau portofolio Perusahaan dalam rangka untuk meminimalkan tingkat risiko yang melekat pada transaksi portofolio tersebut.
b. Performed risk evaluation and mitigation of all transactions that involve the Company’s core product and/or portfolio in order to minimize the level of inherent risk in the transactions.
c. Mengembangkan Management Reporting System sebagai sistem peringatan dini bagi Perusahaan sehubungan dengan dilaksanakannya transaksi yang menjadi produk inti dan/ atau portofolio Perusahaan.
c. Developed a Management Reporting System as an early warning system for the Company for transactions that form the core product and/or portfolio.
d. Membangun dan membuat rekomendasi terhadap penyempumaan dan pemutakhiran PPM (kebijakan internal Perusahaan) yang terkait dengan produk inti Perusahaan.
d. Build and make further recommendations and updates for the Product Program Manual (PPM) related to the Company’s core products.
Anak perusahaan secara umum telah menerapkan manajemen risiko melalui Risk Management Unit di masing-masing Anak perusahaan, dan dilakukan dengan tetap melalui koordinasi secara terintegrasi melalui Divisi Risk Management PT. BPUI (perusahaan induk).
The Subsidiaries in general has implemented their own risk management through the Risk Management Unit in their respective Subsidiaries, and applied consistently through integrated coordination through the Risk Management Division PT. BPUI (Persero).
Manajemen risiko tidak hanya menjadi tugas Divisi Risk Management, tetapi juga semua unit bisnis dan setiap entitas Anak perusahaan. Di samping itu, Dewan Komisaris dan Dewan Direksi secara aktif juga memantau dan mengevaluasi laporanlaporan yang datang dari setiap Anak perusahaan untuk bahan pertimbangan kebijakan selanjutnya pada Perusahaan. PT. BPUI (Persero) telah melakukan koordinasi dengan semua Anak perusahaan untuk menerapkan risiko manajemen tersebut sesuai dengan kebijakan yang ada. Risiko-risiko utama yang terkait aktifitas usaha PT. BPUI (Persero), pengelolaan dan mitigasinya adalah:
Risk management is not only the duty of the Risk Management Division, but also all business units and each Subsidiary entity. In addition, the Board of Commissioners and the Board of Directors are also actively monitoring and evaluating the reports coming from any Subsidiary for further policy considerations at the Company. PT. BPUI (Persero) has coordinated with all Subsidiaries to implement risk management in accordance with existing policies. The following are risks involved in the business activities of PT. BPUI (Persero), its management and mitigation:
Risiko Kredit
Credit Risk
Pengelolaan risiko kredit terkait dengan potensi kerugian akibat ketidak-mampuan nasabah/emiten untuk memenuhi kewajibannya kepada Perusahaan. Mitigasi risiko antara lain menetapkan parameter nilai minimum jaminan dan kebijakan dan prosedur kredit yang ditetapkan melalui Komite Pengelolaan Risiko. Selain itu ditetapkan juga batasan-batasan mengenai kepemilikan maksimum atas surat utang yang diterbitkan oleh 1 (satu) emiten, kebijakan dalam penetapan limit transaksi, jaminan, dan batas forced sale. Hal ini untuk memastikan bahwa profil risiko tetap berada pada kisaran yang dapat diterima. Kebijakan lain yang ditetapkan oleh Perusahaan adalah menentukan syarat minimum rating surat utang/minimum investment grade (BBB+) atas setiap surat utang yang dibeli oleh Perusahaan dan Anak perusahaan.
This is the management of credit risk associated with potential loss due to the customer/issuer’s inability to meet their financial obligations to the Company. Risk mitigation measures include, among others, setting a minimum parameter value for guarantees of credit policies and procedures established by the Risk Management Committee, setting limits on the maximum ownership of debt securities issued by a single issuer, policy on transaction limits, guarantees, and cutoffs to the forced sale. This is to ensure that the risk profile remains at an acceptable range. Other rulings set forth the Company include setting the minimum rating for bonds to be at least investment grade (BBB+) for any securities purchased by the Company and its Subsidiaries.
80
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Sebelum melakukan investasi ke dalam surat utang (surat berharga), dilakukan riset analisis secara akurat dan tajam yang menganalisis aspek makro dan mikro, dan setelah investasi dilakukan, melakukan monitoring rating surat utang secara periodik.
Prior to investing in any securities, the Company conducts a thorough research that analyzes macro and micro aspects, and post-purchase continues to monitor the bond’s performance periodically.
Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Foreign Exchange Risk
Risiko nilai tukar mata uang asing timbul ketika PT. BPUI (Persero) mendapat mata uang asing yang diperoleh dari transaksi dengan nasabah/emiten tertentu atau pada transaksi dimana Perusahaan bertindak sebagai perantara. Mitigasi risiko atas posisi mata uang asing ini antara lain melalui penetapan kebijakan transaksi dalam mata uang asing, membatasi intraday position, overnight position, stop loss, funding, foreign exchange swap, hedging, dan sebagainya yang bertujuan untuk mengantisipasi dampak fluktuasi perubahan nilai tukar mata uang asing.
Foreign exchange risk arises when PT. BPUI (Persero) receives payment in foreign currency as a result of a transaction with certain customer/ issuer, or during transactions in which the Company acts as an intermediary. Mitigation efforts for foreign currency risks include, among others, establishing policies on transactions involving foreign currency, limiting intraday position, overnight position, stop loss, funding, foreign exchange swaps, hedging, and so forth, which aims to minimize the impact of fluctuations in the foreign exchange rates.
Risiko Tingkat Suku Bunga
Interest Rate Risk
Pengelolaan risiko tingkat suku bunga memerhatikan khususnya risiko fluktuasi suku bunga pasar dan bagaimana meminimalisasi dampaknya terhadap Perusahaan. Aset dan liabilitas yang berpotensi terdampak oleh risiko suku bunga terdiri dari antara lain penempatan aset di bank/deposito, bunga pinjaman dari bank, fasilitas pembiayaan (transaksi Modal Ventura), dan fasilitas margin (transaksi perantara pedagang efek). Badan terkait di Perusahaan bertanggungjawab melakukan pemantauan atas suku bunga pasar dan menyesuaikan suku bunga Perusahaan dengan pasar/nilai wajar, dan ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh grup.
Interest rate risk management largely concerns itself especially with monitoring key market interest rate fluctuations and how they impact the Company’s businesses. Assets and liabilities are prone to interest rate fluctuations, and these include vital placements of assets in the bank/deposit, interests on loans from the bank, venture capital transactions, and brokerage transactions. Relevant bodies at the Company is responsible for monitoring the market interest rate and adjusting those rates into the Company’s market/fair value, following regulations established by the group.
Risiko Likuiditas
Liquidity Risk
Pengelolaan risiko likuiditas mempertimbangkan likuiditas dari efek-efek yang akan dijadikan portofolio, memantau profil jatuh tempo pinjaman dan sumber pendanaan, menjaga saldo kecukupan kas dan efek portofolio serta memastikan tersedianya pendanaan dari sejumlah fasilitas kredit yang mengikat, dan kesiapan untuk menjaga posisi pasar. Perusahaan mempertahankan kemampuannya untuk melakukan pembiayaan dari sumber dana yang dimiliki dengan cara menjaga saldo kecukupan kas dan portofolio efek serta mencari berbagai sumber fasilitas pembiayaan yang mengikat dari pemberi pinjaman.
Liquidity risk concerns itself with liquidity of the securities that are to be purchased to add to the group’s portfolio, maturity profile of loans and funding sources, maintaining sufficient cash and securities portfolio as well as ensuring the availability of funding from credit facilities, binding, and readiness to maintain its market position. The Company preserves its ability to source financing from private cash funds, securities portfolio and various other finance facilities.
Risiko Operasional
Operational Risk
Pengelolaan risiko operasional adalah untuk mengantisipasi kerugian yang diakibatkan dari kesalahan yang melibatkan personalia, sistem dan teknologi, proses, operasi, serta kondisi eksternal. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Perusahaan adalah melalui pengadaan sistem TI yang handal, menyusun Business Continuity/Disaster Recovery Plan, menyediakan server cadangan untuk meminimalisir kerusakan sistem TI secara berkala, prasyarat terkait dengan pemisahan tugas/fungsi,
Operational risk is a risk management aimed at anticipating losses resulting from errors involving personnel, systems and technologies, processes, operations and external conditions. Some of the efforts involved include the provisioning of a reliable IT system, preparing a Business Continuity / Disaster Recovery Plan, providing backup servers on a regular basis to minimize damage to the IT systems, terms and conditions for separation of duties / functions, terms and conditions for
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
81
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good Corporate Governance and Risk Management
prasyarat rekonsiliasi dan pengawasan transaksi, kepatuhan terhadap regulasi dan prasyarat hukum lainnya, dokumentasi prosedur dan kontrol, ketentuan terkait penilaian secara periodik atas risiko operasional yang dihadapi, kecukupan kontrol dan prosedur terhadap risiko yang teridentifikasi, dan ketentuan terkait pelaporan atas kerugian operasional dan usulan upaya perbaikannya.
reconciliation and monitoring of transactions, compliance with regulatory and other legal requirements, documentation and control procedures, stipulations for periodic assessment of operational risks, adequacy of the procedures to control the risks identified, and rules for the reporting of operational losses and proposed improvements.
Setiap unit usaha bertanggung jawab atas seluruh risiko yang terjadi pada aktivitas sehari-harinya dengan mengikuti seluruh kebijakan dan prosedur yang ada. Berkaitan dengan risiko operasional adalah risiko hukum yang muncul akibat adanya kelemahan aspek yuridis, adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.
Every business unit is responsible for risks which occur in daily activities and must follow all policies and procedures. Operational risks include, but not limited to, legal risks arising from weak judicial aspect, lawsuits, the absence of laws and regulations that protect the business, or flaws in legally binding agreements such as non-fulfillment of clauses in a contract and improper secured loan contracts.
Risiko Kepatuhan
Compliance Risk
Risiko kepatuhan terkait dengan risiko yang terjadi karena Perusahaan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan, otoritas pasar modal dan kebijakan internal. Terkait dengan risiko kepatuhan adalah risiko pengenaan sanksi administratif dan keuangan oleh otoritas pasar, atau bahkan reputasi yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha atau persepsi terhadap Perusahaan. Publikasi negatif tersebut, keluhan serta ketidakcakapan dalam menangani nasabah dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap usaha Perusahaan.
Compliance risk is risk which may occur when the Company does not comply with or fails to follow the laws and regulations, capital market authorities and internal policies. This risk carries punitive sanctions from administrative to financial penalties from market authorities, and impacts the Company’s reputation caused by negative publicity related to its business activity. The negative publicity, complaints and incompetence in dealing with customers can lead to a negative perception of the entire Company.
Risiko Reputasi
Reputation Risk
Risiko Reputasi adalah risiko yang terjadi akibat opini publik yang negatif. Pengelolaan risiko reputasi dilakukan secara terpusat oleh Perusahaan sebagai induk perusahaan melalul bagian Corporate Secretary & Communication. Divisi ini melakukan pemantauan terhadap berita-berita yang mempengaruhi reputasi Perusahaan. Sementara penanganan keluhan dilakukan secara langsung oleh unit bisnis melalui para frontliners di masing-masing perusahaan. Divisi Corporate Secretary & Communication terus-menerus membangun reputasi Perusahaan melalui publikasi yang dapat meningkatkan penilaian yang baik di mata para stakeholders.
Reputation Risk is risks arising from negative public opinion. The management of this risk is done centrally by the Company through the group’s Corporate Secretary & Communication division. This division monitors news that affects the Company’s reputation, while the handling of complaints is done directly by the respective business unit of each subsidiary company. The Corporate Secretary & Communication tirelessly works to build up favorable reputation through publications that can enhance the Company’s perception in the eyes of the stakeholders.
Risiko Strategis
Strategic Risk
Risiko Strategis adalah kemungkinan kerugian yang terjadi sebagai akibat keputusan strategis yang tidak tepat atau keputusan strategis yang kurang responsif terhadap perubahan eksternal. Risiko ini bisa timbul saat adanya peluncuran produk baru maupun kerjasama dengan pihak lain yang sifatnya strategis. Untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya risiko tersebut, setiap rencana kegiatan maupun pembuatan produk baru akan melibatkan berbagai badan terkait di Perusahaan serta mengundang konsultan independen untuk menjamin objektivitas keputusan strategis tersebut.
Strategic risk is the possibility of losses that can occur as a result of flawed strategic decisions that are less responsive to external changes. This risk could arise with the launch of a new product or a new strategic partnership with another party. To minimize the likelihood of such risks, any strategic undertakings and manufacturing of new products will involve a variety of related entities in the Company as well as independent consultants to ensure the objectivity of the strategic decisions.
82
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Risiko Hukum
Legal Risk
Risiko hukum adalah risiko yang bisa timbul akibat terlewatnya kajian aspek hukum. Untuk menghindari kemungkinan gugatan hukum, Perusahaan telah menerbitkan PPM Bidang Hukum yang menjadi pedoman dalam memenuhi ketentuan dan persyaratan hukum pada setiap transaksi yang terjadi. Pada setiap transaksi bisnis, seperti pengembangan properti, kerjasama dengan pihak lain, perikatan funding dari pihak lain, penanganan konflik dengan pihak ketiga, serta transaksi-transaksi lainnya yang membutuhkan perikatan dengan pihak ketiga, Perusahaan selalu didampingi oleh tim legal Perusahaan.
Legal risk is risks that could arise as a result of overlooked legal aspects. To minimize the possibility of lawsuits, the Company has issued the Product Program Manual (PPM) for Legal Affairs that serves as the guideline to fulfill and meet the legal requirements for each transaction. In every business transaction, such as property development, partnership with other parties, funding agreement with other parties, conflictsolving with other parties and all other transactions that require a contract with third parties, the Company always seeks the counsel of the legal team.
Legal counselor bertugas memastikan dan menelaah dokumen serta proses hukum yang harus dilalui, dan penatausahaan dokumen hukum sehingga posisi Perusahaan cukup kuat sampai dengan batas tingkat risiko yang dapat ditoleransi. Bila diperlukan, Konsultan Hukum akan ditunjuk mengingat lingkup pekerjaan atau mengingat nilai transaksi yang besar untuk memastikan semua ketentuan berjalan dengan baik.
The Legal Counselor’s job is to review documents and legal processes that will be signed, as well as keep records and administration of legal documents to secure the Company’s position to a level of risk that can be tolerated. If necessary, a specialized legal firm can be appointed for special projects or large-value business transactions to ensure everything is up to par.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
83
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good Corporate Governance and Risk Management
Laporan Pengawasan Dewan Komisaris SUPERVISORY REPORT OF THE BOARD OF COMMISSIONERs Tahun 2013 dibuka dengan optimisme bahwa ekonomi dunia akan membaik dibanding tahun sebelumnya. Bursa yang mulai mengalami tren peningkatan sampai dengan triwulan I, mulai mengalami fluktuasi di awal triwulan II. Dengan adanya perubahan kebijakan moneter The Fed yang lebih ketat, investor global semakin agresif dalam melepas portofolio investasi jangka pendeknya di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Selain itu, secara umum perekonomian domestik Indonesia di tahun 2013 cenderung mengalami tekanan karena defisit neraca berjalan dan kenaikan harga BBM bersubsidi. Dampak langsung dari kenaikan harga BBM bersubsidi terlihat dari kenaikan tingkat inflasi, suku bunga acuan Bank Indonesia, dan realisasi tingkat pertumbuhan ekonomi yang sedikit lebih rendah dari target.
2013 began with high optimism that world economy will improve over the previous year. The bourse, which experienced an increasing trend up until the first quarter, began to fluctuate in the early second quarter. The Fed’s increasingly stringent monetary policy pushed global investors to be more aggressive in removing short-term investment portfolios in developing countries, including Indonesia. Moreover, the Indonesian domestic economy in 2013 in general yielded to pressures caused by current account deficits and the rising prices of subsidized fuel. The direct impact of the fuel price hikes can be seen from the surge in inflation rate, Bank Indonesia’s raise of its interest rate, and the manifestation of lower-than-expected economic growth from the initial target.
Di tengah kondisi ekonomi yang demikian, secara umum kinerja PT. BPUI selama tahun 2013 cukup menggembirakan. Laba bersih konsolidasi Perusahaan di tahun 2013 mencapai Rp 63,1 milyar atau Rp 9,3 milyar (17,3%) diatas target yang sebesar Rp 53,8 milyar. Pencapaian tersebut terutama karena realisasi kinerja operasional dari semua anak perusahaan, kecuali PT. Bahana Artha Ventura (BAV), yang melebihi target anggaran dan realisasi beban operasional yang lebih rendah dari anggaran.
Amidst such adverse economic conditions, PT. BPUI’s overall performance in the year 2013 was encouraging. The Company’s consolidated net income in 2013 reached Rp 63.1 billion or Rp 9.3 billion (17.3%), above the targeted budget of Rp53.8 billion. It was effected by the operational effectiveness and performance of all subsidiaries, except PT. Bahana Artha Ventura (BAV), which exceeded the budget target and lower-than-expected actual operating expenses compared to the budget.
Pada sisi Anak Perusahaan, kondisi awal tahun 2013 yang masih didominasi dengan optimisme membaiknya ekonomi global, dimanfaatkan dengan baik oleh para emiten untuk bisa mendapatkan dana segar dengan melakukan IPO dan menerbitkan obligasi. Kondisi ini menyebabkan PT. Bahana Securities (BS) mencapai kinerja yang sangat baik pada Semester I. Kinerja PT. BS juga terlihat pada sisi Investment Banking, dimana PT. BS berhasil mempertahankan posisi ke-5 dalam Bloomberg League Table untuk Equity and Rights Offering, dengan pangsa pasar sebesar 10% di akhir kuartal III 2013. Disamping itu, selama tahun 2013, total proyek yang dipercayakan kepada PT. BS mencapai 51 proyek. Hal ini merupakan sebuah pencapaian yang sangat membanggakan karena PT. BS mampu bersaing dan berhasil masuk dalam 10 besar perusahaan sekuritas dengan nilai transaksi perdagangan saham terbesar yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan sekuritas asing. Untuk meningkatkan dan memantapkan posisi PT. BS di peta industri pasar modal dan menjadikannya sebagai perusahaan efek terkemuka di Indonesia, PT. BS juga telah mulai melaksanakan rencana-rencana strategis, seperti Quantum Leap, Online Trading dan Direct Market Access (DMA), sebagai upaya untuk meningkatkan daya kompetitif PT. BS menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat.
From the Subsidiary’s side, the sentiment in early 2013, which were dominated by the optimism that the global economy will make a recovery, was put to good use by issuers to secure fresh funding by issuing bonds and IPOs. This was why PT. Bahana Securities (BS) was able to achieve spectacular results in Semester I. PT. BS’s other significant achievement can also be seen in its Investment Banking, where PT. BS successfully maintained its position in the fifth place in the Bloomberg League Table for Equity and Rights Offering, with a market share of 10 % in the third quarter of 2013. In addition, in 2013 the total project entrusted to PT. BS’s care reached 51 projects. This was a significant achievement for PT. BS as it puts it on par with the top ten securities firms with the largest stock value, which are dominated by foreign securities firms. To improve and strengthen the position of PT. BS as the leading brokerage firm in Indonesia’s capital markets landscape, PT. BS has also begun to implement a series of strategic plans such as Quantum Leap and Online Trading and Direct Market Access (DMA), as well as to improve its competitiveness against the increasingly fierce competitors.
84
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, PT. Bahana TCW Investment Management (BTIM) dipercaya dalam pengelolaan investasi dari beberapa institusi besar multinasional dan hal ini menunjukkan pengakuan dari investor atas reputasi dan kinerja PT. BTIM dalam mengelola investasi jangka panjang. Sepanjang tahun 2013, PT. BTIM telah meluncurkan 10 (sepuluh) Reksa Dana baru yang terdiri dari masing-masing 1 Reksa Dana jenis Pendapatan Tetap dan Saham, serta 8 Reksa Dana jenis Terproteksi. Dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) meningkat sebesar 5,81% dari Rp19,80 triliun pada akhir 2012 menjadi Rp 20,95 triliun pada akhir 2013. Dengan AUM Reksa Dana tersebut PT. BTIM termasuk dalam 5 besar Manajer Investasi dengan dana kelolaan terbesar.
As in previous years, PT. Bahana TCW Investment Management (BTIM) was entrusted with the management of several large multinational institutions’ investments, which shows the investors’ acknowledgment of PT. BTIM’s reputation and performance in managing long-term investment products. Throughout 2013, PT. BTIM has launched ten new Mutual Funds, consisting of one each Fixed Income and Equity type (Reksa Dana jenis Pendapatan Tetap dan Saham) and eight Protected types (Reksa Dana jenis Terproteksi). Asset Under Management (AUM) increased by 5.81 % from Rp 19,80 trillion in 2012 to Rp 20.95 trillion at the end of 2013. With such Mutual Fund AUM, PT. BTIM was listed as one of top 5 investment manager with the largest managed funds.
Capaian kinerja operasional PT. BAV pada tahun 2013 dibawah dari target yang direcanakan karena masih belum selesainya penanganan masalah pada Direktorat Mikro. Disamping tantangan pada Direktorat Mikro, PT. BAV juga menghadapi tantangan antara lain ketatnya persaingan dan penurunan perolehan sumber pendanaan baru yang relatif murah untuk menggantikan sumber dana dari JBIC (Japan Bank for International Cooperation). Namun demikian, PT. BAV dan 27 PMVD secara konsisten terus melakukan upaya business turnaround agar kinerja perusahaan dapat terus meningkat ke depannya. Di tahun 2013, PT. BAV secara konsisten terus melakukan kegiatan untuk mendukung penguatan brand image yang dimiliki oleh perusahaan. Program Quantum Leap yang berupa pembiayaan usaha produktif berskala mikro, dengan brand Mikro Ventura terus dilanjutkan dengan dibukanya total 9 gerai mikro baru milik PT. BAV dan PMVD di tahun 2013. Hal ini tentunya makin menguatkan posisi PT. BAV sebagai lembaga pembiayaan modal ventura terdepan dalam memfasilitasi sektor usaha mikro, kecil dan menengah nasional.
PT. BAV’s operational performance was below target due to several unresolved issues at the Micro Directorate. In addition, PT. BAV faced other challenges, which include, among others, intense competition and a drop in acquiring new funding sources that are relatively inexpensive to replace funding from JBIC (Japan Bank for International Cooperation). Nonetheless, PT. BAV and 27 PMVDs (Regional Venture Capital Company) consistently took business turnaround measures to improve the companies’ performance in the future. Also, throughout 2013 PT. BAV consistently carried out activities aimed at strengthening the Company’s brand image. The Quantum Leap program, taking form as a micro financing for productive enterprises, along with the Company’s Micro Ventura brand, continued unabashedly in 2013 with the opening of nine new micro outlets owned by PT. BAV and PMVD. This undoubtedly strengthened PT. BAV’s position as the leading venture capitalist in facilitating micro, small and medium enterprises nationwide.
PT. Grahaniaga Tatautama (GNTU) menunjukkan kinerja yang cukup memuaskan pada tahun 2013. Hal ini sebagai buah dari kerja keras manajemen dalam terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya, yang antara lain ditandai dengan diperolehnya ISO 14001:2004 (Environmental Management System Standard) dari Llyod’s Register Quality Assurance pada tahun lalu. Sejalan dengan diperolehnya sertifikat Green Building predikat Gold dari BCA Singapore yang diperoleh pada tahun 2011, upaya efisiensi biaya terus dilakukan. PT. GNTU juga terus mengupayakan alternatif-alternatif pengembangan usaha (business development) guna memperluas sumber pendapatan.
PT. Grahaniaga Tatautama (GNTU) showed satisfactory performance in 2013. This is the fruit of hard work the management has put forth in providing best services to customers, which was vindicated when the company obtained ISO 14001:2004 (Environmental Management System Standard) from Lloyd’s Register Quality Assurance in the past year. Along with the obtainment of Green Building Gold Certificate from BCA Singapore in 2011, cost efficiency efforts are ongoing. PT. GNTU also continues to seek new alternatives for business development in order to expand revenue sources.
PT. Bahana Mitra Investa (BMI) merupakan anak perusahaan yang bergerak di bidang investasi dan jasa keuangan. Pada bulan Maret 2013, PT. BMI yang sebelumnya pada kondisi dormant, mulai melakukan kegiatan partisipasi pada
PT. Bahana Mitra Investa (BMI) is a subsidiary engaged in investment and financial services. In March 2013, PT. BMI’s previously dormant status started to become active again and participated in the financing of PT. BAV’s micro portfolio worth
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
85
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good Corporate Governance and Risk Management
pembiayaan portofolio mikro PT. BAV senilai total Rp 32 miliar dengan diskonto sebesar 20% (95% dari face value). Pada bulan November 2013, PT. BAV telah melakukan buy back atas seluruh outstanding portofolio mikro ke PT. BMI. Sampai dengan akhir 2013, PT. BMI membukukan laba bersih sebesar Rp 0,1 milyar yang sebelumnya tidak dianggarkan.
a total of Rp 32 billion, with a discount of 20% (95% of face value). In November 2013, PT. BAV performed buy back of the entire outstanding micro portfolio to PT. BMI. As of the end of 2013, PT. BMI posted a net profit of Rp 0.1 billion which was previously not listed in the budget.
Dalam rangka pencapaian kinerja perusahaan, Dewan Komisaris memiliki peran tersendiri sesuai dengan tugas yang diemban yaitu untuk melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan pada umumnya dan memberi nasihat kepada Direksi, untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan. Adapun pelaksanaan tugas yang telah dilakukan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku 2013, adalah sebagaimana Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan sebagai berikut:
In order to achieve the company’s full potential performance, the Board performed specific roles as appropriate for its duties to the Company, which include supervising the overall management and policies and advise the Board of Directors for the benefit of the company in accordance with the purposes and objectives of the company. The tasks that were performed by the Board of Commissioners during the year 2013, as outlined in the Supervisory Reports, were as follow:
1. Selama tahun 2013, susunan Dewan Komisaris PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) adalah sebagai berikut:
1. During the year 2013, the composition of the Board of Commissioners of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) were as follow:
1
Marwanto Harjowiryono
Dewan Komisaris/Board of Commissioners Jabatan/Position Komisaris Utama/President Commissioner
2
Tarmiden Sitorus*
Komisaris/Commissioner
3
Nining I. Soesilo**
Komisaris/Commissioner
4
Sulwan Silondae***
Komisaris/Commissioner
5
Gatot Darmasto**
Komisaris/Commissioner
No. Nama/Name
Rata-rata kehadiran Dewan Komisaris dalam rapat/Average attendance of the Board of Commissioners Keterangan/Note: *) Bp. Tarmiden Sitorus menjabat sebagai Komisaris PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) untuk periode sampai dengan tanggal 26 Februari 2013. Mr. Tarmiden Sitorus served as a Commissioner of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) up until February 26, 2013. **) Ibu Nining I. Soesilo menjabat sebagai Komisaris PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) untuk periode sampai dengan tanggal 1 Desember 2013. Mrs. Nining I. Susilo served as a Commissioner of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) up until December 1, 2013. ***) Bp. Sulwan SilondaE resmi diangkat menjadi Komisaris PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) sejak tanggal 1 Februari 2013. Pada tanggal yang sama, Ibu Dwijanti Tjahjaningsih resmi diberhentikan dengan hormat sebagai Komisaris PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero). Mr. Sulwan SilondaE was officially appointed Commissioner of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) from February 1, 2013. On the same date, Mrs. Dwijanti Tjahjaningsih was honorably discharged as a Commissioner of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).
Untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan tugas pengawasan, Dewan Komisaris telah melakukan pembagian tugas di antara Anggota Dewan Komisaris melalui Keputusan Dewan Komisaris terbaru yaitu Nomor: 003/SK-DEKOM/BPUI/II/2012 tanggal 3 Februari 2014 sebagai berikut: No. Nama/Name
To further streamline the implementation of its supervisory duties, the Board had decided upon division of duties between its members as outlined in BOC Decision Number: 003/SKDEKOM/BPUI/II/2012 dated February 3, 2014 as follows:
Bidang Kerja
Task
1
Marwanto Harjowiryono
Mengkoordinir tugas-tugas Komisaris
Coordinates the Commissioners’ duties
2
Gatot Darmasto**
Menangani masalah di bidang keuangan
Oversee finance-related issues
3
Sulwan Silondae***
Menangani masalah di bidang SDM dan hukum
Oversee HR and legal issues
2. Dalam rangka pelaksanaan penerapan praktek GCG, maka sesuai tugas dan fungsinya berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas pengawasan dengan melakukan Rapat dengan Direksi maupun rapat internal Dewan Komisaris. Dalam rapat dengan Direksi, Dewan Komisaris memonitor dan mengevaluasi jalannya Perseroan, serta memberikan pendapat, saran dan
86
2. In the framework of the implementation of good corporate governance practices as appropriate to its duties and functions under the Articles of Association, the Board has undertaken the task of supervising the Board of Directors by holding joint meetings between the BOD as well as holding internal BOC meetings as appropriate. In their meetings with the Board of Directors, the Board of Commissioners monitored and evaluated the course of
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
masukan kepada Direksi untuk menjalankan perusahaan secara lebih baik yang tertuang dalam Notulen rapat.
Selama tahun 2013, Dewan Komisaris telah melaksanakan 18 kali rapat, baik rapat internal Dewan Komisaris maupun rapat dengan Direksi. Adapun tingkat kehadiran masing-masing anggota Dewan Komisaris dalam rapat dimaksud adalah sebagai berikut:
No. Nama/Name
Jabatan/Position
1
Marwanto Harjowiryono
2
Tarmiden Sitorus*
Komisaris Utama/President Commissioner Komisaris/Commissioner
3
Nining I. Soesilo**
Komisaris/Commissioner
4
Sulwan SilondaE***
Komisaris/Commissioner
5
Gatot Darmasto**
Komisaris/Commissioner
the Company, as well as give opinions, suggestions and input to the Board of Directors to run the company more efficiently, as contained in each Minutes of Meeting (MOM). During the year 2013, the Board has conducted 18 meetings, both internally with members of the Board of Commissioners and jointly with the Board of Directors. The attendance of each member of the Board of Commissioners at the meetings are as follows:
Dewan Komisaris/Board of Commissioners Jumlah Rapat/ Tingkat Kehadiran/Attendance Frekuensi/Frequency % Number of Meetings 17
16
94,12
2
2
100,00
14
13
92,85
17
14
82,35
3
2
66,67
Rata-rata kehadiran Dewan Komisaris dalam rapat/Average attendance of the Board of Commissioners 87,20 Keterangan/Note: *) Bp. Tarmiden Sitorus menjabat sebagai Komisaris PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) untuk periode sampai dengan tanggal 26 Februari 2013. Mr. Tarmiden Sitorus served as a Commissioner of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) up until February 26, 2013. **) Ibu Nining I. Soesilo menjabat sebagai Komisaris PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) untuk periode sampai dengan tanggal 1 Desember 2013. Mrs. Nining I. Susilo served as a Commissioner of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) up until December 1, 2013. ***) Bp. Sulwan SilondaE resmi diangkat menjadi Komisaris PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) sejak tanggal 1 Februari 2013. Pada tanggal yang sama, Ibu Dwijanti Tjahjaningsih resmi diberhentikan dengan hormat sebagai Komisaris PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero). Mr. Sulwan SilondaE was officially appointed Commissioner of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) from February 1, 2013. On the same date, Mrs. Dwijanti Tjahjaningsih was honorably discharged as a Commissioner of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).
3. Materi yang dibahas dan saran-saran kepada Direksi yang disampaikan dalam rapat Dewan Komisaris fokus pada evaluasi dan upaya peningkatan kinerja perusahaan dan anak perusahaan, antara lain sebagai berikut:
3. The materials that were discussed and advices for the Board of Directors focused on evaluation and efforts to improve the performance of the Company and its Subsidiaries and were as follows:
A. Terkait Permasalahan Bahana Group Hal-hal yang menjadi fokus pembahasan dalam rapat Dewan Komisaris dan Direksi, serta arahan Dewan Komisaris terkait permasalahan yang ada antara lain sebagai berikut: a. Mencermati kondisi perekonomian pada semester 2 yang sangat mempengaruhi kinerja Perusahaan, Dewan Komisaris meminta Direksi agar mencari peluang bisnis yang dapat meningkatkan pendatapan dan pengendalian biaya yang tidak berdampak pada program kerja dan pendapatan Perusahaan. b. Menindaklanjuti proses restrukturisasi atas pinjaman RDISPM yang bertujuan untuk menciptakan ekuitas yang positif pada kondisi keuangan PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) sehingga perusahaan menjadi bankable. Usulan Direksi yang didukung oleh Dewan Komisaris dalam pengajuan proposal restrukturisasi utang RDI-SPM adalah dengan mengkonversi utang pokok sebesar Rp 250 miliar menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN) dan penjadwalan kembali utang bunga sebesar Rp 950,2 miliar selama 20 tahun. Terkait hal tersebut, Menteri Keuangan telah mengeluarkan surat No. S-792/ MK.05/2012 tanggal 5 November 2012 perihal Persetujuan Restrukturisasi Pinjaman PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) yang pada intinya menyetujui skema
A. Issues Affecting the Company Issues that were of particular focus to the Board of Commissioners as well as the Board of Directors during the meetings, and of particular supervision from the Board include the following: a. The economic conditions in the second half of 2013 which greatly affects the performance of the Company. The Board of Commissioners ordered the Directors to look for alternative revenue source that can increase income as well as suppress cost whilst not having any impact on the work program and the Company’s revenue. b. Following up on the restructuring process of the RDI-SPM loans which aims to create a positive equity on PT. BPUI (Persero) so that the company becomes bankable. The Directors’ proposal, which was supported by the Board of Commissioners, involved converting the principal debt of Rp 250 billion into State Capital Investment (PMN) and debt rescheduling interest amounting to Rp 950.2 billion over 20 years. In regards to this, the Minister of Finance has issued letter No. No. S-792/MK.05/2012 dated 5 November 2012 concerning the Debt Restructuring Agreement PT. BPUI (Persero), which essentially approved the scheme above. At the time of the writing, the RDI – SPM’s principal debt conversion process into PMN
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
87
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good Corporate Governance and Risk Management
tersebut di atas. Saat ini proses konversi utang pokok RDISPM menjadi PMN masih menunggu persetujuan DPR-RI. Dengan adanya konversi tersebut, permasalahan defisiensi modal PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) dapat terselesaikan. c. Dewan Komisaris menyarankan kepada Direksi untuk menyusun anggaran belanja modal (capital expenditure) dengan lebih tepat sasaran, agar pencapaian dan penggunaannya lebih optimal. Disamping itu, Direksi diminta untuk terus memonitor dan melaksanakan realisasi rencana belanja modal yang telah ditetapkan dalam RKAP 2013, khususnya yang ditujukan untuk pengembangan infrastruktur IT yang mendukung peningkatan kinerja anak Perusahaan. d. Dewan Komisaris melakukan assessment terhadap 8 orang Executive Committee yang menjadi talent pool untuk diusulkan sebagai Direktur Keuangan (CFO) perusahaan kepada pemegang saham. e. Meminta kepada Direksi agar setiap pergantian direksi anak perusahaan dilaporkan untuk dimintakan persetujuan ke pemegang saham atas proses tersebut. f. Menindaklanjuti perkembangan kasus hukum mantan Direktur Utama PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), Direksi diminta untuk menyusun kronologis kasus hukum tersebut dan strategi dalam mengantisipasi konsekuensi yang mungkin nanti dihadapi oleh perusahaan, khususnya terkait hasil lelang tanah di Kuningan yang saat ini diperuntukan pembayaran utang RDI. Direksi juga diminta berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung RI dan Kementerian Keuangan tentang hal tersebut. g. Direksi dan manajemen PT. BAV harus mengupayakan restrukturisasi pinjaman JEXIM sejalan dengan adanya kebutuhan dana talangan untuk membayar kewajiban JEXIM atas penyaluran yang macet ke beberapa PMVD dan PPU sebesar Rp 94 milyar. B. Terkait Kinerja Anak Perusahaan a. Penyelesaian Permasalahan PT. BAV Atas perkembangan kinerja Task Force PT. BAV, Dewan Komisaris meminta agar terus diupayakan penyelesaian masalah kredit mikro di PT. BAV dengan melakukan penindakan atas oknumoknum yang tidak bertanggung jawab, perbaikan Standard Operating Procedure (SOP) yang membatasi kemungkinan terjadinya tindakan fraud, pendeteksian potensi gagal bayar sejak dini, pengelolaan upaya collection dan remedial secara efektif, rekrutmen untuk posisi yang kosong, dan pelatihan berkala kepada seluruh pegawai. Segala upaya tersebut ditujukan agar Non Performing Investment (NPI) PT. BAV dapat dikendalikan pada tingkat yang wajar. Direksi juga diminta melaporkan perkembangan penyelesaian permasalahan kredit mikro PT. BAV setiap bulan kepada Dewan Komisaris.
88
is still awaiting the approval from the Republic of Indonesia’s Parliament. Such conversion will resolve the capital deficiency problem of PT. BPUI (Persero).
c. The Board of Commissioners advised the Directors to construct a more targeted capital expenditure (capex) budget so that its achievement and usage are optimized. In addition, the Directors are ordered to constantly monitor and implement the realization of capital spending plans set out in the 2013 CBP, especially those aimed at the development of the IT infrastructure that facilitates the growth of Subsidiaries. d. The Board of Commissioners made an assessment of eight potential Executive Committee members who will be put forth as the Company’s next Chief Financial Officer (CFO) for the shareholders’ consideration. e. Ordered the Directors to seek approval from and report any change to the Directors’ structure in every Subsidiary to the shareholders. f. Following up on the legal case of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)’s former President Director, the Directors were ordered to prepare a chronological report pertaining to the case and measures to counteract possible future consequences faced by the Company, in particular the land auction in Kuningan which is currently allocated as RDI debt payment. The Directors were also asked to coordinate with the Attorney General and the Ministry of Finance pertaining to the case. g. The Directors and management of PT. BAV were ordered to seek JEXIM loan restructuring, in line with the bailout funds needed to pay JEXIM’s obligations over the stalled disbursements into several PMVDs and PPU amounting Rp 94 billion. B. Subsidiaries’ Performance a. Resolving PT. BAV’s Issues Developing upon PT. BAV’s Task Force findings, the Board of Commissioners requested that efforts to combat PT. BAV’s microcredit problems by penalizing those irresponsible continued on; standard operating procedures (SOP) to be improved so as to minimize the possibility of fraud; an early-warning system for bad debt detection to be constructed; a more effective collection and remedial management system is effected, appropriate recruitment for vacant positions, and periodical training to all employees is provided. These are all intended to contain PT. BAV’s NonPerforming Investments (NPI) to a reasonable level. Directors were also asked to submit a report containing the results of PT. BAV’s microcredit problems every month to the Board of Commissioners.
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
b. Pengembangan Usaha di PT. GNTU Dewan Komisaris memberikan pertimbangan kepada Direksi untuk melakukan ekspansi bisnis PT. GNTU, terutama untuk merealisasikan program-program pengembangan usaha yang pernah direncanakan, seperti pengembangan tanah di Jl. Cik Diktiro dan pembangunan hotel di Bali. c. Pengembangan Usaha di PT. BMI Dewan Komisaris meminta kepada Direksi dan manajemen PT. BMI untuk mengoptimalkan usaha bisnis dengan mencari peluang dan menjalankan operasional bisnis lain diluar melakukan collection atas piutang macet PT. BAV untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara konsolidasi. 4. Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris Lainnya Di samping melaksanakan rapat Dewan Komisaris, Dewan Komisaris juga melaksanakan berbagai kegiatan/tindakan sebagai pelaksanaan tugas pengawasan sebagaimana diamanatkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan ketentuan perundangan yang berlaku. a. Sesuai dengan ketentuan Anggaran dasar Perseroan, selama tahun 2013 Dewan Komisaris telah memberikan persetujuan atas tindakan Direksi, antara lain sebagai berikut: 1) Persetujuan penambahan pinjaman dari PT. CIMB Niaga, Tbk. 2) Persetujuan pergantian susunan Dewan Komisaris PT. BS. 3) Persetujuan atas pelatihan dan perjalanan dinas direksi. b. Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas pengawasan, Dewan Komisaris telah melakukan kunjungan lapangan ke Mitra Tani 27 (MT-27) di Jember sebagai bahan pertimbangan bagi Dewan Komisaris dalam pengambilan keputusan. c. Mengikuti seminar dan workshop dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan wawasan Dewan Komisaris guna lebih mengoptimalkan pelaksanaan tugas pengawasan. d. Membuat Program Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Komisaris Tahun 2013 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari RKAP Perseroan tahun 2013. e. Menyampaikan tanggapan atas hasil audit Laporan Keuangan Konsolidasi tahun buku 2012, tanggapan atas pencapaian kinerja Semester 2013, dan tanggapan atas RKAP tahun buku 2014 kepada Pemegang Saham. f. Melakukan tender pemilihan KAP untuk mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan Tahun Buku 2013 dan mengajukan usulan KAP yang ditunjuk kepada Pemegang Saham. g. Menyusun pedoman dan kebijakan untuk memenuhi ketentuan terkait implementasi good corporate governance yang baru dalam lingkup tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. h. Mengangkat Ketua Komite Audit PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) dan memperpanjang penugasan salah satu anggota Komite Audit.
b. Business Development at PT. GNTU The Board of Commissioners urged the Directors to consider the timely business expansion of PT. GNTU, in particular in materializing the business development programs which were previously planned, such as the land development on Jl. Cik Diktiro and hotel construction in Bali. c. Business Development at PT. BMI The Board of Commissioners ordered PT. BMI’s Directors and management to optimize business opportunities by looking for alternative source of income other than its core business, which is collecting PT. BAV’s receivables to improve the Company’s performance on a consolidated basis . 4. Additional Activities of the Board of Commissioners In addition to holding mandatory Board of Commissioners meetings, the Board also conducted a variety of activities or actions as appropriate to its supervisory duties as mandated by the Articles of Association and the provisions of existing law. a. In line with the Company’s Articles of Association, throughout 2013 the Board of Commissioners has given approval to the Directors’ proposal, such as follow: 1) Approval of additional loans from PT. CIMB Niaga, Tbk. 2) Approval of change of composition to the Board of Commissioners of PT. BS. 3) Approval of the Directors’ training and business trips. b. As part of its supervisory duties, the Board of Commissioners conducted a field trip to Mitra Tani 27 (MT-27) in Jember as additional material consideration for its decision making process. c. Members of the Board of Commissioners have attended various seminars and workshops in order to hone their knowledge and insight to further optimize its supervisory duties. d. Formulated the Annual Board of Commissioners Work Program and Budget 2013 which is an integral part of the Company’s CBP in 2013. e. Delivered a response to the audit report of the Consolidated Financial Statements for Financial Year 2012; a response to the achievement and performance of Semester 2013; and a response to the CBP report of fiscal year 2014 to the Shareholders. f. Held a tender to select the appropriate KAP candidate to audit the Company’s Consolidated Financial Statements for Fiscal Year 2013 and reported the appointed KAP to Shareholders. g. Developed new guidelines and policies to comply with the principles of good corporate governance in the scope of the Board of Commissioners’ duties and responsibilities. h. Appointed the Chairman of the Audit Committee of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) and extended the assignment period of one of the members of the Audit Committee.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
89
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good Corporate Governance and Risk Management
5. Realisasi Anggaran Dewan Komisaris Tahun Buku 2013 (terlampir).
5. The Board of Commissioners’ Budget Realization for Financial Year 2013 (attached).
Demikian Laporan Tugas Pelaksanaan Dewan Komisaris PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) ini disampaikan, sebagai bentuk pertanggung jawaban Dewan Komisaris atas pelaksanaan tugas selama tahun buku 2013.
The Supervisory Report of the Board of Commissioners of PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) Year 2013 is henceforth presented, to serve as accountability report of the Board of Commissioners’ duties throughout financial year 2013.
Rencana Realisasi Anggaran Dewan Komisaris dan Organ Dewan Komisaris Tahun 2013
Realization of Proposed Budget of the Board of Commissioners and Its Components in 2013
No I
II III
IV
V
VI
VII
Uraian Penghasilan dan Tunjangan I.A. Penghasilan I.B. Tunjangan Komunikasi I.C. Tunjangan Transport I.D. Tunjangan Kesehatan I.E. Tunjangan Keagamaan I.F. Asuransi Jabatan I.G. Tantiem I.H. Tunjangan Pajak Penghasilan Rapat Kerja Dewan Komisaris II.A. Rapat Kerja Internal Dewan Komisaris Biaya Perjalanan Dinas III.A. Perjalanan Dinas Dalam Negeri III.B. Perjalanan Dinas Luar Negeri Pengembangan IV.A. Seminar, Lokakarya, Workshop, dan lain-lain IV.B. Pembinaan Korps Alat Tulis Kantor dan Pakaian Dinas V.A. Alat Tulis Kantor V.B. Perlengkapan Komputer & Printer V.C. Percetakan Biaya Representasi VI.A. Dengan Nominasi VI.B Tanpa Nominasi Anggaran Komite Audit VII.A. Total Anggaran Komite Audit
Total
Anggaran/Budget 2.184.380.000 109.219.000 436.876.000 144.872.916 182.031.667 546.095.000 1.820.316.667 900.868.646 30.000.000 100.000.000 200.000.000 80.000.000 30.000.000 5.000.000 5.000.000 8.000.000 10.000.000 15.000.000 117.745.300 6.925.405.195
Realisasi/Accrued Description Income and Benefits 2.184.380.000 I.A. Income 109.219.000 I.B. Telecommunications Allowances 436.876.000 I.C. Transportation Allowances 144.872.916 I.D. Health Insurance 182.031.667 I.E. Religious Holiday Allowances 546.095.000 I.F. Title insurance I.G. Tantiem 900.868.646 I.H. Income Tax Allowance Board of Commissioners Meetings 10.000.000 II.A. BOC Internal Meetings Business Trips Cost 19.673.960 III.A. Domestic Business Trips 0 III.B. International Business Trips Developments 14.000.000 IV.A. Seminars, Workshops etc. 3.457.602 IV.B. Corps Coaching Stationery and Uniform 0 V.B. Computer Paraphernalias & Printers 0 V.B. Computer Paraphernalias & Printers 0 V.C. Print Representation Costs 221.582 VI.A. With Nominations 253.500 VI.B Without Nominations Audit Committee Budget 117.745.300 VII.A. Total budget of the Audit Committee 6.752.798.551
Capital Expenditure (Capex) Dewan Komisaris dan Organ Dewan Komisaris Tahun 2013 No I
90
Uraian PC (Komputer dan Monitor)
Anggaran/Budget 28.225.000
Realisasi/Realization Description 0
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
PROFIL SEKRETARIS PERUSAHAAN & LEGAL PROFILE OF THE CORPORATE SECRETARY & LEGAL Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) & Legal adalah organ pendukung Perseroan yang membantu Direksi untuk memperlancar dan memberikan dukungan administratif, hukum dan komunikasi dengan fungsi dan tugas sebagai berikut: • Memastikan bahwa Perseroan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsipprinsip GCG; • Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta; • Sebagai penghubung (liason officer), dan; • Menatausahakan serta menyimpan dokumen Perseroan termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, serta Daftar Khusus, risalah rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS.
The Corporate Secretary & Legal is a support body within the Company that facilitates and provides administrative, legal and communications support to the Directors. Their functions and duties include the following: • Ensure that the Company complies with regulations concerning disclosure requirements, in line with the principles of good corporate governance; • Provide information as needed by both the Board of Directors and the Board of Commissioners on a regular basis and/or on ad hoc basis; • As liaison (liaison officer), and; • Administer and store the Company’s vital documents, including but not limited to the Register of Shareholders (List of Shareholders), Special Register of Directors, and the minutes of meetings of the BOC and BOD meetings, and AGM.
Sekretaris Perusahaan PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) adalah Fajar Wibhiyadi.
The Corporate Secretary for PT. BPUI (Persero) is Fajar Wibhiyadi.
Fajar Wibhiyadi meraih gelar Magister Hukum pada tahun 2012 dari Universitas Gajah Mada dan Magister Manajemen pada tahun 2010 dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM. Bergabung di grup Bahana sejak tahun 2001. Sebelumnya beliau pernah berkarier di PT. DBS Morison International Business, PT. Bank Nusa, PT. Bank Pacific dan PT. Hanil Aderex. Beliau telah mengikuti berbagai pelatihan dan workshop baik di dalam dan di luar negeri.
Fajar Wibhiyadi secured his Master of Law in 2012 from Gajah Mada University and Master of Management in 2010 from PPM School of Management. He joined the Bahana group in 2001. Previously, he worked at PT. DBS Morison International Business, PT. Bank Nusa, PT. Bank Pacific and PT. Hanil Aderex. He has attended various trainings and workshops both within and outside the country.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
91
Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Good Corporate Governance and Risk Management
Profil Komite Audit Profile of the Audit Committee Drs. Gatot Darmasto, Ak, MBA, CFrA, CA, CRMA Ketua Komite Audit
Drs. Gatot Darmasto, Ak, MBA, CFrA, CA, CRMA Chairman of Audit Committee
Riwayat hidup disajikan sebagai bagian dari Profil Dewan Komisaris.
Gatot Darmasto’s bio is presented as part of the Board of Commissioners’ Profile.
Drs. Misnoto, Ak. MPS.MA - Anggota
Drs . Misnoto , Ak . MPS.MA - Member
Misnoto meraih pendidikan formal terakhir sebagai Pasca Sarjana dari Economic Institute of Colorado tahun 1983 dan juga dari New School for Social Research of New York tahun 1986. Pekerjaannya saat ini adalah sebagai Auditor dan Konsultan Pajak/Akuntansi; sebelumnya beliau bergabung sebagai Pegawai Negeri Sipil pada BPK periode 1965 - 2005.
Misnoto earned a Post-Graduate from the Economic Institute of Colorado (1983) and also from the New School for Social Research of New York (1986). Currently serving as Auditor and Tax Consultant / Accounting; previously as a Civil Service in the CPC from 1965-2005.
Drs. Bambang Herwanto, Ak., CA, CPA – Anggota
Drs. Bambang Herwanto, Ak., CA, CPA - Member
Bambang Herwanto meraih pendidikan formal terakhir sebagai Magister Manajemen dari Universitas Pakuan Bogor pada tahun 2009. Pekerjaannya saat ini adalah sebagai dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor dan juga sebagai Managing Partner pada Kantor Akuntan Publik “Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan”; sebelumnya beliau pernah bergabung sebagai Managing Partner pada Kantor Akuntan Publik “Bambang Herwanto & Rekan”.
Bambang Herwanto earned his Master of Management from the Pakuan University in Bogor (2009). He is a lecturer at the Kesatuan Bogor School of Economics as well as Managing Partner at Public Accounting Firm “Bambang , Sutjipto Ngumar & Partners;” previously, he was Managing Partner at Public Accounting Firm “Bambang Herwanto & Partners.”
92
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan corporate social responsibility
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
93
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Kegiatan "Bahana Peduli" "Bahana Peduli" Activities Gerakan Donor Darah
Blood Donor Drives
Pada tahun 2013 ini, Bahana Group bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia, DKI Jakarta, turut serta mengambil bagian dalam Gerakan Donor Darah. Dalam event yang diselenggarakan pada bulan April 2013 ini, jumlah pendonor dari Bahana Group yang telah menyumbangkan darah secara sukarela adalah sebanyak 178 (seratus tujuh puluh delapan) orang. Sedangkan total biaya untuk event ini adalah sebesar Rp 50 juta.
In 2013, the Bahana Group, in collaboration with the Indonesian Red Cross based in Jakarta, participated in several blood drives. In one instance, such as the one held in April 2013, the number of blood donors from the Bahana Group reached 178 (one hundred and seventy-eight) people. The total cost for this event was Rp 50 million.
Penyampaian Donasi
Donations
Bahana Group menyadari pentingnya pendidikan sebagai solusi yang tepat dalam meningkatkan sumber daya manusia demi tercapainya tujuan pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, tahun lalu Bahana Group melalui Rekening Bahana Peduli turut serta dalam memberikan bantuan berupa dana kepada Yayasan Pendidikan Islam Panti Asuhan Yatim Piatu Pondok Pesantren Alqur’aniyyah untuk Pembebasan Lahan guna memperluas sarana belajar mengajar pada yayasan ALQur'aniyyah. Tahun ini, sebagai tanda syukur dimana Bahana telah berusia 40 tahun dan melampaui tahun 2013 ini dengan baik, Bahana Group secara bersama-sama memberikan donasi kepada beberapan Yayasan dan Panti Asuhan Yatim Piatu. Pemberian donasi dimaksud diatas dilakukan pada sepanjang tahun 2013 yaitu dengan total donasi yang diberikan sejumlah Rp 650.000.000 (enam ratus lima puluh juta Rupiah). Penyaluran donasi antara lain diberikan kepada beberapa Yayasan dan Panti Asuhan Yatim Piatu sebagaimana disebutkan dibawah ini:
The Bahana Group realizes the importance of education as the right solution in improving human resources for the achievement of national development goals. To achieve that goal, last year the Bahana Group through its special account named “Bahana Peduli” distributed funds for financial assistance to the Alqur'aniyyah Islamic Boarding School Orphanage, an Islamic Education Foundation, for land acquisition to expand the learning facilities in AL - Qur'aniyyah foundation. This year, as a symbol of gratefulness for Bahana’s 40 years of existence and for having survived the year 2013 with relatively positive results, the Bahana Group conjointly donated to several select foundations and orphanages. The donations were distributed throughout 2013 and reached a total of Rp 650,000,000 (six hundred and fifty million Rupiah). The donations were distributed to the following foundations and orphanages:
1. Yayasan Alquraniyah, Tangerang Banten, asuhan Ust H Sobron 2. Yayasan Sirojul Huda Bogor - asuhan Ust Maksun 3. Pusat Pendidikan Anak Usia Dini Aisyiyah Tomang – Jakarta Barat 4. SDN Buni Bhakti 01 – Babelan Bekasi 5. Melalui Masjid Niaga Rahmat Jakarta – Bapak Budi Setiawan
1. Alquraniyah Foundation, Tangerang, Banten, in the care of Ustad (Cleric) H. Sobron 2. Sirojul Huda Foundation Bogor – in the care of Ust. Maksun 3. Early Childhood Education Center Aisyiyah Tomang - West Jakarta 4. SDN Buni Bhakti 01 – Babelan, Bekasi 5. Other funds through the Niaga Rahmat Jakarta Mosque Mr. Budi Setiawan 6. Other non-Muslim foundations / national institutions.
6. Yayasan/Panti non Muslim dan nasional lainnya.
94
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan
Program Partnership and Community Development Program
PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia bekerjasama dengan PT. Bahana Artha Ventura mengembangkan usaha kecil yang merupakan Mitra Binaan melalui bantuan dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dari PT. BPUI.
PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, in cooperation with PT. Bahana Artha Ventura, developed small businesses which are Foster Partners, supported by financial assistance from PT. BPUI’s Partnership and Community Development Program.
Program Kemitraan dilakukan dalam 2 (dua) cara, yaitu: (a) Pembiayaan dengan pola Bagi Hasil, dalam bentuk : (i) Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap produktif dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan; (ii) Pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan; dan (b) Hibah yang digunakan untuk bantuan pendidikan dan pelatihan serta pemagangan, bantuan pemasaran produk Mitra Binaan.
The Partnership Program was conducted in two (2) ways, namely: (a) Financing with profit-sharing scheme, in the form of: (i) Loans to finance working capital or the purchase of productive fixed assets in order to increase production and sales; (ii) Special short-term loan fund to finance the Foster Partners’ business activities and to meet the order from Foster Partners’ clients; and
Sementara Program Bina Lingkungan digunakan untuk tujuan yang memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah usaha PT. BPUI dalam bentuk bantuan korban bencana alam, pendidikan dan atau pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan prasarana dan sarana umum serta sarana ibadah.
Meanwhile, the Community Development Program is geared towards benefiting the communities living in the region in which PT. BPUI operates, in the form of assistance for victims of natural disaster, education and training, health improvement, the development of public infrastructure and facilities as well as places of worship.
(b) The grant is used to support education and training and apprenticeship, and product marketing for Foster Partners.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
95
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Sehubungan dengan hal diatas, lingkup kerjasama antara PT. BPUI dan PT. BAV adalah penyaluran dana Program Kemitraan yaitu:
In relation with the above, the scope of cooperation between PT. BPUI and PT. BAV takes the form of distribution of funds of the Partnership Program which include:
Dana Program Kemitraan, yang disalurkan kepada Mitra Binaan baik melalui PT. BAV maupun jaringan-jaringan PT. BAV di daerah yaitu 26 (dua puluh enam) Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD), beserta fasilitator-fasilitatornya yang tersebar di 25 (dua puluh lima) propinsi dan 1 (satu) kotamadya. Selama tahun 2013 ini, dana Program Kemitraan yang telah disalurkan kepada Mitra Binaan melalui PT. BAV berdasarkan kuasa substitusi dari PT. BPUI adalah sebesar Rp 1.450.000.000,00 (satu milyar empat ratus lima puluh juta Rupiah) dengan jumlah Mitra Binaan yang menerima dana program kemitraan ini sebanyak 28 (dua puluh delapan) Mitra Binaan yang terletak 16 di Provinsi Riau, 5 di Provinsi Bali dan 7 di Provinsi Bengkulu.
Dana Program Kemitraan, which is a Partnership Program Fund distributed to Foster Partners through PT. BAV and its area networks, namely 26 (twenty six) Regional Venture Capital Company (PMVD), along with facilitators that are spread over 25 (twenty five) provinces and one (1) municipality. During 2013, the Partnership Program funds that have been distributed to the Foster Partners by PT. BAV, acting on behalf of PT. BPUI, reached Rp 1,450,000,000 (one billion four hundred and fifty million Rupiah) with the number of Foster Partners which received this fund as 28 (twenty-eight) Partners; 16 located in the Riau Province, 5 located in the province of Bali and 7 in the province of Bengkulu.
Untuk tahun 2013 belum ada kegiatan Program Bina Lingkungan. Hal ini dikarenakan pada tahun 2013, PT. BPUI belum dapat melakukan penyisihan atas labanya untuk PKBL karena masih dalam kondisi ekuitas negatif.
In 2013 there had been no Community Development Program activities. This was because PT. BPUI incurred a negative equity during the year so that no allowances for the program were available to draw out from.
96
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Profil Perusahaan Company profile
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
97
Profil Perusahaan Company Profile
Profil PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) dan Anak Perusahaannya
PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) and Subsidiaries’ Profile Pt. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Pt. Bpui) (Persero)
Pt. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Pt. Bpui) (Persero)
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia dan Anak-anak Perusahaannya (“PT. BPUI”) adalah salah satu kelompok usaha jasa keuangan terkemuka di Indonesia yang telah memperoleh pengakuan baik domestik maupun internasional sebagai institusi yang senantiasa mengedepankan kepentingan stakeholders.
State-owned PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) and Subsidiaries (“PT. BPUI”) is one of the leading financial services group in Indonesia, which has gained recognition both domestically and internationally as an institution that always puts the interests of its stakeholders first and foremost.
PT. BPUI didirikan pada tahun 1973 oleh pemerintah Republik Indonesia dengan misi membina pengusaha-pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia melalui kegiatan modal ventura. Struktur kepemilikan PT. BPUI pada awalnya adalah 82,2% oleh Bank Indonesia dan 17,8% oleh Negara Republik Indonesia. Mulai bulan Juli 2010, berdasarkan Akta Notaris Hadijah, SH. No. 13 Tanggal 12 Juli 2010 tentang Perjanjian Hibah dan Pengalihan Saham PT. BPUI dari Bank Indonesia kepada Negara Republik Indonesia, dilakukan pengalihan saham Bank Indonesia ke Pemerintah Indonesia, sehingga PT. BPUI dimiliki 100% oleh Negara.
PT. BPUI was established in 1973 by the Indonesian central government with the mission to develop the Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) in Indonesia through its venture capital activities. The initial ownership structure of PT. BPUI was 82.2% owned by Bank Indonesia and 17.8% by the Republic of Indonesia (State). Starting in July 2010, based on the Notary Deed as witnessed by Hadijah, SH., No. 13, dated July 12, 2010 regarding the Grant Agreement and the Share Transfer of PT. BPUI from Bank Indonesia to the Republic of Indonesia, Bank Indonesia conducted the transfer of shares to the Indonesian government and PT. BPUI was henceforth owned 100% by the State.
Pada tahun 1993 PT. BPUI melakukan restrukturisasi organisasi dengan mendirikan anak-anak perusahaan di bidang modal ventura serta pembinaan usaha kecil dan menengah (PT. Bahana Artha Ventura), di bidang pasar modal dan pasar uang (PT. Bahana Securities) dan di bidang manajemen investasi (PT. Bahana TCW Investment Management). Pada akhir tahun 2004, PT. Grahaniaga Tatautama (PT. GNTU), yang memiliki dan mengelola gedung perkantoran ”Graha CIMB Niaga”, dimiliki PT. BPUI sebesar 52,87% melalui proses restrukturisasi dengan melakukan konversi atas “obligasi konversi” sesuai dengan perjanjian penerbitan obligasi konversi yang dibuat pada bulan Juli 1996.
In 1993, PT. BPUI restructured the organization by setting up subsidiaries engaging in venture capital and small and medium enterprises financing (PT. Bahana Artha Ventura); capital markets and money markets (PT. Bahana Securities), investment management (PT. Bahana TCW Investment Management). At the end of 2004, PT. Grahaniaga Tatautama (PT. GNTU), which owns and manages the office building “Graha Niaga CIMB”, falls under PT. BPUI’s ownership with a 52.87% stake in a restructuring process which converted the “convertible bonds” in accordance with the agreement to issue convertible bonds which was made in July 1996.
Selain empat anak perusahaan diatas, Perseroan juga memiliki satu anak usaha yaitu PT. Bahana Mitra Investa yang didirikan pada tanggal 15 Mei 1997. PT. BMI mendapatkan status badan hukum terhitung sejak tanggal 23 Maret 1998 sejak diterbitkannya persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan No. C2 2062 HT.01.01.Th.98 tanggal 23 Maret 1998. Salah satu bidang usaha PT. BMI adalah bergerak dalam bidang investasi. Saat ini di dalam PT. Bahana Mitra Investa terdapat kepemilikan saham Perseroan sebesar 99,1% dari modal yang ditempatkan dan disetor dalam PT. BMI.
The last addition to the four existing Subsidiaries that the Company had already controlled was PT. Bahana Mitra Investa, which was established on May 15, 1997. PT. BMI gained a legal status on March 23, 1998 from the issuance of the approval from the Minister of Justice of the Republic of Indonesia No. C2 2062 HT.01.01.Th.98 dated March 23, 1998. PT. BMI’s area of engagement is in investment. Currently PT. BMI is 99.1% owned the Company, a result of the capital investment in PT. BMI.
Pada kurun waktu tahun 1998 sampai dengan tahun 2000, PT. BPUI mengalami masa krisis keuangan parah yang mengancam kelangsungan hidupnya, dengan defisiensi modal (negative equity) Rp 5,5 triliun dan jumlah utang Rp 9,1
From 1998 to 2000, PT. BPUI experienced a period of severe financial crisis that threatened its survival, with a capital deficiency (negative equity) amounting to Rp 5.5 trillion and a Rp 9.1 trillion total debt at the end of 2000. In an attempt to
98
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
triliun pada akhir tahun 2000. Dalam rangka mengupayakan kelangsungan hidup PT. BPUI, sejak tahun 2001 sampai dengan 2009 manajemen melakukan konsolidasi internal atau disebut masa pemulihan dan mendorong peningkatan pengembangan bisnis anak-anak perusahaan. Mulai tahun 2001 kegiatan bisnis PT. BPUI sebagian besar dijalankan oleh Anak-anak Perusahaan yaitu PT. BAV, PT. BS, PT. BTIM, PT. GNTU dan juga PT. BMI yang sebelumnya dormant dan mulai aktif kembali di Maret 2013, sedangkan PT. BPUI selain mempunyai kegiatan bisnis dalam bidang pengelolaan portofolio pasar uang dan pasar modal, juga berfungsi sebagai holding company yang memberikan middle dan back office support untuk kegiatan bisnis anak-anak perusahaan dalam bidang Risk Management, Internal Audit & Compliance, General Affairs, Human Resources, Corporate Communications & Media Relations, Information Technology, Treasury dan Legal.
salvage the company, the management of PT. BPUI executed an internal consolidation from 2001 to 2009 in what was known as the recovery period and pushed for business growth in its Subsidiaries. Starting from 2001 the majority of PT. BPUI’s business activities were relegated to the Subsidiaries; namely, PT. BAV, PT. BS, PT. BTIM, PT. GNTU and also PT. BMI, which was previously dormant and became active again in March 2013. Meanwhile, PT. BPUI, besides engaging in its traditional role as portfolio manager for the money and capital market, also served as a holding company which provides middle- and back-office support for the Subsidiaries’ business activities in the areas of Risk Management, Internal Audit & Compliance, General Affairs, Human Resources, Corporate Communications & Media Relations, Information Technology, Treasury and Legal.
Sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2013, PT. BPUI telah berhasil menurunkan sebagian besar jumlah utang serta melakukan pemulihan sebagian besar aset/piutang macet dengan melakukan upaya penagihan maupun restrukturisasi. Unsustainable debts PT. BPUI telah berhasil diselesaikan lebih dari Rp 7,89 triliun dan penagihan piutang macet serta pemulihan investasi telah berhasil diselesaikan lebih dari Rp 4,7 triliun selama kurun waktu tersebut.
From 2002 to 2013, PT. BPUI has been largely successful in reducing the amount of its debt as well as to recover most of the assets / bad debts with persistent collection efforts and restructuring maneuvers. PT. BPUI has successfully resolved more than Rp 7.89 trillion of Unsustainable Debts as well as bad debt collection and recovery of investments amounting to Rp 4.7 trillion over that period.
Sampai dengan akhir 2013 posisi defisiensi modal (negative equity) adalah sebesar Rp 118,7 milyar, yang berarti telah mengalami pemulihan sebesar hampir Rp 5,4 triliun dari sejak akhir tahun 2000.
As of the end of 2013, the capital deficiency position (negative equity) amounted to Rp 118.7 billion, which means that it has recovered nearly Rp 5.4 trillion since the end of 2000.
PT. Bahana Artha Ventura (BAV)
PT. Bahana Artha Ventura (BAV)
Pendirian BAV sangat terkait dengan penugasan awal Pemerintah kepada PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) untuk membina dan menggerakkan sektor UMKM. Sejalan dengan perkembangan bisnis BPUI, maka penugasan tadi diserahkan sepenuhnya kepada BAV dan menjadikan BAV sebagai ujung tombak BPUI dalam pembiayaan dan pembinaan sektor UMKM di Indonesia.
The founding of PT. BAV was strongly correlated to the government’s mandate for PT. BPUI to develop the Small and Medium Enterprises sector. Along with the growth of PT. BPUI’s businesses, this mandate was relegated entirely to PT. BAV and which made PT. BAV as the tip of the spear for PT. BPUI’s effort in the financing and development of the SME sector in Indonesia.
Untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta untuk memperluas sebaran pergerakan sektor riil secara nasional, BAV telah mendirikan 27 Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD) yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia dengan mengajak mitra lokal dan beberapa perusahaan terkemuka di Indonesia sebagai pemegang saham di masing-masing daerah untuk memperkuat jaringan kerja dan memperluas basis UMKM yang dibinanya.
To help support the central government’s initiatives in stimulating the growth of regional economies as well as the spread of real sector growth nationwide, PT. BAV established 27 Regional Venture Capital Companies (Indonesian: PMVD) spread across 26 provinces in Indonesia by forging partnership with local partners and several leading companies in Indonesia as stakeholders in their respective regions and to strengthen its network and SME bases.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
99
Profil Perusahaan Company Profile
Jaringan Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD)
Regional Venture Capital Companies (Indonesian: Jaringan Perusahaan Modal Ventura Daerah or PMVD)
BAV saat ini adalah perusahaan modal ventura yang memiliki jaringan terluas di Indonesia. Oleh karena itu, BAV mampu menjangkau dan terbukti efektif untuk mengembangkan UMKM di hampir seluruh daerah di Indonesia, dengan produk pembiayaan pola bagi hasil, penyertaan saham dan obligasi konversi.
Today PT. BAV is a successful venture capital company with the largest network in Indonesia. This can be evidenced from its success in establishing SMEs in almost all regions in Indonesia, with financing products ranging from profit sharing, stock Convertible bond
Sampai akhir tahun 2013, BAV dan seluruh jaringan PMVD telah melakukan pembiayaan kepada 47.963 Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) berskala mikro, kecil dan menengah di berbagai sektor usaha yang menyerap sekitar 3,02 juta tenaga kerja langsung maupun tidak langsung. Secara kumulatif, jumlah pembiayaan kepada para PPU tersebut sejak tahun 1994 sampai saat ini telah mencapai Rp 7,39 triliun.
Through the end of 2013, PT. BAV and the PMVDs have financed 47,963 Partnership Company (PPU) in various business sectors involving some 3.02 million people employed by the businesses directly and indirectly. Cumulatively, the amount of financing to the PPU since 1994 to today had reached Rp 7.39 trillion.
Jangkauan pembiayaan yang lebih luas ini tidak lepas dari peluncuran bisnis baru BAV yaitu pembiayaan usaha mikro, dengan brand Mikro Ventura. Pada tahun 2013 telah dibuka 8 gerai Mikro Ventura milik BAV yang berlokasi di Jawa Tengah serta 1 gerai Mikro Ventura milik PMVD, sehingga total gerai mikro yang dimiliki sampai dengan akhir tahun 2013 sebanyak 88 gerai mikro ventura di jaringan BAV dan PMVD.
This expanded financing reach is contributed by PT. BAV’s new business line which is micro financing, branded as Micro Venture. In 2013, eight new micro venture outlets owned by PT. BAV in Central Java and one micro venture outlet owned by the PMVD were established, bringing the total of micro outlets controlled in 2013 to be 88 outlets that fall within PT. BAV and PMVDs’ domain.
100
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future PT. Bahana Securities (BS)
PT. Bahana Securities (BS)
BS memperoleh persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek dan perantara perdagangan efek pada tanggal 12 November 1993.Sejak saat itu BS secara konsisten memberikan komitmen dan kontribusi nyata dalam membantu upaya pemerintah untuk mengembangkan pasar modal di Indonesia.
PT. BS gained the Republic of Indonesia’s Minister of Finance’s approval to begin transacting as an underwriter and brokerage on November 12, 1993. Since then PT. BS has consistently delivered real commitment and contribution in helping the government grow the capital market industry in Indonesia.
Selain aktif dalam perdagangan saham dan obligasi di pasar sekunder dan menjadi penjamin emisi saham (IPO) maupun obligasi berbagai perusahaan di Indonesia, BS juga berperan aktif dalam menangani proses restrukturisasi perusahaanperusahaan milik negara dan swasta nasional guna membantu mereka menjadi perusahaan yang lebih sehat dan kuat, yang memiliki kemampuan untuk bersaing di era globalisasi. Hal ini tercermin pada rekam jejak BS pada berbagai transaksi penjaminan emisi, financial advisory, tender-offer, placement, dan transaksi lainnya yang telah ditangani oleh BS selama periode 1994 sampai dengan 2013.
Besides its main engagement in the stocks and bonds trading in the secondary market, and in the shares underwriting (IPO) as well as in bonds of various companies in Indonesia, PT. BS also plays an active role in helping to develop and restructure state-owned enterprises and domestic private companies to help them become healthier and stronger, able to compete in a globalized era. This is reflected in PT. BS’s track record on various underwriting, financial advisory, tender-offer, placement, and other transactions which it had handled from 1994 to 2013.
Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, BS memiliki visi untuk menjadi yang terbaik di bidangnya melalui inovasi, keahlian, kepemimpinan, dan komitmen terhadap harapan pemangku kepentingan dan perkembangan berkesinambungan pasar modal di Indonesia.Visi ini diaktualisasikan melalui misi perusahaan untuk menyediakan jasa keuangan yang bernilai tambah dan menguntungkan, serta berpartisipasi aktif untuk membangun sektor riil.
In carrying out its business activities, PT. BS is guided by a vision to become the best in their field through innovation, expertise, leadership, and commitment to the expectations of stakeholders and sustainable development of the capital market in Indonesia. This vision is actualized through the company’s mission to provide value-added and profitable financial services, as well as actively participating in building the real sector.
Di pasar saham, BS telah menangani berbagai transaksi yang menjadi landmark di pasar modal Indonesia, antara lain, IPO PT Telekomunikasi Indonesia (1995), IPO PT Bank Negara Indonesia (1996), IPO PT Aneka Tambang (1997), IPO PT Bank Central Asia (2000), IPO PT Bank Rakyat Indonesia (2003), akuisisi saham PT HM Sampoerna Tbk oleh Philip Morris dari Amerika Serikat (2005), tender-offer saham PT Komatsu Indonesia oleh Komatsu Ltd. dari Jepang (2005), IPO PT Bank Bukopin (2006), dan SPO (Secondary Public Offering) PT Bank Negara Indonesia, IPO PT Jasa Marga, IPO PT Wijaya Karya (2007), IPO Latinusa (2009), IPO Krakatau Steel (2010), IPO Garuda Indonesia (2011),
In the stock market, PT. BS had finalized various landmark transactions in the history of the Indonesian capital market, which included, among others, the IPO of PT. Telekomunikasi Indonesia (1995), the IPO of PT. Bank Negara Indonesia (1996), the IPO of PT. Aneka Tambang (1997), the IPO of PT. Bank Central Asia (2000), IPO of Bank Rakyat Indonesia (2003), the acquisition of shares of PT. HM Sampoerna, Tbk. by Philip Morris USA (2005), the tender-offer shares of PT. Komatsu Indonesia by Komatsu Ltd. of Japan (2005), IPO of PT. Bank Bukopin (2006), SPO (Secondary Public Offering) of PT. Bank Negara Indonesia, IPO of PT. Jasa Marga, IPO of PT. Wijaya Karya (2007), IPO of Latinusa (2009),
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
101
Profil Perusahaan Company Profile
dan IPO PT Cardig Aero Services (2011), IPO PT Bank Jatim (2012), IPO PT Adi Sarana Armada (2012), PT Waskita Karya (Persero), IPO PT Sritex (2013), IPO PT Laguna Cipta (2013), IPO PT Semen Baturaja (Persero) (2013), Placement Treasury PT Telkom (Persero) (2013), Placement PT TiPhone Indonesia (2013), IPO PT ANJ (2013), Placement PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II (2013), Right Issue PT Hero (2013). Di pasar surat utang, selama tahun 2013 BS mengalami peningkatan karena aktif membantu pemerintah Republik Indonesia dan berbagai perusahaan swasta dalam proses emisi surat utang dimana salah satu kontribusi yang terbesar adalah emisi obligasi berkelanjutan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Selain itu, BS juga ikut andil didalam menangani Perum Penggadaian, Sukuk Pemerintah Republik Indonesia, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), PT BCA Finance, PT Waskita Karya (Persero), PT Bank Lampung, PT Bank Muamalat Indonesia, dan proyek lainnya yang juga memberikan kontribusi pendapatan untuk obligasi.
IPO of Krakatau Steel (2010), IPO of Garuda Indonesia (2011), IPO of PT. Cardig Aero Services (2011), IPO of PT. Bank Jatim (2012), IPO of PT. Adi Sarana Armada (2012), PT. Waskita Karya (Persero), IPO of PT. Sritex (2013), IPO of PT. Laguna CiPT.a (2013), IPO of PT. Semen Baturaja (Persero) (2013), Placement Treasury PT. Telkom (Persero) (2013), Placement PT. TiPhone Indonesia (2013), IPO PT. ANJ (2013), Placement PT. Angkasa Pura I & Angkasa Pura II (2013), and Right Issue PT. Hero (2013). In the bond market, during 2013 PT. BS experienced growth due to its active role in helping the Indonesian government and private companies in the debt issuance process, whereby one of the biggest contribution was the sustainable bond issuance of PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. In addition, PT. BS has also contributed in addressing Housing Mortgage, the Government of the Republic of Indonesia’s Sukuk products, PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero), PT. BCA Finance, PT. Waskita Karya (Persero), PT. Bank Lampung, PT. Bank Muamalat Indonesia, and other projects that also contributed to revenue from bonds.
Dalam bidang Financial Advisory, PT. BS kian memperoleh kepercayaan sebagai penasihat keuangan untuk menangani berbagai transaksi M&A, divestasi, spin-off kerjasama usaha (Joint Venture) dan restrukturisasi korporasi dan hutang untuk berbagai klien korporat, baik BUMN maupun swasta, dan pemerintah, termasuk Kementrian BUMN, Kementrian Perindustrian, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Pertamina (Persero), PT. Wijaya Karya (Persero), PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT. Bank BRI (Persero) Tbk, PT. Bank BNI (Persero) Tbk, PT. Pelabuhan Indonesia, PT. PLN (Persero), PT. Askes Indonesia (Persero) (sekarang BPJS Kesehatan) dan perusahaan BUMN lainnya.
In the realm of Financial Advisory, PT. BS continues to garner trust as a financial advisor to handle a variety of transactions involving M&A, divestitures, spin-off commercial cooperation (Joint Venture) and corporate restructuring and debt for a variety of corporate clients, both state-owned and private; and government, including the Ministry of State Enterprises, Ministry of Industry, PT . Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Pertamina (Persero), PT. Wijaya Karya (Persero), PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT. Bank BRI (Persero) Tbk, PT. Bank BNI (Persero) Tbk, PT. Pelabuhan Indonesia, PT. PLN (Persero), PT. Askes Indonesia (Persero) (now BPJS Kesehatan) and other state-owned companies.
Secara kumulatif, pengalaman PT. BS dalam bidang financial advisory merupakan yang terkuat di Indonesia, terutama di bidang Infrastruktur, Konstruksi, Telekomunikasi, Perbankan, Asuransi, dan Perkebunan, dengan total nilai transaksi lebih dari Rp 10 trilliun selama 2 tahun terakhir.
Cumulatively, PT. BS’s experience in the financial advisory field in Indonesia is one of the most comprehensive and thorough compared to other players in the industry, particularly in the areas of Infrastructure, Construction, Telecommunications, Banking, Insurance and Estates; with a total transaction value of more than Rp 10 trillion over the last 2 years.
Pada usia yang relatif muda dan dalam jangka waktu yang relatif singkat, BS telah berhasil menunjukkan eksistensinya di pasar modal dan keuangan Indonesia, dengan menjadi salah satu perusahaan sekuritas terkemuka dan disegani di Indonesia. Pengakuan atas eksistensi dan peranan BS tidak saja berasal dari pelaku bisnis di dalam negeri, tetapi juga diperoleh dari pelaku bisnis di dunia keuangan internasional. Berbagai penghargaan telah diterima BS dari sejumlah media maupun lembaga terkemuka baik nasional maupun internasional, seperti misalnya Euromoney, The Asset, Finance Asia, Bisnis Indonesia dan Pefindo, sehingga semakin menegaskan posisi BS di sektor industri keuangan Indonesia.
At a relatively short period of time of existence, PT. BS has successfully gained recognition in the financial and capital markets of Indonesia, by becoming one of the leading and respected security companies in Indonesia. PT. BS’s recognition comes not only from business luminaries in the country, but also from leading business institutions from all over the world. PT. BS has received numerous awards from the media as well as from a number of leading institutions both nationally and internationally, such as the Euromoney, The Asset, Finance Asia, Bisnis Indonesia and Pefindo, further solidifying PT. BS’s position in the Indonesian financial sector.
Dalam 5 tahun terakhir, penghargaan yang telah diterima BS antara lain adalah sebagai “The Best Indonesia Deal”, “The Best Souvereign Bond Deal” dan “The Most Active Underwriter” dari Finance Asia, Alpha South East Asia dan Pefindo pada tahun 2009. Di tahun 2010, BS menerima “The Best Securities House in
In the last 5 years, awards that have been bestowed upon PT. BS included, among others, as “Best Indonesia Deal”, “Best Sovereign Bond Deal” and “Most Active Underwriter” from Finance Asia, Alpha South East Asia and Pefindo in 2009. In 2010, PT. BS received further awards for “Best Securities House
102
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future Indonesia”, dari Bisnis Indonesia “The Best Bond House” dari Alpha South East Asia dan Asiamoney. Pada tahun 2011 BS memperoleh 8 penghargaan dari Majalah Alpha Southeast Asia yaitu: “The Best Equity House”, “The Best Institutional Broker”, “The Best Retail Broker”, “The Best Secondary Deal of The Year”, “The Best Mid-Cap Equity Deal”, dan “The Best Deal of The Year Securities House” serta dari Finance Asia yaitu: “The Best Equity House” dan ”The Best Broker”. Pada tahun 2012 BS juga mendapatkan 2 penghargaan dari Finance Asia yaitu “ The Best Fixed Income House” dan “The Best Broker”. Sedangkan pada tahun 2013 ini BS mendapatkan 2 penghargaan yaitu dari Asia Money’s sebagai “The Best Domestic Equity House” dan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia sebagai “Agen Penjual Sukuk Ritel Terbaik Seri SR005 tahun 2013 untuk kategori Perusahaan Sekuritas”. Dengan adanya penghargaan-penghargaan ini, BS senantiasa akan mempertahankan dan akan meningkatkan prestasinya didalam dunia pasar modal bukan hanya di Asia tetapi terus berpartisipasi di dalam Pasar Internasional.
in Indonesia” from Bisnis Indonesia and “Best Bond House” from Alpha South East Asia and Asiamoney. In 2011 PT. BS earned eight awards from Alpha Southeast Asia Magazine as follows: “Best Equity House”, “Best Institutional Broker”, “Best Retail Broker”, “Best Secondary Deal of The Year”, “Best Mid-Cap Equity Deal”, and “Best Deal of The Year Securities House”, as well as from Finance Asia which are: “Best Equity House” and ”Best Broker.” In 2012 PT. BS also received 2 awards from Finance Asia which are the “Best Fixed Income House” and “Best Broker.” Meanwhile, in 2013 PT. BS earned two awards from Asia Money as “Best Domestic Equity House” and from the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia as “Best Retail Sales Agent Sukuk SR005 Series in 2013” in the Securities Company category. The awards serve as further motivation for PT. BS to maintain and improve its performances in the world capital market, not only in Asia but also in the realm of international market.
PT. Bahana TCW Investment Management (BTIM)
PT. Bahana TCW Investment Management (BTIM)
Sebagai lini bisnis BPUI di bidang manajemen investasi, BTIM memperoleh izin operasi sebagai perusahaan manajer investasi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) tertanggal 21 Juni 1994. Dan sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang Bapepam dan LK beralih ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang OJK.
As an investment management vehicle of PT. BPUI, PT. BTIM obtained its operating license as an investment management company from the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM & LK) dated June 21, 1994. Since December 31, 2012, the functions, duties, and authority of the BAPEPAM and LK were rolled into the Financial Services Authority (Indonesian: OJK) based on Legislation No. 21 Year 2011 regarding the FSA.
BTIM merupakan Perusahaan patungan antara BPUI (dengan kepemilikan saham 60%) dengan TCW Capital Investment Corporation (dengan kepemilikan saham 40%), salah satu lembaga keuangan manajer investasi terkemuka di Amerika Serikat.
PT. BTIM) is a joint venture between PT. BPUI (60% share) with TCW Capital Investment Corporation (40% share); one of the leading investment management institutions in the United States.
Pasca terjadinya massive redemption pada industri Reksa Dana di tahun 2005, sejak saat itu sampai dengan akhir tahun 2013, industri Reksa Dana semakin bergairah dengan pulihnya kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal, serta kebijakan penurunan suku bunga SBI yang telah memberikan efek positif sehingga dana kelolaan BTIM mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp 20,9 triliun.
After the occurrence of massive redemptions in the Mutual Fund industry in 2005, from then until the end of 2013, the Mutual Fund industry is getting excited with the recovery of public confidence in the capital markets, and the policy interest rate of SBI which has a positive effect so that the funds under management of PT. BTIM has increased to Rp 20.9 trillion.
Sejak tahun 2005 sampai dengan saat ini, BTIM masih dipercaya sebagai manajer investasi untuk Asian Bond Fund-2 yang dihimpun oleh Executives’ Meeting of East Asia-Pacific Central Banks (EMEAP), lembaga kerjasama bank-bank sentral negara-negara Asia Timur dan Pasifik.
Since 2005 until now, PT. BTIM is still believed to be the investment manager for the Asian Bond Fund 2 compiled by the Executives’ Meeting of East Asia-Pacific Central Banks (EMEAP), agency cooperation of central banks countries of East Asia and the Pacific.
Selain itu, dalam 5 tahun terakhir, BTIM memperoleh penghargaan dan kepercayaan diantaranya pada tahun 2009 BTIM dipercaya dan ditunjuk oleh Bapepam LK untuk menjadi Manajer Investasi pengganti dari 2 (dua) Reksa Dana kelolaan PT Sarijaya Permana Sekuritas dengan Bank CIMB Niaga selaku Bank Kustodian yaitu Reksa Dana Sarijaya Smart Equity dan Reksa Dana Sarijaya Smart Mix, yang kemudian berganti nama menjadi Reksa Dana Bahana Equity Smart dan Reksa Dana Bahana Balance Smart. Di tahun 2010, BTIM kembali memperoleh penghargaan “Loyalty Award” dari Standard Chartered Bank dan di tahun 2011, BTIM kembali dipercaya oleh investor Reksa Dana AIM
Moreover, in the last 5 years, PT. BTIM had earned multiple awards and recognitions, including among others appointed by BAPEPAM-LK to be the Investment Manager for two (2) Mutual Funds to replace PT. Sarijaya Permana Sekuritas with Bank CIMB Niaga as the Custodian Bank, which are the Sarijaya Smart Equity Mutual Funds and Sarijaya Smart Mix Mutual Funds, which were later renamed to Bahana Equity Smart Mutual Funds and Bahana Balance Smart Mutual Funds. In 2010, PT. BTIM was again awarded the “ Loyalty Award “ from Standard Chartered Bank and in 2011, PT . BTIM was again trusted by investors from the AIM Mutual
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
103
Profil Perusahaan Company Profile
Trust Sovereign dengan persetujuan Bapepam LK untuk mengambil alih pengelolaan Reksa Dana tersebut dari PT AIM Trust. Di tahun 2012, tercatat sebanyak 8 produk Reksa Dana yang diterbitkan BTIM menempati ranking 5 besar dalam hal kinerja terbaik versi infovesta (www.infovesta.com) berdasarkan asset class-nya masing-masing yaitu Reksa Dana Pendapatan Tetap (Makara Prima, Ganesha Abadi dan Kehati Lestari), Reksa Dana Campuran (Bahana Quant Strategy, Bahana Dana Infrastruktur dan Bahana Kombinasi Arjuna), dan Reksa Dana Saham (Dana Ekuitas Prima dan Bahana Dana Prima). Sedangkan di akhir tahun 2013 Reksa Dana Bahana Dana Infrastruktur dipilih oleh selling agent dari Standard Chartered Bank, Bank Mandiri, dan Bank CIMB Niaga sebagai ”Fund of The Month”. Serta pada bulan Desember 2013 Reksa Dana Optima Pendapatan Abadi memperoleh predikat bintang 5 dari The Overall Morning Star Rating.
Funds Sovereign Trust with the approval of BAPEPAM-LK to take over the management of the Fund from PT. AIM Trust. In 2012, there were eight mutual fund products issued by PT. BTIM, which resulted in the Company being ranked at the top five by Infovesta (www.infovesta.com), based on the asset class, including, respectively, Fixed Income Fund (Makara Prima, Ganesha Abadi and Kehati Lestari), Balanced Fund (Bahana Quant Strategy, Bahana Infrastructure Fund and Bahana Kombinasi Arjuna), and Equity Fund (Prime Equity Fund and Bahana Prima Fund). Meanwhile, at the end of 2013 the Bahana Infrastructure Fund was chosen by the selling agent of Standard Chartered Bank, Bank Mandiri, and Bank CIMB Niaga as “Fund of The Month”. At around the same time, in December 2013 the Optima Income Mutual Funds earned a five star rating from The Overall Morning Star Rating.
Pada tahun 2013, secara industri dana kelolaan BTIM sebesar Rp 20,9 triliun berhasil menduduki peringkat ke-5 berdasarkan jumlah dana kelolaan di bawah Schroders (Rp 50,1 triliun), Eastpring (Rp 49,6 triliun), Manulife (Rp 44,3 triliun), dan BNP (Rp 25,8 triliun).
In 2013, industry-wise PT. BTIM’s managed funds amounted to Rp 20.9 trillion and was ranked 5th in terms of the amount of funds under management, just below Schroders (Rp 50.1 trillion), Eastpring (Rp 49.6 trillion), Manulife (Rp 44.3 trillion), and BNP (Rp 25.8 trillion).
PT. Graha Niaga Tata Utama (GNTU)
PT. Graha Niaga Tata Utama (GNTU)
GNTU merupakan salah satu perusahaan anak dari BPUI yang kegiatan usahanya terutama bergerak di bidang pemilikan, pengelolaan dan penyewaan gedung-gedung atau bagian gedung-gedung untuk dipergunakan sebagai ruangan kantor, tempat usaha dan keperluan lainnya.
PT. GNTU is a Subsidiary of PT. BPUI engaged in business ownership, management and leasing of buildings or parts of buildings to be used as an office, place of business and other purposes.
Usaha komersial GNTU dimulai sejak tanggal 1 Juni 1993 dengan didirikannya gedung Graha Niaga, sebuah gedung perkantoran yang terletak di kawasan perkantoran terkemuka, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (“SCBD”), di Jl. Jendral Sudirman Kav. 58, Jakarta 12190, dengan luas lantai 65.119 m2 yang terdiri dari 28 lantai dan 3 basement serta area yang disewakan (rentable area) seluas kurang lebih 30.475 m2. Selama 5 tahun terakhir, Graha Niaga berhasil mencapai dan mempertahankan tingkat hunian (occupancy rate) 100%.
PT. GNTU’s commercial venture started on June 1, 1993 with the establishment of Graha Niaga, an office building located in the strategic Integrated Commerce Zone Sudirman (“SCBD”), on Jl. Sudirman Kav. 58, Jakarta 12190, with a floor area of 65,119 m2 which consists of 28 floors and 3 basements and rentable area of approximately 30,475 m2. Over the last 5 years, Graha Niaga managed to reach and maintain a coveted occupancy rate of 100%.
GNTU berhasil mempertahankan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk jangka waktu sampai dengan bulan Nopember 2014. GNTU merupakan perusahaan yang bergerak di bidang property pertama di kawasan Jakarta Selatan yang menyandang sertifikat ISO tersebut.
PT. GNTU managed to retain the certificate of ISO 9001:2008 Quality Management System as of November 2014. PT. GNTU is the first company engaged in property business in South Jakarta that bears the ISO certificate.
Sampai dengan saat ini GNTU merupakan pemegang saham mayoritas (70%) PT Nusasarana Pradipta, suatu perusahaan yang kegiatan utamanya adalah mengelola Financial Club yang berlokasi di Graha Niaga Lt. 27.
Up to now PT. GNTU is the majority shareholder (70%) of PT. Nusasarana Pradipta, a company whose main activity is to manage the Financial Club located at the 27th Floor of Graha Niaga.
GNTU juga merupakan pemegang saham mayoritas (75,05%) PT. Griyacanggu Tatautama (GCTU), yang didirikan pada bulan Desember 2010 dengan maksud dan tujuan untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang perhotelan. Melalui anak perusahaan
PT. GNTU is also the majority shareholder (75.05%) of PT. Griyacanggu Tatautama (PT. GCTU), which was established in December 2010 with the intent and purpose to carry out business activities in the field of hospitality. Through this
104
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
ini, pada tahun 2011 telah menyelesaikan pembelian beberapa bidang tanah yang terletak di Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Propinsi Bali dengan luas keseluruhan 22.045 m2. GCTU telah memperoleh ijin prinsip pembangunan kondominium hotel di atas lahan tersebut dari Pemerintah Daerah setempat. GNTU juga telah memperoleh fasilitas pinjaman baru dari Bank CIMB Niaga sebesar Rp 100 milyar untuk mendukung kegiatan investasi di entitas anak tersebut.
subsidiary, in 2011 the Company has completed the purchase of several parcels of land located in the village of Canggu, North Kuta Sub-district, Badung regency, Bali Province, with a total area of 22,045 m2. PT. GCTU has obtained permission in principle the construction of condominiums on the land of local government. PT. GNTU has also obtained a new loan facility from Bank CIMB Niaga amounting to Rp 100 billion to support investment in the Subsidiary.
Pada tahun 2009, dengan keyakinan terhadap prospek perusahaan yang baik di masa mendatang, GNTU telah melakukan Kuasi Reorganisasi, yaitu suatu prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan melakukan penilaian kembali seluruh aset dan kewajibannya. Restrukturisasi ekuitas melalui Kuasi Reorganisasi yang telah dijalankan oleh GNTU berhasil memberikan dampak positif terhadap struktur ekuitas perusahaan. Hasil penilaian kembali aset dan kewajiban telah memberikan selisih positif berupa penambahan nilai aset sebesar Rp 333,1 milyar. Sesuai prosedur Kuasi Reorganisasi, selisih tersebut digunakan untuk mengeliminasi saldo laba negatif sebesar Rp 210,4 milyar, sisanya sebesar Rp 122,7 milyar diakui sebagai komponen ekuitas dalam neraca perusahaan.
In 2009, banking on the confidence in the outlook for both companies in the future, PT. GNTU have executed QuasiReorganization, which is an accounting procedure that governed the Company to restructure its equity by eliminating accumulated losses / deficits and revalued all of its assets and liabilities based on fair value. Through this quasireorganization, the equity restructuring which has been run by PT. GNTU contributed a positive impact on the equity structure of the Company. The result of the revaluation of assets and liabilities has given a positive difference in the form of additional asset value of Rp 333.1 billion. According to the quasi-reorganization procedure, the excess is used to eliminate the accumulated losses / deficit of Rp 210.4 billion; the remaining Rp 122.7 billion was recognized as a component of equity in the company’s balance sheet.
Dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari, manajemen GNTU berpedoman pada Sistem Manajemen Mutu ISO ISO 9001:2008 (sebelumnya ISO 9001:2000) yang telah diterapkan sejak 18 November 2005. GNTU memperoleh sertifikat tersebut dari lembaga sertifikasi internasional Llyods Register Quality Assuance Limited, serta mendapat akreditasi dari UKAS Quality Management. Sertifikat ini telah berhasil dipertahankan 4 kali dan yang terakhir akan berlaku hingga 18 November 2014.
In the course of daily operations, the management of PT. GNTU is basing their actions on the ISO Quality Management System ISO 9001:2008 (previously ISO 9001:2000), which has been implemented since 18 November 2005. PT. GNTU has obtained the certificate from the international certification body Lloyds Register Quality Assuance Limited, as well as accreditation by UKAS Quality Management. This certificate has been successfully retained four times and will be valid until 18 November 2014.
Kepemilikan saham BPUI di GNTU saat ini sesuai Akte Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 15 tanggal 23 Desember 2004 dari Notaris Enimarya A. Suwarko, S.H., adalah sebesar 52,88%. Pemegang saham GNTU lainnya adalah M.S. Hidayat (14,63%), Robby Djohan (13%), PT Medco Duta (9,99%), dan PT Medco Intidinamika (9,50%).
The current shares (ownership) of PT. BPUI in PT. GNTU, per the Statement of Shareholders Certificate No. 15 dated December 23, 2004, notarized by Enimarya A. Suwarko, SH, amounted to 52.88%. The remaining shareholders of PT. GNTU are M.S. Hidayat (14.63%), Robby Djohan (13%), PT. Medco Duta (9.99%), and PT. Medco Intidinamika (9.50%).
PT. Bahana Mitra Investa (BMI)
PT. Bahana Mitra Investa (BMI)
BMI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang investasi dan jasa keuangan. Saat ini BMI berkantor di Gedung Graha CIMB Niaga Lt. 18 Jl. Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta Selatan. Sampai dengan awal Maret 2013, PT BMI dalam kondisi dormant. Pada bulan Maret 2013, BMI melakukan kegiatan partisipasi pada pembiayaan portofolio mikro BAV senilai total Rp 32 milyar dengan discount sebesar 20% (95% dari face value). Di bulan Nopember 2013, BAV telah melakukan buy back atas seluruh outstanding portofolio mikro ke BMI.
PT. BMI is a company engaged in investment and financial services. PT. BMI’s current office is at the Gedung Graha CIMB Niaga, 18th floor, Jalan Jendral Sudirman Kav. 58, South Jakarta. As of March 2013, PT. BMI was in a dormant condition. In March 2013, PT. BMI invested in the purchase of PT. BAV’s micro portfolio. However, in November 2013, PT. BAV performed a buy back of the entire outstanding micro portfolio of PT. BMI with 18% discount. This investment resulted in PT. BMI recording a net profit of Rp 0.1 billion after taxes at the end of 2013.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
105
Profil Perusahaan Company Profile
Tinjauan dan Strategi Perusahaan company overview and strategy
Pada dasarnya, Tujuan dan Strategi Perusahaan dari tahun ke tahun secara berkesinambungan terus-menerus meningkatkan kinerja operasional anak-anak perusahaan untuk meraih peluang di bidang usaha pasar modal, manajer investasi, modal ventura dan pengelolaan gedung perkantoran disertai upaya penyehatan kondisi keuangan induk perusahaan.
Fundamentally, the Company’s ongoing Objectives and Strategy from year to year are that of continuous growth and development of the Subsidiaries’ operational performance to seize opportunities in the field of venture capital markets, investment management, venture capital and management of office buildings along with efforts to revitalize the financial condition of the parent company.
Anak-anak perusahaan, untuk meningkatkan kinerjanya, harus terus fokus dalam menjalankan bisnis agar dapat mencapai sasaran yang ditetapkan. Selain itu, Perusahaan beserta anakanak perusahaan juga harus tetap memperluas pasar, efisiensi, dan dalam segala hal terus mengupayakan pendanaan baru untuk memperkuat struktur permodalan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan di tiap anak perusahaan.
The Subsidiaries, in their drive to improve performances, must continue to focus on running their businesses as well as possible in order to achieve the target objectives. In addition, the Company and its Subsidiaries also have to keep expanding the market, efficiency, and in all things continue to seek new funding to strengthen the capital structure aimed at improving the ability of each subsidiary.
106
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Struktur Organisasi Organizational structure
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
Corporate office
Executive Committee
Corporate function
Auto Recovery Committee
Quality Assurance & Internal Audit
Financial Control
HR Committee
99,45%
99,2%
Treasury
Corporate Planning
Risk Management Group
Information Technology
Corporate Communication & Media Relation
Accounting
Human Resources
Physical Resources
Legal
Corporate Affair
60%
52,87%
99,1%
PT Bahana Artha Ventura
PT Bahana Securities
PT Bahana TCW Investment
PT Graha Niaga Tata Utama
PT Bahana Mitra Investa
• Pembiayaan serta Pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah • Induk dari 27 Perusahaan Modal Ventura daerah • Memiliki jaringan UMKM terbesar dan terkuat di Indonesia untuk kategori lembaga keuangan non-bank
• Penjamin emisi dan surat utang • Penasehat keuangan • Jasa perantara perdagangan efek (saham dan obligasi) • Riset dan analisa pasar • Berpengalaman luas dalam berbagai transaksi privatisasi yang berhasil di Indonesia
• Pengelolaan 62 Reksadana, 8 Dana pensiun, 6 Perusahaan Asuransi dan 2 Yayasan Kesejahteraan karyawan • Manajer investasi • Bermitra dengan Trust Company of the West (TCW) USA • Dipercaya oleh EMEAP (11 bank sentral di Asia-Pasifik) untuk mengelola Reksadana Asian Bond Fund Indonesia Bond Index Fund • Discretionary
• Pengelolaan properti • Penyewaan gedung tempat usaha dan perkantoran • Rentable area 30.475 m2 • Lokasi strategis di area bisnis segitiga emas • Dilengkapi fasilitas Klub Eksekutif dan kebugaran serta sarana parkir lengkap • Occupancy rate 100% • Memperoleh predikat sangat memuaskan dalam penerapan kawasan dilarang merokok dari Gubernur provinsi DKI jakarta dan gedung berwawasan lingkungan
• Jasa investasi • Aktif kembali di Maret 2013
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
107
Profil Perusahaan Company Profile
Komite Eksekutif executive committee
Dari kiri kanan/from left to right: Andi I. Sidharta, Joseph Tobing, Tetty Herawati Siregar, Eko Yuliantoro, Hesty Purwanti, Wiwit Gusnawan, Dwina S. Wijaya, Hari Gursida, Rukmi Proborini, Edward Lubis, Fajar Wibhiyadi
108
Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
a strong legacy, a powerful future
Komite Eksekutif diketuai oleh Direktur Utama Perusahaan dan beranggotakan seluruh Direktur Perusahaan, Direktur Utama anak-anak Perusahaan, serta beberapa senior officers di Perusahaan maupun anak-anak Perusahaan.
The Executive Committee is chaired by the President Director of the Company and comprises of Company Directors, Subsidiary Directors, as well as several senior officers from the Company and its Subsidiaries.
Susunan Komite Eksekutif mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 049/SKDir/01/BPUI/X/2013, berlaku efektif sejak tanggal ditetapkan yaitu 8 Oktober 2013, sehingga susunannya menjadi sebagai berikut:
The composition of the Executive Committee has been amended several times. Based on the Board of Director’s Decree No. 049/ SK-Dir/01/BPUI/X/2013, effective from October 8, 2013, the composition of the management at this time are as follow:
Ketua : Dwina S. Wijaya Anggota : Hari Gursida Eko Yuliantoro Tetty Herawati Siregar Andi I. Sidharta Edward Lubis Rukmi Proborini Hesty Purwanti Joseph Tobing Fajar Wibhiyadi Wiwit Gusnawan
Chairman : Dwina S. Wijaya Member : Hari Gursida Eko Yuliantoro Tetty Herawati Siregar Andi I. Sidharta Edward Lubis Rukmi Proborini Hesty Purwanti Joseph Tobing Fajar Wibhiyadi Wiwit Gusnawan
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
109
Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2013 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) Statements from the Board of Commissioners and Directors for the Responsibility of 2013 Annual Report of PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) Kami yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) Tahun 2013 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan.
We the undersigned hereby declare that all the information contained within the 2013 Annual Report of PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) has been presented completely. We are fully responsible for the truthfulness of the content of the Annual Report.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
This statement has been made truthfully.
Jakarta, 10 April 2014
Jakarta, April 10, 2014
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Direksi Board of Directors
Marwanto Harjowiryono
Dwina S. Wijaya
Sulwan SilondaE
Hari Gursida
Gatot Darmasto
Eko Yuliantoro
Komisaris Utama President Commissioner
Komisaris Commssioner
Komisaris Commssioner
Direktur Utama President Director
Direktur Director
Direktur Keuangan Chief Financial Officer
a strong legacy, a powerful future
Laporan Keuangan auditor's report
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 2013 Annual Report
111
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) Graha CIMB Niaga, 18th Floor, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 58, Jakarta 12190 - Indonesia www.bahana.co.id